seminar kerja praktek

32
Oleh : Ade Pramono 07 175 082 SEMINAR KERJA PRAKTEK “PENGGUNAAN MOTOR INDUKSI SEBAGAI PENGGERAK POMPA SETRIFUGAL DI PT. PERTAMINA (PERSERO) TERMINAL BBM TELUK KABUNG”

Upload: ade-l-lauliet-pramono

Post on 26-Jul-2015

79 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Seminar Kerja Praktek

Oleh :

Ade Pramono

07 175 082

SEMINAR KERJA PRAKTEK“PENGGUNAAN MOTOR INDUKSI SEBAGAI

PENGGERAK POMPA SETRIFUGAL DI PT.

PERTAMINA (PERSERO) TERMINAL BBM TELUK

KABUNG”

Page 2: Seminar Kerja Praktek

1.1. PENDAHULUAN

Pada umumnya motor induksi digunakan sebagai motor

penggerak beban pada berbagai industri. Hal ini

disebabkan karena motor induksi memiliki kontruksi yang

aman untuk digunakan dalam keperluan perindustrian.

Seperti halnya perindusrian, PT. PERTAMINA (Persero)

juga menggunakan motor induksi sebagai pemompa

minyak.

Page 3: Seminar Kerja Praktek

1.2. TUJUAN KERJA PRAKTEK

• Meningkatkan pengetahuan dan wawasan di bidang elektro

khususnya aplikasi motor induksi di bidang industri

• Mengetahui cara kerja induksi rotor sangkar sebagai pemompa

BBM

• Menambah pengetahuan dan wawasan tentang dunia kerja

yang berhubungan dengan bidang elektro

Page 4: Seminar Kerja Praktek

2.1. SEJARAH PERTAMINA

• Pada tahun 1945, Jepang, dengan disaksikan pihak sekutu, menyerahkan

tambang minyak Sumatera Utara kepada Indonesia. Daerah perminyakan ini

adalah bekas daerah konsesi BBM sebelum perang dunia kedua.

• Oleh sebab itu didirikan perusahaan Tambang Minyak Republik Indonesia

(PTMRI) pada bulan Januari 1951 di Sumatera Utara.

• Surat Keputusan Menteri Kehakiman RI No. J.A5/32/11 tanggal 3 April 1956,

Jendral A.H Nasution menunjuk Kolonel Dr. Ibnu Sutowo untuk membentuk

perusahaan minyak yang berstatus Perseroan Terbatas, yaitu PT. Eksploitasi

Tambang Minyak Sumatera Utara (PT. ETMSU).

• Tanggal 10 Desember 1957 atas nama KASAD A.H Nasution, selaku

pengusa perang, nama PT. EMTSU dirubah menjadi PT. Perusahaan Minyak

Nasional (PERMINA).

Page 5: Seminar Kerja Praktek

2.1. SEJARAH PERTAMINA

• PP No. 3/1961 untuk mendirikan PN. PERTAMIN, PP No. 198/1961 menjadi

PT. PERMINA menjadi PN. PERMINA, PP No. 199/1961 mendirikan PT.

PERMIGAN.

• PP No 27/1968, dan diberi nama Perusahaan Negara Pertambangan Minyak

dan Gas Bumi Nasional (PN. PERTAMINA)

• UU No.8/1971 PN. PERTAMINA diubah menjadi Perusahaan Tambang

Minyak dan Gas Bumi Negara yang disingkat PERTAMINA.

• UU No. 22/2001 tentang migas pada 23 Oktober 2001, menggantikan UU

No. 8/1971. Berawal dari semua itu, maka Pertamina berubah status dan

berganti nama menjadi PT. PERTAMINA (PERSERO).

Page 6: Seminar Kerja Praktek

2.1.1 TUGAS PERTAMINA

• Melaksanakan pengusahaan minyak dan gas bumi dengan

memperoleh hasil yang sebesar-besarnya bagi kemakmuran

rakyat dan negara

• Menyediakan dan melayani kebutuhan bahan bakar minyak dan

gas bumi untuk dalam negeri yang pelaksanaaannya diatur

dengan peraturan pemerintah

Page 7: Seminar Kerja Praktek

2.2. BISNIS PERTAMINA

• Upstream Operating Area (aktifitas hulu)

Perusahaan mempunyai blok yang dioperasikan sendiri, mencakup tujuh area minyak dan gas, selain itu terdapat juga tiga area produksi geotermal

• Downsteram Actifities (Aktifitas hilir)

Perusahaan diikutsertakan dalam penyulingan minyak dan gas, manajemen distribusi danpemasaran produk yang telah disuling. Sasaran utama dan aktifitasnya adalah untukmemenuhi permintaan bahan bakar pasar domestik, juga permintaan petrokimia danproduk non bahan bakar di pasar internasional dan domestik.

• Bisnis lainnya

Pertamina memiliki 13 anak perusahaan dan 16 usaha patungan yang beroperasi dalamberbagai industri seperti hotel, ke hulu dan ke arah muara bisnis pendukung (jasa)pengiriman, perusahaan penerbangan, galangan kapal, pelayanan pemasaran, rumahsakit, jasa pengeboran minyak, layanan manajemen, pemborong, penyalur, asuransi,pabrikasi, manufakturing, dan yang lainnya

Page 8: Seminar Kerja Praktek

2.3. VISI DAN MISI

1. Visi

Menjadi Perusahaan yang unggul, maju, dan terpandang (to be respected

leading company)

2. Misi

• Melakukan usaha dalam bidang energi dan petrokimia

• Merupakan etitas bisnis yang dikelola secara profesional, kompetitif dan

berdasarkan tata nilai unggulan

• Memberikan nilai tambah lebih bagi pemegang saham, pelanggan, pekerja,

dan masyarakat, serta mendukung pertumbuhan ekonomi nasional

Page 9: Seminar Kerja Praktek

2.4. LOGO

• Elemen logo membentuk huruf “P” yang secara keseluruhan merupakan

representasi bentuk panah, dimaksudkan sebagai Pertamina yang bergerak

maju dan progresif

• warna-warna yang berani menunjukkan langkah-langkah besar yang diambil

Pertamina dan aspirasi perusahaan akan masa depan yang lebih positif dan

dinamis, dimana :

• biru mencerminkan : andal, dapat dipercaya, dan bertanggung jawab

• hijau mencerminkan : sumber daya energi yang berwawasan lingkungan

• merah mencerminkan: keuletan dan ketegasan serta keberanian dalam

menghadapi berbagai macam kesulitan

Page 10: Seminar Kerja Praktek

2.5. STRUKTUR ORGANISASI PT. PERTAMINA

(PERSERO) TERMINAL BBM TELUK KABUNG

Page 11: Seminar Kerja Praktek

3.1. KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK

• Total energi listrik yang dibutuhkan kira-kira 3 MVA

Beban energi listrik yang harus dilayani adalah kantor,

filling shed, rumah pompa, tangki timbun, bengkel dan

laboratorium, dan area dermaga. Sebagian besar energi listrik

dipakai dalam proses pemompaan BBM dari tangki timbun ke mobil

tangki atau dari kapal tangker ke tangki timbun.

Page 12: Seminar Kerja Praktek

3.2. SUMBER ENERGI LISTRIK

Untuk memenuhi kebutuhan listriknya, PT. Pertamina mendapat

supply dari PLN sebagai sumber listrik utama. Namun untuk

antisipasi bila terjadi pemadaman, PT. Pertamina mempunyai dua

unit generator set (genset). Daya terpasang pada masing-masing

genset adalah 1500 kVA.

Page 13: Seminar Kerja Praktek

4. PENGGUNAAN MOTOR INDUKSI ROTOR SANGKAR PADA PEMOMPA

MINYAK DI PT. PERTAMINA (PERSERO) TELUK KABUNG PADANG

4.1. Motor Induksi

• Motor induksi merupakan motor listrik arus bolak-balik (ac) dimana putaran

rotor dengan putaran medan pada stator terdapat selisih putaran yang

disebut slip. Mesin induksi (asinkron) ini pada umumnya hanya memiliki satu

suplai tenaga yang mengeksitasi belitan stator. Belitan rotornya tidak

terhubung langsung dengan sumber tenaga listrik, melainkan belitan ini

dieksitasi oleh induksi dari perubahan medan magnetik yang disebabkan

oleh arus pada belitan stator.

• Keuntungan motor induksi adalah konstruksinya yang sederhana tetapi

padat dan kuat, ukurannya lebih kecil dan lebih ringan sehingga harga lebih

murah, perawatan mudah, dan memiliki efisiensi yang tinggi.

Page 14: Seminar Kerja Praktek

4.2. KONSTRUKSI MOTOR INDUKSI

• Motor Induksi Tiga Fasa Sangkar Tupai (Squirrel-cage

Motor)

• Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Belitan ( wound-rotor motor )

Page 15: Seminar Kerja Praktek

4.3 DESAIN MOTOR INDUKSI TIGA FASA

• Standard NEMA pada dasarnya mengkategorikan motor induksi

ke dalam empat ke las yakni de sain A,B,C, dan D.

Page 16: Seminar Kerja Praktek

4.3 DESAIN MOTOR INDUKSI TIGA FASA

• Kelas A :

• Mempunyai rangkaian resistansi rotor kecil

• Beroperasi pada slip sangat kecil (s<0,01) dalam keadaan berbeban

• Untuk keperluan torsi start yang sangat kecil

• Kelas B :

• Untuk keperluan umum, mempunyai torsi starting normal dan arus starting normal

• Regulasi kecepatan putar pada saat full load rendah (dibawah 5%)

• Torsi starting sekitar 150% dari rated

Page 17: Seminar Kerja Praktek

4.3 DESAIN MOTOR INDUKSI TIGA FASA

• Kelas C :

• Mempunyai torsi starting yang lebih besar dibandingkan motor kelas B

• Arus starting normal, slip kurang dari 0,05 pada kondisi full load

• Untuk konveyor, pompa, kompresor dll

• Kelas D :

• Mempunyai torsi starting yang besar dan arus starting relatif rendah

• Slip besar

• Pada slip beban penuh mempunyai efisiensi lebih rendah dibandingkan kelas motor lainnya

• Torsi starting sekitar 300%

Page 18: Seminar Kerja Praktek

4.4 Spesifikasi Teknis Motor Induksi

Merek AC Tromshon

Tipe TR 132M 4B3-5

Serial No. 0612003

Kapasitas 7,5 kW

Voltage 380

Ampere 14,81

RPM 1480

Ins. Class F

Amb. Temp 80 Derajat Celcius

Rating MC

Cos θ 0.84

Rs 1,2Ω

Page 19: Seminar Kerja Praktek

4.4 SPESIFIKASI TEKNIS MOTOR INDUKSI

• Daya Input terhitung

Pin = 3. V. I

= 3. 380. 6,5

= 4278,165 watt

• Rugi-rugi rotasi

Prot = Po 3. Io . R1

= 4278, 165 – 3 . (6,5)2 . 1,2

= 4126,065 watt

Page 20: Seminar Kerja Praktek

4.4 SPESIFIKASI TEKNIS MOTOR INDUKSI

• Daya Tertahan (Pbr)

Pbr = 3. Vbr. Ibr

= 3. 180. 9,6

= 2992,98 watt

• Resistansi Rotor

R2’ =

. 1

= ,

., 1,2

= 9,625 Ω

Page 21: Seminar Kerja Praktek

• Reaktansi Bocor X1

X1 = X2’ = ½

!

." 1 # 2$"

= 0,0414 Ω

• Reaktansi magnetisasi Xm

Xm = !

." 1" %1

= 10,717 Ω

• Kecepatan Putar Stator

ns = &.'

(

= &.)&

*

= 1500 rpm

• Slip

S = +,-+.

+,

= )&&-*&

)&&

= 0,013

4.4 SPESIFIKASI TEKNIS MOTOR INDUKSI

Page 22: Seminar Kerja Praktek

• I2’

= /01

/012/0 3 243

5

671

= 0,092 A

• Pout = Pin – (3 . I12 . R1 + 3 . I2’ .

R2’) – Prot

= -0,24 watt

• Torka

T = 89:

;

= -&, *<=>>.&

.?.+.

= -1,54 x 10 -3 nm

• Berdasarkan data-data danperhitungan yang telah dilakukan,maka dapat disimpulkan bahwamotor induksi yang digunakan olehPT. Pertamina (Persero) TerminalBBM Teluk Kabung adalah Motorinduksi Kelas A, dimana Torka yangdihasilkan sangat kecil, Slip < 0,01dan tahanan rotor sangat kecil.

4.4 SPESIFIKASI TEKNIS MOTOR INDUKSI

Page 23: Seminar Kerja Praktek

• Motor DC

Keuntungan jika menggunakan motor DC adalah :

• Torka starting yang dihasilkan motor DC lebih besar dibanding motor

jenis lain, sehingga cocok digunakan pada industri-industri besar

seperti Derek dan alat pengangkat hoist

• Pengaturan kecepatan pada motor DC lebih stabil dan mudah

dibanding motor jenis lain

4.6. ANALISA PENGGUNAAN MOTOR

Page 24: Seminar Kerja Praktek

4.6. ANALISA PENGGUNAAN MOTOR

Kekurangan pada motor DC

• Motor DC yang komutator akan menimbulkan percikan api, sangat tidak

cocok digunakan pada kawasan perminyakan seperti PT. Pertamina.

Kekurangan ini dapat diatasi dengan memakai motor DC yang tidak

memakai komutator

• Motor DC memerlukan tegangan dan arus input DC, jadi memerlukan

rectifier sebagai penyearah. Akan jadi tidak hemat jika harus memasang

rectifier pada masing-masing motor. Beda hal dengan motor AC yang

dapat langsung menggunakan tegangan jala-jala PLN

• Biaya perawatan motor DC relatif lebih besar dibanding motor jenis lain

sehingga biaya pengeluaran perusahaan akan jadi lebih besar

Page 25: Seminar Kerja Praktek

4.6. ANALISA PENGGUNAAN MOTOR

Motor Sinkron

• Motor sinkron adalah motor AC, bekerja pada kecepatan tetap

pada sistem frekwensi tertentu. Motor ini memerlukan arus

searah (DC) untuk pembangkitan daya dan memiliki torque

awal yang rendah, dan oleh karena itu motor sinkron cocok

untuk penggunaan awal dengan beban rendah, seperti

kompresor udara, dan generator motor. Motor sinkron mampu

untuk memperbaiki faktor daya sistem, sehingga sering

digunakan pada sistem yang menggunakan banyak listrik.

Page 26: Seminar Kerja Praktek

4.6. ANALISA PENGGUNAAN MOTOR

Motor Induksi

Kekurangan pada motor induksi :

• Sulit dalam pengaturan kecepatan pada motor induksi. Untuk mengatasikerugian ini motor induksi dilengkapi dengan penggerak frekuensi variabeluntuk meningkatkan kendali kecepatan sekaligus menurunkan dayanya

• Arus starting motor induksi relatif besar, 5-7 kali dari arus nominal, sehinggadapat menyebabkan motor cepat rusak. Namun hal ini dapat diatasi dengansoftstarting dengan berbagai cara seperti tahanan depan, Y-∆, auto-trafo,SCR (Silicon Control Rectifier) dan lain-lain

• Power factor rendah bila digunakan pada beban ringan sehinggamenyebabkan daya reaktif menjadi besar. Dengan kata lain, biaya listrik PLNmenjadi mahal.

Page 27: Seminar Kerja Praktek

4.6. ANALISA PENGGUNAAN MOTOR

Kelebihan motor induksi :

• Konstruksi sangat kuat dan sederhana terutama bila motor dengan rotor

sangkar

• Harga relatif murah untuk industri dan keandalannya tinggi

• Biaya pemeliharaan rendah sehingga lebih hemat

• Karena motor induksi merupakan motor AC, sehingga dapat langsung

dihubungkan dengan jala-jala PLN

• Motor induksi relatif aman digunakan karena tidak menimbulkan percikan api

Page 28: Seminar Kerja Praktek

4.6. ANALISA PENGGUNAAN MOTOR

• Berdasarkan kelebihan dan kekurangan pada masing-masing motor, maka

motor yang aman dan efektif digunakan pada PT. Pertamina (Persero)

adalah motor induksi tiga fasa rotor sangkar.

Page 29: Seminar Kerja Praktek

4.6. POMPA SENTRIFUGAL

• Pompa sentrifugal merupakan pompa yang sangat umum digunakan untuk pemompaan air dalam berbagai penggunaan industri. Biasanya lebih dari 75% pompa yang dipasang di sebuah industri adalah pompa sentrifugal.

• Cara kerja :

• Cairan dipaksa menuju sebuah impeler oleh tekanan atmosfir, atau oleh tekanan buatan.

• Baling-baling impeler meneruskan energi kinetik ke cairan, sehingga menyebabkan cairan berputar. Cairan meninggalkan impeler pada kecepatan tinggi.

• Impeler dikelilingi oleh volute casing atau dalam hal pompa turbin digunakan cincin diffuser stasioner. Volute atau cincin diffuser stasioner mengubah energi kinetik menjadi energi tekanan.

Page 30: Seminar Kerja Praktek

GAMBAR LINTASAN ALIRAN CAIRAN POMPA

SENTRIFUGAL

Page 31: Seminar Kerja Praktek

5. PENUTUP

• Kesimpulan

• PT. Pertamina (Persero) Terminal BBM Teluk Kabung menggunakanmotor induksi untuk memompa BBM dalam penyaluran atau distribusiminyak

• Motor induksi yang digunakan oleh PT. Pertamina (Persero) TerminalBBM Teluk Kabung adalah motor 3 phasa tipe rotor sangkar

• Tipe pompa yang digunakan PT. Pertamina (Persero) Terminal BBM TelukKabung dalam menyalurkan BBM dari Tangki Timbung ke Filling Shedatau ke kapal tangker berupa pompa sentrifugal yang dikopling denganmotor induksi 3 phasa

• Saran

Mahasiswa Kerja Praktek diharapkan untuk ikut andil dalam kerja di lapanganbeserta pekerja lapangan untuk menambah pengalaman dan keterampilan.

Page 32: Seminar Kerja Praktek

SEKIAN