bab iii laporan produksi - repository.bsi.ac.id · bisa. produser juga mengawasi setiap...
TRANSCRIPT
1
BAB III
LAPORAN PRODUKSI
3.1 Proses Kerja Produser
Menjadi produser juga dapat bekerja secara individu, juga memiliki kemampuan
menulis naskah, narator, kameramen, dan editor, memiliki keterampilan
sinematografi.untuk penulis naskah, produser dapat mempunyai ide, dengan
sendirinya dia membuat rundown, outline atau skrip. Pendapat lain di sampaikan oleh
Karsito dalam Rusman latief (2017:19) “Produser adalah seorang sinerias profesional
yang membuat film. Memiliki wewenang dan tanggung jawab secara menejemen dan
artistik terhadap proses sebuah karya film, meliputi penentuan ide, cerita, penulisan
skenario sutradara, tim kreatif (kru), dan pemain (artis).”
Definisi tersebut menunjukan bahwa dalam setiap sebuah produksi di perlukan
adanya seorang yang bertanggung jawab untuk merencanakan dan mengatur untuk
merencanakan dan mengatur keselurahan proses pra produsi, produksi, dan pasca
produksi. Dalam sebuah program drama televisi ini penulis coba merealisasikan apa
yang di inginkan sutradara melalui proses yang baik dan matang.
2
3.1.1 Pra Produksi
Menurut Yusman latief & Yustiatie Utut (2017:18) “Produser selalu aktif dalam
pengembangan ide yang bisa berasal dari dirinya sendiri atau orang lain. Dia dapat
meminta seseorang untuk menulis ide tersebut menjadikan naskah, atau dia sendiri
yang melakukannya.”
Pada tahap awal pra produksi produser melakukan rapat dengan tim untuk
menentukan jobdesk yang akan di sepakati masing masing anggota. Pada pemilihan
jobdesk ini dilakukan tentunya dengan sesuai kemampuan para anggota yang mereka
bisa. Produser juga mengawasi setiap pengembangan ide cerita yang akan di tulis
oleh penulis naskah selain itu juga produser menentukan budget untuk keperluan
produksi Mencari lokasi, talent, sampai jadwal yang akan di tentukan oleh produser.
3.1.2 Produksi
Menurut Rusman latief & Yustiatie Ututd (2017:15) “Pada tahap produksi,
lebih ke kepada pelaksanaan administrasi yaitu fungsi perencanan , pengawasan dan
stategi produksinya. Adapun operasional seperti fungsi fungsi pengorganisasian,
pengarahan dan operasional pengerjaannya dikerjakan sutradara.
Pada tahap produksi adalah dimana semua sudah siap untuk melakukan shoting
yang sudah di siapkan pada saat pra produksi. Peran produser di tahap produksi hanya
sebagai fasilitator, kebutuhan produksi, dan mengawasi setiap penggunaan dana
produksi.
3
3.1.3 Pasca Produksi
Proses pasca produksi menjadi tahap akhir dari segala produksi yang sudah di
lalui. Produser pada tahap pascah produksi memantau editor untuk melakukan hasil
kerjanya yang baik. Kadang seorang produser rela megadang di ruang editing
mendampingi sutradara dan editor hanya untuk mendapatkan hasil editing yang
berkualitas.
3.1.4 Peran dan Tanggung Jawab Produser
Menjadi seorang produser adalah tanggung jawab yang begitu besar dalam
berjalannya pra produksi, produksi sampai pascah produksi berikut adalah tanggung
jawab seorang produser adalah :
A. Mencari ide dan mengumpulkan ide cerita
B. Membuat design produksi program
C. Menyusun rancangan produksi
D. Mencari talent, lokasi dan mengurus perizinan
E. Membantu proses reading
F. Menyusun anggaran pemasukan dan pengeluaran dari pra produksi, produksi
sampai pascah produksi
G. Mengawasi pelaksanaan produksi
H. Bertanggung jawab atas kontrak kerja dengan berbagai pihak dalam produksi
I. Bertanggung jawab atas keseluruhan produksi
4
3.1.5 Proses Penciptaan Karya
a. Konsep Kreatif
Sebuah produksi memerlukan kru bagiannya masing masing, maka dari itu
produser memerlukan sebuah jobdesk terdiri dari penulis naskah, sutradara,
kameraman, lighthing, audioman, artistik, editor pemilihan kru sesuai dari kempuan di
bidangnya masing masing. Setelah mendapatkan itu semua produser menentukan rapat
ide cerita bisa dari produser sendiri atau dari penulis naskah. Lalu ide cerita di
kembangkan oleh penulis naskah. Kemudian produser bekerja sama dengan penulis
naskah dan sutradara untuk menentukan lokasi.
Sesudah mendapatkan naskah dari penulis naskah yang sudah di buat, produser
berfikir untuk mengemas karya drama ini penuh dengan kreatif dan berbeda agar
memberikan kesan dan pesan yang baik untuk proses yang akan di jalankan. Khusunya
unutk anak muda dan remaja yang menyaksikan drama televisi negeri karena seperti
yang terjadi saat ini penonton indonesia lebih menikmati drama luar negeri seperti
korea dan Turki.
Penulis ingin ide yang di miliki bisa di jadikan sebuah program drama televisi
yang baru dari biasanya dan setiap talent bisa memerankan kartakter yang sudah di
tentukan dengan baik. Sehingga pesan yang akan di sampaikan melalui drama televisi
ini bisa di mengerti dengan baik oleh penonton.
5
b. Konsep Produksi
Konsep produksi yang penulis inginkan adalah sebuah program drama televisi
untuk menjalani konsep yang ada dan di sepakati penulis dan bersama kru bekerjasama
dan bertanggung jawab sesuai jobdesk yang sudah di tentukan. Penulis sebagai
produser hanya memantau proses syuting selama berlangsung sesuai dengan working
schedule dan call shet yang sudah di buat dan menajaga barang dari sewaan atau milik
pribadi agar tetap terkontrol dengan baik sesuai equipment list selama syuting.
Produksi di rencanakan berjalan selama tiga hari dimulai hari sabtu pada pagi
hari sampai sore untuk pengambilan gambar di seluruh dalam ruangan rumah atau
indoor. Kemudian di lanjutkan pada hari minggu untuk syuting di seluruh area luar
ruangan atau outdoor. penulis sebagai produser mengekspetasi syuting bisa berjalan
selama dua hari. alesan untuk tiga hari di karenakan untuk menjaga jaga pada saat shot
outdoor bermasalah pada cuaca untuk karena itu, bisa pengambilan gambar pada hari
ketiga.
c. Konsep Teknis
Teknis adalah salah satu penting dalam sebuah produksi agar dapat
mengahasilkan karya yang baik. Hal teknis yang di perhatikan maka penulis
mempertimbangkan kualitas dan efektifitas dalam produksi. Alat teknis untuk
perekam gambar penulis selaku produser dan beberapa kru sepakat untuk
menggunakan kamera sony VG30 di karenakan kamera ini lebih ringan dan bagus dari
segi warna untuk drama televisi. Untuk audio menggunakan audio recorder zoom H6N
basic yang portable dan boom mic Seenheiser mkh416 di tambah clip on boyah BY
6
WM6 untuk menghasilkan dialog yang jelas tanpa adanya noise. Untuk penggunaan
cahaya menggunakan led viltox.
Selanjutnya yang di lakukan penulis adalah membuat surat ikatan kerja dengan
talent yang akan ikut melakukan proses syuting. Hal ini di lakukan untuk menghindari
terjadinya hal-hal yang tidak di inginkan dari pihak pertama (produser) maupun pihak
kedua (talent).
3.1.6 Kendala Produksi dan Solusinya
Selama tahap pengembangan cerita dan menentukan karakter yang tepat, di
karenakan film ini membuat karakter anak yang manja. Solusinya penulis mencoba
mencari talent yang mampu manja pada biasanya akan lebih terlihat natural dalam film
ini.
Mencari lokasi di beberapa tempat yang menjadi kendala, di karenakan ketidak
sesuaian di cerita dan masalah perizinan yang begitu menyulitkan penulis untuk
mendapatkan lokasi bengkel dan toko tutup dalam satu lokasi. Solusinya penulis terus
hunting lokasi untuk mendapatkan hasil sesuai yang diharapkan.
7
3.1.7 Lembar Kerja Produser
Konsep program
Working Schedule
Breakdown Budgeting
Shooting Schedule
Call Sheet
Daily Production Report
Equipment List
8
Konsep Program
Program drama televisi “ANTENA” Ini merupakan sebuah tayangan televisi
yang di kemas secara sederhana dan berbeda dan mudah dipahami apa yang di maksud
dan tujuan nya. Dengan durasi yang tidak terlalu panjang, penulis beserta tim berusaha
menyajikan drama ini dengan baik dan memiliki nilai yang positif di setiap pesan
edukasi pada film ini.
Program drama ini dibuat oleh kru yang memiliki potensi bidangnya masing
masing. Dengan di dukung peralatan yang baik dari segi audio dan visual. Setiap
pemain yang berperan dipilih melalui proses casting untuk bisa mendalami karakter
yang sudah di buat hal ini dilakukan agar pesan yang ingin di sampaikan dapat
terealisasikan dengan baik dan sempurna.
9
Tabel III.1.
Working Schedule
Produksi : Kampi Films Produser : Fajri Yansyah
Judul Program : Antena Sutradara : Anjani Dhita Palupy
Durasi : 23 Menit Penulis Naskah : Muhammad Fahdel Mahendra
No Tahap Aktifitas
Target Per Minggu
April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
Pra Produksi
Penentuan Jobdesk ♣
2 Penentuan Ide ♣
3 Pengembangan Ide ♣ ♣
4 Membuat Naskah ♣ ♣
5 Menyusun Breakdown Budgeting ♣ ♣
6 Hunting lokasi ♣ ♣
7 Pengumpulan biaya produksi ♣ ♣
8 Menyusun schedule dan breakdwon
budgeting
♣
9 Melakukan casting ♣
10
10 Hunting lokasi kedua ♣
11 Menyiapkan Wardrobe & Proerty ♣
12 Reading pertama ♣
13 Menyiapkan backsound dan soundtrack ♣
14
Produksi
Shooting ♣ ♣
15 Evaluasi Shooting ♣
16 On line Editing (Dan Seterusnya…)
17
Paska
Poduksi
Capture ♣ ♣
18 Logging ♣ ♣
19 Online Editing
20 Review Hasil Editing ♣ ♣
21 Final Editing ♣
11
Tabel III.2.
Breakdown Budgeting
Produksi : Kampi Films Produser : Fajri Yansyah
Judul Program : Antena Sutradara : Anjani Dhita Palupy
Durasi : 23 Menit Penulis Naskah : Muhammad Fahdel M
No Item Unit Rate Amount Notes
Pra Produksi
1 Print Naskah Dll Rp35.500
2 Clapper 1 Rp 50.000
3 Sewa Rumah 1 Rp 800.000 2 hari
4 Sewa Lokasi 3 Rp 300.000 1 hari
Total : 1.185.500
Produksi (Teknik)
6 Camera Sony VG30 1 Rp 350.000 Rp.1.050.000 3 Hari
7 Lensa 10-18mm E-mount 1 Rp 125.000 Rp. 375.000
8 Led Viltrox 15inch 3 Rp 150.000 Rp. 450.000
9 BoomMic Seenheiser
mkh416
1 Rp 150.000 Rp. 450.000
10 Clip On Seenheiser 2 Rp 100.000 Rp. 300.000
11 Audio Recorder Zoom H6N
Basic
1 Rp 150.000 Rp. 450.000
Total = Rp 3.075.000
Produksi (Artistik)
10 Antena 2 - Milik sendiri
11 Sepeda 1 - Milik sendiri
12 TV Cembung 1 - Milik sendiri
13 Baju SD + Celana sd 1 - Milik sendiri
14 Jam Dinding 1 - Milik sendiri
16 Cat 2 Rp 150.000 Beli
17 Kuas Roll 1 Rp 95.000 Beli
18 Sofa 3 - Milik sendiri
12
19 Meja 1 - Milik sendiri
20 Karpet plastik 1 Rp .108.000 Beli
21 Oli 1 Rp .50.000 Beli
22 Sendal 2 - - Milik Sendiri
23 Sofa panjang 1 - - Milik Sendiri
24 Meja Panjang 1 - - Milik Sendiri
25 Taplak 2 - - Milik Sendiri
26 TV 2 - - Milik Sendiri
27 Antena 4 - - Milik Sendiri
28 Meja Tv 2 - - Milik Sendiri
29 Bingkai foto 1 - - Milik Sendiri
30 Kipas 1 - - Milik Sendiri
31 Tas 1 - - Milik Sendiri
32 Remot 2 - - Milik Sendiri
33 Jam dinding 1 - - Milik Sendiri
34 Kertas HVS 1 - - Milik Sendiri
35 Sapu 1 - - Milik Sendiri
36 Handuk 1 - - Milik Sendiri
37 Mobil – Mobilan 5 - - Milik Sendiri
38 Sepatu 1 - - Milik Sendiri
Total= Rp.403.000
Produksi (Artstik Wardrobe)
SERAGAM PUTIH H-
PUTIH 1 Milik Sendiri
SERAGAM PRAMUKA 1 Milik Sendiri
BAJU PUTIH 2 40.000 40.000
DASTER BIRU MUDA 1 40.000 40.000
DASTER HIJAU MUDA 1 40.000 40.000
DASTER PINK 1 40.000 40.000
CELANA PANJNG 1 Milik Sendiri
CELANA PENDEK BIRU 1 Milik Sendiri
CELANA PENDEK
HITAM 1 Milik Sendiri
13
BAJU MERAH 1 35.000 35.000
CELANA MERAH 1 Milik Sendiri
BAJU ABU ABU 1 Milik Sendiri
CELANA PENDEK
MERAH 1 Milik Sendiri
Transpotasi
39 Bensin Rp 300.000
40 Driver Rp 200.000
Total=Rp 500.000
Talent
41 Pameran Ridho Rp 1.400.000 2 hari
42 Pameran Ibu Rp 500.000 1 hari
Total= Rp 1.900.000
Produksi (Unit)
43 Konsumsi Rp 500.000 2 hari
Total : Rp 500.000
Perlengkapan unit
28 Battre alkaline 6 Rp .30.000 Rp. 180.000
29 Lakban item 2 Rp .25.000
30 Sabun 1 Rp .5000
31 spons 1 Rp.3000
Total = Rp 213.000
TOTAL = Rp. 7.776.000
14
Tabel III.3.
Shooting Schedule
Produksi : Kampi Films Produser : Fajri Yansyah
Judul Program : Antena Sutradara : Anjani Dhita Palupy
Durasi : 23 Menit Penulis Naskah : Muhammad Fahdel M
No Hari
dan
Tanggal
Waktu
pelaksaan
Kegiatan Keterangan
1
Sab
tu, 22 J
un
i 2019
05.00-06.00 Crew Call
Scene
1,2,3,4,5,6,7,8,9,,15
2 06.00-07.00 Cek peralatan
3 07.00-07.30 Set lokasi & makeup talent
4 07.50-12.00 Pengambilan gambar
5 12.00- 13.45 Break
6 13.45-15.30 Pengambilan gambar
7 15.30-17.00 Produksi selesai – preview hasil
pertama
8
Min
gg
u, 2
3 J
un
i 2019
05.00-06.00 Crew Call
Scene
10,11,12,13,14
9 06.00-07.00 Cek peralatan
10 07.00-07.30 Set lokasi & makeup talent
11 07.50-12.00 Pengambilan gambar
12 12.00- 13.45 Break
13 13.45-16.30 Pengambilan gambar
14 16.30-17.30 Produksi selesai – preview hasil
kedua
15
Tabel. III.4
Call Sheet
Produksi : Kampi Films Produser : Fajri Yansyah
Judul Program : Antena Sutradara : Anjani Dhita P
Hari/Tanggal : Sabtu, 22 juni 2019
Set Scene Cast D/N Location
Teras Rumah 1 Ridho D JL.H.Sholeh 1 Sukabumi Selatan
Kebon jeruk Jakarta Barat
Ruang Tengah 2 Ridho D JL.H.Sholeh 1 Sukabumi Selatan
Kebon jeruk Jakarta Barat
Teras Rumah 3 Ridho D JL.H.Sholeh 1 Sukabumi Selatan
Kebon jeruk Jakarta Barat
Ruang Tengah 9 Ridho & Ibu D JL.H.Sholeh 1 Sukabumi Selatan
Kebon jeruk Jakarta Barat
Ruang Tengah 10 Ridho & Ibu D JL.H.Sholeh 1 Sukabumi Selatan
Kebon jeruk Jakarta Barat
Teras Rumah 11 Ridho & Ibu D JL.H.Sholeh 1 Sukabumi Selatan
Kebon jeruk Jakarta Barat
Ruang Tengah 12 Ridho D JL.H.Sholeh 1 Sukabumi Selatan
Kebon jeruk Jakarta Barat
Teras Rumah 13 Ridho & Ibu D JL.H.Sholeh 1 Sukabumi Selatan
Kebon jeruk Jakarta Barat
Ruang Tengah 14 Ridho & ibu D JL.H.Sholeh 1 Sukabumi Selatan
Kebon jeruk Jakarta Barat
Teras Rumah 16 Ridho D JL.H.Sholeh 1 Sukabumi Selatan
Kebon jeruk Jakarta Barat
Ruang Tengah 17 Ridho D JL.H.Sholeh 1 Sukabumi Selatan
Kebon jeruk Jakarta Barat
Teras Rumah 18 Ridho D JL.H.Sholeh 1 Sukabumi Selatan
Kebon jeruk Jakarta Barat
16
Teras Rumah 21 Ridho D JL.H.Sholeh 1 Sukabumi Selatan
Kebon jeruk Jakarta Barat
Ruang Tengah 22 Ridho & Ibu D JL.H.Sholeh 1 Sukabumi Selatan
Kebon jeruk Jakarta Barat
Ruang Tengah 24 Ridho & Ibu D JL.H.Sholeh 1 Sukabumi Selatan
Kebon jeruk Jakarta Barat
Tabel. III.5
No Peran Pemeran On Set Custom
1 Ridho Arash 08.00 Casual
2 Ibu Emile 08.00 Daster
17
Tabel. III.6
Call Sheet
Produksi : Kampi Films Produser : Fajri Yansyah
Judul Program : Antena Sutradara : Anjani Dhita P
Hari/Tanggal : Minggu, 23 Juni 2019
Set Scene Cast D/N Location
Toko Tutup 4 Ridho D JL. H. Sholeh 1, Sukabumi
Selatan, Kebon Jeruk,
Jakarta Barat
Warung 5 Ridho & Penjaga
Warung
D JL. H. Sholeh 1, Sukabumi
Selatan, Kebon Jeruk,
Jakarta Barat
Toko Tutup 6 Ridho D JL. H. Sholeh 1, Sukabumi
Selatan, Kebon Jeruk,
Jakarta Barat
Perempatan
Jalanan
7 Ridho D Jl. Swadarma
Jalanan 8 Ridho & Extras D JL. H. Sholeh 1, Sukabumi
Selatan, Kebon Jeruk,
Jakarta Barat
Bengkel 15 Ridho & Montir D JL. H. Sholeh 1, Sukabumi
Selatan, Kebon Jeruk,
Jakarta Barat
Toko
Elektronik
19 Ridho & Penjaga
Toko
D Jl. Ciledug Raya
Jalanan 20 Ridho D JL. Swadarma
18
Tabel. III.7
No Peran Pemeran On Set Custom
1 Ridho Arash 08.00 Casual
2 Penjaga Toko Ryan 12.00 Casual
3 Montir Bengkel Mbot 12.00 Casual
19
Tabel. III.8
Daily Production Report
Produksi : Kampi Film Produser : Fajri Yansyah
Judul Program : Antena Sutradara : Anjani Dhita P
Hari/Tanggal : Sabtu, 22 Juni 2019
Keterangan Terjadwal Pelaksana
Crew Call 06.00 06.30
Talent Call 07.00 08.00
Break 12.00 12.00
Tabel. III.9
Peran Pemeran Usia On set Pulang
Ridho Arash 10 08.00 17.00
Ibu Emile 35 08.00 17.00
Tabel. III.10
Porsi Catering Dipesan Realisasi
Makan Siang Biaya Produksi 10
20
Tabel. III.11
Daily Production Report
Produksi : Kampi Film Produser : Fajri Yansyah
Judul Program : Antena Sutradara : Anjani Dhita P
Hari/Tanggal : Minggu, 23 Juni 2019
Keterangan Terjadwal Pelaksana
Crew Call 06.00 06.30
Talent Call 07.00 08.00
Break 12.00 12.00
Tabel. III.12
Peran Pemeran Usia On set Pulang
Ridho Arash 10 08.00 17.00
Penjaga Toko Ryan 22 08.00 15.00
Montir Mbot 23 12.00 16.00
Tabel. III.13
Porsi Catering Dipesan Realisasi
Makan Siang Biaya Produksi 5
21
Tabel. III.14
Equipment List
Produksi : Kampi Films Produser : Fajri Yansyah
Judul Program : Antena Sutradara : Anjani Dhita Palupy
Hari/Tanggal : Sabtu, 22 Juni 2019
No Nama Seri Jumlah Keterangan
1 Kamera Sony VG30 Sony 1 Sewa
2 Lensa 10-18mm Sony 1 Sewa
3 Tripod 1 Sewa
4 LED Lighting Viltrox VLD58T 3 Sewa
5 Boom Mic Seenheiser mkh416 1 Sewa
6 Clip On Wireeslees Seenheiser 2 Sewa
7 Audio recorder Zoom HN6 1 Sewa
22
Tabel. III.15
Equipment List
Produksi : Kampi Films Produser : Fajri Yansyah
Judul Program : Antena Sutradara : Anjani Dhita Palupy
Hari/Tanggal : Minggu, 23 Juni 2019
No Nama Seri Jumlah Keterangan
1 Kamera Sony VG30 Sony 1 Sewa
2 Lensa 10-18mm Sony 1 Sewa
3 Tripod 1 Sewa
4 LED Lighting Viltrox VLD58T 3 Sewa
5 Boom Mic Seenheiser mkh416 1 Sewa
6 Clip On Wireeslees Seenheiser 2 Sewa
7 Audio recorder Zoom HN6 1 Sewa
23
3.2 Proses Kerja Sutradara
Menurut Andrew Utterback (2016:31) “Sutradara yang paling efektif adalah
sutradara yang akrab dengan seluruh posisi dan tanggung jawab kru termasuk pada
peralatan produksi.”
Dalam sebuah tim produksi drama maupun nondrama sutradara adalah
pemimpin tunggal yang memiliki tanggung jawab untuk memutuskan dan
mengarahkan segala hal dalam produksi untuk mendapatkan hasil maksimal, oleh
karena itu seorang sutradara setidaknya harus memahami berbagai teknis yang ada
dalam proses pembuatan film baik dalam hal penguasaan teknis kamera, tata cahaya,
editing, bahkan sampai pemilihan warna baju yang akan dipakai oleh pemeran karena
semua itu merupakan perpaduan yang menjadi tanggung jawab sutradara.
Menurut Rose Eichenbaum, Aron Hirt-Manheimer (2014:xiii) “Sutradara
mengerti kekuatan dari metode untuk mengberitahu emosi, ide, dan pesan sementara
pada waktu yang sama menghibur, mengedukasi, menginspirasi, and meningkatkan
pikiran.”
Sutradara atau Director harus bisa menyampaikan visinya dalam film, baik itu
menyampaikan emosi yang ingin di bangun, seed yang sudah di kembangkan, dan
pesan yang ingin disampaikan. Namun tetap menghibur, memberikan edukasi yang
bisa meningkatkan pikiran, dan menginspirasi para audience dengan pesan yang
disampaikan.
24
Menurut Arthur Hiller dalam (Rose Einchembaum, Aron Hirt-Manheimer,
2014) “Membuat orang merasa antusias anda tentang cerita dan karakter se-antusias
sutradara itu sendiri adalah sebuah goals bagi sutradara.”
Sebuah statement yang singkat memiliki pengertian dan pengaruh yang sangat
luas sebab hasil akhir sebuah karya televisi merupakan rangkuman dari proses
pengerjaan produksi yang sangat kompleks dan merupakan penggabungan dari tiga
fase pengerjaan, yaitu praproduki, produksi, pasca produksi. Peran sutradara dalam
tiga fase ini sangatlah besar, semua fase tersebut harus berada dibawah pengawasan
sutradara agar tetap sesuai dengan visi sutradara. Dalam tiap fase tersebut sutradara
dituntut untuk memberikan ide, gagasan, serta menjelaskan treatment pada setiap
divisi agar terjalin team work yang solid. dan menghasilkan karya yang bisa membuat
penontonnya tidak hanya melihat film dengan mata namun juga dengan gut.
3.2.1 Pra Produksi
Pada awalnya, keputusan pemilihan cerita dilakukan oleh tim secara
keseluruhan, hal ini bertujuan agar kerja sama tim menjadi lebih baik dengan samanya
visi pada seluruh tim.
Menurut Arthur Hiller dalam (Rose Einchembaum, Aron Hirt-Manheimer,
2014)) “Bahwa hanya ada satu visi dalam sebuah film, dan itu adalah visi sutradara.
Kalau kau punya lebih dari satu visi, kau akan membingungkan semua orang. Visi
manakah yang mereka ikuti? Ini bukan berarti bahwa sutradra lebih pintar dari
produser atau penulis naskah. Ini hanya bahwa sutradara ada dalam sentuhan dengan
setiap aspek proses pembuatan film.”
25
Dalam pembuatan drama televisi “ANTENA” menuntut kerjasama dari tiga
job desc utama yaitu Produser, Sutradara, dan Penulis Naskah atau biasa disebut
Triangle system. Ketiga job desc ini yang menjadi kunci utama dalam pengambilan
setiap keputusan, mulai dari pengembangan ide kreatif cerita, penentuan calon pemain,
hunting lokasi, sampai timeline shooting. Namun, semua job desc harus memahami
apa yang menjadi visi sutradara dalam pembuatan film ini karena akan menjadi
pengaruh besar terhadap hasil akhir.
Sutradara selalu berdiskusi dengan penulisan naskah untuk menghasilkan
cerita yang benar-benar diinginkan dan tetap menarik perhatian penonton. Sutradara
juga banyak berdiskusi dengan semua job desc untuk merealisasikan konsep kreatif
yang sudah dibahas.
3.2.2 Produksi
Tahap selanjutnya adalah produksi, di tahap ini sutradara bertanggung jawab
penuh selama proses produksi. Sutradara memberikan arahan pada para kru dan
pemain agar proses produksi berjalan lancar sesui visi sutradara.
Menurut Mark Rydell dalam (Rose Einchembaum, Aron Hirt-Manheimer,
2014) “Sutradara menunjukan diri mereka bedasarkan arahan mereka sendiri.
Interpretasi mereka tentang materi dan presentasi itu lah yang membuatnya menjadi
milik mereka.”
Produksi adalah proses pengambilan gambar. Disini semua unsur teknis dan
kreatif (naskah, actor, sinematografi, suara, dll) bergabung dibawah pengawasan
kreatif sutradara. Dalam menjalankan proyek produksi video, khususnya kegiatan
26
pengambilan gambar atau shooting video, sejumlah hal berikut ini harus dipersiapkan
dengan baik:
a.) desain produksi termasuk skenario, yang bisa menjadi panduan yang baik
tentang apa saja yang harus dikerjakan selama shooting.
b.) Kesiapan kru dalam menjalankan perannya masing-masing
c.) Kesiapan perlengkapan yang juga merupakan tanggung jawab masing-masing
kru.
Sutradara diharuskan dapat mengambil keputusan dengan cepat selama
produksi apabila ada kendala, selalu teliti akan jalannya shooting agar tidak keluar dari
visi dan sutradara juga turut membantu kru untuk mengatur alat guna mendapatkan
mood yang diinginkan dan berkoordinasi kembali dengan DOP tentang letak kamera,
angle dan penataan floorplan agar sesuai dengan Director Treatment.
Menurut Arthur Hiller dalam (Rose Einchembaum, Aron Hirt-Manheimer,
2014) “Pekerjaan sutradara hanya memberikan aktor kepercayaan pada diri mereka
dan mengatakan bahwa mereka telah melakukan pekerjaan dengan baik. Aktor
cenderung merasa insecure, itu kenapa sutradara sering berperan sebagai figur orang
tua atau psikiater guna menarik sesuatu keluar dari diri mereka yang bahkan mereka
sendiri tidak tau bisa melakukannya.”
Oleh karena itu Sutradara juga harus bisa membangun mood yang bagus, baik
diantara kru ataupun para pemain agar membangun chemistry yang bagus sehingga
shooting berjalan lancar dan menghasilkan karya yang maksimal. Disaat produksi,
seorang sutradara juga harus memiliki ketegasan untuk memberikan perintah dan
instruksi kepada para kru dan pemain.
27
3.2.3 Pasca Produksi
Menurut Richard Donner dalam (Rose Einchembaum, Aron Hirt-Manheimer,
2014) “Kau bisa memanipulasi sesuatu dalam shooting dan editing untuk membuat itu
terlihat nyata. Kau menanyakan dirimu ‘bagaimana aku akan memotong ini dan tidak
membiarkan audience melihat bagian jelek dari sepatu stunt-man?’ ‘Bagaiamana aku
bisa menyembunyikan karet yang menahan rahang anjing terbuka hingga mereka
terlihat lebih ganas?’ Semua itu hanya tricks dari pekerjaan.”
Pasca produksi adalah tahapan terakhir dari rangkaian produksi dalam tahap
ini sutradara melakukan evaluasi produksi bersama produser dan semua kru tentang
jalannya produksi. Disini sutradara akan memilih gambar terbaik yang sudah di shoot
bersama editor sesuai dengan cam log yang sudah ditulis, selama proses editing
sutradara dapat kembali membuat keputusan untuk menghilangkan bagian-bagian
yang kurang bagus dan memanipulasi cerita hingga terlihat lebih bagus. Disini
sutradara juga akan memberikan arahan kepada editor dan soundman tentang jalannya
cerita begitupun dengan suara agar pesan yang ingin disampaikan bisa tersampaikan
dengan baik kepada penonton.
3.2.4 Peran dan Tanggung Jawab Sutradara
Menurut Emily Mann (Rose Einchembaum, Aron Hirt-Manheimer, 2014)
“Kau (director) seharusnya berpikir tentang directing. Kau mampu melihat secara
keseluruhan, bukan hanya satu bagian.”
28
Sutradara memiliki tanggung jawab yang besar dalam pembuatan sebuah kraya
baik dalam pra produksi, produksi, maupun pasca produksi. Oleh karena itu sukses
atau tidaknya sebuah program sangat ditentukan oleh sutradara.
1. Sutradara bertanggung jawab pada seluruh proses pembuatan film mulai dari pra
produksi, produksi, hingga pasca produksi.
2. Sutradara memahami isi naskah serta pesan yang ingin disampaikan dalam cerita.
3. Sutradara bisa menempatkan diri sebagai pembuat film serta penikmat film, agar
karya yang dihasilkan bisa memuaskan kedua belah pihak.
4. Sutradara mendengar pendapat para kru tentang naskah yang sudah di baca lantas
berdiskusi agar visi seluruh tim dalam pembuatan karya menjadi satu dengan visi
sutradara.
5. Mampu mengembangkan konsep kreatif yang sudah disepakati menjadi bentuk
audio visual.
3.2.5 Proses Penciptaan Karya
A. Konsep Kreatif
Dalam karya ini sutradara ingin menyampaikan pesan sederhana yang mudah
di pahami oleh penonton dengan menampilkan adegan se-realistis mungkin. Sutradara
harus memahami betul isi cerita yang telah di buat oleh penulis naskah sehingga bisa
memvisualisasikan dengan baik cerita tersebut, baik dengan pengambilan gambar,
pencahayaan, audio yang menambah mood cerita, set artistik yang terlihat realistic,
serta editing yang menarik sehingga drama tv “ANTENA” ini mampu membuat
29
penonton larut dalam cerita, sehingga drama ini akan memiliki kesan tersendiri bagi
para penonton.
B. Konsep Produksi
Saat proses produksi Sutradara akan bekerja sama dengan seluruh tim agar
mendapat hasil yang memuaskan. Sutradara kembali memahami isi naskah serta
melakukan reading bersama talent sebelum melakukan pengambilan gambar agar
karakter yang di inginkan dapat terwujudkan dan chemistry dapat dibangun dengan
baik. Sutradara mengarahkan para kru ututk memperiapkan kebutuhan sesuai konsep
yang telah di sepakati.
C. Konsep Teknis
Sutradara mempersiapkan seluruh kebutuhan bersama para crew sesuai
jobdesk masing-masing. Dimulai dari Artistic yang mempersiapkan set lokasi dan set
property sesuai dengan schedule yang sudah disepakati, dan untuk pengambilan
gambar mempersiapkan kamera dan lensa apa yang akan di gunakan pada saat
produksi guna mendapat gambar yang bagus dan jernih, audio mempersiapkan
peralatannya di sesuaikan dengan blocking audio per scene juga mempersiapkan foley
agar tercipta emosi dan suasana yang membuat penonton larut dalam cerita, serta
penata cahaya mempersiapkan pencahayaan sesuai blocking yang sudah diatur. Lalu
tahap terakhir adalah melakukan editing bersama editor agar film semakin menarik
dan pesan dapat tersampaikan.
30
3.2.6 Kendala Produksi dan Solusinya
Waktu untuk shooting yang terbatas sehingga ada beberapa bagian adegan
yang tidak sempat diambil, dan kami mengatasinya dengan menambah waktu produksi
selama satu hari.
Terjadinya miss-komunikasi yang membuat waktu shooting menjadi lama dan
melewati schedule.
Lokasi shooting yang kurang sesuai dengan mood cerita sehingga kami
melakukan dekorasi lokasi dan manipulasi lokasi.
31
3.2.7 Lembar Kerja Sutradara
Konsep Penyutradaraan
Konsep dan Casting List
Director Treatment
Script Breakdown Sheet
Storyboard
32
Konsep Penyutradaraan
Drama televisi “ANTENA” adalah sebuah karya tugas akhir untuk program
televisi sebagai syarat kelulusan mahasiswa UBSI. Disini sutradara mencoba
menjelaskan dan memaparkan secara detail sebuah konsep penyutraaraan dengan
menganalisis lebih dalam ide cerita, sinematografi, karakter pemain dan pesan yang
akan disampaikan dari sutrdara kepada penonton.
Cerita adalah suatu rangkaian peristiwa yang disampaikan, baik berasal dari
kejadian nyata (non-fiksi) ataupun tidak nyata (fiksi). Dalam drama televisi yang
berjudul “ANTENA” ini mengusung tema drama family yang mana terdapat seorang
anak kecil manja yang ingin mendapatkan kembali keistimewaannya dan belajar
bertanggung jawab dengan apa yang sudah ia perbuat.
Karakter atau watak adalah sifat batin yang memengaruhi segenap pikiran,
perilaku, budi pekerti dan tabiat yang dimiliki manusia atau makhluk hidup lainnya.
Karakter Ridho adalah seorang anak lelaki berusia 10 tahun, dengan tubuh berisi dan
kulit coklat. Ia adalah seorang anak tunggal yang sangat manja pada ibunya hingga
hampir seluruh kebutuhannya masih dipersiapkan oleh sang Ibu.
Konsep Ruang dan Waktu
Ruang pada “ANTENA” adalah lokasi atau tempat di pinggiran kota yang
memiliki suasana yang asri, disana terdapat sebuah rumah sederhana yang di tinggali
oleh Ridho dan Ibunya. Waktu pada “ANTENA” adalah waktu dengan alur linear guna
memperkuat maksud dari dibuatnya film ini.
33
Struktur
Struktur naratif “ANTENA” ini dibuat berdasarkan suatu kejadian dimana
Ridho merusakkan antena televisinya yang membuat sang ibu lebih banyak
menghabiskan waktu dengan tetangga untuk menonton televisi bersama dan akhirnya
menggerakkan Ridho untuk memperbaiki kesalahannya agar sang Ibu kembali
menghabiskan waktu bersamanya.
Konsep Style
Konsep style pada “ANTENA” adalah bertanggung jawablah pada apa yang
di lakukan, karena dengan itu kita bisa tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik.
Konsep Sinematografi
Drama “ANTENA” akan menggunakan format HDV (High Definition Video)
1280x1080p karena kualitas video yang baik dan sudah dipakai sebagai standar drama
televisi.
Mood and Look
Mood yang disuguhkan pada drama ini di dominasi mood yang dirasakan oleh
Ridho, sehingga mood yang dominan muncul adalah rasa takut, khawatir, cemas akan
keadaan hubungannya dengan sang Ibu.
Komposisi
Komposisi dari penyampaian pesan drama “ANTENA” adalah ketakutan
seorang anak saat merusak antenanya sehingga lebih memilih diam namun
34
ketakutannya melihat perubahaan sang ibu jauh lebih besar yang membuatnya
memutuskan membeli sebuah antenna baru untuk sang ibu dengan uang tabungan
miliknya.
35
Tabel.III.16
CASTING LIST
Produksi : Kampi Films Produser :Fajri Yansyah
Judul Program : Antena Sutradara :Anjani Dhita Palupy
Durasi : 23 Menit
No. Tokoh Sifat Fisik Foto
1. RIDHO Manja, ulet Rambut teratur,
badan berisi.
2. IBU Lembut,
penyayang
Kulit putih, badan
berisi, tinggi rata-
rata
36
3. MONTIR - Bertubuh gemuk,
tinggi rata-rata
4. PENJUAL
ANTENA
- Badan kurus,
tinggi rata-rata
37
Tabel.III.16
DIRECTOR TREATMENT
Produksi :Kampi Films Produser : Fajri Yansyah
Judul : Antena Sutradara : Anjani Dhita Palupy
Durasi : 23 Menit
No Scene
/ Shot
Cast D/N SET Visual Description Audio
Shot Move Angle
1
1/1 Ridho Day
Ruang
Tengah LS Still
Eye level
Ridho duduk dan menyalakan tv,
Ridho mengganti saluran tv
-atmosphere
-suara tv
dinyalakan
2 1/2 Ridho Day
Ruang
Tengah FS Still Eye level
Ridho berdiri dan menghampiri
tv. Rdho menggeser-geser posisi
antena, Ridho berjalan kesamping
tv
-atmospher
38
3 1/3 Ridho Day
Ruang
Tengah MCU Still
Detail Ridho mencoba mencabut jack
TV, Ridho semakin gregetan. Jack
TV rusak, TV makin parah, Ridho
panik dan menengok ke arah
dapur
-atmosphere
-suara tv kresek-
kresek
4 1/4 Ridho Day
Ruang
Tengah FS Still Eye level
Ridho bergegas mematikan tv,
meletakkan remot dan pergi
kekamar
-atmosphere
- suara tv
kresek-kresek
5 1/5 Ibu Day
Ruang
Tengah LS Still
Eye level ibu keruang tengah membawa
piring, ridho keluar kamar
membawa handuk dengan
terburu-buru, ibu menyalakan tv
6 1/6 Ibu Day Ruang
Tengah FS Still
Eye level
Ibu menggeser posisi antena
-atmosphere
-tv burem
7 1/7 Ibu Day Ruang
Tengah LS Handheld
Eye level
“Loh tv nya kenapa ya?”
-atmosphere
-tv burem
8 1/8 Ibu dan
Ridho
Day Ruang
Tengah LS Still
Eye level Ibu memukul namun tak berubah
akhirnya meletakkan remot, ridho
-atmosphere
39
berjalan dengan handuk dari
kamar mandi dengan terburu-buru
Ibu: “cepet banget mandinya…”
-tv burem
-suara air
9 2/1 Ridho
dan Ibu
Day Ruang
Tengah FS Still
Eye level Ridho duduk di sofa bersama ibu
sembari makan dan memainkan
mobil-mobilannya
-atmospher
10 2/2 Ridho Day Ruang
Tengah CU Handheld
High
Angle
Ridho terlihat gelisah menjawab
pertanyaan ibu
-atmospher
11 2/3 Ridho
dan Ibu
Day
Ruang
Tengah FS Still
Eye level Ridho memainkan mobil-
mobilannya sementara ibu
membenarkan seragam Ridho. Ibu
berjalan ke dapur, Ridho
meminum air yang sudah di
sediakan lalu berjalan ke luar
rumah.
-atmospher
12 3/1 Ridho
dan Ibu
Day Teras
Rumah
LS
Still
Eye level Ridho duduk didepan teras sambil
memakai sepatu, ibu berjalan
keluar rumah membawa air, kain.
-atmospher
40
13 3/2 Ridho
dan Ibu
Day
Teras
Rumah
FS
Still
Eye Level Ibu menyiram sepeda Ridho dan
mengelapnya.
Ridho menoleh kedalam rumah
melihat jam lalu segera berangkat
sekolah.
-atmosphere
14 3/3 Ridho
dan Ibu
Day Teras
Rumah
LS Still
Eye Level Ibu berjalan masuk kerumah -atmosphere
15 - Day Ruang
Tengah
DETAIL
WS
Still-
Handheld
High
Angle
PUKUL 12.15 -bunyi jam
16 4/1 Ridho Day Ruang
Tengah
FS Pann
Eye Level Ridho memasuki rumah -atmospher
17 4/2 Ridho Day Ruang
Tengah
LS Still
High angle Ridho pulang sekolah- membuka
kancing seragam. Mencari ibu.
-atmospher
18 5/1 Ridho
dan Ibu
Day
Rumah
Tetangga
MS
OTS Still
Eye Level Ridho melihat ibu yang sedang
menonton tv dengan tetangga.
“IBU!”
-atmosphere
-suara tv
19 5/2 Ridho
dan Ibu
Day Rumah
Tetangga
MS
Still
Eye Level “eh kamu sudah pulang Ridho.” -atmosphere
-suara ridho
41
20 5/3 Ibu Day
Rumah
Tetangga
MS
OTS Handheld
Eye Level Ibu menonton tv dengan tetangga -atmosphere
-suara tv
21
6/1 Ridho
dan Ibu
Day Ruang
Tengah LS Still
Eye Level Ridho duduk di sofa. Ibu datang
membawa sepiring makan.
-atmospher
22 6/2 Ridho
dan Ibu
Day
Ruang
Tengah MCU Still
Eye Level Ibu mengajak Ridho namun Ridho
tidak mau. Ibu pergi
meninggalkan Ridho yang makan
sendiri dengan malas.
-atmospher
23 7/1 Ridho Day Teras
Rumah
FS Still
Eye Level Ridho pulang sekolah. -atmospher
24 7/2 Ridho Day Teras
Rumah
MS
Still
Eye Level Ridho duduk di teras sembari
memainkan mobil-mobilannya.
Sesekali melirik rumah tetangga.
-atmospher
25 8/1 Ridho Day
Ruang
Tengah
LS
Still
Eye Level Ridho masuk rumah. Lalu masuk
ke kamar untuk mengganti baju.
Ridho mengambil makan ke
dapur. Ridho makan dengan malas
-atmospher
42
26
8/2 Ridho Day Teras
Rumah
MCU
Still
Eye Level Ridho mengintip ibu di rumah
tetangga
-atmospher
27 8/3 Ridho Day Ruang
Tengah
FS Still
Eye Level Ridho kembali masuk kerumah -atmospher
28 8/4 Ridho Day Ruang
Tengah
CU Still
Zoom-in
High angle Ridho termenung memandang
kamera
-atmospher
29 8/5 Ridho Day Ruang
Tengah LS Still
Still Ridho masuk ke dalam kamar.
Ridho keluar membawa tas.
30 8/6 Ridho Day Ruang
Tengah
MCU Handheld
Eye Level Ridho menghitung uang. -atmospher
31
8/7 Ridho Day Ruang
Tengah
FS
Still
Eye Level Ridho menghitung uang. -atmospher
32 8/8 Ridho Day Ruang
Tengah
MCU
Handheld
Eye Level Ridho menghitung uang.
“hmm dapet gak ya?”
-atmospher
33 8/9 Ridho Day Ruang
Tengah
FS Still
Eye Level Ridho memasukkan antena ke
dalam tas
-atmospher
34 9/1 Ridho Day Teras
Rumah LS
Still-
Handheld
Eye level Ridho keluar rumah dan segera
pergi dengan sepedanya.
- atmoshper
43
35 10/1 Ridho Day Jalanan LS Handheld Eye Level Perjalanan Ridho -atmospher
36 10/2 Ridho Day Jalanan LS Still Eye Level Rantai sepeda Ridho copot -atmospher
37 10/3 Ridho Day Jalanan FS Still
Eye Level Ridho memeriksa rantai
sepedanya.
-atmospher
38 10/4 Ridho Day Jalanan MCU Handheld
High
Angle
Ridho memperhatikan rantai
sepedanya
-atmospher
39 10/5 Sepeda Day
Jalanan
DETAIL
CU
Handheld
Eye Level
Rantai copot
-atmospher
40 10/6 Ridho Day Jalanan MCU Handheld
High
Angle
Ridho terlihat jijik saat ingin
memperbaiki rfantai sepedanya.
-atmospher
41
10/7 Ridho Day
Jalanan LS Still
Eye Level
Ridho mendorong sepedanya.
-atmospher
42 11/1 Ridho
Montir
Day
Bengkel LS Still
Eye Level Ridho mendorong sepedanya ke
sebuah bengkel. Montir
mengambil alih sepeda.
-atmospher
43 11/2 Ridho
Montir
Day
Bengkel FS Still
Eye Level
Montir memperbaiki rantai.
-atmospher
44
44 11/3 Ridho
Day
Bengkel
MS
OTS
Handheld
Eye Level Dua orang anak kecil sedang asik
makan..
-atmospher
45 11/4 Ridho
Day
Bengkel
MCU
Handheld
Eye Level Ridho memperhatikan dua anak
tersebut.
-atmospher
46 11/5 Ridho
Montir
Day
Bengkel FS Still
Eye Level
Montir memperbaiki rantai.
-atmospher
47 11/6 Ridho
Montir
Day
Bengkel LS Still
Eye Level
Bengkel
-atmospher
48 11/7 Ridho
Montir
Day
Bengkel FS Still
Eye Level Montir selesai memperbaiki
rantai.
-atmospher
49 11/8 Ridho
Montir
Day
Bengkel MS Handheld
Eye Level Ridho hendak pergi namun di
tahan.
-atmospher
50 11/9 Ridho
Montir
Day
Bengkel MS Handheld
Eye Level
Montir meminta bayaran.
-atmospher
51 12/1 Ridho Day Jalanan LS Still
Eye Level Ridho berhenti di pinggir jalan
yang terlihat ramai.
-atmospher
45
52 12/2 Ridho Day Jalanan MCU Still
Eye Level Ridho terlihat bingung
menyebrangi jalanan yang ramai.
-atmospher
53 12/3 Ridho
x-man
Day
Jalanan MS Still
Eye Level Ridho senang ketika ada seorang
lelaki ingin menyebrang.
-atmospher
54 12/4 Ridho Day Jalanan LS Still
Eye Level Ridho menyeberangi jalan
bersama lelaki tersebut.
-atmospher
55 12/5 Ridho Day Jalanan ELS Still
Eye Level Ridho menyeberangi jalan
bersama lelaki tersebut.
-atmospher
56 13/1 Ridho Day Toko
Elektroni
k
LS Still
Eye Level
Ridho sampai di toko tersebut
-atmospher
57 13/2 Ridho Day Toko
Elektroni
k
FS Still
Eye Level
Ridho memasuki toko tersebut.
-atmospher
58 13/3 Ridho Day Toko
Elektroni
k
FS Still
Eye Level
Ridho memarkirkan sepedanya
-atmospher
46
59 13/4 Ridho
Penjaga
Toko
Day Toko
Elektroni
k
MS Still
Eye Level Ridho melihat-lihat antena pada
toko tersebut.
Penjaga toko menghampiri Ridho.
-atmospher
60 13/5 Ridho
Penjaga
Toko
Day Toko
Elektroni
k
MS Still
High
Angle Ridho mengeluarkan antenanya.
-atmospher
61 13/5 Ridho
Penjaga
Toko
Day Toko
Elektroni
k
MS Still
Eye Level
Penjaga Toko hendak
mengambilkan antena,
-atmospher
62
13/6 Ridho Day Toko
Elektroni
k
FS Still
Eye Level
Ridho menunggu.
-atmospher
63 13/7 Ridho Day Toko
Elektroni
k
MCU Still
Low
Angle Penjaga toko datang membawa
antena.
-atmospher
64 13/8 Ridho Day Toko
Elektroni
k
MS
Pann
Handheld
Eye Level
Ridho duduk dengan lemas
-atmospher
47
65 13/9 Ridho Day Toko
Elektroni
k
FS +
BCU Handheld
Eye Level
Motor
-atmospher
66 13/10 Ridho Day Toko
Elektroni
k
FS +
BCU Handheld
Eye Level
Sepeda
-atmospher
67 13/11 Ridho Day Toko
Elektroni
k
MS Still
Low
Angel Ridho menanyakan motor
-atmospher
68 13/12 Ridho Day Toko
Elektroni
k
MS Till
High
Angel
Penjual antena menjawab dan
Ridho menawarkan diri untuk
membersihkan motor tsb
-atmospher
69 13/13 Ridho Day Toko
Elektroni
k
MS Still
Eye Level
Penjual antena setuju
-atmospher
70 13/14 Ridho Day Toko
Elektroni
k
LS Still
Eye Level Penjual antena keluar membawa
ember dan Ridho mulai bersiap
mencuci motor
-atmospher
71 13/15 Ridho Day Toko
Elektroni
k
MCU Handheld
Eye Level Ridho terlihat jiji dengan kotornya
motor trsb
-atmospher
48
72
13/16 Ridho Day Toko
Elektroni
k
MS
Handheld Eye Level
Ridho mulai mencuci motor
-atmospher
73 13/17 Ridho Day Toko
Elektroni
k
CU
Handheld Detail
Ridho mencuci motor
-atmospher
74 13/18 Ridho Day Toko
Elektroni
k
MS Still
Eye Level Ridho selesai mencuciu motor dan
mendapat antena
-atmospher
75 14/1 Ridho Day Ruang
Tengah LS
Still Eye Level Ridho menonton tv dan ibu yang
keluar membawa piring
-atmosphere
-suara tv
76 14/2 Ridho Day Ruang
Tengah MS Still
Eye Level Ibu dan Ridho menonton tv
sembari sarapan
-atmosphere
-suara tv
49
TABEL III.18
SCRIPT BREAKDOWN SHEET
Produksi : Kampi Films Produser : Fajri Yansyah
Judul Program : Antena Sutradara : Anjani Dhita Palupy
Durasi : 23 Menit
No Scene Cast Wardrobe Make up Setting Property Venicel /
Animal
Special
Equipment
Notes
1 1 Ridho Kaus Putih
Celana
pendek
hitam
Natural Ruang
Tengah
Hand
property:
Remot Tv.
Handuk.
Set
property:
Televisi.
Antenna.
Sofa. Meja.
Mainan,
- - -
50
Kipas, Foto,
Bingkai, Jam
Dinding
2 1 Ibu Daster
Tosca
Natural Ruang
Tengah
Hand
property:
Piring.
Remot .
- - -
3 2 Ridho Seragam
Sekolah
Natural Ruang
Tengah
Hand
Propert: Tas.
Mainan.
Set
property:
Televisi.
Antenna.
Sofa. Meja.
Mainan,
Kipas, Foto,
Bingkai, Jam
Dinding
- - -
51
4 2 Ibu Daster
Tosca
Natural Ruang
Tengah
Hand
property:
Piring. Uang.
Tas.
5 3 Ridho Seragam
Sekolah
Natural Teras
Rumah.
Hand
Property:
Sepatu. Tas
Sepeda - -
6 3 Ibu Daster
Tosca
Natural Teras
Rumah
Hand
Property:
Gayung.
Kain..
Sepeda - -
7 4 Ridho Seragam
Sekolah
Kaus
kutang
putih dan
celana
sekolah
putih.
Natural Ruang
Tengah
Hand
property:
Tas
- - Set
property
seperti
scene 1
52
8 5 Ibu Daster
Tosca
Netral Rumah
Tetangga
- - - -
9 6 Ibu Daster
Tosca
Netral Ruang
Tengah
Hand
Property:
Piring
- - Set
Property
seperti
scene 11
10 6 Ridho Seragam
Sekolah
Kaus
kutang
putih dan
celana
sekolah
putih.
Netral Ruang
Tengah
Hand
Property:
Piring.
- - Set
Property
seperti
scene 11
11 7 Ridho Seragam
sekolah
(merah-
putih)
Netral Teras
Rumah
Hand
Property:
Tas. Mainan.
Sepeda - -
53
12 8 Ridho Seragam
sekolah
(merah-
putih)
Kaus
Merah
Celana
sekolah
Merah
Netral Ruang
Tengah
Hand
Property:
Piring
- - Set
Property
seperti
scene 1
13 9 Ridho Kaus
Merah
Celana
sekolah
Merah
Netral Teras
Rumah
Hand
Property:
Tas
Sepeda - -
14 10 Ridho Kaus
Merah
Natural Toko
Tututp
Hand
Property:
Kertas
Sepeda - -
54
Celana
sekolah
Merah
15 11 Ridho Kaus
Merah
Celana
sekolah
Merah
Netral Jalanan - Sepeda - -
16 12 Ridho Kaus
Merah
Celana
sekolah
Merah
Netral Bengkel Hand
property:
Uang, Tas.
Kertas
Set
property:
bengkel,
Televisi
Sepeda - -
17 12 Montir Kaos hitam Netral Bengkel Hand
property:
Sepeda.
- -
55
Celana
pendek
Alat alat
bengkel
Motor.
18 12 x-kids Netral Bengkel Hand
Property:
Piring,
Sendok
- - -
19 13 Ridho Kaus
Merah
Celana
sekolah
Merah
Netral Jalanan - Sepeda - -
20 13 x-man Jaket abu-
abu
Celana
pendek
Netral Jalanan - - - -
21 14 Ridho Kaus
Merah
Netral Toko
Elektronik
Hand
Property:
Kertas.
Sepeda
- -
56
Celana
sekolah
Merah
Antena.
Uang.
Set
Property:
Toko
Elektronik
look.
Motor
22 14 Penjaga
Toko
Kaos putih
Celana
panjang
Netral Toko
Elektronik
Hand
Property:
Smartphone.
Ember.
Sabun cuci.
Sikat.
- - -
23 15 Ridho Seragam
sekolah
(Pramuka)
Netral Ruang
Tengah
Hand
Property:
Piring.
Sendok.
- - Set
Property
seperti
scene 11
24 15 Ibu Daster
biru muda
Netral Ruang
Tengah
Hand
Property:
- - -
57
Piring.
Sendok
58
Storyboard
SCENE 1
Gambar III.3 Foto storyboard Gambar III.4 Foto storyboard
Gambar III.5 Foto storyboard Gambar III.6 Foto storyboard
Gambar III.7 Foto storyboard Gambar III.8 Foto storyboard
Gambar III.9.foto Storyboard
59
Gambar III.10 Foto storyboar Gambar III.11 Foto storyboard
Gambar III.312 Foto storyboard Gambar III.13 Foto storyboad
SCENE 2
Gambar III.14 Foto storyboard
Gambar III.15 Foto storyboard
60
SCENE 3
Gambar III.16 Foto storyboard
Gambar III.17 Foto storyboard
SCENE 4
Gambar III.18 Foto storyboard
Gambar III.19 Foto storyboard
61
Gambar III.20 Foto storyboard
SCENE 5
Gambar III.21 Foto storyboard
Gambar III.22 Foto storyboard
SCENE 6
Gambar III.23 Foto storyboard
62
Gambar III.24 Foto storyboard
Gambar III.25 Foto storyboard
Gambar III.26 Foto storyboard
SCENE 7
Gambar III.27 Foto storyboard
Gambar III.28 Foto storyboard
63
SCENE 8
Gambar III.29 Foto storyboard
Gambar III.30 Foto storyboard
Gambar III.31 Foto storyboard
Gambar III.32 Foto storyboard
64
SCENE 9
Gambar III.33 Foto storyboard
SCENE 10
Gambar III.34 Foto storyboard
Gambar III.35 Foto storyboard
Gambar III.36 Foto storyboard
65
SCENE 11
Gambar III.37 Foto storyboard
Gambar III.38 Foto storyboard
Gambar III.39 Foto storyboard
Gambar III.40 Foto storyboard
66
Gambar III.41 Foto storyboard
SCENE 12
Gambar III.42 Foto storyboard
Gambar III.43 Foto storyboard
SCENE 13
Gambar III.44 Foto storyboard
Gambar III.47 Foto storyboard
67
Gambar III.45 Foto storyboard
Gambar III.46 Foto storyboard
Gambar III.48 Foto storyboard Gambar III.49 Foto storyboard
68
SCENE 14
Gambar III.52 Foto storyboard Gambar III.53 Foto storyboard
69
3.3 Proses Kerja Penulis Naskah
Menurut Salman Aristo & Arief Ash Shiddiq (2017:69) “Sebagai penulis
naskah, harus membuat serangkaian instruksi agar orang-orang yang membaca naskah
dapat memahaminya sehingga bayangan tentang rangkaian gambar dan suara pada
layar dapat tersampaikan.”
Pada setiap tahapan dalam pembuatan film atau drama televisi yang
diantaranya pra produksi, produksi, hingga pasca produksi, penulis naskah memiliki
perannya masing-masing. Hal ini dikarenakan penulis naskah merupakan orang
pertama yang membayangkan bagaimana cerita dalam naskah yang ia tulis dapat
menjadi sebuah film.
3.3.1 Pra Produksi
Menurut Mabruri (2018:12) “Hal pertama yang harus dimiliki adalah ide
tentang sesuatu. Dengan sebuah ide, lahirlah sebuah cerita berisi tentang sesuatu yang
ingin diutarakan.” Sebagai penulis naskah, penulis terlebih dahulu memikirkan sebuah
ide yang nantinya akan diberikan kepada produser.
Setelah ide disetujui, penulis akan mengembangkan ide tersebut hingga
menjadi sebuah cerita yang utuh dalam sebuah naskah untuk diserahkan kembali
kepada produser sekaligus sutradara. Selanjutnya sutradara akan membuat treatment
dan barulah diserahkan ke seluruh kru untuk dibaca dan dibedah bersama.
70
3.3.2 Produksi
Menurut Mabruri (2018:30) “Seorang penulis skenario harus memiliki
kemampuan untuk menerjamahkan setiap kata dalam skenario yang ia tulis menjadi
sebuah gambaran visual yang dapat divisualisasikan pada televisi.”
Berdasarkan kutipan di atas, penulis menyimpulkan bahwa peran penulis
naskah pada tahap produksi pun amat penting karena ia harus membantu sutradara
mewujudkan dan menerjemahkan setiap kalimat dalam naskahnya menjadi gambaran
visual film atau drama televisi. Penulis naskah juga dapat membantu departemen lain
agar terjemahan naskah pada hasil produksinya menjadi lebih akurat.
3.3.3 Pasca Produksi
Menurut Salman Aristo & Arief Ash Shiddiq (2017:12) “Argumen cerita
merupakan sesuatu yang ingin disampaikan pada penonton melalui cerita. Kunci
dalam membangun sebuah argumen pada cerita terdapat pada awal cerita, akhir cerita,
atau penyebab utama tercapainya akhir.”
Pada tahap pasca produksi, penulis sebagai penulis naskah mendampingi
sutradara untuk memantau jalannya proses editing, hal ini bertujuan agar susunan
cerita tidak menyimpang dari naskah. Selain itu, tujuannya untuk memastikan bahwa
argumen cerita dapat tersampaikan atau bisa dimengerti oleh penontonnya.
71
3.3.4 Peran dan Tanggung Jawab Penulis Naskah
Menurut Himawan Pratista (2017:64) “Dengan memahami perbedaan antara
cerita dan plot, penulis skenario dapat melakukan penekanan cerita agar kisah dalam
film dapat tervisualisasikan dengan fokus terhadap satu rangkaian cerita.”
Berdasarkan kutipan di atas, penulis menyimpulkan bahwa penulis naskah
memiliki tanggung jawab untuk memilih dan memilah bagian cerita mana yang
penting untuk digambarkan secara visual melalui plot yang dibuatnya. Hal itu
bertujuan agar emosi yang dibangun dalam filmnya nanti disebabkan oleh pemilihan
rincian cerita yang tepat.
3.3.5 Proses Penciptaan Karya
a. Konsep Kreatif
Pada saat pengembangan cerita, penulis sebagai penulis naskah memasukkan
argumen pada akhir cerita bahwa Untuk mendapatkan sesuatu, kita perlu
mengeluarkan sebuah usaha dan bertanggung jawab atas hal tersebut. Sehingga
proses penulisan pun menjadi lebih mudah dilakukan karena mengetahui kemana arah
cerita ini akan berakhir.
b. Konsep Produksi
Selama produksi berlangsung, penulis sebagai penulis naskah mendampingi
sutradara serta merangkap profesi menjadi Pembantu Umum (PU) untuk setiap
departemen yang membutuhkan bantuan sehingga produksi ini tidak memerlukan kru
yang banyak dikarenakan keterbatasan biaya produksi.
72
c. Konsep Teknis
Secara teknis, penulisan naskah dilakukan menggunakan laptop dengan software
Final Draft 9 yang memang merupakan software untuk menulis naskah berformat
film. Sehingga, penulisan tidak memakan waktu lebih lama hanya untuk mengatur tata
letak tiap elemen naskah.
3.3.6 Kendala Produksi dan Solusinya
Kendala saat produksi berlangsung ialah waktu yang sangat terbatas, sedangkan
cerita ini menerapkan tempo yang lambat. Sehingga ada beberapa scene yang tidak
sempat untuk diambil gambarnya. Solusi dari kendala tersebut adalah dengan
menambah 1 hari jadwal produksi yang dipilih 1 minggu setelah jadwap produksi yang
terakhir.
73
3.3.7 Lembar Kerja Penulis Naskah
Konsep Penulisan Naskah
Sinopsis
Karakteristik Tokoh
Skenario
74
Konsep Penulisan Naskah
Dalam proses pengembangan cerita sampai ke penulisan naskah drama televisi
yang berjudul “ANTENA” ini, penulis memulainya dengan memikirkan satu benda
yang jarang dieksplorasi atau dibahas dalam sebuah cerita drama. Terlintas ide sebuah
benda dipikiran yaitu antena televisi, yang pada akhirnya dipilih untuk dibuat
ceritanya.
Dari penemuan ide mengenai antena ini barulah dilanjutkan dengan membuat
premis cerita, sinopsis, hingga menjadi sebuah naskah berjumlah 14 halaman yang
akan diproduksi untuk drama televisi berdurasi 15 menit.
Sinopsis
Ridho, seorang anak laki-laki berusia 10 tahun yang masih duduk di bangku
sekolah dasar, tinggal bersama Ibunya yang gemar menonton televisi. Suatu ketika,
saat sang Ibu sedang menyiapkan sarapannya sebelum berangkat ke sekolah, Ridho
tidak sengaja merusak antena televisinya. Akibatnya, Ibu tidak dapat menonton
televisi lagi sehingga Ibu pun pergi menumpang menonton televisi di rumah
tetangganya.
Sepulangnya dari sekolah, Ridho tidak mendapatkan keistimewaan untuk disuapi
makan siang oleh sang Ibu sehingga ia harus makan siang sendiri. Ridho pun merasa
jengkel dan memutuskan untuk pergi mencari toko elektronik guna membeli antena
televisi baru agar Ibunya bisa menonton televisi di rumah dan menyuapinya lagi di sesi
makan selanjutnya.Beberapa hambatan pun harus dihadapi oleh Ridho ketika pergi
membeli antena baru, seperti toko elektronik yang terdekat dari rumahnya tutup,
75
melewati perempatan jalan raya yang padat kendaraan, rantai sepedanya yang terlepas
dari girnya, hingga uangnya yang kurang saat membeli antena baru.
Karakteristik Tokoh
1. Ridho, seorang anak laki-laki berusia 10 tahun yang masih duduk di bang sekolah
dasar. Ridho merupakan anak tunggal yang tumbuh sebagai pribadi yang manja.
Hampir di setiap keperluannya dipenuhi oleh Ibunya, bahkan ia juga selalu disuapi
oleh sang Ibu di setiap sesi makannya. Ridho juga merupakan pribadi yang jijik
dengan sesuatu yang kotor. Meskipun begitu, Ridho memiliki keuletan dalam
melakukan sesuatu.
2. Ibu, merupakan seorang wanita berusia 35 tahun yang memiliki 1 anak laki-laki
bernama Ridho. Ibu sangat menyayangi anaknya sehingga ia selalu berusaha
memenuhi keperluan sang anak. Menonton televisi adalah aktivitas yang selalu
dilakukan Ibu untuk menghabiskan waktu luang di setiap harinya.
Skenario
1.INT. RUANG TENGAH - PAGI
Ridho berjalan keluar dari kamarnya sambil menguap lalu duduk di sofa. Ia
menyalakan televisinya menggunakan remot tv yang diambilnya dari atas meja di
depan sofa.
Televisinya menyala, ia menekan tombol ganti saluran pada remotnya untuk mencari
tayangan kartun pada televisi. Ridho menemukannya tetapi gambarnya agak buram.
76
Ridho berdiri dari sofa lalu menghampiri televisi untuk menggeser-geser posisi
antenanya sambil memegangi remotnya. Ridho melihat gambar televisinya masih agak
buram.
Ridho kembali menggeser-geser posisi antenanya tetapi tetap tak mengubah
buramnya. Ridho berjalan ke belakang televisinya, ia melihat jack antena yang
terpasang di televisinya lalu ia memutar-mutar jack tersebut.
Ridho berusaha mencabut jack antenanya dari televisi tetapi ia kesulitan mencabutnya.
Ridho berusaha mencabut lebih keras tetapi malah membuat jack antena terputus dari
kabelnya. Gambar televisi yang semula hanya sedikit buram menjadi buram
sepenuhnya.
Ridho merasa terkejut karena telah membuat kabel antenanya terputus dari jacknya.
Ridho pun cemas, ia menengok ke arah dapur lalu bergegas mematikan televisi
menggunakan remotnya. Ridho buru-buru meletakkan remot tv di atas meja lalu masuk
ke kamarnya.
Ibu berjalan ke ruang tengah sambil membawa sepiring nasi dengan lauknya. Ridho
keluar dari kamarnya sambil membawa handuk, ia berjalan melewati ruang tengah
menuju kamar mandinya dengan terburu-buru.
Ibu meletakkan piring makan Ridho di atas meja sebelah sofa, di atas meja tersebut
ada beberapa mainan mobil-mobilan dan sebuah remot tv. Ibu mengambil remot
tersebut dan menekan tombol powernya. Televisi pun menyala tetapi gambarnya
buram.
Terdengar suara cebar cebur air dari kamar mandi. Ibu menggeser posisi antenanya,
tetapi gambarnya tetap buram.
77
IBU
Loh tv-nya kenapa ya?
Ibu memukul-mukul bagian samping televisinya. Ibu menekan tombol ganti channel
tv berulang kali untuk mencari tayangan yang gambarnya jernih, tetapi Ibu tak
menemukannya. Ibu merasa jengkel lantaran gambar televisinya buram.
Ibu meletakkan remot televisinya di meja. Ridho berjalan dengan cepat melewati
ruang tengah menuju kamarnya dengan balutan handuk di badannya. Ibu melihati
Ridho dengan herannya.
IBU
Cepet banget mandinya, Ridho.
2.INT. RUANG TENGAH - PAGI
Ridho sudah memakai seragam sekolah Putih Putih yang belum terkancingi
semuanya. Ridho duduk di sofa, ia memainkan game snake di handphone nokia jadul
sambil disuapi makan oleh Ibu. Televisinya terus menyala meskipun gambarnya
buram.
Sesekali Ridho melirik ke arah televisi dengan cemasnya. Ibu pun juga sesekali melirik
ke televisinya dengan perasaan jengkel.
IBU
Kamu tau gak tv-nya kenapa? Perasaan sebelum siapin sarapan tadi gapapa.
Ridho diam tak menanggapi Ibu.
IBU
78
Kalo Ibu gak nonton tv, terus ibu ngapain dong abis beres beres rumah? Kan
biasanya Ibu nonton kalo udah selesai semua kerjaan rumah. Mana banyak acara
bagus kan di tv. Gosip, ftv, sinetron, yang lain lain. Huft.
Ibu selesai menyuapi makan Ridho yang masih bermain game. Ibu meletakkan
piringnya di meja lalu Ibu memasangkan beberapa kancing seragam Ridho yang
belum terkancingi.
Ibu mengeluarkan uang 5000 dari kantung dasternya lalu memasukkannya ke dalam
tas ranselnya Ridho. Kemudian, Ibu pergi ke dapur membawa piring bekas makannya
Ridho.
Ridho meletakkan smartphonenya di atas meja lalu ia minum air menggunakan gelas
dan meletakannya di atas meja. Ridho mengambil mainan mobil-mobilannya lalu
memasukkannya ke dalam tas ranselnya. Ridho menenteng tas ranselnya berjalan
keluar rumah.
3.EXT. TERAS RUMAH - PAGI
Ridho duduk di teras sambil memakai sepatunya. Ibu berjalan keluar rumah sambil
membawa segayung air, sehelai kain, dan tempat oli.
Ibu menyiram air ke seluruh sisi sepeda Ridho dengan segayung air, lalu mengelapnya
dengan kain.
Ridho menoleh ke dalam rumahnya untuk melihat jam dinding.
RIDHO
Bu, aku udah telat nih.
79
Selesai mengikat sepatu, Ridho langsung mengendong tas ranselnya dan buru buru
bersalaman dengan Ibu lalu menaiki sepedanya.
IBU
Tapi kan rantainya belum dikasih oli, itu kendor terus kering banget nanti berkarat
malah rusak loh.
RIDHO
Aku berangkat bu.
Ridho mulai mengayuh pergi meninggalkan rumah dengan terburu-buru.
4.INT. RUANG TENGAH - SIANG
Terlihat ruang tengah yang sepi dan hening. Hanya suara jam dinding yang berdetak.
Jam dinding menunjukkan pukul 12:15. Ridho pulang sekolah, ia membuka pintu
rumahnya lalu berjalan masuk ke kamarnya sambil menggendong tas ranselnya.
(beat)
Ridho keluar kamar sambil melepas satu persatu kancing seragam sekolahnya. Ridho
melepas seragamnya dan meletakkannya di atas sofa. Ridho hanya memakai kaus
kutang berwarna putih.
Ridho merasa heran karena sang Ibu tidak ada di rumah.
RIDHO
Ibuuuuuu...
Ridho berjalan menuju dapur untuk mencari Ibu. Ridho kembali lagi ke ruang tengah.
RIDHO
80
Ibu mana sih?
Ridho berdiri diam memikirkan dimana Ibunya. Ridho berjalan keluar rumahnya.
5.EXT. TERAS RUMAH - SIANG
Ridho keluar dari dalam rumah. Ridho melihat Ibunya sedang menonton tv di rumah
tetangganya. Ridho memanggil Ibunya.
RIDHO
Ibu...
Ibu menoleh ke Ridho lalu berjalan menghampirinya.
RIDHO
Ibu ngapain si disana? Aku kan nyariin, laper tau.
IBU
Ibu lagi numpang nonton tv tau. Abis gak bisa nonton tv di rumah sih.
Ridho hanya cemberut lalu masuk ke rumahnya bersama Ibu.
6.INT. RUANG TENGAH - SIANG
Ibu berjalan dari dapur menghampiri Ridho yang duduk di sofa sambil membawa
sepiring nasi berisi lauk untuk makan Ridho.
IBU
Ke sana yuk.
RIDHO
Ngapain?
IBU
81
Ibu suapin di sana, biar bisa nonton tv sekalian.
RIDHO
Ah gak mau, maunya di sini aja.
IBU
Yaudah kalo kamu gak mau makan di sana, kamu makan sendiri aja ya? Kalo udah
selesai makan, piringnya taro di dapur.
Ibu berjalan keluar rumah menuju rumah tetangganya dan meninggalkan Ridho yang
merasa jengkel sendiri di rumah.
Ridho mengambil piringnya dari atas meja, ia melihati makannya seperti tak berselera
lalu mulai memakannya dengan kurang lahap.
FADE TO:
7.EXT. TERAS RUMAH - SIANG
Sepulang dari sekolah, Ridho yang memakai seragam sekolah Putih Merahnya,
berhenti mengayuh sepedanya tepat di teras rumahnya. Ridho memarkirkan
sepedanya lalu duduk di teras rumahnya.
Ridho melihati Ibunya yang sedang menonton televisi bersama dengan tetangganya.
Ridho melepaskan ranselnya dari gendongannya lalu mengeluarkan mainan mobil-
mobilannya dari dalam tasnya.
Ridho memainkan mainannya sendiri sembari sesekali menengok ke arah rumah
tetangganya seakan sedang menunggu Ibunya selesai menonton televisi.
82
Tampak Ridho mulai merasaa kesal saat memainkan mainannya, ia memasukkan
kembali mainan mobil-mobilannya ke dalam tas ranselnya.
8.INT. RUANG TENGAH - SIANG
Ridho membuka pintu dan masuk ke rumahnya. Ridho duduk di sofa lalu melepas tas
ranselnya dari gendongannya. Ridho kembali menengok ke arah Ibunya. Ridho
menghela nafasnya lalu berdiri dan masuk ke kamarnya sambil membawa tas
ranselnya.
(beat)
Ridho berjalan keluar dari kamarnya sambil memakai kaus berwarna merah dan
masih memakai celana sekolah berwarna merah. Ia berjalan ke dapur meninggalkan
ruang tengahnya yang sepi.
(beat)
Terdengar suara penanak nasi dibuka lalu muncul suara gesrekan sendok. Kemudian,
terdengar suara menutup penanak nasi lalu suara gesrekan sendok dan piring.
Ridho berjalan keluar dari dapur sambil membawa sepiring nasi dengan lauknya. Ia
meletakkannya di atas meja di depan sofa. Ridho berjalan ke balik pintu rumahnya
yang terbuka. Ridho melihati Ibunya yang sedang menonton televisi di rumah
tetangganya.
Tampak wajah Ridho yang murung.
83
Ridho duduk di sofa, ia mengambil piring nasi berisi lauk dari atas meja yang berada
di depan sofa. Ridho mulai menyuapi dirinya sendiri. Ridho makan sendiri dengan
malasnya.
Ridho meletakkan piring makannya di atas meja lalu ia masuk ke kamarnya.
(beat)
Ridho berjalan keluar dari kamarnya sambil membawa tas ranselnya lalu
meletakkannya di sofa. Kemudian, Ridho mengambil antena televisinya lalu
meletakkannya di atas meja.
Ridho duduk di sofa lalu membuka tas ranselnya dan mengeluarkan buku-buku dari
dalamnya. Ia meletakkan bukubukunya di atas meja. Ridho mengambil beberapa
lembar uang dari dalam tas dan menghitungnya. Uangnya berjumlah sebanyak 20
ribu.
RIDHO
Hmm dapet gak ya?
Ridho memasukkan antenanya ke dalam tas ranselnya lalu memasukkan uang-
uangnya ke sisi kanan kantung celananya.
9.EXT. TERAS RUMAH - SIANG
Terlihat sebuah sepeda terparkir di depan rumah. Ridho keluar dari rumah sambil
menggendong tasnya lalu menutup pintu rumah. Ia menaiki sepedanya lalu
mengayuhnya pergi meninggalkan rumah. Sesekali ia melirik ke rumah tetangganya.
10.EXT. JALANAN - SIANG
84
Ridho sedang mengayuh sepedanya, tiba-tiba saja ia tak bisa mengayuh sepedanya
dan perlahan berhenti di pinggir jalan. Ridho menoleh ke rantai sepedanya yang
ternyata lepas dari girnya.
RIDHO
Yah copot.
Ridho turun dari sepedanya, lalu jongkok di samping sepedanya sambil melihati
rantainya yang berkarat. Tampak wajah Ridho merasa jijik saat ingin memasang
rantai sepedanya ke gir. Ridho pun tidak jadi memasang sendiri rantai sepedanya.
Ridho berdiri lalu melihat ke sekitarnya, dari kejauhan terlihat bengkel motor. Ridho
mendorong sepedanya menuju bengkel tersebut.
11.EXT. BENGKEL MOTOR KECIL - SIANG
Ridho mendorong sepedanya dan berhenti di depan bengkel kecil. Di bengkel
tersebut, ada seorang MONTIR yang sedang memperbaiki motor, juga ada seorang
bocah laki-laki yang sedang makan nasi sendiri sambil menonton televisi.
RIDHO
Bang.
Montir tersebut menoleh ke Ridho dan berdiri.
MONTIR
Kenapa dek?
RIDHO
85
Rantainya copot bang, bisa benerin gak?
MONTIR
Bisa, sini.
Montir tersebut jongkok lalu memasang rantai sepeda Ridho ke girnya. Sementara
itu, Ridho melihati bocah laki-laki yang anteng memakan nasinya sendiri tanpa
disuapi.
Ridho pun diam menunduk setelah melihat bocah laki-laki tersebut.
MONTIR
Udah selesai nih dek.
Montir itu berdiri. Ridho pun tersadar setelah diam menunduk.
RIDHO
Ohiya, makasih bang.
Ridho menaiki sepedanya. Saat ingin mulai mengayuh, Montir menahannya.
MONTIR
Eits, duitnya mana?
RIDHO
Loh masang gitu doang bayar bang?
MONTIR
Ya bayarlah dek, kalo gak mau bayar ngapain dibawa kesini, pasang aja sendiri.
RIDHO
86
Yah bang, duit saya mau dipake buat beli antena tv soalnya.
MONTIR
Ya itu mah bukan urusan saya, yang penting mah adek bayar. Cuma 5 ribu doang si
elah.
Ridho mengeluarkan uang dari kantung celananya, ia mengambil uang 5000 dari
selipan beberapa lembar uangnya, lalu memberikannya ke Montir tersebut.
MONTIR
Nah gitu dong, makasih ya dek.
Ridho menaiki sepedanya lalu mulai mengayuh menuju ke arah yang ditunjuk oleh
Montir tersebut. Ridho meninggalkan bengkel tersebut sambil melirik bocah laki-laki
yang sedang makan sendiri tersebut.
12.EXT. PEREMPATAN JALAN RAYA - SIANG
Ridho berhenti mengayuh sepedanya di perempatan jalan raya yang dilalui banyak
kendaraan. Ridho diam saja di pinggir jalan, ia melihat banyak kendaraan dari arah
kiri dan kanan.
Ridho turun dari sepedanya. Ada seorang laki-laki yang ingin menyeberang jalan.
Ridho melihati orang tersebut.
Laki-laki tersebut menyeberangi jalan, Ridho mengikuti dari sampingnya sambil
mendorong sepedanya.
Setelah sampai di seberang jalan, Ridho menaiki sepedanya lalu mulai mengayuh
kembali.
87
13.EXT. TOKO ELEKTRONIK - SIANG
Ridho menghentikan laju sepedanya di depan toko elektronik yang ia tuju. Ridho
melihat alamat di banner toko tersebut dan memastikan alamatnya sesuai dengan
alamat yang tertera di kertas.
Ridho memarkirkan sepedanya di samping motor depan toko tersebut. Ridho
menghampiri toko.
PENJAGA TOKO sedang bermain game di smartphonenya di dalam toko, ia melihat
Ridho sedang melihati barang-barang di tokonya. Penjaga toko tersebut
menghampiri Ridho.
PENJAGA TOKO
Nyari apa dek?
Ridho mengeluarkan antenanya dari dalam tas ranselnya.
RIDHO
Bang, ada antena yang kaya gini gak?
Ridho menunjukkan antenanya ke Penjaga toko.
PENJAGA TOKO
Oh ini, ada, tunggu.
Ridho memasukkan antena rusaknya ke dalam tas ransel dan ia letakkan tasnya di
lantai teras toko. Penjaga toko mengambil antena yang sama seperti yang
ditunjukkan Ridho, lalu kembali lagi dengan membawa antena yang masih
terbungkus plastik dan ia tunjukkan kepada Ridho.
88
PENJAGA TOKO
Ini kan?
RIDHO
Iya bang. Harganya berapa?
PENJAGA TOKO
50 ribu.
RIDHO
Hah? 50 ribu? Mahal banget bang.
PENJAGA TOKO
Ya iya lah orang ini yang bagusnya.
Ridho diam sejenak untuk berpikir.
RIDHO
Hmm, kalo yang 15 ribu ada gak bang?
PENJAGA TOKO
Buset, mana ada antena harganya 15 ribu. Yang paling murah aja harganya 25 ribu.
RIDHO
Yah terus gimana dong bang?
PENJAGA TOKO
Ya gak dapet, gak bisa kalo 15 ribu.
89
Ridho merasa kecewa. Ridho membalikkan arah badannya dan diam sejenak dengan
perasaan kecewanya, lalu duduk di sebelah tas ranselnya di lantai halaman toko
tersebut. Penjaga toko hanya diam melihati Ridho.
Ridho melamun dengan murungnya. Lirikan matanya sesekali mengarah ke motor
yang terparkir di sebelah sepedanya. Motor tersebut sangat kotor dan sangat
kontradiktif dengan sepedanya Ridho yang bersih.
Ridho terus memperhatikan motor yang kotor tersebut lalu menoleh ke Penjaga toko
yang masih berdiri memperhatikan Ridho.
Ridho kembali melihati motor yang kotor tersebut dan kembali menoleh ke Penjaga
toko. Ridho terus melihati Penjaga toko dengan herannya . Penjaga toko merasa
janggal.
PENJAGA TOKO
Kenapa?
RIDHO
Ini motor siapa bang?
Ridho menunjuk ke motor yang kotor tersebut.
PENJAGA TOKO
Motor gua. Kenapa? Emang kotor. Belom sempet pergi ke tempat cuci motor.
Raut wajah Ridho menjadi sumringah.
RIDHO
Motornya saya yang cuciin ya bang?
90
Nanti jadinya saya beli antena yang 25 ribu tapi bayarnya 15 ribu. Bisa gak bang?
Penjaga toko diam memikirkan tawaran Ridho.
PENJAGA TOKO
Emangnya bisa nyuci motor? Bersih gak?
RIDHO
Bersih bang, kaya sepeda saya.
PENJAGA TOKO
Hmm... Boleh... Tapi kalo gak bersih, antenanya gak jadi loh ya.
RIDHO
Iya bang siap.
Penjaga toko membawakan 1 ember air, sabun cuci, dan sikat ke depan tokonya.
Ridho mulai mencuci motor dengan menyiram terlebih dahulu. Ridho menggosokan
sikat yang sudah diberi sabun ke motor tersebut dengan sesekali merasa jijik
terhadap kotornya motor tersebut.
Ridho menyiram motor tersebut, lalu menggosok kembali dan mulai tidak merasa jijik
lagi. Ridho menyiram dan menggosok motornya berulang kali, ia mulai gesit menyuci
motor tersebut. Penjaga toko melihati Ridho dari dalam toko.
Ridho selesai mencuci motor lalu menyiram tangannya yang dipenuhi sabun.
RIDHO
Udah bersih nih bang.
91
Penjaga toko masuk ke dalam toko dan kembali lagi membawa antena televisi yang
harganya 25 ribu. Ridho mengeluarkan uangnya dari kantung celana.
Ridho memberikan uangnya ke Penjaga toko dan Penjaga toko memberikan kantung
plastik berisi antena ke Ridho.
RIDHO
Makasih ya bang.
Penjaga toko hanya mengangguk. Ridho buru-buru menggendong tas ranselnya dan
mengambil sepedanya. Ridho menggantungkan kantung plastik berisi antena ke
stang sepedanya lalu mulai menaiki dan mengayuh sepedanya meninggalkan toko
tersebut dengan ekspresi wajah yang gembira.
FADE TO:
14.EXT. TERAS RUMAH - PAGI
Estabilish rumah.
15.INT. RUANG TENGAH - PAGI
Ridho berjalan keluar dari kamarnya sambil memasang kancing seragam sekolah
pramuka. Ridho duduk di sofa. Ridho menonton televisi sambil memasang dasi
pramukanya.
Ibu berjalan menghampiri Ridho sambil membawa sepiring nasi dengan lauknya. Ibu
duduk di sebelah Ridho di sofa. Ibu menyendok nasi di piring tersebut sambil
menonton televisi. Ridho memperhatikan wajah sang Ibu yang sedang fokus matanya
menghadap televisi.
92
Tangan Ibu perlahan diangkat dan diarahkan ke mulut Ridho untuk menyuapinya.
Ridho mengambil sendok dan piring makannya yang dipegang Ibu.
RIDHO
Aku makan sendiri aja bu.
Ibu menoleh ke Ridho, lalu tersenyum kepadanya. Ridho mulai menyuapi makannya
ke diri sendiri sambil menonton televisi.
Dari belakang antena di atas televisi, nampak Ibu dan Ridho yang sedang makan,
duduk bersama di sofa sambil menikmati tontonan televisinya.
CUT TO BLACK:
93
3.4 Proses Kerja Penata Kamera
Nina Kusumawati, dkk (2017:68) Penata Kamera adalah seseorang yang
bertugas merekam gambar dengan menggunakan perangkat keras kamera video yang
direkam melalui pita video, memory, hard disk, atau media penyimpanan lainnya
sesuai dengan arahan sutradara. Penata kamera tidak hanya dapat menghasilkan
gambar yang baik, tapi seorang penata kamera harus memahami motivasi dan
informasi apa saja yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan gambar.
First Cameraman sering disebut sebagai Penata Fotografi (Director of
Photography) atau kepala camera person. DOP adalah seorang seniman yang melukis
dengan cahaya. Dia harus familiar dengan komposisi dan aspek teknik pengendalian
kamera dan biasanya bekerja untuk menyelesaikan permasalahan teknis yang muncul
selama perekaman film. Kerja DOP sangat dekat dengan sutradara untuk setiap
pengambilan gambar. Seorang penata kamera mempunyai 3 tugas proses dalam
pembuatan film, di antaranya Pra Produksi, Produksi, dan Pasca Produksi. Dari ketiga
tugas tersebut harus dilakukan sesuai dengan description yang dia pegang.
3.4.1 Pra Produksi
Pra produksi adalah tahap awal pada sebuah produksi. Produksi drama televisi
ini dibuat camera person. Pada tahap ini, seorang camera person diberikan pengarahan
dari seorang sutradara atau program director tentang rencana visual yang akan dibuat.
Secara sistematis rencana ini dibuat ke dalam breakdown script. Dengan breakdown
script memudahkan semua elemen crew dalam bekerja nantinya. Sutradara
mendiskusikan shot-shot seperti apakah yang harus dibuat.
94
3.4.2 Produksi
Ini tahap penting bagi seorang camera person, shooting script serta director
treatment menjadi acuan untuk membuat shot bagi camera person. Pada produksi
single camera, sebelum melakukan pengambilan gambar sutradara meminta pada
camera person untuk membuat komposisi serta angle tertentu. Sedangkan pada
produksi multicamera, program director bisa meminta komposisi tertentu pada saat
pengambilan gambar berlangsung secara detail.
3.4.3 Pasca Produksi
Ketika produksi telah selesai camera person kadang diminta bantuan oleh
editor untuk menjelaskan hal-hal tertentu yang bisa jadi tidak dimengerti oleh editor,
me-review hasil shooting agar tidak ada shot-shot yang kurang. Untuk memudahkan
editor dalam bekerja, setelah pengambilan gambar, camera person membuat camera
report yang berisi tentang semua keterangan shot lengkap dengan time code atau
keterangan waktu.
3.4.4 Peran dan Tanggung Jawab Camera Person
Camera person sebagai crew produksi film dan televisi mempunyai tugas dan
tanggung jawab yang spesifik. Pada umumnya seorang camera person tidak bekerja
sendiri (kecuali untuk hal tertentu). Dan secara umum tugas serta tanggung jawab
Cameraman yaitu:
1. Berdiskusi dengan producer serta sutradara, membahas tentang rencana
produksi.
2. Mempelajari naskah.
95
3. Menginterplementasikan sebuah adegan atau scene.
4. Mencari referensi untuk mendapatkan angle-angle yang menarik.
5. Memberi masukan bagaimana agar bisa mendapatkan gambar yang baik.
6. Memilih peralatan kamera serta penunjangnya.
7. Bekerjasama dengan sutradara.
8. Melakukan pengambilan gambar atau shooting.
3.4.5 Proses Penciptaan Karya
a. Konsep Kreatif
Dalam program drama televisi, penulis ingin memberikan shot-shot yang
menarik dan bervariasi, hal ini dilakukan untuk menarik minat penonton. Dalam
pengambilan gambar, penulis harus menguasai keseimbangan pada kamera, sehingga
hasil gambar bisa terlihat baik sesuai arahan sutradara dengan director treatment.
1. Komposisi
Komposisi merupakan salah satu tindakan seni atau cara untuk merangkai,
menata dan membentuk berbagai unsur yang hendak di tampilkan dalam suatu shot
menjadi tampilan yang baik, menarik dan enak dilihat. Nina Kusumawati, dkk
(2017:89) Adapun tujuan mengatur komposisi dalam frame adalah:
a. Menciptakan keseimbangan dalam gambar.
b. Memperjelas informasi dan pesan yang disampaikan.
c. Menimbulkan rasa estetik bagi penata kamera dan penonton.
d. Menciptakan kesatuan ide dan gambar yang dihasilkan.
96
2. Camera Angle
Secara mekanis, angle atau sudut pengambilan gambar ini berhubungan erat
dengan lensa kamera, baik lensa yang digunakan maupun penempatan kamera itu
sendiri. Menurut Ward, ruang internal shot sering menonjolkan kualitas emosional dari
adegan. Perspektif yang normal untuk membangun shot sering digunakan secara
gambling dan langsung. Nina Kusumawati, dkk (2017:93-99) menyebutkan jeni-jenis
camera angle, di antaranya:
a. Bird eye angle
Pengambilan gambar dengan sudut yang sangat jauh, yang diibaratkan seperti
sudut pandang burung melihat ke bawah dari ketinggian. Motivasinya adalah untuk
menunjukan lokasi dalam adegan.
b. Top angle
Sudut pengambilan gambar tepat di atas objek atau setara dengan arah jarum
jam angka 12.00.
c. High angle
Teknik pengambilan gambar yang memposisikan lebih tinggi dari objek.
Teknik ini memberikan arti objek sedang tertekan atau lemah.
d. Eye level
Pengambilan gambar yang normal, yang sejajar dengan pandangan manusia.
e. Low angle
97
Teknik pengambilan gambar yang memposisikan lebih rendah dari objek.
Teknik ini memberi arti bahwa objek kuat, berwibawa atau elegan.
f. Frog eye
Teknik pengambilan gambar yang sejajar dengan alas atau kaki. Teknik ini
biasanya hanya sebagai pelengkap dari rangkaian gambar sebelumnya.
g. Dutch angle
Teknik pengambilan dengan cara memiringkan kamera. Memberi arti
menggambarkan fantasi kepada penonton.
h. Over the shoulder
Sudut pengambilan dari belakang salah satu bahu pemain yang
sedang berhadapan atau berdialog.
3. Shotsize
Shotsize adalah ukuran besar kecilnya subjek dalam sebuah frame yang
memiliki informasi dan makna berbeda sesuai dengan ukuran masing-masing shotsize.
Contoh shotsize yang biasa digunakan didunia menurut Nina Kusumawati, dkk
(2017:80-84):
a. Extreme Close Up (EXCU)
Digunakan untuk detail suatu objek dan memberikan informasi ekspresi.
b. Big Close Up (BCU)
98
Wajah objek memenuhi frame. Fungsinya memunculkan ekspresi objek.
c. Close Up (CU)
Hanya menampilkan kepala objek. Fungsinya untuk menekankan ekspresi
objek dan membantu penonton untuk merasakan apa yang dirasakan objek.
d. Medium Close Up (MCU)
Menampilkan kepala, pundak dan sebagian dada. Fungsinya untuk
memperjelas profil objek kepada penonton.
e. Medium Shot (MS)
Menampilkan ujung kepala hingga batas pinggang. Fungsinya untuk
memperlihatkan objek lebih jelas dan penonton lebih mengerti apa yang sedang
dilakukan objek.
f. Knee Shot (KS)
Pengambilan gambar dari ujung kepala hingga lutut. Shot ini lebih netral tidak
ada penekanan yang terlalu mendalam.
g. Full Shot (FS)
Pengambilan gambar dari ujung kepala sampai ujung kaki. Fungsinya
memberikan informasi disekeliling objek.
h. Long Shot (LS)
99
Pengambilan gambar yang luas. Fungsinya menunjukan objek dan latar
belakangnya.
i. Very Long Shot (VLS)
Pengambilan gambar yang sangat luas dan jauh. Memberikan informasi bahwa
objek merupakan bagian dari lingkungannya.
4. Movement (Pergerakan Kamera)
Camera movement sangat penting untuk dilakukan oleh penata kamera.
Suasana kedinamisan gambar dan dimensi yang dapat terkesan 3 dimensi dapat
tercipta dengan menggunakan teknik ini. Beberapa jenis camera movement dapat
dijelaskan menurut Nina Kusumawati, dkk (2017:99-105):
a. Panning
Panning adalah teknik pengambilan gambar dengan cara membelokan badan
kamera secara horizontal tanpa merubah posisi kamera. Teknik ini dapat digunakan
untuk melakukan pengambilan gambar dengan mengikuti objek yang bergerak ke
kanan atau ke kiri.
b. Tilting
Tilting adalah teknik pengambilan gambar dengan cara menggerakan badan
kamera secara vertical. Tujuan teknik ini dapat digunakan untuk menunjukan
ketinggian atau profil objek dari bawah ke atas atau sebaliknya.
c. Tracking
100
Tracking adalah teknik yang dilakukan dengan cara mendekatkan kamera
dengan objek atau mmenjauhkan kamera dari objek. Teknik ini biasanya
menggunakan alat tambahan yang disebut dolly track atau slider, agar gambar yang
dihasilkan lebih halus.
d. Zooming
Zooming adalah teknik pergerakan lensa kamera yang dilakukan dengan
menggunakan tombol wide angle dan tele. Zoom in akan membuat objek semakin
dekat, sedangkan zoom out akan membuat objek menjadi jauh dan latar belakang objek
lebih terlihat.
e. Arching
Arching adalah teknik pengambilan gambar dengan cara bergerak mengelilingi
objek, gerakan ini dapat dilkakukan dengan setengah lingkaran atau satu lingkaran
penuh.
f. Crane
Crane adalah teknik pengambilan gambar dengan alat penyangga yang disebut
crane, jimmy jip atau porta jip.
g. Crabbing
Crabbing adalah pergerakan kamera dengan cara bergerak ke samping kanan
atau kiri layaknya kepiting yang sedang berjalan.
b. Konsep Produksi
101
Sebagai penata kamera, penulis menggunakan shotlist yang penulis buat
berdasarkan kesepakatan dengan sutradara untuk meminimalisir terjadinya
kekurangan gambar.
Pada saat produksi penulis juga harus melakukan pemeriksaan hasil dan
melakukan diskusi dengan sutradara dan editor. Apabila belum cukup memenuhi
kebutuhan gambar, maka bisa dilakukan pengambilan gambar saat itu juga. Hal ini
dilakukan untuk menghindari kekurangan stok gambar saat di lakukannya proses
editing.
c. Konsep Teknis
Pada produksi ini camera person memutuskan menggunakan kamera Sony
VG30, dengan alasan biaya sewa yang murah untuk menghemat budget tetapi tetap
memaksimalkan dan mengoptimalkan kinerja kamera tersebut. Kamera Sony VG30
sendiri memiliki sensor Full Frame Exmor APS HD CMOS 16.1 Megapixels yang
sudah dapat merekam video resolusi Full HD dengan frame rate 24fps, 25fps, dan
50fps. Adapun alasan lain camera person karna bodi kameranya yang ringan dan
ringkas serta sudah dilengkapi fitur steady shot yang meminimalisir shake atau getaran
jika kamera digunakan secara handheld.
3.4.6 Kendala Produksi dan Solusinya
Kamera yang sedang dipegang dengan tangan akan berat jika mengambil shot
yang berdurasi panjang, boom mic atau lighting yang bocor terekam kamera, pantulan
cahaya yang membuat bias pada gambar. Gerakan talent yang sedang berlari akan
menyusahkan camera person untuk mengambil gambar dan mengatur fokus pada
102
gambar. Banyak kekurangan shot gambar, banyak crew masuk frame, terlalu banyak
cut sehingga memakan waktu, solusinya adalah:
1. Shot berdirasi panjang harus memakai tripod.
2. Koordinasi terlebih dahulu supaya gambar tidak ada shadow atau pantulan
lighting.
3. Menutup bagian yang cahayanya terlalu berlebihan agar gambar yang dihasilkan
tidak bias.
4. Usahakan dan berkoordinasi dengan sutradara untuk mengambil adegan berlari
atau berkendara agar tidak out frame dengan talentnya.
5. Meminta izin untuk bergantian memakai tempat yang telah di izinkan.
103
3.4.7 Lembar Kerja Penata Kamera
Konsep Penata Kamera
Shotlist
Bloking Kamera
Spesifikasi Kamera
104
Konsep Penata Kamera
Dalam produksi drama televisi “ANTENA” penulis bertanggung jawab
sebagai penata kamera pada tahap pra produksi, penulis harus berdiskusi sudut
pengambilan kamera bersama produser, sutradara, dan penulis naskah agar mendapat
sudut pengambilan yang paling baik di dalam produksi drama televisi “ANTENA”.
Konsep yang dibuat dalam film ini lebih menekan kepada hal yang bersifat natural
dengan look dan mood yang wajar tidak ada hal yang berlebihan dari segi pengambilan
gambar, teknis, angel, kamera, komposisi gambar, camera movement, hingga
pencahayaan lighting.
Selanjutnya pada tahap produksi, penulis mendampingi sutradara dalam
melihat hasil pengambilan gambar saat produksi di lapangan dengan acuan camera
report yang telah penulis buat dan mengikuti setiap tahap editing bersama editor guna
mengetahui kebutuhan gambar, warna, letak shot, dan shot pilihan yang diinginkan
dalam skenario.
Ketika pasca produksi, penulis memback up data saat produksi untuk di
serahkan kepada sutradara dan editor. Penulis bersama sutradara juga mengikuti tahap
editing bersama editor guna mengetahui kebutuhan gambar yang diinginkan dalam
skenario.
105
Tabel. III.19
SHOTLIST
Produksi : Kampi Films Produser : Fajri Yansyah
Judul Program : Antena Sutradara : Anjani Dhita Palupy
Durasi : 23 Menit Penata Kamera : Iram Satriani
Scene
No.
Shot
No. Shot Size Angle
Camera
Movement Duration Location Subject And Action
1 1 Long Shot Eye Level Still 2 Menit Int.Ruang
Tengah Pagi
Ridho berjalan keluar dari kamarnya
sambil menguap lalu duduk di sofa.
1 2 Full Shot Eye Level Still 2 Menit Int.Ruang
Tengah Pagi
Ridho berusaha mencabut jack antenanya
dari televisi tetapi ia kesulitan
mencabutnya.
1 3 Medium
Close Up Eye Level
Still -
Handheld 15 Detik
Int.Ruang
Tengah Pagi Ibu meletakkan remot televisinya di meja.
2 1 Fullshot Eye Level Still 2-3 Menit Int.Ruang
Tengah Pagi
Ridho sudah memakai seragam sekolah
Putih Putih yang belum terkancingi
semuanya.
106
2 2 Close Up High Angle Still -
Handheld 1 Menit
Int.Ruang
Tengah Pagi
Ridho meletakkan smartphonenya di atas
meja lalu ia minum air menggunakan gelas
dan meletakannya di atas meja.
3 1 Long Shot Eye Level Still 2 Menit Ext. Teras
Rumah - Pagi
Ridho duduk di teras sambil memakai
sepatunya.
3 2 Full Shot Eye Level Still 2 Menit Ext. Teras
Rumah - Pagi
Selesai mengikat sepatu, Ridho langsung
mengendong tas ranselnya dan buru buru
bersalaman dengan Ibu lalu menaiki
sepedanya.
3 3 Long Shot Eye Level Still 2 Menit Ext. Teras
Rumah - Pagi
Ridho mulai mengayuh pergi meninggalkan
rumah dengan terburu-buru.
4 1 Close Up Low Angle Still -
Handheld 4-10 Detik
Int. Ruang
Tengah -
Siang
Terlihat ruang tengah yang sepi dan
hening.
4 2 Wide Shot High Angle Still –
Handheld 4-10 Detik
Int. Ruang
Tengah -
Siang
Ridho keluar kamar sambil melepas satu
persatu kancing seragam sekolahnya.
107
4 3 Full Shot Eye Level Pan Left 6-15 Detik
Int. Ruang
Tengah -
Siang
Ridho berjalan menuju dapur untuk
mencari Ibu.
4 4 Long Shot Eye Level Still 2 Menit
Int. Ruang
Tengah -
Siang
Ridho berdiri diam memikirkan dimana
Ibunya.
5 1 Medium
Shot Eye Level Still 1 Menit
Ext. Rumah
Tetangga -
Siang
Ridho keluar dari dalam rumah.
5 2 Medium
Shot
Over The
Shoulder
Still -
Handheld 1 Menit
Ext. Rumah
Tetangga -
Siang
Ridho hanya cemberut lalu masuk ke
rumahnya bersama Ibu.
6 1 Long Shot Eye Level Still 2 -3 Menit
Int. Ruang
Tengah -
Siang
Ibu berjalan dari dapur menghampiri Ridho
yang duduk di sofa sambil membawa
sepiring nasi berisi lauk untuk makan
Ridho.
6 2 Medium
Close Up Eye Level Still 2 - 3 Menit
Int. Ruang
Tengah -
Siang
Ridho mengambil piringnya dari atas meja,
ia melihati makannya seperti tak berselera
108
lalu mulai memakannya dengan kurang
lahap.
7 1 Full Shot Eye Level Still 2-3 Menit
Ext.Teras
Rumah -
Siang
Sepulang dari sekolah, Ridho yang
memakai seragam sekolah Putih
Merahnya, berhenti mengayuh sepedanya
tepat di teras rumahnya.
7 2 Medium
Long Shot Eye Level Still 2- 3 Menit
Ext.Teras
Rumah -
Siang
Tampak Ridho mulai merasaa kesal saat
memainkan mainannya, ia memasukkan
kembali mainan mobil-mobilannya ke
dalam tas ranselnya.
8 1 Long Shot Eye Level Still 3-4 Menit
Int. Ruang
Tengah -
Siang
Ridho membuka pintu dan masuk ke
rumahnya.
8 2 Medium
Close Up Eye Level Zoom In 1 Menit
Int. Ruang
Tengah -
Siang
Ridho berjalan keluar dari kamarnya
sambil memakai kaus berwarna merah dan
masih memakai celana sekolah berwarna
merah.
109
8 3 Full Shot Eye Level Still 1 Menit
Int. Ruang
Tengah -
Siang
Ridho berjalan keluar dari dapur sambil
membawa sepiring nasi dengan lauknya.
8 4 Medium
Shot Eye Level
Still -
Handheld 1 – 2 Menit
Int. Ruang
Tengah -
Siang
Ridho berjalan keluar dari kamarnya
sambil membawa tas ranselnya lalu
meletakkannya di sofa.
8 5 Full Shot Eye Level Still 1-2 Menit
Int. Ruang
Tengah -
Siang
Ridho memasukkan antenanya ke dalam tas
ranselnya lalu memasukkan uang-uangnya
ke sisi kanan kantung celananya.
9 1 Long Shot Eye Level Still 1-2 Menit
Ext. Teras
Rumah -
Siang
Terlihat sebuah sepeda terparkir di depan
rumah.
10 1 Long Shot Eye Level
Follow
Subject -
Handheld
1 Menit Ext. Jalanan -
Siang
Ridho sedang mengayuh sepedanya, tiba-
tiba saja ia tak bisa mengayuh sepedanya
dan perlahan berhenti di pinggir jalan.
10 2 Full Shot Eye Level
Follow
Subject -
Handheld
2 Menit Ext. Jalanan -
Siang
Ridho menoleh ke rantai sepedanya yang
ternyata lepas dari girnya.
110
10 3 Long Shot Eye Level Still 3 Menit Ext. Jalanan -
Siang
Ridho turun dari sepedanya, lalu jongkok
di samping sepedanya sambil melihati
rantainya yang berkarat.
10 4 Full Shot Eye Level Still 1 Menit Ext. Jalanan -
Siang
Tampak wajah Ridho merasa jijik saat
ingin memasang rantai sepedanya ke gir.
10 5 Medium
Shot High Angle
Still -
Handheld 2 Menit
Ext. Jalanan -
Siang
Ridho pun tidak jadi memasang sendiri
rantai sepedanya.
10 6 Big Close
Up Eye Level
Still -
Handheld 1 Menit
Ext. Jalanan -
Siang
Ridho berdiri lalu melihat ke sekitarnya,
dari kejauhan terlihat bengkel motor.
11 1 Long Shot Eye Level Still 2 Menit
Ext. Bengkel
Motor -
Siang
Ridho mendorong sepedanya dan berhenti
di depan bengkel kecil.
11 2 Full Shot Eye Level Still 1 Menit
Ext. Bengkel
Motor -
Siang
Di bengkel tersebut, ada seorang MONTIR
yang sedang memperbaiki motor, juga ada
seorang bocah laki-laki yang sedang makan
nasi sendiri sambil menonton televisi.
111
11 3 Medium
Close Up
Over The
Shoulder
Still -
Handheld 1 Menit
Ext. Bengkel
Motor -
Siang
Montir tersebut jongkok lalu memasang
rantai sepeda Ridho ke girnya.
11 4 Medium
Close Up Eye Level
Still -
Handheld 1 Menit
Ext. Bengkel
Motor -
Siang
Ridho menaiki sepedanya. Saat ingin mulai
mengayuh, Montir menahannya.
11 5 Medium
Shot Eye Level
Still -
Handheld 3 Menit
Ext. Bengkel
Motor -
Siang
Ridho mengeluarkan uang dari kantung
celananya, ia mengambil uang 5000 dari
selipan beberapa lembar uangnya, lalu
memberikannya ke Montir tersebut.
11 6 Medium
Long Shot Eye Level
Still -
Handheld 2 Menit
Ext. Bengkel
Motor -
Siang
Ridho menaiki sepedanya lalu mulai
mengayuh menuju ke arah yang ditunjuk
oleh Montir tersebut.
12 1 Long Shot Eye Level Still 1 Menit
Ext.
Perempatan
Jalan Raya -
Siang
Ridho berhenti mengayuh sepedanya di
perempatan jalan raya yang dilalui banyak
kendaraan.
112
12 2 Medium
Close Up Eye Level Still 1 Menit
Ext.
Perempatan
Jalan Raya -
Siang
Ridho diam saja di pinggir jalan, ia melihat
banyak kendaraan dari arah kiri dan kanan.
12 3 Medium
Shot Eye Level Still 1 Menit
Ext.
Perempatan
Jalan Raya -
Siang
Ridho turun dari sepedanya. Ada seorang
laki-laki yang ingin menyeberang jalan.
Ridho melihati orang tersebut.
12 4 Long Shot Eye Level Still 1 Menit
Ext.
Perempatan
Jalan Raya -
Siang
Laki-laki tersebut menyeberangi jalan,
Ridho mengikuti dari sampingnya sambil
mendorong sepedanya.
12 5 Long Shot Eye Level Still 1 Menit
Ext.
Perempatan
Jalan Raya -
Siang
Setelah sampai di seberang jalan, Ridho
menaiki sepedanya lalu mulai mengayuh
kembali.
13 1 Long Shot Eye Level Still 2 Menit
Ext. Toko
Elektronik -
Siang
Ridho menghentikan laju sepedanya di
depan toko elektronik yang ia tuju.
113
13 2 Full Shot Eye Level Still 1 Menit
Ext. Toko
Elektronik -
Siang
Ridho memarkirkan sepedanya di samping
motor depan toko tersebut.
13 3 Long Shot Eye Level Still 2 Menit
Ext. Toko
Elektronik -
Siang
PENJAGA TOKO sedang bermain game
di smartphonenya di dalam toko, ia melihat
Ridho sedang melihati barang-barang di
tokonya.
13 4 Medium
Shot Eye Level Still 2 Menit
Ext. Toko
Elektronik -
Siang
Ridho menunjukkan antenanya ke Penjaga
toko.
13 5 Medium
Close Up High Angle Still 2 Menit
Ext. Toko
Elektronik -
Siang
Ridho memasukkan antena rusaknya ke
dalam tas ransel dan ia letakkan tasnya di
lantai teras toko.
13 6 Medium
Close Up Low Angle Still 2 Menit
Ext. Toko
Elektronik -
Siang
Ridho diam sejenak untuk berpikir.
13 7
Medium
Close Up
& Close
Up
Eye Level Handheld 3 Menit
Ext. Toko
Elektronik -
Siang
Ridho merasa kecewa. Ridho membalikkan
arah badannya dan diam sejenak dengan
perasaan kecewanya, lalu duduk di sebelah
tas ranselnya di lantai halaman toko
tersebut.
114
13 8
Full Shot
& Big
Close Up
Eye Level Handheld 1 Menit
Ext. Toko
Elektronik -
Siang
Ridho melamun dengan murungnya.
13 9
Full Shot
& Close
Up
Eye Level Handheld 1 Menit
Ext. Toko
Elektronik -
Siang
Ridho terus memperhatikan motor yang
kotor tersebut lalu menoleh ke Penjaga toko
yang masih berdiri memperhatikan Ridho.
13 10 Medium
Shot Low Angle Handheld 1 Menit
Ext. Toko
Elektronik -
Siang
Ridho kembali melihati motor yang kotor
tersebut dan kembali menoleh ke Penjaga
toko.
13 11 Medium
Shot
High Angle
– Eye Level Tilt Up 1 Menit
Ext. Toko
Elektronik -
Siang
Ridho menunjuk ke motor yang kotor
tersebut.
13 12 Medium
Shot Eye Level Still 1 Menit
Ext. Toko
Elektronik -
Siang
Raut wajah Ridho menjadi sumringah.
13 13 Long Shot Eye Level Still 2 Menit
Ext. Toko
Elektronik -
Siang
Penjaga toko diam memikirkan tawaran
Ridho.
115
13 14 Medium
Close Up Eye Level Handheld 1 Menit
Ext. Toko
Elektronik -
Siang
Penjaga toko membawakan 1 ember air,
sabun cuci, dan sikat ke depan tokonya.
13 15 Medium
Shot Eye Level Handheld 1 Menit
Ext. Toko
Elektronik -
Siang
Ridho menyiram motor tersebut, lalu
menggosok kembali dan mulai tidak
merasa jijik lagi.
13 16 Close Up Detail Handheld 1 Menit
Ext. Toko
Elektronik -
Siang
Ridho selesai mencuci motor lalu menyiram
tangannya yang dipenuhi sabun.
13 17 Medium
Shot Eye Level Still 1 Menit
Ext. Toko
Elektronik -
Siang
Penjaga toko hanya mengangguk.
14 1 Long Shot Eye Level Still 1 Menit Ext. Teras
Rumah - Pagi
Estabilish rumah.
15 1 Long Shot Eye Level Still 2 Menit
Int.Ruang
Tengah -
Pagi
Ridho berjalan keluar dari kamarnya sambil
memasang kancing seragam sekolah
pramuka.
116
15 2 Medium
Shot Eye Level Still 2 Menit
Int.Ruang
Tengah -
Pagi
Dari belakang antena di atas televisi,
nampak Ibu dan Ridho yang sedang makan,
duduk bersama di sofa sambil menikmati
tontonan televisinya.
117
TABEL.III.20
BLOCKING KAMERA
Produksi : KAMPI FILMS Produser : Fajriansyah
Judul Program : ANTENA Sutradara : Anjani Dhita P
Durasi : 20 Menit Penata Kamera : Iram Satriani
118
119
Spesifikasi Kamera
Tipe : Sony NEX-VG30
Shape : Horizontal
Optical Sensor/Size : Exmor APS HD CMOS sensor (23.5 x 15.6mm)
Total Pixel : 16.7MP
Valid Video Pixel : 13.6MP
Resolusi : 1980x1080 – Full HD
LCD Monitor : 3inch Xtra Fine LCD
Recording Media : SD Card, SDHC Card, Memory Stick PRO Duo
Tipe Baterai : NP – FV70
Koneksi : miniHDMI, USB2.0 Hi-speed
Dimensi (WxHxD) : 91mm x 130mm x 223mm
Berat : 650g
120
Spesifikasi Lensa
Tipe : Sony 10-18mm f/4 E-MOUNT
Super wide angle zoom lens
Sony e-mount lens for nex camera
Aperture range F/4.0-22
Optical steadyshot image Stabilization
Internal focusing system
Theree aspherical elements
Super extra dispersion glass
121
3.5 Proses Kerja Penata Cahaya
Dalam produksi drama televisi yang berjudul ANTENA bertanggung jawab atas
menata sebuah cahaya. Menurut Achlina dan Suwandi dalam nina kusumawati
(2017:37) “Lighting Director dapat didefinisikan sebagai penanggung jawab
pengaturan dan pelaksannan keberhasilan tata cahaya dan produksi studio”.
Sedangkan menurut Karsito “Penata cahaya adalah orang yang bertugas mengatur tata
cahaya di lokasi shooting atas permintaan sinematografer”.
Berdasarkan kutipan di atas, penulis sebagai penata cahaya menyimpulkan
bahwa penata cahaya adalah orang yang mengatur dan bertanggung jawab atas
pencahayaan dalam film ini, dimana dimulai dari pra produksi sampai pasca produksi.
Tata cahaya adalah seni pengaturan cahaya dengan menggunakan alat percahayaan
sehingga menciptakan sebuah ilusi agar penonton dapat melihat adanya kesan ruang
dan waktu juga suasana yang berada di dalam film tersebut. Lalu seperti halnya sebuah
mata kamera juga membutuhkan sebuah cahaya dimana dan seperti apa bentuk suatu
objek yang saling berhubungan dengan objek lain seperti,lingkungan dan juga kapan
peristiwa itu terjadi.sesng sudah dijelaskan sesuai diatas bahwa peranan sebuah cahaya
sangatlah penting agar dapat mewujudkan keinginan dari sang sutrada dan juga penulis
naskah.
3.5.1 Pra Produksi
Proses dalam tahap pra produksi, seorang penata cahaya harus memahami dan
mendalami naskah yang akan diproduksi. Pemahaman ini untuk mengetahui apa saja
kebutuhan pencahayaan dalam scene yang akan diproduksi, lalu mengadakan rapat
dengan produser dan sutradara untuk menyatukan persepsi dan mengetahui apa
122
keinginan dari produser dan sutradara. Penata cahaya juga harus membuat konsep
pencahayaan dan blocking lighting yang tepat sesuai yang tertera dalam naskah serta
melakukan hunting lokasi untuk mendapatkan gambaran penempatan pencahayan
yang tepat, baik pencahayaan indoor atau outdoor.
3.5.2 Produksi
memasuki tahap produksi, seorang penata cahaya penata cahaya harus
memepersiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk kelengkapan pencahayaan lokasi,
mengoperasikan peralatan lighting dengan baik dan benar sesuai dengan blocking
lighting yang telah dibuat pada saat pra produksi agar mendapatkan hasil yang
memuaskan, melakukan komunikasi dan kordinasi dengan directed of photography
atau dop agar tidak terjadi kesalahpahaman, serta menguasai secara teknis setiap
perlalatan lighting yang dipakai dan selalu bersiap jika terjadi gangguan teknis.
3.5.3 Pasca Produksi
Pada tahap pasca produksi, seorang penata cahaya wajib memeriksa hasil
gambar untuk melihat penataan cahaya yang telah diproduksi, menganalisa hasil
gambar, dan mendata kekurangan dari gambar yang telah diambil.
3.5.4 Peran dan Tanggung Jawab Penata Cahaya
Dalam pra produksi drama televisi ANTENA peran dan tanggung jawab penata
cahaya adalah menyiapkan beberapa alat lighting dan juga beberapa alat lainnya,
penulis juga mengatur blocking lighting sehingga menciptakan ruang dan dimensi
yang diinginkan serta warna aslinya. Penulis dan sutradara harus mempelajari naskah
123
agar dapat menentukan warna yang akan dipakai sehingga penata cahaya dapat
mengetahui interprasi dari sutradara.
Dalam tahap produksi drama televisi ANTENA penata cahaya harus
memaksimalkan cahaya yang ada di dalam suatu ruangan dengan menggunakan
prinsip dasar THREE POINTS LIGHTING yaitu, KEY LIGHT, FILL LIGHT, juga
BACK LIGHT. Apabila itu masih gelap atau kurang dalam pencahayaan, penata
cahaya akan akan menggunakan lampu tambahan agar cahaya dapat sempurna di
kamera sehingga sesuai dengan apa yang diinginkan oleh sutradara dan juga
menciptakan ilusi sehingga penonton kesan adanya jarak, waktu, ruang, dan juga
suasana suatu kejadian yang ada di dalam film ini.
Dalam proses pasca produksi drama televisi ANTENA penata cahaya wajib
untuk mereview hasil gambar untuk penata cahayaan yang telah diproduksi serta
menganalisa hasil gambar juga mendata ulang hasil gambar yang sudah diambil dan
mengevaluasi hasil gambar.
3.5.5 Proses Penciptaan Karya
Pada pembuatan drama televisi ANTENA penulis dimulai dari tahap pra
produksi yaitu,berdiskusi dengan produser,sutradara,dan juga penata kamera untuk
menenukan warna cahaya yang nantinya akan digunakan,dan penulis juga memebedah
naskah sampai menentukan blocking lighting.
124
Pada tahap produksi penulis menyiapkan equipment lighting yang telah
disepakati oleh,produser,sutradara,dan penata kamera kemudian mengatur tata letak
lighting yang telah disepakati bersama. Proses terakhir yaitu,pasca produksi penulis
bertugas melihat melihat kembali gambar pada tahap editing dan juga mengevaluasi
bagian mana saja yang memiliki masalah pada saat pengambilan gambar.ketiga tahap
tersebut berjalan dengan baik dengan adanya kerja sama tim semua.
3.5.6 Kendala Produksi dan Solusinya
Ketika di tahap produksi saya mengalami kendala pada saat penghubung listrik
mengalami kerusakan.solusinya saya menukar alat tersebut ke rental tersebut.
125
3.5.7 Lembar Kerja Penata Cahaya
Konsep Penata Cahaya
Lighting Sheet
Floor Plan
Spesifikasi Alat
126
Konsep Penata Cahaya
A. Konsep Kreatif
Pada drama televisi yang berjudul “ANTENA” ini menggabungkan sebuah
cerita, komposisi gambar dan akting dari pemain film nya dan koomposisi gambar
hingga tahap terakhir yaitu tahap editing, penulis juga harus bekerja sama dengan
sutradara untuk menentukan cahaya yang akan di visualiasasikan pada drama televisi
ini.
B. Konsep Produksi
Cahaya merupakan salah satu bagian penting di dalam film drama ini, karena
dengan adanya cahaya seorang cameramen dapat mengvisualisasikan sebuah objek
dengan jelas sehingga penonnton mendapatkan kesan ilusi dari film tersebut, selai itu
penonton juga dapat semakin dekat dengan ruang, jarak dan juga waktu dari film
tersebut sehingga atas dasar itu mengapa cahaya sangat penting di film drama ini.
C. Konsep Teknis
Konsep teknis dalam drama televisi “ANTENA” penulis menggunakan LED
LIGHT Viltrox VL-D85T karena memiliki cahaya yang cukup tinggi untuk shooting
di outdoor juga indoor dan juga menggunakan reflektor sehingga cahaya yang
dipantulkan bisa menambah kesan detail dari setiap scene.
127
Tabel. III.21
LIGHTING SHEET
Produksi : Kampi Films Produser : Fajri Yansyah
Judul Program : Antena Sutradara : Anjani Dhita Palupy
Durasi : 20 Menit Penata Cahaya : Muhammad Dika
No Scene Shot Key
Light
Back Light Fill Lights Notes
1 1 1 Led Light - Led Light
2 2 Led Light Led Light
3 3 Led Light Led Light
4 2 1 Led Light - Led Light
5 2
6 3 1 Led Light - Led Light Lampu di
pantulkan ke
tembok karena
sudah terbantu
cahaya matahari
7 2 Led Light Led Light
8 3 Led Light Led Light
9 4 1 Led Light - Led Light
10 2 Led Light Led Light
11 3 Led Light Led Light
12 5 1 Led Light Led Light
13 2 Led LIght - Led LIght
14 6 1
15 2 Led Light - Led Light
16 7 1 Led Light Led Light
17 2 Led Light - Led Light
18 8 1 Led Light Led LIght
128
19 2 Led Light - Led Light
20 3 Led Light Led Light
21 4 Led Light Led Light
22 5 Led Light Led Light
23 9 1 Led Light - - Lampu di
pantulkan ke
tembok karena
sudah terbantu
cahaya matahari
24 11 1
25 2
26 3 Led Light - -
27 4
28 5
29 6
30 13 1
31 2
32 3
33 4 Led Light
34 5 - -
35 6 Led Light
36 7
37 8
38 9
39 10 Led Light
40 11 - -
41 12
42 13
43 14
44 15 - -
45 16
46 17
129
47 14 1 Led Light - Led Light
48 2 Led Light - Led Light
130
FLOORPLAN
Gambar III.54 Floorplan
131
132
133
SPESIFIKASI LIGHTING
Model : VL-D85T
Color temperature : 3300K-5600K
Brightness : 20%-100% (Adjustable)
Max brightness : 9300 LM
Max illuminance : 7030 Lux/1m
Lamp beads : 3300K:600pcs + 5600k :600pcs
Power max : 85W
Continue light time : 1h (Li- battery BP-L60A 14,4v 5,4Ah)
Group : A/B/C/D/E/F
Colour rendering index : _> 95 (RA)
DC adapter : Input voltage : AC 110-240V-50/60HZ,3m cable
Ouput voltage : DC18V/6a,round hole straight 5.5 ;2.5mm
Internal diameter : 2 m cable : magnetic ring included
Dimension : 394mm x 364mm x 58mm
Weight : Approx 2.86 kg (excluding light barrier )
134
3.6 Proses Kerja Penata Suara
Pengaturan suara dalam sebuah program di tentukan oleh seorang penata
suara. Penata suara adalah orang yang bertugas merekam dan menjaga kualitas
audio secara keseluruan. Dalam pembuatan Drama Televisi yang berjudul
“ANTENA” penata suara sangat di butuhkan dalam berlangsungnya produksi.
Menurut Kusumawati, dkk (2015:123) “Program Televisi mengandung dua unsur
yang penting yaitu gambar dan suara. Kedua komponen ini harus seimbang dan
menjadi satu kesatuan yang tidak bias di pisahkan”. Meskipun sejarah awal film
pertama itu tanpa unsur audio/suara alias bisu, tetapi keberadaan suara sangat
penting karena berfungsi sebagai penunjang untuk memperkuat atau mempertegas
informasi yang hendak di sampaikan melalui bahasa gambar.
Penata suara juga bertanggung jawab dalam sebuah lagu yang nanti akan
menjadi sebuah soundtrack maupun musik musik ilustrasi yang pas untuk di
drama televisi. Pengaturan suara dalam sebuah program acara ditentukan oleh
seorang penata suara. Sedangkan boomer adalah petugas teknis yang membantu
penata suara untuk merekam suara pemain dengan menggunakan alat yang disebut
microphone boom atau stake boom microphone. Alat ini untuk memperkuat atau
mempertegas informasi yang hendak disampaikan melalui gambar. Pada tahap
pra produksi penata suara bersama sutradara, penulis naskah dan editor
menentukan direct sound atau perekaman secara langsung secara sebagai konsep
perekaman suara yang akan dipakai. Kemudian penata suara membuat daftar
peralatan yang akan di gunakan dan memberikannya kepada Produser. Dalam
tahap produksi penata suara bersama dengan kamera person men-setting audio
135
level dan wind cut serta menjaga continuitas suara pada saat pengambilan
gambar.
3.6.1 Pra Produksi
Pada tahap ini penulis sebagai penata suara melakukan menurut
Kusumawati, dkk (2017:127)
1. Memahami dan mendalami naskah yang akan diproduksi. Pemahaman ini
dimaksudkan untuk mengetahui dan mencari apa yang harus direkam dan
apa yang harus dibuat sound effectnya pada saat produksi. Dalam hal ini
yang harus dipahami adalah tentang aksi tokoh yaitu bagaimana pergerakkan
tokoh dalam sebuah scene, lingkungan atau suasana setting dan atmosfir
yang akan direkam di lokasi, tingakat emosi tokoh yang berhubungan
dengan keras lemahnya suara (apakah suasana marah atau sedih/menangis)
dan transisi suasana dan waktu antar scene
2. Membuat perencanaan pengelompokan suara dan sound effect.
3. Dari hasil pemahaman naskah kemudian penata audio mengelompokkan
suara dan sound effect dalam bentuk treatment audio. Treatment audio ini
dibuat untuk mempermudah pada saat produksi. Kita tinggal memilih mana
yang akan diproduksikan dan direkam terlebih dahulu sesuai dengan lokasi
yang sudah ditentukan.
4. Memilih backsound, theme soung dan scoring musik yang tepat untuk
naskah yang akan diproduksi. Pemilihan ini di sesuaikan dengan tema dan
genre yang akan diproduksi. Pada tahap ini penata suara sudah mulai
136
mendapatkan bayangan untuk menempatkan backsound pada bagian-bagian
dari produksi yang akan dibuat.
5. Mengadakan rapat koordinasi dengan crew yang lain (sutradara,
producer,dan penanggung jawab teknis) Dalam rapat ini penata suara
memaparkan secara teknis (peralatan) dan non teknis dari apa yang ada di
dalam naskah sesuai dengan perencanaanya.
6. Melakukan hunting lokasi untuk mendapatkan gambaran suasana, hunting
ini dimaksudkan untuk melihat perencanaa blocking audio dan perekam
sound effect serta atmosfir suasan di lokasi
7. Mendata peralatan teknis seperti jenis microphone, mixer audio dan
kelengkapan yang di butuhkan untuk perekam suara di lokasi.
Dalam Proses Pra Produksi ini penulis berdiskusi terhadap kru
menentukan cerita apa yang akan di angakat untuk Drama Televisi yang akan di
buat. Setelah menemukan cerita lalu mencari judul yang tepat untuk Drama
Televisi ini dan “Antena” yang pas untuk menjadi judul di Drama Televisi.
Kemudian cerita dan judul sudah di rembukan bersama penulis bertanya terhadap
sutradara alat yang akan di sewa dan di gunakan untuk produksi nanti. Kemudian
menentukan akan memakai jenis musik apa saja kepada penulis naskah dan
sutradara. Penulis juga mulai mencari- cari terhadap sound-sound maupun
insturement yang nanti akan menjadi pemanis dalam Drama Televisi. Bukan
sekedar sound saja penulis juga sulit menulis lirik lirik bait untuk pembuatan
soundtrack lagu di Drama televisi
137
“Antena”. Saat perencanaan awal matang, tim melakukan uji coba
terhadap konsep yang telah di rencanakan dalam bentuk produksi program
bayangan atau dummy program.
3.6.2 Produksi
Setelah pra produksi selesai, tahap selanjutnya adalah produksi
(pengambilan gambar). Tahap produksi akan berjalan dengan lancar apabila tahap
pra produksinya sudah siap dan matang. Pada tahap ini penulis sebagai penata
suara melakukan menurut Kusumawati, dkk (2017:128)
1. Mempersiapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan untuk perekam
suara dan sound effect sesuai dengan script dan scene yang akan
diproduksi.
2. Mengoperasikan perlengakapan peralatan audio dengan baik dan benar
agar didapat hasil yang memuaskan.
3. Melakukan komunikasi dan koordinasi dengan sutradara dan crew teknis
yang lain agar tidak terjadi kesalahpahaman.
4. Menguasai secara teknis setiap peralatan audio yang dipakai dan selalu
bersiap jika terjadi gangguan teknis .
5. Melakukan perekaman di lokasi (real sound).
6. Melakukan perekaman dan pembuatan sound effect
7. Mengurangi dan menghapus sound yang tidak diperlukan.
138
8. Mengatur tinggi rendahnya level audio yang terekam.
Pada tahap produksi tugas penata suara adalah melakukan perekaman
suara sesuai skenario yang di buat, agar memudahkan saat pemindahan
microphone dari satu pemain ke pemain lainnya serta bekerja sama dengan
cameraman dan kru lighting agar mudah menyatukan suara dan gambar pada
saat produksi dan untuk menjaga bayangan boomic yang terpantul oleh cahaya
agar tidak masuk dalam frame. Kemudian membuat laporan hasil suara untuk
kebutuhan pada tahap pasca produksi.
3.6.3 Pasca Produksi
Dalam tahap ini penulis bersama tim melihat hasil gambar yang telah di
ambil dan selanjutnya akan masuk ke dalam tahap editing. Tugas lainnya pada
tahap ini seorang soundman adalah memberikan ilustrasi musik, sound effect,
dan foley kepada editor untuk di masukan kedalam video .
Menurut Kusumawati, dkk (2017:129:130) Pada tahap ini penulis sebagai penata
suara melakukan
a. Mendampingi editor untuk memilih audio yang tepat.
b. Membantu editor ntuk memilih dan menempatkan pemisahaan antara sound
effect dan sumber suara asli.
c. Membantu editor untuk menempatkan backsound,theme song dan scoring
music yang tepat.
d. Menganalisa hasil akhir gambar.
e. Mengevaluasi hasil perekam suara.
139
Dalam konsep drama televise “ANTENA” seorang penata suara selain
mendampingi editor dalam proses editing untuk hasil yang maksimal, penata
suara juga membantu editor untuk memilih backsound dan beberapa sound effect.
Dalam tahap pasca produksi penulis memindahkan data-data rekaman, kemudian
memeriksa kembali hasil rekaman untuk menghindari hal-hal yang tidak di
inginkan saat proses editing berlangsung.
3.6.4 Peran dan Tanggung Jawab Penata Suara
Dalam pembuatan program acara ini, seorang penata suara mempunyai
peran dan tanggung jawab pada saat pra produksi, produksi dan pasca produksi.
Penulis bertanggung jawab untuk menyiapkan konsep maupun alat-alat audio
yang akan di gunakan pada saat produksi dan bertanggung jawab terhadap
seluruh peralatan yang digunakan pada saat produksi.
1. Bertanggung jawab terhadap kualitas audio baik secara teknis maupun
non teknis
2. Memahami instalasi jaringan distribusi audio secara teknis dan dapat
mengatasi apabila terjadi gangguan
3. Mengetahui karakter mic dan peralatan lainnya dan mempersiapkan
peralatan audio sesuai dengan yang di butuhkan
4. Bekoordinasi degan director/produser dan rekan kerja yang lain selama
proses produksi program televisi berlangsung
5. Mengoperasikan mixer audio dengan baik dan professional
140
Dari kutipan di atas, penulis menyimpulkan bahwa seorang penata suara
bertanggung jawab atas seluruh apa yang sudah di kerjakan yaitu hasil
rekaman suara.
3.6.5 Proses Penciptaan Karya
Dalam proses produksi yang merupakan Tugas Akhir (TA) penulis
berperan sebagai penata suara. Dalam produksi drama televisi yang berjudul
“ANTENA”, segala hal yang berkaitan dengan suara merupakan tanggung jawab
penulis
a. Konsep Kreatif
Setelah penulis naskah membuat naskah dan di setujui oleh produser dan
sutradara yang kemudian dibaca, dipelajari, dan di pahami pada saat itu pula
penulis membayangkan konsep penataan suara, karena drama televisi “ANTENA”
di tunjukan untuk keluarga maka penulis membuat konsep kreatif. Penulis juga
memikirkan sebuah konsep audio yang menarik sesuai dengan tema yang di buat
sehingga dapat memanjakan telinga penonton, dan juga membuat penonton tidak
jenuh ,selain itu penulis juga menambahkan sound effect.
b. Konsep Produksi
Sebelum produksi di mulai, penulis mengikuti hunting lokasi untuk
menentukan konsep teknis yang akan di gunakan pada saat produksi, setelah itu
penulis berdiskusi dengan sutradara, penulis naskah dan kamera untuk
menentukan konsep teknis pengambilan suara atau perekaman, agar tidak terjadi
hal-hal di luar rencana. Penulis menggunakan alat perekam suara berupa boomic
141
untuk merekam atmosphere dan menggunakan clip on untuk focus merekam
suara pemain, selain itu penulis harus memposisikan penempatan boomic
berdasarkan type of shoot
c. Konsep Teknis
Dalam teknis penata suara menggunakan clip on sebanyak dua buah yang
digunakan untuk merekam dialog pemain. Tujuannya adalah agar suara pemain
dapat terdengar lebih jelas. Dalam pemasangan clip on juga harus benar untuk
menghindari noise dari gesekan baju dan pergerakan badan pemain. Penulis juga
menggunakan boomic untuk merekam suara atmosphere agar terdengar lebih
fokus dan lebih mudah menghilangkan noise. Untuk media perekam, penulis
menggunakan Zoom H6N karena kualitas suara yang dihasilkan sangat baik.
Tidak hanya itu, Zoom H6N di lengkapi dengan empat input yang dapat
menghubungkan lebih dari satu microphone.
3.6.6 Kendala Produksi dan Solusi
Kendala disaat produksi, dimana banyak warga-warga yang menonton
sehingga sulit untuk merekam dialog. Dan pada saat produksi clip on yang
digunakan sedikit bermasalah yaitu suara nois yang mengganggu
Solusi di dalam proses produksi drama televisi “Antena” menenangkan
warga-warga yang menonton untuk tidak berbicara sejenak selama proses produksi
berlangsung, dan mengatur nois yang masuk, sehingga dialog akan terdengar jelas
142
3.6.7 Lembar Kerja Penata Suara
Spesifikasi alat
Audio Treatment
Audio Report
143
SPESIFIKASI KEBUTUHAN AUDIO
Boom Mic : Sennheiser mkh-416
Zoom recorder : H6N
Clip on : Sennheiser
Gambar.III.42.Boom Mic Mkh-416
1. Dimensi : 19 x 250 mm
2. Respon Frekuensi : 40 - 20.000 Hz
3. Berat : 175 g
4. Pick-up pattern : Super-Cardioid / Lobar
5. Impedansi nominal : 25 Ohm
6. Min . mengakhiri impedansi : Approx. 800 Ohm
7. Tingkat kebisingan setara : 8 ( 15 ) dB
144
Gambar IV. 43 Sennheiser
1. Jarak Jangkau : 490’ (+- 12 Meter)
2. RF Carrier Frequency Range : A (516-558 MHz) 10+1 user bank, 12
presets per bank
3. Respon di Frekuensi : 40 Hz – 18 kHz
4. RF Output Power : 30 mW
5. Berat : 156 gram
6. Baterai : 2x AA
7. Lama Penggunaan : 8 – 10 jam
145
Gambar V. 44 H6N
1. Modular Mic Dan Input System
2. Includes XY Microphone Module
3. Includes Mid-Side Microphone Module
4. Four XLR/TRS Input
5. Record Up To 6 Simulteneus Channels
6. Record Up To 6 24-Bit / 96khz Audio
7. Doubles As USB Audio Interface
8. Uses SDXC Memory Cards
9. Optional Shotgun Mic
10. Optional Hot Shoe Mount
146
Tabel.III.22
AUDIO TREATMENT
Produks : Kampi Films Produser : Fajri Yansah
Project Title : Antena Sutradara : Anjani Dhita Palupy
Durasi : 20 menit Penata Suara : Charel Eliando
No Scene Script Equipment Atmosfer Volley Musik
1 1 Dari balik pintu rumahnya, RIDHO yang
memakai kaus berwarna merah dan celana
sekolah berwarna merah, sedang mengintip ke
arah IBU yang sedang menonton televisi di
rumah tetangganya yang berada di seberang
rumahnya. Tampak wajah Ridho yang murung.
Boom mike keadaan sekitar
Sedih
2 2 Ridho duduk di sofa, ia mengambil piring
nasi berisi lauk dari atas meja yang berada di
depan sofa.
Clip on Keadann ruangan Suara
mengambil nasi
147
3 Ridho meletakkan piring makannya di atas
meja lalu bersandar di sofanya. Terlihat masih
tersisa nasi dan lauknya. Ridho duduk sambil
matanya menatap ke antena televisinya. Ridho
melamun dengan cukup lama. Ridho bangun
dari sofa lalu berjalan masuk ke kamarnya.
Boom mike Suasana ruang tv -Suara tv buram Sedih
4 RIDHO Hmm dapet gak ya?
Ridho memasukkan antenanya ke dalam tas
ranselnya lalu memasukkan uang-uangnya ke
sisi kanan kantung celananya.
Clip on Suasana ruang tv
5 3 Terlihat sebuah sepeda terparkir di depan
rumah. Ridho keluar dari rumah sambil
menggendong tasnya lalu menutup pintu
rumah. Ia menaiki sepedanya lalu
mengayuhnya pergi meninggalkan rumah.
Sesekali ia melirik ke rumah tetangganya.
Boom mike Suasana halaman
rumah
148
6 4 Ridho berhenti mengayuh sepedanya di depan
toko elektronik yang tutup. Ridho menghela
nafas. Ridho melihat selembar kertas tertempel
di pintu toko tersebut. Ridho memarkirkan
sepedanya dan merobek kertas tersebut dari
pintu toko.
Boom mike
Suasana di
pinggir jalan
Menghela nafas
7 5 Ridho menghampiri warung tersebut untuk
menanyakan alamat yang tertera di kertas yang
ia pegang kepada PENJAGA WARUNG.
Clip on Suasana di
pinggir jalan
8 6 Ridho menaiki sepedanya lalu mulai mengayuh
ke arah jalan yang ditunjukkan oleh Penjaga
Warung.
Boom mike Suasana di
pinggir jalan
9 7 Ridho menyebrangi jalan raya dengan seorang
laki-laki bersamanya
Clip on Suasana di
pinggir jalan
10 8 Ridho sedang mengayuh sepedanya, tiba-tiba
saja ia tak bisa mengayuh sepedanya dan
perlahan berhenti di pinggir jalan. Ridho
menoleh ke rantai sepedanya yang ternyata
lepas dari girnya.
Clip on Suasana di
pinggir jalan
149
RIDHO Yah copot.
Ridho turun dari sepedanya, lalu jongkok di
samping sepedanya sambil melihati rantainya
yang berkarat. Tampak wajah Ridho merasa
jijik saat ingin memasang rantai sepedanya ke
gir.
Ridho pun tidak jadi memasang sendiri rantai
sepedanya. Ridho berdiri lalu melihat ke
sekitarnya, dari kejauhan terlihat bengkel
motor. Ridho mendorong sepedanya menuju
bengkel tersebut.
11 9 Ridho berjalan keluar dari kamarnya sambil
menguap lalu duduk di sofa. Ia menyalakan
televisinya menggunakan remot tv yang
diambilnya dari atas meja di depan sofa.
Boom mike Suasana ruang tv -menguap
-tv sedikit
buram
12 Ridho berusaha mencabut jack antenanya dari
televisi tetapi ia kesulitan mencabutnya. Ridho
berusaha mencabut lebih keras tetapi malah
Boom mike Suasana ruang tv -tv buram
seutuhnya
150
membuat jack antena terputus dari kabelnya.
Gambar televisi yang semula hanya sedikit
buram menjadi buram sepenuhnya.
13 Ridho merasa terkejut karena telah membuat
kabel antenanya terputus dari jacknya. Ridho
pun cemas, ia menengok ke arah dapur lalu
bergegas mematikan televisi menggunakan
remotnya.
Ridho buru-buru meletakkan remot tv di atas
meja lalu masuk ke kamarnya.
Boom mike -
14 Ibu meletakkan piring makan Ridho di atas
meja sebelah sofa, di atas meja tersebut ada
beberapa mainan mobil-mobilan dan sebuah
remot tv. Ibu mengambil remot tersebut dan
menekan tombol powernya. Televisi pun
menyala tetapi gambarnya buram. Terdengar
suara cebar cebur air dari kamar mandi. Ibu
Clip on Suasana ruang tv -piring mkn
-tv buram
-suara ridho
mandi
151
menggeser posisi antenanya, tetapi gambarnya
tetap buram.
IBU Loh tv-nya kenapa ya?
15 Ibu memukul-mukul bagian samping
televisinya. Ibu menekan tombol ganti channel
tv berulang kali untuk mencari tayangan yang
gambarnya jernih, tetapi Ibu tak
menemukannya. Ibu merasa jengkel lantaran
gambar televisinya buram.
Bomm mike Suasana ruang tv -mengganti
chanel tv buram
16 Ibu meletakkan remot televisinya di meja.
Ridho berjalan dengan cepat melewati ruang
tengah menuju kamarnya dengan balutan
handuk di badannya. Ibu melihati Ridho
dengan herannya.
IBU “Cepet banget mandinya”.
Clip on Suasana ruang tv Tv buram
17 10 Ridho sudah memakai seragam sekolah Putih
Putih yang belum terkancingi semuanya. Ridho
duduk di sofa, ia memainkan game snake di
Boom mike Suasana ruang tv -Tv buram
-mainan Ridho
152
handphone nokia jadul sambil disuapi makan
oleh Ibu. Televisinya terus menyala meskipun
gambarnya buram.
18
Sesekali Ridho melirik ke arah televisi dengan
cemasnya. Ibu pun juga sesekali melirik ke
televisinya dengan perasaan jengkel.
IBU Kamu tau gak tv-nya kenapa? Perasaan
sebelum siapin sarapan tadi gapapa.
Clip on Suasana ruang tv -Tv buram
19 Ridho diam tak menanggapi Ibu.
IBU Kalo Ibu gak nonton tv, terus ibu ngapain
dong abis beres beres rumah? Kan biasanya Ibu
nonton kalo udah selesai semua kerjaan rumah.
Mana banyak acara bagus kan di tv.
Gosip, ftv, sinetron, yang lain lain. Huft.
Clip on Suasana ruang tv -Tv buram
20 Ibu selesai menyuapi makan Ridho yang masih
bermain game. Ibu meletakkan piringnya di
Boom mike Suasana ruang tv -Tv buram
-mainan Ridho
153
meja lalu Ibu memasangkan beberapa kancing
seragam Ridho yang belum terkancingi.
21 11 Ridho duduk di teras sambil memakai
sepatunya. Ibu berjalan keluar rumah sambil
membawa segayung air, sehelai kain, dan
tempat oli. Ibu menyiram air ke seluruh sisi
sepeda Ridho dengan segayung air, lalu
mengelapnya dengan kain. Ridho menoleh ke
dalam rumahnya untuk melihat jam dinding.
Boom mike Suasanna
halaman rumah
22 udah telat nih.
Selesai mengikat sepatu, Ridho langsung
mengendong tas ranselnya dan buru buru
bersalaman dengan Ibu lalu menaiki sepedanya.
IBU Tapi kan rantainya belum dikasih oli, itu
kendor terus kering banget nanti berkarat malah
rusak loh.
Clip on Suasanna
halaman rumah
154
RIDHO Aku berangkat bu. Ridho mulai
mengayuh pergi meninggalkan rumah dengan
terburuburu.
23 12 Terlihat ruang tengah yang sepi dan hening.
Hanya suara jam dinding yang berdetak. Jam
dinding menunjukkan pukul 12:15. Ridho
pulang sekolah, ia membuka pintu rumahnya
lalu berjalan masuk ke kamarnya sambil
menggendong tas ranselnya.
Boom mike Ruang tv Jam dinding
24 Ridho merasa heran karena sang Ibu tidak ada
di rumah. RIDHO Ibuuuuuu...
Ridho berjalan menuju dapur untuk mencari
Ibu. Ridho kembali lagi ke ruang tengah.
RIDHO Ibu mana sih?
Ridho berdiri diam memikirkan dimana Ibunya.
Ridho berjalan keluar rumahnya.
Boom mike Ruang tengah,
Ruang dapur
Halaman rumah
155
25 13 Ridho keluar dari dalam rumah. Ridho melihat
Ibunya sedang menonton tv di rumah
tetangganya. Ridho memanggil Ibunya.
RIDHO Ibu...
Clip on Halaman rumah
tetangga
-acara tv
26 Ibu menoleh ke Ridho lalu berjalan
menghampirinya.
RIDHO Ibu ngapain si disana? Aku kan
nyariin, laper tau.
IBU Ibu lagi numpang nonton tv tau. Abis gak
bisa nonton tv di rumah sih.
Clip on Halaman rumah
tetangga
-acara tv
27 14 Ridho hanya cemberut lalu masuk ke rumahnya
bersama Ibu.
Ibu berjalan dari dapur menghampiri Ridho
yang duduk di sofa sambil membawa sepiring
nasi berisi lauk untuk makan Ridho.
Boom mike Suaasana ruang tv Jam dinding Senang
156
28 IBU Ke sana yuk.
RIDHO Ngapain?
IBU Ibu suapin di sana, biar bisa nonton tv
sekalian.
RIDHO Ah gak mau, maunya di sini aja.
IBU Yaudah kalo kamu gak mau makan di
sana, kamu makan sendiri aja ya? Kalo udah
selesai makan, piringnya taro di dapur.
Clip on Suaasana ruang tv Senang
29 Ridho mengambil piringnya dari atas meja, ia
melihati makannya seperti tak berselera lalu
mulai memakannya dengan kurang lahap.
Boom mike Jam dinding
30 15 Ridho mendorong sepedanya dan berhenti di
depan bengkel kecil. Di bengkel tersebut, ada
seorang MONTIR yang sedang memperbaiki
motor, juga ada seorang bocah laki-laki yang
sedang makan nasi sendiri sambil menonton
televisi.
Clip on Suasana di
bengkel
157
31 16 Sepulang dari sekolah, Ridho yang memakai
seragam sekolah Putih Merahnya, berhenti
mengayuh sepedanya tepat di teras rumahnya.
Ridho memarkirkan sepedanya lalu duduk di
teras rumahnya.
Boom mike Suasana halaman
rumah
32 Ridho melihati Ibunya yang sedang menonton
televisi bersama dengan tetangganya. Ridho
melepaskan ranselnya dari gendongannya lalu
mengeluarkan mainan mobil-mobilannya dari
dalam tasnya. Ridho memainkan mainannya
sendiri sembari sesekali menengok ke arah
rumah tetangganya seakan sedang menunggu
Ibunya selesai menonton televisi. Tampak
Ridho mulai merasaa kesal saat memainkan
mainannya, ia memasukkan kembali mainan
mobil-mobilannya ke dalam tas ranselnya.
Boome mike halaman rumah -acara tv
Mainan ridho
158
33 17 Ridho membuka pintu dan masuk ke
rumahnya. Ridho duduk di sofa lalu melepas
tas ranselnya dari gendongannya. Ridho
kembali menengok ke arah Ibunya. Ridho
menghela nafasnya lalu berdiri dan masuk ke
kamarnya sambil membawa tas ranselnya.
Boom mike Suasana ruang tv -menghela nafas
34 Terdengar suara penanak nasi dibuka lalu
muncul suara gesrekan sendok. Kemudian,
terdengar suara menutup penanak nasi lalu
suara gesrekan sendok dan piring.
Boom mike -suara
mengambil nasi
- alat makan
35 Ridho berjalan keluar dari dapur sambil
membawa sepiring nasi dengan lauknya. Ia
meletakkannya di atas meja di depan sofa.
Ridho berjalan ke balik pintu rumahnya yang
terbuka. Ridho melihati Ibunya yang sedang
menonton televisi di rumah tetangganya.
Boom mike Rumah tetangga
36 Tampak wajah Ridho yang murung. Ridho
duduk di sofa, ia mengambil piring nasi berisi
lauk dari atas meja yang berada di depan sofa.
Boome mike Ruang tv
159
Ridho mulai menyuapi dirinya sendiri. Ridho
makan sendiri dengan malasnya.
37 18 Ridho keluar dari rumah sambil menggendong
tasnya lalu menutup pintu rumah. Ridho
menaiki sepedanya lalu mulai mengayuhnya
meninggalkan rumah sambil sesekali melirik ke
arah rumah tetangganya.
Boom mike Halaman rumah
38 19 Ridho menghentikan laju sepedanya di depan
toko elektronik yang ia tuju. Ridho melihat
alamat di banner toko tersebut dan memastikan
alamatnya sesuai dengan alamat yang tertera di
kertas.
Boom mike Suasana depan
toko elektronik
39 PENJAGA TOKO Nyari apa dek? Ridho
mengeluarkan antenanya dari dalam tas
ranselnya.
Clip on Suasana depan
toko elektronik
160
RIDHO Bang, ada antena yang kaya gini gak?
Ridho menunjukkan antenanya ke Penjaga
toko.
PENJAGA TOKO Oh ini, ada, tunggu.
40 Penjaga toko mengambil antena yang sama
seperti yang ditunjukkan Ridho
Clip on Suasana depan
toko elektronik
41 PENJAGA TOKO Ini kan? RIDHO Iya bang.
Harganya berapa?
PENJAGA TOKO 50 ribu. RIDHO Hah? 50
ribu? Mahal banget bang.
PENJAGA TOKO Ya iya lah orang ini yang
bagusnya. Ridho diam sejenak untuk berpikir.
RIDHO Hmm, kalo yang 15 ribu ada gak
bang?
Clip on Suasana depan
toko elektronik
161
PENJAGA TOKO Buset, mana ada antena
harganya 15 ribu. Yang paling murah aja
harganya 25 ribu.
RIDHO Yah terus gimana dong bang?
PENJAGA TOKO Ya gak dapet, gak bisa kalo
15 ribu.
42 Ridho merasa kecewa. Ridho membalikkan
arah badannya dan diam sejenak dengan
perasaan kecewanya, lalu duduk di sebelah tas
ranselnya di lantai halaman toko tersebut.
Penjaga toko hanya diam melihati Ridho.
Boom mike Suasana depan
toko elektronik
162
43 Ridho melamun dengan murungnya. Lirikan
matanya sesekali mengarah ke motor yang
terparkir di sebelah sepedanya. Motor tersebut
sangat kotor dan sangat kontradiktif dengan
sepedanya Ridho yang bersih. Ridho terus
memperhatikan motor yang kotor tersebut lalu
menoleh ke Penjaga toko yang masih berdiri
memperhatikan Ridho. Ridho kembali melihati
motor yang kotor tersebut dan kembali
menoleh ke Penjaga toko. Ridho terus melihati
Penjaga toko dengan herannya
Boom mike Suasana depan
toko elektronik
163
44 PENJAGA TOKO Kenapa?
RIDHO Ini motor siapa bang?
PENJAGA TOKO Motor gua. Kenapa? Emang
kotor. Belom sempet pergi ke tempat cuci
motor.
RIDHO Motornya saya yang cuciin ya bang?
Nanti jadinya saya beli antena yang 25 ribu tapi
bayarnya 15 ribu. Bisa gak bang?
PENJAGA TOKO Emangnya bisa nyuci
motor? Bersih gak?
RIDHO Bersih bang, kaya sepeda saya.
PENJAGA TOKO Hmm... Boleh... Tapi kalo
gak bersih, antenanya gak jadi loh ya. RIDHO
Iya bang siap.
Clip on Suasana depan
toko elektronik
164
45 Ridho mulai mencuci motor dengan menyiram
terlebih dahulu. Ridho menggosokan sikat yang
sudah diberi sabun ke motor tersebut dengan
sesekali merasa jijik terhadap kotornya motor
tersebut. Ridho menyiram motor tersebut, lalu
menggosok kembali dan mulai tidak merasa
jijik lagi. Ridho menyiram dan menggosok
motornya berulang kali, ia mulai gesit menyuci
motor tersebut. Penjaga toko melihati Ridho
dari dalam toko. Ridho selesai mencuci motor
lalu menyiram tangannya yang dipenuhi sabun.
RIDHO Udah bersih nih bang.
Clip on Suasana depan
toko elektronik
46 Penjaga toko masuk ke dalam toko dan kembali
lagi membawa antena televisi yang harganya
25 ribu. Ridho mengeluarkan uangnya dari
kantung celana. Ridho memberikan uangnya ke
Penjaga toko dan Penjaga toko memberikan
kantung plastik berisi antena ke Ridho.
Clip on Suasana depan
toko elektronik
165
RIDHO Makasih ya bang.
47 20 Ridho mengayuh sepedanya dengan cepat.
Tampak raut wajahnya yang senang setelah
mendapatkan antenanya.
Boom mike Jalan raya
48 21 Ridho memarkirkan sepedanya di depan rumah.
Ridho membuka pintu rumahnya lalu berjalan
masuk sambil melirik ke arah rumah
tetangganya.
Boom mike Halaman rumah
49 22 IBU Kamu darimana? Keluar kok gak bilang-
bilang Ibu?
Ridho mengeluarkan antena barunya dari
dalam plastik.
RIDHO Aku abis beli antena tv baru nih bu.
Ridho meletakkan antenanya di sebelah tv, lalu
ia memasangkan jack antenanya ke bagian
belakang televisi.
Clip on Ruang tv
166
IBU Emangnya kamu punya uang buat beli
antena baru?
RIDHO Punya lah. Ridho menyalakan
televisinya.
RIDHO Tuh, udah gak burem kan gambarnya.
Ridho masuk ke dalam kamar meninggalkan
Ibu yang fokus menonton televisi.
50 23 Estabilish rumah. Boom mike Halaman rumah -Suara ayam
51 Tangan Ibu perlahan diangkat dan diarahkan ke
mulut Ridho untuk menyuapinya. Ridho
mengambil sendok dan piring makannya yang
dipegang Ibu.
RIDHO Aku makan sendiri aja bu.
Clip on Ruang tv
167
52 Ibu menoleh ke Ridho, lalu tersenyum
kepadanya. Ridho mulai menyuapi makannya
ke diri sendiri sambil menonton televisi. Dari
belakang antena di atas televisi, nampak Ibu
dan Ridho yang sedang makan, duduk bersama
di sofa sambil menikmati tontonan televisinya.
Boom mike Ruang tv Senang
168
TABEL III.23
AUDIO REPORT
Produksi : Kampi Films Sutradara : Anjani Dhita Palupy
Produser : Fajri Yansah Durasi : 23 menit
Project Title : Antena Penata Suara : Charel Eliando
NO INT/EXT DAY/NIGHT SCENE TAKE NO AUDIO AUDIO NOTE
1 INT DAY 1 1 080120-001 YES
2 INT DAY 1 2 080120-002 YES
3 INT DAY 1 3 080120-003 YES
4 INT DAY 1 4 080120-004 YES
5 INT DAY 1 5 080120-005 YES
6 INT DAY 2 6 080120-006 YES
7 INT DAY 2 7 080120-007 YES
8 EXT DAY 3 8 080120-008 YES
9 EXT DAY 3 9 080120-009 YES
10 INT DAY 4 10 080120-010 YES
11 INT DAY 4 11 080120-011 YES
12 EXT DAY 5 12 080120-013 YES
13 EXT DAY 5 13 080120-014 YES
169
14 INT DAY 6 14 080120-015 YES
15 INT DAY 6 15 080120-016 YES
16 EXT DAY 7 16 080120-018 YES
17 EXT DAY 7 17 080120-019 YES
18 INT DAY 8 18 080120-020 YES
19 INT DAY 8 19 080120-021 YES
20 INT DAY 8 20 080120-022 YES
21 INT DAY 8 21 080120-023 YES
22 EXT DAY 9 22 080120-024 YES
23 EXT DAY 10 23 080120-025 YES
24 EXT DAY 10 24 080120-026 YES
25 EXT DAY 10 25 080120-027 YES
26 EXT DAY 11 26 080120-028 YES
27 EXT DAY 11 27 080120-029 YES
28 EXT DAY 11 28 080120-030 YES
29 EXT DAY 11 29 080120-031 YES
30 EXT DAY 12 30 080120-032 YES
170
31 EXT DAY 12 31 080120-033 YES
32 EXT DAY 13 32 080120-034 YES
33 EXT DAY 13 33 080120-035 YES
34 EXT DAY 13 34 080120-037 YES
35 EXT DAY 13 35 080120-038 YES
36 EXT DAY 13 36 080120-039 YES
37 EXT DAY 13 37 080120-040 YES
38 INT DAY 14 38 080120-041 YES
39 INT DAY 14 39 080120-042 YES
171
3.7 Proses Kerja Penata Artistik
Menurut Nina Kusumawati dkk (2017:15) “Secara teknis, Penata artistik
bertanggung jawab atas seluruh kebutuhan artistik mulai dari pra produksi hingga
pasca produksi.”
Pada setiap tahapan dalam pembuatan film atau drama televisi yang
diantaranya pra produksi, produksi, hingga pasca produksi, penata artistik memiliki
peran yang penting. Hal ini dikarenakan penata artistik memiliki tanggung jawab atas
suasana dan mood pada film yang disampaikannya melalui set, dekorasi, tata busana
dan make up.
3.7.1 Pra Produksi
Menurut Nina Kusumawati dkk (2017:28) “Ada beberapa langkah yang harus
dilakukan oleh Penata artistik, salah satunya adalah melakukan bedah skenario untuk
mengetahui semua set yang diperlukan, membuat breakdown tata artistik, lalu
menyiapkan semuanya.” Pada tahap ini, penulis sebagai Penata Artistik mulai
melakukan tahapan kerjanya dengan membaca skenario untuk membayangkan
terlebih dahulu apa saja yang diperlukan dalam segi tata artistik. Setelah membaca
skenario, penulis mulai membedahnya dengan membuat daftar kebutuhan tata artistik
menyesuaikan dengan skenarionya. Kemudian, saat semua daftar kebutuhan tata
artistik telah rampung maka penulis mulai mencari dan bisa juga membeli seluruh
daftar kebutuhan yang sudah dibuat, tentunya dengan menyesuaikan budget yang ada.
172
3.7.2 Produksi
Menurut Nina Kusumawati (2017:33) “Pada tahap produksi, penata artistik
berada di dekat sutradara untuk memastikan look pada gambar yang diambil sesuai
dengan skenario. Penata artistik juga menata set dan properti sesuai dengan adegan
yang sedang diambil gambarnya. ” Berdasarkan kutipan di atas, penulis
menyimpulkan bahwa peran penata artistik pada tahap produksi amatlah penting
karena ia terlibat langsung dalam melakukan penataan set dan properti lainnya agar
gambar yang diambil sesuai dengan visi sutradara dan skenarionya.
3.7.3 Pasca Produksi
Menurut Nina Kusumawati dkk (2017:34) “Seorang penata artistik akan
melakukan evaluasi pada tahap pasca produksi dengan memeriksa kembali apa saja
kekurangan pada gambar yang diambil pada tahap produksi. Kemudian,
mengembalikan dan merapikan semua properti dan peralatan artistik lainnya.”
Berdasarkan kutipan di atas, penulis sebagai penata artistik menyimpulkan bahwa
setelah produksi rampung, maka selanjutnya peran penata artistik ialah melihat
kembali gambar yang telah diambil saat produksi untuk dilihat apa saja
kekurangannya. Properti dan peralatan artistik juga dikembalikan dan dirapikan
setelah produksi usai.
173
3.7.4 Peran dan Tanggung Jawab Penata Artistik
Menurut Nina Kusumawati (2017:14) “Seorang penata artistik bertanggung
jawab dalam menciptakan penataan yang baik dalam urusan set, properti, wardrobe,
dan sebagainya. Oleh karena itu, penata artistik dituntun untuk memiliki jiwa seni
dan kreativitas yang tinggi.” Berdasarkan kutipan di atas, penulis menyimpulkan
bahwa penata artistik memiliki tanggung jawab yang besar dalam menentukan
penataan artistik yang kreatif, terlebih tata artistik memiliki pengaruh besar terhadap
mood dari karya visual itu tersendiri.
3.7.5 Proses Penciptaan Karya
a) Konsep Kreatif
Penulis naskah memberikan naskah kepada penulis yang berjudul
‘’ANTENA’’. Dan setelah membaca penulis tertarik dengan konsepnya yang drama
dan jalan cerita nya yang menarik. Kemudian penulis berfikir dari segi kreatif nya
membuat set sebuah sangat sederhana. Di antara set yang ada penulis membuat
konsep minimalis namun tidak meninggalkan kesan penuh cerita drama selanjutnya
penulis mengimajinasikan konsep yang ingin di pakai, dan mulai untuk riset set
rumah.Set ini penulis membuat sendiri yang terlihat sederhana meskipun
menggunakan propertyyang sederhana. Property yang di gunakan film ‘’ANTENA’’
ini. Seperti wadrobe yang di gunakan oleh Ridho dan Ibu terlihat sederhana untuk
karakter Ridho sendiri menggunakan wadrobe yang sederhana, Terprinsip dari
sendiri.
174
b) Konsep Produksi
Ketika saat produksi berlangsung. Penata Artistik harus sigap dalam
mempersiapkan tatanan properti artistik dan juga kostum apa aja yang di gunakan dan
make up seperti apa aja yang sesuai dengan masing-masing scene. Penata Artistik
juga harus selalu memeperhatikan alat-alatnya agar tetap rapi dan continuty tetap
terjaga.
c) Konsep Teknis
Dalam konsep teknisi ini property yang di gunakan dalam film ‘’ANTENA’’
adalah property asli. Dan ada beberapa tambahan saran property dari penulis yang di
gunakan sebagai pelengkap dekorasi. Lalu untuk property yang sudah ada dirumah
tersebut tidak banyak yang di ubah, hanya beberapa bagian saja yang di ubah agar
sama dengan konsep yang ada di naskah.
3.7.6 Kendala Produksi dan Solusinya
Saat kendala produksi penulis ada kendala pada menata sofa dan meja yang
ruangan teralalu sempit, Solusi nya penulis memindahkan sofa dan meja ruang yang
lebih luas yang di sesuaikan naskah.
175
3.7.7 Lembar Kerja Penata Artistik
Konsep Tata Artistik
Floorplan artistik
Foto Lokasi
176
Konsep Tata Artistik
Dalam drama yang berjudul ‘’ANTENA’’, Penulis melakukan bedah naskah
dan melakukan riset dan survei lokasi, dan menghasilkan 4 setting lokasi, 1 indoor,
dan 3 outdor sesuai jalan cerita dan keinginan Sutradara. kalau untuk set art lainya
penulis menambahkan beberapa properti untuk memberi kesan yang nyata pada
serluruh set yang penulis buat, make up dan wadrobe sesuai dengan kebutuhan naskah
177
Floorplan
Gambar III.55
178
Foto Lokasi
Produksi : Kampi Films Produser : Fajri
Judul Program : Antena Sutradara : Anjani
Durasi : 21 Menit Artistik : Ziyad
Gambar III.55 Foto Lokasi Gambar III.56 Foto Lokasi
Gambar III.57 Foto Lokasi Gambar III.58 Foto Lokasi
Gambar III.59 Foto Lokasi
179
3.8 Proses Kerja Editor
Menurut Su Rahman (2018:18) “Editing video merupakan sebuah proses
penyusunan dan menata hasil rekaman video menjadi satu keutuhan berdasarkan
naskah, sehingga video memiliki kesinambungan dalam menyampaikan pesan.“
Tanpa adanya editor, maka sebuah produksi tidak bisa menghasilkan karya. Seorang
editor haruslah memiliki kepekaan terhadap sebuah visual dari hasil produksi. Dalam
produksi ini penulis yang bekerja sebagai editor harus memikirkan konsep dan ide
kreatif secara matang, agar nantinya film drama “Antena” ini benar – benar dapat
diterima dan dicerna oleh penonton.
3.8.1 Pra Produksi
Pada tahapan pra produksi, tugas dan kewajiban editor adalah menganalisa
naskah dengan melihat adegan yang tertulis dalam naskah dan mengungkapkan
penilaiannya pada sutradara, berdiskusi dengan kru untuk menganalisa naskah, baik
secara teknis, artistik dan dramatik serta ikut survey kelapangan supaya penulis
sebagai editor punya gambaran tentang lokasi yang akan dipakai nantinya. Penulis
juga menyiapkan alat-alat editing lainnya seperti laptop, headset, dan lain lainnya.
3.8.2 Produksi
Pada tahap produksi, penulis sebagai editor ikut serta membantu rekan-rekan
dilapangan, tujuannya agar penulis sebagai editor dapat memiliki gambaran apa-apa
saja stock gambar yang nantinya akan dimasukan ke dalam tahap editing. Pada tahap
ini editor bekerja sama dengan clapper untuk mencatat camera report di setiap shot
yang disetujui untuk diedit. Penulis sebagai editor juga memiliki hak untuk
180
memberikan saran untuk melakukan perubahan alur cerita.
3.8.3 Pasca Produksi
Menurut Su Rahman (2018:18) “Pekerjaan editing video meliputi
capturing/importing, pemotongan, penggabungan, penyisipan gambar, pemasangan
efek, penambah ilustrasi, pemasangan musik, hingga narasi.” Pada tahap ini, semua
hasil produksi diserahkan kepada editor. Dengan didampingi oleh sutradara, editor
merangkai potongan gambar yang telah diambil menjadi sebuah karya visual. Hasil
karya yang cantik atau tidaknya bergantung pada editornya.
3.8.4 Peran dan Tanggung Jawab Editor
Menurut Andi Fachruddin (2016:405) “Sebelum melakukan editing, seorang
editor harus melewati tahapan tertentu, antara lain:
a. Mempersiapkan dan mengecek peralatan editing
b. Mempersiapkan materi shooting
c. Melakukan pengecekan file & mencatat gambar mana saja yang akan dipilih
d. Mempelajari dan mendiskusikan naskah kepada sutradara
e. Melakukan proses editing
Berdasarkan kutipan diatas, penulis menyimpulkan bahwa editor menganalisa
dan memahami skenario untuk mempersiapkan konsep yang akan digunakan,
berperan sebagai pencatat timecode, mengingatkan sutradara apabila ada shot yang
terlewat saat produksi berlangsung, memberikan saran kepada sutradara apabila ada
shot yang kurang baik, menyiapkan teknis untuk proses editing berupa hardware dan
software, memilih shot terbaik berdasarkan timecode, bekerja sama dengan sutradara
181
saat proses editing, serta bertanggung jawab penuh atas penyelesaian hasil akhir suatu
karya audio visual.
3.8.5 Proses Penciptaan Karya
A. Konsep Kreatif
Menurut Stainley Kubrick dalam buku Andi Fachruddin (2016:396) “Bahwa
proses penyuntingan adalah tahapan dari sebuah produksi yang unik didalam motion
pictures.” Pada tahapan pra produksi, tugas dan kewajiban editor adalah menganalisa
naskah dengan melihat adegan yang tertulis dalam naskah dan mengungkapkan
penilaiannya pada sutradara, berdiskusi dengan kru untuk menganalisa naskah, baik
secara teknis, artistik dan dramatik serta ikut survei kelapangan supaya penulis
sebagai editor punya gambaran tentang lokasi yang akan dipakai nantinya. Penulis
juga menyiapkan alat-alat editing lainnya seperti laptop, headset, dan lain-lainnya.
Penulis memilih metode continuity editing pada proses editing metode ini
dirasakan tepat untuk membangun penyampaian cerita yang mudah dimengerti oleh
penonton. Yang dimana bertujuan agar memberikan sebuah penuturan cerita
yangjelas,serta metode penyambungan cut to cut, cross dissolve, dan dip to black
a. Cut to cut, yang dimana dapat memberikan sebuah pergerakan yang cepat,
yaitu dengan memotong-motong gambar sesuai dengan waktu dan
kebutuhan kemudian digabung sehingga terjalin alur dari potongan gambar
tanpa memberikan transisi.
b. Cross dissolve, yaitu efek optis antara dua pengambilan gambar dengan
gambar kedua mulai muncul ketika gambar pertama secara bertahap hilang.
182
c. Dip to black, Perpindahan gambar secara perlahan-lahan menjadi
hitam kemudian dilanjutkan dengan gambar berikutnya. Penulis
menggunakan transisi ini untuk pergantian waktu yang dirasakan
cukup lama dari scene sebelumnya.
B. Konsep Produksi
Penulis selaku editor juga turut berperan dalam jalannya produksi, maka penulis
juga memiliki konsep produksi. Konsep produksi yang dilakukan, yakni berusaha
mengingatkan sutradara agar mengambil beberapa gambar tambahan seperti establish,
beautiful shot, dan beberapa gambar yang dianggap penting untuk komponen editing.
Penulis selaku editor turut serta juga memberikan saran atas beberapa pengambilan
gambar yang dilakukan oleh cameraman dan sutradara agar memiliki konsep produksi
yang sejalan sehingga memudahkan proses editing. Dan tak lupa mencatat time code
dan menyimpan data setiap selesai produksi agar lebih mudah dalam menyortir
gambar.
C. Konsep Teknik
Menurut Andi Fachruddin (2016:397) “Metode penyuntingan gambar
terbagi menjadi 3 cara:
a. Film Splitching atau menyambung film adalah metode yang pertama kali
digunakan pada proses penyuntingan gambar, Mesin penyuntingan film yang
pertama kali dibuat hanya dapat melakukan proses pemotogan film dan
menyambungkan kembali potongan-potongan film tersebut.
b. Tape to tape atau Linear adalah merekam dan mengkopi gambar, mirip
seperti merekam lagu menggunakan tape recorder.
183
c. Non Linear adalah dilakukan dengan metode software computer seperti
Avid, Adobe Premiere, Ulead, Pinacle, atau Final Cut Pro. Software ini
diguunakan karena mudah untuk dioperasikan dan juga tidak terlalu
memerlukan spesifikasi computer yang mahal.
Penulis disini menggunakan penyuntingan gambar dengan teknik Non Linear
menggunakan software Adobe Premiere Pro CC 2015, Adapun alat yang digunakan
selain perangkat laptop sebagai pendukung adalah headphone dan hard disk eksternal
agar memudahkan proses editing
184
3.8.6 Kendala Produksi Dan Solusi
Kendala yang dihadapi penulis seperti:
a. Stock shot yang hilang atau kurang
b. Laptop yang kurang mempuni tiba-tiba blank
c. Software yang tiba-tiba hlank
Solusi yang dilakukan penulis seperti :
a. Memback up data ke hardisk external atau mengulang pengambilan shot
b. Merestart laptop
c. Merestart software
185
3.8.7 Lembar Kerja Editor
Laporan Editing
Konsep Editing
Timecode
Spesifikasi
186
KONSEP EDITING
Colour Bar Logo BSI
Counting Leader Format Program
Kontensisi Crew/Thanks to
187
Tabel. III.26
LAPORAN TIMECODE
Produksi : Kampi Films Produser : Fajri Yansyah
Judul Program : Antena Sutradara : Anjani Dhita Palupy
Durasi : 23 Menit Editor : Abdul Azis
No
Scene
Time Keterangan
In Cut
1 - 00:00 00:05 Colour Bar
2 - 00:05 00:10 Logo BSI
3 1 00:10 00:14 Program ID
4 1 00:14 00:19 Counting Leader
5 1 00:19 00:26 Ridho berjalan keluar kamar
duduk di sofa
6 1 00:26 00:50 Ridho menyalakan tv
7 1 00:50 01:05 Ridho membetulkan antena
tv
8 1 01:05 01:10 Ridho merusak antenna tv
9 1 01:10 01:17 Ridho mematikan tv
10 1 01:17 01:22 Ridho masuk ke kamar
11 1 01:22 01: 39
Ibu duduk di sofa
menyalakan tv & Ridho
keluar kamar sambil
membawa handuk
12 1 01:39 02:09 Ibu menghampiri tv dan
memukulnya
13 1 02:09 02:19 Ibu berjalan duduk di sofa
14 1 02:19 02:23
Ridho berlari ke kamarnya
sambil memakai handuk &
Ibu menoleh kearah Ridho
188
15 1 02:23 02:28 Ibu duduk di sofa
memandang tv
16 2 02:28 03:44 Ibu menyuapi Ridho
makan di sofa
17 2 03:44 03:47 Ibu pergi meninggalkan
Ridho di sofa
18 2 03:47 04:00 Ridho bersiap-siap
berangkat sekolah
19 2 04:00 04:06 Ridho pergi
20 3 04:06 04:17
Ridho di teras memakai
sepatu dan Ibu keluar
menghampiri sepeda
Ridho sambil membawa
gayung berisi air
21 3 04:17 04:32
Ibu mengelap sepeda
Ridho dan Ridho
memakai sepatu
22 3 04:32 04:48
Ridho buru-buru pergi
ke sekolah dan pamit
dengan Ibu
23 3 04:48 04:50
Ridho meninggalkan
rumahnya terburu-buru
menggunakan sepeda
24 3 04:50 04:56 Ibu masuk kedalam rumah
25 - 04:56 05:01 Establish jam dinding
26 - 05:01 05:09 Establish ruang tamu sepi
27 4 05:09 05:16
Ridho pulang sekolah
membuka pintu rumah
berjalan masuk
28 4 05:16 05:40
Ridho duduk di sofa
menaruh tasnya lalu
melepas dasi dan
189
mencopot kancingnya
29 4 05:40 06:13 Ridho mencari Ibunya
30 5 06:13 06:22 Ibu menonton tv dirumah
tetangga
31 5 06:22 06:24 Ridho memanggil Ibunya
32 5 06:24 06:29 Ibu menoleh dan menyapa
Ridho
33 5 06:29 06:30 Ridho mengeluh lapar
34 5 06:30 06:42 Ibu pamit ke tetangganya
dan keluar
35 6 06:42 06:51
Ibu datang membawa
makanan untuk Ridho yang
sedang duduk di sofa
36 6 06:51 07:29 Ibu membujuk Ridho
37 6 07:29 07:32 Ibu meninggalkan Ridho
38 6 07:32 07:50 Ridho makan tidak berselera
39 - 07:50 07:52 Fade to black
40 7 07:52 08:05
Ridho memarkirkan
sepedanya lalu duduk di
teras rumahnya
41 7 08:05 08:31
Ridho mengeluarkan
mainannya dari dalam tas
lalu memainkannya
42 8 08:31 08:51 Ridho masuk ke ruang tamu
lalu masuk ke kamarnya
43 8 08:51 09:11 Ridho keluar kamar dan
masuk ke dapur
44 8 09:11 09:25 Ridho keluar membawa
makanan lalu duduk di sofa
45 8 09:25 09:29 Ridho keluar rumah
46 8 09:29 09:41 Ridho mengintip ke rumah
tetangganya di teras
190
47 8 09:41 10:20
Ridho masuk kerumah lalu
duduk di sofa dan menyuap
makanannya
48 8 10:20 10:33 Ridho termenung
49 8 10:33 10:40 Ridho masuk ke kamarnya
50 8 10:40 11:08
Ridho kembali duduk di sofa
sambil membawa tas lalu
menghitung uang yang ada
didalam tasnya
51 8 11:08 11:22
Ridho mengambil antena tv
lalu memasukan kedalam
tasnya
52 9 11:22 11:39
Ridho keluar rumah sambil
menggendong tasnya lalu
pergi menaiki sepeda
53 10 11:39 11:59 Ridho mengayuh sepeda
54 11 11:59 12:10
Ridho berhenti dipinggir
jalan dan rantai sepedanya
copot
55 11 12:10 12:41 Ridho turun dari sepedanya
dan memeriksa rantainya
56 11 12:41 12:44 Ridho menuntun sepedanya
57 12 12:44 13:02 Ridho datang ke tempat
bengkel
58 12 13:02 13:10
Tukang bengkel
membetulkan rantai sepeda
Ridho
59 12 13:10 13:18 Anak kecil sedang makan
berdua di kursi bengkel
60 12 13:18 13:22 Ridho menatap anak kecil
sedang makan
61 12 13:22 13:30 Ridho sedang berdiri sambil
191
melirik ke tukang bengkel
62 12 13:30 13:37 Tukang bengkel selesai
memperbaiki sepeda Ridho
63 12 13:37 13:41 Ridho segera pergi namun
ditahan oleh Tukang bengkel
64 12 13:41 14:04 Ridho dan Tukang bengkel
melakukan negosiasi
65 12 14:04 14:09 Ridho pergi
66 13 14:09 14:25
Ridho sedang di jalan raya
hendak menyebrang bersama
pemuda
67 13 14:25 14:43 Ridho menyebrang dengan
pemuda
68 14 14:43 14:49 Ridho menghampiri toko
elektronik
69 14 14:49 15:02 Ridho memarkirkan
sepedanya
70 14 15:02 15:08 Penjaga toko mengampiri
71 14 15:08 15:14 Ridho mengeluarkan
antenanya dari dalam tas
72 14 15:14 15:26 Penjaga toko mengambil
antena
73 14 15:26 15:28 Penjaga toko menunjukan
antena
74 14 15:28 15:54 Ridho menanyakan harga
dan bernegosiasi
75 14 15:54 16:12 Ridho murung duduk diteras
toko elektronik
76 14 16:12 16:13 Shot motor
77 14 16:13 16:15 Ridho melirik motor dan
sepeda yang terparkir
78 14 16:15 16:16 Shot sepeda Ridho
192
79 14 16:16 16:19 Ridho melirik
80 14 16:19 16:21 Shot detail motor
81 14 16:21 16:23 Ridho melirik
82 14 16:23 16:24 Shot detail sepeda
83 14 16:24 16:29 Ridho melirik dan menatap
penjaga toko
84 14 16:29 16:31 Penjaga toko heran
85 14 16:31 17:07
Ridho di teras toko sambil
bernegosiasi dengan Penjaga
toko
86 14 17:07 17:11 Penjaga toko mengambil
ember berisi air
87 14 17:11 17:29 Penjaga toko membawa
ember berisi air
88 14 17:29 17:32 Ridho bersiap-siap mencuci
89 14 17:32 17:37 Ridho terlihat jijik
90 14 17:37 17:48 Ridho mulai mencuci motor
91 14 17:48 18:29 Ridho mencuci motor
92 14 18:29 18:40
Ridho selesai mencuci motor
lalu Penjaga toko datang
menghampiri dan
mengambilkan antena baru
milik Ridho
93 14 18:40 18:55
Ridho menggendong tasnya
lalu Penjaga toko memberi
antena baru milik Ridho dan
Ridho membayarnya
94 14 18:55 19:17
Ridho menghampiri
sepedanya dan menuntunnya
pulang
95 - 19:17 19:25 Fade to black
96 - 19:25 19:30 Establish rumah
193
97 15 19:30 19:42
Ridho keluar kamar dan
duduk di sofa sambil
menyalakan tv
98 15 19:42 19:48
Ibu keluar membawa
makanan untuk Ridho dan
duduk di sofa bersama
Ridho
99 15 19:48 20:03
Ibu memperlihatkan lauk
untuk Ridho lalu Ridho
makan
100 15 20:03 20:15 Ridho dan Ibu menonton tv
bersama
101 - 20:15 21:15 Credit Title
102 - 21:15 21:47 CV Crew
103 - 21:47 22:16 BTS
194
SPESIFIKASI LAPTOP
HARDWARE
a. Prosesor : Intel Core i3-5005U (2 Ghz,3M Cache)
b. Memori : 4GB RAM
c. Hardisk : 500GB HDD
d. VGA : NVDIA GeForce GT930M 2GB
ACCESSORIES
a. Earphone : Miniso
b. Mouse : Logitech M165
SOFTWARE
a. Editing : Adobe Premiere Pro CC 2015
b. Audio Sound : Asus SonicMaster
c. Grafis : NVDIA GeForce GT930M 2GB