skripsi pengaruh program pengelolaan penyakit...
TRANSCRIPT
SKRIPSI
PENGARUH PROGRAM PENGELOLAAN PENYAKIT KRONIS
(PROLANIS) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA
PASIEN HIPERTENSI BERBASIS TEORI CARING
(Di Puskesmas Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang Tahun 2017)
IKA PURWANTI NINGSIH
133210092
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2017
PENGARUH PROGRAM PENGELOLAAN PENYAKIT KRONIS
(PROLANIS) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA
PASIEN HIPERTENSI BERBASIS TEORI CARING
(Di Puskesmas Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang Tahun 2017)
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Studi S1 Ilmu
Keperawatan pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang
IKA PURWANTI NINGSIH
133210092
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2017
ii
iii
iv
LEMBAR PERSETUJUAN
Judul : Pengaruh Program Pengelolaan Penyakit Kronis
(PROLANIS) Terhadap Penurunan Tekanan Darah
Pada Pasien Hipertensi Berbasis Teori Caring (Di
Puskesmas Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang
Tahun 2017)
Nama Mahasiswa : IKA PURWANTI NINGSIH
NIM : 133210092
TELAH DISETUJUI KOMISI
PEMBIMBING PADA TANGGAL :
v
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi ini telah diajukan oleh :
Nama Mahasiswa : IKA PURWANTI NINGSIH
NIM : 133210092
Program Studi : S1 Ilmu Keperawatan
Judul :Pengaruh Program Pengelolaan Penyakit Kronis
(PROLANIS) Terhadap Penurunan Tekanan
Darah Pada Pasien Hipertensi Berbasis Teori
Caring di Puskesmas Bandarkedungmulyo
Kabupaten Jombang Tahun 2017
Telah berhasil dipertahankan dan diuji dihadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Studi S1 Ilmu Keperawatan
Komisi Dewan Penguji,
Ketua Dewan Penguji : Dr. H. M. Zainul Arifin, Drs.,M.Kes.
Penguji I : Dr. Hariyono, M.Kep.
Penguji II : Ucik Indrawati, S.Kep.,Ns.,M.Kep.
Ditetapkan di : JOMBANG
Pada tanggal : Juni 2017
vi
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Madiun pada tanggal 06 Oktober 1994 dari Alm.
Bapak Suyono dan Ibu Warsih. Penulis merupakan anak kedua dari dua
bersaudara.
Pada Tahun 2007 penulis lulus dari SDN Mejayan 01, tahun 2010 penulis
lulus dari SMPN 2 Mejayan, tahun 2013 penulis lulus dari SMAN 1 Saradan. Dan
pada tahun 2013 penulis lulus seleksi masuk STIKES Insan Cendekia Medika
Jombang. Penulis memilih Program Studi S1 Keperawatan dari lima pilihan
program studi yang ada di STIKES ICME Jombang. Demikian riwayat hidup ini
dibuat dengan sebenar-benarnya.
Jombang, Juni 2017
IKA PURWANTI NINGSIH
NIM 133210092
vii
MOTTO
Cinta seorang ayah dan ibu berada tepat dibawah cinta Allah SWT kepada kita.
Ayah dan ibu tidak pernah lelah untuk menyayangi dan mengasihi kita.
Cintanya lebih mulia daripada cinta seseorang dimanapun di dunia ini.
Ilmu adalah senjataku, sabar adalah pakaianku, dan shalat adalah pelipir laraku.
viii
LEMBAR PERSEMBAHAN
Yang utama dari segalanya, sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT.
Atas karunia kesehatan, kesabaran serta kemudahan yang Engkau berikan
akhirnya Skripsi yang sederhana ini dapat terselesaikan. Ku persembahkan karya
sederhana ini kepada orang yang sangat kukasihi dan kusayangi :
1. Alm. Ayahanda Suyono dan Ibunda Warsih sebagai tanda bakti, hormat dan
rasa terimakasih yang tiada terhingga telah memberikan kasih sayang,
segala dukungan, dan cinta kasih yang tiada terhingga. Untuk Ibu selalu
membuatku termotivasi dan selalu menyirami kasih sayang, selalu
mendoakanku, selalu menasehatiku menjadi lebih baik. Semoga ini menjadi
langkah awal untuk membuat Ibu bahagia karna kusadar, selama ini belum
bisa berbuat yang lebih. Terima kasih Ibu... Terima kasih Alm. Ayah.
2. Untuk kakak ku Purwadi Erika Surya, terimakasih atas doa dan bantuannya.
Maaf belum bisa menjadi adik yang penurut, tapi aku akan selalu menjadi
yang terbaik.
3. Mbah kakung dan Alm. Mbah putri yang selalu memberikanku nasehat, doa
serta bantuan materi sampai sekarang.
4. Bapak dan ibu guruku dari Sekolah Dasar – Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
terimakasih banyak atas ilmu yang diberikan dan semoga menjadi ilmu yang
barokah di dunia maupun di akhirat.
5. Kepada Rohmad Dwi Nur Fahrizal terimakasih atas kasih sayang, perhatian
dan kesabaranmu yang telah memberikanku semangat dan inspirasi serta
menjadi motivasi dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
6. Keluarga besar dari Alm. Ayah dan Ibu yang selalu memberikan semangat,
nasehat beserta doa.
7. Saudara-saudaraku Nona Asrini Agustin, Devi Nurdianawati terimakasih
atas bantuan doa, nasehat, hiburan, dan semangat yang kalian berikan
selama aku kuliah. Aku tak akan pernah melupakan kalian.
8. Almamaterku dan profesiku yang kubanggakan, teman-teman senasib
seperjuangan yaitu keluarga besar kelas 8B, susah dan senang semua pasti
ada hikmahnya.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya akhirnya penyusun dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul
“Pengaruh Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS) Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Berbasis Teori Caring di
Puskesmas Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang Tahun 2017”. Skripsi ini
ditulis sebagai persyaratan kelulusan demi menempuh Program Studi Sarjana
Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika
Jombang.
Penyusunan Skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Dr. H. M. Zainul Arifin, Drs.,M.Kes. selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang.
2. Inayatur Rosyidah, S.Kep.,Ns.,M.Kep. selaku Kaprodi S1 Ilmu
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika
Jombang.
3. Dr. Hariyono, M.Kep. selaku Pembimbing I dan Ucik Indrawati,
S.Kep.,Ns.,M.Kep. selaku Pembimbing II yang telah banyak memberikan
pengarahan dan bimbingan sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan.
4. Seluruh dosen, staf dan karyawan program Studi S1 Ilmu Keperawatan
STIKes ICMe Jombang yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan
bimbingan selama mengikuti pendidikan di STIKes ICMe Jombang.
5. Kepala Puskesmas Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang yang telah
mengizinkan penelitian.
Penyusun menyadari bahwa Skripsi ini masih kurang dari kesempurnaan,
oleh karena itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
demi kesempurnaan Skripsi ini.
Akhir kata peneliti berharap semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Jombang, Juni 2017
Penyusun
x
ABSTRAK
PENGARUH PROGRAM PENGELOLAAN PENYAKIT KRONIS (PROLANIS)
TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI BERBASIS
TEORI CARING
(Di Puskesmas Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang Tahun 2017)
Oleh:
IKA PURWANTI NINGSIH
Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang sampai saat ini
menduduki peringkat tertinggi serta terjadi pergeseran pola penyakit di
masyarakat yang awalnya penyakit infeksi menjadi penyakit degeneratif.
Pemerintah melalui BPJS Kesehatan mencanangkan Program Pengelolaan
Penyakit Kronis (PROLANIS) yang ditujukan pada pasien dengan kasus
Hipertensi untuk mengatasi kondisi Hipertensi pasien. Tujuan penelitian ini
adalah mengidentifikasi pengaruh Program Pengelolaan Penyakit Kronis
(PROLANIS) terhadap penurunan tekanan darah pada pasien Hipertensi berbasis
teori caring di Puskesmas Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang tahun 2017.
Desain penelitian ini adalah one group pre test post test design. Populasinya yaitu
seluruh pasien Hipertensi yang tergabung PROLANIS di Puskesmas
Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang tahun 2017 berjumlah 40 orang dengan
sampelnya 36 orang. Teknik sampling menggunakan simple random sampling.
Variabel dalam penelitian terdiri dari variabel independent yaitu Program
Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS) dan variabel dependent yaitu
penurunan tekanan darah. Instrumen penelitian menggunakan lembar observasi
kegiatan PROLANIS, rekam medis, dan tensi meter air raksa. Pengolahan data
dilakukan dengan cara editing, coding, scoring, tabulating dan uji statistik
menggunakan uji Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar dari
responden tekanan darah sebelum diberikan PROLANIS adalah Hipertensi tingkat II sebanyak 19 responden (52,8%), hampir dari setengahnya dari responden tekanan darah sesudah diberikan PROLANIS adalah normal tinggi sebanyak 17 responden (47,2%). Uji Wilcoxon menunjukkan bahwa nilai signifikansi p = 0,001
< (0,05), sehingga H0 ditolak H1 diterima. Kesimpulan ada pengaruh Program
Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS) terhadap penurunan tekanan darah pada pasien Hipertensi berbasis teori caring di Puskesmas Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang tahun 2017.
Kata Kunci : Caring, Penurunan Tekanan Darah, Program Pengelolaan
Penyakit Kronis
xi
ABSTRACT
EFFECT OF CHRONIC DISEASE MANAGEMENT PROGRAM (PROLANIS) TO
DECREASING BLOOD PRESSURE IN HYPERTENSION PATIENTS BASED ON THEORY
OF CARING
(In Public Health Center Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang 2017)
By:
IKA PURWANTI NINGSIH
Hypertension is a public health problem that until now occupy the highest ranking
and there is a shift in the pattern of disease in the community that initially
infectious diseases into degenerative diseases. Government through BPJS Health
launched a program of Chronic Disease Management Program (PROLANIS) aimed at patients with hypertension cases to overcome the condition of
hypertension patients. The purpose of this study was to identify the effect of
Chronic Disease Management Program (PROLANIS) on the decrease of blood
pressure in cariped hypertension patients based on Public Health Center
Bandarkedungmulyo of Jombang Regency in 2017. The design of this research is one group pre test post test design. The population on hypertension patients who
joined PROLANIS in Bandarkedungmulyo Public Health Center of Jombang
Regency in 2017 amounted to 40 people with a sample of 36 peoples. The
sampling technique uses simple random sampling. Variables in the study consisted of independent variablesof the Chronic Disease Management Program
(PROLANIS) and the dependent variable is the decrease in blood pressure. The
research instrument used observation sheet of PROLANIS activity, medical
record, and tension of mercury meter. Data processing is done by editing, coding,
scoring, tabulating and statistical test using Wilcoxon test. The results of the study showed that most of the respondents of blood pressure before being given
PROLANIS were Hypertension level II as many as 19 respondents (52.8%),
almost half of respondents of blood pressure after given PROLANIS was normal
high as many as 17 respondents (47.2%). Wilcoxon test showed that the
significance value p = 0.001 < (0.05), so H0 rejected H1 accepted. Conclusion
there is the effect of Chronic Disease Management Program (PROLANIS) to the
decrease of blood pressure in caring hypertension based on caring at Public
Health Center Bandarkedungmulyo of Jombang Regency in 2017.
Keywords: Blood Pressure Reduction, Caring, Chronic Disease Management
Program
xii
DAFTAR ISI
SAMPUL LUAR................................................................................................................... i
SAMPUL DALAM ............................................................................................................. ii LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ....................................................................iii LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ......................................................iv
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................................. v
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................................vi
RIWAYAT HIDUP ......................................................................................................... vii MOTTO ............................................................................................................................. viii LEMBAR PERSEMBAHAN .........................................................................................ix KATA PENGANTAR ........................................................................................................ x
ABSTRAK BAHASA INDONESIA .............................................................................xi
ABSTRAK BAHASA INGGRIS ................................................................................. xii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................................. xv DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................. xvii DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN…………………………… .. xviii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 4
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................. 4
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................... 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Program Pengelolaan Penyakit Kronis ......................................... 6 2.2 Konsep Hipertensi .......................................................................................... 13 2.3 Konsep Caring ................................................................................................ 19
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL 3.1 Kerangka Konsep ........................................................................................... 30 3.2 Penjelasan Kerangka Konsep ...................................................................... 31 3.3 Hipotesis .......................................................................................................... 31
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian ............................................................................................ 32
4.2 Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................................... 32
4.3 Populasi, Sampel dan Sampling .................................................................. 33
4.4 Kerangka Kerja ............................................................................................... 35 4.5 Identifikasi Variabel ...................................................................................... 36 4.6 Definisi Operasional ...................................................................................... 36 4.7 Pengumpulan dan Analisa Data .................................................................. 38 4.8 Etika Penelitian ............................................................................................... 44
xiii
4.9 Keterbatasan Penelitian................................................................................. 45
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian ............................................................................................... 46 5.2 Pembahasan ..................................................................................................... 52
BAB 6 PENUTUP 6.1 Kesimpulan...................................................................................................... 59 6.2 Saran ................................................................................................................. 59
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 61 LAMPIRAN-LAMPIRAN
xivii
DAFTAR TABEL
2.1 Klasifikasi Hipertensi ............................................................................................... 14
2.2 Indeks Masa Tubuh (IMT)....................................................................................... 17
4.1 Definisi Operasional pengaruh Program Pengelolaan Penyakit Kronis
(PROLANIS) terhadap penurunan tekanan darah pada pasien
Hipertensi berbasis teori caring di Puskesmas Bandarkedungmulyo
Kabupaten Jombang tahun 2017 ............................................................................ 37
5.1 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin di Puskesmas
Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang tahun 2017 ....................................... 47
5.2 Karakteristik responden berdasarkan umur di Puskesmas
Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang tahun 2017 ....................................... 47
5.3 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan di Puskesmas
Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang tahun 2017 ....................................... 48
5.4 Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan di Puskesmas
Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang tahun 2017 ....................................... 48
5.5 Distribusi penurunan tekanan darah responden sebelum diberikan
Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS) di Puskesmas
Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang tahun 2017 ....................................... 49
5.6 Distribusi penurunan tekanan darah responden sesudah diberikan
Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS) di Puskesmas
Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang tahun 2017 ....................................... 49
5.7 Distribusi kehadiran aktif PROLANIS kegiatan konsultasi medis di
Puskesmas Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang tahun 2017 … ............. 50
5.8 Distribusi kehadiran aktif PROLANIS kegiatan edukasi di Puskesmas
Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang tahun 2017 ……………….. 50
5.9 Distribusi kehadiran aktif PROLANIS kegiatan Reminder di
Puskesmas Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang tahun 2017 … ............. 50
5.10 Distribusi kehadiran aktif PROLANIS kegiatan Home visit di
Puskesmas Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang tahun 2017 … ............. 51
5.11 Tabulasi silang pengaruh program pengelolaan penyakit kronis
(PROLANIS) terhadap penurunan tekanan darah di Puskesmas
Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang tahun 2017 ....................................... 51
xv
DAFTAR GAMBAR
2.1 Cabang Kebutuhan Manusia Menurut Jean Watson ........................................ 29
3.1 Kerangka Konsep pengaruh Program Pengelolaan Penyakit Kronis
(PROLANIS) terhadap penurunan tekanan darah pada pasien
Hipertensi berbasis teori caring di Puskesmas
Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang tahun 2017 …............... 30
4.1 Kerangka kerja penelitian tentang pengaruh Program Pengelolaan
Penyakit Kronis (PROLANIS) terhadap penurunan tekanan darah
pada pasien Hipertensi berbasis teori caring di Puskesmas
Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang tahun 2017 ................................... 35
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Jadwal Penelitian
2. Permohonan Calon Responden
3. Persetujuan Sebagai Responden
4. Lembar Observasi
5. Lembar Konsultasi
6. Tabulasi Data Umum
7. Tabulasi Data Khusus
8. Frequencies
9. Crosstabs
10. Surat
11. Foto Kegiatan Prolanis
xvii
DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN
% : Persen
- : Sampai dengan, negatif, tidak ada
< : Kurang dari
> : Lebih dari
”...” : Tanda petik
: : Titik Dua
. : Titik
, : Koma
? : Tanda tanya
x : Kali
/ : Per, atau
+ : Kurang lebih
+ : Positif, ada
: Rho
α : Alfa
∑ : Sigma
( ) : Dalam kurung
xviii
ADL : Activity Daily Living
BB : Berat Badan
BPJS : Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
CDI : Caring Dimensions Inventory
Depkes : Departemen Kesehatan
Dinkes : Dinas Kesehatan
FKTP : Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
GDP : Gula Darah Puasa
GDPP : Gula Darah Setelah Makan
HDL : High Density Lipoprotein
ICME : Insan Cendekia Medika
IMA : Infark Miokard Akut
IMT : Indek Masa Tubuh
LDL : Low Density Lipoprotein
mmHg : Milimeter Merkuri (Hydrargyrum)
PPDM : Peserta Pasca Diabetes Melitus
PPHT : Peserta Pasca Hipertensi
PROLANIS : Program Pengelolaan Penyakit Kronis
P-Care : Aplikasi Pelayanan Primer
SD : Sekolah Dasar
SMA : Sekolah Menengah Atas
SMP : Sekolah Menengah Pertama
SMS : Short Message Service
SPSS : Stastistikal Product and Service Solutions
STIKES : Sekolah Tinggi Kesehatan
TD : Tekanan Darah
WHO : World Healt Organization
xix
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang sampai saat ini
menduduki peringkat tertinggi serta terjadi pergeseran pola penyakit di
masyarakat yang awalnya penyakit infeksi menjadi penyakit degeneratif.
Tingginya prevalensi penyakit degeneratif salah satunya yang menjadi masalah
kesehatan adalah Hipertensi. Hipertensi dapat terjadi pada setiap orang baik tua
maupun muda. Pemerintah melalui BPJS Kesehatan mencanangkan program
pengelolaan penyakit kronis (PROLANIS) yang ditujukan pada pasien dengan
kasus Hipertensi untuk mengatasi kondisi Hipertensi pasien. Aktivitas dalam
PROLANIS meliputi aktivitas konsultasi medis atau edukasi, Home visit,
Reminder, aktivitas klub (BPJS Kesehatan, 2014). Puskesmas
Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang didapatkan sudah adanya Program
Pengelola Penyakit Kronis (PROLANIS) dari BPJS Kesehatan tetapi masih ada
banyaknya pasien dengan kasus Hipertensi, tidak rutin berkunjung setiap
bulannya, tidak kontrol, dan kurang seperti yang diharapkan.
Data WHO 2013 didapatkan bahwa 79% masyarakat beresiko mengalami
Hipertensi, dan 67% masyarakat di Dunia positif mengalami Hipertensi dengan
tekanan darah yang relatif tinggi (WHO, 2013). Indonesia kasus Hipertensi
merupakan kasus yang banyak dialami khususnya pada usia tua. Dari data survey
kesehatan masyarakat didapatkan bahwa Hipertensi masih mendominasi kasus
penyakit di Indonesia yaitu dengan 59% kejadian (Profil Kesehatan, 2014). Dari
1
2
data laporan bulanan Dinkes Propinsi Jawa Timur didapatkan bahwa kasus
Hipertensi masuk dalam 10 besar penyakit teratas dengan 65% kasus. Dari Data
Dinkes Jombang 2015 didapatkan bahwa kasus Hipertensi berada pada 10 besar
penyakit teratas, yaitu pada laki-laki 48,20% dan perempuan 30,91%. Dari studi
pendahuluan yang dilakukan peneliti di Puskesmas Bandarkedungmulyo
Kabupaten Jombang pada tahun 2016 didapatkan bahwa 3.361 pasien dengan
kasus Hipertensi.
Hipertensi disebabkan oleh beberapa faktor yang meningkatkan resiko
Hipertensi yaitu gaya hidup, makanan siap saji, obesitas, merokok, dan alkohol.
Masalah yang biasa muncul pada klien dengan Hipertensi adalah gangguan
intoleransi aktivitas, nyeri (sakit kepala), resiko tinggi terhadap cedera, dan
defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi. Apabila tidak
dikelola dengan baik Hipertensi dapat menimbulkan komplikasi seperti stroke,
penyakit jantung koroner, gagal jantung, penyakit ginjal kronis, gagal ginjal
(BPJS Kesehatan, 2014).
Pemerintah melalui BPJS Kesehatan mengupayakan salah satu program
untuk mengatasi permasalahan tersebut melalui Program Pengelolaan Penyakit
Kronis (PROLANIS). Tujuan dari kegiatan program pengelolaan penyakit kronis
adalah untuk mendorong peserta penyandang penyakit kronis khususnya
Hipertensi mencapai kualitas hidup optimal dengan indikator 75% peserta
terdaftar yang berkunjung ke fasilitas tingkat pertama memiliki hasil baik pada
pemeriksaan spesifik terhadap Diabetes Mellitus Tipe 2 dan Hipertensi sesuai
panduan klinis terkait sehingga dapat mencegah timbulnya komplikasi penyakit
(BPJS Kesehatan, 2014). Sasaran dalam PROLANIS adalah seluruh peserta BPJS
3
Kesehatan penyandang penyakit kronis seperti Diabetes Melitus Tipe 2 dan
Hipertensi (BPJS Kesehatan, 2014). Dengan berjalannya program tersebut akan
dapat mengatasi kasus hipertensi yang dialami oleh pasien, sebaliknya tidak
berjalannya program tersebut maka kasus Hipertensi akan teratasi lebih lama
karena program tersebut dapat sebagai screning kasus Hipertensi dan sebagai
media evaluasi sejauh mana kasus Hipertensi tersebut dialami oleh masyarakat.
Perlu peran dari berbagai pihak, baik dari tenaga kesehatan yang hendaknya
mengupayakan program pengelolaan penyakit kronis tersebut berjalan sehingga
dapat mengatasi kasus Hipertensi pasien, dengan menggunakan metode promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Dalam program tersebut tenaga kesehatan
dapat melakukan promotif dengan memberikan penyuluhan tentang penyakit yang
dialami, preventif dengan memberikan penyuluhan tentang pencegahan yang
harus dilakukan klien seperti melaksanakan diet rendah garam dan tinggi kalium
dengan tidak mengkonsumsi makanan dengan rasa asin dan sering mengonsumsi
buah seperti jeruk. Tindakan kuratif dapat dilakukan dengan kolaborasi dalam
pemberian terapi. Serta rehabilitatif dapat dilakukan dengan memberi dukungan
pada pasien untuk sembuh, serta mengembalikan kondisi pasien seperti sebelum
sakit (BPJS Kesehatan, 2014). Dari pasien hendaknya lebih aktif dalam mengikuti
program tersebut sehingga dapat mengatasi Hipertensi yang dilihat dari normalnya
tekanan darah.
4
1.2 Rumusan Masalah
Apakah ada pengaruh Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS)
terhadap penurunan tekanan darah pasien Hipertensi berbasis teori caring di
Puskesmas Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang tahun 2017 ?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Mengidentifikasi pengaruh Program Pengelolaan Penyakit Kronis
(PROLANIS) terhadap penurunan tekanan darah pada pasien Hipertensi berbasis
teori caring di Puskesmas Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang tahun 2017.
1.3.2 Tujuan khusus
1. Mengidentifikasi tekanan darah sebelum pelaksanaan Program
Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS) di Puskesmas
Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang tahun 2017.
2. Mengidentifikasi tekanan darah sesudah pelaksanaan Program
Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS) di Puskesmas
Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang tahun 2017.
3. Menganalisis pengaruh Program Pengelolaan Penyakit Kronis
(PROLANIS) terhadap penurunan tekanan darah pasien Hipertensi
berbasis teori caring di Puskesmas Bandarkedungmulyo Kabupaten
Jombang tahun 2017.
5
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Teoritis
Mengembangkan ilmu keperawatan terkait dengan pengaruh Program
Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS) terhadap penurunan tekanan darah
pada pasien Hipertensi berbasis teori caring.
1.4.2 Praktis
Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi pelayanan kesehatan
guna meningkatkan mutu dari pelayanan kesehatan, sehingga diharapkan dapat
memberikan masukan informasi dan pengetahuan tenaga kesehatan tentang
pengaruh Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS) terhadap
penurunan tekanan darah pada pasien Hipertensi berbasis teori caring, dan dapat
menambah wawasan yang lebih luas untuk melaksanakan penelitian yang lebih
lanjut.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Program Pengelolaan Penyakit Kronis
2.1.1 Pengertian program pengelolaan penyakit kronis
PROLANIS adalah suatu sistem pelayanan kesehatan dan pendekatan
proaktif yang dilaksanakan secara terintegrasi yang melibatkan peserta, fasilitas
kesehatan dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS Kesehatan dalam
rangka pemeliharaan kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan yang menderita
penyakit kronis untuk mencapai kualitas hidup yang optimal dengan biaya
pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien (BPJS Kesehatan, 2014).
2.1.2 Tujuan program pengelolaan penyakit kronis
Mendorong peserta penyandang penyakit kronis mencapai kualitas hidup
optimal dengan indikator 75% peserta terdaftar yang berkunjung ke fasilitas
tingkat pertama memiliki hasil baik pada pemeriksaan spesifik terhadap Diabetes
Mellitus Tipe 2 dan Hipertensi sesuai panduan klinis terkait sehingga dapat
mencegah timbulnya komplikasi penyakit (BPJS Kesehatan, 2014).
2.1.3 Sasaran program pengelolaan penyakit kronis
Sasaran dalam PROLANIS adalah seluruh peserta BPJS Kesehatan
penyandang penyakit kronis seperti Diabetes Mellitus Tipe 2 dan Hipertensi
(BPJS Kesehatan, 2014).
2.1.4 Bentuk pelaksanaan program pengelolaan penyakit kronis
Aktivitas dalam PROLANIS meliputi aktivitas konsultasi medis atau
edukasi, Home visit, Reminder, aktivitas klub dan pemantauan status kesehatan
(BPJS Kesehatan, 2014).
6
7
2.1.5 Penanggungjawab program pengelolaan penyakit kronis
Penanggungjawab adalah kantor cabang BPJS Kesehatan bagian
Manajemen Pelayanan Primer (BPJS Kesehatan, 2014).
2.1.6 Langkah pelaksanaan program pengelolaan penyakit kronis
Persiapan pelaksanaan PROLANIS:
1. Melakukan identifikasi data peserta sasaran berdasarkan:
a. Hasil screning riwayat kesehatan
b. Hasil diagnosa Diabetes Mellitus Tipe 2 dan Hipertensi (pada
fasilitas tingkat pertama maupun Rumah Sakit)
2. Menentukan target sasaran
3. Melakukan pemetaan fasilitas kesehatan Dokter keluarga atau
Puskesmas berdasarkan distribusi target sasaran peserta
4. Menyelenggarakan sosialisasi PROLANIS kepada fasilitas pengelola
5. Melakukan pemetaan jejaring fasilitas kesehatan pengelola (apotek,
laboratorium)
6. Permintaan pernyataan kesediaan jejaring fasilitas kesehatan untuk
melayani peserta PROLANIS
7. Melakukan sosialisasi PROLANIS kepada peserta (instansi,
pertemuan kelompok pasien kronis di Rumah Sakit, dan lain-lain)
8. Penawaran kesediaan terhadap peserta penyandang Diabetes Melitus
Tipe 2 dan Hipertensi untuk bergabung dalam PROLANIS
9. Melakukan verifikasi terhadap kesesuaian data diagnosa dalam form
kesediaan yang diberikan oleh calon peserta PROLANIS
10. Mendistribusikan buku pemantauan status kesehatan kepada peserta
terdaftar PROLANIS
11. Melakukan rekapitulasi data peserta terdaftar
8
12. Melakukan entri data peserta dan pemberian flag peserta PROLANIS
13. Melakukan distribusi data peserta PROLANIS sesuai fasilitas
kesehatan pengelola
14. Bersama dengan fasilitas kesehatan melakukan rekapitulasi data
pemeriksaan status kesehatan peserta, meliputi pemeriksaan GDP,
GDPP, tekanan darah, IMT, HbA1C. Bagi peserta yang belum pernah
dilakukan pemeriksaan, harus segera dilakukan pemeriksaan
15. Melakukan rekapitulasi data hasil pencatatan status kesehatan awal
peserta per fasilitas kesehatan pengelola (data merupakan luaran
aplikasi P-Care)
16. Melakukan monitoring aktivitas PROLANIS pada masing-masing
fasilitas kesehatan pengelola:
a. Menerima laporan aktivitas PROLANIS dari fasilitas kesehatan
pengelola
b. Menganalisa data
17. Menyusun umpan balik kinerja fasilitas kesehatan PROLANIS
18. Membuat lapoan kepada Kantor Divisi Regional atau Kantor Pusat
2.1.7 Aktivitas program pengelolaan penyakit kronis
1. Konsultasi medis peserta PROLANIS: jadwal konsultasi disepakati
bersama antara peserta dengan fasilitas kesehatan pengelola
2. Edukasi kelompok peserta PROLANIS
a. Definisi: Edukasi Klub Risti (Klub PROLANIS) adalah kegiatan
untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan dalam upaya
memulihkan peyakit dan mencegah timbulnya penyakit serta
meningkatkan status kesehatan bagi peserta PROLANIS.
9
b. Sasaran: terbentuknya kelompok peserta (Klub) PROLANIS
minimal 1 fasilitas kesehatan pengelola 1 Klub. Pengelola
diutamakan berdasarkan kondisi kesehatan peserta dan
kebutuhan edukasi.
c. Langkah–langkah:
1) Mendorong fasilitas kesehatan pengelola melakukan
identifikasi peserta terdaftar sesuai tingkat severitas
penyakit Diabetes Mellitus Tipe 2 dan Hipertensi yang
disandang
2) Memfasilitasi koordinasi antara fasilitas kesehatan
pengelola dengan organisasi Profesi atau Dokter Spesialis
diwilayahnya
3) Memfasilitasi penyusunan kepengurusan dalam Klub
4) Memfasilitasi penyusunan kriteria duta PROLANIS yang
berasal dari peserta. Duta PROLANIS bertindak sebagai
motivator dalam kelompok PROLANIS (membantu
fasilitas kesehatan pengelola melakukan proses edukasi
bagi anggota Klub)
5) Memfasilitasi penyusunan jadwal dan rencana aktivitas
Klub minimal 3 bulan pertama
6) Melakukan monitoring aktivitas edukasi pada masing-
masing fasilitas kesehatan pengelola:
a) Menerima laporan aktivitas edukasi dari fasilitas
kesehatan pengelola
b) Menganalisa data
10
7) Menyusun umpan balik kinerja fasilitas kesehatan
PROLANIS
8) Membuat laporan kepada Kantor Divisi Regional atau
Kantor Pusat dengan tembusan kepada Organisasi Profesi
terkait diwilayahnya
3. Reminder melalui SMS Gateway
a. Definisi: Reminder adalah kegiatan untuk memotivasi peserta
untuk melakukan kunjungan rutin kepada fasilitas kesehatan
pengelola melalui pengingatan jadwal konsultasi ke fasilitas
kesehatan pengelola tersebut.
b. Sasaran: Tersampaikannya Reminder jadwal konsultasi peserta
ke masing-masing fasilitas kesehatan pengelola.
c. Langkah–langkah
1) Melakukan rekapitulasi nomor Handphone peserta
PROLANIS atau keluarga peserta per masing-masing
fasilitas kesehatan pengelola
2) Entri data nomor Handphone kedalam aplikasi SMS
Gateway
3) Melakukan rekapitulasi data kunjungan per peserta per
fasilitas kesehatan pengelola
4) Entri data jadwal kunjungan per peserta per fasilitas
kesehatan pengelola
5) Melakukan monitoring aktivitas Reminder (melakukan
rekapitulasi jumlah peserta yang telah mendapat
Reminder)
11
6) Melakukan analisa data berdasarkan jumlah peseta yang
mendapat Reminder dengan jumlah kunjungan
7) Membuat laporan kepada Kantor Devisi Regional atau
Kantor Pusat
4. Home Visit
a. Definisi: Home visit adalah kegiatan pelayanan kunjungan ke
rumah peserta PROLANIS untuk memberikan informasi atau
edukasi diri dan lingkungan bagi peserta PROLANIS dan
keluarga.
b. Sasaran: peserta PROLANIS dengan kriteria
1) Peserta baru mendaftar
2) Peserta tidak hadir terapi di Dokter praktik perorangan
atau Klinik atau Puskesmas 3 bulan berturut-turut
3) Peserta dengan GDP atau GDPP di bawah standar 3 bulan
berturut-turut (PPDM)
4) Peserta dengan tekanan daerah tidak terkontrol 3 bulan
berturut-turut (PPHT)
5) Peserta pasca opname
c. Langkah–langkah
1) Melakukan identifikasi sasaran peserta yang perlu
dilakukan Home visit
2) Memfasilitasi fasilitas kesehatan pengelola untuk
menetapkan waktu kunjungan
3) Bia perlu, dilakukan pendampingan pelaksanaan Home
visit
12
4) Melakukan administrasi Home visit kepada fasilitas
kesehatan pengelola dengan berkas sebagai berikut:
a) Formulir Home visit yang mendapat tanda tangan
peserta atau keluarga peserta yang dikunjungi
b) Lembar tindak lanjut dari Home visit atau lembar
anjuran fasilitas kesehatan pengelola
5) Melakukan monitoring aktivitas Home visit (melakukan
rekapitulasi jumlah peserta yang telah mendapat Home
visit
6) Melakukan analisa data berdasarkan jumlah peserta yang
mendapatkan Home visit dengan jumlah peningktan angka
kunjungan dan status kesehatan peserta
7) Membuat laporan kepada Kantor Devisi Regional atau
2.1.8 Hal–hal yang perlu mendapatkan perhatian
1. Pengisian formulir kesediaan bergabung dalam PROLANIS oleh
calon peserta PROLANIS harus. Peserta PROLANIS harus sudah
dapat menjelaskan tentang program dan telah menyatakan kesediaan
untuk bergabung.
2. Validasi kesesuaian diagnosis medis calon peserta. Peserta
PROLANIS adalah peserta BPJS Kesehatan yang telah terdiagnosa
Diabetes Mellitus Tipe 2 dan atau Hipertensi oleh Dokter Spesialis di
fasilitas kesehatan tingkat lanjut.
3. Peserta yang telah terdaftar dalam PROLANIS harus dilakukan proses
entri data dan pemberian flag peserta didalam aplikasi kepesertaan.
Demikian pula dengan peserta yang keluar dari program.
13
4. Pencatatan dan pelaporan menggunakan aplikasi Pelayanan Primer (P-
Care) (BPJS Kesehatan, 2014).
2.2 Konsep Hipertensi
2.2.1 Pengertian hipertensi
Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah arteri yang persisten (Nanda,
2015).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah secara menetap > 140 / 90
mmHg. Hipertensi yang tidak terkontrol atau tidak diobati, dapat menimbulkan
komplikasi dan kematian prematur (BPJS Kesehatan, 2014).
2.2.2 Etiologi hipertensi
Berdasarkan penyebabnya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan:
1. Hipertensi primer (esensial)
Disebut juga Hipertensi idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya.
Faktor yang mempengaruhinya yaitu genetik, lingkungan, hiperaktivitas
saraf simpatis sistem renin. Angiotensin dan peningkatan Na + Ca
intraseluler. Faktor-faktor yang meningkatkan resiko obesitas, merokok,
alkohol dan polisitemia.
2. Hipertensi sekunder
Penyebab yaitu penggunaan estrogen, penyakit ginjal, sindrom
cushing dan Hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan. (Nanda,
2015)
2.2.3 Manifestasi klinis hipertensi
Tanda dan gejala pada Hipertensi dapat dibedakan menjadi:
14
1. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan
peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh
peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh Dokter
yang memeriksa. Hal ini berarti Hipertensi tidak akan pernah terdiagnosa
jika tekanan arteri tidak teratur.
2. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai Hipertensi
meliputi nyeri kepala dan kelemahan. Dalam kenyataannya ini merupakan
gejala lazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan
medis.
Beberapa pasien yang menderita Hipertensi yaitu:mengeluh sakit
kepala atau pusing, lemas kelelahan, sesak nafas, gelisah, mual muntah,
epistaksis, dan kesadaran menurun.
(Nanda, 2015)
2.2.4 Klasifikasi hipertensi
Diagnosis Hipertensi ditegakkan bila tekanan darah > 140/90 mmHg.
Tingkatan Hipertensi ditentukan berdasarkan ukuran tekanan darah sistolik dan
diastolik.
Kategori TD Sistolik TD Diastolik
Optimal <120 < 80
Normal 120-129 80-84
Normal tinggi 130-139 85-89
Hipertensi tingkat I 140-159 90-99
Hipertensi tingkat II 160-179 100-109
Hipertensi tingkat III >180 >110
Hipertensi isolated systolic > 140 < 90
Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi (Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi, 2014)
15
2.2.5 Patofisiologi hipertensi
Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan
pada setiap detiknya. Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku,
sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah
melalui arteri tersebut. Karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk
melalui pembuluh yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya
tekanan. Inilah yang terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah
menebal dan kaku karena arteriosklerosis. Dengan cara yang sama, tekanan darah
juga meningkat pada saat terjadi vasokonstriksi, yaitu jika arteri kecil (arteriola)
untuk sementara waktu mengkerut karena perangsangan saraf atau hormon di
dalam darah. Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan
meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal
sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh.
Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat
(Wirawan, 2013).
2.2.6 Komplikasi hipertensi
Komplikasi yang terjadi pada kasus Hipertensi:
1. Penyakit serebrovaskuler: stroke, gangguan kognetif
2. Penyakit jantung koroner, IMA, dan gagal jantung
3. Penyakit ginjal kronis dan gagal ginjal
4. Retinopati (kerusakan retina) hingga kebutaan
5. Penyakit pembunuh darah perifer termasuk impotensi
(BPJS Kesehatan, 2014)
16
2.2.7 Masalah yang lazim muncul
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan,
ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen
2. Nyeri akut (sakit kepala) berhubungan dengan peningkatan tekanan
vaskuler serebral dan iskemia
3. Resiko tinggi terhadap cedera yang berhubungan dengan defisit
lapang pandang, motorik atau persepsi
4. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya
informasi (Nanda, 2015)
2.2.8 Discharge planning
1. Jelaskan klien agar berhenti merokok, kandungan nikotin memicu
terjadinya aterosklerosis
2. Ajarkan klien untuk mempertahankan gaya hidup sehat
3. Belajar untuk mengendalikan stres dan rileks
4. Batasi konsumsi alkohol bagi yang mengkonsumsi
5. Jika sudah menggunakan obat Hipertensi teruskan penggunaannya
secara rutin
6. Batasi diet dan pengendalian berat badan
7. Diet garam
8. Periksa tekanan darah secara rutin
(Nanda, 2015)
2.2.9 Terapi farmakologik dan non farmakologik
1. Terapi non farmakologik melalui penerapan pola hidup sehat
17
a. Stop merokok
Edukasi pasien agar tidak merokok, berhenti merokok dan
menghindari asap rokok.
b. Gaya hidup aktif
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa gaya hidup aktif yaitu
melakukan latihan fisik sederhana minimal 30 menit setiap hari dapat
menurunkan resiko terjadinya Hipertensi sebanyak 30-50%. Tahap
latihan fisik dapat dilakukan dengan melakukan pemanasan10-15
menit, dengan anti kegiatan aerobik daya tahan tubuh dan kelenturan
serta melakukan pendinginan dengan peregangan otot 10-15 menit.
c. Mempertahankan berat badan dan lingkar pinggang ideal
Sebanyak 30-65% penderita Hipertensi tergolong obesitas,
mengurangi berat badan dapat menurunkan TD. Menghitung Indeks
Masa Tubuh (IMT) dapat dilakukan dengan:
IMT = Berat Badan (Kg)
Tinggi Badan (m)2
Klasifikasi IMT (Kg/M2)
BB Kurang < 18,5
BB Normal 18,5-22,9
BB lebih 23
Beresiko 23-24,9
Obesitas I 25-29,9
Obesitas II >30
Tabel 2.2 Indeks Masa Tubuh (IMT)
d. Makan gizi seimbang
Modifikasi diet terbukti dapat menurunkan TD pada pasien
Hipertensi, prinsip diet yang dianjurkan adalah gizi seimbang,
pembatasan asupan natrium, serta cukup asupan kalium, kalsium dan
18
magnesium. Pedoman umum gizi seimbang, yaitu mengkonsumsi
beragam jenis bahan makanan, meliputi sumber karbohidrat 3-8 porsi
per hari, sayuran 2-3 porsi per hari, buah 3–5 porsi perhari, protein
nabati dan hewani masing-masing 2-3 porsi perhari, serta sedikit
garam dan gula.
e. Menurunkan asupan garam
Asupan natrium untuk mencegah Hipertensi dan pada pre
Hipertensi yang dianjurkan adalah < 100 mmol (2,4g) perhari setara
dengan 6g (satu sendok teh) garam dapur (natrium klorida). Bagi
pasien dengan Hipertensi, asupan nutrisi dibatasi lebih rendah lagi
menjadi 1,5g per hari atau 3,5g per hari.
f. Membatasi konsumsi akohol
Jangan mulai mengkonsumsi alkohol. Satu mata analisis
menunjukkan bahwa alkohol seberapapun akan meningkatkan
Hipertensi mengurangi alkohol pada penderita Hipertensi yang bisa
minum alkohol akan menurunkan TD setara 2,8 mmHg.
2. Terapi farmakologik
a. Golongan diuretik
b. Golongan β-Blockers (BB)
c. Golongan Angiotensin Convertng Enzime Inhibitor (ACEI) dan
Angiotensin Receptor Blocker (ARB)
d. Golongan Calsium Channel Blocker (CCB)
e. Golongan anti Hipertensi lain
(BPJS Kesehatan, 2014)
19
2.2.10 Monitoring dan evaluasi pelayanan kesehatan pasien hipertensi
1. Monitoring dan evaluasi pelayanan kesehatan pasien Hipertensi
dilakukan oleh fasilitas kesehatan tingkat pertama
a. Pada pasien Hipertensi tanpa komplikasi lakukan kontrol
tekanan darah dan tanda vital setiap bulan
b. Pada pasien Hipertensi agar setiap tahun dilakukan pemeriksaan
untuk mendeteksi kemungkinan komplikasi
c. Pada pasien Hipertensi dengan komplikasi harus dilakukan
pemeriksaan lanjutan
d. FKTP harus melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang
tepat
2. Monitoring dan evaluasi pelayanan kesehatan oleh BPJS Kesehatan
a. Data hasil pemeriksaan di FKTP per peserta PROLANIS
b. Data disimpulkan hasil pemeriksaan dan kondisi kesehatan per
individu
c. Laporan pemanfaatan obat kronis sesuai terapi
d. Format pelaporan dari kantor cabang
(BPJS Kesehatan, 2014)
2.3 Konsep Caring
2.3.1 Pengertian caring science
Caring science merupakan suatu orientasi human science dan kemanusiaan
terhadap proses, fenomena, dan pengalaman human caring. Caring science,
seperti juga science lainnya, meliputiseni dan kemanusiaan. Transpersonal Caring
mengakui kesatuan dalam hidupdan hubungan-hubungan yang terdapat
20
dalam lingkaran caring yang konsentrik sampai dari individu, pada orang lain,
pada masyarakat, pada dunia, pada planet Bumi, pada alam semesta (Watson,
2004;Muhlisin, 2008).
Watson (2004) mendefinisikan caring lebih dari sebuah exisestensial
philosophy yaitu memandang sebagai dasar spiritual, caring adalah ideal moral
dari keperawatan. Manusia akan eksistensi bila dimensi spiritualnya meningkat
ditunjukkan dengan penerimaan diri, tingkat kesadaran diri yang tinggi, kekuatan
dari dalam diri, intuitif. Caring sebagai esensi dari keperawatan berarti juga
pertanggungjawaban hubungan antara perawat dan klien, dimana perawat
membantu partisipasi klien, membantu memperoleh pengetahuan dan
meningkatkan kesehatan.
Teori human caring yang dikembangkan oleh Watson antara tahun 1975-
1979, hanya berkisar pada sepuluh carative factors sebagai suatu kerangka untuk
memberikan suatu bentuk dan fokus terhadap fenomena keperawatan. Watson
menganggap istilah “factors” terlalu stagnant terhadap sensibilitasnya dimasa
kini. Kemudian menawarkan suatu konsep yang lebih sesuai dengan evolusi
teorinya dan arahnya dimasa depan. Konsep tersebut adalah “clinical caritas” dan
“caritas processes”, yang dianggapnya lebih cocok dengan ide-ide dan arah
perkembangan teorinya (Watson, 2004;Muhlisin, 2008).
2.3.2 Paradigma keperawatan menurut watson
1. Keperawatan
Keperawatan adalah penerapan art dan human science melalui
transaksi transpersonal caring untuk membantu manusia mencapai
21
keharmonisan pikiran, jiwa dan raga yang menimbulkan self knowlegde, self
control, selfcare, dan self healing.
2. Klien
Klien adalah individu atau kelompok yang mengalami
ketidakharmonisan pikiran, jiwa dan raga, yang membutuhkan bantuan
terhadap pengambilan keputusan tentang kondisi sehat sampai sakitnya
untuk meningkatkan harmonisasi, self control, pilihan dan self
determination.
3. Kesehatan
Kesehatan adalah kesatuan dan keharmonisan didalam pikiran, jiwa
dan raga antara diri dengan orang lain dan antara diri dengan lingkungan.
4. Lingkungan
Lingkungan adalah dimana interaksi transpersonal caring terjadi
antara klien dan perawat.
2.3.3 Asumsi dasar science of caring
Watson mengidentifikasi banyak asumsi dan beberapa prinsip dasar dari
transpersonal caring. Watson meyakini bahwa jiwa seseorang tidak dapat dibatasi
oleh ruang dan waktu. Watson menyatakan tujuh asumsi tentang science of
caring. Asumsi dasar tersebut yaitu:
1. Caring dapat didemonstrasikan dan dipraktekkan dengan efektif
hanya secara interpersonal
2. Caring terdiri dari carative factors yang menghasilkan kepuasan
terhadap kebutuhan manusia tertentu
22
3. Efektif caring meningkatkan kesehatan dan pertumbuhan individu dan
keluarga
4. Respon caring menerima seseorang tidak hanya sebagai dia saat ini,
tetapi juga menerima akan jadi apa dia kemudian
5. Lingkungan caring adalah sesuatu yang menawarkan perkembangan
dari potensi yang ada, dan di saat yang sama membiarkan sesorang
untuk memilih tindakan yang terbaik bagi dirinya saat itu
6. Caring lebih “health ogenic” daripada curing
7. Praktik caring merupakan sentral bagi keperawatan
2.3.4 Faktor carative dalam caring
Original carative factors kemudian dikembangkan oleh Watson menjadi
clinical caritas processes yang menawarkan pandangan yang lebih terbuka
(Watson, 2004;Muhlisin, 2008), yaitu:
1. Menerapkan perilaku yang penuh kasih sayang dan kebaikan dan
ketenangan dalam konteks kesadaran terhadap caring
2. Hadir dengan sepenuhnya, dan mewujudkan dan mempertahankan
sistem keperacayaan yang dalam dan dunia kehidupan subjektif dari
dirinya dan orang dirawat
3. Memberikan perhatian terhadap praktik-praktik spiritual dan
transpersonal diri orang lain, melebihi ego dirinya
4. Mengembangkan dan mempertahakan suatu hubungan caring yang
sebenarnya, yang saling bantu dan saling percaya
23
5. Hadir untuk menampung dan mendukung ekspresi perasaan positif
dan negatif sebagai suatu hubungan dengan semangat yang dalam dari
diri sendiri dan orang yang dirawat
6. Menggunakan diri sendiri dan semua cara yang diketahui secara
kreatif sebagai bagian dari proses caring, untuk terlibat dalam
penerapan caring healing yang artistik
7. Terlibat dalam pengalaman belajar mengajar yang sebenarnya yang
mengakui keutuhan diri oranglain dan berusaha untuk memahami
sudut pandang orang lain
8. Menciptakan lingkungan healing pada seluruh tingkatan, baik fisik
maupun non fisik, lingkungan yang kompleks dari energi dan
kesadaran, yang memiliki keholistikan, keindahan, kenyamanan,
martabat, dan kedamaian
9. Membantu terpenuhinya kebutuhan dasar, dengan kesadaran caring
yang penuh, memberikan “humancare essentials”, yang memunculkan
penyesuaian jiwa, raga dan pikiran, keholistikan, dan kesatuan diri
dalam seluruh aspek care dengan melibatkan jiwa dan keberadaan
secara spiritual
10. Menelaah dan menghargai misteri spritual, dan dimensi eksistensial
dari kehidupan dan kematian seseorang, “soul care” bagi diri sendiri
dan orang yang dirawat
2.3.5 Perilaku caring
Daftar dimensi caring (Caring Dimensions Inventory = CDI) yang didesain
oleh Watson dan Lea (1997) merupakan instrumen yang dikembangkan untuk
24
meneliti perilaku perawat (perilaku caring). Daftar dimensi caring tersebut antara
lain:
1. CDI 1: Membantu klien dalam ADL
2. CDI 2: Membuat catatan keperawatan mengenai klien
3. CDI 3: Merasa bersalah/menyesal kepada klien
4. CDI 4: Memberikan pengetahuan kepada klien sebagai individu
5. CDI 5: Menjelaskan prosedur klinik
6. CDI 6: Berpakaian rapi ketika bekerja dengan klien
7. CDI 7: Duduk dengan klien
8. CDI 8: Mengidentifikasi gaya hidup klien
9. CDI 9: Melaporkan kondisi klien kepada perawat senior
10. CDI 10: Bersama klien selama prosedur klinik
11. CDI 11: Bersikap manis dengan klien
12. CDI 12: Mengorganisasi pekerjaan dengan perawat lain untuk klien
13. CDI 13: Mendengarkan klien
14. CDI 14: Konsultasi dengan dokter mengenai klien
15. CDI 15: Menganjurkan klien mengenai aspek self care
16. CDI 16: Melakukan sharing mengenai masalah pribadi dengan klien
17. CDI 17: Memberikan informasi mengenai klien
18. CDI 18: Mengukur tanda vital klien
19. CDI 19: Menempatkan kebutuhan klien sebelum kebutuhan pribadi
20. CDI 20: Bersikap kompeten dalam prosedur klinik
21. CDI 21: Melibatkan klien dalam perawatan
22. CDI 22: Memberikan jaminan mengenai prosedur klinik
25
23. CDI 23: Memberikan privasi kepada klien
24. CDI 24: Bersikap gembira dengan klien
25. CDI 25: Mengobservasi efek medikasi kepada klien
2.3.6 Perilaku Caring dalam Praktik Keperawatan
Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
berdedikasi bagi orang lain, pengawasan dengan waspada, perasaan empati pada
orang lain dan perasaan cinta atau menyayangi. Caring adalah sentral untuk
praktik keperawatan karena caring merupakan suatu cara pendekatan yang
dinamis, dimana perawat bekerja untuk lebih meningkatkan kepeduliannya kepada
klien. Dalam keperawatan, caring merupakan bagian inti yang penting terutama
dalam praktik keperawatan (Sartika, 2011).
Tindakan caring bertujuan untuk memberikan asuhan fisik dan
memperhatikan emosi sambil meningkatkan rasa aman dan keselamatan klien.
Kemudian caring juga menekankan harga diri individu, artinya dalam melakukan
praktik keperawatan, perawat senantiasa selalu menghargai klien dengan
menerima kelebihan maupun kekurangan klien sehingga bisa memberikan
pelayanan kesehatan yang tepat.
Tiga aspek penting yang mendasari keharusan perawat untuk care terhadap
orang lain. Aspek ini adalah aspek kontrak, aspek etika, dan aspek spiritual dalam
caring terhadap orang lain yang sakit.
1. Aspek kontrak
Telah diketahui bahwa, sebagai profesional, kita berada di bawah
kewajiban kontrak untuk care. Muhlisin (2008) mengatakan, “perawat
memiliki tugas profesional untuk memberikan care”. Untuk itu, kita sebagai
26
perawat yang profesional diharuskan untuk bersikap care sebagai kontrak
kerja kita.
2. Aspek etika
Pertanyaan etika adalah pertanyaan tentang apa yang benar atau salah,
bagaimana membuat keputusan yang tepat, bagaimana bertindak dalam
situasi tertentu. Jenis pertanyaan ini akan memengaruhi cara perawat
memberikan asuhan. Seorang perawat harus care karena hal itu merupakan
suatu tindakan yang benar dan sesuatu yang penting. Dengan care perawat
dapat memberikan kebahagiaan bagi orang lain.
3. Aspek spiritual
Di semua agama besar di dunia, ide untuk saling caring satu sama lain
adalah ide utama. Oleh karena itu, berarti bahwa perawat yang religious
adalah orang yang care, bukan karena dia seorang perawat tetapi lebih
karena dia adalah anggota suatu agama atau kepercayaan, perawat harus
care terhadap klien.
Caring dalam praktik keperawatan dapat dilakukan dengan
mengembangkan hubungan saling percaya antara perawat dan klien.
Pengembangan hubungan saling percaya menerapkan bentuk komunikasi untuk
menjalin hubungan dalam keperawatan. Perawat bertindak dengan cara yang
terbuka dan jujur. Empati berarti perawat memahami apa yang dirasakan klien.
Ramah berarti penerimaan positif terhadap orang lain yang sering diekspresikan
melalui bahasa tubuh, ucapan tekanan suara, sikap terbuka, ekspresi wajah, dan
lain-lain (Kozier & Erb, 1985;Muhlisin, 2008).
27
Perawat perlu mengenali kebutuhan komprehensif yaitu kebutuhan biofisik,
psikososial, psikofisikal dan interpersonal klien. Pemenuhan kebutuhan yang
paling mendasar perlu dicapai sebelum beralih ke tingkat yang selanjutnya.
Perawat juga harus memberikan informasi kepada klien. Perawat
bertanggungjawab akan kesejahteraan dan kesehatan klien.
Caring mempunyai manfaat yang begitu besar dalam keperawatan dan
seharusnya tercermin dalam setiap interaksi perawat dengan klien, bukan
dianggap sebagai sesuatu yang sulit diwujudkan dengan alasan beban kerja yang
tinggi, atau pengaturan manajemen asuhan keperawatan ruangan yang kurang
baik. Pelaksanaan caring akan meningkatkan mutu asuhan keperawatan,
memperbaiki image perawat di masyarakat dan membuat profesi keperawatan
memiliki tempat khusus di mata para pengguna jasa pelayanan kesehatan.
2.3.7 Proses keperawatan dalam teori caring
Watson (1979) menekankan bahwa proses keperawatan memiliki langkah-
langkah yang sama dengan proses riset ilmiah, karena kedua proses tersebut
mencoba untuk menyelesaikan masalah dan menemukan solusi yang terbaik.
Lebih lanjut Watson menggambarkan kedua proses tersebut sebagai berikut
(tulisan yang dimiringkan menandakan proses riset yang terdapat dalam proses
keperawatan):
1. Pengkajian
Meliputi observasi, identifikasi, dan review masalah menggunakan
pengetahuan dari literature yang dapat diterapkan, melibatkan pengetahuan
konseptual untuk pembentukan dan konseptualisasi kerangka kerja yang
digunakan untuk memandang dan mengkaji masalah dan
28
pengkajian juga meliputi definisi variabel yang akan diteliti dalam
memecahkan masalah Watson (1979) dalam Julia (1995) menjelaskan
kebutuhan yang harus dikaji oleh perawat yaitu:
a. Lower order needs (biophysical needs) yaitu kebutuhan untuk
tetap hidup meliputi kebutuhan nutrisi, cairan, eliminasi, dan
oksigenisasi
b. Lower order needs (psychophysical needs) yaitu kebutuhan
untuk berfungsi, meliputi kebutuhan aktivitas, aman, nyaman,
seksualitas
c. Higher order needs (psychosocial needs), yaitu kebutuhan
integritas yang meliputi kebutuhan akan penghargaan dan
berorganisasi
d. Higher order needs (intrapersonal dan interpersonal needs),
yaitu kebutuhan untuk aktualisasi diri
2. Perencanaan
Perencanaan membantu untuk menentukan bagaimana variabel-
variabel akan diteliti atau diukur, meliputi suatu pendekatan konseptual atau
design untuk pemecahan masalah yang mengacu pada asuhan keperawatan
serta meliputi penentuan data apa yang akan dikumpulkan dan pada siapa
dan bagaimana data akan dikumpulkan.
3. Implementasi
Merupakan tindakan langsung dan implementasi dari rencana serta
meliputi pengumpulan data.
29
4. Evaluasi
Merupakan metode dan proses untuk menganalisa data, juga untuk
meneliti efek dari intervensi berdasarkan data serta meliputi interpretasi
hasil, tingkat dimana suatu tujuan yang positif tercapai, dan apakah hasil
tersebut dapat digeneralisasikan.
2.3.8 Diagram cabang kebutuhan manusia menurut Jean Watson
Kebutuhan Biofisikal
Kebutuhan Psikofisikal
Kebutuhan Psikososial
Kebutuhan makanan dan cairan
Kebutuhan eliminasi Kebutuhan ventilasi
Kebutuhan aktivitas dan
istirahat Kebutuhan seksualitas
Kebutuhan berprestasi Kebutuhan berorganisasi
Intrapersonal-Interpersonal Kebutuhan aktualisasi diri
Gambar 2.1 Cabang kebutuhan manusia menurut Jean Watson
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka Konsep
Faktor yang
mempengaruhi
PROLANIS ada 3 aspek dalam Caring:
1. Aspek kontrak 2. Aspek etika 3. Aspek spiritual
Faktor yang
mempengaruhi Hipertensi:
1. Obesitas 2. Merokok 3. Alkohol 4. Polisitemia
Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS). Aktivitas dalam PROLANIS meliputi:
1. Aktivitas konsultasi
medis atau edukasi
2. Home visit 3. Reminder, 4. Aktivitas klub (BPJS
Kesehatan, 2014).
Penurunan Hipertensi
Efektif
Tidak Efektif
Menurun
Tidak
Menurun
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak diteliti
Gambar 3.1 Kerangka Konsep pengaruh Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS) terhadap penurunan tekanan darah pada pasien Hipertensi berbasis teori caring di Puskesmas Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang tahun 2017
30
31
3.2 Penjelasan Kerangka Konsep
Faktor yang mempengaruhi PROLANIS dalam caring yaitu aspek kontrak,
aspek etika dan aspek spiritual. PROLANIS yang diselenggarakan oleh BPJS
Kesehatan meliputi aktivitas yaitu aktivitas konsultasi medis atau edukasi, Home
visit, Reminder, dan Aktivitas klub. Faktor yang mempengaruhi Hipertensi yaitu
obesitas, merokok, alkohol, dan polisitemia. Sedangkan yang diteliti dalam
penelitian ini adalah pengaruh Program Pengelolaan Penyakit Kronis
(PROLANIS) terhadap penurunan tekanan darah pada pasien Hipertensi berbasis
teori caring di Puskesmas Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang tahun 2017.
3.3 Hipotesis
Hipotesis dalam suatu penelitian merupakan jawaban sementara penelitian,
patokan duga, atau dalil sementara, yang kebenarannya akan dibuktikan dalam
penelitian tersebut (Notoatmojo, 2010). Hipotesis dari penelitian ini adalah:
H0: Tidak ada pengaruh Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS)
terhadap penurunan tekanan darah pada pasien Hipertensi berbasis teori
caring di Puskesmas Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang tahun 2017
H1: Ada pengaruh Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS)
terhadap penurunan tekanan darah pada pasien Hipertensi berbasis teori
caring di Puskesmas Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang tahun 2017
BAB 4
METODE PENELITIAN
Metode penelitian sebagai suatu cara untuk memperoleh kebenaran dan
pengetahuan atau pemecahan suatu masalah pada dasarnya menggunakan metode
ilmiah (Notoatmodjo, 2010).
4.1. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah sesuatu yang vital dalam penelitian yang
memungkinkan memaksimalkan suatu kontrol beberapa faktor yang bisa
mempengaruhi validiti suatu hasil. Desain riset sebagai petunjuk peneliti dalam
perencanaan dan pelaksanaan penelitian untuk mencapai suatu tujuan atau
menjawab suatu pertanyaan (Nursalam, 2013).
Jenis penelitian pra eksperimen yaitu suatu rancangan penelitian yang
digunakan untuk mencari hubungan sebab akibat dengan adanya keterlibatan
penelitian dalam melakukan manipulasi terhadap variabel bebas (Nursalam,
2013). Desain penelitian yang digunakan adalah one group pre test post test
design yang merupakan rancangan eksperimen dengan cara dilakukan pre test
terlebih dahulu sebelum diberikan intervensi kemudian setelah diberikan
intervensi dilakukan post test (Hidayat, 2010).
4.2 Waktu dan Tempat Penelitian
4.2.1 Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai penyusunan proposal sampai dengan
penyusunan laporan akhir pada bulan Februari sampai Juni tahun 2017.
32
33
4.2.2 Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan diPuskesmas Bandarkedungmulyo Kabupaten
Jombang tahun 2017.
4.3 Populasi, Sampel dan Sampling
4.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Nursalam, 2013). Dalam
penelitian ini populasi yang digunakan adalah seluruh pasien Hipertensi di
Puskesmas Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang tahun 2017 berjumlah 40
orang.
4.3.2 Sampel
Sampel terdiri dari sebagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan
sebagai subyek penelitian (Nursalam, 2013). Sampel dalam penelitian ini adalah
pasien Hipertensi di Puskesmas Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang tahun
2017 berjumlah 36 orang.
Menurut Nursalam (2013) dalam penentuan besar sampel dapat digunakan
rumus:
N n = 1 N ()2
Keterangan :
n = jumlah sampel
N= jumlah populasi
α = derajat kesalahan = 5 % = 0,05
34
n =
n =
n =
n =
40
1 40 (0,05)2
40
1 40 (0,0025)
40
1 0,1
40
1,1
n = 36 orang 1. Kriteria sampel
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian pada
populasi target dan populasi terjangkau (Nursalam, 2013). Kriteria inklusi
dalam penelitian ini adalah:
a. Pasien Hipertensi di Puskesmas Bandarkedungmulyo Kabupaten
Jombang tahun 2017 yang bersedia diteliti dan menandatangani
informed concent
b. Pasien Hipertensi yang tergabung dalam PROLANIS di
Puskesmas Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang tahun
2017
4.3.3 Sampling
Sampling merupakan suatu proses dalam menyeleksi sampel yang
digunakan dalam penelitian (Hidayat, 2010). Sampling merupakan suatu proses
menyeleksi dari populasi untuk dapat mewakili. Teknik sampling yang digunakan
dalam penelitian ini adalah probability sampling dengan metode simple random
sampling yaitu pengambilan sampel dengan cara acak tanpa memperhatikan strata
yang ada dalam anggota populasi (Hidayat, 2010).
35
4.4 Kerangka Kerja (Frame Work)
Identifikasi masalah
Populasi
Seluruh pasien Hipertensi PROLANIS di Puskesmas Bandarkedungmulyo
Kabupaten Jombang tahun 2017 sebanyak 40 orang
Sampling Simple random sampling
Sampel
Sebagian pasien Hipertensi PROLANIS di Puskesmas Bandarkedungmulyo
Kabupaten Jombang tahun 2017 sebanyak 36 orang
Desain Penelitian One group pre test post test design
Pengumpulan Data Lembar observasi, rekam medis dan tensi meter air raksa
Variabel Independen Variabel Dependen
Program pengelolaan penyakit kronis Penurunan tekanan darah
(PROLANIS)
Pengolahan data
Editing, Coding, Scoring, Tabulating
Analisa data
Uji wilcoxon
Penyusunan Laporan Akhir
Gambar 4.1 Kerangka kerja penelitian tentang pengaruh Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS) terhadap penurunan tekanan darah pada pasien Hipertensi berbasis teori caring di Puskesmas Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang tahun 2017
36
4.5 Identifikasi Variabel
Variabel adalah konsep dari berbagai level abstrak yang didefinisikan
sebagai suatu fasilitas untuk pengukuran atau manipulasi suatu penelitian
(Nursalam, 2016). Dalam penelitian ini dibedakan antara variabel independent dan
variabel dependent.
4.5.1 Variabel independent (bebas)
Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau nilainya
menetukan variabel lain (Nursalam, 2016). Variabel independent pada penelitian
ini adalah Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS).
4.5.2 Variabel Dependent (terikat)
Variabel dependen merupakan variabel yang nilainya dipengaruhi oleh
variabel lain (Nursalam, 2016). Variabel dependent dalam penelitian ini adalah
penurunan tekanan darah.
4.6 Definisi Operasional
Definisi operasional yaitu definisi berdasarkan karakteristik yang diamati
dari sesuatu yang didefinisikan tersebut. Karakteristik yang dapat diamati (diukur)
itulah yang merupakan kunci definisi operasional (Nursalam, 2016).
37
Tabel 4.1 Definisi Operasional pengaruh Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS) terhadap penurunan tekanan darah pada pasien Hipertensi
berbasis teori caring di Puskesmas Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang tahun 2017
Variabel Definisi
Parameter Alat ukur Skala
Skor
Operasional
Independent: Suatu sistem Pelaksanaan Lembar Ordinal Dilakukan = 2
Program pelayanan dalam observasi Tidak dilakukan=1
pengelolaan kesehatan PROLANIS
penyakit dan meliputi: 1. Efektif: Bila
kronis pendekatan 1. Aktivitas aktivitas
(PROLANIS) proaktif yang konsultasi PROLANIS
dilaksanakan medis atau terlaksana
secara edukasi jumlah ≥50%
terintegrasi 2. Home visit skor ≥5
yang 3. Reminder 2. Tidak
melibatkan 4. Aktivitas klub Efektif:Bila
Peserta, (BPJS Kesehatan, aktivitas
Fasilitas 2014) PROLANIS
Kesehatan terlaksana
dan BPJS <50% skor <5
Kesehatan
Variabel Penurunan Tingkatan Rekam Ordinal 1. Menurun: Jika
dependent: perubahan hipertensi: medis dan tekanan darah
Penurunan tekanan 1. Optimal Tensi sistolik lebih
tekanan darah darah dari 2. Normal meter air rendah dari
tinggi ke 3. Normal tinggi raksa pengukuran
lebih rendah 4. Hipertensi pertama
pada pasien tingkat I 2. Tidak menurun:
Hipertensi 5. Hipertensi Jika tekanan
sebelum dan tingkat II darah sistolik
sesudah 6. Hipertensi tetap atau naik
mengikuti tingkat III dari pengukuran
PROLANIS 7. Hipertensi pertama
isolated
systolic
(Sumber:
Konsensus
Penatalaksanaan
Hipertensi, 2014)
38
4.7 Pengumpulan dan Analisa Data
4.7.1 Instrumen penelitian
Untuk membuat data yang relevan dengan tujuan penelitian, maka peneliti
menggunakan instrumen pengumpulan data berupa lembar observasi. Adapun
yang dimaksud observasi adalah suatu hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh
perhatian untuk menyadari adanya rangsangan yang meliputi melihat, mencatat
jumlah dan taraf aktivitas tertentu yang ada hubungan dengan masalah yang
diteliti (Notoatmojo, 2010).
Untuk mendapatkan data variabel dependent penurunan tekanan darah
peneliti menggunakan tensi meter air raksa dan rekam medis secara langsung.
Sedangkan untuk variabel independent dengan menggunakan lembar observasi
kegiatan Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS).
4.7.2 Prosedur penelitian atau proses penelitian
Sebelum melakukan pengumpulan data terlebih dahulu, prosedur yang
ditetapkan adalah sebagai berikut:
1. Mengurus izin penelitian kepada STIKES ICME Jombang
2. Mengurus izin penelitian kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Jombang
3. Mengurus izin penelitian kepada Kepala Puskesmas
Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang
4. Menjelaskan kepada calon responden tentang penelitian dan bila
bersedia menjadi responden dipersilahkan untuk menandatangani
informed consent
39
5. Peneliti mengisi lembar observasi terkait kehadiran aktif PROLANIS
dan pemantauan tekanan darah
6. Setelah lembar observasi terkumpul, peneliti melakukan pengolahan
data
7. Terakhir dilakukan penyusunan laporan hasil penelitian
4.7.3 Pengolahan data
Setelah lembar observasi terkumpul, selanjutnya dilakukan pengolahan data
dengan cara sebagai berikut:
1. Editing
Editing adalah hasil wawancara, angket, atau pengamatan dari
lapangan harus dilakukan penyuntingan (editing) terlebih dahulu. Secara
umum editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian
formulir atau lembar observasi tersebut (Notoatmodjo, 2012).
2. Coding
Coding setelah lembar observasi diedit atau disunting, selanjutnya
dilakukan pengkodean atau coding yakni mengubah data berbentuk kalimat
atau huruf menjadi data angka atau bilangan (Notoatmodjo, 2012).
1) Data umum
a. Responden
Responden 1 = 1
Responden 2 = 2
Responden 3 = 3, dst
b. Jenis Kelamin
Laki-laki = K1
40
Perempuan = K2
c. Umur
21-35 tahun = U1
36-45 tahun = U2
46-65 tahun = U3
>65 tahun = U4
d. Pendidikan
Tidak Sekolah = P1
SD = P2
SMP = P3
SMA = P4
Perguruan Tinggi = P5
e. Pekerjaan
Tidak Bekerja = S1
Petani = S2
Wiraswasta = S3
PNS = S4
2) Data khusus
Pada variabel independent pelaksanaan Program Pengelolaan
Penyakit Kronis (PROLANIS):
a. Kode 1: Bila Program Pengelolaan Penyakit Kronis
(PROLANIS) efektif
b. Kode 2: Bila Program Pengelolaan Penyakit Kronis
(PROLANIS) tidak efektif
41
Pada variabel dependent penurunan tekanan darah:
1. Kode 1: Optimal jika TD sistolik <120
2. Kode 2: Normal jika TD sistolik 120-129
3. Kode 3: Normal Tinggi jika TD sistolik 130-139
4. Kode 4: Hipertensi tingkat I jika TD sistolik 140-159
5. Kode 5: Hipertensi tingkat II jika TD sistolik 160-179
6. Kode 6: Hipertensi tingkat III jika TD sistolik ≥180
7. Kode 7: Hipertensi isolated systolic
≥140 Dengan kriteria hasil:
a. Kode 1: Menurun jika tekanan darah sistolik lebih rendah dari
pengukuran pertama
b. Kode 2: Tidak menurun jika tekanan darah sistolik tetap atau
naik dari pengukuran pertama
3. Scoring
Scoring adalah kegiatan penilaian hasil lembar observasi yang
dilakukan pada responden (Nursalam, 2013). Scoring dalam variabel
Program pengelolaan penyakit kronis (PROLANIS) dengan menggunakan
skala likert adalah:
Dilakukan = 2
Tidak dilakukan = 1
N Sp
x 100%
Sm
Keterangan:
N
Sp
Sm
: Nilai yang didapat
: Skor yang diperoleh
: Skor tertinggi maksimum (Arikunto, 2002)
42
Dengan kriteria sebagai berikut:
a. Efektif: Bila aktivitas PROLANIS terlaksana jumlah ≥50% skor
≥5
b. Tidak efektif: Bila aktivitas PROLANIS terlaksana jumlah
<50% skor <5
Scoring variabel penurunan tekanan darah dengan melihat
perbandingan tekanan darah sebelum dan sesudah mengikuti PROLANIS:
a. Menurun: jika tekanan darah sistolik lebih rendah dari
pengukuran pertama
b. Tidak menurun: jika tekanan darah sistolik tetap atau naik dari
pengukuran pertama
4. Tabulating
Tabulating adalah mengelompokkan data ke dalam satu tabel tertentu
menurut sifat-sifat yang dimiliki. Pada data ini dianggap bahwa data telah
diproses sehingga harus segera disusun pola format yang telah dirancang
(Nursalam, 2013).
4.7.4 Analisa data
1. Analisis univariat
Analisis ini dilakukan untuk melihat permasalahan pada masing-
masing variabel yang diamati melalui prosedur statistik deskriptif dilihat
kecenderungan pemusatan dari masing-masing variabel. Semua variabel
berskala dikotomi, kecenderungan pemusatan data dianalisis dengan cara
menentukan porsi dari masing-masing kategori. Pengamatan pada setiap
43
variabel, analisis univariat dengan melihat distribusi variabel dikotomi
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
P = Nf x 100%
Keterangan :
P : Prosentase
f : Jumlah responden berdasarkan karakteristik kategori
N: Jumlah seluruh responden (Budiarto, 2010)
Adapun hasil pengolahan data tersebut diinterprestasikan
menggunakan skala kumulatif (Arikunto, 2010):
100 % = Seluruhnya
76 % - 99 % = Hampir seluruhnya
51 % - 75 % = Sebagian besar dari responden
50 % = Setengah responden
26 % - 49 % = Hampir dari setengahnya
1 % - 25 % = Sebagian kecil dari responden
0 % = Tidak ada satupun dari responden
2. Analisis bivariat
Analisis bivariat merupakan uji statistik yang digunakan untuk
variabel sikapi dilakukan uji statistik wilcoxon dengan derajat kesalahan α =
0,05 menggunakan SPSS 16 for windows untuk mengetahui ada tidaknya
perbedaan antara dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel tergantung
(Sugiyono, 2010). Dimana pengambilan keputusan uji statistik ini yaitu: jika
p < α (0,05) maka H0 ditolak H1 diterima, artinya ada pengaruh Program
Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS) terhadap penurunan tekanan
darah pada pasien Hipertensi berbasis teori caring di Puskesmas
44
Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang tahun 2017. Jika p > α (0,05)
maka H1 ditolak H0 diterima, artinya tidak ada pengaruh Program
Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS) terhadap penurunan tekanan
darah pada pasien Hipertensi berbasis teori caring di Puskesmas
Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang tahun 2017.
4.8 Etika Penelitian
Sebelum melakukan penelitian, peneliti mengajukan permohonan kepada
Institusi Program Studi Sarjana I Keperawatan STIKES ICME Jombang untuk
mendapatkan persetujuan. Setelah itu baru melakukan penelitian pada responden
dengan menekankan pada masalah etika yang meliputi:
4.8.1 Informed consent (lembar persetujuan)
Informed consent diberikan sebelum penelitian dilakukan pada subjek
penelitian. Subjek diberi tahu tentang maksud dan tujuan penelitian. Jika subjek
bersedia responden menandatangani lembar persetujuan.
4.8.2 Anonymity (tanpa nama)
Peneliti tidak perlu mencantumkan nama responden pada lembar observasi.
Peneliti cukup menulis nomor responden atau inisial saja untuk menjamin
kerahasiaan identitas.
4.8.3 Confidentiality (kerahasian)
Kerahasian informasi responden dijamin oleh peneliti dengan cara tidak
menulis nama di daftar lembar observasi serta memusnahkan lembar observasi
setelah peneliti mentabulasi data-data yang digunakan dalam penelitian dan hanya
kelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan sebagai hasil
penelitian.
45
4.9 Keterbatasan Penelitian
4.9.1 Keterbatasan waktu
PROLANIS diadakan 1 kali dalam 1 bulan, sedangkan waktu penelitian 2
bulan sehingga peneliti hanya dapat mengikuti 2 kali kegiatan PROLANIS. Perlu
3-4 kali pengumpulan data kegiatan PROLANIS, sehingga data yang diperoleh
lebih akurat. Oleh karena itu peneliti memerlukan waktu 3-4 bulan untuk
pengumpulan data.
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini menguraikan hasil penelitian yang dilaksanakan di Puskesmas
Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang Tahun 2017 pada bulan April dan Mei
2017 dengan responden 36 orang. Hasil penelitian disajikan dalam dua bagian
yaitu data umum dan data khusus. Data umum dimuat karakteristik responden
jenis kelamin, umur, pendidikan dan pekerjaan. Sedangkan data khusus terdiri dari
kehadiran aktif PROLANIS dan pemantauan tekanan darah yang disajikan dalam
tabel.
5.1. Hasil Penelitian
5.1.1 Kondisi geografis
Puskesmas Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang terletak di Jalan Raya
Bandar Kedungmulyo Km. 17, Kecamatan Bandar Kedungmulyo, Kabupaten
Jombang, provinsi Jawa Timur, Indonesia 61462. Puskesmas Bandarkedungmulyo
Kabupaten Jombang terletak masuk ke arah utara 100 meter pertigaan dari jalan
raya dan Puskesmas ini menghadap ke barat.
5.1.2 Gambaran penatalaksanaan penelitian
1. Penelitian dilakukan pada bulan April dan Mei 2017 di Puskesmas
Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang. Penelitian ini dilakukan
dengan lembar observasi, tensi meter air raksa, dan rekam medis yang
dilakukan oleh peneliti.
46
47
2. Faktor yang mendukung penelitian
a. Responden kooperatif
b. Respon aktif dari responden
c. Tidak ada penghambat dalam penelitian ini
5.1.3 Data umum
1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel 5.1 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin di Puskesmas
Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang tahun 2017
No Jenis Kelamin N (%)
1. Laki-Laki 8 22,2
2. Perempuan 28 77,8
Total 36 100 Sumber Data: Primer, 2017
Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa hampir seluruhnya
dari responden jenis kelamin adalah perempuan sebanyak 28
responden (77.8%).
2. Karakteristik responden berdasarkan umur
Tabel 5.2 Karakteristik responden berdasarkan umur di Puskesmas
Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang tahun 2017
No Umur N (%)
1. 36-45 Tahun 1 2,8
2. 46-65 Tahun 31 86,1
3. >65 Tahun 4 11,1
Total 36 100 Sumber Data: Primer, 2017
Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan bahwa hampir seluruhnya
dari responden umur adalah 46-65 tahun sebanyak 31 responden
(86,1).
48
3. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan
Tabel 5.3 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan di Puskesmas
Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang tahun 2017
No Pendidikan N (%)
1. SD 18 50,0
2. SMP 10 27,8
3. SMA 7 19,4
4. Perguruan Tinggi 1 2,8
Total 36 100
Sumber Data: Primer, 2017
Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan bahwa setengah dari
responden tingkat pendidikan adalah SD sebanyak 18 responden
(50,0%).
4. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan
Tabel 5.4 Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan di Puskesmas
Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang tahun 2017
No Pekerjaan N (%)
1. Tidak Bekerja 13 36,1
2. Petani 10 27,8
3. Wiraswasta 12 33,3
4. PNS 1 2,8
Total 36 100
Sumber Data: Primer, 2017
Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan bahwa hampir dari
setengahnya responden pekerjaan adalah tidak bekerja sebanyak 13
responden (36,1%).
49
5.1.4 Data khusus
1. Distribusi frekuensi penurunan tekanan darah sebelum diberikan
Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS)
Tabel 5.5 Distribusi penurunan tekanan darah responden sebelum diberikan
Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS) di
Puskesmas Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang tahun
2017
No Tekanan Darah N (%)
1. Hipertensi Tingkat I 14 38,9
2. Hipertensi Tingkat II 19 52,8
3. Hipertensi Tingkat III 3 8.3
Total 36 100
Sumber Data: Primer, 2017
Berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan bahwa sebagian besar dari
responden tekanan darah sebelum diberikan PROLANIS adalah
Hipertensi tingkat I sebanyak 19 responden (52,8%).
2. Distribusi frekuensi penurunan tekanan darah sesudah diberikan
Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS)
Tabel 5.6 Distribusi penurunan tekanan darah responden sesudah diberikan
Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS) di
Puskesmas Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang tahun
2017
No Tekanan Darah N (%)
1. Optimal 1 2,8
2. Normal 4 11,1
3. Normal Tinggi 17 47,2
4. Hipertensi Tingkat I 3 8,3
5. Hipertensi Tingkat II 5 13,9
6. Hipertensi Tingkat III 6 16,7
Total 36 100 Sumber Data: Primer, 2017
Berdasarkan tabel 5.6 menunjukkan bahwa hampir dari
setengahnya dari responden tekanan darah sesudah diberikan
PROLANIS adalah normal tinggi sebanyak 17 responden (47,2%).
50
3. Distribusi frekuensi kehadiran aktif PROLANIS kegiatan konsultasi
medis
Tabel 5.7 Distribusi kehadiran aktif PROLANIS kegiatan konsultasi medis
di Puskesmas Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang tahun
2017
No Konsultasi Medis N (%)
1. Dilakukan 36 100
Total 36 100 Sumber Data: Primer, 2017
Berdasarkan tabel 5.7 menunjukkan bahwa seluruhnya dari
responden kegiatan konsultasi medisadalah dilakukan sebanyak 36
responden (100%).
4. Distribusi frekuensi kehadiran aktif PROLANIS kegiatan edukasi
Tabel 5.8 Distribusi kehadiran aktif PROLANIS kegiatan edukasi di
Puskesmas Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang tahun
2017
No Edukasi N (%)
1. Dilakukan 36 100
Total 36 100
Sumber Data: Primer, 2017
Berdasarkan tabel 5.8 menunjukkan bahwa seluruhnya dari
responden kegiatan edukasi adalah dilakukan sebanyak 36 responden
(100%).
5. Distribusi frekuensi kehadiran aktif PROLANIS kegiatan Reminder
Tabel 5.9 Distribusi kehadiran aktif PROLANIS kegiatan Reminder di
Puskesmas Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang tahun
2017
No Reminder N (%)
1. Dilakukan 36 100
Total 36 100 Sumber Data: Primer, 2017
51
Berdasarkan tabel 5.9 menunjukkan bahwa seluruhnya dari
responden kegiatan Reminder adalah dilakukan sebanyak 36
responden (100%).
6. Distribusi frekuensi kehadiran aktif PROLANIS kegiatan Home visit
Tabel 5.10 Distribusi kehadiran aktif PROLANIS kegiatan Home visit di
Puskesmas Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang tahun
2017
No Home visit N (%)
1. Tidak Dilakukan 36 100
Total 36 100 Sumber Data: Primer, 2017
Berdasarkan tabel 5.10 menunjukkan bahwa seluruhnya dari
responden kegiatan Home visit adalah tidak dilakukan sebanyak 36
responden (100%).
7. Tabulasi silang pengaruh program pengelolaan penyakit kronis
(PROLANIS) terhadap penurunan tekanan darah
Tabel 5.11 Tabulasi silang pengaruh program pengelolaan penyakit kronis
(PROLANIS) terhadap penurunan tekanan darah di Puskesmas
Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang tahun 2017
Tekanan Darah Sesudah Prolanis
Optimal Normal Normal HT HT HT
Total
Tinggi I II III
Tekanan Darah HT I 1 1 7 1 1 3 14
Sebelum HT II 0 3 10 1 3 2 19
PROLANIS HT III 0 0 0 1 1 1 3
Total 1 4 17 3 5 6 36
Sumber Data: Primer, 2017
Berdasarkan tabel 5.11 menunjukkan bahwa dari 36 responden
hampir dari setengahnya yaitu sebanyak 10 responden (27,8%)
tekanan darah sebelum PROLANIS adalah Hipertensi tingkat II
berubah menjadi normal tinggi sesudah PROLANIS.
52
5.1.5 Analisa data bivariat
Hasil uji statistik menggunakan uji Wilcoxon dengan derajat kesalahan
α = 0,05 diperoleh hasil nilai p = 0.001 < α = 0,05). Hal itu berarti bahwa H0
ditolak dan H1 diterima yang berarti ada pengaruh Program Pengelolaan
Penyakit Kronis (PROLANIS) terhadap penurunan tekanan darah pada
pasien Hipertensi berbasis teori caring di Puskesmas Bandarkedungmulyo
Kabupaten Jombang tahun 2017.
5.2. Pembahasan
5.2.1 Tekanan darah sebelum dilakukan Program Pengelolaan Penyakit Kronis
(PROLANIS) di Puskesmas Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang
tahun 2017.
Berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan bahwa sebagian besar dari
responden tekanan darah sebelum diberikan PROLANIS adalah Hipertensi
tingkat II sebanyak 19 responden. Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan
bahwa hampir seluruhnya dari responden jenis kelamin adalah perempuan
sebanyak 28 responden. Jenis kelamin juga merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi tekanan darah (Rosta, 2011;Novitaningtyas, 2014).
Berdasarkan hasil penelitian (Wahyuni dan Eksanoto, 2013;Novitaningtyas,
2014), perempuan cenderung menderita Hipertensi daripada laki-laki. Pada
penelitian tersebut sebanyak 27,5% perempuan mengalami Hipertensi,
sedangkan untuk laki-laki hanya sebesar 5,8%. Perempuan akan mengalami
peningkatan resiko tekanan darah tinggi (Hipertensi) setelah menopouse
yaitu usia diatas 45 tahun. Perempuan yang belum menopouse dilindungi
53
oleh hormon estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadar High
Density Lipoprotein (HDL). Kadar kolesterol HDL rendah dan tingginya
kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein) mempengaruhi terjadinya proses
aterosklerosis dan mengakibatkan tekanan darah tinggi (Anggraini dkk,
2009;Novitaningtyas, 2014).
Tekanan darah adalah kekuatan yang diperlukan agar darah dapat
mengalir didalam pembuluh darah dan beredar mencapai semua jaringan
tubuh manusia. Darah yang dengan lancar beredar keseluruh bagian tubuh
berfungsi sangat penting sebagai media pengangkut oksigen serta zat-zat
lain yang diperlukan bagian sel tubuh. Selain itu, darah juga berfungsi
sebagai sarana pengangkut sisa hasil metabolisme yang tidak berguna lagi
dari jaringan tubuh (Gunawan L, 2007). Hipertensi adalah peningkatan
tekanan darah secara menetap > 140/90 mmHg. Hipertensi yang tidak
terkontrol atau tidak diobati, dapat menimbulkan komplikasi dan kematian
prematur (BPJS Kesehatan, 2014).
Pemerintah melalui BPJS Kesehatan mengupayakan salah satu
program untuk mengatasi permasalahan tersebut melalui Program
Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS). Perlu peran dari berbagai
pihak, baik dari tenaga kesehatan yang hendaknya mengupayakan program
pengelolaan penyakit kronis tersebut berjalan sehingga dapat mengatasi
kasus Hipertensi pasien, dengan menggunakan metode promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif. Penurunan tekanan darah pada pasien Hipertensi
pada program PROLANIS lebih disebabkan karena pasien tersebut rutin
54
dalam mengikuti kegiatan tersebut sehingga dapat melakukan pemantauan
secara berkala.
5.2.2 Tekanan darah sesudah dilakukan Program Pengelolaan Penyakit Kronis
(PROLANIS) di Puskesmas Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang
tahun 2017
Berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan bahwa sebagian besar dari
responden tekanan darah sebelum diberikan PROLANIS adalah Hipertensi
tingkat II sebanyak 19 responden. Berdasarkan tabel 5.6 menunjukkan
bahwa hampir dari setengahnya dari responden tekanan darah sesudah
diberikan PROLANIS adalah Normal Tinggi sebanyak 17 responden.
PROLANIS adalah suatu sistem pelayanan kesehatan dan pendekatan
proaktif yang dilaksanakan secara terintegrasi yang melibatkan peserta,
fasilitas kesehatan dan BPJS Kesehatan dalam rangka pemeliharaan
kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan yang menderita penyakit kronis
untuk mencapai kualitas hidup yang optimal dengan biaya pelayanan
kesehatan yang efektif dan efisien (BPJS Kesehatan, 2014).
Tujuan dari kegiatan program pengelolaan penyakit kronis adalah
untuk mendorong peserta penyandang penyakit kronis khususnya Hipertensi
mencapai kualitas hidup optimal dengan indikator 75% peserta terdaftar
yang berkunjung ke fasilitas tingkat pertama memiliki hasil baik pada
pemeriksaan spesifik terhadap Diabetes Mellitus Tipe 2 dan Hipertensi
sesuai panduan klinis terkait sehingga dapat mencegah timbulnya
komplikasi penyakit (BPJS Kesehatan, 2014).
55
Bentuk pelaksanaan program pengelolaan penyakit kronis terdapat
aktivitas dalam PROLANIS meliputi aktivitas konsultasi medis atau
edukasi, Home visit, Reminder, aktivitas klub dan pemantauan status
kesehatan (BPJS Kesehatan, 2014). Beberapa hal yang melatarbelakangi
keefektifan kegiatan PROLANIS yang dilakukan dengan indikator pasien
berkunjung lebih dari 2 kali pertemuan adalah karena keaktifan dari tenaga
kesehatan di Puskesmas yang melakukan aktivitas Reminder yang
merupakan salah satu aktivitas dalam PROLANIS berupa menyebarkan
undangan kepada pasien yang menderita Hipertensi.
5.2.3 Pengaruh Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS) terhadap
penurunan tekanan darah di Puskesmas Bandarkedungmulyo Kabupaten
Jombang tahun 2017
Berdasarkan tabel 5.11 menunjukkan bahwa dari 36 responden hampir
dari setengahnya yaitu sebanyak 10 responden tekanan darah sebelum
PROLANIS adalah Hipertensi Tingkat II berubah menjadi Normal Tinggi
sesudah PROLANIS. Berdasarkan tabel 5.11 menunjukkan bahwa dari 36
responden sebagian kecil yaitu sebanyak 7 responden tekanan darah
sebelum PROLANIS adalah Hipertensi Tingkat I berubah menjadi Normal
Tinggi sesudah PROLANIS. Aktivitas dalam PROLANIS meliputi aktivitas
konsultasi medis atau edukasi, Home visit, Reminder, aktivitas klub dan
pemantauan status kesehatan (BPJS Kesehatan, 2014). Hasil analisa uji
statistik Wilcoxon menunjukkan bahwa nilai α < 0,05 yaitu sebesar p =
0,001 sehingga H0 ditolak H1 diterima yang berarti ada pengaruh Program
Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS) terhadap penurunan tekanan
56
darah pasien Hipertensi berbasis teori caring di Puskesmas
Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang tahun 2017.
Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan
untuk berdedikasi bagi orang lain, pengawasan dengan waspada, perasaan
empati pada orang lain dan perasaan cinta atau menyayangi. Caring adalah
sentral untuk praktik keperawatan karena caring merupakan suatu cara
pendekatan yang dinamis, dimana perawat bekerja untuk lebih
meningkatkan kepeduliannya kepada klien. Dalam keperawatan, caring
merupakan bagian inti yang penting terutama dalam praktik keperawatan
(Sartika, 2011).
Hal ini sejalan dengan aktivitas PROLANIS yaitu Reminder.
Reminder adalah kegiatan untuk memotivasi pasien melakukan kunjungan
rutin kepada fasilitas kesehatan pengelola melalui pengingatan jadwal
konsultasi ke fasilitas kesehatan pengelola tersebut. Menurut peneliti ini
menunjukkan bahwa petugas kesehatan memberikan perhatian atau caring
demi meningkatkan kualitas hidup pasien sehingga masalah yang hadapi
pasien seperti penyakit Hipertensi yang diderita bisa teratasi melalui
program PROLANIS.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti aktivitas Reminder menjadi
aktivitas PROLANIS yang paling maksimal dilakukan, sehingga masyarakat
paham dan mengerti kapan jadwal kegiatan PROLANIS ini diadakan.
Sedangkan aktivitas Home visit merupakan aktivitas kunjungan petugas
pelayanan kesehatan kerumah pasien tidak ditemui oleh peneliti, sehingga
menurut peneliti aktivitas PROLANIS dari aktivitas konsultasi medis atau
57
edukasi, Reminder, aktivitas klub maksimal dilakukan oleh petugas
kesehatan. Oleh karena itu perlu direncanakan dan memberi tugas kepada
sebagian petugas kesehatan di Puskesmas untuk melakukan kunjungan
Home visit kerumah pasien, sehingga 4 aktivitas PROLANIS bisa berjalan
sama rata dan maksimal sesuai dengan apa yang telah dicanangkan oleh
Pemerintah dan BPJS Kesehatan. Dari keseluruhan aktivitas kegiatan
PROLANIS selama penelitian 2 bulan menurut peneliti mencapai angka
87,5%, hal ini karena peneliti menemukan 1 aktivitas PROLANIS yang
tidak berjalan yaitu Home visit. Penilaian tersebut bersumber dari data yang
diperoleh oleh peneliti dengan menggunakan lembar observasi kegiatan
PROLANIS.
Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS) efektif terhadap
penurunan tekanan darah pasien Hipertensi berbasis teori caring di
Puskesmas Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang tahun 2017 menjadi
tolak ukur keberhasilan kegiatan PROLANIS. Dengan melakukan kegiatan
PROLANIS secara efektif dapat membantu pasien Hipertensi dalam
mengkondisikan tekanan darah pada keadaan normal. Sebaliknya
ketidakefektifan kegiatan PROLANIS berdampak tidak terpantaunya
tekanan darah serta kegiatan diet sehingga berdampak pada kondisi tekanan
darah yang dapat meningkat. Bagi Pelayanan kesehatan diharapkan dapat
mengembangkan kegiatan PROLANIS tersebut sehingga memotivasi
masyarakat untuk hadir dalam kegiatan yang dilakukan. Diharapkan bagi
pasien dan peneliti rutin berkunjung dalam kegiatan PROLANIS guna
menjaga kondisi tubuh melalui pengukuran tanda vital tekanan darah.
58
Penelitian ini dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya dalam
meneliti pengaruh Program Pengelolaan Penyakit Kronis dengan desain
penelitian yang berbeda dan jenis penyakit kronis lainnya.
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Tekanan darah sebelum pelaksanaan Program Pengelolaan Penyakit
Kronis (PROLANIS) di Puskesmas Bandarkedungmulyo Kabupaten
Jombang tahun 2017 yaitu sebagian besar dari responden adalah
Hipertensi tingkat II sebanyak 19.
2. Tekanan darah sesudah pelaksanaan Program Pengelolaan Penyakit
Kronis (PROLANIS) di Puskesmas Bandarkedungmulyo Kabupaten
Jombang tahun 2017 yaitu sebagian besar dari responden adalah
Hipertensi tingkat II.
3. Ada pengaruh Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS)
terhadap penurunan tekanan darah pada pasien Hipertensi berbasis
teori caring di Puskesmas Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang
tahun 2017.
6.2 Saran
1. Bagi pemegang program PROLANIS
Diharapkan dapat memaksimalkan kegiatan PROLANIS
tersebut sehingga memotivasi masyarakat untuk hadir dalam kegiatan
yang dilakukan.
59
60
2. Bagi Kepala Puskesmas
Perlu direncanakan dan memberi tugas kepada sebagian petugas
kesehatan di Puskesmas untuk melakukan kunjungan Home visit
kerumah pasien, sehingga 4 aktivitas PROLANIS bisa berjalan sama
rata dan maksimal sesuai dengan apa yang telah dicanangkan oleh
Pemerintah dan BPJS Kesehatan.
3. Bagi responden
Diharapkan dapat rutin berkunjung dalam kegiatan
PROLANIS guna menjaga kondisi tubuh melalui pengukuran tanda
vital tekanan darah.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Penelitian ini dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya
dalam meneliti pengaruh Program Pengelolaan Penyakit Kronis
dengan desain penelitian yang berbeda danjenis penyakit kronis
lainnya seperti asma, penyakit paru obstruksi kronis (PPOK), kanker,
diabetes melitus (DM), hipertiroid, jantung koroner, gagal jantung,
stroke, gagal ginjal kronis (GGK), batu ginjal, penyakit sendi/rematik.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.
BPJS Kesehatan. (2014). Panduan Klinis PROLANIS Hipertensi BPJS Kesehatan.
Jakarta: BPJS.
Budiarto, S. (2010). Promosi kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: EGC.
Dinkes Jombang. (2015). Jumlah kejadian hipertensi di Jombang: Dinkes Jombang.
Dinkes Provinsi Jawa Timur. (2014). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur
Tahun 2014 Available online, http://www.dinkes.jatimprov.o.id.pdf, disitasi: 22 Februari 2017.
Hidayat. (2010). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data, Jakarta, Salemba Medika.
Muhlisin, Abi &Ichsan, Burhannudin. (2008). Aplikasi Model Konseptual Caring
Dari Jean Watson Dalam Asuhan Keperawatan Available online,https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/501/3
i.pdf?sequence=1&isAllowed=y,disitasi: 07 Maret 2017.
Nanda. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc Edisi Revisi Jilid 2. Jogyakarta: Mediaction.
Notoatmodjo. (2010). Metode Penelitian untuk Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo. (2012). Metode Penelitian untuk Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Novitaningtyas, Tri. (2014). HubunganKarakteristik (Umur,
JenisKelamin,Tingkat Pendidikan) DanAktivitasFisikDengan
TekananDarah PadaLansiaDi KelurahanMakamhajiKecamatan
KartasuraKabupaten Sukoharjo. Sukoharjo;
UniversitasMuhammadiyah Surakarta.
Nursalam. (2013). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Surabaya: Salemba Medika.
Nursalam. (2016). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Surabaya: Salemba Medika.
61
62
Profil Kesehatan Jombang. (2014). Ebook Profil Kesehatan Jombang.
http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_K
OTA_2014/3517_Jatim_Kab_Jombang_2014.pdf, disitasi: 22 Februari 2017.
Sartika, Nanda. (2011). Konsep Caring. http://www.pedoman.news.com,disitasi tanggal 07 Maret 2017.
Sugiyono. (2010). Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Watson, J. (2004). Theory of human caring. http://www2.uchsc.edu/son/caring, disitasi tanggal 07 Maret 2017.
WHO. (2013). Prefalensi kasus hipertensi. http://google.Kasus hipertensi, disitasi tanggal 21 Februari 2017.
Wirawan, T. (2013). Menaklukkan Hipertensi dan Diabetes. Jakarta: Platinum.
Lampiran 1
JADWAL/TIME SCHEDULE PENELITIAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KEEHATAN
“INSAN CENDEKIA MEDIKA” JOMBANG
2017
Minggu Ke
No. Jenis Kegiatan Februari 2017 Maret 2017 April 2017 Mei 2017 Juni 2017
1
2 3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1 Konsultasi Judul
2 Studi Kepustakaan
3 Penyusunan Laporan
4 Bimbingan Proposal
5 Ujian Proposal
6 Revisi Proposal
7 Pengambilan Data
8 Pengolahan Data
9 Penyusunan Laporan Skripsi
10 Ujian Skripsi
11 Revisi
Lampiran 2
SURAT PERMOHONAN CALON RESPONDEN
Kepada
Bapak/Ibu
Di tempat
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswa Program Studi
Sarjana Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika
Jombang :
Nama : IKA PURWANTI NINGSIH
NIM : 133210092
Saat ini sedang mengadakan penelitian dengan judul ”Pengaruh Program
Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS) Terhadap Penurunan Tekanan Darah
Pada Pasien Hipertensi Berbasis Teori Caring di Puskesmas Bandarkedungmulyo
Kabupaten Jombang tahun 2017”.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh
Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS) Terhadap Penurunan
Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Berbasis Teori Caring di Puskesmas
Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang tahun 2017. Penelitian ini tidak
berbahaya dan tidak merugikan anda sebagai responden. Kerahasiaan semua
informasi yang telah diberikan akan dijaga dan hanya digunakan untuk
kepentingan penelitian saja. Jika anda tidak bersedia menjadi responden, maka
diperbolehkan untuk tidak ikut berpartisipasi dalam penelitian ini dan apabila
selama pengambilan data terdapat hal-hal yang tidak diinginkan, maka anda
berhak mengundurkan diri.
Apabila anda menyetujuinya, maka saya mohon kesediaanya untuk
menandatangani lembar persetujuan untuk pelaksanaan penelitian saya.
Atas perhatian dan kerjasamanya, saya mengucapkan banyak terima kasih.
Hormat Saya
( IKA PURWANTI NINGSIH )
Lampiran 3
LEMBAR PERSETUJUAN SEBAGAI RESPONDEN
Judul Penelitian : Pengaruh Program Pengelolaan Penyakit Kronis
(PROLANIS) Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada
Pasien Hipertensi Berbasis Teori Caring di Puskesmas
Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang tahun 2017
Peneliti : IKA PURWANTI NINGSIH
Dengan surat ini saya menyatakan bahwa, saya bersedia/tidak bersedia*
untuk menjadi responden dalam penelitaian dengan judul “Pengaruh Program
Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS) Terhadap Penurunan Tekanan Darah
Pada Pasien Hipertensi Berbasis Teori Caring di Puskesmas Bandarkedungmulyo
Kabupaten Jombang tahun 2017” yang akan dilaksanakan oleh saudari IKA
PURWANTI NINGSIH.
Saya telah mengetahui maksud dan tujuan dari penelitaian ini sesuai dengan
penjelasan dari peneliti yang sudah disampaikan kepada saya.
Demikian secara sukarela dan tidak ada paksaan dari pihak manapun, saya
bersedia berperan serta dalam penelitian ini.
Jombang, April 2017
Responden
( )
*Coret yang tidak perlu
Lampiran 4
LEMBAR OBSERVASI
Pengaruh Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS) Terhadap Penurunan
Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Berbasis Teori Caring Di Puskesmas
Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang Tahun 2017
PETUNJUK PENGISIAN SOAL
1. Jawablah dengan jujur sesuai dengan keadaan anda
2. Bacalah soal dengan seksama
3. Berilah tanda cek ( √ ) pada kolom yang tersedia dan tanda silang ( X ) pada
soal pilihan ganda
4. Pastikan semua soal terjawab semua
5. Kode responden dan skor diisi oleh penliti
Kode responden: ...........
1. DATA UMUM
a.Jenis kelamin:
: Laki-laki
: Perempuan
b. Umur:
: 21-35 tahun
: 36-45 tahun
: 46-65 tahun
: >65 tahun
c. Pendidikan:
: Tidak sekolah
: SD
: SMP
: SMA
: Perguruan tinggi
d. Pekerjaan:
: Tidak bekerja
: Petani
: Wiraswasta
: PNS
2. DATA KHUSUS
a.Kehadiran Aktif PROLANIS
No Kehadiran Aktif PROLANIS
Tanggal
Kode
Responden Konsultasi
Edukasi Reminder Home
Medis visit
b. Pemantauan Tekanan Darah
No Sebelum Sesudah PROLANIS Tidak
Menurun Kode
Responden PROLANIS
menurun
April Mei
Lampiran 5
Lampiran 6
DATA UMUM RESPONDEN
No Responden Jenis Kelamin Umur Pendidikan Pekerjaan
1 K1 U3 P2 S2
2 K2 U3 P3 S2
3 K1 U4 P4 S3
4 K2 U3 P3 S1
5 K2 U3 P2 S2
6 K2 U3 P2 S1
7 K2 U3 P2 S1
8 K2 U3 P2 S1
9 K2 U2 P3 S3
10 K1 U3 P3 S2
11 K2 U3 P4 S3
12 K2 U3 P2 S3
13 K2 U3 P3 S2
14 K2 U3 P4 S3
15 K2 U3 P2 S1
16 K2 U3 P3 S2
17 K2 U3 P3 S1
18 K2 U3 P2 S1
19 K2 U3 P2 S3
20 K2 U3 P3 S1
21 K1 U4 P2 S2
22 K2 U4 P2 S1
23 K1 U3 P2 S2
24 K2 U3 P4 S3
25 K2 U3 P2 S1
26 K1 U3 P4 S3
27 K2 U3 P2 S2
28 K1 U3 P3 S3
29 K2 U3 P2 S1
30 K2 U3 P4 S3
31 K2 U3 P4 S2
32 K2 U4 P3 S1
33 K2 U3 P2 S3
34 K2 U3 P5 S4
35 K1 U3 P2 S3
36 K2 U3 P2 S1
KETERANGAN :
Jenis Kelamin Kode K1 = Laki-laki Kode K2 = Perempuan
Umur Kode U1 = 21-35 tahun Kode U2 = 36-45 tahun Kode U3 = 46-65 tahun Kode U4 = >65 tahun
Pendidikan Kode P1 = Tidak Sekolah Kode P2 = SD Kode P3 = SMP Kode P4 = SMA Kode P5 = Perguruan Tinggi
Pekerjaan Kode S1 = Tidak Bekerja Kode S2 = Petani Kode S3 = Wiraswasta Kode S4 = PNS
Lampiran 7
DATA KHUSUS RESPONDEN
Kehadiran Aktif
Pemantauan Tekanan Darah
Nomer
Sesudah
PROLANIS Sebelum
Responden PROLANIS
PROLANIS
April Mei April Mei
1 1 1 4 4 3
2 1 1 4 6 3
3 1 1 5 5 5
4 1 1 6 5 4
5 1 1 5 4 3
6 1 1 6 5 6
7 1 1 5 6 3
8 1 1 5 5 6
9 1 1 4 4 3
10 1 1 4 3 5
11 1 1 5 5 4
12 1 1 5 4 3
13 1 1 5 4 3
14 1 1 4 4 3
15 1 1 5 4 3
16 1 1 5 3 2
17 1 1 5 5 5
18 1 1 5 4 3
19 1 1 4 4 3
20 1 1 5 4 2
21 1 1 4 4 3
22 1 1 4 4 3
23 1 1 5 4 2
24 1 1 4 5 6
25 1 1 5 4 3
26 1 1 5 4 3
27 1 1 5 4 5
28 1 1 5 4 3
29 1 1 4 4 4
30 1 1 4 5 6
31 1 1 4 5 6
32 1 1 4 3 2
33 1 1 5 5 6
34 1 1 4 2 1
35 1 1 5 4 3
36 1 1 6 4 5
KETERANGAN : Kehadiran Aktif PROLANIS Kode 1: Bila Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS) efektif Kode 2: Bila Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS) tidak efektif
Pemantauan Tekanan Darah Kode 1: Optimal jika TD sistolik <120 Kode 2: Normal jika TD sistolik 120-129 Kode 3: Normal Tinggi jika TD sistolik 130-139 Kode 4: Hipertensi tingkat I jika TD sistolik 140-159 Kode 5: Hipertensi tingkat II jika TD sistolik 160-179 Kode 6: Hipertensi tingkat III jika TD sistolik ≥180 Kode 7: Hipertensi isolated systolic ≥140
Dengan Kriteria : Kode 1: Menurun jika tekanan darah sistolik lebih rendah dari pengukuran pertama Kode 2: Tidak menurun jika tekanan darah sistolik tetap atau naik dari pengukuran
pertama
Lampiran 8
DATA UMUM
Frequencies
Statistics
Tekanan Tekanan
Jenis Umur Pendidikan
Pekerjaan
Darah Darah
Kelamin
Sebelum
Sesudah
PROLANIS PROLANIS
N
Valid 36 36 36 36 36 36
Missing
0
0
0
0
0
0
Frequency Table
JENIS KELAMIN
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Laki-Laki 8 22.2 22.2 22.2
Perempuan 28 77.8 77.8 100.0
Total 36 100.0 100.0
UMUR
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 36-45 Tahun 1 2.8 2.8 2.8
46-65 Tahun 31 86.1 86.1 88.9
>65 Tahun 4 11.1 11.1 100.0
Total 36 100.0 100.0
PENDIDIKAN
Frequency
Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
SD 18 50.0 50.0 50.0
SMP 10 27.8 27.8 77.8
Valid SMA 7 19.4 19.4 97.2
Perguruan Tinggi 1 2.8 2.8 100.0
Total 36 100.0 100.0
PEKERJAAN
Frequency
Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Bekerja 13 36.1 36.1 36.1
Petani 10 27.8 27.8 63.9
Wiraswasta 12 33.3 33.3 97.2
PNS 1 2.8 2.8 100.0
Total 36 100.0 100.0
DATA KHUSUS
Frequencies
Statistics
Tekanan Darah Sebelum PROLANIS Tekanan Darah Sesudah PROLANIS
N Valid 36 36
Missing 0 0
Frequency Table
TEKANAN DARAH SEBELUM PROLANIS
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Hipertensi Tingkat I 14 38.9 38.9 38.9
Hipertensi Tingkat II 19 52.8 52.8 91.7
Hipertensi Tingkat III 3 8.3 8.3 100.0
Total 36 100.0 100.0
TEKANAN DARAH SESUDAH PROLANIS
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Optimal
1
2.8
2.8
2.8
Normal 4 11.1 11.1 13.9
Normal Tinggi 17 47.2 47.2 61.1
Hipertensi Tingkat I 3 8.3 8.3 69.4
Hipertensi Tingkat II 5 13.9 13.9 83.3
Hipertensi Tingkat III 6 16.7 16.7 100.0
Total 36 100.0 100.0
Konsultasi Medis
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Dilakukan 36 100.0 100.0 100.0
Edukasi
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Dilakukan 36
100.0
100.0
100.0
Reminder
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Dilakukan 36 100.0 100.0 100.0
Home Visit
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak 36 100.0 100.0 100.0
Dilakukan
Lampiran 9
Crosstabs Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Tekanan Darah Sebelum
PROLANIS * Tekanan 36
100.0%
0 .0%
36
100.0%
Darah Sesudah
PROLANIS
TEKANAN DARAH SEBELUM PROLANIS * TEKANAN DARAH SESUDAH
PROLANIS Crosstabulation
Tekanan Darah Sesudah PROLANIS
Optimal Normal Normal Hipertensi Hipertensi
Hipertensi Total
Tingkat
Tinggi Tingkat I Tingkat II III
Tekanan Hipertensi 1
1 7 1
1
3
14
Darah Tingkat I
Sebelum Hipertensi 0
3 10 1
3
2
19
PROLANIS
Tingkat II
Hipertensi 0
0 0 1
1
1
3
Tingkat III
Total 1 4 17 3 5 6 36
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
Tekanan Darah Sesudah Negative Ranks 25a 16.66 416.50
PROLANIS - Tekanan Positive Ranks 6b 13.25 79.50
Darah Sebelum
Ties
5c
PROLANIS
Total 36
a. Tekanan Darah Sesudah PROLANIS < Tekanan Darah Sebelum PROLANIS
b. Tekanan Darah Sesudah PROLANIS > Tekanan Darah Sebelum PROLANIS
c. Tekanan Darah Sesudah PROLANIS = Tekanan Darah Sebelum PROLANIS
Test Statisticsb
Tekanan Darah Sesudah PROLANIS -
Tekanan Darah Sebelum PROLANIS
Z -3.372a
Asymp. Sig. (2-tailed) .001 a. Based on positive ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
Lampiran 10
Lampiran 11
Gambar proses kegiatan PROLANIS yang sedang berlangsung di Puskesmas Bandarkedungmulyo
Kabupaten Jombang pada tanggal 21 April 2017 dan 12 Mei 2017