spasme larynx pada kasus tenggelam definisi drowning atau tenggelam sangat bervariasi

14
Spasme Larynx Pada Kasus tenggelam Definisi Drowning atau tenggelam sangat bervariasi. Sebelumnya drawning didefinisikan sebagai kematian yang disebabkan oleh asfiksia akibat aspirasi cairan ke dalam saluran pernapasan atau akibat dari terbenamnya seluruh atau sebagian tubuh ke dalam cairan dimana tenggelam tidak terbatas di dalam air seperti sungai, danau, atau kolam renang tetapi mungkin juga terbenam dalam kubangan atau selokan dengan hanya muka yang berada di bawah permukaan air. Pada kongres dunia untuk tenggelam tahun 2002 di Amsterdam, sekelompok ahli mengusulkan konsensus baru untuk mendefiniskan tenggelam untuk mengurangi kebingungan dari berbagai istilah dan definisi yang ada. Tenggelam, yang dahulu dianggap sebagai kematian yang secara langsung disebabkan oleh asfiksia (“asphyxial death”), kini diketahui terdiri dari serangkaian gangguan fisiologis dan biokimiawi yang seluruhnya memiliki peranan penting terhadap akibat fatal dari tenggelam. Adanya mekanisme kematian yang berbeda-beda pada tenggelam akan memberikan gambaran yang berbeda-beda pada hasil pemeriksaan korban. Tenggelam pada umumnya merupakan kecelakaan, baik kecelakaan saat naik kapal, berolahraga air, maupun yang terjadi oleh karena korban dalam keadaan mabuk, berada di bawah pengaruh obat atau pada mereka yang terserang epilepsi. Pembunuhan dengan cara menenggelamkan korban lebih jarang terjadi, korban biasanya bayi atau anak-anak. Pada korban dewasa biasanya korban sebelumnya dianiaya, kemudian untuk menghilangkan jejak korban dibuang ke sungai. Bunuh diri dengan cara menenggelamkan diri juga merupakan peristiwa yang

Upload: wahyu-adi-kurniawan

Post on 07-Dec-2015

33 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

hilll

TRANSCRIPT

Page 1: Spasme Larynx Pada Kasus Tenggelam Definisi Drowning Atau Tenggelam Sangat Bervariasi

Spasme Larynx Pada Kasus tenggelam Definisi Drowning atau tenggelam sangat bervariasi.

Sebelumnya drawning didefinisikan sebagai kematian yang disebabkan oleh asfiksia akibat

aspirasi cairan ke dalam saluran pernapasan atau akibat dari terbenamnya seluruh atau sebagian

tubuh ke dalam cairan dimana tenggelam tidak terbatas di dalam air seperti sungai, danau, atau

kolam renang tetapi mungkin juga terbenam dalam kubangan atau selokan dengan hanya muka

yang berada di bawah permukaan air. Pada kongres dunia untuk tenggelam tahun 2002 di

Amsterdam, sekelompok ahli mengusulkan konsensus baru untuk mendefiniskan tenggelam

untuk mengurangi kebingungan dari berbagai istilah dan definisi yang ada. Tenggelam, yang

dahulu dianggap sebagai kematian yang secara langsung disebabkan oleh asfiksia (“asphyxial

death”), kini diketahui terdiri dari serangkaian gangguan fisiologis dan biokimiawi yang

seluruhnya memiliki peranan penting terhadap akibat fatal dari tenggelam. Adanya mekanisme

kematian yang berbeda-beda pada tenggelam akan memberikan gambaran yang berbeda-beda

pada hasil pemeriksaan korban. Tenggelam pada umumnya merupakan kecelakaan, baik

kecelakaan saat naik kapal, berolahraga air, maupun yang terjadi oleh karena korban dalam

keadaan mabuk, berada di bawah pengaruh obat atau pada mereka yang terserang epilepsi.

Pembunuhan dengan cara menenggelamkan korban lebih jarang terjadi, korban biasanya bayi

atau anak-anak. Pada korban dewasa biasanya korban sebelumnya dianiaya, kemudian untuk

menghilangkan jejak korban dibuang ke sungai. Bunuh diri dengan cara menenggelamkan diri

juga merupakan peristiwa yang jarang terjadi. Korban sering memberati dirinya dengan batu atau

besi, baru kemudian terjun ke air. Dengan demikian, pemeriksaan kasus tenggelam juga

ditujukan untuk mengetahui apakah kasus tersebut merupakan kecelakaan, pembunuhan atau

bunuh diri. Tenggelam merupakan penyebab mortalitas dan morbiditas yang signifikan. Di

seluruh dunia setiap tahun dilaporkan sekitar 150.000 kematian terjadi akibat tenggelam. Namun

tingkat mortalitas dan morbiditas akibat tenggelam yang sebenarnya sulit ditentukan karena

banyaknya kasus yang tidak dilaporkan dan banyaknya korban yang tidak mendapat pelayanan

mediskemungkinan angka ini mendekati 500.000 kematian. Secara umum 90% kasus tenggelam

terjadi di air tawar (danau, sungai, kolam) dan 10% terjadi di air laut. Tenggelam di dalam cairan

lain lebih jarang terjadi dan biasanya merupakan kecelakaan kerja. Laki-laki disebutkan 4-5 kali

lebih sering mengalami kejadian tenggelam ini dibandingkan wanita. Beberapa klasifikasi

tenggelam yang dibuat oleh para ahli : 1. Typical drowning (wet drowning) Ini merupakan

kejadian tenggelam yang paling umum. Sekitar 80-90% angka kejadian tenggelam adalah tipe

Page 2: Spasme Larynx Pada Kasus Tenggelam Definisi Drowning Atau Tenggelam Sangat Bervariasi

ini. Pada keadaan ini cairan masuk ke dalam saluran pernapasan korban saat korban tenggelam.

Paru tampak khas dengan gambaran “drowning lungs” dan terjadi baik di air tawar maupun air

asin meskipun ciri lebih lanjut dari tenggelam di air tawar maupun air asin akan tampak berbeda.

Pada wet drowning, meskipun korban berusaha untuk menahan nafas selama mungkin, pada

akhirnya akan mencapai titik dimana tubuh akan berusaha secara tidak sadar untuk mengambil

oksigen yakni bila kadar karbondioksida dalam darah sangat tinggi dan kadar oksigen telah

sangat rendah (PaO2 di bawah 100mmHg). Proses menarik nafas yang involunter ini akan

menarik sejumlah besar air ke dalam saluran nafas dan ke dalam lambung. Korban dapat muntah

dan terjadi aspirasi cairan lambung. Proses involunter ini akan berlanjut hingga beberapa menit

hingga akhirnya mereda sendiri. Korban akan tidak sadarkan diri seiring dengan hipoksia

serebral yang tetap berlanjut hingga irreversibel lagi dan pada akhirnya terjadilah kematian yang

didahului oleh gangguan irama dan gagal jantung . 2. Atypical drowning (Dry Drowning) Dry

drowning secara harfiah berarti tenggelam kering atau tenggelam tanpa air. Proses tenggelam

tipe ini meliputi sekitar 10-20% dari seluruh angka kejadian kasus tenggelam. Disebut dry

drowning karena pada keadaan ini paru korban berbeda kondisinya bila dibandingkan dengan

paru pada korban wet drowning oleh karena tidak adanya atau hanya sedikit cairan dari luar yang

berhasil masuk ke dalam paru. Beberapa penyebab kematian pada dry drowning adalah : a.

Laryngeal spasm Pada keadaan ini hanya sedikit atau bahkan tidak ada cairan yang masuk ke

dalam saluran pernapasan, kematian disebabkan oleh refleks laringospasme yang cepat dan

menetap disertai proses asfiksia yang cepat. Pada sebagian besar kasus tenggelam, spasme laring

yang terjadi biasanya sementara saja dan akan segera relaksasi kembali namun pada kasus ini

(meskipun sangat jarang ditemukan) spasme laring menetap. Korban hanya menunjukkan tanda

asfiksia berupa sianosis dan petechial hemorraghes tanpa tanda khas drowning sama sekali. b.

Immersion syndrome (vagal inhibition/reflex cardiac arrest ) Terjadi terutama pada anak-anak

dan peminum alkohol yang tiba-tiba terjun ke dalam air dingin (suhu < 20°C), yang

menyebabkan terpicunya refleks vagal oleh reseptor kulit yang terpapar suhu dingin tersebut

yang menyebabkan apneu, bradikardia, dan vasokonstriksi dari pembuluh darah kapiler dan

menyebabkan terhentinya aliran darah koroner dan sirkulasi serebral. Pada orang dengan kondisi

emosi yang sedang tinggi atau kekenyangan sebelum berenang juga dapat menjadi faktor

predisposisi. Kehilangan kesadaran dapat terjadi seketika dan diikuti kematian beberapa menit

kemudian. c. Submersion of the unconscious Bisa terjadi pada korban yang memang menderita

Page 3: Spasme Larynx Pada Kasus Tenggelam Definisi Drowning Atau Tenggelam Sangat Bervariasi

epilepsi atau menderita penyakit jantung khususnya coronary atheroma atau hipertensi, atau

peminum yang mengalami trauma kepala saat masuk ke air, atau dapat pula pecahnya aneurisma

serebral dan muncul perdarahan serebral yang terjadi tiba-tiba. Seringkali terjadi meski korban

hanya tenggelam di air yang dangkal. d. Post immersion syndrome ( near drowning dan

secondary drowning) Near drowning adalah suatu keadaan gangguan sistem saraf pada korban

yangmasih hidup setelah lebih dari 24 jam (walaupun hanya untuk sementara) diselamatkan dari

suatu episode tenggelam. Cedera pada sistem saraf pusat dilaporkan menjadi sebab utama dari

morbiditas jangka panjang. Hipotermia dan penurunan pengiriman oksigen ke jaringan vital

tubuh, terutama otak, menjadi faktor lain dari morbiditas dan mortalitas akibat dari near

drowning.3 Secondary drowningadalah suatu keadaan penurunan fungsi paru yang menyebabkan

menurunnya pertukaran gas dalam paru akibat hilang atau berkurangnya surfaktan. Terjadi dalam

beberapa jam hingga 48 jam dan lebih cepat terjadi pada kasus tenggelam di air tawar. 5

Kematian muncul beberapa waktu setelah korban tenggelam diselamatkan (dan diangkat dari air)

akibat komplikasi seperti pneumonia, aspirasi, dan ketidakseimbangan elektrolit.

PATOFISIOLOGI SPASME LARYNX PADA KASUS TENGGELAM a. Anatomi dan sistem

persarafan laring. Laring adalah organ khusus yang mempunyai sfingter pelindung pada pintu

masuk jalan nafas dan berfungsi dalam pembentukan suara, pengaturan nafas dan sebagainya. Di

bagian superiornya membuka ke dalam laringofaring, dan diinferiornya bersambung dengan

trakea. Kerangka laring dibentuk oleh beberapa tulang rawan (yaitu: hioid, epiglottis, tiroid,

aritenoid dan krikoid) yang dihubungkan oleh ligamentum dan digerakkan oleh otot. struktur-

anatomi-laring Gambar 1: struktur anatomi laring Nervus vagus merupakan saraf sensori utama

dari laring. Cabang laring internal dari nervus laring superior (dari n.vagus) merupakan saraf

sensoris untuk bagian di atas kord vokalis (supra glottic), termasuk indera perasa (taste buds).

Sementara nervus laring rekurren merupakan saraf sensoris untuk bagian glottis dan di bawah

kord vokalis (sub glottic) dan mempersarafi seluruh otot-otot laring intrinsik. Sementara otot-otot

ekstrinsik (krikotiroideus) dipersarafi oleh cabang dari nervus laring superior.14 Beberapa studi

menunjukkan ada dua jenis reseptor pada laring, pertama adalah reseptor bereaksi lambat dan

kedua adalah reseptor bereaksi cepat yang sangat sensitif terhada stimulasi bahan kimia. Serabut

saraf sensoris di daerah epiglottis dapat diaktivasi oleh berbagai jenis rangsang termasuk air,

namun rangsang mekanik rupanya memberi respon yang paling efektif. b. Laryngospasme

Laryngospasme atau spame laring adalah tertutupnya glottis oleh otot-otot intrinsik laring yang

Page 4: Spasme Larynx Pada Kasus Tenggelam Definisi Drowning Atau Tenggelam Sangat Bervariasi

tidak diinginkan/disadari dan merupakan refleks pertahanan tubuh untuk mencegah benda asing

masuk ke saluran nafas yang lebih rendah (paru-paru).7 Pada sebagian besar kasus tenggelam

(wet drowning), spasme laring ini hanya bersifat sementara namun sekitar 10-20% dari korban

tenggelam yang digolongkan dry drowning, ditemukan spasme laring yang menetap hingga

menutup jalan nafas korban sampai menjelang kematian terjadi. Ketika korban masuk ke dalam

air, sejumlah kecil air akan terinhalasi dan teraspirasi ke dalam laring atau trakea dan

menyebabkan terpicunya refleks laring yang segera menutup jalan nafas. Sejumlah kecil air yang

lolos teraspirasi akan mengiritasi dinding bronkus lebih lanjut yang akan menyebabkan mukosa

bronkus mensekresi mukus tebal sebagai langkah proteksi. Ketika kadar karbondioksida sudah

sangat tinggi dan korban sangat hipoksia, akan memicu korban untuk menarik nafas. Diafragma

akan turun dan otot-otot pernafasan mengembang, menyebabkan meningkatnya volume paru dan

menurunnya tekanan dalam paru. Masalahnya adalah trakea dalam keadaan tersumbat sehingga

udara tidak dapat masuk untuk menyeimbangkan tekanan negatif yang timbul. Akibatnya darah

dari kapiler pulmonar tertarik masuk ke dalam alveoli akibat tekanan negatif tersebut. Hal ini

akan menyebabkan rusaknya surfactan dan alveoli. Air yang teraspirasi tadi akan bercampur

dengan mukus membentuk busa berwarna putih, bila cukup banyak darah yang masuk ke alveoli

maka busa akan berwarna pink. Terbentuknya busa ini akan semakin memperberat sumbatan

jalan nafas. Spasme laring akan berelaksasi segera sebelum kematian terjadi. Namun sumbatan

fisik pada jalan nafas masih tetap ada berupa gumpalan mukus kental dan busa yang terbentuk

tadi disertai kemungkinan munculnya spasme bronkiolar susulan sebagai refleks untuk mencegah

air lebih jauh masuk ke dalam paru. Pada pemeriksaan dalam, tanda-tanda khas paru seperti pada

wet drowning tidak ditemukan. TEMUAN OTOPSI PADA KORBAN MATI AKIBAT

TENGGELAM Berikut adalah beberapa temuan yang didapatkan pada korban tenggelam. Pada

pemeriksaan luar, baik korban tenggelam wet drowning atau pun dry drowning dapat

memberikan tanda yang sama namun pada pemeriksaan dalam seringkali korban dry drowning

tidak memberikan tanda yang khas sebagaimana yang didapatkan pada korban wet drowning.

Pemeriksaan Luar Diagnosis pasti penyebab kematian pada kasus tenggelam tidak dapat

ditentukan dari pemeriksaan luar, namun beberapa tanda yang ditemukan dapat memperkuat

diagnosa. Tanda-tanda yang ditemukan pada pemeriksaan luar antara lain : Ditemukan adanya

cairan berbuih dari hidung dan mulut, yang dihasilkan dari campuran udara, mukus dan cairan

aspirasi yang terkocok-kocok saat adanya upaya pernapasan yang hebat. Busa dapat berwarna

Page 5: Spasme Larynx Pada Kasus Tenggelam Definisi Drowning Atau Tenggelam Sangat Bervariasi

putih, atau lebih merah muda jika berasal dari edema pulmonum. Terkadang busa tidak lagi

keluar dari mulut dan hidung, terutama setelah dilakukan kompresi pada dinding dada. Namun

jika dilakukan pemeriksaan dalam dapat masih ditemukan adanya busa pada saluran pernapasan

atas dan bawah. cairan-berbusa-dari-mulut-pada-kasus-tenggelam Gambar 2. Keluarnya cairan

berbusa dari mulut yang berasal dari campuran udara, mukus, cairan aspirasi Terdapat tanda-

tanda asfiksia seperti sianose pada kuku dan bibir. Mata tampakmerah karena perdarahan

subconjuctiva, dari mulut dan hidung terdapat buih halus yang sukar pecah, kadang menjulur

seperti lidah. Asfiksia dikatakan mulai terjadi sejak 2 menit setelah tenggelam. Kematian terjadi

dalam 5 menit meskipun jantung masih berdetak hingga 10 menit. Dalam air yang lebih dingin,

kematian kebih cepat terjadi.. Lebam mayat lebih banyak di bagian kepala, muka dan leher

(karena posisi kepala di air lebih rendah). Lebam mayat berwarna merah terang. Sebagai hasil

dari pembekuan OxyHb. washer-woman's-hand Gambar 3. Washer woman's hand Bila korban

lama di dalam air bisa didapati telapak tangan dan kaki putih mengkerut seperti tangan tukang

cuci(washer woman’s hand). Penenggelaman yang lama dapat menyebabkan maserasi yang

progresif pada kulit. Biasanya ditemukan pada telapak tangan dan kaki dan area yang terpapar

dengan gesekan. Semakin lama berada dalam air, proses maserasi yang terjadi dapat makin luas

hingga mencapai bagian ekstensor dari lutut dan siku. Kulit pada area ini akan tampak menjadi

berwarna putih, gembung, basah, keriput dan berombak. Semakin lama, epidermis dapat terkupas

diikuti oleh kuku. Gambaran ini tidak mengindikasikan bahwa mayat ditenggelamkan, karena

mayat lamapun bila dibuang kedalam air akan memberikan gambaran washer woman’s hand

juga. Dapat dijumpai adanya luka-luka pada daerah wajah, tangan dan tungkai bawah bagian

depan, yang dapat terjadi akibat persentuhan korban dengan dasar sungai atau kolam, atau

dengan benda-benda disekitarnya. Bisa juga akibat diserang oleh predator – predator air.

Cadaveric spasme, ini secara relatif lebih sering terjadi dan merupakan reaksi intravital.

Sebagaimana sering terdapat benda-benda, seperti rumput laut, dahan atau batu. Ini menunjukkan

bahwa waktu korban mati, berusaha mencari pegangan lalu terjadi kaku mayat. kadaverik

spasme Gambar 4 Kadaverik spasme pada korban tenggelam menunjukkan korban masih hidup

saat masuk dalam air Pemeriksaan Dalam Tenggelam merupakan suatu proses yang

menghasilkan kegagalan respirasi akibatdari terbenamnya, sebagian atau seluruh bagian tubuh

dalam media cairan. Secara morfologi tenggelam dapat diklasifikasikan menjadi wet (typikal)

drowning, dan dry (atypical) drowning. Berikut hasil yang didapatkan dari pemeriksaan dalam

Page 6: Spasme Larynx Pada Kasus Tenggelam Definisi Drowning Atau Tenggelam Sangat Bervariasi

pada korban tenggelam. Wet drowning Paru-paru pada korban tenggelam wet drowning biasanya

tampak sangat mengembangseperti balon (bulky and ballooned). Paru dalam keadaan ini tampak

menutupi jantung dan menonjol keluar bila dinding dada dibuka hingga gambaran indentasi

tulang dada tampak jelas di permukaan luar paru. Edema dan kongesti paru dapat sangat hebat

sehingga beratnya mencapai 700-1000 gram, dimana berat paru normal adalah sekitar 250-300

gram. Tardieu’s spot (bercak oleh karena penekanan pembuluh darah di septum interalveolaris

oleh udara dan air yang terperangkap) seringkali absen namun bercak perdarahan paltauff

dikatakan ditemukan dalam 50% kasus. Bercak Paltauf merupakan bercak perdarahan yang besar

terjadi akibat peningkatan tekanan yang menyebabkan rupturnya dinding alveolar. Ditemukan

paling sering di permukaan anterior dan margin dari paru namun dapat juga ditemukan di

subpleura bila telah terjadi perembesan atau ruptur lebih lanjut. Paru-paru pucat dan diselingi

bercak-bercak merah di antara jaringan yang berwarna kelabu. Pada pengirisan tampak banyak

keluar cairan merah kehitaman bercampur buih dari irisan tersebut. Sementara di bawah

mikroskop rongga alveolar sangat luas dan septanya ruptur atau sangat tipis. Keseluruhan

keadaan ini dikenal dengan nama ”emphysema aquosum”. Emfisema aquosum merupakan tanda

dari usaha paksa korban untuk bernafas dan ditemukan pada korban yang tenggelam dalam

keadaan sadar. Sementara pada korban yang tidak sadarkan diri saat tenggelam, akan ditemukan

edema aquosum. Yakni merupakan suatu keadaan dimana air masuk dengan pasif ke dalam paru

sehingga paru tampak dipenuhi oleh air tersebut. emfisema-aquosum emfisema-aquosum-

tampak-mikroskopik Gambar 5 : Emfisema Aquosum.Tampak paru sangat mengembang

menutupi jantung dan di bawah mikroskop rongga alveolar tampak sangat luas dengan septum

yang ruptur. Membran mukosa laring, trakea dan bronkus tampak kemerahan dan kongestif.

Dapat ditemukan busa putih atau kemerahan di sepanjang lumen. Bila ditemukan lumpur, pasir,

alga dan diatom terutama di bawah bifurcatio trachealis, kemungkinan tenggelam ante mortem

sangat tinggi. Pada rongga pleura dapat ditemukan bercak darah sebagai akibat perembesan dari

pleura ataukah sebagai akibat disintegrasi postmortem antara paru dan pleura. Terjadi perubahan

pada jantung dan pembuluh darah. Jantung kelihatan lebih bulat dan bagian kirinya tampak

kosong sementara bagian kanannya tampak dipenuhi darah vena berwarna gelap. Bila dilakukan

tes konsentrasi klorida (Gettler test) terhadap jantung kiri dan kanan maka akan menunjukkan

hasil sebagai berikut : Bila tenggelam di air tawar, konsentrasi klorida jantung kiri lebih rendah

dari jantung kanan (dikatakan turun hingga 50 %dari nilai normal). Sementara bila tenggelam di

Page 7: Spasme Larynx Pada Kasus Tenggelam Definisi Drowning Atau Tenggelam Sangat Bervariasi

air asin, konsentrasi klorida jantung kanan lebih tinggi dari jantung kiri (hingga 30-40% dari

nilai normal). Perbedaan kadar klorida antara jantung kiri dan kanan minimal 25% sudah

mengisyaratkan kemungkinan kuat suatu kematian antemortem akibat tenggelam meskiun

hasilnya negatif pada korban yangtenggelam akibat spasme laring atau inhibisi vagal.

Ditemukannya air dalam telinga tengah menunjukkan adanya kematian antemortem akibat

tenggelam, sebab tidak mungkin air masuk ke rongga telinga tengah pada keadaan postmortem.

Pada pria genitalianya dapat membesar, ereksi atau semi-ereksi. Namun yang paling sering

dijumpai adalah semi-ereksi. Pada pemeriksaan secara mikroskopik bertujuan mencari ada

tidaknya diatome dalam paru-paru mayat. Diatome merupakan ganggang bersel satu dengan

dinding dari silikatyang tahan asam. Syaratnya paru-paru harus masih dalam keadaan segar, yang

diperiksa bagian kanan perifer paru-paru, dan jenis diatome harus sama dengan diatome di

perairan tersebut. Biasanya ditemukan diatome pada saluran napas, jaringan paru, darah jantung,

atau sumsum tulang. Diatome merupakan kelompok alga yang uniseluler, mikroskopik dengan

dinding sel yang mengandung silika dan mengandung klorofil dan diatomin. Diatome secara

universal ditemukan pada air tawar dan air asin dan terdapat lebih dari 10.000 spesies diatome.

Uji diatome didasarkan pada asumsi bahwa pada korban tenggelam diatome dalam media air

tawar atau air laut akan terbawa masuk ke dalam parenkim paru bersama dengan air yang

teraspirasi. Diatome kemudian akan masuk ke kapiler alveolar dan terbawa dalam aliran darah

sirkulasi ke seluruh tubuh. Ukurannya yang sangat kecil memungkinan diatome masuk ke dalam

hepar, ginjal, otan dan sumsum tulang femoral. Sampel untuk uji diatome diperoleh dengan

mengambil beberapa ratus gram organ yang dicurigai mengandung diatome (paru, ginjal, hepar,

atau otak) kemudian diberi asam sulfat dan asam nitrat untuk mendestruksi jaringan organ, baru

kemudian di-sentrifuge dan dilihat dibawah mikroskop. tes-diatom gambar 6 : prinsip dari tes

diatom: pada tubuh yang sudah mati ketika tenggelam, diatom masih mungkin didapatkan dalam

paru, tapi tidak pada organ-organ jauh oleh karena sudah tidak adanya lagi sirkulasi darah Dry

Drowning Pada pemeriksaan dalam, tanda-tanda khas paru seperti pada wet drowning tidak

titemukan pada dry drowning melainkan hanya tanda asfiksia mekanik klasik seperti sianosis,

kongesti dan petechial hemorraghes yang luas. Bila terjadi sumbatan mekanik akibat

laringospasme, maka pada paru tidak akan ditemukan air atau bila ditemukan hanya sedikit saja

(meskipun mungkin agak banyak di dalam lambung). Tidak ditemukan adanya buih ataupun bila

ada hanya sedikit. Demikian pula tidak ditemukan adanya emfisema aquosum pada paru. Tanda-

Page 8: Spasme Larynx Pada Kasus Tenggelam Definisi Drowning Atau Tenggelam Sangat Bervariasi

tanda asfiksia mekanik ini dapat juga disebabkan oleh penyebab kematian asfiksia mekanik

lainnya sebelum korban masuk ke dalam air, oleh karena itu kemungkinan adanya penyebab lain

ini harus benar-benar disingkirkan sebelum penegakan diagnosa kematian oleh laryngospasme

diambil.8 KESIMPULAN Drowning atau tenggelam adalah kematian yang disebabkan oleh

aspirasi cairan ke dalam saluran pernapasan akibat dari terbenamnya seluruh atau sebagian tubuh

ke dalam cairan.Namun berdasarkan temuan pada pemeriksaan luar maupun dalam pada korban

mati akibat tenggelam, tidak semua korban tersebut memiliki gambaran yang khas untuk korban

mati akibat tenggelam. Pada kasus–kasus tenggelam yang meragukan seperti ini, tidak

ditemukannya kelainan-kelainan pada tubuh korban tenggelam adalah mungkin disebabkan

oleh : 1. Telah terjadi pembusukan. Saluran napas dan paru-paru adalah salah satu organ yang

cepat membusuk sehingga menyulitkan pemeriksaan . 2. Meninggal karena vagal

inhibition/cardiac reflex. Perlu pemeriksaan apakah ada trauma, penyakit wajar atau keracunan.

Vagal inhibitiondapat terjadi akibat masuknya air secara mendadak kedalam larynx dan

nasopharynx atau dari pukulan pada abdomen akibat jatuh secara horizontal kedalam air yang

memicu reseptor dari nervus vagus yang berakibat ke sistem kardiovaskular yang dimulai dengan

asistol dan fibrilasi ventrikel sehingga menyebabkan kematian oleh karena gagal jantung. 3.

Meninggal karena laryngeal spasme Secara umum , spasme laring dalam kasus tenggelam dapat

dipicu oleh reflek vagal lokal di laring. Sementara pada immersion syndrome , vagal reflek

berperan lebih luas dalam menyebabkan refleks kardiak oleh adanya vagal inhibisi. Pada

beberapa kasus derajat dan lamanya spasme adalah sedemikian sehingga kematian disebabkan

oleh karena asphyxia ,tetapitanpa ada tanda tenggelam pada paru korban. Untuk menegakkan

diagnose laryngeal spasme, sebab kematian lain harus disingkirkanterlebih dahulu. Harus diingat

bahwa pada pemeriksaan post mortem tidak ditemukan lagi adanya gambaran spasme larynx.

Tanda adanya asfiksia seperti sianosis pada bibir dan atau bawah kuku dan perdarahan pada

konjungtiva bulbi dan kelopak mata dapat sedikit membantu menegakkan diagnosis. Tidak ada

tanda khas yang pasti dapat menentukan diagnosis dan membedakan dengan jenis atypical

drowning yang lain.

Read more at: http://medicinestuffs.blogspot.com/2012/06/spasme-larynx-pada-kasus-

tenggelam.html

Copyright © MedStuffs

Page 9: Spasme Larynx Pada Kasus Tenggelam Definisi Drowning Atau Tenggelam Sangat Bervariasi