sepsis neonatal penatalaksanaan terkini sertha berbagai masalah dilematis

Upload: rima-saputri

Post on 08-Jul-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 Sepsis Neonatal Penatalaksanaan Terkini Sertha Berbagai Masalah Dilematis

    1/20

    Simposium Ilmiah dan Workshop Meet The Professor

    Bandung, 15 –16 Juni 2013 1

    SEPSIS NEONATAL; 

    PENATALAKSANAAN TERKINI SERTA BERBAGAI

    MASALAH DILEMATIS

    Sjarif Hidajat Effendi 

    PENDAHULUAN

    Infeksi neonatal menunjukkan ciri khas yang tidak ditemukan pada usia

    kehidupan yang lain.1,2 Neonatus, terutama bayi kurang bulan mempunyai

    pertahanan fisik yang lemah dan fungsi imunitas yang imatur, sehingga

    menyebabkan rentan terhadap invasi bakteri (yang secara normal hanya

    merupakan bakteri komensal).1,2 

    Sepsis merupakan salah satu keadaan yang paling sering terjadi pada

    masa neonatal.

    3

    Sindrom klinis ini ditandai dengan gejala respons inflamasisistemik pada saat tersebut sebagai akibat dari suatu kecurigaan ataupun

    sudah jelas terdapat infeksi.4

    Walaupun teknik penatalaksanaan dan pelayanan intensif telah maju,

    sepsis masih merupakan penyebab kematian utama pada masa neonatal,

    tercermin dari insidens global sepsis neonatal yang tetap tinggi, dari

    1−8/1.000  lahir hidup, dan dihubungkan dengan case fatality rate  berkisar

    10−50%.5

    Infeksi neonatal ini bersifat unik karena penyebab dapat berasal dari ibu

    saat masa janin atau masa neonatal dengan berbagai macam cara.7

  • 8/19/2019 Sepsis Neonatal Penatalaksanaan Terkini Sertha Berbagai Masalah Dilematis

    2/20

    Simposium Ilmiah dan Workshop Meet The Professo r  

    2 Bandung, 15 –16 Juni 2013

    DEFINISI

    Sepsis adalah keadaan penyakit sistemik disebabkan oleh invasi mikrob

    pada bagian tubuh yang biasanya steril.8

    Definisi ini memberi arti bahwa berbeda dengan penyakit oleh mikrob

    yang berasal dari kelainan yang bukan disebabkan mikrob. Apabila disertai

    dengan gejala hipoperfusi atau disfungsi minimal 1 sistem organ, maka

    dinamakan sepsis berat. Akhirnya, apabila sepsis ini diikuti oleh hipotensi

    dan memerlukan vasopresor selain resusitasi cairan, hal ini dinamakan

    syok septik.

     Ada dua macam sepsis neonatal yaitu sepsis awitan dini (early on set

    sepsis/ EOS) dan sepsis awitan lanjut (la te on set sepsis/ LOS).

     Ada yang menyatakan bahwa EOS adalah sepsis yang terjadi dalam 24

     jam, atau terjadi dalam 24 jam sampai 6 hari, atau ada juga yang

    menyatakan terjadi dalam 72 jam, sedangkan LOS adalah sepsis yang

    terjadi >6 hari atau >72 jam. Selain itu, ada juga istilah very late onsetsepsis, yaitu onset  >30 hari.6 

    PATOFISIOLOGI

    Onset   penyakit, dosis penyebab, status imunitas, dan virulensi kuman

    penyebab sangat memengaruhi ekspresi penyakitnya.7 

    Berbagai jenis bakteri, virus, protozoa, dan mycoplasma  dapat

    menyerang neonatus. Neonatus imatur, bayi berat lahir sangat rendah yang

    telah berhasil hidup namun harus dirawat lama di NICU mempunyai risiko

    berkelanjutan terhadap infeksi ini.

    Berbagai faktor ibu dan bayi merupakan faktor risiko infeksi neonatal.

    Gabungan beberapa faktor risiko ini harus dicurigai sebagai suspek sepsis.9 

    Faktor risiko itu adalah:9 

  • 8/19/2019 Sepsis Neonatal Penatalaksanaan Terkini Sertha Berbagai Masalah Dilematis

    3/20

    Simposium Ilmiah dan Workshop Meet The Professor

    Bandung, 15 –16 Juni 2013 3

    -  Prematuritas dan BBLR

    -  Ketuban pecah sebelum waktunya

    -  Demam/infeksi pada ibu

    -  Resusitasi pada bayi

    -  Kembar

    -  Prosedur invasif

    -  Galaktosemia (predisposisi sepsis E. coli ), defek imunitas, atau

    asplenia

    -  Faktor lain (jenis kelamin, pemberian ASI, sosioekonomi rendah,

    kekurangwaspadaan penjagaan infeksi/cuci tangan).

    Patofisiologi sepsis terutama merupakan peran kurangnya respons

    imunitas bayi di samping pengaruh faktor genetik. Sepsis berasal dari

    gabungan antara lemahnya keutuhan barier baik karena fisik ataupun

    imunologis dan penetrasi langsung patogen terhadap aliran darah sepertiterlihat pada bagan berikut ini.8 

  • 8/19/2019 Sepsis Neonatal Penatalaksanaan Terkini Sertha Berbagai Masalah Dilematis

    4/20

    Simposium Ilmiah dan Workshop Meet The Professo r  

    4 Bandung, 15 –16 Juni 2013

    Gambar 1 Bagan Pathophysio log ical Pathways

    Organisme penyebab infeksi dan pola kepekaan terhadap infeksi

    sering kali berubah dan berbeda antara satu negara dan negara lain.11 Di

    negara maju pada umumnya group B Streptococcus  (GBS) dan E. coli  

    sebagai penyebab EOS, sedangkan penyebab LOS yaitu coagulase

    negative Staphylococci   (CONS) disusul dengan GBS dan Staphylococci

    aureus.

    Di negara yang sedang berkembang keseluruhan penyebab adalah

    organisme gram−negatif (Klebsiella, E. coli , dan Pseudomonas) dan

    gram−positif yaitu Streptococcus pneumoniae  dan Streptococcus

     pyogenes.6,12 

    Penyebab infeksi nosokonial adalah CONS, bakteri gram−negatif (E. coli ,

    Klebsiella pneumoniae, Salmonella, Enterobacter ,

  • 8/19/2019 Sepsis Neonatal Penatalaksanaan Terkini Sertha Berbagai Masalah Dilematis

    5/20

    Simposium Ilmiah dan Workshop Meet The Professor

    Bandung, 15 –16 Juni 2013 5

    Citrobacter , Pseudomonas aeruginosa, Serratia), Enterococci   dan S.

    aureus.7

    GEJALA KLINIS

    Gejala klinis dipengaruhi oleh virulensi patogen, port d’entrée, respons imun

    bayi, dan perubahan evolusi.8 

    Gejala awal :

    - Umum: demam, suhu tidak stabil, “not doing well ”, malas minum,

    edema

    - Sistem pencernaan: distensi abdomen, muntah, diare,

    hepatomegali

    - Sistem napas: apnea, dispnea, takipnea, retraksi, pernapasan

    cuping hidung, grunting , sianosis

    - Sistem ginjal: oliguria

    - Sistem kardiovaskular: pucat, “mottling ”, letargis, tremor, kejang, hiporefleksi, hipotonia, Refleks MORO (-), nafas ireguler, fontanel

    cembung, “high pitched cry ” 

    - Sistem hematologi, kuning, splenomegali, pucat, petekia, purpura,

    perdarahan.

    Biasanya EOS merupakan penyakit multisistem dengan gejala utama

    gangguan sistem pernapasan, ditandai dengan onset  yang mendadak dan

    berat dan secara cepat berkembang menjadi syok septik. Biasanya LOS

    berkembang lebih perlahan tetapi dapat berubah menjadi berat. Biasanya

    fokus penyebab dapat ditemukan dan sering kali disertai dengan meningitis.

    Berikut ini adalah daftar kriteria diagram sepsis.7,1

  • 8/19/2019 Sepsis Neonatal Penatalaksanaan Terkini Sertha Berbagai Masalah Dilematis

    6/20

    Simposium Ilmiah dan Workshop Meet The Professo r  

    6 Bandung, 15 –16 Juni 2013

    Tabel 1 Kriteria Klinis Diagnosis Sepsis

    Kriteria  Kriteria IMCIuntuk InfeksiBakteri yang

    Berat* 

    WHO Young Infant  Study group** 

    Kejang  X XFrekuensi napas  X X

    (dibagi ataskelompok usia)

    Retraksi dada yang berat  X XPernapasan cuping hidung  XMurung  X

    Ubun-ubun cembung  XPus dari telinga  XKemerahan pada umbilikus  XSuhu >37,7 C (terabapanas) atau

  • 8/19/2019 Sepsis Neonatal Penatalaksanaan Terkini Sertha Berbagai Masalah Dilematis

    7/20

    Simposium Ilmiah dan Workshop Meet The Professor

    Bandung, 15 –16 Juni 2013 7

    DIAGNOSIS

    Kultur darah merupakan baku emas sepsis. Hasilnya dapat berupa steril

    palsu yang disebabkan oleh sampel yang tidak cukup, bakteremia yang

    intermiten atau densitas rendah, atau supresi akibat pemakaian antibiotik.

    Kultur positif ditemukan pada 8−75% dari diagnosis sepsis neonatus. Selain

    itu, ditemukan juga hasil kultur yang kontaminan.12

    Berikut ini adalah urutan penegakan diagnosis sepsis.

    a) Anamnesis, terdiri atas keterangan lengkap data mengenai keadaan

    antenatal, intranatal, dan postnatal. 

    b) Pemeriksaan fisis

    - keadaan umum

    - gangguan tanda vital

    - kelainan sistem organ

    - gangguan umum, urine output , gerakan-gerakan abnormal

    c) Laboratorium

    -  tanda infeksi: hasil kultur (darah, LCS, dll)

    -  terdapat mikrob pada jaringan/cairan

    -  deteksi molekuler (darah, urine, LSC)

    -  autopsi

    -  tanda inflamasi:

    -  leukositosis, peningkatan ratio netrofil imatur/total

    -  reaksi fase akut: CRP, LED

    -  sitokin: interleukin -6

    interleukin -8

    tumor necrosis factor

    -  pleositosis pada LCS atau cairan sinovial atau pleural

    -  DIC: fibrin degradation products, D-dimer

  • 8/19/2019 Sepsis Neonatal Penatalaksanaan Terkini Sertha Berbagai Masalah Dilematis

    8/20

    Simposium Ilmiah dan Workshop Meet The Professo r  

    8 Bandung, 15 –16 Juni 2013

    -  Tanda kelainan multiorgan:

    -  asidosis metabolik: pH, pCO2 

    -  fungsi paru-paru: p02, pCO2 

    -  fungsi ginjal: BUN, kreatinin

    -  fungsi hati, bilirubin, ALT, AST, amonia, PT, APTT

    -  fungsi sumsum tulang: neutropenia, anemia, trombositopenia

    d) Penapisan sepsis9 

    Walaupun tes diagnosis sering kali diminta untuk identifikasi sepsis

    neonatal, tujuan utama menyingkirkan kemungkinan penyakit pada bayi

    yang berisiko rendah.

    Berikut ini dikemukakan suatu tes kombinasi satu skrining sepsis

    sebagai berikut:

    Tabel 2 Tes Skrining Sepsis

    Tes Point Value Absolute neutrophil count   0,2 1 poinI:T neutrophil ratio > 0,4 2 poinCRP + (>1,0 mg/dL) 1 poinCRP + (> 5,0 mg/dL) 2 poin

    Hasil menunjukkan positif apabila diperoleh 2 atau lebih angka. Penting untuk

    diketahui bahwa tidak ada satupun teknik skrining yang sempurna.

  • 8/19/2019 Sepsis Neonatal Penatalaksanaan Terkini Sertha Berbagai Masalah Dilematis

    9/20

    Simposium Ilmiah dan Workshop Meet The Professor

    Bandung, 15 –16 Juni 2013 9

    e) Alat diagnosis baru

    Candidate biomarkers for diagnosis of sepsis:8

     

     Acute phase reactants: C-reactive protein, feritin, laktoferrin,

    neopterin, prokalsitonin, amiloid A serum

    Sitokin: tumor necrosis factor-alpha, Interleukin (1-alpha, 1-beta, 6,

    8, 10, 18)

    Leucocyte surface markers: Cell differentiation antigen  CD11b,

    intercellular adhesion molecule

    (ICAM-1), CD63, CD64, CD66b

    Microbial products: endotoksin

    Polymerase chain reaction  (PCR): 100% sensitivitas dan 95,6%

    spesifisitas. Ketepatan diagnostik dan count effective  harus

    dipertimbangkan sebelum melakukan pemeriksaan-pemeriksaan ini. 

    DIAGNOSIS BANDINGDiagnosis banding ini adalah beberapa kelainan noninfeksi yang sebaiknya

    dipertimbangkan dengan perlengkapan yang memadai.7 

    Gangguan jantung

    -  Congenital: hypoplastic left heart syndrome

    -  Other structural disease

    -  Persistent pulmonary hypertension of the newborn (PPHN)

    -   Acquired: myocarditis

    -  Hypovolemic or cardiogenic shock

    -  PPHN

    Gangguan gastrointestinal

    -  Necrotizing enterocolitis

    -  Spontaneous gastrointestinal perforation

  • 8/19/2019 Sepsis Neonatal Penatalaksanaan Terkini Sertha Berbagai Masalah Dilematis

    10/20

    Simposium Ilmiah dan Workshop Meet The Professo r  

    10 Bandung, 15 –16 Juni 2013

    -  Structural abnormalities

    Gangguan hematologi

    -  Neonatal purpura fulminans

    -  Immune-mediated thrombocytopenia

    -  Immune-mediated neutropenia

    -  Severe anemia

    -  Malignancies (congenital leukemia)

    -  Hereditary clotting disorders

    Gangguan metabolisme

    -  Hypoglycemia

    -   Adrenal disorders: adrenal hemorrhage

    -   Adrenal insufficiency

    -  Congenital adrenal hyperplasia

    -  Inborn errors of metabolism: organic acidurias

    -  Lactic acidosis-  Urea cycle disorders

    -  Galactosemia

    Gangguan neurologi

    -  Intracranial hemorrhage

    -  Hypoxic-ischemic encephalopathy

    -  Neonatal seizures

    -  Infant botulism

  • 8/19/2019 Sepsis Neonatal Penatalaksanaan Terkini Sertha Berbagai Masalah Dilematis

    11/20

    Simposium Ilmiah dan Workshop Meet The Professor

    Bandung, 15 –16 Juni 2013 11

    Gangguan respirasi

     Ada 10 langkah yang harus dilaksanakan dalam perencanaan penggunaan

    antibiotik:

    1. Selalu melakukan pengambilan kultur darah (dan mungkin CSP

    dan/atau urin) sebelum memulai pemberian antibiotik

    2. Sedapat−dapatnya pergunakan antibiotik dengan spektrum yang

    paling sempit, hampir selalu berupa penisilin dan aminoglikosida

    3. Sebagai aturan yang umum, janganlah memberi terapi dengan

    sefalosporin generasi ketiga (misalnya cefotaxime, cefftazedine) atau

    carbapenem (misalnya imipenem, mesopenem)

    4. Pergunakan antibiotik buatan lokal/nasional untuk mengurangi terapi

    antibiotik broad spectrum yang mahal

    5. Percayai hasil kultur

    6. Peningkatan CRP tidak berarti bayi terkena sepsis

    7. Bila hasil kultur negatif dalam 2−3 hari lebih baik apabila

    menghentikan pemberian antibiotik

    8. Usahakan agar tidak menggunakan antibiotik untuk jangka panjang

    9. Terapi ditujukan terhadap sepsis, bukan terhadap kolonisasi

    -  Respiratory distress syndrome

    -   Aspiration pneumonia: amniotic fluid

    -  Meconium or gastric contents

    -  Lung hypoplasia

    -  Tracheoesophageal fistula

    -  Transient tachypnea of the newborn

    PENATALAKSANAAN  

  • 8/19/2019 Sepsis Neonatal Penatalaksanaan Terkini Sertha Berbagai Masalah Dilematis

    12/20

    Simposium Ilmiah dan Workshop Meet The Professo r  

    12 Bandung, 15 –16 Juni 2013

    10. Upayakan semaksimal−maksimalnya tindakan pencegahan infeksi

    nosokomial, dengan menggalakkan upaya pencegahan infeksi

    terutama dengan upaya cuci tangan yang baik.

    Pemberian antibiotik sebaiknya diklasifikasikan menjadi 3 kategori utama:

    1. Profilaksis

    2. Terapi empirik

    3. Terapi definitif

    1. Terapi Profilaksis

    Pencegahan ini dilakukan dengan pemberian antibiotik yang bertujuan

    untuk mencegah infeksi.Terapi antibiotik profilaksis ini tidak diindikasi untuk

    diberikan hampir di setiap keadaan di bidang neonatologi. Didapatkan

    tingginya angka kejadian kegagalan terapi profilaksis ini sesudah dilakukan

    pemasangan kateter umbilikal ataupun PICC.16

    Terapi profilaksis ini hanyadianjurkan terhadap infeksi jamur pada bayi prematur yang mendapat

    antibiotik atau pemasangan PICC. Lampiran sistematis Cochrane 

    menganjurkan terapi antijamur oral atau topikal untuk menurunkan kejadian

    infeksi jamur. 

    2. Terapi empirik

    Terapi ini sering kali sudah dimulai sebelum agen ditemukan, terdiri atas

    pemberian penisilin, biasanya ampisilin, ditambah dengan aminoglikosida

    seperti gentamisin. Pada sepsis nosokomial, harus dipertimbangkan jenis

    flora di NICU, pada umumnya Staphylococcal   diatasi dengan memulai

    pemberian vancomycin  dan aminoglikosid seperti gentamisin atau

    amikasin.13

  • 8/19/2019 Sepsis Neonatal Penatalaksanaan Terkini Sertha Berbagai Masalah Dilematis

    13/20

    Simposium Ilmiah dan Workshop Meet The Professor

    Bandung, 15 –16 Juni 2013 13

    3. Terapi Definitif

    a. Terapi terhadap sepsis neonatus:

    Terapi ini berdasarkan atas hasil kultur dan sensitivitas, gejala klinis,

    serta hasil laboratorium serial yang lain. Penting untuk melakukan evaluasi

    toksisitas antibiotik, seperti mengukur kadar aminoglikosid dan

    vancomycin.13

    Tabel 3 Rekomendasi Pemberian Antibiotik pada Sepsis

    Nama Obat Dosis yang Dianjurkan dan Interval Dosis Amikasin PMA ≤29 minggu PN: 0–7 hari 18 mg/kg tiap 48 jam, 8 – 28

    hari 15 mg/kg tiap 36 jam, ≥29 hari 15 mg/kg tiap 24 jam  PMA: 30 –34 minggu PN 0 – 7 hari 18 mg/kg tiap 36 jam, ≥8hari 15 mg/kg tiap 24 jamPMA ≥ 35 minggu, 15mg/kg tiap 24 jam Dosis: 25 –50 mg/kg per dosis melalui imtravena lambatatau intramuskular cepat

     Ampisilin PMA ≤29 minggu PN: 0–28 hari tiap 12 jam, >28 hari tiap 8 jamPMA: 30 –36 minggu PN: 0  –14 hari tiap 12 jam, >14 hari

    tiap 8 jamPMA: 37 –44 minggu PN: 0 –7 hari tiap 12 jam, >7 hari tiap 8 jamPMA: ≥45 minggu tiap 6 jamDosis: 25 mg/kg intravena lambat atau intramuskular cepat

    Sefazolin PMA ≤29 minggu PN: 0–28 hari tiap 12 jam, >28 hari tiap 8 jamPMA: 30 –36 minggu PN: 0 –14 hari tiap 12 jam, >14 hari tiap8 jamPMA: 37 –44 minggu PN: 0 –7 hari tiap 12 jam, >7 hari tiap 8 jamPMA: ≥45 minggu tiap 6 jam 

    Sefepim Term/Preterm; ≤28 minggu 30 mg/kg per dosis tiap 12 jam  ≥28 hari 50 mg/kg per dosis tiap 12 jam  Meningitis/infeksiberat: 50 mg/g tiap 12 jam

    Sefotaksim 50 mg/kg per dosis intravena dengan syringe pump lebihdari 30 menit atau im.PMA ≤29 minggu PN: 0–28 hari tiap 12 jam, >28 hari tiap 8 jamPMA: 30 –36 minggu PN: 0 –14 hari tiap 12 jam, >14 haritiap 8 jam

  • 8/19/2019 Sepsis Neonatal Penatalaksanaan Terkini Sertha Berbagai Masalah Dilematis

    14/20

    Simposium Ilmiah dan Workshop Meet The Professo r  

    14 Bandung, 15 –16 Juni 2013

    PMA: 37 –44 minggu PN: 0 – 7 hari tiap 12 jam, >7 hari tiap8 jamPMA: ≥45 minggu tiap 6 jam30 mg/kg per dosis infus IV dengan syringe pump lebih dari30 menit, atau IM

    Seftazidim PMA ≤29 minggu PN: 0–28 hari tiap 12 jam, >28 hari tiap 8 jamPMA: 30 –36 minggu PN: 0 –14 hari tiap 12 jam, >14 hari tiap8 jamPMA: 37 –44 minggu PN: 0 – 7 hari tiap 12 jam, >7 hari tiap8 jamPMA: ≥45 minggu tiap 8 jam 5 –7,5 mg/kg per dosis infuse intravena dengan syringepump lebih dari 30 menit

    Klindamisin PMA ≤29 minggu PN: 0–28 hari tiap 12 jam, >28 hari tiap 8 jamPMA: 30 –36 minggu PN: 0 –14 hari tiap 12 jam, >14 hari tiap8 jamPMA: 37 –44 minggu PN: 0 – 7 hari tiap 12 jam, >7 hari tiap8 jamPMA: ≥45 minggu tiap 6 jam 

    Gentamisin PMA ≤29 minggu PN: 0–7 hari 5 mg/kg tiap 48 jam, 8 –28hari

    4 mg/kg tiap 36 jam, ≥29 hari 4 mg/kg tiap 24 jam  PMA: 30 –34 minggu PN: 0 –7 hari 4,5 mg/kg tiap 36 jam, ≥8hari 4 mg/kg tiap 24 jamPMA: ≥35 minggu 4 mg/kg tiap 24 jam PMA: ≥45 minggu tiap 6 jam 

    Imipenem/Cilastatin 20 – 25 mg/kg per dosis tiap 12 jam infus intravena lebihdari 30 menit

    Meropenem Sepsis: 20 mg/kg per dosis IV14 hari PNAtiap 8 jam, jam, 32 minggu dan lebih tua: ≤7 hari PNA, tiap12 jam, >7 hari PNA tiap 8 jam

    50 – 100 mg/kg per dosis infus intravena dengan syringepump lebih dari 30 menit

    Piperacillin –Tazobactam

    PMA < 29 Minggu PN: 0 –28 hari 12 tiap jam, > 28 hari 8 tiap jam PMA: 30 –36 Minggu PN: 0 –14 hari 12 jam, > 14 hari 8 jam PMA: 37 –44 Minggu PN: 0 –7 hari 12 jam, >7 hari 8 jamPMA > 45 Minggu 8 jamMeningitis: 15 mg/Kg per dosis. Bakteremia: 10 mg/Kg perdosis infus Intra Vena dengan syringe pump lebih dari 60menit.

    Vankomisin PMA < 28 Minggu PN: 0 –14 hari 18 jam, > 14 hari 12 jamPMA: 30 –36 Minggu PN: 0 –14 hari 12 jam, > 14 jam 8 jam

  • 8/19/2019 Sepsis Neonatal Penatalaksanaan Terkini Sertha Berbagai Masalah Dilematis

    15/20

    Simposium Ilmiah dan Workshop Meet The Professor

    Bandung, 15 –16 Juni 2013 15

    PMA: 37 –44 Minggu PN: 0 –7 hari 12 jam, > 7 hari 8 jamPMA > 45 Minggu 6 jam

    *PMA: Post menstrual  age *PN: Post natal  

    b. Pemberian antibiotik terhadap sepsis dengan meningitis:

     Apabila meningitis terdeteksi dialami pada EOS, maka direkomendasikan

    pemberian ampisilin dengan aminoglikosida atau sefotaksim sebagai

    terapi empiris untuk mengatasi GBS, E. coli , Listeria monocytogenes, dan

    Klebsiella. Untuk LOS diberikan antistaphylococus, nafsilin atau

    vankomisin ditambah dengan sefotaksim atau seftazidim atau tanpa

    aminoglikosida.

    c. Lama pemberian antibiotik:

    Dengan dipandu oleh pemeriksaan C-reactive protein  (CRP) yang

    merupakan penanda utama untuk menegakkan diagnosis infeksi, maka

    penurunan CRP pada pemeriksaan serial menunjukkan perbaikan sepsistersebut. Keadaan CRP normal merupakan indikasi untuk menghentikan

    terapi antibiotik. Tetapi penggunaan CRP sebagai pemandu pemberian

    antibiotik ini dikecualikan pada bayi yang menggunakan PICC, ventilator,

    postoperasi, meningitis, asfiksia lahir dan bayi yang syok awal kadar CRP-

    nya tinggi.14  Lama pemberian antibiotik empirik 48−72 jam sampai

    didapatkan hasil kultur yang negatif.15 Pada sepsis neonatal tanpa

    meningitis, pemberian antibiotik ini berlangsung selama 10−14 hari.16 

    Pada sepsis dengan meningitis, antibiotik diberikan selama 14−21 hari

    untuk GBS dan >21 hari untuk L. monocytogenes ( gram-negatif). Tidak

    dianjurkan melakukan LP ulangan untuk mendeteksi perbaikan meningitis

    tersebut. Pemeriksaan LP tersebut harus dilakukan terhadap semua

    penderita yang tidak menunjukkan respons terapi dalam 48 jam dengan

  • 8/19/2019 Sepsis Neonatal Penatalaksanaan Terkini Sertha Berbagai Masalah Dilematis

    16/20

    Simposium Ilmiah dan Workshop Meet The Professo r  

    16 Bandung, 15 –16 Juni 2013

    penggunaan antibiotik yang sesuai. Pada neonatus yang mengalami

    meningitis disebabkan oleh bakteri gram−negatif sebaiknya dilakukan LP

    ulangan untuk melihat hasil LP yang steril, karena durasi pemberian

    antibiotik ini ditentukan oleh hasil LP tersebut.

    4. Terapi Suportif

    a. Penatalaksanaan suhu

    b. Penatalaksanaan pernapasan, oksigenasi yang baik, dengan analisis

    gas darah, awali pemberian oksigen, atau alat bantu napas

    (ventilator)

    c. Penatalaksanaan kardiovaskular harus selalu dipantau tekanan darah

    dan perfusi jaringan, untuk mencegah syok. Pemberian volume

    expander   seperti NaCl, inotropik seperti dopamin atau dobutamin

    mungkin diperlukan. Harus dilakukan pemantauan intake output  

    d. Penatalaksanaan hematologis:

    DIC dan netropenia harus ditindaklanjuti dengan protokol baku

    e. Penatalaksanaan SSP:

    Kejang dan SIADH harus diatasi dengan perhatian yang cermat

    f. Penatalaksanaan metabolik:

    Hipoglikemia, hiperglikemia, dan asidosis metabolik harus secara

    cermat diwaspadai dan diatasi sebaik−baiknya.

    5. Kemajuan Penatalaksanaan

    Pemberian imunoglobulin secara intravena telah dianggap sebagai

    terapi adjuvan pada sepsis neonatal.16,18 Diketahui bahwa ciri khas

    perkembangan sistem imun dan pertahanan tubuh mengalami

  • 8/19/2019 Sepsis Neonatal Penatalaksanaan Terkini Sertha Berbagai Masalah Dilematis

    17/20

    Simposium Ilmiah dan Workshop Meet The Professor

    Bandung, 15 –16 Juni 2013 17

    kegagalan dalam melindungi bayi terhadap patogen, sehingga

    dipikirkan untuk pemberian IVIg.19,20 

    Intra Venuos Immunoglobulin G ini digunakan untuk pembentukan

    antibiotik spesifik dari kelas IgG yang dihubungkan dengan sel reseptor

    permukaan, membentuk opsonization, antibodi yang dipengaruhi aktivitas

    sitotoksik serta aktivasi komplemen, dan juga meningkatkan daya

    kemotakis neutrofil.18

    Suatu penelitian meta-analisis ternyata menunjukkan bahwa

    penggunaan IVIg sebagai terapi adjuvan tidak menunjukkan keunggulan

    dibandingkan dengan aspek yang tidak mendukung teori tersebut.20 

    Pada beberapa laporan dikemukakan pemberian IVIG, G-CSF, GM-

    CSF, pentoxifyline, laktoferin oral, dan sebagainya menunjukkan hasil yang

    menjanjikan terutama dalam hal pencegahan sepsis neonatal. Selain itu,

    pemberian imunoterapi berkembang dengan cepat dengan penemuan

    berbagai vaksin, begitu pula hyperimmun globulin antibody monoclonal  sintetis untuk melawan patogen seperti antistaphylococcal antibodies.

    Semua hal ini diharap dapat merupakan adjuvan yang nyata terhadap terapi

    rutin pemberian antibiotik.

  • 8/19/2019 Sepsis Neonatal Penatalaksanaan Terkini Sertha Berbagai Masalah Dilematis

    18/20

    Simposium Ilmiah dan Workshop Meet The Professo r  

    18 Bandung, 15 –16 Juni 2013

    DAFTAR PUSTAKA

    1.  Ceccon ME. Novas perspectivas na sepse neonatal. Pediatria (São

    Paulo). 2008; 30: 198−202.

    2.  Lewis DB, Wilson CB. Developmental immunology and role of host

    defenses in fetal and neonatal susceptibility to infection. Dalam:

    Remington JS, Klein JO, penyunting. Infectious diseases of the fetus

    and newborn infant. Edisi ke−5. Philadelphia: WB Saunders

    Company; 2001. hlm. 25-138.

    3.  Campos DP, Silva MV, Machado JR, Castellano LR, Rodrigues V,

    Barata CH. Early-onset neonatal sepsis: cord blood cytokine levels at

    diagnosis and during treatment. J Pediatr (Rio J). 2010;86:509−14.

    4.  Herrmann DM, Amaral LM, Almeida SC. Fatores de risco para o

    desenvolvimento de sepse neonatal tardia em uma Unidade de

    Terapia Intensiva. Pediatria (São Paulo). 2008;30:228−36.

    5.  Stoll BJ, Hansen N, Fanaroff AA, Wright LL, Carlo WA, Ehrenkranz

    RA, dkk. Late-onset sepsis in very low birth weight neonates: the

    experience of the NICHD Neonatal Research Network. Pediatrics.

    2002;110:285−

    91.6.  Klein JO. Bacteriology of neonatal sepsis. Pediatr Infect Dis J. 1990;

    9: 777s−8.

    7.  Stoll BJ. Infections of the neonatal infant. Dalam: Kliegman RM. Edisi

    ke−19. Nelson textbook of pediatrics. Philadelphia: PA: Elsevier

    Saunders; 2011. hlm 629−48.

  • 8/19/2019 Sepsis Neonatal Penatalaksanaan Terkini Sertha Berbagai Masalah Dilematis

    19/20

    Simposium Ilmiah dan Workshop Meet The Professor

    Bandung, 15 –16 Juni 2013 19

    8.  Lever A, Mackenzie I. Sepsis: definition, epidemiology, and diagnosis.

    BMJ. 2007;335:879−83.

    9.  Harris MC, Munson DA. Infection and immunity. Dalam: Polin RA,

    Spitzer AR, penyunting: Fetal and neonatal secrets. New Delhi:

    Elsevier; 2007: hlm. 292−344. Neonatal Sepsis  –  A Review

    BANGLADESH J CHILD HEALTH 2012; VOL 36 (2) : 88

    10. Vergnano S, Sharland M, Kazambe P, dkk. Neonatal sepsis: an

    international perspective.  Arch Dis Child Fetal Neonatal Ed

    2005;90:F220−4.

    11. Zaidi AK, Huskins WC, Thaver D, dkk. Hospital acquired neonatal

    infections in developing countries. Lancet. 2005; 365: 1175 –88.

    12. Wattal C, Oberoi JK. Neonatal sepsis. Indian J Pediatr.

    2011;78(4):473 –4. 

    13. Gomella TL. Sepsis. Dalam: Gomella TL (eds): Neonatology:

    management,  procedures, on-call problems, diseases, and drugs.

    New York: McGraw-Hill; 2009:665-672.

    14. Ehl S, Gering B,Bartmann P, ¨ogel JH, Pohland F. Creactive protein

    is a useful marker for guiding duration of antibiotic therapy in

    suspected neonatal bacterial infection. Pediatrics 1997; 2: 216 –21.

    15. Saini S, Dutta S, Ray P, dan A. Narang: Short course versus 7-day

    course of intravenous antibiotics for probable neonatal septicemia: apilot, open-label, randomized controlled trial. Indian Pediatrics. 2011;

    48(1: 19 –24).

    16. Ferrieri P. Neonatal susceptibility and immunity to major bacterial

    pathogens. Rev Infect Dis, 1990;12:S394−400.

  • 8/19/2019 Sepsis Neonatal Penatalaksanaan Terkini Sertha Berbagai Masalah Dilematis

    20/20

    Simposium Ilmiah dan Workshop Meet The Professo r  

    20 Bandung, 15 –16 Juni 2013

    17. Mussi-Pinhata MM, Rego MA. Particularidades imunológicas do pré-

    termo extremo: um desafio para a prevenção da sepse hospitalar. J

    Pediatr (Rio J). 2005;81:S59-68.

    18. Ceccon ME, Diniz EM, Vaz FA, Ramos JL. Immunity of the fetus and

    the newborn infant. Pediatria (São Paulo), 1997:19:9-23.

    19. Baker CJ, Melish ME, Hall RT, Casto DT, Vasan U, Givner LB.

    Intravenous immune globulin for the prevention of nosocomial

    infection in low-birth-weight neonates. The Multicenter Group for the

    Study of Immune Globulin in Neonates. N Engl J Med.

    1992;327:213−9.

    20. Lacy JB, Ohlsson A. Administration of intravenous immunoglobulins

    for prophylaxis or treatment of infection in preterm infants:

    metaanalyses. Arch Dis Child Fetal Neonatal Ed. 1995;72:F151−5.