skripsi - fisip untirta repositoryrepository.fisip-untirta.ac.id/500/1/efektivitas komunikasi... ·...
TRANSCRIPT
Efektivitas Komunikasi Antarpribadi Fasilitator terhadap pelaksanaan
Program Gerakan Pembangunan Kecamatan Rakyat Banten Bersatu
(GERBANG RATU)
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik pada Konsentrasi Ilmu Humas
Program Studi Ilmu Komunikasi
Oleh:
ADEN PAHALANA KUSUMA BARDANI
6662090033
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG
2015
ii
ALHAMDULILLAHIRABBIL’ALAMIIN ...
SYUKUR KEPADAMU YA ALLAH SANG MAHA PENGASIH DAN MAHA PENYAYANG ...
“SEMANGAT YANG DIBARENGI DENGAN DO’A DAN NIAT ADALAH KUNCI
KEBERHASILAN DI JALAN YANG BAIK”
TERUNTUK :
KEDUA ORANG TUAKU TERCINTA, ISTRIKU
DAN ADIK2 KU
... TERIMAKASIH UNTUK SEMUANYA ...
WISH U ALL THE BEST
ABSTRAK
Aden Pahalana Kusuma Bardani. NIM 6662090033. Skripsi. Efektivitas
Komunikasi Antarpribadi Fasilitator terhadap Pelaksanaan Program
Gerakan Pembangunan Kecamatan Rakyat Banten Bersatu (GERBANG
RATU). Pembimbing I : Iman Mukhroman, S. Sos, M. Si dan
Pembimbing II : Puspita Asri Praceka, S. Sos, M. Ikom
Fokus penelitian ini adalah efektivitas komunikasi antarpribadi fasilitator
terhadap pelaksanaan Program Gerakan Pembangunan Kecamatan Rakyat
Banten Bersatu (GERBANG RATU). Rumusan Masalah dari penelitian ini
adalah Sejauhmana efektivitas komunikasi antarpribadi fasilitator terhadap
pelaksanaan Program Gerakan Pembangunan Kecamatan Rakyat Banten
Bersatu (GERBANG RATU) di kecamatan. Tujuan dari penelitian ini untuk
mengetahui efektivitas komunikasi antarpribadi fasilitator terhadap
pelaksanaan Program Gerakan Pembangunan Kecamatan Rakyat Banten
Bersatu (GERBANG RATU). Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kuantitatif deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat
yang tergabung dalam kelompok unit pengelola kegiatan (UPK). Jumlah
sampel sebanyak 87 orang yang merupakan keseluruhan dari populasi dengan
pengambilan sampel menggunakan total sampling dengan teknik total random
sampling berdasarkan jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan. Instrumen
dalam penelitian ini didasarkan pada teori Joseph A. DeVito yang memuat 5
indikator. Pengumpulan data menggunakan studi kepustakaan, kuesioner,
wawancara, dokumentasi. Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah analisis data kuantitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
efektivitas komunikasi antarpribadi fasilitator terhadap pelaksanaan Program
Gerakan Pembangunan Kecamatan Rakyat Banten Bersatu (GERBANG
RATU) mencapai 72%. Hal tersebut karena merupakan bentuk tanggung
jawab kegiatan pemerintah daerah yang diberikan oleh pemerintah pusat
kepada wilayah kecamatan yang ada di Provinsi Banten dalam hal kegiatan
bantuan dana senilai Rp. 1.000.000.000 yang dikelola oleh PNPM Mandiri
Perdesaan yang tersebar di seluruh kecamatan dalam rangka percepatan
pengurangan kemiskinan. Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi
antarpribadi fasilitator dinilai baik.
Kata Kunci : Efektivitas, Komunikasi Antarpribadi
ABSTRACT
Aden Pahalana Kusum Bardani. NIM 6662090033. Thesis. Interpersonal
Communication Effectiveness of the Implementation of the Program
Gerakan Pembangunan Kecamatan Rakyat Banten Bersatu (Gerbang
Ratu). Supervisor I: Iman Mukhroman, S. Sos, M. Si and Advisor II:
Puspita Asri Praceka, S. Sos, M. Ikom
The focus of this study is the effectiveness of interpersonal communication
fasilitator to the implementation of the Program Gerakan Pembangunan
Kecamatan Rakyat Banten Bersatu (Gerbang Ratu). Formulation of the
problem of this research is the effectiveness of interpersonal communication
fasilitator extent of the implementation of the Program Gerakan
Pembangunan Kecamatan Rakyat Banten Bersatu (Gerbang Ratu) in the
district. The purpose of this study to determine the effectiveness of
interpersonal communication fasilitator to the implementation of the
subdistrict development movement program offerings unite people (Gerbang
Ratu). The method used in this research is descriptive quantitative. The
population in this study were people who joined in the activities of the
management units (UPK). Total sample of 87 people is the whole of the
population by total sampling with total random sampling technique based on
gender, age, level of education. The instrument in this study was based on the
theory of Joseph A. DeVito that includes 5 indicators. The data was collected
using literature study, questionnaires, interviews, documentation. Data
analysis was conducted in this research is the analysis of quantitative data.
The results of this study demonstrate the effectiveness of interpersonal
communication fasilitator to the implementation of the Program Gerakan
Pembangunan Kecamatan Rakyat Banten Bersatu (Gerbang Ratu) reached
72%. This is because it is a responsibility of local government activity that is
given by the central government to the districts in the area of Banten province
in terms of activity funds worth Rp. 1,000,000,000 which is managed by the
PNPM Rural scattered in all districts in order to accelerate poverty
reduction. This suggests that interpersonal communication fasilitator
considered good.
Keywords: Effectiveness, Interpersonal Communication
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Allhamdulillah, puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT,
karena atas rahmat dan hidayahNya yang tidak pernah putus, akhirnya penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya.
Skripsi yang mengambil judul : “Efektivitas Komunikasi Antarpribadi
Fasilitator terhadap pelaksanaan Program Gerakan Pembangunan Kecamatan
Rakyat Banten Bersatu (GERBANG RATU)”, disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Program Studi Ilmu
Komunikasi.
Dalam penyusunan dan penyelesaian skripsi ini memperoleh banyak
bantuan, bimbingan, saran dan motivasi. Penulis menyadari bahwa skripsi ini
tidak akan terwujud tanpa bantuan banyak pihak, untuk itu pada kesempatan ini
penulis dengan tulus menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Sholeh Hidayat, M.Pd selaku Rektor Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa.
2. Bapak Dr. Agus Sjafari, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
3. Ibu Neka Fitriyah, S.Sos, M.Si selaku Ketua Jurusan Program Studi Ilmu
Komunikasi, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
4. Bapak Iman Mukhroman, S. Sos, M. Si selaku Dosen Pembimbing skripsi
I yang telah memberikan bimbingan, arahan, nasehat dan motivasi agar
peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
5. Ibu Puspita Asri Praceka, S. Sos, M. Ikom selaku Dosen Pembimbing
skripsi II yang telah memberikan bimbingan, arahan, nasehat dan motivasi
agar peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
6. Segenap Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi, terima kasih atas ilmu
yang telah diberikan selama perkuliahan dari semester satu sampai
semeseter akhir.
7. Kepada seluruh staf sekretariat dan perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa terima kasih atas
bantuannya.
8. Kedua Orang Tua, Bapak Drs. H. Anhari Bardani, S.Ag dan Ibu Hj.
Winengsih yang selalu memotivasi, mendo’akan dan dukungan penuh baik
moril maupun materil.
9. Istriku dan Mertuaku yang selalu memotivasi, mendo’akan penulis dalam
menyelesaikan skripsi.
10. Serta Adikku, Ajie Laksana Kusuma B dan Akhmad Mulki yang selalu
mendukung dan sedikit mengganggu penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini
11. Untuk orang-orang Pelaku PNPM MPd yang ada di Wilayah Provinsi
Banten.
12. Teman – teman seperjuangan dan seangkatan Komunikasi 2009, yaitu :
Egi Septiadi, Muhamad Ristandi, Fachrizal Alansyah, dan Sobat saya
Topik.
13. dan pihak-pihak lain yang terlibat dan dukungan pembuatan skripsi ini,
yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan keterbatasan,
baik dari segi kemampuan penyajian maupun yang dimiliki oleh peneliti dalam
penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, dengan keikhlasan hati peneliti
mengharapkan kritik dan saran yang membangun.
Serang, 14 Januari 2015
Penulis
Aden Pahalana Kusuma Bardani
iii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR …………………..……………………………….. iii
DAFTAR ISI …………………..………………………………................. iv
DAFTAR TABEL .....…………..………………………………................. v
DAFTAR GAMBAR …………..………………………………................. vi
DAFTAR LAMPIRAN .........…..………………………………................. vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ..…..……………………...…………..... 1
1.2. Rumusan Masalah …………………..…………...……………... 9
1.3. Identifikasi Masalah ....................................................................... 9
1.4.Tujuan Penelitian ....…………………..………..……….……...... 9
1.5. Manfaat Penelitian .......................................................................... 10
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
ASUMSI DASAR PENELITIAN
2.1. Kajian Teoritas ………………………..………............................ 11
2.1.1. Komunikasi ………………………..……….......................... 11
2.1.1.1. Komunikasi Pembangunan ..……..………......................... 13
2.1.2. Komunikasi Antarpribadi …...……..……….......................... 14
2.1.2.1. Karakteristik Komunikasi Antarpribadi ….......................... 15
2.1.2.2. Perilaku Komunikasi Antarpribadi ….................................. 15
2.1.2.3. Tujuan Komunikasi Antarpribadi ….................................... 16
2.1.2.4. Proses Komunikasi Antarpribadi …..................................... 16
2.1.2.5. Faktor-faktor yang menumbuhkan Hubungan Antarpribadi
dalam Komunikasi Antarpribadi …....................................... 17
2.1.2.6. Hambatan Komunikasi Antarpribadi …............................... 18
2.1.3. Efektivitas …..........................……..………........................... 18
2.1.4. Efektivitas Komunikasi Antarpribadi ..……........................... 19
2.1.5. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri
Perdesaan ..……...................................................................... 22
2.1.5.1. Sasaran Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)
Mandiri Perdesaan .……......................................................... 25
2.1.6. Program Gerakan Pembangunan Kecamatan Rakyat Banten
Bersatu (GERBANG RATU) ..……....................................... 26
2.2. Teori Efektivitas Komunikasi ............…...……............................. 28
2.3. Kerangka Berfikir ….………………..…...……............................. 29
2.4. Hipotesis Penelitian/Asumsi Dasar ...........…................................. 31
2.5. Operasional Variabel/Operasional Konsep .................................... 33
2.5.1. Variabel Efektivitas Komunikasi Antarpribadi ..................... 33
2.5.1.1. Definisi ................................................................................ 33
2.5.1.2. Operasionalisasi .................................................................. 33
2.5.2. Variabel Program Gerakan Pembangunan Kecamatan Rakyat
Banten Bersatu (GERBANG RATU) .................................... 33
2.5.2.1. Definsi ................................................................................. 33
2.5.2.2. Operasionalisasi .................................................................. 34
2.6. Penelitian Terdahulu ...................................................................... 37
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Pendekatan dan Metode Penelitian ....................……………….... 39
3.2. Ruang Lingkup/Fokus Penelitian ....……….………………….... 40
3.3. Lokasi Penelitian .……….……..……………………………….. 40
3.4. Variabel Penelitian ............ …………………..………………..... 40
3.5. Instrumen Penelitian ....………………..………………………... 41
3.5.1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ..........………………….….... 41
3.5.2. Angket Atau Kuesioner ....................………………….…..... 42
3.5.3. Dokumentasi .....................................………………….…..... 45
3.6. Populasi dan Sampel Penelitian/Informan Penelitian ...………... 45
3.6.1. Populasi .............................................………………….….... 45
3.6.2. Sampel ..............................................………………….…..... 46
3.7. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ...........................………..... 44
3.7.1. Teknik Pengolahan Data ..................………………….…..... 47
3.7.1.1. Tabel ..................….....................………………....... 47
3.7.2. Teknik Analisis Data .......................…………………...…... 47
3.7.2.1. Uji Validitas Instrumen ......................……..……..... 47
3.7.2.1. Uji Reliabilitas Instrumen .........…………..……..... 48
3.7.2.1. Analisis Korelasi Spearman ......…………..……..... 49
3.7.2.2. Uji F .......................…….............…………..….….... 50
3.8. Jadual Penelitian .............................................................……….... 51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ..................................……………….. 52
4.1.1. Gambaran Umum PNPM Mandiri Perdesaan
Kabupaten Serang .................................................................... 52
4.2. Deskripsi Data ...................................……….………………….... 56
4.2.1. Identitas Responden ................................................................ 56
4.2.2. Analisis Data ........................................................................... 59
4.3. Pengujian Persyaratan Statistika ……………………………….. 101
4.3.1. Uji Validitas Instrumen Variabel X ....................................... 104
4.3.2. Uji Reliabilitas Instrumen Variabel X .................................... 105
4.3.3. Uji Validitas Instrumen Variabel Y ....................................... 107
4.3.4. Uji Reliabilitas Instrumen Variabel Y .................................... 108
4.3.5. Analisis Kuantitatif ................................................................. 110
4.3.5.1. Analisis Korelasi Rank Spearman ......................... 110
4.3.5.2. Analisis Regresi Linear ............................................ 112
4.4. Pengujian Hipotesis......................................................................... 113
4.5. Interpretasi Hasil Penelitian ........................................................... 114
4.6. Pembahasan .................................................................................... 122
4.6.1. Efektivitas Komunikasi Antarpribadi ..................................... 122
4.6.2. Pelaksanaan Program Gerakan Pembangunan Kecamatan
Rakyat Banten Bersatu (GERBANG RATU) ....................... 126
4.6.3. Efektivitas Komunikasi Antarpribadi Fasilitator terhadap
Pelaksanaan Program Gerakan Pembangunan Kecamatan
Rakyat Banten Bersatu (GERBANG RATU ......................... 128
BAB V PENUTUP
5.1. Simpulan ...............................................................……………….. 131
1. Efektivitas Komunikasi Antarpribadi .......................................... 131
2. Pelaksanaan Program Gerakan Pembangunan Kecamatan
Rakyat Banten Bersatu (GERBANG RATU) ............................. 131
3. Efektivitas Komunikasi Antarpribadi Fasilitator terhadap
Pelaksanaan Program Gerakan Pembangunan Kecamatan
Rakyat Banten Bersatu (GERBANG RATU................................ 132
5.2. Saran .....................................................................……………….. 132
5.2.1. Saran Praktis .................................................……………….. 132
5.2.2. Saran Teoritis ...............................................……………….. 133
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Operasional Variabel X dan Y ...................................................... 34
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu ..................................................................... 37
Tabel 3.1 Daftar Pengurus Unit Pengelola Kegiatan (UPK)
di Kabupaten Serang ..................................................................... 43
Tabel 3.2 Jadwal Penelitian .......................................................................... 47
Tabel 4.1 Sebaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ......................... 56
Tabel 4.2 Sebaran Responden Berdasarkan Usia ......................................... 57
Tabel 4.3 Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ............... 58
Tabel 4.4 Kesan yang kuat terhadap komunikasi ......................................... 60
Tabel 4.5 Faktor emosional (bersemangat, ceria) di dalam pekerjaan ......... 61
Tabel 4.6 Fasilitator yang bertugas selalu memberikan informasi terbaru .. 62
Tabel 4.7 Fasilitator memberikan arahan dengan cara berkomunikasi
yang terbuka ................................................................................. 63
Tabel 4.8 Respon baik dan buruk terhadap fasilitator .................................. 64
Tabel 4.9 Tanggapan fasilitator dalam respon dan keluhan informasi
Publik untuk kepentingan bersama ............................................. 65
Tabel 4.10 Jawaban atas pertanyaan dari masyarakat ................................. 66
Tabel 4.11 Partisipasi fasilitator dalam berkomunikasi
dengan masyarakat ................................................................... 67
Tabel 4.12 Gaya komunikasi non verbal (gerak tubuh, bahasa dan tulisan)
Fasilitator .................................................................................. 68
Tabel 4.13 Pertemuan selalu melakukan gaya simbolik
(salam dan berjabat tangan ) ...................................................... 69
Tabel 4.14 Motivasi pekerjaan untuk lebih semangat kepada fasilitator
dan masyarakat .......................................................................... 70
Tabel 4.15 Kesulitan pekerjaan yang di motivasi oleh fasilitator ...................... 71
Tabel 4.16 Saran dan masukan bila terjadi hambatan yang sulit dipecahkan .. 72
Tabel 4.17 Komunikasi sesama fasilitator tidak harmonis, dengan hal ini butuh
dukungan pimpinan ......................................................................... 73
Tabel 4.18 Jawaban fasilitator yang interaktif seputar kegiatan ....................... 74
Tabel 4.19 Fasilitator dalam memberikan informasi baik seputar kegiatan
yang sedang dilaksanakan ............................................................... 75
Tabel 4.20 Fasilitator dapat terjun langsung bekerja di luar bidangnya saat situasi
membutuhkan tenaga dan pikiran ................................................... 76
Tabel 4.21 Fasilitator bekerja dengan taat sesuai peraturan kode etik
PNPM Mpd ...................................................................................... 77
Tabel 4.22 Kebijakan pimpinan ke fasilitator tentang alokasi bantuan dana
gerbang ratu .................................................................................... 78
Tabel 4.23 Dukungan dan kemajuan PNPM Mpd yang baik berawal
dari sebuah komitmen ..................................................................... 79
Tabel 4.24 Pimpinan menilai peran fasilitator sangat penting dalam pelaksanaan
program PNPM ................................................................................. 80
Tabel 4.25 Masyarakat selalu membutuhkan adanya fasilitator untuk
melakukan kegiatan .......................................................................... 81
Tabel 4.26 Hubungan sesama fasilitator dan masyarakat agar program Gerbang Ratu
terlaksana dengan baik .................................................................... 82
Tabel 4.27 Masalah internal pada fasilitator di selesaikan dengan semangat ..... 83
Tabel 4.28 Komunikasi pada fasilitator mempunyai tingkatan pendidikan dan
pengalaman yang berbeda, maka tujuan yang dicapai tidak sama ... 84
Tabel 4.29 Kemajuan Kecamatan dan Desa di kelola fasilitator ......................... 85
Tabel 4.30 PNPM Mandiri Perdesaan lebih menekankan pentingnya pemberdayaan
sebagai pendekatan yang dipilih ...................................................... 85
Tabel 4.31 Pemberdayaan masyarakat untuk modal awal terlaksananya
PNPM Mandiri Perdesaan ................................................................ 86
Tabel 4.32 PNPM Mandiri Perdesaan merupakan program untuk meningkatnya
kesejahteraan masyarakat miskin ..................................................... 87
Tabel 4.33 Kesempatan kerja untuk masyarakat miskin di perdesaan dengan cara
musyawarah antar desa (MAD) ....................................................... 88
Tabel 4.34 Sasaran peningkatan kesejahteraan diutamakan untuk
golongan miskin .............................................................................. 90
Tabel 4.35 Kegiatan perempuan sehari-hari diarahkan untuk menciptakan
lapangan kerja .................................................................................. 92
Tabel 4.36 Peran PNPM Mandiri Perdesaan dalam pembangunan partisipatif dengan
mendayagunakan sumber daya lokal ............................................... 93
Tabel 4.37 Dalam pembangunan partisipatif diarahkan dengan mendayagunakan
sumber daya lokal ............................................................................ 94
Tabel 4.38 Penyampaian dana bergulir dalam peningkatan kesejahteraan ...... 95
Tabel 4.39 Kesempatan bagi masyarakat untuk mendapatkan dana bergulir
di tahun berikutnya .......................................................................... 96
Tabel 4.40 Selalu diadakannya kegiatan seperti rapat musyawarah antar desa,
kelompok simpan pinjam keuangan perempuan ............................. 97
Tabel 4.41 Adanya kegiatan jangka panjang antar desa dari segi pembangunan untuk
meningkatkan nilai ekonomi ............................................................ 98
Tabel 4.42 PNPM Mandiri Pedesaan bermanfaat untuk masyarakat ................ 99
Tabel 4.43 Program kebutuhan masyarakat, karena selalu adanya peningkatan
kesejahteaan masyarakat walaupun belum signifikan .................... 100
Tabel 4.44 Data hasil kuesioner responden dan semua soal
Variabel X dan Y ...................................................................... 101
Tabel 4.45 Variabel X Efektivitas Komunikasi Antarpribadi ..................... 104
Tabel 4.46 Statictics Variabel X Efektivitas Komunikasi Antarpribadi .... 105
Tabel 4.47 Descriptive Statistics .................................................................. 106
Tabel 4.48 Variabel Y (Pengaruh Program Gerakan Pembangunan
KecamatanRakyat Banten Bersatu (Gerbang Ratu)) ................ 107
Tabel 4.49 Statistics Variabel Y (Pengaruh Program Gerakan Pembangunan
Kecamatan Rakyat Banten Bersatu (Gerbang Ratu)) ............... 108
Tabel 4.50 Descriptive Statistics .................................................................. 109
Tabel 4.51 Correlations X Terhadap Y ........................................................ 111
Tabel 4.52 Coefficients ................................................................................ 112
Tabel 4.53 ANOVA (b) ................................................................................ 114
Tabel 4.54 Persentase per Indikator Variabel X ........................................... 125
Tabel 4.55 Persentase per Indikator Variabel X ........................................... 126
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Teori Efektivitas Komunikasi Berdimensi Ethos ................... 29
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran ................................................................ 31
Gambar 4.1 Mekanisme Pencairan Dana BLM dari KPPN ke UPK ......... 54
Gambar 4.2 Mekanisme Penyaluran Dana PNPM dari Rekening
Kolektif di Desa ...................................................................... 54
Gambar 4.3 Histogram dengan Kurva Normal Variabel X ........................ 106
Gambar 4.4 Histogram dengan Kurva Normal Variabel Y ........................ 109
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian
Lampiran 2 : Nama Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Kabupaten Serang
Lampiran 3 : Data Responden Efektivitas Komunikasi Antarpribadi
Lampiran 4 : Data Responden Program Gerbang Ratu
Lampiran 5 : Foto-foto bukti hasil wawancara
vii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan di dunia, setiap mahluk hidup memerlukan komunikasi
satu sama lain, khususnya bagi umat manusia. Komunikasi ini sangat diperlukan
karena manusia ditakdirkan menjadi mahluk sosial yang tidak dapat melepaskan
diri dari jalinan relasi sosial, dimana manusia akan senantiasa berusaha untuk
menjalin hubungan dengan orang lain. Dalam menjalin kehidupannya, manusia
tidak pernah lepas dari bantuan dan hubungan dengan orang lain, oleh karena itu
manusia saling membutuhkan sesamanya untuk dapat saling melengkapi dan
berinteraksi dalam pemenuhan kebutuhan hidup satu sama lainnya.
Manusia selalu berkomunikasi dengan mahluk hidup lainnya, baik secara
tatap muka (face to face), verbal maupun non verbal, langsung ataupun tidak
langsung. Manusia selalu ingin menjadi lebih baik dari waktu ke waktu, dengan
komunikasi manusia mampu mengubah sikap dan keyakinan serta perilaku itu
sendiri untuk menginformasikan (to inform), mendidik (to educate), menghibur
(to entertain), dan mempengaruhi (to influence). Jadi, bisa dikatakan bahwa
komunikasi merupakan aspek yang memegang peranan penting dalam kehidupan
manusia.
2
Provinsi Banten merupakan daerah yang sedang berkembang, kemiskinan
dan pengangguran saat ini merupakan salah satu prioritas masalah yang sedang
dihadapi tidaklah mudah untuk di atasi, berdasarkan data Badan Pusat Statistik
(BPS) Provinsi Banten untuk kemiskinan dan pengangguran berjumlah 509.3 ribu
orang, per Agustus 2013 (Radar Banten. Desember 2013), hal ini dibuktikan
dengan semakin sulitnya mencari pekerjaan, sulitnya mencari modal usaha,
kurangnya sarana dan prasarana yang menunjang, kepada perekonomian
masyarakat kecil baik di kota maupun di desa. Dengan demikian berakibat
semakin tingginya tingkat pengangguran, anak-anak putus sekolah, biaya
kesehatan, kurang produktifnya Sumber Daya Manusia yang menyebabkan
kemiskinan semakin meningkat bankan sulit untuk diatasi (Kumpulan Modul
PNPM Mandiri, 2009;I)
Namun tingkat kemiskinan dari tahun ke tahun semakin menurun dan
berkurang, pada Badan Pusat Statistik Provinsi Banten (Banten Dalam Angka
2013:190). Mengemukakan di dalam nilai jumlah penduduk miskin yang dari
tahun 2009 mencapai 775,791 jiwa (8,15 persen) dan menurun menjadi 751,000
jiwa (7,46 persen) pada tahun 2010 hingga pada tahun 2011 berkurang menjadi
690,874 jiwa (6,26 persen).
Dengan ini, dalam menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran maka
pemerintah pusat membuat Program Pengembangan Kecamatan (PPK) yang
berjalan dari tahun 2004, tugas dan fungsinya adalah memberikan lapangan
pekerjaan bagi masyarakat kota dan desa, setelah berjalan sampai tahun 2007,
pemerintah pusat mengubah program pengembangan kecamatan menjadi Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat PPK dalam urusan inpres desa tertinggal
3
(IDT) dan proyek peningkatan pembangunan desa tertinggal (P3DT) penanganan
khusus infrastruktur Perdesaan yang membawahi bidang urusan Perdesaan
ditahun 2008.
Dengan berjalannya di tahun 2008 program ini menjadi 2 (dua) urusan,
yaitu Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Perdesaan dan Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan, Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan sendiri dikendalikan dibawah
perusahaan pengelola administrasi (jasa konsultan), lalu di bawah Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan tingkat pusat adapula
Fasilitator di kabupaten/kota dibawah kendali Satuan Kerja (satker) Provinsi
masing-masing daerah.
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri yang terdiri
dari PNPM Mandiri Perdesaan adalah wadah program untuk mempercepat
penanggulangan kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan, Pendekatan PNPM
Mandiri Perdesaan terhadap desa sangatlah bagus dalam penyediaan lapangan
kerja dan pendapatan bagi kelompok rakyat miskin, efisiensi dan efektivitas
kegiatan, serta berhasil menumbuhkan kebersamaan dan partisipasi masyarakat.
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan
bisa menjalankan program ini tepat sasaran langsung ke masyarakat, karena pihak
para pelakunya yang tersebar di seluruh Kabupaten sampai ke Kecamatan dan
mempunyai tugas (Petunjuk Teknis Operasional. PNPM Mandiri Perdesaan:3)
seperti :
4
1. Bidang Prasarana, tujuan kegiatan ini menciptakan lapangan kerja di
desa, terutama bagi rumah tangga miskin.
2. Kegiatan Simpan Pinjam untuk Kelompok Perempuan, tujuan kegiatan
ini mempercepat proses pemenuhan kebutuhan pendanaan usaha
ataupun sosial dasar.
Dalam persoalan ini, Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat
Desa Provinsi Banten dengan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
(PNPM) Mandiri Perdesaan mulai memproses masalah kemiskinan dan
pengangguran di Provinsi Banten, disaat awal Tahun 2012 melakukan kunjungan
Gubernur Banten dan jajarannya ke masing-masing kecamatan di Kabupaten/Kota
melakukan Monitoring dan Evaluasi Kinerja Tahunan Gubernur dalam memimpin
Banten, disamping itu, masyarakatpun berkomunikasi saat Gubernur sedang
bersosialisasi tentang kinerja Banten di masing-masing kecamatan, masyarakat
menyampaikan suara keluhan tentang sarana dan prasarana seperti infrastruktur
bangunan yang tidak memadai, jalan desa yang ancur, maupun pengangguran
yang dirasakan masyarakat seperti wawasan pengetahuan yang masih sedikit. Hal
ini kurang pembaharuan sosialisasi media informasi melalui papan informasi ke
masyarakat yang menunjang ke perubahan hidup masyarakat lebih baik.
Sebut saja Instansi Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Desa
Provinsi Banten yang ditugaskan langsung oleh Gubernur Banten, dalam bidang
urusan masalah ini didalamnya terdapat kegiatan Penguatan Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan, isi dari program ini
langsung kepada masyarakat desa.
5
Program Gerakan Pembangunan Kecamatan Banten Bersatu (GERBANG
RATU) diusulkan dengan menggunakan komunikasi antarpribadi, pada awalnya
hanya masing-masing pihak pimpinan setelah itu komunikasi yang dijalankan ke
sesama berbagai pihak kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
Provinsi Banten dengan anggaran 1 milyar per-kecamatan, pihaknya pun
menyetujui dan menganggarkan kepada Badan Pemberdayaan Perempuan dan
Masyarakat Desa untuk menjalankan program ini, program ini dipadukan kedalam
satu ranah lingkungan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)
Mandiri Perdesaan, ucap Ketua Koordinator Provinsi (Korprov).
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan
Provinsi Banten, dalam laporannya mengatakan, pelaksanaan Gerbang Ratu
disosialisasikan di 5 (lima) Kabupaten/Kota yaitu : Kabupaten Pandeglang 35
Kecamatan, Kabupaten Serang 28 Kecamatan, Kabupaten Lebak 28 Kecamatan,
Kota Serang 6 Kecamatan dan Kota Cilegon 8 Kecamatan dengan jumlah 105
Kecamatan, sementara itu Kabupaten Tangerang 28 Kecamatan, Kota Tangerang
13 Kecamatan dan Kota Tangerang Selatan 7 Kecamatan dengan jumlah 48
Kecamatan tidak diberikan bantuan dana 1 Milyar per-Kecamatan dari program
Gerakan Pembangunan Kecamatan Banten Bersatu (GERBANG RATU), sebab
masalah yang terjadi dilapangan, 2 (dua) kabupaten dan 1 (satu) kota yang tidak
masuknya kegiatan ini mempunyai kendala dari system keuangan daerahnya yang
belum berstatus Bantuan Langsung, dikarenakan terjadi kesalahan miss
communication/komunikasi yang lambat sehingga pimpinan daerahpun tidak
mengalokasikannya” (Sugiharto Ketua Koordinator Provinsi (Korprov)).
6
Program Gerakan Pembangunan Kecamatan Banten Bersatu (GERBANG
RATU) mulai di sosialisasikan pada saat Gubernur Banten, Intansi dan Tim
Pelaku Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan
Roadshow kembali terkait evaluasi dan monitoring kinerja pemerintah Provinsi
Banten di lingkungan kabupaten/kota, dari sosialisasi ini tim pemerintah
berkomunikasi langsung dalam tugas dan tujuan diadakannya Program Gerakan
Pembangunan Kecamatan Banten Bersatu (GERBANG RATU).
Komunikasi ini menggunakan Komunikasi Antarpribadi, dimana saat
roadshow tim berbicara langsung kepada masyarakat dengan dikumpulkannya
dalam forum rapat atau di ruangan terbuka, dari sinilah program diungkapkan
tentang Visi dan Misi serta arah sasaran yang akan dicapai.
Gubernur juga meminta agar para pelaku PNPM dan masyarakat penerima
manfaat mendukung kegiatan program Gerakan Pembangunan Kecamatan Banten
Bersatu (GERBANG RATU) dengan sebaik-baiknya. Sebab kegiatan program ini
ini keberlanjutan sangat tergantung dari dukungan masyarakat itu sendiri.
Instansi maupun para pelaku Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
(PNPM) Mandiri Perdesaan saling membentuk sasaran, dan berkomunikasi
kepada semua pihak, baik yang di Provinsi dan Kabupaten/Kota, sampai ke
pendamping unit pengelola kegiatan (UPK).
Sebelum berjalanya program Gerakan Pembangunan Kecamatan Banten
Bersatu (GERBANG RATU), pemerintah membuat Peraturan Gubernur Banten
(Pergub) No. 13 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Bantuan Keuangan Kepada
Pemerintah Kabupaten/Kota Se-Provinsi Banten, melalui program Gerakan
Pembangunan Kecamatan Banten Bersatu (Gerbang Ratu) dengan Program
7
Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri, yang nantinya sebagai
payung hukum dan menghindari penyimpangan.
Dari data yang ditemukan oleh peneliti tentang Kabupaten Serang dengan
angka Target Biaya/Fisik 31,68 %, seharusnya di dalam kebutuhan yang
ditargetkan di atas 50.00% sampai bulan September 2013, saya mengambil
sampel perbandingan dari Kecamatan Pabuaran angka fisik tidak terealisasi
mencapai 19.38% dan Kecamatan Pamarayan sudah melebihi 53.00%, hal ini
sangat berbeda diantara ke dua Kecamatan yang seharusnya stabil dalam proses
pekerjaan fisik dan lainnya di atas 50.00%, (tabel laporan bulanan realisasi biaya
fisik dan tenaga kerja; September;2013).
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan
mempunyai pendekatan ke masyarakat, kaitanya tentang kegiatan-kegiatan rutin
yang dilakukan oleh para pelaku ke masyarakat untuk membantu memudahkan
masyarakat bersosialisasi dengan masyarakat lainnya dan para pelaku, dalam
Kegiatan Simpan Pinjam untuk Kelompok Perempuan (SPP) dan Musyawarah
Antar Desa (MAD), aktifitas seperti ini rutin dilaksanakan setiap bulan.
Peneliti memilih Kabupaten Serang karena banyak terjadi kesimpangan
dalam komunikasi sehingga menyebabkan masalah seperti terhambat
pengembalian SPP di dua desa, yakni Desa Sukabares dan Cokop Sulajana,
Kecamatan Waringinkurung dan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
(PNPM) Mandiri Perdesaan di Kecamatan Malingping terhambat, karena masalah
manipulasi uang Rp. 195 Juta oleh Ketua Unit Pengelola Kecamatan, (Data
Satuan Kerja Provinsi).
8
Fasilitator membuat perencanaan, pelaksanaan, memberikan bimbingan dan
dukungan teknis kepada para pelaku PNPM Mandiri Perdesaan di Kabupaten dan
Kecamatan menggunakan komunikasi secara aktif kepada Para Pelaku Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan yaitu
menginformasikan dan mengumumkan kepada masyarakat, namun yang terjadi
dilapangan di setiap Kantor Papan Informasi Kecamatan dan Kantor Papan
Informasi Desa kurang efektif dan tidak uptodate, hal ini disebabkan komunikasi
dari fasilitator ke bawahan tidak efektif.
Para Pelaku PNPM Mandiri Perdesaan agar masalah seperti di atas harus
dipertajam dengan mengasah kemampuan fasilitator sebagai pemimpin di
perwakilan kabupaten dan kecataman sampai ke desa sehingga terjadinya
komunikasi antarpribadi di masing-masing para pelaku dalam memberikan
informasi yang efektif.
Melihat kenyataan ini, maka peneliti tertarik untuk mengetahui apakah
komunikasi antarpribadi Fasilitator yang digunakan efektif tidaknya para Pelaku
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan
terhadap Pelaksanaan Program Gerakan Pembangunan Kecamatan Rakyat Banten
Bersatu (GERBANG RATU) sampai berjalan dengan baik yang ada di Kabupaten
Serang.
9
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah Sejauhmana Efektivitas Komunikasi Antarpribadi Fasilitator
melakukan pelaksanaan Program Gerakan Pembangunan Kecamatan Rakyat
Banten Bersatu (Gerbang Ratu) di Kecamatan ?
1.3. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian yang terdapat dalam latar belakang di atas, maka dapat
diidentifikasikan beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana efektivitas komunikasi antarpribadi fasilitator ?
2. Bagaimana pelaksanaan program gerakan pembangunan kecamatan rakyat
banten bersatu (Gerbang Ratu) melakukan sasaran kegiatan di kecamatan ?
3. Sejauhmana efektivitas komunikasi antarpribadi fasilitator terhadap
pelaksanaan program gerakan pembangunan kecamatan rakyat banten bersatu
(Gerbang Ratu) ?
1.4. Tujuan Penelitian
Setiap penelitian apapun yang dilakukan tentu diawali dengan rasa ingin
tahu seorang peneliti, dan rasa ingin tahu tersebut peneliti dapat menetapkan apa
yang menjadi tujuan peneliti melakukan penelitian. Dengan adanya tujuan
penelitian maka peneliti dengan mudah menentukan langkah-langkah yang harus
terlebih dahulu untuk melakukan penelitian. Tujuan penelitian ini yaitu untuk :
10
1. Mengetahui Komunikasi Antarpribadi Fasilitator.
2. Mengetahui pelaksanaan Program Gerakan Pembangunan Kecamatan Rakyat
Banten Bersatu (Gerbang Ratu) melakukan sasaran kegiatan di Kecamatan.
3. Mengetahui Efektivitas Komunikasi Antarpribadi Fasilitator terhadap
pelaksanaan Program Gerakan Pembangunan Kecamatan Rakyat Banten
Bersatu (Gerbang Ratu).
1.5. Manfaat Penelitian
Suatu penelitian dikatakan berhasil, apabila dapat memberikan manfaat
penelitian, manfaat penelitian tersebut adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Melalui penelitian yang berjudul “Efektivitas Komunikasi Antarpribadi
Fasilitator terhadap Pelaksanaan Program Gerakan Pembangunan Kecamatan
Rakyat Banten Bersatu (GERBANG RATU)”, diharapkan memberi sumbangsih
terhadap kajian teoritis dan khususnya di bidang keilmuan mengenai komunikasi
antarpribadi terhadap Efektifnya kegiatan yang ada di Kecamatan.
2. Manfaat Praktis
Dapat dijadikan masukan kepada tim Pelaku Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan khususnya Fasilitator,
bahwa program pelaksanaan Gerakan Pembangunan Kecamatan Rakyat Banten
Bersatu (Gerbang Ratu) sangat bermanfaat sekali untuk masyarakat dikarenakan
hasilnya dapat di rasakan oleh masyarakat dengan bantuan dana dari Pemerintah
Provinsi Banten dan masyarakat juga meminta agar program ini berkelanjutan.
11
BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN
HIPOTESIS/ASUMSI DASAR PENELITIAN
2.1. Kajian Teoritas
2.1.1. Komunikasi
Secara etimologi, komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu cum, sebuah kata
depan yang artinya dengan,atau bersama dengan, dan kata umus, sebuah kata
bilangan yang berarti satu. Dua kata tersebut membentuk kata benda communion,
yang dalam bahasa inggris disebut dengan communion, yang berarti kebersamaan,
persatuan, persekutuan gabungan, pergaulan atau hubungan (Endang Lestari dan
MA. Malik, 2003:8).
Karena untuk ber communion diperlukan adanya usaha dan bekerja, maka dari
itu dibuat kerja communicare yang berarti membagi sesuatu dengan seseorang, tukar-
menukar membicarakan sesuatu dengan orang, memberitahukan sesuatu kepada
seseorang. Endang Lestari dan MA. Malik (200:8) menyimpulkan komunikasi berarti
pemberitahuan pembicaraan, percakapan, pertukaran pikiran atau hubungan.
Komunikasi sangat dekat dengan kehidupan, setiap manusia yang hidup pasti
berkomunikasi, terlebih lagi manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup
sendiri. Terjadinya komunikasi adalah sebagai konsekuensi hubungan sosial (Onong
Uchjana Effendy, 1992:3). Masyarakat paling sedikit terdiri dari dua orang yang
saling berhubungan satu sama lain karena hubungan menimbulkan interaksi sosial.
Terjadinya interaksi sosial disebabkan interkomunikasi.
12
Komunikasi dilakukan dengan banyak cara dan tujuan. Dalam lingkungan
keluarga misalnya, orangtua berkomunikasi dengan anaknya secara langsung (tatap
muka), tanpa memerlukan alat atau sarana. Tujuan komunikasi tersebut untuk
membangun hubungan yang harmonis dalam keluarga atau untuk mengetahui
permasalahan anak dan membantu mencari jalan keluarnya. Mungkin dalam
lingkungan keluarga yang tidak terlalu banyak anggotanya bisa dengan mudak
melakukan hubungan proses komunikasi. Tetapi proses komunikasi akan menjadi
sulit dilakukan apabila anggota atau sasaran komunikasi menjadi luas dan tidak
terjangkau.
Komunikasi mengandung makna bersama-sama (common), komunikasi
kemudian dapat dianggap sebagai proses menciptakan suatu kesamaan
(commonness) atau suatu kesatuan pemikiran antara pengirim dan penerima (Terence
A. Shimp, 2003:162). istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa
latin, yaitu communication yang berarti pemberitahuan atau pertukaran (Wiryanto,
2004:5). Ilmu Komunikasi, apabila diaplikasikan secara benar akan mampu
mencegah dan menghilangkan konflik antar pribadi, antar kelompok, antar suku,
antar bangsa, ataupun antar ras.
Komunikasi adalah inti semua hubungan sosial, apalagi orang telah
mengedakan hubungan tetap, maka sistem komunikasi yang mereka lakukan akan
menentukan apakah sistem tersebut dapat mempererat atau mempersatukan mereka,
mengurangi ketegangan atau melenyapkan persengketaan apabila muncul (Widjaja,
H.A.W, 2008:4).
13
2.1.1.1. Komunikasi Pembangunan
Secara orisinal istilah yang muncul pada dekade 1060 an itu adalah
development communication. Berdasarkan Pendapat lerner, Pye, dan Schramm,
istilah tersebut mengacu kepada jejaring komunikasi berlandaskan teknologi yang
tanpa memperhatikan pesan dan isi, cenderung menciptakan suasana yang cocok
untuk pembangunan disebabkan oleh ciri-cirinya yang melekat pada konsep itu.
Komunikasi Pembangunan itu membangkitkan suasana psikis dimana kegiatan
ekonomi dan produktivitas terjadi (Onong Uchjana Effendy , 1990:83).
Dipenghujung 60-an, dikalangan ilmu komunikasi telah berkembang suatu
spesialisasi mengenai penerapan teori dan konsep komunikasi secara khusus untuk
keperluan pelaksanaan program pembangunan. Pengkhususan itu kemudian dikenal
dengan sebutan komunikasi pembangunan (Zulkarimen Nasution, 2001:1).
Ditinjau dari ilmu komunikasi yang juga mempelajari dan meneliti proses,
yakni proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk
mengubah sikap, pendapat dan perilakunya, maka pembangunan melibatkan dua
komponen yang kedua-duanya merupakan manusia. Yang pertama adalah
komunikator pembangunan yang harus memiliki pengetahuan dan keterampilan
dalam menyebarluaskan pesan. Yang kedua adalah komunikan pembangunan, baik
penduduk kota maupun penduduk desa, yang harus diubah sikap, pendapat dan
perilakunya.
Komunikasi yang efektif, yakni menimbulkan efek yang diharapkan dari
komunikan, apabila si komunikator mengenal siapa komunikannya. “Ich kennemein
volk” atau “aku kenal khalayakku” mutlak harus menjadi pegangan dan pedoman
14
komunikator. “know your audience”atau “kenalilah khalayakmu” adalah anjuran
dari para ahli komunikasi pada komunikator (Onong Uchjana Effendy , 1990:90).
Jika ditinjau secara makro vertikal, komunikasi melalui media massa di
daerah perkotaan berlangsung dengan one step flow model atau model arus satu
tahap, maka melalui media massa itu di daerah perdesaan berlangsung dengan two
step flow model atau model arus dua tahap, para ahli komunikasi banyak
memalingkan perhatiannya ke daerah perdesaan ini karena manusiawinya potensial
untuk dikerahkan kepada kegiatan pembangunan, demikian pula di daerah Banten.
Prof. Selo Soemardjan mengingat bahwa masyarakat desa diharapkan
menampung beraneka pesan komunikasi yang masing-masing harus dianggap tidak
kalah pentingnya dari pada yang lain (Onong Uchjana Effendy , 1990:49-51).
2.1.2. Komunikasi Antarpribadi
Sebagai makhluk sosial, kita memerlukan komunikasi dengan orang lain,
entah secara pribadi antara dua orang, dengan beberapa orang, dengan sejumlah kecil
orang, atau dengan sejumlah besar orang dan massa. Komunikasi ini disebut dengan
komunikasi antarpribadi (Agus M. Hardjana, 2003:83).
Dedy Mulyana dalam Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, mendefinisikan
komunikasi antarpribadi sebagai berikut :
“Komunikasi antarpribadi sebagai komunikasi antara orang-orang secara tatap-muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun nonverbal” (Dedy mulyana, 2007;81).
15
Komunikasi Antarpribadi dalam definisi ini merupakan proses pengiriman
dan penerimaan pesan diantara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang
dengan berbagai efek dan umpan balik (feedback) yang diterima secara cepat dan
langsung. Di PNPM Mandiri Perdesaan, Komunikasi antara Fasilitator Kabupaten
dan Fasilitator Kecamatan merupakan komunikasi antarpribadi.
Selain itu, menurut Onong Uchjana, pentingnya situasi komunikasi
antarpribadi adalah karena prosesnya memungkinkan berlangsung secara dialogis.
Dalam proses komunikasi dialogis nampak adanya upaya dari para pelaku
komunikasi untuk terjadinya saling kontak dan keakraban. Walaupun demikian
keakraban dalam komunikasi antarpribadi dialogis pada situasi tertentu bisa berubah.
Keakraban antara fasilitator kabupaten dan fasilitator kecamatan berbeda-beda.
2.1.2.1. Karakteristik Komunikasi Antarpribadi
Komunikasi antarpribadi merupakan kegiatan yang aktif, bukan pasif.
Komunikasi antarpribadi bukan hanya komunikasi dari pengirim kepada penerima
pesan dan sebaliknya, melainkan komunikasi timbal balik antara pengirim dan
penerima pesan (Agus M. Hardjana, 2003:89).
2.1.2.2. Prilaku Komunikasi Antarpribadi
Komunikasi antarpribadi menunjukan suatu prilaku, dimana prilaku
komunikasi ada 3 prilaku komunikasi antarpribadi (Agus M. Hardjana, 2003:86).
diantaranya :
1. Prilaku spontan (spontaneus behaviour) adalah prilaku yang dilakukan karena
desakan emosi dan tanpa sensor serta revisi secara kognitif.
16
2. Perilaku kebiasaan (script behaviour) adalah perilaku yang kita pelajari dari
kebiasaan kita. Perilaku khas, dilakukan pada situasi tertentu dan dimengerti
orang lain.
3. Perilaku sadar (contrived behaviour) adalah perilaku yang dipilih karena
dianggap sesuai dengan situasi yang ada.
2.1.2.3 Tujuan Komunikasi Antarpribadi
Melakukan komunikasi dengan situasi pada waktu berkomunikasi, hal ini ada
waktu dan tempat untuk segala sesuatu dalam komunikasi dengan tujuan (Agus M.
Hardjana, 2003:92):
1. Keikutsertaan dan partisipasi kita dalam komunikasi dengan orang lain.
2. Mampu mengambil tindakkan yang berguna bagi kita untuk mencapai tujuan
komunikasi kita.
3. Membantu melaksanakan berbagai kemungkinan.
4. Komunikasi yang tidak hanya isi, tetapi juga perasaan, keprihatian, dan
kekhawatiran menyertainya.
5. Berprilaku menarik, khas, dan dapat diterima oleh orang lain.
6. Mengatasi rasa takut, bingung, dan kacau pikiran.
2.1.2.4 Proses Komunikasi Antarpribadi
Komunikasi Antarpribadi merupakan komunikasi yang berproses
pengembang (developmental proses), (Agus M. Hardjana, 2003:87). Komunikasi
antarpribadi dibedakan dari dari tingkat hubungan pihak-pihak yang terlibat dalam
komunikasi.
17
2.1.2.5 Faktor-faktor yang menumbuhkan Hubungan Antarpribadi dalam
Komunikasi Antarpribadi
Pola-pola komunikasi mempunyai efek yang berlainan pada hubungan
antarpibadi, maka makin sering orang melakukan komunikasi antarpribadi dengan
orang lain makin baik hubungan mereka, yang menjadi soal bukanlah berapa kali
komunikasi dilakukan. Tetapi bagaimana komunikasi ini dilakukan. Berikut adalah
faktor-faktor yang menumbuhkan hubungan antarpribadi yang baik (Rakhmat,
Jalaludin;2004;129).
1. Percaya (Trust). Percaya menentukan efektivitas komunikasi. Percaya
meningkatkan komunikasi antarpribadi karenamembuka saluran komunikasi,
memperjelas pengiriman dan penerimaan informasi serta memperluas peluang
komunikator untuk mencapai maksudnya. Dengan saling mempercayai.
Fasilitator Kabupaten dan Fasilitator Kecamatan tak lagi ragu untuk bercerita
tentang tugas pokok dan fungsinya di masing-masing lini kerja.
2. Sikap suportif adalah sikap yang mengurangi sikap defensif dalam
komunikasi. Orang yang bersikap defensif adalah orang yang tidak menerima,
tidak jujur dan tidak empatis. Orang yang bersifat defensif cenderung lebih
banyak melindungi diri dari ancaman yang ditanggapinya dari situasi
komunikasi ketimbang memahami pesan orang lain. Fasilitator Kabupaten
memberikan arahan dengan jelas ke Fasilitator Kecamatan tentang program
gerbang ratu, yang sudah sejauhmana, lalu Fasilitator Kecamatan
18
dengan keadaan memikirkan masalah pribadi, terjadilah komunikasi
antarpribadi yang tidak efektif di lingkungan kecamatan.
3. Sikap terbuka, dengan sikap terbuka mendorong timbulnya saling pengertian,
saling menghargai dan paling penting saling mengembangkan kualitas
hubungan antarpribadi kepada kedua pihak yang menjalin hubungan.
2.1.2.6 Hambatan Komunikasi Antarpribadi
Dalam hambatan komunikasi antarpribadi sering terjadinya diawali dengan
sikap (Agus M. Hardjana, 2003:95) diantaranya:
1. Tidak pernah menerima pendapat orang lain baik itu dari masalah fisik, mental,
dan budaya yang berbeda dengan rasa cita kita.
2. Tidak pernah menerima keunikan orang lain, serta merasa terganggu dan
menganggap dirinya lebih unggul dari orang lain.
3. Tidak pernah menghargai atas dasar ideologi, keyakinan, kepercayaan dan
mungkin melibatkan agama juga.
4. Memperlakukan orang lain untuk sebagai alat mencapai tujuan pribadi atau
mempermainkan sesuka hati.
2.1.3 Efektivitas
Persepsi tentang efektivitas sesunguhnya bersumber dari salah satu kriteria
ilmu administrasi yang berkembang secara alamiah ke dalam berbagai aktivitas
kehidupan manusia untuk mencapai tujuan yang dikehendaki (Makmur, 2011:5).
19
Setiap manusia mempunyai kekurangan dan kelemahan, walaupun
mempunyai kecerdasan yang sempurna, namun tidak akan luput dari kekeliruan
bahkan kesalahan. Dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan, janganlah
kita hanya memikirkan kelemahan-kelemahan pada diri kita, kelompok atau
organisasi, tetapi yang terpenting bagaimana merubah kelemahan menjadi kekuatan
sehingga tujuan yang kita tetapkan sebelumnya itu dapat dilaksanakan dengan baik
untuk menciptakan keberhasilan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.
2.1.4 Efektivitas Komunikasi Antarpribadi
Efektivitas Komunikasi Antarpribadi dimulai dengan lima kualitas umum
yang dipertimbangkan yaitu keterbukaan (openness), empati (empathy), sikap
mendukung (supportiveness), sikap positif (positiveness), dan kesetaraan
(equality) ( Devito, 2011:286-291).
1. Keterbukaan (Openness)
Kualitas keterbukaan mengacu pada sedikitnya tiga aspek dari komunikasi
Antarpribadi. Pertama, komunikator Antarpribadi yang efektif harus terbuka
kepada orang yang diajaknya berinteraksi. Ini tidaklah berarti bahwa orang harus
dengan segera membukakan semua riwayat hidupnya.memang ini mungkin
menarik, tapi biasanya tidak membantu komunikasi. Sebaliknya, harus ada
kesediaan untuk membuka diri mengungkapkan informasi yang biasanya
disembunyikan, asalkan pengungkapan diri ini patut. Aspek keterbukaan yang
kedua mengacu kepada kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur
terhadap stimulus yang datang. Orang yang diam, tidak kritis, dan tidak tanggap
20
pada umumnya merupakan peserta percakapan yang menjemukan. Kita ingin
orang bereaksi secara terbuka terhadap apa yang kita ucapkan. Dan kita berhak
mengharapkan hal ini. Tidak ada yang lebih buruk daripada ketidak acuhan,
bahkan ketidaksependapatan jauh lebih menyenangkan. Kita memperlihatkan
keterbukaan dengan cara bereaksi secara spontan terhadap orang lain. Aspek
ketiga menyangkut “kepemilikan” perasaan dan pikiran (Bochner dan Kelly,
1974). Terbuka dalam pengertian ini adalah mengakui bahwa perasaan dan
pikiran yang anda lontarkan adalah memang milik anda dan anda
bertanggungjawab atasnya. Cara terbaik untuk menyatakan tanggung jawab ini
adalah dengan pesan yang menggunakan kata Saya (kata ganti orang pertama
tunggal).
2. Empati (empathy)
Henry Backrack (1976) mendefinisikan empati sebagai ”kemampuan seseorang
untuk ‘mengetahui’ apa yang sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu,
dari sudut pandang orang lain itu, melalui kacamata orang lain itu.” Bersimpati,
di pihak lain adalah merasakan bagi orang lain atau merasa ikut bersedih.
Sedangkan berempati adalah merasakan sesuatu seperti orang yang
mengalaminya, berada di kapal yang sama dan merasakan perasaan yang sama
dengan cara yang sama. Orang yang empatik mampu memahami motivasi dan
pengalaman orang lain, perasaan dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan
mereka untuk masa mendatang. Kita dapat mengkomunikasikan empati baik
secara verbal maupun non verbal. Secara nonverbal, kita dapat
mengkomunikasikan empati dengan memperlihatkan (1) keterlibatan aktif
dengan orang itu melalui ekspresi wajah dan gerak-gerik yang sesuai; (2)
21
konsentrasi terpusat meliputi komtak mata, postur tubuh yang penuh perhatian,
dan kedekatan fisik; serta (3) sentuhan atau belaian yang sepantasnya.
3. Sikap mendukung (supportiveness)
Hubungan Antarpribadi yang efektif adalah hubungan dimana terdapat sikap
mendukung (supportiveness). Suatu konsep yang perumusannya dilakukan
berdasarkan karya Jack Gibb. Komunikasi yang terbuka dan empatik tidak dapat
berlangsung dalam suasana yang tidak mendukung. Kita memperlihatkan sikap
mendukung dengan bersikap (1) deskriptif, bukan evaluatif, (2) spontan, bukan
strategic, dan (3) provisional, bukan sangat yakin.
4. Sikap positif (positiveness)
Kita mengkomunikasikan sikap positif dalam komunikasi Antarpribadi dengan
sedikitnya dua cara: (1) menyatakan sikap positif dan (2) secara positif
mendorong orang yang menjadi teman kita berinteraksi. Sikap positif mengacu
pada sedikitnya dua aspek dari komunikasi Antarpribadi. Pertama, komunikasi
Antarpribadi terbina jika seseorang memiliki sikap positif terhadap diri mereka
sendiri. Kedua, perasaan positif untuk situasi komunikasi pada umumnya sangat
penting untuk interaksi yang efektif. Tidak ada yang lebih menyenangkan
daripada berkomunikasi dengan orang yang tidak menikmati interaksi atau tidak
bereaksi secara menyenangkan terhadap situasi atau suasana interaksi.
5. Kesetaraan (Equality)
Dalam setiap situasi, barangkali terjadi ketidaksetaraan. Salah seorang mungkin
lebih pandai. Lebih kaya, lebih tampan atau cantik, atau lebih atletis daripada
yang lain. Tidak pernah ada dua orang yang benar-benar setara dalam segala hal.
Terlepas dari ketidaksetaraan ini, komunikasi Antarpribadi akan lebih efektif bila
22
suasananya setara. Artinya,, harus ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua
pihak sama-sama bernilai dan berharga, dan bahwa masing-masing pihak
mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan. Dalam suatu hubungan
Antarpribadi yang ditandai oleh kesetaraan, ketidak-sependapatan dan konflik
lebih dilihat sebagai upaya untuk memahami perbedaan yang pasti ada dari pada
sebagai kesempatan untuk menjatuhkan pihak lain. kesetaraan tidak
mengharuskan kita menerima dan menyetujui begitu saja semua perilaku verbal
dan nonverbal pihak lain. Kesetaraan berarti kita menerima pihak lain, atau
menurut istilah Carl rogers, kesetaraan meminta kita untuk memberikan
”penghargaan positif tak bersyarat” kepada orang lain.
2.1.5 Program Gerakan Pembangunan Kecamatan Rakyat Banten Bersatu
(Gerbang Ratu)
Provinsi Banten memiliki persoalan kemiskinan dan pengangguran.
Kemiskinan di Provinsi Banten dapat dilihat dari tiga pendekatan yaitu kemiskinan
alamiah, kemiskinan struktural, dan kesenjangan antar wilayah. Persoalan
pengangguran lebih dipicu oleh rendahnya kesempatan dan peluang kerja bagi
angkatan kerja di perdesaan. Upaya untuk menanggulanginya harus menggunakan
pendekatan multi disiplin yang berdimensi pemberdayaan. Pemberdayaan yang tepat
harus memadukan aspek-aspek penyadaran, peningkatan kapasitas, dan
pendayagunaan.
Mulai tahun 2012 Pemerintah Provinsi Banten mencanangkan Program
Gerakan Pembangunan Kecamatan Banten Bersatu (Program Gerbang Ratu).
Program Gerbang Ratu adalah program untuk mempercepat penanggulangan
23
kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan di wilayah Provinsi Banten.
Pendekatan Program gerbang ratu diintegrasikan dan disinergikan dengan
pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri, yang
selama ini dinilai berhasil. Beberapa keberhasilan PNPM Mandiri adalah berupa
penyediaan lapangan kerja dan pendapatan bagi kelompok rakyat miskin, efisiensi
dan efektivitas kegiatan, serta berhasil menumbuhkan kebersamaan dan partisipasi
masyarakat. Indonesia memiliki persoalan kemiskinan dan pengangguran.
Kemiskinan di Indonesia dapat dilihat dari tiga pendekatan yaitu kemiskinan
alamiah, kemiskinan struktural, dan kesenjangan antar wilayah. Persoalan
pengangguran lebih dipicu oleh rendahnya kesempatan dan peluang kerja bagi
angkatan kerja di perdesaan. Upaya untuk menanggulanginya harus menggunakan
pendekatan multi disiplin yang berdimensi pemberdayaan. Pemberdayaan yang tepat
harus memadukan aspek-aspek penyadaran, peningkatan kapasitas, dan
pendayagunaan.
Mulai tahun 2007 Pemerintah Indonesia mencanangkan Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri yang terdiri dari PNPM Mandiri
Perdesaan, PNPM Mandiri Perkotaan, serta PNPM Mandiri wilayah khusus dan desa
tertinggal. PNPM Mandiri Perdesaan adalah program untuk mempercepat
penanggulangan kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan. Pendekatan PNPM
Mandiri Perdesaan merupakan pengembangan dari Program Pengembangan
Kecamatan (PPK), yang selama ini dinilai berhasil. Beberapa keberhasilan PPK
adalah berupa penyediaan lapangan kerja dan pendapatan bagi kelompok rakyat
miskin, efisiensi dan efektivitas kegiatan, serta berhasil menumbuhkan kebersamaan
dan partisipasi masyarakat.
24
Visi PNPM Mandiri Perdesaan adalah tercapainya kesejahteraan dan
kemandirian masyarakat miskin perdesaan. Kesejahteraan berarti terpenuhinya
kebutuhan dasar masyarakat. Kemandirian berarti mampu mengorganisir diri untuk
memobilisasi sumber daya yang ada di lingkungannya, mampu mengakses sumber
daya di luar lingkungannya, serta mengelola sumber daya tersebut untuk mengatasi
masalah kemiskinan.
Misi PNPM Mandiri Perdesaan adalah:
1. Peningkatan kapasitas masyarakat dan kelembagaannya;
2. Pelembagaan sistem pembangunan partisipatif;
3. Pengefektifan fungsi dan peran pemerintahan lokal;
4. Peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana sarana sosial dasar dan ekonomi
masyarakat;
5. Pengembangan jaringan kemitraan dalam pembangunan.
Dalam rangka mencapai visi dan misi PNPM Mandiri Perdesaan, strategi
yang dikembangkan PNPM Mandiri Perdesaan yaitu menjadikan masyarakat miskin
sebagai kelompok sasaran, menguatkan sistem pembangunan partisipatif, serta
mengembangkan kelembagaan kerja sama antar desa.
Berdasarkan visi, misi, dan strategi yang dikembangkan, maka PNPM
Mandiri Perdesaan lebih menekankan pentingnya pemberdayaan sebagai pendekatan
yang dipilih. Melalui PNPM Mandiri Perdesaan diharapkan masyarakat dapat
menuntaskan tahapan pemberdayaan yaitu tercapainya kemandirian dan
keberlanjutan, setelah tahapan pembelajaran dilakukan melalui Program
Pengembangan Kecamatan (PPK).
25
Tujuan Umum PNPM Mandiri Perdesaan adalah meningkatnya kesejahteraan
dan kesempatan kerja masyarakat miskin di perdesaan dengan mendorong
kemandirian dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan pembangunan.
Tujuan khususnya meliputi:
1. Meningkatkan partisipasi seluruh masyarakat, khususnya masyarakat miskin
dan atau kelompok perempuan, dalam pengambilan keputusan perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan dan pelestarian pembangunan;
2. Melembagakan pengelolaan pembangunan partisipatif dengan
mendayagunakan sumber daya lokal;
3. Mengembangkan kapasitas pemerintahan desa dalam memfasilitasi
pengelolaan pembangunan partisipatif;
4. Menyediakan prasarana sarana sosial dasar dan ekonomi yang diprioritaskan
oleh masyarakat;
5. Melembagakan pengelolaan dana bergulir;
6. Mendorong terbentuk dan berkembangnya kerjasama antar desa;
7. Mengembangkan kerja sama antar pemangku kepentingan dalam upaya
penanggulangan kemiskinan perdesaan.
Keluaran program meliputi :
1. Terjadinya peningkatan keterlibatan Rumah Tangga Miskin (RTM) dan
kelompok perempuan mulai perencanaan sampai dengan pelestarian;
2. Terlembaganya sistem pembangunan partisipatif di desa dan antar desa;
3. Terjadinya peningkatan kapasitas pemerintahan desa dalam memfasilitasi
pembangunan partisipatif;
26
4. Berfungsi dan bermanfaatnya hasil kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan bagi
masyarakat;
5. Terlembaganya pengelolaan dana bergulir dalam peningkatan pelayanan
sosial dasar dan ketersediaan akses ekonomi terhadap RTM;
6. Terbentuk dan berkembangnya kerjasama antar desa dalam pengelolaan
pembangunan;
7. Terjadinya peningkatan peran serta dan kerja sama para pemangku
kepentingan dalam upaya penanggulangan kemiskinan perdesaan.
Visi Program GERBANG RATU adalah tercapainya kesejahteraan dan
kemandirian masyarakat miskin perdesaan. Kesejahteraan berarti terpenuhinya
kebutuhan dasar masyarakat. Kemandirian berarti mampu mengorganisir diri untuk
memobilisasi sumber daya yang ada di lingkungannya, mampu mengakses sumber
daya di luar lingkungannya, serta mengelola sumber daya tersebut untuk mengatasi
masalah kemiskinan. Misi Program GERBANG RATU adalah: (1) peningkatan
kapasitas masyarakat dan kelembagaannya; (2) pelembagaan sistem pembangunan
partisipatif; (3) pengefektifan fungsi dan peran pemerintahan lokal dalam
pembangunan infrastruktur kecamatan yang diintegrasikan dan disinergikan dengan
PNPM Mandiri; (4) peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur kecamatan; (5)
pengembangan jaringan kemitraan dalam pembangunan.
27
Dalam rangka mencapai visi dan misi Program GERBANG RATU, strategi
yang dikembangkan Program GERBANG RATU yaitu menjadikan masyarakat
miskin sebagai kelompok sasaran, menguatkan sistem pembangunan partisipatif,
serta mengembangkan kelembagaan kerja sama antar desa. Berdasarkan visi, misi,
dan strategi yang dikembangkan, maka Program GERBANG RATU lebih
menekankan pentingnya pemberdayaan sebagai pendekatan yang dipilih. Melalui
Program GERBANG RATU diharapkan masyarakat dapat menuntaskan tahapan
pemberdayaan yaitu tercapainya kemandirian dan keberlanjutan, setelah tahapan
pembelajaran dilakukan melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
(PNPM) Mandiri
Dengan diterbitkannya Peraturan Gubernur Nomor 13 Tahun 2013,
Pemerintah Provinsi Banten telah menetapkan Petunjuk Teknis Bantuan Keuangan
Kepada Pemerintah Kabupaten/Kota se-Provinsi Banten melalui Program Gerakan
Pembangunan Kecamatan Banten Bersatu (Program Gerbang Ratu) dengan Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Tahun 2012.
- Peran Fasilitator di Kecamatan
Fasilitator Kecamatan adalah pendamping masyarakat dalam mengikuti atau
melaksanakan Program GERBANG RATU. Peran fasilitator kecamatan adalah
memfasilitasi masyarakat dalam setiap tahapan Program GERBANG RATU pada
tahap sosialisasi, perencanaan, pelaksanaan, dan pelestarian, selain itu juga berperan
dalam membimbing kader-kader desa atau pelaku-pelaku Program GERBANG
RATU di desa dan kecamatan.
28
- Peran Unit Pengelola Kegiatan (UPK)/Masyarakat
Peran UPK adalah sebagai unit pengelola dan operasional pelaksanaan
kegiatan antar desa. Pengurus UPK sekurang-kurangnya terdiri dari ketua, sekretaris,
dan bendahara. Pengurus UPK berasal dari anggota masyarakat yang diajukan oleh
desa berdasarkan hasil musyawarah desa dan selanjutnya dipilih dalam musyawarah
antar desa. UPK mendapatkan penugasan MAD/BKAD untuk menjalankan tugas
pengelolaan dana program dan tugas pengelolaan dana perguliran.
2.2 Teori Efektivitas Komunikasi Berdimensi Ethos
Dipandang dari komponen komunikan, komunikasi yang efektif akan terjadi
jika komunikasi mengalami internalisasi (internalization), identifikasi diri (self
identifcation) dan ketundukan (compliance). Komunikasi mengalami proses
internalisasi, jika komunikan menerima pesan yang sesuai dengan sistem nilI Yng
dianut. Komunikan memperoleh sesuatu yang bermanfaat, pesan yang disampaikan
memiliki rasionalitas yangdapat diterima. Internalisasi bisa terjadi jika
komunikatornya memiliki ethos atau credibility (ahli dan dapat dipercaya),
karenanya komunikasi bisa efektif. Ketaatan pada diri komunikan akan terjadi, jika
komunikan yakin akan mengalami kepuasan, mengalami reaksi yang menyenangkan,
memperoleh reward dan terhindar dari punishment (keadaan dan kondisi tidak enak)
dari komunikator,jika menerima atau menggunakan isi pesannya (Hamidi, 2010:74 ).
29
Gambar 2.1 Teori Efektivitas Komunikasi Berdimensi Ethos
Sumber : Hamidi 2010
2.3 Kerangka Berfikir
Untuk mewujudkan hal-hal yang menjadi tujuan penelitian, maka kerangka
penelitian ini memuat teori-teori yang berhubungan dengan masalah penelitian yang
dijadikan kerangka pemikiran, hal yang memuat tentang kerangka berfikir yang
dibuat, dimana efektivitas dapat dilakukan untuk melihat hasil dari capaian suatu
kegiatan yang dilakukan oleh fasilitator pada PNPM Mandiri Perdesaan sebagai
wadah komunikasi antarpribadi dalam upaya kelancaran pelaksanaan gerbang ratu
yang dianggap berhasil dalam menekan jumlah kemiskinan dan sarana prasarana
daerah.
Pendekatan Program GERBANG RATU diintegrasikan dan disinergikan
dengan pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri,
yang selama ini dinilai berhasil. Beberapa keberhasilan PNPM Mandiri adalah
berupa penyediaan lapangan kerja dan pendapatan bagi kelompok rakyat miskin,
efisiensi dan efektivitas kegiatan, serta berhasil menumbuhkan kebersamaan dan
partisipasi masyarakat terutama di daerah Kabupaten Serang, jenis kegiatan yang
dilaksanakan pada program gerbang ratu adalah tercapainya kesejahteraan dan
kemandirian masyarakat miskin perdesaan. Kesejahteraan berarti terpenuhinya
30
kebutuhan dasar masyarakat. Kemandirian berarti mampu mengorganisir diri untuk
memobilisasi sumber daya yang ada di lingkungannya, mampu mengakses sumber
daya di luar lingkungannya, serta mengelola sumber daya tersebut untuk mengatasi
masalah kemiskinan. Program GERBANG RATU adalah: (1) peningkatan kapasitas
masyarakat dan kelembagaannya; (2) pelembagaan sistem pembangunan partisipatif;
(3) pengefektifan fungsi dan peran pemerintahan lokal dalam pembangunan
infrastruktur kecamatan yang diintegrasikan dan disinergikan dengan PNPM
Mandiri; (4) peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur kecamatan; (5)
pengembangan jaringan kemitraan dalam pembangunan. Pada kegiatan tersebut,
dilakukan penilaian atau pengukuran mengenai efektivitas komunikasi antarpribadi
menggunakan teori Josph A. Devito yang terdiri dari lima indikator yaitu
Keterbukaan (Openness), Empati (empathy), Sikap mendukung (supportiveness),
Sikap positif (positiveness), Kesetaraan (Equality).
31
di bawah ini dapat digambarkan mengenai kerangka berikir untuk penelitian
ini, yaitu :
Gambar 2.2
Kerangka Berfikir
2.4 Hipotesis Penelitian/Asumsi Dasar
Hipotesis merupakan jawaban ementara terhadap rumuan maalah penelitian,
dimana rumuan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat
pertanyaan.dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan
pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh
melalui pengumpulan data. Hipotesis merupakan suatu pernyataan yang masih harus
diuji kebenarannya secara empirik (Sugiyono, 2009:64).
Berdasarkan kerangka berfikir yang telahdijelaskan di atas, maka hipotesis
yang dapat dirangkum, yaitu :
Efektivitas Komunikasi Antarpribadi X
1. Keterbukaan (Openness) 2. Empati (empathy)3. Sikap mendukung (supportiveness)4. Sikap positif (positiveness) 5. Kesetaraan (Equality)
Varibel X (Variabel Independent)
Program Gerakan Pembangunan Kecamatan Rakyat Banten
Bersatu (Gerbang Ratu)Y
6. Pemberdayaan7. Meningkatnya kesejahteraan dan
kesempatan kerja 8. Melembagakan pengelolaan9. Berkembangnya kerjasama antar
desa10. Hasil PNPM Mandiri
Variabel Y (Variabel dependent)
32
“Efektivitas Komunikasi Antarpribadi Failitator terhadap pelaksanaan
Program Gerakan Pembangunan Kecamatan Rakyat Banten Bersatu (Gerbang
Ratu) mencapai 70% dengan tingkat ideal 100%”.
Hal ini, dengan angka mencapai 70% dengan tingkat ideal 100%, deskripsi
hasil pengolahan data yang di jumlah pada variabel efektivitas komunikasi
antarpribadi fasilitator mencapai 73% dan Program Gerakan Pembangunan
Kecamatan Rakyat Banten Bersatu (Gerbang Ratu) mencapai 74%.
Adapun pernyataan hipotesis yang digunakan pada penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Hipoteis nol (Ho) : Efektivitas Komunikasi Antarpribadi Fasilitator tidak
mempunyai hubungan yang signifikan dengan Program Gerakan Pembangunan
Kecamatan Rakyat Banten Bersatu (Gerbang Ratu)
2. Hipotesis alternatif (Ha) : Fasilitator mempunyai hubungan yang signifikan
dengan Program Gerakan Pembangunan Kecamatan Rakyat Banten Bersatu
(Gerbang Ratu)
33
2.5 Operasionalisasi Variabel/Operasionalisasi Konsep
2.5.1. Variabel Efektivitas Komunikasi Antarpribadi
2.5.1.1 Definisi
Efektivitas Komunikasi Antarpribadi Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat (PNPM) Mandiri yang terdiri dari PNPM Mandiri Perdesaan, PNPM
Mandiri Perkotaan, serta PNPM Mandiri wilayah khusus dan desa tertinggal. PNPM
Mandiri Perdesaan adalah program untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan
secara terpadu dan berkelanjutan.
2.5.1.1. Operasionalisasi
Secara operasional variabel program nasional pemberdayaan masyarakat
(PNPM) mandiri perdesaan yaitu dilakukan program pemerintah pusat yang
mempunyai visi yang menarik untuk menetapkan mempercepat penanggulangan
kemiskinan.
2.5.2. Variabel Program Gerakan Pembangunan Kecamatan Rakyat Banten
Bersatu (Gerbang Ratu)
2.5.2.1. Definisi
Program Gerbang Ratu adalah program untuk mempercepat penanggulangan
kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan di wilayah Provinsi Banten.
Pendekatan Program gerbang ratu diintegrasikan dan disinergikan dengan
pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri, yang
selama ini dinilai berhasil.
34
2.5.2.2. Operasionalisasi
Secara operasional variabel program gerakan pembangunan kecamatan rakyat
banten bersatu (Gerbang Ratu) yaitu dilakukan program pemerintah daerah untuk
mendistribusikan program pemerintah pusat yang mempunyai visi berupa penyediaan
lapangan kerja dan pendapatan bagi kelompok rakyat miskin, efisiensi dan efektivitas
kegiatan, serta menumbuhkan kebersamaan dan partisipasi masyarakat, (Petunjuk Teknis
Operasional Gerbang Ratu:6)
Tabel 2.1Operasional Variabel
VARIABEL SUBVARIABEL INDIKATOR PERTANYAAN SKALA
Efektivitas Komunikasi Antarpribadi
Varibel X (Variabel
Independent)
1. Keterbukaan (Openness)
1. Komunikator harus terbuka pada orang yang di ajak interaksi
2. Komunikator bereaksi secara jujur
3. Bertanggung jawab atas lontaran dan pikiran
1-3
4-5
6-7
Ordinal
2. Empati (empathy)
1. Keterlibatan aktif dengan melalui ekpresi wajah dan gerak gerik
2. Konsentrasi terpusat dengan gerak gerik postur
8-9
10-11
Ordinal
35
tubuh yang penuh perhatian
3. Sentuhan atau belaian yang sepantasnya
12-13
3. Sikap mendukung (supportiveness)
1. Deskriptif, bukan evakuatif
2. Spontan, bukan strategic
3. Provisional bukan sangat yakin
14-15
16-17
18-19
Ordinal
4. Sikap positif (positiveness)
1. Menyatakan sikap positif
2. Secara positif mendorong orang yang menjadi teman kita berinteraksi
20-22
23-24
Ordinal
5. Kesetaraan (Equality)
1. Tidak pernah ada dua orang yang benar-benar setara dalam segala hal
25-26 Ordinal
1. Pemberdayaan 1. Menekankan pentingnya pemberdayaan sebagai pendekatan yang dipilih
27-28 Ordinal
Program Gerakan
Pembangunan Kecamatan
Rakyat Banten Bersatu
(Gerbang Ratu)
Variabel Y (Variabel
dependent)
2. Meningkatnya kesejahteraan dan kesempatan kerja
1. Meningkatkan kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin di perdesaan dengan mendorong kemandirian
2. Peningkatan keterlibatan Rumah Tangga Miskin (RTM) dan kelompok perempuan
29-30
31-32
Ordinal
3. Melembagakan pengelolaan
1. Mendayagunakan sumber daya lokal
2. pengelolaan dana bergulir
33-34
35-36
Ordinal
4. Berkembangnya 1. Mendorong 37-38 Ordinal
36
kerjasama antar desa
hubungan antar desa
5. Hasil PNPM Mandiri
1. Hasil kegiatan berfungsi dan bermanfaat
39-40 Ordinal
Sumber dari buku Joseph A. Devito, komunikasi antarmanusia. hal 254Sumber dari buku pedoman Petunjuk Teknis Operasional Gerbang Ratu.
2.6. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu adalah merupakan kajian penelitian yang penah dilakukan
oleh peneliti sebelumnya yang dapat diambil dari 2 jurnal. Kajian penelitian ini
dengan kajian peneliti terdahulu diantaranya adalah sebagai berikut :
Penelitian menurut Lisu Purnama Sari, Dra. Lisa Ratriana Chairiyati, M.Si
(2012), Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan efektifitas komunikasi
interpersonal antara dosen dan mahasiswa dengan prestasi akademik mahasiswa.
Penelitian ini didasarkan pada lima aspek yang dikemukakan oleh Kumar (2002).
Penelitian ini menggunakan 83 responden yaitu mahasiswa Psikologi Universitas
Bina Nusantara, Jakarta. Alat ukur yang digunakan dalam adalah skala efektifitas
komunikasi interpersonal dan dokumentasi prestasi akademik berupa nilai IPK. Hasil
penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara komunikasi
interpersonal dengan prestasi akademik dengan korelasi (r) = 0,238 dengan
signifikansi 0,030 (p>0,05). Sebuah hasil prestasi yang baik bukan hanya karena
adanya efektifitas komunikasi interpersonal tetapi ada juga faktor-faktor lain yang
mendukung, seperti motivasi pada mahasiswa dan kemampuan akademik yang baik.
37
Penelitian menurut Pirasatnawati, (2013) tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan atau menggambarkan bagaimana proses komunikasi, reaksi
komunikasi yang ditimbulkan dan keterlibatan hubungan antara pedagang tradisional
dengan pelangganya. Dari hasil pengamatan peneliti, maka dapat dilihat bahwa
komunikasi interpersonal yang dilakukan oleh pedagang di pasar tradisonal
Padarincang sudah terbilang cukup efektif.
38
Tabel 2.2 Peneliti Terdahulu
NO ITEM PENELITI SEBELUMNYA PENELITI SEBELUMNYALisu Purnama Sari, Dra. Lisa Ratriana
Chairiyati, M.Si Pirasatnawati Aden Pahalana K. B
1 Judul Hubungan Efektivitas Komunikasi Interpersonal antara dosen dan mahasiswa dengan prestasi akademik mahasiswa psikolog universitas bina nusantara
Komunikasi Interpersonal Para pedagang tradisonal dalam Menjaga Loyalitas Pelanggan di Pasar Tradisional Padarincang
Efektivitas Komunikasi Antarpribadi Fasilitator terhadap Pelaksanaan Program Gerakan Pembangunan Kecamatan Rakyat Banten Bersatu (Gerbang Ratu)
2 Tahun 2012 2013 20143 Tujuan mengetahui hubungan efektifitas
komunikasi interpersonal antara dosen dan mahasiswa dengan prestasi akademik mahasiswa.
penelitian ini menggambarkan bagaimana proses komunikasi, reaksi komunikasi yang ditimbulkan dan keterlibatan hubungan antara pedagang tradisional dengan pelanggannya.
mengetahui efektifitas komunikasi antarpribadi fasilitator terhadap Pelaksanaan Program Gerakan Pembangunan Kecamatan Rakyat Banten Bersatu (Gerbang Ratu) di kecamatan
4 Teori Komunikasi Interpersonal, Prestasi Akademik, Mahasiswa Psikologi
Teori Adaptasi Interaksi Teori Efektivitas Komunikasi Berdimensi Ethos
5 Metode/Paradigma
metode kualitatif deskriptif Metode deskriptif yang menitik beratkan pada observasi melalui pendekatan kualitatif.
Metode kuantitatif deskriptif
6 Hipotesis (Kuantitatif)
a. Ho ditolak apabila Fhitung> Ftabel a. Ho ditolak apabila Fhitung> Ftabel
b. Ho diterima apabila Fhitung < F tabel b. Ho diterima apabila Fhitung < F tabel
7 Hasil Penelitian/Kesimpulan
Efektifitas komunikasi interpersonal merupakan salah satu faktor yang mendukung meningkatnya prestasi akademik, namun masih ada faktor-faktor lainnya yang menjadi pendukung meningkatnya prestasi akademik mahasiswa
8 Persamaan Meneliti Efektifitas komunikasi interpersonal
Meneliti tahap-tahap Komunikasi Interpesonal
Meneliti tahap-tahap Komunikasi Antarpribadi
9 Perbedaan penelitian dalam bidang akademis - Meneliti Interaksi Komunikasi antara pedagang tradisional dengan konsumen dan pelanggannya
- Teknik pengumpulan data juga melalui wawancara dengan para pedagang dan pembeli/pelanggan.
- Meneliti efektivitas komunikasi antara fasilitator yang ada di Kecamatan
- Menitik beratkan efek komunikasi terhadap alur komunikasi yang tepat
- Teknik pengumpulan data juga melalui kuesioner/angket dengan fasilitator
10 Kritik dalam pendukung faktor -faktor lain kurang penjelasan
11 Sumber Universitas Bina Nusantara, [email protected]
Repository Fisip Untirta, Pirasatnawati/2013
39
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Pendekatan dan Metode Penelitian
Menurut Arikunto (2005:136), jenis penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif, hal ini dapat dilihat melalui judul penelitian. Menurut Sugiyono (2005:
14), “Penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan maksud memperoleh data yang
berbentuk angka atau data kuantitatif yang diangkakan”.
Penelitian ini dilakukan untuk medapatkan hasil analis suatu hubungan antara
dua variabel yang keduanya ada keterkaitan dalam melakukan suatu kegiatan, supaya
dapat dilihat titik kelemahan yang dapat diperbaiki.
Menurut Hadi (2005:3) “penelitian adalah suatu usaha untuk menemukan,
mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, usaha mana dilakukan
dengan menggunakan metode-metode karya ilmiah, ilmu yang memberikan tentang
metode untuk penelitian”.
Menurut Arikunto (2002:136) “metode penelitian adalah cara yang akan
digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”. Sedangkan menur
ut Subiyanto (1991:2) “metode penelitian adalah prosedur tertentu yang dinilai
obyektif serta tata cara penyampaiannya benar sesuai dengan disiplin ilmu masing-
masing”. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode penelitian
adalah proses atau rangkaian langkah-langkah yang dilakukan dengan terencana dan
sistematis guna mendapatkan pemecahan masalah atau mandapatkan jawaban
terhadap pertanyaan tertentu.
40
3.2. Ruang Lingkup/Fokus Penelitian
Fokus dan ruang lingkup merupakan alat untuk membatasi study penelitian
sehingga peneliti dapat menyaring data-data yang masuk. Adapun fokus dan ruang
lingkup dari penelitian ini adalah :
1. Efektivitas komunikasi antarpribadi fasilitator.
2. Pelaksanaan Program Gerakan Pembangunan Kecamatan Rakyat Banten Bersatu
(Gerbang Ratu).
Kedua program yang merupakan kegiatan yang sama yaitu untuk
mewujudkan pemberdayaan masyarakat dalam membangkitkan partisipasi,
transparansi dan demokrasi ini dapat terwujud.
3.3. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Banten berada di Kabupaten Serang.
Adapun yang menjadi pertimbangan adalah Seluruh Kecamatan sebagai bahan untuk
penelitian bersedia memberikan data yang diperlukan.
3.4. Variabel Penelitian
Variabel adalah gejala-gejala yang bervariasi yang menjadi titik perhatian
dari suatu penelitian dan menurut fungsinya variabel dibedakanmenjadi dua yaitu
variabel penyebab dan variabel terikat (Suryobroto, 2005: 105). Dalam penelitian ini
terdapat 2 variabel yang akan diteliti yaitu satu variabel bebas dan satu variabel
terikat atau tidak bebas.
41
1) Efektivitas komunikasi antarpribadi fasilitator, diberi simbol (X).
2) Pelaksanaan Program Gerakan Pembangunan Kecamatan Rakyat Banten Bersatu
(Gerbang Ratu), diberi simbol (Y).
3.5. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kuantitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian
adalah peneliti itu sendiri sehingga peneliti harus “divalidasi”. Validasi terhadap
peneliti, meliputi; pemahaman metode penelitian kuantitatif, terdapat beberapa kisi-
kisi instrumen penelitian (Sugiono,2009:305).
Peneliti kuantitatif sebagai human instrumen berfungsi menetapkan fokus
penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data,
analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya
(Sugiono,2009:306).
3.5.1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data
sekunder.
a. Data Primer
Data primer adalah data atau informasi yang berasal dari sumber asli, diperoleh
sarana langsung dari obyek penelitian. Data primer dalam penelitian ini diperoleh
dengan memberikan angket (kuesioner) yang meliputi angket tentang efektivitas
komunikasi antarpribadi.
42
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data atau informasi yang relevan dan merupakan hasil studi
pihak lain untuk kepentingan mereka sendiri tetapi dapat dipergunakan pihak lain
guna menjawab masalah penelitian. Data sekunder diperoleh dari majalah, surat
kabar, buku-buku panduan, media elektronik dan data yang ada di Provinsi
Banten.
Menurut Arikunto (2006:118) “sumber data adalah subyek penelitian dimana
data menempel”. Sumber data dapat berupa benda, gerak, manusia, tempat dan
sebagainya. Sumber data yang akan dimanfaatkan dalam penelitian ini meliputi:
a. Informasi dari Provinsi Banten dan Kabupaten
b. Arsip dan dokumen Provinsi Banten dan Kabupaten
c. Tempat dan peristiwa di Provinsi Banten dan Kabupaten
d. Pihak-pihak yang berkompeten dan terkait dengan penelitian ini.
3.5.2. Angket atau Kuesioner
Angket atau kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden. Peneliti menggunakan teknik ini untuk
mendapatkan data tentang efektivitas komunikasi antarpribadi dan pelaksanaan
program. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan angket langsung dan tertutup
dengan bentuk rating-scak, dimana daftar pertanyaan ditanggapi langsung oleh
responden sendiri dengan memilih jawaban yang sudah tersedia.Sebelum menyusun
angket, terlebih dahulu dibuat konsep alat ukur yang sesuai dengan penelitian yang
dilakukan.
43
Konsep alat ukur ini berupa kisi-kisi angket. kisi angket kemudian dijabarkan
kedalam variabel dan indikator, selanjutnya dijadikan landasan dan pedoman dalam
menyusun item-item pertanyaan atau pertanyaan sebagai instrument penelitian.
Pertanyaan dalam angket kuisioner terdiri dari 14 soal dengan mengarah pada
efektivitas komunikasi antarpribadi dalam pelaksanaan program Gerakan
Pembangunan Kecamatan Rakyat Banten Bersatu (Gerbang Ratu) soal yang diajukan
sebagai berikut :
1. Adanya keterbukaan diarahkan kepada kebutuhan pelestarian dan pengembangan
hasil-hasil program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri
2. Dalam pelaksanaan program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)
Mandiri selalu memberikan motivasi serta harapan dan keinginan untuk masa
mendatang
3. Dalam memberikan arahan selalu keterlibatan aktif dengan orang itu melalui
ekspresi wajah dan gerak-gerik yang sesuai
4. Terbentuk pola hubungan konsentrasi terpusat meliputi kontak mata, postur
tubuh yang penuh perhatian, dan kedekatan fisik
5. Selalu memberikan dari masing-masing pihak mempunyai sesuatu yang penting
untuk disumbangkan
6. Dalam melakukan komunikasi yang terbuka dan empatik tidak dapat berlangsung
dalam suasana yang tidak mendukung
7. Komunikasi Antarpribadi terbina jika seseorang memiliki sikap positif terhadap
diri mereka sendiri
44
8. PNPM Mandiri Perdesaan lebih menekankan pentingnya pemberdayaan sebagai
pendekatan yang dipilih
9. PNPM Mandiri Perdesaan dapat meningkatnya kesejahteraan dan kesempatan
kerja masyarakat miskin di perdesaan dengan mendorong kemandirian dalam
pengambilan keputusan dan pengelolaan pembangunan
10. PNPM Mandiri Perdesaan melembagakan pengelolaan pembangunan partisipatif
dengan mendayagunakan sumber daya lokal
11. PNPM Mandiri Perdesaan melembagakan pengelolaan dana bergulir
12. PNPM Mandiri Perdesaan mendorong terbentuk dan berkembangnya kerjasama
antar desa
13. Dilaksanakannya PNPM Mandiri Perdesaan terjadinya peningkatan keterlibatan
Rumah Tangga Miskin (RTM) dan kelompok perempuan mulai perencanaan
sampai dengan pelestarian
14. Berfungsi dan bermanfaatnya hasil kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan bagi
masyarakat
Pertanyaan yang diajukan sesuai dengan aspek yangtertuang dalam kisi-kisi
yang telah disusun. Untuk menentukan nilai jawaban angket dari masing-masing
pertanyaan yang diajukan dengan modifikasi skala ordinal. Skala ordinal merupakan
skala yang berisi lima tingkatan jawaban mengenai kesetujuan responden terhadap
statement/pertanyaan yang dikemukakan melalui opsi yang tersedia.
Sutrisno Hadi (2006 : 20) mengemukakan skala ordinal atas tingkatan
kesetujuan terhadap statement dalam angket diklasifikasikan sebagai berikut :
SA = Strongly Agree = SS : Sangat setuju
A = Agree = S : Setuju
45
UD = Undecided = BM : Belum memutuskan
DA = Disagree = TS : Tidak setuju
SDA = Strongly Agree = STS : Sangat tidak setuju
Untuk scoring di atas jawaban setiap item instrumen dalam bentuk skala
ordinal menggunakan skala 5 yaitu sebagai berikut:
a. Sangat setuju : nilai 5
b. Setuju : nilai 4
c. Belum memutuskan: nilai 3
c. Tidak setuju : nilai 2
d. Sangat tidak setuju : nilai 1
3.5.3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan cara untuk mencari data pegawai, hal-hal atau
variabel yang berbentuk catatan, buku, surat kabar, majalah, notulen, ledger, prasasti,
agenda” (Suharsimi Arikunto, 1998:188). Metode ini digunakan untuk memperoleh
data-data tentang gambaran umum lokasi penelitian.
3.6. Populasi dan Sampel Penelitian / Informan Penelitian
3.6.1. Populasi
Menurut Sekaran (2006: 226), “Populasi adalah sekumpulan individu,
peristiwa atau hal yang menarik lainnya yang ingin diteliti”.
Berdasarkan definisi di atas, maka populasi dalam penelitian ini adalah
pelaku fasilitator pelaksanaan Program Gerakan Pembangunan Kecamatan Rakyat
Banten Bersatu (Gerbang Ratu) dengan fasilitator yang terlibat dalam pelaksanaan
kegiatan adalah :
46
Tabel 3.1Daftar Pengurus Unit Pengelola Kegiatan (UPK) di Kabupaten Serang
NO Jabatan Jumlah
1 Ketua Unit Pengelola Kegiatan 29
2 Sekretaris Unit Pengelola Kegiatan 29
3 Bendahara Unit Pengelola Kegiatan 29
Jumlah 87
Sumber dari Satker PNPM Mpd Provinsi Banten (jumlah fasilitator PNPM Mpd)
Apabila penelitian ini merupakan penelitian populasi dalam studi sensus
rumit dalam pencarian data mencari informasi kondisi pelaku, dengan ini penelitian
menggunakan sampel dan sampling, dengan menunjuk Unit Pengelola Kegiatan
(UPK) sebagai masyarakat di kabupaten Serang.
3.6.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu mewakili
populasi dalam penelitian. Dalam penyusunan sampel perlu disusun kerangka
sampling yaitu daftar dari semua unsur sampling dalam populasi sampling, dengan
batas-batasnya harus jelas dan dapat menghasilkan gambaran yang dipercaya dari
seluruh populasi yang diteliti. Faktor yang diperhatikan dalam penentuan besar
kecilnya sampel, sesuai dengan Degree of homogenity dari populasi, makin homogin
populasi makin sedikit jumlah sampel yang diambil.
Teknik dalam pengambilan sampel, namun secara garis besar adalah
total sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota
populasi sebagai responden atau sampel. Dengan demikian, maka peneliti
mengambil sampel dari Unit Pengelola Kegiatan (UPK) di Kabupaten Serang.
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 87 sampel.
47
3.7. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
3.7.1. Teknik Pengolahan Data
3.7.1.1. Tabel
Penyajian data dalam bentuk tabel dimaksudkan agar orang dengan mudah
memahami dan menelaah apa yang disajikan (Djarwanto, 1987: 16). Dalam membuat
tabel ini, yang harus ditempuh adalah menentukan nilai range dan interval kelas yang
dapat dari sebagai berikut :
a. Range, dengan rumus :
R = Nilai data Max. – Nilai data Min. (Djarwanto, 2006: 61)
b. Interval kelas, dengan rumus :
R
Ci = ---------
K
Keterangan :
Ci : Interval kelas, R : Range, dan K : Jumlah kelas
3.7.2. Teknik Analisis Data
3.7.2.1. Uji Validitas Instrumen
Validitas ialah mengukur apa yang ingin diukur.Validitas menunjukan
sejauhmana alat itu mengukur apa yang ingin diukur. Secara mendasar, validitas
merupakan keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen yang bersangkutan
mampu mengukur apa yang akan diukur. Hasil penelitian yang valid bila terdapat
keamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada
obyek yang di teliti. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk
48
mendapatkan data itu (mengukur) valid. Valid diartikan bahwa instrumen tersebut
dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya. Maka dari itu untuk menguji
instrumen penelitian ini agar data yang didapat valid, maka peneliti menggunakan
rumus Korelasi spearman untuk jumlah sampel 87 adalah :
Di mana:
Rho = Koefisien Korelasi Spearman
∑x² = Jumlah Variabel X
∑y² = Jumlah Variabel Y
∑d² = Total Kuadrat selisih antar ranking
2 = Jumlah sampel penelitian
D.A. de Vaus menginterpretasikan koefisien korelasi sebagai berikut :
3.7.2.2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas berasal dari bahasa Inggris rely, yang berarti percaya dan reliable
yang berarti dapat dipercaya. Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan
sejauhmana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu
49
alat ukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran
yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukuran tersebut reliabel.
Pengujian Reliabilitas instrumen dilakukan dengan internal konsisten dengan
menggunakan teknik Cronbach Alhpa. Cronbach Alpa yaitu perhitungan yang
dilakukan dengan menghitung rata-rata interkorelasi di antara butir-butir pertanyaan
dalam kuesioner, variabel dikatakan reliabel jika nilai alphanya lebih dari 0.30.
Pengujian reliabel dibantu dengan piranti lunak Statistic Program for Social Science
(SPSS) versi 15. Berikut ini rumus Alpha Cronbach yang digunakan untuk menguji
reliabilitas :
=
==
ts
is
kka
2
21
1
Keterangan :
K = Jumlah item
Sᵢ² = jumlah varians skor total
Sᵣ² = varians responden untuk item ke i
3.7.2.3. Analisis Korelasi Spearman
(Djarwanto, 2006: 352) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan
korelasi dua variabel adalah : “suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
hubungan antar dua variabel”. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
50
Setelah diketahui nilai korelasi antara masing-masing variabel bebas terhadap
variabel terikat, selanjutnya diukur menggunakan criteria kategori hubungan sebagai
berikut :
00 = Tidak ada Hubungan
0,01 – 0,09 = Hubungan kurang berarti
0,10 – 0,29 = Hubungan lemah
0,30 – 0,49 = Hubungan Moderat
0,50 – 0,69 = Hubungan Kuat
0,70 – 0,89 = Hubungan sangat rendah
≥ 0,90 = Hubungan mendekai sempurna
3.7.2.4. Uji F
Untuk Uji-F digunakan untuk menguji perbedaan rata-rata dari suatu sampel
acak berdistribusi (memiliki sebaran) normal. Dalam aplikasi di dunia nyata, uji-F
lebih banyak dipakai karena hanya mensyaratkan bahwa sample berasal dari
distribusi normal saja. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)
Mandiri Perdesaan Provinsi Banten variabel (X) dan Program Gerakan Pembangunan
Kecamatan Rakyat Banten Bersatu (Gerbang Ratu) variabel (Y). Langkah-langkah
pengujian uji F adalah :
a. Ho ditolak apabila F hit > F tab artinya variabel Efektivitas Komunikasi
Fasilitator tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan Program Gerakan
Pembangunan Kecamatan Rakyat Banten Bersatu (Gerbang Ratu).
b. Ho diterima apabila F hit < F tab artinya variabel Fasilitator mempunyai
hubungan yang signifikan dengan Program Gerakan Pembangunan Kecamatan
Rakyat Banten Bersatu (Gerbang Ratu).
51
c. Diagram Uji F
3.8. Jadwal Penelitian
Penelitian ini dimulai pada bulan Mei 2014 sampai Agustus 2014, adapun
jadual penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.2Jadual Penelitian
Keterangan Mei Juni Juli Agustus
Minggu Minggu Minggu Minggu
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pra Survey
Usulan Penelitian
Pengolahan Data
Daerah Penolakan
Daerah Penerimaan
0af f
a
52
Analisis Data
Penyusunan Laporan
52
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian
4.1.1. Gambaran Umum PNPM Mandiri Perdesaan Kabupaten Serang
Kabupaten Serang Merupakan salah satu dari enam Kabupaten/Kota di
Provinsi Banten, terletak diujung barat bagian utara pulau jawa dan merupakan
pintu gerbang utama yang menghubungkan Pulau Sumatera dengan Pulau Jawa
dengan jarak ± 70 km dari kota Jakarta, Ibukota Negara Indonesia.
Secara Geografis wilayah Kabupaten Serang terletak pada koordinat 5º50’
sampai dengan 6º21’ Lintang Selatan dan 105º0’ Bujur Timur. Jarak terpanjang
menurut garis lurus dari utara ke selatan adalah sekitar 60 km dan jarak terpanjang
dari Barat ke Timur adalah sekitar 90 km sedangkan kedudukan secara
administrasi berbatasan dengan sebelah utara dibatasi dengan Laut Jawa, sebelah
timur dibatasi dengan Kabupaten Tangerang, sebelah barat dibatasi dengan Kota
Cilegon dan Selat Sunda, sebelah selatan dibatasi oleh Kabupaten Lebak dan
Pandeglang.
Luas Wilayah secara administrasi tercatat 1.734,28 km² yang terbagi atas
29 Kecamatan 326 Desa + Kelurahan dengan jumlah penduduk mencapai
1.450.894 jiwa pada bulan juni 2013 sesuai data BPS Kabupaten Serang.
53
Mulai tahun 2007 Pemerintah Indonesia mencanangkan Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri yang terdiri dari PNPM Mandiri
Perdesaan, PNPM Mandiri Perkotaan, serta PNPM Mandiri wilayah khusus dan
desa tertinggal. PNPM Mandiri Perdesaan adalah program untuk mempercepat
penanggulangan kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan. Pendekatan PNPM
Mandiri Perdesaan merupakan pengembangan dari Program Pengembangan
Kecamatan (PPK), yang selama ini dinilai berhasil. Beberapa keberhasilan PPK
adalah berupa penyediaan lapangan kerja dan pendapatan bagi kelompok rakyat
miskin, efisiensi dan efektivitas kegiatan, serta berhasil menumbuhkan
kebersamaan dan partisipasi masyarakat yang kaitannya di daerah Kabupaten
Serang memiliki pengangguran sekitar 111.389 jiwa yang posisinya di tengah
antara kabupaten/kota di Provinsi Banten , kemiskinannya yang mencapai 97.254
kepala keluarga (KK) di Tahun 2010.
Dengan hal ini PNPM Mandiri Perdesaan di wilayah Kabupaten Serang
mendapatkan dana bantuan dari Pemerintah Pusat yang turun kepada Pemerintah
Provinsi Banten dengan kaitannya pemberian Uang senilai 1 Milyar Rupiah
kepada Kab/Kota untuk di cairkan oleh masing-masing Kecamatan yang ada di
wilayahnya dengan dibuatnya Program GERBANG RATU melalui PNPM
Mandiri Perdesaan yang. Dengan proses pencairan dana dan penyaluran dana
yang dikelola oleh UPK Kecamatan.
54
Gambar 4.1 Mekanisme Pencairan Dana BLM dari KPPN ke UPK
Penyaluran dana adalah proses penyaluran dari rekening kolektif BLM
yang dikelola Unit Pengelola Kegiatan (UPK) kepada Tim Pengelola Kegiatan
(TPK) di desa.
Gambar 4.2 Alur Penyaluran Dana PNPM dari Rekening Kolektif ke Desa
Sebagai pelaksana di wilayah untuk berjalannya suatu kegiatan di
kabupaten dan kecamatan tentu harus ada fasilitator yang melakukan pekerjaan di
wilayah kabupaten dengan mengkoordinir satu kabupaten, dan fasilitator
kecamatan mengkoordinir wilayah kecamatan, jadi tugas fasilitator Fas-Kab
adalah supervisor manajerial profesional yang berkedudukan di Kabupaten
55
dengan fungsi untuk memastikan seluruh proses tahapan kegiatan mulai dari
proses perencanaan, pelaksanaan dan pelestarian berjalan dengan baik serta
memberikan bimbingan atau dukungan teknis dan manajemen kepada pelaku
PNPM Mandiri Perdesaan di kecamatan dan desa. Fas-Kab juga berperan sebagai
fasilitator bagi pemerintahan daerah dalam melakukan kajian terhadap peraturan-
peraturan daerah yang relevan dengan PNPM Mandiri Perdesaan. Dalam
menjalankan perannya, Fas-Kab harus melakukan koordinasi dengan Tim
Koordinasi PNPM Mandiri Perdesaan Kabupaten yang ada di wilayah kerjanya,
tugas Fasilitator Kecamatan adalah menyebarluaskan dan mensosialisasikan
PNPM Mandiri Perdesaan kepada masyarakat dan aparat desa/kecamatan,
memfasilitasi KPMD dalam pendataan RTM (Rumah Tangga Miskin), menyusun
Rencana Kerja Tindak Lanjut (RKTL) pelaksanaan kegiatan bersama masyarakat
dimulai dari proses sosialisasi hingga pelestarian kegiatan. memastikan dan
memfasilitasi terlaksananya tahapan-tahapan PNPM Mandiri Perdesaan mulai dari
tahap perencanaan, pelaksanaan dan pelestarian dengan tetap memperhatikan
penerapan prinsip-prinsip PNPM Mandiri Perdesaan, memberikan pelatihan-
pelatihan dan bimbingan kepada masyarakat dan pelaku-pelaku PNPM Mandiri
Perdesaan di desa dan kecamatan (KPMD, PL, Tim Pengelola Kegiatan / TPK,
Unit Pengelola Kegiatan / UPK, Tim Penulis Usulan, Tim Pengawas dll.),
memberikan pelatihan-pelatihan dan bimbingan peningkatan kapasitas
pemerintahan lokal baik di desa dan antar desa (BPD, Kepala desa, aparat
kecamatan, dll.), memfasilitasi pembentukan dan pengembangan Badan Kerja
sama Antar Desa (BKAD).
56
4.2. Deskripsi Data
4.2.1. Identitas Responden
Responden dalam penelitian ini adalah Unit Pengelola Kegiatan (UPK)
yaitu sebanyak 87 responden. Dibawah ini karakteristik responden yang terlibat
dalam penelitin yang dilakukan berdasarkan jenis kelamin, tingkat usia dan
pendidikan terakhir.
a. Jumlah Proporsi Responden berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.1 Sebaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
NO KETERANGAN JUMLAH FREKUENSI PERSENTASE
1 Laki-laki 65 75% 2 Perempuan 22 25%
TOTAL 87 100%
Sumber : Diolah oleh penulis berdasarkan data, 2014
Dari tabel di atas, dapat dilihat komposisi jumlah responden berdasarkan jenis
kelamin dari 87 responden, 75% adalah Laki-laki dan sisanya sebesar 25%
adalah perempuan. Namun demikian perbedaanya tidak ignifikan hanya
berkisar 50%. Hal ini menunjukan bahwa mayoritas masyarakat yang bekerja
sebagai upk lebih banyak Laki-laki yang bekerja dibandingkan perempuan,
karena laki-laki lebih mempunyai semangat tinggi dan kerja keras dalam
bekerja sebagai fasilitator yang berperan langsung di masyarakat
dibandingkan perempuan yang mayoritas ibu rumah tangga.
57
b. Jumlah Responden Berdasarkan Usia
Tabel 4.2 Sebaran Responden Berdasarkan Usia
NO GOLONGAN USIA
JUMLAH FREKUENSI PERSENTASE
1 20 – 29 Tahun 18 21% 2 30 – 39 Tahun 49 56% 3 40 – 49 Tahun 17 20% 4 ≥ 50 Tahun 3 3%
TOTAL 87 100%
Sumber : Diolah oleh penulis berdasarkan data, 2014
Dari tabel di atas, dapat dilihat komposisi jumlah responden berdasarkan
tingkat usia dari 87 responden. Hasil dari pengumpulan data menyatakan pada
golongan usia 20 – 29 tahun ada 21% atau terdapat (18 responden), golongan
usia 30 – 39 tahun ada 56% atau terdapat (49 responden), golongan usia 40 –
49 tahun ada 20% atau terdapat (17 responden), dan sisanya golongan usia ≥
50 tahun ada 3% atau terdapat (3 responden). Hal ini menunjukan bahwa
mayoritas masyarakat yang bekerja sebagai upk usia 30 - 39 dengan
persentase 56% begitu tinggi dalam minat pekerjaan yang dikategorikan usia
produktif.
58
c. Jumlah Proporsi Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel 4.3 Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
NO TINGKAT PENDIDIKAN
JUMLAH FREKUENSI PERSENTASE
1 SD 4 5% 2 SMP 5 6% 3 SMA/Setara 32 37% 4 D3 10 11% 5 S1 30 34% 6 S2 6 7% 7 S3 0 0%
TOTAL 87 100%
Sumber : Diolah oleh penulis berdasarkan data, 2014
Berdasarkan dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa rata-rata pendidikan
responden adalah berpendidikan minimal SMA atau setara, jumlahnya
mencapai 37% dari totoal keseluruhan responden. Dilanjutkan dengan
responden dengan pendidikan SD ada 5% atau terdapat (4 responden), tingkat
pendidikan SMP ada 6% atau terdapat (5 responden), tingkat pendidikan
SMA/setara ada 37% atau terdapat (32 responden), tingkat pendidikan D3 ada
11% atau terdapat (10 responden), tingkat pendidikan S1 ada 34% atau
terdapat (30 responden), tingkat pendidikan S2 ada 7% atau terdapat (6
responden), dan tingkat pendidikan S3 ada 0% atau terdapat (0 responden).
Hal ini menunjukan bahwa mayoritas masyarakat yang bekerja sebagai upk
adalah rata-rata lulusan SMA.
59
4.2.2. Analisis Data
Jenis dan Analisis Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuantitatif deskriptif, maka data yang diperoleh tidak hanya berbentuk pernyataan
dari hasil penyebaran kuesioner, melainkan ditampilkan dari hasil penelitian yang
berbentuk angka yang kemudian diolah. Skala yang dipakai dalam kuesioner
adalah skala ordinal, dimana pilihan jawaban terdiri atas 4 item yang memiliki
option berbeda akan tetapi memiliki poin yang sama antara pertanyaan 1 (satu)
sampai dengan 40 (empat puluh), yaitu option STS bernilai 1, TS bernilai 2, BS
bernilai 3, S bernilai 4, SS bernilai 5. Dengan Asumsi semakin tinggi nilai yang
diperoleh dari kuesioner, maka semakin baik pula pada Efektivitas Komunikasi
Antarpribadi, pada penelitian ini peneliti menggunakan keterbukaan (openness),
empati (empathy), sikap mendukung (supportiveness), sikap positif
(positiveness), dan kesetaraan (equality) Devito (2011:286-291). Pengambilan
data dari hasil yang diperoleh responden melalui kuesioner mengenai tanggapan
responden tentang Efektivitas Komunikasi Antarpribadi yang terdiri dari 26 butir
pernyataan yang diisi oleh 87 responden tersebut. dari 26 butir pernyataan yang
dapat dilihat pada uraian berikut ini :
60
Tabel 4.4 Kesan yang kuat terhadap komunikasi
NO JENIS TANGGAPAN
JUMLAH FREKUENSI PERSENTASE
1 Sangat Tidak Setuju 0 0,00% 2 Tidak Setuju 0 0,00% 3 Ragu-ragu 13 14,94% 4 Setuju 55 63,22% 5 Sangat Setuju 19 21,84%
Total Soal 87 100,00%
Sumber : Diolah oleh penulis berdasarkan pertanyaan nomor 1, 2014
Berdasarkan dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa terdapat responden yang
menyatakan sangat setuju 19 responden ada 21,84%, menyatakan setuju 55
responden ada 63,22%, menyatakan ragu-ragu 13 responden ada 14,94% dan
sisanya menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju 0 responden ada 0%. Hal
ini menunjukan bahwa hasil penyataan dalam tabel 4.4 termasuk dalam kategori
besar mengenai pernyataan bahwa penyampaian kesan yang kuat terhadap
komunikasi. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas
responden setuju dengan pernyataan bahwa penyampaian kesan yang kuat
terhadap komunikasi. Menurut Agus M. Hardjana memiliki perilaku spontan yang
dilakukan karena desakan emosi dan tanpa sensor serta revisi ecara kognitif
artinya keadaan fasilitator saat berkomunikasi dengan masyarakat terkait
programnya memberikan keyakinan positif kepada masyarakat dalam setiap
pertemuan, contoh musyawarah rencana pembangunan desa (musrenbangdes).
61
Tabel 4.5 Faktor emosional (bersemangat, ceria) di dalam pekerjaan
NO JENIS TANGGAPAN
JUMLAH FREKUENSI PERSENTASE
1 Sangat Tidak Setuju 0 0,00% 2 Tidak Setuju 1 1,15% 3 Ragu-ragu 34 39,08% 4 Setuju 31 35,63% 5 Sangat Setuju 21 24,14%
Total Soal 87 100,00%
Sumber : Diolah oleh penulis berdasarkan pertanyaan nomor 2, 2014
Berdasarkan dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa terdapat responden yang
menyatakan sangat setuju 21 responden ada 24,14%, menyatakan setuju 31
responden ada 35,63%, menyatakan ragu-ragu 34 responden ada 39,08%,
menyatakan tidak setuju 1 responden ada 1,15% dan sisanya menyatakan sangat
tidak setuju 0 responden ada 0%. Hal ini menunjukan bahwa hasil penyataan
dalam tabel 4.5 termasuk dalam kategori ragu mengenai pernyataan bahwa faktor
emosional yang terlibat dalam pekerjaan. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa mayoritas responden ragu-ragu dengan pernyataan bahwa
aktifitas bekerja lebih melibatkan faktor emosional (bersemangat, ceria). Hal ini
dibuktikan dengan keadaan yang tidak baik/sedang mempunyai masalah pribadi
sehingga mudah memancing sikap malas terhadap suasana pekerjaan di lapangan
yang mendorong Fasilitator mempunyai komunikasi yang kurang efektif pada saat
sosialisasi ke masyarakat mengenai Program Gerbang Ratu dan kegiatan lainnya,
padahal seharusnya disaat bekerja seseorang harus profesional dan yakin terhadap
sikap faktor emosional yang di alaminya. Hal ini memiliki perilaku spontan yang
dilakukan karena desakan emosi dan tanpa sensor serta revisi secara kognitif.
62
Tabel 4.6 Fasilitator yang bertugas selalu memberikan informasi terbaru
NO JENIS TANGGAPAN
JUMLAH FREKUENSI PERSENTASE
1 Sangat Tidak Setuju 0 0,00% 2 Tidak Setuju 16 18,39% 3 Ragu-ragu 44 50,57% 4 Setuju 25 28,74% 5 Sangat Setuju 2 2,30%
Total Soal 87 100,00%
Sumber : Diolah oleh penulis berdasarkan pertanyaan nomor 3, 2014
Berdasarkan dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa terdapat responden yang
menyatakan sangat setuju 2 responden ada 2,30%, menyatakan setuju 25
responden ada 28,74%, menyatakan ragu-ragu 44 responden ada 50,57%,
menyatakan tidak setuju 16 responden ada 18,39% dan sisanya menyatakan sangat
tidak setuju 0 responden ada 0%. Hal ini menunjukan bahwa hasil penyataan
dalam tabel 4.6 termasuk dalam kategori ragu mengenai pernyataan bahwa
fasilitator yang bertugas dari kabupaten dan kecamatan selalu memberikan
informasi terbaru. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
mayoritas responden ragu-ragu dengan pernyataan bahwa fasilitator yang bertugas
dari kabupaten dan kecamatan selalu memberikan informasi terbaru mengenai
pekerjaan maupun luar pekerjaan. Hal ini dibuktikan dengan setiap informasi
seputar arahan, berita seputar kegiatan di kecamatan lain, yang disampaikan
dalam forum komunikasinya masih tidak efektif atau belum benar yang
dilontarkan fasilitator pada lingkup sehari-hari. Menurut Agus M. Hardjana hal ini
menjadi perilaku sadar karena dianggap sesuai dengan situasi yang ada
menimbulkan sikap terbuka, saling menghargai saling mengembangkan kualitas
63
hubungan antarpribadi yang menjalin komunikasi, tetapi kenyataannya
komunikasi yang dsampaikan fasilitator kurang efektif menurut responden.
Tabel 4.7 Fasilitator memberikan arahan dengan cara berkomunikasi yang terbuka
NO JENIS
TANGGAPAN JUMLAH
FREKUENSI PERSENTASE 1 Sangat Tidak Setuju 0 0,00% 2 Tidak Setuju 6 6,90% 3 Ragu-ragu 15 17,24% 4 Setuju 51 58,62% 5 Sangat Setuju 15 17,24%
Total Soal 87 100,00%
Sumber : Diolah oleh penulis berdasarkan pertanyaan nomor 4, 2014 Berdasarkan dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa terdapat responden
yang menyatakan sangat setuju 15 responden ada 17,24% menyatakan setuju 51
responden ada 58,62%, menyatakan ragu-ragu 15 responden ada 17,24%,
menyatakan tidak setuju 6 responden ada 6,90% dan sisanya menyatakan sangat
tidak setuju 0 responden ada 0%. Hal ini menunjukan bahwa hasil penyataan
dalam tabel 4.7 termasuk dalam kategori Setuju mengenai pernyataan bahwa
fasilitator memberikan arahan dengan cara berkomunikasi yang terbuka.
Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden
setuju dengan pernyataan bahwa fasilitator memberikan arahan dengan cara
berkomunikasi yang terbuka. Ditinjau dari komunikasi pembangunan seorang
komunikator yang harus memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam
menyebarluaskan pesan yang menunjukkan dengan gaya fasilitator yang selalu
memberikan arahan yang terbuka dan jujur sebagai penggerak kegiatan di
kecamatan.
64
Tabel 4.8 Respon baik dan buruk terhadap diri fasilitator
NO JENIS TANGGAPAN
JUMLAH FREKUENSI PERSENTASE
1 Sangat Tidak Setuju 0 0,00% 2 Tidak Setuju 1 1,15% 3 Ragu-ragu 11 12,64% 4 Setuju 68 78,16% 5 Sangat Setuju 7 8,05%
Total Soal 87 100,00%
Sumber : Diolah oleh penulis berdasarkan pertanyaan nomor 5, 2014 Berdasarkan dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa terdapat responden
yang menyatakan sangat setuju 7 responden ada 8,05%, menyatakan setuju 68
responden ada 78,16%, menyatakan ragu-ragu 11 responden ada 12,64%,
menyatakan tidak setuju 1 responden ada 1,15% dan sisanya menyatakan sangat
tidak setuju 0 responden ada 0%. Hal ini menunjukan bahwa hasil penyataan
dalam tabel 4.8 termasuk dalam kategori Setuju mengenai pernyataan bahwa
Respon baik dan buruk terhadap diri fasilitator. Berdasarkan hasil tersebut maka
dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden setuju dengan pernyataan bahwa
Respon baik dan buruk terhadap diri fasilitator. Hal ini menunjukkan dengan
kegiatan masyarakat yang membutuhkan fasilitator saat keadaan mendesak dan
siap terjun langsung dan membantu dalam kegiatan kelompok simpan pinjam
perempuan dengan dampak pekerjaan yang di rasakan oleh masyarakat dan
sesama rekannya akan terlihat nyata dengan hasil baik atau buruk. Kaitannya di
atas yang dikemukakan oleh Agus M. Hardjana yaitu mampu mengambil
tindakan yang berguna bagi kita untuk mencapai tujuan komunikasi kita dengan
kinerja fasilitator terlihat.
65
Tabel 4.9 Tanggapan fasilitator dalam respon dan keluhan Informasi Publik untuk
kepentingan bersama
NO JENIS TANGGAPAN
JUMLAH FREKUENSI PERSENTASE
1 Sangat Tidak Setuju 0 0,00% 2 Tidak Setuju 1 1,15% 3 Ragu-ragu 6 6,90% 4 Setuju 46 52,87% 5 Sangat Setuju 34 39,08%
Total Soal 87 100,00%
Sumber : Diolah oleh penulis berdasarkan pertanyaan nomor 6, 2014 Berdasarkan dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa terdapat responden
yang menyatakan sangat setuju 34 responden ada 39,08%, menyatakan setuju 46
responden ada 52,87%, menyatakan ragu-ragu 6 responden ada 6,90%,
menyatakan tidak setuju 1 responden ada 1,15% dan sisanya menyatakan sangat
tidak setuju 0 responden ada 0%. Hal ini menunjukan bahwa hasil penyataan
dalam tabel 4.9 termasuk dalam kategori Setuju mengenai pernyataan bahwa
Tanggapan fasilitator dalam respon dan keluhan informasi publik untuk
kepentingan bersama. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
mayoritas responden setuju dengan pernyataan bahwa tanggapan fasilitator dalam
respon dan keluhan informasi publik untuk kepentingan bersama. Hal ini
menunjukkan bahwa dengan adanya sosialisasi dan penyebaran informasi melalui
forum Musyawarah antar desa di Kecamatan dan Musyawarah Desa di Desa,
fasilitator cepat tanggap dalam penyampaian komunikasi terhadap respon dan
keluhan dari masyarakat dan rekannya, lalu setelah sosialisasi selesai, tindak
lanjut hasil dari forum akan dimuat dalam media massa/surat kabar dengan
66
bertujuan informasi yang berjalan diketahui oleh semua orang. Kaitannya di atas
yang dikemukakan oleh Onong Uchjana Effendy yaitu komunikasi sangat dekat
dengan kehidupan, setiap manusia yang hidup pasti berkomunikasi dengan tujuan
komunikasi ikut serta dan partisipasi dalam komunikasi dengan orang lain.
Tabel 4.10 Jawaban atas pertanyaan dari masyarakat
NO JENIS TANGGAPAN
JUMLAH FREKUENSI PERSENTASE
1 Sangat Tidak Setuju 25 28,74% 2 Tidak Setuju 43 49,43% 3 Ragu-ragu 16 18,39% 4 Setuju 3 3,45% 5 Sangat Setuju 0 0.00%
Total Soal 87 100,00%
Sumber : Diolah oleh penulis berdasarkan pertanyaan nomor 7, 2014 Berdasarkan dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa terdapat responden
yang menyatakan sangat setuju 0 responden ada 0%, menyatakan setuju 3
responden ada 3,45%, menyatakan ragu-ragu 16 responden ada 18,39%,
menyatakan tidak setuju 43 responden ada 49,43% dan sisanya menyatakan sangat
tidak setuju 25 responden ada 28,74%. Hal ini menunjukan bahwa hasil penyataan
dalam tabel 4.10 termasuk dalam kategori tidak setuju mengenai pernyataan
bahwa jawaban atas pertanyaan dari masyarakat. Berdasarkan hasil tersebut maka
dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden tidak setuju dengan pernyataan
bahwa jawaban atas pertanyaan dari masyarakat terhadap fasilitator. Hal ini
menunjukkan bahwa masyarakat di wilayah kabupaten serang masih belum puas
dengan komunikasi yang diberikan fasilitator kepada masyarakat, karena
fasilitator sendiri mempunyai masalah pribadi sehingga jawaban seputar kegiatan
67
PNPM Mandiri Perdesaan tidak jelas di informasikan pada beberapa kec. seperti
baros, pabuaran dan pamarayan. Kaitannya di atas yang dikemukakan oleh Agus
M. Hardjana yaitu komunikasi yang aktif bukan pasif, komunikasi antarpribadi
bukan hanya komunikasi dari pengirim kepada penerima pesan dan sebaliknya
melainkan komunikasi timbal balik antara pengirim dan penerima pesan.
Tabel 4.11 Partisipasi fasilitator dalam berkomunikasi dengan masyarakat
NO JENIS TANGGAPAN
JUMLAH FREKUENSI PERSENTASE
1 Sangat Tidak Setuju 0 0,00% 2 Tidak Setuju 0 0,00%
3 Ragu-ragu 0 0,00% 4 Setuju 40 45,98% 5 Sangat Setuju 47 54,02%
Total Soal 87 100,00%
Sumber : Diolah oleh penulis berdasarkan pertanyaan nomor 8, 2014 Berdasarkan dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa terdapat responden
yang menyatakan sangat setuju 47 responden ada 54,02%, menyatakan setuju 40
responden ada 45,98%, menyatakan ragu-ragu 0 responden ada 0%, menyatakan
tidak setuju 0 responden ada 0% dan sisanya menyatakan sangat tidak setuju 0
responden ada 0%. Hal ini menunjukan bahwa hasil penyataan dalam tabel 4.11
termasuk dalam kategori sangat setuju mengenai pernyataan bahwa partisipasi
fasilitator dalam berkomunikasi dengan masyarakat. Berdasarkan hasil tersebut
maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden sangat setuju dengan
pernyataan bahwa partisipasi fasilitator dalam berkomunikasi dengan masyarakat.
Hal ini menunjukkan bahwa fasilitator berperan aktif pada saat tugas
68
menyampaikan komunikasi searah, partisipasi dengan masyarakat setiap
sosialisasi musyawarah desa, melakukan kesempatan masyarakat dan fasilitator
saling berkomunikasi. Kaitannya di atas yang dikemukakan oleh Rakhmat
Jalaludin berpendapat pola komunikasi mempunyai efek yang berlainan pada
hubungan antarpribadi maka makin sering orang melakukan komunikasi dengan
orang lain makin baik hubungannya.
Tabel 4.12 Gaya komunikasi non verbal (gerak tubuh, bahasa dan tulisan) fasilitator
NO JENIS TANGGAPAN
JUMLAH FREKUENSI PERSENTASE
1 Sangat Tidak Setuju 1 1,15% 2 Tidak Setuju 31 35,63% 3 Ragu-ragu 38 43,68% 4 Setuju 16 18,39% 5 Sangat Setuju 1 1,15%
Total Soal 87 100,00%
Sumber : Diolah oleh penulis berdasarkan pertanyaan nomor 9, 2014 Berdasarkan dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa terdapat responden
yang menyatakan sangat setuju 1 responden ada 1,15%, menyatakan setuju 16
responden ada 18,39%, menyatakan ragu-ragu 38 responden ada 43,68%,
menyatakan tidak setuju 31 responden ada 35,63% dan sisanya menyatakan sangat
tidak setuju 1 responden ada 1,15%. Hal ini menunjukan bahwa hasil penyataan
dalam tabel 4.12 termasuk dalam kategori Ragu-ragu mengenai pernyataan bahwa
gaya komunikasi non verbal fasilitator. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa mayoritas responden ragu-ragu dengan pernyataan bahwa
gaya komunikasi non verbal fasilitator. Hal ini menunjukkan bahwa fasilitator
melakukan komunikasi non verbal di tempat bekerja, tanpa di sadari komunikasi
69
yang dilakukan tidak tepat sasaran, dalam kegiatan musrenbangdes seharusnya
komunikasi yang dilakukan dengan cara verbal/langsung karena masyarakat
cenderung masih muda. Kaitannya di atas sesuai dengan tujuan PNPM Mandiri
Perdesaan yang meliputi mendorong terbentuk dan berkembangnya kerjasama
antar desa dalam pengelolaan pembangunan dan kemungkinan tidak ragu dengan
terjadinya komunikasi antarpribadi sebagai komunikasi antara orang-orang secara
tatp muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain
secara langsung kutipan dari Deddy Mulyana.
Tabel 4.13 Pertemuan selalu melakukan gaya simbolik (salam dan berjabatan tangan)
NO JENIS TANGGAPAN
JUMLAH FREKUENSI PERSENTASE
1 Sangat Tidak Setuju 0 0,00% 2 Tidak Setuju 21 24,14% 3 Ragu-ragu 57 65,52% 4 Setuju 8 9,20% 5 Sangat Setuju 1 1,15%
Total Soal 87 100,00%
Sumber : Diolah oleh penulis berdasarkan pertanyaan nomor 10, 2014 Berdasarkan tabel tersebut di atas dapat dilihat bahwa terdapat responden
yang menyatakan sangat setuju 1 responden ada 1,15%, menyatakan setuju 8
responden ada 9,20%, menyatakan ragu-ragu 57 responden ada 65,52%,
menyatakan tidak setuju 21 responden ada 24,14% dan sisanya menyatakan sangat
tidak setuju 0 responden ada 0%. Hal ini menunjukan bahwa hasil penyataan
dalam tabel 4.13 termasuk dalam kategori Ragu-ragu mengenai pernyataan bahwa
gaya komunikasi non verbal fasilitator. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa mayoritas responden ragu-ragu dengan pernyataan bahwa
70
gaya komunikasi non verbal fasilitator. Hal ini menunjukkan bahwa fasilitator
melakukan kebiasaan berjabat tangan dan salam hanya sepintas, keinginan dari
responden harus ada penyampaian pesan komunikasi dan membahas program
kerjasehingga tidak berjumpa dengan terburu-buru. Kaitannya di atas yang
dikemukakan oleh Rakhmat Jalaludin berpendapat pola komunikasi mempunyai
efek yang berlainan pada hubungan antarpribadi maka makin sering orang
melakukan komunikasi dengan orang lain makin baik hubungannya..
Tabel 4.14 Motivasi pekerjaan untuk lebih semangat kepada fasilitator dan masyarakat
NO JENIS TANGGAPAN
JUMLAH FREKUENSI PERSENTASE
1 Sangat Tidak Setuju 0 0,00% 2 Tidak Setuju 21 24,14% 3 Belum Memutuskan 9 10,34% 4 Setuju 48 55,17% 5 Sangat Setuju 9 10,34%
Total Soal 87 100,00%
Sumber : Diolah oleh penulis berdasarkan pertanyaan nomor 11, 2014 Berdasarkan tabel tersebut di atas dapat dilihat bahwa terdapat responden
yang menyatakan sangat setuju 9 responden ada 10,34%, menyatakan setuju 48
responden ada 55,17%, menyatakan ragu-ragu 9 responden ada 10,34%,
menyatakan tidak setuju 21 responden ada 24,14% dan sisanya menyatakan sangat
tidak setuju 0 responden ada 0%. Hal ini menunjukan bahwa hasil penyataan
dalam tabel 4.14 termasuk dalam kategori setuju mengenai pernyataan bahwa
motivasi pekerjaan untuk lebih semangat kepada fasilitator dan masyarakat.
Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden
setuju dengan pernyataan bahwa motivasi pekerjaan untuk lebih semangat kepada
71
fasilitator dan masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa saat bekerja di lingkungan
kantor upk selalu sama-sama memberikan semangat dan motivasi kerja kepada
setiap pegawai, baik fasilitator ke masyarakat bahkan sebaliknya, komunikasi
yang terjadi selalu menimbulkan kesan yang kuat, karena berdampak dalam
bekerja lebih disiplin.
Tabel 4.15 Kesulitan pekerjaan yang dimotivasi oleh fasilitator
NO JENIS TANGGAPAN
JUMLAH FREKUENSI PERSENTASE
1 Sangat Tidak Setuju 0 0,00% 2 Tidak Setuju 0 0,00% 3 Ragu-ragu 0 0,00% 4 Setuju 36 41,38% 5 Sangat Setuju 51 58,62%
Total Soal 87 100,00%
Sumber : Diolah oleh penulis berdasarkan pertanyaan nomor 12, 2014 Berdasarkan dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa terdapat responden
yang menyatakan sangat setuju 51 responden ada 58,62%, menyatakan setuju 36
responden ada 41,38%, menyatakan ragu-ragu 0 responden ada 0%, menyatakan
tidak setuju 0 responden ada 0% dan sisanya menyatakan sangat tidak setuju 0
responden ada 0%. Hal ini menunjukan bahwa hasil penyataan dalam tabel 4.15
termasuk dalam kategori sangat setuju mengenai pernyataan bahwa kesulitan
pekerjaan bagi rekan dan masyarakat yang di motivasi oleh fasilitator.
Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden
sangat setuju dengan pernyataan bahwa kesulitan pekerjaan bagi rekan dan
masyarakat yang di motivasi oleh fasilitator. Hal ini menunjukkan bahwa peranan
penting motivasi fasilitator bagi rekan dan masyarakat, pada kegiatan membangun
72
sarana dan prasarana (masjid) mempunyai kendala dan masalah yang terjadi saat
itu, dengan adanya fasilitator yang memperhatikan aktifitas masyarakat yang
sedang melakukan pekerjaan tersebut, fasilitator memberikan motivasi dan
membantu masyarakat yang sulit menyelesaikan pekerjaannya sehinggapekerjaan
mudah di selesaikan.
Tabel 4.16 Saran dan masukan bila terjadi hambatan yang sulit dipecahkan
NO JENIS TANGGAPAN
JUMLAH FREKUENSI PERSENTASE
1 Sangat Tidak Setuju 0 0,00% 2 Tidak Setuju 0 0,00% 3 Ragu-ragu 0 0,00% 4 Setuju 31 35,63% 5 Sangat Setuju 56 64,37%
Total Soal 87 100,00%
Sumber : Diolah oleh penulis berdasarkan pertanyaan nomor 13, 2014 Berdasarkan dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa terdapat responden
yang menyatakan sangat setuju 56 responden ada 64,37%, menyatakan setuju 31
responden ada 35,63%, menyatakan ragu-ragu 0 responden ada 0%, menyatakan
tidak setuju 0 responden ada 0% dan sisanya menyatakan sangat tidak setuju 0
responden ada 0%. Hal ini menunjukan bahwa hasil penyataan dalam tabel 4.16
termasuk dalam kategori sangat setuju mengenai pernyataan bahwa Saran dan
masukan bila terjadi hambatan yang sulit dipecahkan sesama fasilitator.
Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden
sangat setuju dengan pernyataan bahwa saran dan masukan bila terjadi hambatan
yang sulit dipecahkan sesama fasilitator . Hal ini menunjukkan bahwadari
kegiatan musyawarah di lingkungan kecamatan yang membahas dana bantuan 1
73
milyar mendapatkan kendala, dari rencana anggaran belanja (rab) harus di buat
seperti apa,di sinilah peran fasilitator memberikan saran dan masukan sehingga
komunikasi yang disampaikannya mudah di mengerti oleh rekan dan orang-orang
yang terlibat di dalamnya.
. Tabel 4.17 Komunikasi sesama fasilitator tidak harmonis, dengan hal ini butuh dukungan
pimpinan
NO JENIS TANGGAPAN
JUMLAH FREKUENSI PERSENTASE
1 Sangat Tidak Setuju 0 0,00% 2 Tidak Setuju 3 3,45% 3 Ragu-ragu 52 59,77% 4 Setuju 29 33,33% 5 Sangat Setuju 3 3,45%
Total Soal 87 100,00%
Sumber : Diolah oleh penulis berdasarkan pertanyaan nomor 14, 2014 Berdasarkan dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa terdapat responden
yang menyatakan sangat setuju 3 responden ada 3,45%, menyatakan setuju 29
responden ada 33,33%, menyatakan ragu-ragu 52 responden ada 59,77%,
menyatakan tidak setuju 3 responden ada 3,45% dan sisanya menyatakan sangat
tidak setuju 0 responden ada 0%. Hal ini menunjukan bahwa hasil penyataan
dalam tabel 4.17 termasuk dalam kategori ragu-ragu mengenai pernyataan bahwa
Komunikasi sesama fasilitator tidak harmonis, dengan hal ini butuh dukungan
pimpinan. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas
responden ragu-ragu dengan pernyataan bahwa Komunikasi sesama fasilitator
tidak harmonis, dengan hal ini butuh dukungan pimpinan. Hal ini menunjukkan
bahwa fasilitator dengan fasilitator kecamatan lainnya jarang melakukan
74
komunikasi mengenai pekerjaan di kecamatan masing-masing atau berbagi
pengalaman, fasilitator hanya mementingkan kegiatan di kecamatan sendiri dan
fokus kepada pekerjaan yang ada, dalam hal ini sebaiknya pelaku PNPM Mandiri
Perdesaan yang ada di Provinsi dan Kabupaten harus memberikan aktifitas rutin
kepadafasilitator di kecamatan dengan fasilitator lainnyasaling terjaga dengan
melakukan rapat rutinitas dalahal evaluasi program PNPM Mandiri Perdesaan,
sehingga pada rapat tersebut terjalin komunikasi yang harmonis dan mempererat
tali silaturahmi.
Tabel 4.18 Jawaban fasilitator yang interaktif seputar kegiatan
NO JENIS TANGGAPAN
JUMLAH FREKUENSI PERSENTASE
1 Sangat Tidak Setuju 0 0,00% 2 Tidak Setuju 0 0,00% 3 Belum Memutuskan 13 14,94% 4 Setuju 55 63,22% 5 Sangat Setuju 19 21,84%
Total Soal 87 100,00%
Sumber : Diolah oleh penulis berdasarkan pertanyaan nomor 15, 2014 Berdasarkan tabel tersebut di atas dapat dilihat bahwa terdapat responden
yang menyatakan sangat setuju 19 responden ada 21,84%, menyatakan setuju 55
responden ada 63,22%, menyatakan ragu-ragu 13 responden ada 14,94%,
menyatakan tidak setuju 0 responden ada 0% dan sisanya menyatakan sangat tidak
setuju 0 responden ada 0%. Hal ini menunjukan bahwa hasil penyataan dalam
tabel 4.18 termasuk dalam kategori setuju mengenai pernyataan bahwa jawaban
failitator yang interaktif seputar kegiatan yang dilaksanakan. Berdasarkan hasil
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden setuju dengan
75
pernyataan bahwa jawaban failitator yang interaktif seputar kegiatan yang
dilaksanakan. Hal ini menunjukkan bahwa selama kegiatan program gerbang ratu
berjalan pihak masyarakat dan wartawan pula ikut berpartisipasi untuk
mengekspos tentang gerbang ratu, jadi fasilitator dengan caranya yang interaktif
dan jujur memberikan informasi secara terbuka.
Tabel 4.19 Fasilitator dalam memberikan informasi baik seputar kegiatan
yang sedang dilaksanakan
NO JENIS TANGGAPAN
JUMLAH FREKUENSI PERSENTASE
1 Sangat Tidak Setuju 0 0,00% 2 Tidak Setuju 1 1,15% 3 Ragu-ragu 34 39,08% 4 Setuju 31 35,63% 5 Sangat Setuju 21 24,14%
Total Soal 87 100,00%
Sumber : Diolah oleh penulis berdasarkan pertanyaan nomor 16, 2014 Berdasarkan dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa terdapat responden
yang menyatakan sangat setuju 21 responden ada 24,14%, menyatakan setuju 31
responden ada 35,63%, menyatakan ragu-ragu 34 responden ada 39,08%,
menyatakan tidak setuju 1 responden ada 1,15% dan sisanya menyatakan sangat
tidak setuju 0 responden ada 0%. Hal ini menunjukan bahwa hasil penyataan
dalam tabel 4.19 termasuk dalam kategori ragu-ragu mengenai pernyataan bahwa
fasilitator dalam memberikan informasi baik seputar kegiatan yang sedang
dilaksanakan. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
mayoritas responden ragu-ragu dengan pernyataan bahwa Fasilitator dalam
memberikan informasi baik seputar kegiatan yang sedang dilaksanakan. Hal ini
76
menunjukkan bahwa selama kegiatan program gerbang ratu berjalan dengan
kondisi fasilitator yang memberikan infomasi apapun dengan baik, malah di
tentang oleh rekan dan masyarakat, penyebab ini karena kekhawatiran rekan dan
masyarakat yang menilai fasilitator jarang di tempat kerja. Seharusnya hal seperti
ini fasilitator selalu adadi tempat pada saat jam bekerja, sehingga informasi
apapun mudah di informasikan dengan baik.
Tabel 4.20 Fasilitator dapat terjun langsung bekerja di luar bidangnya saat situasi
membutuhkan tenaga dan pikiran \
NO JENIS TANGGAPAN
JUMLAH FREKUENSI PERSENTASE
1 Sangat Tidak Setuju 0 0,00% 2 Tidak Setuju 16 18,39% 3 Ragu-ragu 44 50,57% 4 Setuju 25 28,74% 5 Sangat Setuju 2 2,30%
Total Soal 87 100,00%
Sumber : Diolah oleh penulis berdasarkan pertanyaan nomor 17, 2014 Berdasarkan dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa terdapat responden
yang menyatakan sangat setuju 2 responden ada 2,30%, menyatakan setuju 25
responden ada 28,74%, menyatakan ragu-ragu 44 responden ada 50,57%,
menyatakan tidak setuju 16 responden ada 18,39% dan sisanya menyatakan sangat
tidak setuju 0 responden ada 0%. Hal ini menunjukan bahwa hasil penyataan
dalam tabel 4.20 termasuk dalam kategori ragu-ragu mengenai pernyataan bahwa
fasilitator dalam memberikan informasi baik seputar kegiatan yang sedang
dilaksanakan. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
mayoritas responden ragu-ragu dengan pernyataan bahwa Fasilitator dapat terjun
77
langsung bekerja di luar bidangnya saat situasi membutuhkan tenaga dan pikiran.
Hal ini menunjukkan bahwa keadaan masyarakat yang belum memahami dalam
kegiatan kesenian membuat karangan dari bahan sedotan dari sisa anggaran
gerbang ratu, tetapi beberapa fasilitator beranggapan pekerjaan seperti itu mudah
untuk dikerjakan masyarakat tanpa melibatkan dirinya. Seharusnya fasilitator
selalu membantu dan dapat terjun langsung bekerja sama dengan masyarakat
dalam proses kegiatan tersebut.
Tabel 4.21 Fasilitator bekerja dengan taat sesuai peraturan kode etik PNPM Mpd
NO JENIS TANGGAPAN
JUMLAH FREKUENSI PERSENTASE
1 Sangat Tidak Setuju 0 0,00% 2 Tidak Setuju 6 6,90% 3 Ragu-ragu 15 17,24% 4 Setuju 51 58,62% 5 Sangat Setuju 15 17,24%
Total Soal 87 100,00%
Sumber : Diolah oleh penulis berdasarkan pertanyaan nomor 18, 2014 Berdasarkan dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa terdapat responden
yang menyatakan sangat setuju 15 responden ada 17,24%, menyatakan setuju 51
responden ada 58,62%, menyatakan ragu-ragu 15 responden ada 17,24%,
menyatakan tidak setuju 6 responden ada 6,90% dan sisanya menyatakan sangat
tidak setuju 0 responden ada 0%. Hal ini menunjukan bahwa hasil penyataan
dalam tabel 4.21 termasuk dalam kategori setuju mengenai pernyataan bahwa
fasilitator bekerja dengan taat sesuai peraturan kode etik PNPM Mpd.
Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden
setuju dengan pernyataan bahwa Fasilitator bekerja dengan taat sesuai peraturan
78
kode etik PNPM Mpd. Hal ini menunjukkan bahwa keadaan dilapangan fasilitator
bekerja dengan jujur, taat kepada pekerjaan dan laporan individu yang dilaporkan
ke Satuan Kerja Provinsi Banten selalu di evaluasi, sehingga fasilitator di ketahui
selama jam bekerja setiap bulannya.
Tabel 4.22 Kebijakan pimpinan ke fasilitator tentang alokasi bantuan dana gerbang ratu
NO JENIS TANGGAPAN
JUMLAH FREKUENSI PERSENTASE
1 Sangat Tidak Setuju 0 0,00% 2 Tidak Setuju 1 1,15% 3 Ragu-ragu 11 12,64% 4 Setuju 68 78,16% 5 Sangat Setuju 7 8,05%
Total Soal 87 100,00%
Sumber : Diolah oleh penulis berdasarkan pertanyaan nomor 19, 2014 Berdasarkan dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa terdapat responden
yang menyatakan sangat setuju 7 responden ada 8,05%, menyatakan setuju 68
responden ada 78,16%, menyatakan ragu-ragu 11 responden ada 12,64%,
menyatakan tidak setuju 1 responden ada 1,15% dan sisanya menyatakan sangat
tidak setuju 0 responden ada 0%. Hal ini menunjukan bahwa hasil penyataan
dalam tabel 4.22 termasuk dalam kategori setuju mengenai pernyataan bahwa
fasilitator dalam memberikan informasi baik seputar kegiatan yang sedang
dilaksanakan. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
mayoritas responden ragu-ragu dengan pernyataan bahwa Fasilitator dapat terjun
langsung bekerja di luar bidangnya saat situasi membutuhkan tenaga dan pikiran.
Hal ini menunjukkan bahwa keadaan masyarakat yang belum memahami dalam
kegiatan kesenian membuat karangan dari bahan sedotan dari sisa anggaran
79
gerbang ratu, tetapi beberapa fasilitator beranggapan pekerjaan seperti itu mudah
untuk dikerjakan masyarakat tanpa melibatkan dirinya. Seharusnya fasilitator
selalu membantu dan dapat terjun langsung bekerja sama dengan masyarakat
dalam proses kegiatan tersebut.
Tabel 4.23 Dukungan dan kemajuan PNPM Mpd yang baik berawal dari sebuah
komitmen
NO JENIS TANGGAPAN
JUMLAH FREKUENSI PERSENTASE
1 Sangat Tidak Setuju 0 0,00% 2 Tidak Setuju 0 0,00% 3 Ragu-ragu 7 8,05% 4 Setuju 46 52,87% 5 Sangat Setuju 34 39,08%
Total Soal 87 100,00%
Sumber : Diolah oleh penulis berdasarkan pertanyaan nomor 20, 2014 Berdasarkan dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa terdapat responden
yang menyatakan sangat setuju 34 responden ada 39,08%, menyatakan setuju 46
responden ada 52,87%, menyatakan ragu-ragu 7 responden ada 8,05%,
menyatakan tidak setuju 0 responden ada 0% dan sisanya menyatakan sangat tidak
setuju 0 responden ada 0%. Hal ini menunjukan bahwa hasil penyataan dalam
tabel 4.23 termasuk dalam kategori setuju mengenai pernyataan bahwa dukungan
dan kemajuan PNPM Mpd yang baik berawal dari sebuah komitmen. Berdasarkan
hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden setuju dengan
pernyataan bahwa dukungan dan kemajuan PNPM Mpd yang baik berawal dari
sebuah komitmen. Hal ini menunjukkan bahwa dukungan dan kemajuan PNPM
Mpd dengan baik berawal dari sebuah komitmen dalam pekerjaan, dengan
80
didasari kesadaran semua fasilitator yang melaksanakan tugasnya di awali dengan
niat dan komitmen karena semua pekerjaan yang baik akan tercapai baik pula,
jika fasilitator bekerja atas dasar kode etik dan kemampuan yang dimiliki pada
saat kegiatan penyegaran fasilitator.
Tabel 4.24 Pimpinan menilai peran fasilitator sangat penting dalam pelaksanaan
program PNPM
NO JENIS TANGGAPAN
JUMLAH FREKUENSI PERSENTASE
1 Sangat Tidak Setuju 25 28,74% 2 Tidak Setuju 43 49,43% 3 Ragu-ragu 16 18,39% 4 Setuju 3 3,45% 5 Sangat Setuju 0 0,00%
Total Soal 87 100,00%
Sumber : Diolah oleh penulis berdasarkan pertanyaan nomor 21, 2014 Berdasarkan dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa terdapat responden
yang menyatakan sangat setuju 0 responden ada 0%, menyatakan setuju 3
responden ada 3,45%, menyatakan ragu-ragu 16 responden ada 18,39%,
menyatakan tidak setuju 43 responden ada 49,43% dan sisanya menyatakan sangat
tidak setuju 25 responden ada 28,74%. Hal ini menunjukan bahwa hasil penyataan
dalam tabel 4.24 termasuk dalam kategori tidak setuju mengenai pernyataan
bahwa pimpinan menilai peran fasilitator sangat penting dalam pelaksanaan
program PNPM Mandiri Perdesaan. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa mayoritas responden tidak setuju dengan pernyataan bahwa
pimpinan menilai peran fasilitator sangat penting dalam pelaksanaan program
PNPM Mandiri Perdesaan. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat menilai
81
pimpinan provinsi jarang sekali konsultasi dan melihat kinerja fasilitator
dilapangan yang dilihat pimpinan hanyalah dari laporan setiap bulan individu
fasilitator, untuk itu langkah yang lebih baik pimpinan harus mempunyai
komunikasi langsung dan bertatap muka agar terlihat langsung kinerja fasilitator
saat bekerja
Tabel 4.25 Masyarakat selalu membutuhkan adanya fasilitator untuk melakukan kegiatan
NO JENIS TANGGAPAN
JUMLAH FREKUENSI PERSENTASE
1 Sangat Tidak Setuju 0 0,00% 2 Tidak Setuju 0 0,00% 3 Ragu-ragu 0 0,00% 4 Setuju 40 45,98% 5 Sangat Setuju 47 54,02%
Total Soal 87 100,00%
Sumber : Diolah oleh penulis berdasarkan pertanyaan nomor 22, 2014 Berdasarkan dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa terdapat responden
yang menyatakan sangat setuju 47 responden ada 54,02%, menyatakan setuju 40
responden ada 45,98%, menyatakan ragu-ragu 0 responden ada 0%, menyatakan
tidak setuju 0 responden ada 0% dan sisanya menyatakan sangat tidak setuju 0
responden ada 0%. Hal ini menunjukan bahwa hasil penyataan dalam tabel 4.25
termasuk dalam kategori sangat setuju mengenai pernyataan bahwa Masyarakat
selalu membutuhkan adanya fasilitator untuk melakukan kegiatan. Berdasarkan
hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden sangat setuju
dengan pernyataan bahwa Masyarakat selalu membutuhkan adanya fasilitator
untuk melakukan kegiatan. Hal ini menunjukkan masyarakat lebih dekat pada
fasilitator yang dekat dan kenal dengan situasi keadaan tempat fasilitator bekerja,
82
setiap kegiatan yang dilakukan fasilitator dalam membangun desa dalam
memajukan sarana dan prasarana desa agar lebih berguna bagi masyarakat.
Tabel 4.26 hubungan sesama fasilitator dan masyarakat agar program Gerbang Ratu
terlaksana dengan baik
NO JENIS TANGGAPAN
JUMLAH FREKUENSI PERSENTASE
1 Sangat Tidak Setuju 1 1,15% 2 Tidak Setuju 31 35,63% 3 Ragu-ragu 38 43,68% 4 Setuju 16 18,39% 5 Sangat Setuju 1 1,15%
Total Soal 87 100,00%
Sumber : Diolah oleh penulis berdasarkan pertanyaan nomor 23, 2014 Berdasarkan dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa terdapat responden
yang menyatakan sangat setuju 1 responden ada 1,15%, menyatakan setuju 16
responden ada 18,39%, menyatakan ragu-ragu 38 responden ada 43,68%,
menyatakan tidak setuju 31 responden ada 35,63% dan sisanya menyatakan sangat
tidak setuju 1 responden ada 1,15%. Hal ini menunjukan bahwa hasil penyataan
dalam tabel 4.26 termasuk dalam kategori ragu-ragu mengenai pernyataan bahwa
hubungan sesama fasilitator dan masyarakat agar program Gerbang Ratu
terlaksana dengan baik. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa mayoritas responden ragu-ragu dengan pernyataan bahwa hubungan
sesama fasilitator dan masyarakat agar program Gerbang Ratu terlaksana dengan
baik. Hal ini menunjukkan hubungan sesama fasilitator dan masyarakat agar
program Gerbang Ratu terlaksana dengan baik terdapat kendala di lapangan
seperti dalam kegiatan membangun balai desa di setiap kecamatan, fasilitator
83
hanya menuntun di awal kegiatan saja, namun masyarakat menginginkan saat
proses pengerjaan fasilitator selalu ada di tempat dan ikut berpartisipasi sampai
kegiatan membangun balai desa ini selesai, karena masukan saran dan ide dari
fasilitator sangat di nantikan oleh pihak masyarakat.
Tabel 4.27 Masalah internal pada fasilitator di selesaikan dengan semangat
NO JENIS TANGGAPAN
JUMLAH FREKUENSI PERSENTASE
1 Sangat Tidak Setuju 0 0,00% 2 Tidak Setuju 21 24,14% 3 Ragu-ragu 57 65,52% 4 Setuju 8 9,20% 5 Sangat Setuju 1 1,15%
Total Soal 87 100,00%
Sumber : Diolah oleh penulis berdasarkan pertanyaan nomor 24, 2014 Berdasarkan dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa terdapat responden
yang menyatakan sangat setuju 1 responden ada 1,15%, menyatakan setuju 8
responden ada 9,20%, menyatakan ragu-ragu 57 responden ada 65,52%,
menyatakan tidak setuju 21 responden ada 24,14% dan sisanya menyatakan sangat
tidak setuju 0 responden ada 0%. Hal ini menunjukan bahwa hasil penyataan
dalam tabel 4.27 termasuk dalam kategori ragu-ragu mengenai pernyataan bahwa
masalah internal pada fasilitator di selesaikan dengan semangat. Berdasarkan hasil
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden ragu-ragu dengan
pernyataan bahwa masalah internal pada fasilitator di selesaikan dengan
semangat. Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi yang tidak harmonis bukan
saja dari masalah sesama fasilitator melainkan pada faktor pribadi, adanya
masalah dari dalam diri seperti keadaan fisik yang tidak sehat, masalah keluarga
84
dan adanya tekanan pekerjaan yang harus diselesaikan secara cepat. Maka dari itu
hubungan sesama fasilitator harus profesional atau saling memberi dukungan
kepada fasilitator lainnya agar pekerjaan berjalan dengan lancar dan tidak ada
hambatan.
Tabel 4.28 Komunikasi pada fasilitator mempunyai tingkatan pendidikan dan pengalaman
yang berbeda, maka tujuan yang dicapai tidak sama
NO JENIS TANGGAPAN
JUMLAH FREKUENSI PERSENTASE
1 Sangat Tidak Setuju 0 0,00% 2 Tidak Setuju 9 10,34% 3 Ragu-ragu 21 24,14% 4 Setuju 48 55,17% 5 Sangat Setuju 9 10,34%
Total Soal 87 100,00%
Sumber : Diolah oleh penulis berdasarkan pertanyaan nomor 25, 2014 Berdasarkan dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa terdapat responden
yang menyatakan sangat setuju 9 responden ada 10,34%, menyatakan setuju 48
responden ada 55,17%, menyatakan ragu-ragu 21 responden ada 24,14%,
menyatakan tidak setuju 9 responden ada 10,34% dan sisanya menyatakan sangat
tidak setuju 0 responden ada 0%. Hal ini menunjukan bahwa hasil penyataan
dalam tabel 4.28 termasuk dalam kategori setuju mengenai pernyataan bahwa
komunikasi pada fasilitator mempunyai tingkatan pendidikan dan pengalaman
yang berbeda, maka tujuan yang di capai tidak sama. Berdasarkan hasil tersebut
maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden setuju dengan pernyataan
komunikasi pada fasilitator mempunyai tingkatan pendidikan dan pengalaman
yang berbeda, maka tujuan yang di capai tidak sama. Hal ini menunjukkan bahwa
85
manusia mempunyai perbedaan dalam segala hal, begitu juga dengan fasilitator
yang ada di setiap masing-masing kecamatan berbeda tingkatan pendidikan dan
pengalamannya, sehingga fasilitator bekerja di kecamatan ada yang sesuai target
pemerintah dan ada juga yang masih di bawah target pemerintah.
Tabel 4.29 Kemajuan Kecamatan dan Desa di kelola fasilitator
NO JENIS TANGGAPAN
JUMLAH FREKUENSI PERSENTASE
1 Sangat Tidak Setuju 0 0,00% 2 Tidak Setuju 0 0,00% 3 Ragu-ragu 0 0,00% 4 Setuju 36 41,38% 5 Sangat Setuju 51 58,62%
Total Soal 87 100,00%
Sumber : Diolah oleh penulis berdasarkan pertanyaan nomor 26, 2014 Berdasarkan dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa terdapat responden
yang menyatakan sangat setuju 51 responden ada 58,62%, menyatakan setuju 36
responden ada 41,38%, menyatakan ragu-ragu 0 responden ada 0%, menyatakan
tidak setuju 0 responden ada 0% dan sisanya menyatakan sangat tidak setuju 0
responden ada 0%. Hal ini menunjukan bahwa hasil penyataan dalam tabel 4.29
termasuk dalam kategori sangat setuju mengenai pernyataan bahwa kemajuan
kecamatan dan desa di kelola fasilitator. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa mayoritas responden sangat setuju dengan pernyataan bahwa
kemajuan kecamatan dan desa di kabupaten serang tergantung bagaimana cara
fasilitator mengelolanya dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa satu wilayah
kecamatan yang digerakan fasilitator tentu berbeda cara dan gaya komunikasi
dengan fasilitator wilayah kecamatan lainnya, karena pengalaman dan tingkatan
86
pendidikan setiap fasilitator berbeda dalam membawa kecamatan untuk lebih
baik.
Tabel 4.30 PNPM Mandiri Perdesaan lebih menekankan pentingnya pemberdayaan
sebagai pendekatan yang dipilih
NO JENIS TANGGAPAN
JUMLAH FREKUENSI PERSENTASE
1 Sangat Tidak Setuju 0 0,00% 2 Tidak Setuju 0 0,00% 3 Ragu-ragu 0 0,00% 4 Setuju 31 35,63% 5 Sangat Setuju 56 64,37%
Total Soal 87 100,00%
Sumber : Diolah oleh penulis berdasarkan pertanyaan nomor 27, 2014 Berdasarkan dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa terdapat responden
yang menyatakan sangat setuju 56 responden ada 64,37%, menyatakan setuju 31
responden ada 35,63%, menyatakan ragu-ragu 0 responden ada 0%, menyatakan
tidak setuju 0 responden ada 0% dan sisanya menyatakan sangat tidak setuju 0
responden ada 0%. Hal ini menunjukan bahwa hasil penyataan dalam tabel 4.30
termasuk dalam kategori sangat setuju mengenai pernyataan bahwa PNPM
Mandiri Perdesaan lebih menekankan pentingnya pemberdayaan sebagai
pendekatan yang dipilih. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa mayoritas responden sangat setuju dengan pernyataan bahwa PNPM
Mandiri Perdesaan lebih menekankan pentingnya pemberdayaan sebagai
pendekatan yang dipilih. Hal ini menunjukkan bahwa penekanan ini meliputi
penyadaran, artinya semua anggota PNPM sadar akan tugasnya yang mereka
kerjakan,, peningkatan kapasitas artinya melaksanakan kegiatan penyegaran untuk
87
seluruh fasilitator agar mempunyai kapasitas yang baik di bidang masing-masing,
dan pendayagunaan artinya meningkatkan partisipasi seluruh masyarakat,
khususnya masyarakat miskin dan atau kelompok perempuan, dalam pengambilan
keputusan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pelestarian pembangunan
dengan cara komunikasi pembangunan yang diterapkan dengan komunikasi antara
dua orang dan beberapa orang dengan jumlah kecil kecil dan besar serta massa
(Agus M. Hardjana).
Tabel 4.31 Pemberdayaan masyarakat untuk modal awal terlaksananya
PNPM Mandiri Perdesaan
NO JENIS TANGGAPAN
JUMLAH FREKUENSI PERSENTASE
1 Sangat Tidak Setuju 0 0,00% 2 Tidak Setuju 3 3,45% 3 Ragu-ragu 52 59,77% 4 Setuju 29 33,33% 5 Sangat Setuju 3 3,45%
Total Soal 87 100,00%
Sumber : Diolah oleh penulis berdasarkan pertanyaan nomor 28, 2014 Berdasarkan dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa terdapat responden
yang menyatakan sangat setuju 3 responden ada 3,45%, menyatakan setuju 29
responden ada 33,33%, menyatakan ragu-ragu 52 responden ada 59,77%,
menyatakan tidak setuju 3 responden ada 3,45% dan sisanya menyatakan sangat
tidak setuju 0 responden ada 0%. Hal ini menunjukan bahwa hasil penyataan
dalam tabel 4.31 termasuk dalam kategori ragu-ragu mengenai pernyataan bahwa
pemberdayaan masyarakat untuk modal awal terlaksananya PNPM Mandiri
Perdesaan. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas
88
responden ragu-ragu dengan pernyataan bahwa pemberdayaan masyarakat untuk
modal awal terlaksananya PNPM Mandiri Perdesaan. Hal ini menunjukkan bahwa
menurut responden PNPM Mandiri Perdesaan tidak hanya menekankan
pemberdayaan masyarakat yang diutamakan dalam suatu kegiatan harus dengan
peningkatan personil agar lebih terlatih, tetapi dalam tujuan PNPM Mandiri
Perdesaan adalah meningkatnya kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat
miskin di perdesaan dengan mendorong kemandirian dalam pengambilan
keputusan dan pengelolaan pembangunan. Kaitannya di atas yang dikemukakan
oleh Rakhmat Jalaludin berpendapat pola komunikasi mempunyai efek yang
berlainan pada hubungan antarpribadi maka makin sering orang melakukan
komunikasi dengan orang lain makin baik hubungannya maka proses
pemberdayaan bisa berjalan dengan mendapatkan efektivitas komunikasi secara
terbuka, empati, sikap mendukung, sikap positif dan kesetaraan (Joeph A. Devito)
Tabel 4.32 PNPM Mandiri Perdesaan merupakan program untuk meningkatnya
kesejahteraan masyarakat miskin
NO JENIS TANGGAPAN
JUMLAH FREKUENSI PERSENTASE
1 Sangat Tidak Setuju 0 0,00% 2 Tidak Setuju 0 0,00% 3 Ragu-ragu 13 14,94% 4 Setuju 55 63,22% 5 Sangat Setuju 19 21,84%
Total Soal 87 100,00%
Sumber : Diolah oleh penulis berdasarkan pertanyaan nomor 29, 2014
89
Berdasarkan dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa terdapat responden
yang menyatakan sangat setuju 19 responden ada 21,84%, menyatakan setuju 55
responden ada 63,22%, menyatakan ragu-ragu 13 responden ada 14,94%,
menyatakan tidak setuju 0 responden ada 0% dan sisanya menyatakan sangat tidak
setuju 0 responden ada 0%. Hal ini menunjukan bahwa hasil penyataan dalam
tabel 4.32 termasuk dalam kategori setuju mengenai pernyataan bahwa PNPM
Mandiri Perdesaan merupakan program untuk meningkatkan kesejahteraan
miskin. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas
responden setuju dengan pernyataan bahwa PNPM Mandiri Perdesaan merupakan
program untuk meningkatkan kesejahteraan miskin. Hal ini menunjukkan bahwa
kepedulian program pemerintah yang turun melalui PNPM Mandiri Perdesaan
yang peduli terhadap masyarakat miskin, seperti pelatihan tim pengelolaan
kegiatan menciptakan lapangan pekerjaan maupun pengelolaan prasarana,
pendidikan, kesehatan dan pelatihan.
Tabel 4.33 Kesempatan kerja untuk masyarakat miskin di perdesaan dengan cara
musyawarah antar desa (MAD)
NO JENIS TANGGAPAN
JUMLAH FREKUENSI PERSENTASE
1 Sangat Tidak Setuju 0 0,00% 2 Tidak Setuju 1 1,15% 3 Ragu-ragu 34 39,08% 4 Setuju 31 35,63% 5 Sangat Setuju 21 24,14%
Total Soal 87 100,00%
Sumber : Diolah oleh penulis berdasarkan pertanyaan nomor 30, 2014
90
Berdasarkan dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa terdapat responden
yang menyatakan sangat setuju 21 responden ada 24,14%, menyatakan setuju 31
responden ada 35,63%, menyatakan ragu-ragu 34 responden ada 39,08%,
menyatakan tidak setuju 1 responden ada 1,15% dan sisanya menyatakan sangat
tidak setuju 0 responden ada 0%. Hal ini menunjukan bahwa hasil penyataan
dalam tabel 4.33 termasuk dalam kategori ragu-ragu mengenai pernyataan bahwa
kesempatan kerja untuk masyarakat miskin di perdesaan dengan cara musyawarah
antar desa (MAD). Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
mayoritas responden ragu-ragu dengan pernyataan bahwa kesempatan kerja untuk
masyarakat miskin di perdesaan dengan cara musyawarah antar desa (MAD). Hal
ini menunjukkan bahwa musyawarah antar desa ialah kegiatan internal untuk
PNPM Mandiri Perdesaan dan para pelakunya bukan untuk membuka kesempatan
kerja bagi masyarakat, jika ingin mendapatkan kesempatan kerja dan mengurangi
angka pengangguran masyarakat seharusnya berperan aktif dan partisipasinya
dalam PNPM Mandiri Perdesaan untuk mencari informasi lowongan pekerjaan.
Tabel 4.34 Sasaran peningkatan kesejahteraan diutamakan untuk golongan miskin
NO JENIS TANGGAPAN
JUMLAH FREKUENSI PERSENTASE
1 Sangat Tidak Setuju 0 0,00% 2 Tidak Setuju 14 18,39% 3 Ragu-ragu 44 50,57% 4 Setuju 25 28,74% 5 Sangat Setuju 2 2,30%
Total Soal 87 100,00%
Sumber : Diolah oleh penulis berdasarkan pertanyaan nomor 31, 2014
91
Berdasarkan dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa terdapat responden
yang menyatakan sangat setuju 2 responden ada 2,30%, menyatakan setuju 25
responden ada 28,74%, menyatakan ragu-ragu 44 responden ada 50,57%,
menyatakan tidak setuju 14 responden ada 18,39% dan sisanya menyatakan sangat
tidak setuju 0 responden ada 0%. Hal ini menunjukan bahwa hasil penyataan
dalam tabel 4.34 termasuk dalam kategori ragu-ragu mengenai pernyataan bahwa
sasaran peningkatan kesejahteraan diutamakan untuk golongan miskin.
Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden
ragu-ragu dengan pernyataan bahwa sasaran peningkatan kesejahteraan
diutamakan untuk golongan miskin. Hal ini menunjukkan bahwa suatu kejadi
yang terjadi di tiga kecamatan seperti kec. Pabuaran, kec.Pamarayan dan Baros
menimbulkan efek terhambatnya alur pennyaluran dana yang semestinya untuk
kegiatan di masing-masing kecamatan, melainkan didalamnya ada permainan
tentang uang sehingga kesejahteraan bukan diutamakan untuk golongan orang
miskin melainkan kesejahteraan sendiri. Padahal tujuan PNPM Mandiri Perdesaan
adalah meningkatkan kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin di
perdesaan dengan mendorong kemandirian dalam pengambilan keputusan dan
pengelolaan pembangunan.
92
Tabel 4.35 Kegiatan perempuan sehari-hari diarahkan untuk menciptakan lapngan kerja
NO JENIS TANGGAPAN
JUMLAH FREKUENSI PERSENTASE
1 Sangat Tidak Setuju 0 0,00% 2 Tidak Setuju 6 6,90% 3 Ragu-ragu 15 17,24% 4 Setuju 51 58,62% 5 Sangat Setuju 15 17,24%
Total Soal 87 100,00%
Sumber : Diolah oleh penulis berdasarkan pertanyaan nomor 32, 2014 Berdasarkan dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa terdapat responden
yang menyatakan sangat setuju 15 responden ada 17,24%, menyatakan setuju 51
responden ada 58,62%, menyatakan ragu-ragu 15 responden ada 17,24%,
menyatakan tidak setuju 6 responden ada 6,90% dan sisanya menyatakan sangat
tidak setuju 0 responden ada 0%. Hal ini menunjukan bahwa hasil penyataan
dalam tabel 4.35 termasuk dalam kategori setuju mengenai pernyataan bahwa
Kegiatan perempuan sehari-hari diarahkan untuk menciptakan lapangan kerja.
Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden
setuju dengan pernyataan bahwa Kegiatan perempuan sehari-hari diarahkan untuk
menciptakan lapangan kerja Hal ini menunjukkan bahwa kaum perempuan bisa
bekerja dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan seperti musyawarah khusus
perempuan, dimana musyawarah ini program yang ada di PNPM Mandiri
Perdesaan yang khusus kaum perempuan yang bertujuan menentukan usulan
kegiatan simpan pinjam bagi kelompok simpan pinjam khusus perempuan
yangmerupakan program prioritas bagi PNPM Mandiri Perdesaan.
93
Tabel 4.36 Peran PNPM Mandiri Perdesaan dalam pembangunan partisipatif dengan
mendayagunakan sumber daya lokal
NO JENIS TANGGAPAN
JUMLAH FREKUENSI PERSENTASE
1 Sangat Tidak Setuju 0 0,00% 2 Tidak Setuju 1 1,15% 3 Ragu-ragu 18 12,64% 4 Setuju 68 78,16% 5 Sangat Setuju 7 8,05%
Total Soal 87 100,00%
Sumber : Diolah oleh penulis berdasarkan pertanyaan nomor 33, 2014 Berdasarkan dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa terdapat responden
yang menyatakan sangat setuju 7 responden ada 8,05%, menyatakan setuju 68
responden ada 78,16%, menyatakan ragu-ragu 18 responden ada 12,64%,
menyatakan tidak setuju 1 responden ada 1,15% dan sisanya menyatakan sangat
tidak setuju 0 responden ada 0%. Hal ini menunjukan bahwa hasil penyataan
dalam tabel 4.36 termasuk dalam kategori setuju mengenai pernyataan bahwa
Peran PNPM Mandiri Perdesaan dalam pembangunan partisipatif dengan
mendayagunakan sumber daya lokal. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa mayoritas responden setuju dengan pernyataan bahwa Peran
PNPM Mandiri Perdesaan dalam pembangunan partisipatif dengan
mendayagunakan sumber daya lokal Hal ini menunjukkan bahwa peran PNPM
Mandiri Perdesaan dalam melaksanakan kegiatan setiap hari tentu harus
digunakan dengan sumber daya lokal/manusia yang masih berjalan, artinya
sumber daya yang berjalan tanpa adanyamanusia tentu tidak akan berjalan.
94
Tabel 4.37 Dalam pembangunan partisipatif diarahkan dengan mendayagunakan
sumber daya lokal
NO JENIS TANGGAPAN
JUMLAH FREKUENSI PERSENTASE
1 Sangat Tidak Setuju 0 0,00% 2 Tidak Setuju 1 1,15% 3 Ragu-ragu 6 6,90% 4 Setuju 46 52,87% 5 Sangat Setuju 34 39,08%
Total Soal 87 100,00%
Sumber : Diolah oleh penulis berdasarkan pertanyaan nomor 34, 2014 Berdasarkan dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa terdapat responden
yang menyatakan sangat setuju 34 responden ada 39,08%, menyatakan setuju 46
responden ada 52,87%, menyatakan ragu-ragu 6 responden ada 6,90%,
menyatakan tidak setuju 1 responden ada 1,15% dan sisanya menyatakan sangat
tidak setuju 0 responden ada 0%. Hal ini menunjukan bahwa hasil penyataan
dalam tabel 4.37 termasuk dalam kategori setuju mengenai pernyataan bahwa
dalam pembangunan partisipatif diarahkan dengan mendayagunakan sumber daya
lokal. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas
responden setuju dengan pernyataan bahwa dalam pembangunan partisipatif
diarahkan dengan mendayagunakan sumber daya lokal. Hal ini menunjukkan
bahwa terbentuknya suatu program dan berjalannya suatu kegiatan di arahkan
kepada sumber daya lokal/manusia yang harus kita kelola dan kita atur sampai
kedudukan yang stabil dalam pembangunan sangat membutuhkan sumber daya
lokal.
95
Tabel 4.38 Penyampaian dana bergulir dalam peningkatan kesejahteraan
NO JENIS TANGGAPAN
JUMLAH FREKUENSI PERSENTASE
1 Sangat Tidak Setuju 25 28,74% 2 Tidak Setuju 43 49,43% 3 Ragu-ragu 16 18,39% 4 Setuju 3 3,45% 5 Sangat Setuju 0 0,00%
Total Soal 87 100,00%
Sumber : Diolah oleh penulis berdasarkan pertanyaan nomor 35, 2014 Berdasarkan dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa terdapat responden
yang menyatakan sangat setuju 0 responden ada 0%, menyatakan setuju 3
responden ada 3,45%, menyatakan ragu-ragu 16 responden ada 18,39%,
menyatakan tidak setuju 43 responden ada 49,43% dan sisanya menyatakan sangat
tidak setuju 25 responden ada 28,74%. Hal ini menunjukan bahwa hasil penyataan
dalam tabel 4.38 termasuk dalam kategori tidak setuju mengenai pernyataan
bahwa Penyampaian dana bergulir dalam peningkatan kesejahteraan. Berdasarkan
hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden tidak setuju
dengan pernyataan bahwa Penyampaian dana bergulir dalam peningkatan
kesejahteraan. Hal ini menunjukkan bahwa temuan hasil dari laporan bulanan
fasilitator, terjadinya hambatan dan kekosongan kinerja fasilitator yang dilaporkan
sendiri kepada satuan kerja provinsi, yang seharusnya seluruh dana ini di jalankan
kepada masyarakat dalam program dan bersifat pinjaman dari upk yang digunakan
oleh masyarakat untuk mendanai kegiatan ekonomi masyarakat yang disalurkan
melalui kelompok-kelompok masyarakat sehingga menjadi laporan yang jelas dan
terealisasi dengan baik bahwa dana ini di gulirkankepada masyarakat.
96
Tabel 4.39 Kesempatan bagi masyarakat untuk mendapatkan dana bergulir
di tahun berikutnya
NO JENIS TANGGAPAN
JUMLAH FREKUENSI PERSENTASE
1 Sangat Tidak Setuju 0 0,00% 2 Tidak Setuju 0 0,00% 3 Ragu-ragu 0 0,00% 4 Setuju 40 45,98% 5 Sangat Setuju 47 54,02%
Total Soal 87 100,00%
Sumber : Diolah oleh penulis berdasarkan pertanyaan nomor 36, 2014 Berdasarkan dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa terdapat responden
yang menyatakan sangat setuju 47 responden ada 54,02%, menyatakan setuju 40
responden ada 45,98%, menyatakan ragu-ragu 0 responden ada 0%, menyatakan
tidak setuju 0 responden ada 0% dan sisanya menyatakan sangat tidak setuju 0
responden ada 0%. Hal ini menunjukan bahwa hasil penyataan dalam tabel 4.39
termasuk dalam kategori sangat setuju mengenai pernyataan bahwa kesempatan
bagi masyarakat yang belum mendapatkan dana bergulir untuk dikelola setiap
tahun. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas
responden sangat setuju dengan pernyataan bahwa kesempatan bagi masyarakat
yang belum mendapatkan dana bergulir untuk dikelola setiap tahun. Hal ini
menunjukkan bahwa dana bergulir di masing-masing kecamatan ada yang belum
terakomodir pada sebagian kelompok usaha pada PNPM Mandiri Perdesaa,
karena anggaran yang dibagikan sudah habis di realisasikan dengan rencana
anggaran biaya pada kecamatan berbeda-beda, untuk itu semoga di tahun
97
berikutnya dana bergulir untuk PNPM Mandiri Perdesaan di Ajukan kembali
dalam kepentingan masyarakat desa.
Tabel 4.40 Selalu diadakannya kegiatan seperti rapat musyawarah antar desa, kelompok
simpan pinjam keuangan perempuan
NO JENIS TANGGAPAN
JUMLAH FREKUENSI PERSENTASE
1 Sangat Tidak Setuju 1 1,15% 2 Tidak Setuju 31 35,63% 3 Ragu-ragu 16 18,39% 4 Setuju 38 43,68% 5 Sangat Setuju 1 1,15%
Total Soal 87 100,00%
Sumber : Diolah oleh penulis berdasarkan pertanyaan nomor 37, 2014 Berdasarkan dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa terdapat responden
yang menyatakan sangat setuju 1 responden ada 1,15%, menyatakan setuju 38
responden ada 43,68%, menyatakan ragu-ragu 16 responden ada 18,39%,
menyatakan tidak setuju 31 responden ada 35,63% dan sisanya menyatakan sangat
tidak setuju 1 responden ada 1,15%. Hal ini menunjukan bahwa hasil penyataan
dalam tabel 4.40 termasuk dalam kategori setuju mengenai pernyataan bahwa
selalu diadakannya kegiatan seperti rapat musyawarah antar desa, kelompok
simpan pinjam keuangan perempuan. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa mayoritas responden setuju dengan pernyataan bahwa selalu
diadakannya kegiatan seperti rapat musyawarah antar desa, kelompok simpan
pinjam keuangan perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa responden menilai
kegiatan yang ada pada PNPM Mandiri Perdesaan sangat positif dan bermanfaat
bagi masyarakat desa dan pengurangan kemiskinan.
98
Tabel 4.41 Adanya kegiatan jangka panjang antar desa dari segi pembangunan untuk
meningkatkan nilai ekonomi
NO JENIS TANGGAPAN
JUMLAH FREKUENSI PERSENTASE
1 Sangat Tidak Setuju 0 0,00% 2 Tidak Setuju 21 24,14% 3 Ragu-ragu 8 9,20% 4 Setuju 57 65,52% 5 Sangat Setuju 1 1,15%
Total Soal 87 100,00%
Sumber : Diolah oleh penulis berdasarkan pertanyaan nomor 38, 2014 Berdasarkan dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa terdapat responden
yang menyatakan sangat setuju 1 responden ada 1,15%, menyatakan setuju 57
responden ada 65,52%, menyatakan ragu-ragu 8 responden ada 9,20%,
menyatakan tidak setuju 21 responden ada 24,14% dan sisanya menyatakan sangat
tidak setuju 0 responden ada 0%. Hal ini menunjukan bahwa hasil penyataan
dalam tabel 4.41 termasuk dalam kategori setuju mengenai pernyataan bahwa
adanya kegiatan jangka panjang antar desa dari segi pembangunan untuk
meningkatkan nilai ekonomi. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa mayoritas responden setuju dengan pernyataan bahwa adanya kegiatan
jangka panjang antar desa dari segi pembangunan untuk meningkatkan nilai
ekonomi. Hal ini menunjukkan bahwa keinginan masyarakat untuk program
PNPM Mandiri Perdesaan agar selalu dilanjutkan pada sistem pemerintahan
presiden baru, karena program ini sudah terbiasa berjalan sedikit demi sedikit
merubah pola kehidupan masyarakat miskin dan adanya program gerbang ratu
yang berkelanjutan.
99
Tabel 4.42 PNPM Mandiri Pedesaan bermanfaat untuk masyarakat
NO JENIS TANGGAPAN
JUMLAH FREKUENSI PERSENTASE
1 Sangat Tidak Setuju 0 0,00% 2 Tidak Setuju 9 10,34% 3 Ragu-ragu 21 24,14% 4 Setuju 48 55,17% 5 Sangat Setuju 9 10,34%
Total Soal 87 100,00%
Sumber : Diolah oleh penulis berdasarkan pertanyaan nomor 39, 2014 Berdasarkan dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa terdapat responden
yang menyatakan sangat setuju 9 responden ada 10,34%, menyatakan setuju 48
responden ada 55,17%, menyatakan ragu - ragu 21 responden ada 24,14%,
menyatakan tidak setuju 9 responden ada 10,34% dan sisanya menyatakan sangat
tidak setuju 0 responden ada 0%. Hal ini menunjukan bahwa hasil penyataan
dalam tabel 4.42 termasuk dalam kategori setuju mengenai pernyataan bahwa
PNPM Mandiri Perdesaan bermanfaat untuk masyarakat. Berdasarkan hasil
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden setuju dengan
pernyataan bahwa PNPM Mandiri Perdesaan bermanfaat untuk masyarakat. Hal
ini menunjukkan bahwa keinginan masyarakat untuk program gerbang ratu yang
berkelanjutan atau program rutin pelatihan, sosialisasi antar desa, kelompok
simpan pinjam bagi perempuan yang lebih manfaat untuk kepentingan
masyarakat.
100
Tabel 4.43 Program kebutuhan masyarakat, karena selalu adanya peningkatan
kesejahteaan masyarakat walaupun belum signifikan
NO JENIS TANGGAPAN
JUMLAH FREKUENSI PERSENTASE
1 Sangat Tidak Setuju 0 0,00% 2 Tidak Setuju 0 0,00% 3 Ragu-ragu 0 0,00% 4 Setuju 36 41,38% 5 Sangat Setuju 51 58,62%
Total Soal 87 100,00%
Sumber :Diolah oleh penulis berdasarkan pertanyaan nomor 40, 2014
Berdasarkan dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa terdapat responden
yang menyatakan sangat setuju 51 responden ada 58,62%, menyatakan setuju 36
responden ada 41,38%, menyatakan ragu-ragu 0 responden ada 0%, menyatakan
tidak setuju 0 responden ada 0% dan sisanya menyatakan sangat tidak setuju 0
responden ada 0%. Hal ini menunjukan bahwa hasil penyataan dalam tabel 4.43
termasuk dalam kategori sangat setuju mengenai pernyataan bahwa PNPM
Mandiri Pedesaan selalu dibutuhkan masyarakat, karena selalu adanya
peningkatan kesejahteaan masyarakat walaupun belum signifikan. Berdasarkan
hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden sangat setuju
dengan pernyataan bahwa PNPM Mandiri Pedesaan selalu dibutuhkan
masyarakat, karena selalu adanya peningkatan kesejahteaan masyarakat walaupun
belum signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan masyarakat terhadap
PNPM Mandiri Perdesaan tidak lepas dalam alur kegiatan yang selalu melibatkan
masyarakat baik kegiatan fisik maupun non fisik dan kedekatan para pelaku
PNPM Mandiri Perdesaan kepada masyarakat sangat terjaga, karena itu
masyarakat sangat membutuhkan suatu program ini.
101
4.3. Pengujian Persyaratan Statistik
Gambaran yang jelas tentang sekumpulan data menganalisa suatu hal, baik
mengenai sampel atau sekumpulan populasi, selain data disajikan dalam tabel dan
diagram, masih diperlukan ukuran yang merupakan wakil sekumpulan data
tersebut atau frekuensi statistik. Hasil data dari kuisioner dan kumpulan soal yang
disebar untuk responden, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.44 Data hasil kuesioner responden dan semua soal
Variabel X dan Y
RESPONDEN X Y XY X2 Y2
1 127 54 6858 16129 2916 2 127 54 6858 16129 2916 3 127 55 6985 16129 3025 4 126 53 6678 15876 2809 5 115 49 5635 13225 2401 6 119 49 5831 14161 2401 7 131 55 7205 17161 3025 8 118 50 5900 13924 2500 9 125 51 6375 15625 2601 10 119 51 6069 14161 2601 11 121 54 6534 14641 2916 12 120 53 6360 14400 2809 13 116 50 5800 13456 2500 14 121 54 6534 14641 2916 15 115 50 5750 13225 2500 16 124 54 6696 15376 2916 17 126 55 6930 15876 3025 18 124 53 6572 15376 2809 19 121 53 6413 14641 2809 20 128 55 7040 16384 3025 21 125 52 6500 15625 2704 22 121 52 6292 14641 2704 23 117 50 5850 13689 2500 24 122 52 6344 14884 2704 25 120 51 6120 14400 2601
102
26 122 54 6588 14884 2916 27 124 54 6696 15376 2916 28 121 51 6171 14641 2601 29 127 55 6985 16129 3025 30 126 54 6804 15876 2916 31 120 53 6360 14400 2809 32 125 55 6875 15625 3025 33 125 53 6625 15625 2809 34 115 49 5635 13225 2401 35 127 55 6985 16129 3025 36 111 47 5217 12321 2209 37 119 51 6069 14161 2601 38 115 49 5635 13225 2401 39 120 51 6120 14400 2601 40 120 52 6240 14400 2704 41 115 49 5635 13225 2401 42 119 52 6188 14161 2704 43 111 47 5217 12321 2209 44 127 54 6858 16129 2916 45 123 52 6396 15129 2704 46 123 54 6642 15129 2916 47 128 56 7168 16384 3136 48 123 55 6765 15129 3025 49 122 53 6466 14884 2809 50 117 50 5850 13689 2500 51 122 52 6344 14884 2704 52 115 49 5635 13225 2401 53 126 54 6804 15876 2916 54 122 52 6344 14884 2704 55 115 49 5635 13225 2401 56 121 51 6171 14641 2601 57 116 49 5684 13456 2401 58 114 49 5586 12996 2401 59 119 51 6069 14161 2601 60 122 52 6344 14884 2704 61 122 52 6344 14884 2704 62 115 49 5635 13225 2401 63 121 51 6171 14641 2601 64 116 49 5684 13456 2401 65 114 49 5586 12996 2401 66 119 51 6069 14161 2601
103
67 122 52 6344 14884 2704 68 122 52 6344 14884 2704 69 115 49 5635 13225 2401 70 121 51 6171 14641 2601 71 116 49 5684 13456 2401 72 114 49 5586 12996 2401 73 119 51 6069 14161 2601 74 122 52 6344 14884 2704 75 122 52 6344 14884 2704 76 122 52 6344 14884 2704 77 115 49 5635 13225 2401 78 121 51 6171 14641 2601 79 116 49 5684 13456 2401 80 114 49 5586 12996 2401 81 119 51 6069 14161 2601 82 122 52 6344 14884 2704 83 122 52 6344 14884 2704 84 114 49 5586 12996 2401 85 119 51 6069 14161 2601 86 122 52 6344 14884 2704 87 122 52 6344 14884 2704 � 10480 4489 541465 1264038 232003
Sumber : Diolah oleh penulis hasil kuesioner responden x dan y pada MS. Excel, 2014
Hasil pengolahan data frekuansi statistik dengan menggunakan spss untuk
Variabel X pengaruh Efektivitas Komunikasi Antarpribadi ditunjukkan pada tabel
dibawah ini :
104
4.3.1. Uji Validitas Instrumen Tabel 4.45
VARIABEL X Efektivitas Komunikasi Antarpribadi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Valid 111,00 2 2,3 2,3 2,3
114,00 5 5,7 5,7 8,0
115,00 10 11,5 11,5 19,5
116,00 5 5,7 5,7 25,3
117,00 2 2,3 2,3 27,6
118,00 1 1,1 1,1 28,7
119,00 9 10,3 10,3 39,1
120,00 5 5,7 5,7 44,8
121,00 9 10,3 10,3 55,2
122,00 16 18,4 18,4 73,6
123,00 3 3,4 3,4 77,0
124,00 3 3,4 3,4 80,5
125,00 4 4,6 4,6 85,1
126,00 4 4,6 4,6 89,7
127,00 6 6,9 6,9 96,6
128,00 2 2,3 2,3 98,9
131,00 1 1,1 1,1 100,0
Total 87 100,0 100,0
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 15. For Windows, 2014
105
4.3.2. Uji Reliabilitas Instrumen Tabel 4.46
Statistics VARIABEL X Efektivitas Komunikasi Antarpribadi
N Valid 87
Missing 0
Mean 120,4598
Std. Error of Mean ,46526
Median 121,0000(a)
Mode 122,00
Std. Deviation 4,33966
Variance 18,833
Skewness -,034
Std. Error of Skewness ,258
Kurtosis -,580
Std. Error of Kurtosis ,511
Range 20,00
Minimum 111,00
Maximum 131,00
Sum 10480,00
Percentiles 10 114,5600(b)
20 115,7200
25 116,6429
30 118,3200
40 119,7571
50 121,0000
60 121,6960
70 122,5158
75 122,9737
80 124,3143
90 126,4600
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 15. For Windows, 2014
a Calculated from grouped data.
b Percentiles are calculated from grouped data.
106
Gambar 4.3 Histogram Dengan Kurva normal Variabel X (Efektivitas Komunikasi Antarpribadi)
Tabel 4.47
Descriptive Statistics
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 15. For Windows, 2014
X135.00130.00125.00120.00115.00110.00
Fre
qu
ency
20
15
10
5
0
Histogram
Mean =120.46 Std. Dev. =4.34
N =87
87 20,00 111,00 131,00 10480,00 120,4598 ,46526 4,33966 18,833 -,034 ,258 -,580 ,51187
XValid N (listwise)
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Std. ErrorN Range Minimum Maximum Sum Mean Std.
DeviationVariance Skewness Kurtosis
107
Hasil pengolahan data frekuansi statistik dengan menggunakan spss untuk
Variabel Y pengaruh Program Gerakan Pembangunan Kecamatan Rakyat Banten
Bersatu (Gerbang Ratu) ditunjukkan pada tabel dibawah ini :
4.3.3. Uji Validitas Instrumen Tabel 4.48 Variabel Y
(Pengaruh Program Gerakan Pembangunan Kecamatan Rakyat Banten Bersatu (Gerbang Ratu))
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Valid 47,00 2 2,3 2,3 2,3
49,00 19 21,8 21,8 24,1
50,00 5 5,7 5,7 29,9
51,00 15 17,2 17,2 47,1
52,00 19 21,8 21,8 69,0
53,00 7 8,0 8,0 77,0
54,00 11 12,6 12,6 89,7
55,00 8 9,2 9,2 98,9
56,00 1 1,1 1,1 100,0
Total 87 100,0 100,0
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 15. For Windows, 2014
108
4.3.4. Uji Reliabilitas Instrumen Tabel 4.49
Statistics Variabel Y (Pengaruh Program Gerakan Pembangunan Kecamatan Rakyat
Banten Bersatu (Gerbang Ratu))
N Valid 87 Missing 0
Mean 51,5977 Std. Error of Mean ,22564 Median 51,5882(a) Mode 49,00(b) Std. Deviation 2,10459 Variance 4,429 Skewness ,029 Std. Error of Skewness ,258 Kurtosis -,798 Std. Error of Kurtosis ,511 Range 9,00 Minimum 47,00 Maximum 56,00 Sum 4489,00 Percentiles 10 48,4667(c)
20 49,4917 25 49,8542 30 50,2600 40 51,0765 50 51,5882 60 52,1308 70 52,8000 75 53,1944 80 53,6778 90 54,6105
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 15. For Windows, 2014
a Calculated from grouped data.
b Multiple modes exist. The smallest value is shown
c Percentiles are calculated from grouped data.
109
Gambar 4.4 Histogram Dengan Kurva Normal Variabel Y
(Pengaruh Program Gerakan Pembangunan Kecamatan Rakyat Banten Bersatu (Gerbang Ratu))
Tabel 4.50
Descriptive Statistics
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 15. For Windows, 2014
Y57.5055.0052.5050.0047.50
Fre
qu
ency
20
15
10
5
0
Histogram
Mean =51.60 Std. Dev. =2.105
N =87
87 9,00 47,00 56,004489,0051,5977 ,225642,10459 4,429 ,029 ,258 -,798 ,51187
YValid N (listwise)
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic StatisticStd. ErrorStatistic Statistic StatisticStd. ErrorStatisticStd. ErrorN Range MinimumMaximum Sum Mean Std.
DeviationVariance Skewness Kurtosis
110
4.3.5. Analisis Kuantitatif
Untuk mengetahui “Efektivitas Komunikasi Antarpribadi Terhadap
Program Gerakan Pembangunan Kecamatan Rakyat Banten Bersatu (Gerbang
Ratu)”, maka digunakan analisis korelasi analisis regresi linear sederhana,
determinasi dan uji F untuk mencari hipotesis langkah –langkahnya adalah
sebagai berikut:
4.3.5.1. Analisis Korelasi Rank Spearman
Untuk mengetahui hubungan Pelaksanaan Efektivitas Komunikasi
Antarpribadi (Variabel X) terhadap Program Gerakan Pembangunan Kecamatan
Rakyat Banten Bersatu (Gerbang Ratu) (Variabel Y), digunakan analisis korelasi
rank spearman dengan rumus sebagai berikut :
푅ℎ표 =∑푥 + ∑푦 − ∑푑
2 ∑푥 .∑푦
Dari perhitungan diperoleh:
2 = 87 Σ X2 = 2606076915 Σ Y2 = 51049,74941 ∑푑 = 91897,25
maka
푅ℎ표 =2606076915 + 51049,74941− 91897,25
87 2606076915.51049,74941= 0,904075427
111
Dengan menggunakan olah data spss korelasi adalah sebagai berikut :
Tabel 4.51 Correlations Spearman
X y Spearman's rho X Correlation Coefficient 1,000 ,904(**) Sig. (2-tailed) . ,000 N 87 87 Y Correlation Coefficient ,904(**) 1,000 Sig. (2-tailed) ,000 . N 87 87
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 15. For Windows, 2014
Nilai koefisien korelasi sebesar 0,904 menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang kuat dan searah antara Efektivitas Komunikasi Antarpribadi
(Variabel X) terhadap Program Gerakan Pembangunan Kecamatan Rakyat
Banten Bersatu (Gerbang Ratu) (Variabel Y). Artinya, semakin tinggi Efektivitas
Komunikasi Antarpribadi maka semakin meningkat Program Gerakan
Pembangunan Kecamatan Rakyat Banten Bersatu (Gerbang Ratu) atau semakin
besar Program Gerakan Pembangunan Kecamatan Rakyat Banten Bersatu
(Gerbang Ratu), maka semakin meningkat Pelaksanaan Efektivitas Komunikasi
Antarpribadi.
112
4.3.5.2. Analisis Regresi Linier
Pengujian dilakukan untuk mengetahui ada pengaruh antara variabel
independen Efektivitas Komunikasi Antarpribadi (Variabel X) terhadap Program
Gerakan Pembangunan Kecamatan Rakyat Banten Bersatu (Gerbang Ratu)
(Variabel Y) dengan menggunakan bantuan pengolahan data SPSS maka
dihasilkan output koefisien regresi sebagai berikut:
Tabel 4.52 Coefficients
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 15. For Windows, 2014
Berdasarkan tabel di atas dapat ditulis persamaan regresi sebagai berikut:
Y = a + bX
Dimana : Y = Variabel Dependen Program Gerakan Pembangunan
Kecamatan Rakyat Banten Bersatu (Gerbang Ratu)
X = Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
(PNPM) Mandiri Perdesaan
a = Konstanta
b = Koefisien Regresi
Maka :
Y = -2,034 + 0,445X
Sesuai dengan persamaan garis regresi yang diperoleh, maka model regresi
tersebut dapat diinterprestasikan sebagai berikut:
-2,034 2,514 -,809 ,421 -7,032 2,964,445 ,021 ,918 21,350 ,000 ,404 ,487 ,918 ,918 ,918 1,000 1,000
(Constant)X
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig. Lower BoundUpper Bound95% Confidence Interval for B
Zero-order Partial PartCorrelations
Tolerance VIFCollinearity Statistics
Dependent Variable: Ya.
113
1. Nilai koefisien a konstanta adalah -2,034 hal ini berarti bahwa apabila nilai X
(Efektifitas Komunikasi Antarpribadi) dianggap konstan, maka tingkat atau
besaran variabel dependen Y (Variabel Dependen Program Gerakan
Pembangunan Kecamatan Rakyat Banten Bersatu (Gerbang Ratu)) akan
berubah sebesar -2,034.
2. Nilai koefisien b regresi adalah 0,445 berarti bahwa apabila nilai X
(Efektivitas Komunikasi Antarpribadi) mengalami kenaikan satu satuan, maka
tingkat variabel Y (Program Gerakan Pembangunan Kecamatan Rakyat
Banten Bersatu (Gerbang Ratu)) akan mengalami kenaikan sebesar 0,445.
4.4. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah korelasi tersebut
signifikan atau tidak untuk mengetahui hipotesis tersebut dilakukan pengujian.
Untuk menguji signifikan apakah hipotesis yang diterapkan semula diterima atau
ditolak, dengan cara membandingkan Fhitung dengan Ftabel, dalam uji F ini
membuktikan apakah variabel efektivitas komunikasi antarpriadi (X) mempunyai
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Program Gerakan Pembangunan
Kecamatan Rakyat Banten Bersatu (Gerbang Ratu) (Y), maka dilakukan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
1
)1( 2
2
kn
rk
r
Fyx
yx
Dimana : n = 87 ryx = 0,91805544 k =1
114
Sehingga dapat dihasilkan menurut Fhitung adalah sebagai berikut :
455,8012
1187))0,91805544(1(
1)0,91805544(
2
2
F
Dengan menggunakan olah data spss korelasi adalah sebagai berikut :
Tabel 4.53 ANOVA(b)
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 321,049 1 321,049 455,801 ,000(a) Residual 59,871 85 ,704 Total 380,920 86
a Predictors: (Constant), X b Dependent Variable: Y
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 15. For Windows, 2014
4.5. Interprestasi Hasil Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti berusaha menjawab rumusan masalah yang
sebelumnya telah di rumuskan peneliti. Rumusan masalah yang harus dijawab
adalah Sejauhmana Efektivitas Komunikasi Antarpribadi Fasilitator melakukan
pelaksanaan Program Gerakan Pembangunan Kecamatan Rakyat Banten Bersatu
(Gerbang Ratu) di Kecamatan ?
Untuk menjawab rumusan masalah tersebut, terdapat beberapa langkah
yang dilakukan untuk menjelaskan jawaban dari rumusan masalah tersebut.
Langkah pertama yaitu menentukan skor ideal dan menghitung skor hasil
penelitian. Skor ideal adalah 5 x 40 x 87 = 17400.(5 – nilai tertinggi dari setiap
pilihan jawaban yang diajukan pada responden, kriteria penelitian skor ini adalah
berdasarkan pada skala ordinal); 40 = jumlah pertanyaan pernyataan yang
115
diajukan kepada responden dalam bentuk kuesioner (jumlah item instrumen); 87
jumlah sampelyang dijadikan responden dalam penelitian ini. Sedangkan skor
hasil penelitian yang sebelumnya telah dihitung adalah 12650 (lihat lampiran
tabel hasil kuesioner). Jika skor keseluruhan hasil penelitian ini dibagi dengan
skor ideal maka nilai Efektivitas Komunikasi Antarpribadi Fasilitator melakukan
pelaksanaan Program Gerakan Pembangunan Kecamatan Rakyat Banten Bersatu
(Gerbang Ratu) di Kecamatan adalah 12650 :17400 = 0,72 maka dalam persentase
menjadi 72%.
Selanjutnya penelitian melihat kembali 5 indikator efektivitas komunikasi
antarpribadi menurut Devito, yaitu :
1. Keterbukaan (Openness)
Menggambarkan apakah hasil komunikasi yang diinginkan telah tercapai.
2. Empati (empathy)
Menggambarkan apakah hasil yang diinginkan telah tercapai.
3. Sikap mendukung (supportiveness)
Menggambarkan apakah hasil hubungan dapat memuaskan diri sendiri/orang
Lain.
4. Sikap positif (positiveness)
Menggambarkan apakah hasil interaksi menimbulkan sikap yang baik.
5. Kesetaraan (Equality)
Menggambarkan apakah hasil yang dicapai bermanfaat.
116
Berdasarkan hail penelitian lapangan diperoleh skor hasil perhitungan tiap-
tiap indikator efektivitas komunikasi antarpribadi sebagai berikut :
1. Untuk sub variabel keterbukaan terdiri dari 3 indikator yaitu komunikator
harus terbuka pada orang yang di ajak interaksi, komunikator bereaksi secara
jujur dan bertanggung jawab atas lontaran dan pikiran. Dan terdapat 7 butir
pertanyaan yaitu nomor 1,2,3,4,5,6,7. Jumlah nilai untuk butir tersebut (Tabel
hasil kuesioner) 354 + 333 + 274 + 336 + 342 + 374 + 171 = 2184, skor
idealnya 5 x 87 x 7 = 3045 (5 – nilai tertinggi dari setiap pilihan jawaban yang
diajukan pada responden, kriteria penelitian skor ini adalah berdasarkan pada
skala ordinal; 87 = jumlah sampel yang dijadikan responden dalam penelitian
ini; 7 = jumlah pertanyaan yang diajukan kepada responden dalam bentuk
kuesioner). Skor hasil dari keterbukaan = 2184 : 3045 = 0, 717 atau (dikalikan
100%) menjadi 71,7%.
2. Untuk sub variabel empati terdiri 6 butir pertanyaan yaitu No 8,9,10,11,12,13.
Jumlah nilai untuk butir tersebut (Tabel hasil kuesioner) 395 + 246 + 250 +
318 + 399 + 404 = 2012, skor idealnya 5 x 87 x 6 = 2610 (5 – nilai tertinggi
dari setiap pilihan jawaban yang diajukan pada responden, kriteria penelitian
skor ini adalah berdasarkan pada skala ordinal; 87 = jumlah sampel yang
dijadikan responden dalam penelitian ini; 6 = jumlah pertanyaan yang
diajukan kepada responden dalam bentuk kuesioner). Skor hasil dari
keterbukaan = 2112 : 2610 = 0, 771 atau (dikalikan 100%) menjadi 77,1%.
117
3. Untuk sub variabel sikap mendukung terdiri 6 butir pertanyaan yaitu No
14,15,16,17,18,19. Jumlah nilai untuk butir tersebut (Tabel hasil kuesioner)
294 + 354 + 333 + 274 + 336 + 342 = 1924, skor idealnya 5 x 87 x 6 = 2610
(5 – nilai tertinggi dari setiap pilihan jawaban yang diajukan pada responden,
kriteria penelitian skor ini adalah berdasarkan pada skala ordinal; 87 = jumlah
sampel yang dijadikan responden dalam penelitian ini; 6 = jumlah pertanyaan
yang diajukan kepada responden dalam bentuk kuesioner). Skor hasil dari
keterbukaan = 1924 : 2610 = 0, 737 atau (dikalikan 100%) menjadi 73,7%.
4. Untuk sub variabel sikap positif terdiri 5 butir pertanyaan yaitu No
20,21,22,23,24. Jumlah nilai untuk butir tersebut (Tabel hasil kuesioner) 374 +
171 + 395 + 246 + 250 = 1436, skor idealnya 5 x 87 x 5 = 2175 (5 – nilai
tertinggi dari setiap pilihan jawaban yang diajukan pada responden, kriteria
penelitian skor ini adalah berdasarkan pada skala ordinal; 87 = jumlah sampel
yang dijadikan responden dalam penelitian ini; 5 = jumlah pertanyaan yang
diajukan kepada responden dalam bentuk kuesioner). Skor hasil dari
keterbukaan = 1436 : 2175 = 0, 660 atau (dikalikan 100%) menjadi 66%.
5. Untuk sub variabel Kesetaraan terdiri 2 butir pertanyaan yaitu No 25,26.
Jumlah nilai untuk butir tersebut (Tabel hasil kuesioner) 318 + 399 = 717, skor
idealnya 5 x 87 x 2 = 870 (5 – nilai tertinggi dari setiap pilihan jawaban yang
diajukan pada responden, kriteria penelitian skor ini adalah berdasarkan pada
118
skala ordinal; 87 = jumlah sampel yang dijadikan responden dalam penelitian
ini; 2 = jumlah pertanyaan yang diajukan kepada responden dalam bentuk
kuesioner). Skor hasil dari kesetaraan = 717 : 870 = 0, 824 atau (dikalikan
100%) menjadi 82,4%.
Dari perhitungan tiap-tiap indikator efektivitas komunikasi antarpribadi
diatas diketahui bahwa sub variabel sikap positif adalah sub variabel efektivitas
komunikasi yang kurang baik atau mengalami masalah yang ada pada fasilitator
dalam program GERBANG RATU dibuktikan dengan skor hasil penelitian yang
memperoleh angka 66%. Hal ini disebabkan karena berdasarkan hasil dilapangan,
menunjukkan bahwa fasilitator dalam pelaksanaan program GERBANG RATU
belum efektif pada saat komunikasi yang berlangsung terhambat. Sedangkan sub
variabel kesetaraan adalah sub variabel efektivitas komunikasi antarpribadi yang
baik , hal ini dibuktikan dengan skor hasil penelitian yang memperoleh angka
82,4%. Hal ini disebabkan karena fasilitator memiliki pendidikan dan pengalaman
yang baikdan sesuai pekerjaan di lapangan dalam mengelola kecamatan.
Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh skor hasil perhitungan
tiap-tiap indikator Program Gerakan Pembangunan Kecamatan Rakyat Banten
Bersatu (GERBANG RATU), sebagai berikut :
119
1. Untuk sub variabel pemberdayaan terdiri dari 1 indikator yaitu menekankan
pentingnya pemberdayaan sebagai pendekatan yang dipilih. Dan terdapat 2
butir pertanyaan yaitu nomor 27,28. Jumlah nilai untuk butir tersebut (Tabel
hasil kuesioner) 404 + 293 = 697, skor idealnya 5 x 87 x 2 = 870 (5 – nilai
tertinggi dari setiap pilihan jawaban yang diajukan pada responden, kriteria
penelitian skor ini adalah berdasarkan pada skala ordinal; 87 = jumlah sampel
yang dijadikan responden dalam penelitian ini; 2 = jumlah pertanyaan yang
diajukan kepada responden dalam bentuk kuesioner). Skor hasil dari
Pemberdayaan = 697 : 870 = 0, 801 atau (dikalikan 100%) menjadi 80,1%.
2. Untuk sub variabel meningkatnya kesejahteraan dan kesempatan kerja terdiri 4
butir pertanyaan yaitu No 29,30,31,32. Jumlah nilai untuk butir tersebut
(Tabel hasil kuesioner) 354 + 333 + 274 + 336 = 1297, skor idealnya 5 x 87 x
4 = 1740 (5 – nilai tertinggi dari setiap pilihan jawaban yang diajukan pada
responden, kriteria penelitian skor ini adalah berdasarkan pada skala ordinal;
87 = jumlah sampel yang dijadikan responden dalam penelitian ini; 4 = jumlah
pertanyaan yang diajukan kepada responden dalam bentuk kuesioner). Skor
hasil dari meningkatnya kesejahteraan dan kesempatan kerja = 1297 : 1740 =
0, 745 atau (dikalikan 100%) menjadi 74,5%.
3. Untuk sub variabel melembagakan pengelolaan terdiri 4 butir pertanyaan yaitu
No 33,34,35,36. Jumlah nilai untuk butir tersebut (Tabel hasil kuesioner) 342
+ 374 + 171 + 395 = 1282, skor idealnya 5 x 87 x 4 = 1740 (5 – nilai tertinggi
120
dari setiap pilihan jawaban yang diajukan pada responden, kriteria penelitian
skor ini adalah berdasarkan pada skala ordinal; 87 = jumlah sampel yang
dijadikan responden dalam penelitian ini; 5 = jumlah pertanyaan yang
diajukan kepada responden dalam bentuk kuesioner). Skor hasil dari
melembagakan pengelolaan = 1282 : 1740 = 0, 736 atau (dikalikan 100%)
menjadi 73,6%.
4. Untuk sub variabel berkembangnya kerjasama antar desa terdiri 2 butir
pertanyaan yaitu No 37,38. Jumlah nilai untuk butir tersebut (Tabel hasil
kuesioner) 246 + 250 = 496, skor idealnya 5 x 87 x 2 = 870 (5 – nilai tertinggi
dari setiap pilihan jawaban yang diajukan pada responden, kriteria penelitian
skor ini adalah berdasarkan pada skala ordinal; 87 = jumlah sampel yang
dijadikan responden dalam penelitian ini; 2 = jumlah pertanyaan yang
diajukan kepada responden dalam bentuk kuesioner). Skor hasil dari
berkembangnya kerjasama antar desa = 496 : 870 = 0, 570 atau (dikalikan
100%) menjadi 57%.
5. Untuk sub variabel Hasil PNPM Mandiri terdiri 2 butir pertanyaan yaitu No
39,40. Jumlah nilai untuk butir tersebut (Tabel hasil kuesioner) 318 + 399 =
717, skor idealnya 5 x 87 x 2 = 870 (5 – nilai tertinggi dari setiap pilihan
jawaban yang diajukan pada responden, kriteria penelitian skor ini adalah
berdasarkan pada skala ordinal; 87 = jumlah sampel yang dijadikan responden
dalam penelitian ini; 2 = jumlah pertanyaan yang diajukan kepada responden
dalam bentuk kuesioner). Skor hasil dari hasil PNPM Mandiri = 717 : 870 = 0,
824 atau (dikalikan 100%) menjadi 82,4%.
121
Dari perhitungan tiap-tiap indikator Program Gerakan Pembangunan
Kecamatan Rakyat Banten Bersatu (GERBANG RATU) diatas diketahui bahwa
sub variabel berkembangnya kerjasama antar desa adalah sub variabel gerbang
ratu yang kurang baik atau mengalami masalah yang ada pada fasilitator dalam
melakukan hubungan kerjasama antar desa dibuktikan dengan skor hasil
penelitian yang memperoleh angka 57%. Hal ini disebabkan karena berdasarkan
hasil dilapangan, menunjukkan bahwa fasilitator dalam pelaksanaan program
GERBANG RATU belum efektif pada saat komunikasi yang berlangsung
terhambat. Sedangkan sub variabel kesetaraan adalah sub variabel hasil PNPM
Mandiri yang baik , hal ini dibuktikan dengan skor hasil penelitian yang
memperoleh angka 82,4%. Hal ini disebabkan karena upaya peningkatan
keberhasilan PNPM berawal dari faktor pendukung fasilitator.
Berdasarkan skor keseluruhan hasil penelitian dan analisis data serta skor
hasil perhitungan tiap-tiap sub variabel Program Gerakan Pembangunan
Kecamatan Rakyat Banten Bersatu (GERBANG RATU), yang diperoleh., maka
dapat digambarkan bahwa Efektivitas Komunikasi Antarpribadi Fasilitator
terhadap Pelaksanaan Program Gerakan Pembangunan Kecamatan Rakyat Banten
Bersatu (GERBANG RATU) dinilai baik.
122
4.6. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengolahan data diatas, kini peneliti akan menguraikan
hasil penelitian sesuai dengan rumusan masalah, yaitu mengenai Sejauhmana
Efektivitas Komunikasi Antarpribadi Fasilitator melakukan pelaksanaan Program
Gerakan Pembangunan Kecamatan Rakyat Banten Bersatu (Gerbang Ratu) di
Kecamatan.
Setiap manusia pasti melakukan suatu kegiatan komunikasi ketika
berinteraksi dengan sesamanya, seperti yang terjalin dalam komunikasi
antarpribadi fasilitator, dimana fasilitator menggunakan teori Joeph A.
Devito(2011), yang berjudul Komunikasi Antar Manusia, yang selanjutnya
digunakan sebagai variabel untuk mengukur bagaimana Efektivitas Komunikasi
Antarpribadi Fasilitator yang terdiri dari lima sub variabel yaitu Keterbukaan
(Openness), Empati (empathy), Sikap mendukung (supportiveness), Sikap positif
(positiveness), dan Kesetaraan (Equality).
Dalam penelitian ini, peneliti melihat dan memperhatikan langsung proses
komunikasi yang dilakukan fasilitator dalam menjalankan program gerbang ratu
di lapangan, dan penulis akan memaparkan hasil identifikasi masalah dengan
mendeskripsikan data hasil kuesioner.
4.6.1. Efektivitas Komunikasi Antarpribadi Fasilitator
Mengenai Komunikasi Antarpribadi, menurut Rakhmat Jalaludin (2004),
adanya faktor-faktor yang menumbuhkan hubungan antarpribadi yang baik yaitu :
“Percaya menentukan efektivitas komunikasi. Percaya meningkatkan
komunikasi antarpribadi karena membuka saluran komunikasi,
123
memperjelas pengiriman dan penerimaan informasi serta memperluas
peluang komunikator untuk mencapai maksudnya.
Dengan saling mempercayai. Fasilitator Kabupaten dan Fasilitator
Kecamatan tak lagi ragu untuk bercerita tentang tugas pokok dan fungsinya di
masing-masing lini kerja, banyak informasi yang saling terbuka dan mereka
merasakan adanya saling percaya terhadap informasi yang di keluarkan peluang
fasilitator dalam menyampaikan ide mendapatkan langkah dalam mengambil
keputusan dengan terjadinya efek sikap positif.
‘’sikap terbuka akan mendorong timbulnya saling pengertian, saling
menghargai dan paling penting saling mengembangkan kualitas hubungan
antarpribadi kepada kedua pihak yang menjalin hubungan’’.
Dengan hal ini, keberhasilan komunikasi yang baik adalah dengan
bergeraknya fasilitator sebagai penghubung kegiatan di lapangan dan mengetahui
program-program yang berjalan berdasarkan etika fasilitator dengan komunikasi
yang terbuka.
“Sikap suportif adalah sikap yang mengurangi sikap defensif dalam
komunikasi. Orang yang bersikap defensif adalah orang yang tidak
menerima, tidak jujur dan tidak empatis. Orang yang bersifat defensif
cenderung lebih banyak melindungi diri dari ancaman yang ditanggapinya
dari situasi komunikasi ketimbang memahami pesan orang lain”.
124
Fasilitator Kabupaten memberikan arahan dengan jelas ke Fasilitator
Kecamatan tentang program gerbang ratu, lalu Fasilitator Kecamatan dengan
keadaan memikirkan masalah di luar pekerjaan, sehingga terjadi komunikasi
antarpribadi yang tidak efektif di lingkungan kecamatan.
Fasilitator adalah pendamping masyarakat dalam mengikuti atau
melaksanakan PNPM Mandiri Perdesaan. Peran fasilitator kecamatan adalah
memfasilitasi masyarakat dalam setiap tahapan PNPM Mandiri Perdesaan pada
tahap sosialisasi, perencanaan, pelaksanaan, dan pelestarian, selain itu juga
berperan dalam membimbing kader-kader desa atau pelaku-pelaku PNPM
Mandiri Perdesaan di desa dan kecamatan.
Peran fasilitator dalam tugasnya untuk menyebarluaskan dan
mensosialisasikan PNPM Mandiri Perdesaan kepada masyarakat dan aparat
desa/kecamatan, memfasilitasi KPMD dalam pendataan RTM (Rumah Tangga
Miskin), menyusun Rencana Kerja Tindak Lanjut (RKTL) pelaksanaan kegiatan
bersama masyarakat dimulai dari proses sosialisasi hingga pelestarian kegiatan.
Komunikasi antarpribadi fasilitator memberikan persentase 66% pada
sikap positif, karena peran fasilitator yang dinilai memiliki pendidikan dan
pengalaman yang baik dan sesuai pekerjaan di lapangan dalam mengelola
kegiatan belum diterapkan secara maksimal dengan kriteria dan karakteristik
komunikasi yang digunakan fasilitator masih kurang efektif.
125
Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh skor hasil perhitungan
tiap-tiap variabel komunikasi antarpribadi yaitu Keterbukaan (Openness)
mencapai 71,7%, Empati (empathy) mencapai 77,1%, Sikap mendukung
(supportiveness) mencapai 73,7%, Sikap positif (positiveness) mencapai 66%, dan
Kesetaraan (Equality) mencapai 82,4%.
Dari uraian diatas, peneliti menyederhanakan kedalam bentuk tabel seperti
di bawah ini :
Tabel 4.54 Persentase per Indikator
Variabel Sub Variabel Prosentase
Efektivitas
Komunikasi
Antarpribadi
Keterbukaan 72%
Empati 77%
Sikap mendukung 74%
Sikap Positif 66%
Kesetaraan 82%
Sumber : Diolah oleh penulis berdasarkan hasil kuesioner pertanyaan nomor 1-26, 2014
Berdasarkan hasil sumber penelitian lapangan diperoleh skor hasil
perhitungan tiap-tiap variabel komunikasi antarpribadi yaitu keterbukaan
mencapai 72%, meningkatnya empati mencapai 77%, sikap mendukung mencapai
74%, sikap positif mencapai 66%, dan kesetaraan mencapai 82%.
126
Untuk menjawab identifikasi masalah tersebut, terdapat beberapa langkah
yang dilakukan untuk menjelaskan jawaban tersebut. Langkah pertama yaitu
menentukan skor ideal dan menghitung skor hasil penelitian. Skor ideal adalah 5 x
87 x 40 = 17400 (5 – nilai tertinggi dari setiap pilihan jawaban yang diajukan
pada responden, kriteria penelitian skor ini adalah berdasarkan pada skala
ordinal); 40 = jumlah pertanyaan pernyataan yang diajukan kepada responden
dalam bentuk kuesioner (jumlah item instrumen); 87 jumlah sampel yang
dijadikan responden dalam penelitian ini. Sedangkan skor hasil penelitian yang
sebelumnya telah dihitung adalah 10480 (lihat lampiran tabel hasil kuesioner).
Jika skor keseluruhan hasil penelitian itu dibagi dengan skor ideal maka nilai
Efektivitas Komunikasi Antarpribadi Fasilitator adalah 17400 : 10480 = 0,66
maka dalam persentase menjadi 66%, artinya Efektivitas Komunikasi
Antarpribadi Fasilitator sudah berjalan dengan baik.
4.6.2. Pelaksanaan Program Gerakan Pembangunan Kecamatan Rakyat
Banten Bersatu (GERBANG RATU)
Program Gerakan Pembangunan Kecamatan Rakyat Banten Bersatu
(GERBANG RATU) dengan persentase 82,4% Hal ini disebabkan karena upaya
peningkatan keberhasilan PNPM berawal dari faktor pendukung fasilitator sudah
maksimal dilakukan.
Dari uraian diatas, peneliti menyederhanakan kedalam bentuk tabel seperti
di bawah ini :
127
Tabel 4.55 Persentase per Indikator
Variabel Sub Variabel Prosentase
program gerakan
pembangunan kecamatan rakyat banten
bersatu (gerbang
ratu)
Pemberdayaan 70%
meningkatnya kesejahteraan dan kesempatan kerja
74%
melembagakan pengelolaan
74%
berkembangnya kerjasama antar desa
57%
Hasil PNPM Mandiri Perdesaan
82%
Sumber : Diolah oleh penulis berdasarkan hasil kuesioner pertanyaan nomor 27-40, 2014
Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh skor hasil perhitungan
tiap-tiap variabel program gerakan pembangunan kecamatan rakyat banten bersatu
(gerbang ratu) yaitu pemberdayaan mencapai 70,1%, meningkatnya kesejahteraan
dan kesempatan kerja mencapai 74%, melembagakan pengelolaan mencapai 74%,
berkembangnya kerjasama antar desa mencapai 57%, dan hasil PNPM Mandiri
Perdesaan mencapai 82%.
Untuk menjawab identifikasi masalah tersebut, terdapat beberapa langkah
yang dilakukan untuk menjelaskan jawaban tersebut. Langkah pertama yaitu
menentukan skor ideal dan menghitung skor hasil penelitian. Skor ideal adalah 5 x
87 x 40 = 17400 (5 – nilai tertinggi dari setiap pilihan jawaban yang diajukan
pada responden, kriteria penelitian skor ini adalah berdasarkan pada skala
ordinal); 40 = jumlah pertanyaan pernyataan yang diajukan kepada responden
dalam bentuk kuesioner (jumlah item instrumen); 87 jumlah sampel yang
128
dijadikan responden dalam penelitian ini. Sedangkan skor hasil penelitian yang
sebelumnya telah dihitung adalah 4489 (lihat lampiran tabel hasil kuesioner). Jika
skor keseluruhan hasil penelitian itu dibagi dengan skor ideal maka nilai Program
Gerbang Ratu adalah 17400 : 4489 = 0,87 maka dalam persentase menjadi 87%,
artinya Program Gerbang Ratu sudah berjalan dengan baik.
4.6.3. Efektivitas Komunikasi Antarpribadi Fasilitator terhadap
Pelaksanaan Program Gerakan Pembangunan Kecamatan Rakyat
Banten Bersatu (GERBANG RATU)
Efektivitas komunikasi antarpribadi fasilitator terhadap pelaksanaan
Program Gerakan Pembangunan Kecamatan Rakyat Banten Bersatu (GERBANG
RATU), melalui penggunaan metode kuantitatif dengan menggunakan teknik
total sampling, Hasil penelitian dapat dilihat kembali pada teori yang digunakan
peneliti dalam penelitian ini. Peneliti menggunakan teori efektivitas komunikasi
antarpribadi dari Joeph A. Devito(2011), yang berjudul Komunikasi Antar
Manusia, yang selanjutnya digunakan sebagai variabel untuk mengukur
bagaimana Efektivitas Komunikasi Antarpribadi Fasilitator yang terdiri dari lima
sub variabel yaitu Keterbukaan (Openness), Empati (empathy), Sikap mendukung
(supportiveness), Sikap positif (positiveness), dan Kesetaraan (Equality).
Hasil penelitian dan analisis data serta skor hasil perhitungan tiap-tiap sub
variabel efektivitas komunikasi antarpribadi dan sub variabel Pelaksanaan
Program Gerakan Pembangunan Kecamatan Rakyat Banten Bersatu (GERBANG
RATU) yang diperoleh, maka dapat digambarkan bahwa sejauhmana Efektivitas
Komunikasi Antarpribadi Fasilitator terhadap Pelaksanaan Program Gerakan
129
Pembangunan Kecamatan Rakyat Banten Bersatu (GERBANG RATU) mencapai
persentase 72% dinilai baik, karena di atas 70%.
Dari hasil kuesioner terdapat beberapa masalah yang menyebabkan belum
maksimalnya pelaksanaan Program Gerakan Pembangunan Kecamatan Rakyat
Banten Bersatu (GERBANG RATU), beberapa kendala tersebut antara lain :
1. UPK dan Fasilitator PNPM kurang aktif dalam pelaksanaan kegiatan-
kegiatan. Saran dapat diberikan kepada UPK dan Fasilitator untuk ikut
serta dalam pelaksanaan kegiatan agar masyarakat mengenal program
GERBANG RATU dan bisa bertukar pendapat langsung serta memberikan
masukan kepada Fasilitator dan UPK dalam setiap kegiatan, serta
pelaksanaan kegiatan-kegiatan dapat menjadi lebih baik lagi dari
sebelumnya.
2. Fasilitator memilih kesibukan sendiri saat jam kerja dan jarang di tempat
kerja. Padahal seharusnya Fasilitator itu harus selalu hadir agar mereka
dapat menyetujui dengan jelas dan pasti kendala, keadaan kegiatan di
masyarakat tersebut. Sehingga kesalahan yang terjadi bisa dihindarkan
seperti salah sasaran.
3. Kriteria penerima program (dilihat dari pendapatan) tidak sesuai dengan
harapan yang telah ditentukan, karena pada kenyataannya masih banyak
program-program yang belum tercapai.
4. Kurangnya koordinasi dan komunikasi antar UPK (Unit Pengelola
Kegiatan), fasilitator dengan masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan-
kegiatan. Hal tersebut mungkin disebabkan karena mereka tidak
130
diikutsertakan untuk kerjasama dalam pelaksanaan kegiatan. Oleh karena
itu, Pemerintah harus mengajak seluruh masyarakat miskin untuk
melakukan komunikasi dan kerjasama dengan UPK dan Fasilitator erta
pelaku PNPM Mandiri Perdesaan lainnya.
Untuk menjawab identifikasi masalah tersebut, terdapat beberapa langkah
yang dilakukan untuk menjelaskan jawaban dari rumusan masalah tersebut.
Langkah pertama yaitu menentukan skor ideal dan menghitung skor hasil
penelitian. Skor ideal adalah 5 x 87 x 40 = 17400 (5 – nilai tertinggi dari setiap
pilihan jawaban yang diajukan pada responden, kriteria penelitian skor ini adalah
berdasarkan pada skala ordinal); 40 = jumlah pertanyaan pernyataan yang
diajukan kepada responden dalam bentuk kuesioner (jumlah item instrumen); 87
jumlah sampel yang dijadikan responden dalam penelitian ini. Sedangkan skor
hasil penelitian yang sebelumnya telah dihitung adalah 12650 (lihat lampiran
tabel hasil kuesioner). Jika skor keseluruhan hasil penelitian itu dibagi dengan
skor ideal maka nilai Efektivitas Komunikasi Antarpribadi Fasilitator melakukan
pelaksanaan Program Gerakan Pembangunan Kecamatan Rakyat Banten Bersatu
(Gerbang Ratu) di Kecamatan adalah 12650 :17400 = 0,72 maka dalam persentase
menjadi 72%, artinya Komunikasi Antarpribadi terhadap Program gerbang Ratu
sudah berjalan secara baik. Hal ini terjadinya koordinasi dengan sesama fasilitator
kabupaten dan kecamatan, komunikasi yang digunakan adalah komunikasi
antarpribadi dimana merupakan proses pengiriman dan penerimaan pesan diantara
sekelompok kecil orang dengan berbagai efek dan umpan balik yang diterima.
131
BAB V
PENUTUP
5.1. Simpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti dapat menyimpulkan
bahwa sejauhmana efektivitas komunikasi antarpribadi fasilitator terhadap
pelaksanaan Pelaksanaan Program Gerakan Pembangunan Kecamatan Rakyat
Banten Bersatu (GERBANG RATU), maka peneliti dapat memberikan simpulan
sebagai berikut :
1. Efektivitas Komunikasi Antarpribadi Fasilitator
Proses komunikasi yang berlangsung di Kabupaten Serang
memberikan efektivitas atau dampak hasil pencapaian program
dengan faktor yang menumbuhkan hubungan mengirim dan menerima
pesan yang saling percaya, sikap suportif dan sikap terbuka. Dimana
bahwa hasil efektivitas komunikasi antarpribadi fasilitator memiliki
persentase 66%, artinya Efektivitas Komunikasi Antarpribadi
Fasilitator sudah berjalan dengan baik.
2. Pelaksanaan Program Gerakan Pembangunan Kecamatan Rakyat
Banten Bersatu (GERBANG RATU)
Berdasarkan penelitian ini dapat diketahui bahwa hasil pelaksanaan
Program Gerakan Pembangunan Kecamatan Rakyat Banten Bersatu
(GERBANG RATU) persentase 87%, artinya Program Gerbang Ratu
sudah berjalan dengan baik.
132
3. Efektivitas Komunikasi Antarpribadi Fasilitator terhadap Pelaksanaan
Program Gerakan Pembangunan Kecamatan Rakyat Banten Bersatu
(GERBANG RATU)
Berdasarkan penelitian ini dapat diketahui bahwa hasil efektivitas
komunikasi antarpribadi fasilitator yaitu 72%, artinya Komunikasi
Antarpribadi terhadap Program gerbang Ratu sudah berjalan secara
baik.
5.2. Saran
Setelah melakukan penelitian, penulis menyimpulkan hasil penelitian
berdasarkan identifikasi masalah terlebih dahulu. Selanjutnya peneliti membuat
beberapa saran yang diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi
fasilitator di Kabupaten Serang khususnya dalam hubungan sejauhmana
efektivitas komunikasi antarpribadi fasilitator terhadap pelaksanaan Program
Gerakan Pembangunan Kecamatan Rakyat Banten Bersatu (GERBANG
RATU). Berikut adalah saran praktis dan saran teoritis tersebut :
5.2.1 Saran Praktis
1. Komunikasi Antarpribadi
Diharapkan Fasilitator agar komitmen dan bekerja keras dalam
tugasnya dan memberikan informasi kepada masyarakat yang
membutuhkan informasi yang mereka inginkan, dan dalam
kerjasama antar sesama rekan kerja harus lebih ditingkatkan agar
dapat membuat program-program yang menyentuh masyarakat dan
133
menarik sehingga tetap PNPM Mandiri perdesaan selalu ada di
masyarakat dan lebih meningkatkan komunikasi antarpribadi
fasilitator.
2. Pelaksanaan Program Gerakan Pembangunan Kecamatan Rakyat
Banten Bersatu (GERBANG RATU)
Diharapkan kegiatan Program Gerakan Pembangunan Kecamatan
Rakyat Banten Bersatu (GERBANG RATU) di tahun selanjutnya
agar lebih maksimal dalam melakukan sasaran kegiatan kepada
masyarakat.
3. Komunikasi Antarpribadi Fasilitator terhadap Pelaksanaan Program
Gerakan Pembangunan Kecamatan Rakyat Banten Bersatu
(GERBANG RATU)
Suatu keberhasilan jika komunikasi antarpribadi fasilitator lebih
maksimal dan selalu berhubungan dalam menjalankan kegiatan
yang sesuai petunjuk teknisnya dan memberikan efektivitas
program yang berdampak positif bagi masyarakat.
5.2.2 Saran Teoritis
1. Ilmu komunikasi dapat lebih mengembangkan cara mengenai
bagaimana menjaga hubungan baik dalam komunikasi antarpribadi
dalam rangka menciptakan keharmonisan hubungan.
134
2. Komunikasi antarpribadi dapat lebihmengembangkan potensi
pengembangan hubungan dan manajemen hubungan dalam tahapan
komunikasi antarpribadi, karena dengan manajemen hubungan
yang baik komunikasi antarpribadi akan jauh akan lebih baik.
3. Fasilitator dan UPK seharusnya harus selalu hadir dalam setiap
kegiatan agar mereka dapat mengetahui dengan jelas dan pasti
keadaan kegiatan tersebut, sehingga kealahan yang terjadi bisa
dihindarkan seperti salah sasaran.
DAFTAR PUSTAKA
Agus M. Hardjana.2003. Komunikasi Intrapersonal dan interpersonal,
Yogyakarta, Kanisius
Bungin, Burhan.2006.Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada
Cangara, Hafied.2005.Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada
Devito, Joseph A.2011. Komunikasi Antarmanusia (Edisi Kelima). Tanggerang
: Karisma Publishing Group (Bahasa Indonesia)
Djamadin, Bahari.2004.Komunikasi Interpersonal. Jakarta : BPK Gunung
Mulia
Edi Suharto, Ph.d.2010. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat,
(Bandung : PT. Refika Aditama)
Elvinaro Ardianto dan Bambang Q-Anees, M.Ag.2007. Filsafat Ilmu
Komunikasi. Bandung : Simbiosa Rekatama Media
Endang Lestari dan MA. Malik.2003. Komunikasi yang efektif. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara. Edisi revisi ke-1.
Effendy, Onong Uchjana.1989. Kamus Komunikasi. Bandung : CV. Mandar
Maju
Effendy, Onong Uchjana.1990. Ilmu Komunikasi, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya,
Effendy, Onong Uchjana.1992. Dinamika Komunikasi, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Effendy, Onong Uchjana.2001.Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung
: Remaja Rosdakarya
Effendy, Onong Uchjana.2003.Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung
: PT. Citra Aditya Bakti
Hardjana, Agus.2003. Komunikasi Intrapersonal dan Komunikasi
Interpersonal. Yogyakarta : Kanisius
Hamidi, M.Si., 2010. Metode Penelitian dan Teori Komunikasi. Malang :
Universita Muhammadiyah
Joseph Prokopenko.1987. Productivity Management : A Practical Handbook
(geneva : ILO)
Kriyantono, Rachmat.2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Surabaya:
Kencana Prenada Media Group
Maleong, Lexy.J.2002.Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja
Rosdakarya
Miles dan A Hubermamn.1992.Analisis Data kualitatif. Jakarta : Universitas
Indonesia
Prof. Dr. Makmur, M.Si.2011. Efektivitas Kebijakan Kelembagaan Pengawasan,
Bandung, PT. Rifika Aditama
Rakhmat, Jalaludin.2005. Psikologi Komunikasi. Bandung : Remaja
Rosdakarya
Richard M. Steers. Gerald R. Ungson and Richard T. Mowday.1993. Managing
Effective Organizations: An Introduction (Boston. Massachusetts: Kent
Publishing Company)
Sasa Djuarsa Sendjaja.2005. Pengantar Komunikasi, (Jakarta: Universitas
Terbuka. Cet IX.
Singaribun. Masri & Sofian Effendi. 1989. Metode Penelitian Survei. Jakarta:
LP3SE. Hal. 124
Sondang P Siagian.1997. Filsafat Adminstrasi . Jakarta: Rineka Cipta
Soegiyono.2007.Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung
: PT.. Remaja Rosdakarya
Stephen Robbins.2001. Perilaku Organisasi. Jakarta: PT. Prenhallindo
Sugiyono. 2005. Metodologi Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta. Hal.
137
Terence A. Shimp.2003. Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi
Pemasaran terpadu, Jakarta: Erlangga
Usman, Moh. Uzer.1995. Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya
Usman, Husaini & Purnomo Setiadi Akbar. 1995. Pengantar statistika.
Bandung : Bumi Aksara. Hal. 287 & 291
Widjaja, H.A.W.2002 Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, Jakarta: PT. Bumu
Aksara.
Wiryanto.2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta:Gramedia Widiasarana
Zulkarimen Nasution.2001. Komunikasi Pembangunan Pengenalan Teori dan
Penerapannya, Jakarta: Rajawali Pers
Sumber lain :
Buku Petunjuk Teknis Operasional Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
(PNPM) Mandiri Perdesaan 2008, Jakarta, 2008
Buku Petunjuk Teknis Operasional Program Gerakan Pembangunan Kecamatan
Rakyat Banten Bersatu 2012, Serang, 2012
Modul Banten Dalam Angka 2013
http://serangkab.bps.go.id/ (diakses pada tgl 20 Maret 2014)
http://ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id/site/wp-
content/uploads/2013/04/Jurnal%20%20Holy%20(04-27-13-07-54-
47).doc
DAFTAR KUESIONER PENELITIAN
Survey Tugas Akhir/Skripsi
Kepada Responden Yth.
Assalaamu'alaikum Wr.Wb.
Saya adalah mahasiswa sarjana Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang sedang
melakukan survey untuk Tugas Akhir/Skripsi mengenai Efektivitas Komunikasi
Antarpribadi Fasilitator terhadap pelaksanaan Program Gerakan Pembangunan
Kecamatan Rakyat Banten Bersatu (GERBANG RATU). Sebagai informasi bahwa
jawaban Saudara akan dianggap mewakili sampel responden di Kabupaten dan
Kecamatan, dan dalam survey ini tidak ada jawaban yang salah.
Agar hasil survey dan penelitian ini akurat dan sesuai dengan tujuan utama
penelitian, maka diharapkan partisipasi dari responden untuk mengisi semua
daftar pertanyaan secara lengkap.
Dalam survey ini Saudara tidak perlu mencantumkan nama dan/atau alamat
Saudara. Selain itu, informasi yang Saudara berikan akan dijaga kerahasiaannya.
Terima kasih, Wassalaamu'alaikum Wr.Wb.
Nama : Aden Pahalana Kusuma Bardani
NIM : 090033
Program Sarjana Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
------------------------------------------ Screening -------------------------------------------
Data Responden
Berilah tanda silang (X) pada huruf yang mewakili jawaban Saudara/i
(4 Pertanyaan).
1. Apakah jenis kelamin Saudara ?
a) Laki-laki b) Perempuan
2. Usia Saudara/i saat ini ?
a) 20 s/d 25 Tahun b) > 25 s/d 30 Tahun c) >30 s/d 35 Tahun
d) > 35 s/d 50 Tahun e) Di atas 50 Tahun
3. Pendidikan terakhir Saudara ?
a) SD d) D3
b) SMP e) S1
c) SMK/SMA f) S2
4. Posisi Saudara/i dalam kepengurusan Unit Pengelola Kegiatan (UPK) ?
a) Ketua UPK d) Bendahara UPK
b) Sekretaris UPK
Berikanlah penilaian terhadap semua pertanyaan yang diajukan dalam survey ini
dengan memberikan tanda (X) pada kotak yang terdapat dalam daftar pertanyaan
dengan nilai sebesar:
(1) = Sangat Tidak Setuju, (3) = Ragu-ragu, (5) = Sangat Setuju.
(2) = Tidak Setuju, (4) = Setuju,
NO SOAL JAWABAN
SS S BS TS STS
Efektivitas Komunikasi Antarpribadi
1 Fasilitator dalam menyampaikan komunikasi selalu terbuka
sehingga meninggalkan kesan yang kuat
2 Sikap fasilitator didalam pekerjaan mudah melibatkan faktor
emosional (bersemangat, ceria)
3 Setiap fasilitator yang bertugas baik dari Kabupaten maupun
kecamatan selalu memberikan informasi terbaru mengenai
pekerjaan atau luar pekerjaan
4 Fasilitator dalam memberikan arahan kepada rekan dan
masyarakat harus berkomunikasi secara terbuka
5 Fasilitator merespon tanggapan baik dan buruk dari rekan dan
masyarakat, jika ada masalah yang harus melibatkan dirinya
6
Fasilitator selalu merespon suatu pertanyaan, keluhan dari
masyarakat pada informasi publik, jangan hanya dibatasi
informasi sepele saja tapi menjawab tanggapan itu untuk
kepentingan bersama
7 Fasilitator selalu memberikan jawaban yang sesuai aturan
tugasnya dari pertanyaan yang dilontarkan oleh rekan dan
masyarakat
8 Pada saat di lapangan, fasilitator ikut berpartisipasi dan
berkomunikasi pada lawan bicara/masyarakat mengenai
pengaruh kegiatan
9 Fasilitator memberikan arahan yang tidak dapat dipahami oleh
masyarakat harus dengan gaya komunikasi non verbal (gerak
tubuh, bahasa dan tulisan)
10 Fasilitator dalam pertemuan selalu memberikan salam dan
berjabatan tangan
11 Fasilitator dalam pekerjaanya selalu memberikan ucapan
semangat kepada rekan dan masyarakat, untuk memotivasi ke
depan lebih baik
12 Fasilitator selalu memotivasi rekan dan masyarakat, jika ada
kesulitan terhadap pekerjaannya
13
Fasilitator selalu memberikan saran/masukan pada rekannya
jika terjadi hambatan yang belum bisa dipecahkan
14 Saat komunikasi fasilitator dan fasilitator lainnya tidak terjalin
harmonis, dukungan dari pimpinan harus ada
15 Fasilitator harus interaktif dan siap menjawab pertanyaan
dengan jujur terutama seputar kegiatan yang sedang
dilaksanakan
16 Fasilitator harus tanggap dan memberikan informasi apapun
yang baik seputar kegiatan pada rekan dan masyarakat yang
sedang dilaksanakan
17 Fasilitator dapat terjun langsung bekerja di luar bidangnya saat
situasi membutuhkan tenaga dan pikiran
18 Fasilitator bekerja dengan taat sesuai peraturan kode etik
PNPM Mpd
19
Fasilitator diberikan arahan oleh pimpinan tentang tugas
seorang pemimpin yang memberikan informasi yang jelas akan
adanya bantuan dengan memberikan sesuai peruntukan dan
kapasitasnya
20 Fasilitator berpendapat bahwa dukungan dan kemajuan PNPM
Mpd dengan baik berawal dari sebuah komitmen dalam
pekerjaan
21 Pimpinan menilai peran fasilitator sangat penting dalam
pelaksanaan program PNPM
22 Masyarakat selalu membutuhkan adanya fasilitator untuk
melakukan kegiatan
23
Fasilitator harus mempunyai hubungan yang erat terhadap
sesama fasilitator agar menjaga nama baik Program PNPM
Mpd kepada masyarakat supaya program Gerbang Ratu ini
terlaksana dengan baik
24 Antar fasilitator jika mempunyai masalah harus diselesaikan
dengan seksama dan diberikan semangat
25
Dalam pekerjaan semua fasilitator mempunyai pendapat
berbeda, saat berkomunikasi satu sama lain mempunyai
tingkatan pendidikan dan pengalaman yang berbeda, maka
tujuan yang dicapai tidak sama
26 Kemajuan Kecamatan dan Desa setempat, tergantung
bagaimana fasilitator yang menggerakkan di masing-masing
wilayah
Program Gerakan Pembangunan Kecamatan Rakyat Banten Bersatu (Gerbang Ratu)
27 PNPM Mandiri Perdesaan lebih menekankan pentingnya
pemberdayaan sebagai pendekatan yang dipilih
28 Pemberdayaan masyarakat adalah modal awal terlaksananya
PNPM Mandiri Pedesaan
29 PNPM Mandiri Perdesaan merupakan program untuk
meningkatnya kesejahteraan masyarakat miskin
30 Kesempatan kerja masyarakat miskin di perdesaan dengan cara
melakukan rapat musyawarah antar desa (MAD)
31 Sasaran peningkatan kesejahteraan diutamakan untuk golongan
miskin
32 Kegiatan perempuan dalam sehari-hari diarahkan bukan hanya
mengurus rumah tangga saja tetapi mengarah pada home
industri
33 PNPM Mandiri Perdesaan harus melembagakan dalam
pengelolaannya pembangunan partisipatif dengan
mendayagunakan sumber daya lokal
34 Dalam pembangunan partisipatif diarahkan dengan
mendayagunakan sumber daya lokal
35 Penyampaian dana bergulir dalam peningkatan kesejahteraan
36 Kesempatan bagi masyarakat yang belum mendapatkan dana
bergulir untuk dikelola setiap tahun
37 Selalu diadakannya kegiatan seperti rapat musyawarah antar
desa, kelompok simpan pinjam keuangan perempuan dan
lainnya
38 Adanya kegiatan yang bisa dilakukan jangka panjang antar
desa dari segi pembangunan untuk meningkatkan nilai
ekonomi
39 PNPM Mandiri Pedesaan bermanfaat untuk masyarakat
40 PNPM Mandiri Pedesaan selalu dibutuhkan masyarakat, karena
selalu adanya peningkatan kesejahteaan masyarakat walaupun
belum signifikan
DOKUMENTASI
Photo bersama salah satu Ketua UPK Kecamatan Petir-Serang
Prasarana Pembuatan Masjid di Kecamatan Waringinkurung
Pembuatan Gang Jalan di Kecamatan Tanara
Pembuatan Jalan setapak di Kecamatan Cikeusal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 4 4 3 4 4 4 2 5 4 3 4 5 5 3 4 3 4 4 4 5 3 4 4 3 4 4 4 2 5 4 3 4 5 127
2 4 4 3 4 4 4 2 5 4 3 4 5 5 3 5 2 4 4 4 5 3 4 4 3 4 4 4 2 5 4 3 4 5 127
3 4 3 4 4 4 4 2 5 4 3 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 2 5 4 3 4 5 127
4 5 3 4 4 4 4 2 4 3 3 4 4 5 4 5 4 4 4 5 5 2 5 3 4 4 4 4 2 4 3 3 4 4 126
5 5 4 2 3 4 4 2 4 3 3 3 4 5 3 4 3 3 4 4 4 3 5 4 2 3 4 4 2 4 3 3 3 4 115
6 5 3 3 3 4 5 3 4 3 2 3 4 5 2 3 5 3 4 5 4 4 5 3 3 3 4 5 3 4 3 2 3 4 119
7 4 5 3 4 4 5 3 4 3 3 4 5 5 3 3 5 4 5 3 4 5 4 5 3 4 4 5 3 4 3 3 4 5 131
8 4 3 4 2 4 5 3 4 3 2 4 4 4 4 2 4 4 5 4 4 3 4 3 4 2 4 5 3 4 3 2 4 4 118
9 4 4 4 3 4 5 3 4 3 3 3 4 5 2 3 4 4 5 5 5 4 4 4 4 3 4 5 3 4 3 3 3 4 125
10 5 4 3 2 4 5 3 4 2 2 4 5 5 3 3 4 5 3 3 4 3 5 4 3 2 4 5 3 4 2 2 4 5 119
11 5 4 3 5 4 5 3 4 2 4 3 4 5 3 3 4 2 4 2 4 2 5 4 3 5 4 5 3 4 2 4 3 4 121
12 5 4 2 4 4 4 2 4 3 4 4 5 5 3 4 3 1 5 3 4 2 5 4 2 4 4 4 2 4 3 4 4 5 120
13 5 4 2 4 4 4 2 5 2 3 3 4 4 4 4 2 2 4 4 5 3 5 4 2 4 4 4 2 5 2 3 3 4 116
14 4 3 3 5 4 4 3 5 3 3 5 4 4 4 3 1 3 2 5 5 2 4 3 3 5 4 4 3 5 3 3 5 4 121
15 4 4 3 4 5 4 3 5 3 2 2 4 4 3 3 3 4 3 2 4 3 4 4 3 4 5 4 3 5 3 2 2 4 115
16 4 4 4 5 5 4 3 4 2 2 5 5 5 2 2 4 4 4 3 4 2 4 4 4 5 5 4 3 4 2 2 5 5 124
17 4 5 4 3 5 4 1 5 2 4 4 5 5 4 3 2 4 4 4 5 3 4 5 4 3 5 4 1 5 2 4 4 5 126
18 4 3 3 2 5 4 2 4 4 4 4 5 5 4 3 3 4 4 5 4 4 4 3 3 2 5 4 2 4 4 4 4 5 124
19 4 3 3 2 4 5 2 5 4 4 4 5 4 4 4 1 4 4 3 4 3 4 3 3 2 4 5 2 5 4 4 4 5 121
20 4 4 4 2 4 4 3 5 3 5 5 5 4 3 3 3 2 4 4 5 4 4 4 4 2 4 4 3 5 3 5 5 5 128
21 4 5 4 3 4 5 2 4 3 3 3 5 4 3 4 4 3 5 4 5 3 4 5 4 3 4 5 2 4 3 3 3 5 125
22 5 4 5 4 4 4 2 4 2 3 3 5 4 3 4 3 1 5 4 5 2 5 4 5 4 4 4 2 4 2 3 3 5 121
23 4 3 3 3 3 5 2 5 2 3 4 4 5 4 3 3 3 5 4 5 3 4 3 3 3 3 5 2 5 2 3 4 4 117
24 4 3 2 5 4 4 2 5 3 2 5 4 5 4 3 3 4 4 5 4 4 4 3 2 5 4 4 2 5 3 2 5 4 122
25 4 3 2 3 4 5 2 4 4 2 5 4 5 4 2 4 5 4 5 4 3 4 3 2 3 4 5 2 4 4 2 5 4 120
26 4 4 3 4 4 4 2 4 5 3 3 4 5 5 2 5 3 5 3 4 2 4 4 3 4 4 4 2 4 5 3 3 4 122
27 4 4 3 5 4 5 2 5 3 2 3 5 4 5 3 4 2 5 3 5 3 4 4 3 5 4 5 2 5 3 2 3 5 124
28 4 5 4 2 3 4 2 5 3 3 4 5 4 3 3 4 3 4 4 5 3 4 5 4 2 3 4 2 5 3 3 4 5 121
29 5 3 4 3 4 5 2 5 2 4 5 5 5 3 2 5 4 4 4 3 3 5 3 4 3 4 5 2 5 2 4 5 5 127
30 5 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 5 5 3 3 3 4 5 5 4 2 5 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 5 126
31 5 5 2 4 4 4 3 4 2 2 4 4 5 5 4 3 3 4 3 5 2 5 5 2 4 4 4 3 4 2 2 4 4 120
32 5 5 3 5 2 5 3 4 3 4 5 4 4 3 4 4 2 4 2 4 2 5 5 3 5 2 5 3 4 3 4 5 4 125
33 5 4 4 5 3 5 1 5 4 2 3 5 4 3 4 4 4 4 3 4 3 5 4 4 5 3 5 1 5 4 2 3 5 125
34 4 3 3 4 4 5 1 5 4 3 2 4 4 3 3 3 5 4 4 4 1 4 3 3 4 4 5 1 5 4 3 2 4 115
35 5 5 3 4 5 5 1 5 3 3 3 5 4 4 3 3 5 4 3 5 2 5 5 3 4 5 5 1 5 3 3 3 5 127
36 4 4 3 4 3 5 2 4 2 2 2 4 5 3 4 2 5 3 4 4 3 4 4 3 4 3 5 2 4 2 2 2 4 111
37 5 4 3 4 4 5 2 4 3 2 3 4 5 3 2 3 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 5 2 4 3 2 3 4 119
38 3 3 2 4 4 5 2 4 2 3 4 5 4 4 3 3 4 4 3 5 3 3 3 2 4 4 5 2 4 2 3 4 5 115
39 4 3 2 4 4 5 2 5 3 3 4 5 4 3 3 2 4 5 3 4 4 4 3 2 4 4 5 2 5 3 3 4 5 120
40 4 3 3 4 4 4 2 5 2 3 4 5 5 4 3 3 4 5 4 4 2 4 3 3 4 4 4 2 5 2 3 4 5 120
41 3 4 2 4 4 3 2 5 1 3 4 5 5 4 3 3 3 5 4 5 3 3 4 2 4 4 3 2 5 1 3 4 5 115
42 3 4 4 3 4 4 4 4 2 3 5 4 5 3 4 4 3 4 2 4 2 3 4 4 3 4 4 4 4 2 3 5 4 119
VARIABEL XRESPONDEN KUISIONER
Efektivitas Komunikasi Antarpribadi
43 3 4 3 3 3 4 2 4 3 2 4 5 4 3 4 4 2 4 3 5 2 3 4 3 3 3 4 2 4 3 2 4 5 111
44 4 3 4 4 4 4 2 5 3 3 5 5 4 4 3 5 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 2 5 3 3 5 5 127
45 4 3 4 5 4 2 2 5 4 3 2 5 5 4 2 3 4 5 5 5 4 4 3 4 5 4 2 2 5 4 3 2 5 123
46 4 4 5 5 3 3 3 4 4 4 3 4 5 3 2 3 5 3 3 4 3 4 4 5 5 3 3 3 4 4 4 3 4 123
47 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 5 5 3 3 2 4 4 4 5 2 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 5 128
48 4 5 3 4 4 4 4 5 3 2 3 5 5 4 3 3 4 4 2 3 3 4 5 3 4 4 4 4 5 3 2 3 5 123
49 5 4 2 4 4 4 3 5 2 2 4 5 5 4 3 4 4 5 3 4 2 5 4 2 4 4 4 3 5 2 2 4 5 122
50 5 3 3 4 4 5 3 4 2 2 4 4 4 3 3 3 3 4 4 5 2 5 3 3 4 4 5 3 4 2 2 4 4 117
51 5 3 3 4 5 5 2 4 3 3 4 4 4 3 4 1 4 5 5 4 2 5 3 3 4 5 5 2 4 3 3 4 4 122
52 5 2 2 5 3 5 2 5 2 2 4 5 4 3 4 2 4 5 2 5 2 5 2 2 5 3 5 2 5 2 2 4 5 115
53 4 4 4 3 5 5 2 5 2 3 4 5 5 3 4 3 5 5 3 4 2 4 4 4 3 5 5 2 5 2 3 4 5 126
54 4 5 3 4 4 4 1 5 3 3 3 5 5 3 3 4 3 5 4 5 2 4 5 3 4 4 4 1 5 3 3 3 5 122
55 4 3 3 4 4 4 2 4 2 3 4 4 5 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 2 4 2 3 4 4 115
56 4 4 4 4 4 4 1 4 2 3 4 4 5 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 2 3 4 4 121
57 3 4 4 3 3 3 2 5 3 2 4 5 5 3 3 2 5 4 3 5 4 3 4 4 3 3 3 2 5 3 2 4 5 116
58 3 3 3 4 4 5 2 5 3 3 2 5 4 3 2 3 3 5 2 5 3 3 3 3 4 4 5 2 5 3 3 2 5 114
59 4 3 2 5 4 5 1 4 4 3 4 5 4 3 4 4 2 4 4 4 2 4 3 2 5 4 5 1 4 4 3 4 5 119
60 4 5 3 4 4 4 1 5 2 3 4 4 5 4 3 5 4 4 5 4 2 4 5 3 4 4 4 1 5 2 3 4 4 122
61 4 5 3 4 4 4 1 5 3 3 3 5 5 3 3 4 3 5 4 5 2 4 5 3 4 4 4 1 5 3 3 3 5 122
62 4 3 3 4 4 4 2 4 2 3 4 4 5 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 2 4 2 3 4 4 115
63 4 4 4 4 4 4 1 4 2 3 4 4 5 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 2 3 4 4 121
64 3 4 4 3 3 3 2 5 3 2 4 5 5 3 3 2 5 4 3 5 4 3 4 4 3 3 3 2 5 3 2 4 5 116
65 3 3 3 4 4 5 2 5 3 3 2 5 4 3 2 3 3 5 2 5 3 3 3 3 4 4 5 2 5 3 3 2 5 114
66 4 3 2 5 4 5 1 4 4 3 4 5 4 3 4 4 2 4 4 4 2 4 3 2 5 4 5 1 4 4 3 4 5 119
67 4 5 3 4 4 4 1 5 2 3 4 4 5 4 3 5 4 4 5 4 2 4 5 3 4 4 4 1 5 2 3 4 4 122
68 4 5 3 4 4 4 1 5 3 3 3 5 5 3 3 4 3 5 4 5 2 4 5 3 4 4 4 1 5 3 3 3 5 122
69 4 3 3 4 4 4 2 4 2 3 4 4 5 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 2 4 2 3 4 4 115
70 4 4 4 4 4 4 1 4 2 3 4 4 5 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 2 3 4 4 121
71 3 4 4 3 3 3 2 5 3 2 4 5 5 3 3 2 5 4 3 5 4 3 4 4 3 3 3 2 5 3 2 4 5 116
72 3 3 3 4 4 5 2 5 3 3 2 5 4 3 2 3 3 5 2 5 3 3 3 3 4 4 5 2 5 3 3 2 5 114
73 4 3 2 5 4 5 1 4 4 3 4 5 4 3 4 4 2 4 4 4 2 4 3 2 5 4 5 1 4 4 3 4 5 119
74 4 5 3 4 4 4 1 5 2 3 4 4 5 4 3 5 4 4 5 4 2 4 5 3 4 4 4 1 5 2 3 4 4 122
75 4 5 3 4 4 4 1 5 2 3 4 4 5 4 3 5 4 4 5 4 2 4 5 3 4 4 4 1 5 2 3 4 4 122
76 4 5 3 4 4 4 1 5 3 3 3 5 5 3 3 4 3 5 4 5 2 4 5 3 4 4 4 1 5 3 3 3 5 122
77 4 3 3 4 4 4 2 4 2 3 4 4 5 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 2 4 2 3 4 4 115
78 4 4 4 4 4 4 1 4 2 3 4 4 5 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 2 3 4 4 121
79 3 4 4 3 3 3 2 5 3 2 4 5 5 3 3 2 5 4 3 5 4 3 4 4 3 3 3 2 5 3 2 4 5 116
80 3 3 3 4 4 5 2 5 3 3 2 5 4 3 2 3 3 5 2 5 3 3 3 3 4 4 5 2 5 3 3 2 5 114
81 4 3 2 5 4 5 1 4 4 3 4 5 4 3 4 4 2 4 4 4 2 4 3 2 5 4 5 1 4 4 3 4 5 119
82 4 5 3 4 4 4 1 5 2 3 4 4 5 4 3 5 4 4 5 4 2 4 5 3 4 4 4 1 5 2 3 4 4 122
83 4 5 3 4 4 4 1 5 3 3 3 5 5 3 3 4 3 5 4 5 2 4 5 3 4 4 4 1 5 3 3 3 5 122
84 3 3 3 4 4 5 2 5 3 3 2 5 4 3 2 3 3 5 2 5 3 3 3 3 4 4 5 2 5 3 3 2 5 114
85 4 3 2 5 4 5 1 4 4 3 4 5 4 3 4 4 2 4 4 4 2 4 3 2 5 4 5 1 4 4 3 4 5 119
86 4 5 3 4 4 4 1 5 2 3 4 4 5 4 3 5 4 4 5 4 2 4 5 3 4 4 4 1 5 2 3 4 4 122
87 4 5 3 4 4 4 1 5 3 3 3 5 5 3 3 4 3 5 4 5 2 4 5 3 4 4 4 1 5 3 3 3 5 122
354 333 274 336 342 374 171 395 246 250 318 399 404 293 195 197 215 254 220 262 166 354 333 274 336 342 374 171 395 246 250 318 399 10480
27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
1 5 3 4 4 3 4 4 4 2 5 4 3 4 5 54
2 5 3 4 4 3 4 4 4 2 5 4 3 4 5 54
3 5 4 4 3 4 4 4 4 2 5 4 3 4 5 55
4 5 4 5 3 4 4 4 4 2 4 3 3 4 4 53
5 5 3 5 4 2 3 4 4 2 4 3 3 3 4 49
6 5 2 5 3 3 3 4 5 3 4 3 2 3 4 49
7 5 3 4 5 3 4 4 5 3 4 3 3 4 5 55
8 4 4 4 3 4 2 4 5 3 4 3 2 4 4 50
9 5 2 4 4 4 3 4 5 3 4 3 3 3 4 51
10 5 3 5 4 3 2 4 5 3 4 2 2 4 5 51
11 5 3 5 4 3 5 4 5 3 4 2 4 3 4 54
12 5 3 5 4 2 4 4 4 2 4 3 4 4 5 53
13 4 4 5 4 2 4 4 4 2 5 2 3 3 4 50
14 4 4 4 3 3 5 4 4 3 5 3 3 5 4 54
15 4 3 4 4 3 4 5 4 3 5 3 2 2 4 50
16 5 2 4 4 4 5 5 4 3 4 2 2 5 5 54
17 5 4 4 5 4 3 5 4 1 5 2 4 4 5 55
18 5 4 4 3 3 2 5 4 2 4 4 4 4 5 53
19 4 4 4 3 3 2 4 5 2 5 4 4 4 5 53
20 4 3 4 4 4 2 4 4 3 5 3 5 5 5 55
21 4 3 4 5 4 3 4 5 2 4 3 3 3 5 52
22 4 3 5 4 5 4 4 4 2 4 2 3 3 5 52
23 5 4 4 3 3 3 3 5 2 5 2 3 4 4 50
24 5 4 4 3 2 5 4 4 2 5 3 2 5 4 52
25 5 4 4 3 2 3 4 5 2 4 4 2 5 4 51
26 5 5 4 4 3 4 4 4 2 4 5 3 3 4 54
27 4 5 4 4 3 5 4 5 2 5 3 2 3 5 54
28 4 3 4 5 4 2 3 4 2 5 3 3 4 5 51
29 5 3 5 3 4 3 4 5 2 5 2 4 5 5 55
30 5 3 5 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 5 54
31 5 5 5 5 2 4 4 4 3 4 2 2 4 4 53
32 4 3 5 5 3 5 2 5 3 4 3 4 5 4 55
33 4 3 5 4 4 5 3 5 1 5 4 2 3 5 53
34 4 3 4 3 3 4 4 5 1 5 4 3 2 4 49
35 4 4 5 5 3 4 5 5 1 5 3 3 3 5 55
36 5 3 4 4 3 4 3 5 2 4 2 2 2 4 47
37 5 3 5 4 3 4 4 5 2 4 3 2 3 4 51
38 4 4 3 3 2 4 4 5 2 4 2 3 4 5 49
39 4 3 4 3 2 4 4 5 2 5 3 3 4 5 51
40 5 4 4 3 3 4 4 4 2 5 2 3 4 5 52
41 5 4 3 4 2 4 4 3 2 5 1 3 4 5 49
42 5 3 3 4 4 3 4 4 4 4 2 3 5 4 52
43 4 3 3 4 3 3 3 4 2 4 3 2 4 5 47
44 4 4 4 3 4 4 4 4 2 5 3 3 5 5 54
45 5 4 4 3 4 5 4 2 2 5 4 3 2 5 52
46 5 3 4 4 5 5 3 3 3 4 4 4 3 4 54
47 5 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 5 56
48 5 4 4 5 3 4 4 4 4 5 3 2 3 5 55
49 5 4 5 4 2 4 4 4 3 5 2 2 4 5 53
50 4 3 5 3 3 4 4 5 3 4 2 2 4 4 50
51 4 3 5 3 3 4 5 5 2 4 3 3 4 4 52
KUISIONER
Program Gerakan Pembangunan Kecamatan Rakyat Banten Bersatu (Gerbang Ratu)
RESPONDEN VARIABEL Y
52 4 3 5 2 2 5 3 5 2 5 2 2 4 5 49
53 5 3 4 4 4 3 5 5 2 5 2 3 4 5 54
54 5 3 4 5 3 4 4 4 1 5 3 3 3 5 52
55 5 3 4 3 3 4 4 4 2 4 2 3 4 4 49
56 5 4 4 4 4 4 4 4 1 4 2 3 4 4 51
57 5 3 3 4 4 3 3 3 2 5 3 2 4 5 49
58 4 3 3 3 3 4 4 5 2 5 3 3 2 5 49
59 4 3 4 3 2 5 4 5 1 4 4 3 4 5 51
60 5 4 4 5 3 4 4 4 1 5 2 3 4 4 52
61 5 3 4 5 3 4 4 4 1 5 3 3 3 5 52
62 5 3 4 3 3 4 4 4 2 4 2 3 4 4 49
63 5 4 4 4 4 4 4 4 1 4 2 3 4 4 51
64 5 3 3 4 4 3 3 3 2 5 3 2 4 5 49
65 4 3 3 3 3 4 4 5 2 5 3 3 2 5 49
66 4 3 4 3 2 5 4 5 1 4 4 3 4 5 51
67 5 4 4 5 3 4 4 4 1 5 2 3 4 4 52
68 5 3 4 5 3 4 4 4 1 5 3 3 3 5 52
69 5 3 4 3 3 4 4 4 2 4 2 3 4 4 49
70 5 4 4 4 4 4 4 4 1 4 2 3 4 4 51
71 5 3 3 4 4 3 3 3 2 5 3 2 4 5 49
72 4 3 3 3 3 4 4 5 2 5 3 3 2 5 49
73 4 3 4 3 2 5 4 5 1 4 4 3 4 5 51
74 5 4 4 5 3 4 4 4 1 5 2 3 4 4 52
75 5 4 4 5 3 4 4 4 1 5 2 3 4 4 52
76 5 3 4 5 3 4 4 4 1 5 3 3 3 5 52
77 5 3 4 3 3 4 4 4 2 4 2 3 4 4 49
78 5 4 4 4 4 4 4 4 1 4 2 3 4 4 51
79 5 3 3 4 4 3 3 3 2 5 3 2 4 5 49
80 4 3 3 3 3 4 4 5 2 5 3 3 2 5 49
81 4 3 4 3 2 5 4 5 1 4 4 3 4 5 51
82 5 4 4 5 3 4 4 4 1 5 2 3 4 4 52
83 5 3 4 5 3 4 4 4 1 5 3 3 3 5 52
84 4 3 3 3 3 4 4 5 2 5 3 3 2 5 49
85 4 3 4 3 2 5 4 5 1 4 4 3 4 5 51
86 5 4 4 5 3 4 4 4 1 5 2 3 4 4 52
87 5 3 4 5 3 4 4 4 1 5 3 3 3 5 52
404 293 354 333 274 336 342 374 171 395 246 250 318 399 4489
CURRICULUM VITAE
PERSONAL INFORMATION
Name : Aden Pahalana Kusuma Bardani
Place, Date of Bird : Pandeglang, 14 Oktober 1991
Addres : Komplek Bumi Mukti Indah Blok A8 No. 02 RT 003/009
Kel/Kec. Serang Kota Serang – Banten
Religion : Islam
Sex/Status : Male/Married
Height/Weight : 163 cm / 57 kg
Mobile Phone : 089617728557
E-mail : [email protected]
INTEREST
Swimming, Music, Badminton and Jogging
FORMAL EDUCATION BACKGROUND
2009 – Present : University Of Sultan Ageng Tirtayasa Serang Banten
2006 – 2009 : SMK Negeri 1 Kota Serang (Senior High School)
2003 – 2006 : SMP Negeri 2 Kota Serang (Junior High School)
1997 – 2003 : SD Negeri 1 Labuan (Elementary School)
1995 – 1997 : TK Busthanul Athfal Labuan Pandeglang
EXPERIENCES
2007 : Member Of Crew Multimedia at SMK Negeri 1 Kota Serang
2010 : Member of Kumandang Untirta (Kumpulan Mahasiswa
Pandeglang)
2011 - Present : Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Desa
Provinsi Banten