uji efektivitas antibakteri ekstrak daun kersen …

13
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 1 Januari 2019 9 Ahmad Deni Handoko,dkk., Uji Efektivitas Antibakteri... UJI EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN KERSEN (Muntigia calabura L.) TERHADAP BAKTERI Escherichia coli Ahmad Deni Handoko*, Tri Setyawati**, Andi Nur Asrinawati*** *Mahasiswa Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Tadulako **Departemen Biokimia, Fakultas Kedokteran, Universitas Tadulako ***Departemen Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Tadulako ABSTRACT Background: Infectious diseases are a disease caused by pathogenic microbes and is very dynamic. One example of pathogenic microbes is the bacteria Escherichia coli. Many cases of diarrhea are caused by Escherichia coli Bacteria. Plants that can be used as a traditional medicine is kersen leaf (Muntigia calabura L). Kersen leaf contains various bioactive compounds that are flavonoid, saponins, triterpenes, steroids, and tannins compounds. This bioactive compound is a compound that potential as an antibacterial. Objective: To know effectivity of antibacterial of kersen leaf extract (Muntingia calabura L) on the growth of Escherichia coli bacteria. Method: This experimental research laboratory is a Post test only control group design. The test plant used is kersen leaf. Kersen leaf extract is obtained by maceration process. The extract was divided into 4 concentrations that are concentration of 12.5%, concentration of 25%, concentration of 50%, and concentration of 75%. Positive control (Ceftriaxone 200 mg) and negative control (Na-CMC 200 mg). Results: The result showed that kersen leaf extract (Muntigia calabura L) had an antibacterial effect on the growth of Escherichia coli bacteria. At concentrations of 12.5%, 25%, 50%, and 75%, respectively, the mean diameter is 12.83 mm, 15.83 mm, 17.74 mm, 19.83 mm. Conclusion: kersen leaf extract (Muntigia calabura L) has antibacterial effect on the growth of Escherichia coli bacteria Keywords: Bacteria Escherichia coli, kersen leaf (Muntigia calabura L)

Upload: others

Post on 19-Apr-2022

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UJI EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN KERSEN …

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 1 Januari 2019

9 Ahmad Deni Handoko,dkk., Uji Efektivitas Antibakteri...

UJI EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN KERSEN (Muntigia

calabura L.) TERHADAP BAKTERI Escherichia coli

Ahmad Deni Handoko*, Tri Setyawati**, Andi Nur Asrinawati***

*Mahasiswa Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Tadulako

**Departemen Biokimia, Fakultas Kedokteran, Universitas Tadulako

***Departemen Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Tadulako

ABSTRACT

Background: Infectious diseases are a disease caused by pathogenic microbes and is very

dynamic. One example of pathogenic microbes is the bacteria Escherichia coli. Many

cases of diarrhea are caused by Escherichia coli Bacteria. Plants that can be used as a

traditional medicine is kersen leaf (Muntigia calabura L). Kersen leaf contains various

bioactive compounds that are flavonoid, saponins, triterpenes, steroids, and tannins

compounds. This bioactive compound is a compound that potential as an antibacterial.

Objective: To know effectivity of antibacterial of kersen leaf extract (Muntingia calabura

L) on the growth of Escherichia coli bacteria.

Method: This experimental research laboratory is a Post test only control group design.

The test plant used is kersen leaf. Kersen leaf extract is obtained by maceration process.

The extract was divided into 4 concentrations that are concentration of 12.5%,

concentration of 25%, concentration of 50%, and concentration of 75%. Positive control

(Ceftriaxone 200 mg) and negative control (Na-CMC 200 mg).

Results: The result showed that kersen leaf extract (Muntigia calabura L) had an

antibacterial effect on the growth of Escherichia coli bacteria. At concentrations of 12.5%,

25%, 50%, and 75%, respectively, the mean diameter is 12.83 mm, 15.83 mm, 17.74 mm,

19.83 mm.

Conclusion: kersen leaf extract (Muntigia calabura L) has antibacterial effect on the

growth of Escherichia coli bacteria

Keywords: Bacteria Escherichia coli, kersen leaf (Muntigia calabura L)

Page 2: UJI EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN KERSEN …

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 1 Januari 2019

10 Ahmad Deni Handoko,dkk., Uji Efektivitas Antibakteri...

ABSTRAK

Latar belakang : Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh mikroba patogen

dan bersifat sangat dinamis. Salah satu contoh mikroba patogen adalah bakteri Eschericia

coli. Banyak kasus diare yang disebabkan oleh Bakteri Escherichia coli. Tanaman yang

dapat digunakan sebagai obat tradisional adalah daun kersen (Muntigia calabura L). Daun

kersen mengandung berbagai senyawa bioaktif yaitu senyawa flavonoid, saponin, triterpen,

steroid, dan tannin. Senyawa bioaktif ini merupakan senyawa yang berpotensi sebagai

antibakteri.

Tujuan : Untuk mengetahui efektifitas antibakteri ekstrak daun kersen (Muntingia

calabura L) terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli.

Metode Penelitian : Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorium Post test only

control group design. Tanaman uji yang digunakan adalah daun kersen . Ekstrak daun

kersen didapatkan melalui proses maserasi. Ekstrak dibagi ke dalam 4 konsentrasi yaitu

konsentrasi 12,5%, konsentrasi 25%, konsentrasi 50%, dan konsentrasi 75%. kontrol

positif (Ceftriaxone 200 mg) sedangkan kontrol negatif (Na-CMC 200 mg).

Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun kersen (Muntigia

calabura L) memiliki efek antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli. Pada

konsentrasi 12,5%, 25%, 50%, dan 75% yaitu masing-masing rerata diameternya 12,83

mm, 15,83 mm, 17,74 mm, 19,83 mm.

Kesimpulan : ekstrak daun kersen (Muntigia calabura L) memiliki efek antibakteri

terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli

Kata Kunci : Bakteri Escherichia coli, daun kersen (Muntigia calabura L)

PENDAHULUAN

Penyakit infeksi masih menempati

urutan teratas penyebab kesakitan dan

kematian di negara berkembang, termasuk

Indonesia. Infeksi ini akan menyebabkan

kerugian fisik dan finansial selain

produktifitas secara nasional. Penyebaran

sumber infeksi ini dapat melalui berbagai

perantara atau yang dikenal sebagai

vektor, yakni udara, binatang, benda-

benda, dan juga manusia sendiri. Rumah

sakit termasuk tempat yang berisiko tinggi

sebagai sumber penularan (Triana, 2014).

Penyakit infeksi adalah penyakit yang

disebabkan oleh mikroba patogen dan

bersifat sangat dinamis. Mikroba sebagai

makhluk hidup ingin bertahan hidup

dengan cara berklembang biak pada suatu

reservoir yang cocok dan mampu mencari

reservoir baru dengan cara berpindah atau

menyebar. Salah satu contoh mikroba

petogen adalah bakteri Eschericia coli

(Darmadi, 2008).

Bakteri Escherichia coli adalah

bakteri yang secara normal hidup di

saluran pencernaan pada hewan dan

Page 3: UJI EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN KERSEN …

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 1 Januari 2019

11 Ahmad Deni Handoko,dkk., Uji Efektivitas Antibakteri...

manusia. Escherichia coli merupakan

anggota family Enterobacteriaceae

dengan ukuran sel panjang 2,0-6,0 um dan

diameter1,1-1,5 um, berbentuk batang

lurus, tunggal, berpasangan atau rantai

pendek dan termasuk bakteri gram negatif,

motil atau nonmotil, bersifat aerobic atau

anaerobic fakultatif. Meskipun bakteri E.

coli secara normal hidup di saluran

pencernaan, banyak ditemukan kasus

diare yang disebabkan oleh bakteri ini

(Badan Litbang Pertanian, 2012).

Penyakit diare hingga kini masih

merupakan salah satu penyakit utama

yang menjadi masalah kesehatan di

Indonesia karena memiliki insidensi dan

mortalitas yang tinggi. Diare adalah buang

air besar dengan tinja berbentuk cair atau

setengah cair, kandungan air tinja lebih

banyak dari biasanya, lebih dari 200 gram

atau 200mL/24jam (Hafid, 2010)

Terapi pada pasien diare dengan

cara rehidrasi yaitu bila pasien kehilangan

cairan yang banyak dan dehidrasi

diberikan cairan intravena atau rehidrasi

oral dengan cairan isotonik mengandung

elektrolit dan gula atau starch harus

diberikan. Cairan oral antara lain pedialit,

oralit dan lain-lain. Cairan oralit diberikan

50-200 ml/kgBB/24 jam (Simadibrata,

2009).

Indonesia dikenal sebagai sumber

bahan baku obat-obatan tropis yang dapat

dimanfaatkan untuk mengatasi berbagai

macam penyakit. Indonesia merupakan

salah satu negara pengguna tumbuhan

obat terbesar di dunia bersama negara lain

di Asia, seperti Cina dan India.

Pemanfaatan tanaman sebagai obat-obatan

juga telah berlangsung ribuan tahun yang

lalu (Susiarti, 2015). Berdasarkan

pengalaman, pengetahuan, dan

keterampilan, yang secara turun-temurun

telah diwariskan oleh generasi berikutnya,

termasuk generasi saat ini

(Wijayakusuma, 2000).

Tanaman yang dapat digunakan

sebagai obat tradisional adalah daun

kersen (Muntigia calabura L).

Berdasarkan hasil penelitian daun kersen

mengandung berbagai senyawa bioaktif

yaitu senyawa flavonoid, saponin,

triterpen, steroid, dan tannin. Dimana

senyawa bioaktif ini merupakan senyawa

yang berpotensi sebagai antibakteri

(Kuntorini, 2011).

Berdasarkan uraian diatas, peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian

tentang efek antibakteri ekstrak daun

Page 4: UJI EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN KERSEN …

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 1 Januari 2019

12 Ahmad Deni Handoko,dkk., Uji Efektivitas Antibakteri...

kersen (Muntingia calabura L) terhadap

pertumbuhan bakteri Escherichia coli.

METODE

Uji hipotesis dilakukan untuk

mengetahui adanya perbedaan daya

hambat dari berbagai kelompok perlakuan

kemudian dilakukan pengamatan secara

makroskopik pada media dan dianalisis

dengan uji One Way Analysis of Variance

(ANOVA) menggunakan program

Statistical Product and Service Solutions

(SPSS), serta dilanjutkan dengan uji Post

Hoc dengan nilai signifikansi <0.05 untuk

mengetahui konsentrasi perlakuan terbaik.

Jika data tidak normal dan data tidak

homogen dilakukan uji Kruskal Wallis

yang merupakan uji non-parametric yang

digunakan untuk menguji apakah dua atau

lebih mean sampel dari populasi memiliki

nilai yang sama. Uji ini merupakan

alternatif dari uji ANOVA dan digunakan

bila salah satu syarat dari uji ANOVA

tidak terpenuhi.

HASIL PENELITIAN

1. Hasil Ekstraksi

Penelitian ini diawali dengan

mengumpulkan daun kersen sebanyak 1

kg yang diperoleh dari

Tondo kecamatan Mantikulore, Kota

Palu, Sulawesi Tengah. Daun kersen

kemudian dicuci dengan air bersih untuk

menghilangkan kotoran yang ada pada

daun kersen. Hasil ekstraksi dari 490

gram serbuk simplisia dengan

menggunakan pelarut etanol 96%

sebanyak 30 gram yang berwarna hijau

tua.

(a) (b)

Gambar 4.1 (a) Simplisia daun kersen

(muntigia calabura L.), (b) Ekstrak

kental daun kersen (muntigia calabura

L)

2. Hasil Uji Pendahuluan Aktivitas

Antibakteri

Uji pendahuluan dilakukan untuk

mengetahui apakah ekstrak dengan

konsentrasi 100% memiliki efek

antibakteri terhadap bakteri Escherichia

coli. Hasil uji pendahuluan, didapatkan

bahwa ekstrak daun kersen dengan

konsentrasi 100% memiliki efek

antibakteri yang ditunjukkan dengan

terbentuknya zona hambat (zona bening)

sebesar 21,66 mm pada area sekitar

Page 5: UJI EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN KERSEN …

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 1 Januari 2019

13 Ahmad Deni Handoko,dkk., Uji Efektivitas Antibakteri...

sumuran. Kontrol positif yaitu

Ceftriaxsone memiliki zona hambat 44,83

mm. Kontrol negatif yaitu Na-CMC tidak

terbentuk zona hambat yang menunjukkan

tidak adanya efek antibakteri. Hasil dari

uji pendahuluan dengan konsentrasi 100%

menunjukkan adanya efek antibakteri

terhadap bakteri Escherichia coli, maka

penelitian dapat dilakukan dengan

konsentrasi yang lebih rendah.

Gambar 4.3 Media Mueller-Hinton

Agar (MHA) berisi Ekstrak daun

kersen (Muntigia calabura L.) 100%

3. Pengenceran Ekstrak Pada Setiap

Konsentrasi

Proses pengenceran ekstrak menjadi

konsentrasi dilakukan sebelum melakukan

uji daya hambat ekstrak daun kersen pada

konsentrasi 75%, 50%, 25%, 12,5%.

Ekstrak tersebut masing-masing diukur

sesuai dengan konsentrasinya, kemudian

selanjutnya dicampur dengan NA-CMC

sampai homogen. Hal ini dilakukan juga

pada kontrol positif (+). Dimana, kontrol

positif yang digunakan adalah

Ceftriaxsone 200 mg yang dalam sediaan

bubuk, lalu ditimbang kemudian

dilarutkan, sehingga menjadi Ceftriaxsone

dengan konsentrasi 2% sedangkan kontrol

(-) berupa Na-CMC 200 mg yang dalam

sediaan bubuk, lalu ditimbang kemudian

dilarutkan, sehingga menjadi Na-CMC

2% dalam bentuk larutan.

Gambar 4.4 Hasil Pengenceran

Ekstrak Konsentrasi (12,5%, 25%,

50% dan 75%)

4. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Pada

Bakteri Escherichia coli

Pengujian aktivitas antibakteri

ekstrak kersen terhadap bakteri

Escherichia Coli diakukan dengan

berbagai konsentrasi, yaitu 100%, 75%,

50%, 25% dan 12,5%. Data pengujian

efek antibakteri diperoleh dengan

menghitung diameter zona hambat yang

terbentuk di sekitar area sumuran.

Pengukuran zona hambat dilakukan

setelah sampel diinkubasi selama 24 jam.

Gambar 4.5 Media Mueller-Hinton

Agar (MHA) berisi Ekstrak daun

Zona

Hambat

Page 6: UJI EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN KERSEN …

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 1 Januari 2019

14 Ahmad Deni Handoko,dkk., Uji Efektivitas Antibakteri...

kersen (Muntigia calabura L.) 12,5%

dan 75% serta bakteri Escherichia coli

yang telah diinkubasi

Gambar 4.6 Media Mueller-Hinton

Agar (MHA) berisi Ekstrak daun

kersen (Muntigia calabura L.) 50% dan

25% serta bakteri Escherichia coli yang

telah diinkubasi

Gambar 4.7 Media Mueller-Hinton

Agar (MHA) berisi kontrol Positif

(Ceftriaxsone) dan Kontrol negatif

(Na-CMC) serta bakteri Escherichia

coli yang telah diinkubasi

hasil penelitian menunjukan bahwa

perlakuan dari setiap kelompok

memberikan diameter hambat yang

berbeda dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Hasil Pengukuran

Diameter Zona Hambat Ekstrak daun

kersen (Muntigia calabura L.) Terhadap

E. coli Pada Media Pembenihan Difusi

dengan Masa Inkubasi 1 x 24 jam.

Keterangan: Penghitungan diameter zona

hambat.

Hasil Rerata setiap perlakuan dapat dilihat

pada grafik berikut :

Gambar 4.8 Grafik rerata diameter

zona hambat pada setiap kelompok

perlakuan.

Pada tabel dan pada grafik di atas

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan

setiap masing-masing perlakuan. Diameter

zona hambat paling besar diperoleh pada

kontrol positif (Ceftriaxsone), yaitu

dengan rerata 44,83 mm dan diikuti pada

perlakuan 75% (19,83 mm), 50% (17,74

mm), 25% (15,83 mm), 12,5% (12,83

mm), sedangkan kontrol negatif (Na-

CMC) yang digunakan menunjukkan tidak

adanya hambatan terhadap masing-masing

replika.

Page 7: UJI EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN KERSEN …

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 1 Januari 2019

15 Ahmad Deni Handoko,dkk., Uji Efektivitas Antibakteri...

PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui efektivitas antibakteri ekstrak

daun kersen Muntigia calabura L terhadap

Escherichia coli. Sampel yang digunakan

adalah daun kersen ( Muntigia calabura

L), sebanyak 1 kg lalu dibersihkan dari

kotoran menggunakan air mengalir dan

dijemur di bawah sinar matahari selama 5

hari yang bertujuan untuk menghilangkan

kadar air pada daun hingga mendapatkan

simplisia yang kemudian di blender

menjadi bagian yang lebih kecil untuk

memudahkan proses ekstraksi.

Proses ekstraksi yang digunakan

yaitu tehnik maserasi. Metode maserasi ini

termasuk metode ekstraksi cara dingin

dimana dengan metode ini kerusakan zat-

zat yang terkandung dalam bahan uji

akibat pemanasan dapat dihindari. Pelarut

yang digunakan adalah etanol dengan

konsentrasi 96% karena mempunyai

polaritas yang tinggi sehingga dapat

mengekstrak lebih banyak dibandingkan

jenis pelarut organik lainnya, etanol

mempunyai titik didih yang rendah dan

cenderung aman karena tidak beracun dan

tidak berbahaya. Penguapan pada proses

pembuatan ekstrak dilakukan dengan

menggunakan rotary evaporator selama 4

jam yaitu dengan prinsip vaccum

evaporator dengan menurunkan tekanan

sehingga pelarut dapat menguap pada

suhu dibawah titik didihnya etanol yang

seharusnya memiliki titik didih 78oC

dapat menguap pada suhu 40oC sehingga

tidak merusak senyawa-senyawa aktif

yang terkandung dalam daun kersen. Dari

proses tersebut didapatkan 30 gram

ekstrak kental daun kersen.

Sebelum dilakukan pengenceran

ekstrak menjadi berbagai variasi

konsentrasi, dilakukan uji pendahuluan

terlebih dahulu untuk mengetahui apakah

terdapat efek antibakteri dari ekstrak

kental daun kersen (Muntigia calabura L)

dengan konsentrasi 100% terhadap bakteri

Escherichia coli, kontrol positif

(Ceftriaxone 2%) dan kontrol negatif Na-

CMC . Hasil uji pendahuluan didapatkan

positif (+) dengan munculnya zona bening

disekitaran sumuran yang berisi ekstrak

dengan ukuran 21,66 mm. Kontrol positif

memiliki zona hambat 44,38 mm karena

Ceftriaxsone merupakan antibiotika

golongan sefalosporin generasi ketiga.

Mekanisme kerja Ceftriaxsone

sebagai antimikroba adalah dengan

menghambat sintesa dinding sel

mikroba, yang dihambat ialah enzim

Page 8: UJI EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN KERSEN …

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 1 Januari 2019

16 Ahmad Deni Handoko,dkk., Uji Efektivitas Antibakteri...

transpeptidase tahap ketiga dalam

rangkaian reaksi pembentukan dinding

sel (Suardi, 2013). Kontrol negatif Na-

CMC tidak terdapat zona hambat. Na-

CMC merupakan pelarut polimer turunan

selulosa yang cepat mengembang bila

diberikan bersama air panas mempunyai

sifat netral, campurannya jernih, dan daya

ikat terhadap zat aktif kuat (Kamal, 2010).

Percobaan dapat dilakukan dengan

konsentrasi yang lebih kecil dan dilakukan

pengenceran terhadap masing-masing

konsentrasi yakni 12,5%, 25%, 50%, dan

75% sedangkan untuk konsentrasi 100%

merupakan ekstrak kental tanpa

pengenceran. Pembagian konsentrasi ini

dilakukan dengan cara pengenceran

menggunakan larutan Na-CMC.

Pengenceran bertujuan untuk

mendapatkan kadar konsentrasi yang lebih

rendah sehingga dapat ditemukan kadar

hambat dari masing-masing konsentrasi

ekstrak, sehingga dapat diketahui

konsetrasi mana yang merupakan

Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) dan

konsetrasi mana yang merupakan

perlakuan terbaik.

Pengujian dengan berbagai

konsentrasi tersebut diperoleh efek

antibakteri pada konsentrasi 12,5%, 25%,

50% dan 75% dengan rerata zona hambat

yang terbentuk yaitu masing-masing 12,83

mm, 15,83 mm, 17,74 mm, dan 19,83

mm. Hasil tersebut menandakan bahwa

efek antibakteri dinyatakan kuat

didapatkan zona hambat yang berbeda

dari setiap perlakuan. Hasil ini sesuai

dengan kriteria Davis dan Stout (1971,

disitasi oleh Susanto, 2012) dimana 10-20

mm dinyatakan kuat (Susanto, 2012).

Terbentuknya zona hambat sebagai

bukti bahwa adanya aktifitas antibakteri.

Zona hambat ini tentunya sangat

ditentukan oleh zat antibakteri yang

terkandung di dalam tanaman yang

digunakan sebagai ekstrak. Semakin

tinggi konsentrasi ekstrak yang

digunakan maka semakin tinggi

kandungan zat aktif sehingga dapat

menghambat bahkan membunuh

mikroorganisme (Ningtyas, 2015).

Penelitian sebelumnya Isnarianti

(2013), Ekstrak kersen memiliki

kandungan senyawa antibakteri seperti

Tanin, flavonoid, dan saponin. Tanin

memiliki kemampuan bakteriostatik dan

bakteriosid, gallotanin merupakan bagian

dari senyawa tanin terhidrolisis yang

merupakan komponen aktif senyawa

etanolik Mekanisme antibakteri tanin

Page 9: UJI EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN KERSEN …

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 1 Januari 2019

17 Ahmad Deni Handoko,dkk., Uji Efektivitas Antibakteri...

antara lain menghambat enzim

ektraseluler bakteri, mengambil alih

substrat yang dibutuhkan pada

pertumbuhan bakteri, atau bekerja

langsung pada metabolisme dengan cara

menghambat fosforilasi oksidasi

(Isnarianti,2013).

Menurut Isnarianti (2013),

Flavonoid pada daun kersen memiliki

peran yang sama halnya seperti tanin,

sebagai antibakteri. Mekanisme kerja

senyawa flavonoid sebagai antibakteri

adalah flavonoid mampu melepaskan

energi tranduksi terhadap membran

sitoplasma bakteri serta menghambat

motilitas bakteri. Dalam penelitian yang

dilakukan oleh Sukadana (2010),

menyatakan bahwa flavonoid yang banyak

tersebar luas pada tanaman, memiliki

berbagai mekanisme kerja dalam

menghambat pertumbuhan bakteri, yang

dapat menyebabkan terjadinya kerusakan

permeabilitas dinding sel bakteri.

Mikrosom dan lisosom sebagai hasil

ionteraksi antara senyawa flavonoid

dengan DNA bakteri (Sukadana, 2010).

Zat aktif lainnya yang terkandung

dalam daun kersen adalah saponin.

Saponin bekerja sebagai antibakteri

dengan mengganggu stabilitas membrane

sel bakteri sehingga menyebabkan sel

bakteri lisis dan menyebabkan keluarnya

berbagai komponen penting dari dalam sel

bakteri yaitu protein, asam nukleat dan

nukleotida (Darsana, 2012).

Hasil uji Kruskal Wallis didapatkan

p=0,003 (p<0,05) yang artinya terdapat

perbedaan yang bermakna pada kesemua

kelompok perlakuan. Berdasarkan hal

tersebut maka H0 ditolak dan H1 di

terima, yakni terdapat efek antibakteri

berbagai variasi konsentrasi ekstrak daun

kersen (Muntigia calabura L.) terhadap

bakteri Escherichia coli.

Dilakukan pengolahan data dengan

menggunakan metode Post Hoc sebagai

uji perbandingan berganda (multiple

comparisons) untuk menilai perlakuan

mana yang memiliki efek yang sama atau

berbeda dan efek yang terkecil sampai

terbesar antara satu dengan yang lain. Uji

yang digunakan adalah uji post hoc Mann-

Whitney dengan menguji perbedaan antar

dua kelompok mendapatkan nilai

signifikan p<0,05, Hasil dari analisis data

pada tabel 4.5 menunjukan angka 0,018

dan 0,019. Dari hasil data tersebut

terdapat perbedaan rerata yang bermakna

antara 2 kelompok data. Perbedaan rerata

yang bermakna di pengaruhi oleh tingkat

Page 10: UJI EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN KERSEN …

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 1 Januari 2019

18 Ahmad Deni Handoko,dkk., Uji Efektivitas Antibakteri...

konsentrasi. Semakin meningkatnya

konsentrasi ekstrak maka kandungan

senyawa yang bersifat antibakteri

semakin banyak sehingga daya bunuh

terhadap bakteri akan menjadi lebih besar

(Nugroho, 2016).

Dari penelitian ini dapat

disimpulkan bahwa terdapat efek

antibakteri ekstrak daun kersen (Muntigia

calabura L.) terhadap bakteri Escherichia

coli. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak

maka daya hambat terhadap bakteri

Escherichia coli akan semakin kuat.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian dapat diperoleh

beberapa kesimpulan yaitu:

1. Ekstrak daun kersen (Muntigia

calabura L) memiliki efek antibakteri

terhadap pertumbuhan bakteri

Escherichia coli.

2. Di dapatkan zona hambat berbagai

konsentrasi 12,5%, 25%, 50%, dan

75% yaitu masing-masing rerata

diameternya 12,83 mm, 15,83 mm,

17,74 mm, 19,83 mm.

3. Konsentrasi yang paling efektif yaitu

pada konsentrasi 75% dengan nilai

rata-rata zona hambat 19,83 mm.

SARAN

1. Diharapkan dapat dilakukan

penelitian mengenai Daya Hambat

Ekstrak Daun Kersen (Muntigia

calabura L.) terhadap bakteri lain dan

fungi.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut

mengenai Daya Bunuh Ekstrak Daun

Kersen (Muntigia calabura L.)

terhadap bakteri E.coli.

DAFTAR PUSTAKA

Andareto, O., 2015. Apotik herbal di

sekitar anda. Jakarta: Pustaka

Ilmu Semesta.

Anwar, S., 2016. Panduan Umum Penggunaan Antimikroba. Komite

pengendalian resistensi

antimikroba.

Arum, Y.P., 2010. Isolasi Dan Uji Daya

Antimikroba Ekstrak Daun Kersen

(Muntingia calabura L). Tugas

akhir Kimia Fakultas Matematika

dan Pengetahuan Alam,

Universitas Negeri Semarang.

Badan Litbang Pertanian., 2012. Bahaya

Bakteri Escherichia coli

O157:H7. Edisi 20-26 Juni 2012

No.3462.

Brooks, G.F., Butel, J.S., Morse, S.A.,

2007. Mikrobiologi Kedokteran

edisi 23. Jakarta: EGC.

Darmadi., 2008. Infeksi Nasokomial Problematika Dan

Pengendaliannya. Jakarta:

Page 11: UJI EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN KERSEN …

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 1 Januari 2019

19 Ahmad Deni Handoko,dkk., Uji Efektivitas Antibakteri...

Salemba Medika.

Darsana,I.G.O., 2012. Potensi Daun

Binahong (Anredera Cordifolia

(Tenore) Steenis) dalam

Menghambat Pertumbuhan

Bakteri Escherichia coli secara In

Vitro. Diakses : 29 Mei 2017.

From <

http://ojs.unud.ac.id/index.php/im

v/article/ download/1879/1189>.

Dirjen POM., 2005. Info POM, issn 1829-

9334. (cited 2017 Mei 26).

Available

from:URL:http://perpustakaan.po

m.go.id/htm.

Elliot, T., Tony, W., Husam, O., Martin,

G., 2013. Mikrobiologi

Kedokteran & Infeksi Edisi 4.

Jakarta : EGC.

Fitri, SA., 2010. Escherichia Coli. Makalah Fakultas Farmasi.

Jatinangor.

Hafid,N., 2010. The Disease Diagnosis &

Terapi. Yogyakarta: Pustaka

Cendekia.

Harbone, J.B., 2008. Metode Fitokimia:

penuntun cara Modern

Menganalisa Tumbuhan. Institute

Teknologi Bandung.

Haribi, R. dan Yusron K., 2010. Jurnal

Kesehatan Pemeriksaan

Escherichia Coli Pada Air Bak

Wudhlu 10 Masjid Di Kecamatan

Tlogosari Semarang, vol.3(l).

Isnarianti, R., Wahyudi, I., Puspita, R., 2013.Muntingia calabura L

Leaves Extract Inhibits

Glucosyltransferase Activity of

Streptococcus mutans. Journal of Dentistry Indonesia 2013, Vol. 20,

No. 3, 59- 63.

Jawetz, E., Melnick, JL., Adelberg, EA.,

2007. Review of Medical

Microbiology. Lange Medical

Publication. California.

Kamal, N., 2010. Pengaruh Bahan Aditif

Cmc (Carboxyl Methyl Cellulose)

Terhadap Beberapa Parameter

Pada Larutan Sukrosa. Vol. I (78-

84)

Katzung, B., 2011. Farmakologi Dasar

dan Klinik. Jakarta: EGC.

Kuntorini, E., Mintowati, F.S., Astuti M.W., 2013. Struktur anatomi

dan uji aktivitas antioksidan

ekstrak methanol daun kersen

(Muntangia calabura). prosiding

semirata FMIPA Universitas

Lampung.

Mukhriani., 2014. Ekstraksi, Pemisahan

Senyawa, Dan Identifikasi

Senyawa Aktif. Jurnal Kesehatan.

Volume VII. No (2). Program

Studi Farmasi. Fakultas Ilmu

Kesehatan. UIN Alauddin.

Makassar.

Ngajow, M., 2013. Pengaruh Antibakteri

Ekstrak Kulit Batang Matoa

(Pometia pinnata) Terhadap

Bakteri Staphylococcus aureus

Secara in Vitro. Jurnal MIPA

UNSRAT Online, 2(2): 128-132.

Universitas Sam Ratulangi.

Manado.

Ni’mah, L., 2014. Paper Potani Farmasi

Tanaman Kersen(Muntingia

Calabura L).jurusan farmasi

Page 12: UJI EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN KERSEN …

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 1 Januari 2019

20 Ahmad Deni Handoko,dkk., Uji Efektivitas Antibakteri...

Unika Widja Mdanala Surabaya.

Ningtyas, A.F., 2015. Uji Potensi

Antibakteri Dan Uji Keberadaan

Enzim Squalene Sintase Bakteri

Endofit Rimpang Temu Lawak.

Fakultas sains dan teknologi,

universitas islam negeri maulana

malik ibrahim Malang.

Nugroho, A., Rahardianingtyas, E., Putro,

D., Wianto, R., 2016. Pengaruh

Ekstrak Daun Sambiloto

(Andrographis paniculata Ness.)

terhadap Daya Bunuh Bakteri

Leptospira sp. Media Litbangkes,

Vol. 26 No. 2, Juni 2016, 77 - 84

Parija, S.C. 2009. Textbook of

Microbology and Immunology.

Jakarta: Elsevier.

Sampurno., 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat.

Direktorat Jenderal Pengawasan

Obat dan Makanan. Jakarta.

Sari, NK., 2011. Evaluasi Aktifitas

Antimikroba Senyawa Bislunatin

dan Mekanisme Kerjanya.

Universitas Andalas. Padang.

Setiabudy, R., 2011. Farmakologi Dan

Terapi Edisi 5. Jakarta: Balai

Penerbit FKUI.

Simadibrata, Marcellus, Daldiyono, 2009.

Ilmu Penyakit Dalam: Diare Akut.

Jilid ! Edisi 5. Jakarta: Interna

Publishing.

Staff pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.2010.Buku

ajar Mikrobiologi Kedokteran.

Jakarta: FKUI.

Suardi, M., 2013. Tinjauan Akumulasi Seftriakson Dari Data Urin

Menggunakan Elektroforesis

Kapiler Pada Pasien Gangguan

Fungsi Ginjal Stadium Iv.

Fakultas Farmasi Universitas

Andalas, RSUP DR M Djamil

Padang.

Sukadana, IM., 2010. Aktivitas

Antibakteri senyawa flavonoid

dari kulit akar Awar-Awar

(Ficus Septica). Jurusan Kimia

FMIPA Universitas Udayana.

Susanto D, Sudrajat dan Ruga R.,

2012. Studi Kandungan Bahan

Aktif Tumbuhan Meranti Merah

(Shorea leprosula Miq) sebagai

Sumber Senyawa Antibakteri.

Jurnal Mulawarman Scientifie. 11

(2) : 1412-4980.

Susiarti, S., 2015. Pengetahuan dan

Pemanfaatan Tumbuhan Obat

Masyarakat Lokal di Pulau

Seram, Maluku. Vol. 1 No.5 :

1083-1087.

Tandy, D., Hosea, J., Hamidah, S., 2012. Efek Antibakteri Ekstrak Rimpang

LengkuasPutih (Alpinia galanga)

Pada Kulit Punggung Kelinci

Yang Dibuat Infeksi

Staphylococcus aureus. Diakses:

28 Mei 2017. Viewed from:

http://ejournal.unsrat.ac.id/index.p

hp/pharmacon/article/viewFile/50

9/399

Triana, D., 2014. Frekuensi β-Lactamase

Hasil Staphylococcus aureus

Secara Iodometri. Jurnal Gradien

Vol. 10 No. 2 : 992-995.

Page 13: UJI EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN KERSEN …

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 1 Januari 2019

21 Ahmad Deni Handoko,dkk., Uji Efektivitas Antibakteri...

Widjayakusuma, H.M,. Hembing., 2008. Potensi Tumbuhan Obat Asli

Indonesia Sebagai Produk

Kesehatan. Risalah pertemuan

ilmiah penelitian dan

pengembangan Tekhnologi Isotop

radiasi.

World Health Organization., 2011.

Escherichia Coli Infections.

Diakses. 28 Mei 2017.

From.<http.//www.who.int/topics/

escherichia_coli_infections/en>.

Yolanda, L.A., 2006. Efek Antibakteri

Ekstrak Buah Delima (punica

Gramantum) Terhadap Shigella

Dysentriae Secara In vitro. (30

Mei 2017).Available From:URL:

http://yustikaforict.files.wordpress

.com/.

Zakaria, Z.A,. Sulfian, A.S,. Ramasamy

.K., 2010. In Vitro Antimicrobial

Activity Of Muntangia Calabura

Extracts And Fractions. African

journal of Microbiology research

vol.4 (4), pp.304-308.