survey komposisi dan kandungan bahan kering …

112
1 THE PILOT PROJECT IN NORTH SUMATRA IN 2011 OF PROJECT FOR CAPACITY DEVELOPMENT FOR DEVELOPING NATIONAL GREEN HOUSE GAS INVENTORIES (SUB PROJECT 3) OF PROJECT OF CAPACITY DEVELOPMENT FOR CLIMATE CHANGE STRATEGIES IN INDONESIA LAPORAN AKHIR SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING SAMPAH DI SUMATERA UTARA (TPA Namo Bintang-Medan dan TPA Kwala Bingai-Stabat) Jaya Arjuna (Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara) JAPAN INTERNATIONAL COOPERATION AGENCY (JICA) (Mitsubishi UFJ Research and Consulting Co., Ltd. and Suuri Keikaku Co., Ltd.) MEDAN 2012

Upload: others

Post on 15-Oct-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

1

THE PILOT PROJECT IN NORTH SUMATRA IN 2011 OF PROJECT FOR CAPACITY DEVELOPMENT FOR

DEVELOPING NATIONAL GREEN HOUSE GAS INVENTORIES (SUB PROJECT 3)

OF PROJECT OF CAPACITY DEVELOPMENT FOR CLIMATE CHANGE STRATEGIES IN INDONESIA

LAPORAN AKHIR

SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING SAMPAH DI SUMATERA UTARA

(TPA Namo Bintang-Medan dan TPA Kwala Bingai-Stabat)

Jaya Arjuna (Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara)

JAPAN INTERNATIONAL COOPERATION AGENCY (JICA) (Mitsubishi UFJ Research and Consulting Co., Ltd.

and Suuri Keikaku Co., Ltd.)

MEDAN 2012

Page 2: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

2

THE PILOT PROJECT IN NORTH SUMATRA IN 2011 OF PROJECT FOR CAPACITY DEVELOPMENT FOR

DEVELOPING NATIONAL GREEN HOUSE GAS INVENTORIES (SUB PROJECT 3)

OF PROJECT OF CAPACITY DEVELOPMENT FOR CLIMATE CHANGE STRATEGIES IN INDONESIA

LAPORAN AKHIR SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING SAMPAH

DI SUMATERA UTARA (TPA Namo Bintang-Medan dan TPA Kwala Bingai-Stabat)

Jaya Arjuna (Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara)

JAPAN INTERNATIONAL COOPERATION AGENCY (JICA)

(Mitsubishi UFJ Research and Consulting Co., Ltd. and Suuri Keikaku Co., Ltd.)

MEDAN 2012

Page 3: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

3

KATA PENGANTAR

Berbagai bencana alam seperti tanah longsor, banjir, kekeringan, badai tropis,

kenaikan muka laut dan gelombang laut dipercaya erat kaitannya dengan terjadinya

perubahan iklim. Kajian para ahli menyatakan perubahan iklim terjadi karena

peningkatan gas CO2 dan CH4 yang dihasilkan oleh berbagai kegiatan manusia telah

makin tebal menyelimuti atmosfer bumi. Gas CH4 merupakan insulator yang efektif

menangkap energi yang dilepas dan kembali memantulkannya kepermukaan bumi

dalam bentuk radiasi inframerah sehingga suhu permukaan bumi semakin naik

Penguraian sampah yang sebagian merupakan bahan organik oleh bakteri pembusuk

dinyatakan punya kontribusi sebagai penghasil gas CH4, sehingga perlu dikelola

dengan tepat untuk mengurangi emisi Gas Rumah Kaca.

Buku ini merupakan laporan hasil survey terhadap sampah dari Kota Medan

yang dikirim ke TPA Namo Bintang dan dari Kota Stabat ke TPA Kuala Bingai

Stabat. Survey telah dilakukan pada bulan Oktober dan Desember untuk meneliti

komposisi dan kandungan kadar kering sampah yang dipaparkan pada kedua lahan

TPA. Survey sampah di TPA merupakan bagian dari Pilot Project For Capacity

Development For Developing National Green House Gas Inventories (Sub Project 3)

of Capacity Development for Climate Change Strategies in Indonesia.

Terima kasih atas kepercayaan yang diberikan JICA kepada kami untuk

menangani project ini. Penghargaan yang setinggi-tingginya kami sampaikan kepada

DR. Kosuke Kawai dari National Institute for Environmental Studies Japan yang

telah bersedia datang dan terlibat langsung dalam kegiatan survey. Penghargaan dan

terima kasih kepada Hiroyuki Ueda, Jun Marukawa dan Takeshi Enoki dan Hiroshi

Itoh dari MUFJR and Suuri Keikaku Co. Ltd., yang sedari awal selalu mendukung

dan tetap berada di lapangan selama kegiatan survey berlangsung. Terima kasih dan

penghargaan kepada DR Ucok Siagian dan Rias serta Risalto dari ITB yang

mengarahkan dan memandu pelaksanaan survey. Terima kasih atas dukungan dari

DR. Hj. Wan Hidayati, M.Si. selaku ketua BLH Provinsi Sumatera Utara dan Henny

Nainggolan selaku Kepala UPT Laboratorium BLH Prov.SU. Demikian juga kami

sampaikan tucapan terima kasih kepada DR. Ikhwansyah Isranuri selaku Ketua

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik USU serta seluruh staff pengajar yang

mendukung kegiatan survey serta memfasilitasi pelaksaan seminar di Fakultas

Teknik USU. Terima kasih tak terhingga kami haturkan kepada Dinas Kebersihan

Kota Medan serta Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Langkat yang telah

memberi kemudahan dan dukungan untuk terselenggaranya kegiatan survey ini.

Penmghargaan kami sampaikan kepada Syamsul Iman yang membantu di

Laboratorium dan Doisuta Tarigan yang membantu pelaksanaan survey serta

penyiapan bahan untuk penyusunan laporan ini.

Medan, 5 Februari 2012

Jaya Arjuna

Page 4: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

4

DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar............................................................................................ i

Daftar Isi.................................................................................................... ii

Daftar Tabel............................ ................................................................... iv

Daftar Gambar ...................... ................................................................... vi

Daftar Grafik ......................... .................................................................. viii

BAB

I PENDAHULUAN....................................................................... 1

1. Latar Belakang ....................................................................... 1

2. Tujuan Survey ........................................................................

3

3. Kepentingan Survey ...............................................................

3

4. Cakupan Pelaksanaan Survey ................................................. 3

5. Bagan Alir Pelaksanaan Survey ............................................. 5

II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 6

III METODOLOGI ......................................................................... 10

Lokasi Survey ............................................................................. 10

1. Lokasi Survey ........................................................................ 10

- Namo Bintang Medan ....................................................... 10

- Kuala Bingai – Stabat ....................................................... 11

Sumber Sampah yang Dikelola di Areal Survey ................... 11

- Namo Bintang Medan ....................................................... 11

- Kuala Bingai – Stabat ....................................................... 12

Sistem Pengangkutan ............................................................ 13

- Kota Medan ....................................................................... 13

- Kota Stabat ........................................................................ 15

Pengelolaan Sampah di Areal Survey Medan dan Stabat ...... 15

2. Peralatan yang Digunakan dalam Pelaksanaan Survey .......... 18

- Survey Komposisi Sampah ................................................ 18

- Survey Kandungan Kadar Kering Sampah ........................ 21

Page 5: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

5

Halaman

3. Prosedur Pengambilan Sampel dan Pengujian ....................... 24

- Sampel dan Pengujian Komposisi Jenis Sampah ............ 24

- Sampel dan Pengujian Kandungan Kering sampah ........

29

4. Pengolahan dan Analisis Data ................................................ 32

IV HASIL DAN ANALISIS ..................................................... 33

1. Jadwal Pelaksanaan Survey .................................................. 33

2. Lokasi Survey Komposisi Sampah ........................................ 35

3. Kondisi Pengelolaan Sampah Medan .................................... 37

4. Survey Komposisi Sampah .................................................... 40

- Sumber Sampah dan Volume Sampel ............................. 40

- Prosedur Pengambilan Sampel Komposisi Sampah ........ 43

- Hasil Survey Komposisi Sampah di TPA Namo Bintang 48

- Hasil Survey Komposisi Sampah di TPA Kuala Bingai

Stabat ...............................................................................

52

5. Faktor Koreksi untuk Komposisi Sampah ............................. 54

6. Analisis Hasil Komposisi Sampah ......................................... 57

7. Survey Kandungan Bahan kering Sampah ............................ 62

- Smpel untuk Pengujian Kandungan Bahan Kering

sampah ............................................................................

62

- Perlakuan pada Pengujian Kandungan bahan Kering ...... 62

- Hasil Pengujian Kandungan Bahan Kering Sampah di

TPA Namo Bintang dan TPA Kwala Bingai untuk

Survey Oktober 2011.....................................................

65

- Hasil Pengujian Kandungan Bahan Kering Sampah di

TPA Namo Bintang dan TPA Kwala Bingai untuk

Survey Desember 2011...................................................

69

8. Analisis Hasil Pengujian kandungan Bahan Kering

Sampah....................................................................................

78

- Pengeringan dalam Oven pada temperatur 1050C........... 90

- Pengeringan dalam Oven pada temperatur 850C........... 91

- Pengeringan pada Temperatur Ruangan selama dua

Page 6: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

6

Puluh Hari....................................................................... 92

V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI .............................. 94

- Kesimpulan...................................................................... 94

- Rekomendasi 95

- DAFTAR ACUAN 97

Page 7: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

7

DAFTAR TABEL

Tabel halaman

1 : Sumber Sampah yang Dikelola di TPA Namo Bintang................ 12

2 : Sumber Sampah yang Dikelola di TPA Kuala Bingat Stabat....... 13

3 : Jenis dan Jumlah Kendaraan Pengangkut Sampah ke TPA Namo

Bintang .........................................................................................

14

4 : Jenis dan Jumlah Kendaraan Pengangkut Sampah ke Kuala

Bingai ...........................................................................................

15

5 : Jadwal Pelaksanaan Survey Komposisi serta Kandungan Bahan

Kering Sampah .............................................................................

33

6 : Kondisi Kerja TPA Terjun Marelan 2011.................................... 38

7 : Volume sampel dari kendaraan pengangkut sampah ke TPA

Namo Bintang –Medan yang mewakili wilayah sumbernya.........

41

8 : Volume sampel dari kendaraan pengangkut sampah ke TPA

Kuala Bingai-Stabat yang mewakili wilayah sumbernya...............

42

9 : Komposisi Jenis Sampah untuk 1 m3 sampel yang diambil di

TPA Namo Bintang –Medan tanggal 19 Oktober 2011.................

49

10 : Komposisi Jenis Sampah untuk 1 m3 sampel yang diambil di

TPA Namo Bintang –Medan tanggal 13 Desember 2011..............

50

11 : Komposisi Jenis Sampah untuk 1 m3 sampel yang diambil di

TPA Namo Bintang –Medan tanggal 13 Desember 2011 (Khusus

Sampah Pasar).................................................................................

51

12 : Komposisi Jenis Sampah untuk 1 m3 sampel yang diambil di

TPA Kuala Bingai-Stabat tanggal 20 Oktober 2011.....................

52

13 : Komposisi Jenis Sampah untuk 1 m3 sampel yang diambil di

TPA Kuala Bingai pada kegiatan survey tanggal 12 Desember

2011................................................................................................

53

14 : Rekapitulasi Hasil Survey Komposisi Sampah di Namo Bintang

Medan dan Kuala Bingai Stabat Bulan Oktober dan Desember

2011............................................................................................

57

15 : Hasil Pengujian Kandungan Bahan Kering Sampah TPA Namo

Bintang pada Pemanasan 1050C (Hasil survey 19 Oktober

2011)...........................................................................................

66

16 : Hasil Pengujian Kandungan Bahan Kering Sampah TPA Kwala

Bingai pada Pemanasan 1050C (Hasil survey 20 Oktober 2011)..

67

17 : Data Pengujian Kandungan Bahan Kering Sampah pada

Temperatur 850C di TPA Namo Bintang (Hasil Survey 13

Desember 2011) .........................................................................

70

Page 8: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

8

Tabel halaman

18 : Data Pengujian Kandungan Bahan Kering Sampah pada

Temperatur 850C di TPA Kwala Bingai (Hasil Survey 12

Desember 2011) .........................................................................

71

19 : Data Pengujian Kandungan Bahan Kering Sampah pada

Temperatur Ruangan (Hasil Survey di TPA Namo Bintang 13

Desember 2011) .........................................................................

72

20 : Data Pengujian Kandungan Bahan Kering Sampah pada

Temperatur Ruangan (Hasil Survey di TPA Kwala Bingai 13

Desember 2011) ...........................................................................

75

21 : Perbandingan Kandungan Bahan kering Sampah untuk Masing-

Masing Metode Pengeringan.........................................................

78

Page 9: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

9

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 : Bagan alir pelaksanaan survey ..................................................... 5

2 : Sampah diantar langsung maupun menggunakan beca atau kereta

sorong, dikumpul di TPS baik untuk dipindahkan ke atas truk dan

kemudian diangkut ke TPA.............................................

16

3 : Kereta Sorong pengangkut sampah menunggu untuk dipindahkan ke

atas truk................................................................

17

4 : Kereta Sorong untuk pengumpul sampah dari sumbernya. Pemerintah

Kota Medan sedang melakukan penggantian dengan model beca

sampah sehingga lebih efektif dan manusiawi..........

18

5 : Kotak pengukur volume untuk sampel sampah dengan ukuran 250

liter (kotak kayu) dan 1 m3 (box besi). Di bahagian belakang terlihat

tenda kerja dengan ukuran 6 x 8 meter...............................

19

6 : Timbangan untuk mengukur berat sampah dalam plastik yang telah

diberi label sesuai dengan jenis sampahnya...........................

19

7 : Sampah yang diambil dari truk terlebih dahulu diaduk dengan sekop

untuk proses harmonisasi dan kemudian dilakukan quartering untuk

mendapatkan hasil yang lebih representatif sebagai sampel...............

20

8 : Pelaksana pemilah sampah yang telah memakai pakaian kerja

(sepatu, baju kaos, jas hujan, topi, sarung tangan dan masker)

mendengarkan prosedur kerja dari instruktur. ....................................

21

9 : Oven Pengering merek Shibata, 20 ampere, 220 volt.................... ..... 21

10 : Timbangan yang digunakan untuk analisis kandungan bahan kering

dari sampah. Sebelah kanan adalah timbangan digital analitis. ......

22

11 : Wadah pengering (cawan) dari keramik sedang ditimbang dengan

menggunakan timbangan digital analitis.. .............................................

23

12 : Wadah pengering dari aluminium.................................................. ...... 23

13 : Desikator untuk menyimpan bahan agar bahan yang sedang diuji itu

tetap dalam keadaan kering................................................................

24

14 : Prinsip perlakuan quartering untuk mendapatkan sampel sebesar 5 kg

yang akan diuji di laboratorium.........................................................

30

15 : Kondisi TPA Namo Bintang sebagai lokasi pembuangan akhir Kota

Medan yang menggunakan metode open dumping..........................

35

16 : Lahan TPA Kuala Bingai yang terletak di tengah lahan perkebunan

kelapa sawit. .....................................................................................

37

17 : Truk pengangkut sampah sedang di timbang di TPA Terjun................ 40

Page 10: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

10

Gambar Halaman

18 : Mengukur volume sampel dari sampah yang telah diaduk dalam

kotak pengukur sehingga relatif homogen. Lokasi foto, TPA Kuala

Bingai.................................................................................................

43

19 : Memasukkan sampah ke dalam box dengan ukuran 1000 liter yang

telah diukur volumenya pada kotak pengukur ukuran 250

liter.........................................................................................................

44

20 : Pemilahan sampah berdasarkan jenisnya.............................................. 45

21 : Pengukuran berat masing-masing jenis sampah. ................................ 46

22 : Proses quartering di lokasi TPA untuk mempersiapkan sampel

kandungan bahan kering sampah.........................................................

47

23 : Pelaksana survey komposisi jenis sampah di TPA Namo Bintang

tanggal 19 Oktober 2011......................................................................

49

24 : Pelaksana survey komposisi jenis sampah di TPA Namo Bintang

tanggal 13 Desember 2011 yang juga dihadiri oleh Dr Kosuke

Kawai dari NIES Japan. ......................................................................

50

25 : Pelaksana survey komposisi jenis sampah khusus pasar di TPA Namo

Bintang tanggal 13 Desember 2011 selesai memilah dan menunggu

proses penimbangan berat. .................................................................

51

26 : Pengurangan dimensi sampah sebelum dilakukan quartering untuk

mempersiapkan sampel kandungan kadar kering di TPA Kuala

Bingai tanggal 20 Oktober 2011............................................................

53

27 : karung plastik yang terlihat pada beca pengangkut sampah

merupakan barang yang telah dipisahkan oleh petugas pengutip

sampah. Selain dikutip oleh petugas, masyarakat juga mengantar

langsung sampah ke TPS menggunakan mobil ....................................

55

28 : Kenek truk menurunkan sampah dalam karung plastik yang sudah

dipilahnya dari gerobak sebelum sampah lainnya dipindahkan ke truk

untuk diangkut ke TPA. Pemindahan ini berlangsung di Depo

Transfer.............................................................................................

55

29 : Proses transaksi sampah dengan pengepul (junk buyers). Tiap goni

yang berisi plastik memiliki berat 30 kg dan satu kilogram plastik

dibeli dengan harga Rp. 300,-. ............................................................

56

30 : Pengumpul makanan sisa untuk dijual sebagai pakan ternak.............. 56

31 : Sampah pasar yang sebagian besar terdiri dari jenis makanan yang

masih punya nilai manfaat bagi pakan ternak. Sampah jenis ini juga

potensial untuk diuraikan oleh bakteri pembusuk sehingga

mnenghasilkan gas methane...............................................................

59

32 : Pemulung memisahkan sampah yang masih memiliki nilai ekonomis

yang sekaligus merupakan upaya mengurangi volume sampah yang

akan dibuang ke TPA............................................

59

Page 11: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

11

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

1 : Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Survey serta Hasil Pengukuran

Berat Sampah..................................................................................

58

2 : Perbandingan berat masing-masing komponen sampah dari hasil

empat kali survey............................................................................

61

3 : Kandungan bahan kering semua jenis sampah dengan

pengeringan pada temperatur 1050C………………………

68

4 : Perbandingan Kandungan Bahan Kering semua jenis sampah

dengan pengeringan pada temperatur 1050C untuk TPA Namo

Bintang dan TPA Kwala Bingai serta perbandingan komposisi

sampahnya………………….......................................................

68

5 : Perbandingan kandungan bahan kering dari dua TPA yang

dihasilkan dengan pengeringan dalam oven pada temperatur

85oC dan temperatur ruangan…...............................................

79

6 : Penurunan berat sampel sampah jenis makanan dikeringkan

dalam oven pada temperatur 850C selama tiga hari……………

80

7 : Penurunan berat sampel sampah jenis kertas dan karton

dikeringkan dalam oven pada temperatur 850C selama tiga hari…

80

8 : Penurunan berat sampel sampah jenis nappies dikeringkan dalam

oven pada temperatur 850C selama tiga hari…………….........

80

9 : Penurunan berat sampel sampah jenis kayu dan sampah taman

dikeringkan dalam oven pada temperatur 850C selama tiga hari…

80

10 : Penurunan berat sampel sampah jenis kain dan produk tekstil

dikeringkan dalam oven pada temperatur 850C selama tiga hari…

80

11 : Penurunan berat sampel sampah jenis lain-lain organik

dikeringkan dalam oven pada temperatur 850C selama tiga hari…

80

12 : Penurunan berat sampel sampah jenis karet dan kulit dikeringkan

dalam oven pada temperatur 850C selama tiga hari……………

81

13 : Penurunan berat sampel sampah jenis plastik dikeringkan dalam

oven pada temperatur 850C selama tiga hari……………...........

81

14 : Penurunan berat sampel sampah jenis logam dikeringkan dalam

oven pada temperatur 850C selama tiga hari……………...........

81

15 : Penurunan berat sampel sampah jenis gelas dikeringkan dalam

oven pada temperatur 850C selama tiga hari…………….........

81

16 : Penurunan berat sampel sampah jenis lain-lain anorganik

dikeringkan dalam oven pada temperatur 850C selama tiga hari…

81

17 : Perbandingan penurunan berat enam jeni8s sampel sampah

organik dikeringkan dalam oven pada temperatur 850C selama

tiga hari……………

81

Page 12: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

12

Grafik Halaman

18 : Penurunan berat sampel sampah jenis makanan dikeringkan pada

temperatur ruangan selama dua puluh hari.................................…

82

19 : Penurunan berat sampel sampah jenis kertas dan karton

dikeringkan pada temperatur ruangan selama dua puluh hari.......

82

20 : Penurunan berat sampel sampah jenis nappies dikeringkan pada

temperatur ruangan selama dua puluh hari.................................…

82

21 : Penurunan berat sampel sampah jenis kayu dan sampah taman

dikeringkan pada temperatur ruangan selama dua puluh hari........

82

22 : Penurunan berat sampel sampah jenis kain dan produk tekstil

makanan dikeringkan pada temperatur ruangan selama dua

puluh hari.................................…..............................................

82

23 : Penurunan berat sampel sampah jenis lain-lain organik

dikeringkan pada temperatur ruangan selama dua puluh hari........

82

24 : Penurunan berat sampel sampah jenis karet dan kulit

dikeringkan pada temperatur ruangan selama dua puluh hari.......

83

25 : Penurunan berat sampel sampah jenis plastik dikeringkan pada

temperatur ruangan selama dua puluh hari.................................…

83

26 : Penurunan berat sampel sampah jenis logam dikeringkan pada

temperatur ruangan selama dua puluh hari...........................

83

27 : Penurunan berat sampel sampah jenis gelas dikeringkan pada

temperatur ruangan selama dua puluh hari.................................…

83

28 : Penurunan berat sampel sampah jenis lain-lain anorganik

dikeringkan pada temperatur ruangan selama dua puluh hari.......

83

29 : Perbandingan penurunan berat sampel enam jenis sampah

dikeringkan pada temperatur ruangan selama dua puluh hari.......

83

30 : Kandungan bahan kering sampah TPA Namo Bintang hasil

survey tanggal 13 Desember 2011 dengan pengeringan dalam

oven pada temperatur 850C.................................…...............

84

31 : Kandungan bahan kering sampah TPA Namo Bintang hasil

survey tanggal 13 Desember 2011 dengan pengeringan pada

temperatur ruangan selama dua puluh hari .................…...............

84

32 : Penurunan berat sampel sampah TPA Kwala Bingai jenis

makanan dikeringkan dalam oven pada temperatur 850C selama

tiga hari. .....................................................................................

85

33 : Penurunan berat sampel sampah TPA Kwala Bingai jenis kertas

dan karton dikeringkan pada temperatur ruangan selama dua

puluh hari.................................….............................................

85

Page 13: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

13

Grafik Halaman

34 : Penurunan berat sampel sampah TPA Kwala Bingai jenis

nappies dikeringkan pada temperatur ruangan selama dua puluh

hari.................................…........................................................

85

35 : Penurunan berat sampel sampah TPA Kwala Bingai jenis kayu

dan sampah taman dikeringkan dalam oven pada temperatur

850C selama tiga hari……………...........................................

85

36 : Penurunan berat sampel sampah TPA Kwala Bingai jenis kain

dan produk tekstil dikeringkan dalam oven pada temperatur 850C

selama tiga hari……………...........................................

85

37 : Penurunan berat sampel sampah TPA Kwala Bingai jenis lain

lain organik dikeringkan dalam oven pada temperatur 850C

selama tiga hari...................................................................

85

38 : Penurunan berat sampel sampah TPA Kwala Bingai jenis karet

dan kulit dikeringkan dalam oven pada temperatur 850C selama

tiga hari. ...................................................................................

86

39 : Penurunan berat sampel sampah TPA Kwala Bingai jenis plastik

dikeringkan dalam oven pada temperatur 850C selama tiga hari. .

86

40 : Penurunan berat sampel sampah TPA Kwala Bingai jenis gelas

dikeringkan dalam oven pada temperatur 850C selama tiga hari...

86

41 : Penurunan berat sampel sampah TPA Kwala Bingai jenis logam

dikeringkan dalam oven pada temperatur 850C selama tiga hari. ..

86

42 : Penurunan berat sampel sampah TPA Kwala Bingai lain-lain

anorganik dikeringkan dalam oven pada temperatur 850C selama

tiga hari. ...................................................................................

86

43 : Perbandingan penurunan berat sampel enam jenis sampah

organik TPA Kwala Bingai jenis yang dikeringkan dalam oven

pada temperatur 850C selama tiga hari. ......................................

86

44 : Penurunan berat sampel sampah TPA Kwala Bingai jenis

makanan yang dikeringkan pada temperatur ruangan selama dua

puluh hari. ...................................................................................

87

45 : Penurunan berat sampel sampah TPA Kwala Bingai jenis kertas

dan karton yang dikeringkan pada temperatur ruangan selama

dua puluh hari. ..............................................................................

87

46 : Penurunan berat sampel sampah TPA Kwala Bingai jenis

nappies yang dikeringkan pada temperatur ruangan selama dua

puluh hari. ...................................................................................

87

47 : Penurunan berat sampel sampah TPA Kwala Bingai jenis kayu

dan sampah taman yang dikeringkan pada temperatur ruangan

selama dua puluh hari. ..................................................................

87

Page 14: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

14

Grafik Halaman

48 : Penurunan berat sampel sampah TPA Kwala Bingai jenis kain

dan produk tekstil yang dikeringkan pada temperatur ruangan

selama dua puluh hari. ..................................................................

87

49 Penurunan berat sampel sampah TPA Kwala Bingai jenis lain-

lain organik yang dikeringkan pada temperatur ruangan selama

dua puluh hari. .........................................................................

87

50 Penurunan berat sampel sampah TPA Kwala Bingai jenis karet

dan kulit yang dikeringkan pada temperatur ruangan selama dua

puluh hari. ............................................................................

88

51 Penurunan berat sampel sampah TPA Kwala Bingai jenis plastik

yang dikeringkan pada temperatur ruangan selama dua puluh

hari. ...................................................................................

88

52 Penurunan berat sampel sampah TPA Kwala Bingai jenis logam

yang dikeringkan pada temperatur ruangan selama dua puluh

hari. ...................................................................................

88

53 Penurunan berat sampel sampah TPA Kwala Bingai jenis gelas

yang dikeringkan pada temperatur ruangan selama dua puluh

hari. ...................................................................................

88

54 Penurunan berat sampel sampah TPA Kwala Bingai jenis lain-

lain anorganik yang dikeringkan pada temperatur ruangan selama

dua puluh hari. ..............................................................................

88

55 Perbandingn penurunan berat enam jenis sampel sampah organik

TPA Kwala Bingai jenis makanan yang dikeringkan pada

temperatur ruangan selama dua puluh hari. .................................

88

56 Kandungan bahan kering sampah dari TPA Kwala Bingai hasil

survey tanggal 12 Desember 2011 dengan pengeringan dalam

oven pada temperatur 850C selama tiga hari. ..............................

89

57 Kandungan bahan kering sampah dari TPA Kwala Bingai hasil

survey tanggal 12 Desember 2011 dengan pengeringan pada

temperatur ruangan selama dua puluh hari ..................................

89

Page 15: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

15

I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Tantangan yang paling berat bagi pengambil kebijakan dalam pembangunan di

semua negara saat ini adalah jika dampak pembangunannya terkait dengan

perubahan iklim. Berbagai dampak perubahan iklim seperti pergeseran musim dan

perubahan pola hujan, cuaca ekstrim dengan fluktuasi curah hujan yang tinggi

sehingga mengakibatkan terjadinya tanah longsor, banjir, kekeringan, badai tropis,

kenaikan muka laut, terkait dengan anggaran yang harus dikeluarkan dan juga

kerugian harta benda serta nyawa. Manusia makin menyadari bahwa perubahan

iklim terjadi akibat ulah perbuatan manusia yang menyebabkan pemanasan suhu

bumi. Penggunaan bahan bakar serta berbagai aktivitas manusia terkait dengan

hutan, limbah dan sampah telah menyebabkan terjadinya gas sepertti CO2 dan CH4

serta gas lainnya yang dinyatakan sebagai gas rumah kaca. Gas-gas rumah kaca

menimbulkan efek pemantulan dan penyerapan terhadap gelombang panjang yang

bersifat panas, sehingga panas yang diemisikan dari permukaan bumi, akan kembali

memanaskan permukaan bumi.

Seriusnya ancaman pemanasan bumi akibat gas rumah kaca telah

menyebabkan manusia secara bersama bersepakat membangun persetujuan yang

mengikat secara hukum untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Kesepakatan

bersama pengurangan gas rumah kaca secara global ini dikenal dengan Protokol

Kyoto, terkait dengan perlindungan lingkungan hidup terhadap ancaman perubahan

iklim. Setiap negara diminta untuk menginventarisir dan menghitung volume gas

rumah kaca yang dilepas ke atmosfer, atau yang bisa dikurangi pada jangka waktu

yang ditentukan. Upaya pengurangan emisi gas rumah kaca ini harus dilengkapi

Page 16: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

16

dengan informasi tentang kegiatan spesifik yang dapat mengurangi atau meniadakan

bentukan gas rumah kaca. Berbagai upaya penyelamatan lingkungan dilakukan

terkait dengan keseriusan mengurangi dampak gas rumah kaca seperti membangun

methode yang baik dalam memperkirakan atau menghitung emisi gas rumah kaca

dari suatu kegiatan atau pada suatu areal kegiatan. Berbagai kebijakan dan strategi

pembangunan dirancang dengan memperhitungkan faktor dampak gas rumah kaca

yang dilepas ke atmosfer dan konsekwensi nilai ekonomisnya.

Salah satu kegiatan manusia yang terkait dengan timbulan gas rumah kaca

adalah pengelolaan sampah yang tidak efektif. Hampir seluruh daerah perkotaan

mulai dari kota kecil, kota sedang hingga kota metropolitan saat ini mengelola

sampah di TPA dengan sistem open dumping. Pemaparan sampah secara terbuka,

khususnya yang bersifat organik memiliki peluang untuk mengalami penguraian oleh

bakteri yang pada prosesnya menghasilkan gas methane sebagai pembentuk gas

rumah kaca potensial. Berdasarkan kondisi ini, maka pengelolaan sampai di TPA,

jenis dan volume sampah yang dibuang ke TPA merupakan bahagian dari sumber

bangkitan gas rumah kaca. JICA dan USU telah membangun kesepakatan kerjasama

untuk melakukan survey terkait dengan invetarisasi komposisi sampah dan

kandungan kadar kering dari sampah yang dibuang ke TPA. TPA Namo Bintang di

Medan dan TPA Kuala Bingai di Stabat telah ditetapkan sebagai pilot proyek untuk

inventarisasi komposisi sampah dan kandungan kering sampah. Hal terpenting

adalah memberi masukkan bagi penyusunan manual perkiraan komposisi sampah

yang akan dipergunakan untuk penentuan komposisi dan kandungan kadar kering

sampah di seluruh daerah, khususnya di Sumatera Utara.

Page 17: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

17

2. Tujuan Survey

a. Mendapatkan data yang berlualitas baik dari kegiatan pengelolaan sampah dan

komposisi sampah di TPA Namo Bintang-Medan dan TPA Kuala Bingai-

Stabat.

b. Mendapatkan data kandungan bahan kering dari jenis sampah di TPA Namo

Bintang-Medan dan TPA Kuala Bingai-Stabat.

c. Membangun pedoman survey untuk mengetahui komposisi sampah serta

survey kandungan bahan kering sampah sebagai dasar bagi perkiraan emisi gas

rumah kaca di Provinsi Sumatera Utara.

3. Kepentingan Survey

a. Mendapatkan besaran nilai sumber emisi gas rumah kaca sebagai acuan untuk

melakukan estimasi emisi gas dari timbunan sampah yang ditampung di TPA.

b. Mendapatkan komposisi sampah yang dibuang ke TPA sebagai dasar bagi

perencanaan pengurangan sampah dan sistem penanganan sampah oleh

pemerintah Kota/Kabupaten selaku pengelola timbulan sampah padat

perkotaan.

c. Membangun data kegiatan dan faktor sumber emisi gas rumah kaca spesifik

khususnya di daerah Sumatera Utara untuk menentukan status terkini besarnya

emisi gas rumah kaca dari sektor limbah.

4. Cakupan Pelaksanaan Survey

a. Pengumpulan data sekunder yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan

survey komposisi sampah serta kandungan kadar kering sampah yang

Page 18: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

18

sampelnya diambil dari TPA Namo Bintang-Medan dan TPA Kuala Bingai-

Stabat .

b. Mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk kelancaran pelaksanaan

survey komposisi sampah di TPA Namo Bintang-Medan dan TPA Kuala

Bingai-Stabat serta survey kandungan bahan kering sampah di laboratorium

BLH Provinsi Sumatera Utara.

c. Persiapan tenaga pelaksana survey yang membantu pelaksanaan survey.

d. Persiapan tempat pelaksanaan survey.

e. Pelaksanaan survey komposisi sampah serta kandungan kadar kering sampah.

f. Pembuatan laporan awal dan laporan akhir.

g. Presentasi hasil survey dan memberi masukan untuk pembuatan manual survey

komposisi sampah serta kandungan kadar kering sampah untuk

Kabupaten/Kota di Indonesia dan diskusi untuk penyempurnaan manual .

Page 19: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

19

5. Bagan Alir Pelaksanaan Survey

Gambar 1: Bagan alir pelaksanaan survey

PEDOMAN IPCC

SAMPAH ORGANIK SAMPAH AN-ORGANIK

KEBIJAKAN PENANGANAN SAMPAH ORGANIK

KEBIJAKAN PENGELOLAAN SAMPAH KOTA

PENGURANGAN EMISI GAS RUMAH KACA

RANCANGAN TEKNIS: Pengurangan Sampah Penanganan Sampah

ADVOKASI DAN EDUKASI PERUBAHAN IKLIM AKIBAT PEMANASAN GLOBAL

ESTIMASI EMISI GAS RUMAH KACA DARI TIMBUNAN SAMPAH DI TPA

SURVEY KANDUNGAN BAHAN KERING SAMPAH

DATA SEKUNDER

RECANA SURVEY

SURVEYNDER

PERSIAPAN ALAT REKRUTMEN TENAGA

LAPANGAN PERSIAPAN LOKASI

SURVEY

MATERI TRAINING JICA

SEKUNDER

SURVEY KOMPOSISI DAN JENIS SAMPAH

PENYUSUNAN LAPORAN MANUAL PENELITIAN SAMPAH

Page 20: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

20

II. TINJAUAN PUSTAKA

Sumber daya alam dalam berbagai bentuk yang dipergunakan manusia untuk

memenuhi kebutuhan kehidupannya ternyata tidak mampu dimanfaatkan

penggunaannya secara maksimal oleh manusia, sehingga harus dikembalikan ke

alam sebagai limbah atau sampah. Berdasarkan karakteristiknya, sampah tidak bisa

dikembalikan fungsi dan manfaatnya hanya melalui proses biologi dengan bantuan

bakteri dan mikroba. Karena sudah mengalami proses teknologi, maka proses

pengolahan sampah akan menimbulkan masalah bagi lingkungan. Komposisi

sampah merupakan cerminan dari pola konsumsi, kebiasaan makan, struktur sosial

serta tingkat pendapatan dari masyarakat penghasilnya. Masyarakat dengan tingkat

pendapatan rendah cenderung untuk memakan makanan yang lebih mudah terurai

secara biologis. Ludwig et.al., (2003) menyatakan bahwa jumlah sampah yang bio-

degradable ini cenderung makin sedikit pada masyarakat perkotaan yang sudah

tinggi tingkat pembangunannya

Tingginya tingkat konsumsi masyarakat sekaligus menyebabkan produksi

sampah juga meningkat. Saat ini penanganan sampah sudah menjadi masalah paling

utama bagi kota-kota besar. Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah untuk

mengurangi volume sampah. Komposting merupakan salah satu elemen dari strategi

pengelolaan sampah terpadu yang dapat diterapkan untuk sampah perkotaan.

Menurut Diaz et.al (2002) pengkomposan adalah proses penguraian secara biologis

terhadap bahan yang dapat lapuk oleh bakteri pembusuk. Organisme pengurai dalam

proses pengomposan dapat dibagi atas (i) bakteri, (ii) actinomycetes, (iii) jamur (iv)

protozoa, (v) cacing dan (vi) larva. Sharma (2002) juga menyatakan bahwa

komposting merupakan bagian untuk mengurangi sampah dari sumbernya. Kegiatan

lain yang dapat dilakukan untuk mengurangi timbulan sampah adalah dengan

Page 21: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

21

mengubah kemasan, mengubah kebiasaan berbelanja, meningkatkan nilai

penggunaan kembali suatu produk, mengubah teknik pengolahan pada industri dan

mengubah pola penggunaan atau konsumsi produk.

Menurut Ludwig et.al., (2003) sampah perkotaan biasanya sebagian terdiri dari

bahan organik yang dapat dicerna oleh mikroorganisme. Proses penguraian bahan

organik oleh jamur dan bakteri akan menghasilkan senyawa organik sederhana.

Produk akhir dari proses degradasi bahan organik akan menghasilkan gas CO2 dan

juga CH4, sehingga tumpukan sampah pada TPA merupakan sumber dari

pembentukan gas rumah kaca. Gas Karbon Dioksida dan Methane yang terbentuk

masing-masing dengan perbandingan komposisi berkisar 40 s/d 60%. Besaran dari

komposisi ini tergantung pada keberadaan oksigen selama proses degradasi

berlangsung. Senyawa gas yang dihasilkan oleh proses pembusukan bahan organik

di TPA berpotensi jadi penyebab perubahan iklim global, bersifat mudah terbakar,

sumber bau busuk, penyebab karat, jadi racun bagi tubuh manusia dan juga pemicu

kanker. Methane yang konsentrasinya meningkat sebesar 0,9% setiap tahunnya

dinyatakan Strevett, et.al, (2002) bertanggungjawab sebesar 20% atas terjadinya

dampak rumah kaca global. Di sisi lain, dengan pengutipan dan pengelolaan yang

baik, methane adalah sumber daya pembangkit energi.

Selain menimbulkan gas, penimbunan sampah pada lahan TPA juga akan

menghasilkan cairan yang disebut dengan leachate. Leachate merupakan hasil proses

penguraian bahan organik, campuran kandungan air hujan, maupun akibat adanya

mata air pada lahan TPA. Cairan ini berpotensi sebagai sumber pencemar terhadap

tanah, aliran air permukaan dan juga air tanah dangkal. Kandungan bahan pencemar

pada leachate dapat diklasifikasikan atas bahan organik terlarut yang dikenali

melalui parameter COD dan BOD, termasuk gas methane dan fatty acid yang mudah

Page 22: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

22

menguap, senyawa makro anorganik seperti Calsium, Magnesium, Sodium,

Potassium, Ammonium, Iron, Manganese Chlorida, Sulfate dan Carbonate. Dalam

leachate juga terdapat kandungan logam berat seperti Cadmium, Copper,

Chrommium, Lead, Nickel dan Zinc serta Xenbiotic senyawa organik dalam bentuk

Karbon Aromatik, Phenols dan Hallogenated Aliphatics. (Ludwig et.al., 2003)

Undang Undang Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah

menyatakan bahwa TPA di definisikan sebagai Tempat Pemrosesan Akhir yaitu

tempat untuk memroses dan mengembalikan sampah ke media lingkungan secara

aman bagi manusia dan lingkungan. Berdasarkan amanah Undang Undang ini, maka

pengelolaan TPA harus memperhatikan masalah gas yang dibangkitkan pada proses

penguraian sampah karena dapat menurunkan kualitas lingkungan. Secara khusus,

pasal 20 ayat (2) a dan (2) d Undang Undang No. 18 tahun 2008 juga telah

menegaskan bahwa untuk melakukan pengurangan emisi gas rumah kaca perlu

dilakukan penelitian tentang komposisi sampah serta kandungan bahan kering dari

sampah. Kandungan bahan kering komponen organik sampah dapat terurai pada

proses pembususkan oleh bakteri. Proses pembusukan tersebut akan membentuk gas

CH4 sebagai komponen gas rumah kaca yang potensial menimbulkan dampak negatif

atas terjadinya perubahan iklim global. Kegiatan survey yang bertujuan untuk

melakukan pemilahan sampah dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan

sampah sesuai dengan jenis, jumlah, dan/atau sifat sampah, juga merupakan

penerapan dari ketentuan yang digariskan dalam UU No. 18 tahun 2008 tentang

pengelolaan sampah.

Pada Pasal 20 ayat (1) dinyatakan bahwa pengurangan sampah meliputi

kegiatan pembatasan timbulan sampah, pendauran ulang sampah dan/atau

pemanfaatan kembali sampah. Sebagai kelanjutan dari upaya pengurangan sampah,

Page 23: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

23

maka Pemerintah Daerah harus dapat menetapkan target pengurangan sampah secara

bertahap dalam jangka waktu tertentu, serta dapat menetapkan teknologi yang ramah

lingkungan baik untuk pemanfaatan sampah maupun kegiatan mengguna ulang dan

mendaur ulang sampah. Data hasil kegiatan survey terkait komposisi sampah dan

kandungan kadar kering sampah merupakan komponen penting bagi Pemerintah

daerah Kota/Kabupaten dalam membangun sistem penanganan sampah sesuai

dengan Pasal 22 ayat (1) UU No. 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah.

Page 24: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

24

III. METHODOLOGI

1. Lokasi Survey

a. Lokasi Survey

Survey untuk mengetahui komposisi sampah dan kandungan bahan kering di

Sumatera Utara dilakukan di Kota Medan dan Kota Stabat. Kota Medan

dengan luas 265,1 Km2 dan penduduk menurut data Medan Dalam Angka

tahun 2010 adalah 2.121.053 jiwa, dianggap mewakili kota Metropolitan.

Kota Stabat merupakan Ibu Kota Kabupaten Langkat memiliki luas 108,85

Km2 dan penduduk berjumlah 84.440 jiwa dijadikan sebagai lokasi yang

mewakili kota kecil. Kedua kota yang dijadikan lokasi survey ini termasuk

sebagai kota dalam penilaian Adipura. Medan terakhir meraih Adipura tahun

2006 dan Stabat pada tahun 2010. Berdasarkan kriteria penilaian dari

Kementerian Lingkungan Hidup, kota yang pernah meraih Adipura

merupakan kota yang telah memiliki sistem pengelolaan sampah yang baik

serta didukung oleh keberadaan TPA yang juga sudah dikelola dengan baik.

(1) Namo Bintang-Medan

Kota Medan sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara mengelola dua

lokasi TPA yaitu di Namo Bintang (176.392 m2) dan Terjun-Marelan

(137.563 m2). Pelaksanaan survey telah ditetapkan untuk dilakukan di

TPA Namo Bintang. TPA Namo Bintang terletak ± 15 Km sebelah

Selatan kota Medan dan termasuk wilayah administrasi Kabupaten Deli

Serdang dengan luas 176,396 Ha. TPA Namo Bintang mulai beroperasi

bulan Juli 1987.

Page 25: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

25

(2) Kuala Bingai-Stabat

Lokasi survey di Kota Stabat dilakukan pada TPA Kota Stabat yang

terletak di tengah lahan perkebunan kelapa sawit yang disebut juga

sebagai TPA Kuala Bingai dengan luas 2,5 Ha. TPA Kuala Bingai

Stabat mulai beroperasi pada tahun 2005. TPA Kuala Bingai bukan

hanya menerima sampah dari Kota Stabat, melainkan juga dari kota

Pangkalan Berandan yang merupakan kota terdekat dengan kota Stabat

dalam wilayah Kabupaten Langkat. Sampah dari Kota Berandan yang

dikirim ke TPA Kuala Bingai hanyalah sampah yang berasal dari Pasar

Kota Berandan.

(3) Terjun-Marelan

TPA Terjun Marelan dijadikan lokasi survey untuk melengkapi data

sistem pengelolaan sampah di Kota Medan. TPA Terjun Marelan

memiliki fasilitas jembatan timbang, sehingga volume sampah yang

diterima TPA diukur berdasarkan berat sampah yang diangkut oleh

kendaraan pengangkut. TPA Terjun-Marelan beroperasi secara

bersamaan dengan TPA Namo Bintang, namun adakalanya harus

menampung seluruh sampah Kota Medan, bila TPA Namo Bintang tidak

dapat dioperasikan.

b. Sumber Sampah yang Dikelola di Areal Survey

(1) Namo Bintang-Medan

Walaupun berada dalam wilayah Kabupaten Deli Serdang, TPA Namo

Bintang merupakan milik dan dikelola oleh Pemerintah Kota Medan.

TPA Namo Bintang menerima kiriman sampah 15 dari 21 Kecamatan

Page 26: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

26

yang ada di Medan. Luas wilayah yang dilayani TPA Namo Bintang

serta populasi penduduknya adalah seperti terlihat pada Tabel 1.

Tabel 1: Sumber Sampah yang Dikelola di TPA Namo Bintang

No. Kecamatan Luas (Km2) Jumlah KK Penduduk (Jiwa)

1. Medan Johor 14,58 27.918 116.220

2. Medan Amplas 14,58 26. 503 115 156

3. Medan Denai 9,05 32.511 139.939

4. Medan Area 5,52 24.190 109.253

5. Medan Kota 5,27 19.526 84.292

6. Medan Tuntungan 20,68 20.249 70.073

7. Medan Maimun 2,98 10.576 57.859

8. Medan Polonia 9,01 10.977 53.427

9. Medan Selayang 12,81 21.122 85.678

10. Medan Sunggal 15,44 25.205 110.667

11. Medan Helvetia 13,16 30.824 145.376

12. Medan Petisah 6,82 15.326 68.120

13. Medan Baru 5,84 10.041 44.216

14. Medan Timur 7,76 28.803 113.874

Sumber: Medan Dalam Angka 2010

Page 27: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

27

(2) Kuala Bingai-Stabat

Sampah yang ditampung oleh TPA berasal dari Pasar Pangkalan Brandan

yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Babalan dan wilayah

Kecamatan Stabat dengan sumber sampah dari pasar, perumahan, serta

perkantoran dalam kota Stabat (Tabel 2)

Tabel 2: Sumber Sampah yang Dikelola di TPA Kuala Bingat Stabat

No. Kecamatan Luas (Km2) Jumlah KK Penduduk (Jiwa)

1. Stabat 108,85 20.195 84.440

2. Babalan 76,41 64.764 64.764

Sumber: Kabupaten Langkat Dalam Angka 2010

c. Sistem Pengangkutan

(1) Kota Medan

Pengangkutan sampah kota Medan dilakukan dengan menggunakan

kendaraan jenis Arm Roll, Typper dan Container. Pemerintah Daerah

Kota Medan melalui Dinas Kebersihan telah mendistribusikan kendaraan

pengangkut sampah dari sumbernya yang menurut data tahun 2011 untuk

pengiriman sampah ke TPA Namo Bintang menggunakan jenis

kendaraan Typper, Arm Roll dan Container dengan wilayah distribusi

serta jumlah dan jenis kendaraan yang didistribusikan sebagai terlihat

pada Tabel 3 berikut:

Page 28: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

28

Tabel 3: Jenis dan Jumlah Kendaraan Pengangkut Sampah ke TPA Namo Bintang

No. Kecamatan Jenis

Kendaraan Jumlah Volume Angkut (M3)

1. Medan Johor Typper

Arm Roll

6

1

36

7

2. Medan Amplas Typper

Arm Roll

5

1

3

6

3. Medan Denai Typper 8 6

4. Medan Area Typper

Container

13

1

6

10

5. Medan Kota Typper

Container

16

3

96

30

6. Medan Tuntungan Typper 4 24

7. Medan Maimun Typper 5 30

8. Medan Polonia Typper 5 30

9. Medan Selayang Typper 5 30

10. Medan Sunggal Typper 7 42

11. Medan Helvetia Typper

Container

8

1

48

10

12. Medan Petisah Typper 8 48

13. Medan Baru Typper 6 48

14. Medan Barat Typper 4 32

15. Medan Timur Typper 1 6

16. Cadangan Untuk Pasar Container 4 40

Sumber: Dinas Kebersihan Kota Medan 2011

Page 29: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

29

(2) Kota Stabat

Pengangkutan sampah di kota Stabat dilayani oleh truck sebanyak 13

unit yang terdiri dari jenis Arm Roll, Dump Truk dan Pick Up. Jenis

kendaraan dan wilayah pelayanan untuk Kota Stabat seperti terlihat pada

Tabel 4. berikut ini:

Tabel 4: Jenis dan Jumlah Kendaraan Pengangkut Sampah ke Kuala Bingai

No. Kelurahan/ Kecamatan

Jenis

Kendaraan

Jumlah

Volume

Angkut (M3)

1. Stabat Baru-Stabat Arm Roll 1 6

2. Kwala Bingai-Stabat Pick Up 1 3

3. Babalan-Brandan Timur Arm Roll 1 6

4. Perdamaian-Stabat Arm Roll 1 6

5. Kwala Bingai-Stabat Arm Roll 1 6

6. Perdamaian-Stabat Dump Truck 1 8

7. Kwala Bingai/Sidomulyo Dump Truck 1 8

8. Cadangan/Tidak Beroperasi Dump Truck 6 -

Sumber: Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Langkat

d. Pengelolaan Sampah di Areal Survey Medan dan Stabat

Pengelolaan sampah di areal survey tergantung kepada luas areal pelayanan

pengumpulan dan sumber beban timbulan sampah. Kota Stabat yang

penduduk dan aktivitasnya sedikit, dilayani oleh 13 unit kendaraan untuk

areal pemukiman, perkantoran dan pasar. TPA Kuala Bingai menggunakan

Page 30: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

30

methode Open Dumping, sehingga tidak ditemukan adanya instalasi

pengumpul gas methane yang terbentuk dari proses penguraian sampah.

Berdasarkan sumbernya, sampah kota Medan dapat dibagi atas sampah

pemukiman dan rumah tangga, pertokoan, perkantoran, pasar tradisional dan

pasar modern, hotel, rumah sakit, jalan arteri dan jalan protokol serta industri.

Tanggung jawab pengelolaan sampah Kota Medan disesuaikan dengan lokasi

sumber sampah. Dinas Kebersihan mengelola sampah domestik, pemukiman,

perkantoran, dan daerah komersial. Dinas Pasar mengelola sampah pasar

tradisional. Dinas Pekerjaan Umum mengelola sampah di saluran drainase,

termasuk gulma dan sedimen. Aparat pemerintahan setingkat Camat dan

Lurah mengelola sampah dalam areal pemukiman di luar jalan protokol, serta

pihak swasta bertanggungajawab mengelola sampah dari pemukiman (Real

Estate) yang dikelolanya.

Gambar 2 : Sampah diantar langsung maupun menggunakan beca atau kereta sorong, dikumpul di TPS baik untuk dipindahkan ke atas truk dan kemudian diangkut ke TPA.

Page 31: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

31

Pengumpulan sampah dari areal permukiman, pertokoan dan perkantoran

ada yang dikutip langsung oleh truk sampah dan langsung diangkut ke TPA.

Sistem lain adalah mengumpulkan sampah menggunakan kereta sorong atau

beca sampah ke TPS dan kemudian dipindah ke container atau ke dalam truk

pengangkut. Sampah dari pasar modern, hotel dan sampah domestik rumah

sakit yang dikumpulkan oleh pengelolanya pada tempat pengumpulan

sampah sementara (TPS), dipindahkan ke dalam truk untuk diangkut ke TPA.

Sampah dari jalan umum dikumpulkan oleh pengutip sampah dengan

mengunakan kereta sorong, kemudian dipindahkan ke dalam truk untuk

diangkut ke TPA.

Sampah dari pasar tradisional dikumpulkan dengan menggunakan beca

sampah ke container atau truk sampah, kemudian dibawa ke TPA.

Pemerintah Kota Medan juga menyediakan layanan angkut sampah

menggunakan mobil pick-up yang disebut dengan “Ambulan Sampah” untuk

Gambar 3 : Kereta Sorong pengangkut sampah menunggu untuk dipindahkan ke atas truk.

Page 32: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

32

mengangkut sampah yang belum terangkut oleh kereta sorong, gerobak

maupun beca sampah.

2. Peralatan yang Digunakan Dalam Pelaksanaan Survey

Pelaksanaan survey dilakukan untuk menentukan komposisi sampah di TPA

Namo Bintang Medan dan Kuala Bingai Stabat, kemudian dilanjutkan dengan

penentuan kandungan bahan kering sampah di Laboratorium Badan Lingkungan

Hidup Provinsi Sumatera Utara. Peralatan yang digunakan disesuaikan dengan

tujuan survey yaitu:

a. Survey Komposisi Jenis Sampah

Peralatan yang digunakan untuk survey komposisi sampah terdiri atas:

(1) Kotak Pengukur Volume Sampah ukuran volume 250 liter

(2) Box Pengukur Volume sampah ukuran 1 m3

(3) Timbangan kapasitas maksimum 100 Kg.

Gambar 4 : Kereta Sorong untuk pengumpul sampah dari sumbernya. Pemerintah Kota Medan akan melakukan penggantian dengan model beca sampah, sehingga lebih efektif dan manusiawi.

Page 33: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

33

Gambar 5 : Kotak pengukur volume sampel sampah dengan ukuran 250 liter (kotak kayu)

dan 1 m3 (box besi). Di bahagian belakang terlihat tenda kerja dengan ukuran

6 x 8 meter.

Gambar 6 : Timbangan untuk mengukur berat sampah dalam plastik yang telah diberi

label sesuai dengan jenis sampahnya.

Page 34: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

34

(4) Sekop untuk pengaduk sampah agar sampel homogen.

(5) Parang untuk mengurangi ukuran sampel yang terlalu besar.

(6) Gunting untuk mengurangi ukuran sebelum dilakukan quarterring supaya

sampel yang akan diuji pada proses pengeringan lebih homogen

(7) Perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja pelaksana survey yang

terdiri atas topi, baju kaos, sarung tangan, jas hujan, masker, sepatu boot

dan bangku duduk.

(8) Pengikat karung plastik dan Kertas Label untuk menandai jenis sampah

(9) Plastik pengumpul sampah yang terdiri atas beberapa ukuran sesuai

dengan kebutuhan dan juga untuk kemasan sampah yang akan dibawa ke

laboratorium.

(10) Tenda Kerja ukuran 8 x 6 meter untuk pelindung saat pekerrja melakukan

pemilahan dan penimbangan sampah.

Gambar 7 : Sampah yang diambil dari truk terlebih dahulu diaduk dengan sekop untuk proses homogenisasi sampel dan kemudian dilakukan quartering untuk mendapatkan hasil yang lebih representatif sebagai sampel.

Page 35: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

35

b. Survey Kandungan Kadar Kering Sampah

Peralatan survey kandungan kering sampah terdiri atas:

(1) Oven Pengering

Gambar 9 : Oven Pengering merek Shibata, 20 ampere, 220 volt.

Gambar 8 : Pelaksana pemilah sampah yang telah memakai pakaian kerja (sepatu, baju

kaos, jas hujan, topi, sarung tangan dan masker) mendengarkan prosedur

kerja dari instruktur.

Page 36: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

36

(2) Timbangan Digital

Timbangan yang digunakan pada proses pengujian kadar kering

sampah adalah timbangan digital analitis dan timbangan digital teknis.

Timbangan analisitis hanya mampu berfungsi bila wadah yang akan

ditimbang dimensinya lebih kecil dan dapat dimasukkan ke otak

timbangan. Bila wadah dimensinya lebih besar, maka digunakan

timbangan digital teknis. Wadah pengering dari keramik dapat

ditimbang dengan menggunakan timbangan digital analitis, sementara

wadah timbangan dari aluminium yang dimensinya lebih besar tidak

dapat dimasukkan ke dalam kotak timbangan analitis.

Gambar 10 : Timbangan yang digunakan untuk analisis kandungan bahan kering dari

sampah. Sebelah kanan adalah timbangan digital analitis.

Page 37: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

37

(3) Cawan Pengering dan Box Pengering

Gambar 11 : Wadah pengering (cawan) dari keramik sedang ditimbang dengan

menggunakan timbangan digital analitis..

Gambar 12 : Wadah pengering dari aluminium

Page 38: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

38

(4) Desikator

(i) Thermometer

(5) Hygrometer

(6) Kamera

(7) Alat Pencatat

3. Prosedur Pengambilan Sampel dan Pengujian

a. Sampel dan Pengujian Komposisi Sampah

(1) Penentuan Populasi Sampel

Populasi sampel ditentukan berdasarkan jumlah kendaraan yang

mengangkut sampah ke TPA Namo Bintang. Selain berdasarkan jumlah

kendaraan, penentuan juga berdasarkan jenis kendaraan serta cakupan

wilayah kerjanya. Data populasi sampel diperoleh dari data sekunder

Gambar 13 : Desikator untuk menyimpan bahan agar bahan yang sedang diuji

itu tetap dalam keadaan kering

Page 39: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

39

Dinas Kebersihan Pemerintah Kota Medan mengenai jumlah serta

cakupan wilayah kerja kendaraan yang beroperasi mengangkut sampah

ke TPA Namo Bintang. Demikian juga dengan data jumlah dan jenis

kendaraan pengangkut sampah ke TPA Kuala Bingai diperoleh dari

Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Langkat.

(2) Pengambilan Sampel dan Pengukuran Volume

Pengambilan sampel dilakukan dengan mengutip sampah secara acak

dari kendaraan pengangkut yang membongkar di TPA. Sampel yang

diambil adalah sampel yang baru dibongkar dan belum dilakukan

pengutipan oleh pemulung. Sampah dimasukkan ke dalam dua atau tiga

kantong plastik dengan volume yang lebih besar dari volume sampel

yang dibutuhkan. Sampah kemudian dimasukkan ke dalam kotak

pengukur volume dan diaduk untuk proses homogenisasi. Setelah

homogen, sampel diambil sebanyak volume yang proposional dengan

banyaknya kendaraan yang membongkar sampah di TPA. Volume

sampel sampah untuk pengujian komposisi sampah yang diambil pada

masing-masing TPA adalah 1000 liter atau 1 m3. Pengukuran volume

sampah dilakukan dengan menggunakan kotak yang terbuat dari kayu

dengan ukuran 250 liter.

(3) Penentuan Komposisi Sampah

Sampel sampah sebanyak 1000 liter dipisahkan secara manual oleh

pekerja lapangan. Masing-masing jenis sampah yang sudah dipisah,

dimasukkan ke dalam kantong plastik terpisah. Sesuai pedoman, maka

pemilahan sampah dilakukan atas:

Page 40: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

40

(i) Makanan

Jenis makanan terdiri atas sisa makanan (nasi, mie, biskuit, roti, dll),

bungkus makanan dari daun, sampah sayuran/buah-buahan, kulit

buah, batang sayuran, dan lain-lain.

(ii) Kertas, Karton dan Nappies.

Kertas, karton dan nappies terdiri atas kertas koran, kertas

pembungkus, barang cetakan, buku tulis, karton, tampon, disposable

diapers, kertas tissue, dan sejenisnya.

(iii) Kayu dan Sampah Taman

Kayu dan sampah taman terdiri atas kayu bekas furniture, kayu

bangunan (pagar, kusen, dll), daun, ranting/batang pohon dari

perawatan taman, perawatan halaman, dan lain-lain.

(iv) Kain dan Produk Teskstil

Kain dan produk tekstil terdiri atas pakaian bekas, selimut bekas,

majun, kain perca, lap, pel, tas/sepatu dari kain, kasur/bantal bekas

dan lain-lain.

(v) Karet dan Kulit

Jenis sampah karet dan kulit terdiri atas sisa karet busa, ban bekas,

sarung tangan karet, tas/sepatu dari karet atau kulit, dan lain-lain.

(vi) Plastik

Jenis sampah plastik digabungkan dari sampah botol plastik,

kemasan dari plastik, kantong kresek, ember plastik, gantungan baju

dan lain-lain barang dari plastik.

Page 41: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

41

(vii) Logam

Jenis sampah logam terdiri atas besi bekas perkakas, rangka

furniture, kawat, potongan logam, can (kaleng minuman), dan lain-

lain.

(viii) Gelas

Sampah yang dimasukkan dalam kelompok gelas adalah pecahan

gelas, piring dan barang-barang keramik, botol gelas, lampu, dan

barang-barang dari gelas/keramik lainnya

(ix) Komponen Sampah Lain

Komponen sampah lain terdiri atas tanah, abu, rambut, dan lain-lain

(organik) dan batu, bongkahan bangunan, barang-barang elektronik

bekas, dan lain-lain (anorganik).

(4) Pengukuran Berat Komposisi Sampah

Sampah yang sudah dipilah dimasukkan dalam kantong plastik yang

diberi label sesuai jenisnya. Pengukuran berat sampah dilakukan dengan

menimbang kantongan plastik yang berisi sampah menggunakan

timbangan mekanis secara langsung di lapangan. Pencatatan dilakukan

untuk mendapatkan nilai berat masing-masing jenis sampah hasil

pilahan.

(5) Pengumpulan Data

Data masing-masing lokasi survey dikumpulkan nilai besaran komposisi

sampah serta waktu survey. Hasil survey dibuat dalam bentuk tabel

komposisi dan berat masing-masing jenis sampah.

Page 42: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

42

(6) Analysis Data

Dari hasil penimbangan dapat diketahui berat dari 1 m3 sampah yang

sekaligus juga merupakan berat jenis sampah. Dari pengukuran

gravimetri juga dapat diketahui masing-masing berat dari tiap jenis

sampah. Analysis data dilakukan dengan membandingkan hasil

pengujian survey pertama (musim kering) dan survey kedua (musim

hujan) serta memperbandingkan antara lokasi Namo Bintang-Medan dan

Kuala Bingai-Stabat untuk masing-masing komposisi. Analisis juga

dilakukan dengan data sekunder hasil survey pengukuran sampah TPA

yang menggunakan sistem pengukuran berat dari setiap truk yang masuk

ke TPA.

Analisis dilakukan dengan memperhatikan juga kemungkinan terjadinya

pengurangan volume sampah oleh pemulung yang masih punya nilai

ekonomi selama dalam perjalanan dari sumbernya hingga membongkar

di TPA. Sampah organik merupakan sampah yang potensial

menghasilkan gas rumah kaca, sehingga kajian lanjutan dilakukan untuk

melihat kandungan keringnya. Sampel masing-masing jenis sampah

dikurangi beratnya hingga maksimum 5 kg untuk dijadikan sampel

sampah pengujian kandungan kering di laboratorium. Proses

pengurangan berat sampel hingga mencapai 5 Kg. dilakukan dengan

metodhe quartering.

(7) Penyajian Data

Data hasil analisis komposisi jenis sampah ditampilkan dalam bentuk

narasi dan dilengkapi dengan tabel dan grafik untuk mempermudah

Page 43: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

43

pemahaman terhadap hasil yang ditampilkan. Hasil analisis disimpulkan

sebagai dasar pertimbangan untuk menghitung emisi dan juga

membangun kebijakan pengurangan emisi gas rumah kaca yang berasal

dari TPA. Hasil survey juga dimanfaatkan untuk masukan bagi

membangun kebijakan pengelolaan limbah padat perkotaan bagi Dinas

Kebersihan Kota Medan dan juga Kota Stabat.

b. Sampel dan Pengujian Kandungan Kering Sampah

(1) Penentuan Sampel Kandungan Kering

Pengujian kandungan kering sampah merupakan kelanjutan dari

pengujian komposisi jenis sampah, sehingga sampel yang digunakan

berasal dari sampel pengujian komposisi sampah. Dari masing-masing

komposisi sampah diambil sampel sebanyak 5 (lima) kilogram untuk

pengujian kandungan kering di laboratorium. Sampel jenis sampah yang

memiliki berat kurang dari lima kilogram, langsung dijadikan sampel

untuk pengujian kandungan kering. Sampel yang beratnya lebih dari lima

kilogram dikurangi dengan cara melakukan Quartering. Perlakuan

quartering dimaksudkan untuk mendapatkan sampel yang lebih

representatif bagi pengujian kandungan kering. Perlakuan quartering

yang dilakukan di TPA dan juga dilaboratorium adalah dengan cara

sebagai berikut:

(i) Sampel yang memiliki berat lebih dari lima kilogram diaduk

sehingga relatif homogen.

(ii) Adukan sampah dibagi atas empat bahagian. Dua bahagian dipilih

dan dua bahagian lainnya di singkirkan. Hal yang sama dilakukan

Page 44: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

44

Buang

Buang Campur

Campur

Bagi

Bagi

Buang

Buang Campur

Campur

Bagi

Bagi

berulang, sehingga diperoleh berat sampel mencapai lima kilogram,

kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik tertutup rapat untuk

dibawa ke laboratorium.

(iii) Proses quartering dilakukan kembali di laboratorium untuk

mendapatkan sample sampah seberat 1 (satu) kilogram. Sampel

diperkecil ukurannya menggunakan parang dan gunting dan diaduk

hingga homogen. Sebagian dari sampel (± 400 gram) yang sudah

diaduk hingga homogen dimasukkan ke dalam cawan ceramic atau

alluminium tray untuk pengujian kandungan bahan kering.

(2) Pengujian Kandungan kering

Pengujian kandungan kering dilakukan dengan melepaskan kandungan air

dari dalam sampah, sehingga diketahui kandungan kadar keringnya.

Perlakuan melepaskan kandungan air dilakukan dengan cara memanaskan

sampel dalam oven atau meletakkan sampel dalam wadahnya pada ruang

terbuka. Kegiatan percobaan mendapatkan nilai kandungan kadar kering

Gambar 14 : Prinsip perlakuan quartering untuk mendapatkan berat sampel 5

kg yang akan dijadikan populasi sampel untuk pengujian

kandungan bahan kering di laboratorium.

hasil akhir yang dijadikan sampel uji kandungan kadar

kering di laboratorium

Page 45: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

45

dari sampah dilakukan pada Laboratorium Badan Lingkungan Hidup

Provinsi Sumatera Utara. Prosedur untuk memperoleh kandungan kadar

kering dilakukan dengan menggunakan tiga methode yaitu:

(i) Pengeringan dalam oven pada temperatur 1050C

Wadah sampel dalam bentuk cawan keramik ditimbang berat

kosongnya. Sampel dimasukkan ke dalam cawan keramik dan

kemudian ditimbang kembali untuk menentukan berat sampel.Untuk

satu jenis sampah digunakan tiga buah cawan sampel. Nilai

kandungan bahan kering ditentukan dari berat rata-rata sampel kering

dari tiga buah cawan yang dipanaskan dalam oven.

Sampel dipanaskan pada temperatur 1050C. Pemanasan awal

dilakukan selama dua jam, kemudian dilakukan pengukuran

perubahan berat sampel. Selama proses pemanasan berikutnya

dilakukan pengukuran terhadap perubahan berat sampel setiap satu

jam. Pemanasan dihentikan setelah berat sampel menjadi stabil.

Kandungan air yang dilepas dari sampel dihitung dari berat air dalam

sampah per berat sampah basah. Kandungan bahan kering (% berat)

adalah 100% dikurangi kandungan air (% berat).

(ii) Pengeringan dalam oven pada temperatur 850C selama tiga hari

Sampel dimasukkan ke dalam wadah aluminium yang telah ditimbang

beratnya. Sampel dan wadah aluminium ditimbang kembali untuk

mengetahui berat sampel yang akan dikeringkan. Sampel dimasukkan

ke dalam oven dan kemudian dipanaskan pada temperatur 850C

selama tiga hari. Pengukuran berat sampel awal dilakukan setelah

Page 46: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

46

pemanasan dua jam. Pengukuran untuk menentukan penurunan berat

sampel berikutnya dilakukan setiap delapan jam. Penentuan

kandungan air yang dilepas dari sampel dihitung dari berat awal

wadah aluiminium dan sampel dikurangi dengan berat wadah dan

sampelnya setelah dipanaskan.

(iii) Pengeringan di ruangan terbuka pada temperatur ruangan.

Sampel dimasukkan kedalam wadah aluminium yang sudah ditimbang

beratnya, kemudian ditimbang kembali untuk mengetahui berat

sampel yang dimasukkan. Sampel diletakkan di tempat udara terbuka.

Pengukuran berat sampel dilakukan setiap hari selama dua puluh hari

kalender proses pengeringan. Selama proses pengeringan dilakukan

poencatatan terhadap kelembaban udara (Rh) dan temperatur ruangan

(T). Hasil pengukuran dicatat dan dalam bentuk tabel sebagai hasil

dari proses pengujian kandungan kadar kering sampah.

4. Pengolahan dan Analysis Data

Data komposisi sampah untuk masing-masing lokasi survey serta waktu survey

dibuat dalam tabel kandungan kadar kering sampah. Pengolahan data dilakukan

dengan membuat perbandingan dari data yang diperoleh dan dikaitkan dengan

komposisi jenis sampahnya. Masing-masing hasil perbandingan ditampilkan

dalam bentuk tabel dan grafik sehingga memudahkan pembacaan hasil

penyajiannya. Kandungan kadar kering sampah dari bahan organik merupakan

bahan yang berpotensi untuk menghasilkan emisi gas rumah kaca. Makin tinggi

kandungan kadar kering bahan organik, maka makin tinggi potensinya untuk

membangkitkan emisi gas rumah kaca.

Page 47: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

47

IV. HASIL DAN ANALISIS

1. Jadwal Pelaksanaan Survey

Survey komposisi sampah serta pengujian kandungan bahan kering sampah

merupakan rangkaian kegiatan pengambilan data pendukung, persiapan lapangan

dan pelaksanaan survey yang dilakukan mengikuti jadwal sebagaimana terlihat pada

tabel berikut:

Tabel 5 : Jadwal pelaksanaan survey komposisi serta kandungan bahan kering sampah

No Kegiatan Tanggal Lokasi

1. Pengumpulan Data Pendukung dan

Persiapan Lapangan 10-17 Oktober 2011 Medan- Stabat

2. Uji Coba Survey Komposisi

Sampah 18 Oktober 2011 Namo Bintang

3. Survey Komposisi Sampah 19 Oktober 2011 Namo Bintang

4. Survey Komposisi Sampah 20 Oktober 2011 Kwala Bingai

5. Pengujian Kandungan Bahan Kering

21-24 Oktober 2011 Laboratorium

BLH

6. Pengambilan Data Koreksi Sampah 1 November 2011 Namo Bintang

8 Persiapan Lapangan Survey Kedua 8-10 Desember 2011 Medan- Stabat

7. Survey Komposisi Sampah 12 Desember 2011 Kwala Bingai

8. Survey Komposisi Sampah 13 Desember 2011 Namo Bintang

9. Pengujian Kandungan Bahan

Kering

14 Desember 2011

s.d 15 Januari 2012

Laboratorium

BLH

a. Pengambilan Data Pendukung dan Persiapan Lapangan

Data pendukung yang diperlukan untuk kegiatan survey mencakup lokasi

TPA, luas lahan, sejarah operasional, pengelola, sistem pengelolaan, sarana

Page 48: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

48

dan prasarana TPA, wilayah pelayanan serta sistem pelayanan sampah oleh

pemerintah Kota Medan dan Pemerintah Kabupaten Langkat. Pengambilan

data pendukung dilakukan dengan melakukan kunjungan langsung ke Dinas

Kebersihan Kota Medan dan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten

Langkat. Kunjungan juga dimaksudkan untuk menyampaikan rencana teknis

pelaksanaan survey, dan sekaligus permintaan dukungan secara administatif

terhadap rencana kegiatan survey dari pihak Pemerintah Kota Medan dan

Pemerintah Kabupaten Langkat.

Persiapan lapangan terutama ditujukan untuk penentuan lokasi penelitian dan

pendirian tenda lapangan serta penyediaan tenaga lapangan untuk kegiatan

survey. Tenaga lapangan diperlukan untuk mengambil sampah dan juga

melakukan pemilahan serta pengukuran volume dan berat sampah.

Pelaksanaan survey melibatkan 10 (sepuluh) orang tenaga lapangan, sehingga

untuk 4 (empat) kali survey telah melibatkan 40 (empat puluh) orang tenaga

lapangan yang merupakan tenaga pemulung pada TPA setempat. Pekerja

lapangan unutk pemilahan khusus sampah pasar juga melibatkan sepuluh

orang tenaga kerja. Selain pekerja lapangan juga dibutuhkan keterlibatan

mandor TPA dan seorang stafnya untuk pemasangan dan pengawasan

terhadap peralatan yang digunakan seperti tenda, kotak besi, kotak kayu dan

lain-lain.

b. Pelaksanaan Survey Komposisi Sampah

Pelaksanaan survey komposisi sampah pada lokasi TPA dilakukan sebanyak

empat kali dalam jangka waktu bulan Oktober dan Desember. Survey

dilakukan masing-masing dua kali di TPA Namo Bintang dan dua kali di

Page 49: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

49

TPA Kwala Bingai Stabat. Perbedaan waktu ini dimaksudkan untuk

mendapatkan perbedaan hasil survey yang mewakili musim hujan dan musim

kering. Uji coba survey dilakukan di Namo Bintang dengan melibatkan staf

BLH dan juga diikuti oleh Kepala BLH Provinsi Sumatera Utara DR. Ir. Hj.

Wan Hidayati, M.Si. Pada pelaksanaan survey kedua (13 Desember 2011) di

Namo Bintang, juga dilakukan survey untuk melihat porsi komposisi sampah

pasar terhadap komposisi sampah kota Medan. Setiap kegiatan Survey

Komposisi Sampah melibatkan langsung Hiroyuki Ueda dan Jun Marukawa

dari JICA serta Rias dari ITB.

c. Pengujian Kandungan Bahan Kering Sampah

Pengujian kandungan bahan kering dilakukan pada laboratorium BLH

Provinsi Sumatera Utara. Prosedur pengujian mengikuti pedoman teknis

yang telah ditentukan sesuai dengan pedoman The Intergovernmental Panel

on Climate Change (IPCC) tahun 2006 dengan supervisor dari ITB dan juga

mengikuti arahan dari Kosuke Kawai, Ph.D dari Center for Material Cycles

and Waste Management Research National Institute for Environmental

Studies (NIES) Japan.

2. Lokasi Survey Komposisi Sampah

Lokasi survey komposisi sampah dilakukan pada dua TPA yang dianggap telah

mewakili kota yang sampahnya ditangani oleh pemerintah kota/kabupaten. JICA

menetapkan lokasi penelitian yaitu TPA Namo Bintang Medan dan TPA Kwala

Bingai Stabat.

Page 50: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

50

a. TPA Namo Bintang

TPA Namo Bintang terletak ± 15 km di sebelah Selatan kota Medan dengan

kontour bergelombang dan fungsi lahan di sekitarnya adalah sebagai lahan

pertanian. Metode open dumping yang diterapkan pada lahan TPA

menyebabkan hampir seluruh lahan seluas ± 17,6 Ha yang dahulunya

merupakan lembah telah dipenuhi sampah dengan ketinggian ± 30 meter.

Secara teknis TPA Namo Bintang tidak dilengkapi dengan sistem

pengelolaan leachate dan penanganan gas. Air limpasan hujan yang mencuci

timbunan sampah akhirnya menjadi aliran air permukaan dengan membawa

berbagai kandungan zat pencemar. Proses penguraian sampah terjadi secara

aerobik maupun anaerob. Proses penguraian sampah secara anaerob yang

melepaskan gas CH4 ke udara dengan volume yang selama ini tidak pernah

terukur.

Gambar 15 : Kondisi TPA Namo Bintang sebagai lokasi pembuangan akhir Kota Medan

yang menggunakan metode open dumping.

Page 51: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

51

b. TPA Kwala Bingai

TPA Kwala Bingai seluas 2,5 Ha menggunakan methode Open Dumping dan

tidak ada sistem pengolahan terhadap gas methane yang timbul akibat

terjadinya proses penguraian secara anaerob. TPA Kwala Bingai berada di

tengah lahan perkebunan kelapa sawit dan jauh dari pemukiman penduduk.

3. Kondisi Pengelolaan Sampah Medan

Untuk menampung sampah aktivitas warga kota, Pemerintah Kota Medan telah

mengoperasikan TPA Terjun - Marelan dan TPA Namo Bintang. TPA Namo

Bintang untuk menampung sampah warga kota yang bermukim di arah Selatan

Kota Medan dan TPA Terjun untuk aktivitas warga di sebelah Utara. Kedua TPA

ini dioperasikan secara bersama, kecuali untuk hal tertentu hanya satu TPA yang

dioperasikan menampung seluruh sampah dalam wilayah Kota Medan. TPA

Namo Bintang mencatat volume sampah yang masuk berdasarkan type dan

Gambar 17: Lahan TPA Kwala Bingai yang terletak di tengah lahan perkebunan kelapa

sawit.

Page 52: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

52

volume kendaraan, sedangkan TPA Terjun difasilitasi dengan timbangan pencatat

berat kendaraan pengangkut sampah yang masuk.

Dinas Kebersihan Kota Medan telah mendistribusikan kendaraan pengangkut

sampah untuk kedua TPA tersebut yaitu 9 Kontainer dan 63 Typper untuk TPA

Terjun, dan 4 Arm Roll, 8 Container serta 97 Typper untuk TPA Namo Bintang.

Muatan sampah untuk Jenis Typper adalah ± 2,5 ton dan jenis Kontainer adalah

± 3,5 ton. Berdasarkan Data Dinas Kebersihan Kota Medan tahun 2011, jumlah

sampah yang masuk ke serta jumlah kendaraan yang dioperasikan ke TPA Terjun

adalah sebagai tabel berikut:

Tabel 6: Kondisi Kerja TPA Terjun Marelan 2011

No. Bulan Jumlah

Truk Jumlah

Trip

Berat Sampah

yang Masuk TPA (Kg)

Berat

Rata-rata pertrip

(Kg)

Volume

sampah perhari (Kg)

1. Januari 57 4.991 12.432.004 2.491 401.032

2. Februari 63 4.506 10.698.452 2.374 382.088

3. Maret 63 4.927 12.327.511 2.502 397.662

4. April 63 4.968 13.411.354 2.700 447.045

5. Mei 63 4.480 15.285.559 3.412 493.083

6. Juni 63 4.538 17.523.102 3.861 584.103

7. Juli 62 4.702 13.300.004 2.829 429.032

8. Agustus 63 4.909 15.147.000 3.086 488.613

9. September 157 8.912 25.712.076 2.885 857.069

10. Oktober 63 4.682 14.325.040 3.060 462.098

11. November 150 7.826 23.826.125 3.044 794.204

12. Desember 147 5.837 20.515.170 3.515 661.780

Jumlah 65.278 194.503.397

Sumber : Dinas Kebersihan Kota Medan (TPA Terjun) 2011

Data menunjukkan bahwa TPA Terjun Marelan rata-rata hariannya menerima

sampah sebanyak 400 s.d 500 ton. Lonjakan penerimaan terjadi pada bulan

Page 53: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

53

September dengan jumlah sampah yang masuk 25.712.076 ton. Dinas Kebersihan

Medan pada bulan September mengoperasikan 157 unit kendaraan pengangkut

sampah ke TPA Marelan dengan jumlah trip 8.912, rata-rata setiap kendaraan

beroperasi 1,8 trip perhari. Volume sampah yang ditampung TPA Marelan setiap

hari adalah 857 ton.. Pada kondisi ini diperoleh fakta bahwa rata-rata setiap trip

kendaraan pengangkut sampah membawa 2.885 Kg sampah. Kendaraan yang

dioperasikan mencapai 86,7% dari jumlah total kendaraan pengangkut sampah

yang terdaftar sebagai asset Pemerintah Kota Medan.

Bila diperkirakan produksi sampah kota Medan sekitar 1200 ton perhari, maka

pada saat kondisi operasi kendaraan pengangkut sampah mencapai 86,7%,

sampah yang terangkut hanyalah 71,41%. Sebagian sampah yang tidak terangkut

akan bertebar di jalan, masuk dalam selokan atau menyebarkan bau busuk pada

lingkungan. Berdasarkan informasi yang diterima dari petugas lapangan,

penyebab terjadinya lonjakan beban sampah di TPA Terjun karena TPA Namo

Bintang tidak beroperasi akibat alat beratnya mengalami kerusakan.

Pada bulan Oktober TPA Namo Bintang beroperasi dengan 112 unit kendaraan

pengangkut. TPA Terjun menerima sampah yang diangkut oleh 63 unit kendaraan

pengangkut. Pada bulan Oktober kendaraan pengangkut truk yang dioperasikan

Pemerintah kota Medan adalah 175 unit. Pada bulan November dan Desember

alat berat di TPA Namo Bintang mengalami kerusakan. Beban sampah kota

Medan dikirim ke TPA Terjun dengan mengoperasikan kendaraan pengangkut

sebanyak 150 unit pada November dan 147 unit pada Desember. Jumlah

pengangkutan adalah 7.826 trip untuk November dan 5.837 trip pada Desember.

Pada saat ini jumlah sampah yang diterima TPA Terjun adalah 794 ton/hari pada

Page 54: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

54

November dan 662 ton pada Desember. Data ini menunjukkan bahwa sebagian

daerah tidak terlayani dengan baik dengan konsekwensinya wilayah kota menjadi

kumuh dan sampah bersebaran di sembarang tempat tertentu.

4. Survey Komposisi Sampah

a. Sumber Sampah dan Volume Sampel

Pelaksanaan Survey Komposisi Sampah di Namo Bintang menggunakan

methode yang sama dengan survey di Kwala Bingai. Sampel yang diambil

berasal dari tiap kendaraan pengangkut dan dianggap mewakili daerah

pelayanannya. Volume sampel yang diambil pada masing-masing TPA

adalah 1000 liter. Sampel yanag diambil dari masing-masing truk ini

proporsional dengan jumlah kendaraan pengangkut sampah yang datang ke

TPA. Volume sampel yang diambil dari masing-masing kendaraan serta

Gambar 17: Truk pengangkut sampah sedang ditimbang di TPA Terjun..

Page 55: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

55

wilayah pelayanannya untuk TPA Namo Bintang dan TPA Kwala Bingai

adalah sebagai terlihat pada tabel berikut:

\Tabel 7 : Volume sampel dari kendaraan pengangkut sampah ke TPA Namo Bintang –

Medan yang mewakili wilayah sumbernya.

NO. JENIS

KENDARAAN NOMOR POLISI

VOLUME SAMPEL

ASAL DAERAH KELURAHAN

1 Container BK 8100 J 90 L ? ?

2 Container BK 8095 J 90 L Medan Kota Sudi Rejo

3 Container BK 8102 J 90 L ? ?

4 Arm Roll BK 8041 J 15 L Medan Area Sukaramai II

5 Typper BK 9998 H 20 L Medan Petisah Sekip

6 Typper BK 8186 J 20 L Medan Tuntungan Tanjung Selamat

7 Arm Roll BK 8044 J 15 L Medan Amplas Timbang Deli

8 Typper BK 8235 J 20 L Medan Area Tegal Sari II

9 Typper BK 9984 H 20 L Medan Selayang Tanjung Sari

10 Typper BK 9906 H 20 L Medan Selayang Sempa Kata

11 Typper BK 8187 H 20 L Medan Amplas Siti Rejo II

12 Typper BK 8126 J 20 L Medan Petisah Sei Putih Timur II

13 Typper BK 8241 J 20 L Medan Tuntungan Selayang

14 Typper BK 8249 J 20 L Medan Helvetia Helvetia Timur

15 Typper BK 8111 J 20 L Medan Polonia Suka Dame

16 Container BK 8306 90 L ? ?

17 Typper BK 8107 J 20 L Medan Barat Silalas

18 Typper BK 8136 J 20 L ? ?

19 Typper BK 8214 J 20 L Medan Maimoon Sei Mati

20 Typper BK 9982 J 20 L Medan Selayang Asam Kumbang

21 Typper BK 8226 J 20 L Medan Baru Darat

22 Typper BK 8250 J 20 L Medan Polonia Anggrung

Page 56: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

56

NO. JENIS

KENDARAAN NOMOR POLISI

VOLUME SAMPEL

ASAL DAERAH KELURAHAN

23 Typper BK 8183 J 20 L Medan Kota Pasar Merah Barat

24 Typper BK 8178 J 20 L Medan Kota Pandau Hulu I

25 Typper BK 8278 J 20 L Medan Barat Kesawan Pagi

26 Typper BK 9933 J 20 L Medan Area Pasar Merah Timur

27 Typper BK 8175 J 20 L Medan Tuntungan Mangga

28 Typper BK 8176 J 20 L Medan Sunggal Sunggal

29 Typper BK 9899 J 20 L Medan Helvetia Sei Sikambing C

30 Typper BK 8166 J 20 L Medan Helvetia Cinta Damai

31 Typper BK 9903 J 20 L Medan Area Kota Matsum IV

32 Container BK 8027 J 90 L Medan Maimoon Aur

33 Typper BK 9205 20 L Medan Selayang Tanjung Sari

T O T A L 1000 L

Tabel 8 : Volume sampel dari kendaraan pengangkut sampah ke TPA Kwala Bingai-

Stabat yang mewakili wilayah sumbernya.

NO. JENIS

KENDARAAN NOMOR POLISI

VOLUME SAMPEL

ASAL DAERAH

1 Arm Roll BK 8333 P 150 L Pasar Stabat

2 Pick Up BK 8360 PE 150 L Perumahan

3 Arm Roll BK 8328 P 100 L Pasar Brandan

4 Arm Roll BK 8363 P 100 L Perumahan

5 Arm Roll BK 8350 P 150 L Perkantoran

6 Dump Truck BK 2021 P 150 L Perumahan

7 Dump Truck BK 8030 P 200 L Perumahan

T O T A L 1000 L

Page 57: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

57

b. Prosedur Pengambilan Sampel Komposisi Sampah

(1) Pengambilan sampel

Sampel diambil dari tiap kendaraan pengangkut yang membongkar

sampah di TPA. Pengambilan sampel dilakukan sebelum ada pemungutan

oleh pemulung. Kegiatan pengambilan sampah dan memasukkan ke

dalam kantong plastik diarahkan dan diawasi langsung oleh instruktur dari

ITB. Sampah yang diambil oleh pekerja lapangan dimasukkan ke dalam

kantong plastik. Volume sampah yang diambil adalah dua hingga tiga kali

lipat dari volume yang dibutuhkan. Sampel dari karung plastik

dimasukkan ke dalam kotak kayu yang berukuran 250 liter dan diaduk

sampai relatif homogen. Setelah homogen, maka sampel dikurangi

volumenya hingga volume yang tinggal dalam kotak sesuai dengan

kebutuhan volume survey (lihat Tabel 7 dan Tabel 8).

Elatif homogena

Gambar 18: Mengukur volume sampel dari sampah yang telah diaduk dalam kotak

pengukur sehingga relatif homogen. Lokasi foto, TPA Kwala Bingai.

Page 58: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

58

Pada penelitian bulan Oktober, sampel sampah dari kendaraan pengangkut

dikumpulkan terlebih dahulu ke dalam box besi hingga mencapai 1000

liter. Setelah cukup 1000 liter, sampah dipisahkan menjadi 9 jenis oleh

pekerja pemilah sampah. Pada pelaksanaan survey bulan Desember,

sampel tidak lagi dikumpulkan hingga 1000 liter. Setelah diperoleh

volume yang sesuai berdasarkan sumbernya (20 hingga 90 liter untuk tiap

kendaraan yang masuk ke TPA Namo Bintang, dan 100 hingga 200 liter

untuk kendaraan yang masuk ke TPA Kwala Bingai), sampah langsung

dipilah berdasarkan jenisnya. Pada survey bulan Desember, box pengukur

sampah dengan volume 1 m3 praktis tidak digunakan lagi. Metode ini

menghemat waktu untuk pemilahan.

(2) Pemilahan sampel

Berdasarkan pedoman yang telah ditetapkan oleh JICA dan ITB, maka

sampel dipilah atas sembilan jenis yaitu: Makanan, Kertas, karton dan

Gambar 19 : Memasukkan sampah ke dalam box dengan ukuran 1000 liter yang telah

diukur volumenya pada kotak pengukur ukuran 250 liter.

Page 59: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

59

nappies, Kayu dan sampah taman, Kain dan produk teskstil, Karet dan

kulit, Plastik, Logam, Gelas dan Komponen Sampah Lain. Pada survey

bulan Oktober, jenis sampah kertas, karton dan nappies dianggap satu

kelompok, tetapi pada survey bulan Desember dilakukan pemisahan antara

kertas dan karton dengan nappies. Pemisahan ini sesuai dengan IPCC

Guidelines 2006. Sampah yang merupakan gabungan dari dua komponen

atau lebih seperti sepatu yang terdiri dari karet dan kain, kabel listrik yang

terdiri dari karet dan logam terlebih dahulu dipisahkan komponennya.

Komponen Sampah Lain yang pada survey bulan Oktober dikatagorikan

sebagai “komponen sampah yang dianggap tidak masuk dalam kelompok

komponen sampah yang ada”. Pada pelaksanaan survey bulan Desember,

komponen sampah lain dinyatakan sebagai sisa sampah yang dimensinya

sangat kecil, sehingga sulit dibedakan jenis sumber sampahnya. Pemilahan

dilakukan berdasarkan sifat kandungan organik dan anorganik. Pekerja

pemilah sampel memisahkan sampah berdasarkan jenisnya dan

memasukan ke dalam kantong plastik yang telah diberi label.

Gambar 20 : Pemilahan sampah berdasarkan jenisnya..

Page 60: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

60

(3) Pengukuran berat sampel

Sampel yang telah dipisah berdasarkan jenisnya dimasukkan ke dalam

kantong plastik yang berbeda. Kantong plastik diberi label sesuai dengan

jenis sampahnya. Setelah seluruh sampel sampah yang volumenya 1000

liter dipisah, maka dilakukan penimbangan untuk masing-masing jenis

sampah. Dari hasil penimbangan dapat diketahui berat dan juga sekaligus

mendapatkan nilai berat jenis dari sampah pada suatu TPA. Secara rata-

rata, besaran berat jenis ini akan dapat menentukan jumlah berat sampah

untuk setiap kendaraan yang diangkut ke TPA. Bila dikaitkan dengan

jumlah kendaraan yang dioperasikan Dinas Kebersihan Pemko Medan

untuk mengangkut sampah ke TPA, maka akan dapat ditentukan berat dan

volume sampah Kota Medan yang mampu dilayani setiap hari.

Gambar 21 : Pengukuran berat masing-masing jenis sampah.

Page 61: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

61

(4) Persediaan sampel untuk survey kandungan kadar kering sampah

Sampel untuk kandungan bahan kering sampah berasal dari sampel yang

diperoleh pada kegiatan survey komposisi sampah. Dari sampel komposisi

jenis sampah diambil sebanyak 5 (lima) kilogram untuk dibawa ke

laboratorium. Jenis sampel sampah yang beratnya tidak melebihi 5 (lima)

Kg langsung dibawa ke laboratorium untuk dijadikan sampel pada

pengujian kandungan bahan kering sampah. Sampel dari masing-masing

jenis sampah dengan berat 5 Kg dimasukkan ke dalam kantong plastik dan

diberi label sesuai dengan jenisnya. Pengukuran kandungan bahan kering

sampah dilakukan untuk semua jenis sampah. Pada survey bulan Oktober

terdapat 9 (sembilan) sampel sampah yang diuji kandungan kadar

keringnya di laboratorium BLH Provinsi Sumatera Utara. Survey

kandungan bahan kering untuk bulan Desember dilakukan atas 11

(sebelas) sampel, karena ada tambahan jenis sampah yang merupakan

pemisahan dari Paper dengan Nappies dan juga Komponen Sampah Lain

yang dipisah menjadi Komponen Sampah Lain Organik dan Anorganik.

Gambar 22 : Proses quartering di lokasi TPA untuk mempersiapkan sampel

kandungan bahan kering sampah.

Page 62: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

62

c. Hasil Survey Komposisi Sampah di TPA Namo Bintang

Survey komposisi sampah dilakukan di TPA Namo Bintang pada tanggal 19

Oktober 2011 dan tanggal 13 Desember 2011. TPA Namo Bintang tidak

memiliki jembatan timbang. Pencatatan volume sampah yang masuk ke TPA

hanya dilakukan untuk mengetahui jumlah dan type truk yang datang serta

asal areal pelayanannya. Selain pekerja pengumpul dan pemilah sampah yang

berjumlah sepuluh orang dari pemulung setempat untuk masing-masing

pelaksanaan survey, kegiatan survey disupervisi oleh Rias dan Risalto dari

ITB serta Ueda dan Marukawa dari JICA. Survey pada bulan Desember juga

dilakukan untuk mengetahui komposisi sampah khusus pasar. Tenaga survey

juga melibatkan sepuluh orang tenaga pemulung setempat, sehingga pada

survey bulan Desember melibatkan 20 orang tenaga kerja pemilah sampah.

Survey tanggal 19 Oktober dimaksudkan untuk mewakili musim kering.

Sesuai dengan masalah perubahan iklim yang sedang berlangsung, maka

pelaksanaan survey pada bulan Oktober justru berlangsung pada kondisi

cuaca Kota Medan dalam keadaan mendung, pada siang hari terjadi hujan

lebat pada hampir sebagian besar wilayah Medan. Hujan lebat disertai angin

kencang terjadi pada lokasi TPA Namo Bintang. Pelaksanaan survey tidak

terganggu karena tahap survey sudah pada tahap pemilahan komposisi

sampah. Survey kedua dilakukan pada bulan Desember pada kondisi cuaca di

TPA maupun seluruh Kota Medan dalam keadaan cerah. Hasil survey

komposisi sampah di TPA Namo Bintang untuk survey bulan Oktober dan

Desember adalah sebagai terlihat pada tabel berikut:

Page 63: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

63

Tabel 9: Komposisi Sampah untuk volume 1 m3 sampel yang diambil di TPA Namo

Bintang –Medan tanggal 19 Oktober 2011

Komponen Sampah Berat Basah

(kg)

Persentase

Berat Basah

(%)

a. Makanan 152,3 62,90

b. Kertas, Karton, Nappies 32,0 13,22

c. Kayu/Sampah Taman 11,5 4,75

d. Kain dan produk tekstil 7,9 3.26

e. Karet dan kulit 1,3 0,54

f. Plastik 33,3 13,75

g. Logam 0.83 0.34

h. Gelas 2,3 0,95

i. Lain-lain 0,7 0,29

T O T A L 242.13 100.00

Sumber : SUR-JICA-USU-ITB 2011

Gambar 23: Pelaksana survey komposisi sampah di TPA Namo Bintang tanggal 19

Oktober 2011

Page 64: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

64

Tabel 10 : Komposisi Sampah untuk volume 1 m3 sampel yang diambil di TPA

Namo Bintang –Medan tanggal 13 Desember 2011

Komponen Sampah Berat Basah

(kg)

Persentase

Berat Basah

(%)

a. Makanan 70.75 33.31

b. Kertas, Karton, Nappies

b1. Kertas, dan karton 28.80 13.56

b2. Nappies 17.45 8.21

c. Kayu/Sampah Taman 16.10 7.58

d. Kain dan produk tekstil 7.0 3.29

e. Karet dan kulit 2.40 1.13

f. Plastik 27.0 12.71

g. Logam 0.80 0.38

h. Gelas 4.60 2.17

i. Lain-lain

i1. Organik 35.30 16.62

i2. Anorganik 2.20 1.04

T O T A L 212.40 100.00

Sumber : SUR-JICA-USU-ITB 2011

Gambar 24 : Pelaksana survey komposisi sampah di TPA Namo Bintang tanggal 13 Desember

2011 yang juga dihadiri oleh Dr Kosuke Kawai dari NIES Japan.

Page 65: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

65

Tabel 11 : Komposisi Sampah untuk volume 1 m3 sampel yang diambil di TPA Namo

Bintang –Medan tanggal 13 Desember 2011 (Khusus Sampah Pasar)

Komponen Sampah Berat Basah

(kg)

Persentase

Berat Basah

(%)

a. Makanan 46,80 44,49

b. Kertas, Karton, Nappies 17,60 16,73

c. Kayu/Sampah Taman 1,50 1,40

d. Kain dan produk tekstil 7.10 6,75

e. Karet dan kulit 7,10 6,75

f. Plastik 17,50 16,63

g. Logam 0.60 0.57

h. Gelas 0,80 0,76

i. Lain-lain 6,20 5,89

T O T A L 105.20 100.00

Sumber : SUR-JICA-USU-ITB 2011

Gambar 25 : Pelaksana survey komposisi sampah khusus pasar di TPA Namo Bintang tanggal 13

Desember 2011 selesai memilah dan menunggu proses penimbangan berat.

Page 66: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

66

d. Hasil Survey Komposisi Sampah di TPA Kwala Bingai-Stabat

Pelaksanaan survey komposisi sampah di TPA Kwala Bingai Stabat

dilakukan pada tanggal 20 Oktober 2011 dan 12 Desember 2011. TPA Kwala

Bingai tidak memiliki jembatan timbang. Kondisi cuaca cukup cerah sampai

sore hari, sehingga kedua kegiatan survey berlangsung dengan cepat tanpa

ada halangan. Survey komposisi sampah di TPA Kwala Bingai berlangsung

sekitar 5 (lima) jam karena jumlah kendaraan pengangkut sampah relatif

sedikit dibandingkan dengan survey di TPA Namo Bintang. Hasil untuk

kegiatan survey TPA Kwala Bingai untuk bulan Oktober dan Desember

adalah sebagai terlihat pada tabel berikut:

Tabel 12 : Komposisi Sampah untuk volume 1 m3 sampel yang diambil di TPA

Kwala Bingai-Stabat tanggal 20 Oktober 2011

Komponen Sampah Berat Basah

(kg)

Persentase

Berat Basah

(%)

a. Makanan 108,60 51,37

b. Kertas, Karton, Nappies 22,50 10,64

c. Kayu/Sampah Taman 48,30 22,85

d. Kain dan produk tekstil 6,70 3.17

e. Karet dan kulit 0,40 0,19

f. Plastik 19,60 9,27

g. Logam 0.30 0.14

h. Gelas 2,60 1,23

i. Lain-lain 2,40 1,14

T O T A L 211,40 100.00

Sumber : SUR-JICA-USU-ITB 2011

Page 67: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

67

Tabel 13: Komposisi Sampah untuk volume 1 m3 sampel yang diambil di TPA

Kwala Bingai pada kegiatan survey tanggal 12 Desember 2011

Komponen Sampah Berat Basah

(kg)

Persentase

Berat Basah

(%)

a. Makanan 105,60 52,56

b. Kertas, Karton, Nappies 15,80 7,86

c. Kayu/Sampah Taman 42,20 20,91

d. Kain dan produk tekstil 6,20 3.09

e. Karet dan kulit 0.45 0,22

f. Plastik 12.20 6.07

g. Logam 1.00 0.50

h. Gelas 3,20 1,60

i. Lain-lain

i1. Organik 12,70 6.32

i2. Anorganik 1,75 0,87

T O T A L 200,90 100.00

Sumber : SUR-JICA-USU-ITB 2011

Gambar 26 : Pengurangan dimensi sampah sebelum dilakukan quartering untuk mempersiapkan sampel kandungan bahan kering di TPA Kwala Bingai tanggal 20 Oktober 2011

Page 68: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

68

5. Faktor Koreksi Untuk Komposisi Sampah

Sebagian sampah masih memiliki nilai ekonomis, sehingga ada upaya

pemulung mengambil dan menjualnya kembali. Proses pemilihan sampah untuk

dijual kembali dilakukan pada beberapa tahapan perjalanan sampah dari sumbernya

sampai ke TPA. Faktanya menunjukkan bahwa ada sebahagian volume sampah

untuk jenis tertentu yang tidak masuk ke TPA. Ada pemulung yang melakukan

pemungutan sampah langsung pada sumbernya (dari rumah tangga, kantor dll.) dan

ada juga yang disisihkan oleh petugas pengutip sampah yang menggunakan gerobak.

Proses pemungutan sampah bernilai ekonomis juga terjadi pada depo pemindahan

sampah dari beca atau gerobak ke truk pengangkut. Proses pemilahan oleh pemulung

juga berlangsung di atas truk yang sedang berjalan menuju TPA. Jenis sampah yang

memiliki nilai ekonomis dan memiliki pembeli tetap adalah plastik, logam, kertas

dan sisa makanan. Sampah sisa makanan digunakan sebagai pakan ternak. Pada

pelaksanaan survey di Namo Bintang, di temukan satu orang pengumpul sisa

makanan di dalam areal TPA satu pengumpul lainnya pada areal jalan masuk ke

TPA. Sampah makanan biasanya sudah dikumpulkan oleh kenek truk dan juga dari

pemulung di tempat pembuangan sampah. Sampah makanan yang mampu

dikumpulkan kembali serta siap untuk dijual kepada peternak adalah sekitar 650-

1.000 kg setiap hari.

Sampah plastik dan kertas merupakan sampah yang punya peminat tinggi

dalam pasaran barang bekas. Selain pada areal TPA, dalam kota Medan juga terdapat

beberapa titik pengumpul barang bekas. Barang bekas yang punya nilai jual adalah

jenis kaca, logam, plastik dan juga karton. Khusus pada areal TPA volume barang

bekas yang keluar kembali dari areal TPA adalah sebanyak 5 sampai 6 truk setiap

hari dengan kapasitas 6 m3. Penelitian tidak dilanjutkan untuk mencari data lebih

Page 69: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

69

detil karena kecuali jenis makanan untuk pakan ternak, material yang menjadi faktor

koreksi adalah material an-organik yang tidak jadi penyumbang terhadap emisi gas

rumah kaca.

Gambar 27 : Karung plastik yang terlihat pada beca pengangkut sampah merupakan barang yang telah dipisahkan oleh petugas pengutip sampah. Msyarakat juga mengantar langsung sampah ke TPS menggunakan mobil .

Gambar 28 : Kenek truk menurunkan sampah dalam karung plastik yang sudah dipilahnya dari gerobak sebelum sampah lainnya dipindahkan ke truk untuk diangkut ke TPA.

Pemindahan ini berlangsung di Depo Transfer.

Page 70: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

70

Gambar 29 : Proses transaksi sampah dengan pengepul (junk buyers). Tiap goni yang berisi plastik memiliki berat 30 kg dan satu kilogram plastik dibeli dengan harga Rp. 300,-.

Gambar 30 : Pengumpul makanan sisa untuk dijual sebagai pakan ternak.

Page 71: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

71

6. Analisis Hasil Survey Komposisi Sampah

Hasil pengukuran komposisi sampah di TPA Namo Bintang dan TPA Kwala

Bingai untuk lima kali survey menunjukkan bahwa untuk volume 1 m3 sampah yang

dijadikan sampel mempunyai berat berkisar antara 105,20 kg hingga 242,13 kg.

Sebagai perbandingan hasil survey komposisi sampah yang dilakukan sebanyak lima

kali hasil kerjasama MURF and Suuri Keikaku Co. Ltd dengan USU adalah sebagai

terlihat pada tabel rekapitulasi hasil survey di bawah ini:

Tabel 14: Rekapitulasi Hasil Survey Komposisi Sampah di Namo Bintang Medan

dan Kwala Bingai Stabat buloan Oktober dan Desember 2011

Komponen Sampah Berat Basah (kg)

NB I NB II NB III KB I KB II

a. Makanan 152,3 70.75 46,80 108,60 105,60

b. Kertas, Karton, Nappies 32,0 17,60 22,50 15,80

b1. Kertas dan Karton, - 28.80 - - -

b2. Nappies - 17.45 - - -

c. Kayu/Sampah Taman 11,5 16.10 1,50 48,30 42,20

d. Kain dan produk tekstil 7,9 7.0 7.10 6,70 6,20

e. Karet dan kulit 1,3 2.40 7,10 0,40 0.45

f. Plastik 33,3 27.0 17,50 19,60 12.20

g. Logam 0.83 0.80 0.60 0.30 1.00

h. Gelas 2,3 4.60 0,80 2,60 3,20

i. Lain-lain 0,7 - 6,20 2,40 -

i1. Organik - 35.30 - - 12,70

i2. Anorganik - 2.20 - - 1,75

T O T A L 242.13 212.40 105.20 211,40 200,90

Catatan: NB I = Namo Bintang tanggal 19 Oktober 2011

NB II = Namo Bintang tanggal 13 Desember 2011

NB III = Namo Bintang tanggal 13 Desember 2011 (Khusus Pasar)

KB I = Kwala Bingai tanggal 20 Oktober 2011

KB II = Kwala Bingai 12 Desember 2011

Page 72: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

72

Dari tabel di atas terlihat bahwa komposisi sampah untuk Khusus Pasar Medan

sangat jauh berbeda dengan hasil survey yang lain. Diperkirakan kesalahan ini antara

lain disebabkan karena sangat sedikitnya sampah jenis makanan yang hanya 46,8 kg,

berbanding dengan jenis sampah yang sama untuk survey yang lain berkisar 70,75

kg s.d 152,3 kg. Kesalahan ini mungkin terjadi karena sudah ada yang mengambil

sampah jenis makanan sebelum sampai ke TPA, atau sampel yang diambil tidak

cukup homogen, sehingga hasilnya tidak cukup representatif untuk dijadikan bahan

analisis. Hasil survey untuk komposisi sampah di khusus pasar tidak dianalisis

kandungan bahan keringnya. Sebagai perbandingan terhadap hasil survey komposisi

sampah pada bulan Oktober dan Desember di TPA Namo Bintang dan TPA Kwala

Bingai adalah sebagaimana digambarkan pada grafik berikut:

Grafik 1: Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Survey serta Hasil Pengukuran Berat Sampah

Page 73: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

73

Gambar 31 : Sampah pasar yang sebagian besar tediri dari jenis makanan yang masih punya nilai manfaat bagi pakan ternak. Sampah jenis ini juga potensial untuk diuraikan oleh bakteri pembusuk sehingga menghasilkan gas methane.

Gambar 32 : Pemulung memisahkan sampah yang masih memiliki nilai ekonomis yang sekaligus merupakan upaya mengurangi volume sampah yang akan dibuang ke TPA..

Page 74: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

74

Hasil survey di Namo Bintang tanggal 19 Oktober 2011 dan tanggal 13

Desember menunjukkan bahwa terdapat perbedaan berat siginifikan pada komponen

sampah jenis makanan, yaitu 152,3 Kg dengan 70,75 Kg dan Komponen Sampah

Lain 0,7 Kg. dengan 37,5 Kg. Walaupun pada komponennya terdapat perbedaan

sigifikan, namun secara total perbedaan beratnya tidak begitu jauh berbeda.

Kemungkinan perbedaan berat signifikan pada jenis sampah makanan ini adalah

karena pada survey tanggal 19 Oktober 2011 semua sampah yang kecil dan sulit

dibedakan sumbernya dengan jenis lain dimasukkan pada jenis sampah makanan.

Sedangkan pada survey tanggal 13 Desember 2011 sampah jenis ini dimasukkan

pada jenis komponen sampah lain-lain.

Sampel yang diukur pada pelaksanaan survey baik di Namo Bintang maupun

di Kwala Bingai hanyalah untuk sampah dengan dimensi yang relatif kecil. Sampah

dengan ukuran besar seperti bekas furniture dan juga material sisa bangunan yang

berdimensi besar dan berat jenis relatif besar tidak termasuk dalam populasi sampel.

Bila dibandingkan hasil pengukuran berat jenis sampah dengan methode pengukuran

volume, maka hasilnya akan berbeda dengan survey yang menggunakan methode

penimbangan berat. Methode penimbangan berat akan menentukan jumlah sampah

dengan menimbang kendaraan yang membawa semua jenis dan semua ukuran

sampah yang masuk ke TPA. Dari hasil pencatatan beban semua kendaraan dan

dibagikan dengan volume kendaraan pengangkut, maka diperoleh berat jenis sampah

secara rata-rata dari seluruh sampah yang masuk pada hari pengambilan sampel.

Mengingat bahwa komponen sampah dengan dimensi yang lebih besar

umumnya adalah sampah yang di dominasi oleh kandungan bahan anorganik, maka

porsinya dalam menyumbang gas rumah kaca relatif kecil. Dari hasil survey juga

Page 75: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

75

dapat dilihat bahwa sampah yang berasal dari daerah suburban lebih didominasi oleh

sampah organik dibandingkan dengan sampah plastik. Data ini menunjukkan bahwa

potensi emisi gas rumah kaca lebih besar pada daerah suburban walau volumenya

relatif kecil. Bila dilakukan pengelolaan menggunakan teknologi pengolahan limbah

organik yang baik, maka bangkitan gas rumah kaca khususnya gas methane untuk

daerah suburban dapat direduksi secara maksimal. Sebagai gambaran terhadap

perbandingan komposisi jenis sampah dari empat kali survey adalah sebagai grafik

berikut:

Secara umum terlihat bahwa sampah jenis makanan dan kertas mendominasi sampah

di TPA Namo Bintang dan di TPA Kwala Bingai juga didominasi sampah kayu dan

sampah taman. Sampah plastik walaupun volumenya tidak begitu besar tetapi nilai

daur ulangnya secara keseluruhan masih kecil dan sifatnya yang tidak mudah terurai

akan menjadi beban bagi lahan TPA.

Grafik 2: Perbandingan berat masing-masing komponen sampah dari hasil empat kali survey.

Page 76: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

76

7. Survey Kandungan Bahan Kering Sampah

Kandungan bahan kering sampah adalah fraksi (persen‐%) berat kering dari

suatu komponen sampah basah, dihitung dari rasio berat kering terhadap berat basah

komponen sampah. Kandungan bahan kering ini ditentukan untuk setiap jenis

komponen sampah yang dianggap memiliki kandungan air. Kandungan bahan kering

suatu komponen sampah ditentukan melalui pendekatan gravimetry, yaitu melalui

penimbangan berat terhadap sampel yang representatif.

a. Sampel untuk Pengujian Kandungan Bahan Kering Sampah

Sampel untuk pengujian kandungan kadar kering sampah dipersiapkan dari

sampel yang sama dengan survey komposisi sampah. Dari proses quartering

di TPA, telah dihasilkan sampel untuk masing-masing jenis sampah sebanyak

5 Kg. Sampel ini dibawa ke laboratorium dalam kantong plastik yang tertutup

rapat untuk pengujian kandungan bahan kering. Sampel jenis sampah yang

memiliki berat kurang dari lima kilogram, langsung dijadikan sampel untuk

pengujian kandungan bahan kering. Sampel yang beratnya lebih dari lima

kilogram dikurangi dengan cara melakukan quartering. Sebelum melakukan

quartering di laboratorium, sampah terlebih dahulu diperkecil ukurannya

menggunakan pisau dan/atau gunting untuk mendapatkan sampel yang lebih

representatif. Dari hasil quartering diperoleh sampel sebanyak satu kilogram.

Sebagian dari sampel ini dimasukkan ke dalam cawan atau wadah aluminium

(aluminium tray) untuk dilakukan penimbangan berat dan juga pengeringan.

b. Perlakuan pada Pengujian Kandungan Bahan Kering

Pengujian kandungan bahan kering dilakukan dengan melepaskan kandungan

air dari dalam sampah sehingga diketahui kandungan bahan keringnya.

Page 77: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

77

Perlakuan melepaskan kandungan air dilakukan dengan cara memanaskan

sampel dalam oven atau membiarkan sampel pada ruang terbuka. Kegiatan

percobaan mendapatkan nilai kandungan kadar kering dari sampah dilakukan

pada Laboratorium Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara.

Prosedur untuk memperoleh kandungan kadar kering dilakukan dengan

menggunakan tiga methode yaitu:

(i) Penentuan bahan kering dilaksanakan di laboratorium dengan

menggunakan dry oven pada temperatur 105oC. Stu jenis sampel

dimasukkan kedalam tiga cawan yang telah diketahui beratnya (A),

kemudian ditimbang kembali untuk mengetahui berat cawan ditambah

berat sampel yang dimasukkan (B). Pemanasan pertama dilakukan

selama dua jam, kemudian dilakukan penimbangan berat. Pemanasan

kedua dilakukan kembali dalam oven selama satu jam, setelah itu berat

sampel kembali ditimbang. Penimbangan dalam selang waktu satu jam

dilakukan sampai berat sampel sudah menjadi stabil. Setelah

stabil,dilakukan penimbangan berat wadah dan sampel kering (C).

Kandungan air dihitung dengan rumus: (B-C)/(B-A) x 100%. Kandungan

bahan kering dihitung dengan rumus : 100% - % kandungan air.

Pengukuran kandungan bahan kering untuk semua jenis komponen

sampah dilakukan untuk sampel sampah dari TPA Namo Bintang dan

juga TPA Kwala Bingai. Data kandungan bahan kering sampah

mencakup sembilan jenis sampah sesuai dengan hasil pengukuran

komposisi sampah.

(ii) Penentuan kadar bahan kering dalam oven dilakukan pada temperatur

85oC. Pemanasan dilakukan selama tiga hari. Sampel dimasukkan

Page 78: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

78

kedalam wadah alluminium (alluminium tray) yang telah ditimbang

terlebih dahulu untuk mengetahui beratnya. Sampel dimasukkan ke

dalam aluminium tray dan kembali dilakukan penimbangan untuk

mengetahui berat sampel yang dimasukkan. Pemanasan pertama

dilakukan selama dua jam, setelah itu dilakukan penimbangan berat

sampel untuk tahap pemanasan pertama. Kemudian sampel dimasukkan

ke dalam oven dan dilakukan pemanasan kembali. Pengukuran berat

dilakukan dua kali setiap hari selama tiga hari berturutan. Pencatatan

hasil pengukuran digunakan untuk melihat profil penurunan berat sampel

sehingga mencapai tingkat kestabilan. Data kandungan bahan kering

sampah mencakup atas sebelas jenis sampah sesuai dengan hasil survey

komposisi sampah. Cara perhitungan kandungan bahan kering sampah

dilakukan dengan metode yang sama seperti pengeringan dengan oven

pada temperatur 1050C.

(iii) Sampel dimasukkan ke dalam aluminium tray yang telah ditimbang

beratnya terlebih dahulu. Penimbangan kedua dilakukan setelah sampel

berada dalam aluminium tray untuk mengetahui berat sampel yang

dimasukkan. Berat sampel adalah berat aluminium tray ditambah sampel,

dikurangi berat aluminium tray pada keadaan kosong. Setelah berat awal

masing-masing sampel diketahui, aluminium tray disusun pada ruangan

terbuka. Pengukuran perubahan berat sampel dilakukan setiap hari

selama dua puluh hari berturutan. Pengukuran juga dilakukan terhadap

paremeter temperatur ruangan dan juga kelembabaan udara ruangan.

Pencatatan dilakukan terhadap berat sampel dengan jumlah data yang

dihasilkan adalah dari sebanyak sebelas (11) jenis sampah sesuai dengan

Page 79: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

79

hasil survey komposisi sampah. Cara perhitungan kandungan bahan

kering sampah dilakukan dengan metode yang sama seperti pengeringan

dengan oven pada temperatur 1050C. Cara perhitungan kandungan bahan

kering sampah untuk pengeringan pada temperatur ruangan selama dua

puluh bhari dilakukan dengan metode yang sama seperti pengeringan

dengan oven pada temperatur 1050C dan 850C..

Pengujian terhadap kandungan bahan kering dilakukan terhadap hasil survey

komposisi sampah yang dilakukan di TPA Namo Bintang tanggal 19 Oktober

2011 dan 13 Desember 2011 serta di TPA Kwala Bingai tanggal 20 Oktober

2011 dan 12 Desember 2011. Pengujian hasil survey bulan Oktober di TPA

Namo Bintang dan Kwala Bingai dilakukan dengan cara pemanasan dalam

oven pada temperatur 105oC. Pengujian untuk sampel hasil survey bulan

Desember dilakukan dengan pemanasan dalam oven pada temperatur 85oC

dan juga pada temperatur ruangan.

c. Hasil pengujian kandungan bahan kering sampah di TPA Namo Bintang dan

TPA Kwala Bingai untuk survey Oktober 2011.

Pengujian kandungan bahan kering untuk survey bulan Oktober dilakukan

terhadap dua sampel yang masing-masing terdiri atas sembilan jenis sampah.

Hasil pengujian kandungan bahan kering dalam oven pada temperatur 105oC

adalah sebagai terlihat pada Tabel 15 dan Tabel 16. Sebagai bahan

perbandingan dari hasil pengujian kedua sampel tersebut dapat dilihat pada

Grafik 3. Dari Grafik 3 jelas terlihat bahwa terdapat kesamaan yang relatif

proposional antara kandungan bahan kering masing-masing jenis sampah di

TPA Namo Bintang dan di TPA Kwala Bingai.

Page 80: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

80

Tabel 15 : Hasil Pengujian Kandungan Bahan Kering Sampah TPA Namo Bintang pada Pemanasan 105oC (Hasil Survey 19 Oktober 2011)

KOMPOSISI SAMPAH

BERAT CAWAN (A)

BERAT CAWAN + SAMPEL BASAH (B)

BERAT CAWAN + SAMPEL KERING (C)

KANDUNGAN AIR (%)

KANDUNGAN BAHAN KERING (%)

I II III I II III I II III I II III Rata-Rata I II III

Rata-Rata

1. Makanan 95,235 96,806 85,072 163,482 159,496 161,877 136,922 131,426 133,100 38,92% 44,78% 37,47% 40,39% 61,08% 55,22% 62,53% 59,61%

2. Kertas, karton, nappies 103,670 97,224 88,233 168,595 151,647 159,974 149,705 132,323 133,536 29,09% 35,51% 36,85% 33,82% 70,91% 64,49% 63,15% 66,18%

3. Kayu/sampah taman 80,602 97,507 82,831 102,902 119,724 104,888 89,065 105,391 92,306 62,05% 64,52% 57,04% 61,20% 37,95% 35,48% 42,96% 38,80%

4. Kain dan produk tekstil 88,436 90,698 99,403 137,318 132,293 146,225 114,144 113,603 124,533 47,41% 44,93% 46,33% 46,22% 52,59% 55,07% 53,67% 53,78%

5. Karet dan Kulit 91,907 90,193 98,422 135,690 123,821 141,010 114,143 113,603 124,533 49,21% 30,38% 38,69% 39,43% 50,79% 69,62% 61,31% 60,57%

6. Plastik 97,011 95,460 100,273 112,639 111,491 120,653 107,118 103,760 110,615 35,33% 48,23% 49,25% 44,27% 64,67% 51,77% 50,75% 55,73%

7. Komponen sampah lain 90,948 93,698 97,437 174,831 183,247 192,403 165,944 177,410 185,094 10,59% 6,52% 7,70% 8,27% 89,41% 93,48% 92,30% 91,73%

8. Gelas/kaca 108,750 78,696 103,164 237,539 201,468 210,557 231,394 195,018 205,986 4,77% 5,25% 4,26% 4,76% 95,23% 94,75% 95,74% 95,24%

9. Logam 90,543 87,513 94,382 135,048 146,116 160,536 133,983 145,011 159,460 2,39% 1,89% 1,63% 1,97% 97,61% 98,11% 98,37% 98,03%

Sumber : SUR –JICA-USU-ITB 2011

Page 81: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

81

Tabel 16 : Hasil Pengujian Kandungan Bahan Kering Sampah TPA Kwala Bingai pada Pemanasan 105oC (Hasil Survey 20 Oktober 2011)

KOMPOSISI SAMPAH BERAT CAWAN (A)

BERAT CAWAN + SAMPEL BASAH (B)

BERAT CAWAN + SAMPEL KERING (C)

KANDUNGAN AIR (%)

KANDUNGAN BAHAN KERING (%)

I II III I II III I II III I II III Rata-Rata I II III

Rata-Rata

1. Makanan 95,235 96,806 85,072 165,006 151,661 147,565 141,176 123,299 124,013 34,15% 51,70% 37,69% 41,18% 65,85% 48,30% 62,31% 58,82%

2. Kertas, karton, nappies 103,670 97,224 88,233 129,365 128,786 124,023 114,331 112,815 107,073 58,51% 50,60% 47,36% 52,16% 41,49% 49,40% 52,64% 47,84%

3. Kayu/sampah taman 80,602 97,507 82,831 120,490 128,183 119,276 102,035 111,126 101,238 46,27% 55,60% 49,49% 50,45% 53,73% 44,40% 50,51% 49,55%

4. Kain dan produk tekstil 88,436 90,698 99,403 132,189 126,042 128,250 114,980 113,232 115,053 39,33% 36,24% 45,75% 40,44% 60,67% 63,76% 54,25% 59,56%

5. Karet dan Kulit 91,907 90,193 98,422 122,192 119,361 138,154 118,209 115,121 131,999 13,15% 14,54% 15,49% 14,39% 86,85% 85,46% 84,51% 85,61%

6. Plastik 97,011 95,460 100,273 103,846 106,957 110,679 102,438 102,836 108,344 20,59% 35,84% 22,43% 26,29% 79,41% 64,16% 77,57% 73,71%

7. Komponen sampah lain 90,948 93,698 97,437 174,180 181,202 181,001 162,463 168,603 168,745 14,08% 14,40% 14,67% 14,38% 85,92% 85,60% 85,33% 85,62%

8. Gelas/kaca 108,750 78,696 103,164 231,561 199,242 219,391 230,072 198,106 218,294 1,21% 0,94% 0,94% 1,03% 98,79% 99,06% 99,06% 98,97%

9. Logam 90,543 87,513 94,382 127,806 114,430 129,565 125,688 111,350 126,602 5,68% 11,44% 8,42% 8,52% 94,32% 88,56% 91,58% 91,48%

Sumber : SUR –JICA-USU-ITB 2011

Page 82: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

82

Grafik 3 : Kandungan bahan kering semua jenis sampah dengan pengeringan pada

temperatur 1050C

Grafik 4 : Perbandingan Kandungan Bahan Kering semua jenis sampah dengan

pengeringan pada temperatur 1050C untuk TPA Namo Bintang dan TPA

Kwala Bingai serta perbandingan komposisi sampahnya.

Page 83: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

83

d. Hasil pengujian kandungan bahan kering sampah di TPA Namo Bintang dan

TPA Kwala Bingai untuk survey Bulan Desember 2011.

Pengujian kandungan bahan kering untuk survey bulan Desember dilakukan

menggunakan dua methode pengeringan yaitu dengan menggunakan oven

selama tiga hari pada temperatur 85oC dan pengeringan pada temperatur

ruangan selama 20 hari. Pengukuran terhadap penurunan berat sampel pada

proses pengeringan dalam oven dimulai setelah dua jam pertama

pengeringan. Selanjutnya pengukuran dilakukan dua kali sehari. Pengukuran

perubahan berat untuk pengeringan pada temperatur ruangan dilakukan setiap

hari selama dua puluh hari berturutan. Pengolahan data dilakukan untuk

mengukur kandungan air dan juga kandungan bahan kering. Dari data

penurunan berat yang diperoleh selama proses pengeringan dapat dibuat

grafik kecenderungan penurunan berat masing-masing sampel.

(i) Data hasil pengeringan dalam oven pada temperatur temperatur 85oC.

Data kandungan bahan kering untuk sampel TPA Namo Bintang Medan

TPA Kwala Bingai Stabat untuk hasil survey tanggal 12 dan 13

Desember 2011 dan pengujian di laboratorium BLH Provinsi Sumatera

Utara adalah sebagaimana terlihat pada Tabel 17 dan 18.

(ii) Data hasil pengeringan pada temperatur ruangan.

Data kandungan bahan kering untuk sampel TPA Namo Bintang dan

TPA Kwala Bingai hasil survey 12 dan 13 Desember 2011 hasil

pengeringan pada temperatur ruangan adalah sebagaimana terlihat pada

Tabel 19 dan 20.

Page 84: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

84

Tabel 17 : Data Pengujian Kandungan Bahan Kering Sampah Pada Temperatur 85 0C di TPA Namo Bintang (Hasil Survey 13 Desember 2011)

JENIS SAMPAH BERAT WADAH

(A)

BERAT WADAH + BERAT

SAMPEL BASAH (B)

TOTAL BERAT WADAH DAN SAMPEL KERING (C)

KANDUNGAN

AIR %

KANDUNGAN BAHAN KERING

%

PENGERINGAN 2 JAM

HARI I/18-12-2011 HARI II/19-12-2011 HARI III/20-12-2011

T1 = 27 oC T1 = 27 oC T2 = 26 oC T1 = 27 oC T2 = 26 oC T1=26oC T2 = 26 oC

Rh1 = 77 % Rh1 = 84 % Rh2 = 78 % Rh1 = 82 % Rh2 = 79 % Rh1= 87 % Rh2 = 83 %

17.00 PM 10.00 AM 16.00 PM 10.00 AM 16.00 PM 10.00 AM 16.00 PM

1 Makanan 18,70 g 88,60 g 59,71 g 33,78 g 33,50 g 33,47 g 33,49 g 33,45 g 33,28 g 79,14% 20,86%

2 Kertas dan Karton 18,82 g 141,30 g 108,75 g 67,40 g 66,87 g 67,75 g 65,39 g 66,75 g 66,50 g 61,97 % 38,93%

3 Nappies 19,00 g 264,14g 239,71 g 97,99 g 80,98 g 60,26 g 60,41 g 60,18 g 60,26 g 83,17% 16,83%

4 Kayu dan Sampah Taman

19,02 g 100,09 g 80,83 g 50,84 g 49,89 g 47,62 g 47,51 g 47,46 g 47,43 g 64,96% 35,04%

5 Kain dan Produk Tekstil 19,05 g 130,59 g 109,06 g 68,31 g 68,04 g 67,73 g 67,72 g 67,71 g 67,75 g 56,34% 43,66%

6 Lain-lain (Organik) 19,04 g 143,24 g 130,24 g 67,72 g 67,58 g 67,34 g 67,31 g 67,30 g 67,29 g 61,15% 38,85%

JENIS SAMPAH BERAT WADAH

(A)

BERAT WADAH

+ BERAT SAMPEL BASAH

(B)

TOTAL BERAT WADAH DAN SAMPEL KERING (C)

KANDUNGAN

AIR %

KANDUNGAN BAHAN KERING

%

PENGERINGAN 2 JAM

HARI I/27-12-2011 HARI II/28-12-2011 HARI III/29-12-2011

T1 = 27 oC T1 = 27 oC T2 = 27 oC T1 = 26 oC T2 = 27 oC T1=27oC T2 = 27 oC

Rh1 = 75 % Rh1 = 78 % Rh2 = 80 % Rh1 = 77 % Rh2 = 77 % Rh1= 78 % Rh2 = 80 %

13.00 PM 10.00 AM 17.00 PM 10.00 AM 17.00 PM 10.00 AM 17.00 PM

7. Karet dan Kulit 18,70 g 169,86 g 159,25 g 156,26 g 156,06 g 155,95 g 155,78 g 155,77 g 155,83 g 9,28% 90,72%

8. Plastik 18,80 g 89,26 g 73,27 g 57,56 g 57,46 g 57,11 g 57,09 g 56,95 g 57,04 g 45,73 54,27

9. Logam 18,86 g 93,05 g 89,55 g 89,46 g 89,59 g 88,90 g 88,83 g 88,77 g 88,79 g 5,74% 94,26%

10 Gelas 18,30 g 146,88 g 144,95 g 144,90 g 144,91 g 144,87 g 144,87 g 144,83 g 144,68 g 1,71% 98,29%

11 Lain-lain (An-organik) 19,06 g 121,08 g 107,47 g 105,90 g 101,89 g 101,15 g 101,11 g 100,74 g 100,77 g 19,91% 80,09%

Sumber : SUR –JICA-USU-ITB 2011

Page 85: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

85

Tabel 18 : Data Pengujian Kandungan Bahan Kering Sampah Pada Temperatur 850Cdi TPA Kwala Bingai (Hasil Survey 12 Desember 2011)

JENIS SAMPAH BERAT WADAH

(A)

BERAT WADAH

+ BERAT SAMPEL BASAH

(B)

TOTAL BERAT WADAH DAN SAMPEL KERING (C)

KANDUNGAN

AIR %

KANDUNGAN BAHAN KERING

%

PENGERINGAN 2 JAM

HARI I/22-12-2011 HARI II/23-12-2011 HARI III/24-12-2011

T1 = 26 oC T1 = 22 oC T2 = 27 oC T1 = 27 oC T2 = 27 oC T1=26oC T2 = 26 oC

Rh1 = 80 % Rh1 = 82 % Rh2 = 87 % Rh1 = 81 % Rh2 = 81 % Rh1= 80 % Rh2 = 86 %

17.00 PM 10.00 AM 16.00 PM 10.00 AM 16.00 PM 10.00 AM 16.00 PM

1

Makanan

18,70 g 158,79 g 125,84 g 84,88 g 60,30 g 48,15 g 46,16 g 46,11 g 46,00 g 80,51% 19,49%

2 Kertas dan Karton 18,80 g 154,40 g 111,11 g 89,90 g 78,96 g 79,48 g 78,97 g 79,32 g 78,82 g 55,74% 44,26%

3 Nappies 18,86 g 135,33 g 94,51 g 74.07 g 52,87 g 44,98 g 43,97 g 44,09 g 43,88 g 78,52% 21,48%

4 Kayu dan Sampah Taman

18,30 g 92,29 g 61,98 g 52,32 g 50,31 g 50,70 g 50,23 g 50,27 g 50,13 g 56,98% 43,02%

5 Kain dan Produk Tekstil 19,06 g 116,52 g 85,47 g 85,06 g 84,50 g 84,47 g 84,44 g 84,58 g 84,42 g 32,94% 67,06%

6 Lain-lain (Organik) 19,02 g 116,24 g 133,79 g 103,20 g 88,23 g 87,92 g 87,52 g 87,48 g 87,34 g 53,59% 46,41%

JENIS SAMPAH BERAT WADAH

(A)

BERAT WADAH

+ BERAT SAMPEL BASAH

(B)

TOTAL BERAT WADAH DAN SAMPEL KERING (C)

KANDUNGAN

AIR %

KANDUNGAN BAHAN KERING

%

PENGERINGAN 2 JAM

HARI I/27-12-2011 HARI II/128-12-2011 HARI III/2 29-12-2011

T1 = 27 oC T2 = 27 oC T1 = 26 oC T2 = 27 oC T1=27oC T2 = 27 oC

Rh1 = 76 % Rh2 = 80 % Rh1 = 77 % Rh2 = 77 % Rh1= 78 % Rh2 = 80 %

13.00 PM 10.00 AM 16.00 PM 10.00 AM 16.00 PM 10.00 AM 16.00 PM

7 Karet dan Kulit 18,93 g 99,02 g 90,94 g 88,47 g 88,37 g 88,43 g 88,31 g 88,23 g 88,27 g 13,42% 86,58%

8 Plastik 18,97 g 66,82 g 50,71 g 47,70 g 47,61 g 47,68 g 47,66 g 47,64 g 47,63 g 40,10% 59,90%

9 Metal 18,50 g 120,79 g 119,60 g 119,58 g 119,54 g 119,47 g 119,48 g 119,47 g 119,38 g 1,38% 9,62%

10 Gelas 18,79 g 256,93 g 256,26 g 256,19 g 256,15 g 256,20 g 256,21 g 256,23 g 256,22 g 0,30 % 99,70%

11 Lain-lain (Anorganik) 19,33 g 184,53 g 170,29 g 164,63 g 163,88 g 164,37 g 164,22 g 164,36 g 163,87 g 12,45 % 87,55%

Sumber : SUR –JICA-USU-ITB 2011

Page 86: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

86

Tabel 19 : Data Pengujian Kandungan Bahan Kering Sampah pada Temperatur Ruangan (Hasil Survey di TPA Namo Bintang 13 Desember 2011 )

TEMPERATUR DAN

KELEMBABAN MAKANAN

KERTAS DAN

KARTON NAPPIES

KAYU DAN SAMPAH TAMAN

KAIN DAN PRODUK TEKSTIL

LAIN-LAIN (ORGANIK)

KARET DAN KULIT

PLASTIK LOGAM GELAS LAIN-LAIN

(AN-ORGANIK)

BERAT WADAH (A)

- 18,97 g 19,13 g 18,39 g 18,78 g 18,55 g 18,85 g 19,09 g 19,27 g 18,33 g 18,63 g 18,19 g

BERAT SAMPEL BASAH

- 133,84 g 124,43 g 136,61 g 74,31 g 148,06 g 164,52 g 115,34 g 84,4 g 196,09 g 176,92 g 161,61 g

BERAT SAMPEL BASAH + WADAH

(B) - 152,81 g 143,56 g 155 g 93,09 g 166,61 g 183,37 g 134,43 g 103,67 g 214,42 g 195,55 g 179,8 g

2 JAM PENGERINGAN

T0 = 27 oC 129,55 g 121,08 g 133,99 g 71,02 g 144,64 g 161,64 g 114,18 g 82,39 g 195,9 g 176,49 g 160,12 g

Rh0 = 77 %

PENGERINGAN HARI I

T1 = 27 oC 114,69 g 108,59 g 125,7 g 61,2 g 134,5 g 150,49 g 111,07 g 76,52 g 195,06 g 176,18 g 153,37 g

Rh1 = 82 %

PENGERINGAN HARI II

T2 = 26 oC 100,72 g 96,59 g 117,8 g 53,12 g 95,28 g 138,13 g 109,03 g 70,34 g 194,71 g 176,17 g 146,58 g

Rh2 = 80 %

PENGERINGAN HARI III

T3 = 26 oC 90,56 g 89,86 g 112,6 g 49,7 g 89,49 g 128,24 g 108,47 g 65,74 g 194,48 g 176,15 g 144,93 g

Rh3 = 82 %

PENGERINGAN HARI IV

T4 = 27 oC 82,27 g 85 g 108,93 g 47,76 g 84,94 g 118,71 g 108,06 g 60,71 g 194,33 g 176,14 g 144,26 g

Rh4 = 83 %

PENGERINGAN HARI V

T5 = 27 oC 73,51 g 80,79 g 104,71 g 46,51 g 81,13 g 109,46 g 107,79 g 58,4 g 194,16 g 175,31 g 144,26 g

Rh5 = 82 %

Halaman 1/3

Page 87: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

87

TEMPERATUR DAN

KELEMBABAN MAKANAN

KERTAS DAN

KARTON NAPPIES

KAYU DAN SAMPAH TAMAN

KAIN DAN PRODUK TEKSTIL

LAIN-LAIN (ORGANIK)

KARET DAN KULIT

PLASTIK LOGAM GELAS LAIN-LAIN

(AN-ORGANIK)

PENGERINGAN HARI VI

T6 = 27 oC 67,32 g 78,86 g 101,74 g 45,99 g 79,23 g 102,99 g 107,45 g 57,33 g 193,92 g 174,93 g 144,24 g

Rh6 = 85 %

PENGERINGAN HARI VII

T7 = 26 oC 60,44 g 76,61 g 97,74 g 45,46 g 76,44 g 94,37 g 107,22 g 56,43 g 193,86 g 174,86 g 144,16 g

Rh7 = 82 %

PENGERINGAN HARI VIII

T8 = 26 oC 54,59 g 74,26 g 92,59 g 45,08 g 75,12 g 87,43 g 107,1 g 54,52 g 193,85 g 174,45 g 144,14 g

Rh8 = 80 %

PENGERINGAN HARI IX

T9 = 27 oC 48,36 g 72,68 g 88,96 g 44,57 g 73,65 g 79,64 g 107,06 g 53,4 g 193,83 g 174,41 g 144,14 g

Rh9 = 75 %

PENGERINGAN HARI Day X

T10 = 27 oC 45,39 g 71,41 g 84,49 g 44,57 g 73,55 g 74,4 g 107,04 g 52,86 g 193,8 g 174,38 g 144,11 g

Rh10 = 76 %

PENGERINGAN HARI XI

T11 = 27 oC 44,19 g 70,3 g 80,18 g 44,54 g 73,54 g 70,1 g 107,03 g 51,99 g 193,47 g 174,38 g 144,09 g

Rh11 = 83 %

PENGERINGAN HARI XII

T12 = 27 oC 44,01 g 69,39 g 76,46 g 44,49 g 73,51 g 67,89 g 107,03 g 51,86 g 192,44 g 174,37 g 144,07 g

Rh12 = 83 %

PENGERINGAN HARI XIII

T13 = 27 oC 43,49 g 67,68 g 70,81 g 44,49 g 73,41 g 66,41 g 107,03 g 51,59 g 192,11 g 174,37 g 144,07 g

Rh13 = 82 %

PENGERINGAN HARI XIV

T14 = 27 oC 43,47 g 67,21 g 68,45 g 44,36 g 73,39 g 66,35 g 107,02 g 51,5 g 192 g 174,36 g 144,05 g

Rh14 = 85 %

Halaman 2/3

Page 88: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

88

TEMPERATUR DAN

KELEMBABAN MAKANAN

KERTAS DAN

KARTON NAPPIES

KAYU DAN SAMPAH TAMAN

KAIN DAN PRODUK TEKSTIL

LAIN-LAIN (ORGANIK)

KARET DAN KULIT

PLASTIK LOGAM GELAS LAIN-LAIN

(AN-ORGANIK)

PENGERINGAN HARI XV

T15 = 26 oC 43,32 g 67,15 g 66,45 g 44,25 g 73,01 g 66,1 g 106,99 g 51,49 g 191,91 g 174,35 g 144,05 g

Rh15 = 82 %

PENGERINGAN HARI XVI

T16 = 26 oC 43,17 g 67,09 g 64,7 g 44,19 g 72,91 g 66,03 g 106,97 g 51,44 g 191,89 g 174,35 g 144,05 g

Rh16 = 80 %

PENGERINGAN HARI XVII

T17 = 27 oC 43 g 66,55 g 62,08 g 44,08 g 72,91 g 65,94 g 106,89 g 51,42 g 191,88 g 174,34 g 144,05 g

Rh17 = 75 %

PENGERINGAN HARI XVIII

T18 = 27 oC 42,93 g 66,4 g 60,27 g 44,08 g 72,76 g 65,9 g 106,82 g 51,41 g 191,87 g 174,34 g 143,98 g

Rh18 = 76 %

PENGERINGAN HARI XIX

T19 = 26 oC 42,87 g 66,3 g 59,78 g 44,07 g 72,74 g 65,65 g 106,73 g 51,41 g 191,86 g 174,34 g 143,86 g

Rh19 = 77 %

PENGERINGAN HARI XX

(C)

T20 = 27 oC 42,66 g 65,99 g 59,25 g 43,95 g 72,59 g 65,35 g 106,73 g 51,14 g 191,77 g 174,32 g 143,69 g

Rh20 = 78 %

KANDUNGAN AIR 79,38% 55,50% 65,44% 54,67% 58,27% 68,08% 8,95% 51,07% 2,43% 1,04% 12,49%

KANDUNGAN BAHAN KERING 20,62% 44,50% 34,56% 45,33% 41,75% 31,92% 91,05% 48,93% 97,57% 98,36% 87,51%

Sumber : SUR –JICA-USU-ITB 2011 Halaman 3/3

Page 89: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

89

Tabel 20 : Hasil Pengujian Kandungan Bahan Kering Sampah Pada Temperatur Ruangan (Hasil Survey di TPA Kwala Bingai 12 Desember 2011)

TEMPERATUR

DAN KELEMBABAN

MAKANAN KERTAS

DAN KARTON

NAPPIES KAYU DAN SAMPAH TAMAN

KAIN DAN PRODUK TEKSTIL

LAIN-LAIN (ORGANIK)

KARET DAN KULIT

PLASTIK LOGAM GELAS LAIN-LAIN

(AN-ORGANIK)

BERAT WADAH (A)

- 18,89 g 18,51 g 18,37 g 18,3 g 18,67 g 18,7 g 19 g 19,02 g 19,09 g 19,04 g 18,56 g

BERAT SAMPEL BASAH

- 137,29 g 161,33 g 148,22 g 97,65 g 96,65 g 191,86 g 106,65 g 48,46 g 103,45 g 248,11 g 154,87 g

BERAT SAMPEL BASAH + WADAH

(B) - 156,18 g 179,84 g 166,59 g 115,95 g 115,32 g 210,56 g 125,65 g 67,48 g 122,54 g 267,15 g 173,43 g

2 JAM PENGERINGAN

T0 = 27 oC 134,8 g 159,1 g 146,04 g 94,5 g 94,66 g 190,02 g 105,6 g 46,39 g 103,01 g 247,6 g 153,82 g

Rh0 = 83 %

PENGERINGAN HARI I

T1 = 27 oC 127,39 g 151,71 g 139,98 g 88,87 g 88,75 g 186,14 g 103,21 g 40,8 g 102,73 g 246,83 g 149,5 g

Rh1 = 83 %

PENGERINGAN HARI II

T2 = 27 oC 120,14 g 144,89 g 133,01 g 84,09 g 83,8 g 180,89 g 102,54 g 38,29 g 102,72 g 246,8 g 145,58 g

Rh2 = 82 %

PENGERINGAN HARI III

T3 = 27 oC 105,26 g 134,14 g 123,67 g 76,71 g 79,44 g 173,26 g 102,35 g 37,39 g 102,69 g 246,51 g 145,29 g

Rh3 = 85 %

PENGERINGAN HARI IV

T4 = 26 oC 91,38 g 125,9 g 116,82 g 71,03 g 75,96 g 164,78 g 102,1 g 36,88 g 102,68 g 246,49 g 145,25 g

Rh4 = 82 %

PENGERINGAN T5 = 26 oC 78,05 g 115 g 105,85 g 65,72 g 73,52 g 157,02 g 102,1 g 36,78 g 100,72 g 246,47 g 145,23 g

Page 90: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

90

HARI V Rh5 = 80 %

PENGERINGAN HARI VI

T6 = 27 oC 68,45 g 107,68 g 98,75 g 63,01 g 72,9 g 149,56 g 101,81 g 36,77 g 96,99 g 246,43 g 145,17 g

Rh6 = 75 %

lan 1/3

TEMPERATUR

DAN KELEMBABAN

MAKANAN KERTAS

DAN KARTON

NAPPIES KAYU DAN SAMPAH TAMAN

KAIN DAN PRODUK TEKSTIL

LAIN-LAIN (ORGANIK)

KARET DAN KULIT

PLASTIK LOGAM GELAS LAIN-LAIN

(AN-ORGANIK)

PENGERINGAN HARI VII

T7 = 27 oC 61,72 g 102,52 g 92,88 g 60,58 g 72,86 g 142,78 g 101,75 g 36,77 g 96,91 g 246,15 g 145,16 g

Rh7 = 76 %

PENGERINGAN HARI VIII

T8 = 26 oC 56,63 g 98,83 g 87,78 g 59,36 g 72,82 g 137,38 g 101,74 g 36,71 g 95,41 g 246,1 g 145,15 g

Rh8 = 77 %

PENGERINGAN HARI IX

T9 = 27 oC 49,22 g 92,25 g 77,63 g 56,56 g 72,75 g 127,15 g 101,74 g 36,69 g 95,41 g 246,1 g 145,14 g

Rh9 = 78 %

PENGERINGAN HARI X

T10 = 25 oC 47,89 g 91,22 g 74,99 g 56,3 g 72,7 g 125,07 g 101,71 g 36,67 g 95,4 g 246,1 g 145,13 g

Rh1

0 = 78 %

PENGERINGAN HARI XI

T11 = 26 oC 45,94 g 90,3 g 73,58 g 56,29 g 72,33 g 124,57 g 101,7 g 36,67 g 95,39 g 246,1 g 144,98 g

Rh1

1 = 78 %

PENGERINGAN HARI XII

T12 = 26 oC 45,34 g 90,27 g 72,32 g 56,17 g 71,95 g 123,03 g 101,69 g 36,66 g 95,38 g 246,09 g 144,81 g

Rh1

2 = 77 %

PENGERINGAN HARI XIII

T13 = 26 oC 44,44 g 88,85 g 70,17 g 56,09 g 71,94 g 120,2 g 101,69 g 36,65 g 95,36 g 246,09 g 144,58 g

Rh1

3 = 76 %

Page 91: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

91

PENGERINGAN HARI XIV

T14 = 26 oC

43,9 g 88,09 g 67,32 g 56,05 g 65,07 g 118,45 g 101,68 g 36,63 g 95,36 g 246,08 g 144,36 g Rh1

4 = 65 %

PENGERINGAN HARI XV

T15 = 27 oC

43,82 g 88,05 g 65,41 g 55,95 g 64,02 g 117,81 g 101,67 g 36,6 g 95,35 g 246,08 g 144,26 g Rh1

5 = 68 %

Halaman 2/3

TEMPERATUR

DAN KELEMBABAN

MAKANAN KERTAS

DAN KARTON

NAPPIES KAYU DAN SAMPAH TAMAN

KAIN DAN PRODUK TEKSTIL

LAIN-LAIN (ORGANIK)

KARET DAN KULIT

PLASTIK LOGAM GELAS LAIN-LAIN

(AN-ORGANIK)

PENGERINGAN HARI XVI

T16 = 26 oC

43,55 g 86,97 g 62,96 g 55,95 g 63,94 g 116,33 g 101,67 g 36,57 g 95,34 g 246,07 g 144,25 g Rh1

6 = 85 %

PENGERINGAN HARI XVII

T17 = 27 oC

43,24 g 86,94 g 62,17 g 55,65 g 63,04 g 116,1 g 101,64 g 36,55 g 95,31 g 246,07 g 144,24 g Rh1

7 = 81 %

PENGERINGAN HARI XVIII

T18 = 26 oC

43,21 g 86,64 g 61,84 g 55,62 g 63,03 g 115,65 g 101,63 g 36,48 g 95,31 g 246,06 g 144,24 g Rh1

8 = 77 %

PENGERINGAN HARI XIX

T19 = 27 oC

43,13 g 86,44 g 61,81 g 55,6 g 63,03 g 115,6 g 101,58 g 36,46 g 95,3 g 246,05 g 144,18 g Rh1

9 = 67 %

PENGERINGAN HARI XX

(C)

T20 = 26 oC

43,11 g 86,23 g 61,42 g 55,56 g 63,02 g 115,45 g 101,55 g 36,44 g 95,18 g 246,05 g 144,1 g Rh2

0 = 85 %

KANDUNGAN AIR 79,54% 52,58% 66,85% 53,04% 43,13% 44,13% 5,82% 40,83% 9,80% 0,90% 7,90%

Page 92: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

92

KANDUNGAN BAHAN KERING 20,46% 47,42% 33,15% 46,96% 56,87% 55,87% 94,18% 59,17% 90,20% 99,10% 92,10%

Sumber : SUR –JICA-USU-ITB 2011 Halaman 3/3

Page 93: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

93

8. Analisis Hasil Pengujian Kandungan Bahan Kering Sampah

Survey kandungan bahan kering sampah yang dilakukan pada bulan Desember

2011 dilakukan melalui tiga metdode pengeringan. Hasil survey bulan Oktober

hanya dilakukan pengujian kandungan kering terhadap 9 jenis sampah,

sedangkan untuk bulan Desember terhadap 11 jenis sampah. Survey bulan

Desember memisahkan jenis sampah Kertas dan Karton dengan Nappies serta

Kandungan Sampah Lain-lain menjadi Lain-lain Organik dan Lain-lain

Anorganik. Pada Tabel 21 dapat dilihat bahwa kandungan bahan kering dengan

pemanasan dalam oven pada temperatur 1050C lebih tinggi dari kandungan

bahan kering dengan metode pemanasan dalam oven pada 850C selama tiga hari

dan pemanasan pada temperatur ruangan selama dua puluh hari.

Tabel 21: Perbandingan kandungan bahan kering sampah untuk masing-masing metode pengeringan.

Jenis Sampah

Pengeringan 105oC Pengeringan 85oC Temperatur Ruangan

NB OKT KB OKT NB 85oC KB 85 oC NB TR KB TR

1. Makanan 59,61 58,82 20,86 19,49 20,62 20,46

2. Kertas dan Karton 66,18 47,84 38,02 44,26 44,50 47,42

3. Nappies * * 16,8 21,48 34,56 33,15

4. Kayu dan Sampah Taman 38,8 49,55 35,04 43,02 45,33 46,96

5. Kain dan Produk Tekstil 53,78 59,56 43,63 67,06 41,73 56,87

6. Lain-Lain Organik * * 38,85 46,41 31,92 55,87

7 Karet dan Kulit 60,5 85,61 90,68 86,53 91,05 94,18

8 Plastik 55,73 73,71 54,14 59,85 48,93 59,17

9 Logam 98,03 91,48 94,23 98,62 97,57 90,20

10 Gelas 95,24 98,97 98,29 99,69 98,36 99,10

11 Lain-Lain (Anorganic) 91,73 91,48 80,06 87,5 87,51 92,10

Sumber : SUR-JICA-USU-ITB

Catatan:

NB OKT = Sampel TPA Namo Bintang hasil survey 19 Oktober 2011 pada pengeringan dalam oven 1050C KB OKT = Sampel TPA Kwala Bingai hasil survey 20 Oktober 2011 pada pengeringan dalam oven 1050C NB 850C = Sampel TPA Namo Bintang hasil survey 13 Desember 2011 pada pengeringan dalam oven 850C KB 850C = Sampel TPA Kwala Bingai hasil survey 12 Desember 2011 pada pengeringan dalam oven 850C NB TR = Sampel TPA Namo Bintang hasil survey 13 Desember 2011 pada temperatur ruangan KB TR = Sampel TPA Kwala Bingai hasil survey 12 Desember 2011 pada temperatur ruangan

* = Untuk hasil survey bulan Oktober tidak dilakukan pemisahan Kertas dan Karton dengan Nappies serta Kandungan Lain-Lain Organik dengan lain-lain An-organik.

Page 94: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

94

Pada Grafik 5 berikut dapat dilihat gambaran perbandingan kandungan bahan

kering dari enam jenis sampah organik dengan methode pengeringan dalam

oven pada temperatur 85oC dengan temperatur ruangan. Kandungan bahan

kering untuk makanan relatif sama untuk dua metode pengeringan, sedangkan

untuk lima jenis sampah organik yang lain ternyata kandungan bahan kering

lebih tinggi pada pengeringan dengan temperatur ruangan.

Kemungkinan rendahnya kandungan bahan kering dengan pemanasan dalam

oven pada temperatur 850C dan temperatur ruangan dibandingkan pemanasan

dalam oven pada temperatur 1050C adalah karena sebagian bahan kering sudah

terdekomposisi oleh bakteri pembusuk. Proses pengeringan dalam oven pada

temperatur 1050C lebih cepat (±6 jam), sehingga tidak sempat terjadi proses

dekomposisi.

Grafik 5: Perbandingan kandungan bahan kering enam jenis sampah organik dari dua TPA yang dihasilkan dengan pengeringan temperatur 85oC dan temperatur ruangan.

NB 85 = Sampel Namo Bintang dengan pengeringan 850C KB 85 = Sampel Kwala Bingai dengan pengeringan 850C NB T Ruang = Sampel Namo Bintang dengan pengeringan pada Temperatur Ruangan KB T Ruang = Sampel Kwala Bingai dengan pengeringan pada Temperatur Ruangan

makanan kertas dan karton

nappies kayu dan sampah taman

kain dan produk tekstil

lain-lain

anorganik

Page 95: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

95

a. Grafik kecenderungan penurunan berat sampel hasil proses pengeringan

dalam oven selama tiga hari pada temperatur 850C untuk sampel dari TPA

Namo Bintang (hasil survey tanggal 13 Desember 2011)

Grafik 8 : Penurunan berat sampel sampah jenis nappies dikeringkan

dalam oven pada temperatur 850C selama tiga hari. Grafik 9 : Penurunan berat sampel jenis kayu dan sampah taman

dikeringkan dalam oven pada temperatur 850C selama tiga

hari.

Grafik 6 : Penurunan berat sampel sampah jenis makanan dikeringkan

dalam oven pada temperatur 850C selama tiga hari. Grafik 7: Penurunan berat sampel jenis kertas dan karton dikeringkan

dalam oven pada temperatur 850C selama tiga hari.

Grafik10 : Penurunan berat sampel sampah jenis kain dan produk tekstil dikeringkan dalam oven pada temperatur 850C

selama tiga hari.

Grafik 11: Penurunan berat sampel sampah jenis lain-lain organik

dikeringkan dalam oven pada temperatur 850C selama tiga

hari.

Page 96: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

96

Grafik12 : Penurunan berat sampel sampah jenis karet dan kulit dikeringkan dalam oven pada temperatur 850C selama tiga

hari.

Grafik 13: Penurunan berat sampel sampah jenis plastik dikeringkan

dalam oven pada temperatur 850C selama tiga hari.

Grafik16 : Penurunan berat sampel sampah jenis lain-lain anorganik dikeringkan dalam oven pada temperatur 850C selama tiga

hari.

Grafik 17: Perbadingan penurunan berat enam jenis sampah organik

dikeringkan dalam oven pada temperatur 850C selama tiga

hari.

Grafik14 : Penurunan berat sampel sampah jenis logam dikeringkan

dalam oven pada temperatur 850C selama tiga hari. Grafik 15: Penurunan berat sampel sampah jenis gelas dikeringkan

dalam oven pada temperatur 850C selama tiga hari.

Page 97: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

97

b. Grafik kecenderungan penurunan berat sampel hasil proses pengeringan pada

temperatur ruangan untuk sampel dari TPA Namo Bintang (hasil survey tanggal 13

Desember 2011)

Grafik18 : Penurunan berat sampel sampah jenis makanan dikeringkan

pada temperatur ruangan selama dua puluh harii. Grafik 19: Penurunan berat sampel sampah jenis kertas dan karton

dikeringkan pada temperatur ruangan selama dua puluh harii

Grafik 20 : Penurunan berat sampel sampah jenis nappies dikeringkan

pada temperatur ruangan selama dua puluh hari. Grafik 21: Penurunan berat sampel sampah jenis kayu dan sampah taman

dikeringkan pada temperatur ruangan selama dua puluh hari

Grafik 22 : Penurunan berat sampel sampah jenis kain dan produk tekstil

dikeringkan pada temperatur ruangan selama dua puluh hari. Grafik 23: Penurunan berat sampel sampah jenis lain-lain organik

dikeringkan pada temperatur ruangan selama dua puluh hari

Page 98: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

98

Grafik 28 : Penurunan berat sampel sampah jenis kain dan produk teksstil dikeringkan pada temperatur ruangan selama dua

puluh hari.

Grafik 29 : Perbandingan penurunan berat sampel sampah jenis lain-lain

organik dikeringkan pada temperatur ruangan selama dua puluh hari

Grafik 26 : Penurunan berat sampel sampah jenis kain dan produk teksstil dikeringkan pada temperatur ruangan selama dua

puluh hari.

Grafik 27: Penurunan berat sampel sampah jenis lain-lain organik dikeringkan pada temperatur ruangan selama dua puluh hari

Grafik 24 : Penurunan berat sampel sampah jenis karet dan kulit

dikeringkan pada temperatur ruangan selama dua puluh hari. Grafik 25: Penurunan berat sampel sampah jenis plastik dikeringkan

pada temperatur ruangan selama dua puluh hari

Page 99: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

99

makanan kertas dan

karton

nappies kayu dan

sampah taman

kain dan

produk tekstil

lain-lain

organik

karet dan kulit

plastik logam gelas lain-lain anorganik

makanan kertas dan

karton

nappies kayu dan

sampah taman

kain dan

produk tekstil

lain-lain organik

karet dan

kul;it

plastik logam gelas lain-lain anorganik

Grafik 30: Kandungan bahan kering sampah TPA Namo Bintang hasil survey tanggal 13 Desember

2011 dengan pengeringan dalam oven pada temperatur 850C

Grafik 31: Kandungan bahan kering sampah TPA Namo Bintang hasil survey tanggal 13 Desember

2011 dengan pengeringan pada temperatrtur ruangan selama dua puluh hari

Page 100: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

100

d. Grafik kecenderungan penurunan berat sampel hasil proses pengeringan dalam

oven pada temperatur 850C untuk sampel dari TPA Kwala Bingai (hasil survey 12

Desember 2011)

Grafik 32:: Penurunan berat sampel sampah jenis makanan

dikeringkan dalam oven pada temperatur 850C selama tiga

hari.

Grafik 33: Penurunan berat sampel jenis kertas dan karton dikeringkan dalam oven pada temperatur 850C selama tiga

hari.

Grafik 34:: Penurunan berat sampel sampah jenis nappies dikeringkan

dalam oven pada temperatur 850C selama tiga hari. Grafik 35: Penurunan berat sampel jenis kayu dan sampah taman

dikeringkan dalam oven pada temperatur 850C selama tiga

hari.

Grafik 36:: Penurunan berat sampel sampah jenis kain dan produk tekstil dikeringkan dalam oven pada temperatur 850C

selama tiga hari.

Grafik 37: Penurunan berat sampel jenis lain-lain organik dikeringkan

dalam oven pada temperatur 850C selama tiga hari.

Page 101: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

101

Grafik 43: Perbandingan penurunan berat sampel enam jenis sampah yang dikeringkan dalam oven pada temperatur 850C selama

tiga hari.

Grafik 41: Penurunan berat sampel sampah jenis logam dikeringkan

dalam oven pada temperatur 850C selama tiga hari. Grafik 40:: Penurunan berat sampel sampah jenis gelas dikeringkan

dalam oven pada temperatur 850C selama tiga hari.

Grafik 42: Penurunan berat sampel jenis lain-lain organik dikeringkan

dalam oven pada temperatur 850C selama tiga hari.

Grafik 38:: Penurunan berat sampel sampah jenis karet dan kulit l dikeringkan dalam oven pada temperatur 850C selama

tiga hari.

Grafik 39: Penurunan berat sampel jenis plastik dikeringkan dalam

oven pada temperatur 850C selama tiga hari.

Page 102: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

102

d. Grafik kecenderungan penurunan berat sampel hasil proses pengeringan pada

temperatur ruangan selama 20 hari untuk sampel dari TPA Kwala Bingai (hasil

survey 12 Desember 2011

Grafik 44:: Penurunan berat sampel sampah jenis makanan dikeringkan pada temperaturruangan selamadua puluh

hari.

Grafik 45: Penurunan berat sampel jenis kertas dan karton dikeringkan pada temperatur ruangan selama dua puluh

hari.

Grafik 46:: Penurunan berat sampel sampah jenis nappies dikeringkan

dalam pada temperatur ruangan selama dua puluh hari.

Grafik 47: Penurunan berat sampel jenis kayu dan sampah taman dikeringkan pada temperatur ruangan selama dua puluh

hari.

Grafik 48:: Penurunan berat sampel sampah jenis kain dan produk

tekstil dikeringkan pada temperatur ruangan selama dua

puluh hari.

Grafik 49: Penurunan berat sampel jenis lain-lain organik dikeringkan

pada temperatur ruangan selama dua puluh hari.

Page 103: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

103

Grafik 55: Perbandingan penurunan berat sampel enam jenis sampah yang dikeringkan pada temperatur ruangan selama dua

puluh hari.

Grafik 53: Penurunan berat sampel sampah jenis gelas dikeringkan

pada temperatur ruangan selama dua puluh hari. Grafik 52:: Penurunan berat sampel sampah jenis logam dikeringkan

pada temperatur ruangan selama dua puluh hari.

Grafik 54: Penurunan berat sampel jenis lain-lain organik dikeringkan

pada temperatur ruangan selama dua puluh hari.

Grafik 50:: Penurunan berat sampel sampah jenis Karet dan kulit l dikeringkan pada temperatur ruangan selama dua

puluh hari.

Grafik 51: Penurunan berat sampel jenis plastik dikeringkan pada

temperatur ruangan selama dua puluh hari.

Page 104: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

104

makanan kertas dan karton

nappies kayu dan

sampah taman

kain dan produk tekstil

lain-lain organik

karet dan

kul;it

plastik logam gelas lain-lain anorganik

makanan kertas dan

karton

nappies kayu dan

sampah taman

kain dan

produk tekstil

lain-lain organik

karet dan

kul;it

plastik logam gelas lain-lain anorganik

Grafik 56 : Kandungan bahan kering sampah dari TPA Kwala Bingai hasil survey tanggal 12 Desember

2011 dengan pengeringan dalam oven pada temperatur 850C selama tiga hari.

Grafik 57 : Kandungan bahan kering sampah dari TPA Kwala Bingai hasil survey tanggal 12 Desember

2011 dengan pengeringan pada temperatur ruangan selama dua puluh hari

Page 105: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

105

Secara umum terlihat bahwa kandungan bahan kering sampah hasil pengeringan

menggunakan temperatur ruangan selama dua puluh hari dan pengeringan dalam

oven selama tiga dengan temperatur 850C lebih rendah dari pengeringan dalam oven

pada temperatur 1050C. Berdasarkan evaluasi terhadap proses pengeringan, maka

terdapat beberapa keuntungan maupun kelemahan masing-masing dari tiga metode

pengeringan yang digunakan.

a. Pengeringan dalam Oven pada temperatur 1050C.

Peralatan utama yang digunakan pada metode ini adalah oven pemanas yang

temperaturnya bisa diatur secara tetap selama beberapa waktu yang

diinginkan. Peralatan lain adalah timbangan, cawan ceramic sebagai wadah

tempat meletakkan sampel yang akan dipanaskan dalam oven dan desikator.

Berdasarkan evaluasi terhadap proses pengujian yang telah dilakukan, oven

yang digunakan mampu menampung sebelas jenis sampah yang masing-

masing ditempatkan pada tiga cawan berbeda.

Pemanasan dilakukan secara bertahap sesuai dengan pencapaian tingkat

kestabilan berat sampel. Makin tinggi kandungan air, makin lama proses

pengeringan harus dilakukan. Pada percobaan pengujian kandungan bahan

kering sampah hasil survey 19 dan 20 Oktober 2011, tahapan pengeringan

maksimum adalah tiga kali. Proses pemanasan menggunakan oven pada

temperatur 1050C memiliki keuntungan dari segi waktu kerja yang maksimal

untuk satu rangkaian kerja adalah enam jam. Yang dimaksud dengan satu

rangkaian kerja adalah mulai dari persiapan sampel, penimbangan wadah

kosong dan wadah terisi sampel basah, pemanasan, penimbangan ulang dan

beberapa kali pemanasasn ulang hingga dicapai kondisi berat sampel yang

stabil. Pengukuran berat yang terakhir dilakukan adalah untuk mendapatkan

Page 106: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

106

berat cawan dan sampel kering. Dari perbandingan kandungan bahan kering

diketahui bahwa pemanasan dengan oven pada temperatur 1050C memiliki

kandungan kadar kering tertinggi. Tingginya kandungan kadar kering ini

disebabkan karena relatif tidak ada kandungan bahan sampah yang sempat

terurai oleh bakteri pembusuk, sehingga nilai kandungan bahan kering lebih

akurat untuk perhitungan emisi Gas Rumah Kaca. Hambatan penggunaan

oven untuk survey di Kabupaten/Kota adalah tidak tersedianya oven yang

memiliki nilai harga yang tinggi serta efektifitas untuk memilikinya bagi

daerah kabupaten sangat rendah.

b. Pengeringan dalam Oven pada temperatur 850C.

Pengeringan menggunakan oven pada temperatur 850C dilakukan selama tiga

hari. Setiap hari dilakukan dua kali pengukuran berat sampel untuk melihat

kecenderungan penurunan kandungan airnya. Peralatan utama pengeringan

adalah oven yang sama spesifikasinya dengan oven untuk pengeringan pada

temperatur 1050C. Peralatan lainnya adalah alluminium tray, desikator dan

timbangan digital. Alluminium tray dapat diperoleh dengan mudah di pasaran

dengan harga yang relatif murah. Dimensi alluminium tray jauh lebih besar

dari cawan ceramic, sehingga lebih banyak volume sampel yang dapat diuji.

Oven hanya mampu menampung enam sampel. Jumlah ini cukup bila

digunakan untuk mencari kandungan bahan kering sampah organik. Salah

satu kelemahan penggunaan metode pengeringan menggunakan oven pada

temperatur 850C adalah terjadinya pengurangan berat kandungan bahan

kering karena sebahagian sampel mengalami proses penguraian oleh bakteri

pembusuk. Bila dilihat dari grafik penurunan berat, maka tingkat kestabilan

sudah dicapai pada hari kedua (Grafik 17 dan 43). Kemungkinan tidak

Page 107: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

107

berlanjutnya proses pembusukan adalah karena terbatasnya jenis bakteri yang

dapat hidup pada kondisi temperatur oven 850C.

c. Pengeringan pada temperatur ruangan selama dua puluh hari.

Peralatan utama proses pengeringan pada temperatur ruangan adalah

alluminium tray, timbangan, thermometer dan hygrometer. Wadah

alluminium ditimbang untuk mengetahui berat kosong. Kemudian

dimasukkan sampel sampah basah dan dilakukan penimbangan ulang untuk

mengetahui berat sampel basah yang dimasukkan. Pengukuran wadah kosong

maupun setelah diisi sampel basah serta pengukuran setiap hari selama dua

puluh hari sebaiknya menggunakan timbangan digital yang sama.

Timbangan digital dengan keakuratan relatif cukup baik dapat dibeli pada

beberapa toko tertentu di kota Medan. Setelah seluruh sampel dimasukkan ke

dalam wadah alluminium dan ditimbang serta dicatat beratnya, maka wadah

berisi sampel disusun pada sebuah meja dalam ruang terbuka di laboratorium

BLH Sumatera Utara. Pengukuran berat sampel dilakukan setiap hari.

Sampel harus dijaga agar tidak ada kotoran yang masuk ke dalam wadah

alluminium tray yang dapat mempengaruhi berat sampel.

Walaupun peralatan pengujian cukup mudah untuk disediakan, namun

metode pengeringan ini memerlukan perhatian dan kedisiplinan laboran

karena pengujian berakhir setelah dua puluh hari kalender. Dari Tabel 29

dan Tabel 55 terlihat bahwa kestabilan penurunan berat sudah tercapai pada

hari keempat belas. Hal yang cukup menarik adalah bahwa kandungan bahan

kering sampah organik melalui metode pengeringan pada temperatur ruangan

maupun dalam oven pada temperatur 850C selama tiga hari rendah

dibandingkan pengeringan pada temperatur 1050C. Hal ini bukan berarti

Page 108: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

108

penggunaan metode pengeringan pada temperatur ruangan atau pengeringan

dalam oven pada temperatur 850C lebih efektif dan akurat dalam menentukan

kandungan bahan kering. Dalam rentang waktu penelitian yang mencapai dua

puluh hari diduga telah terjadi pengurangan berat akibat terjadinya proses

pembusukan sampel oleh bakteri. Demikian juga pengeringan pada

temperatur 850C selama tiga hari kandungan bahan kering jauh lebih rendah

dibanding dengan pengeringan pada temperatur 1050C.. Penurunan berat

paling signifikan adalah pada sampel bahan makanan yang merupakan

sampel organik yang relatif paling mudah untuk membusuk. Walaupun

tujuannya adalah untuk mencari kandungan bahan kering sampel, bila

penelitian pengeringan pada temperatur ruangan dilanjutkan, maka akan

diperoleh lamanya proses penguraian seluruh kandungan bahan kering dari

sampel organik akibat pembusukan. Data ini juga akan berguna untuk

menentukan kapasitas tampung TPA serta rancangan untuk mengambil gas

methane yang timbul, walaupun proses pembusukan terjadi secara aerobik

dan hanya sebagian pada kondisi anaerobik.

Page 109: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

109

BAB V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

1. Kesimpulan

a. Survey komposisi sampah dan kandungan bahan kering sampah yang

dilakukan JICA - Suuri Keikaku Co., Ltd. Mitsubishi UFJ Research and

Consulting Co., Ltd. di Medan dan Stabat telah dilakukan dan sangat

bermanfaat mendukung kebijakan Nasional maupun Global untuk

menentukan keberhasilan Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota

melaksanakan Peraturan Presiden No. 61 tahun 2011 dan No. 71 tahun 2011

yang terkait Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca dan Penyerapan Gas Rumah

Kaca.

b. Survey untuk mendapatkan data kegiatan sistem pengelolaan sampah Kota

Medan dan Stabat mulai dilakukan pada bulan Oktober 2011. Survey untuk

komposisi sampah dan kandungan bahan kering sampah telah dilakukan di

TPA Namo Bintang Medan pada tanggal 19 Oktober dan 13 Desember serta

di TPA Kwala Bingai tanggal 20 Oktober dan 12 Desember 2011.

c. Survey komposisi sampah menunjukkan bahwa dari berat 1 m3 sampah

untuk masing-masing kegiatan survey adalah di Namo Bintang 242,13 Kg

dan 212,4 kg sedangkan di Kwala Bingai adalah 211,4 dan 200,9 Kg.

Komponen terbesar dari sampah pada kedua TPA dari dua kali survey

menunjukkan bahwa bahan makanan merupakan komposisi terbesar yaitu

masing-masing 62,90%, 33,31%, 51,37% dan 52,56%. Bahan makanan

merupakan sampah organik yang mudah membusuk sehingga potensial

sebagai penghasil GRK.

Page 110: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

110

d. Survey untuk mengetahui kandungan bahan kering sampah hasil survey

tanggal 19 Oktober 2011 di Namo Bintang dan 20 Oktober 2011 di Kwala

Bingai dilakukan menggunakan oven pengering pada temperatur 1050C.

Kandungan bahan kering sampah untuk tanggal 13 Desember 2011 di Namo

Bintang dan 12 Desember 2011 diperoleh melalui pengeringan menggunakan

oven pada temperatur 850C selama tiga hari dan juga pada temperatur

ruangan selama dua puluh hari. Secara umum, kandungan bahan kering

masing-masing komponen sampah menggunakan metode pengeringan pada

temperatur 1050C lebih tinggi dari pengeringan pada temperatur 850C selama

tiga hari dan temperatur ruangan selama dua puluh hari. Perbedaan paling

signifikan adalah pada komponen bahan makanan yang merupakan bahan

organik.

e. Dari 33 daerah Kabupaten/Kota di Sumatera Utara, hanya Kota Medan dan

Kota Stabat yang dijadikan lokasi survey sehingga diperoleh 4 (empat) data

komposisi sampah dan 6 (enam) data kandungan bahan kering. Karena

kegiatan survey untuk menghasilkan manual inventarisasi kegiatan dan

parameter sumber Gas Rumah Kaca yang akan dipergunakan secara

nasional, maka perlu dilakukan survey tambahan di lokasi kota lain yang

selain menambah data sebagai referensi sekaligus meningkatkan jumlah dan

kapasitas sumber daya manusia untuk kegiatan inventarisasi kegiatan

pengelolaan sampah dan parameter sumber emisi Gas Rumah Kaca.

Page 111: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

111

2. Rekomendasi

a. Perlu dilakukan survey di beberapa daerah Kota/Kabupaten lain di Sumatera

Utara untuk menambah referensi proses penentuan komposisi sampah dan

kandungan bahan kering, sehingga dapat ditetapkan berat jenis sampah dari

rata-rata TPA di Sumut yang representatif dan absah untuk dijadikan acuan

dalam perkiraan sumber emisi Gas Rumah Kaca.

b. Untuk mengefektifkan pelaksanaan survey maka perlu dibentuk cluster

daerah di Sumatera Utara berdasarkan kesamaan jumlah penduduk, perilaku

hidup dan kegiatan pengelolaan sampah oleh pemerintah daerahnya. Dari

hasil survey akan dapat ditentukan kaitan antara pertumbuhan penduduk

dengan produksi sampah serta komposisi sampah di TPA.

c. Hasil survey perlu disosialisasikan ke berbagai daerah Kabupaten/Kota untuk

membantu pemerintah daerah Kabupaten/Kota menyusun laporan hasil

inventarisasi Gas Rumah Kaca sesuai dengan amanat Perpres No. 71 tahun

2011.

Page 112: SURVEY KOMPOSISI DAN KANDUNGAN BAHAN KERING …

112

DAFTAR ACUAN

Diaz, F.L, George, M.S and Clarence, G.G (2002) “Composting of Municipal Solid

Wastes” in Tchobanoglous, G and Frank, K, (ed), Handbook of Solid

Waste Management. 2nd ed. New York: McGraw-Hill Co. pp 12.1 –

12.65

Ludwig, C, Stefanie, H, and Samuel, S, (2003) “Municipal solid waste

management: strategies and technologies for sustainable solutions (eds)

Publisher

Peavy, Howard.S, D.R. Rowe, G. Tchobanoglous (1985) “Environmental

Enginerering” McGraw-Hill International Editions, pp 11.1 – 11.17.

Republik Indonesia (2011). Presiden Presiden Republik Indonesia No. 61 tahun

2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca.

Sekretariat Kabinet RI

Republik Indonesia (2011). Presiden Presiden Republik Indonesia No. 71 tahun

2011 tentang Penyelenggaraan Inventarisasi Gas Rumah Kaca Nasional.

Sekretariat Kabinet RI, Jakarta

Strevett,K.C, Evenson, C and WolfL (2002) “Energy Conservation” in Ghassemi,

A. (ed.) Handbook of Pollution Control and Waste Minimization. New

York: Marcel Dekker, Inc. pp. 99 -136