afifamayrefi.files.wordpress.com · web viewbahan organik merupakan kebutuhan yang sangat penting...
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM
PENGAMBILAN CONTOH TANAH UTUH DAN PENYANDRAAN PROFIL TANAH
Oleh :
Golongan K/Kelompok 2A
1. May Tricia Ar Rohmah (161510501084)2. Shafira Ezza E. (161510501116)3. Afifa Mayrefi W. (161510501118)
LABORATORIUM ILMU TANAH
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2017
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanah, menurut pengertiannya adalah suatu benda alami yang terletak
dipermukaan bumi tersususun atas bahan mineral yang berasal dari bahan organik
produk dari pelapukan sisa tanaman dan hewan serta berasal dari hasil pelapukan
batuan. Tanah juga merupakan media tumbuh bagi tanaman dan tempat hidup
jasad hidup dalam tanah sifat fisik, kimiawi juga sifat biologis yang berbeda beda
pada setiap tanah. Sifat-sifat tersebut menjadikan tanah memiliki sifat yang
kompleks yang membentuk karaktersistik tanah. Perbedaan karakteristik tanah
diakibatkan oleh faktor yang menjadi pembentuk tanah yang terdiri atas iklim,
bahan induk, organisme, topografi dan waktu maka dari itu agar dapat
mempelajari tentang keadaan tanah suatu lahan dapat dilaksanakan pengambilan
sampel tanah agar dapat dianalisis untuk benar benar mengetahui keadaan suatu
lahan..
Pengambilan sampel tanah adalah tahapan untuk menetapkan sifat-sifat
tanah. Metode yang dapat dilakukan dalam pengambilan sampel tanah
diantaranya adalah sampel tanah utuh, sampel tanah terusik dan tanah agregat
utuh. Pengambilan tanah dengan cara cara tersebut disesuaikan atas tujuan
analisis tanah yang diinginkan. Pengambilan contoh tanah utuh atau tidak
terusik bertujuan untuk mengetahui permeabilitas dan pf tanah dengan
menggunakan ring sample. Tanah biasa atau tanah terusik, metode tersebut
dilakukan bertujuan untuk menentukan sifat fisik tanah dan sifat kimia tanah
sedangkan pada pengambilan contoh tanah agrergat utuh bertujuan untuk
menetukan struktur dan berat volume yang dilakukan dengan metode lilin.
Karakteristik tanah yang berbeda menyebabkan terbentukny lapisan
tanah yang disebut sebagai horison tanah dan horizon-horizon tanah tersebut
disebut sebagai profil tanah. Setiap laisan memilki sifat fisika, kimia dan
biologi yang berbeda beda. Hal tersebut mengakibatkan terbentuknya
klasifikasi tanah yang berbeda-beda. Praktikum kali ini akan membahas
mengenai penyandraan tanah yang dilakukan untuk mengetahui sifat-sifat
1
fisika tanah dan karakteristik tanah dan pengambilan sampel tanah guna
mengetahui mengenai pengaruh lingkungan fisik terhadap sifat lapisan dalam
profil, .
1.2 Tujuan
1. Mempelajari pengaruh kondisi lingkungan fisik terhadap sifat-sifat lapisan
lapisan tanah dalam profil
2. Menentukan lokasi/lapisan tanah yang akan diambil untuk
pengukuran/analisa sifat fisik, kimia dn biologi tanah
3. Mampu mengenali klasifikasi tanah-tanah di Indonesia serrta
karakteristiknya
2
BAB 2. METODE PRAKTIKUM
2.1 Waktu dan tempat
Praktikum sains tanah acara 2 mengenai “pengambilan contoh tanah” dan
acara 3 mengenai “penyandraan profil tanah” dilaksanakan pada hari Minggu, 22
Oktober 2017 pukul 08.30 – 11.20 WIB di lahan Agrotekno Park Universitas
Jember.
2.2 Alat dan Bahan
2.2.1 Alat
1. Ring sample
2. Sekop
3. Pisau
4. Balok kayu
5. Palu Karet
6. Plastik klip
7. Pisau lapangan
8. Roll meter
9. Sekop
10. Altimeter
11. Klinometer
12. Soil munsel colour chart
13. Ph universal
14. Blangko Pengamatan
15. Kantong plastik
16. Spidol
17. Kertas label
2.2.2 Bahan
1. Tanah
3
2.3 Pelaksanaan Praktikum
2.3.1 Pengambilan contoh tanah utuh acara pengambilan sampel tanah
1. Menentukan batas lapisan tanah pada dinding profil tanah
2. Meratakan dan membersihkan laisan permukaan tanah di samping lubang
profil yang akan diambil contohnya.
3. Meletakkan ring sampel tegak lurus (secara vertikal) dengan bagian tajam
menghadap ke bawah pada lapisan tersebut, meletakkan balok kayu
diatasnya.
4. Menekan balok kayu meggunakan palu karet hingga ring sample masuk ke
dalam tanah hingga batas lapisan.
5. Menggali tanah disekelilling ring sampel dengan sekop.
6. Mencabut bor- ring sample dan keluarkan ring yang berisi tanah secara
hati-hati agar tanah dalam ring tidak rusak. Meratakan kedua sisi vertikal
secara hati-hati dengan pisau, hindari semaksimal mungkin melakukan
tekanan terhadap tanah dalam ring.
7. Membuang sisa lapisan pertama sampai batas lapisan kedua.
8. Meratakan dan mengambil contoh seperti diatas dan seterusnya, sehingga
semua contoh lapisan daat diambil
9. Menutup ring dengn tutp dan beri label/kode, simpan dalam kotak ring
sampel.
2.3.2 Pengambilan contoh tanah terusik dan agregat utuh acara pengambilan
sampel tanah
1. Menggali tanah samai kedalaman yang diinginkan
2. Mengambil gumpalan-gumpalan tanah yang dibatasi dengan bidang belah
alami (agregat utuh), memasukkan dalam plastik dan beri label/kode.
Usahakan agregat-agregat tersebut tetap utuh selama pengangkutan.
3. Menggunakan sisa-sisa contoh agregat sebagai contoh tanah terusik.
2.3.3 Pengangkutan dan penyimpanan acara pengambilan sampel tanah.
1. Meletakkan ring sample yang telah terisi contoh tanah pada kotak tempat
ring sample
4
2. Memastikan kotak tersebut berada di tempat yang datar.
3. Mengirim ring sample ke laboratorium atau tempat yang sesuai.
2.3.4 Penyandraan profil tanah
1. Membuat lubang profil dengan ukuran panjang 1,5 m, lebar 1 m dan dalam
1,8 m. Penampang yang dicandra adalah bagian utara atau selatan.
2. Menentukan batas-batas lapisan.
3. Menyesuaikan dengan daftar isian blanko pengamatan untuk morfologi
tanah yang dicandra..
4. Mengambil contoh setiap lapisan tanah sebanyak kurang lebih 1 kg dan
memasukkan dalam kantong plastik yang telah diberi keterangan berupa
tanggal pengambilan, kedalaman, nomor lapisan dan nomor profil.
5. Menentukan tinggi diatas permukaan laut (dpl) dengan altimeter.
6. Mengukur kemiringan topografi dengan klinometer.
2.4 Variabel Pengamatan
1. Sampel tanah utuh
2. Sampel tanah terusik
3. Deskripsi lingkungan
4. Deskripsi umum
5. Sketsa profil tanah
2.5 Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil pengamatan praktikum pengambilan sampel
tanah dan praktikum penyandraan profil tanah, selanjutnya akan dianalisis dengan
menggunakan statistika deskriptif.
5
BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
3.1.1 Pengambilan Contoh Tanah Utuh
Membersihkan lapisan Mengukur luas lapisan Menancapkan bor- yang pada tanah tanah yang akan diambil ring tanah sampel
akan diambil
Mencabut bor-ring apabila Menggali tanah di sekitar Memastikan bor-ring sudah bisa diambil bor-ring bor-ring telah
menancap seluruhnya
Membersihkan bagian menutup bor-ringujung dengan pisau
6
3.1.2 Penyandraan Profil Tanah
Mengamati lapisan pada Mengukur tiap-tiap Mengambil sampel tanah lubang profil lapisan terusik
Melihat ukuran tanah Mengamati tipe tanah
Membentuk bola untuk Membentuk cacing untuk Melipat tanah untuk mengetahui konsistensi mengetahui konsistensi mengetahui tanah tanah konsistensi tanah
7
Mengambil contoh tanah terusik, dan memasukkan ke dalam plastik klip
Mengukur pH Mencairkan tanah Mengamati warna tanah
Menyiapkan H2O2 Menuangkan larutan pada dan HCl 1N tanah untuk mengetahui
kandungan bahan organik dan kapur
Berdasarkan hasil diatas praktikum acara 2, pengambilan sampel tanah.
Salah satu metode yang digunakan adalah pengambilan contoh tanah utuh dan
praktikum acara penyandraan profil tanah, salah satu metode yang dilaksanakan
adalah penyandraan profil tanah secara langsung pada lahan yang diamati. Proses
metode penyandraan profil tanah diantaranya mengamati lapisan tanah, mengukur
panjang tiap lapisan, mengukur ph tanah, mengamati tipe tanah, mengetahui
konsistensi tanah dengan cara membentuk bola tanah yang telah diambil,
mengamati warna dan mengetahui kandungan bahan organik serta kapur pada
tanah.
8
3.2 Pembahasan
Pengambilan contoh tanah tujuannya yaitu untuk mengetahui keadaan
sampel tanah yang dapat mewakili keadaan tanah pada wilayah tertentu dilihat
dari sifat fisik, kimia dan biologisnya. Pengambilan contoh tanah utuh merupakan
tanah yang stukturnya tidak terganggu (tidak berubah) dari bentuk aslinya. Contoh
tanah utuh ini untuk menentukan sifat fisik tanah yang meliputi bobot isi, stuktur,
dan permeabilitas tanah (Arifin, 2010).
Bobot isi merupakan bobot kering sampel tanah utuh dinyatakan dalam
g/cm3. Isi tanah tersebut berisi padatan dan ruang antar padatan. Ruang diantara
padatan tanah yang ditempati udara disebut pori. Meningkatnya porositas tanah
dan menurunnya bobot isi tanah mempengaruhi kadar bahan organik tersedia di
tanah yaitu meningkatkan. Struktur tanah merupakan ciri fisik tanah yang
terbentuk dari padatan dan ruang pori tanah. Struktur tanah yang baik bagi
tanaman adalah yang porinya besar dan berisi cukup air.
Permeabilitas tanah merupakan kemampuan tanah utnuk meloloskan air.
Permeabilitaas tanah mempengaruhi kesuburan tanah karena mencakup bahan
organik, mineral, udara dan partikel lainnya yang terbawa bersama air yang
terdapat pada tanah. Permeabilitas pun menjadi penting bagi irigasi dan drainase
(Dewi dkk, 2012).
Lapisan tanah yang diamati merupakan lapisan tanah yang memiliki
klasifikasi yaitu ordo : Entisol, sub ordo : Orthens, sub grup : Antropotik
(terbentuk akibat adanya aktivitas/pengaruh dari manusia). Kedalaman lapisan
tanah tersebut jika diukur dari lapisan yang paling atas hingga lapisan paling
bawah adalah 82 cm, dengan jarak masing-masing lapisan dari permukaan
kelapisan 1 adalah 0-16 cm, dari lapisan 1ke lapisan 2 adalah 16-34 cm, dari
lapisan 2 ke lapisan 3 adalah 34-59 cm, dan dari lapisan 3 ke lapisan 4 adalah 59-
82 cm. Antar lapisan juga memilii tingkat kejelasan lapisan yang berbeda. Dari
lapisan 1 ke lapisan 2 tingkat kejelasannya adalah membaur, dari lapisan 2 ke
lapisan 3 tingkat kejelasannya adalah jelas, dan dari lapisan 3 ke lapisan 4 tingkat
kejelasan lapisannya agak jelas.
9
Menurut Foth (1998), tekstur tanah merupakan perbandingan antara fraksi
debu, lempung, dan pasir, sehingga dapat menunjukkan halus atau kasarnya suatu
tanah. Untuk mengetahuinya dapat dilakukan dengan meremas tanag
menggunakan jari dan mengandalkan perasaan pada jari ketika meremas tanah.
Lapisan ke 3 dari lubang tanah yang diamati, memiliki tekstur tanah Sandy Loam.
Tanah ini memiliki tekstur yang kasar dan terasa agak jelas, serta dapat pula
dibentuk menjadi bola yang agak keras. Tekstur tanah seperti itu masuk ke dalam
kelompok tanah lempung berpasir (Sandy Loam).
Struktur merupakan pengelompokan atau pengaturan partikel tanah ke
dalam agregat atau kumpulan yang mantap. Struktur tanah menunjukkan
kombinasi antara partikel-partikel tanah primer dan juga partikel-partikel tanah
sekunde. Struktur tanah menyebabkan perbedaan sifat-sifat tanah seperti warna,
tekstur, dan kandungan komposisi kimia di dalam tanah. Tanah pada lapisan 3 ini
termasuk ke dalam tipe Angular blocky, yaitu memiliki sumbu vertikal sama
dengan sumbu horizontal dan sisi-sisinya membentuk sudut yang tajam, atau lebih
mudahnya disebut gumpal bersudut. Tanah ini memiliki ukuran yaitu Fine (5-
10mm=d) dan memiliki tingkat kekerasan yang sedang, atrinya tidak sangat keras
dan juga tidak lunak.
Konsistensi tanah sifat fisik tanah yang menyatakan tentang derajat adhesi
dan kohesi diantara fraksi-fraksi tanah. Derajat kohesi dan adhesi tersebut
mempengaruhi ketahanan tanah terhadap perubahan bentuk atau pepecahan yang
diakibatkan oleh gaya-gaya yang ada. Konsistensi tanah akan menentukan
kekuatan keadaan alami gaya-gaya diantara partikel. Tanah pada lapisan 3, ketika
dalam keadaan basah memiliki sifat yang tidak lekat. Sifat tersebut terbukti karena
ketika tanah ditekan lalu dilepaskan, tidak ada tanah yang melekat baik pada ibu
jari dan telunjuk, dalam kata lain dia tidak seperti lem. Kelekatan ini dipengaruhi
oleh keadaan adhesi tanah (Sutanto, R 2009). Sedangkan pada saat dalam kondisi
lembab, sifatnya teguh, dan pada saat dalam kondisi kering, tanah pada lapisan ke
3 ini bersifat keras dan mudah hancur.
Warna tanah adalah kenampakan tanah secara nyata yang membuat tanah
tersebut dapat dikenali. Warna tanah dapat digunakan sebagai ukuran pembanding
10
antara tanah satu dengan tanah yang lain, terutama seperti kandungan bahan
organiknya. Tanah yang diamati (lapisan ke 3), telah dibandingkan dengan warna
tanah yang ada pada buku warna tanah Munsel dan ditemukan kecocokan pada
salah satu warna. Warna tersebut ditulis dengan notasi 7,5 YR 2,5/1 black. Jadi
warna pada tanah pada lapisan ke 3 ersebut adalah hitam.
Tanah pada lubang tanah yang diamati memiliki derajat keasaaman antara
lain, lapisan ke1 memiliki pH 7, lapisan ke 2 memiliki pH 6, lapisan ke memiliki
3 pH 6, dan lapisan memiliki pH 7. Hal tersebut menunjukkan bahwa tanah pada
daerah tersebut memiliki pH yang netral, yaitu 6-7. Tanah yang mengandung pH
netral merupakan salah satu ciri-ciri tanah yang subur dan berpotensi sekali
apabila ditumbuhi tanaman.
Bahan organik merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi makhluk
hidup yang hidup di dalam tanah, baik mikro maupun makro. Bahan organik pada
tanah sebelumnya berasal dari mikro organisme yang telah dirombak secara
ekstensif. Seluruh lapisan tanah yang diamati mengandung bahan organik, namun
jumlahnya berbeda. Tanah lapisan pertama mengandung bahan organik yang lebih
banyak, dibandingkan lapisan di bawahnya. Tanah pada lapisan ke 2 memiliki
kandungan bahan organik yang lumayan banyak, sedangkan pada lapisan ke 3 dan
ke 4 megandung bahan organikn namun dalam jumlah yang sedikit. Lapisan
pertama mengandung bahan organik lebi banyak karena, pada lapisan inilah
tempat ditumbuhkan tanaman-tanaman, seperti contoh rumput-rumputan.
Rumput-rumputan akan tumbuh dalam waktu yang singkat, sehingga ketika
rumput sudah mati, akar-akar tersebut akan di rombak oleh mikroorganisme di
dalam tanah menjadi bahan organik. Seiring dengan meningkatnya kandungan
bahan organik, maka akan meningkat pula kandungan nitrogen dan fosfor di
dalam tanah (Foth, H, 2009).
Tanah pada lapisan ke 1, ke 2, ke 3, maupun ke 4 telah diuji menggunakan
laruta HCl 1N untuk mengetahui ada atau tidaknya kandungan kapur di dalam
tanah tersebut. Setelah diuji dapat diketahui bahwa seluruh lapisan tanah yang
diamati tidak mengandung kapur, karena tidak terdapat buih pada tanah yang telah
ditetesi larutan HCl 1N. Kandungan kalsium biasanya ditemukan pada tanah yang
11
masam, sedangkan tanah yang telah diamati dan diuji adalah tanah yang
mengandung pH netral.
12
BAB 4. KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
1. Lingkungan fisik mempengaruhi sifat2 lapisan tanah dalam profil tanah
contohnya kadar BO dan kadar kapur
2. sifat fisika kimia dan bilogis tanah dapat diketahui dengan pengambilan
contoh tanah.
3. klasifikasi dan karakteristik tanah dapat di tentukan dengan penyandraan
profil tanah
3.2 SaranProses pengambilan sampel tanah utuh dengan menggunakan ring sampel
harus dilakukan dengan sangat hati-hati agar tanah yang terdapat dalam ring
sampel tidak retak sehingga harus mengulang proses pengambilan tanah utuh.
Sampel tanah jangan diletakkan ditempat yang panas agar aktivitas mikroba
dalam sampel tanah tidak berubah.
13
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, M. 2010. Kajian Sifat Fisik Tanah dan Berbagai Penggunaan lahan dalam Hubungannya dengan Pendugaan Erosi Tanah. Jurnal Pertanian MAPETA, 12(2) : 72-144.
Dewi, I. G. S, dkk. 2012. Prediksi Erosi dan Perencanaan Konservasi Tanah dan Air pada Daerah Aliran Sungai Saba. E-Jurnal Agroteknologi Tropika, 1(1):1-12.
Foth, H. 1998. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Sutanto, R. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Konsep dan Kenyataan. Yogyakarta: Kanisius.
14
LAMPIRAN
LITERATUR
Arifin, M. 2010. Kajian Sifat Fisik Tanah dan Berbagai Penggunaan lahan dalam Hubungannya dengan Pendugaan Erosi Tanah. Jurnal Pertanian MAPETA, 12(2) : 72-144.
15
Dewi, I. G. S, dkk. 2012. Prediksi Erosi dan Perencanaan Konservasi Tanah dan Air pada Daerah Aliran Sungai Saba. E-Jurnal Agroteknologi Tropika, 1(1) : 1-12
16
17
18
Foth, H. 1998. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
19
20
Sutanto, R. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Konsep dan Kenyataan. Yogyakarta: Kanisius.
21
DOKUMENTASI
22
Gambar 1. Pengambilan tanah utuh menggunakan ring sampel
Gambar 2. Ttanah utuh menggunakan ring sampel