sigmund freud

22
SIGMUND FREUD Freud adalah seorang developmentalis artinya percaya bahwa perubahan psikologis diatur oleh kekuatan- kekuatan batin, khususnya kedewasaan biologis. Freud juga melihat bahwa pendewasaan membawa bersamanya energi seksual dan agresif tak terkendali, dimana masyarakat harus menekannya. Karena itu kekuatan kekuatan sosial juga berperan kuat. Freud lahir di Freiberg, Moravia sekarang bagian dari Negara Chekoslowakia.Dia putra pertama dari ibu yang berusia 20 tahun dan ayah berusia 40 tahun. Dan ayahnya memiliki dua putra lain yang sudah dewasa dari pernikahan sebelumnya. Ketika masih kecil Freud adalah anak yang cerdas, dan keluarga mendukung penuh studinya. Ketertarikan intelektual Freud meliputi beragam topik, dan ketika usianya cukup untuk masuk universitas dia memilih fakultas kedokteran, karena bidang ini memberinya kesempatan untuk melakukan penelitian. Di fakultas kedokteran ini , Freud melakukan beberapa penelitian penting tentang otak depan petromyzon, salah satu jenis ikan. Antara usia 26 sampai 35 than, Freud dengan gigih menyelidiki sebuah bidang tempat dia melakukan sebuah penemuan penting. Dia memutuskan meneruskan risetnya

Upload: dhiahabsyi

Post on 19-Oct-2015

62 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

sigmund freud

TRANSCRIPT

SIGMUND FREUDFreud adalah seorang developmentalis artinya percaya bahwa perubahan psikologis diatur oleh kekuatan-kekuatan batin, khususnya kedewasaan biologis. Freud juga melihat bahwa pendewasaan membawa bersamanya energi seksual dan agresif tak terkendali, dimana masyarakat harus menekannya. Karena itu kekuatan kekuatan sosial juga berperan kuat.

Freud lahir di Freiberg, Moravia sekarang bagian dari Negara Chekoslowakia.Dia putra pertama dari ibu yang berusia 20 tahun dan ayah berusia 40 tahun. Dan ayahnya memiliki dua putra lain yang sudah dewasa dari pernikahan sebelumnya. Ketika masih kecil Freud adalah anak yang cerdas, dan keluarga mendukung penuh studinya. Ketertarikan intelektual Freud meliputi beragam topik, dan ketika usianya cukup untuk masuk universitas dia memilih fakultas kedokteran, karena bidang ini memberinya kesempatan untuk melakukan penelitian. Di fakultas kedokteran ini , Freud melakukan beberapa penelitian penting tentang otak depan petromyzon, salah satu jenis ikan.

Antara usia 26 sampai 35 than, Freud dengan gigih menyelidiki sebuah bidang tempat dia melakukan sebuah penemuan penting. Dia memutuskan meneruskan risetnya dibidang neurologi, namun kemudian lebih tertarik Pada kemunkinan terpobosan-terobosan yang lain. Untuk sesaat ,Freud mengira sudah menemukan revolusi penggunaan kokain, jenis obat yang tampaknya dia sendiri kecanduan untuk sementara waktu. Freud juga mengunjungi laboratorium Charcot di Paris, dimana Charcot sedang menyelidiki misteri hysteria. Studi tentang penyimpangan ini menjadi titik awal kontribusi Freud terbesar bagi psikologi.

Istilah hysteria kemudian diaplikasikannya kepada penyakit-penyakit ringan seperti kelupaan, karena untuk kasus ini tidak ada penjelasan fisiologi yang memadai. Karya Freud yang pertama tentang hysteria berisi salah satu contoh kasus Josef Breuer yang menangani seorang wanita (Anna O) dengan membantu menyingkapkan pikiran dan perasaan terpendamnya lewat hipnotis. Tampaknya bagi Breuer dan Freud paien-pasien hysteria memiliki penghalang (block-off), atau sesuatu yang merepresi, bagi harapan dan emosi kesadarannya. Energi yang terhalang ini kemudian berubah menjadi gejala-gejala fisik. Terapinya kalau begitu terdiri atas penyingkapan dan pembebasan emosi-emosi yang telah diasingkan kebagian pikiran yang berbeda ketaksadaran.

Karya awal Freud tentang hysteria bisa diilustrasikan lewat kasus seorang wanita yang disebutnya Elizabeth Von R. Ia menderita penyakit hysteria dipahanya, rasa sakit yang jadi semakin buruk setelah berjalan-jalan bersama kakak iparnya, Elizabeth merasakan rasa simpati yang ganjil, namun kemudian hilang begitu saja karena hal itu hanya dianggap kedekatan sebagai keluarga. Kakak perempuannya meninggal, Elizabeth datang ke makamnya. Namun ketika Elizabeth berdiri disamping ranjang bekas jasad kakak perempuannya itu, tiba-tiba untuk sesaat menyeruak dibenaknya sebuah pemikiran, yang bisa dikerangkai dengan kata-kata ini; sekarang dia sudah bebas dan aku bisa menikahinya. Keinginannya tentu tidak bisa diterima oleh pemahaman moralnya, jadi dia segera merepresinya. Elizabeth setelah itu mengalami sakit dengan penderitaan hysteria yang menyakitkan, dan ketika Freud merawatnya, dia sudah lupa dengan pemikiran yang pernah muncul saat berada disamping ranjang kakak perempuannya dulu. Dibutuhkan berjam-jam penanganan psikoanalitik untuk menyingkapkan memori ini dan memori-memori lainnya, karena Elizabeth mempunyai alasan yang kuat untuk menghilangkan semua itu dari kesadarannya. Akhirnya dia sanggup mencapai kembali kesadaran akan perasaan-perasaan itu, dan ketika dia bisa mengingat memori-memori tersebut, maka hal-hal itu tidak lagi memunculkan gejala-gejala pada tubuhnya.

Dalam menangani Elizabeth tidak menggunakan hipnotis, karena hipnotis hanya bisa digunakan terhaap beberapa kasus saja, itupun hanya menemukan kesembuhan yang sementara. Di titik ini Freud menggantinya dengan metode asosiasi bebas (Free association), dimana pasien disuruh membiarkan pikirannya berjalan kesana-kemari dan melaporkan apapun yang muncul, apalagi menyensornya.

Ketika membangun teorinya, Freud bersepekulasi bahwa tidak hanya histeri dan pasien-pasien neurotic lainnya yang menderita konflik internal seperti itu. Kita semua mempunyai pikiran bahwa kita tidak boleh membuka aib diri sendiri. Didalam neurosis, represi dan konflik menjadi mendalam dan tidak bisa diatur lagi sehingga menghasilkan gejala-gejala. Dari konflik inilah kita tahu kondisi orang yang kita hadapi.

Breuer dan Freud kemudian menerbitkan sebuah buku bersama Studies on Hysteria (1895) yang menjadi karya klasik pertama di dalam teori psikoanalitik. Namun Breuer tidak melanjutkan penelitiannya di wilayah ini. Freud semakin menemukan bahwa emosi utama dihalangi para penderita hysteria dari kesadaran adalah hasrat seksual sebuah temuan yang dirasakan Breuer benar namun dia sendiri secara pribadi tidak nyaman dan merasa terganggu.

Ketika Freud menggali lebih dalam bidang ini, dia menemukan bahwa memori terpendam pasiennya mengarah lebih jauh kebelakang, kemasa lalunya- kemasa kanak-kanak mereka. Namun kemudian dia menyimpulkan bahwa fantasi juga mengatur hidup kita. Pikiran dan perasaan bisa menjadi sama pentingnya dengan peristiwa-peristiwa aktual. Pada tahun 1897, Freud kebingungan untuk menemukan kebenaran dari memori-memori pasiennya, dia memulai garis penyelidikan kedua- sebuah analisis diri. Termotivasi oleh gangguan yang dirasakan pada saat ayahnya meninggal, Freud mulai menguji mimpi-mimpi, memori-memori dan pengalaman kanak-kanaknya sendiri. Lewat analisis ini, dia meraih konfirmasi independen atas teori seksualitas kanak-kanaknya dan menemukan apa yang dianggapnya sebagai pengertian paling heboh masa itu: Komplek Oedipus pada anak. Artinya freud menyatakan bahwa dia (dan mungkin semua anak pada umumnya) mengembangkan sebuah persaingan mendalam dengan orang tua dari jenis kelamin yang berbeda. Freud pertama menerbitkan teorinya didalam Interpretation of dreams (1900). Dia menyebutnya interpretasi mimpi ini sebagai Jalan raya menuju ketaksadarannya.

Analisis diri Freud bukan proses yang mudah dilakukan. Dia menyelidiki wilayah ini yaitu ketaksadaran-tanpa peduli apakah Tuhan tahu jenis makhluk yang akan merayap keluar dari daLamnyya.

Sekitar tahun 1901 Freud berusia 45 tahun, dia mulai bangkitd ari pengucilan Intelektualnya. Penelitiannya menarik beragam ilmuwnan dan penulis muda, bahkan beberapa dari mereka bertemu dengannya untuk diskusi mingguan. Kelompok diskusi ini berkembang dan mempunyai murid Alfred Adlerdan Carl Gustav jung. Freud terus mengembangkan dan merevisi teorinya sampai akhir hayatnya, dan meninggal pada usia 83 tahun.

Tahap-tahap Perkembangan PsikoseksualPenelitian Freud telah membawanya untuk percaya bahwa perasaan-perasaan seksual mestinya aktif pada usia kanak-kanak. Namun begitu, konsep konsep seksualitas Freud ini sangat luas.

1. Tahap oralBagian pertama dimulai dari bayi samapi 6 bulan, bahwa bayi telah mengalami kesenangan menghisap putting ibunya untuk bertahan hidup. Itu sebabnya , bayi sampai terbawabawa menghisap jarinya sendiri atau objek lain meskipun perutnya tidak lapar. Freud menyebut kesenangan dari menghisap ini otoerotik. Artinya, ketika bayi menghisap jarinya sendiri, mereka tidak mengarahkan impuls-impuls kepada orang lain selain menemukan kenikmatan lewat tubuh mereka sendiri.Namun aktivitas-aktivitas otoerotik tidak terbatas hanya kepada tahap oral. Ditahap berikutnya, contohnya masturbasi anak-anak juga dianggap sebuah otoerotik. Seperti Piaget, Freud melihat bahwa selama enam bulan pertama atau lebih dari kehidupan pertamanya, dunia bayi tidak terobjek, artinya, bayi tidak memiliki konsepsi tentang orang atau hal-hal yang eksis dalam dirinya sendiri. Saat digendong, contohnya, bayi kecil mengalami rasa nyaman pelukan ibu namun dia tidak menyadari bahwa kepribadian ibu sebagai pribadi yang terpisah. Terkadang Freud melukiskan kondisi tak terobjek ini sebagai salah satu narsisisme utama. Istilah narsisisme berarti mencintai diri sendiri, sebuah istilah yang diambil mitos yunani kuno tentang seorang anak laki-laki bernama Narcisus yang jatuh cinta kepada bayangannya sendiri dipermukaan air danau. Yang dimaksud dengan kondisi narsisistik dasar adalah tidur, ketika bayi merasa hangat dan cukup dengan dirinya sendiri, sama sekali tidak memiliki ketertarikan pada dunia luar.

Bagian kedua tahap oral ,kira-kira sejak usia 6 bulan, bayi mulai mengembangkan konsepsi tentang orang lain, khususnya ibu, sebagai pribadi yang berbeda dan terpisah dari dirinya namun dibutuhkan. Mereka jadi cemas bila ibu meninggalkannya atau ketika mereka bertemu dengan orang asing tempat ibunya.

Pada saat yang sama, perkembangan penting lainnya sedang terjadi: pertumbuhan gigi dan dorongan untuk menggigit. Dititik ini, Karl Abraham (1924) menunjukkan bahwa secara samar-samar bayi membentuk gagasan bahwa mereka bisa membuat ibu menjauh dari mereka- lewat dorongan mereka untuk menggigit dan menangis. Kehidupan ditahap ini kemudian jadi makin kompleks dan mengganggu. Agak mengherankan bahwa orang dewasa tanpa sadar ingin kembali ketahap oral ini, dimana segala sesuatu terlihat jauh lebih sederhana dan menyenangkan.

Fiksasi dan regresi. Menurut Freud, kita semua melewati tahapan oral sama seperti kita melewati tahap-tahap perkembangan psikoseksual lainnya. Namun begitu, kita bisa juga mengembangkan sebuah fiksasi ditahap apapun tak peduli seberapa jauh kita sudah melampauinya, kita masih mempertahan keasyikan tertentu dengan kesenangan dan persoalan ditahap-tahap awal ini. contohnya, jika kita terfiksasi ditahap oral ,kita mungkin menemukan diri kita terus menerus diasyikkan dengan makanan-atau kita menemukan kalau kita bekerja paling nyaman saat menghisap atau menggigit objek tertentu seperti pensil, atau memperoleh kesenangan terbesar dari aktivitas-aktivitas seksual yang bersifat oral, atau merasa kecanduan untuk merokok atau minuman. Freud mengatakan bahwa dia tidak begitu pasti dengan penyebab fiksasi, namun para psikoanalis umumnya percaya bahwa fiksasi dihasilkan oleh kesenangan berlebihan atau rasa prustasi yang berlebihan ditahap perkembangan tertentu.

Kecendrungan regresi ditentukan oleh kekuatan fiksasi dimasa kanak-kanak dan daya tolak frustasi yang dialaminya saat ini. Jika kita memiliki fiksasi oral yang kuat, maka frustasi yang relatif kecil di dalam hidup sehari-hari saja sudah cukup menjadi penyebab munculnya regresi oral. disisi lain, frustasi besar bisa menyebabkan sebuah regresi ketahap perkembangan awal meski fiksasinya tidak begitu kuat.

Jenis-jenis regresi yang sudah kita bahas ini bisa saja terdapat di dalam diri kita masing-masing pada orang yang relatif normal. Kita semua menemukan bahwa hidup banyak menghadapkan kita kapada rasa frustasi, sehingga entah sekarang atau kemudian kita akan mengalami regresi ke cara-cara bertindak lebih awal dan lebih kekanak-kanakan. Regresi ini sifatnya hanya parsial dan temporer bukan bersifat patologis.

Menurut Abraham, regresi ketahap oral juga menjadi jelas di dalam kasus-kasus depresi berat, seperti akibatnya kehilangan orang yang sangat dicintai, dan gejala umum adalah penolakan untuk makan. Mungkin pasien sedang menghukum dirinya sendiri,karena tanpa sadar mereka merasa kalau kemarahan oral merekalah perusak objek cintanya.

2. Tahap AnalSelama tahun kedua atau ketiga kehidupan anak, wilayah anal menjadi fokus ketertarikan seksual mereka. Anak-anak jadi semakin sadar akan sensasi-sensasi menyenangkan yang dihasilkan gerakan-gerakan isi perut di membran selaput lendir didaerah anal. Ketika sudah dapat mengontrol otot-otot dubur ini, kadang-kadang mereka belajar menahan gerakan perut mereka sampai detik terakhir untuk kemudian meningkatkan tekanan di dubur yang membawa kesenangan tertinggi saat fases akhirnya terlepas. Anak-anak juga sering tertarik dengan hasil dari kerja itu dan menikmati kegiatan memegang dan membaui fases mereka sendiri. Di tahap inilah anak kali pertama mengendalikan kesenangan instingtual mereka dengan cara yang dramtis. Segera anak siap orangtua mulai melatih mereka pelajaran toilet. Pelatihan menggunakan toilet memunculkan rasa marah dan takut yang cukup bisa membuat anak mengalami fiksasi. khususnya di Amerika serikat yang sangat ketat dengan hal ini. Akibatnya, kebanyakan orang munkin berkembang sekurang-kurangnya menuju suatu tendensi entah anal ekspulsif atau anal kompulsif.

3. Tahap Falik atau OdipalAntara usia 3 sampai 6 tahun, anak memasuki tahap Falik atau Odipal. Freud memahami tahap ini lebih baik pada anak laki-laki dari pada anak perempuan.

Krisis odipal anak laki-lakiKrisis odipal dimulai saat anak laki-laki mulai tertarik kepada penisnya. Organ ini, yang begitu mudah di buat senang dan berubah bentuk, dan begitu kaya akan sensasi. Menyalakan rasa ingin tahunya, anak lalu ingin membandingkan penisnya dengan penis pria lainnya atau dengan hewan, dan berusaha melihat organ seksual anak perempuan dan wanita. Dia munkin juga menikmati memperlihatkan penisnya dan yang lebih umum, membayangkan peran yang dimainkannya sebagai pria seksual dewasa. Dia mulai bereksperimen dan memutar fantasi dimana dia menjadi pria heroik dan agresif, seringkali mengerahkan intensinya menuju objek cinta pertamanya, sang ibu. Dia mulai mencium ibunya dengan agresif, atau tidur bersamanya ketika malam, atau membayangkan menikahinya. Dia mungkin tidak memahami hubungan senggama, mungkin dia malah heran bagaimana cara melakukan hal itu dengan ibunya.

Biasanya anak laki-laki menyelesaikan konflik Odipal lewat serangkaian manufer pertahanan (defensive maneuvers) dia menghilangkan hasrat inses terhadap ibunya lewat represi- memendam perasaan seksual apapun terhadapnya kebawah alam sadarnya. Dia masih mencintai ibunya, tentu saja, namun sekarang dia melakukannya menurut yang diperbolehkan secara sosial saja. Cinta yang disublimkan-rasa cinta yang tinggi dan murni untuk menaklukkan krisis Odipal ini, akhirnya, si anak menginternalisasi superegonya. Artinya, dia mengadopsi pandangan moral orangtua sebagai pandangannya sendiri, dan dengan cara ini menciptakan sejenis polisi hati yang menjaganya melawan impuls dan hasrat berbahaya dalam dirinya. Superego mired dengan yang kita sebut suara hati- dia seperti suara dari dalam hati yang memperingatkan kita dan membuat kita mnerasa bersalah karena sudah berfikir dan bertindak buruk. Sebelum anak menginternalisasikan superegonya, dia hanya menderita dari kritikan dan penghukuman eksternal. Sekarang dia bisa mengkritik dirinya sendiri, dan dengan demikian memiliki benteng hati mlawan impuls-impuls terlarang.Hasil hasil yang tipikal Ketika anak laki-laki menyelesaikan kompleks Oedipus di usia 6 tahun atau lebih, hasrat-hasrat persaingan dan insesnya dipendam untuk sementara waktu. Dia akan memasuki masa priode latensi, yang membuat dia relatif terbebas untuk sesaat dari kekhawatiran ini. Namun begitu, perasaan perasaan odipal ini terus eksis di dalam ketaksadarannya. Mereka mengancam untuk mematahkan kesadaran sekali lagi di masa pubertas, dan membawa pengaruh kuat bagi kehidupan orang dewasa. Pengaruh ini memiliki banyak variasi, tapi uniknya dirasakan didua wilayah utama berikut: persaingan dan cinta.

Kompleks Odipus anak perempuan Freud mencatat bahwa anak perempuan, diusia 5 tahun atau lebih, menjadi kecewa dengan ibunya. Dia merasa dicampakkan karena ibunya tidak lagi memberinya cinta dan perhatian yang konstan seperti yang diperolehnya dulu saat bayi dulu, terlebih jika adik bayi baru lahir, dia merasa sangat kekurangan dengan perhatian yang diterimanya. Lebihg jauh lagi, dia semakin marah dengan larangan ibu seperti masturbasi. Akhirnya dan yang paling mengecewakan, si gadis menemukan bahwa tidak memiliki penis-sebuah fakta yang membuatnya menyalahkan ibu.

Namun akhirnya anak perempuan mulai bisa memulihkan kebanggaan feminimnya. Ketika dia mengapresiasikan perhatian ayah. Sama seperti anak laki-laki, si anak perempuan menemukan bahwa dia tidak memiliki hak untuk memiliki objek cintanya yang baru ini. Dia menyadari bahwa dia tidak bias menikahi ayahnya, atau tidur bersamanya, atau dipeluk atau tidur sepanjang malam sesuka hatinya.

Menyelesaikan krisis Odipal Karena dia takut kehilangan cinta kedua orang tuanya. Dari situlah dia merepresi semua hasrat insesnya, mengidentifikasi diri denga figur ibu dan membangun superego untuk mengecek dirinya terhadap impuls dan hasrat terlarang. Kalau begitu sama dengan anak laki-laki, anak perempuan menghibur dirinya dan kemudian meninggalkan fantasi-fantasi persaingan dan inses.

4. Tahap LatensiDengan terciptanya pertahanan yang kuat terhadap perasaan-perasaan odipal, anak memasuki priode latensi, yang bertahan sekiar usia 11 tahun. Fantasi-fantasi seksual dan agretifitas sekarang tersembunyi dalam-dalam, di dalam tak kesadarannya. Freud melihat bahwa pada masa ini replesi seksualitas cukup luas, karena tidak hanya mencakup perasaan dan memori odipal, namun juga perasaan odan anal. Karena impuls dan fantasi yang berbahaya sudah tersimpan, anak tidak begitu terganggu dengan hal ini, dan periode laten relatif berjalan lembut. Anak sekarang bebas mengarahkan kembali energinya pada pengejaran pengejaran konkret yang bisa diterima secara sosial, seperti olahraga, permainan dan aktivitas-aktivitas intelektual.

5. Pubertas ( Tahap genital )Pada fase pubertas, dimulai sekitar usia 11 tahun untuk anak perempuan, dan 13 tahun untuk anak laki-laki, energi seksual sudah terbentuk dalam kekuatan penuh orang dewasa dan mengancam untuk membobol pertahanan yang sudah dibangun selama ini. Sekali lagi, perasaan-perasaan odipal mengancam untuk membobol keluar menuju kesadaran, dan sekarang anak-anak muda ini sudah cukup besar untuk membawanya ke dalam realitas.

Freud mengatakan bahwa dari pubertas kedepan, tugas terbesar individu adalah membebaskan diri dari perwalian orangtua. Bagi remaja laki-laki, ini artinya membebaskan ikatan dengan ibu dan menemukan wanita yang disukainya. Remaja pria juga harus menyelesaikan persaingannya dengan ayah dan membebaskan diri dari dominasi ayah atas dirinya. Untuk remaja putri, tugasnya sama, dia harus bisa memisahkan diri dari perwalian orangtua dan membangun hidupnya sendiri. Namun Freud mencatat bahwa indepedensi tidak pernah datang dengan mudah. Selama bertahun-tahun sebelumnya kita sudah membangun ketergantungan yang kuat degan orangtua, dan sangat menyakitkan jika harus memisahkan diri secara emosional dari mereka. Untuk sebagian besar dari kita, tujuan indepedensi yang sejati tidak pernah bisa diraih seutuhnya.

Setelah membahas tahap-tahap perkembangan mental manusia menurut Freud, selanjutnya akan dibahas tentang bagian-bagian jiwa. Konsep Freud yang paling terkenal adalah mengenai id, ego, dan superego.

Id Id adalah bagian dari kepribadian yang awalnya disebut Freud ketidaksadaran. Ini adalah bagian kepribadian paling primitif, mengandung refleks-refleks dan dorongan-dorongan biologis dasariah. Freud membayangkan id seperti lubang yang penuh kesenangan menggelegak, semuanya saling mendesak untuk menyembul keluar. Jika diselidiki motivasinya, maka id bisa dikatakan didominasi oleh prinsip kesenangan. Tujuannya adalah memaksimalkan kesenangan dan meminimalkan rasa sakit. Jadi id adalah sumber dan tempat dari dorongan biologis.

Bayi yang baru lahir dikendalikan oleh id, yang bekerja di bawah prinsip kesenangan (pleasure principle) dorongan untuk mencari kepuasan kebutuhan dan hasrat dengan segera. Ketika kepuasan tertunda, sebagaimana ketika bayi harus menunggu untuk diberi makan , mereka mulai memandang dirinya terpisah dari dunia luar

Awalnya, aspek kejiwaan bayi didominasi hampir seluruhnya oleh id. Bayi sangat gelisah dengan sedikit saja ketidaknyamanan di tubuhnya sehingga berusaha melepaskan semua tegangan itu secepat mungkin. Contohnya, mereka harus menunggu sekian waktu untuk bisa diberi makan. Yang dilakukan id di titik ini kemudian adalah menghalusinasikan sebuah bayangan mengenai objek yang diinginkan, sehingga dia bisa memuaskan dirinya untuk sesaat. Dan kita dapat melihat fantasi-fantasi pemenuhan-keingian seperti ini bekerja ketika seseorang yang kelaparan menghalusinasikan bayangan makanan, atau ketika pemimpi yang kehausan memimpikan segelas air di tangan sehingga dia tidak perlu lagi bangun dan mengambil gelas sebenarnya. Fantasi-fantasi demikian adalah contoh utama dari yang disebut Freud proses berpikir primer.

EgoJika kita terus diatur oleh id, maka kita tidak akan hidup lama. Untuk bertahan, kita tidak bisa bertindak semata-mata di atas dasar halusinasi atau sekedar, mengikuti impuls-impuls. Kita harus belajar menghadapi realitas. Ego adalah mekanisme untuk beradaptasi terhadap realitas. Karena itu ego merepresentasikan akal-budi atau akal sehat, mulai berkembang pada tahun-tahun pertama kehidupan dan bertindak atas dasar prinsip realitas, mencari cara yang dapat diterima dalam pemuasan kebutuhan. Karena itu, ego biasanya menunda energy psikis yang berasal dari id sampai ia menemukan jalan yang paling dapat diterima oleh realitas. Tujuan ego adalah menemukan cara yang realistis utnuk memuaskan id yang dapat diterima oleh super ego yang berkembang pad usia 5 atau 6 tahun.

Contohnya, seorang anak laki-laki segera belajar bahwa dia tidak bisa mengambil makanan karena terdorong secara impulsif di mana pun dia melihat makanan. Jika dia mengambil makanan itu dari seorang anak yang lebih besar, maka dia akan kena pukul. Dia harus belajar memahami realitas sebelum bertindak. Bagian-bagian jiwa yang menunda impuls secara langsung dan memahami realitas seperti ini disebut ego. Ego bertindak sebagai mediator antara id dan superego.

Freud mengatakanbahwa jika id berisi hasrat-hasrat yang tak terjinakkan, maka ego berisi penalaran dan pemahaman yang tepat. Karena ego memahami realitas, Freud menyebutnya mengikuti prinsip realitas. Ego berusaha menekan tindakan sampai dia memiliki kesempatan untuk memahami realitas secara akurat, memahami apa sudah terjadi di dalam situasi-situasi serupa di masa lalu, dan membuat rencana-rencana yang realistik ke masa depan. Cara berpikir yang menggunakan penalaran seperti ini disebut proses berpikir sekunder, mencakup apa yang umumnya kita kenal sebagai proses kognisi atau perseptual. Awalnya fungsi ego ini berkaitan dengan tubuh atau aspek motorik. Contohnya, ketika anak pertama-tama belajar berjalan, dia menahan impuls untuk melakukan gerakan acak, memahami di mana dia harus menghindari tabrakan, dan melatih control ego atasnya.

Freud menekankan bahwa meskipun ego berfungsi secara independen dari id, namun dia meminjam semua energinya dari id. Dia membayangkan hubungan ego dan id seperti penunggang dan kudanya. Kuda menyediakan energy gerak, sementara penunggang memiliki hak untuk memutuskan tujuan dan mengarahkan gerakan hewan yang sangat kuat ini.

SuperegoEgo kadang-kadang disebut sebagai satu di antara sejumlah system kontrol kepribadian (Redl dan Wineman, 1951). Ego mengontrol hasrat yang buta dari id untuk melindungi organisme dari luka. Kita sudah menyebutkan bagaimana anak laki-laki harus belajar menahan impuls untuk mengambil makanan sampai dia bisa menentukan apakah tindakan ini aman untuk dilakukan di dalam realitas. Namun kita juga mengontrol tindakan kita karena alasan-alasan lain. Kita menahan diri dari tindakan mengambil barang milik orang lain karena alasan-alasan lain. Kita menahan diri dari tindakan mengambil barang milik orang lain karena kita percaya tindakan seperti itu keliru secara moral. Standar kita tentang benar dan salah mendasari system kontrol kepribadian yang kedua, disebut superego. Menurut Miller dalam psikologi perkembangan anak, superego mewakili nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat yang disampaikan oleh orang tua atau anggota masyarakat lainnya.

Freud menulis tentang superego seolah-olah dia mengandung dua bagian. Salah satu bagian disebutnya suara hati. Ini adalah bagian superego yang bersifat menghukum, negatif dan kritis yang mengatakan pada kita apa yang tidak boleh dilakukan dan menghukum kita dengan rasa bersalah jika kita melanggar tuntutannya. Sedangkan bagian yang lain disebutnya ego ideal, karena terdiri atas aspirasi-aspirasi positif. Tapi ego ideal bisa juga lebih abstrak. Dia berisi ideal-ideal positif kita seperti keinginan untuk menjadi lebih murah hati, berani, atau berdedikasi tinggi bagi prinsip-prinsip keadilan dan kebebasan.

Peran utama egoDi dalam analisis terakhir Freud, kemampuan kita menghadapi hidup yaitu keseimbangan jiwa kita- terletak pada kemampuan ego menghadapi beragam tekanan yang menimpanya. Lebih spesifiknya, ego adalah bagian eksekutif yang harus berfungsi seperti tiga penguasa tiranik id, realitas dan superego. Ego akhirnya harus memenuhi tuntutan-tuntutan biologis id, namun dengan suatu cara yang menghargai realitas eksternal dan tidak mengganggu kemampuan superego mempersepsi. Tugas ini sulit karena ego pada dasarnya lemah. Seperti disebutkan di atas, ego sendiri tidak memiliki energy dalam dirinya selain meminjamnya dari id.

Di kebanyakan tulisan Freud, ego tampaknya menganggap id dan superego sebagai musuh, petarung kuat yang bagaimanapun harus ditaklukan dan dikendalikan. Namun begitu Freud juga mengakui kebutuhan vital ego terhadap id dan superego, dan beberapa pengikut Freud yang paling getol telah mengelaborasikan dan cara-cara positif ego memanfaatkan bagian-bagian jiwa ini.

MimpiFreud sangat tertarik kepada mimpi, yang baginya bisa mengatakan banyak hal kepada kita tentang cara kerja ketaksadaran yang misterius. Namun di dalam mimpi, ketiga bagian jiwa ini sebenarnya bekerja semuanya.

Mimpi dimulai sebagai keinginan-keinginan dari id. Contohnya, seorang anak yang lapar bermimpi bahwa dia sedang menyantap makanan lezat.mimpi seperti itu cukup lugu dan langsung mengarahkan keinginan id. Namun kebanyakan harapan id bertentangan dengan standar-standar superego, jadi ego memerlukan sejumlah distorsi atau samaran terhadap keingingan asli tersebut sebelum mengizinkan mimpi muncul ke permukaan menuju kesadaran.

Di dalam psikoanalisis, pasien diminta menceritakan dengan bebas mimpi-mimpinya. Dia diminta mengatakan apa saja yang muncul dibenaknya terkait dengan setiap aspek mimpi tersebut. Tentu saja pasien tida merasa kesulitan untuk berasosiasi bebas, karena tidak harus menyensor pikiran dan fantasi yang immoral terlebih dahulu, sedangkan psikoanalisisnya dapat menggunakan proses tersebut untuk melihat makna yang melandasi mimpi-mimpinya tersebut.