teknik penjernihan air.docx

8
 Teknik penjernihan air Kegunaan dari biji tumbuhan moringa (kelor) 8/2/2010 Group entahp *IX.2 Anggota kelompok  Muhammad ikhsan  Febrian Gabriel  Muhammad abrar  

Upload: ikhsan-nasrullah

Post on 10-Oct-2015

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Teknik penjernihan air

Teknik penjernihan air Kegunaan dari biji tumbuhan moringa (kelor)

8/2/2010Group entahp*IX.2

Anggota kelompokMuhammad ikhsanFebrian GabrielMuhammad abrar

KATA SAMBUTANAir merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia. Selain untuk keperluan rumah tangga seperti mencuci, mandi dan lain sebagainya. Air juga sangat penting bagi tubuh manusia.

Di beberapa tempat air memang sangat mudah untuk diperoleh, tetapi pada beberapa tempat lainnya, untuk mendapatkan air yang bersih yang dapat digunakan untuk keperluan memasak atau minum sangat sulit diperoleh. Keadaan ini terutama bagi mereka yang bermukim di daerah bekas rawa, bekas pesawahan, atau tempat tertentu lainnya. Telah banyak cara atau teknik dikembangkan dalam rangka usaha untuk memperoleh air yang bersih. Salah satu cara yang termudah adalah dengan memanfaatkan biji kelor, sekalipun kapasitasnya relatif terbatas.

PEMBUKAAN

Akhir-akhir ini, keragaman hayati yang dimiliki Indonesia mulai mengalami erosi akibat perusakan habitat, eksploitasi spesies flora dan fauna secara berlebihan serta penyeragaman varietas tanaman dan ras hewan budidaya. Sementara itu, pengolahan limbah cair industri mengalami pukulan berat akibat naiknya harga-harga seperti bahan bakar minyak, tarif dasar listrik dan bahan-bahan kimia, termasuk bahan kimia pengolah limbah. Oleh sebab itu, perlu diadakan suatu penelitian untuk mendapatkan bahan pengolah limbah yang lebih ekonomis/murah yang berasal dari sumberdaya hayati yang ada di Indonesia, seperti biji kelor (Moringa oleifera).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui; kemampuan koagulan biji kelor dalam menurunkan turbiditas limbah cair industri pada proses koagulasi/flokulasi, dosis optimum koagulan pada proses tersebut, pengaruh waktu sedimentasi dan kedalaman kolum sedimentasi terhadap turbiditas tersisihkan pada proses sedimentasi dan bentuk grafik profil pengendapan limbah cair industri yang dikoagulasi/flokulasi dengan koagulan biji kelor.

Kelor Moringa oleifera Lam

Nama umumIndonesia:Kelor, limaran (Jawa)

Inggris:Moringa, ben-oil tree, clarifier tree, drumstick tree

Melayu:kalor, merunggai, sajina

Vietnam:Chm ngy

Thailand:ma-rum

Pilipina:Malunggay

KlasifikasiKingdom: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas: DilleniidaeOrdo: CapparalesFamili: Moringaceae Genus: MoringaSpesies: Moringa oleifera Lam

Deskripsi Kelor (Moringa oleifera) tumbuh dalam bentuk pohon, berumur panjang (perenial) dengan tinggi 7 - 12 m. Batang berkayu (lignosus), tegak, berwarna putih kotor, kulit tipis, permukaan kasar. Percabangan simpodial, arah cabang tegak atau miring, cenderung tumbuh lurus dan memanjang. Daun majemuk, bertangkai panjang, tersusun berseling (alternate), beranak daun gasal (imparipinnatus), helai daun saat muda berwarna hijau muda - setelah dewasa hijau tua, bentuk helai daun bulat telur, panjang 1 - 2 cm, lebar 1 - 2 cm, tipis lemas, ujung dan pangkal tumpul (obtusus), tepi rata, susunan pertulangan menyirip (pinnate), permukaan atas dan bawah halus. Bunga muncul di ketiak daun (axillaris), bertangkai panjang, kelopak berwarna putih agak krem, menebar aroma khas. Buah kelor berbentuk panjang bersegi tiga, panjang 20 - 60 cm, buah muda berwarna hijau - setelah tua menjadi cokelat, bentuk biji bulat - berwarna coklat kehitaman, berbuah setelah berumur 12 - 18 bulan. Akar tunggang, berwarna putih, membesar seperti lobak. Perbanyakan bisa secara generatif (biji) maupun vegetatif (stek batang). Tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi sampai di ketinggian 1000 m dpl, banyak ditanam sebagai tapal batas atau pagar di halaman rumah atau ladang.

Penjernihan air dengan memanfaatkan biji kelor memiliki beberapa keuntungan, antara lain mudah untuk dikerjakan, murah biayanya, dan tidak berbahaya bagi kesehatan. Berdasarkan hasil penelitian, biji kelor juga dapat mengurangi penyakit gastro enteristis dan mengurangi kandungan bakteri Escericia coli. Namun demikian, satu hal yang perlu diingat bahwa penjernihan air dengan memanfaatkan biji kleor ini hanya dapat dilakukan untuk air permukaan dan air tanah.

Air permukaan meliputi air waduk, air telaga, air sungai atau air rawa, sedangkan yang dimaksud air tanah adalah air yang diperoleh dari dalam tanah, misalnya air sumur. Untuk air yang telah tercemar logam atau air payau kurang baik bila dijernihkan dengan menggunakan biji kelor.

TEKNIK PENJERNIHAN AIR MENGUNAKAN BIJI KELOR (INDUSTRI)

Hasil percobaan pengaruh pH koagulasi terhadap turbiditas limbah cair industri pada proses koagulasi/flokulasi menunjukkan bahwa pada penggunaan koagulan biji kelor, pH koagulasi berpengaruh sangat nyata terhadap turbiditas tersisihkan limbah cair, pH optimum koagulasinya adalah 3 (tiga) dengan turbiditas tersisihkan 83,08% (dengan tawas, pH optimum adalah 6 dan turbiditas tersisihkan adalah 84,95%).

Hasil percobaan pengaruh dosis koagulan terhadap turbiditas limbah cair industri ,pada proses koagulasi/flokulasi menunjukkan bahwa, dosis koagulan biji kelor berpengaruh sangat nyata terhadap turbiditas tersisihkan limbah cair tersebut, dosis optimumnya adalah 120 mg/250 mL atau 480 mg/L dengan turbiditas tersisihkan 92,21 % (tawas, dosis optimumnya adalah 60 mg/250 mL atau 240 mg/L dengan turbiditas tersisihkan 94,25%).

KESIMPULAN Dalam hal ini biji kelor merupakan sebuah kogulastor Biji kelor memiliki kekurangan dalam menyaring bahan berlogam Biji kelor dapat dimanfaatkan saat dalam ph yang teratur

Koagulisasi : Pengerasan atau pengumpalan cairan (limbah) yang diakbatkan adanya perubahan secara kimiawi