seminar jiwa

23
BAB I PENDAHULUAN Hipokondriasis dan gangguan somatoform yang lain adalah gangguan psikiatri yang tersulit dan paling kompleks untuk di sembuhkan. Hipokondriasis di definisikan sebagai ketakutan atau kepercayaan jika mempunyai suatu penyakit yang serius di dalam tubuhnya. Hipokondriasis berasal dari kata hypokondria ( bahasa yunani ) yang artinya di bawah tulang iga, dan keadaan organ– organ di wilayah ini akan mempengaruhi keadaan psikologis seseorang . Hipokondriasis sendiri di dalam psikologi seseorang memiliki pengertian gangguan somatoform yang muncul bersamaan dengan perasaan cemas yang berlebihan sehingga menyebabkan rasa takut akan terjangkit penyakit yang parah meskipun tanpa bukti medis 1 . Gangguan hipokondrik adalah suatu gangguan dengan ciri utama adalah preokupasi yang menetap akan kemungkinan menderita satu atau lebih gangguan fisik yang serius dan progresif. Pasien menunjukkan keluhan somatic yang menetap suatu preokupasi terhadap adanya deformitas atau perubahan bentuk atau penampilan. Perhatian biasanya hanya terfokus pada satu atau dua organ atau system tubuh. Tidak mau menerima nasihat atau penjelasan dari beberapa dokter bahwa tidak ditemukan penyakit atau abnormalitas fisik yang melandasi keluhannya. Sering disertai depresi dan 1

Upload: alisha-butler

Post on 24-Dec-2015

224 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Seminar Jiwa

BAB I

PENDAHULUAN

Hipokondriasis dan gangguan somatoform yang lain adalah gangguan psikiatri yang

tersulit dan paling kompleks untuk di sembuhkan. Hipokondriasis di definisikan sebagai

ketakutan atau kepercayaan jika mempunyai suatu penyakit yang serius di dalam tubuhnya.

Hipokondriasis berasal dari kata hypokondria ( bahasa yunani ) yang artinya di bawah tulang iga,

dan keadaan organ–organ di wilayah ini akan mempengaruhi keadaan psikologis seseorang .

Hipokondriasis sendiri di dalam psikologi seseorang memiliki pengertian gangguan somatoform

yang muncul bersamaan dengan perasaan cemas yang berlebihan sehingga menyebabkan rasa

takut akan terjangkit penyakit yang parah meskipun tanpa bukti medis1.

Gangguan hipokondrik adalah suatu gangguan dengan ciri utama adalah preokupasi yang

menetap akan kemungkinan menderita satu atau lebih gangguan fisik yang serius dan progresif.

Pasien menunjukkan keluhan somatic yang menetap suatu preokupasi terhadap adanya

deformitas atau perubahan bentuk atau penampilan. Perhatian biasanya hanya terfokus pada satu

atau dua organ atau system tubuh. Tidak mau menerima nasihat atau penjelasan dari beberapa

dokter bahwa tidak ditemukan penyakit atau abnormalitas fisik yang melandasi keluhannya.

Sering disertai depresi dan anxietas yang berat gengguan hipokondrik ditemukan pada laki-laki

maupun wanita sama banyaknya1.

Pada hipokondrik pasien biasanya mengeluhkan satu penyakit berat yang dalam

pemeriksaan penunjang penyakit berat yang dalam pemeriksaan penunjang tidak ditemukan

adanya kelainan yang mendasarinya. Pasien merasa yakin bahwa ada sesuatu yang salah dalam

dirinya dan selalu ingin diperiksa untuk memastikan adanya gangguan pada tubuhnya. Hal lain

yang berbeda dengan gangguan somatisasi dimana pasien biasanya meminta pengobatan

terhadap penyakitnya yang seringkali menyebabkan terjadinya penyalahgunaan obat, maka pada

gangguan hipokondrik pasien malah takut untuk makan obat karena dikira dapat menambah

keparahan dalam sakitnya1.

1

Page 2: Seminar Jiwa

Pasien hipokondrik lebih menekankan pada pemeriksaan untuk mendeteksi penyakitnya

bahkan pada pemeriksaan mahal sekalipun dan selalu mendesak dokter tidak mau menuruti

keinginan pasien, pasien biasanya akan mencari dokter lain sehingga pada pasien seperti ini

sering ditemukan adanya riwayat kunjungan ke dokter yang sangat banyak1.

2

Page 3: Seminar Jiwa

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. DEFINISI

Istilah hipokondriasis didapatkan dari istilah medis yang lama “ hipokondrium” yang

berarti dibawah rusuk dan mencerminkan seringnya keluhan abdomen yang dimiliki

pasien dengan gangguan ini. Hipokondriasis disebabkan dari interpretasi pasien yang

tidak realistik dan tidak akurat terhadap gejala atau sensai fisik, yang menyebabkan

preokupasi dan ketakutan bahwa mereka menderita penyakit serius kendatipun tidak

ditemukan penyebab medis yang diketahui. Preokupasi pasien yang menyebabkan

penderitaan yang bermakna bagi pasien dan mengganggu kemampuan mereka untuk

berfungsi di dalam penaran personal, social dan pekerjaan1.

2.2 ETIOLOGI

Dalam kriteria diagnostik untuk hipokondriasis, DSM-IV menyatakan bahwa gejala

mencerminkan gejala-gejala tubuh. Data tubuh yang cukup menyatakan bahwa orang

hipokondriasis meningkatkan dan membesarkan sensasi simpatinya, mereka memiliki

ambang dan toleransi yang lebih rendah terhadap gangguan fisik. Sebagai contohnya apa

yang dirasakan oleh orang normal hipokondriasis mungkin berpusat pada sensasi tubuh,

salah mengintrepretasikannya dan menjadi tersinyal oleh hal tersebut karena skema

kognitif yang keliru1.

Teori yang kedua adalah bahwa hipokondriasis dapat dimengerti berdasarkan model

belajar sosial. Gejala hipokondriasis dipandang sebagai keinginan untuk mendapatkan

perasaan sakit oleh seseorang yang menghadapi masalah yang tampaknya berat dan tidak

dapat dipecahkan. Peranan sakit memberikan jalan keluar, karena pasien yang sakit

dibiarkan menghindari kewajiban yang menimbulkan kecemasan dan menunda tantangan

yang tidak disukai dan dimaafkan dari kewajiban yang biasanya diharapkan1.

3

Page 4: Seminar Jiwa

Teori ketiga adalah bahwa gangguan ini adalah bentuk varian dari gangguan mental

lain. Gangguan yang paling sering dihipotesiskan berhubungan dengan hipokondriasis

adalah gangguan depresif dan gangguan kecemasan. Diperkirakan 80% pasien dengan

hipokondriasis mungkin memiliki gangguan depresif atau gangguan kecemasan yang

ditemukan bersama atau gangguan kecemasan yang ditemukan bersama-sama. Pasien

yang memenuhi kriteria diagnostik untuk hipokondriasis mungkin merupakan subtype

pensomatisasi dari gangguan lain tersebut1.

Bidang pikiran keempat tentang hipokondriasis adalah bidang psikodinamika yang

menyatakan bahwa harapan agresif dan permusuhan terhadap orang lain dipindahkan

kepada keluhan fisik. Kemarahan pasien hipokondriasis berasal dari kekecewaan,

penolakan dan kehilangan di masa lalu, tetapi pasien mengekspresikannya pada saat ini

dengan meminta pertolongan dan perhatian dari orang lain dan selanjutnya menolaknya

karena tidak efektif. Hipokondriasis juga dipandang sebagai pertahanan terhadap rasa

bersalah yang melekat, suatu ekspresi harga diri yang rendah dan tanda perhatian

terhadap diri sendiri yang berlebihan. Penderitaan nyeri dan somatic selanjutnya menjadi

alat untuk menebus kesalahan dan membatalkan dan dapat dialami sebagai hukuman

yang diterimanya atas kesalahan di masa lalu dan perasaan bahwa seseorang adalah jahat

dan memalukan1.

2.3 EPIDEMIOLOGI

Satu penelitian terakhir melaporkan prevalensi enam bulan terakhir sebesar 4-6 %

persen pada populasi klinik medis umum. Laki-laki dan wanita sama-sama terkena oleh

hipokondriasis. Walaupun onset gejala dapat terjadi pada setiap manusia, onset paling

sering antara usia 20 sampai 30 tahun. Beberapa bukti menyatakan bahwa diagnostik

adalah lebih sering diantara kelompok kulit hitam dibandingkan kulit putih1.

4

Page 5: Seminar Jiwa

2.4 PATOGENESIS PENYAKIT

Berkurangnya neurokimia yang berkaitan dengan hypochondriasis dan beberapa

gangguan somatoform lainnya (misalnya, somatisasi, konversi, dan gangguan tubuh

dismorfik) muncul mirip dengan gangguan mood dan kecemasan. Sebagai contoh,

Hollander mengemukakan sebuah "spektrum obsesif-kompulsif" untuk memasukkan

gangguan obsesif-kompulsif (OCD), gangguan dismorfik tubuh (BDD), anoreksia

nervosa, sindrom Tourette, dan gangguan kontrol impuls (misalnya, trikotilomania).

Penulis lain mengatakan bahwa gangguan somatoform termasuk hypochondriasis

mungkin prilaku tidak sadar yang dipelajari bahwa dapat berfungsi untuk menghindari

konflik internal dan stressor eksternal4.

Gangguan spektrum pada perumusan obsesif-kompulsif (OC) ini, meskipun bukan

bagian dari konsensus literatur diagnostik dan klasifikasi kejiwaan, melintasi batas-batas

beberapa kategori diagnostik dalam Diagnostik dan Statistik Manual Gangguan Mental,

Edisi Keempat-Text Revision (DSM-IV -TR). Selain itu, menghadapi pasien dengan

lebih dari satu gangguan spektrum kecemasan selama hidupnya merupakan hal yang

tidak biasa. Meskipun temuan studi ini kekurangan neurokimia hanya awal, kekurangan

tersebut dapat menjelaskan mengapa terjadi gejala tumpang tindih, mengapa gangguan

umumnya komorbiditas, dan mengapa pengobatan yang efektif paralel satu sama lain

(misalnya, selective serotonin reuptake inhibitor [SSRI])4.

Dalam sebuah penelitian terbaru tentang penanda biologis, yang subjektif memenuhi

kriteria diagnostik DSM-IV-TR untuk hypochondriasis mengalami penurunan plasma

neurotrophin 3 (NT-3) dan serotonin trombosit (5-HT), dibandingkan dengan subyek

kontrol yang sehat. NT-3 merupakan penanda fungsi saraf dan trombosit 5-HT

merupakan penanda pengganti untuk aktivitas serotonergik4.

2.5. GEJALA KLINIS

Pasien hipokondriasis percaya bahwa mereka menderita penyakit yang parah yang

belum dapat di deteksi dan mereka tidak dapat diyakinkan akan kebalikannya. Pasien

5

Page 6: Seminar Jiwa

hipokondriasis dapat mempertahankan keyakinan bahwa mereka memiliki satu penyakit

tertentu atau dengan jalannya waktu, mereka mungkin mengubah keyakinannya tentang

penyakit tertentu.Keyakinan tersebut menetap walau hasil lab adalah negative1.

Table dari DSM-IV diagnostic and statistical manual of mantal disorder2.

Kriteria diagnostic untuk hipokondriasis2:

a. Preokupasi dengan ketakutan penderita atau ide bahwa ia menderita suatu penyakit serius

didasarkan pada intepretasi keliru orang tersebut terhadap gejala-gejala tubuh.

b. Preokupasi menetap walaupun telah dilakukan pemeriksaan medis yang tepat dan

penentraman.

c. Keyakinan dalam kriteria A tidak memiliki intensitas waham (seperti pada gangguan

delusional, tipe somatik ) dan tidak terbatas pada kekhawatiran yang terbatas tentang

penampilan (seperti pada gangguan dismorfik tubuh ).

d. Preokupasi menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan dalam

fungsi social, pekerjaan atau fungsi penting lainnya.

e. Lama gangguan sekurang-kurang 6 bulan.

f. Preocupasi tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan kecemasan umum,

gangguan obsesif kompulsif, gangguan panic, gangguan depresif berat, cemas perpisahan

atau gangguan somatoform lain.

Walaupun DSM-IV menyebutkan bahwa gejala harus ada selama sekurang-

kurangnya enam bulan, keadaan hipokondriasis sementara dapat terjadi setelah stres

berat, paling sering kematian atau penyakit berat pada seseorang yang penting bagi

hidupnya atau penyakit serius (kemungkinan membahayakan hidup ) yang telah

disembuhkan tetapi meninggalkan pasien hipokondriasis secara sementara dengan

akibatnya.

Keadaan hipokondriakal tersebut berlangsung kurang dari enam bulan harus

didiagnosis sebagai gangguan somatoform yang tidak ditentukan. Hipokondriakal

sementara sebagai respon dari stress eksternal biasanya menyembuh jika stress

dihilangkan, tetapi dapat menjadi kronis jika diperkuat oleh orang di dalam system sosial

pasien oleh professional kesehatan.

6

Page 7: Seminar Jiwa

2.6 DIAGNOSIS

Kategori diagnostic DSM IV untuk hipokondriasis mengharuskan bahwa pasien

terpreokupasi dengan keyakinan palsu bahwa ia menderita penyakit yang berat dan

keyakinan palsu tersebut didasarkan pada misinterpretasikan tanda atau sensasi fisik12.

Kriteria mengharuskan bahwa keyakinan tersebut berlangsung sekurang-kurangnya enam

bulan, kendatipun tidak adanya temuan patologis pada pemeriksaan medis dan

neurologis. Kriteria diagnostik juga mengharuskan bahwa keyakinan tersebut tidak dalam

intensitas waham (lebih tepat diagnosis sebagai gangguan delusional ) dan tidak terbatas

pada ketegangan tentang penampilan (lebih tepat didiagnosis sebagai gangguan dismorfik

tubuh )1.

Tetapi gejala hipokondriasis diharuskan memiliki intensitas yang menyebabkan

gangguan pada kemampuan pasien untuk berfungsi di dalam bidang penting

hidupnya.Klinisi dapat menentukan adanya tilikan secara tidak konsisten mengetahui

bahwa permasalahan tentang penyakit adalah luas1.

2.7 DIAGNOSIS BANDING

2.7.1 Penyakit Medis

Gangguan yang tampak dengan gejala yang tidak mudah didiagnosa seperti AIDS,

endokrinopati, miastenia gravis, sclerosis multiple, penyakit degenerative pada sistem

syaraf, lupus erytematosus sistemik, dan gangguan neopastik yang tidak jelas3.

2.7.2 Gangguan Anxietas

Gangguan dimana keadaan tegang yang berlebihan atau tidak pada tempatnya yang

ditandai oleh perasaan khawatir, tidak menentu, atau takut. Gangguan ini merupakan

bagian dari diferensial diagnosis untuk hypochondriasis karena pasien sering hadir

dengan, atau memiliki sejumlah gejala somatik. Biasanya meskipun, gejala somatik yang

diatasi ketika gangguan ini diobati. Pasien dengan gangguan kecemasan umum memiliki

kekhawatiran yang berlebihan, meresap, dan tidak terkendali mengenai hubungan,

pekerjaan, dan rekreasi. Namun, kekhawatiran tersebut umum dan tidak terbatas pada

kekhawatiran menjadi sakit4.

7

Page 8: Seminar Jiwa

Pasien dengan OCD memiliki obsesi yang meniru hypochondriasis, bahwa mereka

berulang dan terus-menerus dan pengalaman yang mengganggu, tapi kekhawatiran ini

melampaui kekhawatiran tentang penyakit (misalnya, takut tentang pintu yang dibuka)

dan sering disertai dengan tematis terkait perilaku kompensasi kompulsif (misalnya,

memeriksa kunci). Di sisi lain, OCD mungkin komorbiditas dengan hypochondriasis.

Berdasarkan data keluarga dalam studi OCD, Bienvenu menemukan hubungan antara

OCD dan gangguan hypochondriasis dan dismorfik tubuh, menunjukkan komorbiditas

antara OCD dan gangguan somatoform. Van den Heuvel menemukan perubahan frontal-

striatal yang sama selama perencanaan tugas antara OCD, gangguan panik, dan

hypochondriasis, menunjukkan jalur umum aktivasi limbik antara gangguan ini4.

2.7.3 Gangguan Dismorfofobia

Gangguan yang dikenal dengan gangguan dismorfik tubuh (body dysmorphic

disorder ). preocupasinya adalah terhadap penampilan fisik yang tidak normal padahal

kenyataannya demikian3.

2.7.4 Gangguan Somatisasi

Gangguan ini ditandai dengan onset awal (<30 tahun) dan berulang, berlipat-lipat,

keluhan fisik yang mengakibatkan perhatian medis atau penurunan yang signifikan.

Gangguan somatisasi dianggap sebagai pemikiran yang terbaik pada preokupasi dengan

gejala fisik yang banyak dan atau sekuensial, bukan preokupasi dengan penyakit medis

tertentu4.

Gejalannya harus memenuhi pola tertentu harus diklasifikasikan sebagai gangguan

somatisasi, termasuk 4 lokasi yang berbeda dari rasa sakit, 2 gejala gastrointestinal yang

berbeda, 1 gejala seksual atau gejala reproduksi selain rasa sakit, dan 1 gejala neurologis.

Gangguan somatisasi dibedakan dari penyakit fisik dengan keterlibatan beberapa sistem

organ dan kursus berkepanjangan tanpa pengembangan temuan yang konsisten dengan

penyakit somatik. Onset gangguan somatisasi mungkin lebih awal daripada

hypochondriasis (misalnya, <15 tahun pada >50% kasus). Wanita memiliki risiko seumur

hidup lebih tinggi terkena gangguan somatisasi, pada 2-3%, dan rasio perempuan:laki

adalah 10:1. Apa yang membedakan gangguan somatisasi adalah fokus pasien pada gejala

daripada preokupasi dengan penyakit dan kekhawatiran yang menyertainya4.

8

Page 9: Seminar Jiwa

2.7.5 Gangguan Nyeri Somatoform

Pasien dengan gangguan nyeri fokus pada rasa sakit daripada penyakitnya yang

lebih luas. Dua jenis gangguan nyeri dengan (1) faktor psikologis saja dan (2) faktor

psikologis yang memperburuk kondisi medis yang terkait secara umum. Namun,

gangguan nyeri mungkin memiliki lebih banyak kesamaan dengan hypochondriasis

daripada sekilas pertama yang jelas karena kegiatan diinduksi di nociceptor dan jalur

nociceptive dapat diaktifkan oleh keadaan psikologis, keadaan fisik, atau keduanya dalam

kombinasi. Kriteria diagnostik termasuk rasa sakit di salah satu atau lebih bagian

anatomi. Rasa sakit menyebabkan penekanan klinis yang signifikan atau penurunan.

Faktor psikologis memiliki peran penting dalam onset, keparahan, eksaserbasi, atau

pemeliharaan rasa sakit4.

2.7.6 Gangguan Konversi

Gangguan ini ditandai dengan gejala yang menunjukkan kekurangan motorik

volunter atau fungsi sensorik (selain nyeri) dan tidak dijelaskan oleh kondisi neurologis

atau kondisi umum medis lainnya, efek dari zat, atau pengalaman budaya yang sanksi.

Pasien-pasien ini tidak memiliki rasa menjadi sakit atau kekhawatiran tentang penyakit

serius yang ditunjukkan oleh gejala pseudoneurological dan memang mungkin memiliki

kekurangan rasa khawatir bahkan tentang keluhan utama mereka. Presentasi gejala umum

termasuk gangguan koordinasi, kelumpuhan atau kelemahan, tremor, kesulitan menelan,

kehilangan rasa sakit atau sensasi sentuhan, penglihatan ganda, kejang, atau kebutaan.

Gangguan konversi juga lebih umum pada wanita, dengan rasio perempuan:laki

bervariasi dari 2: 1 sampai 10: 14.

2.7.7 Gangguan Mood

Depresi dapat dipertimbangkan pada pasien ini karena mereka sering hadir

dengan gejala somatik, perenungan somatik, dan preokupasi hypochondriacal. Namun,

untuk diagnosis depresi, pasien harus memiliki suasana hati yang depresi atau anhedonia

(kehilangan minat atau kesenangan dalam kegiatan) dan harus memiliki 4 gejala yang

berhubungan, termasuk salah satu dari berikut: kurang nafsu makan atau makan

berlebihan, insomnia atau hipersomnia, energi rendah atau kelelahan , agitasi psikomotor

atau retardasi, kurang konsentrasi atau keraguan, perasaan tidak berharga atau bersalah

yang berlebihan, atau pikiran tentang kematian dan / atau bunuh diri. Penampilan pasien

9

Page 10: Seminar Jiwa

biasanya konsisten dengan masalah ini. Ketika depresi diobati, keluhan somatik juga

terselesaikan4.

2.7.8 Gangguan Psikotik

Seorang pasien dengan gangguan psikotik (misalnya, skizofrenia, gangguan

delusi) dapat hadir terutama dengan gejala somatik, tapi keyakinan memiliki kualitas

tetap (yaitu, khayalan) berbeda dengan pasien dengan hypochondriasis, yang yakin

kekhawatirannya tetapi mampu mempertimbangkan kemungkinan bahwa penyakit yang

spesifik dikhawatirkan tidak ada. Monosymptomatic hypochondriacal psikosis adalah

istilah yang umum digunakan untuk menunjukkan kekhawatiran tentang parasitosis

delusi, atau delusi infestasi oleh organisme parasit. Sekarang pasien ini umumnya

dianggap memiliki delusi (yaitu, didiagnosis secara resmi sebagai DSM-IV-TR gangguan

delusi, tipe somatik)4.

2.8. PENATALAKSANAAN

Pasien hipokondriasis biasanya tahan terhadap pengobatan psikiatrik. Beberapa

pasien hipokondriasis menerima pengobatan psikiatrik jika dilakukan menerima

pengobatan psikiatrik jika dilakukan dilingkungan medis dan dipusatkan untuk

menurunkan stress dan pendidikan tentang mengatasi penyakit kronis. Diantara pasien-

pasien tersebut, psikoterapi kelompok adalah cara terpilih karena cara ini sebagian cara

ini meberikan dukungan sosial dan interaksi sosial yang tampaknya menurunkan

kecemasan pasien. Psikoterapi individual berorientasi tilikan mungkin berguna, tetapi

biasanya tidak berhasil1.

Pada dietnya pasien dengan hypochondriasis harus makan 3 kali per hari untuk

tetap merasa sesehat. Mereka harus menghindari zat-zat yang mempengaruhi suasana

hati, memperburuk gejala kecemasan, atau mengurangi kualitas tidur (misalnya, kafein,

alkohol, nikotin) 4.

Pada aktivitasnya diberikan latihan fisik untuk meningkatkan kesejahteraan

psikologis. Pasien yang hypochondriacal mungkin enggan untuk mengikuti saran ini,

tetapi banyak pasien meningkatkan aktivitas fisik mereka sebagai sarana pengobatan

yang berlangsung. Latihan membantu untuk meningkatkan mood, mengurangi

10

Page 11: Seminar Jiwa

ketegangan, dan meningkatkan waktu tidur pada pasien dengan depresi yang terkait,

kecemasan, atau keduanya4.

Jadwal pemeriksaan fisik yang tertib dan teratur adalah berguna untuk

menenangkan pasien bahwa mereka tidak ditelantarkan oleh dokternya dan keluhan

mereka ditanggapi secara serius. Tetapi prosedur diagnostik dan terapeutik yang invasive

harus dilakukan jika hanya bukti-bukti objektif mengharuskannya. Jika mungkin klinisi

harus menahan diri supaya tidak mengobati temuan pemeriksaan fisik yang tidak jelas

atau kebetulan1.

Farmakoterapi menghilangkan gejala hipokondriasis hanya jika pasien memiliki

suatu kondisi dasar yang responsif terhadap obat seperti gangguan kecemasan atau

gangguan depresif berat. Jika hipokonriasis adalah sekunder dari akibat gangguan primer

lainnya, gangguan tersebut harus diobati untuk gangguan itu sendiri. Jika hipokondriasis

adalah reaksi situasional yang sementara, klinisi harus membantu pasien untuk mengatasi

stress tanpa mendorong perilaku sakit mereka dan pemakaian peranan sakit sebagai suatu

pemecahan masalah2.

Perawatan bedah psychosurgery hanya direkomendasikan untuk pasien dengan

hypochondriasis berat dan keras4.

2.9 Edukasi Pasien4

Pendekatan Pendidikan memberikan informasi yang akurat, yang memungkinkan pasien

untuk menyadari gejala somatik yang sangat umum, dengan hanya sebagian kecil yang

disebabkan oleh penyakit dan paling kompatibel dengan kesehatan fisik.

Informasi yang akurat tentang hubungan stimulus yang mengancam dan konsekuensi

somatik yang dapat mempengaruhi keparahan respon otonom, distress subjektif, dan

perilaku.

Keyakinan iatrogenik maladaptif harus diatasi. Memberikan sedikit informasi pada satu

waktu.

Untuk sumber pendidikan pasien yang baik, kunjungi Mental Health Center

eMedicineHealth dan Depresi Center. Juga, lihat eMedicineHealth yang pasien artikel

pendidikan Chronic Fatigue Syndrome.

11

Page 12: Seminar Jiwa

Untuk gejala yang ringan dan singkat, pelayanan medis yang utama bisa memberikan

pendidikan rinci (gejala, tentu saja, pemantauan, diagnosis, dan pengobatan) tentang

kondisi medis tentang mana pasien yang bersangkutan.

Pendidikan tambahan harus fokus pada peran kecemasan dan bagaimana kecemasan dapat

meningkatkan aktivitas otonom atau gairah

Untuk hypochondriasis yang menetap dan kronis, terutama dalam situasi di mana pasien

telah gagal pengobatan, pemberian edukasi disampaikan dalam "dosis" yangkecil,

waktunya tepat, dan setelah pembentukan hubungan pasien-dokter.

Karena hypochondriasis dapat dipicu oleh stres psikososial, dukungan dari keluarga

cenderung membantu.

Pasien perlu memberikan izin untuk melibatkan anggota keluarga dalam diagnosis dan

rencana perawatan.

Anggota keluarga harus diberitahu bahwa dokter tidak akan menyimpan rahasia dari pasien

Anggota keluarga perlu memahami bahwa penderitaan pasien merasa nyata bahkan jika

keyakinan tentang penyakit ini palsu atau tidak dapat dibuktikan.

Anggota keluarga harus didorong untuk mendukung model penyakit kronis rawat jalan

untuk hypochondriasis

Anggota keluarga harus dididik pada komorbiditas umum hypochondriasis dan membantu

diri pasien untuk monitor suasana hati dan gejala kecemasan dan mencari bantuan untuk

ini secara terpisah.

Keluarga atau terapi pasangan harus dipertimbangkan pada pasien di mana keluarga dan

perselisihan perkawinan merupakan sumber utama konflik yang berkontribusi terhadap

tekanan psikologis.

Mengingat bahwa pasien ini sering nyaman dengan pencarian komputer, website khusus

hypochondriasis dapat membantu untuk direkomendasikan kepada pasien dan keluarga

2.10 Komplikasi

Pasien dengan hypochondriacal mungkin sebagai konsumen yang signifikan pada

perawatan medis, menjalani kunjungan dokter berulang, pemeriksaan fisik, tes

laboratorium, prosedur mahal , invasif, dan berpotensi berbahaya lainnya4.

12

Page 13: Seminar Jiwa

2.11 PROGNOSIS

Perjalanan penyakit biasanya episodik, episode berlangsung dari beberapa bulan

sampai beberapa tahun dan dipisahkan oleh periode tenang yang sama panjangnya.

Mungkin terdapat hubungan jelas antara eksaserbasi gejala hipokondriasis dan stressor

psikososial. Walaupun hasil penelitian besar yang dilakukan belum dilaporkan,

diperkirakan sepertiga sampai setengah dari semua pasien akhirnya membaik secara

bermakna1.

Prognosis yang baik adalah berhubunan dengan status sosioekonomi yang tinggi,

onset gejala yang tiba-tiba tidak adanya gangguan kepribadian dan tidak adanya kondisi

medis non psikiatrik yang menyertai. Sebagian besar anak hipokondriasis menjadi

sembuh pada masa remaja akhir atau pada dewasa awal1.

13

Page 14: Seminar Jiwa

BAB III

KESIMPULAN

Hipokondriasis di definisikan sebagai ketakutan atau kepercayaan jika

mempunyai suatu penyakit yang serius di dalam tubuhnya. Gangguan hipokondrik adalah

suatu gangguan dengan ciri utama adalah preokupasi yang menetap akan kemungkinan

menderita satu atau lebih gangguan fisik yang serius dan progresif.

Satu penelitian terakhir melaporkan prevalensi enam bulan terakhir sebesar 4-6%

persen pada populasi klinik medis umum. Onset paling sering antara usia 20 sampai 30

tahun.

Kategori diagnostic DSM IV untuk hipokondriasis mengharuskan bahwa pasien

terpreokupasi dengan keyakinan palsu bahwa ia menderita penyakit yang berat dan

keyakinan palsu tersebut didasarkan pada misinterpretasikan tanda atau sensasi fisik.

Kriteria mengharuskan bahwa keyakinan tersebut berlangsung sekurang-kurangnya enam

bulan, kendatipun tidak adanya temuan patologis pada pemeriksaan medis dan

neurologis. Kriteria diagnostik juga mengharuskan bahwa keyakinan tersebut tidak dalam

intensitas waham (lebih tepat diagnosis sebagai gangguan delusional ) dan tidak terbatas

pada ketegangan tentang penampilan.

Diagnosis bandingnya ada penyakit medis, gangguan anxietas, gangguan

dismorfofobia. Untuk penatalaksanaanya ada psikoterapi kelompok, psikoterapi

individual, pola diet, aktivitas fisik, jadwal pemeriksaan fisik yang tertib dan teratur,

farmakoterapi menghilangkan gejala hipokondriasis hanya jika pasien memiliki suatu

kondisi dasar yang responsif terhadap obat seperti gangguan kecemasan atau gangguan

depresif berat. Jika hipokonriasis adalah sekunder dari akibat gangguan primer lainnya,

gangguan tersebut harus diobati untuk gangguan itu sendiri.

Prognosis yang baik adalah berhubunan dengan status sosioekonomi yang tinggi,

onset gejala yang tiba-tiba tidak adanya gangguan kepribadian dan tidak adanya kondisi

medis non psikiatrik yang menyertai. Sebagian besar anak hipokondriasis menjadi

sembuh pada masa remaja akhir atau pada dewasa awal.

14

Page 15: Seminar Jiwa

DAFTAR PUSTAKA

1. Maramis W, Maramis A. 2009. Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga University

Press, edisi 1, hal 68-81.

2. Fauman, Michael.1994. Study Guide to DSM-IV. Washington DC: American Psychiatric

Press Inc, edisi 1, hal 244-245

3. Gelder M, Gath D, Mayou R. 1990. Oxford Textbook Of Psychiatry. Great Britain:

Oxford University Press, edisi 2, hal 412-417

4. Xiong,Glen. 2013. Hypochondriasis. Diakses 1 februari 2015. Didapat dari:

http://emedicine.medscape.com/article/290955-overview.

15