sudah revisi jurnal
DESCRIPTION
fTRANSCRIPT
ANALISIS JURNAL EFFECT OF LAVENDER AROMATHERAPY ON VITAL SIGNS AND PERCEIVED QUALITY OF SLEEP IN THE
INTERMEDIATE CARE UNIT: A PILOT STUDY
Tugas Ini Disusun Guna Memenuhi Syarat Praktik
Program Studi Profesi Ners Stase Emergency Nursing care
DisusunOleh:
Hanifa Nur Afifah : J 230.145.053
Pipin Oktaviani : J 230.145.056
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tidur merupakan kebutuhan dasar manusia yangditandai dengan aktivitas fisik yang
minimal,penurunan kesadaran, perubahan proses fisiologitubuh dan penurunan respon
terhadap rangsangandari luar. Tidur mempunyai manfaat besar bagi tubuh. Manfaat tidur
antara lain dapatmengembalikan kesimbangan dan aktivitas sarafpusat pada level normal.
Tidur juga bermanfaatuntuk sintesis protein yang memungkinkanterjadinya proses perbaikan.
Memperolehkualitas tidur terbaik penting untuk peningkatankesehatan dan pemulihan
individu yang sakit. Tidur merupakan gambaran secara subjektif yang menjelaskan tentang
kemampuan untuk mempertahan waktu tidur serta tidak adanya gangguan yang dialami
selama periode tidur (Cauter, 2007).
Tiduradalah fenomena alami, tidurmenjadi kebutuhan hidupmanusia. Tidur
merupakanbagian hidup manusia yangmemiliki porsi banyak, rata-ratahampir seperempat
hinggasepertiga waktu digunakanuntuk tidur. Tidur merupakanproses yang diperlukan oleh
manusia untuk pembentukansel-sel tubuh yang baru,perbaikan sel-sel tubuh yangrusak
(natural HealingMechanism), memberi waktuorgan tubuh untuk beristirahatmaupun untuk
menjagakeseimbangan metabolisme danbiokimiawi tubuh (Setiyo P,2007).Salah satu fungsi
tiduryang paling utama adalah untukmemungkinkan sistem syarafpulih setelah digunakan
selamasatu hari. Dalam The WorldBook Encyclopedia, dikatakantidur memulihkan energi
kepadatubuh, khususnya kepada otakdan sistem syaraf. Beberapapenelitian yang
menyebutkanbahwa orang Indonesia tidurrata-rata pukul 22.00 danbangun pukul 05.00
keesokanharinya. Tidur yang tidakadekuat dan kualitas tidur yangburuk dapat
mengakibatkangangguan keseimbanganfisiologis dan psikologi. Dampak fisiologi meliputi
penurunanaktifitas sehari hari, rasa lelah,lemah, proses penyembuhanlambat daya tahan
tubuhmenurun dan ketidakstabilantanda tanda vital. Sedangkandampak psikologis
meliputidepresi cemas dan tidakkonsentrasi (Briones, 2006 citBukit, 2003).
Kebutuhan tidur diatur oleh suatu proses di otak yang mengatur irama sirkardian.
Irama sirkardian merupakan irama kehidupan sesuai dengan beredarnya waktu dalam sehari
yang meliputi perubahan gelap (malam) dan terang (siang). Pada otak terdapat pusat kontrol
irama sirkandian yang tepatnya di nucleus supra chiasmatic (NCS) di bagian depan
hipotalamus. Jika waktu terang maka NSC mengeluarkan hormon yang merangsang
peningkatan suhu badan sehingga orang menjadi terbangun. Jika saat gelap, NSC merangsang
pengeluaran hormon melatonin yang menyebabkan orang menjadi mengantuk dan tidur.Tidur
dapat dibagi menjadi 2 tahap yaitu fase Rapid Eye Movement (REM = gerakan bola mata
cepat) dan fase Non Rapid Eye Movement (NREM). Fase awal tidur didahului fase NREM
kemudian diikuti fase REM. Pada tidur normal antara NREM dan REM terjadi secara
bergantian antara 4-7 siklus (Guyton, 2008) .
Menurut Perry & Potter(2005), Fisiologi tidur dimulaidari irama sirkadian
yangmerupakan irama yang dialam individu yang terjadi selama 24jam. Irama
sirkadianmempengaruhi pola fungsi mayor biologi dan fungsiperilaku. Naik
turunnyatemperatur tubuh, denyut nadi,tekanan darah, sekresi hormon,ketajaman sensori dan
suasanahati tergantung padapemeliharaan siklus sirkadian.Irama sirkadian meliputi
siklusharian bangun tidur yangdipengaruhi oleh sinar,temperatur dan faktor eksternalseperti
aktivitas sosial dan
pekerjaan rutin.
Banyak cara yang dapat digunakan untukmenanggulangi masalah tidur. Salah
satunyaadalah terapi relaksasi yang termasuk terapinonfarmakologi. Terapi relaksasi dapat
dilakukanuntuk jangka waktu yang terbatas dan biasanyatidak memiliki efek samping (Perry
& Potter, 2005). Aromaterapi merupakan salah satu bentuk terapi relaksasi.Aromaterapi
merupakan proses penyembuhan yang telah ada sejak jaman dahulu yang dibuat dari ekstrak
tumbuhanaromaterapi murni yang bertujuan untukmeningkatkan kesehatan dan kesejahteraan
tubuh,pikiran dan jiwa (Goel et all, 2005). Beberapa ekstrak oil yangumum digunakan dalam
aromaterapi karenasifatnya yang serbaguna adalah Langon kleri,eukaliptus, geranium,
lavender, lemon, Peppermint, petigrain, rosemary dan pohon teh (National Academic Of
Science, 2009).
Berbagai penelitian sudah membuktikan manfaatganda dari minyak aroma. Penelitian
medis padatahun belakangan telah mengungkapkan kenyataan bahwa aroma yang terhirup
memiliki dampak signifikanterhadap perasaan. Aroma terapi tersebut berpengaruh
secaralangsung terhadap otak (National Academic Of Science, 2009). Penelitian
sebelumnyajuga menyatakan bahwa ada perubahan tingkatkecemasan setelah diberi
aromaterapi (Wahyuni, 2006).Menurut subandi (2003) bahwa masalah yang berhubungan
dengan stress diantaranya hipertensi, insomnia, sakit kepala, dapat dikurangi atau diobati
dengan relaksasi. Relaksasi dapat memperbaiki tekanan darah sistolik dan diatolik pada
penderita hipertensi. Didukung oleh pendapat dari jaelani (2009) bahwa metode aroma terapi
dapat menimbilkan perasaan tenang (rileks) padajasmani, rohani, menciptakan suasana
damai, menjauhkan cemas, gelisah maka dapat digunakan cara relaksasi aromaterapi (NI
Made, Dian taviyanda (2013).
Menghirup lavender meningkatkan frekuensigelombang alfa dan keadaan ini
diasosiasikandengan bersantai (relaksasi). Selain itu lavenderjuga berguna untuk
menenangkan rasa nyaman,keterbukaan, keyakinan, cinta kasih, mengurangisakit kepala,
stres, frustasi, mengobati kepanikan,mereda histeria, serta mengobati insomnia (David,
2005). Menghirup aroma lavender yangmengandung linail asetat dan linaloo
akanmeningkatkan gelombang-gelombang alfa didalam otak dan gelombang inilah
yangmembantu kita untuk merasa rileks. Selain ituLavender dipercaya bisa
membantuterciptanya keseimbangan tubuh dan pikiran.Lavender juga membantu
penyembuhan depresi,gelisah, susah tidur dan sakit kepala (Wahyuni, 2006).
B. TUJUAN
1. Tujuan peneliti
Untuk mengetahui pengaruh efektivitas penggunaan aroma terapi lavender terhadap
perubahan tanda-tanda vital dan kualitas tidur di Intermediate Care Unit (HCU).
2. Tujuan analisis
Untuk memberikan informasi kepada perawat agar dapat mengimplementasikan danm
menerapkan penggunaan aroma terapi lavender untuk meningkatkan kualitas tidur dan
memperbaiki tanda-tanda vital pada pasien diHigh Care Unit (HCU) penyakit
dalamRumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta.
3. MANFAAT
Membantu pasien dalam meningkatkan kualitas tidur dan memperbaiki tanda-tanda
vitalnya.
4. SISTEMATIKA PENULISAN
Makalah ini terdiri dari 3 BAB yang sistematis disusun sesuai berikut:
1. BAB 1 Pendahuluan, terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, manfaat penulisan,
sistematika penulisan.
2. BAB 2, Tinjauan Pustaka, terdiri dari analisis jurnal dan pembahasan.
3. BAB 3, Penutup, terdiri dari kekurangan dan kelebihan, implikasi dan kesimpulan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. ANALISIS JURNAL (PICO)
Pembahasan dalam jurnal ini menggunakan Population, Intervention,
Comparation dan Outcome (PICO).
1. Population (P)
Populasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah pasien di IMCU (InterMediate
Care Unit). Kriteria inklusi dalam peneltian ini adalah pasien yang berusia >21 tahun
dengan perawatan minimal 2 hari di IMCU. Sementara itu, kriteria ekslusi nya
adalah pasien yang tidak dapat menggunakan bahasa inggris, bingung, memiliki
masalah respirasi dan menggunakan ventilator, memakai O2 mask, memiliki alergi
terhadap aroma lavender, mendapatkan obat tidur pada malam hari. Jumlah pasien
yang diberikan intervensi adalah sebanyak 25 orang.
2. Intervention (I)
Penelitian ini dilakukan selama 4 bulan (terhitung pada tanggal 2 Agustus 2011
hingga 2 Desember 2011). Penelitian ini sebelumnya sudah meminta persetujuan dari
responden dan pihak rumah sakit terlebih dahulu. Responden dibagi menjadi 2
kelompok, yaitu kelompok intervensi dan kelompok kontrol yang diambil secara
random (random sampling). Masing-masing kelompok terdiri dari 25 orang. Setiap
pasien pada kelompok intervensi diberikan perawatan sesuai kebutuhannya ditambah
dengan pemberian 100% pure aroma terapi lavender sebanyak 3ml di dalam sebuah
tabung kecil yang ditempatkan disebelah tempat pasien dengan jarak 1 meter mulai
jam 10.00 PM sampai jam 06.00 AM. TTV klien dicatat dengan menggunakan
elektronic record mulai jam 10.00 PM, 02.00 AM, 06.00 AM. Pada jam 06.00 AM
pasien diberikan kuosioner The Richard Campbell Sleep Questionnaire, kuosioner ini
mengkaji kedalaman tidur ,kecepatan pasien untuk mengantuk frekuensi
terbangun,kemampuan untuk kembali tidur dan kualitas pasien. Kuosioner di isi oleh
pasien dengan manandai garis sesuai kualitas tidurnya. Kemudian diukur dengan
menggunakan penggaris milimeter, semakin tinggi score menandakan kualitas tidur
yang baik.
3. Comparation (C)
Pada pasien di HCU interna RSUD Dr.Moewardi Surakarta didapatkan data bahwa
sebagian besar pasien mengalami gangguan tidur dengan TTV yang stabil maupun
yang tidak stabil. Perawatan pada HCU Interna lebih menekankan pada penanganan
penyakitnya tanpa memperhatikan kualitas tidur pada pasien tersebut maka dari itu
intervensi dari penelitian ini sangat direkomendasikan pada pasien di HCU untuk
memperbaiki kualitas tidur dan memperbaiki TTV klien.
4. Outcome (O)
Hasil dari tabel diatas menunjukkan distribusi pasien yang diteliti berdasarkan
jenis kelamin, usia, diagnosis penyakit (cardio, pencernaan, metabolisme, autoimun,
infeksi, hematologi, dan perkemihan), penggunaan terapi O2, serta penanganan nyeri.
Usia paling dominan pada control groupadalah 54 tahun dan 50 tahun pada
intervention group. Jenis kelamin paling banyak adalah wanita, pada control
groupsebanyak 17 dan pada intervention groupsebanyak 16 orang. Penyakit paling
banyak pada control groupadalah gangguan pencernaan dan metabolisme dengan
jumlah masing-masing sebanyak 8 orang.
Sementara itu pada pada intervention grouppenyakit paling banyak adalah
gangguan pencernaan yaitu sebanyak 8 orang.Untuk penggunaan terapi oksigen nasal
canulpada control groupsebanyak 5 orang dan padaintervention group sebanyak 7
orang. Sebagian responden dalam penelitian ini mendapatkan terapi farmakologis
analgetik, yaitu sebanyak 4 orang pada control groupdan 3 orang pada intervention
group.
Pemberian aroma terapi lavender sebaiknya tidak diberikan pada ruangan hangat
Berdasarkan perbandingan dari 2 kelompok pada perubahan tekanan darah pada kelompok intervensi menurun sementara pada
kelompok kontrol meningkat. Pada jam 10 sampai jam 4 pada intervensi grub mengalami penurunan tekanan darah sementara kontrol grub
mengalami peningkatan tekanan darah secara signifikan (p= 0,03). Sementara untuk jam 4 sampai jam 6 pagi kedua grub mengalami penurunan
tekanan darah dan secara keseluruhan pada pasien intervensi grub mengalami penurnan tekanan darah. Namun perbedaan pada kedua grub tidak
signifikan (t = 0,12).
Berdasarkan tabel rata-rata dari skor kedalaman tidur, kemampuan untuk tertidur,
kemampuan untuk kembali tidur setelah terbangun, dan kualitas tidur terbukti tinggi pada
intervension grub dibandingkan kelompok kontrol. Skor untuk frekuensi terbangun pada
kedua grub sama. Rata – rata secara keseluruhan dari skor quesioner tersebut tinggi pada grub
intervensi (48,25) dibanding dengan kontrol grub (40,10), tetapi perbedaan ini tidak
signifikan.
B. PEMBAHASAN
Tidur merupakan komponen penting dalam kesehatan dan berkaitan dengan fisik
dan psikis. Kualitas dan kuantitas tidur yang tidak adekuat pada pasien rawat inap adalah
hal yang paling sering ditemui khususnya diHCU dan ICU kemudian akan menjadi
masalah yag serius sehingga mengakibatkan penyembuhan penyakit menjadi lebih lama.
Gangguan tidur dapat menyebabkan gangguanpada kemampuan intelektual,
motivasi yangrendah, ketidakstabilan emosional, depresi bahkanresiko gangguan
penyalahgunaan zat, gangguan kardiovaskuler, meningkatkan tekanan darah dan heart
rate, meningkatkan nyeri. Sleep disorder pada pasien di HCU biasanya disebabkan oleh
medikasi,suara mesin yang berisik dan kurang nyamannya kondisi lingkungan tempat
tidur yang asing sehingga membuat pasien tidak nyaman. Pilihan untukmengatasinya
adalah dengan farmakologis dan non farmakologis. Beberapa golonganobat
yangmemiliki kemampuan untukmemodifikasiirama sirkardian meliputi kolinergik,
kortikosteroid,antidepresan, anti manik dan agen anastesi, sepertianastesi lokal dan
hipnotis.Penggunaan obat-obatan tersebutmemiliki kerugian atau keterbatasan,
meliputiharga relatif mahal, efek samping dan toleransi terhadap obattidur berkembang
dengan cepat (Moeini, 2010). Trisiklikantidepresan dan benzodiazeine biasanyadiberikan
untuk mengatasi gangguan tidur, tetapimemiliki efekmenurunkan slow wavedan fase
REMpada tidur (Bourne, 2009). Penggunaan Flurazepam yangmerupakan obat golongan
hipnotik meningkatkaninsiden efek samping toksik dengan bertambahnyausia.
Obat antidepresan adalah obat yang paling banyak digunakan dalam pengobatan
di rumah sakit untuk mengatasi gangguan tidur dan depresi yang sebenarnya mempunyai
efek samping seperti meningkatkan denyut nadi dan tekanan darah apabila dikonsumsi
dalam jangka panjang.Sebenarnya ada banyak cara yang dapat digunakan
untukmenanggulangi masalah tidur. Metode terbaik yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kualitas tidur pada pasien adalah non farmakologis yang hampir tidak
mempunyai efek samping yaitu dengan aromaterapi. Salah satunyaadalah terapi
relaksasi, terapi relaksasi dapat dilakukandalam waktu singkat sampai jangka panjang
dan biasanya tidak memiliki efek samping (Potter & Perry, 2005).
Aromaterapimerupakan salah satu bentuk terapi relaksasi.Aromaterapi
merupakan proses penyembuhanyang sudah ada sejak jaman dahulu, dengan
menggunakan ekstrak tumbuhanaromaterapi murni yang bertujuan untukmeningkatkan
kesehatan dan kesejahteraan tubuh,pikiran dan jiwa (Goel, 2005). Beberapa ekstrak
alami yangumum digunakan dalam aromaterapi karenasifatnya yang serbaguna adalah
Langon kleri,eukaliptus, geranium, lavender, lemon, peppermint,petigrain, rosemary,
pohon teh. Berbagai penelitian sudah membuktikan banyak manfaataromaterapi tersebut.
Penelitian yang dilakukan padabeberapa tahun terakhir telahmembuktikan bahwaaroma
yang terhirupmemiliki dampak signifikanterhadap perasaan. Aromaterapi tersebut
berpengaruh secara langsung terhadap otak. Penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni
(2006) membuktikan bahwa aromaterapi lavender dapat menurunkan tingkatkecemasan
pada pasien preoperasi BPH (benign prostate hyperplasia).
Minyak lavender memiliki banyak potensi karena terdiri atas beberapa
kandungan, dalam 100 gram bunga lavender tersusun atas beberapa kandungan seperti
minyak esensial (1-3%), alpha pinene (0,22%), camphene (0,06%), beta myeene
(5,33%), limonene (1,06%), borneol (1,21%), genaryl acetat (2,14%), caryphyllene
(7,55%), linalyl acetat (26,32%), linalool (26,12%). Linalyl acetat dan linalool
merupakan kandungan terbesar dari bunga lavender. Kandungan utama dalam minyak
lavender adalah linalool asetat yang mampu mengendorkan dan melemaskan otot-otot
yang tegang. Ketika aroma bunga lavender dihirup , molekul-molekul minyak tersebut
akan menempel pada binding site yang terdapat pada cilia dari reseptorOlfactorius yang
akan dilsalurkan melalui impuls elektronika. Impuls yang masuk ke otak mengaktifkan
jaras ke nucleus sehingga menghasilkan serotonin. Zat neurokimia ini akan memberikan
efek euforik, relaksan, sedatif. Serotonin yang dihasilkan akan merangsang hypotalamus
anterior sebagai pusat parasimpatis. Aktivasi sistem saraf parasimpatis menimbulkan
efek inotropik dan kronotopik negatif pada jantung yang menyebabkan penurunan
kontraksi dan frekuensi denyut jantung. Perangsang area preoptik medial pada
hypotalamus juga akan menimbulkan efek penurunan tekanan darah dan frekuensi
denyut jantung (Guyton, 2008). Selain itu pada reseptor Olfactoriuis, molekul-molekul
minyak lavender akan terbawa ke saluran pernapasan hingga ke alveoli di dalam paru-
paru kemudian menembus membran mukosa saluran pernapasan dn paru-paru untuk
masuk kedalam aluran darah, jika digunakan pada permukaan tubuh moleku-molekul
tersebut akan terabsorbsi melalui kulit, masuk ke sirkulasi limfatik, kemudian masuk
dalam aliran darah (Siiegentaler, 2010).
Menghirup lavender meningkatkan frekuensigelombang alfa dan keadaan ini
diasosiasikandengan bersantai (relaksasi). Selain itu lavenderjuga berguna untuk
menenangkan rasa nyaman,keterbukaan, keyakinan, cinta kasih, mengurangisakit kepala,
stres, frustasi, mengobati kepanikan,mereda histeria, serta mengobati insomnia.
Penelitian yang dilakukan oleh Miguel A. Diego, Nancy Aron Jones, Tiffany Field et all
pada tahun 2005 yaitu dengan menggunakan data EEG pada saat sebelum, selama dan
setelah menggunakan aroma terapi lavenderhasilnya menunjukkan bahwa kelompok
yang mengalami peningkatan gelombang alpha pada daerah frontal secara signifikan
dengan adanya peningkatan rasa kantuk. Penelitian tersebut juga menunjukkan adanya
penurunan kecemasan, perbaikan mood dan meningkatkan relaksasi.Lavender juga
membantu penyembuhan depresi,gelisah, susah tidur dan sakit kepala (Wahyuni, 2006).
Menurut Widiastuti(2013) peran bagi perawatuntuk mengatasi kecemasan dan
nyeri menjadi sangat penting. Peran perawat terkait manejemen non farmakologi salah
satunya menggunakan aromatherapy yang hampir tidak memiliki efek samping.
BAB III
PENUTUP
A. KEKURANGAN JURNAL
1. Dalam penelitian ini menggunakan The Richard Campbell Sleep Questionnaire
dimana kuosioner tersebut berdasarkan data dari pasien dan pengukuran masih
masih subjektif sehingga data tersebut masih bisa dimanipulasi oleh pasien sendiri.
2. Dalam penelitian ini hanya diukur pada post test sedang pada pre test tidak
dilakukan, sehingga pengukuran kualitas tidur pasien sebelum dilakukan intervensi
tidak didapatkan.
3. Aroma terapi mungkin dapat menggangu pasien non responden yang memiliki alergi
terhadap aroma lavender dengan tempat tidur yang bersebelahan dengan responden.
4. Penelitian ini akan menjadi bias dikarenakan adanya pemberian pain medication
terhadap beberapa responden yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi
respon subjektif terhadap kualitas tidur.
B. KELEBIHAN JURNAL
1. Jurnal ini merupakan jurnal terbaru yang mana penelitiannya baru saja dilakukan
pada tahun 2014.
2. Mudah untuk diterapkan di RSUD Dr. Moewardi terutama pada ruang critical
illness.
3. Memungkinkan pasien untuk dilakukan pemeberian aromaterapi berkelanjutan
dirumah.
4. Dapat diterapkan pada orang dengan sleep disorder tidak hanya di rumah sakit tetapi
di rumah sehingga mengurangi penggunaan obat tidur yang mempunyai efek
samping.
C. IMPLIKASI
1. Perawat
Setelah menganalisis jurnal ini ternyata aromaterapi lavender efektif untuk
mengatasi gangguan tidur dan memperbaiki tekanan darah. Penelitian tersebut
efektif, efisien dan tidak memiliki efek samping seperti terapi farmakologi
sehingga aplikatif untuk diterapkan di bangsal HCU dan ICU RSUD Dr.
Moewardi Surakarta
2. Pasien
Pada seluruh pasien yang memiliki gangguan tidur dan ketidaknormalan tekanan
darah tentunya akan mendapatkan kenyamanan yang lebih dan dapat
meningkatkan kualitas tidur sehingga TTV pasien menjadi normal.
D. KESIMPULAN
Aroma terapi lavender merupakan terapi alternatif yang berguna untuk
meningkatkan kualitas tidur yang mengalami gangguan tidur di rumah sakit dan sangat
berguna untuk diterapkan pada pasien kritis. Penelitian ini membuktikan bahwa dapat
memperbaiki tekanan darah setelah 6 jam diberikan terapi dan meningkatkan kepuasan
selama tidur. Penelitian lanjutan perlu dilakukan untuk mengkaji efek samping
pemakaian aromaterapi lavender dalam jangka panjang.
DAFTAR PUSTAKA
Bourne RS. Sleep disruption in critically ill patients-pharmacological considerations. (2009).
Anaesthesia Journal.; 59 (4) : 374-384.
Cauter, V.E, holmback, u., Knutson, K., Leproult, R., Nedeltcheva, a., Pannain S., et al.
(2007). Impact of sleep and sleep loss on neuroendocrine and metbolic function.
hormon Research. 67 Suppl. 1) : 2-9
Goel , Namni, Kim, Hyungsoo and Lao, Raymund P. An olfactory stimulus modifies
nighttime sleep in young men and women. (2005). Chronobiology International. 22(5):
889 - 904.
Guyton, A.C dan Hall, J.E. (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 1. Jakarta: EGC.
Kozier , Barbara. Fundamental of nursingconcept, process, and practice 7 edition. (2004).
New Jersey : Pearson Education Inc
Mackinnon . (2004). Aromatherapy a Practical Approach. United Kingdom : Scotprint
Miguel A. Diego, Nancy Aron Jones, Tiffany Field et all. (2005). Aromateraphy Positively
Affects Mood, EEG Pattern of Alertness and Math Computations International Journal
of Neuroscience 2005: vol 96: 217-224.
Moeini et al, Effect of aromatherapy on the quality of sleep in ischemic heart disease patients
hospitalized in intensive care units of heart hospitals of the Isfahan University of
Medical Science. (2010).Iranian Journal of Nursing and Midwifery Research; 234-
239.
National Academy of Sciences. Report of a study: sleeping pills, insomnia and medical
practice. (2009).Washington D.C: Institute of Medicine.
Perry dan Potter. Buku ajar fundamental keperawatan : konsep, proses, dan praktik. (2005).
Edisi 4. Jakarta : EGC.
Siegenthaler D. (2010). Lavender Essential Oil
Information.http://www.essentialoil.co.za/essential-oils/lavender.