yang dipakai kamis lapsus

Upload: shopy-imanuella-valentina-m

Post on 01-Mar-2018

239 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/26/2019 Yang Dipakai Kamis Lapsus

    1/35

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Abses leher dalam adalah abses yang terbentuk di dalam ruang potensial di

    antara fasia leher akibat penjalaran infeksi dari berbagai sumber, seperti infeksi

    pada daerah faring dan tonsil, gigi, kelenjar liur, telinga tengah atau bisa juga

    akibat trauma pada saluran cerna, limfadenitis, serta penggunaan obat injeksi

    secara intravena dan subkutan. Sejak ditemukannya antibiotik, secara signifikan

    angka kesakitan dan kematian kasus abses leher dalam menurun secara drastis.

    Walaupun demikian, abses leher dalam sampai saat ini masih menjadi salah satu

    kasus kegawatdaruratan di bidang THT.,!

    "ebanyakan kuman penyebab adalah golongan Streptococcus,

    Staphylococcus, kuman anaerob Bacteroidesatau kuman campuran. Abses leher

    dalam dapat berupa abses peritonsil, abses retrofaring, abses parafaring, abses

    submandibula dan angina ludovici.

    Abses di rongga mulut dan rahang dapat bersumber dari gigi #dentogen$

    dan bukan dan gigi #non dentogen$. Abses non dentogen dapat disebabkan oleh

    trauma pada jaringan lunak, fraktura tulang rahang, infeksi dan ekstra oral

    #furunkel$, infeksi sinus, infeksi tonsil dan sebagainya. Abses dentogen biasanya

    bersumber dari gigi, gangren, infeksi saku periodontal dan gigi molar ketiga

    bawah yang bererupsi sebagian.%

    &ejala'gejala klinis ataupun tanda(tanda klinis kedua macam abses ini

    pada umumnya yakni adanya rasa sakit, pembengkakan kelenjar lymph regional

    dan trismus apabila telah menyangkut otot(otot pengunyahan. Suhu tubuh

    sedikit meningkat, begitu pula sel darah putih. )nfeksinya sendiri biasanya akanberhenti dengan terjadinya drenase spontan. *amun pada beberapa kasus dapat

    menyebar ke jaringan sekitarnya serta masuk kedalam rongga'rongga didaerah

    mulut dan rahang menimbulkan penyakit yang lebih parah. Sebagai penyebab

    infeksi biasanya campuran dari mikroorganisme aerob dan anaerob.,%

    Secara umum terapi abses leher dalam terdiri dari medikamentosa dan

    drainase. Terapi medikamentosa meliputi pemberian antibiotika baik untuk kuman

    aerob maupun anaerob dan simptomatis sesuai keluhan serta gejala klinis yang

  • 7/26/2019 Yang Dipakai Kamis Lapsus

    2/35

    timbul. +rainase abses dapat dilakukan dengan dua pendekatan yaitu insisi

    eksterna dan intra oral.

    BAB II

  • 7/26/2019 Yang Dipakai Kamis Lapsus

    3/35

    KASUS

    2.1 Identitas

    *ama Tn.-mur /0 tahun

    1enis "elamin 2aki ' 2aki

    Statur 3erkawinan Sudah menikah

    3ekerjaan 3*S

    4angsa )ndonesia

    Agama "risten

    Alamat 1l. +ayak 3ermai

    -5S 6 -ei !70

    *o. 8- !!. 07. //

    Tanggal 3emeriksaan 0 -ei !70

    2.2 Anamnesa3roses anamnesa dilakukan secara autoanamnesa.

    "eluhan tama 3ipi kiri membengkak.

    5iwayat 3enyakit Sekarang 3asien datang ke )&+ dr. +oris Sylvanus

    dengan keluhan pipi sebelah kiri

    membengkak sejak / hari sebelum masuk

    rumah sakit #S-5S$ dan makin bertambah

    sejak hari S-5S. 3asien mengaku

    bengkak dimulai dari di bawah depan

    telinga yang semakin membesar. 3ipi

    membengkak disertai dengan demam yang

    diakui sejak / hari S-5S, disertai nafas

    berbau dan susah untuk membuka mulut,

    demam #9$ yang diakui hilang timbul.

    5iwayat sakit gigi, pemasangan gigi palsu

    disangkal oleh pasien. 3asien pernah

    merasa nyeri pada giginya sebelum muncul

    bengkak pada pipinya, tetapi pasien tidak

    merasakan itu sebagai masalah karena

    nyerinya hilang timbul. 4uang air besar dan

    kecil diakui pasien tidak ada masalah.

    3asien mengaku selama pipi pasien

    membengkak, pasien mengalami penurunan

  • 7/26/2019 Yang Dipakai Kamis Lapsus

    4/35

    nafsu makan, 3asien sudah berobat ke

    dokter di spesialis penyakit dalam di

    4anjarmasin didiagnosa sebagai radang

    kelenjar, pasien juga sempat memeriksakan

    pipinya yag bengkak ke spesialis THT

    tetapi tidak ada perubahan, pasien hanya

    minum obat racikan dokter, dan antibiotik

    cefi:ime tiga kali sehari.

    5iwayat 3enyakit +ahulu Hipertensi, +-, Asma disangkal oleh

    pasien.5iwayat 3enyakit Sekarang +isangkal

    5iwayat 3enyakit "eluarga 3asien mengaku bahwa tidak ada keluarga

    yang mengalami hal yang sama.

    5iwayat 3engobatan +isangkal

    2.3 Status Generalis

    "eadaan mum Tampak sakit sedang

    "esadaran 8ompos -entisStatus &i;i 4aik

    7 mmHg

    +enyut nadi !7 kali = menit, reguler dan kuat angkat

    ?rekuensi pernapasan !7 kali = menit, reguler

    Suhu %>,/78

    2.4 Status THT

    a. Pemerisaan Telin!a

    1. Daun Telin!a

    4entuk *ormal = *ormal

    kuran Simetris

    Sikatrik ' = '

    )nfeksi ' = '

    Tumor ' = '

    2. De"an Telin!a

    Abses=?istel ' = '

    Sikatrik ' = '

    *yeri Tekan ' = '

    3. Belaan! Telin!a

    Abses=?istel ' = '

  • 7/26/2019 Yang Dipakai Kamis Lapsus

    5/35

    Sikatrik ' = '

    *yeri Tekan ' = '

    4. Lian! Telin!a Luar

    Warna -erah muda = -erah muda

    @dema ' = '

    Sekret ' = '

    Serumen ' = '

    #. Sela"ut Gendan!

    3ermukaan -engkilat = -engkilat

    Warna -erah muda = -erah muda

    3erforasi ' = '

    3antulan 8ahaya 9 = 9

    $. Telin!a Ten!a% &'ila ada "er()rasi*

    Tidak Ada

    '. Pemerisaan Hidun!

    1. Ba!ian Luar Hidun!

    4entuk *ormal

    "elainan "ulit ' = '

    "olumella *ormal

    *ares anterior *ormal

    ?ossa kanina *ormal

    +inding media *ormal

    2. Ba!ian Dalam Hidun!

    Tidak dilakukan3. Dindin! Lateral

    Tidak dilakukan

    4. Se"tum Nasi

    Tidak dilakukan

    #. Dindin! Belaan!

    Tidak dilakukan

    +. Pemerisaan Gi!i, -ulut, Ker)n!)n!an, dan Ten!!)r)

    1. Gi!i

    Warna 3utih kekuningan

    Sekret=Sifat Tidak ada

    3ermukaan "aries dan ?istula pada !.> dan !.2. -ulut

    Warna -erah muda

    Sekret=Sifat Tidak ada

    3ermukaan -ukosa bibir lembab

    3. Ker)n!)n!an

    . Brofaring

    o +inding dorsal *ormal = @dema

    o +inding lateral *ormal = *ormal

    o )shtmus faucium *ormal = *ormal

    o Arcus anterior *ormal = *ormal

  • 7/26/2019 Yang Dipakai Kamis Lapsus

    6/35

    o Arcus posterior *ormal = *ormal

    o Tonsil

    Warna -erah muda = -erah muda

    3embesaran T! = T!

    +etritus ' = '

    3erlengketan ' = '

    !. Hipofaring

    ?ossa piriformis *ormal = *ormal

  • 7/26/2019 Yang Dipakai Kamis Lapsus

    7/35

    merasakan demam dan demamnya dirasakan naik turun. 3asien

    menyangkal adanya hipertensi dan +-. 3ada pemeriksa fisik, didapatkan

    @dema pada buccal sinistra, teraba lunak, difus, immobile, soliter dan

    eritema. Terdapat karies pada !.> dan !. serta adanya fistula sehingga pus

    dapat mengalir keluar.

    2.$ Dia!n)sa

    a. Dia!n)sa Klinis

    Abses buccal sinistra

    '. Dia!n)sa T)"is

    Abses pada ruang submasseteric sinistra

    +. Dia!n)sa Kausal

    Abses -asseter et causa caries !.> dan !.

    2.0 Penatalasanaan-ediament)sa

    )

  • 7/26/2019 Yang Dipakai Kamis Lapsus

    8/35

    pada daerah faring dan tonsil, gigi, kelenjer liur, telinga tengah atau bisa juga

    akibat trauma pada saluran cerna, limfadenitis, serta penggunaan obat injeksi

    secara intravena dan subkutan. Sejak ditemukannya antibiotik,secara signifikan

    angka kesakitan dan kematian kasus abses leher dalam menurun secara drastis.

    Walaupun demikian, abses leher dalam sampai saat ini masih menjadi salah satu

    kasus kegawat daruratan di bidang THT.,!

    5uang leher dalam dapat dikelompokan menurut modifikasi dari

    Hollingshead berdasarkan penampang panjang leher yaitu ruang retrofaring,

    danger space, ruang prevertebral dan ruang viseral vaskular. 4erdasarkan

    lokasinya di atas atau di bawah tulang hyoid.5uangan yang berada di atas tulang

    Hyoid, dibagi menjadi ruang submandibula, ruang parotis, ruang peritonsil, ruang

    mastikator, ruang parafaring dan ruang temporal. Sedangkan yang terdapat di

    bawah os hyoid terdiri dari ruang pretrakea dan ruang suprasternal.!,%

    Sebelum adanya antibiotik, >7C abses leher dalam disebabkan oleh infeksi

    pada tonsil dan faring. Sekarang infeksi pada tonsil dan faring ini, merupakan

    penyebab infeksileher dalam yang tersering pada anak'anak, sedangkan pada

    dewasa umumnya disebabkan oleh infeksi gigi. Sekitar !7D/7 C kasus abses leher

    dalam tidak diketahui penyebabnya.!,6

    4akteri aerob gram positif merupakan bakteri yang paling sering diisolasi

    pada abses leher dalam ini diikuti oleh bakteri anaerob, bakteri aerob gram negatif

    dan jamur. )nfeksi leher dalam ini juga dapat disebabkan oleh polimikroba yaitu

    sekitar 0!C kasus.%

    +iagnosis abses leher dalam ini dapat ditegakkan dengan anamnesa, pemeriksaan

    fisik dan radiologi. 3asien yang kita diagnosis dengan abses leher dalam dapat

    diberikan terapi antibiotik yang adekuat dan drainase abses. mumnya pasiendiberikan antibiotik intravena untuk kuman aerob dan anaerob. +rainase abses

    dapat berupa aspirasi abses atau insisi dan eksplorasi, tergantung pada luasnya

    abses dan komplikasi yang ditimbulkannya.!,%,6

    Abses leher dalam dapat mengancam kehidupan bila tidak ditatalaksana

    dengan adekuat. )nfeksi dapat meluas ke ruang leher dalam lainnya sehingga

    dapat menimbulkan penyulit dalam penanganan infeksi. 3enyulit yang sering

    timbul berupa obstruksi jalan nafas karena penekanan dari abses,mediastinitis

  • 7/26/2019 Yang Dipakai Kamis Lapsus

    9/35

    akibat penjalaran abses ke inferior, komplikasi vaskuler #thrombosis vena

    jugularis dan ruptur arteri karotis$, sepsis, osteomielitis, defisit neurologis dan

    fistel akibat rupture dari abses.!,

    2.2 A'ses s"asium 'ual

    2.2.1. De(inisi

    Abses spasium bukal dapat terjadi akibat adanya infeksi yang berasal dari gigi.

    Spasium bukal berada diantara m. masseter ,m. pterigoidus interna dan m.

    4usinator. 4erisi jaringan lemak yang meluas ke atas ke dalam diantara otot

    pengunyah, menutupi fosa retro;ogomatik dan spasium infratemporal. Abses

    dapat berasal dari gigi molar kedua atau ketiga rahang atas masuk ke dalam

    spasium bukal.

    3enyebabnya adalah bakteri yang merupakan flora normal dalam mulut, yaitu

    bakteri dalam plak, dalam sulkus ginggiva, dan mukosa mulut. Eang ditemukan terutama

    bakteri kokus aerob gram positif, kokus anaerob gram positif dan batang anaerob gram

    negative. 4akteri'bakteri tersebut dapat menyebabkan karies, gingivitis, dan periodontitis.

    1ika mencapai jaringan yang lebih yang lebih dalam melalui nekrosis pulpa dan pocket

    periodontal dalam, maka akan terjadi infeksi odontogen.

    2.2.2. Eti)l)!i

    3enyebabnya adalah adalah bakteri yang merupakan flora normal dalam mulut,

    yaitu bakteri dalam plak, dalam sulkus ginggiva, dan mukosa mulut. 4akteri yang utama

    ditemukan adalah bakteri kokus aerob gram positif, kokus anaerob gram positif dan

    batang anaerob gram negative. 4akteri'bakteri tersebut dapat menyebabkan karies,

    gingivitis, dan periodontitis.! 1ika mencapai jaringan yang lebih dalam melalui nekrosis

    pulpa dan pocket periodontal dalam, maka akan terjadi infeksi odontogen. 2ebih dari

    setengah kasus infeksi odontogen yang ditemukan #sekitar 07 C$ disebabkan oleh bakteri

    anaerob. Brganisme penyebab infeksi odontogen yang sering ditemukan pada

    pemeriksaan kultur adalahalpha-hemolytic Streptococcus, Peptostreptococcus,

    Peptococcus, Eubacterium, Bacteroides (Prevotella) melaninogenicus, and

    Fusobacterium. 4akteri aerob sendiri jarang menyebabkan infeksi odontogen #hanya

    sekitar / C$. 4ila infeksi odontogen disebabkan bakteri aerob, biasanya organisme

    penyebabnya adalah speciesStreptococcus. )nfeksi odontogen banyak juga yang

  • 7/26/2019 Yang Dipakai Kamis Lapsus

    10/35

    disebabkan oleh infeksi campuran bakteri aerob dan anaerob yaitu sekitar %/ C. 3ada

    infeksi campuran ini biasanya ditemukan /'7 organisme pada pemeriksaan kultur. %

    2.2.3. Klasi(iasi

    4erdasarkan tipe infeksinya, infeksi odontogen bisa dibagi menjadi6

    . )nfeksi odontogen lokal = terlokalisir, misalnya

    a. Abses periapikal

    Abses periapikal sering juga disebut abses dento'alveolar, terjadi di

    daerah periapikal gigi yang sudah mengalami kematian dan terjadi keadaan

    eksaserbasi akut. -ungkin terjadi segera setelah kerusakan jaringan pulpa

    atau setelah periode laten yang tiba'tiba menjadi infeksi akut dengan gejala

    inflamasi, pembengkakan dan demam. -ikroba penyebab infeksi umumnya

    berasal dari pulpa, tetapi juga bisa berasal sistemik #bakteremia$.

    &ambar !. Abses periapikal

    Sumber www.dental'health

    b. Abses subperiosteal

    &ejala klinis abses subperiosteal ditandai dengan selulitis jaringan

    lunak mulut dan daerah maksilofasial. 3embengkakan yang menyebar ke

    ekstra oral, warna kulit sedikit merah pada daerah gigi penyebab.

    3enderita merasakan sakit yang hebat, berdenyut dan dalam serta tidak

  • 7/26/2019 Yang Dipakai Kamis Lapsus

    11/35

    terlokalisir. 3ada rahang bawah bila berasal dari gigi premolar atau molar

    pembengkakan dapat meluas dari pipi sampai pinggir mandibula, tetapi

    masih dapat diraba. &igi penyebab sensitif pada sentuhan atau tekanan.

    &ambar !.! a. )lustrasi gambar Abses subperiosteal dengan lokalisasi didaearah lingual

    b. Tampakan "linis Abses Subperiosteal

    Sumber 6ral Sur!er7, ?argiskos ?ragiskos +, &ermany, Springer

    c. Abses submukosa

    Abses ini disebut juga abses spasium vestibular, merupaan

    kelanjutan abses subperiosteal yang kemudianpusberkumpul dan sampai

    dibawah mukosa setelah periosteum tertembus. 5asa sakit mendadak

    berkurang, sedangkan pembengkakan bertambah besar. &ejala lain yaitu

    masih terdapat pembengkakan ekstra oral kadang'kadang disertai

    demam.lipatan mukobukal terangkat, pada palpasi lunak dan fluktuasi

    podotip. 4ila abses berasal darigigi insisivus atas maka sulkus nasolabial

    mendatar, terangatnya sayap hidung dan kadang'kadang pembengkakan

    a b

  • 7/26/2019 Yang Dipakai Kamis Lapsus

    12/35

  • 7/26/2019 Yang Dipakai Kamis Lapsus

    13/35

    &ambar !.6 a. )lustrasi abses ?ossa kanina

    b. Tampakan klinis Abses ?ossa kanina

    Sumber 6ral Sur!er7, ?ragiskos ?ragiskos +, &ermany, Springer

    e. Abses spasium bukal

    Spasium bukal berada diantara m. masseter ,m. pterigoidus interna

    dan m. 4usinator. 4erisi jaringan lemak yang meluas ke atas ke dalam

    diantara otot pengunyah, menutupi fosa retro;ogomatik dan spasium

    infratemporal. Abses dapat berasal dari gigi molar kedua atau ketiga

    rahang atas masuk ke dalam spasium bukal.

    a b

  • 7/26/2019 Yang Dipakai Kamis Lapsus

    14/35

  • 7/26/2019 Yang Dipakai Kamis Lapsus

    15/35

    supuratif, fluktuasi negatif dan gigi penyebab kadang'kadang tidak jelas.

    -asa infeksi=pus dapat turun ke spasium terdekat lainnya. 3ada

    pemeriksaan estraoral tampak pembengkakan difus, tidak jelas pada

    perabaan.6,/

    a b

    &ambar !./ a. )lustrasi gambar memperlihatkan penyebaran abses

    lateral ke muskulus buccinator

    b. Tampakan "linis

    Sumber 6ral Sur!er7, ?ragiskos ?ragiskos +, &ermany, Springer

    f. Abses spasium infratemporal

    Abses ini jarang terjadi, tetapi bila terjadi sangat berbahaya dan

    sering menimbulkan komplikasi yang fatal. Spasium infratemporal terletak

    di bawah dataran horisontal arkus';igomatikus dan bagian lateral di batasi

    oleh ramus mandibula dan bagian dalam oleh m.pterigoid interna. 4agian

    atas dibatasi oleh m.pterigoid eksternus. Spasium ini dilalui a.maksilaris

    interna dan n.mandibula,milohioid,lingual,businator dan n.chorda timpani.

  • 7/26/2019 Yang Dipakai Kamis Lapsus

    16/35

    4erisi pleksus venus pterigoid dan juga berdekatan dengan pleksus

    faringeal.6,

    a

    b

    &ambar !.0 a. )lustrasi gambar penyebaran abses ke rongga

    infratemporal b. Tampakan klinis

    Sumber 6ral Sur!er7, ?argisos ?ragiskos +, &ermany, Springer

    g. Abses spasium submasseter

    Spasium submasseter berjalan ke bawah dan ke depan diantara

    insersi otot masseter bagian superfisialis dan bagian dalam. Spasium ini

    berupa suatu celah sempit yang berjalan dari tepi depan ramus antara origo

  • 7/26/2019 Yang Dipakai Kamis Lapsus

    17/35

    m.masseter bagian tengah dan permukaan tulang. "eatas dan belakang

    antara origo m.masseter bagian tengah dan bagian dalam. +isebelah

    belakang dipisahkan dari parotis oleh lapisan tipis lembar fibromuskular.

    )nfeksi pada spasium ini berasal dari gigi molar tiga rahang bawah,

    berjalan melalui permukaan lateral ramus ke atas spasium ini.

    &ejala klinis dapat berupa sakit berdenyut diregio ramus mansibula

    bagian dalam, pembengkakan jaringan lunak muka disertai trismus yang

    berjalan cepat, toksik dan delirium. 4agian posterior ramus mempunyai

    daerah tegangan besar dan sakit pada penekanan.6,/

    a b

    &ambar !.> a. )lustrasi gambar menunjukkan penyebaran abses ke

    daerah submasseter

    b. Tampakan klinis

    Sumber 6ral Sur!er7, ?ragiskos ?ragiskos +, &ermany, Springer

    h. Abses spasium submandibula

  • 7/26/2019 Yang Dipakai Kamis Lapsus

    18/35

    Spasium ini terletak dibagian bawah m.mylohioid yang

    memisahkannya dari spasium sublingual. 2okasi ini di bawah dan medial

    bagian belakang mandibula. +ibatasi oleh m.hiooglosus dan m.digastrikus

    dan bagian posterior oleh m.pterigoid eksternus. 4erisi kelenjar ludah

    submandibula yang meluas ke dalam spasium sublingual. 1uga berisi

    kelenjar limfe submaksila. 3ada bagian luar ditutup oleh fasia superfisial

    yang tipis dan ditembus oleh arteri submaksilaris eksterna.

    )nfeksi pada spasium ini dapat berasal dari abses dentoalveolar,

    abses periodontal dan perikoronitis yang berasal dari gigi premolar atau

    molar mandibula. /,0

    a

    b

    &ambar !. a. )lustrasi gambar penyebaran dari abses ke daerah

    submandibular di bawah muskulus mylohyoid

    b. Tampakan klinis

    Sumber 6ral Sur!er7, ?ragiskos ?ragiskos +, &ermany, Springer

    i. Abses sublingual

    Spasium sublingual dari garis median oleh fasia yang tebal , teletek

    diatas m.milohioid dan bagian medial dibatasi oleh m.genioglosus dan

    lateral oleh permukaan lingual mandibula.

  • 7/26/2019 Yang Dipakai Kamis Lapsus

    19/35

    &ejala klinis ditandai dengan pembengkakan daasarr mulut dan lidah

    terangkat, bergerser ke sisi yang normal. "elenjar sublingual aan tampak

    menonjol karena terdesak oleh akumulasi pus di bawahnya. 3enderita akan

    mengalami kesulitan menelen dan terasa sakit./.0

    a

    b

    &ambar !.F a. 3erkembangan abses di daerah sublingual

    b. 3embengkakan mukosa pada dasar mulut dan elevasi

    lidah ke arah berlawanan

    Sumber 6ral sur!er7, ?ragiskos ?ragiskos +, &ermany, Springer

    j. Abses spasium submental

    Spasium ini terletak diantara m.milohioid dan m.plastima. di

    depannya melintang m.digastrikus, berisi elenjar limfe submental.

    3erjalanan abses kebelakang dapat meluas ke spasium mandibula dan

    sebaliknya infesi dapat berasal dari spasium submandibula. &igi penyebab

    biasanya gigi anterior atau premolar.

    &ejala klinis ditandai dengan selulitis pada regio submental. Tahap

    akhir akan terjadi supuratif dan pada perabaan fluktuatif positif. 3ada

    npemeriksaan intra oral tidak tampak adanya pembengkakan. "adang'

    kadang gusi disekitar gigi penyebab lebih merah dari jaringan sekitarnya.

  • 7/26/2019 Yang Dipakai Kamis Lapsus

    20/35

    3ada tahap lanjut infeksi dapat menyebar juga kearah spasium yang

    terdekat terutama kearah belakang.6,/

    ab

    &ambar !.7 a. )lustrasi penyebaran abses ke daerah submental

    b. Tampakan klinis

    Sumber 6ral Sur!er7, ?ragiskos ?ragiskos +, &ermany, Springer

    k. Abses spasium parafaringeal

    Spasium parafaringeal berbentuk konus dengan dasar kepala dan

    apeks bergabung dengan selubung karotid. 4agian luar dibatasi oleh

    muskulus pterigoid interna dan sebelah dalam oleh muskulus kostriktor.

    sebelah belakang oleh glandula parotis, muskulus prevertebalis dan

    prosesus stiloideus serta struktur yang berasal dari prosesus ini.

    "ebelakang dari spasium ini merupakan lokasi arteri karotis, vena

    jugularis dan nervus vagus, serta sturktur saraf spinal, glosofaringeal,

    simpatik, hipoglosal dan kenjar limfe. )nfeksi pada spasium ini mudah

    menyebar keatas melalui berbagai foramina menuju bagian otak. "ejadian

    tersebut dapat menimbulkan abses otak, meningitis atau trombosis sinus.

    4ila infeksi berjalan ke bawah dapat melalui selubung karotis sampai

    mediastinuim.6,/

    !. )nfeksi odontogen luas=menyebar, misalnyaearly cellulitis, deep-space

    infection.

    Selulitis digunakan suatu penyebaran oedematus dari inflamasi

    akut pada permukaan jaringan lunak dan bersifat difus. Selulitis dapat

    terjadi pada semua tempat dimana terdapat jaringan lunak dan jaringan

    ikat longgar, terutama pada muka dan leher, karena biasanya pertahanan

    terhadap infeksi pada daerah tersebut kurang sempurna. . F,7

  • 7/26/2019 Yang Dipakai Kamis Lapsus

    21/35

    3ada ,6 C kasus selulitis fasialis disebabkan infeksi odontogenik

    yang berasal dari pulpa dan periodontal. 3eriodontitis apikalis akut atau

    kelanjutan dari infeksi=abses periapikal, menyebar ke segala arah waktu

    mencari jalan keluar. "etika itu biasanya periosteum ruptur dan infeksi

    menyebar ke sekitar jaringan lunak intra dan=atau e:tra oral, menyebabkan

    selulitis. 3enyebab utama selulitis adalah proses penyebaran infeksi

    melalui ruangan subkutaneus sellular = jaringan ikat longgar yang biasanya

    disebabkan dari infeksi odontogenik. 3enyebaran ini dipengaruhi oleh

    struktur anatomi lokal yang bertindak sebagai barrier pencegah

    penyebaran, hal tersebut dapat dijadikan acuan penyebaran infeksi pada

    proses septik. 4arrier tersebut dibentuk oleh tulang rahang dan otot'otot

    yang berinsersi pada tulang tersebut. .7,

    &ambar !. &ejala klinis #a$ selulitis fasialis a=r bukalis G temporal de:tra #b$ Angina

    2udwig yang meluas ke daerah colli dan mediastinum

    %. ife-!hreatening, misalnyaFacilitisdanud"ig#s angina.

    Angina 2udwigs merupakan suatu selulitis difus yang mengenai

    spasia

    sublingual, submental dan submandibular bilateral, kadang'kadang sampai

    mengenai spasia pharingeal.

  • 7/26/2019 Yang Dipakai Kamis Lapsus

    22/35

    &ambar !.! Angina 2udwigs yang meluas ke daerah mediastinum

    &ejala klinis dari 3hlegmon, seperti oedema pada kedua sisidasar mulut,

    berjalan cepat menyebar ke leher hanya dalam beberapa jam, lidah terangkat,

    trismus progressif, konsistensi kenyal D kaku seperti papan, pembengkakan warna

    kemerahan, leher kehilangan anatomi normalnya, seringkali disertai

    demam=kenaikkan temperatur tubuh, sakit dan sulit menelan, kadang sampai sulit

    bicara dan bernafas serta stridor. 7,

    Angina 2udwigs memerlukan penangganan sesegera mungkin, berupa

    rujukan untuk mendapatkan perawatan rumah sakit, antibiotik intravenous dosis

    tinggi, biasanya untuk terapi awal digunakan Ampisillin dikombinasikan dengan

    metronida;ole, penggantian cairan melalui infus, drainase through and through,

    serta penangganan saluran nafas, seperti endotracheal intubasi atau tracheostomi

    jika diperlukan. 7,

    2.2.4. 8at)r9(at)r 7an! 'er"eran teradin7a in(esi#

    faktor'faktor yang berperan sebagai berikutI

    .

  • 7/26/2019 Yang Dipakai Kamis Lapsus

    23/35

    jumlah dari mikroorganisme yang dapat menginfeksi host dan juga berkaitan

    dengan jumlah faktor'faktor yang bersifat virulen.

    !. 3ertahanan Tubuh 2okal

    3ertahanan tubuh lokal memiliki dua komponen. 3ertama barier anatomi,

    berupa kulit dan mukosa yang utuh, menahan masuknya bakteri ke jaringan di

    bawahnya. 3embukaan pada barier anatomi ini dengan cara insisi poket

    periodontal yang dalam, jaringan pulpa yang nekrosis akan membuka jalan

    masuk bakteri ke jaringan di bawahnya. &igi'gigi dan mukosa yang sehat

    merupakan pertahanan tubuh lokal terhadap infeksi. Adanya karies dan saku

    periodontal memberikan jalan masuk untuk invasi bakteri serta memberikan

    lingkungan yang mendukung perkembangbiakan jumlah bakteri.

    -ekanisme pertahanan lokal yang kedua adalah populasi bakteri normal

    di dalam mulut, bakteri ini biasanya hidup normal di dalam tubuh host dan

    tidak menyebabkan penyakit. 1ika kehadiran bateri tersebut berkurang akibat

    penggunaan antibiotik, organisme lainnya dapat menggantikannya dan

    bekerjasama dengan bakteri penyebab infeksi mengakibatkan infeksi yang

    lebih berat.

    %. 3ertahanan Humoral

    -ekanisme pertahanan humoral, terdapat pada plasma dan cairan tubuh

    lainnya dan merupakan alat pertahanan terhadap bakteri. +ua komponen

    utamanya adalah imunoglobulin dan komplemen. )munoglobulin adalah

    antibodi yang melawan bakteri yang menginvasi dan diikuti proses fagositosis

    aktif dari leukosit. )munoglobulin diproduksi oleh sel plasma yang merupakan

    perkembangan dari limfosit 4.Terdapat lima tipe imunoglobulin, >/ C terdiridari )g & merupakan pertahanan tubuh terhadap bakteri gram positif. )g A

    sejumlah ! C merupakan imunoglobulin pada kelenjar ludah karena dapat

    ditemukan pada membran mukosa. )g - merupakan > C dari imunoglobulin

    yang merupakan pertahanan terhadap bakteri gram negatif. )g @ terutama

    berperan pada reaksi hipersensitivitas. ?ungsi dari )g + sampai saat ini belum

    diketahui.

  • 7/26/2019 Yang Dipakai Kamis Lapsus

    24/35

    "omplemen adalah mekanisme pertahanan tubuh humoral lainnya,

    merupakan sekelompok serum yang di produksi di hepar dan harus di aktifkan

    untuk dapat berfungsi. ?ungsi dari komplemen yang penting adalah yang

    pertama dalam proses pengenalan bakteri, peran kedua adalah proses

    kemotaksis oleh polimorfonuklear leukosit yang dari aliran darah ke daerah

    infeksi. "etiga adalah proses opsonisasi, untuk membantu mematikan bakteri.

    "eempat dilakukan fagositosis. Terakhir membantu munculnya kemampuan

    dari sel darah putih untuk merusak dinding sel bakteri.

    6. 3ertahanan Seluler

    -ekanisme pertahanan seluler berupa sel fagosit dan limfosit. Sel fagosit

    yang berperan dalam proses infeksi adalah leukosit polimorfonuklear. Sel'sel

    ini keluar dari aliran darah dan bermigrasi e daerah invasi bakteri dengan

    proses kemotaksis. Sel'sel ini melakukan respon dengan cepat, tetapi sel'sel ini

    siklus hidupnya pendek, dan hanya dapat melakukan fagositosis pada sebagian

    kecil bakteri. ?ase ini diikuti oleh keluarnya monosit dari aliran darah ke

    jaringan dan disebut sebagai makrofag. -akrofag berfungsi sebagai

    fagositosis, pembunuh dan menghancurkan bakteri dan siklus hidupnya cukup

    lama dibandingkan leukosit polimorfonuklear. -onosit biasanya terlihat pada

    infeksi lanjut atau infeksi kronis. "omponen yang kedua dari pertahanan

    seluler adalah populasi dari limfosit, seperti telah di sebutkan sebelumnya

    limfosit 4 akan berdifernsiasi menjadi sel plasma dan memproduksi antibodi

    yang spesifik seperti )g &. 2imfosit T berperan pada respon yang spesifik

    seperti pada re$e%si graft #penolakan cangkok$ dan tumor suveillance

    #pertahanan terhadap tumor$./

    Ta%a"an In(esi$

    )nfeksi odontogenik umumnya melewati tiga tahap sebelum mereka

    menjalani resolusi

    . Selama sampai % hari ' pembengkakan lunak, ringan, lembut, dan

    adonannya konsisten.

  • 7/26/2019 Yang Dipakai Kamis Lapsus

    25/35

    !. Antara / sampai > hari D tengahnya mulai melunak dan abses merusak

    kulit atau mukosa sehingga membuatnya dapat di tekan. 3us mungkin

    dapat dilihat lewat lapisan epitel, membuatnya berfluktuasi.

    %. Akhirnya abses pecah, mungkin secara spontan atau setelah

    pembedahan secara drainase. Selama fase pemecahan, regio yang

    terlibat kokoh=tegas saat dipalpasi disebabkan oleh proses pemisahan

    jaringan dan jaringan bakteri.0

    2.2.#. Pat)(isi)l)!i

    )nfeksi odontogen dapat menyebar secara perikontinuitatum, hematogen

    dan limfogen, yang disebabkan antara lain oleh periodontitis apikalis yang berasal

    dari nekrosis dan periodontitis marginalis. )nfeksi gigi dapat terjadi melalui

    berbagai jalan0'>

    - 2ewat penghantaran yang patogen yang berasal dari luar mulut

    - -elalui suatu keseimbangan flora yang endogenus

    - -elalui masuknya bakteri ke dalam pulpa gigi yang vital dan steril secara

    normal

    ?okus infeksi dalam rongga mulut0'>

    . )nfeksi periapikal gigi

    "aries gigi atau gigi berlubang yang tidak dirawat atau dibiarkan saja lama

    kelamaan dapat menyebabkan indeksi periapikal. )nfeksi periapikal yang

    kronis dapat menyebabkan terbentuknya granuloma, kista, dan abses

    !. Akar gigi yang infeksi

    1ika gigi karies dibiarkan begitu saja lama kelamaan gigi rapuh, patah sehingga

    tinggal akar giginya saja. Sebaiknya sisa akar gigi dicabut, sebabkan jika tidak

    dapat menyebabkan infeksi kronis.

    %. )nfeksi jaringan periodontal

    Terjadi pada oral hygiene yang buruk, yang ditandai dengan gusi mudah

    berdarah jika tersentuh, kemerahan, pendarahan spontan dari gusi,

    pembengkakan gusi sampai dengan kegoyangan gigi.

    6. &igi yang impaksi

  • 7/26/2019 Yang Dipakai Kamis Lapsus

    26/35

    &igi impaksi adalah gigi yang tidak dapat tumbuh secara normal. biasanya

    karena kekurangan ruangan. &igi yang impaksi dapat menyebabkan infeksi

    pada jarringan sekitarnya. Eang paling impaksi adalah gigi geraham bungsu.

    ?istula 4akteremie'Septikemie

    Selulitis Acute'8hronic )nfeksi Spasium

    3eriapikal )nfection yang dalam

    Abses intra oral Bsteomielitis "e spasium yang

    lebih

    Atau jaringan lunak'kutis tinggi D infeksi

    serebral

    &ambar !. Arah 3enyebaran )nfeksi odontogenik

    Sumber 6ral and -a:ill)(a+ial In(e+ti)n, Topa;ian 5ichard &,

    -orton H &oldberg, 1ames 5 hupp. 6

    th

    edI3hiladelphia, W.4.Saunders8o.

    3enyebaran infeksi odontogenik akan melalui tiga tahap yaitu tahap abses

    dentoalveolar, tahap yang menyangkut spasium dan tahap lebih lanjut yang

    merupakan tahap komplikasi. Suatu abses akan terjadi bila bakteri dapat masuk ke

    jaringan melalui suatu luka ataupun melalui folikel rambut. 3ada abses rahang

    dapat melalui foramen apikal atau marginal gingival.3enyebaran infeksi melalui

    foramen apikal berawal dari kerusakan gigi atau karies, kemudian terjadi proses

    inflamasi di sekitar periapikal di daerah membran periodontal berupa suatu

    periodontitis apikalis. 5angsangan yang ringan dan kronis menyebabkan

    membran periodontal di apikal mengadakan reaksi membentuk dinding untuk

  • 7/26/2019 Yang Dipakai Kamis Lapsus

    27/35

    mengisolasi penyebaran infeksi. 5espon jaringan periapikal terhadap iritasi

    tersebut dapat berupa periodontitis apikalis yang supuratif. >

    2.2.$. Tanda dan !eala

    . Adanya respon )nflamasi

    5espon tubuh terhadap agen penyebab infeksi adalah inflamasi. 3ada

    keadaan ini substansi yang beracun dilapisi dan dinetralkan. 1uga dilakukan

    perbaikan jaringan, proses inflamasi ini cukup kompleks dan dapat

    disimpulkan dalam beberapa tanda

    A. Hiperemi yang disebabkan vasodilatasi arteri dan kapiler dan peningkatan

    permeabilitas dari venula dengan berkurangnya aliran darah pada vena.

    4. "eluarnya eksudat yang kaya akan protein plasma, antiobodi dan nutrisi

    dan berkumpulnya leukosit pada sekitar jaringan.

    8. 4erkurangnya faktor permeabilitas, leukotaksis yang mengikuti migrasi

    leukosit polimorfonuklear dan kemudian monosit pada daerah luka.

    +. Terbentuknya jalinan fibrin dari eksudat, yang menempel pada dinding

    lesi.

    !. Adanya gejala infeksi

    &ejala'gejala tersebut dapat berupa rubor atau kemerahan terlihat pada

    daerah permukaan infeksi yang merupakan akibat vasodilatasi. Tumor atau

    edema merupakan pembengkakan daerah infeksi. "alor atau panas

    merupakan akibat aliran darah yang relatif hangat dari jaringan yang lebih

    dalam, meningkatnya jumlah aliran darah dan meningkatnya metabolisme.

    +olor atau rasa sakit, merupakan akibat rangsangan pada saraf sensorik yang

    di sebabkan oleh pembengkakan atau perluasan infeksi. Akibat aksi faktor

  • 7/26/2019 Yang Dipakai Kamis Lapsus

    28/35

    bebas atau faktor aktif seperti kinin, histamin, metabolit atau bradikinin pada

    akhiran saraf juga dapat menyebabkan rasa sakit. ?ungsio laesa atau

    kehilangan fungsi, seperti misalnya ketidakmampuan mengunyah dan

    kemampuan bernafas yang terhambat. "ehilangan fungsi pada daerah

    inflamasi disebabkan oleh faktor mekanis dan reflek inhibisi dari pergerakan

    otot yang disebabkan oleh adanya rasa sakit.

    %. 2imphadenopati

    3ada infeksi akut, kelenjar limfe membesar, lunak dan sakit. "ulit di

    sekitarnya memerah dan jaringan yang berhubungan membengkak. 3ada infeksi

    kronis perbesaran kelenjar limfe lebih atau kurang keras tergantung derajat

    inflamasi, seringkali tidak lunak dan pembengkakan jaringan di sekitarnya

    biasanya tidak terlihat. 2okasi perbesaran kelenjar limfe merupakan daerah

    indikasi terjadinya infeksi. Supurasi kelenjar terjadi jika organisme penginfeksi

    menembus sistem pertahanan tubuh pada kelenjar menyebabkan reaksi seluler dan

    memproduksi pus. 3roses ini dapat terjadi secara spontan dan memerlukan insisi

    dan drainase.>

    2.2.0. Tera"i

    Antibiotik #parenteral$

    3emberian antibiotik secara parenteral sebaiknya diberikan secepatnya

    tanpa menunggu hasil kultur pus>.

    Antibiotik kombinasi #mencakup terhadap kuman aerob dan anaerob, gram

    positip dan gram negatif$

    >

    Secara empiris kombinasi ceftria:one dengan metronida;ole masih cukup

    baik. >

    +ekompresi

    @vakuasi abses harus segera dilakukan bila tidak ada perbaikan dengan

    antibiotika dalam !6'6 jam dengan drainase abses

    +apat berupa aspirasi abses atau insisi dan eksplorasi, tergantung pada

    luasnya abses dan komplikasi yang ditimbulkannya.

  • 7/26/2019 Yang Dipakai Kamis Lapsus

    29/35

    )nsisi dibuat pada tempat yang paling berfluktuasi.>

    BAB I;

    HASIL DAN PE-BAHASAN

    3ada kasus ini, dilaporkan seorang laki'laki Tn. -, berusia /0 tahun

    dirawat di 5uang @delweis 5S+ +oris Sylvanus 3alangka 5aya. 3asien datangdengan keluhan utama bagian wajah kiri bengkak mulai dari pipi kiri hingga leher

    kiri sejak / hari S-5S, berawal dari daerah belakang telinga kiri yang semakin

    lama semakin mebesar, diserta nyeri menelan. 5iwayat sakit gigi dan pemakaian

    gigi palsu disangkal. 3asien mengaku demam hilang timbul dan pasien sudah

    pernah berobat ke 4anjarmasin namun belum ada perubahan.

    *yeri tenggorok dan demam yang disertai dengan terbatasnya gerakan

    membuka mulut dan leher, harus dicurigai kemungkinan disebabkan oleh abses

  • 7/26/2019 Yang Dipakai Kamis Lapsus

    30/35

    leher dalam. Abses leher dalam terbentuk di dalam ruang potensial di antara fasia

    leher dalam sebagai akibat penjalaran infeksi dari berbagai sumber seperti gigi,

    mulut, tenggorok, sinus, paranasal, telinga tengah dan leher. &ejala dan tanda

    klinik berupa nyeri dan pembengkakan diruang leher dalam yang terlibat.

    4erdasarkan anamnesis didapatkan bengkak dibagian pipi hingga leher kiri

    yang semakin lama semakin membesar disertai nyeri menelan 9 / hari S-5S.

    3asien mengaku tidak dapat membuka mulutnya dengan lebar, mulut berbau

    busuk dan mengeluarkan nanah. 3asien sudah beberapa hari ini kehilangan nafsu

    makan. 5iwayat sakit gigi dan penggunaan gigi palsu disangkal. 3asien mengaku

    badan terasa hangat dan tidak nyaman.

    3ada pemeriksaan fisik, diperoleh hasil terdapat edema pada buccal

    sinistra, teraba lunak, difus immobile, soliter disertai eritem. 3ada saat pasien

    membuka mulut, ditemukan fistel muncul diantara kedua gigi molar ke'! dan %

    kiri atas. Saat fistel ditekan menggunakan spatel tongue, keluar cairan kekuningan

    yang berbau busuk #pus$.

    4erdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik, diagnosis penyakit

    pengarah pada abses maseter atau abses bukal karena letak abses berada pada

    bagian pipi kiri dan diduga sumber infeksi dari gigi molar ke'! dan % kiri atas.

    Abses bukal #buccal space abscess$ dilihat melalui arah jalur pergerakan pusnya

    yaitu superior dari perlekatan otot masseter #rahan atas$ dan inferior perlekatan

    otot masseter #rahang bawah$.

    &ambar !.6 &ejala klinis pada pasien

  • 7/26/2019 Yang Dipakai Kamis Lapsus

    31/35

    +iperlukan tindakan segera yaitu evakuasi abses berupa dekompresi

    karena abses leher dapat terjadi penjalaran infeksi ke bagian danger area yang

    nantinya dapat memperburuk keadaan pasien. "omplikasi dapat terjadi akibat

    proses peradangan yang dapat menjalar secara hematogen limfogen atau langsung

    #perkontinuitatum$ didaerah sekitarnya. 3enjalaran ke atas dapat mengakibatkan

    peradangan intrakranial, ke bawah dapat menyusuri selubung karotis mencapai

    mediastinum. Hal ini merupakan kasus emergency dibagian THT.

    Abses juga dapat menyebabkan kerusakan dinding pembuluh darah. 4ila

    pembuluh karotis mengalami nekrosis, dapat terjadi ruptur sehingga terjadi

    perdarahan hebat.

    Tindakan dekompresi tidak dilakukan di )&+ karena pada saat itu belum

    abses belum tentuk sehingga diberikan terapi antibiotika dosis tinggi secara

    parenteral terhadap kuman anaerob dan antibiotik berspektrum luas #gram positif

    dan negatif$. @vakuasi abses harus segera dilakukan bila tidak ada perbaikan

    antibiotika dalam !6'6 jam dengan cara eksplorasi dalam nekrosis.

    . 3ada pasien ini dilakukan pemasangan jalur intravena, dimana infus yang

    digunakan adalah 52 berbanding +e:trose /C dan ?utrolit, diberikan juga obat

    kumur betadine, 8eftria:one !:! gram dan infus -etronida;ol %:/77 gram,

    injeksi 5anitidin !: ampul dan injeksi "etorolac %:%7 gram, kemudian

    dilakukan observasi selama !6'6 jam.

    3emberian infus 52 bertujuan sebagai replacement therapy dan rehindrasi,

    diberikan infus +e:trose /C untuk mencegah terjadinya ketosis dan

    meningkatkan glukosa dan infus ?utrolit untuk rehindrasi dan meningkatkan

    elektrolit. )njeksi ranitidin dan ketorolac sebagai analgetik #anti nyeri$. Apabila

    sudah muncul fistel dan terdapat pus dapat diberikan obat kumur betadine untukmengurangi bau busuk dan mencegah infeksi, injeksi )nfus -etronida;ol %:/77

    gram yang merupakan antibiotik baik pada kuman anaerob dan diberikan injeksi

    8eftria:one !:! gram merupakan antibiotik broad spektrum #gram positif dan

    gram negative$, diharapkan akan terbentuk abses sehingga jelas tempat

    fluktuasinya dan dapat dilakukan dekompresi dengan cara pungsi abses, dalam hal

    ini gunakan spuit untuk mengeluarkan nanah. Tempat pungsi absesi ialah di

    daerah yang paling menonjol dan lunak. 3ada saat dilakukan dekompresi,

  • 7/26/2019 Yang Dipakai Kamis Lapsus

    32/35

    didapatkan pus sekitar % cc disertai darah, kemudian kembali diobservasi. Bbat

    kumur betadine untuk mencegah infeksi pada mulut. +iet yang baik untuk pasien

    adalah diet lunak=cair atau makanan yang bisa dimakan semampunya.

    3ada kasus ini ditemukan adanya abses gingiva pada molar ke ! dan % kiri,

    maka dilakukan rawat bersama dengan dokter gigi spesialis bedah mulut.

    3ada pemeriksaan laboratorium pada tanggal 6 -ei !70 didapatkan

    leukosit %,!%:7%=u2, Hb 7,> g=d2, &+S / mg=d2 dan kreatinin , mg=dl,

    dilakukan pemeriksaan laboratorium ulang pada tanggal > -ei !7/, didapatkan

    leukosit %.777=u2, Hb >, g=d2, &+S mg=dl, ureum 6 mg=dl, kreatinin ,77

    mg=dl, S&BT=AST %% u=2, S&3T=A2T %% u=2. Hal ini mengarah pada diagnosa

    baru yaitu insufisiensi renal sehingga dilakukan konsul dengan dokter spesialis

    penyakit dalam.

    BAB ;

    KESI-PULAN

    Telah dilaporkan pasien a=n Tn - usia /0 tahun berdasakan anamnesa

    didapatkan didapatkan bengkak dibagian pipi hingga leher kiri yang semakin lama

    semakin membesar sehigga tidak dapat membuka mulutnya dengan lebar, mulut

    berbau busuk dan mengeluarkan nanah. 3asien sudah beberapa hari ini kehilangan

    nafsu makan. 3ada pemeriksaan fisik, diperoleh hasil inspeksi bagian pipi kiri

  • 7/26/2019 Yang Dipakai Kamis Lapsus

    33/35

    membengkak, saat pasien membuka mulut, ditemukan fistel muncul diantara

    kedua gigi molar ke'! dan % atas, didiagnosis sebagai abses maseter atau abses

    bukal karena letak abses berada pada bagian pipi sebelah kiri diduga sumber

    infeksi dari gigi molar ke'! dan % atas. +illakukan tindakan dekompresi dengan

    cara pungsi abses, kemudian diinsisi untuk mengeluarkan nanah. Saat ini pasien

    sudah bisa membuka mulut sedikit lebih lebar, pasien masih diobservasi kembali

    untuk evakuasi abses selanjutnya, 3ada kasus ini ditemukan juga adanya abses

    gingiva pada molar ke ! dan % kiri, maka dilakukan rawat bersama dengan dokter

    gigi spesialis bedah mulut.

    DA8TA PUSTAKA

    . Shumrick "A, Sheft SA. +eep *eck )nfections. )n 3aparella,Shumrick,

    &luckman, -eyerhoff, editors.Btolaryngology,%rded. W.4. Saunders

    8ompanyI FF.3. !/6/'0%

    !. &adre A". )nfections of the deep spaces of the neck. )n4yron 1,4ailey G

    1onas T.1ohnson,editors. Head G neck Surgery Btolaryngology.

    6thed.2ippincott Williams GWilkinsI 3hiladelphia !770. 3.00/'!

    %. Juinn ?4, 4uyten 1. +eep neck Space and )nfection. 3resentationT-4,

    +ept. of Btolaryngology, !77/.

  • 7/26/2019 Yang Dipakai Kamis Lapsus

    34/35

    6. -urray A+. +eep *eck )nfection. Lpdate *ov !77F cited -arch

    !,!7M available from http==emedicinemedscape.com=article=%>76'

    overview

    /. ?achruddin, +arnila. Abses leher dalam. +alam Soepardi @A, )skandar

    *, @d. 4uku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala leher.@disi keenam. 1akarta ?"). !77>. h. !!0 ' %7.

    0. *ovialdi dan Triana, Wahyu. Abses leher dalam multipel dengan kesulitan

    intubasi dan komplikasi fistula faringokutan. 3adang 4agian THT'"2 ?"

    *A*+=5S3 dr.-.1amil. !7. h. ' >.

    >. Thakur &, *edica ral& Buccal and +ervicofacial +ellulitis.

    '/7$.+imitroulis, &, FF>, Synopsis of *inor ral

    Surgery, Wright, B:ford #>'$.

    7. 2eo ?.A. Stassen.!77F. ournal of the 'rish ental ssociation !77F/ //

    #6$ F7 D F! 3ericoronitis treatment and a clinical dilemma. 2incoln

    3lace +ublin !.

    . 3edersen, &ordon W.!77!.Bu%u $ar Pra%tis Bedah *ulut.1akarta @&8.

    !. 3eterson, et al, !77!, ral and *a0illofacial Surgery. -osby, St. 2ouis.

    %. @vy )ndriani , A Synopsis of -inor Bral Surgery, Wright,

    B:ford #>'$ ?alace, +A, FF/, @mergency +ental 8are.

    >.*eville, et al, !776, Bral and -a:illofacial 3athology.

    . W4 Saunders, 3hiladephia 3edlar, et al, !77, Bral -a:illofacial Surgery,

    Spanyotl #pF7'77$

    http://emedicinemedscape.com/article/837048-overviewhttp://emedicinemedscape.com/article/837048-overviewhttp://www.cda-adc.com/jcdahttp://emedicinemedscape.com/article/837048-overviewhttp://emedicinemedscape.com/article/837048-overviewhttp://www.cda-adc.com/jcda
  • 7/26/2019 Yang Dipakai Kamis Lapsus

    35/35