vol v no. 36 | edisi oktober - desember 2013

60
1 VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

Upload: phungcong

Post on 12-Jan-2017

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

1VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

Page 2: VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 20132

Redaksi menerima sumbangan tulisan atau artikel yang sesuai dengan misi penerbitan. Redaksi berhak mengubah isi tulisan tanpa mengubah maksud dan substansi. Artikel atau tulisan yang dimuat akan diberikan honor sesuai

Standar Biaya Umum (SBU). Isi majalah tidak mencerminkan kebijakan Inspektorat Jenderal

Pelindung: Inspektur Jenderal, Penasihat: Sekretaris Inspektur Jenderal, Inspektur I, Inspektur II, Inspektur III, Inspektur IV, Inspektur V, Inspektur VI, Inspektur VII, Inspektur Bidang Investigasi,

Penanggung jawab :Alexander Zulkarnaen, C.M. Susetya, Redaktur :M. Hisyam Haikal, Penyunting : Dedhi Suharto, Budi Prayitno, Tito Juwono Pradekso, M.C. Kinanti Raras Ayu, Desain Grafis/ Fotografer :Putra Kusumo Bekti, Nyoman Andri Juniawan, Sekretariat :Suryani, Istianah, Galih Teguh Gumilang, Ridzky Aditya Saputra, Ari Hapsari, Talitha Sya'banah Fajrin Sudana, Johan Ridzky Aditya, Delima Frida P.,Agus Rismanto, Dianita Wahyuningtyas, Rahmawati Setyaningsih, Mujaini, Taufik Danar P, Nur Imroatun Sholihat, Hermulia Hadie P., Pius Apriano G., Retno Wulan S., Irsyad Qomar

ISSN : 1411 - 9455Alamat: Jl. Dr. Wahidin No. 1, Gedung Juanda II Lantai IV - XIII,

Telp. (021) 3865430 fax. (021) 3440907 Kode Pos : 10710e-mail : [email protected]

Contens

Daftar Isi 2

Auditorial 3

Ragam Pengawasan 4

Kaleidoskop I 8

Ragam Pengawasan 14

Kaleidoskop II 18

Iklan 25

Ragam Pengawasan 26

Kaleidoskop III 28

Ragam Pengawasan 38

Kartun 43

Pojok Psikologi 44

Sudut Kantor 47

Hoby 50

Berita Keluarga 54

Resensi 56

Gadget 57

4

Lima IndikatorKualitas Audit Internal

14

26

38

Page 3: VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

3VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

Yang terakhir tapi ga kalah penting. Auditoria kali ini terbit dengan daya upaya yang lebih dari para punggawanya. Tapi itu tidak menjadi alasan untuk tidak menerbitkan Auditoria di tengah-tengah pecintanya. Bagi kami menerbitkan Auditoria

sudah menjadi komitmen yang harus terpenuhi karena Auditoria merupakan salah satu sarana komunikasi diantara pegawai Inspektorat Jenderal.

Pada edisi terakhir di tahun 2013 ini, Auditoria lebih menampilkan rangkaian kegiatan Itjen yang berhasil terdokumentasikan di tahun 2013. Auditoria menampilkannya dalam rubrik Kaleidoskop. Sepanjang tahun 2013, Itjen menyelenggarakan acara bertema pengawasan maupun nonpengawasan serta turut berpartisipasi dalam beberapa kegiatan. Mulai dari Bulan Januari sampai Bulan Desember beragam kegiatan mulai workshop, sosialisasi, kegiatan internal Itjen maupun eksternal, sampai pada gathering dan team building.

Namun demikian, Auditoria tetap menyuguhkan karya-karya bertema pengawasan, teknologi, dan informasi untuk para pembaca setia dalam terbitan kali ini. Ragam tulisan yang diberikan merupakan karya-karya internal dan eksternal Itjen dengan harapan mampu memberikan manfaat kepada para pembaca. Hal ini bertujuan untuk tetap memberikan kesempatan bagi pegawai Itjen untuk bisa lebih mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya melalui sajian yang ada di Auditoria.

Auditoria mengucapkan selamat datang dan selamat bergabung dengan keluarga besar Itjen. Semoga dapat memberikan semangat dan warna baru demi masa depan Itjen yang gemilang. Kontribusi nyata pegawai baru Itjen kami harapkan bisa meningkatkan kualitas kinerja pengawasan Itjen dari tahun-tahun sebelumnya.

Semoga kedepannya auditoria bisa menghadirkan karya-karya yang lebih menarik, lebih edukatif, dan lebih inspiratif untuk menginspirasi kita dalam berkarya dan bertugas lebih optimal mengamankan keuangan negara. Dengan demikian Auditoria makin dicinta oleh para pembaca setia. Auditoria tetap mengharapkan kritik, saran, dan masukan dari para pembaca sebagai bahan berbenah dan meningkatkan kualitas bacaan yang tersaji. Bila ada kekurangan atau kesalahan dalam penerbitan ini auditoria mengucapkan permohonan maaf.

auditorial

The LastBut

Not The Least

Page 4: VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 20134

Penerapan konsep tiga lini pertahanan (Three Lines of Defense) di Kementerian Keuangan dimulai sejak diterbitkannya Keputusan

Menteri Keuangan Nomor: 152/KMK.09/2011 tentang Peningkatan Penerapan Pengendalian Intern Di Lingkungan Kementerian Keuangan. Konsep tiga lini pertahanan ini dimulai di masa Menteri Keuangan Bapak Agus Martowardojo yang terinspirasi oleh sistem three lines of defense pada sektor perbankan. Konsep tiga lini pertahanan memandang implementasi pengendalian intern sebagai lini pertahanan tiga lapis yaitu:

a. Lini pertahanan pertama adalah manajemen dan seluruh pegawai yang melaksanakan proses bisnis. Lini pertahanan ini merupakan lini pertahanan terpenting dalam mencegah kesalahan, mendeteksi kecurangan, serta mengidentifikasi kelemahan dan kerentanan pengendalian. Dengan demikian, seluruh pimpinan dan pegawai harus memahami dan melaksanakan dengan sungguh-sungguh tugas dan tanggung jawab pengendalian kegiatan masing-masing.

PENERAPAN PEMANTAUAN PENGENDALIAN INTERNDI LINGKUNGAN INSPEKTORAT JENDERAL

KEMENTERIAN KEUANGAN

Oleh: Agus Rismanto, S.E.

Selanjutnya, peran dan tanggung jawab manajemen dan setiap pegawai Kementerian Keuangan adalah sebagai berikut:

1) Pimpinan unit eselon I menetapkan kebijakan penerapan pengendalian intern unit eselon I;

2) Pimpinan unit eselon I melaporkan hasil pemantauan pengendalian intern unit eselon I kepada Menteri Keuangan;

3) Setiap level pimpinan unit eselon I sampai dengan unit eselon IV berperan aktif dalam menciptakan dan memelihara lingkungan pengendalian yang kondusif; dan

4) Setiap level pimpinan unit eselon I sampai dengan unit eselon IV dan setiap pegawai berperan aktif dalam melaksanakan unsur-unsur pengendalian intern berupa penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi, dan pemantauan berkelanjutan sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.

b. Lini pertahanan kedua merupakan fungsi pemantauan. Dalam konteks pengendalian intern di Kementerian Keuangan, fungsi ini

RAGAM PENGAWASAN

Page 5: VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

5VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

dijalankan oleh Unit Kepatuhan Internal (UKI) yang bertugas memantau pengendalian intern di setiap tingkatan manajemen. Unit pemantau ini harus memperingatkan lini pertahanan pertama apabila dijumpai kelemahan pengendalian intern baik dari segi tahapan rancangan sampai dengan tahapan pelaksanaannya.

Adapun peran dan tanggung jawab UKI adalah sebagai berikut:

1) Mendorong pengembangan dan penerapan pengendalian intern sesuai tugas dan tanggung jawabnya;

2) Melakukan pemantauan pengendalian intern sesuai tugas dan tanggung jawabnya; dan

3) Melaporkan hasil pemantauan pengendalian intern kepada pimpinan dan Inspektur Jenderal.

c. Lini pertahanan ketiga adalah fungsi auditor internal. Dalam konteks pengendalian intern di Kementerian Keuangan, fungsi ini dijalankan oleh Inspektorat Jenderal. Dengan demikian, seluruh organisasi harus memperhatikan dengan seksama rekomendasi Inspektorat Jenderal untuk peningkatan pengendalian intern dan memperbaiki kekurangan.

Adapun peran dan tanggung jawab Inspektorat Jenderal adalah sebagai berikut:

1) Memberikan konsultasi penerapan pengendalian intern di lingkungan Kementerian Keuangan.

2) Memberikan asuransi (assurance) secara independen dan objektif bahwa pengendalian intern telah dilaksanakan secara efektif dan efisien, antara lain melalui audit atas

lini pertahanan pertama dan kedua untuk memastikan bahwa mereka melaksanakan tugasnya dengan baik.

3) Melaporkan kecurangan atau kekeliruan yang terjadi dan kelemahan pengendalian yang membahayakan organisasi.

Agar konsep ini berhasil, komunikasi dan koordinasi antar lini pertahanan harus jelas ditetapkan. Sebagaimana kita ketahui, bahwa komunikasi merupakan salah satu dari 5 (lima) unsur pengendalian intern versi COSO. Sedangkan penerapan konsep tiga lini pertahanan ini merupakan implementasi dari unsur monitoring.

Sesuai amanat Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 152/KMK.09/2011 Inspektorat Jenderal melakukan tugas asistensi, monitoring, dan evaluasi dalam rangka pelaksanaan peningkatan penerapan pengendalian intern pada unit eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan. Selain itu, Inspektorat Jenderal juga mengkoordinasikan pengembangan metodologi, perangkat, dan mekanisme kerja seluruh unsur pengendalian intern di lingkungan Kementerian Keuangan. Dalam hal ini, Inspektorat Jenderal merupakan fungsi lini pertahanan ketiga dalam Kementerian Keuangan.

Namun demikian, Inspektorat Jenderal juga harus menerapkan konsep tiga lini pertahanan di dalam organisasinya sendiri. Sebagai lini pertahanan ketiga, Inspektorat Jenderal harus memiliki lini pertahanan pertama, kedua, dan ketiga juga.

RAGAM PENGAWASAN

Page 6: VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 20136

Selama ini, lini pertahanan pertama di Inspektorat Jenderal tentu saja adalah para para pejabat struktural, pejabat fungsional, dan pelaksana di Inspektorat Jenderal. Lini pertahanan kedua, sesuai amanat Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 152/KMK.09/2011, untuk sementara adalah Kelompok JFA VII.5. Sedangkan untuk lini pertahanan ketiga atas lini pertahanan ketiga Kementerian Keuangan ini dalam pelaksanaannya belum ada.

Ketiadaan lini pertahanan ketiga bagi Inspektorat Jenderal ini mungkin tidak terlalu berdampak serius. Namun, untuk konsistensi seharusnya ada salah satu Kelompok JFA di Inspektorat VII yang bertugas sebagai unit internal audit bagi Inspektorat Jenderal. Tentu saja, Kelompok JFA tersebut selain Kelompok JFA VII.5, karena Kelompok JFA VII.5 sudah bertugas sebagai lini pertahanan kedua (UKI) Inspektorat Jenderal.

Sebagai UKI Inspektorat Jenderal, Kelompok JFA VII.5 melakukan pemantauan pengendalian utama dan pemantauan efektivitas implementasi dan kecukupan rancangan. Hal itu dilakukan untuk mewujudkan SPIP yang kuat di lingkungan Inspektorat Jenderal. Adapun acuan Kelompok JFA VII.5 dalam melaksanakan tugas tersebut Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 152/KMK.09/2011 sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 435/KMK.09/2012 tentang Peningkatan Penerapan Pengendalian Intern di Lingkungan Kemenkeu dan Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 32/KMK.09/2013.

Selain itu, Kelompok JFA VII.5 juga melakukan pemantauan atas penegakan disiplin dan penerapan kode etik pegawai Inspektorat Jenderal. Hal ini

merupakan tindak lanjut dari amanat Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Keuangan.

Kelompok JFA VII.5 melaksanakan pemantauan atas sikap dan perilaku Tim Inspektorat Jenderal yang melaksanakan tugas pengawasan di kantor auditi. Pemantauan dilakukan dengan menyampaikan Lembar Evaluasi yang berisi pertanyaan disertai wawancara kepada kantor auditi setelah Tim Inspektorat Jenderal selesai melaksanakakan tugas pengawasan di kantor auditi. Atas Lembar Evaluasi dan wawancara yang diterima, selanjutnya dilakukan analisis untuk menilai sikap dan perilaku Tim Inspektorat Jenderal saat melaksanakan tugas pengawasan di kantor auditi selama periode pemantauan.

Lembar Evaluasi disusun dengan mengacu pada pada butir-butir kewajiban dan larangan yang telah dijabarkan dalam Peraturan Inspektur Jenderal Nomor: PER-03/IJ/2011 tentang Panduan Pelaksanaan Kode Etik Pegawai Inspektorat Jenderal yang dapat diaplikasikan di kantor auditi. Selain itu, ada titipan untuk ikut dipantau yaitu tatacara pelaksanaan entry/exit meeting.

Pada akhirnya sebagus apapun buatan manusia tetap memiliki kelemahan. Adapun kelemahan dari sistem pengendalian intern, yaitu:

1. Pengabaian manajemen (Management override)

Bagaimanapun sistem pengendalian intern (SPI) hanyalah sebuah alat. Alat yang digunakan oleh para manajemen untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi tercapainya efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan penyelenggaraan

RAGAM PENGAWASAN

Page 7: VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

7VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

organisasi, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset, dan ketaatan terhadap peraturan.

Tidak dapat dibayangkan bagaimana jika manajemen menggunakan alat untuk tujuan memperkaya diri sendiri dan mengabaikan tujuan SPI yang sebenarnya. Pasti sebagus apapun SPI, akan sia-sia belaka. Untuk menjaga agar hal ini tidak tejadi diperlukan pemilihan manajer yang berkompeten dan berintegritas. Seperti kata Nabi Yusuf as kepada pengguasa Mesir, “Jadikanlah aku Menteri Keuangan, karena saya berintegritas dan berkompeten.”

Juga ingat sebuah nasehat, “Apabila suatu urusan tidak diserahkan kepada ahlinya maka tunggulah kehancurannya” jika kita lihat di negara ini jabatan bukan dianggap sebagai amanah, namun hanya sebagai “bancakan politik” . Sehingga negara yang kaya akan resource ini justru yang menikmati hanyalah segelintir orang pribumi dan asing, masih banyak rakyat yang hidup di bawah garis kemiskinan.

Untuk itu, diharapkan agar Inspektorat Jenderal tidak mengikuti perilaku Indonesia pada umumnya. Kami harap sistem rekruitmen para pimpinan Inspektorat Jenderal benar-benar memperhatikan integritas dan kompetensi.

2. Kolusi

Allah Tuhan Semesta Alam menyuruh manusia agar bekerja sama dalam kebaikan bukan dalam keburukan. Namun, hal ini ternyata belum dipahami dengan benar oleh orang Indonesia. Orang Indonesia malah lebih suka bekerja sama dalam hal kejahatan bukan dalam hal kebaikan. Sebagai contoh kecil saja sewaktu sekolah, justru para guru menyuruh siswa untuk bekerja sama saling mencontek demi tujuan 100% lulus.

Dalam suatu organisasi baik privat maupun publik, kolusi ini akan mematahkan semua control yang ada. Apalagi yang kolusi sudah melibatkan aparat pengawas, mau jadi apa lagi...

Untuk mengantisipasi perlu tambahan tools yaitu surveilance. Dengan adanya surveilance, diharapkan dapat menangkap pihak-pihak yang berkolusi. Apalagi ditambah sistem wishtleblowing system yang handal didukung kesadaran dan keberanian para pegawai untuk melaporkan penyimpangan.

Semoga, ke depan Inspektorat Jenderal dapat mewujudkan cita-citanya menjadi aparat pengawas internal yang bertaraf internasional baik dalam sistem dan prosedur kerja, kompetensi, maupun tingkat penghasilan yang diperoleh.

“Apabila suatu urusan tidak diserahkan kepada ahlinyamaka tunggulah kehancurannya”

RAGAM PENGAWASAN

Page 8: VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 20138

Kick Off 5R di Lingkungan Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan

Komitmen pimpinan memang sangat

mendukung terlaksananya program suatu organisasi.

Setelah uji coba pelaksanaan penerapan Budaya Kerja 5R di lingkungan Sekretariat Itjen yang hasilnya sangat

memuaskan

Awal tahun 2013, Irjen beserta para eselon 2 berkomitmen untuk

melaksanakan Budaya Kerja 5R di seluruh lingkungan Inspektorat Jenderal. Hal ini ditandai dengan Kick Off 5R di bulan Februari

2013

Kaleidoskop

Page 9: VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

9VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

Sosialisasi Penyampaian Laporan Pajak-Pajak Pribadi (LP2P) Beserta Daftar Harta Kekayaan Pejabat/Pegawai

Melalui Media Elektronik

Inspektorat Jenderal sebagai pengelola LP2P bertanggungjawab terhadap kualitas dan kuantitas data LP2P yang disampaikan oleh pegawai Kementerian keuangan

Sosialisasi Penyampaian LP2P dan DHK menjadi

sarana bagi Itjen untuk meningkatkan pemahaman

pegawai Kementerian Keuangan dalam pengisian

LP2P dan DHK

Media Elektronik menjadi produk utama dalam sosialisasi yang dilakukan di seantero negeri ini. Mempermudah pegawai dalam proses penyampaian berkas LP2P dan DHK

Semarang, 7 Februari 2013

Palembang, 7 Februari 2013

Malang, 14 Februari 2013

Kaleidoskop

Page 10: VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 201310

Serentetan sosialisasi di wilayah-wilayah Indonesia ini ditandai dengan Launching dan sosialisasi e-LP2P yang diadakan di Jakarta yang dihadiri juga oleh Inspektur Jenderal kementerian keuangan.

Banjarmasin, 14 Februari 2013

Jakarta, 26 Februari 2013

Sorong, 19 Februari 2013

Yogyakarta, 28 Februari 2013

Kaleidoskop

Page 11: VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

11VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

Sosialisasi Penyampaian LP2P dan DHK ini

dilaksanakan di awal tahun 2013 di seluruh wilayah Indonesia. Daerah yang

kurang dalam penyampaian menjadi tujuan utama Itjen

Tim Penyampaian LP2P dan DHK telah

menjelajah dari Sumatera hingga Irian Jaya untuk melaksanakan tugas dan

menyosialisasikan tujuan dan tata cara penyampaian

LP2P dan DHK melalui aplikasi.

Antusiasme peserta sosialisasi membuat Itjen yakin akan peningkatan kepedulian dan pemahaman pegawai kementerian Keuangan mengenai LP2P dan DHk ini

Denpasar, 7 Maret 2013

Bengkulu, 7 Maret 2013

Banda Aceh, 14 Maret 2013

Kaleidoskop

Page 12: VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 201312

Ternate, 14 Maret 2013

Pontianak, 21 Maret 2013

Bandung, 27 Maret 2013

Para narasumber dalam sosialisasi ini merupakan

pejabat eselon 3 dan 4 dari Itjen yang berkompeten

di bidangnya. Mereka juga bagian dari Tim

Penyampaian LP2P dan DHK Itjen.

E-LP2P akan selalu dikembangkan dalam

prosesnya agar semakin memperudah para

pengguna.

Pengisian LP2P dan DHK melalui e-LP2P yang telah

dikembangkan oleh Itjen ini sangat mempermudah

para pegawai Kementerian Keuangan. Juga membantu tim Itjen dalam memantau

LP2P melalui media elektronik.

Kaleidoskop

Page 13: VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

13VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

Satu lagi hasil Komitmen pimpinan dari Itjen,Penandatanganan Kontrak Kinerja Kemenkeu One dan Kemenkeu Two.

Jakarta, 15 Maret 2013

Kaleidoskop

Page 14: VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 201314

RAGAM PENGAWASAN

Dalam acara pembukaan Rakerpim Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan tanggal 26 Nopember Tahun

2013, bertempat di Menzanin, Gedung Juanda I Kementerian Keuangan , Menteri Keuangan RI, Chatib Basri mengatakan antara lain perlunya peningkatan pengawasan untuk mewujudkan governance yang baik di Kementerian Keuangan.

Dalam tulisan ini akan dibahas lebih lanjut mengenai governance dalam kaitannya dengan kegiatan audit internal. Adapun kegiatan audit internal yang mendapat porsi paling besar saat ini, baik di sektor korporasi maupun pada organisasi pemerintah, berdasarkan hasil vurvei adalah apa yang disebut dengan Auditing Governance. Dalam tulisan ini akan dibahas beberapa aspek mengenai auditing governance termasuk di dalamnya area atau cakupan audit, peran audit internal terhadap

pelaksanaan auditing governance, serta auditing governance dalam kegiatan audit internal.

Seperti judulnya, auditing governance berarti melakukan kegiatan audit terkait dengan ketatalaksanaan atau governance suatu organisasi. Auditing governance ini menjadi salah satu kegiatan yang seyogianya dilakukan oleh Internal Auditing, sebagai mana terdapat dapat dalam definisi Internal Auditing oleh The Institute of Internal Auditors (IIA). ‘Internal Auditing is an independent, objective assurance and cosulting activity designed to add value and improve an organisation’s operations. It helps an organisation accomplish its objectives by bringing a systematic, diciplined approach to evaluate and improve the effectiveness of risk management, control, and governance processes.’

Dari definisi tersebut terlihat bahwa dalam konteks pelaksanaan audit internal, satu hal yang harus

Auditing Governance dalam Konteks Kegiatan Audit Internal

Oleh: Batara Situmorang

Page 15: VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

15VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

RAGAM PENGAWASAN

dilakukan audit internal adalah audit atau evaluasi atas governance processes. Adapun aspek2 yang perlu mendapat perhatian dalam pelaksanaan auditing governance dapat dijelaskan berikut ini.

Area atau Cakupan Audit

Untuk lebih memahami Auditing Governance terlebih dahulu kita perlu memahami beberapa definisi yang ada terkait dengan governance. Menurut International Standards for the frofessional Practice of Internal Auditing, corporate governance adalah ‘the combination of processes and structures implemented by the board to inform, direct, manage and monitor activities of any organization towards the achievement of its objectives.’

Dalam definisisi menyebutkan ketatalaksanaan di bidang korporasi, namun demikian prinsip-prinsip yang ada juga berlaku untuk organisasi publik. Menurut definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa corporate governance terkait dengan struktur direksi yang ada serta bagaimana implementasi proses dalam organisasi dapat dipertanggungjawabkan untuk mencapai tujuan organisasi.

Secara garis besar struktur dan implementasi proses dimaksud dapat terlihat dalam unsur-unsur utama dari corporate governance sebagai berikut:

- Komposisi dan skill dari board, apakah telah seimbang, independen, dan peran serta dan

tanggungjawab telah disusun dan ditetapkan.

- Board Committees, terkait dengan keanggotaan, persyaratan, dan skill.

- Proses komisaris, berdasakan penunjukan, succession planning, asessment atas kinerja dewan.

- Terkait dengan masalah pengajian dan insentif.

- Pengembangan strategi, implentasi, dan monitoring.

- Kebijakan dan prosedur pada korporasi;

- Kewenangan komisaris serta pendelegasian kewenangan;

- Akuntabilitas dan manejemen kineja;

- Risk manajemen dan sistem pengendali internal;

- Pegawasan dan assurance;

- Manajemen hubungan dengan investor dan pemangku kepentingan;

- Tranparansi, disclosure, komunikasi dan manajemen krisis.

Jika dilihat dari unsur-unsur di atas corporate governance mencakup aspek yang sangat luas dan dan merupakan aspek strategis dari suatu organisasi. Auditing governance bertujuan untuk memastikan bahwa tidak ada yang proses salah, meyakinkan bahwa semua berjalan dengan benar, serta tjuan organisasi tercapai dan nilai tambah tercipta bagi pemangku kepentingan.

Pelaksanaan Audit

Seperti apakah peran internal audit terkait dengan corporate governance? Sesuai dengan IIA Practice Advisory 2110-1 disebutkan bahwa, ‘Internal auditing is integral to an organization’s governance framework. Their unique position within the

Page 16: VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 201316

RAGAM PENGAWASAN

organization enables internal auditors to observe and formally assess the governance structure, its design, and its operational effectiveness while remaining independent.’

Dari definisi ini sangat jelas bahwa audit internal adalah bagian yang integral dalam kerangka governance suatu organisasi, serta mempunyai tugas untuk melalukan penilaian dan pengamatan terhadap struktur governance maupun efektifitas kegiatan yang ada.

Tentu hal ini tidak hanya berlaku untuk audit internal korporasi, tetapi juga pada sektor publik sebagaimana disebutkan oleh IIA bahwa, ‘ The government auditor’s role supports the governance responsibilities of oversight, insight and foresight.’ Dari definisi tersebut secara spesifik dijelaskan peran dari auditor pemerintah harus mendukung tanggungjawab terkait dengan governance dalam tiga bentuk kegiatan melaui oversight yaitu untuk memastikan apakah suatu unit kerja melakukan apa yang seharusnya mereka lakukan, insight berarti melakukan independent assesment terhadap program, kebijakan, pelaksanaan kegiatan maupun atas hasil yang dicapai dengan tujuan untuk membantu pengambil keputusan. Foresight, yaitu mengidentifikasi trend dan tantangan-tantangan yang muncul.

Untuk melaksanakan auditing governance, audit internal perlu terlebih dahulu memahami governance structure suatu organisasi, sebagaimana dapat dilihat pada Internal Audit Governance Model yang dikembangkan oleh IIA.

Internal Audit Governance Model

Dari Internal Audit Governance Model yang ada menunjukkan hubungan antara upaya audit yang perlu dilakukan dikaitkan dengan governance structure suatu organisasi. Untuk organisasi yang governance nya kurang terstruktur, kegiatan audit diarahkan pada struktur governance dan aspek risiko dari organisasi, untuk organisasi yang struktur governancenya menengah kegiatan audit diarahkan pada evaluasi best practices yang ada serta bagaimana hal tersebut dapat diterapkan dalam organisasi, dan bagaimana mengoptimalkan praktek-praktek governance maupun strukturnya. Bagi organisasi yang governance sudah lebih terstruktur, audit dapat diarahkan pada efektifitas dan design suatu proses kegiatan tertentu dalam kaitannya dengan

Less Structured More Structured

Provide advice that focuses on the organization’s governance structure to meet complience requirements and addreses basic organization risks.

Perform Audit of Design and effectiveness of specific governance-related processes

Evaluate best practicess and their adaptation to the organization by focusing on the optimization of governance practices and structure

Allo

catio

n of

Aud

it Eff

ort

Page 17: VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

17VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

RAGAM PENGAWASAN

governance. Dari model yang ada dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan auditing governance sangat tergantung dengan tingkat struktur governance suatu organisasi.

Governance Auditing dan Kegiatan Internal Audit

Sejauhmanakah pelaksanakan Governance Review atau audit oleh audit inernal saat ini? Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Institute of Internal Auditors Research Foundation (IIARF) pada tahun 2010 atas 13.500 auditor di 107 negara, diperoleh hasil mengenai kegiatan audit internal yang diharapkan akan dilakukan dalam jangka waktu 5 tahun ke depan (2011 -2015), bahwa Corporate Governance Review menduduki peringkat pertama atau 23% dari kegiatan audit internal yang ada.

Selengkapnya hasil survey dimaksud dapat dijelas sebagai berikut:

- Corporate Governance Review ( 23%);

- Audits of Enterprise Risk Mangement (20.4%);

- Review on link of strategy to performance (19.9%);

- Ethics audits (19.3%);

- Migration to IFRS (18.8%);

- Social and sustainability audits (18.6%).

Hal ini menunjukkan bahwa Corporate Governance Review merupakan hal yang sangat penting dan menjadi concern dari Internal Audit secara umum.

Manfaat Melaksanakan Auditing Governance

Secara singkat dapat dijelaskan bahwa dengan melaksanakan auditing governance akan tersedia informasi bagi manajemen puncak maupun manajemen tingkat menegah mengenai proses suatu kegiatan beserta kelemahan-kelemahan yang ada, sehingga dapat diketahui potensi risiko yang dapat mempengaruhi tercapainya tujuan organisasi.

Dengan mengacu kepada hasil survey tersebut di atas, merupakan informasi yang sangat berharga bagi audit internal untuk dapat dijadikan sebagai referensi dalam menetukan arah dan jenis kegiatan audit, sesuai dengan trend kegiatan audit internal world-wide.

Page 18: VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 201318

Workshop Akselarasi Implementasi UKI

Kaleidoskop

Jakarta, 9 April 2013

Itjen sebagai unit audit internal semakin berupaya meningkatkan pengendalian intern di lingkungan Kementerian Keuangan. UKI (Unit Kontrol Internal) menjadi sarana yang diandalkan Itjen dalam

melaksanakan tugas dan fungsinya. Akselerasi Implementasi UKI pun dilakukan di unit-unit eselon lain di Kementerian Keuangan yang ada di pusat maupun daerah.

Page 19: VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

19VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

Sosialisasi Pencegahan Korupsi dan Whistleblowing System (WiSe)

Kaleidoskop

Pangkalpinang, 14 Maret 2013

Itjen sebagai partner unit eselon I lain di lingkungan Kementerian Keuangan berupaya meminimalisir tindak pelanggaran yang dilakukan pegawai Kemenkeu. WiSe (Whistleblowing System) menjembatani pegawai kemenkeu yang ingin berpartisipasi dalam pencegahan tindak pelanggaran di Kemenkeu. Sosialisasi WiSe dilakukan guna terciptanya Kementerian Keuangan yang semakin taat hukum dalam melaksanakan tusinya.

Page 20: VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 201320

Kaleidoskop

Halal Bihalaldi Lingkungan Inspektorat Jenderal

Banyaknya pekerjaan dan tanggungjawab tak membuat para pejabat Itjen putus silahturami.

Dalam suasana santai namun tetap santun, para pejabat dan pegawai Itjen bercengkerama

dalam acara Halal Bihalal di lingkungan Inspektorat Jenderal pada 19 Agustus 2013.

Page 21: VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

21VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

Kaleidoskop

Konferensi AAIPI

Sudah kali kedua Itjen menjadi penyelenggara acara tahunan AAIPI, tahun 2012 dan tahun 2013 ini. Suatu kehormatan Menteri Keuangan yang terdahulu dan

yang sekarang tetap mempercayakan acara nasional ini dikelola oleh Itjen.

Konferensi AAIPI menjadi wadah para unit pengawasan di kementerian dan lembaga untuk mensinergikan program dan standar dalam pengawasan.

Page 22: VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 201322

Kaleidoskop

Konferensi AAIPI

Tujuan reformasi keuangan negara dapat tercapai secara efektif, yang pada akhirnya APBN/APBD dapat secara efektif berfungsi sebagai instrumen kebijakan fiskal, sehingga bisa mencapai sasaran pembangunan yang ditargetkan oleh Pemerintah dan diharapkan rakyat.

Acara yang dibuka resmi oleh Menteri keuangan ini dihadiri oleh Inspektorat Jenderal Kementerian/Lembaga, Inspektorat atau Unit Pengawasan Internal di lembaga Pemerintah non Kementerian, Inspektorat Provinsi/Kabupaten/Kota serta Unit Pengawas Internal di lembaga Negara.

Diharapkan dengan adanya acara Konferensi

AAIPI dapat semakin memaksimalkan peran

Inspektorat maupun Unit Pengawas di Pemerintahan

pusat maupun daerah.

Page 23: VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

23VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

Kaleidoskop

Kunjungan Menteri Keuangan RI, M. Chatib Basridan Pembahasan Pending Matters Itjen

Jakarta, 22 Agustus 2013

Page 24: VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 201324

Rapat Kerja Pimpinan Tengah TahunInspektorat Jenderal Tahun 2013

Kaleidoskop

Rapat Kerja Pimpinan (Rakerpim) Tengah Tahun 2013 diselenggarakan di2 kota yaitu Jakarta dan Bandung. Rakerpim yangdibuka oleh Irjen di Jakartaini bertemakan “Peningkatan Efektivitas Kapabilitas danKapasitas Sumber Daya Manusia Inspektorat Jenderal dalam Pencapaian Sasaran Kementerian keuangan 2014 – 2024”.

Page 25: VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

25VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

IKLAN

Ayo Kirimkan keabadian yang ingin kamu tulis

bebas tanpa batas namun bernorma ke : [email protected]

Naskah yang dikirimkan untuk dimuat menjadi hak redaktur

dan akan dipilah/seleksi terlebih dahulu.

“Orang boleh pandai setinggi langit.

Tapi selama ia tidak menulis,

ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.

Menulis adalah bekerja unt�k keabadian”

Pramoedya Ananta Toer

Page 26: VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 201326

Arus informasi merupakan hal penting dalam rangka akuntabilitas dan transparansi. Informasi dapat dikatakan handal apabila

diterima dengan tepat dan dalam waktu yang cepat. Dengan didapatkannya informasi yang handal maka segala macam permasalahan dapat dideteksi lebih awal untuk kemudian diidentifikasi solusinya secara tepat.

Tingginya volume penugasan pegawai dan auditor pada unit-unit Inspektorat Jenderal membuat banyak informasi yang berhubungan dengan hak dan kewajiban sebagai pegawai tidak dapat diakses dengan mudah dan tepat waktu. Salah satu informasi tersebut adalah informsi mengenai pembayaran gaji dan TKPKN yang merupakan hak pegawai dan kewajiban yang mengikatnya. Dengan kondisi yang ada sekarang ini seringkali pegawai tidak mengetahui secara detil kapan mereka menerima gaji dan TKPKN, besarannya serta kewajiban apa yang mengikuti setelahnya. Seringkali informasi yang didapatkan tidak tepat waktu dikarenakan slip pembayaran gaji dan TKPKN baru diterima pada saat pegawai baru masuk kantor selepas melaksanakan tugas, sehingga apabila terdapat koreksi ataupun pemenuhan hak yang tidak sesuai terlambat untuk dilakukan penyesuaian.

SiGiTa: Terobosan Baru

di Dunia Penghasilan

RAGAM PENGAWASAN

Page 27: VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

27VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

RAGAM PENGAWASAN

Oleh karena itu, Bagian Perencanaan dan Keuangan yang berkolaborasi dengan Bagian Sistem Informasi Pengawasan berinisiatif untuk menciptakan katalis berupa aplikasi yang berguna menyalurkan informasi tersebut tepat waktu dan dapat diakses dimana saja oleh para pegawai Itjen. Aplikasi tersebut bernama SiGiTa (Sistem Informasi Gaji dan TKPKN Online).

SiGiTa merupakan aplikasi berbasis web yang berguna untuk untuk memberikan informasi yang handal dan mutakhir atas pembayaran gaji dan TKPKN Pegawai Inspektorat Jenderal dengan akses aman dan mudah. Aplikasi ini memberikan informasi lengkap dan akurat mengenai data gaji, data TKPKN, data potongan, serta data uang makan yang dapat dilihat histori bulan terakhir, histori bulan-bulan sebelumnya, bahkan hingga histori rapel gaji dan TKPKN yang menjadi hak dari pegawai tersebut. Pegawai juga dapat memberikan komplain secara online untuk pengajuan koreksi atau keberatan atas penghasilan yang diterimanya. Aplikasi ini juga dilengkapi username dan password tertentu agar data yang tersimpan aman dan tidak bisa diakses oleh orang lain. Aplikasi SiGiTa dapat diakses di http://10.242.35.35/SIGITA/login_page

Kedepannya diharapkan SiGiTa juga mampu memberikan informasi mengenai honor output kegiatan yang didapat oleh masing-masing pegawai serta melakukan update tentang informasi lain terkait dengan penghasilan yang didapat oleh masing-masing pegawai.

Akhir kata, dengan diluncurkannya aplikasi SiGiTa membuat kami memiliki dua buah konsekuensi seperti layaknya dua sisi mata uang. Sisi pertama mendorong kami untuk mewujudkan sistem pengelolaan keuangan yang transparan, akuntabel, dan dapat dipertanggungjawabkan. Sisi lain

adalah kami siap menerima saran dan kritik yang membangun terhadap

terobosan

t e r b a r u ini. Oleh karena itu, besar harapan kami atas peran aktif seluruh warga Itjen untuk bersinergi bersama menyempurnakan aplikasi tersebut yang dapat disampaikan di menu manajemen pengguna atau melalui pesawat telepon dengan Subbagian P3 di 6585.

Page 28: VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 201328

Hari Oeang Tahun 2013

Kaleidoskop

Inspektorat Jenderal melalui sejumlah pegawainya yang bertalenta turut berpartisipasi dalam memeriahkan rangkaian lomba Hari Oeang Kementerian Keuangan yang dilaksanakan di beberapa tempat. Tim Sepak Bola Itjen beberapa kali tampil di Stadion Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Bojana Tirta, untuk tampil membela panji Itjen.

Page 29: VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

29VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

Hari Oeang Tahun 2013

Kaleidoskop

Kompetisi tarik tambang menjadi daya tarik baru dalam perayaan Hari Oeang Tahun 2013 ini. Membuat masing-masing unit eselon I antusias dan menurunkan pegawainya untuk berpartisipasi

Pegawai Itjen dengan tenaga yang mumpuni pun

ikut dalam olahraga yang memerlukan strategi dan

kekuatan kelompok ini.

Lilik Supri Nur Hanafi dengan bangga mempersembahkan trofi Juara II cabang tenis meja tunggal putra untuk Inspektorat Jenderal dalam perayaan Hari Oeang Tahun 2013

Page 30: VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 201330

Hari Oeang Tahun 2013

Kaleidoskop

I Putu Yogi, salah satu seniman yang dimiliki Itjen

pun memeriahkan booth milik Itjen pada acara puncak Hari

Oeang ke-67 di Dhanapala. Pria Bali ini melukis Menteri

Keuangan, bapak Chatib Basri, on the spot saat acara

berlangsung.

Suatu kebanggaan bagi Itjen dan terutama I Putu Yogi, atas kesediaan Menkeu singgah ke booth Itjen dan menandatangani lukisan yang telah dibuat.

Pejabat-pejabat Itjen pun tampak hadir dan siaga

melayani pertanyaan-pertanyaan dari pengunjung

mengenai Inspektorat Jenderal. Bravo Itjen!

Page 31: VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

31VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

PRE DEPARTURE BRIEFING TAILOR MADE TRAINING

Kaleidoskop

Jakarta, 22 Agustus 2013

Page 32: VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 201332

Samapta dan Induksi Pegawai Baru Inspektorat Jenderal Tahun 2013

Kaleidoskop

Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan menyelenggarakan samapta dan induksi terhadap pegawai baru dalam rangka menanamkan nilai-nilai kementerian keuangan dan membentuk sikap mental yang tangguh serta disiplin untuk persiapan menghadapi dunia kerja. Pelaksanaan pembinaan dilaksanakan dengan berpusat di Cisarua dan dibantu oleh tim Komando Pasukan Khusus (Kopassus).

Selama 12 hari, 70 pegawai baru Itjen menjalani masa Samapta di Cisarua. Selama program Samapta, mereka sangat bekerjasama dengan panitia dan Kopasus.

Semoga dengan program pembinaan ini dapat

melahirkan pegawai-pegawai Itjen yang berkompeten baik ilmu pengetahuan maupun

tindak perilaku.

Page 33: VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

33VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

Rapat Kerja Pimpinan Akhir Tahun Inspektorat Jenderal Tahun 2013

Kaleidoskop

Page 34: VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 201334

Rapat Kerja Pimpinan Akhir Tahun Inspektorat Jenderal Tahun 2013

Kaleidoskop

Page 35: VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

35VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

Rapat Kerja Pimpinan Akhir Tahun Inspektorat Jenderal Tahun 2013

Kaleidoskop

Page 36: VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 201336

PEKAN ANTI KORUPSI

Kaleidoskop

Jakarta, 10 Desember 2013

Ketua KPK, Abraham Samad menyerahkan penghargaan kepada Kementerian Keuangan yang diwakili Inspektur Jenderal Kemenkeu terkait pelaporan gratifikasi. Itjen sebagai Unit pengawas di lingkungan Kemenkeu, mencoba menyumbangkan beberapa program dan informasi yang mendukung program anti korupsi.

Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan

berpartisipasi dalam acara Pekan Anti Korupsi bertema

“Indonesia Bersih Transparan Tanpa Korupsi” yang

diadakan oleh KPK pada 9-11 Desember 2014.

Page 37: VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

37VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

Kaleidoskop

Workshop Pertukaran & Pemanfaatan Data dalam rangka Meningkatkan Penerimaan Pajak

Jakarta, 11 Desember 2013

Page 38: VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 201338

“Watchdog”Orientasi pelaksanaan audit internal

seyogyanya tidak hanya terbatas pada pengawasan ketaatan atau kepatuhan terhadap segala prosedur, ketetapan dan kebijakan manajemen semata. Dalam era globalisasi, sifat pekerjaan audit internal yang hanya sebatas pada compliance audit ini sudah tidak lagi memenuhi harapan manajemen.

Auditor internal jangan lagi bertindak seolah-olah seperti polisi manajemen tetapi dapat mengarahkan seluruh aktivitas auditnya layaknya sebagai seorang konsultan internal. Jangan sampai auditor internal terkesan mencari-cari kesalahan audittee melalui auditnya yang hanya terbatas pada sebuah pengecekan internal (internal checking); yang tentu saja pengecekan internal ini tidak lain adalah pengecekan yang sifatnya lebih mengarah kepada kesalahan-kesalahan perilaku manusia (audittee) semata.

Di samping itu, penting bagi auditor internal untuk melaporkan setiap temuan selama pemeriksaan berlangsung kepada pihak manajemen. Auditor internal tidak boleh ragu dan takut dalam membeberkan ketidakberesan yang terjadi dalam perusahaan, apalagi menjadi “terbungkam” sebagai

akibat tindakan kolusi dengan audittee. Auditor internal harus dapat memutuskan atau membedakan antara tindakan yang benar dengan tindakan yang salah (melanggar hukum), tanpa terkecuali, tanpa pandang bulu, dan tanpa ada kolusi. Auditor internal tidak boleh menempatkan posisinya dalam “grey area”, dimana di sini terjadi/terdapat ketidakpastian dan keragu-raguan dalam mengambil sikap apalagi berdiam diri karena “disuap/disogok”. Auditor internal harus dapat memutuskan mana yang benar (“white area”) dan mana yang salah (“black area”).

Sesungguhnya, yang menjadi pokok keberhasilan auditor internal adalah bukan dihitung dari banyaknya kasus temuan yang terjadi, akan tetapi justru sebaliknya, yaitu apabila tidak terjadi kasus temuan oleh siapapun juga, termasuk oleh pemeriksaan yang dilakukan secara internal dan eksternal. Auditor internal tidak hanya sekedar menjadi penjaga yang menunggu hingga proses pemeriksaan dilakukan di tahap akhir, akan tetapi sudah sejak dari awal seharusnya auditor internal dapat membantu memberi keyakinan dan masukan konsultatif kepada direksi secara independen untuk memastikan bahwa keseluruhan proses telah berada pada jalur yang benar.

Lima IndikatorKualitas Audit Internal

Oleh: Hery, S.E., M.Si. Dosen FE Unika Atmajaya

RAGAM PENGAWASAN

Page 39: VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

39VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

Kinerja Audittee

Hiro dalam sebuah Jurnal Akuntansi yang berjudul : “Pengaruh Peran Auditor internal, serta Faktor-Faktor Pendukungnya terhadap Peningkatan Pengendalian Internal dan Kinerja Perusahaan : Survey pada 102 BUMN/BUMD”, mengatakan bahwa jasa audit internal yang berkualitas akan berpengaruh secara nyata terhadap kinerja perusahaan. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa audit internal yang dilakukan dalam sebuah organisasi ternyata akan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap peningkatan kinerja perusahaan.

Penelitian lainnya di luar negeri telah dilakukan oleh Applegate dalam Jurnal Internal Auditor yang berjudul : “Measuring Success Performance”. Menurutnya, aktivitas audit internal yang dilakukan oleh auditor internal dapat dikatakan berkualitas jika seiring dengan perkembangan (kemajuan) kinerja audittee (perusahaan).

Dalam melakukan auditnya, auditor internal diantaranya harus menempatkan sasaran analisisnya pada peningkatan profitabilitas perusahaan. Auditor internal harus dapat menilai, mengevaluasi, termasuk memberikan rekomendasi kepada manajemen mengenai seberapa jauh tingkat efisiensi dari penggunaan sumber daya yang ada dalam perusahaan. Auditor internal harus berperan aktif untuk memantau apakah di dalam kegiatan operasional perusahaan telah terjadi in-efisiensi yang tidak perlu yang pada akhirnya hanya akan membebankan profitabilitas perusahaan.

Rekomendasi diberikan auditor internal dengan maksud untuk memperkecil atau mengurangi tingkat “pembuangan” sumber daya yang seharusnya tidak perlu terjadi selama perusahaan beroperasi.

Jangan sampai auditor internal hanya berdiam diri saja atau bersikap pasif dan tak berdaya melihat “kebocoran-kebocoran”, yang nantinya tentu saja jika hal ini dibiarkan secara terus menerus maka akan berdampak terhadap timbulnya sebuah masalah krisis keuangan yang sangat serius. Tak jarang dijumpai bahwa seharusnya Departemen Audit Internal turut bertanggung jawab atas masalah ke-terpuruk-kan kondisi keuangan yang terjadi dalam perusahaan, karena walau bagaimanapun juga auditor internal tetap memiliki andil/peran dalam memonitor serta mempertahankan tingkat going concern perusahaan. Kebangkrutan yang terjadi dalam perusahaan, baik secara langsung maupun tidak langsung tetap akan menjadi tanggung jawab bagi setiap auditor internal.

Beberapa contoh masalah/kasus yang dapat dianggap membebankan tingkat profitabilitas perusahaan, diantaranya adalah : banyaknya mesin produksi (mesin operasional) yang tidak terpakai (idle capacity), adanya hambatan/kemacetan dalam proses produksi (bottle neck), adanya budaya kerja pegawai yang tidak efisien dan efektif, tidak tepatnya proses produksi (operasional), buruknya pengawasan dalam saluran distribusi yang membawa pada munculnya (berkembangnya) black market, membengkaknya biaya entertain yang tidak perlu, dan lain-lain. Sebuah audit internal yang berkualitas tentu saja harus dapat mengatasi masalah-masalah tersebut di atas dan secara langsung akan berdampak terhadap peningkatan kinerja perusahaan secara keseluruhan.

Auditor internal sesungguhnya memiliki pengaruh yang kuat atau turut membantu upaya manajemen dalam meningkatkan profitabilitas perusahaan. Jadi dalam hal ini, kegiatan auditor internal cenderung mengarah pada profit oriented, dengan cara mengeliminir sedini mungkin segala sesuatu yang dapat membebankan tingkat profitabilitas perusahaan.

RAGAM PENGAWASAN

Page 40: VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 201340

Auditor internal harus terlibat langsung dalam perencanaan dan strategi organisasi, terutama pada tingkat operasional. Auditor internal juga harus dapat mengidentifikasi resiko usaha yang signifikan serta mengidentifikasi peluang usaha yang ada dalam menghasilkan profit.

Preventif

Audit internal terhadap kegiatan operasional perusahaan perlu dilakukan secara teratur, baik sebelum dirasakan adanya suatu masalah maupun sesudah terlanjur terjadi masalah. Audit internal yang dilakukan secara teratur dapat mencegah terjadinya suatu masalah, karena auditor internal akan dapat dengan segera mengetahui dan mengatasi masalah serta sebab-sebabnya sebelum masalah tersebut menjadi berkelanjutan. Auditor internal dapat secara tepat mengidentifikasi masalah yang sebenarnya, sumber-sumber penyebabnya dan mengambil langkah-langkah yang efektif untuk mengatasinya. Efektifnya peran audit internal di dalam sebuah organisasi tentu saja akan dapat meningkatkan kinerja organisasi yang bersangkutan.

Suatu audit internal dapat dikatakan berkualitas, diantaranya jika bagian dari audit internal ini mampu melaksanakan tugas-tugas khusus yang diberikan manajemen sebagai trouble shooting. Seringkali pihak manajemen memiliki sebuah problem yang sedemikian rumitnya sehingga perlu meminta bantuan dari Departemen Audit Internal untuk bersama-sama mencarikan jalan keluarnya. Dalam hal ini, pihak manajemen akan dapat melihat sampai seberapa jauh bagian audit internal mampu membantunya dalam mengatasi permasalahan yang ada. Seperti yang diungkapkan oleh Reeve dalam Jurnal Internal Auditor yang berjudul : “Internal Audit in the Millenium Year”, diantaranya dikatakan bahwa auditor internal harus dapat meyakinkan manajemen dengan cara semampu mungkin melakukan tugas-tugas khusus sebagai trouble shooting.

Menurut Glover dalam Jurnal Internal Auditor yang berjudul : “ Internal Auditing Can Help Eliminate Mistakes That Commonly Derail Organization”, mengatakan bahwa salah satu peran auditor internal yang berkualitas adalah turut serta secara aktif membantu perusahaan dalam mengeliminasi kesalahan yang terjadi, dengan kata lain sebagai tindakan preventif sebelum kesalahan-

kesalahan tersebut menimbulkan masalah yang sangat signifikan dapat merugikan perusahaan. Jadi auditor internal harus memiliki keahlian dan kemampuan dalam mendeteksi suatu kelemahan, kecurangan dan ketidakberesan yang terjadi dalam organisasinya.

Auditor internal mendukung usaha manajemen untuk menciptakan sebuah budaya kerja yang beretika, jujur, dan berintegritas. Auditor internal membantu manajemen dengan mengevaluasi pengendalian internal yang digunakan untuk menemukan atau memperkecil tindakan kecurangan (fraud), mengeavaluasi resiko fraud, dan juga ikut terlibat dalam melakukan investigasi fraud.

Auditor internal yang kompeten haruslah memiliki keahlian teknis yang cukup untuk dapat mengevaluasi pengendalian internal organisasi. Dengan keahlian yang dimilikinya tersebut, ditambah dengan pemahamannya atas indikator fraud, memungkinkan auditor internal untuk menilai resiko fraud dan memberikan nasehat kepada manajemen mengenai langkah-langkah apa saja yang diperlukan ketika indikator fraud muncul. Menciptakan budaya kerja yang berintegritas adalah merupakan hal yang paling kritis dalam pengendalian atas fraud. Dalam hal ini, auditor internal dapat memberikan nasehat kepada manajemen mengenai metode-metode apa saja yang dapat dijalankan untuk menjamin integritas. Auditor internal juga dapat memainkan peranan yang penting dalam menemukan fraud.

Konsultan Internal

Seperti telah disinggung pada bagian sebelumnya (yaitu waktu membahas tentang “Watchdog”) bahwa pekerjaan seorang auditor internal tidak hanya sebatas pada audit kepatuhan saja tetapi diharapkan dapat lebih dari itu. Pihak

RAGAM PENGAWASAN

Page 41: VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

41VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

manajemen menginginkan agar auditor internal dapat menjadi seorang konsultan internal yang professional, yang akan membantu manajemen dalam hal pemberian informasi strategis (termasuk di dalamnya meningkatkan keandalan informasi) sebagai bentuk pelayanan prima nya kepada manajemen. Ingat bahwa peran Konsultan Internal merupakan ekspresi tertinggi dalam peran pengawas internal.

Penulis akan membahas peran konsultan internal ini dari dua segi/aspek, yaitu yang pertama adalah konsultan internal yang akan memberikan informasi strategis kepada manajemen dalam hal pemberian alternatif pemecahan suatu masalah (solusi) sedangkan aspek yang ke dua adalah konsultan internal yang memberikan informasi strategis kepada manajemen bukan untuk pemecahan suatu masalah tetapi lebih kepada penciptaan sebuah inovasi dan kreativitas dari auditor internal.

Bedanya adalah bahwa peran yang pertama timbul sebagai akibat dari adanya suatu masalah/problem yang harus segera dicarikan jalan keluarnya. Jadi, peran yang pertama ini timbul lebih karena aspek permintaan dari manajemen kepada bagian audit internal untuk membantu mencarikan alternatif solusi. Sedangkan peran yang ke dua timbul bukan karena ada suatu problem yang tidak/belum bisa diselesaikan/dipecahkan manajemen, tetapi justru auditor internal ini mampu melahirkan sebuah ide, gagasan, penemuan yang sifatnya untuk mengembangkan kemajuan atau keberhasilan perusahaan. Sebagai contoh, auditor internal yang menyumbangkan tenaga dan pikirannya dalam merancang dan mengembangkan sebuah produk baru yang lebih kompetitif dan inovatif di pasaran dan bahkan ide nya tersebut mengungguli para pesaingnya yang belum sempat sama sekali terpikirkan selama ini. Jadi, peran yang ke dua ini merupakan peran auditor internal yang lebih fantastik di mata manajemen, karena perannya ini timbul secara proaktif tanpa adanya dorongan/

permintaan khusus terlebih dahulu dari manajemen.

Namun intinya adalah, bahwa agar supaya aktivitas audit internal dapat dikatakan berkualitas maka para auditor internal ini harus dapat menempatkan posisinya bukan hanya sekedar sebagai pengawas saja tetapi lebih mengarah kepada seorang konsultan internal yang akan memberikan informasi yang strategis, akurat, tepat waktu, serta dapat lebih diandalkan oleh manajemen bagi sebuah proses pengambilan keputusan maupun penetapan kebijakan. Aktivitas auditor internal sebagai konsultan manajemen telah menjadi bagian dari pemeriksaan internal selama bertahun-tahun, dan aktivitas konsultan ini (dalam era globalisasi) merupakan pekerjaan auditor internal yang sesungguhnya. Auditor internal dapat memberikan nilai tambah dalam setiap penugasannya dengan cara memberikan metode-metode, pengetahuan, serta praktek terbaiknya dalam membantu manajemen memecahkan masalah perusahaan.

Pengetahuan

Auditor internal memiliki peran yang sangat strategis dalam sebuah organisasi yang kegiatan bisnis dan operasionalnya sudah semakin luas. Aspek pemeriksaan dari bagian audit internal tidak hanya terfokus pada urusan finansial saja tetapi juga termasuk memantau dan mengevaluasi jalannya kegiatan operasional perusahaan apakah sudah efisien dan efektif. Bahkan dalam pandangan baru mengenai modern internal auditing, dikatakan bahwa di samping audit finansial dan audit operasional, auditor internal juga dapat melakukan audit lingkungan hidup dan social audit.

Dengan semakin beratnya tantangan ke depan yang harus dihadapi oleh auditor internal, maka mau tidak mau mengharuskan tim audit internal untuk tidak hanya memiliki keahlian dalam bidang financial accounting, cost accounting, auditing, perpajakan dan ilmu finance saja tetapi juga diperlukan pengetahuan yang memadai dalam

RAGAM PENGAWASAN

Page 42: VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 201342

bidang lainnya seperti bidang EDP audit, memahami Hukum Bisnis, Akuntansi Internasional, Marketing Strategy, Manajemen Operasional bahkan ilmu perancangan dan pengembangan produk.

Memang merupakan sesuatu yang mustahil untuk menemukan seorang auditor internal yang memiliki keahlian yang berbeda secara sekaligus, oleh sebab itu penting bagi pimpinan audit internal untuk membentuk tim nya yang solid dengan mempertimbangkan faktor : keahlian apa saja yang harus dimiliki anggota staf nya yang tentu saja disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Kualitas /kinerja auditor internal sangat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan/keahlian (sebagai unsur dari profesionalisme) yang dimilikinya.

Tak kalah penting, seringkali si auditor internal melakukan audit sepanjang tahun atas kegiatan operasional perusahaan tetapi tanpa memahami atau mengetahui terlebih dahulu apa yang sesungguhnya menjadi philosophy perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Keadaan menjadi lebih parah lagi dengan dijumpai seorang auditor internal yang melakukan audit atas kinerja audittee tetapi tanpa mengetahui secara pasti apa sebenarnya yang menjadi description job dari si audittee tersebut, akibatnya rekomendasi sebagai hasil kerja auditor internal seringkali dianggap/di cap mempersulit proses dan cara kerja audittee.

Di samping itu, departemen audit internal alangkah baiknya jika bisa menjadi sarana atau “tempat latihan” bagi para eksekutif muda yang umumnya masih memiliki pengetahuan yang minim mengenai perusahaan secara keseluruhan. Sudah saatnya, bagian audit internal yang berkualitas dapat menjadi fasilitator dalam hal mentransfer “ilmu” kepada para eksekutif muda. Dengan pengalaman-pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki auditor internal setidaknya bisa menjadi masukan bagi eksekutif muda dalam menjalankan aktivitas/kinerja nya ke arah yang lebih baik.

Sehubungan dengan peran auditor internal dalam menemukan fraud, auditor internal juga diharapkan dapat memberikan berbagai training yang terkait dengan kebijakan integritas dan fraud. Ketika auditor internal memiliki tanggung jawab utama atas fraud, maka auditor internal bersangkutan haruslah memiliki kompetensi khusus yang dapat diperolehnya baik melalui spesialisasi

training maupun pengalaman yang terkait. Auditor internal ini juga sebaiknya memiliki sertifikasi profesi yang diakui secara internasional sebagai Certified Fraud Examiner (CFE).

Menurut AICPA dalam laporan publikasinya yang berjudul : “Audit Committee Toolkit”, bahwa untuk mengevaluasi kinerja dan efektivitas dari tim audit internal, berikut adalah beberapa pertanyaan yang dapat digunakan sebagai tolak ukur penilaian :

a). apakah tingkat pengalaman yang dimiliki auditor internal cukup memadai?

b). prosedur apa yang telah dijalankan oleh tim audit internal untuk menjamin objektivitas-nya?

c). apakah pengetahuan yang dimiliki oleh satuan audit internal secara teknis sudah mencukupi untuk menjamin pelaksanaan tugas secara tepat?

d). apakah departemen audit internal memiliki program pendidikan berkelanjutan yang tepat?

e). adakah anggota dari satuan audit internal yang memiliki keahlian yang memadai dalam bidang audit sistem informasi untuk menangani teknologi informasi yang digunakan perusahaan?

f). apakah kerja satuan audit internal telah direncanakan secara tepat?

g). jenis laporan audit apa yang diterbitkan oleh satuan audit internal dan kepada siapa laporan tersebut ditujukan?

h). apakah laporan audit internal diterbitkan atas dasar ketepatan waktu?

i). apakah manajemen menanggapi secara layak dan tepat waktu atas saran-saran dan rekomendasi yang diberikan (diajukan) oleh auditor internal?

j). apakah prosedur audit internal mencakup bidang operasional dan finansial?

k). apakah keterlibatan departemen audit internal dalam melakukan audit tahunan sudah berjalan dengan efektif?

l). untuk masa yang akan datang, apa yang dapat dilakukan untuk memaksimalkan efektivitas dan efisiensi departemen audit internal?

m). kriteria apa yang digunakan untuk menetapkan dan memprioritaskan antara audit internal tahunan dengan audit internal jangka panjang?

n). apakah kerja satuan audit internal hanya memusatkan perhatian pada sesuatu/area/bagian yang memiliki resiko yang tinggi (besar)?

RAGAM PENGAWASAN

Page 43: VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

43VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

KARTUN

Page 44: VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 201344

Pojok psikologi

Seorang pegawai mengeluh pada temannya karena harus menyelesaikan laporan yang tertunda akibat ada rekan kerja yang

mengundurkan diri. Ia merasa sangat lelah dalam bekerja, kemudian berkata, “Bos nyuruh nglembur terus, haduh, stress jadinya”

Seorang mahasiswa dengan terburu-buru pulang ke kos-nya untuk mengambil tugas yang ketinggalan. “memang, stresss bikin apa-apa jadi lupa”

Sekelompok anak sekolah yang duduk bersama mengomentari temannya yang sedang menghafalkan sesuatu. “Dasar orang Stress. Ngomong sendiri jawab sendiri”

Kata stress (atau setres, hehe) sering kita gunakan sehari-hari, tetapi sebenarnya apakah stress itu?

Pegawai di atas memaknai stress sebagai keadaan fisik yang menurun akibat beban kerja berlebihan. Si mahasiswa menganggap stress adalah kehilangan daya ingat, sedangkan anak-anak sekolah di atas memaknai stress sebagai ‘gila’.

Stress sesungguhnya adalah respon seseorang baik secara psikologis, fisik, intelektual maupun interpersonal yang muncul ketika ia merasa dirinya

berada dalam situasi yang mengancam. Respon psikologis yang muncul dapat berupa kecemasan, seperti kekhawatiran, ketakutan dan keprihatinan, sedangkan respon fisik dapat berupa kelelahan fisik dan penyakit-penyakit seperti jantung dan tekanan darah tinggi. Selain itu stresss juga dapat berakibat pada kondisi intelektual seperti penurunan daya ingat dan kemampuan berpikir maupun mengganggu hubungan interpersonal seseorang.

Apakah penyebab seseorang menjadi stress?

Stress muncul saat seseorang merasa dirinya berada dalam situasi yang mengancam. Dari pengertian ini, stress dapat muncul akibat ketidakseimbangan antara faktor eksternal (seperti transportasi yang sulit, kondisi lingkungan yang mencekam, atau kondisi perekonomian yang mengancam) dengan faktor internal seseorang (diri sendiri).

Stress di tempat kerja

Di tempat kerja, kondisi-kondisi eksternal juga bisa menjadi sumber stress, misalnya gaya kepemimpinan atasan, beban kerja yang berlebihan, deadline yang mencekik bahkan rekan kerja yang menyebalkan. Bayangkan saja jika, kita sudah bekerja dengan maksimal (lembur terus, berdiskusi dengan berbagai

Stress

Page 45: VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

45VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

Pojok psikologi

pihak, harus baca literatur yang banyak, rekan kerja tidak mendukung) tapi ternyata atasan kita (yang karena sangat sibuk) tidak sempat membaca hasil kerja kita, tiba-tiba berkomentar “apa ini? revisi!”

Bisa meledak kita.

Paling menjengkelkan lagi, jika, kita melihat ada rekan kerja kita yang beban kerja sama dan bosnya juga sama tetapi tidak merasa stress, malah berkomentar “apa sih, gitu aja stress”. (Dan kita dengan sukses menjadi tambah stress, merasa tidak ada yang mengerti kita, tidak ada yang senasib dengan kita).

Seperti contoh diatas, ada orang yang bisa stress karena sebab eksternal tertentu, tapi ada yang tidak stress padahal menghadapi hal yang sama. Nah, yang membedakan seseorang dengan orang yang lain (ada yang macet ga stress, atau ekonominya melarat juga santai aja, tapi ada juga yang cuma karena macet sebentar jadi stress, atau hanya karena ga bisa beli alphard - padahal udah punya mercy - jadi stress) adalah faktor internal.

Faktor internal individu terbagi menjadi, kondisi fisik seperti penyakit bawaan, vitalitas dan daya tahan fisik, serta kondisi psikologis seperti pengelolaan emosi, bagaimana cara pandangnya terhadap sebuah kondisi yang berubah, serta bagaimana ia memaknai sebuah kegagalan. Kondisi internal ini sangat dipengaruhi latar belakang sesorang, seperti kondisi kesehatan, baik dirinya maupun keluarganya, bagaimana pola asuhnya di dalam keluarga, kebiasaan-kebiasaan yang ada di lingkungan keluarganya, mau pun pengalaman-pengalaman masa lalu (yang positif seperti pernah menjuarai turnamen tertentu, sering menerima pujian dari orang sekelilingnya, atau yang negatif seperti pernah jadi korban perang, pernah kena bencana alam atau pernah menerima tindak kekerasan).

Bagaimana mengatasi stress?

Bagi anda yang mengalami stress, cobalah teknik 4A berikut ini

Avoid unnecessary stresss

Jika kondisi anda penuh dengan stresssor, maka anda dapat berusaha untuk mengeliminasinya.

1. Hindarilah orang-orang yang membuat anda stress. Ini dapat dilakukan dengan membatasi komunikasi dengannya atau juga meminimalkan frekuensi pertemuan.

2. Hindari topik yang membuat anda stress. Bila pembicaraan di grup anda sudah mengarah pada topik tersebut, anda lebih baik mengganti topiknya. Bila tidak bisa, maka anda tidak harus terus bertahan di sana untuk mengikuti pembicaraan tersebut.

3. Buatlah daftar prioritas. Mungkin yang membuat anda stress adalah begitu banyak hal yang ada di kepala anda. Dengan membuat prioritas anda dapat menghindari hal-hal yang tidak perlu.

Tetapi, tidak semua stressor dapat anda hindari. Ada hal-hal yang walaupun sudah anda hindari tetap saja seperti menghampiri. Nah kalau sudah begitu, anda dapat mencoba cara lain.

Alter the situation

Kalau anda tidak dapat menghindari sebuah situasi, cobalah untuk mengubahnya. Temukan hal-hal yang dapat anda ubah agar permasalahan tersebut tidak lagi muncul di masa yang akan datang.

Page 46: VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 201346

1. Jadilah asertif. Bila ada seseorang atau sesuatu yang anda rasa mengganggu, cobalah untuk mengkomunikasikannya dengan sopan dan terbuka, karena ada sebagian orang yang tidak sadar kalau dirinya sebenarnya mengganggu, dan butuh untuk diberi tahu.

2. Bersedialah untuk kompromi. Bila anda minta orang lain untuk berubah, maka anda pun bersedia untuk melakukan hal yang sama

3. Atur waktu anda dengan baik. Anda dapat mengubah situasi anda dengan mengatur waktu anda. Dengan demikian anda dapat menjadi lebih fokus dan tidak terlalu menuntut diri anda sendiri.

Adapt to the stressor

Jika anda merasa sudah mencoba menghindari stressor atau juga mengubah keadaan tapi tidak bisa juga, cobalah untuk mengubah diri anda.

1. Ubah cara pandang anda terhadap masalah. Cobalah untuk melihat suatu masalah dari perspektif yang lebih positif, misalnya manfaat yang dapat diambil dari suatu kejadian yang tidak menyenangkan.

2. Sesuaikan standard anda. Jika anda seorang perfeksionis, anda akan mudah stress karena standard yang ketinggian. Buatlah standard yang masuk akal untuk diri anda dan kalau bias, breakdown standard itu menjadi langkah jangka pendek yang dapat anda lakukan.

3. Lihat sisi positif dari diri anda. Menyesali sifat-sifat negatif anda dapat membuat anda bertambah stress. Karena semua orang punya kelebihan dan kekurangan, maka fokuslah pada sisi positif anda dan terus berkarya.

Accept the things you can’t change

Ada banyak hal yang tidak dapat anda hindari mau pun anda ubah. Kalau sudah begitu, berusahalah untuk menerima. Penerimaan memang bukan

hal yang mudah. Tetapi untuk jangka panjang, penerimaan lebih baik dari pada terus berkonfrontasi dengan hal-hal yang tak dapat anda ubah.

1. Jangan coba untuk mengontrol apa yang tak bias anda control. Misalnya, perilaku orang di sekitar anda. Bila tidak dapat anda ubah, lebih baik anda menerimanya sebagaimana anda menerima bahwa gula itu manis dan sambel itu pedes.

2. Lihatlah perjalanan anda. Bahwa anda masih bisa bertahan sampai saat ini merupakan suatu karunia yang membuat anda semakin kuat. Seperti lagu Kelly Clarkson, what doesn’t kill you makes you stronger.”

3. Bicarakan dengan orang yang tepat. Anda butuh untuk menceritakan situasi anda pada orang lain demi mendapatkan penerimaan.

4. Belajar untuk memaafkan. Terimalah bahwa kita hidup di alam ketidaksempurnaan dan kita sendiri juga tidak sempurna. Semua pernah melakukan kesalahan. Jadi, lepaskan diri anda dari energy negative dengan memaafkan.

Bagaimana menyikapi orang yang mengalami stress?

Bagi anda yang melihat/ berdekatan dengan orang yang mengalami stresss, anda butuh untuk memahami sisi internal orang tersebut. Cobalah untuk memahami orang tersebut lebih dulu secara seimbang.

Seringkali kita berpikir “cape de, gitu doang bisa stress, saya yang ngadepin lebih parah aja biasa aja”. Itu sama sekali tidak membantu. Bila anda tidak memiliki kontribusi positif, cobalah untuk tidak member kontribusi negatif. Bila ingin mengomentari,

cobalah terlebih dahulu menempatkan diri seperti orang tersebut dengan mempertimbangkan tidak

hanya kondisi eksternal melainkan juga internal. Siapa

tahu orang tersebut pernah mengalami kejadian yang tidak

pernah anda alami. (AL)

Pojok psikologi

Page 47: VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

47VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

CARA MUDAH UNTUK TETAP SEHAT DAN KUAT

Pagi hari ketika matahari masih rendah di ufuk timur, langkah-langkah kecil telah dikayuh dan berlari, bersemangat, berpacu

dengan keringat yang mengucur membasahi tubuh. Di tengah hamparan sinar matahari keemasan, beberapa orang tengah sibuk mengawali aktivitas hari kerja dengan olahraga pagi. Merekalah para pegawai Kementerian Keuangan yang walaupun bukan olahragawan penyumbang segudang prestasi, mereka tetap bersemangat menaklukan lelah dengan tujuan yaitu “sehat”.

Kalau kita berbicara tentang olahraga, banyak anggapan bahwa kegiatan ini terasa menjemukan dan memakan waktu yang tidak sedikit. Di sela-sela jam hari kerja yang padat, para pegawai kementerian keuangan harus mampu meluangkan waktu lebih dengan datang lebih cepat atau pulang telat. Namun tuntutan untuk menjaga kebugaran/kesehatan tubuh menjadi alasan penting kenapa budaya hidup sehat mesti dilaksanakan. Tak jarang pula tujuan akhir dari olahraga ini adalah meningkatkan kualitas hidup baik jasmani maupun rohani.

Menilik manfaat olahraga, banyak hal positif yang bisa diperoleh. Membakar kalori berlebih, mencegah obesitas, menunda penuaan, mengurangi stress, mempercantik bentuk tubuh atau otot, dan masih banyak kebaikan lainnya yang bisa diperoleh. Untuk meningkatkan daya konsentrasi olahraga rutin

juga merupakan salah satu faktor utama. Selain asupan vitamin dan nutrisi yang cukup, konsentrasi dapat ditingkatkan dengan latihan fisik yang rutin dimana secara langsung akan mempengaruhi kemampuan otak pelaku untuk tetap fokus. Dengan latihan fisik yang cukup, kemampuan darah dalam menyerap oksigen (O2) dan aliran darah ke otak akan meningkat. Hal ini akan mendorong metabolisme tubuh lebih optimal dan respon/reaksi fisik kita menjadi lebih baik. Selain itu, manfaat penting dari olahraga adalah menjaga daya tahan tubuh. Jika anda melakukan olahraga yang rutin, hal tersebut dapat meningkatkan produksi hormon-hormon yang berfungsi sebagai imunitas tubuh dalam mencegah dan melawan penyakit yang bisa menyerang kesehatan anda.

Sejalan dengan pentingnya olaharaga bagi tubuh kita, di lingkungan kantor Kementerian Keuangan, terdapat beberapat area yang bisa dimanfaatkan sebagai fasilitas penunjang olahraga. Untuk kegiatan ringan semisal jogging ataupun peregangan beberapa fasilitas yang dapat dimanfaatkan misalnya taman air mancur yang terletak di tengah-tengah lingkungan kantor sebelah timur Gedung Djuanda II. Memutari kolam beberapa kali dengan rute pendek bisa menjadi alternatif untuk melakukan pemanasan ringan sebelum beraktivitas. Begitupun juga kolam air mancur di sebelah barat daya Gedung Dhanaphala.

Kedua lokasi ini bisa menjadi lokasi yang tepat untuk memulai kegiatan sebelum jam kerja dimulai.

Untuk rute jogging track yang lebih panjang bisa dilakukan dengan memanfaatkan rute jalan di sepanjang pinggiran gedung-gedung perkantoran Kemenkeu. Dengan memanfaatkan rute yang lebih panjang tentunya suasana dalam melakukan aktivitas ini bisa lebih bervariasi. Namun semuanya kembali kepada selera pribadi. Satu hal yang harus dipastikan saat melakukan kegiatan di tempat-tempat ini adalah faktor keamanan.

SUDUT KANTOR

Page 48: VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 201348

Di sisi lain, beberapa lapangan parkir juga bisa dimanfaatkan untuk melakukan olahraga ketangkasan yang sifatnya mungkin bisa dibilang lebih menghibur. Dari beberapa titik lokasi lapangan parkir, beberapa lokasi semisal lapangan parkir sebelah barat dhanapala dan di utara DJA bisa dimanfaatkan untuk futsal, voli, ataupun kegiatan lain yang utamanya membutuhkan lapangan bermain. Menyenangkan dan bermanfaat bukan?

Untuk olahraga yang lebih intens atau fitness, Kementerian Keuangan khususnya yang berkantor Jl. Dr Wahidin Raya No.1, telah menyediakan fasilitas Gym yang berlokasi di Balai Kesehatan Kementerian Keuangan. Diresmikan pada tanggal 8 Juli 2013 oleh Sekretaris Kementerian Keuangan, Gym tersebut sudah beroperasi dan bisa dimanfaatkan oleh setiap pegawai dengan cara mendaftar atau meregistrasikan diri terlebih dahulu. Dengan fasilitas yang memadai, manfaat yang diterimapun

Djuanda II

Djuanda I BKF

DJPK

Dhanapala

DJPU

DJA

Kolam/Taman

U

Contoh Jogging Track Dengan Rute Panjang

lebih maksimal. Terdapat beragam peralatan seperti treadmill, bench press, rowing machine, alat beban, dan sebagainya. Alat-alat ini juga bisa membantu melatih otot yang diinginkan secara spesifik. Selain menjaga kesehatan, membentuk tubuh pun jadi lebih mudah.

Mulai dari diri sendiri, mari kita galang hidup sehat, hidup bugar, optimalkan diri untuk bisa bekerja lebih maksimal.

SUDUT KANTOR

Page 49: VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

49VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

Balai Kesehatan Kementerian Keuangan RI

SUDUT KANTOR

Page 50: VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 201350

‘Time-Stacking Photography’Menggabungkan kumpulan foto menjadi sebuah

frame keindahan yang menakjubkan

Land of the Giant Lollipops

Dalam kehidupan sehari-hari mungkin anda mudah terpesona oleh pemandangan matahari terbit sampai terbenam, cakrawala kota di malam hari, deretan lampu kendaraan sampai langit terang dengan taburan bintangnya dan teknik time lapse adalah jawaban untuk mengabadikan keindahan tersebut.

Time lapse atau dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai ‘selang waktu’ adalah teknik penggabungan sekumpulan foto yang diambil dalam periode tertentu serta saling berhubungan menjadi sebuah video yang menarik. Periode pemotretan umumnya berdurasi lama, bisa hingga berjam-jam, sedangkan timing pengambilan foto bisa dibuat berkala setiap beberapa detik hingga menit, tergantung kebutuhan. Obyek yang difoto biasanya adalah obyek yang punya gerakan sangat lambat, seperti gerakan awan, matahari, bulan, bintang dan sebagainya. Intinya, time-lapse photography adalah semua tentang bagaimana menangkap perubahan yang tidak bisa kita tangkap melalui penglihatan normal.

Berikut salah satu link berisi contoh video time lapse http://petapixel.com/2013/07/24/5-people-doing-time-lapse-photography-right/ selanjutnya untuk melihat contoh yang lain, anda bisa mencarinya di youtube dengan keyword yang sama.

HOBBY

Page 51: VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

51VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

Foto ‘Smeared Sky’ diatas terdiri dari 500 foto sunset

Bagaimana? Sudah tertegun memandangnya? Pergerakan awan terlihat seperti sapuan kuas dan memberikan kesan seperti lukisan sehingga memberikan prespektif waktu yang berbeda serta motion yang unik. Teknik ini dinamakan timestacking yang ditemukan oleh Matt Molloy, seorang fotografer dari Ontario, Canada pada tahun 2013.

Apa itu Timestacking Photography?

Timestacking itu adalah pengembangan dari teknik timelapse, jika timelapse outputnya berupa video maka timestacks penggabungannya dilakukan dalam satu frame foto yang diambil pada posisi yang sama. Anda dapat menggunakan intervalometer eksternal untuk mengontrol kamera, pada beberapa jenis kamera sudah terdapat fitur ini. Jika kamera anda adalah Canon EOS DSLR maka anda dapat menginstal software untuk menjalankan fungsi intervalometer ini yang akan dijelaskan pada paragraf selanjutnya.

Interval dari pengambilan gambar dapat mempengaruhi kesan yang ditampilkan, semakin pendek interval antar pengambilan tiap gambarnya maka semakin halus pergerakan yang nampak. Kecepatan yang biasa digunakan adalah 3 - 6 detik, selanjutnya pada aplikasi Photosop buka foto pertama dan ubah adjustment untuk color dan contras. Setelah itu buka foto kedua pada layer baru lalu ubah Layer Blending mode menjadi Lighten, sehingga foto kedua akan Nampak lebih terang dibandingkan foto pertama. Ulangi langkah tersebut sebanyak yang anda suka sampai mendapatkan foto yang pas dengan selera anda.

HOBBY

Page 52: VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 201352

Six Moons Setting. Foto ini terdiri dari penggabungan enam foto.

Matt Molloy sendiri menggunakan Canon EOS 60D dengan grip baterai serta wide-angle Tamron 10-24mm zoom. Selain itu Matt juga menggunakan telephoto dan 50mm lensa prime serta beberapa jenis filter, diantaranya sirkular polarizer dan sebuah dark neutral-density. Sedangkan untuk teknik Matt mengakui bahwa dia terkadang menggunakan hanya 30 foto dan di lain kesempatan menggunakan ratusan foto. Jumlah foto sebenarnya tergantung desired effect yang diinginkan dan apa yang terlihat baik menurut anda. Terakhir setelah dirasa cukup, lakukan adjustment terakhir untuk levels dan contrast yang bertujuan untuk menggelapkan kembali foto tersebut.

Sky Sculptures ini terdiri dari 75 foto

HOBBY

Page 53: VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

53VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

Sebagian besar kamera Canon dapat diinstal open-source software yang memberikan fitur-fitur di luar standar. Program ini disebut Magic Lantern yang memberikan banyak fitur menyenangkan salah satunya adalah fungsi Intervalometer, fungsi ini memudahkan anda untuk melakukan time-lapse dan time-stacks. Anda dapat mendownloadnya pada www.magiclantern.fm. Menginstallnya cukup mudah, yang perlu anda lakukan adalah menempatkan file yang sudah anda download pada kartu memori, ikuti petunjuknya. Setelah selesai akan ada menu baru dan ini mempermudah fotografer karena tidak memerlukan intervalometer eksternal lagi yang merepotkan dan membuat baterai sangat boros.

Untuk membuat time-lapse yang tidak kalah penting adalah tripod dan jangan lupa menggantungkan pemberat demi keamanan dan kestabilan kamera dari angin. Anda pun dapat melihat berbagai karya lain dari Matt Molloy di www.flickr.com/photos/matt molloy.

Ini hasil saya. Bagaimana dengan anda? tertarik mencobanya?

HOBBY

Page 54: VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 201354

21 Desember 2013

Paramita Dewi Gayat�i, S.H.&

Mujaini, S.Hum(Pelaksana Bagian Umum)

26 Oktober 2013

Desy Arifah Set�aning��as&

Aris Widodo(Auditor Per�ama Inspektorat Bidang Investigasi)

BERITA KELUARGA

Page 55: VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

55VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

Terima kasih rekan-rekanatas pengabdian dan kesetiaanmu

selama menunaikan tugas dan amanah negara.Selamat memasuki masa purnabakti

Oktober 2013

Tursinah, S.Sos.(Auditor Muda Inspektorat I)

Desember 2013

Drs. Krishna Pandji, Ak., MBA.Inspektur III

Pensiun

BERITA KELUARGA

Page 56: VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 201356

Young on Top(New Edition)

Pengarang: Billy Boen

Setiap orang pasti punya impian untuk berada di puncak karier. Tapi kenapa harus menunggu usia 50 tahun untuk mencapai predikat sukses?

Ngga perlu. Sekaranglah kesempatanmu dalam merencanakan kesuksesan, Young On Top. Buku ini akan memberikan semua tools yang kamu butuhkan untuk berada di puncak karier. Buka mata, telinga, dan hatimu. Mari berkompetisi dan tunjukkan bahwa kamu bisa!Bacalah buku ini samapai selesai karena di buku ini banyak pengetahuan dan pengalaman yang bisa kamu pelajari untuk meraih kesuksesan yang lebih cepat dan tahan lama.

Jakarta, Oh Jakarta!

Pengarang: Bambang Joko Susilo

Buku ini berisi tentang kumpulan cerpen yang tersebar di berbagai media massa Ibu Kota dari kurun waktu 1990-2004, dan dua

cerpen tambahan yang dimuat di majalah Annida tahun 2007 berjudul “Pulang” serta Republika tahun 2008 berjudul “ Banjir” (di buku ini menjadi “Banjir Ciliwung”)

kesemuanya menceritakan suka duka perjuangan orang-orang kecil yang terdampar di kota Jakarta sebagai kaum urban yang berjuang gigih menaklukan kerasnya kehidupan.

Beragam kisah tersaji, dari tragedi, komedi, hingga asmara, dengan sudut pandang mereka sebagai rakyat kecil yang terpinggirkan. Namun, tetap ada hikmah yang bisa dipetik dari lakon hidup mereka.

RESENSI BUKU

Page 57: VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

57VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

Memasuki tahun baru, banyak yang memaknainya sebagai waktunya membeli gadget terbaru. Sayangnya, alih-alih ingin mendapatkan pengalaman menyenangkan lewat gadget terbaru, banyak pula justru yang berakhir dengan penyesalan.

Jika tidak ingin ‘membeli kucing dalam karung’ yang menyebabkan penyesalan setelah membeli gadget, ada sedikit tips dan trik yang harus dicermati dikala ingin membeli gadget baru, antara lain:

Tips Memilih Gadget Terbaru:

Membeli Perangkat Pintar, Harus Pintar!

Penggunaan

Jika anda adalah orang yang menginginkan sebuah gadget yang bisa membantu produktivitas pekerjaan, sebaiknya pilihlah laptop. Jika memang ingin melakukan pekerjaan dengan sedikit kesenangan, tablet adalah pilihan yang patut dipertimbangkan. Pastikan gadget terbaru yang ingin Anda beli bisa dipergunakan sebagaimana mestinya, bukan sekedar barang yang ingin dipamerkan ke teman-teman atau barang usang yang teronggok di sudut ruangan kamar karena tidak terpakai.

Portabilitas

Anda juga harus memikirkan sesering apa Anda akan menggunakan gadget tersebut. Jika Anda menginginkan gadget yang bisa digunakan kapan saja dan di mana saja, sebaiknya pertimbangkanlah portabilitas. Misalnya Anda ingin membeli laptop, pertimbangkanlah ukuran dan bentuknya. Ini akan memudahkan dari sisi penggunaan dan pembawaan. Kemudian, jika Anda adalah sosok petualangan yang membutuhkan mobilitas tinggi, pastikan membeli gadget dengan kapasitas baterai yang besar agar tidak bergantung kepada powerbank atau charger.

GADGET

Page 58: VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 201358

GADGET

Kebutuhan

Pertanyaan ini harus berkali-kali anda utarakan di dalam kepala sebelum terlanjur membeli sebuah gadget: apakah Anda benar-benar membutuhkan gadget terbaru? Jika memang smartphone Anda yang rusak masih bisa diperbaiki, untuk apa membeli yang baru?

Spesifikasi dari smartphone terbaru memang sangat menggoda dan menjadi alasan orang untuk membelinya, tapi apakah spesifikasi itu sesuai dengan kebutuhan? Jangan sesekali membeli sebuah gadget yang melenceng dari kebutuhan Anda, karena ini adalah penyebab utama timbulnya penyesalan di kemudian hari. Ingat, gadget itu bukanlah barang yang murah!

Fungsi Gabungan

Jika dana yang Anda miliki terbatas, jangan paksakan diri untuk membeli smartphone dan tablet terbaru. Anda bisa menyiasatinya dengan membeli phablet yang sedang hit di pasaran, di mana Anda akan mendapatkan manfaat dan fungsi dari smartphone dan tablet sekaligus. Begitupun dengan tablet hybrid yang kini bisa berfungsi sebagai laptop dengan docking khusus. Solusi ini lebih murah dibandingkan Anda harus membeli dua gadget sekaligus.

Layanan Purna Jual

Memang gadget dibeli bukan untuk dirusak. Tetapi ketika kerusakan terjadi di luar kekuasaan pengguna, maka ke mana lagi menyandarkan keluh-kesah selain ke service center? Untuk itu, pastikan Anda membeli produk dari vendor yang memiliki layanan purna jual yang bagus, meliputi garansi dan jaringan service center yang mudah dijangkau. Jadi, Anda tidak perlu mengkhawatirkan kalau di tengah pemakaian terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dari gadget baru

tersebut.

Page 59: VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

59VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

Page 60: VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 2013

VOL V No. 36 | Edisi Oktober - Desember 201360