2.1 karakteristik pupuk organik - sinta.unud.ac.id ii.pdf9 pupuk organik mempunyai komposisi...
TRANSCRIPT
8
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Karakteristik Pupuk Organik
Berdasarkan komponen utama penyusunnya, pupuk dibedakan atas pupuk
organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari
materi makhluk hidup yang diolah melalui proses pembusukan (dekomposisi)
oleh bakteri pengurai, seperti pelapukan sisa-sisa tanaman, hewan dan manusia.
Pupuk organik dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk
memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Pupuk organik akan banyak
memberikan keuntungan karena bahan dasar pupuk organik berasal dari limbah
pertanian, seperti jerami, sekam padi, kulit kacang tanah, ampas tebu, belotong,
batang jagung, dan bahan hijauan lainnya. Kotoran ternak yang banyak
dimanfaatkan untuk pembuatan pupuk organik adalah kotoran sapi, kerbau,
kambing, ayam, itik, dan babi. Disamping itu, dengan berkembangnya
permukiman, perkotaan dan industri maka bahan dasar kompos semakin beraneka.
Bahan yang banyak dimanfaatkan antara lain tinja, limbah cair, sampah kota dan
permukiman (Isroi, 2009).
Pupuk organik merupakan bahan pembenah tanah yang paling baik
dibanding bahan pembenah lainnya. Nilai pupuk yang dikandung pupuk organik
pada umumnya rendah dan sangat bervariasi, misalkan unsur nitrogen (N), fosfor
(P), dan kalium (K) tetapi juga mengandung unsur mikro esensial lainnya. Pupuk
organik membantu dalam mencegah terjadinya erosi dan mengurangi terjadinya
retakan tanah. Nitrogen dan unsur hara lain yang dikandung oleh pupuk organik
dilepaskan secara perlahan-lahan. Penggunaan secara berkesinambungan akan
banyak membantu dalam membangun kesuburan tanah.
9
Pupuk organik mempunyai komposisi kandungan unsur hara yang
lengkap, tetapi setiap jenis unsur hara tersebut rendah. Kandungan bahan organik
di dalam tanah perlu dipertahankan agar jumlahnya tidak sampai di bawah dua
persen. Selain penambahan pupuk organik, bahan organik di dalam tanah dapat
dipertahankan melalui cara-cara sebagai berikut (Suriadikarta dan Styorini, 2005).
1. Terapkan rotasi tanaman dengan menyertakan jenis kacang-kacangan dalam
pergiliran tanaman.
2. Sedapat mungkin mengembalikan sisa tanaman ke dalam tanah.
3. Atasi erosi yang dapat menghanyutkan bahan organik tanah.
4. Tanaman penutup tanah (cover crop). Cara ini lazim dilakukan di
perkebunan kelapa sawit dan karet.
5. Minimalisasi pengolahan tanah, yakni mengolah tanah seperlunya saja.
Karakteristik umum yang dimiliki pupuk organik, ialah kandungan unsur
hara sangat rendah dan sangat bervariasi, penyediaan hara terjadi secara lambat,
menyediakan hara dalam jumlah terbatas. Manfaat dari pupuk organik adalah
(Damanhuri dan Padmi, 2007).
1. Meningkatnya produktivitas lahan pertanian. Karena dengan meningkatnya
kadar kandungan bahan organik dan unsur hara yang ada dalam tanah, maka
dengan sendirinya akan memperbaiki sifat, kimia dan biologi tadi tanah atau
lahan pertanian.
2. Semakin mudahnya melakukan pengolahan lahan karena tanah semakin
baik.
3. Harga pupuk organik lebih murah dan sangat mudah didapat dari alam.
10
4. Pupuk organik mengandung unsur mikro yang lebih lengkap dibandingkan
dengan pupuk kimia.
5. Pupuk organik akan memberikan kehidupan bagi mikroorganisme tanah.
6. Mempunyai kemampuan dalam melepas hara tanah dengan sangat perlahan
dan terus menerus, sehingga akan membantu mencegah terjadinya kelebihan
suplai hara yang membuat tanaman keracunan.
7. Mampu menjaga kelembaban dari tanah, sehingga akan mengurangi tekanan
atau tegangan struktur tanah pada tanaman.
8. Mampu membantu mencegah erosi lapisan atas tanah.
9. Mampu menjaga dan merawat tingkat kesuburan tanah.
10. Memberi manfaat untuk kesehatan manusia, karena banyak kandungan
nutrisi dan lebih lengkap dan lebih banyak.
11. Pupuk organik mampu menyediakan unsur makro dan mikro.
12. Mengandung asam humat (humus) yang mampu meningkatkan kapasitas
tukar kation tanah.
13. Penambahan pupuk organik dapat meningkatkan aktivitas mikroorganisme
tanah.
14. Pada tanah asam, penambahan pupuk organik dapat membantu
meningkatnya pH tanah.
15. Penggunaan pupuk organik tidak menyebabkan polusi tanah dan polusi air.
11
Berbagai manfaat pupuk organik telah penulis paparkan diatas. Pupuk
organik juga memilik keunggulan dan kelemahan (Novitam, 1999). Keunggulan
dari pupuk organik adalah.
1. Meningkatkan kandungan air dan dapat menahan air untuk kondisi berpasir.
2. Meningkatkan daya tahan terhadap pengikisan.
3. Meningkatkan pertukaran udara, jumlah pori-pori dan sifat peresapan air
untuk kondisi tanah liat.
4. Menurunkan tingkat kekerasan lapisan permukaan tanah.
5. Aman (ramah lingkungan).
6. Efektif dan ekonomis (murah/mudah di dapat).
7. Aplikasi yang mudah (bisa diaplikasikan sebelum atau sesudah masa
tanam).
Kelemahan dari pupuk organik yaitu diperlukannya dalam jumlah yang
sangat banyak untuk memenuhi kebutuhan unsur hara dari suatu pertanaman, hara
yang dikandung untuk bahan yang sejenis sangat bervariasi baik dalam
pengangkutan maupun penggunaannya dilapangan, dan kemungkinan akan
menimbulkan kekahatan unsur hara apabila bahan organik yang diberikan belum
cukup matang (Novitam, 1999).
Apabila pemurnian pada saat proses pembuatan pupuk organik tidak cukup
baik, maka limbah cair dan komponen padat yang berasal dari limbah perkotaan
dan bahan organik lainnya mempunyai potensi yang tinggi dalam meracuni
kesehatan manusia. Logam berat dan senyawa lain yang dikandung limbah
industri dan limbah permukiman merupakan sumber potensial senyawa beracun
yang kemungkinan terakumulasi di dalam tanah dan diserap oleh tanaman,
12
dimakan oleh ternak dan akhirnya oleh manusia. Pupuk organik kemungkinan
juga membawa bibit penyakit yang mempengaruhi tanaman, ternak dan manusia.
Kendala ini kemungkinan besar dapat diatasi, untuk memecahkan masalah ini
diperlukan penelitian sebagai komponen penting dalam memenuhi kebutuhan
pupuk organik.
Setelah memperhatikan gatra positif dan negatif dari penggunaan bahan
organik, yang terpenting sekarang bagaimana cara mengubah orientasi petani
yang telah terbiasa menggunakan pupuk kimia kembali membiasakan
mengggunakan pupuk organik. Pengertian yang harus diberikan bahwa bahan
organik mengandung lebih banyak unsur hara sesuai dengan pertumbuhan
tanaman.
2.2 Jenis-Jenis Pupuk Organik
2.2.1 Kompos
Kompos adalah hasil pembusukan sisa-sisa tanaman yang disebabkan oleh
aktivitas mikroorganisme pengurai. Kualitas kompos sangat ditentukan oleh
besarnya perbandingan antara jumlah karbon dan nitrogen (C/N rasio). Jika C/N
rasio tinggi, berarti bahan penyusun kompos belum terurai sempurna. Bahan
kompos dengan C/N rasio tinggi akan terurai atau membusuk lebih lama
dibandingkan dengan bahan ber-C/N rendah. Kualitas kompos dianggap baik jika
memiliki C/N rasio antara 12-15% (Rinsema, 1993).
13
Bahan kompos seperti sekam, jerami padi, batang jagung, dan serbuk
gergaji, memiliki C/N rasio antara 50-100. Daun segar memiliki C/N rasio 10-12.
Proses pembuatan kompos akan menurunkan C/N rasio hingga menjadi 12-15.
Tahapan proses pembuatan kompos sebagai berikut (Rinsema, 1993).
1. Karbohidrat, protein, dan lilin (bahan dengan C/N rasio tinggi) diurai
menjadi senyawa sederhana seperti NH3, CO2, H2, dan H2O. Pada tahap ini,
mikro organisme pengurai menyerap unsur hara dari lingkungan sekitarnya
untuk pertumbuhannya.
2. Setelah perombakan selesai, mikroorganisme pengurai akan mati.
Konsekuensinya, unsur hara penyusun tubuh mikro organisme akan
dilepaskan. Pada tahap ini C/N rasio menjadi lebih rendah karena banyak
karbon yang berubah menjadi CO2 dan menguap ke udara. Namun, bertolak
belakang dengan karbon, kandungan nitrogennya justru berlimpah.
3. Jika C/N rasio telah mencapai angka 12-20 berarti unsur hara yang terikat
pada humus telah dilepaskan melalui proses mineralisasi sehingga dapat
digunakan oleh tanaman.
Pernyataan proses di atas dapat menjawab pertanyaan mengapa tanaman
justru tampak seperti kekurangan unsur hara setelah diberikan kompos yang
belum terurai sempurna. Sampai dengan proses penguraian sempurna, tanaman
akan bersaing dengan mikroorganisme tanah untuk memperebutkan unsur hara.
Oleh karena itu, disarankan untuk menambah pupuk buatan apabila bahan kompos
yang belum terurai sempurna terpaksa digunakan.
14
Kandungan unsur hara kompos yaitu Nitrogen sebesar 0,1-0,6%, Fosfor
0,1-0,4%, Kalium 0,8-1,5%, dan Kalsium 0,8-1,5%. Ciri fisik kompos yang baik
adalah berwarna cokelat kehitaman, agak lembab, gembur, dan bahan
pembentuknya sudah tidak tampak lagi. Kompos ibarat multivitamin untuk tanah
pertanian. Kompos akan meningkatkan kesuburan tanah dan merangsang
perakaran yang sehat. Kompos memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan
kandungan bahan organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk
mempertahankan kandungan air tanah. Aktivitas mikroba tanah yang bermanfaat
bagi tanaman akan meningkat dengan penambahan kompos. Aktivitas mikroba ini
membantu tanaman untuk menyerap unsur hara dari tanah dan menghasilkan
senyawa yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman. Aktivitas mikroba tanah
juga diketahui dapat membantu tanaman menghadapi serangan penyakit
(Djuarni dkk, 2006).
Tanaman yang dipupuk dengan kompos juga cenderung lebih baik
kualitasnya daripada tanaman yang dipupuk dengan pupuk kimia, misal hasil
panen lebih tahan disimpan, lebih berat, lebih segar, dan lebih enak. Kompos
memiliki banyak manfaat bagi tanaman yaitu meningkatkan kesuburan tanah,
memperbaiki struktur dan karakteristik tanah, meningkatkan kapasitas serap air
tanah, meningkatkan aktivitas mikroba tanah, meningkatkan kualitas hasil panen
(rasa, nilai gizi dan jumlah panen), menyediakan hormon dan vitamin bagi
tanaman, menekan pertumbuhan/serangan penyakit pada tanaman, meningkatkan
retensi/ketersedian hara didalam tanah (Isroi, 2008).
Adapula manfaat kompos dalam bidang ekonomi, yaitu menghemat biaya
untuk transportasi dan penimbunan limbah, mengurangi ukuran/volume limbah,
15
memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya. Sedangkan manfaat
dalam aspek lingkungan sebagai berikut mengurangi usaha polusi udara karena
pembakaran limbah, mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan.
2.2.2 Pupuk kandang
Pupuk kandang adalah pupuk organik yang berasal dari kotoran ternak.
Kualitas pupuk kandang sangat tergantung pada jenis ternak, kualitas pakan
ternak, dan cara penampungan pupuk kandang. Penambahan pupuk kandang dapat
meningkatkan kesuburan dan produksi pertanian. Hal ini disebabkan tanah lebih
banyak menahan air sehingga unsur hara akan terlarut dan lebih mudah diserap
oleh buluh akar. Sumber hara makro dan mikro dalam keadaan seimbang yang
sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Unsur mikro
yang tidak terdapat pada pupuk lainnya bisa disediakan oleh pupuk kandang,
misalnya S, Mn, Co, Br, dan lain-lain (Sarief, 1989).
Pupuk kandang yang berasal dari ayam atau unggas memiliki kandungan
unsur hara yang lebih besar daripada jenis ternak yang lain. Penyebabnya adalah
kotoran padat pada unggas tercampur dengan kotoran cairnya. Umumnya,
kandungan unsur hara pada urine selalu lebih tinggi dari pada kotoran padat
(Hardjowigeno, 1995).
Sebelum digunakan pupuk kandang perlu mengalami proses penguraian.
Dengan demikian, kualitas pupuk kandang juga turut ditentukan oleh C/N rasio.
Pupuk kandang yang banyak mengandung jerami memiliki C/N rasio yang tinggi
sehingga mikroorganisme memerlukan waktu yang lebih lama untuk
menyelesaikan proses penguraiannya. Contoh pupuk kandang yang banyak
mengandung jerami, antara lain pupuk kandang dari sapi, kerbau, atau babi.
16
Terdapat dua istilah dalam pupuk kandang yaitu pupuk panas dan pupuk
dingin. Pupuk panas adalah pupuk kandang yang proses penguraiannya
berlangsung cepat sehingga terbentuk panas, misalnya pupuk kandang dari kuda,
kambing, domba, ayam. Sedangkan pupuk dingin terjadi sebaliknya, C/N rasio
yang tinggi menyebabkan pupuk kandang terurai lebih lama dan tidak
menimbulkan panas, misalnya pada sapi, kerbau, dan babi.
Ciri-ciri pupuk kandang yang baik dapat dilihat secara fisik atau kimiawi.
Ciri fisiknya yakni berwarna kehitaman, cukup kering, tidak mengandung dan
tidak berbau menyengat. Ciri kimiawinya adalah C/N rasio kecil (bahan
pembentuknya sudah tidak terlihat) dan temperaturnya relatif stabil
(Novizan, 2002).
Efek dari kelebihan pupuk kandang akan menimbulkan pencemaran nitrat
(NO3-) dan ammonia (NH3
+) sehingga menyebabkan eutrofikasi (eutropication).
Di samping itu sering pula tidak tersedia bagi tanaman, karena diserap oleh
mikroorganisme untuk kebutuhan hidupnya. Keuntungan pemakaian pupuk
kandang antara lain.
1. Dapat memperbaiki kesuburan fisika tanah melalui perubahan struktur.
2. Dapat memperbaiki kesuburan kimia tanah karena mengandung unsur N, P,
K, Ca, Mg, dan Cl.
3. Dapat meningkatkan kegiatan mikroorganisme tanah yang berarti
meningkatkan kesuburan biologis.
4. Dalam pelapukannya sering mengeluarkan hormon yang merangsang
pertumbuhan tanaman, seperti auxin, gibberellin dan cytokinin.
17
2.2.3 Pupuk hijau
Pupuk hijau adalah bagian dari tanaman yang masih hidup dan diberikan
pada tanaman. Pupuk hijau terbuat dari tanaman atau komponen tanaman yang
dibenamkan ke dalam tanah. Jenis tanaman yang banyak digunakan adalah dari
familia Leguminoceae atau kacang-kacangan dan jenis rumput-rumputan (rumput
gajah). Jenis tersebut dapat menghasilkan bahan organik lebih banyak, daya serap
haranya lebih besar dan mempunyai bintil akar yang membantu mengikat nitrogen
dari udara (Isroi, 2008).
Pupuk hijau memiliki tujuan dan keunggulan dalam penggunaannya.
Tujuan pemupukan hijau adalah.
1. Mempertinggi kandungan bahan organik dalam tanah, sebagai pengganti
yang telah habis diserap oleh tanaman, selama periode pengolahan tanah.
2. Menambah nitrogen apabila yang dijadikan pupuk hijau.
3. Mengurangi erosi vertikal.
4. Mengurangi penyakit akar pada kapas terhadap phymatotrichum.
Selain memiliki tujuan penggunaan pupuk hijau memiliki keuntungan
antara lain.
1. Mampu memperbaiki struktur dan tekstur tanah serta infiltrasi air.
2. Mencegah adanya erosi.
3. Dapat membantu mengendalikan hama dan penyakit.
4. Sangat bermanfaat pada daerah-daerah yang sulit dijangkau untuk suplai
pupuk anorganik.
Namun pupuk hijau juga memiliki kekurangan yaitu tanaman hijau dapat
sebagai kendala dalam waktu, tenaga, lahan, dan air pada pola tanam yang
18
menggunakan rotasi dengan tanaman legume dapat mengundang hama ataupun
penyakit dapat menimbulkan persaingan dengan tanaman pokok dalam hal
tempat, air dan hara pada pola pertanaman tumpang sari.
2.2.4 Pupuk cair
Pupuk organik bukan hanya berbentuk padat dapat berbentuk cair seperti
pupuk anorganik. Pupuk cair sepertinya lebih mudah di manfaatkan oleh tanaman
karena unsur-unsur di dalamnya sudah terurai dan tidak dalam jumlah yang terlalu
banyak sehingga manfaatnya lebih cepat terasa. Bahan baku pupuk cair dapat
berasal dari pupuk padat dengan perlakuan perendaman. Setelah beberapa minggu
dan melalui beberapa perlakuan, air rendaman sudah dapat digunakan sebagai
pupuk cair (Pranata, 2004).
Banyaknya kandungan unsur hara yang ada di dalam lahan pertanian yang
ada di lahan dapat dilihat secara sederhana dari penampakan warna tanaman di
lahan. Misalnya ada tanaman yang terlihat hijau sementara yang lainnya terlihat
kekuningan. Tanaman hijau menggambarkan bahwa tanah tersebut mempunyai
cukup unsur hara. Sedangkan tanaman yang berwarna kuning biasanya
menunjukkan bahwa tanah tersebut tidak cukup mempunyai unsur hara. Untuk
memudahkan unsur hara dapat diserap tanah dan tanaman bahan organik dapat
dibuat menjadi pupuk cair terlebih dahulu.
Pupuk cair menyediakan nitrogen dan unsur mineral lainnya yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman, seperti halnya pupuk nitrogen kimia.
Kehidupan binatang di dalam tanah juga terpacu dengan penggunaan pupuk
cair. Pupuk cair tersebut dapat dibuat dari kotoran hewan yang masih baru.
19
Kotoran hewan yang dapat digunakan misalnya kotoran kambing, domba, kelinci
atau ternak lainnya.
2.2.5 Pupuk humus
Humus adalah material organik yang berasal dari degradasi ataupun
pelapukan daun-daunan dan ranting-ranting tanaman yang membusuk (mengalami
dekomposisi) yang akhirnya mengubah humus menjadi (bunga tanah), dan
kemudian menjadi tanah. Bahan baku untuk humus adalah dari daun ataupun
ranting pohon yang berjatuhan, limbah pertanian dan peternakan, industri
makanan, agroindustri, kulit kayu, serbuk gergaji (abu kayu), kepingan kayu,
endapan kotoran, sampah rumah tangga, dan limbah-limbah padat perkotaan
(Hadisuwito, 2012).
Humus merupakan sumber makanan bagi tanaman, serta berperan baik
bagi pembentukan dan menjaga struktur tanah. Senyawa humus juga berperan
dalam pengikatan bahan kimia toksik dalam tanah dan air. Selain itu, humus dapat
meningkatkan kapasitas kandungan air tanah, membantu dalam menahan pupuk
anorganik larut-air, dan mencegah penggerusan tanah. Kandungan utama dari
kompos adalah humus. Humus merupakan penentu akhir dari kualitas kesuburan
tanah, jadi penggunaan humus sama halnya dengan penggunaan kompos
(Hadisuwito, 2012).
2.2.6 Pupuk daun
Pupuk daun akan menjadikan tanaman lebih baik dan sehat. Pemberian
pupuk daun diberikan melalui pencampuran pupuk dengan tanah agar diserap
melalui akar. Menggunakan pupuk daun sebagai penambah unsur hara bagi
tanaman agar tumbuh lebih sehat dan kuat dan tumbuh lebih cepat sehingga
20
mampu melawan hama dan penyakit. Pupuk daun biasanya dibuat dari bahan yang
mengandung hara yang diperlukan tanaman seperti besi, belerang, nitrogen dan
kalium. Tanaman tersebut misalnya sejenis solanum nigrum/terung leuca.
Pemberian hara tambahan ini pada tanaman akan membantunya tumbuh lebih kuat
dan lebih sehat (Lingga, 2004).
2.3 Pengembangan Pupuk Organik di Provinsi Bali
Program pengembangan pertanian organik atau yang dikenal dengan
program Go Organik adalah salah satu pilihan program untuk mempercepat
terwujudnya pembangunan agribisnis berwawasan lingkungan (eco-agribisnis)
guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya petani. Program ini
dicanangkan pemerintah mulai tahun 2005 namun terealisasi pada tahun 2010.
Misi yang diemban dalam program Go Organik 2010 adalah meningkatkan
kualitas hidup masyarakat dan kelestarian lingkungan alam Indonesia, dengan
mendorong berkembangnya pertanian organik yang berdaya saing dan
berkelanjutan. Tujuan yang ingin dicapai dalam program Go Organik 2010 adalah
mewujudkan Indonesia sebagai salah satu produsen dan pengekspor pangan
organik utama di dunia pada tahun 2010. Sesuai dengan fungsinya sebagai
fasilitator dan katalis pembangunan, maka serangkaian strategi yang dilakukan
pemerintah untuk mewujudkan Go organik 2010 antara lain.
1. Memasyarakatkan pertanian organik kepada konsumen.
2. Memfasilitasi percepatan, penguasaan, penerapan, pengembangan, dan
penyebar luasan teknologi pertanian organik.
21
3. Memfasilitasi kerjasama terpadu antar masyarakat agribisnis untuk
mengembangkan sentra-sentra pertumbuhan pertanian organik.
4. Memberdayakan potensi dan kekuatan masyarakat untuk mengembangkan
infrastruktur fisik dan kelembagaan pendukung pertanian organik.
5. Merumuskan kebijakan, norma, standar teknis, sistem dan prosedur yang
kondusif untuk pengembangan pertanian organik.
Gema gerakan Bali Clean and Green (2011) yang bertujuan menjadikan
Bali Pulau Organik sudah mulai bergaung. Masyarakat sebagian besar telah
mengetahui hal ini melalui media masa. Tetapi gaung itu baru sebatas tahapan
informasi/pengetahuan, belum banyak direspon ke tingkat implementasi. Oleh
karena itu, sosialisasi gerakan ini yang disertai dengan contoh-contoh
implementasi konkret di lapangan sangat dibutuhkan. Ini penting dalam rangka
menggugah semua komponen masyarakat berperan aktif, misalnya dimulai
dengan menanam sebuah pohon di pekarangan rumah masing-masing. Ajakan dan
gerakan-gerakan nyata menjadi perlu agar kebijakan yang baik ini dapat bergulir
dan sungguh-sungguh dilaksanakan oleh masyarakat Bali secara bahu-membahu
dan berkesinambungan.
Pembangunan Daerah Bali berlandaskan pada kebudayaan yang dijiwai
oleh Agama Hindu dengan filosofi Tri Hita Karana, bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelestarian budaya, dan lingkungan
hidup, guna menuju masyarakat yang maju, aman, damai dan sejahtera (Bali
Mandara). Sejalan dengan dengan visi Bali Mandara, Bali yang maju-aman-
damai-sejahtera, maka upaya peningkatan pendapatan petani dua kali lipat dalam
lima tahun mustahil dapat dilakukan tanpa sentuhan Green Province. Menjadikan
22
suatu kawasan sebagai kawasan organik, akan lebih efisien dilakukan dengan
model integrasi tanaman-ternak secara insitu, artinya tanaman-ternak tersebut
berada dalam satu kawasan, bahkan dalam satu manajemen.
Percontohan Simantri telah dilaksanakan dalam spirit tersebut dan ke
depan petani di Bali diharapkan secara perlahan mulai mengurangi penggunaan
pupuk anorganik dan beralih ke pupuk organik. Untuk mempercepat realisasi
program ini, kini Pemerintah Daerah Bali telah merancang kebijakan untuk
mengurangi subsidi penggunaan pupuk anorganik dan meningkatkan subsidi
pupuk organik.
2.4 Teori Break Even Point
2.4.1 Analisis Break Event Point
Break Even Point (BEP) atau nilai impas adalah suatu teknis analisis untuk
mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan, harga, dan
volume penjualan. Analisis BEP digunakan oleh manajemen untuk mengetahui
tingkat penjualan tertentu perusahaan sehingga tidak mengalami laba dan tidak
pula mengalami kerugian (Sigit, 1992).
Suatu perusahaan dikatakan dalam keadaan impas, yaitu apabila setelah
disusun laporan perhitungan laba rugi untuk periode tertentu perusahaan tersebut
tidak mendapat keuntungan dan sebaliknya tidak menderita kerugian. Dengan
perkataan lain labanya sama dengan nol atau ruginya sama dengan nol. Hasil
penjualan (sales revenue) yang diperoleh untuk periode tertentu sama besarnya
dengan keseluruhan biaya (total cost), yang telah dikorbankan sehingga
23
perusahaan tidak memperoleh keuntungan atau menderita kerugian
(Jumingan, 2008).
Analisis break even point dapat membantu pimpinan dalam mengambil
keputusan antara lain (Syafaruddin, 2004).
1. Jumlah penjualan minimum yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak
mengalami kerugian.
2. Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan
tertentu.
3. Seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita
rugi.
4. Untuk mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya dan volume
penjualan terhadap keuntungan yang akan diperoleh.
Kegunaan lain dari analisis BEP yang dapat dimanfaatkan oleh manajemen
adalah sebagai berikut.
1. Sebagai sarana merencanakan laba.
2. Sebagai alat pengendalian (controlling) kegiatan operasi yang sedang
berjalan.
3. Sebagai pertimbangan dalam menentukan harga jual.
4. Sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan yang berkaitan
dengan kebijakan perusahaan misalnnya menetukan usaha perlu dihentikan
atau yang harus tetap dijalannkan ketika perusahaan dalam keadaan tidak
mampu menutupi biaya-biaya tunai (Kuswandi, 2005).
Analisis break even point adalah suatu teknik analisa untuk mempelajari
hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan.
24
Oleh karena itu, analisis tersebut sering disebut biaya, keuntungan dan volume
kegiatan (Riyanto, 1995). Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung BEP
yaitu.
BEP (Unit) : R = FC + VC
P . Q = FC + Q . AVC
P . Q – Q . AVC = FC
Q (P – AVC) = FC
Pendapatan BEP (Rp) : R = FC + VC
P . Q = FC + VC
P . Q – VC = FC
R
Keterangan:BEP (Break Even Point) = Titik impas penjualan pupuk organik.FC (Fixed Cost) = Biaya tetap pupuk organik.VC (Variabel Cost) = Biaya variabel pupuk organik.AVC (Average Variabel Cost) = Biaya variabel per unit pupuk organik.P (Price) = Harga jual pupuk organik per kg.Q (Quantitas) = Kuantitas penjualan pupuk organik.R (Revenue) = Pendapatan penjualan pupuk organik
25
Terdapat dua macam biaya dalam analisis BEP yaitu biaya tetap dan biayavariabel
1. Biaya tetap
Biaya tetap (fixed cost) merupakan besarnya biaya yang harus dikeluarkan
oleh perusahaan yang jumlahnya relatif tetap, tidak bergantung pada besar
kecilnya jumlah produk yang dihasilkan (Ancella, 2000). Jenis pengeluaran
tertentu harus digolongkan sebagai biaya tetap hanya dalam rentang kegiatan yang
terbatas. Rentang kegiatan yang terbatas ini disebut dengan rentang yang relevan.
Total biaya tetap akan berubah di luar kegiatan yang relevan.
2. Biaya variabel
Biaya variabel (variabel cost) adalah biaya yang meningkat dalam total
seiring dengan peningkatan keluaran kegiatan dan menurun dalam total seiring
dengan penurunan keluaran kegiatan atau biaya yang harus dikeluarkan oleh
perusahaan yang jumlahnya bisa berubah-ubah karena dipengaruhi oleh kuantitas
produk (volume produksi) yang dihasilkan (Ancella, 2000).
Hubungan antara kegiatan produksi dan biaya variabel yang
ditimbulkannya biasanya dianggap seakan-akan bersifat linear. Total biaya
variabel dianggap meningkat dalam jumlah yang konstan untuk peningkatan
setiap unit kegiatan. Namun, hubungan yang sebenarnya sangat jarang bersifat
linear secara sempurna pada seluruh rentang relevan yang mungkin. Misalnya,
pada saat volume kegiatan meningkat sampai ke tingkat tertentu, barangkali
manajemen akan menambah mesin produksi yang baru. Akibatnya, biaya kegiatan
per unit akan berbeda-beda pada berbagai tingkat kegiatan. Meskipun demikian,
dalam rentang relevan tertentu, hubungan antara kegiatan dan biaya variabelnya
kurang lebih bersifat linear.
26
Analisis break even point sangat membantu manajemen dalam berbagai
hal, misalnya dalam masalah dampak pengurangan biaya tetap terhadap titik
impas, atau dampak peningkatan harga terhadap laba. Analisis ini sangat berguna
bagi manajemen di dalam perencanaan dan pengambilan keputusan. Analisis BEP
merupakan salah satu analisis keuangan yang sangat penting dalam perencanaan
keuangan. Analisis BEP biasanya lebih sering digunakan apabila perusahaan
mengeluarkan suatu produk yang artinya dalam memproduksi sebuah produk
tentu berkaitan dengan masalah biaya yang harus dikeluarkan kemudian
penentuan harga jual serta jumlah barang atau jasa yang akan diproduksi atau
dijual ke konsumen (Kasmir, 2010).
Analisis impas dipengaruhi oleh berbagai anggapan yang digunakan
sebagai dasar untuk menentukan analisis break even. Adapun anggapan dasar
yang digunakan dalam analisis ini sebagai berikut (Sigit, 2002).
1. Biaya-biaya yang terjadi dalam perusahaan yang bersangkutan dapat
diidentifikasikan sebagai biaya tetap dan biaya variabel.
2. Biaya tetap itu akan tetap konstan, tidak mengalami perubahan meskipun
volume produksi atau volume kegiatan berubah.
3. Biaya variabel itu akan tetap sama jika dihitung biaya per unit produknya,
berapapun kuantitas unit yang diproduksikan.
4. Harga jual per unit akan tetap saja, berapapun banyaknya unit produk yang
dijual.
5. Perusahaan yang bersangkutan menjual/memproduksi hanya satu jenis
barang. Jika ternyata memproduksi/menjual lebih dari satu jenis produk,
27
maka produk-produk itu harus dianggap sebagai jenis produk dengan
kombinasi (mix) yang selalu tetap.
6. Ada sinkronisasi didalam perusahaan yang bersangkutan antara produksi
dan penjualan. Barang yang diproduksi itu terjual dalam periode yang
bersangkutan.
Meningkatnya perubahan biaya tetap maka tingkat BEP akan meningkat
pula. Demikian juga halnya jika perubahan biaya tetap diturunkan maka tingkat
BEP pun akan bergerak turun ke titik yang lebih rendah. Perubahan biaya variabel
per unit akan menyebabkan perubahan perubahan margin kontribusi dan titik
impas. Kenaikan biaya variabel per unit mengakibatkan penurunan margin
konstribusi dan menaikkan titik impas. Sebaliknya penurunan biaya variabel per
unit akan memicu kenaikan margin konstribusi dan selanjutkan menurunkan titik
impas. Meningkatnya variabel per unit akan meningkatkan tingkat BEP,
sedangkan penurunan biaya variabel per unit akan mempunyai pengaruh
sebaliknya (Syamsuddin, 2011).
Kenaikan harga jual per unit akan menurunkan tingkat BEP, sebaliknya
penurunan tingkat harga jual per unit akan membawa pengaruh terhadap
menurunnya BEP. Biaya yang akan menentukan harga jual untuk mencapai laba
yang diinginkan, harga jual akan mempengaruhi volume penjualan, sedangkan
volume penjualan mempengaruhi secara langsung terhadap biaya. Ketiganya
memiliki hubungan yang sinergis dan kontinuitas (Syamsuddin, 2011).
Manajemen memerlukan berbagai parameter (angka yang menggambarkan
suatu keadaan) dalam penyusunan anggaran, seperti break even point, margin of
safety dan laba. Break even point memberikan informasi tentang tingkat penjualan
28
suatu usaha yang labanya sama dengan nol. Parameter ini memberikan informasi
kepada manajemen dari jumlah target pendapatan penjualan yang dianggarkan,
berupa pendapatan minimum yang harus dicapai agar usaha perusahaan tidak
mengalami kerugian dan berapa pendapatan penjualan maksimum yang harus
dicapai agar perusahaan mendapatkan keuntungan. BEP dalam hubungannya
dengan kedua hal tersebut adalah dengan adanya keuntungan atau laba yang
diharapkan dapat digunakan sebagai alat bantu dalam perencanaan kegiatan dan
penyusunan anggaran perusahaan yang akan datang, sehingga akan dapat
digunakan untuk menentukan target penjualan maksimum (Syamsuddin, 2011).
2.4.2 Analisis Margin of Safety (MoS)
Margin of safety adalah suatu informasi mengenai sampai tingkat berapa
perusahaan boleh mengalami penurunan penjualan namun perusahaan tidak
mengalami kerugian. Semakin besar margin of safety semakin baik untuk
perusahaan karena perusahaan bisa mengalami penurunan yang cukup jauh.
Semakin besar margin of safety semakin besar perusahaan dapat memperoleh laba
dan begitu pula sebaliknya (Sigit, 2002).
Hasil penjualan pada tingkat break even point bila dihubungkan dengan
penjualan yang direncanakan atau pada tingkat penjualan tertentu, maka diperoleh
informasi tentang berapa jauh volume penjualan boleh turun, sehingga industri
tidak rugi. Hubungan atau selisih penjualan yang direncanakan pada tingkat BEP
merupakan tingkat keamanan atau margin of safety bagi perusahaan dalam
melakukan penurunan penjualan (Munawir, 2007). Adapun rumus untuk
menghitung margin of safety sebagai berikut.
29
Keterangan:
Penjualan aktual = Jumlah penjualan yang telah terjual.
Penjualan impas = Jumlah penjualan pada tingkat break even atau impas.
Margin of safety yang tinggi lebih disukai daripada yang rendah karena
kerugian yang tinggi berarti makin jauh dari kerugian yang mungkin diderita
industri. Adapun maksud dan tujuan dari margin of safety yaitu angka margin of
safety memberikan informasi berapa maksimum volume penjualan yang
direncanakan tersebut boleh turun, agar perusahaan tidak menderita rugi atau
dengan kata lain angka margin of safety memberikan petunjuk jumlah maksimum
penurunan volume direncanakan yang tidak mengakibatkan kerugian
(Mulyadi, 2001).
2.5 Penelitian Terdahulu
Pengkajian terhadap hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti
sebelumnya sangat perlu dilakukan mengingat pentingnya bagi penulis untuk
menelaah masalah yang dihadapi peneliti dalam penelitianya. Penelitian mengenai
titik impas (break even point) sebelumnnya sudah pernah dilakukan oleh beberapa
penulis, dapat dikemukakan sebagai berikut.
Wijayanti (2012) berjudul Analisis Break Even Point Sebagai Salah Satu
Alat Perencanaan Penjualan dan Laba (Studi Kasus PT. Ultrajaya Milk Industry &
Trading Company, Tbk). Hasil penelitiannya yaitu PT. Ultrajaya Milk Industry &
Trading Company, Tbk tidak mengalami rugi dan tidak pula mendapatkan laba
atau berada pada posisi impas sebesar Rp 1.566.399.244.858,00. PT. Ultrajaya
30
Milk Industry & Trading Company, Tbk dapat melakukan perencanaan penjualan
pada tahun 2013 sebesar Rp 3.658.375.257.915,00, pada tahun 2014 sebesar
Rp 4.318.113.498.723,00 dan pada tahun 2015 sebesar Rp 6.169.524.838.854,00.
Dengan margin of safety atau batas keamanan sebesar 44%.
Saptono (2013) yang berjudul Titik Pulang Balik (Break Even Point) Alat
Perajang Krupuk Rambak Manual Sistem Pengumpan Otomatis. Hasil
penelitiannya yaitu titik pulang balik alat perajang krupuk manual pengumpan
otomatis hasil rancangbangun ini selama 4,2 bulan pada saat pendapatan sewa alat
Rp 1.628.000,00. Untuk menghasilkan break even point yang lebih teliti
diperlukan variabel pembentuk biaya produksi yang lebih banyak, selanjutnya
analisis break even point menggunakan grafik fungsi, sehingga angka yang
ditunjukan grafik secara otomatis.
Septiari (2011) berjudul Analisis BEP Unit Usaha Agrowisata Sutera
Alam pada Agrowisata Sutera Sari Segara di Desa Sibangkaja, Kecamatan
Abiansemal, Kabupaten Badung. Hasil penelitiannya yaitu Break Even Point
(BEP) untuk mixed product pada unit usaha Agrowisata Sutera Alam tersebut
tercapai pada volume penjualan 735 paket atau Rp 249.781.504,00.
Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian penulis adalah sama-
sama menggunakan analisis break event point dan margin of safety. Sedangkan
perbedaannya adalah lokasi penelitian, waktu penelitian, komoditi yang diteliti,
beberapa analisis yang digunakan seperti contribution margin (CM) dan
menentukan perencanaan penjualan menggunakan least square method.
31
2.6 Kerangka Pemikiran
Industri pupuk organik di Indonesia pada umumnya terdiri atas usaha kecil
menengah. Hal ini mengakibatkan kebutuhan pupuk organik di Indonesia masih
belum terpenuhi karena ketersediaan pupuk organik masih relatif kecil. Besarnya
selisih antara jumlah kebutuhan dan kemampuan produksi pupuk organik dari
Departemen Pertanian merupakan peluang usaha yang prospektif bagi masyarakat
dan kalangan pengusaha untuk mengembangkan usaha pupuk organik. Salah satu
pengusaha yang mengembangkan usaha pupuk organik di Provinsi Bali dan
khususnya di Kabupaten Badung adalah Simantri 174 Gapoktan Dharma Pertiwi.
Pengelola Simantri ingin meningkatkan jumlah dan nilai penjualan pupuk
organik dan mendapatkan keuntungan yang maksimal. Berdasarkan hal tersebut,
sangat penting untuk mengetahui titik impas (break even point) penjualan pupuk
organik Simantri 174. Dengan mengetahui hal tersebut, maka dapat ditargetkan
atau direncanakan jumlah dan nilai penjualan produk agar memperoleh
keuntungan yang diharapkan.
Penelitian ini diarahkan agar sesuai dengan permasalahan dan tujuan yang
ditetapkan, maka perlu disusun kerangka pemikiran dalam melaksanakan
penelitian. Penelitian ini lebih ditujukan untuk menganalisis jumlah dan nilai
penjualan pupuk organik dan batas keselamatan berdasarkan dari analisis break
even point dan margin of safety serta kendala yang dihadapi Simantri 174 dalam
memproduksi pupuk organik. Hasil analisis tersebut akan direkomendasikan
kepada Simantri 174 Gapoktan Dharma Pertiwi di Kabupaten Badung, Provinsi
Bali (Gambar 2.1).
32
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Analisis Break Even Point Penjualan PupukOrganik Simantri 174 Gapoktan Dharma Pertiwi di KabupatenBadung, Provinsi Bali.
Usaha Pupuk Organik diSimantri 174 Gapoktan
Dharma Pertiwi
Jumlah dan Nilai Penjualan Pupuk Organikdi Simantri 174 Gapoktan Dharma Pertiwi
Kendala-kendaladalam Memproduksi
Pupuk Organik:1. Aspek Teknis2. Aspek Ekonomi
Batas KeselamatanPenjualan Pupuk
Organik:1. Penjualan yang
direncanakan2. Penjualan BEP
Titik ImpasPenjualan Pupuk
Organik:1. Harga Jual2. Jumlah Produksi3. Biaya Tetap4. Biaya Variabel
AnalisisBreak Even Point
(BEP)
Analisis Margin of Safety(MoS)
Analisis Deskriptif
Kesimpulan
Rekomendasi