solusi pemecahan masalah transportasi di kota bandung

18
ISBN: 97860296165'14 PROSIDIN SEMINAR PEMBANGUNA N JAWA BARAT OPTIMALISASI POTENSI DAERAH DALAM NJAWAB PERMASALAHAN DAN AKSELERASI PEMBANGUNAN JAWA BARAT Bqndung, 12-13 Juni 2012 $ IISTEId

Upload: ngoliem

Post on 28-Dec-2016

251 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: solusi pemecahan masalah transportasi di kota bandung

ISBN: 97860296165'14

PROSIDINSEMINARPEMBANGUNA N JAWA BARAT

OPTIMALISASI POTENSI DAERAH DALAM

NJAWAB PERMASALAHAN DAN AKSELERASI

PEMBANGUNAN JAWA BARAT

Bqndung, 12-13 Juni 2012

$IISTEId

Page 2: solusi pemecahan masalah transportasi di kota bandung

Seminar Pembangunan Jawa Barat

optimatisasi Potensi Daerah dalam Meniawab Permasalahan

dan Akselerasi Pembangunan Jawa Barat

KerjasamaKementerian Riset dan Teknologi Rl

denganJaringan Peneliti Jawa Barat dan LPPM Universitas Padjadjaran

12-13 Juni 2012

Bale SawalaU niversitas Padjadj aran

Editor:Anne NurbaitY

Reginawanti Hindersah

Rochadi Tawaf

Seminar I Jarlit Jabar f ahun 2012

Penerbit:Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM)

U niversitas Padjadjaran

tsBN 9786029616514504 halamanDicetak di Bandung

Page 3: solusi pemecahan masalah transportasi di kota bandung

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Sambutan Ketua Jaringan Peneliti Jawa Barat

Sambutan Rektor Universitas Padjadjaran

Sambulan Gubernur Jawa Barat

Sambutan Menteri Riset dan Teknologi

Makalah Peserta

SOSIOHUMANIORA DAN PENDIDIKAN

Abriveno Y.L. Pitoy InovasiAkar Rumput dalam Pembangunan Perdesaan diJawa Barat: Sebuah Tinjauan Literatur dan Beberapa 2Kasus di Jawa Barat

Agoestiana Boediprasetya dan Menggali Potensi Kreatif dengan Menggunakan CreativeNugroho J. Setiadi Worker Characteristics lndex (C\NCl):Sebuah Konsep

untukPemberdayaanMasyarakatdi'Kota/Kabupaten 10

dengan IPM Rendah

Bambang Saiful Ma'arif lntensifikasi Pendidikan Dakwah pada Era Global 19

Darmawan Peningkatan Pelaksanaan Tugas Manajemen KeuanganSekolah dalam Rangka Penerapan Konsep Good 29Educational Governance di Provinsi Jawa Barat

Dede Mariana Kebijakan Pembangunan Jawa Barat: Harapan danKenyataan 39

Habibullah Rois Peranan Pengelolaan Prasarana Pendidikan dalamMenunjang Kualitas Pembelajaran diJenjang Sekolah 48Dasar (Kasus di Kota dan kabupaten Bandung)

lda Rosnidah, Moh. Taufik Hidayat Kajian terhadap Upaya Peningkatan Pendapatan Aslidan Ratu Mawn bar Kartina Daerah Melaluisektor Pariwisata di Kabupaten Kuningan 61

lgnatius Hartanto Budiarso, M.T. Desain Kegiatan Pengabdian Masyarakat : UpayaPengembangan Kreativitas dan Potensi Masyarakat diBantaran Melalui Neuroenterpreneurship dalam 68Persiapan SungaiCikapundung Sebagai lkon Wisata danEpicentrum Industri Kreatif Kota Bandung

Luly Rodhiatul Khusnah, Titi Penentuan Subsektor Lapangan Usaha PotensialdiPurwandaridan lrlandia Ginanjar Wilayah Jawa Barat Menggunakan Metode Principal 76

Component Analysis Biplots (Biplot PCA)

Nia Kurniasari Harmonisasi Akselerasi Pembangunan Perdesaan danPerkotaan diJawa Barat Berdasarkan RKPD Provinsi 89Jawa Barat Tahun 2012

Nugroho J. Setiadi, Agoestiana Karakteristik dan Perilaku Pekerja Kreatif: Peran,KunciBoediprasetya dan Wlhdiaman dalam Revitalisasi Kota-Kota Kreatif 96

Saryanto Pengembangan Potensi Kawasan Wisata Alternatif untukMengurangi Beban Wisata Urban di Kota-Kota di Jawa 108Barat

vii

viii

ix

X

xii

I Seminar Pembangunan Jawa Barat, 12-13 Juni 2W ffig

Page 4: solusi pemecahan masalah transportasi di kota bandung

Sri Fadilah, Edi Sukarmanto,Dadan Hermawan llyas danHarlianto Utomo

Udjianto Pawitro

Ukar W. Soelistijo

Yudi Pramudiana dan MayaAriyanti

Atje Setiawan Abdullah

Jurry Hatammimi

Riszky Ardiana dan MayaAriyanli

Ariani BudiSaiarina

Asep Harja

Bambang Hari Prabowo

Elin Nurlina, Ate RomlidanAsep Hodijat

Hendarmawan

Jatmiko dan Eko Wahyu Utomo

Kusnahadi dan A. Zaenudin

Ligia Santosa

Mega F. Rosana, DenniWidhiyatna dan Wawa Kartawa

Menciptakan Produk Kreati{ dengan Menggalidari SpiritNilai Budaya "Kaizen" di Jawa Barat

Masyarakat Kampung Kota - Kondisi Permukimannyadan Upaya Perbaikan Lingkungan Kampung Kota (Studikasus RW-12 Kelurahan Babakan Surabaya KecamatanKiaracondong Kota Bandung)

Pengaruh Ekonomi Makro Regional TambangEmasPongkor - PT Antam Jawa Baratdan Potensi Transformasi Pasca Tambang

Peta Perkembangan Tekanan Penduduk terhadap ArealSawah di Jawa Barat pada Periode 1980-2010 sebagaiMasukan untuk Kebijakan Pengembangan Wilayah

TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

lmplementasi Spasial Data Mining Menggunakan ModelSAR, Ekspansi SAR dan SAR-Kriging untuk Pemetaan MutuPendidikan Jenjang SD di ProvinsiJawa Barat

Analisis Fitur Aplikasi Busrness Plan Online sebagai StrategiPengembangan Kewirausahaan

Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap KepuasanPelanggan dan Dampaknya pada Loyalitas Pelanggan(Kasus Pelanggan Internet di Kota Cimahi Tahun 2011)

LINGKUNGAN DAN PERUBAHAN IKLIM

Pengaruh Topografidan Pola Tata Guna Lahan terhadapAbstraksidan Debit Banjir Daerah Aliran Sungai diJawaBarat

Penerapan Teknologi Resistivitas-DC dan Elektromagnetikuntuk ldentifikasiAir Tanah di Cekungan Bandung BagianTimur

Pengolahan Limbah Cair lndustri Proses ElektrokoagulasiBatch Skala 5 Liter

Penyisihan Limbah Cair lndustri Tapioka Secara AnaerobMenjadi Biogas

Evaluasi Sumber daya Air dalam Penataan dan ManajemenLingkungan Industri di Jawa Barat

Strategi Pembiayaan Proyek Pengendalian Baniir MelaluiDana Berbagai Mata Uang Asing

Kajian Zona S I id i ng (Longsor) di Perbu kitan Ran g gawu I u ng

Subang dengan Metoda Geolistrik Tahanan Jenis

Pembuatan Pulp Daur Ulang Sampah Kemasan Kertas dariSampah-TPS dan Sampah-TPA Wilayah Bandung di Pusatlnovasi Daur Ulang-BBPK

Potensi Sumberdaya MineralJawa Barat: MenujuPembangunan Jawa Barat yang Berkelanjutan

121

130

138

147

160

161

173

180

187

188

198

215

207

223

231

249

256

241

Page 5: solusi pemecahan masalah transportasi di kota bandung

Rakhmat Ceha, M. Dzikron.AM, dan Riyan Hidayat

Sinung Suakanto, Suhono HSupangkat, Tunggul AriefNugroho dan lgnatius GayuhBudi

Sinung Suakanto, T.AriefNugroho dan Erwin Cahyadi

Yusup Setiawan dan AepSurahman

Keri Lestari, EliHalimah, RandiHari Putra dan Sri Hartini

Moelyono MW

Sayu Putu Yuni Paryati, RetnoD. Soejoedono dan Okti NadiaPutri

Wawan Kartiwa Haroen danSudarmin AL

Wawan Kartiwa Haroen, TriBagus Sumaryuwono, Tatang

Model Logistik Bantuan Bencana (Kasus: BencanaKecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung Jawa Barat)

Pengembangan Sistem Remoting Monitoring Kualitas Udarauntuk Pengendalian Pencemaran Udara diWilayah JawaBarat

Pengembangan Sistem Monitoring Deteksi Dini Banjir untukPengendalian Banjir Wilayah Jawa Barat

Pengaruh Emisi BoilerBerbahan Bakar Batubara terhadapPencemaran Udara dan Gas Rumah Kaca

TEKNOLOGI KESEHATAN DAN OBAT

Profil Penggunaan Antibiotika pada Pasien Rawat JalanJamkesmas di RSUP Dr. Hasan Sadikin, Kota Bandungdengan Menggunakan Metode ATC/DDD dan DU 90%

Ubar Kampung, Kearifan Masyarakat Jawa Barat dalamMenunjang Peningkatan Kualitas Kesehatan

Produksi Antibodi Anti-ldiotipe Sebagai AlternatifPencegahan Flu Burung

276

284

291

zY/

298

309

317

Serat Rami Jawa Barat Berpotensi Sebagai Bahan Baku g2gDiapers (Pulp Fluff)

Kajian Pemanfaatan Limbah Proses Destilasi Kayu Putih aanIBM Perhutani lll Jawa Barat untuk Produk yang Bermanfaat

Anne Nurbaity, ReginawantiHindersah, Amir Solichin danMarthin Kalay

Bambang Aris Sistanto

Dirga Sapta Sara, ReginawantiHindersah dan Mieke RochimiSetiawati

Eet Riswana

Nyi Mekar Saptarini, DriyantiRahayu

Rochadi Tawaf

Roni Kastaman

Tunggul Arief Nugroho, SinungSuakanto, Hendry RickyRawung dan lgnatius GayuhBudi

KETAHANAN PANGAN

Pemetaan Fungi Mikoriza Arbuskula dan Nematoda SistaKentang di Areal Pertanian Pangalengan Jawa Barat

Konsep Pendekatan Pengembangan Inovasi untukMenunjang Pembangunan Agro Industri di Jawa Barat

Perubahan Populasi Mikroba di Rizosfer serta HasilTanaman Sawi Setelah Aplikasi Pupuk NPK dan PupukOrganik Cair

Perkuatan Perdesaan Nelayan Melalui Aplikasi TeknologiSarana Tangkap Kapal lkan di Kabupaten Tasikmalaya

Diversifikasi Pemanfaatan Jagung (Zea Mays L) SebagaiSusu di Desa Simoen Kiduldan Desa Simpen KalerKabuoaten Garut

Kontribusi Usaha Penggemukan Sapi Potong dalamPenyediaan Daging Sapi di Jawa Barat

Pengembangan Klaster Buah Jawa Barat

AplikasiJaringan Sensor berbasis GPRS Untuk PertanianPresisidiJawa Barat

338

347

359

366

373

377

386

394

I Seminar Pembangunan Jawa Barat, l2-13 Juni 2012 ffi

Page 6: solusi pemecahan masalah transportasi di kota bandung

Budi Nurani Ruchjana

Habibullah Rois

Novandri Tri Setioputro

Sasa Sofyan Munawar,Subyakto dan Mohamad Gopar

Yuda BaktiZainal

ENERGI DAN MATERIAL MAJU

Prediksi Penempatan Sumur Baru dengan PendekatanSpace Time

Geosintetik Material Maju Penunjang Pengembanganlnfrastruktur Wilayah Jawa Barat

Studi Kelayakan Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro untukPemberdayaan Masyarakat Desa

Pemanfaatan Komposit Serat Alam untuk Bahan Bangunandan Otomotif

Monitoring Biaya Listrik Rumah Menggunakan MikrokontrolerAtmegal6

403

404

410

422

TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN TRANSPORTASI

Solusi Pemecahan MasalahTransportasi di Kota BandungBerdasarkan Pendapat Pakar

Kerangka Kerja untuk Optimasi Perencanaan RutePemantauan Kondisi Ruas Jalan Raya

Pemanfaatan Lapisan Otta Seal untuk Jalan BervolumeLalu Lintas Rendah diJawa Barat

Persepsi Masyarakat terhadap KebersediaanBertransportasi Menggunakan Sepeda

451

452

433

464

470

479

lra lrawati, Herman, DefriWigunawan dan Taufan DwiRahardjo

Maclaurin Hulagalung

Siegfried dan Bongsu Samosir

Sony Herdiana, Stelamia AriskaNooriah, Meitri Hening D

Tunggul Arief Nugroho, SinungSuakanto, Herry Sitepu, HendrikGunawan dan Indra Kristana

Rumusan Hasil Seminar

Susunan Panitia Seminar

Peserta Seminar

Daftar Sponsor

(Study Kasus : Kota Bandung)

Pengembangan Sistem Monitoring Trafik Lalu LintasSebagaiAlat Bantu Penanganan Kemacetan Lalu Lintas di 489Wilayah Jawa Barat

500

502

495

504

W Seminar Pembangunan Jawa Barat,12-13 Juni2ft2 |

Page 7: solusi pemecahan masalah transportasi di kota bandung

SOLUSI PEMECAHAN MASALAH TRANSPORTASI DI KOTA BANDUNGBERDASARKAN PENDAPAT PAKAR

lra lrawatil, Herman2, Defri Wigunawan3, Taufan Dwi Rahardjoa

1, 3, 4. Jurusan Teknik Ptanologi, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, ITENAS, Bandung2 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, ITENAS, Bandung

Email : [email protected]

ABSTRAK

Peran penyetenggaraan pelayanan perangkutan yang tertata dalam satu kesatuan sistemtransportasi secara terpadu dan mampu menyediakan jasa perangkutan yang seimbangdengan tingkat kebutuhan pelayanan jasa angkutan yang memenuhi syarat aman, selamat,nyaman, cepat, lancar, tertib, teratur, efisien, dan murah; merupakan suatu keharusan untukmendukung perekonomian suatu daerah. Kota Bandung sebagai lbukota Provinsi JawaBarat, merupakan kota pusat pertumbuhan ekonomi yang cukup besar di lndonesia. Akibatdari pertumbuhan penduduk yang tinggi tanpa diimbangi dengan prasarana dan saranayang memadai, khususnya prasarana dan sarana pendukung transportasi, teriadikemacetan latu-tintas di banyak bagian wilayah Kota Bandung. Penelitian ini bertuiuanuntuk. menentukan solusi terbaik dalam mengatasi masalah transportasi di Kota Bandung,berdasarkan pendapat pakar, di mana pendekatan analisis data kualitatif digunakan untukmeninjau kondisi transportasi di Kota Bandung saat ini dan mengidentifikasi kelebihan dankekurangan dari tiapiiap solusi untuk mengatasi masalah transportasi di Kota Bandung.Adapun metode yang digunakan untuk menentukan bobot prioritas dari solusi tersebutadatah dengan menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP). Berdasarkan hasilanalisis tersebut diperoleh bobot prioritas dari kriteria yang digunakan untuk mengatasimasalah transportasi di Kota Bandung yaitu prioritas pertama adalah TransportasiBerketanjutan (Sustainabte Transportation) sebesar 48 /", prioritas kedua adalah KondisiPerjalanan (Travetting Conditions) sebesar 31/o, prioritas ketiga Lahan sebesar 12/", dankeempat Aktivitas sebesar 9%. Adapun prioritas solusi pemecahan masalah transportasi diKota Bandung adatah sebagai berikut : prioritas pertama Pembangunan Monorail (C)

sebesar 34%o, kedua Realisasi Trans Metro Bandung (B) sebesar 29"/", ketigaPembangunan Jalan Tot datam Kota (A) sebesar 15/", keempat Pelebaran danPenambahan pada ruas jalan tertentu (E) sebesar 13/", dan kelima Pengaktifan kembaliTrem (D) sebesar 97".

Kata kunci: transportasi, prioritas solusi berdasarkan pendapat pakar.

1. PENDAHULUAN

Perangkutan merupakan sarana untuk memperlancar jalannya roda perekonomian

antar daerah. Angkutan juga berperan sebagai penunjang, pendorong, dan penggerak bagipertumbuhan daerah, dalam upaya meningkatkan dan memeratakan pembangunan dan

hasil-hasilnya (produk daerah). Penyelenggaraan pelayanan perangkutan harus ditatadalam satu kesatuan sistem transportasi secara terpadu dan mampu menyediakan jasa

perangkutan yang seimbang dengan tingkat kebutuhan pelayanan jasa angkutan yang

memenuhi syarat aman, selamat, nyaman, cepat, lancar, tertib, teratur, efisien, dan murah(Warpani, 2002). Kebutuhan akan adanya suatu angkutan yang efektif, efisien, dan andal

sangat diperlukan demi kelancaran kegiatan sosial, ekonomi, dan politik. Jika ketigakegntan tersebut dapat berjalan lancar maka dampaknya akan terasa terhadapperkembangan wilayah.

ffi St-n* Putbangunan Jawa Barat,12-13 Juni2[12 I

Page 8: solusi pemecahan masalah transportasi di kota bandung

Kota Bandung sebagai lbukota Provinsi Jawa Barat memiliki daya tarik tersendiribagi masyarakat untuk tinggal di kota tersebut. Penduduk Kota Bandung mengalamipeningkatan setiap tahunnya disebabkan oleh angka kelahiran dan perpindahan pendudukdengan berbagai tujuan (pendidikan, perdagangan, dan peningkatan perekonomiankeluarga). Sampai dengan Tahun 2008 berdasarkan Bandung dalam Angka 200812009,jumlah penduduk Kota Bandung adalah 2.335.406 jiwa, dengan laju pertumbuhan penduduk0,BB7o. Adapun kepadatan penduduk mencapai 13.927,48 jiwa/km2. Peningkatan jumlahpenduduk yang tidak diimbangi dengan peningkatan kualitas pelayanan akan menyebabkanberbagai permasalahan tersendiri, salah satunya adalah masalah transportasi di KotaBandung.

Akibat dari pertumbuhan penduduk yang tinggi tanpa diimbangi dengan prasaranadan sarana yang memadai, khususnya prasarana dan sarana pendukung transportasi,menyebabkan terjadi kemacetan lalu-lintas di banyak bagian wilayah Kota Bandung, apalagipada akhir pekan dan hari libur nasional yang panjang, kemacetan merata di seluruh bagianwilayah kota. Banyak wisatawan yang berlibur di Kota Bandung untuk menikmati kulinerkhas Kota Bandung dan belanja pakaian di Factory Outlet (FO) yang tersebar di KotaBandung. Kondisi tersebut sebenarnya sangat menguntungkan dari sisi Pendapatan AsliDaerah (PAD), akan tetapi terdapat dampak negatif yang timbul seperti terjadinyapenumpukan kendaraan bermotor di beberapa titik lokasi (sepanjang Jalan lr. H Juanda(Dago), Jalan RE Martadinata (Riau), dan Jalan Setiabudi. Hal ini sangat merugikanterutama bagi penduduk asli Kota Bandung yang akan melakukan aktivitas kesehariannya.

Pemerintah Kota Bandung mempunyai berbagai rencana untuk mengatasi masalahtransportasi yaitu pembangunan jalan tol dalam kota dan pembangunan Sistem AngkutanUmum Masal (SAUM). Rencana pembangunan jalan tol dalam kota tersebut akan dimulaidari Pasteur dan berakhir di Cileunyi. Pembangunan jalan tol dalam kota adalah tindak lanjutdari usulan pengoperasian jalan layang Pasupati menjadijalan tol oleh PT. Jasa Marga danPemerintah Provinsi Jawa Barat. Sedangkan Sistem Angkutan Umum Masal (SAUM) yangdirencanakan adalah pembangunan monorail, yaitu suatu rangkaian kereta ringan untukangkutan barang atau penumpang yang bergerak di atas jalur sebuah rel tunggal, umumnyaberupa rel layang, tetapi bisa juga berupa rel di atas permukaan tanah, di bawah levelpermukaan tanah atau di dalam terowongan (Laporan Akhir Masterplan Transportasi KotaBandung, Bappeda Kota Bandung, Tahun Anggaran 2009).

Adanya beberapa solusi untuk mengatasi masalah transportasi di Kota Bandungtersebut dan kemungkinan beberapa solusi lainnya untuk diterapkan tentunya membutuhkanberbagai pertimbangan untuk mengambil solusi yang paling tepat. Oleh karena itu, dalampenelitian ini proses menentukan solusi terbaik dalam mengatasi masalah transportasi diKota Bandung dilakukan berdasarkan pendapat pakar sebagai salah satu alat pengambilankeputusan dalam penyelesaian masalah transpoftasi tersebut.

2. METODOLOGI

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif denganpendekatan analisis data kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan analisis data kualitatifdipergunakan untuk meninjau kondisi transportasi di Kota Bandung saat ini danmengidentifikasi kelebihan dan kekurangan dari tiap-tiap solusi untuk mengatasi masalahtransportasi di Kota Bandung. Sedangkan pendekatan kuantitatif pada penelitian inidigunakan untuk menentukan bobot prioritas dari solusi untuk mengatasi masalahtransportasi di Kota Bandung dengan menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP)dari Saaty (1993) di mana penetapan bobot prioritas untuk kriteria dan solusi oleh parapakar.

2.1 Metode Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah teknik sampling, yangdalam wawancara dan penyebaran anqketdigunakan untuk menentukan

I Seminar Pembangunan Jawa Barat, 12-13 Juni 2il2

Page 9: solusi pemecahan masalah transportasi di kota bandung

menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilansampel sumber data dengan pertimbangan tertentu, misalnya orang tersebut yang dianggappaling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehinggaakan memudahkan peneliti menjelajahi obyek atau situasi sosial yang diteliti (Sugiyono,2008). Responden dipilih karena peneliti menganggap mereka cukup memahamipermasalahan mengenai transportasi di Kota Bandung dan solusi untuk mengatasi masalahtersebut. Responden tersebut adalah :

1. Pakar transportasi berasal dari akademisi sebanyak 3 (tiga) orang (ahli rekayasatrasportasi, sipil transportasi, dan perencana transportasi).

2. Kepala Bidang Fisik dan Tata Ruang Bappeda Kota Bandung.3. Kepala Bidang Lalu Lintas dan Parkir Dinas Perhubungan Kota Bandung.4. Kepala Bidang Perencanaan Dinas Bina Marga Kota Bandung.5. Kepala Bidang Perencanaan dan Tata Ruang Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya

Kota Bandung.6. Ketua Asosiasi Pengusaha Konstruksi Indonesia (ASPEKINDO) diJawa Barat.7. Ketua Asosiasi Perencana (lAP) di Jawa Barat.

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini dilakukanadalah:

1. WawancaraWawancara yang digunakan adalah wawancara tidak terstruktur untuk memperoleh

informasi tentang kondisi saat ini tentang transportasi di Kota Bandung, permasalahan, danrencana-rencana yang telah disusun untuk mengatasi masalah transportasi di KotaBandung. Teknik wawancara ini dipilih untuk memperoleh informasi sebanyak mungkin danmengembangkan isu atau pertanyaan sesuai dengan kondisi pada saat wawancara,sehingga diperoleh informasi yang lebih besar. Wawancara dilakukan kepada dua orangstaff dari instansi yang menangani masalah transportasi di Kota Bandung (DinasPerhubungan dan Dinas Bina Marga Kota Bandung) dan tiga ahli transportasi dari pihakakademisi.

2. Angket atau kuisionerAngket atau kuisioner disusun berdasarkan kriteria dan solusi yang dipilih

berdasarkan kajian pustaka di mana format kuesioner disusun sesuai dengan format bakuyang digunakan dalam AHP. Melalui format sesuai AHP ini kriteria-kriteria dan alternatifsolusi diperbandingkan tingkat kepentingannya dalam skala ordinal 0 - 9, dengan ketentuansebagai berikut:

Sumber : Saaty.(1993)

Kuisioner ini bertujuan untuk mengetahui prioritas pengambilan keputusan untukmengatasi masalah transportasi di Kota Bandung yang juga menjadi hasil akhir dalampenelitian ini.

2.2 Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analytical HierarchyProcess (AHP), Saaty (1993), suatu metode untuk pengambilan keputusan untuk mengubah

abel 1. Skala Dasar Thomas L

Tinqkat Kepentinqan Definisi1 Sama Pentinqnya dibandinq vanq lain

Moderat oentinonva dibandino vano lain5 Kuat oentinqnva dibandinq vanq lain7 Sanqat kuat pentinqnva dibandinq vanq lainI Ekstrim oentinonva dibandino vano lain

24F.'R Nilai di antara dua oenilaian vano berdekatan

KebalikanJika elemen i memiliki salah satu angka di atas ketika dibandingkan

elemen i, maka i memiliki nilai kebalikannya ketika dibandinqkan elemen i

W Seminar Pembangunan Jawa Earat, 12-13 Juni 2012 |

Page 10: solusi pemecahan masalah transportasi di kota bandung

penilaian subjektif atas kepentingan relatif menjadi suatu set bobot dengan mengurutkannyadalam prioritas pengambilan keputusan. Melalui metode ini pengambil keputusan bukanhanya didukung untuk menstrukturkan penilaian yang kompleks saja, namun jugamenghubungkan antara pertimbangan obyektif dengan subyektif dalam proses pengambilankeputusan.

Pemodelan permasalahan yang kompleks dalam struktur yang hirarkis dalammetode ini adalah melalui hubungan antara tujuan, kriteria, sub-kriteria, dan alternatif-alternatif. Proses menstrukturkgn persoalan sendiri dimulai dengan memecah kriteriamenjadi satu hirarki sub kriteria, dan mengevaluasi kriteria-kriteria tersebut beserta pilihanalternatif pemecahan persoalannya dalam perbandingan berpasangan. Analisis bandingberpasangan ini dilakukan dari suatu kriteria/sifat terhadap kriteria lainnya dan dari satualternatif terhadap alternatif lainnya yang berkenaan dengan suatu kriteria.

Tahapan dalam analisis ini adalah sebagai berikut.1. Mengidentifikasi kriteria dalam pemecahan masalah transportasi menjadi satu hirarki

dengan sub kriteria yang dilakukan melalui kajian teoritis.2. Mengidentifikasi alternatif solusi pemecahan masalah transportasi, dilakukan melalui

studi atas dokumen-dokumen perencanaan Pemerintah Kota Bandung dalamperencanaan transportasinya dan studi literatur terkait pengembangan transportasiberkelanjutan.

3. Menentukan bobot prioritas kriteria pemecahan masalah transportasi:a. memberikan bobot verbal/ numerik terhadap kriteria pemecahan masalah

transportasi, di mana setiap responden (dalam hal ini adalah pakar terpilih)memberikan penilaian komparatif antara satu kriteria terhadap kriteria lainnyadalam skala sebagaimana pada Tabel 1;

b. membuat matriks banding berpasangan dari kriteria-kriteria pemecahan masalahtransportasi, yaitu memetakan hasil pemberian bobot numerik responden dalammatrik yang membandingkan antar satu kriteria dengan kriteria lainnya;

c. menghitung bobot prioritas dan konsistensi dari kriteria-kriteria pemecahanmasalah transportasi;

d. menghitung concistency ratio (CR), di mana nilai maksimal dari rasio ini adalah10%. Hal ini dilakukan untuk melihat konsistennya penilaian/preferensi atas suatukriteria oleh responden. Proses perhitungannya dilakukan dengan menghitungnilai eigenvaktor terbesar, concistency index (Cl), dan concistency ratio (CR)

4. Menentukan bobot prioritas alternatif pemecahan masalah transportasia. memberikan bobot verbal/ numerik terhadap solusi pemecahan masalah

transportasi, di mana setiap responden (dalam hal ini adalah pakar terpilih)memberikan penilaian komparatif antara satu solusi terhadap solusi lainnyadalam skala sebagaimana pada Tabel 1;

b. membuat matriks banding berpasangan dari solusi pemecahan masalahtransportasi, yaitu memetakan hasil pemberian bobot numerik responden dalammatrik yang membandingkan antar satu solusi dengan solusi lainnya;

c. menghitung bobot prioritas dan konsistensi dari solusi-solusi pemecahanmasalah transportasi;

d. menghitung concistency ratio (CR), di mana nilai maksimal dari rasio ini adalah10%. Hal ini dilakukan untuk melihat konsistennya penilaian/preferensi atas suatusolusi oleh responden. Proses perhitungannya dilakukan dengan menghitungnilai eigenvaktor terbesar, concistency index (Cl), dan concistency ratio (CR)

2.3 Kriteria

Empat kriteria yang digunakan pada penelitian ini diturunkan dari Black (1981)sebagai berikut:

1. AktivitasKriteria aktivitas ini terdiri dari beberapa indikator, yaitu :

I Seminar Pembangunan Jawa Earat,12-13 Juni2il2m

Page 11: solusi pemecahan masalah transportasi di kota bandung

a. Jumlah Penduduk. Penduduk merupakan subyek dan objek dalam perencanaansistem transportasi. Semakin banyak penduduk, semakin banyak jugapergerakan yang dihasilkannya. Semakin banyak jumlah penduduk, makasemakin banyak pula sarana dan prasarana transportasi yang disiapkan untukmendukung pergerakan penduduk.

b. Pergerakan. Manusia yang selalu bergerak menimbulkan permasalahantransportasi seperti terjadinya waktu puncak kemacetan pada pagi dan sore hariserta tujuan pergerakan yang menuju ke pusat kota, dll.

c. Tenaga Kerja. Tenaga kerja mempunyai tingkat mobilitas yang lebih tinggidibandingkan dengan penduduk, sefta dimungkinkan tenaga kerja ini melakukanpergerakan komuter dari wilayah luar Kota Bandung.

2. LahanKriteria lahan initerdiri dari beberapa indikator, yaitu :

a. Komposisi Guna Lahan. Melalui komposisi guna lahan pemerintah dapatmengetahui kawasan yang menjadi asal perjalanan (kawasan perumahan) dankawasan tujuan perjalanan (kawasan perkantoran, kawasan pendidikan, dankawasan perdagangan), sehingga dapat diprediksi titik kemacetan.

b. Ketersediaan Lahan. Ketersediaan lahan menjadi peftimbangan dalam pemilihansolusi untuk mengatasi masalah transportasi di Kota Bandung, terutamaketersediaan lahan milik pemerintah. Semakin banyak lahan pemerintah yangtersedia, semakin bervariasi juga alternatif solusi yang dapat diajukan untukmengatasi masalah transportasi di Kota Bandung.

c. Nilai Lahan. Nilai lahan menjadi salah satu indikator bagi pemerintah daerahuntuk memutuskan solusi terkait dengan proses pembebasan lahan. Selain itu,pertimbangan atas dampak nilai lahan tersebut terhadap pelaksanaan solusiuntuk mengatasi masalah transportasi di Kota Bandung, misalnya peningkatanbiaya pemecahan solusi transponasi, akan menjadi salah satu pertimbangandalam pemilihan solusiyang tepat.

d. Aspek Hukum. Hal ini berkaitan dengan kepemilikan lahan yang akan digunakanuntuk solusi untuk mengatasi masalah transportasi di Kota Bandung karena akanmempengaruhi kemudahan proses pembebasan lahan yang digunakan.

e. Bangkitan Lalu Lintas. Banyaknya lalu-lintas yang dibangkitkan/ditimbulkan olehkawasan atau daerah per satuan waktu tentunya dipengaruhi oleh bangkitan dantarikan' dari guna lahan. Karakter bangkitan lalu lintas di Kota Bandungselanjutnya akan menjadi pertimbangan dalam pemilihan solusi pemecahanmasalah transportasi.

3. Kondisi Perjalanan (Travelling Conditions)Kriteria initerdiri dari beberapa indikator, yaitu :

a. Aksesibilitas. Merupakan salah satu komponen penting bagi masyarakat untukmenentukan moda yang akan digunakannya. Kemudahan dan jarak tempuhuntuk mencapai daerah tujuan.

b. Aman. orang dan atau barang selamat sampai di tempat tujuan tanpa gangguanfaktor internal sistem perangkutan, tanpa gangguan faktor eksternal selamadalam perjalanan

c. Nyaman. adanya jaminan ketenangan dan kenikmatan dalam perjalanan dariasal sampai ke tujuan

d. Lancar. Lancar berkaitan dengan waktu tempuh dan jarak tempuh mencapaitujuan. dapat diandalkan, tangguh, sesuai dengan jadwal dan ada kepastian

e. Biaya Perjalanan; diharapkan biaya perjalanan yang dikeluarkan serendah-rendahnya dengan tingkat pelayanan semaksimalnya.

4, Transportasi berkelanjutan (Sustarnable Transportation)Untuk mendukung program transportasi yang berkelanjutan, diharapkan pemilihan

solusi untuk mengatasi masalah kemacetan harus bebas dari : (i) polusi udara, (ii) polusisuara, dan (iii) polusi getaran. Selain itu, solusi juga harus meminimalisasi dalam

ffi Seminar Pembangunan Jawa Barat,12-13 Juni2012 |

Page 12: solusi pemecahan masalah transportasi di kota bandung

penggunaan energi yang tidak terbarukan (yang berasal dari minyak bumi) ataumenggunakan energi yang terbarukan sefta memiliki tingkat kecelakaan yang minimum.

Sedangkan alternatif solusi yang digunakan untuk mengatasi masalah transportasi diKota Bandung diperoleh dari dokumen rencana pengembangan transpoftasi Kota Bandungdan solusi-solusi yang mengacu sarana angkutan umum massal dari Grava (2OOZ).Alternatif solusi tersebut adalah sebagai berikut.

- Pembanqunan jalan tol dalam kota (A)

Pembangunan jalan tol dalam kota merupakan tindak lanjut dari usulanpengoperasian jalan layang Pasupati menjadi jalan tol, yang dilontarkan PT. Jasa Marga(persero) dan Pemprov Jabar. Dari Tol Pasteur dan berakhir di tol Padaleunyi. Pada tahipawal akan dibangun terowongan (tunnel) dimulai dari akhir jalan layang Pasupati sampaiGasibu sepanjang 400 meter, dengan maksud tidak mengganggu view atau pemandangansimetris antara Gedung Sate, Tugu Perjuangan dan Gunung Tangkubanperahu. Selanjutnyapada tahap akhir akan dibangun sistem jalan layang (elevatedy yang menghubuhgkanPasupati (tunnetl menuju Ujungberung-Gedebage-Padaleunyi yang terintegrasi denganjalan tol Padaleunyi.

- RealisasiTrans Metro Bandunq (B)

Sebenarnya Trans Metro Bandung (TMB) sudah beroperasi sejak tahun 2009 namunmasih saja belum mengurangi masalah transportasi di Kota Bandung, karena hanyamelintasi Jalan Soekarno-Hatta saja. Oleh karena itu, apakah perlu ditambah jalur TMByang melewatijalan lainnya agar dapat mengurangi masalah transportasi di Kota Bandung.

- Pembanqunan monorail (C)

Yaitu suatu rangkaian kereta ringan untuk angkutan barang atau penumpang yangbergerak di atas jalur sebuah rel tunggal, umumnya berupa rel layang, tetapi bisa jugiberupa rel di atas permukaan tanah, di bawah level permukaan tanah atau di dalamterowongan. Pembangunan monorail ini akan melewati ring utara (Cihampelas-Pajajaran-ROW KA-Merdeka-Juanda-St. Agung-Wiratayuda Barat-Dipati Ukur) dan ring selatan (nOWKA-Merdeka-Lembong-Tamblong-Lengkong Besar-Pungkur-Astana Anyar-Gardu Jati).

- Pengaktifan kembaliTrem (D)

. Trem merupakan kereta yang memiliki rel khusus di dalam kota, dengan Trem yangberselang waktu 5-10 menit berangkat, merupakan solusi untuk kemacetan. Rangkaian tremumumnya satu set (terdiri atas dua kereta) agar tidak terlalu panjang. Letak rel berbaurdengan lalu-lintas kota, atau terpisah seperti bus-way, bahkan bisa pula layang (elevated)atau sub-way, hanya untuk sebagian lintasan saja. Dahulu Kota Bandung mempunyai tremyang melintasiJalan Dago (Jl. lr. H. Djuanda).

- Pelebaran dan penambahan pada ruas ialan tertentu (E)

Hal ini perlu dilakukan karena pada ruas jalan tertentu karena terjadi peningkatankelas jalan akibat adanya pembangunan jalan tol dalam kota dan sesuai dehgan RpJM KotaBandung 2005-2025 dengan luas jalan minimal 5/" dari luas wilayah Kota Bandung.

I Seminar Pembangunan Jawa Barat, 12-13 Juni 2!12

Page 13: solusi pemecahan masalah transportasi di kota bandung

Adapun bagan alir yang menunjukkan hirarki dalam penentuan pemecahan masalah transportasidengan menggunakan metode AHP ini dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 1. Struktur hirarki dalam pemecahan masalah transportasi Kota Bandung denganmenggunakan metode AHP

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penentuan solusi masalah transportasi di Kota Bandung berdasarkan kriteria yangtelah ditetapkan di atas pada dasarnya dilakukan dengan dua tahapan yaitu penetapanbobot prioritas kriteria dan penetapan bobot prioritas alternatif pemecahan masalahtransportasi dengan menggunakan bobot prioritas kriteria yang telah diperoleh. Berikutadalah hasil pengolahan penetapan bobot prioritas tersebut.

3.1 Bobot Prioritas Kriteria Solusi Masalah Transportasi

Perbandingan relatif antar kriteria dalam solusi masalah transportasi dapat dilihatpada matriks perbandingan dari tiap-tiap kriteria berikut.

Penentuan

Pemecahan

Masalah

ffi Seminar Pembangunan Jawa Barat,12-13 Juni2[|2 |

Page 14: solusi pemecahan masalah transportasi di kota bandung

abel2. label bo bot orioritas dan konsistensi dari t kriteria

KRITERIA Aktivitas Lahan Kondisiperialanan

Sustainabletransportation

Bobotprioritas Konsistensi

Aktivitas 1 v,ol 4,27 0,24 0,09 0,37

Lahan 1,49 1 0,25 0,31 0,12 0,48Kondisi

perialananQ-7 4 1 0,37 0,31 1,3

SustainableTransoortation

417 3,23 0,48 2,08

Jumlah 10,4 g,g 4,22 1,92 1

Sumber : Hasil Analisis 2010.

Eigenvalue terbesar ( l.maks)= 4,16Indeks Konsistensi (Cl) = 0,06Consistency Ratio (CR) = 0,06

Dengan nilai CR = 0,06 (CR < 10'/o), maka dapat disimpulkan bahwa pembobotanpada tiap kriteria yang dilakukan oleh para responden, dianggap telah konsiten. Bobotprioritas dari kriteria yang digunakan untuk mengatasi masalah transportasi di Kota Bandungyaitu :

1. Transportasi Berkelanjutan (Sustainable Transportation) sebesar 48 7o2. Kondisi Perjalanan (Travelling Conditions) sebesar 31703. Lahan sebesar 127o4. Aktivitas sebesar 97o

Berdasarkan hasil pembobotan tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk mengatasimasalah transportasi di Kota Bandung, para responden memprioritaskan kriteriaTransportasi Berkelanjutan (Sustainable Transportation) kemudian kriteria KondisiPerjalanan (Travelling Conditions). Kedua kriteria tersebut mempunyai bobot prioritas yangtinggi dibandingkan dengan kriteria lainnya. Tahap selanjutnya adalah menghitung bobotprioritas dan proses konsistensi dari tiaptiap kriteria terhadap solusi masalah transportasi diKota Bandung yang telah ditetapkan berdasarkan kajian teoritis.

3.2 Bobot Prioritas Alternatif Solusi Masalah Transportasi

- Bobot Prioritas Alternatif Solusi Masalah Transportasi berdasarkan Kriteria Aktivitas

Kriteria aktivitas ini terdiri dari 3 (tiga) indikator, yaitu : Jumlah penduduk,pergerakan, dan tenaga kerja. Berdasarkan hasil survey berupa pemberian kuesionerkepada para responden, maka akan diperoleh matriks perbandingan dari kriteria aktivitasterhadap 5 (lima) solusi yang dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel

Sumber : Hasil Analisis 2010

Eigenvalue terbesar ( )"maks)= 5,ZZlndeks Konsistensi (Cl) = 0,07Consistency Ratio (CR) = 0,06

3. Tabel bobot tas dan t(onslstensi dari tiap solusi kriteria aktivitas

SOLUSI A B c D E BOBOT PRIORITAS KONSISTENSI

A 0,69 1,06 2,53 0,6 0,19 0,99B 1,45 1 1.76 3,24 1,41 0,29

c 0,94 0,57 1 4,45 r, to 0,23 1,23

D 0,4 0,31 492 1 0,97 0,10 0,5E I,O/ 0,71 0,86 1

1 0,19 1,01

JUMLAH 5,45 3,28 4,91 12,22 5,14 1

I Seminar Pembangunan Jawa Earat, l2-13 Juni 2il2 ffi

Page 15: solusi pemecahan masalah transportasi di kota bandung

Dengan nilai CR = 0,06 (CR < 10'/.), maka dapat disimpulkan bahwa pembobotanpada tiap solusi terhadap kriteria aktivitas yang dilakukan dianggap telah konsiten.

- Bobot Prioritas Alternatif Solusi Masalah Transportasi berdasarkan Kriteria Lahan

Kriteria lahan ini terdiri dari 5 (lima) indikator, yaitu : Komposisi guna lahan,Ketersediaan lahan, Nilai lahan, Aspek hukum, dan Bangkitan lalu lintas. Berdasarkan hasilsurvey berupa pemberian quesioner kepada para responden, maka akan didapat matriksperbandingan dari kriteria lahan terhadap 5 (lima) solusi yang dapat dilihat pada tabelberikut.

Sumber : Hasil Analisis 2010

Eigenvalue terbesar ( l.maks)= $,Q7Indeks Konsistensi (Cl) = 0,01Consistency Ratio (CR) = 0,01

Dengan nilai CR = 0,01 (CR . 10"/"), maka dapat disimpulkan bahwa pembobotanpada tiap solusiterhadap kriteria lahan yang dilakukan dianggap telah konsiten.

- Bobot Prioritas Alternatif Solusi Masalah Transportasi berdasarkan Kriteria KondisiP erialanan ( Travel I i nq Condition s)

Kriteria Kondisi Perjalanan (Travelling Conditions) ini terdiri dari 5 (lima) indikator,yaitu : Aksesibilitas, Aman, Nyaman, Lancar, dan Biaya Perjalanan. Berdasarkan hasilsurvey berupa pemberian kuesioner kepada para responden, maka akan didapat matriksperbandingan dari kriteria Kondisi Perjalanan terhadap 5 (lima) solusi yang dapat dilihatoada tabel berikut.

Sumber : Hasil Analisis 2010

Eigenvalue terbesar ( l,maks)= 5,17Indeks Konsistensi (Cl) = 0,04Consistency Ratio (CR) = 0,03

Tabel 4. Bobot prioritas dan konsistensi dari tiap solusi kriteria lahan

SOLUSI A B c D E BOBOT PRIORITAS KONSISTENSI

A 1 1 0,91 2,43 1,01 0,22 1,13

B I 1 1,03 2,69 1,85 O,26 1,31

c 1.1 0,97 1 e 1,84 o,27 1,35

D 0,41 0,37 0,33 I 0,97 0,10 0,53

E 0,99 0,54 0,54 1,03 1 0,15 0,76

JUMLAH 415 3,88 3,82 10,2 6,67 1

Tabel 5. Bobot orioritas dan proses konsistensi dari solusi kriteria kondisi perialanan

SOLUSI A B c D E BOBOT PRIORITAS PROSES KONSISTENSI

A 1,14 0,48 3,00 0,90 0,19 1,01

B 0,88 I 0,99 2,73 276 0,26 1,34

c 2,08 1,01 5,47 2.29 0,33 1,73

D u,.t.J 0,37 0,18 I 0,78 0,08 0,4

E 1.11 U.JO 0,44 1,28 1 0,13 0,69

JUMLAH 5,40 3,88 3,09 13,48 7,73 1

ffi Seminar Pembangunan Jawa Earat,12-13 Juni2il2 |

Page 16: solusi pemecahan masalah transportasi di kota bandung

Dengan nilai CR = 0,03 (CR . 1A"/"), maka dapat disimpulkan bahwa pembobotanpada tiap solusi terhadap kriteria kondisi perjalanan yang dilakukan dianggap telahkonsiten.

- Bobot Prioritas Alternatif Solusi Masalah Transportasi berdasarkan Kriteria TransportasiBerkelaniutan ( S u stai n ab I e T r an s po ft at i o n\

Guna mendukung program transportasi yang berkelanjutan, diharapkan pemilihansolusi untuk mengatasi masalah transportasi harus bebas dari : (i) polusi udara, (ii) polusisLlara, dan (iii) polusi getaran, juga harus meminimalisasi dalam penggunaan energi yangtidak terbarukan (yang berasal dari minyak bumi) atau menggunakan energi yangterbarukan serta memiliki tingkat kecelakaan yang minimum. Berdasarkan hasil surveyberupa pemberian quesioner kepada para responden, maka akan didapat matriksperbandingan dari kriteria aktivitas terhadap 5 (lima) solusi yang dapat dilihat pada tabelberikut.

Sumber : Hasil Analisis 2010

Eigenvalue terbesar ( l.maks)= 5,06Indeks Konsistensi (Cl) = 0,01Consistency Ratio (CR) = 0,01

Dengan nilai CR = 0,01 (CR < 10"/"), maka dapat disimpulkan bahwa pembobotanpada tiap solusi terhadap kriteria transpoftasi berkelanjutan yang dilakukan dianggap telahkonsiten.

- Normalisasi Matriks,

Tahapan selanjutnya pada Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah normalisasimatriks. Berdasarkan hasil perhitungan sebelumnya, maka didapat tabel normalisasi matrikspada Tabel 12 dan matriks perkalian pada Tabel 7 yang menunjukkan prioritas bobotprioritas atas solusi masalah transportasi di Kota Bandung.

fabel 7. Normalisasi matriks

abel 6. Bobot tas dan konsistensi dari solusi terhadao kriteria berkel

soLusl A B c D E BOBOT PRIORITAS PROSES KONSISTENSI

A 1 0,39 0,18 0,80 0,67 0,09 0.43

B 2.56 1 1,06 2,84 2,85 0,31 1,56

c 5,56 0,94 1 4,68 3,07 0,39 1,99

D 1,25 0,35 0,21 I 0,96 0,10 u,c I

E 1,49 0,35 0,33 1 1 0,11 0,58

JUMLAH 11,9 3,04 2,78 10,3 8,55 1

KRITERIA

Aktivitas Lahan Kondisi Perjalanan Transportasi Berkelanjutan

0,09 o,12 0,31 0,48

U'

oo

A 0,19 0,22 0,19 0,09

B n2q 0,26 0,26 0,31

c 0,23 v,zt 0,33 0,39

D 0,'l 0,1 0,08 0.1

E 0,19 0,15 0,13 0,11

Sumber : Hasil Analisis 2010

I SeminarPembangunan Jawa Barat, l2-13 iuni 2il2 ffi

Page 17: solusi pemecahan masalah transportasi di kota bandung

Tabel 8. Matriks PerkalianKriteria

Bobot PrioritasAktivitas Lahan Kondisi Perjalanan Transportasi Berkelanjutan

6fJoa

A 0,02 0,03 0,06 0,04 0,15

B 0,03 0,03 0,08 0,15 0,29

c 0,42 0,03 0,1 0,19 O,34

D 0,01 0,01 0,02 0,05 0,09

E 0,02 0,02 0,04 0,05 0,13

Jumlah 1

Sumber : Hasil Analisis 2010

Bobot prioritas atas kriteria solusi masalah transportasi yang telah dihasilkan padaTabel 3, di mana diperoleh urutan bobot prioritasnya adalah kriteria TransportasiBerkelanjutan (Sustainable Transportation) memiliki prioritas tertinggi, diikuti oleh KondisiPerjalanan, Lahan, dan Aktivitas. Dengan demikian, maka bobot prioritas tersebut akanmenjadi dasar (atau pengali) bagi perhitungan prioritas solusi masalah transportasi di KotaBandung. Berdasarkan normalisasi matriks dan matriks perkalian, maka urutan prioritassolusi untuk mengatasi masalah transportasi di Kota Bandung adalah sebagai berikut :

1. Pembangunan Monorail (C) sebesar 34/".2. RealisasiTrans Metro Bandung (B) sebesar 29%.3. Pembangunan Jalan Tol dalam Kota (A) sebesar 157o.

4. Pelebaran dan Penambahan pada ruas jalan tertentu (E) sebesar 13%5. Pengaktifan kembaliTrem (D) sebesar 97o.

4. KESIMPULAN

Perencanaan transportasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dariperencanaan wilayah dan kota. Berdasarkan studi dan rencana pengembangan danpemecahan masalah transportasi di Kota Bandung yang ditetapkan oleh Pemerintah KotaBandung dan beberapa solusi berdasarkan kajian teoritis akan menjadi alternatif solusiyang dapat dipertimbangkan. Pemerintah Kota Bandung mempunyai berbagai rencanauntuk mengataSi masalah transportasi yaitu pembangunan jalan tol dalam kota,pembangunan Sistem Angkutan Umum Massal (SAUM) berupa pengoprasian Trans MetroBandung yang mengadopsi sistem Bus Rapid Transit (BRT) dan pembangunan monorail,serta pelebaran dan penambahan ruas jalan yang terdapat pada RPJPD Kota BandungTahun 2005-2025. Melalui pemilihan solusi yang ditentukan berdasarkan pendapat pakaryang memahami kondisi tranportasi Kota Bandung, dan menguasai berbagai pertimbanganyang diperlukan untuk memilih solusi yang tepat, maka metode pemilihan/pengambilankeputusan yang tepat melalui pertimbangan keahlian merupakan pendekatan yang dapatdipertimbangkan.

Pembangunan transportasi berkelanjutan menjadi kriteria utama yang dinilai palingpenting dibanding kriteria kondisi perjalanan, lahan, dan aktivitas. Hal ini tentunyamemperlihatkan bahwa visi ke depan dalam pengelolaan transportasi haruslah menjadilandasan utama. Setelah itu, tentunya kondisi perjalanan akan menjadi pertimbanganberikutnya, dilanjutkan dengan lahan, dan aktivitas. Berdasarkan prioritas kriteria untukmenilai solusi yang tepat bagi masalah transportasi di Kota Bandung, maka para responden(pakar) berpendapat bahwa pembangunan transportasi masal menjadi solusi yangmenempati urutan pertama dan kedua yaitu Pembangunan Monorail (C) sebesar 34/", danRealisasi Trans Metro Bandung (B) sebesar 29/", walaupun salah satu solusi transportasimasal yaitu Pengaktifan kembali Trem (D) menjadi prioritas solusi terendah 9%. Solusitranportasi yang dilakukan dengan penambahan kuantitas jalan menempati prioritas ketigadan keempat, yaitu Pembangunan Jalan Tol dalam Kota (A) sebesar 157", dan Pelebaran

W Seminar Pemhangunan Jawa Barat, 12-13 Juni 2il2 |

Page 18: solusi pemecahan masalah transportasi di kota bandung

dan Penambahan pada ruas jalan tertentu (E) sebesar 13%. Urutan solusi yang dihasilkanmelalui metode AHP ini tentunya memiliki keterbatasan dengan penggunaan data kualitatifberupa persepsi dari nara sumber yang dalam pengembangannya dapat diperkaya dengandata kuantitatif penunjang lainnya sepertiteknologi, biaya ekoomis, dan lain sebagainya.

Melalui runutan prioritas solusi tersebut di atas, maka pemerintah Kota Bandungdapat menjadikan hasil ini sebagai dasar pengambilan keputusan yang cukup valid, di manaberdasarkan pendapat para pakar tranportasi telah memperlimbangkan kriteria yang tepatbagi pemecahan masalah transpottasidi Kota Bandung.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat ltenasatas dukungan pendanaan pada penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Black, John., (1981), Urban Tansport Planning, Croom Helm, London.

Grava, Sigurd., (2002). Urban Transportation System, McGraw Hill, Inc'

Kountur, Ronny., (2007). Metode Penelitian Edisi Revisi untuk Penulisan Skripsi danIesis,PPM, Jakarta.

Saaty, Thomas. L, (1993), Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin: " Proses HirarkiAnatitik LJntuk Pengambilan Keputusan Yang Kompleks", PT, Pustaka BinamanPressindo, Jakarta.

Sugiyono., (2008), Memahami Penelitian Kualitatif, CV Alfabeta, Bandung.

Sustainable Transport Action Network (SUSTRAN), (1996). Key issues in SustainableTransportation. Dibuka 5 Mei 2010. http://www.gdrc.org/uem/sustran/key-issues.html.

Tamin, Ofyar A., (1997). Perencanaan dan Pemodelan Transportasr, Penerbit lTB,

Bandung..

Warpani, Suwardjoko., (2002). Pengelolaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, PenerbitlTB,Bandung.

anonym,. (2008). Kota Bandung Dalam Angka 200B.BPS Jawa Barat, Bandung'

anonym,.(1984). undang-tJndang No 38 tahun 2004 tentang Jalan. Pemerintah RepublikIndonesia, Jakarta :.

anonym,. (1984). Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol,

Pemerintah Republik lndonesia, Jakarta.

anonym,. (2004). Rencana Program Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Bandung 2005-2025, Pemerintah Kota Bandung, Bandung.

l Seminar Pembangunan Jawa Earat, l2-13 Juni 2[12 W