uji toksisitas akut ekstrak etanol 96% biji buah

64
UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL 96% BIJI BUAH ALPUKAT (Persea americana Mill.) TERHADAP LARVA Artemia salina Leach DENGAN METODE BRINE SHRIMP LETHALITY TEST (BSLT) Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN OLEH : Akbar Sepadan NIM : 1111103000083 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H / 2014 M

Upload: trinhanh

Post on 19-Jan-2017

238 views

Category:

Documents


14 download

TRANSCRIPT

Page 1: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL 96% BIJI BUAH

UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL 96%

BIJI BUAH ALPUKAT (Persea americana Mill.)

TERHADAP LARVA Artemia salina Leach DENGAN

METODE BRINE SHRIMP LETHALITY TEST (BSLT)

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN

OLEH :

Akbar Sepadan

NIM : 1111103000083

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H / 2014 M

Page 2: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL 96% BIJI BUAH

ii

Page 3: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL 96% BIJI BUAH

iii

Page 4: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL 96% BIJI BUAH

iv

Page 5: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL 96% BIJI BUAH

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah

memberikan limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan laporan penelitian ini tepat waktu. Dan tak lupa shalawat beriring

salam kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW. Penulis menyadari dengan

bantuan, dukungan, dan bimbingan berbagai pihak penelitian ini dapat

terselesaikan dengan tepat waktu. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Prof. Dr (hc). dr. M.K Tadjudin, SpAnd selaku Dekan FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan arahan kepada penulis selama

menempuh pendidikan di PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini.

2. dr. Witri Ardini, M.Gizi, SpGK selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Dokter atas bimbingan yang diberikan penulis menempuh pendidikan di

PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini.

3. dr. Nurul Hiedayati, PhD selaku pembimbing 1 yang telah banyak

memberikan waktu, pikiran, dan tenaga kepada penulis dalam membatu

penulis untuk menyelesaikan laporan penelitian ini. Dr. Nurul Hiedayati, PhD

selaku PJ Laboratorium Farmakologi yang telah memberikan izin dalam

penggunaan laboratorium.

4. Ibu Puteri Amelia, M.Farm, Apt selaku pembimbing 2 yang telah banyak

memberikan waktu, pikiran, dan tenaga kepada penulis dalam membatu

penulis untuk menyelesaikan laporan penelitian ini. Ibu Puteri Amelia,

M.Farm, Apt, juga selaku PJ Laboratorium Fitokimia & Farmakognosi yang

telah memberikan izin dalam penggunaan laboratorium.

5. dr. Flori Ratna Sari, PhD selaku penanggung jawab riset PSPD 2011, yang

telah memberikan arahan dan semangat serta dukungan dalam menyelesaikan

penelitian ini.

6. Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan yang telah memberikan beasiswa

kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian ini.

Page 6: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL 96% BIJI BUAH

vi

7. Orang tua saya Ir. Johni Achmad, MM dan Ir. Nurhayati dan adik-adik saya

Amelia Pertiwi dan Ayu Permatasari yang telah memberikan limpahan kasih

sayang, dukungan, semangat, dan doa-doa kepada penulis dalam

melaksanakan penelitian sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan

penelitian ini tepat waktu.

8. Keluaga Bastoni Achmad dan keluarga Agus Setiawan yang telah

memberikan semangat dan doa kepada penulis dalam menyelesaikan

penelitian ini.

9. Mbak Rani, Mas Rachmadi, Mbak Ai, dan laboran-laboran lainnya yang telah

membantu penulis dalam pengambilan data.

10. Teman-teman satu kelompok penelitian, Ayu Reskianingsih, Feby Wulandari,

dan Nurul Khafidz Subekti yang telah bekerja sama dan saling mendukung

dalam melaksanakan penelitian ini.

11. Teman-teman kontrakkan Pondok Hijau, Andika Prasdipta Hidayat,

Apriangga Sastriawan, Bentito Zulyan Pamungkas, Faizal Rachmadi, Indra

Fauzi, Seflan Syahir Ahliadi, dan Yoga Eka Prayuda yang telah memberikan

semangat dan dukungan selama penulis melakukan penelitian ini

12. Teman-teman PSPD 2011 yang telah berjuang bersama dan memberikan

dukungan kepada penulis dalam melakukan penelitian ini.

Saya menyadari bahwa laporan penelitian ini jauh dari kata sempurna. Oleh

karena itu, penulis sangat menerima dan mengharapkan kritik dan saran yang

membangun atas laporan penelitian ini. Demikianlah laporan penelitian yang

penulis susun, semoga dapat memberikan manfaat bagi penulis sendiri maupun

pembaca serta semoga Allah SWT bekernan menjadikan laporan penelitian ini

sebagai amal jariyah di akhirat nanti. Amin.

Jakarta, 15 September 2014

Penulis

Page 7: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL 96% BIJI BUAH

vii

ABSTRAK

Akbar Sepadan. Program Studi Pendidikan Dokter. Uji Toksisitas Akut Ekstrak

Etanol 96% Biji Buah Alpukat (Persea americana Mill.) Terhadap Larva Artemia

salina Leach dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). 2014

Alpukat (Persea americana Mill.) merupakan suku Lauraceae yang tergolong

sebagai tumbuhan obat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi

toksisitas akut ekstrak etanol 96 % biji buah alpukat (Persea americana Mill.)

berdasarkan nilai LC50. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Brine

Shrimp Lethality Test (BSLT). Uji dilakukan dengan memberikan 1 kontrol

negatif dan 7 konsentrasi (40, 35, 30, 25, 20, 15, dan 10 ppm) kepada Larva

Artemia salina Leach dengan 3 kali pengulangan. Larva Artemia salina Leach

yang digunakan berjumlah 240 ekor dengan 10 ekor larva untuk tiap perlakuan.

Pengamatan kematian larva dilakukan 24 jam setelah perlakuan. Berdasarkan

analisis probit, nilai LC50 dari ekstrak etanol 96% biji buah alpukat (Persea

americana Mill.) didapatkan sebesar 21,46 ppm. Nilai LC50 < 1000 ppm

menunjukkan ekstrak etanol 96% biji buah alpukat (Persea americana Mill.)

memiliki potensi toksisitas akut.

Kata kunci: Uji Toksisitas Akut, Persea americana Mill., BSLT, Artemia salina

Leach, LC50

ABSTRACT

Akbar Sepadan. Medical Education Programme. Acute Toxicity Test of 96%

Ethanol Avocado Seed Extract (Persea americana Mill.) on Artemia salina Leach

Larvae using Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). 2014

Among the Lauraceae family, avocado (Persea americana Mill.) is considered as

a medicinal plant. This study was conducted to determine the acute toxicity

potential of 96% ethanol avocado seed extract according to LC50 measurement

using Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Eight groups consisted of 10 Artemia

salina Leach larvae were treated with 7 different concentration of extract (40 ppm,

35 ppm, 30 ppm, 25 ppm, 20 ppm, 15 ppm, and 10 ppm) and 1 negative control.

The test was repeated three times using a total of 240 larvae. Death count was

done within 24 hour after treatment. Using probit analysis, the LC50 value of 96%

ethanol avocado seed extract (Persea americana Mill.) was found to be 21,46

ppm. Having a LC50 value < 1000 ppm, it can be concluded that 96% ethanol

avocado seed extract (Persea americana Mill.) has acute toxicity potential.

Keywords: Acute Toxicity Test, Persea americana Mill.), BSLT, Artemia salina

Leach, LC50

Page 8: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL 96% BIJI BUAH

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL .................................................................................................. i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ..................................................... iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN ..................................................................... iv

KATA PENGANTAR ............................................................................................ v

ABSTRAK ........................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL .................................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan masalah .................................................................................... 2

1.3 Tujuan penelitian ..................................................................................... 2

1.3.1 Tujuan umum ................................................................................. 2

1.3.2 Tujuan khusus ................................................................................ 2

1.4 Manfaat penelitian ................................................................................... 2

1.4.1 Bagi peneliti ................................................................................... 2

1.4.2 Bagi institusi .................................................................................. 3

1.4.3 Bagi masyarakat ............................................................................. 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan teori.......................................................................................... 4

2.1.1 Tumbuhan sebagai pengobatan tradisional .................................... 4

2.1.2 Tumbuhan alpukat .......................................................................... 7

2.1.3 Toksikologi .................................................................................. 10

2.1.4 Uji toksisitas akut ......................................................................... 13

2.1.5 Ekstraksi simplisia ....................................................................... 14

2.1.6 Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) ............................................ 17

2.1.7 Artemia salina Leach ................................................................... 18

2.2 Kerangka teori ....................................................................................... 23

2.3 Kerangka konsep ................................................................................... 24

2.4 Definisi operasional ............................................................................... 25

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Desain penelitian ................................................................................... 26

3.2 Waktu dan lokasi penelitian .................................................................. 26

3.3 Populasi dan sampel .............................................................................. 26

Page 9: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL 96% BIJI BUAH

ix

3.3.1 Populasi ........................................................................................ 26

3.3.2 Sampel .......................................................................................... 26

3.3.2.1 Kriteria inklusi .................................................................. 26

3.3.2.2 Kriteria ekslusi ................................................................. 26

3.3.2.3 Besar sampel .................................................................... 27

3.3.2.4 Cara pengambilan sampel ................................................ 27

3.4 Determinasi tanaman ............................................................................. 27

3.5 Bahan yang diuji .................................................................................... 27

3.6 Alat dan bahan penelitian ...................................................................... 27

3.6.1 Alat penelitian .............................................................................. 27

3.6.2 Bahan penelitian ........................................................................... 28

3.7 Cara kerja penelitian .............................................................................. 28

3.7.1 Persiapan sampel dan pembuatan simplisia ................................. 28

3.7.2 Ekstraksi biji buah alpukat ........................................................... 28

3.7.3 Penetasan larva udang Artemia salina Leach............................... 29

3.7.4 Pembuatan konsentrasi larutan uji ............................................... 30

3.7.5 Uji toksisitas akut dengan metode BSLT ..................................... 31

3.8 Alur penelitian ....................................................................................... 32

3.9 Pengolahan dan analisis data ................................................................. 33

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil ekstraksi biji alpukat .................................................................... 34

4.2 Hasil BSLT ............................................................................................ 34

4.3 Nilai LC50 .............................................................................................. 36

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ................................................................................................ 39

5.2 Saran ...................................................................................................... 39

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 40

LAMPIRAN .......................................................................................................... 44

Page 10: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL 96% BIJI BUAH

x

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Ilustrasi konsentrasi ekstrak pada plate ................................................. 31

Tabel 4.1 Data berat ekstrak kental biji buah alpukat (Persea americana Mill.) .. 34

Tabel 4.2 Pengaruh berbagai konsentrasi ekstrak etanol 96% biji buah alpukat

(Persea americana Mill.) ...................................................................... 34

Tabel 4.3 Hasil perhitungan LC50 menggunakan metode probit ........................... 36

Tabel 6.1 Transformasi persen – probit ................................................................. 50

Page 11: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL 96% BIJI BUAH

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tanaman alpukat (Persea americana Mill.) ....................................... 7

Gambar 2.2 Buah, biji, daun, bunga, pohon alpukat (Persea americana Mill.) ..... 8

Gambar 2.3 Metabolisme etanol ........................................................................... 17

Gambar 2.4 Artemia salina Leach ........................................................................ 18

Gambar 2.5 Siklus hidup Artemia salina Leach ................................................... 19

Gambar 2.6 Karakteristik larva Artemia salina Leach ......................................... 20

Gambar 2.7 Karakteristik Artemia salina Leach dewasa ..................................... 20

Gambar 3.1 Bagan alur penelitian ........................................................................ 32

Gambar 4.1 Grafik pengaruh konsentrasi ekstrak etanol 96% biji buah alpukat

(Persea americana Mill.) terhadap kematian larva Artemia salina

Leach ................................................................................................. 35

Gambar 4.2 Grafik regresi linier ekstrak etanol 96% biji buah alpukat (Persea

americana Mill.) terhadap nilai probit .............................................. 37

Gambar 6.1 Surat keterangan determinasi bahan uji ............................................ 44

Gambar 6.2 Kaleng telur Artemia salina Leach ................................................... 45

Gambar 6.3 Biji buah alpukat (Persea americana Mill.) ..................................... 46

Gambar 6.4 Serbuk simplisia biji buah alpukat (Perea americana Mill.) ............ 46

Gambar 6.5 Destilasi pelarut etanol ...................................................................... 46

Gambar 6.6 Evaporasi biji buah alpukat (Persea americana Mill.) ..................... 46

Gambar 6.7 Botol kaca maserasi .......................................................................... 46

Gambar 6.8 Proses penyaringan ........................................................................... 46

Gambar 6.9 Ekstrak kental biji buah alpukat (Persea americana Mill.) .............. 47

Gambar 6.10 Ekstrak kental 2 g ............................................................................. 47

Gambar 6.11 Larutan induk 20.000 ppm ................................................................ 47

Gambar 6.12 Wadah penetasan telur Artemia salina Leach ................................... 47

Gambar 6.13 Larutan konsentrasi ekstrak biji buah alpukat (Persea Americana

Mill.) ................................................................................................. 47

Gambar 6.14 Hasil uji BSLT .................................................................................. 47

Page 12: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL 96% BIJI BUAH

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat keterangan determinasi bahan uji ............................................ 44

Lampiran 2. Alat dan bahan penelitian ................................................................. 45

Lampiran 3. Perhitungan konsentrasi konsentrasi ekstrak biji buah alpukat

(Persea americana Mill.) .................................................................. 48

Lampiran 4. Tabel transformasi persen – probit ................................................... 50

Lampiran 5. Riwayat penulis ................................................................................. 52

Page 13: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL 96% BIJI BUAH

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang kaya dengan keanekaragaman

hayatinya dan menduduki peringkat lima besar di dunia dalam hal

keanekaragaman tumbuhan, dengan 38.000 spesies tumbuhan dan 55 %

diantaranya merupakan endemik di Indonesia. Tumbuhan-tumbuhan

tersebut diketahui sekitar 1300 spesies telah digunakan sebagai tumbuhan

obat dan 180 spesies yang telah dimanfaatkan sebagai bahan baku obat

tradisional.1,2

Salah satu tumbuhan yang tergolong sebagai tumbuhan obat adalah

alpukat. Tumbuhan alpukat memiliki banyak manfaat, seperti

vasorelaksan, antioksidan, hipoglikemik, analgesik, hipotensif,

penyembuhan luka, anti inflamasi, antikonvulsan, antivirus, antiulser,

antihepatotoksik.3

Biji buah alpukat (Persea americana Mill.) merupakan produk sisa

yang kurang dimanfaatkan dibandingkan dengan bagian buahnya.

Penelitian telah dilakukan terhadap bagian bijinya. Nilai LC50 dari biji

buah alpukat adalah 42,270 mg/L yang menunjukkan bahwa biji buah

alpukat (Persea americana Mill.) bersifat toksik dan berpotensi menjadi

antikanker. Biji buah alpukat (Persea americana Mill.) memiliki

kandungan kimia, yaitu alkaloid, triterpenoid, tanin, flavonoid, dan

saponin. Senyawa-senyawa kimia tersebut diketahui memiliki efek sebagai

antikanker yang kuat.4,5

Salah satu metode yang digunakan untuk menilai toksisitas suatu

bahan alam adalah Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Metode ini

digunakan untuk menilai LC50 suatu bahan alam dengan menggunakan

hewan coba larva Artemia salina Leach. Metode BSLT sering digunakan

karena cepat, dapat dipercaya, murah, dan mudah untuk dilakukan.6

Page 14: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL 96% BIJI BUAH

2

Penelitian ini dilakukan untuk melihat potensi toksisitas biji buah

alpukat (Persea americana Mill.) dengan menggunakan pelarut etanol

96%, maka pada penelitian akan dilakukan uji toksisitas akut ekstrak

etanol 96% biji buah alpukat (Persea americana Mill.) terhadap larva

Artemia salina Leach dengan metode BSLT.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana aktivitas toksisitas akut ekstrak etanol 96% biji buah

alpukat (Persea americana Mill.) terhadap larva Artemia salina Leach

dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui aktivitas toksisitas akut ekstrak etanol 96%biji

buah alpukat (Persea Americana Mill.) terhadap larva Artemia

salina Leach dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT).

1.3.2 Tujuan Khusus

a) Mendapatkan data persentase kematian larva Artemia salina

Leach setelah pemberian ekstrak etanol 96% biji buah alpukat

(Persea americana Mill.)

b) Mengetahui nilai LC50 ekstrak etanol 96% biji buah alpukat

(Persea americana Mill.) terhadap larva Artemia salina Leach

dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

a) Penelitian ini menjadi salah satu syarat untuk mendapatkan

gelar sarjana kedokteran di Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Page 15: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL 96% BIJI BUAH

3

b) Menambah pengetahuan peneliti tentang aktivitas toksisitas

akut biji buah alpukat (Persea americana Mill.).

c) Mendapatkan pengalaman bagi peneliti dalam melakukan

proses ekstraksi dan uji toksisitas akut terhadap larva Artemia

salina Leach dengan menggunakan metode BSLT.

1.4.2 Bagi Institusi

a) Memberikan tambahan pengetahuan tentang penelitian ini ke

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

b) Menjadi sumber referensi bagi peneliti lain untuk melakukan

penelitian yang lebih lanjut.

1.4.3 Bagi Masyarakat

a) Memberikan informasi tentang potensi biji buah alpukat

sebagai tumbuhan obat.

b) Memberikan informasi tentang aktivitas toksisitas biji buah

alpukat.

Page 16: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL 96% BIJI BUAH

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Tumbuhan sebagai Pengobatan Tradisional

Allah SWT menjelaskan tentang tumbuhan dalam surat Al-

An'am ayat 99 yang mempunyai arti, "Dan Dialah yang

menurunkan air dari langit lalu Kami tumbuhkan dengan air itu

segala macam tumbuh-tumbuhan maka Kami keluarkan dari

tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau, Kami keluarkan

dari tanaman yang menghijau itu butir yang; dan dari mayang

kurma, mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun

anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa

dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya pada waktu berbuah,

dan menjadi masak. Sungguh, pada yang demikian itu ada tanda

(kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman."

Pada ayat di atas telah dijelaskan bahwa Allah SWT telah

menciptakan berbagai jenis tumbuhan dengan banyak manfaat bagi

kesehatan. Hal ini juga selaras dengan kebiasaan masyarakat kita

yang juga sering memanfaatkan berbagai macam tumbuhan sebagai

salah satu pengobatan tradisional.

Obat tradisonal merupakan suatu bahan ataupun suatu

ramuan bahan yang bisa terdiri dari bahan-bahan alam, yaitu bahan

dari tumbuhan, bahan dari hewan, bahan dari mineral, campuran

dari semua bahan alam tersebut, yang telah dimanfaatkan untuk

pengobatan berdasarkan pengalaman dan ini telah dilakukan secara

turun-temurun.7

Menurut WHO, pengobatan tradisional adalah sekumpulan

pengetahuan, kemampuan, dan praktek yang berdasarkan teori,

kepercayaan, dan pengalaman dari berbagai macam budaya, baik

Page 17: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL 96% BIJI BUAH

5

yang bisa dijelaskan maupun yang tidak bisa dijelaskan, yang

digunakan dalam pemelihaaraan kesehatan baik dalam hal

pencegahan, diagnosis, perbaikan ataupun pengobatan untuk

penyakit fisik dan mental.8

Obat herbal terutama yang terstandar merupakan suatu

sediaan obat yang berasal dari alam yang keamanan dan khasiatnya

telah mengalami pembuktiaan dengan cara ilmiah berupa uji

praklinik dimana bahan baku pembuat obat herbal tersebut sudah

terstandarisasi. Sedangkan fitofamaka sendiri merupakan suatu

sediaan obat yang berasal dari alam yang keamanan dan khasiatnya

telah mengalami pembuktiaan dengan cara ilmiah berupa uji

praklinik dan uji klinik dimana bahan baku pembuat obat herbal

tersebut sudah terstandarisasi.7

Dalam pengembangan obat tradisional sendiri, untuk

diterima menjadi fitofarmaka yang bisa digunakan pada layanan

kesehatan formal maka harus dilakukan beberapa tahapan.

Tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut:

1. Seleksi

Dalam tahap seleksi ini akan dilakukan pemilihan obat

tradisional yang dilakukan penelitian. Obat tradisional tersebut

yang memiliki prioritas untuk dilakukan penelitian dan

pengembangan adalah sebagai berikut:

Memiliki kemungkinan terdapatnya khasiat terhadap

penyakit yang prevalensinya termasuk yang tertinggi di

Indonesia.

Secara pengalaman memiliki khasiat terhadap suatu

penyakit tertentu.

Dapat dijadikan sebagai alternatif yang jarang terhadap

suatu penyakit tertentu.9

Page 18: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL 96% BIJI BUAH

6

2. Uji preklinik

Pada uji preklinik, uji yang akan dilakukan dengan cara in vitro

dan in vivo pada hewan yang diujikan untuk mengetahui

toksisitas dan efek farmakodinamiknya. Uji toksisitas yang

dilakukan pada hewan yang diujikan memiliki tujuan untuk

mengetahui keamanan dalam penggunaannya. Sedangkan uji

farmakodinamik pada hewan yang diujikan memiliki tujuan

untuk memprediksi efek pada manusia.9

3. Standarisasi

Dalam standarisasi terdiri dari beberapa tahap yang akan

dilakukan, yaitu standarisasi simplisia, penentuan identitas, dan

penentuan bentuk sediaan yang sesuai. Karena dalam bentuk

sediaan, proses pengolahan, dan kondisi bahan yang berbeda

dapat memengaruhi efek yang ditimbulkan oleh suatu obat.9

4. Uji klinik

Uji klinik ini apabila telah dilakukan dan dapat dibuktikan

khasiat dan keamanan obat tradisional ataupun obat herbal,

maka obat tradisional maupun obat herbal dapat diubah

menjadi fitofarmaka. Uji klinik sendiri terdiri dari beberapa

fase, yaitu:

Fase I bertujuan untuk melakukan uji terhadap keamanan

dan tolerabilitas obat tradisional maupun obat herbal. Pada

fase ini, dilakukan pada sukarelawan yang sehat.

Fase II terdiri dari dari fase II awal yang melakukan uji

terhadap suatu obat tradisional maupun obat herbal pada

pasien dengan jumlah yang terbatas, tetapi tanpa

pembanding dan fase II akhir yang melakukan uji terhadap

suatu obat tradisional maupun obat herbal pada pasien

dengan jumlah yang terbatas, tetapi pada fase II akhir ini,

digunakan pembanding.

Fase III dilakukan suatu uji klinik definitif.

Page 19: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL 96% BIJI BUAH

7

Fase IV dilakukan setelah pemasaran, hal ini bertujuan

untuk melihat apakah ada efek samping yang jarang

ataupun yang timbulnya lambat pada obat yang diujikan.9

2.1.2 Tumbuhan Alpukat

Persea americana Mill. bisa tumbuh baik di dataran rendah

maupun dataran tinggi. Tanaman ini biasanya lebih suka hidup di

daerah dengan iklim yang basah dengan curah hujan sekitar 1.500-

3.000 mm per tahun, serta tidak suka tanah yang tandus. Persea

americana Mill. dapat berbuah sekitar 2-3 kali setahun dengan

kondisi yang sesuai.10

Gambar 2.1 : Tanaman alpukat (Persea americana Mill.)

Sumber : Aspan, Ruslan. Taksonomi koleksi tanaman obat kebun tanaman

Citeureup. Jakarta: BPOM Republik Indonesia; 2008.

Taksonomi tumbuhan alpukat (Persea americana Mill.) adalah

sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Page 20: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL 96% BIJI BUAH

8

Bangsa : Laurales

Suku : Lauraceae

Marga : Persea

Jenis : Persea americana Mill.11

Gambar 2.2 : Buah, biji, daun, bunga, pohon alpukat (Persea

americana Mill.)

Sumber : Aspan, Ruslan. Taksonomi koleksi tanaman obat kebun tanaman

Citeureup. Jakarta: BPOM Republik Indonesia; 2008.

Pohon alpukat ( Persea americana Mill.) bisa memiliki

tinggi mencapai 10 meter. Pohonnya berkayu dan berbentuk seperti

kubah. Pohonnya juga bercabang dan berwarna coklat kotor.10,11

Daun alpukat (Persea americana Mill.) berbentuk tunggal,

bertangkai, ujung dan pangkalnya runcing. Daunnya berwarna

hijau dan memiliki panjang sekitar 10-20 cm serta lebar 3-10 cm.11

Bunga alpukat (Persea americana Mill.) berjenis majemuk

dan bunganya tumbuh di ujung ranting. Bunganya memiliki

Page 21: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL 96% BIJI BUAH

9

benang sari berjumlah dua belas dan ruang kepala sarinya

berjumlah empat. Warna bunganya putih kotor dan memiliki

mahkota yang berambut serta diameternya 1-1,5 cm.11

Buah alpukat (Persea americana Mill.) berbentuk bulat

telur dan memiliki panjang 5-20 cm. Buahnya memiliki bintik-

bintik atau gundul dan ketika masak daging buahnya menjadi lunak

serta berwarna hijau atau kuning keunguan. Buahnya biasanya

memiliki berat 300-800 g per buah.10,11

Biji buah alpukat ( Persea americana Mill.) berbentuk

bulat dengan diameter sekitar 2,5-3 cm dan keping bijinya

memiliki warna putih kemerahan.11

Akar alpukat (Persea americana Mill.) bertipe akar

tunggang dan memiliki warna coklat. Akar sampingnya juga kuat

sehingga dengan tipe akar tunggang dan akar samping yang kuat

membuat tanaman alpukat dapat tumbuh di lahan lereng.10,11

Hasil analisis fitokimia yang dilakukan pada ekstrak

metanol biji buah alpukat memiliki beberapa kandungan kimia,

yaitu alkaloid, antosianin, flavonoid, tanin, triterpenoid,

karbohidrat, dan saponin. Sedangkan pada analisis fitokima pada

ekstrak heksan juga didapatkan asam palmitat, asam palmitoleat,

asam stearat, asam oleat, dan asam linoleat serta terdapat

β-sitosterol.12,13

Alkaloid memiliki efek tubulin inhibitor yang dapat

menginhibisi siklus sel. Saponin memiliki efek hemolisis sel darah

merah. Tanin memiliki efek membentuk kompleks ireversibel

denganprotein prolin sehingga menginhibisi pembentukan protein

sel. Semua efek tersebut akan menyebabkan larva Artemia salina

Leach mati.14,15,16

Page 22: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL 96% BIJI BUAH

10

Dari hasil penelitian sebelumnya, ekstrak etanol biji buah

alpukat (Persea americana Mill.) memiliki nilai LC50 42,270

mg/L yang menunjukkan bahwa biji buah alpukat (Persea

americana Mill.) bersifat toksik.4

2.1.3 Toksikologi

Toksikologi adalah suatu ilmu yang membahas tentang

hakikat dan mekanisme dari berbagai efek toksik dari suatu bahan

terhadap makhluk hidup dan sistem bilogik lainnya. Toksikologi

juga membahas tentang identifikasi racun, gejala-gejala, dan

penanganan keracunan.17,18

Toksikologi banyak digunakan dalam berbagai aspek,

yaitu:

Toksikologi klinis membahas tentang diagnosis dan

penatalaksanaan pada keracunan yang terjadi pada manusia.

Toksikologi kedokteran hewan membahas tentang diagnosis

dan penatalaksanaan pada hewan yang mengalami keracunan.

Toksikologi forensik yang membahas aspek medikolegal,

termasuk deteksi racun pada sampel klinis.

Toksikologi lingkungan membahas tentang perubahan bahan-

bahan toksik dan metabolit serta degradasinya di lingkungan

dan di dalam rantai makanan. Dan toksikologi lingkungan juga

membahas efek terhadap individu maupun suatu populasi

manusia.

Toksikologi industri merupakan pembahasan yang lebih

spesifik dari toksikologi lingkungan, yaitu tentang toksikologi

pada lingkungan kerja yang menentukan higienitas dalam

industri.19

Penelitian ataupun uji dalam toksikologi terdiri dari :

a) Uji Toksikologi Umum

Page 23: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL 96% BIJI BUAH

11

1. Uji toksisitas akut merupakan suatu uji yang dilakukan

dengan cara memberikan suatu zat kimia yang sedang diuji

dan diberikan sebanyak satu kali atau sampai beberapa kali

dalam jangka waktu 24 jam.17

2. Uji toksisitas jangka pendek sendiri terbagi lagi menjadi

dua, yaitu:

Uji toksisitas subakut merupakan uji yang dilakukan

dalam jangka waktu 14-21 hari untuk menentukan

dosis toksik minimial dan maksimal yang dapat

ditoleransi serta menentukan kemungkinan terjadinya

toleransi. 20,21

Uji toksisitas subkronis merupakan uji yang dilakukan

dengan cara memberikan suatu zat kimia tertentu

secara berulang setiap hari artaupun bisa 5 kali dalam

seminggu dan biasanya dilakukan selama 10% dari

masa hidup hewan yang diuji. Tapi beberapa peneliti

menyatakan uji toksisitas subkronis ini dilakukan

dalam jangka waktu antara 14-28 hari.20,21

3. Uji toksisitas jangka panjang atau disebut juga uji toksisitas

kronis merupakan suatu uji yang dilakukan dengan cara

memberikan suatu zat kimia tertentu secara berulang dalam

jangka waktu antara 3-6 bulan atau seumur hidup dari usia

hewan yang diujikan.20,21

b) Uji Toksikologi Khusus

1. Uji terhadap efek teratogenik merupakan suatu uji yang

dilakukan terhadap obat yang dipakai oleh wanita, terutama

wanita hamil untuk melihat pengaruh ataupun efek suatu

obat terhadap organ reproduksi dan pada janin yang

dikandungnya.20,21

2. Uji terhadap efek karsinogenik merupakan suatu uji yang

dilakukan terhadap suatu obat tertentu untuk melihat ada

Page 24: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL 96% BIJI BUAH

12

atau tidak efek karsinogenik yang dapat mencetuskan

terjadinya perubahan sel normal mengalami keganasan.17,18

3. Uji terhadap efek mutagenik merupakan suatu uji yang

dilakukan terhadap suatu obat tertentu untuk melihat ada

atau tidak efek mutagenik yang dapat mencentuskan

terjadinya perubahan materi genetik.20,21

4. Uji terhadap efek adiksi merupakan suatu uji yang

dilakukan terhadap suatu obat tertentu untuk melihat ada

atau tidak efek adiksi yang dapat memengaruhi sistem saraf

pusat.20,21

Salah satu yang dibahas di toksikologi adalah efek toksik.

Efek toksik yang diakibatkan oleh suatu zat ataupun obat tertentu

antara lain:

1. Efek lokal dan sistemik

Efek lokal umumnya terjadi gambaran kerusakan pada sel-

sel hidup. Contoh efek lokal seperti kulit yang terkena bahan

korosif dan iritasi gas pada saluran pernapasan.

Efek sistemik biasanya terjadi ketika toksikan diserap dan

sudah menyebar di seluruh tubuh. Biasanya toksikan mengenai

satu organ maupun sampai mengenai beberapa organ.17

2. Efek berpulih dan nirpulih

Efek berpulih atau disebut juga efek reversibel merupakan

efek yang dapat hilang dengan sendirinya. Efek berpulih ini

bisa terjadi apabila tubuh terkena toksikan pada kadar yang

rendah dalam jangka waktu yang singkat.

Efek nirpulih atau yang disebut juga efek ireversibel

merupakan efek yang akan menetap atau bahkan menjadi lebih

parah. Efek nirpulih ini sendiri biasanya terjadi apabila tubuh

terkena toksikan pada kadar yang tinggi dan dalam jangka

waktu yang lama.17

3. Efek segera dan tertunda

Page 25: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL 96% BIJI BUAH

13

Efek segera merupakan efek yang muncul setelah terkena

satu kali pajanan toksikan. Sedangkan efek tertunda merupakan

efek yang terjadi setelah terpajan toksikan selama beberapa

waktu.17

4. Efek morfologis, fungsional, dan biokimiawi

Efek morfologis merupakan efek yang menyebabkan

perubahan yang terjadi pada morfologi jaringan berupa

perubahan bentuk luar dan mikroskopisnya.

Efek fungsional merupakan efek yang menyebabkan fungsi

organ sasaran mengalami perubahan yang umumnya bersifat

berpulih.17

Efek biokimiawi dalam uji toksisitas rutin merupakan efek

toksik yang tidak menyebabkan perubahan morfologis pada

daerah yang tepajan.17

2.1.4 Uji Toksisitas Akut

Uji toksisitas akut adalah salah salah satu uji yang

dilakukan dalam bidang toksikologi. Seperti telah disebutkan pada

subbab sebelumnya, uji toksisitas akut merupakan suatu uji yang

dilakukan dengan cara memberikan suatu zat kimia yang sedang

diuji dan diberikan sebanyak satu kali sampai beberapa kali dalam

jangka waktu 24 jam.21

Sebagian besar penelitian uji toksisitas akut ini sendiri

biasanya digunakan untuk menentukan LD50 (Median Lethal

Dose). Sedangkan apabila kita ingin memberikan suatu zat ataupun

obat melalui inhalasi, penelitian ataupun uji yang akan dilakukan

adalah untuk menetukan LC50 (Median Lethal Concentration ).20,21

Dosis Letal Median atau Median Lethal Dose (LD50) adalah

suatu uji terhadap suatu dosis dari suatu toksikan tertentu yang

dapat membunuh 50% hewan coba yang diujikan.22

Page 26: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL 96% BIJI BUAH

14

Sedangkan Konsentrasi Letal Median atau Median Lethal

Concentration (LC50) adalah suatu uji terhadap konsentrasi bahan

material ataupun toksikan pada udara, air, tanah ataupun sedimen

yang diujikan pada hewan coba tertentu yang dapat membunuh

50% hewan coba tersebut.23

Suatu zat dikatakan memiliki potensi toksisitas akut dan

potensial sebagai sitotoksik apabila suatu zat memiliki nilai LC50

kurang dari 1000 ppm.24

2.1.5 Ekstraksi Simplisia

Simplisia merupakan suatu bahan alamiah tertentu yang

dimanfaatkan sebagai obat yang belum pernah mengalami proses

pengolahan sama sekali dan kecuali hanya pengeringan saja.25

Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan suatu bahan

tertentu dari campurannya menggunakan suatu pelarut tertentu

yang bertujuan untuk mendapatkan suatu ekstrak. 26

Ekstrak sendiri merupakan suatu bahan kental yang

didapatkan dengan cara ekstraksi suatu senyawa aktif dari suatu

simplisia dengan ukuran partikel tertentu dengan menggunakan

suatu pelarut tertentu.25,26

Pada saat melakukan ekstraksi, ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan, yaitu:

Jumlah simplisia yang akan diekstraksi

Derajat kehalusan simplisia

Jenis pelarut yang dipakai

Suhu ekstraksi

Lama waktu ekstraksi23

Dalam penelitian ini, ekstraksi yang dilakukan

menggunakan pelarut. Ekstraksi menggunakan pelarut ada dua

cara, yaitu:

Page 27: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL 96% BIJI BUAH

15

1. Cara dingin

a) Maserasi

Maserasi merupakan suatu prosedur atau proses ekstraksi

simplisia dengan cara menggunakan pelarut dengan

melakukan pengocokan atau pengadukan beberapa kali

pada suhu kamar.25

b) Perkolasi

Perkolasi merupakan suatu prosedur atau proses ekstraksi

simplisia dengan menggunakan pelarut yang selalu baru

dan ini dilakukan sampai terjadi ekstraksi yang sempurna

serta umumnya perkolasi dilakukan pada suhu kamar.

Perkolasi terdiri dari beberapa tahapan, yaitu tahapan

pengembangan bahan, tahap maserasi antara, dan tahap

perkolasi sebenarnya.25

2. Cara panas

a) Refluks

Refluks merupakan suatu prosedur atau proses ekstraksi

dengan menggunakan pelarut yang berada pada suhu titik

didihnya, jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan

dengan adanya pendingin balik, dan refluks ini sendiri

dilakukan dalam jangka waktu tertentu.25

b) Soxhlet

Soxhlet merupakan suatu prosedur atau proses ekstraksi

dengan menggunakan suatu alat khusus dan juga

menggunakan pelarut yang selalu baru sehingga akan

terjadi ekstraksi yang terus-menerus serta jumlah pelarut

yang digunakan relatif konstan dengan adanya pendingin

balik.25

c) Digesti

Digesti merupakan suatu proses maserasi kinetik atau suatu

proses atau prosedur pengadukan yang terus-menerus pada

Page 28: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL 96% BIJI BUAH

16

suhu yang lebih tinggi dari suhu kamar, yaitu suhunya

secara umum berkisar pada suhu antara 40-50o C.

25

d) Infus

Infus merupakan suatu proses atau prosedur ekstraksi

dengan menggunakan pelarut air pada suhu penangas air

dimana bejana infus yang digunakan tercelup dalam

penangas air yang mendidih dengan suhu antara 96-98o C

dalam waktu tertentu antara 15-20 menit.25

e) Dekok

Dekok merupakan suatu proses atau prosedur infus yang

dilakukan dalam jangka waktu yang lebih lama (≥30o C)

dan pada suhu titik didih air.25

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode

maserasi. Metode maserasi merupakan metode yang mudah

dilakukan dan metode yang sesuai untuk simplisia ataupun obat

yang tidak tahan suhu panas.27

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pelarut etanol.

Etanol atau disebut juga etil alkohol merupakan suatu molekul

kecil yang dapat larut di dalam air dan juga dapat diserap dengan

cepat dari saluran pernapasan.28

Etanol memiliki formula ataupun struktur molekulnya

adalah C2H5OH atau CH3-CH2-OH yang massa molarnya sekitar

46,07 gram/mol yang memiliki bentuk berupa cairan yang tidak

bewarna dengan specific gravity 0,789 dan juga memiliki titik leleh

sekitar suhu -112o C serta memiliki titik didih sekitar suhu 78,4

o

C.29

Etanol akan di metabolisme oleh enzim alkohol

dehidrogenase (ADH) yang akan merubah etanol menjadi

asetaldehid. Enzim alkohol dehidrogenase (ADH) sendiri banyak

terdapat di hati, tetapi terdapat juga di otak dan lambung. Selain

enzim alkohol dehidrogenase, ada juga yang disebut sebagai sistem

oksidasi etanol mikrosom (SOEM) yang juga mempunyai fungsi

Page 29: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL 96% BIJI BUAH

17

merubah etanol menjadi asetaldehid. Setelah terbentuk asetaldehid

baik dari jalur alkohol dehidrogenase ataupun dari jalur sistem

oksidasi etanol mikrosom, asetaldehid akan diubah menjadi asetat

dengan bantuan enzim aldehid dehidrogenase (ALDH).28

Gambar 2.3 : Metabolisme etanol

Sumber : Katzung, Betram G. Farmakalogi dasar & klinik, edisi 10. Jakarta: EGC; 2010.

2.1.6 Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

BSLT adalah suatu metode untuk menilai sifat toksik suatu

bahan alam, seperti hasil alami laut, agen anti tumor, pestisida,

maupun ekstrak suatu tanaman dengan menggunakan larva udang

(Artemia salina Leach).30

BSLT juga digunakan sebagai bioassay guided

fractionation dari bahan alam karena tergolong cepat, sederhana,

mudah, murah, dan penggunaan material yang dilakukan uji juga

tidak terlalu banyak. Dan BSLT juga sudah terbukti, karena tingkat

kepercayaan terhadap toksisitas suatu bahan alam sebesar 95

%.21,31

BSLT merupakan suatu prosedur untuk menentukan

toksisitas suatu bahan alam dengan melihat nilai LC50. Nilai LC50

ditentukan dengan menghitung konsentrasi tertentu dari ekstrak

Page 30: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL 96% BIJI BUAH

18

bahan alam untuk membunuh 50% larva udang (Artemia salina

Leach).32,33

BSLT merupakan skrining awal dari suatu bahan alam

untuk melihat efek toksiknya. Setelah diketahui bahwa bahan alam

tersebut bersifat toksik, maka bisa dilakukan uji berikutnya untuk

mengisolasi senyawa aktif yang memberikan efek toksik dari

bahan alam tersebut.31

2.1.7 Artemia salina Leach

Artemia salina Leach adalah sejenis arthropoda akuatik

primitif yang telah hidup sejak 100 juta tahun yang. lalu. Artemia

salina Leach juga merupakan golongan zooplankton yang biasanya

hidup melayang dalam air. Artemia salina Leach untuk

kelangsungan hidupnya biasanya memakan beberapa

mikroorganisme, seperti alga dan bakteri.33,34,35

Gambar 2.4 : Artemia salina Leach

Sumber : Dumitrascu, Mioara. Artemia salina. Balneo-Research Journal

2011;2(4):119-122

Taksonomi Artemia salina Leach adalah sebagai berikut :

Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda

Subfilum : Crustacea

Page 31: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL 96% BIJI BUAH

19

Kelas : Branchiopoda

Ordo : Anostroca

Famili : Artemiidae

Genus : Artemia

Spesies : Artemia salina Leach34

Artemia salina Leach biasanya hidup di tempat dengan

kadar garam tinggi yang berkisar antara 60-300 ppt, dengan suhu

berkisar antara 25-400 C, pH berkisar antara 7,3-8,4 dan oksigen

terlarut lebih dari 2 mg/L.33,34

Ukuran Artemia salina Leach dewasa sekitar 8-10 mm

untuk jantan dan 10-12 mm untuk betina. Tubuh Artemia salina

Leach terdiri dari kepala, dada, dan perut. Pada kondisi dewasa,

Artemia salina Leach memiliki variasi warna tergantung

konsentrasi dari garam di air dengan warna merah pada konsentrasi

garam yang tinggi.34

Gambar 2.5 : Siklus hidup Artemia salina Leach

Sumber : Dumitrascu, Mioara. Artemia salina. Balneo-Research Journal

2011;2(4):119-122

Telur yang sudah dibuahi akan berkembang menjadi

gastrula, kemudian berdiferensiasi lagi menjadi larva yang

biasanya kita sebut sebagai nauplia. Nauplia sendiri berwarna

Page 32: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL 96% BIJI BUAH

20

keputihan. Kista yang berukuran 0,2-0,3 mm berubah menjadi

nauplia yang berukuran 0,45 mm dalam waktu 24-36 jam. Hidrasi

lengkap kista memerlukan waktu sekitar 1 jam. Dengan

ketersediaan pangan yang optimal, nauplia akan mencapai dewasa

dengan ukuran maksimal 12 mm dalam waktu 3 minggu.34

Gambar 2.6 : Karakteristik larva Artemia salina Leach

Sumber : Dumitrascu, Mioara. Artemia salina. Balneo-Research Journal

2011;2(4):119-122

Nauplia akan menjadi fase dewasa yang reproduktif ketika

kondisi yang menguntungkan. Sebaliknya, ketika kondisi kurang

menguntungkan nauplia akan menjadi kista yang dapat bertahan

hidup di kondisi kering sampai beberapa tahun.34

Gambar 2.7 : Karakteristik Artemia salina Leach dewasa

Sumber : Dumitrascu, Mioara. Artemia salina. Balneo-Research Journal

2011;2(4):119-122

Page 33: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL 96% BIJI BUAH

21

Kista sangat tahan terhadap kondisi yang ekstrem yaitu

sampai 80o

C. Kista yang terhidrasi mati pada suhu di bawah 0o C

dan pada suhu tinggi sekitar kebih dari 40o C.

Nauplia mempunyai

suhu yang optimal untuk tumbuh pda suhu 28o C dan dengan

salinitas sekitaar 35 ppt. Batas suhu yang mematikan untuk nauplia

adalah 0o C dan 37-38

o C.

34

Larva Artemia salina Leach hanya mempunyai 1 mata

(fotoreseptor). Kemudian, berkembang lagi 2 mata, tetapi mata

yang pertama tetap ada. Sehingga pada akhirnya terdapat 3 mata.

Nauplia bersifat fototaktik, sedangkan bentuk dewasanya tidak.

Nauplia berenang melalui kolom air (fototaksis) dengan

menggunakan antenanya. Madibulanya memiliki kemampuan

untuk menyaring air dan fitoplankton. 34

Bentuk dewasa Artemia salina Leach berenang

menggunakan alat tambahan pada tubuhnya sehingga dapat

berenang dalam air. Pada bentuk dewasanya ini, mata yang berada

di tengah disertai oleh 2 mata yang berada di lateralnya. Sedangkan

pada bentuk dewasa dari Artemia salina Leach memiliki otak

sederhana yang membentuk sebuah cincin seperti struktur pada

sekitar mulut yang biasanya khas pada banyak invertebrata. 34

Artemia salina Leach sering digunakan dalam uji BSLT,

karena memiliki respon yang mirip dengan mamalia, seperti

memiliki DNA-dependent RNA polymerase dan ouabaine sensitive

Na+

dan K+ dependent ATPase.

36

DNA-dependent RNA polymerase berfungsi untuk

memisahkan kedua untai DNA dan menggabungkan nukleotida-

nukleotida RNA saat membentuk pasangan basa di sepanjang

cetakan DNA. Apabila proses ini dihambat oleh suatu senyawa,

maka akan menyebabkan proses pembentukan protein terganggu

Page 34: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL 96% BIJI BUAH

22

sehingga metabolisme sel terganggu dan pada akhirnya akan

menyebabkan kematian sel dari Artemia salina Leach.37

Na+ dan K

+ dependent ATPase merupakan enzim yang

menghidrolisis ATP menjadi ADP dan menggunakan energi untuk

mengeluarkan 3 Na+ ke luar sel dan mengambil 2 K

+ ke dalam

sel. Ouabaine memiliki fungsi menginhibisi dari Na+

dan K+

dependent ATPase dan oubaine memilki fungsi menstimulasi

ataupun menginhibisi proliferasi sel. Apabila ada senyawa yang

memngaruhi oubaine, maka dapat menyebabkan proliferasi sel

terganggu sehingga dapat menyebabkan kematian sel dari Artemia

salina Leach.38,39

Page 35: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL 96% BIJI BUAH

23

2.2 Kerangka Teori

Ekstrak biji buah alpukat

(Persea americana Mill.)

Saponin Alkaloid

Kandungan zat aktif

Inhibisi siklus sel

Tanin

Tubulin inhibitor Hemolisis sel

darah merah

Membentuk kompleks

ireversibel dengan protein prolin

Inhibisi pembentukan

protein sel

Larva Artemia salina Leach

mati

Page 36: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL 96% BIJI BUAH

24

2.3 Kerangka Konsep

Biji alpukat (Persea americana Mill.) dipisahkan dari biji, dibersihkan,

dan dibuat menjadi serbuk kering dan halus

Ekstraksi

Ekstrak biji alpukat (Persea americana Mill.) kental

Pembuatan larutan uji

Uji toksisitas akut dengan metode BSLT

Kematian larva Artemia salina Leach setelah perlakuan 24 jam

Penentuan nilai LC50

Page 37: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL 96% BIJI BUAH

25

2.4 Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Cara ukur Alat

ukur

Skala ukur Hasil ukur

1. Konsentrasi

ekstrak etanol

96 % biji buah

alpukat (Persea

americana

Mill.)

Konsentrasi

larutan uji

dalam ppm (1

μg/mL)

V1M1=V2M2 - Numerik 40 ppm

35 ppm

30 ppm

25 ppm

20 ppm

15 ppm

10 ppm

2. Persentase

mortalitas larva

Artemia salina

Leach

Hasil

perhitungan

total larva

yang mati

dibagi dengan

jumlah larva

awal dikali

100% untuk

tiap replikasi.

Jumlah larva

mati dibagi

jumlah larva

awal dikali

100%

- Numerik Persentase

kematian

larva

Page 38: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL 96% BIJI BUAH

26

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan post test

only control group design dengan melakukan uji toksisitas ekstrak etanol

biji buah alpukat (Persea americana Mill.) terhadap larva Artemia salina

Leach menggunakan metode BSLT.40

3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2014 sampai bulan

Agustus 2014 di Laboratorium Penelitian 1, Laboratorium Farmakognosi

& Fitokimia dan Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah Artemia salina Leach

3.3.2 Sampel

3.3.2.1 Kriteria inklusi

Larva Artemia salina Leach berumur 48 jam.

Larva Artemia salina Leach hidup.

Larva Artemia salina Leach yang bergerak aktif.

3.3.2.2 Kriteria eksklusi

Larva Artemia salina Leach yang tidak menunjukkan

aktivitas pergerakan sebelum perlakuan.

Page 39: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL 96% BIJI BUAH

27

3.3.2.3 Besar sampel

Jumlah larva Artemia salina Leach untuk tiap

konsentrasi adalah 10 ekor larva. Pada penelitian ini

dibuat tujuh konsentrasi untuk uji ekstrak etanol biji

alpukat (Persea americana Mill.) dan satu konsentrasi

untuk kontrol negatif. Dan setiap konsentrasi untuk uji dan

kontrol negatif dilakukan replikasinya sebanyak tiga kali.

Jadi, total sampel larva Artemia salina Leach yang

dibutuhkan dalam penelitian adalah 240 ekor.

3.3.2.4 Cara pengambilan sampel

Cara pengambilan sampel larva Artemia salina

Leach dalam penelitian ini menggunakan purposive

random sampling.

3.4 Determinasi Tanaman

Determinasi biji buah alpukat (Persea americana Mill.) dilakukan

di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor, LIPI. Dengan

dilakukan determinasi ini, maka bisa ditentukan spesies biji buah alpukat

(Persea americana Mill.) yang digunakan peneliti sudah benar.

3.5 Bahan yang Diuji

Bahan yang digunakan adalah biji buah alpukat (Persea americana

Mill.) yang diperoleh dari penjual buah di toko buah Ciputat yang akan

dijadikan ekstrak dengan menggunakan pelarut etanol.

3.6 Alat dan Bahan Penelitian

3.6.1 Alat Penelitian

Botol kaca maserasi; cawan petri; cawan penguap; corong;

gelas beaker; hot plate stirrer; kaca arloji; lup; mikropipet; neraca

Page 40: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL 96% BIJI BUAH

28

analitik; pipet tetes; rotatory evaporator; sendok kecil; seperangkat

alat penetasan udang; tabung reaksi; tabung erlenmayer; plate.

3.6.2 Bahan Penelitian

Akuades; air laut; alumunium foil; serbuk kering biji buah

alpukat (Persea americana Mill.); kertas saring; etanol teknis 96%

BRATACO; telur udang Artemia salina Leach BBAT; DMSO

BIOMATIK A2424.

3.7 Cara Kerja Penelitian

3.7.1 Persiapan dan Pembuatan Simplisia

Buah alpukat yang diperoleh di toko buah Ciputat,

dilakukan terlebih dahulu determinasi di Pusat Konservasi

Tumbuhan Kebun Raya Bogor, LIPI untuk menentukan

spesisesnya dan menentukan spesies yang digunakan peneliti sudah

benar. Setelah dilakukan determinasi, 21 kg buah apulkat dipotong

dan diambil bijinya saja yang akhirnya didapatkan seberat 5,5 kg,

kemudian bijinya dibersihkan dan dicuci. Setelah itu, biji buah

alpukat tersebut dibawa ke Balai Penelitian Tanaman Rempah dan

Obat (Balitro) untuk dikeringkan dan dihaluskan menjadi simplisia

kering dan halus yang beratnya sekitar 1,5 kg.

3.7.2 Ekstraksi Biji Buah Alpukat

Metode ekstraksi yang digunakan dalam penelitian ini

adalah maserasi yang mana simplisia yang telah bercampur dengan

pelarut diaduk ataupun dikocok sampai seluruh simplia bercanpur

seluruhnya dengan pelarut. Simplisia yang telah berbentuk serbuk

kering dan halus seberat 1,5 kg dan pelarut etanol 96% dimasukkan

ke botol kaca maserasi sampai simplisia tersebut terendam

sepenuhnya dengan pelarut etanol 96%.

Page 41: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL 96% BIJI BUAH

29

Setelah direndam selama 4 hari dan diaduk serta dikocok,

kemudian dilanjutkan dengan proses penyaringan dengan kertas

saring. dari hasil penyaringan ini, didapatkan filtrat dan residu.

Residu yang berupa ampas dimasukkan kembali ke botol kaca

maserasi, sedangkan filtratnya ditampung terlebih dahulu dan

kemudian dilanjutkan proses pemekatan dengan menggunakan

rotary evaporator pada suhu 45o

C dan akhirnya didapatkan

ekstrak yang agak kental dari biji buah alpukat. Kemudian untuk

mendapatkan hasil akhir ekstrak biji buah alpukat yang benar-

benar kental, maka dilakukan penguapan di oven dengan suhu 40o

C selama satu minggu sampai akhirnya didapatkan ekstrak etanol

kental dari biji buah alpukat seberat 70,46 gram.

3.7.3 Penetasan Larva Udang Artemia salina Leach

Persiapan yang dilakukan untuk penetasan larva udang

Artemia salina Leach yaitu, membuat tempat penetasan. Tempat

penetasan yang digunakan adalah wadah plastik berukuran 30 cm x

20cm x 10cm yang dibagi menjadi dua wilayah gelap dan wilayah

terang yang dibatasi oleh sterofoam yang pada bagian bawah

tengahnya sudah dibuat lubang. Wilayah gelap merupakan tempat

telur larva Artemia salina Leach yang belum menetas, sedangkan

wilayah terang merupakan tempat larva Artemia salina Leach yang

sudah menetas. Lubang pada sterofoam berfungsi sebagai jalur

tempat keluarnya telur Artemia salina Leach yang menetas.

Untuk airnya sendiri digunakan air laut sebanyak 1 L dan

telur larva Artemia salina Leach sebanyak 1 gram dengan pH basa

yang dimasukkan di wadah plastik sampai merendam sepertiga

sampai setengah wadah plastik. Dalam proses penetasan larva

udang ini sendiri juga digunakan lampu untuk menghangatkan dan

menerangi wilayah terang serta membuat larva Artemia salina

Leach bergerak dari wilayah gelap ke wilayah terang. Untuk

wilayah gelap sendiri dibuat dengan cara ditutup dengan kertas

Page 42: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL 96% BIJI BUAH

30

alumunium foil dan ditempel dengan lakban hitam. Setelah telur

menetas menjadi larva yang berusia 24 jam, kemudian dipindahkan

ke wadah lain hingga berumur 48 jam, maka bisa segera dilakukan

tahap pembuatan konsentrasi larutan uji dan uji toksisitas akut

dengan metode BSLT.

3.7.4 Pembuatan Konsentrasi Larutan Uji

Dalam penentuan konsentrasi ekstrak yang efektif untuk

membunuh larva Artemia salina Leach, terlebih dahulu dilakukan

uji orientasi untuk menentukan persentase kamatian 10% - 90%

kematian larva dengan pembuatan konsentrasi sebesar 1000 ppm,

500 ppm, 250 ppm, 100 ppm, 50 ppm, 25 ppm, dan 10 ppm.

Untuk pembuatan larutannya, diambil ekstrak seberat 2000

mg yang ditimbang dengan neraca analitik. Kemudian dilarutkan

dengan DMSO seberat 2 mL dan setelah itu ditambah pelarut

akuades sampai volume tabung erlanmeyer mencapai 100 mL

sehingga didapatkan konsentrasi larutan induk dengan konsentrasi

20.000 ppm. Untuk mendapatkan larutan yang homogen dilakukan

dengan cara diaduk dengan menggunakan hot plate stirrer.

Setelah didapatkan larutan induk 20.000 ppm, kemudian

dilakukan pengenceran untuk mendapatkan larutan uji dengan

konsentrasi 1000 ppm, 500 ppm, 250 ppm, 100 ppm, 50 ppm, 25

ppm, 10 ppm. Setelah didapatkan persentase kematian 10 – 90%,

dilakukan pembuatan larutan uji sebenarnya dengan konsentrasi 80

ppm,70 ppm, 60 ppm, 50 ppm, 40 ppm, 30 ppm, 20 ppm. Dalam

proses pengenceran tersebut menggunakan rumus pengenceran

sebagai berikut:

V1M1 = V2M2

Keterangan:

VI = Volume Awal

M1 = Konsentrasi Awal

Page 43: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL 96% BIJI BUAH

31

V2 = Volume Akhir

M2 = Konsentrasi Akhir

3.7.5 Uji Toksisitas Akut dengan Metode BSLT

Uji toksisitas akut dilakukan dengan cara mempersiapkan

plate yang masing-masing sumurnya diisi dengan 1 mL senyawa

uji dan ditambahkan juga 1 mL air laut dengan menggunakan

mikropipet sehingga didapatkan volume 2 mL. Kemudian 10 larva

Artemia salina Leach dipindahkan dengam menggunakan

mikropipet ke masing-masing sumur. Untuk setiap konsentrasi dan

kontrol negatif dilakukan triplo (pengulangan sebanyak tiga kali).

Setelah 24 jam, kemudian dihitung jumlah larva yang hidup untuk

mengetahui jumlah larva yang mati. Untuk melihat larva Artemia

salina Leach sudah mati atau tidak, digunakan lup atau digital

colony counter apakah ada gerakan atau tidak oleh larva Artemia

salina Leach selama pengamatan. Untuk memastikan juga, bisa

memberikan rangsangan berupa cahaya dan menggerakkan plate

untuk melihat apakah larva Artemia salina Leach sudah mati atau

tidak. Pengamatan dilakukan selama 1 jam.

Tabel 3.1 Ilustrasi Konsentrasi Ekstrak pada Plate 1 2 3 4 5 6

A 1 mL ekstrak

80 ppm + 1

mL air laut +

10 larva

1 mL ekstrak

80 ppm + 1

mL air laut +

10 larva

1 mL ekstrak

80 ppm + 1

mL air laut +

10 larva

1 mL ekstrak

40 ppm + 1

mL air laut +

10 larva

1 mL ekstrak

40 ppm + 1

mL air laut +

10 larva

1 mL ekstrak

40 ppm + 1

mL air laut +

10 larva

B 1 mL ekstrak

70 ppm + 1

mL air laut +

10 larva

1 mL ekstrak

70 ppm + 1

mL air laut +

10 larva

1 mL ekstrak

70 ppm + 1

mL air laut +

10 larva

1 mL ekstrak

30 ppm + 1

mL air laut +

10 larva

1 mL ekstrak

30 ppm + 1

mL air laut +

10 larva

1 mL ekstrak

30 ppm + 1

mL air laut +

10 larva

C 1 mL ekstrak

60 ppm + 1

mL air laut +

10 larva

1 mL ekstrak

60 ppm + 1

mL air laut +

10 larva

1 mL ekstrak

60 ppm + 1

mL air laut +

10 larva

1 mL ekstrak

20 ppm + 1

mL air laut +

10 larva

1 mL ekstrak

20 ppm + 1

mL air laut +

10 larva

1 mL ekstrak

20 ppm + 1

mL air laut +

10 larva

D 1 mL ekstrak

50 ppm + 1

mL air laut +

10 larva

1 mL ekstrak

50 ppm + 1

mL air laut +

10 larva

1 mL ekstrak

50 ppm + 1

mL air laut +

10 larva

2 mL air

laut + 10

larva

2 mL air laut

+ 10 larva 2 mL air laut

+ 10 larva

Page 44: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL 96% BIJI BUAH

32

3.8 Alur Penelitian

Gambar 3.1 Bagan alur penelitian

A. 1 gram telur Artemia

salina Leach

B. Penetasan telur Artemia salina

Leach

D. Larva Artemia salina Leach yang telah bersifat homogen

dengan jenis dan cara penyediaan yang sama

G. Volume akhir pada setiap sumur adalah 2 mL

H. Setiap konsentrasi dilakukan 3 kali replikasi

E. Pengambilan larva Artemia salina Leach secara random

J. Pembuatan larutan uji yang sebenarnya

Sumur A : 10 larva + 1 mL konsentrasi ekstrak 80 ppm + 1 mL air laut

Sumur B : 10 larva + 1 mL konsentrasi ekstrak 70 ppm + 1 mL air laut

Sumur C : 10 larva + 1 mL konsentrasi ekstrak 60 ppm + 1 mL air laut

Sumur D : 10 larva + 1 mL konsentrasi ekstrak 50 ppm + 1 mL air laut

Sumur E : 10 larva + 1 mL konsentrasi ekstrak 40 ppm + 1 mL air laut

Sumur F : 10 larva + 1 mL konsentrasi ekstrak 30 ppm + 1 mL air laut

Sumur G : 10 larva + 1 mL konsentrasi ekstrak 20 ppm + 1 mL air laut

Kontrol(-) : 10 larva + 2 mL air laut

F. Uji Orientasi

Sumur A : 10 larva + 1 mL konsentrasi ekstrak 1000 ppm + 1 mL air laut

Sumur B : 10 larva + 1 mL konsentrasi ekstrak 500 ppm + 1 mL air laut

Sumur C : 10 larva + 1 mL konsentrasi ekstrak 250 ppm + 1 mL air laut

Sumur D : 10 larva + 1 mL konsentrasi ekstrak 100 ppm + 1 mL air laut

Sumur E : 10 larva + 1 mL konsentrasi ekstrak 50 ppm + 1 mL air laut

Sumur F : 10 larva + 1 mL konsentrasi ekstrak 25 ppm + 1 mL air laut

Sumur G : 10 larva + 1 mL konsentrasi ekstrak 10 ppm + 1 mL air laut

Kontrol(-) : 10 larva + 2 mL air laut

C. Larva Artemia salina Leach yang berumur 48 jam

I. Setelah 24 jam pemberian ekstrak, dilakukan

perhitungan dan persentase larva yang mati

L. Penentuan nilai LC50 dengan metode probit

K. Lakukan kembali langkah G-I, kemudian lanjutkan ke langkah L

Page 45: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL 96% BIJI BUAH

33

3.9 Pengolahan dan Analisis Data

Proses pengolahan dan analisis data untuk mendapatkan nilai LC50

adalah menentukan terlebih dahulu persentase kematian untuk setiap

konsentrasi. Untuk mendapatkan persentase kematian adalah dengan cara

jumlah larva mati dibagi dengan jumlah larva total awal yang dipakai

setiap konsentrasi dan dikali 100 %.

Persentase kematian = Jumlah larva mati x 100%

Jumlah larva total awal

Dari persentase kematian, kita bisa mencari nilai probit dengan

bantuan tabel probit. Kemudian dilanjutkan dengan membuat grafik

dengan menggunakan persamaan garis lurus antara log konsentrasi sebagai

sumbu x dan nilai probit sebagai sumbu y dengan menggunakan rumus y =

mX + b.41

Dalam prosesnya sendiri bisa menggunakan Microsoft Office

Excell dengan membuat grafik dengan menggunakan persamaan garis

lurus antara log konsentrasi dan nilai probit. Kemudian untuk mencari nilai

LC50, kita dapat memasukkan nilai y dengan angka 5. Angka 5 didapatkan

berdasarkan nilai probit 50 % kematian. Setelah itu didapatkan nilai x

sebagai log konsentrasi. Kemudian nilai x, dijadikan antilog x untuk

mendapatkan nilai LC50. Nilai LC50 juga bisa didapatkan melalui analisis

probit melalui SPSS 16.0 for windows.21

Page 46: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL 96% BIJI BUAH

34

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Ekstraksi Biji Alpukat

Tabel 4.1 Data berat ekstrak kental biji buah alpukat (Persea americana

Mill.)

Nama Simplisia Berat ekstrak kental

Ekstrak etanol 96% biji buah alpukat 70,46 gram

Dari tabel di atas di dapatkan data berat ekstrak kental biji buah

alpukat (Persea americana Mill.) seberat 70,46 gram. Dalam proses

ekstraksi di penelitian ini, serbuk simplisia halus memiliki ukuran 3 mm

yang bertujuan untuk mempercepat penarikan zat aktif oleh pelarut.

Semakin halus serbuk simplisia, maka semakin efektif proses ekstraksi

suatu simplisia. Tetapi, dengan semakin halusnya serbuk simplisia, maka

semakin sulit proses pemisahan antara ekstrak dan pelarut.22

4.2 Hasil BSLT

Tabel 4.2 Pengaruh Berbagai Konsentrasi Ekstrak Etanol 96% Biji Buah

Alpukat (Persea americana Mill.) Terhadap Larva Artemia salina Leach.

Berdasarkan tabel di atas, larva yang digunakan untuk setiap

konsentrasi dengan 3 kali replikasi adalah 30 ekor. Jumlah larva total yang

digunakan adalah 240 ekor larva. Konsentrasi pada tabel di atas berbeda

Angka Kematian Larva Artemia salina Leach dari 10 larva

Perlakuan

ke -

Konsentrasi ekstrak biji buah alpukat (ppm) Kontrol

negatif

10 15 20 25 30 35 40 0

1 0 2 4 5 7 9 9 0

2 1 2 4 6 7 8 9 0

3 1 3 5 7 8 8 9 0

Total

kematian

2 8 14 18 22 25 27 0

Kematian

rata-rata

0,667±

0,577

2,667±

0,577

4,667±

0,577

6,000±

1,000

7,333±

0,577

8,333±

0,577

9,000±

0,000

0,000

Persentase

kematian

(%)

6,667 26,667 46,667 60,000 73,333 83,333 90,000 0,000

Page 47: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL 96% BIJI BUAH

35

6,67

26,67

46,67

60

73,33

83,33 90

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

10 15 20 25 30 35 40

Per

sen

tase

Kem

ati

an

Konsentrasi ekstrak biji buah alpukat (ppm)

Persentase kematian

dengan konsentrasi pada tabung reaksi, karena pada tabel merupakan

konsentrasi di sumur yang mana dalam sumur terdapat 1 mL konsentrasi

dan 1 mL air laut sehingga konsentrasinya menjadi ½ kali dari konsentrasi

pada tabung reaksi.

Pada tabel di atas dapat dilihat terdapat peningkatan kematian larva

Artemia salina Leach yang selaras dengan peningkatan konsentrasi dari

ekstrak etanol 96 % biji buah alpukat (Persea americana Mill.). Persentase

kematian larva juga meningkat selaras dengan peningkatan konsentrasi

ekstrak. Pada tabel diatas dapat dilihat kontrol negatif tidak didapatkan

larva yang mati, berarti kematian larva Artemia salina Leach murni

diakibatkan oleh ekstrak dan bukan karena pengruh dari air laut. Standar

deviasi untuk setiap kematian masih dalam batas normal, karena standar

deviasinya masih dibawah nilai 2.

Gambar 4.1 Grafik Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Etanol 96% Biji Buah

Alpukat (Persea americana Mill.) Terhadap Kematian larva Artemia

salina Leach.

Berdasarkan grafik di atas, didapatkan persentase kematian

tertinggi larva terdapat pada konsentrasi 40 ppm. Kemudian juga bisa

dilihat dari grafik di atas, terjadi peningkatan persentase kematian larva

yang diikuti juga dengan peningkatan konsentrasi.

Page 48: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL 96% BIJI BUAH

36

Pada penelitian ini menggunakan larva yang sudah berumur 48

jam, karena pada umur 48 jam larva sudah memiliki mulut dan saluran

pencernaan dan cadangan makanananya juga sudah berkurang. Sehingga

pada penelitian ini, peneliti mengambil larva Artemia salia Leach yang

berumur 48 jam.14

4.3 Nilai LC50

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan LC50 Menggunakan Metode Probit

Kemudian dilakukan penentuan nilai LC50 dari ekstrak etanol 96%

biji buah alpukat (Persea americana Mill.) dengan menggunakan metode

manual yang menggunakan rumus sebagai berikut :

Nilai slope (m) :

( ) ( ) ( )

( ( )) ( ) = 4,619

Nilai intersep (b) :

( ) ( ) ( ) ( )

( ( )) ( ) = - 1,1508

Dari hasil di atas didapatkan persamaan garis lurus hubungan

antara Y (nilai probit dari persentase kematian) dengan X(log konsentrasi)

adalah

Konsentrasi

ekstrak biji

buah

alpukat

(ppm)

Hasil Perhitungan

Log

konsentrasi

(X)

%

kematian

Probit

(Y)

X2 Y

2 XY

10 1,000 6,67 3,4037 1,000000 11,58517369 3,4037000

15 1,176 26,67 4,3750 1,382976 19,14062500 5,1450000

20 1,301 46,67 4,9147 1,692601 24,15427609 6,3940247

25 1,398 60,00 5,2533 1,954404 27,59716089 7,3441134

30 1,477 73,33 5,6219 2,181529 31,60575961 8,3035463

35 1,544 83,33 5,9661 2,383936 35,59434921 9,2116584

40 1,602 90,00 6,2816 2,566404 39,45849856 10,0631232

Jumlah(∑) 9,498 35,8163 13,16185 189,13584305 49,865166

Page 49: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL 96% BIJI BUAH

37

3,4037

4,3750 4,9147

5,2533 5,6219

5,9661 6,2816 y = 4,619x - 1,1508

R² = 0,9961

0

1

2

3

4

5

6

7

0,000 0,500 1,000 1,500 2,000

Nil

ai

Pro

bit

Log Konsentrasi

Regresi Linier

Nilai Probit

Linear (Nilai Probit)

Y = mX+b

Y = 4,619x - 1,1508

5 = 4,619x – 1,1508

6,1508 = 4,619x

X = 1,3316

LC50 = antilog X = antilog 1,3316 = 21,46 ppm

Gambar 4.2 Grafik Regresi Linier Ekstrak Etanol 96% Biji Buah Alpukat

(Persea americana Mill.) Terhadap Nilai Probit

Nilai LC50 juga bisa didapatkan dengan menggunakan Microsoft

Office Excell dengan membuat grafik persamaan garis lurus Y = mX + b

yang dapat dilihat pada grafik di atas. Dan dari grafik di atas didapatkan

persamaan Y = 4,619x – 1,1508 sehingga didapatkan nilai LC50 yang sama

dengan metode manual yaitu 21,46 ppm. Nilai LC50 juga bisa ditentukan

dengan bantuan SPSS 16 for windows dan didapatkan nilainya sebesar

21,255 ppm. Nilai LC50 dari 3 metode penghitungan baik manual,

Microsoft Office Excell, dan SPSS 16 for windows tidak menunjukkan

perbedaan yang signifikan.

Uji toksisitas akut pelarut etanol 70% di penelitian sebelumnya

pada biji buah alpukat (Persea americana Mill.) didapatkan nilai LC50

sebesar 42,270 ppm. Sedangkan pada penelitian ini didapatkan nilai LC50

Page 50: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL 96% BIJI BUAH

38

21,46 ppm. Nilai LC50 yang berbeda dengan penelitian sebelumnya,

dikarenakan pelarut yang digunakan pada penelitian sebelumnya adalah

etanol 70% sedangkan pada penelitian ini digunakan pelarut etanol 96%.

LC50 yang berbeda dengan penelitian sebelumnya, juga bisa dikarenakan

adanya faktor eksternal berupa perbedaan lokasi tumbuhan asal. Peneliti

melakukan uji toksisitas akut ekstrak etanol 96 % biji buah alpukat

(Persea americana Mill.) di Ciputat sedangkan pada penelitian

sebelumnya tentang uji toksisitas biji buah alpukat (Persea americana

Mill.) dengan pelarut etanol 70% dilakukan di daerah Manado. Oleh

karena itu, lokasi asal biji buah alpukat juga berbeda. Perbedaan lokasi

tersebut akan menyebabkan perbedaan dari tanah, cuaca, temperatur,

cahaya, unsur air, senyawa organik dan anorganik pada lokasi tersebut.25

Uji toksisitas akut ekstrak etanol 96% biji buah alpukat (Persea

americana Mill.) terhadap larva Artemia salina Leach dapat disimpulkan

memiliki potensi toksisitas akut karena nilai LC50 dari ekstrak etanol 96%

biji buah alpukat (Persea americana Mill.) 21,46 ppm kurang dari 1.000

ppm.22

Page 51: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL 96% BIJI BUAH

39

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

1. Diketahui persentase kematian 0 % pada konsentrasi 0 ppm (kontrol

negatif), 6,67% pada konsentrasi 10 ppm, 26,67 % pada konsentrasi

15 ppm, 46,67% pada konsentrasi 20 ppm, 60 % pada konsentrasi 25

ppm, 73,33% pada konsentrasi 30 ppm, 83,33 % pada konsentrasi 35

ppm, dan 90 % pada konsentrasi 40 ppm.

2. Nilai LC50 dari ekstrak etanol 96% biji buah alpukat (Persea

americana Mill.) adalah 21,46 ppm.

3. Ekstrak etanol biji buah alpukat (Persea americana Mill.) memiliki

potensi toksisitas akut karena didapatkan nilai LC50 kurang dari 1.000

ppm.

5.2 Saran

1. Pengamatan terhadap kematian larva sebaiknya dilakukan oleh dua

orang atau lebih agar risiko kesalahan berkurang.

2. Perlu dilakukan isolasi terhadap senyawa dari ekstrak etanol 96% biji

buah alpukat (Persea americana Mill.) yang memiliki potensi

toksisitas.

3. Perlu dilakukan uji terhap senyawa isolat yang memiliki potensi

toksisitas terhadap mencit ataupun terhadap sel kanker.

4. Perlu dilakukan perbandingan potensi toksisitas antara senyawa isolat

yang memiliki poteksi toksisitas dengan obat antikanker seperti

methotrexate, doxurubicin, ataupun obat antikanker lainnya.

Page 52: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL 96% BIJI BUAH

40

DAFTAR PUSTAKA

1. Santosa, A. Konservasi Indonesia sebuah potret pengelolaan & kebijakan.

Jakarta: Perpustakaan Nasional; 2008.

2. Supriatna, Jatna. Melestarikan alam Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia; 2008.

3. Yasir M, Das S, Kharya M D. The phytochemical and pharmacological

profile of Persea americana Mill. Phcog Rev [Internet] 2010 [cited 2014

Feb 19]; 4: 77-84. Available from:

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3249906/?report=classic

4. Arukwe, Amadi, Duru, et.al. Chemical composition of Persea americana

leaf, fruit, and seed. IJRRAS May 2012;11(2):346-349.

5. Marlinda M., Meiske S. Sangi, and Audy. Analisis senyawa metabolit

sekunder dan uji toksisitas ekstrak etanol biji buah alpukat (Persea

americana Mill). Manado: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam, Unversitas Sam Ratulangi; 2012.

6. Meyer B.N., N.R Ferrigni, J. E. Putnam, et.al. Brine shrimp: a convenient

general bioassay for active plant constituents. Journal of Medicinal Plant

Research Planta Medica 1982;45:31-34.

7. Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. Peraturan kepala

badan pengawas obat dan makanan Republik Indonesia nomor:

HK.00.05.41.1384 tentang kriteria dan tatalaksana pendaftaran obat

tradisional, obat herbal terstandar, dan fitofarmaka; 2005.

8. WHO. WHO traditional medicine strategy 2014-2023; 2013.

9. Dewoto, Hedi R. Pengembangan obat tradisional Indonesia menjadi

fitofarmaka. Majalah Kedokteran Indonesia 2007;57(7):205-211.

10. Sunarjono, Hendro. Berkebun 21 jenis tanaman buah. Jakarta: Penebar

Swadaya; 2008.

11. Aspan, Ruslan. Taksonomi koleksi tanaman obat kebun tanaman Citeureup.

Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia; 2008.

12. Leite, Joao Jaime Giffoni, Erika Helena Salles Brito, Rossana Agular

Cordeiro, et.al. Chemical composition, toxicity, and larvacidal and

Page 53: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL 96% BIJI BUAH

41

13. antifungal activities of Persea americana (avocado) seed extracts. Revista

da Sociadade Brasileira de Medicina Tropical 2009;42(2):110-113.

14. Idris, S., G.I. Ndukwe, C.E. Gimba. Preliminary phytochemical screening

and antimicrobial activity of seed extracts of Persea americana (avocado

pear). Bayero Journal of Pure and Applied Sciences 2009;2(1):173-176.

15. Panjaitan, Ridho Bertomi. Uji toksisitas akut ekstrak kulit batang pulasari

(Alyxiae cortex) dengan Brine Shrimp Lethality Test [Skripsi]. Yogyakarta:

Universitas Sanata Dharma; 2011.

16. Podolak, Irma, Agnieszka Galanty, and Danuta Sobolewska. Saponins as

cytotoxic agents a review. Phytochem Rev 2010;9:425-474.

17. Kpadonou-Kpoviessi, B.G.H, D.S.S. Kpoviessi, and E. Yayi-Ladekan.

Phytochemical Screening, Antimicrobial activities and toxicity againts

Artemia salina Leach of extracts and fractions of Ocimum gratissimum Linn

from Benin. Journal of Chemical and Pharmaceutical Research

2013;5(10):369-376.

18. Lu, Frank C. Toksikologi dasar : asas, organ sasaran, dan penilaian risiko,

edisi 2. Jakarta: Universitas Indonesia; 2006.

19. Stringer, Janet L. Konsep dasar farmakologi : panduan untuk mahasiswa,

edisi 3. Jakarta: EGC; 2008.

20. Hodgson, Ernest. A textbook of modern toxicology, 4th

edition. USA: John

Wiley & Sons Inc; 2010.

21. Staf Pengajar Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas

Sriwijaya. Kumpulan kuliah farmakologi, edisi 2. Jakarta: EGC; 2008.

22. Harmita dan Maksum Radji. Buku ajar analisis hayati, edisi 3. Jakarta:

EGC; 2008.

23. Lee, C. C. Environmental engineering dictionary, 4th

edition. USA:

Government Institutes; 2005.

24. Leeuwen, C.J. and T.G. Vermiere. Risk assessment of chemicals: an

introduction, 2th

edition. Netherlands: Springer; 2007.

25. Priyanto.. Toksikologi, mekanisme, terapi antidotum, dan penilaian resiko.

Depok: LESKONFI; 2009.

Page 54: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL 96% BIJI BUAH

42

26. Departemen Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengawasan

Obat dan Makanan Direktorat Pengawasan Obat Tradisional. Parameter

standar umum ekstrak tumbuhan obat. Jakarta: Departemen Kesehatan;

2000.

27. Agoes, Goeswin. Teknologi bahan alam. Bandung: Penerbit ITB; 2007.

28. Tiwari, Prashant, Bimlesh Kumar, Mandeep Kaur, et.al. Phytochemical

screening and extraction: a review. Internationale Pharmaceutica Sciencia

2011;1(1):98-106.

29. Katzung, Betram G. Farmakalogi dasar & klinik, edisi 10. Jakarta: EGC;

2010.

30. Green, Don W and Robert H. Perry. Perry's chemical engineers' handbook,

8th

edition. United States: McGraw-Hill Company, Inc; 2008.

31. Kuete, Victor. Medicinal plant research in Africa: pharmacology and

chemistry. USA: Elsevier; 2013.

32. Colegate, Steven M. and Russel J. Molyneux. Bioactive natural products:

detection, isolation, and structural determination, 2nd

edition. Francis: CRC

Press; 2007.

33. Thomas, Gareth. Medicinal chemistry an introduction second edition.

England: John Wiley and Sons Ltd; 2007.

34. Mahyuddin, Kholish. Panduan Lengkap Agribisnis Patin. Jakarta: Penebar

Swadaya; 2010.

35. Dumitrascu, Mioara. Artemia salina. Balneo-Research Journal

2011;2(4):119-122.

36. Kanwar, Anubha Singh. Brine shrimp (Artemia salina) - a marine animal for

simple and rapid biological assays. Journal of Chinese Clinical Medicine

2007;2(4):236-240.

37. Solis, Pablo N., Colin W. Wright, Margareth M. Anderson, et,al. a

microwell cytotoxicity assay using Artemia salina (brine shrimp). Planta

Med 1993;59:250-252.

38. Campbell, Heil A and Jane B. Reece. Biologi edisi 8, jilid I. Jakarta:

Penerbit Erlangga; 2010.

Page 55: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL 96% BIJI BUAH

43

39. Barrett, Kim E., Susan M. Barman, Scott Boitano, et.al. Ganong’s review of

medical physiology, 23th

edition. USA: The McGraw-Hill Companies; 2010.

40. Tian, Jiang, et.al. Changes in sodium pump expression dictate the effects of

oubaine on cell growth. The Journal of Biological Chemistry [Internet] 2009

[cited 2014 Sep 17];284(22):14921–14929. Available from:

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2685674/?report=reader

41. Cahyadi, R. Uji toksisitas akut ekstrak etanol buah pare (Momordica

charantia L.) terhadap larva Artemia salina Leach dengan metode brine

shrimp lethality test (BSLT). Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas

Diponogoro; 2009.

42. Ramadhani, Ahmad Nur. Uji toksisitas akut ekstrak etanol daun sukun

(Atocorpus altilis) terhadap larva Artemia salina Leach dengan metode

brine shrimp lethality test (BSLT). Semarang : Fakultas Kedokteran

Universitas Diponogoro; 2009.

Page 56: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL 96% BIJI BUAH

44

LAMPIRAN

Lampiran 1

Surat Keterangan Determinasi Bahan Uji

Gambar 6.1 Surat Keterangan Determinasi Bahan Uji

Page 57: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL 96% BIJI BUAH

45

Lampiran 2

Alat dan Bahan Penelitian

Gambar 6.2 Kaleng telur Artemia salina Leach

Page 58: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL 96% BIJI BUAH

46

Lanjutan

Gambar 6.3 Biji buah alpukat

(Persea americana Mill.)

Gambar 6.4 Serbuk simplisia biji buah

alpukat (Persea americana Mill.)

Gambar 6.5 Destilasi pelarut etanol Gambar 6.6 Evaporasi biji buah

alpukat (Persea amaericana Mill.)

Gambar 6.7 Botol kaca maserasi Gambar 6.8 Proses penyaringan

Page 59: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL 96% BIJI BUAH

47

Lanjutan

Gambar 6.9 Ekstrak kental biji buah

alupukat (Persea americana Mill.)

Gambar 6.10 Ekstrak kental 2 g

Gambar 6.11 Larutan induk 20.000 ppm Gambar 6.12 Wadah penetasan

telur Artemia salina Leach

Gambar 6.13 Larutan konsentrasi ekstrak

biji buah alpukat (Persea americana

Mill.)

Gambar 6.14 Hasil uji BSLT

Page 60: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL 96% BIJI BUAH

48

Lampiran 3

Perhitungan konsentrasi ekstrak biji buah alpukat (Persea Americana Mill.)

1. Larutan induk 20.000 ppm

Konsentrasi = ekstrak etanol biji buah alpukat (Persea americana Mill.)(µg)

DMSO + Volume aquades (mL)

= 2 g = 2.000.000 µg = 20.000 µg/mL = 20.000 ppm

2 mL + 98 mL 100 mL

2. Larutan konsentrasi uji

a. 80 ppm

V1M1=V2M2

20.000 µg/mL x V1 = 80 µg/mL x 20 mL

V1 = 1.600 µg = 0,08 mL

20.000 µg/mL

Jadi, kita mengambil 0,08 mL larutan ekstrak 20.000 ppm

b. 70 ppm

V1M1=V2M2

80 µg/mL x V1 = 70 µg/mL x 4 mL

V1 = 280 µg = 3,5 mL

80 µg/mL

Jadi, kita mengambil 3,5 mL larutan ekstrak 80 ppm

c. 60 ppm

V1M1=V2M2

80 µg/mL x V1 = 60 µg/mL x 4 mL

V1 = 240 µg = 3 mL

80 µg/mL

Jadi, kita mengambil 3 mL larutan ekstrak 80 ppm

d. 50 ppm

V1M1=V2M2

80 µg/mL x V1 = 50 µg/mL x 4 mL

V1 = 200 µg = 2,5 mL

80 µg/mL

Page 61: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL 96% BIJI BUAH

49

Jadi, kita mengambil 2,5 mL larutan ekstrak 80 ppm

e. 40 ppm

V1M1=V2M2

80 µg/mL x V1 = 40 µg/mL x 4 mL

V1 = 160 µg = 2 mL

80 µg/mL

Jadi, kita mengambil 2 mL larutan ekstrak 80 ppm

f. 30 ppm

V1M1=V2M2

80 µg/mL x V1 = 30 µg/mL x 4 mL

V1 = 120 µg = 1,5 mL

80 µg/mL

Jadi, kita mengambil 1,5 mL larutan ekstrak 80 ppm

g. 20 ppm

V1M1=V2M2

80 µg/mL x V1 = 20 µg/mL x 4 mL

V1 = 80 µg = 1 mL

80 µg/mL

Jadi, kita mengambil 1 mL larutan ekstrak 80 ppm

Page 62: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL 96% BIJI BUAH

50

Lampiran 4

Tabel Transformasi Persen – Probit

Tabel 6.1 Transformasi Persen - Probit

Page 63: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL 96% BIJI BUAH

51

Lanjutan

Page 64: UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL 96% BIJI BUAH

52

Lampiran 5

Riwayat Penulis

Nama : Akbar Sepadan

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Tempat, Tanggal Lahir : Muara Enim, 12 Maret 1993

Agama : Islam

Alamat : Jl. Ariodillah No. 4315 RT. 34 RW. 12 Palembang

Sumatra Selatan

No. Hp : 081273698800

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan :

1. 1997 – 1999 : TK Bhayangkari Muara Enim

2. 1999 – 2004 : SDN 18 Muara Enim

3. 2004 – 2005 : MIN 1 Palembang

4. 2005 – 2008 : MTsN 1 Palembang

5. 2008 – 2011 : MAN 2 Palembang

6. 2011 – sekarang : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta