(skenario 3 ) enterobiasis

18
ENTEROBIASIS Berliana Natalia Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna utara no.6 Kebon Jeruk, Jakarta Latar Belakang Enterobius vermicularis telah diketahui sejak dahulu dan telah banyak dilakukan penelitian mengenai biologi,epidemiologi dan gejala klinisnya. Nama lainnya Oxyuris vermicularis, cacing kremi,pinworm,seatworm,threadworm. Enterobius vermicularis merupakan nematoda usus, siklus hidupnya tidak membutuhkan tanah, disebut nematoda non-soil transmitted helminthes. Cacing ini dapat menimbulkan penyakit yang disebut enterobiasis. Cacing ini tidak menimbulkan penyakit yang berbahaya, namun cacing kremi ini cukup mengganggu. Cacing kremi ini dapat menimbulkan rasa gatal yang teramat di bagian anus. Infeksi pada cacing kremi tidak memerlukan perantara. Cacing kremi dapat masuk ke dalam tubuh melalui makanan yang telah terkontaminasi dengan telur cacing. Pengulanagan daur infeksi cacing kremi pada umumnya secara autoinfeksi, artinya dilakukan leh penderita sendiri. Pada saat tertentu, cacing betina yang hamil dan akan bertelur,

Upload: kevinara-putra-lamey

Post on 20-Nov-2015

48 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Makalah Blok 16

TRANSCRIPT

ENTEROBIASIS

ENTEROBIASISBerliana Natalia

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna utara no.6 Kebon Jeruk, Jakarta

Latar Belakang

Enterobius vermicularis telah diketahui sejak dahulu dan telah banyak dilakukan penelitian mengenai biologi,epidemiologi dan gejala klinisnya. Nama lainnya Oxyuris vermicularis, cacing kremi,pinworm,seatworm,threadworm. Enterobius vermicularis merupakan nematoda usus, siklus hidupnya tidak membutuhkan tanah, disebut nematoda non-soil transmitted helminthes. Cacing ini dapat menimbulkan penyakit yang disebut enterobiasis. Cacing ini tidak menimbulkan penyakit yang berbahaya, namun cacing kremi ini cukup mengganggu. Cacing kremi ini dapat menimbulkan rasa gatal yang teramat di bagian anus. Infeksi pada cacing kremi tidak memerlukan perantara. Cacing kremi dapat masuk ke dalam tubuh melalui makanan yang telah terkontaminasi dengan telur cacing. Pengulanagan daur infeksi cacing kremi pada umumnya secara autoinfeksi, artinya dilakukan leh penderita sendiri. Pada saat tertentu, cacing betina yang hamil dan akan bertelur, pada malam hari bermigrasi menuju anus untuk bertelur. Saat itulah timbul rasa gatal. Jika penderita menggaruk dan tidak menjaga kebersihan tangannya, maka infeksi cacing kremi ini dapat terjadi kembali.

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Telepon : 08170110057, Email : [email protected] : 10-2009-076, Kelompok : B2

AnamnesisKeluhan utama: anak laki-laki umur 3 tahun, tidur malam gelisah karena rasa gatal sehingga selalu menggaruk daerah anusnya sejak 5 hari yang lalu.Keluhan tambahan: tidak nafsu makanHal-hal yang dapat ditanyakan, yakni :1. Identitas pasien (nama,umur)

2. Apa saja keluhan yang dialami?

3. Sejak kapan keluhan dirasakan?

4. Bagaimana intensitas dari keluhan?(timbul pagi,siang,malam)5. Ada keluhan penyerta lainnya?

Pemeriksaan Fisik

1.Mengukur tanda vital seperti tekanan darah, suhu,denyut nadi,frekuensi napas.

Dalam kasus hasil pemeriksaan normal.

2. Inspeksi : Pada inspeksi dapat ditemukan luka garuk pada daerah sekitar anus yang dikarenakan adanya gejala klinis dari pruritus ani.1 Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis berupa :21. Pemeriksaan tinja : pada pemeriksaan tinja hasilnya kurang baik karena hasil positif 5% dari yang seharusnya.

2. Metode Scotch adhesive tape swab menurut Graham. Pemeriksaan ini dilakukan paling baik pagi hari sebelum mandi atau defekasi. Scotch tape atau sellophan tape yang transparan ditempelkan di daerah perianal atau sekitar anus, maka telur cacing akan menempel pada perekatnya. Kemudian scotch tape tersebut diangkat, tempelkan pada kaca sediaan yang telah ditetesi toluol atau larutan iodium dalam xylol, periksa di bawah mikroskop. Pemeriksaan perlu dilakukan berulang-ulang dalam beberapa hari berturut-turut karena migrasi cacing betina yang hamil tidak teratur. Sekali pemeriksaan hanya menemukan lebih kurang 50% dari semua infeksi, tiga kali pemeriksaan menemukan lebih kurang 90%. Dikatakan seseorang bebas dari infeksi cacing ini jika pada pemeiksaan yang dilakukan selama 7 hari berturut-turut hasilnya negatif. Work DiagnosisPada penyakit enterobiasis/oxyuriasis/infeksi cacing kremi relatif tidak berbahaya, jarang menimbulkan lesi yang berarti. Gejala klinis kebanyakan bersumber pada iritasi di daerah sekitar anus,perinium,dan vagina oleh migrasi cacing betina yang hamil, jarang disebabkan aktivitas cacing di dalam usus. Pada anak perempuan dapat pula terjadi pruritus vulva dan vaginitis (pruritus lokal).3 Namun, kadang-kadang cacing dewasa muda dapat bergerak ke usus halus bagian proksimal sampai ke lambung,esofagus dan hidung sehingga menyebabkan gangguan di daerah tersebut. Timbulnya rasa gatal sekitar anus disebut pruritus ani yang terjadi pada malam hari,anak tidurnya terganggu,cengeng,dan menangis (irritable) pada malam hari.2Anak menjadi lemah,nafsu makan menurun (anoreksia) sehingga berat badan berkurang. Pada anak perempuan, cacing yang sampai ke anus dapat mengembara ke vulva,masuk ke uterus,tuba falopii yang dapat menimbulkan salpyngitis (radang di saluran telur). Jika masuk ke urethra, ke kandung kencing , anak sering ngompol. Walaupun cacing sering ditemukan di dalam appendix tetapi jarang menimbulkan appendisitis.2Untuk menegakkan diagnosis pasti, selain dari gejala klinis kita dapat melihat dari pemeriksaan untuk menemukan telur atau cacing pada tinja maupun anus dengan metode anal swab.Diagnosis Banding21. AskariasisPenyebabnya : Ascaris lumbricoidesGejala klinik :

Larva :

Sindrom Loffler (batuk,eosinofil tinggi, gambaran rontagen paru-paru ada bercak-bercak putih)

VLM

Cacing dewasa :

Mual, sakit perut

Appendicitis,cholesistitis,pancreatitis,ileus

Insomnia,turunya nafsu makan,BB turun

Diagnosis ditegakkan berdasarkan menemukan telur cacing dalam tinja,larva dalam sputum,cacing dewasa dapat keluar dari anus atau dari hidung.

Gambar telur :

2. Ankilostomiasis

Penyebabnya : N.americanus, A.duodenale,A.braziliense,A.caninum

Gejala klinik :

1. Yang disebabkan N.americanus dan A.duodenale :

Pada stadium larva : - ground itch : karena cacing tembus mukosa timbul rasa gatal

Wakana : mual,muntah,iritasi farig,batuk,dll.

Pada stadium cacing : tergantung keadaan gizi dan jumlah serta jenis cacing.

Gejala yang biasa timbul : anemia hipokromositer, eosinofilia, daya tahan tubuh rendah.

2.Yang disebabkan A.braziliense dan A.caninum :

Pada infeksi yang disebabkan cacing tambang dapat menimbulkan creeping eruption. Yang mana gejala klinik yang ditimbulkan seperti gatal dan panas karena masuknya larva ke kulit. Rasa gatal yang hebat biasanya ditimbulkan pada malam hari. Tempat predileksinnya di tungkai,plantar,tangan,anus,bokong,dan paha.4Diagnosis :1. Pada N.americanus dan A.duodenale :

Pemeriksaan yang digunakan ialah dapat menemukan telur dalam tinja. Telur cacing tambang berbentuk bujur, berdinding tipis dan transparan.

2. Pada A.braziliense dan A.caninum :

Telur tidak ditemukan dalam tinja, karena manusia bukan hospes definitifnya. Diagnosis dapat ditegakkan dengan melihat gejala klinis pada kulit dan biopsi.

Gambar telur cacing tambang :

3. Trikuriasis

Penyebab : Trichuris trichiuraGejala klinik : prolaps rekti pada saat defekasi (pada anak infeksi berat cacing dapat tersebar di seluruh kolon dan rektum).Gejala lainnya : anemia, sakit perut, diare,mual,muntah,BB turun.

Diagnosis : Trikuriasis dapat ditegakkan diagnosisnya berdasarkan ditemukan telur dalam tinja atau menemukan cacing dewasa pada anus atau prolaps rekti.

Gambar telur :

4. StrongiloidesPenyebab : Strongyloides stercoralisGejala klinik :

Pada stadium larva filariform dapat menyebabkan creeping eruption,sama seperti ankilostomiasis.

Pada stadium cacing dewasa :

infeksi ringan : asimptomatis

infeksi sedang : nyeri epigastium, diare,mual,muntah

infeksi berat : karena hiperinfeksi dapat ditemukan cacing pada seluruh traktus digestivus yan dapat menyebabkan anemia,disentri menahun,demam. Infeksi berat yang disertai infeksi sekunder dapat sebabkan kematian.

Diagnosis : Ditegakkan dengan menemukan larva rabditiform di dalam tinja segar atau pada cairan duodenum. Telur juga dapat ditemukan dalam tinja setelah pemberian pencahar atau setelah diare berat.

Gambar telur :

EtiologiEnterobiasis atau oksiuriasis merupakan penyakit yang disebabkan oleh Enterobius vermicularis atau Oxyuris vermicularis (cacing kremi). Manusia adalah satu-satunya hospes (hospes definitif).1Epidemilogi

Parasit ini kosmopolit tetapi lebih banyak ditemukan di daerah dingin daripada di daerah panas. Hal itu mungkin disebabkan pada umumnya orang di daerah dingin jarang mandi dan mengganti baju dalam.1 Di Indonesia frekuensinya tinggi, terutama pada anak. Penyebaran pada cacing kremi lebih luas daripada cacing lain. Penularan dapat terjadi pada keluarga atau kelompok yang hidup dalam satu lingkungan yang sama (asrama, panti asuhan,sekolah). Telur cacing dapat diisolasi dari debu di ruangan sekolah atau kafetaria sekolah dan menjadi sumber infeksi bagi anak-anak sekolah. Di berbagai rumah tangga dengan beberapa anggota keluarga yang mengandung cacing kremi, telur cacing dapat di temukan di lantai,meja,kursi,bufet,tempat duduk kakus (toilet seats),bak mandi,alas kasur,pakaian dan tilam. Hasil penelitian menunjukkan angka prevalensi pada berbagai golongan mausia 3%-80%. Penelitian di daerah Jakarta Timur melaporkan bahwa kelompok usia terbanyak yang menderita enterobiasis adalah kelompok usia 5-9 tahun yaitu pada 46 anak (54,1%) dari 85 anak yang diperiksa.1Morfologi Telur

Gambar 1

Cacing betina yang gravid mengandung 11.000-15.000 butir telur, bermigrasi ke daerah perianal untuk bertelur dengan cara kontraksi uterus dan vaginanya. Telur jarang dikeluarkan di usus,sehingga jarang ditemukan di dalam tinja.1 Telur berukuran (50-60)x(20-30)m,bentuk lonjong asimetris, salah satu sisi rata sedangkan sisi lainnya cembung. Dinding telur bening, agak lebih tebal dari telur cacing tambang, di dalamnya berisi embrio yang terlipat. Telur ini merupakan telur matang (infektif).2 Telur menjadi matang dalam waktu 6 jam setelah dikeluarkan. Telur resisten terhadap desinfektan dan udara dingin. Dalam keadaan lembab telur dapat hidup sampai 13 hari.1 Cacing dewasaCacing dewasa merupakan cacing kecil, berwarna keputih-putihan. Pada ujung anterior terdapat pelebaran menyerupai sayap yang disebut alae cephalic lateral. Mulutnya dikelilingi tiga buah bibir yaitu sebuah bibir dorsal dan dua buah bibir lateroventral. Dari rongga mulut, masuk ke dalam esofagus dengan bulbus esofagus yang terlihat jelas.2

Gambar 2Cacing betina: berukuran 8-13 mm x 0,4 mm. Pada ujung anterior ada pelebaran kutikulum seperti sayap yang disebut alae. Bulbus esofagus jelas sekali, ekornya panjang dan runcing. Bagian posterior pada lebih kurang 1/5 panjang tubuh, tampak ujungnya runcing seperti duri yang terdiri atas jaringan hialin. Vulva terletak pada 1/3 bagian anterior tubuh. Uterus cacing yang gravid melebar dan penuh telur. Alat genital berpasangan (duplex) serta anus terletak pada 1/3 posterior tubuh.2Cacing jantan:berukuran 2-5 mm,juga mempunyai sayap dan ekornya melingkar sehingga bentuknya seperti tanda tanya(?), spikulum pada ekor jarang ditemukan.1

Gambar 3Daur Hidup/Siklus Hidup

Gambar 4

Habitat cacing dewasa biasanya di rongga sekum, usus besar dan di usus halus yang berdekatan dengan rongga sekum. Makanannya adalah isi usus. Kopulasi cacing jantan dan betina mungkin terjadi di sekum. Cacing jantan mati setelah kopulasi dan cacing betina mati setelah bertelur. Telur- telur tersembunyi dalam lipatan perianal sehingga jarang ke luar dan didapatkan di dalam tinja.2 Telur menjadi matang dalam waktu 6 jam setelah di keluarkan. Infeksi cacing kremi terjadi bila menelan telur matang atau bila larva dari telur yang menetas di daerah perinal berimigrasi kembali ke usus besar. Bila telur matang yang tertelan, telur menetas di duodenum dan larva rabditiform berubah dua kali sebelum menjadi dewasa di yeyenum dan bagian atas ileum. Setelah itu kembali ke sekum dan sekitarnya untuk menjadi dewasa. Cacing ini berumur pendek maksimum 2,5 bulan.2 Waktu yang diperlukan untuk daur hidupnya, mulai dari tertelannya telur matang sampai menjadi cacing dewasa gravid yang bermigrasi ke daerah perianal, berlangsung 2 minggu sampai 2 bulan. Mungkin daurnya hanya berlangsung 1 bulan karena telur cacing dapat ditemukan kembali pada anus paling cepat 5 minggu sesudah pengobatan. Infeksi cacing kremi dapat sembuh sendiri (self limited). Bila tidak ada reinfeksi, tanpa pengobatan infeksi dapat berakhir.1

Gambar 5Penularan/Cara Infeksi

Penularan dapat dipengaruhi oleh :11.Autoinfeksi : Karena daerah perianal gatal digaruk telur menempel pada tangan atau di bawah kuku, kemudian telur ini termakan oleh hospes itu sendiri.2.Telur tersebar pada kain tempat tidur, pakaian bahkan pada debu dalam kamar yang mengontaminasi makanan atau minuman sehingga dapat menginfeksi orang lain. Seseorang dapat pula terinfeksi dengan menghirup udara yang tercemar (infeksi aerogen/per inhalasi). Anjing dan kucing tidak mengandung cacing kremi tetapi dapat menjadi sumber infeksi oleh karena telur dapat menempel pada bulunya.3.Retrograd infeksi atau retrofeksi : larva dari telur yang menetas di sekitar perianal dapat masuk kembali ke usus melalui anus sehingga terjadi infeksi baru. Komplikasi

1. Infeksi pada saluran urogenital perempuan. Cacing kremi yang bermigrasi dapat menyebabkan vaginitis,endometritis atau salphingitis.52. Komplikasi yang paling sering adalah infeksi bakteri di sekitar anus atau dari kulit di daerah kelamin.Hal ini biasanya karena iritasi kulit atau goresan dari gatal-gatal di daerah-daerah tersebut.

Terapi 31. Piperazin : 65 mg/kgbb/hari dengan dosis maksimum 2 g/hari. Obat diberikan sebagai dosis tunggal setiap hari selama 6 hari berturut-turut. Obat piperazin sangat efektif bila diberikan waktu pagi kemudian minum segelas air sehingga obat sampai ke sekum dan kolon.2. Pirantel pamoat ( combantrin) dengan dosis 10 mg/kgbb, dosis tunggal. Efek samping mual, muntah.

3. Mebendazol : efektif terhadap semua stadium perkembangan cacing kremi4. Albendazol Pengobatan harus diulangi dalam 2 minggu.

Pencegahan 1,21. Pencegahan terutama ditujukan pada kebersihan perorangan. Kuku hendaknya selalu di potong pendek, tangan dicuci bersih sebelum makan, serta mencuci daerah anus setelah bangun tidur. Sehabis mandi menukar celana terutama celana dalam dengan celana bersih. Pakaian dan alas kasur hendaknya dicuci bersih dan diganti setiap hari.2. Anak yang mengandung cacing kremi sebaiknya memakai celana panjang jika hendak tidur supaya alas kasur tidak terkontamiasi dan tangan tidak dapat menggaruk daerah perianal.3. Makanan hendaknya dihindarkan dari debu dan tangan yang mengandung telur.Prognosis

Baik dan biasanya tidak menimbulkan bahaya, terutama dengan pengobatan yang baik (pengobatan secara periodik). Yang perlu diperhatikan ialah kebersihan dan pencegahan autoinfeksi kembali.

KesimpulanEnterobiasis merupakan penyakit yang sering di jumpai pada anak-anak yang disebabkan oleh Enterobius vermicularis. Gejala yang sering ditimbulkan adalah gatal pada daerah sekitar anus. Penyakit ini tidak berbahaya dan dapat sembuh sendiri jika kebersihan diri dan lingkungan sekitar dijaga. Pengobatan yang baik dapat memberikan hasil yang baik.Daftar Pustaka1. Buku ajar parasitologi kedokteran. Edisi ke-4. Jakarta: Fakultas Kedokteran UI;2008.hal.25-8.2. Parasitologi kedokteran : ditinjau dari organ tubuh yang diserang.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;2009.hal.88-91.

3. Hassan R, Alatas H. Ilmu kesehatan anak jilid 2. edisi ke-11.Jakarta: Fakultas Kedokteran UI;2007.hal.648-9.

4. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Edisi ke-6. Jakarta: FKUI;2010.hal.125-126.5. Greenberg M I. Teks-atlas kedokteran kedaruratan jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga;2007.