upaya peningkatan pembelajaran lompat jauh …/upaya-peningkatan...penulis lain telah disebutkan...

73
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK DENGAN PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KEBONDALEM KECAMATAN BAWANG KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : SUMPENO NIM. : X 4711198 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012

Upload: hacong

Post on 13-Aug-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK DENGAN PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KEBONDALEM KECAMATAN BAWANG

KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Oleh :

SUMPENO NIM. : X 4711198

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK DENGAN PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KEBONDALEM KECAMATAN BAWANG

KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh:

SUMPENO NIM. : X 4711198

Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang betanda tangan di bawah ini:

Nama : SUMPENO

NIM : X 4711198

Jurusan/Program Studi : JPOK/Penjaskesrek

Menyatakan bahwa Skripsi saya berjudul ”UPAYA PENINGKATAN

PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK DENGAN

PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1

KEBONDALEM KECAMATAN BAWANG KABUPATEN

BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2011/2012” ini benar-benar

merupakan hasil karya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari

penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skipsi ini hasil

jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Juli 2012 Yang membuat pernyataan

SUMPENO NIM. X 4711198

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Surakarta, Juli 2012

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Mulyono, MM. Drs. Sarjoko Lelono, M.Kes. NIP. 19510809 197611 1 001 NIP. 19600119 198503 1 007

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan.

Hari :

Tanggal :

Tim Penguji Skripsi:

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Sunardi, M.Kes. ................................

Sekretaris : Sri Santoso Sabarini, S.Pd. M.Or. ................................

Anggota 1 : Drs. Mulyono, MM. ................................

Anggota 2 : Haris Nugroho, S.Pd.M.Or. ................................

Disahkan oleh: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta A.n. Dekan Pembantu Dekan I Prof. Dr.rer.nat. H. Sajidan, M.Si. NIP. 19660415 199103 1 002

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

Sumpeno, UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK DENGAN PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KEBONDALEM KECAMATAN BAWANG KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli 2012.

Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar Lompat Jauh Gaya

Jongkok pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 1 Kebondalem Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012.

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam 2 siklus, masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Setiap siklus meliputi perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Metodologi tujuan menggunakan lembar observasi aktivitas dan hasil belajar siswa.

Berdasarkan penelitian diperoleh hasil sebagai berikut: hasil belajar siswa selama proses pembelajaran dari pratindakan ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan. Nilai rata-rata yang dicapai pada pra tindakan 65.39, siswa yang mengalami ketuntasan belajar 8 siswa (34.78%) sedangkan yang belum tuntas 15 siswa (65.22%), Nilai rata-rata pada siklus I sebesar 73.52, siswa yang mengalami ketuntasan belajar mencapai 14 siswa (60.86%) sedangkan yang belum tuntas belajar 9 siswa (39.14%) dari 23 siswa. Pada siklus II perolehan nilai rata-rata 82.52, siswa yang mengalami ketuntasan belajar mencapai 21 siswa (91.30%) sedangkan yang belum tuntas belajar 2 siswa (8.70%) dari 23 siswa. Ketuntasan belajar siswa 91.30% melebihi indikator keberhasilan, yaitu ketuntasan belajar 80%.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa penerapan pendekatan bermain dapat meningkatkan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Kebondalem Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara tahun pelajaran 2011/2012. Kata Kunci: Atletik, Lompat Jauh Gaya Jongkok, Pendekatan Bermain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

MOTTO

* Kita berdoa kalau kesusahan dan membutuhkan sesuatu,

Mestinya kita juga berdoa dalam kegembiraan besar dan Saat rejeki melimpah (Khalil Gibran)*

* Kesakitan membuat anda berpikir.

Pikiran membuat anda bijaksana. Kebijaksanaan membuat kita bisa bertahan hidup (John Pettrick)*

* Orang yang tidak pernah jatuh itu biasa,

Tetapi orang yang setiap jatuh sanggup bangun kembali Itulah yang luar biasa. (Mirabeau)*

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSEMBAHAN

Teriring syukur pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk:

Ø ”SD Negeri 1 Kebondalem UPT. Dindikpora Kecamatan Bawang

Kabupaten Banjarnegara”

Ø ”Istri Tercinta”

Yang selalu mendukung dan memberi semangat

Ø ”Anak-anakku Tersayang”

Sumber inspirasi dan motivasiku

Ø ”Keluarga besar, sahabat, dan teman-teman sejawat”

Yang selalu memberikan bantuan pemikiran kepada penulis

Ø ”Teman-teman se-angkatan program PPKHB S.1 Penjaskesrek 2011”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Berkat Rahmat Allah Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan laporan penelitian tindakan

kelas dengan judul ”Upaya Peningkatan Pembelajaran Lompat Jauh Gaya

Jongkok Dengan Pendekatan Bermain Pada Siswa Kelas IV SD Negeri

1 Kebondalem Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran

2011/2012” yang merupakan salah satu syarat tugas akhir Program Pendidikan

Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam menyusun laporan ini, tidak lepas dari bantuan pihak-pihak yang

terkait. Peneliti mendapatkan bantuan, saran dan kritik yang sangat membangun

sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik. Untuk itu, peneliti

mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya Kepada:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta;

2. Drs. Mulyono, M.M., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan

Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta Sekaligus Dosen Pembimbing I dalam Penyusunan Penelitian

Tindakan Kelas (PTK);

3. Waluyo, S.Pd. M.Or., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani,

Kesehatan dan Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

4. Drs. Sarjoko Lelono, M. Kes., selaku Dosen Pembimbing II dalam

Penyusunan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

5. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olaharaga Kabupaten Banjarnegara

6. Kepala UPT Dindikpora Kecamatan Bawang

7. Kepala SDN 1 Kebondalem yang telah memberikan tempat penelitian

8. Para Guru Sekolah Dasar Negeri 1 Kebondalem yang turut membantu dalam

penelitian ini.

Penulis hanya bisa mendoakan kepada berbagai pihak yang telah

membantu dalam penyusunan skripsi ini, semoga semua amal ibadahnya diterima

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

oleh Allah SWT. Harapan penulis, semoga Penelitian Tindakan Kelas ini dapat

bermanfaat bagi kemajuan dunia pendidikan Indonesia, khususnya di Sekolah

Dasar Negeri 1 Kebondalam Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara, juga

kepada para pembaca sekalian.

Kebondalem, Juli 2012

Penulis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ............................................................................................................... i

PENGAJUAN .................................................................................................... ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ......................................................... iii

PERSETUJUAN ................................................................................................ iv

PENGESAHAN ................................................................................................. v

ABSTRAK ......................................................................................................... vi

MOTTO ............................................................................................................. vii

PERSEMBAHAN .............................................................................................. viii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belaang Masalah ................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................ 4

C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori ............................................................................ 6

1. Hakikat Pendidikan Jasmani .................................................. 6

2. Hakikat Belajar Gerak ............................................................ 7

3. Tinjauan Tentang Permainan ................................................. 10

4. Pendekatan Bermain dalam Pembelajaran Atletik ................. 13

5. Pembelajaran Lompat Jauh melalui Permainan ..................... 14

6. Teknik Lompat Jauh Gaya Jongkok....................................... 14

B. Kerangka Berpikir ....................................................................... 16

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 18

B. Subyek Penelitian ........................................................................ 19

C. Sumber Data ................................................................................ 19

D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 19

E. Uji Validitas Data ........................................................................ 20

F. Teknik Analisa Data .................................................................... 22

G. Prosedur Penelitian ...................................................................... 22

H. Indikator keberhasilan Tindakan ................................................. 34

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pra Tindakan ...................................................................... 35

B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus ......................................... 37

1. Hasil Tindakan Siklus I .......................................................... 37

a. Tahap Rancangan Tindakan (Planning) .......................... 37

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting) ............................ 37

c. Tahap Pengamatan Tindakan (Observing) ...................... 42

d. Tahap Refleksi (Reflecting) ............................................. 45

2. Hasil Tindakan Siklus II ........................................................ 46

a. Tahap Rancangan Tindakan (Planning) .......................... 46

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting) ............................ 46

c. Tahap Pengamatan Tindakan (Observing) ...................... 49

d. Tahap Refleksi (Reflecting) ............................................. 52

C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus ................................. 52

D. Pembahasan ................................................................................. 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .................................................................................. 57

B. Implikasi ...................................................................................... 57

C. Saran ............................................................................................ 58

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 59

LAMPIRAN-LAMPIRAN................................................................................. 61

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1. Jadwal Penelitian Tindakan Kelas ............................................................. 18

3.2. Teknik dan Alat Pengumpulan Data .......................................................... 20

3.3. Prosentase Target Capaian ........................................................................ 34

4.1. Data Hasil Belajar Siswa Pada Studi Pra Tindakan ................................... 35

4.2. Hasil Observasi Peserta Didik dalam Pembelajaran Siklus I ..................... 43

4.3. Perolehan Nilai Ulangan Harian Siklus I ................................................... 44

4.4. Hasil Observasi Peserta Didik Dalam Pembelajaran Siklus II .................. 50

4.5. Perolehan Nilai Ulangan Harian Siklus II.................................................. 51

4.6. Peningkatan Ketuntasan Siswa pada Pembelajaran Lompat Jauh Gaya

Menggantung dari Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II ............................ 53

4.7. Peningkatan hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Menggantung dari

Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II ......................................................... 54

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 Diagram Daur Penelitian Tindakan Kelas ............................................... 22

3.2 Bagan Alur Proses Perbaikan Pembelajaran ............................................ 23

4.1. Grafik Ketuntasan Belajar Pra Tindakan .................................................. 36

4.2. Grafik Ketuntasan Belajar Siklus I ........................................................... 45

4.3. Grafik Ketuntasan Belajar Siklus II .......................................................... 51

4.4. Grafik Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa dari PraSiklus,

Siklus I, dan Siklus II ............................................................................... 53

4.5. Grafik Peningkatan Perolehan Nilai Rata-Rata Kelas dan Pratindakan,

Siklus I, dan Siklus II ............................................................................... 55

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan 1 ........................... 61

2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan 2 ........................... 73

3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan 1.......................... 85

4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan 2.......................... 97

5. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 1 ........................... 109

6. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 2 ........................... 111

7. Rekapitulasi Observasi Terhadap Aktifitas Siswa Siklus I ........................... 113

8. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 1 .......................... 114

9. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 2 ......................... 116

10.Rekapitulasi Observasi Terhadap Aktifitas Siswa Siklus II ......................... 118

11.Data Nilai Hasil Belajar Siswa Pra Siklus .................................................... 119

12. Data Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I ....................................................... 120

13. Data Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II ...................................................... 121

14.Surat Permohonan Ijin Penelitian ................................................................. 122

15.Surat Pemberian Ijin Penelitian..................................................................... 123

16.Surat Keterangan Penelitian .......................................................................... 124

17. Foto Kegiatan ............................................................................................... 125

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem

pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani

harus diarahkan pada pencapaian tujuan tersebut. Tujuan pendidikan jasmani

bukan hanya mengembangkan ranah jasmani, tetapi juga mengembangkan aspek

kesehatan, kebugaran jasmani, ketrampilan berpikir kritis, stabilitas emosional,

ketrampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui aktivitas jasmani dan

olahraga.

Pendidikan jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan

motorik, kemampuan fisik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai

(sikap-mental-emosional-spiritual dan sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat

yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang

seimbang. Pendidikan jasmai mempunyai peran yang sangat penting dalam

mengintensifkan penyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan

manusia yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan jasmani memberikan

kesempatan pada siswa untuk terlibat langsung dalam anela pengalaman belajar

melalui aktivitas jasmani, bermain dan berolahraga yang dilakukan secara

sistematis, terarah dan terencana.

Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani guru harus dapat

mengerjakan berbagai ketrampilan gerak dasar, teknik dan strategi

permainan/olahraga, dan nilai-nilai sportifitas, jujur, kerja sama dan lain-lain.

Pelaksanaannya bukan melalui pengajaran konvensional di dalam kelas yang

bersifat kajian teoritis saja, tetapi melibatkan unsur fisik mental, intelektual,

emosional dan sosial. Aktivitas yang diberikan dalam pengajaran harus

mendapatkan sentuhan dikdakdik-metodik, sehingga aktivitas yang dilakukan

dapat mencapai tujuan pengajaran. Melalui pendidikan jasmani diharapkan siswa

dapat memperoleh berbagai pengalaman untuk mengungkapkan kesan pribadi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

yang menyenangkan, kreatif, inovatif, terampil, meningkatkan dan memelihara

kesegaran jasmani serta pemahaman terhadap gerak manusia.

Namun kenyataan di lapangan masih banyak kendala dalam menerapkan

kurikulum, hal ini disebabkan karena belum adanya sosialisasi secara menyeluruh

di jajaran pendidikan sehingga masih banyak perbedaan penafsiran tentang

pendidikan jasmani utamanya dalam pembagian waktu jam pelajaran. Adanya

ruang lingkup mata pelajaran pendidikan jasmani dalam kurikulum 2004

sebenarnya sangat membantu pengajar pendidikan jasmani dalam mempersiapkan,

melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan siswa. Adapun ruang lingkup

pendidikan jasmani meliputi aspek permainan dan olahraga, aktivitas

pengembangan, uji diri/senam, aktivitas ritmik, akuatik dan pendidikan luar

sekolah. Sesuai dengan karakteristik siswa sekolah dasar kebanyakan dari mereka

cenderung masih suka bermain, untuk itu harus mampu mengembangkan

pembelajaran yang efektif, di samping harus memahami dan memperhatikan

karakteristik dan kebutuhan siswa.

Dalam proses pembelajaran tercapainya tujuan merupakan hal yang

penting, namun tidak semudah itu, perlu adanya persiapan yang matang. Karena

kurang proses pembelajaran yang kurang persiapan matang, tidak akan

menghasilkan pembelajaran yang baik. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti

mencoba, merefleksi diri dan mencoba mengidentifikasi masalah yang timbul

dalam proses pembelajaran.

Atletik merupakan salah satu cabang olah raga yang mempergunakan

aktifitas berjalan, berlari, melompat, dan melempar. Oleh sebab itu atletik disebut

juga sebagai induk dasar dari cabang olah raga. Atletik adalah cabang olah raga

yang dapat dilakukan oleh semua orang mulai dari anak-anak yang berusia muda

maupun orang yang telah lanjut usia. Atletik dapat dikatakan olah raga yang

sangat mudah dan dapat dilaksanakan dimana saja dan dapat pula dilakukan

secara masal maupun perorangan. Atletik terdiri dari beberapa nomor, yaitu :

nomor jalan, lari, lempar dan lompat. Salah satu nomor lompat adalah lompat

jauh. Lompat jauh merupakan gerakan yang dimulai dengan awalan lari,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

tumpuan, melayang di udara dan mendarat dengan kedua kaki secara bersam-

sama.

Lompat jauh memiliki tiga macam gaya, yaitu : gaya jongkok, gaya

menggantung (schnepper) dan gaya berjalan di udara. Hal ini sesuai dengan

pendapat Tamsir Riyadi (1982-86). Perlu diketahui bahwa yang menyebabkan

adanya perbedaan dari ketiga gaya tersebut sebenarnya hanya terletak pada saat

melayang di udara saja.

Lompat jauh merupakan pembelajaran cabang atletik yang kurang

diminati oleh siswa. Hal ini terlihat dari kurangnya antusias siswa dalam

mengikuti pembelajaran atletik. Kurangnya antusias siswa dapat disebabkan oleh

beberapa faktor, diantaranya penyajian materi yang kurang variatif sehingga

menyebabkan siswa malas dalam mengikutinya. Pembelajaran atletik hanya

dikenalkan sebagian kecil atau sekilas, pembelajaran hanya berorientasi pada

pembelajaran teknik, setelah itu pembelajaran dilanjutkan kegiatan yang lain,

misalnya bermain sepak bola. Keadaan semacam ini sering terjadi apabila

pembelajaran teknik sudah selesai, sehingga orientasi siswa tidak tertuju kepada

materi pembelajaran (atletik), tetapi pada bermain sepak bola dan akibatnya

kurang baik bagi cabang atletik. Pada pembelajaran atletik terkesan kurang tuntas.

Peneliti mengamati pada saat pembelajaran atletik khususnya nomor

lompat jauh gaya menggantung siswa kurang antusias dalam mengikutinya, baik

siswa putra maupun siswa putri. Keadaan semacam ini menjadikan masalah agar

bagaimana caramnya pembelajaran lompat jauh dapat berjalan dengan baik dan

meningkat. Karena dengan keadaan yang demikian, tujuan pembelajaran pun pasti

belum tercapai. Setelah melakukan pengamatan, hal ini disebabkan oleh

pembelajaran yang monoton atau pembelajaran yang berorientasi pada

pembelajaran teknik, tidak adanya unsur bermain dalam penyajian materi

pembelajaran.

Sejalan dengan hal itu, peneliti mencoba pembelajaran dengan pendekatan

bermain. Pendekatan bermain dapat berbentuk macam-macam permainan

melompat dan meloncat, ini dikarenakan teknik yang utama pada teknik lompat

jauh adalah teknik melompat. Pendekatan bermain diharapkan menjadi daya tarik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

tersendiri terhadap materi pembelajarn lompat jauh, sehingga siswa lebih siap dan

termotivasi dalam mengikuti pembelajaran, dan dengan kata lain tujuan

pembelajarannya pun akan tercapai.

Dari hasil refleksi diri, diskusi dengan kepala sekolah dan teman sejawat

untuk ikut membantu melakukan identifikasi kekurangan dalam proses

pembelajaran yang menjadi faktor penyebab rendahnya keaktifan belajar siswa

antara lain: 1). Siswa pasif dalam mengikuti pelajaran, 2) Motivasi belajar rendah,

3) Daya serap siswa belum maksimal, 4) Siswa kurang merespon materi pelajaran.

Berdasarkan uraian di atas, permasalahan tidak meluas maka peneliti

membatasi masalah yaitu pendekatan bermain pembelajaran lompat jauh gaya

Jongkok siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 1 Kebondalem Kecamatan

Bawang Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012. Pendekatan

bermain sebagai variasi pembelajaran dan diharapkan dapat meningkatkan hasil

belajar siswa.

B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah dengan model bermain dapat meningkatkan hasil belajar

lompat jauh gaya jongkok siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 1 Kebondalem

Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar lompat jauh

gaya Jongkok siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 1 Kebondalem Kecamatan

Bawang Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Guru Penjaskes

a. Sebagai bahan pertimbangan dan pedoman untuk membina siswa dalam

cabang olahraga lompat jauh gaya jongkok

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

b. Sebagai bahan pertimbangan dalam mengajar, khususnya dalam mata

pelajaran Penjaskes dalam cabang lompat jauh gaya jongkok.

c. Sebagai pedoman dalam membina kegiatan ekstrakurikuler.

2. Bagi Siswa

a. Menyadari bahwa pembelajaran lompat jauh gaya jongkok itu dapat

menigkatkan belajar siswa

b. Menyadari bahwa nilai penjaskes itu ternyata sama pentingnya dengan

nilai mata pelajaran yang lain

c. Menyadari kalau kita bersungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran

itu akan menghasilkan yang terbaik.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Hakikat Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas

jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan

ketrampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat, sikap sportif dan

kecerdasan emosi (KTSP, 2006: 1996).

Sukintoko(1995: 130) menyatakan bahwa pendidikan jasmani merupakan

proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungan yang dikelola melalui

aktivitas jasmani secara sistematik menuju pembentukan manusia seutuhnya.

Ratal Wirjasantosa (1984: 25) bahwa pendidikan jasmani adalah pendidikan yang

menggunakan jasmani, sebagai titik pangkal: mendidik anak dan anak dipandang

sebagai suatu kesatuan jiwa dan raga. Sedangkan menurut Aip Syarifudin dan

Muhadi (1992: 4), Pendidikan Jasmani adalah suatu proses melalui aktivitas

jasmani, yang dirancang dan disusun secara sistematik, untuk merangsang

pertumbuhan dan perkembangan, meningkatkan kemampuan dan ketrampilan

jasmani, kecerdasan dan pembentukan watak, serta nilai dan sikap yang positif

bagi setiap warga negara dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

Bandi Utama (2005: 75), mengatakan bahwa pendidikan jasmani mengandung dua pengertian pendidikan untuk jasmani dan pendidikan melalui aktivitas jasmani. Pendidikan untuk jasmani mengandung pengertian bahwa jasmani merupakan tujuan akhir dari proses pendidikan dengan mengabaikan aspek yang lain, sedangkan pendidikan melalui aktivitas jasmani mengandung pengertian bahwa tujuan pendidikan dapat dicapai melalui aktivitas jasmani. Tujuan pendidikan dalam hal ini adalah tujuan pendidikan pada umumnya, yaitu : aspek fisik, psikis dan sosial atau psikomotor, kognitif dan afektif.

Berdasarkan berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran yang melalui aktivitas

jasmani yang dilakukan secara sistematik untuk meningkakan kebugaran jasmani,

ketrampilan gerak, pengetahuan kesehatan, perilaku hidup sehat dan kecerdasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

emosi. Proses pembelajaran penjas yang efektif dapat meningkatkan pertumbhan

dan perkembangan seluruh ranah, jasmani, kognitif, dan efektif setiap siswa.

2. Hakikat Belajar Gerak

a. Pengertian Belajar

Sri Rumini, dkk (1993: 59) mengemukakan, belajar adalah suatu

proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku yang relatif menetap, baik yang diamati maupun tidak dapat

diamati secara langsung, yang terjadi sebagai suatu hasil latihan atau

pengalaman dalam interaksinya dengan lingkungan.

Lebih lanjut Wasty Soemanto (1998: 104) mengemukakan bahwa

belajar adalah suatu proses dasar perkembangan hidup manusia, manusia

melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya

berkembang.

Menurut Reber (Dalam Sugihartono, dkk 207: 74) mendefinisikan

belajar dalam dua hal, pertama, belajar sebagai proses memperoleh

pengetahuan dan kedua, belajar sebagai perubahan kemampuan bereaksi yang

relatif langgeng sebagai hasil latihan. Sejalan dengan pendapat sebelunya

Oemar Hamalik (200: 29) mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses,

belajar bukan suatu tujuan tetapi merupakan suatu proses untuk mencapai

tujuan, jadi merupakan langkah-langkah atau prosedur yang harus ditempuh.

Menurut Sugihartono, dkk (2007: 74) mengatakan bahwa belajar

merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu dengan

lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Belajar merupakan

suatu perubahan dimana perubahan itu untuk memenuhi kebutuhannya yang

disesuaikan dengan lingkungannya.

Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

belajar merupakan suatu proses dari perkembangan hidup manusia, dengan

belajar manusia melakukan perubahan-perubahan dalamn hidupnya, dengan

belajar manusia melakukan perubahan-perubahan dalam hidupnya, aktivitas

dan prestasi dalamn hidup manusia merupakan hasil dari belajar. Profesi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

seorang berdasarkan apa yang dipelajari, belajar merupakan suatu proses,

bukan suatu hasil, karena itu belajar berlangsung secara aktif dan

berkelanjutan dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan.

b. Ciri-Ciri Perilaku Belajar

Tidak semua tingkah laku dikategorikan belajar atau aktivitas belajar.

Adapun tingkah laku yang dikategorikan belajar menurut Sugihartono, dkk

207: 74-76), mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1) Perubahan tingkah laku terjadi secara sadar

Suatu perilaku digolongkan sebagai aktivitas belajar apabila pelaku

menyadari terjadinya perubahan atau sekurang-kurangnya merasakan

adanya suatu perubahan dalam dirinya, misalnya menyadari pengetahuan

bertambah. Sebaliknya perubahan tingkah laku yang terjadi karena mabuk

atau tidak sadar tidak termasuk dalam pengertian belajar.

2) Perubahan bersifat kontinu dan fungsional

Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara

berkesinambungan dan tidak serius. Suatu perubahan yang terjadi akan

menyebabkan perubahan berikutnya dan selanjutnya akan berguna bagi

kehidupan atau proses belajar berikutnya. Misalkan: seorang anak belajar

membaca, maka ia akan mengalami perubahan dari tidak dapat membaca

menjadi dapat membaca. Perubahan ini akan berlangsung terus sampai

kecakapan membacanya menjadi cepat dan lancar.

3) Perubahan bersifat permanen

Perubahan yang terjadi karena belajar bersifat atau permanent. Misalkan

kecakapan seseorang anak dalam bermain sepeda setelah belajar tidak

akan hilang begitu saja, bahkan akan berkembang bila terus digunakan

dan dilatih.

4) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah

Perubahan tingkah laku dalam belajar mensyaratkan adanya tujuan yang

akan dicapai oleh pelaku belajar dan terarah pada perubahan tingkah laku

yang benar-benar disadari. Misalkan seorang belajar mengetik,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

sebelumnya sudah menetapkan apa yang dapat dicapai dengan belajar

mengetik.

5) Perubahan menyangkut semua aspek tingkah laku

Perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui proses belajar

meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Perubahan dalam hal

sikap, ketrampilan, pengetahuan dan sebagainya.

c. Pengertian dan Batasan Belajar Gerak

Menurut Rusli Lutan (1999: 57) bahwa belajar gerak meliputi tiga tahap. Pertama tahap orientasi, yakni penguasaan informasi. Kedua, tahap pemantapan gerak melalui latihan berdasarkan informasi yang diperoleh. Ketiga, tahap otomatisasi, yaitu ketrampilan itu dapat dilakukan secara otomatis.

Menurut Schmidt (dalam Amung Mamun dan Yudha M. Saputra, 2000: 45), mengatakan bahwa belajar gerak adalah suatu rangkaian proses yang berhubungan dengan latihan atau pengalaman yang mengarah pada terjadinya perubahan-perubahan yang relatif permanen dalam kemampuan seseorang untuk menampilkan gerakan-gerakan yang terampil.

Menurut Gagne (dalam Arie Asnaldi, 2008), mengatakan bahwa

belajar gerak adalah sebagai tingkah laku atau perubahan kecakapan yang

mampu bertahan dalam jangka waktu tertentu, dan bukan berasal dari proses

pertumbuhan.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat kita simpulkan bahwa belajar

gerak merupakan suatu proses yang didalamnya terjadi penyampaian

informasi, pemberian latihan dan perubahan yang terjadi akibat latihan relatif

permanen. Penyampaian informasi ini sebagai awal dari proses belajar gerak

atau sebagai dasar dari belajar gerak, penyampai informasi dalam belajar

derak dapat berupa penjelasan dan pemberian contoh gerakan.

Proses selanjutnya dari belajar gerak adalah pemberian latihan, dalam

hal ini tidak jauh berbeda dengan belajar pada umumnya, karena dalam

belajar pada umumnya pemberian pengalaman atau latihan lewat latihan-

latihan soal atau yang sifatnya teori, sedangkan pada belajar gerak prosesnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

tidak jauh berbeda melainkan latihan-latihan yang digunakan berupa praktik

atau yang berhubungan dengan gerak. Proses belajar gerak ini akan menuju

pada ketrampilan gerak atau penampilan gerakannya akan meningkat.

Proses kematangan dan pertumbuhan dapat meningkatkan

kemampuan seseorang tanpa melalui latihan, misalkan ketrampilan anak

dalam berlari, tanpa berlatih dalam hal yang sebenarnya, kemampuan berlari

akan berkembang dengan sendirinya karena adanya pengaruh kematangan.

Perubahan ketrampilan anak dalam hal ini bukan merupakan belajar gerak

karena perubahan tersebut bukan hasil dari hasil latihan.

Perubahan yang terjadi relatif permanen. Pemberian latihan atau

pengalamnan gerak ini akan masuk pada sistem memori otak, proses ini akan

menyebabkan perubahan yang relatif permanen. Kejadian semacam ini tidak

dapat diamati secara langsung, akan tetapi perubahan-perubahan yang terjadi

lewat penampilan geraknya dapat diamati secara langsung. Kemampuan

akibat latihan ini akan tersimpan dalam memori otak sehingga sewaktu-waktu

dibutuhkan akan dapat digunakan.

3. Tinjauan Tentang Permainan

a. Teori Permainan

1) Teori permainan dari sudut psikologi

Menurut Freud (dalam Zulkifli, 2005:40), permainan dari sudut psikologi

merupakan pernyataan nafsu-nafsu yang terdapat di daerah bawah sadar,

sumbernya berasal dari dorongan nafsu seksual.

2) Teori permainan dari sudut biologis

Menurut Montessori (dalam Zulkifli, 2005: 40), permainan merupakan

latihan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan kehidupan, juga dapat

dianggap sebagai latihan jiwa dan raga untuk kehidupan di masa yang

akan datang.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

3) Taori permainan dari sudut atavistis

Menurut Hackel (dalam Zulkifli, 2005: 39), aktibistis artinya kembali

kepada sifat-sifat nenek moyang di masa lalu. Dalam permainan timbul

bentuk-bentuk kelakuan seperti bentuk kehidupan yang pernah dialami

nenek moyang. Teori Atavistis diperkuat oleh suatu kenyataan bahwa ada

persamaan bentuk-bentuk permainan di seluruh dunia pada setiap waktu.

Teori ini tidak sesuai dengan kenyataan yang ada, masa sekarang ini anak-

anak lebih suka bermain-main dengan pistol-pistolan, mobil-mobilan, dan

model-model pesawat terbang.

4) Teori permainan sebagai alat pendidikan

Permainan dalam dunia anak dapat memberikan suatu kesenangan ataupun

kegembiraan, dalam bermain anak dapat bebas meluapkan emosi dan

tenaga yang berlebih dalam diri anak. Adanya unsur senang, gembira

dalam diri anak maka permainan dapat sebagai alat pendidikan. Untuk

lebih jelasnya teori permainan sebagai alat pendidikan. Dikemukakan

oleh para ahli sebagai berikut dalam Sukintaka, 1979: 9091): (a) Bigot

dkk, mengatakan bahwa permainan memberikan keputusan, kegembiraan

dan kebahagiaan dalam kehidupan anak dan akan menjadi alat pendidikan

yang sangat bernilai. (b) W. Rb, mengatakan bahwa permainan

mempunyai nilai pendidikan praktis. (c) Bucher, berpendapat permainan

yang telah lama dikenal oleh anakanak dan orang tua, laki-laki maupun

wanita, mampu menggerakkan untuk berlatih, gembira dan releks.

Permainan merupakan komponen pokok pada program pendidikan

jasmani. (d) Drijarkarta, mengatakan bahwa dorongan untuk bermain itu

ada pada setiap manusia, lebihlebih pada anak-anak atau remaja, oleh

sebab itu permainan dipergunakan untuk pendidikan.

Berdasarkan beberapa teori permainan di atas, bermain dapat digunakan

sebagai alat pendidikan. Bermain menumbuhkan rasa senang, rasa senang

pada peserta didik merupakan suasana pendidikan yang baik, dengan

adanya rasa senang memudahkan dalam mendidik dan mengarahkan anak

untuk mencapai tujuan pembelajaran.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Pembelajaan atletik pada umumnya pembelajaran yang kurang adanya

unsur permainan di dalamnya, keadaan semacam ini dapat menimbulkan

suatu kejenuhan dalam diri anak atau siswa. Kejenuhan ini dapat

berdampak pada pembelajaran sehingga siswa menjadi malas dalam

beraktivitas. Pemberian variasi pembelajaran berupa permainan-

permainan yang mengarah pada teknik yang akan dilaksanakan dapat

menjadi solusi. Misalnya pada pembelajaran atletik nomor lompat jauh

permainan yang digunakan berupa permainanpermainan yang

mengandung unsur melompat di dalamnya.

b. Fungsi Permianan

Permainan secara umum mempnyai fungsi tertentu, fungsi permianan

ini berhubungan dengan jasmaniah atau fisik dan rohaniah atau psikis.

Perkembangan dua unsur ini dapat berkembang selaras melalui aktivitas

berupa permainan. Fisik kaitannya dengan pertumbuhan dan perkembangan,

sedangkan psikis kaitannya dengan kejujuran dan emosi. Berikut ini fungsi

permainan dalam beberapa kategori:

1) Fungsi permainan terhadap perkembangan jasmaniah

Pengembangan jasmaniah dimaksudkan untuk meningkatkan kondisi fisik

2) Fungsi permainan terhadap pengembangan kejiwaan

Pengembangan jiwa dalam hal ini maksudnya adalah pengaruh olahraga

permainan tehadap terbentuknya sikap mental seperti : kepercayaan pada

diri sendiri, sportivitas, keseimbangan mental dan kepemimpinan

3) Fungsi permainan terhadap pengembangan sosial

Manusia adalah makhluk sosial. Melalui permainan interaksi antar teman,

masyarakat akan lebih lama.

Aktivitas permainan dapat berfungsi sebagai alat untuk bersosialisasi

dengan sesama atau interaksi dengan sekitar, dapat berfungsi sebagai alat

untuk meningkatkan kebugaran atau kesehatan dan melalui permainan sikap

mental akan terbentuk. Aktivitas permianan yang didasarkan pada rasa senang

akan lebih bermanfaat bagi yang melakukan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Pendekatan permainan dalam pembelajaran atletik mempunyai fungsi

tidak jauh berbeda dengan fungsi permainan secara umum, secara jasmaniah

dapat meningkatkan kekuatan, ketrampilan dan sebagainya, sedangkan dalam

rohaniah atau dalam hal ini sikap mental dapat menimbulkan rasa percaya diri,

rasa keberanian, rasa kebersamaan dan sebaginya. Gerakan-gerakan dalam

permainan ini merupakan gerakan dasar dari pembelajaran atletik khususnya

dalam lompat jauh dengan demikian dalam bermain siswa sudah belajar apa

yang akan dilakukan selanjutnya kaitannya dengan materi pembelajaran,

dengan demikian siswa diharapkan lebih termotivasi dalam pembelajaran dan

tidak begitu kesulitan dalam mengikuti pembelajaran.

4. Pendekatan bermain dalam pembelajaran atletik

Pembelajaran atletik terkesan dikalangan para siswa bahwa olahraga

atletik hanya berisi gerakan yang monoton atau tidak bervariasi, yang isinya

meliuti lari, lempar dan lompat, yang kurang menuntut tingkat ketrampilan yang

tinggi, namun melelahkan, sehingga unsur keriangan dan kegembiraan tidak

terungkap dalam pelaksanaan pembelajaran. Keadaan semacam ini menyebabkan

pembelajaran atletik dalam pendidikan jasmani kurang mendapat perhatian para

siswa.

Pendekatan bermain dalam pembelajaran atletik maksudnya adalah

penambahan unsur bermain dalam pembelajaran atletik. Bermain dalam hal ini

sebagai pendekatan ke teknik yang akan dilaksanakan atau permainannya

disesuaikan dengan materi yang akan dilaksanakan. Misalkan dalam materi lari,

contoh bermainnya adalah memindahkan benda ke tempat lain, berlari dengan

melewati ritangan dan sebagainya. Pendekatan permainan ini dapat dilakukan

dalam nomornomor atletik yang lain. Secara filosofis manusia mempunyai ciri

yang hakiki manusia sebagai makhluk bermain Hoo Ludens, sehingga diharapkan

siswa menjadi termotivasi dalam mengikuti pembelajaran atletik yang

menggunakan pendekatan bermain.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

5. Pembelajaran Lompat Jauh melalui Permainan

Pembelajaran lompat jauh dibagi dalam beberapa tahapan. Tahapan

tahapan dalam lompat jauh dapat memudahkan siswa dalam menyerap materi

lompat jauh. Tahapan lompat jauh ini dari gerakan yang sedehana ke gerakan

yang kompleks.

Langkah-langkah atau tahapan lompat jauh diantaranya:

a. Latihan awalan

b. Latihan menolak

c. Sikap saat badan melayang di udara

d. Sikap saat pendaratan

Setelah tahapan demi tahapan selesai maka dilakukan urutan gerakan

secara keseluruhan. Untuk lebih memotivasi siswa dalam melaksanakan tiap

tahapan dalam lompat jauh, pembelajaran lompat jauh ditambah unsur bermain,

bermain dalam hal ini permainan yang mengarah ke materi lompat jauh gaya

mengantung.

Tujuan dari permainan ini diharapkan meningkatkan sikap mental dan

juga kemampuan jasmani. Sikap mental dalam hal ini, memiliki rasa percaya diri,

memiliki keberanian, memiliki rasa kebersamaan dan meningkatkan semangat

dalam mengikuti pembelajaran lompat jauh gaya jongkok

6. Teknik Lompat Jauh Gaya Jongkok

Teknik merupakan rangkuman metode yang dipergunakan dalam

melakukan gerakan dalam suatu cabang olahraga. Teknik juga merupakan suatu

proses gerakan dan pembuktian dalam suatu cabang olahraga, atau dengan kata

lain teknik merupakan pelaksanaan suatu kegiatan secara efektif dan rasional yang

memungkinkan suatu hasil yang optimal dalam latihan atau perlombaan. Teknik

lompat jauh merupakan faktor yang sangat penting dan harus dikuasai seorang

atlet pelompat. Teknik lompat jauh terdiri dari beberapa bagian yang dalam

pelaksanaannya harus dirangkaikan secara baik dan harmonis.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Menurut Jonath U. Haag & Krempel R. (1987: 197) bahwa, "Lompat jauh

dapat dibagi ke dalam ancang-ancang, tumpuan, melayang dan mendarat".

Sedangkan Soegito (1992: 55) menyatakan, “Faktor-faktor yang sangat

menentukan untuk mencapai prestasi lompat jauh adalah awalan, tumpuan,

lompatan, saat melayang, dan pendaratan”.

Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan bahwa, teknik lompat

jauh terdiri empat tahapan yaitu awalan, tumpuan, melayang dan mendarat.

Keempat tahapan tersebut harus dikuasai dan harus dilakukan dengan harmonis

dan tidak terputus-putus agar dapat mencapai prestasi yang optimal. Untuk lebih

jelasnya keempat teknik lompat jauh gaya jongkok dapat diuraikan secara singkat

sebagai berikut:

d. Awalan

Awalan merupakan tahap pertama dalam lompat jauh. Tujuan

awalan adalah untuk mendapatkan kecepatan maksimal pada saat

akan melompat dan membawa pelompat pada posisi yang optimal

untuk tolakan. Awalan yang benar merupakan prasyarat yang harus dipenuhi,

untuk menghasilkan jarak lompatan yang sejauh-jauhnya.

e. Tumpuan

Tumpuan merupakan perubahan gerak datar ke gerak tegak atau ke atas

yang dilakukan secara cepat. Tumpuan dilakukan dengan cara yaitu,

sebelumnya pelompat sudah mempersiapkan diri untuk melakukan tolakan

sekuat-kuatnya pada langkah terakhir, sehingga seluruh tubuh terangkat ke

atas melayang di udara. Tolakan dilakukan dengan menolakkan salah satu

kaki untuk menumpu tanpa langkah melebihi papan tumpu untuk

mendapatkan tolakan ke depan atas yang besar.

f. Sikap melayang di udara

Sikap dan gerakan badan di udara sangat erat kaitannya dengan

kecepatan awalan dan kekuatan tolakan. Karena pada waktu lepas dari papan

tolak, badan si pelompat dipengaruhi oleh suatu kekuatan yang disebut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

“daya penarik bumi”. Daya penarik bumi ini bertitik tangkap pada suatu titik

yang disebut titik berat badan (T.B./center of gravity). Titik berat badan ini

letaknya kira-kira pada pinggang si pelompat sedikit di bawah pusar agak ke

belakang.

g. Pendaratan

Pendaratan merupakan tahap terakhir dari rangkaian gerakan lompat

jauh. Pendaratan merupakan prestasi yang dicapai dalam lompat jauh.

Mendarat dengan sikap dan gerakan yang efisien merupakan kunci pokok

yang harus dipahami oleh pelompat. Mendarat dengan sikap badan hampir

duduk dan kaki lurus ke depan merupakan pendaratan yang efisien. Pada

waktu mulai menyentuh pasir, pelompat memegaskan lutut dan menggeserkan

pinggang ke depan, sehingga badan bagian atas menjadi agak tegak dan

lengan mengayun ke depan.

B. Kerangka Berpikir

Proses pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah bisa berlangsung

dengan efektif dan optimal tergantung oleh beberapa faktor. Faktor tersebut antara

lain, dari guru, fasilitas dan metode mengajar. Metode adalah suatu cara dalam

menyampaikan materi pembelajaran.

Permainan dapat menjadi pendekatan materi pembelajaran, ini

dikarenakan permainan siswa secara tidak langsung belajar melakukan teknik

yang akan dilaksanakan dalam materi pembelajaran. Pendekatan permainan

dalam lompat jauh gaya jongkok diharapkan dapat mengoptimalkan

pembelajaran, siswa menjadi lebih aktif dan termotivasi dalam mengikuti

pembelajaran, dengan terbentuknya suasana ini tujuan dari pembelaaran

akan tercapai dengan mudah.

Penelitian ini memfokuskan pada upaya peningkatan pembelajaran

lompat jauh gaya menggantung dengan pendekatan bermain di SD Negeri 1

Kebondalem Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara. Hasil dari penelitian

ini ingin mengetahui ada atau tidaknya pengaruh pembelajaran lompat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

jauh gaya menggantung dengan pendekatan bermain, terhadap sikap siswa dalam

mengikuti pembelajaran, sikap siswa dalam hal ini antusias siswa, kegembiraan

siswa dan keaktifan siswa dalam melaksanakan tugas.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Peneliyian

1. Tempat Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan pada siswa kelas IV

SD Negeri 1 Kebondalem Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara.

2. Waktu Penelitian

Dengan beberapa pertimbangan, penulis menentukan penggunaan

waktu penelitian selama 4 bulan; yaitu dari tanggal 20 April sampai 10 Juli 2012.

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Tindakan Kelas

Kegiatan Penelitian BULAN

Apr Mei Juni Juli 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Persiapan Penelitian a. Koordinasi peneliti dengan kepala sekolah b. Diskusi dengan guru untuk mengidentifikasi

masalah pembelajaran dan merancang tindakan

c. Menyusun proposal penelitian d. Menyiapkan perangkat pembelajaran dan

instrumen penelitian (lembar observasi)

e. Mengadakan simulasi pelaksanaan tindakan 2. Pelaksanaan Tindakan a. Siklus I

- perencanaan - pelaksanaan tindakan - observasi - refleksi

b. Siklus II - perencanaan - pelaksanaan tindakan - observasi - refleksi

3. Analisis Data dan Pelaporan a. Analisis data (hasil tindakan 2 siklus) b. Menyusun laporan/skripsi c. Ujian dan revisi d. Penggandaan dan pengumpulan laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

3. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

Avction Research) yang dilakukan langsung oleh guru yang bersangkutan atau

peneliti. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yang setiap siklusnya

terdiri dari dua pertemuan.

B. Subjek Penelitian

Subjek penilaian adalah siswa kelas IV SD Negeri 1 Kebondalem

Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara pada semester 2 tahun pelajaran

2011/2012, sebanyak 23 siswa yang terdiri dari siswa laki-laki 10, dan siswa

perempuan 13.

C. Sumber Data

Dalam penelitian ini data diambil dari: (1) Siswa, untuk mendapat data

teknik lompat jauh gaya jongkok, (2) Guru, sebagai kolaborator untuk mendapat

data tentang peningkatan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok.

D. Teknik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari tes dan

observasi.

1. Tes dipergunakan untuk mendapatkan data tentang kemampuan siswa dalam

melakukan lompat jauh gaya menggantung yang dilakukan siswa kelas IV

Sekolah Dasar Negeri 1 Kebondalem Kecamatan Bawang Kabupaten

Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012.

2. Pengamatan atau observasi dipergunakan sebagai tehnik untuk

mengumpulkan data tentang aktifitas siswa selama kegiatan belajar mengajar

pada saat menerapkan cara melakukan lompat jauh gaya jongkok dengan

pendekatan bermain siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 1 Kebondalem

Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012.

Alat pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian adalah sebagai

berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Tabel 3.2. Teknik dan alat pengumpulan data

No Jenis Data Sumber Data Tehnik

Pengumpulan Data

Instrumen

1 Teknik Lompat

Jauh Gaya

jongkok dengan

Pendekatan

Bermain

Siswa Kelas V Tes dan Peragaan

Praktik

Tes Ketrampilan

lompat jauh gaya

jongkok

2 Aktifitas siswa Pelaksanaan

Pembelajaran

Pengamatan Observasi

E. Uji Validitas Data

Validasi data adalah suatu kegiatan pengujian terhadap keobjektifan dan

keabsahan data. Validasi data dilakukan untuk mendapatkan data yang benar-

benar mendukung dan sesuai dengan karakteristik permasalahan maupun tujuan

penelitian. Validitas data dilakukan agar data yang diperoleh objektif, sahih, dan

andal. Validasi atau pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian tindakan kelas

ini dilakukan dengan berpedoman pada teknik penetapan aktivitas pembelajaran

pada siklus-siklus berikutnya, yang diperoleh berdasarkan hasil refleksi atau

aktivitas dan hasil pengamatan pada siklus sebelumnya.

Validitas data dalam penelitian tindakan kelas dapat dilakukan dengan

triangulasi untuk meminimalkan subjektivitas. Triangulasi adalah pengecekan

kebenaran data atau informasi tentang pelaksanaan tindakan dengan cara

mengkonfirmasikan kebenaran data, yaitu upaya mendapatkan informasi dari

sumber lain mengenai kebenaran data penelitian. Tindakan dalam teknik

triangulasi antara lain: (a) menggunakan cara yang bervariasi untuk memperoleh

data yang sama, misalnya untuk menilai hasil belajar dengan tes tertulis, (b)

melakukan uji coba tes penguasaan siswa, (c) melakukan uji coba kuesioner

perhatian siswa, (d) menggali data yang sama dari sumber yang berbeda yaitu

mengecek kebenaran dan kesahihan data temuan penelitian dengan cara

mengkonfirmasikannya dengan sumber data agar informasi yang diperoleh benar-

benar valid atau dapat dipercaya, (e) melakukan pengecekan ulang dari data yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

telah terkumpul, (f) melakukan pengolahan dan analisis ulang dari data yang

terkumpul.

Selain itu uji validitas data dalam penelitian ini juga dilakukan dengan

audit trail dan expert opinion. Audit trail yakni dilakukan dengan memeriksa

catatan-catatan yang ditulis oleh peneliti atau peer observer atau teman sejawat

yang memiliki pengetahuan dan keterampilan melakukan PTK. Expert opinion

yaitu kegiatan untuk mengkonsultasikan hasil temuan atau meminta nasihat

kepada para ahli. Dalam penelitian ini, penulis mengkonsultasikan hasil temuan-

temuan kepada pembimbing untuk memperoleh arahan dan masukan terhadap

masalah penelitian.

Uji validitas data dalam penelitian ini dilakukan oleh peneliti, observer,

dan kolaborator, yaitu:

1. Peneliti

Nama : SUMPENO

NIM : X. 4711198

2. Observer 1 : KHAMDIYAH

NIM : X. 4711036

3. Kolaborator

Nama : SLAMET SARYANTO, S.Pd.MM.

NIP : NIP.19701215 1997031009

Jabatan : Kepala SDN 1 Kebondalem

UPT Dindikpora Kecamatan Bawang

Kabupaten Banjarnegara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

F. Teknik Analisa Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa lembar observasi, dan tes

hasil belajar.

1. Analisis Data Lembar Observasi

Data observasi diperoleh pada setiap tindakan untuk menilai ada

perubahan peningkatan sikap siswa pada setiap siklus. Data ini disajikan

secara deskriptif pada hasil penelitian.

2. Analisis Hasil Tes belajar

Hasil tes belajar yang dilaksanakan pada akhir pertemuan dihitung

nilai rata-rata, kemudian dikategorikan dalam batas-batas penilaian yang

didasarkan pada ketuntasan siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan.

G. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian tindakan

kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian reflektif yang

dilaksanakan secara siklus (berdaur). Penelitian tindakan kelas terdiri atas

rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan

utama yang ada pada setiap siklus yaitu perencanaan tindakan (Planning),

pelaksanaan tindakan (acting), melakukan pengamatan (observing), dan

melakukan refleksi (reflecting).

Hubungan keempar kegiatan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1. Diagram Daur Penelitian tindakan kelas

Sumber: (Hopkins dalam Suharjono, 2005)

Jika terdapat masalah dari proses refleksi maka dilakukan proses

pengkajian ulang melalui siklus berikutnya yang meliputi kegiatan: perencanaan

ulang, tindakan ulang, pengamatan ulang sehingga permasalahan dapat teratasi.

Perencanaan

Pengamatan

Refleksi Pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Adapun daur untuk masing-masing siklus adalah sebagai berikut:

Gambar 3.2. Bagan Alur Proses Perbaikan Pembelajaran

Sumber: (Hopkins dalam Suharjono, 2005)

Pada tahap perencanaan disusun rancangan tindakan yang menjelaskan

mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut akan

dilakukan. Peneliyi menentukan fokus peristiwa yang perlu mendapatkan

perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat instrumen pengamatan untuk

merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung. Dalam tahap tindakan,

rancangan strategi dan skenario pembelajaran akan diterapkan. Untuk tahap

pengamatan atau observasi sebenarnya berjalan simultan dengan pelaksanaan

tindakan, dengan kata lain pengaatan dilakukan pada waktu tindakan sedang

berjalan, jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Kemudian

berdasarkan data yang terkumpul dilakukan refleksi terhadap tindakan yang telah

dilakukan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan,

setelah itu dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya.

Penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian tindakan kelas

(Classroom Action Research). Menurut Pardjono, dkk (28:2007) penelitian

tindakan kelas mempunyai empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan,

Permasalahan Perencanaan

Pelaksanaan

SIKLUS II

Refleksi

Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS I

Pengamatan

Simpulan

Pelaksanaan Refleksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

observasi dan refleksi. Perencanaan terdiri dari perencanaan umum dan

perencanaan tindakan atau Action Plan. Perncanaan umum meliputi penentuan

tempat penelitian, kolabolator, metode dan strategi mengajar, instrumen

monitoring dan yang lain-lainnya. Rencana tindakan (Action Plan) adalah

prosedur, strategi yang dilakukan oleh guru (peneliti) dalam rangka melakukan

tindakan atau perlakuan terhadap siswa. Pelaksanaan adalah implementasi

tindakan ke dalam konteks proses belajar mengajar yang sebenarnya. Pelaksanaan

tindakan bisa dilakukan oleh peneliti ataupun kolabolator. Setiap kali tindakan

minimal ada dua peneliti, yaitu yang melakuakn pembelajaran dan kolabolator

yang memantau terjadinya perubahan akibat suatu tindakan, kalau mungkin juga

ada critical friends yang tidak berkepentingan dengan proyek penelitian yang

dilaksanakan. Observasi atau pengamatan berfungsi sebagai proses

pendokumentasian dampak dari tindakan dan menyediakan informasi untu tahap

refleksi. Pengamatan dilakukan oleh penelii sendiri ataupun kolabolator. Dampak

tindakan terhadap siswa, menjadi fokus penelitian. Refleksia dalah upaya evaluasi

diri secara kritis dilakukan oleh tim penelii, kolabolator, dan orang-orang yang

terlibat dalam penelitian. Refleksi dilakukan pada akhir siklus, dan berdasarkan

refleksi ini dilakukan revisi pada Rencana Tindakan dan di buat kembali Rencana

Tindakan yang baru, untuk diimplementasikan pada siklus berikunya.

Keempat tahapan dalam penelitian ini membentuk sebuah siklus. Setiap

siklus di mulai dari perncanaan sampai dengan refleksi. Banyaknya siklus

tergantung pada masih atau tidaknya tindakan diperlukan. Tindakan dianggap

selesai bilamana permasalahan dalam lempar turbo sudah dipecahkan. Berikut

penjelasan kegiatan-kegiatan dalam siklus penelitian tindakan ini

1. Siklus Pertama

a. Perencanaan

1) Penentuan waktu tindakan kelas

2) Penentuan kelas yang akan diberi tindakan

3) Perencanaan tindakan yang akan diberikan (games dan materi)

4) Pembuatan RPP

5) Persiapan alat-alat yang digunakan dalam pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

b. Tindakan

1) Pendahuluan

a) Siswa dibariskan bersaf, berhitung, berdoa dan presensi oleh guru

b) Melakukan gerakan pemanasan yang berorientasi pada materi inti

(1) Baris pertama, setelah peluit berbunyi siswa lari-lari di tempat

(a) Setelah peluiot kedua dibunyikan, siswa berlari dengan

jarak yang sudah ditentukan

(b) Setelah baris pertama melakukan, ganti bergantian dengan

baris kedua

`

Keterangan ;

O = Siswa = Berlari

I = Bilah = Lari ditempat

Gambar 1. Arah Lari Pemanasan

(2) Pemanasan dengan bermain (bermain pocong dan bangau)

(a) Guru menginstrusikan pada siswa untuk suit,

untukmenentukansiapa yang menjadi pocong atau bangau.

(b) Regu yang kalah regu yang mendapat jatah untuk menjadi

bangau, sedang yang menang adalah regu yang menjadi

pocong

(c) Bangau harus mengejar pocong sampai dapat yaitu

mengejar dengan satu kaki atau lari jingkat

(d) Sedangkan pocong, harus berlari menghindari kejaran

bangau dengan melompat lompat menggunakan tumpuan

dua kaki

(e) Dilakukan berpasangan, apabila kena harus bergantian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Keterangan Gambar

O = Pocong

X = Bangsu

= Berlari dengan satu kaki

= Melompat-lompat dengan tumpuan dua kak

Gambar 2. Bermain Pocong dan Bangau

2) Kegiatan Inti

a) Guru memberikan penjelasan singkat tentang lompat jauh, yaitu

bagaimana melakukan awalan, tumpuan, lompatan, dan

pendaratan yang benar

Awalan : berlari dengan jarak yang ditentukakan dengan

secepat-cepatnya

Tumpuan : Menumpu/ menolak dengan satu kaki dengan

kaki yang kuat

Lompatan : Mengangkat badan setinggi-tingginya

Pendaratan : Mendarat dengan dua kaki jatuh bersamaan

b) Guru memberi contoh/demonstrasi gerak pada siswa, kemudian

siswa latihan

Latihan Awal dan Menumpu

(1) Guru memberi contoh awalan lompat jauh, dengan berlari

dengan jarak yang sudah ditentukan, kemudian dilanjutkan

latihan menumpu, dengan berjingkat melalui bilah

(2) Setelah guru memberikan contoh, siswa melakukan sesuai

contoh yang sudah diberikan

O X O X

O X O X O X O X O X O X O X O X

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

ooooiijo Ooooo

Keterangan;

O = Siswa

= Berlari/latihan awalan

= Berjingkat melewati bilah/menumpu

= Bilah kayu

Gambar 3. Latihan Berjingkat/Menumpu

Antara A dan B jarak bilah dibuat berbeda, yaitu jarak bilah B

lebih jauh daripada jarak bilah A, agar semua siswa melakukan

sesuai kemampuan, sebab kemampuan siswa berbeda.

Latihan melompat dan mendarat

(1) Gura memberi contoh gerak dasar melompat, yaitu dengan

melewati gawang, kemudian dilanjutkan latihan dengan

melompati dari ban satu ke ban lain dengan tumpuan dua kaki

Keterangan :

= Siswa

= Gawang

= Ban bekas

= Melompat

Gambar 4. Gambar Lompat Gawang/Ban Bekas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Gawang A ditata lebih rendah daripada gawang B dan jarak A lebih

pendek dan dari ban B agar semua anak dapat melakukan sesuai

kemampuan, sebab kemampuan anak berbeda.

Latihan awalan, tumpuan, lompatan dan pendaratan

(1) Siswa melakukan kompetisi untuk memindahkan bola kasti.

(2) Siswa dibagi menjadi 2 regu, masing-masing regu bertugas untuk

memindahkan bola tenis dari siswa pertama hingga terakhir

(3) Ketika peluit dibunyikan, siswa dengan membawa bola ditangan

berlari, kemudian berjingkat melewati bilah,melompat gawang dan

melompat pada ban bekas dengan tumpuan dua kaki, kemudian

bola diberikan pada siswa selanjutnya.

(4) Regu yang lebih dulu selesai/semua siswa melakukan, adalah regu

yang menang, dan yang kalah menggendong regu yang menang.

Keterangan

= Siswa

= Siswa berlari awalan

= Siswa berjingkat menumpu

= Gawang

= Ban bekas

= Siswa mendarat dengan dua kaki

Gambar 5. Lompat Gawang mendarat dengan dua kaki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

3) Penutup

a) Melakukan pendinginan atau melakukan gerak sebagai pengingat

gerakan inti (refleksi inti)

b) Siswa dibariskan menjadi dua bersaf, dengan kedua tangan

dipinggang.

c) Guru akan berkata, ketika guru berkata ;

Depan, Siswa harus melompat (tumpuan dua akaki ke belakang)

Belakang, Siwa harus melompat (tumpuan dua kaki) ke depan.

Kanan, Siswa harus jingkat ke kiri

Kiri, Siswa harus jingkat ke kanan

c. Observasi

1) Mengamati siswa

2) Pengisian lembar observasi

3) Mendomonstrasikan pembelajaran

a. Refleksi

Menganalisis data yang diperoleh dari lembar observasi. Refleksi ini

dilakukan untuk menilai tindakan yang telah diberikan, selanjutnya

mengadakan evaluasi tentang penelitian tindakan kelas

2. Siklus Kedua

a. Perencanaan

1) Konsultasi dengan kepala sekolah

2) Perencanaan tindakan kelas (permainan dan materi)

b. Tindakan

1) Pendahuluan

a) Siswa dibariskan bersaf, berhitung, berdoa dan presensi oleh guru

b) Melakukan gerakan pemanasan yang berorientasi pada materi inti

(1) Baris pertama, setelah peluit berbunyi siswa lari-lari di tempat

(a) Setelah peluiot kedua dibunyikan, siswa berlari dengan

jarak yang sudah ditentukan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

(b) Setelah baris pertama melakukan, ganti bergantian

dengan baris kedua

` Keterangan ;

O = Siswa = Berlari

I = Bilah = Lari ditempat

Gambar 1. Arah Lari Pemanasan

(2) Pemanasan dengan bermain (bermain pocong dan bangau) (a) Guru menginstrusikan pada siswa untuk suit,

untukmenentukansiapa yang menjadi pocong atau bangau.

(b) Regu yang kalah regu yang mendapat jatah untuk menjadi

bangau, sedang yang menang adalah regu yang menjadi

pocong

(c) Bangau harus mengejar pocong sampai dapat yaitu

mengejar dengan satu kaki atau lari jingkat

(d) Sedangkan pocong, harus berlari menghindari kejaran

bangau dengan melompat lompat menggunakan tumpuan

dua kaki

(e) Dilakukan berpasangan, apabila kena harus bergantian

O X O X

O X O X O X O X O X O X O X O X

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Keterangan Gambar

O = Pocong

X = Bangsu

= Berlari dengan satu kaki

= Melompat-lompat dengan tumpuan dua kak

Gambar 2. Bermain Pocong dan bangau

2) Kegiatan Inti

a. Guru memberikan penjelasan singkat tentang lompat jauh, yaitu

bagaimana melakukan awalan, tumpuan, lompatan, dan

pendaratan yang benar

Awalan : berlari dengan jarak yang ditentukakan dengan

secepat-cepatnya

Tumpuan : Menumpu/ menolak dengan satu kaki dengan

kaki yang kuat

Lompatan : Mengangkat badan setinggi-tingginya

Pendaratan : Mendarat dengan dua kaki jatuh bersamaan

b) Guru memberi contoh/demonstrasi gerak pada siswa, kemudian

siswa latihan

Latihan Awal dan Menumpu

(1) Guru memberi contoh awalan lompat jauh, dengan berlari

dengan jarak yang sudah ditentukan, kemudian dilanjutkan

latihan menumpu, dengan berjingkat melalui bilah

(2) Setelah guru memberikan contoh, siswa melakukan sesuai

contoh yang sudah diberikan

ooooiijo Ooooo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Keterangan;

O = Siswa

= Berlari/latihan awalan

= Berjingkat melewati bilah/menumpu

= Bilah kayu

Gambar 3. Latihan Berjingkat/Menumpu

Antara A dan B jarak bilah dibuat berbeda, yaitu jarak bilah B

lebih jauh daripada jarak bilah A, agar semua siswa melakukan

sesuai kemampuan, sebab kemampuan siswa berbeda.

Latihan melompat dan mendarat

(1) Guna memberi contoh gerak dasar melompat, yaitu dengan

melewati gawang, kemudian dilanjutkan latihan dengan

melompati dari ban satu ke ban lain dengan tumpuan dua kaki

Keterangan :

= Siswa

= Gawang

= Ban bekas

= Melompat

Gambar 4. Gambar Lompat Gawang/ban bekas

Gawang A ditata lebih rendah daripada gawang B dan jarak A lebih

pendek dan dari ban B agar semua anak dapat melakukan sesuai

kemampuan, sebab kemampuan anak berbeda.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Latihan awalan, tumpuan, lompatan dan pendaratan

(1) Siswa melakukan kompetisi untuk memindahkan bola kasti.

(2) Siswa dibagi menjadi 2 regu, masing-masing regu bertugas untuk

memindahkan bola tenis dari siswa pertama hingga terakhir

(3) Ketika peluit dibunyikan, siswa dengan membawa bola ditangan

berlari, kemudian berjingkat melewati bilah,melompat gawang dan

melompat pada ban bekas dengan tumpuan dua kaki, kemudian

bola diberikan pada siswa selanjutnya.

(4) Regu yang lebih dulu selesai/semua siswa melakukan, adalah regu

yang menang, dan yang kalah menggendong regu yang menang.

Keterangan

= Siswa

= Siswa berlari awalan

= Siswa berjingkat menumpu

= Gawang

= Ban bekas

= Siswa mendarat dengan dua kaki

Gambar 5. Lompat Gawang Mendarat dengan Dua Kaki

3) Penutup

a) Melakukan pendinginan atau melakukan gerak sebagai pengingat

gerakan inti (refleksi inti)

b) Siswa dibariskan menjadi dua bersaf, dengan kedua tangan

dipinggang.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

c) Guru akan berkata, ketika guru berkata ;

Depan, Siswa harus melompat (tumpuan dua akaki ke belakang)

Belakang, Siwa harus melompat (tumpuan dua kaki) ke depan.

Kanan, Siswa harus jingkat ke kiri

Kiri, Siswa harus jingkat ke kanan

c. Observasi

1) Mengamati siswa

2) Pengisian lembar observasi

3) Mendomonstrasikan pembelajaran

b. Refleksi

Menganalisis data yang diperoleh dari lembar observasi. Refleksi ini

dilakukan untuk menilai tindakan yang telah diberikan, selanjutnya

mengadakan evaluasi tentang penelitian tindakan kelas

H. Indikator Capaian Penelitian

1. Secara individu siswa dikatakan tuntas belajar jika telah menguasai 70%

materi atau mendapat nilai sesuai KKM yakni 70.

2. Secara klasikal, penelitian ini dikatakan berhasil meningkatkan pembelajaran

lompat jauh, jika 80% dari jumlah siswa tuntas belajar.

Prosentase indikator pencapaian keberhasialan penelitian pada tabel berikut:

Tabel 3.3. Prosentase Target Capaian

Aspek yang diukur Pecapaian target capaian

Cara mengukur Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Kemampuan Lompat

Jauh Gaya Jongkok

40%

70%

80%

Diamati pada saat guru

memberikan materi

Lompat Jauh Gaya

Jongkok.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

BAB IV

HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pratindakan

Kondisi awal penelitian diukur dari observasi dan tes unjuk kerja

ketrampilan gerak dasar Lompat Jauh Gaya Jongkok. Observasi dan tes unjuk

kerja diguakan untuk mengetahui dan mengukur seberapa besar kemampuan

siswa dalam melakukan lompat jauh gaya jongkok, baik mengenai ketrampilan

maupun mengenai rangkaian gerakan sebelum diberikan tindakan berupa

penerapan pendekatan variasi bermain dan kompetitif dalam proses pembelajaran

yang berlangsung.

Berikut merupakan hasil observasi pada indikator sebelum diberi

tindakan berupa penerapan pendekatan bermain dalam kegiatan belajar mengajar

(pra siklus, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.1. Data Hasil Belajar Siswa Pada Studi Pra Tindakan

No Aspek Penilaian Jumlah Siswa Prosentase

1 Nilai ≤ 70 15 65.22%

2 Nilai ≥ 70 8 34.78%

3 Tuntas Belajar 8 34.78%

4 Tidak Tuntas Belajar 15 65.22%

5 Nilai Tertinggi : 79 2 8.69%

6 Nilai Terendah : 57 7 30.43%

7 Nilai Rata-rata 65.39

Berdasarkan hasil pratindakan pada tabel 4.1, diketahui ada beberapa siswa

yang mampu melakukan lompat jauh gaya jongkok dengan baik atau memperoleh

nilai 7 ke atas. Dari hasil kemampuan siswa dalam melakukan rangkaian gerakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

lompat jauh gaya jongkok ada 8 siswa (34.78%) sedangkan siswa lainnya masih

mendapat nilai di bawah KKM atau sebesar 15 siswa (65.22%). Hasil ketuntasan

pada pra tindakan juga dapat digambarkan dalam grafik sebagai berikut:

0

10

20

30

40

50

60

70

Tuntas TidakTuntas

Gambar 4.1. Grafik Ketuntasan Belajar ada Pra Tindakan

Dari data tersebut, menunjukkan bahwa kemampuan sebagian besar siswa

dalam melakukan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok masih rendah. Untuk

memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran

lompat jauh gaya jongkok, maka dilakukan tindakan berupa penggunaan model

bermain

Dari hasil observasi awal, ada dua siklus yang diterapkan untuk

menyelesaikan permasalahan yang terjadi di dalam kelas. Pada setiap siklus yang

diterapkan masing-masing menggunakan penggunaan model bermain dalam

kegiatan pembelajaran. Untuk mengetahui adanya perubahan dari proses yang

diakibatkan oleh tindakan tersebut, maka evaluasi dilakukan dengan cara

melakukan observasi dan tes unjuk kerja dalam lompat jauh gaya jongkok pada

setiap siklus yang meliputi aspek afektif, kognitif, dan psikomotor. Kegiatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

selanjutnya setelah observasi awal yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan,

pengamatan serta refleksi terhadap tindakan.

B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus

1. Hasil Tindakan Siklus I

a. Pertemuan ke-1

1. Tahap Rancangan Tindakan (Planning)

Pada tahap perencanaan tindakan, peneliti dengan dibantu oleh

teman sejawat yang bertugas sebagai observer mempersiapkan segala

sesuatu untuk pelaksanaan proses pembelajaran siklus I. Hal-hal yang

dipersiapkan antara lain:

a) Penentuan waktu dan kelas

b) Perencanaan tindakan yang akan diberikan (game dan materi)

c) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

d) Membuat dan melengkapi alat media pembelajaran

e) Membuat lembar observasi

f) Mendesain alat evaluasi

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan ke-1 dilaksanakan

pada hari Selasa tanggal 15 Mei 2012 di halaman SD Negeri 1

Kebondalem Kecamayan Bawang Kabupaten Banjarnegara.

Adapun langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang dilakukan

oleh guru pada pertemuan pertama yaitu:

a) Kegiatan Awal (10 menit)

1) Siswa dibariskan bersaf, berhitung, berdoa dan presensi oleh guru

2) Melakukan gerakan pemanasan yang berorientasi pada materi inti

(a) Baris pertama, setelah peluit berbunyi siswa lari-lari di tempat

(1) Setelah peluit kedua dibunyikan, siswa berlari dengan

jarak yang sudah ditentukan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

(2) Setelah baris pertama melakukan, ganti bergantian dengan

baris kedua

(b) Pemanasan dengan bermain (bermain pocong dan bangau)

(1) Guru menginstrusikan pada siswa untuk suit,

untukmenentukansiapa yang menjadi pocong atau bangau.

(2) Regu yang kalah regu yang mendapat jatah untuk menjadi

bangau, sedang yang menang adalah regu yang menjadi

pocong

(3) Bangau harus mengejar pocong sampai dapat yaitu

mengejar dengan satu kaki atau lari jingkat

(4) Sedangkan pocong, harus berlari menghindari kejaran

bangau dengan melompat lompat menggunakan tumpuan

dua kaki

(5) Dilakukan berpasangan, apabila kena harus bergantian

b) Kegiatan Inti (50 menit)

1) Guru memberikan penjelasan singkat tentang lompat jauh, yaitu

bagaimana melakukan awalan, tumpuan, lompatan, dan

pendaratan yang benar

Awalan : berlari dengan jarak yang ditentukakan dengan

secepat-cepatnya

Tumpuan : Menumpu/ menolak dengan satu kaki dengan

kaki yang kuat

Lompatan : Mengangkat badan setinggi-tingginya

Pendaratan : Mendarat dengan dua kaki jatuh bersamaan

2) Guru memberi contoh/demonstrasi gerak pada siswa, kemudian

siswa latihan

Latihan Awal dan Menumpu

(a) Guru memberi contoh awalan lompat jauh, dengan berlari

dengan jarak yang sudah ditentukan, kemudian dilanjutkan

latihan menumpu, dengan berjingkat melalui bilah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

(b) Setelah guru memberikan contoh, siswa melakukan sesuai

contoh yang sudah diberikan

Antara A dan B jarak bilah dibuat berbeda, yaitu jarak bilah B

lebih jauh daripada jarak bilah A, agar semua siswa melakukan

sesuai kemampuan, sebab kemampuan siswa berbeda.

Latihan melompat dan mendarat

(a) Guru memberi contoh gerak dasar melompat, yaitu dengan

melewati gawang, kemudian dilanjutkan latihan dengan

melompati dari ban satu ke ban lain dengan tumpuan dua kaki

Gawang A ditata lebih rendah daripada gawang B dan jarak A lebih

pendek dan dari ban B agar semua anak dapat melakukan sesuai

kemampuan, sebab kemampuan anak berbeda.

Latihan awalan, tumpuan, lompatan dan pendaratan

(a) Siswa melakukan kompetisi untuk memindahkan bola kasti.

(b) Siswa dibagi menjadi 2 regu, masing-masing regu bertugas untuk

memindahkan bola tenis dari siswa pertama hingga terakhir

(c) Ketika peluit dibunyikan, siswa dengan membawa bola ditangan

berlari, kemudian berjingkat melewati bilah,melompat gawang dan

melompat pada ban bekas dengan tumpuan dua kaki, kemudian

bola diberikan pada siswa selanjutnya.

Regu yang lebih dulu selesai/semua siswa melakukan, adalah regu

yang menang, dan yang kalah menggendong regu yang menang

c) Kegiatan Akhir (10 menit)

1) Melakukan pendinginan atau melakukan gerak sebagai pengingat

gerakan inti (refleksi inti)

2) Siswa dibariskan menjadi dua bersaf, dengan kedua tangan

dipinggang.

3) Guru akan berkata, ketika guru berkata ;

Depan, Siswa harus melompat (tumpuan dua akaki ke belakang)

Belakang, Siwa harus melompat (tumpuan dua kaki) ke depan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Kanan, Siswa harus jingkat ke kiri

Kiri, Siswa harus jingkat ke kanan

Setelah pertemuan pertama dilanjutkan pada pertemuan kedua.

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jum’ay tanggal 18 Mei 2012.

Pada pertemuan kedua guru menyampaikan pembelajaran sebagai berikut:

a) Kegiatan Awal (10 menit)

1) Siswa dibariskan bersaf, berhitung, berdoa dan presensi oleh guru

2) Melakukan gerakan pemanasan yang berorientasi pada materi inti

(a) Baris pertama, setelah peluit berbunyi siswa lari-lari di tempat

(1) Setelah peluit kedua dibunyikan, siswa berlari dengan

jarak yang sudah ditentukan

(2) Setelah baris pertama melakukan, ganti bergantian dengan

baris kedua

(b) Pemanasan dengan bermain (bermain pocong dan bangau)

(1) Guru menginstrusikan pada siswa untuk suit,

untukmenentukansiapa yang menjadi pocong atau bangau.

(2) Regu yang kalah regu yang mendapat jatah untuk menjadi

bangau, sedang yang menang adalah regu yang menjadi

pocong

(3) Bangau harus mengejar pocong sampai dapat yaitu

mengejar dengan satu kaki atau lari jingkat

(4) Sedangkan pocong, harus berlari menghindari kejaran

bangau dengan melompat lompat menggunakan tumpuan

dua kaki

(5) Dilakukan berpasangan, apabila kena harus bergantian

b) Kegiatan Inti (50 menit)

1) Guru memberikan penjelasan singkat tentang lompat jauh, yaitu

bagaimana melakukan awalan, tumpuan, lompatan, dan

pendaratan yang benar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Awalan : berlari dengan jarak yang ditentukakan dengan

secepat-cepatnya

Tumpuan : Menumpu/ menolak dengan satu kaki dengan

kaki yang kuat

Lompatan : Mengangkat badan setinggi-tingginya

Pendaratan : Mendarat dengan dua kaki jatuh bersamaan

2) Guru memberi contoh/demonstrasi gerak pada siswa, kemudian

siswa latihan

Latihan Awal dan Menumpu

(a) Guru memberi contoh awalan lompat jauh, dengan berlari

dengan jarak yang sudah ditentukan, kemudian dilanjutkan

latihan menumpu, dengan berjingkat melalui bilah

(b) Setelah guru memberikan contoh, siswa melakukan sesuai

contoh yang sudah diberikan

Antara A dan B jarak bilah dibuat berbeda, yaitu jarak bilah B

lebih jauh daripada jarak bilah A, agar semua siswa melakukan

sesuai kemampuan, sebab kemampuan siswa berbeda.

Latihan melompat dan mendarat

(a) Guru memberi contoh gerak dasar melompat, yaitu dengan

melewati gawang, kemudian dilanjutkan latihan dengan

melompati dari ban satu ke ban lain dengan tumpuan dua kaki

Gawang A ditata lebih rendah daripada gawang B dan jarak A

lebih pendek dan dari ban B agar semua anak dapat melakukan

sesuai kemampuan, sebab kemampuan anak berbeda.

Latihan awalan, tumpuan, lompatan dan pendaratan

(a) Siswa melakukan kompetisi untuk memindahkan bola kasti.

(b) Siswa dibagi menjadi 2 regu, masing-masing regu bertugas

untuk memindahkan bola tenis dari siswa pertama hingga

terakhir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

(c) Ketika peluit dibunyikan, siswa dengan membawa bola

ditangan berlari, kemudian berjingkat melewati

bilah,melompat gawang dan melompat pada ban bekas dengan

tumpuan dua kaki, kemudian bola diberikan pada siswa

selanjutnya.

Regu yang lebih dulu selesai/semua siswa melakukan, adalah regu

yang menang, dan yang kalah menggendong regu yang menang

c) Kegiatan Akhir (10 menit)

1) Melakukan pendinginan atau melakukan gerak sebagai pengingat

gerakan inti (refleksi inti)

2) Siswa dibariskan menjadi dua bersaf, dengan kedua tangan

dipinggang.

3) Guru akan berkata, ketika guru berkata ;

Depan, Siswa harus melompat (tumpuan dua akaki ke belakang)

Belakang, Siwa harus melompat (tumpuan dua kaki) ke depan.

Kanan, Siswa harus jingkat ke kiri

Kiri, Siswa harus jingkat ke kanan

3. Tahap Pengamatan Tindakan (Observing)

Dalam tahap ini dilakukan observasi terhadap siswa selama

kegiatan berlangsung. Hasil observasi kemudian dianalisis dan dievaluasi

tingkat keberhasilannya. Selanjutnya ditentukan langkah-langkah

perbaikan untuk tahap pembelajaran pada siklus berikutnya.

1. Aktivitas Siswa

Observasi terhadap aktivitas siswa dilakukan dengan

berpedoman pada instrumen observasi yang telah disusun. Aktivitas

belajar siswa pada siklus I ini belum menunjukkan hasil yang baik.

Banyak siswa yang tidak mempersiapkan diri sebelum kegiatan belajar

mengajar berlangsung, selain itu di dalam pembelajaran banyak siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

yang kurang aktif dan hanya melihat teman yang mampu menguasai

materi pembelajaran. Akibatnya pada saat guru memeberikan

pembelajaran banyak siswa yang enggan mengeluarkan

kemampuannya, sebagian siswa saja yang aktif melaksanakan

pembelajaran yang diberikan peneliti.

Secara rinci, berikut ini hasil observasi aktivitas siswa selama

kegiatan belajar mengajar Siklus I:

Tabel 4.2. Hasil Observasi Peserta Didik dalam Pembelajaran Siklus I

No Aktivitas yang diamati Pertemuan 1 Pertemuan 2

Jml Rata-Rata

Jml Rata-Rata

1 Memperhatikan.penjelasan.guru 53 2.30 56 2.43

2 Ikut.aktif.dalam.pembelajaran 50 2.17 55 2.39

3 Menanyakan yang kurang dimengerti 53 2.30 57 2.47

4 Merespon pertanyaan 51 2.21 59 2.56

5 Mengkomunikasikan gagasan

dengan sesama teman

48 2.08 54 2.34

6 Perilaku yang menyimpang dalam

KBM

53 2.30 55 2.39

Jumlah 308 13.39 336 14.60

Rata-rata Siklus I 13.99

Kriteria Cukup Baik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Berdasarkan tabel di atas, maka aktivitas siswa dalam

pembelajaran Siklus I diperoleh rata-rata akivitas siswa pada

pertemuan I adalah 13.39, sedangkan pada pertemuan II rata-rata

aktivitas siswanya sebesar 14.60. Meski demikian hasil ini dirasa

masih kurang maksimal, karena masih banyak siswa yang sering ribut

sendiri yang dikarenakan siswa belum terbiasa dengan pembelajaran

tersebut, serta peran guru yan belum optimal dalam mengkondisikan

siswa selama proses pembelajaran.

2. Hasil Belajar Siswa

Hasil pembelajaran siswa yang dilakukan pada akhir Siklus I

sebagai berikut :

Tabel 4.3. Perolehan Nilai Ulangan Harian Siklus I

No Aspek Penilaian Jumlah Siswa Prosentase

1 Nilai ≤ 70 9 39.14%

2 Nilai ≥ 70 14 60.86%

3 Tuntas Belajar 14 60.86%

4 Tidak Tuntas Belajar 9 39.14%

5 Nilai Tertinggi : 86 3 13.04%

6 Nilai Terendah : 61 1 4.35%

7 Nilai Rata-rata 73.52

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Nilai ulangan harian tertinggi yang dicapai siswa pada siklus I

adalah 86 dan nilai terendah adalah 61 nilai rata-rata ulangan harian

siswa yang dicapai pada siklus I ini adalah 73.52. siswa yang

mengalami ketuntasan belajar mencapai 14 siswa atau 60.86% dari 23

siswa, sedangkan yang belum tuntas mencapai 9 siswa atau 39.14%

dari 23 siswa.

Dari data pada tabel 4.3, maka ketuntasan belajar siswa dapat

digambarkan dalam bentuk grafik batang sebagai berikut:

0

10

20

30

40

50

60

70

Tuntas TidakTuntas

Gambar 4.2. Grafik Ketuntasan Belajar Siklus I

d. Refleksi

Berdasarkan hasil analisis data pada tahap observasi dan evaluasi

selanjutnya dilakukan refleksi diri tentang kegiatan pembelajaran yang

telah dilaksanakan. Pada tahap ini, peneliti dapat mengetahui besarnya

partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan.

Berdasarkan refleksi ini akan dapat diketahui kelemahan kegiatan

pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti sehingga dapat digunakan

untuk menentukan pelaksanaan tindakan pada siklus I diantaranya adalah

sebagai berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

1) Peneliti harus dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif,

nyaman dan mengajak siswa untuk berani mempraktikkan gerakan

yang dicontohkan oleh peneliti.

2) Peneliti mengajak siswa untuk lebih mendalami tentang teknik

melompat pada saat game (permainan)

2. Hasil Penelitian Siklus II

a. Pertemuan ke-1

1) Tahap Perencanaan Tindakan (Planning)

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I pertemuan ke-2, maka

peneliti dan observer melakukan perencanaan tindakan sebagai berikut:

a) Penentuan waktu dan kelas

b) Perencanaan Tindakan yang akan diberikan (game dan materi)

c) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

d) Membuat dan melengkapi alat media pembelajaran

e) Membuat lembar observasi

f) Mendesain alat evaluasi

2) Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan dalam dua kali

pertemuan. Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan pertama

dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 25 Mei 2012 di halaman SD

Negeri 1 Kebondalem Kecamayan Bawang Kabupaten Banjarnegara.

Adapun langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang dilakukan

oleh guru pada pertemuan pertama yaitu:

a) Kegiatan Awal (10 menit)

(1) Siswa dibariskan bersaf, berhitung, berdoa dan presensi oleh guru

(2) Melakukan gerakan pemanasan yang berorientasi pada materi inti

(a) Baris pertama, setelah peluit berbunyi siswa lari-lari di tempat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

(b) Setelah peluiot kedua dibunyikan, siswa berlari dengan jarak

yang sudah ditentukan

(c) Setelah baris pertama melakukan, ganti bergantian dengan

baris kedua

(3) Pemanasan dengan bermain (bermain pocong dan bangau) (a) Guru menginstrusikan pada siswa untuk suit,

untukmenentukansiapa yang menjadi pocong atau bangau.

(b) Regu yang kalah regu yang mendapat jatah untuk menjadi

bangau, sedang yang menang adalah regu yang menjadi

pocong

(c) Bangau harus mengejar pocong sampai dapat yaitu mengejar

dengan satu kaki atau lari jingkat

(d) Sedangkan pocong, harus berlari menghindari kejaran bangau

dengan melompat lompat menggunakan tumpuan dua kaki

(e) Dilakukan berpasangan, apabila kena harus bergantian

b) Kegiatan Inti (50 menit)

(1) Guru memberikan penjelasan singkat tentang lompat jauh, yaitu

bagaimana melakukan awalan, tumpuan, lompatan, dan

pendaratan yang benar

Awalan : berlari dengan jarak yang ditentukakan dengan

secepat-cepatnya

Tumpuan : Menumpu/ menolak dengan satu kaki dengan

kaki yang kuat

Lompatan : Mengangkat badan setinggi-tingginya

Pendaratan : Mendarat dengan dua kaki jatuh bersamaan

(2) Guru memberi contoh/demonstrasi gerak pada siswa, kemudian

siswa latihan

Latihan Awal dan Menumpu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

(a) Guru memberi contoh awalan lompat jauh, dengan berlari

dengan jarak yang sudah ditentukan, kemudian dilanjutkan

latihan menumpu, dengan berjingkat melalui bilah

(b) Setelah guru memberikan contoh, siswa melakukan sesuai

contoh yang sudah diberikan

Antara A dan B jarak bilah dibuat berbeda, yaitu jarak bilah B

lebih jauh daripada jarak bilah A, agar semua siswa melakukan

sesuai kemampuan, sebab kemampuan siswa berbeda.

Latihan melompat dan mendarat

(a) Guna memberi contoh gerak dasar melompat, yaitu dengan

melewati gawang, kemudian dilanjutkan latihan dengan

melompati dari ban satu ke ban lain dengan tumpuan dua kaki

Gawang A ditata lebih rendah daripada gawang B dan jarak A

lebih pendek dan dari ban B agar semua anak dapat melakukan

sesuai kemampuan, sebab kemampuan anak berbeda.

Latihan awalan, tumpuan, lompatan dan pendaratan

(a) Siswa melakukan kompetisi untuk memindahkan bola kasti.

(b) Siswa dibagi menjadi 2 regu, masing-masing regu bertugas

untuk memindahkan bola tenis dari siswa pertama hingga

terakhir

(c) Ketika peluit dibunyikan, siswa dengan membawa bola

ditangan berlari, kemudian berjingkat melewati

bilah,melompat gawang dan melompat pada ban bekas dengan

tumpuan dua kaki, kemudian bola diberikan pada siswa

selanjutnya.

(d) Regu yang lebih dulu selesai/semua siswa melakukan, adalah

regu yang menang, dan yang kalah menggendong regu yang

menang.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

c) Penutup (10 menit)

(1) Melakukan pendinginan atau melakukan gerak sebagai pengingat

gerakan inti (refleksi inti)

(2) Siswa dibariskan menjadi dua bersaf, dengan kedua tangan

dipinggang.

(3) Guru akan berkata, ketika guru berkata ;

Depan, Siswa harus melompat (tumpuan dua akaki ke belakang)

Belakang, Siwa harus melompat (tumpuan dua kaki) ke depan.

Kanan, Siswa harus jingkat ke kiri

Kiri, Siswa harus jingkat ke kanan

3) Tahap Pengamatan Kegiatan (Observing)

Dalam tahap ini dilakukan observasi terhadap siswa selama

kegiatan berlangsung. Hasil observasi kemudian dianalisis dan dievaluasi

tingkat keberhasilannya. Selanjutnya ditentukan langkah-langkah

perbaikan untuk tahap pembelajaran pada siklus berikutnya.

1) Aktivitas Siswa

Observasi terhadap aktivitas siswa dilakukan dengan

berpedoman pada instrumen observasi yang telah disusun. Aktivitas

belajar siswa pada siklus II ini sudah menunjukkan hasil yang baik.

Banyak siswa yang sudah mempersiapkan diri sebelum kegiatan

belajar mengajar berlangsung, Dalam pembelajaran banyak siswa

yang sudah aktif dan mampu menguasai materi pembelajaran.

Akibatnya pada saat guru memberikan pembelajaran banyak siswa

yang sudah bisa mengeluarkan kemampuannya, hanya satu, dua siswa

saja yang tidak aktif melaksanakan pembelajaran yang diberikan guru

Secara rinci, berikut ini hasil observasi aktivitas siswa selama

kegiatan belajar mengajar Siklus II:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Tabel 4.4. Hasil Observasi Peserta Didik dalam Pembelajaran Siklus II

No Aktivitas yang diamati Pertemuan 1 Pertemuan 2

Jml Rata-Rata Jml

Rata-Rata

1 Memperhatikan.penjelasan.guru 60 2.60 80 3.47

2 Ikut.aktif.dalam.pembelajaran 61 2.65 75 3.26

3 Menanyakan yang kurang dimengerti 65 2.82 80 3.47

4 Merespon pertanyaan 68 2.95 78 3.39

5 Mengkomunikasikan gagasan

dengan sesama teman

62 2.69 77 3.34

6 Perilaku yang menyimpang dalam

KBM

64 2.78 73 3.17

Jumlah 380 16.52 463 20.13

Rata-rata Siklus II 18.32 3.05

Kriteria Baik

Berdasarkan tabel di atas, maka aktivitas siswa dalam

pembelajaran Siklus II diperoleh rata-rata akivitas siswa pada pertemuan I

adalah 16.52, sedangkan pada pertemuan II rata-rata aktivitas siswanya

sebesar 20.13..

2. Hasil Belajar Siswa

Hasil pembelajaran siswa yang dilakukan pada akhir Siklus II

sebagai berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Tabel 4.5. Perolehan Nilai Ulangan Harian Siklus II

No Aspek Penilaian Jumlah Siswa Prosentase

1 Nilai ≤ 70 2 8.70%

2 Nilai ≥ 70 21 91.30%

3 Tuntas Belajar 21 91.30%

4 Tidak Tuntas Belajar 2 8.70%

5 Nilai Tertinggi : 93 2 8.70%

6 Nilai Terendah : 64 1 4.35%

7 Nilai Rata-rata 82.52

Dari tabel 4.5 diketahui hasil belajar siswa pada Siklus II

menunjukkan sebagian besar siswa atau 21 siswa berhasil tuntas

(91.30%), dan hanya 2 siswa (8.70%) yang belum tuntas, dengan nilai

rata-rata 82.52, nilai tertinggi 93 dan nilai terendah 64.

Dari data pada tabel 4.5, maka ketuntasan belajar siswa dapat

digambarkan dalam bentuk grafik batang sebagai berikut:

0

20

40

60

80

100

Tuntas TidakTuntas

Gambar 4.3 Grafik Ketuntasan Belajar Siklus II

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Berdasarkan tabel di atas, maka terlihat adanya peningkatan baik

pada ketuntasan belajar siswa maupun nilai ulangan harian yang dilakukan

pada akhir Siklus I dan II. Peningkatan tersebut menunjukkan bahwa

pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan pendekatan bermain

dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Penjasorkes

kelas IV SD Negeri 1 Kebondalem Kecamatan Bawang Kabupaten

Banjarnegara.

4) Tahap Refleksi

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari hasil pembelajaran Siklus

II, aktivitas siswa, maupun nilai pembelajaran siswa mengalami

peningkatan. Hal ini disebabkan karena siswa maupun guru telah terbiasa

dengan model pembelajaran yang diterapkan. Aktivitas belajar siswa pada

Siklus II pertemuan kedua telah mencapai 18.32 dengan nilai rata-rata

pembelajaran siswa sebesar 82.52. Dengan hasil yang demikian, maka

indikator penelitian ini telah tercapai.

Setelah melihat hasil pembelajaran pada Siklus II dan pengamatan

aktivitas siswa terlihat baik, peneliti menyimpulkan bahwa penelitian

dihentikan sampai pada Siklus II, karena hasil belajar sudah memenuhi

target penelitian yaitu mengalami peningkatan baik dari aktivitas belajar

siswa maupun dari hasil pembelajaran yang dilakukan pada akhir setiap

siklus. Untuk itu, penelitian tindakan kelas ini berakhir pada siklus II.

C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Sklus

Dari hasil deskripsi tiap siklus, maka dapat dilakukan perbandingan

tingkat keberhasilan atau peningkatan yang dicapai dari pratindakan ke siklus I

dan siklus II. Untuk lebih memperjelas deskripsi perkembangan hasil belajar

lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Kebondalem

Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara, di bawah ini disajikan tabel dan

grafik peningkatan hasil belajar siswa sebagai berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Tabel 4.6. Peningkatan Ketuntasan Siswa pada Pembelajaran Lompat Jauh Gaya Jongkok dari Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II

No Kegiatan

Pembelajaran

Tuntas Tidak Tuntas

Frekuensi Prosentase Frekuensi Prosentase

1 Pra Tindakan 8 34.78% 15 65.22%

2 Siklus I 14 60.86% 9 39.14%

3 Siklus II 21 91.30% 2 8.70%

Tabel 4.6 di atas menunjukkan adanya peningkatan tingkat keberhasilan

atau ketuntasan belajar siswa dari hasil pratindakan ke siklus I dan Siklus II. Pada

studi pratindakan siswa yang tuntas hanya 8 siswa (34.78%), belum tuntas 15

anak (65.22%) meningkat pada siklus I siswa yang tuntas menjadi 14 anak

(60.86%), belum tuntas 9 anak (39.14%), dan pada Siklus II meningkat lagi

jumlah siswa yang tuntas menjadi 21 anak (91.30%), belum tuntas 2 anak

(8.70%).

Dari tabel 4.6 dapat digambarkan lebih jelas tentang peningkatan

ketuntasan siswa pada grafik di bawah ini:

0

20

40

60

80

100

Pratindakan Siklus I Siklus II

Tuntas

Tidak Tuntas

Gambar 4.4. Grafik Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa dari Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

Dari Grafik 4.4 di atas dapat dilihat peningkatan siswa tuntas belajar yang

signifikan. Dari studi pratindakan ke siklus I terjadi kenaikan prosentase

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

ketuntasan belajar siswa sebesar 26.08% atau bertambah 6 anak, sedangkan dari

siklus I ke siklus II terjadi kenaikan sebesar 30.43% atau bertambah 7 anak yang

tuntas belajar.

Begitu pula pada perolehan nilai masing-masing siswa dari setiap

pembelajaran selalu terjadi peningkatan rata-rata kelas, dapat dilihat pada tabel di

bawah ini:

Tabel 4.7. Peningkatan Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok dari Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II.

No Kegiatan

Pembelajaran Perolehan Nilai

Tertinggi Terendah Rata-Rata

1 Pratindakan 79 57 65.39

2 Siklus I 86 61 73.52

3 Siklus II 93 64 82.52

Dari data tabel 4.7 dapat dilihat perolehan nilai rata-rata kelas yang selalu

meningkat dari tiap kegiatan pembelajaran mulai pratindakan hanya 65.39

meningkat pada siklus I menjadi 73.52 dan meningkat lagi pada siklus II menjadi

82.52 dengan perolehan nilai tertinggi 93 dan terendah 64 yang meningkat pula

pada tiap pembelajaran. Dari studi pratindakan nilai tertinggi yang dicapai 79,

nilai terendah 57, pada siklus I meningkat menjadi nilai tertinggi 86, nilai

terendah 61, dan pada siklus II meningkat lagi nilai tertinggi menjadi 93 nilai

terendah 64.

Peningkatan perolehan nilai rata-rata kelas tersebut dapat digambarkan

dalam grafik berikut ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

0102030405060708090

Prasiklus Siklus I Siklus II .

Gambar 4.5. Grafik Peningkatan Perolehan Nilai Rata-Rata Kelas dan Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II

D. Pembahasan

Berdasarkan temuan dan refleksi selama siklus pertama dan siklus kedua,

Penggunaan Pendekatan Bermain pada Lompat Jauh Gaya Jongkok ternyata

sangat efektif dalam pembelajaran Penjasorkes. Penggunaan Pendekatan Bermain

mampu meningkatkan hasil belajar siswa, serta pemahaman terhadap materi

pembelajaran.

Kenaikan prestasi belajar siswa terhadap materi pembelajaran melalui

kegiatan lompat jauh gaya jongkok hingga mencapai tingkat ketuntasan belajar

91.30% dan peningkatan nilai rata-rata sebesar 82.52. Ini memberikan bukti

bahwa Pembelajaran Lompat Jauh Gaya Jongkok melalui pendekatan bermain

dapat melatih siswa menghubungkan potensi yang dimilikinya.

Dari 23 siswa hanya ada 2 siswa yang belum tuntas dalam perbaikan

pembelajaran Lompat Jauh Gaya Jongkok (peningkatan prestasi belajar siswa)

terhadap materi pembelajaran. Peneliti dapat mengungkap ketidakberhasilan

perbaikan pembelajaran itu dikarenakan siswa tersebut mengalami keterbatasan

fisik, yaitu faktor kesehatan yang tidak mendukung.

Aktivitas siswa juga mengalami peningkatan dari Siklus I ke Siklus II hal

ini dibuktikan dengan hasil yang diperoleh siswa dalam Observasi terhadap siswa

pada Siklus I dengan nilai yang cukup baik yaitu 13.99, sedangkan pada siklus II

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Aktivitas siswa sudah mengalami peningkatan dengan kriteria nilai Baik dengan

rata-rata penilaian 18.32.

Melihat data tersebut di atas maka Pembelajaran Lompat Jauh Gaya

Jongkok menggunakan pendekatan bermain mengalami keberhasilan hal ini

dibuktikan dengan perolehan nilai, baik aktivitas siswa dan hasil belajar siswa

dari Siklus I Pertamuan 2 sampai Siklus II Pertemuan 2 mengalami peningkatan

dan melebihi KKM, yaitu 70.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa, pembelajaran

lompat jauh gaya jongkok menggunakan pendekatan bermain dapat meningkakan

hasil belajar siswa.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Hasil

belajar siswa selama proses pembelajaran siklus I sampai siklus II mengalami

peningkatan. Nilai rata-rata yang dicapai pada pra siklus 65.39, siswa yang

mengalami ketuntasan belajar sebesar 34.78% sedangkan pada siklus I nilai rata-

rata yaitu 73.52, siswa yang mengalami ketuntasan belajar mencapai 14 siswa

(60.86%), sedangkan yang belum tuntas belajar 9 siswa atau 39.14% dari 23

siswa. Pada siklus II diperoleh nilai rata-rata 82.52, siswa yang mengalami

ketuntasan belajar mencapai 21 siswa atau 91.30% dari 23 siswa, sedangkan yang

belum tuntas belajar 2 siswa atau 8.70% dari 23 siswa. Ketuntasan belajar siswa

91.30% melebihi indikator keberhasilan, yaitu ketuntasan belajar 80%.

B. Implikasi

Hasil penelitian yang diperoleh ini mempunyai implikasi bagi

perkembangan pengajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di sekolah-

sekolah pada umumnya dan khususnya di SDN 1 Kebondalem Kecamatan

Bawang Kabupaten Banjarnegara. Guru Pendidikan Jasmani dapat menerapkan

pembelajaran atletik dengan materi Lompat Jauh Gaya Jongkok dengan

menggunakan pendekatan bermain, penggunaan pendekatan bermain ini juga

dapat digunakan untuk pembelajaran cabang atletik dan nomor yang lainnya,

sebagai variasi dari pembelajaran dan daya tarik terhadap materi sehingga siswa

tidak jenuh atau malas dengan pembelajaran atletik.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

C. Saran

Berikut saran-saran yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan

untuk meningkatkan pembelajaran pendidikan jasmani dalam hal ini untuk cabang

atletik, antara lain :

1. Bagi Sekolah

Alat dan fasilitas yang digunakan untuk pembelajaran ditambah atau

dilengkapi, sehingga guru dalam hal ini dapat mengajar dengan baik dan

siswa dapat menerima materi dengan optimal.

2. Bagi Guru

Sebaiknya pembelajaran atletik dalam penyampaian materinya ditambah

dengan permainan, permainan yang mengarah pada teknik atau materi yang

akan dilaksanakan.

3. Bagi Siswa

Bersikap aktif dalam mengikuti pembelajaran, sehingga pembelajaran yang

diikuti akan lebih bermanfaat