variasi belajar untuk mengatasi kejenuhan belajar dalam kelas

25
Page 1 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG …………………………………… ……. 2 B. TUJUAN………………………………………………………… 3 C. RUMUSAN MASALAH ………………………………………. 4 BAB II PEMBAHASAN A. Proses belajar mengajar ……………………………………….. 5 B. Kejenuhan dalam belajar ……………………………………… 6 C. Faktor-faktor yang menyebabkan kejenuhan dalam kelas ….. 7 D. Alternatif untuk mengatasi kejenuhan dalam pembelajaran... 10 BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN …………………………………………………. 17 B. SARAN ………………………………………………………….. 17 C. DAFTAR PUSTAKA ………………………………………….. 18 1

Upload: eny-atminiati

Post on 04-Jan-2016

1.034 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Variasi Belajar Untuk Mengatasi Kejenuhan Belajar Dalam Kelas

Page

1

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG …………………………………… …….

2

B. TUJUAN………………………………………………………… 3

C. RUMUSAN MASALAH ……………………………………….

4

BAB II

PEMBAHASAN

A. Proses belajar mengajar ………………………………………..5

B. Kejenuhan dalam belajar ………………………………………

6

C. Faktor-faktor yang menyebabkan kejenuhan dalam

kelas ….. 7

D. Alternatif untuk mengatasi kejenuhan dalam

pembelajaran...10

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN ………………………………………………….

17

B. SARAN …………………………………………………………..17

1

Page 2: Variasi Belajar Untuk Mengatasi Kejenuhan Belajar Dalam Kelas

Page

2

C. DAFTAR PUSTAKA …………………………………………..

18

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh-

kembangkan potensi sumber daya manusia (SDM) melalui

kegiatan pengajaran. Untuk melaksanakan profesinya tenaga

pendidik khususnya guru sangat memerlukan aneka ragam

pengetahuan dan keterampilan keguruan yang memadai, dalam

arti sesuai dengan tuntutan zaman dan kemajuan sains dan

teknologi. Siswa belajar tiap hari 7 sampai 9 jam. Belum lagi

pekerjaan rumah yang menumpuk dan ulangan atau pre test tiap

harinya. Sehingga siswa tidak akan maksimal dalam

melaksanakan pembelajaran dalam kelas. Belum lagi banyaknya

kegiatan mereka dirumah masing-masing. Mereka tentu dirumah

membantu kedua orang tuanya dengan berbagai bentuk

pengabdian mereka pada kedua orang tua. Selain itu anak-anak

sekolah menengah lebih suka berkumpul ataupun mengelompok

2

Page 3: Variasi Belajar Untuk Mengatasi Kejenuhan Belajar Dalam Kelas

Page

3

dengan temannya. Dan mereka lebih suka jalan-jalan ataupun

melakukan hal yang aneh. Ini juga dibutuhkan banyak energy.

Sehingga saat pelajaran dikelas mereka akan merasa jenuh.

Waktu pembelajaran di kelas merupakan waktu yang lama,

apalagi banyak pelajaran yang dipelajari bukan pelajaraan yang

sesuai dengan kemampuannya. Misalnya pelajaran matematika,

tidak semua siswa dapat dengan mudah memahami pelajaran

matematika karena daya serap pelajaran tiap siswa berbeda-

beda. Kesulitan pemahaman ini biasanya terjadi pada pelajaran-

pelajaran eksak. Siswa akan merasa jenuh jika pelajaran tersebut

karena ia tak mampu memahami pelajaran denga baik.

Di sekolah siswa tidak hanya belajar materi pelajaran atau

akademik. Tapi dalam civitas pendidikan disajikan banya

kegiatan sebagai media penggali bakat-bakt dalam diri siswa

maupun sebagai latihan siswa dimasyarakat kelak. Banyaknya

kegiatan ekstra maupun intra juga berpengaruh dalam

pembelajaran dikelas. Sisewa yang mempunyai banyak kegiatan

ekstra maupun intra akan lebih sulit konsentrasi dalam kelas.

Karena mereka sudah terlalu lelah dengan kegiata-kegiatan

tersebut. Belum lagi ketika aka nada acara besar dalam suatu

organisasi, mereka pasti akan mengerahklan seluruh tenaga dan

fikiran untuk mensukseskan acara tersebut.

Guru merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran.

Tanpa adanya guru siswa tidak dapat belajar dengan maksimal.

Sebagai guru harus bisa memahami kondisi siswanya, bukan

hanya kondisi akadmik namun juga permasalahannya. Kadang

ada guru yang masa bodoh dengan siswa, ia hanya sibuk

menyampaikan materi tanpa mengerti kemauan siswanya. Tipe

guru yang seperti ini akan membuat siswa tidak begitu peduli

3

Page 4: Variasi Belajar Untuk Mengatasi Kejenuhan Belajar Dalam Kelas

Page

4

juga padanya. Sehingga saat kegiatan belajr berlangsung tidak

ada hubungan yang baik antara siswa dan guru. Akhirnya siswa

merasakan kebosanan dan kejenuhan.

Berdasarkan berbagai faktor penyebab kejenuhan di atas,

bisa dicari alternatif pemecahannya. Dalam hal ini siswa harus

berusaha melawan dan mengatasi apabila mengalami kejenuhan

dalam belajar. Untuk mengatasi kejenuhan belajar, ada beberapa

upaya yang dapat dilakukan

B. TUJUAN

Adapun tujuan dari makalah ini adalah:

1. Memberikan pengetahuan dan wawasan tentang

kejenuhan yang terjadi dalam kegiatan belajar mengajar di

kelas.

2. Memberikan pemahaman faktor-faktor yang

mempengaruhi kejenuhan dalam kegiatan belajar

mengajar di sekolah dasar.

3. Memberikan beberapa alternatif dalam mengatasi

kejenuhan dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah

dasar.

4. Siswa akan lebih nyaman belajar dikelas dan mudah

menyerap pelajaran dari guru.

C. RUMUSAN MASALAH

Siswa sering mempunyai kebiasaan merasa jenuh dalam

mengikuti pembelajaran, akan tetapi pada kenyataannya

memang demikian karena banyak faktor yang menyebabkan hal

tersebut terutama ditimbulkan dari guru sendiri, misalnya terlalu

lemahnya suara guru, terlalu seriusnya guru menjelaskan, atau

4

Page 5: Variasi Belajar Untuk Mengatasi Kejenuhan Belajar Dalam Kelas

Page

5

terlalu panjangnya materi yang dijelaskan. Namun tak dipungkiri

kejenuhan juga bisa timbul dari siswa misalnya, lelah dalam

belajar, tidak mampu menyerap atau memahami pelajaran.

Permasalahan ini dapat diidentifikasi dan dirumuskan

sebagai berikut : Bagaimanakah bentuk kejenuhan yang terjadi,

faktor-faktor apakah yang mempengaruhinya, dan usaha apa

yang dapat dilakukan dalam mengatasi kejenuhan dalam

kegiatan belajar mengajar mengajar.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Proses Belajar Mengajar

5

Page 6: Variasi Belajar Untuk Mengatasi Kejenuhan Belajar Dalam Kelas

Page

6

Belajar adalah proses perubahan menuju kedewasaan

dalam hal pengetahuan, sikap dan ketrampilan, dan perilaku

sebagai akibat berintraksi dengan lingkungannya. Perubahan

perilaku yang relatif permanen itu ditentukan oleh stimuli yang

dipasok oleh lingkungan luar seseorang , perubahan tingkah laku

seseorang dapat dikendalikan melalui pengendalian stimuli

lingkungan yang tepat sebagai hasil latihan ( Behavorist )

Proses pembelajaran merupakan aktivitas yang terdiri atas

komponen- komponen yang bersifat sistemik. Artinya komponen-

komponen dalam proses pembelajaran itu saling berkaitan

secara fungsional dan secara bersama-sama menentukan

optimalisasi proses dan hasil pembelajaran. Komponen

pembelajaran terdiri dari tujuan pembelajaran, kondisi awal,

prosedur didaktik, pengelompokan siswa, materi, media, dan

penilaian. Tugas dan peran guru dalam proses pembelajaran

adalah sebagai :

(1)Organisator

Guru sebagai pengatur dari proses pembelajaran. Guru

mengatur strategi untuk mengarahkan siswanya menuju ke hal-

hal yang mendewasakan. Jadi proses pembelajaran akan teratur

dan terstruktur.

(2)Fasilitator

Guru adalah sebagai fasilitator siswa untuk memperoleh

berbagai pengetahuan. Disini guru memfasilitasi semua

kebutuhan siswa agar mereka bisa berkembang menjadi pribadi

yang dewasa.

6

Page 7: Variasi Belajar Untuk Mengatasi Kejenuhan Belajar Dalam Kelas

Page

7

(3)Dinamisator

Semua guru harus membuat siswanya berfikir dinamis.

Sehingga guru harus membawa pembaharuan-pembaharuan

pada proses pembelajaran dan juga semua kasus-kasus yang

terjadi saat ini.

(4)Evaluator

Guru harus mengevaluasi siswanya. Agar kedepannya

siswanya mampu menjadi yang lebih baik lagi. Setiap siswa

melakukan kesalahan maka dinasehati, agar tidak mengulangi

lagi.

Secara operasional, tugas dan peran guru dalam proses

pembelajaran meliputi seluruh penanganan komponen

pembelajaran yang meliputi proses pembuatan rencana

pembelajaran, penyampaian materi pembelajaran, pengelolaan

kelas, pembimbingan, dan penilaian, sehingga proses

pembelajaran dapat berjalan lancar dan membuahkan hasil yang

optimal sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Guru

dituntut untuk memiliki kompetensi terhadap materi yang

diajarkan dan kompetensi dalam hal memberdayakan semua

komponen pembelajaran, sehingga seluruh elemen pembelajaran

dapat bersinergi dalam mencapai tujuan pembelajaran yang

dimaksud.

B. Kejenuhan dalam Belajar

Secara Harfiah kejenuhan ialah padat atau penuh sehingga

tidak mampu lagi memuat apapun. Selain itu, jenuh juga dapat

berarti jemu atau bosan. Dalam belajar, di samping siswa sering

7

Page 8: Variasi Belajar Untuk Mengatasi Kejenuhan Belajar Dalam Kelas

Page

8

mengalami kelupaan, ia juga terkadang mengalami peristiwa

negatif lainnya yang disebut jenuh belajar.

Menurut Raber, 1988, kejenuhan belajar ialah rentang

waktu tertentu yang digunakan untuk belajar, tetapi tidak

mendatangkan hasil. Seorang siswa yang mengalami kejenuhan

belajar merasa seakan-akan pengetahuan dan kecakapan yang

diperoleh dari belajar tidak ada kemajuan. Tidak adanya

kemajuan hasil belajar ini pada umumnya tidak berlangsung

selamanya tetapi dalam rentang waktu tertentu saja, misalnya

seminggu. Namun tidak sedikit siswa yang mengalami rentang

waktu yang membawa kejenuhan itu berkali-kali dalam satu

periode belajar tertentu.

Kejenuhan sendiri adalah capek atau lelah dalam

menghadapi sesuatu yang disebabkan karena beberapa factor.

Rasa capek ataupun lelah pasti ada dalam setiap manusia maka

tidak dapat di pungkiri bahwa siswa juga akan merasa capek dan

lelah dengan serentet kegiatannya. Dilain pihak menyatakan

bahwa kejenuhan itu mengandung arti usaha, yaitu suatu usaha

untuk berubah dan tidak menyerah kepada satu kenyataan.

Karena ia tidak menyerah dalam suatu kenyataan maka ia

senantiasa berusaha sehinnga menemui titik kejenuhan.

Adapun bentuknya dalam proses pembelajaran sangatlah

bervariasi, diantaranya siswa mengantuk dan jenuh ketika proses

pembelajaran berlangsung. Ataupun malah jenuh ketika

mengerjakan soal dari guru. Oleh karena itu usaha-usaha sangat

perlu dilakukan untuk mengatasi kejenuhan siswa dalam proses

pembelajaran. Agar siswa senantiasa bisa menyerap pelajaran

dengan maksimal.

8

Page 9: Variasi Belajar Untuk Mengatasi Kejenuhan Belajar Dalam Kelas

Page

9

Kejenuhan siswa datangnya tidak setiap waktu, hanya

pada waktu-waktu tertentu sehingga guru harus bisa

mengatasinya. Karena kejenuhan ini bukan hanya dari siswa itu

sendiri namun juga dari gurunya.

C. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Kejenuhan dalam

Kelas

Menurut Robert. M. Gagner (dalam Lamudji, 2005), ada dua

kondisi belajar siswa, pertama, kondisi belajar internal, yaitu

kondisi yang mempengaruhi belajar siswa yang ditimbulkan oleh

mereka sendiri, seperti motivasi belajar, keadaan psikologis,

fikiran dan sebagainya. Kedua, kondisi belajar eksternal, yaitu

kondisi belajar yang ditimbulkan dari luar diri mereka, dalam hal

ini adalah lingkungan belajar siswa.

Keletihan fisik dan keletihan indera, dalam hal ini mata dan

telinga pada umumnya dapat dikurangi atau dihilangkan lebih

mudah. Setelah siswa beristirahat cukup terutama tidur nyenyak

dan mengkonsumsi makanan dan minuman yang cukup bergizi.

Sebaliknya, keletihan mental tak dapat diatasi dengan cara yang

sederhana sebagaimana cara mengatasi keletihan-keletihan

lainnya. Itulah sebabnya, keletihan mental dipandang sebagai

faktor utama penyebab muculnya kejenuhan belajar.

Secara umum, kejenuhan dalam PBM disebabkan oleh dua faktor,

yaitu faktor yang berasal dari guru dan faktor yang berasal dari

murid.

1. Faktor dari Guru

9

Page 10: Variasi Belajar Untuk Mengatasi Kejenuhan Belajar Dalam Kelas

Page

10

Adapun beberapa faktor yang menyebabkan munculnya

kejenuhan dari guru adalah:

a. Kelelahan.

Barangkali ia memiliki jumlah jam yang terlalu banyak.

Walau pada sekolah pengabdiannya hanya mengajar beberapa

jam saja, tetapi karena tuntutan hidup ia menjadi guru sukarela

pula pada suatu atau dua sekolah lain. Atau bisa jadi karena

kelelahan fisik setelah menjadi guru selama puluhan tahun.

Sering kita lihat para guru-guru tua yang belum sudi untuk

pensiun merasa segan untuk melakukan kegiatan belajar

mengajar.

b. Pembelajarannya Mononton / Kreatifitas Guru kurang.

Kreatifitas seseorang, juga guru, sangat ditentukan oleh

keleluasaan dan kedalaman pengetahuan dan wawasan. Guru

kurang memiliki kemampuan dan tidak menguasai metoda,

strategi dan pendekatan belajar yang dapat membuat suasana

belajar menjadi membosankan dan menjenuhkan. Pelajaran yang

disampaikan pun akan sulit diserap oleh siswa. Karena metode

yang diterapkan kurang menarik dan monoton. Dan suasana

pembelajaran pun akan teras menyeramkan dan menegangkan

apalagi pelajaran eksak.

c. Kurangnya memahami karakteristik siswanya

Ada tipe guru yang tidak mau tahu karakteristik siswanya.

Ia hanya menuunt siswanya untuk memahami apa yang

disampaikannya. Kadang juga Materi Pelajaran yang tidak sesuai

dengan usia anak, namun cara penyampaian materi tanpa

10

Page 11: Variasi Belajar Untuk Mengatasi Kejenuhan Belajar Dalam Kelas

Page

11

mengetahui karakteristik siswa sehingga siswa akan merasa

kesulitan untuk mengikuti pelajaran. Bagi seorang anak, tidak

ada materi pelajaran yang sulit apabila guru dapat

menyampaikannya dengan cara yang aktif, kreatif dan

menyenangkan.

2. Faktor dari Siswa

a. Siswa mempunyai daya serap rendah atau kurang.

Gairah mengajar guru untuk mengajar kerap kali

terpancing karena di dalam kelas ada beberapa orang siswa

yang cukup pintar. Pada umumnya penyebab melempemnya

daya serap siswa di sekolah adalah karena mereka tidak terbiasa

dengan budaya membaca sehingga mereka lambat dalam

menganalisa. Kebiasaan dalam belajar cuma menghafal melulu.

Dapat diamati bahwa siswa yang telah terbiasa dalam budaya

membaca tidak mengalami kesulitan dalam kegiatan belajar

pembelajaran.

b. Alokasi Waktu yang berlebihan

Siswa biasanya mudah jenuh jika diajak untuk belajar

dalam waktu yang lama. Karena tipe mereka adalah mudah

bosan dengan sesatu yang berlebihan dan terus menerus. Siswa

memang lebih suka mendapat sesuatu yang baru, sehingga

bosan dengan pembelajaran yang terlalu lama. Apalagi pada

saat mendekati ujian akhir sekolah, maka mereka mau tidak mau

harus mendapat pelajaran tambahan setiap hari. Hal ini pasti

akan menimbulkan kejenuhan dan kelelahan pada siswa.

c. Adanya konflik di dalam pikiran sang anak didik

11

Page 12: Variasi Belajar Untuk Mengatasi Kejenuhan Belajar Dalam Kelas

Page

12

siswa masih mempunyai pemikiran yang sempit sehingga

dalam mengalami masalah sedikit saja pasti akan sangat

mengganggu pikirannya. Adanya konflik ini bisa muncul dari

keluarga, misalnya sering dimarahi oleh orang tuanya, ataupun

broken home. Dari linkungan ataupun teman misalnya, sedang

bertengkar dengan temannya, aataupun bagi siswa yang mulai

berpacaran mempunyai masalah dengan pacarnya. Semua yang

disebutkan tadi akan sangat mempengaruhi proses penyerapan

materi oleh siswa. Sehingga pembelajaran akan terasa jenuh

baginya.

d. Selain itu Sikap jenuh yang mereka rasakan bisa disebabkan

karena ketidakmampuan mereka mengerjakan setiap soal yang

diberikan.

Tidak semua siswa mempunyai IQ yang brilian. Banyak

siswa yang kurang begitu bisa menyerap pelajaran. Sehingg

ketika diberi soal oleh uru tidak bisa menjawab. Bagi siswa yang

memang malas maka ia tidak akan bersemangat dalam

mengikuti pelajaran. Namun untuk siswa yang mempunyai

semangat belajar tinggi ia akan mencoba mengerjakan walaupun

tidak bisa, namun ia akan menemukan titik keputus asaan. Saat

itu ia akan mengalami kejenuhan.

Begitu banyak factor yang menyebabkan kejenuhan siswa

sehingga diperlukan cara-cara untuk menyelesaikan

permasalahan tersebut. Setelah ditemukan beberapa

penyelesaian maka diharapkan pembelajaran akan berhasil

optimal.

D. Alternatif untuk mengatasi kejenuhan dalam

pembelajaran

12

Page 13: Variasi Belajar Untuk Mengatasi Kejenuhan Belajar Dalam Kelas

Page

13

Kejenuhan adalah rasa yang sering timbul selain rasa

malas. Namun bukan hanya siswa yang sering merasakan

kejenuhan. Namun, kejenuhan lebih sering melanda siswa di

sekolah. Apalagi, pada jam pelajaran eksak yang diletakkan di

akhir pelajaran. Biasanya pada jam-jam terakhir siswa sudah

capek, lapar, kantuk, dan lemahnya konsentrasi.

Menerapkan sistem fullday dan bimbingan belajar. Kelas 9

dan XII misalnya, hampir setiap hari ketika mendekati bulan

ujian, sekolah biasanya mengadakan program les setelah pulang

sekolah. Sehingga, siswa bukannya tambah siap untuk ujian tapi

malah semakin jenuh dan bosan. Mereka sering jenuh jam-jam

les.

Solusi untuk mengatasi masalah kejenuhan dalam kelas

bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Membuat Lingkungan Belajar yang Menggairahkan

Lingkungan belajar yang menyenangkan dapat

mempengaruhi sikap belajar siswa. Ciptakan suasana kelas yang

nyaman, meja belajar dihiasi dengan sesuatu yang menyegarkan

dan memberi semangat kepada siswa, dinding kelas ditempeli

dengan gambar-gambar atau hiasan-hiasan yang mereka minati.

Dengan suasana seperti itu maka siswa tidak akan mudah jenuh,

walaupun diberi banya materi pelajaran.

2. Belajar di Luar Kelas.

Belajar diluar kelas yaitu melakukan pembelajaran diluar

kelas misalnya dihalaman sekolah, perpustakaan, mushola

ataupun di tempat-tempat yang memberikan ketenangan seperti

sawah ataupun sungai terdekat. Cara belajar seperti ini paling

13

Page 14: Variasi Belajar Untuk Mengatasi Kejenuhan Belajar Dalam Kelas

Page

14

banyak disarankan oleh siswa. Sembari merasakan udara luar,

siswa saya ternyata lebih bisa berkonsentrasi dan menerima

penjelasan dengan lebih santai dan segar. Selain itu siswa bisa

kembali semangat untuk belajar lagi. Sehingga pelajaran

berikutnya siswa bisa berkonsentrasi dengan maksimal. Untuk

cara ini, sebaiknya digunakan ketika pembahasan soal, karena

tidak begitu membutuhkan papan tulis untuk menerangkan

materi. Selain digunakan pembahasan soal juga bisa digunakan

untuk mengenalkan pelaran yang berhubungan dengan alam.

3. Menggunakan Sedikit Trik.

Menggunakan sedikit trik untuk menghilangkan rasa jenuh

siswa. Khususnya pada jam-jam pelajaran siang atau jam

pelajaran terakhir, dan pelajaran eksak. Trik-trik tersebut seperti:

- Ketika membahas soal. Soal pertama guru yang membaca,

kemudian soal ke 2 guru menunjuk salah satu siswa laki-

laki. Siswa tersebut harus menjawab dengan benar,

kemudian giliran dia yang memilih satu teman perempuan

untuk menjawab soal berikutnya, begitu seterusnya. Ikuti

saja trik itu, diselah-selah siswa kita memilih siapa yang

akan melanjutkan mejawab soal, kegembiraan akan datang

dengan sendirinya. Hal ini terjadi ketika salah seorang

siswa laki-laki atau perempuan menunjuk anak yang

memang dijodoh-jodohkan oleh teman sekelasnya. Atau

yang ditunjuk adalah tim penggembira kelas mereka. Maka

pembelajaran akan hidup dan tidak ada kejenuhan lagi.

- Megadakan tebak-tebakan. Bagi yang tidak bisa menjawab

hukumannya adalah menghibur temannya. Sehinnga siswa

akan konsentrasi penuh pada pelajaran tersebut. Dan pasti

14

Page 15: Variasi Belajar Untuk Mengatasi Kejenuhan Belajar Dalam Kelas

Page

15

tidak ada yang mengantuk ataupun jenuh selain itu kelas

akan semakin hidup dan saling akrab.

4. Selingi dengan Musik.

Selingan ini hanya pada waktu-waktu saat siswa mencapai

titik kejenuhan. Misalnya, saat harus mencatat pelajaran maka

siswa boleh mendengarkan music. Namun cukup satu kelas satu

lagu agar tidak menimbulkan kegaduhan dan tidak mengganggu

kelas lain. maka memutar music harus dengan volume yang

normal, kira-kira tidak mengganggu kelas lain. Setelah mencatat

selesai maka music dimatikan dan giliran guru melanjutkan.

Cara ini juga bisa dipakai untuk pelajaran bahasa Inggris

saat mempelajari listening section. Bukan hanya bahasa inggris

yang membutuhkan sesi mendengarkan, banyak pelajaran lain

yang membutuhkan sesi mendengarkan terutama bahasa asing

seperti bahasa mandarin, bahasa jepang, bahasa prancis, bahasa

arab. Mendengarkan juga bisa digunakan dalam pelajaraan

bahasa Indonesia seperti mendengarkan berita.

5. Menggunakan Media yang Unik

Siswa kadang jenuh dengan penjelasan-penjelasan guru.

Sehingga guru dituntut mampu membuat media pembelajaran

yang kreatif dan menyenangkan siswa. Misalnya;

- Dalam pembelajaran yang memanfaatkan LCD, guru bisa

membuat powerpaoint yang menarik dan lucu. Umumnya

siswa alergi untuk membaca persentasi yang berupa

tulisan, apalagi tulisannya formal. Siswa lebih suka melihat

gambar-gambar dan tulisan yang bagus. Sehingga guru

15

Page 16: Variasi Belajar Untuk Mengatasi Kejenuhan Belajar Dalam Kelas

Page

16

jika membuat persentasi disarankan untuk memperbanyak

gambar dan tulisan dibuat se menarik mungkin.

- Siswa biasanya suka dengan sesuatu yang baru dan unik.

Maka untuk mencegah ataupun mengurangi kejenuhan

siswa, guru harus mampu membuat sesuatu yang baru

untuk menyampaikan materi pelajarannya kepada siswa.

Selain untuk mencegah kejenuhan, siswa juga akan selalu

ingat dengan materi tersebut.

Menurut Gerlac dan Ely tiga keistemewaan yang dimiliki media

pengajaran yaitu :

(1) Media memiliki kemampuan untuk menangkap, menyimpan

dan menampilkan kembali suatu objek atau kejadian,

(2) Media memiliki kemampuan untuk menampilkan kembali

objek atau kejadian dengan berbagai macam cara disesuaikan

dengan keperluan, dan

(3) Media mempunyai kemampuan utuk menampilkan sesuatu

objek atau kejadian yang mengandung makna.

Begitu juga, Ibrahim (1982:12) mengemukakan fungsi atau

peranan media dalam proses belajar mengajar antara lain :

(1) Dapat menghindari terjadinya verbalisme,

(2) Membangkitkan minat atau motivasi,

(3) Menarik perhatian,

(4) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan ukuran,

(5) Mengaktifkan siswa dalam belajar dan

16

Page 17: Variasi Belajar Untuk Mengatasi Kejenuhan Belajar Dalam Kelas

Page

17

(6) Mengefektifkan pemberian rangsangan untuk belajar

6. Setiap Materi diselingi Praktek

Sebagian pelajaran tentunya membutuhkan praktek seperti

biologi, semua bahasa, kimia, dan lain-lain. Dari praktek inilah

siswa mampu memahami pelaran tersebut dan guru juga menilai

seberapa kemampuan siswa menyerap materi pelajaran.

Sehinnga siswa nantinya bisa mempraktekkannya di masyarakat

untuk praktek pelajaran bahasa. Dan untuk pelajaran sains siswa

dapat memahami secara lebih jelas. Pada saat praktek pasti

siswa gembira tidak ada yang mengantuk ataupun jenuh. Mereka

akan berusaha untuk tampil dan praktek sebaik mungkin.

7. Pemberian motivasi

Peranan guru yang sangat mendasar adalah

membangkitkan motivasi dalam diri peserta didiknya agar

semakin aktif belajar. Ada dua jenis motivasi, yakni motivasi

intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik, ialah motivasi

atau dorongan serta gairah yang timbul dari dalam peserta didik

itu sendiri, misalnya ingin mendapat manfaat praktis dari

pelajaran, ingin mendapat penghargaan dari teman terutama

dari guru, ingin mendapat nilai yang baik sebagai bukti “mampu

berbuat”. Motivasi ekstrinsik mengacu kepada faktor-faktor luar

yang turut mendorong munculnya gairah belajar, seperti

lingkungan sosial yang membangun dalam kelompok, lingkungan

fisik yang memberi suasana nyaman, tekanan, kompetisi,

termasuk fasilitas belajar yang memadai dan membangkitkan

minat.

17

Page 18: Variasi Belajar Untuk Mengatasi Kejenuhan Belajar Dalam Kelas

Page

18

Dalam pembelajaran matematika misalnya, motivasi itu

sangat penting. Untuk membangkitkan motivasi intrinsik, siswa

diingatkan akan pentingnya belajar matematika untuk

memecahkan persoalan hidup sehari-hari, seperti perhitungan,

pengukuran dan sebagainya. Apalagi bila siswa berkeinginan

untuk melanjutkan belajar ke jenjang lebih tinggi lagi, maka

pelajaran matematika akan terus diperoleh, sehingga

pemahaman dan penguasaan materi pada tahap-tahap awal

akan membantu untuk tahap-tahap selanjutnya. Motivasi

ekstrinsik dapat dikondisi oleh guru, seperti dengan memberi

pujian, hadiah dan sebagainya. Langkah-langkah berikut ini juga

merupakan bentuk motivasi ekstrinsik.

Menurut John Holt ( 1967 ), proses belajar akan meningkat jika

siswa diminta untuk:

- Mengemukakan kembali informasi dengan kata-kata mereka

sendiri.

- Memberikan contohnya.

- Mengenalinya dalam bermacam bentuk dan situasi.

- Melihat kaitan antara informasi itu dengan fakta atau gagasan

lain.

- Menggunakan dengan beragam cara / variasi metode

pembelajaran.

- Memprediksikan sejumlah konsekuensinya.

- Menyebutkan lawan atau kebalikannya.

18

Page 19: Variasi Belajar Untuk Mengatasi Kejenuhan Belajar Dalam Kelas

Page

19

Sehingga pelajaran akan lebih mudah diserap oleh siswa

serta siswa akan selalu ingat dengan apa yang dipelajari dan tida

akan meras jenuh dalam pembelajaran.

19

Page 20: Variasi Belajar Untuk Mengatasi Kejenuhan Belajar Dalam Kelas

Page

20

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Guru adalah tenaga pendidikan yang tugas utamanya

mengajar, dalam arti mengembangkan ranah cipta, rasa, dan

karsa siswa sebagai implementasi konsep ideal mendidik.

Dimana salah satu tugas guru yaitu menghilangkan rasa jenuh

dalam proses belajar mengajar dengan memahami faktor-faktor

yang mempengaruhi. Proses belajar mengajar diantaranya,

karakteristik siswa, karakteristik guru, interaksi dan metode,

karakteristik kelompok, fasilitas fisik mata pelajaran dan

lingkungan. Sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan

dengan baik sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Kejenuhan siswa dapat diatasi dengan berbagai metode

yaitu membuat lingkungan belajar yang menggairahkan, belajar

di luar kelas, menggunakan sedikit trik, selingi dengan musik,

menggunakan media yang unik, setiap materi diselingi praktek,

pemberian motivasi pada siswa. Dengan menggabungkan

ataupun memilih salah satu dari cara tersebut maka diharapkan

siswa dapat belajar dengan menyenangkan dan dapat menyerap

pelajaran yang disampaikan oleh guru secara optimal.

B. SARAN

20

Page 21: Variasi Belajar Untuk Mengatasi Kejenuhan Belajar Dalam Kelas

Page

21

1. Guru harus mengetahui karakteristik siswanya,

sehingga ketika ada kejenuhan maka mudah memilih

metode untuk mengatasinya.

2. Dalam proses belajar mengajar, guru harus bisa

membuat suasana yang nyaman sehingga siswa tidak

akan jenuh.

3. Guru harus punya cara tersendiri untuk mengatasi

kejenuhannya ketika dalam kelas.

C. DAFTAR PUSTAKA

Mugiarso, Heru,dkk.2010. Bimbingan dan Konseling.

Semarang: UNNES.

Ibrahim, 1982. Media Instruksional. Malang : FIP IKIP

Malang

Mudhoffir, & Tjun Surjaman. 1999. Teknologi Instruksional,

sebagai landasan Perencanaan dan penyusunan program

Pengajaran (Cetakan ke-7). Bandung : Remaja Rosdakarya

Winkel, W.S. 1999. Psikologi Pengajaran (Cetakan kelima).

Jakarta : Grasindo

Miarso, Y. 1984. Teknologi Komunikasi Pendidikan, pengertian

dan penerapannya di Indonesia. Jakarta : Rajawali

21

Page 22: Variasi Belajar Untuk Mengatasi Kejenuhan Belajar Dalam Kelas

Page

22

22