sistem imunitas tubuh

32
SISTEM IMUNITAS TUBUH SISTEM IMUNITAS TUBUH O O L L E E H H dr. Husna, Sp. PK dr. Husna, Sp. PK

Upload: alwi-qatsir-alya

Post on 28-Dec-2015

67 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Sistem Imunitas Tubuh

TRANSCRIPT

SISTEM IMUNITAS TUBUHSISTEM IMUNITAS TUBUH

OOLLEEHH

dr. Husna, Sp. PKdr. Husna, Sp. PK

Lingkungan di sekitar manusia mengandung berbagai jenis unsur patogen, misalnya bakteri, virus, fungus, protozoa dan parasit yang dapat menyebabkan infeksi pada manusia. Infeksi yang terjadi pada orang normal umumnya singkat dan

jarang meninggalkan kerusakan permanen.

Hal ini disebabkan tubuh manusia memiliki suatu sistem yaitu yang disebut sistem imun yang melindungi tubuh terhadap unsur-unsur patogen tersebut.

Respons imun seseorang terhadap unsur-unsur patogen sangat tergantung pada kemampuan sistem imun untuk mengenal melekul-melekul asing atau antigen yang terdapat pada permukaan unsur patogen dan kemampuan untuk melakukan reaksi yang tepat untuk menyingkirkan antigen.

Kemampuan ini dimiliki oleh komponen-komponen sistem imun yang terdapat dalam jaringan limforetikuler yang letaknya tersebar diseluh tubuh.

Misalnya didalam sum-sum tulang, kelenjar limfe, limpa, thymus, sistem saluran nafas, saluran cerna dan organ-organ lain. Sel-sel yang terdapat dalam jaringan ini berasal dari sel induk (stem cell) dalam sum-sum tulang yang berdiferensiasi menjadi berbagai jenis sel, kemudian beredar dalam tubuh melalui darah, limfe, serta jaringan limfoid, dan dapat menunjukkan respons terhadap suatu rangsangan sesuai dengan sifat dan fungsi masing-masing.

Rangsangan terhadap sel-sel tersebut terjadi apabila ke dalam tubuh masuk suatu zat yang oleh sel atau jaringan tadi dianggap asing, yaitu yang disebut antigen. Sistem imun dapat membedakan zat asing (non-self) dari zat yang berasal dari tubuh sendiri (self).

Pada beberapa keadaan patologik, sistem ini tidak dapat membedakan self dari non-self sehingga sel-sel dalam sistem imun membentuk zat anti terhadap jaringan tubuhnya sendiri yang disebut autoantibodi.

Bila sistem imun terpapar pada zat yang dianggap asing, maka ada dua jenis respons imun yang mungkin terjadi, yaitu:

1). Respons imun nonspesifik dan 2). respons imun spesifik.

Respons imun nonspesifik umumnya merupakan imunitas bawaan (innate immunity) dalam arti bahwa respons terhadap zat asing dapat terjadi walaupun tubuh sebelumnya tidak pernah terpapar pada zat tersebut, sedangkan respons imun spesifik merupakan respons didapat (acquired) yang timbul terhadap antigen tertentu, terhadap mana tubuh pernah terpapar sebelumnya.

Perbedaan utama antara kedua jenis respons imun itu adalah hal spesifisitas dan pembentukan memory terhadap antigen tertentu pada respons imun spesifik yang tidak terdapat pada respon

Imun non –spesifik. Namun telah dibuktikan pula bahwa kedua jenis respons diatas

saling meningkatkan efektivitas dan bahwa respons imun yang terjadi sebenarnya merupakan interaksi antara satu komponen dengan komponen lain yang terdapat didalam sistem imun.

Interaksi tersebut berlangsung bersama-sama demikian rupa sehingga menghasilkan suatu aktivitas biologik yang seirama dan serasi seperti sebuah konser. Walaupun berbagai mekanisme yang terjadi tidak dapat dipisahkan satu dari yang lain, untuk memudahkan pembicaraan, respons non-spesifik dan respon spesifik akan dibahas secara terpisah.

1. RESPONS IMUN NON SPESIFIK

Salah satu upaya untuk mempertahankan diri terhadap masuknya antigen, misalnya antigen bakteri, adalah menghancurkan bakteri bersangkutan secara nonspesifik dengan proses fagositosis. Dalam hal ini leukosit yang termasuk fagosit memegang peran yang amat penting, khususnya makrofag demikian pula neutrofil dan monosit.

Supaya dapat terjadi fagositosis, sel-sel fagosit tersebut harus berada

dalam jarak dekat dengan partikel bakteri, atau lebih tepat lagi bahwa partikel tersebut harus melekat pada permukaan fagosit. Untuk mencapai hal ini maka fagosit harus bergerak menuju sasaran.

Hal ini dimungkinkan berkat dilepasnya zat atau mediator tertentu yang disebut faktor leukotaktik atau kemotaktik yang berasal dari dari bakteri maupun yang dilepaskan oleh neutrofil atau makrofag yang sebelumnya telah berada dilokasi bakteri, atau yang dilepaskan oleh komplemen.

Selain faktor kemotatik yang menarik fagosit menuju antigen sasaran, untuk proses

fagositosis selanjutnya bakteri perlu mengalami opsonisasi terlebih dahulu. Ini berarti bahwa bakteri terlebih dahulu dilapisi oleh imunoglobulin atau komplemen (C3b), agar supaya lebih mudah ditangkap oleh fagosit.

Selanjutnya partikel bakteri masuk ke dalam sel dengan cara endositosis dan oleh proses pembentukan fagosom ia terperangkap

dalam kantung fagosom seolah-olah ditelan untuk kemudian dihancurkan, baik dengan proses oksidasi-reduksi maupun oleh derajat keasaman yang ada dalam fagosit atau penghancuran oleh lisozim dan gangguan metabolisme bakteri.

2. RESPONS IMUN SPESIFIK

Sel-sel leukosit lain yang memegang peran penting dalam respons imun adalah limfosit merupakan inti dalam proses respons imun spesifik karena sel-sel ini dapat mengenal setiap jenis antigen, baik antigen yang terdapat intra selular maupun extra selular misalnya dalam cairan tubuh atau dalam darah.

Antigen dapat berupa melekul yang berada pada permukaan unsur patogen atau dapat juga merupakan toksin yang diproduksi oleh patogen bersangkutan.

Sebenarnya ada beberapa subpopulasi limfosit tetapi secara garis besar limfosit digolongkan dalam 2 populasi yaitu limfosit T yang berfungsi dalam respons imun selular dan limfosit B yang berfungsi dalam respons imun humoral.

a. Respons Imun SelularBanyak mikroorganisme yang hidup dan berkembang biak intra selular, antara lain dalam makrofag sehingga sulit dijangkau oleh antibodi. Untuk melawan mikro organisme intraselular itu diperlukan respons imun selular yang merupakan fungsi limfosit T.

Sub populasi sel T yang disebut sel T penolong (T-helper) akan mengenali mikro organisme atau antigen bersangkutan melalui MHC (major histocompatibility complex) kelas II yang terdapat pada permukaan sel makrofag.

Sinyal ini menginduksi limfosit untuk Sinyal ini menginduksi limfosit untuk memproduksi berbagai jenis limfokin, memproduksi berbagai jenis limfokin, termasuk diantaranya interferon, yang termasuk diantaranya interferon, yang dapat membantu makrofag menghancurkan dapat membantu makrofag menghancurkan mikroorganisme tersebut Subpopulasi mikroorganisme tersebut Subpopulasi limfosit T lain yang disebut sel T-sitotoksik limfosit T lain yang disebut sel T-sitotoksik

juga berfungsi menghancurkan mikro juga berfungsi menghancurkan mikro organisme intrasel yang disajikan melalui organisme intrasel yang disajikan melalui MHC kelas I secara langsung melalui MHC kelas I secara langsung melalui ciuman maut, sel T-sitotoksik (T-cytotoxic) ciuman maut, sel T-sitotoksik (T-cytotoxic) juga menghasilkan gamma-interferon yang juga menghasilkan gamma-interferon yang mencegah penyebaran mikroorganisme mencegah penyebaran mikroorganisme kedalam sel lainkedalam sel lain

b. Respon Imun HumoralRespons ini diawali dengan deferensiasi limfosit B menjadi satu populasi (klon) sel plasma yang memproduksi dan melepaskan antibodi spesifik ke dalam darah. Juga pada respons humoral berlaku respons primer yang membentuk klon sel B memory. Setiap klon limfosit diprogramkan untuk memproduksi satu jenis antibodi spesifik terhadap antigen tertentu ( clonal selection).

Antibodi ini berikatan dengan Antibodi ini berikatan dengan antigen antigen membentuk kompleks antigen-membentuk kompleks antigen-antibodi antibodi yang dapat mengaktivasi yang dapat mengaktivasi komplemen komplemen dan mengakibatkan dan mengakibatkan hancurnya antigen hancurnya antigen tersebut. tersebut.

Supaya limfosit B berdiferensiasi dan Supaya limfosit B berdiferensiasi dan membentuk antibodi diperlukan membentuk antibodi diperlukan bantuan limfosit T- penolong yang atas bantuan limfosit T- penolong yang atas sinyal-sinyal tertentu baik melalui MHC sinyal-sinyal tertentu baik melalui MHC maupun sinyal yang dilepaskan oleh maupun sinyal yang dilepaskan oleh makrofag, merangsang produksi makrofag, merangsang produksi antibodi.antibodi.

Selain oleh sel T-penolong, produksi Selain oleh sel T-penolong, produksi antibodi juga diatur oleh sel T-penekan, antibodi juga diatur oleh sel T-penekan, sehingga produksi antibodi seimbang dan sehingga produksi antibodi seimbang dan sesuai dengan yang dibutuhkan.sesuai dengan yang dibutuhkan.

c.c. Interaksi antara respons imun selular Interaksi antara respons imun selular dengan humoraldengan humoralInteraksi ini disebut antibody dependent Interaksi ini disebut antibody dependent cell mediated cytotixicity (ADCC) cell mediated cytotixicity (ADCC) karena sitolisis baru terjadi bila dibantu karena sitolisis baru terjadi bila dibantu oleh antibodi. oleh antibodi.

Dalam hal ini antibodi berfungsi melapisi Dalam hal ini antibodi berfungsi melapisi antigen sasaran, sehingga sel NK (natural antigen sasaran, sehingga sel NK (natural killer) yang mempunyai reseptor terhadap killer) yang mempunyai reseptor terhadap fragmen Fc antibodi tersebut dapat melekat fragmen Fc antibodi tersebut dapat melekat erat pada sel atau antigen sasaran. erat pada sel atau antigen sasaran. Pelekatan sel NK pada kompleks anti gen-Pelekatan sel NK pada kompleks anti gen-antibodi mengakibatkan sel NK dapat antibodi mengakibatkan sel NK dapat menghancurkan sel sasaranmenghancurkan sel sasaran

Terima KasihTerima Kasih