tahanan atau resistor.docx
DESCRIPTION
tahanan atau resistorTRANSCRIPT
LAPORAN
LABORATORIUM LISTRIK
PENYUSUN : MOHAMAD SALMAN AL FARIZYI
KELOMPOK : 2
KELAS : 5B
PEMBIMBING : P. JANNUS ST, MT
ANDI ULFIANA, MSi
PROGRAM STUDI PRODUKSI
TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
DEPOK
5 OKTOBER 2015
1
2
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI i
BAB I. PENDAHULUAN 1
1. TUJUAN PERCOBAAN 1
2. DASAR TEORI 1
3. ALAT DAN BAHAN 2
4. LANGKAH KERJA 2
5. PERTANYAAN 3
BAB II. PEMBAHASAN 4
1. DATA PENGUKURAN & PERHITUNGAN 4
2. ANALISA DATA 7
3. JAWABAN PERTANYAAN 13
BAB III. PENUTUP 15
1. KESIMPULAN 15
2. SARAN 15
KATA PENUTUP ii
i
3
PENUTUP
Demikian laporan praktikum listrik dan elektronika dapat dibuat, terima kasih untuk
dosen pembimbing yang telah menuntun dan mengajari kami.
kami berharap dari laporan pengujian ini, dapat terangkum setiap hal yang diajarkan
dalam belajar mengajar dan praktikum. Tugas ini dibuat dengan kerja team dan komunikasi yang
baik antar team.
kami meminta maaf untuk setiap kesalahan yang ada dalam laporan praktikum listrik dan
elektronika, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang saling membangun untuk
perbaikan kedepannya.
4
iiBAB I
PENDAHULUAN
1. TUJUAN PERCOBAAN :
Setelah selesai pecobaan, praktikan dapat :
- Mengukur dan menghitung nilai tahanan
- Mengukur dan menghitung niali arus dan tegangan
- Menggambarkan karakteristiktahananber dasarkan hukum Ohm
2. DASAR TEORI
Tahanan atau resistor adalah salah satu komponen listrik yang banyak digunakan di dalam
rangkaian-rangkaian listrik.
Simbol Resistor adalah R dan satuannya Ohm (Ω )
Hukum Ohm menyatakan hubungan antara tegangan, arus, dan tahanan pada suatu rangkaian
listrik .
Berdasarkan hukum Ohm, bahwa V = I.R
R = V/I
dimana :
V : Tegangan yang diberikan pada tahanan……..(volt)
I :Arus yang mengalir dalam tahanan…………..(Amper)
R :Besarnya nilai resitansi dari tahanan…………(Ohm)
Suatu hal yang penting diketahui dari resistor adalah kapasitas dan daya yang telah dicantumkan
pada resistor tersebut.
Daya yang didisipasikan oleh tahanan tidak boleh melebih idari daya yang tersedia misalnya :
0,25 w; 0,5 v; 1 v; 2 w; 5 w; dst.
Dengan demikian pemberian tegangan maksimum dapat ditentukan terlebih dahulu sebelum
percobaan dilakukan.
Pada percobaan ini jenis tahanan yang dipakai adalah wirebound dan jenis karbon.
5
Jika beberapa resistor dihubung seri maka F total = R1 + R2 + R3 + ……….+Rn
Berbeda bila dihubung paralel maka :
Selain dua jenis hubungan diatas adalagi hubungan kombinasi antara seri dan paralel.
3.ALAT DAN BAHAN
1. Power Supply dc, 1 buah
2. Multimeter, 2 buah
3. Resistor, 1 set
4. Proto board, 1 buah
5. Resistor 100 , 1 buah
6. Resistor 150 , 1 buahΩ
7. Kabel Penghubung secukupnya
4. LANGKAH KERJA
1. Buat rangkaian seperti gambar di bawah ini :
2. On-kan power supply dan beritegangan sebesar 2 sampai 12 volt (tentukan step-
stepnya).Ukur arus dan tegangan, masukkan di tabel 1.
Ulangi percobaan untuk R2 = 47 Ω /5W , R3 = 220 Ω /0,5W , R4 = 68 Ω /0,5W.
Perhatikan tegangan maksimum masing-masing tahanan.
3. Ulangi percobaan seperti diatas tetapi dengan tegangan konstan sebesar 5 volt.
Ukur arus dan tegangan pada tahananya itu : 47Ω ; 220Ω ; 370Ω ; 680Ω ; 820Ω ; dan 1 k Ω
, masukkan data pada tabel 2.
6
1RT
= 1R 1
+ 1R 2
+ 1R 3
+. .. .. . .. .. . .. .. . .1
Rn
7
4. Buat rangkaian seperti gamba ini :
R1 = 1K2Ω ; R2 = 1K8Ω ; R3 = 3K3Ω
5. Hitung R total dari rangkaian a, b, dan c diatas
6. Ukurlah R total dengan Ohmmeter masukkan data padatabel 3
7. Ganti harga, R1,R2,R3 sesuai tabel 3
8. Setelah percobaan selesai kembalikan peralatan
5. PERTANYAAN
1. Bagaimana hubungan antara V dan I pada rangkaian percobaan yang telah saudara lakukan
(tabel 1), jelaskan dengan grafik
2. Bilategangan konstan nilainya, tentukan hubungan antara I dan R. jelaskan dengan grafik
3. Bandingkan hasil perhitungan dengan praktisnya di langkah 5 sampai 6
4. Buat kesimpulan lengkap dari percobaan-percobaan di atas.
8
BAB II
PEMBAHASAN
1. DATA PENGUKURAN & PERHITUNGAN
Tabel 1
No
Tegangan Power Supply
(V)
V
(V)
I (A)
R1=47 Ω/5W
V
(V)
I (A)
R2=680 Ω/5W
V
(V)
I (A)
R3=1K Ω/5W
1 2 2 0.0375 53.3333 2 0.0025 800 2 0.0016 1250
2 4 3.6 0.073 49.3151 4 0.0054 740.7407 3.9 0.00335 1164.179
3 6 5.2 0.105 49.5238 6 0.00825 727.2727 6 0.0056 1071.429
4 8 7.2 0.149 48.3221 7.9 0.0112 705.3571 8 0.0076 1052.632
5 10 9 0.192 46.875 10 0.015 666.6667 9.9 0.0095 1042.105
Rata - Rata 5,4 0,1113 48,5175 5,98 0,00847 706,021 5,96 0,00553 1077,757
R Pengukuran langsung untuk
R1 = 47 Ω/5W = 45 [Ω ]R2 = 680 Ω/5W = 680 [Ω ]R3 = 1K Ω/5W = 1000 [Ω ]
a = 47 Ω/5Wb = 680 Ω/5Wc = 1K Ω/5W
1. Untuk R1 = 47 Ω/5W
R rata -rata = V rata-rata / I rata-rata = 5,4 / 0,1113= 48,5175 [Ω ]
2. Untuk R2 = 680 Ω/5WR rata-rata = V rata-rata/ I rata-rata= 5.98/ 0.00847 = 706.021
3. Untuk R3 = 1000 Ω/5WR rata-rata = V rata-rata/ I rata-rata
= 5,96/0,00553 = 1077,75
9
Tabel 2
RANGKAIAN R1 (Ω ) R2 (Ω ) R3 (Ω )R Total
Perhitungan (Ω )
Pengukuran (Ω )
Langsung(Ω )
1a
2b
3c
4a
5b
6c
1K2
1K2
1K2
47
47
47
1K8
1K8
1K8
680
680
680
3K3
3K3
3K3
1K
1K
1K
6300
591
2364
1727
42,11
451.8
6896,55
655,71
2638,89
2173,91
48,64
500
6400
570
2400
1740
41
460
Note : a = Rangkaian Seri
b = Rangkaian Paralel
c = Rangkaian Campuran
1a. R Pengukuran = V / I
= 2 V / 0,29 mA
= 6896,55 [Ω ]
R Perhitungan = R1 + R2 + R3
= 1200 + 1800 + 3300
= 6300 [Ω ]
2b. R Pengukuran = V / I
= 2 V / 2,9 mA
= 655,71 [Ω ]
R Perhitungan = 1 / (1/R1 + 1/R2 + 1/R3) =1 / ( 1/1200 +1/1800 + 1/3300)
= 1 / (67/39600)
= 1 / 1,8157x10-3
= 591 [Ω ]
10
3c. R Pengukuran = V / I
= 2 V / 0.72 mA
= 2638,89[Ω ]
R Perhitungan = R1 + 1 / (1/R2 + 1/R3) = 1200 + 1 / (1/1800 + 1/3300)
= 1200 + (1 / 8,586x10-4)
= 2364 [Ω ]
4a. R Pengukuran = V / I
= 2 V / 0.92 mA
= 2173,91 [Ω ]
R Perhitungan = R1 + R2 + R3= 47 + 680 + 1000= 1727 [Ω ]
5a. R Pengukuran = V / I
= 1,8 V / 37 mA
= 48,64 [Ω ]
R Perhitungan = 1 / (1/R1 + 1/R2 + 1/R3) = 1 / (1/47 + 1/680 + 1/1000)
= 1 / 0,237
= 42,11 [Ω ]
6a. R Pengukuran = V / I
= 1,9 V / 3,8 mA
= 500 [Ω ]
R Perhitungan = R1 + 1 / (1/R2 +1/R3) = 47 + 1 / ( 1/680 + 1/1000)
= 47 + 1 / 2,471 x10-3
= 451 [Ω ]
11
2. ANALISA DATA
GARFIK PENGUKURAN TAHANAN BERDASARKAN TABEL 1
2 4 6 8 1042
44
46
48
50
52
54 53.3333333333333
49.3150684931506 49.52380952380
95 48.3221476510067
46.875
R1=47 Ω/5W
Pengukuran manual tahanan 47 [Ω ] secara langsung adalah 45 [Ω ], sementara saat
pengukuran dengan metode mencari nilai V dan I diketahui tahanan rata-ratanya adalah 48,5175
[Ω ]
presentase kesalahan saat pengukuran langsung adalah : [(47 - 45) / 47] x 100% = 4,25 %
Sementara saat pengukuran adalah : [(47 – 48,5175) / 47] x 100% = 3,22 %
Jadi dapat disimpulkan bahwa R pengukuran dengan metode mencari nilai V dan I mempunyai
akurasi/ keakuratan lebih tinggi dibandingkan menggunakan pengukuran langsung
12
2 4 6 8 10600
650
700
750
800
850
800
740.740740740741 727.272727272
728705.357142857
143666.666666666
667
R2=680 Ω/5W
Pengukuran manual tahanan 680 [Ω ] saat pengukuran dengan metode mencari nilai V dan I
diketahui tahanan rata-ratanya adalah 706,021 [Ω ]
presentase kesalahan saat pengukuran langsung adalah : [(680 - 706,021) / 680] x 100% =
3.827%
kesalahan tersebut bisa terjadi karna kondisi alat ukur yang sudah tidak baik atau alat ukur yang
belum dikalibrasi atau kesalahan mahasiswa saat membaca nilai V ataupun nilai I .
13
2 4 6 8 10900
950
1000
1050
1100
1150
1200
1250
1300
1250
1164.17910447761
1071.42857142857
1052.63157894737 1042.105263157
9
R3=1K Ω/5W
Pengukuran manual tahanan 1K [Ω ] saat pengukuran dengan metode mencari nilai V dan I
diketahui tahanan rata-ratanya adalah 1077,757 [Ω ]
presentase kesalahan saat pengukuran langsung adalah : [(1000 - 1077,757) / 1000] x 100% =
7.776%
kesalahan tersebut bisa terjadi karna kondisi alat ukur yang sudah tidak baik atau alat ukur yang
belum dikalibrasi atau kesalahan mahasiswa saat membaca nilai V ataupun nilai I .
GARFIK NILAI TAHANAN BERDASARKAN TABEL 2
Perhitungan ( ) Pengukuran ( ) Langsung ( )
Series1 6300 6896.55 6400
Series2 591 655.71 570
Series3 2364 2638.89 2400
1000
3000
5000
7000
9000
11000
Chart Title
Series1 Series2 Series3
ket : series 1 = (3c) rangkaian campuran dengan R1 = 1k2 , R2 = 1k8 , R3 = 3k3 series 2 = (2b) rangkaian paralel dengan R1 = 1k2 , R2 = 1k8 , R3 = 3k3 series 3 = (1a) rangkaian seri dengan R1 = 1k2 , R2 = 1k8 , R3 = 3k3
1a. Presentase kesalahan
Presentase Kesalahan pengukuran dengan metode mencari nilai V dan I
= [(6300 – 6896,55) / 6300] x 100%
= 9.5 %
14
Presentase kesalahan pengukuran langsung
= [(6300 – 6400) / 6300] x 100%
= 1,6 %
Jadi dapat disimpulkan bahwa pengukuran langsung lebih baik dibanding pengukuran biasa
2b. persentase kesalahan
Presentase Kesalahan pengukuran dengan metode mencari nilai V dan I
= [(591 – 655.71) / 591] x 100%
= 9.9 %
Presentase kesalahan pengukuran langsung
= [(591 – 570) / 591] x 100 %
= 3.6 %
Jadi dapat disimpulkan bahwa pengukuran langsung lebih baik dibanding pengukuran biasa
3c.Presentase kesalahan
Presentase Kesalahan pengukuran dengan metode mencari nilai V dan I
= [(2364 – 2638,89) / 2364] x 100%
= 11,62 %
Presentase kesalahan pengukuran langsung
= [(2364 – 2400) / 2364] x 100 %
= 1,5 %
15
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.50
500
1000
1500
2000
2500
451,8 500 460
42.11 48.64 41
1727
2173.91
1740
Perhitungan Pengukuran Langsung
ket : : (4a) rangakain seri dengan R1 = 47 Ω , R2 = 680 Ω , R3 = 1k Ω : (6c) rangakain campuran dengan R1 = 47 Ω , R2 = 680 Ω , R3 = 1k Ω
: (5b) rangakain paralel dengan R1 = 47 Ω , R2 = 680 Ω , R3 = 1k Ω
4a. Presentase kesalahan
Presentase Kesalahan pengukuran dengan metode mencari nilai V dan I
= [(1727 – 2173,91) / 1727] x 100%
= 25.9 %
Presentase kesalahan pengukuran langsung
= [(1727 – 1740) / 1727] x 100%
= 0,8 % Jadi dapat disimpulkan bahwa pengukuran langsung lebih baik dibanding pengukuran biasa
5b. Presentase kesalahan
Presentase Kesalahan pengukuran dengan metode mencari nilai V dan I
= [(42,11 – 48,64) / 42,11] x 100%
= 15,5 %
Presentase kesalahan pengukuran langsung
= [(42,11 – 41) / 42,11] x 100% = 2,6 % Jadi dapat disimpulkan bahwa pengukuran langsung lebih baik dibanding pengukuran biasa
16
6c. Presentase kesalahan
Presentase Kesalahan pengukuran dengan metode mencari nilai V dan I
= [(451,8 – 500) / 451.8] x 100%
= 10,7 %
Presentase kesalahan pengukuran langsung
= [(451,8 – 460) / 451.8] x 100%
= 1.1 %
Jadi dapat disimpulkan bahwa pengukuran langsung lebih baik dibanding pengukuran biasa
17
8. JAWABAN PERTANYAAN
1. Hubunganantara V dan I
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 100
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
053.3
49.349.5
48.346.9
R1=47 Ω
R
0 2 4 6 8 10 120
0.0020.0040.0060.008
0.010.0120.0140.016
0800
741727.3
705.4
666.7
R2=680 Ω
R
0 2 4 6 8 10 120
0.0020.0040.0060.008
0.01
01250
1164.3
1071.41052.6
1042.1R3=1 KΩ
R
Dari ketiga grafik diatas, dapat terlihat bahwa hubungan antara V dan I adalah berbanding lurus.Semakin besar nilai V, maka semakin besar pula nilai I.
18
2. Nilai V konstan
0 200 400 600 800 1000 12000
0.005
0.01
0.015
0.02
0.025
0.03
0.035
0.04
0.045 0.0425531914893617
0.00294117647058824 0.002
V=2 V
0 200 400 600 800 1000 12000
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
0.212765957446809
0.0147058823529412 0.01
V=10 V
Dari kedua grafik diatas, dapat terlihat bahwa hubungan antara I dan R adalah semakin besar I maka semakin kecil nilai Rnya dan semakin besar R maka semakin kecil nilai Inya namun ada batas dimana I tidak bisa lebih kecil lagi.
19
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
kesimpulan yang diperoleh dari hasil praktikum ini adalah berdasarkan data yang
diperoleh dan penyimpangan yang didapat pengukuran secara langsung lebih baik dari
pada pengukuran dengan metode mencari V dan I (pengukuran tidak langsung) . hal itu
dapat dilihat dari hasil pengukuran yang mana penyimpangan yang didapat dari
pengukuran langsung lebih kecil dari pada pengukuran dengan metode mencari V dan I
( pengukuran tidak langsung ) . mungkin ada beberapa hal yang menyebabkan
pengukuran tidak langsung memiliki penyimpangan yang besar , hal tersebut yaitu :
- alat ukur yang kondisinya sudah tidak baik
- lupa mengkalibrasi alat ukur / kalibrasi tidak tepat
- salah membaca nilai yang teartera pada alat ukur
selain itu kesimpulan yang didapat dari praktikum ini adalah bahwa semakin besar arus
yang mengalir pada suatu rangkain maka semakin besar tegangannya . semakin besar
hambatan yang ada disuatu rangkain maka semakin kecil arus yang mengalir dalam
rangkaian tersebut namun ada batas arus tersebut tidak bisa lebih kecil lagi .
2. SARAN
Setiap praktek yang dilakukan harus lebih teliti dalam melihat ukuran.
Tidak bercanda saat melakukan percobaan.
Periksa semua perlengkapan alat sesuai prosedur.
Lakukan praktek sesuai prosedur praktek
Lakukan kalibrasi alat ukur dengan benar
Menganalisis setiap kejadian dalam melakukan pengujian
Sebaiknya alat ukur yang digunakan kondisinya harus masih sangat baik agar tidak
terjadi penyimpangan dari hasil pengukuran sehingga data yang didapatkan dari hasil
pengukuran sama atau mendekati data teori
20