skenario 2 modul 1

15
 Small Group Discussion 1 KATA PENGANTAR Segala puji bagi ALLAH SWT, pencipta alam semesta yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kami kelompok II sehingga kami dapat menyelesaikan makalah untuk scenario pertama dari modul kedua yang berjudul “komunikasi efektif dan empati”. Shalawat dan salam kami haturkan kepada junjungan kit a nabi Muhammad SAW. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang ikut berpera n dalam  pembuatan makalah ini, seprti : 1. dr. H. Su wa rno Usma n, MKT yan g tel ah membantu kami dalam membua t makalah ini dan atas bimbingannya selama tutorial berlangsung. 2. Prof. Dr. H. M. Joesoef Simbolon Sp.KJ(K) , sebagai dosen yang telah memberi kuliah pakar mengenai “Komunikasi Efektif dan Konseling”. Kami menyadari banyak terdapat kekurangan di dalam makalah ini, oleh karena itu terle bih dahulu kami mohom maaf apabila ada lapor an yang tidak sesuai dengan apa yang sebenarnya. Semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan para  pembaca . Sar an, mas uka n, dan kri tik san gat dih ara pka n aga r kami mampu membuat makalah berikutnya dengan lebih baik lagi. Medan, November 2008 Penulis  Komunikasi efektif dan empati 1

Upload: erdiena-poetri

Post on 16-Jul-2015

242 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: skenario 2 modul 1

5/14/2018 skenario 2 modul 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skenario-2-modul-1-55a7581cb2b47 1/15

 

Small Group Discussion 1

KATA PENGANTAR 

Segala puji bagi ALLAH SWT, pencipta alam semesta yang telah memberikan

rahmat dan hidayahnya kepada kami kelompok II sehingga kami dapat menyelesaikan

makalah untuk scenario pertama dari modul kedua yang berjudul “komunikasi efektif dan

empati”.

Shalawat dan salam kami haturkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW.

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang ikut berperan dalam

 pembuatan makalah ini, seprti :1. dr. H. Suwarno Usman, MKT yang telah membantu kami dalam membuat

makalah ini dan atas bimbingannya selama tutorial berlangsung.

2. Prof. Dr. H. M. Joesoef Simbolon Sp.KJ(K), sebagai dosen yang telah memberi

kuliah pakar mengenai “Komunikasi Efektif dan Konseling”.

Kami menyadari banyak terdapat kekurangan di dalam makalah ini, oleh karena itu

terlebih dahulu kami mohom maaf apabila ada laporan yang tidak sesuai dengan apa yang

sebenarnya. Semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan para  pembaca. Saran, masukan, dan kritik sangat diharapkan agar kami mampu membuat

makalah berikutnya dengan lebih baik lagi.

Medan, November 2008

Penulis

 Komunikasi efektif dan empati 1

Page 2: skenario 2 modul 1

5/14/2018 skenario 2 modul 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skenario-2-modul-1-55a7581cb2b47 2/15

 

Small Group Discussion 1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................... 1

DAFTAR ISI ................................................................................................................... 2

BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................... 3

1.1. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 3

1.2. Tujuan Pembahasan....................................................................................... 3

1.3. Pembatasan Masalah..................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................... 5

2.1. Learning Objective....................................................................................... 5

2.2. Penjelasan learning Objective...................................................................... 6

2.2.1. komunikasi efektif dokter-pasien................................................. 6

2.2.2. Hubungan Dokter-Pasien.............................................................. 7

2.2.3.Tujuan dan Manfaat Komunikasi Efektif...................................... 8

2.2.4. Membangun Hubungan Saling Percaya Dokter-Pasien................ 9

2.2.5. Empati Kepada Pasien................................................................. 10

2.2.6. Standart Internasional Dokter.................................................... 12

BAB III PENUTUP..................................................................................................... 13

3.1. Kesimpulan................................................................................................ 13

3.2. Saran........................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 14

DAFTAR BIOGRAFI PENULIS................................................................................. 15

 Komunikasi efektif dan empati 2

Page 3: skenario 2 modul 1

5/14/2018 skenario 2 modul 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skenario-2-modul-1-55a7581cb2b47 3/15

 

Small Group Discussion 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang MasalahDewasa ini perkembangan ilmu kedokteran sudah sangat pesat. Dengan adanya

sistem komunikasi efektif dan empati, kita bisa mengetahui bagaimanakah seorang dokter 

dapat menjalin hubungan yang baik (menumbuhkan rasa percaya dan saling terbuka antar 

dokter-pasien) atau saling bekerja sama dalam menggali informasi terhadap pasien. Kinerja

kedokteran, dalam menangani masalah-masalah (penyakit) yang timbul dapat terselesaikan

dengan baik serta pelayanan medis yang diberikan dokter terhadap pasien, apakah sudah

sesuai dengan prosedur.

Dengan adanya laporan ini, bagaimanakah komunikasi efektif dan empati dan

segala sesuatu yang berkenaan atau berhubungan dengan dokter-pasien akan dibahas

1.2. Tujuan Pembahasan

Secara umum tujuan penulisan makalah ini ialah menambah wawasan ilmu

 pengetahuan bagi para mahasiswa kedokteran yang menjadi generasi dokter masa

depan tentang pengambilan suatu keputusan dalam berbagai persoalan, sedangkan

secara detail tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Melengkapi tugas makalah yang sebelumnya

2. Menambah pengetahuan mahasiswa fakultas kedokteran

 Komunikasi efektif dan empati 3

Page 4: skenario 2 modul 1

5/14/2018 skenario 2 modul 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skenario-2-modul-1-55a7581cb2b47 4/15

 

Small Group Discussion 1

3. Mampu menerapkan komukasi efektif dan empati dalam praktik kedokteran

nantinya.

1.3. Pembatasan Masalah 

Untuk pembatasan masalah dalam makalah ini, kami membuatnya didalam skema

yang di tarik dari kasus yang ada pada skenario pertama modul kedua ( komuikasi efektif 

dan empati ). Skemanya adalah sebagai berikut :

 Komunikasi efektif dan empati 4

Page 5: skenario 2 modul 1

5/14/2018 skenario 2 modul 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skenario-2-modul-1-55a7581cb2b47 5/15

 

Small Group Discussion 1

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Learning Objective

 Komunikasi efektif dan empati

Komunikasi

efektif dan empati

Pengertian

komuikasi efektif 

Tujuan dan

manfaat

komunikasi

efektif 

Hubungan

dokter pasien

empati

Sikap dokter

terhadap pasien

Hubungan saling

percaya

5

Page 6: skenario 2 modul 1

5/14/2018 skenario 2 modul 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skenario-2-modul-1-55a7581cb2b47 6/15

 

Small Group Discussion 1

Untuk mendapat Learning Objective, ada skenario yang menjadi rujukan dan

 juga menjadi pemicu dalam pembelajaran. Berikut Skenario 1 Modul II :

PAK OGAH DAN KATETER 

Pak Ogah , 60 tahun, datang ke Puskesmas dengan keluhan tidak bisa BAK 

sejak semalam, disertai sakit dan penuh di Suprapubic.

Setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter, diduga pak Ogah menderita

  pembesaran Prostat. Agar urine bisa di keluarkan dokter merencanakan

 pemasangan kateter. Pak ogah merasa takut, lalu menolak anjuran dokter.

Dengan sabar dokter menjelaskan berbagai hal menyangkut tindakan

 pemasangan kateter tersebut, mengapa dan apa kegunaannya. Akhirnya pak Ogahsetuju dengan pemasangan kateter. Selanjutnya dokter membuat surat rujukan ke

  bagian Bedah Rumah Sakit Umum Kabupaten. Ketika dokter menjelaskan

kemungkinan tindakan operasi, kembali pak Ogahn menolak. Namun dokter 

menganjurkan untuk tetap memberikan rujukan agar pak Ogah dapat berkonsutasi

langsung dengan Dokter Bedah RSU tersebut.

Bagaimana seharusnya hubungan dokter dengan pasien dalam rangka pelayanan

kesehatan yang bertanggungjawab?

Dari skenario diatas penulis mendapatkan Learning objective sebagai berikut :

1. Komunikasi efektif dokter pasien

2. Hubungan dokter pasien

3. Cara membangun hubungan saling percaya dan keterbukaan dokter pasien

4. Tujuan dan manfaat komunikasi efektif 

5. Mengetahui sikap empati kepada pasien

 Komunikasi efektif dan empati 6

Page 7: skenario 2 modul 1

5/14/2018 skenario 2 modul 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skenario-2-modul-1-55a7581cb2b47 7/15

 

Small Group Discussion 1

6. Standarisasi kompetensi internasional dokter 

2.2. Penjelasan Learning Objective

2.2.1. Mengetahui Pengertian Komunikasi Efektif 

Komunikasi efektif adalah sebuah proses penyampaian pikiran-pikiran atau

informasi dari seseorang kepada orang lain melalui suatu cara tertentu sehingga

orang lain tersebut mengerti betul apa yang di maksud oleh penyampai pikiran-

 pikiran dan informasi dengan bukti-bukti ( data-data ) yang terperinci dengan

menyatukan sudut pandang dan saling berintegrasi ( bekerja sama ) contoh :

antara dokter dengan pasien membentuk sebuah reaksi atau bekerja sama untuk 

mengkaji serta menyelesaikan masalah kesehatan pasien.

Ada 4 langkah yang terangkum dalam satu kata untuk melakukan komunikai

efektif yaitu: SAJI

• S = SALAM. Menyapa nama pasien, mengucapkan selamat pagi,

siang atau sore, menjelaskan kepada pasien, menawarkan situasi

 pembicaraan yang nyaman.

• A = AJAK BICARA. Melalui pertanyaan terbuka maupun tertutup

dalam usaha menggali informasi.

• J = JELASKAN. Berikan penjelasan mengenai penyakit, terapi atau

apapun secara jelas, detail, sampai kepada proses mendidik pasien serta

melakukan konseling.

• I = INGATKAN. Selalu melakukan klarifikasi apakah pasien telah

mengerti benar, maupun klarifikasi terhadap ha-hal yang masih belum

  jelas bagi kedua belah pihak serta mengulang kembali akan pesan

kesehatan yang penting.

Berikut penulis berikan beberapa contoh hasil komunikasi efektif :

 Komunikasi efektif dan empati 7

Page 8: skenario 2 modul 1

5/14/2018 skenario 2 modul 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skenario-2-modul-1-55a7581cb2b47 8/15

 

Small Group Discussion 1

Pasien merasa dokter menjelaskan keadaannya sesuai tujuan berobat.

Berdasarkan pengetahuan tentang kondisi kesehatannya, pasien pun mengerti

anjuran dokter, misalnya perlu mengatur diet, minum atau menggunakan

obat secara teratur, melakukan pemeriksaan dan memeriksakan diri sesuai

 jadwal, memperhatikan kegiatan ( menghindari kerja berat, istarahat cukup

dan sebagainya.

Pasien memahami dampak yang menjadi konsekuensi dan penyakit yang di

deritanya ( membatasi diri, biaya pengobatan ) sesuai penjelasan dokter.

Pasien merasa dokter mendengarkan keluhannya dan mau memahami

keterbatasan kemampuannya lalu bersama mencari alternatif sesuai kondisi

dan situasinya dengan seksama.

Pasien mau bekerja sama dengan dokter dalam menjalankan semua upaya

 pengobatan atau perawatan kesehatannya.

2.2.2. Mengetahui hubungan dokter-pasien

Hubungan dokter pasien sangat berperan penting dalam pengambilan

keputusan tindakan medis. Berikut gambaran hubungan dokter dan pasien :

Dokter memberikan kesempatan kepada pasien sebanyak-banyaknya untuk 

menceritakan keluhannya, baru melakukan tanya jawab ( patient centered

anamnesis ).

Dokter lebih banyak bertanya dan pasien hanya sekedar menjawab

 pertanyaan dokter 

Kombinasi atau saling bekerja sama antar kedua belah pihak ( dokter-pasien

) dalam menggali suatu keterangan informasi dan menyelesaikan masalah.

2.2.3. Mengetahui tujuan dan manfaat komunikasi efektif 

Tujuan dan mamfaat dari komunikasi efektif hampir sama. Namun,

 penulis menemukan perbedaan antara keduanya. Berikut penjelasan lebih

rinci mengenai keduanya:

• Tujuan :

 Komunikasi efektif dan empati 8

Page 9: skenario 2 modul 1

5/14/2018 skenario 2 modul 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skenario-2-modul-1-55a7581cb2b47 9/15

 

Small Group Discussion 1

Memfasilitasi terciptanya pencapain tujuan kedua pihak (dokter-pasien)

Membantu mengembangankan rencana perawatan bersama pasien, untuk 

kepentingan pasien dan atas dasar kepentingan finansial.

Membantu memberikan pilihan dalam upaya penyelesaian masalah

kesehatan pasien.

Membimbing pasien sampai pada pengertian yang sebenarnya tentang

 penyakit atau masalah yang di hadapinya

Membantu mengendalikan kinerja dokter dengan acuan langkah-langkah

atau hal-hal yang telah di setujui pasien .

• Manfaat :

Meningkatkan kepuasan pasien dalam menerima pelayanan medis dari atau

institusi pelayanan medis.

Meningkatkan pelayanan pasien kepada dokter yang merupakan dasar 

hubungan dokter-pasien yang baik 

Meningkatkan keberhasilan diagnosis terapi dan tindakan medis.

Meningkatkan kepercaan diri dan ketegaran kepada pasien fase terminal

dalam menghadapi penyakitnya.

2.2.4. Mengetahui cara membangun hubungan saling percaya dan

keterbukaan dokter-pasien

Dalam membangun hubungan saling percaya dan keterbukaan, ada suatu

metode yang digunakan yaitu CARE :

 Komunikasi efektif dan empati 9

Page 10: skenario 2 modul 1

5/14/2018 skenario 2 modul 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skenario-2-modul-1-55a7581cb2b47 10/15

 

Small Group Discussion 1

1. Comfort ( nyaman )

a.dokter perlu merasa nyaman dan tidak enggan untuk membahas

masalah yang melibatkan emosi seperti kematian, seksualitas dan lain-

lain.

  b. Jika pasien memahami bahwa dokter bersedia untuk 

membahas topik tersebut dia akan mengemukakannya dengan bebas.

c.Pada keadaan tertentu komunikasi non verbal perlu, misalnya ;

tersenyum, menepuk bahu, bersalaman dan sebagainya.

2. Acceptance ( penerimaan )

a. seorang dokter tidak boleh mempunyai praduga terhadap penampilan

 pasien.  b. kesediaan dokter menerima keadaan pasien apa adanya bukanlah

 persetujuan dokter terhadap perilaku pasien.

c. penerimaan ini amat penting untuk membangun komunikasi yang baik.

d. dokter hendaknya menghargai pasien, memahami perilaku pasien

tetapi juga berhak untuk tidak setuju dengan perilaku pasien.

3. Responsiveness ( tanggap )

a. merupakan keterampilan dokter untuk bereaksi terhadap pesan yang

tidak langsung atau tidak lengkap dari pasien.

  b. kemampuan ini perlu di dukung oleh kemampuan untuk mengenal

sesuatu yang seharusnya di ucapkan tetapi tidak disampaikan pasien.

c. pesan tersebut dapat berupa perubahan suara, keraguan atau bahasa

tubuh.

4. Emphathy ( empati )

Empati adalah kemampuan seorang utk mengerti perasaan, pikiran

dan keinginan orang lain tanpa mempengaruhi objektivitas dlm

menilai orang tsb.

 Komunikasi efektif dan empati 10

Page 11: skenario 2 modul 1

5/14/2018 skenario 2 modul 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skenario-2-modul-1-55a7581cb2b47 11/15

 

Small Group Discussion 1

Perasaan individu adlh unik utk dirinya, tdk mungkin kita merasakan

seluruh perasaan pasien. Kita dpt membagi perasaan tsb utk 

membangun dasar saling pengertian.

Keterampilan profesional merasakan empati secara efektif dpt

diperoleh dgn cara mendengarkan, membaca dan melalui pengalaman

 pribadi atau keluarga dlm menghadapi sakit.

2.2.5. Mengetahui Sikap Empati kepada Pasien

Yang dimaksud empati dokter terhadap pasiennya adalah suatu

 perasaan dokter yang dapat merasa dan meraba apa yang di derita atau

 problem pasien. Empati menjadi suatu faktor yang sangat penting, yang biladi turuti atau di tindak lanjuti oleh dokter dapat menimbulkan kesabaran

dokter, rasa percaya dan mengembangkan sikap sportif dalam

  berkomunikasi serta mendorongnya untuk mempertimbangkan matang-

matang apa yang akan di kerjakannya. Ada berbagai fokus ( objek ) empati

yaitu :

1) Empati terhadap penderitaan pasien. Sebagai contoh seorang dokter dapat

membayangkan betapa sakitnya tulang yang patah pada seorang pemuda,

meskipun patahnya karena ngebut di jalanan, dokter tidak perlu mencemooh

dan mengejeknya karena mengebut.

2) Empati terhadap emosi dan perasaan ( psikis ) pesien. Misalnya, Dokter 

menghadapi pasien batuk dengan TBC paru, kemudian dokter menghibur 

 bahwa sakitnya dapat sembuh dengan pengobatan teratur serta mengajarkan

dengan baik agar tidak menularkannya pada orang lain. Suatu contoh lain

yang berempati negatif yaitu dokter yang mencemoohkan seorang penderita

 penyakit hubungan seksualnya GONORE. Pasien sendiri sudah sedih dan

merasa berdosa, tidak perlu lagi di tambah oleh hinaan dari dokternya.

3) Empati dari segi sosial ekonomi. Misalnya, seorang tukang becak yang sakit

gagal ginjal terminal tidak perlu di ceritakan bahwa hidupnya dapat di

 pertahankan dengan hemodialisase.

 Komunikasi efektif dan empati 11

Page 12: skenario 2 modul 1

5/14/2018 skenario 2 modul 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skenario-2-modul-1-55a7581cb2b47 12/15

 

Small Group Discussion 1

4) Empati dari segi budaya dan agama. Ada sekte agama yang melarang

  penganutnya untuk melakukan transfusi darah. Kita tidak perlu berlepas

tangan atau tidak mau mengobati pasien tersebut. Ada contoh lain budaya

masyarakat yang menganggap menderita kanker suatu aib dalam keluarga.

Bila hal ini terjadi, dokter perlu ekstra hati-hati dalam menjelaskan pada

 pasien maupun keluarganya.

Keterampilan empati bukan hanya sekedar berbasa-basi atau bermanis mulut kepada

 pasien, melainkan :

a) Mendengarkan aktif 

 b) Responsif pada kebutuhan pasienc) Responsif pada kepentingan pasien

d) Usaha memberikan pertolongan pada pasien

Melalui penelitian, Mansfield ( dikutip oleh Stuart dan Sundeen, 1987:129 )

mengidentifikasikan perilaku verbal dan non verbal yang menunjukkan tingkat

empati yang tinggi sebagai berikut :

Memperkenalkan diri kepada klien ( pasien )

Menghormati dan menghargai pasien

Respon verbal terhadap pendapat klien, khususnya pada kekuatan dan

sumber daya klien

Kontak mata dan merespon pada tanda non verbal klien misalnya nada

suara, gelisah, ekspresi wajah

Tunjukkan perhatian, minat, dan kehangatan melalui ekspresi wajah

 Nada suara konsisten dengan ekspresi wajah dan respon verbal

2.2.6. Standart Internasional Kedokteran

Syarat-syarat yang harus dimiliki oleh seorang dokter menurut

standarisasi internasional adalah sebagai berikut :

komunikasi efektif 

 Komunikasi efektif dan empati 12

Page 13: skenario 2 modul 1

5/14/2018 skenario 2 modul 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skenario-2-modul-1-55a7581cb2b47 13/15

 

Small Group Discussion 1

keterampilan klinis

landasan ilmiah ilmu kedokteran

 pengelolaan masalah kesehatan

 pengelolaan informasi

mawas diri dan pengembangan diri

etika, moral dan Profesionalisme serta keselamatan pasien

Lulusan dokter harus mampu :

1. menggunakan teknologi informatika dan komunikasi untuk membantu

 penegakan diagnosis, pemberian terapi, tindakan pencegahan dan promosi

kesehatan serta penjagaan dan pemantauan status kesehatan pasien.

2. menggunakan teknologi informatika dan komunikasi dengan baik.

3. memahami manfaat dan keterbatasan teknologi informatika.

4. memanfaatkan informasi kesehatan.

Berikut Lafal Sumpah Dokter di Indonesia yang dapat menjadi dasar dalam

tindakan seorang dokter :

Reglement of de dienst de volsqezondheld staat sblad 1882 no. 97 pasal 36.

“ Saya bersumpah atau berjanji, bahwa saya akan melakukan pekerjaan ilmu

kedokteran, ilmu bedah dan ilmu kebidanan dengan pengetahuan dan tenaga saya

 yang sebaik-baiknya, menurut peraturan yang telah di tetapkan undang-undang ”.

BAB III

PENUTUP

 Komunikasi efektif dan empati 13

Page 14: skenario 2 modul 1

5/14/2018 skenario 2 modul 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skenario-2-modul-1-55a7581cb2b47 14/15

 

Small Group Discussion 1

3.1. Kesimpulan

Komunikasi efektif dan berempati yang baik antara dokter-pasien mampu

menghindarkan kesalahpahaman yang bisa menimbulkan dugaan malapraktik. Dan

  juga dengan adanya sumpah dokter diharapkan dokter tidak semena-semena

(sewenang-wenang) terhadap pasien dan mau mempertanggungjawabkan seluruh

 perbuatan yang telah dilakukan oleh seorang dokter terhadap pasiennya.

3.2. Saran

Berikut adalah saran penulis kepada para pembaca :

Pembaca dapat menjadikan laporan ini sebagai suatu masukan tentang

 bagaimana menjadi seorang dokter yang baik.

Tidak menjadikan status kedokterannya untuk berbuat semena-mena kepada

 para pasiennya.

Pembaca dapat mengaplikasikan komunikasi efektif dan empati dokter-

 pasien dalam praktikkesehatannya.

DAFTAR PUSTAKA

 Komunikasi efektif dan empati 14

Page 15: skenario 2 modul 1

5/14/2018 skenario 2 modul 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skenario-2-modul-1-55a7581cb2b47 15/15

 

Small Group Discussion 1

Mundakir. 2006.  Komunikasi Keperawatan  ; Aplikasi dalam pelayanan. Yogyakarta :

Graha Ilmu

http/www.google.co.id/search?hi.id&q:StandartKompetensiDokter 

Poernomo, Ieda. 1999. Program Family Healt Nutriti. Jakarta: Depkes RI.

http://tonangardyanto.blogspot.com/2006/06/dokter-pasien-dan-rekam-medis.html

http://journal.unair.ac.id/detail_jurnal.php?id=2239&med=6&bid=3

http://psikologi.infogue.com/komunikasi_efektif_tingkatkan_kesembuhan_pasien

 Komunikasi efektif dan empati 15