repository.bsi.ac.id...bab iii laporan produksi proses kerja produser latief dan utud (2015:124)...
TRANSCRIPT
BAB III
LAPORAN PRODUKSI
Proses Kerja Produser
Latief dan Utud (2015:124) mengatakan, produser adalah pimpinan
produksi yang mengkoordinasikan kepada seluruh kegiatan pelaksanaan sejak pra
produksi, produksi, pasca produksi dan bertanggung jawab kepada eksekutif
produser. Seorang produser harus memiliki kemampuan dan selera yang baik,
karena ditangan produser suatu program bisa baik dan tidak.
Dalam dunia penyiaran seorang produser sangat memiliki peranan yang
sangat penting dalam sebuah produksi acara. Produser memimpin produksi dan
bertanggung jawab penuh terhadap seluruh produksi dari mulai konsep program,
perizinan lokasi, peralatan, logistik dan seluruh kebutuhan crew agar berjalan
sesuai dengan tujuannya.
Produser adalah seseorang yang penuh dengan rencana, berupa rancangan
tersusun secara sistematik yang akan dilakukan. Bukan yang ada dalam pikiran,
tetapi yang sudah tersusun sistematik di atas kertas dengan metode dan teknis
pelaksanaannya (Rusman Latief 2017:88). Menjadi produser berarti siap
menghasilkan karya artistik yang dapat memberikan kebahagiaan hiburan,
informasi dan pendidikan kepada masyarakat.
Semakin spesifik dan berkembangnya format program siaran, ditambah lagi
dengan persaingan program antar stasiun televisi, akibatnya peningkatan pada
kualitas program secara teknis dan materi. Hal ini memicu semakin
spesialisasinya produser. Tidak hanya pada tahap produser sebagai membuat atau
13
14
bertanggung jawab kepada sebuah program, tetapi bertanggung jawab kepada
sebuah program, tetapi bertanggung jawab pada tahapan-tahapan produksi dalam
proses produksi, sehingga dalam satu program ada beberapa produser dengan
memiliki tanggung jawab yang berbeda, detail, dan fokus.
Pra Produksi
Menurut Noor (2013:26) Tahap praproduksi ini sangat penting karena
persiapan praproduksi dimaksudkan agar kerja eksekusi/produksi di lapangan
lebih efisien dalam hal waktu, tenaga, dan biaya (on time on budget). Manajemen
seni (art) karena mengelola (managing) sumber-sumber daya dalam organisasi
untuk mencapai tujuan yang nyata melalui pengalaman, uji coba, dan perbaikan
yang berkesinambungan akan mendatangkan hasil atau manfaat bagi organisasi
Dalam tim produksi, produser harus berada di depan, karena produser adalah
menunjuk jalan. Jika produser tidak mengetahui berjalan yang harus ditempuh.
Dalam perencanaan seorang produser harus dapat melakukan sesuatu hal
dengan pertimbangan matang tentang keadaan yang terjadi di sekitarnya misalnya
seperti pada konsep yang dikemukakan Rusman Latief & Yustiatie Utud
(2017:90)
1. Important and urgent: Suatu yang penting dan mendesak, harus segera
dikerjakan dan diselesaikan (situasi kritis, problem).
2. Important but not urgent: Suatu yang penting tapi tidak perlu harus
segera dikerjakan. Artinya, harus dilakukan dengan perencana,
misalnya jadwal shooting, rapat, hubungi artis.
3. Urgent but not important: Suatu yang kelihatan perlu segera
dikerjakan tetapi sebetulnya tidak penting, misalnya bertemu dengan
artis.
15
4. Not important and not urgent : Sesuatu yang tidak penting dan tidak
darurat, misalnya ngobrol santai dengan kru, makan bareng tim kerja,
berbicara tentang gosip artis dan lainnya.
Hal selanjutnya penulis melakukan serangkaian keperluan saat pra
produksi seperti :
1. Menyusun tim produksi
Sebelum memulai sebuah produksi, hal yang penulis lakukan adalah
membentuk tim yang kemudian akan membentuk struktur kesatuan dalam sebuah
produksi. Penulis melakukan seleksi anggota diantaranya memilih rekan yang
tepat yang dapat bekerjasama dengan baik.
Berikut adalah crew produksi beserta jobdesknya :
Nindita Eka Agustin Sebagai Produser
Muhamad Iqbal Sebagai Sutradara
Agus Dwi Santoso Sebagai Penulis Naskah
Rifaldi Kusumah Sebagai Penata Kamera
Ahmad Subekti Sebagai Penata Cahaya
Fahmi Ifanda Sebagai Penata Suara
Modica Septiarini Sebagai Penata Artistik
Asri Riski Nurhaki Sebagai Penyunting Gambar
2. Analisis ide cerita
Penulis mendapatkan ide cerita dari crew kemudian penulis melakukan
diskusi melalui forum terbuka seluruh anggota tentang ide tersebut. Analisis yang
penulis lakukan diantaranya apakah ide tersebut dapat dijadikan sebuah program
16
drama televisi. Berikutnya adalah mengambil keputusan apakah seluruh tim
menyetujui ide tersebut untuk dikembangkan menjadi sebuah cerita.
Cerita yang telah disepakati tim yaitu cerita sebuah keluarga, dimana satu
hari setelah Lastri ditinggalkan suaminya untuk selamanya, masih dalam suasana
duka namun ia mendapati keempat anaknya mempermasalahkan bagaimana ia
akan hidup seorang diri, dan anak-anaknya berencana mengajak lastri untuk
tinggal bersama mereka. Namun Lastri menolaknya dan ingin tetap tinggal di
rumahnya bersama kenangan dengan suaminya.
3. Menyiapkan Naskah
Ide cerita yang telah disepakati seluruh tim kemudian dikembangkan oleh
sutradara dan penulis naskah menjadi sinopsis dan treatment. Setelah beberapa
kali bedah naskah, akhirnya naskah di kunci agar tidak ada perubahan lagi dan
siap untuk digunakan shooting.
4. Membuat anggaran/budget
Dalam sebuah produksi tentu mempunyai anggaran untuk kemudian
dikeluarkan untuk keperluan didalamnya. Baik dalam hal penyewaan alat,
membayar pemeran film, hingga membeli perlengkapan keperluan properti hingga
konsumsi yang diperlukan pada saat syuting berlangsung.
Menurut Saroenggalo (2011:61) Dalam menyusun perkiraan anggaran,
seorang manajer produksi harus berangkat dari prinsip bahwa tidak ada sesuatu
pun yang bisa diperoleh secara gratis, jasa maupun barang.
Penulis kemudian menyusun jadwal produksi dan budgeting setelah
naskah sudah siap. Semuanya disusun sesuai dengan kesepakatan crew.Penulis
memberitahukan kepada seluruh tim bahwa anggaran yang akan dikeluarkan
17
masing-masing adalah Rp. 2.000.000,- (Dua Juta Rupiah) dan total crew delapan
orang, anggaran kemudian terkumpul sebesar Rp. 16.000.000,- (Enam Belas Juta
Rupiah). Penulis kemudian merincikan keperluan yang akan dipergunakan pada
saat shooting.
5. Hunting lokasi dan Membuat surat izin lokasi
Penulis beserta crew melakukan hunting lokasi danmengajukan perizinan
lokasi. Dari beberapa lokasi yang akan dipergunakan untuk kepentingan shooting
berlangsung. Dari beberapa hunting yang dilakukan tim dalam memilih lokasi
shooting tim menyepakati lokasi yang berlokasikan di Cipulir Jakarta Selatan.
6. Casting Talent
Penulis beserta crew kemudian melakukan casting talent. Penulis harus
selektif dalam memilih pemeran yang cocok. Melalui proses casting ini, penulis
dapat menentukan karakter yang telah disepakati dalam skenario.Casting
dilakukan melalui agensi sehingga penulis memilih bersama sutradara dan penulis
naskah pemeran yang cocok dengan skenario yang telah disepakati.
7. Membuat jadwal produksi
Penulis kemudian menyusun jadwal produksi yang akan berlangsung.
Dengan jadwal tersebut, seluruh crew mengikuti sehingga dalam satu kali
produksi, waktu yang diperlukan dapat relatif singkat dan sesuai dengan
kesepakatan.
8. Reading-rehersal talent
Setelah mendapatkan talent yang tepat, penulis beserta crew melakukan
reading-rehersal berulang kali sampai talent tersebut benar-benar memahami
18
keseluruhan skenario yang dibuat oleh penulis naskah dan adegannya sesuai
dengan pengarahan sutradara.
9. Menyiapkan kostum dan property
Pada tahap ini penulis bekerja sama dengan penata artistik dan penulis naskah.
10. Menyiapkan peralatan dan konsumsi.
Penulis dan crew bekerja sama dalam menyiapkan peralatan dan konsumsi.
Tahap ini dilakukan sehari sebelum proses produksi dilakukan.
Produksi
Dalam tahap produksi penulis sebagai produser bertugas menyiapkan
equipment hingga keperluan lainnya. Latief dan Utud (2015:187) mengatakan
bahwa produksi program adalah rangkaian proses teknis yang menghasilkan suatu
program.
Penulis sebagai produser pada tahap produksi mengkoordinasikan pada
crew untuk memastikan berjalannya produksi sesuai dengan shooting schedule
berlangsung selama dua hari berlangsung baik dengan mengkontrol semua
rancangan yang telah dibuat sebelumnya.
Menurut Supriyadi, dkk (2014:91) aktivitas pada Produksi seorang
produser adalah memastikan jalannya produksi dan mengkontrolnya agar berjalan
sesuai dengan rencana dan selalu berkoordinasi dengan semua departemen atau
anggota tim.
Tugas penulis yang selanjutnya adalah mengelola anggaran produksi se
efisien mungkin tegas dalam mengatur pengeluaran yang tak terduga agar
19
anggaran yang ada tetap terkendali menyesuaikan dengan perkembangan
kebutuhan saat berada di lapangan.
Pasca Produksi
Menurut Supriyadi, dkk (2014:94) aktivitas pasca produksi seorang
produser adalah memastikan jalannya produksi agar berproses sesuai dengan
rencana, melakukan promo dan mengevaluasi kinerja tim dan menyiapkan rapat
untuk edisi selanjutnya, dan bersama tim quality control (QC) dan sutradara
melakukan gatekeeper terhadap hasil karya.
Penulis pada tahap pasca produksi bertugas untuk memantau proses
berlangsungnya proses editing. Editor melakukan pengecekan serta pemilihan
gambar sesuai dengan catatan adegan. Penulis mengupayakan proses berjalan
dengan efektif dan memiliki acuan untuk menyelesaikan penyuntingan gambar
sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
Menurut Saroengallo (2011:171) Demi ketepatan jadwal, Produser harus
terus memantau proses penyuntingan, baik penyuntingan gambar maupun
penyuntingan suara. Kadang-kadang produser harus mengingatkan tim penyunting
untuk membatasi diri agar bisa menyelesaikan pekerjaan tepat waktu.
Peran dan Tanggung Jawab Produser
Irwanto, dkk (2014:187) mengatakan, produser adalah seseorang yang
bertanggung jawab terhadap semua aspek keuangan dan administrasi di dalam
suatu produksi film, juga menangani tahap awal perencanaan produksi, distribusi,
promosi atau periklanan.
20
Berdasarkan kutipan diatas, dapat disimpulkan penulis sebagai produser
berperan dan bertanggung jawab saat pra produksi, produksi, dan pasca produksi,
diantaranya :
1. Memilih kru yang terdiri dari sutradara, penulis naskah, penata kamera,
penata cahaya, penata suara, penata artistik, dan penyunting gambar
nantinya dapat bekerja sesuai dengan departemen masing-masing.
2. Mencari dan menentukan ide cerita untuk diproduksi dan melakukan
bimbingan kepada dosen pembimbing.
3. Menyusun rancangan produksi. Sebelum produksi berlangsung penulis
menyusun rencana produksi diantaranya working schedule, breakdown
budget, call sheet,dan kontrak kerja talentyang akan dijadikan acuan
selama produksi berlangsung.
4. Membuat surat perizinan lokasi agar pembuatan film berjalan dengan
lancar.
5. Mengupayakan anggaran dana untuk produksi. Penulis sebagai produser
bertanggung jawab dalam mencari anggaran dana untuk membuat drama
televisi, maka dari itu produser melakukan perundingan dengan kru untuk
mengumpulkan uang sebesar Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah) yang akan
digunakan untuk keperluan pembuatan drama televisi.
6. Mengawasi pelaksanaan produksi melalui laporan yang diterima dari
setiap kru yang bertugas.
7. Mengontrol setiap tahap editing agar sesuai dengan buku panduan laporan
tugas akhir.
21
Proses Penciptaan Karya
a. Konsep Kreatif
Penulis sebagai produser melakukan pembentukan tim, yang kemudian
melakukan pemgumpulan ide cerita dari masing-masing kru agar dapat
dikembangkan menjadi gagasan. Setiap kru diberikan kebebasan untuk
memberikan gagasannya dalam berbagai genre, seperti genre horror, drama
televisi dan sebagainya. Kemudian setelah disepakati semua kru cerita yang
dipilih kemudian diajukan kepada pembimbing tugas akhir drama televisi
bermuatan horror sebagai konsep yang akan dibuat. Setelah proses demi
proses dilalui kemudian penulis menugaskan penulis naskah untuk
mengembangkan ide tersebut menjadi cerita dan dibentuklah skenario.
Penulis beserta kru kemudian menyepakati tema drama televisi dengan judul
“SEPENINGGAL”.
b. Konsep Produksi
Pada saat produksi berlangsung,penulis bertanggung jawab dalam
mengkontrol jalannya produksi, seperti mengkontrol jadwal yang telah
ditetapkan dan mengkoordinasikan setiap hal yang terjadi dilapangan dengan
kru, seluruh peralatan yang akan digunakan sehingga penulis membuat daftar
ceklis peralatan untuk mengecek apakah sudah terpenuhi seluruh alat dan
keperluannya, penulis juga bertanggung jawab menghubungi talent untuk
datang ke lokasi tepat waktu dan mengurusi penjemputan serta transportasi
untuk melancarkan proses shooting berlangsung. Penulis juga menyiapkan
konsumsi untuk seluruh crew dan talent selama dua hari proses produksi
berlangsung.
22
c. Konsep Teknis
Pada bagian ini penulis menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan seluruh kru
setiap masing-masing jobdesk,untuk sutradara dan penata kamera, penulis
menyiapkan kamera, beserta tripod dan alat pendukung lainnya untuk
digunakan pada saat produksi berlangsung. Untuk penulis naskah penulis
menyiapkan laptop, untuk keperluan menyusun skenario. Untuk penata suara
dan jobdesk lainnya penulis menyiapkan peralatan yang mendukung pada saat
proses produksi berlangsung.
Kendala Produksi dan Solusinya
1. Shooting hari pertama 28 Juni 2018
Kendala : Talent yang terlambat datang ke lokasi shooting, sehingga
pada proses pengambilan gambar mengalami keterlambatan
Solusi : Memanfaatkan waktu dengan mengambil scene dengan
talent yang sudah berada di lokasi.
2. Shooting hari kedua 29 Juni 2018
Kendala : Salah satu dari pemeran tidak dapat hadir saat proses
shootingsehingga tidak terpenuhinya cerita sebelumnya.
Solusi : Mencari pemeran baru untuk dapat melengkapi jalan cerita
sebelumnya.
23
Lembar Kerja Produser
Konsep Program
Menurut Rusman Latief (2015:125) menyimpulkan bahwa :dengan
tanggung jawab yang besar maka seorang produser harus mengerti banyak hal,
mulai dari masalah kamera, tata cahaya, tata suara, teknik editing,blocking, serta
harus memiliki kemampuan inisiatif, kreativitas yang tinggi, dan selera yang baik.
Produser memiliki peranan penting dalam sebuah produksi, hampir
sepenuhnya dialah orang yang menjalankan produksi tersebut. Produser membuat
produksi tersebut tetap pada konsep awal dan kesepakatan bersama. Produser
memang seorang pemimpin, namun alangkah baiknya jika produser tetap
menerima pendapat dan bekerjasama dengan kerabat kerja lainnya.
Terutama dengan sutradara atau pengarah acara, penulis naskah dan penata
kamera agar hasil atau drama televisi tersebut bagus dan menarik.
Dalam pembuatan program drama televisi berjudul “SEPENINGGAL”
ini, penulis bermaksud memberikan suatu drama televisi yang menceritakan
tentang kehidupan keluarga dimana seorang ayah yang meninggal dunia,
meninggalkan istri serta anaknya. Dalam drama televisi ini mengangkat
bagaimana seorang anak yang seharusnya berbakti kepada kedua orangtuannya.
Dengan tujuan program yang terbagi dari khalayak, praktis, dan akademis. Dari
beberapa ide dasar, penulis bersama tim kemudian memutuskan untuk
mengangkat “SEPENINGGAL” sebagai drama televisi, program ini dikemas
semenarik mungkin kepada khalayak penonton.
24
TABEL III.1
WORKING SCHEDULE
Production Company : Belakang Terminal Producer : Nindita Eka Agustin
Project Title : Sepeninggal Director : Muhamad Iqbal
Duration : 24 Minute Tayang : Juli – Agustus 2018
NO
TAHAP
AKTIFITAS
TARGET PER MINGGU
Februari Maret April Mei Juni Juli
14
26
12
23
10
13
19
20
4
10
15
28
1
8
25
12
1
PR
A
PR
OD
UK
SI
Pembentukan Tim
2 Penemuan Ide Cerita
3 Pengembangan Gagasan
4 Sinopsis
5
Treatment
6 Skenario
7
Analisa Skenario :
a. Cerita / Pesan / Director
Treatment
25
b. Karakter
c. Setting
d. Properti
e. Kostum f. Make Up
8 Master Breakdown
9 Breakdown Sheet
10 Casting
11 Survei dan Hunting
12 Rehersal Tim
13
Storyboard
14
Konsep :
a. Sinematografi
b. Artistik
c. Suara
d. Editing
26
15 Booking :
a. Casting
b. Lokasi
c. Equipment / Peralatan
d. Transportasi
e. Konsumsi f. Akomodasi
16
Administrasi :
a. Kontrak Kerja
b. Izin Lokasi c. Izin Keamanan
17 Cek dan Ricek
a. Casting
b. Lokasi
c. Equipment
d. Transportasi
e. Konsumsi f. Akomodasi
18
P
RO
DU
KS
I
Shooting
19
a. Cek Talent
20
b. Cek Peralatan
21
c. Cek Lokasi
27
22 d. Cek Property
23 e. Daily Production
Report
24
Evaluasi Shooting
25
P
AS
CA
PR
OD
UK
SI
Editing
a. Offline b. Online
26
Suara
a. Mixing
b. Efek c. Musik
27
Pelengkapan Dispro
28 Laporan Editing dan Evaluasi
Akhir
29 Pengumpulan Karya Dispro
28
TABEL III.2
BREAKDOWN BUDGETING
Production Company : Belakang Terminal Produser : Nindita Eka Agustin
Project Title : Sepeninggal Director : Muhamad Iqbal
Duration : 20 Menit Tayang : Juli – Agustus 2018
NO ITEM UNIT RATE AMOUNT NOTES
PRA PRODUKSI
1 Perizinan RT Rp. 150.000 Ketua RT, Ketua RW, Remaja
2 Booking Talent 4 Rp. 3.250.000 2 Day Oses Agency
3 Sewa Rumah 1 Rp. 1.100.000 2 Day Ulujami, Pesanggrahan Jakarta Selatan
4 Fotokopi Naskah (Dll) 10 Rp. 200.000 Lintau Jaya
PRODUKSI (TEKNIK)
5 Sony Nex VG - 30 2 Rp. 1.600.000 2 Day BSM
6 Paket Audio 3 Rp. 1.000.000 2 Day BSM
7 Lighting 15 inch 3 Rp. 450.000 2 Day BSM
8 Lighting 7 inch 2 Rp. 150.000 2 Day BSM
9 Monitor 7 inch Bestview 4K 1 Rp. 300.000 2 Day BSM
10 Boom mic Seinheiser 3 Rp. 268.000 2 Day BSM
11 Lensa Canon 24 - 70 L2 usm 2 Rp. 350.000 2 Day BSM
12 Lensa Canon Ef 16-35 mm 1 Rp.150.000 1 Day BSM
13 Headphone seinheiser 2 Rp.40.000 2 Day BSM
14 Adapter Canon EF lensa (comlite) 3 Rp. 150.000 2 Day BSM
PRODUKSI (ARTISTIK)
15 Properti (Tanaman Hias) 3 Rp. 40.000 Mulia Berkah Tani
29
16 Make Up 2 Rp. 32.000 Berkah Jaya
17 Sterofoam, Lakban, Spidol, Karton 1 Rp. 41.000 Ratna Copy Center
18 Bingkai Foto 1 Rp. 15.000 Ratna Copy Center
PRODUKSI (UNIT)
19 Sewa Mobil 2 Rp. 750.000 Rental Mobil
20 Tisu Kapas Rp. 62.000
21 Baterai Alkaline 5 Rp. 150.000 Alfamart
22 Ongkos Transportasi Nek Acih 1 Rp. 337.000 2 Day Grab
23 Ongkos Transport Bu Dewi 1 Rp. 287.000 2 Day Grab
24 Gas Elpiji 1 Rp. 165.000 Agen
25 Iuran Sampah Rp. 25.000
26 Mobil Properti 1 Rp. 30.000 Grab
27 Konsumsi Hari ke 1, Rokok, Buah Rp. 926.500
28 Konsumsi Hari ke 2 Rp. 391.000
29 Konsumsi Hari ke 3 Rp. 313.000
30 Fotokopi, Pulpen Rp. 287.000 Dua Saudara copy center
31 Lampu bulb led 7W, 5W, 3W Rp. 60.000 Ace Hardware
PASCA PRODUKSI
31 Konsumsi Rp. 225.000
32 Fotokopi Rp. 309.000 Berlian jaya percetakan
33 Scan, Materai, Cetak Rp. 156.500 Lintau Jaya
30
TOTAL KESELURUHAN =
1. Patungan Produksi : 8 X Rp. 2.000.000 = Rp. 16.000.000 (Enam Belas Juta Rupiah)
2. Pra Produksi = Rp. 4.700.000 (Empat Juta Tujuh Ratus Ribu Rupiah)
3. Produksi = Rp. 8.369.500 (Delapan Juta Enam puluh satu lima ratus rupiah)
4. Pasca Produksi = Rp. 690.500 (Lima ratus tiga puluh ribu lima ratus rupiah)
DANA TERPAKAI = Rp. 13.760.000 (Tiga belas juta tujuh ratus enam puluh ribu rupiah)
SISA = Rp. 2.240.000 (Dua Juta dua ratus empat puluh ribu rupiah)
31
TABEL III.3
SHOOTING SCHEDULE
Production Company : Belakang Terminal Produser : Nindita Eka Agustin
Project Title : Sepeninggal Director : Muhamad Iqbal
Duration : 20 Minute Tayang : Juli – Agustus 2018
NO HARI DAN TANGGAL WAKTU PELAKSANAAN KEGIATAN SCENE KARAKTER
1. Kamis, 28 Juni 2018 05.30 – 06.30 Wake Up Call Crew
2. 06.30 – 07.30 Set Lokasi
3. 07.30 – 08.30 Setting Equipment
4. 08.30 – 09.30 Pengambilan Gambar (Kamar) 7 Lastri
5. 09.30 – 13.00 Pengambilan Gambar (Ruang Tamu, Ruang Tv)
6, 8 Arlin, Lastri, Surya, Roni
6. 13.00 – 14.00 ISHOMA (break)
7. 14.00 – 16.00 Pengambilan Gambar ( Kamar, Dapur)
11, 15 Lastri, Roni, Surya, Arlin
8. 16.00 – 17.30 Pengambilan Gambar ( Teras) 23, Lastri, Surya, Roni, Arlin
9. 17.30 – 19.00 ISHOMA (break)
10. 19.00 – 21.00 Pengambilan Gambar ( Kamar) 2, 5 Lastri, Arlin
11. 21.00 – 21.30 Pengecekan Peralatan
12. 21.30 SAYONARA
13.
Jumat, 29 Juni 2018
06.00 – 07.00 Wake Up Call Crew
14. 07.00 – 08.30 Persiapan, Pengecekan alat
15. 08.30 – 12.00 Pengambilan gambar (Ruang 3, 4, 8, Roni, Surya, Arlin, Lastri
32
Tamu, Dapur, Teras) 10, 12, 13
16. 12.00 – 14.00 ISHOMA (break)
17. 14.00 – 17.30 Pengambilan gambar (Teras, Dapur, Ruang Tamu)
19, 16, 17, 21, 22
Lastri, Arlin, Surya , Roni
18. 17.30 – 18.00 Pengambilan Stock Shoot
19 18.00 – 19.00 Pengecekan Alat
20. 19.00 – 20.00 Merapikan lokasi
21. 20.00 – 21.00 Evaluasi Crew
22. 21.00 – 22.00 Pengembalian Equipment
23. 22.00 SAYONARA
33
TABEL III.4
DAILY PRODUCTION REPORT
Production Company : Belakang Terminal Produser : Nindita Eka Agustin
Project Title : Sepeninggal Director : Muhamad Iqbal
Duration : 20 Minute Location : Ulujami, Pesanggrahan (DAY 1)
Keterangan Terjadwal Pelaksanaan
Wake Up Call Crew 05.00 06.00
Make Up Call 08.00 09.00
Costume Call 09.00 09.00
Makan Siang 13.00 13.00
Makan Malam 18.00 18.30
Porsi Catering Dipesan Realisasi
Makan siang Dipesan 15 Porsi
Makan Malam Dipesan 12 Porsi
Peran Pemeran Usia Costume On Set Pulang/Inap
Sunarsih Lastri 70 Daster 08.00 Pulang
Bambang Supriyadi Surya 45 Kemeja Merah dan Celana Bahan 08.30 Pulang
Opy Dewi Ariandini Arlin 45 Blus putih, daster dan Celana Kulot 09.00 Pulang
Abib Syahputra Roni 30 Kaos dan Celana Jeans 10.00 Pulang
34
DAILY PRODUCTION REPORT
Production Company
Project Title
Duration
: Belakang Terminal
: Sepeninggal
: 20 Minute
Produser
Director
Location
: Nindita Eka Agustin
: Muhamad Iqbal
: Ulujami, Pesanggrahan (DAY 2)
Keterangan Terjadwal Pelaksanaan
Wake Up Call Crew 07.00 08.00
Make Up Call 09.00 10.00
Costume Call 10.00 10.30
Makan Siang 13.00 13.30
Porsi Catering Dipesan Realisasi
Makan siang Dipesan 13 Porsi
Peran Pemeran Usia Costume On Set Pulang/Inap
Sunarsih Lastri 70 Daster 09.00 Pulang
Bambang Supriyadi Surya 45 Kemeja Merah dan Celana Bahan 10.00 Pulang
Opy Dewi Ariandini Arlin 45 Blus putih dan Celana Kulot 10.00 Pulang
Abib Syahputra Roni 30 Kaos dan Celana Jeans 10.00 Pulang
35
TABEL III.5
EQUIPMENT LIST ( CHECK LIST HARIAN)
Production Company : Belakang Terminal Produser : Nindita Eka Agustin
Project Title : Sepeninggal Director : Muhamad Iqbal
Duration : 20 Minute Tayang : Juli – Agustus 2018
NO NAMA SERI JUMLAH KETERANGAN
1. Kamera Sony NEX VG-30 1 Sewa
2. Lensa Canon 24-70 L2 usm 1 Sewa
3. Monitor Bestview 4K 7 inch 1 Sewa
4. Lensa Canon Ef 16-35 mm 1 Sewa
5. Boom Mic Sennseiser MKH - 416 2 Sewa
6. Audio Recorder TASCAM DR680-MKII Zoom H6N
1 Sewa
7. Clip On Wireless clip on Sennheiser G3 3 Sewa
8. Kabel Audio Audio cable XLR to XLR 15m 2 Sewa
9. Lighting 15 inch Bi-color (Felloni) 2 Sewa
10. Lighting 7 inch Aputure AL-198C 1 Sewa
11. Headphone Sennheiser 1 Sewa
12. Adapter Lensa Canon EF (Comlite) 1 Sewa
13. Baterai Alkaline 24 Beli
36
TABEL III.6
CALL SHEET
Production Company : Belakang Terminal Produser : Nindita Eka Agustin
Project Title : Sepeninggal Director : Muhamad Iqbal
Duration : 20 Minute Tayang : Juli – Agustus 2018
KRU / CREW
NO NAMA JOBDESK NOMOR TELEPON/HP
1 Muhamad Iqbal Sutradara 0895-0529-xxxx
2 Agus Dwi Santoso Penulis Naskah 0858-1151-xxxx
3 Rifaldi Kusumah Penata Kamera 0812-8925-xxxx
4 Modica Septiarini Penata Artistik 0812-9827-xxxx
5 Ahmad Subekti Penata Cahaya 0838-0828-xxxx
6 Fahmi Ifanda Penata Suara 0823-1095-xxxx
7 Asri Riski Nurhaki Penyunting Gambar 0858-1480-xxxx
PEMERAN / TALENT
NO NAMA PERAN NOMOR TELEPON/HP
1 Sunarsih Ibu Lastri 0878-8520-xxxx
2 Bambang Supriadi Surya 0878-7676-xxxx
3 Opy Dewi Ariandini Arlin 0813-8083-xxxx
4 Abib Syahputra Roni 0857-7475-xxxx
37
Proses Kerja Sutradara
Sutradara adalah seseorang yang mempunyai profesi menyelenggarakan
produksi, mulai dari menganalisis naskah, mengkreasikan rekayasa artistik,
memindahkan bahan tulisan ke dalam bahasa visual, memimpin kerabat kerja televisi
di berbagai bidang atau profesi, seperti pernata kamera, penata lampu, dan lain-lain,
hingga menjadi tontonan yang berbobot dan dapat dinikmati. Semua tugas yang
menjelaskan istilah sutradara ialah tugas-tugas seorang sutradara sehingga sutradara
tidak sekadar memproduksi program acara yang sudah disiapkan oleh orang lain.
Tetapi ia harus membuat karya yang bersifat analitis, artistik, akademis, dan
organisatoris. (Naratama, 2013:11)
Seorang sutradara jika ia tidak memiliki visi untuk sebuah drama yang sedang
dikerjakannya dan sebuah persiapan yang jelas yang terjadi akan tidak memiliki
sebuah penyataan untuk kesan dari drama tersebut.
Nilai bersifat ide atau abstrak. Nilai bukanlah suatu fakta yang dapat ditangkap
oleh indra. Tingkah laku perbuatan manusia atau sesuatu yang mempunyai nilai itulah
yang dapat ditangkap oleh indra, karena ia bukan fakta yang nyata. Tugas teori nilai
adalah menyelesaikan masalah etika dan estetika. Dalam pembahasan tentang nilai ini
banyak teori yang dikemukakan oleh beberapa golongan yang mempunyai padangan
berbeda terhadap nilai itu. (Andi Fachrudin, 2011;56)
Sebuah semangat, kejutan dan keindahan, semua aturan yang harus dimiliki
sutradara harus terjadi untuk dapat memindahkan rasanya kepada penonton dan
penonton dapat merasakan kesan dramatik dalam drama tersebut.
Dalam pemahaman terhadap sutradara, sutradara harus mampu memadukan
antara pengetahuan dan naluri berkesenian. Pengetahuan dibutuhkan untuk
memberikan ruang keilmuan agar karya yang diproduksi tidak terkesan ringan dan
tidak mempunyai tujuan. Naluri bekesenian ditunjukkan kepada kemampuan
mengekpresikan diri dalam karya estetika dan seni visual. Hal-hal tersebut lahir dari
sutradara itu sendiri, dari apa yang dicium, dirasakan, didengar oleh seluruh panca
indra manusia.
38
Pra Produksi
1. Interpretasi Naskah
Ketika membaca naskah pertama kali akan terjadinya pemikiran yang luas dan
menimbulkan kesan yang acak, kesan pertama seperti bertemu kenalan baru
kemudian menjadi keakraban. Hasil dari intepretasi naskah tersebut akan menyangkut
isi cerita, lokasi, waktu, detail karakter dan apa yang diungkapkannya, latar belakang
dari karakter, dan semua hal tersebut berhubungan dengan estetika dan artisik dalam
drama tersebut.
Analisa mengenai ide yang sudah dikembangkan selanjutnya didiskusikan
bersama divisi lainnya, penata kamera, penata cahaya, penata artistik, penata suara,
dan editor untuk dibedah sesuai kebutuhhan divisi masing-masing.
2. Pencarian Lokasi
Setelah skenario didiskusikan dan dibedah oleh semua divisi, sutradara
beserta produser dan semua divisi melakukan pencarian lokasi yang sesuai dengan
yang dibutuhkan. Setting lokasi yang dibutuhkan dalam drama televisi
“SEPENINGGAL” adalah rumah dengan konsep sederhana.
Sutradara melakukan pengarahan untuk mencari lokasi kepada penata kamera,
penata artistic dan penata suara. Kemudian sutradara bersama dengan penata kamera,
penata artistik dan penata suara berdiskusi untuk menetukan lokasi berdasarkan
hunting tersebut. Lokasi yang digunakan pada “SEPENINGGAL” dan sudah
disetujui oleh produser dan penulis skenario juga divisi lainnya yaitu rumah di daerah
Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Alasannya karena rumah merupakan model lama
namun masih terlihat sangat baik.
39
3. Casting
Casting adalah proses pemilihan pemain sesuai dengan karakter dan peran
yang akan diberikan atau kegiatan dalam memimpin, membimbing dan mengarahkan
para pelaku ketika dilakukan persiapann memproduksi sebuah program. (Rusman
Latief dan Yusiatie Utud, 2017;181)
Hasil dari deskripsi karakter yang dihasilkan dari interpretasi naskah
digunakan untuk mengisi setiap pemain yang dibutuhkan. Casting akan berfungsi
untuk mengetahui fisik, psikologis dan emosional dari setiap calon pemain yang akan
berlakon di dalam drama.
Dalam memilih beberapa tokoh yang berlakon dalam “SEPENINGGAL”
sutradara dibantu dengan produser dan penulis naskah untuk memilih beberapa tokoh
dalam sebuah agency talent dan model untuk menentukan karakter tokoh yang
diinginkan dikarenakan menghindari terjadinya kekakuaan menghadapi kamera dan
memakai pengalaman yang dibutuhkan.
4. Latihan/Rehearsal
Menurut Latief dan Utud (2013;183) rehearsal adalah latihan yang dilakukan
sebelum pengambilan gambar untuk siaran langsung atau rekaman.
Dibutuhkannya kesamaan persepsi visi dan misi terhadap penokohan yang ada
dalam skenario dengan setiap pemain dengan sutradara. Pada latihan sutradara dan
setiap pemain duduk bersama melakukan reading untuk membaca bagian dari dialog
dan latihan berlakon dan terjadinya evaluasi hasil dari latihan keseluruhan tersebut.
40
5. Menentukan Peralatan
Semua orang berdiskusi apa yang dibutuhkannya. Membuat daftar dengan apa
melakukan pengambilan gambar, lensa yang akan di gunakan, pengambilan suara,
penata cahaya, melakukan edit hasil dari drama dan berapa lama peralatan tersebut
akan digunakan.
6. Perencanaan Shot
Bersama dengan penata fotografi merumusukan dan menyusun treatment shot
pada setiap scene yang ada dalam scenario. Sutradara juga akan membuat floor plan
untuk peletakan kamera setelah berdiskusi dengan penata fotografi. Bersama penata
fotografi membuat storyboard untuk membantu pengadeganan dan pengambilan
gambar yang dibantu oleh story board artist.
Produksi
1. Analisa mise en scene
Mise en scene adalah segala hal yang terletak di depan kamera yang akan
diambil gambarnya dalam sebuah produksi. Mise en scene terdiri dari set, tata rias
karakter, pencahayaan serta pemain, dan termasuk pergerakkannya. Unsur-unsur mise
en scene secara keseluruhan mampu mendukung naratif serta membangun suasana
dan mood dalam drama (Himawan Pratista, 2017:24)
2. Breakdown Shot
Bersama penata fotografi menentukan bagaimana cara kerja pengambilan
gambar yang akan dilakukan berdasarkan hasil latihan dan floor plan yang
sebelumnya untuk setiap adegannya.
41
3. Melakukan Pengambilan Gambar
Berkoordinasi dengan seluruh tim produksi untuk melakukan pekerjaannya
dengan benar dan tepat dan cepat. Penata set mengecek ulang lagi, apakah sudah
ditempatkan di tempat yang benar atau salah tempat. Asisten sutradara untuk
mengumpulkan seluruh pemain ke posisi yang seharusnya. Pemeriksaan pakaian,
rambut, dan make-up. Lampu yang digunakan. Penata fotografi untuk
mensinkronasikan lensa dengan para pemain. Semuanya akan berhubungan dengan
apa yang akan dilihat di layar.
Sutradara akan mengawasi terus aspek-aspek penting tersebut dan gangguan
suara, sutradara memeriksa juga kontinitas dalam pengambilan gambar, dan sutradara
mengambil keputusan yang cepat dan tepat apabila ada persoalan di dalam lapangan
atau dalam pengambilan gambar.
3.2.3 Pasca Produksi
Pasca Produksi ialah proses penyelesaian akhir dari produksi. Biasanya istilah
ini digunakan pada proses editing. Selain itu sutradara bertanggung jawab untuk hasil
akhir proses editing (Naratama, 2013;23)
Dalam pasca produksi sutradara mengawasi dalam pengerjaan penyuntingan
gambar menyusun setiap shot hingga tersusun dengan baik sampai akhirnya menjadi
cerita yang baik dan enak ditonton.
Melakukan evaluasi dan diskusi dengan penata musik mengenai ilustrasi
musik dan evaluasi terhadap preview hasil mixing berdasarkan konsep suara yang
42
telah ditentukan sebelumnya. Setelah tersusun dengan rapi semuanya, sutradara
evaluasi kembali mengenai konsep warna yang ditentukan pada saat pra produksi.
Peran dan Tanggung Jawab Sutradara
Menurut Naratama 2013:28 :
1. Sutradara Sebagai Pemimpin
Jiwa kepemimpinan itulah modal utama dari seorang sutradara, tanpa jiwa
kepemimpinan / leadership yang dimiliki seorang sutradara, tidak akan pernah ada
karya seni yang tercipta sesuai dengan apa yang diinginkan dalam menyajikan drama
untuk ditayangkan atau disiarkan.
Sutradara harus memiliki visinya untuk drama yang sedang dikerjakannya dan
berpegang teguh terhadapnya dan dapat menyampaikan visinya dengan baik kepada
seluruh crewnya.
Sutradara memiliki peran yang sangat penting dalam sebuah pembuatan
drama dari pra produksi, produksi sampai pasca produksi, seorang sutradara harus
mampu menguasai sebuah konsep baik dalam sisi naratif maupun sinematik dalam
drama, juga mampu mengkordinasikan apa yang ada di dalam pikiran seorang
sutradara kepada semua divisi lainnya / kru yang bertugas. Sampai akhirnya seorang
sutradara sebagai pencari solusi masalah yang terjadi antara divisi dari sisi teknik
sampai sisi naratif.
2. Sutradara sebagai Seniman
Sebagai kreator yang bertanggung jawab terhadap karya akhir tayangan audio
visual, seorang sutradara dituntut untuk menjadi seorang seniman yang mempunyai
43
cita rasa yang tinggi tentang suatu nilai kesenian dan kebudayaan, disinilah peran
sutradara perlu mempunyai pemahaman estetika dasar terhadap seni rupa merupakan
kebutuhan utama, selain wawasan dan pengetahuan secara umum.
Sutradara merupakan orang yang memiliki pengawasan dan pengetahuan
mengenai kesenian sehingga ia mengerti apa yang sedang dikerjakannya dan
memiliki ciri khasnya sendiri terhadap suatu gambar atau cerita sehingga penonton
yang menonton dapat mengerti dengan apa yang sedang dilihatnya.
3. Sutradara sebagai Pengamat Program dan Pemasaran Televisi
Kalau sebenarnya seorang sutradara sudah menjadi seorang seniman dengan
imajinasi tanpa batas maka selanjutnya seorang sutradara juga harus berperan
menjadi seorang pengamat pemasaran televisi yang justru membatasi dirinya atas
sebuah karya yang diciptakannya.
Seorang sutradara harus paham akan selera yang diminati untuk penontonnya
dan tidak menimbulkan kesan yang negatif dalam sebuah karyanya sehingga tidak
menimbulkan kontroversi.
4. Sutradara sebagai penasihat teknik
Seorang sutradara harus mampu menguasai teknik dalam setiap penciptaan
karya, dalam hal ini semua keputusan teknik di dalam sebuah proses penciptaan karya
seorang sutradara yang berhak untuk menentukan, karena seorang sutradara sudah
mengetahui apa yang ingin ditampilkan di dalam karyanya.
Sutradara mengambil keputusan dalam sebuah penciptaan karya, termasuk
juga teknik. Sutradara memiliki konsepnya mengenai karya yang akan dikerjakannya.
44
Mengambil beberapa keputusan yang terjadi sehingga proses yang terjadi kedepannya
berjalan dengan sesuai apa yang diinginkannya.
Proses Penciptaan Karya
a. Konsep Kreatif
Seorang sutradara dituntut untuk menjadi seorang seniman yang mempunyai
cita rasa yang tinggi tentang suatu nilai kesenian dan kebudayaan, disinilah peran
sutradara perlu mempunyai pemahaman estetika dasar terhadap seni rupa merupakan
kebutuhan utama, selain wawasan dan pengetahuan secara umum (Naratama,
2013;28).
Sutradara bersama penulis skenario bekerja sama menyusun dan memperbaiki
dari sebuah cerita dasar mengenai keluarga. Terjadi banyak perubahan yang dasar
ceritanya adalah keluarga. Pergantian tema besar secara keseluruhan terjadi karena
terdapatnya referensi yang baru, namun tetap berdasarkan tema yang dari awal ingin
diceritakan.
Lastri adalah seorang lansia yang masih berduka sepeninggalan suaminya,
anak-anaknya yang khawatir mengajaknya untuk pindah. Pendekatannya dalam
drama ini adalah sebuah efek yang terjadi ketika ditinggal oleh orang tersayang.
Temanya merupakan perpindahan dari satu tempat ke tempat yang lain melalui
perasaannya yang diwakili oleh rumah dan setiap karater yang berperan. Perwakilan
dalam karakter drama ini adalah orang-orang yang terlibat dalam perpindahan
tersebut.
45
Perubahan dari karakter terjadi perlahan-lahan dengan tempo yang lambat, ada
perasaan kehampaan juga dalam drama dan sebuah puisi yang terjadi. Setiap karakter
memiliki perannya yang terjadi untuk menghantar kepada sebuah konflik ke yang lain
dalam sebuah drama.
b. Konsep Produksi
Dalam proses produksi mengarahkan seluruh tim untuk memulai kegiatan
produksi sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan sebelumnya oleh produser dan
disepakati bersama.
Selaku sutradara mengarahkan khususnya untuk penata artistik menyiapkan
setting lokasi dan properti untuk proses pengambilan gambar selanjutnya dalam
menghemat waktu. Penyesuaian lokasi dengan cerita yang akan diceritakan
berdasarkan naskah merupakan konsep tata artistik kelas menengah dengan
penggunaan banyak-banyak bunga yang terdapat dalam rumah.
46
Sutradara mengarahkan setiap pemain dari setiap adegan yang akan diambil
juga menjelaskan bagaimana mereka berekspresi di dalam setiap adegan untuk
sebuah penekanan sehingga ekspresi akan lebih terasa untuk semua yang
menyaksikan tentang apa yang sedang dirasakan.
c. Konsep Teknis
Seorang sutradara harus mampu menguasai teknik dalam setiap penciptaan
karya (Naratama, 2013;28). Di dalam drama televisi “SEPENINGGAL“
memperhatikan dengan detail dalam setiap pengambilan shoot di dalam sebuah
adegan, selain itu juga memperhatikan dengan detail setiap adegan yang diperankan
tokoh untuk mencapai karakter yang dibutuhkan di dalam skenario.
Pada aspek visual menggunakan efek zoom untuk mempertebal penceritaan
melalui aspek visual, dan penekanan dalam sebuah cerita yang semakin kelam. Selain
itu konsep eye level untuk mendapatkan rasa perasaan karakter yang sama dengan
penonton.
47
Tata cahaya middle key dengan cahaya yang sama rata, yang banyak
digunakan untuk pentas drama keluarga. Konsep audio menggunakan dengan
beberapa masukan ambience dan atmosphere dari setiap adegan untuk menambahkan
kesan kekeluargaan dan menambahkan kedekatan dengan yang terjadi terhadap
penonton.
Kendala Produksi dan Solusinya
Di dalam proses pembuatan ada berbagai kendala yang terjadi di dalam
lapangan, hal tersebut penulis bicarakan dengan divisi lainnya dan pada akhirnya
mendapatkan solusi yang disepakati bersama.
Adapun masalah yang terjadi di dalam produksi sebagai berikut :
Kendala :Saat proses produksi, salah satu properti yang digunakan, kursi,
mengalami patah.
Solusi :Untuk meminimalisir waktu, sutradara memutuskan untuk mengganti
ke adegan selanjutnya yang tidak melibatkan property tersebut.
Menunggu penata artistik untuk memberbaiki kursi tersebut dan
kemudian kembali melanjutkan produksi ke adegan yang sebelumnya.
Kendala : Pada hari kedua shooting, kendala yang terjadi ialah beberapa
pemeran yang harus mengambil bagiannya untuk beradegan
mengalami keterlambatan datang.
48
Solusi : Sesuai jadwal yang harus terus berjalan dan sudah dijadwalkan,
sutradara memutuskan untuk kembali mengganti ke adegan
yang pemerannya sudah datang terlebih dahulu.
49
Lembar Kerja Sutradara
KONSEP PENYUTRADARAAN
Menggunakan 3 dasar konsep penonton dalam pengembangan ide berdasarkan
filosofi dari konsep penyutradaraan itu sendiri, adapun ketiga konsep penonton yang
digunakan dalam produksi yaitu :
What People Want To See atau apa yang ingin penonton lihat atau saksikan,
kegelisahan dan kesedihan dari setiap karakter setelah ditinggal oleh ayahnya atau
suami, dari berbagai karakter mengalami efek yang berbeda-beda setelah peninggalan
tersebut.
What People Need To See atau apa yang dibutuhkan penonton untuk dilihat,
dengan menampilkan adegan peduli dengan setiap karakternya. Setiap karakter yang
saling peduli dengan karakter lainnya.
What People Want And Need To Seeatau apa yang ingin dan dibutuhkan
penonton untuk dilihat, efek kelanjutan dari setiap adegan penceritaannya, seorang
anak yang kepingin kalau ia cepat melupakan ayahnya dan penyelesaian dalam
sebuah drama tersebut.
Penonton dapat menyimpulkan bahwa drama ini merupakan sebuah efek dari
peninggalan orang tersayang. Dari setiap karakter mengalami efek yang berbeda-beda
dalam penceritaannya mereka tmengalami hal yang sama setelah ditinggal keluarga
tersayangnya.
Element Of The Shot untuk kebutuhan dalam SEPENINGGAL dengan
memenuhi keseluruhan unsurnya yaitu motivasi, informasi, komposisi, suara, kamera
angle, dan kontunuitas
50
Konsep yang memenuhi unsur motivasi adalah shot dimana pada setiap
pengambilan gambarnya memiliki arti untuk setiap penyambungan gambar dari setiap
isi cerita. Untuk sebuah efek yang dirasakannya, seperti ketika adegan Lastri yang
seolah berbicara kepada suaminya yang sudah tiada namun dalam keadaan kamera
full shot, menunjukan lastri yang sendiri di dalam sebuah ruangan dan tidak bersama
siapapun
Unsur informasi yang dikonsepkan untuk memberikan secara jelas tentang
informasi shotyang diambil. Seperti ketika adegan hanya diam saja ketika mendengar
sebuah informasi yang diberikan salah satu pemeran bahwa yang terjadi pada sebuah
keluarga tersebut tidak mengerti dengan apa yang sedang terjadi.
Komposisi dalam unsur element of the shotini memiliki arti yang sangat
penting. Sutradara membuat komposisi ini ke dalam konsep penyutradaraan. Guna
menghasilkan nilai estetika dan unsur naratif dalam setiapshot. Sehingga dapat
membuat penampilan gambar yang dapat dinikmati dengan penonton. Bagian yang
termasuk dalam unsur komposisi ini adalah framing, illusion of depth, subject or
object dan warna.
Dalam unsur suara, konsepnya merupakan suara dengan masukan atmosphere
dan ambiance sebagai mempertegas keadaan yang lebih dekat kepada penonton. Dan
memasuki beberapa musik untuk juga memepertegas suasana
Dengan bagian kamera angle, dengan menempatkan sudut pandang eye level
dapat memposisikan yang sama dengan mata penonton agar penonton merasakan
sebagai yang merasakan drama SEPENINGGAL dengan tidak melanggar garis
imajiner yang telah ditentukan
51
Kontunuitas, kelanjutan dari setiap scene dengan properti yang berada atau
pakaian yang digunakan untuk setiap scene. Perpindahan dari satu jam ke jam yang
lain dengan mengikuti warna yang digunakan agar penonton tidak kebingungan
dengan cerita.
Konsep Artistik, sesuai dengan skenario yang hanya memiliki satu tempat
yang digunakan, rumah. Keseluruhan scene yang terdapat dalam skenario adalah 20
scene dengan rincian memiliki set berada dalam kamar, ruang tv, dapur, ruang tamu
dan teras. Dengan menggunakan konsep realis atau yang memiliki kesamaan dengan
penonton, dengan tidak berlebihan menggunakan artistik. Pengunaan artistik yang
dekat dengan penontonnya.
Rumah yang digunakan dengan konsep sederhana rumah di tengah Jakarta
yang dimiliki oleh seorang keluarga yang tinggal sudah puluhan tahun. Namun
konsep rumah tersebut bukanlah konsep rumah jenis klasik.
Konsep pakaian atau wardrobe, dengan drama televisi SEPENINGGAL
yang memiliki 1 hari durasi sesuai skenario dari tengah malam sampai ketika malam
lagi. Pakaian untuk pemeran Lastri yang sudah lansia dengan banyak menggunakan
daster dengan motif bunga sesuai dengan kebiasaannya yang mengoleksi bunga di
dalam rumahnya. Surya, anak pertama, dengan sikap wibawanya ia menggunakan
kemeja berwarna merah untuk dan celana bahan. Arlin, anak kedua, yang merupakan
ibu muda, menggunakan dua pakaian, seperti daster ketika tidur dan blus yang ia
gunakan untuk sepanjang durasi SEPENINGGAL. Terakhir, Roni, yang merupakan
anak terakhir dengan kebiasaan cueknya, ia hanya menggunakan kaos di dalam
rumah saja.
52
Make-up, dengan drama televisi bertema keluarga yang dekat dengan
penontonnya, tidak menggunakan make-up yang berlebihan, dengan hanya natural
saja agar kesan dekat dengan penonton dan realis.
Konsep sinematografi yang terdiri dari type of shot, kamera angle, kamera
movement, pencahayaan, dan warna.
Type of shot, penggunaan full shot digunakan untuk penjelasan sebuah
kesepian yang berada dalam rumah tersebut, menjelaskan keseluruhan aktifitas
keluarga. Medium shotdigunakan untuk ketika berdialog dan close up untuk
mempertegas sebuah pernyataan dan ekspresi.
Kamera angle, konsep eye level untuk mendapatkan rasa-perasaan karakter
yang sama dengan penonton.Kamera movement, hanya menggunakan still, untuk
mendapatkan kesan kosong setelah ditinggal oleh keluarga
Pencahayaan, Tata cahaya middle key dengan cahaya yang sama rata, yang
banyak digunakan untuk tema keluarga untuk mendapatkan cahaya yang normal
seperti biasa penonton rasakan atau realis
Warna, warna yang digunakan ketika proses berlangsungnya pengambilan
gambar yang dilakukan oleh kamera adalah warna natural, dengan warna yang sudah
dipersiapkan untuk memasuki tahap pewarnaan melalui editing dengan mengikuti
warna sesuai dengan jam atau suasana sesuai jam seperti pagi, siang, sore, dan
malam.
Konsep tata suara yang terdiri dari speech,atmosphere/ambiance, danmusik
53
Speech atau yang diucapkan oleh pemeran, sesuai dengan skenario yang
sudah selesaiterdapat voice over dan dialog. Voice over ketika sedang berdoa dan
dialog ketika percapakan antar pemain sedang terjadi.
Atmosphere dan ambiance, untuk menambahkan kesan natural atau realis
dalam drama televisi SEPENINGGAL memasukkan beberapa suara-suara orang
yang berada di sekitar rumah, seperti suara berisik kendaraan motor atau suara yang
mengobrol di depan rumah atau hanya sekedar warga yang sedang melalui rumah
tersebut.
Musik, musik digunakan untuk mempertegas suasana, ketika suasana yang
turun mengalami kesedihan setelah ditinggal dengan memasukkan musik dengan
tempo lambat yang mengalun atau momen ketika merasakan kedatangan orang yang
ditinggal tersebut, memasukkan musik dengan rasa horror
Konsep editing mengenai metode penyambungan dan pewarnaan, dan font.
Untuk metode penyambungan dalam SEPENINGGAL dominan menggunakan cut to
cut untuk perpindahan yang dinamis untuk tidak meninggalkan efek yang berlebihan,
dan juga beberapa penggunaan dissolve. Pewarnaan yang digunakan dalam drama
televisi ini mengikuti warna-warna sesuai dengan pagi hari dan siang yang memiliki
warna putih, sore dengan warna orennya dan malam yang dominan warna biru atau
bluist. Dan terakhir penggunaan font yang digunakan adalah Corbel
54
TABEL IV.7
CASTING LIST Project Tittle : Sepeninggal Penata Kamera : Rifaldi Kusumah
Produser : Nindita Eka Agustin Director : Muhamad Iqbal
Durasi : 20 Menit Tayang : Juli – Agustus 2018
NAMA
KARAKTER CALON PEMAIN SIFAT FISIK
LASTRI
Murung, Sedih,
pendiam, selalu merasa
sepi
Tinggi, Kulit sawo
matang, mata sayup
55
SURYA
Pembawaan bijaksan
dan Bertanggung jawab
Tinggi, Kulit sawo
matang, badan berisi
ARLIN
Penyayang, lemah
lembut dan penurut
Kulit sawo
matang,rambut panjang,
56
RONI
Cuek, seorang pemimpi,
penyayang
Tinggi, badan berisi, kulit
sawo matang
57
TABEL IV.8
DIRECTOR TREATMENT Project Tittle : Sepeninggal ` Penata Kamera : Rifaldi Kusumah
Produser : Nindita Eka Agustin Director : Muhamad Iqbal
Durasi : 20 Menit Tayang : Juli – Agustus 2018
NO
SHOT
VISUAL
DESC
AUDIO
ATMOSPHERE SHOT
SIZE
MOVE
ANGLE
SCENE 1
1 1 MCU ZOOM EL Lastri mengigau Musik
2 2 CU ZOOM EL Lastri mengigau Musik
3 3 MS STILL EL Arlin Tidur Musik
4
4
MCU
STILL
EL
Arlin bangun
dalam keadaan
bingung
BU? IBU KENAPA?
Musik
5 5 MS PAN EL Arlin Musik
58
6
6
MCU
ZOOM
EL
Lastri tidur
kembali
Musik
SCENE 2
7
1
FS
STILL
EL
Bendera
KITA MENGANGKAT KEDUA
TANGAN SELEBARNYA/
Musik
8
2
CU
STILL
EL
Foto Bapak
MEMOHON AMPUN UNTUK
DOSA BAPAK KAMI
SEMOGA ADA DI SURGA
DAN KAMI DAPAT
MENGIKHLASKAN
SECEPATNYA
Musik
SCENE 3
9
1
FS
STILL
EL
Arlin sedang
membuat kopi
kopi
Musik
59
10 2 CU STILL EL Arlin bingung Musik
11
3
FS
ZOOM
EL
Arlin masih
bingung
PAK// BAPAK MAU MINUM
KOPI JUGA?
Musik
12 4 FS STILL EL Meja makan Musik
13
5
FS
ZOOM
EL
Arlin masih
bingung
Musik
14 6 CU STILL EL Arlin Musik
15
7
FS
STILL
EL
Arlin masih
penasaran
dengan apa yang
dilihatnya
Musik
16 8 FS STILL EL Meja makan Musik
SCENE 4
17
1
FS
STILL
EL
Surya dan Roni
sedang duduk.
RONI: KAKAK BAWA KOPI
60
Arlin
membawakan
kopi
18
2
CU
STILL
EL
Surya
ARLIN (O.S): TADI AKU LIAT
BAPAK DI BELAKANG
SURYA: BAPAK SIAPA?
19 3 MCU STILL EL Arlin ARLIN: BAPAK KITA LAH
20 4 CU STILL EL Surya SURYA: YAKIN ITU BAPAK?
21
5
MCU
STILL
EL
Arlin
ARLIN: IYA/ YAKIN
BANGET//
22 6 CU STILL EL Surya diam
23 7 CU STILL EL Roni diam
24
8
MCU
STILL
EL
Arlin
ARLIN: DI MEJA MAKAN
SURYA: BENERAN ITU
BAPAK?
61
ARLIN: BENER// TADI
MANGGIL-MANGGIL
25
9
CU
STILL
EL
Surya
SURYA: KAN BAPAK UDAH
MENINGGAL
26 10 MCU STILL EL Arlin
27 11 CU STILL EL Roni
SCENE 5
28 1 MCU STILL LA Kipas
29
2
MCU
STILL
EL.OTS
Lastr
menguncir
rambutnya
30
3
CU
STILL
HA
Tangan lastri
mengambil
bedak
31 4 MCU STILL EL. Lastri sedang
62
OTS berdandan
32 5 CU STILL EL Lastri
33
6
MCU
STILL
EL.
OTS
Lastri berbicara
LASTRI: KAMU DI SINI AJA
YA PAK
Musik
34
7
MS
STILL
EL
Lastri sendiri
dalam kamar
SCENE 6
35 1 MCU STILL EL SURYA Ceramah
36 2 MCU STILL EL RONI Ceramah
37 3 MCU STILL EL Lastri Ceramah
38 4 MCU STILL EL Arlin Ceramah
39
5
FS
STILL
EL
Sekeluarga
sedang
menonton TV
Ceramah
40 6 MCU STILL EL Surya SURYA: MAAF BU/ SAYA Ceramah
63
MAU NANYA// KIRA-KIRA
ALMARHUM BAPAK ADA
SANGKUT PAUTAN TIDAK?
MASALAH HUTANG-
HUTANG ATAU
BAGAIMANA// KALAU ADA
KAMI AKAN BANTU
41
7
FS
STILL
EL
Sekeluarga
LASTRI: SEPERTINYA TIDAK
ADA
SURYA: BENERAN BU TIDAK
ADA?
LASTRI: BENAR TIDAK ADA//
Ceramah
42 8 CU STILL EL Arlin Ceramah
43 9 CU STILL EL Roni Ceramah
44 10 FS STILL EL Sekeluarga SURYA: COBA IBU INGET- Ceramah
64
INGET DULU
45
11
CU
STILL
EL
Lastri
SURYA: KALAU-KALAU
BAPAK ADA SANGKUTAN
DENGAN ORANG LAIN KAMI
AKAN BANTU//
LASTRI: TERIMA KASIH
Ceramah
46 12 MCU STILL EL Surya SURYA: IYA Ceramah
SCENE 7
47
1
FS
STILL
EL
Sekeluarga
duduk
menonton tv
Ceramah
48 2 CU STILL HA Telepon SFX
49
3
FS
STILL
EL
Lastri akan
mengangkat
telepon, arlin
ARLIN: BIAR AKU SAJA BU
Ceramah
65
menghalangnya
50
4
MS
STILL
EL
Arlin
menelepon
ARLIN: HALO//
OH TANTE EVI
IYA TANTE/ GAPAPA//
KITA BAIK-BAIK AJA SEMUA
TANTE
TERIMA KASIH TANTE
Ceramah
51
5
FS
STILL
EL
Sekeluarga
ARLIN: TADI TANTE EVI/
KATANYA DIA GA BISA
DATANG
Ceramah
SCENE 8
52
1
MS
STILL
EL
Lastri
berwudhu
Adzan
53
2
MCU
STILL
EL
Lastri berdoa
LASTRI: BERI KAMI
KESALAMATAN YA ALLAH//
66
JAUHKANLAH KAMI DARI
GODAAN DAN PENYAKIT YA
ALLAH// AMIN
SCENE 9
54
1
FS
STILL
EL
Roni, Surya dan
Arlin
membicarakan
kepindahan
Lastri
RONI: IYA MAS/ TAPI SEMUA
KEPUTUSAN TERGANTUNG
IBU//
SURYA: IYA NANTI KITA
TUNGGU IBU YA//
ARLIN: MBAK IKUT
KEPUTUSANNYA AJA
55
2
CU
STILL
EL
Lastri keluar
kamar
56
3
MS
STILL
EL
Surya dan Arlin
SURYA: KEBETULAN ADA
IBU/ BU/ SEBENTAR BU/
67
SAYA MAU BICARA
57 4 CU STILL EL Lastri berjalan
58
5
FS
STILL
EL
Arlin pindah
tempat
duduknya
ARLIN: BU DUDUK SINI BU//
59
6
MS
STILL
EL
Surya dan
Lastri
SURYA: BEGINI BU/ADA
YANG MAU DIOMONGIN
SAMA IBU
LASTRI: NGOMONGIN APA
YA?
60
7
FS
STILL
EL
Sekeluarga
SURYA: SAYA/ KAMI MAU
NGAJAK IBU TINGGAL
DENGAN SAYA/ ARLIN/
ATAU RONI KARENAKA IBU
SEKARANG SENDIRI SAYA
68
KHAWATIR TERJADI APA-
APA NANTI BU
LASTRI: ENGGA USAH
61
8
CU
STIL
EL
Arlin
ARLIN: ATAU IBU MAU KITA
CARIIN ORANG BUAT
JAGAIN IBU?
62
9
MCU
STILL
EL
Lastri
LASTRI: ITU MALAH MAKIN
NGEREPOTIN/ IBU MASIH
BISA NGURUS DIRI SENDIRI
KOK
63
10
FS
STILL
EL
Sekeluarga
SURYA: IBU BENAR GAPAPA
SENDIRIAN?
64 11 MCU STILL EL Lastri LASTRI: GAPAPA
65
12
MCU
STILL
EL
Surya
SURYA: BU/ DI BELAKANG
KAN ADA KAMAR KOSONG//
69
KALAU BISA SAYA TINGGAL
DI SINI BU
66
13
MCU
STILL
EL
Lastri
LASTRI: RUMAH MU
BAGAIAMANA? ANAK-
ANAKMU BAGAIMANA?
67
14
MCU
STILL
EL
Surya
SURYA: ANAK-ANAK BISA
PINDAH NANTI KE SINI BU
68 15 MCU STILL EL Lastri LASTRI: ENGGA USAH
69 16 MCU STILL EL Surya
70
17
FS
STILL
EL
Sekeluarga
ARLIN: KALAU ARLIN
BAGAIMANA BU? ARLIN
UDAH LIAT-LIAT SD YANG
BAGUS BUAT RAKA DI SINI
LASTRI: TIDAK USAH/ BIAR
IBU SENDIRI AJA DI SINI//
70
BAPAKMU JUGA MASIH
JAGAIAN IBU KOK// GAPAPA
IBU SENDIRI DI SINI
SCENE 10
71 1 FS STILL EL Foto
72 2 MCU STILL EL Lastri tidur
SCENE 11
73
1
FS
STILL
EL
Surya, Roni dan
Arlin menonton
tv
Berita
74
2
CU
STILL
EL
Roni
RONI: MAS/ KATA IBU
BAPAK MASIH ADA DI
RUMAH//
Berita
75
3
FS
STILL
EL
Surya, Roni dan
Arlin menonton
SURYA: ITU CUMA
PERASAAN IBU AJA//
Berita
71
tv RONI: TAPI AKU NGERASAIN
BAPAK ADA DI SINI
SURYA: IYASIH/ KATANYA
ORANG YANG BARU
MENINGGAL ITU MASIH ADA
DI SEKITAR KITA
76
4
MCU
STILL
EL
Arlin
ARLIN: KASIH BANET YA ITU
RONI: SEMOGA
KELUARGANYA TABAH YA
ARLIN: AMIN
Berita
77
5
FS
STILL
EL
Surya, Roni dan
Arlin menonton
tv
Berita
SCENE 12
78 1 MS STILL EL Lastri sedang
72
tidur
79
2
FS
STILL
EL
Arlin membuka
horden jendela
ARLIN: BU BANGUN BU/
UDAH SIANG// AYO
BANGUN//
80
3
MS
STILL
EL
Lastri
terbangun
81
4
FS
STILL
EL
Lastri dan Arlin
LASTRI: IBU TADI MIMPIIN
BAPAK
82 5 MCU STILL EL Lastri
83
6
MCU
STILL
EL
Arlin ARLIN: IBU MIMPI BAPAK
KAYAK APA?
84
7
MCU
STILL
EL
Lastri
LASTRI: MIMPI BAPAK
JAGAIN IBU
ARLIN: CERITANYA KAYAK
APA BU?
73
LASTRI: IBU SENANG
SCENE 13
85
1
MS
STILL
EL
Lastri
merapihkan
tempat tidurnya
SCENE 14
86
1
MCU
STILL
EL
Lastri
tersenyum
kepada yang
disebelahnya
LASTRI: PAK/ IBU MAU
LIBURAN
87
2
MS
STILL
EL Lastri sendiri
dalam kamar
LASTRI: KE TEMPAT
REKREASI
88 3 MCU STILL EL Lastri senyum
SCENE 15
89 1 FS STILL EL Sekeluarga RONI: BU/ RUMAH BU
74
NENENG YANG TETANGGA
SEBELAH KOK TIDAK ADA
BU?
LASTRI: DIA UDAH LAMA
PINDAH//
RONI: TERUS IBU GAK
PENGEN PINDAH?
LASTRI: KAMU RON SUKA
BERCANDA
SCENE 16
90
1
MCU
STILL
EL
Surya
memperhatikan
dan Lastri
mengambil
tumpukan baju
LASTRI: INI BAJU-BAJU
BAPAK BUAT KALIAN
75
91
2
MS
PAN
RIGHT
LA
Lastri
membawa baju
dan
menaruhnya di
atas kasur
KALAU KALIAN TIDAK MAU/
DISUMBANGKAN AJA BUAT
YANG LAIN//
92
3
CU
STILL
LA
Roni
mengambil baju
RONI: INI MASIH BAGUS BU//
93
4
CU
STILL
EL
Lastri
memperhatikan
ARLIN: ITU COCOK BUAT
KAMI// MAS KAMU BENER
GAK MAU?
94
5
CU
STILL
EL
Arlin
mengambil baju
ARLIN: INI KAMU BENER
GAK MAU? COBAIN YA//
COBAIN DEH
95
6
MCU
PAN
LEFT
EL
Arlin jalan ke
Surya
76
96
7
CU
STILL
EL
Surya mencoba
bajunya
ARLIN: COCOK KAN
SURYA: IYA BAGUS// BUAT
AKU YA BU?
LASTRI: IYA
SCENE 17
97 1 MS STILL EL Arlin dan Roni
98
2
MS
STILL
EL
Surya dan
Lastri
RONI: BERASA SEPI YA//
ARLIN: MUNGKIN KARENA
BAPAK SUDAH TIDAK ADA//
99
3
MS
STILL
EL
Arlin dan Roni
RONI: AKU MENYESAL
BANGET/ AKU JARANG
PULANG KE RUMAH//
ARLIN: IYA MBAK JUGA
NYESEL// MBAK KAET
BANGET DENER KABAR
77
BAPAK MENINGGAL
100
4
MS
STILL
EL
Surya dan
Lastri
SURYA: YAUDAH//
SEKARANG KITA DOAIN AJA
BAPAK SEMOGA DIA BISA
TENANG DAN KITA BISA
IKHLAS NGELUPAINNYA
101
5
FS
STILL
EL
Sekeluarga
LASTRI: NGAPAIN KALIAN
NTESEL// BAPAK
MENINGGAL JUGA KARENA
KALIAN// EMANG KALIAN
GAK SAYANG BAPAK?
SURYA: BU KITA SEMUA
SAYANG SAMA BAPAK
SAMA IBU
RONI: AKU MINTA MAAF
78
KALAU JARANG PULANG KE
SINI
102
6
MCU
STILL
EL
Lastri
LASTRI: YANG PENTING
NANTI KALAU IBU
MENINGGAL KUBURKAN
AJA DEKAT MAKAM
BAPAKMU
103
7
MCU
STILL
EL
Surya
SURYA: IBU JANGAN
NGOMONG SEPERTI ITU//
KALAU KAMI ADA SALAH
MINTA MAAF SAMA BAPAK
SAMA IBU
104
8
MS
STILL
EL
Arlin dan Lastri
ARLIN: ARLIN JUGA MINTA
MAAF BU
105 9 FS STILL EL Sekeluarga LASTRI: KUBUR IBU DEKAT
79
BAPAKMU
SURYA: BU
106
10
MCU
STILL
EL
Lastri
LASTRI: KENAPA KALIAN
HARUS NGATUR-NGATUR
IBU? IBU AJA GAK PERNAH
NGATUR-NGATUR KALIAN
107
11
FS
STILL
EL
Sekeluarga dan
lastri pergi
SCENE 18
108 1 MCU STILL EL Lastri menangis
109
2
MCU
STILL
EL.
OTS
Lastri menangis
juga memegang
foto suaminya
SCENE 19
110 1 MCU STILL EL Roni menangis RONI: AKU MENYESEL
80
111
2
MCU
STILL
EL
Arlin hanya
diam
112 3 MCU STILL EL Surya
113
4
MCU
STILL
EL
Lastri
memegang foto
suaminya
SCENE 20
114
1
FS
STILL
EL
Sekeluarga
RONI: RONI MINTA
MAAF BU KALAU
ADA SALAH
LASTRI: SERING-
SERING YA MAIN KE
SINI// AJAK CUCU-
CUCU IBU NGINEP DI
SINI// KALIAN JUGA
81
NGINEP SINI
SURYA: IYA BU//
NANTI PAS LIBURAN
SAYA NGINEP SINI
SAMA ANAK-ANAK//
LASTRI: BENAR YA
JANGAN BOHONG//
115
2
MCU
TILT
UP
EL
Salim
116 3 MCU STILL EL Lastri sendiri
82
TABEL IV.9
SCRIPT BREAKDOWN SHEET Project Tittle : Sepeninggal Penata Kamera : Rifaldi Kusumah
Produser : Nindita Eka Agustin Director : Muhamad Iqbal
Durasi : 20 Menit Tayang : Juli – Agustus 2018
NO SCENE CAST WARDROBE LOCATION PROPERTI NOTES
1
1
Lastri,
Arlin
Lastri memakai daster motig
bunga warna ungu dan Arlin
memakai daster merah
Kamar
Kasur, 2 Bantal, 2 Guling, Lampu
Meja
Night
2
2
Teras Bendera Kuning dengan tulisan
nama bapak
Day
3 3 Arlin Arlin memakai pakaian blus Dapur Gelas, kompor, kopi, sendok, panci Day
4 4 Roni,
Surya
Roni memakai celana bahan
menggunakan kaus biru. Surya
Teras Bangku, Meja, dan dua gelas kopi,
2 buah kain di jemuran warna
Day
83
dan
Arlin
menggunakan celana bahan dan
kemeja warna merah. Arlin
memakai pakaian blus
merah dan hitam
5
5
Lastri Lastri memakai daster warna
biru motif bunga
Kamar Meja rias, Sisir, Peralatan Make
Up, dan lainnya
Day
6
6
Roni,
Lastri,
Surya
dan
Arlin
Roni memakai celana bahan
menggunakan kaus . Surya
menggunakan celana bahan dan
kemeja warna merah. Arlin
memakai blus motif bunga dan
celana warna putih. Lastri
menggunakan daster yang lain
motif bunga
Ruang Tv
Meja, Bangku, Tv, Piring, Gelas,
Telepon Rumah
Day
84
7
7
Roni,
Lastri,
Surya
dan
Arlin
Roni memakai celana bahan
menggunakan kaus . Surya
menggunakan celana bahan dan
kemeja warna merah. Arlin
memakai blus motif bunga dan
celana warna putih. Lastri
menggunakan daster motif
bunga warna
Ruang Tv
Meja, Bangku, Tv, Telepon
Rumah
Day
8
8
Lastri Lastri menggunakan daster
motif bunga warna biru
Kamar Ember, Gayung, Peralatan di
kamar mandi, Sajadah, Mukenah
Day
9
9
Roni,
Lastri,
Surya
dan
Roni memakai celana bahan
menggunakan kaus. Surya
menggunakan celana bahan dan
kemeja. warna merah Arlin
Ruang Tamu
Set Furniture, Meja, Gelas, Botol,
Gelas, Kipas, Pajangan dan Jam
Burung,
Day
85
Arlin memakai blus dan celana.
Lastri menggunakan daster
motif bunga warna biru
10
10
Lastri
Memakai daster yang sama
Kamar Kasur, Tempat tidur, Bantal,
Guling dan Selimut
Day
11
11
Roni,
Surya
dan
Arlin
Roni memakai celana bahan
dan kaus. Arlin memakai blus.
Yang semuanya sama seperti
sebelumnya. Surya
menggunakan celana bahan dan
kemeja. warna merah
Ruang TV
Meja, Kursi dan Bunga
Day
12
12
Arlin
dan
Arlin memakai blus dan celana.
Lastri menggunakan daster
motif bunga warna biru. Lastri
Kamar
Kasur, 2 Bantal, 2 Guling, Lampu
Meja
Day
86
Lastri Menggunakan daster warna
biru motif bunga-bunga
13
13
Lastri . Lastri Menggunakan daster
warna biru motif bunga-bunga
Kamar Kasur, 2 Bantal, 2 Guling, Lampu
Meja, Sapu Lidi
Day
14
14
Lastri . Lastri Menggunakan daster
warna biru motif bunga-bunga
Kamar Kasur, 2 Bantal, 2 Guling, Lampu
Meja, Sapu Lidi
Day
15
15
Roni,
Lastri,
Surya
dan
Arlin
Roni memakai celana bahan
menggunakan kaus. Surya
menggunakan celana bahan dan
kemeja warna merah. Arlin
memakai blus motif bunga dan
celana warna putih. Lastri
menggunakan daster motif
Ruang Tv
Meja, Bangku, Tv, Telepon
Rumah
Day
87
bunga warna
16
16
Roni,
Surya,
Arlin,
dan
Lastri
Lastri memakian daster warna
biru motif bunga. Surya
Kamar
Tumpukan pakaian, Lemari dan
Kasur
17
17
Lastri,
Surya,
Roni
dan
Arlin
Surya masih menggunakan
kemeja lengan pendek warna
merah dan celana bahan warna
hitam. Arlin masih
menggunakan blus motif bunga
dan Lastri masih menggunakan
daster Panjang warna biru motif
Ruang Tamu
Meja, Bangku, dan Bangku
Panjang, Bantal kursi,
88
bunga
18
18
Lastri
Memakai daster Panjang warna
biru motif bunga yang sama
seperti sebelumnya
Kamar
Kasur, Tempat tidur, 2 Bantal, 2
Guling, Selimut, Foto
Day
19
19
Roni
Memakai kaus warna biru
Surya masih menggunakan
kemeja lengan pendek warna
merah dan celana bahan warna
hitam. Arlin masih
menggunakan blus motif bunga
Ruang Tamu
Meja, Bangku, dan Bangku
Panjang, Bantal kursi,
Day
20
20
Roni,
Arlin,
Lastri
Roni dan Surya memakai jaket,
membawa tas, dan arlin
memakai slendang. Surya
Teras
Tas Punggung, Pinggang, Kantong
Plastik, Tas Jinjing handphone,
Sepatu, Bangku.
89
dan
Surya
memakai Jaket.
90
TABEL II.10
STORYBOARD
Project Tittle : Sepeninggal ` Penata Kamera : Rifaldi Kusumah
Produser : Nindita Eka A Sutradara : Muhamad Iqbal
Durasi : 20 Menit
NO SCENE KARAKTER KETERANGAN
1 1
LASTRI
MENGIGAU
2
ARLIN BANGUN
3
LASTRI
KEMBALI TIDUR
91
4
ARLIN
5
ARLIN
TERTIDUR
KEMBALI
6 2
BENDERA
7 3
ARLIN
MEMBUAT KOPI
8
ARLIN
MENYADARI
APA YANG
DIKATAKANNYA
DAN
DILIHATNYA
92
9
MENGADUK
KOPI
10 4
SURYA DAN
RONI
BERBICARA
11 RONI
12 SURYA
13 ARLIN
MENGANGKAT
KAIN
93
14 5
PERALATAN
DANDAN
15 LASTRI SEDANG
DANDAN
16 LASTRI
BERCERMIN
17 BERBICARA
KEPADA „AYAH‟
18 6 LASTRI KELUAR
KAMAR
94
19
SEKELUARGA
DUDUK
BERSAMA
20
RONI
21 ARLIN
22 SURYA
23 LASTRI
95
24 7 KELUARGA
MELANJUTKAN
MENONTON
25 8 LASTRI
BERWUDHU
26 9
ARLIN DAN RONI
30
LASTRI DAN
SURYA
31
SEKELUARGA
SEDANG
BERBICARA
96
32 10
LASTRI TIDUR
33 11 ARLIN DAN RONI
SEDANG
MENONTON TV
BERSAMA
34 12 ARLIN
MEMBANGUNI
LASTRI
35 TANGAN ARLIN
MEMBANGUNI
LASTRI
36 13 LASTRI
BERBICARA
DENGAN YANG
SEDANG
DILIHATNYA
97
37 14
LASTRI
38 KIPAS ANGIN
39 17 LASTRI
MEMBUKA
LEMARI
40 LASTRI
MEMBERIKAN
BAJU
41 RONI MENCOBA
PAKAIAN
98
42 LASTRI
MEMPERHATIIN
43 ARLIN
44 SURYA
MENCOBA
PAKAIAN YANG
DIBERIKAN
ARLIN
45 18 SEKELUARGA
BERBICARA
46 ARLIN
99
47 SURYA DAN
LASTRI
48 LASTRI MARAH
49 19 RONI MENANGIS
50 20 PAMIT
51 SURYA, RONI
DAN ARLIN
SALIM KEPADA
LASTRI
100
Proses Kerja Penulis Naskah
Penulis naskah merupakan seorang pengarang cerita/ orang yang bekerja
membuat naskah untuk bahan pembuatan sebuah drama, ia memiliki kemampuan
merubah ide ke dalam bentuk naskah yang merupakan hasil imajinasi yang lalu di
eksekusi menjadi sebuah drama yang menarik dan memiliki pesan baik bagi
pemirsa/penonton.dari sebuah proses penginderaan terhadap stimuli menjadi suatu
bentuk tulisan yang menarik dan memiliki pesan baik bagi pemirsa (Andi
Fachruddin, 2015:213).
Jadi, yang dimaksud dalam kutipan diatas, penulis yang merupakan
penulis naskah sendiri menjabarkan bahwa seorang penulis adalah seorang yang
bertugas menciptakan dan menulis dalam bentuk naskah atas dasar ide cerita
sendiri maupun dari pihak lain.Umumnya, naskah ditulis dalam susunan
pembagian segment atau babak, agar pada tahap penyelesaian dapat dijabarkan
secara terperinci dalam susunan shot-shot dan adegan yang lebih jelas dan
nantinya naskah juga dapat mempermudah semua pihak yang terkait dalam suatu
bentuk produksi audio visual.
Dalam proses pembuatan drama televisi penting untuk mencari serta
membuat ide atau pun skenario yang sangat menarik untuk ditulis.Menurut
(Rumidan Rabi‟ah, 2013:9) mengutip dari pernyataan Lewis Herman, sebagai
penulis skenario mendefinisikan skenario sebagai komposisi tertulis yang
dirancang sebagai semacam diagram kerja bagi sutradara drama televisi.Skenario
ini yang menjadi dasar pemotretan sekuen-sekuen gambar.Ketika di sambung-
sambung, sekuen-sekuen tersebut akan menjadi sebuah drama televisi yang
selesai, setelah efek suara dan latar musik yang cocok dibubuhkan.
Dalam memproduksi sebuah drama khususnya drama televisi ini penulis
yang juga bertanggung jawab sebagai penulis naskah harus mampu menggali ide-
ide, penulis juga harus bekerja sama dengan seluruh tim untuk membangun
101
sebuah ide apa yang akan dibuat dan langsung dituangkan dalam penulisan
skenario yang selanjutnya dikemas dalam sebuah visualisasi.
Pra Produksi
Pada tahap ini penting untuk mencari referensi drama televisi yang
menarik dan bisa dijadikan sebagai inspirasi dalam menulis cerita, penulis yang
juga sebagai penulis naskah berkumpul dengan seluruh tim untuk melakukkan
riset/analisa dalam referensi drama televisi yang ditonton yang kemudian bisa
menggali/mengumpulkan ide-ide cerita apa yang akan dibuat untuk dijadikan
sebuah visual drama televisi.
Karena skenario sendiri merupakan bagian penting dalam pembuatan
sebuah drama televisi.Sebuah skenario yang baik yang telah menjadi sebuah
drama televisi dalam bentuk tertulis.Dalam skenario yang sempurna, visualisasi
dari gagasan sebuah drama televisi yang sudah tergambar dengan jelas.Secara
rinci, dalam sebuah skenario tertulis elemen-elemen sebuah drama televisi
memiliki konsep visual, montase, karakterisasi, pengadeganan, dialog, dan tata
suara.Sebuah drama televisi dibuat berdasarkan skenario tersebut.Menurut
(Rumidan Rabi‟ah, 2013:9) Sebuah skenario yang baik juga harus bisa memenuhi
kriteria seperti :
1. Penataan plot.
2. Perkembangan jalan cerita dan logika cerita.
3. Pengungkapan karakterisasi pelaku.
4. Penyusunan dialog dengan ragam lisan yang wajar.
5. Penjabaran gagasan dalam pemberian deskripsi drama televisi.
102
Maka dari itu penulis yang juga bertanggung jawab sebagai penulis naskah
harus mampu merancang sebuah cerita secara bertahap dan juga memperhatikan
setiap detailnya.
Selain itu, menurut (Rumidan Rabi‟ah, 2013:10) dalam sebuah skenario
memiliki fungsi sebagai rancangan untuk membuat drama televisi yaitu melalui
struktur tiga babak, yang dimana skenario seperti ini mementingkan keterikatan
penonton pada jalan cerita, tanpa membebaninya.Teknik ini merupakan cara
bertutur yang dianggap klasik, dimana cerita menuju ke suatu klimaks, lewat
struktur tiga babak.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan teknik
struktur tiga babak, suatu skenario dapat dimengerti dengan jelas, berdasarkan
mayoritas penerimaan pembaca.Dengan kata lain sebuah skenario yang dibuat
kemungkinan besar dapat menjadi rancangan untuk membuat drama televisi.
a. Ide Pokok
Bagi penulis semua cerita drama televisi dimulai dari sebuah ide.Memang
tidak ada ide yang orisinil, namun idealnya ide harus unik dan orisinil dari
perspektif penulisannya.Sumber ide cerita pun bisa didapat dari pengalaman
pribadi, mitos, cerita rakyat, inspirasi, koran/majalah, kisah populer, dan pesanan.
Menurut (Andi Fachruddin, 2015:213), Ide adalah hak asasi bagi
siapapun.Karya-karya drama ataupun film yang beredar sesungguhnya memiliki
tema yang senada.Akan tetapi memiliki warna yang berbeda, masing-masing
memiliki ciri khasnya.
103
Dari kutipan diatas, penulis berpendapat bahwa seorang pengarang drama
ataupun film harus mampu mengkreasikan sebuah cerita dengan elemen-elemen
konflik yang berbeda.
b. Tema
Tema cerita sendiri menurut (Andi Fachruddin, 2015:201) adalah fokus
pendalaman ceritanya, masalah yang akan dibahas dan yang akan dipilih oleh
produser, penulis naskah, dan sutradara.
Dari kutipan diatas, penulis menyimpulkan bahwa temaadalah makna yang
melandasi suatu cerita, serta sebagai persoalan ataupun pokok pikiran yang
dijabarkan didalam suatu cerita. Maka dari itu penting bagi produser, penulis
naskah, dan sutradara memikirkan dengan matang makna yang ada dalam cerita
sebelum dijadikan sebuah skenario.
c. Struktur Cerita
1. Premis
Premis merupakan inti cerita yang akan menjadi dasar
dalammembentuk plot cerita.
2. Basic Story
Basic Story atau dasar cerita adalah bagian akar dari struktur cerita.Basic
Story membentuk tulang punggung cerita yang menyatu dan
terintegrasi.Basic Story dituliskan dalam bentuknya yang cukup ringkas
dan pendek, biasanya Basic Story hanya memuat satu halaman atau
kurang.
104
3. Sinopsis
Sinopsis adalah ringkasan yang menggambarkan cerita secara garis besar.
Semacam informasi tentang penjabaran ide.Tujuannya memberikan
ringkasan atau gambaran dengan cepat kepada setiap orang yang
berkepentingan, termasuk produser dan sutradara.
4. Plot
Plot adalah pola cerita yang memberikan corak langsung kepada jalannya
cerita. Jalannya cerita mulai dari pembukaan, konflik-konflik, klimaks,
dan sampai akhir, dapat disusun dengan cara yang beraneka ragam.
Dengan tema yang sama, plot cerita pun bisa berbeda-beda.
5. Setting (latar)
Latar adalah lingkungan fisik tempat penulis drama menempatkan aksi
(action) para tokoh ciptaannya.Hal penting dalam setting adalah di
manapun tempatnya, yang terpenting penempatannya mempunyai alasan
yang dapat diterima.
6. Judul
Cerita drama televisi harus memiliki judul yang memberitahukan kepada
calon penonton mengenai inti cerita atau masalah yang akan disajikan
dalam drama televisi tersebut.
7. Treatment
Tahapan ini merupakan penggambaran adegan-adegan yang nantinya akan
muncul dalam cerita.Treatment adalah sketsa atau kerangka skenario.
Tugas treatment adalah membuat sketsa penataan konstruksi dramatik.
105
8. Skenario dan Struktur Dramatik
Sebelum penulis memulai tahap penulisan skenario, yang dilakukan
pertama kaliyaitu mengumpulkan beberapa ide cerita, lalu
mendiskusikannya dengan tim dan meminta saran kepada dosen
pembimbing sampai akhirnya memilih cerita yang dapat menyanggupi
keseluruhan dari segi tim maupun biaya yang akan dikeluarkan nantinya,
namun pesan yang ada dalam drama televisi yang akan dibuatsetara
dengan apa yang ingin penulis sampaikan pada penonton. Penulis sendiri
juga harus rutin dan memikirkan dengan matang bersamaan dengan
produser serta sutradara untuk membangun unsur dramatik yang sesuai
untuk disampaikan. Dengan berusaha untuk menemukan karakter yang
memenuhi kriteria dalamcerita agar tidak mengurangi kualitas cerita serta
diperlukannya pendalaman karakter tokoh yang menunjang kebutuhan
dalam cerita.
Produksi
Dalam tahap produksi ini, penulis sebagai seorang penulis naskah ikut
serta membantu mendampingi produser, sutradara, dan kameraman dalam
memvisualisasikan sebuah naskah hingga menjadi sebuah tontonan yang menarik.
Penulis ingin terjun secara langsung ke lokasi shooting untuk mengamati
bagaimana skenario hasil kerjanya dikerjakan oleh sutradara dan tim produksi.
Beberapa jenis produksi tertentu juga membutuhkan kehadiran penulis
skenario di lapangan karena cerita dan skenario tersebut dapat di terapkan secara
langsung oleh penulis skenario bila dibutuhkan dan juga untuk membantu
106
sutradara menciptakan adegan sesuai dengan gambaran dalam naskah. Perdebatan
pun kerap terjadi antara penulis skenario, sutradara, produser, dan kameraman,
sehingga dibutuhkan waktu untuk komunikasi yang cukup lama agar menyatukan
imaginasi cerita dari beberapa kepala yang berbeda.
Pasca Produksi
Setelah melewati tahap pra produksi dan tahap produksi, maka tahap yang
harus dilakukan setelahnya adalah paska produksi. Pada tahapan paska produksi
ini, penulis terlibat langsung dalam proses editing. Penulis memiliki peran untuk
menemani editor terutama dalam memberikan pengarahan terhadap shot-shot
yang telah ada dan juga menuntun agar kerja editor tidak berbeda dari skenario
yang telah ditentukan.
Dalam tahap ini, penulis selaku penulis naskah kembali melihat hasil dari
rekaman yang telah diambil oleh cameraman yang juga ditemani oleh kru lain.
Dengan berbekal naskah yang telah dibuat, pada tahap editing ini penulis bersama
sutradara membantu editor dalam pemilihan gambar yang sesuai dengan naskah.
Peran dan Tanggung Jawab Penulis Naskah
Penulis skenario adalah seorang pekerja kreatif yang menulis cerita dan
skenario, atau scenario saja untuk sebuah tayangan sinetron atau film, yang dalam
istilah asingnya disebut script writer. (Lutters, 2010b:97).
Peran dan tanggung jawab seorang penulis naskah adalah sebagai berikut :
1. Mengembangkan konsep.
2. Melihat kembali gambar-gambar yang telah diambil oleh kameraman.
107
3. Membuat Out line (struktur cerita)
4. Membuat format naskah yang akan digunakan oleh talent.
Proses Penciptaan Karya
Membuat sebuah cerita atau ide menjadi awal dari penciptaan karya.
Setelah ide ditentukan, penulis memulai tahap-tahap selanjutnya yaitu berupa alur
dan jalan cerita program ini.
a. Konsep Kreatif
Konsep kreatif yang penulis dapatkan berawal dari cerita pengalaman
masing-masing kru saat penulis berkumpul dengan tim tugas akhir ini.Dengan
kesepakatan kru, ide tersebut dikembangkan dalam sebuah naskah. Program yang
diberi nama “SEPENINGGAL” merupakan hasil revisi dari nama program yang
semula adalah Efek Ditinggal. Penulis dan kru lain merasa ada sedikit kejanggalan
dengan nama program sebelumnya lantaran nama tersebut harusnya masih bisa
disederhanakan lagi dan lebih simpel tanpa mengurangi makna yang ada dalam
drama televisi yang dibuat.
Sebelum naskah dibuat, penulis melakukan pengamatan terlebih dahulu.
Penulis mencari referensi beberapa tayangan drama televisi. Dalam program ini,
penulis selaku penulis naskah berusaha memberikan sentuhan tentang
kekompakan antar kelompok dan juga kebersamaan untuk mencapai sebuah
tujuan.
108
b. Konsep Produksi
Dengan pematangan naskah yang sudah ada, tim mempercayakan jalannya
produksi kepada sutradara. Penulis sebagai seorang penulis naskah ikut serta
dalam tahap produksi guna mendampingi sutradara saat bertugas di lokasi
shooting . Penulis juga diperlukan hadir untuk merevisi naskah apabila diperlukan
karena perubahan cuaca ataupun hal lainnya. Penulis juga kembali berkoordinasi
dengan para talent untuk sekedar mengingatkan tantang adegan yang harus
mereka ciptakan serta tutur bahasa yang harus dan tidak harus terucap. Adanya
koordinasi antara penulis dan talent pun memperkecil kemungkinan adanya
kesalahan adegan pada saat Shooting . Lantaran minim nya krupada tim artistik,
penulis yang berperan sebagai penulis naskah ikut membantu mempersiapkan
segala sesuatu kebutuhan shooting.
c. Konsep Teknis
Disesuaikan dengan aturan yang telah ditetapkan oleh kampus, standar
penulisan yang digunakan dengan jenis times new roman, ukuran 12 pt dan
paragraf 1.5 spasi. Ketentuan lain yang juga ditetapkan oleh kampus adalah
durasi. Untuk sebuah karya program drama televisi, kampus menetapkan
maksimal 25 menit untuk durasi. Pada tahapan akhir atau editing, penulis ikut
menemani editor pada saat mengedit. Penulis yang juga ditemani oleh sutradara,
bekerja sama dengan editor dalam pemilihan gambar mana saja yang sesuai
dengan naskah dan pantas untuk dijadikan bahan editan nantinya.
109
Kendala Produksi dan Solusinya
Kendala : Bergantinya cerita membuat penulis harus merapikan kembali
skenario.
Solusi : Penulis berupaya melengkapi segala kebutuhan dalam penulisan dan
penyusunan skenario.
Kendala : Kurangnya cerita yang saling berkaitan satu dengan yang lain.
Solusi : Penulis berupaya menambahkan ide kreatif agar cerita dalam
drama televisi dapat dikemas sempurna.
110
Lembar Kerja Penulis Naskah
Sinopsis
Satu hari setelah kematian suaminya yang bernama Dahlan (70), Lastri
(64) mengalami mimpi buruk dan bertingkah aneh saat tidur, membuat anak yang
tidur bersamanya yakni Arlin (38) cemas.
Hari itu Arlin dan kedua saudaranya yakni Surya (46), Roni (28) yang
masih dalam kondisi berduka merasa sangat terpukul dengan meninggalnya ayah
mereka.mereka terlihat belum bisa menerima kepergian ayahnya, namun Surya
sebagai anak paling tua terlihat tegar dan menenangkan keluarga mereka.Tidak
bagi Lastri, dia malah melampiaskan amarahnya terhadap anak-anaknya, dia
meyakini bahwa suaminya meninggal karena anak-anaknya. Lastri menilai anak-
anaknya terlalu egois karena jarang sekali mampir ke rumahnya hingga saat
suaminya sakit pun anak-anaknya tidak ada yang datang untuk menjenguk.
Anak-anak Lastri pun hanya bisa terdiam dan menyesali perbuatannya,
mereka semua berjanji akan sering mampir kerumah ibunya itu.Mereka pun
menawarkan diri agar ibunya mau tinggal bersama dengan salah satu dari mereka,
namun Lastri berdalih tidak mau karena dia yakin suaminya masih bersamanya
menjaga dia seumur hidupnya.
111
PENOKOHAN
1. Lastri
Seorang wanita juga ibu berusia 64 tahun, bersifat egois semenjak di
tinggal suaminya, sedikit berhalusinasi, namun penyayang.
2. Surya
Seorang pria juga anak pertama dari Bu Lastri berusia 46 tahun, bersifat
paling bijaksana, perhatian, mengayomi, dan tegar dalam keluarga.
3. Arlin
Seorang wanita juga anak kedua dari Bu Lastri berusia 38 tahun, bersifat
lemah lembut, pribadi yang cemas, perhatian, juga penyayang.
4. Roni
Merupakan anak ketiga dari Bu Arlin berusia 28 tahun, suka sedih
semenjak bapaknya meninggal, humoris, perhatian.
112
STRUKTUR TIGA BABAK
Babak 1 :
Lastri mengalami mimpi buruk yang membuat tidurnya terganggu dan
tanpa sadar dirinya tampak gelisah dengan selalu menggelengkan kepalanya,
Arlin yang tidur disebelah ibunya terbangun karena tingkah laku ibunya yang
mengigau.
sementara itu di pagi harinya tampak Surya dengan Roni bekerjasama
membereskan, merapihkan beberapa properti rumah yang masih berantakan
setelah dihari sebelumnya diadakannya acara tahlilan bapak mereka dirumah ibu
mereka Lastri.
Arlin yang sedang berada di dapur membuatkan 2 cangkir kopi untuk
kedua saudaranya Surya dan Roni, namun ada pemandangan yang misterius
disana, Arlin tanpa sadar memanggil bapaknya dan keadaannya pun terasa sunyi
dan misterius.
Surya dan Roni pun menikmati kopi yang sudah dibuat oleh Arlin diteras
rumah, namun suasana pun tampak canggung antara mereka berdua, mereka
terlihat masih diselimuti rasa duka sepeninggal bapaknya.
BABAK 2 :
Arlin membangunkan sang Ibu, namun Arlin tampak merasa cemas akibat
lastri tak kunjung bangun pada saat dia membangunkannya, hingga beberapa
kalinya barulah Lastri terbangun.Lastri terlihat tampak segar sehabis mandi dan
bercermin sambil menyisir rambutnya juga berdandan.
113
Sekeluarga pun berkumpul diruang tv, mereka hanya melakukan dan fokus
menonton berita yang ada di tv sembari memakan cemilan sampai habis tak
tersisa.
Arlin terlihat mengambil jemuran kain jarik yang sudah kering, setelah itu
tampak sekeluarga sedang ada diruang tamu dan tiba-tiba Roni mengeluarkan
perasaan sedihnya dan merasa sangat kehilangan bapaknya, Arlin pun juga
merasakan hal yang sama, Surya sebagai anak yang paling tua hanya bisa
menenangkan kedua adiknya tersebut dan menyuruh kedua adiknya tersebut agar
selalu mendoakan bapaknya, disela-sela kesedihan sang anak Lastri malah emosi
dan menyalahkan bahwa suaminya meninggal karena anaknya, anak-anaknya pun
langsung kaget dengan apa yang dikatakan sang ibu, mereka pun memberikan
penjelasannya, lalu salah satu dari mereka khawatir dengan kondisi sang ibu bila
marah-marah terus, ia pun mengajak ibunya untuk beristirahat agar ibunya bisa
kembali tenang.
Lastri beristirahat dikamarnya dan tidur dengan pulas, sementara itu Arlin
dan Roni sedang menonton acara tv namun keadaan tampak membosankan dan
mereka berdua juga tidak fokus dengan apa yang dilihatnya, wajah mereka hanya
terlihat muram dan datar.Siang waktu dzuhur pun tiba, Lastri mengambil air
wudhu, anak-anaknya pun terlihat sedang mengobrol diruang tamu, Lastri selesai
sholat mendengar dan langsung menghampiri anak-anaknya, anak-anaknya pun
berbicara kepada ibunya dan mengajak ibunya agar bisa tinggal bersama dengan
salah satu diantara mereka, namun Lastri menolak dan secara tegas akan tetap
tinggal dirumahnya sendiri, dia percaya dn berkata seolah-olah suaminya akan
selalu bersamanya dan menjaga dia selamanya.
114
BABAK 3 :
Lastri menawarkan baju-baju peninggalan suaminya kepada anak-anak
lakinya dilemari kamarnya, dia mengeluarkan semua baju-baju suaminya itu,
setelah itu seluruh keluarga mengadakan foto bersama dengan Lastri yang
memegang bingkai foto yang terdapat foto sang suami, saat foto bersama terlihat
mereka sangat menikmatinya dan terlihat senang.
Roni terlihat menangis dengan menutupi wajahnya dengan kedua
tangannya, dia tidak bisa menahan rasa sedihnya lagi akan kepergian bapaknya.Di
lain sisi ada Lastri yang sedang dikamar juga terlihat sedang menangis karena
menganggap anak-anaknya sudah melukai hatinya juga suaminya.Anak-anak
Lastri berpamitan pulang dan akan kembali lagi di tujuh harian bapaknya juga
akan lebih sering mampir kerumah Lastri.
115
TREATMENT
1. INT. KAMAR – DINI HARI (LASTRI, ARLIN)
Tampak Arlin yang tidur di sebelah ibunya terbangun
karena ibunya terlihat mengigau dengan menggelengkan
kepalanya ke kanan dan ke kiri.Arlin pun kebingungan
dengan raut wajah yang sedikit cemas melihat ibunya.
Sementara Lastri sudah terlihat tenang kembali dalam
tidurnya. Arlin pun bernafas lega, ia pun kembali
tidur.
DISSOLVE TO:
2. EXT. LUAR RUMAH–PAGI (ESTABLISH)
Bendera kuning berkibar terkena hembusan angin yang
terikat pagar, terlihat jelas nama Dahlan bin Harjo
Suwito dalam tulisan dibendera tersebut.
CUT TO:
3. INT. DAPUR –PAGI (ARLIN)
Terlihat Arlin sedang menyiapkan dan membuat kopi untuk
Surya dan Roni.Namun, disaat hendak mengaduk kopi tiba-
tiba ia penasaran dengan aura yang tada didapur, Arlin
pun sedikit menoleh pandangannya ke belakang dan tidak
terlihat apapun, tapi dia berbicara yang tidak ia
sadarkan dengan memanggil bapaknya yang sudah
meninggal.
Tidak lama kemudian Arlin sadar bahwa bapaknya sudah
meninggal dan kemudian dia diam, dan tetap melanjutkan
menyeduh kopi.
CUT TO:
4. INT. TERAS RUMAH– PAGI (SURYA, ARLIN, RONI) Kamera bergeser dari dapur ke Arlin yang sedang
berjalan membawakan kopi untuk Surya dan Roni.Tampak
obrolan ringan antara Surya dan Roni sudah terlihat
duduk diteras rumah dengan meja kecil di tengah-tengah
mereka setelah membereskan dan menata barang-barang
dirumah Lastri.
116
Arlin terlihat berjalan keluar ke teras dengan
membawakan kopi untuk Surya dan Roni, sambil menaruh
kopinya di atas meja, Arlin menceritakan sesuatu yang
dirasakannya kepada saudaranya itu.
Arlin pun terdiam dan sulit untuk menjelaskannya lagi.
CUT TO:
5. INT. KAMAR – PAGI (LASTRI)
Lastri yang sudah selesai mandi terlihat sudah berada
di meja rias, ia pun sibuk menyisirkan rambutnya yang
masih sedikit basah dan agak kusut, terlihat juga
rambut Lastri yang rontok ketika dia menyisir
rambutnya.Lastri sesekali kesakitan ketika menyisir dan
dia pun juga merasa aura suaminya ada dikamarnya.
Lastri pun melanjutkan mendandani wajahnya dengan make-
up memakaikan bedak.
CUT TO:
6. INT. RUANG TV – PAGI (LASTRI, SURYA, ARLIN, RONI) Terdengar suara tv sedang menyiarkan ceramah, suara
dari tv sangat jelas untuk didengar.
Anak-anak Lastri terlihat duduk lesehan sementara
Lastri duduk di bangku dekat anak-anaknya dengan meja
kecil disisinya.
Surya pun menanyakan sesuatu tentang bapaknya.
Tiba-tiba telepon berbunyi. Lastri hendak mengangkatnya
namun Arlin meminta ibunya untuk duduk saja dan
akhirnya Arlin yang mengangkatnya.
Selesai mengangkat telepon dari Tante Evi, Arlin pun
kembali duduk bersama.
CUT TO:
7. INT. KAMAR MANDI – SIANG (LASTRI)
Adzan berkumandang, Lastri pun sudah berada dikamar
mandi terlihat sedang berwudhu.
CUT TO:
117
8. INT. KAMAR – SIANG (LASTRI) Terlihat Lastri sedang berdoa selepas sholat.Selesai
sholat, dia beranjak keluar dan mendengar anak-anaknya
sedang berbincang-bincang diruang tamu.
CUT TO:
9. INT. RUANG TAMU –SIANG (LASTRI, SURYA, ARLIN, RONI) Lastri yang baru keluar dari kamarnya terdiam sejenak
mendengarkan anak-anaknya berbincang.
Lastri hanya diam dan menatap anak-anaknya, lalu Lastri
pun ikut berkumpul dan duduk bersama anak-anaknya.
Arlin yang tadinya duduk disebelah Surya bergeser di
bangku panjang bersama Roni, dan Lastri duduk disebelah
Surya.
Suasana pembicaraan menjadi hening.
Suasana yang tadinya hening seketika terbangun karena
ucapan Lastri, anak-anaknya pun mengerti maksud
perkataan Lastri.
CUT TO:
10. INT. KAMAR –SIANG (LASTRI)
Tampak foto suami Lastri yang terpasang
dikamarnya.Sedangkan Lastri sedang tidur pulas.
CUT TO:
11. INT. RUANG TV–SIANG (SURYA,ARLIN, RONI)
Surya, Arlin, dan Roni tampak duduk lesehan diruang
tamu sedang menonton TV, namun Roni terlihat memandangi
seisi rumah dan merasakan sesuatu.
CUT TO:
12. INT. KAMAR–SIANG (LASTRI)
Arlin terlihat membuka gorden sambil membangunkan
Lastri yang sedang tidur pulas diatas kasurnya dengan
posisi tidur menyamping.
Saat sudah terlihat bangun Lastri pun berbicara
mengenai suaminya ke Arlin.Arlin pun langsung merespon
ibunya dengan lembut dan menghampiri ibunya, lalu duduk
dikasur didekat ibunya.
CUT TO:
118
13. INT. KAMAR–SIANG (LASTRI) Lastriterlihat sibuk membereskan tempat tidurnya dan
duduk sejenak berinteraksi dengan khayalannya.
CUT TO:
14. INT. RUANG TV–SIANG (LASTRI, SURYA, ARLIN, RONI) Terlihat Lastri fokus menonton tv diatas bangku dan
anak-anaknya duduk lesehan, dan Roni pun bertanya
tentang tetangga Lastri.
CUT TO:
15. INT. KAMAR – SORE (LASTRI, SURYA, ARLIN, RONI) Terlihat Ibu mengeluarkan beberapa baju dari lemarinya
dan Surya ada disebelahnya baju yang diambil Lastri
langsung ditaruh dikasur yang sudah ada Arlin dan Roni
yang duduk dikasur.
Roni memilih baju dan mengambil beberapa baju yang
dipilihnya.
Arlin memilih dan menunjukkan baju yang dipilihnya
untuk Surya.
16. INT. RUANG TAMU– SORE (ESTABLISH)
Terlihat jam dinding menunjukkan waktu pukul 5 sore
lebih.
CUT TO:
17. INT. RUANG TAMU – SORE (LASTRI, SURYA, ARLIN, RONI) Suasana kumpul keluarga terasa dingin suasananya, dan
Roni terlihat mulai merasakan kesepian semenjak
meninggalnya sang bapak.
Setelah amarah Lastri yang terlihat begitu memuncak,
suasana pun menjadi campur aduk.Lastri langsung masuk
kedalam kamar, Roni menangis, Arlin terlihat sedih juga
kosong pandangannya, dan Surya sedih dan menundukkan
pandangannya.
18. INT. KAMAR – SORE (LASTRI)
Lastri terlihat sangat sedih dan menangis dikamarnya.
CUT TO:
119
19. INT. RUANG TAMU– SORE (SURYA, ARLIN, RONI) Terlihat suasana yang haru penuh penyesalan anak-anak
Lastri, Roni menangis, sedangkan kedua kakaknya
terlihat tegar, namun suasana hatinya kacau.
CUT TO:
20. INT. TERAS – SORE (LASTRI, SURYA, ARLIN, RONI)
anak-anak bu Lastri sudah rapih dan akan berpamitan
untuk pulang dengan membawa tasnya masing-masing.
Mereka bersalaman dengan ibunya bergantian. Mereka
pulang. Lastri terlihat sedih ketika anak-anaknya
keluar rumah.
CUT TO:
120
SKENARIO
1. INT. KAMAR – DINI HARI (LASTRI, ARLIN) Tampak Arlin yang tidur di sebelah ibunya terbangun
karena ibunya terlihat mengigau dengan menggelengkan
kepalanya ke kanan dan ke kiri.Arlin pun kebingungan
dengan raut wajah yang sedikit cemas melihat ibunya.
1.ARLIN
(nada sedikit pelan namun cemas dan raut wajah yang
khawatir)
bu?
Sementara Lastri sudah terlihat tenang kembali dalam
tidurnya. Arlin pun bernafas lega, ia pun kembali
tidur.
DISSOLVE TO:
2. EXT. LUAR RUMAH–PAGI (ESTABLISH)
Bendera kuning berkibar terkena hembusan angin yang
terikat pagar, terlihat jelas nama Dahlan bin Harjo
Suwito dalam tulisan dibendera tersebut.
CUT TO:
3. INT. DAPUR –PAGI (ARLIN)
Terlihat Arlin sedang menyiapkan dan membuat kopi untuk
Surya dan Roni.Namun, disaat hendak mengaduk kopi tiba-
tiba ia penasaran dengan aura yang tada didapur, Arlin
pun sedikit menoleh pandangannya ke belakang dan tidak
terlihat apapun, tapi dia berbicara yang tidak ia
sadarkan dengan memanggil bapaknya yang sudah
meninggal.
2.ARLIN
(nada datar, dan penasaran)
Pak ... Mau kopi juga?
Tidak lama kemudian Arlin sadar bahwa bapaknya sudah
meninggal dan kemudian dia diam, dan tetap melanjutkan
menyeduh kopi.
CUT TO:
4. INT. TERAS RUMAH– PAGI (SURYA, ARLIN, RONI) Kamera bergeser dari dapur ke Arlin yang sedang
berjalan membawakan kopi untuk Surya dan Roni.Tampak
obrolan ringan antara Surya dan Roni sudah terlihat
duduk diteras rumah dengan meja kecil di tengah-tengah
121
mereka setelah membereskan dan menata barang-barang
dirumah Lastri.
Arlin terlihat berjalan keluar ke teras dengan
membawakan kopi untuk Surya dan Roni, sambil menaruh
kopinya di atas meja, Arlin menceritakan sesuatu yang
dirasakannya kepada saudaranya itu.
3.ARLIN
(bernada tinggi, dengan ekspresi yang tidak percaya)
Tadi aku liat bapak di belakang
4.SURYA
(ekspresi kaget)
Bapak siapa?
5.ARLIN
(meyakinkan)
Bapak...bapak kita...
6.SURYA
(makin penasaran)
Di mana?
7.ARLIN
(meyakinkan)
di meja makan tadi lagi duduk.
Manggil.
8.SURYA
(ekspresi ragu dan tidak percaya, bernada tenang)
Yakin itu beneran bapak?
9.ARLIN
(meyakinkan)
Iya
10.SURYA
(bernada tenang dan meyakinkan)
Bapak kan udah meninggal
Arlin pun terdiam dan sulit untuk menjelaskannya lagi.
CUT TO:
5. INT. KAMAR – PAGI (LASTRI) Lastri yang sudah selesai mandi terlihat sudah berada
di meja rias, ia pun sibuk menyisirkan rambutnya yang
masih sedikit basah dan agak kusut, terlihat juga
rambut Lastri yang rontok ketika dia menyisir
122
rambutnya.Lastri sesekali kesakitan ketika menyisir dan
dia pun juga merasa aura suaminya ada dikamarnya.
11.LASTRI
(sembari tersenyum, dan percaya diri)
di sini aja ya kamu pak
Lastri pun melanjutkan mendandani wajahnya dengan make-
up memakaikan bedak.
CUT TO:
6. INT. RUANG TV – PAGI (LASTRI, SURYA, ARLIN, RONI)
Terdengar suara tv sedang menyiarkan ceramah, suara
dari tv sangat jelas untuk didengar.
Anak-anak Lastri terlihat duduk lesehan sementara
Lastri duduk di bangku dekat anak-anaknya dengan meja
kecil disisinya.
(V.O)SUARA TV
Kematian merupakan hal yang pasti
terjadi di setiap manusia.
Keberadaan kita di dunia hanyalah
sementara. Dalam surah ankabut ayat
57 “tiap-tiap yang berjiwa akan
merasakan kematian. Kemudian
hanyalah kepada kami kamu
dikembalikan”
Surya pun menanyakan sesuatu tentang bapaknya.
12.SURYA
(bernada tenang dan lembut)
Bu, maaf sebelumnya almarhum bapak kira-kira ada
sangkutan ngga sama orang lain ? biar bisa kami bantu
13.LASTRI
(merespon dengan yakin)
Sepertinya ngga ada
14.SURYA
Beneran ngga ada bu ?
15.LASTRI
(yakin dengan ucapannya)
Iya seinget ibu memang ngga ada
123
16.SURYA
Yaudah tapi nanti coba ibu inget-inget, kalau ada biar
bisa langsung kami bantu
17.LASTRI
Iya terimakasih, nanti ibu inget-inget lagi, ya
Tiba-tiba telepon berbunyi. Lastri hendak mengangkatnya
namun Arlin meminta ibunya untuk duduk saja dan
akhirnya Arlin yang mengangkatnya.
18.ARLIN
Halo
19.ARLIN
Oh, tante Evi
20.ARLIN
Iya tante gapapa
21.ARLIN
iya alhamdulillah kita baik-baik aja tante
22.ARLIN
Wa’alaikum salam
Selesai mengangkat telepon dari Tante Evi, Arlin pun
kembali duduk bersama.
23.ARLIN
Itu tadi tante Evi telepon, minta maaf kemarin ngga
bisa datang karena ada urusan mendadak, dan turut
berduka cita buat kita.
CUT TO:
7. INT. KAMAR MANDI – SIANG (LASTRI)
Adzan berkumandang, Lastri pun sudah berada dikamar
mandi terlihat sedang berwudhu.
CUT TO:
8. INT. KAMAR – SIANG (LASTRI)
Terlihat Lastri sedang berdoa selepas sholat.Selesai
sholat, dia beranjak keluar dan mendengar anak-anaknya
sedang berbincang-bincang diruang tamu.
CUT TO:
124
9. INT. RUANG TAMU –SIANG (LASTRI, SURYA, ARLIN, RONI)
Lastri yang baru keluar dari kamarnya terdiam sejenak
mendengarkan anak-anaknya berbincang.
24.SURYA
Sekarang ibu cuma punya kita bertiga,
siapa lagi kalau bukan kita yang mengurus ibu, kalau
ibu sendirian kan kasihan
25.RONI
Iya mas, tapi terserah keputusan ibu aja nantinya
gimana
Surya yang melihat ibunya langsung memanggil, dan
menyuruh ibunya untuk berbincang sesuatu bersama.
26.SURYA
Kebetulan ada ibu, tolong kesini sebentar bu kami mau
ngomong sesuatu
Lastri hanya diam dan menatap anak-anaknya, lalu Lastri
pun ikut berkumpul dan duduk bersama anak-anaknya.
Arlin yang tadinya duduk disebelah Surya bergeser di
bangku panjang bersama Roni, dan Lastri duduk disebelah
Surya.
27.SURYA
Bu, aku mau tanya dan ngomong sesuatu sama ibu
28.LASTRI
Sesuatu apa ?
29.SURYA
Aku mau ngomong bagaimana kalau ibu tinggal sama kita
aja nanti, Ibu bisa kok tinggal dirumah aku atau
Arlin atau ibu mau tinggal sama
Roni?
30.LASTRI
Ngga usah
31.RONI
Ibu mau di sini saja?
32.LASTRI
Kalian sering kabarin ibu saja
sudah cukup
125
33.ARLIN
ibu mau kita cariin orang buat
nemenin di sini?
34.LASTRI
itu malah makin ngerepotin. Ibu
masih bisa ngurus diri sendiri
35.SURYA
Ibu yakin gapapa sendirian di sini
Lastri terlihat hanya mengangguk dengan yakin.
36.SURYA
kamar belakang kosong bu. Aku bisa
tinggal di sini sama ibu
37.LASTRI
Rumahmu bagaimana. sekolah anak anakmu
bagaimana?
38.SURYA
bisa sekolah dekat sini
39.LASTRI
Gausah
40.SURYA
Bu
41.LASTRI
Jangan
42.ARLIN
kalau aku boleh bu? dekat sini SD
bagus banyak bu, aku masih cari SD
buat Raka nanti
43.LASTRI
Ibu di sini saja sendiri. bapakmu
juga masih jagain ibu. Masih ada di
sini
Suasana pembicaraan menjadi hening.
Suasana yang tadinya hening seketika terbangun karena
ucapan Lastri, anak-anaknya pun mengerti maksud
perkataan Lastri.
126
CUT TO:
10. INT. KAMAR –SIANG (LASTRI)
Tampak foto suami Lastri yang terpasang
dikamarnya.Sedangkan Lastri sedang tidur pulas.
CUT TO:
11. INT. RUANG TV–SIANG (SURYA,ARLIN, RONI)
Surya, Arlin, dan Roni tampak duduk lesehan diruang
tamu sedang menonton TV, namun Roni terlihat memandangi
seisi rumah dan merasakan sesuatu.
44.RONI
Kata ibu bapak masih ada di sini
45.SURYA
Mungkin itu cuma pikiran ibu aja
46.RONI
Tapi aku juga ngerasain masih ada bapak dirumah ini
47.SURYA
Katan memang, orang yang baru meninggal
Masih ada disekitar kita
Arlin yang serius mengamati berita ditelevisi
mengomentari berita tersebut.
48.ARLIN
Kasihan itu yang meninggal
49.RONI
Semoga aja keluarga mereka tabah ya mbak
50.ARLIN
Amin
12. INT. KAMAR–SIANG (LASTRI)
CUT TO:
Arlin terlihat membuka gorden sambil membangunkan
Lastri yang sedang tidur pulas diatas kasurnya dengan
posisi tidur menyamping.
51.ARLIN
Bu, bangun jangan tidur terus, nanti badan ibu malah
pegal semua lho
Saat sudah terlihat bangun Lastri pun berbicara
mengenai suaminya ke Arlin.Arlin pun langsung merespon
127
ibunya dengan lembut dan menghampiri ibunya, lalu duduk
dikasur didekat ibunya.
52.LASTRI
Ibu senang mimpiin bapak
53.ARLIN
Mimpi bagaimana, bu ?
54.LASTRI
(sembari tersenyum)
mimpi bapak lagi jagain ibu
13. INT. KAMAR–SIANG (LASTRI)
CUT TO:
Lastriterlihat sibuk membereskan tempat tidurnya dan
duduk sejenak berinteraksi dengan khayalannya.
55.LASTRI
Pak, ibu mau liburan ketempat rekreasi
CUT TO:
14. INT. RUANG TV–SIANG (LASTRI, SURYA, ARLIN, RONI) Terlihat Lastri fokus menonton tv diatas bangku dan
anak-anaknya duduk lesehan, dan Roni pun bertanya
tentang tetangga Lastri.
56.Roni
Bu, rumah tetangga sebelah Bu Neneng kok kosong ya ?
57.LASTRI
Iya dia udh pindah lama
58.Roni
Terus ibu ngga ada niatan buat pindah juga ?hehehe
59.LASTRI
Hehe...kamu bercanda aja, Ron
CUT TO:
15. INT. KAMAR – SORE (LASTRI, SURYA, ARLIN, RONI) Terlihat Ibu mengeluarkan beberapa baju dari lemarinya
dan Surya ada disebelahnya baju yang diambil Lastri
langsung ditaruh dikasur yang sudah ada Arlin dan Roni
yang duduk dikasur.
128
60.LASTRI
ini baju buat kalian aja kalau
kalian enggak mau biar disumbangkan
ke orang lain
61.SURYA
aku tidak usah bu
Roni memilih baju dan mengambil beberapa baju yang
dipilihnya.
62.RONI
Ini masih bagus, bu.aku yang ini aja ya bu.cocok kan
mbak, mas ?
63.ARLIN
Iya cocok, bagus buat kamu
Arlin juga memilih-memilih
64.ARLIN
Kamu benar mas tidak mau? - ini
cocok buat mas Surya kayaknya
Arlin memilih dan menunjukkan baju yang dipilihnya
untuk Surya.
65. SURYA
Iya aku mau ini ya bu, masih bagus
66. ARLIN
Iya bagus, cocok buat kamu mas
CUT TO:
16. INT. RUANG TAMU– SORE (ESTABLISH)
Terlihat jam dinding menunjukkan waktu pukul 5 sore
lebih.
CUT TO:
17. INT. RUANG TAMU – SORE (LASTRI, SURYA, ARLIN, RONI) Suasana kumpul keluarga terasa dingin suasananya, dan
Roni terlihat mulai merasakan kesepian semenjak
meninggalnya sang bapak.
67. RONI
Berasa sepi ya mas, mbak
129
68. ARLIN
Iya, mungkin karena bapak sudah ngga ada
69. RONI
Aku jadi menyesal jarang pulang terlebih waktu bapak
lagi sakit.sekarangbapak udah ngga ada
70. ARLIN
Iya mbak juga nyesal. Mbak juga kaget
tiba-tiba dengar kabar kalau bapak
meninggal
71. SURYA
Sudah Lin, Ron, bapak sudah tidak ada.
Sekarang yang bisa kita lakuin adalah banyak-banyak
berdoa buat bapak, kita ikhlaskan
saja biar bapak tenang
.
72. LASTRI
Ngapain kalian nyesel. Bapakmu meninggal
juga karena kalian ! kalian ngga sayang sama bapak !
73. SURYA
Kami sayang sama bapak, bu
74. RONI
aku minta maaf kalau jarang ke rumah. janji bakal
sering datang
75. LASTRI
Yang penting nanti kalau ibu meninggal kubur dekat
bapakmu aja
76. SURYA
Jangan ngomong begitu bu. minta maaf aku kalau ada
salah sama ibu, sama bapak
77. ARLIN
Aku minta maaf juga bu
78.LASTRI
Kubur ibu nanti dekat bapakmu
79. SURYA
Jangan begitu bu. Kami minta maaf. Ibu jangan terlalu
sedih pikirin kepergian bapak
130
80. LASTRI
Kenapa kalian jadi ngatur-ngatur ibu? Hidup kalian mau
ibu atur-atur?
CUT TO:
Setelah amarah Lastri yang terlihat begitu memuncak,
suasana pun menjadi campur aduk.Lastri langsung masuk
kedalam kamar, Roni menangis, Arlin terlihat sedih juga
kosong pandangannya, dan Surya sedih dan menundukkan
pandangannya.
18. INT. KAMAR – SORE (LASTRI)
Lastri terlihat sangat sedih dan menangis dikamarnya.
CUT TO:
19. INT. RUANG TAMU– SORE (SURYA, ARLIN, RONI)
Terlihat suasana yang haru penuh penyesalan anak-anak
Lastri, Roni menangis, sedangkan kedua kakaknya
terlihat tegar, namun suasana hatinya kacau.
CUT TO:
20. INT. TERAS – SORE (LASTRI, SURYA, ARLIN, RONI)
anak-anak bu Lastri sudah rapih dan akan berpamitan
untuk pulang dengan membawa tasnya masing-masing.
81. LASTRI
(raut wajah sedikit sedih)
ibu minta maaf kalau nyusahin
82. SURYA
Tidak bu. kita minta maaf
83. LASTRI
ibu minta maaf juga
84. LASTRI
(berharap) sering-sering kalian ke sini. ajak juga
cucu-cucu ibu nginep sini. kalian juga nginep semuanya
di sini
85. SURYA
iya bu. Nanti kita nginep sini lagi
86. LASTRI
benar ya. jangan bohong
131
87. RONI
Iya bu. aku minta maaf
88. LASTRI
kalian tidak salah. Ibu yang salah
89.ARLIN
Ibu jaga kesehatan di sini. kabarin kita kalau ada apa-
apa
90. LASTRI
Iya, tapi kalian jangan lupa juga datang 7 harian bapak
91. RONI
Iya bu. Aku usahakan pasti datang
92. LASTRI
Harus lah. Masa gak datang buat bapak
93. RONI
Iya bu, pasti datang kok
94. SURYA
Aku juga pasti datang, bu
95. ARLIN
Yaudah bu. kami pamit pulang ya.Assalamu’alaikum
96.LASTRI
Wa’alaikum salam
Mereka bersalaman dengan ibunya bergantian. Mereka
pulang. Lastri terlihat sedih ketika anak-anaknya
keluar rumah.
CUT TO:
132
Proses Kerja Penata Kamera
Dalam produksi program drama televisi “SEPENINGGAL” Penulis
sebagai Penata kamera menurut (Drs.Tommy Suprapto,2013:78) “Kameramen
adalah bertanggung jawab untuk pengoperasian kamera televisi selama rehearsal
dan produksi program televisi”.
Dalam produksi program drama televisi “SEPENINGGAL” ini sebagai
penata kamera bertugas mengoperasikan pengambilan gambar atau proses
produksi, dengan menguasai jenis dan ukuran shot dan gerak kamera serta
pengambilan gambar dengan teknik yang telah dikuasai oleh penata kamera
dengan mengedepankan segi teknis dan non teknis dan telah didiskusikan dengan
sutradara.
Pra Produksi
Pada tahap proses produksi program drama televisi “SEPENINGGAL”
penulis sebagai penata kamera bekerjasama dengan tim inti dimana mereka semua
mencari ide tentang program drama televisi “SEPENINGGAL” sebelum judul
ini tercipta oleh sutradara dan tim dilakukan riset atau analisis secara berturut-
turut dan menghasilkan suatu cerita yang menarik sehingga dapat divisualisasikan
kedalam bentuk naskah yang nantinya akan kami pergunakan dalam produksi
drama kami.
Selanjutnya setelah naskah terangkum penulis dan tim memperhitungkan
budgeting, memilih talent, menyewa alat-alat yang akan digunakan oleh tim dan
melakukan hunting lokasi. Dalam tahap pra produksi ini penulis sebagai Penata
Kamera juga berdiskusi dengan sutradara dengan menambahkan pengarahan
133
untuk memperkuat dan mengoptimalkan kualitas visualisasi secara detail dan
menuangkannya dalam breakdown script memudahkan semua tim yang bekerja
nantinya.
1. Type Of Shot
a. ECU (Extreme Close Up): Pengambilan sangat dekat sekali hingga
pengambilan gambar sangatdetail dan jelas.
b. CU (Close Up) :Pengambilan gambar dari kepala sampai leher,
untuk menegaskan mimik wajah narasumber.
c. MCU (Medium Close Up): Pengambilan gambar dari kepala
sampai dada, untuk menegaskan profil narasumber.
d. MS (Medium Shot):Pengambilan gambar dari kepala sampai ke
pinggang, untuk memperlihatkan narasumber dengan wajahnya serta
untuk melakukan wawancara.
e. MLS (Medium Long Shot):Pengambilan gambar sebatas kepala
hingga ke lutut, di peruntukkan pengambian gambar narasumber pada
saat wawancara.
f. FS (Full Shot): Pengambilan gambar peuh dari kepala hingga kaki.
Diperuntukkan memperlihatkan narasumer dengan lingkungannya.
g. LS (Long Shot): Pengambilan gambar lebih dari Full Shot.
Digunakan untuk menunjukkan narasumber dengan Background nya.
h. VLS (Very Long Shot): Pengambilan gambar lebih jauh dari Long
Shot, digunakan untuk menunjukan narasumber dengan Background
yang cukup jauh.
134
2. Camera Angle
Disamping standard ukuran gambar dan gerakan kamera. Dalam
pembuatan drama televisi, saya penulis harus dapat menempatkan
sudut pengambilan gambar sehingga dapat memberikan informasi
sesuai dengan tuntutan cerita.
a. High Angle : Merupakan pengambilan gambar sudutpandang
kamera dari atas.
b. Medium :Merupakan pengambilan gambar dari sudut
pandang normal.
c. Low Angle : Merupakan suatu pengambilan gambar dengan
sudut pandang kamera dari bawah.
Dalam produksi film, kamera sangat dimungkinkan untuk bergerak bebas.
Pergerakan kamera tentu mempengaruhi sudut, kemiringan, ketinggian, serta jarak
yang selalu berubah-ubah. Hampir semua film cerita umumnya menggunakan
pergerakankamera dan sangat jarang sineas yang menggunakan kamera statis
(Himawan Pratista, 2017:152).
Gerakan kamera digunakan untuk menambah shot-shot yang ada sehigga
lebih berfariasi dan lebih realistis. Berikut gerakan kamera :
a. Pan merupakan singkatan dari kata panorama, pan adalah pergerakan
secara horizontal (kanan dan kiri)
b. Tilt merupakan pergerakan kamera secara vertical (atas bawah atau bawah
atas)
135
c. Tracking shot atau dolly shot merupakan pergerakan kamera akibat
perubahan posisi kamera secara horizontal, pergerakan dapat kemanapun
asalkan tetap menyentuh permukaan tanah.
Adapun teknik-teknik lain yang digunakan oleh penulis, yaitu :
a. Walking Shot, pengambilan gambar ini dilakukan ketika seseorang sedang
berjalan, kesannya indah memperlihatkan seseorang berjalan.
b. Beauty Shot, kamera di tempatkan dibelakang sebuah ranting pohon, atau
sebuah bunga, mengesankan gambar seperti di sebuah kebun atau hutan.
Sebelum melakukan produksi penulis mempersiapkan alat-alat seperti
kamera, battre, microphone, cable microphone, headset, memory card, tripod.
Produksi
Dalam sebuah produksi Drama televisi ketika seluruh aspek mis-en-scene
telah tersedia dan sebuah adegan telah siap untuk diambil gambarnya, pada tahap
inilah unsur sinematografi mulai berperan. Sinematografi mencakup perlakuan
sineas terhadap kamera serta stok filmnya.
Seorang sineas tidak hanya sekedar merekam sebuah adegan semata juga
harus mengontrol dan mengatur bagaimana adegan tersebut diambil, seperti jarak,
ketinggian, sudut, lama pengambilan dan sebagainya. Setelah selesai, hasil rekam
gambar tersebut juga belum sempurna tanpa proses akhir pada stok filmnya
(Himawan Pratista, 2017:129).
Melaksanakan perekaman visual secara teknis secara arahan PF baik
dalam hal komposisi, sudut pengambilan, gerak kamera dengan segala
perubahannya. Menkoordinasikan awak kamera dalam melaksanakan tugasnya.
136
3.4.3 Pasca Produksi
Tidak banyak hal yang dilakukan oleh cameramen pada tahap ini.
Kameramen terkadang dimintai bantuan oleh editor untuk menjelaskan hal-hal
tertentu yang bisa jadi tidak di mengerti oleh editor.
Pada tahap ini penulis terlibat langsung melihat dan mendiskusikan
dengan Editor hasil rought cut dan fine cut baik on line maupun off line. Di sinilah
penulis memberikan arahan–arahan terhadap shot–shot yang telah penulis pilih
sesuai director treatment.
Melalui proses editing ini akan memberikan kesempatan pada penulis
untuk memperbaiki kesalahan yang tidak dapat dielakkan pada saat shooting, dan
dalam proses editing ini pula kita dapat membuat bentuk-bentuk baru dari bahan
yang sudah tersedia, seperti pemotongan gambar, penambahan efek, backsound,
penaikkan atau penurunan warna gambar dan audio, hingga pembuatan credit
title. Secara garis besar tahap inilah penulis menyatukan imajinasinya dengan
imajinasi editor.
Hasil yang sempurna tak bisa lepas dari peran editor yang kreatif karena
biasanya permainan efek-efek itu tercipta oleh editor dan mereka lebih paham
dimana saatnya harus memasukan backsound, fade in dan fade out, dan
keselarasan warna. Setelah tahapan editing ini selesai dibuat penulis
mengkonsultasikan hasil proses editing kepada dosen pembimbing dengan
maksud dan tujuan untuk mengetahui letak kekurangan dan mendapatkan
pengarahan yang beliau berikan guna memperbaiki segala kekurangan yang ada.
137
Peran dan Tanggung Jawab Penata Kamera
Kedudukan penata kamera dalam pembuatan suatu produksi sangat
berperan penting karena penata kamera harus mengambil gambar yang baik yang
berhubungan dengan cerita, dan keinginan sutradara, karena setiap pengambilan
gambar penata kamera harus bekerjasama dengan sutradara, dan penata kamera
juga harus memberikan pilihan shot-shot yang bagus.
Pada umumnya cameramen tidak bekerja sendiri, dan secara umum tugas
dan tanggung jawab cameramen meliputi :
1. Berdiskusi dengan Produser serta sutradara, membahas tentang rencana
produksi;
2. Mempelajari naskah;
3. Memberi masukan pengambilan gambar yang baik;
4. Memilih peralatan kamera;
5. Bekerjasama dengan sutradara;
6. Melakukan pengambilan gambar.
Proses Penciptaan Karya
a. Konsep Kreatif
Setelah penulis membaca naskah yang sudah dibuat oleh script writer
dengan judul “SEPENINGGAL” penulis sangat terkesan dengan ide cerita ini
yang telah tertuangkan hingga menjadi sebuah cerita drama, saat penulis membaca
naskah “SEPENINGGAL” penulis membayangkan shot yang akan diambil,
komposisi serta pergerakan kamera. Penulis telah berdiskusi dengan sutradara
untuk memakai single camera. Penulis membayangkan konsep gambar yang
138
dinamis sesuai dengan naskah yang telah dibuat. Kebanyakan shoot yang akan
diterapkan oleh penulis dalam program ini di ambil dengan cara still agar pada
saat shooting, kamera bisa bergerak leluasa dan dinamis mengikuti pergerakan
pemain tanpa shacking. Untuk type of shot yang telah dikonsepkan oleh penulis
adalah dengan menggunakan shot-shot aman seperti Meduim Close Up dan
Medium Shot, dan beberapa jenis Wide Shot untuk memperlihatkan area
keseluruhan lokasi dan established shot. menggunakan alat seperti steadycam, rig
dan slider.
b. Konsep Produksi
Untuk menghasilkan gambar yang dinamis dan atraktif, penulis beberapa
kali menggunakan teknik handheld dan change focus. Untuk keseluruhan pada
saat pengambilan gambar, penulis banyak menggunakan teknik pergerakan
kamera follow dengan teknik handheld, agar penulis lebih leluasa dalam proses
pengambilan gambar.
c. Konsep Teknis
Dari segi teknis seorang kamermen harus bisa membangun sebuah
komposisi visual. Sebagian orang mungkin berfikir bahwa komposisi merupakan
suatu tindakan seni atau cara untuk merangkai, menata, dan membentuk berbagai
unsur yang hendak ditampilkan dalam suatu shot menjadi tampilan yang baik,
menarik, dan enak dilihat. Adapun beberapa perlengkapan tambahan yang
membantu dalam proses kerja kamera dalam pengambilan sebuah gambar dan
139
suara yaitu : Tripod, Clip On, Boom Mic, Tascam H6N, Lensa 24-70, Lensa
Canon 16-35 mm.
Kendala Produksi dan Solusinya
Kendala : Monitor tiba-tiba tidak berfungsi ketika produksi berjalan
Solusinya : Produksi tetap berjalan dilihat langsung oleh sutradara dari layar
camera.
140
Lembar Kerja Penata Kamera TABEL III.11
CAMERA REPORT Production Company : Belakang Terminal Produser : Nindita Eka Agustin
Project Title : SEPENINGGAL Director : Muhamad Iqbal
Duration : 20 Minute Penata Kamera : Rifaldi Kusumah
Scene
Shoot
Visual
Take
Report
Note Shoot
Size Angle Movement
SCENE 1
1
1 MCU Eye Level
STILL 1 G
Lastri mengigau
2 MS Eye Level
STILL 1 G
Arlin Tidur
3 MCU Eye Level
STILL 1 G
Lastri mengigau
4 MS Eye Level
PAN 2 G
Arlin bangun
5 CU Eye Level
STILL 1 G
Arlin
6 MCU Eye Level
STILL 1 G
Lastri tidur kembali
7 CU Eye Level
STILL 1 G
Arlin bingung
8 MS Eye Level
PAN 1 G
Arlin
9 MCU Eye Level
ZOOM 1 G
Lastri tidur
141
Scene 2
2 10 FS Eye
Level STILL
3 G
Establish Bendera
Scene 3
3
11
FS
Low
Angle
PAN
RIGHT
1 G
Roni dan Surya mengangkat kursi
12
MS
Low
Angle
PAN
RIGHT
1 G
Rumah
13
MCU
Low
Angle
PAN
RIGHT
3 G
Surya mengangkat kursi
14 CU Low Angle
PAN 1 G
Surya memperhatikan rumah
Scene 4
4
15 FS EL STILL 1 G
Arlin menyeduh kopi
16 CU EL STILL 4 G
Arlin bingung
17 FS EL ZOOM 3 G
Arlin masih bingung
18 CU HA STILL 1 G
Kopi diaduk
Scene 5
5 19 FS Eye
Level STILL
1 G Surya dan Roni
142
20 CU Eye
Level STILL
2 G Roni
21 FS Eye Level
STILL 8 G
Surya dan Roni
22 CU Eye Level
STILL 1 G
Surya
Scene 6
6
23 Group Shoot
Low Angle
Pan Left 1 G Tangan Arlin menepuk
24 LS
EL STILL 2 G
Arlin
25 MS
EL STILL 1 G
Arlin panik, Lastri masih tidur
26 Knee Shoot
HA STILL 1 G
Arlin
27 MCU
EL STILL 1 G
Lastri
28 MS
HA STILL 1 G
Arlin
29 LS
EL STILL 3 G
Lastri
30 MS
HA STILL 2 G
Arlin
31 Group Shoot
EL STILL 1 G
Lastri terbangun dari tidurnya
32 MS
HA STILL 2 G
Mengambil sisir
33 CU
HA STILL 1 G
Lastri menyisir
34 MCU
EL STILL 2 G
Rambut lastri kusut. Lastri kesakitan menyisir
143
35
CU EL STILL
1 G Peralatan Make Up
36 CU HA STILL 1 G
Lastri memperhatikan rambutnya
37 CU EL STILL 4 G
Lastri menyisir
38 FS EL STILL 1 G
Menaruh kembali sisirnya
39 CU HA STILL 3 G
Merapihkanrambutnya
40 FS EL STILL 1 G
Merapihkan rambutnya
41 CU EL STILL 1 G
Mengambil bedak
42 FS HA STILL 2 G
Bedakan
43 CU EL ZOOM 1 G
Pelatan Make Up
44 FS HA STILL 1 G
Masih bedakan
45 CU EL STILL 3 G
Lastri sedih
46 CU EL STILL 1 G
Mengaca
47 MCU EL STILL 1 G
Bergaya dan mengikat rambutnya
48 CU EL STILL 1 G
Lastri masih berdandan
49 CU EL STILL 1 G
Arlin membawa kue
50 MS EL TILT UP 2 G
Lastri sedih
144
51 CU EL STILL
2 G Lastri keluar kamar
Scene 7
7
52 FS EL STILL 1 G
Sekeluarga menonton tv dan memakan cemilan
53 CU EL STILL 11 G
Surya memakan cemilan
54 FS EL STILL 1 G
Sekeluarga
55 CU EL STILL 1 G
Arlin
56 CU EL STILL 1 G
Roni mendengarkan
57 FS EL STILL 1 G
Sekeluarga
58 CU EL STILL 1 G
Lastri mengangguk
59 FS EL STILL 1 G
Keluarga focus kembali
60 FS EL STILL 1 G
Cemilan
Scene 8
8 61 FS
EL STILL 1
G Arlin mengangkat jemuran
Scene 9
9
62 MS EL STILL 1 G
Arlin dan Roni
63 MCU EL STILL 6 G
Surya danLastri
145
64 MS EL STILL 4
G Arlin dan Roni
65 MCU EL STILL 1 G
Surya dan Lastri
66 MS EL STILL 1 G
Arlin dan Roni
67 MCU EL STILL 1 G
Surya dan Lastri
68 FS EL STILL 1 G
Sekeluarga
69 CU EL STILL 1 G
Lastri diam
70 MCU EL STILL 1 G
Kipas
Scene 10
10
71 FS HA ZOOM 3 G
Lastri tidur
72 CU LA STILL 2 G
Establist Jam
Scene 11
11 73 MS Eye
Level ZOOM
7 G
Arlin dan Roni
Scene 12
12
74 MS EL STILL 1 G
Lastri wudhu
75 FS EL STILL 1 G
Establist Pajangan kabah
Scene 13
13 76 MS Eye
Level ZOOM
3 G Berfoto sekeluarga
146
77 MCU Eye
Level ZOOM
3 G Bertiga berfoto
Scene 14
14
78 MCU EL STILL 2 G
Surya memperhatikan dan Lastri mengambil tumpukan baju
79
MS
LA
PAN
RIGHT
2
G
Lastri membawa baju dan menaruhnya di atas kasur
80 CU LA STILL 3 G
Roni mengambil baju
81 CU EL STILL 1 G
Lastri memperhatikan
82 CU EL STILL 1 G
Arlin mengambil baju
83
MCU
EL PAN
LEFT
2
G
Arlin jalan ke Surya
84 CU EL STILL 1 G
Surya mencoba bajunya
Scene 15
15
85 MS EL
STILL 1 G
Foto bapak
86 CU EL
STILL 1 G
Foto bapak
87 FS EL
STILL 2 G
Surya, Arlin dan Lastri
88 CU EL
STILL 3 G
Arlin cemberut
147
89 FS
EL STILL
2 G Surya, Arlin dan Lastri
90 CU EL
STILL 1 G
Lastri
91 MS EL
STILL 2 G
Lastri dan Surya
92 FS EL
STILL 1 G
Surya, Lastri dan Arlin
93 CU EL
STILL 1 G
Arlin
94 CU EL
STILL 1 G
Surya
95 CU EL
STILL 1 G
Lastri
96 FS EL
STILL 1 G
Surya, Arlin dan Lastri
Scene 16
16 97 MS
EL ZOOM 3 G Roni menangis
Scene 17
17
98 FS HA ZOOM 2 G
Lastri tertawa tawa
99 MCU EL ZOOM 1 G
Lastri masih tertawa-tawa
Scene 18
18
100 CU LA STILL 1 G
Bendera Kuning
101 MS EL BLUR 1 G
Foto bapak
Scene 19
148
19
102
CU
EL
STILL
3
G
Roni memakai sepatu, Surya mendengarkan ibu, Arlin yang
sedang menelepon dan Lastri yang sedang berbicara
103 MS EL TILT 2 G
Roni salaman sama ibu
104 CU EL TILT 1 G
Surya juga
105 CU EL TILT 1 G
Arlin juga
106 CU EL STILL 1 G
Lastri sedih
107 CU EL STILL 1 G Lastri sedih
Scene 20
20
108 FS EL TRACK 3 G
Roni, Surya dan Arlin jalan keluar
109 FS EL TRACK 1 G
Mobil jalan
110 FS EL TRACK 1 G
Kamera kembali kerumah
149
GAMBAR I.1
BLOCKING KAMERA
Production Company : Belakang Terminal Producer : Nindita Eka Agustin
Project Title : SEPENINGGAL Director : Muhamad Iqbal
Durasi : 20 menit Cameraman : Rifaldi Kusumah
KAMAR TIDUR
Day/Night : Night
Frame : MLS, MCU
Scene 1
Ext/Int : Int
MOVING : STILL
Lokasi : Kamar Tidur
RUANG MAKAN
150
Day/Night : Day
Ext/Int : Int
Frame : MCU, FS,
Scene 3
MOVING : STILL
Lokasi : Ruang Makan
TERAS RUMAH
151
Day/Night : Day
Ext/Int : Ext
Frame : MCU, FS,CU
Scene 4
MOVING : STILL
KAMAR TIDUR
152
Day/Night : Day
Ext/Int : Int
Frame : MCU, CU
Scene 5
MOVING : STILL
RUANG TV
153
Day/Night : Day
Ext/Int : Int
Frame : MCU, CU, FS
Scene 6
MOVING : STILL
KAMAR MANDI
154
Day/Night : Day
Ext/Int : Int
Frame : MS,MCU
Scene 8
MOVING : STILL
KAMAR TIDUR
155
Day/Night : Day
Ext/Int : Int
Frame : MCU, CU
Scene 9
MOVING : STILL
RUANG TAMU
156
Day/Night : Day
Ext/Int : Int
Frame : MCU, CU
Scene 10
MOVING : STILL
RUANG TV
157
Day/Night : Day
Ext/Int : Int
Frame : MS,FS,CU,MCU
Scene 12
MOVING : STILL
KAMAR TIDUR
158
Day/Night : Day
Ext/Int : Int
Frame : FS,CU
Scene 13
MOVING : STILL
RUANG TV
159
Day/Night : Day
Ext/Int : Int
Frame : CU,FS
Scene 14
MOVING : STILL
KAMAR TIDUR
160
Day/Night : Day
Ext/Int : Int
Frame : MCU, CU.
Scene :15
MOVING : STILL , PAN RIGHT , PAN LEFT
RUANG TAMU
161
Day/Night : Day
Ext/Int : Int
Frame : MCU, CU,FS
Scene 17
MOVING : STILL
KAMAR TIDUR
162
Day/Night : Day
Ext/Int : Int
Frame : MCU, CU
Scene 18
MOVING : STILL
TERAS RUMAH
163
Day/Night : Day
Ext/Int : Int
Frame : FS, CU
Scene 21
MOVING : STILL
164
SPESIFIKASI KAMERA
Model NEX-VG30E
Image Sensor
APS-C type (23.4×15.6mm) Exmor APS HD CMOS ;
25P scanning
Gross Pixels
14,600,000 pixels
Effective Pixels
(16:9 video)
9,080,000 pixels
Effective Pixels (3:2
still image)
14,200,000 pixels
Pencahayaan
Minimum
11 lux. ( 1/25 Shutter Speed / F3.5)
Lensa Kit
SEL18200 Sony E-mount E18-200mm F3.5-6.3
dengan Optical SteadyShot Active Mode
Zoom
11x (optical, ring)
Focus
Auto/Manual (ring)
165
Focal length (35mm
equivalent)
Video mode: 32.4mm-360mmStill photo mode: (3:2)
27mm-300mm / (16:9) 32.4mm-360mm
Shutter Speed
1/4 – 1/4000 (video, manual control)30 – 1/4000
(photo, manual control)
White Balance
AWB / Daylight / Shade / Cloudy / Incandescent /
Fluorescent / Flash / C. Temp Filter / Custom
Media Perekaman
Memory Stick PRO Duo / Memory Stick PRO-HG
Duo / SD / SDHC / SDXC (Class 4 or higher)
Recording Mode
(AVCHD)
FX (1920x1080i, 24Mbps)FH (1920x1080i, 16Mbps)
HQ (1440x1080i, 9Mbps)
Resolusi foto (JPEG)
16:9 Mode; 4592×2576 (12M) /3:2 Mode; 4592×3056
(14M)
Audio Recording
Dolby Digital 2ch, via Quad Capsule Spatial Array
Stereo Microphone;External microphone input jack
LCD Monitor
7.5cm / 3.0”-type, 921,600 dots (approx.)Xtra Fine
LCD with TruBlack technology
Electronic
Viewfinder
1.1cm / 0.43”-type, 1,440K dots (approx.)Xtra Fine
Daya baterai
330 min. continuous recording(dengan battery pack
aksesoris NP-FV100, FH mode)
Interface
-Accessory shoes-HDMI OUT jack
-Stereo headphone jack
-External stereo mic input jack
-USB 2.0 (mini B / Hi-speed) jack
166
-DC IN jack
Dimensi (D x H x
W)
29.4 x 132 x 97 mm (berikut lensa dan hood)
Bobot
1.3Kg (berikut lensa SEL18200, lens hood, baterai
NP-FV70)
1. Tripod libech TH_650HD
167
Mendukung hingga 6,5 lb (3,0 kg)
59 "Tinggi Maksimum
Kepala dengan Spring-Loaded Counter Balance
65mm leveling ball
2. Memori Card Sandisk Extrime Plus 64gb
Sandisk Extreme Plus 64GB
Kecepatan Baca Sampai 80MB / s
Kecepatan Menulis Hingga 60 MB / s
UHS Speed Class 1 (U1) & Kelas 10 Untuk Video HD Penuh (1080p) & Video
3D
3. LENSA CANON 24-70MM
168
Maximum format size 35mm full frame
Focal length 24-70mm
35mm equivalent focal length (APS-C) 38-112mm
Diagonal Angle of view • 84-34º (full frame)
Maximum aperture F2.8
Minimum aperture F22
Lens Construction
• 18 elements / 13 groups
• 2 UD glass element
• 1 Super UD aspheric element
Number of diaphragm blades 9, rounded
Minimum focus 0.38m
Maximum magnification 0.21x
AF motor type
• Ring-type Ultrasonic Motor
• Full-time manual focus
Zoom method Rotary, extending
169
Focus method Internal
Image stabilization • No
Filter thread
• 82mm
• Does not rotate on focus
Supplied accessories*
• Front and rear caps
• Petal-type Hood EW-88C
• Soft lens case
Weight 805 g (28.4 oz)
Dimensions 88.5 mm diameter x 113 mm length (3.0 x 3.7 in)
Lens Mount Canon EF
170
4. LENSA CANON 16-35MM
Nama Produk : EF 16-35mm f / 2.8 L II USM
Kategori : Lensa Kamera
Brand : Canon
Tahun Rilis 2007
Series : EF
Format : 35mm FF
Lens type : Wide Lens
Focal Length : 16-35 mm
171
Lembar Kerja Penata Suara
Menurut Edie karisto (2008;62) penata suara tugasnya merekam, mengontrol
power vokal, artikulasi dan intonasi suara pemain, menjaga suasana (atmosphere)
efek suara dan noise yang terjadi di sekitar lokasi shooting. sedangkan boomer adalah
petugas teknis yang membantu penata suara untuk merekam suara pemain dengan
menggunakan alat yang lazim di sebut dengan microphone boom atau stake boom
microphone.
Dalam produksi drama televisi “SEPENINGGAL” penulis bertanggung
jawab sebagai penata suara. Penata suara bertugas untuk merekam semua suara yang
di butuhkan dalam skenario. Seperti suara alam,sunyi,angin, effect audio, dan lain-
lain. Suara dalam drama televisi dapat kita pahami sebagai seluruh suara yang keluar
dari gambar, yakni dialog, musik, dan efek suara. Dialog adalah bahasa verbal yang
di gunakan semua karakter di dalam maupun di luar cerita drama televisi (narasi).
Musik adalah seluruh iringan musik serta lagu yang di mainkan sesuai dengan irama.
Efek suara adalah semua suara yang di hasilkan melalui proses pembuatan sebuah
efek untuk membuat gambar itu terasa nyata sedang melakukanya.
Menurut Artanto (2014) suara adalah sebuah keindahan bunyi yang seolah
tersembunyi dan menjadi alunan yang harmoni. Jika sejenak mata kita pejamkan
mendengarkan suara nyanyian alam pada kicauan burung di pohon, kegembiraan
lumba - lumba di lautan, deburan ombak, desiran angin, serta gemerisik daun tertiup
angin. Itulah kekayaan alam dari sang pencipta. Dengan suara, manusia dapat
menciptakan bunyi yang harmoni. Yang menjadi karya musik yang apik
mengingatkan kita pada tahun 1960-an akan film yang berjudul sound of music yang
berkisah tentang lagu do re mi berkat jasa Guido Arezzo sang pencipta solmisasi pada
1025. Berkatnya suara hanya bisa di dengar namun tidak bisa di lihat, walaupun
suara tidak dapat di lihat tapi suara dapat di atur sedemikian rupa menjadi suatu
komposisi yang harmoni.
172
Dalam tahap pra produksi penata suara bersama produser,penulis dan editor
membahas apa saja yang akan di buat untuk kebutuhan dalam film tersebut, dari
membuat effect audio, scoring, sampai konsep pengambilan suara saat produksi,
kemudian mendata peralatan apa saja yang akan di butuhkan dalam produksi dan data
tersebut di serahkan kepada produser.
Dalam tahap produksi penata suara bekerja sama dengan kamera untuk
mengatur tinggi rendahnya suara yang akan di input.
Pra Produksi
1. Memahami dan mendalami naskah yang akan di produksi. Pemahaman ini di
maksud untuk mengetahui apa saja yang akan di butuhkan di dalam naskah
tersebut. Untuk kita mengetahui apa saja yang harus menggunakan sound efect,
mengetahui bagaimana nantinya karakter dari kotoh,intonasi, dan tingkat emosi
(marah,sedih,senang,dll)
2. Membuat perencanaan pengelompokan suara dan sound effect. Dari hasil
pemahaman naskah kemudian penata suara akan mengelompokkan suara dan
sound effect dalam bentuk treatment audio. Treatment audio ini dapat
mempermudah pada saat produksi.
3. Memilih backsound musik yang tepat untuk naskah yang akan di produksi.
Pemilihan ini di sesuaikan dengan tema dan genre yang akan di produksi.
4. Mengadakan rapat koordinasi dengan crew lain (sutradara, produser dan
penanggung jawab teknis) Dalam rapat ini penata suara memaparkan secara
173
teknis dan non teknis dari apa yang ada di dalam naskah sesuai dengan
perencanaan nya
5. Melakukan hunting lokasi untuk mendapatkan gambaran suasana, hunting ini
dimaksud untuk melihat perencanaan blocking dan perekaman sound
effect ,serta atmosfere di lokasi.
6. Mendata peralatan peralatan teknis seperti jenis microphone, mixer audio dan
kelengkapan yang akan di butuhkan kan untuk perekaman di lokasi.
Produksi
1. Mempersiapkan alat dan bahan yang di butuhkan pada saat perekaman suara
dan sound effect sesuai dengan script dan scene yang akan di produksi.
2. Mengoprasikan perlengkapan peralatan audio dengan baik dan benar agar di
dapatkan hasil yang memuaskan.
3. Melakukan komunikasi dan koordinasi dengan sutradara dan crew teknis lain
agar tidak terjadi kesalahpahaman.
4. Menguasai secara teknis semua peralatan audio yang di pakai dan selalu bersiap
jika terjadi gangguan teknis.
5. Melakukan perekaman di lokasi (real sound)
6. Melakukan perekaman dan pembuatan sound effect.
7. Menyeleksi lokasi berdasarkan faktor akustik.
8. Mengurangi dan menghapus sound yang tidak di perlukan.
9. Mengatur tinggi rendahnya level audio.
174
Pasca Produksi
1. Mendampingi editor untuk memilih audio yang tepat.
2. Membantu editor memilih dan menempatkan pemisahan antara sound effect
dengan narasumber suara asli nya
3. Membantu editor untuk menempatkan backsound, theme song, scoring music
yg tepat.
4. Menganalisa hasil gambar.
5. Mengevaluasi hasil perekaman suara.
6. Menentukan atau memberikan keterangan waktu.
7. Untuk menjelaskan datang dan pergi nya seseorang.
Peran dan Tanggung Jawab Penata Suara
Menurut kusumawati,dkk (2015:126) penata suara juga bertanggung jawab
terhadap kualitas audio terbaik secara teknis maupun non teknis dan dapat mengatasi
apabila terdapat gangguan dan mempersiapkan peralatan audio lainnya.
Penulis juga berdiskusi besama editor dan sutradara untuk pemilihan dialog
dan sound – sound yang akan di pilih. Penulis juga sangat teliti atas kualitas suara
yang di pilih aka membantu penonton mengerti akan jalan ceritanya. Bertanggung
jawab terhadap alat yang di pakai pada produksi berjalan. Memilih nada yang cocok
dalam drama televisi yang telah di buat.
175
Proses Penciptaan Karya
a. Konsep Kreatif
Konsep audio yang bergenre keluarga sesuai dengan naskah. Menggunakan
audio sesuai dengan suasana pada umumnya dalam sebuah keluarga, dengan adanya
tambahan audio membuat seperti nyata dalam kehidupan sehari – hari.
b. Konsep Produksi
Pada tahap ini penulis bekerja sama dengan sutradara dan editor membicarakan
konsep yang akan di gunakan untuk membuat penonton terbawa oleh suasana dalam
drama televisi “SEPENINGGAL” dan juga menambahkan back sound maupun
sound effect.
c. Konsep Teknis
Kemudian pada tahap produksi penata suara menggunakan alat boom mic dan
zoom. Penggunaan boom mic dan zoom agar suara yang di rekam tidak terlalu noise,
bisa terdengar dengan jelas, dan merekam atmosfer yang terdengar di lokasi tersebut.
Untuk pemilihan boom mic dan zoom penulis beserta crew sudah menyiapkan alat ini.
1. Dialog
Dialog adalah Bahasa komunikasi verbal yang di gunakan semua karakter di
dalam maupun di luar cerita film (narasi).
176
2. Musik
Elemen musik digunakan untuk mempertegas sebuah adegan agar lebih kuat
maknanya. Tetapi apabila musik di masukan sebagai latar belakang, maka di
katagorikan dalam sound effect.
3. Efek Suara (sound effect)
Efek suara adalah semua suara yang di hasilkan oleh semua obyek yang ada di
dalam maupun di luar cerita. Efek suara perlu di perhatikan dalam pembuatan drama
televisi untuk memanjakan telingan.
4. Ilustrasi Musik
Ilustrasi musik adalah suara yang di hasilkan melalui instrument musik untuk
memperkuat selama cerita berjalan
Kendala Produksi dan Solusi
Kendala dalam proses produksi drama televisi “SEPENINGGAL” penulis
juga mendapatkan solusi dari kendala tersebut :
Kendala : pada saat produksi banyaknya warga – warga sehingga sulit untuk
merekam dialog yang akan di ambil. Bukan hanya warga saja yang
berdatangan tapi kendaraan dan tukang jualan yang melewati lokasi di
saat produksi banyak yang ingin menonton . sehingga harus merkam
berkali – kali supaya tidak noise dan jelas.
177
Solusi : Dalam proses produksi televisi “SEPENINGGAL” menenangi warga
supaya tidak berisik pada saat berjalannya produksi dan memberhentikan
kendaraan yang akan melewati lokasi di saat produksi.
178
Lembar Kerja Penata Suara
SPESIFIKASI AUDIO
1. ZOOM H6N
Recording media
16MB–2GB SD cards
4GB–32GB SDHC cards
64GB–128GB SDXC cards
Inputs
Inputs
L/R
XY mic (XYH-6)
Mic Type: Unidirectional
Sensitivity: –41 dB, 1 kHz at 1 Pa
Input Gain: –8 to 46.5 dB
Maximum Sound Pressure Input: 136 dB SPL
[MIC/LINE IN]
Connector: 1/8" stereo mini jack
Input Gain: –8 to 46.5 dB
179
Input Impedance: 2 kO
Plug-in Power: 2.5V supported
MS mic (MSH-6)
Mic Types: Unidirectional and bi-directional
Sensitivity: –37 dB, 1 kHz at 1 Pa (unidirectional),
–39 dB, 1 kHz at 1 Pa (bi-directional)
Input Gain: –8 to 42.5 dB
Maximum Sound Pressure Input: 120 dB SPL (unidirectional),
122 dB SPL (bi-directional)
Shotgun mic (SGH-6 [Option])
Mic Type: Unidirectional (mic unit x 3)
Polar Pattern: Super-cardioid
Sensitivity: –39 dB, 1 kHz at 1 Pa (each mic unit)
Input Gain: –8 to 50 dB
Maximum Sound Pressure Input: 122 dB SPL (unidirectional)
Inputs
1 to 4
Connectors: XLR/TRS combo jacks
(XLR: 2 hot / TRS: TIP hot)
Input Gain (PAD OFF): –8 to 55.5 dB
Input Gain (PAD ON): –8 to 35.5 dB
Input Impedance 6.8kO
Maximum Input Level: +22 dBu (PAD ON)
180
Phantom Power: +12V / +24V / +48V
Equivalent Input Noise (EIN): –120 dBu or less
Out
puts
Line Out
Connector: 1/8" stereo mini jack
Rated Output Level: –10 dBu
(when output load impedance is 10 kO or more)
Phone
Out
Connector: 1/8" stereo mini jack
Output Level: 20 mW + 20 mW (into 32O load)
Built-in
Speaker
400 mW/8 O mono speaker
Recording
Formats
[WAV setting]
Sampling Frequency: 44.1/48/96kHz
Bit Rate: 16/24-bit (Mono/Stereo, BWF-compliant)
Maximum Simultaneous Recording Tracks: 8 tracks (6 tracks + L/R
backup)
Backup recording: 12dB lower than set L/R input gain
[MP3 setting]
Sampling Frequency: 44.1kHz Bit Rate: 48–320 kbps
Maximum Simultaneous Recording Tracks: 2 tracks
181
Recording Time
(with 2GB card)
03:08:00 (44.1kHz/16-bit WAV)
34:43:00 (128kbps MP3)
Display 2.0-inch full-color LCD (320 x 240 pixels)
USB
[Mass Storage Class operation]
Class: USB2.0 High Speed
[Audio Interface operation: Multi-track mode]
Class: USB2.0 High Speed
Inputs / Outputs: 6 / 2
Sampling Frequency: 44.1/48/96kHz
Bit Rate: 16/24bit
Note: Use with Windows requires a driver, but Macintosh does not.
[Audio Interface operation: Stereo mode]
Class: USB2.0 Full Speed
Inputs / Outputs: 2 / 2
Sampling Frequency: 44.1/48kHz
Bit Rate: 16 bit
Note: iPad operation supported in stereo mode only.
182
Battery Life
(with alkaline
battery)
XY mic, 44.1kHz/16-bit (stereo x 1): 21 hours
XY mic and Inputs 1, 2, 3 and 4 used, 96kHz/24-bit (stereo x 3): 9 hours
45 minutes
Note: The above times are estimates. Approximate continuous recording
times when using battery power were calculated using our own testing
method. They may differ greatly depending on operating conditions.
Power
AA size (LR6) battery x 4
AC adapter: AD-17 (DC5V/1A/USB-type) (optional)
USB bus power
Dimensions
H6: 77.8mm(W)x 152.8mm(D)x 47.8mm(H)
XYH-6: 78.9mm(W)x 60.2mm(D)x 45.2mm(H)
MSH-6: 58.0mm(W)x 67.6mm(D)x 42.1mm(H)
Weight
H6: 280g (without batteries)
XYH-6: 130g
MSH-6: 85g
Included
Accessories
Operation manual, XYH-6 X/Y mic capsule, MSH-6 MS mic capsule, SD
card (2GB), AA size (LR6) battery x 4, Cubase LE Software, WSH-6S
Foam Windscreen, USB Cable, Case
Optional SGH-6 Shotgun mic capsule
183
Accessories EXH-6 Dual XLR/TRS Combo capsule
HS-1 Hot Shoe Mount
APH-6 Accessory Pack (includes RCH-6 wired Remote Controller, AD-17
USB-type AC adapter, WSH-6H Hairy Windscreen)
Boom Mic Rode
The Rode NTG-3 Shotgun Microphone is a professional shotgun microphone
that delivers a few unique qualities in order to meet the demands of today's
broadcast audio engineers and boom operators. The microphone features radio-
frequency (RF) interference properties that avoid annoying noise and
interference caused by nearby RF sources such as radio antennas, WIFI
networks, internet devices, power lines, etc. The microphone is also built to
184
withstand the rigors of adverse weather conditions.
Of course special attention is paid to the accurate, directional pickup
characteristics and its frequency response, sensitivity and low noise floor,
which result in pristine audio quality. The NTG-3 shotgun microphone is an
ideal solution for outdoor ENG and studio applications.
RF Rejection
The microphone features radio-frequency (RF) interference properties that
avoid annoying noise and interference caused by nearby RF sources such as
radio antennas, WIFI networks, internet devices, power lines, etc.
Withstands Adverse Conditions
The microphone is constructed to withstand adverse weather conditions for
more stable use outdoors.
Supercardioid Line+Gradient Pickup
The supercardioid, shotgun characteristics provide excellent off-axis rejection,
focused pickup and longer range.
185
TABEL IV.12
TREATMENT AUDIO
Production company : Belakang Terminal Produser : Nindita eka Agustin
Project tittle : SEPENINGGAL Sutradara : Muhamad Iqbal
Durasi : 20 Menit Penata Suara : Fahmi Ifanda.
No Scene Script Equipment Atmos
Ambience
Volley Musik
1 1 Tampak Arlin tidur di
sebelah ibunya, terbangun
karena tingkah ibunya itu.
arlin pun kebingungan
dengan raut wajah yang
sedikit cemas melihat
ibunya.
boom mic
Clip on
Atmos sekitar
Instrumen
Musik
Arlin
Bu?
Arlin
Ibu kenapa?
Sementara Lastri sudah
tenang kembali dalam
tidurnya. Arlin pun bernafas
lega, ia kembali tidur.
2
Bendera kuning berkibar
terkena hembusan angin.
Atmos sekitar
Instrumen
Musik
186
terlihat jelas nama Dahlan
bin Harjo Suwito dalam
tulisan di bendera tersebut.
3 Terlihat matahari di pagi
hari terlihat cerah dan
suasana pagi pun terdengar
ramai dengan suara
aktivitas di luar.
Boom Mic
Atmos sekitar
4 Terlihat Arlin sedang
menyiapkan dan membuat
kopi untuk Surya dan Roni.
Namun saat hendak
membuka kemasan kopi
tiba - tiba ia berbicara yang
tidak ia sadarkan dengan
memanggil bapaknya yang
sudah meninggal.
Alin
Pak... mau kopi juga?
Tidak lama kemudian Arlin
sadar bahwa bapaknya
sudah meninggal dan
kemudian dia diam, dan
tetap melanjutkan
menyeduh kopi.
Boom mic
Clip On
Atmos sekitar
5 Kamera bergeser dari ruang
makan ke Arlin yang
sedang berjalan. Kamar
masih dalam ke adaan
Clip on
Boom mic
Atmos sekitar
187
tertutup dan di teras sedang
berbicara.
SURYA
Bagaimana Pekerjaan?
RONI
Lancar mas
Jeda
RONI
Mas bagaimana pekerjaan?
SURYA
Lagi banyak kerjaan, pusing
juga kerjaan
Arlin keluar membawakan
kopi
ARLIN
Tadi aku liatbapak di
belakang
SURYA
Bapak siapa?
ARLIN
Bapak
SURYA
Dimana?
ARLIN
Di meja makan tadi lagi
duduk, manggil.
SURYA
Yakin itu beneran bapak?
ARLIN
188
Iya
SURYA
Bapak kan sudah meninggal
Arlin pun terdiam
6 Lastri yang sudah selesai
mandi terlihat sudah berada
di meja rias, ia pun sibuk
menyisirkan rambutnya
yang masih sedikit basah
dan kusut, terlihat juga
rambut Lastri yang rontok
ketikan dia menyisir
rambutnya.
LASTRI
Disini aja ya kamu pak.
Lastri sesekali kesakitan
ketika menyisir. lastri pun
melanjutkan mendandani
wajahnya dengan make-up
memakaikan bedak.
Boom mic
Clip on
Atmos sekitar
7 Terdengar suara tv sedang
menyiarkan ceramah, suara
dari tv sangat jelas untuk
didengar.
Anak-anak Lastri terlihat
duduk lesehan sementara
Lastri duduk di bangku
dekat anak-anaknya dengan
Boom mic
Clip on
Atmos sekitar
(V.O)
ceramah
Instrumen
189
meja kecil disisinya.
SUARA TV
Kematian merupakan hal
yang pasti
terjadi di setiap manusia.
Keberadaan kita di dunia
hanyalah
sementara. Dalam surah
ankabut ayat
“tiap-tiap yang berjiwa
akan
merasakan kematian.
Kemudian
hanyalah kepada kami
kamu
dikembalikan”
Surya pun menanyakan
sesuatu tentang bapaknya.
SURYA
Bu, maaf sebelumnya
almarhum bapak kira-kira
ada sangkutan ngga sama
orang lain ? biar bisa kami
bantu
LASTRI
190
Sepertinya ngga ada
SURYA
Beneran ngga ada bu ?
LASTRI
Iya seinget ibu memang
ngga ada
SURYA
Yaudah tapi nanti coba ibu
inget-inget, kalau ada biar
bisa langsung kami bantu
LASTRI
Iya terimakasih, nanti ibu
inget-inget lagi
Tiba-tiba telepon berbunyi.
Lastri hendak
mengangkatnya namun
Arlin meminta ibunya
untuk duduk saja dan
akhirnya Arlin yang
mengangkatnya.
ARLIN
Halo
191
ARLIN
Oh, tante Evi
ARLIN
Iya tante gapapa
ARLIN
iya alhamdulillah kitabaik-
baik aja tante
Selesai mengangkat telepon
dari Tante Evi, Arlin pun
kembali duduk bersama.
ARLIN
Itu tadi tante Evi telepon,
minta maaf kemarin ngga
bisa datang karena ada
urusan mendadak, dan turut
berduka cita buat kita.
8 Terlihat dan terdengar suara
adzan dari luar masjid dekat
rumah Lastri.
Boom Mic
Atmos sekitar
Instrumen
9 Adzan berkumandang,
Lastri pun sudah berada
dikamar mandi terlihat
sedang berwudhu.
Atmos sekitar
192
10 Terlihat Lastri sedang
sholat dengan khusyuk
dikamarnya.
Lastri bangun dari sujud
rakaat terakhir dan tahiyatul
akhir.
Lastri
Assalamu‟alaikum
warahmatullah.2X
Selesai sholat, dia beranjak
keluar dan mendengar
anak-anaknya sedang
berbincang-bincang diruang
tamu.
Boom mic
Clip on
Atmos sekitar
doa
Instrumen
11 Lastri yang baru keluar dari
kamarnya terdiam sejenak
mendengarkan anak-
anaknya berbincang.
SURYA
Sekarang ibu cuma punya
kita bertiga,
siapa lagi kalau bukan kita
yang mengurus ibu, kalau
ibu sendirian kan kasihan
Atmos sekitar
instrumen
193
RONI
Iya mas, tapi terserah
keputusan ibu aja nantinya
gimana
Surya yang melihat ibunya
langsung memanggil, dan
menyuruh ibunya untuk
berbincang sesuatu
bersama.
SURYA
Kebetulan ada ibu, tolong
kesini sebentar bu kami
mau ngomong sesuatu
Lastri hanya diam dan
menatap anak-anaknya, lalu
Lastri pun ikut berkumpul
dan duduk bersama anak-
anaknya.
Arlin yang tadinya duduk
disebelah Surya bergeser di
bangku panjang bersama
Roni, dan Lastri duduk
disebelah Surya.
194
SURYA
Bu, aku mau tanya dan
ngomong sesuatu sama ibu
LASTRI
Sesuatu apa ?
SURYA
Aku mau ngomong
bagaimana kalau ibu tinggal
sama kita aja nanti, Ibu bisa
kok tinggal dirumah aku
atau
Arlin atau ibu mau tinggal
sama
Roni?
LASTRI
Ngga usah
RONI
Ibu mau di sini saja?
LASTRI
Kalian sering kabarin ibu
saja
sudah cukup
ARLIN
195
ibu mau kita cariin orang
buat
nemenin di sini?
LASTRI
itu malah makin ngerepotin.
Ibu
masih bisa ngurus diri
sendiri
SURYA
Ibu yakin gapapa sendirian
di sini
Lastri terlihat hanya
mengangguk dengan yakin.
SURYA
kamar belakang kosong bu.
Aku bisa
tinggal di sini sama ibu
LASTRI
Rumahmu bagaimana.
sekolah anak anakmu
bagaimana?
SURYA
196
bisa sekolah dekat sini
LASTRI
Gausah
SURYA
Bu
LASTRI
Jangan
ARLIN
kalau aku boleh bu? dekat
sini SD
bagus banyak bu, aku masih
cari SD
buat Raka nanti
LASTRI
Ibu di sini saja sendiri.
bapakmu
juga masih jagain ibu.
Masih ada di
sini
Suasana pembicaraan
menjadi hening.
Suasana yang tadinya
197
hening seketika terbangun
karena ucapan Lastri, anak-
anaknya pun mengerti
maksud perkataan Lastri.
SURYA
Yasudah kalau ibu masih
mau tinggal disini, tapi
kami juga janji akan sering-
sering datang kesini
12 Kipas angin berputar ke kiri
dan ke kanan.Sedangkan
Lastri sedang tidur pulas.
Boom mic
Clip on
Atmos sekitar instrumen
13 Surya, Arlin, dan Roni
tampak duduk lesehan
diruang tamu sedang
menonton TV, namun Roni
terlihat memandangi seisi
rumah dan merasakan
sesuatu.
RONI
Kata ibu bapak masih ada
Boom mic
Clip on
Atmos sekitar
Ambience
suara televisi
198
di sini
SURYA
Mungkin itu cuma pikiran
ibu aja
RONI
Tapi aku juga ngerasain
masih ada bapak dirumah
ini
SURYA
Katan memang, orang yang
baru meninggal
Masih ada disekitar kita
Arlin yang serius
mengamati berita ditelevisi
mengomentari berita
tersebut.
ARLIN
Kasihan itu yang meninggal
RONI
Semoga aja keluarga
mereka tabah ya mbak
ARLIN
199
Amin
14 Lastri terlihat baru bangun
dari tidur pulasnya, dan
langsung membereskan
tempat tidurnya dan
berjalan keluar kamar.
Boom mic Ambience air
15 Terlihat Lastri fokus
menonton tv diatas bangku
dan anak-anaknya duduk
lesehan, dan Roni pun
bertanya tentang tetangga
Lastri.
Roni
Bu, rumah tetangga sebelah
Bu Neneng kok kosong ya ?
LASTRI
Iya dia udh pindah lama
Roni
Terus ibu ngga ada niatan
buat pindah juga ?hehehe
LASTRI
Hehe...kamu bercanda aja,
Boom mic
Clip on
Atmos sekitar Suara berlari Instrumen
200
Ron
16 Terlihat Ibu mengeluarkan
beberapa baju dari
lemarinya dan Surya ada
disebelahnya baju yang
diambil Lastri langsung
ditaruh dikasur yang sudah
ada Arlin dan Roni yang
duduk dikasur.
LASTRI
ini baju buat kalian aja
kalau
kalian enggak mau biar
disumbangkan
ke orang lain
SURYA
aku tidak usah bu
Roni memilih baju dan
mengambil beberapa baju
yang dipilihnya
RONI
Ini masih bagus, bu.aku
yang ini aja ya bu.cocok
kan mbak, mas ?
Clip on
Boom mic
Ambience
suara
Instrumen
201
ARLIN
Iya cocok, bagus buat kamu
Arlin juga memilih-memilih
ARLIN
Kamu benar mas tidak
mau? - ini
cocok buat mas Surya
kayaknya
Arlin memilih dan
menunjukkan baju yang
dipilihnya untuk Surya.
SURYA
Iya aku mau ini ya bu,
masih bagus
ARLIN
Iya bagus, cocok buat kamu
mas
17 Terlihat jam dinding
menunjukkan waktu pukul
4 sore.
202
18 Lastri terlihat sangat sedih
dan menangis dikamarnya.
Boom mic
Clip on
19 Terlihat suasana yang haru
penuh penyesalan anak-
anak Lastri, Roni menangis,
sedangkan kedua kakaknya
terlihat tegar, namun
suasana hatinya kacau.
Clip on
Boom mic
20 Terlihatsepikeadaandalamru
mah, tampak sekali
kekosongan sepeninggal
suami Lastri.
Boom Mic
Clip on
Atmos sekitar
21 anak-anak bu Lastri sudah
rapih dan akan berpamitan
untuk pulang dengan
membawa tasnya masing-
masing.
LASTRI
(sedih)
ibu minta maaf kalau
nyusahin
SURYA
Tidak bu. kita minta maaf
Boom mic
Clip on
Atmos sekitar
203
LASTRI
(sedih)
ibu minta maaf juga
LASTRI
(berharap) sering-sering
kalian ke sini. ajak juga
cucu-cucu ibu nginep sini.
kalian juga nginep
semuanya di sini
SURYA
iya bu. Nanti kita nginep
sini lagi
LASTRI
benar ya. jangan bohong
RONI
Iya bu. aku minta maaf
LASTRI
kalian tidak salah. Ibu yang
salah
ARLIN
Ibu jaga kesehatan di sini.
kabarin kita kalau ada apa-
apa
204
LASTRI
Iya, tapi kalian jangan lupa
juga datang 7 harian bapak
RONI
Iya bu. Aku usahakan pasti
datang
LASTRI
Harus lah. Masa gak datang
buat bapak
RONI
Iya bu, pasti datang kok
SURYA
Aku juga pasti datang, bu
ARLIN
Yaudah bu. kami pamit
pulang
ya.Assalamu‟alaikum
LASTRI
Wa‟alaikum salam
Mereka bersalaman dengan
ibunya bergantian. Mereka
pulang. Lastriterlihat sedih
205
ketikaanak-
anaknyakeluarrumah.
206
Proses Kerja Penata Cahaya
Menurut Himawan Pratista (2017:111) “Kualitas cahaya yang dihasilkan
kadang kurang baik namun efek natural (realistik) sebuah adegan menjadi
semakin tinggi, Produksi film studio besar umumnya menggunakan pencahayaan
buatan untuk memudahkan mengontrol efek cahaya yang di inginkan.”
Tanpa cahaya, sebuah benda tidak akan memiliki wujud. Tanpa cahaya
sebuah film tidak akan terwujud. Seluruh gambar yang ada dalam film bisa
dikatakan merupakan hasil manipulasi cahaya. Cahaya membentuk sebuah benda
serta dimensi ruang. Tata cahaya dalam film secara umum dapat dikelompok kan
menjadi unsur, yakni kualitas, arah, sumber, serta warna cahaya. Keempat unsur
ini sangat mempengaruhi tata cahaya dalam membentuk suasana serta mood
sebuah film.
Dalam drama televisi “SEPENINGGAL” penulis berusaha membuat
cahaya yang sesuai dengan konsep drama ini, yaitu natural. Seorang penata
cahaya juga harus mempersiapkan beberapa tahap seperti tahap pra produksi,
produksi dan pasca produksi.
Penulis sebagai penata cahaya dalam drama televisi mempunyai tanggung
jawab terhadap pencahayaan dan warna cahaya dalam drama televisi, serta
memberikan cahaya agar penata kamera mampu melihat objek dengan jelas.
Untuk menghasilkan gambar yang jernih dan terang diperlukan teknik-teknik
penggunaan tata cahaya. Disamping itu, penata cahaya harus menjamin bahwa
kualitas dan kebutuhan warna untuk wajah, property, backdrop, dan lain-lain
menyatu untuk memperoleh efek pencahayaan yang di kehendaki.
207
Kualitas pencahayaan merujuk pada besar kecilnya intensitas
pencahayaan. Cahaya terang (hard light) cenderung menghasilkan bentuk obyek
serta bayangan yang jelas. Sementara cahaya lembut (soft light) cenderung
menyebarkan cahaya sehingga menghasilkan bayangan yang tipis. Sinar matahari
atau cahaya lampu yang menyorot sangat tajam merupakan hardlight. Sementara
cahaya langit yang cerah merupakan softlight.Hardlight cenderung membuat
obyek tampak kontras dengan lingkungan nya.
Menurut Doddy Permadi Indrajaya (2010:35) “Tata cahaya memberikan
pencahayaan pada suatu benda yang disinari dan cahaya yang dipancarkan,
sehingga dapat menghasilkan gambar yang tepat dan diterima oleh kamera”.
Dalam produksi seorang penata cahaya tidak bekerja sendirian. Melainkan
seorang penata cahaya selalu berkordinasi dengan awak produksi lainnya seperti
penata kamera agar posisi peletakan cahaya dan kamera tak saling mengganggu
dan seorang sutradara sebagai pengambol eksekusi di lapangan.
Pra Produksi
Dalam pra produksi drama televisi “SEPENINGGAL” Menurut Doddy
Permadi Indrajaya (2010:44) dalam pengoperasian tata cahaya harus mengenal
prinsip-prinsip dasar pencahayaan yaitu :
1. Key Light
Sumber utama dari pencahayaan untuk sebuah adegan, disamping itu
pula key light menentukan tingkat kerja pada sebuah kamera (f stop).
2. Back Light
208
Untuk memberikan sebuah pinggiran (rim) dari lampu di sekitar kepala
dan bahu suatu subjek, guna memisahkan bagian depan dari subjek,
dan latar belakangnya, serta untuk menambah ketajaman yang nyata
dengan memberikan kontras, seakan terkesan menjadi tiga dimensi.
3. Fill Light
Digunakan untuk mengurangi, atau mengahapus sama sekali bayangan
yang dihasilkan oleh sumber lampu yang tajam.
Dalam pra produksi penulis dan tim melakukan riset hunting lokasi yang
akan di gunakan untuk drama televisi, serta memakai peralatan-peralatan
pencahayaan apa saja yang ingin digunakan. Dalam hal ini tak lupa penulis
mencatat semua keperluan apa saja dan penempatan posisi lighting atau disebut
juga dengan blocking lighting. Untuk selanjutnya penulis mencatat keperluan
produksi dan memberikan kepada produser. Pada hunting lokasi tersebut penulis
mencatat kendala pada saat produksi nanti seperti watt lampu yang akan di pakai
lalu apa saja kendala listrik yang tiba-tiba mati saat produksi.
Sebelum terjadinya riset penulis beserta tim produksi melakukan ide cerita
yang nanti akan di buat menjadi skenario oleh penulis naskah. Penulis juga
mempelajari dan memahami isi naskah yang penulis naskah berikan kepada
penulis sehingga dapat membantu apa saja skenario pencahayaan yang akan di
gunakan saat produksi di mulai.
Penata cahaya dan kelompok telah menyepakati untuk menggunakan lampu LED
Light 15‟ Inch Bi-color (Viltrox D85T), dan LED Video Light 7‟ Inch (Aputure
Al-198C) yang sesuai dengan kebutuhan dan budget. Kami sepakat menggunakan
209
lighting tersebut dikarenakan untuk mendapatkan efek cahaya soft light atau
cahaya lembut.
Produksi
Menurut Doody Permadi Indrajaya (2011:56) “Perlengkapan tata cahaya
mempunyai klasifikasi peraturan yang ada, mencakup tipe-tipe lampu yang
digunakan untuk suatu produksi”.
Berdasarkan kutipan diatas penulis menyimpulkan bahwa seorang penata
cahaya harus dapat mengoperasikan peralatan lighting yang dibutuhkan dengan
sebaik-baiknya dan juga menempatkan lighting pada posisi blocking yang telah
dibuat pada saat pra poduksi sesuai dengan penggambaran naskah. Penata cahaya
bertanggung jawab atas alat pencahayaan selama digunakan. Dan bertanggung
jawab menjaga kondisi alat sebelum bahkan sampai setelah digunakan.
Tahap produksi adalah tahap dimana seluruh awak produksi melakukan
semua tugasnya masing-masing yang telah di rencanakan, di buat, dan terorganisir
pada saat tahap pra produksi.
Penulis sebagai penata cahaya dalam drama televisi yang berjudul
“SEPENINGGAL” wajib untuk memahami konsep pencahayaan yang baik dan
posisi letaknya alat cahaya dapat berubah sesuai dengan kebutuhan dan kondisi di
lokasi. Penata cahaya juga bekerja sama dengan penata kamera agar pencahayaan
dalam kamera video terlihat baik dan cahaya yang masuk ke kamera video tidak
berlebihan.
210
Pasca Produksi
Pasca produksi merupakan tahapan dalam pembuatan film yang dilakukan
setelah tahap produksi selesai dilakukan. Setelah produki selesai, maka film siap
di distribusikan sesuai medium yang di inginkan.
Tugas penata cahaya dari Pra Produksi hingga Pasca Produksi adalah :
1. Merawat semua equipment yang telah di pakai, agar dapat beroperasi
dan digunakan untuk pembuatan tahap selanjutnya.
2. Mereview hasil gambar untuk melihat penataan cahaya yang telah
direcord saat produksi.
3. Mengevaluasi dan mendata kekurangan dari penata cahaya yang telah
diambil saat produksi.
Berdasarakan kutipan diatas penulis menyimpulkan bahwa tidak banyak
hal yang dapat dilakukan oleh seorang penata cahaya pada saat pasca produksi
selain melihat hasil gambar bersama soerang editor serta menganalisa dan
mengevaluasi juga mendata apa saja yang menjadi kekurangan pencahayaan pada
gambar yang telah diambil.
Penulis sebagai penata cahaya pada saat selesai produksi membuat laporan
seperti floor plan yang sesuai dengan saat produksi serta lighting sheet yang
sesuai dengan saat melakukan produksi. Setelah meyelesaikan laporan, penulis
menyerahkan laporan kepada produser untuk di rekap dari masing-masing jobdesk
dan terbentuk sebuah laporan produksi.
211
Peran dan Tanggung Jawab Penata Cahaya
Dalam pra produksi drama televisi “SEPENINGGAL” Peran dan
tanggung jawab penulis mempersiapkan ligthingyang nantinya akan digunakan
saat produksi. Selain itu penulis juga menyiapkan lighting yangakan digunakan,
penulis bersama sutradara, penata kamera dan penata artisitik membuat blocking
lighting dan lighting sheet sesuai apa yang telah di gambarkan oleh naskah agar
saat proses shooting semua telah berjalan pada konsepnya masing–masing.
Dalam produksi drama televisi “SEPENINGGAL” peran seerta tanggung
jawab seorang penata cahaya pada saat produski adalah melakukan kerja sama
dengan sutradara, penata kamera, dan penulis naskah untuk memaksimalkam
cahaya di lokasi produksi, serta mengatur pencahayaan yang telah di gambarkan
oleh naskah agar pelaksanaan sesuai dengan rencana.
Pada tahap ini penulis hanya kembali mendata serta memeriksa alat setelah
digunakan, dan melakukan evaluasi bersama awak produksi lainnya.
Proses Penciptaan Karya
a. Konsep Kreatif
Menurut Himawan Pratista (2017:111) “Sumber cahaya merujuk pada
karakter sumber cahaya, yakni pencahayaan buatan dan natural.”
Penulis mencoba memahami isi pesan dari cerita yang dirangkai oleh
penulis naskah hingga menjadi skenario. Selain dari skenario, penulis mencoba
memahami situasi dan kondisi di lokasi. Apa saja yang bisa di manfaatkan dan
yang bisa mengganggu berjalannya proses shooting serta memanfaatkan lampu
yang ada semaksimal mungkin.
212
Pada pembuatan drama televisi “SEPENINGGAL” penulis
mempergunakan cahaya sebaik mungkin dengan menggunakan Hard Light
(Cahaya Terang) dan Soft Light (Cahaya Buatan). Penulis memakai cahaya buatan
seperti LED untuk memberikan kesan dramatis, dan penulis juga menggunakan
sinar matahari untuk scene di siang hari di luar ruangan.
b. Konsep Produksi
Menurut Himawan Pratista (2017:112) “Warna cahaya adalah penggunaan
warna dari sumber cahaya”.
Pada pembuatan drama televisi “SEPENINGGAL”Penulis yang di
tugaskan sebagai penata cahaya melakukan konsep untuk mengatur strategi job
description agar warna yang dihasilkan sesuai dengan apa yang telah
dikonsepkan. Penulis sebagai penata cahaya harus dapat mengatur komposisi
warna agar warna yang di hasilkan seimbang dan menjadi kesatuan.
Pada saat produksi berlangsung sebagai penata cahaya bekerja sebaik semaksimal
mungkin dalam kebutuhan pencahayaan selama proses shooting berlangsung,
untuk dapat menghasilkan prncahayaan yang baik setiap pengambilan gambar di
karenakan sinkronisasi pencahayaan antara key light dan fill light.
c. Konsep Teknis
Konsep teknis pada pembuatan drama televisi “SEPENINGGAL” penulis
menggunakan 2 buah LED Light 15‟ Inch Bi-color (Viltrox D85T), dan LED
Video Light 7‟ Inch (Aputure Al-198C)yang berfungsi sebagai pengganti cahaya
buatan untuk memberikan efek warna yang lembut, dan semua equiptment itu
213
digunakan agar mendapatkan kontrol cahaya yang penulis dan kru inginkan. Pada
siang hari pencahayaan di bantu dengan menggunakan cahaya alamyang
mempunyai ciri khas warna yang agak kebiruan atau bluish.
Kendala Produksi dan Solusinya
Dalam melakukan proses pengambilan gambar, ada beberapa hal yang
menjadi kendala bagi penulis dan kru akan tetapi semua itu dapat diatasi karna
adanya kerja sama dan bantuan dari sesama kru sehingga proses pengambilan
gambar dapat berjalan lancar sesuai dengan apa yang telah dikonsepkan.
Kendala : Pada saat produksi lighting yang kehabisan baterai menjadi
salah satu kendalanya. Seorang penata cahaya juga sangat
memerlukan kabel terminal untuk mengisi kembali daya baterai
lampu.
Solusi : Penata cahaya menyediakan baterai cadangan sesuai kebutuhan
produksi agar sewaktu-waktu baterai lampunya habis tinggal
diganti dengan baterai cadangan tanpa harus menunggu untuk di
charger.
Kendala : Pada saat produksi berlangsung, charger lighting tidak berfungsi
dengan baik.
Solusi : Memanfaatkan lighting yang masih ada untuk memenuhi
kebutuhan shooting.
214
Lembar Kerja Penata Cahaya
Konsep penata cahaya pada pembuatan drama televisi
“SEPENINGGAL” penulis telah melakukan tugasnya dengan sebaik-baiknya.
Penulis melakukan tugasnya dari tahap produksi mulai dari membedah naskah
sampai di akhiri dengan membuat blocking lighting serta berdiskusi dengan
produser, sutradara, dan penata kamera untuk menentukan warna cahaya apa yang
nantinya akan digunakan, tidak ketinggalan penulis juga berdiskusi untuk
mengatur tentang tata letak posisi lighting dan equipment yang akan digunakan
pada saat proses shooting nantinya.
Kemudian penulis melanjutkan ke tahap proses produksi itu dimulai. Pada
saat proses produksi, penulis sebagai penata cahaya menyiapkan equipment
lighting yang telah disepakati bersama kemudian mengatur tata letak lighting
sesuai dengan apa yang telah dikonsepkan pada saat pra produksi bersama
produser, sutradara, dan penata kamera. Pada tahap terakhir yaitu bagian tahap
paska produksi, tidak banyak hal yang dapat dilakukan oleh penulis. Hal-hal yang
dapat dilakukan penulis pada saat pasca produksi hanya melihat kembali hasil
gambar yang telah masuk proses editing kemudian mengevaluasi bagian mana
saja yang mengalami masalah dalam proses pengambilan gambar pada saat
produksi.
Ketiga tahap ini berjalan dengan sangat baik karena adanya bantuan
sesama tim yang begitu solid hingga terciptalah hasil yang begitu memuaskan
untuk semua tim.
215
TABEL V.13
LIGHTING SHEET
Production Company : Belakang Terminal Produser : Nindita Eka Agustin
Project Title : Sepeninggal Sutradara : Muhamad Iqbal
Durasi : 20 Menit Penata cahaya : Ahmad Subekti
No Scene Shoot Key Light Back Light Fill Light Notes
1 1 1 - Lampu Tidur Led Light 7‟inc Kamar
2 2 - Lampu Tidur Led Light 7‟inc Kamar
3 2 - - - - Establish
4 3 1 - Led Light 15‟inc Led Light 7‟inc Dapur
5 2 - Led Light 15‟inc Led Light 7‟inc Dapur
6 4 - - - - Teras Rumah
7 5 1 Led Light 15‟inc Led Light 15‟inc - Kamar
8 2 Led Light 15‟inc Led Light 15‟inc - Kamar
9 3 Led Light 15‟inc Led Light 15‟inc - Kamar
10 6 1 Led Light 15‟inc Led Light 15‟inc Led Light 7‟inc Ruang Tv
11 2 Led Light 15‟inc Led Light 15‟inc Led Light 7‟inc Ruang Tv
12 3 Led Light 15‟inc Led Light 15‟inc Led Light 7‟inc Ruang Tv
216
13 4 Led Light 15‟inc Led Light 15‟inc Led Light 7‟inc Ruang Tv
14 5 Led Light 15‟inc Led Light 15‟inc Led Light 7‟inc Ruang Tv
15 6 Led Light 15‟inc Led Light 15‟inc Led Light 7‟inc Ruang Tv
16 7 Led Light 15‟inc Led Light 15‟inc Led Light 7‟inc Ruang Tv
17 8 Led Light 15‟inc Led Light 15‟inc Led Light 7‟inc Ruang Tv
18 7 - - - - Establish
19 8 1 Led Light 15‟inc - - Kamar Mandi
20 2 Led Light 15‟inc - - Kamar Mandi
21 9 1 Led Light 15‟inc Led Light 15‟inc - Kamar
22 2 Led Light 15‟inc Led Light 15‟inc - Kamar
23 3 Led Light 15‟inc Led Light 15‟inc - Kamar
24 4 Led Light 15‟inc Led Light 15‟inc - Kamar
25 10 1 Led Light 15‟inc Led Light 15‟inc Led Light 7‟inc Ruang Tamu
26 2 Led Light 15‟inc Led Light 15‟inc Led Light 7‟inc Ruang Tamu
27 3 Led Light 15‟inc Led Light 15‟inc Led Light 7‟inc Ruang Tamu
28 4 Led Light 15‟inc Led Light 15‟inc Led Light 7‟inc Ruang Tamu
29 5 Led Light 15‟inc Led Light 15‟inc Led Light 7‟inc Ruang Tamu
30 6 Led Light 15‟inc Led Light 15‟inc Led Light 7‟inc Ruang Tamu
31 7 Led Light 15‟inc Led Light 15‟inc Led Light 7‟inc Ruang Tamu
217
32 8 Led Light 15‟inc Led Light 15‟inc Led Light 7‟inc Ruang Tamu
33 9 Led Light 15‟inc Led Light 15‟inc Led Light 7‟inc Ruang Tamu
34 10 Led Light 15‟inc Led Light 15‟inc Led Light 7‟inc Ruang Tamu
35 11 Led Light 15‟inc Led Light 15‟inc Led Light 7‟inc Ruang Tamu
36 12 Led Light 15‟inc Led Light 15‟inc Led Light 7‟inc Ruang Tamu
37 13 Led Light 15‟inc Led Light 15‟inc Led Light 7‟inc Ruang Tamu
38 11 1 Led Light 15‟inc Led Light 15‟inc - Kamar
39 12 1 Led Light 15‟inc Led Light 15‟inc Led Light 7‟inc Ruang Tv
40 2 Led Light 15‟inc Led Light 15‟inc Led Light 7‟inc Ruang Tv
41 3 Led Light 15‟inc Led Light 15‟inc Led Light 7‟inc Ruang Tv
42 4 Led Light 15‟inc Led Light 15‟inc Led Light 7‟inc Ruang Tv
43 5 Led Light 15‟inc Led Light 15‟inc Led Light 7‟inc Ruang Tv
44 6 Led Light 15‟inc Led Light 15‟inc Led Light 7‟inc Ruang Tv
45 7 Led Light 15‟inc Led Light 15‟inc Led Light 7‟inc Ruang Tv
46 8 Led Light 15‟inc Led Light 15‟inc Led Light 7‟inc Ruang Tv
47 13 1 Led Light 15‟inc Led Light 15‟inc - Kamar
48 2 Led Light 15‟inc Led Light 15‟inc - Kamar
49 14 1 Led Light 15‟inc Led Light 15‟inc Led Light 7‟inc Ruang Tv
50 2 Led Light 15‟inc Led Light 15‟inc Led Light 7‟inc Ruang Tv
218
51 3 Led Light 15‟inc Led Light 15‟inc Led Light 7‟inc Ruang Tv
52 4 Led Light 15‟inc Led Light 15‟inc Led Light 7‟inc Ruang Tv
53 5 Led Light 15‟inc Led Light 15‟inc Led Light 7‟inc Ruang Tv
54 15 1 Led Light 15‟inc Led Light 15‟inc - Kamar
55 2 Led Light 15‟inc Led Light 15‟inc - Kamar
56 3 Led Light 15‟inc Led Light 15‟inc - Kamar
57 4 Led Light 15‟inc Led Light 15‟inc - Kamar
58 16 - - - - Establish
59 17 1 Led Light 15‟inc Led Light 15‟inc Led Light 7‟inc Ruang Tamu
60 2 Led Light 15‟inc Led Light 15‟inc Led Light 7‟inc Ruang Tamu
61 3 Led Light 15‟inc Led Light 15‟inc Led Light 7‟inc Ruang Tamu
62 4 Led Light 15‟inc Led Light 15‟inc Led Light 7‟inc Ruang Tamu
63 5 Led Light 15‟inc Led Light 15‟inc Led Light 7‟inc Ruang Tamu
64 18 1 Led Light 15‟inc Led Light 15‟inc - Kamar
65 19 1 Led Light 15‟inc Led Light 15‟inc Led Light 7‟inc Ruang Tamu
66 20 - - - - Establish
67 21 1 Led Light 15‟inc Led Light 15‟inc Led Light 7‟inc Teras Rumah
225
SPESIFIKASI LIGHTING
1. LED Light 15‟ Inch Bi-color (Viltrox D85T)
Model LED Video Light 15 Inch Bi-Color (Viltrox D85T)
Size L35 x W3.2 x H27(cm)
Power max 85W
Power supply Magnetic ring include Lithium Battery: V-type Li-
battery: “BP-L60A” 14.4v 5.4h (Not Included) Np-
type Li-battery: NP-F960/F970 series (Not included)
Voltage 110V-240V
Weight approx. 2.86kg
Color rendering index ≥95 (RA)
Dimension approx. 394x364x58mm.
Lumen 9300LM max.
Color Temp 3300K-5600K
Mounting Horizontal/Vertikal 5/8”
226
2. LED Video Light 7‟ Inch (Aputure Al-198C)
Model LED Video Light 7 Inch (Aputure Al-198C)
Temperatur warna 3200-5500k
Daya pancar lampu LED 130 Lux (warm color)
120 Lux (cold color)
Power <10W
Daya NP-F770 battery or 6x 1.5v AA-batteries
Dimensions Approx. 15x10x4.5cm
Weight Approx. 310g
227
Proses Kerja Penata Artistik
Seorang art director dituntut untuk bekerja sama dengan sutradara serta
mengerti apa yang dikehendaki oleh sutradara pada film yang akan dikerjakan.
Menurut Irwanto (2014:193) Penata artistik atau art director harus mengetahui
secara keseluruhan kebutuhan art dari program yang akan dibuat. Seorang penata
artistik dituntut untuk mempunyai jiwa seni dan kreativitas yang tinggi sehingga
dapat menghasilkan konsep penata artistik yang disukai oleh audience.
Seorang yang ahli dalam menata sebuah ruang atau lokasi dengan
pengambilan gambar sesuai dengan apa yang dikehendaki atau yang diinginkan
dalam skenario. Penata artisitik juga sering menyiapkan gambaran visual untuk
produksi siaran televisi dalam bentuk bahan tercetak. Memilih hingga
memutuskan semua ide desain. Pada tugas akhir ini penulis mendapatkan tugas
dan tanggung jawab untuk membuat konsep artistik drama televisi yang berdurasi
20 menit. Berlatar belakang tentang seorang ibu yang tidak ingin merepotkan
anak-anaknya. Art director secara teknis mengkoordinatori tugas di lapangan
secara keseluruhan bertanggung jawab atas semua desain tata artistik atau gambar.
Seorang penata artistik haruslah kreatif, inovatif, dan cerdas.
Tahapan pra produksi penata artistik memulai pekerjaannya dengan mempelajari
skenario dengan benar dan teliti berikutnya membuat list berisi kebutuhan set dan
property. Seorang penata artistik ini juga dapat mendukung suasana dan karakter
di layar dan juga sebagai daya tarik sebuah acara. Penata artistik merupakan
bagian penting dalam pembuatan drama televisi. Tanpa penata artistik tidak akan
berjalan dengan baik.
228
Pra Produksi
Pada tahap ini penata artistik dengan sutradara dan penata kamera
melakukan meeting. Dalam pertemuan perencanaan produksi drama televisi
produser menyerahkan draft skenario. Dalam hal ini produser didampingi oleh
sutradara atau pengarah acara. Penata artistik juga melakukan hunting lokasi ke
beberapa tempat,adapun tugas dan kewajiban art director pada tahap pra produksi
adalah:
1. Membaca sinopsis yang di berikan oleh produser, penulis harus bisa
memahami apa saja yang diperlukan selama proses shooting berlangsung.
Seperti set dekorasi, properti yang akan dipakai saat produksi, make up
artis, wardrobe yang akan dipakai oleh talent, dan lain sebagainya yang
dibutuhkan saat produksi
2. Melakukan bedah scenario untuk mengetahui semua set yang di perlukan
untuk semua adegan yang termasuk dalam sebuah film. Maka art director
harus mulai membuat list set atau breakdown tata artistic.
3. Referensi yang dibutuhkan oleh seorang tata artistik guna mendapatkan
masukan tentang berbagai macam artistik. Referensi bisa berasal dari mana
saja, bisa dari buku, film, televisi, dan lain-lain,semakin banyak referensi
yang didapatkan, semakin banyak pula pilihan yang akan dipertimbangkan
4. Art director memberikan gambar lokasi yang di butuhkan kepada set design
dalam bentuk floor plan bertujuan agar mempermudah penataan blocking
kamera dan lighting
5. Kebutuhan set dekorasi, property, serta grafika adalah hal-hal yang sangat
serius diperhitungkan secara detail
229
6. Merinci atau membuat list benda-benda apa saja yang di butuhkan
7. Meminta persetujuan art sketsa yang sudah dibuat kepada produser dan
sutradara
8. Merinci budget sesuai kebutuhan
Technical meeting pembicaraan pada pertemuan ini berkisar pada maslah
teknis pelaksanaan produksi dilapangan. Divisi art segala suatu telah selesai maka
mencatat segalah kegiatan khususnya berkaitan denganpenempatan dekorasi dan
property, petugas property harus cepat menggeser benda yang sudah di beri tanda
agar tidak menggaggu saat pengambilan gambar camera. Dan dalam hal ini art
director harus benar-benar mempersiapkan atau melengkapi alat-alat yang
dibutuhkan. Irwanto (2014:206)
Produksi
Pada saat produksi setiap scene art direct perlu ada dan berada di dekat
sutradara untuk memastikan gambar yang diambil sesuai dengan yang diharapkan.
Sesuai dengan skenario dan dalam gambarnya pun terlihat nyata. Pada tahap ini
penulis melakukan setting lokasi yang digunakan sebelum jadwal produksi hari itu
berjalan. Menjalankan sesuai breakdown shot dengan arahan sutradara.
Irwanto (2014:207) mengatakan bahwa pada saat produksi, maka setiap
scene pun art director perlu ada dan berada didekat sutradara untuk memastikan
gambar yang diambil sesuai dengan yang di harapkan, sesuai dengan scenario dan
dalam tampakkan gambarnya pun terlihat nyata.
230
Berdasarkan kutipan diatas, penulis ebagai penata artistic akan mengatur
semua komponen art sesuai dengan floor plan agar apa yang sudah disepakati
sebelumnya bisa benar-benar di laksanakan dengan baik.
1. Membuat jadwal pembagian shoot tata artistik harus membuat breakdown
tata artistik dan membuat urutan urutan per shoot.
2. Penata artistik harus siap menghadapi perubahan seperti perubahan cuaca
perubahan tata letak set dan lain sebagainya.
3. Dalam membuat setting penata artistik berkerja sama dengan sutradara
dalam lokasi dan peralatan yang dibutuhkan.
Pasca Produksi
Pada tahap ini dilakukan evaluasi dari semua divisi yang terdapat didalam
art departemen. Yakni membuat laporan pertanggung jawaban atau laporan kerja
art director secara detail mulai dari set lokasi pemilihan wardrobe makeup dan
penempatan property selama produksi berlangsung. Hingga perbaikan serta
pengembalian segala property yang telah digunakan hingga proses pembuatan
laporan keseluruhan kinerja art director di pasca produksi. Ada pun pada tahap ini
yang penulis lakukan antara lain,
1. Mengevaluasi semua divisi yang terdapat dalam art director
2. Melihat kekurangan-kekurangan pada saat pengembalian gambar
3. Mengembalikan dan merapihkan semua property dan peralatan art yang lain
4. Melihat balancing pembiayaan.
231
Peran Dan Tanggung Jawab Penata Artistik
Menurut Irwanto, M.Ikom (2014:194) Secara teknis penata artistik atau art
director bertangggung jawab atas seluruh penyediaan kebutuhan artistik mulai
dari pra produksi sampai dengan pasca produksi. Tata Artistik telivisi adalah
bagian dari kru televisi, di beberapa stasiun telivisi, tata artistic masuk ke dalam
departemen artistic atau art departemen.
Tanggung jawab lainnya yang lebih khusus yaitu membangun atau
menciptakan set kontruksi atmosfer frame pada setiap scene. Pada set lokasi,
penulis memerlukan lebih dari sepuluh lokasi. Sedangkan menurut Himawan
Pratista (20117:100) Shot on location adalah produksi film dengan menggunakan
lokasi actual yang sesungguhnya. Shot on location belum tentu mengambil lokasi
yang sama persis seperti dalam kisahnya, namun dapat pula menggunakan lokasi
yang mirip atau mendekati lokasi cerita. Maka dari itu art director tetap menjadi
koordinator dalam tim meskipun divisi tersebut sudah ahli di bidangnya masing-
masing agar hasilnya maksimal. Art director juga menetapkan anggaran terkait
dengan kebutuhan yang ada di dalam naskah, memastikan semua kebutuhan
peralatan yang berhubungan dengan kebutuhan yang tersedia.
Art director bertanggung jawab mengoptimalkan dan mengarahkan
efisiensi seluruh divisi yang ada didalam departemen artistik sesuai dengan jadwal
produksi yang sudah ditentukan. Sedangkan menurut Irwanto, M.Ikom (2014:196)
Art director adalah seorang fasilitator, kerja produksi adalah kerja kolaborasi satu
sama lain saling berhubungan dan bekerjasama sebagai seorang art director dapat
memfasilitasi yang masuk ke dalam susunan produksi.
232
Penulis sebagai penata artistik juga berperan penting pada saat produksi agar
karena tugas penata artistic untuk mengenai set lokasi, pemilihan wardrobe,
property dan make up sangat dibutuhkan dalam setiap pembuatan drama televisi,
agar gambar yang di hasilkan lebih nyata dan mempermudah untuk menentukan
scene selanjutnya.
Proses Penciptaan Karya
Pada saat penciptaan karya semua crew berusaha untuk menciptakan dan
mengumpulkan semua ide kreatif sehingga menghasilkan sebuah cerita yang
menarik dengan gambar yang baik. Team juga sangat detail mengenai property
yang akan di gunakan agar lebih mudah dalam pembuatan sebuah karya.
a. Konsep Kreatif
Dari segi kreatif penulis akan membuat beberapa set ruang tamu, ruang tv,
kamar utama, kamar kedua, ruang makan dan dapur. Diantara set tersebut penulis
akan membuat set dengan konsep sederhana sesuai dengan gaya dan kehidupan
masa sekarang yang serba ingin cepat, simple tetapi mengutamakan kualitas
dengan bahan sederhana. Property yang di gunakan juga menggunakan property
asli. Wardrobe yang di gunakan juga menyesuaikan karakter dari masing-masing
talent.
b. Konsep Produksi
Ketika proses produksi penata artisitik harus cekatan dalam hal menanggapi
dan mempersiapkan kostum apa saja dan make up yang akan digunakan pada
setiap scene yang berbeda waktu tempat dan adegan selain itu penata artistik juga
harus melakukan penjagaan set yang baik dan terencana dengan benar.
233
c. Konsep Teknis
Dari segi konsep teknis beberapa properti yang digunakan menggunakan
property asli, mungkin ada beberapa set yang akan penulis tambahkan sebagai
pelengkap ruang makan tidak banyak yang penulis tambahkan untuk menjaga
keasliannya.
SET DEKORASI
Dalam drama ini art director akan membuat settingan di sebuah rumah
yang akan digunakan untuk pengambilan gambar, dekor rumah ini dibuat seperti
rumah keluarga sederhana. Untuk ruang tv dibutuhkan barang-barang yang
memang seperti pada umunya. Dan bagian ruang makan juga diperlukan beberapa
barang lama seperti lemari piring meja makan hingga perlengkapan yang ada
dapur. Bagian kamar utama hanya memerlukan sedikit barang seperti lemari dan
tempat tidur. Yang lebih menonjol ada pada bagian ruang tamu karena selain kursi
dan meja ada juga pajangan dinding seperti foto keluarga dan lainnya.
PENATA PROPERTI
Menurut Irwanto, M.Kom dkk (Herbert:426) Penata property adalah orang
yang mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan apa yang digunakan oleh
talent dalam melakukan adegan. Dalam property terdapat tiga dasar dari property,
a. Stage property yaitu termasuk dalam furniture, meja, kursi
b. Set dressing merupakan pelengkap seperti gorden, lampu, lilin,
tanaman, dan pelengkapan lainnya.
c. Hand property atau segala sesuatu yang dipakai atau dibawa oleh
pemain dalam adegan.
234
PENATA KOSTUM
Penata kostum sangat berperan penting dalam bekerja mengatur segala
bentuk pakaian atau yang dikenakan oleh pemain dalam melakukan adegan sesuai
dengan tuntutan cerita atau skenario.
PENATA MAKE UP
Make up berhubungan dengan tata rias untuk pemain dalam melakukan adegan
sesuai tuntunan naskah dan peran dalam cerita. Dalam cerita ini make up yang
digunakan oleh penata artistic mengkonsepkan make up natural dari setiap
karakter yang dimainkan.
Kendala Produksi dan Solusinya
Kendala : Sulit mendapatkan wardrobe untuk pemain dan perizinan
lokasi, bangku patah sedangkan masih ada scene
selanjutnya continuity.
Solusi : Wardrobe bekerja sama dengan pemain untuk membawa
kostumnya masing-masing dan lokasi meminta izin RT
atau RW dan juga kepada sebagian warga. Merombak
bangku agar terlihat seperti semua dengan memakunya
kembali dengan waktu yang singkat.
235
Lembar Kerja Penata Artistik
KONSEP TATA ARTISTIK
Drama televisi ini memakai konsep klasik modern , maka wardrobe dan
make up juga sederhana atau terlihat natural. Menceritakan sebuah keluarga yang
berkecukupan tentang bagaimana cara anak-anak yang punya kesibukan masing-
masing bisa merawat ibunya yang sudah tinggal sendirian.
Untuk properti dan set desain pada lokasi memiliki konsep yang
mendekati dengan keasliannya, tanpa dibuat-buat dan juga di tambah dengan
property tambahan seperti bingkai foto bangku dan meja hingga tanaman yang
berada di teras rumah. Dapur juga di desain sedemikian rupa agar terlihat seperti
dapur sebagaimana mestinya. Ruang makan hanya di desain dengan meja makan
dan lemari piring dan beberapa perlangkapan makan lainnya. Kamar utama dan
kamar kedua tidak jauh beda hanya menggunakan tempat tidur, lemari, dan meja
rias.
236
TABEL IV.14
BREAKDOWN TATA ARTISTIK
Production company : Belakang Terminal Produser : Nindita Eka Agustin
Project Tittle : Sepeninggal Director : Muhamad Iqbal
Durasi : 20 Menit Art Director : Modica Septiarini
NO
LOKAS
I
SCENE
INT/EXT
WAKTU
CAST
WARDROBE
PROPERTY
MAKEUP
KET
1
Kamar
1
Int
malam
Lastri (ibu)
Arlin
(anak)
Daster batik
ungu
Daster batik
coklat
Tempat tidur ,bantal ,
guling ,meja kecil,lemari
,meja rias , kursi,kipas,
pajangan kabah, lampu
tidur, meja kecil
Natural
2 Luar
rumah
2
ext
Pagi
Establish
3
Dapur
3
Int
Pagi
Arlin
(anak)
Baju bunga,
celana putih
Kompor gas, panci
penggorengan, gelas,
piring, sendok, serbet
Natural
237
4
Teras
4
Int
Pagi
Surya
(anak)
Roni
(anak)
Arlin
(anak)
Kemeja
merah,
celana hitam
Kaos biru,
celana hitam
Baju bunga,
celana putih
Meja, kursi, vas bnga, rak
sepatu
5
Kamar
5
int
Pagi
Lastri
Daster biru
bunga
Tempat tidur ,bantal ,
guling ,meja kecil,lemari
,meja rias , kursi,kipas,
pajangan kabah, lampu
tidur, meja kecil, foto
Natural
6
Ruang
tv
6
Int
Pagi
Surya
(anak)
Kemeja
merah,
celana hitam
Baju bunga,
Meja buffet,tv,
telepon,kalender,pajanga
n dinding, meja,vas
bunga,bangku,kipas,
lukisan wol, meja kecil,
Natural
238
Arlin
(anak)
Roni
(anak)
Lastri
(ibu)
celana putih
Kaos
bitu,celana
hitam
Daster biru
bunga
karpet
7 Luar
rumah
7
ext
Siang
Establish
8 Kamar
mandi
8
Int
siang
Lastri (ibu) Daster biru
bunga
Ember plastik,
perlengkapan mandi
Natural
9
Kamar
9
Int
Siang
Lastri (ibu)
Daster batik
ungu
Tempat tidur ,bantal ,
guling ,meja kecil,lemari
,meja rias , kursi,kipas,
pajangan kabah, lampu
Natural
239
tidur, meja kecil
10
Ruang
tamu
10
Int
Siang
Surya
(anak)
Arlin
(anak)
Roni
(anak)
Lastri
(ibu)
Kemeja
merah,
celana hitam
Baju bunga,
celana putih
Kaos
bitu,celana
hitam
Daster biru
bunga
Bangku, sofa
pangjang,karpet, meja,,
kipas, tanaman plastik
meja kecil, pajangn
kabah, jam dinding
Natural
11
Kamar
11
Int
Siang
Lastri (ibu)
Daster batik
ungu
Tempat tidur ,bantal ,
guling ,meja kecil,lemari
,meja rias , kursi,kipas,
pajangan kabah, lampu
Natural
240
tidur, meja kecil, foto
12
Ruang
tv
12
Int
Siang
Surya
(anak)
Roni
(anak)
Arlin
(anak)
Kemeja
merah,
celana hitam
Kaos biru,
celana hitam
Baju bunga,
celana putih
Meja buffet,tv,
telepon,kalender,pajanga
n dinding, meja,vas
bunga,bangku,kipas,
lukisan wol, meja kecil,
karpet
Natural
13
Kamar
13
Int
Siang
Lastri (ibu)
Tempat tidur ,bantal ,
guling ,meja kecil,lemari
,meja rias , kursi,kipas,
pajangan kabah, lampu
tidur, meja kecil, foto
Natural
14
Ruang
tv
14
Int
Siang
Surya
(anak)
Kemeja
merah,
celana hitam
Meja buffet,tv,
telepon,kalender,pajanga
n dinding, meja,vas
Natural
241
Arlin
(anak)
Roni
(anak)
Lastri
(ibu)
Baju bunga,
celana putih
Kaos
bitu,celana
hitam
Daster biru
bunga
bunga,bangku,kipas,
lukisan wol, meja kecil,
karpet
15
Kamar
15
Int
Sore
Surya
(anak)
Arlin
(anak)
Roni
(anak)
Kemeja
merah,
celana hitam
Baju bunga,
celana putih
Kaos
bitu,celana
hitam
Tempat tidur ,bantal ,
guling ,meja kecil,lemari
,meja rias , kursi,kipas,
pajangan kabah, lampu
tidur, meja kecil, foto
Natural
242
Lastri
(ibu)
Daster biru
bunga
16
Ruang
tamu
16
Int
Sore
Bangku, sofa
pangjang,karpet, meja,,
kipas, tanaman plastik
meja kecil, pajangn
kabah, jam dinding
Establish
17
Ruang
tamu
17
Int
Sore
Lastri (ibu)
Arlin
(anak)
Surya
(anak)
Daster biru
bunga
Baju
bunga,celan
a putih
Kemeja
merah,
celana hitam
Bangku, sofa
pangjang,karpet, meja,,
kipas, tanaman plastik
meja kecil, pajangn
kabah, jam dinding
Natural
243
Roni
(anak)
Kaos biru,
celana hitam
18
Kamar
18
Int
Sore
Lastri (ibu)
Daster biru
bunga
Tempat tidur ,bantal ,
guling ,meja kecil,lemari
,meja rias , kipas
angina,lampu tidur, kursi
kecil, pajangan kabah
Natural
19
Ruang
tamu
19
Int
Sore
Arlin
(anak)
Surya
(anak)
Roni
(anak)
Baju
bunga,celan
a putih
Kemeja
merah,
celana hitam
Kaos biru,
celana hitam
Bangku, sofa
pangjang,karpet, meja,,
kipas, tanaman plastik
meja kecil, pajangn
kabah, jam dinding
Natural
244
20
Teras
20
Int
Sore
Arlin
(anak)
Surya
(anak)
Roni
(anak)
Lastri (ibu)
Baju
bunga,celan
a putih
Kemeja
merah,
celana hitam
Kaos biru,
celana hitam
Daster biru
bunga
Natural
21
Teras
21
Int
Sore
Arlin
(anak)
Surya
(anak)
Baju
bunga,celan
a putih
Kemeja
merah,
celana hitam
Baju bunga,celana putih
Kemeja merah, celana
hitam
Kaos biru, celana hitam
Daster biru bunga
Natural
245
Roni
(anak)
Lastri (ibu)
Kaos biru,
celana hitam
Daster biru
bunga
246
TABEL VI.15
BREAKDOWN MAKE UP
Production company : Belakang Terminal Produser : Nindita Eka Agustin
Project Tittle : Sepeninggal Director : Muhamad Iqbal
Durasi : 20 Menit Art Director : Modica Septiarini
no karakter Sebelum Sesudah
1 LASTRI
2 SURYA
3 ARLIN
247
4 RONI
248
TABEL IV.16
WARDROBE
Production company : Belakang Terminal Produser : Nindita Eka Agustin
Project Tittle : Sepeninggal Director : Muhamad Iqbal
Durasi : 20 Menit Art Director : Modica Septiarini
CAST BAJU CELANA SEPATU BARANG
Lastri
Scene 1
Surya
Scene 21
Scene
249
Scene 1
Arlin
250
Roni
251
GAMBAR II.2
FLOOR PLAN
Production company : Belakang Terminal Produser : Nindita Eka Agustin
Project Tittle : Sepeninggal Director : Muhamad Iqbal Durasi : 20 Menit Art Director : Modica Septiarini
TERAS
Scene : 6, 23
Skala 1:20
Luas 520cm:20=26cm
320cm:20=16cm
A : kursi 60cm:20=3cm
60cm:20=3cm
B : meja 60cm:20=3cm
60cm:20=3cm
C : vas bunga 20cm:20=1cm
20cm:20=1cm
D : jendela 200cm:20=10cm
E : rak sepatu 100cm:20=5cm
50cm:2,5cm
F : jendela 120cm:20=5,5cm
G : tanaman 20cm:20=1cm
252
RUANG TAMU
Scene : 4, 13, 18, 21
Skala 1:20
Luas
350cm:20=17,5
A : bangku 100cm:20=5cm
60cm:20=3cm
B : sofa 210cm:20=10,5
60cm:20=3cm
C : meja 220cm:20=11cm
60cm:20=3cm
253
D : tanaman plastik 60cm:20=3cm
60cm:20=3cm
E : meja kecil 70cm:20=3,5cm
70cm:20=3,5cm
F : jendela 100cm:20=5cm
G :karpet 350cm:20cm=17,5
220cm:20=11cm
H : pajangan kabah 100cm:20=5cm
I : jam dinding 20cm:20=1cm
J : kipas angina 30cm:20=1,5cm
254
KAMAR
Scene : 1, 7, 8, 12, 14, 16, 19,22, 24
Luas 320cm:20=16cm
310cm:20=15,5cm
A : tempat tidur 350cm:20=17,5cm
220cm:20=11cm
B :meja rias 122cm:20=6,1cm
60cm:20=3cm
C : bangku 60cm:20=3cm
60cm:20=3cm
D :lemari 250cm:20=12,5
100cm:20=5cm
255
E :jendela 60cm:20=3cm
F : lampu tidur 20cm:20=1cm
20cm:20=1cm
G : foto 30cm:20=1,5cm
H : pajangan dinding 100cm:20=5cm
I : kipas angin 30cm:20=1,5
256
RUANG TV
Scene : 9, 15, 17,
Luas 450cm:20=22,5cm
310cm:20=15,5cm
A : tv 100cm:20=5cm
B : meja panjang 300cm:20=15cm
60cm:20=3cm
C :karpet 320cm:20=16cm
250cm:20=12,5
D :meja 150cm:20=7,5cm
70cm:20=3,5
E : meja kecil 60cm:20=3cm
60cm:20=3cm
257
F : bangku 100cm:20=5cm
60cm:203cm
G :pajangan dinding 60cm:20=3cm
H :kalender 25cm:20=1,25
I : kipas angin 30cm:20=1,5cm
258
MEJA MAKAN
Luas 350cm:20=17,5cm
250cm:20=12,5
A : meja 200cm:20=10cm
100cm:20=5cm
B : bangku 60cm:20=3cm
50cm:20=2,5cm
C :dispenser 40cm:20=2cm
40cm:20=2cm
D :tempat nasi 35cm:1,75cm
35cm:20=1,75
E : meja 150cm:20=7,5cm F : pajangan dinding
10cm:20=0,5cm
50cm:20=2,5
259
DAPUR
Scene : 12
Luas460cm:30=15,3cm
150cm:30=5cm
lemari dapur 50cm:30=1,6cm
50cm:30=1,6cm
A: tempat cuci piring 130cm:30=4,3cm
65cm:30=2,1cm
B :kompor 130cm:30=4,3cm
65cm:30=2,1cm
C :meja 100cm:30=3,3cm
65cm:30=2,1cm
D : kulkas 70cm:30=2,3cm
70cm:30=2,3cm
260
KAMAR MANDI
Scene : 8
Luas 210cm:20=10,5
100cm:20=5cm
A :bak mandi 50cm:20=2,5cm
60cm:20=30cm
B :wc 50cm:20=2,5cm
50cm:20=2,5cm
C : ember 40cm:20=2cm
40cm:20=2cm
261
GAMBAR II.3
SET DESIGN
Production company : Belakang Terminal Produser : Nindita Eka Agustin
Project Tittle : Sepeninggal Director : Muhamad Iqbal
Durasi : 20 Menit Art Director : Modica Septiarini
Sebelum Sesudah
Keterangan :
Ruang Tamu
Digunakan scene :4, 13, 18, 21
SET DESIGN
262
Production company : BSI Produser : Nindita Eka Agustin
Project Tittle : Sepeninggal Director : Muhamad Iqbal Durasi : 20 Menit Art Director : Modica Septiarini
Sebelum Sesudah
Keterangan : Kamar
Digunakan scene :1, 7, 8, 12, 14, 16, 19,22, 24
SET DESIGN
263
Production company : Belakang Terminal Produser : Nindita Eka Agustin
Project Tittle : Sepeninggal Director : Muhamad Iqbal Durasi : 20 Menit Art Director : Modica Septiarini
Sebelum
Setelah
Keterangan : Ruang tv
Digunakan scene :9, 1
264
SET DESIGN
Production company : Belakang Terminal Produser : Nindita Eka Agustin
Project Tittle : Sepeninggal Director : Muhamad Iqbal
Durasi : 20 Menit Art Director : Modica Septiarini
Sebelum
Sesudah
Keterangan : Dapur
Digunakan scene : 12
265
SET DESIGN
Production company : Belakang Terminal Produser : Nindita Eka Agustin
Project Tittle : Sepeninggal Director : Muhamad Iqbal
Durasi : 20 Menit Art Director : Modica Septiarini
Sebelum Sesudah
Keterangan : Teras
Digunakan scene :6, 23
266
SET DESIGN
Production company : BSI Produser : Nindita Eka Agustin
Project Tittle : Sepeninggal Director : Muhamad Iqbal
Durasi : 20 Menit Art Director : Modica Septiarini
Sebelum Sesudah
267
3.8. Proses Kerja Penyunting Gambar
Menurut Supriyadi dkk (2014:148) Editing merupakan suatu proses
terakhir dalam penyelesaikan produksi film. Tahap ini merupakan tahapan akhir
dimana editing dapat dikatakan proses menyeleksi gambar-gambar serta suara
selama proses produksi berlangsung.
Setiap gambar bergerak yang kita lihat dan drama televisi yang kita tonton
telah diedit. Setiap iklan, berita, dan talk-show telah diedit. Hampir setiap produk
audio-visual, apakah itu fiksi, non-fiksi, atau perpaduan dari keduanya, telah
diedit, dipotong, dan dipermanis untuk mendapatkan hasil yang bisa dinikmati
oleh penonton.
Dalam produksi program drama televisi yang berjudul
“SEPENINGGAL” ini, penulis berperan sebagai penyunting gambar (video
editor). Pada prinsipnya, seorang penyunting gambar adalah seorang yang
memilah gambar-gambar yang dihasilkan dari perekaman kamera untuk disunting
dan disusun menjadi suatu rangkaian gambar untuk menjadi film yang utuh.
Menurut Sastha Sunu (2012:143) editor adalah sineas professional yang
bertanggung jawab yang mengkonstruksi cerita secara estesis dari shot-shot yang
dibuat berdasarkan skenario dan konsep penyutradaraan sehingga menjadi sebuah
film cerita yang utuh.
Seorang penyunting gambar juga dituntut memiliki sense of story telling
(kesadaran/rasa/indra penceritaan) yang kuat, sehingga tentunya dituntut sikap
kreatif dalam menyusun shot-shot yang ada. Kekuatan yang dimaksud bahwa
seorang editor harus mengerti akan konstruksi struktur cerita yang menarik, serta
kadar dramatik yang ada dalam shot-shot yang disusun mampu membuat
268
kesinambungan aspek emosionalnya, serta bisa membentuk irama adegan/cerita
tersebut secara tepat dari awal hingga akhir film.
Berdasarkan kutipan diatas, penulis menyimpulkan seorang penyunting
gambar adalah seorang yang bertugas memotong dan menyusun gambar-gambar
yang sudah diambil pada saat proses produksi sehingga menjadi sebuah karya
audio visual yang memiliki struktur cerita yang urut sesuai dengan konsep
sutradara.
3.5.1 Pra Produksi
Pada sebuah produksi program baik televisi ataupun radio, tahap pra
produksi merupakan tahapan yang paling penting. Pada tahap ini, semua persiapan
sebelum melakukan sebuah produksi program dilakukan.
Menurut Rahmawati dan Rusnandi (2013;36) editor bekerja setelah proses
produksi selesai, namun kini editor sudah dilibatkan bahkan sebelum proses
dimulai. Oleh produser dan sutradara, editor diminta memaparkan konsep editing
yang akan digunakan nanti pada saat proses penyuntingan gambar.
Berdasarkan kutipan diatas, dapat disimpulkan jika seorang penyunting
gambar sudah harus mulai bekerja pada saat proses pra-produksi berlangsung.
Seorang penyunting gambar harus sudah memiliki konsep editing yang akan
digunakan pada proses penyuntingan gambar sesaat setelah menerima naskah dari
penulis naskah, kemudian dipresentasikan kepada produser dan sutradara.
Penulis sebagai penyunting gambar dalam produksi program drama
televisi “SEPENINGGAL” ini, pada saat-saat proses pra produksi berlangsung
berdiskusi dengan sutradara dan juga penulis naskah untuk menentukan gaya
269
editing yang akan digunakan dan juga tambahan-tambahan efek visual yang akan
digunakan untuk mendukung cerita.
Selain itu, penulis sebagai penyunting gambar juga mengingatkan
sutradara tentang shot-shot penting yang tidak boleh dihilangkan, serta memberi
masukan untuk mencari stock shot yang dapat digunakan serta angle kamera yang
tepat untuk produksi.
Penulis bersama tim yang lain juga ikut melaksanakan survei lokasi yang
akan digunakan selama proses produksi untuk menentukan kesesuaian dengan
gambaran daru naskah yang telah dibuat.
Kemudian, penulis juga berkonsultasi dengan produser untuk
membicarakan proses pasca produksi yang akan berlangsung dari sisi peralatan
maupun dari sisi budgeting.
3.5.2. Produksi
Tahap produksi adalah proses untuk merubah naskah ke dalam bentuk
gambar. Perubahan visual ini bertujuan agar program televisi yang dibuat dapat
dinikmati oleh penonton dan pesan yang ingin disampaikan melalui program
televisi tersebut dapat dicapai.
Selama proses produksi berlangsung, seorang penyunting gambar dapat
membantu mengawal sutradara dalam hal pengambilan gambar yang akan
diambil, agar tidak ada shot yang terlewat pada saat produksi berlangsung.
270
2.5.3 Pasca Produksi
Setelah tahap produksi selesai, kemudian masuk pada tahap pasca
produksi, dimana penulis mulai berperan untuk menjalankan tugasnya dalam
proses editing. Seorang editor harus tahu bagaimana membuat sebuah produksi
drama televisi menjadi yang terbaik, penulis bertanggung jawab dalam pengerjaan
akhir sebuah karya. Sebab di tangan editor, karya itu akan menjadi baik atau sia-
sia. Masuk pada tahap pelaksanaan editing dimana kerja penulis sangat dituntut
pada tahap ini, yang merupakan tahap akhir dari rangkaian proses pembuatan
sebuah karya audio visual.
Pada pelaksanaan Proses editing, penulis menggunakan proses linear
editing. Menurut M. Bayu Widagdo & Winastawan Gora (2007:105) “Linier
Editing dilakukan secara sederhana dengan pola kerja menata gambar satu demi
satu, lalu shot secara urut dari awal hingga akhir sehingga tercipta
kesinambungan” Dengan menggunakan proses linear editing, maka susunan pada
timeline project akan rapi dan mudah diatur. Meskipun ada kekurangan pada
proses linear editing, tidak seperti proses non-linear editing, sebuah proses editing
dengan menyusun gambar secara tidak berurutan. Dengan proses non-linear
editing, seorang editor bisa memulai editing dari tengah atau akhir. Tergantung
dari materi mana yang sudah siap. Tetapi penulis lebih menyukai proses linear
editing, karena semua materi sudah disiapkan secara matang dan susunan pun
akan berurutan. Menurut M. Bayu Widagdo & Winastawan Gora (2007:105)
tahapan-tahapan editingyang harus dilakukan adalah :
271
1. Logging
Logging adalah proses editor memotong gambar, mencatat waktu
pengambilan gambar, dan memilih shot-shot yang ada yang disesuaikan dengan
camera report. Proses logging itu diperlukan sebagai antisipasi dari penuhnya
kapasitas harddisk sehingga pemilihan gambar yang paling akan membuat
harddisk tidak terlalu penuh.
2. Digitizing
Digitizing adalah proses merekam/memasukkan gambar dan suara yang
telah di logging. Di sini, editor mulai mulai mengontrol kualitas gambar dan suara
yang disetarakan dan sesuai dengan konsep karya dan konsep edit yang telah
disetujui oleh sutradara.
3. Offline Editing
Offline editing merupakan sebuah proses menata gambar digitized sesuai dengan
skenario dan urutan shot yang telah ditentukan oleh sutradara. Dalam proses
offline editing terdapat aktifitas memanggil file gambar yang telah di-logging dan
di-digitized untuk diurutkan sesuai konsep cerita.
4. Online Editing
Online editing adalah proses editing ketika seorang editor mulai
memperhalus hasil offline, memperbaiki kualitas hasil, dan memberikan tambahan
transisi serta efek khusus yang dibutuhkan.
5. Mixing
Mixing berkaitan dengan proses synchronizing audio dan juga pemberian ilustrasi
musik dan audio effect. Bagian yang harus di mixing pada proses ini adalah
dialog, efek, dan musik.
272
Peran dan Tanggung Jawab Editor
Seorang penyunting gambar memiliki wilayah control yang amat luas
untuk menghubungkan shot-shot dalam film mereka, baik secara grafis, ritmis,
spasial dan temporal. Editor juga dapat memilih bentuk transisi sesuai dengan
tuntutan naratif dan estetik yang ia inginkan.
Menurut Kusumawati (2014;148) Tanggung jawab editor adalah
menghubungkan shot-shot yang telah diambil kemudian menjadi satu peristiwa
yang utuh dalam rangkaian scene maupun sequence agar mempunyai makna dan
pesan-pesan yang dapat ditangkap oleh audience-nya.
Pada saat proses produksi berlangsung, editor bersama sutradara
mengawasi jalannya proses pengambilan gambar di lokasi melalui monitor. Hal
ini dilakukan agar pada saat pengambilan gambar editor bisa memberikan
suaranya kepada sutradara dan mengawasi penata kamera mengambil gambar,
tujuannya agar penata kamera melakukan pengambilan gambar dengan benar,
mulai dari angle dan framming-nya.
Seorang editor bertanggung jawab dalam pengerjaan akhir sebuah drama
televisi. Tanpa proses editing yang baik, sebuah produksi yang telah
mengorbankan uang dan tenaga kerja menjadi sia-sia. Memang benar, seorang
editor hanya bisa menghasilkan film yang baik, sebaik materi yang dia terima.
Hanya saja, seorang editor yang baik dan kreatif mampu menutupi semua
kekurangan yang dialami ketika proses pengambilan gambar. Sehingga penonton
tidak pernah tahu dimana letak ketidak sempurnaan itu. Seorang editor dituntut
untuk membuat keputusan setiap saat. Dia menentukan shot mana yang akan
273
dipakai, berapa lama shot itu akan dipakai, kapan sebuah shot harus dipotong,
bagaimana urutan shot yang disusun, dan sebagainya.
Selain itu, seorang editor juga bertanggung jawab sepenuhnya atas
keselamatan data materi gambar dan suara yang telah diserahkan untuk proses
penyimpanan gambar.
Proses Penciptaan Karya
Awal mula proses penciptaan karya ini bermula dari gagasan penulis
yangmempunyai ide kasar karya drama dan ide tersebut dikembangkan oleh
sutradara dan tim yang pada akhirnya tim sepakat memilih tema tentang
“SEPENINGGAL” dari salah satu keluarga yang telah meninggal dunia, dan
membuat semua isi keluarga menyadari kesalahannya yang begitu sibuk dengan
kepentingan pribadi.
a. Konsep Kreatif
Dalam produksi drama televisi yang berjudul “SEPENINGGAL” ini,
penulis menggunakan konsep editing yang kontinity, sesuai dengan alur cerita
pada naskah. Diawal film penulisakan memasukan judul drama televisi telebih
dahulu, kemudian menampilan pemeran utama sebagai opening. Hal ini dilakukan
agar dapat keliatan lebih menarik penonton dan juga memberikan pengenalan
terhadap tokoh utama dalam program drama “SEPENINGGAL” ini.
Didalam konsep film ini juga penulis akan menggunakan transisi cut to cut
dan transisi-trasisi yang halus, seperti additive dissolve, cross dissolve, dip to
black dan transisi halus yang lainnya. Penggunaan transisi halus seperti ini
dikhususkan karena program drama yang diedit adalah sebuah drama yang
274
bergenre romance, horror, dan komedi,bukan drama aksi yang membutuhkan
proses perpindahan gambar yang tepat.
Motivasi yang dimaksud dari tiap-tiap transisi yaitu :
- Cut to Cut : Agar kesan potongannya lebih jelas dan tidak berantakan, dan
sesuai dengan alur cerita.
- Additive Disolve : Agar transisi film ini terlihat lebih halus.
- Dip to Black : Agar memberikan perpindahan transisi kesan gelap
secara halus.
b. Konsep Produksi
Pada saat proses produksi berlangsung, penulis membantu sutradara dalam
mengingatkan shot-shot apa saja yang ingin diambil, agar nantinya tidak terjadi
kejanggalan dalam proses pasca produksi. Dan juga penulis membantu sutradara
dalam memberikan ide agar lebih mempersingkat waktu didalam proses produksi.
Disamping itu penulis juga memberi saran kepada kepada penata kamera agar
mengambil gambar-gambar yang indah, dan bercerita tanpa harus merusak konsep
penata kamera.
Penulis juga membantu menyiapkan peralatan produksi seperti memory
card, lighting dan peralatan lainnya, agar penata kamera tidak terlalu terbebani
dalam mengambil gambar dan juga dapat bekerja sesuai dengan ide kreatifnya.
Tidak lupa penulis juga menyimpan dan mencacat memory yang telah digunakan
agar nantinya tidak terjadi kesalahan teknis, dan menyimpan memory dengan baik
dan benar.
275
c. Konsep Teknis
Dalam produksi program drama televisi “SEPENINGGAL” ini,
perlengkapan alat dari segi teknis yang penulis gunakan adalah satu unit perangkat
laptop dengan merk Asus X-450Z dengan menggunakan processor AMD FX-
7600P dengan kapasitas RAM sebesar 4GB byte DDR3. Dalam mengedit film ini,
processor yang digunakan harus lebih powerfull, agar dapat digunakan dengan
maksimal, sesuai dengan tenaga yang dimilikinya. Dan juga Memory sangat
penting untuk proses pasca ini, agar disaat mengedit nanti tidak berasa lama, dan
itu dapat mengganggu seorang editor. Karena pada saat produksi program televisi
ini, penulis akan menggunakan format media Full HD 1080p.
Untuk program yang digunakan selama proses penyuntingan gambar,
penulis menggunakan program Adobe Premiere Pro CC 2017. Selain itu, penulis
juga menggunakan software Adobe Photoshop CC 2014 untuk membuat sebuah
cover/poster sebuah film yang dibutuhkan dalam produksi dalam produksi
program drama ini. Adapun nanti kalau diperlukan penyaring audiodalam
produksi film drama televisi ini, penulis akan menggunakan software Izotope RX
6 Audio Editor dan pembuatan volley pada film drama televisi ini menggunakan
FL Studio 12 .
Ditambah dengan kapasitas media penyimpanan juga tidak kalah
penting dengan yang lainnya, karena kemungkinan file video dari kameramen
sangat banyak dan memakai ruang penyimpanan yang besar, terlebih dalam
sebuah pembuatan film dibutuhkan adanya behind the scene maka dari itu sebuah
Hardisk External pasti akan sangat diperlukan nantinya.
276
KONSEP TATA SUARA
1. Musik
Dalam program feature ini music yang akan digunakan adalah sebuah alunan
musik yang akan menyempurnakan pencitraan dari suatu gambaran suasana
dimana audio akan melengkapinya.
KONSEP EDITING
1. Editing Secara Keseluruhan
Program feature ini dikemas untuk umum, berdurasi sekitar 24-26 menit.
Peran yang dibutuhkan adalah seorang presenter yang untuk membawakan acara
didalam program feature ini yang berkriteria rupawan dan berpendidikan.
2. Konsep Pengeditan Program Feature
Proses editing akan dilakukan dengan cara cut to cut dan akan diberi
sedikit sentuhan efek transisi yang akan membuat program feature ini menjadi
lebih menarik dan enak dilihat. Durasi film ini adalah sekitar sampai 24 sampai 26
menit.
3. Konsep Grafis
Opening sebelum dimulai, program feature ini memiliki awal cerita yang
mengungkapkan keseluruhan cerita yang sesuai dengan tema dan judul acara
4. Konsep Warna
Dalam produksi program drama televisi yang berjudul
“SEPENINGGAL” ini, penulis bersama sutradara dan juga penata kamera,
bekerja sama dalam menentukan konsep warna yang akan digunakan dalam
program drama televisi ini. Warna yang akan digunakan dalam program televisi
277
“SEPENINGGAL” ini adalah menggunakan lumetri colour yang nantinya akan
disesuaikan dengan warna gambar yang diinginkan.
5. Proses Capturing
Proses capturing adalah proses pemindahan video dari kaset Hi8 ke dalam
PC, proses capturing yang akan kami lakukan adalah keras computer yang
bernama multimedia card yang disambungkan dengan kabel jack khusus ke
perangkat PC, proses awalnya kabel jack yang terhubung ke multimedia card
dimasukan ke handycam lalu nyalakan handcamnya, previous atau putar ke
belakang sampai si kaset menunjukan timecode 00.00.00. setelah itu baru
dicapture di software aplikasi Flyvideo.
6. Offline Editing
Yaitu proses menyunting video atau memisahkan, memotong, dan
menyatukan adegan sesuai kebutuhan. Sehingga video dapat dinamis dengan
acara yang ditentukan. software yang digunakan untuk offline editing adalah
Cyberlink PowerDirector.
7. Online Editing
Proses penambahan efek dan transisi pada video yang telah di edit secara
offline seperti pemberian video efek hitam putih, efek blur dan lain-lain. Selain itu
untuk penambahan teks judul acara. Software yang digunakan untuk online
editing adalah Cyberlink PowerDirector.
8. Rendering
Setelah proses editing selesai, maka kami akan melakukan proses
rendering, yakni untuk mengubah format video ke dalam format mp4 atau avi.
278
9. Burning
Proses burning adalah prosws pemindahan videoklip ke bentuk kaset
DVD. pada proses ini kami akan menggunakan software Nero Startsmart
essentials.
10. Desain Label & Cover
Proses selanjutnya adalah pembuatan cover & label yang dibuat dari hasil
foto-foto pada saat proses shooting dan telah diedit atau diolah dengan
menggunakan software Nero Cover Designer Essentials. Gambar disesuaikan
dengan isi program program feature.
TRANSISI YANG DIGUNAKAN
Transisi shot pada umumnya dilakukan dalam empat bentuk yang
merupakan peralihan dari gambar atau shot satu ke berikutnya. Dalam proses yang
akan digunakan dalam program drama televisi “SEPENINGGAL” ini, antara
lain.
1. Cut
Cut adalah perpindahan langsung secara tegas dari shot satu ke shot
berikutnya. Transisi ini paling sering dan paling umum digunakan dan
paling fleksibel. Cut akan digunakan dalam penyambungan shot-shot dalam
program drama ini.
2. Dissolve
Dissolve adalah perpindahan shot secara berangsur-angsur, dimana shot
pada gambar sebelumnya selama beberapa saat bertumpuk pada shot
279
berikutnya. Dissolve akan digunakan dalam shot-shot yang terputus waktu
terlihat secara jelas. Seperti perpindahan siang ke malam
3. Fade
Fade merupakan transisi shot secara bertahap, dimana gambar secara
perlahan intensitasnya bertambah gelap sehingga seluruh frame berwarna
hitam, dan ketika gambar muncul kembali shot telah berganti. Fade
digunakan untuk perpindahan shot yang terputus waktu secara signifikan,
seperti perpindahan hari.
GAYA EDITING
Menurut Supriyadi dkk (2014;160) gaya editing merupakan metode
editing digunakan secara konsisten dan dominan pada sebuah film dan
berlandaskan pada aspek naratif/penceritaannya.
Dalam produksi program drama televisi “SEPENINGGAL” ini, penulis
menggunakan gaya editing berupa Combined Editing yang tujuannya
menggabungkan dua tipe editing atau lebih. Combined Editing merupakan tipe
editing yang paling sulit namun paling powefull.
Untuk mencapai tipe editing ini, editor harus dapat mengenali potensi
visual dan aural dari masing-masing shot yang dapat dikontribusikan dalam
Combined edit ini.
280
METODE EDITING
Menurut Supriyadi dkk (2014;158) metode editing adalah sebuah
pendekatan seorang editor dalam penyambungan gambar atau penyusunan shot-
shotnya sesuai dengan pemikiran sang editor.
Terdapat Tiga metode editing dasar, yaitu :
a. Intercut
Penyambungan secara berselang-seling beberapa shot dimana adegan
tersebut masih satu ruang dan satu waktu.
b. Pararel Editing
Penyambungan secara berselang-seling dua peristiwa atau lebih yang terjadi
diruang yang berbeda namun penonton merasa bahwa waktu terjadinya
bersamaan.
c. Cross Cutting
Penyambungan secara berselang-seling dua peristiwa atau lebih dimana
ruang dan waktu terjadi berbeda. Umumnya dihubungkan dengan tema.
Dari ketiga metode editing dasar diatas, penulis akan menggunakan
metode ketiganya pada saat proses editing nanti.
281
HARDWARE
1. Prosesor : Intel Cores 4C+8G 2.70 GHz
2. Memory : DDR3 4GB OF RAM
3. Hardisk : Seagate D00F1
ACCESSORIES
1. Earphone : Sennheiser MX 686G
2. Mouse : Logitech ESD-1206683C
SOFTWARE
1. Editing : Adobe Premiere Pro CC 2017
Adobe Photoshop Pro CC 2014
2. Audio Sound : FL Studio 12
Izotope RX 6 Audio Studio
Penulis menggunakan spesifikasi editing tersebut dikarenakan sudah
cukup sesuai dengan kebutuhan pada saat proses editing nanti. Alasan penulis
menggunakansoftwareadobe Premiere Pro CC 2017, karena software tersebut
sudah cukup bagus dan sesuai dengan kebutuhan untuk membuat karya drama
“SEPENINGGAL”.
282
Kendala Produksi dan Solusinya
Dalam proses produksi drama “SEPENINGGAL” ini, ada beberapa
kendala yang penulis hadapi untuk melakukan editing.
Kendala :
1. Memilih tempat untuk melakukan proses editing.
2. Perangkat yang digunakan penulis mengalami kerusakan pada sistem kerja
perangkat laptop, Sehingga setiap kali melakukan editing laptop tiba-tiba
hank.
3. Pada saat melakukan rendering penulis mengalami kendala, sehingga proses
rendering memakan cukup waktu yang lama.
Solusinya :
1. Menjadikan rumah pribadi salah satu kru sebagai tempat untuk melakukan
proses editing.
2. Meminjam laptop salah satu kru yang memiliki prosesor sistem kinerja
perangkat yang tinggi, agar pada saat proses editing tidak mengalami kinerja
sistem yang lambat.
3. Penulis melakukan pemindahan sebagian data auto-save pada adobe
premiere pro cc 2017 ke dalam hardisk.
283
Lembar Kerja Penyunting Gambar
KONSEP KERJA EDITOR
Dalam produksi drama “SEPENINGGAL” penulis bertanggung jawab
sebagai editor. Editor adalah seseorang yang bertanggung jawab dalam pengerjaan
akhir sebuah karya drama televisi. Sedangkan menurut M. Bayu Widagdo &
Winastawan Gora (2007:104) Editor adalah “Orang terakhir dari seluruh pekerja
produksi. Pekerjaannya adalah mengolaborasikan berbagai unsur kreatif sehingga
bisa memberikan sentuhan seni pada hasil akhir film” Dalam proses editing ini,
penulis menggunakan konsep editing kontinuiti dengan tujuan untuk menciptakan
aliran yang halus antara shot yang satu dengan shot berikutnya dan penggunaan
metode cut to cut ditujukan untuk menambah kontinuitas dari akting dan pikiran
sehingga penonton tidak sadar atas perubahan shot yang terjadi.
Dalam sebuah produksi drama penulis memiliki 3 tahapan kerja, yaitu
tahap pra produksi, produksi dan pasca produksi. Pada tahap pra produksi penulis
bertugas untuk membedah naskah dan mengungkapan penilaian penulis mengenai
naskah yang telah dibuat oeh penulis naskah kemudian berdiskusi dengan
sutradara dan kru yang lain. Dan pada tahap prouduksi, penulis bertugas untuk
membuat timecode agar mempermudah penulis saat proses editing nanti dan
membantu kru yang lain. Kemudian pada tahap ketiga yaitu tahap pasca produksi,
penulis mulai berperan untuk menjalankan tugasnya dalam proses editing
karenapenulis bertanggung jawab dalam pengerjaan akhir sebuah karya. Sebab di
tangan editor, karya itu akan menjadi baik atau sia-sia.
284
Masuk pada tahap pelaksanaan editing dimana kerja penulis sangat
dituntut pada tahap ini, yang merupakan tahap akhir dari rangkaian proses
pembuatan sebuah karya audio visual. Pada pelaksanaan Proses editing, linear
editing yaitu proses editing yang berurutan. Dengan menggunakan proseslinear
editing, maka susunan pada timeline project akan rapi dan mudah diatur. Dan
beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam proses editingyaitu, logging,
digitizing, offline editing, online editing dan mixing
285
285
TABEL VII.17
LAPORAN EDITING
Project Tittle : Sepeninggal ` Penata Kamera : Rifaldi Kusumah
Produser : Nindita Eka A Director : Muhamad Iqbal
Durasi : 20 Menit Eduitor : Asri Riski Nurhaki
No.
Scene
INT/
EXT
Keterangan
Visual
Audio
Sfx
Transisi
Video
Efek
Durasi
1
1
INT
(Estabilish shot – still –
eyelevel)
Estabilish Sepeninggal
Musik
ilustrasi
Cut to
-
4 detik
286
2
1
INT
(MCU – still – eye level)
Lastri mengigau
Music
ilustrasi
Cut to
-
10 detik
3
1
INT
(MS – still – eye level)
Arlin tidur
Musik
ilustrasi
Cut to
-
3 detik
4
1
INT
(MCU - still – eye level)
Lastri mengigau
Cut to
4 detik
5
1
INT (MS – still – eye level)
Arlin bangun
Arlin : Bu..? Musik
Ilustrasi
Cut to
-
7 detik
6
1
INT (CU – still – eye level)
Arlin
Arlin : Ibu kenapa?
Musik
ilustrasi
Cut to
6 detik
287
7 1 INT (MCU – still – eye level)
Lastri tidur kembali
Musik
ilustrasi
Cut to - 3 detik
8 1 INT (CU – still – eye level)
Arlin bingung
Musik
ilustrasi
Cut to - 6 detik
9
1
INT
(MS – PAN – eye level)
Arlin
Musik
ilustrasi
Cut to
-
9 detik
10
1
INT
(MCU – ZOOM – eye
level)
Lastri tidur
Musik
ilustrasi
Cut to
-
10 detik
11
2
INT (FS – still – eye level)
Bendera
Musik
ilustrasi
Cut to
-
5 detik
12 2 INT (FS – PANRIGHT– eye
level)
Musik Cut to - 12 detik
288
Roni dan Surya
mengangkat kursi
Atmosphere
13
2
INT
(MS – PANRIGHT– eye
level)
Rumah
Musik
Atmosphere
Cut to
-
8 detik
14
3
INT
(MCU – PAN RIGHT –
eye level)
Surya mengangkat kursi
- Musik
Atmosphere
-
12 detik
15
3
INT
(CU – PAN – eye level)
Surya memperhatikan
rumah
-
Cut to
-
5 detik
16
4
INT
(FS – still – eye level)
Arlin menyeduh kopi
Arlin :
Pak//Bapak mau
nimum kopi
-
Cut to
-
15 detik
289
juga?
17
4
INT
(CU – still – eye level)
Arlin bingung
-
Cut to
-
5 detik
18
4
INT (FS – ZOOM – eye level)
Arlin masih bingung
-
Cut to
-
3 detik
19
4
INT
(CU – still – hight angle)
Kopi di aduk
-
Cut to
-
2 detik
20
5
INT
(FS – still – eye level)
Surya dan Roni
Surya : Jangan lupa
datang lagi 7 harian
bapak.
Roni : insya allah
mas//saya usahain
datang
Musik
ilustrasi
Cut to
-
11 detik
290
Surya : Haruslah
21
5
INT
(CU – still – eye level)
Roni
-
Cut to
-
4 detik
22
5
INT
(FS – still – eye level)
Surya dan Roni
Surya : Ngomong-
ngomong pekerjaan
beres?
Roni : Lancar mas
Surya : Syukurlah
-
Cut to
-
17 detik
23
5
INT
(CU – still – eye level)
Surya
-
Cut to
-
6 detik
24 6 INT (CU – still – eye level) Arlin : Bu. - Cut to - 2 detik
291
Tangan Arlin menepuk
25
6
INT
(CU – still – eye level)
Arlin
Arlin : Bangun bu
-
Cut to
-
2 detik
26
6
INT
(FS – still – hight angle)
Arlin panik lastri masih
tidur
-
Cut to
-
2 detik
27
6
INT
(CU – still – eye level)
Arlin
Arlin : Bangun bu udah
siang
-
Cut to
-
5 detik
28 6 INT (FS – still – hight angle) Arlin : Ibu - Cut to - 3 detik
292
Lastri
29
6
INT
(CU – still – eye level)
Arlin
Arlin : Bangun bu udah
siang
-
Cut to
-
3 detik
30
6
INT
(FS – still – hight angle)
Lastri
-
Cut to
-
3 detik
31
6
INT
(CU – still – eye level)
Arlin
Arlin : Bangun bu udah
siang
-
Cut to
-
3 detik
293
32
6
INT
(FS – still – hight angle)
Lastri terbangun dari
tidurnya
-
Cut to
-
4 detik
33
7
INT (CU – still – hight angle)
Mengambil sisir
-
Cut to
-
3 detik
34
7
INT
(CU– still – eye level)
Lastri menyisir
-
Cut to
-
8 detik
35
7
INT
(MCU – still – eye level)
Rambut lastri kusut.
-
Cut to
-
5 detik
294
Lastri kesakitan menyisir
36
7
INT
(CU – still – hight angle)
Peralatan Make Up
-
Cut to
-
18 detik
37
7
INT
(CU – still – eye level)
Lastri memperhatikan
rambutnya
-
Cut to
-
6 detik
38
7
INT
(MS – still – eye level)
Lastri menyisir
-
Cut to
-
6 detik
39
7
INT
(CU – still – hight angle)
Menaruh kembali sisirnya
Cut to
-
2 detik
295
40
7
INT
(CU – still – eye level)
Merapihkan
rambutnya
Musik
ilustrasi
Cut to
-
10 detik
41
7
INT
(MCU – still – eye level)
Merapihkan rambutnya
Musik
ilustrasi
Cut to
-
6 detik
42
7
INT
(CU – still – hight angle)
Mengambil bedak
-
Cut to
-
3 detik
43
7
INT
(MS – ZOOM – eye
level)
Bedakan
-
Cut to
-
18 detik
44 7 INT (CU – still – hight angle) Musik Cut to - 4 detik
296
Pelatan Make Up ilustrasi
45
7
INT
(CU – still – eye level)
Masih bedakan
--
Cut to
-
9 detik
46
7
INT
(MS – still – eye level)
Lastri sedih
-
Cut to
-
5 detik
47
7
INT
(CU – still – eye level)
Mengaca
-
Cut to
-
4 detik
48
7
INT
(CU – still – eye level)
Bergaya dan mengikat
rambutnya
-
Cut to
-
20 detik
48 7 INT (MS – still – eye level) - Cut to - 10 detik
297
Lastri masih berdandan
50
7
INT
(FS – Tilt up – eye level)
Arlin membawa kue
-
Cut to
-
10 detik
51
7
INT
(CU – still – eye level)
Lastri sedih
-
Cut to
-
23 detik
52
7
INT
(FS – Zoom out – eye
level)
Lastri keluar kamar
-
Cut to
-
18 detik
53
8
INT
(FS – still – eye level)
Sekeluarga menonton tv
dan memakan cemilan
Berita
Cut to
-
3 detik
298
54
8
INT
(CU – still – eye level)
Surya memakan cemilan
-
Cut to
-
2 detik
55
8
INT
(FS – still – eye level)
Sekeluarga
-
Cut to
-
3 detik
56
8
INT
(CU - still – eye level)
Arlin
Arlin : Tadi tante evi
telepon katanya ga bisa
datang
-
Cut to
-
3 detik
57
8
INT
(CU – still – eye level)
Roni mendengarkan
-
Cut to
-
5 detik
58
8
INT
(FS - still – eye level)
Sekeluarga
Arlin : Dia cuman
bilang turut berduka
cita sama kita//
Musik
ilustrasi
Cut to
-
5 detik
299
59
8
INT
(CU – still – eye level)
Lastri mengangguk
-
Cut to
-
7 detik
60
8
INT
(FS - still – eye level)
Keluarga focus
kembali
-
Cut to
-
6 detik
61
8
INT
(FS – still – eye level)
Cemilan
-
Cut to
-
2 detik
62
8
INT (FS - still – eye level)
Arlin mengangkat
-
Cut to
-
8 detik
300
jemuran
63
9
INT
(MS - still – eye level)
Arlin dan Roni
Roni: Berasa ada yang
hilang
Arlin: Mungkin karena
sekarang bapak sudah
enggak ada
Roni: Jadi nyesel jarang
pulang
-
Cut to
-
4 detik
64
9
INT
(MCU – still – eye level)
Surya dan Lastri
Roni : Sekarang bapak
sudah enggak ada
-
Cut to
-
7 detik
65
9
INT
(MS - still – eye level)
Arlin dan Roni
Arlin: Mbak juga
nyesel. Mbak kaget
banget denger kabar
-
Cut to
-
15 detik
301
bapak meninggal
66
9
INT
(MCU – still – eye level)
Lastri dan Surya
Roni: kalau aja bapak
masih ada di rumah ini//
-
Cut to
-
7 detik
67
9
INT
(MS – still – eye level)
Arlin dan Roni
Roni : Mungkin aku
akan sering mampir ke
rumah ini
-
Cut to
-
22 detik
68
9
EXT
(MCU - still – eye level)
Surya dan Lastri
Surya: Bapak sudah
enggak ada// sebaiknya
kita relakan saja biar
dia tenang di sana/
Lastri : Ngapain
nyesel// bapak
-
Cut to
-
26 detik
302
meninggal juga karena
kalian. Waktu bapak
sakit apa kalian tanya
kondisinya/ dan kalian
tengok bapak kemari/
kan enggak
69
9
INT
(FS - still – eye level)
Sekeluarga
Lastri: Emang kalian
gak sayang sama
bapak?
Surya: Bu/ kita sayang
sama bapak sama ibu
Arlin: Bu kita minta
maaf/ kita janji deh/
akan sering datang ke
-
Cut to
-
94 detik
303
sini //
Lastri: Syukur deh
kalau kalian masih
punya hati/ besok kalau
ibu meninggal tolong
kubur sebelah kuburan
bapak//
Surya: Ibu jangan
ngomong seperti itu//
kalau kita ada salah kita
minta maaf sama bapak
sama ibu//
Roni: Sebaiknya ibu
304
istirahat aja ya//
Lastri: Kalian mau
ngatur ibu?//
Roni: Bu/ kita
bukannya mau ngatur
ibu/ kalau ibu marah-
marah itu kurang baik
buat kesehatan ibu//
Lastri: Apa ibu ngatur-
ngatur kalian semua?
Roni: Jadi kita harus
bagaimana? Kita sudah
mengerti ibu
305
Arlin: Sudah lebih baik
ibu istirahat saja deh
70
9
INT
(CU - still – eye level)
Lastri diam
-
Cut to
-
6 detik
71
10
INT
(MCU - still – eye level)
Kipas
-
Cut to
-
8 detik
72
11
INT
(FS - Zoom – hight
angle)
Lastri tidur
-
Cut to
-
7 detik
73
12
INT
(MS - Zoom – eye level)
Arlin dan Roni
Cewek : Kamu seharian
ngapain aja? Coba cari
kerja sana//
Suara
Televisi
Cut to
-
19 detik
306
Cowok: Nantilah//
Cewek: Kerjaanya
cuma tidur// mikir mas
mikir//
Cowok: Iya dek
74
13
INT
(MS - still – eye level)
Lastri wudhu
-
Cut to
-
22 detik
75
14
INT
(FS – still – eye level)
Pajangan kabah
-
Cut to
-
11 detik
76
15
INT
(MS - Zoom – eye level)
Berfoto sekeluarga
Roni: Semuanya
senyum ya satu/ dua/
tiga// sekarang ibu/
-
Cut to
-
23 detik
307
sama mas surya/
bertiga/ ya/ ibu keliatan
cantik di kamera/ geser
ke kanannya coba
77
15
INT
(MCU - Zoom – eye
level)
Bertiga berfoto
-
Cut to
-
6 detik
78
16
INT
(MCU – still – eye level)
Surya memperhatikan dan
Lastri mengambil
tumpukan baju
Lastri: Ini baju-baju
bapak buat kalian
-
Cut to
-
5 detik
308
79
16
INT
(MS – PAN Right – low
angle)
Lastri membawa baju dan
menaruhnya di atas kasur
Lastri : Kalau kalian
tidak mau/
disumbangkan aja buat
yang lain//
Cut to
-
11 detik
80
16
INT (CU – still – low angle)
Roni mengambil baju
Roni: Ini masih bagus
bu//
-
Cut to
-
9 detik
81
16
INT
(CU– still – eye level)
Lastri memperhatikan
Arlin: Itu cocok buat
kami// mas kamu bener
gak mau?
-
Cut to
-
7 detik
82
16
INT
(CU – still – eye level)
Arlin mengambil baju
Arlin: Ini kamu bener
gak mau? Cobain ya//
cobain deh
-
Cut to
-
4 detik
309
83
16
INT
(MCU – PAN Left – eye
level)
Arlin jalan ke Surya
-
Cut to
-
6 detik
84
16
INT
(CU – still – eye level)
Surya mencoba bajunya
Arlin: Cocok kan
Surya: iya bagus// buat
aku ya bu?
Lastri: iya
-
Cut to
-
6 detik
85
17
INT
(MS - still – eye
level)
Foto bapak
-
Cut to
-
5 detik
310
86
17
INT
(CU – still – eye level)
Foto bapak
Surya: Ibu mau tinggal
dengan saya
-
Cut to
-
4 detik
87
18
INT
(FS – still – eye level)
Surya, Arlin dan Lastri
Surya : Arlin atau roni/
dan nanti ibu juga bisa
main sama cucu-cucu
ibu/ ya//
Lastri: Gak usah/
-
Cut to
-
8 detik
88
18
INT
(CU - still – eye level)
Arlin cemberut
Surya: Jadi ibu mau di
sini aja?
-
Cut to
-
3 detik
311
89
18
INT
(FS - still – eye level)
Surya, Arlin dan Lastri
Lastri: Iya
-
Cut to
-
2 detik
90
18
INT
(CU – still – eye level)
Lastri
Lastri : Ibu masih bisa
ngurus diri sendiri
-
Cut to
-
3 detik
91
18
INT
(MS – still – eye level)
Lastri dan Surya
Lastri : Yang penting
kalian kirim-kirim
kabar buat ibu// itu saja
sudah cukup//
-
Cut to
-
7 detik
92
18
INT
(FS – still – eye level)
Surya, Lastri dan Arlin
Arlin : Atau
-
Cut to
-
1 detik
93 18 INT (CU – still – eye level) Arlin : Ibu mau kita
cariin orang buat
- Cut to - 9 detik
312
Arlin temenin ibu?
Lastri: Itu cuma
ngerepotin
Surya: Yaudah ya bu/
ibu aman di sini ya//
94
18
INT
(CU – still – eye level)
Surya
Surya: Tapi ibu gapapa
kan sendirian di sini//
-
Cut to
-
3 detik
95
18
INT
(CU – still – eye level)
Lastri
Lastri: Iya gapapa// ibu
sendiri di sini// bapak
juga masih temenin ibu
di sini//
-
Cut to
-
10 detik
96 18 INT (FS – still – eye level) Lastri: Kalian juga tau
kan bapak masih suka
- Cut to - 9 detik
313
Surya, Arlin dan Lastri nemenin ibu
97
19
EXT
(MS – Zoom – eye level)
Roni menangis
-
Cut to
-
11 detik
98
19
EXT
(FS – Zoom – hight
angle)
Lastri tertawa tawa
-
Cut to
-
13 detik
99
19
EXT
(MCU – Zoom – eye
level)
Lastri masih tertawa-tawa
-
Cut to
-
21 detik
100
20
EXT
(CU – still – low angle)
Bendera Kuning
Surya : Kita membuka
kedua tangan
selebarnya// memohon
VO
Cut to
7 detik
314
ampun/ untuk dosa
bapak kami//
101
20
EXT
(MS – Blur – eye level)
Foto bapak
Surya : Semoga ada di
surga dan kami dapat
mengikhlaskan
secepatnya
VO
Cut to
-
10 detik
102
21
EXT
(CU – still – hight angle)
Roni menutup reseleting
tasnya
-
Cut to
-
7 detik
103
21
INT
(MS – still – eye level)
Roni memakai sepatu,
Surya mendengarkan ibu,
Arlin yang sedang
Lastri: Minta maaf ya
kalau sudah nyusahin/
bikin kalian berantem//
sering-sering ke sini//
-
Cut to
-
35 detik
315
menelepon dan Lastri
yang sedang berbicara
bawa cucu-cucu ibu ke
sini// ajak nginep//
Surya: Iya bu// nanti
kalau liburan saya bawa
cucu-cucu ibu main ke
sini
Arlin: Bu/ ini raka mau
bicara sama ibu//
Lastri: Halo raka//
gimana sekolahnya?
Kapan kamu libur? Ya/
nanti kalau libur ke sini
ya// nginep di rumah
nenek// ditunggu ya
316
sama nenek// dadah//
asalamualaikum//
104
21 INT
(CU – tilt – eye level)
Roni salaman sama ibu
-
Cut to
-
3 detik
105
21
INT
(CU – tilt – eye level)
Surya juga salaman
-
Cut to
-
3 detik
106
21
INT
(CU– tilt – eye level)
Arlin juga salaman
-
Cut to
-
3 detik
107
21
INT
(CU – tilt – eye level)
Lastri sedih
-
Cut to
-
26 detik
317
108
22
EXT
(FS – Track – eye level)
Roni, Surya dan Arlin
jalan keluar
-
Cut to
-
4 detik
109
22
EXT (FS – still – eye level)
Mobil jalan
-
Cut to
-
60 detik
111
22
EXT
(FS – Track – eye level)
Kamera kembali ke
rumah
-
Cut to
-
80 detik
318
TABEL VII.18
LOGGING PICTURE
Project Tittle : Sepeninggal ` Penata Kamera : Rifaldi Kusumah
Produser : Nindita Eka Agustin Director : Muhamad Iqbal
Durasi : 20 Menit Editor : Asri Riski Nurhaki
No. Logging Time Video Audio Remark
1 00:00:00 – 00:00:05 Bars and tone Default
2 00:00:05 - 00:00:08 Logo BSI
3 00:00:08 - 00:00:10 Program ID
4 00:00:10 - 00:00:15 Counting Leader Default
5 00:00:15 - 00:00:50 Establish Sepeninggal Backsound
319
6 00:00:50 - 00:01:44 Lastri mengigau Backsound
7 00: 01:45 - 00:01:60 Arlin tidur
8 00: 01:60- 00:02:25 Lastri mengigau Backsound
9 00:02:25 - 00:02:41 Arlin terbangun Dialog Arlin : Bu..?
10
00: 02:41 - 00:03:18
Arlin melihat lastri Dialog
Arlin : Ibu kenapa?
11 00:03:18 - 00: 03:23 Lastri tidur kembali Backsound
12 00: 03:23 - 00:03:47 Arlin bingung Backsound
13 00:03:47 - 00:03:59 Arlin Backsound
14 00: 03:59 - 00: 04:34 Bendera Backsound
15 00: 04:34 - 00: 04:37 Roni dan Surya SFX
320
mengangkat kursi
16 00: 04:37 - 00: 04:50 Rumah SFX
17 00: 04:50 - 00:05:05 Surya mengangkat kursi SFX
18
00:05:05 - 00: 05:50
Surya memperhatikan
rumah
Backsound
19 00: 05:50 - 00: 06:24 Arlin menyeduh kopi Dialog Arlin : Pak//Bapak mau nimum kopi juga?
20 00: 06:24 - 00: 06:30 Arlin bingung Backsound
21 00: 07:10 - 00: 07:29 Arlin masih bingung Backsound
22 00: 07:29 - 00: 07:32 Kopi di aduk Backsound
23
00: 07:32 - 00: 07:39
Surya dan Roni mengobrol
di teras rumah
Dialog
Surya : Jangan lupa datang lagi 7 harian
bapak.
Roni : insya allah mas//saya usahain
321
datang
Surya : Haruslah
24
00: 07:39 - 00: 08:47 Roni memandang kedepan
sambil mengusap dagunya
Backsound
25
00: 08:47 - 00: 08:59
Surya dan Roni mengobrol
di teras rumah
Dialog
Surya : Ngomong-ngomong pekerjaan
beres?
Roni : Lancar mas
Surya : Syukurlah
26
00:08:59 - 00: 09:06 Surya mengangguk –
angguk kepalanya
27
00: 09:06 - 00: 09:09
Tangan Arlin menepuk ibu
yang sedang tidur
Dialog
Arlin : Bu.
322
28
00: 09:09 - 00: 09:16
Arlin panik melihat ibunya
masih belum bangun dari
tempat tidurnya
Dialog
Arlin : Bangun bu
29 00: 09:16 - 00: 09:21 Arlin masih kepanikan Dialog Arlin : Bangun bu udah siang
30 00: 09:21 - 00: 09:27 Lastri masih tertidur Dialog Arlin : Ibu
31
00: 09:27 - 00: 09:34
Arlin masih kepanikan
melihat ibunya yang masih
tidur
Dialog
Arlin : Bangun bu udah siang
32 00: 09:34 - 00: 09:42 Lastri belum bangun juga Backsound
33 00: 09:42 - 00: 09:47 Arlin semakin panic Dialog Arlin : Bangun bu udah siang
34
00: 09:47 - 00: 09:50 Lastri terbangun dari
tidurnya
Backsound
323
35 00: 09:50 - 00: 09:54 Mengambil sisir Backsound
36 00: 09:54 - 00: 09:57 Lastri menyisir rambutnya Backsound
37
00: 09:57 - 00: 09:01 Rambut lastri kusut. Lastri
kesakitan menyisir
Backsound
38 00: 09:01 - 00: 09:05 Peralatan Make Up Backsound
39
00: 09:05 - 00: 09:16 Lastri memperhatikan
rambutnya
Backsound
40
00: 09:16 - 00: 09:25 Lastri menyisir rambutnya
lagi dengan pelan-pelan
Backsound
41 00: 0909:25 - 00: 09:30 Menaruh kembali sisirnya. Backsound
42 00: 09:30 - 00: 09:40 Merapihkan rambutnya Backsound
324
43
00:09:40 - 00: 10:02 Merapihkan lagi
rambutnya
44 00: 10:02 - 00: 10:08 Mengambil bedak Backsound
45 00: 10:08 - 00: 10:13 Bedakan Backsound
46 00: 10:13 - 00: 10:15 Pelatan Make Up Backsound
47 00: 10:15 - 00: 10:20 Masih bedakan Backsound
48
00: 10:20 - 00: 10:24
Lastri sedih ketika
mengingat suaminya
Backsound
50 00: 10:24 - 00: 10:29 Mengaca Backsound
51 00: 1010:29 - 00: 10:38 Bergaya dan mengikat Backsound
325
rambutnya
52 00: 10:38 - 00: 10:43 Lastri masih berdandan Backsound
53 00: 10:43 - 00: 10:45 Arlin membawa kue Backsound
54
00: 10:45 - 00: 10:57
Lastri sedih ketika
mengingat kembali
suaminya
Backsound
55 00:10:57 - 00: 12:01 Lastri keluar kamar Backsound
56
00: 12:01 - 00: 12:07
Sekeluarga menonton tv
dan memakan cemilan
Backsound
57
00: 12:07 - 00: 12:11
Surya memakan cemilan
Backsound
326
58
00: 12:11 - 00: 12:16 Sekeluarga sedang
menonton televisi
Dialog
59
00: 12:16 - 00: 12:20 Arlin beribicara mengenai
telepon dari tante evi
Dialog Arlin : Tadi tante evi telepon katanya ga
bisa datang
60 00: 12:20 - 00: 12:23 Roni mendengarkan Backsound
61
0012:23 - 00: 12:29
Sekeluarga masih
menonton televisi sambil
memakan cemilan
Dialog
Arlin : Dia cuman bilang turut berduka
cita sama kita//
62
00: 12:29 - 00: 12:36 Lastri mengangguk –
angguk kepalanya
Backsound
63
00: 12:36 - 00: 12:41 Keluarga fokus kembali ke
obrolan
Backsound
327
64 00: 12:41 - 00: 12:45 Cemilan Backsound
65 00: 12:45 - 00: 12:47 Arlin mengangkat jemuran Backsound
66
00: 12:47 - 00: 12:51
Arlin dan Roni
Dialog
Roni: Berasa ada yang hilang
Arlin: Mungkin karena sekarang bapak
sudah enggak ada
Roni: Jadi nyesel jarang pulang
67
00: 12:51 - 00: 12:58
Surya dan Lastri
mendengarkan obrolan
arlin dan roni
Dialog
Roni : Sekarang bapak sudah enggak ada
68
00:12:58 - 00: 13:05
Arlin dan Roni asyik
mengobrol tentang
bapaknya
Dialog
Arlin: Mbak juga nyesel. Mbak kaget
banget denger kabar bapak meninggal
328
69
00: 13:05 - 00: 1313:07
Lastri dan Surya
Dialog Roni: kalau aja bapak masih ada di rumah
ini//
70
00: 13:07 - 00: 13:15
Arlin dan Roni
Dialog Roni : Mungkin aku akan sering mampir
ke rumah ini
71
00: 13:15 - 00: 1313:17
Surya dan Lastri
Dialog
Surya: Bapak sudah enggak ada//
sebaiknya kita relakan saja biar dia tenang
di sana/
Lastri : Ngapain nyesel// bapak meninggal
juga karena kalian. Waktu bapak sakit apa
kalian tanya kondisinya/ dan kalian tengok
bapak kemari/ kan enggak
72
00: 13:17 - 00: 13:23
Sekeluarga
Dialog Lastri: Emang kalian gak sayang sama
bapak?
329
Surya: Bu/ kita sayang sama bapak sama
ibu
Arlin: Bu kita minta maaf/ kita janji deh/
akan sering datang ke sini //
Lastri: Syukur deh kalau kalian masih
punya hati/ besok kalau ibu meninggal
tolong kubur sebelah kuburan bapak//
Surya: Ibu jangan ngomong seperti itu//
kalau kita ada salah kita minta maaf sama
bapak sama ibu//
Roni: Sebaiknya ibu istirahat aja ya//
Lastri: Kalian mau ngatur ibu?//
Roni: Bu/ kita bukannya mau ngatur ibu/
330
kalau ibu marah-marah itu kurang baik
buat kesehatan ibu//
Lastri: Apa ibu ngatur-ngatur kalian
semua?
Roni: Jadi kita harus bagaimana? Kita
sudah mengerti ibu
Arlin: Sudah lebih baik ibu istirahat saja
deh
73 00: 13:23 - 00:13:28 Lastri terdiam Backsound
74
00: 14:28 - 00: 14:31 Kipas berputar kekanan
kekiri
Backsound
75 00: 14:31 - 00: 14:33 Lastri tidur Backsound
331
76
00: 14:33 - 00: 14:34
Arlin dan Roni
SFX
Cewek : Kamu seharian ngapain aja?
Coba cari kerja sana//
Cowok: Nantilah//
Cewek: Kerjaanya cuma tidur// mikir mas
mikir//
Cowok: Iya dek
77 00: 14:34 - 00: 14:35 Lastri wudhu Backsound
78 00: 14:35 - 00: 14:35 Pajangan kabah Backsound
79
00: 14:35 - 00: 14:44
Berfoto sekeluarga
Dialog
Roni: Semuanya senyum ya satu/ dua/
tiga// sekarang ibu/ sama mas surya/
bertiga/ ya/ ibu keliatan cantik di kamera/
geser ke kanannya coba
332
80 00: 14:44 - 00: 14:47 Bertiga berfoto Backsound
81
00: 14:47 - 00: 14:48
Surya memperhatikan dan
Lastri mengambil
tumpukan baju
Dialog
Lastri: Ini baju-baju bapak buat kalian
82
00: 14:48 - 00: 14:50 Lastri membawa baju dan
menaruhnya di atas kasur
Dialog Lastri : Kalau kalian tidak mau/
disumbangkan aja buat yang lain//
83
00: 14:50 – 00: 14:58
Roni mengambil baju
Dialog
Roni: Ini masih bagus bu//
85
00: 14:58 - 00: 14:59
Lastri memperhatikan
Dialog Arlin: Itu cocok buat kami// mas kamu
bener gak mau?
86 00:14:59 - 00: 15:03 Arlin mengambil baju Dialog Arlin: Ini kamu bener gak mau? Cobain
333
ya// cobain deh
87 00: 15:03 - 00: 15:06 Arlin jalan ke Surya Backsound
88
00: 15:06 - 00: 15:09
Surya mencoba bajunya
Dialog
Arlin: Cocok kan
Surya: iya bagus// buat aku ya bu?
Lastri: iya
89 00: 15:09 - 00: 15:10 Foto bapak Backsound
90 00: 15:10 - 00: 15:12 Foto bapak O.S Surya: Ibu mau tinggal dengan saya
91
00: 15:12 - 00: 15:21
Surya, Arlin dan Lastri
Dialog
Surya : Arlin atau roni/ dan nanti ibu juga
bisa main sama cucu-cucu ibu/ ya//
Lastri: Gak usah/
92 00: 15:21 - 00: 15:27 Arlin cemberut O.S Surya: Jadi ibu mau di sini aja?
334
93 00:15:27 - 00:15:32 Surya, Arlin dan Lastri Dialog Lastri: Iya
94 00:16:32 - 00:16:44 Lastri Dialog Lastri : Ibu masih bisa ngurus diri sendiri
95
00:16:44 - 00:16:56
Lastri dan Surya
Dialog Lastri : Yang penting kalian kirim-kirim
kabar buat ibu// itu saja sudah cukup//
96 00:16:56 - 00:17:02 Surya, Lastri dan Arlin Dialog Arlin : Atau
97
00:17:02 - 00:17:09
Arlin
Dialog
Arlin : Ibu mau kita cariin orang buat
temenin ibu?
Lastri: Itu cuma ngerepotin
Surya: Yaudah ya bu/ ibu aman di sini ya//
98
00:17:09 - 00:18:16
Surya
Dialog Surya: Tapi ibu gapapa kan sendirian di
sini//
335
99
00:08:15 - 00:18:20
Lastri
Dialog Lastri: Iya gapapa// ibu sendiri di sini//
bapak juga masih temenin ibu di sini//
100
00:18:20 - 00:18:37
Surya, Arlin dan Lastri
Dialog Lastri: Kalian juga tau kan bapak masih
suka nemenin ibu
101 00: 18:37 - 00: 18:42 Roni menangis Dialog
102 00: 18:42 - 00: 18:43 Lastri tertawa tawa Dialog
103 00: 18:43 - 00: 18:46 Lastri masih tertawa-tawa Dialog
104
00: 18:46 - 00: 18:54
Bendera kuning
V.O
Surya : Kita membuka kedua tangan
selebarnya// memohon ampun/ untuk dosa
bapak kami//
105
00: 18:54 - 00: 18:56
Foto bapak
V.O Surya : Semoga ada di surga dan kami
dapat mengikhlaskan secepatnya
336
106
00:18:56 - 00: 19:02 Roni menutup reseleting
tasnya
Backsound
107
00:19:02 - 00:19:05
Roni memakai sepatur,
Surya mendengarkan ibu,
Arlin yang sedang
menelepon dan Lastri yang
sedang berbicara
Dialog
Lastri: Minta maaf ya kalau sudah
nyusahin/ bikin kalian berantem// sering-
sering ke sini// bawa cucu-cucu ibu ke
sini// ajak nginep//
Surya: Iya bu// nanti kalau liburan saya
bawa cucu-cucu ibu main ke sini
Arlin: Bu/ ini raka mau bicara sama ibu//
Lastri: Halo raka// gimana sekolahnya?
Kapan kamu libur? Ya/ nanti kalau libur
ke sini ya// nginep di rumah nenek//
ditunggu ya sama nenek// dadah//
337
asalamualaikum//
108 00:19:05 - 00:19:07 Roni salaman sama ibu Backsound
109 00:19:07 - 00:19:11 Surya juga salaman Backsound
110 00:19:11 - 00:19:15 Arlin juga salaman Backsound
111 00:19:15 - 00:19:19 Lastri sedih Backsound
112
00:19:19 - 00:19:24 Roni, Surya dan Arlin
jalan keluar
Backsound
113 00:19:24 - 00:20:00 Mobil jalan Backsound
338
114 Kamera kembali ke rumah Backsound
339
TABEL VII.19
PEMBUATAN ID PROGRAM
Project Tittle : SEPENINGGAL ` Penata Kamera :RifaldiKusumah
Produser : Nindita Eka Agustin Director : Muhamad Iqbal
Durasi : 20 Menit Editor : Asri Riski Nurhaki
No. Keterangan Durasi Gambar
1
Color Bar
5 detik
2
Logo BSI
5detik
340
3
Id Program
5detik
4
Counting Leader
5detik
5
Black video
2detik
341
7
Isi konten
1 menit
8
Judul Program
11 detik
9
Isi Konten
18 menit
342
10
Kerabat Kerja
15 menit
11
Ucapan Terima
Kasih
15 detik
12
Copyright
5 detik
343
SPESIFIKASI EDITING
HARDWARE
1. Prosesor : Intel Core i7 2.6 GHz
2. Memory : DDR3 8GB OF RAM
3. Hardisk : Seagate SRD00F1
ACCESSORIES
1. Earphone : Sennheiser MX 686G
2. Mouse : Logitech ESD-1206683C
SOFTWARE
1. Editing : Adobe Premiere Pro CC 2017
Adobe Photoshop Pro CC 2017
2. Audio Sound : Izotope RX 6 Audio Editor
FL Studio 12