vanilin
DESCRIPTION
vanlTRANSCRIPT
![Page 1: Vanilin](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022082320/5695d26f1a28ab9b029a6f40/html5/thumbnails/1.jpg)
A. LATAR BELAKANG
Kegunaan benzena yang terpenting adalah sebagai pelarut dan sebagai bahan baku
pembuatan senyawa-senyawa aromatik lainnya yang merupakan senyawa turunan benzena. Masing-
masing dari senyawa turunan benzena tersebut memiliki kegunaan yang beragam bagi kehidupan
manusia seperti : Toluena, Stirena, Anilina, Benzaldehida, Fenol dan Asam Benzoat.
Benzaldehida digunakan sebagai zat pengawet serta bahan baku pembuatan parfum karena
memiliki bau yang khas. Benzaldehida dapat berkondensasi dengan asetaldehida (etanal), untuk
menghasilkan sinamaldehida (minyak kayu manis). Oleh karena, itu dalamm makalah ini akan
dibahas lebih lanjut mengenai benzoin atau benzaldehid.
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah bagaimnana penjelasan tentang kondensasi
benzoin.
C. TUJUAN
Tujuan dalam makah ini yaitu untuk menjelaskan tentang kondensasi benzoin.
D. MANFAAT
Manfaat dalam makalah ini yaitu dapat menjelaskan tentang kondensasi benzoin.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Reaksi yang menghasilkan ikatan karbon-karbon baru merupakan sesuatu yang sangat
berguna bagi pakar kimia organik, biokimia dan ahli-ahli yang membutuhkan sintesis molekul kimia
organik yang besar dari molekul kimia yang kecil. Reaksi Grignard merupakan salah satu bentuk
penggunaan reaksi tersebut untuk menghasilkan kerangka karbon. Reaksi kondensasi adalah reaksi
dimana dua molekul senyawa organik tergabung, dengan atau tanpa mengeluarkan suatu senyawa
molekul (Petrucci, 1987).
Vanilin merupakan komponen aroma utama yang terdapat dalam buah vanili yakni sebesar
85% dari total senyawa volatil. Komponen lainnya adalah phidroksi benzaldehid (sampai 9%) dan p-
hidroksi benzil metil eter (1%). Disamping itu, khusus untuk vanili Tahiti memiliki flavor berbeda akibat
![Page 2: Vanilin](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022082320/5695d26f1a28ab9b029a6f40/html5/thumbnails/2.jpg)
adanya komponen tambahan yakni piperonal (heliotropin, 3,4-dioksimetilen benzaldehid) dan diasetil
(butandion) (Deman, 1997).
Vitamin B1 atau tiamin, yang bentuk aktifnya berupa koenzim tiamin pirofosfat (TPP). TPP
diketahui sebagai koenzim reaksi enzimatis transketolase yang terlibat dalam biosintesis polisakarida
melalui jalur pentosa fosfat. Pada tanaman, sebagian jalur pentosa fosfat berperan dalam reaksi
pembentukan fruktosa-6-fosfat sebagai prEkursor biosintesis polisakarida, yang kemudian berperan
dalam sintesis β-1,3-1,6-glukopiranosida (Sasmito, et al., 2005).
Vitamin B1, yang dikenal juga dengan nama tiamin, merupakan salah satu jenis vitamin yang
memiliki peranan penting dalam menjaga kesehatan kulit dan membantu mengkonversi karbohidrat
menjadi energi yang diperlukan tubuh untuk rutinitas sehari-hari. Di samping itu, vitamin B1 juga
membantu proses metabolisme protein dan lemak. Bila terjadi defisiensi vitamin B1, kulit akan
mengalami berbagai gangguan, seperti kulit kering dan bersisik. Tubuh juga dapat mengalami beri-
beri, gangguan saluran pencernaan, jantung, dan sistem saraf. Untuk mencegah hal tersebut, kita
perlu banyak mengkonsumsi banyak gandum, nasi, daging, susu, telur, dan tanaman kacang-
kacangan. Bahan makanan inilah yang telah terbukti banyak mengandung vitamin B1
(http://ridwanaz.com/kesehatan/pengertian-vitamin-jenis-jenis-vitamin-sumber-sumber-vitamin/)..
Benzaldehida (C6H5CHO) adalah sebuah senyawa kimia yang terdiri dari cincin benzena
dengan sebuah substituen aldehida. Ia merupakan aldehida aromatik yang paling sederhana. Pada
suhu kamar, ia berupa cairan tidak berwarna dengan aroma seperti badam (almond). Ia merupakan
komponen utama pada ekstrak kacang almond, dan dapat diekstraksi dari beberapa sumber alami
seperti aprikot, ceri, dan biji persik. Pada saat ini, benzaldehida pada umumnya dibuat dari toluena
menggunakan berbagai macam proses yang berbeda (http://id.answers.yahoo.com/question/index?
qid=20110115041805AAcAt8l).
BAB III
PEMBAHASAN
![Page 3: Vanilin](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022082320/5695d26f1a28ab9b029a6f40/html5/thumbnails/3.jpg)
A. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan yang dilakukan dalam percobaan kondensasi benzoin adalah:
1. Data pengamatan
Perlakuan Hasil Pengamatan
Tahap I :
3,5 gram vitamin B1 + 7,5 mL akuades Larutan berwarna putih keruh
Tahap II :
ditambahkan 35 mL etanol, kemudian didinginkan
dengan air es + 7,5 mL NaOH + 20 mL benzaldehid
Larutan berwarna kuning
Tahap III :
Dipanaskan selama 30 menit dengan suhu 60-63oC Larutan membentuk endapan
Tahap IV :
Larutan didinginkan pada suhu 10 0C, Disaring dan
direkristalisasi dengan etanol.
Terbentuk kristal = 0,651 gr
(Rendamen = 6,47 %)
2. Perhitungan
a. Berat teoritis
Mol benzoin = ½ mol benzaldehid
= ½ x 0,1 mol
= 0,05 mol
Berat benzoin = mol x Mr Benzoin
= 0,05 mol x 212 gr/mol
= 10,06 gr
Jadi, berat teoritis benzoin adalah 10,06 gr
b. % Rendamen
Dik: - Berat kertas saring = 1,172 g
- Berat kertas saring + kristal benzoin = 1,1823 g
- Berat endapan Benzoin = 0,651 g
Dit : % Rendamen = .... ?
Peny :
![Page 4: Vanilin](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022082320/5695d26f1a28ab9b029a6f40/html5/thumbnails/4.jpg)
c. Reaksi
![Page 5: Vanilin](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022082320/5695d26f1a28ab9b029a6f40/html5/thumbnails/5.jpg)
Mekanismenya :
B. Pembahasan
Pada percobaan ini berjudul kondensasi benzoin dengan tujuan untuk menjelaskan apa itu
kondensasi benzoin. Kondensasi benzoin adalah suatu reaksi kondensasi dimana dua molekul
aldehid aromatik yang digunakan adalah benzaldehid.
Dalam praktikum dimulai yaitu dengan melarutkan vitamin B1 (thiamin), Tiamin tersusun dari
pirimidin tersubsitusi yang dihubungkan oleh jembatan metilen dengan tiazol tersubsitusi. Bentuk aktif
dari tiamin adalah tiamin difosfat, di mana reaksi konversi tiamin menjadi tiamin difosfat tergantung
oleh enzim tiamin difosfotransferase dan ATP yang terdapat di dalam otak dan hati. Tiamin difosfat
berfungsi sebagai koenzim dalam sejumlah reaksi enzimatik dengan mengalihkan unit aldehid yang
telah diaktifkan. Tiamin hidroklorida digunakan dalam percobaan ini untuk kondensasi benzoin.
Pada kondensasi digunakan etanol 95% sebagai pelarut, selain itu diperlukan larutan NaOH
sebagai pemberi suasana basa, hal ini dikarenakan pH optimum untuk reaksi ini adalah sekitar 9-11,
jika pH terlalu tinggi maka benzoin tidak akan terbentuk karena akan muncul reaksi lain yaitu reaksi
cannizzaro yang menghasilkan benzil alkohol dan asam benzoat. Selain itu, vitamin B1 merupakan
viitamin yang kurang stabil. Tidak stabil yang dimasukkan disini adalah vitamin B1 ini mudah rusak
![Page 6: Vanilin](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022082320/5695d26f1a28ab9b029a6f40/html5/thumbnails/6.jpg)
pada pH asam maupun netral, olehnya itu pada percobaan ini pH larutan harus dalam keadaan basa
(basa lemah) apabila reagen.
Pada saat penambahan NaOH larutan yang semula kuning terang menjadi berwarna kuning
pekat. Endapan yang dihasilkan berwarna putih yang berupa benzoin dalam keadaan belum
sepenuhnya murni karena masih mengandung beberapa pengotor. Pengotor tersebut dihilangkan
dengan cara rekristalisasi menggunakan etanol 95%. Penggunaan etanol 95% sebagai bahan untuk
mengkristalisasi filtrat (benzoin belum murni) karena etanol ini merupakan senyawa yang mudah
untuk menguap sehingga pengotor yang ada mudah terpisah sehingga mengasilkan suatu kristal
murni.
Proses rekristalisasi dilakukan agar kristal yang didapatkan menjadi semakin murni dan
mengurangi adanya zat pengotor yang nantinya akan mengganggu pada proses pengidentifikasian
senyawa yang terbentuk. Dari hasil paraktek diperoleh berat ebdapan benzoin sebanyak 0,651 gram
dengan rendamennya yaitu 6,471 %.
C. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dalam percobaan ini, kondensasi benzoin adalah suatu reaksi
kondensasi dimana dua molekul aldehid membentuk suatu ∞-hidroksi keton dan molekul air. Dimana
proses pembentukan benzoin ini dilakukan dalam suasana basa dengan bantuan katalis thiamin
hidroklorida (Vitamin B1). Pada percobaan ini diperoleh persen rendamen sebesar 6,471 % dengan
berat kristal benzoin yaitu 0,651 gram.
![Page 7: Vanilin](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022082320/5695d26f1a28ab9b029a6f40/html5/thumbnails/7.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Deman, J.M., 1997, Kimia Makanan, Penerbit ITB, Bandung.
http://ridwanaz.com/kesehatan/pengertian-vitamin-jenis-jenis-vitamin-sumber-sumber-vitamin/ (diakses pada tanggal 29 Maret 2012).
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20110115041805AAcAt8l (diakses pada tanggal 29 Maret 2012).
Petrucci, R.H., 1987, Kimia Dasar, Erlangga, Jakarta.
Sasmito, E., A.E., Nugroho dan Chyntia, R.W., 2005. “Pengaruh pemberian vitamin B1 dan seng sulfat terhadap produksi polisakarida tudung jamur sitake (Lentinus edodes) serta uji imunomodulatornya pada sel limfosit mencit Balb/c”. Majalah Farmasi Indonesia, 16 (2).