translate

Upload: ayranayr

Post on 09-Mar-2016

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

asd

TRANSCRIPT

44

Keputusan waktu yang tepat untuk mengobati bayi yang menderita defisiensi surfaktan terus berkembang. Berdasarkan percobaan percobaan yang dilakukan setelah adanya lisensi penggunaan surfaktan untuk umum, sangat mendukung untuk perawatan bayi dengan resiko tinggi RDS di ruang bersalin setelah stabilisasi awal. Uji coba pengobatan saat persalinan yang dilakukan saat bayi belum bernafas dibandingkan dengan setelah stabilisasi awal, menunjukan BPD yang lebih banyak pada kelompok yang mendapatkan pengobatan sangat awal. Hal ini mungkin disebabkan oleh pengobatan surfaktan yang terganggu dengan perawatan awal bayi. Banyak dokter yang menunda pengobatan hingga beberapa jam setelah lahir. Berdasarkan laporan dari vermont oxford terdapat peningkatan kualitas dalam inisiatif untuk mengurangi interval dari saat bayi lahir sampai dilakukanya pengobatan. Namun meskipun waktu interval dikurangi dari 78 menit menjadi 21 menit, tidak menunjukan adanya perubahan hasil, termasuk juga BPD atau kematian. Bayi yang menderita RDS sering memiliki honeymoon periode dimana paru-parunya berfungsi dengan baik sebelum akhirnya mengalami progresi menjadi RDS yang parah. Menurut penafsiran peneliti penundaan dalam pengobatan menunjukan alasan klinis yang wajar untuk menghindari pengobatan yang tidak dibutuhkan. Manfaat praktis yang didapat dalam menunda pengobatan diluar periode awal stabilisasi saat persalinan adalah pengobatan terhadap banyak bayi tanpa RDS dapat dihindari. Tidak ada data yang menunjukan adanya manfaat pemeberian surfaktan pada bayi yang tidak menderita RDS. Pengobatan selektif terhadap bayi saat terjadi progresi menjadi RDS memungkinkan lebih terkendalinya perawatan di NICU dibandingkan ruang persalinan. Argumentasi tandingan adalah setiap ventilasi, bahkan pernafasan spontan dengan RDS, dapat menyebabkan injuri pada paru-paru den menyebabkan berkurangnya respon yang diinginkan terhadap surfaktan, lebih banyaknya komplikasi akut seperti pneumotoraks, dan peningkatan risiko untuk terjadinya hasil akhir yang buruk (BPD dan kematian). Risiko dari penundaan pengobatan surfaktan didukung dengan adanya percobaan terhadap hewan dengan RDS.

Dari pandangan peneliti, kontroversi ini telah dipecahkan oleh adanya rangkaian percobaan acak yang beururtan yang akhir-akhir ini telah dipublikasikan dan dikelompokan menjadi dua meta analisis. Percobaan ini dirancang untuk menanyakan pertanyaan : Akankan stabilisasi pernafasan awal denan CPAP lebih baik dibandingkan intubasi awal dan pengobatan surfaktan untuk setiap bayi preterm? Meskipun tiap percobaan memiliki perbedaan dalam populasi pasien dan pemilihan surfaktan, hasil dari 4 percobaan besar termasuk 2.782 pasien yang dikelompokan oleh Schmolzer et al dan 7 percobaan yang dievaluasi oleh Fischer dan Buhrer termasuk 3.289 pasien yang hampir sama. Penggunaan CPAP untuk menghindari ventilasi mekanik yang terlalu awal mengurangi terjadinya BPD dan kematian secara signifikan dengan odds ratio 0,83 (0,71 -0,96). Penelitian meta-analisis yang membandingkan penggunaan CPAP dengan intubasi awal menunjukan bahwa strategi penggunaan CPAP mengurangi angka BPD dan kematian secara kuantitatif dari 12% menjadi 11%. Kombinasi dari hasil tersebut menunjukan ratio risiko sebesar 0,91 (0,84-0,99) hal tersebut mendukung strategi CPAP. Penelitian yang dilakukan oleh Dunn et al memiliki 3 variabel penelitian untuk bayi dengan masa kandungan rata-rata 28 minggu (pengobatan awal dengan surfaktan dan ventilasi, surfaktan lalu ekstubasi cepat lalu CPAP atau hanya menggunakan CPAP saja). Meskipun penelitian tersebut kurang memiliki kekuatan, 2 kelompok yang tidak menerima ventilasi lebih lama memiliki angka kematian dan BPD yang lebih rendah. Hanya 52% dari grup yang mendapatkan pengobatan menggunakan CPAP saja membutuhkan ventilasi mekanik saat perawatan di rumah sakit dan 45% menerima pengobatan surfaktan. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa penggunan surfaktan saat awal tidak memberikan keuntungan. 41