00_modul mahasiswa blok kia isi

Upload: dwi-wisasmara

Post on 13-Oct-2015

31 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

as

TRANSCRIPT

  • 1

    KESEHATAN IBU & ANAK

    14 NOVEMBER 07 DESEMBER 2012

    Modul Mahasiswa

  • i

    KATA PENGANTAR

    Dengan memanjatkan puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena berkat

    rakhmat-Nya lah, Buku Modul Blok Kesehatan Ibu dan Anak tahun 2012 ini dapat

    diselesaikan pada waktunya.

    Penyusunan Buku Modul ini dimaksudkan untuk menjadi pegangan dalam

    pelaksanaan proses pembelajaran, agar mahasiswa memahami dan mampu berperan dalam

    menjaga kesehatan ibu dan anak sebagai salah satu indikator kuat untuk menilai keberhasilan

    pembangunan kesehatan, karena hal tersebut menjadi acuan dalam pencapaian Millenium

    Development Goals (MDGs) 2015.

    Proses dalam pelaksanaan Blok Kesehatan Ibu dan Anak ini diselenggarakan dengan

    sistem pembelajaran di FKIK Unwar yang menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi

    (KBK) mengikuti proses pembelajaran modern yakni menumbuhkan kemampuan mahasiswa

    dalam berkomunikasi, belajar aktif dan mandiri sebagai landasan untuk menjadi dokter yang

    professional.

    Namun demikian oleh karena keterbatasan kemampuan dalam penyusunannya buku

    modul ini masih jauh dari sempurna. Oleh karenanya saran dan masukan dari berbagai pihak,

    terutama yang memanfaatkan buku ini sangat diharapkan dan akan digunakan sebagai

    panduan dalam penyempurnaan modul ini di tahun berikutnya.

    Akhirnya kami sampaikan terimakasih kepada para dosen anggota Tim Penyusun

    serta pegawai yang membantu selesainya modul ini.

    Penyusun

  • ii

    DAFTAR ISI

    Daftar Isi ................................................................................................................. ii

    Pendahuluan ............................................................................................................ 1

    Informasi Umum ..................................................................................................... 2

    Tim Penyusun Blok........................................................................................... 2

    Dosen Pemberi Kuliah ...................................................................................... 3

    Fasilitator ......................................................................................................... 4

    Kurikulum ......................................................................................................... 5

    Jadwal Pembelajaran ......................................................................................... 8

    Pertemuan Evaluasi ........................................................................................... 12

    Penilaian Hasil Belajar ...................................................................................... 12

    Daftar Pustaka ................................................................................................... 13

    Program Pembelajaran ............................................................................................ 14

    Pemicu............................................................................................................... 14

    Student Project .................................................................................................. 16

    Abstrak Kuliah .................................................................................................. 17

    Kunjungan ke Dinas Kesehatan ........................................................................ 33

    Kunjungan ke Puskesmas ................................................................................. 34

    Daftar Masalah Komunitas Blok Kesehatan Ibu dan Anak .................................... 35

    Komentar dan Kiat Khusus ..................................................................................... 36

    Penutup ................................................................................................................... 37

    Lampiran ................................................................................................................. 38

  • 1

    PENDAHULUAN

    Kesehatan adalah hak azasi ibu dan anak. Hak ini diakui secara universal seperti tercantum

    dalam Deklarasi Hak Reproduksi yang telah diratifikasi oleh Indonesia. Namun data tentang

    kesehatan ibu dan anak di Indonesia, seperti misalnya angka kematian ibu dan bayi, masih

    sangat tinggi jika dibandingkan dengan keadaan di negara tetangga di ASEAN.

    Kesehatan ibu dan anak sangat esensial dalam mencapai kesejahteraan masyarakat.

    Gangguan kesehatan pada ibu dan anak akan menimbulkan kerugian jangka pendek dan

    kerugian jangka panjang.

    Pertama, dalam jangka pendek, kesakitan dan kematian ibu dan anak menyebabkan keluarga

    harus mengeluarkan berbagai macam biaya atau kerugian ekonomi, disamping pengorbanan

    non-moneter seperti kecemasan dan rasa duka. Jadi dalam jangka pendek masalah kesehatan

    ibu dan anak mengurangi kesejahteraan dalam keluarga.

    Kedua, kesakitan dan kematian ibu dan anak akan mengganggu investasi modal manusia

    (human capital investment), baik secara mikro pada tingkat rumah tangga maupun secara

    makro pada tingkat masyarakat. Kesehatan ibu dan bayi diperlukan untuk menjamin mutu

    modal manusia.

    Uraian diatas menunjukkan bahwa kesehatan ibu dan anak sekaligus adalah indikator

    kesejahteraan penduduk. Sedangkan kesejahteraan adalah salah satu tujuan pokok berbangsa

    dan bernegara. Maka kegagalan mewujudkan kesehatan ibu dan anak adalah juga kegagalan

    sebuah bangsa dan negara dalam mewujudkan kesejahteraan.

    Sehingga jelaslah bahwa kesehatan ibu dan anak adalah prioritas pembangunan kesehatan,

    baik pada tingkat nasional maupun global. Seperti yang tertuang dalam Deklarasi Millenium

    PBB pada September 2000, yang dikenal dengan Millenium Development Goals (MDGs)

    2015. Dimana pada sasaran target ke 4 dan 5 adalah menurunkan angka kematian anak dan

    meningkatkan kesehatan ibu.

    Berdasarkan target MDGs 2015 inilah selanjutnya dijabarkan program-program pemerintah

    dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan anak. Dengan mempelajari blok ini

    mahasiswa diharapkan nantinya sebagai tenaga medis mampu ikut berperan dalam

    tercapainya MDGs 2015.

  • 2

    TIM PENYUSUN BLOK

    Ketua blok

    dr. Nyoman Rudi Susantha,SpOG

    Sekretaris Blok

    dr. Geg Mas Nurcahya Dewi,SpOG

    Anggota

    dr. IGN Anom Murdhana

    Dr.dr. Anak Agung Oka Lely,SpA

    dr. I Wayan Kandera,MPH

    dr. Made Bagus Dwi Aryana,SpOG(K)

    dr. Ni Nengah Wiryantini, S.Ked

    dr. Putu Nita Cahyawati, S.Ked

  • 3

    DOSEN PEMBERI KULIAH

    No. Nama Nama Bagian/ Institusi Alamat (E-mail & no. Telp.)

    1. Dr. Made Wandia,SpOG RSUD Sanjiwani Jl. Sekar Tunjung XVI/XX Denpasar 08123926644

    2. Dr. Pande Geriawan,SpOG RSUD Sanjiwani Jl. Bayangkara I/8 Gianyar 08123916893

    3. Dr. Darmayasa,SpOG(K) RS Sanglah 08123923162 4. Dr. Made Bagus Dwi

    Aryana,SpOG(K) RS Sanglah 081933145766

    5. Dr. IGA Mas Widiastuti,M.Kes

    Dinas Kesehatan Kota Denpasar

    08123662094 0361-7964245

    6. Dr. Nuada Dinas Kesehatan Kota Denpasar

    08123984993

    7. dr. I B Alit,SpF RS Sanglah 8. Dr.dr. Anak Agung Oka

    Lely,SpA RS Sanjiwani Jl. Kaliasem 81X Gianyar

    08174748970 0361-945445 0361-7988446

    9. Dr. Triasa,SpA RS Sanjiwani 08123942056 081236406235

  • 4

    DOSEN FASILITATOR

    No Nama Bagian Alamat/Telp. Klp. Ruang

    Diskusi

    1. dr. Bagus Toya Ariawan Farmakologi Br. Kertha Usadha III/30

    Sidakarya Dps

    08123666993

    I 4.18

    2. dr. Geg Mas Nurcahya

    Dewi, Sp.OG

    MEU Jln. Raya Sesetan

    no.144,Denpasar

    081236060008

    II 4.19

    3. dr. Ratna Juwita, S.Ked IKK/IKP Jl. P. Bangka No. 2 LC

    Dauhwaru Jembrana-Bali

    085237868396

    III 4.20

    4. dr. Desak Putu Citra,

    S.Ked

    Farmakologi Jln. Gn. Talang II no. 4,

    Padangsambian.

    081999112487

    IV 4.21

    5. dr.I Wayan Kandera,MPH IKK/IKP Jl. A. Yani No. 337 Denpasar

    V 4.22

  • 5

    KURIKULUM

    A. Tujuan Blok (Aims):

    Mengetahui permasalahan serta upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan

    angka kesakitan dan kematian ibu dan anak dalam mendukung program pemerintah

    untuk keberhasilan pembangunan nasional.

    Meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses pembelajaran mahasiwa dalam

    mencapai kompetensi di bidang kesehatan ibu dan anak sesuai dengan standar

    kompetensi dokter Indonesia yaitu masalah komunitas atau masalah kesehatan

    masyarakat.

    B. Learning Outcomes:

    Setelah mempelajari Blok Kesehatan Ibu dan Anak ini, mahasiswa diharapkan mampu untuk:

    1. Menerapkan pertimbangan moral dan etika dalam mengambil keputusan masalah

    pasien yang sulit ( tentang sakitnya dan diluar sakitnya)

    2. Tanggap terhadap adanya perbedaan agama, ras, budaya, ekonomi dan social pasien

    dan keluarganya serta masyarakat dalam penanganan pasien

    3. Mengikuti perkembangan ilmu kedokteran dan kesehatan terkini

    4. Menguasai konsep dan prinsip ilmu biomedik dan klinik, ilm kesehatan masyarakat

    dan ilmu lainnya yang relevan

    5. Menerapkan konsep dan prinsip ilmu kedokteran dasar, ilmu kedokteran klinik, ilmu

    kesehatan masyarakat, ilmu perilaku dan ilmu lainnya yang relevan untuk

    mengidentifikasi, meneliti dan menangani masalah kesehatan yan umum dan yang

    kemungkinan akan menimbulkan masalah denagn menerapkan Evidence-based

    practice

    6. Memanfaatkan teknologi informasi untuk membantu melakukan diagnosis, terapi dan

    pencegahan penyakit, pendidikan kesehatan dan promosi kesehatan

    7. Memanfaatkan teknologi informasi untuk berkomnikasi dengan pasien dan

    keluarganya, sejawat dan masyarakat

    8. Menunjukkan keterampilan memelihara dan memanfaatkan arsip dalam manajemen

    kesehatan

  • 6

    9. Menerapkan prinsip-prinsip dasar dalam melaksanakan pendidikan kesehatan untuk

    pencegahan penyakit kepada pasien, keluarga dan masyarakat

    10. Menerapkan prinsip dasar untuk menggerakkan dn memberdayakan masyarakat

    dalam meningkatkan derajat kesehatan

    11. Menerapkan prinsip dasar untuk mengelola sumber daya secara efektif dan efisien

    dalam layanan kesehatan primer

    12. Menerapkan prinsip dasar dalam melakukan kerjasama untuk meningkatkan derajat

    kesehatan masyarakat

    C. Isi Pembelajaran (Learning Contents):

    1. Maternal and Child Morbidity and Mortality Rate 2. Strategi Pendekatan Risiko 3. Kematian ibu akibat kehamilan dan persalinan 4. Masalah 3 terlambat pada penatalaksanaan risiko tinggi kehamilan 5. Masalah 4 terlalu pada deteksi resiko tinggi kehamilan 6. Upaya Safe Motherhood dan Making Pregnancy Safer 7. Keluarga Berencana dalam Kesehatan Reproduksi manusia 8. Pedoman Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) 9. Audit maternal 10. Kesehatan reproduksi remaja 11. Kehamilan yang tidak diinginkan 12. Pengguguran kandungan ditinjau dari sisi hukum 13. Kesehatan lansia (menopause dan andropause) 14. Kematian neonatus, bayi dan balita 15. Audit perinatal 16. Imunisasi 17. Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) 18. Masalah laktasi/menyusui 19. Masalah Gizi anak 20. Masalah terkait Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada anak usia sekolah 21. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA)

  • 7

    D. Kemampuan Prasyarat (Prerequisite):

    1. Memahami etika kedokteran dalam penanganan kesehatan dalam masyarakat

    2. Memahami prinsip dasar komunikasi dalam profesi kedokteran

    3. Mengakses, mengelola dan menilai informasi yang diperoleh dari sumber yang sahih

  • 8

    JADWAL PEMBELAJARAN

    Hari/Tgl Waktu Kegiatan Tempat Pelaksana

    HARI 1

    Rabu,

    14-11-2012

    08.00 09.00

    09.00 11.00 11.00 12.00

    12.00 12.30

    12.30 13.30 13.30 14.30

    14.30 15.00

    Pengantar Blok Pemicu 1 Kuliah 1: Maternal and Child Morbidity and Mortality Rate Istirahat Kuliah 2: Strategi Pendekatan Risiko (SPR) Kuliah 3: Kematian Ibu akibat kehamilan dan persalinan Mandiri

    R. Kuliah

    R.Diskusi R. Kuliah

    -

    R. Kuliah R. Kuliah

    -

    Ketua dan Sekretaris

    Blok Fasilitator Kandera

    -

    Wandia

    Wandia

    -

    HARI 2

    Senin, 19-11-2012

    08.00 09.00

    09.00 10.00

    10.00 12.00 12.00 12.30 12.30 14.30 14.30 15.00

    Kuliah 4: Masalah 3 terlambat pada penatalaksanaan risiko tinggi kehamilan Kuliah 5: Masalah 4 terlalu pada deteksi risiko tinggi kehamilan Mandiri Istirahat Diskusi Kelompok Mandiri

    R. Kuliah

    R. Kuliah

    - -

    R. Diskusi -

    Pande Geriawan

    Pande Geriawan

    - -

    Fasilitator -

    HARI 3

    Selasa, 20-11-2012

    08.00 10.00 10.00 11.00

    11.00 12.00

    12.00 12.30 12.30 15.00

    Pemicu 2 Kuliah 6: Upaya Safe Motherhood dan Making Pregnancy Safer Kuliah 7: Keluarga Berencana dalam Kesehatan Reproduksi Manusia Istirahat Mandiri

    R. Diskusi R. Kuliah

    R. Kuliah

    - -

    Fasilitator Darmayasa

    Darmayasa

    - -

    HARI 4

    Rabu,

    08.00 09.00 09.00 11.00 11.00-11.30

    Kuliah 8: Kesehatan Reproduksi Remaja Diskusi Kelompok Istirahat

    R. Kuliah R. Diskusi

    -

    Dwi Aryana

    Fasilitator -

  • 9

    21-11-2012 11.30-12.30

    12.30 15.00

    Pleno: Kuliah 1-8 Student Project 1 (Kuliah 1-8)

    R. Kuliah

    R. Kuliah

    Pemberi kuliah 1-8

    Obgyn RS Sanjiwani

    Obgyn RS Sanglah

    HARI

    5

    Kamis, 22-11-2012

    08.00 10.00 10.00 11.00

    11.00 12.00

    12.00 12.30 12.30 13.30

    13.30 14.30 14.30 15.00

    Pemicu 3 Kuliah 9: Pedoman Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) Kuliah 10: Audit Maternal Istirahat Kuliah 11: Kehamilan yang Tidak Diinginkan Kuliah 12: Pengguguran Kandungan dari aspek medikolegal Mandiri

    R. Diskusi R. Kuliah

    R. Kuliah

    -

    R. Kuliah

    R. Kuliah

    -

    Fasilitator IGA Mas/

    Nuada

    Dwi Aryana

    -

    Dwi Aryana

    I.B Alit -

    HARI 6

    Jumat,

    23-11-2012

    08.00-09.00

    09.00-11.00 11.00-11.30 11.30-13.30 13.30-15.00

    Kuliah 13: Kesehatan lansia (menopause-andropause) Mandiri Istirahat Diskusi Kelompok Pleno: Kuliah 9-13

    R. Kuliah

    - -

    R. Diskusi R. Kuliah

    Darmayasa

    - -

    Fasilitator Pemberi

    Kuliah 9-13

    HARI 7

    Senin,

    26-11-2012

    08.00 10.00 10.00 11.00

    11.00 12.00 12.00 12.30 12.30 15.00

    Pemicu 4 Kuliah 14: Masalah Kematian neonatus,bayi dan balita (1) Kuliah 15: Masalah Kematian neonatus,bayi dan balita(2) Istirahat Mandiri

    R. Diskusi R. Kuliah

    R. Kuliah - -

    Fasilitator Triasa

    Triasa

    - -

    HARI 8

    Selasa, 27-11-2012

    08.00 09.00

    09.00 10.00

    10.00-11.00

    Kuliah 16: Audit Perinatal Kuliah 17: masalah terkait PHBS pada anak usia sekolah (SD,SMP/SMA) Kuliah 18: Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu

    R. Kuliah

    R. Kuliah

    R. Kuliah

    Anak/ RS Sanglah IGA Mas/

    Nuada

    IGA Mas/ Nuada

  • 10

    11.00 11.30 11.30-13.30 13.30-15.00

    dan Anak (PWS-KIA) Istirahat Diskusi Kelompok Student Project 2 (Kuliah 9-18)

    -

    R. Diskusi R. Kuliah

    -

    Fasilitator Anak

    RS Sanjiwani Anak

    RS Sanglah Obgyn

    RS Sanglah Forensik

    RS Sanglah Dinkes

    HARI

    9

    Rabu, 28-11-2012

    08.00 10.00 10.00 11.00

    11.00 12.00

    12.00 12.30 12.30 15.00

    Pemicu 5 Kuliah 19: Masalah gizi Kuliah 20: Masalah laktasi Istirahat Mandiri

    R. Diskusi R. Kuliah

    R. Kuliah

    - -

    Fasilitator IGA Mas/

    Nuada Oka Lely

    - -

    HARI 10

    Kamis,

    29-11-2012

    08.00 09.00 09.00 10.00 10.00 12.00 12.00 12.30 12.30 13.30

    13.30-15.00

    Kuliah 21: Imunisasi Kuliah 22: Masalah terkait imunisasi (KIPI) Diskusi Kelompok Istirahat Pleno: Kuliah 14-22 Student Project 3 (Kuliah 19-22)

    R. Kuliah R. Kuliah

    R. Diskusi

    - R. Kuliah

    R. Kuliah

    Oka Lely Oka Lely

    Fasilitator

    - Pemberi

    Kuliah 14-22 Anak

    RS Sanjiwani DinKes

    HARI 11

    Jumat, 30-11-2012

    09.00-selesai Kunjungan ke Dinas Kesehatan (mendapat penjelasan ttg program KIA yg telah berjalan)

    DinKes Geg Mas Wiri Nita

    HARI 12

    Senin, 03-12-2012

    09.00-selesai

    Kunjungan ke puskesmas (mempelajari kegiatan posyandu yg telah berjalan)

    Puskesmas Geg Mas Wiri Nita

    Ratna Citra

    HARI 13

    Selasa, 04-12-2012

    09.00-selesai

    Student project 4 (ttg kunjungan ke dinas kesehatan)

    R. Kuliah Dinas Kesehatan Geg Mas

    Wiri Nita

  • 11

    HARI

    14

    Rabu, 05-12-2012

    09.00-selesai

    Student project 5 (ttg kunjungan ke puskesmas)

    R. Kuliah Dinas Kesehatan Puskesmas

    Geg Mas Wiri Nita

    Ratna Citra

    HARI 15

    Kamis, 06-12-2012

    HARI TENANG

    HARI 16

    Jumat, 07-12-2012

    09.00 -selesai

    UJIAN

  • 12

    PERTEMUAN EVALUASI

    Pertemuan Dengan Wakil Mahasiswa

    Pertemuan Tim Blok Kesehatan Ibu dan Anak dengan Wakil Kelompok akan dilaksanakan

    pada hari Sabtu, 24 November 2012. Mahasiswa diharapkan dapat memberikan masukan,

    saran serta keluhan kepada Tim Perancang Blok untuk penyempurnaan pelaksanaan Blok.

    Untuk maksud tersebut setiap kelompok agar memilih wakilnya untuk mengikuti pertemuan

    ini.

    Pertemuan Dengan Dosen Fasilitator

    Pertemuan antara Tim Blok dengan fasilitator bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan

    blok, mengevaluasi Modul Blok serta mengidentifikasi masalah-masalah yang muncul dalam

    diskusi kelompok. Dengan adanya evaluasi terhadap pelaksanaan blok diharapkan menjadi

    masukan yang sangat berharga untuk penyempurnaan blok. Pertemuan dilaksanakan di ruang

    kelas pada hari Sabtu tanggal 24 November 2012. Fasilitator dan Tim Blok diharapkan

    hadir pada pertemuan tersebut.

    PENILAIAN HASIL BELAJAR

    Sumatif:

    Ujian tulis akan dilakukan pada hari Jumat, 7 Desember 2012 dalam bentuk pilihan

    berganda (MCQ). Soal ujian akhir blok ini akan berkontribusi terhadap nilai akhir Anda

    sebesar 35 %.

    Nilai akhir juga dipengaruhi oleh laporan student project (individu) 40% : 35% (tutor), 5%

    (mahasiswa), laporan kunjungan lapangan (kelompok) 15%, diskusi kelompok di ruang

    diskusi 10%. Nilai ambang untuk kelulusan blok ini adalah 70 (tujuh puluh).

  • 13

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Depkes RI. 2008. Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Obstreti Neonatal

    Emergensi Komprehensif (PONEK) 24 jam di Rumah Sakit. Jakarta : Departemen

    Kesehatan RI

    2. Depkes RI. 2004. Pedoman Pengembangan Pelayanan Obstreti-Neonatal Emergensi

    Dasar (PONED). Jakarta : Departemen Kesehatan RI

    3. Depkes RI. 2010. Pedoman Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan

    Komplikasi (P4K) dengan Stiker. Jakarta : Departemen Kesehatan RI

    4. Depkes RI. 2010. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak

    (PWS-KIA). Jakarta : Departemen Kesehatan RI

    5. Depkes RI. 2001. Pedoman Penatalaksanaan Masalah Menopause dan Andropause.

    Jakarta : Departemen Kesehatan

    6. Depkes RI. 2010. Pedoman Palyanan Antenatal Terpadu. Jakarta : Kementrian

    Kesehatan RI

    7. WHO - Depkes RI FKMUI. 1998. Modul Safe Motherhood. Kerjasama WHO-

    Depkes

    RI-FKM UI

    8. Depkes RI. 2001. Rencana Strategis Nasional Making Pregnancy Safer (MPS) di

    Indonesia 2001-2010. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI

    9. Depkes RI. 2006. Materi Ajar Penurunan kematian Ibu dan Bayi Baru Lahir. Jakarta :

    Dirjen Bina Kesmas

    10. 2005. Bunga Rampai Obstetri dan Ginekologi Sosial. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

    Sarwono Prawiroharadjo

  • 14

    PROGRAM PEMBELAJARAN

    PEMICU

    Pemicu 1

    Nang Lecir terlihat sangat sedih karena istrinya baru saja meninggal setelah melahirkan

    anak terkecilnya. Men Mongkeg meninggal setelah melahirkan anak ke-7 di dukun dan

    meninggal dalam perjalanan ke Puskesmas. Nang Lecir bingung memikirkan bagaimana

    nasib anak-anaknya yang masih perlu asuhan ibunya. Anak terkecilnya berumur 1,5 tahun

    dan terbesar kelas 3 SMP. Selama hamil Men Mongkeg tidak pernah memeriksakan

    kehamilannya. Dia tidak memiliki biaya untuk pergi ke puskesmas. Sehari-hari Men

    Mongkeg harus membantu mertuanya mencari kayu bakar untuk di jual untuk memenuhi

    kebutuhan rumah tangga, disamping itu ia juga mengurus anak-anaknya yang masih kecil.

    Seorang bidan desa memberi saran agar kehamilannya diperiksa ke puskesmas, hanya saja

    menurut suami dan mertuanya hal itu tidak perlu dilakukan karena menganggap

    kehamilannya tidak bermasalah. Saat persalinan yang menimbulkan komplikasi perdarahan,

    Men Mongkeg terlambat dibawa ke puskesmas karena masih menunggu keputusan dari

    keluarganya, hingga nyawanya tidak tertolong.

    Pemicu 2

    Tomblos dan Koncreng baru saja datang dari bidan dan Koncreng dinyatakan hamil 4

    bulan. Usia mereka masih sangat muda. Tahun depan baru akan mengikuti ujian akhir SMP.

    Seorang teman memberitahu bahwa ada seorang dukun yang biasa melakukan praktik

    pengguguran kandungan. Keesokan harinya datanglah mereka ke dukun tersebut. Oleh

    dukun, daerah kemaluan Koncreng dimasukkan tangkai daun sirih. Dengan pesan bila

    beberapa hari kemudian terjadi perdarahan, artinya telah terjadi keguguran.

    Namun seminggu kemudian, Koncreng menderita demam dan nyeri di bagian perut. Karena

    khawatir, orangtuanya membawa Koncreng ke Rumah Sakit. Setelah dilakukan

    pemeriksaan oleh dokter, diketahui Koncreng mengalami abortus infeksiosus. Dokter

    menyarankan agar dirawat di Rumah sakit untuk menghilangkan sumber infeksinya.

  • 15

    Namun, bila tidak kunjung membaik, kemungkinan yang paling berat adalah melakukan

    pengangkatan pada rahim, agar infeksinya tidak meluas ke organ lain.

    Pemicu 3

    Seorang ibu rumah tangga,berumur 39 tahun, mengalami post rape syndrome setelah

    diperkosa oleh tetangganya. Akibat perkosaan tersebut, korban hamil yang sekarang sudah

    berumur 4 minggu umur kandungan. Korban muntah hebat sampai berdarah dan tidak bisa

    dikontrol oleh korban. Suami korban membawa ke RS. Oleh dokter Kebidanan dan

    Penyakit Kandungan, korban dinyatakan hamil dan mengalami hiperemesis gravidarum

    serta syndroma Mallory Weiss. Dari pemeriksaan psikiatri, korban dinyatakan menderitan

    Post Traumatic Stress Dissorder (PTSD).

    Pemicu 4

    Bagus seorang mahasiswa kedokteran menjemput adiknya Jegeg yang masih duduk di kelas

    5 SD di sekolah. Bagus melihat Jegeg sedang makan di depan kelas. Tiba-tiba temannya

    Jegeg datang dan ikut memakan makanannya tanpa mencuci tangan terlebih dahulu. Ketika

    ditanya Jegeg mengatakan hal itu sudah biasa karena malas mencuci tangan. Makanan yang

    dimakan Jegeg juga dibeli di luar sekolah karena bosan dengan makanan di kantin. Bagus

    kemudian berkeliling sekolah dan melihat banyak sampah yang dibuang sembarangan serta

    beberapa genangan air yang berisi jentik nyamuk.

    Pemicu 5

    Luhde bersama anaknya yang berusia 10 bulang datang ke Posyandu pada saat pelaksanaan

    PIN. Setiba di Posyandu Luhde mengatakan bahwa dia datang tidak untuk mengimunisasi

    anaknya melainkan hanya untuk mendapatkan susu gratis yang dibagikan di Posyandu. Saat

    ditanya alasannya oleh dokter Luhde mengatakan bahwa dia takut anaknya akan meninggal

    bila diimunisasi. Dia juga mengatakan bahwa anak tetangganya meninggal setelah

    diimunisasi pada saat berusia 3 bulan. Dokter kemudian memberikan penjelasan mengenai

    KIPI kepada Luhde.

  • 16

    STUDENT PROJECT

    Student Project pada Blok Kesehatan Ibu dan Anak ini, adalah mencari kasus yang terkait

    dengan topik-topik pada mata kuliah yang telah diajarkan. Diharapkan mahasiswa mencari

    kasus yang riil(nyata) dimana pernah ditulis dalam media cetak di Indonesia. Sehingga

    diharapkan mahasiswa nantinya tidak secara gampang mencari kambing hitam dari setiap

    peristiwa yang ada, tetapi sanggup menganalisa dan memberi masukan dan saran-saran

    terkait dengan peristiwa tersebut.

    Tugas ini akan diberikan kepada masing-masing mahasiswa. Dan tugas ini akan

    dipresentasikan di depan mahasiswa lain dan dosen sesuai bidang keahliannya (pakar) akan

    memberi penilaian.

    Mahasiswa nomor urut 1-17 : Student project 1

    Mahasiswa nomor urut 18-35 : Student project 2

    Mahasiswa nomor urut 36-52 : Student project 3

    Sedangkan unruk student project 4 dan student project 5 adalah berupa laporan kunjungan

    yang dilakukan ke Dinas Kesehatan Kota Denpasar dan 5(lima) Puskesmas yang bernaung

    dibawah koordinasi Dinas Kesehatan Kota Denpasar.

  • 17

    ABSTRAK KULIAH

    Kuliah 1: Maternal and Child Morbidity and Mortality Rate dr. I Wayan Kandera,MPH

    Kematian atau mortalitas merupakan suatu komponen proses demografi disamping fertilitas

    dan mobilitas yang berpengaruh terhadap struktur penduduk. Tingkat mortalitas penduduk

    selain mempengaruhi pertumbuhan penduduk juga merupakan salah satu indikator derajat

    kesehatan masyarakat.

    Angka kematian menurut kelompok umur yang sering digunakan adalah angka kematian

    neonatus, angka kematian bayi dan angka kematian balita.

    1. Angka Kematian Neonatus

    = kematian neonatus (umur

  • 18

    Angka Kematian Menurut Sebab (Cause Specific Death Rate)

    Angka Kematian Ibu Maternal (Maternal Mortality Rate/MMR) = kematian perempuan karena kehamilan, persalinan atau nifas pada tahun X x100.000 kelahiran hidup pada tahun X

    Rumus ini sering digunakan baik dalam laporan di Departemen Kesehatan maupun WHO.. Faktor-faktor yang mempengaruhi kematian

    Tinggi rendahnya angka kematian dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah:

    1. Daya tahan tubuh manusia terhadap penyakit, termasuk status gizi, komposisi

    demografi dan sistem kekebalan tubuh

    2. Angka kesakitan, baik penyakit infeksi, metabolic, kardiovaskuler, degeneratif,

    reproduksi, tumbuh ganda, trauma (rudapaksa) atau lainnya

    3. Sanitasi lingkungan yang berkaitan denan sumber infeksi, polusi dan vektor penyakit

    4. Tingkat sosial-ekonomi masyarakat yang berkaitan dengan daya beli masyarakat

    untuk membeli makanan, memelihara kesehatan dan membeli obat jika sakit

    5. Tersedianya fasilitas kesehatan yang terjangkau oleh masyarakat

    Kuliah 2: Strategi Pendekatan Risiko (SPR) dr. Made Wandia,SpOG

    Konsep pemikiran dari Strategi Pendekatan Risiko (SPR) atau Risk Approach Strategy (RAS)

    adalah bahwa pada tiap masyarakat selalu ada komunits, keluarga atau individu yang

    mempunyai kecenderungan lebih besar untuk menjadi sakit, mendapat kecelakaan atau

    kematian mendadak, jika dibandingkan dengan kelompok lain.

    Adanya kerentanan terhadap penyakit atau kelainan ini disebabkan mereka mempunyai

    berbagai karakteristik atau faktor risiko yang satu sama lain saling berpengaruh. Faktor risiko

    ini bisa bersifat biologis,genetik, lingkungan atau psikososial. Sebagian dari faktor risiko ini

  • 19

    dapat dikenal dan diukur sehingga kita dapat menggunakannya dalam upaya pelayanan

    kesehatan preventif.

    Tingginya angka risiko hanya merupakan perkiraan, tanda-tanda atau indikator dari besarnya

    pertolongan yang dibutuhkan, baik preventif maupun kuratif.

    Faktor risiko adalah sesuatu yang ada pada diri seseorang atau komunitas, yang mungkin

    pada suatu waktu dapat menyebabkan ketidaknyamanan, kesakitan atau bahkan kematian.

    Faktor risiko dalam kesehatan reproduksi, kita dapat membaginya secara lebih spesifik,yaitu:

    1. Faktor demografi: umur, paritas dan tinggi badan

    2. Faktor medis biologis: underlying disease, seperti penyakit jantung dan malaria

    3. Faktor riwayat obstetri: abortus habitualis, berbgai kompliksi obstetri, SC, dll.

    4. Faktor lingkungan: polusi udara kelangkaan air bersih, penyakit endemis,dll.

    5. Faktor sosioekonomibudaya: pendidikan, penghasilan dan kepincangan gender.

    Yang benar-benar dapat disebut sebagai faktor risiko adalah yang empat pertama karena

    masing-masing berpotensi untuk menimbulkan berbagai penyulit tertentu.

    Pengelompokan golongan risiko menurut Rochyati, terbagi menjadi:

    Kelompok I : Ada Potensi Risiko Obstetri/ Ada Potensi Gawat Obstetri (APGO)

    Kelompok II: Ada Risiko Obstetri/ Ada Gawat Obstetri (AGO)

    Kelompok III: Ada Gawat Darurat Obstetri (AGDO)

    Kuliah 3: Kematian Ibu akibat kehamilan dan persalinan

    dr. Made Wandia,SpOG

    Kematian ibu dibedakan menjadi dua kelompok,yaitu:

    1. Direct obstetric deaths, yaitu kematian ibu yang langsung disebabkan oleh

    komplikasi obstetri pada masa hamil, bersalin dan nifas, atau kematian yang

    disebabkan oleh suatu tindakan, atau berbagai hal yang terjadi akibat tindakan-

  • 20

    tindakan tersebut yang dilakukan selama hamil, bersalin atau nifas. Di negara

    berkembang, sekitar 95% kematian ibu termasuk dalam kelompok ini.

    2. Inderect obstetric deaths, yaitu kematian ib yang disebabkan oleh suatu penyakit,

    yang bukan komplikasi obstetri, yang berkembang atau bertambah berat akibat

    kehamilan atau persalinan.

    McCarty dan Maine (1992) dalam keangka konsepnya membagi penyebab kesakitan dan

    kematian ibu menjadi:

    1. Penyebab langsung (proximate determinants)

    Kejadian kehamilan

    Komplikasi kehamilan dan persalianan

    2. Penyebab antara (intermediate determinants)

    Status kesehatan

    Status reproduksi

    Akses terhadap pelayanan kesehatan

    Perilaku sehat

    Faktor-faktor lain yang tidak diketahui atau tidak terduga

    3. Penyebab mendasar (contextual determinants)

    Status wanita dalam keluarga dan masyarakat

    Status keluarga dalam masyarakat

    Status masyarakat

  • 21

  • 22

    Kuliah 4: Masalah 3 terlambat pada penatalaksanaan risiko tinggi kehamilan dr. Pande Geriawan,SpOG

    Tiga jenis keterlambatan dalam rujukan

    Bila pelayanan obstetri yang tepat guna/memadai telah tersedia, belumlah menjadi jaminan

    pemanfaatannya. Masyarakat yang membutuhkan seringkali tidak dapat menjangkau akibat

    hambatan jarak, biaya dan budaya. Pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam pengenalan

    tanda bahaya dan pencarian pertolongan profesional seringkali belum memadai. Dibanyak

    negara berkembang, masih sering ditemukan hambatan lain berupa ketidakberdayaan

    perempuan dalam mengambil keputusan, sementara peran suami dan mertua sangat dominan.

    Banyak faktor yang menyebabkan keterlambatan dalam rujukan, namun dapat dikategorikan

    dalam tiga jenis keterlambatan sebagai berikut:

    1. Keterlambatan dalam pengambilan keputusan untuk merujuk Pengambilan keputusan untuk merujuk merupakan langkah pertama dalam menyelamatkan ib

    yang mengalami komplikasi obstetri. Keterlambatan dalam mengambil keputusan di tingkat

    keluarga ini mungkin dipengaruhi oleh banyak hal, misalnya ketidakmampuan

    ibu/keluarganya untuk mengenali tanda bahaya, ketidaktahuan kemana mencari pertolongan,

    faktor budaya, keputusan tergantung pada suami, ketakutan akan besarnya biaya yang perlu

    dibayar untuk transportasi dan perawatan di rumah sakit, serta ketidakpercayaan akan kualitas

    pelayanan kesehatan.

    2. Keterlambatan dalam mencapai fasilitas kesehatan Bila keputusan merujuk telah diambil, ibu akan menuju ke fasilitas pelayanan kedaruratan

    obstetri. Keterlambatan dalam mencapai fasilitas kesehatan dapat dipengaruhi oleh jarak,

    ketersediaan dan efisiensi sarana transportasi, serta biaya.

    3. Keterlambatan dalam memperoleh pertolongan di fasilitas kesehatan Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, misalnya jumlah dan keterampilan tenaga

    kesehatan, ketersediaan alat, obat, transfusi darah dan bahan habis pakai, manajemen serta

    kondisi fasilitas pelayanan.

    Kuliah 5: Masalah 4 terlalu pada deteksi risiko tinggi kehamilan dr. Pande Geriawan,SpOG

    Masalah yang memicu tingginya angka kematian ibu adalah terlalu muda usia saat hamil,

    terlalu sering hamil, terlalu dekat jarak antar anak dan terlalu tua usia saat hamil.

  • 23

    Kuliah 6: Upaya Safe Motherhood dan Making Pregnancy Safer

    dr. Darmayasa,SpOG(K)

    Empat Pilar Upaya Safe Motherhood

    WHO mengembangkan konsep Four Pillars of Safe Motherhood nruk menggambarkan

    ruang lingkup upaya penyelamatan ibu dan bayi (WHO, Mother-Baby Package,1994).

  • 24

    Empat pilar dalam upaya Safe Motherhood tersebut adalah:

    1. Keluarga Berencana Konseling dan pelayanan keluarga berencana harus tersedia untuk semua pasangan

    dan individu. Pelayanan keluarga berencana harus menyediakan informasi dan

    konseling yang lengkap dan juga pilihan metode kontrasepsi yang memadai,

    termasuk kontrasepsi emergensi, dan pelayanan ini harus merupakan bagian dari

    program komprehensif pelayanan kesehatan reproduksi. Program keluarga berencana

    memiliki peranan dalam menurunkan risiko kematian ibu melalui pencegahan

    kehamilan, penundaan usia kehamilan serta menjarangkan kehamilan.

    2. Asuhan Antenatal Dalam masa kehamilan, petugas kesehatan harus member pendidikan pada ibu hamil

    tentang cara menjaga diri agar tetap sehat dalam masa tersebut, membantu

    perempuan hamil serta keluarganya untuk persiapan bayi, meningkatkan kesadaran

    mereka tentang kemungkinan adanya risiko tinggi atau terjdinya komplikasi dalam

    kehamilan/persalinan dan cara mengenali komplikasi tersebut secara dini. Petugas

    kesehatan diharapkan mampu mengidentifikasi dan melakukan penanganan risiko

    tinggi/komplikasi secara dini serta meningkatkan status kesehatan perempuan hamil.

    3. Persalinan Bersih dan Aman Dalam persalinan, perempuan harus ditolong oleh tenaga kesehatan professional yang

    memahami cara menolong persalinan secara bersih dan aman. Tenaga kesehatan juga

    harus mampu mengenali secara dini gejala dan tanda komplikasi persalinan serta

    mampu melakukan penatalaksanaan dasar terhadap gejala dan tanda tersebut. Selain

    itu, mereka juga harus siap untuk melakukan rujukan komplikasi persalinan yang

    tidak bisa diatasinya ke tingkat pelayanan yang lebih mampu.

    4. Pelayanan Obstetri Esensial Pelayanan obstetri esensial bagi ibu yang mengalami kehamilan risiko tinggi atau

    komplikasi diupayakan agar berada dalam jangkauan setiap ibu hamil. Pelayanan

    obstetric esensial meliputi kemampuan pelayanan kesehatan untuk melakukan

    tindakan dalam mengatasi risiko tinggi dan komplikasi kehamilan/persalinan.

    Strategi Nasional Making Pregnancy Safer (MPS) di Indonesia

    Strategi MPS mendukung target nasional yang telah disepakati. Dengan demikian tujuan

    global MPS adalah ntk menurunkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi lahir sebagai

    berikut:

  • 25

    Ada tiga pesan kunci dari MPS yaitu:

    1. Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terampil.

    2. Setiap komplikasi obstetric dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat.

    3. Setiap perempuan usia subur mempnyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang

    tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran.

    Kuliah 7: Keluarga Berencana dalam Kesehatan Reproduksi Manusia

    dr. Darmayasa,SpOG(K)

    Kuliah 8: Kesehatan Reproduksi Remaja dr. Made Bagus Dwi Aryana,SpOG(K)

    Kuliah 9: Pedoman Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dr. IGA Mas Widiastuti,M.Kes

    dr. Nuada

    Kuliah 10: Audit Maternal dr. Made Bagus Dwi aryana,SpOG(K)

    Audit maternal diselenggarakannya audit maternal adalah masih tingginya angka kesakitan

    dan kematian maternal. Safe motherhood, menjabarkan langkah-langkah kegiatan untk

    menrunkan angka kematian Ibu. Namun kenyataannya sangat sulit mendokumentasikan

    penurunan angka kematian ibu yang terukur. Salah satu upaya untuk mendokumentasikan

    angka tersebut dan sekaligue mencegah berulangnya kejadian kesakitan/kematian yang

    sebetulnya dapat dicegah, adalah dengan audit maternal.

    Audit medic menurut The British Government adalah analisis yang sitimatis dan kritis

    tentang kualitas pelayanan medik, termasuk di dalamnya:

    Kualitas hidup dan luaran (outcome) untuk pasien

    Prosedur yang dipakai ntuk mendiagnosis dan mengobati

    Penggunaan sumber-sumber; dengan tujuan pelayanan yang diberikan kepada pasien.

    Kuliah 11: Kehamilan yang Tidak Diinginkan dr. Made Bagus Dwi Aryana,SpOGK)

    Kuliah 12: Pengguguran Kandungan dari aspek medikolegal dr. Ida Bagus Alit,SpF

  • 26

    Tindak pengguguran kandungan secara statistik menelan korban yang lebih besar

    dibandingkan bencana alam maupun peperangan. Hal tersebut mendasari Bunda Theresa

    pada saat menerima hadiah Nobel bidang perdamaian menyatakan The greatest destroyed

    of peace is the cry of innocent unborn baby.

    Antara pandangan Medis dan Hukum agak berbeda terhadap aborsi. Secara Medis, aborsi

    adalah terhentinya kehamilan sebelum 20 minggu umur kandungan. Sedangkan secara

    Hukum, dipandang dari sudut yeng berbeda-beda di masing-masing Negara dimana Hukum

    itu berlaku. Hal ini menunjukkan bahwa Hukum dibatasi waktu dan ruang. Di Negara dengan

    system hukum Contonental Law seperti Inggeris, dikatakan aborsi bila penghentian

    kehamilan terbatas pada janin yang belum viable (kurang dari 7 bulan umur kandungan).

    Sedangkan penghentian kehamilan pada janin yang sudah viable dikenal sebagai Child

    Destruction dan ini tidak dikenal di Indonesia.

    Pandangan hukum yang berbeda ini menyebabkan legalisasi atau kriminalisasi aborsi

    berbeda- beda dimasing-masing Negara. Singapura, China dan Tunisia secara tegas

    melegalisasi aborsi dalam upaya pembatasan jumlah penduduk, peningkatan ekonomi dan

    perbaikan standar hidup. Jepang melegalkan aborsi atas dasar indikasi social. Swedia,

    Inggeris dan Italia memperbolehkan aborsi atas dasar sosio-medis.

    Berdasarkan Blacks Law Dictionary, aborsi didefinisikan sebagai the spontaneous or

    artificially induced expulsion of an embryo or fetus . Dari definisi tersebut maka aborsi

    dibedakan atas abortus spontan yang terjadi secara alamiah (natural) dan abortus provokatus.

    Abortus Provocatus dibedakan menjadi Abortus Provokatus Medisinalis berdasarkan indikasi

    medis dan Abortus Provokatus Kriminalis yang merupakan tindak melanggar hukum.

    Sehubungan dengan tindak aborsi, di dunia berkembang dua kelompok pemikiran yaitu 1)

    kelompok Pro-life yang anti terhadap tindak aborsi dan 2) kelompok Pro-Choice yang pro

    terhadap tindak aborsi.. Kelompok Pro-life menilai tindak aborsi dari pelanggaran terhadap

    hak janin yaitu hak untuk dilahirkan hidup dan hak untuk dilahirkan normal ( The right

    unborn baby to be born alive and to be born normal ). Dilain pihak kelompok Pro-Choice

    lebih memandang dari prinsip humaniora (Humanitarian Principles) yang menitik beratkan

    prinsip Autonomi dari wanita yaitu Womens right to control her own body, social justice

  • 27

    mendapat pelayanan kesehatan dan fakta bahwa aborsi illegal berdampak buruk terhadap

    kesehatan masyarakat. Kelompok Pro-Choice menganggap korban tindak aborsi bukan

    manusia tetapi janin yang belum dianggap sebagai Human being with the right of a

    person Tindak aborsi dianggap bukan tindak criminal karena sebagai Crime without

    Victim atau Victimless Crime.

    Legalisasi tindak aborsi dengan alasan tertentu dipandang dari segi Etika, sangat berbahaya

    karena dapat mencetuskan fenomena yang dikenal sebagai Slippery Slope Phenomenon.

    Monterque yang mencetuskan ide tersebut menyatakan, kalau ada suatu kelonggaran dalam

    salah satu tatanan Etika masyarakat akan cenderung diikuti oleh kelonggaran tatanan etika

    yang lainnya. Hal ini digambarkan sebagai tergelincir dilereng yang licin yang semakin lama

    semakin memburuk keadaannya.

    Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), tindak aborsi dikelompokkan

    kedalam kelompok kejahatan terhadap nyawa dan bila dilakukan oleh Tenaga Kesehatan

    maka hukumannya akan ditambah sepertiga dan ijin serta kewenangannya dicabut sehingga

    tidak boleh melakukan praktek Kedokteran.

    Pada Undang Undang Kesehatan RI No 36 tahun 2009, khususnya pasal 75 (2) diatur bahwa

    tindak aborsi dapat dilakukan bila :

    1. Adanya indikasi Kedaruratan Medis yang mengancam nyawa ibu dan atau

    janin, menderita penyakit genetika yang berat, menderita cacat bawaan

    yang tidak bias diperbaiki sehingga menyulitkan bayi tersebut hidup diluar

    rahim

    2. Kehamilan terhadap korban perkosaan yang dapat menyebabkan trauma

    psikologis bagi korban.

    Lebih lanjut ayat(3) menekankan tindak aborsi hanya dapat dilakukan setelah dilakukan

    konseling pra, durante dan post aborsi oleh konselor yang berkompetensi dan berwenang.

    Pada pasal 76 UU Kesehatan RI no 36 tahun 2009 mengatur aborsi dilakukan :

    a. Sebelum kehamilan berumur 6 minggu umur kandungan atau terjadi kedaruratan

    medis

    b. Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten dan berwenang

    c. Mendapat persetujuan dari ibu hamil

  • 28

    d. Mendapat izin dari suami kecuali korban perkosaan

    e. Dilakukan pada penyedia pelayanan kesehatan yang memenuhi syarat

    Kuliah 13: Kesehatan lansia (menopause-andropause) dr. Darmayasa,SpOG(K)

    Kuliah 14: Masalah Kematian neonatus,bayi dan balita (1)

    Kuliah 15: Masalah Kematian neonatus,bayi dan balita (2) dr. Triasa,SpA

    Tingginya kematian anak pada usia hingga satu tahun atau lebih, yaitu sepertiganya terjadi

    dalam satu bulan pertama setelah kelahiran dan sekitar 80 persen kematian neonatal ini

    terjadi pada minggu pertama, menunjukkan masih rendahnya status kesehatan ibu dan bayi

    baru lahir; rendahnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak khususnya pada

    masa persalinan dan segera sesudahnya; serta perilaku (baik yang bersifat preventif maupun

    kuratif) ibu hamil dan keluarga serta masyarakat yang belum mendukung perilaku hidup

    bersih dan sehat.

    Penyakit infeksi yang merupakan penyebab kematian balita dan bayi seperti infeksi

    saluran pernafasan akut, demam, ikterus, diare dan tetanus, lebih sering terjadi pada

    kelompok miskin. Rendahnya status kesehatan penduduk miskin ini terutama disebabkan

    oleh terbatasnya akses terhadap pelayanan karena kendala kendala biaya (cost barrier),

    geografis dan transportasi.

    Perubahan perilaku merupakan penyebab langsung kematian bayi dan balita

    sebenarnya relatif dapat ditangani secara mudah, dibandingkan upaya untuk meningkatkan

    perilaku masyarakat dan keluarga yang dapat menjamin kehamilan, kelahiran, dan perawatan

    bayi baru lahir yang lebih sehat. Tantangan yang dihadapi adalah bagaimana memperbaiki

    perilaku keluarga dan masyarakat, terutama perilaku hidup bersih dan sehat, termasuk upaya

    mencari pelayanan kesehatan serta memperbaiki akses, memperkuat mutu manajemen

    terpadu penyakit bayi dan balita, memperbaiki kesehatan lingkungan termasuk air bersih dan

    sanitasi, pengendalian penyakit menular, dan pemenuhan gizi yang cukup.

    Kuliah 16: Audit Perinatal Bagian Anak RS Sanglah

  • 29

    Kuliah 17: Masalah terkait PHBS pada anak usia sekolah (SD,SMP/SMA) dr. IGA Mas Widiastuti,M.Kes

    dr. Nuada

    Perilaku Sehat adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan

    mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, serta berperan

    aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat.

    Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang

    dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya

    sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di

    masyarakat. Dalam hal ini ada 5 program priontas yaitu KIA, Gizi, Kesehatan Lingkungan,

    Gaya Hidup, Dana Sehat/Asuransi Kesehatan/JPKM.

    PHBS di sekolah dapat diartikan sebagai kebiasaan/perilaku positif yang dilakukan

    oleh setiap siswa, guru, penjaga sekolah,petugas kantin sekolah, orang tua siswa dan lain-lain

    yang dengan kesadarannya untuk mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya serta aktif

    dalam menjaga lingkungan sehat di sekolah. Ada 8 indikator PHBS di sekolah antara lain

    adalah :

    1. Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan memakai sabun

    2. Jajan di kantin sekolah yang sehat

    3. Membuang sampah pada tempatnya

    4. Mengikuti kegiatan olah raga di sekolah dengan terukur dan teratur

    5. Mengukur berat badan dan tinggi badan secara teratur setiap 6 bulan

    6. Bebaskan diri dari asap rokok

    7. Memberantas jentik nyamuk

    8. Buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB) di jamban sekolah

    Kuliah 18: Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA) dr. IGA Mas Widiastuti,M.Kes

    dr. Nuada

    Kuliah 19: Masalah gizi dr. IGA Mas Widiastuti,M.Kes

    dr. Nuada

  • 30

    Masalah-masalah gizi yang biasanya terjadi di indonesia antara lain:

    1. Kurang energi protein (KEP)

    Adalah penyakit gizi akibat defisiensi energi dalam jangka waktu yang cukup lama.

    Prevalensi tinggi terjadi pada balita, ibu hamil (bumil) dan ibu menyusui/meneteki.

    Penyebabnya dapat berupa masukan makanan dengan kuantitas dan kualitas rendah ,

    gangguan sistem pencernaan atau penyerapan makanan, pengetahuan yang kurang tentang

    gizi, kemiskinan sehingga timbul malnutrisi dan infeksi.

    Gejala klinis KEP ringan yaitu pertumbuhan mengurang atau berhenti, BB

    berkurang/terhenti bahkan turun, ukuran lingkar lengan menurun, maturasi tulang

    terlambat, rasio berat terhadap tinggi normal atau menurun, tebal lipat kulit normal atau

    menurun, aktivitas dan perhatian kurang, kelainan kulit dan rambut.

    KEP dibagi menjadi marasmus, kwashiorkor, dan marasmus-kwashiorkor

    2. Obesitas

    Obesitas adalah penyakit gizi yang disebabkan kelebihan kalori dan ditandai dengan

    akumulasi jaringan lemak secara berlebihan diseluruh tubuh. Gizi lebih (over weight)

    dimana berat badan melebihi berat badan rata-rata, namun tidak selalu identik dengan

    obesitas. Penyebab obesitas antara lain:

    Perilaku makan yang berhubungan dengan faktor keluarga dan lingkungan

    Aktifitas fisik yang rendah

    Gangguan psikologis (bisa sebagai sebab atau akibat)

    Laju pertumbuhan yang sangat cepat

    Genetik atau faktor keturunan

    Gangguan hormone

    3. Anemia

    Anemia defisiensi adalah anemia yang disebabkan oleh kekurangan satu atau beberapa

    bahan yang diperlukan untuk pematangan eritrosit. Kadar hemoglobin (Hb), hematokrit

    (Ht) dan eritrosit lebih rendah dari nilai normal, akibat defisiensi salah satu atau beberapa

  • 31

    unsur makanan yang esensial yang dapat mempengaruhi timbulnya defisiensi tersebut.

    Beberapa macam anemia antara lain:

    Anemia defisiensi besi adalah anemia karena kekurangan zat besi atau sintesa

    hemoglobin

    Anemia megaloblastik adalah terjadinya penurunan produksi sel darah merah yang

    matang, bisa diakibatkan defisiensi vitamin B12

    Anemia aplastik adalah anemia yang berat, leukopenia dan trombositopenia,

    hipoplastik atau aplastik

    4. Defisiensi vitamin A

    Penyebab defisiensi vit A antara lain:

    Intake makanan yang mengandung vitamin A kurang atau rendah

    Rendahnya konsumsi vitamin A dan pro vitamin A pada bumil sampai melahirkan

    akan memberikan kadar vitamin A yang rendah pada ASI

    MP-ASI yang kurang mencukupi kebutuhan vitamin A

    Gangguan absorbsi vitamin A atau pro vitamin A (penyakit pankreas, diare kronik,

    KEP dll)

    Gangguan konversi pro vitamin A menjadi vitamin A pada gangguan fungsi kelenjar

    tiroid

    Kerusakan hati (kwashiorkor, hepatitis kronik)

    Tanda dan gejala

    Rabun senja-kelainan mata, xerosis konjungtiva, bercak bitot, xerosis kornea

    Kadar vitamin A dalam plasma

  • 32

    Kretinisme

    Kegagalan reproduksi

    Kematian

    Kuliah 20: Masalah laktasi Dr. dr. Anak Agung Oka Lely,SpA

    Kuliah 21: Imunisasi Dr. dr. Anak Agung Oka Lely,SpA

    Kuliah 22: Masalah terkait imunisasi (KIPI) Dr. dr. Anak Agung Oka Lely,SpA

  • 33

    KUNJUNGAN KE DINAS KESEHATAN

    ( TERKAIT PROGRAM KIA )

    Untuk kunjungan lapangan ke Dinas Kesehatan, mahasiswa akan dijelaskan mengenai

    program-program KIA yang telah berjalan dan kendala yang dihadapi saat program tersebut

    berjalan.

    Mahasiswa ditugaskan membuat sebuah laporan kunjungan yang isinya tentang organisasi di

    Dinas Kesehatan yang berkaitan dengan KIA dan merangkum penjelasan yang telah

    diberikan. Dan dapat jeli melihat permasalahan-permasalahan yang ada,sekaligus memberi

    masukan terhadap permasalahan tersebut dari sudut pandang sebagai mahasiswa.

    Tugas ini merupakan tugas kelompok. Kelompok dibagi berdasarkan kelompok SGD.

    Laporan kunjungan dimasukkan dalam Student Project 4.

    Masing-masing kelompok akan melakukan presentasi laporan dihadapan narasumber dari

    Dinas Kesehatan.

  • 34

    KUNJUNGAN KE PUSKESMAS

    ( POSYANDU )

    Untuk kunjungan lapangan ke Puskesmas, mahasiswa akan dijelaskan mengenai program-

    program KIA yang telah berjalan di tingkat pelayanan kesehatan primer dan kendala yang

    dihadapi saat proram tersebut berjalan.

    Mahasiswa ditugaskan membuat sebuah laporan kunjungan yang isinya tentang pelaksanaan

    program-program Puskesmas yang berkaitan dengan KIA sesuai panduan dari Dinas

    Kesehatan dan merangkum penjelasan yang telah diberikan. Dan dapat jeli melihat

    permasalahan-permasalahan yang ada,sekaligus memberi masukan terhadap permasalahan

    tersebut dari sudut pandang sebagai mahasiswa.

    Tugas ini merupakan tugas kelompok. Dan kelompok dibagi berdasarkan kelompok SGD.

    Puskesmas yang dikunjungi adalah:

    1. Puskesmas Denpasar Barat 2 : SGD 1

    2. Puskesmas Denpasar Selatan 4 : SGD 2

    3. Puskesmas Denpasar Utara 3 : SGD 3

    4. Puskesmas Denpasar Utara 1 : SGD 4

    5. Puskesmas Denpasar Timur 1 : SGD 5

    Format laporan untuk masing-masing kelompok disesuaikan dengan contoh laporan yang

    akan diberikan.

    Tugas ini akan dimasukkan dalam penilaian student project 5.

  • 35

    DAFTAR MASALAH KOMUNITAS BLOK KESEHATAN IBU DAN ANAK

    SESUAI SKDI 2006

    1. Angka Kematian Ibu

    2. Angka Kematian Bayi

    3. Masalah Gizi

    4. Imunisasi dan KIPI

    5. Kesehatan Reproduksi

    6. Kesehatan Lansia

  • 36

    KOMENTAR DAN KIAT KHUSUS

    Beberapa kiat khusus yang dapat dilakukan oleh mahasiswa, antara lain:

    a. Carilah buku dan literatur lainnya baik di perpustakaan maupun internet sebelum

    perkuliahan mulai dan sebaiknya buku yang dipilih adalah textbook luar bukan textbook

    terjemahan.

    b. Belajarlah dari textbook dan literatur lainnya, jangan merasa cukup hanya dengan

    mendengarkan kuliah yang diberikan.

    c. Waktu mandiri sebaiknya dimanfaatkan dengan bijaksana.

    d. Untuk memudahkan belajar, buatlah cacatan kecil setiap perkuliahan sehingga saat

    mendekati ujian sumatif mahasiswa tidak perlu mengulang membaca textbook dan cukup

    membaca catatan kecilnya.

    Semoga beberapa kiat khusus di atas dapat berguna bagi mahasiswa, sehingga dapat

    membantu mahasiswa dalam belajar.

  • 37

    PENUTUP

    Buku Modul Blok ini disusun untuk memberikan panduan di dalam proses pembelajaran blok

    Kesehatan Ibu dan Anak baik bagi dosen pengajar, fasilitator, maupun mahasiswa sendiri,

    sehingga proses pembelajaran pada blok ini dapat terlaksana dengan baik.

    Dengan adanya Buku Modul Blok ini diharapkan mahasiswa dapat menerapkan

    kemampuannya masing-masing dalam bidang ini. Namun demikian disadari bahwa buku blok ini

    masih belum sempurna. Oleh karena itu apabila terdapat hal-hal yang belum jelas, hendaknya

    mahasiswa dan pembaca lainnya dapat meyampaikan kepada tim penyusun buku modul ini, serta

    sangat diharapkan berbagai masukan dan saran demi penyempurnaan Buku Modul ini

    kedepannya. Untuk itu kami ucapkan terima kasih.

  • 38

    Lampiran 4 : SK Pemberlakuan Buku Panduan Penyusunan Blok Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Warmadewa

    UNIVERSITAS WARMADEWA

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Websife:http//www.warmadewa.ac.id

    Sekretariat : Jl. Terompong No.24 Denpasar (80235) Telp: 223858 Fax.235073

    SURAT KEPUTUSAN

    KETUA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS WARMADEWA

    Nomor : 039/Unwar/FKIK/PD-02/2010.

    Tentang

    PEMBERLAKUAN BUKU PANDUAN PENYUSUNAN BLOK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

    UNIVERSITAW WARMADEWA

    Ketua Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Warmadewa, Menimbang : 1. Bahwa untuk penyelenggaraan pendidikan di FKIK Unwar diperlukan

    kurikulum sebagai acuan dalam pelaksana pendidikan tersebut 2. Bahwa untuk maksud tersebut telah disusun Buku Kurikulum Program

    Studi Pendidikan Dokter Universitas Warmadewa 3. Bahwa untuk berlakunya Buku Panduan Penyusunan Blok perlu

    ditetapkan dengan Surat Keputusan Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

    Nasional; 2. Peraturan Pemerintah Nomor : 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan

    Tinggi; 3. Keputusan Dirjen Dikti Depdiknas RI No. 304/DIKTI/Kep/1998, tanggal

    18 Agustus 1998, tentang tindak lanjut Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 188/U/1998, tanggal 7 Agustus 1998 tentang Akreditasi Program Studi pada Perguruan Tinggi untuk Program Sarjana;

    4. Keputusan Dirjen Dikti Depdiknas No. 374/Dikti/Kep/1998 tanggal 21 Oktober 1998, tentang Petunjuk Pelaksanaan dan Pengawasan Program Studi yang terakreditasi untuk Program Sarjana;

    5. SK Ketua Yayasan Kesejahteraan Korpri Provinsi Bali No. 05/Yas Korps/VIII/1984 tentang pendirian Unwar

    6. Statuta Universitas Warmadewa tanggal 21 Juni 2001; 7. SK Dirjen Dikti No. 63/D/T/2009 tanggal 20 Januari 2009 tentang Ijin

    Penyelenggaraan FKIK (S1) Universitas Warmadewa Denpasar. Memperhatikan :

  • 39

    1. SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 156/U/1994 tentang pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar.

    2. SK Dirjen Dikti No. 374/DIK/Kep/1998 tanggal 21 Oktober 1998 tentang petunjuk pelaksanaan dan pengawasan program studi yang terakreditasi untuk Program Sarjana

    3. SK Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor: 232/U/2000 tanggal 20 Desember 2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa

    4. Hasil Lokakarya Buku Panduan Penyusunan Blok Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Warmadewa tanggal 5 Juni 2010.

    MEMUTUSKAN

    Menetapkan : Pertama : Pemberlakuan Buku Panduan Penyusunan Blok Program Studi Pendidikan Dokter

    Universitas Warmadewa tahun 2010 sebagai pedoman dalam penyelenggaraan pendidikan di Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Warmadewa

    Kedua : Hal-hal yang belum diatur dalam Buku Kurikulum ini akan diatur sebagai aturan tambahan, setelah mendapatkan pertimbangan yang bijak tanpa merugikan penyelenggaraan program pendidikan

    Ketiga : Buku Kurikulum akan ditinjau dalam waktu 5 tahun atau apabila terjadi perubahan kebijakan akademik pada tingkat Program Studi Pendidkan Dokter, Universitas Warmadewa atau nasional

    Keempat : Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan dan apabila terdapat kekeliruan akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.

    Ditetapkan di : Denpasar

    Pada tanggal : Program Studi Pendidikan Dokter

    Universitas Warmadewa Ketua,

    Prof. dr. Dewa Putu Widjana, DAP & E,Sp.ParK NIP. 130356069 Tembusan disampaikan kepada Yth.: 1. Bapak Ketua Yayasan Kesejahteraan Korpri Provinsi Bali 2. Bapak Rektor Universitas Warmadewa 3. Para Pembantu Rektor Universitas Warmadewa 4. Ka. BAAK Universitas Warmadewa

    DOSEN FASILITATORJADWAL PEMBELAJARANPemicu 4Bagus seorang mahasiswa kedokteran menjemput adiknya Jegeg yang masih duduk di kelas 5 SD di sekolah. Bagus melihat Jegeg sedang makan di depan kelas. Tiba-tiba temannya Jegeg datang dan ikut memakan makanannya tanpa mencuci tangan terlebih dahulu. Ke...Pemicu 5Luhde bersama anaknya yang berusia 10 bulang datang ke Posyandu pada saat pelaksanaan PIN. Setiba di Posyandu Luhde mengatakan bahwa dia datang tidak untuk mengimunisasi anaknya melainkan hanya untuk mendapatkan susu gratis yang dibagikan di Posyandu....Tingginya kematian anak pada usia hingga satu tahun atau lebih, yaitu sepertiganya terjadi dalam satu bulan pertama setelah kelahiran dan sekitar 80 persen kematian neonatal ini terjadi pada minggu pertama, menunjukkan masih rendahnya status kesehatan...Penyakit infeksi yang merupakan penyebab kematian balita dan bayi seperti infeksi saluran pernafasan akut, demam, ikterus, diare dan tetanus, lebih sering terjadi pada kelompok miskin. Rendahnya status kesehatan penduduk miskin ini terutama disebabka...Perubahan perilaku merupakan penyebab langsung kematian bayi dan balita sebenarnya relatif dapat ditangani secara mudah, dibandingkan upaya untuk meningkatkan perilaku masyarakat dan keluarga yang dapat menjamin kehamilan, kelahiran, dan perawatan ba...Masalah-masalah gizi yang biasanya terjadi di indonesia antara lain:

    UNIVERSITAS WARMADEWAPROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERWebsife:http//www.warmadewa.ac.idSekretariat : Jl. Terompong No.24 Denpasar (80235) Telp: 223858 Fax.235073SURAT KEPUTUSANKETUA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERUNIVERSITAS WARMADEWANomor : 039/Unwar/FKIK/PD-02/2010.TentangPEMBERLAKUAN BUKU PANDUAN PENYUSUNAN BLOKPROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERUNIVERSITAW WARMADEWAKetua Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Warmadewa,Menimbang : 1. Bahwa untuk penyelenggaraan pendidikan di FKIK Unwar diperlukan kurikulum sebagai acuan dalam pelaksana pendidikan tersebut2. Bahwa untuk maksud tersebut telah disusun Buku Kurikulum Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Warmadewa3. Bahwa untuk berlakunya Buku Panduan Penyusunan Blok perlu ditetapkan dengan Surat KeputusanMengingat : 1. Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;2. Peraturan Pemerintah Nomor : 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi;3. Keputusan Dirjen Dikti Depdiknas RI No. 304/DIKTI/Kep/1998, tanggal 18 Agustus 1998, tentang tindak lanjut Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 188/U/1998, tanggal 7 Agustus 1998 tentang Akreditasi Program Studi pada Perguruan Tingg...4. Keputusan Dirjen Dikti Depdiknas No. 374/Dikti/Kep/1998 tanggal 21 Oktober 1998, tentang Petunjuk Pelaksanaan dan Pengawasan Program Studi yang terakreditasi untuk Program Sarjana;5. SK Ketua Yayasan Kesejahteraan Korpri Provinsi Bali No. 05/Yas Korps/VIII/1984 tentang pendirian Unwar6. Statuta Universitas Warmadewa tanggal 21 Juni 2001;7. SK Dirjen Dikti No. 63/D/T/2009 tanggal 20 Januari 2009 tentang Ijin Penyelenggaraan FKIK (S1) Universitas Warmadewa Denpasar.Memperhatikan :1. SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 156/U/1994 tentang pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar.2. SK Dirjen Dikti No. 374/DIK/Kep/1998 tanggal 21 Oktober 1998 tentang petunjuk pelaksanaan dan pengawasan program studi yang terakreditasi untuk Program Sarjana3. SK Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor: 232/U/2000 tanggal 20 Desember 2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa4. Hasil Lokakarya Buku Panduan Penyusunan Blok Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Warmadewa tanggal 5 Juni 2010.MEMUTUSKANMenetapkan :Pertama : Pemberlakuan Buku Panduan Penyusunan Blok Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Warmadewa tahun 2010 sebagai pedoman dalam penyelenggaraan pendidikan di Program Studi Pendidikan Dokter Universitas WarmadewaKedua : Hal-hal yang belum diatur dalam Buku Kurikulum ini akan diatur sebagai aturan tambahan, setelah mendapatkan pertimbangan yang bijak tanpa merugikan penyelenggaraan program pendidikanKetiga : Buku Kurikulum akan ditinjau dalam waktu 5 tahun atau apabila terjadi perubahan kebijakan akademik pada tingkat Program Studi Pendidkan Dokter, Universitas Warmadewa atau nasionalKeempat : Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan dan apabila terdapat kekeliruan akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.Ditetapkan di : DenpasarPada tanggal : Program Studi Pendidikan DokterUniversitas WarmadewaKetua,NIP. 130356069Tembusan disampaikan kepada Yth.:1. Bapak Ketua Yayasan Kesejahteraan Korpri Provinsi Bali2. Bapak Rektor Universitas Warmadewa3. Para Pembantu Rektor Universitas Warmadewa4. Ka. BAAK Universitas Warmadewa