skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf ·...

142
SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA ANTARA KOMPRES HANGAT DAN KOMPRES DINGIN PADA SISWI MAN 1 KOTA MADIUN OLEH : SEPTIARA PUTRI KUMALASARI NIM : 201302102 PRODI S1 KEPERAWATAN STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017

Upload: others

Post on 27-Oct-2020

35 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

SKRIPSI

PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA

ANTARA KOMPRES HANGAT DAN KOMPRES DINGIN

PADA SISWI MAN 1 KOTA MADIUN

OLEH :

SEPTIARA PUTRI KUMALASARI

NIM : 201302102

PRODI S1 KEPERAWATAN

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

2017

Page 2: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

i

SKRIPSI

PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA ANTARA

KOMPRES HANGAT DAN KOMPRES DINGIN PADA SISWI MAN 1 KOTA

MADIUN

Diajukan untuk memenuhi

Salah satu persyaratan dalam mencapai gelar

Sarjana Keperawatan (S.Kep)

OLEH :

SEPTIARA PUTRI KUMALASARI

NIM: 201302102

PRODI S1 KEPERAWATAN

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

TAHUN 2017

Page 3: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak

mengikuti Ujian Sidang

SKRIPSI

PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITASDISMENOREA ANTARA

KOMPRES HANGAT DAN KOMPRES DINGIN PADA SISWI MAN 1 KOTA

MADIUN

Menyetujui, Menyetujui,

Pembimbing II Pembimbing I

(Kuswanto, S.Kep,.Ns,.M.Kes) (Muhidin, S.Kep., Ns, M.Kep)

NIS. 2005004 NIP. 19700717 199201 1 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi S1 Ilmu Keperawatan

(Mega Arianti P, S,Kep.,Ns, M.Kep)

NIS. 20130092

Page 4: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Telah dipertahankan didepan dewan penguji tugas akhirskripsi dan dinyatakan telah

memenuhi sebagai syarat memperoleh gelar S.kep

Pada Tanggal ..................................

Dewan Penguji Tanda Tangan

1. Ketua Dewan Penguji

H. Edy Bachrun, S.KM,M.Kes:

NIS.20050003

2. Penguji 1

Muhidin,S.Kep.,Ns.,M.Kep :

NIS.19700717 199201 1 001

3. Penguji 2

Kuswanto, S.Kep,.Ns., M.Kes :

NIS.2005004

Mengesahkan

Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun

Ketua,

Zaenal Abidin, S.KM.,M.Kes (Epid)

NIS.20160130

Page 5: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

iv

LEMBAR PERSEMBAHAN

Pertama tama ku panjatkan puji syukur atas kehadirat ALLAH SWT, dengan rahmat dan hidayahnya serta inayahnya, sehingga saya selalu sehat,

semangat dan diberi kemudahan untuk menyelesaikan skripsi ini dengan lancar tanpa ada suatu hambatan apapun dengan judul “ Perbedaan Perubahan

Intensitas Dismenorea Antara Kompres Hangat Dan Kompres Dingin Pada

SiswiMAN 1 Kota Madiun”.

Segenap kasih dan sayang ku skripsi ini ku persembahkan kepada Kedua Orang TuaTercintayang tidak pernah lelah selalu memberikan doa, dukungan

dan motivasi untuk dapat menyelesaikan skripsi ini serta juga yang selalu

mendengarkan keluh kesah ku saat susahnya dalam mengerjakan skripsi ini, yang memberikan semangat saat semangat saya mulai goyah sehingga dapat

menyelesaikanya dengan baik. Serta besar harapan saya untuk dapat menjadi

anak yang berbakti dan bisa membanggakan kedua orang tua. . .

Terimakasih kepada ibu “MuhidinS.Kep., Ns., M.Kep” selaku dosen

pembimbing 1 , bapak “Kuswanto S.Kep.,Ns.,M.Kes” selaku pembimbing 2 dan bapak “EdyBachrun S.KM., M.Kes” selaku dewan penguji yang selalu sabar

dalam membimbing saya untuk mendapatkan hasil yang baik „‟. Dan almamater tercinta kampus STIKES Bhakti Husada Mula Madiun.

Terimakasih kepada ibu “Lilik Wahyuningrum S.Pd‟‟ salah satu guru

waktu sekolah di MAN 1 Kota Madiun yang telah banyak membantu dalam

penelitian ini sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

Terimakasih juga buat sahabat-sahabat ku Melinda Pungki Arista S.Kep,

Wahyu Widayana S.Kep, dan Monica Ade Sandra S.Kep atas kerjasamanya

selama ini, motivasinya, yang selalu memberikan semangat, dan doa.

Kepada teman-temanku angkatan 2013, terutama kelas 8b Keperawatan terimakasih kalian yang selalu memberikan semangat dan doa kepada

saya,kalian is the best . . .

Page 6: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

v

Motto

Teruslah semangat, gapai cita-cita mu

Buat lah orang-orang disekitarmu bahagia, khususnya

orangtua mu

Serta tidak ada yang tidak bisa jika kita mau berusaha

berdoa dan tidak menyerah . . . Dan kelak akan

mendapatkan hasil yang memuaskan

Page 7: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

vi

HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Septiara Putri Kumalasari

NIM : 201302102

Prodi : S1 Keperawatan

Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri

dan didalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan dalam memperoleh gelar

Sarjana di suatu perguruan tinggi dan lembaga pendidikan lainnya. Pengetahuan yang

diperoleh dari hasil penerbitan baik yang sudah maupun belum/tidak dipublikasikan,

sumbernya dijelaskan dalam tulisan dan daftar pustaka.

Madiun, 18 Agustus 2017

Septiara Putri Kumalasari

201302102

Page 8: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

vii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Septiara Putri Kumalasari

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Tempat dan Tanggal Lahir : Madiun, 24 September 1994

Alamat : Desa Kebonsari Rt 04 Rw 01 Kecamatan Kebonsari

Kabupaten Madiun

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan

1. 2000 – 2001 : TK Taman Kanak – Kanak Dharma Wanita

2. 2001 – 2007 : SDN Singgahan 02

3. 2007 – 2010 : SMPN 2 Kebonsari

4. 2010 – 2013 : SMAN 1 Jenangan Ponorogo

5. 2013 – Sekarang : STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

Riwayat Pekerjaan : Belum Pernah Bekerja

Page 9: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

viii

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN STIKES

BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017

ABSTRAK

Septiara Putri Kumalasari

PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA ANTARA

KOMPRES HANGAT DAN KOMPRES DINGIN PADA SISWI MAN 1 KOTA

MADIUN

117 Halaman + 10 Tabel + 5 Gambar + Lampiran

Kompres hangat merupakan metode yang digunakan untuk meredakan nyeri

dengan cara menggunakan buli-buli yang diisi dengan air panas yang di tempelkan

pada sisi perut kiri dan kanan yang mengalami nyeri (dismenorea). Sedangkan

kompres dingin merupakan suatu terapi es yang dapat menurunkan prostaglandin yang

memperkuat sensitivitas nyeri dan subkutan lain pada tempat cedera dengan

menghambat proses inflamasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

dingin pada siswi MAN 1 Kota Madiun.

Desain dalam penelitian ini adalah kuantitatif menggunakan true experiment

design (pretest-postest with control group). Teknik pengambilan sampling dalam

penelitian ini menggunakan probability sampling dengan simple random sampling,

dari 45 populasi diperoleh sampel sejumlah 27 responden (siswi yang mengalami

dismenorea dan memenuhi kriteria inklusi). Analisis data menggunakan uji Manova dengan taraf signifikan α < 0,05

menunjukkan bahwa uji F memiliki nilai signifikasi 0,000 < α 0,05. Sehingga dapat

diketahui uji F semuanya signifikan. Angka signifikasi uji Levene menunjukkan

bahwa kedua variabel pada skala dismenorea pre test nilai F = 6.790 dengan

signifikasi 0,005 < 0,05. Sedangkan pada skala dismenorea post test nilai F = 5.237

dengan signifikasi 0,013 < 0,05. < 0,05 maka yang dilihat yaitu dengan uji Games-

Howell. Dari uji post hoc test dapat diketahui selisih antara kompres hangat dan

kompres dingin, kompres hangat 0,89, sedangkan kompres dingin 1,22. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa kompres dingin lebih dominan menurunkan dismenorea dari

pda kompres hangat.

Saran yang dapat diberikan kepada institusi sekolah adalah dengan memberikan

pendidikan lebih lanjut mengenai penanganan dismenorea kepada siswi yang

mengalami dismenorea agar siswi dapat menangani nyeri dismenore dengan baik.

Kata Kunci : Perubahan Intensitas Dismenorea, Kompres Hangat, Kompres

Dingin, Siswi

Page 10: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

ix

NURSING PROGRAM S1 STIKES

BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017

ABSTRACT

Septiara Putri Kumalasari

DIFFERENCE OF DISMENORRHEA INTENSITY CHANGE BETWEEN

WARM COMPRESS AND COOL COMPRESS AT SCHOOL GIRL STUDENT

MADRASAH ALIYAH 1 MADIUN

117 Pages + 10 Tables + 5 Pictures + Enclosures

Warm Compress represent method that used for assuage pain by using filled

buli-buli with hot water which in gluing at natural right and left stomach side of pain

( dismenorea).. While cool compress represent an ices therapy able to degrade

prostaglandin strengthening pain sensitivitas of subcutan other at wounded place by

pursuing inflammation process. The aim of this research is to know difference of

dismenorrhea intensity change between warm compress and cool compress at MAN 1

Madiun.

Design of this research quantitative with true experiment design (group

control with pretest-postest). Technique intake of sampling in this research used

probability sampling with simple random sampling, from 45 population counted 27

responder (schoolgirlthat get dismenorrhea and fulfill of inclusi criterion).

Data analysis use test of Manova with significant level < 0,05 indicating that

test of F have signifikasi value 0,000 < 0,05. So that can know test of F altogether

signifficant. number of Signifikasi test Levene indicate that both variable of

dismenorrheea scale pre test f value = 6.790 with significancy 0,005 < 0,05. While at

scale of dismenorrhea post test f value = 5.237 with significancy 0,013 < 0,05 < 0,05

so that which is seen that is with test of Games-Howell. From test of post test hoc can

know that difference between warm compress and cool compress, warm compress 0,89,

while cool compress 1,22. So that can be concluded that cool compress more

dominant to degrade dismenorea than warm compres.

Suggestion able to be passed to school institution is by giving furthermore

education furthermore handling of disminore to natural disminorrheaschoolgirl

student so that schoolgirl can handle pain of disminore better.

Key words : Dismenorrhea Intensity Change, Warm Compress, Cool compress,

Schoolgirl Student.

Page 11: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

x

DAFTAR ISI

Sampul Dalam ............................................................................................................ i

Lembar Persetujuan .................................................................................................... ii

Lembar Pengesahan .................................................................................................. iii

Lembar Persembahan ................................................................................................ iv

Motto ......................................................................................................................... v

Halaman Pernyataan .................................................................................................. vi

Daftar Riwayat Hidup ................................................................................................ vii

Abstrak ...................................................................................................................... viii

Daftar Isi..................................................................................................................... x

Daftar Tabel ............................................................................................................... xiii

Daftar Gambar ............................................................................................................ xiv

Daftar Lampiran ......................................................................................................... xv

Daftar Istilah............................................................................................................... xvi

Daftar Singkatan ........................................................................................................ xviii

Kata Pengantar .......................................................................................................... xix

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 5

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................ 5

1.3.1 Tujuan Umum .................................................................................................. 5

1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................................................. 5

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................. 6

1.5 Keaslian Penelitian ............................................................................................... 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 11

2.1 KonsepDismenorea ............................................................................................. 11

2.1.1 Siklus Menstruasi ...................................................................................... 11

2.1.2 DefinisiDismenorea .................................................................................. 12

2.1.3 KlasifikasiDismenorea .............................................................................. 12

2.1.3.1 Dismenorea Primer ....................................................................... 12

2.1.3.2 Dismenorea Sekunder .................................................................. 16

2.1.4 Pembagian Klinis Dismenorea…………………………………. .............. 18

2.1.5 KomplikasiDismenorea ............................................................................ 19

2.1.6 PrognosisDismenorea ............................................................................... 19

2.1.7 Usia Rawan Dismenorea ........................................................................... 19

2.1.8 PencegahanDismenorea ............................................................................ 20

2.1.9 Konsep Nyeri ............................................................................................ 21

2.1.9.1 Pengertian Nyeri ........................................................................... 21

2.1.9.2 Proses Terjadinya Nyeri Dan Manifestasi Nyeri .......................... 22

2.1.9.3 SkalaNyeri .................................................................................... 27

Page 12: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

xi

2.1.10 Penanganan Dismenorea ......................................................................... 30

2.2 Terapi Kompres ................................................................................................... 36

2.2.1 Definisi Kompres Hangat ......................................................................... 37

2.2.1.1 Efektifitas Pemberian Kompres Hangat ....................................... 37

2.2.1.2 Tujuan Kompres Hangat ............................................................... 38

2.2.1.3 Indikasi Kompres Hangat ............................................................. 38

2.2.1.4 Persiapan Alat Dan Bahan ............................................................ 39

2.2.2 Definisi Kompres Dingin .......................................................................... 40

2.2.2.1 Efektifitas Pemberian Kompres Dingin ........................................ 41

2.2.2.2 Tujuan Kompres Dingin ............................................................... 42

2.2.2.3 Persiapan Alat Dan Bahan ............................................................ 42

BAB3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESA .................................... 44 3.1 Kerangka Konseptual .......................................................................................... 44

3.2 Hipotesis .............................................................................................................. 45

BAB 4 METODE PENELITIAN ........................................................................... 46

4.1 Desain Penelitian ................................................................................................. 46

4.2 Populasi Dan Sampel .......................................................................................... 47

4.2.1 Populasi ..................................................................................................... 47

4.2.2 Sampel ....................................................................................................... 47

4.2.3 Kriteria Sampel ......................................................................................... 49

4.3 Teknik Sampling ................................................................................................. 50

4.4 Kerangka Kerja Penelitian .................................................................................. 51

4.5 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional .................................................... 52

4.5.1 Variabel ...................................................................................................... 52

4.5.2 Definisi Operasional Variabel ................................................................... 53

4.6 Instrumen Penelitian............................................................................................ 55

4.7 Lokasi Dan Waktu Penelitian.............................................................................. 55

4.7.1 Lokasi Penelitian ....................................................................................... 55

4.7.2 Waktu Penelitian ....................................................................................... 55

4.8 Prosedur Pengumpulan Data ............................................................................... 56

4.8.1 Pengumpulan Data .................................................................................... 56

4.8.2 Langkah-Langkah Penelitian .................................................................... 56

4.8.3 Pengolahan Data ....................................................................................... 57

4.9 Analisa Data ........................................................................................................ 59

4.10 Etika Penelitian .................................................................................................. 61

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 63

5.1 Gambaran Umum Dan Lokasi Penelitian ........................................................... 63

5.2 Karakteristik Responden ..................................................................................... 64

5.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ............................................... 64

5.3 Hasil Penelitian ................................................................................................... 64

5.3.1 Analisis Univariat ...................................................................................... 65

5.3.2 Analisis Multivariat ................................................................................... 67

5.4 Pembahasan ......................................................................................................... 71

Page 13: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

xii

5.4.1 Skala Dismenorea Pre Test Dan Post Test Kompres Hangat .................... 71

5.4.2 Skala Dismenorea Pre Test Dan Post Test Kompres Dingin .................... 72

5.4.3 Skala Dismenorea Pre Test Dan Post Test Kelompok Kontrol ................. 73

5.4.4 Perbedaan Perubahan Intensitas Dismenorea Antara Kompres Hangat Dan

Kompres Dingin ........................................................................................ 74

5.5 Keterbatasan Penelitian ....................................................................................... 78

BAB 6 Kesimpulan Dan Saran .............................................................................. 79

6.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 79

6.2 Saran .................................................................................................................... 80

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 81

LAMPIRAN .............................................................................................................. 84

Page 14: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Skema Rancangan Penelitian Tentang Perbedaan Perubahan

IntensitasDismenorea Antara Kompres Hangat Dan Kompres

Dingin Pada Siswi MAN 1 Kota Madiun ........................................... 47

Tabel 4.3 Definisi Operasional Tentang Perbedaan Perubahan

IntensitasDismenorea Antara Kompres Hangat Dan Kompres

Dingin Pada Siswi MAN 1 Kota Madiun ........................................... 54

Tabel 5.1 Distribusi Tendensi Sentral berdasarkan usia responden pada siswi

di MAN 1 Kota Madiu ....................................................................... 64

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi berdasarkan kelompok penelitian pada siswi

MAN 1 Kota Madiun.......................................................................... 65

Tabel 5.3 Tabel deskriptif statistik pada siswi MAN 1 Kota Madiun, skala pre

test pada bulan Juli 2017 .................................................................... 66

Tabel 5.4 Tabel deskriptif statistik pada siswi MAN 1 Kota Madiun, skala

post test pada bulan Juli 2017 ............................................................. 66

Tabel 5.5 Hasil Analisis Uji Multivariat Perbedaan Perubahan Intensitas

Dismenorea Antara Kompres Hangat Dan Kompres Dingin Pada

Siswi MAN 1 Kota Madiun ................................................................ 67

Tabel 5.6 Hasil analisis uji homogenitas varian pada siswi MAN 1 Kota

Madiun ................................................................................................ 68

Tabel 5.7 Hasil pengujian antara – subjects effects pada siswi MAN 1 Kota

Madiun ................................................................................................ 69

Tabel 5.8 Hasil analisis uji post hoc test pada siswi MAN 1 Kota Madiun ....... 70

Page 15: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

xiv

DAFTAR GAMBAR

2.1 Skala Verbal Descriptor Skale (VDS) Tentang Perbedaan Perubahan

Intensitas Dismenorea Antara Kompres Hangat Dan Kompres Dingin Pada

Siswi MAN 1 KotaMadiun ..........................................................................................

27

2.2 Skala Numeric Rating Scale (NRS) Tentang Perbedaan Perubahan

Intensitas Dismenorea Antara Kompres Hangat Dan Kompres Dingin Pada

Siswi MAN 1 Kota Madiun .........................................................................................

28

2.3 Skala Analog Visual (VAS) Tentang Perbedaan Perubahan Intensitas

Dismenorea Antara Kompres Hangat Dan Kompres Dingin Pada Siswi

MAN 1 Kota Madiun ...................................................................................................

29

1.1 Kerangka Konseptual Tentang Perbedaan Perubahan Intensitas

Dismenorea Antara Kompres Hangat Dan Kompres Dingin Pada Siswi

MAN 1 Kota Madiun ...................................................................................................

44

4.2 Kerangka Kerja Penelitian Tentang Perbedaan Perubahan Intensitas

Dismenorea Antara Kompres Hangat Dan Kompres Dingin Pada Siswi

MAN 1 Kota Madiun ...................................................................................................

51

Page 16: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Permohonan Surat Izin Pengambilan Data Awal

Lampiran 2 Lembar Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 3 Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 4 Survey Pendahuluan

Lampiran5 Lembar Observasi Dismenorea

Lampiran 6 SOP (Standar Operasional Prosedur) Kompres Hangat

Lampiran 7 SOP (Standar Operasional Prosedur) Kompres Dingin

Lampiran 8 Surat Permohonan Ijin Penelitian

Lampiran 9 Surat Selesai Penelitian

Lampiran 10 Hasil Tabulasi

Lampiran 11 Hasil Data Mentah SPSS

Lampiran 12 Hasil Tendensi Sentral Berdasarkan UsiaP

Lampiran 13 Hasil Analisis Uji Manova

Lampiran 14 Lembar Kartu Bimbingan Proposal

Lampiran 15 Lembar Revisi Proposal

Lampiran 16 Lembar Kartu Bimbingan Skripsi

Lampiran 17 Lembar Revisi Skripsi

Lampiran 18 Lembar Jadwal Kegiatan

Page 17: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

xvi

DAFTAR ISTILAH

Adenomyosis : Adanya endometrium selain di rahim

Asam Mefenamat : Jenis obat untuk anti peradangan non steroid

Adhesions : Pelekatan

Balancing harms and benefits : Memperhitungkan manfaat dan kerugian

yang ditimbulkan

Corpus luteum : Massa jaringan kuning didalam ovarium

Cervical stenosis : Penyempitan yang menekan korda spinal

dan akar saraf

Cutaneus : Nyeri yang mengenai kulit atau jaringan

Cardiac pain : Nyeri jantung

Control time series design : Rancangan rangkaian waktu dengan

kelompok pembanding

Coding : Membuat lembaran kode atau kartu kode

Dismenorea : Nyeri pada saat menstruasi

Deep somatic : Nyeri dalam

Deskuamasi : Pelepasan

Endometriosis pelvis : Jaringan endometrium yang berada di

panggul

Endometrial carcinoma : Kanker endometrium

Editing : Penyuntingan data

Fatigue : Lelah

Hipoplasia uterus : Perkembangan rahim yang tidak lengkap

Hypothalamic : Hipotalamus

Heating pad : Bantal panas

Inflmatory bowel desease : Peradangan pada usus

Ibu profen : Untuk menurunkan demam dan meredakan

nyeri

Inform consent : Lembar persetujuan

Intractable pain : Nyeri yang sangatsusah dihilangkan

Menarche : Menstruasi pertama

Malaise : Rasa tidak enak badan

Mioma submukosum : Bentuk mioma uteri

Nausea : Mual

Nullipara : Wanita yang belum pernah melahirkan anak

hidup

Noxious stimuli : Stimuli nyeri

Natrium diklofenat/naproxen : Obat anti radang

Ovarium : Ovarium

Obstruksi kanalis servikalis : Sumbatan saluran jalan lahir

Ovulatory cycles : Siklus ovulasi

Page 18: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

xvii

Ovarian cyst : Kista ovarium

Pituitary : Kelenjar endokrin yang kira-kira sebesar

kacang yang terletak di dasar tulang

tengkorak dan dibawah otak

Pelvic congestion syndrome : Gangguan atau sumbatan dipanggul

Pelvic inflammatory disease : Penyakit radang panggul

Pelvic adhesion : Perlengketan pelvis

Pre test : Data awal

Post test : Data akhir

Phantom pain : Nyeri yang dirasakan pada bagian tubuh

yang hilang

Placebo : Netral

Probability sampling : Setiap subjek dalam populasi mempunyai

kesempatan untuk terpilih atau tidak terpilih

sebagai sampel

Quality of life : Kualitas kehidupan

Quasi experiment design : Rancangan eksperimen semu

Retrofleksia uterus : Kelainan letak arah anatomis rahim

Radiating pain : Nyeri menyebar dari sumber nyeri ke

jaringan di dekatnya

Referred pain : Nyeri dirasakan pada bagian tubuh tertentu

yang diperkirakan berasal dari jaringan

penyebab

Respect for privacy and confidentiality : Menghormati privasi dan kerahasiaan

subyek penelitian

Respect for justicean inclusivess : Keadilan dan inklusivitas atau keterbukaan

Simple random sampling : Teknik pengambilan sampel secara acak

Uterine myoma : Tumor jinak rahim yang terdiri dari jaringan

otot

Uterine polyps : Tumor jinak dirahim

Uterine leiomyoma : Tumor jinak otot rahim

Vomiting : Muntah

Visceral : Organ dalam

Page 19: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

xviii

DAFTAR SINGKATAN

FSH : Follicle Stimulating Hormone

GnRH : Gonadotropin Releasing Hormone

IUD : Intra Uterine Device

IASP : International Association for Study of Pain

LH : Lutenizing Hormone

NSAID : Non Steroidal Anti-Inflammatory Drug

NRS : Numerical Ranting Skale

PAG : Peri Aquaductua Grey

PMS : Pre Menstruasi Syndrom

TENS : Transcutaneous Electrical Nerves Stimulation

VDS : Verbal Descriptor Skale

VAS : Visual Analog Skale

Page 20: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

xix

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan

rahmat dan kurunianya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Perbedaan Perubahan Intensitas Dismenorea Antara Kompres Hangat Dan Kompres

Dingin Pada Siswi MAN 1 Kota Madiun”.Skripsi ini disusun sebagai salah satu

persyaratan dalam mencapai gelar sarjana keperawatan di program studi ilmu

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Husada Mulia Madiun.

Peneliti menyadari dengan sepenuh hati bahwa dalam rangka kegiatan

penyusunan skripsi ini tidak akan terlaksana sebagai mana yang diharapkan tanpa

adanya bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan banyak bimbingan, arahan,

dan motivasi kepada peneliti. Untuk itu, dalam kesempatan ini peneliti ingin

menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Imam Tafsir, S.Pd selaku Kepala sekolah MAN 1 KotaMadiun yang telah

memberikan izin dan kesempatan untuk melakukan penelitian di tempat beliau.

2. Zaenal Abidin,S.KM,M.Kes selaku Ketua STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.

3. Mega Arianti Putri, S.Kep.,Ns, M.Kep selaku Ketua Program Studi S1

Keperawatan STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.

4. Muhidin, S.Kep.,Ns,.M.Kep selaku Pembimbing I yang telah meluangkan banyak

waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi

ini.

Page 21: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

xx

5. Kuswanto, S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku Pembimbing II yang dengan kesabaran dan

ketelitian dalam membimbing, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

6. Keluarga tercinta yang tidak pernah lelah memberikan dukungan, doa dan nasehat.

7. Teman-teman semua program studi Ilmu Keperawatan khususnya angkatan 2013

atas kerja samanya serta dukungan dan motivasinya.

8. Seluruh adik-adik di MAN 1 Kota Madiun yang telah bersedia untuk menjadi

responden dalam penelitian ini.

9. Semua pihak yang peneliti tidak dapat disebutkan satu persatu atas bantuan dalam

menyelesaikan proposal ini.

Semoga Allah SWT memberikan imbalan atas budi baik serta ketulusan yang

telah mereka berikan selama ini pada peneliti. Peneliti menyadari dalam

menyelesaikan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga diharapkan adanya

kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan penelitian ini.

Akhirnya peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan kita

semua.

Madiun, 18 Agustus 2017

Peneliti

Septiara Putri Kumalasari

201302102

Page 22: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

vii

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN STIKES

BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017

ABSTRAK

Septiara Putri Kumalasari

PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA ANTARA

KOMPRES HANGAT DAN KOMPRES DINGIN PADA SISWI MAN 1 KOTA

MADIUN

117 Halaman + 10 Tabel + 5 Gambar + Lampiran

Kompres hangat merupakan metode yang digunakan untuk meredakan nyeri

dengan cara menggunakan buli-buli yang diisi dengan air panas yang di tempelkan

pada sisi perut kiri dan kanan yang mengalami nyeri (dismenorea). Sedangkan

kompres dingin merupakan suatu terapi es yang dapat menurunkan prostaglandin

yang memperkuat sensitivitas nyeri dan subkutan lain pada tempat cedera dengan

menghambat proses inflamasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

dingin pada siswi MAN 1 Kota Madiun.

Desain dalam penelitian ini adalah kuantitatif menggunakan true experiment

design (pretest-postest with control group). Teknik pengambilan sampling dalam

penelitian ini menggunakan probability sampling dengan simple random sampling,

dari 45 populasi diperoleh sampel sejumlah 27 responden (siswi yang mengalami

dismenorea dan memenuhi kriteria inklusi). Analisis data menggunakan uji Manova dengan taraf signifikan α < 0,05

menunjukkan bahwa uji F memiliki nilai signifikasi 0,000 < α 0,05. Sehingga dapat

diketahui uji F semuanya signifikan. Angka signifikasi uji Levene menunjukkan

bahwa kedua variabel pada skala dismenorea pre test nilai F = 6.790 dengan

signifikasi 0,005 < 0,05. Sedangkan pada skala dismenorea post test nilai F = 5.237

dengan signifikasi 0,013 < 0,05. < 0,05 maka yang dilihat yaitu dengan uji Games-

Howell. Dari uji post hoc test dapat diketahui selisih antara kompres hangat dan

kompres dingin, kompres hangat 0,89, sedangkan kompres dingin 1,22. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa kompres dingin lebih dominan menurunkan dismenorea

dari pda kompres hangat.

Saran yang dapat diberikan kepada institusi sekolah adalah dengan memberikan

pendidikan lebih lanjut mengenai penanganan dismenorea kepada siswi yang

mengalami dismenorea agar siswi dapat menangani nyeri dismenore dengan baik.

Kata Kunci : Perubahan Intensitas Dismenorea, Kompres Hangat, Kompres

Dingin, Siswi

Page 23: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

viii

NURSING PROGRAM S1 STIKES

BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017

ABSTRACT

Septiara Putri Kumalasari

DIFFERENCE OF DISMENORRHEA INTENSITY CHANGE BETWEEN

WARM COMPRESS AND COOL COMPRESS AT SCHOOL GIRL STUDENT

MADRASAH ALIYAH 1 MADIUN

117 Pages + 10 Tables + 5 Pictures + Enclosures

Warm Compress represent method that used for assuage pain by using filled

buli-buli with hot water which in gluing at natural right and left stomach side of pain

( dismenorea).. While cool compress represent an ices therapy able to degrade

prostaglandin strengthening pain sensitivitas of subcutan other at wounded place by

pursuing inflammation process. The aim of this research is to know difference of

dismenorrhea intensity change between warm compress and cool compress at MAN

1 Madiun.

Design of this research quantitative with true experiment design (group

control with pretest-postest). Technique intake of sampling in this research used

probability sampling with simple random sampling, from 45 population counted 27

responder (schoolgirlthat get dismenorrhea and fulfill of inclusi criterion).

Data analysis use test of Manova with significant level < 0,05 indicating that

test of F have signifikasi value 0,000 < 0,05. So that can know test of F altogether

signifficant. number of Signifikasi test Levene indicate that both variable of

dismenorrheea scale pre test f value = 6.790 with significancy 0,005 < 0,05. While at

scale of dismenorrhea post test f value = 5.237 with significancy 0,013 < 0,05 < 0,05

so that which is seen that is with test of Games-Howell. From test of post test hoc can

know that difference between warm compress and cool compress, warm compress

0,89, while cool compress 1,22. So that can be concluded that cool compress more

dominant to degrade dismenorea than warm compres.

Suggestion able to be passed to school institution is by giving furthermore

education furthermore handling of disminore to natural disminorrheaschoolgirl

student so that schoolgirl can handle pain of disminore better.

Key words : Dismenorrhea Intensity Change, Warm Compress, Cool compress,

Schoolgirl Student.

Page 24: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menstruasi atau haid adalah perubahan fisiologis tubuh dalam wanita yang

terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Menstruasi itu sering

diiringi dengan dismenorea dikarenakan pada saat nyeri menstruasi terjadi

peningkatan prostaglandin (zat yang menyebabkan otot rahim berkontraksi). Pada

sebagian perempuan, nyeri menstruasi yang dirasakan dapat berupa nyeri yang

samar, tetapi sebagian yang lain dapat terasa kuat bahkan membuat aktivitas menjadi

terganggu. Rasa nyeri ini yang disebut dengan dismenorea (Laila, 2011).

Siklus menstruasi setiap wanita berbeda-beda, ada yang mengalami menstruasi

tidak teratur, dan ada pula yang relative teratur. Keadaan ini tidak selalu terjadi pada

setiap siklus haidnya dan intensitasnya pun tidak sama. Gangguan nyeri ini

dinamakan dismenorea. Dismenorea merupakan nyeri yang berasal dari kram perut

rahim dan terjadi selama menstruasi disebabkan oleh pengelupasan lapisan

endometrium (Dewi, 2012).

Angka kejadian dismenorea di dunia sangat besar, yaitu lebih dari 50%

perempuan mengalaminya. Dari hasil penelitian di Amerika Serikat diperkirakan

hampir 90% wanita mengalami dismenorea dan 10-15% diantaranya mengalami

dismenorea berat, yang tidak mampu melakukan kegiatan apapun. Sementara di

Indonesia prevalensi nyeri menstruasi berkisar 45-95% di kalangan usia produktif

Page 25: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

2

(Proverawati & Misaroh, 2009). Angka kejadian dismenorea primer pada remaja

wanita yang berusia 14-19 tahun di Indonesia sekitar 54,89% (Mahmudiono, 2011

dalam Sophia, Muda & Jemadi, 2013). Di Surabaya di dapatkan sebanyak 50%

wanita mengalami dismenorea primer, 10% wanita mengalami nyeri hebat selama

menstruasi sehingga membuat mereka tidak mampu melakukan aktifitas sehari-hari

selama 1-3 hari setiap bulannya (Reeder & Martin, 2011).

Nyeri yang dirasakan saat haid tidak hanya terjadi pada bagian simphisis pubis,

namun beberapa remaja perempuan kerap merasakannya pada punggung bagian

bawah, pinggang, panggul, otot paha atas, hingga betis.Rasa nyeri ini disebabkan

oleh kontraksi rahim untuk mengeluarkan endometrium dan dipengaruhi oleh

hormon prostaglandin. Lebih dari 50% wanita mengalami dismenorea dan 15%

diantaranya mengalami nyeri yang hebat (Nida, 2016).

Penanganan dismenorea dapat diatasi dengan penanganan farmakologis dan

non farmakologis. Salah satu penanganan dismenorea secara non farmakologis yaitu

dengan pemberian kompres hangat dan kompres dingin. Dari study pendahuluan

yang sudah dilakukan oleh peneliti di MAN 1 Kota Madiun, dari 10 siswi didapatkan

4 siswi mengatasi dismenorea dengan minum jamu dan mengoleskan minyak kayu

putih pada daerah yang nyeri, 3 siswi dengan minum obat analgesik seperti asam

mefenamat, dan yang sisanya mengatasi dismenorea dengan membiarkan dan tidak

pernah melakukan penanganan dismenorea karena terbatasnya informasi tentang

kesehatan reproduksi khususnya tentang menstruasi dan permasalahannya, yaitu

dismenorea.

Page 26: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

3

Secara umum, dismenorea muncul akibat kontraksi disritmik miometrium yang

menampilkan satu gejala atau lebih, mulai dari nyeri yang ringan sampai berat di

perut bagian bawah, bokong, dan nyeri spasmodik di sisi medial paha (Anurogo,

2011).

Dampak dari nyeri haid (dismenorea) pada remaja yaitu dapat mengganggu

aktivitas belajar dan aktivitas sehari-hari. Apabila nyeri yang dirasakan berat, maka

remaja yang bersangkutan tidak masuk sekolah. Banyak wanita yang belum

mengetahui bagaimana penanganan nyeri haid, sehingga dapat timbul masalah. Nyeri

dapat diatasi dengan melakukan berbagai alternatif, baik secara farmakologis

maupun non farmakologis. Secara farmakologis dapat diatasi dengan menggunakan

obat-obatan analgesik. Sedangkan penatalaksanaan non farmakologis terhadap nyeri

dapat dilakukan dengan berbagai cara, meliputi Transcutaneous Electrical Nerves

Stimulation (TENS), akupuntur, tindakan distraksi, teknik nafas dalam, imajinasi

terbimbing, umpan balik biologis, terapi musik, dan kompres (kompres hangat dan

kompres dingin). Manajemen nyeri non farmakologis lebih aman digunakan karena

tidak menimbulkan efek samping seperti obat-obatan karena terapi non farmakologis

menggunakan proses fisiologis sehingga dalam hal ini metode menarik perhatian

yang digunakan untuk mengatasi nyeri yaitu kompres hangat dan kompres dingin

(Muttaqin, 2011).

Kompres hangat merupakan salah satu metode non farmakologi yang dianggap

sangat efektif dalam menurunkan nyeri atau spasme otot. Panas dapat dialirkan

melalui konduksi, konveksi, dan konversi. Nyeri akibat memar, spasme otot, dan

Page 27: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

4

arthritis berespon baik terhadap peningkatan suhu karena dapat melebarkan

pembuluh darah dan meningkatkan aliran darah lokal. Oleh karena itu, peningkatan

suhu yang disalurkan melalui kompres hangat dapat meredakan nyeri dengan

menyingkirkan produk-produk inflamasi, seperti bradikinin, histamin, dan

prostaglandin yang akan menimbulkan rasa nyeri lokal. Kompres hangat merupakan

suatu prosedur menggunakan kain atau handuk yang telah di celupkan pada air

hangat yang ditempelkan pada bagian tubuh tertentu (Muttaqin, 2011).

Tidak hanya kompres hangat saja yang efektif menurunkan nyeri fisiologis,

kompres dingin juga efektif menurunkan nyeri. Kompres dingin merupakan suatu

terapi es yang dapat menurunkan prostaglandin yang memperkuat sensitivitas nyeri

dan subkutan lain pada tempat cedera dengan menghambat proses inflamasi. Hal itu

dikarenakan kompres dingin dapat mengurangi aliran darah ke suatu bagian dan

mengurangi perdarahan edema yang diperkirakan menimbulkan efek analgetik

dengan memperlambat kecepatan hantaran saraf sehingga impuls nyeri yang

mencapai otak lebih sedikit. Kompres dingin merupakan suatu prosedur

menggunakan kain atau handuk yang telah di celupkan pada air es yang ditempelkan

pada bagian tubuh tertentu (Muttaqin, 2011).

Penelitian Oktasari (2014) dengan judul Perbandingan Efektivitas Kompres

Hangat Dan Kompres Dingin Terhadap Penurunan Dismenorea Pada Remaja Putri.

Didapatkan hasil rata-rata perubahan intensitas nyeri pada kelompok kompres hangat

sebesar 16,56 dan kompres dingin sebesar 34,44, dapat dilihat perubahan rata-rata

intensitas nyeri pada kelompok kompres dingin lebih efektif menurunkan

Page 28: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

5

dismenorea. Oleh karena itu berdasarkan atas teori dan fakta yang ada, dapat

disimpulkan bahwa kompres dingin lebih efektif dalam menurunkan persepsi nyeri

dan meningkatkan kenyamanan daripada kompres hangat.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk meneliti

permasalahan remaja yang terjadi setiap bulannya. Peneliti ingin mengadakan

penelitian dengan judul “Perbedaan Perubahan Intensitas Dismenorea Antara

Kompres Hangat Dan Kompres Dingin Pada Siswi MAN 1 Kota Madiun”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat diambil rumusan masalah. Apakah ada

“Perbedaan Perubahan Intensitas Dismenorea Antara Kompres Hangat Dan Kompres

Dingin Pada Siswi MAN 1 Kota Madiun ?”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat

dan kompres dingin pada siswi MAN 1 Kota Madiun.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Menganalisa perubahan intensitas dismenorea dengan kompres hangat

pada siswi MAN 1 Kota Madiun.

2. Menganalisa perubahan intensitas dismenorea dengan kompres dingin

pada siswi MAN 1 Kota Madiun.

3. Menganalisa perubahan intensitas dismenorea dengan kelompok kontrol

pada siswi MAN 1 Kota Madiun.

Page 29: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

6

4. Menganalisa perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres

hangat dan kompres dingin pada siswi MAN 1 Kota Madiun.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Responden

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan dalam upaya mengatasi dismenorea.

2. Bagi Institusi Tempat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan

dalam menerapkan kompres hangat dan kompres dingin untuk mengurangi

nyeri dismenorea pada remaja putri yang di alami setiap bulannya.

3. Bagi Institusi Pendidikan.

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan, memberi

sumbangan positif dan mengembangkan teori khususnya di bidang

keperawatan dalam pengobatan non farmakologis yaitu dengan kompres

hangat dan kompres dingin untuk menurunkan nyeri dismenorea.

4. Bagi Peneliti

Dengan adanya penelitian ini dapat menambah pengetahuan bagi peneliti,

sehingga peneliti dapat menerapkan pengalaman-pengalaman ilmiah yang

diperoleh untuk melakukan penelitian yang akan datang.

Page 30: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

7

1.5 KeaslianPenelitian

No Judul Penelitian Variabel Jenis penelitian Hasil Perbedaan Penelitian

1

.

Perbandingan

Efektifitas Kompres

Hangat Dan

Kompres Dingin

Terhadap Penurunan

Dismenorea Pada

Remaja Putri Di

SMP 21 Pekanbaru

(Oktasari, 2014).

- Dismenore

a

- Kompres

Hangat

- Kompres

Dingin

Penelitian ini

menggunakan

jenispenelitian

quasy

eksperiment

dengan teknik

sampling

purposive

sampling

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa

karakteristik umur

responden paling banyak

yang mengalami

dismenorea adalah 14 tahun

(66%). Selain itu, suku

Melayu merupakan suku

terbanyak yaitu 42%. Rata-

rata intensitas nyeri sebelum

dan sesudah diberi

perlakuan pada kedua

kelompok mengalami

perubahan yaitu pada

kelompok kompres hangat

2,04 poin dan kelompok

kompres dingin 3,20 poin

dengan pvalue 0,000 < α

(0,05) pada kedua kelompok

sehingga dapat disimpulkan

ada perbedaan sebelum

diberi perlakuan dan

sesudah perlakuan pada

kelompok kompres hangat

dan kelompok kompres

dingin. Perbandingan

Perbedaan penelitian

sebelumnya dengan

penelitian saya yaitu

dengan menggunakan

desain True

Experiment Design

(Pretest-Postest With

Control Group),

dengan teknik

pengambilan sampel

menggunakan simple

random sampling.

Page 31: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

8

sesudah antara kelompok

kompres hangat dan

kelompok kompres dingin

pvalue 0,000 < α (0,05)

sehingga dapat

disimpulkan Ho ditolak. Hal

ini berarti di simpulkan

terdapat perbedaan yang

signifikan antara kompres

hangat dan kompres dingin

terhadap penurunan

dismenorea. Perbandingan

Mean rank yang didapat

antara perubahan intensitas

nyeri pada kelompok

kompres dingin lebih besar

yaitu 34,44 sedangkan

kelompok kompres hangat

yaitu 16,56. Oleh karena itu

kompres dingin lebih efektif

disbanding kompres hangat.

2

.

Pengaruh Pemberian

Kompres Hangat

Terhadap Penurunan

Nyeri Dismenorea

Pada Siswi Kelas XI

SMK

Muhammadiyah

Watukelir Sukoharjo

- Kompres

Hangat

- Dismenore

a

Penelitian ini

menggunakan

jenis penelitian

quasy

experiment

dengan one

group pretest-

postest

Hasil penelitian ini

menunjukkan siswi yang

mengalami

dismenoreapaling banyak

terdapat dalam kategori 3,

yaitu nyeri sedang sebanyak

18 anak (60%) dan paling

sedikit dalam kategori 5

Perbedaan penelitian

sebelumnya dengan

penelitian saya yaitu

dengan menggunakan

desain True

Experiment Design

(Pretest-Postest With

Control Group),

Page 32: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

9

(Nida, 2016).

designdengan

teknik sampling

purposive

sampling

yaitu nyeri berat tidak

tertahankan sebanyak 1

anak (3,3%) sedangkan

untuk kategori 2 yaitu nyeri

ringan sebanyak 3 anak

(10%) dan untuk kategori 4

nyeri berat sebanyak 8 anak

(26,7%).Hasil penelitian ini

menunjukkan adanya

pengaruh kompres hangat

terhadap penurunan nyeri

dismenorea pada siswi kelas

XI di SMK Muhammadiyah

Watukelir, dengan

menggunakanwilcoxon

signed-rank testnilai p

sebesar 0,000 (p < 0,05).

dengan teknik

pengambilan sampel

menggunakan simple

random sampling.

3

.

Perbandingan

Efektifitas Antara

Aromaterapi Bunga

Mawar Dengan

Masase Dalam

Menurunkan

Intensitas Nyeri

Pada Dismenorea

Primer Dengan

Perlakuan Standar

Kompres Hangat Di

Fakultas Kedokteran

- Aromaterap

i bunga

mawar

- Intensitas

nyeri

dismenorea

primer

- Kompres

hangat

- Masase

Penelitian ini

menggunakan

jenis penelitian

quasy

experimental

non randomized

control group

pretest-postest

design

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa pada

kelompok aromaterapi

bunga mawar sebanyak 100

% responden mengalami

penurunan intensitas nyeri

pada 10 menit pertama

dibandingkan 70 % pada

kelompok masase dan 80 %

pada kelompok kompres.

Penurunan intensitas nyeri

terbanyak masing-masing

Perbedaan

penelitian

sebelumnya dengan

penelitian saya yaitu

dengan

menggunakan

desain True

Experiment Design

(Pretest-Postest

With Control

Group), dengan

teknik

Page 33: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

10

Universitas

Brawijaya

(Pradiyanti, 2014).

adalah 4 sampai lebih dari 4

skala pada 90 % responden

dari kelompok aroma terapi,

1-3 skala pada 70 %

responden dari kelompok

masase, dan 2 skala pada 70

% responden dari kelompok

kontrol. Dapat disimpulkan

bahwa aromaterapi lebih

efektif dalam menurunkan

intensitas nyeri pada

dismenore primer

dibandingkan dengan

masase dan kompres

hangat.

pengambilansampel

menggunakan

simple random

sampling.

Page 34: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

11

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dismenorea

2.1.1 Siklus Menstruasi

Menstruasi atau haid adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus,

disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium. Proses terjadinya haid berlangsung

dengan empat tahapan yaitu masa proliferasi, masa ovulasi, masa sekresi dan masa

haid. Dalam proses ovulasi, yang memegang peranan penting adalah hubungan

hipotalamus, hipofisis, dan ovarium (hypothalamic-pituitary-ovarium axis). Menurut

teori neurohumoral, hipotalamus mengawasi sekresi hormon gonadotropin oleh

adenohipofisis melalui sekresi neurohormon yang disalurkan ke sel-sel

adenohipofisis lewat sirkulasi portal yang khusus. Hipotalamus menghasilkan faktor

yang telah dapat diisolasi dan disebut Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH)

karena dapat merangsang pelepasan Lutenizing Hormone (LH) dan Follicle

Stimulating Hormone (FSH) dari hipofisis. Pada hipotalamus terdapat dua pusat,

yaitu pusat tonik dibagian belakang hipotalamus di daerah nucleus arkuatus, dan

pusat siklik di bagian depan hipotalamus di daerah suprakiasmatik. Pusat siklik

mengawasi lonjakan LH (LH-surge) pada pertengahan siklus haid yang

menyebabkan terjadinya ovulasi (Proverawati & Misaroh, 2009).

Page 35: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

12

2.1.2 Definisi Dismenorea

Dismenorea merupakan suatu gejala dan bukan suatu penyakit.Istilah

dismenorea biasa dipakai untuk nyeri yang cukup berat. Dalam kondisi ini, penderita

harus mengobati nyeri tersebut dengan analgesik atau memeriksakan diri ke dokter

dan mendapatkan penanganan, perawatan, atau pengobatan yang tepat (Anurogo,

2011).

Dismenorea adalah nyeri sewaktu menstruasi. Dismenorea terdiri dari gejala

yang komplek berupa kram perut bagian bawah yang menjalar ke punggung atau

kaki dan biasanya disertai gejala gastrointestinal dan gejala neurologis seperti

kelemahan umum (Dewi, 2012).

Dismenorea adalah nyeri pada daerah panggul akibat menstruasi dan produksi

zat prostaglandin. Seringkali dimulai segera setelah mengalami menstruasi pertama

(menarche). Nyeri berkurang setelah menstruasi, namun pada beberapa wanita nyeri

bisa terus dialami selama periode menstruasi (Proverawati & Misaroh, 2009).

2.1.3 Klasifikasi Dismenorea

Klasifikasi dismenorea menurut Dewi (2012) dibagi menjadi dua, yaitu

dismenorea primer (esensial, intrinsik, indiopatik) dan dismenorea sekunder

(ekstrinsik) :

2.1.3.1 Dismenorea primer

Dismenorea primer adalah dismenorea yang mulai terasa sejak menarche dan

tidak ditemukan kelainan dari organ lainnya. Dismenorea primer terjadi pada 90

Page 36: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

13

persen wanita dan biasanya terasa setelah mereka menarche dan berlanjut hingga

usia pertengahan 20-an atau hingga mereka memiliki anak. Sekitar 10 persen

penderita dismenorea primer tidak dapat mengikuti kegiatan sehari-hari. Gejalanya

mulai terasa pada 1 atau 2 hari sebelum menstruasi dan berakhir setelah menstruasi.

Biasanya nyeri berakhir setelah diberi kompres hangat atau oleh pemberian

analgesik.

1. Penyebab Dismenorea Primer

a. Faktor endokrin, rendahnya kadar progesteron pada akhir fase corpus luteum.

Hormon progesteron menghambat atau mencegah kontraktilitas uterus

sedangkan hormon estrogen merangsang kontraktilitas uterus. Di sisi lain,

endometrium dalam fase sekresi memproduksi prostaglandin F2 sehingga

menyebabkan kontraksi otot-otot polos. Jika kadar prostaglandin yang

berlebihan memasuki peredaran darah maka selain dismenorea dapat juga

dijumpai efek lainnya seperti nausea (mual), muntah, diare. Jelaslah bahwa

peningkatan kadar prostaglandin memegang peranan penting pada timbulnya

dismenorea primer.

b. Kelainan organik, seperti retrofleksia uterus (kelainan letak arah anatomis

rahim), hipoplasia uterus (perkembangan rahim yang tidak lengkap), obstruksi

kanalis servikalis (sumbatan saluran jalan lahir), mioma submukosa bertangkai

(tumor jinak yang terdiri dari jaringan otot), dan polip endometrium.

c. Faktor konstitusi, faktor konstitusi erat kaitannya dengan faktor kejiwaan yang

dapat pula menurunkan ketahanan tubuh terhadap rasa nyeri. Adapun faktor

Page 37: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

14

konstitusi ini bentuknya seperti anemia atau penyakit menahun yang dapat

mempengaruhi timbulnya nyeri saat menstruasi.

d. Endometrium wanita dengan dismenorea menghasilkan PGF2a lebih banyak

daripada wanita normal. PGF2a adalah oksitosin dan vasokontriktor yang poten

bila diberikan pada uterus akan menghasilkan nyeri dan mengakibatkan

pengeluaran darah haid. Alasan mengapa PGF2a lebih tinggi pada wanita

tertentu belum diketahui dengan pasti. Pada beberapa wanita, prostaglandin

dapat mengakibatkan otot polos dalam sistem gastrointestinal berkontraksi

sehingga menyebabkan mual, muntah, dan diare.

e. Faktor kejiwaan, pada remaja yang secara emosional tidak stabil (seperti

mudah marah dan cepat tersinggung), apalagi jika tidak mengetahui serta tidak

mendapatkan pengetahuan yang baik tentang proses menstruasi, maka hal ini

dapat menyebabkan timbulnya nyeri menstruasi.

2. Ciri-ciri Dismenorea Primer

Ciri-ciri dismenorea primer menurut Proverawati & Misaroh (2009) :

a. Terjadi beberapa waktu atau 6-12 bulan sejak menstruasi pertama (menarche).

b. Rasa nyeri timbul sebelum menstruasi, atau di awal menstruasi. Berlangsung

beberapa jam, namun adakalanya beberapa hari.

c. Datangnya nyeri, hilang timbul, menusuk-nusuk. Pada umumnya di perut

bagian bawah, kadang menyebar ke sekitarnya (pinggang, paha depan).

d. Adakalanya disertai mual, muntah, sakit kepala, diare.

Page 38: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

15

3. Faktor Resiko Dismenorea Primer

Beberapa faktor di bawah ini dianggap sebagai faktor resiko timbulnya nyeri

menstruasi menurut Proverawati & Misaroh (2009), yaitu :

a. Menstruasi pertama(menarche) di usia dini (kurang dari 12 tahun)

b. Wanita yang belum pernah melahirkan anak hidup (nullipara)

c. Periode menstruasi yang lama atau panjang

d. Darah menstruasi berjumlah banyak (deras banget)

e. Adanya riwayat nyeri menstruasi pada keluarga

f. Obesitas atau kegemukan atau kelebihan berat badan

4. Manifestasi Klinis Dismenorea Primer

Dismenorea primer selalu terjadi saat siklus ovulasi (ovulatory cycles) dan

biasanya muncul dalam setahun setelah menstruasi pertama. Pada dismenorea

primer, dismenorea dimulai bersamaan dengan onset menstruasi atau hanya sesaat

sebelum menstruasi dan bertahan atau menetap selama 1-2 hari. Dismenorea

dideskripsikan sebagai spasmodik dan menyebar ke bagian belakang (punggung)

atau paha atas atau tengah (Anurogo, 2011).

Berhubungan dengan gejala-gejala umum, seperti berikut :

a. Malaise (rasa tidak enak badan).

b. Fatigue (lelah).

c. Nausea (mual) dan vomiting (muntah).

d. Diare

e. Nyeri punggung bawah

Page 39: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

16

f. Sakit kepala

Kadang-kadang dapat juga disertai vertigo atau sensasi jatuh, perasaan cemas,

gelisah, hingga jatuh pingsan.

2.1.3.2 Dismenorea sekunder

Dismenorea sekunder biasanya terjadi kapan saja setelah menarche. Biasanya

disebabkan oleh hal lain. Nyeri biasanya bersifat regular pada setiap menstruasi

namun berlangsung lebih lama dan bisa berlangsung selama siklus. Nyeri mungkin

pada salah satu sisi abdomen. Dismenorea sekunder dapat disebabkan oleh

endometriosis dimana jaringan uterus tumbuh di luar uterus dan ini dapat terjadi pada

wanita tua maupun muda. Implant ini masih bereaksi terhadap estrogen dan

progesterone sehingga dapat meluruh saat menstruasi. Hasil peluruhan bila jatuh ke

dalam rongga abdomen dan merangsang peritoneum akan menghasilkan nyeri.

Endometriosis ditemukan pada 10-15 persen wanita usia 25-33 tahun. Dismenorea

sekunder dapat juga disebabkan fibroid, penyakit radang panggul, IUD (Intra

Uterine Device), tumor pada tuba fallopi, usus atau vesika urinaria, polip uteri,

inflmatory bowel desease, skar atau perlengketan akibat operasi sebelumnya dan

adenomiosis yaitu suatu keadaan dimana endometrium tumbuh menembus

miometrium.

1. Penyebab Dismenorea Sekunder

a. Adenomyosis (adanya endometrium selain di rahim).

b. Uterine myoma (tumor jinak rahim yang terdiri dari jaringan otot), terutama

mioma submukosum (bentuk mioma uteri).

Page 40: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

17

c. Uterine polyps (tumor jinak di rahim).

d. Adhesions (pelekatan).

e. Ovarian cyst (kista ovarium).

f. Pelvic congestion syndrome (gangguan atau sumbatan di panggul).

g. Uterine leiomyoma (tumor jinak otot rahim).

h. Endometriosis pelvis (jaringan endometrium yang berada di panggul).

i. Penyakit radang panggul kronis.

j. Tumor ovarium dan polip endometrium.

2. Faktor Resiko Dismenorea Sekunder

Beberapa faktor di bawah ini dianggap sebagai faktor resiko timbulnya nyeri

menstruasi menurut Proverawati & Misaroh (2009), yaitu :

a. Endometriosis

b. Adenomyosis

c. IUD(Intra Uterine Device)

d. Pelvic inflammatory disease (penyakit radang panggul)

e. Endometrial carcinoma (kanker endometrium)

f. Ovarian cysts (kista ovarium)

g. Cervical stenosis

3. Manifestasi Klinis Dismenorea Sekunder

Dismenorea sekunder berhubungan dengan perut besar atau kembung,

pelvis terasa berat, dan nyeri punggung. Secara khas, nyeri meningkat secara

progresif selama fase luteal dan akan memuncak sekitar onset menstruasi.

Page 41: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

18

Berikut manifestasi klinis dismenorea sekunder :

a. Dismenorea terjadi selama siklus pertama atau kedua setelah menstruasi

pertama.

b. Dismenorea dimulai setelah usia 25 tahun.

c. Terdapat ketidaknormalan pelvis dengan pemeriksaan fisik, pertimbangan

kemungkinan endometriosis, pelvic inflammatory disease (penyakit radang

panggul), dan pelvic adhesion (perlengketan pelvis).

d. Sedikit atau tidak ada respon terhadap obat golongan NSAID (nonsteroidal

anti-inflammatory drug) atau obat anti-inflamasi non-steroid, kontrasepsi oral,

atau keduanya.

2.1.4 Pembagian Klinis Dismenorea

Pembagian klinis dismenorea menurut (Calis, 2011 dalam Lestari, 2013) yaitu :

1. Nyeri spasmodik terasa dibagian bawah perut dan berawal sebelum masa

menstruasi atau segera setelah masa menstruasi mulai. Banyak perempuan

terpaksa harus berbaring karena terlalu menderita nyeri itu sehingga ia

tidak dapat mengerjakan apa pun.

2. Nyeri Kongestif

Penderita dismenorea kongestif yang biasanya akan tahu sejak berhari-hari

sebelumnya bahwa masa menstruasinya akan segera tiba. Mereka mungkin

akan mengalami pegal, sakit pada buah dada, perut kembung tidak

menentu, beha terasa terlalu ketat, sakit kepala, sakit punggung, pegal pada

Page 42: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

19

paha, merasa lelah, mudah tersinggung, kehilangan keseimbangan, tidur

terganggu.

2.1.5 Komplikasi Dismenorea

Komplikasi dismenorea menurut Anurogo (2011) ada dua yaitu :

a. Jika diagnosis dismenorea sekunder diabaikan atau terlupakan maka

patologi (kelainan atau gangguan) yang mendasari dapat memicu kenaikan

angka kematian, termasuk kemandulan.

b. Isolasi sosial (merasa terasing atau dikucilkan) dan atau depresi.

2.1.6 Prognosis Dismenorea

Prognosis adalah prediksi penyakit di masa mendatang menurut Anurogo

(2011) :

a. Prognosis untuk dismenorea primer baik sekali dengan penggunaan NSAID.

b. Prognosis untuk dismenorea sekunder bervariasi tergantung pada proses

penyakit yang mendasarinya.

2.1.7 Usia Rawan Dismenorea

Tidak ada batasan usia secara pasti yang menunjukkan bahwa dismenorea

hanya terjadi pada usia tertentu. Setiap perempuan yang masih usia produktif dan

mengalami menstruasi berpotensi terkena dismenorea.

Dismenorea biasanya bersifat subyektif dan intensitasnya sulit dinilai.

Penyebab dan riwayat penyakit juga belum dapat dipecahkan secara memuaskan.

Selalu ada kasus khusus dan menarik dalam setiap kejadian pada penderita

dismenorea. Walaupun secara acak, kita dapat menemukan banyak sekali perempuan

Page 43: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

20

yang mengalami dismenorea, tetapi hanya sedikit yang datang ke dokter karena

dismenorea. Dengan demikian, sangat sulit untuk memastikan berapa sebenarnya

jumlah penderita dismenorea di Indonesia dan untuk menentukan usia yang paling

rawan mengalami dismenorea (Anurogo, 2011).

2.1.8 Pencegahan Dismenorea

Berikut langkah-langkah pencegahan dismenorea menurut Anurogo (2011) :

1. Hindari stress, hidup dengan tenang dan bahagia. Tidak usah terlalu banyak

pikiran, terutama pikiran negatif yang menimbulkan kecemasan. Selalu

bersyukur apapun keadaan kita dan lebih baik ikhlas dalam menjalani hidup.

2. Saat menjelang menstruasi, sebisa mungkin menghindari makanan yang

cenderung asam dan pedas.

3. Istirahat yang cukup, menjaga kondisi agar tidak terlalu lelah, dan tidak

menguras energy secara berlebihan.

4. Berolahraga secara teratur setidaknya 30 menit setiap hari. Olahraga yang

dipilih tidak harus olahraga berat. Dapat sekedar berjalan-jalan santai

selama 30 menit, jogging ringan, senam ringan, maupun bersepeda. Pilih

yang paling sesuai dengan kondisi masing-masing. Olahraga secara teratur

dapat memperlancar aliran darah pada otot di sekitar rahim sehingga akan

meredakan dismenorea pada saat menstruasi.

5. Menjelang menstruasi, cobalah berendam dengan air hangat yang diberi

garam dan beberapa tetes minyak essensial bunga lavender atau sesuai

dengan selera. Berendamlah selama 10-15 menit dan rasakan kesegaran

Page 44: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

21

serta rileks di seluruh tubuh. Cara ini membantu memperlancar peredaran

darah dalam tubuh sehingga mencegah terjadinya dismenorea.

6. Usahakan tidak mengkonsumsi obat-obatan antinyeri, jika semua cara

pencegahan tidak mengatasi dismenorea. Lebih baik segera kunjungi dokter

untuk mengetahui penyebab dismenorea yang berkepanjangan. Bisa saja ada

kelainan rahim atau penyakit lainnya.

7. Selama masa menstruasi jangan melakukan olahraga berat atau bekerja

berlebihan sehingga menyebabkan kelelahan.

8. Hindari makan yang dingin secara berlebihan, misalnya es krim. Perbanyak

makan buah, sayur yang berkadar lemak rendah, konsumsi vitamin E,

vitamin B6, dan minyak ikan untuk mengurangi peradangan.

9. Pijatan dengan aroma terapi juga dapat mengurangi rasa tidak nyaman.

Pijatan yang ringan dan melingkar dengan menggunakan telunjuk pada

perut bagian bawah akan membantu mengurangi dismenorea.

10. Mendengarkan musik, membaca buku atau menonton film juga dapat

membantu mengurangi dismenorea.

2.1.9 Konsep Nyeri

2.1.9.1 Pengertian Nyeri

Nyeri suatu kondisi yang lebih dari pada sensasi tunggal yang disebabkan oleh

stimulus tertentu. Nyeri bersifat subjektif dan individual. Selain itu nyeri juga

bersifat tidak menyenangkan, sesuatu kekuatan yang mendominasi, dan bersifat tidak

berkesudahan. Stimulus nyeri dapat bersifat fisik atau mental, dan kerusakan dapat

Page 45: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

22

terjadi pada jaringan actual atau pada fungsi ego seseorang. Nyeri melelahkan dan

menuntut energi seseorang sehingga dapat mengganggu hubungan personal dan

mempengaruhi makna kehidupan. Nyeri tidak dapat diukur secara objektif , seperti

menggunakan sinar-X atau pemeriksaan darah. Walaupun tipe nyeri tertentu

menimbulkan gejala yang dapat diprediksi, sering kali perawat mengkaji nyeri dari

kata-kata, perilaku ataupun respons yang diberikan oleh klien. Hanya klien yang tahu

apakah terdapat nyeri dan seperti apa nyeri tersebut. Untuk membantu seorang klien

dalam upaya menghilangkan nyeri maka perawat harus yakin dahulu bahwa nyeri itu

memang ada, kerusakan pada jaringan yang berpotensi rusak atau menggambarkan

kondisi terjadinya kerusakan nyeri merupakan mekanisme yang bertujuan untuk

melindungi diri. Apabila seseorang merasakan nyeri, maka prilakunya akan berubah.

Misalnya, seseorang yang kakinya terkilir pasti akan menghindari aktivitas

mengangkat barang yang memberikan beban penuh pada kakinya untuk mencegah

cedera lebih lanjut.

Nyeri merupakan tanda peringatan bahwa telah terjadi kerusakan jaringan,

yang harus menjadi pertimbangan utama saat mengkaji nyeri.International

Association for Study of Pain (IASP), mendefinisikan nyeri adalah merupakan

pengalaman sensoris subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan (Potter &

Perry, 2005).

2.1.9.2 Proses Terjadinya Nyeri Dan Manifestasi Fisiologis Nyeri

Nyeri merupakan campuran reaksi fisik, emosi, dan perilaku, nyeri mengarah

pada ketidakmampuan. Seiring dengan peningkatan usia harapan hidup, lebih banyak

Page 46: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

23

orang mengalami penyakit kronik dengan nyeri yang merupakan gejala umum.

Proses terjadinya nyeri dan manifestasi fisiologis nyeri menurut Potter & Perry

(2005) :

1. Proses Terjadinya Nyeri

Reseptor nyeri dalam tubuh adalah ujung-ujung saraf telanjang yang

ditemukan hampir pada setiap jaringan tubuh. Impuls nyeri dihantarkan ke Sistem

Saraf Pusat (SSP) melalui dua sistem serabut. Sistem pertama terdiri dari serabut

Aδ bermielin halus bergaris tengah 2-5 µm, dengan kecepatan hantaran 6-30

m/detik. Sistem kedua terdiri dari serabut C tak bermielin dengan diameter 0.4-1.2

µm, dengan kecepatan hantaran 0,5-2 m/detik. Serabut Aδ berperan dalam

menghantarkan “Nyeri Cepat” dan menghasilkan persepsi nyeri yang jelas, tajam

dan terlokalisasi, sedangkan serabut C menghantarkan “Nyeri Lambat” dan

menghasilkan persepsi samar-samar, rasa pegal dan perasaan tidak enak. Pusat

nyeri terletak di thalamus, kedua jenis serabut nyeri berakhir pada neuron traktus

spinotalamus lateral dan impuls nyeri berjalan ke atas melalui traktus ini ke

nucleus posteromidal ventral dan posterolateral dari talamus. Dari sini impuls

diteruskan ke gyrus post sentral dari korteks otak.

Proses terjadinya nyeri meliputi :

a. Transduksi

Merupakan proses dimana suatu stimuli nyeri (noxious stimuli) dirubah

menjadi suatu aktifitas listrik yang akan diterima ujung-ujung saraf. Stimuli ini

dapat berupa stimuli fisik (tekanan), suhu (panas) atau kimia (substansi nyeri).

Page 47: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

24

Terjadi perubahan patofisiologis karena mediator-mediator nyeri

mempengaruhi juga nosiseptor diluar daerah trauma sehingga lingkaran nyeri

meluas. Selanjutnya terjadi proses sensitisasi perifer yaitu menurunnya nilai

ambang rangsang nosiseptor karena pengaruh mediator-mediator tersebut di

atas dan penurunan pH jaringan. Akibatnya nyeri dapat timbul karena rangsang

yang sebelumnya tidak menimbulkan nyeri misalnya rabaan. Sensitisasi perifer

ini mengakibatkan terjadinya sensitisasi sentral yaitu hipereksitabilitas neuron

pada spinalis, terpengaruhnya neuron simpatis dan perubahan intraseluler yang

menyebabkan nyeri dirasakan lebih lama.

b. Transmisi

Merupakan proses penyampaian impuls nyeri dari nosiseptor saraf perifer

melewati kornu dorsalis, dari spinalis menuju korteks serebri. Transmisi

sepanjang akson berlangsung karena proses polarisasi, sedangkan dari neuron

presinaps ke pasca sinap melewati neuro transmitter.

c. Modulas

Adalah proses pengendalian internal oleh sistem saraf, dapat

meningkatkan atau mengurangi penerusan impuls nyeri. Hambatan terjadi

melalui sistem analgesia endogen yang melibatkan bermacam-macam

neurotransmiter antara lain endorphin yang dikeluarkan oleh sel otak dan

neuron di spinalis. Impuls ini bermula dari area Peri Aquaductua Grey (PAG)

dan menghambat transmisi impuls pre maupun pasca sinaps di tingkat spinalis.

Page 48: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

25

Modulasi nyeri dapat timbul di nosiseptor perifer medula spinalis atau supra

spinalis.

d. Persepsi

Adalah hasil rekonstruksi susunan saraf pusat tentang impuls nyeri yang

diterima. Rekonstruksi merupakan hasil interaksi sistem saraf sensoris,

informasi kognitif (korteks serebri) dan pengalaman emosional (hipokampus

dan amigdala). Persepsi menentukan berat ringannya nyeri yang dirasakan.

2. Manifestasi Fisiologis Nyeri

Nyeri merupakan campuran reaksi fisik, emosi, dan perilaku. Cara yang

baik untuk memahami pengalaman nyeri, akan membantu menjelaskan tiga

komponen fisiologis berikut, yaitu : resepsi dan reaksi. Stimulus penghasil nyeri

mengirimkan impuls melalui serabut saraf perifer. Serabut nyeri memasuki

medulla spinalis dan menjalani salah satu dari beberapa rute saraf dan akhirnya

sampai di dalam masa berwarna abu-abu di medulla spinalis, terdapat pesan nyeri

dapat berinteraksi dengan sel-sel saraf inhibitor, mencegah stimulus nyeri

sehingga tidak mencapai otak atau ditransmisi tanpa hambatan ke korteks serebral,

maka otak menginterpretasi kualitas nyeri dan memproses informasi tentang

pengalaman dan pengetahuan yang lalu serta asosiasi kebudayaan dalam upaya

mempersepsikan nyeri.

a. Berdasarkan Sumbernya :

1. Cutaneus atau superfisial, yaitu nyeri yang mengenai kulit atau jaringan

subkutan. Biasanya bersifat burning (seperti terbakar).

Page 49: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

26

Contoh : Terkena ujung pisau atau gunting.

2. Deep somatic atau nyeri dalam, yaitu nyeri yang muncul dari ligament,

pembuluh darah, tendon dan saraf, nyeri menyebar dan lebih lama dari pada

cutaneus.

Contoh : Sprain sendi.

3. Visceral (pada organ dalam), stimulasi reseptor nyeri dalam rongga

abdomen, cranium dan thorak. Biasanya terjadi karena spasme otot, iskemia,

dan regangan jaringan.

b. Berdasarkan Lokasinya/Letak

1. Radiating Pain adalah nyeri menyebar dari sumber nyeri ke jaringan di

dekatnya.

Contoh :Cardiac pain.

2. Referred Pain adalah nyeri dirasakan pada bagian tubuh tertentu yang

diperkirakan berasal dari jaringan penyebab.

3. Intractable Pain adalah nyeri yang sangat susah dihilangkan.

Contoh : Nyeri kanker maligna.

4. Phantom Pain adalah sensasi nyeri yang dirasakan pada bagian tubuh yang

hilang.

5. Berdasarkan penyebab :

1. Fisik

2. Psycogenic

Biasanya nyeri terjadi karena perpanduan dua sebab tersebut.

Page 50: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

27

6. Menurut Serangannya :

1. Nyeri Akut

2. Nyeri Kronik

2.1.9.3 Skala Nyeri

1. Skala deskriptif merupakan alat pengukuran tingkat keparahan nyeri

yang lebih obyektif. Skala pendeskripsi verbal (Verbal Descriptor Skale,

VDS) merupakan sebuah garis yang terdiri dari tiga sampai lima kata

pendeskripsi yang tersusun dengan jarak yang sama di sepanjang garis.

Pendeskripsi ini dirangking dari “tidak terasa nyeri” sampai “nyeri yang

tidak tertahankan”. Perawat menunjukkan klien skala tersebut dan

meminta klien untuk memilih intensitas nyeri terbaru yang ia rasakan.

Perawat juga menanyakan seberapa jauh nyeri terasa paling menyakitkan

dan seberapa jauh nyeri terasa paling tidak menyakitkan. Alat VDS ini

memungkinkan klien memilih sebuah kategori untuk mendeskripsikan

nyeri.

Gambar 2.1 Skala Verbal Descriptor Skale (VDS)

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Tidak Nyeri Nyeri Ringan Nyeri Sedang Nyeri Berat Nyeri

Sangat

Berat

Sumber : Potter & Perry (2005)

2. Skala penilaian numerik (Numerical Ranting Scales, NRS) lebih

digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi kata. Dalam hal ini, klien

Page 51: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

28

menilai nyeri dengan menggunakan skala 0-10. Skala paling efektif

digunakan saat mengkaji intensitas nyeri sebelum dan setelah intervensi

terapeutik. Apabila digunakan skala untuk menilai nyeri, maka

direkomendasikan patokan 10 cm.

Gambar 2.2Skala Numeric Rating Scale (NRS)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Tidak ada nyeri Nyeri paling hebat

Sumber : Potter & Perry (2005)

Skala nyeri ini dapat dipersepsikan sebagai berikut :

0 = Tidak ada nyeri

1-3 = Sedikit nyeri

3-7 = Nyeri sedang

7-9 = Nyeri berat

10 = Nyeri yang paling hebat

3. Skala analog visual (Visual Analog Scale, VAS) adalah suatu garis lurus,

yang mewakili intensitas nyeri yang terus menerus dan pendeskripsi

verbal pada setiap ujungnya. Skala ini memberi klien kebebasan penuh

untuk mengidentifikasi keparahan nyeri. VAS dapat merupakan

pengukuran keparahan nyeri yang lebih sensitive karena klien dapat

mengidentifikasi setiap titik pada rangkaian dari pada dipaksa memilih

satu kata atau satu angka.

Page 52: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

29

Gambar 2.3Skala Analog Visual (VAS)

0 1 2 3 4 5 67 8 9 10

Sumber : Potter & Perry (2005)

Skala nyeri ini dapat dipersepsikan sebagai berikut :

0 = Tidak ada nyeri

1-3 = Sedikit nyeri : Secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan

baik.

4-6 = Nyeri sedang : Secara obyektif klien mendesis, menyeringai, dapat

menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikanya,

dapat mengikuti perintah dengan baik.

7-9 = Nyeri berat : Secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti

perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat

menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat

mendeskripsikanya, tidak dapat diatasi dengan alih

posisi nafas panjang dan distraksi.

10 = Nyeri sangat berat : Klien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi dan

memukul.

Page 53: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

30

2.1.9 Penanganan Dismenorea

1. Tindakan Farmakologis

Terapi pengobatan dismenorea adalah menekan ovulasi dengan memberikan

kontrasepsi oral atau memberikan salah satu inhibitor sintetase prostaglandin

NSAIDS (Non-Steroidal Anti Inflamation Drug) seperti asam mefenamat, ibu

profen, natrium diklofenat atau naproxen. Efektifitas pengobatan masing-masing

obat nampaknya berbeda sedikit. NSAIDS (Non-Steroidal Anti Inflamation Drug)

mungkin lebih disukai oleh wanita yang tidak menginginkan penggunaan hormon

dan lebih suka menggunakan obat-obatan dalam jangka waktu sesingkat mungkin.

Obat ini digunakan pada saat timbul tanda nyeri pertama kali dan diteruskan

hingga 5 hari. Dismenorea reda pada 95 persen kasus, baik dengan kontrasepsi

oral maupun NSAIDS. Jika pilihan pengobatan gagal mengurangi dismenorea

pilihan lain dapat dicoba (Liewellyn, 2009).

2. Penanganan Non Farmakologis

Berikut adalah cara penanganan non farmakologis untuk mengatasi

dimenorea menurut Laila (2011) :

a. Penggunaan kompres hangat atau dingin

Suhu panas merupakan ramuan tradisional turun temurun yang patut

dicoba. Gunakan heating pad (bantal pemanas), kompres handuk, atau botol

berisi air hangat tepat pada bagian yang terasa kram (bisa perut atau pinggang

bagian belakang). Suhu panas diketahui bisa meminimalkan ketegangan otot.

Setelah otot rileks, rasa nyeri pun akan berangsur hilang. Terapi panas

Page 54: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

31

mempunyai keuntungan meningkatkan aliran darah ke suatu area dan

kemungkinan dapat turut mengurangi nyeri dengan mempercepat

penyembuhan. Terapi es dapat menurunkan prostaglandin yang memperkuat

sensitifitas reseptor nyeri dan subkutan lain pada tempat cedera dengan

menghambat proses inflamasi. Terapi kompres dingin juga dapat menurunkan

nyeri menstruasi atau dismenorea.

b. Minum minuman hangat

Minum minuman yang hangat juga berkhasiat untuk mengurangi

dismenorea saat menstruasi. Sebab, minuman hangat dapat memberikan

sensasi menghangatkan tubuh. Suhu panas yang diberikan mampu

maminimalkan otot yang berkontraksi agar lebih rileks. Minuman hangat,

seperti the dan jahe bisa membuat tubuh rileks serta pikiran menjadi fres dan

siap beraktivitas kembali.

c. Minum air putih minimal delapan gelas setiap hari

Minum minimal delapan gelas air putih setiap hari dapat mengurangi

dismenorea saat menstruasi. Bukan itu saja, minum minimal delapan gelas air

putih setiap hari juga dapat bermanfaat mengusir toksin dalam tubuh dan

menjaga tubuh agar tetap terpenuhi cairannya. Sehingga, tidak mudah lelah dan

tubuh pun terasa lebih sehat. Minum lebih banyak air putih saat menstruasi

juga dilakukan untuk mencegah penggumpalan cairan dan melancarkan

peredaran saluran darah. Hal ini tentunya membuat tubuh tetap terasa sehat dan

nyaman walau menstruasi datang.

Page 55: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

32

d. Mandi dengan air hangat

Selain menyenangkan, mandi air hangat juga cukup ampuh untuk

menghilangkan rasa sakit saat menstruasi. Rasa hangat yang disalurkan ke

dalam tubuh saat mandi air hangat berkhasiat meredakan rasa nyeri yang

muncul. Dengan mandi air hangat, kontraksi otot dapat diminimalkan, tubuh

terasa segar, serta dapat membuat otot perut dan semua otot tubuh menjadi

rileks. Hal ini patut dicoba untuk menghilangkan dismenorea yang di rasakan

saat menstruasi.

e. Istirahat yang cukup

Beristirahat yang cukup, cara ini merupakan salah satu resep kuno yang

juga mampu menghilangkan berbagai macam penyakit, tak terkecuali sakit saat

menstruasi. Saat menstruasi datang, istirahat untuk meredakan rasa sakit dapat

dilakukan dengan banyak cara, misalnya tidur, duduk-duduk sambil

menenangkan diri, atau bersantai sembari menonton film. Ketika menstruasi,

istirahat yang cukup diperlukan untuk mengistirahatkan otot-otot yang tegang

saat berkontraksi meluruhkan lapisan endometrium.

Saat mengalami menstruasi perempuan tidak perlu membatasi diri dalam

melakukan aktivitas.Tetapi, jika memang sakit tidak tertahankan, cobalah

untuk beristirahat dan jangan memaksakan diri. Cobalah untuk bersikap tenang

dan rileks. Hal ini akan membantu mengurangi kinerja saraf yang tegang

karena lelah beraktivitas. Selain itu, jika saraf rileks, maka rasa sakit saat

menstruasi akan berkurang. Cara sederhana ini patit dicoba.

Page 56: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

33

f. Berolahraga secara teratur

Beberapa perempuan mencapai kondisi yang lebih ringan melalui

olahraga. Dengan olahraga, hasil yang didapat tidak hanya mengurangi stress

yang biasanya timbul saat PMS dan menstruasi, tetapi juga bisa meningkatkan

produksi endorphin otak dan penawar sakit alami tubuh. Olahraga secara

teratur akan membantu melakukan aktivitas dan rutinitas harian tanpa

gangguan dismenorea. Selesai berolahraga, pastikan tubuh cukup mendapat

asupan makanan yang bergizi dan istirahat yang cukup.

g. Melakukan aromaterapi

Aromaterapi dapat digunakan untuk menghilangkan rasa sakit saat

menstruasi. Sebab, aromaterapi mampu memberikan sensasi yang

menenangkan diri dan otak, serta stress yang dirasakan. Jika pikiran terasa

tenang dan rileks, maka akan tercipta suasana yang nyaman, dan dismenorea

pun dapat berkurang. Karena stress juga dapat memicu timbulnya rasa nyeri,

maka berusahalah untuk menghindari stres saat menstruasi.

h. Berendam dalam air hangat yang diberi tetesan aromaterapi

Cara ini merupakan penggabungan unsure air hangat dan aromaterapi.

Air hangat berfungsi meminimalkan kontraksi otot, sedangkan aromaterapi

berfungsi memberikan sensasi tenang, nyaman, dan rileks. Cara ini merupakan

kombinasi yang baik untuk menghilangkan sakit saat menstruasi.

Page 57: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

34

i. Melakukan pemijatan

Pemijatan dapat dilakukan untuk mengurangi nyeri yang dirasa. Pijatan

yang dilakukan secara ringan dan melingkar dengan telunjuk pada perut bagian

bawah akan membantu mengurangi dismenorea. Aktivitas sehari-hari biasanya

membuat otot-otot menegang dan rasa lelah yang mengganggu, sehingga

pikiran semakin stress dan dismenorea akan semakin parah. Masalah tersebut

bisa diatasi dengan melakukan pemijatan agar waktu istirahat lebih berkualitas.

j. Mendengarkan musik

Bagi yang mempunyai hobi mendengarkan musik, tidak ada salahnya

mencoba meringankan rasa sakit saat menstruasi dengan mendengarkan lagu

kesukaan. Anda juga dapat mencoba mendengarkan lagu yang dapat

menenangkan saraf dan membuat pikiran menjadi rileks, seperti lagu klasik,

murotal, atau irama rohani lainnya.

k. Mengompres dengan es batu

Migrain dan sakit kepala bisa muncul saat menstruasi berlangsung.

Untuk mengatasinya, anda tidak perlu bersusah-susah mengkonsumsi obat

warung yang belum pasti akan menghilangkan penyakit yang dirasa.

Sebaiknya, pandai-pandailah dalam menggunakan obat alami untuk mengatasi

rasa sakit di tubuh. Jangan terburu-buru mengambil keputusan untuk

mengkonsumsi obat-obatan yang dijual di warung. Cukup gunakan es batu

yang dimasukkan dalam kantong plasti atau menggunakan handuk untuk

Page 58: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

35

mengompres pelipis serta leher. Sakit kepala yang dirasakan pun berangsur-

angsur akan berkurang saat mengalami menstruasi.

l. Relaksasi

Tubuh bereaksi saat kita stress maupun ketika kita dalam keadaan rileks.

Saat kita terancam atau takut, tubuh kita memberikan dua macam reaksi,

“melawan” atau “menyerah” yang dicetuskan oleh hormon adrenalin. Otot

tubuh menjadi tegang, nafas lebih cepat, jantung berdenyut lebih cepat, tekanan

darah meninggi untuk menyediakan oksigen bagi otot tubuh, dan keringat

mulai bercucuran. Tanda pertama yang menunjukkan keadaan stress adalah

adanya reaksi yang muncul, yaitu menegangnya otot. Dari sini kita dapat

melihat pentingnya relaksasi untuk memberikan kesempatan bagi tubuh

memproduksi hormon yang penting untuk mendapatkan menstruasi tanpa

dismenorea.

Yoga adalah salah satu teknik relaksasi yang dianjurkan untuk

menghilangkan dismenorea. Pelatihan yang terarah dan berkesinambungan

dipercaya mampu menyembuhkan dismenorea dan menyehatkan badan secara

keseluruhan.

m. Akupuntur

Akupuntur juga sangat efektif untuk mengatasi dismenorea dan

permasalahan umum seputar menstruasi. Sebagian besar penanganan akupuntur

yang ada di Indonesia untuk menangani dismenorea digabungkan dengan

pengobatan medis. Obat-obatan yang digunakan biasanya bersifat netral atau

Page 59: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

36

placebo. Akupuntur adalah teknik sederhana yang hanya menekan titik-titik

tertentu yang diyakini sebagai penyebab sakit pada meridian energi dengan

jarum dan tidak memiliki efek secara langsung.

Riset menunjukkan, terapi tambahan dengan akupuntur pada penderita

dismenorea berhubungan dengan perbaikan nyeri dan kualitas kehidupan

(quality of life). Untuk efek samping, sebenarnya ada, seperti perdarahan

setempat atau hematoma dan nyeri (terutama karena jarum). Namun, tidak ada

efek samping yang membahayakan kehidupan.

Itulah di antara sekian banyak cara yang dapat digunakan untuk

melakukan pencegahan hingga pengobatan terhadap dismenorea. Setiap orang

dapat memilih metode yang sesuai dengan kondisi masing-masing. Akan lebih

bagus lagi jika membiasakan diri untuk mencegah sebelum datangnya nyeri

haid dengan pola hidup dan pola makan yang sehat.

2.2 Terapi Kompres

Metode non farmakologi untuk mengendalikan nyeri dapat dibagi menjadi dua

kelompok yaitu terapi modalitas fisik dan strategi kognitif-perilaku. Kompres hangat

dan kompres dingin merupakan terapi modalitas fisik dalam bentuk stimulasi

kutaneus (Price & Wilson 2006). Teknik stimulasi kutaneus dapat meredakan nyeri

sementara secara efektif. Teknik ini mendistraksi klien dan memfokuskan perhatian

pada stimulus taktil, jauh dari sensasi yang menyakitkan sehingga mengurangi

persepsi nyeri (Kozier & Erb 2009).

Page 60: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

37

2.2.1 Definisi Kompres Hangat

Kompres hangat adalah pengompresan yang dilakukan dengan

mempergunakan buli-buli panas yang di bungkus kain yaitu secara konduksi dimana

terjadi pemindahan panas dari buli-buli kedalam tubuh sehingga akan menyebabkan

pelebaran pembuluh darah dan akan terjadi penurunan ketegangan otot sehingga

nyeri haid yang dirasakan akan berkurang atau hilang (Potter and Perry, 2005).

Kompres hangat sebagai metode yang sangat efektif untuk mengurangi nyeri

atau kejang otot. Panas dapat disalurkan melalui konduksi (botol air panas). Panas

dapat melebarkan pembuluh darah dan dapat meningkatkan aliran darah. Kompres

hangat adalah metode yang digunakan untuk meredakan nyeri dengan cara

menggunakan buli-buli yang diisi dengan air panas yang di tempelkan pada sisi perut

kiri dan kanan (Price & Wilson, 2005).

Kompres hangat merupakan tindakan dengan memberikan kompres hangat

untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman, mengurangi atau membebaskan nyeri,

mengurangi atau mencegah terjadinya spasme otot, dan memberikan rasa hangat.

Aplikasi kompres hangat dapat mengakibatkan dilatasi atau membuka aliran darah

yang mengakibatkan relaksasi dari otot. Suhu panas diketahui bisa meminimalkan

ketegangan otot. Akibatnya setelah otot rileks, rasa nyeripun berangsur-angsur hilang

(Pradiyanti, 2014).

2.2.1.1 Efektifitas Pemberian Kompres Hangat

Efektifitas pemberian kompres hangat menurut Sani (2013) :

Page 61: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

38

1. Pemberian terapi kompres hangat terhadap tubuh antara lain meningkatkan

aliran darah ke bagian tubuh yang mengalami cedera, meningkatkan

relaksasi otot dan mengurangi nyeri akibat spasme otot atau kekakuan,

meningkatkan aliran darah.

2. Kompres hangat menimbulkan efek vasodilatasi pembuluh darah sehingga

meningkatkan aliran darah. Peningkatan aliran darah dapat menyingkirkan

produk-produk inflamasi seperti bradikinin, histamin, dan prostaglandin

yang menimbulkan nyeri lokal.

3. Kompres hangat dapat merangsang sel saraf yang menutup gerbang

sehingga transmisi impuls nyeri ke medula spinalis dan otak dapat

dihambat.

2.2.1.2Tujuan Kompres Hangat

Tujuan kompres hangat menurut Megaputri (2015) :

1. Memperlancar sirkulasi darah

2. Mengurangi rasa sakit

3. Memberikan rasa hangat, nyaman, dan tenang pada klien

Selain itu, kompres hangat juga berfungsi menghilangkan sensasi rasa

sakit. Untuk mendapatkan hasil yang terbaik, terapi kompres hangat dilakukan

selama 10-20 menit dengan 1 kali pemberian dan pengukuran intensitas nyeri

dilakukan dari menit ke 15 sampai 20 selama tindakan.

2.2.1.3 Indikasi Kompres Hangat

Kompres hangat, indikasinya menurut Megaputri (2015) :

Page 62: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

39

1. Klien yang kedinginan (suhu tubuh yang rendah)

2. Klien dengan perut kembung

3. Klien yang mempunyai penyakit peradangan, seperti radang persendian

4. Spasme otot

2.2.1.4 Persiapan Alat dan Bahan

Persiapan Alat Dan Bahan:

1. WWZ dan sarungnya

2. Termos berisi air panas (suhu 38°C-40°C) / air hangat

3. Termometer air

4. Perlak dan lap kerja

Cara Kerja

A. Tahap Pra Interaksi

1. Mencuci tangan.

2. Menempatkan alat di dekat klien.

B. Tahap Orientasi

1. Memberikan salam kepada klien.

2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien.

3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum kegiatan

dilakukan .

C. Tahap Kerja

1. Menjaga privasiklien.

2. Mengatur klien dalam posisi senyaman mungkin.

Page 63: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

40

3. Mengisi WWZ dengan air panas: ½ - ¾ (saat mengisi air, WWZ

diletakkan rata dengan kepala, WWZ ditekuk sampai permukaan air

kelihatan agar udara tidak masuk).

4. Menutup dengan rapat dan membalik kepala WWZ di bawah untuk

meyakinkan bahwa air tidak tumpah.

5. Mengeringkan WWZ dengan lap kerja agar tidak basah, lalu bungkus

dengan sarung WWZ.

6. Meletakkan pengalas di bawah daerah yang akan di pasang WWZ.

7. Meletakkan WWZ pada bagian tubuh yang akan di kompres.

8. Memantau respons klien.

9. Merapikan klien.

D. Tahap Terminasi

1. Melakukan evaluasi tindakan yang sudah dilakukan.

2. Berpamitan dengan klien.

3. Membereskan alat.

4. Mencuci tangan.

5. Mencatat perubahan yang terjadi selama tindakan dalam lembar

observasi.

2.2.2 Definisi Kompres Dingin

Kompres dingin merupakan tindakan yang dapat digunakan untuk mengurangi

nyeri dismenorea dan peradangan. Kompres dingin dapat dilakukan di dekat lokasi

Page 64: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

41

nyeri atau di sisi tubuh yang berlawanan tetapi berhubungan dengan lokasi nyeri

(Sani, 2013).

Kompres dingin merupakan suatu terapi esyang dapat menurunkan

prostaglandin yang memperkuat sensitivitas nyeri dan subkutan lainpada tempat

cedera dengan menghambat proses inflamasi. Terapi kompres dingin digunakan

dalam pengobatan non farmakologis untuk menurunkan dismenorea dengan

mengompres pada bagian yang mengalami nyeri (Potter and Perry, 2005).

Kompres dingin merupakan tindakan dengan memberikan kompres dingin atau

terapi es untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman, mengurangi atau membebaskan

nyeri, mengurangi perdarahan edema, dan memberikan rasa dingin (Uliyah &

Hidayat, 2009).

2.2.2.1 Efektifitas Pemberian Kompres Dingin

Efektifitas pemberian kompres dingin menurut Sani (2013) :

1. Terapi kompres dingin dapat memberikan efek menurunkan nyeri

dismenorea.

2. Kompres dingin dapat mengurangi aliran darah ke suatu bagian dan

mengurangi perdarahan serta menurunkan nyeri.

3. Kompres dingin dapat mengurangi aliran darah ke suatu bagian dan

mengurangi perdarahan edema yang diperkirakan menimbulkan efek

analgetik dengan memperlambat kecepatan hantaran saraf sehingga impuls

nyeri yang mencapai otak lebih sedikit.

Page 65: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

42

Selain itu, kompres dingin juga berfungsi menghilangkan sensasi rasa

sakit. Untuk mendapatkan hasil yang terbaik, terapi kompres dingin dilakukan

selama 5 sampai 10 menit dengan 1 kali pemberian dan pengukuran intensitas

nyeri dilakukan dari menit ke 15 sampai 20 selama tindakan.

2.2.2.2 Tujuan Kompres Dingin

Tujuan kompres dingin menurut Megaputri (2015) :

1. Mengurang rasa sakit

2. Mengurangi perdarahan edema

3. Memberikan rasa dingin

4. Mengatasi sakit kepala atau migrain yang muncul saat menstruasi

2.2.2.3 Persiapan Alat dan Bahan

Persiapan Alat dan Bahan :

1. Kirbat Es dan sarungnya

2. Kom besar berisi potongan es (suhu 36°C) / air dingin

3. Termometer air

4. Perlak dan lap kerja

Cara Kerja

A. Tahap Pra Interaksi

1. Mencuci tangan.

2. Menempatkan alat di dekat klien.

B. Tahap Orientasi

1. Memberikan salam kepada klien.

Page 66: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

43

2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien.

3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum kegiatan

dilakukan .

C. Tahap Kerja

1. Menjaga privasi klien.

2. Mengatur klien dalam posisi senyaman mungkin.

3. Mengisi Kirbat Es dengan potongan es : ½ - ¾ bagian.

4. Mengeluarkan udara dan menutup kirbat es dan pastikan tidak bocor.

5. Mengeringkan Kirbat Es dengan lap kerja agar tidak basah, lalu

bungkus dengan sarung Kirbat Es.

6. Meletakkan pengalas di bawah daerah yang akan di pasang Kirbat Es.

7. Meletakkan Kirbat Es pada bagian tubuh yang akan di kompres.

8. Memantau respons klien.

9. Merapikan klien.

D. Tahap Terminasi

1. Melakukan evaluasi tindakan yang sudah dilakukan.

2. Berpamitan dengan klien.

3. Membereskan alat.

4. Mencuci tangan.

5. Mencatat perubahan yang terjadi selama tindakan dalam lembar

observasi.

Page 67: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

44

Terapifarmakologis :

1. Asammefenamat

2. Ibuprofen

3. Natriumdiklofen

atatau naproxen

Terapinonfarmakologis:

1. Minum-

minumanhangat

2. Mandidengan air

hangat

3. Melakukanaroma

terapi

4. Relaksasi

5. Akupuntur

6. Pemberiankom

preshangatdand

ingin

Intensitasnyeri

dismenorea

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 KERANGKA KONSEPTUAL

Menstruasi

Faktorpenyebabdismenorea:

1. Faktorendokrin

2. Kelainan organic

3. Faktorkonstitusi Dismenorea

4. Endometrium

5. Faktorkejiwaan

Terapi

Keterangan :

: Diteliti

: Tidakditeliti

: Berpengaruh

: Berhubungan

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Tentang Perbedaan Perubahan Intensitas

Dismenorea Antara Kompres Hangat Dan Kompres Dingin Pada

Siswi MAN 1 Kota Madiun.

Page 68: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

45

Pada gambar 3.1 dapat dijelaskan Perbedaan Perubahan Intensitas Dismenorea

Antara Kompres Hangat Dan Dingin Pada Siswi MAN 1 Kota Madiun. Menstruasi

dipengaruhi oleh produksi zat prostaglandin, peningkatan prostaglandin dapat

menyebakan nyeri menstruasi (dismenorea). Dismenorea disebabkan oleh kontraksi

otot perut yang terjadi terus-menerus saat menstruasi. Faktor yang mempengaruhi

dismenorea terdiri dari faktor endokrin, kelainan organik, faktor konstitusi,

endometrium, dan faktor kejiwaan. Dari beberapa faktor tersebut adalah penyebab

nyeri menstruasi (dismenorea). Penanganan dismenorea yaitu dengan terapi

farmakologis dan non farmakologis. Dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti,

menggunakan terapi non farmakologis dalam mengurangi dismenorea yaitu dengan

pemberian kompres hangat dan kompres dingin.

3.2 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau pertanyaan

penelitian sampai terbukti melalui data yang dikumpulkan (Nursalam, 2016).

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Ha : Ada Perbedaan Perubahan Intensitas Dismenorea Antara Kompres Hangat Dan

Kompres Dingin Pada Siswi MAN 1 Kota Madiun.

Page 69: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

46

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah sesuatu yang sangat penting dalam penelitian,

memungkinkan pengontrolan maksimal beberapa faktor yang dapat memengaruhi

akurasi suatu hasil. Istilah rancangan penelitian digunakan dalam dua hal pertama

rancangan penelitian merupakan suatu strategi penelitian dalam mengidentifikasi

permasalahan sebelum perencanaan akhir pengumpulan data dan kedua rancangan

penelitian digunakan untuk mendefinisikan struktur penelitian yang akan

dilaksanakan (Nursalam, 2016).

Desain dalam penelitian ini menggunakan true experiment design (pretest-

postest with control group) adalah rancangan ini merupakan pengembangan dari

rancangan eksperimen sederhana. Pengukuran dilakukan pada kedua kelompok,

sebelum perlakuan 01 dan setelah perlakuan 02 (Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini

akanmenganalisis Perbedaan Perubahan Intensitas Dismenorea Antara Kompres

Hangat Dan Kompres Dingin Pada Siswi MAN 1 Kota Madiun.

Page 70: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

47

Gambar Tabel 4.1 Skema Rancangan Penelitian Tentang Perbedaan Perubahan

Intensitas Dismenorea Antara Kompres Hangat Dan Kompres

Dingin Pada Siswi MAN 1 Kota Madiun

Kelompok Pre test Perlakuan Post test

Kelompok A 01 X1 02

Kelompok B 01 X2 02

Kontrol 01 02

Keterangan :

01 : Pengukuran awal sebelum dilakukan perlakuan

X1 : Perlakuan (terapi kompres hangat)

X2 : Perlakuan (terapi kompres dingin)

02 : Pengukuran kedua setelah dilakukan perlakuan

4.2 Populasi Dan Sampel

4.2.1 Populasi

Populasi adalah subjek (misalnya manusia/klien) yang memenuhi kriteria

yang telah ditetapkan (Nursalam, 2016). Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh

siswi kelas X dan XI program IPS di MAN 1 Kota Madiun yang berjumlah 45 siswi.

4.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi terjangkau yang dapat dipergunakan

sebagai subyek penelitian melalui sampling (Nursalam,2016). Sampel dalam

penelitian ini adalah seluruh siswi kelas X dan XI program IPS yang mengalami

dismenorea di MAN 1 Kota Madiun. Menurut Roscoe (Sugiyono, 2010) untuk

Page 71: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

48

pengambilan jumlah sampel dalam penelitian eksperimen sederhana yang

menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol maka jumlah anggota

sampel masing-masing antara 10-20. Penentuan besar sampel menurut rumus Federer

(1963) yang dikutip oleh Suyanto (2010), yaitu dapat ditentukan berdasarkan total

kelompok (t) yang digunakan dalam penelitian sehingga jika t = 2 kelompok

perlakuan yaitu kelompok kompres hangat dan kelompok kompres dingin.

Jumlah sampel pada penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus :

(t – 1) (n – 1) ≥ 15

Keterangan :

t = banyak kelompok perlakuan

n = jumlah replikasi

(t – 1) (n – 1) ≥ 15

(2 – 1) (n – 1) ≥ 15

1 (n – 1) ≥ 15

1n≥ 15

n ≥ 15 + 1

n ≥ 16

Sehingga dengan menggunakan rumus diatas maka besar sampel yang

diperlukan untuk masing-masing kelompok perlakuan dan kelompok kontrol adalah n

= 16 responden. Berdasarkan antisipasi dengan adanya drop out dalam proses

Page 72: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

49

penelitian ini, peneliti menambah jumlah sampel sebesar 10%. Oleh karena itu jumlah

sampel yang diperlukan adalah 16 + 1,6 = 17,6 atau n = 18 responden yaitu besar

sampel untuk kelompok perlakuan sebesar 18 sampel dan besar sampel untuk

kelompok kontrol sebesar 9 sampel, sehingga total sampel yang diperlukan dalam

penelitian ini adalah 27 responden.

4.2.3 Kriteria Sampel

Penentuan kriteria sampel sangat membantu peneliti untuk mengurangi bias

hasil penelitian, khususnya jika terhadap variabel-variabel kontrol ternyata

mempunyai pengaruh terhadap variabel yang diteliti. Kriteria sampel dapat dibedakan

menjadi dua bagian, yaitu: kriteria inklusi dan kriteria eksklusi (Nursalam, 2016).

1. Kriteria Inklusi

Kriteria Inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian dari suatu populasi

target yang terjangkau dan akan diteliti.

a. Semua siswi kelas X dan XI MAN 1 Kota Madiun yang bersedia menjadi

responden penelitian.

b. Semua siswi kelas X dan XI MAN 1 Kota Madiun yang sudah mengalami

menstruasi dan mengalami dismenorea dengan skala 4-10.

2. Kriteria Eksklusi

Kriteria Eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang

memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab.

a. Siswi kelas X dan XIMAN 1 Kota Madiun yang tidak masuk sekolah saat

dilakukan penelitian.

Page 73: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

50

b. Siswi kelas X dan XI MAN 1 Kota Madiun yang minum obat analgesik.

4.3 Tehnik Sampling

Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili

populasi. Tehnik sampling merupakan cara-cara yang ditempuh dalam pengambilan

sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan subjek

penelitian (Sugiyono, 2012). Cara pengambilan sampel dapat digolongkan menjadi

dua, yaitu : probability sampling dan nonprobability sampling. Tehnik pengambilan

sampling dalam penelitian ini menggunakan probability sampling dengan simple

random sampling adalah teknik pengambilan sampel dari populasi dilakukan secara

acak, tanpa memperhatikan strata dalam populasi tersebut. Hal ini dilakukan apabila

anggota populasi dianggap homogen. Pemilihan sampel dalam penelitian ini yaitu

siswi kelas X dan kelas XI MAN 1 Kota Madiun yang mengalami dismenorea. Proses

pengambilan sampel dilakukan sebagai berikut :

1. Mendata populasi dan membuat nomor 1-45.

2. Memasukkan kertas gulungan yang sudah diberi nomor ke dalam sebuah

kotak.

3. Mengundi gulungan kertas sampai memperoleh 27 nomor sebagai sampel

penelitian, sedangkan sisanya yang tidak terpilih tidak dijadikan sampel.

4. Jika ada calon responden yang menolak, maka dilakukan pengundian ulang

untuk menambah jumlah responden yang sudah ditentukan.

Page 74: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

51

4.4 Kerangka Kerja Penelitian

Gambar 4.2 Kerangka Kerja Penelitian Tentang Perbedaan Perubahan Intensitas

Dismenorea Antara Kompres Hangat Dan Kompres Dingin Pada Siswi

MAN 1 Kota Madiun

Populasi

Seluruh siswi kelas X dan XI program IPS MAN 1 Kota Madiun yang berjumlah 45

siswi

Sampel

Sebagian siswi kelas X dan XI MAN 1 Kota Madiun yang memenuhi kriteria inklusi

sebanyak 27 siswi

Desain Penelitian: True Experiment Design (Pretest-Postest With Control Group)

Pengumpulan data: Menggunakan

SOP dan Lembar observasi

Sampling :Simple Random Sampling

Variabel Independent:

X1 : kompres hangat

X2 : kompres dingin

Variabel Dependent:

Penurunan dismenorea

Pengolahan data: Editing, Coding,

Entry, Cleaning, Tabulating

Analisis :Uji Manova dengan 0,05

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan

Page 75: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

52

4.5 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional Variabel

4.5.1 Variabel

Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda

terhadap sesuatu (benda, manusia dan lain-lain). Ciri yang dimiliki oleh anggota

suatu kelompok (orang, benda, situasi) berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok

tersebut. Dalam riset, variabel dikarakteristikkan sebagai derajat, jumlah, dan

perbedaan. Variabel juga merupakan konsep dari berbagai level abstrak yang

didefinisikan sebagai suatu fasilitas untuk pengukuran dan atau manipulasi suatu

penelitian (Nursalam, 2016).

Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel yaitu:

a. Variabel Independent (bebas)

Variabel yang mempengaruhi atau nilainya menentukan variabel lain

(Nursalam, 2016). Variabel independent dalam penelitian ini adalah kompres

hangat dan kompres dingin.

b. Variabel dependent (terikat)

Variabel dependent adalah variabel yang diamati dan diukur untuk

menentukan ada tidaknya hubungan atau pengaruh dari variabel bebas

(Nursalam, 2016). Variabel dependent dalam penelitian ini adalah penurunan

dismenorea.

Page 76: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

53

4.5.2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang diamati

darisesuatu yang didefinisikan tersebut. Karakteristik yang dapat diamati (diukur)

itulah yang merupakan kunci definisi operasional. Dapat diamati artinya

memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat

terhadap suatu objek atau fenomena yang kemudian dapat diulangi lagi oleh orang

lain. Definisi operasional dirumuskan untuk kepentingan akurasi, komunikasi, dan

replikasi (Nursalam, 2016).

Page 77: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

54

Gambar Tabel 4.3 Definisi Operasional Tentang Perbedaan Perubahan Intensitas

Dismenorea Antara Kompres Hangat Dan Kompres Dingin Pada

Siswi MAN 1 Kota Madiun

Variabel Definisi

Operasional

Parameter Alat Ukur Skala

Data

Skor

Variabel

Independent

Kompres

Hangat dan

Kompres

Dingin

Pemberian

terapi

kompres

hangat dan

kompres

dingin pada

siswi yang

mengalami

dismenorea

pada saat

menstruasi.

Nyeri menjadi

berkurang

SOP Nominal 0 : sebelum

diberikan

kompres

hangat dan

dingin

1 : sesudah

diberikan

kompres

hangat dan

dingin

Variabel

dependent

kejadian

Dismenorea

Penurunan

rasa tidak

nyaman di

perut yang

di rasakan

siswi saat

menstruasi.

Penilaian nyeri

dismenorea :

- 0 (Tidak nyeri) :

Secara obyektif

klien dapat

berkomunikasi

dengan jelas,

tidak ada nyeri

yang dirasakan.

- 1-3 (Nyeri

ringan) : Secara

obyektif klien

tidak

menyeringai &

mendesis dapat

menunjukkan

lokasi nyeri.

- 4-6 (Nyeri

sedang) : Secara

obyektif klien

mendesis,

menyeringai,

dapat

menunjukkan

Lembar

Observasi

Skala

Numeric

Rating

Scale

Interval 0 – 10

Untuk tujuan

diskriptif

sebagai berikut

:

0 : Tidak Nyeri

1-3 : Nyeri

Ringan

4-6 : Nyeri

Sedang

7-9 : Nyeri

Berat

10 : Nyeri

Hebat

Page 78: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

55

4.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik

(cermat, lengkap, dan sistematis) sehingga lebih mudah diolah (Saryono, 2010).

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi.

4.7 Lokasi Dan Waktu Penelitian

4.7.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di MAN 1 Kota Madiun.

4.7.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai Agustus 2017.

lokasi nyeri.

- 7-9 (Nyeri berat

terkontrol) :

Klien dapat

mengontrol

nyeri, memegang

lokasi nyeri

secara terus-

menerus,

berbicara tidak

begitu lancar.

- 10 (Nyeri berat

tidak terkontrol)

: Klien sudah

tidak mampu

lagi

berkomunikasi,

memukul.

Page 79: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

56

4.8 Prosedur Pengumpulan Data

4.8.1 Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses

pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian (Nursalam,

2016).

Dalam penelitian ini prosedur pengumpulan data yang ditetapkan adalah sebagai

berikut :

1. Mengurus surat pengantar dari kampus Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti

Husada Mulia Madiun.

2. Memberikan surat ijin untuk melakukan penelitian ke Kepala Sekolah MAN 1

Kota Madiun.

3. Memberikan penjelasan kepada responden tentang tujuan penelitian dan apabila

responden bersedia dan memenuhi kriteria inklusi kemudian mengisi “Inform

consent” maka orang tersebut dijadikan responden.

4. Peneliti mengisi lembar observasi sebelum dan sesudah dilakukan kompres

hangat dan kompres dingin.

5. Peneliti melakukan pengumpulan, pengolahan, dan analisa data.

4.8.2 Langkah – langkah Penelitian

1. Langkah pertama persetujuan dari pihak Kepala Sekolah MAN 1 Kota

Madiun.

2. Menjelaskan prosedur penelitian kepada pihak Kepala Sekolah dan calon

responden.

Page 80: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

57

3. Peneliti dibantu dalam penelitian yang akan melakukan intervensi.

4. Sebelum dilakukan kompres hangat dan kompres dingin di ukur terlebih

dahulu skala nyerinya menggunakan skala nyeri numerik dan catat hasilnya.

5. Selanjutnya kompres untuk kelompok hangat selama 10-20 menit dan

dingin selama 5-10 menit dilakukan pada area nyeri yang dirasakan oleh

responden rata-rata pengompresan 10 menit mulai dari area perut bagian

bawah sampai tembus ke area bagian blakang (pinggang).

6. Kemudian lakukan pengukuran skala nyerinya lagi, apakah terdapat

perubahan apa menetap pada area perut bagian bawah yang dirasakan oleh

responden.

7. Setelah itu di catat lagi hasilnya pengukuran setelah diberikan intervensi

tersebut.

8. Bandingkan hasil pengukuran sebelum diberikan intervensi dan setelah

diberikan intervensi, apakah ada perbedaannya, jika ada catat hasil

perbedaannya tersebut.

4.8.3 Pengolahan Data

Pada tahap awal pengambilan data awal menggunakan observasi. Dalam

penelitian ini pengolahan data dilakukan menggunakan software statistik. Menurut

Notoatmodjo (2012), pengolahan data meliputi :

1. Editing (Penyuntingan data)

Hasil data dari lapangan harus dilakukan penyuntingan (editing) terlebih dahulu.

Secara umum editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan.

Page 81: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

58

Apabila ada data-data yang belum lengkap. Jika memungkinkan perlu dilakukan

pengambilan data ulang untuk melengkapi data-data tersebut. Tetapi apabila tidak

memungkinkan, maka data yang tidak lengkap tersebut tidak diolah atau

dimasukkan dalam pengolahan “data missing”.

2. Coding (Membuat lembaran kode atau kartu kode)

Setelah data diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan peng “kodean” atau

“coding”, yaitu mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka

atau bilangan. Coding dalam penelitian ini untuk variabel dependent menggunakan

angka 0-10.

3. Entry

Data yang dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program

atau “software” computer. Dalam proses ini dituntut ketelitian dari orang yang

melakukan “data entry” ini. Apabila tidak maka terjadi bias, meskipun hanya

memasukkan data.

4. Cleaning

Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai dimasukkan ,

perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan-

kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya, kemudian dilakukan

pembetulan atau koreksi. Proses ini disebut pembersihan data (data cleaning).

Page 82: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

59

5. Tabulating

Tabulasi adalah membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian atau

yang diinginkan oleh peneliti.

4.9 Analisa Data

Menurut (Notoatmodjo, 2012) analisis data suatu penelitian biasanya melalui

prosedur bertahap antara lain :

1. Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendiskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian. Analisis univariat digunakan untuk melihat

distribusi frekuensi karekteristik responden dari data demografi, variabel

dependen, dan variabel independen. Dalam analisis univariat ini yaitu untuk

mengidentifikasi skala nyeri sebelum dilakukan kompres hangat dan kompres

dingin terhadap penurunan dismenorea pada siswi MAN 1 Kota Madiun dan untuk

mengidentifikasi skala nyeri setelah dilakukan kompres hangat dan kompres

dingin terhadap penurunan dismenorea pada siswi MAN 1 Kota Madiun.

2. Analisis Multivariate

Analisis multivariate dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan

beberapa variabel (lebih dari satu) independent dengan satu atau beberapa variabel

dependen (umumnya satu variabel dependent). Dalam analisa multivariate akan

diketahui variabel independent mana yang paling besar pengaruhnya terhadap

variabel dependent (Arikunto, 2011). Analisa multivariate dalam penelitian ini

dengan menggunakan Uji Manova.

Page 83: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

60

MANOVA (Multiple Analysis Of Variance) digunakan untuk melihat efek

utama dan efek interaksi variabel kategorik independen berskala terhadap variabel

dependen berskala interval. MANOVA menggunakan satu atau lebih variabel

independen kategorik sebagai prediktor, seperti halnya ANOVA, tetapi MANOVA

menggunakan lebih dari satu variabel independen. Uji ANOVA menguji

perbedaan mean pada variabel dependen untuk beberapa variabel independen,

sedangkan MANOVA menguji perbedaan vektor mean beberapa variabel

independen. Kita dapat juga menjalankan post hoc test untuk melihat nilai faktor

mana yang paling berkontribusi signifikan terhadap variabel dependen (Ariyoso,

2009).

Asumsi yang berlaku dalam MANOVA antara lain:

1. MANOVA mengasumsikan bahwa setiap pengamatan bersifat independen.

Tidak terdapat pola tertentu dalam memilih sampel.

2. MANOVA mengasumsikan bahwa variabel independen adalah kategorik dan

variabel dependen merupakan variabel kontinu. Sifat homogenitas juga

diasumsikan dalam MANOVA.

3. Pada MANOVA, variabel dependen maupun independen dapat dikorelasikan

satu sama lain.

4. MANOVA mengasumsikan bahwa data terdistribusi normal.

Page 84: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

61

5. Seperti halnya ANOVA, MANOVA juga mengasumsikan bahwa keragaman

antar kelompok sama.

Dianalisa dengan menggunakan bantuan sistem komputerisasi SPSS.

4.10 Etika Penelitian

Menurut (Notoatmodjo, 2012) prinsip dasar dan kaidah penelitian adalah :

1. Menghormati Harkat Dan Martabat Manusia

Peneliti perlu mempertimbangkan hak-hak subyek penelitian untuk mendapatkan

informasi tentang tujuan peneliti melakukan penelitian tersebut. Disamping itu,

peneliti juga memberikan kebebasan kepada subyek untuk memberikan informasi

atau tidak memberikan informasi (berpartisipasi).

Peneliti mempersiapkan formulir persertujuan subyek (inform consent) yang

mencangkup :

a. Penjelasan manfaat penelitian

b. Penjelasan kemungkinan risiko dan ketidaknyamanan yang ditimbulkan

c. Menjelaskan manfaat yang didapatkan

d. Jaminan kerahasiaan terhadap identitas

2. Menghormati Privasi Dan Kerahasiaan Subyek Penelitian (Respect For Privacy

And Confidentiality)

Setiap orang mempunyai hak-hak dasar individu termasuk privasi dan kebebasan

individu dalam memberikan informasi. Oleh sebab itu peneliti tidak boleh

menampilkan informasi mengenai identitas dan kerahasiaan identitas subyek.

Page 85: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

62

3. Keadilan Dan Inklusivitas/Keterbukaan (Respect For Justicean Inclusivess)

Keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran, keterbukaan, dan

kehati-hatian. Untuk itu, lingkungan penelitian perlu dikondisikan sehingga

memenuhi prinsip keterbukaan, yakni dengan menjelaskan prosedur penelitian.

4. Memperhitungkan Manfaat Dan Kerugian Yang Ditimbulkan (Balancing Harms

And Benefits).

Sebuah penelitian hendaknya memperoleh manfaat semaksimal mungkin bagi

subyek. Oleh sebab itu, pelaksanaan penelitian harus dapat mencegah atau paling

tidak mengurangi rasa sakit, cidera, stress, maupun kematian subyek penelitian.

Page 86: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

63

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dipaparkan hasil penelitian yang berjudul “Perbedaan

Perubahan Intensitas Dismenorea Antara Kompres Hangat Dan Kompres Dingin

Pada Siswi MAN 1 Kota Madiun. Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 20

Juli sampai 26 Juli 2017. Desain dalam penelitian ini menggunakan true

experiment design (pretest-postest with control group). Tehnik pengambilan

sampling dalam penelitian ini menggunakan probability samplingdengan simple

random sampling. Penelitian ini menggunakan instrument penelitian berupa

lembar observasi yang terdiri dari 2 variabel independent yaitu kompres hangat

dan kompres dingin. Teknik analisis data menggunakan uji statistik Manova

dengan taraf signifikan 0,05.

5.1 Gambaran Umum Dan Lokasi Penelitian

MAN 1 Kota Madiun (Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Madiun) merupakan

sekolah yang terletak di Jalan Soekarno-Hatta Kota Madiun yang sebelumnya

sekolah ini terletak di Jalan Barito No.13 Kota Madiun. MAN 1 Kota Madiun ini

sendiri memiliki 3 program jurusan antara lain IPA, IPS, dan Agama masing –

masing dari ketiga jurusan ini terdiri dari 2 kelas yaitu IPA 1 dan IPA 2, IPS 1 dan

IPS 2, Agama 1 dan Agama 2. MAN 1 Kota Madiun juga memiliki UKS yang

disediakan untuk siswi yang sakit, salah satunya yaitu jika ada siswi yang

mengalami dismenorea berat yang tidak kuat dalam menjalankan aktifitas sehari-

hari atau kegiatan sekolah dan harus beristirahat.

Page 87: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

64

5.2 Karakteristik Responden

5.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Karakteristik usia responden siswi MAN 1 Kota Madiun adalah sebagai

berikut :

Tabel 5.1 Distribusi Tendensi Sentral berdasarkan usia responden padasiswi

di MAN1Kota Madiun (n = 27) Variabel Mean Median Standar

Deviation

Min-Mak CI-95%

Usia 15,93 16,00 0,616 15-17 15,68-16,17

Sumber : Lembar observasi responden di MAN 1 Kota Madiun 2017

Berdasarkan Tabel 5.1dapat diketahui karakteristik usia pada siswi

MAN 1 Kota Madiun menunjukkan rata-rata 15,93 tahun dengan umur

tengah 16 tahun, standar deviation sebesar 0,616. Usia termuda responden

15 tahun dan usia tertua 17 tahun. Dari hasil estimasi interval dapat

disimpulkan bahwa 95% diyakini bahwa rata-rata usia responden adalah

diantara 15,68 tahun sampai dengan 16,17 tahun.

5.3 Hasil Penelitian

Setelah mengetahui data umum dalam penelitian ini maka berikut

akan ditampilkan hasil penelitian yang terkait dengan data khusus. Analisis

univariat meliputi kelompok penelitian dan rata-rata dismenorea pre test

pada kelompok penelitian, rata-rata dismenorea post test pada kelompok

penelitian. Analisis multivariat meliputi uji multivariat, uji homogenitas

varian, uji subjects effects, uji post hoc test.

Page 88: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

65

5.3.1 Analisis Univariat

Analisis univariat ini bertujuan untuk menggambarkan variabel independent

yaitu kompres hangat dan kompres dingin dan variabel dependent yaitu penurunan

dismenorea.

1. Kelompok Penelitian

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi berdasarkan kelompok penelitian pada siswi

MAN 1 Kota Madiun Kelompok Penelitian Frekuensi Persentase (%) Comulative

Percent

Kompres hangat 9 33,3% 33,3%

Kompres dingin 9 33,3% 66,7%

Kontrol 9 33,3% 0%

Total 27 100% 100%

Sumber : Lembar observasi responden di MAN 1 Kota Madiun 2017

Berdasarkan Tabel 5.2dapat diketahui kelompok penelitian yaitu ada

tiga kelompok, kelompok pertama kompres hangat sebanyak 9 responden

(33,3%), kelompok kedua kompres dingin sebanyak 9 responden (33,3%),

kelompok ketiga kontrol sebanyak 9 responden (33,3%). Dengan komulatif

persen kompres hangat sebesar 33,3%, kompres dingin sebesar 66,7%, dan

kontrol 0%.

Page 89: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

66

2. Rata-rata Dismenorea Pre Test Pada Kelompok Penelitian

Tabel 5.3 Tabel deskriptif statistik pada siswi MAN 1 Kota Madiun,

skala pre test pada bulan Juli 2017 dengan n= 9

Kelompok penelitian Mean

Std.

Deviation N

Skala Dismnore pre

test

Kompres hangat 6.22 1.787 9

Kompres dingin 5.89 1.965 9

Kontrol 4.44 .726 9

Total 5.52 1.718 27

Sumber : Lembar observasi responden di MAN 1 Kota Madiun 2017

Berdasarkan Tabel 5.3 dapat diketahui pada kelompok penelitian yang

dilakukan pada siswi MAN 1 Kota Madiun sebelum mendapat intervensi

bahwa pada kelompok kompres hangat rata-rata 6,22, kompres dingin rata-

rata 5,89, sedangkan pada kelompok kontrol rata-rata 4,44, semua kelompok

perlakuan pre test termasuk dalam skala interval nyeri sedang.

3. Rata-rata Dismenorea Post Test Pada Kelompok Penelitian

Tabel 5.4 Tabel deskriptif statistik pada siswi MAN 1 Kota Madiun,

skala post test pada bulan Juli 2017 dengan n= 9

Kelompok penelitian Mean

Std.

Deviation N

Different Mean

Pre dan Post

Skala Dismenore post

test

Kompres hangat 3.56 2.068 9 2.66

Kompres dingin 3.22 1.481 9 2.67

Kontrol 4.44 .726 9 4.44

Total 3.74 1.559 27 9.77

Sumber : Lembar observasi responden di MAN 1 Kota Madiun 2017

Berdasarkan Tabel 5.4 dapat diketahui pada kelompok penelitian yang

dilakukan pada siswi MAN 1 Kota Madiun setelah mendapat intervensi

mengalami penurunan dan didapatkan rata-rata pada kelompok kompres

Page 90: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

67

hangat 3,56, kompres dingin rata-rata 3,22, sedangkan kelompok kontrol

rata-rata 4,44, dari semua kelompok perlakuan skala dismenorea post test

kompres hangat dan dingin termasuk dalam skala interval ringan dan

kontrol tetap dalam skala interval sedang. Different mean pre dan post

kompres hangat 2.66, kompres dingin 2.67. Sehingga dapat disimpulkan ada

perbedaan penurunan skala dismenorea pre test dan post test.

5.3.2Analisis Multivariat

Analisis multivariat ini bertujuan untuk menguji variabel independent

yaitu kompres hangat dan kompres dingin dan variabel dependent yaitu

penurunan dismenorea pada siswi MAN 1 Kota Madiun. Uji ini diawali

dengan langakah-langkah sebagai berikut : langkah pertama uji multivariat,

langkah kedua uji homogenitas varian, langkah ketiga uji subjects effects,

langkah keempat uji post hoc test.

1. Uji Multivariat

Tabel 5.5 Hasil Analisis Uji Multivariat Perbedaan Perubahan Intensitas

Dismenorea Antara Kompres Hangat Dan Kompres Dingin Pada

Siswi MAN 1 Kota Madiun

Multivariate Testsc

Effect Value F Hypothesis df Error df Sig.

Intercept Pillai's Trace .932 1.570E2a 2.000 23.000 .000

Wilks' Lambda .068 1.570E2a 2.000 23.000 .000

Hotelling's Trace 13.651 1.570E2a 2.000 23.000 .000

Roy's Largest Root 13.651 1.570E2a 2.000 23.000 .000

Tindakan Pillai's Trace .614 5.310 4.000 48.000 .001

Wilks' Lambda .392 6.860a 4.000 46.000 .000

Hotelling's Trace 1.534 8.437 4.000 44.000 .000

Roy's Largest Root 1.524 18.290b 2.000 24.000 .000

Sumber : Lembar observasi responden di MAN 1 Kota Madiun 2017

Page 91: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

68

Berdasarkan tabel 5.5 dapat diketahui perbedaan perubahan intensitas

dismenorea antara kompres hangat dan kompres dingin pada siswi MAN 1

Kota Madiun dengan hasil analisis menunjukkan bahwa uji F menunjukkan

untuk Pillai’s Trace, Wilks’ Lambda, Hotelling’s Trace, Roy’s Largest Root

memiliki nilai signifikasi 0,000 <α = 0,05. Sehingga dapat diketahui uji F

multivariate test semuanya signifikan.Jadi, terdapat perbedaan perubahan

intensitas dismenorea antara kompres hangat, kompres dingin dan kelompok

kontrol pada siswi MAN 1 Kota Madiun.

2. Uji Homogenitas Varian

Tabel 5.6 Hasil analisis uji homogenitas varian pada siswi MAN 1 Kota

Madiun

Sumber : Lembar observasi responden di MAN 1 Kota Madiun 2017

Berdasarkan Tabel 5.6 dapat diketahui hasil analisis uji homogenitas

varian pada masing-masing kelompok penelitian, dengan taraf signifikasi

0,05 dari tabel diatas terlihat angka signifikasi uji Levene menunjukkan

bahwa kedua variabel pada skala dismenorea pre test nilai F = 6.790 dengan

signifikasi 0,005 <0,05. Sedangkan pada skala dismenorea post test nilai F =

5.237 dengan signifikasi 0,013 <0,05. Karena nilai signifikan pre test dan

post test sama-sama < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa keduanya

memiliki varian yang sama (homogen).

Levene's Test of Equality of Error Variancesa

F df1 df2 Sig.

Skala Dismnore pre test 6.790 2 24 .005

Skala Dismenore post test 5.237 2 24 .013

Page 92: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

69

3. Pengujian Antara – Subjects Effects

Tabel 5.7 Hasil pengujian antara – subjects effects pada siswi MAN 1 Kota

Madiun

Tests of Between-Subjects Effects

Source Dependent Variable

Type III

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

Corrected

Model

Skala Dismnore pre test 16.074a 2 8.037 3.179 .060

Skala Dismenore post test 7.185b 2 3.593 1.540 .235

Intercept Skala Dismnore pre test 822.259 1 822.259 325.289 .000

Skala Dismenore post test 377.815 1 377.815 161.921 .000

Tindakan Skala Dismnore pre test 16.074 2 8.037 3.179 .060

Skala Dismenore post test 7.185 2 3.593 1.540 .235

Error Skala Dismnore pre test 60.667 24 2.528

Skala Dismenore post test 56.000 24 2.333

Total Skala Dismnore pre test 899.000 27

Skala Dismenore post test 441.000 27

Corrected

Total

Skala Dismnore pre test 76.741 26

Skala Dismenore post test 63.185 26

Sumber : Lembar observasi responden di MAN 1 Kota Madiun 2017

Berdasarkan Tabel 5.7 dapat diketahui hasil dari pengujian antara –

subjects effects pada siswi MAN 1 Kota Madiun pada tabel diatas

menunjukkan bahwa skala dismenorea pre test nilai F sebesar 3.179 dengan

signifikasi 0,060, sedangkan pada skala dismenorea post test nilai F sebesar

1.540 dengan signifikasi 0,235. Sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat

perbedaan skala dismenorea pre test dan post test pada masing-masing

kelompok penelitian.

Page 93: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

70

4. Uji PostHoc Test

Tabel 5.8 Hasil analisis uji post hoc test pada siswi MAN 1 Kota Madiun

Sumber : Lembar observasi responden di MAN 1 Kota Madiun 2017

Berdasarkan Tabel 5.8 dapat diketahui hasil analisis uji post hoc test

pada siswi MAN 1 Kota Madiun dari hasil analisis yang ditampilkan pada

tabel Multiple Comparisons tersebut menunjukkan bahwa terdapat pasangan

yang berbeda secara nyata (signifikan). Kompres hangat dengan kompres

dingin rata-rata 0,33, kompres hangat dengan kontrol rata-rata -0,89.

Selanjutnya kompres dingin dengan kompres hangat rata-rata -0,33,

kompres dingin dengan kontrol rata-rata -1,22. Dan yang trakhir kontrol

dengan kompres hangat rata-rata 0,89, kontrol dengan kompres dingin rata-

rata 1,22. Sehingga dapat disimpulkan kompres hangat lebih efektif

menurunkan dismenorea dari pada kompres dingin, dapat dilihat dari selisih

rata-rata pada masing-masing kelompok penelitian.

Multiple Comparisons

Dependent

Variable

(I) kelompok

penelitian

(J) kelompok

penelitian

Mean

Differenc

e (I-J)

Std.

Error Sig.

95% Confidence

Interval

Lower

Bound

Upper

Bound

Post test

Games-

Howell

kompres

hangat

kompres dingin .33 .848 .919 -1.88 2.54

Kontrol -.89 .731 .471 -2.89 1.12

kompres

dingin

kompres hangat -.33 .848 .919 -2.54 1.88

Kontrol -1.22 .550 .109 -2.70 .25

Kontrol kompres hangat .89 .731 .471 -1.12 2.89

kompres dingin 1.22 .550 .109 -.25 2.70

Page 94: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

71

5.4 Pembahasan

Berdasarkan hasil pengumpulan data dengan lembar observasi terhadap

responden pada bulan Juli 2017 yang telah diolah, maka penulis akan membahas

mengenai “Perbedaan Perubahan Intensitas Dismenorea Antara Kompres Hangat

Dan Kompres Dingin Pada Siswi MAN 1 Kota Madiun”.

5.4.1 Skala Dismenorea Pre Testdan Post Test Kompres Hangat Pada Siswi MAN

1 Kota Madiun

Berdasarkan hasil penelitian tabel 5.3 dan tabel 5.4 dapat diketahui

skala dismenorea sebelum diberikan perlakuan kompres hangat 6,22

termasuk dalam skala dismenorea sedang. Setelah mendapat perlakuan

kompres hangat menurun menjadi 3,56 termasuk dalam skala dismenorea

ringan.

Hasil penelitian rata-rata intensitas nyeri pada kompres hangat

mengalami penurunan. Hal ini sesuai dengan penelitian Astuti (2011)

tentang efektifitas pemberian kompres hangat terhadap kejadian dismenorea

pada remaja. Hasil akhir menunjukkan adanya penurunan nyeri setelah

pemberian kompres hangat dengan (p-value = 0,000). Hal ini diperkuat oleh

Potter and Perry (2005) yang mengatakan bahwa panas dari buli-buli akan

berpindah ke dalam tubuh sehingga menyebabkan pelebaran pembuluh

darah yang dapat mengurangi spasme otot sehingga kontraksi menurun dan

nyeri yang dirasakan akan berkurang atau menghilang.

Efek pemberian kompres hangat antara lain :1. Meningkatkan aliran

darah ke bagian tubuh yang mengalami cedera, meningkatkan relaksasi otot

Page 95: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

72

dan mengurangi nyeri akibat spasme otot atau kekakuan, meningkatkan

aliran darah. 2. Menimbulkan efek vasodilatasi pembuluh darah sehingga

meningkatkan aliran darah. Peningkatan aliran darah dapat menyingkirkan

produk-produk inflamasi seperti bradikinin, histamin, dan prostaglandin

yang menimbulkan nyeri lokal. 3. Dapat merangsang sel saraf yang

menutup gerbang sehingga transmisi impuls nyeri ke medula spinalis dan

otak dapat dihambat (Sani, 2013).

5.4.2Skala Dismenorea Pre Test dan Post Test Kompres Dingin Pada Siswi MAN

1 Kota Madiun

Berdasarkan hasil penelitian tabel 5.3 dan tabel 5.4 dapat diketahui

skala dismenorea sebelum diberikan perlakuan kompres dingin 5,89

termasuk dalam skala dismenorea sedang. Setelah mendapat perlakuan

kompres dingin menurun menjadi 3,22 termasuk dalam skala dismenorea

ringan.

Hasil penelitian rata-rata intensitas nyeri pada kompres dingin juga

mengalami penurunan. Hasil ini di perkuat oleh Price and Wilson (2005)

yaitu terapi dingin tidak hanya mengurangi spasme otot tetapi juga dapat

menimbulkan efek analgesik yang memperlambat kecepatan hantaran saraf

sehingga impuls nyeri yang mencapai otak lebih sedikit. Oleh karena itu

nyeri yang dirasakan akan berkurang.

Efek pemberian kompres dingin yaitu : 1. Dapat memberikan efek

menurunkan nyeri dismenorea. 2. Dapat mengurangi aliran darah ke suatu

bagian dan mengurangi perdarahan serta menurunkan nyeri. 3. Dapat

Page 96: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

73

mengurangi aliran darah ke suatu bagian dan mengurangi perdarahan edema

yang diperkirakan menimbulkan efek analgetik dengan memperlambat

kecepatan hantaran saraf sehingga impuls nyeri yang mencapai otak lebih

sedikit (Sani, 2013).

5.4.3 Skala Dismenorea Pre Test dan Post Test Kelompok Kontrol Pada Siswi

MAN 1 Kota Madiun

Berdasarkan hasil penelitian tabel 5.3 dan tabel 5.4 dapat diketahui

rata-rata skala dismenorea pre test dan post test pada kelompok kontrol

sama-sama 4,44. Sehingga dapat disimpulkan pada kelompok kontrol tidak

terjadi penurunan skala interval nyeri.

Berdasarkan uraian diatas peneliti berasumsi bahwa pemberian

kompres hangat dan kompres dingin pada siswi MAN 1 Kota Madiun sama-

sama mengalami penurunan skala dismenorea pada siswi yang mengalami

menstruasi dari skala dismenorea sedang menjadi ringan setelah mendapat

perlakuan. Nyeri mentruasi tersebut disebabkan oleh beberapa faktor antar

lain faktor dismenorea primer yaitu : faktor endokrin, kelainan organik,

faktor konstitusi, endometrium dan faktor kejiwaan, sedangkan faktor yang

mempengaruhi dismenorea sekunder yaitu : Adenomyosis,Uterine myoma,

Uterine polyps, Adhesions, Ovarian cyst, Endometriosis pelvis. Dan peneliti

berharap remaja putri dapat melakukannya atau mempratekkan pengobatan

non farmakologis ini dirumah pada saat dismenorea tanpa mengkonsumsi

obat ataupun jamu.

Page 97: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

74

5.4.4 Perbedaan Perubahan Intensitas Dismenorea Antara Kompres Hangat Dan

Kompres Dingin Pada Siswi MAN 1 Kota Madiun

Langkah pertama pada uji multivariat Penelitian membuktikan bahwa

ada perbedaan skala dismenorea sebelum dan sesudah intervensi.

Berdasarkan hasil tabel 5.4 dapat diketahui perbedaan perubahan intensitas

dismenorea antara kompres hangat dan kompres dingin pada siswi MAN 1

Kota Madiun dengan hasil analisis menunjukkan bahwa uji F menunjukkan

memiliki nilai signifikasi 0,000 < α 0,05. Sehingga dapat diketahui uji F

semuanya signifikan.Jadi, terdapat perbedaan perubahan intensitas

dismenorea antara kompres hangat, kompres dingin dan kelompok kontrol

pada siswi MAN 1 Kota Madiun.

Langkah kedua berdasarkan tabel 5.5 dapat diketahui hasil dari

analisis uji homogenitas pada siswi MAN 1 Kota Madiun, dengan taraf

signifikasi 0,05 angka signifikasi uji Levene menunjukkan bahwa kedua

variabel pada skala dismenorea pre test nilai F = 6.790 dengan signifikasi

0,005 < 0,05. Sedangkan pada skala dismenorea post test nilai F = 5.237

dengan signifikasi 0,013 <0,05. Karena nilai signifikan pre test dan post test

sama-sama < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa keduanya memiliki

varian yang sama (homogen).

Langkah ketiga yaitu dengan menggunakan uji post hoc test karena uji

homogenitas varian nilai signifikan < 0,05 maka yang dilihat yaitu dengan

uji Games-Howell. Kompres hangat dengan kompres dingin rata-rata 0,33,

kompres hangat dengan kontrol rata-rata -0,89. Selanjutnya kompres dingin

Page 98: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

75

dengan kompres hangat rata-rata -0,33, kompres dingin dengan kontrol rata-

rata -1,22. Dan yang trakhir kontrol dengan kompres hangat rata-rata 0,89,

kontrol dengan kompres dingin rata-rata 1,22. Sehingga dapat disimpulkan

kompres hangat lebih dominan menurunkan skala dismenorea dari pada

kompres dingin. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata perbandingan antara

kompres hangat dan kompres dingin dengan kelompok kontrol.

Kompres hangat memberikan rasa hangat pada responden dengan

menggunakan cairan atau alat yang menimbulkan hangat pada bagian tubuh

yang memerlukannya. Tujuan dari kompres hangat ini untuk menurunkan

intensitas nyeri dengan manfaat pemberian kompres hangat secara biologis

yang menyebabkan dilatasi pembuluh darah yang mengakibatkan

peningkatan sirkulasi darah. Pemberian kompres hangat memakai prinsip

pengantaran panas melalui cara konduksi dimana panas ditempelkan pada

daerah yang sakit untukmelancarkan sirkulasi darah dan menurunkan

ketegangan otot sehingga akan menurunkan nyeri pada wanita dengan

dismenore primer, karena pada wanita dengan dismenore ini mengalami

kontraksi uterus dan kontraksi otot polos (Anugraheni dan Wahyuningsih,

2013).

Sejalan dengan penelitian (Rohmawati, 2012) tentang perbedaan

pemberian kompres hangat dan aromateraphy terhadap penurunan nyeri

dismenorea mendapatkan hasil bahwa lebih banyak responden yang

diberikan terapi kompres hangat pada daerah abdomen (perut) saat

mengalami nyeri menstruasi (dismenorea) akan mengalami penurunan rasa

Page 99: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

76

nyeri. Pemberian kompres hangat pada perut seorang wanita yang

mengalami nyeri haid, dapat meningkatkan relaksasi otot-otot dan

mengurangi nyeri akibat spasme atau kekakuan serta memberikan rasa

hangat. Rasa hangat dari air ini dapat menyebabkan pembuluh darah

meningkatkan aliran darah kebagian tubuh yang mengalami perubahan

fungsi, selain itu juga panas dapat mengurangi ketegangan otot menjadi

relaks.

Sedangkan pada kompres dingin memberikan efek analgetik dan

anestesi lokal dalam mengurangi intensitas nyeri yang dirasakan seseorang.

Menurut Price and Wilson (2005) bahwa kompres dingin dapat mengurangi

spasme otot dengan memberikan anestesi lokal untuk mengurangi nyeri dan

dingin juga menimbulkan efek analgetik dengan memperlambat kecepatan

hantaran saraf sehingga impuls nyeri yang mencapai otak lebih sedikit.

Pernyataan ini sesuai dengan penelitian Khodijah (2011) yang melakukan

penelitian tentang efektifitas kompres dingin terhadap penurunan intensitas

nyeri pasien fraktur.

Berdasarkan teori dan fakta diatas peneliti dapat menyimpulkan

bahwa pemberian kompres hangat dan kompres dingin sama-sama dapat

menurunkan dismenorea, tetapi kompres dingin lebih efektif menurunkan

dismenorea dan meningkatkan kenyamanan dibandingkan kompres hangat.

Karena pada kompres dingin, pengalihan persepsi nyeri menjadi rasa dingin

yang lebih dominan adalah salah satu tipe transendensi yang telah tercapai

sehingga responden merasa lebih nyaman. Kompres dingin juga dapat

Page 100: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

77

mengurangi ketegangan otot lebih lama dibandingkan kompres hangat.

Sedangkan pada kompres hangat tidak mempunyai efek yang sama dengan

kompres dingin. Kompres hangat hanya meredakan nyeri dengan

menyingkirkan produk-produk inflamasi, seperti bradikinin, histamin, dan

prostaglandin yang menimbulkan nyeri lokal. Kompres hangat juga tidak

mempunyai efek anestesi lokal yang dapat mengurangi nyeri lokal.

Page 101: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

78

5.5 Keterbatasan Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti menyadari masih banyak

kelemahan dan kekurangan dalam penelitian ini. Sehingga memungkinkan

hasil yang ada belum optimal atau bisa dikatakan belum sempurna.

Kekurangan dalam penelitian ini antara lain :

1. Dalam penelitian ini, hanya dilakukan pada 1 tempat sekolahan,

seharusnya lingkup penelitian diperluas dan dilakukan lebih dari 1

sekolahan untuk mengetahui perbedaan penurunan dismenorea dan

hasilnya lebih signifikan.

2. Desain Penelitian

Metode penelitian yang dipakai peneliti yaitu penelitian hanya

diobservasi sekali saja dan metode ini dirasa kurang efektif sehingga

hasil yang di dapat kurang memuaskan.

Page 102: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

79

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Dari skala dismenorea pre test dan post test kompres hangat dapat

diketahui skala dismenorea sebelum diberikan perlakuan kompres hangat

6,22 termasuk dalam skala dismenorea sedang. Setelah mendapat perlakuan

kompres hangat menurun menjadi 3,56 termasuk dalam skala dismenorea

ringan.

2. Dari skala dismenorea pre test dan post test kompres dingin dapat diketahui

skala 5,89 termasuk dalam skala dismenorea sedang. Setelah mendapat

perlakuan kompres dingin menurun menjadi 3,22 termasuk dalam skala

dismenorea ringan.

3. Dari skala dismenorea pre test dan post test pada kelompok kontrol tidak

mengalami perubahan penurunan dismenorea. Rata-rata sama 4,44 dalam

skala interval nyeri sedang.

4. Dari hasil penelitian “Perbedaan Perubahan Intensitas Dismenorea Antara

Kompres Hangat Dan Kompres Dingin Pada Siswi MAN 1 Kota Madiun”.

Pemberian kompres hangat dan kompres dingin sangat bermanfaat atau

berpengaruh secara signifikan dalam mengurangi atau mengatasi nyeri

menstruasi (dismenorea) pada remaja putri. Tetapi dari hasil uji Manova

Page 103: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

80

pada kelompok penelitian kompres dingin lebih efektif menurunkan

dismenorea dari pada kompres hangat. Dapat diketahui selisih antara

kompres hangat 0,89, kompres dingin 1,22.

6.2 Saran

1. Bagi Institusi Pendidikan (Tempat Penelitian)

Institusi hendaknya melakukan kerjasama dengan instansi terkait atau

tenaga kesehatan untuk memberikan informasi mengenai dismenorea serta

pemberian informasi seharusnya diberikan sejak dini agar menambah

pengetahuan remaja putri dalam mengatasi dismenorea pada saat menstruasi

secara non farmakologis.

2. Bagi Tenaga Kesehatan

Dapat meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat khususnya

pada wanita usia produktif tentang kesehatan reproduksi dalam mengatasi

dismenorea pada saat menstruasi secara non farmakologis.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan untuk meneruskan penelitian secara mendalam dengan

rancangan penelitian yang lebih baik. Yaitu dilakukan lebih dari 1 sekolahan

tidak hanya 1 sekolahan saja. Dan dalam metode penelitian di observasi

lebih dari satu kali.

Page 104: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

81

DAFTAR PUSTAKA

Anurogo, D. 2011. Cara JituMengatasi Nyeri Haid. Yogyakarta :Andi

Arikunto, 2011. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka

Cipta

Ariyoso, 2009. Prosedur Uji Manova. Tersedia dalam

https://ariyoso.wordpress.com/tag/prosedur-uji-manova/ (Diakses tanggal 9

Juni 2017)

Astuti, A. M. 2011. Efektifitas Pemberian Kompres Hangat Terhadap Kejadian

Dismenorea Pada Remaja. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas

Muhamadiyah

Anugraheni, V dan Wahyuningsih, A. 2013. Efektifitas Kompres Hangat Dalam

Menurunkan Intensitas Nyeri Dismenorea. Kediri : Jurnal STIKES Baptis

Volume 6

Dewi, N, S. 2012. Biologi Reproduksi. Yogyakarta : Pustaka Rihama

Kozier, B & Erb, G. 2009. Kozier&Erb Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis

(Kozier&Erb’s Techniquesin Clinical Nursing), ed :Ariani, F, edk 5. Jakarta :

EGC

Khodijah, S. 2011. Efektifitas Kompres Dingin Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri

Pasien Fraktur Di Rindu B RSUP. H. Adam Malik. Medan : Skripsi Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Laila. 2011. Buku Pintar Menstruasi. Yogyakarta : BukuBiru

Lestari, 2013. Jurnal Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA III Tahun 2013.

Pengaruh Dismenorea Pada Remaja. Tersedia dalam

http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/semnasmipa/article/view/2725/2305

(Diaksestanggal 10 Januari 2017)

Liewellyn. 2009. Dasar-Dasar Obstetri Dan Ginekologi. EdisiVI. Jakarta

:Hipokrates

Megaputri, G. 2015. Perbedaan Efektifitas Teknik Relaksasi Dan Kompres Hangat

Terhadap Penurunan Dismenorea Pada Mahasiswi Tingkat III Prodi DIII

Kebidanan STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun : KTI

Page 105: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

82

Muttaqin, A. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem

Persyarafan. Jakarta : Salemba Medika

Nida, R, M. 2016. Jurnal Pengaruh Pemberian Kompres Hangat Terhadap

Penurunan Nyeri Dismenorea Pada Siswi Kelas XI SMK Muhammadiyah

Watukelir Sukoharjo. Jurnal Kebidanan Dan Kesehatan Tradisional, Volume 1 :

Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo. Tersedia dalam http://jurnal.poltekkes-

solo.ac.id/index.php/JKK/article/download/242/217 (Diakses tanggal 27

Februari 2017)

Nursalam. 2016. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Edisi 4. Jakarta : Salemba

Medika

Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Oktasari, G. 2014. Jurnal Perbandingan Efektivitas Kompres Hangat Dan Kompres

Dingin Terhadap Penurunan Dismenorea Pada Remaja Putri. Jurnal Kesehatan

: Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau. Tersedia dalam

https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMPSIK/article/view/3513+&cd=1&hl=id&ct

=clnk&gl=id (Diakses tanggal 27 Februari 2017)

Proverawati, A & Misaroh, S. 2009. Menarche (Menstruasi Pertama Penuh Makna).

Yogyakarta : Nuha Medika

Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC

Price & Wilson. 2005. Patofisiologi : KonsepKlinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 6,

Volume II. Jakarta : EGC

Pradiyanti, G. 2014. Jurnal Perbandingan Efektifitas Antara Aromaterapi Bunga

Mawar Dengan Masase Dalam Menurunkan Intensitas Nyeri Pada Dismenorea

Primer Dengan Perlakuan Standar Kompres Hangat, Jurusan Ilmu

Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Vol. 1, No. 3.

Tersediadalamwww.majalahfk.ub.ac.id/index.php/mkfkub/article/view/35+&c

d=1&hl=id&ct=clnk&gl=id (Diakses tanggal 27 Februari 2017)

Reeder, 2011. Keperawatan Maternitas : Kesehatan Wanita, Bayi & Keluarga.

Jakarta : EGC

Page 106: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

83

Rohmawati, S. 2012. Perbedaan Pemberian Kompres Hangat Dan Aromatherapy

Terhadap Penurunan Nyeri Menstruasi (Dismenorea). Karangbinangun :

SMA Negeri 1 Karangbinangun

Saryono. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : MitraCendikia

Sophia, 2013. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Dismenorea Pada Siswi

SMK Negeri 10 Medan. Skripsi. Tersedia dalam http://repository.usu.ac.id

(Diakses tanggal 13 Januari 2017)

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R & D. Bandung : Alfabeta

Sugiyono. 2012. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta

Suyanto.2010. Metode Penelitian Sosial. Jakarta : Prenada Media Group

Sani, A. 2013. Perbedaan Efektifitas Kompres Hangat Dan Kompres Dingin

Terhadap Skala Nyeri Pada Klien Gout Di Wilayah Kerja Puskesmas Batang

III Kabupaten Batang. Skripsi. Pekajangan : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Muhammadiyah Pekajangan. Tersedia dalam www.e-skripsi.stikesmuh-

pkj.ac.id/eskripsi/index.php%3Fp%3Dfstreampdf%26fid%3D448%26bid%3D5

03+&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id (Diakses tanggal 1 Maret 2017)

Uliyah, M & Hidayat, A. 2009. Praktikum Klinik : Aplikasi Dasar – Dasar Praktik

Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika

Page 107: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

84

LAMPIRAN 1

Page 108: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

85

LAMPIRAN 2

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

(Informed Consent)

Kepada Yth

Calon Responden Penelitian

Di Tempat

Dengan hormat,

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa program S1 Keperawatan

Sikes Bhakti Husada Mulia Madiun

Nama : Septiara Putri Kumalasari

NIM :201302102

Akan melakukan penelitian di bidang keperawatan mengenai “ Perbedaan

Perubahan IntensitasDismenorea Antara Kompres Hangat Dan Kompres Dingin

Pada Siswi MAN 1 Kota Madiun ” sehubungan dengan penelitian tersebut, saya

memohon kesediaan saudari menjadi responden untuk saya amati guna mengisi

lembar observasi. Semua data dan informasi yang saudari berikan akan tetap

terjaga kerahasiannya, hanya digunakan untuk kepentingan penelitian dan tidak

akan menimbulkan akibat yang merugikan.

Penelitian ini akan bermanfaat jika saudari berpartisipasi. Apabila saudari

bersedia menjadi responden dalam penelitian ini, mohon menandatangani lembar

persetujuan.

Madiun, 2017

Peneliti

( Septiara Putri Kumalasari )

Page 109: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

86

LAMPIRAN 3

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

(Informed Consent)

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Umur :

Setelah saya mendapatkan penjelasan mengenai tujuan, manfaat, jaminan

kerahasiaan dan tidak adanya resiko dalam penelitian yang dilakukan oleh

mahasiswa Program S1 Keperawatan Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun yang

bernama Septiara Putri Kumalasari mengenai “Perbedaan Perubahan

IntensitasDismenorea Antara Kompres Hangat Dan Kompres Dingin Pada Siswi

MAN 1 Kota Madiun” saya mengetahui bahwa informasi yang saya berikan ini

sangat bermanfaat bagi pengetahuan keperawatan di Indonesia. Untuk itu saya

akan memberikan data yang diperlukan dengan sebenar-benarnya.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sesuai keperluan.

Madiun, 2017

Responden

( …………..………. )

Page 110: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

87

LAMPIRAN 4

SURVEY PENDAHULUAN

Judul : Perbedaan Perubahan IntensitasDismenorea Antara Kompres

Hangat Dan Kompres Dingin Pada Siswi MAN 1 Kota Madiun

Petunjuk : Berilah tanda centang (√) pada kotak yang telah disediakan sesuai

jawaban anda !

1. Nomor responden :

2. Umur responden :

3. Alamat lengkap :

4. No. Telpon :

5. Tanggal Pengumpulan Data :

6. Tanggal Menstruasi :

7. Rasa tidak nyaman saat mengalami dismenorea?

Ya Tidak

8. Tindakan anda saat mengalami dismenorea ?

Ya Tidak

9. Saat mengalami dismenorea dapat mengganggu aktivitas sehari-hari ?

Ya Tidak

10. Pernahkah tidak masuk sekolah akibat dismenorea ?

Ya Tidak Tidak

Page 111: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

88

LAMPIRAN 5

PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITASDISMENOREA ANTARA

KOMPRES HANGAT DAN KOMPRES DINGIN PADA SISWI MAN 1

KOTA MADIUN

A. Data Umum

1. No responden :

2. Nama (inisial) :

B. Lembar Observasi Dismenorea (Pre-test and Post-test)

No Skala Nyeri Skor Pre-Test Post-Test

1. Tidak nyeri 0

2. Nyeri ringan

1. Nyeri sangat

ringan

1

2. Perasaan tidak

nyaman

2

3. Nyeri dapat

diahlikan

3

3. Nyeri sedang

1. Nyeri yang

mendesis

4

2. Nyeri sangat

mendesis

5

3. Nyeri berat 6

4. Nyeri berat

1. Nyeri yang

sangat berat

7

2. Nyeri yang

sangat menyiksa

8

3. Nyeri yang tak

terhankan

9

4. Nyeri yang

sangat tak

terhankan

10

Skor

Page 112: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

89

C. DATA KHUSUS

Lembar Observasi Dismenorea (Pre-test and Post-test)

Perbedaan Perubahan IntensitasDismenorea Antara Kompres Hangat Dan

Kompres Dingin Pada Siswi MAN 1 Kota Madiun

No.

Responden

Kelompok Umur Pre-test Post-test

1 1

2 1

3 1

4 1

5 1

6 1

7 1

8 1

9 1

10 2

11 2

12 2

13 2

14 2

15 2

16 2

17 2

18 2

19 3

20 3

21 3

22 3

23 3

Page 113: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

90

24 3

25 3

26 3

27 3

Keterangan :

Kelompok 1 : Kompres Hangat

Kelompok 2 : Kompres Dingin

Kelompok 3 : Kelompok Kontrol

Page 114: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

91

LAMPIRAN 6

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

KOMPRES HANGAT

Pengertian Kompres Hangat

Merupakan tindakan dengan memberikan kompres hangat untuk memenuhi

kebutuhan rasa nyaman, mengurangi atau membebaskan nyeri, mengurangi atau

mencegah terjadinya spasme otot, dan memberikan rasa hangat.

Tujuan :

1. Memperlancar sirkulasi darah

2. Mengurangi rasa sakit

3. Memberi rasa hangat, nyaman, dan tenang

Persiapan Alat Dan Bahan

1. WWZ dan sarungnya

2. Termos berisi air panas (suhu 38°C-40°C) / air hangat

3. Termometer air

4. Perlak dan lap kerja

Cara Kerja

A. Tahap Pra Interaksi

1. Mencuci tangan.

2. Menempatkan alat di dekat klien.

B. Tahap Orientasi

1. Memberikan salam kepada klien.

Page 115: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

92

2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien.

3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan .

C. Tahap Kerja

1. Menjaga privasi klien.

2. Mengatur klien dalam posisi senyaman mungkin.

3. Mengisi WWZ dengan air panas: ½ - ¾ (saat mengisi air, WWZ diletakkan

rata dengan kepala, WWZ ditekuk sampai permukaan air kelihatan agar

udara tidak masuk).

4. Menutup dengan rapat dan membalik kepala WWZ di bawah untuk

meyakinkan bahwa air tidak tumpah.

5. Mengeringkan WWZ dengan lap kerja agar tidak basah, lalu bungkus

dengan sarung WWZ.

6. Meletakkan pengalas di bawah daerah yang akan di pasang WWZ.

7. Meletakkan WWZ pada bagian tubuh yang akan di kompres.

8. Memantau respons klien.

9. Merapikan klien.

D. Tahap Terminasi

1. Melakukan evaluasi tindakan yang sudah dilakukan.

2. Berpamitan dengan klien.

3. Membereskan alat.

4. Mencuci tangan.

5. Mencatat perubahan yang terjadi selama tindakan dalam lembar observasi.

Page 116: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

93

LAMPIRAN 7

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

KOMPRES DINGIN

Pengertian Kompres Dingin

Merupakan tindakan dengan memberikan kompres dingin untuk memenuhi

kebutuhan rasa nyaman, mengurangi atau membebaskan nyeri, mengurangi

perdarahan edema, dan memberikan rasa dingin.

Tujuan :

1. Mengurangi rasa sakit

2. Mengurangi perdarahan edema

3. Memberikan rasa dingin

4. Mengatasi sakit kepala atau migraine yang muncul saat menstruasi

Persiapan Alat Dan Bahan

1. Kirbat Es dan sarungnya

2. Kom besar berisi potongan es (suhu 36°C) / air dingin

3. Termometer air

4. Perlak dan lap kerja

Cara Kerja

A. Tahap Pra Interaksi

1. Mencuci tangan.

2. Menempatkan alat di dekat klien.

B. Tahap Orientasi

1. Memberikan salam kepada klien.

Page 117: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

94

2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien.

3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan .

C. Tahap Kerja

1. Menjaga privasi klien.

2. Mengatur klien dalam posisi senyaman mungkin.

3. Mengisi Kirbat Es dengan potongan es : ½ - ¾ bagian.

4. Mengeluarkan udara dan menutup kirbat es dan pastikan tidak bocor.

5. Mengeringkan Kirbat Es dengan lap kerja agar tidak basah, lalu bungkus

dengan sarung Kirbat Es.

6. Meletakkan pengalas di bawah daerah yang akan di pasang Kirbat Es.

7. Meletakkan Kirbat Es pada bagian tubuh yang akan di kompres.

8. Memantau respons klien.

9. Merapikan klien.

D. Tahap Terminasi

1. Melakukan evaluasi tindakan yang sudah dilakukan.

2. Berpamitan dengan klien.

3. Membereskan alat.

4. Mencuci tangan.

5. Mencatat perubahan yang terjadi selama tindakan dalam lembar observasi.

Page 118: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

95

LAMPIRAN 8

Page 119: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

96

LAMPIRAN 9

Page 120: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

97

LAMPIRAN 10

Hasil Tabulasi Perbedaan Perubahan Intensitas Dismenorea Antara Kompres Hangat Dan Kompres Dingin Pada

Siswi MAN 1 Kota Madiun

No Nama Responden Jenis Kelamin Usia Kelompok Pre Test Post Test Kriteria

1 Nn A P 17 tahun 1 5 2

2 Nn E P 16 tahun 1 7 4 Ringan

3 Nn I P 17 tahun 1 7 1 Sedang

4 Nn D P 16 tahun 1 4 2 Ringan

5 Nn I P 15 tahun 1 4 2 Ringan

6 Nn M P 16 tahun 1 9 6 Ringan

7 Nn N P 15 tahun 1 7 5 Sedang

8 Nn A P 15 tahun 1 8 7 Berat

9 Nn D P 16 tahun 1 5 3 Ringan

10 Nn A P 15 tahun 2 8 6 Sedang

11 Nn P P 17 tahun 2 7 5 Sedang

12 Nn S P 16 tahun 2 3 2 Ringan

13 Nn A P 16 tahun 2 8 3 Ringan

14 Nn M P 16 tahun 2 5 2 Ringan

15 Nn S P 15 tahun 2 4 2 Ringan

16 Nn D P 17 tahun 2 6 3 Ringan

17 Nn Y P 16 tahun 2 4 2 Ringan

18 Nn L P 16 tahun 2 8 4 Sedang

19 Nn W P 16 tahun 3 4 4 Sedang

20 Nn R P 16 tahun 3 5 5 Sedang

21 Nn N P 16 tahun 3 4 4 Sedang

22 Nn S P 16 tahun 3 4 4 Sedang

Page 121: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

98

23 Nn Y P 16 tahun 3 4 4 Sedang

24 Nn S P 16 tahun 3 6 6 Sedang

25 Nn A P 15 tahun 3 5 5 Sedang

26 Nn K P 16 tahun 3 4 4 Sedang

27 Nn M P 16 tahun 3 4 4 Sedang

Page 122: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

99

LAMPIRAN 11

Page 123: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

100

LAMPIRAN 12

Hasil Tendensi Sentral Berdasarkan Usia

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

umur siswi MAN 1 Madiun 27 100.0% 0 .0% 27 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error

umur siswi MAN 1 Madiun Mean 15.93 .118

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 15.68

Upper Bound 16.17

5% Trimmed Mean 15.92

Median 16.00

Variance .379

Std. Deviation .616

Minimum 15

Maximum 17

Range 2

Interquartile Range 0

Skewness .036 .448

Kurtosis -.094 .872

Page 124: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

101

Hasil Tendensi Sentral Kelompok Penelitian Pre Test Dan Post Test

Statistics

kelompok

penelitian

Skala Dismnore

pre test

Skala Dismenore

post test

N Valid 27 27 27

Missing 0 0 0

kelompok penelitian

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kompres hangat 9 33.3 33.3 33.3

kompres dingin 9 33.3 33.3 66.7

Kontrol 9 33.3 33.3 100.0

Total 27 100.0 100.0

Page 125: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

102

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Skala Dismnore pre test 27 100.0% 0 .0% 27 100.0%

Skala Dismenore post test 27 100.0% 0 .0% 27 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error

Skala Dismnore pre test Mean 5.52 .331

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 4.84

Upper Bound 6.20

5% Trimmed Mean 5.47

Median 5.00

Variance 2.952

Std. Deviation 1.718

Minimum 3

Maximum 9

Range 6

Interquartile Range 3

Skewness .531 .448

Kurtosis -1.090 .872

Skala Dismenore post test Mean 3.74 .300

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 3.12

Upper Bound 4.36

5% Trimmed Mean 3.71

Median 4.00

Variance 2.430

Std. Deviation 1.559

Minimum 1

Maximum 7

Page 126: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

103

Range 6

Interquartile Range 3

Skewness .204 .448

Kurtosis -.732 .872

Page 127: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

104

Page 128: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

105

LAMPIRAN 13

Hasil Analisis Uji Manova

Between-Subjects Factors

Value Label N

kelompok penelitian 1 kompres

hangat 9

2 kompres

dingin 9

3 Kontrol 9

Descriptive Statistics

kelompok

penelitian Mean Std. Deviation N

Skala Dismnore pre test kompres hangat 6.22 1.787 9

kompres dingin 5.89 1.965 9

Kontrol 4.44 .726 9

Total 5.52 1.718 27

Skala Dismenore post test kompres hangat 3.56 2.068 9

kompres dingin 3.22 1.481 9

Kontrol 4.44 .726 9

Total 3.74 1.559 27

Box's Test of

Equality of

Covariance Matricesa

Box's M 2.083

F .600

df1 3

df2 4.608E4

Sig. .615

Page 129: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

106

Multivariate Testsc

Effect Value F Hypothesis df Error df Sig.

Intercept Pillai's Trace .932 1.570E2a 2.000 23.000 .000

Wilks' Lambda .068 1.570E2a 2.000 23.000 .000

Hotelling's Trace 13.651 1.570E2a 2.000 23.000 .000

Roy's Largest Root 13.651 1.570E2a 2.000 23.000 .000

Tindakan Pillai's Trace .614 5.310 4.000 48.000 .001

Wilks' Lambda .392 6.860a 4.000 46.000 .000

Hotelling's Trace 1.534 8.437 4.000 44.000 .000

Roy's Largest Root 1.524 18.290b 2.000 24.000 .000

Levene's Test of Equality of Error Variancesa

F df1 df2 Sig.

Skala Dismnore pre test 6.790 2 24 .005

Skala Dismenore post test 5.237 2 24 .013

Tests of Between-Subjects Effects

Source Dependent Variable

Type III Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

Corrected Model Skala Dismnore pre test 16.074a 2 8.037 3.179 .060

Skala Dismenore post test 7.185b 2 3.593 1.540 .235

Intercept Skala Dismnore pre test 822.259 1 822.259 325.289 .000

Skala Dismenore post test 377.815 1 377.815 161.921 .000

Tindakan Skala Dismnore pre test 16.074 2 8.037 3.179 .060

Skala Dismenore post test 7.185 2 3.593 1.540 .235

Error Skala Dismnore pre test 60.667 24 2.528

Skala Dismenore post test 56.000 24 2.333

Total Skala Dismnore pre test 899.000 27

Skala Dismenore post test 441.000 27

Corrected Total Skala Dismnore pre test 76.741 26

Skala Dismenore post test 63.185 26

Page 130: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

107

Multiple Comparisons

Dependent Variable

(I) kelompok

penelitian

(J) kelompok

penelitian

Mean

Difference (I-

J)

Std.

Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower

Bound

Upper

Bound

Skala Dismnore pre

test

Bonferroni kompres

hangat

kompres

dingin .33 .749 1.000 -1.60 2.26

Kontrol 1.78 .749 .078 -.15 3.71

kompres

dingin

kompres

hangat -.33 .749 1.000 -2.26 1.60

Kontrol 1.44 .749 .198 -.48 3.37

Kontrol kompres

hangat -1.78 .749 .078 -3.71 .15

kompres

dingin -1.44 .749 .198 -3.37 .48

Games-

Howell

kompres

hangat

kompres

dingin .33 .885 .925 -1.95 2.62

Kontrol 1.78* .643 .046 .03 3.53

kompres

dingin

kompres

hangat -.33 .885 .925 -2.62 1.95

Kontrol 1.44 .698 .146 -.47 3.35

Kontrol kompres

hangat -1.78

* .643 .046 -3.53 -.03

kompres

dingin -1.44 .698 .146 -3.35 .47

Skala Dismenore post

test

Bonferroni kompres

hangat

kompres

dingin .33 .720 1.000 -1.52 2.19

Kontrol -.89 .720 .687 -2.74 .96

kompres

dingin

kompres

hangat -.33 .720 1.000 -2.19 1.52

Kontrol -1.22 .720 .308 -3.08 .63

Kontrol kompres

hangat .89 .720 .687 -.96 2.74

Page 131: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

108

kompres

dingin 1.22 .720 .308 -.63 3.08

Games-

Howell

kompres

hangat

kompres

dingin .33 .848 .919 -1.88 2.54

Kontrol -.89 .731 .471 -2.89 1.12

kompres

dingin

kompres

hangat -.33 .848 .919 -2.54 1.88

Kontrol -1.22 .550 .109 -2.70 .25

Kontrol kompres

hangat .89 .731 .471 -1.12 2.89

kompres

dingin 1.22 .550 .109 -.25 2.70

Page 132: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

109

LAMPIRAN 14

Page 133: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

110

LAMPIRAN 15

Page 134: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

111

Page 135: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

112

Page 136: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

113

LAMPIRAN 16

Page 137: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

114

LAMPIRAN 17

Page 138: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

115

Page 139: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

116

Page 140: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

117

Page 141: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

118

LAMPIRAN 18

JADWAL PENELITIAN

No Kegiatan Bulan

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus

1 Pembuatan Dan Konsul Judul

2 Penyusunan Proposal

3 Bimbingan Proposal

4 Ujian Proposal

5 Revisi Proposal

6 Pengambilan Data Awal

7 Penelitian

8 Pengambilan data Akhir

9 Penyusunan Dan Konsul Skripsi

10 Ujian Skripsi

Page 142: SKRIPSI PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS DISMENOREA …repository.stikes-bhm.ac.id/237/1/69.pdf · skripsi perbedaan perubahan intensitas dismenorea antara kompres hangat dan kompres

119

DOKUMENTASI