bab iii laporan produksi 3.1. proses kerja produser · proses produksi yang harus di perhatikan...

297
15 BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser Produser adalah seseorang yang bertanggung jawab atas seluruh pelaksanaan kegiatan produksi mulai dari persiapan tahap pra produksi, produksi hingga pascaproduksi. Menurut (Latief dan Utud, 2017:3) menyimpulkan bahwa : Produser hanya sebuah kata, tetapi dalam dunia broadcasting dan film kata produser terkandung makna kuat, daya tarik, dan pengaruhnya pada pengembangan karier dan nasib pekerja dan pelaku seni. Bahkan produser menjadi magnet bagi mereka yang ingin membangun karier di dunia hiburan (entertaiment). Peran produser hanya sebagai fasilitator kebutuhan produksi dan mengawasi setiap penggunaan dana, jadwal kerja serta menyediakan peralatan dan fasilitas produksi hingga pasca-produski. Artinya, produser dalam produksi drama televisi, lebih kepada pengawasan dan strategi produksinya. Adapun operasional seperti fungsi-fungsi pengorganisasian, pengarahan, dan operasional pelaksanaanya di kerjakan sutradara. Produser drama harus memiliki keahlian perencanaan, pengawasan dan strategi produksi, khususnya pengelolaan keuangan.

Upload: others

Post on 09-Nov-2020

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

15

BAB III

LAPORAN PRODUKSI

3.1. Proses Kerja Produser

Produser adalah seseorang yang bertanggung jawab atas seluruh

pelaksanaan kegiatan produksi mulai dari persiapan tahap pra produksi,

produksi hingga pascaproduksi.

Menurut (Latief dan Utud, 2017:3) menyimpulkan bahwa :

Produser hanya sebuah kata, tetapi dalam dunia broadcasting dan film kata

produser terkandung makna kuat, daya tarik, dan pengaruhnya pada

pengembangan karier dan nasib pekerja dan pelaku seni. Bahkan produser

menjadi magnet bagi mereka yang ingin membangun karier di dunia hiburan

(entertaiment).

Peran produser hanya sebagai fasilitator kebutuhan produksi dan

mengawasi setiap penggunaan dana, jadwal kerja serta menyediakan

peralatan dan fasilitas produksi hingga pasca-produski. Artinya, produser

dalam produksi drama televisi, lebih kepada pengawasan dan strategi

produksinya. Adapun operasional seperti fungsi-fungsi pengorganisasian,

pengarahan, dan operasional pelaksanaanya di kerjakan sutradara. Produser

drama harus memiliki keahlian perencanaan, pengawasan dan strategi

produksi, khususnya pengelolaan keuangan.

Page 2: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

16

Menurut (Latief dan Utud, 2017:23) mengatakan bahwa, “Menjadi

produser berarti siap menghasilkan karya artistik yang dapat memberikan

kebahagiaan hiburan, informasi dan pendidikan kepada masyarakat. Tidak

hanya sekedar menghasilkan keuntungan, rating, dan share yang baik.”

Berdasarkan kutipan diatas produser merupakan manajemen lini

pertama (first line management). Bertugas memimpin dan mengawasi

karyawan non manajemen yang terlibat dalam produksi siaran televisi. Salah

satu fungsi produser adalah motivator yang memberikan dorongan untuk

bertindak mencapai tujuan yang diinginkan.

Menurut (Muslimin, 2018:152) menyimpulkan bahwa :

Tugas seorang produser secara umum yaitu memimpin seluruh tim produksi

agar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan bersama, baik dalam aspek

kreatif maupun manajemen produksi, dengan anggaran yang telah disetujui

oleh executive producer.

Dalam produksi drama televisi “Bakh Di Ujung Tua” ini, penulis

berperan sebagai produser. Alasan penulis menjadi produser adalah penulis

ingin lebih dalam lagi terlibat dalam pembuatan drama televisi ini mulai dari

proses pra produksi, produksi, sampai pasca produksi. Memang tidak mudah

dalam menjalankan peran sebagai produser, namun dengan keinginan untuk

lebih belajar dan mengerti, juga dari dorongan dan support dari seluruh pihak,

penulis pun mencoba untuk menjalankan tanggung jawab ini dengan

komitmen yang kuat.

Page 3: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

17

3.1.1. Pra Produksi

Sebelum menjalani sebuah produksi, tahap awal yang harus dilalui

adalah penemuan ide/gagasan yang dilakukan oleh semua tim untuk

memberikan usulan mengenai produksi yang akan dijalani. Setelah

menemukan ide/gagasan penulis bersama tim mengolah ide cerita untuk di

jadikan sebuah skenario dengan beberapa tahap agar tidak keluar dari ide

dasar.

Menurut (Morissan, 2015:309) mengatakan bahwa “tahap praproduksi

atau perencanaan adalah semua kegiatan mulai dari pembahasan ide

(gagasan) awal sampai dengan pelaksanaan pengambilan gambar (shooting)”.

Ide pembuatan drama televisi ini berdasarkan kemampuan tim kami

untuk memproduksi sebuah tayangan yang berformat drama. Semua tim

sudah memahami skenario program tersebut dan telah mempunyai ide atau

masukan untuk program itu sendiri.

Proses pra produksi yang penulis lakukan sebagai seorang produser

sebelum memasuki tahap produksi shooting, antara lain:

1. Rapat Kelompok

Setelah kelompok terbentuk dan jobdesk pun sudah ditentukan,

barulah melakukan rapat kelompok guna mendiskusikan ide-ide yang

muncul dari masing-masing kru. Awal nya kami hanya mendapatkan

kami hanya mendapatkan basecamp tempat kami berkumpul, barulah

segera diskusi dan juga pematangan konsep dilakukan disana.

Page 4: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

18

2. Pembuatan Shooting Scedule

Pembuatan shooting scedule (jadwal shooting) sangat perlu dimana

jadwal ini berfungsi sebagai pedoman kerja semua pihak yang terlibat

dalam produksi.

3. Anggaran Biaya

Setelah membuat shooting scedule selanjut nya perlu membuat

tentang perincian biaya mulai dari produksi sampai pasca produksi.

Berdasarkan hasil rapat tim produksi maka kami sepakat masing-masing

orang dikenakan iuran sebesar Rp. 1.100.000,- (Satu juta seratus ribu

rupiah).

4. Menyusun Tim Produksi

Dalam pembuatan produksi drama televisi dibutuhkan kerja sama

banyak orang. Dari sekian banyak orang yang terlibat, ada tim inti yang

terlibat langsung dari awal sapai akhir produksi. Untuk mencapai hasil

akhir yang di inginkan, segala masalah di diskusikan agar semua berjalan

sesuai dengan apa yang telah di rencanakan. Adapun nama-nama tim

produksi drama televisi yang berjudul “Bakh Di Ujung Tua” antara lain:

a. Destyani Indah P Sebagai Produser

b. Anggi Andreansyah Sebagai Sutradara dan Penulis

Naskah

c. M Naufal Tiar Sebagai Penata Kamera dan

Editor

d. Desta Anjasmara Sebagai Penata Artistik

e. Muflih Zakwan R Sebagai Penata Suara

Page 5: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

19

Melengkapi perizinan dan lokasi, perihal perizinan, terutama lokasi

shooting tidak boleh diabaikan karena akan berakibat fatal. Jika saat produksi

berjalan dan tidak mendapat izin untuk pengambilan gambar di lokasi tentu

saja waktu produksi menjadi terhambat.

Membuat surat ikatan kerja talent (pemeran) adalah hal penting

karena di dalam nya terdapat ikatan kerja setidaknya berusaha untuk bekerja

secara profesional. Melalui kontrak kerja segala pihak, kewajiban, dan sanksi

yang mengikat kedua belah pihak untuk lebih bersikap hati-hati.

Menyiapkan transportasi, transportasi berperan penting dalam sebuah

produksi, termasuk lingkup kerjanya yaitu menjemput talent, membawa

peralatan produksi, serta keperluan lain yang perlu transportasi. Tentu saja

produser harus mengusahakan keperluan transportasi ini, dengan

pertimbangan kendaraan, kesesuaian kondisi di lapangan dan pastinya sesuai

dengn anggaran biaya yang telah di tetapkan.

3.1.2. Produksi

Pada saat produksi berjalan, tugas penulis juga memeriksa jadwal

yang sudah ada pada shooting schedule. Apakah sudah berjalan dengan sesuai

jadwal atau keluar dari jadwal yang sudah ada.

Waktu produksi drama televisi “Bakh Di Ujung Tua” ini

berlangsung selama 3 (Tiga) hari. Penulis sebagai seorang produser dalam

proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi,

Page 6: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

20

akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi kesalahan pada saat

jalannya produksi.

1. Konsumsi

Konsumsi merupakan kebutuhan primer untuk seluruh pelaksana

produksi. Memberiklan konsumsi ketika produksi sesuai jadwal yang

telah di tetapkan adalah hal yang tidak boleh di lupakan karena aktifitas

produksi yang banyak mengharuskan untuk mengkonsumsi makanan agar

seluruh tim yang melaksakan proses shooting mendapatkan energi yang

cukup untuk melanjutkan shooting “Bakh Di Ujung Tua” yang cukup

melelahkan.

2. Transportasi dan Akomodasi

Masalah tepat waktu sangat menentukan target. Produksi drama

televisi “Bakh Di Ujung Tua” disini tim menggunakan motor dan mobil.

Mobil digunakan untuk tim produksi dan talent. Motor digunakan untuk

mendukung jalannya produksi yang memilki fungsi lebih efektif jika ada

kebutuhan yang mendadak.

3. Memfasilitasi Property dan Alat Produksi

Kelengkapan produksi seperti perangkat kerjanya menjadi tanggung

jawab tim artistik dan tim divisi lainnya yang difasilitasi oleh produser,

baik sewa maupun pembelian barang.

4. Brifing Produksi dan Evaluasi Kerja Produksi

Setelah selesai melakukan pengambilan gambar, penulis

mengusahakan untuk melakukan evaluasi kerja produksi, yang bertujuan

agar kesalahan dan kendala produksi pada saat produksi tersebut tak

terulang kembali pada hari berikutnya.

Page 7: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

21

Pada saat produksi produser mengawasi jalannya produksi sesuai

dengan jadwalnya dan anggaran yang sudah ditetapkan, produser juga harus

mengelola anggaran seefisien mungkin, tegas dalam mengatur pengeluaran,

tetapi tetap fleksibel dalam menyesuaikan dengan perkembangan kebutuhan

shooting sesuai dengan tuntutan lapangan. Dan juga mempersiapkan

peralatan yang akan digunakan, memantau dan menjaga barang-barang baik

melalui penyewaan, peminjaman, maupun milik pribadi agar keutuhan barang

tetap terkontrol.

3.1.3. Pasca Produksi

Pada saat proses pasca produksi ini produser bersama penulis naskah

dan sutradara harus memantau proses penyuntingan gambar agar tidak keluar

dari jalur konflik yang telah di buat oleh penulis naskah dan persetujuan

anggota. Produser juga dapat membantu apabila terjadi suatu masalah

terhadap proses penyuntingan gambar. Saat masa paca produksi merupakan

tahap akhir dari suatu proses penciptaan karya tim, sebagai seorang produser

selain memantau kerja penyunting gambar yang di dampingi oleh sutradara,

dan penulis naskah, juga menyediakan kebutuhan-kebutuhan yang di

perlukan saat proses penyunting gambar. Setelah mendampingi penyunting

gambar, penulis dibantu sutradara kembali mendampingi penata suara untuk

melakukan post audio di studio.

Selama proes kerja penyuntingan gambar penulis selaku produser juga

bekerja keras menyusun desain produksi dalam bentuk laporan yang di

Page 8: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

22

lakukan dan merevisi kembali. Untuk hasil akhir penulis sebagai produser

tidak menyewa alat untuk tempat editing. Dikarenakan editor sudah

mempunyai seperangkat alat editing. Lalu penulis penyediakan DVD untuk

laporan akhir dan pembuatan hardcover.

Biaya keseluruhan pada produksi drama televisi. Kemudian atas

persetjuan semua tim maka kami sepakat masing-masing personil akan di

pungut biaya sebesar

3.1.4. Peran dan Tanggung Jawab

Produser sangat berperan dan bertanggung jawab terhadap jalannya

produksi sampai pasca produksi.

Menurut (Latief dan Utud, 2017:105) mengatakan bahwa, “seorang

produser harus bertanggung jawab atas segala yang di lakukan,

menyelesaikan pekerjaan hingga akhir.”

Menurut (Morisson, 2015:314) menyimpulkan bahwa :

Orang yang bertanggung jawab mengubah ide/gagasan kreatif ke dalam

konsep yang praktis dan dapat di jual. Produser harus memastikan adanya

dukungan keuangan bagi terlaksanakannya produksi program TV serta

mampu mengelola keseluruhan proses produksi termasuk melaksanakan

penjadwalan.

Pada produksi drama televisi “Bakh Di Ujung Tua” ini penulis

sebagai produser melakukan tanggung jawab seperti membantu mencari ide

Page 9: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

23

cerita yang kemudian dilanjutkan untuk dibuat naskah oleh penulis naskah,

setelah itu membuat rancangan produksi agar pada saat produksi dapat

berjalan dengan lancar dan tepat waktu.

Produser juga berperan untuk membuat sura kontrak kerjasama yang

akan disepakati oleh kedua belah pihak, sebagai produser juga harus

bertanggung jawab atas seluruh hasil produksi dari segi dana maupun hasil

akhir produksi.

Maka penulis sebagai produser harus benar-benar teliti dalam

memperhitungkan anggaran serta semua perencanaan kegiatan dari pra

produksi hingga pasca produksi agar semua berjalan dengan lancar.

3.1.5. Proses Penciptaan Karya

Penulis menjelaskan proses penciptaan karya yang terdiri dari :

a. Konsep Kreatif

Seperti yang kita tahu, bahwa kenyataannya sekarang ini

makin banyak

masyarakat Indonesia yang semakin pintar untuk memilih acara

yang baik. Namun hal itu tidak menghapuskan juga bahwa masih

banyak masyarakat yang terpedaya oleh pembuat film televisi

yang hanya mengutamakan keuntungan pribadi dan naiknya rating

acara. Untuk itu penulis mencoba menjadi salah satu pembuat

karya yang tidak hanya memperhatikan etika dan pribadi saja,

namun juga untuk kepentingan para penonton dengan

Page 10: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

24

menyisipkan moral dalam karya drama televisi ini, pada drama

televisi “Bakh Di Ujung Tua”, berbagai teknik dipadukan untuk

dapat mempengaruhi penonton. Mulai dari isi cerita, akting

pemain, komposisi gambar hingga tahap editing. Semua

dipadukan menjadi satu bagian yang tidak terpisahkan agar drama

televisi ini menjadi tontonan yang menarik dan berkualitas.

Tahap awal konsep kreatif ini dengan adanya ide cerita dari

sang penulis naskah, kemudian dikembangkan kembali oleh sang

sutradara. Tentunya dengan persetujuan bersama tim, akhirnya

kerangka cerita tersebut dirubah menjadi sebuah naskah matang

oleh sang penulis naskah. Dalam konsep kreatif penulis lebih

menonjolkan kekuatan pesan dalam drama ini.

b. Konsep Produksi

Dari pematangan ide yang sudah ada, kemudian tim produksi

melakukan riset, mencari pemain, melakukan casting dan reading.

Survey lokasi bersama tim produksi mempersiapkan segala sesuatunya

yang diperlukan untuk produksi nanti. Penulis sebagai produser sebisa

mungkin mempersiapkan semuanya secara matang. Karena banyak

yang harus dipertimbangkan agar disaat hari produksi dimulai dengan

berjalan lancar

Saat produksi penulis sebagai produser selalu tekankan untuk

selalu menjaga kekompakan, walaupun terkadang sedikit pasti ada

perbedaan pendapat. Tetapi, seluruh kru mampu mengatasinya dengan

Page 11: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

25

cara melakukan koordinasi produksi yang baik dengan semua kerabat

kerja.

c. Konsep teknis

Tidak lepas dari koordinasi dengan semua tim, penulis

memilih kamera dengan seri SONY HXR-NX5R. Untuk lampu yang

di gunakan sesuai dengan kondisi lapangan dan konsep yang telah di

buat dan di sepakati, penulis menggunakan 2 (dua) unit led, 1 (satu)

unit zoom, 1 (satu) unit boom mic, 3 (tiga) unit wireles.

Setelah memperhatikan equipment yang akan di pakai, penulis

juga memperhatikan masalah perlengkapan yang akan menunjang

kinerja semua tim yang terlibat. Dengan menyiapkan production

support yakni, konsumsi, ruang make up.

3.1.6. Kendala Produksi dan Solusinya

Di setiap produksi pasti mengalami kendala, dan penulis selaku

produser mencari solusinya agar kegiatan pra produksi hingga pasca produksi

berjalan dengan lancar :

Page 12: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

26

1. Kendala : Penulis mengalami kendala saat mentukan ide cerita

dalam drama ini.

Solusi : Solusinya produser bersama tim mengadakan

musyawarah dan masing-masing menyampaikan ide cerita dan

kemudian memilih salah satu cerita.

2. Kendala : Penulis sempat mengalami kesulitan mendapatkan

lokasi.

Solusi : Solusinya produser bersama tim terus mencari solusi

yang sesuai dan akhir nya mendapatkannya.

3. Kendala : Pada saat produksi lighting led tidak menyala

sehingga proses pengambilan gambar di hentikan sejenak.

Solusi : Solusi nya penulis langsung menghubungi rental

penyewaan alat kemudian beberapa saat kemudian salah seorang

rental penyewaan ke lokasi produksi untuk membawakan led yang

menyala.

3.1.7 Lembar Kerja Produser

a. Konsep Program

Proses awal dalam pembuatan program acara televisi drama ini

adalah memilih tim produksi dan menyepakati ketentuan-ketentuan yang

ditetapkan. Untuk mengerjakan program televisi drama ini sebagai karya

Page 13: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

27

tugas akhir yang akan di buat dengan skill atau kemampuan masing-

masing untuk dituangkan kedalam sebuah karya secara profesional.

Tim memutuskan untuk mengangkat drama televisi romance

dengan format drama yang berjudul ”Bakh Di Ujung Tua”. Alasan

memilih genre romance karna penulis ingin membuat drama televisi ini

berbeda dari yang lainnya. Pada tahapan ini penulis menggunakan konsep

di dalam ruangan (indoor) dan di luar ruangan (outdoor).

Konsep teknis dalam produksi di antaranya menggunakan 1 (satu)

unit kamera, menggunakan 2 (dua) unit led, 1 (satu) unit zoom, 1 (satu)

unit boom mic, 3 (tiga) unit wireless untuk talent. Untuk tata artistik

dilakukan sesuai naskah yang telah di buat. Peralatan teknis dan lainnya,

bersifat pinjaman dan sewa baik dari personal ataupun intansi. Waktu

produksi drama televisi “Bakh Di Ujung Tua” ini berlangsung selama 3

hari.

Page 14: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

28

III.1 WORKING SCHEDULE

Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah P

Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah

Durasi : 24 Menit

No

Tahap

Aktifitas

Target Per Minggu

Maret April Mei Juni Juli

3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

1 Pra

Produksi

Penemuan Ide

2 Pengembangan Gagasan

3 Penulisan Naskah

4 Produksi Shooting

5 Daily Production Report

Page 15: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

29

6 Evaluasi Produksi

7 Pasca

Produksi

Capturing

8 Logging

9 Online Editing

Page 16: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

30

III.2 BREAKDOWN BUDGET

Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah

Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi A

Durasi : 24 Menit

No Item Unit Rate Amount Notes

Pra Produksi

1

Fotocopy

Naskah

10 Rp. 5.000,00 x

10

Rp. 50.000,00

Jumlah Rp. 50.000,00

Produksi

2

Sewa Kamera

1

Rp. 225.000 x

3

Rp. 675.000,00

Sony HXR-

NX5R +

Tripod

3

1

Rp. 12.500 x 3

Rp 37.500,00

Kabel HDMI

to HDMI

4

Sewa Lighting

2 Rp 150.000 x 3 Rp 450.000,00

LED 15”

(Viltrox)

5

Sewa Audio

1 Rp 75.000 x 3 Rp 225.000,00 Zoom H6N

6

1 Rp 75.000 x 3 Rp 225.000,00

Boom Mic

Sennheiser

MKH-416

7

3 Rp 150.000 x 3 Rp 450.000,00

Wireless clip

on sennheiser

Page 17: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

31

8

1

Rp. 12.500 x 3

Rp 37.500,00

Headphone

Jumlah Rp 2.100.00,00

Produksi (Artistik)

9 Properti Rp 529.300,00

10 Sewa Rumah Rp 500.000,00

11 Talent Rp 1.600.000,00

12 Bensin Mobil Rp 300.000,00

Jumlah RP 2.929.300,00

Produksi (unit)

13 Konsumsi Rp 1.200.000,00

Jumlah Rp 6.279.300,00

Sisa Uang Rp 320.700,00

Total Rp 6.600.000,00

Page 18: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

32

III.3 SHOOTING SCHEDULE

Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah

Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi A

Durasi : 24 Menit

No Hari dan Tanggal Waktu Pelaksanaan Kegiatan

1

Senin, 17 Juni

2019

06:00-07:00 Memeriksa Perlengkapan

2 07:00-08:00 Setting Peralatan

3 08:00-12:00 Pengambilan Gambar

4 12:00-13:00 Break

5 13:00-17:00 Pengambilan Gambar

6 17:00-17:30 Produksi Selesai

7 17:30-18:30 Clear Area

8 18:30-19:00 Kembali ke Basecamp

9 19:00 Break Produksi

10

Selasa, 18 Juni

2019

06:00-07:00 Persiapan Produksi

11 07:00-08:00 Setting Alat

12 08:00-12:00 Pengambilan Gambar

13 12:00-13:00 Break

14 13:00-22:00 Pengambilan Gambar

15 22:00 Break Produksi

16

Rabu, 19 Juni

2019

06:00-07:00 Persiapan Produksi

17 07:00-08:00 Setting Alat

18 08:00-12:00 Pengambilan Gambar

19 12:00-13:00 Break

Page 19: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

33

20 13:00-22:00 Pengambilan Gambar

21 22:00 Break Produksi

Page 20: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

34

III.4 CALL SHEET

Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah

Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi A

Durasi : 24 Menit

Crew

No Nama Jabatan Alamat No.Telp/Hp

1

Destyani Indah P

Produser

Jl.BaitulRahim II

No.38 Rt;05/15 Depok

Margonda

089677259685

2

Anggi Andreansyah

Sutradara dan

Penulis Naskah

Jl.Margondaraya

kp.Mampang No.9

Rt:02/17 Depok

089698272075

3

Muhammad Naufal

Tiar Permana

Penata Kamera

dan Editor

Jl.Majapahit II No.144

Rt:08/15 Depok

089608917906

4

Faris Putra

Giantama

Penata Suara

Jl. Cilandak KKO

Rt:05/08 No:36

Jakarta Selatan

082211332499

5

Muflih Zakwan

Robbani

Penata Cahaya

Gg.Gandaria 1

Rt:03/06 No:28

Ratujaya Cipayung

Depok

081293956925

6

Desta Anjasmara

Penata Artistik

Jl.Janger 4 No.75

Rt:02/12 Depok

081319152630

Page 21: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

35

III.5 CALL SHEET

Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah

Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi A

Durasi : 24 Menit

Talent

No Nama Sebagai Alamat No.Telp/Hp

1

Diky Rahman

Kusnoyo

Jln.Batu Jambrut II

No.61 Condet.

085813467595

2

Eva Dianasari

Yani

Perum Bumi 12 Blok B

No. 3 Rt:01/11.

089528822424

3

Ruri Wulandari

Marsih

Jln. C TelukGong

No.205A Pejagalan

Penjaringan Jakarta

Utara 14450.

085777073353

Page 22: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

36

III.6 DAILY PRODUCTION REPORT

Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah

Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi A

Tanggal : 17 Juni 2019 Lokasi : Depok

Keterangan Terjadwal Pelaksanaan

Crew Call 06:00 06:30

Setting Peralatan 07:00 07:00

Shooting 08:00 08:30

Break 12:00 12:00

Shooting 13:00 13:00

Selesai 19:00 19:00

Peran Pemeran Usia Custome On Set Ket

Kusnoyo Diky

Rahman

48 Tahun Baju Polo

Cok;at dan

Celana

Hitam

07:15 Pulang

Yani Eva

Dianasari

35 Tahun Baju Pattern

Maroon dan

Rok Merah

07:15 Pulang

Porsi Catering Di pesan Realisasi

Makan Siang Di pesan Prasmanan

Makan Malam Di pesan Prasmanan

Page 23: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

37

III.7 DAILY PRODUCTION REPORT

Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah

Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi A

Tanggal : 18 Juni 2019 Lokasi : Depok

Keterangan Terjadwal Pelaksanaan

Crew Call 06:00 06:30

Setting Peralatan 07:00 07:00

Shooting 08:00 08:30

Break 12:00 12:00

Shooting 13:00 22:00

Selesai 22:00 22:00

Peran Pemeran Usia Custome On Set Ket

Kusnoyo Diky Rahman 48 Tahun Baju Polo

Kuning

07:00 Pulang

Yani Eva Dianasari 35 Tahun Baju

Kembang

Coklat dan

Rok Hitam

07:00 Pulang

Marsih Ruri

Wulandari

27 Tahun Baju Hitam

dan

Kerudung

Coklat

07:00 Pulang

Porsi Catering Di pesan Realisasi

Makan Siang Di pesan Prasmanan

Makan Malam Di pesan Prasmanan

Page 24: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

38

III.8 DAILY PRODUCTION REPORT

Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah

Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi A

Tanggal : 19 Juni 2019 Lokasi : Depok

Keterangan Terjadwal Pelaksanaan

Crew Call 06:00 06:30

Setting Peralatan 07:00 07:00

Shooting 08:00 08:30

Break 12:00 12:00

Shooting 13:00 22:00

Selesai 22:00 22:00

Peran Pemeran Usia Custome On Set Ket

Kusnoyo Diky

Rahman

48 Tahun Baju Kuning

dan Celana

Hitam

07:00 Pulang

Yani Eva

Dianasari

35 Tahun Dress

Kembang

07:00 Pulang

Fachri Anak Yani 12 Tahun Seragam

Sekolah

07:00 Pulang

Afarlan Sigit 8 Tahun Seragam

Sekolah

07:00 Pulang

Porsi Catering Di pesan Realisasi

Makan Siang Di pesan Prasmanan

Makan Malam Di pesan Prasmanan

Page 25: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

39

III.9 EQUIPMENT LIST (CHECK LIST HARIAN)

Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah

Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi A

Durasi : 24 Menit

No Nama Seri Jumlah Keterangan

1 Kamera Sony HXR-

NX5R

1 Sewa

2 Tripod 1 Sewa

3 Kabel HDMI 1 Sewa

4 Monitor Samsung 1 Milik Sendiri

5 LED 2 Sewa

6 Hannochs 45watt 1 Milik Sendiri

7 Zoom H6N 1 Sewa

8

Boom Mic

Mic Sennheiser

MKH-416

1 Sewa

9 Wireless clip on Sennheiser 3 Sewa

10 Headphone 1 Sewa

Page 26: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

40

FOTO LOKASI

Gambar III.1 Rumah dan Warung Kusnoyo

Page 27: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

41

Gambar III.2 Lokasi Jalanan

Page 28: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

42

3.2. Proses Kerja Sutradara

Sutradara Televisi adalah sebutan bagi seseorang yang mempunyai

profesi menyutradarai Program Acara televisi baik untuk Drama ataupun

Nondrama, dalam produksi single ataupun multi-camera. Sutradara Televisi

yaitu salah satu profesi yang cukup menjadi perhatian dalam dunia televisi.

Betapa tidak orang yang menyandang predikat ini kebanyakan menjadi

penentu arah produksi yang sedang di tangani atau dengan kata lain dapat

juga disebut sebagai komandan produksi acara televisi yang merupakan

spesialis dalam tugasnya dan selalu mempertanggung jawabkan hasil

karyanya dari segi artistik maupun dari segi produksinya kepada seorang

produser.

Menurut (Supriyadi dkk, 2014:9) mengatakan bahwa, “Seseorang

yang bertanggung jawab penuh atas aspek kreatif, baik yang bersifat

penafsiran maupun teknik, pada pembuatan sebuah film”.

Dapat disimpulkan dari kutipan diatas selain menjadi pemimpin

dalam sebuah produksi, ia juga bertanggung jawab terhadap kualitas gambar

yang tampak di layar di mana di dalamnya ia bertugas mengontrol teknik

sinematik, penampilan pemeran, kredibilitas, dan kontinuitas cerita yang

disertai elemen-elemen dramatik pada produksinya.

Sutradara juga harus mempunyai ide – ide kreatif dalam membuat

suatu program acara dan dalam pengembangan sebuah naskah atau skrip baik

itu drama maupun nondrama. Dalam ide kreatif itu, seorang sutradara harus

mampu mengolah suatu program acara menjadi menarik untuk ditonton oleh

Page 29: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

43

masyarakat. Tidak hanya mempunyai ide kreatif dan sifat bertanggung jawab,

seorang sutradara juga harus memiliki wawasan yang luas dalam mengolah

sebuah karya dalam bentuk audio visual. Seorang sutradara harus kreatif

dalam menciptakan suatu karya audio visual dari pra hingga pasca produksi.

Dari membuat konsep sampai dengan pengemasan karya audio visual

tersebut.

Seorang sutradara juga harus mampu mengolah suatu film dengan

baik dimanapun tempatnya baik indoor maupun outdoor. Selain bertanggung

jawab pada suatu film dari pra hingga pasca produksi, seorang sutradara juga

mempunyai tanggung jawab pada untuk memberikan arahan kepada semua

tim baik pada saat pra maupun hingga pasca produksi agar menghasilkan

suatu komunikasi paling penting pada pembuatan suatu program, karena

komunikasi yang baik dan berjalan lancar, suatu film dapat membuahkan

hasil yang maksimal dan menciptakan sebuah karya yang berkualitas.

3.2.1. Pra Produksi

Dalam persiapan produksi atau pra produksi, ada tiga “Juru Kunci”

yang sangat berpengaruh dalam penentuan pelaksanaan produksi. Mereka

adalah Produser, Sutradara dan Penulis Naskah. Dalam kegiatan pra produksi

yang dilakukan oleh penulis sebagai seorang sutradara adalah mulai dari

pengembangan ide kreatif cerita, menentukan konsep program acara yang

akan dibuat, membuat naskah, penentuan calon pemain utama hingga ke

model pendukung dan disinilah sutradara yang bertanggung jawab

Page 30: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

44

mengarahkan pemain agar tampil sesuai dengan skenario, hunting location,

dan hingga keperencanaan jadwal shooting. Setelah Ide Cerita, Judul Film,

Riset film, Sinopsis film, Skenario film, Bedah naskah, Visualisasi Gambar,

dan lokasi sudah disiapkan lalu penulis membuat director treatment yang

akan berguna saat produksi nanti untuk mempermudah pada pengambilan

gambar agar berjalan dengan lancar.. Sutradara juga terlibat dengan seluruh

proses kreatif, teknis dan produksi. Dan bertanggung jawab terhadap blocking

pemain dan kamera.

Menurut (Morissan, 2015:314) mengatakan bahwa, “Sutradara adalah

orang yang bertanggung jawab menerjemahkan kata-kata tertulis (skrip)

menjadi suara atau gambar tertentu. Sutradara bertugas memvisualkan konsep

naskah yang abstrak ke dalam bentuk yang nyata”.

Dari kutipan di atas dapat di simpulkan bahwa penulis sebagai

seorang sutradara televisi pada tahap ini terlibat dalam berbagai proses seperti

pembuatan konsep kreatif hingga konsep teknis untuk mendukung suksesnya

suatu program acara yang akan dilaksanakan pada tahap produksi nantinya.

Pada drama televisi “Bakh di Ujung Tua” yang merupakan sebuah

karya drama televisi untuk menempuh jejang Diploma III Universitas Bina

Sarana Informatika Fakultas Komunikasi dan Bahasa Jurusan Penyiaran,

sutradara mencoba untuk mempraktikkan apa yang selama ini telah dipelajari

di bangku perkuliahan.

Page 31: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

45

a. Ide Cerita

Kerja sutradara dimulai saat dalam penemuan ide cerita, yang mana

proses ini sekaligus masuk dalam pengembangan skenario.

Menurut (Muslimin, 2018:33) mengungkapkan bahwa “Ide cerita bisa

datang dari siapa saja : teman, keluarga, pacar, pengalaman sendiri atau siapa

saja yang telah menginspirasi kamu untuk memproduksi sebuah film”.

Setelah menemukan ide cerita, sutradara dan penulis naskah mulai

melakukan pra produksi meeting guna membangun sebuah skenario agar

terlihat ada beberapa talent dan dimana saja lokasinya dalam cerita tersebut.

b. Judul Film

Setelah terbangun semuanya, sutrdara dan penulis naskah mencari judul

yang sesuai dan menarik untuk khalayak ramai, hingga nantinya dapat

membantu produser bahwa karya ini akan ditampilkan untuk golongan apa

dan umur berapa.

Menurut (Muslimin, 2018:35) mengungkapkan bahwa “Menentukan

judul film juga perlu kecermatan. Judul film mana yang sekiranya bisa

membuat calon penonton kita terstimulasi untuk menonton, dengan catatan

tidak meninggalkan esensi konten dari film tersebut”.

Akhirnya penulis menemukan judul yang tepat untuk penciptaan karya

film drama televisi tersebut yaitu “Bakh di Ujung Tua”.

Page 32: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

46

c. Riset Film

Riset film ini berguna sangat untuk semua departemen dan cerita. Dari

setting waktu, visual, sound effect, property, make up dan wardrode. Riset

sangat berguna dalam pembentukan karakter pemain yang akan diperankan

dan juga sebagai bentuk agar seluruh departemen dapat melihat dan

membayangkan bagaimana visual yang akan dibuat dan kendalanya.

Menurut (Muslimin, 2018:36) menyimpulkan bahwa :

“Jika ingin mengangkat film tentang perilaku orang gila, diperlukan riset

kehidupan orang gila beneran; tingkah lakunya, kesukaannya, apa saja yang

dia benci, situasi kondisinya, baik di jalanan ataupun di rumah sakit jiwa.

Banyak pertimbangan dari hasil riset untuk ceita yang di angkat, seperti

kebenaran logis dan kebensran etis”.

Menurut (Musimin, 2018:38) menyimpulkan bahwa :

“Kebenaran Logis artinya alur logika dalam film harus bisa dicerna

secara akal. Kebenaran Etis lebih kepada film terkait dengan fungsinya

dalam hubungan sosisal kemasyarakatan. Artinya nilai morallah yang akan

membatasi film ini layak atau tidak untuk ditayangkan kepada publik”.

d. Sinopsis Film

Setelah ide cerita, judul dan hasil riset sudah terbangun dengan baik

penulis membuat sebuah sinopsis.

Menuru (Muslimin, 2018:39) mengatakan bahwa “Sinopsis film adalan

gambaran umum sebuah film secara naratif”.

Page 33: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

47

Pembuatan sinopsispun tidak mudah, karena penulis harus

menggambarkan keseluruhan film secara singkat, dan dapat membuat calon

penonton menanti-nantikan hasil audio visual dari fil tersebut. Dan banyak

tahapan-tahapan dalam membuat sinopsis film.

Menurut (Muslimin, 2018:39) mengatakan bahwa “Perlu juga kiranya

mengungkapkan stressing atau konflik-konflik yang akan muncul, kemudian

ada ending yang muncul di belakang. Jika untuk sebuah promosi dalam

sebuah sinopsis ending film disembunyikan dengan sebuah pertanyaan”.

e. Skenario

Skenario merupakan sebuah naskah cerita yang menguraikan urutan-

urutan adegan, tempat, keadaan dan dialog yang disusun dalam konteks

struktur dramatic dan berfungsi sebagai petunjuk kerja dalam pembuatan

film. Disini penulis menghabiskan waktu berbulan-bulan hingga menjadi

sebuah naskah yang utuh dan rapih.

Menurut (Muslimin, 2018:47) menyimpulkan bahwa :

“Seorang penulis naskah harus mempunyai daya imajinasi yang baik,

karena pengembangan sinopsis dalam bentuk skenario menuntut hal-hal yang

detail dari bagian storyline. Karena naskah harus menguraikan semua unsur-

unsur (visual/gambar, suara/audio, action dan dialog) yang dibutuhkan untuk

menceritakan sebuah cerita melalui film”.

Skenario/naskah pun ada jenis-jenisnya, naskah film dan drama

panggung pun berbeda jenis dan penampilan. Dan disini penulis memakai

dan menerapkan naskahnya dalam naskah film.

Page 34: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

48

Menurut (Muslimin, 2018:48) menyimpulkan bahwa :

“Naskah film tidak terikat oleh ruang dan waktu. Artinya implementasi

dari naskah film dalam produksi/visualisasi boleh kapanpun dan dimanapun.

Disamping itu naskah film memuat keterangan-keterangan yang terkait

dengan teknis gambar, audio, lokasi shooting, setting, waktu, angle/sudut

pengambilan gambar kamera, setting interior/exterior”.

f. Bedah Naskah

Tahap ini penulis mengkaji dan mengidentifikasi secara teknis terhadap

bagian-bagian naskah atau scene dari beberapa unsur untuk mengetahui

kebutuhan-kebutuhan teknis di lapangan (pada waktu produksi/shooting

day).

Disini penulis melakukan pra produksi meeting dan melakukan

presentasi dihadapan beberapa departemen yang terlibat seperti Director of

Photography, Art Director, Sound Director, Sound Designer, Wardrobe,

Make up dan Editor.

Menurut (Muslimin, 2018:62) mengatakan bahwa “Bedah naskah juga

menjadi media untuk menyinkronkan kemauan sutradara atau produser

dengan pemahaman bagian-bagian lain/team work lain”.

g. Director Treartment

Dalam tahap ini penulis mengimplementasikan visi kreatifnya berdasar

skenario. Mulai dari pengarahan gaya pengambilan gambar, warna lain yang

Page 35: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

49

ingin ditonjolkan dalam suatu scene, pencahayaan, gambaran tentang make

up, set, wardrobe sampai gaya penyuntingan.

Dari Director Treatment ini semua hal yang berkaitan dengan konsep

kreatif berdasar. Menjadi landasan bagi tiap departemen untuk bergerak

merealisasikan visi sutradara.

h. Visualisai Gambar

Tahap ini sutradara juga penuh peran penting di dalamnya, karena cerita

berbicara visual, apa yang diceritakan akan divisualkan. Jadi ditahap ini

sutradara dan director of photography saling bertukar ide kreatif dalam

menentukan pengambilan gambar walaupun peran paling terbesar DOP

(director of photography) karena dia harus cerdas mentransformasikan

keinginan sutradara.

Menurut (Muslimin, 2018:64) mengatakan bahwa “Unsur ini lebih

kepada Visualisasi gambar yang akan ditampilkan dalam setiap scene. Peran

director of photography dibutuhkan secerdas mungkin menerjemahkan dan

mentransformasikan kemauan sutradara kedalam bentuk visual”.

Dari tahap ini pula akan terlihat jenis alat yang digunakan, baik kamera,

lensa, maupun lighting (lampu) yang dibutuhkan.

3.2.2. Produksi

Tahap produksi merupakan proses pengambilan gambar di lapangan

(shotting). Pada tahap ini tanggung jawab dan ketegasan serta wibawa

Page 36: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

50

sutradara sangatlah diperhitungkan, layaknya seorang kapten pada saat

perang, sutradara memegang kendali ditahap ini.

Pada saat produksi, penulis sebagai seorang sutradara bertugas untuk

mengontrol hasil yang ditampilkan di monitor, dalam artian mengontrol

segala hal yang akan berpengaruh ke hasil akhir. Mulai dari akting para

pemain, bloking, dan menjaga emosi pemain. Selain itu dibantu oleh penata

kamera, penulis memperhatikan sudut pengambilan gambar, gerak kamera

dan pencahayaan yang telah didesain sejak awal.

Menurut (Muslimin, 2018:104) mengatakan bahwa “Tahapan ini

focus pada pengambilan gambar/visual(shooting) beserta audio dari sebuah

film.”

Penulis pada saat shooting dimulai juga bertugas sebagai pemegang

komando, menjaga ritme kerja, juga emosi para kru. Waktu shooting

berlangsung, penulis dibantu oleh seorang asisten sutradara yang bertugas

untuk mengatur jadwal, koordinasi dengan departemen lain agar membantu

berjalannya shooting dengan baik. Tahap ini sutradara juga memberikan

pengarahan terhadap pemain apabila pengadeganan terasa kurang

memuaskan.

Namun, dalam memimpin sebuah tim produksi yang terdiri dari

berbagai macam latar belakang kru, kadang kala seorang sutradara harus bisa

bersikap rendah hati dan menghargai orang-orang yang bekerja sama

dengannya. Tidak boleh memimpin tim dengan sikap arogan ataupun egois.

Page 37: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

51

Karena bagaimanapun yang terjadi tetap hasil karya dibuat oleh kerja sama

tim.

Pada saat produksi sutradara juga harus memiliki keberanian dan

keyakinan kuat serta bersikap positif dan tetap semangat dalam kondisi

apapun, juga dapat mengontol diri dalam situasi-situasi genting.

3.2.3. Pasca Produksi

Pasca produksi biasanya identic dengan editing pada proses iniliah

kemasan hasil akhir dari program drama televisi ditentukan. Karena pada saat

proses sebelumnya dapat terjadi perubahan cerita, maka sebelum masuk

proses editing seorang sutradara melakukan brain stroming ulang dengan

seluruh tim produksi yang bertugas, termasuk penulis naskah dan produser.

Setelah didepakati jalan ceritanya, maka dilakukan editing. Dengan bantuan

kreatifitas dan profesionalisme seorang penyunting gambar.

Setelah tahapan pra produksi dan produksi telah selesai dilaksanakan,

maka tahap berikutnya yang harus dilakukan adalah tahapan pasca prosuksi.

Tahap ini cukup menentukan. Karena di tangan penyunting gambar lah hasil

akhir sebuah karya akan lahir. Di fase ini sutradara dan produser memberi

waktu kepada penyunting gambar untuk mengerjakan editing berdasarkan

konsep naskah dan visi, juga konsep sutradara terkait eksekusi di meja

editing. Penulis sebagai seorang sutradara memberikan arahan tentang shot

dan scene-scene mana saja yang perlu di treatment khusus, juga memberi

Page 38: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

52

patokan kepada penyunting gambar untuk menyusun gambar agar sesuai

dengan jalan cerita.

Seorang penyunting gambar juga harus memiliki sentuhan yang

benar-benar paham atas adegan yang disusun menjadi drama televisi.

Sutradara disini harus berfikir pada jumlah adegan, waktu dan aksinya pada

saat proses shooting. Penyunting gambar disini harus bisa memisahkan

potongan-potongan gambar, memilih gambar yang terbaik, kemudian

menyatukan gambar menjadi sebuah drama televisi dibawah pengawasan

seorang sutradara. Maka dari itu seorang sutradara harus memiliki treatment

yang jelas, detail untuk dievaluasikan oleh seorang penyunting gambar.

Dalam proses ini pula kesempatan pada pembuat karya untuk

memperbaiki kesalahan yang tidak dapat dielakkan pada saat shooting, dan

dalam proses ini juga dapat dibuat bentuk-bentuk baru dari bahan dan materi

yang sudah tersedia, seperti pemotongan gambar, penambahan efek,

backsound, penaikan atau penurunan warna gambar dan audio, sampai clear

dan clean hingga pembuatan credit title.

3.2.4. Peran dan Tanggung Jawab Sutradara

Seorang sutradara banyak menentukan segala sesuatu baik dalam

cerita maupun teknis, dalam pra produksi sampai pasca produksi. Maka dari

itu penulis yang sebagai sutradara banyak berkordinasi dengan semua crew

agar mendapatkan hasil yang diinginkan.

Page 39: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

53

Menuru (Muslimin, 2018:155) mengatakan bahwa, “Dia bertanggung

jawab terhadap aspek kreatif film, termasuk konten dan mengendalikan alur

plot, mengarahkan aktor, menyusun dan memilih lokasi dimana pelaksanaan

shooting film, menentukan waktu dan isi soundtrak film”.

Peran dan tanggung jawab sutradara secara menyeluruh, antara lain :

1. Menganalisa dan mengembangkan ide cerita drama “Bakh Di

Ujung Tua” saat produksi.

2. Menyusun rancangan atau desain produksi.

3. Bersama produser, penulis naskah, sutradara melakukan bedah

naskah.

4. Mencari dan melakukan casting pemain.

5. Menjelaskan visi penyutradaran kepada seluruh head departement.

6. Melatih pemain.

7. Survey lokasi.

8. Membuat director treatment.

9. Bertanggung jawab mengontrol perkembangan yang terjadi dari

pra produksi, produksi, hingga pasca produksi.

10. Bertanggung jawab penuh dan melaksanakan produksi sesuai

desain produksi yang telah ditetapkan.

11. Menjaga mood pemain.

12. Memberikan arahan kepada editor agar tidak keluar dari skenario.

13. Memberikan arahan kepada penata suara dan musik

Sutradara adalah seseorang yang bertanggung jawab terhadap kualitas

gambar dalam film yang tampak diluar, di dalamnya ia bertugas mengontrol

Page 40: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

54

teknis sinematik, penampilan pemeran, kredibilitas, dan kontinuitas cerita

yang disertai elemen-elemen dramatik. Hingga penonton benar-benar

merasakan apa yang sedang terjadi di dalam film “Bakh Di Ujung Tua”.

3.2.5. Proses Penciptaan Karya

a. Konsep Kreatif

Penentuan tema dan ide cerita karya Drama Keluarga “Bakh

Di Ujung Tua” berawal dari kisah-kisah keluarga yang banyak terjadi

dalam masyarakat dan penulis mencoba untuk mengangkat dan

mengembangkannya, karena itu menadi sebuah inovasi baru dalam

sebuah program tayangan drama. Selain itu demi memenuhi

kebutuhan para penikmat tayangan drama, dalam menyaksikan

hiburan drama yang berbeda dan fresh. Dalam karya drama keluarga

“Bakh Di Ujung Tua”.

b. Konsep Produksi

Pada saat produksi, penulis sebagai seorang sutradara datang

ke lokasi yang telah di set oleh penata artistik. Penulis mengecek set

yang telah di tata. Jika merasa kurang, maka penulis berkordinasi

dengan penata artistik tentang set yang diinginkan. Setelah set lokasi

selesai, penulis memangil penata kamera, penata cahaya dan pemain

untuk membicarakan peletakan kamera, lampu dan juga posisi

pemain.

Page 41: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

55

Selain didapatkan bayangan posisi yang sesuai, penulis

meminta penata artistik untuk mempersiapkan kostum dan makeup

pemain, penulis beserta penata kamera meletakkan lampu dan kamera

pada posisi yang telah ditentukan.

c. Konsep Teknis

Dengan konsep awal penulis, Sutradara akan membuat sebuah

film dengan memili kamera jenis Sony HXR-NX5R dan dengan

pencahayaan yang sederhana. Penulis juga memiliki konsep

pergerakan kamera yang statis-still dengan memaksimalkan adegan

seperti layak nya teater.

3.2.6. Kendala dan Solusi

Kendala produksi akan selalu ada, baik kendala dari hal kecil maupun

kendala besar. Adapun kendala yang penulis hadapi diantaranya :

1. Lokasi

Pada proses pra produksi kami sebagai tim melakukan hunting ke

beberapa titik lokasi di sekitar Kota Depok. Alhasil kami

mendapatkan beberapa lokasi yang sesuai dengan naskah dan

konsep yang sudah penulis buat. Kemudian penulis bersama tim

melakukan survei ke lokasi dan mencoba meminta ijin kepada

pemilik rumah. Namun penulis dan tim tidak memndapat ijin dari

Page 42: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

56

pemilik rumah. Kemudian penulis dan tim merapatkan kembali

tentang lokasi yang belum didapat. Lalu salah satu dari tim kami

mendapatkan tempat yang menurut kami cocok dan sesuai dengan

naskah walaupun penulis harus merubah latar belakang karakter

utama yang seharusnya pensiunan TNI menjadi pensiunan PNS.

2. Talent

Di cerita ini penulis membuat karakter anak kecil yaitu anak

Marsih. Kendala yang dihadapi adalah penulis kesulitan mencari

talent yang dimaksud. Seminggu sebelum produksi penulis sudah

mempunyai talent tersebut, tapi saat memasuki hari produksi

talent tersebut membatalkan kesediaannya untuk memerankan

karakter tersebut. Dan akhirnya penulis mencari talent di sekitar

lokasi syuting.

3.2.7 Lembar Kerja Sutradara

a. Konsep Penyutradaraan

Selama proses yang dijalankan dan mulai dari pra-produksi hingga

pasca produksi penulis berusaha untuk membuat perincian dana yang akan

terpakai sehingga dapat memanfaatkan dana yang terkumpul dengan sebaik-

baikna.

Dengan budget yang sangat terbatas, penulis harus bisa memilih mana

yang harus didahulukan. Tak lepas dari koordinasi dengan produser dan tim.

Page 43: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

57

Penulis memilih equipment dan penunjang lainnya yang diharapkan masih

mampu mengejar pencapaian kreatif yang diinginkan namun tetap sesuai

budget produksi.

Sedangkan pada saat produksi, penulis mencoba memanfaatkan waktu

seefektif mungkin dengan cara datang ke lokasi untuk mengecek set, menata

cahaya dan peletakan kamera serta blocking pemain. Juga berkoordinasi

dengan tim.

Page 44: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

58

III.10 CASTING LIST

Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah P

Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah

Durasi : 24 Menit

No Tokoh Karakter Talent

Nama Di Naskah Sifat Fisik Pemeran Contact Person

1 Kusnoyo Ramah, berwibawa,

romantis dan

bertanggung jawab

Kulit sawo matang,

gagah

Diky Rahman 085813467595

2

Yani Ramah, menarik

dan keibuan

Kulit sawo matang,

berat badan sedang,

berambut panjang,

tinggi badan sedang

Eva Dianasari 089528822424

Page 45: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

59

3 Marsih Disiplin, peduli,

keibuan

Kulit sawo matang,

berhijab, rapih

Ruri Wulandari 085777073353

Page 46: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

60

III. 11 DIRECTOR TREATMENT

Production Company : Aswana Baksya Producer : Destyani Indah Pramesti

Project title : Bakh di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah

Durasi : 24 Menit

No

Scene

Cast

I/E

D/N

Location

Shoot

Visual

Description

Audio

Shoot

Size

Move Angle

1

1

Kusnoyo

Yani

Sigit

E

D

Depan

rumah

2

CU

Handheld

Eye level

Tangan Yani menggandeng

tangan Sigit

Atmosfer

3

MS

Handheld

Eye level

Yani mengatar Sigit ke

sekolah

Atmosfer

4

LS

Pan

Eye level

Yani mengantar Sigit ke

sekolah yang melewati

rumah Kusnoyo dan Sigit

menyapa Kusnoyo

Atmosfer

5

MS

Still

Eye level

Sigit menyapa Kusnoyo

Atmosfer

6

MS

Still

Eye level

Marsih mendengarkan

Kusnoyo dan Sigit berbicara

Atmosfer

Page 47: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

61

III. 11 DIRECTOR TREATMENT

Production Company : Aswana Baksya Producer : Destyani Indah Pramesti

Project title : Bakh di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah

Durasi : 24 Menit

No

Scene

Cast

I/E

D/N

Location

Shoot

Visual

Description

Audio

Shoot

Size

Move Angle

2

2

Kusnoyo

I

D

Warung

1

MLS

Still

Eye level

Kusnoyo sedang makan

bubur yang telah di belinya

Atmosfer

3

3

Kusnoyo

E

N

Depan

rumah

1

LS

Still

Eye level

Suara adzan mulai

berkumandang Kusnoyo pun

menutup warungnya

Atmosfer

4

4

Kusnoyo

I

N

Dapur

1

MS

Pan

Eye level

Kusnoyo keluar kamar

mandi berjalan menuju

kamarnya

Atmosfer

Page 48: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

62

III. 11 DIRECTOR TREATMENT

Production Company : Aswana Baksya Producer : Destyani Indah Pramesti

Project title : Bakh di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah

Durasi : 24 Menit

No

Scene

Cast

I/E

D/N

Location

Shoot

Visual

Description

Audio

Shoot

Size

Move Angle

5

5

Kusnoyo

I

N

Kamar

1

MLS

Still

Eye level

Kusnoyo selesai membaca

yasin

Atmosfer

2

BCU

Still

Eye level

Kusnoyo mencium yasin

sang Istri

Atmosfer

3

CU

Still

Eye level

Kusnoyo meletakan yasin

sang istri di atas meja

Atmosfer

6

6

Kusnoyo

I

N

Dapur

1

CU

Still

Eye level

Kusnoyo memasak telur

Atmosfer

2

MLS

Still

Eye level

Kusnoyo memasak telur

Atmosfer

Page 49: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

63

III. 11 DIRECTOR TREATMENT

Production Company : Aswana Baksya Producer : Destyani Indah Pramesti

Project title : Bakh di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah

Durasi : 24 Menit

No

Scene

Cast

I/E

D/N

Location

Shoot

Visual

Description

Audio

Shoot

Size

Move Angle

7

7

Kusnoyo

I

N

Ruang TV

1

MLS

Still

Eye level

Kusnoyo sedang makan

sambil nonton TV

Acara TV

2

MS

Still

Eye level

Kusnoyo sedang makan

sambil nonton TV

Acara TV

3

MS

Still

Eye level

Kusnoyo tertidur di depan

TV

Atmosfer

4

MLS

Still

Eye level

Kusnoyo tertidur di depan

TV

Atmosfer

Page 50: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

64

III. 11 DIRECTOR TREATMENT

Production Company : Aswana Baksya Producer : Destyani Indah Pramesti

Project title : Bakh di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah

Durasi : 24 Menit

No

Scene

Cast

I/E

D/N

Location

Shoot

Visual

Description

Audio

Shoot

Size

Move Angle

8

8

Kusnoyo

Tukang

bakso

E

D

Warung

1

MS

Still

Eye level

Kusnoyo yang sedang makan

bakso berbincang dengan

tukang bakso

Dialog Kusnoyo

2

MLS

Still

Eye level

Kusnoyo yang sedang makan

bakso berbincang dengan

tukang bakso

Dialog Kusnoyo

& tukang bakso

Page 51: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

65

III. 11 DIRECTOR TREATMENT

Production Company : Aswana Baksya Producer : Destyani Indah Pramesti

Project title : Bakh di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah

Durasi : 24 Menit

No

Scene

Cast

I/E

D/N

Location

Shoot

Visual

Description

Audio

Shoot

Size

Move Angle

9

9

Marsih

Yani

Pembeli

E

D

Depan

rumah

1

MLS

Track

Eye level

Ketika Kusnoyo sedang

sholat sorang pembeli datang

lalu ia pergi kembali karena

ia melihat kardus yang

bertuliskan “SEDANG

SHOLAT”. kemudian

Marsih datang bersama Yani.

Melihat kusnoyo tidak ada

diwarung marsih masuk

bersama yani.

Atmosfer

Page 52: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

66

III. 11 DIRECTOR TREATMENT

Production Company : Aswana Baksya Producer : Destyani Indah Pramesti

Project title : Bakh di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah

Durasi : 24 Menit

No

Scene

Cast

I/E

D/N

Location

Shoot

Visual

Description

Audio

Shoot

Size

Move Angle

10

10

Kusnoyo

Marsih

Yani

I

D

Ruang tamu

1

MLS

Still

Eye level

Marsih masuk ke dalam

rumah dan Yani menunggu

di teras, tak lama Kusnoyo

keluar kamar lalu berbincang

dengan Marsih

Dialog Kusnoyo

& Marsih

Kusnoyo

Marsih

I

D

Ruang tamu

2

MLS

Still

Eye level

Marsih dan Kusnoyo

berbincang

Dialog Marsih

& Kusnoyo

3

MS

Still

Eye level

Marsih dan Kusnoyo

Berbincang

Dialog Kusnoyo

4

MS

Still

Eye level

Marsih dan Kusnoyo

berbincang

Dialog Marsih

Page 53: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

67

III. 11 DIRECTOR TREATMENT

Production Company : Aswana Baksya Producer : Destyani Indah Pramesti

Project title : Bakh di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah

Durasi : 24 Menit

No

Scene

Cast

I/E

D/N

Location

Shoot

Visual

Description

Audio

Shoot

Size

Move Angle

11

11

Yani

E

D

Teras rumah

1

MS

Still

Eye level

Yani mendengar

perbincangan Kusnoyo dan

Marsih

Dialog Marsih

Kusnoyo

Marsih

I

D

Ruang tamu

1

MS

Still

Eye level

Marsih berbincang dengan

Kusnoyo

Dialog Kusnoyo

& Marsih

Page 54: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

68

12

12

Kusnoyo

Marsih

Yani

I

D

Ruang tamu

2

MLS

Still

Eye level

Setelah berbincang dan

mengutarakan apa maksud

dan tujuannya Marsih pun

pulang bersama Yani

Atmosfer

Page 55: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

69

III. 11 DIRECTOR TREATMENT

Production Company : Aswana Baksya Producer : Destyani Indah Pramesti

Project title : Bakh di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah

Durasi : 24 Menit

No

Scene

Cast

I/E

D/N

Location

Shoot

Visual

Description

Audio

Shoot

Size

Move Angle

13

13

Kusnoyo

Yani

Sigit

E

D

Depan

Rumah

1

CU

Handheld

Eye level

Rantang yang dibawa oleh

Yani

Atmosfer

2

MS

Handheld

Eye level

Yani mengantar makanan ke

rumah Kusnoyo bersama

Sigit

Atmosfer

3

MLS

Still

Eye level

Yani mengetuk pintu rumah

Kusnoyo lalu Kusnoyo

keluar dan mereka

berbincang

Atmosfer

Page 56: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

70

III. 11 DIRECTOR TREATMENT

Production Company : Aswana Baksya Producer : Destyani Indah Pramesti

Project title : Bakh di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah

Durasi : 24 Menit

No

Scene

Cast

I/E

D/N

Location

Shoot

Visual

Description

Audio

Shoot

Size

Move Angle

14

14

Kusnoyo

Yani

I

D

Meja makan

1

CU

Still

Eye level

Makanan yang disiapkan

oleh Yani

Atmosfer &

dialog Kusnoyo

2

MLS

Still

Eye level

Kusnoyo makan bersama

Yani

Dialog Kusnoyo

3

MS

Still

Eye level

Kusnoyo makan bersama

Yani

Dialog Yani &

Kusnoyo

Page 57: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

71

III. 11 DIRECTOR TREATMENT

Production Company : Aswana Baksya Producer : Destyani Indah Pramesti

Project title : Bakh di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah

Durasi : 24 Menit

No

Scene

Cast

I/E

D/N

Location

Shoot

Visual

Description

Audio

Shoot

Size

Move Angle

15

15

Kusnoyo

Yani

I

D

Ruang TV

1

MLS

Still

Eye level

Kusnoyo sedang tertidur di

depan TV tak lama Yani

datang karena melihat

Kusnoyo sakit Yani langsung

merawatnya

Dialog Yani &

Kusnoyo

2

CU

Still

Eye level

Piring yang berisi minyak

dan bawang

Atmosfer

3

MS

Still

Eye level

Yani yang mengerok tubuh

Kusnoyo

Dialog Kusnoyo

& Yani

4

CU

Still

Eye level

Bingkai foto Alm. Istri

Atmosfer

Page 58: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

72

Kusnoyo

5

MS

Still

Eye level

Kusnoyo yang dikerok oleh

Yani

Dialog Yani &

Kusnoyo

6

MS

Still

`

Eye level

Punggung Kusnoyo yang

dikerok & diurut oleh Yani

Atmosfer

Page 59: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

73

III. 11 DIRECTOR TREATMENT

Production Company : Aswana Baksya Producer : Destyani Indah Pramesti

Project title : Bakh di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah

Durasi : 24 Menit

No

Scene

Cast

I/E

D/N

Location

Shoot

Visual

Description

Audio

Shoot

Size

Move Angle

16

16

Kusnoyo

I

N

Kamar

1

MLS

Still

Eye level

Kusnoyo mengaji

Atmosfer

17

17

Kusnoyo

Marsih

I

D

Ruang

Tamu

1

MS

Pan

Eye level

Terdenger suara Marsih

mengucap salam Kusnoyo

pun keluar kamar dan

menyambut kedatangan

Marsih

Suara Marsih

mengucap

salam

2

MLS

Still

Eye level

Kusnoyo berbicara dengan

Marsih

Dialog Kusnoyo

& Marsih

3

MS

Still

Eye level

Kusnoyo sedang berbicara

Dialog Kunoyo

4

MS

Still

Eye level

Marsih sedang berbicara

Dialog Marsih

Page 60: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

74

III. 11 DIRECTOR TREATMENT

Production Company : Aswana Baksya Producer : Destyani Indah Pramesti

Project title : Bakh di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah

Durasi : 24 Menit

No

Scene

Cast

I/E

D/N

Location

Shoot

Visual

Description

Audio

Shoot

Size

Move Angle

18

18

Kusnoyo

I

D

Kamar

mandi

1

MLS

Still

Eye level

Kusnoyo sedang mandi

Atmosfer

19

19

Kusnoyo

I

D

Kamar

1

MCU

Still

Eye level

Kusnoyo sedang menyisir

Kusnoyo bersiul

20

20

Kusnoyo

Yani

I

D

Meja makan

1

CU

Still

Eye level

Makanan kesukaan Kusnoyo

Atmosfer

2

MS

Still

Eye level

Kusnoyo makan bersama

Yani

Dialog Kusnoyo

3

MS

Still

Eye level

Kusnoyo makan bersama

Yani

Dialog Yani

Page 61: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

75

III. 11 DIRECTOR TREATMENT

Production Company : Aswana Baksya Producer : Destyani Indah Pramesti

Project title : Bakh di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah

Durasi : 24 Menit

No

Scene

Cast

I/E

D/N

Location

Shoot

Visual

Description

Audio

Shoot

Size

Move Angle

21

21

Kusnoyo

Marsih

I

N

Ruang

Tamu

1

MLS

Still

Eye level

Kusnoyo yang sedang

merapihkan pakaian

menunggu kedatangan

Marsih dan tak lama Marsih

pun datang

Suara mengetuk

pintu dan salam

2

CU

Still

Eye level

Tangan Marsih

Dialog Kusnoyo

3

MCU

Still

Eye level

Marsih sedang berbicara

Dialog Marsih

4

MCU

Still

Eye level

Kusnoyo sedang berbicara

Dialog Kusnoyo

5

CU

Still

Eye level

Kaki Kusnoyo

Asmosfer

Page 62: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

76

III. 11 DIRECTOR TREATMENT

Production Company : Aswana Baksya Producer : Destyani Indah Pramesti

Project title : Bakh di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah

Durasi : 24 Menit

No

Scene

Cast

I/E

D/N

Location

Shoot

Visual

Description

Audio

Shoot

Size

Move Angle

22

22

Kusnoyo

I

D

Kamar

Mandi

1

MCU

Still

Eye level

Kusnooyo sedang mandi

Atmosfer

2

MS

Still

Eye level

Kusnoyo sedang mandi

Atmosfer

23

23

Kusnoyo

Yani

Anak Yani

I

D

Meja makan

1

CU

Still

Eye level

Makanan

Atmosfer

2

MS

Still

Eye level

Kusnoyo sedang makan

Atmosfer

3

MLS

Still

Eye level

Kusnoyo, Yani dan Anaknya

makan bersama

Perbincang

mereka

Page 63: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

77

4

CU

Still

Eye level

Yani yang sedang

merapihkan piring

Atmosfer

Page 64: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

78

III. 12 SCRIPT BREAKDOWN SHEET

Production Company : Aswana Baksya Producer : Destyani Indah Pramesti

Project title : Bakh di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah

Durasi : 24 Menit

No Scene Cast Wardrobe Make Up Setting Property Vehicle/

Animal

Special

Equipment

Notes

1 1 Kusnoyo

Yani

Sigit

Celana Hitam,

Kaos abu-abu

Baju Bunga

Putih

Rok hitam

Seragam

sekolah

Natural Warung Jajanan,, Tas

Ransel, Permen

2 2 Kusnoyo

Celana Hitam

Kaos abu-abu

Natural Warung Koran, teh

manis, rokok,

Page 65: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

79

radio, jajanan

3 3 Kusnoyo Celana Hitam

Kaos abu-abu

Natural Depan

Rumah

Kursi, meja

4 4 Kusnoyo Handuk Natural Rumah Sofa, meja,

buffet, lemari,

Kasur, bingkai

foto, yasin, rak

piring, bakul,

kompor,

penggorengan,

panci

5 5 Kusnoyo Baju koko

Sarung hitam

Peci hitam

Natural Kamar Kasur, sajadah,

yasin sang Istri,

tasbih, lampu

kamar

6 6 Kusnoyo Kaos oblong

putih

Sarung hitam

Natural Dapur Penggorengan,

kompor, bakul,

panci, telor.

Piring

7 7 Kusnoyo Kaos oblong

putih

Natural Ruang TV Karpet, Piring,

bingkai foto,

Page 66: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

80

Sarung hitam

buffet

8 8 Kusnoyo

Tukang

Bakso

Kaos Polo

Kuning

Celana hitam

Kaos polos navy

Handuk

Topi

Natural Warung Bakso, piring,

rokok, jajanan

9 9 Marsih Kerudung

coklat

Baju hitam

Natural Depan

rumah

Kardus

bertuliskan

sedang solat,

bangku betawi

10 10

Yani Baju kembang

coklat

Rok hitam

Bangku betawi

Kusnoyo

Marsih

Baju koko putih

Celana hitam

Kerudung

coklat

Baju hitam

Natural Ruang

Tamu

Buffet, sofa

Page 67: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

81

11 11 Yani Baju kembang

coklat

Baju hitam

Natural Teras

rumah

Bangku betawi

12 12 Kusnoyo

Marsih

Baju koko putih

Celana hitam

Kerudung

coklat

Baju hitam

Natural Ruang

Tamu

Buffet, sofa

13 13 Yani

Kusnoyo

Sigit

Baju kembang

ungu

Rok hitam

Sarung merah

Kaos oblong

putih

Seragam

sekolahn

Natural Teras

rumah

Bangku betawi,

rantang

makanan, tas

sekolah, mainan

anak

14 14 Kusnoyo

Baju kuning

Celana hitam

Natural Meja

makan

Makanan,

priring, nasi,

sendok, rantang,

Page 68: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

82

Yani

Dress cream

Kembang

tudung saji,

lukisan, meja

makan, bangku

15 15 Kusnoyo

Yani

Kaos oblong

putih

Sarung merah

Baju kembang

merah

Rok hitam

Natural Ruang tv Sarung,minyak

angin, duit

kerokan,

bawang, karpet,

sound, buffet,

rantang

16 16 Kusnoyo Baju koko

Sarung hitam

Peci hitam

Natural Kamar Yasin, sajadah,

sarung, alquran,

tasbih, lampu

meja, kasur

17 17 Kusnoyo

Marsih

Baju koko

Sarung hitam

Baju kerja

Blazer abu-abu

Kerudung navy

Natural Ruang

tamu

Buffet, sofa,

meja, vas bunga

18 18 Kusnoyo Natural Kamar Sabun, sikat

Page 69: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

83

mandi gigi, gayung,

handuk

19 19 Kusnoyo Baju polo coklat Natural Kamar Kaca dinding

Sisir

20 20 Kusnoyo

Yani

Baju polo coklat

Celana hitam

Baju pattern

maroon

Rok merah

Natural Meja

makan

Makanan,

rantang, nasi,

ayam goreng,

piring, sendok,

lukisan, tudung

saji, teko

21 21 Kusnoyo

Marsih

Baju polo putih

Celana hitam

Baju terusan

hijau

Kerudung hitam

Natural Ruang

tamu

Sofa, buffet,

meja, vas

bunga, pajangan

22 22 Kusnoyo Natural Kamar

mandi

Sabun, sikat

gigi, handuk

23 23 Kusnoyo Baju polo cream Natural Meja Makanan, nasi,

Page 70: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

84

Yani

Anak yani

Celana

Dress coklat

kembang

Seragam

sekolah

makan piring, sendok,

tudung saji,

teko, meja

makan, bangku

Page 71: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

85

3.3. Proses Kerja Penulis Naskah

Majunya industri televisi di Indonesia tak lepas dari peran program – program

televisi, khususnya program drama televisi. Program drama televisi menjadi

alternatif bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan akan hiburan, informasi dan

pendidikan (edukasi). Hal ini memcau para seni pertelevisian agar menciptakan

tontonan yang tak hanya memberikan hiburan tetapi syarat akan informasi,

pendidikan, nilai-nilai luhur dan menjadi sarana pemersatu bangsa. Oleh karena itu,

peran penulis naskah dalam menciptakan cerita dan skenario yang syarat dengan

nilai-nilai tersebut sangat menentukan dan penting.

Menurut (Yonny, 2014:21) mengatakan bahwa, “Sebagaimana produksi drama

televisi naskah akan dibedah terlebih dahulu oleh tim inti, yakni sutradara, penulis

dan produser. Dari sini akan diketahui apa – apa saja yang dibutuhkan.”

Menurut (Muslimin, 2018:155) mengatakan bahwa, “Penulis naskah film adalah

yang menerjemahkan konsep dasar dan sinopsis film untuk menjadi naskah skenario

film”.

Berdasarkan pemahaman tersebut penulis ingin menciptakan skenario yang

dapat memberikan hiburan, informasi, edukasi dan pesan positif, serta menimbulkan

nilai-nilai kebangsaan dan membawa dampak yang baik bagi masyarakat. Oleh

karena itu, penulis bersam tim produksi telah melakukan pengembangan ide dan

menciptakan sebuah alur cerita yang disusun sedemikian ruoa agar informasi drama

televisi ini sampai ke penonton.

Drama televisi “Bakh di Ujung Tua” hadir dengan menyuguhkan cerita yang

berbeda namun dekat dengan kehidupan masyarakat. Alur cerita yang menrik,

Page 72: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

86

berkesinambungan dengan setting lokasi yang sesuai dengan latar cerita, pemain

dengan tokoh yang diperankan maupun segala aspek pendukung seperti property,

tata busana dan make up. Segala unsur ini saling bersinergi sehingga mampu

menciptakan tontonan yang berkesan di hati penonton. Penulis berharap drama

televisi “Bakh di Ujung Tua” menjadi pilihan yang sangat tepat bagi penonton.

3.3.1. Pra Produksi

Pra produksi merupakan tahapan awal dalam pembuatan drama televisi

“Bakh di Ujung Tua” dalam proses pembuatan drama ini pra produksi merupakan

tahapan yang sangat penting karena disinilah kreativitas penulis diasah. Penulis

naskah bersama Produser dan Sutradara awalnya mendiskusikan ide dalam tahap pra

produksi. Disini peran seorang penulis skenario memberikan ide atau konsep awal

dari cerita drama tersebut. Selain itu, kru lainnya pun turut berpartisipasi dalam

pengembangan dan memberikan masukan-masukan dalam pencarian ide. Setelah jadi

kesepakatan konsep dalam perumusan ide, konsep tersebut dijadikan referensi dalam

pembuatan sinopsis, konsep awal juga dijadikan refensensi dalam pengembengan

ide.

Menurut (Muslimin, 2018:31) mengatakan bahwa, “Tahap pra produksi

mengacu pada hal – hal yang dilakukan oleh tim produksi sebelum eksekusi

pengambilan gambar (shooting) dalam membuat sebuah film (sebelum produksi

film).”

Sedangkan menurut (Muslimin, 2018:47) mengatakan bahwa, “Skenario

adalah sebuah naskah cerita yang menguraikan urutan – urutan adegan, tempat,

Page 73: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

87

keadaan, dan dialog yang disusun dalam konteks struktur dramatic dan berfungsi

sebagai petunjuk kerja dalam pembuatan film.”

Berdasarkan dua kutipan diatas penulis sebagai penulis naskah dalam tahap

pra produksi mendapatkan ide cerita ”Bakh di Ujung Tua” dari kehidupan yang

berada di sekitarnya contohnya seorang kakek tua yang masih memliki usaha toko

kelontong, lalu seorang pria tua yang punya keinginan untuk menikah lagi. Dari situ

penulis mulai membuat sinopsis agar mudah dipahami. Kemudian penulis menambah

beberapa konflik yang di dramatisir agar cerita lebih menarik. Naskah ini sendiri

bercerita tentang seorang pria paruh baya berusia 50 tahun yang bertahan hidup

dengan usaha toko kelontong dan disisa umurnya dia ingin menikah lagi. Penulis

hanya mengambil premise dari cerita tersebut dan dikembangkan sesuai dengan

imajinasi penulis. Setelah ide didiskusikan pada seluruh anggota kelompok dan

disetujui bersama, kemudian penulis membuat sinopsis yang akhirnya dikembangkan

menjadi sebuah naskah drama televisi.

Proses selanjutnya adalah, penulis mengajukan naskah yang sudah selesai

dibuat kepada tim produksi. Penulis dan tim saling memberikan masukan mengenai

naskah yang penulis ajukan untuk lebih menyempurnakan cerita tersebut. Kemudian,

tim produksi pun menyetujui naskah yang penulis buat untuk diproduksi.

1. Ide Pokok

Ide merupakan suatu gagasan awal dimana sebuah cerita akan dikembangkan.

Ide dapat ditemukan dimanapun, baik melalui pengalaman pribadi, orang lain

Page 74: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

88

maupun dari referensi buku dan film. Dalam proses pembuatan skenario, ide cerita

merupakan tahapan penting.

Menurut (Yonny, 2014:28) mengatakn bahwa “ Ide alaha rancangan yang

tersusun dalam pikiran atau dikenal pula dengan gagasan dan langkah awal

perjalanan panjang sebuah skenario film”.

Setelah cerita didapat, sebelum membuat jalan ceritanya lebih lanjut, terlebih

dulu penulis melakukan riset tentang karakter yang penulis ciptakan. Dan mulailah

penulis memikirkan ide pokok dari cerita drama ini. Karena ide merupakan titik awal

lahirnya sebuah cerita dan apa yang ingin disampaikan kepada penonton. Riset

menjadi hal yang penting karena cerita yang akan kami sajikan dalam drama televisi

”Bakh di Ujung Tua” bercerita mengenai tokoh yang hidup sendiri lantaran istrinya

telah lama meninggal, suatu ketika dia ingin menikah lagi tapi Marsih sebagai anak

semata wayangnya menolak keinginan Kusnoyo.

2. Tema

Tema merupakan pedoman bagi penulis dalam merancang cerita. Unsur-

unsur tema terdiri masalah, pendapat dan pesan yang ingin disampaikan oleh penulis

kepada penonton.

Menurut (Muslimin, 2018:32) mengatakan bahwa, “Tema terkait erat dengan

ide cerita jika ide cerita tentang percintaan, petualangan dan lain sebagainya. Tema

inilah yang akan menjadi ciri ruh sebuah film.”

Tema berkaitan erat dengan ide pokok, karena tema adalah sebuah dasar bagi

penulis untuk membuat naskah. Dalam drama televisi “Bakh di Ujung Tua” penulis

menentukan tema seorang perempuan yang tidak bisa melupakan cinta pertamanya.

Page 75: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

89

3. Intisari Cerita atau Premise

Premise merupakan kalimat singkat yang menjelaskan tentang tujuan dan isi

cerita. Penulis menggunakan premise “Kusnoyo pria paruh baya yang terus hidup

melawan sepi” terlebih dahulu sebelum dijadikan naskah, untuk dijadikan intisari

cerita premise mengikuti pola tersendiri agar premise menjadi sebuah rumus yang

terstruktur.

Menurut (Muslimin, 2018:42) mengatakan bahwa, “Premis merupakan garis

besar sebuah cerita, gambaran sebuah mozaik plot-plot cerita yang saling

terhubung”.

Penulis memilih drama yang berkisah seorang lelaki bernama Kusnoyo (50)

yang hidup sendiri lantaran istrinya telah lama meninggal, setelah pensiun dari TNI

dia meneruskan toko kelontongnya yang sudah lama ia bangun bersama alm.

Istrinya. Tiba-tiba Kusnoyo memiliki keinginan untuk menikah lagi semenjak Yani

(35) seorang pembantu yang ditugaskan oleh Marsih (26) anak dari Kusnoyo, untuk

membawakan makanan kepada Kusnoyo setiap harinya. Tanpa disadari Kusnoyo

mulai memiliki rasa cinta terhadap Yani dan sebaliknya Yanipun diam-diam juga

memiliki rasa yanng sama. Namun sebagai seorang anak Marsih tidak setuju akan

keinginan Kusnoyo yang ingin menikah lagi terlebih dengan Yani. Penulis

mengambil cerita ini karena memiliki hal positif yang bisa penulis sampaikan kepada

para penonton drama televisi ini. Penulis menyimpulkan bahwa premis dari drama

televisi “Bakh di Ujung Tua” ini adalah “Seorang pria paruh baya yang terus hidup

melawan sepi”.

Page 76: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

90

4. Sinopsis

Sinopsis tidak hanya berisi ringkasan cerita saja, melainkan terdapat point-

point penting didalamnya. Pada umumnya sinopsis memuat isi cerita, tujuan cerita,

karakter tokoh, lokasi, waktu, kejadian dan pesan yang ingin disampaikan pada

penonton, serta mengandung unsur tiga babak, yaitu pengenalan, konflik dan

penyelesaian.

Menurut (Muslimin, 2018:39) mengatakan bahwa, “Sinopsis film adalah

gambaran umum sebuah film secara naratif. Jika dalam film fiksi, synopsis film akan

bercerita tentang jalan cerita film secara umu. Ini yang akan mendasari sebuah

naskah film dibuat, karena didalam synopsis tidak menggambarkan jalan cerita

secara detail”.

Dari kesimpulan diatas, penulis menyimpulkan sinopsis tidak hanya berisi

ringkasan cerita saja, melainkan terdapat point-point penting didalamnya yang berisi

tentang informasi dalam skenario.

3.3.2. Produksi

Setelah skenario selesai dibuat, secara waktu penulis naskah akan berakhir

ketika naskah diambil ahli oleh sutradara yang berwenang sebagai pemimpin

produksi, tetapi secara umum penulis naskah harus juga mengikuti produksi sebagai

seorang yang lebih tahu dalam penyusunan alur cerita.

Menurut (Muslimin, 2018:104) mengatakan bahwa “Tahapan ini fokus pada

pengambilan gambar/visual (shooting). Beserta audio dari sebuah film. Catatan

Page 77: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

91

penting sebelum tahapan produksi yaitu bahwa tahap pra produksi harus sudah

fixed”.

Memasuki tahap produksi, penulis sebagai penulis naskah ikut serta

membantu sutradara dalam memvisualisasikan sebuah naskah. Beberapa tim

produksi juga membutuhkan kehadiran penulis naskah dilapangan karena cerita dapat

di interprestasikan secara langsung oleh penulis naskah.

Penulis juga dipercaya untuk berperan sebagai kordinator talent. Di sela-sela

waktu, penulis melakukan beberapa kali rapat dengan para talent untuk mengarahkan

kembali peran dan tata bahasa yang harus mereka ucapkan serta gestur yang sesuai

dengan skenario.

Ikut serta mendampingi sutradara menjadi peran penulis pada saat

berlangsungnya produksi. Penulis dan sutradara bekerja sama memperhatikan

tentang tata bicara talent. Terkadang sutradara meminta persetujuan penulis terlebih

dahulu sebelum menghentikan adegan. Pada saat istirahat penulis bersama sutradara

melihat kembali hasil gambar yang telah diambil.

3.3.3. Pasca Produksi

Pasca produksi menjadi proses akhir dari produksi. Proses ini digunakan

dalam proses penyuntingan gambar, pemberian efek khusus, pengoreksian warna,

pemberian suara dan musik latar. Setelah melewati produksi, tahap berikutnya adalah

pasca produksi.

Page 78: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

92

Menurut (Muslimin, 2018:119) mengatakan bahwa, “Pasca produksi adalah

proses dari pembuatan film, video, iklan video, fotografi atau karya digital lainnya

yang dikerjakan setelah proses perekaman visual”

Menurut (Latief dan Utud, 2017:160) mengatakan bahwa, “Pasca produksi

adalah proses penyelesaian akhir dari produksi. Biasa nya proses ini digunakan

dalam proses editing dengan menggabungkan elemen video dengan elemen-elemen

lainnya seperti grafis, efek suara dan lainnya.

Dari kutipan diatas penulis menyimpulkan, setelah tahap produksi selesai kemudian

melakukan tahap pasca produksi. Sebagai penulis naskah penulis berusaha menjaga

alur cerita yang ada didalam skenario. Tetap melakukan komunikasi dengan

penyuntingan gambar dan sutradara apabila dapat perubahan alur cerita dalam proses

penyuntingan gambar, dan memperhatikan bila ada dialog yang ditambahkan atau

dikurangi dari skenario yang dibuat.

Pada tahap pasca produksi, penulis terlibat langsung dalam proses proses

penyuntingan gambar. Penulis melihat kembali hasil gambar yang telah diambil oleh

penata kamera bersama kru. Selain itu, penulis juga mengikuti jalannya

penyuntingan gambar untuk memastikan gambar yang diambil sesuai dengan

skenario. Penulis juga ikut dalam pemilihan lagu dan backsound yang pas dengan

situasi dan kondisi cerita. Penulis bersama kru juga melakukan evaluasi.

Secara sederhana proses penyuntingan gambar merupakan usaha merapihkan

dan membuat sebuah tayangan film menjadi lebih enak ditonton. Dalam hal ini

seorang penyunting gambar akan memilih potongan-potongan gambar yang diambil

oleh penata kamera.

Page 79: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

93

3.3.4. Peran dan Tanggung Jawab Penulis Naskah

Penulis naskah merupakan seorang kreatif yang menulis cerita dan skenario

untuk sebuah tayangan drama televisi, yang dalam istilah asingnya (scriptwriter).

Menurut (Muslimin, 2018:47) mengatakan bahwa, “seorang penulis skenario

harus mempunyai daya imajinasi yang baik, karena pengembangan sinopsis dalam

bentuk skenario menuntut hal-hal yang detail dari bagian storyline.

Adapun seorang tanggung jawab penulis naskah menurut Nurul Muslimin yaitu:

1. Menciptakan dan menulis cerita dalam bentuk naskah atas dasar ide ceria

sendiri atau ide dari orang lain yang telah disepakati bersama.

2. Membuat ide cerita, sinopsis, treatment dan skenario.

3. Menjadi narasumber bagi pelaksanaan bagi produksi dan proses produksi.

Sedangkan hak-hak menulis skenario diantaranya :

1. Mendapat bahan acuan atau referensi yang memadai untuk menunjang

penulisan skenario.

2. Memberikan pertimbangan dan persetujuan apabila ada penambahan,

pengurangan dan perubahan materi dasar dalam skenario.

3. Dicantumkan nama nya pada credit tittle dan bahan publikasi lainnya.

Berdasarkan kutipan diatas, penulis menyimpulkan bahwa penulis naskah

bertanggung jawab untuk membuat dan mengembangkan ide cerita menjadi sebuah

skenario yang baik, dengan format yang ditentukan serta mengemaskan skenario

menjadi landasan yang menarik dan memiliki nilai positif.

Page 80: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

94

3.3.5 Proses Pencipta Karya

Karya yang tercipta berkat goresan dan ide yang tertuang dari seorang penulis

naskah merupakan suatu keindahan apabila dapat terwujud menjadi suatu karya yang

dapat dinikmati khalayak. Membuat suatu cerita atau ide menjadi awalan dari

penciptaan karya. Setelah ide ditentukan, penulis memulai tahap-tahap selanjutnya

yaitu berupa alur dan jalan cerita program ini.

a. Konsep Kreatif

Penulis membuat program televisi dengan konsep secara berkelompok yang

dapat mengunggah penikmat untuk dapat melakukan disela-sela kejenuhannya.

Dengan kesepakatan kru, ide tersebut dikembangkan dalam sebuah naskah. Sebelum

naskah ini dibuat, penulis melakukan pengamatan terlebih dahulu. Dalam program

ini penulis berusaha memberikan sentuhan tentang kesendirian seorang lelaki tua

yang menginginkan kebahagiaan disisa umur nya.

b. Konsep Produksi

Penulis juga kembali berkordinasi dengan para talen untuk sekedar

mengingatkan tentang adegan yang harus mereka ciptakan serta tutur bahasa yang

harus dan tidak harus terucap. Adanya kordinasi antara penulis dan talent pun

memperkecil kemungkinan adanya kesalahan adegan pada saat produksi.

Dengan pematangan naskah yang sudah ada, tim mempercayakan jalannya

produksi kepada sutradara. Penulis sebagai penulis naskah ikut serta dalam tahap

produksi guna mendampingi sutradara saat bertugas dilokasi shooting. Penulis juga

diperlukan hadir untuk merevisi naskah apabila diperlukan karena perubahan cuaca

atau apapun.

Page 81: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

95

c. Konsep Teknis

Selain daya imajinasi yang kuat dalam membangun sebuah cerita, penulis

naskah juga memiliki konsep teknis. Hal ini dilakukan agar dapat memudahkan

sutradara dalam memvisualisasikan skenario dan memudahkan perlengkapan

produksi, lokasi dan artistik yang dibutuhkan.

Konsep teknis juga diperlukan dalam penulis naskah dalam menuliskan

skenario, ketika penulis naskah membuat skenario, penulis naskah harus memahami

format penulisan skenario yang ditetapkan oleh kampus dengan standar penulisan

yang digunakan jenus huruf (font) courier new dengan ukuran huruf (size) 12 dan

paragraf 1,5 spasi.

Pada tahapan akhir atau penyingan gambar, penulis ikut menemani

penyunting gambar dan juga ditemani oleh sutradara, bekerja sama dengan

penyunting gambar dalam pemilihan gambar mana saja yang sesuai dengan naskah.

3.3.6 Kendala Produksi dan Solusi nya

Dalam produksi drama televisi “Bakh Di Ujung Tua”. Saat menjalankan

tugas pada produksi, tentu tidak terlepas dari kendala yang dihadapi. Berikut ini

adalah beberapa kendala yang penulis hadapi pada saat proses produksi, dari pra

sampai paska produksi, serta solusi yang penulis lakukan untuk mengatasinya :

1. Kendala : Terjadi beberapa revisi naskah dan pengembangan cerita juga

penyesuain cerita yang berasal dari hasil imajinasi dan riset yang penulis

lakukan bersama sutradara.

Page 82: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

96

Solusi : Tetap konsisten dan stabil menulis naskah sesuai dengan

imajinasi penulis naskah dan kesepakatan dari tim produksi.

2. Kendala : Sulit menentukan karakter Kusnoyo karena berkendala dalam

menentukan lokasi.

Solusi : Mengubah karakter Kusnoyo yang sebelum nya pensiunan

TNI menjadi pensiunan PNS.

3.3.7 Lembar Kerja Penulisan Naskah

Dan adapun konsep penulisan naskah yang penulis gunakan dalam drama

televisi yang berjudul “Bakh Di Ujung Tua” ini adalah berkonsep natural atau

alamiah di mana penulis ingin memperlihatkan cerita ini seperti kehidupan nyata

yang terjadi sehari-hari.

Naskah merupakan perwujudan dari ide, cerita atau gagasan dalam bentuk

tulisan. Dalam produksi drama, biasanya naskah juga disebut skenario. Yang harus

diketahui saat mulai menulis naskah adalah naskah tersebut menceritakan tentang

apa, tentang siapa dan apa perasaan terpenting yang ingin disampaikan.

Dalam drama televisi ini, menggunakan plot lurus atau linear, dan semua

konfliknya selalu berkaitan dengan tokoh utama.

Page 83: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

97

A. SINOPSIS

Kusnoyo (50) pria paruh baya yang memiliki usaha warung. Dia membuka

warungnya mulai pagi hingga sore hari. Layaknya warung pada umumnya

yang pembelinya pun dari berbagai usia. Kusnoyo memiliki seorang anak

bernama Marsih (27) yang sudah menikah dan tinggal bersama suaminya.

Marsih yang ingin melihat orang tuanya bahagia di sisa umurnya yang terus

membujuk Kusnoyo untuk tinggal bersamanya namun Kusnoyo terus

menolak ajakannya dengan alasan ingin menghabiskan sisa hidupnya di

rumah dan warung tersebut seperti Alm. Istrinya. Marsih mulai khawatir

dengan Bapaknya diapun memutuskan untuk menuyuruh Yani (35)

memperhatikan Kusnoyo setiap harinya. Pada akhirnya Kusnoyo memiliki

keinginan untuk menikahi Yani.

Page 84: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

98

B. KARAKTERISTIK TOKOH

1. Kusnoyo

Kusnoyo adalah seorang pria tua berusia 50 tahun. Dia juga adalah mantan

PNS, ia tinggal seorang diri lantaran telah lama ditinggal oleh Alm. Istrinya.

Berkulit sawo matang, gagah, juga memiliki watak yang ramah, berwibawa,

romantis, dan bertanggung jawab.

2. Yani

Yani adalah seorang janda anak 1 berusia 35 tahun yang berkerja sebagai

pembantu. Dia bekerja untuk Marsih (anak Kusnoyo). Berkulit sawo matang,

berambut panjang, berat badan sedang, dan bertinggi badan sedang. Memiliki

watak yang ramah, menarik, dan keibuan.

3. Marsih

Marsih adalah seorang wanita berusia 27 tahun. Dia adalah anak dari

Kusnoyo yang telah menikah dan memiliki seorang anak dan seorang pekerja

kantoran. Berkulit kuning langsat, berambut panjang, rapih, peduli, disiplin,

dan keibuan.

Page 85: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

99

C. SKENARIO

“Bakh Di Ujung Tua”

Scene 1

EXT. DEPAN RUMAH KUSNOYO – DAY

Yani yang ingin mengantar Sigit sekolah melawati

rumah Kusnoyo, saat itu juga Kusnoyo sedang membuka

warungnya. Sigit pun menyapa Kusnoyo.

SIGIT

Kakek…

(menghampiri Kusnoyo dan mencium tangan Kusnoyo)

KUSNOYO

Iya cuuu… kamu baru berangkat ?

(mengelus kepala Sigit)

SIGIT

Iya kek… tadi Mba Yani nyuci pakaian dulu…

YANI

(tersenyum)

SIGIT

Kek aku mau permen itu dong…

(menunjuk permen)

KUSNOYO

Iya iya sebentar kakek ambilin…

(mengambil permen dan memberikannya ke Sigit)

SIGIT

Makasih ya kek…

(mengambil permen)

YANI

Ayo dek kita berangkat… Mari pak

(beranjak pergi)

Page 86: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

100

KUSNOYO

Iya iya Yani… hati – hati ya…

CUT TO.

Scene 2

EXT. WARUNG – DAY

Kusnoyo sedang makan bubur yang telah dibelinya.

CUT TO.

Scene 3

EXT. WARUNG – NIGHT

Suara adzan magrib mulai berkumandang Kusnoyopun

langsung menutup warungnya dan beranjak masuk ke

rumah.

CUT TO.

Scene 4

INT. DAPUR – NIGHT

Kusnoyo keluar dari kamar mandi berjalan menuju

kamarnya.

CUT TO.

Scene 5

INT. KAMAR – NIGHT

Terlihat foto sang Istri yang berada di sampul Buku

Yasin yang sedang di tutup oleh Kusnoyo.

KUSNOYO

Sodakallahul azim

(kusnoyo menutup buka yasin lalu menciumnya)

Kemudian Kusnoyo memrapihkan sajadahnya dan pergi ke

dapur.

Page 87: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

101

Scene 6

INT. DAPUR – NIGHT

Terlihat minyak yang sudah panas lalu telur yang

dimasukan oleh kusnoyo.

CUT TO.

Scene 7

INT. RUANG TAMU – NIGHT

Setelah menjaga toko seharian Kusnoyo sangat lahap

menyantap masakan buatannya. Dia makan di temani TV

tua yang sudah usang. Hari yang mulai gelap Kusnoyo

pun tertidur di atas sofa.

CUT TO.

Scene 8

EXT. WARUNG – DAY

Kusnoyo sedang makan bakso ditemani oleh tukang

bakso tersebut dan mereka berbincang.

KUSNOYO

wir…

(makan bakso)

TUKANG BAKSO

(duduk di depan warung)

KUSNOYO

Kemaren kemana Drong saya tungguin gak lewat – lewat

?

(mengambil uang dan memberikan kepada tukang bakso)

TUKANG BAKSO

Pulang kampung pak abis nengokin anak

(mengambil mangkuk dan uangnya)

KUSNOYO

Gimana anak dan istrimu sehat ?

Page 88: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

102

TUKANG BAKSO

Sehat pak alhamdulillah, tapi ya begitu pak dagang

sekarang makin sepi biaya hidup makin mahal,

ditambah istri saya sekarang lagi hamil tua.

(sedih)

KUSNOYO

Ya yang sabar ndrong, usaha harus terus jalan tapi

jangan lupa minta sama yang Kuasa

(menyemangati gondrong)

TUKANG BAKSO

Iya pakde, ayo pakde keliling dulu.

(beranjak pergi)

CUT TO.

Scene 9

EXT. DEPAN RUMAH – DAY

Ketika Kusnoyo sedang sholat sorang pembeli datang

lalu ia pergi kembali karena ia melihat kardus yang

bertuliskan “SEDANG SHOLAT”. kemudian Marsih datang

bersama Yani. Melihat kusnoyo tidak ada diwarung

marsih masuk bersama yani.

CUT TO.

Scene 10

INT. RUANG TV – DAY

Marsih masuk ke dalam rumah tak lama Kusnoyo keluar

dari kamar.

Kusnoyo

Loh sih

(menghampiri marsih yang sudah duduk di sofa)

Page 89: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

103

MARSIH

Pak kalo sholat warungnya di tutup dulu toh pak…

Kusnoyo

Iya sih, Kamu kesini sama siapa Sih ?

MARSIH

Sama yani pak dia nunggu diwarung,

Bapak makan apa hari ini ?

KUSNOYO

Makan bakso si Gondrong tadi…

MARSIH

Loh, kolesterol bapak kan tinggi !! Jangan makan

yang kaya gitu terus toh pak, besok Marsih masakin

ya…

(tegas)

KUSNOYO

Gausah Sih bapak engga mau ngerepotin kamu…

MARSIH

Kalo bapak engga mau ngerepotin Marsih, yaudah bapak

tinggal sama Marsih aja.

KUSNOYO

Udah gausah sih bapak masih bisa sendiri kok.

CUT TO.

Scene 11

INT. DEPAN RUMAH – DAY

Yani yang sedang duduk di warung tak sengaja

mendengar percakapan Kusnoyo dan Marsih.

Page 90: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

104

MARSIH (O.S)

Yaudah kalo bapak belum mau tinggal sama Marsih,

besok Marsih suruh Yani ngantar makanan buat Bapak.

Scene 12

INT. RUANG TAMU – DAY

Kusnoyo dan Yani melanjutkan perbincangan

MARSIH

Marsih pulang ya pak…

( mencium tangan lalu beranjak pergi)

CONT. D

Marsih juga mau pak ngebahagiain bapak…

Assalamualaikum

(keluar rumah)

KUSNOYO

Walaikumsalam

MARSIH

Ayo yan kita pulang

(mengajak Yani yang ada di warung)

YANI

Keluar dari warung

CUT TO.

Scene 13

EXT. DEPAN RUMAH KUSNOYO – DAY

Keesokan harinya Yani yang seperti biasa mengantar

Sigit ke sekolah melewati rumah Kusnoyo, dengan

membawa rantang yang berisikan makanan untuk Kusnoyo

sesuai apa yang sudah diperintahkan Marsih kemarin.

YANI

Assalamualaikum

(mengetuk pintu Kusnoyo)

KUSNOYO

Walaikumsalam

Page 91: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

105

(keluar rumah)

YANI

Pak ini sarapannya.

(memberikan rantang)

KUSNOYO

Aduh repot – repot kamu yan…

(mengambil rantang)

YANI

Udah gapapa pak saya berangkat nganter sigit dulu ya

pak…

(beranjak pergi)

SIGIT

Kek… aku berangkat dulu ya… Assalamualaikum

(cium tangan dan beranjak pergi

KUSNOYO

Walaikumsalam

(menutup pintu)

CUT TO.

Scene 14

INT. MEJA MAKAN – DAY

Di hari berikutnya Yani yang seperti biasa

mengantarkan makanan ke rumah Kusnoyo namun kali ini

Yani tidak langsung pulang Yani di ajak oleh Kusnoyo

untuk makan bersama.

YANI

Menyiapkan makanan yang telah di bawanya.

KUSNOYO

Yani, besok – besok jangan kaya kemaren ya…

Kalau mau bawain makan buat saya engga perlu banyak

– banyak yan, saya kan tinggal sendiri, kecuali kaya

sekarang, kamu mau nemenin saya makan.

(memperhatikan yani yang sedang menyiapkan makanan)

Page 92: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

106

YANI

Iya pak...

(yani menyiapkan makanan)

YANI

Makanan kesukaan bapak apa ? biar nanti yani masakin

(merapihkan piring)

KUSNOYO

Dulu alm. istri saya sering buatin sayur asem, tempe

goreng, ikan asin sama sambel.

YANI

Yaudah besok yani masakin ya pak.

(lanjut merapihkan piring)

KUSNOYO

Makasih ya yan

(kusnoyo tersenyum)

CUT TO.

Scene 15

INT. RUANG TAMU – DAY

Keesokan harinya Kusnoyo yang tertidur di atas sofa

mengenakan sarungnya. Hari sudah siang namun Kusnoyo

belom terbangun dari tidurnya dan warungnya pun

belum di buka. Tak lama Yani datang seperti biasa

membawa makanan untuknya. Melihat Kusnoyo yang

menggigil Yani pun iba dan berusaha membantu

Kusnoyo.

YANI

Assalamualaikum… loh bapak sakit ?

(masuk ke dalam rumah)

KUSNOYO

Iya yan, saya meriang…

(bangun dari tidurnya)

Page 93: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

107

YANI

Bapak mau yani kerokin ?

(menaruh makanan yang dibawanya)

KUSNOYO

Udah gak usah yan nanti minum obat juga sembuh kok…

YANI

Gapapa pak, sini biar yani kerokin...

(mencari minyak angin lalu duduk disamping Kusnoyo)

Melihat Yani yang telah membawa minyak angin dan

duduk disampingnya Kusnoyo langsung membuka bajunya

dan Yani langsung mengerok badan Kusnoyo.

KUSNOYO

Jadi inget alm. istri saya kalau lagi kaya gini,

dulu setiap pulang dinas pasti langsung dipijit sama

istri, sekarang terasa sepi semenjak dia udah

meninggal. Dia sosok seorang istri yang baik dan

perhatian terhadap suaminya.

(tersenyum)

YANI

Ternyata ibu sama bapak orangnya romantis juga ya

(terus mengerok)

KUSNOYO

Ya begitulah yan, makasih ya yan udah mau merawat

saya.

(merasakan sakit)

YANI

Iya pak, selagi bisa saya bantu, pasti saya bantu

pak…

(mengoles minyak di badan Kusnoyo)

KUSNOYO

Anak dan suami kamu gimana yan kabarnya ?

YANI

Anak saya baik pak Alhamdulillah, tapi saya sudah

lama menceraikan suami saya pak, dia seorang lelaki

Page 94: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

108

yang tidak bertanggung jawab pak, semenjak anak saya

lahir, saya pikir dia akan berubah menjadi sosok

seorang bapak yang patut dijadikan panutan, tapi

kenyataannya tidak. Dia masih saja mabuk – mabukan,

bermain judi dan tidak pernah memberi saya nafkah.

(terus mengerok)

KUSNOYO

Yang sabar ya yan...

(CONT. D)

Kenapa gak kamu ajak anakmu tinggal disni, nanti

kan bisa sekolah disini yan.

YANI

Maunya sih gitu pak, tapi biaya sekolah disini kan

mahal, gaji yang dari Bu Marsih kan cuma cukup untuk

biaya hidup di kampung pak.

(mengerut punggung Kusnoyo)

KUSNOYO

(hanya terdiam lalu memakai bajunya)

YANI

Oya,kalau begitu saya pamit ya pak, jangan lupa di

makan ya pak.

(beranjak pergi)

KUSNOYO

Makasih banyak ya yan...

CUT TO.

Scene 16

INT. KAMAR – NIGHT

Waktu magrib pun tiba Kusnoyo langsung melaksanakan

solat, selesai solat magrib Kusnoyo membaca yasin di

kamarnya.

KUSNOYO

Sedang membaca yasin

Page 95: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

109

Scene 17

INT. RUANG TAMU - NIGHT

Kusnoyo yang sedang membaca yasin di kamar tak lama

Marsihpun datang.

MARSIH

Assalamualaikum

(membuka pintu)

KUSNOYO

Walaikumsalam… shodakalllahulazim…

(menutup buku yasin)

MARSIH

Mencium tangan Kusnoyo lalu duduk di sampingnya.

KUSNOYO

Ada apa sih ?

MARSIH

Kata Yani bapak sakit ?

(khawatir)

KUSNOYO

Iya cuma meriang kok, tadi juga udah dikerokin sama

Yani...

MARSIH

Kok bapak gak bilang sama Marsih ? kalau kaya gini

mulai sekarang bapak harus mau tinggal sama

marsih!!!

(dengan nada yang sangat tegas)

KUSNOYO

Udah gapapa sih, bapak masih bisa kok urus diri

bapak sendiri, lagian kan sekarang udah ada yani

yang bantuin bapak.

MARSIH

Tapi bapak tetep engga ke kontrol sama Marsih, kalo

bapak tinggal sama Marsih kan bapak jauh lebih ke

Page 96: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

110

kontrol pak, terus bapak juga bisa main sama Sigit

dan bapak gak perlu lagi buat ngurusin warung yang

udah tua itu.

(dengan tegas)

KUSNOYO

Marsih, bukan bapak gak mau tinggal sama kamu, tapi

bapak mau seperti ibu yang mengahabiskan sisa

umurnya di rumah dan di toko ini. Dan kamu harus tau

selain dari penghasilan bapak, warung ini juga

berjasa untuk kehidupan kamu sebelum kamu menikah.

MARSIH

(terdiam)

CUT TO.

Scene 18

INT. KAMAR MANDI – DAY

Karena merasa sudah sembuh Kusnoyopun mandi ditemani

alunan lagu kesukaannya. Ketika dia menggosokan

punggungnya dengan sabun Kusnoyo merasakan kembali

sentuhan lembut dari seorang Yani.

CUT TO.

Scene 19

INT. RUMAH – DAY

Hari ini Kusnoyo terlihat ingin tampil berbeda di

hadapan Yani. Diapun memutuskan untuk mencukur

rambutnya. Dengan rambut yang sudah di cukur rapih,

dia menyisir rambutnya di depan kaca.

CUT TO.

Scene 20

INT. MEJA MAKAN – DAY

Kusnoyo dan yani menyantap makanan yang sudah dibawa

oleh yani. Tak lama merekapun selesai makan.

Page 97: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

111

YANI

Ini saya masakin makanan kesukaan bapak.

(menyiapkan makanan)

KUSNOYO

Terima kasih yan.

(sambil menatap yani)

CONT. D

Hari ini kamu keliatan berbeda yan,

(sambil makan)

YANI

Bapak juga terlihat lebih gagah hari ini.

(menatap Kusnoyo)

Merekapun melanjutkan makannya kemudian Kusnoyo

berbicara.

KUSNOYO

Besok tolong suruh Marsih datang kesini ya, yan.

(selasai makan)

YANI

Baik pak.

(merapihkan piring)

Scene 21

INT. RUANG TAMU – DAY

Keesokan harinya Kusnoyo tidak membuka warungnya dia

menunggu kedatangan Marsih yang telah menerima pesan

darinya yang disampaikan oleh Yani. Marsih pun

datang dengan perasaan senang, dia mengira Kusnoyo

akan segera tinggal bersamanya.

Page 98: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

112

MARSIH

Assalamualaikum

(masuk ke dalam rumah)

KUSNOYO

Walaikumsalam, duduk sih

MARSIH

Ada apa pak tiba – tiba Marsih disuruh kesini ?

(duduk di samping Kusnoyo)

KUSNOYO

Ada yang mau bapak bicarakan sih ?

MARSIH

Tentang apa pak? Bapak udah mau tinggal sama marsih

ya ?

(tersenyum)

KUSNOYO

Bukan itu sih,

(bingung)

MARSIH

Lantas apa pak ?

(bingung)

KUSNOYO

Kira – kira kamu setuju ndak, kalo bapak menikah

lagi ?

(ragu)

MARSIH

Menikah ? menikah sama siapa pak ?

(kaget mendengar kusnoyo ingin menikah lagi)

MARSIH (CONT. D)

Bapak jangan aneh – aneh deh, bapak kan sudah tua

pak…

(tegas)

Page 99: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

113

KUSNOYO

Iya sih bapak tau, tapi setelah bapak pikir bapak

butuh sosok seorang istri yang bisa ngerawat bapak

di sisa umur bapak.

(dengan tegas menyampaikan keinginannya)

MARSIH

Terus calon nya siapa pak ?

(kaget)

KUSNOYO

Yani sih,

(ragu)

MARSIH

Yani ?

(makin kaget)

MARSIH (CONT. D)

Marsih gak setuju pak, atas dasar apa bapak ingin

menikahi Yani ?.

(tegas)

KUSNOYO

Bapak melihat sosok ibumu di dalam diri Yani sih,

dia wanita yang baik, tegar, kuat dan bapak tau dia

memiliki perasaan yang sama terhadap bapak.

MARSIH

Tapi marsih tetep gak setuju pak, lebih baik Bapak

tinggal dengan Marsih daripada bapak menikah dengan

Yani.

(tegas)

Setelah Yani mengutarakan ketidak setujuannya

Kusnoyo terdiam sejenak dan lalu berkata.

KUSNOYO

Katanya mau bahagiain bapak ?

(merayu marsih)

Page 100: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

114

MARSIH

(menghela napas)

DIP TO BLACK.

Scene 22

INT. KAMAR MANDI – DAY

Kusnoyo yang sedang mandi seperti biasa di temani

musik kesukaannya.

CUT TO.

Scene 23

INT. MEJA MAKAN – DAY

Sebelum membuka warungnya Kusnoyo yang telah menikah

dengan Yani, menyempatkan makan bersama dengan Yani

dan anaknya. Setelah selesai makan anaknya bergegas

untuk berangkat ke sekolah.

ANAK YANI

Bu, aku berangkat ya.

(Mencium tangan Yani)

CONT. D

Pak, aku berangkat ya... Assalamualaikum

(mencium tangan Kusnoyo)

Kusnoyo

Hati – hati ya nak, walaikumsalam

Kusnoyo yang telah selesai makan berenjak pergi

meninggalkan meja makan untuk membuka warungnya.

Kemudian Yani membereskan piring yang berada di meja

makan.

SELESAI.

D. Treatment

Page 101: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

115

1. EXT. DEPAN RUMAH KUSNOYO – DAY

Yani yang ingin mengantar Sigit sekolah melawati rumah Kusnoyo, saat itu

juga Kusnoyo sedang membuka warungnya. Sigit pun menyapa Kusnoyo.

2. EXT. WARUNG – DAY

Kusnoyo sedang makan bubur di warung.

3. EXT. WARUNG – NIGHT

Suara adzan magrib mulai berkumandang Kusnoyopun langsung menutup

warungnya dan beranjak masuk ke rumah.

4. INT. RUMAH – NIGHT

Terdengar suara keran, suara mengguyur air dari kamar mandi dan suara

kesunyian Kusnoyo yang sejak lama kehilangan istrinya.

5. INT. KAMAR – NIGHT

Terlihat foto sang Istri yang berada di sampul Buku Yasin yang sedang di

tutup oleh Kusnoyo.

6. INT. DAPUR – NIGHT

Terlihat minyak yang sudah panas lalu telur yang dimasukan oleh kusnoyo.

7. INT. RUANG TAMU – NIGHT

Page 102: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

116

Setelah menjaga toko seharian Kusnoyo sangat lahap menyantap masakan

buatannya. Dia makan di temani TV tua yang sudah usang. Hari yang mulai

gelap Kusnoyo pun tertidur di atas sofa.

8. EXT. WARUNG – DAY

Kusnoyo memakan bakso dan berbincang dengan tukang bakso tersebut.

9. EXT. DEPAN RUMAH – DAY

Ketika Kusnoyo sedang sholat sorang pembeli datang lalu ia pergi kembali

karena ia melihat kardus yang bertuliskan “SEDANG SHOLAT”. kemudian

Marsih datang bersama Yani. Melihat kusnoyo tidak ada diwarung marsih

masuk bersama yani.

10. INT. RUANG TV – DAY

Marsih masuk ke dalam rumah tak lama Kusnoyo keluar dari kamar.

11. INT. DEPAN RUMAH – DAY

Yani yang sedang duduk di warung tak sengaja mendengar percakapan

Kusnoyo dan Marsih.

12. INT. RUANG TAMU – DAY

Kusnoyo dan Yani melanjutkan perbincangan

13. EXT. DEPAN RUMAH KUSNOYO – DAY

Page 103: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

117

Keesokan harinya Yani yang seperti biasa mengantar Sigit ke sekolah

melewati rumah Kusnoyo, dengan membawa rantang yang berisikan

makanan untuk Kusnoyo sesuai apa yang sudah diperintahkan Marsih

kemarin.

14. INT. MEJA MAKAN – DAY

Di hari berikutnya Yani yang seperti biasa mengantarkan makanan ke rumah

Kusnoyo namun kali ini Yani tidak langsung pulang Yani di ajak oleh

Kusnoyo untuk makan bersama.

15. INT. RUANG TAMU – DAY

Keesokan harinya Kusnoyo yang tertidur di atas sofa mengenakan sarungnya.

Hari sudah siang namun Kusnoyo belom terbangun dari tidurnya dan

warungnya pun belum di buka. Tak lama Yani datang seperti biasa membawa

makanan untuknya. Melihat Kusnoyo yang menggigil Yani pun iba dan

berusaha membantu Kusnoyo.

16. INT. KAMAR – NIGHT

Waktu magrib pun tiba Kusnoyo langsung melaksanakan solat, selesai solat

magrib Kusnoyo membaca yasin di kamarnya.

17. INT. RUANG TAMU - NIGHT

Kusnoyo yang sedang membaca yasin di kamar tak lama Marsihpun datang.

Page 104: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

118

18. INT. KAMAR MANDI – DAY

Karena merasa sudah sembuh Kusnoyopun mandi ditemani alunan lagu

kesukaannya. Ketika dia menggosokan punggungnya dengan sabun Kusnoyo

merasakan kembali sentuhan lembut dari seorang Yani.

19. INT. RUMAH – DAY

Hari ini Kusnoyo terlihat ingin tampil berbeda di hadapan Yani. Diapun

memutuskan untuk mencukur rambutnya. Dengan rambut yang sudah di

cukur rapih, dia menyisir rambutnya di depan kaca.

20. INT. MEJA MAKAN – DAY

Kusnoyo dan yani menyantap makanan yang sudah dibawa oleh yani. Tak

lama merekapun selesai makan.

21. INT. RUANG TAMU – DAY

Keesokan harinya Kusnoyo tidak membuka warungnya dia menunggu

kedatangan Marsih yang telah menerima pesan darinya yang disampaikan

oleh Yani. Marsih pun datang dengan perasaan senang, dia mengira Kusnoyo

akan segera tinggal bersamanya.

22. INT. KAMAR MANDI – DAY

Kusnoyo yang sedang mandi seperti biasa di temani musik kesukaannya.

Page 105: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

119

23. INT. MEJA MAKAN – DAY

Sebelum membuka warungnya Kusnoyo yang telah menikah dengan Yani,

menyempatkan makan bersama dengan Yani dan anaknya. Setelah selesai

makan anaknya bergegas untuk berangkat ke sekolah.

3.4. Proses Kerja Camera Person

Page 106: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

120

Camera Person merupakan seseorang yang bertugas merekam gambar

dengan menggunakan perangkat keras kamera video yang direkam melalui pita

video, memory, hard-disk atau media penyimpanan lainnya sesuai dengan arahan

sutradara atau pengarah acara.

Camera Person tidak hanya dapat menghasilkan gambar yang baik, tapi

seorang penata kamera harus memahami motivasi dan informasi apa saja yang

dibutuhkah untuk memenuhi kebutuhan gambar, Camera Person yang hanya

mengoperasikan kamera saja belum dapat sebagai Camera Person profesional.

Camera Person dapat dikatakan Camera Person profesional jika telah mempelajari

dan memahami teori dasar Camera Person serta memiliki jam terbang atau

pengalaman produksi yang cukup.

Seorang Camera Person juga dituntut untuk mampu menghadirkan certa

yang menarik, mempesona dan menyentuh emosi penonton melalui gambar demi

gambar yang direkamnya di dalam kamera. Di dalam tim produksi, penata kamera

memimpin departemen kamera. Seorang penata kamera tidak hanya dituntut

menghasilkan gambar yang baik, tapi seorang penata kamera juga harus memahami

motivasi dan informasi apa saja yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan

gambar yang diinginkan.

Menurut Kusumawati dkk (2015:131) mengatakan bahwa, “Untuk

menghasilkan gambar yang tidak hanya dapat dilihat dari aspek teknis saja, namun

aspek non teknis lebih dituntut seorang penata kamera agar pesan dari gambar yang

direkam melalui kualitas gambar yang baik dan pesan yang dapat diterima oleh

penonton.”

Page 107: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

121

Berdasarkan kutipan tersebut menurut penulisan dalam menghasilkan

gambar, Camera Person dituntut untuk merekam gambar dengan baik agar pesan

atau cerita yang ada digambar tersampaikan dengan baik ke penonton.

Menurut Rusmal Latief (2015:131) menyimpulkan bahwa :

Cameraman atau penata gambar orang yang bertanggung jawab atas pengambilan

gambar untuk program televisi ada beberapa istilah yang melekat pada kata

cameraman ini, diantaranya : (1) Operator Kamera : bertugas yang hanya menangani

kamera saat dilakukan produksi dengan multicamera (2) Campers (Kamera Person)

adalah seseorang yang memegang kamera untuk program berita dan bertanggung

jawab dengan objek gambar yang direkamnya.

Berdasarkan dari kutipan diatas penulis sebagai Camera Person harus

memahami tentang konsep visual yang ingin diciptakan dalam drama televisi “Bakh

Di Ujung Tua” ini, karena untuk sebuah cerita yang bagus harus memiliki konsep

visual yang sudah terstruktur dengan baik.

Seorang Camera Person harus bisa mengerti dengan komposisi serta semua

aspek teknis berikut dari segi sudut pengambilan gambar, ukuran gambar hingga

pergerakan gambar. Begitu juga dengan pengendalian kamera untuk menyelesaikan

permasalahan teknis dan berkoordinasi dengan sutradara yang muncul selama

perekaman gambar.

Gambar yang dihasilkan oleh seorang Camera Person harus mampu

menyampaikan pesan kepada audience. Penulis sebagai Camera Person bertanggung

jawab penuh pada sebuah karya visual yang dikerjakan. Untuk menghasilkan gambar

tidak hanya dapat dilihat dari aspek teknis saja, tapi aspek non teknis juga harus

Page 108: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

122

diperhatikan agar menghasilkan kualitas gambar yang baik serta pesan yang

disampaikan dapat diterima kepada audience.

3.4.1. Pra Produksi

Tahap pra produksi merupakan tahap yang paling menentukan hasil gambar

yang baik, pada tahap ini Camera Person akan melakukan beberapa pekerjaan yang

bersifat teknis maupun non teknis. Pada tahap ini saya selaku penulis melakukan

diskusi dengan para tim crew lain, degan membahas tema yang akan diambil,

membahas tempat yang akan digunakan untuk produksi, dan membahas seluruh

kesiapan untuk produksi mulai dari rapat diskusi dengan produser dan sutradara

membahas mengenai alat yang akan digunakan.

Menurut Kusumawati dkk (2017:69) mengatakan bahwa, “Tiga tahapan yang

akan dilakukan oleh penata kamera untuk menghasilkan sebuah gambar akhir visual

terdiri dari tiga tahap, pra produksi, produksi, dan pasca produksi.”

Berdasarkan kutipan diatas tahap pra produksi merupakan tahap yang paling

menentukan hasil gambar yang baik. Pada tahap ini, penulis sebagai seorang Camera

Person akan melakukan beberapa pekerjaan yang bersifat teknis maupun non teknis.

Juga mempersiapkan fasilitas yang akan mendukung jalanny aprodes produksi

seperti pemilihan kamera, peralatan penunjang, memilih lensa, dan lain-lain, agar

tidak ada kesalahpahaman antara naskah cerita dan pengambilan gambar yang

ditentukan oleh sutradara, penulis naskah, dan Camera Person.

Page 109: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

123

Di sini penulis juga membuat shoot list, mempelajari teknis produksi

khususnya teknis kamera dan mendiskusikan dengan sutradara untuk mencapai visi

dan misi yang sama.

Adapun kamera yang digunakan dalam produksi drama “Bakh Di Ujung

Tua” ini penulis dan tim sepakat menggunakan single camera dengan jenis Sony

HXR-NX5R dan perlengkapan pendukung seperti tripod dan HDMI.

Penulis sebagai Camera Person yang harus memahami betul teknik dan segi

pengambilan gambar baik shoot size, angel, dan movement kamera, merancang

Storyboard dan Floorplan untuk memahami alur cerita yang akan diproduksi dan

menentukan penempatan kamera, pemain/talent. Membuat shoot list dan diskusi

dengan sutradara untuk mencapai visi dan misi produksi yang sama.

Berikut teknik dasar pengambilan gambar menurut Kusumawati dkk, (2007:80)

antara lain :

1. Shoot Size (Ukuran Gambar)

Shoot size adalah ukuran besar kecilnya subjek dalam sebuah frame yang

memiliki informasi dan makna berbeda sesuai dengan ukuran masing-masing

shoot size. Contoh shoot size yang biasa digunakan di dunia audio visual

adalah :

a. Extreme Close Up (EXCU)

Digunakan untuk detail suatu objek memberikan informasi ekspresi.

Page 110: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

124

b. Big Close Up (BCU)

Wajah objek memenuhi layar, fungsinya untuk memunculkan ekspresi

objek.

c. Close Up (CU)

Hanya menampilkan kepala objek. Fungsinya untuk menekannya ekspresi

objek dan membantu penonton untuk merasakan apa yang dirasakan

objek.

d. Medium Close Up (MCU)

Menampilkan kepala, pundak dan sebagian dada. Fungsinya untuk

memperjelas profil objek kepada penonton.

e. Medium Shoot (MS)

Menampilkan ujung kepala hingga batang pinggang. Fungsinya untuk

memperlihatkan objek lebih jelas kepada penonton. Penonton dapat lebih

mengenali objek dan apa yang dilakukan.

f. Knee Shoot (KS)

Pengambilan gambar dari ujung kepala hingga lutut, shoot ini lebih netral,

tidak ada penekanan yang terlalu mendalam namun kita dapat melihat di

mana objek berada.

g. Full Shoot (FS)

Pengambilan gambar penuh dari ujung kepala hingga kaki. Fungsinya

untuk memberikan informasi disekeliling objek.

h. Long Shoot (LS)

Pengambilan gambar yang luas. Fungsinya untuk memberikan informasi

bahwa objek merupakan bagian dari lingkungan.

Page 111: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

125

Berdasarkan kutipan diatas penulis sebagai Camera Person menyimpulkan

bahwa dalam melakaukan pengambilan gambar banyak berbagai ukuran

pengambilan gambar.

2. Komposisi Gambar

Komposisi gambar adalah penataan elemen-elemen gambar dalam

sebuah frame. Elemen-elemen ini mencakup bentuk, garis, warna, terang dan

gelap. Komposisi yang baik akan menghasilkan gambar tampak lebih

menarik.

Adapun jenis-jenis komposisi gambar antara lain :

a. Bentuk

Komposisi ini dipakai penata kamera untuk memberikan penekanan

secara visual kualitas bentuk objek benda.

b. Garis

Komposisi ini terbentuk dari pengemasan garis secara dinamis. Garis

tersebut berupa garis lurus, melingkar atau melengkung.

c. Warna

Komposisi warna akan memberikan sebuah pesan yang elegan dan

dinamis pada sebuah gambar.

d. Terang dan Gelap

Pengkomposisian gelap dan terang digunakan sebagai visualitas sebuah

objek.

Berdasarkan kutipan diatas dalam melakukan pengambilan gambar banyak

elemen-elemen yang harus digunakan agar gambar menjadi lebih baik.

Page 112: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

126

3. Camera Angle

Camera Angle dalam pengertian audio visual berati sudut

pengambilan gambar yang menekankan tentang posisi kamera berada pada

sudut tertentu dalam merekam gambar. Macam-macam camera angle, yaitu:

a. Normal Angle / Eye Level

Pengambilan disudut yang normal, sejajar dengan mata kita.

b. High Angle

Pengambilan gambar pada sudut yang tinggi.

c. Low Angle

Pengambilan gambar pada sudut yang rendah.

d. Bird Angle

Pengambilan gambar pada sudut yang sangat tinggi dan jauh.

e. Frog Angle

Pengambilan gambar pada sudut yang super rendah dan dekat

Berdasarkan kutipan diatas menurut penulis sebagai Camera Person dalam

pengambilan gambar ada beberapa sudut/teknik dalam pengambilan gambar.

4. Movement (Pergerakan Kamera)

Pergerakan kamera sangat penting untuk dilakukan oleh penata

kamera. Suasana kedinamisan gambar dan dimensi yang dapat terkesan tiga

dimensi dapat tercipta menggunakan teknik ini.

Dengan menggabungkan antara skill yang dimiliki dengan teknologi,

tentunya dengan arahan dari seorang sutradara tentang rencana visual yang

akan dibuat. Secara sistematis rencana ini dibuat ke dalam direct treatment.

Page 113: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

127

Dengan direct treatment memudahkan semua elemen crew dalam bekerja

nantinya. (Kusumawati dkk, 2017:99)

Berdasarkan kutipan diatas penulis sebagai Camera Person dalam

pengambilan gambar dibutuhkan teknik movement agar gambar terlihat

seperti tiga dimensi.

3.4.2 Produksi

Segala perencanaan yang telah dipersiapkan dalam tahap pra produksi, akan

direalisasikan pada tahap produksi. Penulis sebagai seorang Camera Person dalam

produksi membantu sutradara untuk menerjemahkan bahasa tulisan ke dalam visual.

Setiap gambar yang disampaikan kepada penonton.

Menurut (Kusumawati dkk, 2017:7) mengatakan bahwa “ Segala perencaaan

yang telah dipersiapkan dalam tahap praproduksi, akan direalisasikan pada tahap

produksi. Seorang penata kamera akan memantau sutradara atau pengarah acara

untuk menterjemahkan bahasa tulisan ke dalam bahasa visual“.

Dari kutipan diatas menjelaskan bahwa tahap ini Camera Person bekerjasama

bersama sutradara untuk menerjemahkan script ke dalam bentuk visual.

Beberapa tugas penting Camera Person pada tahap produksi yaitu

mengoperasikan kamera dan merekam gambar untuk produksi, bekerjasama dengan

sutradara pada saat proses pengambilan gambar agar sesuai dengan naskah,

memberikan masukan kepada sutradara untuk menghasilkan gambar yang terbaik,

Page 114: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

128

selalu menjaga kontinuitas gambar. Bertanggung jawab untuk menjaga kamera eama

proses produksi agar kamera tetap pada kondisi normal dan siap digunakan.

Proses produksi dalam drama ini berlangsung selama tiga hari. Adapun yang

penulis kerjakan di hari pertama produksi yang berlokasi di Depok. Dalam sebuah

tugas pengambilan gambar penulis sebagai seorang Camer Person memutuskan hal-

hal apa saja yang perlu diambil gambarnya dengan kamera, sesuai dengan arahan

sutradara. Dihari pertama penulis sebagai Camera Person mengambil gambar

eksterior atau diluar ruangan.

Dihari kedua produksi yang berlokasi di Depok. Dalam sebuah tugas

pengambilan gambar penulis sebagai seorang Camera Person melaksanakan tugas

dan kewajibannya yang bersifat teknis di dalam set ruangan dan juga di luar ruangan

atau eksterior.

Dihari ketiga yang berlokasi di Depok. Dalam sebuah tugas pengambilan

gambar penulis sebagai seorang Camera Person masih melakukan pengambilan

gambar di dalam set ruangan.

Proses pengambilan gambar dilapangan atau shooting, pada tahap ini Camera

Person harus menghasilkan sebuah gambar sesuai dengan arahan sutradara.

3.4.3 Pasca Produksi

Pada tahap pasca produksi tidak banyak hal yang dilakukan oleh Camera

Person. Camera Person pada tahap ini bertugas untuk menyusun camer report untuk

Page 115: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

129

mempermudah pekerjaan Penyunting Gambar. Segala informasi yang telah dilakukan

dalam proses produksi dilaporkan lengan dengan keterangan hasil produksi.

Menurut (Kusumawati dkk 2017:77) menyimpulkan bahwa :

Pada tahap pasca produksi tidak banyak hal yang dilakuakn oleh penata kamera.

Untuk produksi drama, penata kamera biasanya membantu sutradara dan editor untuk

menjelaskan hal – hal yang dikurang mengerti. Namun biasanya sutradara dan

produser dapat menjelaskannya langsung kepada editor. Penata kamera pada tahap

ini juga bertugas untuk menyusun camera report untuk mempermudah pekerjaan

editor. Segala informasi yang telah dilakukan dalam proses produksi dilaporkan

lengkap dengan keterangan hasil produksi.

Dalam kutipan diatas camera report dapat mempermudah tim produksi

khususnya Camera Person untuk mengetahui gambar-gambar mana saja yang dapat

digunakan untuk proses penyuntingan gambar karena camera report sebagai

pedoman penyuntingan gambar dalam melaksanakan proses penyuntingan gambar.

Penulis masih mempunyai tugas dan kewajiban dalam pasca produksi

dikarenakan masih harus bekerja sama dengan pengambilan gambar yang ada

kemudian akan diproses oleh penyunting gambar dengan arahan sutradara sehingga

didapat sebuah drama televisi yang telah disepakati bersama.

3.4.4. Peran Dan Tanggung Jawab

Camera Person berbicara tentang bagaimana satu profesi itu melakukan

pekerjaan, berarti akan membahas tentang tugas dan tanggung jawab. Seperti profesi

Page 116: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

130

lainnya, Camera Person sebagai bagian dari kru produksi film dan televisi

mempunyai tugas dan tanggung jawab yang spesifik.

Camera Person bertanggung jawab dalam berbagai aspek, diantaranya

berdiskusi dengan produser serta sutradara, membahas tentang rencana produksi

mempelajari naskah menyiapkan peralatan kamera, menentukan teknik pengambilan

gambar mulai dari shoot list, angle, movement,serta menghasilkan gambar dengan

baik dan benar sesuai dengan director treatment yang sudah dibuat. Seorang Camera

Person berkewajiban untuk melaksanakan perekaman visual secara teknis sesuai

arahan dari sutradara baik dalam hal komposisi, sudut pengambilan, gerak kamera

dengan segala perubahannya. Seorang Camera Person harus memastikan bahwa

tidak ada kesalahan yang dilakukan saat mengambil gambar. Penulis sebagai Camera

Person harus memastikan bahwa penulis pengambilan gambar tajam, komposisi

gambar yang tepat, pengaturan level yang sesuai dan penulis harus mendapatkan

gambar yang terbaik. Pada umumnya seorang Camera Person tidak bekerja sendiri (

kecuali untuk hal tertentu, dan secara umum tugas dan tanggung jawab penulis

sebagai Camera Person adalah berdiskusi dengan produser serta sutradara,

membahas tentang rencana produksi serta mempelajari naskah dan juga berdiskusi

tentang bagaimana agar mendapatkan gambar yang baik. Camera Person juga

memilih peralatan kamera serta penunjangnya saaat sedang melakukan pengambilan

gambar atau shooting.

Page 117: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

131

3.4.5. Proses Penciptaan Karya

Salah satu keberhasilan untuk karya audio visual yang baik adalah persiapan

yang baik. Penulis dalam produksi drama televisi yang berjudul “Bakh Di Ujung

Tua” ini bertugas menjadi Camera Person dikarenakan penulis tertarik untuk

menjalani tugas tersebut, hal ini menjadi tantangan bagi penulis unyuk menghasilkan

sebuah karya drama yang menarik untuk dilihat bagi para penonton drama televisi.

Penulis juga harus sering menonton acara drama di televisi dan melalui media online

sebagai inspirasi.

Dalam proses penciptaan suatu karya, seorang seniman atau creator dalam

menuangkan ide – idenya dapat melalui beberapa tahapan, diantaranya membuat

desain untuk menemukan suatu bentuk yang optimal, penyelesaian bentuk karya

dengan media yang disesuaikan begitu juga dengan penulis, kesuksesan dalam

menghasilkan suatu karya ditentukan oleh penganturan atau penyusunan unsur –

unsur berdasarkan kaidah – kaidah komposisi, seperti gelap terang, tekstur dan warna

dalam karya tersebut. Sedangkan komposisi adalah elemen – elemen gambar dalam

frame sehingga menjadi kesatuan, keseimbangan dan irama.

a. Konsep Produksi

Ketika mambicarkan konsep kreatif penullis sebagai Camera Person bertugas

merekam gambar dan seorang Camera Person itu harus punya angle-angle yang

sesuai dengan apa yang ada di naskah. Memakai sistem Single Camera, sebelum

melakukan mengambilan gambar diambil dengan menggunakan camera Sony HXR-

NX5R di bantu dengan alat tripod.

Page 118: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

132

Penulis sebagai operator kamera berperan juga dalam memberi konsep

kreatif, terutama dalam pengambilan gambar. Hal yang harus operator kamera

lakukan adalah memberi ide tentang angle yang menarik agar penonton tidak merasa

jenuh dan bosan. Seorang Camera Person juga mampunyai rasa (sense of art)

kreatifitas dalam menciptakan dalam sebuah gambar serta juga membangun (mood)

suatu visual dan keseimbangan gambar.

Penulis juga harus berdiskusi serta memberi saran kepada sutradara tentang

pengambilan gambar dalam pengembangan direct treatment yang sudah ditentukan

sehingga pilihan gambar saat produksi berlangsung. Dengan begitu shoot-shoot yang

di hasilkan pun akan menjadi lebih hidup dan bervariasi.

Kerjasama antara Camera Person dan sutradara televisi dalam

pengembangan konsep kreatif sangat di butuhkan agar program televisi yang di

hasilkan menjadi menarik.

b. Konsep Produksi

Penulis sebagai seorang Camera person dalam proses produksi mempunyai

tanggung jawab menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan saat produksi. Seperti kamera

dan tripod. Konsep pada saat produksi sebagai Camera Person sudah seharusnya

mengikuti sutradara dalam pengambilan gambar yang sutradara inginkan, Camera

Person juga harus menyiapkan stockshoot sebanyak mungkin agar mempermudah

dan memberikan banyak pilihan bagi penyunting gambar saat penyuntingan gambar.

Camera Person juga bertanggung jawab dalam keselarasan warna dari shoot

yang di hasilkan pada saat produksi, serta kesesuaian shoot yang diambil seperti yang

Page 119: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

133

sudah di rencanakan dalam direct treatment sebelumnya. Factor lokasi yang berbeda

– beda di dalam ruangan atau indoor serta di luar ruangan atau outdoor.

3.4.6 Kendala Produksi Dan Solusinya

Kendala merupakan halangan rintangan dengan keadaan yang membatasi,

menghalangi atau mencegah sasaran, dalam hal ini kendala yang dibahas adalah

kendala saat masa produksi itu berlangsung, dimana ada kendala pasti disitu ada

solusi yang bisa di selesaikan kendala tersebut, ini lah beberapa kendala yang dialami

oleh penulis pada saat masa produksi.

1. Kendala saat produksi yaitu kaki tripod yang patah di tengah-tengah

shooting berlangsung. Solusinya melem kaki tripod dengan lakban sehingga tripod

normal kembali.

2. ketika shooting malam dan di scene adalah siang sehingga merubah angle

agar tidak terlalu mengarah ke luar ruangan .

Lembar Kerja Penata Penata Kamera

a. Konsep Penata Kamera

Penulis sebagai penata kamera berperan juga dalam mamberi konsep

yang kreatif, terutama dalam pengambilan gambar. Hal yang harus

penta kamera lakukan adalah memberi ide tentang angle menarik agar

penonton tidak meras jenuh dan bosan. Penulis sebagai penata kamera

juga bertanggung jawab dalam keselarasan warna dari shoot yang di

Page 120: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

134

hasilkan pada saat produksi, serta kesesuaian shoot yang diambil

sesuai yang direncanakan dalam direct treatment sebelumnya. Faktor

lokasi yang berbeda – beda didalam ruangan atau indoor serta di luar

ruangan outdoor yang harus di perhatikan oleh penulis selaku penata

kamera, agar menjaga warna pada gambar tetap konstan atau selaras.

Penulis juga berdiskusi serta meberi saran kepada sutradara tentang

pengambilan gambar dalam pengembangan direct treatment yang

sudah ditentukan sehingga memiliki pilihan gambar saat produksi

berlangsung. Dengan begitu shoot – shoot yang di hasilkan pun akan

menjadi lebih hidup dan bervariasi. Dalam sebuah konsep teknis

penulis sebagai seorang penata kamera melakukan beberapa persiapan

peralatan. Beberapa peralatan yang di pakai oleh penata kamera dalam

produksi drama televisi “Bakh Diujung Tua” adalah kamera Sony

Hxr-Nx5r

Page 121: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

135

III.13 CAMERA REPORT

Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah P

Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah

Durasi : 24 Menit

No

Scene

Shot

Visual

Take

Video

Notes Shot Size Angle Moving

1 1 1 Close Up Eye

Level

Pan 1 Sepatu yang sedang dipakai OK

2 1 2 Close Up Eye

Level

Still 1 Tangan yani menggandeng OK

3 1 3 Medium Eye

Level

Still 3 Wajah Yani OK

4 1 4 Long Eye

Level

Pan 3 Yani dan Sigit menuju rumah

kusnoyo dan Kusnoyo

menyambutnya

OK

5 1 5 Medium Eye

Level

Still 2 Sigit berbicara OK

Page 122: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

136

6 1 6 Medium Eye

Level

Still 2 Yani berbicara OK

7 2 1 Full Eye

Level

Still 2 Kusnoyo sedang makan di warung OK

8 3 1 Long Eye

Level

Still 3 Kusnoyo sedang menutup warung OK

9 4 1 Medium Eye

Level

Pan 1 Kusnoyo selesai mandi OK

10 5 1 Full Eye

Level

Still 1 Kusnoyo mengaji di kamar OK

11 5 2 Close Up Eye

Level

Still 1 Kusnoyo sedang mencium surat

yasin

OK

12 5 3 Close Up Eye

Level

Still 1 Kusnoyo menaruh buku yasin

yang sudah dibacanya

OK

13 6 1 Close Up Eye

Level

Still 2 Kusnoyo sedang memasak telur OK

14 6 2 Full Eye

Level

Still 2 Kusnoyo sedang memasak telur OK

15 7 1 Full Eye Still 3 Kusnoyo sedang makan di depan OK

Page 123: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

137

Level tv

16 7 2 Medium Eye

Level

Pan 1 Kusnoyo sedang makan di depan

tv

OK

17 7 3 Medium Eye

Level

Still 1 Kusnoyo sedang tidur di depan tv OK

18 7 4 Full Eye

Level

Still 1 Kusnoyo tertidur didepan tv OK

19 8 1 Medium

Close Up

Eye

Level

Still 3 Kusnoyo sedang berbicara dengan

tukang bakso

OK

20 8 2 Full Eye

Level

Still 3 Kusnoyo sedang berbicara kepada

OKtukang bakso

OK

22 9 1 Full Eye

Level

Track 4 Di depan rumah kusnoyo pembeli

datang lalu Marsih dan yani datang

OK

23 10 1 Full Eye

Level

Still 2 Kusnoyo sedang solat lalu Marsih

dan Yani dating

OK

24 10 2 Full Eye

Level

Still 4 Kusnoyo dan Marsih sedang

berbicara

OK

25 10 3 Full Eye

Level

Still 3 Marsih sedang berbicara OK

Page 124: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

138

26 10 4 Medium

Close Up

Eye

Level

Still 3 Kusnoyo sedang berbicara OK

27 11 1 Medium Eye

Level

Still 1 Yani sedang mendengarkan

pembicaraan Kusnoyo dan Marsih

OK

28 12 1 Medium Eye

Level

Still 4 Marsih berbicara OK

29 12 2 Full Eye

Level

Still 2 Marsih meninggalkan rumah

kusnoyo

OK

30 13 1 Close Up Eye

Level

Handheld 1 Rantang yang dibawa oleh Marsih OK

31 13 2 Medium Eye

Level

Handheld 4 Yani dan anaknya Marsih

mengunjungi rumah Kusnoyo

OK

32 13 3 Full Eye

Level

Still 3 Yani dan anaknya Marsih

mengunjungi rumah Kusnoyo

OK

33 14 1 Close Up Eye

Level

Still 3 Makanan yang sedang disiapkan OK

34 14 2 Full Eye

Level

Still 2 Kusnoyo sedang makan bersama

Yani

OK

35 14 3 Medium Eye Still 3 Kusnoyo sedang makan OK

Page 125: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

139

Level

36 14 4 Medium Eye

Level

Still 4 Yani sedang makan OK

37 15 1 Full Eye

Level

Still 3 Kusnoyo sedang tertidur di depan

tv

OK

38 15 2 Close Up Eye

Level

Still 1 Piring yang berisi minyak dan

bawang

OK

39 15 3 Medium Eye

Level

Still 4 Yani sedang mengeroki tubuh

Kusnoyo

OK

40 15 4 Close Up Eye

Level

Still 1 Bingkai OK

41 15 5 Medium Eye

Level

Still 5 Kusnoyo sedang dikerok oleh

Yani

OK

42 15 6 Medium Eye

Level

Still 3 Punggung Kusnoyo yang sedang

dikerok dan diurut oleh Yani lalu

Kusnoyo tidur

OK

43 16 1 Full Eye

Level

Still 2 Kusnoyo mengaji OK

Page 126: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

140

44 17 2 Medium Eye

Level

Pan 2 Kusnoyo keluar dan membuka

pintu

OK

45 17 3 Full Eye

Level

Still 4 Kusnoyo sedang berbicara dengan

Marsih

OK

46 17 4 Medium Eye

Level

Still 4 Kusnoyo sedang berbicara OK

47 17 5 Medium Eye

Level

Still 7 Marsih sedang berbicara OK

48 18 1 Medium Eye

Level

Still 3 Kusnoyo sedang mandi OK

49 19 1 Medium

Close Up

Eye

Level

Still 2 Kusnoyo sedang menyisir rambut OK

50 20 1 Close Up Eye

Level

Still 2 Makanan OK

51 20 2 Medium Eye

Level

Pan 4 Yani sedang berbicara OK

52 20 3 Medium Eye

Level

Still 4 Kusnoyo sedang berbicara OK

53 21 1 Full Eye Still 4 Kusnoyo sedang merapihkan baju OK

Page 127: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

141

Level lalu Marsih dating

54 21 2 Close Up Eye

Level

Still 1 Tangan Marsih OK

55 21 3 Medium

Close Up

Eye

Level

Still 5 Marsih sedang berbicara OK

56 21 4 Medium

Close Up

Eye

Level

Still 3 Kusnoyo sedang berbicara OK

57 21 5 Close Up Eye

Level

Still 1 Kaki Kusnoyo OK

58 22 1 Close Up Eye

Level

Still 1 Gayung yang ada di kolam OK

59 22 2 Medium

Close Up

Eye

Level

Still 4 Kusnoyo sedang mandi OK

60 22 3 Medium Eye

Level

Still 3 Kusnoyo sedang mandi OK

61 23 1 Close Up Eye

Level

Still 1 Makanan yang sedang disiapkan OK

62 23 2 Medium Eye

Level

Still 3 Kusnoyo sedang makan OK

Page 128: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

142

63 23 3 Full Eye

Level

Still 4 Yani Kusnoyo dan Anaknya

Marsih sedang makan bersama di

meja makan

OK

64 23 4 Close Up Eye

Level

Still 5 Yani sedang membereskan piring OK

Page 129: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

143

BLOCKING CAMERA

Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah

Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi A

Durasi : 24 Menit Lightingman : Muflih Zakwan

SET WARUNG

Scene : 2, 8 dan 9

Gambar III.3

Etelase

bas

ko

m

Meja

B

P

I

N

T

U

LED

Page 130: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

144

BLOCKING CAMERA

Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah

Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi A

Durasi : 24 Menit Lightingman : Muflih Zakwan

SET TERAS RUMAH.

Scene : 11 dan 13

Gambar III.4

P I N T U

WA

RU

NG

P I N

T U

MEJA

Page 131: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

145

BLOCKING CAMERA

Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah

Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi A

Durasi : 24 Menit Lightingman : Muflih Zakwan

SET RUANG TAMU.

Scene : 10, 12, 17 dan 21

Gambar III.5

BANGKU

BA

NG

KU

SOFA

MEJA

P I n t u

B U F F E D

P I N

T U

HA

NN

OC

LE D

LED

LED

LE D

LE D

Page 132: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

146

BLOCKING CAMERA

Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah

Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi A

Durasi : 24 Menit Lightingman : Muflih Zakwan

SET RUANG TV.

Scene : 7 dan 15

B U F F E D

TV

S O U

N D

S O U

N D

K A

R P

E T

P

I

N

T

U

LE

D

J

E

N

D

E

L

A

Page 133: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

147

BLOCKING CAMERA

Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah

Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi A

Durasi : 24 Menit Lightingman : Muflih Zakwan

SET KAMAR KUSNOYO

Scene 5, 16, 19 dan 20

Gambar III.7

MEJA T E M P

A T T I D

U

L E M A R I

LAM

PU

J E N D E L A

J E N D

E L A

P I N

T U

HA

NN

OC

Page 134: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

148

BLOCKING CAMERA

Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah

Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi A

Durasi : 24 Menit Lightingman : Muflih Zakwan

SET RUANG MAKAN

Scene : 14, 20 dan 23

Gambar III.8

M E J A M A K A N

P I N T U

P I N T U

P I N

T U

R A K P I R I N G

HA

NN

OC

Page 135: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

149

BLOCKING CAMERA

Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah

Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi A

Durasi : 24 Menit Lightingman : Muflih Zakwan

SET RUANG KAMAR MANDI

Scene : 18 dan 22

Gambar III.9

KOLAM AIR

SUMUR

LE

D LE

D

Page 136: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

150

BLOCKING CAMERA

Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah

Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi A

Durasi : 24 Menit Lightingman : Muflih Zakwan

SET RUANG DAPUR

Scene : 4 dan 6

Gambar III.10

K A M A R M A N D I

J E N D

E L A

R A K P. R A K P.

P I N T U

K O

M P

O R

G A

S

P I

N T

U

HA

NN

OC

Page 137: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

151

SPESIFIKASI KAMERA

Gambar III.11

Spesifikasi :

1. 3 x ½.8” CMOS Sensors

2. 1080p/1080i/720p

3. XAVC-S, AVCHD 2.0, DV Codecs

4. Integrated Wide Angle 20x G-Lens

5. 3G/HD/SD-SDI & HDMI Output

6. Dual XLR Inputs

7. Built-In LED Dimmable Light

8. Slow & Quick Motion

9. Memory Stick PRO Duo & SDXC/SDHC Cards

Page 138: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

152

3.5 Proses Kerja Penyunting gambar

Dalam Produksi drama televisi “Bakh Di Ujung Tua” ini penulis

berperan sebagai penyunting gambar. Disini penulis yang bertanggung jawab

untuk menyunting gambar dan suara, baik secara offline maupun online.

Penyunting gambar merupakan orang yang sangat berperan pada saat

pelaksanaan penyunting gambar bertanggung jawab untuk menghubungkan

shoot-shoot yang telah diambil kemudian menjadi suatu peristiwa yang utuh

dalam rangkaian scene ataupun sequence agar mempunyai makna dan pesan

yang dapat di tangkap oleh penontonnya.

Menurut (Supriadi dkk, 2014:1448) mengatakan bahwa, “Penyunting

gambar merupakan proses terakhir dalam penyelesaian produksi program

televisi maupun film. Tahap ini merupakan tahap akhir dimana editing dapat

dikatakan sebagai proses menyeleksi dan menyatukan gambar serta suara

selama proses produksi berlangsung”.

Peran penyunting gambar dalam sebuah produksi program televisi

atau drama sangatlah penting karena menyatukan gambar-gambar yang telah

di ambil pada tahap produksi menjadi satu cerita utuh.

Sedangkan (Latief dan Utud, 2015:155) mengatakan bahwa,

“Penyunting gambar merupakan penyuntingan, pemotongan, penyambungan,

merangkai pemotong gambar secara runtut dan utuh dari bagian – bagian dari

hasil rekaman gambar dan suara”.

Dari kutipan diatas penyunting gambar haruslah dapat sekreatif

mungkin menyunting gambar, memanjakan mata penonton dengan potongan

Page 139: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

153

– potongan gambar yang menarik agar penonton tidak jenuh pada saat

menikmati film, seperti adanya pergantian gambar pada saat perbincangan

agar penonton tidak bosan melihat.

Menurut (Rahmawati dan Rusnadi, 2013:148) mengatakan bahwa,

“Penyunting gambar bekerja setelah proses produksi setelah proses produksi

selesai, namun kini editing sudah di libatkan bahkan sebelum proses produksi

dimulai”.

Dari kutipan diatas penulis sebagai penyunting gambar menyimpulkan

bahwa pekerjaan tahap akhir produksi program televisi, dalam hal ini penulis

mengambil program drama televisi yang bertugas menyeleksi dan

menyatukan gambar serta suara selama proses produksi yang berlangsung

selama tiga hari.

Kosep penyunting gambar yang sudah dibuat oleh sutradara

merupakan acuan dalam penggabungan gambar. Kreatifitas merupakan kunci

untuk mendapakan konsep penyunting gambar dengan baik. Penulis wajib

mampu menerjemahkan setiap pola visual sehingga tercipta program yang

sesuai dengan konsep yang diinginkan.

Dalam kegiatan seorang penyunting gambar dituntut memiliki sense

of story telling (kesadaran atau rasa atau indra pencitraan) yang kuat. Maksud

sense of story telling yang kuat adalah penyunting gambar harus sangat

mengerti akan konstruksi dari struktur cerita yang menarik, serta kadar

dramatik yang ada didalam shoot-shoot yang disusun, dan mampu

Page 140: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

154

menghubungkan aspek emosionalnya dan membentuk irama elegan atau

cerita tersebut secara tepat dari awal hingga akhir.

3.5.1. Pra Produksi

Pra produksi tahapan yang penting dalam sebuah produksi program

acara drama televisi. Dalam tahap ini, semua persiapan produksi dilakukan

sebuah pelaksanaan, semakin baik persiapan yang ia lakukan, maka semakin

baik pula program yang ditayangkan.

Menurut (Rahmawati dan Rusnandi dalam Supriadi dkk, 2014:148)

mengatakan bahwa, penyunting gambar bekerja setelah proses produksi

selesai. Namun kini penyunting gambar sudah dilibatkan bahkan sebelum

proses produksi dimulai.

Dalam hal ini menurut kutipan di atas penulis sebagai penyunting

gambar mengikuti jalannya kegiatan shooting dari mulai pra produksi hingga

produksi dilakukan. Penulis juga menganalisa naskah dengan melihat adegan

yang tertulis dalam skenario dan mengugkapkan penilaiannya kepada

sutradara.

Seorang penyunting gambar juga harus berdiskusi dengan departemen

lain untuk menganalisa naskah, baik secara teknis, artistik dan dramatik.

Penyunting gambar bersama Produser dan Sutradara yang akan menentukan

proses pasca produksi yang akan digunakan dalam penyuntingan gambar.

Page 141: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

155

Pada tahapan pra produksi, penulis harus mengalisa skenario dengan

melihat adegan yang tetulis dalan skenario dan mengungkapkan penilaiannya

pada sutradara. Penulis harus berdiskusi dengan departemen yang lain untuk

menganalisa skenario baik secara teknis, artistik dan dramatik.

Dalam tahap pra produksi ini penulis juga membantu produser

Camera Person membuat perencanaan program atau direct treatment agar

sesuai dengan alur cerita yang di harapkan pada produksinya. Selain itu

penulis membantu tim yang lain mengembangkan konsep dan ide agar dalam

setiap adegannya sampai ke para audience dan bisa menerima pesan dengan

baik.

Dalam pra produksi penulis mempersiapkan hal-hal yang berkaitan

dengan penyuntingan gambar, seperti menyiapkan software, mempersiapkan

konsep penyuntingan gambar yang akan di gunakan. Penulis juga membuntu

sutrada dan penulis naskah dalam mengembangkan direct treatment serta

memperkirakan shoot – shoot apa saja yang baik untuk nanti pada saat

produksi berlangsung dan merencenakan semua teknis – teknis untuk

penyuntingan gambar.

Adapun tahap tahap seorangpenyunting gambar pada saat pra

produksi diantaranya:

A. Seorang penyunting merencanakan sistem kerja yang akan diterapkan

pada proses pembuatan drama televise

Page 142: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

156

B. Menganalisa atau memahami skenario

C. Memberi masukan kepada sutradara dalam suatu gaya pengemasan karya

yang akan dibuat

D. Membuat sebuah konsep kreatif untuk pengemasan drama televisi ini.

3.5.2. Produksi

Dalam tahap produksi penulis sebagai seorang penyunting gambar

juga membatu atau mengawal sutradara dalam hal shoot yang akan diambil

agar jangan sampai terlewat. Dalam produksi ini penulis dapat membantu

mengawasi pendistribusian dan kondisi materi mulai dari laboratorium

sampai materi tersebut berada di meja penyuntingan gambar.

Menurut(Widagdo dan Gora dalam Supriyadi dkk, 2014:149) menyimpulkan

bahwa:

Seorang penyunting gambar juga harus berpikir secara editorial thinking.

Editorial thinking merupakan pola berpikir dimana ketika merencankan shoot

secara sadar bahwa shoot tersebut akan berhubungkan dengan shoot lain dan

membentuk jalinan cerita. Hubungan antara shoot satu dengan yang lain

itulah yang sebenarnya menjadi inti dari editing meskipun kata kuncinya

adalah kontinuitas, tetapi adapula film maker yang sengaja membuat shoot

yang kontras dengan shoot lain.

Page 143: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

157

Menurut kutipan di atas hal yang paling sulit tetapi juga paling

memuaskan ketika tercapai keberhasilan tugas penyunting gambar, yaitu

ketika dapat merangkai shoot dan sequence menjadi suatu program yang

utuh dan mampu menyampaikan pesan dari serangkaian yang dilakukan pada

saat produksi.

Proses produksi merupakan tahapan dimana untuk melakukan

penyuntingan gambar, dari konsep – konsep yang sudah didiskusikan dalam

departemen tim pada saat pra produksi. Penyuntingan gambar pada saat

produksi juga ikut berperan membantu sutradara beserta penata kamera dalam

pengambilan shoot supaya memperoleh hasil yang baik pada saat merekem

gambar, dan mencegah terjadinya kekurangan stock shoot. Serta juga paham

membaca situasi pada saat produksi agar bisa menuangkan ide – ide saat

proses penyuntingan gambar nanti. Serta mengumpulkan data – data untuk

keperluan penyuntingan gambar.

Setelah pengambilan gambar berlangsung penulis berperan

memindahkan video yang sudah diambil ke dalam laptop agar memori

kamera tidak terlalu penuh dan meninjau kembali gambar yang sudah diambil

pada saat produksi dan membuat folder yang berbeda agar memudahkan

proses penyuntingan gambar.

Selain meninjau kembali hasil gambar selama produksi penulis

bersama sutradara televisi juga memastikan kembali apakah ada scene yang

terlewat pada saat pengambilan gambar atau tidak karena penulis bekerja

tidak hanya berkerja sebagai penyunting gambar tetapi juga sebagai penata

kamera.

Page 144: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

158

3.5.3. Pasca Produksi

Pasca produksi ialah proses atau tahap yang dilalui setelah semua

materi dasar program berupa shoot-shoot dan unsur pendukungnya sudah

selesai. Pada tahap produksi tentunya seorang penyunting gambar akan

melakukan kewajiban dan tugasnya, yaitu menggabungkan shoot hingga

menjadi sebuah scene atau adegan.

Dalam Proses ini penyunting gambar memegang peranan penting

dalam penyusunan gambar hingga menjadi satu kesatuan cerita yang utuh dan

suai dengan cerita yang diinginkan. Proses editing ini menjadi proses yang

sangat kompleks yang melibatkan peralatan digital, tahap ini meliputi banyak

hal seperti offline editing, online editing, dubbing, mixing dan subtitling.

Menurut (Supriadi dkk, 2014:168) mengatakan bahwa :

Offline editing merupakan sebuah proses menata gambar di gitized sesuai

dengan skenario dan urutan shoot yang telah ditentukan oleh sutradara.

Dalam proses offline editing terdapat aktivitas memanggil file gambar yang

telah di logging dan di gitized untuk di urutkan sesuai konsep cerita.

Sedangkan online editing adalah proses editing ketika seorang editor di mulai

memperhalus hasil offline, memperbaiki kualitas hasil dan memberikan

tambahan transisi atau efek khusus yang di butuhkan.

Dalam proses ini penyuntingan gambar bertanggung jawab dan

memegang peranan penting dalam menyusun gambar hingga menjadi satu

kesatuan cerita yang utuh dan sesuai dengan cerita yang diinginkan. Bisa

dibilang tahap ini penting dalam produksi program. Proses editing bisa

Page 145: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

159

menjadi proses sangat kompleks dan meliputi banyak tahapan. Tahapan yang

harus dilakukan adalah :

1. Logging

Menurut (Supriadi dkk, 2014:150) menyimpulkan bahwa :

Logging merupakan proses penyunting gambar memotong gambar, mecatat

waktu pengambilan gambar, mencatat waktu pengambilan gambar dan

memilih shoot – shoot yang ada sesuai dengan camera report, proses logging

itu di perlukan sebagai antisipasi dan penuhnya kapasitas hard-disk sehingga

pemilihan gambar yang paling baik membuat hard-disk tidak terlalu penuh.

2. Digitizing

Menurut (Supriadi dkk, 2014:150) menyimpulkan bahwa :

Digitizing adalah sebuah proses merekam atau memasukan / gambar dan

suara yang telah di logging. Disini penyunting gambar memulai mengontrol

kualitas gambar dan suara yang di setarakan dan sesuai dengan konsep drama

televisi dan konsep editing yang telah di setujui oleh Sutradara.

3. Off Line Editing

Menurut (Supriadi dkk, 2014:150) mengatakan bahwa, “Offline

editing merupakan sebuah proses menata kamera di-gitized sesuai dengan

skenario dan urutan shoot yang telah ditentukan oleh sutradara, dalam proses

offline editing terdapat aktivitas memanggil file gambar yang telah di logging

dan di gitized untuk di urutkan sesuai konsep cerita.”

Page 146: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

160

4. On Line Editing

Menurut (Supriadi dkk, 2014:150) mengatakan bahwa, “On line

editing adalah suatu proses editing ketika seorang penyunting gambar mulai

memperhalus hasil offline memperbaiki kualitas hasil dan memberikan

transisi dan efek khusus yang dibutuhkan.”

5. Mixing

Pekerjaan terkahir dalam sebuah produksi film atau video adalah

mixing. Pekerjaan ini sangat penting, mengingat ditahap inilah ditentukan

hasil akhir. Penyunting gambar menentukan kapan sebuah title atau judul

muncul dan di bagian mana dari layar tempat munculnya title dan berapa

lamanya. Penyunting Gambar juga menentukan pertimbangan antara

beberapa track suara, atmosphere, ilustrasi musik, efek suara, dan juga narasi.

Dalam kutipan diatas penulis sebagai penyunting gambar, penulis

melakukan penyuntingan gambar offline untuk mencatat kembali semua hasil

shooting berdasarkan catatan shooting dan gambar yang disebut sebagai

logging. Setelah proses pemilihan gambar langkah selanjutnya yang akan

dilakukan oleh penulis adalah memperhatikan potongan – potongan gambar

agar tidak terjadi jumping dan memastikan hasil gambar saling

berkesinambungan pada konsep yang sudah dibuat. Penulis harus mampu

membaca setiap pergerakan yang dilakukan talent dan akan disesuaikan

dengan konsep yang sudah disepakati.

Seorang penyunting gambar harus tahu bagaimana membuat sebuah

produksi drama televisi menjadi yang terbaik, penulis bertanggung jawab

Page 147: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

161

dalam mengerjakan akhir sebuah karya. Sebab ditangan penyunting gambar,

karya itu akan menjadi lebih baik atau sia-sia. Masuk pada tahap pelaksanaan

penyuntingan gambar dimana kerja penulis sangat di tuntut pada tahap ini,

yang merupakan tahap akhir dari rangkaian proses pembuatan sebuah karya

audio visual.

3.5.3. Peran Dan Tanggung Jawab Penyunting Gambar

Seorang penyunting gambar harus tahu bagaimana membuat sebuah

alur cerita yang baik. Sebagai penyunting gambar disini penukis yang

bertanggung jawab dalam mengerjakan akhir sebuah karya, tanpa sebuah

proses penyuntingan gambar yang baik maka tidak akan maksimal karya

tersebut, meskipun menurut karya tersebut sungguh dramatis. Seorang

penyunting gambar hanya bisa menghasilkan karya yang baik, sebaik materi

yang penyunting gambar terima. Tetapi seorang penyunting gambar yang

baik dan kreatif mampu menutupi semua semua kekurangan yang dialami

ketika proses pengambilan gambar, sehingga penonton tidak pernah tahu

dimana letak kekurangan tersebut. Saat melakukan proses pemyuntingan

gambar, seorang penyunting gambar harus didampingi sutradara untuk

bertukar pikiran, sehingga menghasilkan karya yang baik.

Sebagai penyunting gambar, disini penulis harus menyatukan dan

menyusun shoot sesuai treatment, mencocokan antara audio dan video agar

terlihat dinamis, dan dimana penyambungan ini harus benar-benar

diperlihatkan agar gambar terlihat tidak membosankan dimata penonton, dan

Page 148: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

162

dapat menutupi kekurangan ketika proses pengambilan gambar di meja

penyuntingan gambar. Hal ini berfungsi untuk memanjakan mata setiap

penonton, dikarenakan agara penonton dapat mengingat akan penekanan -

penekanan dari karya tersebut.

Penulis sebagai Penyunting Gambar bertanggung jawab penuh pada

hasil sebuah program yang sedang di kerjakannya. Kesinambungan gambar,

kesinambungan gambar, kesinambungan audio serta kontrasnya sebuah

gambar harus diperhitungkan secara matang oleh seorang Penyunting

Gambar dan harus membuat kesinambungan gambar secara baik.

Penulis sebagai Penyunting Gambar harus mampu berkoordinasi

dengan sutradara dan penata suara tentang audio gradasi gambar sehingga

terciptalah gambar yang jauh dari jumping dan audio yang tidak saling

bertabrakan satu sama lain atau ketika menambahkan efek gambar dan efek

yang menambah program acara tersebut bisa menjadi lebih dramatis,

romantis, ataupun tegang.

Penulis sebagai Penyunting Gambar bertanggung jawab dalam

menentukan sistem kerja yang akan diterapkan selama proses paska produksi

berlangsung. Menentukan susunan shoot yang akan digunakan dengan

mendiskusikannya kepada sutradara. Penulis juga bertanggung jawab penuh

atas penyelesaian hasil suatu karya audio visual guna tercapainya program

drama televisi yang baik.

Page 149: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

163

3.5.5 Proses Penciptaan Karya

a. Konsep Kreatif

Konsep kreatif Penyuntingan Gambar dalam mendesain

potongan gambar, menggunakan teknik continuity editing, gaya penyuntingan

gambar ini sudah dikenal dalam periode yang cukup lama. Continuity editing

digunakan sebagai standar penyuntingan gambar film. Matching the

movement merupakan salah satu basic cutting yang digunakan dalam

penyuntingan gambar film “Bakh Di Ujung Tua” ini.

Demi penyampaian alur cerita dari berbagai penglihatan agar dapat

memanjakan mata penonton, dengan beberapa cover shoot yang di gunalan

dalam satu scene agar penonton tidak bosan pada saat menonton film ini

b. Konsep Produksi

Dalam masa produksi, penulis bertugas sebagai still

photograpy, yang berguna untuk mencegah agar dapat mengurangi terjadinya

jumping pada saat produksi. Juga selalu memback-up data setiap malam

setelah selesai shooting demi mempermudah penyuntingan gambar nanti,

karena longing picture dibagi atau dikualifikasikan per-hari ( day 1, day 2 dan

sebagainya) lalu dinamai per-scene dan shoot.

c. Konsep Teknis

Di dalam proses on line editing ini juga memasukan musik

latar sebagai penunjang gambar, penyunting gambar mengaplikasikan konsep

penyuntingan gambar yang sudah ditentukan oleh sutradara, pertama penulis

Page 150: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

164

memasukan backsound atau scoring latar yang tepat di scene tertentu lalu

Penunting Gambar memotong gambar sesuai irama dan beat musik latar

tersebut agar terlihat dinamis di mata pemirsa, pada saat itu juga Penyunting

Gambar dapat memotong durasi dengan membuang gambar-gambar yang

terlalu lama dan tidak sesuai.

Setelah semua selesai, Penyunting Gambar kembali memperlihatkan

hasil editan ini ke sutradara, lalu sutradara mengoreksi beberapa gambar yang

kiranya masih terlalu lama dan tidak berkesinambungan, penyunting gambar

pun merevisi editan tersebut. Lalu Penyunting Gambar juga mengoreksi

warna gambar. Setelah itu masu ketahap audio mixing dimana penyelarasan

suara dari direct sound ( clip on) , musik latar dan sound effect.

Ditahap ini Penyunting Gambar menarik-turunkan gain audio sesuai

gambar yang dibutuhkan dengan cara untuk audio host (clip on) penyunting

gambar tempatkan di channel 1 di timeline editing, audio narasumber (clip

on) di channel 2 musik latar di channel 3, sound effect di channel 4 agar

memudahkan proses mixing. Setelah semua selesai penyunting gambar

memasukan color bar, id program, counting leader, credit title.

Page 151: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

165

3.5.6. Kendala Produksi Dan Solusi

Dalam proses produksi drama “Bakh Di Ujung Tua” ini, ada

beberapa kendala yang penulis hadapi.

1. Perubahan shoot-shoot yang dikarenakan acting pemain yang

kurang maksimal dalam hal ini menyulitkan penyunting gambar untuk

menyusun/menyambung shoot – shoot yang sudah tertulis dalam director

treatment.

2. Ada beberapa gambar yang gelap dikarenakan cahaya yang kurang

mendukung akibat keterbatasan waktu yang semakin gelap. Solusinya

penyunting gambar menambahkan efek warna pada shoot-shoot tertentu.

2.3.7. Lembar Kerja Penyunting Gambar

a. Konsep penyunting gambar/ perencanaan

Pada tahap praproduksi Penyunting Gambar dan sutradara

melakukan Brainstorming berdua untuk konsep Penyuntingan Gambar yang

akan dilaksanakan pada saat pasca produksi, Penyunting Gambar mempunyai

beberapa konsep yang Penyunting Gambar tawarkan pada sutrada pada saat

itu, atara lain continuity Penyunting Gambar, memasuki tahap Penyunting

Gambar, Penyunting Gambar dan sutradara mencoba untuk mengaplikasikan

konsep Penyunting Gambar yang memang Penyunting Gambar dan sutradara

sudah rancang sebelumnya. Pertama Penyunting Gambar bekerja sendiri

untuk proses offline Penyunting Gambar sampai pada roughcut Penyunting

Page 152: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

166

Gambar memperlihatlan hasil editan kasar pada sutradara, editan kasar

tersebut durasinya pun masih berlebihan, Penyunting Gambar meminta saran

dari sutradara bagian – bagian mana yang harus di buang oleh Penyunting

Gambar. Setelah itu Penyunting Gambar mulai ke online Penyunting Gambar.

Setelah semua selesai, Penyunting Gambar kembali memperlihatkan

hasil editan ini ke sutradara, lalu sutradara mengoreksi beberapa gambar yang

kiranya masih lama dan tidak berkesinambungan, penyunting gambar pun

merevisi editan tersebut. Lalu Penting Gambar juga mengoreksi warna

gambar ini. Setelah itu masuk ke tahap audio mixing, dimana penyelarasan

suara dari direct sound (clip on), musik latar dan sound effect.

Page 153: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

167

III.14 LAPORAN EDITING

Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah P

Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah

Durasi : 24 Menit Penyunting Gambar : M Naufal Tiar P

No Shoot EXT/INT KETERANGAN

VISUAL AUDIO SFX TRANSISI VIDEO

EFEK

LOGGING TIME

SCENE 1

1 1 EXT Sedang

memakai

sepatu

Suara memaki

sepatu

- CUT TO - 00:00:20:00-00:00:26:15

2 2 EXT Tangan Yani

menggandeng

Sigit

Suara jalan kaki - CUT TO - 00:00:26:16-00:00:29:12

3 3 EXT Wajah Yani Suara jalan kaki - CUT TO - 00:00:29:12-00:00:34:18

4 4 EXT Sigit dan Yani

datang

Sigit berbicara

kepada

- CUT TO - 00:00:34:19-00:00:40:20

Page 154: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

168

kerumah

Kusnoyo

Kusnoyo

5 5 EXT Wajah Sigit Sigit berbicara - CUT TO - 00:00:40:21-00:00:43:05

6 6 EXT Wajah Yani Sigit berbicara - CUT TO - 00:00:43:06-00:00:46:23

7 7 EXT Sigit Yani dan

Kusnoyo

didepan

warung

Kusnoyo dan

Sigit berbicara

- CUT TO - 00:00:46:24-00:01:19:12

8 8 - - - - DIP TO

BLACK

- 00:01:19:13-00:01:40:05

SCENE 2

9 9 EXT Kusnoyo

menutup

warung

Suara adzan - CUT TO - 00:01:40:06-00:02:47:01

SCENE 3

10 10 INT Kusnoyo

keluar dari

kamar mandi

Suara adzan - CUT TO - 00:02:47:02-00:03:03:06

SCENE 4

Page 155: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

169

11 11 INT Kusnoyo

sedang

mengaji

Suara Kusnoyo - CUT TO - 00:03:03:06-00:03:09:02

SCENE 5

12 12 INT Kusnoyo

sedang

mencium

buku yasin

- - CUT TO - 00:03:09:03-00:03:13:12

13 13 INT Kusnoyo

sedang

mengaji

- - CUT TO - 00:03:13:13-00:03:15:20

14 14 INT Buku yasin

sedang di

letakan

- - CUT TO - 00:03:15:21-00:03:19:16

SCENE 6

15 15 INT Kompor

Kusnoyo

sedang

memasak

Suara telur

sedang di

masak

- CUT TO - 00:03:19:17-00:03:34:19

Page 156: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

170

16 16 INT Kusnoyo

sedang

memasak

Telur sedang

dimasak

- CUT TO - 00:03:34:20-00:03:43:08

SCENE 7

17 17 INT Kusnoyo

sedang makan

di depan tv

Suara tv - CUT TO - 00:03:43:09-00:04:01:02

18 18 INT Makan di

depan tv

Suara tv - CUT TO - 00:04:01:03-00:04:15:04

19 19 INT Kusnoyo

tertidur

Suara jam - CUT TO - 00:04:15:05-00:04:20:13

20 20 INT Kusnoyo

tertidur

Suara jam - CUT TO - 00:04:20:14-00:04:34:12

SCENE 8

21 21 INT Kusnoyo

sedang

berbicara di

warung

Suara Kusnoyo - CUT TO - 00:04:34:13-00:04:40:21

22 22 INT Kusnoyo dan Suara Kusnoyo - CUT TO - 00:04:40:22-00:05:20:20

Page 157: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

171

penjual bakso dan tukang

bakso

SCENE 9

23 23 EXT Didepan

warung dan

Marsih datang

Suara Kaki

sedang berjalan

- CUT TO - 00:05:20:21-00:05:47:07

SCENE 10

24 24 INT Didalam

rumah Marsih

menunggu

Kusnoyo

sedang solat

- - CUT TO - 00:05:47:08-00:06:23:23

25 25 INT Marsih dan

Kusnoyo

berbicara

Suara Kusnoyo

dan Marsih

- CUT TO - 00:06:23:24-00:06:34:06

26 26 INT Marsih

berbicara

Suara Marsih - CUT TO - 00:06:34:07-00:06:42:18

27 27 INT Kusnoyo

berbicara

Suara Kusnoyo - CUT TO - 00:06:42:19-00:06:48:19

Page 158: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

172

28 28 INT Marsih

berbicara

Suara Marsih - CUT TO - 00:06:48:20-00:06:57:01

29 29 INT Kusnoyo dan

Marsih

berbicara

Suara Kusnoyo

dan Marsih

- CUT TO - 00:06:57:02-00:07:05:03

30 30 INT Kusnoyo

berbicara

Suara Kusnoyo - CUT TO - 00:07:05:04-00:07:19:16

SCENE 11

31 31 EXT Yani

mendengarkan

perbincangan

Kusnoyo dan

Marsih

Sura obrolan

Kusnoyo dan

Marsih

- CUT TO - 00:07:19:17-00:07:24:07

SCENE 12

32 32 INT Marsih

berbicara

Suara Marsih - CUT TO - 00:07:24:08-00:07:39:04

33 33 INT Marsih

meninggalkan

rumah

Suara Marsih - CUT TO - 00:07:39:05-00:07:54:11

Page 159: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

173

Kusnoyo

SCENE 13

34 34 EXT Rantang yang

dibawa Yani

Suara Kaki

sedang berjalan

- CUT TO - 00:07:54:12-00:07:57:09

35 35 EXT Yani dan Sigit

menuju rumah

Kusnoyo

Suara kaki

sedang berjalan

- CUT TO - 00:07:57:10-00:08:09:02

36 36 EXT Yani

mengetuk

pintu rumah

Kusnoyo

Suara Yani - CUT TO - 00:08:09:03-00:08:48:11

SCENE 14

37 37 INT Makanan

yang

disiapkan oleh

Yani

Suara Kusnoyo - CUT TO - 00:08:48:12-00:09:20:01

38 38 INT Kusnoyo dan

Yani sedang

makan

Suara Kusnoyo

dan Yani

- CUT TO - 00:09:20:02-00:09:32:13

Page 160: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

174

39 39 INT Kusnoyo

sedang makan

dan berbicara

Suara Kusnoyo - CUT TO - 00:09:32:14-00:09:48:23

40 40 INT Kusnoyo dan

Yani sedang

makan

Suara Kusnoyo

dan Yani

- CUT TO - 00:09:48:24-00:10:06:12

SCENE 15

41 41 INT Kusnoyo

terbaring dan

sakit

Suara yani dan

Kusnoyo

- CUT TO - 00:10:06:13-00:11:34:13

42 42 INT Piring yang

berisi bawang

Suara koin

diketuk ke

piring

- CUT TO - 00:11:34:14-00:11:40:12

43 43 INT Kusnoyo

sedang

dikeroki oleh

Yani

Suara Kusnoyo

dan Yani

- CUT TO - 00:11:40:13-00:12:14:15

44 44 INT Piring berisi

bawang

Suara Koin

diketuk ke

- CUT TO - 00:12:14:16-00:12:19:22

Page 161: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

175

piring

45 45 INT Yani sedang

mengerok

Kusnoyo

Suara Kusnoyo

berbicara

- CUT TO - 00:12:19:23-00:13:00:05

46 46 INT Foto Suara

Kusnooyo

- CUT TO - 00:13:00:06-00:13:05:05

47 47 INT Kusnoyo

sedang

dikerok

Suara Kusnoyo

dan Yani

- CUT TO - 00:13:05:06-00:13:39:08

48 48 INT Marsih sedang

mengerok

Kusnoyo

Marsih dan

Kusnoyo

sedang

berbicara

- CUT TO - 00:13:39:09-00:15:27:00

49 49 INT Piring berisi

bawang

Suara Koin

diketuk ke

piring

- CUT TO - 00:15:27:01-00:15:31:14

50 50 INT Badan

Kusnoyo

sedang

Suara Kusnoyo - CUT TO - 00:15:31:15-00:15:39:04

Page 162: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

176

dikerok

51 51 INT Piring yang

berisi bawang

Suara Koin

diketuk ke

piring

- CUT TO - 00:15:39:05-00:15:41:09

52 52 INT Yani

Mengurut

Kusnoyo

Suara Kusnoyo

dan Yani

- CUT TO - 00:15:41:10-00:15:56:11

53 53 INT Badan

Kusnoyo

sedang diurut

Suara Kusnoyo

dan Yani

- CUT TO - 00:15:56:12-00:16:04:11

54 54 INT Marsih sedang

mengurut

Kusnoyo lalu

pulang

Suara Kusnoyo

dan Yani

- CUT TO - 00:16:04:12-00:17:31:01

SCENE 16

55 55 - - - - DIP TO

BLACK

- 00:17:31:02-00:17:32:17

56 56 INT Kusnoyo

sedang

Suara Kusnoyo - CUT TO - 00:17:32:18-00:18:06:05

Page 163: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

177

mengaji

SCENE 17

57 57 INT Kusnoyo

keluar dari

kamar lalu

membuka

pintu

Suara Marsih - CUT TO - 00:18:06:06-00:18:29:14

58 58 INT Kusnoyo dan

Marsih sedang

berbicara

Suara Kusnoyo

dan Marsih

- CUT TO - 00:18:29:15-00:18:36:00

59 59 INT Kusnoyo

sedang

berbicara

Suara Kusnoyo - CUT TO - 00:28:36:01-00:18:51:09

60 60 INT Marsih sedang

berbicara

Suara Marsih - CUT TO - 00:18:51:10-00:19:15:22

61 61 INT Kusnoyo

sedang

berbicara

Suara Kusnoyo - CUT TO - 00:19:15:23-00:19:32:07

62 62 INT Kusnoyo dan Suara Kusnoyo - CUT TO - 00:19:32:08-00:19:38:09

Page 164: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

178

Marsih sedang

berbicara

dan Marsih

SCENE 18

63 63 - - Suara air - DIP TO

BLACK

- 00:19:38:10-00:19:41:10

64 64 INT Kusnoyo

sedang mandi

Suara air

sedang diguyur

- CUT TO - 00:19:41:11-00:20:16:06

SCENE 19

65 65 INT Kusnoyo

sedang

menyisir

rambut

Suara Kusnoyo - CUT TO - 00:20:16:07-00:20:31:19

SCENE 20

66 66 INT makanan - - CUT TO - 00:20:31:20-00:20:33:09

67 67 INT Wajah Yani Suara Kusnoyo - CUT TO - 00:20:33:10-00:20:36:18

68 68 INT Kusnoyo

berbicara

Suara Kusnoyo - CUT TO - 00:20:36:19-00:20:43:14

69 69 INT Yani

berbicara

Suara Yani - CUT TO - 00:20:43:15-00:20:51:19

Page 165: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

179

70 70 INT Kusnoyo

berbicara

Suara Kusnoyo - CUT TO - 00:20:51:20-00:21:03:00

SCNE 21

71 71 - - - - DIP TO

BLACK

- 00:21:03:01-00:21:06:08

72 72 INT Kusnoyo

sedang

merapih kan

baju lalu

Marsih datang

Suara Kusnoyo

dan Marsih

- CUT TO - 00:21:06:09-00:21:44:14

73 73 INT Tangan

Marsih

Suara Kusnoyo - CUT TO - 00:21:44:15-00:21:47:07

74 74 INT Marsih

berbicara

Suara Marsih - CUT TO - 00:21:47:08-00:21:55:01

75 75 INT Kusnoyo

berbicara

Suara Kusnoyo - CUT TO - 00:21:55:02-00:22:12:20

76 76 INT Marsih

berbicara

Suara Marsih - CUT TO - 00:22:12:21-00:22:25:08

77 77 INT Kusnoyo Suara Kusnoyo - CUT TO - 00:22:25:09-00:22:40:15

Page 166: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

180

berbicara

78 78 INT Kaki Kusnoyo Suara Kusnoyo - CUT TO - 00:22:40:16-00:22:45:09

79 79 INT Kusnoyo

berbicara

Suara Kusnoyo CUT TO 00:22:45:10-00:22:46:08

80 80 INT Marsih

berbicara

Suara Kusnoyo CUT TO 00:22:46:09-00:23:03:12

81 81 INT Kusnoyo

berbicara

Suara Kusnoyo CUT TO 00:23:03:13-00:23:11:18

82 82 INT Marsih

berbicara

Suara Marsih CUT TO 00:23:11:19-00:23:20:17

83 83 INT Kusnoyo

berbicara

Suara Kusnoyo CUT TO 00:23:20:18-00:23:27:00

84 84 INT Kusnoyo dan

Marsih sedang

berbicara

Suara Kusnoyo

dan Marsih

CUT TO 00:23:27:01-00:23:33:05

SCENE 22

85 85 - - - - DIP TO

BLACK

- 00:23:33:06-00:23:35:04

86 86 INT Kusnoyo Suara air - CUT TO - 00:23:35:05-00:23:47:12

Page 167: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

181

sedang mandi sedang di guyur

87 87 INT Kusnoyo

sedang

mengguyur

badan

Suara air

sedang diguyur

- CUT TO - 00:23:47:13-00:23:53:19

SCENE 23

88 88 INT Makanan Suara piring CUT TO 00:23:53:20-00:23:59:04

89 89 INT Kusnoyo

sedang makan

CUT TO 00:23:59:05-00:24:11:01

90 90 INT Kusnoyo Yani

dan anaknya

sedang makan

CUT TO 00:24:11:02-00:25:55:13

91 91 INT Yani

merapihkan

bekas

makanan

CUT TO 00:25:55:13-00:26:21:22

Page 168: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

182

III.15 LOGGING PICTURE

Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah P

Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah

Durasi : 24 Menit Penyunting Gambar : M Naufal Tiar P

No Logging Time Video Audio Remark

00.00.00.00 – 00.00.05.00 Bars and tune Suara memaki sepatu

Logo Universitas BSI Suara jalan kaki

ID Program Suara jalan kaki

Counting Leader

OBB

Scene 1

00:00:20:00-00:00:26:15 Sedang memakai sepatu Suara memaki sepatu

00:00:26:16-00:00:29:12 Tangan Yani

menggandeng Sigit

Suara jalan kaki

00:00:29:13-00:00:34:18 Wajah Yani Suara jalan kaki

00:00:34:19-00:00:40:20 Sigit dan Yani datang

kerumah Kusnoyo

Sigit berbicara kepada

Kusnoyo

Page 169: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

183

00:00:40:21-00:00:43:05 Wajah Sigit Sigit berbicara

00:00:43:06-00:00:46:23 Wajah Yani Sigit berbicara

00:00:46:24-00:01:19:12 Sigit Yani dan Kusnoyo

didepan warung

Kusnoyo dan Sigit

berbicara

00:01:19:13-00:01:40:05 Dip To Black

Scene 2

00:01:40:06-00:02:47:01 Kusnoyo menutup warung Suara adzan

Scene 3

00:02:47:02-00:03:03:06 Kusnoyo keluar dari

kamar mandi

Suara adzan

Scene 4

00:03:03:06-00:03:09:02 Kusnoyo sedang mengaji Suara Kusnoyo

Scene 5

00:03:09:03-00:03:13:12 Kusnoyo sedang mencium

buku yasin

00:03:13:13-00:03:15:20 Kusnoyo sedang mengaji

00:03:15:21-00:03:19:16 Buku yasin sedang di

letakan

Scene 6

Page 170: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

184

00:03:19:17-00:03:34:19 Kompor Kusnoyo sedang

memasak

Suara telur sedang di

masak

00:03:34:20-00:03:43:08 Kusnoyo sedang memasak Telur sedang dimasak

Scene 7

00:03:43:09-00:04:01:02 Kusnoyo sedang makan di

depan tv

Suara tv

00:04:01:03-00:04:15:04 Makan di depan tv Suara tv

00:04:15:05-00:04:20:13 Kusnoyo tertidur Suara jam

00:04:20:14-00:04:34:12 Kusnoyo tertidur Suara jam

Scene 8

00:04:34:13-00:04:40:21 Kusnoyo sedang berbicara

di warung

Suara Kusnoyo

00:04:40:22-00:05:20:20 Kusnoyo dan penjual

bakso

Suara Kusnoyo dan tukang

bakso

Scene 9

00:05:20:21-00:05:47:07 Didepan warung dan

Marsih datang

Suara Kaki sedang

berjalan

Scene 10

00:05:47:08-00:06:23:23 Didalam rumah Marsih

Page 171: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

185

menunggu Kusnoyo

sedang solat

00:06:23:24-00:06:34:06 Marsih dan Kusnoyo

berbicara

Suara Kusnoyo dan

Marsih

00:06:34:07-00:06:42:18 Marsih berbicara Suara Marsih

00:06:42:19-00:06:48:19 Kusnoyo berbicara Suara Kusnoyo

00:06:48:20-00:06:57:01 Marsih berbicara Suara Marsih

00:06:57:02-00:07:05:03 Kusnoyo dan Marsih

berbicara

Suara Kusnoyo dan

Marsih

00:07:05:04-00:07:19:16 Kusnoyo berbicara Suara Kusnoyo

Scene 11

00:07:19:17-00:07:24:07 Yani mendengarkan

perbincangan

Sura obrolan Kusnoyo dan

Marsih

Scene 12

00:07:24:08-00:07:39:04 Marsih berbicara Suara Marsih

00:07:39:05-00:07:54:11 Marsih meninggalkan

rumah Kusnoyo

Suara Marsih

Scene 13

00:07:54:12-00:07:57:09 Rantang yang dibawa Yani Suara Kaki sedang

Page 172: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

186

berjalan

00:07:57:10-00:08:09:02 Yani dan Sigit menuju

rumah Kusnoyo

Suara Kaki sedang

berjalan

00:08:09:03-00:08:48:11 Yani mengetuk pintu

rumah Kusnoyo

Suara Yani

Scene 14

00:08:48:12-00:09:20:01 Makanan yang disiapkan

oleh Yani

Suara Kusnoyo

00:09:20:02-00:09:32:13 Kusnoyo dan Yani sedang

makan

Suara Kusnoyo dan Yani

00:09:32:14-00:09:48:23 Kusnoyo sedang makan

dan berbicara

Suara Kusnoyo

00:09:48:24-00:10:06:12 Kusnoyo dan Yani sedang

makan

Suara Kusnoyo dan Yani

Scene 15

00:10:06:13-00:11:34:13 Kusnoyo terbaring dan

sakit

Suara yani dan Kusnoyo

00:11:34:14-00:11:40:12 Piring yang berisi bawang Suara koin diketuk ke

piring

Page 173: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

187

00:11:40:13-00:12:14:15 Kusnoyo sedang dikeroki

oleh Yani

Suara Kusnoyo dan Yani

00:12:14:16-00:12:19:22 Piring berisi bawang Suara Koin diketuk ke

piring

00:12:19:23-00:13:00:05 Yani sedang mengerok

Kusnoyo

Suara Kusnoyo berbicara

00:13:00:06-00:13:05:05 Foto Suara Kusnooyo

00:13:05:06-00:13:39:08 Kusnoyo sedang dikerok Suara Kusnoyo dan Yani

00:13:39:09-00:15:27:00 Marsih sedang mengerok

Kusnoyo

Marsih dan Kusnoyo

sedang berbicara

00:15:27:01-00:15:31:14 Piring berisi bawang Suara Koin diketuk ke

piring

00:15:31:15-00:15:39:04 Badan Kusnoyo sedang

dikerok

Suara Kusnoyo

00:15:39:05-00:15:41:09 Piring yang berisi bawang Suara Koin diketuk ke

piring

00:15:41:10-00:15:56:11 Yani Mengurut Kusnoyo Suara Kusnoyo dan Yani

00:15:56:12-00:16:04:11 Badan Kusnoyo sedang

diurut

Suara Kusnoyo dan Yani

Page 174: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

188

00:16:04:12-00:17:31:01 Marsih sedang mengurut

Kusnoyo lalu pulang

Suara Kusnoyo dan Yani

Scene 16

00:17:31:02-00:17:32:17 DIP TO BLACK

00:17:32:18-00:18:06:05 Kusnoyo sedang mengaji Suara Kusnoyo

Scene 17

00:18:06:06-00:18:29:14 Kusnoyo keluar dari

kamar lalu membuka pintu

Suara Marsih

00:18:29:15-00:18:36:00 Kusnoyo dan Marsih

sedang berbicara

Suara Kusnoyo dan

Marsih

00:28:36:01-00:18:51:09 Kusnoyo sedang berbicara Suara Kusnoyo

00:18:51:10-00:19:15:22 Marsih sedang berbicara Suara Marsih

00:19:15:23-00:19:32:07 Kusnoyo sedang berbicara Suara Kusnoyo

00:19:32:08-00:19:38:09 Kusnoyo dan Marsih

sedang berbicara

Suara Kusnoyo dan

Marsih

Scene 18

00:19:38:10-00:19:41:10 DIP TO BLACK

00:19:41:11-00:20:16:06 Kusnoyo sedang mandi Suara air sedang diguyur

Scene 19

Page 175: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

189

00:20:16:07-00:20:31:19 Kusnoyo sedang menyisir

rambut

Suara Kusnoyo

Scene 20

00:20:31:20-00:20:33:09 makanan

00:20:33:10-00:20:36:18 Wajah Yani Suara Kusnoyo

00:20:36:19-00:20:43:14 Kusnoyo berbicara Suara Kusnoyo

00:20:43:15-00:20:51:19 Yani berbicara Suara Yani

00:20:51:20-00:21:03:00 Kusnoyo berbicara Suara Kusnoyo

Scene 21

00:21:03:01-00:21:06:08 DIP TO BLACK

00:21:06:09-00:21:44:14 Kusnoyo sedang merapih

kan baju lalu Marsih

datang

Suara Kusnoyo dan

Marsih

00:21:44:15-00:21:47:07 Tangan Marsih Suara Kusnoyo

00:21:47:08-00:21:55:01 Marsih berbicara Suara Marsih

00:21:55:02-00:22:12:20 Kusnoyo berbicara Suara Kusnoyo

00:22:12:21-00:22:25:08 Marsih berbicara Suara Marsih

00:22:25:09-00:22:40:15 Kusnoyo berbicara Suara Kusnoyo

00:22:40:16-00:22:45:09 Kaki Kusnoyo Suara Kusnoyo

Page 176: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

190

00:22:45:10-00:22:46:08 Kusnoyo berbicara Suara Kusnoyo

00:22:46:09-00:23:03:12 Marsih berbicara Suara Marsih

Scene 22

00:23:33:06-00:23:35:04 Dip To Black

00:23:35:05-00:23:47:12 Kusnoyo sedang mandi Suara air sedang di guyur

00:23:47:13-00:23:53:19 Kusnoyo sedang

mengguyur badan

Suara air sedang diguyur

Scene 23

00:23:53:20-00:23:59:04 Makanan Suara piring

00:23:59:05-00:24:11:01 Kusnoyo sedang makan Scoring

00:24:11:02-00:25:55:13 Kusnoyo Yani dan

anaknya sedang makan

00:25:55:13-00:26:21:22 Yani merapihka piring

Page 177: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

191

PROSES PEMBUATAN ID PROGRAM

1. Bars and Tone

Gambar III.12

2. Logo Universitas BSI

Gambar III.13

Page 178: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

192

3. Program ID

Gambar III.14

4. Counting Leader

Gambar III.15

Page 179: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

193

5. Judul Program

Gambar III.16

6. Isi Konten

Gambar III.17

Page 180: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

194

7. Credit Tittle

Gambar III.18

Page 181: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

195

SPESIFIKASI ALAT PENYUNTING GAMBAR

Gambar III.19

Tipe :Asus X450JN-WX004D core i7

Ukuran : (L x W x H) : 40 x 30 x 20

Tipe Grafis : Intel HD Grafik

OS : DOS

CPU : Intel Core i7-4700hq – 3.4GHz

Memori/RAM : 4GB DDR3

Drive Optik : DVD+/-RW

Harddisk : 1TB

Speaker : Asus SonicMaster

Page 182: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

196

HDMI : Ya

Slot : USB 3.0, USB 2.0, 3 in 1 Card Reader

Berat : Sekitar 2,5 kg

Page 183: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

197

3.6. Proses Kerja Penata Suara

Suara mengandung dua unsur yang penting yaitu gambar dan suara.

Kedua komponen ini harus seimbang dan menjadi satu “suara” atau

“reproduksi suara” suara adalah bentuk energy yang di kenal sebagai energy

akustik. Secara khusus, mengacu pada rentang frekuensi yang di dapat di

deteksi oleh telinga manusia sekitar 20Hz sampai 20kHz.

Menurut (Kusumawati dkk, 2017:124) mengatakan bahwa,

“Penata suara tugasnya merekam mengontrol power vocal, artikulasi dan

intonasi suara pemain, menjaga suasana (atmosphere) efek suara dan

noise yang terjadi di sekitar lokasi shooting.”

Menurut (Muslimin, 2018:156) mengatakan bahwa, “posisi dalam

tim artistik film yang mendesain atau merancang unsur audio dalam film.

Dia bertanggung jawab terhadap sound pada pasca produksi”.

Berdasarkan kedua kutipan diatas, penulis sebagai seorang penata

suara menyimpulkan bahwa spesialis audio dalam kegiatan produksi

bertanggung jawab terhadap pengoperasian semua alat kontrol elektronik

baik audio/video yang digunakan oleh studio televisi dan di lokasi

shooting.

Dalam Program Drama Televisi “Bakh Di Ujung Tua” penulis

sebagai seorang penata suara menginginkan hasil suara yang sangat baik

serta kualitas yang terbaik. Oleh karena itu seorang penata suara harus

terlebih dahulu memahami karakteristik suara yang akan di hasilkan.

Page 184: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

198

Untuk melakukan perekaman suara, penata suara juga harus

memahami jenis-jenis microphone. Penulis menggunakan mic selama

produksi yaitu clip on, boom mic dan zoom H6N, alasan penulisan

menggunakan clip on untuk mengambil dialog dari pemain lebih terfokus

dan atmosphere dari pemain, clip on ini dapat menangkap suara dengan

jelas, alasan penulis menggunakan boom mic untuk merekam di lokasi

yang banyak gangguan noise. Alasan penulis menggunakan zoom H6N

digunakan untuk merekam dan mengatur tinggi rendahnya suara. Penata

suara sendiri bahwa penggunaan musik atau instrumen yang digunakan

merupakan suatu elemen yang sangat penting, karena musik atau

instrumen mampu mengatur ritme dalam mengajak penonton ke suasana

yang sesuai dengan pemilihan musik untuk dijadikan backsound pada

tugas akhir Program Drama Televisi “Bakh Di Ujung Tua” ini.

3.6.1. Pra Produksi

Dalam proses pra produksi ini penulis sebagai penata suara

berdiskus bersama tim untuk melakukan penentuan tema dan judul yang

akan dijadikan sebagai karya drama televisi tugas akhir dengan judul

“Bakh Di Ujung Tua”.

Menurut (Kusumawati dkk, 2017:127-128) menyimpulkan bahwa :

Pra produksi memulai dengan memahami dan mendalami naskah yang akan

di pahamin dimaksudkan untuk apa yang harus direkam dan apa yang harus

dibuat sound effect pada saat produksi, membuat perencanaan

Page 185: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

199

pengelompokan suara dan sound effect, memilih backsound, theme song dan

scoring musik yang tepat untuk naskah yang akan di produksi, mengadakan

rapat kordinasi dengan crew yang lain.

Pada tahap pra produksi penulis memahami isi naskah yang akan

digunakan. Karena setelah penulis memahami isi naskah mulai

tergambarkan seperti apa effect dan scoring music yang akan digunakan.

Hadirnya penulisan dalam rapat agar mengerti dan melengkapi kebutuhan

alat perekaman dan perlengkapan yang akan digunakan. Sebagai penata

suara, dan pada tahap pra produksi penulis melakukan beberapa persiapan-

persiapan yang akan dilakukan, agar pada saat produksi tidak terjadi

kesalahan-kesalahan.

Dalam pra produksi si penulis juga memaparkan secara teknis dan

non teknis dari apa yang ada dalam naskah, melakukan hunting lokasi

untuk mendapatkan gambar, suasana hunting ini di maksud untuk

perencanaan blocking audio sound effect serta atmosfir lokasi, mendata

peralatan teknis dan kelengkapannya yang dibutuhkan untuk perekaman

suara di lokasi.

Menurut (Supriyadi dkk, 2014:13) mengatakan bahwa, “Seorang

yang memiliki kemampuan dan kompentensi di bidang perancangan dan

desain suara dan bunyi agar menghasilkan standar kualitas yang jernih,

seimbang dan harmoni untuk kepentingan produksi film dan program”.

Page 186: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

200

Dalam kutipan diatas, penulis menyimpulkan bahwa spesialis

audio dalam kegiatan produksi bertanggung jawab terhadap porsi suara

termasuk bunyi-bunyian, musik dan special effect. Ia menyiapkan,

menempatkan dan mengintalasi mikrofon, dan bahan-bahan yang

diperlukan untuk pre-recording.

Selain itu penulis dalam produksi nantinya harus memahami

kemampuan dasar dari seorang penata suara dan memahami istilah-istilah

yang ada di dalamnya. Music scoring tidak sama dengan soundtrack,

biasanya cenderung tanpa lirik dan mendukung suatu adegan film. Scoring

film menjadi sesuatu yang penting, mampu menutup beberapa kekurangan

dari departemen visual, bahkan memberikan kekuatan suasana dari suatu

adegan, menjadi mencekam, menjadi romantis, menjadi senang, atau

menjadi semangat foley sound yang biasa direkam di sebuah studio yang

disebut foley stage. Seorang foley artist melihat film untuk melakukan

sinkronisasi sambil merekam suara-suara yang dibutuhkan. Soundtrack

adalah lagu-lagu yang mengambil di lokasi yang berhubungan dengan

film/drama. Music scoring adalah sebuah cara agar scene film terlihat

menjadi dramatis dengan Teknik penempatan nada yang cocok dan

mancakup dialog, sehingga dapat memberikan nuansa dalam sebuah scene.

Page 187: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

201

3.6.2. Produksi

Setelah proses pra produksi dipersiapkan secara matang, proses

produksi pun dimulai. Proses produksi akan berjalan baik jika dalam proses

pra produksi dibahas dengan matang.

Menurut Kusumawati, dkk (2017:128) menyimpulkan bahwa :

Mempersiapkan peralatan dan bahan yang akan dibutuhkan untuk

perekaman suara dan sound effect sesuai dengan script dan scene

yang akan digunakan, melakukan kordinasi dan komunikasi dengan

sutradara dan crew teknis lain agar tidak ada kesalahan pahaman,

menguasai secara teknis setiap peralatan audio yang di pakai dan

selalu bersiap jika ada gangguan teknis, melakukan perekaman dan

pembuatan sound effect, menyeleksi lokasi berdasarkan faktor

acoustic, mengurangi dan menghapus sound yang tidak di

perlukan, mengatur tinggi rendahnya level audio yang terekam.”

Berdasarkan kutipan diatas, seorang penata suara sudah terlebih

dahulu menyiapkan peralatan yang akan digunakan untuk media perkaman

suara dan mengatur tingkat tinggi rendahnya suara yang terekam. Serta

perlunya koordinasi dan komunikasi kepada seluruh crew untuk mengurangi

kesalahan teknis yang akan terjadi.

Menurut (Supriyadi dkk, 2014:90) mengatakan bahwa, “Merancang

musik serta efek pada bumper serta bentuk audio apapun yang akan

digunakan dalam produksi”.

Page 188: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

202

Dari kutipan diatas, tugas seorang penata suara adalah memonitor

level suara music dan special effects.

Pada saat tahap produksi audio, penulis melakukan perekaman

suara secara langsung (direct sound), kelebihan dari direct sound sendiri

yaitu suara yang terekam akan mencerminkan karakter pemeran saat

pengambilan gambar dilakukan, dengan begitu suara yang terekam

diperkuat oleh gambar dan suasana yang muncul saat pengambilan

gambar.

Sedangkan untuk kelemahan dari direct sound adalah dilokasi

shooting sering muncul suara-suara yang tidak diinginkan dan tidak bisa

dikendalikan, dan sebagai penata suara yang baik, penulis berusaha untuk

bekerja dengan maksimal, selalu menjaga jarak mic / clip on dengan

pemeran tidak terlalu jauh dan tidak terlalu dekat, agar suara yang

dihasilkan tetap stabil dan sesuai dengan yang diinginkan.

Penulisan juga selalu melihat kondisi lokasi shooting pada saat

perekaman suara, untuk meminimalisir terjadinya noise atau suara

pemeran lebih kecil dibandingkan dengan suara dari luar / suara yang tidak

diinginkan, mengingat lokasi shooting dilakukan di tempat terbuka /

outdoor.

Peralatan yang digunakan oleh penulis saat produksi adalah clip

on, boom mic, handrecorder. Saat dalam produksi ini clip on yang

digunakan adalah sennheiser Ew 100-ENG G3, clip on ini disiapkan dan

digunakan untuk mengambil dialog antara pemain / pemeran, clip on ini

Page 189: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

203

digunakan untuk mengambil atmosphere sekitar, boom mic yang

digunakan adalah seenheiser MKH-60, boom mic ini digunakan untuk

merekam di lokasi yang banyak gangguan noise. Handrecorder yang

digunakan adalah Zoom H6N, ini digunakan untuk merekam suara yang

di salurkan oleh clip on / boom mic untuk mengatur suara agar tetap

stabil. Seorang penata suara juga harus berkoordinasi kepada seluruh

bagian dalam team agar mendapatkan hasil suara yang maksimal. Penata

suara juga harus bisa mengendalikan suara-suara yang tidak di inginkan

pada saat dialog dalam setiap scene.

3.6.3. Pasca Produksi

Pada tahap pasca produksi penulis sebagai penata suara bersama

rekan lainnya melihat hasil video yang sudah di-capture dan akan masuk

ke tahap edit, dan penulis memberikan musik, dan ilustrasi musik kepada

editor sesuai dengan yang di perlukan untuk dimasukkan didalam video,

dan mendampingi editor dan sutradara dalam proses edit. Selain itu

penulis juga membuat laporan.

Menurut (Kusumawati dkk, 2017:129) mengatakan bahwa,

“Mendampingi editor untuk memilih audio yang tepat, membantu editor

memilih dan memisahkan antara sound effets atau sumber asli, membantu

editor untuk menempatkan backsound, theme song dan scoring yang

tepat, menganalisa hasil akhir, dan mengevaluasi hasil perekaman suara.”

Page 190: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

204

Sedangkan (Morisaan, 2015:318-319) mengatakan bahwa,

“Seorang pencampur suara atau auido mixer bertanggung jawab terhadap

seluruh aspek perekaman suara. Pada produksi program di studio TV,

teknisi audio duduk dibelakang konsol audio mixer yang menjadi bagian

dari ruang master control dimana dia mengontrol suara yang berasal dari

berbagai sumber suara”.

Berdasarkan kedua kutipan diatas, pasca produksi adalah tahapan

untuk memasukan suara, mengevaluasi, dan merapikan suara dari hasil

rekaman dari semua hasil record. Masuk ketahap edit, dan penulis

memberikan musik, dan lustrasi musik kepada editor sesuai dengan yang

diperlukan untuk dimasukkan didalam video, dan mendampingi editor

dan sutradara dalam proses pengeditan.

Saat pasca produksi penata suara bekerjasama dengan editor

untuk mendengarkan suara yang masuk pada saat produksi berlangsung.

Penata suara turut membantu editor dalam memasukan suara-suara yang

akan digunakan dalam video yang telah dipilih melalui proses editing.

Penata suara menentukan sound effetcs dan music instrumen yang akan

digunakan agar sesuai dengan rekaman dan mendapatkan feel yang

cocok.

3.6.4. Peran Tanggung Jawab Penata Suara

Dalam pembuatan drama ini, seorang penata suara mempunyai peran

dan tanggung jawab pada saat pra produksi, produksi maupun pasca produksi.

Page 191: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

205

Penulis bertanggung jawab untuk menyiapkan konsep maupun alat-alat

penata suara yang akan digunakan pada saat produksi dan bertanggung jawab

juga terhadap seluruh peralatan yang digunakannya pada saat produksi.

Menurut (Kusumawati dkk, 2017:126-127) menyimpulkan bahwa :

Penata suara bertanggung jawab terhadap kualitas audio baik secara teknis

maupun non teknis. Memahami instalasi jaringan distribusi audio secara

teknis dan dapa mengatasi apabila terjadi gangguan, mengetahui karakter

mic dan peralatan audio yang lainnya dan mempersiapkan peralatan audio

sesuai dengan yang dibutuhkan, berkordinasi dengan program director

atau producer dan rekan kerja yang lain selama proses produksi program

televisi berlangsung, mengoprasikan mixer audio dengan baik dan

profesional.

Penulis bertanggung jawab untuk menyiapkan konsep maupun alat-

alat penata suara yang akan digunakan pada saat produksi dan bertanggung

jawab juga terhadap seluruh peralatan yang digunakannya pada saat produksi.

Penulisan sangat berusaha semaksimal mungkin agar mendapatkan hasil

suara rekaman yang baik dan jelas, meminimalisirkan suara noise yang ada di

sekitar. Pada saat produksi pun penulis bekerjasama dengan editor dan

sutradara untuk mendengarkan hasil rekaman yang dihasilkan, pada saat

pasca produksi penulis pun membantu editor untuk memasukkan backsound,

music, dan music instrumen.

Peran dan tanggung jawab penata suara secara garis besar,

membuat konsep penata suara, berkonsultasi dengan sutradara tentang

Page 192: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

206

penata suara yang baik untuk diambil, survey lokasi bersama tim,

menyiapkan alat-alat apa saja yang dibutuhkan untuk proses produksi,

memeriksa peralatan apakah kondisi dalam baik atau tidak sebelum dan

sesudah shooting, melakukan pengambilan suara sesuai konsep,

memperoleh suara dengan jelas baik itu suara pemeran/pemain, maupun

pada saat shooting. Menjaga audio agar suara yang dihasilkan layak dan

tidak terjadi noise, menjaga keselamatan peralatan dan yang berhubungan

dengan pengambilan suara, mendampingi editor bersama sutradara untuk

membuat ilustrasi musik, back sound dan sound effects pada tahapan edit.

3.6.5. Proses Penciptaan Karya

Dalam proses produksi ini yang merupakan Tugas Akhir, penulis

berperan sebagai penata suara. Dalam produksi drama televisi “Bakh Di

Ujung Tua” ini, segala hal yang berkaitan dengan suara merupakan

tanggung jawab penulis.

1. Konsep Kreatif

Penulis membayangkan sebuah konsep penata suara yang

datar sesuai dengan tema yang di usung dapat memanjakan telinga

penonton, dalam konsep kreatif ini penulis membuat karya ini dengan

konsep suara music atau instrument yang dapat memanjakkan telinga

penonton, selain itu ditambahkan dengan instrumen yang sedikit cepat

untu membuat penonton menjadi semangat, dan juga membuat

penonton tidak jenuh pada saat menonton.

Page 193: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

207

Pada saat produksi dan sesudah produksi penulis membuat

music scoring dan foley. Penulis juga menambahkan beberapa

backsound, ilustrasi music dan sound effect. Memanjakan telinga

penonton selain itu ditambahkan dengan instrumen yang tepat untuk

membuat penonton menjadi semangat, dan juga membuat penonton

tidak jenuh pada saat menonton.

2. Konsep Produksi

Pada tahap produksi Drama Televisi “BAHK DIUJUNG TUA”

ini penulis sebagai penata suara, bekerja sama dengan sutradara dan

penulis naskah serta penata kamera untuk membicarakan konsep yang

akan digunakan agar pada saat produksi tidak terjadi kesalahan. Untuk

konsep itu sendiri penata suara menambahkan back sound maupun

sound effects.

Dalam konsep produksi penulis membuat karya Drama

Televisi ini, penulis hanya fokus kepada jobdesk yaitu penata suara.

Penulis mengikut dalam hunting lokasi untuk menentukan konsep

teknis yang akan digunakan pada saat produksi. Setelah itu penulis

merencanakan kebutuhan apa saja yang paling sesuai dan cocok

digunakan pada saat di lokasi. Konsep yang digunakan

3. Konsep Teknis

Konsep Teknis dalam penata suara menggunakan tiga buah

clip on sennheiser Ew 100-ENG G3 yang dipasangkan untuk pemain /

pemeran. Penggunaan clip on ini bertujuan untuk merekam suara pada

saat dialog, clip on ini digunakan sebagai media penyaluran suara.

Page 194: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

208

Menggunakan boom mic sennheiser MKH-60 untuk merekam di

lokasi yang banyak gangguan noise, untuk menggunakan perekaman

dan untuk pemain / pemeran penata suara menggunakan hand

portable recorder Zoom H6N dengan kualitas cukup baik sehingga

perekaman suara dapat menangkap suara dengan kualitas baik.

3.6.6. Kendala Produksi dan Solusinya

Dalam produksi Drama Televisi ini, ada beberapa kendala-

kendala baik itu dari segi teknis maupun non teknis, seperti :

a. Antenna wireless clip on yang sangat tidak baik menghambat

proses shooting, dikarenakan suara pemeran hilang timbul

menghalangi saat proses produksi berlangsung..

b. Clip on pemeran ke dua yang menyala tetapi tdak ada suara

menghambat proses shooting, solusinya pemeran ke dua di

tembak oleh boom mic.

c. Suara angin yang terlalu kencang ketika syuting di luar ruangan,

dan di area luar kelas Zoom H6N terkadang menyebabkan suara

anginnya yang sangat kencang, solusinya penulis menutupi mic

dengan kain atau windshield yang di sediakan, agar mengurangi

suara angin yang ikut terekam saat produksi berlangsung..

d. Suara kendaraan yang melintas pada saat melakukan take yang

menyebabkan suara noise sangat besar.

Page 195: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

209

e. Suara warga setempat dimana lokasi syuting berada yang sangat

mengganggu dalam proses shooting.

3.6.7. Lembar Kerja Penata Suara

a. Konsep Audio dan Sound Ilustrasi

Dalam produksi drama televisi “Bakh Di Ujung Tua” penulis

bertanggung jawab sebagai penata suara. Penata suara tugasnya merekam

mengontrol power vocal, artikulasi dan intonasi suara pemain, dan noise

yang terjadi di sekita lokasi shooting. Sebelum melakukan produksi penulis

bersama sutradara bersama-sama memikirkan drama televisi apa yang akan

dibuat.

Setelah menetapkan judul penulisan mulai mencari referensi

musik yang cocok untuk drama televisi tersebut.

Page 196: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

210

III.16 TREATMENT AUDIO

Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah

Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi A

Durasi : 24 Menit Audioman : Faris Putra G

NO. Scene Script Equipment Atsmosphere Voley Music

1. 1 Yani yang ingin

mengantar sigit

sekolah

melewati rumah

kusnoyo, saat itu

juga kusnoyo

sedang

membuka

warungnya. Sigit

pun menyapa

kusnoyo

ZOOM

H6N

Boom mic

(sennheiser

MKH-60)

Clip on

(sennheiser)

Suara

penutup

warung

2. 3 Kusnoyo yang

sedang membaca

koran

mendengarkan

ZOOM

H6N

(sennheiser

Suara

ketukan

piring

Page 197: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

211

suara tukang

bubur yang biasa

lewat depan

rumahnya, lalu

kusnoyo pun

pergi dan

mengambil dan

memesan bubur

tersebut

MKH-60)

Clip on

(sennheiser)

4. 4 Suara adzan

magrib mulai

berkumandang

kusnoyo pun

langsung

menutup

warungnya dan

beranjak masuk

kerumah

ZOOM

H6N

Boom mic

(sennheiser

MKH-60)

Suara

adzan

magrib

5. 5 Terdengar suara

keran, suara

mengguyur air

dari kamar

mandi dan suara

kesunyian

ZOOM

H6N

Boom mic

(sennheiser

MKH-60)

Suara air

keran

Suara

guyuran

air

Page 198: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

212

kusnoyo yang

sejak lama

kehilangan

istrinya

6. 6 Terlihat foto

sang istri yang

berada disampul

buku yasin yang

sedang ditutup

oleh kusnoyo

ZOOM

H6N

Boom mic

(sennheiser

MKH-60)

Clip on

(sennheiser)

7. 7 Terlihat minyak

yang sudah

panas lalu telur

yang dimasukan

oleh kusnoyo

ZOOM

H6N

Boom mic

(sennheiser

MKH-60)

Suara

minyak

panas

8. 8 Setelah menjaga

took seharian

kusnoyo sangat

lahap menyantap

ZOOM

H6N

Boom mic

Suara TV

Page 199: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

213

masakan

buatannya. Dia

makan ditemani

TV tua yang

sudah using.

Hari yang mulai

gelap kusnoyo

pun tertidur

diatas sofa

(sennheiser

MKH-60)

9. 9 Hari itu sangat

terik, kusnoyo

yang sedang

menajaga

tookonya dan

sambil makan

bakso. Tak lama

dating pembeli

yang ingin

membeli rokok.

ZOOM

H6N

Boom mic

(sennheiser

MKH-60)

Clip on

(sennheiser)

10. 10 Ketika kusnoyo

sedang sholat

seorang pembeli

dating lalu ia

pergi kembali

ZOOM

H6N

Boom mic

(sennheiser

Suara

langkah

kaki

Page 200: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

214

karena ia melihat

kardus yang

bertuliskan

“SEDANG

SHOLAT”

kemudian

marsih datang

Bersama yani.

Melihat kusnoyo

tidak ada di

warung marsih

masuk Bersama

yani

MKH-60)

11. 11 Marsih masuk

kedalam rumah

tak lama

kusnoyo keluar

dari kamar

ZOOM

H6N

Boom mic

(sennheiser

MKH-60)

Clip on

(sennheiser)

12. 12 Yani yang

sedang duduk di

ZOOM

H6N

Page 201: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

215

warung tak

sengaja

mendengar

percakapan

kusnoyo dan

marsih

Boom mic

(sennheiser

MKH-60)

Clip on

(sennheiser)

13. 13 Kusnoyo dan

marsih

melanjutkn

perbincangan

ZOOM

H6N

Boom mic

(sennheiser

MKH-60)

Clip on

(sennheiser)

14. 14 Keesokan

harinya yani

yang seperti

biasa mengantar

sigit kesekolah

melewati rumah

kusnoyo, dengan

membawa

ZOOM

H6N

Boom mic

(sennheiser

MKH-60)

Clip on

Suara

pintu

tertutup

Page 202: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

216

rantang yang

berisikan

makanan untuk

kusnoyo sesuai

apa yang sudah

diperintahkan

marsih kemarin

(sennheiser)

15. 15 Di hari

berikutnya yani

yang seperti

biasa

mengantarkan

makanan

kerumah

kusnoyo namun

kali ini yani

tidak langsung

pulang, yani

diajak kusnoyo

untuk makan

bersamanya

ZOOM

H6N

Boom mic

(sennheiser

MKH-60)

Clip on

(sennheiser)

Suara

rantang

Suara

piring

16. 16 Keesokan

harinya kusnoyo

yang teridur

ZOOM

H6N

Suara

kerokan

Page 203: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

217

diatas sofa

mengenakan

sarungnya. Hari

sudah siang

namun kusnoyo

belum terbangun

dari tidurnya dan

warungnya pun

belum di buka.

Tak lama yani

yang datang

seperti biasa

membawa

makanan

untuknya.

Melihat kusnoyo

yang mengigil

yani pun iba dan

berusaha

membantu

kusnoyo.

Boom mic

(sennheiser

MKH-60)

Clip on

(sennheiser)

17. 17 Waktu magrib

pun tiba kusnoyo

langsung

ZOOM

H6N

Suara

membaca

yasin

Page 204: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

218

melaksanakan

sholat, selesai

sholat magrib

kusnoyo pun

membaca yasin

di kamarnya

Boom mic

(sennheiser

MKH-60)

Clip on

(sennheiser)

18. 18 Kusnoyo yang

sedang membaca

yasin di kamar

tak lama

marsihpun

datang

ZOOM

H6N

Boom mic

(sennheiser

MKH-60)

Clip on

(sennheiser)

Suara

pintu

terbuka

20. 20 Karena merasa

sudah sembuh

kusnoyo pun

mandi ditemani

alunan lagu

kesukaannya.

Ketika dia

menggosokan

punggungnya

ZOOM

H6N

Boom mic

(sennheiser

MKH-60)

Suara

guyuran

air

Page 205: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

219

dengn sabun

kusnoyo

merasakan

kembali

sentuhan lembuh

dari seorang yani

22. 22 Kusnoyo sedang

asik

mendengarkan

lagu

kesukaannya dan

ditemani

secangkir the

panas, tak lama

yani datang

seperti biasa

mengantar

makanan untuk

kusnoyo. Tapi

hari ini yani

terlihat berbeda

dia datang

dengan penuh

rasa senang dan

ZOOM

H6N

Boom mic

(sennheiser

MKH-60)

Clip on

(sennheiser)

Page 206: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

220

dia berdandan

untuk terlihat

lebih menarik

dihadapan

kusnoyo

23. 23 Kusnoyo dan

yani menyantap

makanan yang

dibawa oleh

yani. Tak lama

mereka pun

selesai makan.

ZOOM

H6N

Boom mic

(sennheiser

MKH-60)

Clip on

(sennheiser)

Suara

sendok

dan piring

24. 24 Keesokan

harinya kusnoyo

tidak membuka

warungnya dia

menunggu

kedatangan

marsih yang

terlah menerima

pesan darinya

yang

ZOOM

H6N

Boom mic

(sennheiser

MKH-60)

Clip on

(sennheiser)

Suara

menghela

nafas

Page 207: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

221

disampaikan

oleh yani.

Marsih pun

datang dengan

perasaan senang,

dia mengira

kusnoyo akan

segera tinggal

bersamanya

25. 25 Kusnoyo yang

sedang mandi

seperti biasa

ditemani music

kesukaannya

ZOOM

H6N

Boom mic

(sennheiser

MKH-60)

Suara

keran

Suara

music

26. 26 Sebelum

membuka

warungnya

kusnoyo yang

telah menikah

dengan yani,

menyempatkan

makan bersama

yani dan

ZOOM

H6N

Boom mic

(sennheiser

MKH-60)

Clip on

(sennheiser)

Page 208: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

222

anaknya. Setelah

selesai makan

anaknya

bergegas untuk

berangkat

kesekolah.

Page 209: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

223

SPESIFIKASI AUDIO

Gambar III.20

Boom Mic : Sennheser MKH-60

Gambar III.21

Type of Mic : Wireless clip on ( sennheiser ew 100 ENG G3 )

Page 210: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

224

Gambar III.22

Kabel Audio : Splitter aux 2 headset

Gambar III.23

Headset : sennhesiser HD-2

Page 211: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

225

Gambar III.24

Recording : Zoom H6N

Page 212: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

226

3.7. Proses Kerja Penata Artistik

(Kusumawati dkk, 2017:14) menyimpulkan bahwa :

Penata Artistik merupakan salah satu unit kerja pada stasiun penyiaran

televisi atau tim produksi film yang berfungsi sebagai penunjang acara siaran

televisi atau produksi film. Penata artistik merupakan suatu hal yang penting

dalam menciptakan suasana sebuah produksi acara drama televisi, film

maupun program non drama. Penata artistik ini juga dapat mendukung

suasana dan karakter pemain dalam layar dan termasuk juga sebagai daya

tarik sebuah acara.

Seorang penata artistik mempunyai peran penting dalam pembuatan

program drama televisi, karena untuk menghidupkan suasana di dalam

pembuatan program drama televisi atau sesuatu pendukung dalam gambar

yang akan disajikan, tanpa konsep yang matang gambar yang dihasilkan tidak

akan menarik untuk dilihat.

Menurut (Kusumawati dkk, 2017:14) menyimpulkan bahwa :

Penata artistik merupakan salah satu unit kerja pada stasiun penyiaran televisi

atau tim produksi film yang berfungsi sebagai penunjang acara siaran televisi

atau produksi film. Penata artistik merupakan suatu hal yang penting dalam

menciptakan suasana sebuah produksi acara drama televisi, film maupun

program non drama. Penata artistik ini juga dapat mendukung suasana dan

karakter pemain dalam layar dan termasuk juga sebagai daya tarik sebuah

acara.

Page 213: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

227

Sedangkan menurut (Latief dan Utud, 2017:238) menyimpulkan bahwa:

Penata artistik berhubungan dekorasi (set), properti, tata rias, tata busana, dan

tata lampu (efek lighting) untuk melengkapi tata artistik agar memberikan

gambaran utuh digunakan properti. (1) set property, benda–benda yang

digunakan untuk set dekorasi, untuk menjadi identitas dari set tersebut

misalnya ruang tamu, ditata dengan kursi tamu. (2) dress property, benda yang

sifatnya melengkapi. Kalaupun tidak ada berpengaruh, misalnya dikursi dan

meja tamu tanpa taplak meja, atau vas bunga. (3) hand property, benda atau

perlengkapan yang berhubungan dengan alur cerita.

Jika lokasi yang paling cocok sudah ditemukan maka harus dianalisa

dengan teliti sebelum perubahan apapun mulai dilakukan. Setiap ruangan yang

digunakan harus memiliki ciri khas sendiri dan disetiap naskah harus

mempunyai keistimewaan tersendiri dan perencanaan set harus diikuti dengan

penulisan naskah yang telah dibuat sebelumnya, serta membuat perencanaan

set terlebih dahulu dan harus membuat analisa desain ruangan.

Drama televisi telah dimulai pembuatannya, maka tiap scene pun

penata artistik perlu ada dan berada didekat sutradara, untuk memastikan

gambar yang diambil sesuai yang diharapkan, sesuai dengan skenario dan

dalam tampakan gambarnya pun terlihat nyata. Bisa saja ia terlibat langsung,

misalnya saja membetulkan letak set atau properti yang dirasa tidak sesuai

dalam adegan yang dimaksud. Kegiatan ini terus diikuti oleh penata artistik,

mulai dari bongkar pasang set, sampai ke penataan set sepanjang pengambilan

gambar berlangsung.

Page 214: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

228

Dalam produksi drama televisi “Baks Di Ujung Tua” penulis sebagai

penata artistik mengambil kesimpulan bahwa penata artsitik merupakan bagian

penting dalam pembuatan drama televisi. Penata artistik dianggap sebagai

bagian yang penting dalam produksi dikarenakan penata artistik bukan saja

bertanggung jawab dalam menentukan lokasi namun penata artistik juga harus

mampu menghidupkan suasana dalam pembuatan drama televisi agar dapat

sesuai dengan naskah yang telah dibuat.

3.7.1 Pra Produksi

Tahapan pra produksi menurut (Kusumawati dkk, 2017:28-33) adalah :

1. Melakukan riset dan hunting lokasi untuk menentukan kesesuaian

lokasi dengan naskah yang diinginkan produser. Kemudian dilakukan

penjajakan lokasi lokasi harus benar-bener diteliti apakah aman dan

terlindung dari hal-hal yang tidak diinginkan. Sebagai Art Director

memperhitungkan set apakah dapat melindungi kita yang pada saaat cuaca

yang buruk.

2. Merinci apa saja yang dibutukan dalam produksi. Jika sudah tahu

set apa saja yang dibutuhkan dalam membuat film, maka ia sudah dapat

memulai membuat checklist benda-benda apa saja yang dibutuhkan. Tak haya

property yang kecil sebagai pemanis dari sebuah ruangan.

3. Art Director memberikan gambar lokai yang dibutuhkan kepada set

designer kemudian beberupa uraiyan lokasi ini dipaparkan dalam bentuk floor

plan. Berikutnya, masing masing departemen memperlajari kembali apa apa

Page 215: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

229

yang harus di siapkan. Kebutuhan set dekorasi, property, serta grafika adalah

hal-hal yang sangat serius diperhitungkan secara detail oleh penata artistic.

Penulis dalam produksi drama ini berperan sebagai penata artistik dan

pada tahapan pra produksi melakukan hal-hal yang telah disebutkan diatas.

Setelah naskah sudah disepakati untuk produksi penulis dan tim riset

melakukan hunting lokasi di berbagai tempat. Penulis menggunakan satu

lokasi yang akan digunakan selama proses produksi berlangsung, yaitu di

daerah Depok Jawa Barat. Sesudah melakukan hunting lokasi penulis merinci

apa saja yang dibutuhkan untuk mendukung keberhasilan produksi. Ada

beberapa tahapan sebelum proses produksi berlangsung, seperti menyiapkan

properti yang akan digunakan untuk kesuksesan pembuatan drama televisi.

Disini penulis juga membuat rincian alat make up dan wardrobe apa saja

yang dipakai oleh talent yang sudah dibuat di lembar kerja penata artistik.

Penulis juga sudah merinci dan menghitung berapa banyak bugdet

yang akan dikeluarkan dalam membuat sebuah drama televisi yang akan

diajukan oleh produser.

3.7.2 Produksi

Menurut (Kusumawati dkk, 2017:33) menyimpulkan bahwa :

Pada saat Produksi, maka tiap scene pun penata artistik perlu ada dan berada

di dekat sutradara untuk memastikan gambar yang diambil sesuai dengan

yang diharapkan, sesuai skenario dan dalam tampakkan gambarnya pun

Page 216: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

230

terlihat nyata. Bisa saja ia ikut terlibat langsung, misalnya saja membetulkan

letak set atau properti yang tak pas di adegan yang

dimaksud. Mulai dari bongkar pasang set, sampai ke penataan set sepanjang

pengambilan gambar masih berlangsung

1. Penulis memberikan arahan sebelum melaksanakan shooting

kepada yang ikut serta membantu pembuatan drama televisi ini dan

mengecek kembali properti apa saja yang akan digunakan selama shooting.

2. Penulis juga berdampingan dengan sutradara agar tahu properti apa

saja yang digunakan dan memindahkan barang yang tidak dipakai di dalam

drama televisi ini.

3. Penulis beserta yang turut membantu pembuatan drama televisi

untuk selalu tetap pada lokasi selama shooting berlangsung apabila ada

adegan yang diulang dapat memindahkan kembali dengan cepat.

3.7.3 Pasca Produksi

Menurut (Kusumawati dkk, 2017:34) mengatakan bahwa, “Pada tahap

ini dilakukan evaluasi dari semua divisi yang terdapat di dalam Art

Departemen, dilihat kekurangan-kekurangan pada saat pengambilan gambar,

kemudian mengembalikan dan merapihkan semua properti dan peralatan art

yang lain. Pada tahap ini dilihat juga balancing pembiayaannya.”

Page 217: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

231

Pada tahap ini penulis mengecek kembali dan merapihkan properti

apa saja yang harus dikembalikan seperti semula dan memperbaiki properti

apabila ada yang rusak.

3.7.4 Peran dan Tanggung Jawab Penata Artistik

Secara teknis penata artistik berperan dan bertanggung jawab untuk

merancang, mendesain, menciptakan dari sebuah naskah atau skenario yang

sudah dibuat hingga menjadi suatu agenda yang membentuk keindahan untuk

dilihat sekaligus dinikmati oleh audience dari awal sampai pada saat akan

merekam gambar.

Tidak hanya itu penata artistik juga bertugas menciptakan konsep

visual dalam bentuk properti dan set. Penata artistik juga harus memastikan

wardrobe akan digunakan oleh talent sesuai isi skenario yang telah dibuat.

Menurut (Pratista, 2017:104) mengatakan bahwa, “Wardrobe atau

kostum adalah segala hal yang dikenakan pemain bersama seluruh

aksesorisnya seperti topi, perhiasan, jam tangan, kacamata, sepatu, serta

tongkat.”

Berbicara tentang make up, seorang penata artistik memiliki peran dan

tanggung jawab untuk menciptakan rekayasa dalam pencapaian artistik. Dan

publik hanya tahu akhirnya tanpa tahu bagaimana proses kreatif.

Menurut (Pratista, 2017:108) mengatakan bahwa, “Tata rias karakter

secara umum memiliki beragam fungsi, yakni menggambarkan usia, luka atau

Page 218: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

232

lebam diwajah, kemiripan dengan seorang tokoh, sosok manusia unik, hingga

sosok non manusia”.

3.7.5 Proses Penciptaan Karya

a. Konsep Kreatif

Hal pertama yang harus dilakukan adalah menyiapkan kebutuhan seperti

properti untuk mendesain set ruangan yang digunakan sesuai dengan isi naskah

misalnya set ruang makan, disini penulis akan membuat set ruang makan dengan

konsep sederhana menggunakan properti yang sudah di siapkan seperti meja

makan dan bangku, menyiapkan property seperti piring, gelas dan makanan.

Untuk beberapa kebutuhan shooting seperti alat make up dan wardrobe

penulis memakai kostum dan make up yang sudah dimiliki oleh talent agar

mencapai keserasian dalam sebuah alur cerita yang sudah dibuat. Untuk make up

penulis juga mempunyai asisten yang akan membantu saat produksi berlangsung

agar tercipta sentuhan make up yang natural pada talent.

b. Konsep Produksi

Seorang penata artistik harus sigap dan cekatan saat proses produksi

sedang berlangsung, seperti mempersiapkan kebutuhan yang akan digunakan

dalam pembuatan drama televisi. Penulis juga telah mencatat beberapa

property dan wardrobe yang akan digunakan untuk jadwal produksi yang

Page 219: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

233

telah ditetapkan oleh seorang produser yang sudah terperinci agar berjalan

dengan maksimal.

c. Konsep Teknis

Dalam proses produksi drama televisi “Bakh Di Ujung Tua” harus

memperhatikan setiap scene ke scene agar tidak terjadi jumping saat ada

adegan. Penata artistik juga harus benar-benar teliti untuk semua kebutuhan

artistik apabila ada adegan yang diulang agar tidak tejadi continity dan selalu

bekerja sama dengan penulis naskah dan sutradara agar semua kebutuhan

drama televisi berjalan sesuai dengan isi naskah

3.7.6 Kendala Produksi dan Solusinya

Dalam pembuatan program drama televisi “Bahk Di Ujung Tua” ini penulis

juga mendapati kendala yang sangat menyita waktu.

1. Property penulis pun mecari property seperti Lemari, Meja Makan, Buffet,

Dipam

(tempat tidur), Pajangan, dan Lukisan dinding. Ini sebuah proses kendala

bagi penulis karna tidak ada patner saaat pengakutan property.

2. Kurangnya patner wardrobe untuk department art agar mempercepat proses

shooting

berjalan.

Berdasarkan kendala yang sudah dihadapi oleh penulis, adapun solusi tersebut,

yaitu:

Page 220: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

234

1. Penulis harus mencari property dari jauh-jauh hari lagi dan mecari patner

agar proses pengakutan property berjalan lancar.

2. Penulis harus menyiapkan wardrobe dan mencari teman agar proses

wardrobe berjalan dengan lancar.

3.7.7 Lembar Kerja Penata Artistik

a. Konsep Tata Artistik

Dalam produksi drama televisi yang berjudul “Bakh Di Ujung Tua”

penulis melakukam riset dan survey set terdiri dari setting lokasi, 5 indoor dan 2

outdoor seperti interior Ruang tamu, Kamar, Warung, Ruang TV, Dapur, Kamar

Mandi dan Depan Rumah. Untuk set rumah penulis mencoba membangun set

layaknya rumah sederhana dengan apa yang dibayangkan oleh sutradara.

1. Property

Untuk property benda yang tidak bergerak atau benda yang dipakai oleh cast dan

extras.

2. Wardrobe

Untuk wardrobe sendiri penulis memilih kostum yang berfokus pada cerita

drama televisi “Bakh Di Ujung Tua” yang memilik tokoh seorang lelaki tua

seorang mantan PNS yang memiliki usaha warung, dan seorang pembantu.

3. Make Up

Penulis hanya menggunakan make up natural lebih kepada apa adanya dan

tertuju dengan cerita isi film yang ingin disampaikan.

Page 221: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

235

III.17 BREAKDOWN TATA ARTISTIK

Production Company : Aswana Bakya Produser : Destyani Indah P

Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah

Durasi : 24 Menit Art Director : Desta Anjasmara

NO LOKASI SET SCENE I/E D/N CAST WARDROBE PROPERTY MAKE UP KET

1. Rumah

Kusnoyo

Depan

Rumah

1 EXT Pagi

Yani

Sigit

Kusnoyo

Baju bunga putih,

rok hitam

Seragam Sekolah

Kaos abu-abu,

celana hitam

Tas sekolah

Permen

Rokok

Minyak goreng

Teh manis

Natural

Yani yang ingin

mengantar Sigit

sekolah melawati

rumah Kusnoyo,

saat itu juga

Kusnoyo sedang

membuka

warungnya. Sigit

pun menyapa

Kusnoyo

Page 222: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

236

2 Rumah

Kusnoyo

Warung 3 EXT Pagi Kusnoyo

Baju Rumah

celana hitam

bajua ung2

Bubur

Koran

The manis

Radio

Naturall Kusnoyo yang sedang

membaca koran

mendengar suara

tukang bubur yang

biasa lewat di depan

rumahnya, lalu ia

memesannya

3. Rumah

Kusnoyo

Warung 4 Ext Night Kusnoyo Baju Rumah

celana hitam dan

baju 2

Bangku

betawi

Natural Suara adzan magrib

mulai berkumandang

Kusnoyopun

langsung menutup

warungnya dan

beranjak masuk ke

rumah.

4. Rumah Rumah 5 INT Night Kusnoyo Handuk Semua Natural Terdengar suara

Page 223: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

237

Kusnoyo property yang

ada di rumah

di dalem

rumah, buffet,

lukisan,

foto,kompor

gas. Piring,

panic,, kasur,

bibgkai,

yasin.

keran, suara

mengguyur air dari

kamar mandi dan

suara kesunyian

Kusnoyo yang sejak

lama kehilangan

istrinya.

5. Rumah

Kusnoyo

Kamar 6 INT Siang Kusnoyo Baju Sholat dan

sarung hitam.

Sajjadah

kasur.

Buku yasin

dan foto sang

istri, tasbih,

Natural Terlihat foto sang

Istri yang berada di

sampul Buku Yasin

yang sedang di tutup

oleh Kusnoyo.

Page 224: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

238

peci hitram.

Skemer lamp

6. Rumah

Kusoyo

Dapur 7 INT Night Kusnoyo Baju kaos

oblong putih,

dan sarung

hitam.

Penggorengan

Telur

Piring

Kompor gas

Natural Terlihat minyak yang

sudah panas lalu

telur yang dimasukan

oleh kusnoyo.

7. Rumah

Kusnoyo

Ruang

Tamu

8 INT Night Kusnoyo Baju oblong

putih, sarung

hitam.

Makan

TV

Karpet

Bingkai foto

Buffet

Natural Setelah menjaga toko

seharian Kusnoyo

sangat lahap

menyantap masakan

buatannya. Dia

makan di temani TV.

Hari yang mulai

Page 225: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

239

gelap Kusnoyo pun

tertidur.

8. Rumah

kusnoyo

Warung 9 EXT Siang

Kusnoyo

Tukang

bakso

Baju polo kuning

Baju navy dan

handuk

Bakso

dipiring

Rokok

Natural Hari itu sangat terik,

Kusnoyo yang

sedang menjaga

tokonya dan sambil

makan bakso. Tak

lama Kusnoyo

memanggil tukang

bakso tersebut.

Page 226: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

240

9. Rumah

kusnoyo

Depan

rumah

10 EXT Siang

Marsih

Yani

Kerudung coklat

baju hitam

Baju kembang

coklat

Rok Hitam

Kardus

kosong

Bangku

betawi

Natural Ketika Kusnoyo

sedang sholat sorang

pembeli datang lalu

ia pergi kembali

karena ia melihat

kardus yang

bertuliskan

“SEDANG

SHOLAT”.

kemudian Marsih

datang bersama Yani.

Page 227: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

241

10 Rumah

Kusnoyo

Ruang

Tamu

11 INT Siang

Kusnoyo

Marsih

Baju koko celana

hitam,

Kerudung coklat

baju hitam

Buffet

Bangku sofa

Natural Marsih masuk ke

dalam rumah tak

lama Kusnoyo keluar

dari kamar.

11. Rumah

Kusnoyo

Teras

rumah

12 INT Siang

Yani Baju kembang

coklat

Bangku betawi

Natural Yani yang sedang

duduk di warung tak

sengaja mendengar

percakapan Kusnoyo

dan Marsih.

Page 228: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

242

12. Rumah

Kusnoyo

Ruang

tamu

13 INT Siang

Kusnoyo

Marsih

Baju koko

celana hitam,

Kerudung

coklat baju

hitam

Buffet

Bangku sofa

Natural Kusnoyo dan Yani

melanjutkan

perbincangan

13. Rumah

Kusnoyo

Depan

Rumah

14 EXT Pagi

Yani

Baju kembang

ungu rok hitam

Rantang

makanan

Tas sekolah,

Natural Keesokan harinya

Yani yang seperti

biasa mengantar Sigit

ke sekolah melewati

Page 229: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

243

Sigit

Kusnoyo

Seragam

sekolah

Sarung merah

baju polos putih

mainan anak

rumah Kusnoyo,

dengan membawa

rantang yang

berisikan makanan

untuk Kusnoyo sesuai

apa yang sudah

diperintahkan Marsih

kemarin.

14. Rumah

Kusnoyo

Meja

makan

15 INT Siang

Kusnoyo

Yani

Baju kuning

celana hitam

Dress cream

kembang

Makanan

Piring

Nasi

Sendok

Rantang

Tudung saji

Natural Di hari berikutnya

Yani yang seperti

biasa mengantarkan

makanan ke rumah

Kusnoyo namun kali

ini Yani tidak

langsung pulang Yani

di ajak oleh Kusnoyo

untuk makan

Page 230: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

244

Lukisan

Meja makan

Bangku

bersama.

15. Rumah

Kusnoyo

Ruang

Tamu

16 INT siang

Kusnoyo

Yani

Baju polos putih

sarung merah

Baju kembang

merah rok hitam

Sarung

MInyak angin

Duit kerokan

Bawang

Karpet

Sound

Buffet

rantang

Natural Keesokan harinya

Kusnoyo yang

tertidur di atas sofa

mengenakan

sarungnya. Hari

sudah siang namun

Kusnoyo belom

terbangun dari

tidurnya dan

warungnya pun

belum di buka. Tak

lama Yani datang

seperti biasa

Page 231: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

245

membawa makanan

untuknya. Melihat

Kusnoyo yang

menggigil Yani pun

tiba dan berusaha

membantu Kusnoyo.

16. Rumah

kusnoyo

Kamar 17 INT Night

Kusnoyo Baju koko

sarung hitam

Yasin

Sejaddah

Sarung

Al quran

Tasbih

Peci

Lampu meja

Natural Waktu magrib pun

tiba Kusnoyo

langsung

melaksanakan solat,

selesai solat magrib

Kusnoyo membaca

yasin di kamarnya.

Page 232: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

246

17. Rumah

kusoyo

Ruang

Tamu

18 INT Night

Kusnoyo

Marsih

Baju koko

sarung hitam

baju kerja

blazer abu2

krudung navy

Bangku sofa

Buffet

Pasbunga meja

Meja

Make up

marsih

Kusnoyo yang sedang

membaca yasin di

kamar tak lama

Marsihpun datang.

18 Rumah Kamar 19 INT pagi Kusnoyo Sabun Natural Karena merasa sudah

Page 233: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

247

Kusnoyo mandi

Sikat gigi

Handuk

Gayung

sembuh Kusnoyopun

mandi ditemani

alunan lagu

kesukaannya. Ketika

dia menggosokan

punggungnya dengan

sabun Kusnoyo

merasakan kembali

sentuhan lembut dari

seorang Yani.

19. Rumah

kusnoyo

Kamar 20 INT Siang

Kusnoyo

Terlihat tampil

berbeda memakai

baju polo coklat

Kaca dinding

Sisir

Make up

Kusnoyo

Hari ini Kusnoyo

terlihat ingin tampil

berbeda di hadapan

Yani. Diapun

memutuskan untuk

mencukur rambutnya.

Page 234: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

248

Dengan rambut yang

sudah di cukur rapih,

dia menyisir

rambutnya di depan

kaca.

20. Rumah

Kusnoyo

Meja

Makan

21 INT

Siang

Kusnoyo

Yani

Terlihat Rapih

memakai baju

polo coklat

Baju pattern

maroon dan rok

merah

Makanan

dirantang

Nasi

Ayam goreng

Piring

Sendok

Lukisan

Full

Make

Up

Kusnoyo dan yani

menyantap makanan

yang sudah dibawa

oleh yani. Tak lama

merekapun selesai

makan.

Page 235: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

249

Tudung saji

Teko

21. Rumah

Kusnoyo

Ruang

tamu

22 INT Mala

m

Kusnoyo

Marsih

Terlihat Rapih

memakai baju

putih polo celana

hitam

Baju terusan hijau

dan krudung hijau

Bangku sofa

Buffet

Pajangan

(property)

Full

make up

Keesokan harinya

Kusnoyo tidak

membuka warungnya

dia menunggu

kedatangan Marsih

yang telah menerima

pesan darinya yang

disampaikan oleh

Yani. Marsih pun

datang dengan

perasaan senang, dia

mengira Kusnoyo

akan segera tinggal

bersamanya.

Page 236: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

250

22. Rumah

Kusnoyo

Kamar

mandi

23 INT Pagi

Kusnoyo

Sabun

Sikat gigi

Anduk

Natural

Kusnoyo yang sedang

mandi seperti biasa di

temani musik

kesukaannya.

23. Rumah

Kusnoyo

Meja

makan

24 INT Pagi

Kusnoyo

Yani

Anak

Yani

Terlihat rapih

memakai baju

creamdan celana

hitam.

Memakai baju

langsung

kembang coklat

Seragam sekolah

SD

Makanan

Nasi

Piring

Sendok

Lukisan

Tudung saji

Teko

Bangku makan

3

Make up Sebelum membuka

warungnya Kusnoyo

yang telah menikah

dengan Yani,

menyempatkan

makan bersama

dengan Yani dan

anaknya. Setelah

selesai makan

anaknya bergegas

untuk berangkat ke

sekolah.

Page 237: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

251

FLOORPLAN

Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah P

Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah

Durasi : 24 Menit Art Director : Desta A

SET WARUNG, Scene 2, 3, 4 dan 9

Skala 1:100

Gambar III.25

Etelase

bas

ko

m

Meja

B

Page 238: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

252

FLOORPLAN

Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah P

Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah

Durasi : 24 Menit Art Director : Desta A

SET TERAS RUMAH. SCENE. 14, 12, dan 10

Skala 1:100

Gambar III.26

P I N T U

WA

RU

NG

P I N

T U

MEJA

Page 239: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

253

FLOORPLAN

Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah P

Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah

Durasi : 24 Menit Art Director : Desta A

SET RUANG TAMU. SCENE, 11, 18, 13 dan 23

Skala 1:100

Gambar III.27

BANGKU

BA

NG

KU

SOFA

MEJA

P I n t u

B U F F E D

P I N

T U

Page 240: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

254

FLOORPLAN

Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah P

Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah

Durasi : 24 Menit Art Director : Desta A

SET RUANG TV. SCENE. 16 dan 8

Skala 1:100

Gambar III.28

B U F F E D

TV

S O U

N D

S O U

N D

K A

R P

E T

Page 241: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

255

FLOORPLAN

Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah P

Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah

Durasi : 24 Menit Art Director : Desta A

SET KAMAR KUSNOYO, SCENE. 6 dan 17

Skala 1:100

Gambar III.29

MEJA T E M P

A T T I D

U

L E M A R I

LAM

PU

J E N D E L A

J E N D

E L A

P I N

T U

Page 242: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

256

FLOORPLAN

Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah P

Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah

Durasi : 24 Menit Art Director : Desta A

SET RUANG MAKAN SCENE. 21, 15 dan 25

Skala 1:100

Gambar III.30

M E J A M A K A N

P I N T U

P I N T U

P I N

T U

R A K P I R I N G

Page 243: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

257

FLOORPLAN

Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah P

Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah

Durasi : 24 Menit Art Director : Desta A

SET RUANG KAMAR MANDI SCENE, 19 dan 23

Skala 1:100

Gambar III.31

KOLAM AIR

SUMUR

Page 244: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

258

FLOORPLAN

Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah P

Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah

Durasi : 24 Menit Art Director : Desta A

SET RUANG DAPUR SCENE, 7 dan 5

Skala 1:100

Gambar III.32

K A M A R M A N D I

J E N D

E L A

R A K P. R A K P.

P I N T U

K O

M P

O R

G A

S

P I

N T

U

Page 245: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

259

SET DESIGN

Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah P

Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah

Durasi : 24 Menit Art Director : Desta A

Sebelum Sesudah

Gambar III.33 Gambar III.34

Keterangan :

Depan Warung

Digunakan Untuk :

SCENE. 14, 12, 10,

Page 246: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

260

SET DESIGN

Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah P

Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah

Durasi : 24 Menit Art Director : Desta A

Sebelum Sesudah

Gambar III.35 Gambar III.36

Keterangan :

Depan Ruang Tamu

Digunakan Untuk :

SCENE. 11, 18, 13, 23

Page 247: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

261

SET DESIGN

Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah P

Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah

Durasi : 24 Menit Art Director : Desta A

Sebelum Sesudah

Gambar III.37 Gambar III.38

Keterangan :

Depan Kamar mandi

Digunakan Untuk :

SCENE. 19, 23

Page 248: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

262

SET DESIGN

Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah P

Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah

Durasi : 24 Menit Art Director : Desta A

Sesudah Sebelum

Gambar III.39 Gambar III.40

Keterangan :

Dapur

Digunakan Untuk :

SCENE. 7, 5

Page 249: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

263

SET DESIGN

Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah P

Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah

Durasi : 24 Menit Art Director : Desta A

Sebelum Sesudah

Gambar III.41 Gambar III.42

Keterangan :

Dapur

Digunakan Untuk :

SCENE, 2, 3, 4, 9.

Page 250: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

264

SET DESIGN

Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah P

Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah

Durasi : 24 Menit Art Director : Desta A

Sebelum Sesudah

Gambar III.43 Gambar III.44

Keterangan :

Ruang Makan

Digunakan Untuk :

SCENE,. 21, 15, 25

Page 251: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

265

SET DESIGN

Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah P

Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah

Durasi : 2 Menit Art Director : Desta A

Gambar III.45

Sesudah Di SET

Keterangan :

Kamar Kusnoyo

Digunakan Untuk :

SCENE, 6, 17

Page 252: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

266

III.18 BREAKDOWN CUSTOM (WARDROBE)

Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah P

Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah

Durasi : 24 Menit Art Director : Desta A

No Scene Cast Wardrobe Keterangan

1 1, Yani

Sigit

Gambar III.46

Wardrobe yang

digunakan yani dan

sigit , mengantar

sekolah

Page 253: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

267

No Scene Cast Wardrobe Keterangan

2 1,

2,3,4

Kusnoyo

Gambar III.47

Wardrobe yang

digunakan kusnoyo

saat diwarung

Page 254: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

268

No Scene Cast Wardrobe Keterangan

3 20,25 Kusnoyo

Gambar III.48

Wardrobe yang

digunakan kusnoyo

saat sehabis mandi

Page 255: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

269

No Scene Cast Wardrobe Keterangan

4 6, 17,

18,

Kusnoyo

Gambar III.49

Wardrobe yang

digunakan kusnoyo

saat sedang sholat dan

baca yasin

Page 256: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

270

No Scene Cast Wardrobe Keterangan

5 9. 24 Kusnoyo

Gambar III.50

Wardrobe yang

digunakan kusnoyo

saat diwarung dan di

meja makan

Page 257: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

271

No Scene Cast Wardrobe Keterangan

6 10.11.

13

Kusnoyo

Marsih

Gambar III.51

Wardrobe yang

digunakan kusnoyo

saat dikamar , ruang

tamu,

Page 258: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

272

No Scene Cast Wardrobe Keterangan

7 10,12 Yani

Gambar III.52

Wardrobe yang

digunakan yani saat

mengantar marsih

kerumah kusnoyo.

Page 259: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

273

No Scene Cast Wardrobe Keterangan

8 14 Yani

Gambar III.53

Wardrobe yang

digunakan Yani saat

mengantar sekolah

Page 260: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

274

No Scene Cast Wardrobe Keterangan

9 15 Yani

kusnoyo

Gambar III.54

Wardrobe yang

digunakan kusnoyo

dan yani saat di meja

makan

Page 261: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

275

No Scene Cast Wardrobe Keterangan

10 14, 16, kusnoyo

Gambar III.55

Wardrobe yang

digunakan kusnoyo

saat Ruang tamu dan

Ruang TV

Page 262: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

276

No Scene Cast Wardrobe Keterangan

11 16. Yani

Gambar III.56

Wardrobe yang

digunakan Yani saat

sedang mijitkan

kusnoyo

Page 263: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

277

No Scene Cast Wardrobe Keterangan

12 18, 7,

8

Kusnoyo

marsih

Gambar III.57

Wardrobe yang

digunakan kusnoyo

dan marsih di raung

tamu dan dapur

Page 264: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

278

No Scene Cast Wardrobe Keterangan

13 21, 20, Kusnoyo

marsih

Gambar III.58

Wardrobe yang

digunakan kusnoyo

dan yani saat di meja

makan dan kamar saat

bercermin

Page 265: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

279

No Scene Cast Wardrobe Keterangan

14 21 Yani

Gambar III.59

Wardrobe yang

digunakan Yani saat

di meja makan

Page 266: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

280

No Scene Cast Wardrobe Keterangan

15 22 Kusnoyo

Marsih

Gambar III.60

Wardrobe yang

digunakan kusnoyo

dan marsih saat di

ruang tamu

Page 267: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

281

No Scene Cast Wardrobe Keterangan

16 24. 9 Kusnoyo

Yani

Anak

Yani

Gambar III.61

Wardrobe yang

digunakan kusnoyo

yani dan anaknya saat

sedang makan

bersama

Page 268: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

282

No Scene Cast Wardrobe Keterangan

17 7, 8, Kusnoyo

Gambar III.62

Wardrobe yang

digunakan kusnoyo

saat masak telur di

dapur

Page 269: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

283

III.19 BREAKDOWN MAKE UP

Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah P

Project Title : Baks Di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah

Durasi : 24 Menit Art Director : Desta A

No Nama Make Up Keterangan

1 Pensil

Alis

Gambar III.63

Pensil alis ini

digunakan untuk

merapihkan dan

menebalkan alis

Page 270: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

284

2 BB

Cream

Gambar III.64

BB Cream ini

digunakan untuk

mempertahankan make

up tetap cerah dan

tidak kusam, menutupi

noda diwajah, dan

menutupi komedo.

3 Bedak

Tabur

Gambar III.65

Bedak marcks

digunakan untuk

mencerahkan wajah,

menutupi wajah yang

berminyak, dan

menghilangkan

keringat akibat

paparan sinar matahari

Page 271: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

285

4 Blush

On

Gambar III.66

Blush On digunakan

untuk mempercantik

bagian tulang pipi

diwajah agar terlihat

berwarna.

5 Lipstik

Gambar III.67

Lipstik digunakan

untuk memperindah

bagian bibir agar

terkesan tidak pucat.

Page 272: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

286

3.8. Proses Kerja Penata Cahaya

Dalam produksi drama televisi “Bakh Di Ujung Tua” penulis

bertanggung jawab sebagai penata cahaya, dalam buku produksi program

televisi dan film.

Menurut (Kusumawati dkk, 2017:62) mengatakan bahwa, “penata

cahaya adalah orang yang bertugas mengatur tata cahaya di lokasi shooting atas

permintaan sinematografer.”

Berdasarkan kutipan tersebut, menurut penulis seorang penata cahaya

harus menentukan pencahayaan yang baik untuk sebuah produksi drama televisi

karena pencahayaan merupakan salah satu unsur yang penting dalam terciptanya

sebuah karya.

Menurut (Kusumawati dkk, 2017:36) mengatakan bahwa, “Penataan

cahaya dalam produksi televisi dan film mempunyai maksud yang sama yaitu

menciptakan suasana lebih mendalam, menciptakan karakter yang lebih kuat

dari objek dan menciptakan efek yang lebih artistik.”

Menurut (Sarwo Nugroho, 2014:141) mengatakan bahwa, “Tata lampu

untuk televisi merupakan pengembangan dari tata lampu panggung dan film

sebab tata lampu untuk televisi mempunyai karakter tersendiri, baik dari segi

peralatan yang elektronis maupun sifat-sifat acaranya.”

Berdasarkan kutipan tersebut, penulis sebagai seorang penata cahaya

harus memberikan kesan visual yang mendalam untuk penonton untuk

mensimulasikan realitas dan membantu penonton untuk memberikan suasana

Page 273: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

287

hati/ mood yang tepat bagi yang melihat dalam rangkaian gambar yang

ditampilkan.

Tugas penata cahaya dari Pra Produksi hingga Pasca Produksi, antara lain :

3.8.1. Pra Produksi

Menurut (Kusumawati dkk, 2017:38) menyimpulkan bahwa :

Ditahap ini penata cahaya harus memahami dan mendalami naskah yang akan di

produksi. Pemahaman ini untuk mengetahui apa saja kebutuhan pencahayaan

dalam scene yang akan di produksi. Mengadakan rapat dengan produser dan

sutradara untuk menyatukan persepsi dan mengetahui apa keingginan dari

produser dan sutradara. Dan juga tidak lupa membuat konsep pencahayaan dan

blocking lighting yang tepat sesuai dengan yang tertera pada naskah. Melakukan

hunting lokasi untuk memdapatkan gambaran penempatan pencahayaan yang

tepat. Dan mendata keperluan peralatan teknis yang dibutuhkan pada saat

produksi.

Dari kutipan tersebut, menurut penulis langkah awal penata cahaya

dalam proses pra produksi ialah penata cahaya harus membuat Lay Out untuk

mempermudah pekerjaan dari penata cahaya.

Penulis sebagai penata cahaya tidak hanya sekedar menata lampu,

menghidupkan, dan mematikannya akan tetapi ada prosedur yang harus dilewati

sebelumnya yaitu :

Page 274: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

288

a. Memahami dan mendalami naskah yang akan diproduksi. Pemahaman ini

untuk mengetahui apa saja kebutuhan pencahayaan dalam scene yang

akan di produksi.

b. Mengadakan rapat dengan produser dan sutradara untuk menyatukan

persepsi dan mengetahui apa keinginan dari produser dan sutradara.

c. Membuat konsep pencahayaan dan bloking lighting yang tepat sesuai

dengan yang tertera pada naskah.

d. Mengadakan rapat kordinasi dengan crew teknis yang lain.

e. Melakukan hunting lokasi untuk mendapatkan gambaran penempatan

pencahayaan yang tepat.

f. Mendata keperluan peralatan teknis yang dibutuhkan pada saat produksi

Dalam program drama tv ini penulis menyiapkan 1 lampu yaitu LED

15inc. alasan memilih lampu LED karena mudah untuk dibawa kemana saja.

3.8.2. Produksi

Dalam proses produksi selain memerhatikan penataan cahaya, seorang

penata cahaya harus memerhatikan pencahayaan yang sesuai berdasarkan Floor

Plane.

Selain itu, tugas penata cahaya saat produksi antara lain:

a. Mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk kelengkapan

pencahayaan lokasi.

b. Mengoperasikan perlengkapan peralatan lighting dengan baik dan benar

sesuai dengan bloking lighting yang telah dibuat pada saat Pra Produksi

agar didapat hasil yang memuaskan.

Page 275: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

289

c. Melakukan komunikasi dan kordinasi dengan sutradara dan crew teknis

yang lain agar tidak terjadi kesalahan pahaman.

d. Menguasai secara teknis setiap peralatan lighting yang dipakai dan selalu

bersiap jika terjadi gangguan teknis.

e. Memberikan koreksi dan masukan kepada sutradara jika diperlukan.

f. Melakukan pengaturan pencahayan pada setiap adegan sesuai tuntutan

naskah.

g. Mengembalikan dan merawat peralatan lighting yang telah dipakai ke

tempat semula.

Pada tahap produksi penulis diberikan pengarahan dari seorang

sutradara tentang rencana visual atau tata letak lighting serta mood yang

diinginkan sutradara. Secara sistematis rencana ini dibuat kedalam

breakdown script . Dengan breakdown script memudahkan semua element

crew dalam bekerja nantinya. Sutradara mendiskusikan blocking lighting dan

mood seperti apakah yang harus dibuat.

Penulis selalu berkerja sama dengan sutradara dan kameramen.

penggunaan tripod dalam peletakan lampu sangat penting bagi penata cahaya.

Walaupun terkesan membutuhkan tenaga, butuh tempat, dan terkesan rumit.

Penggunaan tripod memberikan dampak yang besar pada kualitas cahaya.

Agar dapat cahaya yang statis dan stabil.

Dalam produksi program drama televisi tugas akhir ini, kami

menghabiskan waktu 3 hari shooting di daerah Depok Jawa Barat. Tata letak

pencahayaan sangatlah penting . Penambahan alat seperti Lampu Hannoch

sangat penting untuk penulis.

Page 276: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

290

Penulis dalam hal ini juga memperhatikan perbandingan Hi Light

(bagian ruang yang paling terang) dan shade (bagian yang tergelap) agar

tidak terlalu tinggi atau biasa disebut Hight Contrast. Perlu memperhatikan

karakteristik tata cahaya dalam kaitannya dengan kamera yang digunakan.

Menjaga semua peralatan cahaya yang digunakan dan berkerjasama

dengan kameramen juga sutradara dalam penempatan lighting agar sesuai

dengan scene dan shoot yang diambil.

Penulis memperhatikan hal-hal yang bersifat teknis dalam produksi

drama yaitu dengan memperhatikan arah cahaya dari pencahayaan yang

bergantung pada ketinggian dan sudut dari cahaya tadi arah pencahayaan ini

biasanya disebut sebagai down angle dan up angle akan menghasilkan

pencahayaan yang lazim

penulis juga menggunakan tiga dasar penyinaran (lighting basic) yaitu:

1. Key light

Sinar utama yang ditunjukan kepada subjek dan akan menimbulkan

bayangan. Penempatannya pada sudut 30 derajat sampai 45 derajat

kesamping kanan atau kiri nose line.

2. Fill light

Digunakan untuk menerangi atau menghilangkan bayangan yang

ditimbulkan oleh key light.

3. Back light

Berfungsi untuk memisahkan objek dari background dengan membentuk

batasan cahaya pada pundak dan kepala objek.

Penulis dan crew sepakat menggunakan 1 jenis lighting untuk program

drama televisi, yaitu:

Page 277: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

291

1. Led video light 15inc Bi-color 85watt ( 2 buah )

3.8.3. Pasca Produksi

Pada pasca produksi penulis merawat semua equipment yang telah

dipakai, agar dapat beroperasi pada saat pengembalian kepada pihak

penyewa.

Penulis akan me-review hasil gambar untuk melihat penataan cahaya

yang telah di produksi, menganalisa hasil akhir gambar dan mendata

kekurangan dari gambar yang telah diambil. Terakhir penulis mengevaluasi

hasil akhir gambar

3.8.4. Peran dan Tanggung Jawab Penata Cahaya

Dalam proses produksi drama televisi “Bakh Di Ujung Tua” penulis

penata cahaya seperti profesi lainnya, penata cahaya sebagai bagian dari crew

produksi film dan televisi mempunyai tugas serta tanggung jawab yang

spesifik. Pada umumnya seorang penata cahaya tidak bekerja sendiri (kecuali

untuk hal tertentu), dan secara umum tugas serta tanggung jawab penata

cahaya meliputi :

a. Berdiskusi dengan produser serta sutradara, membahas tentang rencana

produksi.

b. Mempelajari Naskah.

c. Menginterplementasikan sebuah adegan atau scene.

d. Memberi masukan bagaimana agar bisa mendapatkan mood pencahayaan

yang baik.

Page 278: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

292

e. Memilih peralatan lighting serta penunjangnya.

f. Bekerjasama dengan sutradara dan kameramen.

g. Melakukan set lighting atau blocking lighting sesuai keinginan sutradara.

3.8.5. Proses Lembar Kerja Penata Cahaya

Program nondrama televisi ini merupakan tugas akhir ( TA ) yang

menjadi syarat kelulusan dari kampus Universitas Bina Sarana Informatika.

Dalam tugas drama tv ini, penulis memegang jabatan sebagai penata cahaya.

Segala hal yang berkaitan dengan pencahayaan adalah tanggung jawab

penulis. Penulis mencoba dengan kemampuan yang penulis miliki, penulis

sudah berusaha semaksimal mungkin agar program drama tv ini dapat tercipta

sesuai dengan apa yang diinginkan tim produksi.

Konsep Kreatif

Mengenai konsep kreatif program drama tv, penulis sebagai penata

cahaya bertugas menata cahaya dan seorang penata cahaya harus punya

gambaran yang sesuai dengan apa yang telah naskah buat. Setelah penulis

naskah membuat dan disetujui oleh produser dan sutradara yang

kemudian dibaca. Pada saat itu penulis dan sutradara memikirkan

penataan cahaya yang baik.

Penulis juga membayangkan konsep lighting yang sesuai dengan

tema romance, agar membuat penonton tidak jenuh pada saat menonton.

Saat penulis membaca naskah dan membayangkan cahaya yang natural

Page 279: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

293

dan sebelum produksi penulispun mencari referensi-referensi peletakan

lighting dalam film.

Konsep produksi

Pada proses ini penulis menyiapkan dan memastikan peralatan yang

akan dipakai pada saat shooting. Pada konsep ini penata cahaya berusaha

menyesuaikan segala bentuk teknik penataan cahaya dengan tetap

mengacu pada director treatment. Mulai dari peletakan lighting, sudut

peletakan lighting sesuai dengan treatment yang telah disepakati

sutradara.

Dari treatment tersebut penata cahaya berkerja sama dengan penata

artistik dan kameramen untuk keselarasan gambar terhadap gambar

dilokasi. penulis mengecek alat yang digunakan seperti mengecek baterai

lampu LED sudah terisi penuh dan penulis mempersiapkan segala hal

yang bersangkutan dengan lighting, meletakan lighting dengan sesuai

strategi.Penulis juga menyiapkan alat pendukung seperti binder clip, c-

stand dan filter-filter yang digunakan.

Konsep teknis

Dalam program drama televisi penata cahaya harus memilih alat

yang tepat, penggunaan alat apa saja yang akan digunakan agar tidak

terjadi kesalahan dalam masalah pencahayaan. Dalam program ini

penulis untuk teknis dalam penulis sebagai penata cahaya memilih

menggunakan LED alasan penulis memilih LED melihat dari sisi teknis

nya yaitu LED yang mudah dibawa.

Page 280: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

294

3.8.6. Kendala Produksi Dan Solusinya

Kendala yang penulis alami sebagai penata cahaya saat dilokasi

adalah:

1. Tripod mengalami masalah pada pengencangnya

mengakibatkan tidak stabil saat digunakan.

2. Batrei LED tidak bisa di charge.

Solusinya adalah:

1. Mengganjal bagian tiang tripod dengan lakban agar bisa stabil.

2. Memakai apdaptor langsung ke listrik.

3.8.7. Lembar Kerja Penata Cahaya

a. Konsep penata cahayaan

Penulis sebagai penata cahaya dalam karya ini adalah membuat cahaya yang

sesuai dengan kebutuhan yang diarahkan sutradara. Penulis selalu berkerja

sama dengan crew. Penata cahaya harus bisa membuat program drama

televisi ini menjadi lebih menarik dari segi pencahayaan. Penulis

menggunakan 1 jenis lampu yaitu led.

Page 281: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

295

III.20 LIGHTING SHEET

Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah P

Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah

Durasi : 24 Menit Lightingman : Muflih Zakwan R

No Scene Shot Key light Back light Fill light Notes

1 1 1 - - - Di scene ini, saya sebagai penulis

menggunakan cahaya langsung dari matahari

karena cahaya matahari saya rasa cukup

tanpa menambah lighting lagi

Di scene ini memakai polyfoam untuk

memantulkan cahaya matahari

2 - - -

3 - - -

2 2 1 - - Led 15inc 85watt Di scene ini, saya sebagai penulis memakai

LED untuk menambah cahaya dari matahari

Page 282: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

296

karena lokasi ini kurang terang kalau hanya

dengan sinar matahari

3 3 1 - - - Di scene ini, saya sebagai penulis tidak

memakai tambahan lighting karena sudah

cukup cahaya dari sekitar

4 4 1 Hannoch - - Di scene ini, saya sebagai penulis hanya

memakai lampu hannoch karena cahayanya

sudah cukup

5 5 1 Hannoch - Led 15inc 85watt Di scene ini, saya sebagai penulis

menggunakan cahaya hannoch dipasang di

atas untuk key light dan LED untuk

menambah kesan malam didalam kamar

2 Hannoch - Led 15inc 85watt

6 6 1 Hannoch - - Di Scene ini, saya sebagai penulis hanya

Page 283: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

297

2 Hannoch - - memakai hannoch karena cahaya sudah

cukup

7 7 1 Led 15inc 85watt Led 15inc 85watt - Di scene ini, saya sebagai penulis memakai

LED dan kertas kalkir untuk menambah

kesan sedang menonton televisi

2 Led 15inc 85watt Led 15inc 85watt -

3 Led 15inc 85watt Led 15inc 85watt -

4 Led 15inc 85watt Led 15inc 85watt -

8 8 1 Led 15inc 85watt - - Di scene ini, saya sebagai penulis memakai

LED untuk menambah cahaya ke wajah

Kusnoyo

2 Led 15inc 85watt - -

9 9 1 - - - Di scene ini, saya sebagai penulis tidak

memakai cahaya karena sudah cukup cahaya

dari matahari

10 10 1 Hannoch Led 15inc 85watt Led 15inc 85watt Di scene ini saya sebagai penulis ingin

Page 284: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

298

2 Hannoch Led 15inc 85watt Led 15inc 85watt memberi cahaya pada set ruang tamu

3 Hannoch Led 15inc 85watt Led 15inc 85watt

4 hannoch Led 15inc 85watt Led 15inc 85watt

11 11 1 - - - -

12 12 1 Hannoch Led 15inc 85watt Led 15inc 85watt -

2 Hannoch Led 15inc 85watt Led 15inc 85watt -

13 13 1 - - - -

2 - - - -

3 - - - -

14 14 1 Hannoch - - -

2 Hannoch - - -

3 Hannoch - - -

4 Hannoch - - -

15 15 1 Led 15inc 85watt - Led 15inc 85watt Di scene ini, saya sebagai penulis

Page 285: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

299

2 Led 15inc 85watt - Led 15inc 85watt menggunakan LED untuk menambah cahaya

pada ruang sekitar dan wajah kusno dan

membuat kesan pagi hari

3 Led 15inc 85watt - Led 15inc 85watt

4 Led 15inc 85watt - -

5 Led 15inc 85watt - Led 15inc 85watt

6 Led 15inc 85watt - -

16 16 1 Led 15inc 85watt - Led 15inc 85watt Di scene ini, saya sebagai penulis memakai

LED di luar ruangan untuk menambah kesan

cahaya malam hari

17 17 1 Hannoch Led 15inc 85watt Led 15inc 85watt Di scene ini, saya sebagai penulis ingin

memberi cahaya pada set ruang tamu 2 Hannoch Led 15inc 85watt Led 15inc 85watt

3 Hannoch Led 15inc 85watt Led 15inc 85watt

4 Hannoch Led 15inc 85watt Led 15inc 85watt

18 1 Led 15inc 85watt - Led 15inc 85watt Di scene ini, saya sebagai penulis

menggunakan LED untuk menambah cahaya

Page 286: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

300

didalam kamar mandi

19 1 Hannoch - - -

20 1 Hannoch - - Di scene ini, saya sebagai penulis

menggunakan hannoch untuk menambah

cahaya di ruang makan

2 Hannoch - -

3 Hannoch - -

21 1 Hannoch Led 15inc 85watt Led 15inc 85watt Di scene ini, saya sebagai penulis ingin

memberi cahaya pada set ruang tamu 2 Hannoch Led 15inc 85watt Led 15inc 85watt

3 Hannoch Led 15inc 85watt Led 15inc 85watt

22 1 Led 15inc 85watt - -

Di scene ini, saya sebagai penulis

menggunakan LED untuk menambah cahaya

didalam kamar mandi

2

Led 15inc 85watt

- -

23 1 Hannoch - -

Di scene ini, saya sebagai penulis 2 Hannoch - -

Page 287: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

301

3 Hannoch - - menggunakan hannoch untuk menambah

cahaya di ruang makan 4 Hannoch - -

Page 288: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

14

FLOOR PLAN LIGHTING

Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah

Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi A

Durasi : 24 Menit Lightingman : Muflih Zakwan

SET WARUNG, Scene 2, 8, 9

Gambar III.68

Etelase

bas

ko

m

Meja

B

P

I

N

T

U

LED

Page 289: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

14

FLOOR PLAN LIGHTING

Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah

Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi A

Durasi : 24 Menit Lightingman : Muflih Zakwan

SET TERAS RUMAH. SCENE. 11, 13

Gambar III.69

P I N T U

WA

RU

NG

P I N

T U

MEJA

Page 290: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

14

FLOOR PLAN LIGHTING

Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah

Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi A

Durasi : 24 Menit Lightingman : Muflih Zakwan

SET RUANG TAMU. SCENE, 10, 12, 17, 21,

Gambar III.70

BANGKU

BA

NG

KU

SOFA

MEJA

P I n t u

B U F F E D

P I N

T U

HA

NN

OC

LE D

LED

LED

LE D

LE D

Page 291: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

14

FLOOR PLAN LIGHTING

Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah

Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi A

Durasi : 24 Menit Lightingman : Muflih Zakwan

SET RUANG TV. SCENE. 7,15,

B U F F E D

TV

S O U

N D

S O U

N D

K A

R P

E T

P

I

N

T

U

LE

D

J

E

N

D

E

L

A

Page 292: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

14

FLOOR PLAN LIGHTING

Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah

Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi A

Durasi : 24 Menit Lightingman : Muflih Zakwan

SET KAMAR KUSNOYO, SCENE. 5, 16, 19, 20,

Gambar III.72

MEJA

T E M P

A T T I D

U

L E M A R I

LAM

PU

J E N D E L A

J E N D

E L A

P I N

T U

HA

NN

OC

Page 293: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

14

FLOOR PLAN LIGHTING

Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah

Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi A

Durasi : 24 Menit Lightingman : Muflih Zakwan

SET RUANG MAKAN SCENE. 14, 20, 23,

Gambar III.73

M E J A M A K A N

P I N T U

P I N T U

P I N

T U

R A K P I R I N G

HA

NN

OC

Page 294: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

14

FLOOR PLAN LIGHTING

Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah

Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi A

Durasi : 24 Menit Lightingman : Muflih Zakwan

SET RUANG KAMAR MANDI SCENE, 18, 22,

Gambar III.74

KOLAM AIR

SUMUR

LE

D

LE

D

Page 295: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

14

FLOOR PLAN LIGHTING

Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah

Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi A

Durasi : 24 Menit Lightingman : Muflih Zakwan

SET RUANG DAPUR SCENE, 4,6

Gambar III.75

K A M A R M A N D I

J E N D

E L A

R A K P. R A K P.

P I N T U

K O

M P

O R

G A

S

P I

N T

U

HA

NN

OC

Page 296: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

14

SPESIFIKASI PERALATAN PENATA CAHAYA

Gambar III.77

Gambar III.78

Page 297: BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser · proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi, 20 akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi

14

Gambar III.79

LED Video Light 15 Inch Bi-Color (Viltrox VL D85T)