strategi komunikasi antar pribadi parenting …
TRANSCRIPT
STRATEGI KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI PARENTING AKHLAK
PADA ANAK USIA DINI MELALUI SERIAL YOUTUBE ANIMASI
NUSSA DAN RARA DI TK ISLAMI DAARUNNADWAH DEPOK
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Sebagai Syarat untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Disusun Oleh:
Nanda Astriyadi
NIM: 11160510000100
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIFHIDAYATULLAH
JAKARTA
1442 H/2020 M
i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
STRATEGI KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI PARENTING
AKHLAK PADA ANAK USIA DINI MELALUI SERIAL
YOUTUBE ANIMASI NUSSA DAN RARA DI TK ISLAMI
DAARUNNADWAH DEPOK
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Sebagai Syarat untuk Mendapatkan Gelar
Sarjana Sosial (S.Sos)
Disusun Oleh:
Nanda Astriyadi
NIM. 11160510000100
Dosen Pembimbing:
Dr. Yopi Kusmiati, M.Si
NIP. 198012172003122002
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIFHIDAYATULLAH
JAKARTA
1442 H/2020 M
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul: “Strategi Komunikasi Antar Pribadi Parenting Akhlak Pada Anak
Usia Dini Melalui Serial Youtube Animasi Nussa dan Rara di TK Islami
Daarunnadwah Depok” telah diujikan dalam sidang munaqasah Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayahtullah Jakarta
pada tanggal 8 Oktober 2020. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos).
Jakarta, 8 Oktober 2020
Tim Ujian Munaqasah Tanggal Tanda Tangan
Ketua
Dr. Armawati Arbi. M, Si Oktober 2020
NIP: 196502071991032002
Sekretaris
Dr. H. Edi Amin, S.Ag., M.A Oktober 2020
NIP: 197609082009011010
Penguji 1
Dr. Hj. Roudhonah, M.A Oktober 2020
NIP:
Penguji 2
Dr. H. Abd Rozak, M. A Oktober 2020
NIP:
Mengetahui:
Dekan
Dr. Suparto, M.Ed, Ph.D
iii
iv
ABSTRAK
Nanda Astriyadi
Strategi Komunikasi Antar Pribadi Parenting Akhlak Pada Anak Usia Dini
Melalui Serial Youtube Animasi Nussa dan Rara di TK Islami
Daarunnadwah Depok
Dalam parenting, terutama parenting pada anak usia dini tentunya
memerlukan komunikasi yang baik dan dapat diterima oleh anak tersebut.
Komunikasi merupakan suatu bentuk penyampaian pesan yang tujuannya
adalah memberi informasi kemudian terjadinya suatu interaksi yang
mendapatkan feedback atau timbal balik, itu semua merupakan kunci dari
berkomunikasi. Jika ingin memberikan parenting yang baik untuk anak, maka
diperlukannya strategi. Dengan mempunyai strategi, orang tua dapat tahu
bagaimana langkah-langkah dalam menjalankan parenting itu sendiri.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka muncul pernyataan pertama
yaitu strategi komunikasi antar pribadi orang tua dalam parenting akhlak
kepada anak usia dini. Kedua, Perilaku anak setelah mendapatkan parenting
akhlak dari orang tuanya. Ketiga, Alasan orang tua memilih untuk
mengenalkan akhlak melalui media.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan paradigma
penelitian konstruktif. Kemudian, Teknik pengumpulan data pada penelitian
ini melalui observasi langsung, wawancara dan dokumentasi.Teori yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Teori struktural fungsional oleh Talcot
Parsons yang dimulai dengan empat fungsi penting untuk semua sistem
“tindakan” yang disebut dengam skema AGIL. Empat fungsi penting tersebut
ialah Adaptation (Adaptasi), Goal Attainment (Pencapaian tujuan),
Integration (Integrasi), dan Latency (Pemeliharaa pola).
Hasil penelitian ini yaitu strategi komunikasi antar pribadi yang
dilakukan orang tua dengan menggunakan 4 fungsi penting yaitu Adaptation
(Adaptasi), Goal Attainment (Pencapaian tujuan), Integration (Integrasi), dan
Latency (Pemeliharaa pola), kemudian perilaku anak setelah mendapatkan
parenting akhlak dari orang tuanya adalah meniru hal baik yang orang tua
ajarkan. Dan alasan orang tua menggunakan media sebagai alat untuk
pengenalan akhlak adalah agar lebih mudah dalam melakukan penyampaian
pesan supaya komunikasi berjalan dengan baik.
Kata Kunci: Strategi Komunikasi, Komunikasi Antar Pribadi, Parenting,
Orang Tua, Akhlak, Anak Usia Dini
v
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim
Alhamdulillahirobbil „Alamin. Segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dan
nikmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Strategi Komunikasi Antar Pribadi Parenting Akhlak Pada Anak Usia
Dini Melalui Serial Youtube Animasi Nussa dan Rara di TK Islami Daarunnadwah
Depok” dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam kepada Baginda
besar Nabi Muhammad SAW, atas segala perjuangan menuntun umat-Nya ke
jalan yang di Ridhai Allah SWT.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih terdapat
banyak kekurangan dan kesalahan sehingga skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna. Namun berkat pertolongan Allah SWT dan bimbingan, motivasi,
dukungan dari berbagai pihak. Alhamdulillah skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh
karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dan memudahkan penyelesaian skripsi ini.
1. Dr. Suparto M.Ed, Ph.D sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Dr. Siti Napsiyah, MSW sebagai Wakil Dekan I Bidang
Akademik, Dr. Sihabudin Noor, M. Ag sebagai Wakil Dekan Bidang
Administrasi Umum, Drs. Cecep Sastrawijaya, MA sebagai Wakil Dekan
Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerjasama.
2. Dra. Armawati Arbi, M.Si sebagai Ketua Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam, Dr. H. Edi Amin, MA sebagai Sekretaris Jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam.
3. Dr. Yopi Kusmiati, M.Si sebagai Dosen Pembimbing yang telah bersedia
membimbing dan telah banyak memberikan masukan serta arahan dan
vi
saran kepada penulis selama proses penulisan ini berlangsung. Penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada beliau. Semoga
Allah SWT selalu memberikan kesehatan dan kebaikan selalu menyertai
beliau dan keluarga. Aamiin YRA.
4. Dr. Jumroni, M.Si sebagai Dosen Penasihat Akademik KPI B angkatan
2016 yang telah memberikan dukungan dan arahan dalam pembuatan
skripsi ini.
5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
memberikan beragam ilmu dan pengalaman kepada penulis selama masa
perkuliahan.
6. Bapak KH. Johari Nasruddin, Lc sebagai Ketua Yayasan Daarunnadwah
yang telah memberikan izin bagi penulis untuk melakukan penelitian di
TK Islami Daarunnadwah dan Ibu Siska Maria, S.Pd.I sebagai Kepala
Sekolah TK Islami Daarunnadwah yang telah membantu memberikan
arahan dan informasi terkait penelitian skripsi ini. Serta semua guru di
TK Islami Daarunnadwah yang telah memberikan dukungan dalam
penulisan skripsi ini.
7. Informan Penelitian yang tidak dapat disebutkan namanya, terimakasih
kepada Ibu HW, Ibu LM dan Ibu NA atas kesediaan waktunya telah
membantu penulis dalam menjawab penelitian ini.
8. Orang tua tercinta Bapak Suyadi dan Ibu Wiji Astuti, dan Kakak tercinta
Yudha Widya Atmaja, S.Sos yang selalu memberikan doa, semangat, dan
bimbingannya dalam penulisan skripsi ini sampai penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Serta keponakanku yang lucu
vii
Farannisa Shanum Atmaja yang telah memberikan hiburan dan semangat
dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga kebaikan dan keberkahan selalu
menyertai mereka semua Aamiin YRA.
9. Adikku Ajeng Setyoningrum yang telah menemani dan rela meluangkan
waktunya untuk memberi dukungan dalam penyelesaian skripsi ini. Serta
Keluarga Besar Mulyadi yang telah memberikan doa dan dukungan
selama penyelesaian skripsi ini.
10. Hafiz Auliya Satriandika yang telah memberikan semangat dan dukungan
serta sama-sama sedang berjuang mengejar gelar Sarjananya yaitu Sarjana
Teknik, semoga Allah berikan kesabaran dan kemudahan dalam segala hal.
Aamiin YRA. Terimakasih sudah saling berdoa dan memberi support satu
sama lain.
11. Sahabat seperjuangan KPI Angkatan 2016 khususnya KPI B yang telah
saling mendukung dan mendoakan, semoga semua dapat menyelesaikan
skripsi pada waktunya dan diberikan kemudahan.
12. Sahabat seperjuangan Muhun Guys. Arina Manistaufia, Riska Farisa,
Nurul Dwi Ramadhani, Muthi’ah Fiddin, Shifa Fauziah, Hadijah Titesi
NH, Regita Cahyadini H, Nina Indri Aprillia, Siti Halimah Wibowo.
Terimakasih telah mewarnai indahnya masa perkuliahan, semoga
kesuksesan selalu bersama kita. Aamiin YRA
13. Serta semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu namun tidak mengurangi rasa terimakasih penulis.
viii
Demikian penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dan
kesalahan sehingga skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kritik
dan saran yang bersifat membangun penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi
ini.
Jakarta, 10 September 2020
Penulis
Nanda Astriyadi
ix
DAFTAR ISI
Lembar Persetujuan Pembimbing ............................................................... i
Lembar Pengesahan .................................................................................... ii
Lembar Pernyataan...................................................................................... iii
Abstrak ........................................................................................................ iv
Kata Pengantar ............................................................................................ v
Daftar Isi...................................................................................................... ix
Daftar Gambar ............................................................................................. xi
Daftar Tabel. ............................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 6
C. Batasan dan Rumusan Masalah ....................................................... 6
D. Tujuan Penelitian ............................................................................. 7
E. Manfaat Penelitian ........................................................................... 8
F. Tinjauan Kajian Terdahulu .............................................................. 8
G. Metodologi Penelitian ..................................................................... 12
H. Sistematika Penulisan ...................................................................... 18
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................. 21
A. Landasan Teori ................................................................................ 21
1. Strategi Komunikasi ................................................................. 21
2. Komunikasi Antar Pribadi ........................................................ 24
3. Parenting .................................................................................. 29
4. Pengertian Akhlak .................................................................... 34
5. Dakwah Fardiyah ..................................................................... 37
6. Anak Usia Dini ......................................................................... 39
7. New Media................................................................................ 42
B. Kerangka Berpikir ........................................................................... 45
x
BAB III GAMBARAN UMUM .............................................................. 46
A. Sejarah TK Islami Daarunnadwah .................................................. 46
B. Visi dan Misi TK Islami Daarunnadwah ......................................... 47
C. Struktur Organisasi TK Islami Daarunnadwah ............................... 48
D. Kegiatan Pengenalan Akhlak di TK Islami Daarunnadwah ............ 49
E. Kelebihan Serial Animasi Nussa dan Rara...................................... 51
F. Identifikasi Informan ....................................................................... 52
BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN .................................. 56
A. Strategi Komunikasi Antar Pribadi Guru dan Orang Tua dalam
Parenting Akhlak Kepada Anak Usia Dini ..................................... 56
B. Perilaku Anak Setelah Mendapatkan Parenting Akhlak Dari Orang
Tuanya ............................................................................................. 63
C. Alasan Orang Tua Memilih Untuk Mengenalkan Akhlak Melalui
Media............................................................................................... 69
BAB V PEMBAHASAN ........................................................................ 74
A. Strategi Komunikasi Antar Pribadi Guru dan Orang Tua dalam
Parenting Akhlak Kepada Anak Usia Dini ..................................... 74
B. Perilaku Anak Setelah Mendapatkan Parenting Akhlak Dari Orang
Tuanya ............................................................................................. 80
C. Alasan Orang Tua Memilih Untuk Mengenalkan Akhlak Melalui
Media............................................................................................... 82
BAB VI PENUTUP ................................................................................. 85
A. Kesimpulan ...................................................................................... 85
B. Saran ................................................................................................ 87
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 87
LAMPIRAN
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Serial Animasi Nussa dan Rara Episode Adab Makan.………. 49
Gambar 3.2 Kegiatan berdoa sebelum dimulainya proses belajar .............. 50
Gambar 3.3 Adab di kelas, mendengarkan penjelasan guru ....................... 50
Gambar 3.4 Kegiatan menulis, menulis harus menggunakan tangan
kanan ........................................................................................ 50
Gambar 3.5 Menonton serial animasi Nussa dan Rara sambil bersama
orang tua ................................................................................... 53
Gambar 3.6 Episode Nussa dan Rara yang sedang diputar oleh Ibu HW ... 53
Gambar 4.1 Guru melakukan komunikasi dengan cara pendekatan
pada murid ................................................................................ 57
Gambar 4.2 Guru yang mengajar sambil mencatat di dalam buku
Komunikasi khusus orang tua .................................................. 58
Gambar 4.3 Anak meniru orang tua yang mengajarkan berdzikir .............. 60
Gambar 4.4 Anak lebih tertarik karena melihan konten visual ................... 65
Gambar 4.5 Anak akan lebih tertarik jika layar media yang dipakai
lebih besar ................................................................................ 65
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Strategi Komunikasi Antar Pribadi Yang Dilakukan Guru
dan Orang Tua ............................................................................ 62
Tabel 4.2 Perilaku Anak dalam Menerapkan Hal-Hal Baik Yang
Disampaikan Orang Tua Setelah Parenting Akhlak .................. 68
Tabel 4.3 Alasan Orang Tua Memilih Untuk Mengenalkaan Akhlak
Melalui Media ............................................................................ 73
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Permasalahan antara orang tua dengan anak adalah berasal dari bagaimana
orang tua tersebut menjalankan parenting. Parenting adalah proses interaksi
berkelanjutan antara orang tua dan anak-anak yang meliputi aktivitas-aktivitas
seperti memberi makan (nourishing), memberi petunjuk (guiding), dan melindungi
(protecting) anak-anak ketika tumbuh berkembang. Di dalam parenting terutama
parenting pada anak usia dini tentunya memerlukan komunikasi yang baik dan
dapat diterima oleh anak tersebut. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Deddy
Mulyana, komunikasi adalah situasi-situasi memungkinkan suatu sumber yang
mentransmisikan suatu pesan kepada seseorang penerima dengan disadari untuk
mempengaruhi perilaku penerima.1
Komunikasi tidak terbatas pada kata-kata verbal saja, tetapi juga terdapat
adanya komunikasi non verbal. Komunikasi merupakan suatu bentuk penyampaian
pesan yang tujuannya adalah memberi informasi kemudian terjadinya suatu
interaksi yang mendapatkan feedback atau timbal balik, itu semua merupakan kunci
dari berkomunikasi. Jika ingin memberikan parenting yang baik untuk anak, maka
diperlukannya strategi. Dengan mempunyai strategi, orang tua dapat tahu
bagaimana langkah-langkah dalam menjalankan parenting itu sendiri.
Sebagaimana Strategi diartikan sebagai rencana yang cermat mengenai kegiatan
untuk mencapai sasaran khusus menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia.2
1 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar ( Bandung: Remaja Rosdakarya 2005)
2 Departemen Pendidikan Nasional, Cet. 2, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2002), hlm. 1092
2
Dalam mencapai tujuan yang diinginkan, semua orang harus dapat
berkomunikasi dengan baik terutama komunikasi antara orang tua dengan anaknya.
Komunikasi antara orang tua dengan anaknya dapat terjadi dalam menerapkan nilai
edukasi, tentunya orang tua akan mengajarkan anaknya tentang nilai edukasi
dengan cara yang berbeda-beda. Orang tua akan melakukan komunikasi antara
mereka dengan anaknya secara tatap muka dengan gaya komuikasi verbal atau non
verbal. Salah satu dari cara yang bersifat mengajak ini masuk ke dalam jenis
komunikasi yaitu Komunikasi Antar Pribadi.
Komunikasi Antar Pribadi adalah komunikasi yang berlangsung dengan tatap
muka antar dua orang atau lebih secara verbal atau non verbal. Pada hubungan
komunikasi antar pribadi, para komunikator membuat prediksi terhadap satu sama
lain atas dasar psikologis. Masing-masing mencoba mengerti bagaimana pihak
lainnya bertindak sebagai individu, tidak seperti pada hubungan kultural dan
sosiologis. Rentangan perilaku komunikasi yang dibolehkan menjadi sangat
berbeda dibandingkan dengan rentangan perilaku komunikasi yang dibolehkan
pada situasi non-antarpribadi. 3
Banyak sekali cara orang tua dalam berkomunikasi kepada anaknya, terutama
untuk memberikan edukasi tentang agama Islam dan menanamkan akhlak sejak
dini agar anak mempunyai akhlak yang baik untuk hidupnya. Dalam Islam,
Komunikasi Antar Pribadi berkaitan dengan Dakwah Fardiah yaitu interaksi
dengan manusia secara umum kemudian memilih salah seorang diantaranya untuk
menjalin hubungan yang kuat antara da’i dengan mad’u nya (seorang pendakwah
3Muhammad
Budayatna, Leila Mona Ganiem, Teori Komunikasi Antar Pribadi (Jakarta:
Kencana Prenada Media, 2011) hlm. 10
3
dengan pendengarnya).4
Interaksi antara da’i dan mad’u berjalan dengan
kekuatan pesan yang disampaikan. Sama halnya dengan komunikasi antar pribadi,
pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan mengandung unsur
pesan yang kuat dan dapat diterima oleh komunikan.
Adanya integrasi dalam Komunikasi Antar Pribadi dengan Dakwah Fardiah
karena sama-sama memiliki tujuan yang sama untuk pendengarnya atau
komunikannya. Keduanya memiliki karateristik yakni komunikasi antar pribadi
memiliki ciri efektifitas yang didalamnya terdapat keterbukaan, empati, dukungan,
rasa positif dan kesetaraan. Sedangkan dakwah fardiah memiliki karakteristik
yakni amal yang beragam. Amal yang beragam yang dimaksud adalah ucapan,
amalan, persahabatan, keterlibatan dan keteladanan.
Membahas kembali tentang parenting, dalam Islam parenting atau pola asuh
adalah satu kesatuan yang utuh dari sikap dan perilaku orang tua terhadap anak dan
membimbing anak secara optimal berdasarkan Al-Qur’an dan ajaran Rasulullah
SAW. Mengapa diperlukannya parenting pada anak usia dini terutama parenting
akhlak, karena setiap orang tua menginginkan anaknya berakhlak, maka akhlak
yang baik itu datang dari bagaimana orang tua tersebut memberikan pola asuh yang
tepat dan bijak. Selain itu, orang tua pun harus memiliki kompetensi kecerdasan
dalam melakukan parenting atau pola asuh untuk membimbing akhlak anak. Orang
tua harus memiliki pengetahuan akidah serta keimanan kepada Allah SWT, orang
tua juga harus memiliki kecerdasan dalam mengetahui perkembangan anak
tersebut, dan tak lupa pula harus tetap berdasarkan yang diajarkan agama Islam.
Dalam menerapkan nilai-nilai agama Islam, terutama kepada anak usia dini itu
harus dengan cara yang menarik dan membuat anak tersebut jadi mendengarkan
4 Ali Abdul Halim Mahmud, Fiqh Da‟wah Fardiah, (Jakarta: Robbani Press, 1994) hlm. 26
4
apa yang disampaikan orang tuanya. Masalah yang ada dalam proses penerapan
nilai edukasi, hampir semua orang tua merasakan hal yang sama yaitu susahnya
menarik perhatian anak terhadap apa yang ingin orang tua tersebut ajarkan. Hampir
semua anak-anak usia dini bersikap sama, yaitu malas mendengarkan ceramah atau
nasihat orang tua karena mereka tidak peduli atau tidak ada rasa ketertarikan.
Terutama terhadap nilai-nilai Islam, anak-anak cenderung malas untuk belajar
sendiri karena mereka pun tidak tahu harus memulai darimana.
Untuk menambah ketertarikan anak dalam mengenal agama Islam agar
memiliki akhlak yang baik, dan seiring berkembangnya teknologi yang semakin
maju maka dari itu strategi komunikasi antar pribadi orang tua kepada anak
sebaiknya dengan menggunakan media agar anak itu tertarik untuk belajar. Media
yang digunakan dapat berupa animasi-animasi visual agar anak tertarik untuk
melihatnya. Contohnya dengan menggunakan animasi berbasis Islam di Youtube
yakni Nussa dan Rara. Karena animasi tersebut sekarang sudah banyak muncul di
media baru (new media) maka mudah saja untuk orangtua generasi alpha ini dalam
melakukan parenting dengan menggunakan media.
Kajian-kajian berbagai aspek tentang perkembangan teknologi telematika
menjadi sangat urgen terutama yang berhubungan dengan perkembangan media
baru (new media) karena tidak saja menyangkut basis-basis ekonomi yang perlu
disiapkan, akan tetapi yang terpenting adalah bagaimana konstruksi sosial media
massa memberi kontribusi terhadap kehidupan manusia secara keseluruhan.5 New
media itu sendiri termasuk media sosial Youtube. Media sosial adalah sebuah
media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi,
berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia
5 Burhan Bungin, Sosiologi
Komunikasi, (Jakarta: Kencana,2006) cet. 1, hlm.374-375
5
virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling
umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.
YouTube adalah sebuah situs web video sharing (berbagi video) populer
dimana para pengguna dapat memuat, menonton, dan berbagi klip video secara
gratis. Umumnya video-video di YouTube adalah klip musik (video klip), film,
TV, serta video buatan para penggunanya sendiri. Format yang digunakan
video-video di YouTube adalah yang dapat diputar di penjelajah web yang
memiliki plugin Flash Player. Menurut perusahaan penelitian Internet Hitwise,
pada Mei 2006 YouTube memiliki pangsa pasar sebesar 43 persen.
Pada 9 Oktober 2006 diumumkan bahwa YouTube telah dibeli Google dengan
harga US$1,65 miliar. Pada awal April 2008 beberapa ISP Indonesia menutup
akses ke beberapa situs web termasuk YouTube karena memuat film Fitna.
Awalnya pemblokiran berupa pemblokiran sepenuhnya terhadap seluruh situs web,
namun kemudian diubah menjadi pemblokiran terhadap URL tertentu yang
memuat video tersebut saja.6
Animasi Nussa dan Rara terdapat pada media Youtube, Animasi Nussa dan
Rara adalah Serial animasi berbasis Islam yaitu Nussa Official atau yang biasa
disebut Nussa dan Rara. Serial animasi ini menerapkan komunikasi yang mengajak
para penontonnya dalam menerapkan akidah Islam. Ini sangat bagus menjadi
tontonan anak-anak terlebih lagi untuk anak usia dini. Karena menarik dan
anak-anak dapat mengenal nilai-nilai Islam dari tayangan di video-video tersebut.
Untuk orang tua yang melakukan parenting Islami atau ingin menanamkan akhlak
sejak dini sangat bagus dengan menggunakan new media animasi berbasis Islam
6 http://pengertianyoutube.blogspot.com/ Diakses pada tanggal 19 Juni 2020 pukul 20:00
WIB
6
seperti ini. Tetapi, belum tentu pesan yang disampaikan sampai dan diserap kepada
anak. Apakah yang orang tua tersebut menerapkan hal baik dari media tersebut
dan yang orang tua tersebut terapkan ditiru atau dijalankan oleh anak tersebut, itu
semua berdasarkan bagaimana strategi orang tua dalam komunikasi antar pribadi
kepada anak demi mencapai akhlak yang baik untuk anak usia dini yang sedang
mengenal akhlak.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka kemudian
mendorong penulis untuk melakukan penelitian secara lebih mendalam mengenai
“Strategi Komunikasi Antar Pribadi Parenting Akhlak Pada Anak Usia Dini
Melalui Serial Animasi Nussa dan Rara di Media Sosial Youtube”.
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah yang penulis ambil dari permasalahan di atas adalah:
1. Strategi Komunikasi Antar Pribadi orang tua yang berperan dalam
parenting akhlak masih belum efektif terhadap anak usia dini.
2. Kedua orang tua mempunyai banyak cara dalam mengajak anak mengenal
agama dan menerapkan hal baik untuk akhlak anak.
3. Serial Animasi Nussa dan Rara ini pesan dakwahnya dapat diterima oleh
anak usia dini atau tidak dan diterapkan atau tidak di dalam kehidupan
sehari-hari anak tersebut.
C. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
7
Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut, maka penulis lebih fokus
terhadap komunikasi antar pribadi antara orang tua dengan anak usia dini
dalam parenting akhlak.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka permasalahan yang
akan menjadi fokus penelitian adalah :
a. Bagaimana strategi komunikasi antar pribadi orang tua dalam parenting
akhlak melalui serial animasi tersebut?
b. Bagaimana cara anak berperilaku setelah mendapatkan parenting akhlak
dari orang tuanya tentang akhlak?
c. Mengapa orang tua tersebut lebih memilih mendidik anaknya tentang Islam
dengan menggunakan media?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin penulis capai dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana strategi komunikasi antar
pribadi orang tua dalam parenting akhlak melalui Serial Animasi Nussa dan
Rara
2. Untuk mengetahui bagaimana perilaku yang terjadi pada anak setelah
mendapatkan parenting akhlak dari orang tuanya
3. Untuk mengetahui alasan orang tua memilih mendidik anaknya tentang
Islam agar memilki akhlak terpuji dengan menggunakan media
8
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Manfaat Teoritis yang diharapkan adalah bahwa hasil penelitian dapat
menambah wawasan peneliti di bidang ilmu komunikasi, khususnya
komunikasi antar pribadi serta menambah wawasan bagi pembacanya. Juga
menambah pengetahuan dan upaya orang tua dalam memberikan nilai edukasi
dan nilai keislaman terutama untuk mengajarkan tentang akhlak kepada anak
dan berguna untuk menjadi referensi mahasiswa yang melakukan penelitian
terhadap bagaimana parenting akhlak untuk anak usia dini.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis yang diharapkan adalah bahwa seluruh tahapan penelitian
serta hasil penelitian yang diperoleh dapat memperluas wawasan dan juga
untuk memperoleh pengetahuan mengenai penerapan komunikasi antar pribadi
dalam parenting akhlak pada anak sejak usia dini. Penulis mengharapkan bagi
orang tua yang membaca penelitian ini dapat menjadi acuan untuk
mengajarkan anak dalam penerapan akidah Islam dengan menggunakan media.
F. Tinjauan Kajian Terdahulu
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan tinjauan kajian terdahulu sebagai
langkah dari penyusunan skripsi yang diteliti agar terhindar dari kesamaan judul
dan lain-lain dari skripsi yang sudah ada sebelumnya, serta sebagai referensi
penelitian yang berhubungan dengan strategi komunikasi antar pribadi atau
9
parenting. Setelah mengadakan tinjauan kajian terdahulu, maka penulis
menemukan beberapa skripsi yang berhubungan dengan judul yang penulis ambil.
Penulis akan memaparkan dari sudut yang berbeda, yaitu :
1. Skripsi mahasiswa yang berjudul “Strategi Orang Tua Dalam Membina
Karakter Anak di Desa Hingalamamengi Kec. Omesuri Kab. Lembata
NTT” disusun oleh Muhammad Nurhadi, Universitas Islam Negeri
Makassar. Skripsi tersebut berisikan tentang strategi orang tua dalam
membina karakter anak telah menempuh berbagai strategi yaitu dengan
memberi kebebasan beraktivitas, memberi batasan-batasan pada anak
dalam hal pergaulan dengan orang di sekitarnya, memberi nasihat,
memberi keteladanan, memberi hadiah dan hukuman, membina
kepribadian anak sesuai dengan ajaran Islam.7
Persamaan dari skripsi tersebut dengan skripsi penulis adalah objeknya
sama dengan dengan skripsi penulis. Dan yang menjadi perbedaan adalah
skripsi tersebut lebih mengarah ke strategi dalam membina karakter anak
sedangkan skripsi penulis lebih mengarah kepada bagaimana komunikasi
antar pribadi orang tua dalam parenting akhlak melalui Serial Animasi
Nussa dan Rara.
2. Skripsi mahasiswa yang berjudul “Efektivitas Kegiatan Parenting Skill
dalam Pemberdayaan Keluarga Anak Jalanan di Pusat Pengembangan
Pelayanan Sosial Anak atau Social Development Center For Children”
disusun oleh Bani Fauziyyah Jehan, Universitas Islam Negeri Jakarta.
Skripsi tersebut berisikan tentang Parenting Skill atau bagaimana
7
Muhammad Nurhadi, Skripsi, Strategi Orang Tua dalam Membina Karakter Anak di Desa
Hingalamamengi Kec. Omesuri Kab. Lembata NTT. (Makassar: Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar,2012)
10
pengasuhan orang tua yang baik kepada anak yang disosialisasikan melalui
kegiatan parenting skill di Pusat Pengembangan Pelayanan Sosial Anak.
Hasil penelitian dari skripsi ini adalah efektifnya parenting skill orang tua
keluarga anak jalanan kepada anaknya. 8
Persamaan dari skripsi tersebut dengan skripsi penulis adalah sama-sama
membahas tentang parenting atau pola asuh orang tua. Tetapi yang menjadi
perbedaan adalah skripsi tersebut lebih membahas tentang bagaimana
penyuluhan yang diberikan kepada orang tua tentang parenting, sedangkan
skripsi penulis lebih memfokuskan bagaimana orang tua tersebut
menjalankan parenting untuk anak usia dini dalam menerapkan nilai-nilai
Islam.
3. Jurnal Ilmu Komunikasi yang berjudul “Pola Komunikasi Antarpribadi
dalam Pengasuhan Anak: Kasus Orang Tua Beda Agama” oleh Andi
Subhan Amir dan Trianasari dari Universitas Hasanuddin Makassar yang
menjelaskan tentang pola komunikasi orang tua yang berbeda agama dalam
pengasuhan/parenting serta faktor yang menghambat dalam proses
pengasuhan. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian penulis
adalah sama-sama meneliti tentang orang tua yang sedang menjalankan
parenting kepada anaknya. Lalu perbedaannya, jika di penelitian tersebut
memfokuskan kepada orang tua mengasuh anak dengan status mereka yang
berbeda agama sedangkan penelitian penulis lebih memfokuskan kepada
8 Bani Fauziyyah Jehan, Skripsi, Efektivitas Kegiatan Parenting Skill dalam Pemberdayaan
Keluarga Anak Jalanan di Pusat Pengembangan Pelayanan Sosial Anak atau Social Development
Center of Children. (Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,2014)
11
orang tua yang mengasuh anaknya dan mengajarkan anaknya tentang
nilaii-nilai Islam atau parenting akhlak kepada anak usia dini. 9
4. Tesis yang berjudul “Implementasi Parenting Class dalam Menunjang
Pendidikan Akhlak di PAUD Waffda Kids Center Kecamatan Pringapus
Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018” disusun oleh Siti Nilna
Faizah dari Jurusan Pendidikan Agama Islam Program Pascasarjana Institut
Agama Islam Negeri Salatiga. Tesis tersebut menjelaskan tentang
implementasi kegiatan parenting class yang dilaksanakan di PAUD Waffda
Kids Center Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang. Hasil dari
penelitian tersebut sudah berjalan dan dapat dilihat dari berbagai kegiatan
untuk orang tua, peserta didik, dan juga guru. Nilai-nilai akhlak yang dapat
diambil adalah menjalankan amanah dengan sebaik mungkin, berkata jujur,
berperilaku sopan santun, menggunakan waktu untuk yang bermanfaat.10
Persamaan pada penelitian ini dengan penelitian penulis adalah sama-sama
meneliti tentang proses kegiatan parenting. Perbedaannya, jika di tesis
tersebut lebih membahas tentang bagaimana penyuluhan yang diberikan
kepada orang tua tentang parenting, sedangkan skripsi penulis lebih
memfokuskan bagaimana orang tua tersebut menjalankan parenting untuk
anak usia dini dalam mengajarkan akhlak.
9 Andi
Subhan Amir dan Trianasari, Jurnal Ilmu Komunikasi, Pola Komunikasi Antarpribadi
dalam Pengasuhan Anak: Kasus Orang Tua Beda Agama. (Makassar: Universitas Hasanuddin) 10
Siti Nilna
Faizah, Tesis, Implementasi Parenting Class dalam Menunjang Pendidikan Akhlak
di PAUD Waffda Kids Center Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran
2017/2018. (Semarang: Institut Agama Islam Negeri Salatiga,2018)
12
G. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Dengan
pendekatan ini peneliti dapat lebih fokus tentang bagaimana komunikasi antar
pribadi yang dilakukan orang tua kepada anak usia dini dalam parenting akhlak
didalam proses belajarnya maupun komunikasinya dalam menerapkan
nilai-nilai keislaman kepada anaknya guna mencapai akhlak yang baik. Dalam
pengumpulan, pengungkapan berbagai masalah dan tujuan yang hendak
dicapai, maka penelitian ini menggunakan pendekatan studi deskriptif analisis.
Yang dimana menurut Nawawi dan Martini metode ini melukiskan suatu
keadaan objektif atau peristiwa tertentu berdasarkan fakta-fakta yang tampak,
yang kemudian diiringi dengan upaya pengambilan kesimpulan umum
berdasarkan fakta historis tersebut.11
Penelitian Kualitatif menurut Bogdan dan Taylor adalah prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Dengan demikian
pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistic
(utuh).12
Berdasarkan pemaparan di atas, Kirk dan Miller mendefinisikan
penelitian kualitatif secara berbeda. Yaitu tradisi tertentu dalam ilmu
pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan
11
Hadari Nawawi & Mimi Martini, 1994, PenelitianTerapan, Yogyakarta: Gajahmada
University.hlm. 73. 12
Lexy J. Moeloeng
, MetedologiPenelitianKualitatif, (Bandung: PT. RemajaRosdaKarya,
cetakanke 7, 1996), hlm. 3.
13
manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang
tersebut dalam Bahasa dan peristilahannya sendiri.13
2. Paradigma Penelitian
Paradigma merupakan pola atau model tentang bagaimana sesuatu
distruktur atau bagaimana bagian-bagian berfungsi (perilaku yang di
dalamnya ada konteks khusus atau dimensi waktu).14
Penelitian Kualitatif ini
menggunakan paradigma penelitian Konstruktivisme yang dimana paradigma
ini merupakan antithesis dari paham yang meletakkan pengamatan dan
objektivitas dalam menemukan suatu realita suatu atau ilmu pengetahuan.
Paradigma ini sendiri memandang ilmu sosial sebagai analisis sistematis
terhadap socially meaningful action melalui pengamatan langsung dan
terperinci dalam menciptakan dunia sosial mereka.15
Maka dalam penelitian ini, paradigma konstruktivisme ini digunakan
untuk mengamati dan mengkaji bagaimana orang tua dalam parenting akhlak
menerapkan nilai-nilai Islam melalui Serial Animasi Nussa dan Rara di
Youtube.
3. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian yaitu penelitian kualitatif.
Sebagaimana menurut Kirk dan Miller penelitian kualitatif adalah tradisi
tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung
13
Lexy J. Moeloeng
, MetedologiPenelitianKualitatif, (Bandung: PT. RemajaRosdaKarya,
cetakanke 7, 1996), hlm. 3. 14
Lexy J. Moeloeng
, MetedologiPenelitianKualitatif, (Bandung: PT. RemajaRosdaKarya,
cetakanke 7, 1996), hlm. 49. 15
Dedy N. Hidayat, Paradigma dan MetodologiPenelitianSosialEmpirikKlasik, (Jakarta :
DepartemenIlmuKomunikasi FISIP Universitas Indonesia, 2003), hlm. 3.
14
dari pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya maupun dalam
peristilahannya.16
Selain itu, definisi lain dari penelitian kualitatif adalah menurut David
Williams, penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar
alamiah, dengan menggunakan metode alamiah, dan dilakukan oleh orang atau
peneliti yang tertarik secara alamiah. Jelas definisi ini memberi gambaran
bahwa penelitian kualitatif mengutamakan latar alamiah, metode alamiah, dan
dilakukan oleh orang yang mempunyai perhatian alamiah.17
4. Subjek dan Objek Penelitian
Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah Serial
Animasi Nussa dan Rara, dan yang menjadi objek penelitian adalah Orang tua
dalam parenting akhlak kepada anak usia dini.
5. Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan tiga teknik pengumpulan data
yaitu :
a. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan suatu objek dengan
sistematika fenomena yang diselidiki. Observasi dapat dilakukan sesaat
ataupun mungkin dapat diulang. Oleh sebab itu observasi hendaknya
dilakukan oleh orang yang tepat. Dalam observasi melibatkan 2 komponen
yaitu si pelaku observasi yang lebih dikenal sebagai observer dan obyek
16
Lexy J. Moeloeng
, MetedologiPenelitianKualitatif, (Bandung: PT. RemajaRosdaKarya,
cetakanke 7, 1996), hlm. 4. 17
Lexy J. Moeloeng, MetedologiPenelitianKualitatif, (Bandung: PT. RemajaRosdaKarya,
cetakanke 7, 1996), hlm. 5.
15
yang diobservasi yang lebih dikenal observee.18
Penelitian ini
menggunakan pengamatan langsung ke lapangan, pengamatan
memungkinkan peneliti merasakan apa yang dirasakan oleh subjek. Peneliti
meneliti tentang komunikasi orang tua terhadap anak usia dini dalam
Parenting akhlak melalui interaksi langsung orang tua ketika mengajarkan
nilai-nilai Islam kepada anak usia dini. Yang akan diteliti adalah orang tua
dari murid-murid di TK Islami Daarunnadwah.
b. Wawancara
Wawancara adalah suatu proses tanya jawab lisan, dimana 2 orang
atau lebih berhadapan secara fisik, yang satu dapat melihat muka yang lain
dan mendengar dengan telinga sendiri dari suaranya. Dalam wawancara
dapat diketahui ekspresi muka, gerak-gerik tubuh yang dapat dilihat
dengan pertanyaan verbal.19
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan
wawancara mendalam yakni wawancara yang berlangsung dengan adanya
diskusi terarah diantara peneliti dan informan menyangkut masalah yang
diteliti. Pertanyaan yang dikemukakan kepada informan tidak dapat
dirumuskan secara pasti sebelumnya, melainkan pertanyaan tersebut akan
bergantung dari kemampuan dan pengalaman peneliti untuk
mengembangkan pertanyaan lanjutan sesuai dengan jawaban informan.
Informan yang akan diwawancarai oleh peneliti adalah 1 guru dan 3 orang
tua murid TK Islami Daarunnadwah.. Jika data sudah mencapai tingkat
18
Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,
Cetakan ke-4, 2012), hlm.70 19
Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,
Cetakan ke-4, 2012), hlm.88
16
kejenuhan, proses pengumpulan data akan berhenti sesuai dengan
dibutuhkannya hasil wawancara untuk menjawab penelitian ini.
c. Dokumentasi
Dokumentasi dalam penelitian dapat berupa catatan pribadi, surat
pribadi, buku harian, laporan kerja, notulen rapat, catatan kasus, rekaman
kaset, rekaman video, foto dan lain sebagainya. Perlu dicatat bahwa
dokumen ditulis tidak untuk tujuan penelitian, oleh sebab itu
penggunaannya sangat selektif.20
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan
dokumentasi. Data tersebut terkait dengan penelitian ini, baik didapat dari
internet, dalam bentuk foto, surat-surat, dan catatan lapangan adalah
sebagai bukti konkrit bahwa peneliti telah melakukan penelitian.
Dokumentasi yang digunakan peneliti yakni berupa foto-foto yang
dilampirkan pada halaman lampiran serta rekaman suara.
5. Sumber Data
Untuk mendapatkan data yang akurat, penulis menggunakan data primer
dan data sekunder yaitu:
a. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari sumber data yang
pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian.
b. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber
tertulis yang terdapat dalam buku dan literatur yang berkaitan
dengan judul peneliti, seperti buku, jurnal, internet, serta catatan
yang berkaitan dengan penelitian ini.
20
Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,
Cetakan ke-4, 2012), hlm.101
17
6. Teknik Analisis Data
Setelah data dikumpulkan, maka perlu dilakukan analisis. Analisis data
menurut Miles dan Huberman terdiri dari secara bersamaan, yaitu reduksi
data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.21
Berdasarkan pendapat tersebut, maka langkah-langkah data analisis penelitian
ini adalah sebagai berikut:
c. Pengumpulan data, Pengumpulan data ini dilakukan untuk memperoleh
informasi yang dibutuhkan sehingga dapat memenuhi data-data yang
dibutuhkan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode
wawancara kepada guru dan orang tua murid TK Islami Daarunnadwah
Krukut ,Limo,Depok.
d. Reduksi data (pemilihan data), Data-data yang didapat melalui wawancara
dan dokumentasi dikumpulkan, kemudian dipilih data-data yang
dibutuhkan.
e. Penyajian data, Penulis akan memaparkan bagian-bagian yang
menunjukkan keberhasilan orangtua dalam parenting akhlak serta
menerapkan nilai-nilai Islam dari serial animasi Nussa dan Rara.
f. Penarikan kesimpulan, Pada tahap ini peneliti menyimpulkan dari
data-data yang diperoleh dari lapangan untuk menjawab masalah yang
ditemukan dilapangan.
7. Keabsahan Data
Pemeriksaan terhadap keabsahan data pada dasarnya, selain digunakan
untuk menyanggah balik yang dituduhkan kepada penelitian kualitatif yang
21
Miles,B. Mathew & Michael Huberman, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:
Remaja Rosdakarya,1992)
18
mengatakan tidak ilmiah, juga merupakan sebagai unsur yang tidak
terpisahkan dari tubuh pengetahuan penelitian kualitatif.22
Ada 4 kriteria
dalam pemeriksaan keabsahan data yaitu kredibilitas, kepastian,
kebergantungan, dan keteralihan. Peneliti akan menggunakan kriteria
kredibilitas yang didalamnya terdapat teknik pemeriksaan Triangulasi yaitu
dengan menggunakan sumber data observasi, wawancara dan dokumentasi.
8. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juli dan Agustus Tahun 2020
di Taman Kanak-Kanak Islami Daarunnadwah Kecamatan Limo Kota Depok.
Dan telah melakukan penelitian terhadap guru dan orang tua murid di TK
tersebut.
H. Sistematika Penulisan
Untuk memperoleh pembahasan penelitian ini secara sistematis, penulis
membagi penulisannya ke dalam lima bab yang terdiri atas sub-sub bab.
Adapun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Di dalam pendahuluan meliputi latar belakang, identifikasi masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
tinjauan kajian terdahulu, serta sistematika penulisan.
22
Lexy J, Moleong. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya), hlm. 320
19
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Kajian pustaka meliputi tinjauan dari teori-teori yang terkait dengan
penelitian, berdasarkan buku, jurnal, dan catatan lainnya. Menjelaskan secara
umum mengenai teori yang dipakai dalam penelitian ini. Menjelaskan
mengenai pengertian strategi, pengertian komunikasi antar pribadi, pengertian
parenting, pengertian akhlak, pengertian anak usia dini, pengertian dakwah
fardiyah, pengertian parentung menurut Islam, dan juga pegertian new media
atau youtube.
BAB III GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN
Dalam bab ini terbagi beberapa sub bab yang berisi tentang gambaran
umum subyek dan obyek penelitian.
BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
Bab ini berisi mengenai hasil temuan penelitian seperti deskripsi data
responden penelitian, dan hasil wawancara.
BAB V PEMBAHASAN
Dalam bab ini menjelaskan tentang pembahasan mengenai penelitian dan
dikaitkan dengan teori-teori yang telah dicantumkan di dalam kajian pustaka.
20
BAB VI PENUTUP
Dalam bab ini berisi tentang penutup atas pembahasan masalah yang telah
di uraikan pada penelitian ini yang menjadikan kesimpulan, serta saran-saran
yang bermanfaat.
21
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Strategi Komunikasi
a. Pengertian Strategi Komunikasi
Strategi Komunikasi menurut Onong Uchjana Effendy adalah
paduan dari perencanaan komunikasi (communication planning) dan
manajemen komunikasi (communication management) untuk mencapai
suatu tujuan komunikasi. Strategi komunikasi tidak hanya berfungsi
sebagai petunjuk arah komunikasi, tetapi juga menunjukkan bagaimana
taktik operasional komunikasi.23
Sebuah strategi komunikasi hendaknya mencakup segala sesuatu
yang dibutuhkan untuk mengetahui bagaimana berkomunikasi dengan
khalayak sasaran. Strategi komunikasi mendefinisikan khalayak sasaran
seperti berbagai tindakan yang akan dilakukan, mengatakan bagaimana
sasaran mendapat manfaat berdasarkan sudut pandangannya dan
bagaimana sasaran yang lebih besar dapat dijangkau secara lebih
efektif.24
Onong Uchjana Effendy mengemukakan beberapa komponen dalam
strategi komunikasi antara lain:
1) Mengenali sasaran komunikasi
23
Onong Uchjana Effendy, Dasar-dasar Komunikasi (Jakarta: Remaja Rosdakarya,1993)
hlm. 301 24
Onong Uchjana Effendy, Dasar-dasar Komunikasi (Jakarta: Remaja Rosdakarya,1993)
hlm. 301
22
Sebelum melancarkan komunikasi perlu dipelajari siapa saja
yang akan menjadi sasaran komunikasi. Mengenali sasaran
komunikasi bergantung pada tujuan komunikasi.
2) Pemilihan media komunikasi
Komunikator dalam mencapai sasaran komunikasi harus dapat
memilih salah satu atau gabungan dari beberapa media komunikasi,
tergantung pada tujuan yang akan dicapai, pesan yang akan
disampaikan dan teknik yang digunakan.
3) Pengkajian tujuan pesan komunikasi
Pesan komunikasi mempunyai tujuan tertentu. Ini menentukan
teknik yang harus diambil, apakah itu teknik informasi, teknik
persuasi, atau teknik instruksi. Pesan komunikasi terdiri atas isi
pesan dan lambang. Isi pesan komunikasi bisa satu, tetapi lambang
yang digunakan bisa bermacam-macam.
b. Langkah-Langkah dalam Strategi Komunikasi
Strategi komunikasi harus mampu menunjukkan bagaimana
operasionalnya secara praktis, maksudnya berbagai pendekatan bisa
berbeda sewaktu-waktu tergantung situasi dan kondisi. Sebagai
penunjang operasional strategi komunikasi, terdapat langkah-langkah
dalam strategi komunikasi, yaitu sebagai berikut:
1) Mengenal Khalayak
Mengenal Khalayak merupakan langkah pertama bagi
komunikator dalam usaha komunikasi yang efektif. Dalam proses
komunikasi, khalayak itu tidak sekali pasif, melainkan aktif,
23
sehingga antara komunikator dan komunikan bukan saja terjadi
saling hubungan, tetapi juga saling mempengaruhi.
2) Menyusun Pesan
Setelah mengenal khalayak dan situasinya, maka langkah
selanjutnya dalam perumusan strategi adalah menyusun pesan
dengan menentukan tema dan materi sebagai syarat utama untuk
mempengaruhi khalayak tersebut dengan mampu membangkitkan
perhatian, maka efektivitas penyampaian pesan-pesan dapat
terlaksana.
Dalam menentukan tema dan materi atau isi pesan yang akan
disampaikan kepada khalayak sesuai kondisinya dikenal dengan dua
bentuk penyajian permasakahan yaitu yang bersifat one side issue
(sepihak) dan both sides issue (kedua belah pihak). One side issue
dimaksudkan sebagai penyajian masalah yang bersifat sepihak, yaitu
dengan mengemukakan hal yang positif saja, atau hal-hal yang
negatif saja kepada khalayak. Sebaliknya, both sides issue suatu
permasalahan yang disajikan baik negatif maupun positifnya.
3) Menetapkan Metode
Menurut Anwar Arifin, suatu komunikasi untuk mencapai
efektivitas akan bergantung dari kemantaban isi pesan yang akan
diselaraska dengan kondisi khalayak, sehingga metode-metode
penyampaian pesan akan turut berpengaruh. Hal tersebut dapat
diuraikan lebih lanjut, bahwa yang pertama, semata-mata melihat
komunikasi itu dari segi pelaksanaannya dengan melepaskan
24
perhatian dari isi pesannya. Sedangkan yang kedua, yaitu melihat
komunikasi itu dari bentuk pernyataan atau bentuk pesan dan
maksud yang dikandung. Oleh karena itu yang pertama (menurut
pelaksanaannya), dapat diwujudkan dalam dua bentuk, yaitu metode
redundancy (repetion) dan canalizing. Sedangkan menurut bentuk
dan isinya, dikenal dengan metode-metode, informative, persuasive,
educative dan cursive.
4) Penggunaan Media
Penggunaan media sebagai alat untuk menyampaikan pesan dan
pengaruh kepada khalayak merupakan suatu keharusan di masa
modern sekarang. Untuk dapat menyampaikan pesan komunikasi
agar berjalan dengan baik, seorang komunikator harus selektif
memilih media sesuai dengan keadaan dan kondisi khalayak.25
2. Komunikasi Antar Pribadi
a. Pengertian Komunikasi Antar Pribadi
Komunikasi Antar Pribadi adalah komunikasi yang berlangsung
dengan tatap muka antar dua orang atau lebih secara verbal atau non
verbal. Pada hubungan komunikasi antar pribadi, para komunikator
membuat prediksi terhadap satu sama lain atas dasar psikologis.
Masing-masing mencoba mengerti bagaimana pihak lainnya bertindak
sebagai individu, tidak seperti pada hubungan kultural dan sosiologis.
Rentangan perilaku komunikasi yang dibolehkan menjadi sangat berbeda
25
Anwar Arifin, Strategi Komunikasi: Sebuah Pengantar Ringkas, (Bandung: Armico),
1984, hlm. 59
25
dibandingkan dengan rentangan perilaku komunikasi yang dibolehkan
pada situasi non-antarpribadi.26
Komunikasi pada umumnya dipahami lebih bersifat pribadi (private)
dan berlangsung secara tatap muka (face to face). Relasi antarpribadi atau
human relations merupakan interaksi antara seseorang dengan orang atau
kelompok yang lain, yang menyangkut hubungan manusiawi, etika atau
moral, aktivitas sehari-hari. Pada umumnya untuk mendapat kepuasan
bagi kedua belah pihak.27
Melakukan komunikasi antar pribadi merupakan keharusan bagi
setiap manusia. Keefektifan dalam relasi antarpribadi ditentukan jika
kedua pihak mampu mengkomunikasikan secara jelas apa yang ingin
disampaikan, memiliki kesamaan pikiran dan tujuan. Keadaan ini
ditandai oleh adanya kepercayaan dan keterbukaan.
b. Komponen-Komponen Komunikasi Antarpribadi
Proses komunikasi antarpribadi akan terjadi apabila ada pengirim
menyampaikan informasi berupa lambang verbal mapun nonverbal
kepada penerima dengan menggunakan medium suara manusia (human
voice), maupun dengan medium tulisan. Berdasarkan asumsi ini, dalam
komunikasi antarpribadi terdapat komponen-komponen komunikasi yang
secara integratif saling berperan sesuai dengan karakteristik komponen
itu sendiri, diantaranya :
26
Muhammad Budayatna, Leila Mona Ganiem, Teori Komunikasi Antar Pribadi (Jakarta:
Kencana Prenada Media, 2011) hlm. 10 27
Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, (Yogyakarta: Pelangi Aksara), 2007, hlm. 2
26
1) Sumber Komunikator
Merupakan orang yang mempunyai kebutuhan untuk
berkomunikasi, yakni keinginan untuk membagi keadaan untuk
internal sendiri, baik yang bersifat emosional maupun informasional
dengan orang lain.
2) Encoding
Encoding merupakan suatu aktivitas internal pada komunikator
dalam menciptakan pesan melalui pemilihan simbol-simbol baik
verbal maupun non verbal yang disusun berdasarkan aturan tata
bahasa, serta disesuaikan dengan karakteristik komunikan.
3) Pesan
Pesan adalah seperangkat simbol-simbol baik verbal maupun
non verbal, atau gabungan keduanya yang mewakili keadaan khusus
komunikator untuk disampaikan kepada pihak lain.
4) Saluran
Saluran merupakan sarana fisik penyampaian pesan dari sumber,
atau yang menghubungkan orang lain secara umum
5) Penerima/Komunikan
Merupakan seseorang yang menerima, memahami dan
menginterpretasi pesan.
6) Decoding
Merupakan kegiatan internal dalam diri penerima. Melalui
indera penerima mendapatkan macam-macam data dalam bentuk
27
mentah, berupa kata-kata dan simbol-simbol yang harus diubah
kedalam pengalaman-pengalaman yang mengandung makna.
7) Respon
Yakni yang telah diputuskan oleh penerima untuk dijadikan
tanggapan dalam sebuah pesan.
c. Teori Struktural Fungsional Dalam Pengasuhan
Pendekatan struktural fungsional dalam mengkaji kehidupan
keluarga dipelopori oleh William F. Ogburn dan Talcott Parson pada
awal abad ke-20 dengan landasan filosofis utama adalah mengakui
adanya segala keragaman dalam kehidupan sosial. Keragaman tersebut
merupakan sumber utama dari adanya struktur masyarakat dan
menyebabkan pula terjadinya keragaman fungsi sesuai dengan posisi
seseorang dalam struktur sebuah sistem. Perbedaan fungsi tersebut
menurut pendekatan struktural fungsional tidak untuk memenuhi
kepentingan individu yang bersangkutan melainkan untuk mencapai
tujuan kolektif. Secara filosofis, pendekatan struktural dan fungsional
bersumber dari filsafat platonic yang mengakui kebenaran adanya
pembagian tugas.28
Menurut Parson dalam teori struktural fungsional, masyarakat akan
berada dalam keadaan harmonis dan seimbang bila institusi atau
lembaga-lembaga yang ada pada masyarakat dan negara mampu menjaga
stabilitas pada masyarakat tersebut. Struktur masyarakat yang dapat
menjalankan fungsinya dengan baik dengan tetap menjaga nilai dan
28
Ratna Megawangi, Sudut Pandang Baru Tentang Relasi Gender, (Bandung: Mizan), 1999
28
norma yang dijunjung tinggi oleh masyarakat maka hal ini akan
menciptakan stabilias pada masyarakat itu sendiri
Teori struktural fungsional Talcot Parsons dimulai dengan empat
fungsi penting untuk semua sistem “tindakan” yang disebut dengam
skema AGIL. Melalui AGIL ini kemudian dikembangkan pemikiran
mengenai struktur dan sistem. Menurut Parson fungsi adalah kumpulan
kegiatan yang ditujukan ke arah pemenuhan kebutuhan tertentu atau
kebutuhan sistem.29
Menurut Parson agar dapat bertahan sebuah sistem
harus terdiri dari 4 fungsi yaitu :
1) Adaptation (Adaptasi)
Sebuah sistem harus menanggulangi situasi eksternal yang
gawat. Sistem harus menyesuaikan diri dengan lingkungan dan
menyesuaikan lingkungan itu dengan kebutuhannya.
2) Goal attainment (pencapaian tujuan)
Sebuah sistem mendefinisikan dan mencapai tujuan utamanya.
3) Integration (integrasi)
Sebuah sistem harus mengatur antar hubungan bagian-bagian
yang menjadi komponennya. Sistem juga harus mengelola antar
hubungan ketiga fungsi penting lainnya (A, G, L).
4) Latency (pemeliharaan pola)
Sebuah sistem harus memperlengkapi, memelihara, dan
memperbaiki, baik motivasi individu maupun pola-pola kultural
yang menciptakan dan menopang motivasi.
29
Purnomo Sidi, Jurnal Pembangunan Pendidikan: Krisis Karakter Dalam Perspektif Teori
Struktural Fungsional Vol. 2 No.1, (Wonosobo: SMP Negeri 3 Leksono, 2014)
29
3. Parenting
a. Pengertian Parenting
Parenting dapat diidentifikasikan sebagai proses mengasuh anak. Di
dalam bahasa Indonesia, kata “mengasuh” mengandung makna metode
atau cara orang tua mencukupi kebutuhan fisiologis dan psikologis anak
atau membesarkan anak berdasarkan standar dan kriteria yang orang tua
terapkan. Selain itu, parenting juga dapat dilakukan dengan cara
menanamkan dan memberlakukan tata nilai kepada anak.30
Parenting memiliki arti masa menjadi orang tua (parenthood)
merupakan masa yang alamiah terjadi di dalam kehidupan seseorang.
Namun, pada masa kini sudah sangat lazim dikena dengan istilah
parenting dengan menggantikan kata parenthood, sebuah kata benda
yang berarti keberadaan atau tahap menjadi orang tua, digantikan
menjadi kata kerja yang berarti melakukan sesuatu pada anak seolah-olah
orang tualah yang membuat anak menjadi manusia.31
Dari pengertian parenting di atas, tugas orang tua berkembang
menjadi lebih dari sekedar memenuhi kebutuhan fisik, juga memberikan
yang terbaik bagi kebutuhan materil anak, dan menyediakan kesampatan
untuk menempuh pendidikan yang terbaik.32
Dalam parenting, cara
orang tua mendidik anak menjadi ruang lingkup pembahasan di
30
E.B.Surbakti, Parenting Anak-anak (Jakarta: PT Elex Media, 2012), hlm. 3 31
Sri Lestari, Psikologi Keluarga: Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik dalam Keluarga
(Jakarta: Prenada Media Group, 2012,) hlm. 35 32
Z.Hidayati, Anak Saya Tidak Nakal (Yogyakarta: PT Bintang Pustaka, 2010), hlm. 11
30
dalamnya karena mendidik merupakan pekerjaan dan tanggung jawab
yang berat bagi orang tua.33
b. Pengertian Kedua Orang Tua
Kedua Orang tua terdiri dari ayah, ibu. Orang tua atau biasa disebut
juga dengan keluarga, atau yang identik dengan orang yang membimbing
anak dalam lingkungan keluarga. Meskipun orang tua pada dasarnya
dibagi menjadi tiga, yaitu orang tua kandung, orang tua asuh, dan orang
tua tiri. Tetapi yang kesemuanya itu dalam bab ini diartikan sebagai
keluarga. Sedangkan pengertian keluarga adalah suatu ikatan laki‐ laki
dengan perempuan berdasarkan hukum dan undang‐ undang perkawinan
yang sah.34
Orang tua adalah orang yang mempunyai amanat dari Allah untuk
mendidik anak dengan penuh tanggungjawab dan dengan kasih sayang.
Orang tua (keluarga) yang bertanggung jawab yang paling utama atas
perkembangan dan kemajuan anak. Orang tua adalah komponen keluarga
yang terdiri dari ayah dan ibu, dan merupakan hasil dari sebuah ikatan
perkawinan yang sah yang dapat membentuk sebuah keluarga. Orang tua
memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan membimbing
anak-anaknya untuk mencapai tahapan tertentu yang menghantarkan anak
untuk siap dalam kehidupan bermasyarakat.
Sedangkan pengertian orang tua di atas, tidak terlepas dari
pengertian keluarga, karena orang tua merupakan bagian keluarga besar
33
Sa’id bin Ali bin Wahf Al-Qahthani, Panduan Lengkap Tarbiyatul Aulad (Solo: Zamzam,
2013), hlm. 01 34
Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, (Yogyakarta:Pustaka 2005)
31
yang sebagian besar telah tergantikan oleh keluarga inti yang terdiri dari
ayah, ibu dan anak-anak.35
Menurut Arifin keluarga diartikan sebagai suatu kelompok yang
terdiri dari dua orang atau lebih yang dihubungkan dengan pertalian
darah,perkawinan atau adopsi (hukum) yang memiliki tempat tinggal
bersama.Selanjutnya, Abu Ahmadi mengenai fungsi keluarga adalah
sebagai suatu pekerjaan atau tugas yang harus dilakukan di dalam atau
diluar keluarga.36
c. Peran Orang Tua Terhadap Anak
Pendidikan dalam keluarga dilaksanakan atas dasar cinta kasih
sayang yang kodrati, rasa kasih sayang yang murni, yaitu rasa cinta kasih
sayang orang tua terhadap anaknya. Rasa kasih sayang inilah yang
menjadi sumber kekuatan menjadi pendorong orang tua untuk tidak
jemu-jemunya membimbing dan memberikan pertolongan yang
dibutuhkan anakanaknya.37
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya
meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka
khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka
35
H Hendi dan Rahmadani Wahyu Suhendi, Pengantar Studi Sosiolog Keluarga, (Bandung:
CV Pustaka Setia, 2000), hal. 41 36
H Hendi dan Rahmadani Wahyu Suhendi, Pengantar Studi Sosiolog Keluarga, (Bandung:
CV Pustaka Setia, 2000), hal. 44 37
HM. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), Cet. 1,
hal. 21-22
32
bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang
benar.” (QS. An-Nisa ayat 9)38
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada
dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam
keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam
dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapak
hanya kepada-Ku lah kembalimu” (QS. Luqman ayat 14)39
Keluarga adalah merupakan kelompok primer yang paling penting
didalam masyarakat. Keluarga merupakan sebuah grup yang terbentuk
dari perhubungan laki-laki dan wanita, perhubungan mana sedikit
banyak berlangsung lama untuk menciptakan dan membesarkan
anak-anak. Jadi keluarga dalam bentuk yang murni merupakan
satu-kesatuan sosial ini mempunyai sifat-sifat tertentu yang sama,
dimana saja dalam satuan masyarakat manusia.
d. Parenting menurut Islam
Penggunaan kata “parenting” untuk aktifitas-aktifitas orang tua
disini memang belum ada kata yang tepat, yang sepadan dalam bahasa
Indonesia. Sedangkan kata “Islamic” jika dilihat dari pengertian secara
38
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemah, (Semarang: CV Asy-Syifa, 2000) 39 Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemah, (Semarang: CV Asy-Syifa, 2000)
33
harfiyah kata Islam yang artinya damai, selamat, tunduk dan bersih. Kata
Islam itu terdiri dari 3 huruf yaitu sin, lam, mim yang bermakna dasar
“selamat”. Adapun secara istilah, sebagai Nabi dan Rasul terakhir dan
suri tauladan bagi seluruh umat manusia diakhir zaman.40
Parenting
menurut Islam adalah suatu bentuk pola asuh yang berdasarkan nilai-nilai
ajaran Islam, Al-Qur’an dan As-Sunnah. Menurut Rachman, parenting
Islam adalah suatu pengasuhan anak sesuai proses tumbuh kembangnya
berdasarkan Al-Qur’an dan Sunah Rasulullah SWT. Pengasuhan ini
diadakan berdasarkan ajaran agama Islam yang bertujuan memberikan
kebaikan dunia dan akhirat melalui penjelasan terkait aspek-aspek
pendidikan yang baik.41
Parenting Islami adalah suatu proses seumur hidup untuk
mempersiapkan diri, dan orang bisa menjalankan perannya sebagai
khalifahnya di dunia ini. Dengan kesiapan tersebut, diharapkan bisa
memberikan sumbangan terhadap rekontruksi dan pembangunan
masyarakat. Menurut Drajat, Pola asuh Islam ialah suatu pengasuhan
yang utuh berdasarkan sikap dan perilaku orangtua terhadap anak sejak
dini meskipun dalam hal mendidik, membina, membiasakan dan
membimbing anak secara maksimal berdasarkan Al-Qur’an dan
Sunnah.42
Tugas orangtua adalah memberikan pengarahan yang positif
dan memberikan bimbingan kepada anaknya agar bisa menerapkan ajaran
pendidikan Islam yang benar berdasarkan perilaku yang baik.
40
Ahmad Yani, Ery Khaeriyah, Maulidya Ulfah, Implementasi Islamic Parenting, Vol.3 No.
1, Maret 2017 41
Muhammad Fikry At-Tamimy, Konsep Parenting dalam Perspektif Surah Luqman dan
Implementasinya, hlm. 24 42
Z Drajat, Membina Nilai-Nilai Moral di Indonesia, (Jakarta: Bulan Bintang,1985), hlm. 34
34
4. Pengertian Akhlak
a. Definisi Akhlak
Kata akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khuluk yang terbentuk
dari tiga huruf, yaitu kha‟ , lam dan qaf, kata yang terakhir ini
mengandung segi-segi yang sesuai dengan kata al khalqu yang bermakna
kejadian. Kedua kata tersebut berasal dari kata kerja khalaqa yang
mempunyai arti menjadikan. Dari kata tersebut muncul beberapa kata
dengan arti yang berbeda-beda, seperti kata al khuluqu yang berarti budi
pekerti, al-khalqu mempunyai makna kejadian, al khaliq bermakna Allah
sang pencipta jagad raya, makhluq mempunyai arti segala sesuatu selain
Allah. Secara etimologis, akhlak berarti budi pekerti, perangai, tingkah
laku atau tabiat.43
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata akhlak
diartikan sebagai budi pekerti atau kelakuan.44
Akhlak terbagi menjadi 2 yaitu Akhlak Mahmudah dan Mazmumah,
Akhlak mahmudah (terpuji) adalah perbuatan yang dibenarkan oleh
agama (Allah dan RasulNya). Contohnya : disiplin, hidup bersih, ramah,
sopan-santun, syukur nikmat, hidup sederhana, rendah hati, jujur, rajin,
percaya diri, kasih sayang, taat, rukun, tolong-menolong, hormat dan
patuh, sidik, amanah, tablig, fathanah, tanggung jawab, adil, bijaksana,
teguh pendirian, dermawan, optimis, qana’ah, dan tawakal, ber-tauhiid,
ikhlaas, khauf, taubat, ikhtiyaar, shabar, syukur, tawaadu', husnuzh-zhan,
tasaamuh dan ta’aawun, berilmu, kreatif, produktif, akhlak dalam
berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu dan menerima tamu, adil, rida,
43
Ahmad Syadzali, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: Ikhtiar Baru Van Hoove, 1993), hlm. 102 44
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka,2005), hlm. 178
35
amal salih, persatuan dan kerukunan, akhlak terpuji dalam pergaulan
remaja, serta pengenalan tentang tasawuf. Akhlak Mazmumah (tercela)
adalah perbuatan yang tidak dibenarkan oleh agama (Allah dan
RasulNya). Contohnya : hidup kotor, berbicara jorok/kasar, bohong,
sombong, malas, durhaka, khianat, iri, dengki, membangkang, munafik,
hasud, kikir, serakah, pesimis, putus asa, marah, fasik, dan murtad, kufur,
syirik, riya, nifaaq, anaaniah, putus asa, ghadlab, tamak, takabbur, hasad,
dendam, giibah, fitnah, dan namiimah, aniaya dan diskriminasi,
perbuatan dosa besar (seperti mabuk-mabukan, berjudi, zina, mencuri,
mengkonsumsi narkoba), israaf, tabdzir.45
Secara terminologis ada beberapa definisi tentang akhlak, antara lain
Menurut Ahmad Amin akhlak adalah kebiasaan kehendak, ini berarti
bahwa kehendak itu apabila telah melalui proses membiasakan sesuatu,
maka kebiasaan itu disebut akhlak.46
Sedangkan menurut Abuddin Nata
akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mendalam dan tanpa
pemikiran, namun perbuatan tersebut telah mendarah daging dan melekat
dalam jiwa, sehingga saat melakukan perbuatan tidak lagi memerlukan
pertimbangan dan pemikiran.47
b. Penanaman Akhlak Pada Anak
Penanaman akhlak merupakan cara untuk menanam, memperbaiki, dan
memuliakan akhlak dalam diri seseorang. Penanaman akhlak merupakan
media dakwah yang dilakukan dengan berbagai bentuk atau cara. Hal ini
45 Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996. 46
Ahmad Amin, Akhlak, terj. Farid Ma’ruf, Ethika, (Ilmu Akhlak), (Jakarta: Bulan Bintang,
1975), hlm. 62 47
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Raja Grafindo, 1997), hlm. 5
36
disebabkan oleh adanya perbedaan tentang siapa yang menjadi sasaran
dakwah. ada beberapa proses untuk membentuk akhlak yang baik, yaitu:
melalui pemahaman (ilmu), pembiasaan (amal), dan teladan yang baik
(uswah hasanah).
Berikut penjelesan bentuk penanaman akhlak:
1) Melalui pemahaman (ilmu) Pemahaman dilakukan dengan
cara menginformasikan tentang hakikat dan nilai-nilai kebaikan yang
terkandung dalam sebuah akhlak. Penerima pesan dalam hal ini
adalah anak tunagrahita diberi pemahaman tentang akhlak, sehingga
benar-benar memahami dan meyakini bahwa akhlak tersebut
berharga dan bernilai dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat.
Proses pemahaman harus berjalan secara terus menerus oleh orang
tua hingga diyakini bahwa penerima pesan benar-benar telah
meyakini terhadap obyek yang jadi sasaran. Proses penanaman
akhlak melalui bentuk pemahaman ini mengandung materi akhlak
yang bersifat aqliyah, seperti memberi motivasi belajar, kesempatan
berkomunikasi, dan kasih sayang dalam pendidikan.
2) Melalui Pembiasaan (Amal) Pembiasaan berfungsi sebagai
penguat terhadap objek pemahaman akhlak yang telah masuk
kedalam hatinya yakni sudah disenangi, disukai dan diminati serta
sudah menjadi kecenderungan bertindak atau kebiasaan sehari-hari.
Proses pembiasaan menekankan pada pengalaman langsung yakni
dialami oleh penerima pembiasaan. Pembiasaan akhlak berfungsi
sebagai perekat antara tidakan dan diri seseorang, semakin sering
37
seseorang mengalami suatu tindakan itu akan semakin rekat dan
akhirnya menjadi sesuatu yang tak terpisahkan dari diri dan
kehidupannya.
3) Teladan yang baik merupakan pendukung terbentuknya
akhlak mulia. Teladan yang baik lebih mengena apabila muncul dari
orang terdekat. Seperti halnya orang tua menjadi contoh yang baik
bagi anak - anaknya. Teladan yang baik bukan hanya memberi
contoh akhlak yang baik, melainkan menjadi contoh akhlak yang
baik. Teladan yang baik yang ditanamkan oleh orang tua terhadap
anaknya merupakan materi akhlak yang bersifat tarbiyah ruhaniyah,
yakni menjadi uswah yang baik dalam hal rohani. Seperti orang tua
yang menjadi pembimbing, penasihat, dan model berdoa bagi
anak-anaknya.48
5. Dakwah Fardiyah
a. Definisi dan Bentuk-bentuk Dakwah Fardiyah
Definisi dari dakwah fardiyah adalah konsentrasi dengan
dakwah atau berbicara dengan mad‟u secara tatap muka atau dengan
sekelompok kecil dari manusia yang memiliki ciri-ciri dan sifat-sifat
khusus. Adapun bentuk atau macamdari dakwah fardiyah ini dibagi
menjadi dua bagia, yaitu :
1) Dakwah fardiyah yang muncul dari individu yang sudah
bergabung dengan jamaah. Maksudnya, setiap individu yang ada
dalam suatu jamaah dalam kapasitasnya sebagai da’i, melaksanakan
48
Muis Iman dan Sad. Kholifah, Tarbiyatuna, (Magelang: Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Magelang, 2009), hal. 5
38
kewajiban berupa interaksi yang intens dengan tendensi tertentu
dengan orang-orang baru, dalam upaya menarik mereka untuk
bergerak bersama jamaah dalam aktivitas Islami.
2) Dakwah fardiyah yang muncul dari individu yang belum
tergabung kepada suatu jamaah. Seorang muslim dengan
kapasitasnya sebagai bagian dari ummah, melaksanakan kewajiban
dakwah dengan cara ceramah, khutbah dan tulisan yang aktivitas ini
tidak mempunyai kaitan jamaah dan organisasi atau tatanan hirarki.
Tidak dapat dipungkiri bahwa bentuk pertama lebih bermanfaat
dan berguna karena merupakan satu potensi yang digabungkan
dengan potensi-potensi yang lain sehingga bisa menghasilkan hasil
yang lebih baik. Adapun bentuk kedua yang biasa dilakukan oleh
para khatib dan penceramah memerlukan banyak tenaga yang harus
tercurahkan.
b. Karakteristik Dakwah Fardiyah
Dakwah fardiyah memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) Adanya mukhatabah (berbincang-bincang) dan muwajabah (tatap
muka) dengan mad‟u secara dekat dan intens. Hal ini mempermudah
terbukanya berbagai macam permasalahan yang tidak mungkin dapat
dilakukan ketika menghadapi orang banyak.
2) Istimrariyah. Terjaganya keberlanjutan dakwah, khususnya di
saat-saat sulit dan dalam kesempitan.
3) Berulang-ulang. Dapat dilakukan setiap saat tanpa menunggu
momen tertentu.
39
4) Mudah, bisa dilakukan setiap orang. Tidak banyak menyita energi
dan tidak memerlukan adanya keterampilan khusus.
5) Dapat menjaga diri dari riya’ dan sum’ah.
6) Dapat menghasilkan asas-asas dan pilar-pilar amal.
7) Dakwah fardiyah dapat membantu mengungkap potensi dan bakat
yang terpendam.
8) Dapat merealisasikan keterikatan yang erat dan saling kerjasama
antara da’i dan mad’u.
9) Sang da’i akan dapat menggali pengalaman dan pembiasaan
dalam aktivitas dakwah, dan itu merupakan hal yang mutlak dibutuhkan.
10) Dapat menolong pelakunya untuk menambah bekal dan
pengalaman, sehingga lebih mapan dalam aspek operasionalnya.
11) Bisa mengarahkan sang da’i untuk selalu bermujahadah, karena
adanya tuntutan untuk senantiasa menjadi suri tauladan.
12) Dapat memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi mad‟u untuk
menanyakan segala sesuatu yang berkenaan dengan keislaman dirinya.49
6. Anak Usia Dini
a. Pengertian Anak
Anak adalah bagian dari generasi muda sebagai salah satu sumber
daya manusia yang merupakan potensi dan penerus cita-cita
perjuangan bangsa yang memiliki peran strategis dan mempunyai ciri
dan sifat khusus memerlukan pembinaan perlindungan dalam rangka
49
Muhammad Ivan Alfian, Jurnal Dakwah Fardiyah Vol. 3 No. 1, (Kudus: STAIN Kudus,
2015)
40
menjamin pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental, sosial secara
utuh, serasi, selaras dan seimbang.
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan
tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” (QS. An-Nahl ayat 78)50
Dari Samuroh bin Jundub, Rasulullah SAW bersabda: “Setiap
anak tergadaikan dengan aqiqahnya, disembelihkan untuknya pada hari
ketujuh, digundul rambutnya dan diberi nama” (HR. Abu Dawud).51
Secara umum apa yang dimaksud dengan anak adalah keturunan
atau generasi sebagai suatu hasil dari hubungan kelamin atau
persetubuhan (sexual intercoss) antara seorang laki-laki dengan
seorang perempuan baik dalam ikatan perkawinan maupun diluar
perkawinan. Kemudian di dalam hukum adat sebagaimana yang
dinyatakan oleh Soerojo Wignjodipoero yang dikutip oleh Tholib
Setiadi, dinyatakan bahwa: ” kecuali dilihat oleh orang tuanya sebagai
penerus generasi juga anak itu dipandang pula sebagai wadah di mana
semua harapan orang tuanya kelak kemudian hari wajib ditumpahkan,
50 Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemah, (Semarang: CV Asy-Syifa, 2000) 51 Al-Sajastani, Imam al-Hafith Abi Dawud Sulaiman bin, al-Asy’ath, Sunan Abi Dawud (Lebanon:
Darul Kitab Ilmiyah, 1998
41
pula dipandang sebagai pelindung orang tuanya kelak bila orang tua itu
sudah tidak mampu lagi secara fisik untuk mencari nafkah.52
b. Pengertian Anak Usia Dini
Anak usia dini, dilihat dari rentang usia menurut
Undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional ialah anak sejak lahir sampai usia enam tahun. Anak usia
dini menurut undang-undang ini berada pada rentang usia lahir
sampai usia taman kanak-kanak. Batasan yang dikemukakan oleh
undang-undang tersebut memiliki kelemahan yang cukup mendasar,
dan hal itu berdampak terhadap pelayanan program perawatan,
pengasuhan, pendidikan dan pembelajaran yang tidak sesuai dengan
tahap perkembangan anak. Menurut undang-undang, anak usia tujuh
dan delapan tahun tidak termasuk dalam kategori anak usia dini
karena mereka dianggap sudah masuk pada usia sekolah dasar. Oleh
karena itu program perawatan, pengasuhan, pendidikan dan
pembelajaran untuknya diberikan seperti layaknya orang dewasa.
”Tiadalah seorang yang dilahirkan melainkan meurut fitrahnya,
maka akibat kedua orang tuanyalah yang meyahudikan atau
menasranikannya atau memajusikannya” (HR. Bukhari dan
Muslim)53
52
Tholib Setiadi, Pokok-pokok Hukum Penitensier Indonesia. (Bandung: Alfabeta. 2010)
hal.173 53
Al-Bukhari, Ensiklopedia Hadits Sahih Al-Bukhari 1, (Jakarta: Almahira,2011)
42
Kenyataan di lapangan menunjukkan anak usia dini dilatih
supaya mampu membaca, menulis, dan berhitung tanpa
menggunakan metode yang tepat serta tidak memperhatikan tahap
perkembangan dan tahap kemampuan anak usia dini.54
7. New Media
a. Pengertian New Media
Kajian-kajian berbagai aspek tentang perkembangan teknologi
telematika menjadi sangat urgen terutama yang berhubungan dengan
perkembangan media baru (new media) karena tidak saja menyangkut
basis-basis ekonomi yang perlu disiapkan, akan tetapi yang terpenting
adalah bagaimana konstruksi sosial media massa memberi kontribusi
terhadap kehidupan manusia secara keseluruhan.55
New media itu
sendiri termasuk media sosial Youtube. Media sosial adalah sebuah media
online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi,
berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum
dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media
sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.
b. Pengertian Media Sosial
Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya
bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi
blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial
dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan
oleh masyarakat di seluruh dunia.
54
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 55
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, (Jakarta: Kencana,2006) cet. 1, hlm.374-375
43
Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial
sebagai “sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang dibangun di atas
dasar ideologi dan teknologi web 2.0 dan yang memungkinkan penciptaan
dan pertukaran user-generated content”.
Jejaring sosial merupakan situs dimana setiap orang bisa membuat
web page pribadi, kemudian terhubung dengan teman-teman untuk berbagi
informasi dan komunikasi. Jejaring sosial terbesar antara lain Facebook,
Path, Instagram, myspace dan twitter. Jika media tradisional menggunakan
media ceak dan media broadcast, maka media sosial menggunakan internet.
Media sosial mengajak siapa saja yang tertarik untuk berpartisipasi dengan
member kontribusi dan feedback / umpan balik secara terbuka, memberi
komentar, serta membagi informasi dalam waktu yang cepat dan tak
terbatas.
Saat teknologi internet dan mobile phone makin maju maka media
sosial pun ikut tumbuh dengan pesat. Kini untuk mengakses facebook atau
twitter misalnya, bisa dilakukan dimana saja. Karena kecepatan media
sosial juga mulai tampak menggantikan peranan media massa
konvensional dalam menyebarkan berita-berita.
Pesatnya perkembangan media sosial kini dikarenakan semua orang
bisa memiliki media sendiri. Seorang pengguna media sosial bisa
mengakses menggunakan sosial media dan jejaring internet. Kita sebagai
pengguna sosial media dengan bebas mengedit, menambahkan,
44
memodifikasi baik tulisan, gambar, video, grafis dan berbagai model
content lainnya.56
c. Pengertian Youtube
YouTube adalah sebuah situs web video sharing (berbagi video)
populer dimana para pengguna dapat memuat, menonton, dan berbagi
klip video secara gratis. Umumnya video-video di YouTube adalah klip
musik (video klip), film, TV, serta video buatan para penggunanya
sendiri. Format yang digunakan video-video di YouTube adalah yang
dapat diputar di penjelajah web yang memiliki plugin Flash Player.
Menurut perusahaan penelitian Internet Hitwise, pada Mei 2006 YouTube
memiliki pangsa pasar sebesar 43 persen.
Pada 9 Oktober 2006 diumumkan bahwa YouTube telah dibeli Google
dengan harga US$1,65 miliar. Pada awal April 2008 beberapa ISP
Indonesia menutup akses ke beberapa situs web termasuk YouTube
karena memuat film Fitna. Awalnya pemblokiran berupa pemblokiran
sepenuhnya terhadap seluruh situs web, namun kemudian diubah menjadi
pemblokiran terhadap URL tertentu yang memuat video tersebut saja.57
Media sosial Youtube adalah media yang digunakan untuk berbagi video
yang memungkinkan pengguna untuk menonton video yang di unggah
dari akun-akun yang memiliki program / konten tersendiri. Orang tua yang
mempunyai anak usia dini, dapat mengajarkan anaknya melaui media
56
https://sosmedkini.wordpress.com/pengertian-media-sosial/ Diakses pada tanggal 19 Juni
2020 pukul 20:00 WIB 57
http://pengertianyoutube.blogspot.com/ Diakses pada tanggal 19 Juni 2020 pukul 20:00
WIB
45
tersebut dengan mengajak anaknya untuk menonton serial animasi yang
menarik dan meng edukasi.
B. Kerangka Berpikir
Strategi Komunikasi
Antar Pribadi
Parenting akhlak
kepada anak usia dini
Nilai
Keimanan
Nilai
Ibadah
Nilai
Akhlak
Anak meniru
Perilaku anak
menjadi baik
Teori Baru
46
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah TK Islami Daarunnadwah
TK Islami Daarunnadwah adalah lembaga pendidikan yang berbasis
Al-Quran dan berorientasi pada pendidikan akhlaq untuk membentuk generasi
yang berdaya guna, taqwa, berbudi, terampil, dan berwawasan. Berkomitmen
untuk memfasilitasi kaum dhu’afa yang memilki semangat belajar dan berpotesi
untuk menjadi generasi yang mandiri dan berdakwah melalui pendidikan untuk
membangun kehidupan dakwah. TK Islami Daarunnadwah berada di Jalan Hidup
Baru RT. 03/RW 07 Kelurahan Krukut, Kecamatan Limo, Kota Depok, Jawa
Barat.
Berdirinya TK Islami Daarunnadwah adalah hari Ahad 4 Nopember 2001
bertepatan dengan 18 Sya’ban 1422 H. Yang ditandai dengan peletakan Batu
Pertama Masjid Daarunnadwah, diatas sebidang tanah wakaf seluas 1000m2 atas
nama H. Nasruddin,status tanah ini dikuatkan dengan Akta Ikrar Wakaf yang di
tanda tangani pada tanggal 24 juli 2006.
Latar belakang penamaan TK Daarunnadwah itu sendiri adalah Parlemen
Kafir Quraish terbesar yang berpusat di sekitar Ka’bah yang kemudian bisa
dikuasai oleh Kaum Muslimin. Arti dari “Daarunnadwah” adalah tempat
berkumpul untuk bermusyawarah atau berda’wah. Alasan penamaan karena guna
menanamkan semangat perjuangan Rasulullah kepada generasi yang akan datang.
TK Islami Daarunnadwah mengadopsi sistem belajar dari lembaga
pendidikan terkemuka, seperti:
47
1. Gontor dengan kedisiplinannya.
2. Al Azhar Mesir dengan sistem tarbiyah dan perwaqafannya.
Untuk kurikulum, mengkolaborasikan kurikulum nasional dengan kurikulum
Daarunnadwah yang semua itu berbasis pada pendidikan akhlak, tauhid yang
berdasarkan Al-Quran dan Hadist-Hadist Rasulullah SAW.58
B. Visi dan Misi TK Islami Daarunnadwah
Visi dari TK Islami Daarunnadwah yaitu “Menyelenggarakan kegiatan
pendidikan yang berbasis kajian Al-Quran yang berkelanjutan untuk dapat
mewujudkan santri yang bertaqwa, berakhlak mulia, berwawasan luas, dinamis
dan istiqamah”.59
Sedangkan Misi dari TK Islami Daarunnadwah yaitu :
1. Membuat kurikulum yang berorientasi pada ulumul Quran dan
pembentukan tauhid (Al-Quran, Tauhid, Fiqih, dan Tarikh Islam).
2. Membuat Laboratorium Al-Quran, Tauhid, dan Sejarah Islam.
3. Menyiapkan Sumber Daya Manusia yang berakhlak mulia,
berwawasan luas dan berkemampuan mendidik dan mengajar yang
baik.
4. Mengembangkan bakat santri dengan membuka sebanyak-banyaknya
program ekstrakulikuler.
5. Berupaya memenuhi sarana dan prasarana pendidikan yang tepat.
58
Dokumen Pribadi TK Islami Daarunnadwah, 2020 59
www.daarunnadwah.sch.id diakses pada 17 Juli 2020 Pukul 19.30 WIB
48
6. Menjaga lingkungan belajar dan selalu berinovasi agar menjadi lebih
bersih, aman dan nyaman.60
C. Struktur Organisasi TK Islami Daarunnadwah
STRUKTUR ORGANISASI TK ISLAMI DAARUNNADWAH
60 www.daarunnadwah.sch.id diakses pada 17 Juli 2020 Pukul 19.30 WIB
Kepala Sekolah
Siska Maria, S.Pd.I
Komite Sekolah
Bunda Jasmine
Guru Agama
Cecep Ubaidilah Guru Kelas B
Widiyah Septianti
Guru Kelas A
Liliyana
Tata Usaha
Yunita
Guru Bantu Kelas A
Ghina Syaukia Said Guru Bantu Kelas B
Syifa Nurlatifa
Seksi Kebersihan
Erna
Siswa / Santri
Pembimbing
Disdik (Pengawas)
Ketua Yayasan
KH.Johari Nasruddin, Lc
49
D. Kegiatan Pengenalan Akhlak di TK Islami Daarunnadwah
Dalam mengenalkan akhlak pada anak usia dini di TK Islami Daarunnadwah
adalah dengan cara mengenalkan adab berbicara, adab makan, adab minum serta
adab sebelum dimulainya keigiatan belajar. Contohnya seperti adab berbicara,
anak-anak diajarkan bagaimana cara berbicara dengan guru, berbicara dengan
teman dengan bahasa yang santun, dan juga diterapkan bagaimana adab makan
dan minum seperti makan dan minum menggunakan tangan kanan, tidak boleh
berdiri atau jalan-jalan,tidak boleh bersuara.61
Gambar 3.1
Serial Animasi Nussa dan Rara Episode Adab Makan
Di dalam kelas pun anak-anak diajarkan bagaimana cara mereka bertanya
kepada guru, bertanya dengan mengangkat tangan kanan dan memanggil ibu
gurunya dengan bahasa yang santun. Guru selalu menerapkan, membiasakan
kedisiplinan dan ketertiban serta menanamkan akhlak terpuji kepada murid TK
Islami Daarunnadwah.
61
Wawancara pribadi dengan Siska Maria, S.Pd.I, Kepala Sekolah TK Islami Daarunnadwah,
Depok 21 Juli 2020
50
Gambar 3.2
Kegiatan berdoa sebelum dimulainya proses belajar
Gambar 3.3
Adab di kelas, mendengarkan penjelasan guru
Gambar 3.4
Kegiatan menulis, menulis harus menggunakan tangan kanan
51
Selain guru menerapkan akhlak terpuji, orang tua pun harus membiasakan
hal-hal terpuji yang diajarkan di sekolah dipelajari kembali di rumah. Seperti
halnya bacaan-bacaan atau doa doa sehari-hari, dan shalat pun juga diterapkan di
sekolah, maka orang tua pun harus mengulang kembali teladan tersebut di rumah.
Guru bekerjasama dengan orang tua untuk membina akhlak murid di TK Islami
Daarunnadwah ini.62
E. Kelebihan Serial Animasi Nussa dan Rara
Animasi Nussa dan Rara terdapat pada media Youtube, Animasi Nussa dan
Rara adalah Serial animasi berbasis Islam yaitu Nussa Official atau yang biasa
disebut Nussa dan Rara. Serial animasi ini menerapkan komunikasi yang mengajak
para penontonnya dalam menerapkan akidah Islam. Ini sangat bagus menjadi
tontonan anak-anak terlebih lagi untuk anak usia dini. Karena menarik dan
anak-anak dapat mengenal nilai-nilai Islam dari tayangan di video-video tersebut.
Untuk orang tua yang melakukan parenting Islami atau ingin menanamkan
akhlak sejak dini sangat bagus dengan menggunakan new media animasi berbasis
Islam seperti ini. Tetapi, belum tentu pesan yang disampaikan sampai dan diserap
kepada anak. Apakah yang orang tua tersebut menerapkan hal baik dari media
tersebut dan yang orang tua tersebut terapkan ditiru atau dijalankan oleh anak
tersebut, itu semua berdasarkan bagaimana strategi orang tua dalam komunikasi
antar pribadi kepada anak demi mencapai akhlak yang baik untuk anak usia dini
yang sedang mengenal akhlak.
62
Wawancara pribadi dengan Siska Maria, S.Pd.I, Kepala Sekolah TK Islami Daarunnadwah,
Depok 21 Juli 2020
52
F. Identifikasi Informan
Agar penelitian ini mendapatkan hasil yang optimal, maka peneliti
melibatkan empat informan yang berkaitan dalam penelitian ini, yakni :
1. Narasumber 1
Ibu Siska Maria selaku Kepala Sekolah TK Islami Daarunnadwah, beliau
menjabat sebagai kepala sekolah sekaligus merangkap sebagai guru pengajar
di kelas. Sebagai seorang guru, tentunya beliau memiliki motivasi mengapa
harus mengajarkan akhlak kepada anak usia dini agar anak dapat
menanamkan dan membiasakan akhlak terpuji sejak dini sampai mereka tua
nanti. Cara mengenalkan akhlak agar anak tidak bosan dan tertarik salah
satunya adalah dengan menggunakan infokus lalu menonton video-video
animasi yang mengajarkan tentang akhlak serta nilai-nilai keislaman. Tidak
hanya itu, dengan cara membiasakan kedisiplinan dan selalu mengingatkan
jika anak membuat kesalahan adalah cara terpenting agar anak terbiasa
melakukan hal baik.63
2. Narasumber 2
Ibu HW (nama disamarkan) beliau adalah orang tua perempuan dari anak
berinisial AA. Ibu HW adalah seorang ibu rumah tangga berusia 36 tahun asal
Jakarta yang tinggal di Depok. AA adalah anak kedua dari pasangan Ibu HW
dan Bapak R. Saat ini, AA berusia 5 tahun dan statusnya adalah pelajar/murid
TK Islami Daarunnadwah. Ibu HW dan AA menggunakan media handphone
untuk belajar, Ibu HW sering mengajarkan/melakukan parenting kepada AA
63
Wawancara pribadi dengan Siska Maria, S.Pd.I, Kepala Sekolah TK Islami Daarunnadwah,
Depok 21 Juli 2020
53
tentang akhlak melalui serial animasi nussa dan rara. Dengan komunikasi
verbal maupun non verbal, beliau mengajarkan serta memberikan teladan
akhlak baik untuk AA. Beliau juga bekerja sama dengan suami, yaitu ayah
dari AA yang sama-sama melakukan parenting akhlak untuk anak mereka.
Setiap hari, AA selalu melakukan ibadah shalat bersama ibunya, karena
ibunya adalah ibu rumah tangga yang selalu di rumah, maka dari itu AA
mendapatkan parenting yang full time dengan ibunya. Dengan mengikuti
teladan dari ibundanya, akhlak pun terbentuk dalam diri anak usia dini ini.64
Gambar 3.5
Menonton serial animasi Nussa dan Rara sambil bersama orang tua
Gambar 3.6
Episode Nussa dan Rara yang sedang diputar oleh Ibu HW
64
Wawancara Pribadi dengan HW, Depok 22 Juli 2020
54
3. Narasumber 3
Ibu LM dan Bapak AN (nama disamarkan), beliau adalah orang tua
perempuan dan orang tua laki-laki dari anak berinisial AG. AG berjenis
kelamin perempuan dan AG adalah murid TK Islami Daarunnadwah. Ibu LM
berusia 32 tahun, Bapak AN berusia 33 tahun, dan AG berusia 5 tahun. Ibu
LM dan Bapak AN adalah pekerja swasta. Sejak usia AG dibawah 5 tahun,
AG sudah belajar di Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA). AG mengenal
akhlak dan memang sudah diajarkan sejak usia dibawah 5 tahun. Setiap hari,
AG sudah menjalankan shalat dan shalatnya pun berjamaah di masjid. Karena
orang tuanya bekerja, tidak banyak waktu antara anak dengan orang tua
namun orang tua AG memanfaatkan waktu mengajarkan, menerapkan, dan
membina akhlak AG di pagi dan malam hari. Terkadang, strategi komunikasi
yang mereka pakai adalah strategi wortel teruntai, karena AG adalah anak
yang memiliki semangat tinggi ketika ada kata-kata pujian ataupun motivasi
dari orang tuanya.65
4. Narasumber 4
Ibu NA (nama disamarkan), Ibu NA adalah orang tua perempuan dari
murid laki-laki yang berinisial RS. Ibu NA berusia 40 tahun dan beliau adalah
seorang pekerja swasta. Suami ibu NA berinisial AS berusia 40 tahun dan
seorang pekerja. RS adalah anak kedua dari pasangan orang tua NA dan AS.
Setiap hari ketika orang tu RS bekerja, RS diasuh dengan neneknya.
Walaupun Ibu NA bekerja, tidak menutup kemungkinan bagi beliau untuk
selalu melakukan parenting akhlak pada RS. Selain mendapatkan pelajaran di
sekolah, Ibu NA selalu mengevaluasi kegiatan pembelajaran RS di sekolah
65 Wawancara Pribadi dengan LM, Depok 25 Juli 2020
55
dan diterapkan di rumah. Menurut Ibu NA parenting akhlak sangatlah penting,
dengan cara komunikasi yang menggunakan bahasa sehari-hari dan bahasa
yang anak-anak dapat mengerti. Walaupun beliau memiliki anak laki-laki
yang cenderung cuek tetapi beliau sangat harus belajar dan dapat mengambil
hati RS dan tau mood atau suasana hati RS yang tepat agar beliau dapat
menjalankan parenting terutama parenting akhlak.66
66
Wawancara Pribadi dengan NA, Depok 25 Juli 2020
56
BAB IV
DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Strategi Komunikasi Antar Pribadi Guru dan Orang Tua dalam
Parenting Akhlak Kepada Anak Usia Dini
Dalam mencapai suatu tujuan komunikasi, maka diperlukannya strategi
untuk menyusun langkah-langkah ke depan sebagai petunjuk arah komunikasi
dan taktik operasional komunikasi. Strategi komunikasi mendefinisikan
khalayak sasaran seperti berbagai tindakan yang akan dilakukan, mengatakan
bagaimana sasaran mendapat manfaat berdasarkan sudut pandangannya dan
bagaimana sasaran yang lebih besar dapat dijangkau secara lebih efektif.67
Dalam penelitian ini, salah satu visi dari TK Islami Daarunnadwah adalah
dapat mewujudkan santri yang berakhlak mulia. Untuk menjadikan anak
berakhlak mulia dan istiqamah, maka pengajar/guru serta orang tua pun
bekerja sama dalam membina akhlak murid. Berdasarkan hasil pengamatan
pada saat observasi langsung di TK Islami Daarunnadwah, penulis melihat
proses pembinaan akhlak yang dilakukan oleh guru dalam mencapai tujuan
strategi, yaitu agar murid dapat memahami pesan yang disampaikan oleh guru.
Tidak hanya guru, orang tua pun ikut serta dalam membentuk strategi
komunikasi kepada anak.
Di TK Islami Daarunnadwah, guru melakukan komunikasi atau
pendekatan kepada murid dengan cara bertutur kata yang lembut, penuh kasih
67
Onong Uchjana Effendy, Dasar-dasar Komunikasi (Jakarta: Remaja Rosdakarya,1993)
hlm. 301
57
sayang, dan sopan. Karena itu akan menimbulkan rasa nyaman bagi anak,
serta kemudahan dalam pemahaman materi untuk anak.
“Guru juga harus berbicara dengan penuh kasih sayang, dengan penuh
kelembutan sambil melakukan praktek akhlak setiap hari. Misalnya di
dalam kelas, murid dibiasakan bertanya dengan bahasa yang baik tidak
teriak-teriak, membiasakan kata tolong dan terimakasih kepada siapapun.
Mau mengerjakan apapun juga selalu membaca doa.”68
Gambar 4.1
Guru melakukan komunikasi dengan cara pendekatan pada murid
Strategi guru dalam menyampaikan pesan kepada murid terkadang juga
menggunakan media. Di sekolah, terkadang murid-murid melakukan kegiatan
pembelajaran akhlak melalui serial animasi berbasis Islam seperti Nussa dan
Rara. Agar lebih menarik dan menimbulkan rasa antusias murid, guru
memutar videonya dari laptop kemudian disambungkan dengan layar infokus.
Hal tersebut sangat bermanfaat bagi murid dalam mendapatkan pembelajaran
mengenai akhlak, karena dengan ketertarikan dan rasa senangnya, murid usia
dini akan cepat tanggap memahami isi dari pesan tersebut.
68
Wawancara pribadi dengan Siska Maria, S.Pd.I, Kepala Sekolah TK Islami
Daarunnadwah, Depok 21 Juli 2020
58
“Terkadang kita suka menonton video, awalnya kita suka kasih video
rutin untuk refresh mereka agar lebih happy kita memakai infokus untuk
menonton video. Kadang kita setel cerita nabi, itukan ada akhlak nya
juga. Jadi anak-anak tau kisah nabi, teladan nabi dan Rasul. Kadang
juga cerita anak-anak, seperti Nussa dan Rara, anak-anak suka itu, kita
contohkan itu ya. Memang anak-anak tidak suka yang episodenya
panjang, kemudian bu gurunya menjelaskan/menyampaikan isi dari
cerita video tersebut. Setelah itu kita sama-sama baca hadistnya.”69
Gambar 4.2
Serial Animasi Nussa dan Rara Episode Shalat itu wajib
Dalam pembelajaran di sekolah, terkadang guru memberikan sebuah
imbalan untuk muridnya agar mau menjawab pertanyaan dari gurunya
ataupun melakukan apa yang ibu gurunya sampaikan. Bentuk imbalan atau
reward tersebut dapat berupa hadiah, ataupun kata-kata pujian bahkan sebuah
cap bergambar bintang saja murid pun sudah sangat antusias menerimanya.
Namun untuk iming-iming seperti hadiah, itu sangat jarang dilakukan oleh
guru karena khawatir murid menjadi mempunyai mindset bahwa segala
sesuatu yang dilakukan harus mendapat hadiah.
“Kalau disini kita selalu, boleh dibilang selalu. Karena kata-kata pujian
itulah yang membuat mereka merasa nyaman, merasa semangat dan
ter-support. Misalnya mereka berhasil melakukan kegiatan melipat
kertas, bu guru mengucapkan “Wah, Alhamdulillah, teman-teman hebat
hari ini. Tepuk tangan untuk teman-teman”. atau misalkan ada murid
yang pemalu dan tidak percaya diri, bu guru akan melakukan
pendekatan dengan berbicara bahasa yang membuat mereka percaya
diri. Misal “Ayo anak pintar”.”70
69
Wawancara pribadi dengan Siska Maria, S.Pd.I, Kepala Sekolah TK Islami Daarunnadwah,
Depok 21 Juli 2020 70
Wawancara pribadi dengan Siska Maria, S.Pd.I, Kepala Sekolah TK Islami Daarunnadwah,
Depok 21 Juli 2020
59
“Kalau imbalan seperti hadiah sih pernah, tetapi lebih sering kami
memberi reward stempel bintang. Misalnya seperti anak-anak hafal doa
harian, nanti bu guru akan memberi stempel bintang tersebut. Kalau
memberi hadiah pernah namun jarang,karena dikhawatirkan anak
menjadi kebiasaan. Mungkin disaat anak sedang benar-benar down,
karna kadang kan anak mood nya berubah ya.. jadi kalau benar-benar
down kami kasih hadiah-hadiah yang memacu anak supaya semangat,
namun tidak sering.”71
Kemudian untuk strategi komunikasi orang tua kepada anaknya dalam
melakukan parenting akhlak, dari hasil pengamatan dalam observasi penulis
pada orang tua murid di TK Islami Daarunnadwah adalah bagaimana orang
tua tersebut memberikan contoh akhlak yang baik kepada anak, karena anak
akan mengikuti teladan orang tuanya masing-masing. Dalam berkomunikasi
kepada anak, orang tua melakukan komunikasi verbal maupun non verbal.
Mereka berbicara menggunakan bahasa sehari-hari dan bahasa yang anak
mengerti agar anak memahami apa yang orang tua sampaikan.
“Melalui contoh sih, misalkan mamahnya mengenalkan dengan bahasa
yang baik, misalkan apa yang disampaikan tidak baik ya kita beri contoh
kalau itu tuh tidak baik. Misalnya kalau masuk rumah ucap salam, ya
kita memberi contoh dan menerapkan maka anak akan ikut dan terbiasa.
Untuk se usia mereka sih lebih baik dikasih contoh sambil ada
pembiasaan.“72
Terkadang, orang tua pun memberikan imbalan dalam mengajarkan
akhlak kepada anak baik berupa pujian ataupun hadiah. Seperti yang
disampaikan oleh Ibu HW sebagai berikut :“Pasti sih, pasti ada. Kalau
mereka abis mengerjakan sesuatu yang baik pasti saya puji “Anak pinter”
atau “Anak sholehah”. pasti ada sih karena itu yang membuat mereka
termotivasi dan semangat. Kalau hadiah Jarang sih, paling kasih hadiah
71
Wawancara pribadi dengan Siska Maria, S.Pd.I, Kepala Sekolah TK Islami Daarunnadwah,
Depok 21 Juli 2020 72
Wawancara Pribadi dengan HW,Orang tua dari murid berinisial AA, Depok 22 Juli 2020
60
kalau ulang tahun. Sama paling pas puasa sih, jadi kalau puasanya full saya
kasih hadiah.”73
Dalam melakukan pembinaan akhlak, guru TK Islami Daarunnadwah dan
orang tua saling bekerja sama. Para murid memiliki buku komunikasi yang
bentuknya seperti raport, dan isinya adalah catatan-catatan kegiatan apa saja
yang dilakukan murid setiap harinya di sekolah. Kemudian orang tua dapat
membaca buku komunikasi tersebut di rumah sehingga orang tua dapat
mengulang pelajaran yang sudah diajarkan di sekolah.
Gambar 4.3
Guru yang mengajar sambil mencatat di dalam buku komunikasi khusus
orang tua
“Saya selalu mengingatkan bahwa materi-materi kita ini harus
disampaikan kepada orang tua, kita ada buku komunikasi orang tua yang
selalu tercatat apa saja yang dipelajari di kelas hari ini. Kemudian kita
sampaikan ke ortu, contohnya “Bunda, hari ini kami belajar adab makan,
bunda di rumah tolong bantu terapkan apa yang kami pelajari hari ini,
mulai dari hadisnya, tata cara dan praktiknya” seperti itu.”74
Dengan adanya buku komunikasi antara orang tua dengan guru, hal
tersebut memudahkan para orang tua dalam melakukan komunikasi antar
73
Wawancara Pribadi dengan HW,Orang tua dari murid berinisial AA, Depok 22 Juli 2020 74
Wawancara pribadi dengan Siska Maria, S.Pd.I, Kepala Sekolah TK Islami Daarunnadwah,
Depok 21 Juli 2020
61
pribadi di rumah dengan anaknya. Hanya mengulas apa saja yang dipelajari di
sekolah. Sebagaimana yang dikatakan Ibu NA, “Kalau akhlak kan anak-anak
udah kenal di sekolah jadi ngga terlalu susah sih untuk ngenalin itu. Ya
ngulang-ngulang ajasih apa yang diajarin di sekolah, kita liat buku
komunikasi yang di sekolah.”75
Dalam membina akhlak anak usia dini, maka komunikasi antar pribadi
guru dan orang tua dengan anak usia dini adalah berbicara dengan kata yang
lembut, dengan menggunakan bahasa sehari-hari dan dengan penuh kasih
sayang, serta sopan. Karena itu akan menimbulkan rasa nyaman bagi anak,
serta kemudahan dalam pemahaman pembelajaran untuk anak. Dan juga
dengan cara menggunakan media sebagai alat untuk menyampaikan pesan.
Semua itu termasuk ke dalam komponen dalam strategi komunikasi yaitu
mengenali sasaran komunikasi, pemilihan media komunikasi, dan pengkajian
tujuan pesan komunikasi.
Terkadang suasana hati anak tidak selalu dapat menerima arahan orang
tua atau gurunya, maka dari itu guru dan orang tua memberikan imbalan
untuk anak agar anak dapat melakukan apa yang mereka beritahu. Dengan
cara memberikan iming-iming hadiah atau imbalan berupa kata-kata pujian,
ini termasuk ke dalam bentuk strategi komunikasi antar pribadi yang
dinamakan strategi wortel teruntai.
Tugas pokok dari pengendali strategi wortel teruntai ini adalah
menjadikan seseorang mengasosiasikannya dengan imbalan dan kepuasan.
Untuk menuntaskan objektif ini pengendali atau komunikator bisa
75
Wawancara Pribadi dengan NA, Orang tua dari murid berinisial RS, Depok 25 Juli 2020
62
menggunakan satu atau dua prosedur dasar yang terdiri dari membuat
rangkaian stimulus-response-reward.76
Peneliti memiliki 4 informan yang telah diamati dan diwawancarai,
Informan A yaitu Ibu Siska Maria selaku guru dan kepala sekolah, 3 Informan
selanjutnya adalah orang tua murid yaitu Informan B (Ibu HW), Informan C
(Ibu LM), Informan D(Ibu NA). Untuk mengetahui lebih jelas terkait strategi
komunikasi antar pribadi yang dilakukan oleh guru dan orang tua dalam
mengenalkan akhlak, peneliti menyajikan tabel 4.1 sebagai berikut:
Tabel 4.1
Strategi Komunikasi Antar Pribadi Yang Dilakukan Guru dan
Orang Tua
No. Komunikasi Yang Dilakukan Diterapkan Oleh
1. Komunikasi Verbal (Berbicara
bahasa sehari-hari, dengan lembut
dan kasih sayang)
-Informan A
-Informan B
-Informan C
-Informan D
2. Dengan menggunakan media atau
alat komunikasi agar anak tertarik
-Informan A
-Informan B
-Informan C
-Informan D
3. Dengan menggunakan kata-kata
pujian
-Informan A
-Informan B
-Informan C
76
Muhammad Budayatna, Leila Mona Ganiem, Teori Komunikasi Antar Pribadi (Jakarta:
Kencana Prenada Media, 2011) hlm. 77
63
-Informan D
4. Dengan menggunakan iming-iming
atau hadiah
-Informan A
-Informan B
-Informan C
B. Perilaku Anak Setelah Mendapatkan Parenting Akhlak Dari Orang
Tuanya
Orang tua adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu, dan
merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang sah yang dapat
membentuk sebuah keluarga. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk
mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anaknya untuk mencapai
tahapan tertentu yang menghantarkan anak untuk siap dalam kehidupan
bermasyarakat.
Pendidikan dalam keluarga dilaksanakan atas dasar cinta kasih sayang
yang kodrati, rasa kasih sayang yang murni, yaitu rasa cinta kasih sayang
orang tua terhadap anaknya. Rasa kasih sayang inilah yang menjadi sumber
kekuatan menjadi pendorong orang tua untuk tidak jemu-jemunya
membimbing dan memberikan pertolongan yang dibutuhkan anak_anaknya.77
Parenting Islami adalah suatu proses seumur hidup untuk
mempersiapkan diri, dan orang bisa menjalankan perannya sebagai
khalifahnya di dunia ini. Dengan kesiapan tersebut, diharapkan bisa
memberikan sumbangan terhadap rekontruksi dan pembangunan masyarakat.
Menurut Drajat, Pola asuh Islam ialah suatu pengasuhan yang utuh
77
HM. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), Cet. 1,
hal. 21-22
64
berdasarkan sikap dan perilaku orangtua terhadap anak sejak dini meskipun
dalam hal mendidik, membina, membiasakan dan membimbing anak secara
maksimal berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah.78
Ibu HW mengatakan bahwa :
“Kadang-kadang dia suka ngikutin, yang terakhir itu dia nonton episode
adab tidur yang sebelum tidur harus sikat gigi dan berwudhu, kasurnya harus
dirapikan. Tidur harus membaca ayat kursi dan doa sebelum tidur. Itu tuh
dia ikutin.”79
Orang tua itu sendiri harus memahami apa itu akhlak, mengapa anak
harus diberikan pelajaran tentang akhlak, bagaimana menerapkan akhlak
kepada anak. Menurut orang tua murid yang penulis teliti dan observasi,
akhlak itu menunjang masa depan mereka, bagaimana mereka di masyarakat
nantinya. Hanya orang tua lah yang mampu membina akhlak untuk anak
mereka sedari dini, dan bagaimana teladan dari orang tua tersebut. Seperti
yang disampaikan Ibu LM dalam wawancara peneliti : “Akhlak itu
menentukan sikap dia, tabiatnya dia, perilakunya dia, sifatnya dia. Apalagi
untuk tahap dia memasuki masa sekolah,contohnya anak anak yang suka
bullying itu kan ya akhlaknya kurang ya mungkin saja. Karna akhlak itu
menunjang ya, menunjang kehidupan dia nantinya.”80
Dalam membina akhlak anak, orang tua mengharapkan parenting akhlak
yang mereka berikan dapat menghasilkan perilaku yang sesuai dengan apa
yang mereka ajarkan dan terapkan. Seperti halnya anak meniru orang tuanya,
ataupun membiasakan perilaku tersebut. Sebagaimana yang dikatakan Ibu
LM yaitu : “Namanya anak sih nggak selalu dia manut atau nurut gitu ya,
78
Z Drajat, Membina Nilai-Nilai Moral di Indonesia, (Jakarta: Bulan Bintang,1985), hlm. 34 79
Wawancara Pribadi dengan HW,Orang tua dari murid berinisial AA, Depok 22 Juli 2020 80
Wawancara Pribadi dengan LM,Orang tua dari murid berinisial AG, Depok 25 Juli 2020
65
tapi terkadang AG ini perilakunya ya alhamdulillah baik dia nurut sih
anaknya. Terkadang kan anak moody ya. Kita ajarin dia minta maaf kalau
dia salah.”81
Gambar 4.4
Anak meniru orang tua yang mengajarkan berdzikir
Gambar 4.5
Serial Animasi Nussa Episode Ayo Berdzikir
Dalam menerapkan pembiasaan pada anak usia dini, tentunya diperlukan
kesabaran yang sangat lebih karena kita sebagai orang tua harus mengikuti
bagaimana suasana hati anak tersebut, dan seberapa fokus anak tersebut.
“Sebenernya kalau untuk anak usia dini kita butuh waktu kalau dia
sampai benar-benar tertib banget sih agak susah, tetapi kalau kita
melakukan pembiasaan itu mereka akan ingat walaupun terkadang lupa
sih ya, contohnya nih mereka lagi minum tetapi lupa kalau mereka
berdiri kemudian bu guru mengingatkan lalu anak dengan sendirinya
pun akan ingat. Untuk meminta supaya benar-benar disiplin itu masih
81
Wawancara Pribadi dengan LM,Orang tua dari murid berinisial AG, Depok 25 Juli 2020
66
agak terkendala, tetapi tugas kita ya selalu mengingatkan dan melakukan
pembiasaan. Karena anak usia dini itu fokusnya hanya 3 sampai 5 menit
saja. Tetapi ada juga yang memang sudah tertanam di dalam diri anak
tersebut.“82
Anak usia dini, dilihat dari rentang usia menurut Undang-undang nomor
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional ialah anak sejak lahir
sampai usia enam tahun. Anak usia dini menurut undang-undang ini berada
pada rentang usia lahir sampai usia taman kanak-kanak. Batasan yang
dikemukakan oleh undang-undang tersebut memiliki kelemahan yang cukup
mendasar, dan hal itu berdampak terhadap pelayanan program perawatan,
pengasuhan, pendidikan dan pembelajaran yang tidak sesuai dengan tahap
perkembangan anak.
Semua orang tua pasti mengharapkan anaknya menjadi seseorang yang
berakhlak mulia, namun itu semua tergantung bagaimana pemahaman orang
tua mengenai akhlak. Anak yang mempunyai akhlak baik tidak berlangsung
secara tiba-tiba karena semuanya didasarkan dari ilmu tentang akhlak yang
orang tua pahami yang akan disampaikan serta dicontohkan kepada anaknya,
seberapa cukup pemahaman tentang akhlak yang orang tua punya dan akan
terus diteladani oleh anaknya.
Perilaku anak setelah mendapatkan parenting akhlak adalah anak tersebut
meniru apa yang orang tua atau guru contohkan, perilaku anak menjadi baik
dan setiap kali ada pembelajaran akhlak yang baru dan disampaikan oleh guru
atau orang tua, anak tersebut menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Contohnya adalah membaca doa ketika ingin makan, minum, belajar ataupun
ketika ingin masuk rumah dan sekolah. Mereka terbiasa akan adanya
82
Wawancara pribadi dengan Siska Maria, S.Pd.I, Kepala Sekolah TK Islami Daarunnadwah,
Depok 21 Juli 2020
67
pembiasaan penerapan dari hal-hal kecil yang dapat dibilang termasuk
kedalam akhlak, seperti mengucapkan salam dan menjawab salam ataupun
mencium tangan kedua orang tuanya.
Anak usia dini memiliki daya ingat yang cukup tinggi dan pemahaman
yang baik atau dapat disebut cepat tanggap. Namun, seringkali konsentrasi
terganggu ketika sedang diajarkan, semacam ter-distract dengan hal lain yang
dapat mengganggu fokus pada belajarnya. Tetapi orang tua dan guru tidak
putus asa dalam berusaha menyampaikan pesan dan menjadi teladan untuk
anak tersebut dengan berbagai macam cara agar anak fokus memperhatikan
dan dapat menerapkan.
Perilaku anak tidak selalu meniru apa yang orang tua sampaikan saat
orang tua melakukan parenting akhlak, dan setiap anak berbeda cara
menerapkannya. Untuk mengetahui lebih jelas tingkat keseringan kepada
perilaku anak setelah mendapatkan parenting akhlak, maka peneliti
menjelaskan melalui tabel berikut ini :
68
Tabel 4.2
Perilaku Anak dalam Menerapkan Hal-Hal Baik Yang Disampaikan
Orang Tua Setelah Parenting Akhlak
No.
Perilaku Anak
Diterapkan
Oleh
1. Meniru hal baik yang orang tua
ajarkan
- Informan A
- Informan B
- Informan C
- Informan D
2. Terkadang tidak menerapkan
karena lupa atau tidak fokus
- Informan A
- Informan B
- Informan C
- Informan D
3. Memiliki rasa inisiatif dalam
melakukan hal baik
- Informan A
- Informan C
- Informan D
4. Selalu membiasakan kewajiban
baik seperti beribadah shalat dan
mengaji setiap hari
- Informan B
- Informan C
5. Memiliki rasa keinginan
menolong orang tua
- Informan B
- Informan C
- Informan D
6. Selalu membaca doa setiap ingin
melakukan kegiatan
-Informan A
- Informan B
- Informan C
- Informan D
7. Meminta maaf apabila
melakukan kesalahan
- Informan B
- Informan C
69
C. Alasan Orang Tua Memilih Untuk Mengenalkan Akhlak Melalui Media
Orang tua memang harus memiliki pemahaman yang cukup mengenai
akhlak, karena bagaimana pun juga anak akan memperhatikan dan meniru apa
yang dilakukan orang tuanya. Mulai dari sikapnya, tutur bahasanya, cara
bicaranya. Ketika orang tua menginginkan anak yang jujur, maka orang
tuanya pun harus menjadi orang tua yang jujur. Seperti yang disampaikan
oleh infoman HW sebagai berikut :
“Kalau kita mau mengajarkan anak, kita yang harus memberi contoh.
Misalnya anak tidak boleh berbicara kasar, mamahnya juga tidak boleh
berbicara kasar. Anak tidak boleh berbohong, mamahnya juga tidak
boleh berbohong. Karna berbicara jujur juga termasuk akhlak. Misalnya
hal-hal kecil seperti “Disuntik itu nggak sakit loh” kadang kan ada ortu
yang berbicara seperti itu kan. Nah itu nggak boleh. Ganti dengan kata
“Disuntik memang sakit, tapi tahan sebentar”.83
Pemahaman orang tua mengenai akhlak dapat dibilang cukup, karena
orang tua lebih mempunyai pengalaman terlebih dahulu daripada anak, orang
tua tentu ingin anaknya menjadi orang yang mempunyai akhlak terpuji karena
orang tua tau mana yang benar dan yang salah, seperti yang diutarakan Ibu
LM dalam kutipan wawancara berikut ini :
“Sejauh ini saya sih cukup ya, tapi kita ya masih terus terus terus belajar.
Ayahnya belajar, bundanya belajar bagaimana kita supaya jadi teladan
anak. Buat ngomong kadang kita suka kelepasan/ngomong salah, kadang
anak kan suka ikutin, nah itu nanti kita minta maaf ke anak dan ngasih
tau jangan ngikutin ya. Terus kalau misalnya orang tua kadang suka
cekcok, itu jangan di depan anak sih kalo bisa karna itukan berpengaruh
buruk ya kan buat anak. Apalagi kalau nyruruh dia ngaji atau sholat ya
itukan penting banget ya, misalkan kita nyuruh doang tapi kitanya
sendiri gak nyontohin itukan gimana gitu ya. Malu dong. Karna anak
niru apa yang kita lakuin.”84
83
Wawancara Pribadi dengan HW,Orang tua dari murid berinisial AA, Depok 22 Juli 2020 84
Wawancara Pribadi dengan LM,Orang tua dari murid berinisial AG, Depok 25 Juli 2020
70
Melakukan pembinaan akhlak untuk anak usia dini memang tidaklah
mudah, maka dari itu orang tua yang merasa cukup akan pengetahuuannya
tentang akhlak tidak lupa untuk terus belajar dan belajar sehingga dapat
memberi pengetahuan yang lebih lagi untuk anaknya. Pengajaran yang
dilakukan orang tua terhadap anak usia dini adalah dari hal kecil terlebih
dahulu yaitu kejujuran karena dari kejujuran itulah anak akan terbiasa berbuat
baik.
Kajian-kajian berbagai aspek tentang perkembangan teknologi telematika
menjadi sangat urgen terutama yang berhubungan dengan perkembangan
media baru (new media) karena tidak saja menyangkut basis-basis ekonomi
yang perlu disiapkan, akan tetapi yang terpenting adalah bagaimana konstruksi
sosial media massa memberi kontribusi terhadap kehidupan manusia secara
keseluruhan.85
“Salah satunya sangat mempermudah ya, apalagi sekarang sudah jaman
canggih. Pernah waktu itu kita hanya menonton menggunakan laptop ya,
tapi anak-anak kurang tertarik. Ternyata dengan menggunakan media
youtube dan menggunakan infokus anak-anak jadi antusias. Intinya,
dengan menggunakan media jadi lebih mudah dan menumbuhkan rasa
ketertarikan serta antusias anak-anak dalam belajar. Jadi anak-anak
gampang paham dan mengerti.”86
New media itu sendiri termasuk media sosial Youtube. Media sosial
adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah
berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial,
wiki, forum dan dunia virtual. “Alasannya sih ya kontennya sih yang aku liat,
kalau kontennya cocok untuk umurnya sih ya boleh nonton. Karna konten
85
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, (Jakarta: Kencana,2006) cet. 1, hlm.374-375 86
Wawancara pribadi dengan Siska Maria, S.Pd.I, Kepala Sekolah TK Islami Daarunnadwah,
Depok 21 Juli 2020
71
nussa rara itu konten islami ya memang dipersilahkan nonton. Tapi ya
dengan didampingi dan juga dibatasi waktunya.”87
Gambar 4.6
Anak lebih tertarik karena melihat konten visual
Gambar 4.7
Anak akan lebih tertarik jika layar media yang dipakai lebih besar
Anak akan tertarik kepada sesuatu yang bergambar dan berbunyi, maka
dari itu, konten animasi berbasis Islam kartun Nussa dan Rara ini dapat
menjadi alat atau media komunikasi orang tua dalam menyampaikan pesan
87
Wawancara Pribadi dengan HW,Orang tua dari murid berinisial AA, Depok 22 Juli 2020
72
untuk membina akhlak anak usia dini. Seperti yang dikatakan Ibu NA dalam
hasil wawancara : “Agar lebih menarik aja sih, karna kan kalau secara visual
ada gitu ya anak-anak nanti nonton terus kita tinggal nimpalin. Biar lebih
mudah aja” .88
Tentunya orang tua mempunyai alasan tertentu dalam
memilih konten yang diperlihatkan, karena ingin menyampaikan suatu
pengetahuan yang sama dengan konten tersebut. Seperti yang disampaikan
Ibu LM sebagai berikut :
“AG pernah menonton nussa dan rara episode tentang buang sampah
gak boleh sembarangan, aku bilang ke dia dan kasih contoh kalau buang
sampah tuh di tempatnya, jadi dia ikutin tuh buang sampah pada
tempatnya. Terus waktu episode jajan berlebihan itu mubadzir, nah itu
aku bilangin tuh kalau jajan berlebihan itu gakboleh karna akan
mubadzir. Dia liat contohnya di kartunnya terus kita jelasin dan
contohin.”89
Dapat disimpulkan bahwa alasan orang tua menggunakan media sebagai
alat untuk pengenalan akhlak adalah agar lebih mudah dalam melakukan
penyampaian pesan agar berjalan dengan baik, orang tua pun harus selektif
memilih media sesuai dengan keadaan. Dan tidak lupa pula untuk selalu
memberi contoh dari konten yang diperlihatkan kepada anaknya. Untuk
mengetahui alasan para informan menggunakan media sebagai alat untuk
melakukan parenting, peneliti menjelaskan dalam bentuk tabel sebagai
berikut :
88
Wawancara Pribadi dengan NA, Orang tua dari murid berinisial RS, Depok 25 Juli 2020 89
Wawancara Pribadi dengan LM,Orang tua dari murid berinisial AG, Depok 25 Juli 2020
73
Tabel 4.3
Alasan Orang Tua Memilih Untuk Mengenalkaan Akhlak Melalui Media
No. Informan
Menarik Mempermudah Karena
Konten
1. Informan A
2. Informan B
3. Informan C
4. Informan D
74
BAB V
PEMBAHASAN
A. Strategi Komunikasi Antar Pribadi Guru dan Orang Tua dalam Parenting
Akhlak Kepada Anak Usia Dini
Strategi komunikasi harus mampu menunjukkan bagaimana operasionalnya
secara praktis, maksudnya berbagai pendekatan bisa berbeda sewaktu-waktu
tergantung situasi dan kondisi. Strategi komunikasi mendefinisikan khalayak
sasaran seperti berbagai tindakan yang akan dilakukan, mengatakan bagaimana
sasaran mendapat manfaat berdasarkan sudut pandangannya dan bagaimana
sasaran yang lebih besar dapat dijangkau secara lebih efektif.90
Komunikasi Antar Pribadi adalah komunikasi yang berlangsung dengan tatap
muka antar dua orang atau lebih secara verbal atau non verbal. Pada hubungan
komunikasi antar pribadi, para komunikator membuat prediksi terhadap satu sama
lain atas dasar psikologis. Masing-masing mencoba mengerti bagaimana pihak
lainnya bertindak sebagai individu, tidak seperti pada hubungan kultural dan
sosiologis. Rentangan perilaku komunikasi yang dibolehkan menjadi sangat
berbeda dibandingkan dengan rentangan perilaku komunikasi yang dibolehkan
pada situasi non-antarpribadi.
Dalam hal ini, orang tua dan guru sebagai komunikator dan anak sebagai
komunikan. Hal yang mendasar dalam komunikasi antar pribadi orang tua dengan
anak adalah bagaimana penyampaian komunikasi orang tua kepada anak. Menurut
hasil wawancara dan pengamatan peneliti, proses pembinaan akhlak yang
90
Onong Uchjana Effendy, Dasar-dasar Komunikasi (Jakarta: Remaja Rosdakarya,1993)
hlm. 301
75
dilakukan oleh guru dalam mencapai tujuan strategi, yaitu agar murid dapat
memahami pesan yang disampaikan oleh guru. Tidak hanya guru, orang tua pun
ikut serta dalam membentuk strategi komunikasi kepada anak.
Menurut Parson dalam teori struktural fungsional, masyarakat akan berada
dalam keadaan harmonis dan seimbang bila institusi atau lembaga-lembaga yang
ada pada masyarakat dan negara mampu menjaga stabilitas pada masyarakat
tersebut. Struktur masyarakat yang dapat menjalankan fungsinya dengan baik
dengan tetap menjaga nilai dan norma yang dijunjung tinggi oleh masyarakat
maka hal ini akan menciptakan stabilias pada masyarakat itu sendiri.
Berikut ini merupakan hasil dari analisa strategi komunikasi antar pribadi
yang peneliti dapatkan dari hasil penelitian pada guru dan orang tua di TK Islami
Daarunnadwah, dengan mengaitkan ke-4 fungsi dari teori struktural dan
fungsional dalam pengasuhan menurut Talcott Parson.
Teori struktural fungsional Talcot Parsons dimulai dengan empat fungsi
penting untuk semua sistem “tindakan” yang disebut dengam skema AGIL.
Melalui AGIL ini kemudian dikembangkan pemikiran mengenai struktur dan
sistem. Menurut Parson fungsi adalah kumpulan kegiatan yang ditujukan ke arah
pemenuhan kebutuhan tertentu atau kebutuhan sistem.91
Menurut Parson agar
dapat bertahan sebuah sistem harus terdiri dari 4 fungsi yaitu :
1. Adaptation (Adaptasi)
Menurut hasil pengamatan dan hasil wawancara yang dilakukan oleh
peneliti di TK Islami Daarunnadwah, Guru dan Orang tua telah melaksanakan
langkah strategi komunikasi yaitu mengenal khalayak atau dapat disebut juga
91
Purnomo Sidi, Jurnal Pembangunan Pendidikan: Krisis Karakter Dalam Perspektif Teori
Struktural Fungsional Vol. 2 No.1, (Wonosobo: SMP Negeri 3 Leksono, 2014)
76
adaptasi. Guru dan orang tua sebagai komunikator yang tugasnya
menyampaikan pesan kepada komunikan (murid TK Islami Daarunnadwah).
Dalam melaksanakan proses pembelajaran akhlak di sekolah, menurut Ibu
Siska Maria sebagai Informan A, guru telah melakukan pengenalan khalayak
yaitu dengan cara memahami suasana hati para murid ketika sedang proses
belajar.92
Diantara murid satu dengan yang lainnya sangat berbeda karakter dalam
menerima pesan yang disampaikan oleh gurunya, ada yang pasif ada juga
yang aktif, ada yang cepat tanggap, pendiam, dan pemalu. Dan disinilah guru
harus menunjukkan bagaimana strategi komunikasinya kepada anak murid
agar semuanya dapat memperhatikan dan mencapai komunikasi yang efektif.
Lain halnya proses pengenalan khalayak dari orang tuanya, menurut hasil
pengamatan peneliti di kediaman orang tua sebagai informan, orang tua
melakukan pengenalan khalayak dengan cara yang sama. Terdapat 3 informan
orang tua yaitu Informan B, Informan C, dan Informan D. Ketiga informan ini
melakukan pendekatan terhadap anaknya dengan menggunakan komunikasi
antar pribadi dengan anak, dengan cara yang sama, memahami suasana hati
atau mood anak mereka agar tahu apakah anak tersebut sedang ingin
diajarkan atau tidak. Karena jika situasinya tidak memungkinkan untuk para
orang tua tersebut melakukan pembelajaran, maka yang terjadi adalah
komunikasi tidak berjalan efektif.
92
Hasil pengamatan kegiatan belajar mengajar di TK Islami Daarunnadwah, Depok 21 Juli
2020
77
2. Goal attainment (pencapaian tujuan)
Dalam pencapaian tujuan, sebuah sistem mendefinisikan dan
mencapai tujuan utamanya. Tujuan utama orang tua dan guru dalam
memberikan parenting akhlak adalah agar anak menjadi orang yang
memiliki akhlak terpuji untuk masa depannya karena nantinya mereka
akan berada pada kehidupan sosial.
Guru dan orang tua melakukan komunikasi atau pendekatan kepada
murid dengan cara bertutur kata yang lembut, penuh kasih sayang, dan
sopan. Karena itu akan menimbulkan rasa nyaman bagi anak, serta
kemudahan dalam pemahaman materi untuk anak. Strategi guru dalam
menyampaikan pesan kepada murid terkadang juga menggunakan media.
Sebuah tujuan utama dalam membina akhlak pada anak usia dini
juga disampaikan oleh Informan C bahwasanya akhlak menentukan sifat,
tabiat, sikap dan perilaku untuk masa depan anak. pencapaian tujuan
yang diutamakan adalah akhlak tersebut menentukan sikap dan perilaku
anak tersebut.
3. Integration (integrasi)
Sebuah sistem harus mengatur antar hubungan bagian-bagian yang
menjadi komponennya. Sistem juga harus mengelola antar hubungan
ketiga fungsi penting lainnya (A, G, L).
Di dalam kelas pun anak-anak diajarkan bagaimana cara mereka
bertanya kepada guru, bertanya dengan mengangkat tangan kanan dan
memanggil ibu gurunya dengan bahasa yang santun. Guru selalu
menerapkan, membiasakan kedisiplinan dan ketertiban serta
78
menanamkan akhlak terpuji kepada murid TK Islami Daarunnadwah.
Selain guru menerapkan akhlak terpuji, orang tua pun harus
membiasakan hal-hal terpuji yang diajarkan di sekolah dipelajari kembali
di rumah. Seperti halnya bacaan-bacaan atau doa doa sehari-hari, dan
shalat pun juga diterapkan di sekolah, maka orang tua pun harus
mengulang kembali teladan tersebut di rumah. Guru bekerjasama dengan
orang tua untuk membina akhlak murid di TK Islami Daarunnadwah.93
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti, semua
informan melaksanakan integrasi, yaitu adanya pengaturan komponen
dalam melakukan strategi komunikasi antar pribadi. Dan tidak diluar dari
ketiga fungsi penting lainnya yaitu adaptasi, pencapaian tujuan dan
pemeliharaan pola.
4. Latency (pemeliharaan pola)
Sebuah sistem harus memperlengkapi, memelihara, dan
memperbaiki, baik motivasi individu maupun pola-pola kultural yang
menciptakan dan menopang motivasi.
Pemeliharaan pola pengasuhan yang dilakukan oleh ke 4 informan
adalah membuat anak merasa gembira dengan meluncurkan metode
metode pembelajaran yang menarik hati anak seperti menggunakan
media sebagai alat komunikasi agar anak tidak jenuh dan bosan. Pola
pengasuhan dalam membina akhlak, orang tua selalu memberikan contoh
dan pembiasaan pada anak.
93
Wawancara pribadi dengan Siska Maria, S.Pd.I, Kepala Sekolah TK Islami Daarunnadwah,
Depok 21 Juli 2020
79
Dalam pembelajaran di sekolah, terkadang guru memberikan sebuah
imbalan untuk muridnya agar mau menjawab pertanyaan dari gurunya
ataupun melakukan apa yang ibu gurunya sampaikan. Bentuk imbalan
atau reward tersebut dapat berupa hadiah, ataupun kata-kata pujian
bahkan sebuah cap bergambar bintang saja murid pun sudah sangat
antusias menerimanya. Namun untuk iming-iming seperti hadiah, itu
sangat jarang dilakukan oleh guru karena khawatir murid menjadi
mempunyai mindset bahwa segala sesuatu yang dilakukan harus
mendapat hadiah.
Pemberian imbalan berupa kata-kata pujian dan hadiah termasuk ke
dalam bentuk strategi komunikasi antar pribadi yang dinamakan strategi
wortel teruntai. Tugas pokok dari pengendali strategi wortel teruntai ini
adalah menjadikan seseorang mengasosiasikannya dengan imbalan dan
kepuasan. Untuk menuntaskan objektif ini pengendali atau komunikator
bisa menggunakan satu atau dua prosedur dasar yang terdiri dari
membuat rangkaian stimulus-response-reward.94
Kemudian untuk strategi komunikasi orang tua kepada anaknya
dalam melakukan parenting akhlak, dari hasil pengamatan dalam
observasi penulis pada orang tua murid di TK Islami Daarunnadwah
adalah bagaimana orang tua tersebut memberikan contoh akhlak yang
baik kepada anak, karena anak akan mengikuti teladan orang tuanya
masing-masing. Dalam berkomunikasi kepada anak, orang tua
melakukan komunikasi verbal maupun non verbal. Mereka berbicara
94
Muhammad Budayatna, Leila Mona Ganiem, Teori Komunikasi Antar Pribadi (Jakarta:
Kencana Prenada Media, 2011) hlm. 77
80
menggunakan bahasa sehari-hari dan bahasa yang anak mengerti agar
anak memahami apa yang orang tua sampaikan.
B. Perilaku Anak Setelah Mendapatkan Parenting Akhlak Dari Orang
Tuanya
Setelah orang tua dan guru melakukan pembinaan akhlak dengan
menggunakan teori struktural dan fungsional dalam pengasuhan yang telah
menjalankan fungsi adaptasi, integrasi dan pemeliharaan pola maka semua
informan telah mencapai pada fungsi ke-3 yaitu goal attainment atau pencapaian
tujuan.
Tujuan utama adalah mengubah perilaku anak yang sebelumnya tidak
mengetahui, jadi mengetahui. Sebelumnya tidak terbiasa melakukan, jadi
melakukan. Setelah mendapatkan parenting akhlak dan melakukan pembiasaan,
maka perilaku anak meniru orang tuanya yang mengajarkan kebaikan. Anak
tersebut menerapkannya di kehidupan sehari-hari dan terjadi pembiasaan dalam
diri anak.
Menurut Drajat, Pola asuh Islam ialah suatu pengasuhan yang utuh
berdasarkan sikap dan perilaku orangtua terhadap anak sejak dini meskipun dalam
hal mendidik, membina, membiasakan dan membimbing anak secara maksimal
berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah.95
Tugas orang tua adalah memberikan
pengarahan yang positif dan memberikan bimbingan kepada anaknya agar bisa
menerapkan ajaran pendidikan Islam yang benar berdasarkan perilaku yang baik.
Parenting dapat diidentifikasikan sebagai proses mengasuh anak. Di dalam
bahasa Indonesia, kata “mengasuh” mengandung makna metode atau cara orang
95 Z Drajat, Membina Nilai-Nilai Moral di Indonesia, (Jakarta: Bulan Bintang,1985), hlm. 34
81
tua mencukupi kebutuhan fisiologis dan psikologis anak atau membesarkan anak
berdasarkan standar dan kriteria yang orang tua terapkan. Selain itu, parenting
juga dapat dilakukan dengan cara menanamkan dan memberlakukan tata nilai
kepada anak.96
Dari pengertian parenting di atas, tugas orang tua berkembang menjadi lebih
dari sekedar memenuhi kebutuhan fisik, juga memberikan yang terbaik bagi
kebutuhan materil anak, dan menyediakan kesampatan untuk menempuh
pendidikan yang terbaik.97
Menurut informan B, Orang tua itu sendiri harus
memahami apa itu akhlak, mengapa anak harus diberikan pelajaran tentang akhlak,
bagaimana menerapkan akhlak kepada anak. Menurut orang tua murid yang
penulis teliti dan observasi, akhlak itu menunjang masa depan mereka, bagaimana
mereka di masyarakat nantinya. Hanya orang tua lah yang mampu membina
akhlak untuk anak mereka sedari dini, dan bagaimana teladan dari orang tua
tersebut.
Dalam membina akhlak anak, orang tua mengharapkan parenting akhlak
yang mereka berikan dapat menghasilkan perilaku yang sesuai dengan apa yang
mereka ajarkan dan terapkan. Seperti yang dikatakan Informan C bahwa anak
akan meniru orang tuanya, ataupun membiasakan perilaku tersebut. Dalam
menerapkan pembiasaan pada anak usia dini, tentunya diperlukan kesabaran yang
sangat lebih karena kita sebagai orang tua harus mengikuti bagaimana suasana
hati anak tersebut, dan tingkat konsentrasi anak tersebut.
Perilaku anak setelah mendapatkan parenting akhlak adalah anak tersebut
meniru apa yang orang tua atau guru contohkan, perilaku anak menjadi baik dan
96
E.B.Surbakti, Parenting Anak-anak (Jakarta: PT Elex Media, 2012), hlm. 3 97
Z.Hidayati, Anak Saya Tidak Nakal (Yogyakarta: PT Bintang Pustaka, 2010), hlm. 11
82
setiap kali ada pembelajaran akhlak yang baru dan disampaikan oleh guru atau
orang tua, anak tersebut menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi tidak
semua anak sering menerapkan, terdapat 2 anak yang jarang meniru atau
menerapkan menurut hasil wawancara pada informan B dan D. Contohnya adalah
membaca doa ketika ingin makan, minum, belajar ataupun ketika ingin masuk
rumah dan sekolah.
Mereka terbiasa akan adanya pembiasaan penerapan dari hal-hal kecil yang
dapat dibilang termasuk kedalam akhlak, seperti mengucapkan salam dan
menjawab salam ataupun mencium tangan kedua orang tuanya. Semua orang tua
pasti mengharapkan anaknya menjadi seseorang yang berakhlak mulia, namun itu
semua tergantung bagaimana pemahaman orang tua mengenai akhlak. Anak yang
mempunyai akhlak baik tidak berlangsung secara tiba-tiba karena semuanya
didasarkan dari ilmu tentang akhlak yang orang tua pahami yang akan
disampaikan serta dicontohkan kepada anaknya, seberapa cukup pemahaman
tentang akhlak yang orang tua punya dan akan terus diteladani oleh anaknya.
C. Alasan Orang Tua Memilih Untuk Mengenalkan Akhlak Melalui Media
Penanaman akhlak merupakan cara untuk menanam, memperbaiki, dan
memuliakan akhlak dalam diri seseorang. Penanaman akhlak merupakan media
dakwah yang dilakukan dengan berbagai bentuk atau cara. Hal ini disebabkan
oleh adanya perbedaan tentang siapa yang menjadi sasaran dakwah. ada beberapa
proses untuk membentuk akhlak yang baik, yaitu: melalui pemahaman (ilmu),
pembiasaan (amal), dan teladan yang baik (uswah hasanah).
83
Orang tua memang harus memiliki pemahaman yang cukup mengenai akhlak,
karena bagaimana pun juga anak akan memperhatikan dan meniru apa yang
dilakukan orang tuanya. Mulai dari sikapnya, tutur bahasanya, cara bicaranya.
Kajian-kajian berbagai aspek tentang perkembangan teknologi telematika menjadi
sangat urgen terutama yang berhubungan dengan perkembangan media baru (new
media) karena tidak saja menyangkut basis-basis ekonomi yang perlu disiapkan,
akan tetapi yang terpenting adalah bagaimana konstruksi sosial media massa
memberi kontribusi terhadap kehidupan manusia secara keseluruhan.98
Menurut hasil wawancara dan pengamatan pada informan A, anak lebih
tertarik dengan belajar menggunakan media seperti laptop atau layar yang besar
karena anak sangat menyukai audiovisual. Gerakan dan isi konten cepat sampai ke
otak anak dan dapat ditiru olehnya serta diterapkan hal-hal baiknya. Alasan
Informan A menggunakan media adalah karena untuk mempermudah penyampaian
materi dan juga karena timbul rasa ketertarikan dan antusias pada anak.
Serial animasi ini menerapkan komunikasi yang mengajak para penontonnya
dalam menerapkan akidah Islam. Ini sangat bagus menjadi tontonan anak-anak
terlebih lagi untuk anak usia dini. Karena menarik dan anak-anak dapat mengenal
nilai-nilai Islam dari tayangan di video-video tersebut. Untuk orang tua yang
melakukan parenting Islami atau ingin menanamkan akhlak sejak dini sangat bagus
dengan menggunakan new media animasi berbasis Islam seperti ini.
Menurut hasil wawancara dan pengamatan, Alasan informan B menggunakan
media sebagai alat penyampaian untuk mengajarkan akhlak karena informan B
melihat konten terlebih dahulu. Karena konten Nussa dan Rara adalah konten yang
98
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, (Jakarta: Kencana,2006) cet. 1, hlm.374-375
84
cocok untuk usia anaknya, maka informan B menggunakannya sebagai alat untuk
penyampaian mengajarkan akhlak melalui konten konten tersebut.
Anak akan tertarik kepada sesuatu yang bergambar dan berbunyi, maka dari
itu, konten animasi berbasis Islam kartun Nussa dan Rara ini dapat menjadi alat
atau media komunikasi orang tua dalam menyampaikan pesan untuk membina
akhlak anak usia dini. Seperti menurut Informan D, media memberikan
kemudahan untuk orang tua dan lebih menarik untuk anak, maka alasan informan
D adalah mempermudah, menarik dan tergantung isi konten tersebut.
Menurut hasil analisa dari teori yang menyatakan bahwa new media adalah
perkembangan media baru yang memberi kontribusi terhadap kehidupan manusia
secara keseluruhan, Alasan guru dan orang tua memilih menggunakan media
terutama mempertontonkan serial animasi Nussa dan Rara kepada anak karena
Animasi Nussa dan Rara terdapat pada media Youtube, Animasi Nussa dan Rara
adalah Serial animasi berbasis Islam yaitu Nussa Official atau yang biasa disebut
Nussa dan Rara. Media ini sangat berkontribusi dalam kehidupan manusia secara
keseluruhan terutama sebagai media pembelajaran yang memudahkan orang tua
melakukan kegiatan parenting untuk anak usia dini.
Dapat disimpulkan bahwa alasan orang tua menggunakan media sebagai alat
untuk pengenalan akhlak adalah agar lebih mudah dalam melakukan penyampaian
pesan agar berjalan dengan baik, orang tua pun harus selektif memilih media
sesuai dengan keadaan.
85
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa strategi
komunikasi antar pribadi yang dilakukan orang tua dengan menggunakan
Komunikasi Verbal (Berbicara bahasa sehari-hari, dengan lembut dan kasih
sayang (dilakukan oleh Informan A, B C, D), dengan menggunakan media
atau alat komunikasi agar anak tertarik (dilakukan oleh Informan A, B C, D),
dengan menggunakan kata-kata pujian (dilakukan oleh Informan A, B C, D)
dan sesekali menggunakan iming-iming hadiah (dilakukan oleh Informan A,
B C,).
Perilaku anak setelah mendapatkan parenting akhlak dari orang tuanya,
adalah meniru hal baik yang orang tua ajarkan, Terkadang tidak menerapkan
karena lupa atau tidak fokus, Memiliki rasa inisiatif dalam melakukan hal
baik, Selalu membiasakan kewajiban baik seperti beribadah shalat dan
mengaji setiap hari, Memiliki rasa keinginan menolong orang tua, Selalu
membaca doa setiap ingin melakukan kegiatan, Meminta maaf apabila
melakukan kesalahan.
Dapat disimpulkan bahwa alasan orang tua menggunakan media sebagai
alat untuk pengenalan akhlak adalah agar lebih mudah dalam melakukan
penyampaian pesan agar berjalan dengan baik, orang tua pun harus selektif
memilih media sesuai dengan keadaan.
86
B. Saran
Dari kesimpulan diatas, peneliti mencoba memberikan masukan dan
saran kepada orang tua yang melakukan parenting akhlak kepada anak usia
dini agar terjalinnya komunikasi yang efektif..
Orang tua harus lebih sabar dalam menjalankan parenting terutama
parenting akhlak kepada anak usia dini, karena keterbatasan fokus pada anak
maka orang tua harus pintar memilah kosa kata yang membuat anak tertarik
dan kembali pada konsentrasinya.
Memberikan pembatasan waktu dan pengawasan terhadap anak dalam
bermain gadget , selalu didampingi agar anak dapat bermain sambil belajar.
Berbicara dengan tidak menggunakan unsur paksaan karena akan membuat
anak menjadi malas mendengarkan atau menjalankan amanah orang tuanya.
87
DAFTAR PUSTAKA
1. Sumber Buku
Amin,Ahmad. Akhlak, terj. Farid Ma‟ruf, Ethika, (Ilmu Akhlak), (Jakarta:
Bulan Bintang, 1975)
Arifin,Anwar. Strategi Komunikasi: Sebuah Pengantar Ringkas, (Bandung:
Armico, 1984)
At-Tamimy,Fikry Muhammad. Konsep Parenting dalam Perspektif Surah
Luqman dan Implementasinya
Budayatna, Muhammad. Ganiem, Leila Mona. Teori Komunikasi Antar
Pribadi (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2011)
Bungin,Burhan. Sosiologi Komunikasi, (Jakarta: Kencana,2006)
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah, (Semarang: CV Asy-Syifa,
2000)
Departemen Pendidikan Nasional, Cet. 2, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Balai Pustaka, 2002)
Drajat,Z. Membina Nilai-Nilai Moral di Indonesia, (Jakarta: Bulan
Bintang,1985)
Effendy, Onong Uchjana. Dasar-dasar Komunikasi (Jakarta: Remaja
Rosdakarya,1993)
Hidayat,N. Dedy. Paradigma dan MetodologiPenelitianSosialEmpirikKlasik,
(Jakarta : DepartemenIlmuKomunikasi FISIP Universitas Indonesia,
2003)
Hidayati,Z. Anak Saya Tidak Nakal (Yogyakarta: PT Bintang Pustaka, 2010)
Iman,Muis., Kholifah, Sad. Tarbiyatuna, (Magelang: Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Magelang, 2009)
Lestari,Sri. Psikologi Keluarga: Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik
dalam Keluarga (Jakarta: Prenada Media Group, 2012)
Mahmud,Halim Ali Abdul. Fiqh Da‟wah Fardiah, (Jakarta: Robbani Press,
1994)
Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, (Yogyakarta:Pustaka 2005)
Megawangi,Ratna. Sudut Pandang Baru Tentang Relasi Gender, (Bandung:
Mizan 1999)
Moleong, J. Lexy. MetedologiPenelitianKualitatif, (Bandung: PT.
RemajaRosdaKarya, cetakanke 7, 1996)
88
Nata,Abuddin. Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Raja Grafindo, 1997)
Nawawi , Hadari., Martini, Mimi.PenelitianTerapan, Yogyakarta: Gajahmada
University, 1994)
Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, (Yogyakarta: Pelangi Aksara, 2007)
Sa’id bin Ali bin Wahf Al-Qahthani, Panduan Lengkap Tarbiyatul Aulad (Solo:
Zamzam, 2013)
Sabri,Alisuf. Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005)
Setiadi, Tholib. Pokok-pokok Hukum Penitensier Indonesia. (Bandung:
Alfabeta. 2010)
Suhendi, Rahmadani Wahyu. Pengantar Studi Sosiolog Keluarga, (Bandung:
CV Pustaka Setia, 2000)
Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press, Cetakan ke-4, 2012)
Surbakti, E.B. Parenting Anak-anak (Jakarta: PT Elex Media, 2012)
Syadzali, Ahmad. Ensiklopedi Islam, (Jakarta: Ikhtiar Baru Van Hoove, 1993)
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Balai Pustaka,2005)
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003
2. Jurnal, Skripsi, Tesis
Alfian, Muhammad Ivan, Jurnal Dakwah Fardiyah Vol. 3 No. 1, (Kudus:
STAIN Kudus, 2015)
Andi Amir Subhan,. Trianasari, Jurnal Ilmu Komunikasi, Pola Komunikasi
Antarpribadi dalam Pengasuhan Anak: Kasus Orang Tua Beda
Agama. (Makassar: Universitas Hasanuddin)
Faizah, Siti Nilna. Tesis, Implementasi Parenting Class dalam Menunjang
Pendidikan Akhlak di PAUD Waffda Kids Center Kecamatan
Pringapus Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018.
(Semarang: Institut Agama Islam Negeri Salatiga,2018)
Jehan, Bani Fauziyyah. Skripsi, Efektivitas Kegiatan Parenting Skill dalam
Pemberdayaan Keluarga Anak Jalanan di Pusat Pengembangan
Pelayanan Sosial Anak atau Social Development Center of Children.
(Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,2014)
89
Nurhadi,Muhammad. Skripsi, Strategi Orang Tua dalam Membina Karakter
Anak di Desa Hingalamamengi Kec. Omesuri Kab. Lembata NTT.
(Makassar: Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar,2012)
Purnomo Sidi, Jurnal Pembangunan Pendidikan: Krisis Karakter Dalam
Perspektif Teori Struktural Fungsional Vol. 2 No.1, (Wonosobo: SMP
Negeri 3 Leksono, 2014)
Yani, Ahmad. Khaeriyah, Ery. Ulfah, Maulidya. Implementasi Islamic
Parenting, Vol.3 No. 1, Maret 2017
3. Sumber Internet
http://pengertianyoutube.blogspot.com/ Diakses pada tanggal 19 Juni 2020
pukul 20:00 WIB
https://sosmedkini.wordpress.com/pengertian-media-sosial/ Diakses pada
tanggal 19 Juni 2020 pukul 20:00 WIB
LAMPIRAN
Dokumentasi setelah wawancara
Pedoman Wawancara Informan (Kepala Sekolah TK Islami Daarunnadwah)
Nama :
Jabatan :
Usia :
Hari/tanggal :
Tempat :
No.
Pertanyaan
Jawaban
1. Identitas Informan (Nama,
Usia, Jabatan)
2. Apa sajakah kegiatan
pengenalan akhlak yang
sudah dilakukan di TK Islami
Daarunnadwah?
3. Bagaimana cara mengenalkan
akhlak kepada anak usia dini?
4. Mengapa perlu menanamkan
akhlak sejak dini?
5. Seberapa penting komunikasi
orang tua kepada anak dalam
menerapkan akhlak?
6. Alasan menggunakan media
sosial youtube/menonton
serial animasi Islami untuk
pembelajaran tentang akhlak?
7. Bagaimana perilaku anak
ketika di sekolah setelah
diterapkannya pembiasaan
akhlak dari guru?
8. Apakah ada kata-kata pujian
atau dukungan untuk anak
sebelum/sesudah melakukan
perilaku tersebut?
9. Apakah ada imbalan berupa
iming-iming hadiah untuk
anak agar melakukan apa
yang diajarkan?
Pedoman Wawancara Informan (Orang Tua)
Nama :
Usia :
Pekerjaan :
Hari/tanggal :
Tempat :
No.
Pertanyaan
Jawaban
1. Identitas Informan(Nama, Usia,
Pekerjaan)
2. Bagaimana cara orang tua
berkomunikasi kepada anak?
3. Bagaimana strategi orang tua
dalam mengenalkan akhlak
kepada anak dari serial animasi
Nussa dan Rara?
4. Bagaimana perilaku anak
setelah diajarkan dan orang tua
menerapkan akhlak tersebut?
5. Bagaimana keteladanan orang
tua dalam membina akhlak
anak?
6. Apakah alasan orang tua
memilih untuk menggunakan
media sosial youtube sebagai
media pembelajaran?
7. Adakah pernyataan pujian
orang tua kepada anak jika
anak berhasil melakukan hal
baik yang diajarkan orang tua?
8. Apakah orang tua memakai
iming-iming hadiah agar anak
mau mengerjakan hal baik?
Transkrip Wawancara Informan (Kepala Sekolah TK Islami
Daarunnadwah)
Nama : Siska Maria, S.Pd.I
Jabatan : Kepala Sekolah TK Islami Daarunnadwah Periode Tahun
2019-2021
Usia : 38 tahun
Hari/tanggal : Selasa, 21 Juli 2020
Tempat : TK Islami Daarunnadwah (Jalan Mesjid Kp. Utan No. 29, Kel.
Krukut, Kec. Limo Kota Depok Jawa Barat)
No.
Pertanyaan
Jawaban
1. Siapa nama ibu? dan
jabatan ibu sebagai apa di
TK Islami Daarunnadwah
ini?
Nama ibu Siska Maria, S.Pd.I , ibu lulusan fakultas
tarbiyah, jabatan ibu disini sebagai kepala sekolah
periode kedua 2019-2021, yang periode pertama sudah
berjalan dari 2016-2019.
2. Apa saja kegiatan
pengenalan akhlak yang
sudah dilakukan di TK
Islami Daarunnadwah ini?
Dalam keseharian, murid-murid kami terapkan dengan
bahasa yang baik. Adab makannya, adab minumnya,
adab berbicaranya. Bagaimana adab mereka berbicara
dengan guru, berbicara dengan teman, seperti itu.
Kalau adab makan, mereka kita terapkan setiap hari
makan tidak boleh berdiri, makan tidak boleh sambil
jalan, makan menggunakan tangan kiri. Kemudian
adab minum, alhamdulillah karna selalu kita ingatkan
dengan bahasa anak-anak yang tidak ada unsur
melarang dan tidak keras, anak-anak menerapkan
dengan baik. Guru juga harus berbicara dengan penuh
kasih sayang, dengan penuh kelembutan sambil
melakukan praktek akhlak setiap hari. Misalnya di
dalam kelas, murid dibiasakan bertanya dengan bahasa
yang baik tidak teriak-teriak, membiasakan kata tolong
dan terimakasih kepada siapapun. Mau mengerjakan
apapun juga selalu membaca doa. Setiap hari di
sekolah, murid-murid kami terapkan untuk
menjalankan ibadah shalat dhuha, walaupun belum
bisa melafadzkan, tetapi di dalam diri mereka sudah
tertanam bahwa shalat dhuha termasuk ibadah. Dengan
orang tua pun kami ajarkan cara salim yang benar,
mengucap salam ketika masuk kelas atau masuk
rumah. Jadi sudah kita terapkan seperti itu..
3. Bagaimana caranya bu
untuk memperkenalkan
akhlak kepada anak usia
dini?
Terkadang kita suka menonton video, awalnya kita
suka kasih video rutin untuk refresh mereka agar lebih
happy kita memakai infokus untuk menonton video.
Kadang kita setel cerita nabi, itukan ada akhlak nya
juga. Jadi anak-anak tau kisah nabi, teladan nabi dan
Rasul. Kadang juga cerita anak-anak, seperti Nussa
dan Rara, anak-anak suka itu, kita contohkan itu ya.
Memang anak-anak tidak suka yang episodenya
panjang, kemudian bu gurunya
menjelaskan/menyampaikan isi dari cerita video
tersebut. Setelah itu kita sama-sama baca hadistnya.
4. Mengapa perlu
menanamkan akhlak sejak
dini?
Karena nantinya anak-anak ini akan hidup di
kehidupan sosial dan mereka akan bermasyarakat,
untuk kedepannya agar mereka memiliki akhlak yang
baik, sopan dan santun.
5. Seberapa penting
komunikasi orang tua
kepada anak dalam
menerapkan akhlak?
Selain mendapatkan
pelajaran mengenai
akhlak di sekolah,
tentunya di rumah pun
harus diingatkan dengan
orang tuanya.
Kalau bagi saya, saya selalu menerapkan dan
mengingatkan ke orang tua bahwa komunikasi ibu
dengan anak itu sangat penting. Karena kalau anak
hanya mendapatkan dari guru di sekolah, kemudian
orang tua di rumah tidak mengajarkan kembali atau
menerapkan, itu semua tidak ada yang tersampaikan ke
anak. Karena, waktu antara anak dengan orang tua di
rumah lebih panjang daripada waktu anak dengan guru
di sekolah. Saya selalu mengingatkan bahwa
materi-materi kita ini harus disampaikan kepada orang
tua, kita ada buku komunikasi orang tua yang selalu
tercatat apa saja yang dipelajari di kelas hari ini.
Kemudian kita sampaikan ke ortu, contohnya “Bunda,
hari ini kami belajar adab makan, bunda di rumah
tolong bantu terapkan apa yang kami pelajari hari ini,
mulai dari hadisnya, tata cara dan praktiknya” seperti
itu. Disini kami juga ada program parenting class yang
memang dikhususkan untuk orang tua dan kami
memberitahukan bahwa bukan hanya anak saja yang
harus berkomunikasi baik kepada orang tua, melainkan
orang tuanya pun harus berkomunikasi baik kepada
anak karena anak mencontoh semua yang orang tua
lakukan dan bicarakan. Harus mengingatkan dengan
bahasa yang santun, tidak boleh berkata contoh
“Jangan minum sambil berdiri!” lebih baik diganti
dengan kata “Sayang, kalau minum harus apa?”
kemudian anak akan ingat dengan sendirinya.
6. Alasan menggunakan
media sosial
youtube/menonton serial
animasi Islami untuk
pembelajaran tentang
akhlak?
Salah satunya sangat mempermudah ya, apalagi
sekarang sudah jaman canggih. Pernah waktu itu kita
hanya menonton menggunakan laptop ya, tapi
anak-anak kurang tertarik. Ternyata dengan
menggunakan media youtube dan menggunakan
infokus anak-anak jadi antusias. Intinya, dengan
menggunakan media jadi lebih mudah dan
menumbuhkan rasa ketertarikan serta antusias
anak-anak dalam belajar. Jadi anak-anak gampang
paham dan mengerti.
7. Bagaimana perilaku anak
ketika di sekolah setelah
diterapkannya pembiasaan
akhlak dari guru?
Sebenernya kalau untuk anak usia dini kita butuh
waktu kalau dia sampai benar-benar tertib banget sih
agak susah, tetapi kalau kita melakukan pembiasaan itu
mereka akan ingat walaupun terkadang lupa sih ya,
contohnya nih mereka lagi minum tetapi lupa kalau
mereka berdiri kemudian bu guru mengingatkan lalu
anak dengan sendirinya pun akan ingat. Untuk
meminta supaya benar-benar disiplin itu masih agak
terkendala, tetapi tugas kita ya selalu mengingatkan
dan melakukan pembiasaan. Karena anak usia dini itu
fokusnya hanya 3 sampai 5 menit saja. Tetapi ada juga
yang memang sudah tertanam di dalam diri anak
tersebut.
8. Apakah ada kata-kata
pujian atau dukungan
untuk anak
sebelum/sesudah
melakukan perilaku
tersebut?
Kalau disini kita selalu, boleh dibilang selalu. Karena
kata-kata pujian itulah yang membuat mereka merasa
nyaman, merasa semangat dan ter-support. Misalnya
mereka berhasil melakukan kegiatan melipat kertas, bu
guru mengucapkan “Wah, Alhamdulillah, teman-teman
hebat hari ini. Tepuk tangan untuk teman-teman”. atau
misalkan ada murid yang pemalu dan tidak percaya
diri, bu guru akan melakukan pendekatan dengan
berbicara bahasa yang membuat mereka percaya diri.
Misal “Ayo anak pintar”.
9. Apakah ada imbalan
berupa iming-iming hadiah
untuk anak agar
melakukan apa yang
diajarkan?
Kalau imbalan seperti hadiah sih pernah, tetapi lebih
sering kami memberi reward stempel bintang.
Misalnya seperti anak-anak hafal doa harian, nanti bu
guru akan memberi stempel bintang tersebut. Kalau
memberi hadiah pernah namun jarang,karena
dikhawatirkan anak menjadi kebiasaan. Mungkin
disaat anak sedang benar-benar down, karna kadang
kan anak mood nya berubah ya.. jadi kalau benar-benar
down kami kasih hadiah-hadiah yang memacu anak
supaya semangat, namun tidak sering.
Transkrip Wawancara Informan (Orang Tua)
Nama : HW (nama disamarkan)
Usia : 36 Tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Hari/tanggal : Rabu, 22 Juli 2020
Tempat : Kediaman Ibu HW (Gandul, Depok)
No.
Pertanyaan
Jawaban
1. Nama ibu siapa? Dan pekerjaan
ibu sebagai apa?
Nama saya HW(nama disamarkan),
pekerjaan saya ibu rumah tangga
2. Bagaimana cara orang tua
berkomunikasi kepada anak?
Dengan menggunakan bahasa sehari-hari
sih, dan ya kaya biasa lagi ngomong ke
anak aja
3. Bagaimana strategi orang tua
dalam mengenalkan akhlak
kepada anak dari serial animasi
Nussa dan Rara?
Melalui contoh sih, misalkan mamahnya
mengenalkan dengan bahasa yang baik,
misalkan apa yang disampaikan tidak baik
ya kita beri contoh kalau itu tuh tidak baik.
Misalnya kalau masuk rumah ucap salam,
ya kita memberi contoh dan menerapkan
maka anak akan ikut dan terbiasa. Untuk se
usia mereka sih lebih baik dikasih contoh
sambil ada pembiasaan.
4. Bagaimana perilaku anak Kadang-kadang dia suka ngikutin, yang
setelah diajarkan dan orang tua
menerapkan akhlak tersebut?
terakhir itu dia nonton adab tidur yang
sebelum tidur harus sikat gigi dan
berwudhu, kasurnya harus dirapikan. Tidur
harus membaca ayat kursi dan doa sebelum
tidur. Itu tuh dia ikutin.
5. Bagaimana keteladanan orang
tua dalam membina akhlak
anak?
Itu yang seperti aku bilang, kalau kita mau
mengajarkan anak, kita yang harus
memberi contoh. Misalnya anak tidak boleh
berbicara kasar, mamahnya juga tidak boleh
berbicara kasar. Anak tidak boleh
berbohong, mamahnya juga tidak boleh
berbohong. Karna berbicara jujur juga
termasuk akhlak. Misalnya hal-hal kecil
seperti “Disuntik itu nggak sakit loh”
kadang kan ada ortu yang berbicara seperti
itu kan. Nah itu nggak boleh. Ganti dengan
kata “Disuntik memang sakit, tapi tahan
sebentar”.
6. Apakah alasan orang tua
memilih untuk menggunakan
media sosial youtube sebagai
media pembelajaran?
Alasannya sih ya kontennya sih yang aku
liat, kalau kontennya cocok untuk umurnya
sih ya boleh nonton. Karna konten nussa
rara itu konten islami ya memang
dipersilahkan nonton. Tapi ya dengan
didampingi dan juga dibatasi waktunya.
7. Adakah pernyataan pujian
orang tua kepada anak jika
anak berhasil melakukan hal
baik yang diajarkan orang tua?
Pasti sih, pasti ada. Kalau mereka abis
mengerjakan sesuatu yang baik pasti saya
puji “Anak pinter” atau “Anak sholehah”.
pasti ada sih karena itu yang membuat
mereka termotivasi dan semangat.
8. Apakah orang tua memakai
iming-iming hadiah agar anak
mau mengerjakan hal baik?
Jarang sih, paling kasih hadiah kalau ulang
tahun. Sama paling pas puasa sih, jadi kalau
puasanya full saya kasih hadiah.
9. Mengapa akhlak itu penting
untuk diajarkan pada anak usia
dini?
Harus diajarin dari kecil karna agar terbiasa
mana yang baik dan tidak, dia harus
menerapkan dan bisa bersikap nantinya.
Agar dia sopan, sholatnya terjaga,
adab-adabnya yang mana yang harus
dikerjakan.
10. AA kan memiliki kakak
perempuan yang selisih
umurnya tidak jauh, bagaimana
cara ibu mengajarkan supaya
mereka saling berbagi dan
akur?
Ya ada kalanya sih kakaknya yang ngalah,
ada kalanya juga adiknya yang harus
ngalah. Karena anak ada kalanya memiliki
rasa iri seperti “Ah, adik aja terus yang
disayang”.
Transkrip Wawancara Informan (Orang Tua)
Nama : LM
Usia : 32 Tahun
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Hari/tanggal : Sabtu, 25 Juli 2020
Tempat : Kediaman LM (Krukut, Depok)
No.
Pertanyaan
Jawaban
1. Siapa nama ibu dan suami ibu?
Usianya berapa?
Nama saya LM(nama disamarkan) dan
suami saya AN(nama disamarkan). Usia
saya 32 Tahun dan suami saya 33 Tahun.
2. Bagaimana cara orang tua
berkomunikasi kepada anak?
Ya kalau ngasih tau anak sih seperti ngasih
contoh, karna kalau ngomong doang sih
anak ga ngerti ya kadang kita kasih contoh
karna anak akan melihat apa yang kita
lakukan gitu. Kalau nyuruh sholat juga
kitanya harus sholat, jadi anak akan
ngikutin gitu.
3. Bagaimana strategi orang tua
dalam mengenalkan akhlak
kepada anak dari serial animasi
Nussa dan Rara?
AG pernah menonton nussa dan rara
episode tentang buang sampah gak boleh
sembarangan, aku bilang ke dia dan kasih
contoh kalau buang sampah tuh di
tempatnya, jadi dia ikutin tuh buang
sampah pada tempatnya. Terus waktu
episode jajan berlebihan itu mubadzir, nah
itu aku bilangin tuh kalau jajan berlebihan
itu gakboleh karna akan mubadzir. Dia liat
contohnya di kartunnya terus kita jelasin
dan contohin.
4. Bagaimana perilaku anak
setelah diajarkan dan orang tua
menerapkan akhlak tersebut?
Namanya anak sih nggak selalu dia manut
atau nurut gitu ya, tapi terkadang AG ini
perilakunya ya alhamdulillah baik dia nurut
sih anaknya. Terkadang kan anak moody
ya. Kita ajarin dia minta maaf kalau dia
salah.
5. Bagaimana keteladanan orang
tua dalam membina akhlak
anak?
Sejauh ini saya sih cukup ya, tapi kita ya
masih terus terus terus belajar. Ayahnya
belajar, bundanya belajar bagaimana kita
supaya jadi teladan anak. Buat ngomong
kadang kita suka kelepasan/ngomong salah,
kadang anak kan suka ikutin, nah itu nanti
kita minta maaf ke anak dan ngasih tau
jangan ngikutin ya. Terus kalau misalnya
orang tua kadang suka cekcok, itu jangan di
depan anak sih kalo bisa karna itukan
berpengaruh buruk ya kan buat anak.
Apalagi kalau nyruruh dia ngaji atau sholat
ya itukan penting banget ya, misalkan kita
nyuruh doang tapi kitanya sendiri gak
nyontohin itukan gimana gitu ya. Malu
dong. Karna anak niru apa yang kita lakuin.
6. Apakah alasan ibu memilih
untuk menggunakan media
sosial youtube sebagai media
pembelajaran?
Pertama-tama sih anak tuh seneng yaa
cuma lama-lama tuh kan gak bagus juga ya
dari sinyalnya dan terlalu manteng hpnya,
akhirnya aku suka download dan aku taro
di flash disk tuh ya nanti kan anak bisa
nonton di laptop atau di tv. Sambil nonton
tuh saya dampingin, dan sambil kasih
contoh yang mana yang baik dan yang
salah.
7. Adakah pernyataan pujian ibu
kepada anak jika anak berhasil
melakukan hal baik yang
diajarkan?
Oh sering, kalau dia nih misalkan saya
minta tolong untuk ke warung gitu nanti
kalau udah pulang saya bilang “oh hebat
pinter anak bunda itu bisa”. dan kalau anak
tuh seneng ya dikasih pujian kaya gitu,
misalkan dia tadi di sekolah bisa ngelakuin
sesuatu, kita bilang aja “alhamdulilah
hebat” gitu aja dia semangat karna memang
pujian itu penting.
8. Apakah orang tua memakai
iming-iming hadiah agar anak
mau mengerjakan hal baik?
Enggak sih, saya ga pernah ngajarin kaya
gitu karena nanti jadi kebiasaan. Misalkan
dia minta apa gitu saya selalu bilang “nanti
kalo ada rezekinya aja” kadang-kadang sih
ya dia ngambek dan nangis tapi percuma
juga dia nangis karna gak akan dikasih.
Nantinya juga tanpa dia minta, orang
tuanya akan kasih. Jarang sih kasih hadiah,
paling kalau dia abis juara apa gitu terus
minta makan di restoran yang dia suka. Itu
aja.
9. Kalau dari bapak, kan beda ya
antara pengajaran bapak sama
ibu. Kalau ke bapak itu AG
lebih nurut apa gimana?
Bapak AN: Lebih nurut lagi sih kalau sama
saya, karena mungkin seorang ayah itu
tegas ya pembawaannya jadi dia tuh takut
atau gimana.
10. Bagaimana pemahaman ibu
mengenai akhlak? Mengapa
akhlak penting untuk diajarkan
kepada anak sejak dini?
Akhlak itu menentukan sikap dia, tabiatnya
dia, perilakunya dia, sifatnya dia. Apalagi
untuk tahap dia memasuki masa
sekolah,contohnya anak anak yang suka
bullying itu kan ya akhlaknya kurang ya
mungkin saja. Karna akhlak itu menunjang
ya, menunjang kehidupan dia nantinya.
Transkrip Wawancara Informan (Orang Tua)
Nama : NA
Usia : 40 Tahun
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Hari/tanggal : Sabtu, 25 Juli 2020
Tempat : Kediaman Ibu NA (Limo, Depok)
No.
Pertanyaan
Jawaban
1. Nama ibu dan suami ibu siapa?
Dan ibu memiliki berapa anak
usia dini? Usia ibu berapa?
Nama saya NA dan suami saya AS, umur
saya 40 tahun, suami 40 tahun juga. Saya
punya 1 anak usia dini, hanya RS aja.
2. Bagaimana cara ibu
berkomunikasi kepada anak?
Ya bahasa sehari-hari aja sih ya gak ada
yang khusus, pakai bahasa yang dia
mengerti aja.
3. Sebelumnya ibu tau serial
animasi islam Nussa dan Rara
kan ya? Bagaimana strategi
orang tua dalam mengenalkan
akhlak kepada anak dari serial
animasi Nussa dan Rara?
Iya tau, pernah nonton ya waktu itu sih ya
pas bulan ramadhan, selebihnya sih jarang
ya. Tapi pernah nonton juga di youtube.
Kalau akhlak kan anak-anak udah kenal di
sekolah jadi ngga terlalu susah sih untuk
ngenalin itu. Tapi kalau lihat kartun Nussa
dan Rara kan kadang ada episode yang
Rara nya suka iseng tuh ya, nah itu saya
bilangin tuh nggak boleh kaya gitu ya, gitu.
Misalnya ada juga tuh kaya ngasih makan
kucing, saya contohin tuh mereka aja
sayang sama binatang. Nanti RS ngikutin,
karna emang RS juga suka binatang.
4. Bagaimana perilaku anak
setelah diajarkan dan orang tua
menerapkan akhlak tersebut?
Kalau perilaku anak sih itu ngikutin orang
tua aja sih, anak udah cukup ngerti dan
dapet dari sekolah karna sekolahnya juga
sekolah islam ya bukan sekolah umum.
5. Bagaimana pemahaman dan
keteladanan orang tua dalam
membina akhlak anak?
Pertama sih ya diajarin supaya jujur,
bohong itu nggak boleh terus kalo misalnya
pagi tuh walaupun dia sholat subuh belom
tuh malamnya selalu di ingetin “yaudah
bobo biar besok bisa solat subuh” ya
walaupun besoknya nggak sholat tetapi biar
masuk dulu di otak dia kalau pagi itu ada
loh solat subuh. Kalau keteladanan orang
tua ya harus sih ya, kalau kita sih contohin
dulu baru nanti anak-anak ngikutin.
6. Apakah alasan orang tua
memilih untuk menggunakan
media sosial youtube sebagai
media pembelajaran?
Agar lebih menarik aja sih, karna kan kalau
secara visual ada gitu ya anak-anak nanti
nonton terus kita tinggal nimpalin. Biar
lebih mudah aja.
7. Adakah pernyataan pujian
orang tua kepada anak jika
Pasti sih. Biar anaknya merasa diterima
kalau misalnya kita puji. Nggak terlalu
anak berhasil melakukan hal
baik yang diajarkan orang tua?
sering banget sih karna kalau saya bisa
dibilang agak pelit pujian ya. Kalau
misalnya mereka ngelakuinnya bener ya
pasti kita puji.
8. Apakah orang tua memakai
iming-iming hadiah agar anak
mau mengerjakan hal baik?
Sekali-sekali sih pernah, kalau kaya
kemarin puasa kemarin bisa full gitu saya
kasih hadiah, dia mau apa saya kasih.
9. Keseharian ibu kan bekerja ya,
bagaimana ibu mengatur waktu
untuk mengajarkan RS?
Kalau kerja sih pastinya malem ya
ajarinnya, kalau lagi gak kerja sih paling
sabtu minggu. Ya ngulang-ngulang ajasih
apa yang diajarin di sekolah, kita liat buku
komunikasi yang di sekolah.
10. Kalau RS ini lebih dekat ke ibu
atau ke ayahnya? Pernah atau
tidak diajarkan sama ayahnya?
Lebih ke saya sih, ke ibunya. Kalau ke
ayahnya nggak. Ayahnya nggak pernah
ngajarin paling ya main aja kalo sama
ayahnya.
11. Apa perilaku akhlak terpuji
yang sehari-hari RS lakukan?
Hmm, sehari-hari apa ya, kadang kalau
dimintain tolong sih dia mau. Bahkan kalau
saya gak minta pun dia ada inisiatif “mama
mau aku ambilin nggak” atau gimana gitu
misalnya.
12. Apakah RS pernah ikut sholat
jumat bersama ayah?
Pernah sih, waktu itu sebelum pandemi ya,
kalau ayahnya lagi libur hari jumat sih dia
ikut.
13. Apakah RS lebih nurut, cuek
atau bagaimana ketika
diajarkan?
RS itu emang lebih cuek, tapi sebenernya
dia lebih perhatian. RS itu kalau pulang
sekolah, lepas sepatu ganti baju langsung
kerjain PR. Dia temasuk anak yang nurut
dan teliti.
ة الحديثةالندوة للتربية الاسلاميراد عهدم
Daar Ennadwa Islamic Boarding School
Lembaga Pendidikan Islami Pesantren Daarunnadwah
TK ISLAMI DAARUNNADWAH NPSN : 69908225 Izin Operasional : 421.1/228/DPMPTSP/XII/2017
SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN
Nomor : 06/LP-TK/DN/X/2020
Kepala Tk Islami Daarunnadwah Kecamatan Limo Kota Depok, menerangkan
bahwa :
Nama : Nanda Astriyadi
NIM : 11160510000100
Universitas : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Fakultas : Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Jurusan/Prodi : Komunikasi dan Penyiaran Islam
Benar nama tersebut diatas telah melaksanakan penelitian di Tk Islami
Daarunnadwah Kecamatan Limo Kota Depok dengan judul : “Strategi
Komunikasi Antar Pribadi Parenting Akhlak Pada Anak Usia Dini Melalui
Serial Youtube Animasi Nussa dan Rara di Tk Islami Daarunnadwah
Depok”
Demikianlah surat keterangan ini dibuat dan untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya
Depok, 13 Oktober 2020
Kepala Tk Islami
Daarunnadwah
TTD
Siska Maria, S.Pd.I