wuchereria bancrofti03

24
Wuchereria bancrofti

Upload: putu-aan-pustiari

Post on 29-Jun-2015

587 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Wuchereria bancrofti03

Wuchereria bancrofti

Page 2: Wuchereria bancrofti03

• TAKSONOMI• Filum : Platyhelminthes• Kelas : Nematoda• Subclass : Secernentea (Phasmidia)• Ordo : Spiruridia• Superfamily : Filarioidea• Family : Filariidae• Genus : Wuchereria • Species : Wuchereria bancrofti (Zaman,

1997).

Page 3: Wuchereria bancrofti03

• FILARIASIS• Filariasis adalah penyakit menular (Penyakit Kaki

Gajah) yang disebabkan oleh cacing Filaria yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk. Penyakit ini bersifat menahun (kronis) dan bila tidak mendapatkan pengobatan dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki lengan dan alat kelamin baik perempuan maupun laki-laki. Akibatnya, penderita tidak dapat bekerja secara optimal bahkan hidupnya tergantung kepada orang lain sehingga memnjadi beban keluarga, masyarakat dan negara.

Page 4: Wuchereria bancrofti03

• Filariasis disebabkan oleh tiga spesies cacing filaria, yaitu Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori. Penyakit Kaki Gajah umumnya banyak terdapat pada wilayah tropis. Menurut WHO, negara yang penduduknya menderita penyakit kaki gajah adalah Asia Selatan (India dan Bangladesh), Afrika, Pasifik dan Amerika. Belakangan banyak pula terjadi di Negara Thailand dan Indonesia (Asia Tenggara). Hasil survai laboratorium, melalui pemeriksaan darah jari, rata-rata Mikrofilaria rate (Mf rate) 3,1 %. Ini berarti sekitar 6 juta orang sudah terinfeksi cacing filaria dan sekitar 100 juta orang mempunyai resiko tinggi untuk ketularan karena nyamuk penularnya tersebar luas. Tidak seperti malaria dan demam berdarah, Filariasis dapat ditularkan oleh kurang lebih 23 spesies nyamuk dari genus Anopheles, Culex, Mansonia, Aedes dan Coquillettidia. Karena banyaknya vektor penular inilah, Filariasis dapat menular dengan sangat cepat.

Page 5: Wuchereria bancrofti03

• MORFOLOGI• Cacing filaria merupakan nematoda yang hidup di

dalam jaringan subkutan dan sistem limfatik. Tiga spesies filaria yang menimbulkan infeksi pada manusia adalah Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori. Brugia timori merupakan penyebab infeksi filaria yang serius. Parasit filaria ditularkan melalui spesies nyamuk khusus atau artropoda lainnya, memiliki stadium larva serta siklus hidup yang kompleks. Anak dari cacing dewasa berupa mikrofilaria bersarung, terdapat di dalam darah dan paling sering ditemukan di aliran darah tepi.

Page 6: Wuchereria bancrofti03

• Mikrofilaria ini muncul di peredaran darah enam bulan sampai satu tahun kemudian dan dapat bertahan hidup hingga 5 – 10 tahun. Pada Wuchereria bancrofti, mikrofilaria berukuran 250–300 × 7–8 mikron. Sedangkan pada Brugia malayi dan Brugia timori, mikrofilaria berukuran 177 – 230 mikron (Syariffauzi, 2009).

• Wuchereria bancrofti berbentuk panjang, silindris dan tidak bersegmen. Dinding badannya dapat dibagi menjadi lapisan kutikulum bagian luar, hipodemis dan sel otot somatik. Berikut ini adalah struktur dinding badan Wuchereria bancrofti.

Page 7: Wuchereria bancrofti03

• Cacing dewasa jantan dan betina hidup di saluran dan kelenjar limfe, bentuknya halus seperti benang dan berwarna putih susu. Panjang cacing jantan 4 cm dan luasnya 0,1 mm. Cacing jantan berukuran 40 mm x 0,1 mm (Gandahusada, 1998). Alat kelamin jantan berbentuk pipa yang dapat dibagi dalam duktus ejakulatoris kecil, vesica seminalis, vas deferens dan testis. Duktus ejakulatorius bersama dengan rectum terbuka kedalam kloaka (Zaman, 1997).

Page 8: Wuchereria bancrofti03

• Cacing betina panjangnya 8-10 cm dan luasnya 0,2 sampai 0,3 mm. Cacing betina berukuran 65-100 mm x 0,25 mm. Cacing betina mengeluarkan mikrofilaria yang bersarung dengan ukuran 250-300 mikron x 7-8 mikron (Gandahusada, 1998). Alat kelamin betina juga berbentuk pipa yang mungkin didelphic atau monodelphic. Tiap pipa terdiri atas ovarium, oviduktus, reseptakum seminalis, uterus, vagina dan vulva. Bentuknya halus seperti benang dan berwarna putih susu

Page 9: Wuchereria bancrofti03

• Siklus hidup di dalam tubuh nyamuk:• Mikrofilia yang dihisap oleh nyamuk akan berkembang

dalam otot nyamuk dengan tahapan perkembangan sebagai berikut :

• Mikrofilaria masuk ke dalam tubuh nyamuk ketika nyamuk menghisap darah manusia yang telah terinfeksi cacing filaria.

• Mikrofilaria yang masuk ke tubuh nyamuk akan kehilangan pelindungnya (pembungkusnya) karena mengalami lisis kemudian mikrofilaria ini akan menembus saluran usus pertengahan dan akan bermigrasi menuju otot torachalis.

Page 10: Wuchereria bancrofti03

• Mula-mula parasit ini memendek, bentuknya menyerupai sosis dan disebut larva stadium I (L1) dalam waktu 3 hari. Dalam waktu kurang lebih seminggu larva ini bertukar kulit tumbuh menjadi lebih gemuk dan panjang dan disebut larva stadium II (L2). Pada hari ke 10-14 selanjutnya larva ini bertukar kulit sekali lagi tumbuh makin panjang dan lebih kurus dan disebut larva stadium III (L3). Gerak larva stadium III ini sangat aktif

Page 11: Wuchereria bancrofti03

• Bentuk ini bermigrasi mula-mula ke rongga abdomen dan kemudian ke kepala dan alat tusuk nyamuk. bila nyamuk yang mengandung larva stadium III (bentuk infektif) ini menggigit manusia maka larva tersebut secara aktif masuk melalui tusukan ke dalam tubuh hospes dan bersarang di saluran limfe setempat. Di dalam tubuh hospes larva ini mengalami dua kali pergantian kulit, tumbuh menjadi larva stadium IV (L4), stadium V (L5) atau cacing dewasa.

• L3 akan bermigrasi ke kepala nyamuk dan belalainya, melalui hemocoel nyamuk yang nantinya akan diinfeksikan kembali ke tubuh manusia

Page 12: Wuchereria bancrofti03

• Siklus hidup di dalam tubuh manusia:• Larva L3 masuk ke dalam tubuh manusia melalui

gigitan nyamuk, menembus dermis, dan menuju saluran limfe.

• Larva L3 berkembang menjadi larva L4 9-14 hari setelah infeksi dan berkembang menjadi cacing dewasa di dalam kelenjar limfe dalam 6-12 bulan.

• Cacing dewasa menghasilkan mikrofilaria yang terbungkus (larva infektif) yang akan bermigrasi ke saluran limfe dan pembuluh darah. Cacing dewasa yang terdapat dalam pembuluh limfe akan menyebabkan dilatasi pada pembuluh limfe tersebut, sehingga akan menghambat aliran cairan limfe dan akhirnya mengakibatkan pembengkakan pada bagian-bagian tubuh tertentu.

Page 13: Wuchereria bancrofti03

• PATOLOGI DAN GEJALA KLINIS• Pada penyakit filariasis, perubahan patologi yang

utama terjadi akibat kerusakan inflamatorik pada sistem limfatik yang disebabkan oleh cacing dewasa dan bukan disebabkan oleh mikrofilaria. Cacing dewasa ini hidup dalam saluran limfatik aferen atau sinus – sinus limfe sehingga menyebabkan dilatasi limfe. Dilatasi ini mengakibatkan penebalan pembuluh darah di sekitarnya. Akibat kerusakan pembuluh darah, terjadi infiltrasi sel plasma, eosinofil, dan makrofag di dalam dan sekitar pembuluh darah yang terinfeksi, serta bersama dengan proliferasi endotel dan jaringan ikat, menyebabkan saluran limfatik berkelok – kelok sehingga katup limfatik menjadi rusak. Limfedema dan perubahan statis yang kronik terjadi pada kulit diatasnya.

Page 14: Wuchereria bancrofti03

• Gejala Klinis Akut • Keadaan yang terlihat pada kondisi gejala klinis akut adalah

berupa peradangan saluran limfe (limfangitis) dan pembesaran kelenjar limfe (limfadenitis). Sedangkan untuk peradangan yang terjadi pada kelenjar dan saluran limfe sekaligus disebut adenomalimfangitis. Pada umumnya gejala klinis akut yang terjadi adalah disertai dengan demam, sakit kepala, rasa lemah atau kelelahan dan dapat pula disertai abses (bisul) yang kemudian pecah dan sembuh. Biasanya abses yang sembuh akan meninggalkan bekas parut. Bekas dalam bentuk parut sering kita lihat dan ditemukan di daerah lipatan paha dan ketiak. Pada gejala filariasis oleh Wuchereria bancrofti ini, demam akan semakin parah dengan adanya riwayat orkitis, yaitu suatu peradangan pada salah satu atau kedua testis (buah zakar); epididimitis, yaitu peradangan pada epididimis; dan funikulitis, yaitu perdangan pada tali sperma yang menghubungkan kedua testis

Page 15: Wuchereria bancrofti03

• Secara umum, gejala klinis akut filariasis terdiri dari :• Demam berulang ulang selama 3-5 hari, demam dapat

hilang bila istirahat dan timbul lagi setelah bekerja berat• Pembengkakan kelenjar getah bening (tanpa ada luka) di

daerah lipatan paha, ketiak (limfadenitis) yang tampak kemerahan, panas dan terasa sakit

• Radang saluran kelenjar getah bening yang terasa panas dan sakit yang menjalar dari pangkal kaki ke arah ujung kaki atau dari pangkal lengan ke arah ujung jari

• Abses filaria terjadi akibat seringnya pembengkakan kelenjar getah bening, di mana kelenjar getah bening dapat pecah dan dapat mengeluarkan darah serta nanah

• Pembesaran tungkai, lengan, buah dada, alat kelamin perempuan atau laki-laki yang tampak kemerahan dan terasa panas.

Page 16: Wuchereria bancrofti03

• Gejala Klinis Kronis • Pembagian gejala kronis secara umum dapat dibagi

dalam tiga kelompok, yaitu : • Limfedema (elephantiasis) • Merupakan gejala kronis yang dialami penderita

mengenai seluruh kaki atau lengan, skrotum, vagina dan payudara. Gejala ini biasanya terdapat pada penderita yang terinfeksi cacing filaria dengan spesies Wuchereria bancofti. Sedangkan untuk penderita yang terinfeksi oleh jenis spesies Brugia malayi dan Brugia timori, bentuk gejala klinisnya dapat mengenai kaki atau lengan.

Page 17: Wuchereria bancrofti03

• Hidrokel • Gejala klinis pada penderita ini terjadi adanya

pelebaran kantung buah skrotum yang berisi cairan limfe. Penderita yang mengalami gejala klinis ini dapat dijadikan sebagai penentuan atau indikator terhadap penilaian endemisitas penularan penyakit filariasis yang disebabkan oleh cacing filaria dengan spesies Wuchereria bancrofti.

Page 18: Wuchereria bancrofti03

• • Kiluria • Gejala klinis yang dialami oleh penderita ini adalah

cairan air seni atau air kencing seperti susu. Cairan seperti susu ini disebabkan oleh adanya kebocoran saluran limfe di daerah pelvic ginjal, sehingga cairan limfe tersebut masuk ke dalam saluran kencing. Kasus kiluria ini ditemukan pada daerah penyebaran atau penularan penyakit kaki gajah oleh cacing filaria spesies Wuchereria bancrofti, namun kasus kiluria ini jarang ditemukan (Depkes RI, 2006).

Page 19: Wuchereria bancrofti03

Pencegahan

• Menghilangkan sumber infeksi.• Menghindari gigitan nyamuk.• Memberantas vektor.

Page 20: Wuchereria bancrofti03

7.1. Pengobatan

– Dietilkarbamazin (DEC)

• Meksnisme Kerja• Obat utama yang digunakan adalah

dietilkarbamazin sitrat (DEC). DEC bersifat membunuh mikrofilaria dan juga cacing dewasa pada pengobatan jangka panjang. Hingga saat ini, DEC merupakan satu-satunya obat yang efektif, aman, dan relatif murah.

Page 21: Wuchereria bancrofti03

– Ivermectin• Mekanisme Kerja• Ivermektin adalah antibiotik semisintetik dari

golongan makrolid yang mempunyai aktivitas luas terhadap nematoda dan ektoparasit. Obat ini hanya mmpu membunuh mikrofilaria. Dengan alasan tersebut, ivermectin bukan merupakan obat pilihan utama untuk filariasis meskipun obat ini memiliki efek samping yang lebih ringan daripada DEC.

Page 22: Wuchereria bancrofti03

DIAGNOSIS– Diagnosis Klinik

• Diagnosis klinik ditegakkan melalui anamnesis dan pemeriksaan klinik. Diagnosis klinik penting dalam menentukan angka kesakitan akut dan menahun (Acute and Chronic Disease Rate). Pada keadaan amikrofilaremik, gejala klinis yang mendukung dalam diagnosis filariasis adalah gejala dan tanda limfadenitis retrograd, limfadenitis berulang dan gejala menahun.

Page 23: Wuchereria bancrofti03

– Radiodiagnosis• Pemeriksaan dengan ultrasonografi (USG) pada skrotum

dan kelenjar limfe inguinal penderita akan memberikan gambaran cacing yang benrgerak-gerak (filarial dance sign). Pemeriksaan ini berguna terutama untuk evaluasi hasil pengobata– Diagnosis Immunologi

• Diagnosis imunologi dilakukan dengan teknik ELISA (Enzyme Linked Immunosorbent Assay) dan ICT (Immunochromatographic Test). Kedua teknik ini pada dasarnya menggunakan antibodi monoklonal yang spesifik untuk mendeteksi antigen W. Bancrofti dalam sirkulasi darah. Hasil tes yang positif menunjukkan adanya infeksi aktif walaupun mikrofilaria tidak ditemukan dalam darah. Pada stadium obstruktif, mikrofilaria sering tidak ditemukan lagi di dalam darah. Kadang- kadang mikrofilaria tidak dijumpai di dalam darah tetapi di dalam cairan hidrokel atau cairan kiluria.

Page 24: Wuchereria bancrofti03

– Diagnosis Parasitologik • Diagnosis parasitologik ditegakkan melalui dua cara,

yaitu :• Deteksi parasit yaitu menemukan mikrofilaria di dalam

darah, cairan hirokel atau cairan chyluria pada pemeriksaan sediaan darah tebal, teknik konsentrasi Knott dan membran filtrasi. Diferensiasi spesies dan stadium filarial, yaitu dengan menggunakan pelacak DNA yang spesies spesifik dan antibodi monoklonal untuk mengidentifikasi larva filarial dalam cairan tubuh dan dalam tubuh nyamuk vector, sehingga dapat dibedakan antara larva filarial yang menginfeksi manusia dengan yang menginfeksi hewan.