sintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat ... · pdf filesintesis etanol...

100
SINTESIS ETANOL MELALUI REAKSI HIDROGENASI HEKSIL ASETAT DENGAN MENGGUNAKAN BERBAGAI KATALIS MUSTAOFIDATUL JAMALIAH PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 M / 1432 H

Upload: lynga

Post on 06-Feb-2018

259 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

SINTESIS ETANOL MELALUI REAKSI HIDROGENASI

HEKSIL ASETAT DENGAN MENGGUNAKAN BERBAGAI

KATALIS

MUSTAOFIDATUL JAMALIAH

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011 M / 1432 H

Page 2: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

SINTESIS ETANOL MELALUI REAKSI HIDROGENASI

HEKSIL ASETAT DENGAN MENGGUNAKAN BERBAGAI

KATALIS

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Program Studi Kimia

Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh :

MUSTAOFIDATUL JAMALIAH

106096003230

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011 M/ 1432 H

Page 3: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

SINTESIS ETANOL MELALUI REAKSI HIDROGENASI HEKSIL ASETAT DENGAN MENGGUNAKAN BERBAGAI

KATALIS

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Program Studi Kimia

Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh : MUSTAOFIDATUL JAMALIAH

106096003230

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II Dr. Achmad Hanafi Setiawan Isalmi Aziz, MT. NIP. 19520523 198003 1 004 NIP. 19751110 200604 2 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Kimia

Drs. Dede Sukandar, M.Si NIP. 19650104 199103 1 004

Page 4: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

PENGESAHAN UJIAN

Skripsi berjudul “Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat dengan Menggunakan Berbagai Katalis” yang ditulis oleh Mustaofidatul Jamaliah, NIM 106096003230 telah diuji dan dinyatakan “Lulus” dalam sidang Munaqosyah Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 10 Juni 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) Program Studi Kimia.

Menyetujui,

Penguji I Penguji II

Drs. Dede Sukandar, M.Si Hilyatuz Zahro, MP. Kim. NIP. 19650104 199103 1 004

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Achmad Hanafi Setiawan Isalmi Aziz, M.T. NIP.19520523 198003 1 004 NIP.19751110 200604 2 001

Mengetahui,

Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Ketua Program Studi Kimia

DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis Drs. Dede Sukandar, M.Si NIP. 19680117 200112 1 001 NIP. 19650104 199103 1 004

Page 5: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-Nya,

sehingga laporan tugas akhir ini dapat terselesaikan. Tugas akhir ini merupakan

tahapan akhir dan tugas utama dari serangkaian kuliah yang harus diselesaikan

dalam menempuh pendidikan strata satu pada Program Studi Kimia, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Dalam tugas akhir ini, penulis menyajikan Sintesis Etanol Melalui Reaksi

Hidrogenasi Heksil Asetat dengan Menggunakan Berbagai Katalis yang didukung

dengan sumber referensi.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan

tugas akhir ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat konstruktif.

Pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih yang

sebesar-besarnya atas bimbingan dan saran serta dukungannya kepada:

1. Bapak Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis selaku Dekan Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Drs. Dede Sukandar M.Si selaku ketua program studi Kimia UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dr. Achmad Hanafi Setiawan selaku pembimbing I yang telah banyak

meluangkan waktunya, memberi saran, bimbingan dan motivasi dalam

menjalankan kegiatan penelitian dan penulisan skripsi ini.

Page 6: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

4. Ibu Isalmi Aziz M.T. selaku pembimbing II atas saran, bimbingan dan

motivasi dalam menjalankan kegiatan penelitian dan penulisan skripsi ini.

5. Ibu Nurhasni, M.Si selaku pembimbing akademik yang telah banyak

memberikan arahan dalam menyelesaikan kuliah ini dengan baik.

6. Bapak Yan Irawan, Ibu Savitri, Bapak Ghozali dan Ibu Ijah, atas bimbingan

dan bantuannya selama penelitian

7. Orang Tuaku tercinta, Ibunda Mulhimah kakakku Fajriatul Munawaroh, serta

adik-adikku tersayang (Ayu, Upe, Mila, Egie, Nadin dan Sallu) terimakasih

atas pengertian, dukungan dan do’a yang senantiasa mengiringi langkah

penulis.

8. Dini Novalia Pratiwi atas semua bantuan, masukan, dan pengertiannya selama

masa kuliah, penelitian serta penulisan skripsi, Achmad Fauzan atas do’a,

support dan pengertiannya dan teman-teman seperjuangan yang juga telah

memberikan semangat dan sarannya sehingga tugas akhir ini dapat

terselesaikan.

Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih. Semoga tugas akhir ini dapat

bermanfaat bagi pembaca serta semoga Allah swt selalu melimpahkan taufik dan

hidayah-Nya kepada kita semua. Amiin.

Jakarta, Juni 2011

Mustaofidatul Jamaliah

Page 7: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

DAFTAR ISI

Halaman Judul ..................................................................................... Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................... vii

DAFTAR ISI ............................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xii

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xv

ABSTRAK .................................................................................................. xvii

ABSTRACT ................................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 1

1.2. Perumusan Masalah .............................................................................. 3

1.3. Hipotesis ............................................................................................... 3

1.4. Tujuan Penelitian ................................................................................. 3

1.5. Manfaat Penelitian ............................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 5

2.1. Heksil Asetat ........................................................................................ 5

2.2. Hidrogenasi .......................................................................................... 5

2.2.1. Jenis Hidrogenasi ....................................................................... 6

2.2.2. Proses Hidrogenasi ..................................................................... 7

2.2.3. Variabel-variabel yang Mempengaruhi Proses Hidrogenasi ........ 7

2.3. Etanol ................................................................................................... 9

2.4. 1-Heksanol ............................................................................................ 10

2.5. Identifikasi Alkohol ............................................................................... 11

Page 8: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

2.5.1. Oksidasi dengan Kalium Dikromat (K2Cr2O7) ............................ 11

2.5.2. FTIR (Fourier Transform Infra Red) ........................................... 11

2.5.3. GC-MS (Gas Chromatography – Mass Spestrofotometri) ............ 14

2.6. Katalis .................................................................................................. 18

2.6.1. Klasifikasi Katalis ...................................................................... 20

2.6.2. Katalis ZSM-5 ............................................................................ 22

2.6.3. Nikel .......................................................................................... 24

2.6.4. Katalis CuO/ZnO ........................................................................ 25

2.7. Distilasi (Penyulingan) ......................................................................... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 28

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian .............................................................. 28

3.2. Alat dan Bahan ..................................................................................... 28

3.3. Cara Kerja ............................................................................................ 29

3.3.1. Proses Hidrogenasi Heksil Asetat ............................................... 29

3.3.2. Proses Pemisahan Campuran dengan Metode Distilasi ................. 29

3.3.3. Analisa Kualitatif ........................................................................ 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 32

4.1. Hidrogenasi Heksil Asetat .................................................................... 32

4.2. Analisa Kualitatif ................................................................................. 33

4.2.1. Identifikasi Alkohol Oksidasi dengan Kalium Dikromat (K2Cr2O7).. 33

4.2.2. Analisa Kualitatif dengan FTIR ................................................... 35

4.2.3. Analisa dengan GC-MS ............................................................... 39

4.3. Pembuatan Kurva Kalibrasi ................................................................... 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 50

Page 9: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 51

LAMPIRAN .............................................................................................. 54

Page 10: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

DAFTAR GAMBAR

........................................................................................................ Halaman

Gambar 1. Struktur dan Bentuk Molekul Heksil Asetat ............................ 5

Gambar 2. Struktur dan Bentuk Molekul Etanol ........................................ 9

Gambar 3. Struktur dan Bentuk Molekul 1-heksanol ................................. 10

Gambar 4. Spektrum Elektromagnetik ....................................................... 12

Gambar 5. Ragam Vibrasi ......................................................................... 14

Gambar 6. Skema Instrumentasi GC-MS ...................................................... 18

Gambar 7. Diagram Energi Bolzman untuk Laju Reaksi ............................ 20

Gambar 8. Sistem Kanal ZSM-5 ............................................................... 23

Gambar 9. Pencegahan Migrasi Kristal-kristal Cu oleh ZnO ................... 26

Gambar 10. Proses Distilasi ............................................................................ 27 Gambar 11. Viskometer .................................................................................. 30 Gambar 12. Spektrum FTIR Heksil asetat ...................................................... 36 Gambar 13. Spektrum FTIR Hasil Hidrogenasi Heksil Asetat dengan katalis

CuO/ZnO 1% ……………………………………………………. .. 36 Gambar 14. Spektrum Hasil Hidrogenasi Heksil Asetat dengan Katalis Ni 1% . 37 Gambar 15. Spektrum Hasil Hidrogenasi Heksil Asetat dengan Katalis ZSM-5

1% ……………………………………………………………… 37 Gambar 16 Kromatogram Hasil Hidrogenasi Heksil Asetat dengan Katalis

CuO/ZnO 1 %................................................................................. 40 Gambar 17. Kromatogram Hasil Hidrogenasi Heksil Asetat dengan Katalis

Nikel 1% ........................................................................................ 42 Gambar 18. Kromatogram Hasil Hidrogenasi Heksil Asetat dengan Katalis

ZSM -5 1% ................................................................................... 43

Page 11: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

Gambar 19. Kurva Kalibrasi Viskositas dan Densitas Campuran Etanol dengan Heksanol ...................................................................................... 46

Gambar 20. Kurva Laju Distilasi Campuran Etanol dan Heksanol ............ 48

Page 12: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

DAFTAR TABEL

........................................................................................................ Halaman

Tabel 1. Karakteristik Beberapa Jenis Katalis ............................................. 22

Tabel 2. Karakteristik ZSM-5 ..................................................................... 23

Tabel 3. Viskositas dan Densitas Reaktan dan Produk ……………………. 33 Tabel 4. Interpretasi Spektrum Heksil Asetat Hasil Hidrogenasi Heksil Asetat

dengan Katalis CuO/ZnO 1% dengan Katalis Nikel 1% dengan katalis ZSM-5 1% ............................................................................ 38

Tabel 5.Interpretasi Hasil Hidrogenasi Heksil Asetat dengan Katalis

CuO/ZnO 1% ................................................................................... 41 Tabel 6. Interpretasi Hasil Hidrogenasi Heksil Asetat dengan Katalis Nikel

1% ...................................................................................................... 42 Tabel 7. Interpretasi Hasil Hidrogenasi Heksil Asetat dengan Katalis ZSM-5

1% ....................................................................................................... 43 Tabel 8. Suhu Campuran pada Proses Distilasi ............................................. 49

Page 13: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Judul ..................................................................................... Halaman

Lampiran 1. Proses Produksi Etanol .......................................................... 54 Lampiran 2. Reaktor Hidrogenasi (vinci-Tecnologies-ruel92) ................... 55 Lampiran 3. Katalis yang Digunakan dan Hasil Uji K2Cr2O7 ..................... 56 Lampiran 4. Skema Kerja Hidrogenasi Heksil Asetat ................................ 57 Lampiran 5. Skema Kerja Penentuan Kurva Kalibrasi Distilasi ................ 58 Lampiran 6. Kondisi Operasi GC-MS ...................................................... 59 Lampiran 7. Hasil Analisa FTIR Terhadap Senyawa Heksil Asetat pada

Frekuensi 4000-500 cm-1 ...................................................... 60 Lampiran 8. Hasil Analisa FTIR Terhadap Hasil Hidrogenasi Heksil

Asetat dengan Katalis CuO/ZnO 1% pada Frekuensi 4000-500 cm-1 ………………………………………………………........ 61

Lampiran 9. Hasil Analisa FTIR Terhadap Hasil Hidrogenasi Heksil

Asetat dengan Katalis Nikel 1% pada Frekuensi 4000-500 cm-1 ............................................................................................ 62

Lampiran 10. Hasil Analisa FTIR Terhadap Hasil Hidrogenasi Heksil

Asetat dengan Katalis ZSM-5 1% pada Frekuensi 4000-500 cm-1 ............................................................................................. 63

Lampiran 11. Hasil Analisa GC Hasil Hidrogenasi Heksil Asetat dengan

Katalis CuO/ZnO 1 …………………………………………… 64 Lampiran 12. Hasil Analisa MS Hasil Hidrogenasi Heksil Asetat dengan

Katalis CuO/ZnO 1% …………………………………………. 65 Lampiran 13. Hasil Analisa GC Hasil Hidrogenasi Heksil Asetat dengan

Katalis Nikel 1% ............................................................. 69

Page 14: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

Lampiran 14. Hasil Analisa MS Hasil Hidrogenasi Heksil Asetat dengan Katalis Nikel 1% ...................................................................... 70

Lampiran 15. Hasil Analisa GC Hasil Hidrogenasi Heksil Asetat dengan

Katalis ZSM-5 1% ................................................................. 75 Lampiran 16. Hasil Analisa MS Hasil Hidrogenasi Heksil Asetat dengan

Katalis ZSM-5 1% ..................................................................... 76 Lampiran 17. Tabel Viskositas dan Densitas Etanol, Heksanol dan

Perbandingan Keduanya dalam Pembuatan Kurva Kalibrasi …. 82 Lampiran 18. Densitas dan Viskositas Sampling Saat Pemisahan ................ 83 Lampiran 19. Data dan Grafik Penentuan Laju Alir Distilasi ....................... 84

Page 15: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

Mustaofidatul Jamaliah. Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat dengan Menggunakan Berbagai Katalis, dibawah bimbingan Dr. Achmad Hanafi Setiawan dan Isalmi Aziz, M.T.

ABSTRAK Dilakukan penelitian terhadap sintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi

heksil asetat dan pemisahan campuran etanol-heksanol dengan distilasi. Proses hidrogenasi berlangsung pada kondisi 160 oC selama 8 jam. Pada penelitian ini, katalis yang digunakan dalam reaksi hidrogenasi adalah CuO/ZnO, nikel, dan ZSM-5 dengan konsentrasi 1%. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan alkohol (etanol dan heksanol), mengetahui katalis yang lebih baik dalam reaksi hidrogenasi heksil asetat dan mendapatkan kurva kalibrasi distilasi produk. Hasil analisa FTIR menunjukkan telah terbentuknya alkohol yang ditandai dengan adanya vibrasi gugus C-O (ν = 1238,30 -1240,23 cm-1) dan O-H (ν = 3462,22 – 3643,35 cm-1). Hasil analisa GC-MS menunjukkan terbentuknya heksanol dengan similaritas 92% pada hasil hidrogenasi dengan katalis ZSM-5 1%. Kata Kunci : Hidrogenasi, Katalis, Heksil asetat, Heksanol, Etanol.

Page 16: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

Mustaofidatul Jamaliah. Synthesis of Ethanol by Hydrogenation of Hexyl Acetate Using Various Catalysts, supervised by Dr. Achmad Hanafi Setiawan and Isalmi Aziz, M.T.

ABSTRACT

The research has conducted on the synthesis of ethanol by hydrogenation of hexyl acetate and separation mixture of ethanol-hexanol by distillation. Hydrogenation process took place in condition of 160 ° C for 8 hours. In this study, the catalysts used in the hydrogenation reaction were CuO/ZnO, nickel, and ZSM-5 with a concentration of 1%. The purpose of this research is to get alcohols (ethanol and hexanol), find a better catalyst in the hydrogenation reaction of hexyl acetate and obtain the calibration curve distillation products. FTIR analysis results showed the formation of alcohol with signed of vibration of C-O groups (ν = 1238,30 -1240,23 cm-1) and O-H groups (ν = 3462,22 – 3643,35 cm-1). Result GC-MS analysis of hydrogenation showed the formation of hexanol with similarity 92% on the result of hydrogenation with the catalyst of ZSM-5 1%. Key words : Hydrogenation, Catalyst, Hexyl Acetate, Hexanol, Ethanol.

Page 17: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kebutuhan energi di dunia semakin meningkat, hingga saat ini sebagian

besar menggunakan minyak bumi dan bahan bakar fosil lainnya yang merupakan

sumber energi yang tidak dapat diperbaharui. Pencarian energi alternatif

khususnya dari sumber daya alam yang dapat diperbaharui merupakan hal yang

perlu dilakukan (Fatimah, 2007). Etanol merupakan salah satu energi alternatif

yang mungkin untuk dimanfaatkan.

Metode yang digunakan untuk memproduksi etanol telah banyak

digunakan. Namun yang dikerjakan dalam skala besar hanya dua metode. Metode

pertama adalah reaksi etilen (C2H4) dengan air pada tekanan 7 Mpa dan suhu 250

– 300˚C dengan katalis asam posfat (H3PO4). Proses ini sangat efisien dan

menghasilkan etanol berkualitas tinggi. Namun etilen merupakan salah satu

produk gas alam cair yang mulai langka keberadaannya (Kiff et al., 1983).

Metode lainnya adalah melalui fermentasi karbohidrat. Pada umumnya

etanol diproduksi dengan cara fermentasi dengan bantuan mikroorganisme oleh

karenanya sering disebut sebagai bioetanol (Samsuri, 2007). Namun pembuatan

etanol melalui fermentasi ini memerlukan banyak energi dalam tahap

pemisahannya (Kiff et al, 1983).

Berdasarkan jurnal United State Patent no 4,421,939 oleh Kiff et al (1983)

“Production of Ethanol from Acetic acid”, etanol dapat dibuat dari asam asetat

yang direaksikan dengan olefin yang memiliki minimal empat atom karbon. Asam

Page 18: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

asetat direaksikan dengan olefin melalui proses esterifikasi kemudian

dihidrogenasi, dan pada tahap akhir produk etanol dipisahkan secara distilasi dari

produk samping. Adapun olefin yang digunakan dapat diperoleh kembali.

Penelitian ini dilakukan untuk menemukan katalis yang sesuai dalam

pembuatan etanol dengan biaya produksi rendah dengan bahan baku yang dapat

diperoleh dengan mudah, yaitu dengan melalui reaksi hidrogenasi ester (heksil

asetat) yang merupakan hasil esterifikasi dari asam asetat dengan suatu olefin

(Kiff, et al, 1983).

Pada penelitian ini hidrogenasi heksil asetat dilakukan dengan

menggunakan katalis tembaga (CuO/ZnO), katalis nikel dan katalis ZSM-5.

Penelitian ini merupakan salah satu tahap membuat etanol dengan mereduksi ester

yang dibentuk dari asam asetat (heksil asetat) melalui reaksi hidrogenasi ester

tersebut, yang merupakan salah satu penelitian yang sedang dilakukan oleh pusat

penelitian kimia LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), Serpong.

Katalis CuO/ZnO sebagai katalis logam oksida dipilih berdasarkan

penelitian yang dilakukan oleh Kiff et al (1983) bahwa ester dapat dihidrogenasi

menjadi alkohol dengan menggunakan katalis tersebut. Katalis nikel digunakan

sebagai salah satu katalis logam yang umum digunakan dalam proses hidrogenasi

ester (Zhang, 2010), dan katalis zeolit (ZSM-5) merupakan salah satu zeolit

sintesis yang pada saat ini banyak digunakan di industri. ZSM-5 memiliki

aktivitas dan selektivitas yang tinggi pada beberapa reaksi hidrokarbon dan tidak

mudah terdeaktivasi (Zahrina, 2008). Pemilihan katalis-katalis ini berdasarkan

kereaktifan katalis serta pertimbangan ekonomis.

Page 19: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

1.2. Perumusan Masalah

Yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah heksil asetat dapat dihidrogenasi menghasilkan etanol dan 1-

heksanol?

2. Katalis manakah diantara CuO/ZnO, nikel dan zeolit (ZSM-5) yang lebih baik

dalam reaksi hidrogenasi heksil asetat menjadi etanol dan 1-heksanol?

3. Bagaimana standar kalibrasi yang sesuai untuk proses distilasi campuran

etanol-heksanol?

1.3. Hipotesis

Yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. Heksil asetat dapat dihidrogenasi menghasilkan etanol dan 1-heksanol.

2. Katalis yang lebih baik dalam reaksi hidrogenasi heksil asetat menghasilkan

alkohol dalam konsentrasi adalah katalis nikel dan ZSM-5

3. Standar kalibrasi campuran etanol-heksanol menggambarkan perbandingan

komposisi produk yang dihasilkan dari reaksi hidrogenasi.

1.4. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan berbagai tujuan, antara lain :

1. Mendapatkan alkohol (etanol dan heksanol) dari reaksi hidrogenasi heksil

asetat dengan menggunakan berbagai katalis.

2. Mengetahui katalis yang lebih baik dalam reaksi hidrogenasi heksil asetat

hingga dihasilkan etanol diantara katalis CuO/ZnO, nikel dan ZSM-5.

3. Mengetahui bagaimana kurva kalibrasi campuran etanol-heksanol.

Page 20: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

1.5. Manfaat Penelitian

Dilakukannya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan

masukkan mengenai proses hidrogenasi heksil asetat sebagai salah satu proses

pengembangan produksi etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat serta

pemisahan etanol dan 1-heksanol hasil hidrogenasi dengan metode distilasi.

Page 21: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Heksil Asetat

Heksil asetat merupakan suatu ester yang secara fisik tidak berwarna,

berwujud cair pada suhu kamar, mendidih pada 169°C. Senyawa ini larut dalam

alkohol dan eter, larut dalam air, digunakan sebagai pelarut untuk damar dan ester

selulosa (Aldrich, 2011).

Heksil asetat dikenal juga dengan beberapa nama, antara lain acetoxy-

hexane, 2-hexanol acetate, acetic acid n-hexyl esteracetate c-6, hexyl ethanoate,

hexanyl acetate, fema 2565, caproyl acetate dan capryl acetate.

Gambar 1. Struktur dan Bentuk Molekul Heksil Asetat

Rumus molekul senyawa ini yaitu C8H16O2 memiliki berat molekul 144.21

g/mol dan densitas sebesar 0.867g/ml (Aldrich, 2011).

2.2. Hidrogenasi

Hidrogenasi merupakan reaksi antara hidrogen dengan senyawa organik.

Reaksi ini terjadi dengan penambahan hidrogen secara langsung pada ikatan

rangkap dari molekul tidak jenuh sehingga dihasilkan senyawa jenuh (Welasih,

2007). Hidrogenasi juga dapat diartikan sebagai reaksi adisi, yaitu hidrogen

mengadisi senyawa tak jenuh (Daintith, 1994).

Persamaan reaksi hidrogenasi ester :

RCOOC2H5 + 2H2 RCH2OH + C2H5OH

Page 22: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

Hidrogenasi merupakan reaksi kimia yang dihasilkan dari penambahan

hidrogen ke molekul, contohnya adalah reaksi antara hidrogen dan etilen untuk

menghasilkan etana. Hidrogenasi biasanya digunakan untuk menjenuhkan atau

mereduksi senyawa organik, dengan penambahan hidrogen pada ikatan rangkap

dua (alkena) atau tiga (alkuna) dalam hidrokarbon (Robinson, 2010). Sebagian

besar metode hidrogenasi menggunakan hidrogenasi katalitik karena hidrogenasi

non katalitik berlangsung lambat (Adkins, 1931).

2.2.1. Jenis Hidrogenasi

Proses hidrogenasi terbagi menjadi dua jenis, yaitu hidrogenasi non-

katalitik dan hidrogenasi katalitik. Proses hidrogenasi yang umumnya digunakan

adalah hidrogenasi katalitik. Hal ini dikarenakan hidrogenasi non-katalitik hanya

dapat berlangsung dalam kondisi temperatur yang sangat tinggi dan proses

berlangsung lambat, sedangkan hidrogenasi katalitik dapat berlangsung dalam

kondisi temperatur yang tidak terlalu tinggi dan proses berlangsung cepat dengan

adanya katalis.

Molekul hidrogen tidak bereaksi dengan baik dengan molekul organik,

sehingga katalis selalu diperlukan. Katalis merupakan suatu substansi yang

mengatur reaksi kimia, tetapi tidak dihasilkan sebagai bagian dari produk akhir.

Katalis bekerja dengan menurunkan energi aktivasi (energi minimum yang

dibutuhkan atom untuk melangsungkan reaksi) agar terjadi tumbukan antar

molekul untuk mencapai keadaan transisi. Oleh karena itu, katalis dapat ikut

bereaksi agar proses suatu reaksi kimia dapat berlangsung lebih cepat (Robinson,

2010).

Page 23: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

2.2.2. Proses Hidrogenasi

Hidrogenasi dicapai pada berbagai suhu dan kondisi tekanan yang

didasarkan pada sifat substrat dan katalis yang digunakan. Secara umum, reaksi

hidrogenasi dalam hidrogenasi nonkatalitik dilakukan pada suhu yang sangat

tinggi untuk mencapai energi aktivasi sehingga reaksi dapat berlangsung.

Metode hidrogenasi memiliki tiga bagian:

1. Substrat

Substrat yang digunakan dalam hidrogenasi meliputi aldehida dan keton,

alkadiena, alkena, alkenyl benzenes, alkil azida, alkuna, benzena, karbohidrat,

karbon monoksida, ester, amina, nitril, nitroarenes dan minyak sayur.

2. Katalisator

Tingkat hidrogenasi meningkat secara signifikan di hadapan katalis

tertentu. Katalis menciptakan ikatan kimia antara hidrogen dan substrat dan

memfasilitasi reaksinya.

3. Gas Hidrogen

Sumber hidrogen untuk proses hidrogenasi adalah gas hidrogen. Gas

hidrogen secara komersial tersedia dalam tabung gas hidrogen bertekanan. Secara

umum, reaksi hidrogenasi melibatkan lebih dari 1 atmosfer hidrogen (Robinson,

2010).

2.2.3. Variabel-variabel yang Mempengaruhi Proses Hidrogenasi

Variabel yang mempengaruhi hasil dari proses hidrogenasi adalah

temperatur, kecepatan pengadukan, tekanan hidrogen dalam reaktor, jumlah

katalis, jenis katalis, kemurnian gas, sumber dan kualitas bahan baku (Dijsktra,

Page 24: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

1997). Pengaruh dari variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut (Hasibuan,

2009), (Kiff et all., 1983) :

a. Temperatur hidrogenasi.

Reaksi hidrogenasi lebih cepat dengan meningkatnya temperatur.

b. Tekanan.

Tekanan yang digunakan untuk menghidrogenasi heksil asetat adalah 10-15

Kg/cm2

c. Pengadukan.

Pengadukan berfungsi untuk mendukung pelarutan hidrogen dalam permukaan

katalis dan digunakan untuk menghomogenkan panas atau dingin dalam reaktor.

Pengadukan mempengaruhi isomerisasi dan keselektifan.

d. Jumlah katalis.

Laju hidrogenasi lebih cepat dengan meningkatnya konsentrasi katalis.

Peningkatan laju reaksi hidrogenasi disebabkan oleh meningkatnya aktifitas

permukaan katalis.

e. Jenis katalis.

Katalis dipilih sesuai dengan pengaruhnya pada laju reaksi, isomerisasi

geometris dan keaktifannya. Aktifitas katalis bergantung pada bagian yang aktif

pada proses hidrogenasi, dimana bagian yang aktif tersebut ditempatkan pada

permukaan katalis.

f. Pengotor katalis.

Pengotor katalis merupakan faktor yang mempengaruhi produk yang akan

dihasilkan, pengotor ini mengurangi konsentrasi katalis sehingga keefektifitasan

dan laju reaksinya menurun.

Page 25: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

2.3. Etanol

Etanol merupakan alkohol primer yang memiliki dua atom karbon.

Termasuk alkohol rantai tunggal (alifatik) dengan rumus kimia C2H5OH dan

rumus empiris C2H6O, merupakan isomer konstitusional dari dimetil eter. Etanol

sering disingkat menjadi EtOH dengan "Et" merupakan singkatan dari gugus etil

(C2H5).

Gambar 2. Struktur dan Bentuk Molekul Etanol

Etanol merupakan jenis alkohol (etil alkohol) yang dapat digunakan

sebagai bahan bakar transportasi, terutama sebagai biofuel aditif untuk bensin.

Larutan jernih dan tidak berwarna yang memiliki titik didih sekitar 78 oC dengan

densitas 0,789 g/mL pada suhu 25 oC dan berat molekulnya 46,07 g/mol (Aldrich,

2011). Sifat kimia etanol yang tidak beracun, dapat digunakan sebagai pelarut

dalam industri kimia dan farmasi, campuran bahan bakar bensin, kosmetik, dan

obat-obatan (Rahmi, 2011).

Etanol dapat dibuat dengan menggunakan beberapa metode, seperti reaksi

etilen dengan air ataupun fermentasi karbohidrat. Selain itu, etanol dapat juga

dibuat dari asam asetat dimana ini merupakan proses hilir dari pengolahan

biomasa menjadi bahan bakar alternatif.

Page 26: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

Metode produksi etanol menurut Kiff et al. (1983) terdiri dari beberapa

tahapan, yaitu :

1) Reaksi antara asam asetat dengan olefin (hidrokarbon tidak jenuh) yang

memiliki sekitar 4 – 10 atom karbon, dengan katalis asam sehingga dihasilkan

suatu ester (esterifikasi)

2) Hidrogenasi ester dari tahap 1 untuk menghasilkan campuran etanol dan

alkohol yang besar yang terdiri dari sejumlah atom karbon yang sama

banyaknya dengan olefin

3) Pemisahan campuran pada tahap 2 dengan distilasi fraksional menjadi etanol

dan alkohol yang besar

4) Perolehan kembali etanol

5) Dehidrasi alkohol yang besar menjadi olefin murni

6) Penggunaan kembali olefin dari tahap 5 dengan asam asetat murni dan

kembali ke tahap 1 untuk proses esterifikasi.

2.4. 1-heksanol

Heksanol merupakan golongan alkohol primer yang memiliki 6 atom

karbon. CH3(CH2)5OH

HO

1-hexanol

Gambar 3. Struktur dan Bentuk Molekul 1-heksanol

Larutan jernih dan tidak berwarna yang memiliki titik didih sekitar 156-

157oC dengan densitas 0,814 g/mL pada suhu 25 oC. Nama lain senyawa ini

adalah hexyl alcohol, capryl alcohol, dan hydroxyhexane dan berat molekulnya

102,67 g/mol (Aldrich, 2011).

Page 27: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

2.5. Identifikasi Alkohol

Gugus atom tertentu dalam molekul senyawa organik dapat ditentukan dari

sifat fisika dan kimianya. Gugus tersebut dinyatakan sebagai gugus fungsi

(Nurbayti, 2007). Adanya gugus –OH atau hidroksil adalah ciri khas alkohol dan

fenol. Tergantung pada sifat atom karbon tempat gugus –OH melekat. Alkohol

digolongkan menjadi 3 kelas, yaitu alkohol primer, alkohol sekunder, dan alkohol

tersier. Adapun cara untuk mengidentifikasi senyawa yang mengandung alkohol

dapat dilakukan dengan uji Lucas, reaksi esterifikasi, reaksi iodoform, reaksi

oksidasi kalium dikromat (K2Cr2O7), dan dengan tes ferri klorida (Nurbayti,

2007). Adapun identifikasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji sifat

fisik (viskositas dan densitas) dan oksidasi dengan kalium dikromat.

2.5.1. Oksidasi dengan Kalium Dikromat (K2Cr2O7)

Tes ini dapat digunakan untuk mengetahui adanya alkohol primer dan

sekunder pada suatu senyawa dan membedakan alkohol primer dan alkohol

sekunder dari alkohol tersier. Dengan menggunakan dikromat yang diasamkan,

alkohol primer dioksidasi menjadi aldehida (dapat dioksidasi lebih lanjut menjadi

asam karboksilat), alkohol sekunder dioksidasi menjadi keton, sedangkan alkohol

tersier tidak dioksidasi. Jika terjadi oksidasi, warna jingga dari kalium dikromat

berubah menjadi hijau (ion Cr3+).

R CH2OH H2SO4 R C

O

H H2O3 + K2Cr2O7 + 4 3 + + + 7Cr2(SO4)3 K 2SO4

2.5.2. FTIR (Fourier Transform Infra Red)

Hampir setiap senyawa yang memiliki ikatan kovalen, baik senyawa

organik maupun senyawa anorganik, akan menyerap berbagai frekuensi radiasi

Page 28: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

elektromagnetik dalam daerah spektrum inframerah. Daerah spektrum

elektromagnetik inframerah terletak pada panjang gelombang yang lebih panjang

dibandingkan dengan daerah sinar tampak (400 nm hingga 800 nm), tetapi terletak

pada panjang gelombang yang lebih pendek daripada gelombang mikro, yang

memiliki panjang gelombang diatas 1 nm (Sastrohamidjojo, 1990).

a. Prinsip Dasar FTIR

Setiap molekul memiliki spektrum inframerah tertentu yang dapat

dibedakan dari spektrum molekul lain. Molekul senyawa tersebut menyerap

radiasi elektromagnetik yang khusus (spesifik untuk molekul itu), sehingga

memiliki spektrum inframerah tertentu yang dapat dibedakan dari spectrum

molekul lain. Absorpsi radiasi inframerah mengakibatkan kenaikan amplitudo

getaran atom-atom yang terikat satu sama lain. Molekul ini berada dalam keadaan

vibrasi tereksitasi. Energi yang diserap akan dilepaskan kembali dalam bentuk

panas apabila molekul tersebut kembali pada keadaan dasar (Fessenden, 2006).

Gambar 4. Spektrum Elektromagnetik

(Sumber : McGarvey, 2005)

Page 29: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

b. Proses Serapan Inframerah

Molekul akan tereksitasi ke tingkat energi yang lebih tinggi setelah

menyerap radiasi inframerah. Penyerapan ini merupakan proses yang kuantitatif.

Hanya frekuensi energi tertentu dari radiasi inframerah yang diserap oleh molekul

(Sastrohamidjojo, 1990).

Panjang gelombang dari absorpsi suatu ikatan tertentu bergantung pada

macam getaran dari ikatan tersebut. Oleh karena itu, tipe ikatan yang berlainan

(C-H, C-C, O-H dan sebagainya) akan menyerap radiasi inframerah pada panjang

gelombang karakteristik yang berlainan. Suatu ikatan dalam sebuah molekul dapat

mengalami berbagai macam osilasi, sehingga suatu ikatan tertentu dapat

menyerap energi pada lebih dari satu panjang gelombang (Fessenden, 2006).

Banyaknya energi yang diabsorpsi oleh suatu ikatan bergantung pada

perubahan dalam momen ikatan seperti vibrasi atom-atom yang saling berikatan

dimana perubahan momen ikatan yang lebih besar mengakibatkan jumlah

absorpsi energi juga menjadi lebih besar (Fessenden, 2006).

Tidak semua ikatan dalam molekul dapat menyerap energi inframerah

meskipun frekuensi radiasi tetap sesuai dengan gerakan ikatan. Hal ini disebabkan

karena hanya ikatan yang mempunyai momen dipol yang dapat menyerap radiasi

inframerah. Ikatan nonpolar tidak mengadsorpsi radiasi inframerah karena tidak

ada perubahan momen ikatan apabila atom-atom saling berosilasi. Ikatan nonpolar

relatif (ikatan C-C dan C-H dalam molekul organik) menyebabkan absorpsi yang

lemah. Pada ikatan polar (seperti C=O) menunjukkan absorpsi yang kuat

(Fessenden, 2006).

Page 30: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

c. Ragam Vibrasi Rentangan dan Bengkokan

Penyerapan radiasi inframerah sesuai dengan kisaran frekuensi vibrasi

rentangan (stretching) dan vibrasi bengkokan (bending) dari ikatan kovalen

molekul. Contoh ragam vibrasi untuk gugus metilen ditunjukkan oleh Gambar 5.

Rentangan simetri (~2853 cm-1) Rentangan asimetri (~1926 cm-1)

Vibrasi goyangan (~720 cm-1) Vibrasi guntingan (~1450 cm-1)

Vibrasi kibasan (~1250 cm-1) Vibrasi pelintiran (~1250 cm-1)

Gambar 5. Ragam Vibrasi (Sumber : Sastrohamidjojo, 1990).

Pada umumnya, vibrasi rentangan asimetri terjadi pada frekuensi

yang lebih tinggi (panjang gelombang yang lebih rendah) bila dibandingkan

dengan vibrasi bengkokan.

2.5.3. GC-MS (Gas Chromatography – Mass Spestrofotometri)

GC-MS (Gas Chromatography – Mass Spestrofotometri) atau

Kromatografi gas - spektroskopi massa adalah teknik analisis yang

menggabungkan dua metode analisis, yaitu kromatografi gas dan spektroskopi

massa (Munifah, 2005).

Page 31: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

a. Prinsip Dasar GC-MS

Kromatografi gas adalah metode analisis dimana sampel terpisahkan

secara fisik menjadi molekul-molekul yang lebih kecil. Hasil pemisahannya

berupa kromatogram. Prinsip utama pemisahan dalam kromatografi gas adalah

berdasarkan perbedaan laju migrasi masing-masing komponen dalam melalui

kolom. Komponen-komponen yang terelusi dikenali (analisa kualitatif) dari nilai

waktu retensinya. Spektroskopi massa adalah metode analisis sampel yang

mengubah sampel menjadi ion-ion gas-nya dan massa dari ion-ion tersebut diukur

berdasarkan hasil deteksi berupa spektrum massa (Fessenden, 2006).

Perkembangan teknologi instrumentasi yang pesat akhirnya dapat

menghasilkan suatu alat yang merupakan gabungan dua sistem dengan prinsip

dasar yang berbeda satu sama lain tetapi saling melengkapi, yaitu gabungan antara

kromatografi gas dan spektrometer massa. Kromatografi gas berfungsi sebagai

alat pemisah berbagai campuran komponen dalam sampel sedangkan

spektrometer massa berfungsi untuk mendeteksi masing-masing komponen yang

telah dipisahkan pada kromatografi gas (Silverstein, 2005).

Sampel yang dapat dianalisa dengan GC-MS harus memenuhi beberapa

syarat, diantaranya :

1. dapat diuapkan sampai suhu ~400oC

2. secara termal stabil (tidak terdekomposisi pada suhu ~400oC)

3. sampel lainnya dapat dianalisis setelah melalui tahap preparasi khusus.

Proses pemisahan komponen-komponen senyawa pada GC terjadi pada

kolom tertentu dan melibatkan dua fase, yaitu fase diam (adsorben polar/nonpolar)

dan fase gerak (gas pembawa seperti He atau H2 dengan tingkat kemurnian

Page 32: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

99,99%). Pemisahan terjadi karena adanya perbedaan kecepatan alir akibat

afinitas yang spesifik pada masing-masing adsorben kolom (Hermanto, 2005).

b. Instrumentasi GC-MS

Menurut Hermanto (2008), ada 9 (sembilan) bagian yang terpenting dari

GC-MS, antara lain :

1. Pengaturan aliran gas (gas flow controller)

2. Tempat injeksi sampel (injector)

Berfungsi untuk mencampurkan sampel dengan gas pembawa sebelum

bisa disalurkan ke dalam kolom.

3. Kolom (capillary column)

Berfungsi untuk memisahkan komponen molekul-molekul sampel.

Panjang kolom berkisar antara 30-60 meter dengan ketebalan 0,1-3 mikron.

4. Interface (penghubung antara GC dengan MS)

5. Sumber ionisasi (ion source)

Berfungsi untuk mengionkan sampel ke bentuk gas sebelum masuk ke

dalam mass analyzer. Ada 3 macam ionisasi yang dapat dilakukan, yaitu :

a) EI (Electron Impact)

Merupakan teknik ionisasi dengan menggunakan electron energi

tinggi (70 eV) sehingga elektron dari molekul akan terlempar keluar

menghasilkan ion radikal.

b) PCI (Positif Chemical Ionization)

PCI adalah teknik ionisasi dengan menggunakan gas pembantu

(reagent gas). Gas yang dapat digunakan antara lain gas metana, isobutana

dan amoniak.

Page 33: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

c) NCI ( Negative Chemical Ionization)

Sama dengan PCI. Namun terdapat perbedaan pada ion gas yang

dihasilkan, yaitu menghasilkan ion gas negatif. Biasanya digunakan untuk

menganalisis senyawa yang mengandung unsur halogen.

6. Pompa Vakum (vacuum pump)

Terdapat dua jenis vakum, yaitu :

a. Pompa vakum tinggi, yang berfungsi untuk mengurangi dan

mempertahankan tekanan MS pada saat di analisis.tekanan tinggi juga

menambah sensivitas pada proses analisis spektrum massa

b. Pompa vakum rendah, yang berfungsi untuk mengurangi tekanan udara

luar. Sistem ini diperlukan agar ion-ion tidak mengalami reaksi dengan

partikel lain dan mengurangi reaksi ion molekuler.

7. Penganalisis Massa (Mass Analyzer).

Terdiri dari empat batang logam yang bermuatan baik positif (+)

maupun negatif (-) yang memiliki dungsi selektivitas untuk molekul nerion

pada voltase yang diinginkan.

8. Detektor

Page 34: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

9. Sistem pengolah data

Gambar 6. Skema Instrumentasi GC-MS (Sumber : Hermanto, 2008)

2.6. Katalis

Katalis ditemukan oleh J.J. Berzelius pada tahun 1836 sebagai komponen

yang dapat meningkatkan laju reaksi kimia, namun tidak ikut bereaksi. Katalisator

adalah suatu substansi yang dapat meningkatkan kecepatan, sehingga reaksi kimia

dapat mencapai kesetimbangan, tanpa terlibat di dalam reaksi secara permanen

(Satterfield, 1991). Dengan demikian pada akhir reaksi katalis tidak tergabung

dengan senyawa produk reaksi. Katalis adalah zat yang meningkatkan kecepatan

reaksi untuk mencapai kesetimbangan pada reaksi kimia tetapi tidak habis

bereaksi. Katalis membentuk interaksi dengan pereaksi untuk mencapai suatu

kompleks teraktifkan. Berbagai katalis dapat digunakan dalam reaksi, namun tidak

semua memberikan mekanisme yang sama (Cotton dan Wilkinson, 1989).

Page 35: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

Reaksi hidrogenasi bersifat eksoterm, tetapi reaksi ini tidak berlangsung

spontan karena energi aktivasi yang sangat tinggi. Pemanasan tidak dapat

mensuplai energi yang cukup untuk membawa molekul pada keadaan transisi,

namun reaksi akan berjalan secara efisien bila ditambahkan suatu katalis. Logam

yang dipilih sebagai katalis sangat bergantung pada senyawa yang akan direduksi

dan kondisi hidrogenasi.

Platina, paladium, nikel, dan tembaga merupakan jenis katalis yang sesuai

untuk mereduksi alkena. Reaksi hidrogenasi alkena adalah sebagai berikut:

R – CH = CH2 + H2 R – CH2 – CH3

Sedangkan untuk ester, yang lebih sulit untuk direduksi, biasanya

digunakan katalis tembaga-kromium. Reaksi hidrogenasi ester adalah sebagai

berikut:

RCOOR + H2 RCH2OH + ROH

Katalis-katalis tersebut tidak mengubah energi pereaksi maupun produk.

Perubahan energi reaksi (∆H) tidak diubah oleh kerja katalitik, hanya energi

aktivasi yang berubah (Fessenden, 2006).

Katalis tidak mempengaruhi kesetimbangan kimia atau perubahan energi

secara keseluruhan. Suatu katalis hanya ikut meningkatkan efisiensi, selektivitas,

dan ikut bereaksi tanpa mempengaruhi produk akhir.

Page 36: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

Adapun perbandingan dari pengaruh penggunaan katalis terhadap energi

aktivasi yang mempengaruhi waktu reaksi dapat dilihat pada Gambar 7:

Gambar 7. Diagram Energi Boltzman untuk Laju Reaksi (Sumber : Teledyne Isco, 2008)

2.6.1. Klasifikasi Katalis

Katalis dibedakan menjadi tiga, yaitu katalis enzim, homogen dan

heterogen.

a. Katalis Enzim

Enzim adalah molekul protein ukuran koloidal, merupakan katalis diantara

homogen dan heterogen. Enzim merupakan driving force untuk reaksi biokimia,

karakterisasinya adalah efisiensi dan selektivitas.

b. Katalis Homogen

Katalis homogen berada pada fasa yang sama seperti reaktan dan produk.

Reaksi sangat spesifik dengan yield produk yang diinginkan yang tinggi.

Kelemahannya adalah hanya dapat digunakan pada skala laboratorium, sulit

dilakukan secara komersial, operasi pada fase cair dibatasi kondisi suhu dan

tekanan, sehingga peralatan menjadi lebih kompleks dan perlu pemisahan antara

Page 37: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

produk dengan katalis. Oleh karena itu, katalis homogen dibatasi pada industri

bahan-bahan kimia tertentu, obat-obatan dan makanan (Widyawati, 2007).

c. Katalis Heterogen

Katalis heterogen secara umum berbentuk padat dan banyak digunakan pada

reaktan berwujud cair atau gas. Katalis heterogen paling luas digunakan dalam

bidang industri, dikarenakan sistem katalis heterogen memiliki beberapa

keuntungan bila dibandingkan dengan sistem katalis homogen. Keuntungan

katalis heterogen antara lain : selektivitas produk yang diinginkan dapat

ditingkatkan dengan adanya pori yang terdapat pada katalis heterogen, dapat

digunakan pada suhu tinggi sehingga dapat dioperasikan pada berbagai kondisi,

aktivitas intrinsik dari active site dapat dimodifikasi oleh struktur padat,

komposisi kimia pada permukaan dapat digunakan intuk meminimalisasi atau

meningkatkan adsorpsi komponen tertentu, katalis heterogen dapat dipisahkan

dari produk dengan penyaringan dan dapat digunakan kembali, mudah digunakan

karena tidak memerlukan tahap yang panjang untuk memisahkan dari sistem yang

dikatalisisnya (Widyawati, 2007).

Pemilihan katalis memerlukan pertimbangan untuk mendapatkan

efektivitas dalam pemakaian. Contoh katalis heterogen adalah logam, oksida

logam dan asam.

Page 38: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

Tabel 1. Karakteristik Beberapa Jenis Katalis

Jenis Kondisi Contoh Logam Terdispersi Pt/Al2O3, Ru/SiO2 Ni/Al2O3

Berpori Raney : Ni, Co, Fe-Al2O3-K2O Bulk Pt, Ag

Multi Metalic Cluster, Campuran

Terdispersi (Pt-Re, Ni-Cu, Pt-Au)/Al2O3

Oksida Single Al2O3, Cr2O3, V2O5 Dual SiO2-Al 2O3, TiO2-Al2O3 Komplek CuCr2O4, Bi2MoO6

Sulfida Terdispersi MoS2/Al 2O3,WS2/Al2O3

Asam Dual SiO2-Al 2O3

Kristal Zeolit Natural clay Montmorillonite Promoted acid Super Acid SbF5, HF

Basa Terdispersi CaO, MgO, K2O, Na2O

(Sumber : Widyawati, 2007)

2.6.2. Katalis ZSM-5

ZSM-5 (Zeolyt Sieve Molecular-5) adalah katalis kristal berpori. Pada

umumnya zeolit mengandung silikon, aluminium, oksigen pada rangkanya,

kation, air, serta molekul lain pada porinya. Banyak terdapat di alam dan tambang.

ZSM-5 merupakan kristalin aluminosilikat terhidrat yang mempunyai diameter

minimum dari 0,3 sampai 1 nm. Ukuran ini tergantung tipe zeolit dan kation yang

terdapat serta perlakuan seperti kalsinasi, leaching dan perlakuan kimia tertentu

(Widyawati, 2007).

ZSM-5 adalah jenis zeolit sintetis bersilika tinggi. Zeolit ini pertama kali

ditemukan tahun 1973 oleh Argauer dan Landolt (Shirazy, 2008). ZSM-5 adalah

material berkadar silika tinggi yang terdiri dari 96 tetrahedral dalam satu unit

selnya. Delapan tetrahedral diantaranya disusun oleh atom aluminium. Rasio

Page 39: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

Si/Al digunakan untuk menyatakan jumlah kadar Al dalam zeolit, jika kadar

aluminiumnya nol maka zeolit ini disebut silikalit (Al-Anshori, 2009).

ZSM-5 dikenal sebagai jenis zeolit sintetik yang mempunyai permukaan

inti asam dan struktur jaringan pori yang luas serta homogen. Struktur kerangka

jenis bahan aluminosilikat tersebut terbentuk dari bahan dasar pembangun berupa

tetrahedral atom silikon atau aluminium. Kemampuan ZSM-5 untuk

mengakselerasi berbagai jenis reaksi sangat berkait dengan sifat keasamannya

yang dapat dikontrol dengan rasio Si/Al. Namun beragamnya variasi Si/Al ini

sama sekali tidak akan mempengaruhi struktur kerangka ZSM-5 (Al-Anshori,

2009).

Gambar 8. Sistem Kanal ZSM-5

(Sumber : Ruby.chemie.uni)

ZSM-5 yang digunakan dalam penelitian ini memiliki karakteristik sebagai

berikut :

Tabel 2. Karakteristik ZSM-5 Perbandingan mol SiO2/Al 2O3 30 Berat Na2O 0,1% Surface area 400 m2/g Komposisi 0,24% ZnO; 0,22% TiO2; MgO

<0,001%; 0,23% BaO; Na2O < 0,001%; 0,49 Fe2O3; 0,005 CaO; 0,073% K2O; 89,651% SiO2; 4,66% Al2O3

(Sumber : Savitri et al., 2006)

Page 40: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

Zeolit memiliki kedua asam lewis dan bronsted yang dapat

mempromosikan terbentuknya ion karbonium. Struktur penting dari zeolit adalah

memiliki lubang dalam setiap susunan kristalnya, yang dibentuk oleh

silikaalumina tetrahedron. Tiap tetrahedron terdiri dari empat anion oksigen dan

kation alumina atau silika ditengahnya. Zeolit memiliki selektivitas yang lebih

tinggi dibanding dengan silika alumina, karena zeolit memilliki sisi asam yang

lebih besar dan kemampuan mengadsorpsi reaktan pada permukaan katalis yang

lebih kuat. karenanya zeolit memberikan yield produk yang lebih baik

(Widyawati, 2007)

2.6.3. Nikel

Nikel terdapat dalam kombinasi dengan arsen, antimony dan sulfur seperti

dalam millerite, NiS, dan garnierite (suatu silikat magnesium nikel dalam

berbagai komposisi). Nikel juga banyak ditemukan beraliasi dengan besi dalam

meteor. Secara umum, bijih nikel dibakar menghasilkan nikel oksida (NiO) yang

tereduksi oleh karbon membentuk Ni. Nikel biasanya dimurnikan dengan proses

karbonil.

Pada umumnya hampir semua logam transisi dapat digunakan untuk

katalis, karena logam transisi kaya akan elektron, telah mengisi orbital 3d dan

memiliki elektron tidak berpasangan sehingga mudah berikatan dengan atom lain.

Salah satunya adalah logam Ni yang mempunyai konfigurasi elektron [Ar] 3d84s2

yang banyak digunakan sebagai katalis hidrogenasi alkena (Bakri, et al., 2008).

Nikel mudah larut dalam mineral encer. Dapat menyerap hidrogen dalam bentuk

khusus Ni sehingga dapat digunakan dalam reaksi reduksi katalitik (Cotton dan

Wilkinson, 1989).

Page 41: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

a. Nikel Sebagai Katalis

Katalis nikel sangat dikenal dalam proses produksi. Nikel banyak digunakan

dalam reaksi hidrogenasi, hidroalkilasi dan pemecahan (cracking). Komposisi

katalis nikel tergantung pada reaksi yang terjadi. Katalis nikel umumnya memiliki

aktivitas yang tinggi. Nikel digunakan dalam industri sebagai katalis untuk reaksi

hidrogenasi (Hasibuan, 2009). Campuran katalis nikel juga digunakan dalam

reaksi hidrogenasi ester (etil asetat) menjadi etanol (Zhang, 2010).

2.6.4. Katalis CuO/ZnO

Kristal CuO yang berbentuk tetragonal kelarutannya hanya dibatasi oleh

kristal ZnO yang kristalnya berbentuk heksagonal. Cu berperan sebagai inti aktif

katalis reaksi hidrogenasi. Sedangkan Zn berfungsi untuk mendispersikan serta

menstabilkan partikel kristal Cu yang terdispersi/tersebar pada permukaan

penyangga (Setiadi, et al., 2008).

a. Penggunaan Katalis CuO/ZnO dalam Reaksi Hidrogenasi

Kristal katalis Cu yang terdispersi pada permukaan penyangga mudah

kehilangan permukaan aktif katalis atau sintering (Lassi, 2003) sehingga akan

mempengaruhi stabiltas katalis selama digunakan dalam reaksi. Mobilitas kristal

Cu akan semakin besar dan saling bertumbukan akibat pergerakannya. Karena

logam Cu yang berperan sebagai inti aktif katalis memiliki titik didih sebesar

1083 oC, maka akan bersifat mobile pada suhu 325 oC. Oleh karena itu dalam

katalis ini, Zn oksida (ZnO) yang mempunyai titik leleh > 1800oC berperan sebagi

penstabil yakni dapat menstabilkan kristal-kristal katalis Cu, dan sebagai

pendispersi, sehingga mencegah terjadinya sintering kristal-kristal mikro logam

Page 42: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

Cu yang terdispersi di permukaan penyangga. Oksida Zn akan mencegah

terjadinya pergerakan dan tumbukan antar partikel Cu (Setiadi, et al., 2008).

Sebagai ilustrasi pencegahan terjadinya surface migration kristal-kristal Cu

oleh ZnO dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Pencegahan Migrasi Kristal-kristal Cu oleh ZnO (Sumber : Setiadi, et al., 2008)

2.7. Distilasi (penyulingan)

Distilasi (penyulingan) adalah proses pemisahan komponen dari suatu

campuran yang berupa larutan cair-cair dimana karakteristik dari campuran

tersebut adalah membentuk larutan homogen dan mudah menguap, selain itu

komponen-komponen tersebut mempunyai perbedaan tekanan uap dan hasil dari

pemisahannya menjadi komponen-komponennya atau kelompok-kelompok

komponen. Karena adanya perbedaan tekanan uap, maka dapat dikatakan pula

proses penyulingan merupakan proses pemisahan komponen-komponennya

berdasarkan perbedaan titik didihnya.

Dalam penelitian ini, metode distilasi yang digunakan adalah metode

distilasi biasa. Distilasi biasa adalah metode pemisahan cair ke fase gas untuk dua

atau lebih senyawa berdasarkan beda titik didih dan tekanan uapnya. Proses

distilasi meliputi pendidihan senyawa dan pengembunan uapnya (Arsyad, 2001).

Page 43: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

Gambar 10. Proses Distilasi

(Sumber : wikipedia.com)

Pada proses distilasi, terjadinya pemisahan didasarkan pada gejala bahwa

bila campuran cair berada dalam keadaan setimbang dengan uapnya, komposisi

uap dan cairan berbeda. Uap akan mengandung lebih banyak komponen yang

lebih mudah menguap, sedangkan cairan akan mengandung lebih sedikit

komponen yang mudah menguap. Uap tersebut dipisahkan dari cairan, kemudian

dikondensasikan, maka akan didapatkan cairan yang berbeda dari cairan yang

pertama, dengan lebih banyak komponen yang mudah menguap dibandingkan

dengan cairan yang tidak teruapkan. Apabila kemudian cairan dari kondensasi uap

tersebut diuapkan lagi sebagian, maka akan didapatkan uap dengan kadar

komponen yang lebih mudah menguap lebih tinggi (Arsyad, 2001).

Page 44: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama lima bulan, dari bulan Mei - Oktober

2010 di pusat penelitian kimia, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI),

kawasan Puspitek Serpong – Tangerang.

3.2. Alat dan Bahan

Peralatan yang digunakan untuk reaksi hidrogenasi dan proses distilasi

adalah seperangkat alat distilasi (labu leher 2, kondensor, hotplate), reaktor

hidrogenasi (vinci - Technologies – ruel 92), heater, stirrer, termometer,

viscometer, peralatan gelas pirex lainnya. Peralatan yang diperlukan dalan

identifikasi alkohol adalah peralatan gelas untuk pengujian skala laboratorium,

FTIR Shimadzu IR Prestige 21 dan GC-MS Shimadzu QP-5050.

Bahan-bahan yang digunakan untuk reaksi hidrogenasi antara lain gas

hidrogen, heksil asetat (Sigma-Aldrich), katalis ZSM-5 (Zeolyst), nikel, dan

CuO/ZnO masing-masing 1% b/b. Bahan yang digunakan untuk kalibrasi proses

distilasi yaitu heksanol dan etanol (Sigma-Aldrich). Bahan-bahan yang digunakan

dalam mengidentifikasi alkohol antara lain aquadest, NaOH 5%, HCl 5%, dan

H2SO4 (Merck).

Page 45: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

3.3. Cara Kerja

3.3.1. Proses Hidrogenasi Heksil Asetat

Sebanyak 100 ml heksil asetat dimasukkan ke dalam reaktor hidrogenasi,

kemudian ditambahkan katalis nikel sebanyak 1%, dilakukan proses hidrogenasi

dengan suhu 160 oC disertai pengadukan, selama 8 jam. Hasil hidrogenasi di

saring, kemudian ditentukan densitas dan viskositasnya, dilakukan identifikasi

adanya alkohol dengan uji oksidasi dengan kalium dikromat (K2Cr2O7). Hal yang

sama dilakukan dengan menggunakan katalis CuO/ZnO, kemudian dengan katalis

ZSM-5 (Kiff, et al., 1983) .

3.3.2. Proses Pemisahan Campuran dengan Metode Distilasi

Sebanyak 100 ml campuran dimasukkan ke dalam labu leher 2 dan

dipanaskan di atas penangas listrik hingga suhu 100 oC dan dibiarkan mendidih

sampai dihasilkan uap yang terkondensasi ke dalam penampung. Uap yang

terkondensasi ini disebut distilat.

a. Penentuan Laju Alir Distilasi

Dihitung volume distilat yang dihasilkan proses distilasi setiap 10 menit,

dari proses distilasi yang dilakukan selama 2 jam.

b. Penentuan Densitas

Piknometer dicuci dengan aquades, dibilas dengan etanol, dan dipanaskan

dengan menggunakan oven pada suhu 55˚C. Setelah kering, piknometer

ditimbang dan dicatat nilainya sebagai W1. Selanjutnya piknometer diisi dengan

aquades hingga penuh dan ditimbang sebagai W2. Piknometer yang sudah berisi

aquades dibilas kembali dengan etanol dan dikeringkan pada suhu 55˚C.

Page 46: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

Piknometer yang sudah kering diletakkan ke dalam neraca analitik, kemudian diisi

dengan sampel produk hingga terisi penuh dan dicatat sebagai W3.

Densitas (ρ) dihitung dengan menggunakan persamaan :

c. Penentuan Viskositas

Gambar 11. Viskometer (Sumber : Fan, 2001)

Viskometer dicuci dengan aquades, kemudian dengan etanol. Setelah

kering, dimasukkan sampel yang akan di uji ke dalam viskometer. Sampel yang

dimasukkan tidak melebihi batas “I”. Rubber bulb dimasukkan ke dalam

viskometer, dekat “A”. Sampel dipompa hingga larutan berada di posisi melewati

“C”. Rubber bulb dilepaskan, dihitung waktu yang dibutuhkan larutan dalam

menempuh jarak dari tanda “C” hingga tanda “E” (tx).

Viskositas ditentukan dengan menggunakan rumus :

Dimana : tx = waktu yang ditempuh zat

ρx = massa jenis zat

tair = waktu yang ditempuh air

ρair = massa jenis air

(Badan Standar Nasional, 2008)

Page 47: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

3.3.3. Analisa Kualitatif

a) Uji Fisik

Diamati bentuk, bau, warna, viskositas, dan densitas heksil asetat, etanol,

heksanol, hasil hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan katalis CuO/ZnO,

nikel dan ZSM-5 1% katalis.

b) Oksidasi dengan Kalium dikromat (K2Cr2O7)

Dimasukkan ke dalam 2 tabung reaksi berbeda, masing-masing 2 mL

K2Cr2O7 2% dan ditambahkan 5 tetes H2SO4 pekat. Tabung reaksi tersebut

digoyangkan. Kemudian pada tabung reaksi pertama ditambahkan 1 mL etanol,

dan ke dalam tabung reaksi kedua ditambahkan 1 mL larutan hasil hidrogenasi

dengan katalis CuO/ZnO. Reaksi positif ditandai dengan terjadinya perubahan

warna dari jingga ke hijau. Dilakukan pula analisa untuk hasil hidrogenasi dengan

menggunakan katalis nikel dan ZSM-5.

c) Analisa Hasil Hidrogenasi Heksil Asetat dengan Menggunakan FTIR

Hasil hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan katalis CuO/ZnO,

nikel dan ZSM-5 masing-masing 1% katalis dianalisis dengan menggunakan

FTIR pada bilangan gelombang 4000-500 cm-1.

d) Analisa Hasil Hidrogenasi Heksil Asetat dengan Menggunakan GC-MS

Hasil hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan katalis CuO/ZnO,

nikel dan ZSM-5 masing-masing 1% katalis dimasukkan ke dalam vial, kemudian

dianalisis dengan menggunakan GC-MS.

Page 48: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hidrogenasi Heksil Asetat

Proses hidrogenasi asam asetat dilakukan pada suhu 160oC dan tekanan

10-15 Kgcm-2. Heksil asetat bereaksi dengan gas hidrogen membentuk etanol

(C2H5OH) dan 1-heksanol (C6H12O), dengan perbandingan koefisien produk 1:1.

CH3 (CH2)5 O C

OH

H

CH3

H H

C

H

OH

H CH3

H H

CH3 (CH2)5 OH

CH3 (CH2)5 O C

O

CH3 +

+

Reaksi hidrogenasi ini terjadi pada dua tahapan adisi hidrogen pada molekul

heksil asetat. Mula-mula molekul hidrogen diadsorpsi pada permukaan katalis,

kemudian ikatan sigma H2 terputus dan membentuk ikatan logam-H, heksil asetat

juga teradsorpsi pada permukaan katalis, molekul hidrogen mengadisi gugus C=O

karbonil, dimana ikatan pi (π) pada gugus C=O terputus dan pasangan elektronnya

digunakan untuk membentuk dua ikatan sigma (σ) baru dengan orbital kosong

dari ikatan logam-H tersebut. Kemudian dilanjutkan dengan adisi hidrogen

terhadap ikatan C-O sehingga menghasilkan etanol dan 1-heksanol. Senyawa yang

memiliki ikatan pi biasanya berenergi lebih tinggi daripada senyawa yang sepadan

yang mengandung hanya ikatan sigma sehingga suatu reaksi adisi biasanya

bersifat eksoterm (Fessenden, 2006).

Page 49: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

4.2. Analisa Kualitatif

Analisa yang dilakukan pada penelitian ini adalah uji fisik, antara lain

diamati warna, ditentukan viskositas dan densitas dari heksil asetat, 1-heksanol,

etanol dan hasil hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan katalis CuO/ZnO,

nikel dan ZSM-5 dengan konsentrasi masing-masing 1% seperti yang terlihat

pada tabel 3. Kemudian dilakukan identifikasi alkohol dengan oksidasi K2Cr2O7,

analisa dengan menggunakan FTIR dan GC-MS. Adapun heksil asetat, etanol, 1-

heksanol dan hasil hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan katalis

CuO/ZnO, nikel dan ZSM-5 1% adalah larutan jernih tak berwarna.

Tabel 3. Viskositas dan Densitas Reaktan dan Produk Zat Viskositas Densitas(g/cm3)

Heksil Asetat 1,0807 0,8670 Hasil Hidrogenasi dengan Katalis CuO/ZnO 1% 1,0449 0,8699 Hasil Hidrogenasi dengan Katalis Nikel 1% 1,0692 0,8704 Hasil Hidrogenasi dengan Katalis ZSM-5 1% 1,0791 0,8729 Etanol 1,0513 0,7890 1-heksanol 3,9082 0,8140

4.2.1. Identifikasi Alkohol dengan Oksidasi Kalium dikromat (K2Cr2O7)

Analisa ini dilakukan untuk menentukan adanya etanol dan 1-heksanol

yang merupakan alkohol primer pada hasil hidrogenasi heksil asetat. Hasil positif

dengan uji oksidasi K2Cr2O7 ditunjukkan oleh hasil hidrogenasi dengan katalis

ZSM-5 1% dan hasil hidrogenasi dengan katalis nikel 1%. Larutan berubah warna

dari jingga menjadi hijau kebiruan. Sedangkan hasil hidrogenasi heksil asetat

dengan menggunakan katalis CuO/ZnO menunjukkan tidak terjadi perubahan

warna pada hasil pengujian. Dengan demikian, larutan hasil hidrogenasi heksil

asetat dengan katalis ZSM-5 1% dan katalis nikel 1% mengandung alkohol

(primer atau sekunder).

Page 50: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

Reaksi oksidasi pada etanol adalah :

CH3 CH2OH H2SO4 CH3 C

O

H H2O3 K2Cr2O7 + 4 3 + + + 7+ Cr2(SO4)3 K2SO4

Reaksi oksidasi pada 1-heksanol adalah sebagai berikut :

C5H11 CH2OH H2SO4 C5H11 C

O

H H2O3 K2Cr2O7 + 4 3 + + + 7+ Cr2(SO4)3 K2SO4

Hasil hidrogenasi dengan katalis ZSM-5 dan katalis nikel mengandung

etanol dan 1-heksanol yang merupakan alkohol primer, atom O dari K2Cr2O7 akan

menyerang atom H yang terikat pada atom C yang memiliki gugus –OH sehingga

teroksidasi membentuk aldehid yang kemudian teroksidasi lebih lanjut

membentuk asam karboksilat. Hal ini terjadi karena setelah dipanaskan dalam

kondisi asam dengan larutan K2Cr2O7 awalnya berwarna jingga, kemudian setelah

bereaksi, larutan yang mengandung alkohol primer dan sekunder berubah menjadi

hijau kebiruan karena ion Cr2O72-

yang berwarna jingga telah tereduksi menjadi

ion Cr3+ yang berwarna hijau.

Hasil hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan katalis CuO/ZnO

tidak menunjukkan adanya alkohol pada uji oksidasi K2Cr2O7. Hal ini terlihat dari

tidak terjadinya perubahan warna, Dengan demikian, dilakukan analisa lebih

lanjut terhadap hasil hidrogenasi heksil asetat dengan berbagai katalis ini.

Untuk mengetahui adanya alkohol sebagai produk reaksi hidrogenasi

heksil asetat diperlukan analisa lebih lanjut, dalam penelitian ini analisa yang

dilakukan pada hasil hidrogenasi dengan katalis CuO/ZnO, katalis nikel maupun

dengan katalis ZSM-5 masing-masing dengan konsentrasi 1% adalah dengan

menggunakan instrumen FTIR dan GC-MS.

Page 51: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

4.2.2. Analisa Kualitatif dengan FTIR

Analisa kualitatif dengan spektroskopi inframerah (FTIR) dilakukan pada

bilangan gelombang 4000 hingga 500 cm-1. Analisa ini dilakukan untuk

mengidentifikasi adanya gugus karbonil ester. Adanya alkohol pada suatu

senyawa ditandai dengan adanya gugus hidroksil (-OH) dan gugus C-O dalam

spektrum IR-nya. Gugus hidroksil tersebut bisa dalam keadaan dipengaruhi

adanya ikatan hidrogen ataupun tidak (bebas) (Silverstein, 2005). Pada fenol

ataupun alkohol bebas yang tidak dipengaruhi oleh ikatan hidrogen ditandai

dengan absorpsi yang kuat di daerah 3700-3584 cm-1 yang menunjukkan

karakteristik dari adanya –OH stretching.

Hasil uji FTIR menunjukkan bahwa heksil asetat dan hasil hidrogenasinya

memiliki puncak 1741,72 cm-1 (gambar 12-15) merupakan bilangan gelombang

yang khas bagi senyawa ester (1750-1735 cm-1). Juga disertai kemunculan puncak

1238,30 cm-1 (Gambar 12) dan 1240,23 cm-1 (Gambar 13-15) yang merupakan

khas suatu pita C-O dan dapat digunakan untuk membedakan antara ester dengan

keton (Fessenden, 2006). Pita serapan pada bilangan gelombang 3184,48 cm-1

menunjukkan adanya vibrasi ikatan C-H stretching (Sastrohamidjojo, 1990).

Page 52: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

Gambar 12. Spektrum FTIR Heksil Asetat

Gambar 13. Spektrum FTIR Heksil Asetat dengan menggunakan Katalis CuO/ZnO 1%

Page 53: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

Gambar 14. Spektrum FTIR Heksil Asetat dengan Menggunakan Katalis Nikel 1%

Gambar 15. Spektrum FTIR Hasil Hidrogenasi Heksil Asetat dengan Katalis ZSM-5 1%

Page 54: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

Interpretasi spektrum-spektrum FTIR di atas dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Interpretasi Spektrum Heksil Asetat, Hasil Hidrogenasi Heksil Asetat dengan Katalis CuO/ZnO 1% dengan Katalis Nikel 1% dan dengan Katalis ZSM-5 1%.

No. Bilangan

Gelombang Daerah Serapan (cm-1)

Gugus Fungsional (Tipe Vibrasi)

Ket

1 3641,60 Vibrasi O-H stretching free hydrogen bond

Gambar 13

2 3635,82 Gambar 12

3 3643,35 Gambar 14

4 3462,22 Vibrasi O-H stretching

Gambar 12

5 3464,15 Gambar 13-15

6 1741,72 Vibrasi ikatan C=O stretching (ester)

Gambar 12-15

7 1240,23 Vibrasi C-O stretching

Gambar 12

8 1238,30 Gambar 13-15

9 1039,63 Vibrasi C-O stretching asimetris

Gambar 12 dan 15

10 1033,85 Gambar 13-14

(Sumber: Silverstein, 2005)

Adanya puncak pada bilangan gelombang 3641,6 cm-1 pada Gambar 13

dan 3643,35 cm-1 pada Gambar 14 mengidentifikasikan bahwa kedua sampel

mengandung gugus O-H bebas (3700-3584 cm-1). Alkohol primer, sekunder dan

tersier masing-masing muncul dekat 3640, 3630 dan 3620 cm-1 (Sastrohamidjojo,

1990). Maka diperkirakan keduanya mengandung alkohol primer. Puncak serapan

3635,82 cm-1 muncul pada heksil asetat yang merupakan bahan baku (Gambar

12).

Ikatan hidrogen O-H stretching memberikan puncak lebar terjadi pada

bilangan gelombang 3500-3200 cm-1. Pada Gambar 12-15, semua spektrum

memiliki puncak pada daerah tersebut. Puncak-puncak tersebut antara lain

3462,22 cm-1 (Gambar 12), 3464,15 cm-1 (Gambar 13-15) puncak serapan yang

Page 55: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

terjadi menunjukkan adanya vibrasi O-H bending. Terlihat bahwa terjadi

pergeseran bilangan gelombang antara heksil asetat dengan hasil hidrogenasinya.

Vibrasi ikatan tunggal C-O stretching yang kuat muncul pada kisaran

1250-1000 cm-1. Serapan C-O bergabung dengan vibrasi C-C stretching yang

berdekatan sehingga dapat digunakan untuk menentukan struktur alkohol primer,

sekunder, tersier maupun fenolat (Sastrohamidjojo, 1990). Berdasarkan tabel 2,

keempat sampel mengidentifikasikan adanya alkohol primer, antara lain pada

bilangan gelombang 1039,63 cm-1 (Gambar 12 dan 15), 1033,85 cm-1 (Gambar 13

dan 14). Pada alkohol primer, vibrasinya digambarkan dengan baik sebagai

vibrasi C-O stretching asimetris.

Alkohol dan fenol menghasilkan karakteristik puncak yang tajam hasil dari

O-H stretching dan C-O stretching. Vibrasi ini mengidentifikasikan bahwa

senyawa mengandung ikatan hidrogen. C-O stretching dan O-H bending

merupakan jenis vibrasi yang saling mempengaruhi, karena gugus-gugus tersebut

berpasangan dengan vibrasi dari senyawa yang berdekatan (Silverstein, 2005).

Spektrum FTIR heksil asetat dan ketiga spektrum hasil hidrogenasi heksil

asetat dengan katalis CuO/ZnO, nikel dan ZSM-5 (masing-masing dengan 1%

katalis) menunjukkan kecenderungan adanya alkohol dalam zat tersebut. Namun

masih mengandung senyawa ester. Hal ini terjadi karena senyawa yang dianalisa

diperkirakan merupakan campuran etanol dan 1-heksanol sebagai produk, juga

heksil asetat yang merupakan bahan baku.

4.2.3. Analisa dengan GC-MS

Analisa GC-MS dalam penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi

senyawa-senyawa yang terbentuk pada proses hidrogenasi heksil asetat. Pada

Page 56: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

analisa tersebut digunakan Shimadzu QP 5050A dengan kolom jenis DB5-MS

yang memiliki panjang 30 m dan berdiameter 0,25 mm. Gas pembawa yang

digunakan adalah nitrogen (N2) dengan laju alir 1,6 ml/min.

Analisa GC-MS dilakukan terhadap tiga sampel, yaitu hidrogenasi heksil

asetat dengan katalis CuO/ZnO 1 %, dengan katalis nikel 1 % dan dengan katalis

ZSM-5 1%.

Kromatogram hidrogenasi heksil asetat dengan katalis CuO/ZnO 1 %

dapat dilihat pada Gambar 16. Pada gambar tersebut terlihat adanya satu puncak

yang tertinggi dan terluas areanya. Puncak kromatogram GC-MS yang

menunjukkan jumlah senyawa yang terkandung dalam hasil hidrogenasi heksil

asetat dengan katalis CuO/ZnO 1 %. Puncak tersebut muncul pada waktu retensi

5,218 dengan luas area sebesar 25181384.

Gambar 16. Kromatogram Hasil Hidrogenasi Heksil Asetat dengan Katalis

CuO/ZnO 1 %.

Page 57: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

Adapun interpretasi hasil analisa GC-MS hasil hidrogenasi heksil asetat

dengan katalis CuO/ZnO disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Interpretasi Hasil Hidrogenasi Heksil Asetat dengan Katalis CuO/ZnO 1%

Puncak Waktu Retensi

Luas Area Base Peak

Senyawa yang

Disarankan

Molecular Ion Peak

Similaritas (%)

2 5,218 25181384 43,10 Heksil asetat

(C8H16O2) 114 98

Spektrum massa pada sampel di atas memiliki base peak sebesar 43,10.

Berdasarkan spektrum massa tersebut, diketahui bahwa kemungkinan senyawa

yang terbentuk adalah heksil asetat dengan similaritas sebesar 98%. Kemungkinan

tersebut dilihat dari kemiripan pola fragmentasi spektrum massa sampel dengan

pustaka fragmen yang tersedia pada MS. Adapun pola fragmentasi heksil asetat

adalah sebagai berikut :

O

O

- 60

m/z = 84

m/z = 144

penataan ulang

H

CH3

+

m/z = 42

m/z = 43

+

m/z = 101

O

O+

m/z = 43m/z = 101

m/z = 42

m/z = 84

O

O

Page 58: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

Analisa hasil GS-MS terhadap hasil hidrogenasi dengan menggunakan

katalis nikel 1% ditunjukkan oleh kromatogram pada Gambar 17 sebagai berikut :

Gambar 17. Kromatogram hasil hidrogenasi heksil asetat dengan katalis nikel 1%

Pada kromatogram hasil hidrogenasi dengan katalis nikel 1 % terdapat 5

puncak yang terbentuk juga dengan satu puncak paling tinggi dan paling luas

puncak areanya. Puncak tersebut muncul pada waktu retensi 5,301 dengan luas

area sebesar 28227038.

Interpretasi hasil analisa GC-MS terhadap hasil hidrogenasi dengan katalis

nikel 1 % dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Interpretasi Hasil Hidrogenasi Heksil Asetat dengan Katalis Nikel 1%

Puncak Waktu Retensi

Luas Area Base Peak

Senyawa yang

Disarankan

Molecular Ion Peak

Similaritas (%)

3 5,301 28227038 43,05 Heksil asetat

(C8H16O2) 114 98

Spektrum massa pada sampel tersebut memiliki base peak sebesar 43,05.

Berdasarkan spektrum massa, diketahui bahwa kemungkinan senyawa yang

terbentuk adalah heksil asetat dengan similaritas sebesar 98%.

Page 59: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

Analisa hasil GC-MS terhadap hasil hidrogenasi heksil asetat dengan

menggunakan katalis ZSM-5 1% ditunjukkan oleh kromatogram pada Gambar 18

dan tabel 7. Reaksi hidrogenasi ini menghasilkan dua senyawa, hal tersebut dapat

dilihat dari puncak kromatogram pada Gambar 18. Pada kromatogram tersebut

muncul satu puncak dengan waktu retensi 2,604 dan luas area sebesar 820297

juga muncul puncak dengan waktu retensi 5,344 serta luas area sebesar 26446269.

Gambar 18. Kromatogram Hasil Hidrogenasi Heksil Asetat dengan Katalis ZSM-5

1%

Interpretasi hasil analisa GC-MS terhadap hasil hidrogenasi dengan katalis

ZSM-5 1% dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Interpretasi Hasil Hidrogenasi Heksil Asetat dengan Katalis ZSM-5 1%

Puncak Waktu Retensi

Luas Area Base Peak

Senyawa yang

Disarankan

Molecular Ion Peak

Similaritas

(%)

2 2,604 820297 56,10 1-heksanol

(C6H12O) 102 92

3 5,344 26446269 43,05 Heksil asetat

(C8H16O2) 114 98

Page 60: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

Spektrum massa hasil hidrogenasi dengan katalis ZSM-5 1% memiliki

base peak sebesar 56,10 untuk puncak 2 dan 43,05 untuk puncak 3. Senyawa

yang disarankan oleh pustaka fragmen MS untuk puncak 1 adalah 1-heksanol

dengan similaritas sebesar 92% dan senyawa yang disarankan untuk puncak 3

adalah heksil asetat dengan similaritas 98%. Pola fragmentasi heksil asetat adalah

sebagai berikut :

Titik didih 1-heksanol lebih rendah dibandingkan heksil asetat (1-heksanol

156-157 oC dan heksil asetat 163 oC). Dan tidik didih etanol lebih rendah dari 1-

heksanol (etanol 78oC, 1-heksanol 156-157 oC). Semakin rendah titik didih suatu

komponen maka waktu retensinya akan semakin kecil/singkat karena pada

temperatur tertentu zat tersebut sudah menjadi fasa uap sehingga bisa bergerak

lebih cepat sebagai fasa gerak dalam kolom kapiler sedangkan komponen lainnya

masih dalam fasa cairan. Sehingga 1-heksanol yang terlebih dahulu menjadi uap

lebih cepat keluar dari kolom.

Massa molekul relatif (Mr) 1-heksanol pun lebih kecil dibandingkan

dengan Mr heksil asetat (Mr 1-heksanol 102 g/mol sedangkan heksil asetat 144,21

g/mol). Semakin kecil ukuran sebuah komponen dan semakin kecil nilai Mr maka

Page 61: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

sebuah komponen akan lebih dapat bergerak lebih cepat keluar dari kolom. Jadi

semakin kecil ukuran komponen dan semakin kecil Mr komponen maka waktu

retensinya akan semakin kecil pula. Oleh karena itulah 1-heksanol memiliki waktu

retensi yang lebih kecil dibandingkan dengan heksil asetat. Heksanol yang

terbentuk dapat didehidrasi membentuk 1-heksena sehingga olefin yang

digunakan dalam reaksi esterifikasi membentuk heksil asetat dapat doperoleh

kembali.

Hasil analisa GC-MS dari hasil hidrogenasi heksil asetat dengan

menggunakan katalis CuO/ZnO, nikel dan ZSM-5 menunjukkan bahwa katalis

ZSM-5 merupakan katalis yang lebih baik mengkatalisis hidrogenasi heksil asetat

menjadi 1-heksanol dan etanol dalam konsentrasi 1% katalis. Adapun etanol tidak

teridentifikasi oleh GC-MS dikarenakan karakterisasi menggunakan GC-MS

memerlukan kondisi dan perlakuan yang berbeda dari analisa yang dilakukan

dalam penelitian ini.

Dari berbagai analisa yang dilakukan (uji oksidasi, FTIR dan GC-MS),

katalis ZSM-5 merupakan katalis yang lebih baik dalam mengkatalisis reaksi

hidrogenasi heksil asetat menjadi alkohol, bila dibandingkan dengan katalis nikel

maupun CuO/ZnO dengan konsentrasi yang sama (1% b/b). Ketiga jenis katalis

ini merupakan katalis yang berumur panjang, dapat diperoleh kembali setelah

digunakan dalam reaksi. Dari segi ekonomi, katalis ZSM-5 juga lebih ekonomis

dibandingkan dengan katalis nikel dan CuO/ZnO. Disamping itu, terdapat

kemungkinan bahwa katalis CuO/ZnO yang digunakan belum mencapai kondisi

optimum pada suhu 160 oC, sehingga kemampuannya dalam mengkatalisis reaksi

hidrogenasi rendah. Dalam hal ini, Zhang (2010) mengatakan bahwa katalis

Page 62: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

berbasis Cu memiliki aktivitas dan selektivitas yang tinggi pada kondisi suhu 250-

350 oC dengan tekanan sekitar 10-20 MPa.

4.3. Pembuatan Kurva Kalibrasi

Pengukuran terhadap viskositas dan densitas etanol, campuran etanol dan

heksanol dalam berbagai perbandingan serta heksanol dilakukan untuk

menentukan kurva kalibrasi hasil hidrogenasi heksil asetat, disajikan oleh Gambar

19.

Gambar 19. Kurva Kalibrasi Viskositas dan Densitas Campuran Etanol dengan

Heksanol

Grafik tersebut menunjukkan bahwa densitas dari campuran dengan

berbagai rasio tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan, hal ini terjadi

karena densitas heksanol dan etanol tidak terlalu jauh perbedaannya (densitas

heksanol adalah 0,814 g/cm3, etanol 0,787 g/cm3). Adapun nilai viskositas

campuran menunjukkan perbedaan yang signifikan (viskositas etanol 1,0513 dan

Perbandingan komposisi etanol:1-heksanol

Page 63: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

heksanol 3,9082). Dari campuran yang mengandung lebih banyak etanol hingga

yang lebih banyak heksanolnya terjadi kenaikan viskositas, dimana semakin

banyak kandungan heksanol dalam campuran, viskositasnya semakin tinggi

hingga nilainya mendekati nilai viskositas heksanol. Kenaikan tersebut

menunjukkan bagaimana rasio campuran etanol dengan heksanol dalam masing-

masing komposisi. Dengan demikian, kurva ini dapat dijadikan grafik acuan

sebagai prediksi kadar etanol melalui pengukuran viskositas campuran dari hasil

hidrogenasi heksil asetat.

Berdasarkan kurva kalibrasi, hasil hidrogenasi heksil asetat dengan

menggunakan berbagai katalis (diperlihatkan pada tabel 3) secara fisik

menunjukkan kecenderungan mendekati viskositas etanol ataupun mendekati

campuran dengan komposisi etanol yang lebih banyak dari heksanol (9:1). Namun

masih terdapat kemungkinan adanya heksil asetat yang belum bereaksi, karena

viskositas dari heksil asetat menunjukkan sedikit perbedaan dengan viskositas

etanol (viskositas heksil asetat 1,0870 dan etanol 1,0513) oleh karena itu, perlu

dilakukan proses pemurnian alkohol yang terbentuk.

Laju alir merupakan salah satu variabel yang terlibat dalam operasi suatu

pabrik kimia selain temperatur, tekanan dan konsentrasi. Variabel yang menandai

efek lingkungan dari proses kimia yang dituju dan nilainya dapat diatur dengan

bebas oleh operator. Laju alir digunakan untuk mengatur pengendalian ketinggian

cairan dalam reaktor, tangki atau kolom distilasi (Sitompul J., 2011). Dalam

penelitian ini, ditentukan laju alir distilasi campuran etanol:heksanol dengan

berbagai perbandingan komposisi. Diasumsikan bahwa reaksi hidrogenasi telah

Page 64: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

menghasilkan etanol dan heksanol dengan perbandingan komposisi 9:1; 4:1; 7:3;

3:2; 1:1; 2:3; 3:7; 1:4; dan 1:9.

Gambar 20. Kurva Laju Distilasi Campuran Etanol dan 1-Heksanol

Kurva ini menunjukkan bahwa semakin banyak komponen 1-heksanol

dalam produk tersebut, laju alir distilasi semakin berkurang. Kurva laju distilasi

ini diperlukan dalam optimasi proses pemisahan campuran etanol dan 1-heksanol

dari produk yang dihasilkan dari proses hidrogenasi heksil asetat dengan asumsi

bahwa campuran ini telah dipisahkan sebelumnya dari bahan baku hidrogenasi

yaitu heksil asetat.

Distilasi dilakukan untuk memisahkan etanol dari campuran etanol dan 1-

heksanol dan masing-masing dilakukan selama 2 jam. Suhu yang diperlukan

dalam memisahkan etanol dari campuran cukup beragam, tergantung dari berapa

banyak fraksi etanol dalam campuran. Semakin banyak kandungan etanol, maka

suhu yang diperlukan untuk memisahkan campuran relatif rendah bila

Perbandingan komposisi etanol : 1-heksanol

Page 65: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

dibandingkan dengan suhu yang diperlukan untuk memisahkan etanol dari

campuran dengan jumlah fraksi etanol yang lebih kecil.

Suhu campuran pada saat distilasi campuran etanol dan1-heksanol dengan

perbandingan etanol : 1-heksanol 9:1; 4:1; 7:3; 3:2; 1:1; 2:3; 3:7; 1:4; dan 1:9

dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Suhu Campuran pada Proses Distilasi Perbandingan Etanol : 1-Heksanol

9 : 1 4 : 1 3 : 2 7 : 3 1 : 1 2 : 3 3 : 7 1 : 4 1 : 9

Suhu oC 79 80 74 80 86 90 100 104 118

Perbedaan ini terjadi karena kesetimbangan fasa dari masing-masing

campuran berbeda, sehingga suhu yang dibutuhkan untuk mencapai

kesetimbangan fasa tersebut menjadi berbeda. Semakin banyak komponen yang

tidak mudah menguap, maka suhu yang dibutuhkan untuk memisahkan campuran

pun semakin tinggi (Arsyad, 2001).

Page 66: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Heksil asetat dapat dihidrogenasi menghasilkan etanol dan 1-heksanol

2. Katalis yang lebih baik dalam reaksi hidrogenasi heksil asetat adalah ZSM-5

bila dibandingkan dengan katalis nikel maupun CuO/ZnO dalam konsentrasi

1%

3. Kurva standar kalibrasi pemisahan campuran etanol-heksanol dapat

dijadikan grafik acuan sebagai prediksi kadar etanol melalui pengukuran

viskositas campuran.

5.2. Saran

1. Perlu dilakukan analisa lebih lanjut terhadap optimasi katalis ZSM-5 dalam

reaksi hidrogenasi heksil asetat, seperti dengan optimasi kondisi reaksi

(tekanan, temperatur dan pengadukan) dan optimasi penggunaan jumlah

katalis

2. Perlu dilakukan pemurnian lebih lanjut terhadap hasil hidrogenasi heksil

asetat, yaitu etanol dari produk sampingnya (heksanol).

Page 67: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

DAFTAR PUSTAKA

Adkins, Homer, et al. 1931. Method of Hydrogenating Esters. United States Patent. 2.091.800.

Al-Anshori, Jamaludin.2009. Siklisasi Intramolekuler Sitronetral Dikatalisis oleh Zeolit dan Bahan Mesoporus. Karya Tulis Ilmiah Universitas Padjadjaran Bandung.

Aldrich, Sigma. 2011. Ethanol MSDS Page.http://www.sigma-aldrich.com. (Akses pada 07 Juni 2011).

Aldrich, Sigma. 2011. Hexanol MSDS Page.http://www.sigma-aldrich.com. (Akses pada 07 Juni 2011).

Aldrich, Sigma. 2011. Hexyl Acetate MSDS Page.http://www.sigma-aldrich.com. (Akses pada 05 Juni 2011).

Andriayani. 2005. Senyawa Heteropolyacid dan Garam-garamnya sebagai Katalis pada Sistem Heterogen dalam Pelarut Organik. Karya Tulis Jurusan MIPA Universitas Sumatera Utara.

Anonim. 2008. Catalytic Hydrogenation. http//www.teledyn isco.com. (Akses pada 06 Mei 2010)

Anonim. 2011. ZSM-5. http://ruby.chemie.uni-reiburg.de. (Akses pada 07 Juni 2011).

Arsyad, M. Natsir. 2001. Kamus Kimia Arti dan Penjelasan Istilah. Jakarta : Gramedia.

Badan Standar Nasional. 2008. SNI 0936-2008 : Pulp Cara Uji Viskositas Cuprietilendiamin (Viskometer Kapiler). Jakarta : Author.

Bakri, Ridla, Tresye Utari, Indra Puspitasari. 2008. Kaolin Sebagai Sumber SiO2 untuk Pembuatan Katalis Ni/ SiO2: Karakterisasi dan Uji Katalis pada Hidrogenasi Benzena menjadi Sikloheksana. J. MAKARA SAINS. VOL 12 No. 1, April 2008 : 37-43.

Cotton dan Wilkinson. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta : UI-Press.

Daintith, John. 1994. Kamus Lengkap Kimia. Jakarta : Erlangga.

Dijkstra, A.J. 1997. Hydrogenation Revisited. J. INFORM. Vol. 8(11). Pp. 1150-1158.

Fan, Tianguang. 2001.Viscosity Measurement Using Cannon-Fenske Viscometer. ASTM. D445-D2515.

Page 68: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

Fatimah, Siti Soja. 2007. Aplikasi Alur Sintesis Baru Untuk Pembuatan Biodesel Super Setana Melalui Proses Hidrotreating Minyak Nabati Non Pangan Menggunakan Katalis. J. Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.

Fessenden & Fessenden. Jilid 1 dan 2. 2006. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga.

Hasibuan, Hasrul Abdi. 2009. Perolehan Kembali Nikel dari Katalis Nikel Terpakai (spent catalyst) Pasca Proses Hidrogenasi Minyak Kelapa Sawit dengan Proses Pelindian (Leaching) Asam Sulfat. Tesis Prodi Ilmu Kimia pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan.

Hermanto, Sandra. 2008. Mengenal Lebih Jauh Teknik Analisa Kromatografi dan Spektrofotometri. Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah.

Kiff, et all. 1983. Production of Ethanol from Acetic acid. United States Patent. (11) 4,421,939.

Lassi, Ulla. 2003. Deactivation Correlation of Pd/Rh Three-Way Catalyst Designed for EURO IV Emission Limits : Effect of Ageing Atmosphere, Temperature and Time. J. OULU ISSN 1796-2226.

Liherlinah, dkk. 2009. Sintesis Nanokatalis CuO/ZnO/Al2O3 untuk Mengubah

Metanol Menjadi Hidrogen untuk Bahan Bakar Kendaraan Fuel Cell. Jurnal Nanosains dan Nanoteknologi ISSN 1979-0880.

McGarvey, David J. 2005. Chemistry Enhancement Course Session I. Staffordshire : Keele University.

Munifah, Ifah. 2005. Petunjuk Praktikum Kimia Instrumentasi. Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah.

Nurbayti, Siti. 2007. Penunun Praktikum Kimia Organik. Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah.

Rahmi, Silvia, Adelina. 2011. Pembuatan Etanol dari Sorgum (Shorgum Bicolor L. Moench) Melalui Hidrolisis Enzimatik Diikuti oleh Fermentasi Menggunakan Saccharomyces cerevisiae. Karya Tulis : Laboratorium Biokimia.

Robinson, Allan. 2010. How to Create Hydrogen Gas. http://www.ehow.com. (Akses pada 24 Maret 2010).

Robinson, Allan. Hydrogenation Method. http://www.ehow.com. (Akses pada 24 Maret 2010).

Samsuri. 2007. Pemanfaatan Selulosa Bagas untuk Produksi Etanol Melalui Sakarifikasi dan Fermentasi Serentak dengan Enzim Xylanase. J. MAKARA TEKNOLOGI. Vol. 11. No. 1. April 2007 : 17-24.

Page 69: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

Satterfield, Charles N. 1991. Chemistry and Catalyst in Industrial Practice. New York : Mc Graw Hill.

Savitri, Yan Irawan, Wuryaningsih, M. Ghozali. 2006. Rate of Reaction’s Constants as Time Function from Esterification of Glycerol with Oleic Acid Using Zeolyt as Catalyst. J. International Oil Palm Conference PCTE-02.

Setiadi, Praswati PDK Wulan, Hadi Suprayitno. 2008. Pemanfaatan Zeolit Alam sebagai Komponen Penyangga Katalis untuk Reaksi Hidrogenasi CO2 & Perengkahan Minyak Sawit. Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Indonesia.

Shirazy, L. E. Jamshidi, M.R. Ghasemi. 2008. The Effect of Si/Al Ratio Of ZSM-5 Zeolite on its Morphology, Acidity and Crystal Size. J. Crist Rest Technologies 43. No. 12, 1300-1306.

Silverstein, Robert M, Francis X. Webster. 2005. Spectometric Identification of Organic Coumpounds. New York : John Wiley and Son Inc.

Sostrohamidjojo, Hardjono. 1990. Spektroskopi Inframerah. Yogyakarta : Liberty.

Welasih, Tjatoer. 2007. Pengaruh pH pada Reaksi Hidrogenasi Glukosa Menjadi Sorbitol dalam Reaktor Berpengaduk dan Bertekanan Tinggi. J. Kimia dan Teknologi ISSN 0216-163X.

Widyawati, Yeti. 2007. Disain Proses Dua Tahap Esterifikasi-Transesterifikasi (Estrans) pada Pembuatan Metil Ester (Biodiesel) dari Minyak Jarak Pagar (Jatropa curcas.L). Tesis Prodi Teknologi Industri Pertanian pada Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Zahrina, Ida. 2008. Sintesis ZSM-5 Tanpa Templat dari Zeolit Alam dan Abu Kelapa Sawit. J. Teknologi Proses ISSN 1412-7814.

Zhang, Bexiao. Et al. 2010. Hydrogenation of Ethyl Acetate to Ethanol over Ni-based Catalysts Obtained From Ni/Al Hydrotalcite-Like Coumpound. J. Molecules ISSN 1420-3049.

Page 70: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

Lampiran 1. Diagram Proses Produksi Etanol

Page 71: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

Lampiran 2. Reaktor Hidrogenasi (vinci - Technologies – ruel 92)

Spesifikasi alat : Kapasitas 0.2 L, dilengkapi dengan barometer, jacket logam dengan temperatur yang

dapat disesuaikan dengan kebutuhan, dengan saluran masuk dan keluar gas yang dapat dibuka-tutup sehingga dapat dilakukan hidrogenasi dengan metode batch ataupun continue, tekanan maksimum hingga 160 bar.

Barometer

Saluran untuk

sampling

jacket

hotplate

Knop gas keluar

Termometer

Gas keluar

Knop untuk

sampling

Gas masuk

Page 72: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

Lampiran 3. Katalis yang Digunakan dan Hasil Uji Oksidasi K2Cr2O7

a b c

d e f

Keterangan :

a. Katalis ZSM-5 b. Katalis CuO/ZnO c. Ktalis nikel d. Sampel hasil hidrogenasi heksil asetat (ki-ka: dengan katalis ZSM-5 1%, nikel 1%,

CuO/ZnO 1%): e. Sampel hasil uji oksidasi K2Cr2O7 setelah ± 30 menit (ki-ka: dengan katalis ZSM-5 1%,

nikel 1%, CuO/ZnO 1%) f. Sampel hasil uji oksidasi K2Cr2O7 setelah 24 jam (dengan katalis nikel 1%)

Page 73: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

Lampiran 4. Skema Kerja Hidrogenasi Heksil Asetat

katalis

suhu 160oC selama 8 jam

tekanan 15 Kg/cm2

Analisa FTIR, GCMS

Identifikasi gugus alkohol

Ditentukan sifat fisik (viskositas, densitas)

Identifikasi Produk

Produk

Disaring

gas H2

Heksil asetat

Page 74: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

Lampiran 5. Skema Kerja Penentuan Kurva Kalibrasi Distilasi

Di uji viskositas dan densitasnya

Distilasi campuran

Dibuat campuran etanol dan heksanol dengan variasi perbandingan :

1 : 9 3 : 7 1 : 4 2 : 3 1 : 1 3 : 2 7 : 3 9 : 1 4 :

Ditentukan

viskositas dan

densitas sampel

pada waktu

tertentu selama

distilasi

Ditentukan

viskositas dan

densitas

residu

Ditentukan

viskositas dan

densitas

distilat

Di ukur laju

distilasi

Page 75: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

Lampiran 6. Kondisi Operasi GC-MS

Spesifikasi Keterangan Nama kolom DB5 MS

Panjang kolom 30 m Diameter kolom 0,25 mm Ketebalan kolom 0,25µm df Jenis kolom Non polar Suhu kolom oven 60 oC Suhu injeksi 300 oC Cara injeksi Split Cara kontrol aliran Kecepatan linear Tekanan 100 kPa Total aliran 19,9 mL/menit Aliran kolom 1,6 mL/menit Kecepatan linear 46,4 cm/detik Jumlah sampel 5 µl Fase diam Sampel hasil hidrogenasi Fase gerak Gas nitrogen

Page 76: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

Lampiran 7. Hasil Analisa FTIR pada Senyawa Heksil Asetat

Page 77: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

Lampiran 8. Hasil Analisa FTIR terhadap Hasil Hidrogenasi Heksil Asetat dengan Katalis CuO/ZnO 1% pada Frekuensi 4000-500 nm

Page 78: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

Lampiran 9. Hasil Analisa FTIR terhadap Hasil Hidrogenasi Heksil Asetat dengan Katalis Nikel 1% pada Frekuensi 4000-500 nm

Page 79: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

Lampiran 10. Hasil Analisa FTIR terhadap Hasil Hidrogenasi Heksil Asetat dengan Katalis ZSM-5 1% pada Frekuensi 4000-500 nm

Page 80: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

Lampiran 11. Hasil Analisa GC Hasil Hidrogenasi Heksil Asetat dengan Katalis CuO/ZnO 1%

Page 81: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

Lampiran 12. Hasil Analisa MS Hasil Hidrogenasi Heksil Asetat dengan Katalis CuO/ZnO 1%

Page 82: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah
Page 83: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah
Page 84: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah
Page 85: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

Lampiran 13. Hasil Analisa GC Hasil Hidrogenasi Heksil Asetat dengan Katalis Nikel 1%

Page 86: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

Lampiran 14. Hasil Analisa MS Hasil Hidrogenasi Heksil Asetat dengan Katalis Nikel 1%

Page 87: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah
Page 88: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah
Page 89: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah
Page 90: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah
Page 91: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

Lampiran 15. Hasil Analisa GC Hasil Hidrogenasi Heksil Asetat dengan Katalis ZSM-5 1%

Page 92: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

Lampiran 16. Hasil Analisa MS Hasil Hidrogenasi Heksil Asetat dengan Katalis ZSM-5 1%

Page 93: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah
Page 94: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah
Page 95: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah
Page 96: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah
Page 97: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah
Page 98: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

Lampiran 17. Tabel Viskositas dan Densitas Etanol, Heksanol dan Perbandingan Keduanya dalam Pembuatan Kurva Kalibrasi

zat viskositas Densitas

Etanol 0.7881 0.7864

9:1 1.0857 0.7656

4:1 1.2024 0.7868

7:3 1.3309 0.7953

3:2 1.4838 0.7987

1:1 1.6610 0.8006

2:3 1.8510 0.8036

3:7 2.3105 0.8076

1:4 2.6050 0.8103

1:9 2.9937 0.8139

heksanol 3.8780 0.8161

Page 99: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

Lampiran 18. Densitas dan Viskositas Sampling pada Saat Proses Distilasi

No sampilng (9:1)

1

viskositas Densitas menit ke-40 1.2108 0.7908

menit ke-80 3.4402 0.8165 Distilat 0.7871

2

sampilng (4:1) menit ke-40 1.8161 0.8158 menit ke-80 3.5263 0.8169

Residu 3.5726 0.8165 Distilat 1.108 0.7863

3

sampling (7:3) menit ke-40 2.1923 0.8053 menit ke-80 3.3684 0.8063

Residu 4.1599 0.9367 Distilat 1.1179 0.7864

4

sampling (3:2) menit ke-40 2.0809 0.8059 menit ke-70 3.2536 0.8057 menit ke-100 3.6376 0.8171

Residu 4.1333 0.9759 Distilat 1.0869 0.7869

5

sampling (1:1) menit ke-40 2.8697 0.8121 menit ke-80 3.5191 0.8185

Residu 3.5549 0.8173 Distilat 1.1153 0.788

6

sampling (2:3) menit ke-30 2.765 0.8078 menit ke-70 3.0147 0.8161 menit ke-100 3.6956 0.8136

Residu 3.6154 0.8153 Distilat 1.0442 0.7925

7

sampling (3:7) menit ke-40 2.7084 0.8098

Residu 3.5261 0.816 Distilat 1.1183 0.7911

8 sampling (1:4)

menit ke-50 3.3337 0.8145 Residu 3.5343 0.8164

9 sampling (1:9)

Residu 3.5752 0.8161 Distilat 1.1216 0.7882

Page 100: Sintesis Etanol Melalui Reaksi Hidrogenasi Heksil Asetat ... · PDF filesintesis etanol melalui reaksi hidrogenasi heksil asetat dengan menggunakan berbagai katalis mustaofidatul jamaliah

Lampitran 19. Data dan Grafik Penentuan Laju Alir Destilasi

Laju Alir (ml/menit)

9 : 1 4 : 1 7:3 3:2 1:1 2:3 3:7 1:4 1:9

1.2200 1.4300 1.3600 1.2800 1.2400 1.3400 0.5600 0.3400 -

1.7400 2.2800 2.9000 1.8100 2.1000 1.6500 0.7600 - -

2.2100 2.7400 2.8200 2.2600 2.1400 1.4000 0.6100 - -

2.7000 3.2100 2.8600 1.9000 1.5700 1.1200 0.600 - -

3.3400 2.0400 2.1000 1.5200 0.9600 0.5800 0.5000 0.1800 -

2.7800 1.5000 0.8800 0.8800 0.4400 0.3000 0.3000 0.3000 0.2400

1.6200 0.2800 0.2300 0.3400 0.1800 0.1000 0.1800 0.4000 -

0.2200 0.0571 0.0530 0.1400 0.0632 0.0612 0.1000 0.1800 -

0.0326 0.0204 0.0408 0.0673 0.0061 0.0061 0.0800 0.0800 -

- 0.0081 0.0081 0.0448 0.0041 0.0061 0.1400 0.2000 -

- - - 0.0061 0.0041 0.0041 0.1200 0.2000 -

- - - 0.0061 - 0.0004 0.0795 0.0600 0.1200

1.3219 1.1304 1.1043 0.8545 0.7256 0.5473 0.3358 0.2156 0.1800