makalah parasitologi

22
MAKALAH PARASITOLOGI “TOXOPLASMA GONDII” Oleh : RAHMA JUNITA RAHMAYANA POPPY ANISTA PROGRAM STUDI D-III ANALIS KESEHATAN FAJAR PAKANBARU 1

Upload: dery-laskar-kahadari

Post on 22-Jun-2015

848 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah parasitologi

MAKALAH PARASITOLOGI

“TOXOPLASMA GONDII”

Oleh :

RAHMA JUNITA RAHMAYANA POPPY ANISTA

PROGRAM STUDI D-III ANALIS KESEHATAN FAJAR PAKANBARU

2013

1

Page 2: Makalah parasitologi

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya penulis

akhirnya dapat menyelesaikan Makalah ini dengan judul: “TOXOPLASMA

GONDII” Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen yang telah

membimbing dan memberi pengarahan selama dalam menyelesaikan makalah ini.

Kemudian kepada teman-teman yang telah memberi dukungan dan semangat

kepada penulis.

Setelah membaca dan mempelajari makalah ini, penulis berharap agar

pembaca dan penggunanya mendapatkan pengetahuan yang lebih. Sebagaimana

yang lebih baik dalam tujuan belajar.

Mengingat penulisan makalah ini penulis merasa jauh dari kesempurnaan

maka dari itu penulis membuka diri untuk menerima berbagai kritik sehingga

makalah ini kelak menjadi sempurna dan bermanfaat.

Pekanbaru, Oktober 2013

Penulis

i

Page 3: Makalah parasitologi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ i

DAFTAR ISI ............................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar belakang ................................................................................. 1

B. Tujuan ............................................................................................. 1

C. Rumusan masalah ........................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN............................................................................. 2

A. Morfologi Toxoplasma gondii......................................................... 2

B. Siklus Hidup Toxoplasma gondii..................................................... 2

C. Epidemiologi.................................................................................... 3

D. Cara Penularan................................................................................. 4

E. Habitat Toksoplasma gondii hidup didalam..................................... 4

F. Manifestasi Klinik............................................................................ 4

G. Diagnosis.......................................................................................... 5

H. Pengobatan....................................................................................... 6

I. Pencegahan ...................................................................................... 7

BAB III PENUTUP .................................................................................... 8

A. Kesimpulan ..................................................................................... 8

B. Saran ................................................................................................ 8

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 9

ii

Page 4: Makalah parasitologi

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Toxoplasma gondii pada tahun 1908 pertama kali ditemukan pada

binatang pengerat yaitu Ctenodactylus gundi, di suatu laboratorium di Tunisia

dan pada seekor kelinci di suatu laboratorium di Brazil (Nicolle & Splendore).

Pada tahun 1937, parasit ini ditemukan pada neonatus dengan enfalitis.

Walaupun trransmisi secara intrauterin transplasental sudah diketahui, tetapi

baru pada tahun 1970 daur hidup parasit ini menjadi jelas, ketika ditemukan

daur seksualnya pada kucing (Hutchison). Setelah dikembangkan tes serologi

yang sensitif oleh Sabin dan Feldman (1948), zat anti Toxoplasma gondii

ditemukan kosmopolit, terutama di daerah beriklim panas dan lembab.

B. TUJUAN

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini ialah :

1. Memenuhi tugas dari matakuliah parasitologi

2. Mengetahui pa yang dimaksud dengan Toxoplasma gondii

C. RUMUSAN MASALAH

1. Morfologi Toxoplasma gondii

2. Siklus Hidup Toxoplasma gondii

3. Epidemiologi

4. Cara Penularan

1

Page 5: Makalah parasitologi

5. Habitat Toksoplasma gondii hidup didalam :

6. Manifestasi Klinik

7. Diagnosis

8. Pengobatan

9. Pencegahan

2

Page 6: Makalah parasitologi

BAB II

PEMBAHASAN

A. Morfologi Toxoplasma gondii

Bentuknya seperti pisang dan ujung anteriornya agak meruncing

Mempunyai ukuran 4-6 mikron x 2-3 mikron

Ujung posterior tumpul

Kadang ditemukan bentuk ovale

Nucleus yang mempunyai kariosom terletak sentrik di bagian yang

tumpul/agak posterior

Mempunyai para nucleus

B. Siklus Hidup Toxoplasma gondii

Toxoplasma gondii adalah suatu spesies dari Coccidia yang mirip

dengan Isospora. Dalam sel epitel usus kecil kucing berlangsung daur aseksual

dan daur seksual yang menghasilkan ookista yang dikeluarkan bersama tinja.

Ookista menhasilkan 2 sporokista yang masing-masing mengandung 4

sporozoit. Bila ookista ditelan oleh mamalia lain atau burung (hospes

perantara), maka pada berbagai jaringan hospes perantara dibentuk kelompok

tropozoit yang membelah secara aktif yang disebut takzoit. Kemudian berubah

menjadi bradizoit yang merupakan masa infeksi klinis menahun yang biasanya

merupakan infeksi latent. Pada hospes perantara hanya terdapat sebagai kista

jaringan.

3

Page 7: Makalah parasitologi

Bila kucing sebagai hospes definitif memakan perantara hospes

perantara yang terinfeksi, maka terbentuk lagi stadium seksual dalam sel epitel

usus kecilnya. Bila hospes perantara mengandung kista jaringan Toxoplasama,

maka masa prepatennya adalah 3-5 hari, sedang bila kucing makan tikus yang

mengandung takizoit, masa prepatennya bisa 5-10 hari. Tetapi bila ookista

langsung tertelan oleh kucing, maka masa prepatennya adalah 20-24 hari.

Di berbagai jaringan tubuh kucing juga ditemukan tropozoit dan kista

jaringan. Pada manusia takizoit ditemukan pada infeksi akut dan dapat

memasuki tiap sel yang berinti.

Takizoit berkembang biak dalam sel secara endodiogeni. Bila sel penuh

dengan takizoit, maka sel menjadi pecah dan takizoit memasuki sel- sel di

sekitarnya atau difagositosis oleh sel makrofag. Kista jaringan dibentuk di

dalam sel hospes bila takizoit yang membelah telah membentuk dinding. Kista

jaringan ini dapat ditemukan dalam hospes seumur hidup terutama di otak, otot

jantung, dan otot bergaris. Di otak kista berbentuk lonjong atau bulat,

sedangkan di otot kista mengikuti bentuk sel

Dalam lingkar hidupnya Toksoplasma gondii mempunyai dua fase

yaitu:

1. Fase Aseksual (skizogoni)

Pada fase ini cara berkembang biaknya adalah membelah dua atau

binnary fission.

2. Fase Seksual (gametogoni dan sporogoni)

4

Page 8: Makalah parasitologi

Hanya didapatkan dari kucing sebagai tuan rumah definitif( efenitiv

host).

C. Epidemiologi

Prevalensi zat anti T.gondii pada binatang di Indonesia adalah sebagai

berikut, 35-73% pada kucing, 11-36% pada babi, 11-61% pada kambing, 75%

pada anjing, dan kurang dari 10% pada ternak lain.

Prevalensi toksoplasmosis konginetal di berbagai Negara diperkirakan

sebagai berikut : Nederland 6,5 dari 1000 kelahiran hidup, New York 1,3%,

Paris 3%, danvietnam 6-7%.

Keadaan toksoplasmosis di suatu daerah ditentukan oleh banyak factor,

sepertikebiasaan makan daging kurang matang, adanya kucing yang terutama

dipelihara sebagai hewan kesayangan, adanya tikus dan burung yang sebagai

hospes perantara, adanya lipas atau lalat yang sebagai vector untuk

memindahkan ookista dari tinja kucing.

D. Cara Penularan

a. Pada toksoplasmosis konginetal transmisi Toxoplasma kepada janin terjadi

in utero melalui plasenta, bila ibunya mendapat infeksi primerwaktu ia

hamil.

b. Pada toksoplasmosis akuisita infeksi dapat terjadi, bila makan daging

mentah atau kurang matang (misalnya : sate) kalau daging tersebut

mengandung kista jaringan atau takizoit toxoplasma.

5

Page 9: Makalah parasitologi

c. Infeksi juga dapat terjadi di laboratorium bila seseorang bekerja dengan

hewan percobaan yang terinfeksi T.gondii, melalui jarum suntik atau alat

laboratorium lain.

d. Infeksi dapat terjadi dengan transplantasi organ dari donor yang menderita

toksoplasmosis

e. Tranfusi darah lengkap juga dapat mengakibatkan infeksi.

E. Habitat Toksoplasma gondii hidup didalam :

1. Sel endotil

2. Leukosit mononukler

3. Cairan tubuh

4. Sel jaringan hospes/tuan rumah

F. Manifestasi Klinik

Gejala-gejala yang nampak sering tidak spesifik dan sulit dibedakan

dengan penyakit lain, beberapa gejala klinis yang sering dihubungkan dengan

Toksoplasmosis diantaranya adalah :

1. Limfadenitis/Limfadenopati (radang limfa)

Limfadenitis adalah manifestasi klinis yang sering dijumpai pada

Toksoplasmosis akuisita akut. Kalenjer leher prosterior yang paling sering

terkena tetapi kalenjar-kalenjar lainpun dapat terlihat. Pada Toksoplasmosis

akuisita yang ringan terkadang menyerupai Mononukleusis infeksiosa,

6

Page 10: Makalah parasitologi

limfoma atau suatu tumor ganas. Dapat disertai panas badan atau tidak dan

biasanya sembuh sendiri

2. Kelainan pada organ-organ visera

Peningkatan suhu yang akut sering dijumpai bersama-sama dengan

adanya proses pneumonia, hepatitis atau miokarditi. Berbagai derajat

bronkopneumoniae sering disebabkan oleh karena adanya suprainfeksi

dengan penyebab yang lain.

Ikterus merupakan salah satu tanda terkenanya hepar. Di hepar

walaupun dijumpai daerah dengan degenerasi sel-sel hepar yang luas,

namun pada kebanyakan kasus tidak ditemukan parasitnya. Sedangkan di

otot jantung Toksoplasma gondii hamper selalu dapat dijumpai dalam

bentuk kista dalam serat-serat kista dalam serat-serat miokardi.

G. Diagnosis

Diagnosis toksoplasmosis akut dapat dipastikanbila menemukan

takizoit dalam biopsy otak atau sumsum tulang, cairan serebrospinal dan

ventrikel.

Tes serologi dapat menunjang diagnosis toksoplasmosis. Tes yang

dapat dipakai adalah tes warna Sabin Feldman(“Sabin-Feldman dye test”) dan

test hemaglutinasi tidak langsung (IHA), untuk antibody IgG , tes zat anti

fluoresentidak langsung (IFA) dan tes ELISA untuk deteksi antibody IgG dan

IgM.

7

Page 11: Makalah parasitologi

Prinsip tes warna adalah Toxoplasma yang hidup (dari cairan

peritoneum tikus) bila dicampur dengan serum normal mudah diwarnai dengan

biru metilen. Tetapibila dicampur dengan serumkebal, parasit tidak dapat

mengambil warna lagi. Titer tes warna ialah pengenceran tertinggi dengan 50%

dari jumlah Toxoplasmatidak diwarai. Titer zat anti IgG cepat naik dan tetap

tinggi selama setahun atau lebih pada tes warna maupun tes IHA, IHF dan

ELISA. Pada tes warna diperlukan parasit hidup sehingga tes ini sekarang

jarang dipakai.

Pada tes IFA dan ELISA tidak diperlukan parasit hidup. Tes ini

digunakan untuk deteksi zat anti IgM Toxoplasma. Adanya zat anti IgM pada

neonates menunjukkan bahwa zat anti ini dibuat oleh janin yang terinfeksi

dalam uterus, karena zat anti IgM dari ibu yang berukuran lebih besar tidak

dapat melalui plasenta, tidak seperti halnya zat anti IgG. Maka jika ditemukan

zat anti IgM Toxoplasma pada neonates, diagnose toksoplasmosis konginetal

sudah dapat dipastikan.

Tes serologik tidak selalu dipakai untuk menegakkan diagnosis

toksoplasmosis akut dengan cepat dan tepat. Karena IgM tidak selalu dapat

ditemukan pada neonates, atau karena IgM dapat ditemukan selama berbulan-

bulan,bahkan smapai lebih dari setahun. Sedangkan pada penderita

imunodefisiensi tidak dibentuk IgM dan tidak dapat ditemukan titer IgG yang

meningkat.

8

Page 12: Makalah parasitologi

Akhir-akhir ini dikembangkan PCR untuk deteksi DNA,yang dapat

memberikandiagnosis dini yang cepat dan tepat untuk toksoplasmosis

konginetal prenatal dan postnatal.

H. Pengobatan

Primetamin dan sulfonamid bekerja secara sinergistik, maka dipakai

sebagai kombinasi selama 3 minggu atau sebulan. Primetamin dapat

mengakibatkan trombositopenia dan leukopenia, bahkan bagi wanita hamil

bersifat teratogenik. Pencegahan akan efek samping ini adalah dengan

penambahan folinik atau ragi.

Sulfonamid dapat menyebabkan trombositopenia dan hematuria.

Spiramisin adalah antibiotika macrolide, yang tidak menembus plasenta, tetapi

ditemukan dengan konsentrasi tinggi di plasenta. Spiramisin dapat diberikan

pada wanita hamil yang medapat infeksi primer.

Klindamisin efektif untuk pengobatan toksoplasmosis, tetapi dapat

menyebabkan klitis pseudomembranosa ( colitis ulserative ), sehingga tidak

dianjurkan pada bayi dan wanita hamil.

Toksoplasmosis akuisita yang asimtomatik tidak perlu diberi

pengobatan. Seorang ibu hamil dengan infeksi primer harus diberi pengobatan

profilaktik. Toksoplasmosis konginetal harus diberi pengobatan sedikitnya 1

tahun. Penderita imunokompromais (AIDS,keganasan) yang terjangkit

toksoplasmosis harus diberi pengobatan

9

Page 13: Makalah parasitologi

I. Pencegahan

1. Menghindari mengkonsumsi daging yang kurang matang (memasak daging

dengan cara yang benar dan harus sampai matang sebelum dikonsumsi),

2. Mencuci tangan setelah memegang daging mentah (biasanya untuk para

penjual daging),

3. Selalu menjaga kesehatan hewan peliharaan(memandikan dan membawa ke

dokter hewan secara rutin),

4. Membasmi vector, misalnya tikus dan lalat,

5. Menutup rapat makanan sehingga tidak dijamah lalat atau lipas,

6. Member makan hewan peliharaan (terutama kucing) diberi makanan yang

matang, dan dicegah agar tidak berburu tikus atau burung.

7. Pada orang yang bekerja di laboratorium, lebih berhati-hati, gunakan APD

dengan benar.

8. Berhati-hati dalam melakukan tranfusi darah serta transplantasi organ.

10

Page 14: Makalah parasitologi

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari pemahasan diatas dapat disimpulkan

Toxoplasma gondii adalah suatu spesies dari Coccidia yang mirip

dengan Isospora. Dalam sel epitel usus kecil kucing berlangsung daur aseksual

dan daur seksual yang menghasilkan ookista yang dikeluarkan bersama tinja.

Dalam lingkar hidupnya Toksoplasma gondii mempunyai dua fase yaitu:

1. Fase Aseksual (skizogoni

2. Fase Seksual (gametogoni dan sporogoni)

B. SARAN

Saran yang dapat diberikan :

11

Page 15: Makalah parasitologi

DAFTAR PUSTAKA

Parasitologi Kedokteran edisi ketiga. 1998. Jakarta. UI

Soejoto dan Drs. Soebari, PARASITOLOGI MEDIK JILID 1 PROTOZOOLOGI

dan HELMINTOLOGI. 1996. Jakarta. UI

12