sp pk i

13
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PERILAKU KEKERASAN PERTEMUAN I A. PROSES KEPERAWATAN I. Kondisi klien Klien mengatakan dirinya benci kepada istrinya karena selalu membanding bandingkan dirinya dengan teman suaminya, wajah klien tampak tegang, mata melotot, sering mengajak klien untuk bertengkar dan berkelahi II. Diagnosa keperawatan Resiko mencederai orang lain / lingkungan berhubungan dengan perilaku kekerasan III. Tujuan khusus 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat. 2. Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan B. TINDAKAN KEPERAWATAN 1. Bina hubungan saling percaya 2. Jelaskan maksud hubungan interaksi 3. Beri rasa aman dan sikap empat 4. Lakukan kontrak singkat tapi sering 1

Upload: shifa-syahidatul-wafa

Post on 02-Dec-2015

217 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

SP PK I

TRANSCRIPT

Page 1: SP PK I

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

KLIEN DENGAN PERILAKU KEKERASAN

PERTEMUAN I

A. PROSES KEPERAWATAN

I. Kondisi klien

Klien mengatakan dirinya benci kepada istrinya karena selalu membanding

bandingkan dirinya dengan teman suaminya, wajah klien tampak tegang, mata

melotot, sering mengajak klien untuk bertengkar dan berkelahi

II. Diagnosa keperawatan

Resiko mencederai orang lain / lingkungan berhubungan dengan perilaku kekerasan

III. Tujuan khusus

1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.

2. Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan

B. TINDAKAN KEPERAWATAN

1. Bina hubungan saling percaya

2. Jelaskan maksud hubungan interaksi

3. Beri rasa aman dan sikap empat

4. Lakukan kontrak singkat tapi sering

5. Dorong dan beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya

6. Bantu klien untuk mengungkapkan penyebab perasaan jengkel / kesal

C. KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

I. Orientasi

a. Salam Terapeutik

”Selamat pagi pa. Saya Arif Susila, saya senang dipanggil Arif, saya dari

mahasiswa FIK UI. Nama bapak siapa? Senangnya dipanggil apa? Bapak

senang dipanggil bapak L”

1

Page 2: SP PK I

b. Evaluasi/validasi

”Bagaimana perasaan bapak hari ini?”

c. Kontrak (topik, waktu dan tempat)

”Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang kejadian dirumah sampai kenapa

bapak dirawat disini? Berapa lama kita akan bercakap-cakap? Bagaiman kaau

10 menit? Tempat yang bapak sukai untuk berbincang-bincang dimana?

Bagaimana kalau disini ruangan ini saja?”

II. Fase Kerja

” Baiklan bapak L, bisa bapak ceritakan kenapa bapak sampai di rumah sakit ini?”

” Oh.... begitu, Ya pa. Jadi bapak memukui dan mencekik istri bapak ?”

” Apakah ada yang membuat bapak L kesal terhadap istri bapak”.

”Apakah bapak sebelumnya pernah marah?”

”Apakah penyebabnya? sama seperti dengan sekarang?”

”Baiklah jadi ada 2 penyebab yang membuat bapak marah yaitu istri bapak selalu

membanding bandingkan bapak dengan suami teman bapak dan istri bapak suka

marah marah karena bapak sudah 10 tahun belum punya anak?”

III. Fase Terminasi

a. Evaluasi

- Subjektif :

”Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-bincang?”

- Obyektif

Coba bapak sebutkan kembali yang membuat bapak kesal atau jengkel?” betul

b. Rencana tindak lanjut

”Baiklah pa L, waktu kita sudah cukup nanti bapak coba ingat lagi penyebab

bapak L marah yang belum dibicarakan”

2

Page 3: SP PK I

c. Kontrak yang akan datang (topik, waktu dan tempat)

”Besok kita akan bercakap cakap lagi tentang perasaan bapak L pada saat marah

dan cara marah yang bapak L biasa lakukan. Kita akan bertemu jam 10.00,

bagaimana pa? Dimana tempatnya? Tetap di ruangan ini saja ya pa?”

3

Page 4: SP PK I

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

KLIEN DENGAN PERILAKU KEKERASAN

PERTEMUAN II

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi klien

Klien mengatakan dirinya benci kepada istrinya karena selalu membanding

bandingkan dirinya dengan teman suaminya, wajah klien tampak tegang, mata

melotot, sering mengajak klien lain untuk bertengkar dan berkelahi

2. Diagnosa keperawatan

Gangguan orientasi realita : waham kebesaran berhubungan dengan menarik diri.

3. Tujuan khusus

1. Mengidentifikasikan tanda dan gejala perilaku kekerasan

2. Mengidentifikasikan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan

3. Mengidentifikasikan akibat perilaku kekerasan

4. Tindakan Keperawatan

1. Anjurkan klien mengungkapkan yang dialami dan dirasakan saat jengkel atau

marah

2. Observasi tanda perilaku kekerasan pada klien

3. Simpulkan bersama klien tanda tanda jengkel/kesal yang dialami klien

4. Anjurkan klien untuk mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan

klien

5. Bantu klien bermain peran sesuai dengan perilaku kekerasan yang biasa

dilakukan

6. Bicarakan dengan klien apakah dengan cara yang klien lakukan masaahnya

selesai

7. Bicarakan akibat/kerugian dari cara yang dilakukan klien

8. Bersama klien meyimpulkan akibat cara yang digunakan oleh klien

9. Tanyakan kepada klien apakah ia ingin mempelajari cara baru yang sehat.

4

Page 5: SP PK I

B. STRATEGI PELAKSANAAN

1. Fase Orientasi

a. Salam Terapeutik

”Selamat pagi, bapak L?”

b. Evaluasi

”Bagaimana perasaan bapak L hari ini?.”

”Apakah masih ada penyebab kemarahan bapak L yang lain?”

c. Kontrak (Topik, waktu dan tempat)

”Sesuai dengan janji kita kemarin, sekarang kita akan berbincang-bincang

tentang perasaan bapak L saat sedang marah. Berapa lama kita akan berbincang-

bincang? 10 menit? Baiklah kita berbincang-bincang diruangan ini saja”

2. Fase kerja

”Bapak L pada saat bapak sedang dimarah marahi oleh stri bapak (salah satu

penyebab bapak marah), apa yang bapak L rasakan?”

”Apakah ada perasaan kesal, tegang, mengepalkan tangan, mondar mandr?”

”Lalu apa yang biasanya bapak L lakukan?”

”Apakah sampai memukul?, atau marah marah ?”

”Coba bapak L praktekkan cara bapak marah pada saya, anggap saya adalah istri

bapak yang membuat bapak L jengkel,wah bagus sekali.”

”Nah bagaimana perasaan bapak L setelah memukul istri bapak?”

”Apakah masalah selesai?”

”Apa akibat perilaku bapak L, terhadap istri bapak?”

”Betul, istri bapak akan merasa kesakitan, masalah tdak selesai dan akhirnya bapak

dibawa ke rumah sakit.”

”Bagaimana bapak L, maukah bapak belajar cara mengungkapkan marah yang

benar dan sehat.?”

5

Page 6: SP PK I

3. Fase Terminasi

a. Evaluasi

- Subjektif :

”Bagaimana perasaan bapak L setelah kita berbincang-bincang?”

- Obyektif

”Apa saja yang tadi kita bicarakan?

”Betul, perasaan saat marah ......

”Lalu cara marah yang lama bapak L lakukan apa?..... betul

”Apa akibat yang bapak lakukan ?....betul

b. Rencana tindak lanjut

”Baiklah bapak L, sudah banyak yang kita bicarakan, nanti coba diingat lagi

perasaan bapak L sewaktu marah, dan cara bapak L marah serta akibat yang

bapak lakukan, jika di rumah sakit ada yang membuat bapak L marah langsung

beritahu suster.”

c. Kontrak yang akan datang (topik, waktu dan tempat)

”Besok pagi jam 10.00 kita akan bertemu lagi. Kita akan latihan cara marah

yang sehat, bagaimana kau di ruangan ini lagi, dan waktunya seama 10 menit,

ya pa sampai ketemu besok”

6

Page 7: SP PK I

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

PERTEMUAN III

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi klien

Klien mengatakan dirinya benci kepada istrinya karena selalu membanding

bandingkan dirinya dengan teman suaminya, wajah klien tampak tegang, mata

melotot, sering mengajak klien lain untuk bertengkar dan berkelahi

2. Diagnosa keperawatan

Gangguan orientasi realita : waham kebesaran berhubungan dengan menarik diri.

3. Tujuan khusus

1. Mendefenisikan cara konstruktif daam berespon terhadap kemarahan

2. Mendemonstrasikan cara mengontrol perilaku kekerasan

4. Tindakan Keperawatan

1. Tanyakan kepada klien apakah ia ingin mempelajari cara baru yang sehat

2. Diskusikan dengan klien cara lain yang sehat seperti :

a. secara fisik : tarik nafas dalam, jika sedang kesal/memukul bantal/kasur

atau olah ragaatau melakukan pekerjaan yang memerlukan tenaga

b. secara verbal : katakan bahwa anda sedang kesal/tersinggung/jengkel

c. secara sosial : lakukan daam kelompok cara cara marah yang

sehat,latihan asertif,latihan manajemen perilaku kekerasan

d. secara spiritual : anjurkan klien sembahyang, berdoa/ibadah lain,

meminta kepada tuhan untuk diberi kesabaran

3. Bantu klien memilih cara yang paing tepat untuk klien

4. Bantu klien mengidentifkasikan manfaat cara yang telah dipilih

5. Bantu klien mensimulasikan (role play)

6. Beri reinforcement positif atas keberhasilan klien

7. Anjurkan klien untuk menggunakan cara yang telah dipelajari saat jengkel atau

marah

8. Susun jadwal melakukan cara yang telah dipelajari

7

Page 8: SP PK I

B. STRATEGI PELAKSANAAN

1. Fase Orientasi

a. Salam teraupetik

”Selamat pagi bapak L?”

b. Evaluasi vaidasi

”Bagaimana perasaan bapak L hari ini”

”Apakah ada yang membuat bapak L marah semalam?”

c. Kontrak (topik, waktu dan tempat)

” Sesuai dengan janji kita kemarin hari ini kita akan latihan cara marah yang

sehat, waktunya selama 10 menit, tempatnya di ruangan ini saja ya bu”

2. Fase kerja

”Bapak L ada beberapa cara marah yang sehat, hari ini kita akan pelajari satu cara

saja dulu ya?”

”Nah caranya bapak boleh pilih mau latihan nafas dalam atau mau pukul bantal atau

kasur?”

”Bakah kita atihan nafas dalam.”

”Jadi kalau bapak lagi kesal /jengkel dan perasaan sudah mulai tidak enak segera

bapak tarik nafas dalam agar cara marah yang lama tidak terjadi.”

”Caranya kita bisa duduk atau berdiri, tarik nafas dari hidung, kemudian tahan dan

keluarkan melalui mulut.”

”Coba ikuti suster, tarik dari hidung, ya bagus, tahan sebentar, dan tiup dari mulut,

ulangi sampai 3 kali.”

2. Fase Terminasi

a. Evaluasi

Subjektif :

”Bagaimana perasaan bapak L setelah kita latihan cara marah yang sehat?”

8

Page 9: SP PK I

Objektif :

” Coba bapak L ulangi lagi bagaimana cara tarik nafas dalam yang tadi

telah suster ajarkan.?”

”Bagus, bapak dapat lakukan bila perasaan bapak sedang jengkel/kesel.”

b. Rencana tindak lanjut

” Baiklah pa, berapa kali sehari bapak L mau latihan?”bagaimana kalau 3 kali

sehari”

”Mau kapan saja? Bagaimana kalau pagi hari setelah bangun tidur, siang hari

mau makan siang dan malam sebelum tidur”

c. Kontrak yang akan datang (Topik, waktu dan tempat)

”Baiklah bapak waktu kita sudah habis, bagamana besok pagi jam 10.00 kita

belajar cara yang lain. Dimana tempatnya? Bagaimana kalau diruangan ini

lagi?”

9