laporan tahun terakhir penelitian dosen pemula filelaporan tahun terakhir penelitian dosen pemula...

42
LAPORAN TAHUN TERAKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULA JUDUL SINTESIS SENYAWA TURUNAN DIBENZILIDENASETON DARI VANILIN SEBAGAI TABIR SURYA DAN ANTIOKSIDAN TOPIKAL Tahun ke-satu dari rencana satu tahun Ketua/Anggota Tim Harizal, S.Pd., M.Sc. (NIDN 0303029002) Ariyo Prabowo Hidayanto, S.T, M.Si. (NIDN 0319068402) UNIVERSITAS ESA UNGGUL November 2018

Upload: voquynh

Post on 26-Jul-2019

249 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN TAHUN TERAKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULA filelaporan tahun terakhir penelitian dosen pemula judul sintesis senyawa turunan dibenzilidenaseton dari vanilin ... dan esterifikasi

LAPORAN TAHUN

TERAKHIR

PENELITIAN DOSEN PEMULA

JUDUL

SINTESIS SENYAWA TURUNAN DIBENZILIDENASETON DARI VANILIN

SEBAGAI TABIR SURYA DAN ANTIOKSIDAN TOPIKAL

Tahun ke-satu dari rencana satu tahun

Ketua/Anggota Tim

Harizal, S.Pd., M.Sc. (NIDN 0303029002)

Ariyo Prabowo Hidayanto, S.T, M.Si. (NIDN 0319068402)

UNIVERSITAS ESA UNGGUL

November 2018

Page 2: LAPORAN TAHUN TERAKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULA filelaporan tahun terakhir penelitian dosen pemula judul sintesis senyawa turunan dibenzilidenaseton dari vanilin ... dan esterifikasi
Page 3: LAPORAN TAHUN TERAKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULA filelaporan tahun terakhir penelitian dosen pemula judul sintesis senyawa turunan dibenzilidenaseton dari vanilin ... dan esterifikasi

ii

RINGKASAN

Untuk melindungi kulit dari berbagai efek negatif yang terjadi akibat radiasi UV,

dibutuhkan suatu formulasi topikal dengan sistem perlindungan ganda yang mampu bekerja baik di permukaan kulit melalui penggunaan senyawa tabir surya, maupun dari dalam melalui penggunaan antioksidan topikal. Senyawa dengan dua aktivitas sekaligus (tabir surya dan antioksidan) dinilai sangat baik digunakan sebagai bahan aktif dalam formulasi ini karena akan mempermudah proses formulasi dan menurunkan biaya produksi. Salah satu analog kurkuminoid yang memiliki kriteria tersebut adalah senyawa turunan dibenzilidenaseton. Senyawa ini mudah disintesis dan difungsionalisasi menghasilkan senyawa yang memiliki serapan elektronik di daerah UV dan aktivitas antioksidan yang cukup baik. Proses lipofilisasi melalui esterifikasi dengan asam lemak diharapkan mampu meningkatkan daya penetrasinya ke kulit dan mengoptimalkan fungsi senyawa turunan dibenzilidenaseton sebagai antioksidan topikal.

Tujuan jangka panjang dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan penggunaan berbagai turunan senyawa dibenzilidenaseton sebagai senyawa aktif tabir surya dan antioksidan topikal sehingga dapat dikomersilkan dan menjadi produk alternatif di industik kosmetik Indonesia. Target khusus dari penelitian ini adalah mendapatkan senyawa turunan dibenzilidenaseton teresterifikasi asam palmitat dengan bahan dasar vanilin sebagai senyawa aktif tabir surya dan antioksidan. Untuk mencapai tujuan ini, setidaknya terdapat tiga tahap penelitian yang dilakukan antara lain: (1) sintesis senyawa turunan dibenzilidenaseton teresterifikasi asam palmitat yang dilakukan dalam dua tahap reaksi yaitu reaksi kondensasi antara vanilin dan aseton menggunakan katalis larutan HCl jenuh dalam asam asetat glasial menghasilkan senyawa dibenzilidenaseton 1, dan esterifikasi total senyawa turunan dibenzilidenaseton 1 dengan palmitoil klorida menghasilkan senyawa 2. (2) uji spektroskopi UV (penentuan spektra serapan, maks, , nilai SPF, c, dan rasio UVA/UVB) dan uji fotostabilitas, (3) uji antioksidan dengan menggunakan metode penangkapan radikal DPPH.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa senyawa 1 dan 2 telah berhasil disintesis dengan rendemen yang sangat baik (82,5% dan 91,6%). Senyawa 1 menunjukkan efek proteksi yang dominan pada daerah UVA dengan maks 390 nm, ε 32.714 M-1cm-1, SPF 1,588, c 393 nm, rasio UVA/UVB sebesar 3,428 untuk rasio rerata absorbansi dan 8,847 untuk rasio total area. Adapan senyawa 2 menunjukkan efek proteksi dominan pada daerah UVB dan UVA (tabir surya berspektrum lebar) dengan maks 345 nm, ε 23.359 M-1cm-1, SPF 5,803, c 372 nm, rasio UVA/UVB sebesar 0,995 untuk rasio rerata absorbansi dan 2,569 untuk rasio total area. Kedua senyawa memiliki fotostabilitas yang relatif sama dimana terjadi penurunan absorbansi serapan UV sebesar 19,4% dan 19,6% setelah penyinaran menggunakan sinar matahari alami selama 30 menit. Senyawa 1 juga menunjukkan efek antioksidan yang sangat tinggi dengan harga IC50 sebesar 20,09 mg/L (IC50 asam askorbat = 10,61 mg/L. Kata kunci: vanilin, dibenzilidenaseton, esterifikasi, tabir surya, antioksidan topikal

Page 4: LAPORAN TAHUN TERAKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULA filelaporan tahun terakhir penelitian dosen pemula judul sintesis senyawa turunan dibenzilidenaseton dari vanilin ... dan esterifikasi

iii

PRAKATA

Puji syukur Penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas kekuasaan dan

rahmat-Nya lah Penulis dapat menyelesaikan laporan tahun terakhir untuk penelitian yang

berjudul "Sintesis senyawa turunan dibenzilidenaseton dari vanilin sebagai tabir surya dan

antioksidan topikal" dalam skema Penelitian Dosen Pemula yang diselenggarakan oleh

Ditjen Penguatan Riset dan Pengembangan, Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan

Tinggi. Laporan tahun terakhir ini merupakan salah satu kewajiban yang harus dipenuhi

.peneliti dalam setelah menandatangani kontrak perjanjian pelaksanaan penelitian.

Laporan ini tersusun atas tujuh bab sesuai dengan ketentuan sistematika laporan tahun

terakhir yang tercantum pada Buku Pedoman Pelaksanaan Penelitian dan Pengabdian

Masyarakat Edisi XI, 2017. Penelitian ini telah menghasilkan beberapa temuan yang dapat

digunakan untuk memenuhi luaran wajib berupa artikel pada jurnal Nasional tidak terindeks

diantaranya temuan senyawa sintetik divanilidenaseton dan divalilidenasetonil dipalmitat

telah teruji memiliki aktivitas sebagai tabir surya dan antioksidan. Untuk senyawa

divanilidenasetonil monopalmitat, upaya pemurniannya masih memerlukan optimasi lebih

lanjut sehingga pada laporan ini tidak dicantumkan secara lengkap.

Sebagai penutup, Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang

turut membantu terutama keluarga yang senantiasa memberikan dukungan penuh sehingga

Laporan Tahun Terakhir Penelitian Dosen Pemula ini dapat diselesaikan sebagaimana

mestinya. Dengan segala keterbatasan, kami menyadari banyaknya kekurangan pada

penulisan laporan ini. Oleh karena itu, kami berharap agar para pembaca dan peneliti

berkenan untuk memberi koreksi, saran, serta kritik agar kedepannya kami bisa memperbaiki

penulisan pada laporan akhir.

Jakarta Barat, November 2018

Tim Penulis

Page 5: LAPORAN TAHUN TERAKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULA filelaporan tahun terakhir penelitian dosen pemula judul sintesis senyawa turunan dibenzilidenaseton dari vanilin ... dan esterifikasi

iv

DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................................... i

RINGKASAN .......................................................................................................................... ii

PRAKATA ............................................................................................................................... iii

DAFTAR ISI............................................................................................................................ iv

DAFTAR TABEL ................................................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................................. vi

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................................... vii

BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................... 1 1.2 Perumusan Masalah ....................................................................................................... 3 1.3 Batasan Penelitian .......................................................................................................... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................. 4

2.1 Radiasi UV, Radikal Bebas, dan Sistem Perlindungan Ganda pada Kulit .................... 4 2.2 Dibenzilidenaseton sebagai Tabir Surya dan Antioksidan Topikal ............................... 5

BAB 3 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN .............................................................. 7

3.1 Tujuan Penelitian ........................................................................................................... 7 3.2 Manfaat Penelitian ......................................................................................................... 7

BAB 4 METODE PENELITIAN ............................................................................................ 8

4.1 Tahapan Penelitian ......................................................................................................... 8 4.2 Alat dan Bahan Penelitian .............................................................................................. 8

4.2.1 Alat penelitian ........................................................................................................ 8 4.2.2 Bahan penelitian..................................................................................................... 8

4.3 Sintesis Senyawa Turunan Dibenzilidenaseton (Senyawa 1-2) ..................................... 9 4.3.1 Sintesis divanilidenaseton (1) ................................................................................ 9 4.3.2 Sintesis divanilidenasetonil dipalmitat (2) ............................................................. 9

4.4 Uji Spektrofotometri UV ............................................................................................... 9 BAB 5 HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI .............................................................. 12

5.1 Sintesis Divanilidenaseton (Senyawa 1) ...................................................................... 12 5.2 Sintesis Divanilidenasetonil Dipalmitat (senyawa 2) .................................................. 14 5.3 Uji Spektroskopi UV-Vis ............................................................................................. 17

5.3.1 Penentuan profil serapan, maks, dan ε ................................................................. 17 5.3.2 Penentuan harga sun protection factor (SPF) ...................................................... 19 5.3.3 Penentuan harga panjang gelombang kritis (c) .................................................. 20 5.3.4 Penentuan rasio UVA/UVB ................................................................................. 21

5.4 Uji Fotostabilitas .......................................................................................................... 21 5.5 Uji Antioksidan ............................................................................................................ 23 5.6 Luaran yang Dicapai .................................................................................................... 24

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................................. 25

6.1 Kesimpulan .................................................................................................................. 25 6.2 Saran ............................................................................................................................ 25

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 27

LAMPIRAN 1. Instrumen..................................................................................................... 32

LAMPIRAN 2. Tenaga Pelaksana Penelitian ..................................................................... 34

Page 6: LAPORAN TAHUN TERAKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULA filelaporan tahun terakhir penelitian dosen pemula judul sintesis senyawa turunan dibenzilidenaseton dari vanilin ... dan esterifikasi

v

DAFTAR TABEL

halaman

Gambar 1.1. Struktur senyawa 1-2 yang akan disintesis sebagai tabir surya dan antioksidan .. 2

Gambar 4.1. Diagram alir kegiatan penelitian ........................................................................... 8

Gambar 4.2. Skema sintesis senyawa turunan dibenzilidenaseton dari vanilin. ........................ 9

Gambar 5.1. Spektra IR produk sintesis senyawa 1................................................................. 12

Gambar 5.2. Spektra 1H-NMR senyawa 1 ............................................................................... 13

Gambar 5.3. Spektra 13C-NMR senyawa 1 .............................................................................. 14

Gambar 5.4. Spektra IR senyawa 2 .......................................................................................... 15

Gambar 5.5. Spektra 1H-NMR senyawa 2 ............................................................................... 16

Gambar 5.6. Spektra 13C-NMR senyawa 2 .............................................................................. 16

Gambar 5.7. Profil serapan elektronik untuk senyawa 1-2 pada berbagai konsentrasi. .......... 18

Gambar 5.8. Penentuan harga konstanta serapan molar senyawa 1-2 ..................................... 19

Gambar 5.9. Uji fotostabilitas senyawa 1-2 menggunakan sinar matahari alami .................... 22

Gambar 5.10. Aktivitas penangkapan radikal DPPH senyawa 1 dan asam askorbat .............. 23

Page 7: LAPORAN TAHUN TERAKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULA filelaporan tahun terakhir penelitian dosen pemula judul sintesis senyawa turunan dibenzilidenaseton dari vanilin ... dan esterifikasi

vi

DAFTAR GAMBAR

halaman

Tabel 4.1. Nilai EE I ternormalisasi dalam perhitungan nilai SPF ....................................... 10

Tabel 5.1. Perhitungan nilai SPF untuk larutan senyawa 1 dan 2............................................ 20

Tabel 5.2. Penentuan panjang gelombang kritis (c) senyawa 1 dan 2 ................................... 20

Tabel 5.3. Perhitungan rasio UVA/UVB pada senyawa 1 dan 2 ............................................. 21

Tabel 5.4. Perubahan serapan radiasi UV senyawa 1 dan 2 .................................................... 22

Tabel 5.5. Rencana target capaian dan luaran yang dicapai dalam setahun ............................ 24

Page 8: LAPORAN TAHUN TERAKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULA filelaporan tahun terakhir penelitian dosen pemula judul sintesis senyawa turunan dibenzilidenaseton dari vanilin ... dan esterifikasi

vii

DAFTAR LAMPIRAN

halaman

Lampiran 1. Instrumen .............................................................................................................. 32 Lampiran 2. Tenaga Pelaksana Penelitian ................................................................................ 34

Page 9: LAPORAN TAHUN TERAKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULA filelaporan tahun terakhir penelitian dosen pemula judul sintesis senyawa turunan dibenzilidenaseton dari vanilin ... dan esterifikasi

1

1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Radiasi ultraviolet merupakan sejenis karsinogen yang sangat berbahaya bagi

kesehatan kulit dan mata manusia. Radiasi UV dapat menginduksi pembentukan spesi oksigen

reaktif sehingga mengakibatkan terjadinya stress oksidatif pada lapisan kulit epidermis dan

dermis. Meskipun kulit manusia memiliki sistem antioksidan tersendiri untuk menangkal stess

oksidatif (Briganti dan Picardo, 2003), sistem antioksidan ini kemungkinan besar tidak akan

mampu meredam stress oksidatif berlebih yang timbul baik dari radiasi UV maupun

karsinogen yang lain (Chen dkk, 2012) sehingga pada akhirnya menimbulkan berbagai efek

negatif terhadap kesehatan kulit seperti erythema (peradangan) (Parrish dkk., 1982), kanker

kulit (Dahle dan Kvam, 2003; Jiang dkk, 2009), dan penuaan dini (Fisher dkk., 2002).

Untuk melindungi kulit dari efek negatif yang tidak diinginkan ini, dibutuhkan suatu

formulasi topikal dengan sistem perlindungan ganda yang mampu melindungi kulit baik dari

luar melalui penggunaan senyawa tabir surya yang berperan sebagai perisai kulit, maupun

dari dalam melalui penggunaan antioksidan yang mampu meredam spesi oksigen aktif yang

sempat terbentuk (Oresajo dkk., 2012; Velasco dkk., 2008). Secara umum, kedua fungsi ini

biasanya diperankan oleh dua senyawa aktif yang berbeda dengan menambahkan sejenis

antioksidan ke dalam formulasi tabir surya (Chen dkk., 2012). Namun, penggunaan dua

senyawa aktif dengan sifat fisiko-kimia yang berbeda tentu akan mempersulit proses

formulasinya mengingat terdapat beberapa faktor yang harus dipertimbangkan seperti

kompatibilitas, stabilitas, kemampuan penetrasi senyawa, dan dosis kedua senyawa yang

digunakan (Chen dkk., 2012; Oresajo dkk., 2012). Untuk itu, perlu dilakukan pengembangan

dan optimasi lebih lanjut untuk mendapatkan senyawa aktif yang memiliki dua aktivitas

antara lain sebagai tabir surya ideal (berspektrum lebar, serapan molar dan fotostabilitas yang

tinggi, toksisitas yang rendah, dan lain-lain) dan antioksidan yang baik (daya penetrasi kulit,

kapasitas, dan stabilitas antioksidan yang tinggi, serta toksisitas yang rendah).Senyawa-

senyawa yang memenuhi kriteria tersebut umumnya merupakan senyawa fenolat yang

terkonjugasi dengan ikatan rangkap seperti dijumpai pada senyawa turunan flavonid dan

kurkuminoid yang memang memiliki aktivitas yang tinggi sebagai antioksidan (Shang dkk.,

2010; Svobodová dkk., 2003), sekaligus memiliki serapan elektronik pada daerah UV

(Anouar dkk, 2012; Tolbert dkk, 2016).

Salah satu senyawa analog kurkuminoid yang juga memenuhi kriteria ini adalah

senyawa turunan dibenzilidenaseton. Kelompok senyawa ini relatif mudah disintesis dan

difungsionalisasi menghasilkan berbagai senyawa dengan maks yang beragam pada daerah

Page 10: LAPORAN TAHUN TERAKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULA filelaporan tahun terakhir penelitian dosen pemula judul sintesis senyawa turunan dibenzilidenaseton dari vanilin ... dan esterifikasi

2

UV dan serapan molar yang tinggi (Huck dan Leigh, 2010), serta aktivitas antioksidan cukup

yang tinggi (Shang dkk., 2010). Fungsionalisasi dengan menambahkan gugus hidroksil dan

metoksil terbukti memiliki serapan elektronik pada daerah UVB dan UVA (Handayani, 2009;

Handayani dan Arty, 2009), serta aktivitas antioksidan yang cukup baik (Handayani dkk.,

2010; Handayani dan Sulistyo, 2008; Shang dkk., 2010). Namun, sebagaimana dijumpai pada

senyawa polifenol yang lain, keberadaan gugus fenol pada senyawa ini memiliki beberapa

kekurangan antara lain stabilitas jangka panjang yang rendah (terhadap ion logam, cahaya,

temperatur, pH, panas, oksigen, dan aktivitas enzimatik) (Bakowska dkk, 2003; Volf dkk.,

2014), kelarutan dan bioavailibilitas yang kecil (Munin dan Edwards-Lévy, 2011), serta daya

penetrasi ke kulit yang rendah (Yutani dkk., 2014). Untuk mengatasi hal ini, lipofilisasi

melalui esterifikasi turunan dibenzilidenaseton menggunakan asam lemak diyakini dapat

meningkatkan stabilitas, daya penetrasi, serta aktivitas antioksidannya (Danihelová dkk.,

2012; De Araújo dkk., 2017) tanpa mengurangi aktivitasnya sebagai tabir surya.

Gambar 1.1. Struktur senyawa 1-2 yang akan disintesis sebagai tabir surya dan antioksidan

Pada penelitian ini, kegiatan sintesis akan difokuskan pada senyawa 1-2 (Gambar 1.1)

dengan bahan dasar vanilin, aseton, dan palmitoil klorida. Senyawa-senyawa ini dipilih

karena menggunakan bahan yang relatif murah dan mudah ditemukan di Indonesia sehingga

memungkinkan untuk diproduksi dalam skala besar. Selain itu, esterifikasi menghasilkan

gugus palmitat pada senyawa 1 diyakini akan meningkatkan stabilitas, daya penetrasi, dan

aktivitas antioksidannya (Danihelová dkk., 2012; De Araújo dkk., 2017). Sintesis senyawa 1-

2 dilakukan dalam dua tahap yaitu reaksi kondensasi Claisen-Schmidt antara aseton dan

vanilin menghasilkan senyawa 1, dilanjutkan dengan esterifikasi total senyawa 1

menggunakan palmitoil klorida dan katalis piridina menghasilkan senyawa 2. Kedua senyawa

lebih lanjut akan diuji aktivitas tabir surya dan antioksidannya. Uji aktivitas tabir surya

dilakukan melalui tahap uji spektrofotometri UV (penentuan profil serapan UV, maks, , SPF,

c, dan rasio UVA/UVB), dan uji fotostabilitas. Adapun uji antioksidan akan dilakukan

melalui uji penangkapan radikal DPPH.

Page 11: LAPORAN TAHUN TERAKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULA filelaporan tahun terakhir penelitian dosen pemula judul sintesis senyawa turunan dibenzilidenaseton dari vanilin ... dan esterifikasi

3

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang maka dirumuskan beberapa permasalahan

dalam penelitian ini antara lain:

1. Bagaimana metode sintesis senyawa 1-2 dengan rendemen yang baik?

2. Bagaimana karakteristik serapan elektronik dari senyawa 1-2 yang meliputi nilai maks, ,

SPF, panjang gelombang kritis (c), dan rasio UVA/UVB?

3. Bagaimana fotostabilitas senyawa 1-2?

4. Bagaimana aktivitas antioksidan senyawa 1-2?

5. Bagaimana efek penambahan gugus palmitat terhadap karakteristik serapan elektronik,

fotostabilitas, dan aktivitas antioksidan pada senyawa 1-2?

1.3 Batasan Penelitian

Batasan dari variabel dan parameter yang diuji pada penelitian ini antara lain:

1. Uji fotostabilitas dilakukan menggunakan radiasi UV yang berasal dari sinar matahari

alami atau radiasi dengan mempertimbangkan faktor cuaca, ketinggian lokasi, dan

intensitas cahaya.

2. Uji antioksidan pada penelitian ini dilakukan menggunakan metode penangkapan radikal

DPPH.

Page 12: LAPORAN TAHUN TERAKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULA filelaporan tahun terakhir penelitian dosen pemula judul sintesis senyawa turunan dibenzilidenaseton dari vanilin ... dan esterifikasi

4

2 BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Radiasi UV, Radikal Bebas, dan Sistem Perlindungan Ganda pada Kulit

Radiasi UV merupakan radiasi yang berbahaya bagi kesehatan kulit dan mata manusia

karena bersifat karsinogenik. Radiasi UV lebih lanjut dapat dibagi menjadi tiga region yaitu

radiasi UVC (200-290 nm), UVB (290-320 nm), UVAI (320-340 nm), dan UVAII (340-400

nm). Radiasi UVC dan UVB sebagai komponen yang paling berbahaya telah dihalangi oleh

lapisan atmosfer bumi, namun, sebanyak 5% spektrum UVB dan 95% UVA masih memiliki

potensi yang besar untuk menimbulkan efek negatif terhadap kesehatan kulit seperti erythema

(Parrish dkk., 1982), kerusakan DNA (kanker kulit) (Dahle dan Kvam, 2003; Jiang dkk.,

2009), pigmentasi (Moyal, 2004), penuaan dini (Fisher dkk., 2002), dan efek negatif lainnya

(Briganti dan Picardo, 2003).

Semua efek negatif ini baik langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan

pembentukan spesi oksigen reaktif yang diinduksi oleh radiasi UV (Briganti dan Picardo,

2003; Chen dkk., 2012). Dalam hal ini, radiasi UVB dengan penetrasi hingga lapisan

epidermis (160–180 m) berperan langsung dalam merusak DNA, lipida, protein, dan bagian

selular yang lain, sedangkan UVA dengan penentrasi yang lebih dalam hingga lapisan dermis

(1.000 m) berperan secara tidak langsung melalui pembentukan spesi oksigen reaktif hingga

mengakibatkan kerusakan sel pada lapisan yang lebih dalam (Chen dkk., 2012). Melihat

adanya perbedaan mekanisme kerja radiasi UV dalam merusak sel kulit, diperlukan suatu

formulasi topikal yang tidak hanya mengandung senyawa tabir suryayang melindungi kulit

dari luar, tetapi juga mengandung senyawa aktif antioksidan yang berperan aktif untuk

meredam spesi oksigen reaktif pada lapisan kulit yang lebih dalam.

Selama ini, kedua fungsi proteksi kulit tersebut diperankan oleh dua zat aktif yang

berbeda dengan cara menambahkan suatu antioksidan (asam askorbat atau

tokoferol/tokotrienol) ke dalam formulasi tabir surya (Darr dkk., 1996; Matsui dkk., 2009;

Qian dkk, 2015; Wu dkk., 2011), namun, seringkali proses formulasi menjadi lebih rumit

mengingat terdapat sejumlahpersyaratan teknis tertentu yang harus dipenuhi terkait

antioksidan yang digunakan pada formulasi yang dihasilkan antara lain 1) memiliki kapasitas

antioksidan dan konsentasi yang tinggi, 2) memiliki stabilitas yang tinggi, dan 3) memiliki

daya penetrasi yang tinggi hingga lapisan epidermis dan dermis (Chen dkk., 2012; Oresajo

dkk., 2012). Dengan mempertimbangkan persyaratan-persyaratan ini, penggunaan satu

senyawa aktif dengan dua aktivitas (tabir surya dan antioksidan) cenderung lebih

dipertimbangkan karena mempermudah proses formulasi dan menekan biaya produksi.

Page 13: LAPORAN TAHUN TERAKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULA filelaporan tahun terakhir penelitian dosen pemula judul sintesis senyawa turunan dibenzilidenaseton dari vanilin ... dan esterifikasi

5

Beberapa usaha telah dilakukan untuk mendapatkan senyawa dengan aktivitas ganda

sebagai tabir surya dan aktivitas antioksidan. Salah satunya dilakukan melaluipenggabungan

(hibrid) senyawa tabir surya dan antioksidan. Hibrid senyawa etilheksil-4-metoksisinamat dan

TEMPOL melalui reaksi transesterifikasi menghasilkan senyawa ester yang memiliki serapan

elektronik pada daerah UVB dengan aktivitas antioksidan setara dengan vitamin E dan BHT

(Damiani dkk., 2006). Turunan tabir surya sinamat yang berasal dari reaksi kondensasi antara

siringaldehida dan etilheksil malonat juga menghasilkan senyawa dengan serapan pada daerah

UVA dengan aktivitas peredam oksigen singlet yang tinggi sehingga dapat berperan sebagai

stabilizer untuk avobenzon (Chaudhuri dkk., 2006). Penelitian lain dilakukan dengan

mensintesis senyawa yang memiliki struktur gabungan antara resveratrol, etilheksil-4-

metoksisinamat, dan avobenzon menggunakan hidrazin sebagai gugus penghubung. Senyawa-

senyawa yang dihasilkan memiliki serapan pada kisaran UVB dan UVA dengan aktivitas

antioksidan sebanding dengan resveratrol (Reis dkk., 2014). Penelitian-penelitian ini

menghasilkan senyawa-senyawa yang memiliki aktivitas tabir surya dan antioksidan yang

cukup baik, namun, masih belum mempertimbangkan daya penetrasi senyawa ke dalam kulit

sehingga perlu dilakukan pengembangan lebih lanjut.

2.2 Dibenzilidenaseton sebagai tabir surya dan antioksidan topikal

Dibenzilidenaseton merupakan senyawa analog kurkuminoidyang diperoleh dari

reaksi kondensasi Claisen-Schmidt ganda antara aseton dan benzaldehida.Kelompok senyawa

ini relatif mudah disintesis menggunakan beberapa senyawa keton dan aldehida dengan

rendemen dan kemurnian yang tinggi (Hosoya dkk., 2012). Sama halnya dengan kurkumin,

senyawa dibenzilidenaseton dan turunannya memiliki berbagai aktivitas biologis seperti

antikanker (Hu dkk., 2010; Wang dkk., 2011; Wei dkk., 2012), antimalaria (Aher dkk., 2011;

Franco dkk., 2012), antimikroba (Liang dkk., 2008; Sedighi dkk., 2015), and antipigmentasi

(Hosoya dkk., 2012).

Penggunaan senyawa turunan dibenzilidenaseton sebagai senyawa tabir surya dan

antioksidan telah dilaporkan pada beberapa penelitian dan menunjukkan aktivitas yang sangat

baik. Sebagai senyawa tabir surya, turunan dibenzilidenaseton memiliki serapan UV pada

daerah UVA dan UVB dengan serapan molar yang cukup tinggi sehingga berpotensi

digunakan sebagai tabir surya berspektrum lebar (Handayani, 2009; Handayani dan Arty,

2009; Huck dan Leigh, 2010). Adapun penggunaannya sebagai antioksidan juga terindikasi

memiliki aktivitas antioksidan melebihi vitamin C dengan kapasitas yang cukup tinggi (Shang

dkk., 2010). Namun, diantara penelitian tersebut, belum ada yang mempertimbangkan

penggunaan turunan dibenzilidenaseton sebagai senyawa tabir surya dan antioksidan topikal

Page 14: LAPORAN TAHUN TERAKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULA filelaporan tahun terakhir penelitian dosen pemula judul sintesis senyawa turunan dibenzilidenaseton dari vanilin ... dan esterifikasi

6

yang harus dapat menembus kulit, sehingga perlu diteliti lebih lanjut agar aktivitasnya dalam

fotoproteksi kulit bisa lebih teroptimalkan.

Agar dapat digunakan sebagai antioksidan topikal, turunan dibenzilidenaseton harus

dapat memiliki daya penentrasi kulit yang cukup baik. Penetrasi ini dapat terjadi melalui tiga

jalur yang terdapat pada permukaan kulit yaitu jalur lipida interselular (bersifat nonpolar),

jalur intrafolikular, dan jalur pori polar (Dayan, 2005). Diantara ketiga jalur tersebut, jalur

interselular merupakan daerah yang paling banyak dilalui oleh senyawa aktif antioksidan.

Untuk dapat melewati jalur ini, senyawa turunan dibenzailidenaseton yang bersifat hidrofilik

perlu dilipofilisasi terlebih dahulu melalui reaksi esterifikasi baik secara selektif (parsial)

maupun nonselektrif (total). Beberapa polifenol dan curcuminoid telah dilipofilisasi melalui

reaksi esterifikasi ini dan menunjukkan perubahan aktivitas biologis yang cukup signifikan

misalnya pada aktivitas antioksidan, antikanker, dan antiperadangan (Danihelová dkk., 2012;

De Araújo dkk., 2017). Dalam aplikasinya sebagai kosmetik, hasil asilasi selektif dari

flavonoid terglukosidasi menunjukkan efek proteksi yang sangat baik terhadap radiasi UVB

(Wirth dkk., 2008). Turunan flavonoid teralkilasi juga dapat menjaga kelembaban kulit,

melawan penuaan dini, dan menunjukkan aktivitas antiperadangan serta efek proteksi kulit

yang lebih baik (Caldwell dkk., 2009; Carola dkk., 2011). Pada penelitian ini, senyawa

turunan dibenzilidenaseton yang telah disintesis, dilipofilisasi lebih lanjut melalui reaksi

esterifikasi menggunakan palmatoil klorida dan piridin sebagai katalis. Reaksi esterifikasi ini

dilakukan secara total untuk mengetahui pengaruh proses lipofilisasi terhadap aktivitas tabir

surya dan antioksidan senyawa turunan dibenzilidenaseton yang disintesis.

Page 15: LAPORAN TAHUN TERAKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULA filelaporan tahun terakhir penelitian dosen pemula judul sintesis senyawa turunan dibenzilidenaseton dari vanilin ... dan esterifikasi

7

3 BAB 3

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi senyawa turunan

dibenzilidenaseton sebagai senyawa tabir surya dan antioksidan topikal. Adapun tujuan

khusus penelitian adalah sebagai berikut:

1. Mendapatkan metode sintesis senyawa 1-2 dengan rendemen yang baik.

2. Mendapatkan hasil uji potensi senyawa 1-2 sebagai tabir surya dengan parameter

spektrum serapan, maks, , harga SPF, panjang gelombang kritis (c), rasio UVA/UVB,

dan uji fotostabilitasnya.

3. Mendapatkan hasil uji potensi senyawa 1-2 sebagai antioksidan dengan metode

penangkapan radikal DPPH.

4. Mengetahui efek penambahan gugus ester terhadap serapan elektronik, fotostabilitas, dan

aktivitas antioksidan pada senyawa 1-2.

3.2 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberi manfaat dalam bidang ilmu kimia organik sintesis

dan industri kosmetik sebagai berikut:

1. Menemukan metode sintesis senyawa tabir surya turuna dibenzilidenaseton teresterifikasi

gugus palmitat dengan bahan dasar vanilin.

2. Menawarkan alternatif pemanfaatan senyawa bahan alam yang melimpah di Indonesia

terutama senyawa vanilin.

3. Memberikan alternatif bahan aktif baru dalam pengembangan industri konsmetika

terutama sebagai bahan aktif yang memiliki peran ganda sebagai tabir surya dan

antioksidan topikal.

4. Meningkatkan nilai ekonomi vanilin melalui diversifikasi pemanfaatannya pada industri

kosmetik.

5. Memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam

bidang kimia dan aplikasinya.

Page 16: LAPORAN TAHUN TERAKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULA filelaporan tahun terakhir penelitian dosen pemula judul sintesis senyawa turunan dibenzilidenaseton dari vanilin ... dan esterifikasi

8

4 BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Tahapan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap yang terdiri atas tahap sintesis, uji

aktivitas sebagai tabir surya, dan uji aktivitas sebagai antioksidan (Gambar 4.1). Tahap

sintesis turunan dibenzilidenaseton terdiri atas dua tahap reaksi (Gambar 4.2) yaitu sintesis

divanilidenaseton (senyawa 1) dari vanilin dan aseton, dan esterifikasi divanilidenaseton

menggunakan palmitoil klorida dan piridin menghasilkan divanilidenaseton dipalmitat

(senyawa 2). Uji aktivitas sebagai tabir surya dilakukan melalui dua tahap yaitu uji

spektrofotometri UV (penentuan maks, , nilai SPF, dan panjang gelombang kritis/c, dan

rasio UVA/UVB), dan uji fotostabilitas. Adapun uji aktivitas antioksidan dilakukan

menggunakan metode penangkapan radikal DPPH. Diagram progres penelitian ini

ditampilkan pada Gambar 4.1.

Uji aktivitas antioksidanUji aktivitas sebagai

tabir surya

Sintesis divanilidenaseton (1) dan

divanilidenasetonil dipalmitat (2)

Uji spektroskopi UV Uji fotostabilitas

I

IIIII

Gambar 4.1. Diagram alir kegiatan penelitian sintesis senyawa turunan dibenzilidenaseton dari vanilin sebagai tabir surya dan antioksidan topikal

4.2 Alat dan Bahan Penelitian

4.2.1 Alat penelitian

Instrumen yang digunakan dalam karakterisasi dan pengujian senyawa sebagai berikut

spektrometer inframerah (FTIR, Bruker Alpha II), Spektrofotometer UV-Vis (Jasco V-730),

dan spektrometer resonansi magnet inti proton dan karbon (JEOL ECA 500) (1H (500 MHz)

dan 13C (125 MHz)).

4.2.2 Bahan penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari E. Merck meliputi 4-

hidroksi-3-metoksibenzaldehida (vanilin), aseton, palmitoil klorida, piridina, diklorometana

Page 17: LAPORAN TAHUN TERAKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULA filelaporan tahun terakhir penelitian dosen pemula judul sintesis senyawa turunan dibenzilidenaseton dari vanilin ... dan esterifikasi

9

(DCM), asam asetat glasial, metanol, dan natrium klorida (NaCl) dengan kualitas pro analisis

(p.a). Asam klorida pekat (HCl) dan asam sulfat pekat (H2SO4) diperoleh dari Mallinckrodt

dan 2,2-difenill-1-pikrilhidrazil (DPPH) diperoleh dari Sigma-Aldrich.

4.3 Sintesis Senyawa Turunan Dibenzilidenaseton (Senyawa 1-2)

4.3.1 Sintesis divanilidenaseton (1)

Sintesis senyawa 1 dilakukan dengan menggunakan prosedur yang telah

dikembangkan sebelumnya (Du, Bao, dkk., 2006; Du, Liu, dkk., 2006). Campuran vanilin

(3,04 g; 20 mmol) dan aseton (0,58 g; 10 mmol) dilarutkan dalam asam asetat glasial yang

dijenuhkan dengan HCl anhidrat dan dipanaskan pada penangas air pada temperatur 25-30 oC

selama 2 jam. Setelah dibiarkan selama 2 hari, campuran ditambahkan dengan air dingin dan

endapan yang terbentuk disaring. Padatan yang diperoleh dicuci dengan air dingin,

dikeringkan, dan direkristalisasi dari metanol menghasilkan padatan senyawa 1. Karakterisasi

produk dilakukan dengan menggunakan spektra IR, 1H- dan 13C-NMR.

Gambar 4.2. Skema sintesis senyawa turunan dibenzilidenaseton dari vanilin sebagai tabir surya dan antioksidan topikal (a) HCl anhidrat, CH3COOH, (b) palmitoil klorida, piridina.

4.3.2 Sintesis divanilidenasetonil dipalmitat (2)

Esterifikasi senyawa dilakukan menggunakan prosedur dari penelitian sebelumnya

(Lahsasni dkk., 2014) dengan sedikit modifikasi. Ke dalam campuran homogen senyawa 1

(0,64 g; 2 mmol) dan piridina (8 mL) ditambahkan palmitoil klorida (2,42 g; 8 mmol) secara

perlahan pada suhu 0-5 oC. Campuran diaduk dan dipanaskan perlahan hingga temperatur 70 oC selama 5 jam. Campuran reaksi didinginkan, ditambahkan dengan akuades, dibiarkan

semalaman, dan disaring untuk mendapatkan padatan kasar. Padatan kemudian dicuci dengan

metanol untuk membersihkan bahandasar yang masih tersisa dan dikeringkan secukupnya.

Produk yang diperoleh dikarakterisasi dengan IR, 1H-, dan 13C-NMR.

4.4 Uji Spektrofotometri UV

Uji Spektrofotometri UV dilakukan dengan menentukan spektra serapan UV, maks, ,

nilai SPF, panjang gelombang kritis (c), dan rasio UVA/UVB dari senyawa 1-2 dalam

pelarut metanol atau DCM. Sebelum dilakukan pengukuran, optimasi konsentrasi dilakukan

untuk menentukan kisaran konsentrasi yang memiliki linearitas yang baik. Kalibrasi alat

menggunakan blanko dan pengukuran spektra serapan UV untuk senyawa 1-2 dilakukan pada

Page 18: LAPORAN TAHUN TERAKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULA filelaporan tahun terakhir penelitian dosen pemula judul sintesis senyawa turunan dibenzilidenaseton dari vanilin ... dan esterifikasi

10

kisaran panjang gelombang 200-400 nm pada kuvet quartz berukuran 1 cm. Penentuan harga

dilakukan dengan menentukan slope dari persamaan regresi linear A vs molaritas dari empat

larutan pada kisaran absorbansi (A) pada yang sesuai (Chawla dkk., 2011).

Nilai SPF merupakan indikator universal yang menunjukkan efisiensi tabir surya

dalam melindungi kulit dari radiasi UVB (290-320 nm). Harga SPF bergantung pada

karakteristik serapan dan konsentrasi senyawa dalam suatu formulasi tabir surya. Penentuan

nilai SPF pada penelitian dilakukan dengan metode spektroskopi UV dan dihitung

menggunakan persamaan Mansur (Dutra dkk., 2004) sebagai berikut:

SPF = CF � EE I A ��

���

dimana EE () – spektrum efek eritemal, I() – spektrum intensitas matahari, A() – serapan

senyawa tabir surya, dan CF – faktor koreksi bernilai 10. Nilai EE I merupakan konstanta

yang telah ditentukan sebelumnya (Sayre dkk., 1979) dan ditunjukkan pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Nilai EE I ternormalisasi dalam perhitungan nilai SPF (Sayre dkk, 1979)

Panjang gelombang () EE I (ternormalisasi) 290 0,0150 295 0,0817 300 0,2874 305 0,3278 310 0,1864 315 0,0839 320 0,0180

Total 1

Penentuan efek proteksi terhadap radiasi UVA dilakukan dengan mengukur parameter

panjang gelombang kritis (c) (Diffey, 1994). Panjang gelombang kritis (c) merupakan batas

atas panjang gelombang dari 90% integral spektra serapan dengan rentang 290-400 nm yang

ditentukan dengan persamaan berikut:

� �� = 0,9 � �����

���

���

dimana c merupakan panjang gelombang kritis, A() rerata absorbansi pada tiap panjang

gelombang, dan d merupakan interval panjang gelombang antar tiap pengukuran. Lima skala

yang digunakan sebagai acuan dalam pengklasifikasian tabir surya menggunakan metode ini

yaitu c< 325 nm (rating 0), 325 c< 335 nm (rating 1), 335 c< 350 nm (lebar 2), 350

c< 370 nm (rating 3), c≥ 370 nm (rating 4) (Diffey, 1994). Pada senyawa 1, pengukuran

absorbansi dilakukan menggunakan larutan dengan konsentrasi 8 mg/L. Adapun pada

senyawa 2, pengukuran dilakukan menggunakan larutan dengan konsentrasi 30 mg/L.

Page 19: LAPORAN TAHUN TERAKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULA filelaporan tahun terakhir penelitian dosen pemula judul sintesis senyawa turunan dibenzilidenaseton dari vanilin ... dan esterifikasi

11

Data yang diperoleh dari penentuan c juga digunakan untuk menentukan rasio

UVA/UVB. Penentuan rasio UVA/UVB dilakukan berdasarkan rerata absorbansi dan luas

daerah dibawah kurva pada daerah UVA (321-400 nm) dan UVB (290-320 nm). Hasil

perhitungan rasio UVA/UVB digunakan untuk mengetahui edaerah proteksi yang dominan

dari masing-masing senyawa (Chawla dkk., 2011).

4.4 Uji Fotostabilitas

Uji fotostabilitas yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada metode yang

digunakan sebelumnya (Chawla dkk., 2011). Larutan senyawa 1-2 dipreparasi menggunakan

pelarut metanol atau DCM dengan konsentrasi 8 ppm untuk senyawa 1 dan 30 ppm untuk

senyawa 2. Larutan sampel dimasukkan ke dalam botol vial tertutup dan disinari dengan sinar

matahari alami atau radiasi UV buatan yang memiliki energi yang setara selama 0, 30, 60, 90,

300, 600, 900, dan 1800 detik. Setelah penyinaran pada rentang waktu tertentu, larutan diukur

absorbansinya menggunakan spektrofotometer UV. Spektrum setiap larutan uji pada tiap

waktu penyinaran dibandingkan sehingga akan diketahui perubahan spektrum serapan

masing-masing senyawa turunan dibenzilidenseton. Senyawa yang berpotensi untuk

dikembangkan sebagai tabir surya adalah turunan senyawa yang absorbansinya tidak menurun

secara signifikan setelah disinari dengan sinar matahari alami.

4.5 Uji Antioksidan Menggunakan Metode DPPH

Uji penangkapan radikal DPPH dilakukan berdasarkan metode yang telah

dikembangkan sebelumnya (Molyneux, 2004). Sebanyak 2 mL larutan induk 2,2-

difenilpikrilhidrazil (DPPH) 0,5 mM ditambahkan ke dalam 2 mL metanol, dihomogenkan

dengan vortex, diinkubasi dalam ruangan gelap selama 30 menit, dan serapannya diukur pada

panjang gelombang 517 nm menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Berbagai konsentrasi

asam askorbat sebagai standar (1, 2, 4, 5, 6, 8, dan 10 ppm) dan senyawa yang telah disintesis

(2, 5, 10, 20, dan 40 mg/L) juga dipreparasi dalam metanol. Semua larutan standar dan

sampel, masing-masing 2 mL ditambahkan dengan 3 mL larutan DPPH 0,5 mM. Serapan dari

masing-masing larutan diukur pada panjang gelombang 517 nm menggunakan

spektrofotometer UV-Vis dengan metanol sebagai blanko. Aktivitas antioksidan dengan

metode DPPH dihitung menggunakan persamaan berikut:

aktivitas antioksidan = absorbansi kontrol − absorbansi larutan ujiabsorbansi kontrol 100%

dimana absorbansi kontrol adalah absorbansi larutan DPPH tanpa senyawa dan absorbansi

larutan uji adalah absorbansi larutan DPPH dengan senyawa sampel dan asam askorbat.

Page 20: LAPORAN TAHUN TERAKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULA filelaporan tahun terakhir penelitian dosen pemula judul sintesis senyawa turunan dibenzilidenaseton dari vanilin ... dan esterifikasi

HASIL DAN LUARAN YANG DICAPA

5.1 Sintesis Divanilidenaseton

Reaksi pembentukan senyawa

menggunakan vanilin dan aseton sebagai bahan dasar dan larutan

asetat glasial sebagai katalis asam. Produk yang d

berwarna jingga dengan rendemen 82,5

melarutkan gas HCl ke dalam asam asetat glasial dimana gas

melalui reaksi antara garam NaCl

yang digunakan pada penelitian ini terjadi melalui intermediet enol

2011).

Spektra IR dari produk yang diperoleh

puncak khas untuk gugus fungsi yang terdapat pada senyawa

daerah 3394 cm-1, gugus Csp3-

daerah 1585 cm-1, dan ikatan C

gugus karbonil vanilin pada daerah 1695 cm

cm-1 menunjukkan bahwa gugus karbonil vanilin telah bereaksi membentuk ikatan C=C yang

membentuk sistem enon terkonjugasi dengan serapan pada daerah 1585 cm

Gambar

O-H

Csp3-H

Tra

nsm

itan

si (

%)

12

5 BAB 5

HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI

ivanilidenaseton (Senyawa 1)

senyawa 1 dilakukan melalui reaksi kondensasi

menggunakan vanilin dan aseton sebagai bahan dasar dan larutan HCl

asetat glasial sebagai katalis asam. Produk yang dihasilkan dari reaksi ini berupa padatan

berwarna jingga dengan rendemen 82,5%. Katalis asam pada reaksi ini dipreparasi dengan

ke dalam asam asetat glasial dimana gas HCl yang digunakan diperoleh

NaCl dan H2SO4 pekat. Mekanisme kondensasi terkatalisis asam

yang digunakan pada penelitian ini terjadi melalui intermediet enol (Nielsen

Spektra IR dari produk yang diperoleh (Gambar 5.1) menunjukkan beberapa puncak

puncak khas untuk gugus fungsi yang terdapat pada senyawa 1 diantaranya gugus O

-H pada daerah 2900 cm-1, gugus C=O keton terkonjugasi pada

, dan ikatan C-O-C pada daerah 1266 dan 1104 cm-1. Hilangnya puncak

gugus karbonil vanilin pada daerah 1695 cm-1 dan gugus karbonil aseton pada

menunjukkan bahwa gugus karbonil vanilin telah bereaksi membentuk ikatan C=C yang

membentuk sistem enon terkonjugasi dengan serapan pada daerah 1585 cm

Gambar 5.1. Spektra IR produk sintesis senyawa 1

C=O

H

C

Bilangan gelombang (cm-1)

dilakukan melalui reaksi kondensasi Claisen-Schmidt

jenuh dalam asam

ihasilkan dari reaksi ini berupa padatan

Katalis asam pada reaksi ini dipreparasi dengan

yang digunakan diperoleh

pekat. Mekanisme kondensasi terkatalisis asam

(Nielsen dan Houlihan,

menunjukkan beberapa puncak-

diantaranya gugus O-H pada

, gugus C=O keton terkonjugasi pada

. Hilangnya puncak

dan gugus karbonil aseton pada daerah 1715

menunjukkan bahwa gugus karbonil vanilin telah bereaksi membentuk ikatan C=C yang

membentuk sistem enon terkonjugasi dengan serapan pada daerah 1585 cm-1.

C-O-C

Page 21: LAPORAN TAHUN TERAKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULA filelaporan tahun terakhir penelitian dosen pemula judul sintesis senyawa turunan dibenzilidenaseton dari vanilin ... dan esterifikasi

Elusidasi produk sintesis

NMR (Gambar 5.2) dan 13C

terdapat tujuh jenis proton yang bersesuaian dengan jumlah jenis proton pada

Puncak-puncak yang ditunjukkan diantaranya puncak singlet pada

metil, puncak duplet pada δ 6,84 dan 6,83 ppm untuk proton aril pada posisi 5 dan 5’, puncak

duplet pada δ 7,17 dan 7,13 ppm untuk proton

ppm untuk proton pada posisi 6 dan 6’, puncak duplet pada

posisi 2 dan 2’, puncak duplet pada

singlet pada δ 9,64 ppm untuk proton gugus hidroksi

menunjukkan bahwa senyawa divanilidenaseton telah terbentuk dengan kemurnian yang

cukup baik.

Gambar

Pembentukan senyawa

10 jenis karbon pada δ 55, 111, 115, 123, 123, 126, 142, 147, 149, dan 188 ppm. Jumlah

puncak pada spektra ini bersesuaian dengan jumlah jenis atom karbon pada senyawa

sehingga dapat disimpulkan bahwa senyawa

g

e db

13

Elusidasi produk sintesis 1 lebih lanjut dilakukan dengan menggunakan spektra

C-NMR (Gambar 5.3). Spektra 1H-NMR menunjukkan bahwa

terdapat tujuh jenis proton yang bersesuaian dengan jumlah jenis proton pada

puncak yang ditunjukkan diantaranya puncak singlet pada δ 3,85 ppm untuk proton

6,84 dan 6,83 ppm untuk proton aril pada posisi 5 dan 5’, puncak

7,17 dan 7,13 ppm untuk proton α, puncak doublet of doublet

ppm untuk proton pada posisi 6 dan 6’, puncak duplet pada δ 7,37 ppm untuk proton aril pada

posisi 2 dan 2’, puncak duplet pada δ 7,67 dan 7,64 ppm untuk proton beta, dan puncak

9,64 ppm untuk proton gugus hidroksi. Keberadaan puncak

menunjukkan bahwa senyawa divanilidenaseton telah terbentuk dengan kemurnian yang

Gambar 5.2. Spektra 1H-NMR senyawa 1

Pembentukan senyawa 1 juga dapat diamati pada spektra 13C-NMR dimana terdapat

55, 111, 115, 123, 123, 126, 142, 147, 149, dan 188 ppm. Jumlah

puncak pada spektra ini bersesuaian dengan jumlah jenis atom karbon pada senyawa

sehingga dapat disimpulkan bahwa senyawa 1 telah terbentuk pada reaksi ini.

e f b c

a

d

d c f

lebih lanjut dilakukan dengan menggunakan spektra 1H-

NMR menunjukkan bahwa

terdapat tujuh jenis proton yang bersesuaian dengan jumlah jenis proton pada senyawa 1.

3,85 ppm untuk proton

6,84 dan 6,83 ppm untuk proton aril pada posisi 5 dan 5’, puncak

f doublet pada δ 7,21-7,19

7,37 ppm untuk proton aril pada

7,67 dan 7,64 ppm untuk proton beta, dan puncak

. Keberadaan puncak-puncak ini

menunjukkan bahwa senyawa divanilidenaseton telah terbentuk dengan kemurnian yang

NMR dimana terdapat

55, 111, 115, 123, 123, 126, 142, 147, 149, dan 188 ppm. Jumlah

puncak pada spektra ini bersesuaian dengan jumlah jenis atom karbon pada senyawa 1

telah terbentuk pada reaksi ini.

H2O

Page 22: LAPORAN TAHUN TERAKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULA filelaporan tahun terakhir penelitian dosen pemula judul sintesis senyawa turunan dibenzilidenaseton dari vanilin ... dan esterifikasi

Gambar

5.2 Sintesis divanilidenasetonil dipalmitat

Esterifikasi total senyawa

Reaksi ini dilakukan dengan mengesterifikasi gugus

dan piridin sebagai katalis menghasilkan produk berupa padatan berwarna kuning muda

dengan rendemen 91,6%. Produk yang dihasilkan cenderung memiliki kelarutan yang tinggi

pada pelarut-pelarut organik nonpolar sepert

Karakterisasi gugus fungsi menggunakan spektra IR

beberapa serapan khas yang terdapat pada senyawa

hidroksi pada daerah 3400 cm

daerah 1768 cm-1 menunjukkan bahwa gugus hidroksil pada senyawa

esterifikasi dengan gugus palmitat. Puncak

dengan puncak tajam pada daerah 2918

1624 cm-1 juga menunjukkan adanya rantai karbon palmitat dan karbonil keton pada produk

yang dihasilkan. Secara umum, keberadaan beberapa gugus fungsi ini cukup mengkonfirmasi

pembentukan senyawa 2.

j

b c h

14

Gambar 5.3. Spektra 13C-NMR senyawa 1

Sintesis divanilidenasetonil dipalmitat (senyawa 2)

Esterifikasi total senyawa 1 menghasilkan senyawa divanilidenasetonil dipalmitat

Reaksi ini dilakukan dengan mengesterifikasi gugus hidroksil menggunakan palmitoil klorida

dan piridin sebagai katalis menghasilkan produk berupa padatan berwarna kuning muda

Produk yang dihasilkan cenderung memiliki kelarutan yang tinggi

pelarut organik nonpolar seperti DCM dan kloroform.

Karakterisasi gugus fungsi menggunakan spektra IR (Gambar 5.4)

beberapa serapan khas yang terdapat pada senyawa 2. Hilangnya serapan melebar gugus

hidroksi pada daerah 3400 cm-1 dan keberadaan puncak tajam gugus karbonil es

menunjukkan bahwa gugus hidroksil pada senyawa

esterifikasi dengan gugus palmitat. Puncak-puncak lain seperti gugus C

pada daerah 2918-2851 cm-1 dan gugus karbonil keton pada

juga menunjukkan adanya rantai karbon palmitat dan karbonil keton pada produk

yang dihasilkan. Secara umum, keberadaan beberapa gugus fungsi ini cukup mengkonfirmasi

h f i g e d

menghasilkan senyawa divanilidenasetonil dipalmitat (2).

hidroksil menggunakan palmitoil klorida

dan piridin sebagai katalis menghasilkan produk berupa padatan berwarna kuning muda

Produk yang dihasilkan cenderung memiliki kelarutan yang tinggi

(Gambar 5.4) menunjukkan

. Hilangnya serapan melebar gugus

dan keberadaan puncak tajam gugus karbonil ester pada

menunjukkan bahwa gugus hidroksil pada senyawa 1 telah mengalami

puncak lain seperti gugus Csp3-H ditunjukkan

dan gugus karbonil keton pada daerah

juga menunjukkan adanya rantai karbon palmitat dan karbonil keton pada produk

yang dihasilkan. Secara umum, keberadaan beberapa gugus fungsi ini cukup mengkonfirmasi

a

Page 23: LAPORAN TAHUN TERAKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULA filelaporan tahun terakhir penelitian dosen pemula judul sintesis senyawa turunan dibenzilidenaseton dari vanilin ... dan esterifikasi

Gambar

Karakterisasi lebih lanjut dilakukan dengan menggunakan spektra

5.5) dan 13C-NMR (Gambar 5.6

puncak tambahan yang menunjukkan keberadaan gugus palmitat d

pada δ 2,59-2,56 ppm yang berasal dari proton

proton-β, puncak multiplet pada δ 1,45

δ 0,89-0,86 yang berasal dari proton

ini relatif sama dengan puncak

dijelaskan sebelumnya kecuali untuk puncak proton hidroksi pada δ 9,64 ppm yang tidak lagi

dijumpai. Hal ini menunjukkan bah

menjadi gugus palmitat pada senyawa

Pembentukan senyawa

dihasilkan dimana terdapat puncak

palmitat. Puncak-puncak ini diantaranya pada

karbonil karboksilat, dan puncak

panjang gugus palmitat. Puncak

kecuali untuk puncak pada δ 151 ppm d

115 ppm. Dengan adanya puncak

dihasilkan dari reaksi asilasi ini merupakan senyawa

Csp3-

Tra

nsm

itan

si (

%)

15

Gambar 5.4. Spektra IR senyawa 2

Karakterisasi lebih lanjut dilakukan dengan menggunakan spektra

(Gambar 5.6). Spektra 1H-NMR menunjukkan munculnya beberapa

puncak tambahan yang menunjukkan keberadaan gugus palmitat diantaranya puncak triplet

2,56 ppm yang berasal dari proton-α, puncak pentet pada δ 1,79

β, puncak multiplet pada δ 1,45-1,20 ppm dari proton (CH2)12, dan puncak triplet pada

0,86 yang berasal dari proton CH3. Puncak lain yang dijumpai pada spektra H

ini relatif sama dengan puncak-puncak yang dijumpai spektra 1H-NMR senyawa

dijelaskan sebelumnya kecuali untuk puncak proton hidroksi pada δ 9,64 ppm yang tidak lagi

dijumpai. Hal ini menunjukkan bahwa gugus hidroksi pada senyawa

di gugus palmitat pada senyawa 2.

Pembentukan senyawa 2 juga terkonfirmasi dari spektra 13C-NMR produk yang

dihasilkan dimana terdapat puncak-puncak baru yang menunjukkan keberadaan gugus

uncak ini diantaranya pada δ 188 ppm yang berasal dari karbon gugus

karbonil karboksilat, dan puncak-puncak pada δ 34-14 ppm yang berasal dari karbon rantai

panjang gugus palmitat. Puncak-puncak lain relatif sama dengan spektra 13

151 ppm dari karbon pada posisi 5 dan 5’ yang bergeser dari

115 ppm. Dengan adanya puncak-puncak ini, dapat disimpulkan bahwa produk yang

dihasilkan dari reaksi asilasi ini merupakan senyawa 2.

-H

C=O (ester)

C

C=O (keton)

Bilangan gelombang (cm-1)

Karakterisasi lebih lanjut dilakukan dengan menggunakan spektra 1H-NMR (Gambar

NMR menunjukkan munculnya beberapa

iantaranya puncak triplet

α, puncak pentet pada δ 1,79-1,73 ppm dari

, dan puncak triplet pada

lain yang dijumpai pada spektra H-NMR

R senyawa 1 yang telah

dijelaskan sebelumnya kecuali untuk puncak proton hidroksi pada δ 9,64 ppm yang tidak lagi

gus hidroksi pada senyawa 1 telah dikonversi

NMR produk yang

puncak baru yang menunjukkan keberadaan gugus

188 ppm yang berasal dari karbon gugus

yang berasal dari karbon rantai 13C-NMR senyawa 1

ari karbon pada posisi 5 dan 5’ yang bergeser dari δ

puncak ini, dapat disimpulkan bahwa produk yang

C-O-C

Page 24: LAPORAN TAHUN TERAKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULA filelaporan tahun terakhir penelitian dosen pemula judul sintesis senyawa turunan dibenzilidenaseton dari vanilin ... dan esterifikasi

Gambar

Gambar

e

q

j e b c h f

16

Gambar 5.5. Spektra 1H-NMR senyawa 2

Gambar 5.6. Spektra 13C-NMR senyawa 2

b a

c d f

g

f g i

a

d

h

j

k

i

m

p

o

l

n

k

Page 25: LAPORAN TAHUN TERAKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULA filelaporan tahun terakhir penelitian dosen pemula judul sintesis senyawa turunan dibenzilidenaseton dari vanilin ... dan esterifikasi

17

5.3 Uji Spektroskopi UV-Vis

Produk berupa senyawa 1 dan 2 diuji serapan elektroniknya menggunakan

spektrofotometer UV-Vis untuk mengetahui profil serapan elektronik, panjang gelombang

maksimum (maks), konstanta serapan molar (ε), sun protection factor (SPF), panjang

gelombang kritis (c), dan rasio UVA/UVB.

5.3.1 Penentuan profil serapan, maks, dan ε

Profil serapan elektronik dan maks diamati dari spektra serapan UV-Vis senyawa 1

yang diukur pada pelarut metanol dan senyawa 2 yang diukur pada pelarut DCM (Gambar

5.7a dan 5.7b). Spektra senyawa 1 menunjukkan serapan pada daerah UVA I, UVA II, dan

sinar tampak dengan maks berada pada 390 nm. Adapun spektra senyawa 2 menunjukkan

serapan pada daerah UVB, UVA II, dan UVA I dengan maks pada 345 nm. Adanya perbedaan

daerah serapan dan maks pada kedua senyawa diyakini akibat adanya efek pergeseran

batokromik (pergeseran maks ke panjang gelombang yang lebih pendek) akibat perbedaan

kepolaran pelarut yang digunakan (Agrapidis-Paloympis & Nash, 1987). Selain itu,

esterifikasi gugus hidroksi pada senyawa 1 juga dapat memperpendek konjugasi elektron pi

secara parsial yang mana elektron pada gugus hidroksil teresterifikasi akan cenderung

berkonjugasi pada gugus karboksilat disamping juga ikut terkonjugasi dengan struktur utama

senyawa 1.

Penentuan harga konstanta serapan molar (ε) dilakukan dengan meregresikan harga

molaritas pada sumbu x dan absorbansi pada sumbu y. Harga gradien dari persamaan garis

lurus yang diperoleh merupakan konstanta serapan molar dari senyawa yang diuji. Kedua

senyawa menunjukkan konstanta serapan molar yang cukup tinggi yaitu 32.714 M-1 cm-1

untuk senyawa 1 dan 23.359 M-1 cm-1 untuk senyawa 2 (Gambar 5.8a dan 5.8b). Perbedaan

harga konstanta serapan besar pada kedua senyawa diyakini sebagian besar terjadi akibat

perbedaan massa molekul relatif dimana tambahan massa molekul pada molekul

divanilidenasetonil dipalmitat bukan berasal dari kromofor yang ikut berperan dalam

meningkatkan serapan UV, namun, berasal dari gugus palmitat.

Page 26: LAPORAN TAHUN TERAKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULA filelaporan tahun terakhir penelitian dosen pemula judul sintesis senyawa turunan dibenzilidenaseton dari vanilin ... dan esterifikasi

Gambar 5.7. Profil serapan elektronik

40 mg

30 mg

20 mg

10 mg

8 mg

6 mg

4 mg

2 mg

18

(a)

(b)

Profil serapan elektronik untuk (a) senyawa 1, dan (b) senyawa konsentrasi.

g/L

g/L

g/L

g/L

g/L

g/L

g/L

g/L

(b) senyawa 2 pada berbagai

Page 27: LAPORAN TAHUN TERAKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULA filelaporan tahun terakhir penelitian dosen pemula judul sintesis senyawa turunan dibenzilidenaseton dari vanilin ... dan esterifikasi

19

(a) (b) Gambar 5.8. Penentuan harga konstanta serapan molar (a) senyawa 1 dan, (b) senyawa 2

5.3.2 Penentuan harga sun protection factor (SPF)

Penentuan harga SPF senyawa dilakukan menggunakan persamaan Mansur (Dutra

dkk., 2004). Pada penelitian ini, penentuan harga SPF dilakukan dengan menggunakan larutan

senyawa 1 dalam metanol dengan konsentrasi 8 mg/L dan larutan senyawa 2 dalam DCM

dengan konsentrasi 30 ppm. Hasil perhitungan menunjukkan nilai SPF yang relatif kecil

untuk masing-masing senyawa yaitu 1,59 untuk larutan senyawa 1 dan 5,80 untuk larutan

senyawa 2 (Tabel 5.1). Rendahnya nilai SPF pada kedua larutan senyawa diyakini

dikarenakan penggunaan konsentrasi bahan aktif yang rendah. Formulasi tabir surya yang

lengkap dengan konsentrasi bahan aktif yang lebih tinggi diyakini akan meningkatkan nilai

SPF dari masing-masing senyawa. Perbandingan nilai SPF kedua larutan senyawa juga

menunjukkan bahwa senyawa 2 memiliki efek proteksi yang lebih pada daerah UVB

dibandingkan dengan senyawa 1.

y = 32714x - 0,007

R² = 0,999

ε = 32.714 M-1 cm-1

0,0

0,1

0,2

0,3

0,4

0,5

0,6

0,7

0,8

0,9

0 1E-08 2E-08 3E-08

Ab

sorb

an

si (

A.U

)

Molaritas (M) × 1000

Serapan molar () Senyawa (1)

divanilidenaseton

y = 23359x + 0,003

R² = 0,999

ε = 23.359 M-1 cm-1

0,0

0,2

0,4

0,6

0,8

1,0

1,2

1,4

0 2E-08 4E-08 6E-08

Ab

sorb

an

si (

A.U

)

Molaritas (M) × 1000

Serapan Molar (e) Senyawa (2)

divanilidenasetoni

l dipalmitat

Page 28: LAPORAN TAHUN TERAKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULA filelaporan tahun terakhir penelitian dosen pemula judul sintesis senyawa turunan dibenzilidenaseton dari vanilin ... dan esterifikasi

20

Tabel 5.1. Perhitungan nilai SPF untuk larutan senyawa 1 untuk konsentrasi 8 mg/L dalam pelarut metanol dan senyawa 2 untuk konsentrasi 30 mg/L dalam pelarut DCM

SPF = CF � EE I A ��

���

(nm) EE × I

(ternormalisasi) Absorbansi EE × I × A SPF

1 2 1 2 1 2

290 0,0150 0,134 0,415 0,002 0,006

1,588 5,803

295 0,0817 0,131 0,481 0,011 0,039 300 0,2874 0,141 0,541 0,041 0,156 305 0,3278 0,157 0,590 0,051 0,193 310 0,1864 0,177 0,629 0,033 0,117 315 0,0839 0,201 0,666 0,017 0,056 320 0,0180 0,225 0,704 0,004 0,013

5.3.3 Penentuan harga panjang gelombang kritis (c)

Panjang gelombang kritis (c) merupakan salah satu parameter yang dapat digunakan

untuk mengetahui efek proteksi senyawa aktif tabir surya pada daerah UVA. Panjang

gelombang kritis dapat dihitung dengan menggunakan rumus yang dikembangkan pada

penelitian sebelumnya (Diffey, 1994). Hasil penentuan panjang gelombang kritis pada kedua

senyawa menunjukkan efek proteksi yang besar pada daerah UVA dimana kedua senyawa

memiliki rating 4 dengan c masing-masing sebesar 393 nm untuk senyawa 1 dan 372 nm

untuk senyawa 2 (Tabel 5.2).

Tabel 5.2. Penentuan panjang gelombang kritis (c) senyawa 1 dan senyawa 2

� �� = 0,9 � �����

���

���

Senyawa 1 Senyawa 2

(nm) Absorbansi (A() d)*

� ��*

��� (nm)

Absorbansi (A() d)*

� ��*

���

290 0,134 0,134 290 0,415 0,415 291 0,133 0,267 291 0,427 0,841 292 0,131 0,398 292 0,439 1,281 ... ... ... ... ... ...

392 0,797 43,942 370 0,532 56,859 393 0,796 44,738 371 0,508 57,367 394 0,794 45,532 372 0,483 57,850 395 0,792 46,325 373 0,459 58,310 ... ... ... ... ... ...

398 0,785 48,688 398 0,070 63,729 399 0,781 49,469 399 0,065 63,794 400 0,777 50,246 400 0,061 63,855

0,9 × � �����

��� 45,221 0,9 × � ��

���

��� 57,470

c 393 nm c 372 *d = 1 nm

Page 29: LAPORAN TAHUN TERAKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULA filelaporan tahun terakhir penelitian dosen pemula judul sintesis senyawa turunan dibenzilidenaseton dari vanilin ... dan esterifikasi

21

Secara umum, karakteristik daerah serapan UV pada kedua senyawa relatif cukup

berbeda. Pada senyawa 1, serapan UV cenderung berada pada daerah UVA I dan UVA II,

sedangkan pada senyawa 2, serapan UV berada pada daerah UVB, UVA I, dan UVA II.

Dengan hasil ini, dapat disimpulkan bahwa senyawa 1 merupakan tabir surya UVA (tabir

surya spektrum sempit) dan senyawa 2 merupakan tabir surya UVA dan UVB (tabir surya

spektrum lebar).

5.3.4 Penentuan rasio UVA/UVB

Penentuan rasio UVA/UVB pada spektra UV senyawa 1 dan 2 dapat dilakukan secara

aritmatika melalui perbandingan absorbansi rata-rata dan perbandingan total area (Tabel 5.3).

Hasil penentian rasio UVA/UVB pada senyawa 1 menunjukkan bahwa senyawa 1 memiliki

serapan UV yang dominan pada daerah UVA. Hal ini dapat dilihat pada nilai rasio

UVA/UVB yang cukup besar (rasio rerata absorbansi = 3,428; rasio total area = 8,847).

Adapun rasio UVA/UVB pada senyawa 2 menunjukkan serapan pada UVA dan UVB yang

seimbang dimana nilai rasio rerata absorbansi dan total areanya mendekati 1 (rasio rerata

absorbansi = 0,995; rasio total area = 2,569). Hal ini menunjukkan bahwa senyawa 2 memiliki

potensi yang besar untuk digunakan sebagai tabir surya berspektrum lebar.

Tabel 5.3. Perhitungan rasio UVA/UVB pada senyawa 1 dan senyawa 2

Senyawa Rerata absorbansi

(interval 1 nm) Total area Rasio UVA/UVB

UVB* UVA** UVB* UVA** Absorbansi Area 1 0,165 0,564 5,103 45,143 3,428 8,847 2 0,577 0,575 17,893 45,963 0,995 2,569

*daerah UVB (290-320 nm) **daerah UVA (321-400 nm)

5.4 Uji Fotostabilitas

Uji fotostabilitas dilakukan untuk mengetahui stabilitas senyawa ketika terpapar

radiasi UV. Serapan UV senyawa aktif umumnya mengalami perubahan (baik dalam bentuk

penurunan serapan maupun pergeseran maks) akibat adanya reaksi terinduksi UV yang

dialami senyawa aktif. Uji fotostabilitas senyawa 1 dan senyawa 2 dilakukan dengan

meradiasikan larutan senyawa 1 dengan konsentrasi 8 mg/mL dan larutan senyawa 2 dengan

konsentrasi 30 mg/L menggunakan radiasi sinar matahari alami pada rentang waktu tertentu

(0, 30, 60, 90, 300, 600, 900, dan 1800 detik). Larutan-larutan yang telah diradiasikan

kemudian diukur serapan UV nya menggunakan spektrofotometer UV-Vis untuk mengetahui

perubahan serapan UV senyawa aktif pada tiap interval waktu (Tabel 5.4).

Page 30: LAPORAN TAHUN TERAKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULA filelaporan tahun terakhir penelitian dosen pemula judul sintesis senyawa turunan dibenzilidenaseton dari vanilin ... dan esterifikasi

Tabel 5.4. Perubahan serapan radiasi UV senyawa

Abs.* (nm) 0 30

1 390 0,845 0,825

2** 345 1,067 0,815340 1,051 0,829

*pada maks

**terjadi pergeseran maks dari 345 nm menjadi 340 nm

Gambar 5.9. Uji fotostabilitas menggunakan radiasi ma

0 detik30 detik60 detik90 detik300 detik600 detik900 detik1800 detik

22

n serapan radiasi UV senyawa 1 dan senyawa 2 pada panjang gelombang maksimum (maks)

Interval waktu (detik) 30 60 90 300 600 900

0,825 0,822 0,815 0,795 0,789 0,744 0,815 0,820 0,832 0,859 0,878 0,867 0,829 0,832 0,844 0,872 0,893 0,881

dari 345 nm menjadi 340 nm

(a)

(b) ji fotostabilitas menggunakan radiasi matahari alami untuk (a) senyawa

(b) senyawa 2

0 detik 30 detik 60 detik 90 detik 300 detik 600 detik 900 detik 1800 detik

0 detik 1800 detik 900 detik 600 detik 300 detik 90 detik 60 detik 30 detik

pada panjang gelombang

Persentase perubahan 1800

0,681 -19,4% 0,858 -19,6% 0,874 -16,8%

tahari alami untuk (a) senyawa 1 dan

Page 31: LAPORAN TAHUN TERAKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULA filelaporan tahun terakhir penelitian dosen pemula judul sintesis senyawa turunan dibenzilidenaseton dari vanilin ... dan esterifikasi

23

Hasil uji fotostabilitas senyawa 1 (Gambar 5.9a) menunjukkan kecenderungan

penurunan serapan UV yang cukup signifikan (19,4%) dan relatif teratur selama 30 menit. Uji

fotostabilitas pada senyawa 2 (Gambar 5.9b) juga menunjukkan penurunan serapan UV pada

puncak maks 345 nm sebesar 19,6%, namun, pergeseran batokromik maks juga terjadi dari

345 ke 340 nm. Penurunan dan pergeseran serapan UV pada kedua senyawa ini kemungkinan

besar terjadi akibat adanya perubahan kromofor melalui beberapa jenis reaksi seperti

isomerisasi cis-trans dan sikloadisi terinduksi UV sebagaimana yang terjadi pada senyawa-

senyawa analog seperti kalkon (Shin dkk., 2001; Song dkk., 2003) dan sinamat (Shindo dkk.,

1984).

5.5 Uji Antioksidan

Aktivitas antioksidan senyawa 1 telah diuji dengan menggunakan metode uji

penangkapan radikal DPPH. Hasil uji antioksidan senyawa 1 (Gambar 5.10a) menunjukkan

aktivitas penangkapan radikal DPPH yang sangat tinggi dengan IC50 sebesar 20,09 mg/L.

Hasil ini menjadi indikasi bahwa senyawa 1 memiliki aktivitas antioksidan yang sangat baik,

meskipun masih lebih rendah dibandingkan dengan asam askorbat (10,61 mg/L) (Gambar

5.10b).

(a) (b) Gambar 5.10. Aktivitas penangkapan radikal DPPH (a) asam askorbat dan (b) senyawa 1

Aktivitas antioksidan ini diyakini berasal dari dua gugus fenol yang terkonjugasi satu

sama lain pada molekul senyawa 1 dimana keberadaan sistem terkonjugasi dapat

menstabilkan radikal fenolat yang terbentuk setelah terjadi transfer atom H atau elektron dari

senyawa 1 ke radikal DPPH (Leopoldini dkk., 2004). Selain itu, keberadaan gugus fungsi

y = 5,361x - 6,874

R² = 0,998

IC50

= 10,61 mg/L

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

0 5 10 15

Pe

rse

nta

se i

nh

ibis

i (%

)

Konsentrasi (mg/L)

Aktivitas penangkapan radikal DPPH

asam askorbat

Asam Askorbat

y = 1,713x + 15,59

R² = 0,944

IC50

= 20,09 mg/L

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

0 20 40 60

Pe

rse

nta

se i

nh

ibis

i (%

)

Konsentrasi (mg/L)

Aktivitas penangkapan radikal DPPH

senyawa (1)

senyawa 1

Page 32: LAPORAN TAHUN TERAKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULA filelaporan tahun terakhir penelitian dosen pemula judul sintesis senyawa turunan dibenzilidenaseton dari vanilin ... dan esterifikasi

24

pada posisi orto juga diyakini memiliki peranan penting pada tingginya aktivitas antioksidan

senyawa 1 (Najafi, 2014; Ohkatsu dan Nishiyama, 1998, 2000).

5.6 Luaran yang Dicapai

Luaran wajib yang direncanakan pada penelitian ini adalah artikel pada jurnal

Nasional tidak terakreditasi dan luaran tambahan berupa artikel pada jurnal Internasional tidak

terindeks (Tabel 5.5). Pada laporan tahun terakhir ini, dua senyawa target telah berhasil

disintesis dan diuji aktivitasnya sebagai tabir surya dan antioksidan (senyawa 1 dan 2).

Luaran wajib pada penelitian ini telah berhasil dicapai dengan telah diterbitkannya

artikel penelitian dengan judul “Sintesis 4,4’-dihidroksi-3,3’-dimetoksidibenzilidenaseton

sebagai bahan aktif tabir surya dan antioksidan” pada Jurnal Kimia Mulawarman

(http://jurnal.kimia.fmipa.unmul.ac.id/index.php/JKM/index) yang merupakan jurnal yang

terindeks pada Crossref, Directory of Open Access Journals (DOAJ), Science and Technology

Index (SINTA), IPI, Google Scholar, dan Bielefeld Academic Search Engine (BASE). Artikel

ini menjelaskan mengenai sintesis, dan pengujian senyawa divanilidenaseton sebagai tabir

surya UVA dan antioksidan. Luaran tambahan berupa artikel pada jurnal Internasional tidak

terindeks direncanakan akan diselesaikan setelah proses laporan tahun terakhir berupa artikel

review mengenai sintesis dan fungsionalisasi senyawa dibenzilidenaseton.

Tabel 5.5. Rencana target capaian dan luaran yang dicapai dalam setahun

No

Jenis Luaran Luaran yang dicapai

Kategori Sub Kategori Target TS TS+1 TS+2

Wajib Tambahan

1 Artikel ilmiah dimuat di jurnal

Internasional tidak terindeks - Tidak ada - - Nasional terakreditasi - - published - - Nasional tidak terakreditasi - Tidak ada - -

2 Artikel ilmiah dimuat di prosiding

Internasional terindeks - - Tidak ada - - Nasional - - Tidak ada - -

3 Invited speaker dalam temu ilmiah

Internasional - - Tidak ada - - Nasional - - Tidak ada - -

4 Visiting Lecturer Internasional - - Tidak ada - -

5 Hak Kekayaan Intelektual (HKI)

Paten - - Tidak ada - - Paten sederhana - - Tidak ada - - Hak Cipta - - Tidak ada - - Merek dagang - - Tidak ada - - Rahasia dagang - - Tidak ada - - Desain Produk Industri - - Tidak ada - - Indikasi Geografis - - Tidak ada - - Perlindungan Varietas Tanaman - - Tidak ada - - Perlindungan Tofografi Sirkuit Terpadu

- - Tidak ada - -

6 Teknologi Tepat Guna - - Tidak ada - - 7 Model/Purwarupa/Desain/Karya seni/Rekaasa sosial - - Tidak ada - - 8 Buku Ajar (ISBN) - - Tidak ada - - 9 Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT) - - 3 - -

Page 33: LAPORAN TAHUN TERAKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULA filelaporan tahun terakhir penelitian dosen pemula judul sintesis senyawa turunan dibenzilidenaseton dari vanilin ... dan esterifikasi

25

6 BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan data-data dan pembahasan yang diuraikan pada bagian hasil dan

pembahasan sebagai jawaban dari hipotesis yang telah dibuat, dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Senyawa divanilidenaseton (senyawa 1) telah berhasil disintesis dengan rendemen

sebesar 82,5% melalui reaksi kondensasi aldol menggunakan larutan HCl jenuh dalam

asam asetat glasial.

2. Senyawa divanilidenasetonil dipalmitat (senyawa 2) telah berhasil disintesis dengan

rendemen sebesar 91,6% melalui reaksi substitusi nukleofilik terkatalisis piridin.

3. Senyawa divanilidenaseton (senyawa 1) memiliki serapan pada daerah UVA I, UVA II,

dan sinar tampak dengan maks 390 nm dan ε 32.714 M-1cm-1. Parameter sun protection

factor (SPF 1,588), panjang gelombang kritis (c 393 nm), dan rasio UVA/UVB (rasio

rerata absorbansi 3,428; rasio total area 8,847) menunjukkan bahwa senyawa 1 memiliki

efek proteksi yang dominan pada daerah UVA.

4. Senyawa divanilidenasetonil dipalmitat (senyawa 2) memiliki serapan pada daerah UVB,

UVA I, dan UVA II dengan maks 345 nm dan ε 23.359 M-1cm-1. Parameter sun protection

factor (SPF 5,803), panjang gelombang kritis (c 372 nm), dan rasio UVA/UVB (rasio

rerata absorbansi 0,995; rasio total area 2,569) menunjukkan bahwa senyawa 2 memiliki

efek proteksi yang dominan pada daerah UVB dan UVA (tabir surya berspektrum lebar).

5. Senyawa 1 dan senyawa 2 memiliki fotostabilitas yang cukup rendah dimana masing-

masing mengalami penurunan serapan UV sebesar 19,4 dan 19,6%.

6. Uji antioksidan menggunakan metode penangkapan radikal DPPH menunjukkan bahwa

senyawa 1 memiliki aktivitas antioksidan yang sangat tinggi dengan IC50 20,09 mg/L.

Nilai ini hampir sebanding dengan aktivitas antioksidan asam askorbat dengan IC50 10,61

mg/L.

6.2 Saran

Penelitian ini masih memiliki beberapa kekurangan terkait metode sintesis senyawa,

metode pengujian dan tambahan pengujian untuk mengetahui kelayakan ketiga senyawa

sebagai tabir surya.

1. Sintesis senyawa 2 perlu dioptimasi lebih lanjut dengan menggunakan bahan baku dan

katalis yang lebih ramah lingkungan melalui pendekatan green chemistry.

Page 34: LAPORAN TAHUN TERAKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULA filelaporan tahun terakhir penelitian dosen pemula judul sintesis senyawa turunan dibenzilidenaseton dari vanilin ... dan esterifikasi

26

2. Metode uji fotostabilitas pada senyawa 1-2 perlu distandarisasi lebih lanjut untuk

mendapatkan hasil yang konstan. Selain itu, perlu dilakukan uji fotostabilitas terhadap

senyawa-senyawa tabir surya yang telah digunakan secara komersil dengan kondisi yang

sama sebagai data pembanding.

3. Formulasi tabir surya menggunakan senyawa-senyawa hasil sintesis perlu dilakukan

untuk mengetahui aktivitas dan efektivitas senyawa 1-2 sebagai tabir surya dan

antioksidan topikal baik secara in vitro maupun in vivo.

4. Perlu dilakukan uji penetrasi kulit dan sitotoksisitas untuk mengetahui kelayakan

penggunaan senyawa 1-2 sebagai tabir surya dan antioksidan topikal.

Page 35: LAPORAN TAHUN TERAKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULA filelaporan tahun terakhir penelitian dosen pemula judul sintesis senyawa turunan dibenzilidenaseton dari vanilin ... dan esterifikasi

27

7 DAFTAR PUSTAKA

Agrapidis-Paloympis, L. E., & Nash, R. A. (1987). The effect of solvents on the ultraviolet absorbance of sunscreens. Journal of the Society of Cosmetic Chemists, 221(8), 209–221.

Aher, R. B., Wanare, G., Kawathekar, N., Kumar, R. R., Kaushik, N. K., Sahal, D., & Chauhan, V. S. (2011). Dibenzylideneacetone analogues as novel Plasmodium falciparum inhibitors. Bioorganic and Medicinal Chemistry Letters, 21(10), 3034–3036. https://doi.org/10.1016/j.bmcl.2011.03.037

Anouar, E. H., Gierschner, J., Duroux, J. L., & Trouillas, P. (2012). UV/Visible spectra of natural polyphenols: A time-dependent density functional theory study. Food Chemistry, 131(1), 79–89. https://doi.org/10.1016/j.foodchem.2011.08.034

Bakowska, A., Kucharska, A. Z., & Oszmian, J. (2003). The effects of heating , UV irradiation , and storage on stability of the anthocyanin – polyphenol copigment complex. Food Chemistry, 81, 349–355.

Battie, C., Jitsukawa, S., Bernerd, F., Del Bino, S., Marionnet, C., & Verschoore, M. (2014). New insights in photoaging, UVA induced damage and skin types. Experimental

Dermatology, 23, 7–12. https://doi.org/10.1111/exd.12388 Birch-Machin, M. A., & Bowman, A. (2016). Oxidative stress and ageing. British Journal of

Dermatology, 175, 26–29. https://doi.org/10.1111/bjd.14906 Bosch, R., Philips, N., Suárez-Pérez, J., Juarranz, A., Devmurari, A., Chalensouk-Khaosaat,

J., & González, S. (2015). Mechanisms of Photoaging and Cutaneous Photocarcinogenesis, and Photoprotective Strategies with Phytochemicals. Antioxidants, 4(2), 248–268. https://doi.org/10.3390/antiox4020248

Briganti, S., & Picardo, M. (2003). Antioxidant activity, lipid peroxidation and skin diseases. What’s new. Journal of the European Academy of Dermatology and Venereology :

JEADV, 17(6), 663–669. https://doi.org/10.1046/j.1468-3083.2003.00751.x Caldwel, S. T., Bennett, C. J., Hartley, R. C., McPhail, D. B., & Duthle, G. G. (2009). US

7,601,754 B2. World Pat. Carola, C., Huber, S., & Buchholz, H. (2011). US 7,867,993 B2. Chaudhuri, R. K., Lascu, Z., Puccetti, G., Deshpande, A. a, & Paknikar, S. K. (2006). Design

of a photostabilizer having built-in antioxidant functionality and its utility in obtaining broad-spectrum sunscreen formulations. Photochemistry and Photobiology, 82(3), 823–828. https://doi.org/10.1562/2005-07-15-RA-612

Chawla, H. M., Pant, N., Kumar, S., Mrig, S., Srivastava, B., Kumar, N., & Black, D. S. (2011). Synthesis and evaluation of novel tetrapropoxycalix[4]arene enones and cinnamates for protection from ultraviolet radiation. Journal of Photochemistry and

Photobiology B: Biology, 105(1), 25–33. https://doi.org/10.1016/j.jphotobiol.2011.06.007

Chen, L., Hu, J. Y., & Wang, S. Q. (2012). The role of antioxidants in photoprotection: A critical review. Journal of the American Academy of Dermatology, 67(5), 1013–1024. https://doi.org/10.1016/j.jaad.2012.02.009

Dahle, J., & Kvam, E. (2003). Induction of delayed mutations and chromosomal instability in fibroblasts after UVA-, UVB-, and X-radiation. Cancer Research, 63(7), 1464–1469.

Damiani, E., Astolfi, P., Cionna, L., Ippoliti, F., & Greci, L. (2006). Synthesis and application of a novel sunscreen-antioxidant. Free Radical Research, 40(5), 485–494. https://doi.org/10.1080/10715760600590065

Danihelová, M., Viskupičová, J., & Šturdík, E. (2012). Lipophilization of flavonoids for their food, therapeutic and cosmetic applications. Acta Chimica Slovaca, 5(1), 59–69. https://doi.org/10.2478/v10188-012-0010-6

Darr, D., Dunston, S., Faust, H., & Pinnell, S. (1996). Effectiveness of antioxidants (Vitamin C and E) with and without sunscreen as topical photoprotectants. Acta Derm. Venereol

Page 36: LAPORAN TAHUN TERAKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULA filelaporan tahun terakhir penelitian dosen pemula judul sintesis senyawa turunan dibenzilidenaseton dari vanilin ... dan esterifikasi

28

(Stockh), 76, 264–268. Dayan, N. (2005). Pathways for skin penetration. Cosmetics & Toiletries, 120(6), 67–76. De Araújo, M. E. M. B., Franco, Y. E. M., Messias, M. C. F., Longato, G. B., Pamphile, J. A.,

& Carvalho, P. D. O. (2017). Biocatalytic synthesis of flavonoid esters by lipases and their biological benefits. Planta Medica, 83(1–2), 7–22. https://doi.org/10.1055/s-0042-118883

Diffey, B. L. (1994). A method for broad spectrum classification of sunscreens. International

Journal of Cosmetic Science, 16, 47–52. https://doi.org/10.1111/j.1467-2494.1994.tb00082.x

Du, Z. Y., Bao, Y. D., Liu, Z., Qiao, W., Ma, L., Huang, Z. S., … Chan, A. S. C. (2006). Curcumin analogs as potent aldose reductase inhibitors. Archiv Der Pharmazie, 339(3), 123–128. https://doi.org/10.1002/ardp.200500205

Du, Z. Y., Liu, R. R., Shao, W. Y., Mao, X. P., Ma, L., Gu, L. Q., … Chan, A. S. C. (2006). α-Glucosidase inhibition of natural curcuminoids and curcumin analogs. European

Journal of Medicinal Chemistry, 41(2), 213–218. https://doi.org/10.1016/j.ejmech.2005.10.012

Dutra, E. A., Oliveira, D. A. G. da C. e, Kedor-, E. R. M., Hackmann, & Santoro, M. I. R. M. (2004). Determination of sun protection factor (SPF) of sunscreens by ultraviolet spectrophotometry. Revista Brasileira de Ciências Farmacêuticas, 40(3), 381–385. https://doi.org/10.1590/S1516-93322004000300014

Fisher, G. J., Kang, S., Varani, J., Bata-Csorgo, Z., Wan, Y., Datta, S., & Voorhees, J. J. (2002). Mechanisms of photoaging and chronological skin aging. Archives of

Dermatology, 138(11), 1462–1470. https://doi.org/10.1001/archderm.138.11.1462 Franco, L. L., de Almeida, M. V., e Silva, L. F. R., Vieira, P. P. R., Pohlit, A. M., & Valle, M.

S. (2012). Synthesis and antimalarial activity of dihydroperoxides and tetraoxanes conjugated with bis(benzyl)acetone derivatives. Chemical Biology and Drug Design, 79(5), 790–797. https://doi.org/10.1111/j.1747-0285.2012.01345.x

Godic, A., Poljšak, B., Adamic, M., & Dahmane, R. (2014). The role of antioxidants in skin cancer prevention and treatment. Oxidative Medicine and Cellular Longevity, 2014, 860479. https://doi.org/10.1155/2014/860479

Handayani, S., Matsjeh, S., Anwar, C. and Atun, S. (2010). Synthesis and activity test as antioxidant of two hydroxydibenzalacetones. In Pure and Applied Chemistry

international Conference 2010 Proceedings (pp. 686–688). Ubon Ratchathani. Handayani, S. (2009). Synthesis and activity test of two asymmetric dibenzalacetones as

potential sunscreen material. In L. Kai (Ed.), Chemical, Biological, and Environmental

Engineering: Proceedings of the International Conference on CBEE 2009 (pp. 119–122). Singapore: World Scientific. https://doi.org/10.1142/9789814295048_0024

Handayani, S., & Arty, I. S. (2009). Synthesis and activity test of some compounds 1,5-diphenyl-1,4-pentadiene-3-one as potensial sunsreen material. In International Seminar

on Science and Tecnology (pp. 24–26). Yogyakarta. Handayani, S., & Indyah Sulistyo, A. (2008). Synthesis of hydroxyl radical scavengers from

benzalacetone and its derivatives. Journal of Physical Science, 19(2), 61–68. Retrieved from http://web.usm.my/jps/19-2-08/article 19-2-7.pdf

Hosoya, T., Nakata, A., Yamasaki, F., Abas, F., Shaari, K., Lajis, N. H., & Morita, H. (2012). Curcumin-like diarylpentanoid analogues as melanogenesis inhibitors. Journal of

Natural Medicines, 66(1), 166–176. https://doi.org/10.1007/s11418-011-0568-0 Hu, G. X., Liang, G., Chu, Y., Li, X., Lian, Q. Q., Lin, H., … Ge, R. S. (2010). Curcumin

derivatives inhibit testicular 17β-hydroxysteroid dehydrogenase 3. Bioorganic and

Medicinal Chemistry Letters, 20(8), 2549–2551. https://doi.org/10.1016/j.bmcl.2010.02.089

Page 37: LAPORAN TAHUN TERAKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULA filelaporan tahun terakhir penelitian dosen pemula judul sintesis senyawa turunan dibenzilidenaseton dari vanilin ... dan esterifikasi

29

Huck, L. A., & Leigh, W. J. (2010). A better sunscreen: structural effects on spectral properties. Journal of Chemical Education, 87(12), 1384–1387. https://doi.org/10.1021/ed1004867

Jansen, R., Osterwalder, U., Wang, S. Q., Burnett, M., & Lim, H. W. (2013). Photoprotection Part II. Sunsscreen: Development, efficacy, and controversies. Journal of the American

Academy of Dermatology, 69(6), 867.e1-867.e14. https://doi.org/10.1016/j.jaad.2013.08.022

Jiang, Y., Rabbi, M., Kim, M., Ke, C., Lee, W., Clark, R. L., … Marszalek, P. E. (2009). UVA generates pyrimidine dimers in DNA directly. Biophysical Journal, 96(3), 1151–1158. https://doi.org/10.1016/j.bpj.2008.10.030

Kammeyer, A., & Luiten, R. M. (2015). Oxidation events and skin aging. Ageing Research

Reviews, 21, 16–29. https://doi.org/10.1016/j.arr.2015.01.001 Kohli, I., Chaowattanapanit, S., Mohammad, T. F., Nicholson, C. L., Fatima, S., Jacobsen, G.,

… Hamzavi, I. H. (2018). Synergistic effects of long-wavelength ultraviolet A1 and visible light on pigmentation and erythema. British Journal of Dermatology, 178(5), 1173–1180. https://doi.org/10.1111/bjd.15940

Lahsasni, S. A., Korbi, F. H. Al, & Aljaber, N. A.-A. (2014). Synthesis, characterization and evaluation of antioxidant activities of some novel chalcones analogues. Chemistry

Central Journal, 8(32), 1–10. https://doi.org/10.1186/1752-153X-8-32 Leopoldini, M., Marino, T., Russo, N., & Toscano, M. (2004). Antioxidant properties of

phenolic compounds : H-atom versus electron transfer mechanism. Journal of Physical

Chemistry A, 108(22), 4916–4922. https://doi.org/10.1021/jp037247d Liang, G., Yang, S., Jiang, L., Zhao, Y., Shao, L., Xiao, J., … Li, X. (2008). Synthesis and

anti-bacterial properties of mono-carbonyl analogues of curcumin. Chemical &

Pharmaceutical Bulletin, 56(2), 162–167. https://doi.org/10.1248/cpb.56.162 Matsui, M. S., Hsia, A., Miller, J. D., Hanneman, K., Scull, H., Cooper, K. D., & Baron, E.

(2009). Non-sunscreen photoprotection: Antioxidants add value to a sunscreen. Journal

of Investigative Dermatology Symposium Proceedings, 14(1), 56–59. https://doi.org/10.1038/jidsymp.2009.14

Molyneux, P. (2004). The use of the stable free radical diphenylpicryl- hydrazyl (DPPH) for estimating antioxidant activity. Songklanakarin Journal of Science and Technology, 26(June 2003), 211–219. https://doi.org/10.1287/isre.6.2.144

Morabito, K., Shapley, N. C., Steeley, K. G., & Tripathi, A. (2011). Review of sunscreen and the emergence of non-conventional absorbers and their applications in ultraviolet protection. International Journal of Cosmetic Science, 33(5), 385–390. https://doi.org/10.1111/j.1468-2494.2011.00654.x

Moyal, D. (2004). Prevention of ultraviolet-induced skin pigmentation. Photodermatology

Photoimmunology and Photomedicine, 20(5), 243–247. https://doi.org/10.1111/j.1600-0781.2004.00111.x

Munin, A., & Edwards-Lévy, F. (2011). Encapsulation of natural polyphenolic compounds; a

review. Pharmaceutics (Vol. 3). https://doi.org/10.3390/pharmaceutics3040793 Najafi, M. (2014). On the antioxidant activity of the ortho and meta substituted daidzein

derivatives in the gas phase and solvent environment. Journal of the Mexican Chemical

Society, 58(1), 36–45. Narayanan, D. L., Saladi, R. N., & Fox, J. L. (2010). Ultraviolet radiation and skin cancer.

International Journal of Dermatology, 49(9), 978–986. https://doi.org/10.1111/j.1365-4632.2010.04474.x

Nielsen, A. T., & Houlihan, W. J. (2011). The aldol condensation. Organic Reactions, 16, 1–438. https://doi.org/10.1002/0471264180.or016.01

Nishida, J., & Kawabata, J. (2006). DPPH radical scavenging reaction of hydroxy- and

Page 38: LAPORAN TAHUN TERAKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULA filelaporan tahun terakhir penelitian dosen pemula judul sintesis senyawa turunan dibenzilidenaseton dari vanilin ... dan esterifikasi

30

methoxychalcones. Bioscience, Biotechnology, and Biochemistry, 70(1), 193–202. https://doi.org/10.1271/bbb.70.193

Ohkatsu, Y., & Nishiyama, T. (1998). Phenolic Antioxidants-Effect of o-Alkyl Substituents. Sekiyu Gakkaishi, 41(4), 251–257.

Ohkatsu, Y., & Nishiyama, T. (2000). Phenolic antioxidants-effect of ortho-substituents. Polymer Degradation and Stability, 67(June 1999), 313–318. https://doi.org/10.1016/S0141-3910(99)00132-9

Oresajo, C., Pillai, S., Manco, M., Yatskayer, M., & McDaniel, D. (2012). Antioxidants and the skin: understanding formulation and efficacy. Dermatologic Therapy, 25, 252–9. https://doi.org/10.1111/j.1529-8019.2012.01505.x

Osterwalder, U., & Herzog, B. (2010). The long way towards the ideal sunscreen - Where we stand and what still needs to be done. Photochemical and Photobiological Sciences, 9(4), 470–481. https://doi.org/10.1039/b9pp00178f

Parrish, J. A., Jaenicke, K. F., & Anderson, R. R. (1982). Erythema and melanogenesis action spectra of normal human skin. Photochemistry and Photobiology, 36(2), 187–191. https://doi.org/10.1111/j.1751-1097.1982.tb04362.x

Pfeifer, G. P., & Besaratinia, A. (2012). UV wavelength-dependent DNA damage and human non-melanoma and melanoma skin cancer. Photochemical and Photobiological Sciences, 11(1), 90–97. https://doi.org/10.1039/c1pp05144j

Qian, Y., Qiu, X., & Zhu, S. (2015). Lignin: A nature-inspired sun blocker for broadspectrum Sunscreens. Green Chemistry, 17(1), 320–324. https://doi.org/10.1039/c4gc01333f

Rao, G. N., Janardhana, C., Ramanathan, V., Rajesh, T., & Kumar, P. H. (2006). Photochemical dimerization of dibenzylideneacetone. A convenient exercise in [2+2] cycloaddition using chemical ionization mass spectrometry. Journal of Chemical

Education, 83(11), 1667. https://doi.org/10.1021/ed083p1667 Reis, J. S., Corrêa, M. A., Chung, M. C., & Dos Santos, J. L. (2014). Synthesis, antioxidant

and photoprotection activities of hybrid derivatives useful to prevent skin cancer. Bioorganic and Medicinal Chemistry, 22(9), 2733–2738. https://doi.org/10.1016/j.bmc.2014.03.017

Sayre, R. M., Agin, P. P., Le Vee, G. J., & Marlowe, E. (1979). A Comparison of in vivo and in vitro testing of sunscreening formulas. Photochemistry and Photobiology, 29, 559–566. https://doi.org/10.1111/j.1751-1097.1979.tb07090.x

Schwarzer, A., & Weber, E. (2014). Photochemical dimerization of a fluorinated dibenzylideneacetone in chloroform solution. Acta Crystallographica Section C:

Structural Chemistry, 70(2), 202–206. https://doi.org/10.1107/S2053229613034232 Sedighi, V., Azerang, P., & Sardari, S. (2015). Antimycobacterial evaluation of novel [4,5-

dihydro-1H-pyrazole-1-carbonyl]pyridine derivatives synthesized by microwave-mediated Michael addition. Drug Testing and Analysis, 7(6), 550–554. https://doi.org/10.1002/dta.1712

Shaath, N. A. (2005). The chemistry of ultraviolet filters. In N. A. Shaath (Ed.), Sunscreens:

Regulations and commercial development (third, pp. 217–238). Boca raton: Tailor & Francis Group.

Shang, Y. J., Jin, X. L., Shang, X. L., Tang, J. J., Liu, G. Y., Dai, F., … Zhou, B. (2010). Antioxidant capacity of curcumin-directed analogues: Structure-activity relationship and influence of microenvironment. Food Chemistry, 119(4), 1435–1442. https://doi.org/10.1016/j.foodchem.2009.09.024

Shin, D., Song, D., Jung, K., & Moon, J. (2001). Photochemical transformation of chalcone derivatives. Journal of Photoscience, 8, 9–12.

Shindo, Y., Horie, K., & Mita, I. (1984). Photoisomerization of ethyl cinnamate in dilute solutions. Journal of Photochemistry, 26(2–3), 185–192. https://doi.org/10.1016/0047-

Page 39: LAPORAN TAHUN TERAKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULA filelaporan tahun terakhir penelitian dosen pemula judul sintesis senyawa turunan dibenzilidenaseton dari vanilin ... dan esterifikasi

31

2670(84)80037-4 Sklar, L. R., Almutawa, F., Lim, H. W., & Hamzavi, I. (2013). Effects of ultraviolet radiation,

visible light, and infrared radiation on erythema and pigmentation: A review. Photochemical and Photobiological Sciences, 12(1), 54–64. https://doi.org/10.1039/c2pp25152c

Song, D. M., Jung, K. H., Moon, J. H., & Shin, D. M. (2003). Photochemistry of chalcone and the application of chalcone-derivatives in photo-alignment layer of liquid crystal display. Optical Materials, 21(1–3), 667–671. https://doi.org/10.1016/S0925-3467(02)00220-3

Svobodová, A., Psotová, J., & Walterová, D. (2003). Natural phenolics in the prevention of UV-induced skin damage. A review. Biomedical Papers of the Medical Faculty of the

University Palacký, Olomouc, Czechoslovakia, 147(2), 137–145. https://doi.org/10.5507/bp.2003.019

Todorova, I. T., Batovska, D. I., Stamboliyska, B. A., & Parushev, S. P. (2011). Evaluation of the radical scavenging activity of a series of synthetic hydroxychalcones towards the DPPH radical. Journal of the Serbian Chemical Society, 76(4), 491–497. https://doi.org/10.2298/JSC100517043T

Tolbert, S. H., McFadden, P. D., & Loy, D. A. (2016). New hybrid organic/inorganic polysilsesquioxane-silica particles as sunscreens. ACS Applied Materials and Interfaces, 8(5), 3160–3174. https://doi.org/10.1021/acsami.5b10472

Velasco, M. V. R., Sarruf, F. D., Salgado-Santos, I. M. N., Haroutiounian-Filho, C. A., Kaneko, T. M., & Baby, A. R. (2008). Broad spectrum bioactive sunscreens. International Journal of Pharmaceutics, 363(1–2), 50–57. https://doi.org/10.1016/j.ijpharm.2008.06.031

Volf, I., Ignat, I., Neamtu, M., & Popa, V. I. (2014). Thermal stability, antioxidant activity, and photo-oxidation of natural polyphenols. Chemical Papers, 68(1), 121–129. https://doi.org/10.2478/s11696-013-0417-6

Wang, Y., Xiao, J., Zhou, H., Yang, S., Wu, X., Jiang, C., … Liang, G. (2011). A novel monocarbonyl analogue of curcumin, (1E,4E)-1,5-bis(2,3-dimethoxyphenyl)penta-1,4-dien-3-one, induced cancer cell H460 apoptosis via activation of endoplasmic reticulum stress signaling pathway. Journal of Medicinal Chemistry, 54(11), 3768–3778. https://doi.org/10.1021/jm200017g

Wei, X., Du, Z. Y., Zheng, X., Cui, X. X., Conney, A. H., & Zhang, K. (2012). Synthesis and evaluation of curcumin-related compounds for anticancer activity. European Journal of

Medicinal Chemistry, 53, 235–245. https://doi.org/10.1016/j.ejmech.2012.04.005 Wirth, C., Buchholz, H., & Carola, C. (2008). US 2008/0199414A1. Wu, Y., Matsui, M. S., Chen, J. Z. S., Jin, X., Shu, C. M., Jin, G. Y., … Li, Y. H. (2011).

Antioxidants add protection to a broad-spectrum sunscreen. Clinical and Experimental

Dermatology, 36(2), 178–187. https://doi.org/10.1111/j.1365-2230.2010.03916.x Xie, J., & Schaich, K. M. (2014). Re-evaluation of the 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl free

radical (DPPH) assay for antioxidant activity. Journal of Agricultural and Food

Chemistry, 62(19), 4251–4260. https://doi.org/10.1021/jf500180u Yutani, R., Kikuchi, T., Teraoka, R., & Kitagawa, S. (2014). Efficient delivery and

distribution in skin of chlorogenic acid and resveratrol induced by microemulsion using sucrose laurate. Chemical and Pharmaceutical Bulletin, 62(3), 274–280. https://doi.org/10.1248/cpb.c13-00820

Page 40: LAPORAN TAHUN TERAKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULA filelaporan tahun terakhir penelitian dosen pemula judul sintesis senyawa turunan dibenzilidenaseton dari vanilin ... dan esterifikasi

32

8 LAMPIRAN 1. Instrumen

1. NMR, JEOL ECA 500 (1H (500 MHz) dan

13C (125 MHz)) (Institut Teknologi

Bandung)

2. FTIR, Bruker Alpha II (Universitas Esa Unggul)

Page 41: LAPORAN TAHUN TERAKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULA filelaporan tahun terakhir penelitian dosen pemula judul sintesis senyawa turunan dibenzilidenaseton dari vanilin ... dan esterifikasi

33

3. Spektrofotometer UV-Vis, Jasco V-730 (Universitas Esa Unggul)

Page 42: LAPORAN TAHUN TERAKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULA filelaporan tahun terakhir penelitian dosen pemula judul sintesis senyawa turunan dibenzilidenaseton dari vanilin ... dan esterifikasi

34

9 LAMPIRAN 2. Tenaga Pelaksana Penelitian

No

Nama

dengan

Gelar

Jenis

Kelamin Instansi Keahlian

Alokasi Waktu

(jam/minggu)

Tugas dalam

Penelitian

1. Harizal, S. Pd., M.Sc

Pria FIKES UEU

Kimia Organik Sintesis

20 Koordinator peneliti, penanggung jawab, dan pelaksana kegiatan sintesis senyawa dan karakterisasinya

2. Ariyo Prabowo Hidayanto, S.T., M.Si

Pria FIKES UEU

Bioproses 20 Penanggung jawab kegiatan analisis uji tabir surya dan antioksidan senyawa