ta-tm4

6
KEKUATAN TARIK, STRUKTUR MIKRO, DAN STRUKTUR MAKRO LASAN STAINLESS STEEL DENGAN LAS GESEK (FRICTION WELDING) Ibnu Satoto 20020130034 Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Abstrak Pada era industrialisasi dewasa ini teknik pengelasan telah banyak dipergunakan pada konstruksi mesin. Luas penggunaan teknologi ini disebabkan karena mesin yang dibuat dengan teknik penyambungan menjadi lebih sederhana dalam proses pembuatannya. Disamping itu proses pengelasan dapat juga dipergunakan untuk reparasi misalnya membuat lapisan keras pada perkakas, mempertebal bagianbagian yang sudah aus dan lainlain. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh variasi kecepatan putar pengelasan dengan cara pengelasan gesek (friction welding) pada baja karbon rendah terhadap kekuatan tarik struktur mikro dan makro. Penelitian ini menggunakan stainless steel silinder pejal. Bahan dibuat dengan menggunakan standar ASTM A370, menggunakan pengelasan gesek dengan variasi putaran 950 Rpm dan 1350 Rpm, kemudian dilanjutkan dengan pengujian tarik, struktur mikro dan makro (penampang patah). Hasil struktur mikro pada daerah lasan kedua putaran pengelasan memperlihatkan banyak butiran ferit,perlit dan ferit widsmanstattent. Pada daerah HAZ didominasi oleh butiran ferit dan perlit,butiran pada putaran pengelasan 1350 Rpm lebih besar dari pada putaran pengelasan 950 Rpm. Sedangkan pada daerah logam induk kedua putaran pengelasan didominasi oleh butiran ferit dan perlit. Untuk nilai kekuatan tarik ratarata pada putaran pengelasan 950 Rpm sebesar 167,99 kN/mm 2 dengan nilai ratarata waktu 63,67 detik, sedangkan pada putaran pengelasan 1350 Rpm sebesar 237,68 kN/mm 2 dengan nilai ratarata waktu 37,5 detik. Hasil penampang patah didominasi perpatahannya berbentuk cone ini menandakan bahwa daerah lasan pada stainless steel ini bersifat ulet. Kata kunci : friction welding, pengujian tarik, struktur mikro dan struktur makro (penampang patah). 1. PENDAHULUAN Pada era industrialisasi dewasa ini teknik pengelasan telah banyak dipergunakan pada konstruksi mesin. Luas penggunaan teknologi ini disebabkan karena mesin yang dibuat dengan teknik penyambungan menjadi lebih sederhana dalam proses pembuatannya. Disamping itu proses pengelasan dapat juga dipergunakan untuk reparasi misalnya membuat lapisan keras pada perkakas, mempertebal bagianbagian yang sudah aus dan lainlain. Karena itu rancangan las harus memperhatikan kesesuaian antara sifatsifat pengelasan yaitu kekuatan dari sambungan dan memperhatikan sambungan yang akan dilas, sehingga hasil dari pengelasan sesuai dengan yang diharapkan. Pemilihan jenis pengelasan harus disesuaikan untuk tiap sambungan las yang ada pada konstruksi. Dalam hal ini dasarnya adalah efisiensi yang tinggi, biaya yang murah, penghematan tenaga dan penghematan energi. Pengelasan di Indonesia sudah banyak dilakukan dengan berbagai macam jenis, tetapi ada juga yang jarang dilakukan yaitu pengelasan gesek. Dalam hal pengujian, berbagai macam jenis pengelasan telah banyak dilakukan pengujian. Disini pengelasan gesek akan dilakukan pengujian kekuatan agar diketahui hasil pengelasan dan kekuatannya. Pengelasan ini akan dilakukan dengan bantuan mesin bubut dan bahan uji terbuat dari stainless steel. Sehingga nanti stainless steel akan diketahui seberapa hasil kekuatannya bila dilakukan pengelasan gesek. rumusan permasalahan yang perlu dipecahkan adalah bagaimana pengaruh kecepatan putaran pada pengelasan gesek terhadap kekuatan tarik bahan pada stainless steel, sehingga belum mendapatkan pengelasan yang optimum. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi kecepatan putaran spindle mesin bubut dengan cara pengelasan gesek terhadap kekuatan tarik, struktur mikro dan makro pada bahan stainless steel. 2. DASARTEORI Pengelasan adalah penyambungan dua buah logam menjadi satu dilakukan dengan jalan pemanasan atau pelumeran, dimana kedua ujung logam yang akan disambung dibuat lumer atau dilelehkan dengan busur nyala atau logam itu sendiri sehingga kedua ujung atau bidang logam merupakan bidang masa yang kuat tidak mudah dipisahkan. Pada saat ini sekitar 40 jenis pengelasan yang dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu pengelasan lebur dan padat. Adapun macam dari pengelasan lebur yaitu Pengelasan Busur (Arc Welding, AW), Pengelasan Resistansi Listrik (Resistance Welding, RW),Pengelasan Gas (Oxyfuel Gas Welding, OFW), dan macam dari pengelasan padat yaitu Pengelasan Difusi (Diffusion Welding, DFW), Pengelasan Gesek, (Friction Welding, FW), Pengelasan Ultrasonik (Ultrasonic Welding, UW). 2.1 Pengelasan gesek Pengelasan gesek adalah suatu metode pengalasan yang dilakukan untuk memperoleh hasil lasan dengan cara melakukan penggesekan pada ujung dua bahan las dengan menggunakan alat bantu mesin bubut. Pada pengelasan gesek, penyambungan terjadi oleh adanya panas yang ditimbulkan oleh gesekan akibat perputaran satu dengan yang lain antara logamlogam induk dibawah pengaruh gaya aksial. Kemudian salah satu diputar sehingga pada permukaan kontak akan timbul panas, bahkan mendeka titik didih logamnya, sehingga permukaan logam didaerah tersebut menjadi plastis. Dalam kondisi panas tersebut, pergerakan/pergesekan relatif antar kedua logam dihentikan, kemudian di aplikasikan gaya tekan arah aksial, sehingga terjadi sambungan las lantak.

Upload: kate-lee

Post on 23-Nov-2015

43 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

makalah

TRANSCRIPT

  • KEKUATANTARIK,STRUKTURMIKRO,DANSTRUKTURMAKRO

    LASANSTAINLESSSTEELDENGANLASGESEK(FRICTIONWELDING)

    IbnuSatoto 20020130034JurusanTeknikMesin FakultasTeknikUniversitasMuhammadiyahYogyakarta

    AbstrakPadaeraindustrialisasidewasainiteknikpengelasantelahbanyakdipergunakanpadakonstruksimesin.Luaspenggunaanteknologi

    inidisebabkankarenamesinyangdibuatdenganteknikpenyambunganmenjadi lebih sederhanadalamprosespembuatannya.Disamping ituprosespengelasandapatjugadipergunakanuntukreparasimisalnyamembuatlapisankeraspadaperkakas,mempertebalbagianbagianyangsudahausdanlainlain.Tujuanpenelitianiniuntukmengetahuipengaruhvariasikecepatanputarpengelasandengancarapengelasangesek(frictionwelding)padabajakarbonrendahterhadapkekuatantarikstrukturmikrodanmakro.

    Penelitian ini menggunakan stainless steel silinder pejal. Bahan dibuat dengan menggunakan standar ASTM A370, menggunakanpengelasangesekdenganvariasiputaran950Rpmdan1350Rpm, kemudiandilanjutkandenganpengujian tarik, strukturmikrodanmakro(penampangpatah).

    Hasil struktur mikro pada daerah lasan kedua putaran pengelasan memperlihatkan banyak butiran ferit,perlit dan feritwidsmanstattent.PadadaerahHAZdidominasiolehbutiranferitdanperlit,butiranpadaputaranpengelasan1350Rpmlebihbesardaripadaputaranpengelasan950Rpm.Sedangkanpadadaerahlogamindukkeduaputaranpengelasandidominasiolehbutiranferitdanperlit.Untuknilaikekuatantarikrataratapadaputaranpengelasan950Rpmsebesar167,99kN/mm2dengannilairataratawaktu63,67detik,sedangkanpada putaran pengelasan 1350 Rpm sebesar 237,68 kN/mm2 dengan nilai ratarata waktu 37,5 detik. Hasil penampang patah didominasiperpatahannyaberbentukconeinimenandakanbahwadaerahlasanpadastainlesssteelinibersifatulet.

    Katakunci:frictionwelding,pengujiantarik,strukturmikrodanstrukturmakro(penampangpatah).

    1. PENDAHULUAN

    Padaera industrialisasidewasaini teknikpengelasan telahbanyak dipergunakan pada konstruksi mesin. Luas penggunaanteknologi inidisebabkan karenamesin yang dibuatdengan teknikpenyambungan menjadi lebih sederhana dalam prosespembuatannya. Disamping itu proses pengelasan dapat jugadipergunakanuntukreparasimisalnyamembuatlapisankeraspadaperkakas,mempertebalbagianbagianyangsudahausdanlainlain.Karena itu rancangan las harus memperhatikan kesesuaian antarasifatsifat pengelasan yaitu kekuatan dari sambungan danmemperhatikan sambungan yang akan dilas, sehingga hasil daripengelasan sesuai dengan yang diharapkan. Pemilihan jenispengelasan harus disesuaikan untuk tiap sambungan las yang adapada konstruksi. Dalam hal ini dasarnya adalah efisiensi yangtinggi, biaya yang murah, penghematan tenaga dan penghematanenergi.

    Pengelasan di Indonesia sudah banyak dilakukan denganberbagaimacam jenis, tetapi ada juga yang jarangdilakukan yaitupengelasan gesek. Dalam hal pengujian, berbagai macam jenispengelasan telah banyak dilakukan pengujian. Disini pengelasangesek akan dilakukan pengujian kekuatan agar diketahui hasilpengelasandankekuatannya.Pengelasaniniakandilakukandenganbantuan mesin bubut dan bahan uji terbuat dari stainless steel.Sehingga nanti stainless steel akan diketahui seberapa hasilkekuatannya bila dilakukan pengelasan gesek. rumusanpermasalahan yang perlu dipecahkan adalah bagaimana pengaruhkecepatan putaran pada pengelasan gesek terhadap kekuatan tarikbahanpadastainlesssteel,sehinggabelummendapatkanpengelasanyangoptimum.

    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruhvariasi kecepatan putaran spindle mesin bubut dengan carapengelasangesekterhadapkekuatantarik,strukturmikrodanmakropadabahanstainlesssteel.

    2.DASARTEORI

    Pengelasanadalahpenyambunganduabuah logammenjadisatu dilakukan dengan jalan pemanasan atau pelumeran, dimanakedua ujung logam yang akan disambung dibuat lumer ataudilelehkan dengan busur nyala atau logam itu sendiri sehinggakeduaujungataubidanglogammerupakanbidangmasayangkuattidak mudah dipisahkan. Pada saat ini sekitar 40 jenis pengelasanyangdapatdibedakanmenjadiduakelompokyaitupengelasanleburdanpadat.Adapunmacam dari pengelasan lebur yaitu PengelasanBusur(ArcWelding,AW),PengelasanResistansiListrik(ResistanceWelding, RW),Pengelasan Gas (Oxyfuel Gas Welding, OFW), danmacam dari pengelasan padat yaitu Pengelasan Difusi (DiffusionWelding, DFW), Pengelasan Gesek, (Friction Welding, FW),PengelasanUltrasonik(UltrasonicWelding,UW).

    2.1Pengelasangesek

    Pengelasan gesek adalah suatu metode pengalasan yangdilakukan untuk memperoleh hasil lasan dengan cara melakukanpenggesekan pada ujung dua bahan las denganmenggunakan alatbantumesinbubut.

    Pada pengelasan gesek, penyambungan terjadi oleh adanyapanasyangditimbulkanolehgesekanakibatperputaransatudenganyanglainantaralogamlogamindukdibawahpengaruhgayaaksial.Kemudiansalahsatudiputarsehinggapadapermukaankontakakantimbul panas, bahkan mendeka titik didih logamnya, sehinggapermukaanlogamdidaerahtersebutmenjadiplastis.Dalamkondisipanas tersebut, pergerakan/pergesekan relatif antar kedua logamdihentikan, kemudian di aplikasikan gaya tekan arah aksial,sehinggaterjadisambunganlaslantak.

  • Dalam gambar 2.1 ditunjukkan tahapan proses pengelasangesek sebagaiberikut:(1) salah satu poros diputar dan poros yang lain dicekam pada

    toolpost,(2) keduaporos digesekkansehinggatimbulpanas,(3) putarandihentikan dan porosdiberigayatekanaksial,(4) sambunganlasterbentuk.

    Gambar2.1pangelasangesek (frictionwelding)

    2.2StainlessSteel

    Awalnya, beberapa besi tahan karat pertama berasal daribeberapa artefak yang dapat bertahan dari zaman purbakala. Padaartefak ini tidak ditemukan adanya kandungan krom. namundiketahui bahwa yang membuat logam ini tahan karat adalahbanyaknya zat fosfor yang dikandungnya yang mana bersamadengan kondisicuacalokalmembentuksebuahlapisanbesioksidadan fosfat.

    Baja tahan karat atau stainless steel sendiri adalah paduanbesi dengan minimal 12% kromium. Komposisi ini membentukprotective layer (lapisan pelindung anti korosi) yang merupakanhasil oksidasi oksigen terhadap krom yang terjadi secara spontan.Tentunya harus dibedakan mekanisme protective layer inidibandingkanbajayangdilindungidengancoating (misalsengdancadmium)ataupuncat.

    Pada dasarnya untuk membuat baja yang tahan terhadapkarat, krom merupakan salah satu bahan paduan yang palingpenting.Untukmendapatkanbajayanglebihbaiklagi,diantaranyadilakukanpenambahanbeberapazatzatberikut:

    Penambahan Molibdenum (Mo) bertujuan untukmemperbaikiketahanankorosipittingdankorosicelah.

    Unsur karbon rendah dan penambahan unsur penstabilkarbida (titanium atau niobium) bertujuan menekan korosibatasbutirpadamaterialyangmengalamiprosessensitasi.

    Penambahan kromium bertujuan meningkatkan ketahanankorosi dengan membentuk lapisan oksida (Cr2O3) danketahananterhadapoksidasi temperaturtinggi.

    Penambahannikelbertujuanuntukmeningkatkanketahanankorosi dalam media pengkorosi netral dan jugameningkatkankeuletandanmampubentuklogam.

    Stainlesssteelditinjaudarikadarkandungankromnyadapatdibagimenjadi lima macamyaitu :

    1. Austenitic Stainless Steel yang mengandung sedikitnya16%Kromdan6%Nikel.Stainlesssteeljenisinicocokjugauntuk aplikasi temperatur rendah, disebabkan unsur Nikelmembuat stainless steel tidakmenjadirapuhpadatemperaturrendah.

    2. Ferritic Stainless Steel yang mempunyai kadar Krombervariasiantara10,5 18%.

    3. Martensitic Stainless Steel jenis ini memiliki unsur utamaKrom (masih lebih sedikit jika dibanding Ferritic StainlessSteel)dankadarkarbonrelatiftinggi.

    4. DuplexStainlessSteelmemilikikombinasisifattahankorosidantemperaturrelatiftinggiatausecarakhusustahanterhadapStressCorrosionCracking.

    5. Precipitation Hardening Steel adalah Stainless Steel yangkeras dan kuat akibat dari dibentuknya suatu presipitat(endapan)dalamstrukturmikrologam.

    2.3 DaerahPengelasan

    Tigadaerahhasilpengelasanyangakankitatemuibilakitamelakukanpengelasandaerahyangpertamayaitua.DaerahlogamlasDaerah logam las adalah bagian dari logam yang pada waktupengelasanmencairdankemudianmembeku.

    b. DaerahpengaruhpanasatauHeatAffectedZone (HAZ)Daerah pengaruh panas atau heat affected zone (HAZ) adalahlogam dasar yang bersebelahandengan logam las yang selamaproses pengelasan mengalami siklus termal pemanasan danpendinginan cepat sehingga daerah ini yang paling kritis darisambunganlas.

    c.LogamindukLogam induk adalah bagian logam dasar di mana panas dansuhu pengelasan tidak menyebabkan terjadinya perubahanperubahanstrukturdansifat.

    2.4 Pengujiantarik

    Pengujian tarik adalah pengujian yang dilakukan untukmengetahui sifatsifat mekanis suatu logam dan paduannya.Pengujian ini paling sering di lakukan karena merupakan dasarpengujianpengujiandanstudimengenaikekuatanbahan.

    Pada pengujian tarik beban diberikan secara kontinyu danpelanpelan bertambah besar, bersamaan dengan itu dilakukanpengamatan mengenai perpanjangan yang di alami benda uji.Kemudiandapatdihasilkantegangandanregangan.

    Puu=

    A0

    Dimana:

    u=Tegangantarikmaxsimal(MPa)Pu=Bebantarik(kN)A0 =Luasanawalpenampang(mm)

    Reganganyangdipergunakanpadakurvadiperolehdengancara membagi perpanjangan panjang ukur dengan panjang awal,persamaanyayaitu:

    Lf L0 = 100

    L0

    Dimana: =Regangan(%)L=Panjangawal(mm)Lf=Panjangakhir(mm)

  • Pembebanan tarik dilaksanakan dengan mesin pengujiantarik yang selama pengujian akan mencatat setiap kondisi bahansampai terjadinya tegangan ultimate, juga sekaligus akanmenggambarkandiagram tarik bendauji, adapunpanjang Lf akandiketahui setelah benda uji patah dengan mengunakan pengukuransecara normal tegangan ultimate adalah tegangan tertinggi yangbekerja pada luas penampang semula.Diagram yang diperoleh dariuji tarik pada umumnya digambarkan sebagai diagram teganganregangan.

    Gambar2.2.Kurvateganganreganganrekayasa(Dietser1996)

    Dari Gambar 2.2 ditunjukkan bahwa bentuk dan besaranpada kurva teganganregangan suatu logam tergantung padakomposisi,perlakuanpanas,deformasiplastisyangpernahdialami,lajuregangan,suhudankeadaanteganganyangmenentukanselamapengujian.

    Parameterparameter yang digunakan untukmengambarkankurvateganganreganganlogamyaitu:a. Kekuatantarikb. KekuatanLuluhc. Perpanjangan

    2.5. PengamatanStrukturMikro

    Sifatsifat fisis dan mekanik dari material tergantung daristruktur mikro material tersebut. Struktur mikro dalam logam(paduan) di tunjukkan dengan besar, bentuk dan orientasibutirannya, jumlah fasa, proporsi dan kelakuan dimana merekatersusun atau terdistribusi. Struktur mikro dari paduan tergantungdari beberapa faktor seperti, elemen paduan, konsentrasi danperlakuan panas yang diberikan. Pengujian struktur mikro ataumikrografi dilakukan dengan bantuan mikroskop dengan koefisienpembesarandanmetodekerjayangbervariasi.

    Adapun beberapa tahap yang perlu dilakukan sebelummelakukanpengujianstrukturmikroadalah:

    a. Pemotongan(Sectioning)b. Pengamplasan(Grinding)c. Pemolesan(Polishing)d. Etsa (Etching)e. Pemotretan.

    Struktur mikro logam las biasanya kombinasi dari strukturmikrodibawahini:a)Batasbutir ferit,terbentukpertamakalipadatransformasiaustenit

    feritbiasanyaterbentuksepanjangbatasaustenitpadasuhu1000650C.

    b) Ferit Widmanstatten atau ferrite with aligned second phase,struktur mikro ini terbentuk pada suhu 750650C di sepanjangbatas butir austenit, ukurannya besar dan pertumbuhannya cepatsehinggamemenuhipermukaanbutirnya.

    c)Feritacicular,berbentukintragranulardenganukuranyangkecildanmempunyaiorientasi arahyangacak.Biasanya feritacicularini terbentuk sekitar suhu 650C dan mempunyai ketangguhanpalingtinggidibandingkanstrukturmikroyanglain.

    d) Bainit, merupakan ferit yang tumbuh dari batas butir austenitdan terbentuk pada suhu 400500C. Bainit mempunyaikekerasan yang lebih tinggi dibandingkan ferit, tetapi lebihrendahdibandingmartensit.

    e) Martensit akan terbentuk, jika proses pengelasan denganpendinginan sangat cepat, struktur ini mempunyai sifat sangatkerasdangetassehinggaketangguhannyarendah.

    Gambar2.6.Strukturmikroacicular ferrite(AF)dangrain boundary ferrite (GF) atau feritbatasbutir(Sonawan,2004)

    Gambar 2.7. Struktur mikro ferit Widmanstatten(ASM,1989)

    2.6 Fotomakro

    Hasilpatahandiujitarikselanjutnyakitafotomakro,halinibertujuanuntukmenganalisabentukpatahandaripengujiantersebut,adapunlangkahlangkahdalamfotomakroadalahsebagaiberikut :a. Meletakanspesimenpadalandasanmikroskopoptik,aktifkan

    mesin, dekatkan lensa pembesar untuk melihat permukaanspesimen.Pengambilanfotostrukturmikrodenganperbesaranuntuk hasil patahan uji tarik 9x. Lihatlah struktur makroapabilakurang jelas ataukabur, fokuskanlensa agar terlihatdenganjelas.

    b. Sebelum gambar diambil, film dipasang pada kamera yangtelah disetel sedemikian rupa denganmenggunakan film asa200. Usahakan pada saat pengambilan foto tidak ada halapapun yang membuat mikroskop optik bergerak, karenaapabila mikroskop optik bergerak akan mempengaruhihasilnya.

    3.METODEPENELITIAN

    Dalam Tugas Akhir ini penelitian dilakukan melaluibeberapa tahapan, yaitu : menentukan tujuan dari penelitian,mengumpulkan dasar teori, menentukan prosedur penelitian,melakukan pengujian dan analisa hasil pengujian. Tahapanpenelitian tersebutdisusunagarpenelitianberjalansecara sistematis.Langkahlangkah untuk pengujian spesimen ini adalah sepertidiagramalirdibawahini.

    Setelah pengujian dilakukan maka akan didapatkan datadatayangakandianalisalebihlanjut.Datahasilpengujianterhadapspesimen stainless steel yang diberikan proses pengelasan gesekyaituberupa : data tingkatkekuatantarik,data strukturmikro,danstrukturmakro.

  • Gambar 3.1 diagramalirpenelitian

    4. ANALISISDATADANPEMBAHASAN

    Setelah pengamatan, pengukuran serta pengujiandilaksanakan terhadap masingmasing benda uji, baik padapengelasan gesek dengan putaran mesin bubut 950 Rpm danputaran 1350 Rpm, didapatkan datadata seperti yang akanditampilkan pada bab ini bersamaaan dengan analisa setiappengujiandanpengamatan.

    4.1. GambarSpesimen Stainlesssteel

    Gambar4.1.a Spesimen Stainlesssteelputaran950Rpm

    Gambar4.1.b SpesimenStainlesssteelputaran1350Rpm

    4.2.HasilPengujianTarik

    4.2.1.DataHasilPengelasanDanUjiTarik

    ProsesPengelasan Mesin bubut dengan kecepatan

    putar950Rpmdanatau1350Rpm

    TekananBertahap

    ProsesPengujianJenispengujian:

    Pengujiantarik Pengujianstrukturmikro200x

    Pengujianstrukturmakro

    AnalisisdanPengolahanData:

    Dataditampilkandalamdatatabeldangrafik

    Selesai

    Kesimpulandansaran

    Mulai

    IdentifikasiMasalah

    Perencanaanpercobaan

    PembuatanbahandenganmenggunakanStandar ASTMA370 4buahspesimenuntukkecepatan950Rpm 4buahspesimenuntukkecepatan1350Rpm

    PengadaanBahan:

    Stainlesssteelsilinder pejal Mesinbubut

  • 4.2.2PembahasanPengujianTarik

    Padagrafik4.1dapatdilihatbahwanilairataratakekuatantarik pada putaran pengelasan 950 Rpm adalah sebesar 167,99kN/mm2, dengannilaiwaktu rataratanya adalah63,67detik.Nilairataratakekuatan tarikpadaputaranpengelasan1350Rpmadalahsebesar 237,68 kN/mm2, dengan nilai waktu rataratanya adalah37,5 detik. Hal ini berarti bahwa pada pengelasan dengan putaran950 Rpm tersebut menghasilkan kekuatan tarik yang lebih tinggidari pada pengelasandengan1350Rpm. Sehingga pada percobaanini menunjukkan bahwa pengelasan dengan putaran tinggi dapatmempengaruhihasilkekuatantariklasanmenjadilebihtinggi.

    4.3.HasilPengamatandarifotomikro

    4.3.1 Gambarhasilpengamatanstrukturmikro

    Gambar4.2.Strukturmikropadaspesimenputaran950Rpmpadadaerahlasperbesaran200xdenganskala50m

    Gambar4.3.Strukturmikropadaspesimenputaran1350Rpmpadadaerahlasperbesaran200xdenganskala50m

    4.3.2.Pembahasanhasilpengambilangambarstrukturmikro4.3.2.1.Strukturmikropadadaerahlas

    Berdasarkan pada gambar 4.2 dan 4.3 terlihat partikelpartikelyangbesardankasar,butirannyaterdiridari perlit,ferit,danferit Widsmantattent. Daerah las merupakan bagian yang mencairpada saat pengelasan, dimana bagian ini mendapatkan temperaturyangsangattinggi.Strukturnyabanyakdipengaruhikecepatanputardan waktu. Pada gambar 4.2 dan 4.3 terdapat struktur ferit, perlitdan feritwidsmanstattent .Feritwidsmanstattent adalah ferit yangberbentuk garisgarismiring pada daerah las, dikarenakan ferit initerbentukpadasuhu6507500C.

    Gambar4.4.Strukturmikropadaspesimenputaran950RpmpadadaerahHAZperbesaran200xdenganskala50m

    Gambar4.5.Strukturmikropadaspesimenputaran1350RpmpadadaerahHAZperbesaran200xdenganskala50m

    4.3.2.2.StrukturmikropadadaerahHAZ

    Berdasarkanpadagambar4.4terdapatpartikelpartikelyangagakbesar.Danpadagambar4.5terdapatpartikelpartikelyangagaklembut. Struktur yang terdapat pada kedua gambar tersebut berupaferit dan perlit. Perbedaan bentuk partikel ini disebabkan olehperbedaanputaranpadawaktupengelasan,sehinggapengaruhpanaslebih cepat apabila putarannya lebih besar. Partikelpartikel padagambar (4.4) agak lebih besar dibandingkan dengan gambar 4.5dikarenakan bahwa semakin tinggi putaran pada waktu pengelasanstrukturmikroyangterlihatbesar.

    Gambar4.6. Strukturmikropadalogamindukperbesaran200xdenganskala50m

    4.3.2.3Strukturmikropadadaerahlogaminduk

  • Padadaerahlogamindukinidiambilpadawaktusebelumproses pengelasan. Berdasarkan pada gambar 4.6 terdapat srukturmikro yang didominasi kristal ferit dan perlit. Banyaknya strukturferit pada gambar mengakibatkan kekerasan bahannya rendah,sedangkankristalperlittidakdidominandalammaterial ini.Kristalperlit tampakbutiranberupaberwarnahitamataugelap.

    4.4 HasilPengamatanfotomakro

    4.4.1Gambarhasilfotomakro

    Gambar4.7.Hasilpenampangpatahpadaspesimen putaran950Rpm

    Gambar4.8.Hasilpenampangpatahpadaspesimenputaran1350Rpm

    4.4.2.Pembahasanhasilfotomakro(penampangpatah)

    Berdasarkan pada gambar foto 4.7 dan 4.8 bentukpenampangpatahspesimenputaranpengelasan950Rpmdan1350Rpm terlihat peleburan bahan dapat merata sehingga kekuatanpengelasan kuat.Sehinggadapatdisimpulkanbahwapadaputaranpengelasan950Rpmdan1350Rpmsangat cepatpanas,peleburansangat singkat, penyatuan permukaan bahan cepat merata dankekuatanpengelasansangatkuatsehinggahasilnyadapatmaksimal.

    5.1 Kesimpulan

    Berdasarkan dari hasil penelitian dan analisa dalampenelitianinidapatdisimpulkansebagaiberikut:

    a. Untukhasilkekuatan tarik penelitian iniyaitunilairataratapadaputaranpengelasan950Rpmadalah167,99kN/mm2dannilai waktu rataratanya adalah 63,67 detik. Nilai rataratapada putaran pengelasan 1350 Rpm adalah 237,68 kN/mm2

    dannilaiwakturataratanyaadalah37,5detik.Sehinggadapatdisimpulkanbahwayangdapatmempengaruhihasilkekuatantarikmenjaditinggiadalahkecepatanputaranpengelasan.

    b. Hasil struktur mikro pada spesimen putaran 950 Rpm danputaran 1350 Rpmmemperlihatkan banyaknya butiran ferit,danuntukkristalperlitberupabutiranhitamataugelap.Padadaerah las hasil pengelasanpada spesimen putaran 950Rpmdan 1350 Rpm terdapat struktur ferit widsmanstattent,sedangakanpadaspesimenputaran950Rpmdidominasiolehferit dengan sedikit perlit.DanpadadaerahHAZdan logaminduk di domonasi oleh lebih banyak ferit yang berwarnaterang lebih banyak dari pada perlit. Hasil pengamatanpenampang patah pada daerah pengelasan hampir seluruhpermukaanlasdapatmelebursehinggahasilpengelasandapatmaksimal.

    5.2 Saran

    Saranyangdapatdiberikansehubungandenganpenelitiantentang pengelasan ini adalah peneliti menyarankan kepadakalanganakademis,praktisibahwa :

    1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menambahvariasi putaran yang lebih besar sehingga dapat diperolehanalisa yang lebihlengkap.

    2. Perlu dilakukan pangukuran tekanan agar mendapatkan hasilyangoptimal.

    3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menambahvariasi pengujian yaitu pengujian ketangguhan dan pengujianimpact.

    DAFTARPUSTAKA

    Arifin, Samsul (1977). Las listrik dan Otegen, Jakarta: GhaliaIndonesia

    ASTMStandards,(2003).IronandSteelProducts,AnnualBookofASTMStandardsSectionI,volume01.02

    ASM, (1989). Metallurgy and microstructures, ASM HandbookCommite,MetalPark,Ohio

    Dietser,GeorgeE.(1987).Metalurgimekanik, Jakarta:Erlangga

    Sonawan Hery adan Suratman Rochim (2004). Pengantar untukmemahamiprosespengelasanlogam Bandung.Alfabeta

    Surdia, Tata dan Saito Sinroku (1991). Pengetahuan bahan teknikJakarta:PradnyaParamita

    Widharto,Sri, (2001). Petunjukkerjalas Jakarta:PradnyaParamita

    Wiryosumarto, Harsono dan Okumura Toshie (1991). Teknologipengelasanlogam Jakarta:PradnyaParamita