farmasi uji efek ekstrak etanol biji mahoni

119
UJI EFEK EKSTRAK ETANOL BIJI MAHONI (Swietenia mahagoni Jacq) TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH TIKUS PUTIH SKRIPSI OLEH LINGHUAT LUMBAN RAJA NIM 040804064 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 Linghuat Lumban Raja : Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih, 2008. USU Repository © 2009

Upload: anggit-abramovic-metronom-mkputra

Post on 03-Feb-2016

57 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Mahoni dari sudut pandang farmasi

TRANSCRIPT

UJI EFEK EKSTRAK ETANOL BIJI MAHONI (Swietenia mahagoni Jacq) TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH TIKUS PUTIH

SKRIPSI

OLEH LINGHUAT LUMBAN RAJA

NIM 040804064

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2008

Linghuat Lumban Raja : Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih, 2008. USU Repository © 2009

UJI EFEK EKSTRAK ETANOL BIJI MAHONI (Swietenia mahagoni Jacq) TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH TIKUS PUTIH

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Farmasi Pada Fakultas Farmasi

Universitas Sumatera Utara

OLEH LINGHUAT LUMBAN RAJA

NIM 040804064

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2008

Linghuat Lumban Raja : Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih, 2008. USU Repository © 2009

Lembar Pengesahan Skripsi

UJI EFEK EKSTRAK ETANOL BIJI MAHONI (Swietenia mahagoni Jacq.) TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH TIKUS PUTIH

OLEH LINGHUAT LUMBAN RAJA

NIM 040804064

Dipertahankan di Hadapan Panitia Penguji Skripsi Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Pada tanggal: Februari 2009

Pembimbing I

(Drs. Nahitma Ginting, M.Si., Apt.) NIP 131 283 717

Pembimbing II,

(Drs. Saiful Bahri, MS.,Apt.) NIP 131 285 999

Dekan,

Panitia Penguji,

(Dr. Edy Suwarso, SU., Apt.) NIP 130 935 857

(Drs. Nahitma Ginting, M.Si.,Apt.) NIP 131 183 717

(Dra. Suwarti Aris, M.Si., Apt.) NIP 131 126 695

(Drs. Rasmadin Mukhtar, MS., Apt.) NIP 130 810 737

(Prof. Sumadio Hadisahputra, Apt.) NIP 131 283 716

Linghuat Lumban Raja : Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih, 2008. USU Repository © 2009

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang hanya oleh karena berkat

dan kasih karunia yang berlimpah sehingga penulis dapat menjalani masa

perkuliahan dan penelitian hingga akhirnya menyelesaikan penyusunan skripsi ini

dengan baik.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

Ayahanda B. Lumban Raja dan Ibunda T. Br Naibaho, kakak – kakak dan abang

dan seluruh keluarga yang telah sabar dan setia memberikan dukungan, doa,

semangat, dan materil selama perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Nahitma Ginting, M.Si., Apt. dan Bapak Drs. Saiful Bahri, MS.,

Apt. selaku dosen pembimbing yang telah membimbing penulis dengan

kesabaran dari awal penelitian hingga menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

2. Ibu Prof. Dr. Siti Morin Sinaga, M.Sc, Apt. selaku penasehat akademik yang

telah memberikan motivasi dan bimbingan selama perkuliahan.

3. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt., selaku dekan Fakultas Farmasi

yang telah meyediakan fasilitas kepada penulis selama perkuliahan di Fakultas

Farmasi.

4. Bapak Dr. Edy Suwarso, Apt., Ibu Suwarti Aris, M.Si., Apt., dan Bapak Drs.

Rasmadin Mukhtar, MS., Apt. selaku penguji yang telah memberikan kritik

dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.

5. Dosen-dosen di Fakultas Farmasi yang telah membimbing penulis selama

perkuliahan sehingga dapat meyelesaikan skripsi ini.

Linghuat Lumban Raja : Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih, 2008. USU Repository © 2009

6. Bang Bagus, Bang Dadang, Bang Emil, Bang Jhonson, Parna, Maunizar, dan

Annisa atas bantuan dan masukan yang diberikan selama penelitian.

7. Sahabat-sahabat penulis stambuk 2004 atas dukungan, semangat, dan doa

yang diberikan selama penelitian dan penulisan skripsi ini.

8. Abang, kakak, dan adik-adik Fakultas Farmasi atas dukungan dan semangat

penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih memiliki banyak

kekurangan. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan

kritik dan saran yang membangun pada skripsi ini. Akhirnya penulis berharap

semoga skripsi ini dapat menjadi sumbangan yang bermanfaat bagi ilmu

pengetahuan pada umumnya dan ilmu farmasi pada khususnya.

Medan, Februari 2009 Penulis,

(Linghuat Lumban Raja)

Linghuat Lumban Raja : Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih, 2008. USU Repository © 2009

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh ekstrak etanol biji mahoni

(Swietenia mahagoni Jacq.) terhadap penurunan kadar gula darah tikus putih

menggunakan uji toleransi glukosa.

Ekstraksi serbuk biji mahoni (Swietenia mahagoni Jacq.) dilakukan secara

maserasi menggunakan pelarut etanol 96%, kemudian maserat dipekatkan dengan

penguap vakum putar dan dikeringkan dengan freeze dryer. Selanjutnya dilakukan

pengujian kadar gula darah terhadap tikus putih yang terdiri dari 4 kelompok yaitu

sebagai pembanding negatif digunakan suspensi CMC 1% bb, setelah dilakukan

orientasi dosis, dipilih 2 dosis ekstrak yaitu 50 m/kg bb dan 100 mg/kg bb dan

sebagai pembanding positif digunakan glibenklamid dosis 1 mg/kg bb. Data yang

diperoleh dianalisis secara analisis variansi (anava) kemudian dilanjutkan dengan

metode duncan.

Pemberian ekstrak etanol biji mahoni dosis 50 mg/kg bb dan 100 mg/kg bb

memberikan efek penurunan kadar gula darah dengan potensi yang sama dengan

glibenklamid dosis 1 mg/kg bb.

Linghuat Lumban Raja : Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih, 2008. USU Repository © 2009

ABSTRACT

The effect of ethanol extract from the seed of mahogani (Swietenia

mahagoni Jacq.) in decreasing the blood glucose level of rats using glucose

tolerance test method has been conducted.

Extraction of the seed powder of mahogani (Swietenia mahagoni Jacq.)

has been done with maseration using 96 % ethanol and then maseract was

concentrated using rotary evaporator and was dried using freeze dryer. The test

treated to 4 groups of rats : CMC 1 % bw as a negative control, after the dose has

been orientated, two doses were chosen : 50 mg/kg bw and 100 mg/kg bw, and

glibenclamide 1 mg/kg bw as positive control. The result was analyzed by anova

and continued by duncan method.

The administration ethanol extract from the seed of mahogani in a dose 50

mg/kg bw and 100 mg/kg bw were able to decrease blood glucose level as well as

potention of glibenklamid dose 1 mg/kg bw.

Linghuat Lumban Raja : Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih, 2008. USU Repository © 2009

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ................................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................... ii

KATA PENGANTAR ............................................................................... iii

ABSTRAK ............................................................................................. v

ABSTRACT .......................................................................................... vi

DAFTAR ISI ......................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xiii

BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah .................................................................. 3

1.3 Hipotesis .................................................................................. 3

1.4 Tujuan Penelitian....................................................................... 3

1.5 Manfaat Penelitian.......................................................................... 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Tumbuhan ......................................................................... 5

2.1.1 Sistematika Tumbuhan ......................................................... 5

2.1.2 Nama Lain (Sinonim) .......................................................... 6

2.1.3 Kandungan Kimia ................................................................ 6

2.1.4 Khasiat dan Penggunaan ........................................................ 6

2.2 Ekstraksi ........................................................................................ 6

Linghuat Lumban Raja : Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih, 2008. USU Repository © 2009

2.2.1 Metode Ekstraksi ................................................................... 7

2.3 Diabetes Mellitus (DM) ............................................................... 9

2.3.1 Defenisi ................................................................................. 9

2.3.2 Klasifikasi Diabetes Mellitus ................................................ 9

2.3.3 Gejala Diabetes Mellitus ........................................................ 11

2.4 Komplikasi Diabetes Mellitus ....................................................... 11

2.5 Hormon yang Berperan untuk Mengatur Kadar Glukosa dalam Darah .................................................................................. 12

2.5.1 Insulin .................................................................................... 12

2.5.2 Glukagon ................................................................................ 12

2.6 Resistensi Insulin .......................................................................... 13

2.7 Pengaturan kadar glukosa dalam darah ........................................ 13

2.7.1 Pankreas ................................................................................. 13

2.7.2 Hati .........................................................................................14

2.8 Obat Antidiabetes Oral ................................................................. 15

2.8.1 Sulfonilurea ...........................................................................15

2.8.2 Kalium chanel blokers .......................................................... 15

2.8.3 Binguanida ………………………………………………… 16

2.8.4 Glukosidase-inhibitors ........................................................... 16

2.8.5 Thiazolidindion ...................................................................... 16

2.8.6 Penghambat DPP-4 (DPP-blockers) ...................................... 17

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ............................................... 18

3.1 Bahan-bahan ............................................................................. 18

3.2 Alat-alat ................................................................................... 18

3.3 Hewan Percobaan ..................................................................... 19 Linghuat Lumban Raja : Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih, 2008. USU Repository © 2009

3.4 Pengambilan dan Pengolahan Sampel ........................................ 19

3.4.1 Pengambilan Sampel........................................................ 19

3.4.2 Pengolahan Sampel .......................................................... 19

3.4.3 Identifikasi Tumbuhan........................................................ 19

3.5 Pembuatan Ekstrak ....................................................................... 19

3.6 Pembuatan Larutan dan Suspensi.................................................. 20

3.6.1 Pembuatan Suspensi CMC 0,5% ..................................... 20

3.6.2 Pembuatan Suspensi Glibenklamid 0,02 % dalam

Larutan CMC 0,5% ......................................................... 20

3.6.3 Pembuatan Suspensi Ekstrak Etanol

Biji Mahoni 2% b/v............................................................ 21

3.6.4 Pembuatan Larutan Glukosa 50%....................................... 21

3.7 Pengujian Efek Farmakologi ………............................................. 21

3.7.1 Prosedur Kerja Pengujian Efek Farmakologi....................... 21

3.7.2 Prosedur Uji Efek Penurunan Kadar Gula Darah dari Ekstrak Etanol Biji Mahoni dengan Toleransi Glukosa pada Tikus Putih Jantan ...................................................... 21

3.8 Penggunaan Glukometer ............................................................... 22

3.8.1 Prosedur Penggunaan .......................................................... 22

3.8.2 Prinsip Pengukuran ............................................................. 24

3.9 . Analisis Data ............................................................................... 25

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................. 14

4.1 Hasil Pengolahan Sampel ............................................................. 14

4.2 Hasil Pembuatan Ekstrak ……….................................................. 14

4.3 Hasil Pengukuran Kadar Gula Darah Tikus setelah Puasa 18 jam ................................................................................. 14

Linghuat Lumban Raja : Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih, 2008. USU Repository © 2009

4.4 Pengaruh Pemberian Larutan Glukosa Dosis 5 g/kg bb terhadap Kadar Gula Darah Tikus ............................................................... 15

4.5 Pengaruh Suspensi Ekstrak Etanol Biji Mahoni dan Suspensi Glibenklamid terhadap Kadar Gula Darah Tikus .......... 16 3.5.1 Penurunan Kadar Gula Darah tikus pada Menit ke-60........ 17

4.5.2 Penurunan Kadar Gula Darah tikus pada Menit ke-90 ........ 19

4.5.3 Penurunan Kadar Gula Darah tikus pada Menit ke-120....... 21

4.5.4 Penurunan Kadar Gula Darah tikus pada Menit ke-150 ...... 22

4.5.5 Penurunan Kadar Gula Darah tikus pada Menit ke-180 ...... 24

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................ 27

5.1 Kesimpulan .............................................................................. 27

5.2 Saran ........................................................................................ 27

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 28

LAMPIRAN .......................................................................................... 29

Linghuat Lumban Raja : Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih, 2008. USU Repository © 2009

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Rancangan Acak Lengkap................................................................ 12

Tabel 2. Tabel Anava ..................................................................................... 12

Tabel 3. Rata-rata Kadar Gula Darah Tikus Setelah Puasa 18 Jam (n=6) ...... 14

Tabel 4. Kadar Gula Darah Tikus Setelah 30 Menit Pemberian Larutan Glukosa Dosis 5 g/kg bb ...................................................... 15

Tabel 5. Hasil Perhitungan Uji Beda Rata-Rata Duncan Terhadap KGD Tikus pada Menit Ke-60 .............................................................................. 18

Tabel 6. Hasil Perhitungan Uji Beda Rata-Rata Duncan Terhadap KGD Tikus pada Menit Ke-90 .............................................................................. 20

Tabel 7. Hasil Perhitungan Uji Beda Rata-Rata Duncan Terhadap KGD Tikus pada Menit Ke-120 ........................................................................... 22

Tabel 8. Hasil Perhitungan Uji Beda Rata-Rata Duncan Terhadap KGD Tikus pada Menit Ke-150 ............................................................................ 24

Tabel 9. Hasil Perhitungan Uji Beda Rata-Rata Duncan Terhadap KGD Tikus pada Menit Ke-180 ............................................................................ 26

Linghuat Lumban Raja : Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih, 2008. USU Repository © 2009

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Alat Glukotest ............................................................................... 9

Gambar 2. Prosedur Penggunaan Glukometer ................................................ 10

Gambar 3. Grafik Kenaikan Rata-rata KGD Tikus Setelah 30 menit Pemberian Larutan Glukosa 50% Dosis 5 g/kg bb ....................... 16

Gambar 4. Grafik Pengaruh Suspensi Ekstrak Etanol Biji Mahoni dan Suspensi Glibenklamid Terhadap Kadar Gula Darah Tikus ......... 17

Gambar 5. Grafik Penurunan KGD pada Menit ke-60 Dibandingkan dengan Menit ke-30 ...................................................................... 17

Gambar 6. Grafik Penurunan KGD pada Menit ke-90 Dibandingkan dengan Menit ke-30 ...................................................................... 19

Gambar 7. Grafik Penurunan KGD pada Menit ke-120 Dibandingkan dengan Menit ke-30 ...................................................................... 21

Gambar 8. Grafik Penurunan KGD pada Menit ke-150 Dibandingkan dengan Menit ke-30 ...................................................................... 23

Gambar 9. Grafik Penurunan KGD pada Menit ke-180 Dibandingkan dengan Menit ke-30 ...................................................................... 25

Linghuat Lumban Raja : Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih, 2008. USU Repository © 2009

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1.

Lampiran 2.

Lampiran 3.

Lampiran 4.

Hasil Identifikasi Tumbuhan ………………………………… 29

Tumbuhan Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq.) ..................... 30

Biji Tumbuhan Mahoni ( Semen Swietenia mahagoni Jacq.) .. 31

Data Hasil Pengukuran Kadar Gula Darah Tikus Putih ........... 32

Lampiran 4.a. Hasil Pengukuran Kadar Gula Darah Tikus Setelah Pemberian CMC 0,5% Dosis 1% bb ............................ 32

Lampiran 4.b. Hasil Pengukuran Kadar Gula Darah Tikus Setelah Pemberian Suspensi Ekstrak Etanol Biji Mahoni 2% Dosis 100 mg/kg bb .................................................................. 32

Lampiran 4.c. Hasil Pengukuran Kadar Gula Darah Tikus Setelah Pemberian Suspensi Ekstrak Etanol Biji Mahoni 2% Dosis 50 mg/kg bb .................................................................... 33

Lampiran 4.d. Hasil Pengukuran Kadar Gula Darah Tikus Setelah Pemberian Suspensi Glibenklamid 0,02% Dosis 1 mg/kg bb ..................................................................... 33

Lampiran 5. Data Penurunan Kadar Gula Darah Tikus ................................ 34

Lampiran 5.a. Penurunan Kadar Gula Darah Tikus pada Menit Ke-60 Dibandingkan dengan Menit Ke-30 …………………………. 34

Lampiran 5.b. Penurunan Kadar Gula Darah Tikus pada Menit Ke-90 Dibandingkan dengan Menit Ke-30 …………………………. 34

Lampiran 5.c. Penurunan Kadar Gula Darah Tikus pada Menit Ke-120 Dibandingkan dengan Menit Ke-30 …………………………. 34

Lampiran 5.d. Penurunan Kadar Gula Darah Tikus pada Menit Ke-150 Dibandingkan dengan Menit Ke-30 …………………………. 35

Lampiran 5.e. Penurunan Kadar Gula Darah Tikus pada Menit Ke-180 Dibandingkan dengan Menit Ke-30 …………………………. 35

Lampiran 6. Hasil Perhitungan Anava .......................................................... 36

Linghuat Lumban Raja : Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih, 2008. USU Repository © 2009

Lampiran 6.a. Hasil Perhitungan Anava KGD Tikus Puasa Selama 18 Jam...36

Lampiran 6.b. Hasil Perhitungan Anava KGD Tikus Setelah 30 menit Pemberian Larutan Glukosa 50% Dosis 50 g/kg bb ....................................................................... 36

Lampiran 6.c. Hasil Perhitungan Anava KGD Tikus pada Menit ke – 60 ...... 36

Lampiran 6.d. Hasil Perhitungan Anava KGD Tikus pada Menit ke – 90 ...... 36

Lampiran 6.e. Hasil Perhitungan Anava KGD Tikus pada Menit ke – 120 .... 36

Lampiran 6.f. Hasil Perhitungan Anava KGD Tikus pada Menit ke – 150 .... 36

Lampiran 6.g. Hasil Perhitungan Anava KGD Tikus pada Menit ke – 180 .... 37

Lampiran 7.

Lampiran 8.

Analisis SPSS .......................................................................... 38

Sertifikat Analisis Glibenklamid ……………………………. 42

Linghuat Lumban Raja : Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih, 2008. USU Repository © 2009

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes mellitus, penyakit gula atau kencing manis adalah suatu gangguan

kronis yang khususnya menyangkut metabolisme glukosa di dalam tubuh. Rata-

rata 1,5-2% dari seluruh penduduk dunia menderita diabetes yang bersifat

menurun. Di Indonesia, penderita diabetes diperkirakan 3 juta orang atau 1,5%

dari 200 juta penduduk sedangkan di Eropa mencapai 3-5% (Tjay dan Rahardja,

2007).

Diabetes merupakan sekelompok sindrom yang ditandai dengan

hiperglikemia, perubahan metabolisme lipid, karbohidrat dan protein dan

peningkatan resiko komplikasi penyakit pembuluh darah (Gilman, 2007).

Diabetes mellitus disebabkan kekurangan hormon insulin yang berfungsi

memanfaatkan glukosa sebagai sumber energi dan sintesa lemak, kekurangan

hormon insulin menyebabkan glukosa bertumpuk di dalam darah (hiperglikemia)

dan akhirnya disekresikan lewat kemih tanpa digunakan yang disebut juga dengan

istilah glycosuria (Tjay dan Rahardja, 2007). Hiperglikemia timbul karena

penyerapan glukosa ke dalam sel terhambat serta metabolismenya terganggu.

Dalam keadaan normal, kira-kira 50% karbohidrat yang dimakan mengalami

metabolisme sempurna menjadi CO 2 dan air, 5% diubah menjadi glikogen dan

kira-kira 30-40% diubah menjadi lemak, pada diabetes semua proses tersebut

terganggu (Handoko dan Suharto, 1995). Penderita diabetes mellitus dapat

Linghuat Lumban Raja : Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih, 2008. USU Repository © 2009

mengalami ketoacidosis yang menyebabkan penderita pingsan (Tjay dan

Rahardja, 2007). Pada hiperglikemia yang berkepanjangan dapat mengakibatkan

mikroangipati, retinopati, proteinuria, hipertensi, gagal ginjal, infark miokard

(Silbernagl dan Lang, 2006). Sebagian penderita diabetes juga dapat mengalami

stroke dan impotensi pada pria (Jhonson, 1998).

Penyakit diabetes mellitus memerlukan pengobatan jangka panjang diabetes

mellitus dan biaya yang mahal, sehingga perlu mencari obat anti diabetes yang

relatif murah dan terjangkau masyarakat. Sebagai salah satu alternatif adalah

dengan melakukan penelitian tentang obat tradisional yang mempunyai efek

hipoglikemia. Pada tahun 1980 WHO merekomendasikan agar dilakukan

penelitian terhadap tanaman yang memiliki efek menurunkan kadar gula darah

karena pemakaian obat modern kurang aman.(Kumar, et al, 2005)

Salah satu tumbuhan yang digunakan masyarakat untuk pengobatan diabetes

mellitus ialah mahoni (Swietenia mahagoni Jacq.). Bagian yang digunakan dari

tumbuhan tersebut adalah bijinya. Biji mahoni memiliki efek farmakologis

antipiretik, antijamur, menurunkan tekanan darah tinggi (hipertensi), kencing

manis (diabetes mellitus), kurang nafsu makan, rematik, demam, masuk angin,

dan eksim (Hariana, 2007).

Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk menguji efek ekstrak

etanol biji mahoni terhadap penurunan kadar gula darah tikus putih jantan dengan

uji toleransi glukosa.

Linghuat Lumban Raja : Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih, 2008. USU Repository © 2009

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut :

a. Apakah ekstrak etanol biji mahoni (Swietenia mahagoni Jacq.) mempunyai

efek menurunkan kadar gula darah tikus putih jantan?

b. Apakah ada perbedaan pengaruh pemberian ekstrak etanol biji mahoni

(Swietenia mahagoni Jacq.) dalam menurunkan kadar gula darah

dibandingkan dengan pemberian glibenklamid?

1.3 Hipotesis

Dalam penelitian ini diduga bahwa :

a. Ekstrak biji mahoni (Swietenia mahagoni Jacq.) mempunyai efek

menurunkan kadar gula darah tikus putih jantan.

b. Ada perbedaan antara ekstrak biji mahoni (Swietenia mahagoni Jacq.)

dengan glibenklamid dalam menurunkan kadar gula darah.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

a. Untuk membuktikan efek ekstrak etanol biji mahoni (Swietenia mahagoni

Jacq.) terhadap penurunan kadar gula darah tikus putih jantan.

b. Untuk mengetahui perbedaan antara efek ekstrak etanol biji mahoni dan

glibenklamid dalam menurunkan kadar gula darah tikus putih jantan.

Linghuat Lumban Raja : Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih, 2008. USU Repository © 2009

1.5 Manfaat Penelitian

a. Menjadi bahan informasi kepada masyarakat tentang efek dari ekstrak

etanol biji mahoni (Swietenia mahagoni Jacq.) untuk menurunkan kadar

gula darah.

b. Mendapatkan dosis yang tepat dari ekstrak etanol biji mahoni yang

memberikan efek menurunkan kadar gula darah optimal.

c. Menambah inventaris tumbuhan obat yang berkhasiat sebagai penurun

kadar gula darah.

Linghuat Lumban Raja : Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih, 2008. USU Repository © 2009

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Tumbuhan

Swietenia mahagoni merupakan satu spesies tanaman dari suku Meliaceae,

Mahoni merupakan tanaman yang berasal dari Hindia Barat dan Afrika dapat

tumbuh subur bila tumbuh di pasir dekat dengan pantai. Di Indonesia mula-mula

tumbuh secara liar di hutan-hutan, di kebun maupun di mana saja. Namun sejak

20 tahun terakhir ini sudah dibudi dayakan karena kualitas kayunya keras dan

sangat baik, terutama untuk mebel dan kerajinan tangan, bahkan akhir-akhir ini

banyak yang menggunakan kayu mahoni untuk membuat dinding dan lantai. Kayu

tua berwarna merah kecokelatan (Anonim, 2007)

Mahoni merupakan pohon tahunan dengan tinggi 5-25 m, batang bulat

bercabang, daun majemuk, menyirip genap bulat telur, ujung dan pangkal runcing,

tepi rata, panjang 3-15 cm, pertulangan menyirip. Buah bulat telur berlekuk lima

berwarna coklat. Biji pipih,warna hitam atau coklat. Akar tunggang warna coklat

(DepKes RI, 2000).

2.1.1 Sistematika Tumbuhan

Sistematika tumbuhan mahoni :

Divisi

Sub Divisi

Kelas

: Spermatophyta

: Angiospermae

: Dicotyledoneae

Linghuat Lumban Raja : Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih, 2008. USU Repository © 2009

Anak Kelas

Bangsa

Suku

Marga

Jenis

: Dialypetalae

: Rutales

: Meliaceae

: Swietenia

: Swietenia mahagoni Jacq

(Tjitrosoepomo, 2000)

2.1.2 Nama Lain (Sinonim)

Sinonim : Swietenia macrophylla King

Nama umum : Mahoni

Nama daerah : Mahoni (Jawa tengah) (DepKes RI, 2000), mahok (Belanda),

acajou (Perancis), cheriamagany, caoba (Spanyol), mahogani

(Inggris) (Anonim, 2007).

2.1.3 Kandungan Kimia

Biji mahoni mangandung saponin, flavonoid (Hariana, 2007), alkaloid

2.1.4 Khasiat dan Penggunaan

Biji mahoni memiliki efek farmakologis antipiretik, antijamur, menurunkan

tekanan darah tinggi (hipertensi), kencing manis (diabetes mellitus), kurang nafsu

makan, rematik, demam, masuk angin, dan Eksim (Hariana, 2007).

2.2 Ekstraksi

Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut

sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Simplisia

yang disari mengandung senyawa aktif yang dapat larut dan senyawa yang tidak

dapat larut seperti serat, karbohidrat, protein. Senyawa aktif yang terdapat dalam

berbagai simplisia dapat digolongkan ke dalam golongan minyak atsiri, alkaloid,

Linghuat Lumban Raja : Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih, 2008. USU Repository © 2009

flavonoid dan lain-lain. Dengan diketahuinya senyawa aktif yang dikandung

simplisia akan mempermudah pemilihan pelarut dan cara ekstraksi yang tepat

(DitJen POM, 2000). Hasil yang diperoleh dari penyarian simplisia nabati atau

simplisia hewani menurut cara yang cocok disebut ekstrak. Ekstrak bisa dalam

bentuk sediaan kering, kental dan cair. Ekstrak kering harus mudah digerus

menjadi serbuk (DitJen POM, 1979).

2.2.1 Metode Ekstraksi

Ekstraksi dapat dilakukan dengan beberapa cara :

1. Maserasi

Maserasi adalah proses pangekstrakan simplisia dengan menggunakan

pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur

ruangan (kamar). Maserasi kinetik berarti dilakukan pengadukan yang kontinu

(terus-menerus). Remaserasi berarti dilakukan pengulangan penambahan pelarut

setelah dilakukan penyaringan maserat pertama dan seterusnya.

2. Perkolasi

Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna

yang umumnya dilakukan pada temperatur ruangan. Proses ini terdiri dari

pengembangan bahan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya

(penetesan/penampungan ekstrak), terus menerus sampai diperoleh perkolat yang

jumlahnya 1-5 kali bahan.

3. Refluks

Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya,

selama waktu tertentu selama dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan

Linghuat Lumban Raja : Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih, 2008. USU Repository © 2009

dengan adanya pendingin balik. Umumnya dilakukan pengulangan proses pada

residu pertama 3-5 kali sehingga dapat termasuk proses ekstraksi sempurna.

4. Soxhlet

Soxhlet adalah ekstraksi mengunakan pelarut yang selalu baru yang

umumnya dilakukan dengan alat khusus yang sampelnya dibungkus dengan kertas

saring sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan jumlah pelarut relatif konstan

dengan adanya pendingin balik.

5. Digesti

Digesti adalah maserasi kinetik (dengan pangadukan kontinu) pada temteratur

yang lebih tinggi dari temperatur ruangan (kamar), yaitu secara umum dilakukan

pada temperatur 40-50 o C.

6. Infus

Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air

(bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur terukur 96-98 o C)

selama waktu tertentu (15-20 menit).

7. Dekok

Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama dan temperatur sampai titik

didih air.

8. Destilasi Uap

Destilasi uap adalah ekstraksi senyawa kandungan menguap (minyak atsiri)

dari bahan segar atau simplisia dengan uap air berdasarkan peristiwa tekanan

parsial senyawa kandungan menguap dengan fase uap air dari ketel secara kontinu

sampai sempurna dan diakhiri dengan kondensasi fase uap campuran (senyawa

kandungan menguap ikut terdestilasi) menjadi destilat air bersama senyawa

Linghuat Lumban Raja : Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih, 2008. USU Repository © 2009

kandungan yang memisah sempurna atau memisah sebagian. Destilasi uap, bahan

(simplisia) benar-benar tidak tercelupkan ke air yang mendidih, namun dilewati

oleh uap air sehingga kandungan senyawa menguap ikut terdestilasi (DitJen POM,

2000).

2.3 Diabetes Mellitus (DM)

2.3.1 Defenisi

Diabetes mellitus adalah suatu penyakit yang ditimbulkan oleh defisiensi

insulin relatif atau absolut (Sodeman dan Sodeman, 1995)

2.3.2 Klasifikasi Diabetes Mellitus

Secara umum diabetes mellitus dapat dibagi menjadi 3 kelompok yaitu :

1. Diabetes Tipe I (Diabetes mellitus tergantung insulin, IDDM)

Penyakit ini ditandai dengan defisiensi insulin absolut yang disebabkan oleh

lesi atau nekrosis sel beta langerhans, hilangnya fungsi sel beta mungkin

disebabkan oleh invasi virus, kerja toksin kimia, atau umumnya melalui kerja

antibodi autoimun yang ditujukan untuk melawan sel beta. Akibat dari dekstruksi

sel beta, pankreas gagal berespons terhadap masukan glukosa (Mycek,et al, 2001).

Diabetes tipe I ini merupakan bentuk diabetes parah yang berhubungan dengan

terjadinya ketosis apabila tidak diobati, lazim terjadi pada anak remaja tetapi

kadang-kadang juga terjadi pada orang dewasa. Gangguan katabolisme yang

disebabkan hampir tidak terdapatnya insulin dalam sirkulasi, glukagon plasma

meningkat dan sel-sel beta pankreas gagal merespon semua stimulus

insulinogenik (Katzung, 2002)

Linghuat Lumban Raja : Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih, 2008. USU Repository © 2009

2. Diabetes Tipe II (Diabetes mellitus tak tergantung insulin, NIDDM)

Diabetes tipe II merupakan suatu kelompok heterogen yang terdiri dari

bentuk diabetes yang lebih ringan yang terutama terjadi pada orang dewasa tetapi

kadang-kadang juga terjadi pada remaja. Sirkulasi insulin endogen cukup untuk

mencegah terjadinya ketoasidosis tetapi insulin tersebut sering dalam kadar

kurang dari normal atau secara relatif tidak mencukupi karena kurang pekanya

jaringan. Obesitas, yang pada umumnya menyebabkan gangguan pada kerja

insulin, merupakan faktor resiko yang biasa terjadi pada diabetes tipe ini, sebagian

besar pasien dengan diabetes tipe II ini bertubuh gemuk (Katzung, 2002). Pada

NIDDM pankreas masih mempunyai beberapa fungsi sel beta yang menyebabkan

kadar insulin bervariasi yang tidak cukup untuk memelihara homeostasis

glukosa.Diabetes tipe II sering dihubungkan dengan resistensi organ target yang

membatasi respon insulin endogen dan eksogen. Pada beberapa kasus disebabkan

oleh penurunan jumlah atau mutasi reseptor insulin (Mycek, et al, 2001)

3. Diabetes Gestational

Diabetes gestational adalah diabetes terjadi pada saat kehamilan, ada

kemungkinan akan normal kembali namun toleransi glukosa yang terganggu juga

bisa terjadi setelah kehamilan tersebut. DM tipe II atau DM tipe I mungkin terjadi

pada wanita yang tidak menjalani penanganan pada saat diabetes gestational ini

terjadi. Perlu dilakukan pemeriksaan sebelum 24 minggu kehamilan. Data statistik

menunjukkan bahwa pengontrolan gula darah saat kehamilan bagi penderita

diabetes gestational akan menghindarkan ibu dan bayi yang dilahirkan dari

kematian atau cacat sama halnya dengan yang tidak mengalami diabetes.

Linghuat Lumban Raja : Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih, 2008. USU Repository © 2009

Trisemester kedua merupakan saat terjadinya peningkatan stres kehamilan

sehingga kadar glukosa darah meningkat (Guthrie and Guthrie, 2003).

2.3.3 Gejala Diabetes Mellitus

Penyakit diabetes mellitus ditandai oleh poliurea (banyak berkemih),

polidipsia (banyak minum) dan polifagia (banyak makan), walaupun banyak

makan tetapi berat tubuh menurun, hiperglikemia, glikosuria, ketosis dan asidosis

(Ganong, 1998)

2.4 Komplikasi Diabetes Mellitus

Komplikasi-komplikasi diabetes mellitus dapat dibagi menjadi :

1. Komplikasi Metabolit Akut

Seperti ketoasidosis diabetik dan hiperglikemia, hiperosmolaritas

(Silbernagl dan Lang, 2006)

2. Komplikasi-komplikasi Vaskular Jangka Panjang

Melibatkan pembuluh-pembuluh kecil (mikroangiopati), dan pembuluh-

pembuluh sedang dan besar (makroangiopati). Mikroangipati merupakan

lesi spesifik diabetes yang menyerang kapiler daan arteriola retina

(retinopati diabetik), glomerulus ginjal (nefropati diabetik), otot-otot dan

kulit. Makroangiopati diabetik mempunyai gambaran histopatologi berupa

aterosklerosis (Price and Wilson, 1995). Lainnya adalah berupa impotensi,

infeksi stafilokok pada kulit dan keluhan claudicatio ditungkai yang

berciri kejang-kejang sangat nyeri di betis setelah berjalan sejumlah meter.

Infark jantung dapat juga terjadi yaitu di dinding aarteri timbul benjolan-

benjolan yang mengganggu sirkulasi darah (Tjay dan Rahardja, 2007).

Linghuat Lumban Raja : Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih, 2008. USU Repository © 2009

2.5 Hormon yang Berperan untuk Mengatur Kadar Glukosa dalam Darah

2.5.1 Insulin

Insulin merupakan protein kecil yang terdiri atas dua rantai asam amino,

satu sama lain dihubungkan oleh ikatan peptida. Salah satu efek terpenting dari

insulin adalah untuk menyebabkan absorpsi bagian terbesar glukosa setelah

makan untuk disimpan hampir segera di dalam hati dalam bentuk glikogen.

Segera setelah makan banyak karbohidrat, glukosa yang diabsorpsi ke dalam

darah menyebabkan sekresi insulin yang cepat. Sebaliknya insulin menyebabkan

ambilan, penyimpanan dan penggunaan glukosa yang cepat oleh hampir semua

jaringan tubuh, tetapi terutama oleh hepar, otot dan jaringan lemak (Guyton,

1990). Insulin juga memiliki efek penting pada metabolisme lemak dan protein

(Sherwood, 2001). Sekali insulin memasuki sirkulasi, maka insulin diikat oleh

reseptor khusus yang terdapat pada membran sebagian besar jaringan sehingga

memudahkan glukosa menembus membran sel (Katzung, 2002). Glukosa dapat

masuk ke dalam sel hanya melalui pembawa di membran plasma yang dikenal

sebagai glucose transporter (pengangkut glukosa). Sel-sel tergantung insulin

memiliki simpanan pengangkut glukosa intrasel, pengangkut-pengangkut tersebut

diinsersikan ke dalam membran plasma sebagai respon terhadap peningkatan

sekresi insulin sehingga terjadi peningkatan pengangkutan glukosa ke dalam sel

(Sherwood, 2001)

2.5.2 Glukagon

Glukagon adalah suatu hormon yang disekresi oleh sel-sel alfa pulau

langerhans, mempunyai beberapa fungsi yang berlawanan dengan insulin. Fungsi

yang terpenting adalah meningkatkan konsentrasi glukosa darah. Penurunan kadar

Linghuat Lumban Raja : Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih, 2008. USU Repository © 2009

glukosa darah akan meningkatkan sekresi glukagon, bila kadar glukosa dalam

darah turun sampai 70 mg/100 ml darah maka pankreas akan mensekresikan

glukagon dalam jumlah yang banyak yang cepat memobilisasi glukosa dari hati

(Guyton, 1990). Glukagon menyebabkan glikogenolisis di hati dan juga

meningkatkan glukoneogenesis (Handoko, 1995). Hasil langsung farmakologis

infus glukagon adalah meningkatkan glukosa darah dengan menggunakan

simpanan glikogen hati (Katzung, 2002).

2.6 Resistensi Insulin

Resistensi insulin adalah peristiwa pada mana sel-sel menjadi kurang peka

bagi insulin dengan efek berkurangnya penyerapan glukosa dari darah. Akibatnya

kadar glukosa darah naik dan lambat laun terjadilah diabetes tipe 2. Penyebab lain

adalah berkurangnya reseptor insulin atau tidak bekerja dengan semestinya (Tjay

dan Rahardja, 2007).

2.7 Pengaturan kadar glukosa dalam darah

Pengaturan kadar glukosa dalam darah dipengaruhi oleh hati dan pankreas.

Hati dan pankreas ini memegang peranan penting untuk menjaga keseimbangan

glukosa sehingga kadarnya bisa normal dalam darah.

2.7.1 Pankreas

Pankreas adalah suatu organ yang bentuknya lonjong kira-kira 15 cm yang

terletak di belakang lambung dan sebagian di belakang hati. Organ ini terdiri dari

98% sel-sel dengan sekresi ekstren yang memproduksi enzim-enzim pencernaan

(pankreatin) yang disalurkan ke duodenum. Sisanya terdiri dari kelompok sel

(Pulau Langehans) dengan sekresi intern yakni hormon-hormon insulin dan

glukagon yang langsung disalurkan ke aliran darah (Tjay dan Rahardja, 2007).

Linghuat Lumban Raja : Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih, 2008. USU Repository © 2009

Sel-sel yang berlokasi di pulau Langerhans pada pankreas adalah sel beta

yang mensekresi insulin, sel alfa yang mensekresi glukagon, sel delta yang

mensekresi somatostatin dan sel PP yang mensekresi polipeptida pankreas

(Sodeman dan Sodeman, 1995)

2.7.2 Hati

Hati memegang peranan penting untuk keseimbangan kadar glukosa dalam

darah. Setelah karbohidrat dari makanan dirombak dalam usus menjadi glukosa

maka absorbsi glukosa ke dalam darah terjadi, kemudian glukosa ini dialirkan ke

hati melalui vena porta. Sebagian dari glukosa tersebut disimpan sebagai glikogen

(Handoko, 1995).

Pada keadaan normal bila kadar glukosa darah tinggi maka insulin akan

disekresikan oleh sel-sel beta untuk membantu penyerapan glukosa kedalam sel-

sel tubuh dan glukosa ini dengan bantuan insulin akan disimpan sebagai sumber

energi cadangan berupa glikogen dalam hati. Sebaliknya jika kadar glukosa darah

rendah maka sel-sel alfa akan mensekresikan glukagon. Glukagon ini akan

menstimulasi pengubahan glikogen menjadi glukosa sehingga kadar gula darah

dinormalkan kembali (Guyton, 1990). Disamping itu juga hati berupaya untuk

menormalkan kadar gula darah yaitu dengan mensintesa glukosa dari molekul-

molekul beratom-3C yang berasal dari perombakan lemak dan protein (proses

glukoneogenesis) (Tjay dan Rahardja, 2007).

Linghuat Lumban Raja : Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih, 2008. USU Repository © 2009

2.8 Obat Antidiabetes Oral

Berdasarkan cara kerjanya obat antidiabetes oral dapat dibagi dalam enam

kelompok besar yaitu :

2.8.1 Sulfonilurea

Generasi pertama dari golongan ini mencakup tolbutamid, asetoheksamid,

tolazamida, dan klorpropamida. Generasi kedua mencakup gliburida

(glibenklamid), glipizida, gliklazida, dan glimepirida. Generasi kedua jauh lebih

kuat efek hipoglikemianya dibandingkan generasi pertama. Sulfonil urea

menyebabkan hipoglikemia dengan cara menstimulasi pelepasan insulin dari sel β

pankreas. Pemberian akut sulfonilurea ke pasien DM tipe 2 meningkatkan

pelepasan insulin dari pankreas. Sulfonilurea juga selanjutnya dapat meningkatkan

kadar insulin dengan cara mengurangi bersihannya dihati (Gilman, 2007).

Sulfonilurea menyebabkan kepekaan sel-sel beta bagi kadar glukosa darah

diperbesar melalui pengaruhnya atas protein transpor glukosa. Obat ini hanya

efektif pada penderita DM tipe 2 yang tidak begitu berat yang sel-sel betanya

masih bekerja cukup baik. Ada indikasi bahwa obat-obat ini juga mamperbaiki

kepekaan organ tujuan terhadap insulin (Tjay dan Rahardja, 2007).

2.8.2 Kalium chanel blokers

Repaglinida dan nateglinida adalah obat antidiabetes dari golongan ini.

Senyawa ini sama mekanisme kerjanya dengan sulfonilurea (Tjay dan Rahardja,

2007). Repaglinida dan nateglinida menstimulasi sekresi insulin dengan cara

memblok saluran kalsium sensitif-ATP pada sel beta pankreas (Gilman, 2007).

Linghuat Lumban Raja : Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih, 2008. USU Repository © 2009

2.8.3 Binguanida

Metformin merupakan obat dari golongan ini, berbeda dengan sulfonilurea,

obat ini tidak menstimulasi penglepasan insulin dan tidak menurunkan kadar gula

darah pada orang sehat. Zat ini menekan nafsu makan hingga berat tidak

meningkat, maka layak diberikan pada penderita yang kegemukan ( Tjay dan

Rahardja, 2007). Metformin memiliki kemampuan untuk mengurangi

hiperlipidemia, pasien sering kehilangan berat badan. Metformin bekerja terutama

dengan jalan mengurangi pengeluaran glukosa hati, sebagian besar dengan

menghambat glukogenesis (Mycek, et al, 2001).

2.8.4 Glukosidase-inhibitors

Akarbose dan miglitol merupakan obat dari golongan ini. Zat-zat ini bekerja

atas dasar persaingan merintangi enzim alfa-glukosidase di mukosa duodenum,

sehingga reaksi penguraian polisakarida menjadi monosakarida terhambat.

Dengan demikian glukosa dilepaskan lebih lambat dan absorbsinya ke dalam

darah juga kurang cepat, lebih rendah dan merata, sehingga puncak kadar gula

darah dihindarkan (Tjay dan Rahardja, 2007).

2.8.5 Thiazolidindion

Rosiglitazon dan pioglitazon merupakan obat dari golongan ini, dengan

kerja farmakologi yang istimewa yang disebut juga dengan insulin sensitizer.

Berdaya mengurangai resistensi insulin dan meningkatkan sensitivitas jaringan

perifer untuk insulin. Oleh karena itu penyerapan glukosa ke dalam jaringan

lemak dan otot meningkat, juga kapasitas penimbunannya di jaringan ini. Efeknya

kadar insulin, glukosa dan asam lemak dalam darah menurun, begitu pula

gluconeogenesis dalam hati (Tjay dan Rahardja, 2007).

Linghuat Lumban Raja : Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih, 2008. USU Repository © 2009

2.8.6 Penghambat DPP-4 (DPP-blockers)

Sitagliptin dan vildagliptin merupakan obat golongan ini. Obat-obat

kelompok terbaru ini bekerja berdasarkan efek penurunan hormon incretin.

Incretin berperan utama terhadap produksi insulin di pankreas dan yang terpenting

adalah GLPI dan GIP, yaitu glukagon like peptide dan glucose dependent

insulinotropic polypeptide. Increatin ini diuraikan oleh suatu enzim khas DPP4

(dipeptidylpeptidase). Dengan penghambatan enzim ini, senyawa gliptin

mengurangi penguraiaan dan inaktifasi incretin, sehingga kadar insulin akan

meningkat (Tjay dan Rahardja, 2007).

Linghuat Lumban Raja : Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih, 2008. USU Repository © 2009

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian bersifat eksperimental dengan rancangan acak lengkap (RAL),

dilakukan pengujian langsung efek ekstrak etanol biji mahoni (Swietenia

mahagoni) terhadap penurunan kadar gula darah tikus putih jantan di laboratorium

dengan metode uji toleransi glukosa. Penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan

meliputi : pengambilan dan pengolahan sampel, pembuatan ekstrak, dan pengujian

efek penurunan kadar gula darah. Data di analisis secara anava (analisis variansi)

dan dilanjutkan dengan uji beda rata-rata duncan menggunakan program

statistical and product service solution (SPSS).

3.1 Alat-alat

Blender (Tecstar), penguap vakum putar, neraca kasar (Ohaus), neraca

listrik (Chyo JP2-600), neraca hewan (Presica Geniweigher, GW-1500),

Glucometer (EZ smart) dan Glucotest strip, freeze dryer, alat-alat gelas, syringe 1

ml (Terumo), syringe 3 ml (Terumo), oral sonde, aluminium foil, kertas saring,

mortir dan stamfer serta alat penangas air.

3.2 Bahan-bahan

Biji mahoni (Swietenia mahagoni Jacq.), glibenklamid produksi

Alphapharm, etanol 96%, glukosa, karboksi metil selulosa (CMC) adalah bahan-

bahan berkualitas pro analis : E Merck, akuades.

Linghuat Lumban Raja : Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih, 2008. USU Repository © 2009

3.3 Hewan Percobaan

Hewan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus putih jantan

dengan berat badan 150-200 g. Sebelum percobaan dimulai terlebih dahulu tikus

dipelihara selama 2 minggu dalam kandang yang baik untuk menyesuaikan

lingkungannya (Ditjen POM, 1979).

3.4 Pengambilan dan Pengolahan Sampel

3.4.1 Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan secara purposif yaitu tanpa

membandingkannya dengan tumbuhan serupa dari daerah lain, sampel diambil

dari hutan tridharma Universitas Sumatera Utara. Sampel yang diambil adalah biji

yang sudah tua yaitu yang telah jatuh dari pohonnya dan warna kulit biji hitam

kecoklatan.

3.4.2 Pengolahan Sampel

Biji mahoni dibersihkan dari kulit yang membungkusnya, lalu ditimbang

dan diperoleh berat basah, kemudian dikeringkan (tidak pada sinar matahari

langsung), biji dianggap kering apabila ditumbuk tidak menggumpal lagi,

kemudian diblender hingga menjadi serbuk.

3.4.3 Identifikasi Tumbuhan

Identifikasi tumbuhan dilakukan di Laboratorium Taksonomi dan

Identifikasi Tumbuhan Departemen Biologi FMIPA Universitas Sumatera Utara.

Hasil identifikasi menunjukkan bahan tumbuhan adalah Swietenia mahagoni Jacq.

3.5 Pembuatan Ekstrak

Pembuatan ekstrak dilakukan dengan cara maserasi menggunakan pelarut

etanol 96 %, cara kerjanya adalah sebagai berikut:

Linghuat Lumban Raja : Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih, 2008. USU Repository © 2009

Serbuk biji mahoni yang diperoleh dimasukan ke dalam wadah botol

berwarna gelap, kemudian ditambahkan pelarut etanol 96%, ditutup dan dibiarkan

selama dua hari terlindung dari cahaya sambil diaduk, disaring sehingga didapat

maserat. Ampas dimaserasi dengan etanol 96% menggunakan prosedur yang

sama, maserasi dilakukan sampai diperoleh maserat yang jernih. Semua maserat

etanol digabungkan dan diuapkan dengan menggunakan alat penguap vakum putar

pada temperature ± 40 0 C sampai diperoleh ekstrak etanol kental kemudian

dikeringkan menggunakan freeze dryer (Maksum, 2008).

3.6 Pembuatan Larutan dan Suspensi

3.6.1 Pembuatan Suspensi CMC 0,5%

Sebanyak 0,5 g CMC ditaburkan dalam lumpang yang berisi 10 ml

akuades panas. Didiamkan 15 menit hingga diperoleh massa yang transparan,

setelah dikembangkan digerus lalu diencerkan dengan sedikit air. Kemudian

dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml. Volumenya dicukupkan dengan akuades

hingga 100 ml.

3.6.2 Pembuatan Suspensi Glibenklamid 0,02 %

Sebanyak 0,5 g CMC ditaburkan dalam lumpang yang berisi akuades

panas sebanyak 10 ml. Didiamkan 15 menit hingga diperoleh massa yang

transparan, dan digerus hingga terbentuk gel. Sebanyak 20 mg glibenkamid

digerus dan ditambahkan larutan CMC sedikit demi sedikit sambil digerus dan

diencerkan dengan sedikit air. Kemudian dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml.

Volumenya dicukupkan dengan akuades hingga 100 ml.

Linghuat Lumban Raja : Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih, 2008. USU Repository © 2009

3.6.3 Pembuatan Suspensi Ekstrak Etanol Biji Mahoni 2% b/v

Sebanyak 0,5 g CMC ditaburkan dalam lumpang yang berisi akuades

panas sebanyak 10 ml. Didiamkan 15 menit hingga diperoleh massa yang

transparan, dan digerus hingga terbentuk gel. Kemudian ekstrak etanol biji

mahoni (2 g) digerus, dan ditambahkan gel CMC sedikit demi sedikit dan terus

digerus hingga terbentuk suspensi. Kemudian dimasukkan ke dalam labu takar

100 ml. Volumenya dicukupkan dengan akuades hingga 100 ml.

3.6.4 Pembuatan Larutan Glukosa 50%

Sebanyak 50 g glukosa dimasukan ke dalam erlenmeyer yang telah

dikalibrasi 100 ml lalu diaduk hingga larut.

3.7 Pengujian Efek Farmakologi

3.7.1 Prosedur Kerja Pengujian Efek Farmakologi

Untuk pengujian farmakologi ini digunakan tikus yang dibagi atas 4

kelompok (kontrol, bahan uji yang terdiri dari 2 dosis dan bahan pembanding),

masing-masing kelompok terdiri dari 6 ekor tikus.

3.7.1 Prosedur Uji Efek Penurunan Kadar Gula Darah dari Ekstrak Etanol Biji Mahoni dengan Toleransi Glukosa pada Tikus Putih Jantan

Tikus dipuasakan (tidak makan tapi tetap minum) selama 18 jam.

Kemudian berat badan ditimbang dan diukur kadar gula darah puasa. Diberikan

larutan glukosa 50% dosis 5 g/kg bb secara oral. Lalu diukur kadar gula darah

tikus pada menit ke-30. Kemudian masing-masing diberi perlakuan :

1. Kelompok I sebagai kontrol

(Dosis 1 ml), peroral.

yaitu hanya diberikan suspensi CMC 0,5%

2. Kelompok II diberikan suspensi Ekstrak Etanol Biji Mahoni 2% (Dosis 100

mg/kg bb), peroral. Linghuat Lumban Raja : Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih, 2008. USU Repository © 2009

3. Kelompok III diberikan suspensi Ekstrak Etanol Biji Mahoni 2% (Dosis 50

mg/kg bb), peroral.

4. Kelompok IV diberikan suspensi Glibenklamid 0,02% dalam CMC 0,5%

(Dosis 1 mg/kg bb), peroral.

Lalu diukur kadar gula darah tikus pada menit ke-60, 90, 120, 150, 180

dengan memnggunakan glucotest EZ smart (Salim, 2007).

3.8 Penggunaan Glukometer

3.8.1 Prosedur Penggunaan

Alat yang digunakan untuk mengukur kadar glukosa darah adalah

Gluko meter (EZ Smart), ditunjukkan pada gambar 1.

1 2 3 4

Gambar 1. Alat Glukotest

Keterangan : 1. EZ Smart Check Strip

2. EZ Smart Meter

3. EZ Smart Test Strip

4. EZ Smart Vial Test Strip

Linghuat Lumban Raja : Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih, 2008. USU Repository © 2009

Glukotest ini secara otomatis akan hidup ketika strip dimasukkan dan akan

mati ketika strip dicabut. Dengan menyentuhkan setetes darah ke strip, reaksi dari

wadah strip akan otomatis menyerap darah ke dalam strip melalui aksi kapiler.

Ketika wadah terisi penuh oleh darah, alat akan mulai mengukur kadar glukosa

darah, hasil pengukuran diperoleh selama 8 detik. Prosedur penggunaan

Glukometer ditunjukkan pada gambar 2.

1

4

2

5

Gambar 2. Prosedur Penggunaan Glukometer

3

6

Linghuat Lumban Raja : Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih, 2008. USU Repository © 2009

Berdasarkan gambar diatas dapat dijelaskan prosedur penggunaan Glukometer

sebagai berikut :

1. EZ Smart Check Strip dimasukkan ke EZ Smart Meter (seperti pada tanda

panah pertama). EZ Smart Meter akan hidup secara otomatis.

2. dicocokkan kode nomor yang muncul pada layar EZ Smart Meter dengan

yang ada pada vial EZ Smart Test Strip.

3. strip dimasukkan ke EZ Smart Meter (seperti pada tanda panah kedua).

4. darah disentuhkan pada strip sampai terisi penuh.

5. pada layar akan muncul angka 8 dan dibiarkan menghitung mundur hingga

keluar hasil

6. untuk pengukuran selanjutnya digunakan strip yang baru.

2.8.2 Prinsip Pengukuran

Sampael darah akan masuk ke dalam test strip melalui aksi kapiler.

Glukosa yang ada dalam darah akan bereaksi dengan glukosa oksidase dan kalium

ferisianida yang ada dalam strip dan akan dihasilkan kalium ferosianida. Kalium

ferosianida yang dihasilkan sebanding dengan konsentrasi glukosa yang ada

dalam sampel darah. Oksidasi kalium ferosianida akan menghasilkan muatan

listrik yang akan diubah oleh Glucometer untuk ditampilkan sebagai konsentrasi

glukosa pada layar.

Glukosa oksidase

β-D-Glukosa + kalium ferisianida

ferosianida

Oksidasi Kalium ferosianida

as. Glukonat + kalium

kalium ferisianida + e -

(Anonim, 2001)

Linghuat Lumban Raja : Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih, 2008. USU Repository © 2009

2.9 Analisis Data

Untuk membandingkan penurunan kadar gula darah dari pemberian

suspensi CMC 0,5% 1 ml, Ekstrak Etanol Biji Mahoni (EEBM) dosis 50 mg/kg

bb, Ekstrak Etanol Biji Mahoni (EEBM) dosis 100 mg/kg bb, dan Glibenklamid 1

mg/kg bb digunakan uji anava. Bila signifikansi < 0,05 (α < 0,05), artinya ada

perbedaan yang nyata antara kedua nilai rata-rata kadar gula darah tikus. Bila

signifikansi > 0,05 (α > 0,05), artinya tidak ada perbedaan yang nyata antara

kedua nilaita-rata kadar gula darah tikus.

Uji lanjutan yang digunakan untuk melihat perbedaan yang nyata antar

perlakuan adalah uji rata-rata Duncan.

Linghuat Lumban Raja : Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih, 2008. USU Repository © 2009

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengolahan Sampel

Setelah sampel dikupas dari kulit yang membungkusnya diperoleh berat

basah 1780 g sampel dikeringkan diperoleh berat kering 1396 g.

4.2 Hasil Pembuatan Ekstrak

Serbuk kering sampel yang diperoleh adalah 1380 g, berkurang 16 g

karena pada proses pengolahan menjadi serbuk tertinggal pada blender dan wadah

penampung serbuk. Ekstrak kental yang diperoleh adalah 178 g.

4.3 Pemilihan Dosis Ekstrak pada Pengujian Penurunan KGD Tikus

Sebelum uji penurunan KGD, terlebih dahulu dilakukan orientasi

penentuan dosis ekstrak etanol biji mahoni yang akan diberikan. Variasi dosis

ekstrak etanol biji mahoni yang diorientasi adalah 25 mg/kg bb, 50 mg/kg bb, 100

mg/kg bb, 200 mg/kg bb dan 400 mg/kg bb. Dari dosis yang diorientasikan,

diperoleh dosis 50 mg/kg bb dan 100 mg/kg bb yang akan digunakan untuk

pengujian penurunan KGD tikus karena memiliki efek penurunan KGD yang

sama dengan glibenklamid 1 mg/kg bb. Data hasil orientasi dapat dilihat pada

lampiran 1.

4.4 Hasil Pengukuran Kadar Gula Darah Tikus Setelah Puasa 18 Jam

Sebelum pemberian larutan glukosa 50% dosis 5 g/kg bb terlebih dahulu

tikus dipuasakan selama 18 jam. Rata-rata kadar gula darah tikus untuk tiap

perlakuan setelah dipuasakan dapat dilihat pada tabel 1.

Linghuat Lumban Raja : Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih, 2008. USU Repository © 2009

Kelompok Rata-rata KGD Puasa (mg/dl)I 100,17II 100,00III 93,17IV 91,67

Rata-rata 96,25

Tabel 1. Rata-rata Kadar Gula Darah Tikus Setelah Puasa 18 Jam (n = 6)

Berdasarkan analisis statistik diperoleh signifikansi 0,127 > 0,05, berarti

tidak ada perbedaan yang signifikan antar perlakuan. Hal ini menunjukkan bahwa

kondisi fisiologis tikus yang digunakan tidak berbeda nyata.

4.5 Pengaruh Pemberian Larutan Glukosa Dosis 5 g/kg bb terhadap Kadar Gula Darah Tikus

Hewan yang telah diukur kadar gula darah puasanya, kemudian diberi

larutan glukosa dosis 5 g/kg bb. 30 menit setelah pemberian larutan glukosa

tersebut terjadi peningkatan kadar gula darah tikus untuk masing-masing

kelompok. Hal ini dapat dilihat pada tabel 2 dan gambar 3.

Linghuat Lumban Raja : Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih, 2008. USU Repository © 2009

Kel Perlakuan Rata-rata

KGD (mg/dl)

1 Akan diberi suspensi CMC dosis 1 ml 200,832 Akan diberi suspensi ektrak etanol biji mahoni dosis 100 mg/kg bb 204,333 Akan diberi suspensi ekstrak etanol biji mahoni dosis 50 mg/kg bb 205,334 Akan diberi suspensi glibenklamid dosis 1 mg/kg bb 190,17

Rata-rata 200,17

Tabel 2. Kadar Gula Darah Tikus Setelah 30 Menit Pemberian Larutan Glukosa Dosis 5 g/kg bb

Berdasarkan tabel 2 terlihat bahwa pemberian larutan glukosa dosis 5 g/kg

bb untuk semua hewan menghasilkan kadar gula darah rata-rata 200,17 mg/dl.

Berdasarkan analisis statistik diperoleh signifikansi 0,131 > 0,05 yang berarti

tidak ada perbedaan yang signifikan antar perlakuan. Artinya kadar gula darah

masing-masing kelompok tikus setelah 30 menit pemberian glukosa dosis 5 g/kg

bb tidak berbeda signifikan.

250

200

150

100

50

0

0 30

Waktu (menit)

60

suspensi CMC 1 ml EEBM 50

EEBM 100 Glibenklamid 1mg/kg bb

Gambar 3. Grafik Kenaikan Rata-rata KGD Tikus Setelah 30 menit Pemberian Larutan Glukosa 50% Dosis 5 g/kg bb

Keterangan : EEBM = Ekstrak Etanol Biji Mahoni Linghuat Lumban Raja : Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih, 2008. USU Repository © 2009

4.4 Pengaruh Suspensi Ekstrak Etanol Biji Mahoni dan Glibenklamid terhadap Kadar Gula Darah Tikus

Suspensi

Masing-masing kelompok tikus yang telah diukur kadar gula darahnya

setelah 30 menit pemberian larutan glukosa dosis 5 g/kg bb, diberi suspensi CMC

dosis 1 ml, suspensi ekstrak etanol biji mahoni dosis 100 mg/kg bb, suspensi

ekstrak etanol biji mahoni dosis 50 mg/kg bb dan suspensi glibenklamid dosis 1

mg/kg bb. Terjadi penurunan kadar gula darah tikus untuk masing-masing

kelompok yang dapat dilihat pada gambar 4.

250

200 KGD (mg/dl)

150

100

50

0 0 30 60 90 120 150 180 210

waktu (menit)

Suspensi CMC 1 ml

EEBM 50 mg/kg bb

EEBM 100 mg/kg bb

Glibenklamid 1mg/kg bb

Gambar 4. Grafik Pengaruh Suspensi Ekstrak Etanol Biji Mahoni dan Suspensi Glibenklamid Terhadap Kadar Gula Darah Tikus

4.4.1 Penurunan Kadar Gula Darah tikus pada Menit ke-60

Penurunan kadar gula darah tikus dengan pemberian suspensi CMC dosis

1 ml, suspensi ekstrak etanol biji mahoni dosis 100 mg/kg bb, suspensi ekstrak

etanol biji mahoni dosis 50 mg/kg bb dan suspensi glibenklamid dosis 1 mg/kg bb

pada menit ke-60 dapat dilihat pada gambar 5.

Linghuat Lumban Raja : Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih, 2008. USU Repository © 2009

40

30

Penurunan

KGD (mg/dl)

20

10

0

Perlakuan

suspensi CMC 1 ml EEBM 100 mg/kg bb EEBM 50 mg/kg bb Glibenklamid 1 mg/kg bb

Gambar 5. Grafik Penurunan KGD pada Menit ke-60 Dibandingkan dengan Menit ke- 30

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa penurunan KGD pada pemberian

suspensi glibenklamid dosis 1 mg/kg bb memberikan efek penurunan kadar gula

darah paling besar dibandingkan dengan ekstrak etanol biji mahoni dosis 100

mg/kg bb dan ekstrak etanol biji mahoni dosis 50 mg/kg bb. Berdasarkan analisis

statistik diperoleh signifikansi 0,048 < 0,05 yang berarti ada perbedaan yang

signifikan antar perlakuan. Untuk mengetahui perbedaan yang bermakna antar

perlakuan maka dilakukan uji beda rata-rata duncan. Hasil uji beda rata-rata

duncan terhadap kadar gula darah tikus pada menit ke-60 dapat dilihat pada data

tabel 3

Linghuat Lumban Raja : Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih, 2008. USU Repository © 2009

Tabel 3. Hasil Perhitungan Uji Beda Rata-Rata Duncan Terhadap KGD Tikus pada Menit Ke-60

Taraf nyata α = 0.05 Perlakuan

Glibenklamid dosis 1 mg/kg bb

EEBM 100 mg/kg bb

Suspensi CMC 1 ml

EEBM 50 mg/kg bb

1

161.6667

2

188.0000

189.5000

192.1667

Hasil analisis uji beda nyata rata-rata duncan menunjukkan bahwa

penurunan KGD pada tikus pada menit ke-60 dengan pemberian suspensi ekstrak

etanol biji mahoni dengan dosis 100 mg/kg bb, ekstrak etanol biji mahoni dengan

dosis 50 mg/kg bb dan suspensi CMC dosis tidak berbeda nyata. Artinya, pada

menit ke-60 ekstrak etanol biji mahoni dengan dosis 100 mg/kg bb , ekstrak etanol

biji mahoni dengan dosis 50 mg/kg bb memiliki potensi yang tidak berbeda dalam

menurunkan kadar gula darah pada tikus. Namun jika dibandingkan dengan

pemberian glibenklamid dosis 1 mg/kg bb maka glibenklamid dosis 1 mg/kg bb

memiliki efek yang berbeda nyata. Artinya, glibenklamid memilki potensi yang

lebih besar dalam menurunkan KGD pada tikus dibandingkan dengan ekstrak

etanol biji mahoni dengan dosis 100 mg/kg bb, ekstrak etanol biji mahoni dengan

dosis 50 mg/kg bb.

4.4.2 Penurunan Kadar Gula Darah tikus pada Menit ke-90

Penurunan kadar gula darah tikus dengan pemberian suspensi CMC dosis

1 ml, suspensi ekstrak etanol biji mahoni dosis 100 mg/kg bb, suspensi ekstrak

Linghuat Lumban Raja : Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih, 2008. USU Repository © 2009

etanol biji mahoni dosis 50 mg/kg bb dan suspensi glibenklamid dosis 1 mg/kg bb

pada menit ke-90 dapat dilihat pada gambar 6.

7060

50 Penurunan KGD (mg/dl)

40 30 20

10 0

Perlakuan

suspensi CMC 1 ml EEBM 100 mg/kg bb EEBM 50 mg/kg bb Glibenklamid 1 mg/kg bb

Gambar 6. Grafik Penurunan KGD pada Menit ke-90 Dibandingkan dengan Menit ke-30

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa penurunan KGD pada pemberian

ekstrak etanol biji mahoni dosis 100 mg/kg bb memberikan efek penurunan kadar

gula darah paling besar dibandingkan dengan suspensi glibenklamid dosis 1

mg/kg bb dan ekstrak etanol biji mahoni dosis 50 mg/kg dan suspensi CMC dosis

1 ml . Menurut analisis statistik diperoleh signifikansi 0,002 < 0,05 yang berarti

ada perbedaan yang signifikan antar perlakuan. Untuk mengetahui perbedaan

yang bermakna antar perlakuan maka dilakukan uji beda rata-rata duncan. Hasil

uji beda rata-rata duncan terhadap kadar gula darah tikus pada menit ke-90 dapat

dilihat pada tabel 4.

Linghuat Lumban Raja : Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih, 2008. USU Repository © 2009

Tabel 4. Hasil Perhitungan Uji Beda Rata-Rata Duncan Terhadap KGD Tikus pada Menit Ke-90

Taraf nyata α = 0.05 Perlakuan

1 2

Glibenklamid dosis 1 mg/kgBB

EEBM 100 mg/kg bb

EEBM 50 mg/kg bb

Suspensi CMC 1 ml

141.0000

145.5000

164.1667

177.6667

Hasil analisis uji beda nyata rata-rata duncan menunjukkan bahwa

penurunan KGD pada tikus pada menit ke-90 dengan pemberian ekstrak etanol

biji mahoni dengan dosis 100 mg/kg bb, glibenklamid 1 mg/kg bb tidak berbeda

nyata. Artinya, pada menit ke-90 ekstrak etanol biji mahoni dengan dosis 100

mg/kg bb memiliki potensi yang tidak berbeda dengan glibenklamid 1 mg/kg bb

dalam menurunkan kadar gula darah pada tikus. Pada menit ke-90 pemberian

ekstrak etanol dosis 50 mg/kg bb tidak berbeda nyata dengan suspensi CMC dosis

1 ml. Menurut analisis statistik, pada menit ke-90 ekstrak etanol biji mahoni

dengan dosis 100 mg/kg bb dan glibenklamid 1mg/kg bb memiliki potensi yang

lebih besar dibandingkan dengan ekstrak etanol biji mahoni dengan dosis 50

mg/kg bb.

4.5.3 Penurunan Kadar Gula Darah tikus pada Menit ke-120

Penurunan kadar gula darah tikus dengan pemberian suspensi CMC dosis

1 ml, suspensi ekstrak etanol biji mahoni dosis 100 mg/kg bb, suspensi ekstrak

Linghuat Lumban Raja : Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih, 2008. USU Repository © 2009

etanol biji mahoni dosis 50 mg/kg bb dan suspensi glibenklamid dosis 1 mg/kg bb

pada menit ke-120 dapat dilihat pada gambar 7.

10090 80 70 60

Penurunan KGD (mg/dl)

50 40 30 20 10

0

Perlakuan

suspensi CMC 1 ml EEBM 100 mg/kg bb EEBM 50 mg/kg bb Glibenklamid 1 mg/kg bb

Gambar 7. Grafik Penurunan KGD pada Menit ke-120 Dibandingkan dengan Menit ke-30

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa penurunan KGD pada pemberian

ekstrak etanol biji mahoni dosis 100 mg/kg bb memberikan efek penurunan kadar

gula darah paling besar dibandingkan dengan suspensi glibenklamid dosis 1

mg/kg bb, ekstrak etanol biji mahoni dosis 50 mg/kg bb dan suspensi CMC dosis

1 ml. Menurut analisis statistik diperoleh signifikansi 0,000 < 0,05 yang berarti

ada perbedaan yang signifikan antar perlakuan. Untuk mengetahui perbedaan

yang bermakna antar perlakuan maka dilakukan uji beda rata-rata duncan. Hasil

uji beda rata-rata duncan terhadap kadar gula darah tikus pada menit ke-120 dapat

dilihat pada tabel 5.

Tabel 5. Hasil Perhitungan Uji Beda Rata-Rata Duncan Terhadap KGD Tikus pada Menit Ke-120

Taraf nyata α = 0.05 Perlakuan

1 2

EEBM 100 mg/kg bb

EEBM 50 mg/kg bb

119.1667

124.8333

Linghuat Lumban Raja : Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih, 2008. USU Repository © 2009

Glibenklamid dosis 1 mg/kg bb 126.6667

suspensi CMC 1 ml 167.0000

Hasil analisis uji beda nyata rata-rata duncan menunjukkan bahwa

penurunan KGD pada tikus pada menit ke-120 dengan pemberian ekstrak etanol

biji mahoni dengan dosis 100 mg/kg bb, glibenklamid 1 mg/kg bb, dan etanol biji

mahoni dengan dosis 50 mg/kg bb tidak berbeda nyata. Namun berbeda nyata

dengan suspensi CMC dosis 1 ml. Artinya, pada menit ke-120 ekstrak etanol biji

mahoni dengan dosis 100 mg/kg bb, glibenklamid 1 mg/kg bb, dan etanol biji

mahoni dengan dosis 50 mg/kg bb memiliki potensi yang tidak berbeda dalam

menurunkan kadar gula darah pada tikus.

4.4.3 Penurunan Kadar Gula Darah tikus pada Menit ke-150

Penurunan kadar gula darah tikus dengan pemberian suspensi CMC dosis

1 ml, suspensi ekstrak etanol biji mahoni dosis 100 mg/kg bb, suspensi ekstrak

etanol biji mahoni dosis 50 mg/kg bb dan suspensi glibenklamid dosis 1 mg/kg bb

pada menit ke-150 dapat dilihat pada gambar 8.

110100

90 80 70

Penurunan KGD (mg/dl)

60 50 40 30 20 10

0

Perlakuan

suspensi CMC 1 ml EEBM 100 mg/kg bb

EEBM 50 mg/kg bb Glibenklamid 1 mg/kg bb

Linghuat Lumban Raja : Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih, 2008. USU Repository © 2009

Gambar 8. Grafik Penurunan KGD pada Menit ke-150 Dibandingkan dengan Menit ke-30

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa penurunan KGD pada pemberian

ekstrak etanol biji mahoni dosis 100 mg/kg bb memberikan efek penurunan kadar

gula darah paling besar dibandingkan dengan suspensi glibenklamid dosis 1

mg/kg bb dan suspensi CMC 1 ml, namun memiliki efek penurunan kadar gula

darah yang sama dengan ekstrak etanol biji mahoni dosis 50 mg/kg bb. Menurut

analisis statistik. diperoleh signifikansi 0,000 < 0,05 yang berarti ada perbedaan

yang signifikan antar perlakuan. Untuk mengetahui perbedaan yang bermakna

antar perlakuan maka dilakukan uji beda rata-rata duncan. Hasil uji beda rata-rata

duncan terhadap kadar gula darah tikus pada menit ke-150 dapat dilihat pada data

tabel 6.

Tabel 6.

Perlakuan

Hasil Perhitungan Uji Beda Rata-Rata Duncan Terhadap KGD Tikus pada Menit Ke-150

Taraf nyata α = 0.05

1 2

Glibenklamid dosis 1 mg/kg bb

EEBM 100 mg/kg bb

EEBM 50 mg/kg bb

suspensi CMC 1 ml

99.1667

106.5000

107.8333

142.6667

Hasil analisis uji beda nyata rata-rata duncan menunjukkan bahwa

penurunan KGD pada tikus pada menit ke-150 dengan pemberian ekstrak etanol

biji mahoni dengan dosis 100 mg/kg bb, glibenklamid 1 mg/kg bb, dan etanol biji

mahoni dengan dosis 50 mg/kg bb tidak berbeda nyata. Namun berbeda nyata

dengan suspensi CMC dosis 1 ml. Artinya, pada menit ke-150 ekstrak etanol biji Linghuat Lumban Raja : Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Terhadap Penurunan

Kadar Gula Darah Tikus Putih, 2008. USU Repository © 2009

mahoni dengan dosis 100 mg/kg bb, glibenklamid 1 mg/kg bb, dan etanol biji

mahoni dengan dosis 50 mg/kg bb memiliki potensi yang tidak berbeda dalam

menurunkan kadar gula darah pada tikus.

4.4.4 Penurunan Kadar Gula Darah tikus pada Menit ke-180

Penurunan kadar gula darah tikus dengan pemberian suspensi CMC dosis

1 ml, suspensi ekstrak etanol biji mahoni dosis 100 mg/kg bb, suspensi ekstrak

etanol biji mahoni dosis 50 mg/kg bb dan suspensi glibenklamid dosis 1 mg/kg bb

pada menit ke-180 dapat dilihat pada gambar 9.

120

100

80 Penurunan KGD (mg/dl)

60

40

20

0

Perlakuan

suspensi CMC 1 ml EEBM 100 mg/kg bb

EEBM 50 mg/kg bb Glibenklamid 1 mg/kg bb

Gambar 9. Grafik Penurunan KGD pada Menit ke-180 Dibandingkan dengan Menit ke-30

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa penurunan KGD pada pemberian

ekstrak etanol biji mahoni dosis 100 mg/kg bb memberikan efek penurunan kadar

gula darah paling besar dibandingkan dengan suspensi glibenklamid dosis 1

mg/kg bb, ekstrak etanol biji mahoni dosis 50 mg/kg bb dan suspensi CMC dosis

1 ml. Menurut analisis statistik diperoleh signifikansi 0,000 < 0,05 yang berarti

ada perbedaan yang signifikan antar perlakuan. Untuk mengetahui perbedaan

yang bermakna antar perlakuan maka dilakukan uji beda rata-rata duncan. Hasil

Linghuat Lumban Raja : Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih, 2008. USU Repository © 2009

EEBM 100 mg/kg bb 91.0000

EEBM 50 mg/kg bb 93.3333

Glibenklamid dosis 1 mg/kg bb 93.6667

Suspensi CMC 1 ml 119.1667

uji beda rata-rata duncan terhadap kadar gula darah tikus pada menit ke-180 dapat

dilihat pada tabel 7.

Tabel 7. Hasil Perhitungan Uji Beda Rata-Rata Duncan Terhadap KGD Tikus pada Menit Ke-180

Taraf nyata α = 0.05 Perlakuan

1 2

Hasil analisis uji beda nyata rata-rata duncan menunjukkan bahwa

penurunan KGD pada tikus pada menit ke-180 dengan pemberian ekstrak etanol

biji mahoni dengan dosis 100 mg/kg bb, glibenklamid 1 mg/kg bb, dan ekstrak

etanol biji mahoni dengan dosis 50 mg/kg bb tidak berbeda nyata. Namun berbeda

nyata dengan suspensi CMC dosis 1 ml. Artinya, pada menit ke-180 ekstrak

etanol biji mahoni dengan dosis 100 mg/kg bb, glibenklamid 1 mg/kg bb, dan

etanol biji mahoni dengan dosis 50 mg/kg bb memiliki potensi yang tidak berbeda

dalam menurunkan kadar gula darah pada tikus.

Linghuat Lumban Raja : Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih, 2008. USU Repository © 2009

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai

berikut:

a. Ekstrak etanol biji mahoni memberikan efek menurunkan kadar gula

darah.

b. Ekstrak etanol biji mahoni dengan dosis 100 mg/kg bb dan dosis 50 mg/kg

bb tidak berbeda nyata dengan glibenklamid dosis 1 mg/kg bb dalam

menurunkan kadar gula darah.

5.2 Saran

Disarankan pada peneliti selanjutnya untuk menguji efek antidiabetes

ekstrak etanol biji mahoni dengan menggunakan aloksan atau streptozotocin

sebagai diabetogen.

Linghuat Lumban Raja : Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih, 2008. USU Repository © 2009

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, (2001). Glucocard TM Test Strip II. Japan: Arkray, Inc.

Anonim. (2007). Manfaat Buah Mahoni. www.kaskus.us. 15 November 2008

DepKes RI. (2000). Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Jilid 1. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Halaman 227.

Ditjen POM. (1979). Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehetan RI. Halaman 9, 902.

Ditjen POM. (2000). Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Halaman 1, 10-12.

Ganong, W. F. (1998). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi XVII. Jakarta: Penerbit EGC. Halaman 335.

Gilman, A.G. (2007). Dasar Farmakologi Terapi. Volume 2. Jakarta: Penerbit EGC. Halaman 1655, 1670, 1673.

Guthrie, D.W and Guthrie, R. A. (2003). The Diabetes Source Book. New York: Mc Graw Hills Company. Page 13-14.

Guyton, A. (1990). Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Edisi III. Jakarta: Penerbit EGC. Halaman 699, 705-706.

Handoko, T., dan Suharto B. (1995). “Insulin Glukagon dan Antidiabetik” dalam Farmakologi dan Terapi, Edisi empat, Editor: Sulistia G. Ganiswara, Jakarta: Gaya Baru. Halaman 469, 471-472.

Hariana, A. (2007). Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Jakarta: Penebar Swadaya. Halaman 111.

Jhonson, M. (1998). Diabetes Terapi dan Pencegahannya. Bandung: Indonesia Publishing House. Halaman 206.

Katzung, B. G. (2002). Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi II. Jakarta: Salemba Medika. Halaman 671, 677-678.

Linghuat Lumban Raja : Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih, 2008. USU Repository © 2009

Kumar, E.K., Ramesh, A., Kasiviswanath, R. (2005). Hypoglicemic and Antihyperglicemic Effect of Gmelina asiatica Linn. In Normal and in Alloxan Induced Diabetic Rats. Andhra Pradesh: Departemen of Pharmaceutical Sciences. Page 729.

Maksum, U. (2008). Uji Efek Antidiabetes Ekstrak Etanol Daun Kembang Bulan (Thitonia diversifolia (Hemsley) A. Gay) Terhadap Tikus Yang Diinduksi Streptozotocin. Skripsi Fakultas Farmasi USU. Medan. Halaman 24.

Mycek, M.J., Harvey, R.A., Champe C.C. (2001). Farmakologi: Ulasan Bergambar. Lippincottt’s Illustrated Reviews: Farmacology. Penerjemah Azwar Agoes. Edisi kedua. Jakarta. Widya Medika.Halaman 259.

Price, S dan Wilson, S. (1995). Patofisiologi. Edisi IV. Jakarta: Penerbit EGC. Halaman 1117.

Salim, E. (2007). Uji Efek Ekstrak Daun Murbei (Morus australis Poir.) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih. Skripsi Fakultas Farmasi USU. Medan. Halaman 22.

Sherwood, L. (1996). Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem. Edisi II. Jakarta: Penerbit EGC. Halaman 667

Silbernagl,S., dan Lang, F. (2006). Teks dan Atlas Berwarna Patofisiologi. Alih Bahasa: Iwan Setiawan, Iqbal Mochtar; Editor Edisi Bahasa Indonesia: Titiek Resmisari, Jakarta: EGC. Halaman 288, 290.

Soedeman, W.A. dan Soedeman, T.M. (1995). Patofisiologi dan Mekanisme Penyakit. Jilid 2. Edisi 7. Jakarta: Hipokrates. Halaman 755, 760.

Tjay. T.H., dan Rahardja, K. (2007). Obat-Obat Penting: Khasiat, Penggunaan dan Efek-efek samping. Edisi VI. Jakarta: Elex Media Komputindo. Halaman 738, 743, 748-749.

Tjitrosoepomo, G. (2000). Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta. Jogjakarta: UGM Press. Halaman 294.

Linghuat Lumban Raja : Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih, 2008. USU Repository © 2009

Perlakuan

KGD

setelah puasa

18 jam KGD setelah diberi larutan glukosa 50% dosis 5 g/kg bb(mg/dl)

setelah puasa

18 jam 30’ 60’ 90’ 120’ 150’ 180’

CMC 1%bb 101 197,34 189 179,34 169 146,67 111,34

EEBM 400 81,34 203 181,67 174,34 159 134,67 109,67

EEBM 200 88,67 207 194,34 176 169 146 116,67

Lampiran 1. Data Hasil Orientasi

Linghuat Lumban Raja : Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih, 2008. USU Repository © 2009

Lampiran 2. Data Hasil Pengukuran Kadar Gula Darah Tikus Putih

KGD Setelah 30’

BB No

Tikus Hewan

(g)

1 180,9 2 177,6 3 190,2 4 205,6 5 153,1 6 173,5 Rata-rata

KGD Pemberian

Puasa KGD Setelah Perlakuan (mg/dl) Larutan

(mg/dl) Glukosa (mg/dl)

60’ 90’ 120’ 150’ 180’ 112 201 191 181 175 149 122 112 211 179 184 173 141 127 95 193 187 179 165 144 103 96 197 185 166 172 152 123 85 213 215 188 162 139 122 101 190 180 168 155 131 118

100,17 200.83 189.50 177.67 167.00 142.67 119.17

Lampiran 2.a. Hasil Pengukuran Kadar Gula Darah Tikus Setelah Pemberian CMC 0,5% Dosis 1 ml

Lampiran 2.b. Hasil Pengukuran Kadar Gula Darah Tikus Setelah Pemberian Suspensi Ekstrak Etanol Biji Mahoni 2% Dosis 100 mg/kg bb

KGD Setelah 30’

BB No

Tikus Hewan

(g)

1 152,1 2 197,6 3 190,2 4 171,7 5 192,5 6 173,6 Rata-rata

KGD Pemberian

Puasa KGD Setelah Perlakuan (mg/dl) Larutan

(mg/dl) Glukosa (mg/dl)

60’ 90’ 120’ 150’ 180’ 103 198 155 137 109 106 94 107 217 210 157 117 100 95 92 207 193 150 132 126 92 95 205 194 148 130 115 95 105 210 186 143 110 94 88 98 189 190 138 117 98 82

100.00 204.33 188.00 145.50 119.17 106.50 91.00

Linghuat Lumban Raja : Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih, 2008. USU Repository © 2009

No

Hewan Tikus(g)

BB KGD

Puasa (mg/dl) KGD

Setelah 30’

Pemberian Larutan Glukosa (mg/dl)

NoHewan Tikus(g)

BB KGD

Puasa Pemberian (mg/dl) KGD

Setelah 30’

Larutan Glukosa (mg/dl)

KGD Setelah Perlakuan (mg/dl)

Lampiran 2 (Lanjutan)

Lampiran 2.c. Hasil Pengukuran Kadar Gula Darah Tikus Setelah Pemberian Ekstrak Etanol Biji Mahoni 2% Dosis 50 mg/kg bb

Lampiran 2.d. Hasil Pengukuran Kadar Gula Darah Tikus Setelah Pemberian Suspensi Glibenklamid 0,02% Dosis 1 mg/kg bb

Linghuat Lumban Raja : Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih, 2008. USU Repository © 2009

No Perlakuan KGD Tikus(mg/dl) (mg/dl)

30’ 60’12 3 4 Suspensi CMC 1 mlSuspensi Ekstrak Etanol biji mahoni dosis 100 mg/kg bb Suspensi Ekstrak Etanol biji mahoni dosis 50 mg/kg bb

No Perlakuan KGD Tikus(mg/dl) (mg/dl)

30’ 90’12 3 4 Suspensi CMC 1 mlSuspensi Ekstrak Etanol biji mahoni dosis 100 mg/kg bb Suspensi Ekstrak Etanol biji mahoni dosis 50 mg/kg bb Suspensi Glibenklamid dosis 1 mg/kg bb 200,83

No Perlakuan KGD Tikus(mg/dl) (mg/dl)

30’ 120’12 3 4 Suspensi CMC 1 mlSuspensi Ekstrak Etanol biji mahoni dosis 100 mg/kg bb Suspensi Ekstrak Etanol biji mahoni dosis 50 mg/kg bb Suspensi Glibenklamid dosis 1 mg/kg bb 200,83

Rata-rata 91.67 190.17 161.67 141.00 126.67 99.17 93.67

Lampiran 3. Data Penurunan Kadar Gula Darah Tikus

Lampiran 3.a. Penurunan Kadar Gula Darah Tikus pada Menit Ke-60 Dibandingkan dengan Menit Ke-30

∆KGD

Lampiran 3.b. Penurunan Kadar Gula Darah Tikus pada Menit Ke-90 Dibandingkan dengan Menit Ke-30

∆KGD

Lampiran 3.c. Penurunan Kadar Gula Darah Tikus pada Menit Ke-120 Dibandingkan dengan Menit Ke-30

∆KGD

Linghuat Lumban Raja : Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih, 2008. USU Repository © 2009

No Perlakuan KGD Tikus(mg/dl) (mg/dl)

30’ 150’12 3 4 Suspensi CMC 1 mlSuspensi Ekstrak Etanol biji mahoni dosis 100 mg/kg bb Suspensi Ekstrak Etanol biji mahoni dosis 50 mg/kg bb Suspensi Glibenklamid dosis 1 mg/kg bb 200,83

No Perlakuan KGD Tikus(mg/dl) (mg/dl)

30’ 180’12 3 4 Suspensi CMC 1mlSuspensi Ekstrak Etanol biji mahoni dosis 100 mg/kg bb Suspensi Ekstrak Etanol biji mahoni dosis 50 mg/kg bb Suspensi Glibenklamid dosis 1 mg/kg bb 200,83

Lampiran 3 (Lanjutan)

Lampiran 3.d. Penurunan Kadar Gula Darah Tikus pada Menit Ke-150 Dibandingkan dengan Menit Ke-30

∆KGD

Lampiran 3.e. Penurunan Kadar Gula Darah Tikus pada Menit Ke-180 Dibandingkan dengan Menit Ke-30

∆KGD

Linghuat Lumban Raja : Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih, 2008. USU Repository © 2009

Sum of Squares df Mean Square F Sig.Sum of Squares

359.500 3 119.833 2.142 .127

Within Groups 1119.00

0

20 55.950

Lampiran 4. Analisis SPSS

Oneway

ANOVA

menit0

menit30

menit60

menit90

menit120

menit150

menit180

Between Groups

Total

Between Groups 867.000 3 289.000 2.108 .131

Within Groups 2742.333 20 137.117

Total 3609.333 23

Between Groups 3637.667 3 1212.556 3.151 .048

Within Groups 7695.667 20 384.783

Total 11333.333 23

Between Groups 5200.167 3 1733.389 7.386 .002

Within Groups 4693.667 20 234.683

Total 9893.833 23

Between Groups 8676.833 3 2892.278 12.039 .000

Within Groups 4805.000 20 240.250

Total 13481.833 23

Between Groups 6816.458 3 2272.153 12.763 .000

Within Groups 3560.500 20 178.025

Total 10376.958 23

Between Groups 3185.458 3 1061.819 11.880 .000

Within Groups 1787.500 20 89.375

Total 4972.958 23

Linghuat Lumban Raja : Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih, 2008. USU Repository © 2009

menit0

Duncan

Subset for alpha =

0.05

menit30

Duncan

Subset for alpha =

0.05

Post Hoc Test Homogeneous Subsets

perlakuan

Glibenklamid dosis 1mg/kgBB

EEBM 50mg/kgBB

EEBM 100mg/kgBB

suspensi CMC 1 ml

Sig.

N

6

6

6

6

1

91.6667

93.1667

100.0000

100.1667

.085

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

perlakuan

Glibenklamid dosis 1mg/kgBB

suspensi CMC 1 ml

EEBM 100mg/kgBB

EEBM 50mg/kgBB

Sig.

N

6

6

6

6

1

190.1667

200.8333

204.3333

205.3333

.051

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Linghuat Lumban Raja : Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih, 2008. USU Repository © 2009

menit60

Duncan

perlakuan N

Subset for alpha = 0.05

1 2

Glibenklamid dosis 1mg/kgBB 6 161.666

7

EEBM 100mg/kgBB 6 188.000

0

suspensi CMC 1 ml 6 189.500

0

EEBM 50mg/kgBB 6 192.166

Glibenklamid dosis 1mg/kgBB 6 161.666

7

EEBM 100mg/kgBB 6 188.0000

suspensi CMC 1 ml 6 189.5000

EEBM 50mg/kgBB 6 192.1667

Sig. 1.00

0

.732

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

menit90

Duncan

Subset for

alpha =

0.05

Subset for alpha = 0.05

Subset for alpha = 0.05 Subset for alpha = 0.05

Glibenklamid dosis 1mg/kgBB6 141.000

0

EEBM 100mg/kgBB 6 145.500

0

menit90

Duncan

Subset for

alpha =

0.05

Subset for alpha = 0.05

Subset for alpha = 0.05 Subset for alpha = 0.05

Glibenklamid dosis 1mg/kgBB6 141.000

0

EEBM 100mg/kgBB 6 145.500

0

164.1667

EEBM 50mg/kgBB 6

suspensi CMC 1 ml 6 177.6667

Sig. .61

6

.143

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

menit120

Duncan

perlakuan N 1 2

Linghuat Lumban Raja : Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih, 2008. USU Repository © 2009

EEBM 50mg/kgBB 124.8333

Glibenklamid dosis 1mg/kgBB 6 126.6667

suspensi CMC 1 ml 6 167.0000

Sig. .438 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

menit150

Duncan

menit180

Duncan

Subset for

alpha =

6

Subset for alpha = 0.05

perlakuan

Glibenklamid dosis 1mg/kgBB

EEBM 100mg/kgBB

EEBM 50mg/kgBB

suspensi CMC 1 ml

Sig.

N

6

6

6

6

1

99.1667

106.5000

107.8333

.300

2

142.6667

1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

perlakuan

EEBM 100mg/kgBB

EEBM 50mg/kgBB

Glibenklamid dosis 1mg/kgBB

suspensi CMC 1 ml

Sig.

N

6

6

6

6

1

91.0000

93.3333

93.6667

.650

2

119.1667

1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Linghuat Lumban Raja : Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih, 2008. USU Repository © 2009

Lampiran 5. Flowsheet Pembuatan Ekstrak

Serbuk biji mahoni

dimaserasi dengan etanol 96% selama dua hari dan ditambahkan pelarut kembali sampai diperoleh maserat jernih

Ampas Maserat

dipekatkan dengan alat penguap vakum putar

Ekstrak kental

dikeringkan dengan freeze dryer

Ekstrak kental pekat

diuji efek penurunan kadar gula darah

Hasil

Linghuat Lumban Raja : Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih, 2008. USU Repository © 2009

Lampiran 6. Hasil Identifikasi Tumbuhan

Linghuat Lumban Raja : Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih, 2008. USU Repository © 2009

Lampiran 7. Tumbuhan Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq.)

Linghuat Lumban Raja : Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih, 2008. USU Repository © 2009

Lampiran 8. Biji Tumbuhan Mahoni

Linghuat Lumban Raja : Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih, 2008. USU Repository © 2009