bab 4 perancangan dan evaluasi 4.1 perancangan …thesis.binus.ac.id/asli/bab4/2009-1-00162-if bab...

59
67 BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringan Komputer dengan Menggunakan Routing Protokol OS PF Berdasarkan usulan pemecahan masalah yang telah diajukan, akan dibuat jaringan yang terintegrasi dengan router dan menggunakan routing protokol OSPF sebagai solusi pemecahan masalah pada Sekretariat Pengadilan Pajak. 4.1.1 Penggunaan Router dan Routing Protokol OS PF Koneksi LAN di Sekretariat Pengadilan Pajak digunakan untuk membangun jaringan antar komputer internal dengan server dari Sekretariat Pengadilan Pajak. Jaringan LAN di Sekretariat Pengadilan Pajak digunakan untuk berbagai macam komunikasi data, antara lain : 1. Pengiriman data ke server Di Sekretariat Pengadilan Pajak terdapat 3 server yang terdiri dari Server Utama, Server SM S, Server Backup. Server Database, yang berada di Server Utama, digunakan untuk menyimpan berbagai data dan file- file penting. Server ini dapat diakses oleh setiap bagian dari Sekretariat Pajak. 2. Sharing data antar komputer Di Sekretariat Pengadilan Pajak terdapat jaringan komputer yang dapat digunakan juga untuk saling sharing file. Termasuk juga dokumen- dokumen pekerjaan. Dengan adanya file sharing ini bisa mempercepat

Upload: truongnga

Post on 06-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00162-IF Bab 4.pdf · sebagai solusi pemecahan masalah pada Sekretariat Pengadilan Pajak. 4.1.1

67

BAB 4

PERANCANGAN DAN EVALUASI

4.1 Perancangan Jaringan Komputer dengan Menggunakan Routing Protokol

OSPF

Berdasarkan usulan pemecahan masalah yang telah diajukan, akan dibuat

jaringan yang terintegrasi dengan router dan menggunakan routing protokol OSPF

sebagai solusi pemecahan masalah pada Sekretariat Pengadilan Pajak.

4.1.1 Penggunaan Router dan Routing Protokol OSPF

Koneksi LAN di Sekretariat Pengadilan Pajak digunakan untuk

membangun jaringan antar komputer internal dengan server dari Sekretariat

Pengadilan Pajak. Jaringan LAN di Sekretariat Pengadilan Pajak digunakan

untuk berbagai macam komunikasi data, antara lain :

1. Pengiriman data ke server

Di Sekretariat Pengadilan Pajak terdapat 3 server yang terdiri dari

Server Utama, Server SMS, Server Backup. Server Database, yang

berada di Server Utama, digunakan untuk menyimpan berbagai data dan

file- file penting. Server ini dapat diakses oleh setiap bagian dari

Sekretariat Pajak.

2. Sharing data antar komputer

Di Sekretariat Pengadilan Pajak terdapat jaringan komputer yang

dapat digunakan juga untuk saling sharing file. Termasuk juga dokumen-

dokumen pekerjaan. Dengan adanya file sharing ini bisa mempercepat

Page 2: BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00162-IF Bab 4.pdf · sebagai solusi pemecahan masalah pada Sekretariat Pengadilan Pajak. 4.1.1

68

kinerja dari karyawan yang memerlukan file atau dokumen dari karyawan

lain.

3. Koneksi ke internet melalui proxy server

Di Sekretariat Pengadilan Pajak terdapat koneksi ke internet dengan

menggunakan ISP dari Indosat dan Biznet. Koneksi yang ada dikelola

oleh Pusintek sehingga jaringan internet di Sekretariat Pengadilan Pajak

tidak terkoneksi secara langsung ke ISP. Namun, terlebih dahulu

terkoneksi ke switch di ruang server yang terhubung langsung dengan

Pusintek.

Untuk memungkinkan terjadinya koneksi antar jaringan (yang terdiri dari

beberapa lantai) maka diperlukan suatu routing protokol yang sesuai.

Berdasarkan perbandingan dan kelebihan yang telah dikemukakan pada bab 3,

maka akan diterapkan Routing Protokol OSPF. Dengan adanya OSPF, maka

perusahaan akan memperoleh beberapa keuntungan, antaranya :

1. Tingkat kepadatan jaringan lebih kecil

Dengan adanya pemakaian sebuah routing protokol akan membuat

kepadatan jaringan menjadi lebih sedikit daripada saat awal tanpa routing

protokol.

2. Tidak menggunakan hop count.

Dengan fasilitas ini, perusahaan dapat menambah peralatan baru

untuk pengembangan jaringan tanpa memperhitungkan hop count

maksimal. Sehingga sangat berpengaruh dalam perkembangan jaringan.

3. Adanya fitur Stub Area.

Page 3: BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00162-IF Bab 4.pdf · sebagai solusi pemecahan masalah pada Sekretariat Pengadilan Pajak. 4.1.1

69

Fitur ini berfungsi agar router tidak mengirimkan informasi-

informasi yang kurang penting. Dengan fitur ini, area yang dinyatakan

stub, tidak tahu kondisi jaringan area lainnya. Hal ini tentunya akan lebih

menghemat bandwith dan membuat routing tabel menjadi lebih kecil.

4. Adanya DR/BDR (Designated Router / Backup Designated Router).

Dengan adanya pemilihan DR/BDR maka router yang melakukan

routing update hanya DR. Hal ini tentunya akan menghemat jumlah

bandwidth jaringan yang digunakan.

5. Dapat melakukan authentifikasi.

Dengan fitur ini hanya komputer atau jaringan yang dikenali saja

yang mendapat izin untuk mengkases jaringan OSPF.

6. Mendukung penggunaan VLSM.

Dengan adanya fitur ini maka pemakaian beberapa subnet mask

dapat dilakukan dalam lingkup satu alamat jaringan.

7. Fast Convergence

Router pada jaringan OSPF melakukan update routing table

langsung ketika terjadi perubahan pada jaringan. Sehingga saat terjadi

perubahan maka router lainnya di dalam jaringan akan langsung

mengetahui perubahan yang terjadi. Di sinilah kelebihan dari OSPF

karena proses update tidak bergantung pada interval waktu.

8. Summarization

Dengan adanya fitur ini, maka beberapa jaringan pada suatu tempat

bisa dikenali jaringan lainnya dengan diwakili oleh satu jaringan saja.

9. Algoritma SPF

Page 4: BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00162-IF Bab 4.pdf · sebagai solusi pemecahan masalah pada Sekretariat Pengadilan Pajak. 4.1.1

70

Shortest Path First merupakan algoritma yang memungkinkan

untuk OSPF mencari jalur terpendek dalam mengirimkan data di dalam

jaringan. Hal ini dilakukan dengan cara mencari ‘cost’ terkecil dari setiap

jalur yang tersedia. Lalu dilakukan pemilihan jalur yang memiliki ‘cost’

terkecil. Hal ini meningkatkan kecepatan pengiriman data.

4.1.2 Skenario Implementasi

4.1.2.1 Rancangan Topologi

Dari analisa kebutuhan perusahaan, maka akan dirancang topologi

yang sekiranya dapat memenuhi kebutuhan perusahaan.

Gambar 4.1 Rancangan Topologi

Page 5: BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00162-IF Bab 4.pdf · sebagai solusi pemecahan masalah pada Sekretariat Pengadilan Pajak. 4.1.1

71

Gambar diatas adalah gambar rancangan topologi logikal yang

paling tepat untuk diterapkan di sekretariat pengadilan pajak.

Perancangan topologi berdasarkan prioritas-prioritas, yang pertama

yaitu berdasarkan jumlah komputer per lantai, kemudian prioritas kedua

yaitu lokasi peletakan router, dan prioritas ketiga yaitu struktur

organisasi.

Topologi yang dimaksud menggunakan 2-level hierarchical

topology dengan router server lantai 6 sebagai puncak spanning tree.

Dibawahnya terdapat 3 buah router level 2 yang masing-masingnya

mengatur kurang lebih 60 komputer (jumlah komputer spesifik dapat

dilihat dibawah), sedangkan server dihubungkan langsung ke server

puncak spanning tree, begitu juga dengan subnet khusus yang disiapkan

apabila petinggi dan pejabat pengadilan pajak memerlukan koneksi ke

server agar tidak terganggu dengan traffic dari jaringan lainnya dan

secara cost juga lebih kecil (perhitungan cost dapat dilihat dibawah).

Masing-masing router di level 2 juga saling terhubung hal ini

dimaksudkan agar pertukaran data antar komputer tidak membebani

router puncak spanning tree yang sudah mengatur koneksi ke server

dan ke internet.

Interface yang menghubungkan router puncak dengan router

dibawahnya menggunakan kabel serial DS3 begitu juga dengan router

di level kedua saling terhubung menggunakan kabel serial DS3 yang

sanggup menyalurkan data sebesar 44,736 Mbps. Sedangkan interface

dari router ke switch jaringan dibawahnya menggunakan fast ethernet

Page 6: BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00162-IF Bab 4.pdf · sebagai solusi pemecahan masalah pada Sekretariat Pengadilan Pajak. 4.1.1

72

dan dari switch diteruskan ke masing-masing komputer menggunakan

kabel ethernet.

Untuk koneksinya menggunakan High Level Data Link Control

(HDLC) yang merupakan bit-oriented synchronous data link layer

protokol, HDLC dapat digunakan untuk koneksi point to multipoint

namun saat ini lebih banyak digunakan untuk menghubungkan satu

device dengan device lainnya seperti router dengan router. Alasan

pemilihan HDLC adalah karena jaringan tidak melewati area public

tetapi hanya melewati private maka encapsulasi dengan enkripsi tidak

begitu diperlukan.

Dan untuk routing protokolnya digunakan dynamic routing protocol

karena dynamic routing protocol lebih flexibel daripada static protocol

yang memerlukan update manual apabila topologi jaringan berubah.

Dari beberapa dynamic routing protocol yang paling sesuai dengan

kebutuhan jaringan adalah Open Shortest Path First. Karena tidak

begitu banyak router dan lokasi yang masih berada dalam satu area

maka digunakan OSPF single area.

Router yang menjalankan OSPF menggunakan cost yang

diasosiasikan ke interface untuk menentukan route terbaik. Cost yang

didasarkan pada bandwidth menggunakan formula 10^8 / bandwidth.

Tabel 4.1 Cost OSPF

Media Cost

56 Kbps serial link 1785

Page 7: BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00162-IF Bab 4.pdf · sebagai solusi pemecahan masalah pada Sekretariat Pengadilan Pajak. 4.1.1

73

T1 (1,544 Mbps Serial link) 64

E1 (2,048 Mbps Serial link) 48

4 Mbps Token Ring 25

Ethernet (10 Mbps) 10

16 Mbps Token Ring 6

DS3 (44,736 Mbps) 2

100 Mbps Fast Ethernet 1

Data jumlah komputer pada setiap lantai :

Pada Lantai 1 terdapat 1 server.

Pada Lantai 5 terdapat 11 komputer.

Berikut deskripsi detail komputer lantai 5 :

Bagian Sekretariat 11 komputer

Pada Lantai 6 terdapat 52 komputer dan 2 server.

Berikut deskripsi detail komputer lantai 6 :

Bagian APKD 9 komputer

Bagian Yurpenda 11 komputer dan 2 server

Bagian ASP I 6 komputer

Bagian Majelis IV 10 komputer

Bagian Umum 16 komputer.

Pada lantai 7 terdapat 48 komputer.

Berikut deskripsi detail komputer lantai 7 :

Bagian Majelis VIII 10 komputer.

Page 8: BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00162-IF Bab 4.pdf · sebagai solusi pemecahan masalah pada Sekretariat Pengadilan Pajak. 4.1.1

74

Bagian Majelis X 9 komputer.

Bagian Majelis IX 10 komputer.

Bagian Majelis I 10 komputer.

Bagian Majelis V 9 komputer.

Pada lantai 8 terdapat 51 komputer.

Berikut deskripsi detail komputer lantai 8 :

Bagian Majelis VII 9 komputer.

Bagian Majelis III 11 komputer.

Bagian Majelis XI 10 komputer.

Bagian Majelis II 11 komputer.

Bagian Majelis VI 10 komputer.

Pada lantai 20 terdapat 7 komputer.

Berikut deskripsi detail komputer lantai 20 :

Bagian ASP II 7 komputer.

Perancangan pembagian IP untuk tiap lantai :

Berdasarkan jumlah komputer dan rencana pengelompokan jaringan

berdasarkan lantai dan bagian maka penggunaan subnetting yang paling

tepat adalah kelas B dengan range IP 128.0.0.0 – 191.255.255.255,

identitas lantai diletakkan pada octet kedua, identitas bagian dibedakan

pada octet ketiga, sedangkan octet ke empat merupakan id host.

Sehingga ketika akan melakukan troubleshot network administrator

dapat mengetahui keberadaan komputer hanya berdasarkan alamat IP

nya saja.

Page 9: BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00162-IF Bab 4.pdf · sebagai solusi pemecahan masalah pada Sekretariat Pengadilan Pajak. 4.1.1

75

Berikut detail pembagian subnet:

Lantai 5 = network id 172.5.0.0/16

Subnet sekretariat menggunakan network id 172.5.5.0/16.

Lantai 6 = network id 172.6.0.0/16

Subnet APKD menggunakan network id 172.6.3.0/16

Subnet Yurpenda menggunakan network id 172.6.2.0/16

Subnet ASP I menggunakan network id 172.6.201.0/16

Subnet Majelis IV menggunakan network id 172.6.104.0/16

Subnet Umum menggunakan network id 172.6.4.0/16

Lantai 7 = network id 172.7.0.0/16

Subnet majelis VIII menggunakan network id 172.7.108.0/16

Subnet majelis X menggunakan network id 172.7.110.0/16

Subnet majelis IX menggunakan network id 172.7.109.0/16

Subnet majelis I menggunakan network id 172.7.101.0/16

Subnet majelis V menggunakan network id 172.7.105.0/16

Lantai 8 = network id 172.8.0.0/16

Subnet majelis VII menggunakan network id 172.8.107.0/16

Subnet majelis III menggunakan network id 172.8.103.0/16

Subnet majelis XI menggunakan network id 172.8.111.0/16

Subnet majelis II menggunakan network id 172.8.102.0/16

Subnet majelis VI menggunakan network id 172.8.106.0/16

Lantai 20= network id 172.20.0.0/16

Subnet ASP II menggunakan network id 172.20.202.0/16

Server dan Subnet Khusus

Page 10: BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00162-IF Bab 4.pdf · sebagai solusi pemecahan masalah pada Sekretariat Pengadilan Pajak. 4.1.1

76

Subnet Khusus menggunakan network id 172.65.1.0/16

Server Utama menggunakan ip 172.66.1.1/16

Server Backup menggunakan ip 172.67.1.1/16

Server SMS menggunakan ip 172.68.1.1/16

4.1.2.2 Kriteria Test

Untuk melakukan evaluasi hasil dari topologi yang baru maka

ditentukan beberapa kriteria hasil implementasi yang nantinya akan

digunakan untuk membandingkan dengan topologi yang lama.

Kriteria tersebut antara lain :

1. Delay

Delay yang dimaksud adalah besarnya delay perjalanan paket

dalam sebuah jaringan. Delay dapat diketahui dengan sebuah tools

yang bernama ping. Besarnya delay yang tejadi merupakan salah

satu tolak ukur dari performa sebuah jaringan. Semakin besar

delay yang terdapat pada sebuah jaringan menunjukan kinerja

performa jaringan yang kurang baik. Delay pada jaringan bisa

disebabkan oleh padatnya jaringan yang dapat disebabkan oleh

kurangnya IT policy atau memang konfigurasi jaringan yang tidak

tepat. Lamanya delay dapat mengakibatkan sebuah paket di

dropped yang dapat mengganggu akses ke server, padahal

aktivitas ini merupakan tujuan utama penggunaan jaringan pada

Sekretariat Pengadilan Pajak yang dapat berdampak pada

terpengaruhnya kualitas kerja karyawan. Hal lain dari delay yang

Page 11: BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00162-IF Bab 4.pdf · sebagai solusi pemecahan masalah pada Sekretariat Pengadilan Pajak. 4.1.1

77

dapat dinilai secara subjektif adalah delay dapat menyebabkan

rasa sebal menunggu.

2. Utilization

Besarnya utilization merupakan salah satu tolak ukur dari

padatnya jaringan. Semakin tinggi utilization dari sebuah jalur

menunjukkan semakin padatnya jaringannya. Tingkat utilization

yang tinggi bahkan oveload dapat menyebabkan delay.

4.2 Simulasi

4.2.1 Skenario Implementasi

Penerapan rancangan topologi dilakukan melalui program simulator

OPNET untuk mengetahui performa jaringan yang baru. Skenario simulasi

dirancang mendekati kondisi nyata di lapangan baik tingkah laku user maupun

besarnya komunikasi data yang terjadi antara client ke server maupun client ke

client.

Gambar 4.2 Gambar topologi fisik yang disimulasikan dengan OPNET

Page 12: BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00162-IF Bab 4.pdf · sebagai solusi pemecahan masalah pada Sekretariat Pengadilan Pajak. 4.1.1

78

Ada lima jenis pemakaian jaringan di lapangan yaitu browsing, download,

SISPA, update antivirus, dan pertukaran data. Dimana browsing dilakukan

selama satu hari dengan durasi 5-20 menit per satu kali browsing dengan

perulangan unlimited, sementara download dilakukan satu hari tanpa henti

tetapi hanya beberapa komputer saja yang melakukan download file, SISPA

hanya dapat dilakukan oleh 20 komputer dengan jumlah 20 akses per hari,

sedangkan update antivirus dilakukan oleh semua komputer satu kali setiap

hari. Sedangkan pertukaran data antar komputer tidak dapat dipolakan karena

pertukaran file terjadi hanya bila seseorang memerlukan data tertentu.

Gambar 4.3 Tampilan awal opnet

Software simulasi yang digunakan adalah OPNET 8.1 buatan OPNET

technologies, Inc. Software simulasi ini banyak digunakan karena

kemampuannya membangkitkan traffic jaringan.

Page 13: BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00162-IF Bab 4.pdf · sebagai solusi pemecahan masalah pada Sekretariat Pengadilan Pajak. 4.1.1

79

Gambar 4.4 Tampilan topologi fisik yang akan disimulasikan

Gambar 4.5 Atribut aplikasi

Page 14: BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00162-IF Bab 4.pdf · sebagai solusi pemecahan masalah pada Sekretariat Pengadilan Pajak. 4.1.1

80

Gambar 4.6 Tabel Aplikasi

Tabel aplikasi berisi semua aplikasi yang akan digunakan dalam skenario

simulasi, dalam skenario ini ada 5 aplikasi.

Gambar 4.7 Detail aplikasi SISPA

Aplikasi SISPA bertipe akses database dengan waktu antar transaksi 30

detik dan ukuran transaksi 3 Kb sesuai dengan yang dikalkulasi dalam bab 3.

Page 15: BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00162-IF Bab 4.pdf · sebagai solusi pemecahan masalah pada Sekretariat Pengadilan Pajak. 4.1.1

81

Gambar 4.8 Detail aplikasi pertukaran data

Pertukaran data antar komputer sebenarnya tidak dapat dipolakan namun

untuk kepentingan simulasi diputuskan untuk mensimulasikan pertukaran data

dengan waktu antar transaksi 300 detik dan ukuran transaksi data 4 Kb.

Gambar 4.9 Detail aplikasi update antivirus

Update antivirus dilakukan setiap hari disimulasikan dengan waktu antar

transaksi 30 detik dan apabila update dilakukan setiap hari berdasarkan

pengalaman data update seharusnya kurang lebih 1 Mb

Page 16: BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00162-IF Bab 4.pdf · sebagai solusi pemecahan masalah pada Sekretariat Pengadilan Pajak. 4.1.1

82

Gambar 4.10 Detail aplikasi download

Aplikasi download disimulasikan dengan waktu antar transaksi 30 detik

dan dalam beberapa download manager untuk mencegah crash satu frame

disetting 4 Kb sehingga ukuran transaksi dalam simulasi ini dijadikan 4 Kb.

Gambar 4.11 Detail aplikasi browsing

Konfigurasi aplikasi browsing agak berbeda dengan aplikasi lainnya, untuk

aplikasi browsing ukuran data ditentukan berdasarkan banyaknya data per

halaman dan halaman per satu kali browsing.

Page 17: BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00162-IF Bab 4.pdf · sebagai solusi pemecahan masalah pada Sekretariat Pengadilan Pajak. 4.1.1

83

Gambar 4.12 Detail besar data per halaman

Gambar 4.13 Detail ukuran gambar

Dari dua gambar diatas dapat dihitung besar 1 halaman web, pada gambar

4.12 sebuah halaman web didefinisikan dengan ukuran 1Kb ditambah 5

gambar, dari gambar 4.13 satu buah gambar didefinisikan sebesar 0,5 – 2 Kb,

sehingga besarnya data sebuah halaman web didefinisikan sebesar 3,5 – 11 Kb.

Page 18: BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00162-IF Bab 4.pdf · sebagai solusi pemecahan masalah pada Sekretariat Pengadilan Pajak. 4.1.1

84

Gambar 4.14 Detail halaman per server

Ketika mengakses sebuah server untuk browsing terdapat banyak halaman

web dalam server tersebut, namun untuk skenario ini disimulasikan seorang

pengguna mengakses 10 halaman web dalam sebuah domain.

Gambar 4.15 Atribut profil

Page 19: BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00162-IF Bab 4.pdf · sebagai solusi pemecahan masalah pada Sekretariat Pengadilan Pajak. 4.1.1

85

Gambar 4.16 Tabel konfigurasi profil

Tabel konfigurasi profil berisi tingkah laku pengguna ketika menggunakan

sebuah aplikasi yang telah terlebih dahulu didefinisikan.

Gambar 4.17 Aplikasi dari profil browsing

Dalam profil ini didefinisikan tingkah laku pengguna menggunakan

aplikasi browsing, yang memulai browsing 5-10 detik setelah komputer

dinyalakan selama 1 hari kerja dengan durasi satu kali browsing 300-1200

detik.

Page 20: BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00162-IF Bab 4.pdf · sebagai solusi pemecahan masalah pada Sekretariat Pengadilan Pajak. 4.1.1

86

Gambar 4.18 Aplikasi dari profil SISPA

Dalam penggunaan SISPA di definisikan pengguna mulai menggunakan

SISPA 5-10 detik setelah komputer dinyalakan dengan durasi 300 detik dan

perulangan dapat dilihat di gambar selanjutnya.

Gambar 4.19 Perulangan profil SISPA

Gambar diatas menunjukan perulangan dari SISPA yang memang hanya

diakses sebanyak 20 kali dalam satu hari dengan jarak antar perulangan 300

detik.

Page 21: BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00162-IF Bab 4.pdf · sebagai solusi pemecahan masalah pada Sekretariat Pengadilan Pajak. 4.1.1

87

Gambar 4.20 Aplikasi dari profil download

Profil download di definisikan dengan perulangan yang unlimited, dan

durasi sepanjang satu hari kerja.

Gambar 4.21 Aplikasi dari profil pertukaran data

Tingkah laku penggunaan aplikasi pertukaran data dinyatakan dengan

waktu mulai 5-10 detik setelah komputer dinyalakan, dan durasi 300 detik.

Page 22: BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00162-IF Bab 4.pdf · sebagai solusi pemecahan masalah pada Sekretariat Pengadilan Pajak. 4.1.1

88

Gambar 4.22 Perulangan profil pertukaran data

Perulangan pertukaran data dilakukan setiap 300 detik sebanyak 1000 kali.

Gambar 4.23 Aplikasi dari profile update antivirus

Update antivirus didefinisikan dengan durasi 300 detik dan perulangan satu

kali karena antivirus hanya diupdate satu kali satu hari

Page 23: BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00162-IF Bab 4.pdf · sebagai solusi pemecahan masalah pada Sekretariat Pengadilan Pajak. 4.1.1

89

Gambar 4.24 Pemilihan routing protokol yang akan digunakan

Gambar 4.25 Gambar Pemilihan Area OSPF

Seperti yang sudah dijelaskan diatas routing protokol yang digunakan

adalah OSPF single area, yang diberikan ID area 0

Page 24: BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00162-IF Bab 4.pdf · sebagai solusi pemecahan masalah pada Sekretariat Pengadilan Pajak. 4.1.1

90

Gambar 4.26 Konfigurasi cost

Opnet dapat memberikan cost kepada suatu jalur, jika tidak diisi akan

digunakan bandwidth default kabel transmisi.

Gambar 4.27 Atribut Server Pusintek

Page 25: BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00162-IF Bab 4.pdf · sebagai solusi pemecahan masalah pada Sekretariat Pengadilan Pajak. 4.1.1

91

Gambar 4.28 Supported service di pusintek

Dalam bagian ini dapat disetting aplikasi apa saja yang servicenya

dilayani oleh server, dalam skenario ini server pusintek melayani browsing dan

download.

Gambar 4.29 Atribut server utama

Page 26: BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00162-IF Bab 4.pdf · sebagai solusi pemecahan masalah pada Sekretariat Pengadilan Pajak. 4.1.1

92

Gambar 4.30 Supported service di server utama

Dalam bagian ini didefinisikan service-service apa saja yang dilayani

oleh server utama, dari gambar terlihat server utama menjalankan service

SISPA dan upadate antivirus.

Gambar 4.31 Atribut Subnet lantai 7

Page 27: BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00162-IF Bab 4.pdf · sebagai solusi pemecahan masalah pada Sekretariat Pengadilan Pajak. 4.1.1

93

Gambar 4.32 Profil yang didukung subnet lantai 7

Setting profil apa saja yang dijalankan oleh subnet di lantai 7 dan berapa

komputer yang mendukung profil tersebut, jumlah komputer dalam satu subnet dapat di

lihat pada gambar 4.32 Subnet dilantai 7 juga menyediakan service pertukaran data.

Gambar 4.33 Supported service subnet lantai 7

Page 28: BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00162-IF Bab 4.pdf · sebagai solusi pemecahan masalah pada Sekretariat Pengadilan Pajak. 4.1.1

94

Gambar 4.34 Atribut subnet lantai 20

Subnet 4.35 Profil yang didukung subnet lantai 20

Tabel diatas menunjukkan profil mana saja yang dijalankan oleh subnet

lantai 20, dan jumlah komputer yang menjalankan profil tersebut.

Page 29: BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00162-IF Bab 4.pdf · sebagai solusi pemecahan masalah pada Sekretariat Pengadilan Pajak. 4.1.1

95

Gambar 4.36 Atribut subnet lantai 8

Gambar 4.37 Supported profile subnet lantai 8

Page 30: BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00162-IF Bab 4.pdf · sebagai solusi pemecahan masalah pada Sekretariat Pengadilan Pajak. 4.1.1

96

Menunjukkan profil apa saja yang didukung oleh subnet lantai 8 dan

jumlah komputer yang mendukung profile tersebut, jumlah komputer di subnet

lantai 8 dapat dilihat pada gambar diatasnya.

Gambar 4.38 Atribut subnet lantai 6

Gambar 4.39 Supported profile subnet lantai 6

Page 31: BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00162-IF Bab 4.pdf · sebagai solusi pemecahan masalah pada Sekretariat Pengadilan Pajak. 4.1.1

97

Menunjukkan profil apa saja yang didukung oleh subnet lantai 6 dan

jumlah komputer yang mendukung profile tersebut, jumlah komputer di subnet

lantai 6 dapat dilihat pada gambar diatasnya.

Gambar 4.40 Atribut subnet lantai 5

Gambar 4.41 supported profil subnet lantai 5

Page 32: BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00162-IF Bab 4.pdf · sebagai solusi pemecahan masalah pada Sekretariat Pengadilan Pajak. 4.1.1

98

Menunjukkan profil apa saja yang didukung oleh subnet lantai 5 dan

jumlah komputer yang mendukung profil tersebut, jumlah komputer di subnet

lantai 5 dapat dilihat pada gambar diatasnya.

Gambar 4.42 Pengumpulan data global

Banyak data global yang dapat dikumpulkan, namun yang paling penting

adalah delay TCP untuk mengetahui seberapa besar delay yang terjadi di dalam

keseluruhan jaringan. Sedangkan OSPF dikumpulkan untuk mengetahui

apakah OSPF berjalan dan berapa data yang dikirim untuk update routing

Page 33: BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00162-IF Bab 4.pdf · sebagai solusi pemecahan masalah pada Sekretariat Pengadilan Pajak. 4.1.1

99

table. DB Query digunakan untuk melihat apakah data yang dikirim client dan

diterima server sama atau berkurang karena ada yang didrop dan juga untuk

melihat response time global, sama halnya dengan HTTP. Sedangkan IP

dikumpulkan untuk melihat banyaknya paket yang dropped.

Gambar 4.43 Pengumpulan data server pusintek

Di server pusintek data yang dikumpulkan juga beragam namun yang

paling penting ialah delay dan load TCP untuk mengetahui seberapa baguskah

performa jaringan dalam mengantarkan data dan seberapa banyak lonjakan

Page 34: BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00162-IF Bab 4.pdf · sebagai solusi pemecahan masalah pada Sekretariat Pengadilan Pajak. 4.1.1

100

data yang terjadi di dalam server pusintek, sedangkan traffic receive dan send

HTTP untuk mengetahui apakah data sampai sempurna atau ada yang dropped.

Gambar 4.44 pengumpulan data server utama

Di server utama banyak data yang dikumpulkan namun yang menjadi

pokok perhatian adalah delay dan load TCP untuk mengetahui seberapa

baguskah performa jaringan dalam mengantarkan data dan seberapa banyak

lonjakan data yang terjadi di dalam server utama karena server utama melayani

SISPA yang merupakan tujuan utama penggunaan jaringan.

Page 35: BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00162-IF Bab 4.pdf · sebagai solusi pemecahan masalah pada Sekretariat Pengadilan Pajak. 4.1.1

101

Gambar 4.45 Tampilan konfigurasi simulasi

Pada bagian ini terdapat banyak pilihan untuk menjalankan routing

protokol yang mana, karena akan menjalankan OSPF maka pada bagian IP

dynamic routing protocol dipilih OSPF dan waktu simulasi dijadikan 10 jam

sama seperti jam kerja Sekretariat Pengadilan Pajak. Namun jangan lupa untuk

men-setting routing protokol seperti digambar 4.24 dan 4.25 karena bila hal

tersebut tidak diseting routing protokol tidak akan berjalan dan akan diganti

routing default yaitu RIP.

Page 36: BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00162-IF Bab 4.pdf · sebagai solusi pemecahan masalah pada Sekretariat Pengadilan Pajak. 4.1.1

102

Gambar 4.46 Simulasi sedang dijalankan

Sedangkan untuk simulasi setting OSPF pada router digunakan dynamips

versi 0.2.8-RC2-X86 dengan menggunakan IOS dari Cisco sehingga memiliki

tingkah laku yang sama persis dengan router Cisco yang sebenarnya. Karena

kesulitan mendapatkan IOS c3620 maka digunakan c7200-jk9o3s-mz.124-

8.bin yang juga mendukung OSPF namun karena perbedaan interface dengan

c3620 maka interface c7200 dmodifikasi menjadi sesuai dengan yang dimiliki

oleh c3620.

Page 37: BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00162-IF Bab 4.pdf · sebagai solusi pemecahan masalah pada Sekretariat Pengadilan Pajak. 4.1.1

103

Gambar 4.47 Interface IOS c7200 disesuaikan dengan interface c3620

Karena keterbatasan hardware maka hanya dapat disimulasikan 4 buah router

dan sebuah server yaitu router server lantai 6, router lantai 8, router lantai 7, dan router

lantai 6 serta server pusintek. Sementara subnet dan server lainnya tidak dapat

disimulasikan.

Berikut adalah hasil simulasi dengan menggunakan Dynamips:

Router Server lantai 6

Gambar 4.48 Konfigurasi interface di router server lantai 6

Gambar di atas menunjukkan kondisi dan alamat IP setiap interface di router

server lantai 6. Dapat dilihat interface yang terhubung ke Pusintek terdapat di interface

Page 38: BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00162-IF Bab 4.pdf · sebagai solusi pemecahan masalah pada Sekretariat Pengadilan Pajak. 4.1.1

104

serial 4/0. Terlihat juga bahwa interface yang terhubung dengan subnet khusus dan tiga

buah server down karena memang tidak diaktifkan karena keterbatasan hardware.

Gambar 4.49 Database OSPF router server lantai 6

Gambar di atas adalah isi database OSPF yang terdapat di router server lantai 6.

Gambar 4.50 OSPF neighbour router server lantai 6

Dari gambar di atas dapat dilihat router tetangga dari router server lantai 6 yang

juga menjalankan routing protokol OSPF beserta alamat IP dan router ID nya.

Page 39: BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00162-IF Bab 4.pdf · sebagai solusi pemecahan masalah pada Sekretariat Pengadilan Pajak. 4.1.1

105

Gambar 4.51 route protokol yang terdapat di router server lantai 6

Gambar di atas adalah gambar IP Route dari router server lantai 6, dapat dilihat

subnet mana saja yang dapat dijangkau melalui subnet mana dan dengan routing

protokol apa.

Gambar 4.52 Detail interface OSPF router server lantai 6 (1)

Page 40: BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00162-IF Bab 4.pdf · sebagai solusi pemecahan masalah pada Sekretariat Pengadilan Pajak. 4.1.1

106

Gambar 4.53 Detail interface OSPF router server lantai 6 (2)

Gambar 4.54 Detail interface OSPF router server lantai 6 (3)

Page 41: BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00162-IF Bab 4.pdf · sebagai solusi pemecahan masalah pada Sekretariat Pengadilan Pajak. 4.1.1

107

Gambar 4.55 Detail interface OSPF router server lantai 6 (4)

Gambar di atas menunjukkan secara detail semua hal yang berkaitan dengan

interface yang terpakai di router server lantai 6. Dapat terlihat walaupun interface yang

terhubung dengan subnet khusus dan 3 buah server down namun sudah disiapkan untuk

OSPF, sehingga ketika interface tersebut aktif bisa langsung berkomunikasi dengan

interface lain menggunakan OSPF.

Gambar 4.56 IP protokol di router server lantai 6

Page 42: BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00162-IF Bab 4.pdf · sebagai solusi pemecahan masalah pada Sekretariat Pengadilan Pajak. 4.1.1

108

Gambar di atas menampilkan Routing Protokol yang sedang aktif, dalam hal ini

OSPF dan area dari setiap subnet yang terdapat di router server lantai 6.

Gambar 4.57 Debug OSPF event di router server lantai 6

Gambar di atas adalah gambar debug dari ospf event di router server lantai 6.

Router lantai 8

Gambar 4.58 Konfigurasi interface di router lantai 8

Page 43: BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00162-IF Bab 4.pdf · sebagai solusi pemecahan masalah pada Sekretariat Pengadilan Pajak. 4.1.1

109

Gambar diatas menunjukkan kondisi aktif tidaknya setiap interface dan alamat IP

interface yang terpakai di router lantai 8.

Gambar 4.59 Database OSPF router lantai 8

Gambar di atas memperlihatkan isi dari database OSPF di router lantai 8

Gambar 4.60 OSPF neighbour router lantai 8

Gambar di atas memperlihatkan router tetangga yang juga menjalankan routing

protokol OSPF

Page 44: BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00162-IF Bab 4.pdf · sebagai solusi pemecahan masalah pada Sekretariat Pengadilan Pajak. 4.1.1

110

Gambar 4.61 route protokol yang terdapat di router lantai 8

Gambar di atas memperlihatkan route dari subnet yang saling terhubung baik langsung

maupun melalui routing protokol.

Gambar 4.62 Detail interface OSPF router lantai 8 (1)

Page 45: BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00162-IF Bab 4.pdf · sebagai solusi pemecahan masalah pada Sekretariat Pengadilan Pajak. 4.1.1

111

Gambar 4.63 Detail interface OSPF router lantai 8 (2)

Gambar di atas memperlihatkan detail dari masing-masing interface yang

terpakai, termasuk status dan routing protokol yang digunakan.

Gambar 4.64 IP protokol di router lantai 8

Gambar di atas menunjukkan routing protokol yang berjalan di router lantai 8 yaitu

OSPF beserta areanya.

Page 46: BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00162-IF Bab 4.pdf · sebagai solusi pemecahan masalah pada Sekretariat Pengadilan Pajak. 4.1.1

112

Gambar 4.65 Debug OSPF event di router lantai 8

Gambar di atas memperlihatkan debug dari OSPF event.

Router lantai 7

Gambar 4.66 Konfigurasi interface di router lantai 7

Gambar di atas memperlihatkan status dari masing-masing interface yang

terpakai di router lantai 7 beserta alamat IP nya.

Page 47: BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00162-IF Bab 4.pdf · sebagai solusi pemecahan masalah pada Sekretariat Pengadilan Pajak. 4.1.1

113

Gambar 4.67 Database OSPF router lantai 7

Gambar di atas mempelihatkan OSPF database dari router lantai 7.

Gambar 4.68 OSPF neighbour router lantai 7

Gambar d iatas memperlihatkan router tetangga yang juga menjalankan OSPF

beserta router id dan alamat IP nya.

Page 48: BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00162-IF Bab 4.pdf · sebagai solusi pemecahan masalah pada Sekretariat Pengadilan Pajak. 4.1.1

114

Gambar 4.69 route protokol yang terdapat di router lantai 7

Gambar di atas memperlihatkan IP route dari router lantai 7.

Gambar 4.70 Detail interface OSPF router lantai 7 (1)

Page 49: BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00162-IF Bab 4.pdf · sebagai solusi pemecahan masalah pada Sekretariat Pengadilan Pajak. 4.1.1

115

Gambar 4.71 Detail interface OSPF router lantai 7 (2)

Gambar 4.72 Detail interface OSPF router lantai 7 (3)

Gambar di atas memperlihatkan detail dari setiap interface yang terpakai beserta

detail protokol yang digunakan di interface tersebut.

Page 50: BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00162-IF Bab 4.pdf · sebagai solusi pemecahan masalah pada Sekretariat Pengadilan Pajak. 4.1.1

116

Gambar 4.73 IP protokol di router lantai 7

Gambar di atas memperlihatkan routing protokol yang berjalan di router lantai 7

yaitu OSPF dan area dari masing-masing subnet.

Gambar 4.74 Debug OSPF event di router lantai 7

Gambar di atas memperlihatkan debug dari OSPF event pada router lantai 7.

Page 51: BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00162-IF Bab 4.pdf · sebagai solusi pemecahan masalah pada Sekretariat Pengadilan Pajak. 4.1.1

117

Router lantai 6

Gambar 4.75 Konfigurasi interface di router lantai 6

Gambar di atas memperlihatkan status dari interface yang dipakai di router lantai

6 beserta alamat IP nya.

Gambar 4.76 Database OSPF router lantai 6

Page 52: BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00162-IF Bab 4.pdf · sebagai solusi pemecahan masalah pada Sekretariat Pengadilan Pajak. 4.1.1

118

Gambar diatas memperlihatkan isi dari database OSPF di router lantai 6, dapat

dilihat router id dan router yang 1 area.

Gambar 4.77 OSPF neighbour router lantai 6

Gambar diatas memperlihatkan router tetangga yang juga menjalankan OSPF.

Gambar 4.78 route protokol yang terdapat di router lantai 6

Gambar diatas memperlihatkan IP route dari router lantai 6, dan protokol yang

digunakan di jaringan.

Page 53: BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00162-IF Bab 4.pdf · sebagai solusi pemecahan masalah pada Sekretariat Pengadilan Pajak. 4.1.1

119

Gambar 4.79 Detail interface OSPF router lantai 6 (1)

Gambar 4.80 Detail interface OSPF router lantai 6 (2)

Gambar diatas memperlihatkan detail dari interface yang terpakai di router lantai

6, termasuk interface yang sedang down.

Page 54: BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00162-IF Bab 4.pdf · sebagai solusi pemecahan masalah pada Sekretariat Pengadilan Pajak. 4.1.1

120

Gambar 4.81 IP protokol di router lantai 6

Gambar diatas memperlihatkan protokol yang digunakan di router lantai 6,

terlihat bahwa router lantai 6 menjalankan OSPF.

Gambar 4.82 Debug OSPF event di router lantai 6

Gambar diatas memperlihatkan debug OSPF event dari router lantai 6.

Page 55: BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00162-IF Bab 4.pdf · sebagai solusi pemecahan masalah pada Sekretariat Pengadilan Pajak. 4.1.1

121

4.2.2 Hasil Implementasi

Berdasarkan konfigurasi yang telah dibuat maka topologi mulai

dijalankan dengan run time sebanyak 10 jam, sesuai dengan jam kerja

Pengadilan Pajak mulai jam 07.00 – 17.00 WIB. Berikut ini adalah

perbandingan hasil dari topologi baru dengan simulasi OPNET :

1. Berdasarkan Delay

Berdasarkan gambar dibawah, dapat ditarik kesimpulan bahwa

Topologi Baru dengan routing protokol OSPF memberikan delay yang

lebih sedikit dibandingkan dengan topologi yang sudah ada. Dengan delay

yang menjadi separuh dari delay topologi yang lama, maka karyawan akan

lebih cepat dalam melakukan pertukaran data.

Page 56: BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00162-IF Bab 4.pdf · sebagai solusi pemecahan masalah pada Sekretariat Pengadilan Pajak. 4.1.1

122

Gambar 4.83 TCP Delay pada Topologi Baru

Gambar 4.84 Gambar TCP Delay pada Topologi Lama

Page 57: BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00162-IF Bab 4.pdf · sebagai solusi pemecahan masalah pada Sekretariat Pengadilan Pajak. 4.1.1

123

2. Berdasar Utilization

Gambar 4.85 Gambar Utilization Input/Output Pada server Utama dan Pusintek

dengan Topologi Baru

Page 58: BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00162-IF Bab 4.pdf · sebagai solusi pemecahan masalah pada Sekretariat Pengadilan Pajak. 4.1.1

124

Gambar 4.86 Gambar Utilization Input/Output Pada server Utama dan

Pusintek dengan Topologi Lama

Berdasar gambar diatas dapat disimpulkan bahwa dengan Topologi Baru

tingkat persentase pemakaian jaringan pada server utama dan Pusintek lebih

Page 59: BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00162-IF Bab 4.pdf · sebagai solusi pemecahan masalah pada Sekretariat Pengadilan Pajak. 4.1.1

125

rendah dibandingkan Topologi Lama. Hal ini ini membuktikan bahwa

Topologi Baru mampu mengurangi tingkat kepadatan jaringan.

4.3 Evaluasi

Setelah mengimplementasikan usulan topologi yang baru dengan

menggunakan OPNET 8.1.A, di dapatkan hasil seperti pada bagian ”4.2.2 Hasil

Implementasi”. Hasil evaluasi dari simulasi diatas dapat dirangkung sebagai berikut :

• Seperti yang terlihat pada gambar 4.83 dan 4.84 terbukti bahwa dengan adanya

routing protokol OSPF maka delay pada jaringan dapat dikurangi. Sehingga

topologi bisa lebih efisien karena delay yang terjadi pada jaringan menurun,

dan karenanya user bisa mengkases jaringan dengan lebih cepat.

• Kinerja jalur juga meningkat, hal ini dibuktikan dengan data gambar 4.85 dan

4.86. Dengan adanya Routing Protokol OSPF akan menurunkan presentase

pemakaian jalur sehingga performa server akan lebih baik.