skrining kanker serviks dengan metode iva di tingkat puskesmas ppt elisabeth

Upload: nodyasiagian

Post on 05-Jan-2016

33 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pbl blok 26

TRANSCRIPT

Skrining Kanker Serviks dengan Metode IVA di Tingkat Puskesmas

Skrining Kanker Serviks dengan Metode IVA di Tingkat Puskesmas

Grace Wonnae Elitae 102009003Nurul Ilmia 102011382Eva 102012042Felix Winata 102012156Ersee Hera Gratia 102012177Nodya Melinda Noory 102012297Chrissa Maichel Kainama 102012363Hazwani Binti Mohmad 102012477

Syarat Penyakit yang dapat diskrining :prevalensi penyakit harus cukup tinggi

Penyakit tersebut menunjukkan morbiditas dan/atau mortalitas yang bermakna apabila tidak diobati

Harus tersedia terapi atau intervensi yang efektif yang dapat mengubah perjalanan penyakit

Pengobatan dini harus memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan pengobatan pada kasus yang lanjutEpidemiologiDi seluruh dunia 500.000 Ca serviks baru & 250.000 ()/tahun yang 80% terjadi di negara-negara berkembang.Di Indonesia, insidens kanker serviks 200.000 kasus pertahun dan masih merupakan kanker wanita yang tersering

Kanker Serviksusia penderita antara 30-60 tahun, terbanyak antara 45-50 tahun.

Periode laten dari fase prainvasif menjadi invasif memakan waktu selama 10 tahun.

Gejala :pedarahan post-menopause,perut terasa berat pada bagian bawah, vagina terasa kering, napsu makan berkurang,berat badan turun,lelah, nyeri panggul, punggung, tungkai keluar feses dari vagina

Faktor Resiko :Hubungan SeksualKarakteristik partnerGejala ginekologisDietilstilbesterol (DES)Agen infeksiusVirus Herpes SimpleksInfeksi Trikomonas, sifilis, dan gonokokusMerokokVirus HPV 95% menular dengan hubungan seksual (vagina dan anal seks), 5% menular nonseksual : melalui kulit, kuku,dsb.

HPV dapat juga ditularkan di antara pasangan berbeda jenis kelamin maupun pasangan gay, lesbian, dan heteroseksual.

Bahkan ketika terinfeksi, pasangan tersebut tidak memiliki tanda-tanda atau gejalaPengendalian Kanker (WHO 2002)Pencegahan penyakit kankerEdukasi perilaku gaya hidup (konsumsi buah dan sayur >500 gram/hari, mengurangi konsumsi lemak dll), mempromosikan anti rokok (termasuk menurunkan resiko terpajan asap rokok), perilaku seksual aman, pemberiaan vaksin HPV,Vaksanasi 9-26 thn yang belum aktif secara seksual 3x (bulan ke 0,1, 6)2. Deteksi diniPenapisan atau skriningPenemuan dini (early diagnosis)

3. Diagnosis dan terapiStadium evaluasi besaran penyakit terapi yang tepat

6. Pelayanan paliatifmeningkatkan kualitas hidup pasien kankerPencegahan Pencegahan Primer :Menghindari faktor-faktor resikoVaksinasi : Cervicix dan GardasilVaksin pencegahan untuk memicu kekebalan tubuh humoral agar dapat terlindung dari infeksi HPV.Vaksin Pengobatan untuk menstimulasi kekebalan tubuh seluler agar sel yang terinfeksi HPV dapat dimusnahkan.

Pencegahan Sekunder Kanker ServiksPap smear Pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) KolposkopiServikografiUji DNA-HPVTabel 1. Perbandingan IVA dengan Tes Penapisan

Jenis tesAmanPraktisTerjangkauEfektifAvailableIVAYaYaYaYaYaPap SmearYaTidakTidakYa TidakHPV/DNAYaTidakTidakYaTidakCervicographyYaTidakTidakYaTidak

Program IVA di Puskesmas : Early Diagnosis dan Promp Threatment program skrining yang terorganisasi dengan sasaran perempuan kelompok usia tertentu

pembentukan sistem rujukan yang efektif pada tiap tingkat pelayanan kesehatan,

edukasi bagi petugas kesehatan dan perempuan usia produktif

Sasaran yang akan menjalani skrining:

(1) Perempuan 30-50 tahun,(2) Perempuan dengan discharge vagina yang abnormal atau nyeri abdomen bawah (bahkan jika di luar kelompok usia),(3) perempuan yang tidak hamil #IVA tidak dimasukkan pelayanan klinik antenatal (4) perempuan yang mendatangi puskesmas, klinik KB yang secara khusus menangani penapisan kanker leher rahim.target pencapaian Ketua Yayasan Kanker Indonesi Provinsi DKI Jakarta : 1.4 juta perempuan di DKI Jakarta diperiksa untuk mendeteksi dini kanker serviks ditahun 2017.2007 sampai 2012 terdapat 53.815 perempuan yang telah diperiksa Metode IVA (inspeksi visual dengan aplikasi asam asetat)Syarat IVA test:

sudah pernah melakukan hubungan seksual, tidak sedang datang bulan/haid,tidak sedang hamil, 24 jam sebelumnya tidak melakukan hubungan seksual

Kelebihan metode skrining IVA:

(1) Mudah, praktis dan sangat mampu laksana,(2) Butuh bahan dan alat yang sederhana dan murah, (3) Sensivitas dan spesifisitas cukup tinggi, (4) Dapat dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bukan dokter ginekologi, (5) Alat-alat yang dibutuhkan dan teknik pemeriksaan sangat sederhana.Teknik Skrining dengan Metode IVA

Metode Sensitivitas(%) Spesifisitas (%) IVA 79.2 84.7 Tes Pap 57 93 Klasifikasi IVAKriteria KlinisTes negativeHalus, berwarna merah muda, seragam, tidak berfitur, ektropion, servisitis, ovula Nabothi, dan lesi acetowhite tidak signifikanTes positifBercak putih (acetowhite epithelium sangat jelas terlihat dengan batas tegas dan meninggi, tidak mengkilap yang terhubung atau meluas SSK (squamouscolumnar junction)Dicurigai kankerPertumbuhan massa seperti kembang kol yang mudah berdarah atau luka bernanah/ulcerTabel 3. Kategori Klasifikasi IVA

Gambar 1. Hasil yang dapat ditemukan pada IVA test.2Tes SkriningValiditas aktual dan akurat ditentukan oleh spesifisitas dan spesifisitasReabilitas repeatability.

Pembahasan KhasusPada skrining Ca Serviks di Puskesmas Warnasari pada kelompok wanita lokalisasi tuna susila dengan menggunakan tes IVA. Dari 100 orang yang diperiksa, didapatkan 30 orang terdeteksi positif tes IVA. Setelah diperiksa lebih lanjut dari yang positif tes IVA 6 orang positif terkena Ca Serviks dan dari orang yang negative tes IVA, 3 orang positif terkena Ca Serviks.

(+) Ca Serviks(-) Ca ServiksTotalIVA (+)6 (a)24 (b)30IVA (-)3 (c)67 (d)70Total991100Tabel 4. Data tentang Ca serviks di Puskesmas Warnasari

95,7%Health PromotorCara Pendekatan [menurut Ewles dan Simnett (1994) ]:

Pendekatan Medikmembebaskan dari penyakit dan kecacatan yang didefinisikan secara medik,Melibatkan : intervensi kedokteran metode persuasif atau paternalistik tindakan pencegahan medik tanggung jawab profesi kedokteran kepastian bahwa pasien patuh pada prosedur yang dianjurkan2. Pendekatan Perubahan Perilakubertujuan mengubah sikap dan perilaku individual masyarakat mengadopsi gaya hidup sehatmendorong sebanyak mungkin orang guna mengadopsi gaya hidup sehat yang mereka anjurkanmengajari orang bagaimana: menghentikan merokok, pendidikan tentang minum alkohol, mendorong orang melakukan kegiatan olahraga.3. Pendekatan PendidikanBertujuan: memberikan informasi dan memastikan pengetahuan dan pemahaman tentang perilaku kesehatan + membuat keputusan yang ditetapkan atas dasar informasi yang ada4. Pendekatan berpusat pada klienbekerja dengan klien agar dapat membantu mereka mengidentifikasi apa yang ingin mereka ketahui dan lakukan, dan membuat keputusan dan pilihan mereka sendiri sesuai kepentingan dan nilai merekaFacilitator5. Perubahan Sosialmelakukan perubahan-perubahan pada lingkungan fisik, sosial, dan ekonomi dalam upaya membuatnya lebih mendukung untuk keadaan sehat.Mengubah masyarakat, bukan perilaku individuKesimpulanTes skrining metode IVA sering digunakan sebagai metoda untuk melakukan pemeriksaan skrining di PUSKESMAS karena dapat dilakukan dengan sumber daya yang terbatas, dan hasil yang cepat.

Skrining Ca Serviks dengan IVA memiliki sensitivitas 66,7% yang artinya dari 100% sampel yang terkena Ca Serviks tes IVA positif pada 66,7% sampel saja. Sedangkan spesifitasnya 73,6% yang artinya pada 100% sampel yang sehat tes IVA negative pada 73,6% sampel saja. Nilai prediktif uji positif 20 % artinya, IVA dapat mendeteksi positif benar hanya pada 20% populasi yang terkena Ca Serviks. Nilai prediktif uji negative adalah 95,7% artinya : IVA dapat mendeteksi negative benar pada 95,7% orang tanpa Ca Serviks.