struktur dan fisiologi otot

28
Kelelahan Otot yang di Sebabkan oleh Penumpukan Asam Laktat Yehiel Flavius Kabanga 102011063 B8 Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510. Telephone : (021) 5694-2061, fax : (021) 563- 1731 hilfl[email protected] Kelelahan pada otot terjadi pada orang yang sehat, khususnya selama melakukan aktivitas yang bera. Beberapa orang mengalaminya di bagian otot tangan,betis ,kaki dlll.yang menyebabkan keletihan pada otot . Keadaan ini sangat menggangu karena otot sulit digerakkan dan, terasa terasa lemas. Kelalahan otot adalah keadaan dimana otot merasa lemas untuk melakukan aktivitas dimaa keadaan ini terjadi penumpukan asam laktat yang berlebih pada otot tiba-tiba pada otot atau kelompok otot. Para peneliti percaya bahwa terkurasnya cadangan energi dan turunya pH otot akibat akumulasi asam laktat yang berperan dalam munculnya kelelah otot. Otot merupakan kelompok jaringan terbesar dalam tubuh, membentuk sekitar separuh berat tubuh. Melalui kemampuan otot untuk berkontraksi memungkinkan sel-sel otot mampu memendek dan dan

Upload: rian-sobariansah

Post on 03-Jan-2016

204 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Struktur Dan Fisiologi Otot

Kelelahan Otot yang di Sebabkan oleh Penumpukan Asam Laktat

Yehiel Flavius Kabanga

102011063

B8

Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta

Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510. Telephone : (021) 5694-2061, fax : (021) 563-1731

[email protected]

Kelelahan pada otot terjadi pada orang yang sehat, khususnya selama melakukan

aktivitas yang bera. Beberapa orang mengalaminya di bagian otot tangan,betis ,kaki dlll.yang

menyebabkan keletihan pada otot . Keadaan ini sangat menggangu karena otot sulit

digerakkan dan, terasa terasa lemas. Kelalahan otot adalah keadaan dimana otot merasa lemas

untuk melakukan aktivitas dimaa keadaan ini terjadi penumpukan asam laktat yang berlebih

pada otot tiba-tiba pada otot atau kelompok otot. Para peneliti percaya bahwa terkurasnya

cadangan energi dan turunya pH otot akibat akumulasi asam laktat yang berperan dalam

munculnya kelelah otot. Otot merupakan kelompok jaringan terbesar dalam tubuh,

membentuk sekitar separuh berat tubuh. Melalui kemampuan otot untuk berkontraksi

memungkinkan sel-sel otot mampu memendek dan dan membuat tegangan yang

memungkinkan menghasilkan gerakan dan melakukan kerja. Maka dari itu penulis membahas

mengenai mekanisme yang berhubungan dengan kontraksi dan relaksasi otot.1

Page 2: Struktur Dan Fisiologi Otot

Struktur dan fisiologi otot

Otot merupakan kelompok jaringan terbesar dalam tubuh, membentuk sekitar separuh

berat tbuh.5 Jaringan otot mencapai 40% sampai 50% berat tubuh pada umumnya tersusun

dari sel-sel kontraktil yang disebut serabut otot. Melalui kontraksi sel-sel otot menghasilkan

pergerakan dan melakukan pekerjaan.1

Otot merupakan alat gerak aktif karena kemampuan berkontraksi . Otot memendek

jika sedang berkontraksi dan memanjang jika berelaksasi. Kontraksi otot terjadi jika otot

sedang melakukan kegiatan , sedangkan relaksasi otot terjadi jika otot sedang beristirahat.

Otot mempunyai 4 karakter :1

a. Kontraksibilitas yaitu kemampuan otot untuk memendek dan lebih pendek dari ukuran

semula, hal ini teriadi jika otot sedang melakukan kegiatan.

b. Eksitabilitas, yaitu kemampuan merespon dengan kuat jika distimulasi oleh implus saraf.

c. Ektensibilitas, yaitu kemampuan otot untuk memanjang dan lebih panjang dari ukuran

semula.

d. Elastisitas, yaitu kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula.Otot tersusun atas

dua macam filamen dasar, yaitu filament aktin dan filament miosin. Filamen aktin tipis dan

filament miosin tebal. Kedua filamen ini menyusun miofibril. Miofibril menyusun serabut

otot dan serabut otot-serabut otot menyusun satu otot. 1

Anatomi pada otot tungkai bawah

Anatomi pada otot tungkai bawah di bagi atas : 3

- mm flexor

- mm. Extensor

- mm. Peronaei

Flexor di bagi atas

Lapisan dangkal :

- M. Gastrocnemius

Page 3: Struktur Dan Fisiologi Otot

- M. Soleus

- M. Plantaris

Lapisan dalam :

- M. Popliteus

- M. Flexor digitorum longus

- M. Tibialis posterior

- M. Flexor haluccis longus

Mm extensor :

- M. Extensor digitorum longus

- M. Peroneus tertius

- M. Extensor haluccis longus

- M. Tibialis anterior

Persyarafan pada tungkai bawah

- N. fibularis comunis

- N. Fibularis profundus

- N. Fibularis superficialis

- N. Saphenus

- N. Cutaneus dorsalis inter medius

- N. Cutaneus surae medialis

- N. Cutaneus surae lateralis

- N. Suralis

- N. Plantaris lateralis

Page 4: Struktur Dan Fisiologi Otot

- N. Plantaris medialis

1.3 Kendali saraf kontraksi otot rangka

1. Serabut otot menerima satu ujung neuron motorik somatik, sel saraf pada medulla

spinalis yang mentransmitter implus ke otot rangka.1

2. Ujung saraf motorik, disebut akson menjalar dengan sejumlah serabut serupa dari

neuron motorik lain dalam sebuah saraf.1

a. Serabut akson tunggal terbagi menjadi sejumlah percabangan membentuk

sambungan (junction) neuromuscular khusus dengan serabut otot rangka.

b. Setiap terminal akson berada dalam indentasi penuh berisi cairan (celah simpatik).

3. Lempeng ujung motorik merupakan sambungan cabang akson saraf dan serabut otot

rangka yang tidak berdekatan.1

4. Unit motorik adalah salah satu neuron motorik (dan cabang-cabangnya) serta semua

serabut otot yang terinversi di dalamnya.

a. Satu unit motorik dapat terdiri dari dua atau tiga serabut otot saja.

b. Semakin sedikit jumlah serabut otot yang terinvervasi sebuah neuron, semakin

akurat gerakan yang dihasilkan.1

5. Terminal akson (terminal bouton) mengandung mitokondria dan banyak vesikel

sinaptik kecil. Jika implus saraf mencapai terminal akson, vesikel sinaptik melepas zat

transmitter asetilkolin(Ach).1

a. Ach berdifusi menyebrangi celah sinaptik untuk berikatan dengan reseptor pada

lipatan sarkolema. Menyebabkan perubahan tiba-tiba pada permeabilats embran

otot terhadap ion natrium dan kalium dan mengakibatkan arus balik pada

polarisasi membran.

b. Aliran impuls listrik (depolarisasi) menyebar ke dalam serabut otot karena kerja

tubulus-T ke retikulum sarkoplasma.

c. Reticulum sarkoplasma kemudia melepas cadangan ion kalsium ke sekitar filamen

tebal dan tipis yang bertumpang tindih. Mengakibatkan interdigitasi aktin dan

miosin serta pemendekan sarkomer.

d. Rangkaian kejadian ini disebut rangkaian eksitasi-kontraksi.

6. Jika impuls saraf tertentu terhenti, maka depolarisasi membrane selesai, ion kalsium

ditangkap kembali oleh retikulum sarkoplasma, dan proses kontraksi terhenti.1

7. Ach berhubungan dengan sarkolema hanya selama beberapa milidetik. Zat ini hampir

secara langsung dipecah oleh enzim kolinesterase yang dilepas dari lipatan sarkolema.

Page 5: Struktur Dan Fisiologi Otot

Pemecahan Ach penting untuk membatasi durasi kontraksi dan memungkinkan

terjadinya kontraksi terulang.1

Otot rangka juga mengandung banyak ujung saraf sensorik.2

Kendali saraf kontraksi otot rangka

1. Serabut otot menerima satu ujung neuron motorik somatik, sel saraf pada medulla

spinalis yang mentransmitter implus ke otot rangka.1

2. Ujung saraf motorik, disebut akson menjalar dengan sejumlah serabut serupa dari

neuron motorik lain dalam sebuah saraf.1

a. Serabut akson tunggal terbagi menjadi sejumlah percabangan membentuk

sambungan (junction) neuromuscular khusus dengan serabut otot rangka.

b. Setiap terminal akson berada dalam indentasi penuh berisi cairan (celah simpatik).

3. Lempeng ujung motorik merupakan sambungan cabang akson saraf dan serabut otot

rangka yang tidak berdekatan.1

4. Unit motorik adalah salah satu neuron motorik (dan cabang-cabangnya) serta semua

serabut otot yang terinversi di dalamnya.

a. Satu unit motorik dapat terdiri dari dua atau tiga serabut otot saja.

b. Semakin sedikit jumlah serabut otot yang terinvervasi sebuah neuron, semakin

akurat gerakan yang dihasilkan.1

5. Terminal akson (terminal bouton) mengandung mitokondria dan banyak vesikel

sinaptik kecil. Jika implus saraf mencapai terminal akson, vesikel sinaptik melepas zat

transmitter asetilkolin(Ach).1

a. Ach berdifusi menyebrangi celah sinaptik untuk berikatan dengan reseptor pada

lipatan sarkolema. Menyebabkan perubahan tiba-tiba pada permeabilats embran

otot terhadap ion natrium dan kalium dan mengakibatkan arus balik pada

polarisasi membran.

b. Aliran impuls listrik (depolarisasi) menyebar ke dalam serabut otot karena kerja

tubulus-T ke retikulum sarkoplasma.

c. Reticulum sarkoplasma kemudia melepas cadangan ion kalsium ke sekitar filamen

tebal dan tipis yang bertumpang tindih. Mengakibatkan interdigitasi aktin dan

miosin serta pemendekan sarkomer.

d. Rangkaian kejadian ini disebut rangkaian eksitasi-kontraksi.

6. Jika impuls saraf tertentu terhenti, maka depolarisasi membrane selesai, ion kalsium

ditangkap kembali oleh retikulum sarkoplasma, dan proses kontraksi terhenti.1

Page 6: Struktur Dan Fisiologi Otot

7. Ach berhubungan dengan sarkolema hanya selama beberapa milidetik. Zat ini hampir

secara langsung dipecah oleh enzim kolinesterase yang dilepas dari lipatan sarkolema.

Pemecahan Ach penting untuk membatasi durasi kontraksi dan memungkinkan

terjadinya kontraksi terulang.1

8. Otot rangka juga mengandung banyak ujung saraf sensorik.1

Otot rangka secara mikroskopik (Otot lurik)

Otot rangka terdiri dari berkas - berkas sel multinuklear dan silindris yang panjang,

yang memiliki garis melintang. Kontraksinya cepat, kuat, dan di pengaruhi kehendak.

Kontraksi pada otot rangka disebabkan oleh interaksi antar filamen aktin tipis dan filamen

miosin tebal, dengan konfigurasi molekul yang memungkinkan kedua filamen tersebut

bergeser saling tumpah tindi. Sitoplasma pada sel otot di sebut sarkoplasma dan retikulum

endoplasma halus disebut retikulum sarkoplasma. Sarkoplasma pada otot rangka terdiri

dari :

- miofibril ( aktin + miosin tersusun rapi ) yang membentuk garis terang dan garis gelap

- organel, glykogen, mioglobin.

Pada otot lurik, fibril-fibrilnya mempunyai jalur-jalur melintang gelap (anisotrop) dan terang

(isotrop) yang tersusun berselang-selang. Sel-selnya berbentuk silindris dan mempunyai

banyak inti. Otot rangka dapat berkontraksi dengan cepat dan mempunyai periode istirahat

berkali - kali. Otot rangka ini memiliki kumpulan serabut yang dibungkus oleh fasia super

fasialis. Semakin besar otot, semakin banyak jumlah serabutnya.1

a. Otot bisep lengan pada lengan atas adalah otot besar darn tersusun dari 260.000

serabut.

b. Otot kecil, seperti dalam stapedius dalam telinga tengah hanya terdiri dari 1.500

serabut.

Organisasi mikrospopik serabut otot rangka adalah

1. Miofibril , adalah unit kontraktif yang mengalami spesialisasi, volumennya mencapai

80% volume serabut.1

2. Selain miofibril silindris terdiri dari mikrofilamen tebal dan miofilamen tipis.1

a. Miofilamen tebal terdiri terutama dari protein miosin. Molekul myosin disusun

untuk membentuk ekor berbentuk cambuk dengan dua kepala globular.

Page 7: Struktur Dan Fisiologi Otot

b. Miofilamen tipis tersusun dari protein aktin. Dua protein tambahan pada filament

tipis adalah tropomiosin dan troponin, melekat pada aktin.

Dilihat di bawah mikroskop cahaya, sebuah miofibril yang berada dalam keadaan

relaksasi memperlihatkan pita-pita gelap (pita A) dan pita terang (pita I) berganti-ganti.Pita A

terdiri dari tumpukan filament tebal bersama bersama dengan bagian dari filament tipis yang

tumpang filament tipis yang tumpang tindih di kedua ujung filamen tebal.Daerah yang lebih

terang di dalam bagian tengah pita A, tempat filamen-filamen tipis tidak bertemu, dikenal

sebagai zona H. hanya bagian tengah filamen tebal yang di jumpai di daerah ini.Pita I terdiri

dari bagian filamen tipis sisanya tidak menonjol ke pita A.

Di bagian tengah setiap pita I yang memadat terlihat sebuah garis Z vertical.Daerah

antara dua garis Z disebut sarkomer, yang merupakan unit fungsional otot rangka.Unit

fungsional setiap organ adalah komponen terkecil yang terdapat melaksanakan semua fungsi

organ yang bersangkutan.Sarkomer adalah komponen terkecil suatu serat otot yang mampu

berkontraksi. Garis Z adalah protein sitoskeleton yang menggepeng yang menghubungkan

filamen-filamen tipis dari dua sarkomer yang berdampingan.6 Seperti garis-garis Z yang

menahan sarkomer-sarkomer agar tetap menyatu dalam suatu rantai di sepanjang miofibril,

diyakini terdapat suatu protein penunjang yang menahan filamen-filamen tebal secara vertical

di dalam setiap tumpukan. Protein tersebut sebagai garis M, yang berjalan vertical di bagian

tengah pita A dan di tengah zona H.

Page 8: Struktur Dan Fisiologi Otot

Gambar 1. Organisasi Otot Rangka

Gabungan otot berbentuk kumparan dan terdiri dari bagian:2

1. Ventrikel (empal), merupakan bagian tengah yang menggembung

2. Urat otot (tendon), merupakan kedua ujung yang mengecil.

Urat otot (tendon) tersusun dari jaringan ikat dan bersifat keras serta liat.Berdasarkan

cara melekatnya pada tulang. Pada ujung otot lurik terdapat beberapa macam tendon,

tendon dibedakan sebagai berikut ini:

a. Origo merupakan tendon yang melekat pada tulang yang tidak berubah

kedudukannyaketika otot berkontraksi.

b. Insersio merupakan tendon yang melekat pada tulang yang bergerak ketika otot

berkontraksi.

Ciri – ciri jaringan otot rangka

- sel/ serat otot skelet + jaringan penyambung antar serat.

- Menggerakkan skelet

- bentuk serat otot skelet : silindris panjang dan tumpul

- panjang rata – rata 3 cm

- yang paling panjang di m. Sartorius

- diameter 10 – 100 um

- otot polos juga mempunyai inti gepeng, banyak dan terletak di pinggir

Page 9: Struktur Dan Fisiologi Otot

Susunan mikroskopik otot rangka :

- Tiap serat otot skelet diliputi endomisium

- Beberapa otot skelet menyusun fasikulus

- Tiap fasikulus diliputi perimisium

- Beberapa fasikulus menyusun muskulus

- Muskulus diliputi epimisium

Metabolisme otot

Siklus biokimia dari kontraksi otot terdiri dari 5 tahap :7

1. Miosin menghidrolisis ATP à ADP +Pi, tetapi tidak dapat melepaskan produknya

2. Miosin +ADP +Pi mengikat F-aktin

3. Interaksi tersebut aan melepaskan ADP + Pi (energi)

4. Kompleks miosin-F-aktin + energi

Perubahan konformasi miosin

Perubahan pada tempat ikatan miosin-aktin

Pergeseran (sliding) dari filamen tebal dan tipis : kontraksi

5. Oleh ATP terjadi pelepasan aktin miosin: relaksasi (tergantung pada pengikatan ATP-

miosin)

Kontraksi otot terdiri dari pengikatan dan pelepasan bagian kepala globuler miosin

dengan filamen F-aktin.Pengikatan diikuti oleh perubahan interaksi aktin-miosin dan

filamen miosin saling bergeser.Interaksi tersebut perlu energi, secara tidak langsung

dari hidrolisis ATP.Hidrolisis ATP oleh miosin ATPase dipercepat oleh ikatan kepala

miosin dengan F-aktin.

Tahap-tahap kontraksi

1. Penggiatan neuron motorik

2. Pelepasan transmitter (asetilkolin) di end-plate motorik

3. Pengikatan asetilkolin oleh reseptor asetilkolin nikotinik

4. Peningkatan konduktans Na+ kan K+ di membrane end-plate

5. Terbentuknya potensial end-plate

6. Tercetusnya potensial aksi di serat-serat otot

Page 10: Struktur Dan Fisiologi Otot

7. Penyebaran depolarisasi ke dalam tubulus T

8. Pelepasan Ca2+ dari sisterna terminal reticulum sarkoplasmik serta difusi Ca2+ ke

filamen tebal dan filamen tipis

9. Pegikatan Ca2+ oleh troponin C membuka tempat pengikatan miosin di molekul aktin

10. Pembentukan ikatan-silang (cross-linkage) antara aktin dan miosin dan pergeseran

filamen tipis pada filamen tebal, menghasilkan pemendekan.2,5

Tahap-tahap relaksasi

1. Ca2+ dipompakan kembali ke dalam retikulum sarkoplasmik

2. Pelepasan Ca2+ dari troponin

Penghentian interaksi antara aktin dan miosin.2,5

Pengaturan kontraksi dan relaksasi otot

Ca++ sebagai regulator

Ada 2 mekanisme :

Berdasarkan Aktin ( otot skelet dan jantung)

- pada istirahat [ Ca++ ] sarkoplasma rendah

- Bila sarkomer dirangsang Ca++ dilepaskan dari ret. Sarkoplasma, sarkoplasma Ca++

meningkat terikat pada TpC ( dpt mengikat 4 Ca++ ) TpC 4 Ca++ interaksi TpI, TpT,

Tropomiosin interaksi miosin dengan aktin yaitu Relaksasi.3

Kontraksi otot perlu ATP yang berasal dari :

- glikolis

- fosforilasi oksidatif

- kreatin – P

- 2 mol ADP

- oksidasi benda keton

Otot rangka bekerja dengan 2 cara yaitu

Page 11: Struktur Dan Fisiologi Otot

Kontraksi : memendek dan menebal

Relaksasi : kembali ke keadaan semula.3

Di dalam serabut otot terdapat 3 macam protein yaitu:

- miogen

- miosin

- aktin

Campuran aktin dan miosin dan sebut aktomiosin. Aktomiosin inilah yang merupakan protein

utama dalam otot. Bila aktomiosin dipekatkan akan membentuk benang.3

Sebab terjadi kontraksi :

* Asetilkolin

- ester asetil dari kolin

- diproduksi oleh bagian ujung serabut saraf

- akan membebaskan ion Ca++ yang berada diantara sel otot

- dihambat oleh ensim kolinesterase.3

* ion kalsium Ca++ masuk ke dalam otot mengangkut tropin dan tropomiosin ke aktin,

sehingga posisi aktin berubah mempengaruhi filamen penghubung.3

* aktin tertarik mendekati miosin, sehingga aktin dan miosin bertempelen membentuk

aktomiosin. Akibatnya benang sel menjadi pendek. Pada keadaan inilah otot sedang

berkontraksi

Sebab terjadi relaksasi

Setelah selesai kontraksi, ion kalsium Ca++ masuk kembali ke plasma sel, sehingga troponin

dan ion Ca++ lepas, menyebabkan lepasnya perlekatan aktin dan miosin. Keadaan inilah yang

di sebut relaksasi.3

Energi kontraksi otot

Page 12: Struktur Dan Fisiologi Otot

Untuk kontraksi diperlukan energi. Energi yang digunakan disuplai dalam bentuk energi

kimia, yaitu dari penguraian ATP

ATP ADP + P + energi

ADP AMP + P + energi

Bila energi habis ( dalam keadaan ADP AMP + P + energi ) otot tidak dapat berkontraksi

lagi. Fase ini disebut fase anaerob. ATP harus dibentuk kembali agar otot dapat bergerak.3

Mekanisme Umum Kontraksi Otot

Fungsi jaringan otot adalah mengembangkan tegangan dan memendekkan

otot. Serabut otot memiliki kemampuan untuk memendek dalam jumlah tertentu, yang

terjadi karena molekul saling bergeser di atas yang lain. Aktivitas otot ditranfer ke

kerangka oleh tendon, dan tegangan yang dikembangkan oleh otot akan digradasi dan

disesuaikan dengan beban.3

Inisiasi dan eksekusi kontraksi otot berlangsung dalam tahap-tahap berurutan berikut:4

1. Potensial aksi menjalar di sepanjang suatu saraf motorik hingga ke ujungnya di serat

otot; dan saraf tersebut mengeluarkan sejumlah kecil bahan neutransmiter asetilkolin.

2. Asetilkolin bekerja pada suatu daerah di membrane otot untuk membuka saluran

bergerbang-asetilkolin, yang memungkinkan ion natrium mengalir ke dalam serat

otot.

3. Potensial aksi berjalan di sepanjang membran serat otot, menyebabkan retikulum

sarkoplasma membebaskan ion kalsium yang telah tersimpan di retikulum ke dalam

miofibril.

4. Ion kalsium memicu gaya-gaya tarik tarik filament aktin dan miosin, menyebabkan

keduannya saling bergeser (sliding); ini adalah proses kontraksi.

5. Setelah sepersekian detik, ion kalsium dipompa kembali ke dalam retikulum

sarkoplasma, tempat ion-ion ini disimpan sampai datang potensial aksi otot;

pengeluaran ion kalsium dari miofibril ini menyebabkan kontraksi otot berhenti.

Mekanisme molekular kontraksi otot

Kontraksi otot terjadi pemendekan elemen kontraktil otot melalui mekanisme

pergeseran filamen. Saat otot memendek, filamen tipis dari kedua ujung sarkomer yang

Page 13: Struktur Dan Fisiologi Otot

berhadapan akan saling memendek; pada pemendekan otot yang kuat filamen saling tumpang

tindih.2,4,5

Pergeseran selama kontraksi otot terjadi bila kepala miosin berikatan erat dengan

aktin melekuk pada sisa molekul miosin, kemudian lepas lagi.Struktur kepala miosin II telah

ditentukan dengan menggunakan teknik kristalografi sinar-X. Tempat pengikatan ATP

merupakan celah terbuka dan bila ATP masuk dan terhidrolisis, celah akan tertutup. Setiap

kayuhan tenaga akan memendekkan otot sebesar 1%. Setiap filamen tebal ,mengandung 500

kepala miosin. Hidrolisis senyawa fosfat berenergi tinggi dalam ATP dikatalis oleh aktifitas

adenosine trifosfatase (ATPase) yang terdapat di kepala molekul.6

Proses penggiatan kontraksi oleh depolarisasi dinamakan proses eksitasi-kontraksi.

Potensial aksi dihantarkan oleh fibril yang terdapat dalam serat otot melalui sistem T. Implus

di sistem T memicu pelepasan Ion Ca2+ dari sisterna terminal, yaitu kantung lateral retikulum

sarkoplamik. Ion Ca 2+ membangkitkan kontraksi.6

Ca 2+ membangkitkan kontraksi karena diikat oleh troponin C. Pada keadaan otot

istirahat, troponin I terikat erat pada aktin, dan tropomiosin menutupi tempat untuk mengikat

kepala miosin di molekul aktin.Jadi, kompleks troponin-tropomiosin membentuk “protein

relaksan” (relaxing protein) yang menghambat interaksi aktin dengan miosin.Bila ion Ca 2+

lepas oleh potensial aksi, menuju troponin C, ikatan antara troponin I dengan aktin

melemah.Gerakan ini membuka tempat-tempat pengikatan bagi kepala-kepala miosin. ATP

kemudian terurai dan terjadi kontraksi.6

Relaksasi

Setelah melepaskan Ca2+, retikulum sarkoplasmik mulai mengembalikan Ca 2+

melalui mekanisme transport aktif ke dalam bagian longitudinal retikulum. Pompa tersebut

adalah Ca2+ Mg2+ ATPase. Ca2+ kemudian berdifusi ke dalam sisterna terminal, tempat

penyimpanannya sampai dilepaskan oleh potesial aksi berikutnya. Bila kadar Ca2+ di luar

retikulum sudah cukup rendah, maka interaksi kimiawi antara miosin dan aktin terhenti dan

otot relaksasi.2-4

Energetika Kontraksi Otot

Kontraksi otot memerlukan ATP untuk melaksanakan tiga fungsi utama:4

Page 14: Struktur Dan Fisiologi Otot

1. Sebagian besar ATP digunakan untuk mengaktifkan mekanisme walk along pada

kontraksi otot.

2. Kalsium dipompa balik ke dalam retikulum sarkoplasma setelah kontraksi berakhir.

3. Ion Natrium dan kalium dipompa melalui membrane serat otot untuk

mempertahankan lingkungan ionik bagi penjalran potensial aksi.

Terdapat sumber utama energi untuk kontraksi otot.Konsentrasi di serat otot hanya memadai

untuk mepertahankan kontraksi penuh selama 1-2 detik.Setelah ATP diuraikan menjadi

adenin difosfat (ADP), ADP mengalami refotforilasi untuk membentuk ATP baru. Terdapat

beberapa sumber energi untuk reaksi refosforilasi ini.4

1. Fosfokreatin membawa suatu ikatan berenergi-tinggi serupa dengan yang terdapat

pada ATP tapi energi bebasnya lebih besar. Energi yang dibebaskan dari ikatan ini

menyebabkan melekatnya ion fosfat baru ke ADP untuk membentuk kembali ATP.

Energi kombinasi ATP dan fosfokreatin mampu menghasilkan kontraksi otot

maksimal hanya selama 5-8 detik.4

2. Reaksi aneorob (jalur glikolisis). Otot dapat berkontraksi secara singkat tanpa

memakai oksigen menggunakan ATP yang dihasilkan melalui glikolisis anaerob,

langkah pertama dalam dalam respirasi selular. Glikolisis berlangsung di

sarkoplasma, tidak memerlukan oksigen, dan melibatkan pengubahan satu molekul

glukosa menjadi dua molekul asam piruvat. Hanya mengahsilkan 2 ATP per molekul

glukosa. Glikolisis dapat memenuhi kebutuhan ATP untuk kontraksi otot dalam

waktu singkat jika persediaan oksigen tidak mencukupi. Pembentukan asam laktat

dalam glikolisis anaerob 1) tanpa oksigen asam piruvat diubah menjadi asam laktat, 2)

saat aktivitas sedang persediaan oksigen yang adekuat akan menghalangi akumulasi

asam laktat, 3) asam laktat berdifusi ke luar dari otot dan di bawa ke hati untuk di

sintesis ulang menjadi glukosa.4

3. Reaksi aerob (memakai oksigen). Saat terjadi aktivitas, asam piruvat yang terbentuk

melalui glikolisis anaerob mengalir ke mitokondria sarkoplasma untuk masuk dalam

siklus asam sitrat untuk oksidasi. Jika ada oksigen, glukosa terurai dengan sempurna

menjadi karbon dioksida, air dan energi (ATP). Reaksi aerob menghasilkan 36 ATP

per mol glukosa.4

Oxygen debt.Saat terjadi aktivitas berat yang singkat, penguraian ATP berlangsung dengan

cepat sehingga simpanan energi anaerob menjadi cepat habis.System respiratorik dan

pembuluh darah tidak dapat menghantar cukup oksigen ke otot untuk membentuk ATP

Page 15: Struktur Dan Fisiologi Otot

melalui reaksi aerob.Asam laktat berakumlasi mengubah pH dan menyebabkan keletihan

serta nyeri otot.Oksigen ekstra yang harus dihirup setelah aktivitas berat disebut oxygen debt.

Volume oksigen yang dihirup tetap beras di atas volume normal sampai semua asam laktat

dikeluarkan baik dioksidasi ulang menjadi asam piruvat dalam otot atau disintesis ulang

menjadi glukosa dalam hati.4

Metabolisme asam laktat

Meskipun glikolisis anaerob merupakan suatu cara untuk melakukan olahraga intens ketika

penyaluran O2 / kapasitas fosforilasi oksidatif terlampaui, namun pemkaian jalur ini

memmiliki 2 konsekuensi. Pertama sejumlah jalur besar nutrien harus diproses karena

glikolisis jauh kurang efisien dibandingkan fosforilasi oksidatif dalam mengubah energi

nutrien menjadi ATP ( glikolisis menghasilkan 2 molekul ATP untuk setiap molekul glukosa

yang di uraikan sementara fosoforilasi oksidatif dapat mengekstrasi 36 molekul ATP netto

dari setiap molekul).6 Sel otot dapat menyimpan glukosa dalam jumlah terbatas dalam bentuk

glikogen, tetapi glikolisis anaerob cepat menguras simpanan glikogen otot. Kedua ketika

produk akhir glikolisis anaerob, asam piruvat, tidak dapat diproses lebih lanjut oleh jalur

fosforilasi oksidatif, molekul ini diubah menjadi asam laktat. Akumulasi laktat diperkirakan

berperan menimbulkan nyeri otot dirasakan ketika seseorang melakukan intens. Selain itu

asam laktat diserap oleh darah menimbulkan asidosis metabolik yang menyertai olahraga

intens. Para peneliti percaya bahwa terkurasnya cadangan energi dan turunya pH otot akibat

akumulasi asam laktat berperan dalam munculnya kelelahan otot. Jadi daya tahan tubuh

semakin menurun ketika berada dalam fase anaerob dibandingkan fase aerob.6

Pembentukan asam laktat yang berasal dari pembentukan kembali ATP

Dalam otot tersimpan glikogen ( gula otot ). Glikogen akan dilarutkan menjadi laktasidogen.

Glikogen akan dilarutkan menjadi laktasidogen ( pembentukan asam laktat = asam susu ).

Laktasidogen kemudian diuraikan menjadi glukosa dan asam laktat. Oleh peristiwa respirasi

dengan O2, glukosa akan dioksidasi menghasilkan energi dan melepaskan CO2 dan H2O.3

Skema pembentukan asam laktat

Glikogen laktatsidogen asam laktat dan glukosa

CO2 + H2O + energi

Page 16: Struktur Dan Fisiologi Otot

Proses ini semuanya terjadi pada saat otot mengalami relaksasi. Karena pada relaksasi

diperlukan O2 untuk mengoksidasi glukosa dan asam laktat.

Asam laktat merupakan hasil sampingan peristiwa dari pemecahan laktosidogen dapat

menyebabkan pegal linu dalam otot atau dapat menyebabkan pegal linu.3

Hutang O2

- saat otot bekerja terjadi vasodilatasi

- aliran darah naik

- suplai O2 : ketika masih cukup terjadi proses aerobik 36 ATP, ketika tidak cukup terjadi

proses anaerobik yang menghasilkan 2 ATP + as.laktat.

- ketika proses anaerobik ph menurun sehingga menghambat kerja enzim otot

- enersi juga menurun

Ketika istirahat maka tubuh memerlukan O2 yang banyak untuk membayar O2 yang

digunakan pada proses anaerob.3

Kelelahan otot dapat berasal dari otot atau sentral

Kelelahan otot terjadi jika otot beraktivitas tidak lagi dapat berespons terhadap derajat

kontraksi yang sama. Kelelahan otot adalah suatu mekanisme pertahanan yang melindungi

otot agar tidak mencapai tititk dimana ATP tidak dapat lagi diproduksi. Ketidakmampuan

menghasilkan ATP dapat menyebabkan rigor mortis. Faktor-faktor yang menyebabkan

kelelahan otot :6

- meningkatnya ADP dan fosfat inorganik lokal dari penguraian ATP dapat secara langsung

menganggu siklus jembatan silang atau menghambat pelepasan dan penyerapan kembali Ca++

oleh retikulum sarkoplasma.

- akumulasi asam laktat dapat menghambat enzim-enzim kunci di jalur penghasil energi dan

atau penggabungan eksitasi-kontraksi

- Aklumulasi K+ ekstrasel yang terjadi di otot ketika pompa Na+-K+ tidak dapat secara aktif

memindahkan K+ kembali ke otot secepatnya keluarnya ion selama fase turun potensial aksi

berulang yang menyebabkan penurunan lokal potensial membran. Perubahan potensial ini

Page 17: Struktur Dan Fisiologi Otot

dapat mengakibatkan penurunan lokal potensial membran. Perubahan potensial ini dapat

mengurangi pembebasan Ca++ dengan menghambat penggabungan intrasel

- Terkurasnya cadangan energi glikogen dapat menyebabkan kelelahan otot pada saat

olahraga berat.6

Page 18: Struktur Dan Fisiologi Otot

Kesimpulan

Kelelahan otot disebabkan oleh aktivitas berat, diamana kurangnya konsumsi oksigen

yang menyebabkan penumpukan asam lakat pada otot. Fase dimana kurangnya konsumsi O2

di sebut fase anaerob dimana Reaksi aneorob (jalur glikolisis) otot dapat berkontraksi secara

singkat tanpa memakai oksigen menggunakan ATP yang dihasilkan melalui glikolisis

anaerob, langkah pertama dalam dalam respirasi selular. Glikolisis berlangsung di

sarkoplasma, tidak memerlukan oksigen, dan melibatkan pengubahan satu molekul glukosa

menjadi dua molekul asam piruvat.Hanya mengahsilkan 2 ATP per molekul

glukosa.Glikolisis dapat memenuhi kebutuhan ATP untuk kontraksi otot dalam waktu singkat

jika persediaan oksigen tidak mencukupi.Pembentukan asam laktat dalam glikolisis anaerob

1) tanpa oksigen asam piruvat diubah menjadi asam laktat. Sehingga penumpukan asam lakat

menyebabkan kelelahan pada otot.

Page 19: Struktur Dan Fisiologi Otot

Daftar Pustaka

1. Ethel S. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2003.h.119-130.

2. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi ke-22. Jakarta: EGC; 2008.h.67-77.

3. Wati WW, Salim Darminto, Sumadikarya IK. Muskuluskeletal: Fakultas Kedokteran

Ukrida; 2012.h.26-37, 100-3, 58-60.

4. Guyton, John EH. Buku saku fisiologi kedokteran. Edisi ke-11. Jakarta: EGC;

2009.h.44-50.

5. Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Biokimia harper. Edisi ke-27. Jakarta:

EGC;2009.h.582-602.

6. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi ke-6. Jakarta: EGC; 2011.h.300-

2.