skenario a (2)
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Blok Kegawat-Daruratan adalah blok ke-XX pada semester 7 dari Kurikulum
Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang.
Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario A yang memaparkan
kasus mengenai multiple trauma
1.2 Maksud dan Tujuan
1. Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu :
Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari system
pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis
dan pembelajaran diskusi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Data Tutorial
Tutor : dr. Irfanuddin, Sp.KO, M.Pd.Ked
Waktu : Senin, 23 September 2013
Kamis, 25 September 2013
Moderator : Jeffri Wahyudi
Sekretaris Meja : Ringga Alifiandika Maulana
Sekretaris Papan : Famela
Peraturan Tutorial : 1. Alat komunikasi dinonaktifkan
2. Semua anggota tutorial harus mengeluarkan pendapat
3. Berbicara yang sopan dan penuh tata karma.
2.2 Skenario Kasus
Tn. Agus, 25 tahun, seorang buruh bangunan sedang bekerja di lantai 2 tiba-tiba terjadi
kebakaran dilantai tersebut, dan api menyambar Tn. Agus, kemudian Tn. Agus
menyelamatkan diri dengan cara melompat dari lantai 2. Perut Tn. Agus membentur
benda keras, lengan kiri dan kanan mengalami luka bakar dan ia juga mengeluh nyeri dan
bengkak di paha kiri atas. 15 Menit kemudian ia dibawa ke UGD RSMP dalam keadaan
sadar dan mengeluh nyeri pada perut da paha kiri serta nyeri pada daerah luka bakarnya.
Pemeriksaan Primer (Primary Survey) menunjukan tanda-tanda :
- Tanda vital: Pasien sadar, berat badan 55 kg, Tekanan darah 100/70 mmHg, Nadi
114x/menit, RR 24x/ menit, temp axilla 36,5oC
Pemeriksaan sekunder (Secondary Survey) :
-Kepala: Tidak terdapat jejas, Mata: tidak ada kelainan, Telinga dan
hidung, Mulut: pasien bisa berbicara
-Leher: dalam batas normal, vena jugularis datar (tidak distensi)
-Thoraks:
Inspeksi : Tidak ada jejas, frekuensi 24x/menit, gerak nafas simetris
Palpasi: nyeri tekanantidak ada, krepitasi tidak ada, stem fremitus sama kiri dan
kanan
Perkusi: sonor kanan dan kiri
Auskultasi: Suara paru vesikuler, suara jantung jejas, reguler
-Abdomen:
Inspeksi: Tampak jejas abdomen di kiri atas
Palpasi: Nyeri tekan kuadran kiri atas abdomen
Perkusi: Timpani, pekak, di abdomen kiri atas
Auskultasi: Bising usus terdengar diseluruh bagian abdomen
-Ekstremitas superior: Terdapat luka bakar pada lengan anterior atas dan bawah di bagian
kiri dan kanan. Ditemukan warna kulit kemerahan dan terbula.
-Ekstremitas inferior Regio Femur sinistra: Inspeksi: tampak deformitas, soft tissue
swelling. Palpasi: Nyeri tekan, arteri dorsalis pedis teraba, ROM: Aktif di daerah
sendi lutut dan panggul
Data tambahan :
Foto thoraks AP: dalam batas normal, foto servikal lateral: dalam batas normal, foto
femur sinistra AP/LAT: tampak fraktur femur 1/3 proximal transversal, cum
contractionum, pada saat dipasang kateter urin: keluar urin jernih sebanyak 50 cc.
2.3 Paparan
2.3.1 Klarifikasi Istilah
1. Luka bakar : Hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh yang disebabkan oleh
trauma benda tajam atau tumpul, termal, zat kimia, ledakan, sengatan listrik, gigitan
serangga.
2. Nyeri : Perasaan tidak nyaman/menderita yang disebabkan rangsangan dari ujung-
ujung syaraf
3. Bengkak : Menjadi besar karena suatu penyakit, salah satu dari peradangan, salah satu
pembesaran yang morbid.
4. Primary Survey : Pemeriksaan cepat untuk menentukan kondisi yang mengancam nyawa.
5. Temperature Axilla : Panas dinginnya suhu tubuh yang diukur pada regio axilla.
6. Secondary Survey : Mencari perubahan-perubahan yang dapat berkembang menjadi
lebih gawat yang mengancam jiwa (head to toe)
7. Distensi : Penggelembungan atau pelebaran
8. Jejas : Perlukaan
9. Bula : Lepuhan, suatu lesi kulit yang berbatas jelas mengandung cairan meninggi
biasanya diameterny lebih dari 5mm.
10. Krepitasi : Suara bergerak dikarenakan terjadi penggesaka ujung-ujung tulang yang
patah
11. Deformitas : Perubahan bentuk tubuh sebagian atau seluruhnya.
12. Tissue swelling : Pembesara abnormal pada jaringan sementara pada bagian atau
daerah tubuh tertentu.
13. Fraktur : Pemecahan suat bagian khususnya tulang
14. Cum contractionum : Penggeseran searah sumbu
2.3.2 Identifikasi Masalah
1. Tn. Agus, 25 tahun, seorang buruh bangunan sedang bekerja di lantai 2 tiba-tiba
terjadi kebakaran dilantai tersebut, dan api menyambar Tn. Agus,
2. Perut Tn. Agus membentur benda keras, lengan kiri dan kanan mengalami luka
bakar dan ia juga mengeluh nyeri dan bengkak di paha kiri atas.
3. Tn. Agus menyelamatkan diri dengan cara melompat dari lantai 2.
15 Menit kemudian ia dibawa ke UGD RSMP dalam keadaan sadar dan mengeluh
nyeri pada perut da paha kiri serta nyeri pada daerah luka bakarnya.
4. Pemeriksaan Primer (Primary Survey) menunjukan tanda-tanda
Tanda vital: Tekanan darah 100/70 mmHg, Nadi 114x/menit
5. Pemeriksaan sekunder (Secondary Survey) :
-Abdomen:
• Inspeksi: Tampak jejas abdomen di kiri atas
• Palpasi: Nyeri tekan kuadran kiri atas abdomen
• Perkusi: Timpani, pekak, di abdomen kiri atas
• Auskultasi: Bising usus terdengar diseluruh bagian abdomen
-Ekstremitas superior: Terdapat luka bakar pada lengan anterior atas dan bawah di
bagian kiri dan kanan. Ditemukan warna kulit kemerahan dan terbula.
-Ekstremitas inferior Regio Femur sinistra: Inspeksi: tampak deformitas, soft
tissue swelling. Palpasi: Nyeri tekan, arteri dorsalis pedis teraba, ROM: Aktif di
daerah sendi lutut dan panggul
6. foto femur sinistra AP/LAT: tampak fraktur femur 1/3 proximal transversal, cum
contractionum
2.3.3 Analisis Masalah
1.Tn. Agus, 25 tahun, seorang buruh bangunan sedang bekerja di lantai 2 tiba-tiba
terjadi kebakaran dilantai tersebut, dan api menyambar Tn. Agus.
A. Apa dampak api menyambar Tn. Agus?
Jawab :
Dampak dari Luka bakar adalah jaringan yang terkena bisa mengalami kerusakan
atau kehilangan baik sebagian atau seluruhnya. Keadaan ini dapat menyebabkan :
1. Infeksi
2. Ketidak seimbangan elektrolit (inbalance elektrolit)
3. Distress pernapasan
4. Syok hipovolemik
5. Kecacatan
6. Kematian
B. Apa penyebab dan klasifikasi luka bakar?
Jawab :
Luka bakar dapat disebabkan :
1) Luka Bakar Suhu Tinggi(Thermal Burn)
a)Gas
b)Cairan
c) Bahan padat (Solid)
2)Luka Bakar Bahan Kimia (Chemical Burn)
3)Luka Bakar Sengatan Listrik (Electrical Burn)
4)Luka Bakar Radiasi (Radiasi Injury)
Klasifikasi luka bakar dapat dibedakan menjadi :
1. Berdasarkan Kedalaman luka bakar, yaitu :
a) Derajat I (luka bakar superfisial)
Luka bakar hanya terbatas pada lapisan epidermis. Luka bakar dengan derajat
ini ditandai dengan kemerahan yang biasanay akan sembuh tanpa jaringan
parut dalam waktu 5-7 hari.
b) Derajat II (luka bakar dermis)
Luka bakar derajat dua mencapai kedalaman dermis tapi masih ada elemen
epitel yang tersisa seperti sel epitel basal, klenjar sebasea, kelenjar keringat,
folikel rambut, sehingga luka akan sembuh dengan waktu 10-21 hari.
c) Derajat III
Luka bakar meliputi seluruh kedalaman kuli, mungkin subkulit, atau organ
yang lebih dalam. Oleh karena itu tidak ada lgi epitel yang hidup maka untuk
mendapatkan kesembuhan harus dilakukan cangkok kulit. Koagulasi protein
yang terjadi berwarna puith, tidak ada bula, dan tidak ada nyeri.
2. Luas Luka BakarDalam dunia kedokteran perkiraan luas luka bakar yang banyak digunakan
adalah dengan menggunakan metoda rule of Nine dari wallace dengan membagi
tubuh seseorang yang terkena luka bakar menjadi beberapa area, yaitu 1) kepala
dan leher = 9% ; 2) lengan kiri = 9% , lengan kanan = 9% ; 3) badan bagian depan
= 18% , badan bagian belakang = 18% ; 4) Tungkai kiri = 18% , tungkai kanan =
18% ; 5) genitalia = 1%. total = 100% Artikel ini dibuat sakainget,
C. Bagaimana anatomi dan fisiologi kulit pada kasus ini?
Jawab :
1. ANATOMI KULIT
Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh, merupakan organ
terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar 16 % berat tubuh, pada orang
dewasa sekitar 2,7 – 3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5 – 1,9 meter persegi. Tebalnya kulit bervariasi
mulai 0,5 mm sampai 6 mm tergantung dari letak, umur dan jenis kelamin. Kulit tipis terletak
pada kelopak mata, penis, labium minus dan kulit bagian medial lengan atas. Sedangkan kulit
tebal terdapat pada telapak tangan, telapak kaki, punggung, bahu dan bokong.
Secara embriologis kulit berasal dari dua lapis yang berbeda, lapisan luar adalah epidermis yang
merupakan lapisan epitel berasal dari ectoderm sedangkan lapisan dalam yang berasal dari
mesoderm adalah dermis atau korium yang merupakan suatu lapisan jaringan ikat.
EPIDERMIS
Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri dari epitel berlapis
gepeng bertanduk, mengandung sel melanosit, Langerhans dan merkel. Tebal epidermis berbeda-
beda pada berbagai tempat di tubuh, paling tebal pada telapak tangan dan kaki. Ketebalan
epidermis hanya sekitar 5 % dari seluruh ketebalan kulit. Terjadi regenerasi setiap 4-6 minggu.
Epidermis terdiri atas lima lapisan (dari lapisan yang paling atas sampai yang terdalam):
1. Stratum Korneum
Terdiri dari sel keratinosit yang bisa mengelupas dan berganti.
2. Stratum Lusidum
Berupa garis translusen, biasanya terdapat pada kulit tebal telapak kaki dan
telapak tangan. Tidak tampak pada kulit tipis.
3. Stratum Granulosum
Ditandai oleh 3-5 lapis sel polygonal gepeng yang intinya ditengah dan
sitoplasma terisi oleh granula basofilik kasar yang dinamakan granula keratohialin yang
mengandung protein kaya akan histidin. Terdapat sel Langerhans.
4. Stratum Spinosum
Terdapat berkas-berkas filament yang dinamakan tonofibril, dianggap filamen-
filamen tersebut memegang peranan penting untuk mempertahankan kohesi sel dan
melindungi terhadap efek abrasi. Epidermis pada tempat yang terus mengalami gesekan
dan tekanan mempunyai stratum spinosum dengan lebih banyak tonofibril. Stratum
basale dan stratum spinosum disebut sebagai lapisan Malfigi. Terdapat sel Langerhans.
5. Stratum Basale (Stratum Germinativum)
Terdapat aktifitas mitosis yang hebat dan bertanggung jawab dalam pembaharuan
sel epidermis secara konstan. Epidermis diperbaharui setiap 28 hari untuk migrasi ke
permukaan, hal ini tergantung letak, usia dan faktor lain. Merupakan satu lapis sel
yang mengandung melanosit.
Fungsi Epidermis : Proteksi barier, organisasi sel, sintesis vitamin D dan sitokin, pembelahan
dan mobilisasi sel, pigmentasi (melanosit) dan pengenalan alergen (sel Langerhans).
DERMIS
Merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap sebagai “True
Skin”. Terdiri atas jaringan ikat yang menyokong epidermis dan menghubungkannya dengan
jaringan subkutis. Tebalnya bervariasi, yang paling tebal pada telapak kaki sekitar 3 mm.
Dermis terdiri dari dua lapisan :
· Lapisan papiler; tipis mengandung jaringan ikat jarang.
· Lapisan retikuler; tebal terdiri dari jaringan ikat padat.
Serabut-serabut kolagen menebal dan sintesa kolagen berkurang dengan bertambahnya
usia. Serabut elastin jumlahnya terus meningkat dan menebal, kandungan elastin kulit manusia
meningkat kira-kira 5 kali dari fetus sampai dewasa. Pada usia lanjut kolagen saling bersilangan
dalam jumlah besar dan serabut elastin berkurang menyebabkan kulit terjadi kehilangan
kelemasannya dan tampak mempunyai banyak keriput.
Dermis mempunyai banyak jaringan pembuluh darah. Dermis juga mengandung beberapa
derivat epidermis yaitu folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat. Kualitas kulit
tergantung banyak tidaknya derivat epidermis di dalam dermis.
Fungsi Dermis : struktur penunjang, mechanical strength, suplai nutrisi, menahan shearing forces
dan respon inflamasi
SUBKUTIS
Merupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang terdiri dari lapisan lemak.
Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit secara longgar dengan jaringan di
bawahnya. Jumlah dan ukurannya berbeda-beda menurut daerah di tubuh dan keadaan nutrisi
individu. Berfungsi menunjang suplai darah ke dermis untuk regenerasi.
Fungsi Subkutis / hipodermis : melekat ke struktur dasar, isolasi panas, cadangan kalori, kontrol
bentuk tubuh dan mechanical shock absorber.
3.VASKULARISASI KULIT
Arteri yang memberi nutrisi pada kulit membentuk pleksus terletak antara lapisan papiler
dan retikuler dermis dan selain itu antara dermis dan jaringan subkutis. Cabang kecil
meninggalkan pleksus ini memperdarahi papilla dermis, tiap papilla dermis punya satu arteri
asenden dan satu cabang vena. Pada epidermis tidak terdapat pembuluh darah tapi mendapat
nutrient dari dermis melalui embrane epidermis
4.FISIOLOGI KULIT
Kulit merupakan organ yang berfungsi sangat penting bagi tubuh diantaranya adalah
memungkinkan bertahan dalam berbagai kondisi lingkungan, sebagai barier infeksi, mengontrol
suhu tubuh (termoregulasi), sensasi, eskresi dan metabolisme.
Fungsi proteksi kulit adalah melindungi dari kehilangan cairan dari elektrolit, trauma
mekanik, ultraviolet dan sebagai barier dari invasi mikroorganisme patogen. Sensasi telah
diketahui merupakan salah satu fungsi kulit dalam merespon rangsang raba karena banyaknya
akhiran saraf seperti pada daerah bibir, puting dan ujung jari. Kulit berperan pada pengaturan
suhu dan keseimbangan cairan elektrolit. Termoregulasi dikontrol oleh hipothalamus.
Temperatur perifer mengalami proses keseimbangan melalui keringat, insessible loss dari kulit,
paru-paru dan mukosa bukal. Temperatur kulit dikontrol dengan dilatasi atau kontriksi pembuluh
darah kulit. Bila temperatur meningkat terjadi vasodilatasi pembuluh darah, kemudian tubuh
akan mengurangi temperatur dengan melepas panas dari kulit dengan cara mengirim sinyal kimia
yang dapat meningkatkan aliran darah di kulit. Pada temperatur yang menurun, pembuluh darah
kulit akan vasokontriksi yang kemudian akan mempertahankan panas.
D. Bagaimana patofisiologi luka bakar? Jawab :
A. Fisiologi syok pada luka bakar akibat dari lolosnya cairan dalam sirkulasi kapiler
secara massive dan berpengaruh pada sistem kardiovaskular karena hilangnya atau
rusaknya jaringan dan peningkatan permeabilitas kapiler yang menyebabkan cairan,
plasma, dan protein akan lolos atau hilang dari compartment intravaskuler kedalam
jaringan interstisial. Eritrosit dan leukosit tetap dalam sirkulasi dan menyebabkan
peningkatan hematokrit dan leukosit. Darah dan cairan akan hilang melalui evaporasi
kulit yang meningkat sehingga terjadi kekurangan cairan. Peningkatan metabolisme juga
dapat menyebabkan kehilangan cairan melalui sistem pernapasan.
B. Kompensasi terhadap syok dengan kehilangan cairan maka tubuh mengadakan respon
dengan menurunkan sirkulasi sistem gastrointestinal yang mana dapat terjadi ilius
paralitik (suatu keadaan akut abdomen berupa kembung /distensi abdomen, karena usus
tidak berkontraksi akibat adanya gangguan motilitas), tachycardia dantachypnea
merupakan kompensasi untuk menurunkan volume vaskuler dengan meningkatkan
kebutuhan oksigen terhadap injury jaringan dan perubahan sistem. Kemudian
menurunkan perfusi pada ginjal, dan terjadi vasokontriksi yang akan berakibat pada
depresi filtrasi glomerulus dan oliguri.
C. Repon luka bakar akan meningkatkan aliran darah ke organ vital dan menurunkan
aliran darah ke perifer dan organ yang tidak vital.
D. Respon metabolik pada luka bakar adalah hipermetabolisme yang merupakan hasil
dari peningkatan sejumlah energi, peningkatan katekolamin; dimana terjadi peningkatan
temperatur dan metabolisme, hiperglikemi karena meningkatnya pengeluaran glukosa
untuk kebutuhan metabolik yang kemudian terjadi penipisan glukosa, ketidakseimbangan
nitrogen oleh karena status hipermetabolisme dan injury jaringan.
E. Kerusakan pada sel daerah merah dan hemolisis menimbulkan anemia, yang kemudian
akan meningkatkan curah jantung untuk mempertahankan perfusi.
F. Pertumbuhan dapat terhambat oleh depresi hormon pertumbuhan karena terfokus pada
penyembuhan jaringan yang rusak.
G. Pembentukan edema karena adanya peningkatan permeabilitas kapiler dan pada saat yang sama terjadi vasodilatasi yang menyebabkan peningkatan tekanan hidrostatik dalam kapiler. Terjadi pertukaran elektrolit yang abnormal antara sel dan cairan interstisial dimana secara khusus natrium masuk kedalam sel dan kalium keluar dari dalam sel. Dengan demikian mengakibatkan kekurangan sodium dalam intravaskuler.
2. Perut Tn. Agus membentur benda keras, lengan kiri dan kanan mengalami luka bakar dan ia juga mengeluh nyeri dan bengkak di paha kiri atas.
A. Apa dampak perut Tn. Agus membentur benda keras?
Jawab :
Dampak dari perut Tn.Agus yang terbentur benda keras yaitu bisa terjadi trauma
abdomen, trauma pada organ-organ di abdomen, yang mana organnya terbagi atas organ
padat dan organ berongga bisa menyebabkan rupture atau cedera. Organ-organ tersebut,
yaitu :
- Organ padat : hati, limpa, pancreas dan ginjal
- Organ berongga : usus kecil, usus besar, lambung dan kandung kemih.
B. Bagaimana anatomi dan fisiologi abdomen pada kasus?
Jawab :
Abdomen dapat didefinisikan sebagai daerah tubuh yang terletak antara
diaphragma di bagian atas dan pintu masuk pelvis dibagian bawah. Untuk kepentingan
klinik, biasanya abdomen dibagi menjadi empat kuadran. Cavum abdomen dibagi
menjadi 4 kuadran seperti hal nya pada jam. Untuk membagi nya menjadi 4 kuadran ini
dibutuhkan 2 garis, yaitu 1 garis vertical dan 1 garis horizontal. Garis vertical di dapat
dengan cara kita menarik linea mediana anterior yaitu garis yang ditarik dari incisura
jugularis melewati umbilicus hingga ke symphisis pubis. Lalu utk garis horizontal nya
dari garis horizontal yg melewati umbilicus.
Dinding perut mengandung struktur muskulo-aponeurosis yang kompleks. Di
bagian belakang, struktur ini melekat pada tulang belakang, di sebelah atas pada iga, dan
di bagian bawah pada tulang panggul. Dinding perut ini terdiri atas beberapa lapis, yaitu
dari luar ke dalam, lapis kulit yang terdiri dari kutis dan subkutis; lemak subkutan dan
fasia superfisial (fasia Scarpa); kemudian ketiga otot dinding perut, m. oblikus abdominis
eksternus, m. oblikus abdominis internus, dan m. tranversus abdominis; dan akhirnya
lapisan preperitoneal, dan peritoneum. Otot di bagian depan terdiri atas sepasang otot
rektus abdominis dengan fasianya yang di garis tengah dipisahkan oleh linea alba.
Dinding perut membentuk rongga perut yang melindungi isi rongga perut.
Perdarahan dinding perut berasal dari beberapa arah. Dari kranikaudal diperoleh
pendarahan dari cabang aa.interkostales VI s/d XII dan a.epigastrika superior. Dari
kaudal, a.iliaka sirkumfleksa superfisialis, a.pudenda eksterna, dan a.epigastrica inferior.
Kekayaan vaskularisasi ini memungkinkan sayatan perut horizontal maupun vertikal
tanpa menimbulkan gangguan pendarahan. Persarafan dinding perut dilayani secara
segmental oleh n.torakalis VI s/d XII dan n.lumbalis I.9
Rongga perut (cavitas abdominalis) dibatasi oleh membran serosa yang tipis
mengkilap yang juga melipat untuk meliputi organ-organ di dalam rongga abdominal.
Lapisan membran yang membatasi dinding abdomen dinamakan peritoneum parietale,
sedangkan bagian yang meliputi organ dinamakan peritoneum viscerale. Di sekitar dan
sekeliling organ ada lapisan ganda peritoneum yang membatasi dan menyangga organ,
menjaganya agar tetap berada di tempatnya, serta membawa pembuluh darah, pembuluh
limfe, dan saraf. Bagian-bagian peritoneum sekitar masing-masing organ diberi nama-
nama khusus. 9
Mesenterium ialah bangunan peritoneal yang berlapis ganda, bentuknya seperti
kipas, pangkalnya melekat pada dinding belakang perut dan ujungnya yang mengembang
melekat pada usus halus. Di antara dua lapisan membran yang membentuk mesenterium
terdapat pembuluh darah, saraf dan bangunan lainnya yang memasok usus. Bagian
mesenterium di sekitar usus besar dinamakan mesokolon. Lapisan ganda peritoneum
yang berisi lemak, menggantung seperti celemek di sebelah atas depan usus bernama
omentum majus. Bangunan ini memanjang dari tepi lambung sebelah bawah ke dalam
bagian pelvik abdomen dan kemudian melipat kembali dan melekat pada colon
tranversum. Ada juga membran yang lebih kecil bernama omentum minus yang terentang
antara lambung dan liver.2
Organ yang mungkin terkena pada kasus ini dalam rongga abdomen dibagi
menjadi dua, yaitu :
a. Organ Intraperitoneal
1. Limpa
Merupakan massa jaringan limfoid tunggal yang terbesar dan umumnya
berbentuk oval, dan berwarna kemerahan. Terletak pada regio hypochondrium kiri,
dengan sumbu panjangnya terletak sepanjang iga X dan kutub bawahnya berjalan ke
depan sampai linea axillaris media, dan tidak dapat diraba pada pemeriksaan fisik. Batas
anterior limpa adalah lambung, cauda pankreas, flexura coli sinistra. Batas posterior pada
diaphragma, pleura kiri ( recessus costodiaphragmatica kiri ), paru kiri, costa IX, X, dan
XI kiri. 9
2. Lambung
Merupakan bagian saluran pencernaan yang melebar dan mempunyai 3 fungsi
utama: (1) menyimpan makanan dengan kapasitas ± 1500 ml pada orang dewasa; (2)
mencampur makanan dengan getah lambung untuk membentuk kimus yang setengah
padat, dan (3) mengatur kecepatan pengiriman kimus ke usus halus sehingga pencernaan
dan absorbsi yang efisien dapat berlangsung.
Lambung terletak pada bagian atas abdomen, dari regio hipochondrium kiri sampai regio
epigastrium dan regio umbilikalis. Sebagian besar lambung terletak di bawah iga-iga
bagian bawah. Batas anterior lambung adalah dinding anterior abdomen, arcus costa kiri,
pleura dan paru kiri, diaphragma, dan lobus kiri hati. Sedangkan batas posterior lambung
adalah bursa omentalis, diaphragma, limpa, kelenjar suprarenal kiri, bagian atas ginjal
kiri, arteri lienalis, pankreas, mesocolon tranversum, dan colon tranversum. Secara kasar
lambung berbentuk huruf J dan mempunyai dua lubang, ostium cardiacum dan ostium
pyloricum, dua curvatura yang disebut curvatura mayor dan minor, serta dua permukaan
anterior dan posterior. Lambung dibagi menjadi fundus, corpus dan antrum. Fundus
berbentuk kubah dan menonjol ke atas terletak di sebelah kiri ostium cardiacum.
Biasanya fundus terisi gas. Sedangkan corpus adalah badan dari lambung. Antrum
merupakan bagian bawah dari lambung yang berbentuk seperti tabung. Dinding ototnya
membentuk sphincter pyloricum, yang berfungsi mengatur kecepatan pengeluaran isi
lambung ke duodenum.
Membran mukosa lambung tebal dan memiliki banyak pembuluh darah yang terdiri dari
banyak lipatan atau rugae. Dinding otot lambung mengandung serabut longitudinal,
serabut sirkular dan serabut oblik. Serabut longitudinal terletak paling superficial dan
paling banyak sepanjang curvatura, serabut sirkular yang lebih dalam mengelilingi
fundus lambung,dan menebal pada pylorus untuk membentuk sphincter pyloricum.
Sedangkan serabut oblik membentuk lapisan otot yang paling dalam, mengelilingi fundus
berjalan sepanjang anterior dan posterior. 9
b. Organ Retroperitoneal
1. Ginjal
Berperan penting dalam mengatur keseimbangan air dan elektrolit dalam tubuh
dan mempertahankan keseimbangan asam basa darah. Kedua ginjal berfungsi
mengekskresi sebagian besar zat sampah metabolisme dalam bentuk urin. Ginjal
berwarna coklat-kemerahan, terletak tinggi pada dinding posterior abdomen, sebagian
besar ditutupi oleh tulang iga. Ginjal kanan terletak lebih rendah dibanding ginjal kiri,
dikarenakan adanya lobus kanan hati yang besar.
Ginjal dikelilingi oleh capsula fibrosa yang melekat erat dengan cortex ginjal. Di
luar capsula fibrosa terdapat jaringan lemak yang disebut lemak perirenal. Fascia renalis
mengelilingi lemak perirenal dan meliputi ginjal dan kelenjar suprarenalis. Fascia renalis
merupakan kondensasi jaringan areolar, yang di lateral melanjutkan diri sebagai fascia
tranversus. Di belakang fascia renalis terdapat banyak lemak yang disebut lemak
pararenal.
Batas anterior ginjal kanan pada kelenjar suprarenalis, hati, bagian kedua
duodenum, flexura coli dextra. Batas posterior pada diaphragma, recessus
costodiaphragmatica pleura, costa XII, m. Psoas, m. Quadratus lumborum, dan m.
Tranversus abdominis.
Pada ginjal kiri, batas anterior pada kelenjar suprarenalis, limpa, lambung,
pankreas, flexura coli kiri, dan lekukan-lekukan jejunum. Batas posterior pada
diaphragma, recessus costodiaphragmatica pleura, costa XI, XII, m. Psoas, m. Quadratus
lumborum, dan m. Tranversus abdominis. 9
2. Pankreas
Merupakan kelenjer eksokrin dan endokrin, organ lunak berlobus yang terletak
pada dinding posterior abdomen di belakang peritonium. Bagian eksokrin kelenjer
menghasilkan sekret yang mengandung enzim yang dapat menghidrolisis protein, lemak,
dan karbohirat. Bagian endokrin kelenjer, yaitu pulau langerhans, menghasilkan hormon
insulin dan glukagon yang berperan penting dalam metabolisme karbohidrat. Pankreas
menyilang bidang transpilorica.
Dibagi menjadi empat bagian, yaitu : (1) caput pankreas berbentuki seperti
cakram, terletak pada bagian cekung duodenum. Sebagian caput meluas ke kiri di
belakang av. Mesenterica superior dan dinamakan processus uncinatus; (2) collum
pancreas merupakan bagian yang mengecil dan menghubungkan caput dengan corpus
pankreas. Terletak di depan pangkal vena porta dan pangkal arteri mesenterica superior
dari aorta; (3) corpus berjalan ke atas dan kiri menyilang garis tengah; (4) cauda berjalan
menuju ke ligamentum lienorenalis dan berhubungan dengan hilus limpa.
Batas anterior pankreas dari kanan ke kiri : colon tranversum, perlekatan
mesocolon tranversum, bursa omentalis, dan lambung. Sedangkan batas posterior
pankreas dari kanan ke kiri : ductus choledochus, vena porta, vena lienalis, vena cava
inferior, aorta, pangkal arteri mesenterica superior, m. Psoas kiri, kelenjer suprarenalis
kiri, ginjal kiri, dan hilus limpa.
C. Bagaimana pertolongan pertamayang harus dilakukan pada kasus ini?
Jawab :
Pertolongan pertama yang harus kita lakukan adalah meminta pertolongan kepada
siapa pun, kemudian segeralah hentikan (stop), jatuhkan (drop), dan gulingkan (roll)
orang itu agar api segera padam. Bila memiliki karung basah, segera gunakan air atau
bahan kain basah untuk memadamkan apinya. Kemudian tanggalkan pakaian si korban
dan bawa orang yang mengalami luka bakar dengan menggunakan selimut basah pada
daerah luka bakar. Jangan membawa orang dengan luka bakar dalam keadaan terbuka
karena dapat menyebabkan evaporasi cairan tubuh yang terekspose udara luar dan
menyebabkan dehidrasi. Orang dengan luka bakar biasanya diberikan obat-obatan
penahan rasa sakit jenis analgetik : Antalgin, aspirin, asam mefenamat samapai
penggunaan morfin oleh tenaga medis.
3. Tn. Agus menyelamatkan diri dengan cara melompat dari lantai 2. 15 Menit
kemudian ia dibawa ke UGD RSMP dalam keadaan sadar dan mengeluh nyeri
pada perut da paha kiri serta nyeri pada daerah luka bakarnya.
Apa penyebab nyeri dan bengkak di paha kiri atas Tn. Agus?
Jawab :
Fraktur pada region femoris sehingga menyebabkan spasme otot sehingga terjadi
nyeri secara terus menerus dan bertambah berat sampai fragmen tulang diimobilisasi.
Pembengkakan terjadi sebagai akibat trauma dan pendarahan yang mengikuti fraktur.
Bagaimana Anatomi dan fisiologi regio femoris?
Jawab :
Di sebelah atas, femur bersendi dengan acetabulum untuk membentuk articulation
coxae dan dibawah dengan tibia dan patella untuk embentuk articulation genus.
Ujung atas femur memiliki :
Caput femoris : membentuk kira-kira 2/3 dari bulatan dan bersendi dengan
acetabulum os coxae untuk membentuk articulation coxae.\
Collum femoris : menghubungkan caput dengan corpus, berjalan kebawah, ke
belakang, dan leteral serta membentuk sudut 125 derajat dengan sumbu panjang
corpus femoris. Sudut dapat berubah akibat adanya penyakit.
Trochanter Mayor dan Minor : tonjolan besar pada taut antara collum dan corpus.
Corpus femoris : pada linea aspera melekat otot-otot dan septa intermuscularis ( pada
bagian posterior yang berigi)
Bagaimana mekanisme nyeri pada perut dan paha kiri atas serta nyeri pada
daerah luka bakar pada kasus?
Jawab :
Cedera struktur intraabdomen dapat diklasifikasikan ke dalam 2 mekanisme
utama, yaitu tenaga kompresi (hantaman) dan tenaga deselerasi. Tenaga kompresi
(compression or concussive forces) dapat berupa hantaman langsung atau kompresi
eksternal terhadap objek yang terfiksasi. Hal yang sering terjadi hantaman
menyebabkan sobek dan hematom subkapsular pada organ padat visera. Hantaman
juga dapat menyebabkan peningkatan tekanan intralumen pada organ berongga dan
menyebabkan ruptur. Sedangkan tenaga deselerasi menyebabkan regangan dan
sobekan linier organ-organ yang terfiksasi. Cidera deselerasi klasik termasuk hepatic
tear sepanjang ligamentum teres dan cidera intima pada arteri renalis (Salomone &
Salomone,2011).
Salomone & Salomone (2011) menyatakan bahwa trauma tumpul akibat
hantaman secara umum dibagi ke dalam 3 mekanisme, yaitu :
Yang pertama ketika tenaga deselerasi hantaman menyebabkan pergerakan yang
berbeda arah dari struktur tubuh yang permanen. Akibatnya, kekuatan hantaman
menyebabkan organ viseral yang padat serta vaskularisasi abdomen menjadi ruptur,
terutama yang berada di daerah hantaman.
Yang kedua ketika isi dari intra abdomen terhimpit antara dinding depan abdomen
dan kolumna vertebralis atau posterior kavum thorak. Hal ini dapat merusak organ-
organ padat visera seperti hepar, limpa dan ginjal.
Yang ketiga Ketiga adalah kekuatan kompresi eksternal yang mengakibatkan
peningkatan tekanan intra abdomen secara mendadak dan mencapai puncaknya
ketika terjadi ruptur organ. Pada penderita ini terjadinya jejas pada abdomen
disebabkan karena terhimpitnya pasien saat terjadi kecelakaan. Hal tersebut
menyebabkan terjadinya himpitan pada organ intra abdomen antara dinding depan
abdomen dan kolumna vertebralis.
Mekanisme: melompat dari ketinggian hantaman benda tumpul menyebabkan
sobek dan hematom subkapsular pada organ padat visera. Hantaman juga dapat
menyebabkan peningkatan tekanan intralumen pada organ berongga dan menyebabkan
rupture yaiturupture lien yang menyebabkan nyeri perut
D. Apa saja klasifikasi nyeri perut?
Jawab :
Karakteristik Nyeri :
Nyeri alih Nyeri alih terjadi jika suatu segmen persarafan melayani lebih dari suatu daerah. Misalnya, diafragma yang berasal dari regio leher C3 – C5 pindah ke bawah pada masa embrional sehingga rangsangan pada diafragma oleh perdarahan atau peradangan akan dirasakan di bahu. Demikian juga pada kolesistitis akut, nyeri dirasakan di daerah ujung belikat. Abses dibawah diafragma ata rangsangan karena radang atau trauma pada permukaan atau limpa atau hati juga dapat mengakibatkan nyeri di bahu. Kolik ureter atau kolik pyelum ginjal, biasanya dirasakan sampai ke alat kelamin luar seperti labium mayus atau pada testis pada pria.
Nyeri kontinyu Nyeri akibat rangsangan pada peritoneum parietal akan dirasakan terus-menerus karena berlangsung terus, misalnya pada reaksi radang. Pada saat pemeriksaan penderita peritonitis, ditemukan nyeri tekan setempat. Otot dinding perut menunjukkan defans muskuler secara refleks untuk melindungi bagian yang meradang dan menghindari gerakan atau tekanan setempat.
Nyeri kolik Nyeri kolik merupakan nyeri yang hilang timbul yang menunjukkan suatu obstruksi organ berongga (lumen), organ yang berdinding otot (usus, empedu, duktus biliaris, ureter) Kolik merupakan nyeri viseral akibat spasme otot polos organ berongga dan biasanya disebabkan oleh hambatan pasase dalam organ tersebut (obstruksi usus, batu ureter, batu empedu, peningkatan tekanan intraluminar). Nyeri ini timbul karena hipoksia yang dialami oleh jaringan dinding saluran. Karena kontraksi ini berjeda, kolik dirasakan hilang timbul. Fase awal gangguan perdarahan dinding usus juga berupa kolik. Serangan kolik biasanya disertai perasaan mual, bahkan sampai muntah. Dalam serangan, penderita sangat gelisah, kadang sampai berguling-guling di tempat tidur atau di jalan. Yang khas ialah trias kolik yang terdiri atas serangan nyeri yang kumat-kumatan disertai mual dan muntah dan gerak paksa.
Nyeri iskemik Nyeri perut dapat juga berupa nyeri iskemik yang sangat hebat, menetap, dan tidak menyurut. Nyeri ini merupakan tanda adanya jaringan yang terancam nekrosis. Lebih lanjut akan tampak tanda intoksikasi umum, seperti takikardia, keadaan umum yang memburuk, dan syok karena resorbsi toksin dari jaringan nekrosis.
Nyeri pindah Kadang nyeri berubah sesuai perkembangan patologi. Misalnya pada tahap awal appendisitis, sebelum radang mencapai permukaan peritoneum, nyeri viseral dirasakan sekitar pusat disertai rasa mual karena appendiks termasuk usus tengah. Setelah radang terjadi di seluruh dinding termasuk peritoneum viseral, terjadi nyeri akibat rangsangan peritoneum yang merupakan nyeri somatik. Pada saat ini, nyeri dirasakan tepat pada letak peritoneum yang meradang, yaitu diperut kanan bawah. Jika appendiks kemudian mengalami nekrosis dan gangren, nyeri berubah lagi menjadi nyeri iskemik yang hebat, menetap dan tidak menyurut, kemudian penderita dapat jatuh dalam keadaan toksis. Pada perporasi tukak peptik duodenum, isi duodenum yang terdiri atas cairan asam garam dan empedu masuk rongga abdomen yang sangat merangsang peritoneum setempat. Pasien merasakan sangat nyeri di tempat rangsangan itu, yaitu diperut bagian atas. Setelah beberapa waktu, isi cairan lambung mengalir ke kanan bawah, melalui jalandisebelah lateral kolon asendens sampai ke tempat kedua, yaitu rongga perut kanan bawah, sekitar sekum. Nyeri itu kurang tajam dan kurang hebat dibandingkan nyeri pertama karena terjadi pengenceran. Pasien sering mengeluh bahwa nyeri yang mulai di ulu hati pindah ke kanan bawah. Proses ini berbeda sekali dengan proses nyeri pada appendisitis akut. Akan tetapi kedua keadaan ini, appendisitis akut maupun perporasi
lambung atau duodenum, akan mengakibatkan peritonitis purulenta umum jika tidak segera ditanggulangi dengan tindakan bedah
Nyeri disertai rasa panas biasanya mengindikasikan karena pengaruh asam dan berhubungan dengan lambung, duodenum atau bagian esofagus bawah
Nyeri tajam konstan dangkal karena iritasi peritoneal adalah khas ulkus perforasi atau usus buntu yang pecah, kista ovarium, atau kehamilan ektopik.
Rasa sakit, mencengkeram pemasangan obstruksi usus kecil (dan kadang-kadang pankreatitis awal) biasanya terputus-putus, tidak jelas, mendalam, dan puncaknya pada awalnya, tetapi segera menjadi lebih tajam, tak henti-hentinya, dan lebih baik lokal. Tidak seperti sakit menggelisahkan tapi lumayan berhubungan dengan obstruksi usus, nyeri yang disebabkan oleh lesi occluding saluran yang lebih kecil (saluran empedu, tabung rahim, dan ureter) cepat menjadi gangguan yang tidak tertahankan.
Kolik jika ada interval bebas nyeri yang mencerminkan kontraksi intermiten otot polos, seperti pada kolik uretra. Dalam arti sempit, yang kolik istilah “empedu” adalah keliru karena sakit empedu tidak mengampuni. Alasannya adalah bahwa kantong empedu dan saluran empedu, kontras dengan ureter dan usus, tidak memiliki gerakan peristaltik. Kolik biasanya segera diatasi dengan analgesik. nyeri iskemik karena usus terjepit atau trombosis mesenterika hanya sedikit diredakan bahkan oleh narkotika.
Nyeri disebabkan oleh peritonitis lokal, terutama bila mempengaruhi organ-organ perut bagian atas, cenderung diperburuk oleh gerakan atau bernapas dalam-dalam.
Jenis nyeri perut
Keluhan yang menonjol adalah nyeri perut. Adapun jenis nyeri perut terdiri dari :
1. Nyeri Viseral
Terjadi bila terdapat rangsangan pada organ atau struktur dalam rongga perut. Peritonium visceral yang menyelimuti organ perut dipersarafi oleh sistem saraf otonom dan tidak peka terhadap rabaan atau pemotongan.
Dengan demikian sayatan atau penjahitan pada usus dapat dilakukan tanpa rasa nyeri padapasien. Akan tetapi bila dilakukan penarikan atau peregangan organ atau terjadi kontraksiyang berlebihan pada otot sehingga menimbulkan iskemik, misalnya pada kolik atau radang pada appendisitis maka akan timbul nyeri. Pasien yang mengalami nyeri viseral biasanyatidak dapat menunjukkan secara tepat letak nyeri sehingga biasanya ia menggunakanseluruh telapak tangannya untuk menunjuk daerah yang nyeri. Nyeri viseral kadang disebut juga nyeri sentral (Sjamsuhidajat et all,2004).
Penderita memperlihatkan pola yang khas sesuai dengan persarafan embrional organ yang terlibat. Saluran cerna berasal dari foregut yaitu lambung, duodenum, system hepatobilier dan pankreas yang menyebabkan nyeri di ulu hati atau epigastrium. Bagian saluran cerna yang berasal dari
2. Nyeri Somatik
Nyeri somatik terjadi karena rangsangan pada bagian yang dipersarafi oleh saraf tepi, danluka pada dinding perut. Nyeri dirasakan seperti ditusuk atau disayat, dan pasien dapat menunjukkansecara tepat letaknya dengan jari. Rangsang yang menimbulkan nyeri ini berupa rabaan, tekanan,rangsang kimiawi atau proses radang. Gesekan antara visera yang meradang menimbulkan rangsang peritoneum dan menyebabkan nyeri.
Peradangan nya sendiri maupun gesekan antar kedua peritoneum menyebabkan perubahan intensitas nyeri. Gesekan inilah yang menjelaskan nyeri kontralateral pada apendisitis akut.
E. Apa interpretasi Tn. Agus dalam keadaan sadar?
Jawab :
Interpretasi dari keadaan Tn. Agus yang masih dalam keadaan sadar berarti suplai
Oksigen masih baik dan sampai ke dalam otak dan juga tidak ada trauma cervikal.
4.Pemeriksaan Primer (Primary Survey) menunjukan tanda-tanda :
Tanda vital: Tekanan darah 100/70 mmHg, Nadi 114x/menit
A. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan primary survey?
Jawab :
a. TD : 100/70 mmHg : Hipotensi
b. Nadi : 114 x/menit : Takikardi
c. Bagiamana hubungan antara tanda vital dengan ABCDE?
Gejala Klinis A B C D E
Hipotensi - - + - +
Takikardi - - + - -
Kesadaran - - - - -
RR - - - - -
T - - - - -
Fraktur - - + - +
Femur
Luka bakar - - - - +
Trauma
Abdomen
- - + - +
5. Pemeriksaan sekunder (Secondary Survey) :
-Abdomen:
• Inspeksi: Tampak jejas abdomen di kiri atas
• Palpasi: Nyeri tekan kuadran kiri atas abdomen
• Perkusi: Timpani, pekak, di abdomen kiri atas
• Auskultasi: Bising usus terdengar diseluruh bagian abdomen
-Ekstremitas superior: Terdapat luka bakar pada lengan anterior atas dan bawah
di bagian kiri dan kanan. Ditemukan warna kulit kemerahan dan terbula.
-Ekstremitas inferior Regio Femur sinistra: Inspeksi: tampak deformitas, soft tissue
swelling. Palpasi: Nyeri tekan, arteri dorsalis pedis teraba, ROM: Aktif di daerah
sendi lutut dan panggul
Bagaimana interpretasi dari p.sekunder :
A. Abdomen :
Jawab :
Inspeksi : tampak jejas di abdomen kiri atas
Palpasi : nyeri tekan kuadran abdomen kiri atas
Perkusi : timpani, pekak di abdomen kiri atas
Auskultasi : bising usus terdengar diseluruh lapang abdomen
Interpretasi : kemungkinan terjadi trauma di limpa.
B. Ekstremitas superior ?
Jawab :
Terdapat luka bakar pada lengan anterior atas dan bawah dibagian kiri dan kanan.
Ditemukan warna kulit kemerahan dan terdapat bula.
Interpretasi, Luka bakar derajat II.
- Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis.
- Dijumpai bullae.
- Nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi.
- Dasar luka berwarna merah.
C. Ekstremitas inferior sinistra ?
Jawab :
Inspeksi : tampak deformitas, soft tissue swelling
Palpasi : Nyeri tekan, arteri dorsalis pedis teraba
ROM : aktif terbatas didaerah sendi lutut dan panggul
Interpretasi : terjadi fraktur tertutup di paha kiri, arteri dorsalis pedis teraba
menandakan tidak terjadi gangguan pada sirkulasi darah ke ekstremitas
inferior.
6. foto femur sinistra AP/LAT: tampak fraktur femur 1/3 proximal transversal,
cum contractionum
A. Bagaimana interpretas dari data tambahan foto femur sinistra AP/LAT
Jawab :
Adanya frakur pada bagian 1/3 proksimal lateral dan terjadi pergeseran searah sumbu.
7. Apa saja pemeriksaan penunjang yang bisa dilakukan pada kasus ini?
Jawab :
USG : untuk memeriksa oragan abdomen yang lainnya. Untuk melihat apakah ada
rupture atau tidak.
8. Apa diagnosis pasti pada kasus ini?
Jawab :
Trauma multiple : Luka bakar derajat 2, ringan, trauma abdomen dan fraktur
9. Bagaimana penatalaksanaan pada kasus ini?
Jawab :
- Penatalaksanaan awal
Sebelum dilakukan pengobatan definitive pada satu fraktur, maka diperlukan :
a. Pertolongan pertama
Pada penderita fraktur yang penting dilakukan adalah membersihkan halan
napas, menutup luka dengan perban bersih dan immobilisasi fraktur pada
anggota gerak yang terkena agar penderita merasa nyaman dan mengurangi
nyeri sebelum diangkut dengan ambulans
b. Penilaian klinis
Sebelum menilai fraktur, perlu dilakukan penilaian klinis, apakah luka itu
tembus tulang, adakah rauma pembuluh darah dan saraf ataukah trauma alat-
alat dalam lainnya.
c. Resusitasi
Kebanyakan penderita fraktur multiple tiba di rumah sakit dengan syok,
sehingga diperlukan resusitasi sebelum diberikan terapi pada fraktur, dapat
berupa pemberian tranfusi darah dan cairan lainnya.
Dalam kasus ini pasien harus segera diberikan resusitasi cairan (Ringer Laktat
atau NaCl 0.9%) dengan dosis yang sesuai dengan berat badan pasien.
Cara Baxter
Luas luka bakar (%) x BB (kg) x 4 mL
Pada kasus = 9 x 55 x 4
= 1980 mL
Separuh dari jumlah cairan diberikan dalam 8 jam pertama. Sisanya
diberikan dalam 16 jam berikutnya. Pada hari kedua diberikan setengah jumlah
cairan hari pertama. Pada hari ketiga diberikan setengah jumlah cairan hari
kedua.
- Prinsip umum pengobatan fraktur
Ada enam prinsip pengobatan fraktur :
a) Jangan membuat keadaan lebih jelek
b) Pengobatan berdasarkan diagnosis dan prognosis yang akurat
c) Seleksi pengobatan dengan tujuan khusus
1) Menghilangkan nyeri
2) Memperoleh posisi yang baik dari fragmen
3) Mengusahakan terjadinya penyembuhan tulang
4) Mengembalikan fungsinya secara optimal
5) Realistic dan praktis memilih jenis pengobatan
6) Seleksi pengobatan sesuai dengan individual
Metode pengobatan fraktur :
1) Fraktur tertutup
Metode pengobatan umumnya dibagi dalam :
a) Konservatif
1) Mencegah trauma lebih lanjut
2) Imobilisasi dengan bidai eksterna
b) Reduksi tertutup dengan fiksasi eksterna atau fiksasi kutaneus
c) Reduksi terbuka dan fiksasi interna atau fiksasi eksterna tulang
d) Eksisi fragmen tulang dan penggantian proses.
10. Apa saja penyulit yang dapat dialami pada kasus ini?
Jawab :
1. Trombosisperna2. Pankreatitis3. Emboli4. Syok Hemmoragick5. Obstruksi usus6. Gagal ginjal kronik
11. Bagaimana peluang pada kasus ini?
Jawab :
1. Quo ad vitam : Dubia ad Bonam
2. Quo ad fungsionam : Dubia ad Bonam
12. Bagaimana kompetensi dokter umum pada kasus ini?
Jawab :
Luka bakar derajat 1 dan 2 : 4A
Tingkat Kemampuan 4A: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara mandiri
dan tuntas. Kompetensi yang dicapai pada saat lulus dokter
Fraktur terbuka, tertutup 3B
3B. Gawat darurat
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan
pada keadaan gawat darurat demi menyelamatkan nyawa atau mencegah keparahan
dan/atau kecacatan pada pasien.
13. Bagimana pandangan islam pada kasus ini ?
Jawab :
Al baqarah ayat 155
155. dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira
kepada orang-orang yang sabar.
2.3.4 Kerangka Konsep
2.3.5 Kesimpulan
Tn. Agus, 25 tahun mengalami trauma abdomen, fraktur fremur sinistra, dan luka bakar
ringan derajat dua pada ekstremitas superior anterior karena multiple trauma
DAFTAR PUSTAKA
FR
Kebakaran
Luka bakar dilengan kanan
dan kiri
Melompat
Terbentur benda keras di abdomenLuka bakar
derajat 2, sedang
Fraktur femur sinistra
Nyeri
Bengkak
ROM, F.rontgen
Trauma abdomen
Nyeri
Bula
Nyeri
Bresler, Michael Jay, George L. Sternbach; Suyono, Y. Joko (terj.); Manual Kedokteran
Darurat, Ed. 6, Jakarta: EGC, 2007, 2-8, 30-43, 44-47, 63.
Committee, American College of Surgeons. 2004. Advanced Trauma Life Support untuk Dokter,
Ed. 7, Chicago: 633 N. Saint Clair St. 44-47, 112-125.
Lumbantobing, S.M. 2010. Neurologi Klinik Pemeriksaan Fisik dan Mental, Jakarta: Balai
Penerbit FKUI.
Putz, R., R. Pabst (ed.); Suyono, Y. Joko (terj.). 2007. Sobotta : Atlas Anatomi Manusia, Ed. 22,
Jilid 2, Jakarta: EGC, 52 – 54.
Black, Joyce M. 1997. Medical Surgical Nursing fifth edition : clinical managemen for
continuity of care. Philadelfia : WB. Saunders company
Ignativicus, Donna D ; Workman. 2006. Medical Surgical Nursing Critical Thinking for
Collaborative Care. USA : Elsevier Saunders
Soewandi, S. Akut Abdomen Pada Alat Pencernaan orang dewasa.
Sjamsuhidayat,R .1997.Buku Ajar Bedah. Jakarta:EGC
M Sjaifudin Noer. 2006. Penanganan Luka Bakar, Airlangga University Press.
David S. Perdanakusuma. 2006. Penanganan Luka bakar, Airlangga University Press.
R Sjamsuhidajat, Wim De Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah Penerbit Buku Kedokteran, EGC. 2007
_____. 2006. Pedoman Diagnosis dan Terapi Lab/ Ilmu Bedah, Rumah Sakit Dr. Sutomo
Surabaya.