skripsi perbandingan tingkat nyeri haid (dismenorea

90
SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA) SEBELUM DAN SESUDAH HIPNOTERAPI PADA MAHASISWI KEBIDANAN D-III TINGKAT I DI POLTEKKES KEMENKES MEDAN TAHUN 2018 OLEH : EVI MARIENSE BR BARUS NIM : P07524414014 POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI JURUSAN KEBIDANAN MEDAN PRODI D-IV KEBIDANAN TAHUN 2018

Upload: others

Post on 30-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

1

SKRIPSI

PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA) SEBELUM DAN SESUDAH HIPNOTERAPI PADA MAHASISWI

KEBIDANAN D-III TINGKAT I DI POLTEKKES KEMENKES MEDAN

TAHUN 2018

OLEH :

EVI MARIENSE BR BARUS NIM : P07524414014

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI JURUSAN KEBIDANAN MEDAN

PRODI D-IV KEBIDANAN TAHUN 2018

Page 2: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

2

SKRIPSI

PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA) SEBELUM DAN SESUDAH HIPNOTERAPI PADA MAHASISWI

KEBIDANAN D-III TINGKAT I DI POLTEKKES KEMENKES MEDAN

TAHUN 2018

Sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Studi

Diploma IV

EVI MARIENSE BR BARUS

NIM : P07524414014

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI JURUSAN KEBIDANAN MEDAN

PRODI D-IV KEBIDANAN TAHUN 2018

Page 3: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

3

Page 4: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

4

Page 5: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

5

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN JURUSAN KEBIDANAN PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 EVI MARIENSE BR BARUS Perbandingan Tingkat Nyeri Haid (Dismenorea) Sebelum dan Sesudah Hipnoterapi pada Mahasiswi Kebidanan D-III Tingkat I di Poltekkes Kemenkes Medan Tahun 2018 xii+ 46 halaman,6 tabel,11 gambar,11 lampiran

ABSTRAK Dismenorea merupakan keadaan seseorang perempuan mengalami nyeri saat menstruasi yang dapat meyebabkan gangguan melakukan aktivitas. Dengan hipnoterapi, dismenore dapat diatasi, karena hipnosis merupakan komunikasi dimana seseorang diberikan sugesti positif yang akan tertanam di pikiran alam bawah sadar sehingga menjadi terapi non farmakologis untuk mengatasi dismenore. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbandingan tingkat dismenore sebelum dan sesudah dilakukan hipnoterapi pada mahasiswi kebidanan D-III tingkat I di Poltekkes Kemenkes Medan

Jenis penelitian ini adalah penelitian true eksperimen yaitu dengan rancangan one group pretest posttest dimana pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling. Jumlah responden adalah 20 orang mahasiswi kebidanan D-III tingkat 1 Poltekkes Kemenkes Medan dimana waktu penelitian dilaksanakan pada April sampai Juli 2018 dengan analisa data pada penelitian ini adalah uji Wilcoxon Signed Ranks Test

Hasil penelitian didapatkan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) adalah 0,000 melalui uji Wilcoxon Signed Ranks Test yang artinya 0,000<0,05 dimana Ha diterima, artinya ada perbedaan tingkat nyeri haid sebelum dan sesudah hipnoterapi. Disarankan bagi institusi pendidikan agar dapat memberikan informasi pada mahasiwa tentang hipnoterapi untuk mengurangi nyeri haid begitu juga pada peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian tentang perbandingan tingkat nyeri haid pada variabel yang berbeda dan melibatkan lebih banyak responden. Kata Kunci : nyeri haid (dismenorea), hipnoterapi

Page 6: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

6

HEALTH MEDAN POLYTECHNIC OF MINISTRY OF HEALTH EXTENTION PROGRAM OF APPLIED HEALTH SCIENCE IN MIDWIFERY THESIS, JULY 2018 EVI MARIENSE BR BARUS Comparison Rate Dysmenorrhea (dysmenorrhoea) Before and After Hypnotherapy on Student Midwifery D-III Level I at the Polytechnic Ministry of Health Medan 2018 xii + 46 pages, 6 tables, 11 pictures, 11 attachments

ABSTRACT Dysmenorrhoea is someone circumstances women experience pain during menstruation may cause interference with activities. With hypnotherapy, dysmenorrhea can be overcome, because hypnosis is a communication where a person is given positive suggestions which will be embedded in the subconscious mind so that a non-pharmacological therapy for dysmenorrhea. The purpose of this study to compare the level of dysmenorrhea before and after hypnotherapy in midwifery student D-III level I at the Polytechnic Ministry of Health Medan

This type of research is true experimental research that is with one group pretest posttest design where sampling with purposive sampling technique. The number of respondents is 20 female students of midwifery D-III level 1 Poltekkes MoH Medan. Analysis of the data in this study is a test Wilcoxon Signed Ranks Test ,

Research result earned value Asymp. Sig. (2-tailed) is 0.000 through test Wilcoxon Signed Ranks Test which means that 0.000 <0.05 where Ha accepted, meaning that there are differences in the level of menstrual pain before and after hypnotherapy. Suggested for educational institutions in order to provide information to students about hypnotherapy to reduce menstrual pain as well as on further research in order to conduct research on menstrual pain level on a comparison of the different variables and involve more respondents. Keywords : Painful menstruation (dysmenorrhea), hypnotherapy

Page 7: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

7

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena

berkat dan anugerah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Perbandingan Tingkat Nyeri Haid (Dismenore) Sebelum dan Sesudah Hipnoterapi pada Mahasiswi Kebidanan D-III Tingkat I Poltekkes Kemenkes Medan Tahun 2018”.

Dalam skripsi ini, peneliti menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan, baik dari segi isi maupun bahasanya, namun demikian peneliti mengharapkan adanya masukan dan saran untuk perbaikan di masa yang akan dating. Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak ,oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih yang tulus kepada : 1. Dra. Hj. Ida Nurhayati, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kemenkes RI Medan yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk menyusun skripsi ini.

2. Betty Mangkuji, SST, M.Keb selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes RI Medan dan selaku pembimbing utama yang telah memberikan kesempatan, mendukung, dan membimbing saya dalam proses penyelesaian skripsi serta mengizinkan saya untuk penelitian di Poltekkes Kemenkes RI.

3. Yusniar Siregar, SST, M.Kes selaku Ketua Prodi D-IV Kebidanan Medan yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk menyusun skripsi.

4. Melva Simatupang, SST, M.Kes selaku pembimbing akademik dan Ketua Prodi D-IV Kebidanan Medan di semester 1-7 yang telah mendukung dalam proses penyelesaian skripsi.

5. Yulina Dwi Hastuty S.Kep, Ners, M.Biomed selaku dosen pembimbing II dan Dosen Penguji I yang mendukung dalam proses penyelesaian skripsi.

6. Tri Marini SST, M.Keb selaku Ketua Penguji yang telah memberikan masukan dan kritikan untuk perbaikan dalam penyusunan skripsi.

7. Teristimewa untuk kedua orang tua tercinta ayahanda Drs. E. Barus dan ibunda Dra. S.N Sembiring , yang telah memberikan cinta kasih yang tulus dalam mendidik, membesarkan dan selalu membawa nama penulis dalam setiap doa-doanya, memberikan dukungan moril, ekonomi serta kepercayaan selama mengikuti perkuliahan dan penyusunan skripsi ini.

8. Adik penulis yang tersayang, Fredrik Maga dan seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan, doa kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

9. Sahabat dan rekan seperjuangan tercinta penulis Yolanda Damaris, Rika Anggrenisa, Elpera Siska Dearni yang telah memberikan motivasi dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan bersama tugas-tugas akhir.

10. Abang tersayang Hendra Armanda yang telah memberikan doa, dukungan, perhatian dan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

i

Page 8: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

8

11. Teman-teman sepelayanan yang terkasih, Guru Sekolah Minggu (KAKR) dan Permata Gamaliel Rg. Namo Simpur-Lau Cekala yang telah mendoakan dan memberikan semangat dalam penyusunan skripsi ini.

12. Kakak dan teman yaitu kak Yesika Lumbangaol dan Natalia Girsang yang telah bersedia menjadi enumerator (menghipnoterapi responden) dalam penyelesaian penelitan skripsi ini.

13. Teman satu bimbingan penulis yaitu Afipah Septalina dan Ayu yang sudah berjuang bersama dan saling mendukung dari awal penyusunan skripsi.

14. Kakak angkat tersayang yaitu kak Tia Karolina dan kak Romaida Vianney, juga adik angkat dan adik kelas tersayang yaitu Elsa Noviyanti, Ericha Christine, Putri Diliyana serta seluruh adik D-III Kebidanan Tingkat I yang telah mendukung, berpartisipasi dan memberikan semangat dalam penyusunan skripsi ini.

15. Seluruh teman-teman angkatan tahun 2014 dan teman seperjuangan selama 4 tahun bersama yang telah banyak memberikan dukungan dan semangat, terima kasih untuk semua kenangan dan pengalaman, serta kekeluargaan yang kalian berikan selama kita bersama

Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih selalu mencurahkan berkat dan kasih karunia-Nya kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peningkatan dan pengembangan praktik kebidanan. Terimakasih.

Medan, Juli 2018

Penulis

Evi Mariense Br Barus NIM : P07524414014

ii

Page 9: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

9

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN....................................................... LEMBAR PENGESAHAN........................................................ ABSTRAK…………..................................................................i KATA PENGANTAR................................................................ii DAFTAR ISI.............................................................................iii DAFTAR TABEL..................................................................... v DAFTAR GAMBAR..................................................................vi DAFTAR LAMPIRAN...............................................................vii

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang........................................................ 1 B. Rumusan Masalah................................................. 3 C. Tujuan ................................................................... 3 D. Manfaat Penelitian.................................................. 3 E. Keaslian Penelitian................................................. 4

BAB II Tinjauan Pustaka

A. Tinjauan Teori......................................................... 6 A.1 Menstruasi.........................................................6 A.1.1 Pengertian Menstruasi................................... 6 A.1.2 Siklus Menstruasi.......................................... 7 A.1.3 Gangguan Menstruasi................................... 9

A.2 Nyeri.............................................................. 16 A.2.1 Definisi Nyeri................................................. 16 A.2.2 Teori-teori tentang Nyeri................................. 17

A.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nyeri............................................................... 17

A.2.4 Tanda dan Gejala Nyeri................................. 20 A.2.5 Pengkajian terhadap Nyeri............................ 21 A.2.6 Skala atau Pengukuran Nyeri........................ 23 A.3 Hipnoterapi................................................... 26 A.3.1 Konsep Dasar Hipnoterapi............................. 26 A.4 Nyeri dan Hipnoterapi................................. 29

B. Kerangka Teori....................................................... 30 C. Kerangka Konsep................................................... 31 D. Defenisi Operasional.............................................. 31

Hipotesis................................................................. 32

BAB III Metode Penelitian A. Jenis dan Metode Penelitian................................... 33 B. Lokasi dan Waktu Penelitian.................................. 33 C. Populasi dan Sampel.............................................. 34

iii

Page 10: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

10

D. Jenis dan Cara pengumpulan data......................... 35 E. Alat/Instrumen dan bahan penelitian...................... 35 F. Prosedur Penelitian................................................ 35

G. Pengolahan dan Analisis Data............................... 37 H. Etika Penelitian...................................................... 38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian...................................................... 39

A.1 Analisis Univariat………………………………….39 A.2 Analisis Bivariat………………………………… .40

B. Pembahasan….……………......................................41 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan………………….................................... 46 B. Saran………………………….................................. 46

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… LAMPIRAN…………………………………………………………………

iv

Page 11: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

11

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Skala Nyeri dengan Observasi Perilaku ............................... 25 Tabel 2.2 Definisi Operasional ............................................................. 31 Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia Responden ........... 39

Tabel 4.2 Distribusi Responden Tingkat Nyeri Haid Sebelum Hipnoterapi 39 Tabel 4.3 Distribusi Responden Tingkat Nyeri Haid Sesudah Hipnoterapi 40

Tabel 4.4 Perbandingan Tingkat Nyeri Haid (Dismenorea) Sebelum dan Sesudah Hipnoterapi ............................................................ 40

v

Page 12: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

12

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Numeric Pain Intensity Scale ............................................... 22 Gambar 2.2 Skala Deskripsi Intensitas Nyeri Sederhana ............................... 23 Gambar 2.3 Skala Intensitas Nyeri Numerik ................................................... 24 Gambar 2.4 Skala Analog Visual ..................................................................... 24 Gambar 2.5 Skala Nyeri Muka ........................................................................ 24 Gambar 2.6 Skala Peringkat Intensitas Nyeri ................................................. 25 Gambar 2.7 Skala Nyeri Muka (Wong Baker Facial Gramace Scale) ............ 25 Gambar 2.8 Skala Nyeri dari FLACC .............................................................. 26 Gambar 2.9 Kerangka Teori ............................................................................ 30 Gambar 2.10 Kerangka Konsep ...................................................................... 31 Gambar 3.1 Rancangan Pretest dan Posttest ................................................ 33

vi

Page 13: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

13

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Lembar Persetujuan menjadi responden .................................. 2. Kuesioner............................................................................................. 3. Lembar Observasi Teknik Hipnoterapi ..................................... 4. Lembar Observasi Pengkajian Nyeri Sesudah Intervensi ......... 5. Pernyataan............................................................................... 6. Etical Clirence...................................................................................... 7. Surat Izin Penelitian............................................................................. 8. Surat Selesai Penelitian....................................................................... 9. Lembar Konsultasi Skripsi ........................................................ 10. Master Tabel........................................................................................ 11. Lembar Output SPSS..........................................................................

vii

Page 14: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dismenorea adalah gejala kekambuhan, atau istilah medisnya disebut

catmenial pelvic pain, merupakan keadaan seseorang perempuan mengalami nyeri

saat menstruasi yang berefek buruk menyebabkan gangguan melakukan aktivitas

harian karena nyeri yang dirasakannya. (Afiyanti dan Pratiwi, 2016). Nyeri

menstruasi terjadi terutama di perut bagian bawah, tetapi dapat menyebar hingga ke

punggung bagian bawah, pinggang, panggul, paha atas hingga betis. (Sinaga, E,

dkk, 2017).

Dismenore dapat menyerang perempuan yang mengalami haid pada usia

berapapun. Tidak ada batasan usia. Hampir semua perempuan mengalami rasa

tidak nyaman selama haid biasanya juga disertai mual, pusing, bahkan pingsan.

Jika sudah seperti ini, tentunya nyeri haid tidak boleh dibiarkan begitu saja. Nyeri

haid harus diatasi dengan benar. (Anugoro dan Wulandari, 2011)

Angka kejadian nyeri menstruasi di dunia sangat besar. Rata-rata lebih dari

50% perempuan di setiap negara mengalami nyeri menstruasi. Angka kejadian

(prevalensi) nyeri menstruasi berkisar 45-95% di kalangan wanita usia produktif.

Walaupun pada umumnya tidak berbahaya, namun seringkali dirasa mengganggu

bagi wanita yang mengalaminya. Derajat nyeri dan kadar gangguan tentu tidak

sama untuk setiap wanita. Ada yang masih bisa bekerja (sesekali sambil meringis),

adapula yang tidak sanggup beraktivitas karena nyerinya (Proverawati dan Misaroh,

2009).

Di Amerika Serikat, prevalensi dismenorea diperkirakan 45 – 90%.

Dismenorea juga berpengaruh atas ketidakhadiran saat bekerja dan sekolah

dimana sebanyak 13 – 51% perempuan telah absen sedikitnya sekali, dan 5 – 14%

berulang kali absen. Dalam studi epidemiologi pada populasi remaja (berusia 12 -17

tahun) di Amerika Serikat, Klein dan Lift melaporkan prevalensi dismenorea 59,7%.

Dari mereka yang mengeluh nyeri, 12% tergolong berat, 37% sedang, dan 49%

ringan. Studi ini juga melaporkan bahwa dismenorea menyebabkan 14% remaja

putri sering tidak masuk sekolah. Puncak insiden dismenore primer terjadi pada

akhir masa remaja dan di awal usia 20-an. Insiden dismenorea pada remaja putri

1

Page 15: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

2

dilaporkan sekitar 92%. Kerugian ekonomi di AS tiap tahun dari kasus dismenorea

diperkirakan mencapai 600 juta jam kerja dan 2 miliar dolar. Dari 1266 mahasiswi di

Firat University, Turki, sejumlah 45,3 % merasakan nyeri di setiap haid 42,5 %

kadang-kadang nyeri, dan 12,2 % tidak mengalami nyeri. (Anugoro dan Wulandari,

2011) .

Hasil penelitian Lestari, H, dkk, 2009 di Manado, dari 98,5 % yang

mengalami dismenore terdapat 10,1 % mengalami mual muntah, 14,1 % nyeri

kepala, 33,7 % gangguan emosi dan 1% pingsan. Begitu juga, penelitian Indarsita,

D, dkk, 2016 di SMPN 1 Pancurbatu, ada 93,3 % responden yang terganggu

aktivitasnya dan 70% yang sulit beraktivitas belajar karena dismenore.

Dismenore ini dapat diatasi dengan pendekatan farmakologis dan non

farmakologis. Salah satu pendekatan non farmakologis yang dapat digunakan

adalah hipnoterapi. Salah satu metode hipnoterapi adalah mengubah pola pikir dari

yang negatif menjadi positif. Pendekatan yang umumnya dilakukan adalah

memunculkan pikiran bawah sadar agar latar belakang permasalahan dapat

diketahui dengan tepat. (Anugoro dan Wulandari, 2011). Dengan hipnoterapi,

sebagian besar masalah menstruasi dapat disembuhkan atau paling tidak

berkurang. Karena pada dasarnya hiposis merupakan teknik komunikasi langsung

dengan pikiran alam bawah sadar kita. (Najmi, 2016)

Hasil penelitian Purnama, W, 2013 di Pemangkat, terapi non farmakologis

dapat mengatasi dismenore tanpa memberikan efek samping yang membahayakan.

Tidak sama halnya dengan terapi farmakologis yang paling sering untuk kasus nyeri

haid adalah dengan obat-obatan golongan non steroid anti inflammatory drugs

(NSAID) dapat mengurangi ketidaknyamanan, tetapi terapi ini memberikan efek

samping terhadap saluran cerna yang sering timbul misalnya dispepsia dan gejala

iritasi lain terhadap mukosa lambung.

Hasil penelitian Triana, H 2014 di STiKes Immanuel, menunjukkan tingkat

nyeri yang dialami remaja hampir sama jumlahnya pada kelompok intervensi

(diberikan hipnoterapi) dan kontrol, dimana pada pre tes kelompok intervensi

terdapat 24 orang remaja merasakan nyeri pada tingkat “lebih nyeri” sedangkan

pada kontrol terdapat 23 orang. Namun pada postest pada kelompok intervensi

tingkat nyeri remaja mengalami penurunan yang drastis dialami remaja seluruhnya

(100%) lebih dari 3 hari. Sementara pada kontrol tidak mengalami penurunan

tingkat nyeri.

Page 16: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

3

Berdasarkan latar belakang diatas, didukung dengan survei awal peneliti pada

mahasisiwi kebidanan D-III tingkat 1 Poltekkes Kemenkes Medan, dari 20 orang

mahasiswi yang diambil secara acak, ada 14 orang mahasiswi yang mengalami

dismenore, dimana 3 orang nyeri ringan dan 11 orang nyeri sedang, maka peneliti

tertarik untuk melihat berapa besar tingkat dismenore yang bisa diturunkan dengan

hipnoterapi maka peneliti mengangkat judul “Perbandingan Tingkat Nyeri Haid

(Dismenorea) Sebelum dan Sesudah Hipnoterapi pada Mahasiswi Kebidanan D-III

Tingkat I di Poltekkes Kemenkes Medan”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dari penelitian ini

adalah apakah ada perbandingan tingkat nyeri haid sebelum dan sesudah

hipnoterapi pada mahasiswi kebidanan D-III tingkat I di Poltekkes Kemenkes

Medan?

C. Tujuan

C.1 Tujuan Umum

Mengetahui perbandingan tingkat nyeri haid sebelum dan sesudah dilakukan

hipnoterapi pada mahasiswi kebidanan D-III tingkat I di Poltekkes Kemenkes

Medan.

C.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui tingkat nyeri haid sebelum dilakukan hipnoterapi

2. Mengetahui tingkat nyeri haid setelah dilakukan hipnoterapi

3. Mengukur perbedaan tingkat nyeri haid sebelum dan setelah dilakukan

hipnoterapi

D. Manfaat

D.1 Manfaat Teoritis

Manfaat yang bisa diperoleh bagi instansi pendidikan adalah sebagai

tambahan referensi dan pengembangan penelitian tentang perbedaan tingkat nyeri

haid sebelum dan setelah dilakukan hipnoterapi pada mahasiswi kebidanan D-III

tingkat I di Poltekkes Kemenkes Medan.

Page 17: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

4

D.2 Manfaat Praktik

Manfaat praktik yang bisa diperoleh adalah menambah pengetahuan dan

wawasan mengenai efektivitas hipnoterapi, baik bagi peneliti, responden maupun

orang-orang yang membaca penelitian ini sehingga hipnoterapi ini dapat digunakan

ataupun dimanfaatkan sebagai salah satu jenis terapi non-farmakologis dalam

penanganan nyeri haid.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian yang mendahului adalah penelitian yang dilakukan oleh Arifa Rina

Pradhipta (2011) yang berjudul “Pengaruh Terapi Musik terhadap Nyeri Haid

(Dismenorea) pada Remaja Putri SMA N 1 Karangnongko Klaten”. Penelitian ini

bertujuan untuk diketahuinya pengaruh terapi musik terhadap nyeri haid

(Dismenorea) pada remaja putri SMA N 1 Karangnongko Klaten. Metode penelitian

yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan rancangan

one group pre test-post test design. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja

putri usia 16-18 tahun di SMA N 1 Karangnongko Klaten yang mengalami nyeri haid

(dismenore). Total sampel 25 responden dengan uji statistik menggunakan uji

paired t-test. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa uji statistik paired t-test

didapatkan nilai signifikansi yaitu 0,000 yang nilainya sebesar 11,255 lebih besar

dari t tabel t (0,05)(24) = 1,711 pada taraf signifikansi 5%. Hal ini berarti terapi musik

diterima memiliki peran penting dalam mempengaruhi nyeri haid (dismenore) remaja

putri SMA N 1 Karangnongko Klaten.

Begitu juga penelitian yang dilakukan oleh Nurul Laili (2012) yang berjudul

“Perbedaan Tingkat Nyeri Haid (Dismenore) Sebelum dan Sesudah Senam

Dismenore pada Remaja Putri di SMAN 2 Jember”. Penelitian ini bertujuan untuk

mengidentifikasi perbedaan tingkat nyeri haid (dismenore) sebelum dan sesudah

senam dismenore pada remaja putri di SMAN 2 Jember. Metode penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan rancangan non

equivalent control grup. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja putri SMAN 2

Jember yang mengalami dismenore. Uji statistik yang digunakan adalah uji t-test

dependen. Dari hasil statistic berhubungan dengan uji tersebut didapatkan nilai rata-

rata 0,933 ; nilai t = 1,262 (t hitung < t tabel yaitu 1,262 < 1,701) dan p = 0,218 (p >

α yaitu 0,218 > 0,05); sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 gagal ditolak artinya

Page 18: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

5

tidak ada perbedaan tingkat nyeri antara kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol sesudah senam dismenore (kedua kelompok sama).

Penelitian kali ini berjudul “Perbandingan Tingkat Nyeri Haid (Dismenorea)

Sebelum dan Sesudah Hipnoterapi pada Mahasiswi Kebidanan D-III Tingkat I di

Poltekkes Kemenkes Medan Tahun 2018”. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui perbandingan tingkat nyeri haid (dismenore) sebelum dan sesudah

dilakukan hipnoterapi pada mahasiswi kebidanan D-III tingkat I Poltekkes Kemenkes

Medan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah true

eksperimen dengan rancangan one group pretest posttest dan dengan uji Wilcoxon.

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswi kebidanan D-III tingkat I Poltekkes

Kemenkes Medan yang mengalami nyeri haid.

Persamaan dari penelitian ini adalah variabel dependennya. Perbedaan dari

kedua penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan terletak pada metode

penelitian yang digunakan dimana penelitian yang dilakukan oleh Arifa Rina

Pradhipta (2011) dengan quasi eksperimen. Berbeda juga dengan penelitian ini

yang dilakukan oleh Nurul Laili (2012) yaitu dengan metode quasi eksperimen

dengan rancangan non equivalent control grup. Sedangkan, penelitian yang akan

dilakukan ini dengan metode true eksperimen dengan rancangan one group pretest

posttest. Begitu juga terletak perbedaan pada variabel independen dimana

penelitian terdahulu variabel independennya terapi musik, juga senam dismenore

sedangkan penelitian ini adalah hipnoterapi. Kemudian dari segi uji juga berbeda,

dimana penelitian sebelumnya baik yang dilakukan Nurul begitu juga Arifa dengan

T-Test sedangkan penelitian yang sudah dilakukan ini dengan menggunakan uji

Wilcoxon.

Page 19: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

A.1 Menstruasi

A.1.1 Pengertian Menstruasi

Menstruasi adalah masa perdarahan yang terjadi pada perempuan

secara rutin setiap bulan selama masa suburnya kecuali apabila terjadi

kehamilan. Masa menstruasi biasa juga disebut dengan mens, menstruasi,

atau dating bulan. Pada saat menstruasi, darah yang keluar sebenarnya

merupakan darah akibat peluruhan dinding rahim (endometrium). Darah

menstruasi tersebut mengalir dari rahim menuju leher rahim, untuk kemudian

keluar melalui vagina. (Najmi, 2016)

Haid atau menstruasi atau datang bulan merupakan salah satu ciri

kedewasaan perempuan. Haid biasanya diawali pada usia remaja, 9-12

tahun. Ada sebagian kecil yang mengalami lebih lambat dari itu, 13-15 tahun

meski sangat jarang terjadi. Cepat atau lambat usia untuk mulai haid sangat

dipengaruhi oleh berbagai faktor, misalnya kesehatan pribadi perempuan

yang bersangkutan, nutrisi, berat badan, dan kondisi psikologis serta

emosionalnya. Sejak saat itu, perempuan akan mengalami haid sepanjang

hidupnya, setiap bulan hingga mencapai usia 45-55 tahun yang biasa disebut

menopause.

Masa rata-rata perempuan haid antara 3-8 hari dengan siklus rata-rata

haid selama 28 hari. Masa rata-rata dan siklus rata-rata antara satu

perempuan dengan perempuan yang lain berbeda-beda dan sangat

bervariasi. Hal ini lagi-lagi kembali tergantung berbagai faktor, seperti kondisi

kesehatan, siklus nutrisi, dan emosi perempuan yang bersangkutan.

Haid adalah siklus alami yang terjadi secara regular untuk

mempersiapkan tubuh perempuan setiap bulannya terhadap kehamilan.

Siklus haid ini melibatkan beberapa tahapan yang dikendalikan oleh interaksi

hormon yang dikeluarkan hipotalamus, kelenjar di bawah otak depan, dan

6

Page 20: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

7

indung telur. Pada permulaan siklus, lapisan sel rahim yang akan mulai

berkembang dan menebal.

Hormon-hormon tersebut akan memberikan sinyal pada telur di dalam

indung telur untuk mulai berkembang. Tidak lama kemudian, telur akan

dilepaskan dari indung telur perempuan dan mulai bergerak menuju tuba

fallopi terus menuju rahim. Apabila telur tersebut tidak dibuahi oleh sperma

melalui senggama atau inseminasi buatan maka lapisan rahim akan berpisah

dari dinding uterus dan mulai meluruh. (Anurogo dan Wulandari, 2011)

Peluruhan tersebut akan dikeluarkan melalui vagina. Periode

pengeluaran darah inilah yang disebut dengan haid (diistilahkan juga dengan

menstruasi atau dating bulan). Apabila perempuan hamil maka ia akan

berhenti haid. Itulah sebbanya perempuan yang berhenti haid serinng

menjadi tanda kehamilan, meskipun tidak berarti berhenti haid sudah pasti

hamil. Kadang ada penyakit tertentu yang menyebabkan seorang perempuan

berhenti haid. Kondisi emosional yang tidak stabil dan stress juga dapat

memicu tidak terjadi haid selama kurun waktu tertentu.

Pada saat haid, pada sebagian perempuan ada yang mengalami

berbagai gangguan haid yang cukup berat. Misalnya ada sebagian yang

mengalami kram karena kontraksi otot halus pada rahim, sakit kepala, sakit

perut, gelisah berlebihan, merasa letih dan lemas, hidung terasa tersumbat,

bahkan selalu ingin menangis. Selain itu ada juga yang mengalami

kemarahan tak berujung pangkal, depresi, kondisi ingin makan yang

berlebihan, hingga nyeri haid yang luar biasa. Semua kondisi gangguan haid

tersebut haruslah ditangani dengan bijaksana agar tidak mengganggu

kesehatan secara keseluruhan (Anurogo dan Wulandari, 2011)

A.1.2 Siklus Menstruasi

Haid adalah proses pelepasan dinding rahim yang disertai dengan

pendarahan yang terjadi secara berulang setiap bulan, kecuali pada saat

terjadi kehamilan. Hari pertama terjadinya haid dihitung sebagai awal setiap

siklus haid (hari ke-1). Haid akan terjadi 3-7 hari. Hari terakhir haid adalah

Page 21: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

8

waktu berakhir sebelum mulai siklus haid berikutnya. Rata-rata perempuan

mengalmi siklus haid selama 21-40 hari. Hanya sekitar 15% perempuan

yang mengalamisiklus haid selama 28 hari. Jarak siklus haid yang paling

panjang biasanya terjadi setelah haid yang pertama (menarche) dan sesaat

sebelum berhenti haid (menopause). Jarak di antara waktu tersebut biasanya

2 bulan atau bahkan 1 bulan terjadi 2 kali siklus. Ini hal yang normal dan

tidak perlu dirisaukan. Dalam rentang waktu tertentu semenjak menarche,

siklus akan berlangsung normal. Pada perempuan yang akan menopause,

kondisi tersebut tidak perlu dicemaskan. Selama kesehatan tetap terjaga,

menopause tidak perlu ditakuti.

Untuk dapat mengetahui siklus haid secara pasti, sebaiknya setiap

perempuan membuat kalender haid. Hal tersebut dapat dilakukan dengan

menandai kalender pada saat terjadi haid setiap bulannya. Setelah beberapa

bulan akan dapat diketahui siklus haid secara pasti. Ini akan membantu kita

untuk menentukan dan memperkirakan kapan haid berikutnya akan dating.

Terutama bagi mereka yang biasa memiliki masalah dan ganggua saat haid.

Jadi, dapat mempersiapkan segala sesuatunya hingga peristiwa penting

tidak perlu terganggu dengan adanya masalah haid. (Anurogo dan

Wulandari, 2011)

Siklus haid terdiri dari 3 fase, yaitu fase folikuler, fase ovulatoir, dan

fase luteal.

1. Fase folikuler

Fase ini dimulai dari hari ke 1 hingga sesaat sebelum kadar LH

(Luteinizing Hormone), hormon gonatropik yang disekresi oleh kelenjar

pituitary anterior serta berfungsi merangsang pelepasan sel telur dan

membantu pematangan serta perkembangan sel telur; meningkat dan terjadi

peepasan sel telur atau ovulasi. Dinamakan fase folikuler karena pada masa

ini terjadi pertumbuhan folikel di dalam ovarium.Pada masa pertengahan

fase folikuler, kadar FSH meningkat sehingga merangsang pertumbuhan

folikel sebanyal 3-30 folikel yang masing-masing mengandung satu sel telur.

Hanya satu folikel yang terus tumbuh dan yang lainnya akan hancur. Fsh

Page 22: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

9

adalah hormon gonadotropin yang merangsang sel telur untuk memproduksi

folikel dominan yang akan matang dan melepaskan telur yang dibuai saat

ovulasi (pelepasan sel telur), dan berperan untuk menstimulasi folikel

ovarium untuk memproduksi hormone esterogen.

Pada suatu siklus, sebagian indung telur dilepaskan sebagai respons

terhadap penurunan kadar hormon esterogen dan hormon progesteron.

Indung telur terdiri dari 3 lapisan. Lapisan yang paling atas dan lapisan

tengah adalah bagian yang dilepaskan. Sedangkan lapisan dasar akan tetap

dipertahankan dan menghasilkan sel-sel baru untuk membentuk kedua

lapisan yang telah dilepaskan. Darah haid tidak membeku, kecuali jika terjadi

perdarahan yang hebat. Setiap kali haid, darah yang hilang sebanyak 28-283

gram.

2. Fase Ovulatoir

Fase ini dimulai ketika kadar LH meningkat. Pada fase inilah sel telur

dilepaskan. Pada umumnya, sel telur dilepaskan. Pada umumnya, sel telur

dilepaskan setelah 16-32 jam terjadinya peningkatan kadar LH. Folikel yang

matang akan tampak menonjol dari permukaan indung telur sehingga

akhirnya pecah dan melepaskan sel telur. Pada saat terjadi pelepasan sel

telur ini, beberapa perempuan sering merasakan nyeri yang hebat pada

perut bagian bawah. Nyeri ini akan terjadi selama beberapa menit hingga

beberapa jam, mengikuti proses pelepasan telur.

3. Fase Luteal

Fase ini terjadi setelah pelepasan sel telur dan berlangsung selama 14

hari. Setelalh melepaskan sel telur, folikel yang pecah akan kembali menutup

dan membentuk korpus luteum (disebut juga yellow body, struk anatomis

yang kecil dan berwarna kuning pada permukaan ovarium. Selama masa

subur atau reproduksi wanita, corpus luteum dibentuk setelah setiap ovulasi

atau pelepasan sel telur) yang menghasilkan progesterone dalam jumlah

cukup besar. Hormone progesterone ini akan menyebabkan suhu tubuh

Page 23: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

10

meningkat. Ini terjadi selama fase luteal dan akan terus tinggi sampai siklus

yang baru dimulai. Peningkatan suhu tubuh ini dapat digunakan sebagai

perkiraan terjadinya ovulasi.

Setelah 14 hari, corpus luteum akan hancur dan siklus yang baru akan

dimulai. Ini akan terus terjadi selama perempuan dalam masa aktif

reproduksi, kecuali jika terjadi pembuahan dan menyebabkan kehamilan.

Jika telur dibuahi maka corpus luteum akan menghasilkan HCG (Human

Chorionic Gonadotropine) yang memelihara progesterone hingga dapat

menghasilkan hormone sendiri. Tes kehamilan didasarkan pada adanya

peningkatan kadar HCG. (Anurogo dan Wulandari, 2011)

A.1.3 Gangguan Menstruasi

Gangguan menstruasi dan siklusnya dalam masa reproduksi dapat

digolongkan dalam :

1. Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada haid:

a. Hipermenorea atau Menoragia

Adalah perdarahan haid lebih banyak dari normal atau lama dari normal

(lebih dari 8 hari), kadang disertai dengan bekuan darah sewaktu menstruasi.

Tindakan bidan : memeberikan anti perdarahan seperti ergometrin tablet/

injeksi; KIE (Konseling, Informasi, Edukasi) untuk pemeriksaan selanjutnya;

merujuk ke fasilitas yang tinggi dan lengkap

b. Hipomenorea

Adalah perdarahan haid yang lebih pendek atau lebih kurang dari biasa

yang disebabkan oleh karena kesuburan endometrium kurang akibat dari

kurang gizi, penyakit menahun maupun gangguan hormonal. Tindakan bidan

: merujuk ke fasilitas yang lebih tinggi dan lengkap.

2. Kelainan Siklus

a. Polimenorea atau Epimenoragia

Adalah siklus haid yang lebih memendek dari biasa yaitu kurang 21

hari, sedangkan jumlah perdarahan relatif sama atau lebih banyak dari biasa.

Terapi : stadium proliferasi dapat diperpanjang dengan hormone esterogen

Page 24: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

11

dan stadium sekresi menggunakan hormone kombinasi esterogen dan

progesterone.

b. Oligomenorea

Adalah siklus menstruasi memanjang lebih dari 35 hari, sedangkan

jumlah perdarahan tetap sama. Terapi : Jika oligomenore yang disebabkan

ovulatoar tidak memerlukan terapi, sedangkan bila mendekati amenorea

diusahakan dengan ovulasi.

c. Amenorea

Keadaan tidak datang haid selama 3 bulan berturut-turut. Amenore

terbagi 2 yaitu amenore primer dan sekunder. Amenore Primer, apabila

belum pernah datang haid sampai umur 18 tahun. Amenore Sekunder,

apabila berhenti haid setelah menarche atau pernah mengalami haid tetapi

berhenti berturut-turut selama 3 bulan. Terapi : tergantung pada etiologinya.

Secara umum dapat diberikan hormone-hormon yang merangsang ovulasi,

iradiasi dari ovarium dan pengembalian keadaan umum, menyeimbangkan

antara kerja, rekreasi dan istirahat.

3. Perdarahan di luar haid

a. Metrorargia

Adalah perdarahan yang tidak teratur dan tidak ada hubungannya

dengan haid. Terapi : kuretase dan hormonal.

4. Gangguan lain yang ada hubungannya dengan haid

a. Pre Menstrual Tension (Ketegangan Pra Haid)

Adalah ketegangan sebelum haid terjadi beberapa hari sebelum haid

bahkan sampai menstruasi berlangsung yang terjadi pada usia 30-40 tahun

dan disebabkan oleh ketidakseimbangan hormone esterogen dan

progesterone menjelang menstruasi. Terapi : olahraga, perubahan diet

(tanpa garam, kopi dan alkohol, mengurangi stress, mengkonsumsi anti

depressan bila perlu, menekan fungsi ovulasi, konsultasi dengan tenaga ahli,

KIE untuk pemerikassan lebih lanjut.

Page 25: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

12

b. Mastodinia atau Mastalgia

Adalah rasa tegang pada payudara menjelang haid yang disebabkan

oleh dominasi hormone esterogen, sehingga terjadi retensi air dan garam

yang disertai hiperemia di daerah payudara

c. Mittelschemerz (Rasa nyeri pada ovulasi)

Adalah rasa sakit yang timbul pada wanita saat ovulasi, berlangsung

beberapa jam sampai beberapa hari di pertengahan siklus menstruasi

dimana ini terjadi karena pecahnya folikel de graff. (Proverawati, A, 2013)

d. Dismenorea

1) Pengertian Dismenorea

Secara etimologi, dismenorea berasal dari kata dalam bahasa Yunani

kuno (Greek). Kata tersebut berasal dari dys yang berarti sulit, nyeri,

abnormal; meno yang berarti bulan; dan rrhea yang berarti aliran atau arus.

(Judha, M,2012). Dengan demikian, secara singkat dismenorea dapat

didefinisikan sebagai aliran menstruasi yang sulit atau menstruasi yang

mengalami nyeri. (Anugoro dan Wulandari, 2011)

Dismenorea disebut juga kram menstruasi atau nyeri menstruasi. Nyeri

menstruasi terjadi terutama di perut bagian bawah, tetapi dapat menyebar

hingga ke pungung bagian bawah, pinggang, panggul, paha atas, hingga

betis. Nyeri bias juga disertai kram perut yang parah. Kram tersebut berasal

dari kontraksi otot rahim yang sangat intens saat mengeluarkan darah

menstruasi dari dalam rahim. Kontraksi otot yang sangat intens ini kemudian

menyebabkan otot- otot menegang dan menimbulkan kram atau rasa sakit

atau nyeri. Ketegangan otot ini tidak hanya terjadi pada bagian perut, tetapi

juga pada otot-otot penunjang yang terdapat di bagian punggung bawah,

pinggang, panggul, paha hingga betis. (Ernawati,dkk,2017)

2) Faktor Risiko Dismenore

Faktor-faktor risiko berikut ini berhubungan dengan episode dismenore

yang berat :

a) Haid pertama pada usia amat dini

b) Periode haid yang lama

Page 26: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

13

c) Aliran darah haid yang hebat

d) Merokok

e) Riwayat keluarga yan positif terkena penyakit

f) Kegemukan

g) Mengkonsumsi alcohol

(Anugoro dan Wulandari, 2011)

3) Jenis Dismenore

a) Dismenore Primer

(1) Pengertian Dismenore Primer

Dismenore Primer adalah nyeri menstruasi yang biasa dirasakan oleh

perempuan saat mengalami haid tanpa adanya kelainan pada alat

reproduksi. Rasa nyeri ini biasanya terjadi setelah 12 bulan atau lebih,

dimulai sejak haid yang pertama. Bahkan ada sebagian perempuan yang

selalu merasakan nyeri setiap menstruasi datang. (Najmi, 2016)

(2) Pathogenesis Dismenore Primer

Dismenore Primer adalah karena prostaglandin F2 alpha (PGF2alpha),

suatu stimulant miometrium yang kuat dan vasoconstrictor (penyempit

pembuluh darah) yang ada di endometrium sekretori. Respons terhadap

inhibitor (penghambat) prostaglandin pada pasien dengan dismenore

mendukung pernyataan bahwa dismenore diperantarai oleh prostaglandin.

Banyak bukti kuat menghubungkan dismenore dengan kontraksi uterus yang

memanjang dan penurunan aliran darah ke miometrium.

Kadar prostaglandin yang meningkat ditemukan di cairan endometrium

perempuan dengan dismenore dan berhubungna baik dengan derajat nyeri.

Peningkatan endometrial prostaglandin sebanyak tiga kali lipat terjadi dari

fase folikuler menuju fase luteal dengan peningkatan lebih lanjut yang terjadi

selama haid. Peningkatan prostaglandin di endometrium yang mengikuti

penurunan progesterone pada akhir fase luteal menimbulkan peningkatan

tonus miometrium dan kontraksi uterus yang berlebihan.

Leukotrine (suatu produk pengubahan metabolisme asam arakidonat,

bertanggung jawab atas terjadinya contraction (penyusutan atau penciutan)

Page 27: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

14

otot polos (smooth muscle) proses peradangan juga elah diterima ahli untuk

mempertinggi sensitivitas nyeri serabut di uterus. Jumlah leukotriene yag

signifikan telah ditunjukkan di endometrium perempuan penderita dismenore

primer yang tidak merespons terapi antagonis prostaglandin.

Hormon pituitary posterior, vasopressin terlibat pada hipersensitivitas

miometrium, mengurangi aliran darah uterus , dan nyeri pada penderita

dismenore primer. Peranan vasopressin di endometrium dapat berhubungan

dengan sintesis dan pelepasan prostaglandin. Hipotesis neunoral juga telah

direkomendasikan untuk pathogenesis dismenore primer. Neuron nyeri tipe

C di stimulasi oleh metabolit anaerob yang diproduksi oleh ischemic

endometrium (berkurangnya suplai oksigen ke membran mukosa kelenjar

ang melapisi rahim). (Anugoro dan Wulandari, 2011)

(3) Penyebab Dismenore Primer

- Faktor Endokrin

Rendahnya kadar progesterone pada akhir fase corpus luteum. Hormon

progesterone menghambat atau mencegah kontraktilitas uterus sedangkan

hormone esterogen meragsang kontraktilitas uterus. Di sisi lain,

endometrium dalam fase sekresi memproduksi prostaglandin F2 sehingga

menyebabkan kontraksi otot-otot polos. Jika kadar prostaglandin yang

berlebihan memasuki peredaran darah maka selain dismenore dapat juga

dijumpai efek lainnya seperti nausea (mual), muntah, diare, flushing (respons

involunter / tak terkontrol dari sistem saraf yang memicu pelebaran pembuluh

kapiler kulit, dapatberupa warna kemerahan/ sensasi panas). (Anugoro dan

Wulandari, 2011)

- Faktor Kejiwaan

Pada remaja yang secara emosional tidak stabil (seperti mudah marah

dan cepat tersinggung), apalagi jika tidak mengetahui serta tidak

medapatkan pengetahuan yang baik tentang proses menstruasi, maka hal ini

dapat menyebabkan timbulnya nyeri mensttruasi. (Najmi, 2016)

Page 28: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

15

- Faktor Konstitusi

Faktor konstitusi erat kaitannya dengan faktor kejiwaan yang dapat pula

menurunkan ketahanan tubuh terhadap rasa nyeri. Adapun faktor konstitusi

ini bentuknya seperti anemia atau penyakit menahun yang dapat

mempengaruhi timbulnya nyeri saat menstruasi. (Judha, M, 2012)

- Faktor Alergi

Faktor ini merupakan teori yang dikemukakan setelah dilakukan

penelitian tentang adanya hubungan antara dismenore dan migrain atau

asma. Melalui penelitian tersebut, diduga bahwa penyebab alergi ini ialah

karena adanya toksin haid. (Najmi, 2016)

b) Dismenore Sekunder

(1) Pengertian Dismenore Sekunder

Dismenore sekunder atau yang disebut juga dismenore ekstrinsik

adalah nyeri menstruasi yang terjadi karena kelainan ginekologik, misalnya

endometriosis (sebagian besar), fibroids, adenomyosis. (Proverawati dan

Misaroh, 2013).

Dismenore sekunder dapat terjadi kapan saja setelah haid pertama,

tetapi yang paling sering muncul di usia 20-30 tahunan, setelah tahun-tahun

normal dengan siklus tanpa nyeri. Peningkatan prostaglandin dapat berperan

pada dismenore sekunder. Namun, penyakit pelvis yang menyertai haruslah

ada. (Anurogo dan Wulandari, 2011)

(2) Penyebab Dismenore Sekunder

- Intrauterine contraceptive devices (alat kontrasepsi dalam rahim)

- Adenomyosis (adanya endometrium selain di dalam rahim)

- Uterine myoma (tumor jinak rahim yang terdiri dari jaringan otot)

- Uterine polyps (tumor jinak di dalam rahim)

- Adhesions (perlekatan)

- Kista ovarium

- Ovarian torsion (sel telur terpuntir atau terpelintir)

- Pelvic congestion syndrome (gangguan atau sumbatan di

panggul)

Page 29: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

16

- Uterine leiomyoma (tumor jinak otot rahim)

- Penyakit radang panggul kronis

- Tumor ovarium, polip endometrium

- Kelainan letak uterus seperti retrofleksi, hiperantefleksi dan

retrofleksi terfiksasi

- Faktor psikis, seperti takut tidak punya anak, konflik dengan

pasangan, gangguan libido . (Anurogo dan Wulandari, 2011)

(3) Potret Klinis Dismenore Sekunder

Nyeri dengan pola yang berbeda didapatkan pada dismenore sekunder

yang terbatas pada onset yang terbatas pada onset haid. Ini biasanya

berhubungan dengan perut besar atau kembung, pelvis terasa berat, dan

nyeri punggung. Secara khas, nyeri meningkat secara progresif selama fase

luteal dan akan memuncak sekitar onset haid. Berikut adalah potret klinis

dismenorea sekunder :

- Dismenore terjadi selama siklus pertama atau kedua setelah haid pertama

- Dismenore dimulai setelah usia 25 tahun

- Terdapat ketidaknormalan pelvis dengan pemeriksaan fisik,

pertimbangkan kemungkinan endometriosis, pelvic inflammatory disease

(penyakit radang panggul), dan pelvic adhesion (perlengketan pelvis)

- Sedikit atau tidak ada respon terhadap obat golongan NSAID

(nonsteroidal anti-inflammatory drug) atau obat anti inflamasi non-steroid,

kontrasepsi oral atau keduanya

Menurut Laurel D. Edmudson, dismenore sekunder memiliki ciri khas

sebagai berikut:

- Onset pada usia sekitar 20-30 tahun, setelah siklus haid yang relatif tidak

nyeri di masa lalu

- Infertilitas

- Darah haid yang banyak atau perdarahan yang tidak teratur

- Rasa nyeri saat berhubungan seks

- Vaginal discharge (keluar cairan yang tidak normal dari vagina)

- Nyeri perut bawah atau pelvis selama waktu selain haid

Page 30: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

17

- Nyeri yang tidak berkurang dengan terapi NSAID.

(Anurogo dan Wulandari, 2011)

A.2 Nyeri

A.2.1 Definisi Nyeri

Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak

menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual dan potensial.Nyeri

adalah alasan seseorang untuk mencari bantuan perawatan kesehatan.

Menurut Smeltzer & Bare, International Association for the Study of Pain

(IASP) mendefinisikan nyeri sebagai suatu sensori subyektif dan

pengalaman emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan

kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang dirasakan dalam

kejadian-kejadian di mana terjadi kerusakan. Nyeri biasa terjadi karena

adanya rangsangan mekanik atau kimia pada daerah kulit di ujung-ujung

syaraf bebas yang disebut nosireseptor. (Judha, M, 2012).

Pada kehidupan nyeri dapat bersifat lama dan ada yang singkat,

berdasarkan lama waktu terjadinya inilah maka nyeri dibagi menjadi dua,

yaitu nyeri kronis dan nyeri akut, beda diantara keduanya adalah:

- Nyeri akut

Sebagian besar, diakibatkan oleh penyakit, radang, atau injuri

jaringan. Nyeri jenis ini biasanya datang tiba-tiba, sebagai contoh, setelah

trauma atau pembedahan dan mungkin menyertai kecemasan atau distress

emosional. Nyeri akut mengindikasikan bahwa kerusakan atau cedera sudah

terjadi. Nyeri akut biasanya berkurang sejalan dengan terjadinya

penyembuhan. Nyeri ini umumnya terjadi kurang dari 6 (enam) bulan.

Penyebab nyeri yang paling sering adalah tindakan diagnose dan

pengobatan. Dalam beberapa kejadian jarang menjadi kronis.

- Nyeri kronik

Nyeri kronik konstan dan intermitten yang menetap sepanjang suatu

periode waktu. Nyeri kronik menjadi lebih berat yang dipengaruhi oleh

Page 31: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

18

lingkungan dan faktor kejiwaan. Nyeri kronis dapat berlangsung lebih lama

(lebih dari enam bulan) dibandingkan dengan nyeri akut dan resisten

terhadap pengobatan. Nyeri ini dapat dan sering mengakibatkan masalah

yang berat bagi pasien. (Judha, M, 2012).

A.2.2 Teori-Teori tentang Nyeri

1. Teori Affect

Menurut teori ini, nyeri merupakan suatu emosi. Intensitasnya

bergantung pada bagaimana klien mengartikan nyeri tersebut.

2. Teori Endorphin

Teori ini mengatakan, bahwa tubuh memproduksi zat kimia yang

disebut endorphin yang berperan untuk menolong tubuh dalam melawan

rasa nyeri secara alamiah. Endorfin mempengaruhi tranmisi implus nyeri.

Endorfin memiliki serupa dengan narkotik, yaitu menghambat rasa nyeri.

Endorfin muncul dengan cara memisahkan diri dari DNA tubuh. Ketika

endorfin terpisah dari DNA, Endorfin membuat kehidupan dalam situasi

normal menjadi terasa tidak menyakitkan. Endorfin harus diusahakan timbul

pada situasi yang menyebabkan rasa nyeri. (Solehati dan Eli, 2015)

Jenis-Jenis Nyeri

Price & Wilson (2005), mengklasifikasikan nyeri berdasarkan lokasi

atau sumber, antara lain:

1) Nyeri somatik superficial (Kulit)

2) Nyeri somatik dalam

3) Nyeri visera

4) Nyeri alih

5) Nyeri neuropati (Judha, M, 2012).

Page 32: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

19

A.2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri

Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi nyeri menurut Perry &

Potter (2005), antara lain:

1) Usia

Usia merupakan variabel penting yang mempengaruhi nyeri,

khususnya pada anak dan lansia. Perbedaan perkembangan yang

ditemukan diantara kelompok usia ini dapat mempengaruhi

bagaimana anak dan lansia bereaksi terhadap nyeri.

2) Jenis kelamin

Secara umum, pria dan wanita tidak berbeda secara makna dalam

respon terhadap nyeri.Toleransi terhadap nyeri dipengaruhi oleh

faktor-faktor biokimia dan merupakan hal yang unik pada setiap

individu tanpa memperhatikan jenis kelamin.

3) Kebudayaan

Keyakinan dan nilai-nilai budaya mempengaruhi cara individu

mengatasi nyeri. Menurut Clancy dan Vicar (Cit Perry & Potter, 2005),

menyatakan bahwa sosialisasi budaya menentukan perilaku

psikologis seseorang. Dengan demikian, hal ini dapat mempengaruhi

pengeluaran fisiologis opiate endogen dan sehingga terjadilah

persepsi nyeri.

4) Makna nyeri

Pengalaman nyeri dan cara seseorang beradaptasi terhadap nyeri.

Hal ini juga dikaitkan secara dekat dengan latar belakang budaya

individu tersebut. Individu akan mempersepsikan nyeri dengan cara

berbeda-beda apabila nyeri tersebut memberikan kesan ancaman,

suatu kehilangan, hukuman dan tantangan. Misalnya seorang wanita

yang melahirkan akan mempersepsikan nyeri, akibat cedera karena

pukulan pasangannya. Derajat dan kualitas nyeri yang dipersiapkan

nyeri klien berhubungan dengan makna nyeri.

Page 33: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

20

5) Perhatian

Perhatian yang meningkat dihubungkan dengan nyeri yang meningkat

sedangkan upaya pengalihan dihubungkan dengan respon nyeri yang

menurun. Dengan memfokuskan perhatian dan konsenterasi klien

pada stimulus yang lain, ini termasuk nyeri pada kesadaran yang

perifer. Biasanya hal ini menyebabkan toleransi nyeri individu

meningkat, khususnya terhadap nyeri yang berlangsung hanya

selama waktu pengalihan.

6) Ansietas

Hubungan antara nyeri dan ansietas bersifat kompleks.Ansietas

seringkali meningkatkan persepsi nyeri, tetapi nyeri juga dapat

menimbulkan suatu perasaan ansietas. Pola bangkitan otonom adalah

sama dalam nyeri dan anisietas. Price (Cit Perry, Potter 2005),

melaporkan suatu bukti bahwa stimulus nyeri mengaktifkan bagian

sistem limbic dapat memproses reaksi emosi seseorang, khususnya

ansietas.Sistem limbik dapat memproses reaksi emosi seseorang

terhadap nyeri, yakni memperburuk atau menghilangkan nyeri.

7) Keletihan

Keletihan meningkatkan persepsi nyeri, rasa kelelahan menyebabkan

sensasi nyeri semakin intensif dan menurunkn kemampuan

koping.Hal ini dapat menjadi masalah umum pada setiap individu yang

menderita penyakit dalam jangka lama. Apabila keletihan disertai

kesulitan tidur, maka persepsi nyeri terasa lebih berat dan jika

mengalami suatu proses periode tidur yang baik maka nyeri

berkurang.

8) Pengalaman sebelumnya

Pengalaman nyeri sebelumnya tidak selalu berarti bahwa individu

akan menerima nyeri dengan lebih mudah pada masa yang akan

datang. Apabila individu sejak lama sering mengalami serangkaian

episode nyeri tanpa pernah sembuh maka rasa takut akan muncul dan

Page 34: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

21

juga sebaliknya. Akibatnya klien akan lebih siap untuk melakukan

tindakan-tindakan yang diperlukan untuk menghilangkan nyeri.

9) Gaya koping

Pengalaman nyeri dapat menjadi suatu pengalaman yang membuat

merasa kesepian, gaya koping mempengaruhi mengatasi nyeri.

10) Dukungan keluarga dan sosial

Faktor lain yang bermakna mempengaruhi respon nyeri adalah

kehadiran orang-orang terdekat klien dan bagaimana sikap mereka

terhadap klien. Walaupun nyeri dirasakan, kehadiran orang yang

bermakna bagi pasien akan meminimalkan kesepian dan ketakutan.

Apabila tidak ada keluarga atau teman, seringkali pengalaman nyeri

membuat klien semakin tertekan, sebaliknya tersedianya seseorang

yang member dukungan sangat berguna karena membuat seseorang

merasa lebih nyaman. (Judha, M, 2012).

A.2.4 Tanda Dan Gejala Nyeri

Secara umum orang yang mengalami nyeri akan didapatkan respon

psikologis berupa:

1) Suara

- Menangis

- Merintih

- Menarik/menghembuskan nafas

2) Ekspresi wajah

- Meringis

- Menggigit lidah, mengatupkan gigi

- Dahi berkerut

- Tertutup rapat/membuka mata atau mulut

- Menggigit bibir

3) Pergerakan tubuh

- Kegelisahan

Page 35: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

22

- Mondar-mandir

- Gerakan menggosok atau berirama

- Bergerak melindungi bagian tubuh

- Immobilisasi

- Otot tegang

4) Interaksi sosial

- Menghindari percakapan dan kontak sosial

- Berfokus aktivitas untuk mengurangi nyeri

- Disorientasi waktu

Berdasarkan studi literatur dan hasil penelitian dalam melakukan

penatalaksanaan nyeri dengan manajemen non farmakologis tidak begitu

banyak dilakukan.Tindakan-tindakan yang dilakukan untuk mengurangi rasa

nyeri ini sifatnya sesaat, maka penggunaan yang tepat adalah menggunakan

distraksi/relaksasi cukup efektif.Terapi distraksi/relaksasi yang umum

digunakan adalah menarik nafas dalam yang diberikan atau dilakukan

bersamaan dengan munculnya rasa nyeri akibat dari suatu hal misalnya saat

mengganti balutan.

Terapi lain yang juga dapat dilakukan adalah terapi sentuhan/counter

pressure yang dilakukan pada saat orang yang akan melahirkan timbul his.

Terapi ini cukup efektif, karena pada saat muncul his yang menyebabkan

nyeri, maka jarak spinal dan syaraf yang menghantar nyeri akan di blockade

sehingga tidak sampai ke pusat nyeri di otak. Keefektifan tindakan counter

pressure dibuktikan dengan pasien selalu meminta agar daerah lumbar di

gosok-gosok dan menurutnya teknik ini sangat efektif untuk mengurangi

nyeri akibat his.

Tindakan lain yang juga sangat sederhana dan dapat mengurangi

rasa nyeri adalah mengurangi nyeri dengan kompres hangat. Terapi ini dapat

diberikan pada saat seseorang mengalami kolik renal.Untuk nyeri-nyeri

kronik yang sudah lama dan muncul secara terus menerus dan hebat, dapat

digunakan teknik mengaliri aliran listrik yang kecil atau bisa juga memberikan

Page 36: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

23

pancaran panas dengan skala kecil dengan menerapkan terapi

distraksi/relaksasi dan ditambah dengan nafas dalam. (Judha, M, 2012).

A.2.5 Pengkajian Terhadap Nyeri

Beberapa hal yang harus dikaji untuk menggambarkan nyeri seseorang

antara lain:

a. Intensitas nyeri

Membuat tingkatan nyeri pada skala verbal. Misal, tidak nyeri, sedikit

nyeri, nyeri sedang, nyeri berat, sangat nyeri atau dengan membuat skala

nyeri yang sebelumnya bersifat kualitatif menjadi bersifat kuantitatif dengan

menggunakan skala 0-10 yang bermakna 0= tidak nyeri dan 10= nyeri

sangat hebat.

b. Karakteristik nyeri

Karakteristik nyeri dapat dilihat atau diukur berdasarkan lokasi nyeri,

durasi nyeri (menit, jam, hari atau bulan), irama/periodenya (terus menerus,

hilang timbul, periode bertambah dan berkurangnya intensitas) dan kualitas

(nyeri seperti ditusuk, terbakar, sakit nyeri dalam atau superficial, atau

bahkan seperti di gencet).

Karakteristik nyeri dapat juga dilihat berdasarkan metode PQRST, P

Provocate, Q Quality, R Region, S Severe, T Time. Berikut ini keterangan

lengkapnya:

1. P : Provocate

Tenaga kesehatan harus mengkaji penyebab terjadinya nyeri pada

penderita, dalam hal ini perlu dipertimbangkan bagian-bagian tubuh mana

yang mengalami cedera termasuk menghubungkan antara nyeri yang

diderita dengan faktor psikologisnya, karena bisa terjadinya nyeru hebat

karena dari faktor psikologis bukan dari lukanya.

Page 37: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

24

2. Q : Quality

Kualitas nyeri merupakan sesuatu yang subjektif yang diungkapkan oleh

klien, seringkali klien mendeskripsikan nyeri dengan kalimat nyeri seperti

ditusuk, terbakar, sakit nyeri dalam atau superficial atau bahkan seperti di

gencet.

3. R : Region

Untuk mengkaji lokasi, tenaga kesehatan meminta penderita untuk

menunjukkan semua bagian/daerah yang dirasakan tidak nyaman. Untuk

melokalisasi lebih spesifik maka sebaiknya tenaga kesehatan meminta

penderita untuk menunjukkan daerah yang nyerinya minimal sampai kea

rah nyeri yang sangat. Namun hal ini akan sulit dilakukan apabila nyeri

yang dirasakan bersifat menyebar atau difuse.

4. S : Severe

Tingkat keparahan merupakan hal yang paling subyektif yang dirasakan

oleh penderita, karena akan diminta bagaimana kualitas nyeri, kualitas

nyeri harus bisa digambarkan menggunakan skala yang sifatnya

kuantitas.

Gambar 2.1 Numeric Pain Intensity Scale

5. T : Time

Tenaga kessehatan mengkaji tentang frekuensi, durasi dan rangkaian

nyeri. Perlu ditanyakan kapan mulai muncul adanya nyeri, berapa lama

menderita, seberapa sering untuk kambuh dan lain-lain. (Solehati dan

Eli, 2016)

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Page 38: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

25

c. Faktor-faktor yang meredakan nyeri

Hal-hal yang menyebabkan nyeri berkurang adalah seperti gerakan

tertentu, istirahat, nafas dalam, penggunaan obat dan sebagainya. Selain itu

adalah apa-apa yang dipercaya sifatnya psikologis pada penderita dapat

membantu mengatasi nyeri.

d. Efek nyeri terhadap aktivitas sehari-hari

Kaji aktivitas sehari-hari yang terganggu akibat adanya nyeri seperti

sulit tidur, tidak nafsu makan, sulit konsenterasi. Nyeri akut sering berkaitan

dengan ansietas dan nyeri kronis dengan depresi.

e. Kekhawatiran individu tentang nyeri

Mengkaji kemungkinan dampak yang dapat diakibatkan oleh nyeri

seperti beban ekonomi, aktivitas harian, prognosis, pengaruh terhadap peran

dan perubahan citra diri.

f. Mengkaji respon fisiologis dan perilaku terhadap nyeri

Perubahan fisiologis involunter dianggap sebagai indicator nyeri yan

lebih akurat. Respon involunter seperti meningkatnya frekuensi nadi dan

pernafasan, pucat dan berkeringat adalah indicator rangsanga saraf otonom

dan bukan nyeri. Respon perilaku terhadap nyeri dapat berupa menangis,

merintih, merengut, tidak menggerakkan bagian tubuh, mengepal atau

menarik diri. Respon lain dapat berupa mudah marah atau tersinggung.

(Judha, M, 2012).

A.2.6 Skala atau Pengukuran Nyeri

Ada beberapa skala atau pengukuran nyeri, diantaranya adalah

sebagai berikut:

1. Skala Deskripsi Intensitas Nyeri Sederhana

Gambar 2.2 Skala Deskripsi Intensiitas Nyeri Sederhana

Page 39: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

26

2. Skala Intensitas Nyeri Numerik

Gambar 2.3 Skala Intensitas Nyeri Numerik

3. Skala Analog Visual

Gambar 2.4 Skala Analog Visual

Keterangan:

0 : Tidak Nyeri ; 1 – 5 : Nyeri Sedang ; 6 – 10 : Nyeri sangat hebat

4. Skala Nyeri “Muka”

Gambar 2.5 Skala Nyeri Muka

5. kala Nyeri dengan “Observasi Perilaku”

Tabel 2.1 Skala Nyeri dengan Observasi Perilaku

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

No

Pain Moderate Pain

Worst

Possible

Pain

Page 40: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

27

PENGUKURAN SKOR

0 1 2

1. Penjagaan (Guarding)

2. Memegang Area yang Sakit

(Bracing)

3. Menggosok (Rubbing)

4. Meringis (Grimacing)

5. Mendesah (Sighing)

6. Skala Peringkat Intensitas Nyeri

Gambar 2.6 Skala Peringkat Intensitas Nyeri

7. Skala Nyeri “Muka” (Wong Baker Facial Gramace Scale)

Gambar 2.7 Skala Nyeri “Muka” (Wong Baker Facial Gramace Scale)

Page 41: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

28

8. Skala Nyeri dari FLACC

Gambar 2.8 Skala Nyeri dari FLACC

(Judha, M, dkk, 2012)

A.3 Hipnoterapi

A.3.1 Konsep Dasar Hipnoterapi

Hipnoterapi adalah salah satu cabang ilmu psikologi yang mempelajari

manfaat sugesti untuk mengatasi masalah pikiran, perasaan dan perilaku.

Hipnoterapi dapat juga dikatakan sebagai suatu teknik terapi pikiran

menggunakan hipnotis. Hipnotis dapat diartikan sebagai ilmu untuk member

sugesti atau perintah kepada pikiran bawah sadar. (Setiawan, 2014)

Hipnoterapi merupakan salah satu cara yang cukup ampuh untuk

menyembuhkan nyeri haid.salah satu metode hipnoterapi adalah mengubah

pola piker dari yang negative ke positif. Pendekatan yang umumnya

dilakukan adalah memunculkan pikiran bawah sadar agar latar belakang

permasalahan dapat diketahui dengan tepat. (Anugoro dan Wulandari,

2011)

Terdapat 2 macam pikiran, yaitu pikiran sadar dan pikiran bawah sadar.

Peran dan pengaruh pikiran sadar terhadap diri kita adalah sebesar 12 %

sedangkan pikiran bawah sadar mencapai 88%. Pikiran sadar dan bawah

Page 42: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

29

sadar sebenarnya saling mempengaruhi dan bekerja dengan kecepatanyang

sangat tinggi.

Empat fungsi spesifik pikiran sadar

1. Mengidentifikasi informasi yang masuk

Informasi ini diterima melalui panca indera, penglihatan, pendengaran,

penciuman, pengecapan, sentuhan atau perasaan.

2. Membandingkan

Informasi yang masuk dibandingkan dengan database (referensi

pengalaman dan segala informasi) yang berada di pikiran bawah sadar

3. Menganalisis

4. Memutuskan

Pikiran bawah sadar mempunyai fungsi atau menyimpan hal-hal berikut

:

1. Kebiasaan (baik, buruk, refleks)

2. Emosi

3. Memori jangka panjang

4. Kepribadian

5. Intuisin

6. Kreativitas

7. Persepsi

8. Belief dan value

Terapi konvensional biasanya membutuhkan waktu yang relative lama

karena hanya bermain pada level pikiran sadar. Ada 5 cara untuk melewati

filter mental dan masuk ke pikiran bawah sadar.

1. Pengulangan / Repetisi

Segala sesuatu yang dilakukan secara konsisten atau berulang-ulang

akan masuk ke bawah sadar dan menjadi kebiasaan

2. Identifikasi kelompok/ keluarga

Page 43: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

30

Hidup dalam keluarga yang memiliki latar belakang budaya tertentu

akan membuat kita mengikuti kebiasaan yang ada di dalam keluarga,

kelompok gang atau masyarakat.

3. Ide yang disampaikan oleh figure yang dipandang memiliki otoritas

Apa yang disampaikan oleh seseorang yang dipandang memiliki

otoritas, seorang pakar, seseorang yang kita hormati dan kagumi akan dapat

diterima oleh pikiran bawah sadar dengan mudah.

4. Emosi yang intens

Setiap kejadian yang kita alami, bila disertai dengan intensitas emosi

yang tinggi, baik positif Maupin negative, akan sangat membekas di pikiran

bawah sadar.

5. Hypnosis/ kondisi alfa

Hypnosis menjangkau pikiran bawah sadar dengan teknik komunikasi

yang mampu melewati pikiran sadar. (Gunawan,A, 2006)

Kunci untuk mengubah program yang ada di bawah sadar terletak pada

bagaimana kita dapat mem-by-pass atau melewati pikiran sadar. Dari lima

cara di atas, hypnosis adalah cara yang paling cepat dan efektif untuk masuk

ke pikiran bawah sadar.

Hipnosis menggunakan cara yang sangat cepat untuk menonaktifkan

filter mental dan masuk ke pikiran bawah sadar, saat pikiran nonaktif, setiap

sugesti yang diberikan memiliki kekuatan sembilan kali lebih kuat dari pada

dalam situasi biasa.

Struktur Hypnosis

1. Pre-Induction Talk

Proses yang dilakukan sebelum langkah induction. Pada prinsipnya

pada proses ini Hypnotist melakukan pengenalan terhadap subjek,

melakukan Suggestibility Test dan menerapkan Hypnotic Training. Dalam

konteks Hypnotherapy, maka Hypnotherapist melakukan eksplorasi

permasalahan Client secara detail pada proses ini.

Page 44: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

31

2. Induction

Teknik untuk membawa Subyek ke kondisi Hypnotic State.

- Instant Induction (Rapid, Shock) bagi Subyek yang memiliki tingkat

sugestivitas tinggi

- Extended Progressive Relaxation bagi Subyek yang memiliki tingkar

sugestivitas yang moderat dan rendah.

3. Deepening

Teknik untuk memperdalam kondisi Trance dari Subyek. Terdapat

sangat banyak Script untuk keperluan deepening dikelompokkan menjadi 3

jenis, yaitu:

- Hitungan (Simple Deepening), yaitu deepening dengan mengistirahatkan

sisi Conscious Mind dari subyek.

- Tempat kenyamanan, yaitu Deepening dengan memandu subyek pergi ke

suatu tempat yang nyaman untuknya.

- Aktivitas, yaitu Deepening dengan memandu subyek untuk melakukan

aktivitas tertentu (menuruni tangga, menuruni gedung menggunakan lift,

dsb).

4. Depth Level Test

Suatu teknik untuk memeriksa kedalaman dari subyek. Dapat

dilakukan dengan dengan cara, antara lain:

- Dengan melakukan konfirmasi secara langsung kepada subyek (misal

dengan teknik Ideo Motor Response)

- Dengan cara mengamati tanda-tanda di fisik subyek (Trance Signal)

- Dengan membandingkan tanda-tanda kedalaman dengan Depth Trance

Scale (skala kedalaman Trance)

5. Suggestion

Inti dari proses Hypnosis, yaitu pemberian kata-kata Sugesti, sesuai

dengan kebutuhan. Terdapat dua jenis suggestion, yaitu yang dapat

menghasilkan efek Therapeutic (Hypnotherapy) dan Suggestion yang tidak

menghasilkan efek Therapeutic (Stage Hypnotism).

Page 45: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

32

Dalam konteks Hypnotherapy, suggestion yang bertentangan dengan

nilai dasar dan sistem keyakinan dari client tidak akan bertahan lama.

6. Termination (Emerging)

Teknik untuk mengembalikan subyek kembali ke kondisi normal.

Harus dilakukan secara bertahap dan tegas. (The Indonesian Board of

Hypnotherapy, 2015)

A.4 Nyeri dan Hipnoterapi

Masalah menstruasi dapat diatasi dengan hipnoterapi. Mungkin banyak

orang-orang tidak percaya, tetapi bisa dirasakan manfaatnya. Namun, ketika

melakukan hipnoterapi, sebaiknya jangan saat menstruasi.Dengan

hipnoterapi, sebagian besar masalah menstruasi dapat disembuhkan atau

paling tidak berkurang. Karena pada dasarnya hypnosis merupakan teknik

komunikasi langsung dengan pikiran alam bawah sadar kita. Pikiran bawah

sadar adalah bagian dari pikiran yang mengatur semua proses biologis yang

tidak kita sadari.

Salah satu metode hipnoterapi yang banyak digunakan dalam

mengatasi khususnya dalam hal nyeri adalah dengan mengubah pola piker

dari yang negatif ke positif. Pendekatan yang umumnya dilakukan yaitu

memunculkan pikiran bawah sadar agar latar belakag permasalahan dapat

diketahui dengan tepat. Caranya, saat menstruasi belum datang, rilekskan

tubuh. Nonaktifkan pikiran. Dengan mata terpejam, sadari kondisi saat itu.

Setelah benar-benar rileks dan nyaman, instruksikan sebuah perintah “Rasa

sakit yang biasanya datang saat menstruasi ,hilang!” Ucapkan kalimat

tersebut berulang sembari meyakini bahwa hal itu pasti terjadi. Menstruasi itu

tidak harus sakit. Selama ini, pikiran terpola bahwa menstruasi itu sakit,

sehingga benar-benar sakit saat menstruasi. (Najmi, 2016).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Primatama dan Ardiansyah, 2014,

didapatkan nilai Visual analog scale / VAS responden sebelum menjalani

perlakuan pada kelompok hipnoterapi dengan total jumlah sampel 16 orang

paling banyak pada nilai 7 atau skala nyeri berat berjumlah 5 orang (31,2 %)

Page 46: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

33

- Primer

dan paling sedikit pada nilai 4 atau skala nyeri sedang berjumlah 2 orang

(12,5 %). Setelah dilakukan perlakuan (hipnoterapi), mengalami penurunan

dengan persentase sebesar 18,8 % pada intensitas skala nyeri sedang, 50 %

nyeri ringan dan 21,2 % tidak nyeri.

B. Kerangka Teori

Gambar 2.9 Kerangka Teori

Pengobatan :

. 1. Pengobatan Herbal

2. Penggunaan Suplemen

3. Perawatan Medis

4. Relaksasi

Dismenore :

6. Akupuntur

- Sekunder

= Diteliti Diteliti

Tidak Diteliti

C. Kerangka Konsep

Gambar 2.10 Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel

Dependen

Tingkat Nyeri :

1. Tidak Nyeri

2. Nyeri Ringan

3. Nyeri sedang

4. Nyeri berat

5. Nyeri sangat

berat

5.

Hipnoterapi

Hipnoterapi

Tingkat Nyeri Haid

(Dismenore)

Page 47: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

34

D. Definisi Operasaional

Tabel 2.2 Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Skala

Ukur Hasil Ukur

Independen

:

Hipnoterapi

Merupakan salah

satu cara yang dapat

dilakukan responden

untuk mengurangi

nyeri haid dengan

cara mengubah pola

pikir dari negatif ke

positif dengan

memunculkan pikiran

bawah sadar.

Lembar

teknik

hipnoterapi

Nominal - Ya

- Tidak

Dependen :

Nyeri Haid

(Dismenore)

Perasaaan tidak

nyaman yang

dirasakan responden

saat menstruasi

akibat kontraksi

uterus

- Lembar

Kuesione

r

- Lembar

observasi

Rasio Skala nyeri

(0-10)

- Tidak nyeri

(0)

- Nyeri ringan

(1-3)

- Nyeri

sedang (4-

6)

- Nyeri berat

(7-10)

E. Hipotesis Penelitian

Page 48: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

35

Secara prosedural hipotesis penelitian diajukan setelah peneliti

melakukan kajian pustaka. Hipotesis merupakan jawaban sementara

terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin

dan paling tinggi tingkat kebenarannya (Setiawan dan Saryono, 2011).

Hipotesis penelitian ini adalah ada perbedaan tingkat nyeri (dismenore)

sebelum dan sesudah hipnoterapi pada mahasiswi kebidanan D-III tingkat I

di Poltekkes Kemenkes Medan tahun 2018.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian yang telah dilakukan pada skripsi ini adalah penelitian

true eksperimen yaitu dengan rancangan one group pretest posttest. Peneliti

menggunakan jenis penelitian ini untuk mengetahui perbandingan

dismenorea sebelum dan sesudah hipnoterapi pada kelompok yang sama.

Tidak ada kelompok pembanding (kontrol), tetapi sudah dilakukan observasi

pertama (pretest) yang memungkinkan menguji perubahan-perubahan yang

terjadi setelah adanya eksperimen (program). (Notoadmodjo, 2010). Sebagai

observasi pertama (pretest) sudah diberikan kuesioner pada kelompok

eksperimen yaitu mahasiswi tingkat I Poltekkes Kemnkes RI Medan.

Bentuk rancangan ini dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 3.1 Rancangan pretest dan posttest

Pretest Perlakuan Posttest

Kelompok Eksperimen

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini sudah dilakukan mulai dari akhir bulan April sampai awal

Juli 2018 dengan responden yaitu mahasiswi kebidanan D-III tingkat 1

01 X 02

Page 49: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

36

Poltekkes Kemenkes Medan. Poltekkes telah dipilih sebagai lokasi penelitian

karena sebagian mahasiswi Poltekkes mengalami dismenore. Dimana

terkhususnya mahasiswi D-III Kebidanan tingkat I terdapat 39 siswi yang

mengalami dismenore. Dan 20 orang sudah dijadikan responden penelitian.

Terlepas dari itu, peneliti sebagai mahasiswi Poltekkes juga mengalami

dismenore,sehingga peneliti tertarik meneliti di lokasi kampus sendiri dan

ingin mengembangkan ilmu pengetahuan tentang hipnoterapi bersama adik

tingkat I melalui enumerator sehingga boleh bersama-sama menambah

wawasan.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

C.1 Populasi Penelitian

Populasi penelitian yang sudah peneliti jadikan responden adalah

mahasiswi kebidanan D-III tingkat 1 Poltekkes Kemenkes Medan yang

mengalami dismenore yaitu sebanyak 39 orang.

C.2 Sampel Penelitian

Dari 39 orang populasi yaitu mahasiswi kebidanan D-III tingkat I

Poltekkes Kemenkes Medan yang dismenore, ada sebanyak 20 orang yang

sesuai dengan kriteria inklusi dan bersedia serta sesuai tanggal haid dengan

waktu yang ditetapkan yaitu April-Juli dimana waktu yang terbatas, apalagi

setelah waktu tersebut disesuaikan dengan jadwal perkuliahan mahasiswi.

C.2.1 Kriteria Sampel

C.2.1.1 Kriteria Inklusi

1) Mahasiswi kebidanan D-III tingkat 1 Poltekkes yang mengalami

dismenore

2) Mahasiswi yang bersedia menjadi responden penelitian

3) Tidak ada penanganan farmakologis maupun non farmakologis pada

saat haid berlangsung

Page 50: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

37

C.2.1.2 Kriteria Eksklusi

1) Mahasiswi yang menolak jadi responden.

2) Mahasiswi yang sedang mengalami haid

3) Menderita penyakit ginekologis atau kelainan seperti kelainan otak

C.2.2 Teknik Penentuan Sampel

Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive

sampling dimana purposive sampling adalah pengambilan sampel yang

berdasarkan atas suatu pertimbangan tertentu seperti sifat-sifat populasi

ataupun ciri-ciri yang sudah diketahui sebelumnya. Disini peneliti sudah

menentukan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu yaitu kriteria inklusi

dan eksklusi dan sudah terpilih responden sebanyak 20 orang.

D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

D.1 Sumber Data

Data primer merupakan data sumber pertama yang diperoleh dari

individu atau secara perorangan misalnya hasil wawancara atau hasil

pengisian kuesioner yang dilakukan oleh peneliti. Data primer pada

penelitian ini sudah diperoleh dengan menggunakan lembar kuesioner yang

diisi oleh kelompok eksperimen. Data primer ini dijadikan sebagai pretest

sedangkan pada posttest sudah digunakan lembar observasi Numeric Rating

Scale (NRS) yang diisi oleh peneliti pada saat dismenore.

D.2 Cara Pengumpulan Data

Setelah terpilih responden yang sesuai kriteia inklusi sebanyak 20

orang, maka dibagikanlah kuesioner di awal sebagai pretest untuk

mengetahui tingkat nyeri haid sebelum dilakukan hipnoterapi. Kemudian,

Page 51: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

38

setelah dilakukan hipnoterapi sebanyak 2 kali, peneliti menunggu waktu haid

responden. Pada saat responden mengalami haid, maka peneliti

memberikan lembar observasi kepada responden untuk melihat tingkat nyeri

haid yang dialami responden setelah dilakukan hipnoterapi.

E. Alat Ukur/ Instrumen dan Bahan Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan alat ukur/ instrument dan

bahan penelitian berupa lembar observasi untuk variabel dependen dan

lembar teknik hipnoterapi untuk variabel independen.

F. Prosedur Penelitian

F.1 Pre test

Dari 39 orang yang telah disurvei sebelumnya mengalami dismenore

maka disesuaikan kembali dengan kriteria inklusi yaitu yang mau menjadi

responden. Salah satu kesulitan peneliti dalam mencari/ menetapkan

responden adalah dimana responden memiliki pola pikir bahwa dalam

intervensi penelitian (hipnoterapi) nantinya, segala rahasia pribadi akan

diketahui. Padahal, sebelum dilakukan hipnoterapi maka akan disepakati

terlebih dahulu masalah yang akan dikurangi dengan cara mengubah pola

pikir dari negatif ke positif dengan memunculkan pikiran bawah sadar. Selain

itu, peneliti mengalami kesulitan dalam pemilihan responden yaitu masalah

penyesuaian waktu haid responden dengan jadwal kalender akademik

mahasiswi kebidanan tingkat 1, dimana pada waktu penelitian terkendala

oleh waktu libur mahasiswi.

Walaupun terkendala oleh beberapa hal, namun dari 39 orang yang

mengalami dismenore, ada 20 orang yang bersedia menjadi responden.

Setelah terpilih 20 orang yang mau menjadi responden, maka diberikan lah

pretest yaitu lembar kuesioner yang berisi pilihan skala nyeri yang dirasakan

Page 52: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

39

responden pada haid sebelumnya sehingga peneliti mengetahui tingkatan

nyeri yang biasa dirasakan responden.

F.2 Intervensi yaitu hipnoterapi

Sesudah mengetahui skala nyeri ataupun tingkatan nyeri haid yang

biasa dirasakan responden, maka sebelum responden mengalami haid

berikutnya, responden diberikan hipnoterapi sebanyak 2 kali oleh enumerator

yang sudah disiapkan peneliti. Waktu pemberian hipnoterapi yang sudah

diberikan tidak dibuat selang waktu, peneliti hanya menekankan 2 kali

pemberian hipnoterapi kepada responden sebelum mengalami haid

berikutnya, dan memberikan sugesti kepada responden agar mengingat

bahwa setiap mengalami haid akan merasakan kenyamanan.

F.3 Post test

Setelah dilakukan hipnoterapi sebanyak 2 kali, maka peneliti menunggu

responden haid. Pada waktu haid, peneliti dengan menggunakan lembar

observasi Numeric Rating Scale melihat tingkat nyeri yang dirasakan

responden setelah dilakukan hipnoterapi. Dimana lembar observasi tersebut

dari awal sudah dijelaskan kepada responden dimana pada saat tersebut

(haid), mereka akan menunjuk angka mulai dari 1-10 dimana semakin tinggi

angka yang ditunjuk, semakin besar pula tingkat nyeri yang dirasakan.

Setelah mereka menunjuk angka, maka dilihatlah skala nyeri yang mereka

rasakan dan menggolongkan ke dalam tingkatan nyeri, apakah ringan,

sedang, atau berat.

G. Pengolahan Data dan Analisis Data

G.1 Pengolahan Data

Pengolahan data dalam penelitian menggunakan teknik statistik yaitu

pengolahan data yang menggunakan analisis statistik dengan bantuan alat

komputer (Notoatmojo, 2016). Pengolahan data dilakukan dengan komputer

Page 53: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

40

menggunakan SPSS 18. Pengolahan data dilakukan melalui kegiatan

sebagai berikut :

a. Editing

Setelah data terkumpul semua, maka peneliti melakukan pengecekan

terhadap kuesioner atau lembar observasi apakah ada yang kosong atau

mengalami kesalahan untuk diperbaiki. Dan pada pengecekan/ editing ini,

peneliti tidak menemukan kesalahan baik itu pada kusioner ataupun lembar

observasi responden dan semua aman/ sesuai.

b. Coding

Pada bagian ini, peneliti melakukan pengkodean, dimana pengkodean

ini dibuat pada intensitas nyeri yaitu tidak nyeri diberi kode 1, nyeri ringan

diberi kode 2, nyeri sedang diberi kode 3 dan nyeri berat diberi kode 4.

Kemudian untuk penurunan nyeri, 0 itu ketika tidak ada penurunan setelah

hipnoterapi, jika 1 maka ada penurunan tingkat nyeri 1 tingkat. Misalnya :

sebelum hipnoterapi responden mengalami nyeri sedang, setelah hipnoterapi

responden mengalami nyeri ringan. Jika 2 maka responden mengalami 2

tingkat penurunan nyeri. Misalnya : sebelum hipnoterapi responden

mengalami nyeri berat, setelah dilakukan hipnoterapi maka responden

mengalami nyeri ringan.

c. Prosessing

Peneliti memasukkan jawaban-jawaban dari masing-masing responden

yang berbentuk kode (angka atau huruf) seperti ketika responden mengalami

perubahan menjadi tidak nyeri diengan kode1, nyeri ringan dengan kode 2,

dan nyeri sedang kode 3, serta nyeri berat dengan kode 4 dimasukkan ke

dalam program atau “software” SPSS 18 for window

d. Cleaning

Page 54: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

41

Setelah peneliti memasukkan jawaban-jawaban dari responden, maka

peneliti mengecek kembali untuk melihat adanya kesalahan atau

ketidaklengkapan data setelah semua data dari responden selesai

dimasukkan. Hasilnya, dalam penelitian ini tidak ditemukan kekeliruan pada

data.

G.2 Rencana Analisa Data

Data yang dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan analisis

univariat dan analisis bivariat untuk mengetahui hubungan variabel

independen dengan variabel dependen dengan uji wilcoxon dimana

sebelumnya direncanakan menggunakan t-test tetapi setelah test normality

(kolmogrov-smirnov), hasilnya data tidak berdistribusi normal. Maka dari itu

peneliti tidak dapat menggunakan T-Test dan untuk uji dengan data tidak

berdistribusi normal pengganti T-Test (paired-test) adalah uji wilcoxon.

H. Etika Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah mendapatkan persetujuan dari komite

etik Poltekkes Kemenkes Medan.

Page 55: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

42

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini dikemukakan hasil penelitian mengenai Perbandingan

Tingkat Nyeri Haid (Dismenorea) Sebelum dan Sesudah Hipnoterapi pada

Mahasiswi Kebidanan D-III Tingkat I di Poltekkes Kemenkes Medan Tahun 2018

A. Hasil Penelitian

A.1 Analisis Univariat

Setelah melakukan pengumpulan data maka dilakukan pengolahan data dan

analisa data. Adapun hasil dari pengolahan data tersebut dapat dilihat dari tabel

berikut ini :

1. Karakteristik Responden

Tabel 4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur di Poltekkes Kemenkes Medan

Tahun 2018

No Umur F %

1 17 tahun 5 25,0 2 18 tahun 10 50,0 2 19 tahun 5 25,0

Jumlah 20 100 Berdasarkan tabel 4.1. di atas dapat dilihat bahwa usia responden mayoritas

berusia 18 tahun sebanyak 50%.

Page 56: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

43

2. Distribusi Tingkat Nyeri Haid Sebelum Hipnoterapi

Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Nyeri Haid Sebelum Hipnoterapi

di Poltekkes Kemenkes Medan Tahun 2018

Tingkat Nyeri Haid

Sebelum Hipnoterapi Nilai Mean

Nilai SD F %

Nyeri ringan 0 0 Nyeri sedang 11 55,0 3,45 0,510

Nyeri berat 9 45,0

Total 20 100

Berdasarkan tabel 4.2 di atas, dapat dilihat bahwa mayoritas tingkat nyeri

haid responden sebelum diberikan hipnoterapi adalah nyeri sedang sebanyak 11

orang (55%).

3. Distribusi Tingkat Nyeri Haid Sesudah Hipnoterapi

Tabel 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Nyeri Haid Sesudah Hipnoterapi

di Poltekkes Kemenkes Medan Tahun 2018

Tingkat Nyeri Haid

Sesudah Hipnoterapi Nilai Mean Nilai SD

F %

Nyeri ringan 10 50,0 2,55

0,605 Nyeri sedang 9 45,0

Nyeri berat 1 5,0

Total 20 100

Berdasarkan tabel 4.3 di atas, dapat dilihat bahwa mayoritas tingkat nyeri haid responden setelah diberikan hipnoterapi adalah nyeri ringan sebanyak 10 orang (50%). A.2 Analisis Bivariat

Tabel 4.4 Perbandingan Tingkat Nyeri Haid (Dismenorea) Sebelum dan Sesudah

Hipnoterapi pada Mahasiswi Kebidanan D-III Tingkat I di Poltekkes Kemenkes Medan Tahun 2018

Tingkat Nyeri Haid Mean SD Nilai ρ

Tingkat Nyeri Haid Sebelum Hipnoterapi

3,45 0,510 0,000

Tingkat Nyeri Haid Sesudah Hipnoterapi

2,55 0,605

42

Page 57: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

44

Berdasarkan tabel 4.4. di atas dapat dilihat bahwa dari hasil uji Wilcoxon

Signed Ranks Test didapatkan nilai ρ adalah 0,000 yang artinya 0,000<0,05 maka

dapat disimpulkan bahwa Ha diterima, artinya ada perbedaan tingkat nyeri haid

sebelum dan sesudah hipnoterapi.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

B.1 Distribusi Umur Responden

Berdasarkan hasil penelitian yang telah didapatkan mayoritas usia responden adalah

18 tahun sebanyak 10 orang (50%). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian

sebelumnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Novia dan Puspitasari (2008) tentang

faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian dismenore primer. Penelitian menunjukan bahwa

dismenore primer lebih banyak ditemukan pada rentang usia 15-25 tahun dengan persentase

87% pada jumlah responden 100 orang.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Ortiz (2010) menunjukan bahwa rata-rata usia

responden yang mengalami dismenore adalah 17-35 tahun. Dismenore primer umumnya

dimulai pada 1-3 tahun setelah haid pertama (menarche). Kasus ini bertambah berat beberapa

tahun hingga usia 23-27 tahun (Morgan dan Hamilton, 2009).

B.2 Distribusi Tingkat Nyeri Haid Sebelum Hipnoterapi

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa mayoritas tingkat nyeri haid

responden sebelum diberikan hipnoterapi adalah nyeri sedang sebanyak 11 orang

(55%).

Mc. Coffery berpendapat bahwa nyeri sebagai suatu keadaan yang

memengaruhi seseorang, yang keberadaan nyeri dapat diketahui hanya jika orang

tersebut pernah mengalaminya. Menurut Long, munculnya nyeri sangat berkaitan

erat dengan reseptor dan adanya rangsangan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Aun, dkk

bahwa mayoritas berada pada tingkat nyeri sedang sebanyak 10 orang (62,5%).

Page 58: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

45

Hasil penelitian berdasarkan hasil pretest menunjukkan bahwa responden lebih

banyak merasakan nyeri sedang sebanyak 10 responden dengan presentase

62,5%, skala nyeri ringan sebanyak 3 responden dengan presentase 18,8%, dan

skala nyeri berat terkontrol sebanyak 3 responden dengan presentase 18,8%.

Penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian Primatama & Nugraha

(2013) yang berjudul “Pengaruh Hipnoterapi Terhadap Penurunan Nilai Visual

Analog Scale Pada Dismenor di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta” yang

menyatakan bahwa sebelum dilakukan hypnoterapi sebanyak 5 orang mengalami

nyeri berat dengan presentase 31,2% dan 2 orang mengalami nyeri sedang dengan

presentase 12,5%.

B.3 Distribusi Tingkat Nyeri Haid Sesudah Hipnoterapi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas tingkat nyeri haid responden

setelah diberikan hipnoterapi adalah nyeri ringan sebanyak 10 orang (50%).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Aun, dkk. Berdasarkan

hasil posttest menunjukkan bahwa mayoritas responden merasakan tidak nyeri

sebanyak 10 responden dengan presentase 62,5% dan responden yang merasakan

tingkat nyeri ringan sebanyak 6 responden dengan presentase 37,5%.

Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Primatama & Nugraha

(2013) yang menyatakan bahwa kelompok hypnoterapi jumlah responden yang

mengalami penurunan tingkat nyeri sedang sebesar 18,8%, ringan 50% dan tidak

nyeri sebesar 21,2%.

Hipnosis dapat memodulasi persepsi nyeri dengan mempengaruhi proses-

proses kognitif seseorang sehingga mengubah karakter nyeri dan mengubah sikap

seseorang terhadap nyeri. Hipnoterapi mempengaruhi kerja cerebral cortex

sehingga menghasilkan persepsi positif dan relaksasi, secara tidak langsung

Page 59: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

46

membantu keseimbangan homeostasis tubuh melalui jalan HPA Axis, untuk

menghasilkan Coticitropin Releasing Factor (CRF). Selanjutnya CRF

merangsang kelenjar pituitary untuk menurunkan produksi ACTH sehingga produksi

endorpin meningkat yang kemudian menurunkan produksi kortisol dan hormon –

hormon stres lainnya sehingga nyeri menurun dan tubuh akan rileks. Saat relaksasi

kebutuhan oksigen dalam tubuh akan menurun diikuti penurunan otot-otot tubuh,

aliran darah akan lancar, neurotransmiter penenang akan dilepaskan dan sistem

saraf akan bekerja secara baik sehingga menimbulkan perasaan tenang dan

nyaman. Gerbang pikiran bawah sadar akan terbuka dan gerbang nyeri yang

disebut subtansia gelatinosa (kornudorsalis medullaspinalis) akan tertutup sehingga

impuls yang ditransmisikan ke otak sedikit dan persepsi nyeri hilang atau berkurang

(Wahida & Khusniyah, 2012).

B.4 Perbandingan Tingkat Nyeri Haid (Dismenorea) Sebelum dan Sesudah Hipnoterapi pada Mahasiswi Kebidanan D-III Tingkat I di Poltekkes Kemenkes Medan Tahun 2018

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari uji Wilcoxon Signed Ranks Test

didapatkan nilai ρ adalah 0,000 yang artinya 0,000<0,05 maka dapat disimpulkan

bahwa Ha diterima, artinya ada perbedaan tingkat nyeri haid sebelum dan sesudah

hipnoterapi.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nusaiba

(2012) tentang Pengaruh Hipnosis Terhadap Derajat Nyeri Haidh Primer pada

Mahasiswi D-IV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret

Surakarta. Pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa hipnosis berpengaruh terhadap

penurunan derajat nyeri haid primer (p=0,000). Subjek mengalami penurunan

derajat nyeri sebesar 3,546 setelah diberikan hipnosis. Pada penelitian yang

Page 60: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

47

dilakukan Nusaiba, diketahui semua subjek mengalami penurunan derajat nyeri

haid. Penurunan skor VDS tertinggi adalah sebesar 7, sedangkan yang terendah

adalah 3. Tidak ada satupun subjek yang mengalami penurunan skor VDS kurang

dari 3, dan tidak ada satupun subjek yang skor VDS-nya tetap atau meningkat.

Sementara penelitian yang dilakukan oleh peneliti diketahui semua subjek

mengalami penurunan derajat nyeri haid. Penurunan skor tertinggi adalah sebesar

7, sedangkan yang terendah adalah 2. Terdapat kemiripan antara hasil penelitian ini

dengan hasil penelitian sebelumnya. Hal ini dapat terjadi karena subjek penelitian

adalah mahasiswi kesehatan yang sebelumnya telah dibekali pengetahuan

mengenai hipnoterapi. Oleh sebab itu mereka memiliki dasar ataupun bekal positif

mengenai pengaruh hipnoterapi terhadap terapi nyeri sehingga memudahkan

peneliti untuk melakukan penelitian.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Mubarak

(2012), semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka

menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang

dimilikinya. Sebaliknya, jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan

menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan, informasi dan

nilai-nilai yang baru diperkenalkan. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan

lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan, sebab

perilaku ini terjadi akibat adanya paksaan atau aturan yang mengharuskan untuk

berbuat.

Menurut Notoatmodjo (2012), pengetahuan atau kognitif merupakan domain

yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overi behavior).

Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasarkan oleh

pengetahuan akan lebih mudah untuk dijalanidaripada perilaku yang tidak didasari

Page 61: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

48

oleh pengetahuan. Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan

dan kesadaran akan tidak berlangsung lama.

Barkwell (2012) mengungkapkan bahwa faktor kognitif menyangkut

pengaruh nyeri yang dirasakan subjek terhadap proses berpikirnya atau pandangan

individu terhadap dirinya sendiri. Pengetahuan tentang nyeri dan cara mengatasinya

dapat mempengaruhi respon subjerk terhadap nyeri dan penanganannya.

Hasil penelitian ini juga didukung oleh Aun, Suriadi dan Fauzan (2015) yang

berjudul Pengaruh Hypnoterapi Terhadap Tingkat Nyeri Dismenore di SMPN 16

Pontianak Tahun 2015. Hasil uji Marginal Homogeneity menunjukkan ada

penurunan tingkat nyeri yang signifikan sebelum dan sesudah diberikan perlakuan

yaitu p=0,000 (p<0,005). Hypnoterapi efektif untuk menurunkan intensitas nyeri

dismenore pada remaja putri di SMAN 16 Pontianak tahun 2015.

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Sidabutar (2014)

yang menyatakan terdapat pengaruh hipnoterapi terhadap dismenore dengan p value 0,0001.

Penelitian Primatama, Zariat ,Nugraha & Adi, 2014) juga menyatakan hipnoterapi dapat

menurunkan skala dismenore. Hasil penelitian ini sesuai dengan pernyataan Gunawan 2010

yang mengatakan bahwa hipnoterapi merupakan salah satu intervensi non farmakologi yang

dapat dilakukan untuk menurunkan nyeri. Hipnoterapi dapat menurunkan intensitas

dismenore primer melalui dua mekanisme. Tahap induksi dan deepening dalam hipnoterapi

merupakan mekanisme pertama untuk menurunkan intensitas nyeri dismenore.

Tahap induksi dan deepening merupakan tahap relaksasi melalui relaksasi nafas

dalam yang bertujuan agar otak mencapai kondisi gelombang theta. Saat yang bersamaan

kondisi relaksasi ini merangsang tubuh melalui jalan HPA Axis, untuk menghasilkan

Coticitropin Releasing Factor (CRF). Selanjutnya CRF merangsang kelenjar pituitary untuk

menurunkan produksi ACTH sehingga peningkatan produksi analgetik endogen yaitu

endorprin yang kemudian menurunkan produksi cortisol dan hormon – hormon stres lainnya

sehingga nyeri menurun (Price & Wilson, 2006). Endorphin bekerja untuk menahan impuls

nyeri di medulla spinalis, dengan menahan impuls nyeri di medulla spinalis maka impuls

nyeri tidak dihantarkan ke thalamus dan pada akhirnya tidak ada impuls nyeri yang

disalurkan ke korteks serebri (Prasetyo, 2010). Tahap induksi dan deepening yang

Page 62: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

49

merupakan tahap awal dari hipnoterapi sudah memiliki kontribusi dalam menurunkan nyeri

(Wong, Willy & Hakim, Andri, 2009).

Mekanisme kedua adalah sugesti yang diterima oleh alam bawah sadar

akan mengubah persepsi nyeri di kortex serebri. Tahap sugesti dalam hipnoterapi

merupakan tindakan untuk memberikan data baru masuk ke pikiran bawah sadar di

system limbic. Data yang dimasukkan adalah data bahwa impuls dari uterus saat

berkontraksi yang dihantarkan akan dipersepsikan sebagai rasa bahagia, rasa

nyukur dan rasa yang diharapkan. Data baru ini akan disimpan di memori alam

bawah sadar. Dalam kondisi sadar, pikiran bawah sadar akan mempengaruhi kortek

serebri, yaitu memberikan data sesuai sugesti. Ketika kortek serebri mendapatkan

impuls kontraksi maka impuls itu akan dipersepsikan sebagai rasa bahagia dan rasa

syukur (Purwanto & Setiyo, 2008). Kondisi ini bersifat permanen (Gunawan, 2010).

Dua mekanisme tersebut yang menjadi penjelasan bahwa hipnotherapi dapat

menurunkan intensitas nyeri.

Page 63: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

50

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Mayoritas tingkat nyeri haid responden sebelum diberikan hipnoterapi adalah

nyeri sedang sebanyak 11 orang (55%).

2. Mayoritas tingkat nyeri haid responden setelah diberikan hipnoterapi adalah

nyeri ringan sebanyak 10 orang (50%).

3. Dari hasil uji Wilcoxon Signed Ranks Test didapatkan nilai Asymp. Sig. (2-

tailed) adalah 0,000 yang artinya 0,000<0,05 maka dapat disimpulkan bahwa

Ha diterima, artinya ada perbedaan tingkat nyeri haid sebelum dan sesudah

hipnoterapi.

B. Saran

B.1 Bagi Institusi Pendidikan

Agar dapat memberikan informasi pada mahasiwa tentang pemanfaatan

teknik hipnoterapi untuk mengurangi nyeri haid dan institusi lebih melengkapi

kepustakaan tentang hipnoterapi.

B.2 Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan dapat melakukan penelitian tentang perbandingan tingkat nyeri

haid pada variabel yang berbeda, melibatkan lebih banyak responden dan waktu

yang lebih lama dan pas sehingga penelitiannya lebih akurat hasilnya.

50

Page 64: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

51

DAFTAR PUSTAKA

Afiyanti, Yati dan Anggi Pratiwi. 2016. Seksualitas dan Kesehatan Reproduksi Perempuan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Anugoro, Dito dan Ari Wulandari. 2011. Cara Jitu Mengatasi Nyeri Haid. Yogyakarta: Andi.

Aun, S, dkk. 2015. Pengaruh Hypnoterapi Terhadap Tingkat Nyeri Dismenore di SMPN 16 Pontianak Tahun 2015. Diakses tanggal 9 Juli 2018, 16:10 Gunawan, Adi W. 2006. Hypnotherapy The Art Of Subconscious Restructuring. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama . Indarsita, Dina, dkk. 2016. Perbedaan Senam Kesegaran Jasmani dan Senam Aerobik dalam Mengurangi Dismenore pada Remaja Putri Awal (Study SMPN 1 Pancurbatu Kab. Deli Serdang). Jurusan keperawatan Poltekkes Kemenkes RI. Medan. Judha, Mohamad, dkk. 2012. Teori Pengukuran Nyeri & Nyeri Persalinan. Yogyakarta: Nuha Medika. Laili, Nurul. 2012. Perbedaan Tingkat Nyeri Haid (Dismenore) Sebelum dan Sesudah Senam Dismenore pada Remaja Putri di SMAN 2 Jember. http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/16364/gdlhub-gdl- nurullaili-8242-1-nurulla-i.pdf?sequence=1. 08 November 2017 (04.18). Lestari, Hesti,dkk. 2009. Gambaran Dismenore pada Remaja Putri Sekolah Menengah Pertama di Manado. file:///C:/Users/User/Downloads/531- 1322-1-SM%20(1).pdf. 10 November 2017 (21:08). Morgan & Hamilton. 2009. Obstetri dan Ginekologi: Panduan Praktik, Edisi 2. Jakarta: EGC. Mubarak,dkk. 2012. Promosi Kesehatan. Yogyakarta : Graha Ilmu

Najmi, Nur, Laila. 2016. Buku Pintar Menstruasi. Yogyakarta: Buku Biru. Notoatmodjo, S. 2012. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. 2012. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka Cipta

Page 65: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

52

Novia dan Puspitasari. 2008. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian dismenore primer. (Diakses tanggal 9 Juli 2018, 13:10)

Nusaiba, S. 2012. Pengaruh Hipnosis Terhadap Derajat Nyeri Haidh Primer

pada Mahasiswi DIV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas MaretSurakarta..https://www.google.co.id/search?q=Pengaruh+Hipnosis+ Terhadap+Derajat+Nyeri+Haidh+Primer+pada+Mahasiswi+DIV+Kebidan an+Fakultas+Kedokteran+Universitas+Sebelas+Maret+Surakarta&oq=Pe ngaruh+Hipnosis+Terhadap+Derajat+Nyeri+Haidh+Primer+pada+Mahasi swi+DIV+Kebidanan+Fakultas+Kedokteran+Universitas+Sebelas+Maret+ Surakarta&aqs=chrome..69i57.983j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8. 9 Juli 2018 (06:10) Primatama, Z dan Ardiansyah . 2014. The Effect Of Hypnotherapy To Decrease Visual Analog Scale Value On Dismenorea In Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.http://scholar.googleusercontent.com/s cholar?q=cache:0vElVhdsxKYJ:scholar.google.com/+pengaruh+hip noterapi+terhadap+penurunan+dismenore&hl=id&as_sdt=0,5&as_v is=1. 09 November 2017 (15.30) Prasetyo. 2010. Konsep Dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta : Graha ilmu

Proverawati, Atikah dan Siti Misaroh. 2013. Menarche. Yogyakarta: Nulia Medika. Purnama, Wulan. 2013. Efektivitas Terapi Farmakologis dan Non Farmakologis terhadap Nyeri Haid (Dismenore) pada Siswi XI di SMA Negeri 1 Pemangkat. file:///C:/Users/User/Downloads/7579-25072-1PB%20(1).pdf. 09 November 2017 (16:02). Rina, Arifa P. 2011. Pengaruh Terapi Musik Terhadap Nyeri Haid (Dismenorea) pada Remaja Putri Kelas II di SMA N 1 Karangnongko Klaten. http://digilib.unisayogya.ac.id/986/1/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf. 08 November 2017 (05:15). Setiawan, Ari dan Saryono. 2011. Metodologi Penelitian Kebidanan DIII, DIV, S1 dan S2. Yogyakarta: Nuha Medika.

Page 66: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

53

Sidabutar, J. 2014. Pengaruh Hipnoterapi Terhadap Dismenore Primer Pada

Siswi SMP Patriot Bangsa Desa Tani Mulya. Skripsi, Cimahi, STIKES Jenderal Achmad Yani. https://www.google.co.id/search?q=Pengaruh+Hipnoterapi+Terhadap+Dis menore+Primer+Pada+Siswi+SMP+Patriot+Bangsa+Desa+Tani+Mulya.+ Skripsi%2C+Cimahi%2C+STIKES+jenderal+Achmad+Yani.&oq=Pengaru h+Hipnoterapi+Terhadap+Dismenore+Primer+Pada+Siswi+SMP+Patriot+ Bangsa+Desa+Tani+Mulya.+Skripsi%2C+Cimahi%2C+STIKES+jenderal +Achmad+Yani.&aqs=chrome..69i57.1351j0j9&sourceid=chrome&ie=UTF -8. 9 Juli 2018. (10:30)

Sinaga Ernawati,dkk. 2017. Manajemen Kesehatan Menstruasi. Jakarta: Global One. Siregar, Ratni, dkk. 2014. Pengaruh Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Nyeri Menstruasi (Dismenorea). Jurusan Kebidanan Padang Sidempuan Poltekkes Kemenkes RI. Medan Solehati, Tetti dan Cecep Eli Kosasih.2015. Konsep dan Aplikasi Relaksasi: Refika Aditama. The International Board of Hypnotherapy. 2015. Basic Hypnotherapy Triana, Hani. 2014. Pengaruh Hipnoterapi Terhadap Penurunan Nyeri pada Remaja yang Mengalami Dismenore di Prodi DIII Kebidanan STIKes Immanuel.http://ejournal.stikimmanuel.ac.id/file.php?file=preview_dosen&i d=500&cd=7af2660f9f51c37103d57dd5ffd6fd5b&name=373%20%20382 %20Hani%20Triana.pdf. 08 November 2017 (05:14). Unsal, Alaettin, dkk. 2010. Prevalence of dysmenorrhea and its effect on quality of life among a group of female university students. https://doi.org/10.3109/03009730903457218. 20 Februari 2018 (10:37).

Wong, W. 2009. Dahsyatnya Hipnotis. Jakarta: Transmedia Pustaka.

Page 67: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

54

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA)

SEBELUM DAN SESUDAH HIPNOTERAPI PADA

MAHASISWI KEBIDANAN D-III TINGKAT I

DI POLTEKKES KEMENKES MEDAN

TAHUN 2018

Setelah saya mendapat penjelasan dari peneliti tentang tujuan

penelitian,saya bersedia menjadi responden tanpa ada unsur

paksaan,sebagai bukti saya akan menandatangani surat persetujuan

penelitian.

Medan, 2018

( )

Page 68: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

55

KUESIONER

PERBANDINGAN TINGKAT NYERI (DISMENOREA) SEBELUM DAN

SESUDAH HIPNOTERAPI PADA MAHASISWI KEBIDANAN TINGKAT I DI

POLTEKKES KEMENKES MEDAN TAHUN 2018

A. Data Identitas

No Responden :

Usia :

B. Nyeri Dismenore

Berilah tanda √ sesuai dengan rasa nyeri yang saudari rasakan pada saat

hari pertama dismenorea!

Skala Karakteristik Tanda

0 Tidak nyeri

1 Sedikit gangguan, kadang terasa seperti tusukan kecil

2 Sedikit gangguan, terasa seperti tusukan yang lebih

dalam

3 Gangguan cukup dihilangkan dengan pengalihan

perhatian

4 Nyeri dapat diabaikan dengan beraktivitas atau

melakukan pekerjaan, masih dapat dialihkan

5 Rasa nyeri tidak bisa diabaikan lebih dari 30 menit

6 Rasa nyeri tidak bisa diabaikan untuk waktu yang lama,

tapi masih bisa bekerja

7

Sulit berkonsentrasi, tetapi dengan diselingi istirahat

atau tidur, kamu masih bisa bekerja atau berfungsi

dengan sedikit usaha

8

Beberapa aktivitas fisik terbatas. Kamu masih bisa

membaca dan berbicara dengan usaha. Merasakan

mual dan pusing kepala

9 Tidak bisa berbicara, menangis, mengerang, dan

merintih, tak dapat dikendalikan, penurunan kesadaran

Page 69: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

56

10 Sudah tidak mampu berkomunikasi, hanya istirahat dan

ada yang sampai pingsan (tidak sadarkan diri)

LEMBAR OBSERVASI TEKNIK HIPNOTERAPI

NO KEGIATAN Keterangan

A . PERSIAPAN

1. Ruang yang nyaman dan tertutup

2. Audio

3. Kursi Relaksasi

B. PELAKSANAAN

1. Sikap dan perilaku

2. Menyambut klien dan mengucap salam

3. Mempersilahkan duduk dan memperkenalkan diri

4. Menjaga privasi pasien

C. KONTEN/ISI

1. Pre-induction Talk

a. Anamnese untuk keperluan therapy

b. Test sugestibilitas

c. Learning channels/ Sub modalities

2. Induction

Anjurkan klien untuk melakukan hal sbb:

1. Silakan persiapkan diri anda ambil posisi duduk

senyaman mungkin, jangan silangkan kedua

kaki dan letakkan kedua tangan di pangkuan

anda.

2. Berdoa memohon bimbingan dan perlindungan

dari Tuhan yang Maha Kuasa.

3. Fokuskan diri dan fikiran anda hanya pada

Page 70: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

57

suara panduan saya. Dan cukup mengikuti apa

yang saya ucapkan dan anda akan merasakan

suatu kenyamanan dan relaksasi. Selama

proses relaksasi, jangan hiraukan pikaran-

pikiran yang datang. Pikiran itu tidak kekal,

kadang datang, kadang pergi. Arahkan saja

indra pendengaran anda pada suara saya.

4. Posisikan salah satu telapak tangan tepat di

depan anda. Amati satu titik di telapak tangan

anda. Fokuskan pandangan anda pada titik

tersebut. Teruslah memandang titik itu dan

semakin anda fokus anda semakin santai. Anda

hanya fokus pada titik tersebut dan suata

panduan saya. Semua suara yang terdengar di

sekitar anda semakin lama semakin sayup dan

ini membantu anda menjadi semakin rileks dari

sebelumnya.

5. Tarik nafas panjang dan tetep fokus pada titik di

tangan anda. Setiap tarikan nafas anda

membuat anda merasa semakin rileks dan

semakin anda fokus pada titik di tangan anda,

mata anda selalu ingin berkedip, mata anda

menjadi semakin berat dan semakin berat, anda

semakin mengantuk dan mengantuk, dan mata

anda menutup dengan sendirinya.

6. Tetaplah tarik nafas panjang dan setiap

hembusan nafas anda membawa sansasi rileks.

Rasakan seluruh otot2 anda semakin berat dan

lemas, semakin rileks namun terasa nyaman.

Leher anda rileks, bahu rileks dan anda merasa

Page 71: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

58

semakin nyaman dan semakin nyaman.

3. Deepening

Praktikan melakukakan:

1. Menghitung satu sampai tiga dan ketika sampai

dihitungan ke-3, anda merasa semakin rileks

dan mengantuk.

2. Satu, rasakan leher anda semakin terkulai, anda

merasa sudah tidak kuat lagi menahan berat di

kepala anda dan anda mulai membiarkan

kepala anda bersandar.

3. Dua, tetap tarik nafas anda dan sebarkan

sensasi rileks tersebut ke bahu anda, tangan

anda, dada anda, perut, paha, sampai ke ujung

jari kaki anda.

4. Tiga, rasakan sensasi relaksasi tersebut di

seluruh tubuh anda dan anda merasa semakin

rileks dan semakin rileks. Bagus, sekarang

masuklah lebih dalam lagi menjadi semakin

rileks semakin nyaman dan semakin nyaman.

Bagus sekali.

5. Sekarang saya membawa anda ke dalam

sensasi relaksasi yang lebih dalam lagi.

6. Sesaat lagi saya akan mengangkat tangan anda

dari pangkuan anda dan menjatuhkannya

kembali ke atas pangkuan anda. Saat tangan

anda terjatuh dan menyentuh paha anda, anda

akan masuk ke dalam sensasi yang lebih dalam

dan lebih dalam lagi. Jika anda mengerti,

anggukkan kepala. Bagus.

7. Saya ulangi sekali lagi, sesaat lagi saya akan

Page 72: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

59

mengangkat tangan dari pangkuan anda dan

menjatuhkannya kembali ke atas pangkuan

anda. Saat tangan anda terjatuh dan menyentuh

paha anda, anda akan masuk kedalam sensasi

rileksasi yang 100 kali lebih dalam dan 100 kali

lebih dalam lagi. Bagus sekali.

8. Baik, saya mulai mengangkat tangan anda dan

menjatuhkannya. Begitu tangan anda terjatuh

dan menyentuh paha anda, anda masuk

kedalam sensasi relaksasi yang 100 kali lebih

dalam dan 100 kali lebih dalam lagi. Bagus

sekali.

9. Bayangkan dan rasakan anda sedang berada di

suatu tempat yang anda sukai entah dimanapun

itu dan rasakan suasana nyaman, hadirkan juga

orang-orang yang anda sayangi berada disana

saat ini.

4. Suggestion

Melakukan afirmasi/ sugesti positif sesuai kasus/

kebutuhan terapi klien tersebut.

“Bagus, anda telah merasakan sensasi relaksasi

yang sangat dalam, sangat tenang, sangat

nyaman”

Contoh:

Mulai saat ini sampai seterusnya anda bahagia

Rasakan tubuh anda nyaman, menstruasi

lancar, siklusnya teratur, dan rasa sakit pada

saat menstruasi hilang dan menstruasi menjadi

nyaman.

5. Terminasi

Page 73: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

60

Praktikan mengakhiri kegiatan dengan

mengatakan:

1. Sebentar lagi latihan relaksasinya akan kita

akhirii, dalam hitungan ke 5 anda bangun dalam

kondisi yang sehat, bersemangat, ada apa yang

tadi kita do’akan menjadi kenyataan dalam

kehidupan anda sehari-hari

2. Satu, ambil beberapa nafas panjang.

Dua, rasakan nafas yang anda hirup.

Tiga, sadari anda berada di ruangan ini kembali

.

Empat, anda mulai dapat menggerak-gerakkan

jari jemari tangan anda.

Dan lima, anda bangun dalam kondisi yang

sehat dan penuh semangat.

Keterangan :

√ = ya (dilakukan)

× = tidak (tidak dilakukan)

LEMBAR OBSERVASI PENGKAJIAN NYERI SESUDAH INTERVENSI

(NUMERIC RATING SCALE/ NRS)

Page 74: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

61

Judul Penelitian : Perbandingan Tingkat Nyeri (Dismenorea) Sebelum

dan Sesudah Hipnoterapi pada Mahasiswi

Kebidanan D-III Tingkat I di Poltekkes Kemenkes Medan

Tahun 2018

No Responden Skala Nyeri Tingkatan Nyeri

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

PERNYATAAN

Keterangan : 1. Tidak nyeri : 0 3. Nyeri sedang : 4-6 2. Nyeri ringan : 1-3 4. Nyeri berat : 7-

10

Page 75: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

62

PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA) SEBELUM

DAN SESUDAH HIPNOTERAPI PADA MAHASISWI KEBIDANAN D-III

TINGKAT I DI POLTEKKES KEMENKES MEDAN

TAHUN 2018

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang

pernah diajukan untuk disuatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan

saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau

diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini

dan disebut dalam daftar pustaka.

Medan, 2018

Evi Mariense Br Barus NIM : P07524414014

Page 76: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

63

Page 77: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

64

Page 78: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

65

Page 79: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

66

PERBEDAAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA) SEBELUM DAN SESUDAH HIPNOTERAPI

PADA MAHASISWI KEBIDANAN D-III TINGKAT I DI POLTEKKES KEMENKES MEDAN TAHUN 2018

No Umur

Sebelum Hipnoterapi Sesudah Hipnoterapi Intensitas

1 Intensitas

2 Penurunan Skala Nyeri

Haid Intensitas

Nyeri Skala Nyeri

Haid Intensitas

Nyeri

1 18

tahun 5 Nyeri sedang 3 Nyeri ringan

3 2 1

2 18

tahun 9 Nyeri berat 4 Nyeri sedang

4 3 1

3 19

tahun 5 Nyeri sedang 3 Nyeri ringan

3 2 1

4 18

tahun 6 Nyeri sedang 5 Nyeri sedang

3 3 0

5 18

tahun 6 Nyeri sedang 3 Nyeri ringan

3 2 1

6 18

tahun 7 Nyeri berat 4 Nyeri sedang

4 3 1

7 18

tahun 8 Nyeri berat 5 Nyeri sedang

4 3 1

8 19

tahun 6 Nyeri sedang 3 Nyeri ringan

3 2 1

9 18

tahun 7 Nyeri berat 7 Nyeri berat

4 4 0

10 19

tahun 6 Nyeri sedang 5 Nyeri sedang

3 3 0

11 18

tahun 5 Nyeri sedang 2 Nyeri ringan

3 2 1

Page 80: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

67

12 18

tahun 5 Nyeri sedang 3 Nyeri ringan

3 2 1

13 18

tahun 6 Nyeri sedang 2 Nyeri ringan

3 2 1

14 19

tahun 7 Nyeri berat 5 Nyeri sedang

4 3 1

15 18

tahun 8 Nyeri berat 3 Nyeri ringan

4 2 2

16 18

tahun 9 Nyeri berat 5 Nyeri sedang

4 3 1

17 18

tahun 6 Nyeri sedang 4 Nyeri sedang

3 3 0

18 19

tahun 7 Nyeri berat 4 Nyeri sedang

4 3 1

19 18

tahun 8 Nyeri berat 3 Nyeri ringan

4 2 2

20 18

tahun 6 Nyeri sedang 2 Nyeri ringan

3 2 1

Page 81: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

68

LEMBAR OUTPUT SPSS

FREQUENCIES VARIABLES=umur Skala_nyeri_pra tingkat_nyeri_pra

Skala_nyeri_post tingkat_nyeri_post

Penurunan

/ORDER=ANALYSIS.

Frequencies

Notes

Output Created 10-JUL-2018 00:45:37

Comments

Input Data D\EVI\data Evi.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data

File

20

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values

are treated as missing.

Cases Used Statistics are based on all

cases with valid data.

Syntax FREQUENCIES

VARIABLES=umur

Skala_nyeri_pra

tingkat_nyeri_pra

Skala_nyeri_post

tingkat_nyeri_post

Penurunan

/ORDER=ANALYSIS.

Resources Processor Time 00:00:00,03

Elapsed Time 00:00:00,05

Statistics

Umur responden

Skala nyeri

sebelum

hipnoterapi

tingkat nyeri

sebelum

hipnoterapi

skala nyeri

sesudah

hipnoterapi

tingkat nyeri

sesudah

hipnoterapi Penurunan

N Valid 20 20 20 20 20 20

Missing 0 0 0 0 0 0

Page 82: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

69

Frequency Table

Umur responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 17 tahun 5 25,0 25,0 25,0

18 tahun 10 50,0 50,0 75,0

19 tahun 5 25,0 25,0 100,0

Total 20 100,0 100,0

Skala nyeri sebelum hipnoterapi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 5 4 20,0 20,0 20,0

6 7 35,0 35,0 55,0

7 4 20,0 20,0 75,0

8 3 15,0 15,0 90,0

9 2 10,0 10,0 100,0

Total 20 100,0 100,0

tingkat nyeri sebelum hipnoterapi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid sedang 11 55,0 55,0 55,0

berat 9 45,0 45,0 100,0

Total 20 100,0 100,0

skala nyeri sesudah hipnoterapi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 2 3 15,0 15,0 15,0

3 7 35,0 35,0 50,0

4 4 20,0 20,0 70,0

5 5 25,0 25,0 95,0

7 1 5,0 5,0 100,0

Total 20 100,0 100,0

Page 83: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

70

tingkat nyeri sesudah hipnoterapi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ringan 10 50,0 50,0 50,0

sedang 9 45,0 45,0 95,0

berat 1 5,0 5,0 100,0

Total 20 100,0 100,0

Penurunan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 4 20,0 20,0 20,0

1 14 70,0 70,0 90,0

2 2 10,0 10,0 100,0

Total 20 100,0 100,0

EXAMINE VARIABLES=tingkat_nyeri_pra tingkat_nyeri_post

/PLOT BOXPLOT NPPLOT

/COMPARE GROUPS

/STATISTICS DESCRIPTIVES

/CINTERVAL 95

/MISSING LISTWISE

/NOTOTAL.

Explore

Notes

Output Created 10-JUL-2018 00:45:57

Comments

Input Data D:\ SKRIPSI\EVI\data Evi.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data

File

20

Page 84: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

71

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values

for dependent variables are

treated as missing.

Cases Used Statistics are based on cases

with no missing values for any

dependent variable or factor

used.

Syntax EXAMINE

VARIABLES=tingkat_nyeri_pra

tingkat_nyeri_post

/PLOT BOXPLOT NPPLOT

/COMPARE GROUPS

/STATISTICS

DESCRIPTIVES

/CINTERVAL 95

/MISSING LISTWISE

/NOTOTAL.

Resources Processor Time 00:00:12,39

Elapsed Time 00:00:05,83

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

tingkat nyeri sebelum

hipnoterapi

20 100,0% 0 0,0% 20 100,0%

tingkat nyeri sesudah

hipnoterapi

20 100,0% 0 0,0% 20 100,0%

Descriptives

Statistic Std. Error

tingkat nyeri sebelum

hipnoterapi

Mean 3,45 ,114

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 3,21

Upper Bound 3,69

5% Trimmed Mean 3,44

Median 3,00

Variance ,261

Std. Deviation ,510

Page 85: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

72

Minimum 3

Maximum 4

Range 1

Interquartile Range 1

Skewness ,218 ,512

Kurtosis -2,183 ,992

tingkat nyeri sesudah

hipnoterapi

Mean 2,55 ,135

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 2,27

Upper Bound 2,83

5% Trimmed Mean 2,50

Median 2,50

Variance ,366

Std. Deviation ,605

Minimum 2

Maximum 4

Range 2

Interquartile Range 1

Skewness ,583 ,512

Kurtosis -,459 ,992

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

tingkat nyeri sebelum

hipnoterapi

,361 20 ,000 ,637 20 ,000

tingkat nyeri sesudah

hipnoterapi

,318 20 ,000 ,737 20 ,000

a. Lilliefors Significance Correction

Page 86: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

73

tingkat nyeri sebelum hipnoterapi

Page 87: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

74

tingkat nyeri sesudah hipnoterapi

Page 88: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

75

Page 89: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

76

NPAR TESTS

/WILCOXON=tingkat_nyeri_pra WITH tingkat_nyeri_post (PAIRED)

/MISSING ANALYSIS.

NPar Tests

Notes

Output Created 10-JUL-2018 00:46:26

Comments

Input Data D:\ SKRIPSI\EVI\data Evi.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data

File

20

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values

are treated as missing.

Cases Used Statistics for each test are

based on all cases with valid

data for the variable(s) used in

that test.

Page 90: SKRIPSI PERBANDINGAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA

77

Syntax NPAR TESTS

/WILCOXON=tingkat_nyeri_pr

a WITH tingkat_nyeri_post

(PAIRED)

/MISSING ANALYSIS.

Resources Processor Time 00:00:00,03

Elapsed Time 00:00:00,09

Number of Cases Alloweda 224694

a. Based on availability of workspace memory.

Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

tingkat nyeri sesudah

hipnoterapi - tingkat nyeri

sebelum hipnoterapi

Negative Ranks 16a 8,50 136,00

Positive Ranks 0b ,00 ,00

Ties 4c

Total 20

a. tingkat nyeri sesudah hipnoterapi < tingkat nyeri sebelum hipnoterapi

b. tingkat nyeri sesudah hipnoterapi > tingkat nyeri sebelum hipnoterapi

c. tingkat nyeri sesudah hipnoterapi = tingkat nyeri sebelum hipnoterapi

Test Statisticsa

tingkat nyeri

sesudah

hipnoterapi -

tingkat nyeri

sebelum

hipnoterapi

Z -3,819b

Asymp. Sig. (2-tailed) ,000

a. Wilcoxon Signed Ranks Test

b. Based on positive ranks.