trauma sistem urinaria.pptx
TRANSCRIPT
7/29/2019 TRAUMA SISTEM URINARIA.pptx
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-sistem-urinariapptx 1/29
TRAUMA SISTEM URINARIA
7/29/2019 TRAUMA SISTEM URINARIA.pptx
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-sistem-urinariapptx 2/29
ANGGOTALutfi Kurniati (P17420211076)
Luthfi Faizal (P17420211077)
Maftuh Arifin (P17420211078)
Mafudin (P17420211079)
Mundi Sayekti (P17420211080)
Ninda Mustika Khasanah (P17420211081)Novita Tri Wulandari (P17420211082)
Oktafian Yogi Pratama (P17420211083)
Panca Rudi H (P17420211084)
Pradita Anartiwi (P17420211085)
Qudwatunisa (P17420211086)
Rendi Nur A. (P17420211087)
7/29/2019 TRAUMA SISTEM URINARIA.pptx
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-sistem-urinariapptx 3/29
PENGERTIAN
Trauma pada saluran perkemihan
adalah adanya benturan pada saluran
perkemihan ( ginjal, ureter, vesikaurinaria, uretra ). Pada laki-laki dapat
pula mengenai scrotum, testis dan
prostat.
7/29/2019 TRAUMA SISTEM URINARIA.pptx
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-sistem-urinariapptx 4/29
Trauma pada Organ-Organ
System Urinaria
1. Trauma ginjal
Trauma ginjal adalah cedera yang mengenaiginjal yang memberikan manifestasi memar, laserasi,
atau kerusakan pada struktur Etiologi
• Trauma tumpul ( tersering )
•
Trauma tembus• Iatrogenik
• Intraoperatif
• Lainnya
7/29/2019 TRAUMA SISTEM URINARIA.pptx
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-sistem-urinariapptx 5/29
Patofisiologi• Adanya cedera traumatik, menyebabkan ginjal dapat tertusuk oleh iga
paling bawah sehingga terjadi kontusi dan ruptur. Fraktur iga ataufraktur prosessus transversus lumbal vertebra atas dapat dihubungkandengan kontusi renal atau laserasi. Cedera dapat tumpul ( kecelakaanlalu lintas , jatuh , cedera atletik, akibat pukulan) atau penetrasi (lukatembak, luka tikam)
• Ketidakdisiplinan dalam menggunakan sabuk pengaman akanmemberikan reaksi goncangan ginjal di dalam rongga retroperitonium
dan menyebabkan regangan pedikel ginjal sehingga menimbulkanrobekan tunika intima arteri renalis. Robekan ini akan memacuterbentuknya bekuan-bekuan darah yang selanjutnya dapatmenimbulkan trombosis arteri renalis beserta cabang-cabangnya.Kondisi adanya penyakit pada ginjal seperti hidronefrosis, kista ginjal,atau tumor ginjal akan memperberat trauma pada kerusakan struktur
ginjal.• Cedera ginjal akan menyebabkan manifestasi kontusi, laserasi, ruptur
dan cedera pedikel renal, atau laserasi kecil pada ginjal .Secara fisiologis,ginjal menerima setengah dari aliran darah aorta abdominal; olehkarena itu meskipun hanya terdapat laserasi renal yang kecil, namun halini dapat menyebabkan perdarahan yang banyak
7/29/2019 TRAUMA SISTEM URINARIA.pptx
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-sistem-urinariapptx 6/29
Tanda dan gejala
1. Rasa sakit / nyeri daerah trauma ---- ginjal ---- bahkan
sampai syok
2. Hematuri3. Hematom pada pinggang
4. Teraba masa pada pinggang
5. Nyeri tekan pada daerah trauma
Komplikasi
1. Awal : Infeksi, perdarahan sekunder dan kerusakan
ginjal yang progresif
2. Lanjut : Stenosis fibrotik dari arteri ginjal, hipertensi,
hidronefrosis.
7/29/2019 TRAUMA SISTEM URINARIA.pptx
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-sistem-urinariapptx 7/29
Klasifikasi
Menurut derajat berat ringannya kerusakan pada ginjal,
trauma ginjal dibedakan dalam 3 jenis yaitu :
• Cedera minor
• Cedera mayor
• Cedera pedikel ginjalMenurut Sargeant dan Marquadt yang dimodifikasi oleh
Federle, trauma ginjal dibagi menjadi :
•
Grade I• Grade II
• Grade III
• Grade IV
7/29/2019 TRAUMA SISTEM URINARIA.pptx
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-sistem-urinariapptx 8/29
Pemeriksaan laboratorium / diagnostik
Hematokrit menurun ( karena perdarahan )
HB menurun
Pemeriksaan IVP : Memperlihatkan suatu daerah
berwarna abu- abu didaerah trauma karenahematom dan ekstravasi urine
Urogram ekskresi : Memperlihatkan gangguan
fungsi / ekstravasi urine pada sisi yang terkena.
CT Scan : Untuk mendeteksi hematom
retroperineal dan konfigurasi ginjal
7/29/2019 TRAUMA SISTEM URINARIA.pptx
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-sistem-urinariapptx 9/29
Penatalaksanaan
• Konservatif Penatalaksanaan konservatif adalah dengan
memonitor TTV dan kemudian adanya penambahanmassa di pinggang, adanya pembesaran lingkaran
perut, penurunan kadar hemoglobin darah, danperubahan warna urin pada pemeriksaan urin dimanatidak terdapat tanda-tanda syock.
• Operatif
Penatalaksanaan pembedahan dilakukan padatrauma ginjal dengan tanda-tanda syock yang sangat
jelas dengan tujuan untuk segera menghentikan
perdarahan.
7/29/2019 TRAUMA SISTEM URINARIA.pptx
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-sistem-urinariapptx 10/29
2. Trauma Ureter
Sebagian besar trauma ureter (saluran dari ginjal
yang menuju ke kandung kemih) terjadi selamapembedahan organ panggul atau perut, seperti
histerektomi, reseksi kolon atau uteroskopi
Etiologi
• Operasi daerah punggung dan abdomen, dimana ureter
terpotong
• Tindakan kateterisasi : ujung kateter menembus dinding
ureter
• Pemasukan zat alkali terlalu kuat
7/29/2019 TRAUMA SISTEM URINARIA.pptx
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-sistem-urinariapptx 11/29
Patofisiologi
Karena fungsi ureter sebagai saluran pengaliran
urine dari ginjal ke vesika urinaria. Apabila terjaditrauma pada ureter, maka akan terjadi gangguan aliran
atau terjadinya ekstravasase urine dan manifestasi
klinis yang dihubungkan gangguan tersebut
Tanda dan gejala
• Anuria / oliguria berat setelah pembedahan
didaerah pelvis dan abdomen.
• Nyeri daerah panggul.
• Drainase urine melalui luka operasi.
• Ileus terus menerus.
7/29/2019 TRAUMA SISTEM URINARIA.pptx
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-sistem-urinariapptx 12/29
Komplikasi
• Fistula ureter
• Infeksi retroperitoneal
• Pyelonefritis
• Obstruksi ureter karena stenosis
Pemeriksaan laboratorium / diagnostik
• Tes fungsi ginjal : abnormal bila traumanya
bilateral• Urografi ekskresi : ekstravasase urine
• Urografi retrogad : menentukan sifat dan tempat
trauma
7/29/2019 TRAUMA SISTEM URINARIA.pptx
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-sistem-urinariapptx 13/29
Penatalaksanaan
Terapi terbaik adalah pencegahan dimana perlunya
pemasangan kateter sebelum dilakukan operasi pada
daerah ginjal dan abdomen untuk identifikasi
Diusahakan untuk mempertahankan aliran urine dengan
cara : – Uretro Neosistomi bila ureter masih cukup panjang,
Ureter dapat ditanamkan ke buli-buli
– Uretro cutanostomi yaitu muara ureter dipindahkan
ke kulit
– Uretro ileo sistostomi bila ureter pendek diganti
dengan Ileal Lopp
Terapi konservatif berupa analgetik dan antibiotik
7/29/2019 TRAUMA SISTEM URINARIA.pptx
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-sistem-urinariapptx 14/29
3. Trauma kandung kemih
Trauma benturan pada panggul yang
menyebabkan patah tulang (fraktur) seringkali terjadipada kecelakaan sepeda motor dan bisa menyebabkanrobekan pada kandung kemih. Luka tembus, biasanyaakibat tembakan, juga bisa mencederai kandung
kemih.Etiologi
Penyebab utama cedera kandung kemih adalahtrauma penetrasi (tajam) dan trauma tumpul.
Penyebab iatrogenik termasuk pasca intervensi bedahdari ginekologi, urologi dan operasi ortopedi di dekatkandung kemih. Penyebab lain melibatkan traumaobstetri pada saat melahirkan.
7/29/2019 TRAUMA SISTEM URINARIA.pptx
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-sistem-urinariapptx 15/29
Patofisiologi1. Ruptur Ekstraperitoneal Kandung Kemih
Ruptur ekstraperitoneal biasanya berhubungan dengan frakturpanggul (89% - 100%). Sebelumnya, mekanisme cedera diyakini dariperforasi langsung oleh fragmen tulang panggul. Tingkat cederakandung kemih secara langsung berkaitan dengan tingkat keparahanfraktur
2. Ruptur Kandung Kemih Intraperitoneal
Ruptur kandung kemih intraperitoneal digambarkan sebagai
masuknya urine secara horizontal ke dalam kompartemen kandungkemih. Mekanisme cedera adalah peningkatan tekanan intravesikelsecara tiba-tiba ke kandung kemih yang penuh. Kekuatan daya traumatidak mampu ditahan oleh kemampuan dinding kandung kemih shinggaterjadi perforasi dan urine masuk kedalam peritoneum
3. Kombinasi Ruptur Intraperitoneal dan EkstraperitonealMekanisme cedera penetrasi memungkinkan cedera menembus
kandung kemih seperti peluru kecepatan tinggi melintasi kandungkemih atau luka tusuk abdomen bawah. Hal tersebut akanmenyebabkan intraperitoneal, ekstraperitoneal, cedera, atau gabungankandung kemih
7/29/2019 TRAUMA SISTEM URINARIA.pptx
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-sistem-urinariapptx 16/29
Tanda dan gejala
1. Nyeri supra pubik baik verbal maupun saat palpasi.
2. Hematuria.
3. Ketidakmampuan untuk buang air kecil.
4. Regiditas otot.
5. Ekstravasase urine.
6. Suhu tubuh meningkat.
7. Syok.
8. Tanda-tanda peritonitis.
Komplikasi1. Urosepsis.
2. Klien lemah akibat anemia.
7/29/2019 TRAUMA SISTEM URINARIA.pptx
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-sistem-urinariapptx 17/29
7/29/2019 TRAUMA SISTEM URINARIA.pptx
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-sistem-urinariapptx 18/29
4. Trauma Uretra
Ruptur uretra bisa sebagian atau total, biasanya ruptur
terjadi pada pars membranesea. Dapat juga uretra parspandibulum, trauma lebih sering dialami pria.
Etiologi
Umumnya disebabkan trauma langsung didaerah peritonium
dan pelvis.Tanda dan gejala
1.Perdarahan dari uretra
2.Hematom perineal, mungkin disebabkan trauma bulbus
cavernosus.3.Retensio urine akibat spasme M. Spinkter uretra eksternum.
4.Bila buli-buli penuh terjadi ekstravasase sehingga terjadi nyeriberat dan keadaan umum memburuk.
7/29/2019 TRAUMA SISTEM URINARIA.pptx
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-sistem-urinariapptx 19/29
Klasifikasi
1. Grade I (Ringan)
2. Grade II (Sedang)
3. Grade III (Berat)
Komplikasi
Penyembuhan luka dapat menyebabkan strictura ureter.
Pemeriksaan diagnostik1. Rectal Toucher
Bila ruptur terjadi di pars membranosa, maka prostat tidak
akan teraba, sebaliknya akan teraba hematome berupa
masa lunak dan kenyal.
2. Uretrogram
Untuk mengetahui lokasi ruptur.
7/29/2019 TRAUMA SISTEM URINARIA.pptx
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-sistem-urinariapptx 20/29
Penatalaksanaan
1.Konservatif berupa pemasangan DC beberapahari disertai pemberian antibiotika
2.Jika kateter gagal dipasang, lakukanpembedahan ( operasi perineostomi ) untuk
mengeluarkan bekuan darah, kemudian dipasang
DC
3.Kontrol uretra dengan menggunakan Bougie
untuk mengetahui ada tidaknya striktura
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN TRAUMA
7/29/2019 TRAUMA SISTEM URINARIA.pptx
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-sistem-urinariapptx 21/29
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN TRAUMA
GINJAL
A. Pengkajian
1. Data Subjektif
- Klien mengeluh nyeri pada daerah pinggang yang terkena.
- Klien mengatakan kencingnya bercampur darah.
- Klien mengatakan ada luka memar pada daerah pinggang setelah dia terjatuh.
2. Data Objektif
- Nyeri tekan pada daerah trauma.
- Teraba masa pada pinggang yang terkena / trauma.- Hematuri.
- HT menurun.
- HB menurun.
- Pada pemeriksaan IVP :
Memperlihatkan suatu daerah yang berwarna abu-abu di daerah trauma.Memperlihatkan ekstravasasi urine.
- Urogram ekskresi :
Memperlihatkan gangguan fungsi / ekstravasasi urine pada sisi yang terkena.
- CT Scan :
Memperlihatkan adanya hematom retroperineal dan konfigurasi ginjal
7/29/2019 TRAUMA SISTEM URINARIA.pptx
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-sistem-urinariapptx 22/29
1.Resiko syok hipovolemik berhubungan dengan pengeluaran darah masif
pada arteri renal
2.Nyeri berhubungan dengan agen cedera fisik
3.Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan robeknya ginjal
4.Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake nutrisi yang tidak adekuat
5.Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya luka pasca bedah
6.Kecemasan berhubungan dengan prognosis pembedahan, tindakan
invasif diagnostik
INTERVENSI
7/29/2019 TRAUMA SISTEM URINARIA.pptx
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-sistem-urinariapptx 23/29
INTERVENSI1. Resiko syok hipovolemik berhubungan dengan pengeluaran darahmasif pada arteri renal
Tujuan : gangguan volume dan syok hipovolemik teratasi.
NOC : Kriteria Hasil :
1. Klien tidak mengeluh pusing, membran mukosa lembab, turgor kulitnormal, TTV dalam batas normal, CRT < 3 detik, urine > 600 ml/hari
2. Laboratorium : nilai hematokrit dan protein serum meningkat, BUN/
kreatinin menurun NIC :
1. Monitoring status cairan ( turgor kulit, membran mukosa, urine output )
2. Kaji perdarahan dalam
3. Auskultasi TD. Bandingkan kedua lengan, ukur dalam keadaan berbaring,
duduk, atau berdiri bila memungkinkan4. Kaji warna kulit , suhu, sianosis, nadi perifer, dan diforesis secara teratur
5. Pantau frekuensi jantung dan irama
6. Kolaborasi :
-Pertahankan pemberian cairan secara intravena
-Pembedahan perbaikan
7/29/2019 TRAUMA SISTEM URINARIA.pptx
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-sistem-urinariapptx 24/29
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik
Tujuan: nyeri hilang atau berkurang
NOC : Pain Control
Kriteria Hasil:
1.Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)skala 4 (sering dilakukan)
2.Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakantehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan) skala 4(sering dilakukan)
3.Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemennyeri skala 4 (sering dilakukan)
4.Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang skala 5 (selaludilakukan)
5. Tanda vital dalam rentang normal skala 4 (sering dilakukan)
NIC : Pain Management1. Kaji skala nyeri, catat lokasi, lama, intensitas dan karakteristiknya.
2. Memberikan posisi yang nyaman
3. Berikan tindakan kenyamanan, misalnya nafas dalam, tekhnik relaksasi
4. Kolaborasi untuk pemberian analgesik.
7/29/2019 TRAUMA SISTEM URINARIA.pptx
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-sistem-urinariapptx 25/29
3. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan robeknyaginjal
Tujuan: tidak terjadi gangguan eliminasi
NOC : Eliminasi urin
Kriteria Hasil:
1.Menunjukkan pengosongan kandung kemih dengan prosedur bersihkaterisasi intermitten mandiri skala 4 ( sering menunjukkan )
2.Melaporkan penurunan spasme kandung kemih skala 4 ( seringmenunjukkan )
3.Mempunyai keseimbangan asupan dan haluaran 24 jam skala 4 ( seringmenunjukkan )
4.Mengosongkan kandung kemih secara tuntas skala 4 ( seringmenunjukkan )
NIC : Manajemen Eliminasi Urin
1. Kaji pola berkemih seperti frekwensi dan jumlahnya2. Observasi adanya darah dalam urine
3. Pantau asupan dan haluaran
4. Pasang kateter urin jika diperlukan
5. Lakukan tindakan pembedahan bila perdarahan terus berlangsung.
7/29/2019 TRAUMA SISTEM URINARIA.pptx
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-sistem-urinariapptx 26/29
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungandengan intake nutrisi yang tidak adekuat
Tujuan : Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi.
NOC : Nutritional Status : Food and Fluid Intake
Kriteria Hasil :1. Tidak menunjukkan tanda tanda malnutrisi skala 4 (sering menunjukkan)
2. BB dalam batas normal skala 4 (sering menunjukkan)
3. Menunjukkan pemasukan yang adekuat skala 4 (sering menunjukkan)
NIC : Nutrition Management
1. Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
2. Kaji adanya alergi makanan
3. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisiyang dibutuhkan pasien.
4. Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegahkonstipasi5. Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi)
6. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
7. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
7/29/2019 TRAUMA SISTEM URINARIA.pptx
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-sistem-urinariapptx 27/29
5. Resiko infeksi berhubungan dengan adanya luka pasca bedah
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan tidak terjadi
infeksi
NOC : Risk control Kriteria Hasil :
1. Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi skala 4 ( sering menunjukkan )
2. Jumlah leukosit dalam batas normal skala 4 ( sering menunjukkan )
3. Menunjukkan perilaku hidup sehat skala 4 ( sering menunjukkan ) NIC : Control Infeksi
1.Berikan perawatan aseptik dan antiseptik, pertahankan tekhnik cuci
tangan yang baik.
2.Observasi daerah kulit yang mengalami kerusakan seperti adanyainflamasi.
3.Pantau suhu tubuh secara teratur, catat adanya demam dan menggigil.
4.Berikan antibiotik sesuai indikasi.
7/29/2019 TRAUMA SISTEM URINARIA.pptx
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-sistem-urinariapptx 28/29
6. Kecemasan berhubungan dengan prognosis pembedahan, tindakaninvasif diagnostik
Tujuan : Cemas hilang atau berkurang
NOC : Anxiety control
Kriteria Hasil :1.Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemasskala 4 ( sering menunjukkan)
2.Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan tehnik untukmengontrol cemas skala 4 ( sering menunjukkan)
3.Vital sign dalam batas normal skala 4 ( sering menunjukkan)4.Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitasmenunjukkan berkurangnya kecemasan skala 4 ( sering menunjukkan)
NIC : Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)
1. Identifikasi tingkat kecemasan
2. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi
3. Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis
4. Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur
5. Anjurkan pasien menggunakan teknik relaksasi