uas robin

43
ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PADA INDEKS LQ45 PERIODA 2011--2012 Christoporus Robin (121010008) ABSTRACT This research was conducted to determine the influence of Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Equity, Net Profit Margin, and Price Earnings Ratio in stock prices’s LQ45. Research method in this research is multiple regression, research type is quantitative hypothesis testing. Data collecting method studied by documentation. Data source and type is secondary data which obtained through Indonesian Capital Market Directory and the company’s annual financial statement. The samples are 24 companies listed in LQ45 period 2011--2012. In the study consisted of a variable CR, DER, ROE, NPM, and PER as an exogenous variable and stock prices as endogenous variable. This research used SPSS 17. The results of this research indicate that all independent variable not effect on stock prices so that all variables simultaneously affect the stock price in the amount of 0,58%. For partially affect just PER that influence stock price in the amount of 0,05%. keyword : Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Equity, Net Profit Margin, Price Earnings Ratio, LQ45 1. PENDAHULUAN Pasar Modal Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat dari perioda ke perioda, hal tersebut terbukti dengan meningkatnya jumlah saham yang ditransaksikan dan kian tingginya voluma perdagangan saham. Sejalan dengan perkembangan yang pesat tersebut, kebutuhan akan informasi yang relevan dalam pengambilan keputusan investasi di pasar modal juga semakin

Upload: christian-aditya

Post on 16-Feb-2016

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

uas metpen

TRANSCRIPT

Page 1: UAS ROBIN

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI

HARGA SAHAM PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA PADA INDEKS LQ45 PERIODA 2011--2012

Christoporus Robin (121010008)

ABSTRACT

This research was conducted to determine the influence of Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Equity, Net Profit Margin, and Price Earnings Ratio in stock prices’s LQ45. Research method in this research is multiple regression, research type is quantitative hypothesis testing. Data collecting method studied by documentation. Data source and type is secondary data which obtained through Indonesian Capital Market Directory and the company’s annual financial statement. The samples are 24 companies listed in LQ45 period 2011--2012. In the study consisted of a variable CR, DER, ROE, NPM, and PER as an exogenous variable and stock prices as endogenous variable. This research used SPSS 17. The results of this research indicate that all independent variable not effect on stock prices so that all variables simultaneously affect the stock price in the amount of 0,58%. For partially affect just PER that influence stock price in the amount of 0,05%.

keyword : Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Equity, Net Profit Margin, Price Earnings Ratio, LQ45

1. PENDAHULUAN

Pasar Modal Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat dari

perioda ke perioda, hal tersebut terbukti dengan meningkatnya jumlah saham yang

ditransaksikan dan kian tingginya voluma perdagangan saham. Sejalan dengan

perkembangan yang pesat tersebut, kebutuhan akan informasi yang relevan dalam

pengambilan keputusan investasi di pasar modal juga semakin meningkat, setelah

para investor mendapat informasi, maka para investor harus menganalisis

informasi tersebut dan melakukan keputusan investasi dengan tujuan mendapat

return yang tinggi dan pada risiko tertentu yang dapat diterima oleh investor itu

sendiri, tentu harapan dari setiap investor adalah mendapat return yang setinggi-

tingginya dengan risiko yang serendah-rendahnya. Untuk melihat return saham

tentu para investor harus melihat harga saham perusahaan tersebut terlebih dalulu,

di harga berapa investor akan membeli dan di harga berapa investor harus menjual

untuk memeroleh return. Sebelum melakukan investasi pada suatu perusahaan,

Page 2: UAS ROBIN

investor diharapkan untuk mengetahui kondisi perusahaan itu sendiri, apakah

dalam kondisi yang sehat atau sedang mengalami financial distress. Pasar Modal

merupakan indikator kemajuan perekonomian suatu negara serta menunjang

ekonomi negara yang bersangkutan (Ang, 2010).

Investasi yang dilakukan para investor diasumsikan selalu didasarkan pada

pertimbangan yang rasional sehingga berbagai jenis informasi diperlukan untuk

pengambilan keputusan investasi. Secara garis besar, informasi yang diperlukan

investor terdiri dari informasi yang bersifat fundamental dan informasi teknikal.

Menurut Jogiyanto (2010), menyatakan bahwa informasi yang diperlukan oleh

para investor di pasar modal tidak hanya informasi yang bersifat fundamental saja,

tetapi informasi yang bersifat teknikal. Informasi yang bersifat fundamental

(rasio-rasio keuangan, arus kas, dan ukuran kinerja lain yang memengaruhi harga

saham) diperoleh dari kondisi internal perusahaan dan informasi yang bersifat

teknikal diperoleh dari luar perusahaan, seperti ekonomi dan politik. Informasi

yang diperoleh dari internal perusahaan yang lazim digunakan adalah laporan

keuangan. Menurut Ang (2010), rasio keuangan dikelompokkan menjadi lima

jenis berdasarkan ruang lingkup atau tujuan yang ingin dicapai (memprediksi

harga saham), yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas (leverage), rasio rentabilitas

(profitabilitas), rasio aktivitas, dan rasio pasar (market ratios). Menurut Jogianto

(2010), faktor yang bersifat sosial, ekonomi, dan politik merupakan faktor yang

secara tidak langsung juga berdampak terhadap harga suatu saham di Bursa Efek

Indonesia (BEI). Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah tingkat inflasi yang

terjadi, kebijakan moneter yang dikeluarkan oleh pemerintah, laporan posisi

keuangan pembayaran luar negeri, kondisi perekonomian nasional, keadaan

politik suatu negara, stabilitas dari negara yang bersangkutan dan negara lain.

Menurut Hargyantoro (2010), Indeks LQ45 sebagai salah satu indikator

indeks saham di BEI yang dapat dijadikan acuan sebagai bahan untuk menilai

kinerja perdagangan saham. Indeks ini hanya terdiri dari 45 saham yang telah

terpilih setelah melalui beberapa kriteria pemilihan sehingga akan terdiri dari

saham-saham dengan likuiditas tinggi.

Penelitian yang dilakukan oleh Hijriah (2007) yang berjudul Pengaruh Faktor

Fundamental dan Risiko Sitematis Terhadap Harga Saham Properti di Bursa Efek

Page 3: UAS ROBIN

Jakarta. Penelitian tersebut menghasilkan simpulan bahwa terdapat pengaruh

return on equity dan price earnings ratio secara parsial terhadap harga saham

perusahaan properti di BEJ. Penelitian yang dilakukan oleh Hutami (2011) yang

berjudul Pengaruh Dividend Payout Ratio, Return on Equity, dan Net Profit

Margin Terhadap Harga Saham Perusahaan Industri Manufaktur yang Tercatat di

Bursa Efek Indonesia Perioda 2006--2010. Penelitian tersebut menghasilkan

simpulan bahwa terdapat pengaruh return on equity dan net profit margin secara

parsial terhadap harga saham perusahaan industri manufaktur yang tercatat di BEI

perioda 2006--2010. Penelitian yang dilakukan oleh Pradipta (2012) yang berjudul

The Influence of Financial Ratios Towards Stock Price (Empirical Study on Listed

Companies in Indonesia Stock Exchange of LQ45 in 2009--2011). Penelitian

tersebut menghasilkan simpulan bahwa terdapat pengaruh current ratio dan debt

to equity ratio secara parsial terhadap harga saham perusahaan LQ45 perioda

2009--2011. Karena terbukti terdapat beberapa rasio yang berpengaruh terhadap

harga saham, maka dalam penelitian ini penulis ingin meneliti lebih lanjut

mengenai rasio-rasio apa saja yang berpengaruh terhadap harga saham. Oleh

karena itu penelitian ini mengambil judul “Analisis Pengaruh Rasio Keuangan

Untuk Memprediksi Harga Saham Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia pada Indeks LQ45 Perioda 2011--2012”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut.

1. Apakah terdapat pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on

Equity, Net Profit Margin, dan Price Earnings Ratio secara simultan terhadap

harga saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada

indeks LQ 45 perioda 2011--2012?

2. Bagaimanakah pengaruh pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return

on Equity, Net Profit Margin, dan Price Earnings Ratio secara parsial terhadap

harga saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada

indeks LQ 45 perioda 2011--2012?

Page 4: UAS ROBIN

Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk menguji pengaruh pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return

on Equity, Net Profit Margin, dan Price Earnings Ratio secara simultan

terhadap harga saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

pada indeks LQ 45 perioda 2011--2012.

2. Untuk menguji pengaruh pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return

on Equity, Net Profit Margin, dan Price Earnings Ratio secara parsial terhadap

harga saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada

indeks LQ 45 perioda 2011--2012.

2. LANDASAN TEORI

Current Ratio (CR)

Current ratio sangat berguna untuk mengukur likuiditas perusahaan, akan

tetapi juga dapat menjebak. Hal ini dikarenakan current ratio yang tinggi dapat

disebabkan adanya piutang yang tidak tertagih atau persediaan yang tidak terjual,

yang tentu saja tidak dapat dipakai untuk membayar utang. Likuiditas merupakan

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Likuiditas

juga bisa berarti mudah tidaknya suatu jenis investasi dicairkan menjadi uang kas

(Anoraga 2001). Menurut Horne dan Wachowicz (2005), rasio likuiditas dapat

digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi utang

jangka pendek yang bisa dicari dengan current ratio, quick ratio dan net working

ratio. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut (Jogianto, 2010).

Current Ratio= Aset LancarUtang Lancar

X 100 %

Rasio lancar untuk perusahaan yang normal berkisar pada angka 2, meskipun

tidak ada standar yang pasti untuk penentuan rasio lancar yang seharusnya. Rasio

yang rendah menunjukkan risiko likuiditas yang tinggi, sedangkan rasio lancar

yang tinggi menunjukkan adanya kelebihan aset lancar, yang akan memunyai

pengaruh yang tidak baik terhadap profitabilitas perusahaan. Aset lancar secara

umum menghasilkan return yang lebih rendah dibandingkan dengan aset tetap

(Halim dan Hanafi, 2005). Menurut Jogiyanto (2010), likuiditas yang diukur

dengan current ratio yaitu aset lancar dibagi utang lancar diprediksi memunyai

Page 5: UAS ROBIN

hubungan yang negatif dengan risiko karena diketahui semakin liquid perusahaan

semakin kecil risikonya. Hal ini akan berhubungan negatif dengan PER, karena

PER berhubungan negatif dengan risiko. Dengan kata lain semakin tinggi current

ratio akan mengakibatkan penurunan terhadap PER.

Debt to Equity Ratio (DER)

Menurut Jogianto (2010), Debt to Equity Ratio (DER) merupakan

perbandingan antara utang total terhadap shareholders equity total yang dimiliki

perusahaan. Utang total disini merupakan utang total jangka pendek dan utang

total jangka panjang. Sedangkan Shareholders Equity adalah total modal sendiri

(modal saham disetor, agio saham, selisih penjabaran laporan keuangan dalam

mata uang asing, selisih penilaian kembali aset tetap, selisih nilai transaksi

restrukturisasi entitas pengendali, selisih transaksi perubahan ekuitas perusahaan

asosiasi, dan saldo laba) yang dimiliki oleh perusahaan Debt to Equity Ratio

merupakan salah satu rasio pengelolaan modal yang mencerminkan kemampuan

perusahaan membiayai perusahaan dengan pinjaman dana yang disedikan

pemegang saham. Debt to Equity Ratio dapat diperoleh dengan membagi utang

total yang dimiliki perusahaan dengan ekuitas total. Rasio Debt to Equity ini

menunjukkan komposisi atau struktur modal dari pinjaman total (utang) terhadap

modal total yang dimiliki perusahaan.

Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut (Jogianto, 2010).

DER= Utang TotalEkuitas Total

Return on Equity (ROE)

Menurut Riyadi (2006), Return on Equity (ROE) adalah perbandingan antara

laba bersih dengan modal (modal inti) perusahaan. Rasio ini menunjukkan tingkat

persentase yang dapat dihasilkan. ROE sangat penting bagi para pemegang saham

dan calon investor, karena ROE yang tinggi berarti para pemegang saham akan

memeroleh. Menurut Harahap (2008), ROE digunakan untuk mengukur besarnya

pengembalian terhadap investasi para pemegang saham. Angka tersebut

menunjukkan seberapa baik manajemen memanfaatkan investasi para pemegang

saham. Menurut Lestari dan Sugiharto (2007). ROE adalah rasio yang digunakan

untuk mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari pengelolaan modal yang

diinvestasikan oleh pemilik perusahaan. ROE diukur dengan perbandingan antara

Page 6: UAS ROBIN

laba bersih dengan modal total. Angka ROE yang semakin tinggi memberikan

indikasi bagi para pemegang saham bahwa tingkat pengembalian investasi makin

tinggi. Menurut Lestari dan Sugiharto (2007), angka ROE dapat dikatakan baik

apabila > 12%.

Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut (Jogianto, 2010).

Returnon Equity= Laba Bersih Setelah PajakEkuitas Total

×100 %

Net Profit Margin (NPM)

Menurut Alexandri (2008), Net Profit Margin (NPM) adalah rasio yang

digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

keuntungan bersih setelah dipotong pajak. Menurut Bastian dan Suhardjono

(2006), Net Profit Margin adalah perbandingan antara laba bersih dengan

penjualan. Semakin besar NPM, maka kinerja perusahaan akan semakin produktif,

sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya

pada perusahaan tersebut. Rasio ini menunjukkan berapa besar persentase laba

bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini, maka

dianggap semakin baik kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba yang

tinggi. Hubungan antara laba bersih sesudah pajak dan penjualan bersih

menunjukkan kemampuan manajemen dalam mengemudikan perusahaan secara

cukup berhasil untuk menyisakan margin tertentu sebagai kompensasi yang wajar

bagi pemilik yang telah menyediakan modalnya untuk suatu risiko. Hasil dari

perhitungan mencerminkan keuntungan netto per rupiah penjualan. Para investor

pasar modal perlu mengetahui kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba.

Dengan mengetahui hal tersebut investor dapat menilai apakah perusahaan itu

profitable atau tidak. Menurut Sulistyanto angka NPM dapat dikatakan baik

apabila > 5 %.

Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut (Jogianto, 2010).

Net Profit Margin=Laba Bersih Setelah PajakPenjualan

×100 %

Price Earnings Ratio (PER)

Price Earnings Ratio (PER) merupakan perbandingan antara harga pasar

suatu saham (market price) dengan Earnings Per Share (EPS) dari saham yang

bersangkutan (Sartono, 2001). Kegunaan dari PER ini adalah untuk melihat

Page 7: UAS ROBIN

bagaimana pasar menghargai kinerja saham suatu perusahaan terhadap kinerja

perusahaan yang dicerminkan oleh Earnings Per Share (EPS) (Ang, 2010). PER

memberikan indikasi mengenai jangka waktu yang diperlukan untuk mengambil

dana pada tingkat harga saham dan keuntungan perusahaan pada perioda

tertentu (Siamat, 2004). Kegunaan PER adalah untuk melihat bagaimana pasar

menghargai kinerja suatu perusahaan terhadap kinerja suatu perusahaan yang

dicerminkan oleh EPS (Ang, 2010). Makin besar PER suatu saham tersebut

semakin mahal terhadap pendapatan bersih atau sahamnya. Saham yang

memunyai PER semakin kecil yang berarti saham yang diperoleh semakin kecil.

Semakin tinggi rasio ini menunjukkan bahwa investor mengaharapkan

pertumbuhan dividen yang tinggi, saham memiliki risiko yang rendah dan

investor puas dengan pendapatan yang tinggi. PER menunjukkan beberapa

besar investor menilai harga dari saham terhadap kelipatan dari earnings

(Jogiyanto, 2010).

Menurut Jogianto (2010), pendekatan ini tidak memerhatikan nilai waktu

dari uang. Saham yang memiliki Price Earnings Ratio (PER) terlalu tinggi

(overvalued) di anggap harganya terlalu tinggi, yaitu melampaui nilai

intrinsiknya, sedangkan PER yang terlalu rendah (undervalue) harganya terlalu

rendah, yaitu lebih kecil dari nilai intrinsiknya. Menurut Husnan (2003), saham

yang mengalami overvalued sebaiknya dihindari atau dilakukan penjualan, karena

kondisi yang seperti ini pada masa yang akan datang kemungkinan besar akan

mengalami koreksi pasar. Sedangkan saham yang undervalue sebaiknya dibeli

atau dipertahankan, karena besar kemungkinan di masa yang akan datang akan

terjadi lonjakan harga saham.

Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut (Jogianto, 2010).

Price Earnings Ratio= Harga Per Lembar SahamLaba Per Lembar Saham

Harga Saham

Menurut Fred dan Copeland (1999), saham merupakan tanda penyertaan atau

kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Selembar saham

adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah

pemiliknya (berapapun porsinya atau jumlahnya) dari suatu perusahaan yang

Page 8: UAS ROBIN

menerbitkan kertas (saham) tersebut. Selembar saham memunyai nilai atau harga.

Harga saham dapat dibedakan menjadi 3 (tiga), yaitu sebagai berikut.

1. Harga Nominal

Harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oleh emiten

untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan. Besarnya harga nominal

memberikan arti penting saham karena deviden minimal biasanya ditetapkan

berdasarkan nilai nominal.

2. Harga Perdana

Harga ini merupakan harga pada waktu harga saham tersebut dicatat di bursa

efek. Harga saham pada pasar perdana biasanya ditetapkan oleh penjamin

emisi (underwriter) dan emiten. Dengan demikian akan diketahui berapa harga

saham emiten itu akan dijual kepada masyarakat biasanya untuk menentukan

harga perdana.

3. Harga pasar

Bila harga perdana merupakan harga jual dari perjanjian emisi kepada investor,

maka harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor

yang lain. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di bursa.

Transaksi di sini tidak lagi melibatkan emiten dari penjamin emisi harga ini

yang disebut sebagai harga di pasar sekunder dan harga inilah yang benar–

benar mewakili harga perusahaan penerbitnya, karena pada transaksi di pasar

sekunder, kecil sekali terjadi negosiasi harga investor dengan perusahaan

penerbit. Harga yang setiap hari diumumkan di surat kabar atau media lain

adalah harga pasar.

Faktor yang Memengaruhi Harga Saham

Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2001), harga saham dibentuk karena

adanya pemintaan dan penawaran atas saham. Permintaan dan penawaran tersebut

terjadi karena adanya banyak faktor, baik yang sifatnya spesifik atas saham

tersebut (kinerja perusahaan dan industri dimana perusahaan tersebut bergerak)

maupun faktor yang sifatnya makro seperti kondisi ekonomi negara, kondisi sosial

dan politik, maupun informasi-informasi yang berkembang. Selanjutnya Husnan

dan Pudjiastuti (1998), mengatakan apabila kemampuan perusahaan menghasilkan

Page 9: UAS ROBIN

laba meningkat, harga saham akan meningkat. Dengan kata lain, profitabilitas

akan mempengaruhi harga saham. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap harga

saham dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu sebagai berikut.

1. Faktor yang bersifat fundamental

Merupakan faktor yang memberikan informasi tentang kinerja perusahaan dan

faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhinya. Faktor-faktor ini adalah

sebagai berikut.

a. Kemampuan manajemen dalam mengelola kegiatan operasional perusahaan.

b. Prospek bisnis perusahaan di masa datang.

c. Prospek pemasaran dari bisnis yang dilakukan.

d. Perkembangan teknologi yang digunakan dalam kegiatan operasi perusahaan.

e. Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.

2. Faktor yang bersifat teknis

Faktor teknis menyajikan informasi yang menggambarkan pasaran suatu efek,

baik secara individu maupun secara kelompok. Para analis teknis dalam

menilai harga saham banyak memperhatikan hal-hal sebagai berikut.

a. Perkembangan kurs.

b. Keadaan pasar modal.

c. Voluma dan frekuensi transaksi suku bunga.

d. Kekuatan pasar modal dalam mempengaruhi harga saham perusahaan.

3. Faktor sosial politik.

a. Tingkat inflasi yang terjadi.

b. Kebijaksanaan moneter yang dilakukan oleh pemerintah.

c. Kondisi perekonomian.

d. Keadaan politik suatu negara.

Indeks LQ45

Indeks LQ45 terdiri dari 45 saham yang telah terpilih karena memiliki

likuiditas dan kapitalisasi pasar yang tinggi yang terus direview setiap 6 bulan.

Saham-saham pada indeks LQ45 harus memenuhi kriteria dan melewati seleksi

utama sebagai berikut (Hargyantoro, 2010).

1. Masuk dalam ranking 60 besar dari total transaksi saham di pasar reguler (rata-

rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir).

Page 10: UAS ROBIN

2. Ranking berdasar kapitalisasi pasar (rata-rata kapitalisasi pasar selama 12 bulan

terakhir).

3. Telah dicatat di BEI minimum 3 bulan.

4. Keadaan keuangan perusahaan dan prospek pertumbuhannya, frekuensi dan

jumlah hari perdagangan transaksi pasar reguler.

Perhitungan Indeks LQ45 serupa dengan perhitungan pada Indeks Harga

Saham Gabungan (IHSG) dan indeks sektoral. Pergerakan dari indeks LQ45 dan

indeks sektoral sangat penting bagi para investor untuk melakukan pemilihan pada

portofolio mereka kedepannya.

Pengembangan Hipotesis

Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Equity, Net Profit

Margin, dan Price Earnings Ratio terhadap harga saham pada perusahaan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada indeks LQ 45 perioda 2011--

2012

Berdasarkan teoritis yang ada dan penelitian terdahulu, maka hipotesis

penelitian ini dirumuskan sebagai berikut.

Ha.1: Terdapat pengaruh pengaruh positif pada Current Ratio, Debt to Equity

Ratio, Return on Equity, Net Profit Margin, dan Price Earnings Ratio secara

simultan terhadap harga saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia pada indeks LQ 45 perioda 2011--2012.

Ha.2: Terdapat pengaruh pengaruh positif pada Current Ratio, Debt to Equity

Ratio, Return on Equity, Net Profit Margin, dan Price Earnings Ratio secara

parsial terhadap harga saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia pada indeks LQ 45 perioda 2011--2012.

3. PEMBAHASAN

Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif hypothesis testing.

Tujuan dari hypothesis testing adalah untuk menjelaskan sifat-sifat dari suatu

hubungan sebab akibat dan memahami hubungan yang ada di antara berbagai

variabel (Sugiyono, 2009). Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang mengolah

sejumlah data keuangan untuk menganalisis pengaruh antara variabel bebas dan

Page 11: UAS ROBIN

variabel terikat. Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada perusahaan yang

terdaftar pada saham LQ45 perioda 2011--2012.

Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia pada indeks saham LQ45 perioda 2011--2012. Cara pengambilan

sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling yaitu teknik sampling yang

digunakan peneliti jika peneliti memiliki pertimbangan-pertimbangan tertentu

didalam pengambilan sampel untuk tujuan tertentu (Riduwan, 2007). Untuk itu

adapun kriteria yang dilakukan dalam pengambilan sampel sebagai berikut:

1. Perusahaan yang secara berturut-turut tergabung dalam saham LQ45 dari

perioda 2011--2012 dan menyertakan laporan keuangan tahunan yang telah

diaudit.

2. Perusahaan bank dan jasa keuangan lainnya yang tergabung dalam LQ45 dari

tahun 2011--2012 dikeluarkan dari sampel dikarenakan analisis pada bank

berbeda pada umumnya.

Berdasarkan kriteria tersebut, terdapat 24 perusahaan yang sesuai dengan

kriteria di atas.

Tabel 1 Sampel PenelitianNo. Kode Nama Perusahaan1. AALI Astra Agro Lestari Tbk.2. ADRO Adaro Energy Tbk.3. ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk.4. ASII Alam Sutera Realty Tbk.5. BUMI Bumi Resources Tbk.6. CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk.7. ENRG Energi Mega Persada Tbk.8. GGRM Gudang Garam Tbk.9. INCO Vale Indonesia Tbk.10. INDF Indofood Sukses Makmur Tbk.11. INDY Indika Energy Tbk.12. INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk.13. ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk.14. JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk.15. KLBF Kalbe Farma Tbk.16. LPKR Lippo Karawaci Tbk.17. LSIP PP London Sumatra Indonesia

Page 12: UAS ROBIN

18. PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.19. PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk.20. SMGR Semen Gresik (Persero) Tbk.21. TINS Timah (Persero) Tbk.22. TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk.No. Kode Nama Perusahaan23. UNTR United Tractors Tbk.24. UNVR Unilever Indonesia Tbk.

Sumber : Data Diolah

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif,

sedangkan sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data kuantitatif

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Data laporan keuangan tahunan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia pada Indeks LQ45 selama 2 tahun berturut-turut untuk menghitung

nilai Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Equity, Net Profit Margin,

dan Price Earnings Ratio.

2. Data harga saham penutupan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia pada Indeks LQ45 perioda 2011--2012.

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang

Data sekunder adalah data yang dikumpulkan pada suatu waktu tertentu yang bisa

menggambarkan keadaan/kegiatan pada waktu tersebut (Rasyad, 2003). Sumber

data dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan dan Indonesian

Capital Market Directory (ICMD) perioda 2010--2012.

Variabel Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah dan hipotesis yang ada, maka variabel-

variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Variabel Terikat (Y)Harga saham adalah harga pasar, yaitu harga yang terbentuk di pasar jual beli

saham. Pengukuran Harga saham dalam penelitin ini adalah harga saham relatif,

yaitu tingkat kenaikan harga dari harga sekarang dengan harga sebelumnya. Harga

saham diperoleh dari harga saham clossing price. Harga saham yang digunakan

adalah harga saham pada kelompok perusahaan LQ45 saat penutupan akhir tahun

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia perioda 2011--2012. Rumus menghitung

harga saham adalah sebagai berikut (Hutami, 2011).

Page 13: UAS ROBIN

Rit=(Pti−Pti−1)Pti−1

KeteranganRit : Harga saham.Pti : Harga saham perioda x.Pti-1 : Harga saham perioda sebelumnya.

Variabel Terikat (Y)1. Current ratio (CR) merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi utang

lancar dengan aset lancar yang dimilikinya. Sering dikatakan bahwa suatu

perusahaan adalah likuid apabila memiliki aset lancar yang lebih besar

daripada utang lancar.

Current Ratio= Aset LancarUtang Lancar

X 100 %

2. Debt to Equity Ratio (DER) menunjukkan sejauh mana ekuitas dalam

menjamin seluruh utang. Rasio ini juga dapat dibaca sebagai perbandingan

antara dana pihak luar dengan dana pemilik perusahaan yang dimasukkan ke

perusahaan. Semakin rendah rasio ini, akan semakin baik kemampuan

perusahaan dalam membayar utang perusahaan.

Debt t o Equity Ratio= UtangTotalEkuitas Total

3. Return On Equity (ROE) mengukur berapa besar pengembalian yang diperoleh

pemilik bisnis (pemegang saham) atas modal yang disetorkan untuk bisnis

tersebut. Semakin tinggi rasio ini akan semakin baik karena memberikan

tingkat pengembalian yang lebih besar kepada pemegang saham.

ReturnOn Equity= Laba Bersih Setelah PajakEkuias Total

x100 %

4. Net Profit Margin (NPM) rasio ini menggambarkan besarnya laba bersih

setelah pajak yang diperoleh oleh perusahaan pada setiap penjualan yang

dilakukan.

Net Profit Margin=Laba Bersih SetelahPajakPenjualan

X 100 %

5. Price Earnings Ratio (PER) merupakan perbandingan antara harga per lembar

saham atau clossing price dengan laba per lembar saham atau Earnings per

share.

Page 14: UAS ROBIN

Price Earnings Ratio= Harga Per Lembar SahamLaba Per Lembar Saham

Metoda Pengumpulan Data

Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi,

yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, buku,

surat kabar, internet, atau data-data yang berkaitan dengan obyek penelitian

(Arikunto, 2002).

Teknik Analisis Data

Tahap-tahap menganalisis data dalam penelitian ini adalah:

1. Mencari data mentah yang berupa laporan keuangan perusahaan yang terdaftar

dalam saham LQ45 perioda 2011--2012.

2. Menggunakan laporan keuangan untuk menghitung data Current Ratio, Debt to

Equity Ratio, Return on Equity, Net Profit Margin, dan Price Earnings Ratio.

3. Melakukan analisis deskriptif, digunakan untuk menganalisis data kuantitatif

yang diolah menurut perhitungan dalam variabel penelitian sehingga dapat

memberikan penjelasan atau gambaran mengenai kondisi perusahaan.

4. Memasukkan data-data mentah dan diolah ke dalam analisis SPSS 17.0

5. Melakukan pengujian hipotesis.

6. Melakukan pembahasan untuk membandingkan hasil penelitian dengan teori-

teori dan penelitian terdahulu sehingga didapat suatu kesimpulan akhir dari

penelitian yang dilakukan.

Statistik Deskriptif

Analisis deskriptif akan menunjukkan mean dan standar deviasi (σ) dari tiap

variabel dalam model (Gujarati, 2009). Tujuan pengujian statistik deskriptif ini

adalah untuk memberikan gambaran keadaan variabel-variabel yang digunakan

dalam penelitian ini secara garis besar selama perioda penelitian agar berguna

bagi analisis data. Dalam statistik deskriptif akan menggunakan tabel untuk lebih

memudahkan analis dalam membaca data.

Hasil pengujian statistik deskriptif yang diolah menggunakan SPSS

menampilkan hasil sebagai berikut.

Page 15: UAS ROBIN

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Harga_saham .0080 .21356 48CR 2.7941E2 173.18719 48DER -.2267 .35465 48ROE 33.6946 20.52378 48NPM 18.4979 9.26976 48PER 86.2129 64.81316 48

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 17.00

Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan uji regresi linier berganda, metoda mensyaratkan untuk

melakukan uji asumsi klasik guna mendapatkan hasil yang terbaik (Ghozali,

2009). Dalam penggunaan regresi berganda, pengujian hipotesis harus

menghindari adanya kemungkinan penyimpangan asumsi–asumsi klasik. Tujuan

pemenuhan asumsi klasik ini dimaksudkan agar variabel independen sebagai

estimator atas variabel dependen tidak mengalami bias.

Uji Normalitas

Untuk mengetahui normalitas populasi suatu data dapat dilakukan dengan

menggunakan analisis grafik. Pada analisis regresi ini, metoda yang digunakan

adalah grafik histogram dan normal probability plot yang membandingkan

distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari

distribusi normal (Ghozali, 2009). Normalitas dapat dideteksi dengan melihat

penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik dengan melihat

histogram dari residualnya (Ghozali, 2009). Dasar untuk mengambil keputusan

adalah sebagai berikut.

1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal

atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka

model regresi tersebut memenuhi asumsi normalitas.

2. Jika data menyebar menjauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah

garis diagonal atau grafik histogramnya tidak menunjukkan pola distribusi

normal, maka model regresi tersebut tidak memenuhi asumsi normalitas.

Selain itu, untuk menguji normalitas data dapat juga menggunakan uji

statistik Kolmogorov Smirnov (K-S) yang dilakukan dengan membuat hipotesis

nol (Ho) untuk data berdistribusi normal dan hipotesis alternatif (Ha) untuk data

Page 16: UAS ROBIN

tidak berdistribusi normal. Dengan membandingkan Asymptotic Significance

dengan 0,05. Dasar penarikan kesimpulan adalah data dikatakan berdistribusi

normal apabila nilai Asymptotic Significance-nya > 0,05 (Santoso, 2009).

Penelitian ini menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test untuk menguji apakah

data yang digunakan dalam penelitian ini terdistribusi normal atau tidak. Pada

pengujian normalitas awal ditemukan bahwa data tidak terdistribusi normal.

Sehingga pada penelitian ini data yang didapat kemudian dilakukan Log Natural

(ln), hal tersebut dilakukan agar data dapat normal. Data dikatakan normal bila

nilai sig lebih dari 0.05. Nilai sig dari harga saham, Current Ratio, Debt to Equity

Ratio, Return on Equity, Net Profit Margin, melebihi nilai 0.05. Sehingga data

dapat dikatakan normal. Sedangkan Price Earnings Ratio dikatakan tidak normal

karena nilai sig kurang dari 0.05. Dan pada gambar Normal Probability Plot

menunjukkan bahwa data bergerak di sekitar garis diagonal, sehingga data dapat

dikatakan normal. Dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut ini.

Sebelum dilakukan Log Natural

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Harga_saham CR DER ROE NPM PER

N 48 48 48 48 48 48Kolmogorov-Smirnov Z .768 1.033 1.555 1.141 .690 2.952Asymp. Sig. (2-tailed) .597 .237 .016 .148 .729 .000

a. Test distribution is Normal.

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 16.00

Sesudah dilakukan Log NaturalOne-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Harga_saham CR DER ROE NPM PER

N 48 48 48 48 48 48Kolmogorov-Smirnov Z .768 1.033 .769 1.141 .690 1.783Asymp. Sig. (2-tailed) .597 .237 .595 .148 .729 .003

a. Test distribution is Normal.

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 16.00

Page 17: UAS ROBIN

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 17.00

Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2009), uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Untuk

mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dalam model regresi, dapat dilihat

dari tolerance value dan variance inflation factor (VIF). Tolerance mengukur

variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh

variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan

nilai VIF yang tinggi (karena VIF = 1/tolerance). Nilai cut off yang umum

dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance <

1 atau sama dengan nilai VIF < 10.

Uji ini digunakan untuk menguji apakah data yang digunakan dalam

penelitian ini mengalami multikolinearitas atau tidak. Menurut Hair, dkk. (1998),

data dikatakan tidak mengalami multikolinearitas bila tolerance mendekati 1 dan

nilai pada VIF tidak melebihi 10. Dan pada tabel dibawah ini dapat dilihat bahwa

nilai tolerance mendekati 1 dan VIF tidak melebihi 10, sehingga dapat dikatakan

data pada penelitian ini tidak mengalami multikolinearitas.

Page 18: UAS ROBIN

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -.043 .104 -.411 .683

CR .000 .000 -.235 -1.344 .186 .608 1.645

DER -.071 .098 -.118 -.729 .470 .707 1.415

ROE -.001 .002 -.143 -.972 .337 .857 1.167

NPM .002 .004 .087 .476 .636 .555 1.801

PER .001 .001 .453 2.984 .005 .807 1.240

a. Dependent Variable: Harga_saham

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 17.00

Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2009), pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi ini terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah terjadi

homokesdastisitas. Untuk mendeteksi adanya heterokesdastisitas dari tingkat

signifikansi dapat digunakan Uji Glejser. Jika tingkat signifikansi berada di atas

5 persen berarti tidak terjadi heterokesdastisitas tetapi jika berada di bawah 5

persen berarti terjadi gejala heterokesdastisitas. Grafik Scatterplot juga dapat

digunakan untuk menentukan heterokesdastisitas. Jika titik-titik yang terbentuk

menyebar secara acak baik di atas atau di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka

tidak terjadi heterokesdastisitas pada model yang digunakan.

Dari hasil pengujian yang dilakukan, tampak bahwa titik-titik menyebar

secara acar dan tidak membentuk pola tertentu, sehingga dapat dikatakan bahwa

tidak terjadi heteroskedastisitas dalam data-data yang digunakan. Hal ini tampak

dalam grafik scatterplot berikut ini.

Page 19: UAS ROBIN

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 17.00

Uji Autokorelasi

Uji Autikorelasi bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antara

kesalahan pengganggu pada perioda t dengan kesalahan pengganggu pada

periode (t-1) dalam model regresi. Jika terdapat korelasi maka model tersebut

mengalami masalah autokorelasi. Model regresi yang baik adalah model yang

bebas dari autokorelasi. Untuk mendeteksi autokorelasi dapat dilakukan uji

statistik Durbin – Watson (DW test) (Ghozali, 2009). Durbin Watson test

dilakukan dengan membuat hipotesis.

Ho: tidak ada autokorelasi (r =0)

Ha: ada autokorelasi ( r ≠ 0)

Data dikatakan tidak mengalami autokorelasi bila nilai dari Durbin-Watson

berada di antara -2 dan +2. Data pada penelitian ini memiliki nilai DW sebesar

2.142, yang berarti data mengalami autokorelasi. Dapat dilihat pada tabel dibawah

ini.

Model Summaryb

Model R R SquareAdjusted R

SquareStd. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .467a .218 .125 .19972 2.142

a. Predictors: (Constant), PER, ROE, DER, CR, NPM

b. Dependent Variable: Harga_saham

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 17.00

Analisis Regresi

Page 20: UAS ROBIN

Analisis regresi digunakan dalam penelitian ini untuk menguji kekuatan

hubungan antara variabel dependen (harga saham perusahaan) dengan variabel

independen (Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Equity, Net Profit

Margin, dan Price Earnings Ratio) dan menunjukkan arah hubungan antara

variabel dependen dengan variabel independennya. Model regresi yang digunakan

dalam penelitian ini adalah model Regresi Linear Berganda.

Y = α + β 1X1 + β 2X2 + β 3X3 + β 4X4 + β 5X5+ e

KeteranganY : Harga Saham.α : Konstanta.β 1,2,3,4,5 : Koefisien Regresi.X1 : Current Ratio (CR).X2 : Debt to Equity Ratio (DER). X3 : Return on Equity (ROE).X4 : Net Profit Margin (NPM).X5 : Price Earnings Ratio (PER).e : Error.

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -.043 .104 -.411 .683

CR .000 .000 -.235 -1.344 .186 .608 1.645

DER -.071 .098 -.118 -.729 .470 .707 1.415

ROE -.001 .002 -.143 -.972 .337 .857 1.167

NPM .002 .004 .087 .476 .636 .555 1.801

PER .001 .001 .453 2.984 .005 .807 1.240

a. Dependent Variable: Harga_saham

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 17.00

Y = -0,043 + 0,000X1 - 0,071X2 - 0,001X3 + 0,002X4 + 0,001X5+ e

KeteranganY : Harga Saham.α : Konstanta.β 1,2,3,4,5 : Koefisien Regresi.X1 : Current Ratio (CR).X2 : Debt to Equity Ratio (DER). X3 : Return on Equity (ROE).X4 : Net Profit Margin (NPM).X5 : Price Earnings Ratio (PER).e : Error.

Page 21: UAS ROBIN

Dari persamaan ini terlihat variabel-variabel yang berpengaruh positif

terhadap Harga Saham adalah CR, NPM, dan PER. Berpengaruh positif ini

diartikan apabila ada peningkatan 1 satuan dari variabel-variabel tersebut maka

nilai Harga Saham juga akan meningkat. Sementara variabel-variabel yang

berpengaruh negatif terhadap Harga Saham adalah DER dan ROE. Dari

persamaan di atas dapat diketahui bahwa apabila tidak ada variabel-variabel

dependen maka variabel Y atau Harga Saham menurun sebesar 0,043. Apabila

terjadi kenaikan 1 satuan dari CR maka Harga Saham akan naiksebesar 0,000,

apabila terjadi penurunan 1 satuan dari DER maka Harga Saham akan turun

sebesar 0,071, apabila terjadi penurunan 1 satuan dari ROE maka Harga Saham

akan turun sebesar 0,001, apabila terjadi kenaikan 1 satuan dari NPM maka Harga

Saham akan naik sebesar 0,002, apabila terjadi kenaikan 1 satuan PER maka

Harga Saham juga akna naik sebesar 0,001.

Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis dalam penelitian ini akan diuji dengan menggunakan analisis

regresi linear berganda yaitu regresi linier yang menghubungkan sebuah variabel

terikat (Y) dengan beberapa variabel bebas (X1, X2, dan seterusnya). Analisis yang

digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh rasio-rasio keuangan sebagai

variabel independen terhadap Harga Saham sebagai variabel dependen. Untuk

menguji hipotesis mengenai rasio-rasio keuangan secara simultan dan parsial

berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham, digunakan pengujian hipotesis

secara simultan dengan uji F dan secara parsial dengan uji t.

Uji Simultan (Uji F)

Uji F ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh secara bersama-

sama (simultan) variabel-variabel independen (bebas) terhadap variabel dependen

(terikat). Hipotesis untuk uji F adalah sebagai berikut.

Ho: 1 = 2 = 0

Variabel-variabel independen (CR, DER, ROE, NPM, dan PER) tidak

berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen (Harga Saham).

Ha: 1 2 0

Page 22: UAS ROBIN

Variabel-variabel independen (CR, DER, ROE, NPM, dan PER) berpengaruh

secara simultan terhadap variabel dependen (Harga Saham).

Pembuktian dilakukan dengan cara membandingkan nilai F-hitung dengan F-tabel

pada tingkat kepercayaan 95%. Kriteria pengujian yang digunakan adalah

(Santoso, 2009).

Jika F-hitung > F-tabel, maka H0 ditolak.

Arti secara statistik data yang digunakan membuktikan bahwa semua variabel

independen berpengaruh terhadap nilai variabel dependen (Y).

Jika F-hitung< F-tabel, maka H0 diterima.

Arti secara statistik data yang digunakan membuktikan bahwa semua variabel

independen tidak berpengaruh terhadap nilai variabel dependen (Y).

Selain itu uji F dapat pula dilihat dari besarnya probabilitas value (p value)

dibandingkan dengan 0, 05 (taraf signifikansi α = 5%). Adapun Kriteria pengujian

yang digunakan adalah (Santoso, 2009).

Jika p value < 0, 05 maka H0 ditolak

Jika p value > 0, 05 maka H0 diterima

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .468 5 .094 2.347 .058a

Residual 1.675 42 .040

Total 2.143 47

a. Predictors: (Constant), PER, ROE, DER, CR, NPM

b. Dependent Variable: Harga_saham

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 17.00

Nilai signifikansi F sebesar 0,058 lebih besar daripada 0,05. Hal ini

menyatakan bahwa variabel-variabel independen (CR, DER, ROE, NPM, dan

PER) secara bersama-sama tidak berpengaruh positif yang signifikan terhadap

harga saham. Dapat dikatakan menerima H0 dan menolak Ha.

Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Koefisien Determinasi (R2) untuk melihat seberapa jauh kemampuan model

dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi antara

nol dan satu. Nilai R2 berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam

menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu

Page 23: UAS ROBIN

variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variabel dependen (Santoso, 2009).

Hanya, kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah

biasanya terhadap jumlah variabel yang dimasukkan ke dalam model. Setiap

tambahan satu variabel independen maka R2 pasti meningkat tidak peduli apakah

variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh

karena itu sebaiknya digunakan nilai adjusted R2 (Santoso, 2009).

Model Summaryb

Model R R SquareAdjusted R

SquareStd. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .467a .218 .125 .19972 2.142

a. Predictors: (Constant), PER, ROE, DER, CR, NPM

b. Dependent Variable: Harga_saham

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 17.00

Hasil estimasi regresi pada tabel di atas menunjukkan bahwa koefisien regresi

(adjusted R2) sebesar 0,125 atau 12,5% menyatakan bahwa variabel-variabel

independen tersebut memengaruhi variabel dependen sebesar 12,5%, sementara

87,5% variabel dependen dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.

Uji Parsial (Uji t)

Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas

terhadap variabel terikat. Uji t dilakukan dengan membandingkan antara t-hitung

dengan t-tabel. Untuk menentukan nilai t-tabel ditentukan dengan tingkat

signifikasi 5%. Hipotesis untuk uji t adalah sebagai berikut.

Ho: 1 = 2 = 0

Variabel-variabel independen (CR, DER, ROE, NPM, dan PER) tidak

berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen (Harga Saham).

Ha: 1 2 0

Variabel-variabel independen (CR, DER, ROE, NPM, dan PER) berpengaruh

secara parsial terhadap variabel dependen (Harga Saham).

Kriteria pengujian yang digunakan adalah (Santoso, 2009).

Jika t-hitung > t-tabel (n-k-1) maka H0 ditolak.

Jika t-hitung < t-tabel (n-k-1) maka H0 diterima.

Page 24: UAS ROBIN

Selain itu, uji t tersebut dapat pula dilihat dari besarnya probabilitas value (p

value) dibandingkan dengan 0, 05 (taraf signifikansi α = 5%). Adapun Kriteria

pengujian yang digunakan adalah (Santoso, 2009).

Jika p value < 0, 05 maka H0 ditolak.

Jika p value > 0, 05 maka H0 diterima.

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -.043 .104 -.411 .683

CR .000 .000 -.235 -1.344 .186 .608 1.645

DER -.071 .098 -.118 -.729 .470 .707 1.415

ROE -.001 .002 -.143 -.972 .337 .857 1.167

NPM .002 .004 .087 .476 .636 .555 1.801

PER .001 .001 .453 2.984 .005 .807 1.240

a. Dependent Variable: Harga_saham

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 17.00

Uji t variabel PER berpengaruh signifikan pada tingkat 5% terhadap harga

saham. Sedangkan variabel-variabel yang lain tidak berpengaruh signifikan

terhadap harga saham dari tahun 2011--2012. Pembahasan lebih rinci akan

dibahas sebagai berikut.

Variabel current ratio tidak berpengaruh positif yang signifikan terhadap

harga saham pada perioda 2011--2012. Hal ini mengindikasikan bahwa likuiditas

yang diukur dengan current ratio yaitu aset lancar dibagi utang lancar diprediksi

tidak memunyai hubungan yang negatif dengan risiko karena diketahui semakin

liquid perusahaan semakin kecil risikonya. Hal ini tidak akan berhubungan negatif

dengan Harga Saham, karena Harga Saham berhubungan negatif dengan risiko.

Variabel debt to equity ratio tidak memiliki pengaruh positif yang signifikan

terhadap Harga Saham. Hal ini mengindikasikan bahwa rasio utang tidak

menyebabkan perubahan Harga Saham. Meskipun hasilnya tidak signifikan,

bukan berarti bahwa investor dapat mengabaikan rasio DER suatu perusahaan.

Seringkali kondisi financial distress yang dihadapi perusahaan disebabkan oleh

kegagalan dalam membayar utang.

Variabel ROE menunjukkan tidak berpengaruh positif yang signifikan

terhadap Harga Saham. ROE tidak berpengaruh positif terhadap Harga Saham

Page 25: UAS ROBIN

yang berarti bahwa semakin tinggi pendapatan yang dihasilkan perusahaan maka

akan semakin tinggi pula Harga Saham dan sebaliknya semakin rendah pendapat

yang dihasilkan maka semakin rendah Harga Saham.

Variabel NPM menunjukkan hasil tidak berpengaruh positif yang signifikan

terhadap Harga Saham. Hal ini mengindikasikan bahwa pendapatan bersih setelah

pajak tidak menyebabkan perubahan Harga Saham. Hasil yang negatif

mengiindikasikan bahwa semakin tinggi NPM maka Harga Saham akan semakin

rendah.

Variabel PER menunjukkan berpengaruh positif yang signifikan terhadap

Harga Saham. Makin besar PER suatu saham tersebut semakin mahal terhadap

pendapatan bersih atau sahamnya. Saham yang memunyai PER semakin kecil

yang berarti saham yang diperoleh semakin kecil. Semakin tinggi rasio ini

menunjukkan bahwa investor mengaharapkan pertumbuhan dividen yang tinggi,

saham memiliki risiko yang rendah dan investor puas dengan pendapatan yang

tinggi.

Analisis Korelasi Parsial (r)

Analisis korelasi parsial (Partial Correlation) digunakan untuk mengetahui

hubungan antara dua variabel dimana variabel lainnya yang dianggap berpengaruh

dikendalikan atau dibuat tetap (sebagai variabel kontrol). Nilai korelasi (r)

berkisar antara 1 sampai -1, nilai semakin mendekati 1 atau -1 berarti hubungan

antara dua variabel semakin kuat, sebaliknya nilai mendekati 0 berarti hubungan

antara dua variabel semakin lemah. Nilai positif menunjukkan hubungan searah

(X naik maka Y naik) dan nilai negatif menunjukkan hubungan terbalik (X naik

maka Y turun). Menurut Sugiyono (2009) pedoman untuk memberikan

interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut.

0 - 0,199 : sangat rendah

0,20 - 0,399 : rendah

0,40 - 0,599 : sedang

0,60 - 0,799 : kuat

0,80 - 1,000 : sangat kuat

Page 26: UAS ROBIN

Coefficientsa

Model t Sig.

Correlations

Zero-order Partial Part

1 (Constant) -.411 .683

CR -1.344 .186 -.160 -.203 -.183

DER -.729 .470 .018 -.112 -.099

ROE -.972 .337 -.064 -.148 -.133

NPM .476 .636 -.175 .073 .065

PER 2.984 .005 .417 .418 .407

a. Dependent Variable: Harga_saham

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 17.00

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dengan SPSS diperoleh hasil

bahwa variabel CR, DER, dan ROE memiliki nilai negatif. Hal ini menunjukkan

bahwa variabel CR, DER, dan ROE memiliki hubungan yang terbalik dengan

variabel Harga Saham, yaitu apabila variabel-variabel CR, DER, dan ROE naik,

maka nilai Harga Saham akan turun. Sementara itu, variabel-variabel NPM dan

PER menunjukkan nilai positif yang berarti bahwa apabila vaiabel-variabel

tersebut mengalami peningkatan, maka nilai Harga Saham akan naik pula. Secara

lebih rinci, interpretasi korelasi parsial dapat dilihat dari nilai korelasi parsial

tersebut. Variabel DER (0,112), ROE (0,148) ,dan NPM (0.073) terhadap Harga

Saham memiliki nilai yang terletak antara 0 dan 0,199 yang menunjukkan korelasi

yang sangat rendah. Variabel CR menunjukkan nilai sebesar (0,203) yang terletak

antara 0,2 dan 0,399. Hal ini menunjukkan bahwa korelasi antara CR dengan

Hargsa Saham menunjukkan korelasi rendah. Selain itu, variabel PER memiliki

korelasi sedang terhadap Harga Saham karena nilainya (0,418) terletak antara 0,4

dan 0,599.

4. SIMPULAN DAN KETERBATASAN

Simpulan

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat ditarik simpulan sebagai berikut.

1. Variabel-variabel independen (CR, DER, ROE, NPM, dan PER) tidak

berpengaruh positif secara simultan terhadap variabel dependen Harga Saham.

Hal ini ditunjukkan dari nilai signifikansi yang kurang dari 0,05 yaitu sebesar

Page 27: UAS ROBIN

0,058. Selain itu, nilai adjusted R Square menunjukkan nilai sebesar 0,125

yang berarti bahwa variabel-variabel independen mampu menjelaskan variabel

dependen sebesar 12,5%.

2. Variabel PER memiliki pengaruh positif terhadap Harga Saham, yang

ditunjukkan dengan nilai signifikansi sebesar 0,005 yang kurang dari 0,05.

Variabel CR, DER, ROE, dan NPM tidak berpengaruh positif yang signifikan

terhadap Harga Saham karena memiliki nilai signifikansi yang lebih besar dari

0,05. Hasil uji korelasi parsial menunjukkan bahwa CR, DER, dan ROE

memiliki hubungan yang terbalik dengan variabel Harga Saham. Sementara itu,

varibel NPM dan PER memiliki hubungan yang searah dengan Harga Saham.

Keterbatasan

Keterbatasan penelitian ini adalah penelitian ini menggunakan perusahaan

yang terdaftar pada indeks LQ 45 perioda 2011--2012. Diharapkan bagi peneliti

selanjutnya untuk mengambil sampel penelitian yang lebih banyak, agar validitas

penelitian dapat lebih tinggi. Dalam penelitian ini menggunakan 5 variabel

independen, diharapkan penelitian selanjutnya dapat menggunakan variabel yang

lebih banyak atau variabel yang berbeda dalam penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Alexandri, M. B. 2008. Manajemen Keuangan Bisnis. Cetakan Kesatu. Bandung: Alfabeta.

Ang, R. 2010. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Media Staff Indonesia.

Anoraga, P. 2001. Psikologi Kepemimpinan. PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Arikunto. S. 2002. Prosedur Penelitian Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineksa Cipta.

Bastian, I. & Suhardjono. 2006. Akuntansi Perbankan. Edisi 1. Jakarta: Salemba Empat.

Darmadji, T. & Fakhruddin, H. M. 2001. Pasar Modal Di Indonesia: Pendekatan Tanya Jawab. Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Empat.

Fred, W. J. & Copeland, T. E. 1999. Manajemen Keuangan. Edisi 8. Jakarta: Bina Rupa Aksara.

Page 28: UAS ROBIN

Ghozali, I. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Gujarati, D. 2009. Dasar-dasar Ekonometrika. Jilid 1. Jakarta. Penerbit: Erlangga.

Hanafi, M. M. & Halim, A. 2005. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: UUP AMP YKPN

Hargyantoro, F. 2010. Pengaruh Internet Financial Reporting dan Tingkat Pengungkapan Informasi Website Terhadap Frekuensi Perdagangan Saham Perusahaan, Skripsi Universitas Diponegoro.

Hijriah. 2007. Pengaruh Faktor Fundamental dan Risiko Sitematis Terhadap Harga Saham Properti di BEJ. Skripsi.

Horne, V. J. C. & Wachowicz, John M. 2005. Fundamentals of Financial: Management Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan. Penerjemah: Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary. Penerbit Salemba Empat: Jakarta.

Hutami, P. 2011. Pengaruh Dividend Payout Ratio, Return on Equity, dan Net Profit Margin Terhadap Harga Saham Perusahaan Industri Manufaktur yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Perioda 2006--2010. Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta.

Husnan, S. 2003. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta : UPP AMP YKPN

Husnan, S. & Pudjiastuti, E. 1998. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas Edisi 2. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Indonesian Capital Market Directory 2012.

Jogiyanto. 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE.

Lestari, M. I. & Sugiharto, T. 2007. Kinerja Bank Devisa Dan Bank Non Devisa Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitek & Sipil). 21-22 Agustus, Vol.2. Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma.

Pradipta, G. 2012. The Influence of Financial Ratios Towards Stock Price (Empirical Study on Listed Companies in Indonesia Stock Exchange of LQ45 in 2009--2011). Skripsi Universitas Brawijaya Malang.

Rasyad, A. 2003. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Uhamka Press.Riduwan. 2007. Pengantar Statistika untuk Penelitian. Cetakan Kedua. Bandung:

Alfabeta.

Page 29: UAS ROBIN

Riyadi, S. 2006. Banking Assets and Liability Management edisi ketiga. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Santoso, S. 2009. Panduan Lengkap Mengenai Statistik dengan SPSS 17. Jakarta: Penerbit PT Elex Media Komputindo.

Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan (Teori dan Aplikasi). Edisi Keempat, Yogyakarta, BPFE.

Siamat, D. 2004. Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta: FE UI.

Sugiyono. 2009. Statistika Untuk Penelitian. Bandung. Penerbit: CV. Alfabeta.