uas robin
DESCRIPTION
uas metpenTRANSCRIPT
ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI
HARGA SAHAM PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA PADA INDEKS LQ45 PERIODA 2011--2012
Christoporus Robin (121010008)
ABSTRACT
This research was conducted to determine the influence of Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Equity, Net Profit Margin, and Price Earnings Ratio in stock prices’s LQ45. Research method in this research is multiple regression, research type is quantitative hypothesis testing. Data collecting method studied by documentation. Data source and type is secondary data which obtained through Indonesian Capital Market Directory and the company’s annual financial statement. The samples are 24 companies listed in LQ45 period 2011--2012. In the study consisted of a variable CR, DER, ROE, NPM, and PER as an exogenous variable and stock prices as endogenous variable. This research used SPSS 17. The results of this research indicate that all independent variable not effect on stock prices so that all variables simultaneously affect the stock price in the amount of 0,58%. For partially affect just PER that influence stock price in the amount of 0,05%.
keyword : Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Equity, Net Profit Margin, Price Earnings Ratio, LQ45
1. PENDAHULUAN
Pasar Modal Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat dari
perioda ke perioda, hal tersebut terbukti dengan meningkatnya jumlah saham yang
ditransaksikan dan kian tingginya voluma perdagangan saham. Sejalan dengan
perkembangan yang pesat tersebut, kebutuhan akan informasi yang relevan dalam
pengambilan keputusan investasi di pasar modal juga semakin meningkat, setelah
para investor mendapat informasi, maka para investor harus menganalisis
informasi tersebut dan melakukan keputusan investasi dengan tujuan mendapat
return yang tinggi dan pada risiko tertentu yang dapat diterima oleh investor itu
sendiri, tentu harapan dari setiap investor adalah mendapat return yang setinggi-
tingginya dengan risiko yang serendah-rendahnya. Untuk melihat return saham
tentu para investor harus melihat harga saham perusahaan tersebut terlebih dalulu,
di harga berapa investor akan membeli dan di harga berapa investor harus menjual
untuk memeroleh return. Sebelum melakukan investasi pada suatu perusahaan,
investor diharapkan untuk mengetahui kondisi perusahaan itu sendiri, apakah
dalam kondisi yang sehat atau sedang mengalami financial distress. Pasar Modal
merupakan indikator kemajuan perekonomian suatu negara serta menunjang
ekonomi negara yang bersangkutan (Ang, 2010).
Investasi yang dilakukan para investor diasumsikan selalu didasarkan pada
pertimbangan yang rasional sehingga berbagai jenis informasi diperlukan untuk
pengambilan keputusan investasi. Secara garis besar, informasi yang diperlukan
investor terdiri dari informasi yang bersifat fundamental dan informasi teknikal.
Menurut Jogiyanto (2010), menyatakan bahwa informasi yang diperlukan oleh
para investor di pasar modal tidak hanya informasi yang bersifat fundamental saja,
tetapi informasi yang bersifat teknikal. Informasi yang bersifat fundamental
(rasio-rasio keuangan, arus kas, dan ukuran kinerja lain yang memengaruhi harga
saham) diperoleh dari kondisi internal perusahaan dan informasi yang bersifat
teknikal diperoleh dari luar perusahaan, seperti ekonomi dan politik. Informasi
yang diperoleh dari internal perusahaan yang lazim digunakan adalah laporan
keuangan. Menurut Ang (2010), rasio keuangan dikelompokkan menjadi lima
jenis berdasarkan ruang lingkup atau tujuan yang ingin dicapai (memprediksi
harga saham), yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas (leverage), rasio rentabilitas
(profitabilitas), rasio aktivitas, dan rasio pasar (market ratios). Menurut Jogianto
(2010), faktor yang bersifat sosial, ekonomi, dan politik merupakan faktor yang
secara tidak langsung juga berdampak terhadap harga suatu saham di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah tingkat inflasi yang
terjadi, kebijakan moneter yang dikeluarkan oleh pemerintah, laporan posisi
keuangan pembayaran luar negeri, kondisi perekonomian nasional, keadaan
politik suatu negara, stabilitas dari negara yang bersangkutan dan negara lain.
Menurut Hargyantoro (2010), Indeks LQ45 sebagai salah satu indikator
indeks saham di BEI yang dapat dijadikan acuan sebagai bahan untuk menilai
kinerja perdagangan saham. Indeks ini hanya terdiri dari 45 saham yang telah
terpilih setelah melalui beberapa kriteria pemilihan sehingga akan terdiri dari
saham-saham dengan likuiditas tinggi.
Penelitian yang dilakukan oleh Hijriah (2007) yang berjudul Pengaruh Faktor
Fundamental dan Risiko Sitematis Terhadap Harga Saham Properti di Bursa Efek
Jakarta. Penelitian tersebut menghasilkan simpulan bahwa terdapat pengaruh
return on equity dan price earnings ratio secara parsial terhadap harga saham
perusahaan properti di BEJ. Penelitian yang dilakukan oleh Hutami (2011) yang
berjudul Pengaruh Dividend Payout Ratio, Return on Equity, dan Net Profit
Margin Terhadap Harga Saham Perusahaan Industri Manufaktur yang Tercatat di
Bursa Efek Indonesia Perioda 2006--2010. Penelitian tersebut menghasilkan
simpulan bahwa terdapat pengaruh return on equity dan net profit margin secara
parsial terhadap harga saham perusahaan industri manufaktur yang tercatat di BEI
perioda 2006--2010. Penelitian yang dilakukan oleh Pradipta (2012) yang berjudul
The Influence of Financial Ratios Towards Stock Price (Empirical Study on Listed
Companies in Indonesia Stock Exchange of LQ45 in 2009--2011). Penelitian
tersebut menghasilkan simpulan bahwa terdapat pengaruh current ratio dan debt
to equity ratio secara parsial terhadap harga saham perusahaan LQ45 perioda
2009--2011. Karena terbukti terdapat beberapa rasio yang berpengaruh terhadap
harga saham, maka dalam penelitian ini penulis ingin meneliti lebih lanjut
mengenai rasio-rasio apa saja yang berpengaruh terhadap harga saham. Oleh
karena itu penelitian ini mengambil judul “Analisis Pengaruh Rasio Keuangan
Untuk Memprediksi Harga Saham Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada Indeks LQ45 Perioda 2011--2012”.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. Apakah terdapat pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on
Equity, Net Profit Margin, dan Price Earnings Ratio secara simultan terhadap
harga saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
indeks LQ 45 perioda 2011--2012?
2. Bagaimanakah pengaruh pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return
on Equity, Net Profit Margin, dan Price Earnings Ratio secara parsial terhadap
harga saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
indeks LQ 45 perioda 2011--2012?
Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk menguji pengaruh pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return
on Equity, Net Profit Margin, dan Price Earnings Ratio secara simultan
terhadap harga saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
pada indeks LQ 45 perioda 2011--2012.
2. Untuk menguji pengaruh pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return
on Equity, Net Profit Margin, dan Price Earnings Ratio secara parsial terhadap
harga saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
indeks LQ 45 perioda 2011--2012.
2. LANDASAN TEORI
Current Ratio (CR)
Current ratio sangat berguna untuk mengukur likuiditas perusahaan, akan
tetapi juga dapat menjebak. Hal ini dikarenakan current ratio yang tinggi dapat
disebabkan adanya piutang yang tidak tertagih atau persediaan yang tidak terjual,
yang tentu saja tidak dapat dipakai untuk membayar utang. Likuiditas merupakan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Likuiditas
juga bisa berarti mudah tidaknya suatu jenis investasi dicairkan menjadi uang kas
(Anoraga 2001). Menurut Horne dan Wachowicz (2005), rasio likuiditas dapat
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi utang
jangka pendek yang bisa dicari dengan current ratio, quick ratio dan net working
ratio. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut (Jogianto, 2010).
Current Ratio= Aset LancarUtang Lancar
X 100 %
Rasio lancar untuk perusahaan yang normal berkisar pada angka 2, meskipun
tidak ada standar yang pasti untuk penentuan rasio lancar yang seharusnya. Rasio
yang rendah menunjukkan risiko likuiditas yang tinggi, sedangkan rasio lancar
yang tinggi menunjukkan adanya kelebihan aset lancar, yang akan memunyai
pengaruh yang tidak baik terhadap profitabilitas perusahaan. Aset lancar secara
umum menghasilkan return yang lebih rendah dibandingkan dengan aset tetap
(Halim dan Hanafi, 2005). Menurut Jogiyanto (2010), likuiditas yang diukur
dengan current ratio yaitu aset lancar dibagi utang lancar diprediksi memunyai
hubungan yang negatif dengan risiko karena diketahui semakin liquid perusahaan
semakin kecil risikonya. Hal ini akan berhubungan negatif dengan PER, karena
PER berhubungan negatif dengan risiko. Dengan kata lain semakin tinggi current
ratio akan mengakibatkan penurunan terhadap PER.
Debt to Equity Ratio (DER)
Menurut Jogianto (2010), Debt to Equity Ratio (DER) merupakan
perbandingan antara utang total terhadap shareholders equity total yang dimiliki
perusahaan. Utang total disini merupakan utang total jangka pendek dan utang
total jangka panjang. Sedangkan Shareholders Equity adalah total modal sendiri
(modal saham disetor, agio saham, selisih penjabaran laporan keuangan dalam
mata uang asing, selisih penilaian kembali aset tetap, selisih nilai transaksi
restrukturisasi entitas pengendali, selisih transaksi perubahan ekuitas perusahaan
asosiasi, dan saldo laba) yang dimiliki oleh perusahaan Debt to Equity Ratio
merupakan salah satu rasio pengelolaan modal yang mencerminkan kemampuan
perusahaan membiayai perusahaan dengan pinjaman dana yang disedikan
pemegang saham. Debt to Equity Ratio dapat diperoleh dengan membagi utang
total yang dimiliki perusahaan dengan ekuitas total. Rasio Debt to Equity ini
menunjukkan komposisi atau struktur modal dari pinjaman total (utang) terhadap
modal total yang dimiliki perusahaan.
Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut (Jogianto, 2010).
DER= Utang TotalEkuitas Total
Return on Equity (ROE)
Menurut Riyadi (2006), Return on Equity (ROE) adalah perbandingan antara
laba bersih dengan modal (modal inti) perusahaan. Rasio ini menunjukkan tingkat
persentase yang dapat dihasilkan. ROE sangat penting bagi para pemegang saham
dan calon investor, karena ROE yang tinggi berarti para pemegang saham akan
memeroleh. Menurut Harahap (2008), ROE digunakan untuk mengukur besarnya
pengembalian terhadap investasi para pemegang saham. Angka tersebut
menunjukkan seberapa baik manajemen memanfaatkan investasi para pemegang
saham. Menurut Lestari dan Sugiharto (2007). ROE adalah rasio yang digunakan
untuk mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari pengelolaan modal yang
diinvestasikan oleh pemilik perusahaan. ROE diukur dengan perbandingan antara
laba bersih dengan modal total. Angka ROE yang semakin tinggi memberikan
indikasi bagi para pemegang saham bahwa tingkat pengembalian investasi makin
tinggi. Menurut Lestari dan Sugiharto (2007), angka ROE dapat dikatakan baik
apabila > 12%.
Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut (Jogianto, 2010).
Returnon Equity= Laba Bersih Setelah PajakEkuitas Total
×100 %
Net Profit Margin (NPM)
Menurut Alexandri (2008), Net Profit Margin (NPM) adalah rasio yang
digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan bersih setelah dipotong pajak. Menurut Bastian dan Suhardjono
(2006), Net Profit Margin adalah perbandingan antara laba bersih dengan
penjualan. Semakin besar NPM, maka kinerja perusahaan akan semakin produktif,
sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya
pada perusahaan tersebut. Rasio ini menunjukkan berapa besar persentase laba
bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini, maka
dianggap semakin baik kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba yang
tinggi. Hubungan antara laba bersih sesudah pajak dan penjualan bersih
menunjukkan kemampuan manajemen dalam mengemudikan perusahaan secara
cukup berhasil untuk menyisakan margin tertentu sebagai kompensasi yang wajar
bagi pemilik yang telah menyediakan modalnya untuk suatu risiko. Hasil dari
perhitungan mencerminkan keuntungan netto per rupiah penjualan. Para investor
pasar modal perlu mengetahui kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba.
Dengan mengetahui hal tersebut investor dapat menilai apakah perusahaan itu
profitable atau tidak. Menurut Sulistyanto angka NPM dapat dikatakan baik
apabila > 5 %.
Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut (Jogianto, 2010).
Net Profit Margin=Laba Bersih Setelah PajakPenjualan
×100 %
Price Earnings Ratio (PER)
Price Earnings Ratio (PER) merupakan perbandingan antara harga pasar
suatu saham (market price) dengan Earnings Per Share (EPS) dari saham yang
bersangkutan (Sartono, 2001). Kegunaan dari PER ini adalah untuk melihat
bagaimana pasar menghargai kinerja saham suatu perusahaan terhadap kinerja
perusahaan yang dicerminkan oleh Earnings Per Share (EPS) (Ang, 2010). PER
memberikan indikasi mengenai jangka waktu yang diperlukan untuk mengambil
dana pada tingkat harga saham dan keuntungan perusahaan pada perioda
tertentu (Siamat, 2004). Kegunaan PER adalah untuk melihat bagaimana pasar
menghargai kinerja suatu perusahaan terhadap kinerja suatu perusahaan yang
dicerminkan oleh EPS (Ang, 2010). Makin besar PER suatu saham tersebut
semakin mahal terhadap pendapatan bersih atau sahamnya. Saham yang
memunyai PER semakin kecil yang berarti saham yang diperoleh semakin kecil.
Semakin tinggi rasio ini menunjukkan bahwa investor mengaharapkan
pertumbuhan dividen yang tinggi, saham memiliki risiko yang rendah dan
investor puas dengan pendapatan yang tinggi. PER menunjukkan beberapa
besar investor menilai harga dari saham terhadap kelipatan dari earnings
(Jogiyanto, 2010).
Menurut Jogianto (2010), pendekatan ini tidak memerhatikan nilai waktu
dari uang. Saham yang memiliki Price Earnings Ratio (PER) terlalu tinggi
(overvalued) di anggap harganya terlalu tinggi, yaitu melampaui nilai
intrinsiknya, sedangkan PER yang terlalu rendah (undervalue) harganya terlalu
rendah, yaitu lebih kecil dari nilai intrinsiknya. Menurut Husnan (2003), saham
yang mengalami overvalued sebaiknya dihindari atau dilakukan penjualan, karena
kondisi yang seperti ini pada masa yang akan datang kemungkinan besar akan
mengalami koreksi pasar. Sedangkan saham yang undervalue sebaiknya dibeli
atau dipertahankan, karena besar kemungkinan di masa yang akan datang akan
terjadi lonjakan harga saham.
Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut (Jogianto, 2010).
Price Earnings Ratio= Harga Per Lembar SahamLaba Per Lembar Saham
Harga Saham
Menurut Fred dan Copeland (1999), saham merupakan tanda penyertaan atau
kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Selembar saham
adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah
pemiliknya (berapapun porsinya atau jumlahnya) dari suatu perusahaan yang
menerbitkan kertas (saham) tersebut. Selembar saham memunyai nilai atau harga.
Harga saham dapat dibedakan menjadi 3 (tiga), yaitu sebagai berikut.
1. Harga Nominal
Harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oleh emiten
untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan. Besarnya harga nominal
memberikan arti penting saham karena deviden minimal biasanya ditetapkan
berdasarkan nilai nominal.
2. Harga Perdana
Harga ini merupakan harga pada waktu harga saham tersebut dicatat di bursa
efek. Harga saham pada pasar perdana biasanya ditetapkan oleh penjamin
emisi (underwriter) dan emiten. Dengan demikian akan diketahui berapa harga
saham emiten itu akan dijual kepada masyarakat biasanya untuk menentukan
harga perdana.
3. Harga pasar
Bila harga perdana merupakan harga jual dari perjanjian emisi kepada investor,
maka harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor
yang lain. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di bursa.
Transaksi di sini tidak lagi melibatkan emiten dari penjamin emisi harga ini
yang disebut sebagai harga di pasar sekunder dan harga inilah yang benar–
benar mewakili harga perusahaan penerbitnya, karena pada transaksi di pasar
sekunder, kecil sekali terjadi negosiasi harga investor dengan perusahaan
penerbit. Harga yang setiap hari diumumkan di surat kabar atau media lain
adalah harga pasar.
Faktor yang Memengaruhi Harga Saham
Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2001), harga saham dibentuk karena
adanya pemintaan dan penawaran atas saham. Permintaan dan penawaran tersebut
terjadi karena adanya banyak faktor, baik yang sifatnya spesifik atas saham
tersebut (kinerja perusahaan dan industri dimana perusahaan tersebut bergerak)
maupun faktor yang sifatnya makro seperti kondisi ekonomi negara, kondisi sosial
dan politik, maupun informasi-informasi yang berkembang. Selanjutnya Husnan
dan Pudjiastuti (1998), mengatakan apabila kemampuan perusahaan menghasilkan
laba meningkat, harga saham akan meningkat. Dengan kata lain, profitabilitas
akan mempengaruhi harga saham. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap harga
saham dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu sebagai berikut.
1. Faktor yang bersifat fundamental
Merupakan faktor yang memberikan informasi tentang kinerja perusahaan dan
faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhinya. Faktor-faktor ini adalah
sebagai berikut.
a. Kemampuan manajemen dalam mengelola kegiatan operasional perusahaan.
b. Prospek bisnis perusahaan di masa datang.
c. Prospek pemasaran dari bisnis yang dilakukan.
d. Perkembangan teknologi yang digunakan dalam kegiatan operasi perusahaan.
e. Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.
2. Faktor yang bersifat teknis
Faktor teknis menyajikan informasi yang menggambarkan pasaran suatu efek,
baik secara individu maupun secara kelompok. Para analis teknis dalam
menilai harga saham banyak memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
a. Perkembangan kurs.
b. Keadaan pasar modal.
c. Voluma dan frekuensi transaksi suku bunga.
d. Kekuatan pasar modal dalam mempengaruhi harga saham perusahaan.
3. Faktor sosial politik.
a. Tingkat inflasi yang terjadi.
b. Kebijaksanaan moneter yang dilakukan oleh pemerintah.
c. Kondisi perekonomian.
d. Keadaan politik suatu negara.
Indeks LQ45
Indeks LQ45 terdiri dari 45 saham yang telah terpilih karena memiliki
likuiditas dan kapitalisasi pasar yang tinggi yang terus direview setiap 6 bulan.
Saham-saham pada indeks LQ45 harus memenuhi kriteria dan melewati seleksi
utama sebagai berikut (Hargyantoro, 2010).
1. Masuk dalam ranking 60 besar dari total transaksi saham di pasar reguler (rata-
rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir).
2. Ranking berdasar kapitalisasi pasar (rata-rata kapitalisasi pasar selama 12 bulan
terakhir).
3. Telah dicatat di BEI minimum 3 bulan.
4. Keadaan keuangan perusahaan dan prospek pertumbuhannya, frekuensi dan
jumlah hari perdagangan transaksi pasar reguler.
Perhitungan Indeks LQ45 serupa dengan perhitungan pada Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG) dan indeks sektoral. Pergerakan dari indeks LQ45 dan
indeks sektoral sangat penting bagi para investor untuk melakukan pemilihan pada
portofolio mereka kedepannya.
Pengembangan Hipotesis
Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Equity, Net Profit
Margin, dan Price Earnings Ratio terhadap harga saham pada perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada indeks LQ 45 perioda 2011--
2012
Berdasarkan teoritis yang ada dan penelitian terdahulu, maka hipotesis
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut.
Ha.1: Terdapat pengaruh pengaruh positif pada Current Ratio, Debt to Equity
Ratio, Return on Equity, Net Profit Margin, dan Price Earnings Ratio secara
simultan terhadap harga saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia pada indeks LQ 45 perioda 2011--2012.
Ha.2: Terdapat pengaruh pengaruh positif pada Current Ratio, Debt to Equity
Ratio, Return on Equity, Net Profit Margin, dan Price Earnings Ratio secara
parsial terhadap harga saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada indeks LQ 45 perioda 2011--2012.
3. PEMBAHASAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif hypothesis testing.
Tujuan dari hypothesis testing adalah untuk menjelaskan sifat-sifat dari suatu
hubungan sebab akibat dan memahami hubungan yang ada di antara berbagai
variabel (Sugiyono, 2009). Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang mengolah
sejumlah data keuangan untuk menganalisis pengaruh antara variabel bebas dan
variabel terikat. Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada perusahaan yang
terdaftar pada saham LQ45 perioda 2011--2012.
Populasi dan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada indeks saham LQ45 perioda 2011--2012. Cara pengambilan
sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling yaitu teknik sampling yang
digunakan peneliti jika peneliti memiliki pertimbangan-pertimbangan tertentu
didalam pengambilan sampel untuk tujuan tertentu (Riduwan, 2007). Untuk itu
adapun kriteria yang dilakukan dalam pengambilan sampel sebagai berikut:
1. Perusahaan yang secara berturut-turut tergabung dalam saham LQ45 dari
perioda 2011--2012 dan menyertakan laporan keuangan tahunan yang telah
diaudit.
2. Perusahaan bank dan jasa keuangan lainnya yang tergabung dalam LQ45 dari
tahun 2011--2012 dikeluarkan dari sampel dikarenakan analisis pada bank
berbeda pada umumnya.
Berdasarkan kriteria tersebut, terdapat 24 perusahaan yang sesuai dengan
kriteria di atas.
Tabel 1 Sampel PenelitianNo. Kode Nama Perusahaan1. AALI Astra Agro Lestari Tbk.2. ADRO Adaro Energy Tbk.3. ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk.4. ASII Alam Sutera Realty Tbk.5. BUMI Bumi Resources Tbk.6. CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk.7. ENRG Energi Mega Persada Tbk.8. GGRM Gudang Garam Tbk.9. INCO Vale Indonesia Tbk.10. INDF Indofood Sukses Makmur Tbk.11. INDY Indika Energy Tbk.12. INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk.13. ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk.14. JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk.15. KLBF Kalbe Farma Tbk.16. LPKR Lippo Karawaci Tbk.17. LSIP PP London Sumatra Indonesia
18. PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.19. PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk.20. SMGR Semen Gresik (Persero) Tbk.21. TINS Timah (Persero) Tbk.22. TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk.No. Kode Nama Perusahaan23. UNTR United Tractors Tbk.24. UNVR Unilever Indonesia Tbk.
Sumber : Data Diolah
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif,
sedangkan sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data kuantitatif
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Data laporan keuangan tahunan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada Indeks LQ45 selama 2 tahun berturut-turut untuk menghitung
nilai Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Equity, Net Profit Margin,
dan Price Earnings Ratio.
2. Data harga saham penutupan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada Indeks LQ45 perioda 2011--2012.
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang
Data sekunder adalah data yang dikumpulkan pada suatu waktu tertentu yang bisa
menggambarkan keadaan/kegiatan pada waktu tersebut (Rasyad, 2003). Sumber
data dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan dan Indonesian
Capital Market Directory (ICMD) perioda 2010--2012.
Variabel Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah dan hipotesis yang ada, maka variabel-
variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
Variabel Terikat (Y)Harga saham adalah harga pasar, yaitu harga yang terbentuk di pasar jual beli
saham. Pengukuran Harga saham dalam penelitin ini adalah harga saham relatif,
yaitu tingkat kenaikan harga dari harga sekarang dengan harga sebelumnya. Harga
saham diperoleh dari harga saham clossing price. Harga saham yang digunakan
adalah harga saham pada kelompok perusahaan LQ45 saat penutupan akhir tahun
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia perioda 2011--2012. Rumus menghitung
harga saham adalah sebagai berikut (Hutami, 2011).
Rit=(Pti−Pti−1)Pti−1
KeteranganRit : Harga saham.Pti : Harga saham perioda x.Pti-1 : Harga saham perioda sebelumnya.
Variabel Terikat (Y)1. Current ratio (CR) merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi utang
lancar dengan aset lancar yang dimilikinya. Sering dikatakan bahwa suatu
perusahaan adalah likuid apabila memiliki aset lancar yang lebih besar
daripada utang lancar.
Current Ratio= Aset LancarUtang Lancar
X 100 %
2. Debt to Equity Ratio (DER) menunjukkan sejauh mana ekuitas dalam
menjamin seluruh utang. Rasio ini juga dapat dibaca sebagai perbandingan
antara dana pihak luar dengan dana pemilik perusahaan yang dimasukkan ke
perusahaan. Semakin rendah rasio ini, akan semakin baik kemampuan
perusahaan dalam membayar utang perusahaan.
Debt t o Equity Ratio= UtangTotalEkuitas Total
3. Return On Equity (ROE) mengukur berapa besar pengembalian yang diperoleh
pemilik bisnis (pemegang saham) atas modal yang disetorkan untuk bisnis
tersebut. Semakin tinggi rasio ini akan semakin baik karena memberikan
tingkat pengembalian yang lebih besar kepada pemegang saham.
ReturnOn Equity= Laba Bersih Setelah PajakEkuias Total
x100 %
4. Net Profit Margin (NPM) rasio ini menggambarkan besarnya laba bersih
setelah pajak yang diperoleh oleh perusahaan pada setiap penjualan yang
dilakukan.
Net Profit Margin=Laba Bersih SetelahPajakPenjualan
X 100 %
5. Price Earnings Ratio (PER) merupakan perbandingan antara harga per lembar
saham atau clossing price dengan laba per lembar saham atau Earnings per
share.
Price Earnings Ratio= Harga Per Lembar SahamLaba Per Lembar Saham
Metoda Pengumpulan Data
Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi,
yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, buku,
surat kabar, internet, atau data-data yang berkaitan dengan obyek penelitian
(Arikunto, 2002).
Teknik Analisis Data
Tahap-tahap menganalisis data dalam penelitian ini adalah:
1. Mencari data mentah yang berupa laporan keuangan perusahaan yang terdaftar
dalam saham LQ45 perioda 2011--2012.
2. Menggunakan laporan keuangan untuk menghitung data Current Ratio, Debt to
Equity Ratio, Return on Equity, Net Profit Margin, dan Price Earnings Ratio.
3. Melakukan analisis deskriptif, digunakan untuk menganalisis data kuantitatif
yang diolah menurut perhitungan dalam variabel penelitian sehingga dapat
memberikan penjelasan atau gambaran mengenai kondisi perusahaan.
4. Memasukkan data-data mentah dan diolah ke dalam analisis SPSS 17.0
5. Melakukan pengujian hipotesis.
6. Melakukan pembahasan untuk membandingkan hasil penelitian dengan teori-
teori dan penelitian terdahulu sehingga didapat suatu kesimpulan akhir dari
penelitian yang dilakukan.
Statistik Deskriptif
Analisis deskriptif akan menunjukkan mean dan standar deviasi (σ) dari tiap
variabel dalam model (Gujarati, 2009). Tujuan pengujian statistik deskriptif ini
adalah untuk memberikan gambaran keadaan variabel-variabel yang digunakan
dalam penelitian ini secara garis besar selama perioda penelitian agar berguna
bagi analisis data. Dalam statistik deskriptif akan menggunakan tabel untuk lebih
memudahkan analis dalam membaca data.
Hasil pengujian statistik deskriptif yang diolah menggunakan SPSS
menampilkan hasil sebagai berikut.
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Harga_saham .0080 .21356 48CR 2.7941E2 173.18719 48DER -.2267 .35465 48ROE 33.6946 20.52378 48NPM 18.4979 9.26976 48PER 86.2129 64.81316 48
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 17.00
Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan uji regresi linier berganda, metoda mensyaratkan untuk
melakukan uji asumsi klasik guna mendapatkan hasil yang terbaik (Ghozali,
2009). Dalam penggunaan regresi berganda, pengujian hipotesis harus
menghindari adanya kemungkinan penyimpangan asumsi–asumsi klasik. Tujuan
pemenuhan asumsi klasik ini dimaksudkan agar variabel independen sebagai
estimator atas variabel dependen tidak mengalami bias.
Uji Normalitas
Untuk mengetahui normalitas populasi suatu data dapat dilakukan dengan
menggunakan analisis grafik. Pada analisis regresi ini, metoda yang digunakan
adalah grafik histogram dan normal probability plot yang membandingkan
distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari
distribusi normal (Ghozali, 2009). Normalitas dapat dideteksi dengan melihat
penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik dengan melihat
histogram dari residualnya (Ghozali, 2009). Dasar untuk mengambil keputusan
adalah sebagai berikut.
1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal
atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka
model regresi tersebut memenuhi asumsi normalitas.
2. Jika data menyebar menjauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah
garis diagonal atau grafik histogramnya tidak menunjukkan pola distribusi
normal, maka model regresi tersebut tidak memenuhi asumsi normalitas.
Selain itu, untuk menguji normalitas data dapat juga menggunakan uji
statistik Kolmogorov Smirnov (K-S) yang dilakukan dengan membuat hipotesis
nol (Ho) untuk data berdistribusi normal dan hipotesis alternatif (Ha) untuk data
tidak berdistribusi normal. Dengan membandingkan Asymptotic Significance
dengan 0,05. Dasar penarikan kesimpulan adalah data dikatakan berdistribusi
normal apabila nilai Asymptotic Significance-nya > 0,05 (Santoso, 2009).
Penelitian ini menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test untuk menguji apakah
data yang digunakan dalam penelitian ini terdistribusi normal atau tidak. Pada
pengujian normalitas awal ditemukan bahwa data tidak terdistribusi normal.
Sehingga pada penelitian ini data yang didapat kemudian dilakukan Log Natural
(ln), hal tersebut dilakukan agar data dapat normal. Data dikatakan normal bila
nilai sig lebih dari 0.05. Nilai sig dari harga saham, Current Ratio, Debt to Equity
Ratio, Return on Equity, Net Profit Margin, melebihi nilai 0.05. Sehingga data
dapat dikatakan normal. Sedangkan Price Earnings Ratio dikatakan tidak normal
karena nilai sig kurang dari 0.05. Dan pada gambar Normal Probability Plot
menunjukkan bahwa data bergerak di sekitar garis diagonal, sehingga data dapat
dikatakan normal. Dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut ini.
Sebelum dilakukan Log Natural
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Harga_saham CR DER ROE NPM PER
N 48 48 48 48 48 48Kolmogorov-Smirnov Z .768 1.033 1.555 1.141 .690 2.952Asymp. Sig. (2-tailed) .597 .237 .016 .148 .729 .000
a. Test distribution is Normal.
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 16.00
Sesudah dilakukan Log NaturalOne-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Harga_saham CR DER ROE NPM PER
N 48 48 48 48 48 48Kolmogorov-Smirnov Z .768 1.033 .769 1.141 .690 1.783Asymp. Sig. (2-tailed) .597 .237 .595 .148 .729 .003
a. Test distribution is Normal.
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 16.00
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 17.00
Uji Multikolinearitas
Menurut Ghozali (2009), uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Untuk
mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dalam model regresi, dapat dilihat
dari tolerance value dan variance inflation factor (VIF). Tolerance mengukur
variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh
variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan
nilai VIF yang tinggi (karena VIF = 1/tolerance). Nilai cut off yang umum
dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance <
1 atau sama dengan nilai VIF < 10.
Uji ini digunakan untuk menguji apakah data yang digunakan dalam
penelitian ini mengalami multikolinearitas atau tidak. Menurut Hair, dkk. (1998),
data dikatakan tidak mengalami multikolinearitas bila tolerance mendekati 1 dan
nilai pada VIF tidak melebihi 10. Dan pada tabel dibawah ini dapat dilihat bahwa
nilai tolerance mendekati 1 dan VIF tidak melebihi 10, sehingga dapat dikatakan
data pada penelitian ini tidak mengalami multikolinearitas.
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -.043 .104 -.411 .683
CR .000 .000 -.235 -1.344 .186 .608 1.645
DER -.071 .098 -.118 -.729 .470 .707 1.415
ROE -.001 .002 -.143 -.972 .337 .857 1.167
NPM .002 .004 .087 .476 .636 .555 1.801
PER .001 .001 .453 2.984 .005 .807 1.240
a. Dependent Variable: Harga_saham
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 17.00
Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2009), pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi ini terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah terjadi
homokesdastisitas. Untuk mendeteksi adanya heterokesdastisitas dari tingkat
signifikansi dapat digunakan Uji Glejser. Jika tingkat signifikansi berada di atas
5 persen berarti tidak terjadi heterokesdastisitas tetapi jika berada di bawah 5
persen berarti terjadi gejala heterokesdastisitas. Grafik Scatterplot juga dapat
digunakan untuk menentukan heterokesdastisitas. Jika titik-titik yang terbentuk
menyebar secara acak baik di atas atau di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka
tidak terjadi heterokesdastisitas pada model yang digunakan.
Dari hasil pengujian yang dilakukan, tampak bahwa titik-titik menyebar
secara acar dan tidak membentuk pola tertentu, sehingga dapat dikatakan bahwa
tidak terjadi heteroskedastisitas dalam data-data yang digunakan. Hal ini tampak
dalam grafik scatterplot berikut ini.
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 17.00
Uji Autokorelasi
Uji Autikorelasi bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antara
kesalahan pengganggu pada perioda t dengan kesalahan pengganggu pada
periode (t-1) dalam model regresi. Jika terdapat korelasi maka model tersebut
mengalami masalah autokorelasi. Model regresi yang baik adalah model yang
bebas dari autokorelasi. Untuk mendeteksi autokorelasi dapat dilakukan uji
statistik Durbin – Watson (DW test) (Ghozali, 2009). Durbin Watson test
dilakukan dengan membuat hipotesis.
Ho: tidak ada autokorelasi (r =0)
Ha: ada autokorelasi ( r ≠ 0)
Data dikatakan tidak mengalami autokorelasi bila nilai dari Durbin-Watson
berada di antara -2 dan +2. Data pada penelitian ini memiliki nilai DW sebesar
2.142, yang berarti data mengalami autokorelasi. Dapat dilihat pada tabel dibawah
ini.
Model Summaryb
Model R R SquareAdjusted R
SquareStd. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .467a .218 .125 .19972 2.142
a. Predictors: (Constant), PER, ROE, DER, CR, NPM
b. Dependent Variable: Harga_saham
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 17.00
Analisis Regresi
Analisis regresi digunakan dalam penelitian ini untuk menguji kekuatan
hubungan antara variabel dependen (harga saham perusahaan) dengan variabel
independen (Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Equity, Net Profit
Margin, dan Price Earnings Ratio) dan menunjukkan arah hubungan antara
variabel dependen dengan variabel independennya. Model regresi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah model Regresi Linear Berganda.
Y = α + β 1X1 + β 2X2 + β 3X3 + β 4X4 + β 5X5+ e
KeteranganY : Harga Saham.α : Konstanta.β 1,2,3,4,5 : Koefisien Regresi.X1 : Current Ratio (CR).X2 : Debt to Equity Ratio (DER). X3 : Return on Equity (ROE).X4 : Net Profit Margin (NPM).X5 : Price Earnings Ratio (PER).e : Error.
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -.043 .104 -.411 .683
CR .000 .000 -.235 -1.344 .186 .608 1.645
DER -.071 .098 -.118 -.729 .470 .707 1.415
ROE -.001 .002 -.143 -.972 .337 .857 1.167
NPM .002 .004 .087 .476 .636 .555 1.801
PER .001 .001 .453 2.984 .005 .807 1.240
a. Dependent Variable: Harga_saham
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 17.00
Y = -0,043 + 0,000X1 - 0,071X2 - 0,001X3 + 0,002X4 + 0,001X5+ e
KeteranganY : Harga Saham.α : Konstanta.β 1,2,3,4,5 : Koefisien Regresi.X1 : Current Ratio (CR).X2 : Debt to Equity Ratio (DER). X3 : Return on Equity (ROE).X4 : Net Profit Margin (NPM).X5 : Price Earnings Ratio (PER).e : Error.
Dari persamaan ini terlihat variabel-variabel yang berpengaruh positif
terhadap Harga Saham adalah CR, NPM, dan PER. Berpengaruh positif ini
diartikan apabila ada peningkatan 1 satuan dari variabel-variabel tersebut maka
nilai Harga Saham juga akan meningkat. Sementara variabel-variabel yang
berpengaruh negatif terhadap Harga Saham adalah DER dan ROE. Dari
persamaan di atas dapat diketahui bahwa apabila tidak ada variabel-variabel
dependen maka variabel Y atau Harga Saham menurun sebesar 0,043. Apabila
terjadi kenaikan 1 satuan dari CR maka Harga Saham akan naiksebesar 0,000,
apabila terjadi penurunan 1 satuan dari DER maka Harga Saham akan turun
sebesar 0,071, apabila terjadi penurunan 1 satuan dari ROE maka Harga Saham
akan turun sebesar 0,001, apabila terjadi kenaikan 1 satuan dari NPM maka Harga
Saham akan naik sebesar 0,002, apabila terjadi kenaikan 1 satuan PER maka
Harga Saham juga akna naik sebesar 0,001.
Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian ini akan diuji dengan menggunakan analisis
regresi linear berganda yaitu regresi linier yang menghubungkan sebuah variabel
terikat (Y) dengan beberapa variabel bebas (X1, X2, dan seterusnya). Analisis yang
digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh rasio-rasio keuangan sebagai
variabel independen terhadap Harga Saham sebagai variabel dependen. Untuk
menguji hipotesis mengenai rasio-rasio keuangan secara simultan dan parsial
berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham, digunakan pengujian hipotesis
secara simultan dengan uji F dan secara parsial dengan uji t.
Uji Simultan (Uji F)
Uji F ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh secara bersama-
sama (simultan) variabel-variabel independen (bebas) terhadap variabel dependen
(terikat). Hipotesis untuk uji F adalah sebagai berikut.
Ho: 1 = 2 = 0
Variabel-variabel independen (CR, DER, ROE, NPM, dan PER) tidak
berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen (Harga Saham).
Ha: 1 2 0
Variabel-variabel independen (CR, DER, ROE, NPM, dan PER) berpengaruh
secara simultan terhadap variabel dependen (Harga Saham).
Pembuktian dilakukan dengan cara membandingkan nilai F-hitung dengan F-tabel
pada tingkat kepercayaan 95%. Kriteria pengujian yang digunakan adalah
(Santoso, 2009).
Jika F-hitung > F-tabel, maka H0 ditolak.
Arti secara statistik data yang digunakan membuktikan bahwa semua variabel
independen berpengaruh terhadap nilai variabel dependen (Y).
Jika F-hitung< F-tabel, maka H0 diterima.
Arti secara statistik data yang digunakan membuktikan bahwa semua variabel
independen tidak berpengaruh terhadap nilai variabel dependen (Y).
Selain itu uji F dapat pula dilihat dari besarnya probabilitas value (p value)
dibandingkan dengan 0, 05 (taraf signifikansi α = 5%). Adapun Kriteria pengujian
yang digunakan adalah (Santoso, 2009).
Jika p value < 0, 05 maka H0 ditolak
Jika p value > 0, 05 maka H0 diterima
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .468 5 .094 2.347 .058a
Residual 1.675 42 .040
Total 2.143 47
a. Predictors: (Constant), PER, ROE, DER, CR, NPM
b. Dependent Variable: Harga_saham
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 17.00
Nilai signifikansi F sebesar 0,058 lebih besar daripada 0,05. Hal ini
menyatakan bahwa variabel-variabel independen (CR, DER, ROE, NPM, dan
PER) secara bersama-sama tidak berpengaruh positif yang signifikan terhadap
harga saham. Dapat dikatakan menerima H0 dan menolak Ha.
Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Koefisien Determinasi (R2) untuk melihat seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi antara
nol dan satu. Nilai R2 berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu
variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variabel dependen (Santoso, 2009).
Hanya, kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah
biasanya terhadap jumlah variabel yang dimasukkan ke dalam model. Setiap
tambahan satu variabel independen maka R2 pasti meningkat tidak peduli apakah
variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh
karena itu sebaiknya digunakan nilai adjusted R2 (Santoso, 2009).
Model Summaryb
Model R R SquareAdjusted R
SquareStd. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .467a .218 .125 .19972 2.142
a. Predictors: (Constant), PER, ROE, DER, CR, NPM
b. Dependent Variable: Harga_saham
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 17.00
Hasil estimasi regresi pada tabel di atas menunjukkan bahwa koefisien regresi
(adjusted R2) sebesar 0,125 atau 12,5% menyatakan bahwa variabel-variabel
independen tersebut memengaruhi variabel dependen sebesar 12,5%, sementara
87,5% variabel dependen dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.
Uji Parsial (Uji t)
Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat. Uji t dilakukan dengan membandingkan antara t-hitung
dengan t-tabel. Untuk menentukan nilai t-tabel ditentukan dengan tingkat
signifikasi 5%. Hipotesis untuk uji t adalah sebagai berikut.
Ho: 1 = 2 = 0
Variabel-variabel independen (CR, DER, ROE, NPM, dan PER) tidak
berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen (Harga Saham).
Ha: 1 2 0
Variabel-variabel independen (CR, DER, ROE, NPM, dan PER) berpengaruh
secara parsial terhadap variabel dependen (Harga Saham).
Kriteria pengujian yang digunakan adalah (Santoso, 2009).
Jika t-hitung > t-tabel (n-k-1) maka H0 ditolak.
Jika t-hitung < t-tabel (n-k-1) maka H0 diterima.
Selain itu, uji t tersebut dapat pula dilihat dari besarnya probabilitas value (p
value) dibandingkan dengan 0, 05 (taraf signifikansi α = 5%). Adapun Kriteria
pengujian yang digunakan adalah (Santoso, 2009).
Jika p value < 0, 05 maka H0 ditolak.
Jika p value > 0, 05 maka H0 diterima.
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -.043 .104 -.411 .683
CR .000 .000 -.235 -1.344 .186 .608 1.645
DER -.071 .098 -.118 -.729 .470 .707 1.415
ROE -.001 .002 -.143 -.972 .337 .857 1.167
NPM .002 .004 .087 .476 .636 .555 1.801
PER .001 .001 .453 2.984 .005 .807 1.240
a. Dependent Variable: Harga_saham
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 17.00
Uji t variabel PER berpengaruh signifikan pada tingkat 5% terhadap harga
saham. Sedangkan variabel-variabel yang lain tidak berpengaruh signifikan
terhadap harga saham dari tahun 2011--2012. Pembahasan lebih rinci akan
dibahas sebagai berikut.
Variabel current ratio tidak berpengaruh positif yang signifikan terhadap
harga saham pada perioda 2011--2012. Hal ini mengindikasikan bahwa likuiditas
yang diukur dengan current ratio yaitu aset lancar dibagi utang lancar diprediksi
tidak memunyai hubungan yang negatif dengan risiko karena diketahui semakin
liquid perusahaan semakin kecil risikonya. Hal ini tidak akan berhubungan negatif
dengan Harga Saham, karena Harga Saham berhubungan negatif dengan risiko.
Variabel debt to equity ratio tidak memiliki pengaruh positif yang signifikan
terhadap Harga Saham. Hal ini mengindikasikan bahwa rasio utang tidak
menyebabkan perubahan Harga Saham. Meskipun hasilnya tidak signifikan,
bukan berarti bahwa investor dapat mengabaikan rasio DER suatu perusahaan.
Seringkali kondisi financial distress yang dihadapi perusahaan disebabkan oleh
kegagalan dalam membayar utang.
Variabel ROE menunjukkan tidak berpengaruh positif yang signifikan
terhadap Harga Saham. ROE tidak berpengaruh positif terhadap Harga Saham
yang berarti bahwa semakin tinggi pendapatan yang dihasilkan perusahaan maka
akan semakin tinggi pula Harga Saham dan sebaliknya semakin rendah pendapat
yang dihasilkan maka semakin rendah Harga Saham.
Variabel NPM menunjukkan hasil tidak berpengaruh positif yang signifikan
terhadap Harga Saham. Hal ini mengindikasikan bahwa pendapatan bersih setelah
pajak tidak menyebabkan perubahan Harga Saham. Hasil yang negatif
mengiindikasikan bahwa semakin tinggi NPM maka Harga Saham akan semakin
rendah.
Variabel PER menunjukkan berpengaruh positif yang signifikan terhadap
Harga Saham. Makin besar PER suatu saham tersebut semakin mahal terhadap
pendapatan bersih atau sahamnya. Saham yang memunyai PER semakin kecil
yang berarti saham yang diperoleh semakin kecil. Semakin tinggi rasio ini
menunjukkan bahwa investor mengaharapkan pertumbuhan dividen yang tinggi,
saham memiliki risiko yang rendah dan investor puas dengan pendapatan yang
tinggi.
Analisis Korelasi Parsial (r)
Analisis korelasi parsial (Partial Correlation) digunakan untuk mengetahui
hubungan antara dua variabel dimana variabel lainnya yang dianggap berpengaruh
dikendalikan atau dibuat tetap (sebagai variabel kontrol). Nilai korelasi (r)
berkisar antara 1 sampai -1, nilai semakin mendekati 1 atau -1 berarti hubungan
antara dua variabel semakin kuat, sebaliknya nilai mendekati 0 berarti hubungan
antara dua variabel semakin lemah. Nilai positif menunjukkan hubungan searah
(X naik maka Y naik) dan nilai negatif menunjukkan hubungan terbalik (X naik
maka Y turun). Menurut Sugiyono (2009) pedoman untuk memberikan
interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut.
0 - 0,199 : sangat rendah
0,20 - 0,399 : rendah
0,40 - 0,599 : sedang
0,60 - 0,799 : kuat
0,80 - 1,000 : sangat kuat
Coefficientsa
Model t Sig.
Correlations
Zero-order Partial Part
1 (Constant) -.411 .683
CR -1.344 .186 -.160 -.203 -.183
DER -.729 .470 .018 -.112 -.099
ROE -.972 .337 -.064 -.148 -.133
NPM .476 .636 -.175 .073 .065
PER 2.984 .005 .417 .418 .407
a. Dependent Variable: Harga_saham
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 17.00
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dengan SPSS diperoleh hasil
bahwa variabel CR, DER, dan ROE memiliki nilai negatif. Hal ini menunjukkan
bahwa variabel CR, DER, dan ROE memiliki hubungan yang terbalik dengan
variabel Harga Saham, yaitu apabila variabel-variabel CR, DER, dan ROE naik,
maka nilai Harga Saham akan turun. Sementara itu, variabel-variabel NPM dan
PER menunjukkan nilai positif yang berarti bahwa apabila vaiabel-variabel
tersebut mengalami peningkatan, maka nilai Harga Saham akan naik pula. Secara
lebih rinci, interpretasi korelasi parsial dapat dilihat dari nilai korelasi parsial
tersebut. Variabel DER (0,112), ROE (0,148) ,dan NPM (0.073) terhadap Harga
Saham memiliki nilai yang terletak antara 0 dan 0,199 yang menunjukkan korelasi
yang sangat rendah. Variabel CR menunjukkan nilai sebesar (0,203) yang terletak
antara 0,2 dan 0,399. Hal ini menunjukkan bahwa korelasi antara CR dengan
Hargsa Saham menunjukkan korelasi rendah. Selain itu, variabel PER memiliki
korelasi sedang terhadap Harga Saham karena nilainya (0,418) terletak antara 0,4
dan 0,599.
4. SIMPULAN DAN KETERBATASAN
Simpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat ditarik simpulan sebagai berikut.
1. Variabel-variabel independen (CR, DER, ROE, NPM, dan PER) tidak
berpengaruh positif secara simultan terhadap variabel dependen Harga Saham.
Hal ini ditunjukkan dari nilai signifikansi yang kurang dari 0,05 yaitu sebesar
0,058. Selain itu, nilai adjusted R Square menunjukkan nilai sebesar 0,125
yang berarti bahwa variabel-variabel independen mampu menjelaskan variabel
dependen sebesar 12,5%.
2. Variabel PER memiliki pengaruh positif terhadap Harga Saham, yang
ditunjukkan dengan nilai signifikansi sebesar 0,005 yang kurang dari 0,05.
Variabel CR, DER, ROE, dan NPM tidak berpengaruh positif yang signifikan
terhadap Harga Saham karena memiliki nilai signifikansi yang lebih besar dari
0,05. Hasil uji korelasi parsial menunjukkan bahwa CR, DER, dan ROE
memiliki hubungan yang terbalik dengan variabel Harga Saham. Sementara itu,
varibel NPM dan PER memiliki hubungan yang searah dengan Harga Saham.
Keterbatasan
Keterbatasan penelitian ini adalah penelitian ini menggunakan perusahaan
yang terdaftar pada indeks LQ 45 perioda 2011--2012. Diharapkan bagi peneliti
selanjutnya untuk mengambil sampel penelitian yang lebih banyak, agar validitas
penelitian dapat lebih tinggi. Dalam penelitian ini menggunakan 5 variabel
independen, diharapkan penelitian selanjutnya dapat menggunakan variabel yang
lebih banyak atau variabel yang berbeda dalam penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Alexandri, M. B. 2008. Manajemen Keuangan Bisnis. Cetakan Kesatu. Bandung: Alfabeta.
Ang, R. 2010. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Media Staff Indonesia.
Anoraga, P. 2001. Psikologi Kepemimpinan. PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Arikunto. S. 2002. Prosedur Penelitian Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineksa Cipta.
Bastian, I. & Suhardjono. 2006. Akuntansi Perbankan. Edisi 1. Jakarta: Salemba Empat.
Darmadji, T. & Fakhruddin, H. M. 2001. Pasar Modal Di Indonesia: Pendekatan Tanya Jawab. Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Empat.
Fred, W. J. & Copeland, T. E. 1999. Manajemen Keuangan. Edisi 8. Jakarta: Bina Rupa Aksara.
Ghozali, I. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Gujarati, D. 2009. Dasar-dasar Ekonometrika. Jilid 1. Jakarta. Penerbit: Erlangga.
Hanafi, M. M. & Halim, A. 2005. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: UUP AMP YKPN
Hargyantoro, F. 2010. Pengaruh Internet Financial Reporting dan Tingkat Pengungkapan Informasi Website Terhadap Frekuensi Perdagangan Saham Perusahaan, Skripsi Universitas Diponegoro.
Hijriah. 2007. Pengaruh Faktor Fundamental dan Risiko Sitematis Terhadap Harga Saham Properti di BEJ. Skripsi.
Horne, V. J. C. & Wachowicz, John M. 2005. Fundamentals of Financial: Management Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan. Penerjemah: Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary. Penerbit Salemba Empat: Jakarta.
Hutami, P. 2011. Pengaruh Dividend Payout Ratio, Return on Equity, dan Net Profit Margin Terhadap Harga Saham Perusahaan Industri Manufaktur yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Perioda 2006--2010. Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta.
Husnan, S. 2003. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta : UPP AMP YKPN
Husnan, S. & Pudjiastuti, E. 1998. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas Edisi 2. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Indonesian Capital Market Directory 2012.
Jogiyanto. 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE.
Lestari, M. I. & Sugiharto, T. 2007. Kinerja Bank Devisa Dan Bank Non Devisa Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitek & Sipil). 21-22 Agustus, Vol.2. Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma.
Pradipta, G. 2012. The Influence of Financial Ratios Towards Stock Price (Empirical Study on Listed Companies in Indonesia Stock Exchange of LQ45 in 2009--2011). Skripsi Universitas Brawijaya Malang.
Rasyad, A. 2003. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Uhamka Press.Riduwan. 2007. Pengantar Statistika untuk Penelitian. Cetakan Kedua. Bandung:
Alfabeta.
Riyadi, S. 2006. Banking Assets and Liability Management edisi ketiga. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Santoso, S. 2009. Panduan Lengkap Mengenai Statistik dengan SPSS 17. Jakarta: Penerbit PT Elex Media Komputindo.
Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan (Teori dan Aplikasi). Edisi Keempat, Yogyakarta, BPFE.
Siamat, D. 2004. Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta: FE UI.
Sugiyono. 2009. Statistika Untuk Penelitian. Bandung. Penerbit: CV. Alfabeta.