peran guru kelas dalam mengatasi kesulitan belajar …
TRANSCRIPT
PERAN GURU KELAS DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS V DI MADRASAH IBTIDAIYAH
NURUL ITTIHAD KOTA JAMBI
SKRIPSI
RESSY TPG.151715
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2019
PERAN GURU KELAS DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS V DI MADRASAH IBTIDAIYAH
NURUL ITTIHAD KOTA JAMBI
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan
RESSY TPG.151723
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019
i
ii
iv
v
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahrirabbil‟alamin rasa syukur kepada Allah SWT sebuah hasil karya sederhani ini dapat terselesaikan, satu cita tercapai, itu bukanlah akhir dari sebuah
perjalananku dalam bertholabul ilmi akan tetapi ini adalah awal dari perjuanganku.
Kupersembahkan karya sederhana
Untuk matahariku, belahan jiwaku, malaikat nyata yang telah tuhan kirimkan untukku didunia ini penyemangat hidupku
Ibundaku tercinta Alm Ainah
Serta pahlawan hidupku yang telah mengajarkanku arti sebuah perjuangan, seorang ayah yang tidak menampakkan keluh kesahnya. Beliauh penuh kesabaran
dan pengertian yang luar biasa tetesan demi tetesan keringat beliau cucurkan namun tak ada keluhan sedikitpun beliau berikan yang memberikan segalanya
untukku
Ayah tercinta Syahril Rahman
Kepada abangku Riswan, Ridiyan dan ayukku Teti Jayanti dan keponkanku M. Aydin Pratama yang telah memberikan doa dan serta semangat untukku
Kepada sahabat- sahabatku yang selalu ada saat sedih maupun bahagia terimakasih kuucapkan
vi
MOTTO
(٨) (٧) (٦)
شرح( ٦-٨) (ال
Artinya : “ Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (6) Maka apabila
kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh
(urusan) yang lain (7) Dan hanya kepada tuhanmulah hendaknya kamu berharap
(8)”, (QS. Asy-syarh : 6-8) ( Al-Qur‟an Terjemahan, 2009)
vii
ABSTRAK
Nama : Ressy Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Judul : Peran Guru Kelas Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Kela V
Di MadrasahIbtidaiyah Nurul Ittihad Kota Jambi Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena kemerosotan minat belajar diberbagai kalangan, sehingga mereka mengalami kesulitan belajar untuk menanggulangi hal tersebut diperlukan adanya upaya guru bagaiman cara proses pembelajaran tersebut bisa lancar. Maka meneliti apa yang harus di lakukan guru dalam membantu kesulitan belajar siswa itu menarik untuk di lakukan, seperti yang di alami di Kelas V MI Nurul Ittihad Kota Jambi menggunakan kegiatan pembelajaran yang bermacam-macam untuk meningkatkatkan minat belajar siswa. Fokus penelitian dalam skripsi ini adalah, (1) Bagaimana bentuk kesulitan belajar yang di alami siswa siswa kelas V MI Nurul Ittihad Kota Jambi (2) Bagaimana kendala Guru kelas V Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa di MI Nurul Ittihad Kota Jambi? (3) Bagaimana Peran Guru Kelas dalam Mengatasi Kesulitan Belajar siswa Kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad Kota Jambi? Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa, (1)pendekatan yang yang di gunakan guru MI Nurul Ittihad Kota Jambi dengan melakukan (a), perbaikan, (b), pengayaan, (c), Motifasi pada siswa. Pembelajaran ini di diterapkan dengan berbasis pembiasaan, sehingga kegiatan dilaksanakan secara berulang-ulang atau rutin dengan tujuan agar dapat terbentuk kebiasaan dan pembelajaran yang baik pada diri peserta didik. Selain itu peran guru dalam membimbing, mendidik, serta mengajar di setiap kegiatan pembelajaran yang diterapkan juga turut membantu dalam mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan yang baik dan berkualitas pada peserta didik. (2) bentuk-bentuk kesulitan belajar yang ada di kelas V MI Nurul Ittihad Kota Jambi yaitu di antara lain (a), lemahnya dayah serap siswa, kurangnya perhatian siswa dalam belajar. Gaya belajar siswa yang tidak di perhatikan, dengan ketlatenan guru membiasakan siswanya yang berkesulitan belajar untuk mengerjakan tugas tambahan siswa menjadi terbiasa mengerjakan tugas dikit demi sedikit siswa menjadi mengerti dengan kesulitan yang di alaminya (3) kendala yang dialami dalam menjalankan pembelajarang yang ada di kelas V MI Nurul Ittihad Kota Jambi yaitu antara lain: a), kurangnya sarana dan prasarana pendukung kegiatan pembelajaran, b) peserta didik yang kurang disiplin,. Kemudian solusi yang digunakan untuk mengatasi kendala tersebut adalah dengan cara guru memberikan pendampingan pada peserta didik serta pihak sekolah secara sedikit demi sedikit terus memperbaiki sarana dan prasaran penunjang kegiatan. Kata Kunci : peran guru kelas, kesulitan belajar
viii
ABSTRACT
Name : Ressy Department : Islamic Elementing school Nurul Ittihad Kota Jambi Title : The Role Of Teachers Class To Inform Students difficulties At The
Five Class Nurul Ittihad Elementing School This research is motivated by the phenomenon of deterioration in the interest in learning in various circles, so that they have difficulty learning to cope with it. It is necessary to attempt teachers how the learning process can be smooth. So researching what the teacher must do in helping students' learning difficulties is interesting to do, as experienced in Class V of MI Nurul Ittihad in Jambi City using various learning activities to increase student learning interest. The focus of the research in this paper is, (1) What is the form of learning difficulties experienced by fifth grade students of MI Nurul Ittihad in Jambi City (2) What are the obstacles for Class V Teachers Overcoming Student Learning Difficulties at MI Nurul Ittihad Jambi City? (3) What is the Role of Class Teachers in Overcoming Learning Difficulties in Grade V students at the Jambi City Nurul Ittihad Islamic School? This study uses a qualitative research approach with a type of case study research. Data collection techniques used were interviews, observation and documentation. The results of this study reveal that, (1) the approach used by the MI Nurul Ittihad City of Jambi teacher by doing (a), improvement, (b), enrichment, (c), Motivation in students. This learning is applied based on habituation, so that activities are carried out repeatedly or routinely in order to form good habits and learning for students. In addition, the role of the teacher in guiding, educating, and teaching in every applied learning activity also helps in realizing the achievement of the goals of good and quality education for students. (2) the forms of learning difficulties that exist in the fifth grade of Jambi Nurul Ittihad MI, which are among others (a), the weak absorption of students, lack of student attention in learning. Students' learning styles are not noticed, with the diligence of the teacher familiarizing students with learning difficulties to do additional tasks students become accustomed to doing assignments a little by little students become familiar with the difficulties they experience (3) constraints experienced in carrying out presentations in class V MI Nurul Ittihad of Jambi City, among others: a), lack of facilities and infrastructure supporting learning activities, b) students who are less disciplined. Then the solution used to overcome these obstacles is by the way the teacher provides assistance to students and the school gradually continues to improve the facilities and infrastructure supporting activities. Keywords : the role o class teachers, student learning difficulties
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Robbil „Alamin, segala puji dan syukur senantiasa penulis
ucapkan kehadirat Allah Swt, berkat Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat beserta salam atas Nabi
Muhammad SAW pembawa risalah pencerah bagi manusia.
Penulisan skripsi ini bertujuan sebagai satu syarat untuk meraih sarjana
program S.I Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan UIN STS jambi, dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari
bahwa masih jauh dari kesempurnaan. Namun berkah dari Allah Swt. serta usaha-
usaha penulis, skripsi ini juga dapat diselesaikan. Selama pembuatan skripsi ini
banyak halangan dan rintangan yang penulis hadapi. Tetapi berkat kerja keras,
bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, sehingga semuanya masih bisa di atasi.
Pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Hadri Hasan, MA. Selaku Rektor UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi. Bapak Dr. H. Suaidi, MA, PhD, Selaku Wakil Rektor I
bidang akademik dan kelembangaan, Bapak Dr. H. Hidayat, M.Pd Selaku
Wakil Rektor II bidang administrasi umum, perencanaan dan keuangan, Ibu
Dr. Hj. Fadila Husen, M.Pd Selaku Wakil Rektor III bidang kemahasiswaan
dan kerjasama UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Ibu Dr.Hj. Armida, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan,
Bapak Dr. Lukman Hakim, M.Pd, Bapak Dr. Zawaki, M.Pd, Bapak Dr. Kemas
Imran Rasadi, M.Pd selaku Wakil Dekan I, II, dan III Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak Dr. Mahluddin, M.Pd.I Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Bapak Dr.
Shalahuddin, M.Pd.I selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah UIN Sulthan Thaha Saifudin Jambi.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i NOTADINAS ............................................................................................................ ii NOTA DINAS .......................................................................................................... iii PENGESAHAN ......................................................................................................... iv PERNYATAAN ORGISINALITAS ......................................................................... v PERSEMBAHAN ...................................................................................................... vi MOTTO ..................................................................................................................... vii ABSTRAK ................................................................................................................. viii ABSTRACT ............................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ............................................................................................... x DAFTAR ISI .............................................................................................................. xii DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xiii DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xv BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1 B. Fokus Penelitian ............................................................................................. 4 C. Rumusan Masalah .......................................................................................... 4 D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori............................................................................................... 6 1. Pengertian Guru ...................................................................................... 6 2. Peran Guru ............................................................................................... 7
a. Guru Sebagai Demonstraktor ............................................................. 7 b. Guru Sebagai Pengelola Kelas …………………………….. ............ 8 c. Guru Sebagai Mediator ...................................................................... 8 d. Guru Sebagai Fasilitator ................................................ ... ............... 8 e. Guru Sebagai Pembimbing .............................................. . ................. 8 f. Guru Sebagai Motivator ................................................. .. ................ 8 g. Guru Sebagai Evaliator ................................................... . ................. 9
3. Pengertian Belajar ................................................................................... 9 4. Kesulitan Belajar ..................................................................................... 10 5. Jenis – jenis Kesulitan Belajar ................................................................. 11 6. Faktor – faktor terjadinya kesulitan belajar ............................................. 12 7. Cara mengenali muridyangmengalami kesulitan belajar ......................... 15 8. Peran guru kelas dalam mengatasi kesulitan belajar ................................ 15
B. Studi Relevan ................................................................................................... 16
xii
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan desain penelitan .................................................................... 20 B. Setting penelitian dan subjek penelitian ........................................................ 20 C. Jenis dan sumber data .................................................................................... 21 D. Teknik pengumpulan data .............................................................................. 21 E. Teknik analisis data ....................................................................................... 23 F. Teknik keabsahan data ................................................................................... 24 G. Jadwal penelitian .......................................................................................... 25
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum............................................................................................... 27 B. Temuan khusus dan Pembahasan ................................................................... 42
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 58 B. Saran-saran ..................................................................................................... 59 C. Penutup ........................................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1. Madrasah Ibtidaiyan Nurul Ittihad Kota Jambi ..................................... 32
Gambar 4.1. Struktur Organisasi MI Nurul Ittihad Kota Jambi ................................. 38
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Nama – nama guru dan pegawai MI Nurul Ittihad Kota Jambi ............... 33 Tabel 4.2. Nama – nama guru piket ........................................................................... 34 Tabel 4.3. Pengawas Dan Pengatur Anak Pada Sholat Zuhur .................................. 34 Tabel 4.4. Jadwal Kegiatan Ektrakurikuler ................................................................ 35 Tabel 4.5. Daftar Nama Guru Kelas........................................................................... 36 Tabel 4.6. keadaan siswa MI Nurul Ittihad Kota Jambi ............................................ 37 Tabel 4.7. Sarana Dan Prasarana ............................................................................... 38 Tabel 4.8. Jumlah dan Kondisi Bangunan ................................................................. 39 Tabel 4.9. Sarana Dan Prasarana Pendukung Lainnya ............................................. 40 Tabel 4.10. keadaan kelas V MI Nurul Ittihad Kota Jambi ...................................... 41
xv
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Pedoman Wawancara
Lampiran 2 Hasil wawancara kepala sekolah
Lampiran 3 hasil wawancara guru kelas
Lampiran 4 hasil wawancara siswa
Lampiran 5 Daftar informan
Lampiran 6 Dokumentasi penelitian
Lampiran 7 lembar konsultasi
Lampiran 8 curriculum vitae
Lampiran 9 lembar responden
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Pendidikan adalah kunci utama terbentuknya sumber daya manusia yang
kompeten dalam membangun bangsa. Pendidikan mempunyai peran yang sangat
penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan suatu
bangsa. Pendidikan juga menjadi tolak ukur mencerdaskan suatu bangsa, dan
menjadi cermin kepribadian masyarakatnya
Undang- undang No. 20 tahun 2003, tentang sistem pendidikan nasional
mendefenisikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara ( Hasbullah, 2008 ,hlm, 4).
Pada dasarnya pendidikan merupakan hubungan antara pribadi
pendidikan dan anak didik . dalam pergaulan terjadi kontak dan komunikasi antara
masing- masing pribadi. Hubungan ini jika meningkat ke taraf hubungan
pendidikan maka akan menjadi hubungan antara pribadi pendidikan dan pribadi si
anak yang pada akhirnya melahirkan tanggung jawab pendidikan dan kewibawaan
pendidikan. Pendidikan bertindak demi kepentingan dan keselamatan anak didik,
dan anak didik mengakui kewibawaan pendidikan dan bertangung padanya.
Dengan demikian berarti undang- undang No . 20 th 2003 tersebut
merupakan wadah formal yang terintegrasi dalam pendidikan, baik itu dalam
pendidikan nasional maupun pendidikan islam, maka perlu adanya pendidikan
yang professional dalam belajar mengajar dan berupaya mengatasi (problem)
dalam belajar yang sekiranya dapat menghambat mencapai tujuan pendidikan
nasional.
Pendidikan indentik dengan sekolah, sebab sekolah merupakan salah satu
tempat berlangsungnya proses pendidikan. Sebagaimana yang telah di kemukakan
oleh Mulyadi ( 2010, hlm, 104) bahwa ketika anak memasuki situasi sekolah
2
yang baru ia dihadapkan pada beberapa masalah misalnya menyesuaikan
diri dengan sekolah baru, pelajaran baru, tata tertip sekolah, guru-guru dan
sebagainya. Selain itu sekolah juga merupakan lembaga pendidikan formal bagi
peserta pendidikan untuk memperoleh pendidikan dan ilmu pengetahuan.
Tugas pendidik dalam rangka optimalisasi proses belajar mengajar
adalah sebagai motivator yang mampu mengembangkan kemajuan belajar peserta
didik, mengembangkan kondisi belajar yang relevan agar tercipta suasana belajar
dengan penuh kegembiraan ( Hamalik, 2015, hlm, 48). Untuk mencapai kegiatan
pembelajaran yang aktif dan menyenangkan, maka harus dilandasi oleh prinsip –
prinsip: pertama, berpusat pada peserta didik; kedua, mengembangkan kreativitas
peserta didik; ketiga, menciptakan kondisi yang menyenangkan dan menantang;
keempat mengembangkan beragam kemampuan yang bermuatan nilai; kelima,
menyediakan pengalaman belajar yang beragam serta belajar melalui perbuatan.
Guru merupakan salah satu yang paling penting dalam bidang
pendidikan, tidak hanya berkewajiban untuk melaksanakan proses pembelajaran
dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran bidang studi yang menjadi tanggung
jawabnya, akan tetapi guru harus mendidik siswa secara keseluruhan untuk
mencapai tujuan penyelenggaraan pendidikan nasional. Dalam keseluruhan proses
pendidikan guru, merupakan factor utama bertugas sebagai pendidik.
Ketika para guru memasuki ruang kelas dan menutup pintu – pintu kelas,
kualitas pembelajaran akan lebih banyak ditentukan oleh para guru, maka nyata
sekali peran guru merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam proses
pendidikan. Ketika guru memasuki kelas dan menutup pintu – pintunya, guru
dapat melaksanakan apa saja didalam kelas. Sosok guru yang profesional dapat
menempatkan dirinya menjadi idola yang menarik perhatian bagi siswa sehingga
proses pembelajaran berlangsung secara menyenangkan, efektif dan efesien. Guru
mampu menularkan virus a- Ach ( need for achievement) atau kebutuhan untuk
berprestasi, sehingga siswa melakukan aktivitas belajar tidak sekedar tuntutan
kewajiban, tetapi siswa sudah berfikir belajar merupakan tuntutan kebutuhan akan
berprestasi ( Ali Idrus, 2009, hlm, 13).
3
Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan juga merupakan unsur
yang sangat fumdamental dalam setiap penyelengaraan jenis dan dan jenjang
pendidikan. Ini berarti bahwa hasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan
itu amat bergantung pada proses belajar mengajar yang dialami siswa, baik ketika
ia berada disekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarga sendiri.
Sebagai seorang guru yang sehari-hari mengajar di sekolah, tentunya
tidak jarang dalam menangani siswa yang mengalami kesulitan belajar. Banyak
siswa yang sangat sulit sekali menerima mata pelajaran, baik pelajaran membaca,
menulis serta berhitung. Hal ini terkadanng membuat guru menjadi memikirkan
bagaimana mengahadapi siswa yang mengalami kesulitan belajar.
Kesulitan belajar merupakan masalah yang kompleks dan sering
membuat orang tua bingung mencari penyelesaiannya. Kesulitan belajar banyak
ditemukan pada anak usia sekolah. Pada belajar anak memang dibentuk saat
disekolah dasar.
Sesuai dengan masanya ia mengalami perkembangan mental dan
pembentukan karakternya. Dimasa kini anak tidak hanya belajar menghitung,
membaca, menulis atau menghafal pengetahuan umum, tetapi juga belajar tentang
tanggung jawab, skala nilai moral, skala prioritas dalam kegiatannya.
Menurut Bruno, siswa diduga mengalami kesulitan belajar apabila siswa
tidak dapat tercapai ukuran tingkat keberhasilan belajar dalam waktu tertentu,
siswa tidak dapat mewujudkan tugas – tugas perkembangan dan tidak dapat
mencapai tingkat penguasaan materi.
Kesulitan belajar yang menjadi salah satu masalah belajar siswa tidak
selalu sisebabkan oleh faktor intelengensi yang rendah ( kelainan mental) akan
tetapi juga disebabkan oleh faktor – faktor non intelengensi yang rendah (
kelainan mental) akan tetapi juga dapat disebabkan oleh faktor – faktor non
intelegensi, dengan demikian IQ belum tentu menjamin keberhasilan seseorang
siswa dalam belajar.
Berdasarkan observasi awal yang saya lakukan pada kelas V di MI Nurul
Ittihad Kota Jambi. Dapat di ketahui bahwa di dalam proses belajar tidak semua
siswa memiliki prestasi belajar yang baik, masih ada siswa yang mengalami
4
kesulitan dalam belajarnya yang rendah. Keadaan diatas menunjukkan adanya
permasalahan yang dialami oleh siswa dalam proses belajar. Di mana kesulitan
belaja siswa antara lain disebakan oleh metode belajar yang digunakan oleh guru
masih kurang bervariasi, artinya metode digunakan guru masih cenderung
menggunakan satu metode seperti hanya menggunakan metode ceramah saja,
sehingga siswa kurang diberi kesempatan untuk aktif yang menyebabkan siswa
kurang memiliki minat dalam pelajaran guru tidak banyak menggunakan media
dapat membantu menarik perhatian siswa, sehinggga siswa tidak memperhatikan
penjelasan oleh guru, biasanya ada siswa yang bercerita dalam belajar, ada pula
siswa yang sering permisi keluar ketika pelajaran sedang berlangsung. Dengan
demikian, guru memiliki peranan penting dalam memberikan materi pelajaran
kepada para siswa, sehingga siswa dapat memahami dan menguasai materi yang
disampaikan oleh guru. Guru dituntut harus memiliki keterampilan dan
kemampuan tersendiri baik dalam menggunakan metode belajarnya ataupun
media yang digunakan sehingga dapat menarik perhatian siswa dan
menumbuhkan minat siswa untuk belajar.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka diasumsikan bahwa
permasalahan ini patut menjadi perhatian para guru khusunya guru kelas. Apabila
peran guru kelas berjalan dengan baik maka kesulitan belajar yang dialami siswa
dalam belajar akan mendapatkan perubahan kepada hasil belajar yang baik.
Berangkat dari problem tersebut studi ini mengangkat tema”PERAN GURU
KELAS DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS
V DI MADRASAH IBTIDAIYAH NURUL ITTIHAD KOTA JAMBI”
B. Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini agar pembahasan nantinya dapat terarah dan
dipahami dengan jelas. Maka fokus penelitian ini adalah:
1. Penelitian ini dilakukan pada siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul
Ittihad Kota Jambi.
Kesulitan Belajar Siswa Kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad Kota
Jambi.
5
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi rumusan
permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana Bentuk Kesulitan Belajar yang di alami Siswa Kelas V di
Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad Kota Jambi?
2. Bagaimana kendala Guru kelas Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa
Kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad Kota Jambi?
3. Bagaimana Peran Guru Kelas dalam Mengatasi Kesulitan Belajar siswa
Kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad Kota Jambi?
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Ingin Mengetahui Bentuk kesulitan belajar siswa Kelas V di Madrasah
Ibtidaiyah Nurul Ittihad Kota Jambi.
b. Ingin Mengetahui Kendala Guru Kelas Mengatasi Kesulitan Belajar
siswa Kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad Kota Jambi.
c. Ingin Mengetahui Peran Guru Kelas Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar
Siswa Kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad Kota Jambi.
2. Kegunaan Penelitian
a. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi pihak sekolah tentang
Peran Guru Kelas Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Kelas V
pada proses pemebelajaran di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad Kota
Jambi.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan atau panduan bagi
guru baru dalam rangka mengatasi kesulitan belajar siswa.
c. Sebagai bahan informasi bagi penelitian selanjutnya terhadap
kemampuan guru kelas dalam mengatasi kesulitan belajar siswa.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
Untuk mempermudah pemahaman para penelitian, terlebih dahulu
diketahui kerangka teorinya. Karena dari kerangka teori inilah kita bisa memulai
langkah untuk membahas permasalahan atas data-data yang diperoleh di lapangan,
kerangka teori ini merupakan landasan berpijak dan sekaligus merupakan
kerangka pemikiran yang melatarbelakangi berbagai bentuk pembahasan
nantinya.
1). Pengertian Guru
Guru adalah seorang figure yang mulia dan dimuliakan banyak
orang, kehadiran guru ditengah-tengah kehidupan manusia sangat penting,
tanpa ada guru atau seorang yang dapat ditiru, diteladani oleh manusia untuk
belajar dan berkembang, manusia tidak akan memiliki budaya, norma, agama.
Sulit dibayangkan jika ditengah kehidupan manusia tidak adanya seorang
guru, bekal tidak ada peradaban yang dapat dicatat, kita akan hidup dalam
tradisi-tradisi kuno, demikianlah seterusnya. (Yamin, 2013, hlm. 47).
Guru adalah pekerjaan professional yang secara khusus disiapkan
untuk mendidik anak-anak yang telah diamanatkan orang tua untuk dapat
mendidik anaknya disekolah. Guru atau pendidik sebagai orang tua kedua dan
sekaligus penanggung jawab pendidikan anak didiknya setelah kedua orang
tua menjadi penanggung jawab utama pendidikan anak ketika diluar sekolah,
guru merupakan penanggung jawab utama pendidikan anak melalui proses
pendidikan formal anak yang berlangsung di sekolah karena tanggung jawab
merupakan konsekuensi logis dari sebuah amanat yang dipikulkan diatas
pundak para guru ( Barnawi dan Ardy, 2012. hlm. 97).
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa guru adalah semua
orang yang berwenang dan bertanggung jawab untuk membimbing dan
membina anak didik, baik secara individual maupun klasikal, di sekolah
maupun di luar sekolah. Jadi posisi guru dan anak didik boleh berbeda, tetapi
7
keduanya tetap seiring dan setujuan , bukan seiring tetapi tidak setujuan.
Seiring dalam arti kesamaan langkah-langkah dalam mencapai tujuan
bersama. Anak didik berusaha mencapai cita-citanya dan guru dengan ikhlas
mengantar dan membimbing anak didik ke pintu gerbang cita-citanya.
2). Peran Guru
Peran ialah pola tingkah tingkah tertentu yang merupakan cirri-ciri
khas semua petugas dari pekerjaan atau jabatan tertentu. Guru harus
bertanggung jawab atas hasil kegiatan belajar anak melalui interaksi belajar
mengajar. Guru merupakan factor yang mempengaruhi berhasil tidaknya
proses belajar, dan karenanya guru harus menguasai prinsip-prinsip belajar
disamping menguasai materi yang akan diajarkan. Dengan kata lain guru
harus mampu menciptakan suatu situasi kondisi belajar yang sebaik-baiknya.
(Oemar Hamalik, 2009, hlm, 33).
Guru dalam fungsinya sebagai pengajar, pendidik dan pembimbing
maka diperlukan adanya berbagai peran pada diri guru. Peran akan senantiasa
menggambarkan pola tingkah laku yang diharapkan dalam berbagai interaksi
belajar mengajar yang dipandang sebagai sentral bagi perannya. Sebab baik
disadari atau tidak bahwa sebagian dari waktu dan perhatian guru banyak
dicurahkan untuk menggarap proses belajar mengajar dan berinteraksi dengan
siswanya.
Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, pendidikan menengah (Sardiman, A,M, 2008, hlm, 143-144). Dari
beberapa pendapat di atas maka dapat diatas maka dapat diuraikan beberapa
peran guru dalam kegiatan guru belajar mengajar sebagai berikut:
a. Guru sebagai demonstrator Melalui perannya sebagai demonstrator atau pengajar guru
hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan
diajarkannya serta senantiasa mengembangkannya dalam arti
8
meningkatkan kemampuannya dalamhal ilmu yang dimilikinya karena
hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa.
Salah satu yang harus diperhatikan oleh guru bahwa ia sebdiri adalah
pelajar. Ini berarti bahwa guru harus belajar terus menerus. Dengan cara
demikian ia akan memperkaya dirinya dengan berbagai ilmu
pengetahuan sebagai bekal dalam melaksanakan tugasnya sebagai
pengajar dan demostrator sehingga mampu memperagakan apa yang
diajarkannya secara didaktis, maksudnya agar apa yang disampaikannya
itu betul- betul dipahami oleh anak didik.
b. Guru sebagai pengelola kelas
Dalam perannya sebagai pengelola kelas guru hendaknya
mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta merupakan
aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisasikan. Lingkungan
ini diatur dan di awasi agar kegiatan – kegiatan belajar terarah kepada
tujuan – tujuan pendidikan. Pengawasan terhadap belajar lingkungan itu
turut menentukan sajauh mana lingkungan tersebut menjadi lingkungan
belajar yang baik, lingkungan yang baik adalah yang bersifat menentang
dan merangsang siswa untuk belajar memberi rasa aman dan kepuasan
dalam mencapai tujuan.
Kualitas dan kuantitas belajar siswa dalam kelas bergantung
pada banyak faktor, antara lain ialah guru hubungan pribadi antara siswa
di dalam kelas, serta kondisi umum suasana di dalam kelas. Tujuan
umum pengelola kelas ialah menyediakan dan menggunakan fasilitas
kelas untuk bermacam – macam kegiatan belajar dan mengajar agar
tercapai hasil yang baik. Sedangkan tujuan khususnya adalah
mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat – alat
belajar, menyediakan kondisi – kondisi yang memungkinkan siswa
bekerja dan belajar serta membantu siswa untuk memperoleh hasil yang
diharapkan.
c. Guru sebagai MeditorGuru sebagai mediator dapat diartikan sebagai
penengah dalam kegiatan belajar siswa. Misalnya menengahi atau
9
memberi jalan keluar kemacetan dalam kegiatan diskusi siswa. Mediator
juga diartikan
penyedia media. Bagaimana cara memakai dalam
mengorganisasikan penggunaan media.
d. Guru sebagai Fasilitator
Berperan sebagai fasilitor, guru dalam hal ini akan memberikan
fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar mengajar, misalnya saja
dengan menciptakan kegiatan belajar yang sedemikian rupa, serasi
dengan perkembangan siswa, sehingga interaksi belajar mengajar akan
berlangsung secara efektif.
e. Guru sebagai pembimbing
Siswa adalah individu yang unik, keunikan itu bisa dilihat dari
adanya setiap perbedaan. Artinya, tidak ada dua individu yang sama.
Walaupun secara fisik mungkin individu memiliki kemiripan, tetapi pada
hakekatnya mereka tidaklah sama, baik dalam bakat, minat, kemampuan,
dan sebagainya. Perbedaan itulah menuntut guru harus berperan sebagai
pembimbing. Membimbing siswa agar dapat menemukan berbagai
potensi yang dimilikinya sebagai bekal hidup mereka, membimbing
siswa agar dapat mencapai dan melaksanakan tugas – tugas
perkembangan mereka, sehingga dengan ketercapaian itu dapat tumbuh
dan berkembang sebagai manusia ideal yang menjadi harapan setiap
orang tua dan masyarakat.
f. Guru sebagai motivator
Dalam proses pembelajaran, motivator merupakan salah satu
aspek dinamis yang sangat penting. Sering siswa yang kurang berprestasi
bukan disebabkan oleh kemampuannya yang kurang, tetapi dikarenakan
tidak adanya motivasi untuk belajar sehingga ia tidak berusaha untuk
mengerahkan segala kemampuannya. Dengan demikian siswa yang
berprestasi rendah belum tentu disebakan oleh kemampuannya yang
rendah pula, tetapi mungkin disebakan oleh tidak adanya dorongan atau
motivasi.
10
g. Guru sebagai Evaliator
Dalam menelaah pencapaian tujuan pengajaran, guru dapat
mengetahui apakah proses belajar mengajar yang dilakukan cukup efektif
memberikan hasil yang baik dan memuaskan, atau sebaliknya jadi,
jelaslah bahwa guru hendaknya mampu dan terampil melaksanakan
penilaian karena, dengan penilian guru dapat mengatahui prestasi yang
akan dicapai oleh siswa setelah ia, melaksanakan proses belajar.
Dalam fungsinya sebagai penilai hasil belajar siswa, guru hendaknya
terus menerus mengikuti hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa dari
waktu ke waktu. Informsi yang diperoleh melalui evaluasi ini merupakan
umpan balik terhadap proses belajar mengajar ( Sudirman, A.M, 2008,
hlm. 144 – 146).
3). Pengertian Belajar
Belajar adalah tugas utama peserta didik. Para ahli mengemukakan
pngertian belajar dapat didefenisikan sebagai tingkah laku yang ditimbulkan
atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Dengan kata lain tingkah laku
mengalami perubahan yang karena belajar menyangkut berbagai aspek
kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti perubahan dalam pengertian,
pemecahan suatu masalah keterampilan, kecakapan, kebiasaan ataupun
sikap (M. Ngalim Purwanto, 2002, hlm. 84).
Dalam pengertian yang lain belajar adalah perubahan kemampuan
dan diposisi sesorang yang dapat dipertahankan dalam suatu priode tertentu
dan bukan merupakan hasil dari proses pertumbuhan. Mayer yang dikutip
oleh Seels dan Rita mengemukakan pendapat yang hamper sama mengenai
belajar yaitu menyangkut adanya perubahan yang relative permanen pada
pengetahuan atau perilaku seseorang karena pengalaman ( Rosma Hartiny,
2010, hlm. 31).
Dari banyak psikologi mendefnisikan tentang belajar. Namun, baik
secara eksplisit maupun implisit pada akhirnya terdapat kesamaan
maknanya bahwa dfenisi konsep belajar manapun itu menunjukkan kepada
11
suatu proses perubahan prilaku atau pribadi sseorang berdasarkan praktif
atau pengalaman tertentu ( Abin Syamsuddin Makmun, 2007, hlm. 157).
4). Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar atau Learning disability yang biasa juga disebut
dengan istilah Learning disorder atau Learning diffullty adalah suatu kelainan
yang membuat individu yang bersangkutan sulit untuk melakukan kegiatan
belajar secara efektif, faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar tidak
mudah untuk ditetapkan karena faktor tersebut bersifat kompleks, bahkan
faktor penyebab tersebut tidak diketahui, namun mempengaruhi kemampuan
otak dalam menerima dan memproses informasi dan kemampuan dalam
belajar bidang – bidang studi tertentu (Mubiar Agustin, 2011, hlm. 74).
Kesulitan belajar tidak berhubungan langsung dengan tingkat
intelegensi dari individu yang mengalami kesulitan, namun individu tersebut
mengalami kesulitan dalam menguasai keterampilan dalam melaksanakan
tugas – tugas spesifik yang di butuhkan dalam belajar seperti dilakukan dalam
pedekatan dan metode pembelajaran yang konvesional ( Martini Jamaris,
2014, hlm. 5). Mencakup anak – anak memiliki problem belajar yang
menyebabkan utamanya berasal dari adanya hambatan dalam penglihatan,
pendengaran.
Kesulitan belajar merupakan isu yang berkepanjangan didala dunia
pendidikan karena kelainan ini sulit diatasi, individu yang berkesulitan belajar
dapat melaksanakan tugas – tugas belajarnya dan sukses dalam
pembelajarannya, dan bahkan memiliki karier yang cemerlang setelah mereka
dewasa.
Kesulitan belajar melalui berbagai defenisi yang dikemukakan oleh
berbagai ahli dan asosiasi ahli kesuitan belajar ( Mulyono Abdurahman,
2003, hlm, 6).
Reid (1986) mengemukakan pendapatnya bahwa kesulitan belajar biasanya tidak dapat didefinisikan sampai anak mengalami kegagalan dalam menyelesaikan tugas – tugas akademik yang harus dilakukannya. Selanjutnya, ia mengatakan bahwa siswa
12
teridentifikasikan mengalami kesulitan belajar memiliki ciri – ciri antara lain seperti berikut ini. Memiliki tingkat inteligensi ( IQ) norma, bahkan di atas norma, atau sedikit di bawah normal bukanlah karena IQ-nya yang bawah normal, akan tetapi kesulitan belajar yang dialaminya menyebabkan ia mengalami kesulitan dalam menjalani tes IQ sehingga memperoleh score yang rendah. Mengalami kesulitan belajar dalam beberapa mata pelajaran, tetapi menunjukkan nilai yang baik pada mata pelajaran yang lain. Kesulitan belajar yang dialami siswa yang berkesulitan belajar berpengaruh terhadap keberhasilan belajar yang dicapainya sehingga siswa tersebut dapat dikategorikan ke dalam Lower achiever ( siswa dengan pencapaian hasil belajar di bawah potensi yang dimilikinya) ( Syaiful bahri Djamarah, 2002, hlm.2012).
Secara tradisinal, siswa yang mengalami kesulitan belajar
termasuk ke dalam individu yang mengalami penyimpangan dalam
perkembangan, namun tidak dapat dimasukkan ke dalam kelompok
individu yang mengalami keterbelakangan mental atau tuna grahita
karena mereka mimilki tingkat inteligensi yang normal, bahkan di
atas normal ( Martini jamaris, 2014, hlm. 4).
Pandangan Ahli Neurologi tentang penyebab kesulitan belajar :
Afread Strauss, seorang neorologist berkebangsaan jerman yang berimigrasi ke Amerika Serikat pada akhir 1930, ia menerangkan adanya hubungan antara luas pada otak dengan penyimpangan di dalam perkembangan bahasa, persepsi dan perilaku. Strauss dan Lehtinen ( 1942) mengemukakan bahwa kerusakan yang terjadi pada otak menjadi penyebab terjadinya kelainan persepsi visual dan auditif menyebabkan terjadinya kesulitan dibidang membaca, dan bidang lainnya. Hasil penelitian yang dilakukan Strauss mendorong lahirnya ilmu yang disebut Neuropychologi. Wittrock ( 1987) dan Gordon ( 1983) seperti yang dilakukan lovit ( 1989 : 16) adalah para ahli yang melakukan penelitian dibidang Neuropychologi. Hasil penelitian kedua ahli tersebut mendukung hasil penelitian yang telah dilakukan Strauss. Kedua ahli ini menyimpulkan bahwa otak bagian kiri ( Left Hemisphere ) mengatur fungs, ( Sequential Lingusistic ) mengatur auditory task (
13
tugas verbal ), sedangkan belahan otak bagian kanan ( Righ Hemisphere ) mengatur Auditory task ( tugas, auditory ) visual spatial task ( tugas, visual, spatial ) dan nonverbal activities ( kegiatan nonverbal ). Kerusakan yang terjadi pada belahan otak bagian kanan dan belahan otak bagian kiri meyebabkan kesulitan individu dalam melaksanakan tugas – tugas belajar yang berkaitan dengan bahasa , visual dan auditif.
Setiap siswa berhak atas peluang untuk mencapai kinerja
akademik ( akademc performance ) yang memuaskan. Akan tetapi
realitas kehidupan sehari – sehari tampak dengan jelas bahwa
setiap siswa memiliki perbedaan banyak hal, seperti kemampuan
intelektual, kemampuan fisik, latar belakang keluarga, kebiasaan
dan pendekatan belajar yang terkadang sangat mencolok antar
siswa yang satu dengan lainya.
Kitapun menyaksikan bahwa penyelengagaraan
pendidikan di sekolah – sekolah umumnya hanya ditujukan bagi
para siswa yang memiliki kemampuan lebih atau kurang cenderung
terabaikan. Praktik yang demikian, terkesan bahwa siswa yang
memiliki kemampuan di luar rata – rata .
Atau (sangat pintar atau talened child dan sangat bodoh atau idiot) kurang bahkan cenderung tidak mendapatkan kesempatan yang memadai untuk berkembang sesuai dengan kapasitasnya. Dari sini kemudian apa yang disebut kesulitan belajar ( learning dificulty ). Kesulitan belajar bisa dialami oleh siswa yang berkemampuan tinggi, rata – rata ( normal ), terlebih siswa berkemampuan rendah ( Abi Syamsudin Makmun, 2007, hlm. 74).
14
5). Jenis – jenis kesulitan belajar
Jenis- jenis kesulitan belajar dikelompokkan menjadi 5 macam, yaitu:
1. Learning Disorder
Gejala semacam ini kemungkinan dialami oleh siswa yang kurang
berminat terhadap suatu mata pelajaran tertentu, tetapi harus mempelajari
kerena tuntunan kurikulum.
2. Learning Disfunction
Kesulitan ini berupa ketidak mampuan belajar karena berbabai
sebab. Siswa tidak mampu belajar atau mengindari belajar, sehingga hasil
yang dicapai berada dibawah potensi intelektual.
3. Learning Disfunction
Gangguan belajar ini berupa gejala proses belajar yang tidak
berfungsi dengan baik karena adanya gangguan syaraf otaksehingga
terjadinya gangguan pada salah satu tahap dalam proses belajarnya
4. Slow Leaner atau Siswa Lamban
Siswa tidak mampu menyelesaikan pelajaran atau tugas-tugas belajar
dalam batas waktu yang sudah ditetapkan. Mereka membutuhkan waktu
lebih lama dibandingkan dengan sekelompok siswa lain yang normal.
5. Under Achiever
Siswa semacam ini memiliki hasrat belajar rendah dibawah potensi
yang padanya. Kecerdasannya tergolong normal, tetapi karena sesuatu hal,
proses belajar terganggu sehingga prestasi belajar yang diperolehnyatidak
sesuai dengan kemampuan potensial yang dimilikinya ( Mesiono, 2015,
hlm. 207).
Dengan mengetahui adanya jenis-jenis kesulitan belajar, guru kelas
sebagai salah satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar diharapkan
mampu mengenali kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa dan berupaya
memberi bantuan seoptimal mungkin. Dengan demikian diharapkan siswa
yang bermasalah dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik.
6). Faktor – faktor Terjadinya Kesulitan Belajar
15
Kesulitan belajar peserta didik biasanya tampak jelas dari menurunya
prestsi belajarnya. Namun, kesulitan belajar juga dapat dibuktikan dengan
munculnya kelainan perilaku peserta didik seperti keukaan teriak – teriak
didalam kelas, mengusik teman, berkelahi, sering tidak masuk sekolah, dan
sering minggat dari sekolah.
Secara garis besar, faktor – faktor penyebab timbulnya kesulitan
belajar dapat digolongkan kedalam dua golongan yaitu:
a. Faktor internal peserta didik yakni hal – hal yang timbul dari dalam
diri peserta didik itu sendiri.
b. Faktor eksterna peserta didik yakni hal – hal atau keadaan yang datang
dari luar dari peserta didik ( Dalyono, 2009, hlm. 230-231).
Banyak faktor yang ada dalam diri peserta didik yakni hal – hal yang
timbul dari dalam diri peserta didik yang mempengaruhi usaha dan
keberhasilan belajarnnya. Faktor yang datang dari dalam diri peserta
didik seperti rendahnya menit untuk belajar. Sedangkan faktor yang
datang dari luar diri pesert didik adalah pengaruh pergaulan buruk
terhadap teman, lingkungan masyarakat yang kurang mendukung, dan
lain – lain.
a. Faktor Internal
a) Bersifat kognitif ( ranah cipta), antara lain seperti rendahnya
kapasitas intelektual/intelegensi peserta didik.
b) Bersifat afektif ( ranah rasa), antara lain seperti labilnya emosi
dan sikap.
c) Bersifat psikotorik ( rasa karsa), antara lain seperti
terganggunya alat – alat indera penglihatan dan pendengaran (
mata dan telinga) ( Muhabibin Syah, 2013, hlm. 184).
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa terganggunya alat – alat indra maka akan mengalami
kesulitan beajar dalam proses pembelajaran.
d) Bakat
16
Bakat adalah potensi kecakapan yang dibawa sejak
lahir. Setiap individu memiliki bakat yang berbeda – beda, ada
yang memiliki bakat dibidang teknik akan tetapi dibidang
olahraga lemah( Dalyono, 2009, hlm. 234). Setiap individu
memiliki bakat masing – masing, bakat yang berbeda – beda
dalam diri sendiri tidak sama dengan kebanyakan orang.
e) Minat
Tidak adanya minat sesorang peserta didik terhadap
suatu pelajaran akan timbul kesulitan belajar, ada tidaknya
minat terhadap suatu pelajaran dapat dilihat dari cara anak
mengikuti pelajaran, lengkap tidaknya catatan.
f) Motivasi
Motivasi sebagai faktor inner ( batin) berfungsi
menimbulkan, mendasari serta mengarahkan perbuatan belajar.
Seorang yang besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan
belajarnya. Sebaliknya seorang yang motivasinya lemah nampak
acuh tak acuh, mudah putus asa dan lain – lain ( Abu Ahmadi,
2004, hlm. 82).
Motivasi sangat berperan penting bagi pembelajaran
peserta didik yang kurang termotivasi akan sangat sulit untuk
memulai belajar atau pun dalam pembelajaran.
b. Faktor eksternal peserta didik
Faktor ini meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan
sekitar yang tidak mendukung aktifitas belajar peserta didik yakni:
a. lingkungan keluarga, contonya ketidak harmonisnya hubungan
ayah dan ibu
b. bu, rendahnya kehidupan ekonomi keluarga.
c. Lingkungan sekolah, contohnya kondisi anak dan letak gedung
sekolah yang buruk seperti dekat pasar, kondisi guru dan alat –
alat belajar yang berkualitas rendah ( Abu Ahmad, 2004, hlm.
184).
17
Lingkungan sekolah yang terkait dari pusat keramaian
ditambah dengan media pembelajaran yang kurang tepat akan
sangat mempengaruhi kualitas belajar peserta didik itu sendiri.
d. Lingkungan kelas
Ruang kelas adalah tempat berlangsungnya proses
belajar mengajar, ruang kelas perlu mendapat perhatian
tentang situasi serta penatanya, sehingga murid tidak merasa
bosan, untuk menciptakan situasi kelas yang menarik perhatian
atau keindahan kelas, maka perlu memelihara dan mengantur
serta menyimpan alat – alat tulis dengan baik.Ruang kelas
yang kurang bersih atau terlalu sempit akan mempengauhi
berlangsung proses blajar menjagar sehingga konsentrasi
belajar peserta didik akan terganggu.
7). Penyebab Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar adalah suatu yang merujuk pada sejumlah
kelainan yang berpengaruh pada pemerolehan, pergorganisasian,
penyimpanan, pemahaman, dan pengunan informasi secara verbal dan
non-verbal dari keadaan ini maka individu yang mengalami kesulitan
belajar mengalami dalam mengoperasikan pikiran dan karena kondisi
yang berkaitan dengan kesulitan belajar mempengaruhi operasi fungsi
intelektual secara umum.
Secara umum Kesulitan belajar disebabkan oleh kelainan salah
satu atau lebih proses yang berkaitan dengan menerima informasi, proses
berpikir, proses mengingat, dan proses belajar. Dalam berbagai kasus
yang dengan kesulitan belajar, ada yang di dalam bidang kesulitan belajar
tidak henti – hentinya melakukan penelitian untuk mengetahui penyebab
kesulitan belajar ( Muhabibin syah, 2001, hlm. 41).
8). Cara Mengenali Murid yang Mengalami Kesulitan Belajar
Dalyono ( 2005, hlm, 247) menjelaskan beberapa gejala petanda adanya
kesulitan belajar:
18
a. Menunjukan prestasi yang rendah atau dibawah rata- rata yang dicapai
oleh kelompok kelas.
b. Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan. Ia
berusaha dengan keras tetapi nilainya selalu rendanya.
c. Lambat dalam melakukan tugas – tugas belajar. Ia selalu tertinggal
dengan kawan- kawannya dalam segala hal, misalnya: dengan
mengerjakan soal – soal, dalam menyelesaikan tugas-tugas.
d. Menunjukan tingkat laku yang berlainan. Misalnya mudahan
tersinggung, menurung, kurang gembira, selalu sedih.
Anak-anak yang mengalami kesulitan belajar itu biasa dikenal dengan
sebutan prestasi/kurang. Anak ini tergolong memiliki IQ tinggi tetapi prestasi
belajar rendah ( dibawah rata-rata kelas). Secara potensi yang IQ- nya tinggi
memiliki prestasi yang tinggi pula. Tetapi anak yang mengalami kesulitan
belajar itu berkaitan dengan aspek motivasi, minat, kebiasaan belajar, pola-pola
pendidkan yang diterima dari keluargannya.
9). Peranan Guru kelas Mengatasi Kesulitan Belajar
Sebelum menerapkan Arternatif pemecahan masalah kesulitan belajar
siswa, guru sangat dianjurkan untuk terlebih dahulu melakukan indentifikasi
terhadap phenomena yang menunjukan kemungkinan adanya masalah-masalah
kesulitan belajar yang melanda siswa tersebut dan segera melaporkan kepada
wali kelasnya. Upaya seperti ini disebut dengan diagnosis yang bertujuan
menerapkan jenis penyakit (masalah) yakni jenis kesulitan belajar siswa.
Dalam melakukan diagnosis perlu adanya prosedur yang terdiri atas
masalah-masalah yang diorientasikan didalam kesulitan belajar yang dialami
siswa, prosedur seperti ini dikenal sebagai diagnostic kesulitan belajar.Banyak
langkah-langkah dignostik yang ditempuh oleh guru kelas, antara lain yang
terkenal adalah prosedur Weener dan Senf (1982) sebagaimana yang dikutip
oleh wardani (1991) sebagai berikut:
a. Melakukan observasi untuk melihat perilaku menyimpang bagi siswa
ketika sedang mengikuti pelajaran.
b. Memeriksa
19
c. penglihatan dan pendengaran siswa khususnya yang diduga megalami
kesulitan belajar.
d. Mewawancari orang tua atau wali siswa untuk mengetahui hal-hal
keluarga yang mungkin menimbulkan kesulitan belajar.
e. Memberikan tes diagnostik bidang kecekapan tertentu untuk mengetahui
hakikat kesulitan belajar yang dialami.
f. Memberikan tes kemampuan intelegensi (IQ) khususnya kepada siswa
yang diduga mengalami kesulitan belajar. (Muhabibin, 2010, hlm, 187).
Secara umum langkah-langkah tersebut diatas merupakan suatu upaya
bagi guru kelas untuk menentukan penyebab kesulitan belajar siswa ( jenis
penyebab) dengan diketahui penyebab tersebut guru kelas akan lebih mudah
untuk mengatasi kesulitan belajar siswa.
B. Studi Relevan
Sepanjang yang penulis ketahui bahwa telah ada beberapa penelitian
sebelumnya mengankat tema yang sama berkaitan dengan masalah kesulitan
belajar pada siswa di sekolah, yaitu:
1. Skripsi Eka Fitri Ranti Pratiwi upaya guru kelas dalam mengatasi kesulitan
belajar siswa pada mata pelajaran alquran hadist di madrasah ibtidaiyah
mambul hidayah desa suban baru kec kelekar kab. Muara enim. Hasil dari
skripsi ini menyatakan bahwa lebih menitik beratkan penelitian upaya guru
kelas dalam mengatasi kesulitan belajar pada mata pelajaran al-quran
hadist.Kesulitan belajar siswa dalam belajar mata pelajaran al- quran hadist
diantaranya adalah siswa mengalami kesulitan dalam belajar baca tulis al-
quran hadist, kesulitan membaca seperti: pengucapan makhrajut, tanda baca
huruf harakat, tanda tanwin, tanda tasyid, dan membaca qalqalah.
Sedangkan kesulitan menulis seperti: menulis huruf yang tidak disambung,
menulis huruf yang disambung, dan tanda baca al-qur‟an. Factor penyebab
timbulnya kesulitan siswa di madrsah ibtidaiyah desa suban baru kec.
Kelekar kab. Muara enim diantaranya kurangnya minat siswa dalam
mengikuti pelajaran, keterbatasan waktu, kurangnya motivasi dari oran tua,
pengaruh lingkungan sosial, keadaan ekonomi karena tidak ada biaya siswa
20
tidak mampu membeli buku.Upaya yang dilakukan guru kelas dalam
mengatasi kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran al-quran hadist adalah
dengan cara memberikan pelajaran tambahan les/privat, membiasakan dsn
melatih untuk menulis arab, menyuruh untuk selalu membaca al-quran dan
menghafal huruf-huruf hijaiya, memberikan pinjaman buku paket dan
mempoto copy, memberikan pujian dan motivasi dan dorongan terhadap
siswa mengalami kesulitan belajar.
2. Skripsi Muhammad Rizki Adha, yang berjudu upaya guru mengatasi
kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di Desa
Kemuja Kec. Mendo Barat Kab. Bangka. Kesulitan belajar siswa dalam
belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia diantaranya adalah siswa
mengalami kesulitan dalam membaca dan menulis kalimat bahasa Indonesia
dengan baik yang sesuai dengan EYD ( ejaan yang disesuaikan). Factor
penyebab timbulnya kesulitan belajar pada siswa di madrasah ibtidiyah
Desa Kemuja Kec. Mendo barat Kab. Bangka diantaranya adalah siswa
sering mengalami kurang percaya diri, takut dan kurangnya minat siswa
untuk belajar bahasa Indonesia ini membuat siswa menjadi kesulitan dalam
belajar mata pelajaran bahasa Indonesia. Upaya guru bahasa Indonesia
untuk mengatasi kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran bahasa
Indonesia adalah dengan menggunakan metode pembelajaran yang sesuai
dengan materi yang akan disampaikan kepada siswa dikelas, memberikan
pekerjaan ruma (PR) kepada siswa seperti menyuruh siswa untuk belajar
menulis sebuah kalimat dan cara membaca kalimat bahasa Indonesia dengan
benar sesuai dengan EYD ( ejaan yang disesuaikan) serta membimbing
siswa yang mengalami kesulitan belajar bahasa Indonesia.Skripsi Aik
Lisnayani, yang berjudul implementasi bimbingan belajar dalam menangani
siswa yang mengalami kesulitan belajar Di SMA Negeri 8 Yogyakarta.
Hasil dari skripsi ini menyatakan adalah faktor-faktor yang
3. menyebabkan kesulitan belajar dan pelaksanaan metode bimbingan belajar
di sekolah. Jadi dari skripsi diatas adalah tentang perbedaan data yang
21
signifikan antara sebelum dan sesudah pelaksaan bimbingan belajar dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa.
4. skripsi Sri sutriani, yang berjudul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kesulitan Siswa dalam Belajar Pendidikan Agama Islam di MIS Nurul
Hidayah Faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan siswa dalam belajar
PAI: kurangnya perhatian dari orang tua, kurangnya waktu dalam pelajaran
PAI, pengaruh lingkungan, dan kurangnya tenaga profesional yang
menciptakan situasi dan kondisi yang menyenangkan. 2. Kesulitan yang
dialami siswa dalam proses pembelajaran PAI: sulitnya membaca,
memahami dan menulis terutama dalam belajar Al-Qur‟an, tata cara
pelaksanaan sholat yang baik, pembiasaan ibadah dan masalah akhlak yang
kurang baik. 3. Upaya guru dalam mengatasi kesulitan belajar PAI:
menciptakan kondisi yang baik pada waktu proses pembelajaran, adanya
sarana dan prasarana yang lengkap, memberikan motivasi pada siswa untuk
meningkatkan prestasi belajar PAI.
5. Skripsi Darma Bakthi Harahap yang berjudul Peran Wali Kelas Terhadap
Prestasi Belajar Siswa di MIS Al-Marwa Dari hasil penelitian yang
dilakukan, banyak wali kelas yang belum seluruhnya melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya sebagai wali kelas, sehingga dapat berpengaruh
terhadap prestasi belajar yang diperoleh siswa. Hal ini disebabkan karena
wali kelas memiliki peran ganda yaitu sebagai wali kelas dan sebagai tenaga
pengajar yang memegang bidang studi tertentu. Dalam mengantisipasi hal
demikian, perlulah ditinjau kembali apa sebenarnya yang termasuk tugas
dan tanggung jawab sebagai wali kelas. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana peranan wali kelas terhadap siswa di masing-masing
kelas, mengetahui prestasi belajar siswa, dan mengetahui hambatan-
hambatan yang dihadapi dan penanggulangannya di MIS Al-Marwa.Dari
beberapa skripsi yang penulis uraikan di atas, semuanya memang sama-
sama membahas tentang kesulitan belajar pada siswa serta usaha yang.
22
dilakukan guru di sekolah dalam memotivasi belajar siswa , Sedangkan
dalam skripsi yang di angkat kali ini tentang masalah belajar siswa dalam proses
pembelajaran dimana siswa tidak mencapai hasil belajar yang maksimal.
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yaitu
menuturkan data dan menafsirkan data yang ada, misalnya tentang situasi yang
dialami, satu hubungan, kegiatan, pandangan, sikap yang menampak, atau tentang
suatu proses yang sedang berlangsung, pengaruh yang sedang bekerja, kelainan
yang sedang muncul, kecenderungan yang menampak, pertentang yang
meruncing, dan sebagainya. Atas dasar ini pula penulis memilih desain penelitian
studi kasus untuk melihat, mengelami dan kemudian memperlihatkan bagaimana
peran guru kelas dalam mengatasi kesulitan belajar siswa di Madrasah Ibtidaiyah
Nurul Ittihad Kota Jambi.
B. Setting Penelitian dan Subjek Penelitian
1. Setting Penelitian
Lokasi yang akan dijadikan tempat penelitian skripsi ini adalah guru
kelas d an kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad Kota Jambi. Madrasah
Ibtidaiyah Nurul Ittihad Kota Jambi dipilih sebagai lokasi penelitian dengan
berbagai alasan, diantaranya:
a) Masalah yang diteliti memang benar adanya dilokasi tersebut.
b) Lokasi penelitian pernah menjadi tempat sekolah peneliti.
2. Subjek Penelitian
Dalam mengumpulkan data skripsi ini, peneliti menggunakan metode
kepustakaan dan subjek penelitian adalah orang yang memberikan informasi
tentang hal-hal yang diteliti. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa,
dalam hal ini subjek penelitian juga disebut informasi maupun responden.
Istilah subjek penelitian pada orang atau individu atau kelompok yang
dijadikan unit atau satuan (kasus) yang diteliti (Faisal, 2007, hlm, 109). Dalam
penelitian ini termasuk sebagai subjek penelitian adalah siswa yang ada di
Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad Kota Jambi. Subjek penelitian ini selaku key
informan ( informasi kunci) adalah siswa dan guru kelas Madrasah Ibtidaiyah
Nurul Ittihad Kota Jambi.
24
C. Jenis dan Sumber Data
Untuk mendapatkan data yang valid dan ada kaitanya dengan masalah
yang diteliti, maka penulis menggunakan data primer dan skunder. Data primer
dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh langsung dari informasi dan
responden tentang Peran Guru Kelas Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar siswa
kelas Vdi Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad Kota Jambi.
Sedangkan data skunder, yakni data yang tertulis yaitu data yang berupa
dokumen atau catatan tentang sejarah berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Nurul
Ittihad Kota Jambi, keadaan guru, siswa, sarana dan prasarana, serta struktur
organisasi dan yang berkenaan dengan masalah yang diteliti.
Adapun yang menjadi sumber data di penelitian ini adalah guru kelas
dan siswa yang berkesulitan dalam proses berlajar mengajar. Sedangkan sumber
data yang lain bersifat penunjang atau pendukung dalam upaya` apa saja yang
dilakukan guru kelas dalam mengatasi kesulitan belajar siswa kelas V di
Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad Kota Jambi, kesulitan belajar tersebut dapat
teratasi dengan baik di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad Kota Jambi.
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam pembahasan
penelitian ini baik dari responden maupaun dari informasi digunakan beberapa
teknik yaitu:
1. Teknik observasi
Nasution (1988) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua
ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu
fakta mengenai dunia kenyataan yang diperolah melalui observasi. Data itu
dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai alat yang sangat canggih
sehingga benda-benda yang sangat kecil ( proton dan electron) maupun yang
sangat jauh ( benda ruang angkasa) dapat diobservasi dengan jelas (Sugiyono,
2010, hlm, 64).
Metode ini digunakan untuk mengamati secara langsung tentang peran
guru kelas dalam membimbing mengatasi kesulitan belajar siswa dan
25
mengamati langsung hasil usaha guru kelas tersebut dalam mengatasi kesulitan
belajar siswa.
2. Teknik wawancara
Wawancara adalah proses Tanya-jawab dalam penelitian yang
berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap muka
mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-
keterangan. Menurut Sugiyono (2010, hlm, 194), pengertian wawancara
digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti akan
melaksanakan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus
diteliti, dan juga peneliti ingin mengetahui hal-hal responden yang lebih
mendalam dan jumlah respondennya sedikt/kecil.
Teknik wawancara merupakan teknik pengumpulan data kualitatif
dengan menggunakan instrument yaitu pedoman wawancara. Wawancara yang
digunakan peneliti adalah wawancara yang tidak terstruktur. Wawancara yang
tidak terstruktur merupakan wawancara yang berbeda dengan yang
tersktruktur. Wawancara semacam ini digunakan untuk menentukan informasi
yang bukan baku atau informasi tunggal (Lexi J Moleong,2013, hlm, 190).
Metode ini digunakan untuk mengetahui atau memperoleh data
melalui wawancara dengan orang yang dapat memberikan keterangan tentang
peran guru kelas dalam membimbing mengatasi kesulitan belajar siswa yang
berlokasi di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad Baru Kota Jambi.
3. Teknik Dokumentasi
Dokumentasi adalah catatan kejadian yang sudah lampau, yang
dinyatakan dalam bentuk lisan, tulisan dan karya ( Djam‟an Satori dan Aan
Komariah, 2012, hlm, 148). Metode ini digunakan untuk meliputi data atau
bahan keterangan yang didokumentasikan. Dalam pembahasan ini adalah data
yang berhubungan dengan sejarah Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad Kota
Jambi, keadaan siswa, guru kelas, guru, keadaan sarana dan prasarana serta
struktur organisasi Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad Kota Jambi.
26
E. Teknik Analisis Data
Setelah selesai pengumpulan data penelitian ini, maka data yang
diperoleh terlebih dahulu diseleksi menurut kelompok variabel-variabel tertentu
dan dianalisis melalui dari segi kualitatif, dengan teknik:
1. Analisis Domain
Analisis domain merupakan langkah pertama dalam penelitian
kualitatif. Analisis domain biasanya di gunakan untuk memperoleh gambaran
yang umum dan menyeruluh tentang situasi sosial yang di teliti atau disebut
objek penelitian. (sugiyono, 2013, hlm, 349).
Analisis domain ini digunakan untuk menganalisis data yang di
peroleh dari lapangan penelitian secara garis besarnya yaitu mengenai
gambaran umum Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad Kota Jambi, yang
mencakup historis dan geografis, keadaan guru dan siswa, keadaan sarana dan
prasarana,dan keadaan struktur organisasi sekolah.
2. Analisis Taksonomi
Pada analisis ini, fokus penelitian di tetapkan terbatas pada domain
tertentu, domain yang di pilih oleh peneliti di tetapkan sebagai fakus penelitian,
perlu di perdalam lagi melalui pengumpulan data di lapangan. Pengumpulan
data di lakukan secara terus menerus melalui pengamatan, wawancara
mendalam dan dokumentasi, sehingga data yang terkumpul menjadi banyak. (
Sugiyono, 2013, hlm, 2013).
Setelah mengetahui gambaran umum yang dapat berdasarkan analisis
domain, maka langkah selanjutnya adalah analisis taksonomi, analisis ini
digunakan menganalisis data tentang peran guru kelas Dalam Mengatasi
Kesulitan Belajar Siswa Kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad Kota
Jambi yang secara spesifikasi mencakup hal-hal sebagai berikut:
a) Keadaan Kesulitan belajar siswa Kelas V dalam proses pembelajaran di
Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad Kota Jambi?
b) Kendala guru kelas V Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Pada Proses
pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah Kota Jambi?
27
c) Peran Guru Kelas Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Kelas V
pada proses pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad Kota
Jambi?
3. Analisis Kompenensial
Pada analisis kompenensial, yang di cari untuk di organisasikan
dalam domain bukanlah keserupaan dalam domain, tetapi justru yang
memiliki perbedaan. Data ini melalui observasi, wawancara dan dokumentasi
yang terseleksi. ( sugiyono, 2013, hlm, 356).
Analisis kompenensial ini diperoleh setelah adanya analisis domain
dan analisis taksonomi yang merupakan jawaban yang paling domain yakni
artenatif terakhir yang dijadikan sandaran untuk menjawab permasalahan-
permasalahan tentang Peran Guru Kelas Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar
Siswa Kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad Kota Jambi.
Dalam analisis komponensial ini akan dipilih dan diorganisir
jawaban-jawaban berdasarkan hasil wawancara ataupun hasil observasi yang
kemudian akan disusun dengan data yang dibutuhkan untuk memaparkan
rumusan masalah yang ada.
F. Teknik Keabsahan Data
Teknik keabsahan data dalam penelitian ini adalah merupakan sesuatu
yang sangat penting, karena selain digunakan untuk menyanggah apa yang
dituduhkan kepada penelitian kualitatif yang mengatakan tidak ilmiah, juga
merupakan bagian unsur yang tidak terpisahkan dari penelelitian kualitatif. Untuk
menjamin keabsahan data, penelitian mengunakan teknik triangulasi sebagai
teknik pemeriksaan keabsahaan data, peneliti mengunakan teknik triangulasi, data
di cek kembali derajatkepercayaan sebagai suatu informasi. Triangulasi sebagai
teknik pemeriksaan keabsahan data dengan cara memanfaatkan sesuatu yang lain
di luar data itu sendiri, untuk keperluan mengecek data atau sebagai
pembandingan terhadap data itu.
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan
dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu.
28
1. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber adalah menggali kebenaran informasi tertentu
melalui berbagai sumber memperoleh data. Tringulasi sumber berarti
membandingkan informasi – informasi yang diperoleh melalui sumber yang
berbeda
2. Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan
cara mengecek data yang diperoleh dengan wawancara , lalu dicek dengn
observasi, dokumentasi, atau kuesioner. Bila dengan tiga teknik pengujian
kredibilitas data tersebut, menghasilkan data yang berbeda – beda, maka
penelitian melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang
bersangkutan atau yang lain, untuk memastikan data mana yang dianggap
benar atau mungkin semuanya benar, karena sudut pandangannya berbeda (
Sugiyono, 2015 hlm. 373).
3. Triangulasi Waktu
Waktu juga sering mempengaruhi kreadibilitas data. Data yang
dikumpulkan dengan teknik wawancara dipagi hari pada saat narasumber
masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid
sehingga lebih credible untuk itu dalam rangka pengujian kreadibilitas data
dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara.
Observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji
menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara berulang – ulang
sehingga sampai ditemukan kepastianna. ( Sugiyono, 2015. Hlm. 374).
G. Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian, untuk memudahkan dalam melaksanakan kegiatan
penelitian maka penelitian menggunkan kegiatan yang terjadwal, dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.
29
Tabel 3.1
No Kegiatan
Bulan
Oktober November
Desember Januari Februari
Maret April Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.
Pengajuan judul penelitian
√
2.
Penerimaan judul penelitian
√
3.
Penyusunan proposal Penyerahan
√
4.
Penyerahan proposal penelitian ke bagian akademik
√
5.
Penyerahan proposal ke dosen pembimbing
√
6.
Konsultasi dan penyusunan proposal penelitian
√
7.
Perbaikan/ revisi proposal penelitian
√
8.
Seminar proposal
√
9.
Perbaikan seminar prososal Pengesahan judul dan
riset
√
10.
Acc skripsi
√
30
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum
1. Sejarah Berdirinya Madrasah
Madrasah Ibtidaiyah (MI) adalah Sekolah Dasar (SD) yang
bercirikan khas Agama Islam, yang menyelenggarakan program pendidikan
enam tahun ditegaskan pula dalam pasal 3 ayat (1) bahwa MI merupakan
satuan pendidikan dalam bentuk sekolah dasar yang berciri khas agama islam
yang menyelenggarakan pendidikan bagi anak usia 6-12 tahun. Jadi dari
beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Madrasah Ibtidaiyah
adalah suatu lembaga pendidikan yang menjadikan mata pelajaran agama
islam sebagai mata pelajaran dasar disamping mata pelajaran umum, dan
ditegaskan dengan jelas bahwa eksisten MI sederajat dengan eksitensi
Sekolah Dasar( Riyadi,2006, hlm. 93).
Dalam operasionalnya, penyelenggaraan MI jauh lebih berat
dibandingan penyelenggaran sekolah reguler lain yang sejenjang ( setara )
dengannya. Sebab MI menyelenggarakan pendidikan umum dan agama
secara simultasi. Dengan penyelenggaraan pendidikan umum dan agama
secara simultan ini maka pada hakikatnya MI menyelenggarakan 100%
pendidikan umum tingkat dasar dan 100% pendidikan agama tingkat dasar.
Dengan demikian maka konsekuensinya beban belajar anak, beban mengajar
guru, biaya opresional kegiatan belajar mengajar, tapi juga meliputi sarana
dan prasarana pendidikan.
Madrasah Ibtidaiyah ini bernama Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad,
yang berkedudukan di RT.21 Kelurahan Rawasari, Kecamatan Alam Barajo
(Kota Baru), Kota Jambi yang memiliki akreditas B. Pemberian nama ini
mengacu kepada nama Masjid yang terletak di lokasi yang sama dengan MI
ini, yaitu Masjid Nurul Ittihad. Secara geografis MI ini mudah dijangkau
karena berada ditengah pemukiman penduduk dan berjarak hanya beberapa
puluh meter dari perumahan. Sekolah Dasar terdekat dari MI ini berjarak
sekitar 300 meter. Kondisi sosial masyarakat sekitar MI ini, khususnya sosial
31
ekonomi sangat hiterogen. Mulai dari pejabat negara. Pejabat
pemerintahan sampai pekerja kasar seperti buruh bangunan dan jasa angkutan
roda dua ( tukang ojek).
Satu fenomena yang tidak cukup menggembirakan adalah bahwa
sebagian besar anak-anak yang masuk MI ini adalah anak dari keluarga
kurang mampu dan tidak melalui pendidikan Taman Kanak Kanak. Kondisi
ini membuat in take ( kesiapan belajar) murid sangat rendah sehingga sangat
mempengaruhi upaya- upaya pengembangan kegiatan pembelajaran dan
pengembangan madrasah secara keseluruhan.
Berikut gambar Madrasah Ibtidaiyah dilihat dari halaman Madrasah:
Gambar 4.1
Gambar Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad Kota jambi
( Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Berdirinya MI ini diawali dari keinginan masyarakat untuk adanya
lembaga pendidikan formal dengan basis pendidikan keagamaan (dalam hal
ini agama islam) dilingkungan tempat tinggal mereka. Untuk mewujudkan
keinginan ini masyarakat melakukan beberapa upaya:
1. Pada tahun 2006 masyarakat mendirikan Yayasan Al-Ittihad dengan Akta
Notaris M, Zen, SH Nomor 54 tanggal 15 Februari 2006 sebagai yayasan
yang akan menyelenggarakan pendidikan tersebut .
32
2. Pada tanggal 12 April 2006 Pengurus Yayasan Al-Itihad mendirikan MI
Nurul Ittihad. Pendirian MI Nurul Ittihad ini dikukuhkan dengan Surat
Keputusan Kepala Kantor Departemen Agama Kota Jambi Nomor
Kd.05.10/6-a/PP.00.4/1015/2006, tanggal 26 September 2006, tentang
Persetujuan Pendirian dan Pemberian Status Izin Operasional Madrasah
Ibtidaiyah Swasta di Lingkungan Kantor Kementerian Agama Kota
Jambi, dengan Nomor Statistik Madrasah (NSM) 112157101113, dan
Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN) 10504938. Dan mulai Tahun
Ajaran 206/2007 MI Nurul Ittihad telah mulai menyelenggarakan
Kegiatan Belajar Mengajar pada sore hari.
3. Mulai tahun ajaran 2008/2009 MI Nurul Ittihad menyelenggarakan
Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar (Wajar Dikdas) dengan waktu
belajar pagi hari. Status MI Nurul Ittihad sebagai madrasah yang
menyelenggarakan program Wajar Dikdas ini dikukuhkan dengan SK
Kepala Kantor Kementerian Agamaa Kota Jambi Nomor
Kd.05.10/6/pp.00/241/2010 Tanggal 4 maret 2010, tentang Pendirian RA
dan Madrasah di Lingkungan Kantor Kementerian Agama Kota Jambi,
dengan NSM 111215710027 dan NPSN 60704787.
4. Pada tahun 2016, Yayasan Al-Ittihad memperbaharui Akta Notaris
Pendiriannya, yaitu dengan menerbitkan Akta Notaris Dwi Andri Afiani,
SH., M. Kn; Nomor 02; Tanggal 15 Februari 2016; dan disahkan oleh
Kemenkumham dengan SK Pengesahan Kemenkumham Nomor: AHU-
0009122.AH.01.04; Tahun 2016 Tentang Pengesahan Pendirian Badan
Hukum Yayasan Al-Ittihad Kota Jambi.
5. Pada tahun 2016 MI Nurul Ittihad sudah terakreditasi, berdasarkan SK
Ketua Badan Akreditasi Provinsi (BAP) S/M Provinsi Jambi Nomor:
349/BAP-SM/XI/Jbi/2016; Tanggal 14 Nopember 2016; tentang
Penetapan Hasil Akreditasi; dengan nilai 77; predi
2. Visi dan Misi MI Nurul Ittihad Kota Jambi
Adapun visi dan misi MI Nurul Ittihad Kota Jambi adalah sebagai berikut
33
a. Visi
Mewujudkan peserta didik yang beriman dan bertakwa kepada allah,
memiliki kecerdasan dan kreativitas tinggi, berakhlakul karimah dan sikap
untuk memajukan bangsa dan Negara.
b. Misi
a) Menjadikan peserta didik yang teguh dalam keimanan dan ketaqwaan
kepada allah.
b) Memotivasi peserta didik agar lebih kreatif, disiplin, terampil,
professional dalam pengembangan diri.
c) Mewujudkan peserta didik menjadi generasi yang berakhlak mulia dan
mampu bersosialisasi dengan masyarakat.
d) Membangkitkan semangat kebangsaan dan cinta tanah air dan bangsa.
c. Tujuan
Memberikan bekal kemampuan dasar “Baca, Tulis, Hitung”,
Pengetahuan dan Keterampilan Dasar yang bermanfaat bagi siswa,
memberikan bekal Kemampuan Dasar tentang Pengetahuan Agama Islam dan
Pengamalannya sesuai dengan tingkat perkembangan anak serta
mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan pada jenjang selanjutnya.
3. Kurikulum MI Nurul Ittihad Kota Jambi
Untuk mencapai standar mutu pendidikan yang dapat
dipertanggung jawabkan secara nasional, kegiatan pembelajaran di MI
Nurul Ittihad kota Jambi mengacu pada standar kompetensi lulusan yang
telah ditetapkan oleh BSNP sebagai berikut:
1. Berperilaku sesuai dengan nilai dan norma ajaran islam secara kaffah.
2. Mampu mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan
kelebihan diri dan memperbaiki kekurangannya.
3. Mampu menunjukkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab atas
perilaku, perbuatan, dan pekerjaannya.
4. Berpartisipasi dalam menegakkan aturan sosial.
5. Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan strata social
ekonomi dalam tatanan global.
34
6. Membangun dan mengembangkan system informasi yang logis, kritis,
kreatif, dan inovatif.
7. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif
dalam memacahkan masalah dan pengambilan keputusan.
8. Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk
pemberdayaan diri.
9. Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil
yang terbaik.
10. Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah
kompleks.
11. Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab.
12. Berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara secara demokratis dalam wadah Negara
13. Kesatuan Republik Indonesia.
14. Mengapresiasi karya seni dan budaya dan mampu mengekspresikan diri
melalui kegiatan seni dan budaya sesuai dengan budaya dan norma-
norma Islam.
15. Menghasilkan karya kreatif baik individu maupun kelompok.
16. Menjaga kesehatan dan keamanan diri, kebugaran jasmani, serta
kebersihan lingkunagan.
17. Berkomunikasi lisan dan tulisan secara efektif dan santun.
18. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan
masyarakat.
19. Menunjukkan kemampuan berbahasa yang efektif baik secara lisan
maupun tulisan dalam bahasa Indonesia, Inggris, dan Arab.
20. Selalu mengikuti perkembangan informasi dan ilmu pengetahuan dan
teknologi terkini, serta mengembangkannya untuk kepentingan diri
sendiri, masyarakat, bangsa, dan Negara.
35
Sruktur Organisasi MI Nurul Ittihad Kota Jambi
Gambar 4.2. Struktur organisasi MI Nurul Ittihad Kota Jambi
Pengurus yayasan
Kepala sekolah
Drs, H. Samsul Qamar
Wakil kepala
Hj.patiah s.pd.I
Operator madrasah Toni Kausari, S.pd.I
Bendahara Taslimah, S.pd.I
Guru kelas 6 Dra, Nur Asiah
Guru kelas 5 Sumistra, S. Pd. I
Guru kelas 4 Toni Kausari, S. Pd. I
Guru kelas 3 Naziah, S. Pd. I
Guru kelas 2 Nurmi, S. Pd. I
Guru kelas 1 A Hj. Patiah, S. Pd. I
Guru kelas 1 B Saril, S. Pd. I
Guru mapel Halimah, S.Pd. I Guru mapel
M. Mirza, S.Pd.I
Penjaga Madrasah Syarmi
Warga masyarakat orang Tua murid
Pengurus komite madrasah
36
4. Keadaan Tenaga Pendidik Dan Pendidikan
a. Keadaan Guru
Tenaga pengajar di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad Kota Jambi
mempunyai tugas utama dalam mengelola pelajaran untuk disampaikan
kepada siswa dan siswi. Selain itu guru-guru di Madrasah Nurul Ittihad
Kota Jambi tahun 2018 juga harus menjalankan tugas piket dan sebagai
guru kelas. Ketentuan yang menunjukkan bahwa tenaga dalam satu
lembaga pendidikan harus mempunyai ijazah guru untuk menjadi tenaga
pengajar.
Guru adalah pelaksana dan pengembang program kegiatan dalam
proses belajar mengajar. Seorang guru mempunyai tugas dan tanggung
jawab untuk membina dan mengembangkan anak-anak didiknya. Adapun
guru-guru yang ada di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad Kota Jambi
berjumlah 12 orang dari segi sumberdaya mengajar mereka rata-rata
mempunyai kualifikasi sebagai guru, baik dari lembaga pendidikan umum
maupun dari pendidikan agama.
Table 4.1
Daftar nama-nama guru dan pegawai MI NuruSl Ittihad Kota Jambi
No Nama Keterangan Ijazah
Tertinggi
Tahun
Sertifikasi
1
Drs. H. Samsul Qamar
M.Pd.I
NIP.196607011990031003
Kepala
Sekolah
S1. F. Tarbiyah
IAIN B.
Arab/1992
2007
2 Hj. Patiah S.Pd.I
NIP.197404052005012008
Guru kelas
1A
S1. F. Tarbiyah
IAIN PAI/2007 2012
3 Sumistra S.Pd.I
NIP.198005182005011004
Guru kelas
V
SI F. Tarbiyah
IAIN PAI/2007 2
4 Dra. Nur Asiah
NIP.196903051991032002
Guru kelas
VI
S1 F.Tarbiyah
IAIN PAI/1993 2011
5 Saril S.Pd.I Guru kelas S1 F. Tarbiyah 2013
37
NIY.198206080002 1B IAIN PAI/2008
6 Nurmi S.Pd.I
NIP.198304182005012002
Guru kelas
II B
S1 F.Tarbiyah
IAIN PAI/2007 2013
7 Taslimah S.Pd.I
NIY.198605210003
Guru kelas
II A
S1 F.Tarbiyah
IAIN PAI/2007 2014
8 Naziah S.Pd.I
NIP.19690428199703001
Guru kelas
III
S1 F.Tarbiyah
IAIN PAI/2002 2014
9 Toni Kausari S.Pd.I
NIY.198004200001
Guru kelas
IV
S1 F.Tarbiyah
IAIN B.
Arab/2007
10 Halimah S.Pd.I
NIY.19840422190006 Guru Mapel
S1 F . Usuludin
IAIN Dakwah
11 Adella S.Pd.I Guru maple S1. F Tarbiyah
Fisika
12 Mirza S.Pd.I Guru maple
Sumber : Dokumentasi Bagian TU MI Nurul Ittihad
Daftar nama-nama guru piket
Tabel 4.2
Imam Sholat Dzuhur
Senin Selasa Rabu Kamis
Sumistra
S.Pd.I
Saril S.Pd. I Toni kausari
S.Pd.I
Mirza S.Pd. I
Sumber : Dokumentasi Bagian TU MI Nurul Ittihad
Tabel 4.3
Jadwal pengawas dan pengatur Anak pada sholat dzuhur
Senin Selasa Rabu Kamis
Dra. Nur Asiah Sumistra S.Pd.I Saril S.Pd.I Mirza S.Pd.I
Sumber : Dokumentasi Bagian TU MI Nurul Ittihad
38
Tabel 4.4
Jadwal Kegiatan Ekstrakurikuler
No Nama Koordinator Dan Pengasuh
Kegiatan Hari/Jam
1 Sumistra S.Pd.I Pramuka
Sabtu,
14:15-16:15
MI Nurul
Ittihad
2
Mirza S.Pd.I
Koord. Tahfidz dan
Pengasuh Tahfidz
Senin &
selasa
14.15-
16.15
MI Nurul
Ittihad
3 Dra. Nur Asiah Koord. dan Pelatih Cerdas
Cermat
Kamis,
14.15-
16.15
MI Nurul
Ittihad
4
Drs. H. Samsul
Qamar M.Pd.I
Dra. Nur Asiah
Sumistra S.Pd.I
Saril S.Pd. I
Pembina Pramuka dan
Upacara
Pembina Pramuka dan
Upacara
Pelatih
Pelatih
MI Nurul
Ittihad
5 Halimah S.Pd.I Koord. dan Pelatih Seni Tari
Kamis,
14.15-
16.15
MI Nurul
Ittihad
39
6 Saril S.Pd.I Koord. dan Pelatih Olahraga Menyesuaik
an
Sumber : Dokumentasi Bagian TU MI Nurul Ittihad
Tabel 4.5
Daftar Nama Guru Kelas
No Kelas Nama
1 I.A Hj. Patiah S.Pd. I
2 I.B Sari S.Pd.I
3 IIA Nurmi S.Pd.I
IIB Taslimah S.Pd.I
4 III Naziah S.Ag
IV Toni Kausari S.Pd.I
5 V Sumistra S.Pd.I
6 VI Dra. Nur Asiah
Sumber : Dokumentasi Bagian TU MI Nurul Ittihad
a. Keadaan Siswa
Dalam pengamatan saya selama berada di MI Nurul Ittihad Kota
jambi, saya melihat adanya suatu hubungan baik dalan menjalankan kerja
sama, contohnya dalam bidang akademisi siswa sangat disiplin serta taat pada
tata tertib yang di berlakukan oleh pihak sekolah, bahkan dalam bidang
ekstrakurikuler siswa yang terdapat di MI Nurul Ittihad Kota jambi sangat
aktif dan boleh saya bahasakan hampir semua siswa yang memilki potensi
atau bakat dapat disalurkan melalui kegiatan Ekstra maupun intra, seperti
Pramuka, Paduan Suara, Tari, Tahfidz, Olimpiade, Olahraga dan seterusnya.
Adapun jumlah siswa yang terdapat di MI Nurul Ittihad kota jambi
baik dari kelas 1-6 adalah sebagai berikut :
40
Tebel 4.6
Daftar Keadaan siswa MI Nurul Ittihad Kota Jambi tahun 2019-2020
Kelas
Bln
I II III IV V VI JUMLAH KET
L P L P L P L P L P L P L P TOTAL
Juli 25 20 18 16 13 10 18 12 14 8 8 8 96 74 170
Agustus 25 20 18 16 13 10 18 12 14 9 8 8 96 75 171
September 24 19 17 17 13 10 18 12 15 8 8 8 74 95 169
Oktober 26 19 17 17 13 10 18 13 15 8 8 8 97 75 172
November
Desember
JUMLAH
Sumber : Dokumentasi Bagian TU MI Nurul Ittihad
5. Sarana Dan Prasarana
Adapun sarana prasarana yang terdapat di MI Nurul Ittihad kota
jambi adalah sebagai berikut:
a. Tanah dan Halaman
MI Nurul Ittihad kota Jambi berdiri diatas tanah sertifikat hak
milik Departemen Agama RI dengan luas tanah: 2.917 m2. Di sebelah Barat
berbatasan dengan Perkomplekan Rumah, sebelah utara berbatasan dengan
gedung, sebelah timur dan Selatan berbatasan dengan masjid dan jalan
Umum.
b. Gedung Madrasah
Bangunan gedung MI Nurul Ittihad kota Jambi saat ini pada
umumnya dalam keadaan baik, dangan konstruksi beton dan kayu. Gedung ini
terdiri dari ruang kelas, fasilitas olahraga, dan ruang kantor, termasuk fasilitas
lainya dengan rincian sebagai berikut.
41
Table 4.7
Sarana dan Prasarana Pendukung Pembelajaran
No Jenis Sarpras
Jumlah Sarpras
Menurut
Kondisi
Jumlah
Ideal
Sarpras
Status
Kepemilikan
Baik Rusak
1 Kursi siswa 225 0 225 1
2 Meja Siswa 225 0 225 1
3 Loker Siswa 0 0 0 0
4 Kursi Guru di ruang
kelas 9 0 9 1
5 Meja guru di ruang kelas 9 0 9 1
6 Papan tulis 9 0 9 1
7 Lemari di ruang kelas 0 0 0
8 Komputer/laptop di lab.
Komputer 1 0 0 1
9 Alat peraga PAI 0 0
10 Alat peraga IPA (sains) 0 0 0 1
11 Bola sepak 1 0 0 1
12 Bola Voli 1 0 0 1
13 Bola Basket 0 0 0 1
14 Meja Pingpong (Tenis
Meja) 0 0 0 0
15 Lapangan
Sepakbola/futsal 0 0 0
16 Lapangan Bulu tangkis 0 0
17 Lapangan Basket 0 0 0
18 Lapangan Bola Voli 1 0 1
Sumber : Dokumentasi Bagian TU MI Nurul Ittihad
42
Table 4.8
Jumlah dan Kondisi Bangunan
No Jenis Sarpras
Jumlah Sarpras Menurut Kondisi
Status
Kepemilikan Baik
Rusak
Ringa
n
Rusak
sedang
Rusak
Berat
1 Ruang Kelas 9 0 0 0 1
2 Ruang Kepala
Madrasah 1 0 0 0 1
3 Ruang guru 1 0 0 0 1
4 Ruang tata
usaha 0 0 0 0 0
5 Laboraorium
IPA (Sains) 0 0 0 0 0
6 Laboratoriium
Komputer 0 0 0 0 0
7 Laboratorium
Bahasa 0 0 0 0 0
8 Laboratorium
PAI 0 0 0 0 0
9 Ruang
Perpustakaan 1 0 0 0 1
10 Ruang UKS 1 0 0 0 1
11 Ruang
Keterampilan 0 0 0 0 0
12 Ruang
Kesenian 0 0 0 0 0
13 Toilet
Guru 1 0 0 0 1
14 Toilet 2 0 0 0 1
43
siswa
15 Ruang BK 0 0 0 0 0
16 Gedung serba
Guna (aula) 1 0 0 0 1
17 Ruang Osis 0 0 0 0 0
18 Ruang Pramuka 0 0 0 0 0
19 Masjid/mushola 1 0 0 0 1
20 Gedung/Ruanng
Olahraga 0 0 0 0 0
21 Rumah dinas
guru 0 0 0 0 0
22 Kamar Asrama
Siswa (lk) 0 0 0 0 0
23 Kamar Asrama
Siswa (pr) 0 0 0 0 0
24 Pos satpam 0 0 0 0 0
25 Kantin 3 0 0 0 2
Sumber : Dokumentasi Bagian TU MI Nurul Ittihad
Status Kepemilikan: 1:Milik Sendiri 2: Bukan milik Sendiri
Table 4.9
Sarana dan Prasarana Pendukung Lainnya
No
Status Kepemilikan
Jumlah Sarpras
Menurut Kondisi Status
Kepemilikan Baik Rusak
1 Laptop (di luar yang ada di Lab.
Komputer) 1 0 0
2 Komputer (di luar yang ada di lab,
Komputer) 0 0 0
3 Printer 2 1 1
44
4 Televisi 0 0 0
5 Mesin fotocopy 0 0 0
6 Mesin fax 0 0 0
7 Mesin scanner 0 0 0
8 LCD Proyektor 0 0 0
9 Layar (screen) 0 0 0
10 Meja guru &Pegawai 12 0 1
11 Kursi Guru & pegawai 12 0 1
12 Lemari arsip 3 0 1
13 Kotak Obat (P3K) 1 0 1
14 Brankas 0 0 0
15 Pengeras suara 1 0 1
16 Washtafel (TempatCuci Tangan) 0 0 0
17 Kendaraan Operasinal (motor) 0 0 0
18 Kendaran Operasional(mobil) 0 0 0
19 Mobil ambulance 0 0 0
20 AC ( pendingin Ruangan)/kipas angin 2 0 1
Sumber : Dokumentasi Bagian TU MI Nurul Ittihad
Tabel 4.10
Keadaan Kelas V MI Nurul Ittihad
NO Sarana Dan Prasarana Jumlah Keterangan
1 Gedung kelas V 1 Cukup
2 Siswa-siswi 23 Putra/putri
3 Meja guru 1 Baik
4 Kursi guru 1 Cukup
5 Meja siswa 12 Cukup
6 Kursi siswa 23 Cukup
7 Spidol 3 Baik
8 Papan tulis 1 Baik
45
9 Penghapus 1 Baik
10 Mistar 1 Baik
11 Lemari 0 -
12 Colokan listrik 1 Baik
13 Kalender 1 Baik
14 Buku paket 6 Baik
15 Kaligrafi 1 Baik
16 Gambar peta 0 -
17 Gambar presiden, wakil
dan pancasila 1 Baik
Berdasarkan table diatas dapat disimpulkan bahwa keadaan kelas V,
gurukelasnya adalah bapak Sumistra S.Pd.I, dengan jumlah siswa 23 siswa
yang terdiri9 perempuan dan 14 laki-laki dengan jumlah kuri 23 kursi dan 11
meja, satu mejaterdiri dari 2 siswa dan terdapat satu meja untuk 3 siswa, 1 meja
dan 1 kursi untuk guru, papan tulis, kalender dan 1 gambar kaligrafi yang
ditempel di dinding.
46
A. Temuan khusus dan pembahasan
Temuan khusus dalam pennelitian ini berupaya mendeskripsikan data
yang diproleh di lapangan dan sekligus mendeskripsikan jawaban atas pertanyaan
– pertanyaan penelitian. Berikut ini telah diperoleh hasil dari lapangan berupa
observasi, dokumentasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti.
1. Keadaan kesulitan belajar siswa Kelas V di MI Nurul Ittihad Kota
Jambi
Proses pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas di berbagai
macam jenjang pendidikan akan selalu dipengaruhi dengan berbagai hal
baik yang sifatnya positif maupun negatif. Hal positif yang berpengaruh
terhadap proses pembelajaran tentunya tidak akan menjadi sebuah masalah
bahkan justru akan semakin dikembangkan, sedangkan hal yang negatif
yang berpengaruh terhadap proses pembelajaran biasanya membutuhkan
perhatian yang serius dari berbagai komponen yang ada disekolah tersebut
untuk menanggulanginya. Salah satu hal negatif yang biasanya selalu ada
dalam setiap proses pembelajaran yang dilakukan dalam sebuah sekolah
adalah kesulitan yang dialami oleh para siswa.
Kesulitan tentunya banyak faktor yang mempengaruhi atau
faktornya penyebabnya dari kesulitan belajar yang dialami siswa kelas V
di MI Nurul Ittihad Kota Jambi. Namun sebelum kita membahas hal
tersebut, penulis akan sedikit menggambarkan bagaimana kesulitan belajar
yang dialami oleh para siswa yang ada disekolah tersebut.
Sebagai gambaran dari kesulitan belajar siswa kelas V di MI
Nurul Ittihad Kota jambi adalah kesulitan para siswa mencerna dan
memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Kasus ini
diindikasikan oleh dua hal, yaitu: jika tidak siswanya yang memang
mempunyai daya serap yang rendah prestasi belajar siswa meskipun ini
tentunya tidak semua siswa mengalami hal tersebut. Terkait dengan
kesuitan belajar yang tidak jarang dialami oleh parah siswa, maka guru
harus selalu memperhatikan kondisi belajar siswa di kelas. Sejumlah
kesulitan mungkin bisa saja ditemukan siswa dalam belajar karena.
47
dihadapi dengan serius maka kesulitan itu menghambat proses
belajar yang diikuti siswa. Sehubungan dengan kesulitan belajar itu, maka
di kelas V di MI Nurul Ittihad ada beberapa siswa yang mengalami
kesulitan belajar.
Wawancara dengan Bapak Sumistra, S.Pd.I sebagai guru kelas V
di MI Nurul Ittihad Kota Jambi, yang mengatakan:
“Di kelas V MI Nurul Ittihad Kota memang ada sekitar 4 siswa yang sering mengalami kesulitan belajar dan beberapa mata pelajaran. Ada banyak faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran. Setelah mengamati beberapa hal yang menjadi faktor penyebab dari kesulitan belajar siswa tersebut maka dapat saya ungkapkan bahwa faktor-faktornya tidak terlepas dari rendahnya daya serap siswa dalam belajar, kurangnya perhatian siswa ketika belajar, gaya belajar siswa diluar sekolah yang tidak diperhatikan oleh para orang tua”( Sabtu 9 Maret 2019, Pukul 9:30).
Berdasarkan apa yang disampaikan oleh Bapak Sumistra, Guru
Kelas V di atas maka penulis melakukan pengamatan secara langsung
untuk mengetahui sejauh mana sinkronisasi antara apa yang
disampaikan oleh bapak waka kesiswaan dengan apa yang terjadi
dilapangan. Hasil observasi yang penulis dapati adalah ternyata
memang tidak jauh berbeda dengan apa yang disampaikan oleh bapak
sumistra, yang terjadi dilapangan ketika para siswa mengikuti proses
pembelajaran didalam kelas, penulis sering menjumpai para siswa
mengikuti proses pembelajaran didalam kelas, penulis sering
menjumpai para siswa yang memberikan ekspresi kebingunan, hal ini
tentunya merupakan ekspresi atau gambaran dari lemahnya daya serap
mereka, selain itu juga para siswa yang tidak memperhatikan secara
sungguh – sungguh apa yang diterangkan oleh guru di depan kelas dan
beberapa kesulitan belajar lainnya.
Setelah penulis mengetahui secara lebih jelas tentang
kesulitan belajar yang sering dialami siswa kelas V di MI Nurul
Ittihad Kota jambi hasil wawancara dan pengamatan diatas, maka
dibawah ini
48
penulis akan mencoba memaparkan secara lebih konkret tentang apa –
apa saja yang menjadi faktor penyebab kesulitan belajar yang ada.
a. Lemahnya daya serap/ tangkap siswa terhadap materi yang
disampaikan
Setiap anak didik tentunya mempunyai potensi. Di sekolah,
gurulah yang berkewajiban untuk mendidiknya. Di ruang kelas guru
akan berhadapan dengan sejumlah anak didik dengan latar belakang
yang berbeda, dan memiliki daya serap terhadap materi pelajaran
yang berbeda pula.
Wawancara yang penulis lakukan dengan Kepala Sekolah di
MI Nurul Ittihad Kota Jambi tentang daya serap siswa terhadap
pelajaran yang rendah, maka bapak Samsul Qomar,M.Pd.I
mengatakan:
“Ada beberapa siswa dikelas memang terlihat lemah dalam menyerap pelajaran yang diberikan di kelas. Salah satu penyebabnya adalah siswa yang belajar ini tidaklah siswa – siswa hasil seleksi disaat penerimanaan masuknya. Karena memang bisa dilihat dari kasat mata ya, bagaimana keadaan madrasah ini baik dari gurunya, fasilitasnya sangat-sangat kurang”( Senin 11 Maret 2019). Masih dalam konteks yang sama peneliti juga mewawancarai
Bapak Sumistra,S.Pd.I sebagai guru kelas V, berikut kutipan
wawancara yang diperoleh:
“Kesulitan siswa dalam proses belajar mengajar terlihat sejumlah materi pelajaran yang saya berikan tidak dapat cepat dikuasi oleh siswa, Kadangkan pemahaman anak beda-beda ada yang cepat tangkap, ada yang lambat. Jadi guru kadang kalau sudah waktunya diatur segini ternyata nambah karena siswa ada yang belum paham, sehingga penyampaian materi pelajaran yang saya sajikan harus dilakukan dalam tempo yang lambat. jadi ya waktu jadi kurang padahal materi belum selesai”. Kondisi ini sangat mengahambat upaya peningkatan proses pembelajaran ( Senin 11 Maret 2019).
Kemudian wawancara dengan siswa kelas V, berikut kutipan
yang diperoleh:
49
“Memang saya lambat dalam memahami sejumlah materi pelajaran bu, apalagi dalam pelajaran, membaca, berhitung. Karena saya kurang lancar pada pelajaran itu”( Senin 11 Maret 2019).
Berdasarkan hasil wawancara di atas maka jelas dapat
diketahui yang menjadi salah satu kesulitan belajar siswa adalah
rendanya daya serap siswa terhadap materi pelajaran yang
disamapaikan oleh guru. tingkat daya serap siswa yang rendah
terhadap materi pelajaran yang akan menganggu rencana guru, seperti
tidak efisienya alokasi waktu yang telah guru rencanakan seperti
kurang waktu padahal waktu telah habis.
Hasil observasi yang penulis dapatkan dilapanagan juga
menunjukkan bahwa tidak jarang penulis melihat para siswa merasa
kesulitan dalam belajar dikelas. Yang sering penulis perhatikan
khususnya dikelas V adalah ekspresi ketika pemahaman mereka ketika
seorang guru sedang menjelaskan materi pelajaran. Hal ini tentunya
membutuhkan penjelasan ekstra dan berulang- berulang dari guru
kelas sehingga mereka yang mengalami kesulitan belajar dapat
menjadi paham.
b. Kurangnya perhatian siswa dalam belajar
Pelaksanaan pembelajaran perlu dilakukan dengan tenang
dan menyenangkan. Hal tersebut tentu saja menuntuk aktivitas dan
kreativitas guru dalam menciptakan lingkungan kondusif. Kegiatan
inti pembelajaran atau pembentukan kompetensi dikatakan efektif
apabila seluruh peserta didik terlibat secara aktif, baik mental, fisik
maupaun sosialnya.
Dari hasil observasi menemukan bahwa kurang antusias
dalam mengikuti pembelajaran. keaktifan belajar belum terjadi pada
sebagian siswa. Adanya kegiatan tanya jawab yang berlangsung dan
siswa mengkondisikan diri, meskipun masih banyak siswa yang
melakukanya kurang baik. Disetiap pokok pembahasan nampak
sesekali guru memberikan pertanyaan yang diberikan kepada siswa,
50
dan siswa menjawab pertanyaan tersebut. Namun saat
didalam kelas dapat dilihat tidak semua siswa ikut berpartisipasi aktif
dalam proses pembelajaran. Terdapat siswa yang diberikan penjelasan
tidak mendengarkan dan bahkan mengobrol dengan temanya. Ada
yang mendengarkan, namun jika diberi pertanyaan oleh guru mereka
hanya diam saja sehingga membutuhkan bimbingan dari guru.
(Observasi, Selasa 12 Maret 2019, Pukul 8:30).
Mewancarai guru kelas V, Bapak Sumistra, S.Pd.I. berikut
kutipan yang diperoleh:
“Kesulitan siswa juga jarang bertanya, mungkin kalau disuruh bertanya baru mau bertanya. Biasanya saya yang memberi pertanyaan agar anak tu tidak pasif” (Selasa 12 Maret 2019). Kemudian mewawancarai siswa kelas V, yaitu sebagai
berikut kutipannya:
”Saya merasa mata pelajaran seperti berhitung sulit untuk dipahami bu, saya berusaha untuk mempelajirinya dengan lebih baik lagi, namun saya belum menemukan hasil lebih baik dari sekarang. Akhirnya saya menjadi malas untuk mempelajirinya dan kurang perhatian dalam belajar. Jika diberi pertanyaan oleh guru saya diam, karna saya tidak tau” ( Selasa 12 Maret 2019).
Setelah melakukan wawancara peneliti melakukan observasi
dikelas, ketika guru memberi penjelasan materi dengan metode
ceramah terlihat siswa kurang antusias dalam belajar, dan siswa tidak
fokus mendengar penjelasan materi. Karena metode yang digunakan
guru sangat monoton tidak bervariasi dalam penggunaan metode atau
menggunakan media pembelajaran. Sehingga untuk menciptakan
suasana proses belajar yang aktif tidak terlaksana dengan baik. Dalam
hal memberikan pertanyaan atau sebuah ungkapan rasa ingin tahu
siswa sangat kurang, kegiatan belajar lebih banyak timbul pertanyaan
yang terlontar dari guru untuk siswa. Sedangkan pertanyaan yang
dinyatakan siswa kepada guru atau teman sekelas sangat kurang.
51
c. Gaya belajar siswa yang tidak diperhatikan
Selain proses pembelajaran yang dilakukan disekolah, salah
satu hal penting yang harus diperhatikan juga adalah gaya belajar
siswa diiluar sekolah ketika mereka berada di dalam lingkungan
keluarga. Para siswa yang rajin belajar secara pribadi dirumah akan
lebih mudah memahami materi pelajaran yang disampaikan guru di
sekolah dan begitupun sebaliknya para siswa yang jarang bahkan tidak
pernah belajardi rumah akan menghadapi kesulitan dalam belajarnya.
wawancara dengan kepala sekolah di MI Nurul Ittihad Kota
Jambi yaitu Bapak Samsul Qomar mangatakan bahawa:
“Salah satu faktor yang harus diperhatikan ketika siswa ingin mempunyai prestasi yang baik disekolah adalah cara mereka belajar di luar sekolah yang tentunya harus diawasi dan ingatkan oleh setiap orang tua. Perbedaannya akan sangat terlihat antara siswa yang rajin belajar dirumah dengan siswa tidak pernah belajar dirumah oleh karena itu kami sangat menghimbau kepada setiap orang tua untuk memperhatiakan cara belajar anak- anaknya ketika sedang berada di luar sekolah”( Rabu 13 Maret 2019).
Hal sama disamapaikan guru kelas V Bapak Sumistra di MI
Nurul Ittihad Kota Jambi yang mengatkan sebagai berikut:
“Ketika siswa berada diluar sekolah maka tanggung jawab mengawasi mereka adalah akan kembali kepada orang tua. Belajar dirumah akan sangat memberikan dampak positif terhadap perkembangan kemampuan anak disekolah.Hal inilah yang sering kali diabaikan oleh para orang tua, tidak sedikit dari mereka yang membiarkan anak- anaknya untuk bermain dan tidak belajar. Ini menjadi salah satu penyebab kesulitan belajar yang sering dialami oleh para siswa yang ada di sekolah ini”( Rabu 13 Maret 2019). Dari hasil wawancara diatas secara jelas mengemukakan
kepada kita bahwa salah satu faktor penyebab dari kesulitan belajar
siswa belajar adalah sering dialami oleh para siswa di MI Nurul
Ittihad Kota Jambi adalah gaya belajar mereka yang ketika sedang di
luar sekolah yang sering kali tidak diperhatiakn oleh setiap orang tua.
52
2. Kendala Guru Kelas Mengatasi kesulitan Belajar Siswa Kelas
V Di MI Nurul Ittihad Kota Jambi
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan pada guru
kelas V MI Nurul Ittihad Kota Jambi, diketahui bahwa siswa kelas
V MI Nurul Ittihad Kota Jambi dalam menjalankan sebuah kegiatan
tentunya ada saja kendala yang datang dari dalam yaitu individu
yang melakukan kegiatan maupun kendala dari luar seperti sarana
dan prasarana dan sebagainya begitu pula di MI Nurul Ittihad Kota
Jambi dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siswa
masih terdapat kendala yang dialami berikut hasil wawancara
dengan Bapak Sumistra, S.Pd.I, selaku guru kelas V, yang
mengatakan:
“Mengenai kendala dalam suatu kegiatan yang akan dilakukan pasti ada, nak. Kalau di kelas V MI Nurul Ittihad Kota jambi yaitu sarana dan prasarana yang belum memadai, kadang sulit untuk mengondisikan siswa yang akan melakukan pembelajaran, dan ada juga siswa yang masih labil untuk mengikuti pembelajaran ( Rabu 13 Maret 2019, Pukul 11:00 WIB)”.
Pernyataan Bapak Sumistra, S.Pd, I tersebut dapat diperkuat
dengan hasil pengamatan peneliti bahwa terkadang siswa sulit untuk
dikondisikan terlihat pada waktu bel masuk kelas. Ketika guru
sudah masuk kelas tetapi ada saja siswa yang masih asyik untuk
membeli jajanan di kantin sekolah. Selain itu, sarana dan prasarana
juga belum cukup memadai terlihat bangunan yang lain masih
terlihat masih dalam pembangunan dan bangunan yang masih
direhab, seperti laboratorium IPA, perpustakaan, dan bangunan-
bangunan lainya masih direhab. Hal ini yang menyebabkan
pembelajaran di kelas menjadi terganggu dan belum bisa kondusif.
Berdasarkan paparan di atas dapat di impulkan bahwa kendala yang
dialami siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas V MI Nurul Ittihad
Kota jambi berasal dari faktor peserta didik itu sendiri dan faktor
pendukung seperti sarana dan prasarana yang belum memadai seperti
53
perbaikan perbaikan di gedung sekolah yang mengakibatkan
terganggunya pembelajaran dan tidak kondusifnya siswa dalam
melakukan pembelajaran.
3. Peran Guru Kelas Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa
Kelas V di MI Nurul Ittihad Kota Jambi
Guru merupakan seseorang yang memiliki tugas sebagai
pendidik bagi siswa di sekolah. Guru akan menemui karakter yang
berbeda dari masing-masing siswa. Selain memiliki karakter yang
berbeda-beda, tingkat kemampuan kognitif siswa juga berbeda-beda. Di
dalam satu kelas, akan ditemukan siswa yang memiliki kemampuan
kognitif yang baik dan ada pula yang kurang baik. Jika di dalam kelas
terdapat siswa yang memiliki kemampuan kognitif yang kurang baik,
maka ada kemungkinan siswa tersebut mengalami masalah di dalam
belajar sehingga sulit menerimapelajaran dengan baik. Dan tugas
seorang guru adalah berupaya untuk membantu siswa di dalam
mengatasi kesulitan belajar yang dialaminya. Berdasarkan penelitian
yang dilakukan, terdapat beberapa hal yang dilakukan oleh guru kelas V
di MI Nurul Ittihad Kota Jambi dalam mengatasi masalah belajar siswa
yaitu sebagai berikut.
a. Melakukan Pengajaran Perbaikan
Hasil observasi tersebut didukung dengan hasil wawancara
peneliti terhadap guru kelas V Bapak Sumistra, S.Pd.I mengenai
pengajaran perbaikan. Beliau mengatakan bahwa:
“Pengajaran perbaikan yang saya lakukan adalah ketika ada siswa yang tidak mengerti dengan materi yang telah saya sampaikan, maka saya akan menjelaskan kembali materi yang tidak dipahami oleh siswa tersebut. Selain mengulangi materi yang telah saya sampaikan, saya juga memberikan tugas kepada siswa agar siswa dapat memahami materi pelajaran tersebut”( Senin 18 Maret 2019, Pukul 12:00 WIB).
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan, dapat diketahui
bahwa guru melakukan pengajaran perbaikan berupa pengulangan
54
materi yang belum dipahami oleh siswa, baik secara individu
maupun secara menyeluruh di depan kelas. Hal ini bertujuan agar
siswa dapat lebih memahami materi yang disampaikan dengan baik.
b. Memotivasi Siswa dalam Belajar
Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan, terdapat
beberapa siswa yang mengalami kesulitan belajar yaitu tidak fokus di
dalam memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru. Ada
beberapa siswa yang melakukan kegiatan lain di luar materi pelajaran
yang sedang dijelaskan seperti mengobrol sesama teman sebangku,
berjalan-jalan di dalam kelas, keluar masuk kelas dan ada juga yang
mengganggu siswa lain sehingga terjadi pertengkaran antarsiswa.
Karena siswa tidak memperhatikan pembelajaran dengan baik, maka
tujuan pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal dan siswa
tidak dapat memahami materi pelajaran sehingga nilai yang diperoleh
oleh siswa menjadi kurang optimal.
Adapun upaya yang dilakukan oleh guru di dalam mengatasi
masalah tersebut adalah dengan memberikan motivasi kepada siswa
tentang pentingnya pembelajaran yang akan disampaikan. Selain itu,
guru juga menggunakan metode yang menarik di dalam
menyampaikan pembelajaran seperti belajar sambil bermain ataupun
belajar sambil bernyanyi, bercerita. Kegiatan tersebut sangat memiliki
pengaruh terhadap minat siswa di dalam belajar. Hal ini terlihat ketika
guru mengajak siswa bermain, bernyanyi, dan bercerita semua siswa
mengikuti arahan yang guru berikan sehingga siswa merasa senang
dan bersemangat di dalam belajar.
Hasil wawancara yang peneliti lakukan kepada guru kelas V
Bapak Sumistra, S.Pd.I beliau mengatakan bahwa:
“Hal yang saya lakukan untuk memotivasi siswa di dalam belajar adalah dengan menggunakan metode dan model pembelajaran yang beragam. Model yang saya gunakan disesuaikan dengan materi yang akan saya sampaikan. Penggunaan metode dan model ini bertujuan agar siswa tidak merasa bosan dan jenuh dalam belajar dan agar siswa lebih
55
tertarik untuk memperhatikan pembelajaran yang akan saya sampaikan”( Selasa 19 Maret 2019, Pukul 9:00 WIB). Dari hasil observasi dan wawancara tersebut dapat diketahui
bahwa ada beberapa siswa yang mengalami kesulitan belajar seperti
tidak fokus dan lebih memilih bermain di dalam kelas ataupun
mengganggu siswa lain sehingga kegiatan pembelajaran tidak dapat
berjalan dengan baik. Adapun upaya yang dilakukan guru untuk
mengatasi masalah tersebut adalah guru menggunakan metode dan
model pembelajaran yang beraneka ragam sesuai dengan materi dan
tujuan pembelajaran yang akan disampaikan. Hal ini bertujuan agar
siswa lebih tertarik dan termotivasi di dalam mengikuti pembelajaran
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
c. Melakukan Pengembangan Sikap dan Kebiasaan Belajar yang
Efektif
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan, diketahui
bahwa siswa kelas V MI Nurul Ittihad Kota Jambi memiliki sifat dan
sikap yang berbeda-beda. Ada siswa yang memiliki sikap yang santun
dan baik, ada juga siswa yang memiliki sikap yang susah untuk diatur
atau bertingkah laku sesuai dengan keinginannya sendiri. Hal yang
guru lakukan untuk menghadapi siswa yang mengalami masalah
terutama pada aspek sikap adalah guru memberikan pengarahan dan
pengajaran kepada siswa dengan bercerita. Guru menceritakan hal-hal
yang berkaitan dengan sikap seperti cerita dongeng ataupun cerita
rakyat lainnya yang memiliki kaitan dengan penanaman sikap. Selain
itu, guru juga membiasakan siswa untuk bersikap tertib dan rapi. Hal
ini terlihat ketika proses pembelajaran sedang berlangsung . Guru
mengajarkan siswa untuk tepat waktu ketika datang ke sekolah,
menggunakan seragam sekolah dengan rapi dan tetap duduk dengan
rapi pada bangku masing-masing/tidak boleh berjalan-jalan di dalam
kelas. Akan tetapi, walaupun aturan tersebut telah ditetapkan, ada
beberapa siswa yang melanggar. Hal yang guru lakukan adalah
56
memberikan nasihat kepada siswa tersebut agar dapat menanamkan
sikap tertib dan rapi dimanapun berada.
Guru juga melakukan pembiasaan belajar efektif kepada
siswa. Hal yang dilakukan adalah guru membiasakan siswa untuk
membaca terlebih dahulu materi yang akan disampaikan secara
bergantian. Selain itu, guru memberikan tugas rumah (PR) kepada
semua siswa dengan tujuan agar siswa bisa mengulangi materi
pelajaran yang telah disampaikan di rumah sehingga siswa dapat lebih
mengerti dan memahami materi pelajaran tersebut.
Hasil observasi tersebut didukung dengan hasil wawancara
yang peneliti lakukan kepada guru kelas V Bapak Sumistra,S.Pd.I
beliau mengatakan bahwa:
“Hal yang saya lakukan untuk menanamkan sikap yang baik kepada siswa adalah dengan membiasakan siswa tepat waktu datang ke sekolah, menggunakan seragam sekolah dengan rapi, bersalaman dengan guru, mengucapkan salam ketika memulai dan mengakhiri pembelajaran dan masih banyak lagi yang lainnya. Hal ini saya lakukan agar siswa dapat terbiasa bersikap sesuai dengan aturan dan memiliki budi pekerti yang baik. Sedangkan hal yang saya lakukan”( Selasa 19 Maret 2019, Pukul 9:15 WIB).
Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa guru
melakukan beberapa kegiatan sehari-hari di sekolah yang dapat
menanamkan sikap kepada setiap siswa seperti tertib di dalam
menjalankan kewajiban dan berpakaian rapi. Selain itu, guru juga
membiasakan siswa untuk belajar secara efektif agar siswa dapat
memahami materi pelajaran dengan baik. terganggunya pembelajaran
dan tidak kondusifnya siswa dalam melakukan pembelajaran.
57
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terkait peran guru kelas
dalam mengatasi kesulitan belajar siswa kelas V. Maka dapat di tarik beberapa
kesimpulan sebabagi berikut:
1. Keadaan kesulitan belajar siswa Kelas V Dalam Proses
Pembelajaran
Kesulitan para siswa dalam mencerna dan memahami materi
pembelajaran yang disamapai oleh guru, dan rendahnya prestasi
belajar beberapa orang siswa yang menunjukkan bahwa mereka
mengalami kesulitan belajar. karena lemahnya daya serap siswa
terhadap materi yang disampaikan guru, dan kurangnya perhatian
siswa ketika guru memberikan penjelasan materi pelajaran, dan gaya
belajar siswa diluar sekolah yang sering kali tidak diperhatikan.
2. Kendala Guru kelas Dalam Mengatasi kesulitan belajar siswa
Kelas V Pada proses Pembelajaran
Fasilitas dan sumber belajar merupakan salah satu
komponen harus diperhatikan guna menyukseskan pendidikan
karakter di sekolah. Fasiitas dan sumber belajar yang memadai
bertujuan agar kurikulum yang sudah dirancang dapat dilaksanakan
secara optimal. Fasilitas dan sumber belajar belajar yang perlu
dikembangkan dalam mendukung suksesnya implementasi
pendidikan karakter antara lain laboratoruim, pusat sumber belajar,
serta tenaga pengelola dan peningkatan kemampuan
pengelolaannya. Sarana dan prasarana antara lain seperti pesediaan
buku perpustakaan yang belum cukup memadai serta belum
selesainya pembangunan yang masih mangkrak di sekolahan.
58
3. Peran Guru Kelas Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Kelas
V
Guru melakukan pengajaran perbaikan berupa pengulangan
materi yang belum dipahami oleh siswa, baik secara individu maupun
secara menyeluruh. Bertujuan untuk agar siswa dapat memahami
materi yang disampaikan. Guru mengunakan metode, dan model
pembelajaran yang akan disampaikan. Agar siswa lebih tertarik dan
termotivasi mengikuti pembelajaran sehingga dapat tercapai.
B. Saran
Dari hasil penelitian ini, penulis memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi kepala sekolah
Kepala sekolah selaku pemimpin lembaga di harapkan
mampu memberikan kebijakan – kebijakan yang mampu
meningkatkan pelaksanan kegiatan pembelajaran guna guru
mengimplementasi upaya guru dalam mengatasi kesulitan belajar
siswa.
2. Bagi Guru
Hendaknya guru selalu berusaha meningkatkan kualitas
mengajar yang bervariasi sehingga dapat meningkatkan motivasi
belajar peserta didik. Dan lebih memiliki jiwa kreatif yang tinggi saat
melaksanakan proses pembelajaran, serta mengikuti pelatihan-
pelatihan pelaksanaan pembelajaran.
3. Sekolah
Sekolah diharapkan dapat memenuhi sarana prasarana sekolah untuk
menunjang keberhasilan pelaksanaan variasi pembelajaran.
4. Siswa
Siswa diharapkan mampu mengikuti proses pembelajaran
dengan baik agar terciptanya proses pembelajaran yang
menyenangkan dan terencana.
5. Orang tua siswa/wali murid
59
Orang tua seabaiknya mendukung siswa dalam proses
belajar, memberikan motivasi dan dukungan kepada anaknya.
C. Penutup
Puji syukur kehadiran Allah SWT. Yang telah memberikan nikmat
kepada peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini dengan
lancar. Namun dalam penelitian skripsi ini peneliti menyadari masih banyak
kekurangan didalamya. Maka dari itu peneliti memerlukan kritik dan saran yang
bisa membangun sehingga skripsi ini bisa menjadi lebih sempurna. Peneliti
mohon maaf apabila dalam penelitian skripsi ini ada pihak yang kurang berkenan,
terutama pihak yang terkait langsung dalam penelitian skripsi ini. Peneliti
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang ikut berpartisipasi
demi terselesainya skripsi ini. Akhirnya kata, hanya semoga segala sesuatu yang
kita lakukan senantiasa mendapatkan rahmat dan hidayah-Nya. Semoga skripsi ini
bermanfaat baik bagi peneliti maupun pembaca.
60
DAFTAR PUSAKA
Abin Syamsuddin Makmun, ( 2007). Psikologi Kependidikan Perangkat Pengajaran Modul, ( Bandung : PT Remaja Rodaskarya).
Arif, Rohman, (2009). Memahami pendidikan dan ilmu pendidikan. Yogyakarta: LaksBang Mediatama.
Barnawi & Ady Wiyani Novan, (2012). Ilmu pendidikan islam: Rancang Bangun Konsep Pendidikan Monokotomik. Jogjakarta: Ar-Ruzz. Media.
Bahri Syaiful Djamarah, (2010). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.
Oemar Hamalik, (2009). Psikologi Belajar Mengajar ( Bandung : Sinar Baru Algensindo).
Oemar Hamalik, (2015). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi AKSARA.
Lexy J. Meleong. (2013). Metode penelitian kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya
Mardianto, ( 2012). Landasan untuk pengembangan strategi pembelajaran. (Perdana Publishing).
Martini jamaris, ( 2014), Kesulitan Belajar, Bogor: Ghalia Indonesia.
M ,Dalyono. (2010). Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta.
M, Dalyono. (2009), psikologi pendidikan Cet. V; Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
M, Ngalim Purwanto, (2002). Psikologi Pendidikan. ( Bandung: Remaja Rosdakarya).
Mubiar Agustin, (2011), Permasalahan Belajar Dan Inovasi Pembelajaran, Bandung: Pt Refika Aditama.
Mulyono Abdurahman, (2003), pendidikan anak berkebutuhan khusus, Jakarta: PT Rineka Cipta.
Muhabibin Syah, ( 2001), psikologi pendidikan dengan pendekatan baru, Bandung: Pt Remaja Rosdarkarya.
61
Muhabibin Syah, (2013 ), psikologi pendidikan Cet. II; Jakarta: PT Raja Grafindo.
Muhammat, Rahman Dan Sofan Amri, (2014). Kode Etika Profesi Guru Legalitas, Realitas dan Harapan, prestasi Purtakarya, Jakarta
Ngalimun, (2014). Bimbingan konseling di SD/MI ( Suatu pendekatan Proses), Yogyakarta, CV. Aswaja Pressindo.
Prawoto, (2007) .Stategi Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus. Jakarta: Departeman Pendidikan Nasional.
Rosmanty Hartiny Sam‟s, (2010). Model Penelitian Tindakan Kelas Teknik Bermain Konstruktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika, ( Yogyakarta : Teras).
Slameto, (2010). Belajar dan Faktor- Faktor yang mempengaruhi. Jakarta : PT Raja Grafindo Nugraha.
Sudirman, A.M, (2008), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, ( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada).
Supriyadi,(2011). Strategi Belajar dan Mengajar, Yogyakarta: Cakrawala Ilmu.
Sugiyono, (2009). Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta
Sugiono, (2013). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, R & D. Bandung: Alfabeta
Suemanto, Wasti. (2006). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Yamin, Martinis, (2013). Propesionalisasi guru dan implementasi KTSP. Jakarta : Tim Gaung Persada Press.
Skripsi
Ely Suryani. 2018. Peran Wali Kelas Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Di MIN Glugur Darat II Kecamatan Medan Timur.
62
Lampiran 1
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA (IPD)
Judul: Peran Guru Kelas Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Kelas V di MI Nurul Ittihad Kota Jambi
A. OBSERVASI
Teknik pengumpulan data dilakukan menjangkau data-data yang dimungkinkan untuk diamati secara mendalam dengan teknik observasi tersebut, peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut: 1. Peneliti mengamati aktivitas dilingkungan Madrasah Ibtidaiyyah Nurul
Ittihad Kota Jambi.
2. Peneliti mengamati gambaran umum bentuk – bentuk kesulitan belajar
siswa di MI Nurul Ittihad Kota Jambi.
3. Peneliti mengamati faktor penyebab terjadi kesulitan belajar siswa di
MI Nurul Ittihad Kota Jambi.
4. Peneliti mengamati kendala yang dihadapi oleh guru kelas yang ada di
MI Nurul Kota Jambi.
5. Peneliti mengamati koordinasi yang dilakukan oleh para dan kepala
sekolah serta orang tua siswa.
6. Peneliti mengamati sarana dan prasarana yang dimiliki oleh MI Nurul
Ittihad Kota Jambi.
63
Lampiran 1
INSTRUMEN LEMBAR OBSERVASI GURU
No Segi tingkah laku yang diamati
Hasil pengamatan
sering Kadang-kadang
Tidak pernah
1. Mengucapkan salam 2. Mengabsen kehadiran peserta didik 3. Menyampaikan tujuan pembelajaran
4. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya
5. Mengulangi materi pelajaran
6. Memberikan motivasi belajar terhadap peserta didik
7. Menggunakan berbagai macam metode dalam mengajar
8. Memberikan penilaian terhadap hasil belajar peserta didik
9. Memberikan latihan-latihan setelah menjelaskan pelajaran
10. Memotivasi peserta didik yang kurang aktif
11. Memberikan bimbingan terhadap peserta didik yang mengalami kesulitan belajar
64
Lampiran 1
INSTRUMEN LEMBAR OBSERVASI SISWA
No Segi tingkah laku yang diamati
Hasil pengamatan
sering Kadang-kadang
Tidak pernah
1. Mempersiapkan buku pelajaran
2. Membawa buku cetak pembelajaran berlangsung
3. Memperhatikan penjelasan guru
4. Mencatat materi yang diperhatikan oleh guru
5. Menanyakan hal – hal yang belum jelas 6. Aktif mengerjakan tugas
7. Suka menguap pada saat proses pembelajaran
8. Berpindah- pindah saat belajar 9. Menghayal saat belajar 10. Hilang konsentrasi belajar
11. Memberikan respon ketika sudah paham terhadap materi yang telah diajarkan
12. Sulit mengingat materi pelajaran ketika di berikan pertanyaan oleh guru
13. Keluar masuk kelas saat belajar 14. Mengerjakan pelajaran lain
15. Terlibat aktif di kelas ketika proses pembelajaran
16. Tidak mampu menjawab pertanyaan guru
65
Lampiran 1
B. WAWANCARA
a. Kepala Sekolah MI Nurul Ittihad Kota Jambi
Nama kepala sekolah : 1. Apa alasan yang melatarbelakangi berdirinya MI Nurul Ittihad
Kota jambi ini pak?
2. Bagaimana sejarah berdirinya MI Nurul Ittihad Kota jambi ini pak?
3. Bagaimana kondisi objektif MI Nurul Ittihad Kota Jambi?
4. Bagaimana identitas MI Nurul Ittihad Kota Jambi?
5. Berapa luas bangunan MI Nurul Ittihad Kota Jambi?
6. Bagaimana perjalanan MI Nurul Ittihad Kota Jambi?
7. Apakah gedung sekolah yang sekarang ditempati merupakan
gedung utama sekolah?
8. Apa visi dan misi MI Nurul Ittihad Kota Jambi?
9. Kurikulum apa yang diterapkan disekolah ini?
10. Bagaiman pelaksanaan pembelajaran di MI Nurul Ittihad Kota
Jambi ?
11. Secara umum kesulitan belajar pada siswa di MI Nurul Ittihad Kota
Jambi dalam bentuk yang bagaimana?
12. Bagaimana tanggapan bapak dengan siswa yang kesullitan belajar?
b. Wawancara Guru Kelas V MI Nurul Ittihad Kota Jambi
1. Setiap bapak/ ibu hendak mengajar, apakah bapak/ ibu menyiapkan
materi terlebih dahulu sebelum mengajar?
2. Menurut bapak kesulitan apa yang biasa dialami siswa dalam
proses pembelajaran?
3. Faktor – faktor apa yang menyebabkan kesulitan belajar siswa?
4. Adakah bapak memberikan waktu khusus dalam memberikan
bimbingan, arahan, motivasi kepada siswa yang mengalami
kesulitan belajar?
66
5. Apa upaya yang dilakukan dalam mengatasi siswa yang mengalami
kesulitan belajar tersebut?
6. Apa kendala yang dialami oleh guru kelas dalam mengatasi
kesulitan belajar siswa?
7. Bagaimana koordinasi yang dilakukan yang dilakukan oleh pihak
sekolah dengan orang tua siswa terkait dengan mengatasi kesulitan
belajar siswa?
c. Wawancara siswa kelas V MI Nurul Ittihad Kota Jambi
1. Siapa nama adik?
2. Bagaimana pendapat adek tentang guru kelas?
3. Apa saja kendala yang adik hadapi dalam kegiatan belajar oleh
guru kelas?
4. Faktor apa saja yang menyebabkan adek kesulitan belajar?
5. Ketika adik mengalami kesulitan dalam mengikuti KMB, apakah
adik menggunkan kesempatan untuk bertanya?
6. Ketika guru kelas menyampaikan pelajaran di depan kelas, menurut
adik apakah guru kelas menguasai materi pelajaran yang
disamapikan?
7. Metode apa saja yang digunakan guru kelas dalam memberikan
pelajaran?
8. Media apa saja yang digunakan guru kelas dalam memberikan
pelajaran?
9. Apa bentuk motivasi yang guru kelas berikan kepada adik?
10. Adakah hubungan kerjasama guru kelas dengan guru, orang tua
siswa dalam mengatasi kesulitan belajar siswa?
C. DOKUMENTASI
Hal-hal yang yamg diteliti dalam dokumentasi antara lain: 1. Daftar nama-nama majelis guru MI Nurul Ittihad Kota Jambi
2. Daftar nama-nama siswa kelas V MI Nurul Ittihad Kota Jambi
3. Sarana dan prasarana MI Nurul Ittihad Kota Jambi
4. Struktur kepengurusan MI Nurul Ittihad Kota Jambi
67
5. Foto saat pelaksanaan penelitian
6. Dokumen nilai siswa
Lampiran 2
Transkip Wawancara
Informan
Nama : Drs. H. Samsul Qomar, M.Pd.I
Jabatan : Kepala Sekolah MI Nurul Ittihad Kota Jambi
Hari, Tanggal, Jam : Senin 11 Maret 2019, Pkl 09.00 s/d 09.58 WIB
Peneliti : Assalamu’alaikum pak!
Informan : Wa’alaikumsalam nak, masuk-masuk sini.
Peneliti : Apa kabar pak?
Informan : Alhamdulillah sehat nak, seperti kelihatanya sekarang,
Peneliti : Maaf loh pak menganggu waktu kerja nya, kayaknya lagi banyak
pekerjaan pak?
Informan : Nggak papa nak, biasalah kalau ngetik gini. Jadi ada apa ini?
Peneliti : Gini pak ini tentang riset pak ada surat yang kami antar sabtu
kemarin. Mau sedikit wawancara dengan bapak.
Informan : Owalah yang kemarin nak, ia bapak lupa.
Peneliti : Pak langsung saja, kira-kira bagaimana ksulitan belajar siswa
kelas di MI Nurul Ittihad Kota Jambi ini pak?
Informan :kesulitan belajar siswa di sini ya seperti lemahnya daya serap
siswa dalam pelajaran yang berikan dikelas. Karena kan
penyebabnya itu adalah siswa belajar di sini tidak siswa seleksi di
68
saat penerimaan waktu masuknya. yah dengan keadaan Madrasah
ini nak, banyak fasilitas yang belum terpenuhi saeperti sarana
prasaran yang kurang, belum lengkap.
Peneliti : kalau dari sisi gurunya sendiri pak bagaimana?
Informan : guru disini kalau dilihat dari segi mengajar materi sudah bagus,
menyampaikan materi trus mengevaluasi juga demikian. Tapi
kalau dilihat bagaimana cara guru menyampaikan itu masih kurang
misalkan penggunaan strategi disini sangat jarang nak,
Peneliti : oh, jadi menurut bapak penyebabnya apa pak?
Informan : wah kalau ditanya penyebab banyak nak. Yang paling utama itu
seperti kemampuan guru sendiri, ini penting. Perlu diketahui guru
yang mengajar disni tidak ada yang benar-benar jurusan guru kelas.
Mayoritas jurusan PAI, saya sendiri saja jurusan Bahasa Arab.
Peneliti : oh, jadi ngak ada yang jurusan guru kelas pak, itu memang
disengaja apa karena tidak ada guru yang mengajar pak?
Informan : yah karena memang ngak ada nak, jadi mau ngak mau memang
harus diterima. Lama kelamaan akan terbiasa mengajar dikelas,
meski banyak kekurangan.
Peneliti : selain itu pak, faktor sarana prasarana pak apakah sudah terpenuhi
untuk mendukung proses pembelajaran?
Informan : dapat dilihat kasat mata nak bagaimana keadaan madrasah ini,
nak ini pun sudah tahu lah kan sudah 3 bulan disini mengajar,
banyaklah kekurangan yang belum terpenuhi. Sarana prasrana
perlengkapan. Ini yang mengakibatkan proses belajar terhambat.
Yang terpenting disini adalah anak tidak ketinggalan belajar, terus
buku yang diajari habis materi sesuai waktu yang ditentukan.
69
Peneliti : ia memang pak, nih pak saya kan meneliti khusunya kelas V,
otomatis saya meneliti dikelas V, menurut bapak bagaimana pak
Mitra melaksanakan peranya sebagai guru kelas V?
Informan : Pak Mitra baik melaksanakan pembelajaran, pak Mitra juga
jurusan PAI kalau nggak salah, tapi dia mampu menyesuaikan diri
karena udah lama mengajar jadi yah terbiasa.
Peneliti : ia pak selama saya PPL disini memang seperti itu. kalau
sspersiapan pelajaran seharusnya kan ada membuat RPP pak, kalau
guru disni gimana pak?
Informan : kalau RPP itu kadang ada yang buat kadang juga ngak. RPP pun
mungkin ngopi diinternet nak, banyak yang nggak paham nak buat
RPP.
Peneliti : jadi pak intinya dalam kesulitan belajar siswa disini lemahnya
daya serap siswa dan pelaksanaan variasi pada pembelajaran disni
pak kurang optimal ya?
Informan : yah betul nak, banyak yang belum memadai disini dari segi
gurunya langsung, sarana prasarana, siswa-siswi itu sendiri, ini
yang akan diubah untuk kedepanya agar madrasah ini mampu
mengejar kualitas madrasah lain. Ini penting untuk diutamakan
kedepanya.
Peneliti : baik pak terima kasih waktunya pak, sudah menyempatkan
waktunya untuk diwawancarai,
Informan : ia ia nak, sukses ya semoga cepat selesai skripsinya,
Peneliti : amiin pak, terima kasih sekali lagi pak waktunya, saya permisi
dulu pak assalamu’alaikum.
Informan : ia naksama-sama, Wa’alaikumsalam.
70
Lampiran 3
Transkip Wawancara
Informan
Nama : Sumistra S.Pd.I
Jabatan : guru Kelas V MI Nurul Ittihad Kota Jambi
Hari, Tanggal, Jam : Senin 11 Maret 2019, Pkl 09.00 s/d 09.58 WIB
Peneliti : selamat pagi pak!
Informan : Pagi bu
Peneliti : ia pak, maaf pak bisa menganggu waktunya sebentar?
Informan : ia bu in, ada apa bu?
Peneliti : ini mau riset pak, mau wawancara boleh pak?
Informan : owalah yang kemarin ya bu in? boleh. (setelah membuka
percakapan peneliti langsung ke pokok pembahasan).
Peneliti : ini pak mau menanyakan pak, kesulitan apa yang dialami siswa
dalam proses pembelajaran dan apa faktor- faktor penyebabnya ?
Informan : ow, kesulitan belajar siswa itu bu, seperti rendahnya daya serap
siswa, kurangnya perhatian siswa ketika belajar,trus gaya belajar
siswa diluar sekolah bu.faktor yang menyebabkan yaitu seperti
faktor internal seperti fisik dan rohani, dan faktor eksternal seperti
lingkungan keluarga, sekolah , masyarakat.
Peneliti : oh gitu pak ya, adakah kendal bapak dalam mengatasi kesulitan
belajar?
Informan : iya buk, ada buk, kemampuan guru bu, disini rata-rata guru
lulusanya bukan pendidikan guru kelas bu, banyak guru lulusan
71
PAI. Saya lulusan PAI juga bu. dan juga sarana prasarana buk
sama media pembelajaran buk.
Peneliti : jadi merasa kesulitan ya pak? Kalau pelaksanaanya itu gimana
biasanya pak?
Informan : kalau pelaksanaanya kayak memberi pusat perhatian atau
memberi pertanyaanya itu sudah dilaksanakan, tapi kalau
penggunaan media atau strategi baru jarang sekali disini bu,
Peneliti : kalau respon murid mengerjakan seperti itu bagaimana pak?
Informan : ya kadang anak kan sudah terbiasa mengajar saya dengan
menyampaikan materi dengan ceramah, ya respon anak itu ada
yang baik ada juga nggak. Kadang ribut dikelas mengobrol dengan
temanya.
Peneliti : berarti jarang menggunakan media ya pak?
Informan : jarang sekali bu, kalau kebetulan ada baru dipakai.
Peneliti : kalau menggunakan media bagaimana antusias anak saat belajar
pak?
Informan : anak semangat buk kalau menggunakan media, antusiaslah. Cuma
ya itu disni guru jarang menggunakan hal seperi itu. Palingan cuma
menjelaskan materi. Yang penting siswa tidak ketinggalan materi.
Peneliti : ow berarti antusias ya pak, memang disini fasilitasnya agak
kurang memadai ya pak?
Informan : ia betul bu, ibu kan sudah paham sudah 3 bulan disini pahamlah,
soundsistem aja kurang bu punya yang baru malah kerendam air
banjir kemarin. Yang satunya macet-macet gitu.
Peneliti : hehe ia pak. Bagaimana upaya bapak mengatasi kesulitan belajar
siswa.
Informan : cara saya melakukan pengajaran pebaikan buk, trus memberi
motivasi siswa pada saat belajar, dan menanamkan sikap yang baik
kepada siswa dengan membiasakan siswa tepat waktu datang
kesekolah.
72
Peneliti : ok pak terimakasih waktunya, sudah mau di tanya- tanya dengan
saya. Maaf mengganggu waktunya.
informan : ia bu sama-sama. Ngak papa bu saya senang silaturahmi bu.
Peneliti :ia pak saya permisi pak wassalam.
Informan : wassalam bu.
Lampiran 4
Transkip Wawancara
Peneliti : Hallo assalamu’alaikum, lagi ngapain ini?
Informan : Waalaikumsalam, lagi istirahat bu , makan jajan, mau gak bu?
Peneliti : Oh, terimakasih ibu udah kenyang, barusan kekantin. Ibu boleh
ganggu sebentar nggak nih?
Infirman : Boleh banget bu, lama dak ngobrol dengan ibu ya nggak val?
Informan : Io, ibu ni sekarang jarang main kesekolah sama kami.
Peneliti : Hehe, ibu ni bukanya nggak mau, tapi banyak kewajiban yang
harus kakak selesaikan.
Informan : kewajiban apa bu? Kayak polisi bu. (sambil tertawa).
Peneliti : Kewajiban ini nih kayak mau wawancarai kalian, mau kan
bantu ibu?
Informan I : Maulah bu, emang bantuin apa sih bu?
Peneliti : ibu ni mau tanya-tanya sedikit ?
Informan : Jangan susah-susah bu pertanyaanya, nanti dak bisa jawab pula.
Peneliti : Ya nggak lah, ini menurut kalian aja, bukan kayak belajar
dikelas.
73
Informan : Ok bu,!
Peneliti : Nah, ibu mau tanya nih gimana pak mitra ngajar dikelas?
Informan : kayak itu tulah bu, jelasin yang ada dibuku.
Peneliti :Mata pelajaran apa yang disenangi?
Informan : olahraga sama ipa buk
Peneliti : trus, kalo dirumah sering belajar gak ?
Informan : jarang buk.
Peneliti : Pak mitra kalau ngajar pernah pake media ngak apa bermain-
main sambal belajar gitu?
Informan : Jarang bu, yang sering tu kami disuruh ngerjain tugas dibuku
tema bu,
Peneliti : yaudah, terimakasih ya bantu ibu. Mau diwawancarai,
Informan : Ia bu sama-sama.
Peneleiti : Terimakasih ya va, jangan nakal-nakal kalau belajar!
Informan : Hehe sama-sama bu, ia bu kami dak nakal lagi.
Peneliti : Yaudah bentar lagi masuk, naik keatas ibu mau kekantor dulu.
Informan : Iya bu, salim dulu bu,
Informan : kami keatas dulu bu!
Peneliti : Hati-hati!
74
Lampiran 5
DAFTAR INFORMAN
No Nama Keterangan 1. Drs. H. Samsul Qamar Kepala Sekolah 2. Sumistra, S.Pd.I Guru kelas V 3. Siswa Kelas V
75
Lampiran 6
DOKUMENTASI
Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad Kota Jambi
76
Ruang guru dan Ruang Kepala Sekolah MI Nurul Ittihad Kota Jambi
Ruang UKS Dan Perpustakaan
Gudang dan Wc
Struktur Organisasi dan Visi Misi MI Nurul Ittihad Kota Jambi
77
Wawancara Kepala Sekolah MI Nurul Ittihad Kota Jambi
Wawancara Guru Kelas V MI Nurul Ittihad Kota Jambi
Wawancara Guru Kelas V MI Nurul Ittihad Kota Jambi
78
Wawancara Siswa Kelas V MI Nurul Ittihad Kota Jambi
Suasana Proses Pembelajaran
80
81
82
83
84
Daftar Riwayat HiduCp
(Corriculum Vitae)
Nama : Ressy
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tgl. Lahir : Tanjung Bojo, 05 Oktober 1996
Alamat : Desa Tanjung Bojo, Kec Batang Asam, Kab TJ Barat.
Email : [email protected]
No. Hp : 081273084819
Pengalaman Pendidikan :
2006-2009 : SDN 67 Tanjung Bojo
2009-2012 : SMP Negeri 3 Tungkal UlU
2012-2015 : SMA Negeri 3 Tungkal UlU
Sekarang : Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah