kandungan bahan kering dan bahan organik berbagai …digilib.unila.ac.id/54965/3/skripsi tanpa bab...

54
KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI JENIS RUMPUT YANG DITANAM DI BAWAH NAUNGAN KELAPA SAWIT (Skripsi) Oleh Yudi Purwanto JURUSAN PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Upload: vuongthuy

Post on 24-Aug-2019

287 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI …digilib.unila.ac.id/54965/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI JENIS

KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAIJENIS RUMPUT YANG DITANAM DI BAWAH NAUNGAN

KELAPA SAWIT

(Skripsi)

Oleh

Yudi Purwanto

JURUSAN PETERNAKANFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG

2018

Page 2: KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI …digilib.unila.ac.id/54965/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI JENIS

ABSTRAK

KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAIJENIS RUMPUT YANG DITANAM DI BAWAH NAUNGAN

KELAPA SAWIT

Oleh

Yudi Purwanto

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh naungan kelapa sawitterhadap bahan kering dan bahan organik berbagai jenis rumput. Penelitian inidilaksanakan pada Februari--Mei 2018 di area perkebunan kelapa sawit dan lahankosong yang bertempat di Desa Tanjung Agung, Lampung Selatan. Penelitian inimenggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) metode split plot design(Rancangan Petak Terbagi). Perlakuan pada penelitian ini yaitu (1) jenis naunganyang terdiri dari, N0 (tanpa naungan); N1 (naungan kelapa sawit) dan (2) jenistanaman rumput yang terdiri dari, A1 (rumput gajah); A2 (rumput setaria); A3(rumput odot). Data yang diperoleh dianalisis ragam pada taraf nyata 5% , laluhasil berbeda nyata diuji lanjut dengan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkanbahwa naungan pohon kelapa sawit tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadapkandungan bahan kering rumput, tetapi berpengaruh nyata (P<0,05) terhadapkandungan bahan organik rumput. Jenis rumput tidak berpengaruh nyata (P>0,05)terhadap bahan kering rumput tetapi berpengaruh nyata (P<0,05) terhadapkandungan bahan organik rumput.

Kata kunci: Bahan kering, Bahan organik, Jenis rumput, dan Naungan.

Page 3: KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI …digilib.unila.ac.id/54965/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI JENIS

ABSTRACT

DRY MATTER AND ORGANIC MATTER CONTENT OF VARIOUSTYPE GRASS UNDER PALM OIL TREE SHADE

By

Yudi Purwanto

This research intended to determine the effect of palm oil shade on dry matter andorganic matter of various type grass. This research held on February—May 2018at Tanjung Agung Village, South Lampung. This research used CompletelyRandomized Design (CRD) with split plot design method. Treatmentsimplemented in this research was (1) shade type that consist of N0 (withoutshade); N1 (palm oil shade) and (2) grass type that consist of A1 (napier grass);A2 (setaria); A3 (dwarf napier grass). Data were obtained analyzed with analysisof variance at 5% significant level, then significant result proceeded with DuncanMultiple Range Test. The research showed that palm oil shade not significant(P>0.05) effected on increase dry matter content, but significant (P<0.05) effectedon organic matter content. Grass type did not show significant result (P>0.05) ondry matter content, but significant (P<0.05) effected on organic matter content.

Key words: Cry matter, Organic matter, Shade, and Type of grass.

Page 4: KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI …digilib.unila.ac.id/54965/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI JENIS

KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAIJENIS RUMPUT YANG DITANAM DI BAWAH NAUNGAN

KELAPA SAWIT

Oleh

Yudi Purwanto

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA PETERNAKAN

Pada

Jurusan PeternakanFakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

Page 5: KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI …digilib.unila.ac.id/54965/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI JENIS
Page 6: KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI …digilib.unila.ac.id/54965/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI JENIS
Page 7: KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI …digilib.unila.ac.id/54965/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI JENIS

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Panjang, Bandar Lampung pada 1 Januari 1997 yang

merupakan putra ke empat dari empat bersaudara pasangan Almarhum Bapak

Kesit dan Ibu Supatmi.

Penulis menyelesaikan sekolah dasar (SD) Negeri 3 Tanjung Agung pada 2008,

sekolah menengah pertama (SMP) Negeri 1 Katibung pada 2011, dan sekolah

menengah (SMA) Negeri 10 Bandar Lampung pada 2014. Penulis terdaftar

sebagai mahasiswa Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung

melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) pada

2014.

Selama masa studi, penulis melaksanakan magang di Balai Inseminasi Buatan

(BIB) Lampung Tengah, melaksanakan Praktik Umum (PU) di PT. Ciomas Adi

Satwa Farm II, Lampung Selatan, melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di

Desa Margoyoso, Kecamatan Sumberejo, Kabupaten Tanggamus pada Januari--

Maret 2018 dan terdaftar sebagai anggota Himpunan Mahasiswa Peternakan

(HIMAPET).

Page 8: KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI …digilib.unila.ac.id/54965/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI JENIS

“Tuntutlah ilmu dan belajarlah (untuk ilmu) ketenangan dan

kehormatan diri, dan bersikaplah rendah hati kepada orang yang

mengajar kamu”. (HR. Ath-Thabrani)

“Seorang hamba memiliki suatu derajat di surga. Ketika dia tidak

dapat mencapainya dengan amal-amal kebaikannya maka Allah

menguji dan mencobanya agar dia mencapai derajat itu.

(HR. Ath-Thabrani)

Page 9: KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI …digilib.unila.ac.id/54965/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI JENIS

PERSEMBAHAN

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan berkah-Nya kepada penulis dalam menyelesaikan

sebuah karya sederhana ini yang kupersembahkan kepada :

Bapak dan Ibu tercinta yang telah membesarkan, mendidik, dan

mengajari segala hal yang tidak ku mengerti, serta selalu berdoa

untuk keberhasilan dan keberkahan dari ilmu yang ku dapat.

Terima kasih untuk segalanya dan semoga Allah selalu melindungi

kita semua

Kakak-kakakku yang tercinta, terima kasih atas motivasi,

semangat, dan doanya selama ini. Seluruh keluarga yang

senantiasa memberikan saran, doa, dan dukungan selama ini.

Seluruh keluarga besar peternakan, pendidik, sahabat, dan teman-

teman, terima kasih atas dukungan dan kebersamaan selama ini.

Alamater tercinta yang telah membawa penulis sampai titik ini.

UNILA

Page 10: KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI …digilib.unila.ac.id/54965/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI JENIS

SANWACANA

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat

dan hidayah-Nya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Kandungan Bahan Kering dan Bahan Organik Berbagai Jenis Rumput yang

Ditanam di Bawah Naungan Kelapa Sawit”. Penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si.--selaku Dekan Fakultas

Pertanian--yang telah memberikan izin;

2. Ibu Sri Suharyati, S.Pt., M.P.--selaku Ketua Jurusan Peternakan --yang

senantiasa memberikan waktu dan dukungan;

3. Bapak Dr. Kusuma Adhianto, S.Pt., M.P.--selaku Sekretaris Jurusan

Peternakan--yang telah memberikan dukungan;

4. Bapak Prof. Dr. Ir. Muhtarudin, M.S.--selaku Pembimbing Utama--atas saran,

bimbingan, nasihat, dukungan, motivasi, dan arahannya kepada penulis;

5. Bapak Dr. Ir. Erwanto, M.S.--selaku Pembimbing Anggota --atas saran,

masukkan, dukungan, dan nasihatnya kepada penulis;

6. Bapak Liman, S.Pt., M.Si. --selaku pembahas--atas saran, bimbingan, dan

bantuannya kepada penulis;

Page 11: KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI …digilib.unila.ac.id/54965/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI JENIS

7. Bapak Prof. Dr. Ir. Muhtarudin, M.S.-- selaku Dosen Pembimbing

Akademik--yang senantiasa memberikan motivasi;

8. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Peternakan, yang telah memberikan

pembelajaran dan pemahaman yang berharga;

9. Bapak, Ibuku tercinta Bapak Almarhum Kesit dan Ibu Supatmi serta kakak,

Pujianto, Nuriyadi, Joko Purnomo, atas doa, cinta kasih, motivasi, semangat

dan dukungan baik moril maupun materil yang diberikan selama ini;

10. Dini Febriana atas perhatian, dukungan, semangat dan motivasi yang

diberikan selama ini;

11. Dini, Zulfa, Cloudia, Desi, Winda, Evi Wulandari, Elly Tri Susilowati, Denis

Juarsa, Riski, Sepri, Adi, Agus, yang telah membantu dalam penelitian;

12. Sahabat-sahabatku seperjuangan Zulfa, Cloudia, Anjar, Weldi, Tommy, Adit,

Falah dan Siti atas motivasi, semangat, canda, dan tawa selama ini;

14. Kakanda dan Ayunda Angkatan 2012 dan 2013, teman seperjuangan

Angkatan 2014, dan adik-adik ku Angkatan 2015, 2016, dan 2017 Jurusan

Peternakan terimakasih atas pertemanan dan dukungan selama perkuliahan

sampai sekarang dan semoga sukses selalu;

15. Seluruh pihak yang telah ikut terlibat selama penelitian dan penyusunan

skripsi ini.

Bandar Lampung, Desember 2018

Yudi Purwanto

Page 12: KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI …digilib.unila.ac.id/54965/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI JENIS

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI............................................................................................ iii

DAFTAR TABEL ................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. vi

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................. 1

B. Tujuan Penelitian ......................................................................... 3

C. Kegunaan Penelitian .................................................................... 3

D. Kerangka Pemikiran..................................................................... 4

E. Hipotesis ...................................................................................... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Rumput......................................................................................... 7

B. Deskripsi Tanaman Kelapa Sawit ................................................ 15

C. Naungan. ...................................................................................... 16

D. Kualitas Hijauan........................................................................... 18

E. Pupuk ........................................................................................... 19

F. Intensitas Cahaya ......................................................................... 20

G. Defoliasi ....................................................................................... 22

Page 13: KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI …digilib.unila.ac.id/54965/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI JENIS

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat ....................................................................... 24

Bahan dan Alat Penelitian............................................................ 24

B.1. Bahan penelitian ................................................................... 24

B.2. Alat penelitian ...................................................................... 24

C. Rancangan Penelitian .................................................................... 25

C.1. Rancangan perlakuan ........................................................... 25

C.2. Rancangan percobaan........................................................... 25

C.3. Pelaksanaan penelitian ......................................................... 26

D. Peubah yang Diukur...................................................................... 31

E. Analisis Data.................................................................................. 31

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengaruh Perlakuan Berbagai Jenis Rumput di Bawah NaunganTerhadap Kandungan Bahan Kering Rumput ............................... 32

B. Pengaruh Perlakuan Berbagai Jenis Rumput di Bawah NaunganTerhadap Kandungan Bahan Organik Rumput ............................. 35

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ...................................................................................... 39

B. Saran ............................................................................................ 39

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 40

LAMPIRAN

Page 14: KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI …digilib.unila.ac.id/54965/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI JENIS

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Kandungan bahan kering rumput gajah, rumput setaria, danrumput odot di bawah naungan pohon kelapa sawit ..................... 33

2. Kandungan bahan organik rumput gajah, rumput odot, danrumput setaria di bawah naungan pohon kelapa sawit.................. 36

3. Kandungan bahan kering rumput gajah, rumput odot, danrumput setaria di bawah naungan pohon kelapa sawit dan tanpanaungan ......................................................................................... 47

4. Analisis sidik ragam bahan kering ................................................ 47

5. Kandungan bahan organik rumput gajah, rumput odot danrumput setaria di bawah naungan pohon kelapa sawit dan tanpanaungan ......................................................................................... 48

6. Analisis sidik ragam bahan organik .............................................. 48

7. Hasil uji lanjut duncan bahan organik........................................... 49

8. Hasil pengukuran intensitas cahaya di lahan naungan .................. 49

9. Hasil pengukuran intensitas cahaya di lahan tanpa naungan ........ 49

Page 15: KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI …digilib.unila.ac.id/54965/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI JENIS

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Tata letak penelitian ...................................................................... 26

2. Hasil C/N rasio tanah naungan pohon kelapa sawit...................... 50

3. Hasil C/N rasio tanah lahan kosong .............................................. 50

4. Pembuatan plot pada lahan penelitian........................................... 51

5. Penyemprotan herbisida dan pemberian pupuk kandang pada

lahan penelitian ............................................................................. 51

6. Pemanenan rumput........................................................................ 52

7. Pencoperan rumput dan penjemuran rumput ................................ 52

8. Penggilingan dan penimbangan untuk analisis ............................. 53

9. Data curah hujan bulanan satuan milimeter (mm) periode 2018

kecamatan katibung, lampung....................................................... 53

Page 16: KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI …digilib.unila.ac.id/54965/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI JENIS

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ketersediaan hijauan makanan ternak ruminansia harus ditingkatkan karena

ransum ternak terdiri dari pakan hijauan. Hijauan sangat penting bagi ternak

ruminansia karena hijauan mengandung protein kasar, lemak, serat kasar, bahan

ekstrak tanpa nitrogen, dan mineral. Ketersediaan pakan khususnya pakan hijauan

baik kualitas, kuantitas maupun kontinuitasnya merupakan faktor yang penting

dalam menentukan keberhasilan usaha peternakan ternak ruminansia. Konsumsi

ransum ternak ruminansia yang berasal dari hijauan dengan konsumsi segar

perhari 10 - 15% dari bobot tubuh, sedangkan sisanya adalah konsentrat dan

pakan tambahan.

Pertambahan populasi ternak ruminansia menyebabkan peningkatan kebutuhan

pakan hijauan. Terdapat berbagai sumber pakan hijauan seperti rumput. Rumput

mempunyai produksi hijauan dan kandungan serat kasar yang tinggi, cocok untuk

ditanam pada padang penggembalaan ternak atau rumput potong karena

reproduksi dari tunas dan batang mampu pulih dari pemotongan, rumput mampu

mempertahankan pertumbuhan vegetative terus menerus yang terputus oleh

periode kekeringan atau dingin, dan sistem akar mengikuti partikel tanah

sehingga rumput penting dalam meningkatkan kebutuhan pakan hijauan.

Page 17: KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI …digilib.unila.ac.id/54965/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI JENIS

2

Saat ini luas lahan untuk penanaman hijauan semakin berkurang karena secara

bertahap telah menjadi padang pemukiman penduduk, kawasan industri dan

perkebunan. Perubahan fungsi tersebut dapat menyebabkan area yang digunakan

untuk penamanan hijauan makanan ternak terbatas, akibatnya tentu produksi

ternak menurun. Untuk mengatasi kekurangan pakan hijauan tersebut, salah

satunya dengan memanfaatkan hijauan makanan ternak yang tumbuh di area

tanaman perkebunan seperti kelapa, karet, kelapa sawit, dan tanaman lainnnya.

Luas area perkebunan kepala sawit di Indonesia pada tahun 2016 menurut

Direktorat Jendral Perkebunan adalah 11.672.861 hektar. Luasnya area

perkebunan pohon sawit di Indonesia, memungkinkan untuk memanfaatkan lahan

selanya untuk pengembangan budidaya rumput sebagai hijauan makanan ternak

dan kondisi tanah yang lembab dan gembur di bawah tanaman kelapa sawit akan

mengandung banyak mikroorganisme sehingga kesuburan tanah dapat terjaga.

Namun seiring dengan meningkatnya umur tanaman kelapa sawit maka cahaya

yang diterima tanaman yang tumbuh di sela tanaman kelapa sawit, termasuk

tanaman pakan hijauan semakin berkurang. Kekurangan cahaya bagi tanaman

tentu akan menggangu proses fotosintesis, akibanya pertumbuhan dan

perkembangan tanaman tidak optimal. Kondisi tersebut tentu akan mempengaruhi

produktivitas hijauan makanan ternak.

Pentingnya kebutuhan hijauan untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak maka

dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui respon dari beberapa jenis

rumput unggul yang tumbuh di sela tanaman kelapa sawit.

Page 18: KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI …digilib.unila.ac.id/54965/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI JENIS

3

B. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. mengetahui interaksi antara naungan kelapa sawit dan jenis rumput terhadap

kadar bahan kering dan bahan organik rumput;

2. mengetahui pengaruh naungan kelapa sawit terhadap bahan kering dan

bahan organik rumput;

3. mengetahui pengaruh jenis rumput terhadap kadar bahan kering dan bahan

organik rumput.

C. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini yaitu:

1. meningkatkan produktivitas hijauan untuk memenuhi kebutuhan pakan

ternak berdasarkan kualitas (bahan kering dan bahan organik) yang ditanam

di bawah naungan kelapa sawit;

2. memanfaatkan sela lahan perkebunan kelapa sawit;

3. memberikan informasi bagi para peneliti dan kalangan akademis atau

instansi terkait dengan adanya naungan yang dapat dimanfaatkan sebagai

alternatif lahan untuk menanam hijauan makanan ternak.

Page 19: KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI …digilib.unila.ac.id/54965/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI JENIS

4

D. Kerangka Pemikiran

Hijauan yang dibutuhkan oleh ternak ruminansia salah satunya rumput, yang

mempunyai produksi hijauan dan kandungan serat kasar yang tinggi. Menurut

Purbajanti (2013) rumput merupakan jenis tanaman yang sebagian besar

digunakan sebagai sumber pakan hijauan ternak herbivora. Rumput termasuk

tanaman semusim dan tahunan yang semuanya bersifat herbaceous (tidak

berkayu), termasuk monocotyledeae (biji berkeping tunggal) dan perakaran

rumput berbentuk akar serabut.

Sumber pakan hijauan umumnya dari padang rumput atau padang penggembalaan

yang luasnya semakin lama semakin berkurang. Sehingga hijauan makanan

ternak terbatas, akibatnya tentu produksi ternak menurun. Upaya mengatasi

kekurangan pakan hijauan tersebut, salah satunya dengan memanfaatkan hijauan

makanan ternak yang tumbuh di area tanaman perkebunan seperti kelapa, karet,

kelapa sawit dan tanaman lainnnya. Pada lahan perkebunan kelapa sawit dapat

digembalakan ternak ruminansia seperti sapi, kerbau, kambing dan domba, karena

di sela tanaman kelapa sawit tersebut ditumbuhi oleh pakan hijauan baik yang

sengaja ditanam ataupun yang tumbuh secara alami dan tanah di area pohon sawit

memiliki tanah yang subur. Menurut Sanchez (1993) dalam jurnal Farizaldi

(2011) menyatakan kondisi tanah yang lembab dan gembur mengandung banyak

mikroorganisme sehingga kesuburan tanah dapat terjaga. Sedangkan pakan

hijauan yang tumbuh secara alami di sela tanaman kelapa sawit yang disukai

ternak antara lain Cynodon dactylon, Paspalum conjugatum, Axonophus

compressus, dan lain-lain.

Page 20: KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI …digilib.unila.ac.id/54965/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI JENIS

5

Pengelolaan tanaman hijauan pada lahan naungan tidak menyebabkan kerusakan

tanaman kelapa sawit atau menyebabkan terjadinya erosi tanah. Hasil penelitian

(Purba dkk., 1998) menyatakan bahwa penanaman tanaman sela tidak

mempengaruhi pertumbuhan kelapa sawit. Selain itu, beberapa studi pada kondisi

dimana ketersediaan N dalam tanah sangat terbatas, ternyata produksi biomasa

tertinggi pada perlakuan naungan yang sedang dibandingkan pada kondisi

terbuka.

Penanaman rumput di bawah naungan kelapa sawit akan mempengaruhi

kualitasnya yaitu kandungan bahan kering dan bahan organik. Hal ini bisa terjadi

karena temperatur tanah yang ternaungi cenderung sedang, sehingga beberapa

jumlah besar fauna tanah, seperti cacing tanah dapat berperan dalam perombakan

daun yang gugur sehingga mampu meningkatkan nitrogen tanah. Menurut

Eriksen and Whitney (1981) dari segi kualitas, rumput yang ditanam dibawah

naungan meningkat dengan adanya penimbunan mineral P, Ca, Mg serta

peningkatan kandungan N. Berdasarkan hal tersebut kandungan N yang

meningkat dapat murunkan kadar serat kasar sehingga kandungan bahan kering

dan bahan organik dapat meningkat.

E. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah

1. terdapat interaksi antara naungan kelapa sawit dan jenis rumput terhadap

kadar bahan kering dan bahan organik rumput;

Page 21: KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI …digilib.unila.ac.id/54965/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI JENIS

6

2. terdapat pengaruh naungan kelapa sawit terhadap kadar bahan kering dan

bahan organik rumput;

3. terdapat pengaruh jenis rumput terhadap kadar bahan kering dan bahan

organik rumput.

Page 22: KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI …digilib.unila.ac.id/54965/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI JENIS

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Rumput

Rumput merupakan jenis tanaman yang sebagian besar digunakan sebagai sumber

pakan hijauan ternak herbivora. Rumput termasuk tanaman semusim dan tahunan

yang semuanya bersifat herbaceous (tidak berkayu), termasuk monocotyledeae

(biji berkeping tunggal) dan perakaran rumput berbentuk akar serabut (Purbajanti,

2013). Tumbuhan monokotil seperti rumput, mempunyai sifat tumbuh yang

membentuk rumpun, tanaman dengan batang merayap pada permukaan, tanaman

horisontal dengan merayap tetapi tetap tumbuh ke atas dan rumpun membelit

(Siregar, 1994).

Rumput termasuk keluarga Gramineae dan merupakan tumbuhan yang dapat

tumbuh liar hampir di seluruh area terbuka atau terlindung, baik di daerah tropis

maupun sub tropis. Rumput dapat tumbuh secara berumpun atau individu.

Tanaman rumput mempunyai adaptasi yang lebih baik terhadap temperatur dan

curah hujan dibandingakan dengan family tanaman yang lainnya, baik di daerah

panas (tropik), daerah dingin, kawasan gersang (kering) maupun di dataran tinggi.

75% spesies tanaman rumput ini digunakan sebagai hijauan makanan ternak

(Moser & Nelson, 2003).

Page 23: KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI …digilib.unila.ac.id/54965/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI JENIS

8

Rumput yang digunakan sebagai pakan ternak berasal dari rumput yang tumbuh

bebas (tidak sengaja ditanam) dan rumput yang sengaja ditanam (rumpu tunggul).

Sebagai pakan utama ternak ruminansia rumput mempunyai beberapa kelebihan

diantaranya adalah: (1) sebagian rumput adalah palatabel bila umurnya belum tua;

(2) hanya sedikit yang bersifat toksik; dan (3) mempunyai kemampuan tumbuh

yang baik (Kamal, 1998). Rumput dapat dipanen dengan cara pemotongan dan

grazing yang selanjutnya dimanfaatkan oleh ternak secara langsung ataupun

setelah penyimpanan. (Hopkins, 2000).

1. Rumput Gajah (Pennisetum purpureum)

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Sub kingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Liliopsida (Berkeping satu/monokotil)

Sub kelas : Commelinidae

Ordo : Poales

Famili : Poaceae (Rumput-rumputan)

Genus : Pennisetum

Spesies : Pennisetum purpureum Schaum (Rukmana, 2005)

Rumput gajah salah satu jenis rumput yang memiliki umur panjang, memiliki

batang yang tebal selain itu rumput gajah juga memiliki daun yang lebar, tajam

dan berbulu. Rumput gajah ini berasal dari Afrika yang bersifat perennial,

Page 24: KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI …digilib.unila.ac.id/54965/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI JENIS

9

memiliki batang dengan internodus pendek dan bunga yang berwarna kuning

kecoklatan. Rumput gajah dapat beradaptasi terhadap berbagai jenis tanah,

tumbuh dari daratan rendah sampai pegunungan Yahya (2002).

Hal ini ditambahkan dengan pernyataan Sanderson dan Paul (2008) yang

berpendapat bahwa rumput gajah juga dapat hidup pada tanah kritis dimana

tanaman lain relatif tidak dapat tumbuh dengan baik. Rumput Gajah (Pennisetum

purpureum) adalah tanaman yang dapat tumbuh di daerah yang minim nutrisi.

Rumput gajah membutuhkan sedikit atau tanpa tambahan nutrien sehingga

tanaman ini dapat memperbaiki kondisi tanah yang rusak akibat erosi. Tanaman

ini juga dapat hidup pada tanah kritis dimana tanaman lain relatif tidak dapat

tumbuh dengan baik (Sanderson dan Paul, 2008).

Ketersediaan dan kandungan nutrisi rumput gajah sangat dipengaruhi oleh iklim

dan jenis tanah. Rumput gajah memiliki kandungan nutrien berupa bahan kering

20,29%, protein kasar 6,26%, lemak 2,06%, serat kasar 32,60%, abu 9,12%.

BETN 41,82%, kalsium 0,46%, dan fosfor 0,37% (Fathul. dkk, 2013). Rumput

gajah merupakan salah satu jenis hijauan unggul untuk makanan ternak karena

berproduksi tinggi, kualitasnya baik dan daya adaptasinya tinggi. Rumput gajah

ini banyak ditanam dan dimanfaatkan pada peternakan penggemukan sapi potong,

persusuan dan pembibitan. Produksi segar rumput gajah jenis Hawai berbulu di

Indonesia mencapai 277 ton/ha/tahun dan umumnya rumput gajah digunakan

sebagai rumput potong (Sinaga, 2007). Rumput Gajah (P. purpureum)

merupakan tanaman pakan ternak yang sangat responsif terhadap pemupukan

berat (Lugiyo dan Sumarto, 2000). Pertumbuhan dan produksi rumput gajah di

Indonesia sangat bervariasi. Pertumbuhan dan produksi rumput ini akan lebih

Page 25: KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI …digilib.unila.ac.id/54965/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI JENIS

10

baik bila dilakukan pemupukan dengan dosis yang tepat dan sesuai. Penggunaan

dosis pupuk N secara optimal dapat meningkatkan produksi rumput gajah.

Produksi rumput gajah yang meliputi produksi bahan segar, produksi bahan

kering, rasio batang dan daun, kandungan bahan kering dan bahan organik rumput

gajah (Harsanti dan Ardiwinata, 2011). Rumput gajah dapat dipanen pada umur

25-30 hari pada musim hujan atau 50-60 hari pada musim kemarau (Moran,

2005), Sedangkan menurut (Ismono dan Susetyo, 1977) panen pertama pada

rumput gajah dapat dilakukan pada umur 50- 60 hari setelah tanaman mencapai

tinggi 1 m. Panen selanjutnya setiap 40 hari sekali pada musim hujan dan 60 hari

sekali pada musim kemarau. Tinggi potongan dari permukaan tanah antara 10-15

cm. Jarak tanam bervariasi 60 x 75 cm, 60 x 100 cm, 50 x 100 cm, 75 x 100 cm.

2. Rumput Setaria (Setaria sphacelata)

Hasan (2012) menyatakan Secara umum sistematika rumput setaria adalah

sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Superdivisi : Spermatophyta

Divisi : Liliopsida

Kelas : Magniophyta

Ordo : Cyperales

Famili : Poaceae

Genus : Setaria

Spesies : Setaria sphacelata

Page 26: KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI …digilib.unila.ac.id/54965/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI JENIS

11

Rumput setaria (Setaria sphacelata) salah satu jenis rumput yang berasal dari

Afrika tropic dan dapat diperbanyak dengan cara pols dan biji (Mcllroy, 2000).

Rumput setaria tumbuh tegak, berumpun lebat, kuat, tinggi dapat mencapai 2 m,

berdaun halus pada bagian permukaan, daun lebar berwarna hijau gelap,

berbatang lunak dengan warna merah keungu-unguan, pangkal batang pipih,

dan pelepah daun pada pangkal batang tersusun seperti kipas (Lubis,1992).

Rumput setaria sesuai untuk daerah tropic lembab, tumbuh membentuk rumpun

lebat dan kuat, tumbuh baik pada ketinggian 1000-3000 m di atas permukaan air

laut, tahan naungan dan genangan, rumput setaria dapat mencapai tinggi 1,5 m,

responsi terhadap pupuk N dan produksinya berkisar antara 60-100 ton/ha/th

(Soegiri. dkk, 1992).

Rumput setaria sebagai hijauan pakan ternak ruminansia yang dapat diberikan

dalam bentuk rumput potongan dan rumput padang pengembalaan. Rumput

setaria juga dimanfaatkan sebagai mulsa tanah. Apabila dalam jumlah yang

melimpah, rumput setaria juga dapat dibuat hay dan silase. Pada kondisi baik satu

rumpun rumput setaria biasanya menghasilkan ratusan batang, pertumbuhan

kembali (regrowth) setelah dipotong sangat cepat namun dengan bertambahnya

umur rasio batang dan daun cepat meningkat akan bersamaan dengan menurunnya

nilai nutrisi. Produksi berat segar rumput setaria mencapai 100-110 ton/ha/tahun.

Nilai gizi yang terkandung dalam rumput setaria adalah protein kasar 6 -7 %, serat

kasar 42,0 %, Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen (BETN) 36,1 % dan lemak 2,8 %.

Rumput setaria dapat digunakan sebagai tanaman rumput untuk padang

penggembalaan, karena tahan injakan (Prawiradiputra dkk, 2006).

Page 27: KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI …digilib.unila.ac.id/54965/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI JENIS

12

Rumput setaria dapat tumbuh di berbagai jenis tanah, dan tahan terhadap

genangan air. Pembiakan dapat dilakukan dengan memisahkan rumpun dan

menanamnya dengan jarak 60 x 60 cm (Sutopo, 2000). Pada umumnya rumput

setaria pemotongan pertama pada umur 40 - 45 hari pada saat musim penghujan,

sedangkan pada musim kemarau berkisar 50 - 60 hari. Bila pemotongan pertama

dilakukan lebih dari waktu 60 hari akan menyebabkan kandungan nutrisi turun.

Besarnya kandungan zat makanan di dalamnya tergantung dari cara memotong,

umur pemotongan dan unsur hara tanah. Rumput setaria memiliki kandungan

nutrien berupa bahan kering 15,90%, protein kasar 10,30%, lemak 2,91%, serat

kasar 33,70%, abu 12,00%, BETN 41,09%, kalsium 0,37%, dan fosfor 0,19%

(Fathul. dkk, 2013). Pemotongan pada rumput setaria dapat dilakukan pada umur

35 – 40 hari (musim hujan) dan 60 hari (musim kemarau). Tinggi pemotongan

antara 10 – 15 cm dari permukaan tanah. Jarak tanam rumput setaria 40 – 50 cm

(Ismono dan Susetyo, 1977).

Rumput setaria merupakan salah satu pakan yang sangat penting untuk

dikembangkan karena penggunaannya sebagai padang pengembalaan dan rumput

potong serta kandungan gizinya yang sangat baik bagi kebutuhan ternak. Kadar

nitrogen yang terdapat pada rumput setaria bervariasi tergantung pada umur

tanaman. Kadar nutrisi antara satu kultivar dengan kultivar lainnya berbeda, hal

ini disebabkan perbedaan waktu berbunga. Rumput setaria merupakan rumput

yang dapat beradaptasi baik terhadap tanah asam dengan kesuburan rendah dan

tahan yang terkena genangan air (Reksohadiprodjo, 1994).

Page 28: KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI …digilib.unila.ac.id/54965/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI JENIS

13

3. Rumput Gajah Mini (Pennisetum purpureum cv.Mott)

Sistematika dari tanaman Rumput Gajah Odot menurut Syarifuddin (2006) :

Regnum : Plantae (Tumbuhan)

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Sub Kelas : Commelinidae

Ordo : Poales

Famili : Graminae

Genus : Pennisetum

Spesies : Pennisetum purpureum cv. Mott

Rumput gajah odot (Pennisetum purpureum cv.Mott) merupakan jenis rumput

unggul yang mempunyai produktivitas dan kandungan zat gizi yang cukup tinggi

serta memiliki palatabilitas yang tinggi bagi ternak ruminansia. Tanaman ini

merupakan hijauan pakan ternak yang berkualitas dan disukai ternak. Rumput ini

dapat hidup diberbagai tempat, tahan lindungan, respon terhadap pemupukan,

serta menghendaki tingkat kesuburan tanah yang tinggi. Rumput gajah mini

tumbuh merumpun dengan perakaran serabut yang kompak, dan terus

menghasilkan anakan apabila dipangkas secara teratur. Morfologi rumput gajah

mini yang rimbun, dapat mencapai tinggi lebih dari 1 meter sehingga dapat

berperan sebagai penangkal angin terhadap tanaman utama (Syarifuddin, 2006).

Waktu yang terbaik untuk memotong tanaman yang akan dibuat silase adalah

pada fase vegetatif sebelum pembentukan bunga (Harrison. dkk, 1994)

Page 29: KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI …digilib.unila.ac.id/54965/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI JENIS

14

Ciri-ciri rumput gajah mini atau odot yaitu pertumbuhan cepat, tumbuh berumpun

dan bertunas atau rhizoma, perakaran kuat dan dalam, daun dan batang tidak

berbulu, batang lunak mudah dimakan ternak, rumput odot memiliki produksi

yang tinggi dan sangat mudah berkembang, di musim hujan biasanya batangnya

lebih lunak sehingga sangat disukai kambing atau domba, jumlah anakannya

sangat banyak dalam 2 kali masa panen bisa mencapai 20 anakan setiap

rumpunnya, ini hanya berawal dari 1 batang rumput odot yang ditanam, rumput

odot tidak cocok ditanam di lahan yang terlalu basah atau tergenang air, odot tidak

berkembang secara maksimal di lahan yang terlalu rindang butuh sinar matahari

dalam jumlah yang banyak (Conan, 2016). Rumput ini memiliki ciri-ciri seperti:

merupakan tanaman berumur panjang, membentuk rumpun mirip seperti padi,

tingginya dapat mencapai 1--1,8 m. Sistem perakarannya memiliki rhizome-

rhizome yang pendek, banyak menghasilkan anakan (Soetanto & Subagyo, 1988).

Rumput gajah jenis ini berbeda dari rumput gajah yang biasa dibudidayakan oleh

peternak saat ini. Rumput gajah biasa tingginya sekitar 4,5 meter, sedangkan

rumput odot bisa mencapai 1 meter, dengan rumpun yang sangat rapat mirip

pandan. Rumput odot jauh lebih efisien dalam penggunaan lahan. Untuk lahan 1

meter persegi rumput gajah biasa hanya menghasilkan sekitar 29,5 kg/ha/tahun,

maka rumput odot bisa mencapai sekitar 36 kg/tahun. Hampir semua bagian

rumput odot bisa dimakan oleh sapi, sedangkan rumput gajah biasa hanya sekitar

60-70% saja (Purwawangsa dkk, 2014). Kandungan nutrisi rumput gajah mini

antara lain bahan kering 13,55%, bahan organik 85,55%, abu 14,45%, protein

kasar 13,94% dan NDF 54,02% (Sirait dkk., 2014).

Page 30: KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI …digilib.unila.ac.id/54965/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI JENIS

15

B. Deskripsi Tanaman Kelapa Sawit

Tanaman kelapa sawit dalam bahasa latin dinamakan juga Elaeis guineensis Jacq.

Elaeis berasal dari Elaion dalam bahasa Yunani berarti minyak, guineensis berasal

dari kata Guinea yaitu Pantai Barat Afrika, dan Jacq merupakan singkatan dari

Jacquin seorang botanis dari Amerika (Pahan, 2010). Kelapa sawit, saat ini

berkembang pesat di Indonesia.

Klasifikasi kelapa sawit adalah sebagai berikut:

Kelas : Angiospermae

Ordo : Palmales

Family : Palmaceace

Subfamili : Palminae

Genus : Elaeis

Spesies : Elaeis guineensis, Elaeis oleifera dan Elaeis odora

Kelapa sawit termasuk tanaman daerah tropis. Daerah perkembangan kelapa

sawit yang sesuai berada pada 15 º LU--15 º LS. Curah hujan optimal yang

dikehendaki antara 2.000 – 2.500 mm per tahun dengan pembagian merata

sepanjang tahun. Lama penyinaran matahari yang optimum antara 5 – 7 jam per

hari dan suhu optimum berkisar 22º - 32ºC. Ketinggian di atas permukaan laut

yang optimum berkisar 0 -- 500 meter. Kelapa sawit menghendaki tanah yang

subur, gembur, memiliki solum yang tebal, tanpa lapisan padas, datar dan

drainasenya baik. Keasaman tanah (pH) sangat menentukan ketersediaan dan

keseimbangan unsur – unsur hara dalam tanah. Kelapa sawit dapat tumbuh pada

pH 4 – 6,5 sedangkan pH optimum berkisar 5 – 5,5. Permukaan air tanah dan

Page 31: KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI …digilib.unila.ac.id/54965/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI JENIS

16

keasaman tanah (pH) sangat erat kaitannya dengan ketersediaan hara yang dapat

diserap oleh air (Risza, 1994).

Produktivitas hijauan pakan yang tumbuh di bawah tanaman kelapa sawit dapat

diperbaiki melalui penanaman tanaman pakan unggul yang tahan terhadap

naungan. Hasil penelitian Farizaldi (2011) mengemukakan bahwa produksi bahan

kering hijauan baik dari jenis rumput maupun jenis legume, pada lahan tanaman

kelapa sawit umur 8 tahun lebih rendah (berbeda nyata) dari produksi bahan

kering hijauan pada lahan tanaman kelapa sawit 5 tahun dan 3 tahun. Akan tetapi

produksi bahan kering hijauan dari jenis rumput dan legum pada lahan tanaman

kelapa sawit umur 5 tahun relatif sama (tidak berbeda nyata) dengan produksi

bahan kering hijauan dari jenis rumput dan legum pada lahan tanaman kelapa

sawit umur 3 tahun.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengusahaan tanaman sela di antara kelapa

sawit meliputi: (1) lingkungan tumbuh tanaman kelapa sawit, seperti iklim dan

tanah, (2) karakteristik tanaman kelapa sawit, seperti jenis, perakaran, batang, dan

tajuk, (3) karakteristik tanaman sela (Wardiana dan Mhmud, 2003).

C. Naungan

Naungan memilki pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap kualitas

hijauan, sehingga dapat mengubah komposisi kimia. Kandungan protein kasar

biasanya lebih tinggi pada bagian tanaman yang berada di atas dari pada yang

berada di bawah (Taufan, 2013). Naungan dapat mempengaruhi produksi dan

kualitas suatu jenis hijauan. Dengan demikian spesies hijauan pakan yang tahan

Page 32: KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI …digilib.unila.ac.id/54965/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI JENIS

17

terhadap naungan akan mempunyai produksi dan kualitas yang tinggi meskipun

tumbuh pada areal yang ternaungi rumput gajah dapat hidup atau mampu

beradaptasi dengan lingkungan yang ternaungi (Nurhayati, 2016).

Pengaruh naungan juga dapat mempengaruhi hijauan yang tumbuh di bawahnya,

cahaya yang ada dibawah naungan lebih sedikit dibandingkan dilahan yang tidak

berada dibawah naungan. Naungan baik secara alami maupun buatan

mengakibatkan pengurangan jumlah cahaya yang diterima oleh tanaman.

Sebagian besar rumput tropis mengalami penurunan produksi sejalan dengan

menurunnya intensitas sinar matahari, namun jenis rumput yang tahan terhadap

naungan sering menunjukkan penurunan produksi yang relatif kecil atau bahkan

masih meningkat pada naungan sedang. Hasil penelitian Alvarenga dkk. (2004)

menunjukkan bahwa tanaman yang ditanam pada kondisi tanpa naungan

cenderung memiliki produksi berat kering akar yang lebih tinggi dibandingkan

tanaman dengan naungan. Tetapi produksi hijauan yang toleran naungan masih

dapat meningkat pada naungan sedang (Samarakoon dkk., 1990).

Naungan dibuat untuk mengurangi intensitas cahaya yang sampai pada tanaman

dan berfungsi untuk menghindari terpaan air hujan secara langsung pada tanaman

saat musim hujan. Naungan yang diberikan secara fisik pada tanaman, tidak

hanya menurunkan intensitas radiasi matahari, tetapi juga mempengaruhi unsur-

unsur mikro lainnya (Sirait, 2005).

Page 33: KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI …digilib.unila.ac.id/54965/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI JENIS

18

D. Kualitas Hijauan

Hijauan makanan ternak secara umum dapat dibagi atas 3 golongan yaitu rumput

(Gramineae), leguminosa/legume (Leguminoseae) dan golongan non rumput dan

non leguminosa. Perbedaan jenis hijauan antara legume dan rumput secara umum

adalah pada kandungan nutrisinya yaitu pada kandungan serat kasar dan protein

kasar (Hasan, 2012). Rumput merupakan jenis tanaman yang sebagian besar

digunakan untuk pakan hijuan ternak herbivora. Tanaman rumput termasuk

tanaman monokotil. Rumput yang digunakan untuk makanan ternak harus

berkualitas baik, palatabilitas tinggi dan bias diberikan ke ternak secara tidak

terbatas terbatas (Purbajanti, 2013).

Nilai nutrisi hijauan pakan tergantung pada spesies atau varietas, lingkungan

(tanah, iklim, penggembalaan), bagian tanaman, dan umur tanaman (Adwita.

dkk,1997). Kualitas dan kuantitas setiap tanaman pakan dipengaruhi oleh

kandungan hara dalam tanah terutama nitrogen (N). Kebutuhan tanaman pakan

akan nitrogen sangat tinggi terutama dari kelompok tanaman serealia termasuk

sorgum. Nitrogen ini dapat memperlambat masaknya biji (memperpanjang masa

vegetatif). Kondisi ini menyebabkan akumulasi hasil fotosintesis dalam tanaman

dapat berlangsung lebih lama sehingga meningkatkan produktivitas tanaman

sebagai pakan. Kandungan nitrogen yang tinggi juga berfungsi untuk memacu

proses pembentukan daun tanaman, karena nitrogen merupakan unsur hara

pembentuk asam amino dan protein sebagai bahan dasar tanaman dalam

penyusunan daun (Keraf. dkk., 2015).

Page 34: KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI …digilib.unila.ac.id/54965/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI JENIS

19

E. Pupuk

Pupuk merupakan kunci dari kesuburan tanah karena berisi satu atau lebih unsur

untuk menggantikan unsur yang habis terhisap tanaman. Memupuk berarti

menambahkan suatu bahan yangmengandung unsur hara tertentu ke dalam tanah

(pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun) untuk meningkatkan kesuburan tanah

(Lingga dan Marsono, 2006). Pupuk kandang memiliki sifat yang alami dan tidak

merusak tanah, menyediakan unsur makro (nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, dan

belerang) dan mikro (besi, seng, boron, kobalt, dan molibdenium). Selain itu,

pupuk kandang berfungsi untuk meningkatkan daya menahan air, aktivitas

mikrobiologi tanah, nilai kapasitas tukar kation dan memperbaiki struktur tanah

(Mayadewi, 2007).

Pupuk kandang merupakan pupuk yang berasal dari campuran kotoran ternak,

urin dan sisa pakan yang tidak dapat dihabiskan. Kadar hara pupuk kandang

bervariasi, banyak dipengaruhi oleh beberapa faktorantara lain jenis ternak, umur,

keadaan individu hewan, makanan yang dimakan, alas kandang serta

penyimpanan sebelum digunakan (Purbajanti, 2013). Pemberian pupuk KCl

dengan dosis 50 kg per hektar merupakan dosis yang terbaik untuk pertumbuhan

tinggi tanaman jagung hibrida Andalas 4 (Djalil, 2003).

Pupuk kandang broiler mempunyai kadar hara P yang relatif lebih tinggi dari

pupuk kandang lainnya. Kadar hara ini sangat dipengaruhi oleh jenis konsentrat

yang diberikan, selain itu dalam kotoran ayam tersebut tercampur sisa-sisa

makanan ayam serta sekam sebagai alas kandang sehingga dapat menyumbangkan

Page 35: KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI …digilib.unila.ac.id/54965/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI JENIS

20

tambahan hara ke dalam pupuk kandang terhadap sayuran. Beberapa hasil

penelitian aplikasi pupuk kandang kotoran ayam selalu memberikan respon

tanaman yang terbaik pada musim pertama. Hal ini terjadi karena pupuk kandang

kotoran ayam relatif lebih cepat terdekomposisi serta mempunyai kadar hara yang

cukup pula jika dibandingkan dengan jumlah unit yang sama dengan pupuk

kandang lainnya (Widowati. dkk, 2005).

Menurut Sutriadi dan Nursyamsi (2005), aplikasi pupuk kandang kotoran ayam

sebesar 2ton/ha dapat meningkatkan produksi jagung sebesar 6 % pada musim

pertama dan 40 % pada musim kedua. Jumlah pemberian pupuk kandang kotoran

ayam rata-rata yang biasa diberikan di Indonesia berkisar 20-30 ton/ha. Menurut

Sajimin.dkk, (2011) pemberian pupuk kandang kotoran ayam 20 ton/ha

menghasilkan kandungan protein kasar tertinggi pada Alfalfa.

F. Intensitas Cahaya

Berdasarkan ekologi terhadap kemampuan penerimaan cahaya, Lukitasari (2010)

menyatakan bahwa secara garis besar tanaman dapat dibedakan menjadi dua tipe,

yaitu: 1) Heliofit, tanaman yang tumbuh baik jika terkena cahaya matahari penuh,

dan 2) Skiofit, tanaman yang tumbuh baik pada intensitas cahaya yang rendah.

Terdapat dua faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman, yaitu faktor

makro dan faktor mikro. Yang termasuk dalam faktor makro adalah: cahaya

matahari, suhu, kelembaban, awan, angin, serta pencemaran udara. Sedangkan

faktor mikro meliputi media tumbuh dan kandungan O2 dan CO2 yang ada di

udara, Tanaman yang mendapatkan cahaya matahari dengan intensitas yang tinggi

menyebabkan lilit batang tumbuh lebih cepat, susunan pembuluh kayu lebih

Page 36: KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI …digilib.unila.ac.id/54965/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI JENIS

21

sempurna, internodia menjadi lebih pendek, daun lebih tebal tetapi ukurannya

lebih kecil dibanding dengan tanaman yang terlindung.

Menurut Salisbury dan Ross (1992) cahaya matahari mempunyai peranan besar

dalam proses fisiologi tanaman seperti fotosintesis, respirasi, pertumbuhan dan

perkembangan, menutup dan membukanya stomata, dan perkecambahan tanaman,

metabolisme tanaman hijau, sehingga ketersediaan cahaya matahari menentukan

tingkat produksi tanaman. Tanaman hijau memanfaatkan cahaya matahari melalui

proses fotosintesis. Pendapat di atas diperkuat oleh Baharsyah dkk, (1980) bahwa

cahaya matahari sangat besar peranannya dalam proses fisiologis yaitu

fotosintesis, respirasi, pertumbuhan dan perkembangan, pembukaan dan

penutupan stomata, berbagai pergerakan tanaman dan perkecambahan.

Penyinaran matahari mempengaruhi pertumbuhan, reproduksi dan hasil tanaman

melalui proses fotosintesis. Hubungan antara penyinaran matahari dengan hasil

adalah kompleks terutama untuk tanaman kedelai yang memang pada dasarnya

merupakan tanaman yang menyukai cahaya matahari penuh.

Proses penangkapan energi matahari dikenal dengan fotosintesis. Proses ini akan

berlangsung dengan baik jika cahaya matahari yang jatuh ke permukaan tanaman

melalui klorofil optimal dan akan terganggu jika sebaliknya. Cahaya matahari

merupakan faktor iklim yang sangat penting dalam fotosintesis karena berperan

sebagai sumber energi pembentuk bahan kering tanaman. Gangguan yang timbul

dapat dilihat dari bentuk atau penampilan pertumbuhan tanaman dan pertambahan

Cahaya yang mempengaruhi pertumbuhan dibagi dalam tiga komponen penting

yaitu: kualitas, lama penyinaran, dan intensitas. Kualitas cahaya berhubungan

dengan panjang gelombang, dimana panjang gelombang yang mempunyai laju

Page 37: KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI …digilib.unila.ac.id/54965/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI JENIS

22

pertumbuhan baik pada fase vegetatif maupun generatif adalah cahaya tampak

dengan panjang gelombang 360 nm sampai 760 nm (Salisbury dan Roos 1995).

Kurniaty. dkk, (2010) menyatakan bahwa intensitas cahaya yang terlalu rendah

akan menghasilkan produk fotosintesis yang tidak maksimal, sedangkan intensitas

cahaya yang terlalu tinggi akan berpengaruh terhadap aktivitas sel-sel stomata

daun dalam mengurangi transpirasi sehingga mengakibatkan terhambatnya

pertumbuhan tanaman. Hijauan yang tumbuh di bawah naungan akan

menurunkan kandungan nutrisi hijauan pada lahan tersebut. Hal itu disebabkan

oleh cahaya matahari tidak seluruhnya sampai pada hijauan karena terhalangi oleh

naungan, sehingga didapatkan hasil fotosintesis yang tidak maksimal dan akhirnya

mengganggu pertumbuhan hijauan tersebut (Mangiring, 2003).

G. Defoliasi

Defoliasi adalah pemotongan atau pengambilan bagian tanaman yang ada di atas

permukaan tanah, baik oleh manusia maupun oleh renggutan hewan itu sendiri

sewaktu ternak digembalakan (Suwarso, 2009). Pemotongan dalam tanaman

hijauan perlu dilakukan. Pemotongan sangat mempengaruhi pertumbuhan

berikutnya, semakin sering dilakukan pemotongan dalam interval yang pendek

maka pertumbuhan kembali akan semakin lambat, ini disebabkan karena tanaman

tidak ada kesempatan yang cukup untuk berasimilasi (Rahman, 2002).

Perlu diatur jarak antar pemotongan pertama, kedua dan selanjutnya, sebab

setelah defoliasi, pertumbuhan tanaman memerlukan zat-zat yang kaya akan

energi seperti gula dan pati. Interval pemotongan yang panjang tidak

Page 38: KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI …digilib.unila.ac.id/54965/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI JENIS

23

mengkhawatirkan tetapi pada interval pemotongan pendek atau intensitas

pemotongan tinggi dapat menyebabkan kandungan karbohidrat dalam akar akan

menurun sehingga dapat mengganggu pertumbuhan kembali. Cadangan

karbohidrat setelah defoliasi segera dirombak oleh enzim tertentu menjadi energi.

Zat tersebut kemudian dipergunakan untuk pertumbuhan. Jarak defoliasi pada

musim penghujan sebaiknya 40 hari sekali dan musim kemarau 60 hari sekali

(Soetrisno. dkk, 2008). Makin tua tanaman maka akan lebih sedikit kandungan

airnya dan proporsi dinding selnya lebih tinggi dibandingkan dengan isi sel

(Beever. dkk, 2000).

Page 39: KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI …digilib.unila.ac.id/54965/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI JENIS

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari--Mei 2018 di area perkebunan kelapa

sawit yang berumur 7 tahun dan lahan kosong di sekitar perkebunan kelapa sawit yang

bertempat di Desa Tanjung Agung, Kecamatan Katibung, Kabupaten Lampung Selatan

dan analisis kandungan bahan kering dan bahan organik dilakukan di Laboratorium

Nutrisi dan Makanan Ternak Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas

Lampung.

B. Bahan dan Alat Penelitian

B.1. Bahan penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu bibit rumput odot (Pennisetum

purpureum cv. Mott), bibit rumput setaria (Setaria sphacelata), dan bibit rumput gajah

(Pennisetum purpureum).

B.2. Alat penelitian

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu cangkul, alat penyiram tanaman,

alat penyemprot herbisida, ember, timbangan analitik, oven, desikator, tang

penjepit,buret, gelas erlenmeyer 125 ml, tali rafia, waring, dan alat tulis.

Page 40: KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI …digilib.unila.ac.id/54965/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI JENIS

25

C. Rancangan Penelitian

C.1. Rancangan Perlakuan

Perlakuan pada penelitian ini adalah :

1. Perlakuan utama : naungan yang terdiri dari 2 yaitu:

N0 : Tanpa naungan kelapa sawit

N1 : Dengan naungan kelapa sawit

2. Perlakuan pada anak petak : jenis rumput yang terdiri dari 3 yaitu:

A1 : Rumput gajah (Pennisetum purpureum)

A2 : Rumput setaria (Setaria sphacelata)

A3 : Rumput odot (Pennisetum purpureum cv. Mott)

C.2. Rancangan Percobaan

Penelitian ini dilakukan secara eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap

(RAL) metode split splot design (rancangan petak terbagi). Perlakuan utama

berupa ada tidaknya naungan (N0 dan N1) sedangkan perlakuan anak petak pada

masing-masing perlakuan utama berupa jenis rumput (A1, A2, dan A3). Setiap

unit perlakuan percobaan berupa petak berukuran 2,40 x 2,25 m2. Setiap unit

percobaan diulang sebanyak 4 kali, sehingga didapat 24 unit percobaan. Tata letak

penanaman rumput terdapat pada Gambar 1.

Page 41: KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI …digilib.unila.ac.id/54965/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI JENIS

26

N0A3U2 N0A1U2 N0A2U2

N0A2U1 N0A3U1 N0A2U3

N0A3U3 N0A3U4 N0A1U4

N0A1U1 N0A1U3 N0A2U4

N1A2U4 N1A3U3 N1A1U2

N1A1U4 N1A3U1 N1A3U4

N1A1U1 N1A2U3 N1A2U1

N1A3U2 N1A1U3 N1A2U2

Gambar 1. Tata letak penelitian

C.3. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan secara eksperimental yang terdiri dari beberapa

tahapan yaitu: tahap pemilihan lahan, tahap budidaya rumput, dan tahap analisis

proksimat.

C.3.1. Pemilihan Lahan

Pemilihan lahan didasarkan pada lahan kelapa sawit yang memiliki naungan yang

tidak terlalu rapat dan tidak terlalu memiliki banyak celah, yaitu pada lahan kelapa

sawit yang berumur 7 tahun. Lahan tanpa naungan kelapa sawit dipilih

berdasarkan letak lahan yang tidak terlalu jauh dari kelapa sawit agar unsur hara

tanah tidak berbeda jauh.

Page 42: KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI …digilib.unila.ac.id/54965/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI JENIS

27

C.3.2. Budidaya Rumput

Tahap budidaya rumput meliputi persiapan dan pengolahan lahan, persiapan bibit

rumput, penanaman rumput, pemupukan, dan pemanenan rumput.

C.3.2.1. Persiapan dan Pengolahan Lahan

1. Melakukan pemilihan tempat dan pengukuran tempat penelitian di bawah

naungan kelapa sawit dan lahan kosong di sekitar perkebunan kelapa sawit;

2. Melakukan penyemprotan herbisida pada lahan yang berada di bawah

naungan kelapa sawit dan lahan kosong di sekitar perkebunan kelapa sawit;

3. Menggemburkan tanah dengan menggunakan cangkul pada lahan yang

berada di bawah naungan kelapa sawit dan lahan kosong di sekitar

perkebunan kelapa sawit;

4. Memupuk lahan di bawah naungan kelapa sawit dan lahan kosong di sekitar

perkebunan kelapa sawit dengan menggunakan pupuk kandang yang berasal

dari kotoran ayam dengan dosis 20 ton/ hektar;

5. Membuat petak perlakuan dengan ukuran plot 2,40 x2,25 meter2 dan jarak

antar plot 1 meter2;

6. Setelah petak terbentuk maka dilakukan pemupukan kembali dengan

menggunakan pupuk kimia yaitu pupuk TSP dengan dosis 50 kg/ha dan

pupuk KCL dengan dosis 50 kg/ha.

Page 43: KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI …digilib.unila.ac.id/54965/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI JENIS

28

C.3.2.2. Persiapan Bibit Rumput

1. Mencari bibit rumput gajah, rumput setaria dan rumput odot yang

berkualitas baik;

2. Memotong batang rumput menggunakan pisau pada bagian 4 ruas dari ruas

yang paling bawah.

C.3.2.3. Penanaman Rumput

1. Mengambil bibit rumput, rumput setaria, dan rumput odot yang telah

disiapkan;

2. Menanam rumput gajah, rumput setaria, dan rumput odot dengan jarak

tanam 100 cm;

3. Menanam rumput dengan cara stek batang dengan 2 ruas batang

dibenamkan di dalam tanah;

4. Melakukan perawatan seperti penyiraman dan pembersihan gulma secara

rutin selama 64 hari selama waktu pemeliharaan rumput.

C.3.2.4. Pemupukan

1. Melakukan pemupukan lanjutan setelah penanaman;

2. Melakukan pemupukan menggunakan pupuk TSP, KCL, dan N masing-

masing dengan dosis 50 kg/ Ha, 50 kg/ Ha, dan 100 kg/ Ha;

3. Melakukan pemupukan dengan menaburkan pupuk di sekitar tanaman

rumput.

Page 44: KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI …digilib.unila.ac.id/54965/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI JENIS

29

C.3.2.5. Pemeliharaan

Penyulaman dan penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kerapatan tanaman

yang diinginkan, apabila ada tanaman yang tidak tumbuh segera diganti dengan

yang baru, atau tanaman yang terlalu rapat dikurangi. Proses pengairan dilakukan

setiap pagi dan sore hari atau menyesuaikan dengan cuaca, sedangkan

penyiangan (pembersihan gulma) dilakukan setiap 7 hari sekali.

C.3.2.6. Pemanenan

1. Melakukan pemanenan setelah tanaman rumput masuk pada fase vegetatif;

2. Melakukan pengukuran intensitas cahaya menggunakan alat lux meter pada

empat titik lokasi pemanenan;

3. Mengambil rumput yang akan dijadikan sampel analisis dengan

menggunakan bantuan sabit;

4. Memasukkan hasil panen rumput ke dalam wadah untuk kemudian

dilakukan pengeringan untuk dilakukan analisis bahan kering dan bahan

organik.

C.3.2.7. Analisis Bahan Kering (BK)

1. Memanaskan cawan petri di dalam oven dengan suhu 105o selama 1 jam ;

2. Cawan porselen didinginkan di dalam desikator selama 15 menit;

3. Menimbang cawan porselen (A);

4. Memasukan ± 0,5 g sampel ke dalam cawan porselen, lalu menimbang

bobotnya (B);

Page 45: KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI …digilib.unila.ac.id/54965/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI JENIS

30

5. Memasukkan cawan petri yang telah berisi sampel analisis ke dalam oven

dengan suhu 135o selama minimal 2 jam;

6. Mendinginkan cawan porselen ke dalam desikator selama 15 menit;

7. Menimbang cawan porselen yang berisi sampel (C);

8. Menghitung kadar air dengan rumus

KA(%)= (B-A)gram - (C-A)gram X 100%

(B-A)gram

Keterangan:KA = Kadar air(%)A = Bobot cawan porselen (gram)B = Bobot cawan porselen ditambah sampel sebelum dipanaskan (gram)C = Bobot cawan porselen ditambah sampel setelah dipanaskan (gram)

9. Lakukan secara duplo lalu hitung rata-rata;

10. Menghitung kadar bahan kering dengan menggunakan rumus

BK= 100% - KA

Keterangan:BK = kadar bahan kering (%) dan KA= kadar air (%).

C.3.2.8. Analisis Bahan Organik (BO)

1. Menimbang sampel sebanyak 1 gram (B);

2. Menuangkan sampel ke dalam cawan porselen;

3. Memasukan cawan petri yang berisi sampel ke dalam tanur dengan suhu

575oC selama 2 jam;

4. Mendinginkan sampel selama 15 menit di dalam desikator;

5. Menimbang sampel yang telah menjadi abu (A);

Page 46: KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI …digilib.unila.ac.id/54965/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI JENIS

31

6. Menghitung kadar abu dengan rumus

A (gram)Kadar Abu = X 100%

B (gram)

Keterangan:A= Banyaknya abu (gram)B= Banyaknya sampel awal (gram)

D. Peubah yang Diukur

Peubah yang diukur pada penelitian ini adalah:

1. Kandungan bahan kering rumput

2. Kandungan bahan organik rumput

E. Analisis data

Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan ANOVA (Analisis of

Varians) dan apabila hasil berbeda nyata, maka dilanjutkan dengan uji Berganda

Duncan.

Page 47: KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI …digilib.unila.ac.id/54965/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI JENIS

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil simpulan sebagai

berikut:

1. Tidak terjadi interaksi antara naungan kelapa sawit dan jenis rumput terhadap

bahan kering dan bahan organik.

2. Naungan pohon kelapa sawit tidak berpengaruh nyata terhadap kandungan

bahan kering rumput, tetapi berpengaruh nyata terhadap kandungan bahan

organik rumput.

3. Jenis rumput tidak berpengaruh nyata terhadap bahan kering rumput, tetapi

berpengaruh nyata kandungan bahan organik rumput.

4. Kandungan bahan organik yang terbaik terdapat pada lahan tanpa naungan

dan rumput gajah.

B. Saran

Penanaman rumput pada lahan naungan sebaiknya menggunakan rumput odot

dan rumput setaria karena tahan terhadap naungan.

Page 48: KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI …digilib.unila.ac.id/54965/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI JENIS

DAFTAR PUSTAKA

AAK. 1983. Hijauan Makanan Ternak Potong, Kerja dan Perah. Kanisius.Yogyakarta

Adwita, A., M. Woerjono, dan Soemartono. 1997. Evaluasi ketahanan terhadapkekeringan beberapa varietas jagung. Jurnal Penelitian Berkala PascaSarjana. Universitas Gajah Mada. 10 (2): 178-185

Alvarenga, A.A., M.C. Evaristo, C. Erico, J. Lima, and M.M. Marcelo. 2004.Effect of different light levels on the initial growth and photosynthetic ofCroton urucurana baill in southeastern Brazil. R. Arvore 27 : 53-57

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), 2018. Data Curah HujanBulanan Satuan Milimeter (mm) Periode 2018 Kecamatan Katibung.BMKG Stasiun Klimatologi Masgar Lampung, Lampung

Baharsjah, J.S. 1980. Pengaruh Naungan pada Berbagai Tahap Perkembangan danPopulasi Tanaman terhadap Pertumbuhan. Tesis : Pasca Sarjana IPB,Bogor

Beever,D.E., N. Offer and M. Gill. 2000. The Feeding Value of Grass and GrassProducts. In: A. Hopkins (Ed) Grass: Its Production and Utilization.Published for British Grassland Soc. By Beckwell Science. 141-195.

Conan, B. 2016. Sukses Beternak Kambing. Universitas Indonesia. Jakarta

Djalil, M. 2003. Pengaruh pemberian pupuk KCl terhadap pertumbuhan dan pembentukan komponen tongkol jagung hibrida andalas 4. Jurnal Stigma VolXI : 302-304

Eriksen, F.I, and A.S. Whitney. 1981. Effects of light intensity on growth of sometropical forage species. I. Interaction of light intensity and nitrogenfertilization on six forage grasses. Agron J. 73:427-433

Farizaldi. 2011. Produktivitas hijauan makanan ternak pada lahan perkebunankelapa sawit berbagai kelompok umur di PTPN 6 Kabupaten BatanghariProvinsi Jambi. Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan. 14:68-73

Page 49: KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI …digilib.unila.ac.id/54965/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI JENIS

41

Fathul, F., Liman, N. Purwaningsih, dan S. Tantalo. 2015. Pengetahuan Pakan danFormulasi Ransum. Buku Ajar. Jurusan Peternakan. Fakultas Pertanian,Lampung

Halim, M.R.A., S. Samsuri, dan I.A. Bakar. 2013. Yield and nutritive quality ofnine napier grass varieties in Malaysia. Malaysian. J. Anim Sci. 16:37-44

Harrison, J. H., R. Blauwiekel and M. R. Stokes. 1994. Fermentation andutilizationof grass silage (Review). Journal of Dairy Science 77 (10).3209-3235

Harsanti, E.S. dan A.N. Ardiwinata. 2011. Arang Aktif Meningkatkan KualitasLingkungan. Agritani Edisi 6-12 Maret 2011 No. 3400 Tahun XLI. Hlm:10-11.

Hasan, S. 2012. Hijauan Pakan Ternak. IPB Press. Bogor

Hopkins, A. 2000. Grass. Its Production and Utilization. Ed. Ke-3. UK. TheBritish Grassland Society. Blackwell Science. 153 p

Ifradi., Evitayani, A. Fariani., L. Warly, Suyitman, S.Yani, and Emikasmira.2012. Pengaruh dosis pupuk N, P dan K terhadap kecernaan secara invitro rumput gajah (Penisetum purpureum) cv Taiwan yang diinokulasiCMA Glomusmanihotis pada lahan bekas tambang batubara. JurnalPeternakan Indonesia. 14 (1). 279-285

Indra. 2008. Faktor yang Mempengaruhi Lagu Pengomposan. Diakses darihttp//:petroganik.blogspot.co.id/2008/06/faktor-yang mempengaruhi-laju-pengomposan.html pada 28 Agustus 2018

Ismono, I. dan S. Susetyo. 1977 . Pengenalan Jenis Hijaun Tropika Penting.Produksi Hijauan Makanan Ternak Untuk Sapi Perah . BPLPP.Lembang. Bandung

Kamal, M. 1998. Bahan Pakan dan Ransum Ternak. Laboratorium MakananTernak. Jurusan Nutrisi dan Makan Ternak. Fakultas Peternakan.Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta

Keraf F.K., 2015. Pengaruh pemupukan nitrogen dan umur tanaman terhadapproduksi dan kualitas rumput Kume (Sorghum plumosum var.timorense). Jurnal Peternakan Indonesia. Vol. 17 (2)

Kurniaty, R., B. Budiman., dan M. Suartana. (2010). Pengaruh media dannaungan terhadap mutu bibit suren (Toona sureni MERR.). JurnalPenelitian Hutan Tanaman. 7(2):77 – 83

Page 50: KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI …digilib.unila.ac.id/54965/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI JENIS

42

Lingga dan Marsono. 2006. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya.Jakarta

Lubis, D.A. 1992. Ilmu Makanan Ternak. PT Pembangunan, Jakarta

Lugiyo dan Sumarto. 2000. Teknik Budidaya Rumput Gajah cv Hawaii(Pennisetum purpureum). Prosiding Temu Teknis Fungsional NonPeneliti. Diterbitkan Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertanian.Departemen Pertanian : 120 - 125

Lukitasari, M. 2010. Ekologi Tumbuhan. Diktat Kuliah. IKIP PGRI Press.Madiun

Mangiring, W. 2003. Mutu dan Produksi Rumput Gajah pada Kondisi IntensitasCahaya dan Pemupukan Nitrogen Berbeda. Karya Ilmiah. UniversitasLampung. Bandar Lampung

Mayadewi, N. A. 2007. Pengaruh jenis pupuk kandang dan jarak tanam terhadappertumbuhan gulma dan hasil jagung manis. Jurnal Agritrop. 26 (4):153– 159

Mcllroy, R. J. 2000. Pengantar Budidaya Padang Rumput Tropika. PradnyaParamita. Jakarta

Miller, A., and Darrell. 1984. Forage Crops. McGraw-Hill Book Co. United Statesof America

Moran, J. 2005. Growing quality forages. In: Tropical Dairy Farming:FeedingManagement for Small Holder Dairy Farmers in the Humid Tropics.Department of Primary Industries, Australian

Moser, L.E. and Nelson C.J. 2003. Structure and morphology of grass.In: BarnesRF, Nelson CJ, Collins M and Moore KJ, editor. Forage. An introductionto grassland agriculture. Ed ke - 6. USA. Iowa State University Press. PP25-50

Mulyono dan Sarwono. 2008. Spesifikasi Kambing Peranakan Ettawah dalamPemeliharaan di Lingkungan yang Berbeda. Program PenyuluhPeternakan. Dinas Peternakan Jawa Timur. Jawa Timur

Munasik M, C.L. Sutrisno, S. Anwar,and C. H. Prayitno. 2012. The growth, yield,and quality of elephant grass (Pennisetum purpureum) spesific tolerant ofacid soils by mutagenesis of ethylmethana sulfonate. Anim Prod. 14:87-91

Page 51: KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI …digilib.unila.ac.id/54965/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI JENIS

43

Nurhayati. 2016. Sumber daya genetik tanaman pakan ternak toleran naungan.Wartazoa. 26 (2)

Pahan, I. 2010. Panduan Lengkap Kelapa Sawit, Manajemen Agribisnis dari Huluhingga Hilir. Penebar Swadaya. Jakarta

Prasad, R. and J.F Power. 1997 Soil Fertility Management For SustainableAgliculture. CRC Lewis Publishers. Boca Raton New York

Prawiradiputra, B., R. Sajimin, N.D. Purwantara, dan I. Herdiawan. 2006. HijauanMakanan Ternak di Indonesia. Badan Penelitian dan PengembanganPertanian Depertemen Pertanian. Bogor.

Prawiranata, W., S. Harran dan Tjondronegoro. 1981. Dasar-dasar FisiologiTumbuhan. Fakultas Pertanian IPB. Bogor

Purbajanti, E. D. 2013. Rumput dan Legum. Penerbit Graha Ilmu.Yogyakarta

Purwawangsa, Handian, dan B.W. Putera. 2014. Pemanfaatan lahan tidur untukpenggemukan sapi. Risalah Kebijakan Pertanian dan Lingkungan. 1 (2) :92 – 96.

Purwowidodo. 1992. Telaah Kesuburan Tanah. Bandung. Penerbit Angkasa

Rahman, S. 2002. Introduksi tanaman makanan ternak di lahan perkebunan:respon beberapa jenis tanaman makanan ternak terhadap naungan dantatalaksana pemotongan. Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Peternakan. 4(1):46-53

Reksohadiprodjo, S. 1994. Produksi Hijauan Makanan Ternak Tropik EdisiRevisi BPFE. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta

Risza, dan Suyatno. 1994. Kelapa Sawit (Upaya Peningkatan Produktivitas).Kanisius. Yogyakarta

Rukmana, R. 2005. Rumput Unggul Hijauan Makanan Ternak. Kanisius.Yogyakarta

Sajimin, N.D., Purwantari, dan R. Mujiastusti. 2011. Pengaruh Jenis dan TarafPemberian Pupuk Organik pada Produktifitas Tanaman Alfalfa(Medicago sativa L.) di Bogor Jawa Barat. Seminar Nasional TeknologiPeternakan dan Veteriner.Balai Penelitian Ternak. Bogor

Salisbury, B. Frank, Cleon dan W. Ross. 1995. FisiologiTumbuhan Jilid1. ITB.Bandung

Sallisbury, F.B., dan C.W. Ross. 1992. Plant Physiology. Wadsworth Publishing.Company Belmont. California

Page 52: KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI …digilib.unila.ac.id/54965/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI JENIS

44

Samarakoon, S.P., J.R. Wilson dan H.M. Shelton. 1990. Growth morphology, andnutritivevalue of shaded Stenotaphrum secundatum, Axonopuscompressus and Pennisetum clandestinum. J Agric Sci. 114:161--169

Sanchez, P. A. 1993. Sifat dan Pengelolaan Tanah Tropika. Jilid 2 (Diterjemahan)oleh Institut Teknologi. Bandung

Sanderson, M. A. and R. A., Paul. 2008. Perennial forages as second Generationbioenergy crops. International Journal of Molecular Sciences, 9 : 768-788

Sari, P. 2018. Pengaruh Jenis Rumput dan Naungan di Bawah Pohon KelapaSawit terhadap Produksi Bahan Segar dan Bahan Kering serta ProporsiBatang dan Daun Hijauan Rumput. Skripsi. Program Sarjana, UniversitasLampung, Lampung (Belum di publikasikan)

Setanto, H dan I. Subagyo. 1988. Landasan Agrostologi. Universitas Brawijaya.Malang

Sinaga, R. 2007. Analisis model ketahanan rumput gajah dan rumput raja akibatcekaman kekeringan berdasarkan respons anatomi akar dan daun. JurnalBiologi Sumatera, Januari 2007, hlm. 17 – 20 ISSN 1907-5537 : 2(1)

Sirait, J. 2005. Pertumbuhan Dan Serapan Nitrogen Rumput Pada Naungan danPemupukan Yang Berbeda. Tesis. Program Pascasarjana. InstitutPertanian Bogor. Bogor

Sirait J., A. Tarigan., dan K. Simanihuruk. 2014. Karakteristik Morfologi RumputGajah Kerdil (Pennisetum purpureum cv. Mott) pada Jarak Berbeda diDua Kabupaten di Sumatera Utara. Pross. Prosiding Seminar NasionalTeknologi Peternakan dan Veteriner 2014. Sei Putih (Indonesia). LokaPenelitian Kambing Potong. Deli Serdang

Siregar, S.B. 1994.Ransum Ternak Ruminansia. PT. Penebar Swadaya. Jakarta

Soegiri, H. S., Ilyas dan Damayanti. 1992. Mengenal Beberapa Jenis MakananTernak Daerah Tropis. Direktorat Biro Produksi Peternakan DepartemenPertanian. Jakarta

Soegito, S. Rodiah dan Arifin. 1992. Pemurnian dan Perbanyakan BenihPerjenisKedelai. Badan Penelitian Tanaman Pangan. Malang

Soetanto, H. dan I. Subagyo. 1988. Landasan Agrostologi. Malang: BPFE.Universitas Brawijaya. Malang

Page 53: KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI …digilib.unila.ac.id/54965/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI JENIS

45

Soetrisno, D. Joko., B. Suhartanto, N. Umami, dan N. Suseno. 2008. IlmuHijauan Makanan Ternak. Fakultas Peternakan. Universitas GadjahMada. Yogyakarta

Sulaiman, A.H., dan G. Sinuraya. 1994. Dasar-Dasar Biokimia untuk Pertanian.Fakultas Pertanian Universitas Sumatra Utara. Medan

Susetyo, S. 2001. Hijauan Makanan Ternak. Dirjen Peternakan DepartemenPeternakan. Jakarta

Sutopo, L. 2000. Bercocok Tanam. CV Rajawali. Jakarta

Sutriadi, M. T., dan D. Nursyamsi. 2005. Penelitian uji tanah hara kalium di tanahinceptisol untuk kedelai (Glicyne max, L.). Jurnal Ilmu Pertanian. 18:102-118

Suwarso. 2009. Dasar Dasar Pemuliaan Tanaman. Kanisius. Yogyakarta

Syarifuddin, N.A. 2006. Nilai Gizi Rumput Gajah Sebelum dan Setelah EnzilasePada Berbagai Umur Pemotongan. Skripsi FakultasPertanian Universitas Lampung, Lampung

Taufan. 2013. Potensi Hijauan Di Perkebunan Kelapa Sawit Sebagai Pakan SapiPotong Di Kabupaten Kutai Kartanegara. Skripsi. Jurusan Peternakan,Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman.Samarinda

Tillman, A.D., N. Hartadi., S. Reksohadiprodjo., S. Prawirokusumo., dan S.Lebdosoekojo. 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah MadaUniversity Press. Yogyakarta

Volesky, J. D. dan B. E. Anderson. 2007. Defoliation effects on production andnutritive value of four irrigated cool season Perenial Grasses. Agron. J.99 : 494

Wardana, E. Dan Z. Mahmud. 2003. Tanaman Sela Di antara Pertanaman KelapaSawit. Pross. Lokakarya Sistem Integrasi Kelapa Sawit-Sapi. LokaPenelitian Tanaman Sela Perkebunan, Parung Kuda, Jawa Barat

Widowati, L.R., S. Widati, U. Jaenudin, dan W. Hartatik. 2005. PengaruhKompos Pupuk Organik yang Diperkaya dengan Bahan Mineral danPupuk Hayati terhadap Sifat-sifat Tanah, Serapan Hara dan ProduksiSayuran Organik. Laporan Proyek Penelitian Program PengembanganAgribisnis, Balai Penelitian Tanah. TA 2005

Page 54: KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI …digilib.unila.ac.id/54965/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK BERBAGAI JENIS

46

Wong, C.C. 1991. Shade tolerance of tropical forage. Proceeding of WorkshopForages for Plantation Crops. Ed by Shelton, H. M. and Sturr, W. W.ACIAR No. 32 : 64

Yahya. 2002. Ilmu Pertanian. Erlangga. Jakarta.