sistem kritstal

30
Tugas Kristal dan Mineral TUGAS PENGENALAN SISTEM KRISTAL Disusun Oleh : Fajar Restu Anggara (410013006) SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL (STTNAS)YOGYAKARTA JURUSAN TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI S1 2013

Upload: blakripkrip

Post on 01-Feb-2016

12 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

sistem kristal

TRANSCRIPT

Page 1: Sistem Kritstal

Tugas Kristal dan Mineral

TUGASPENGENALAN SISTEM KRISTAL

Disusun Oleh :

Fajar Restu Anggara (410013006)

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL (STTNAS)YOGYAKARTA

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI

PROGRAM STUDI S1

2013

Page 2: Sistem Kritstal

Tugas Kristal dan Mineral

DAFTAR ISIDAFTAR ISI

BAB I . PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.2. Tujuan

1.3. Ruang Lingkup

BAB II. PEMBAHASAN

2.1.Definisi Kristal

2.2.Sistem Kristal dan Dasar Penggolonganya

2.2.1. Sistem Isometrik / Kristal Kubus

2.2.2. Sistem Tetragonal

2.2.3. Sistem Hexagonal

2.2.4. Sistem Trigonal

2.2.5. Sistem Orthorhombik

2.2.6. Sistem Monoklin

2.2.7. Sistem Triklin

BAB III.PENUTUP

3.1. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

Page 3: Sistem Kritstal

Tugas Kristal dan Mineral

BAB I

PENDAHULUAN1.1. Latar belakang

Geologi adalah suatu bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian yang mempelajari segala sesuatu mengenai planit Bumi beserta isinya yang pernah ada. Merupakan kelompok ilmu yang membahas tentang sifat-sifat dan bahan-bahan yang membentuk bumi, struktur, proses-proses yang bekerja baik didalam maupun diatas permukaan bumi,kedudukannya di Alam Semesta serta sejarah perkembangannya sejak bumi ini lahir di alam semesta hingga sekarang. Ilmu ini mempelajari dari benda-benda sekecil atom hingga ukuran benua, samudra, cekungan dan rangkaian pegunungan.

Untuk mempelajari semua tentang Bumi dimulai dari pembentuk bumi yang paling dasar yaitu mineral. Mineral dapat kita jumpai dimana-mana disekitar kita, dapat berwujud sebagai batuan, tanah, atau pasir yang diendapkan pada dasar sungai. Beberapa daripada mineral tersebut dapat mempunyai nilai ekonomis karena didapatkan dalam jumlah yang besar, sehingga memungkinkan untuk ditambang seperti emas dan perak.

Mineral, kecuali beberapa jenis, memiliki sifat, bentuk tertentu dalam keadaan padatnya, sebagai perwujudan dari susunan yang teratur didalamnya. Apabila kondisinya memungkinkan, mereka akan dibatasi oleh bidang-bidang rata, dan diasumsikan sebagai bentuk-bentuk yang teratur yang dikenal sebagai “kristal”. Dengan demikian, kristal secara umum dapat di-definisikan sebagai bahan padat yang homogen yang memiliki pola internal susunan tiga dimensi yang teratur. Studi yang khusus mempelajari sifat-sifat, bentuk susunan dan cara-cara terjadinya bahan padat tersebut dinamakan kristalografi.

1.2. Tujuan

Maksud dan tujuan makalah ini dibuat adalah agar mahasiswa mengenal kristal , system kristal , bentuk kristal maupoun contoh mineralnya.

Page 4: Sistem Kritstal

Tugas Kristal dan Mineral

BAB II

PEMBAHASAN2.1.Definisi Kristal

Menurut bahasanya Kristal berasal dari bahasa Yunani yaitu krustallos yang berarti

es atau sesuatu yang menyerupai es. Kristal merupakan padatan homogeny yang dibatasi

oleh bidang-bidang datar(bidang muka) yang teratur dan mempunyai susunan atom dan

molekul dalam keadaan teratur pula. Selain dari definisi ini terdapat pula berbagai definisi

Kristal dari beberapa ahli.

1.Wikipedia

Kristal adalah suatu padatan yang atom, molekul, atau ion penyusunnya terkemas

secara teratur dan polanya berulang melebar secara tiga dimensi.

2.Snechal

Kristal merupakan padatan yang secara esensial mempunyai pola difraksi tertentu.

3.Djauhari Noor

Kristal di definisikan sebagai mineral yang memiliki sifat dan bentuk tertentu

dalam keadaan padatnya sebagai perwujudan dari susunan yang teratur di dalamnya.

Dari beberapa definisi diatas dapat kita pahami bahwa Kristal merupakan benda

padat yang memiliki bentuk tertentu dan teratur secara geometris hal ini dikarenakan

sinkronisasi antar atom dan molekul yang membentuk Kristal tersebut.

2.2.Sistem Kristal dan Dasar Penggolonganya

Jika kita berbicara mengenai mineral, tidak akan terlepas dari bahan yang menjadi penyusun mineral tersebut. Mineral – mineral umumnya merupakan gabungan atau senyawa dari berbagai unsur. Senyawa – senyawa ini dalam “pertumbuhannya” akan membentuk bangun – bangun simetris atau asimetris yang disebut kristal.

          Sedangkan bentuk kristal yang terdapat di bumi sangat banyak sekali ragamnya, dari bentuk yang paling sederhana sampai yang sangat rumit. Bentuk-bentuk Kristal yang terdapat di bumi dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok dasar. Pembagian ini berdasarkan jumlah sumbu Kristal, letak atau posisi sumbu krisatal terhadap sumbu lain, besarnya parameter masing-masing sumbu dan simetri sumbu “c” dari sumbu Kristal.

Page 5: Sistem Kritstal

Tugas Kristal dan Mineral

Dari beberapa sistem kristal dapat dibagi lebih lanjut menjadi kelas-kelas kristal yang jumlahnya 32 kelas, tapi untuk sementara kita mempelajari 7 Sistem Kristal yang utama. Penentuan klasikasi kristal tergantung dari banyaknya unsur-unsur simetri yang terkandung di dalamnya. Unsur-unsur simetri tersebut meliputi:

1. Bidang simetriBidang simetri adalah bidang yang dapat membelah kristal menjadi 2 bagian yang sama, dimana bagian yang satu merupakan bayangan dari yang lain. Bidang simetri ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bidang simetri aksial dan bidang simetri menengah.

2. Sumbu simetriSumbu simetri adalah garis bayangan yang dibuat melewati/menembus pusat kristal, dan bila kristal diputar dengan poros sumbu tersebut sejauh satu putaran penuh akan didapatkan beberapa kali kenampakan yang sama.

3. Pusat simetriSuatu kristal dikatakan mempunyai pusat simetri bila kita dapat membuat garis bayangan tiap-tiap titik pada permukaan kristal menembus pusat kristal dan akan menjumpai titik yang lain pada permukaan di sisi yang lain dengan jarak yang sama terhadap pusat kristal pada garis bayangan tersebut. Atau dengan kata lain, kristal mempunyai pusat simetri bila tiap bidang muka kristal tersebut mempunyai pasangan dengan kriteria bahwa bidang yang berpasangan tersebut berjarak sama dari pusat kristal, dan bidang yang satu merupakan hasil inversi melalui pusat kristal dari bidang pasangannya.

Kristal dapat diklasifikasikan menjadi tujuh kelompok besar, yang disebut system kristal. Ke-7 kelompok sistem kristal itu yaitu :1. sistem isometrik2. sistem hexagonal3. sistem trigonal4. sistem tetragonal5. sistem orthorombik6. sistem monoklin7. sistem triklin

2.2.1. Sistem Isometrik / Kristal Kubus

Sistem Isometrik adalah sistem kristal yang paling simetri dalam ruang tiga

dimensi. Sistem ini tersusun atas tiga garis kristal berpotongan yang sama panjang dan

sama sudut potong satu sama lain, sistem ini berbeda dengan sistem lain dari berbagai

sudut pandang. Sistem ini tidak berpolar seperti yang lain, yang membuatnya lebih mudah

dikenal. Kata isometrik berarti berukuran sama, terlihat pada struktur tiga dimensinya yang

sama simetri, atau dikenal pula dengan sistem kristal  kubus atau kubik. Jumlah sumbu

kristalnya ada tiga dan saling tegak lurus satu dengan yang lainnya. Dengan perbandingan

panjang yang sama untuk masing-masing sumbunya.

Page 6: Sistem Kritstal

Tugas Kristal dan Mineral

Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Isometrik memiliki axial ratio

(perbandingan sumbu a = b = c, yang artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b dan

sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β = γ = 90˚. Hal ini

berarti, pada sistem ini, semua sudut kristalnya ( α , β dan γ ) tegak lurus satu sama lain

(90˚).

Krital kubus menurut bentuknya dibagi menjai 3(tiga) yaitu kubus sederhana (simple cubic/ SC), kubus berpusat badan (body-centered cubic/ BCC) dan kubus berpusat muka (Face-centered Cubic/ FCC).

Berikut bentuk dari ketiga jenis kubus tersebut:

Kubus sederhana,

Pada bentuk kubus sederhana, masing-masing terdapat satu atom pada semua sudut (pojok) kubus.

Pada kubus BCC, masing-masing terdapat satu atom pada semua pojok kubus, dan terdapat satu atom pada pusat kubus (yang ditunjukkan dengan atom warna biru).

Pada kubus FCC, selain terdapat masing-masing satu atom pada semua pojok kubus, juga terdapat atom pada diagonal dari masing-masing sisi kubus (yang ditunjukkan dengan atom warna merah).

Gambar 1 Sistem Isometrik

Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem Isometrik memiliki perbandingan sumbu a : b : c = 1 : 3 : 3. Artinya, pada sumbu a ditarik garis dengan nilai 1, pada sumbu b ditarik garis dengan nilai 3, dan sumbu c juga ditarik garis dengan nilai 3

Page 7: Sistem Kritstal

Tugas Kristal dan Mineral

(nilai bukan patokan, hanya perbandingan). Dan sudut antar sumbunya a+^bˉ = 30˚. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 30˚ terhadap sumbu bˉ.

Sistem isometrik dibagi menjadi 5 Kelas :

1. Tetaoidal Kelas : Ke-28, Simetri : 2 3

Elemen Simetri : Terdapat empat sumbu putar tiga, dan tiga sumbu putar dua.

Garis Sumbu Kristal : Tiga garis yang sama disimbolkan dengan a1, a2, dan a3

Sudut : Ketiga-tiganya 90o

Bentuk Umum : Tetartoidal yang unik, serta pyritohedron, kubik, deltoidal

dodecahedron, pentagonal dodecahedron, rhombik dodecahedron, dan tetrahedron.

Mineral yang Umum : Changcengit, Korderoit, Gersdorffit, Langbeinit, Maghemit,

Micherenit, Pharmacosiderit, Ullmanit, dan lain-lain.

2. Gyroida

Kelas : Ke-30, Simetri : 4 3 2

Elemen Simetri : Terdapat tiga sumbu putar empat, dan empat sumbu putar tiga,

dan enam sumbu putar dua

Garis Sumbu Kristal : Tiga garis yang sama disimbolkan dengan a1, a2, dan a3

Sudut : Ketiga-tiganya 90o

Bentuk Umum : Kubik, octahedron, dodecahedron, dan trapezohedron, serta yang

jarang trisoctahedron dan tetraheksahedron.

Mineral yang Umum : Cuprit, Voltait, dan Sal Amoniak.

3. Diploida

Kelas : Ke-29, Simetri : 2/m 3bar

Elemen Simetri : Terdapat empat sumbu putar tiga, dan tiga sumbu putar dua, dan

tiga bidang kaca dan satu pusat.

Garis Sumbu Kristal : Tiga garis yang sama disimbolkan dengan a1, a2, dan a3

Page 8: Sistem Kritstal

Tugas Kristal dan Mineral

Sudut : Ketiga-tiganya 90o

Bentuk Umum : Diploid dan pyritohedron dan juga kubik, octahedron, rhombik

dodecahedron, trapezohedron dan yang jarang trisoctahedron.

Mineral yang Umum : Pyrite, Kobaltit, Kliffordit, Haurit, Penrosit, Tychit, Laurit,

dan lain-lain

4. Hextetrahedral

Kelas : Ke-31, Simetri : 4bar 3/m

Elemen Simetri : Terdapat empat sumbu putar tiga, dan tiga sumbu putar empat,

dan enam bidang kaca.

Sumbu Kristal : Tiga sumbu sama panjang yang disebut a1, a2, dan a3.

Sudut : Ketiga-tiganya 90o

Bentuk Umum : Empatsisi, tristetrahedron, deltoidal dodecahedron, dan

hekstetrahedron serta yang jarang kubik, rhombik dodecahedron dan

tetraheksahedron.

Mineral yang Umum : Sodalit, Sphalerit, Domeykit, Hauyne, Lazurit, Rhodizit, dan

lain-lain.

5. Hexoctahedral

Kelas : Ke-32, Simetri : 4/m 3bar 2/m

Elemen Simetri : Merupakan kelas yang paling simetri untuk bidang tiga dimensi

dengan empat sumbu putar tiga, dan tiga sumbu putar dua, dan sumbu putar dua,

dengan sembilan bidang utama dan satu pusat.

Garis Sumbu Kristal : Tiga garis yang sama disimbolkan dengan a1, a2, dan a3

Sudut : Ketiga-tiganya 90o

Bentuk Umum : Kubik, bidang delapan, bidang duabelas, dan trapezium. Dan

kadang-kadang trisoktahedron, tetraheksahedron, dan heksotahedron.

Page 9: Sistem Kritstal

Tugas Kristal dan Mineral

Mineral yang Umum : Flurit, Galena, Intan, Tembaga, Besi, Timah, Platina,

Perak, Emas, Halit, Bromargyrit, Kllorargirit, Murdosit, Piroklor, kelompok

Garnet, sebagian besar kelompok Spinel, Uraninit dan lain-lain.

Beberapa contoh mineral dengan system kristal Isometrik ini adalah gold, pyrite,

galena, halite, Fluorite (Pellant, chris: 1992).

2.2.2. Sistem Tetragonal

Sama dengan system Isometrik, sistem kristal ini mempunyai 3 sumbu kristal yang masing-masing saling tegak lurus. Sumbu a dan b mempunyai satuan panjang sama. Sedangkan sumbu c berlainan, dapat lebih panjang atau lebih pendek. Tapi pada umumnya lebih panjang.

Pada kondisi sebenarnya, Tetragonal memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a = b ≠ c , yang artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b tapi tidak sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β = γ = 90˚. Hal ini berarti, pada sistem ini, semua sudut kristalografinya ( α , β dan γ ) tegak lurus satu sama lain (90˚).

Gambar 2 Sistem Tetragonal

Page 10: Sistem Kritstal

Tugas Kristal dan Mineral

Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem kristal Tetragonal memiliki perbandingan sumbu a : b : c = 1 : 3 : 6. Artinya, pada sumbu a ditarik garis dengan nilai 1, pada sumbu b ditarik garis dengan nilai 3, dan sumbu c ditarik garis dengan nilai 6 (nilai bukan patokan, hanya perbandingan). Dan sudut antar sumbunya a+^bˉ = 30˚. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 30˚ terhadap sumbu bˉ.

Sistem tetragonal dibagi menjadi 7 kelas:

1.Trapezohedral/ Trapezohedral

Kelas : Ke-26, Simetri : 4/m 2/m 2/m

Elemen Simetri : Terdapat satu sumbu putar empat, dua sumbu putar dua,

semuanya berpotongan tegak lurus ke sumbu putar lain.

Sumbu Kristal : Dua sumbu a1 dan –a1 keduanya sama, dengan satu sumbu (sumbu

c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu lainnya.

Sudut : Semuanya memiliki sudut 90o

Bentuk Umum : Tetragonal trapezohedron, ditetragonal prism, tetragonal prism,

tetragonal dipyramid, dan basal pinakoid.

Mineral yang Umum : Wardit dan Kristobalit.

2.Ditetragonal Piramid/ Ditetragonal Pyramidal

Kelas : Ke-25, Simetri : 4/m

Elemen Simetri : Terdapat satu sumbu putar empat dan empat bidang simetri.

Sumbu Kristal : Dua sumbu a1 dan -a1 keduanya sama, dengan satu sumbu (sumbu

c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu lainnya.

Sudut : Semuanya memiliki sudut 90o

Bentuk Umum : Ditetragonal pyramid, ditetragonal prism, tetragonal prism,

tetragonal pyramid, dan pedion.

Mineral yang Umum : Diaboleit, Diomignit, Fresnoit, ematophanit, dan Routhierit.

3.Skalenohedral / Scalahedral

Kelas : Ke-24, Simetri : 4bar 2/m

Elemen Simetri : Terdapat satu sumbu putar empat, dan dua sumbu putar dua, dan

dua bidang simetri.

Sumbu Kristal : Dua sumbu a1 dan -a1 keduanya sama, dengan satu sumbu (sumbu

c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu lainnya.

Sudut : Semuanya memiliki sudut 90o

Page 11: Sistem Kritstal

Tugas Kristal dan Mineral

Bentuk Umum : Tetragonal scalahedron, disphenoid, ditetragonal prism, tetragonal

prism, tetragonal dipyramid, dan pinakoid.

Mineral yang Umum : Kalkopirit dan Stannit termasuk Akermanit, Hardistonit,

Melilit, Urea, Luzonit, Pirquitasit, Renierit, dan Tetranatrolit

4.Ditetragonal Bipiramid/ Ditetragonal Dipyramidal

Kelas : Ke-27, Simetri : 4/m 2/m 2/m

Elemen Simetri : Terdapat satu sumbu putar empat, sumbu putar dua, lima sumbu

simetri.

Sumbu Kristal : Dua sumbu a1 dan –a1 keduanya sama, dengan satu sumbu (sumbu

c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu lainnya.

Sudut : Semuanya memiliki sudut 90o

Bentuk Umum : Ditetragonal dipiramid, tetragonal dipiramid, ditetragonal prism,

tetragonal prism, dan basal pinakoid.

Mineral yang Umum : Apophylit, Autunit, Meta-Autunit, Torbernit, Meta-

Torbernit, Xenotime, Carletonit, Plattnerit, Zircon, Hausmannit, Pyrolusit, Thorite,

Anatase, Rilit, Casiterit dan lain-lain.

5. Tetragonal Dipyramidal

Kelas : Ke-23, Simetri : 4/m

Elemen Simetri : Terdapat satu sumbu putar empat dan satu bidang simetri.

Sumbu Kristal : Dua sumbu a1 dan –a1 keduanya sama, dengan satu sumbu (sumbu

c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu lainnya.

Sudut : Semuanya memiliki sudut 90o

Bentuk Umum : Tetragonal dipiramid, tetragonal prism, dan pinakoid.

Mineral yang Umum : Scapolit, Wulfenite, Vesuvianit, Powellit, Narsarsukit, Meta-

Zeunerit, Leucit, Fergusonit, dan Scheelit

Beberapa contoh mineral dengan sistem kristal Tetragonal ini adalah rutil, autunite,

pyrolusite, Leucite, scapolite (Pellant, Chris: 1992) dan Kalkopirit (atau tembaga-besi sulfida).

6. Tetragonal Disphenoidal

Kelas : Ke-22,  Simetri : 4bar

Elemen Simetri : Terdapat satu sumbu putar empat.

Page 12: Sistem Kritstal

Tugas Kristal dan Mineral

Sumbu Kristal : Dua sumbu a1 dan -a1 keduanya sama, dengan satu sumbu (sumbu

c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu lainnya.

Sudut : Semuanya memiliki sudut 90o

Bentuk Umum : Tetragonal disphenoidal, tetragonal prism, dan pinakoid.

Mineral yang Umum : Cahnit, Minium, Nagyagit, Tugtupit, dan beberapa yang

jarang seperti Krookesit, Meliphanit, Schreibersit, dan Vincentit.

7. Tetragonal Pyramidal

Kelas : Ke-21, Simetri : 4

Elemen Simetri : Terdapat satu sumbu putar empat.

Sumbu Kristal : Dua sumbu a1 dan -a1 keduanya sama, dengan satu sumbu (sumbu

c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu lainnya.

Sudut : Semuanya memiliki sudut 90o

Bentuk Umum : Tetragonal piramid, tetragonal prism, dan pedion.

Mineral yang Umum : Wulfenit (diragukan), Pinnoit, Piypit dan Richelit.

Page 13: Sistem Kritstal

Tugas Kristal dan Mineral

2.2.3. Sistem Hexagonal

Sistem ini mempunyai 4 sumbu kristal, dimana sumbu c tegak lurus terhadap ketiga sumbu lainnya. Sumbu a, b, dan d masing-masing membentuk sudut 120˚ terhadap satu sama lain. Sambu a, b, dan d memiliki panjang sama. Sedangkan panjang c berbeda, dapat lebih panjang atau lebih pendek (umumnya lebih panjang).

Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Hexagonal memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a = b = d ≠ c , yang artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b dan sama dengan sumbu d, tapi tidak sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β = 90˚ ; γ = 120˚. Hal ini berarti, pada sistem ini, sudut α dan β saling tegak lurus dan membentuk sudut 120˚ terhadap sumbu γ.

Gambar 3 Sistem Hexagonal

Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem Hexagonal memiliki perbandingan sumbu a : b : c = 1 : 3 : 6. Artinya, pada sumbu a ditarik garis dengan nilai 1, pada sumbu b ditarik garis dengan nilai 3, dan sumbu c ditarik garis dengan nilai 6 (nilai bukan patokan, hanya perbandingan). Dan sudut antar sumbunya a+^bˉ = 20˚ ; dˉ^b+= 40˚. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 20˚ terhadap sumbu bˉ dan sumbu dˉ membentuk sudut 40˚ terhadap sumbu b+.

Sistem  ini dibagi menjadi 7:

Hexagonal Piramid

Kelas : ke-14

Simetri : 6

Elemen Simetri : hanya terdapat 1 sumbu putar enam.

Hexagonal Bipramid

Kelas : ke-16

Simetri : 6/m

Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 1 bidang simetri

Page 14: Sistem Kritstal

Tugas Kristal dan Mineral

Dihexagonal Piramid

Kelas : ke-18

Simetri : 6 m m

Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 6 bidang simetri

Dihexagonal Bipiramid

Kelas : ke-20

Simetri : 6/m 2/m 2/m

Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 6 sumbu putar dua, 7 bidang simetri

masing-masing berpotongan tegak lurus terhadap salah satu sumbu rotasi dan satu pusat

Trigonal Bipiramid

Kelas : ke-1

Simetri : 6bar (ekuivalen dengan 6/m)

Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 1 bidang simetri

Ditrigonal Bipiramid

Kelas : ke-17

Simetri : 6bar 2m

Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 3 sumbu putar dua, dan 4 bidang

simetri

Hexagonal Trapezohedral

Kelas : ke-19

Simetri : 6 2 2

Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 6 sumbu  putar dua

Beberapa contoh mineral dengan sistem kristal Hexagonal ini adalah quartz,

corundum, hematite, calcite, dolomite, apatite. (Mondadori, Arlondo. 1977)dan beril.

Page 15: Sistem Kritstal

Tugas Kristal dan Mineral

2.2.4. Sistem Trigonal

Jika kita membaca beberapa referensi luar, sistem ini mempunyai nama lain yaitu Rhombohedral, selain itu beberapa ahli memasukkan sistem ini kedalam sistem kristal Hexagonal. Demikian pula cara penggambarannya juga sama. Perbedaannya, bila pada sistem Trigonal setelah terbentuk bidang dasar, yang terbentuk segienam, kemudian dibentuk segitiga dengan menghubungkan dua titik sudut yang melewati satu titik sudutnya.

Pada kondisi sebenarnya, Trigonal memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a = b = d ≠ c , yang artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b dan sama dengan sumbu d, tapi tidak sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β = 90˚ ; γ = 120˚. Hal ini berarti, pada sistem ini, sudut α dan β saling tegak lurus dan membentuk sudut 120˚ terhadap sumbu γ.

Gambar 4 Sistem Trigonal

Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem kristal Trigonal memiliki perbandingan sumbu a : b : c = 1 : 3 : 6. Artinya, pada sumbu a ditarik garis dengan nilai 1, pada sumbu b ditarik garis dengan nilai 3, dan sumbu c ditarik garis dengan nilai 6 (nilai bukan patokan, hanya perbandingan). Dan sudut antar sumbunya a+^bˉ = 20˚ ; dˉ^b+= 40˚. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 20˚ terhadap sumbu bˉ dan sumbu dˉ membentuk sudut 40˚ terhadap sumbu b+.

Page 16: Sistem Kritstal

Tugas Kristal dan Mineral

Sistem ini dibagi menjadi 5 kelas:

Trigonal piramid

Trigonal Trapezohedral

Kelas : ke-12

Simetri : 3 2

Elemen Simetri : ada 1 sumbu putar tiga, 3 sumbu putar dua.

Ditrigonal Piramid

Kelas : ke-11

Simetri : 3m

Elemen Simetri : ada 1 sumbu putar tiga dan 3 bidang simetri

Ditrigonal Skalenohedral

Kelas : ke-13

Simetri : 3bar 2/m

Elemen Simetri : ada 1 bidang putar tiga, 3 bidang putar dua, 3 bidang simetri

Rombohedral

Beberapa contoh mineral dengan sistem kristal Trigonal ini adalah  tourmaline dan

cinabar (Mondadori, Arlondo. 1977)

Page 17: Sistem Kritstal

Tugas Kristal dan Mineral

Gbr.tourmaline and quartz

2.2.5. Sistem Orthorhombik

Sistem ini disebut juga sistem Rhombis dan mempunyai 3 sumbu simetri kristal yang saling tegak lurus satu dengan yang lainnya. Ketiga sumbu tersebut mempunyai panjang yang berbeda.

Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Orthorhombik memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a ≠ b ≠ c , yang artinya panjang sumbu-sumbunya tidak ada yang sama panjang atau berbeda satu sama lain. Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β = γ = 90˚. Hal ini berarti, pada sistem ini, ketiga sudutnya saling tegak lurus (90˚).

Gambar 5 Sistem Orthorhombik

Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem Orthorhombik memiliki perbandingan sumbu a : b : c = sembarang. Artinya tidak ada patokan yang akan menjadi ukuran panjang pada sumbu-sumbunya pada sistem ini. Dan sudut antar sumbunya a+^bˉ = 30˚. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 30˚ terhadap sumbu bˉ.

Sistem ini dibagi menjadi 3 kelas:

Bisfenoid

Kelas : ke-7

Simetri : 2 2 2

Page 18: Sistem Kritstal

Tugas Kristal dan Mineral

Elemen Simetri : ada 3 sumbu putar

Piramid

Kelas : ke-6

Simetri : 2 m

Elemen Simetri : ada 1 sumbu putar dua dan 2 bidang

Bipiramid

Kelas : ke-8

Simetri : 2/m 2/m 2/m

Elemen Simetri : ada 3 sumbu putar dua dengan sebuah bidang simetri yang berpotongan

tegak lurus dengan ketiga sumbu dan sebuah pusat.

ketiga sumbu dan sebuah pusat

Beberapa contoh mineral denga sistem kristal Orthorhombik ini adalah stibnite,

chrysoberyl, aragonite dan witherite (Pellant, chris. 1992) dan topas.

Page 19: Sistem Kritstal

Tugas Kristal dan Mineral

2.2.6. Sistem Monoklin

Monoklin artinya hanya mempunyai satu sumbu yang miring dari tiga sumbu yang dimilikinya. Sumbu a tegak lurus terhadap sumbu n; n tegak lurus terhadap sumbu c, tetapi sumbu c tidak tegak lurus terhadap sumbu a. Ketiga sumbu tersebut mempunyai panjang yang tidak sama, umumnya sumbu c yang paling panjang dan sumbu b paling pendek.

Pada kondisi sebenarnya, sistem Monoklin memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a ≠ b ≠ c , yang artinya panjang sumbu-sumbunya tidak ada yang sama panjang atau berbeda satu sama lain. Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β = 90˚ ≠ γ. Hal ini berarti, pada ancer ini, sudut α dan β saling tegak lurus (90˚), sedangkan γ tidak tegak lurus (miring).

Gambar 6 Sistem Monoklin

Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem kristal Monoklin memiliki perbandingan sumbu a : b : c = sembarang. Artinya tidak ada patokan yang akan menjadi ukuran panjang pada sumbu-sumbunya pada sistem ini. Dan sudut antar sumbunya a+^bˉ = 30˚. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 45˚ terhadap sumbu bˉ.

Sistem Monoklin dibagi menjadi 3 kelas:

Sfenoid

Kelas : ke-4

Simetri : 2

Elemen Simetri : 1 sumbu putar

Doma

Kelas : ke-3

Simetri : m

Elemen Simetri : 1 bidang simetri

Prisma

Kelas : ke-5

Page 20: Sistem Kritstal

Tugas Kristal dan Mineral

Simetri : 2/m

Elemen Simetri : 1 sumbu putar dua dengan sebuah bidang simetri yang berpotongan tegak

lurus

Beberapa contoh mineral dengan ancer kristal Monoklin ini adalah azurite, 

malachite, colemanite, gypsum, dan epidot (Pellant, chris. 1992) dan augit.

2.2.7. Sistem Triklin

Sistem ini mempunyai 3 sumbu simetri yang satu dengan yang lainnya tidak saling tegak lurus. Demikian juga panjang masing-masing sumbu tidak sama.

Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Triklin memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a ≠ b ≠ c , yang artinya panjang sumbu-sumbunya tidak ada yang sama panjang atau berbeda satu sama lain. Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β ≠ γ ≠ 90˚. Hal ini berarti, pada system ini, sudut α, β dan γ tidak saling tegak lurus satu dengan yang lainnya.

Gambar 7 Sistem Triklin

Page 21: Sistem Kritstal

Tugas Kristal dan Mineral

Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, Triklin memiliki perbandingan sumbu a : b : c = sembarang. Artinya tidak ada patokan yang akan menjadi ukuran panjang pada sumbu-sumbunya pada sistem ini. Dan sudut antar sumbunya a+^bˉ = 45˚ ; bˉ^c+= 80˚. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 45˚ terhadap sumbu bˉ dan bˉ membentuk sudut 80˚ terhadap c+.

Sistem ini dibagi menjadi 2 kelas:

Pedial

Kelas : ke-1

Simetri : 1

Elemen Simetri : hanya sebuah pusat

Pinakoidal

Kelas : ke-2

Simetri : 1bar

Elemen Simetri : hanya sebuah pusat

Beberapa contoh mineral dengan ancer kristal Triklin ini adalah albite, anorthite, labradorite, kaolinite, microcline dan anortoclase (Pellant, chris. 1992)

Gbr. Felspar albit

Page 22: Sistem Kritstal

Tugas Kristal dan Mineral

BAB III

PENUTUPDemikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan

dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena

terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya

dengan judul makalah ini.

Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan kritik dan saran

yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan

makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis

pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.

Page 23: Sistem Kritstal

Tugas Kristal dan Mineral

DAFTAR PUSTAKA http://kucinggeje.blogspot.com/2008/10/kristalografi-dasar.html

www.geology.com

http://www.rocksinmyheadtoo.com/Systems.htm

www.geology.about.com

http://geologitfugm.blogspot.com/2012/11/v-behaviorurldefaultvmlo.html

http://ceweperminyakantoraja.blogspot.com/2013/01/7-sistem-kristal-pada-mineral.html

http://aiyizyuz.blogspot.com/2013/04/sistem-kristal-dan-kisi-bravais.html

Mondadori, Arlondo. 1977. Simons & Schuster’s Guide to Rocks and

Minerals. Milan : Simons & Schuster’s Inc.

Pellant, Chris. 1992. Rocks and Minerals. London: Dorling Kindersley

Wijayanto, Andika. 2009. Kristalografi.

anakgeotoba.blogspot.com/