scanned by camscanner -...
TRANSCRIPT
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
JKK, Th. 39, No. 2 April 2007 1726
NYERI PINGGANG PADA PEKERJA*
Legiran
Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran Unsri
Abstract
Low back pain is most common medical problems in workers. It affects many workers, is
associated with work absenteeism, high costs for treatment and loss of productivity. Low
back pain can have a variety of causes and that cause 85% unknown. The main predictors
of low back pain include physical stress, psychosocial stress, personal characteristics,
biomechanical and anatomical factors. These factors represent conditions existing during
work life. The spinal columns consist of rigid bone segments (vertebrae) connected by
ligaments and intervertebral disks. The column linked to one another forming curvatures
in sagittal plane. Deviations from these natural curvatures of spine may generate
excessive stresses in the intervertebral units and can cause deformations. Although the
anatomy of spine is well known, finding the cause of low back pain can be a much more
elusive problem for clinicians.
Key words : Low back pain, anatomical factor, biomechanics
Abstrak
Nyeri pinggang merupakan masalah kesehatan yang sering dijumpai dikalangan pekerja.
Dampaknya pada pekerja berupa ketidakhadiran, biaya yang tinggi untuk pengobatan dan
menurunnya produktivitas. Nyeri pinggang disebabkan oleh berbagai sebab dan 85%
penyebabnya tidak diketahui. Prediktor utama nyeri pinggang antara lain stres fisik, stres
psikososial, karakter perorangan, faktor biomekanik dan anatomi. Faktor-faktor ini
dijumpai pada suasana kerja. Columna vertebrae terdiri atas segmen tulang vertebrae yang
dihubungkan oleh ligamenta dan diskus intervertebralis. Columna vertebrae membentuk
kurvatura jika dilihat dari sagital. Deviasi kurvatura normal ini dapat menyebabkan stres
berlebihan pada segmen intervertebral dan dapat menyebabkan kelainan. Walaupun
pengetahuan anatomi telah mencukupi, penentuan penyebab nyeri pinggang menjadi
masalah bagi para dokter.
Kata kunci : Nyeri pinggang, faktor anatomi, biomekanik
* Tinjauan Anatomi dan Biomekanika
Nyeri Pinggang Pada Pekerja
JKK, Th. 39, No. 2 April 2007
1727
Pendahuluan Keluhan nyeri punggung bawah/pinggang
(low back pain-LBP) masih tetap menjadi keluhan
yang banyak dijumpai pada setiap orang. Hanya 2
dari 10 orang yang bebas dari keluhan nyeri di area
ini.1 Keluhan ini juga banyak dijumpai dikalangan
pekerja dari segala jenis pekerjaan. Akibat rasa
nyerinya, pekerja terpaksa istirahat dan mencari
penyembuhan sehingga banyak kehilangan waktu
kerja, menghabiskan banyak biaya untuk peng-
obatan, dan menurunkan produktivitas.1, 2
Prevalensi LBP belum diketahui secara pasti
walaupun telah banyak metode penelitian dilaku-
kan, yang jelas keluhan nyeri pinggang pada para
pekerja di Amerika menjadi alasan terbanyak
kedua untuk tidak masuk kerja. Prevalensi LBP
berkisar antara 60-80% dan setengah dari kalangan
pekerja diperkirakan pernah melaporkan keluhan
nyeri pinggang. Dari jumlah itu 5-10% menjadi
keluhan kronis. Dari keluhan-keluhan nyeri ter-
sebut, penderita mengeluarkan 60% dari biaya
kesehatannya untuk pengobatan. Di negara-negara
industri maju seperti Amerika, biaya yang dike-
luarkan akibat hilangnya jam kerja dan biaya peng-
obatan per tahun bisa lebih dari 100 milyar dolar.2
Karena insidennya yang tinggi, dan cenderung
menjadi kronis atau kambuhan, menjadi beberapa
alasan mengapa LBP perlu diketahui penyebabnya
termasuk beberapa faktor risikonya.4 Penyebab
LBP berdasarkan pada ada tidaknya lesi terbagi
menjadi dua yaitu organik dan non organik.5 Te-
tapi, penyebab sebenarnya 85% belum diketahui.
Faktor gangguan mekanik pada daerah lumbal,
umumnya berperan dalam terjadinya LBP. Gang-
guan mekanik tersebut antara lain ketegangan otot
(muscle strain), osteoartritis pada sendi apophy-
sealis, stenosis spinalis, hernia nucleus pulposus.1
Beberapa faktor risiko yang telah diketahui ber-
hubungan dengan LBP adalah kegemukan, me-
rokok, dan fungsi psikologis.2
Pada pekerja, ada beberapa faktor risiko
utama yang diduga berperan dalam terjadinya LBP
yaitu stres fisik (misalnya pekerja mengangkat
terus-menerus, menyetir kendaraan, kondisi tulang
belakang yang statis atau digerakkan berulang-
ulang), stres psikososial (misalnya beban kerja
berat dan lama, kurangnya tunjangan sosial dan
jaminan keselamatan), karakter perorangan (misal-
nya status psikologis, merokok), dan karakter fisik
( misalnya obesitas).6 Sedangkan menurut Bhatta-
charya dan McGlothlin (1996) salah satu faktor
biomekanika yang penting yang dapat menyebab-
kan LBP adalah terjadinya perubahan lordosis
lumbal akibat perubahan sudut lumbo-sakral.
Columna Vertebralis
Columna vertebralis merupakan bagian dari
skeleton aksial yang bersama-sama cranium, ossa
thoracis (costae dan sternum) membentuk struktur
rangka pada pusat tubuh (the central bony core of
the body).7 Columna vertebralis atau dalam bahasa
sehari-hari disebut tulang belakang, terdiri atas 24
bagian tulang yang dapat bergerak, os sacrum, dan
os coccygis. Tulang-tulang yang dapat bergerak
tersebut adalah 7 vertebrae cervicales, 12 vertebrae
thoracicae, dan 5 vertebrae lumbales.
Ciri tipikal columna vertebralis ialah memiliki
corpus vertebrae yang bulat di bagian depan, dan
arcus vertebrae di belakang. Keduanya melingkupi
ruang yang disebut foramen vertebrale yang dilalui
medulla spinalis. Arcus vertebrae memiliki 7 pro-
cessus; 1 processus spinosus, 2 processus transver-
sus, dan 4 processus articularis (zygapophysis).
Processus articularis tersusun vertikal dan tersusun
atas 2 processus superior dan 2 processus inferior.
Facies articularis-nya ditutupi tulang rawan hialin.
Processus articularis superior dari satu arcus ver-
tebrae berartikulasi dengan processus articularis
inferior dari arcus vertebrae di atasnya, mem-
bentuk articulatio synovialis. Pada sisi arcus ter-
dapat lekukan di tepi atas dan bawahnya, mem-
bentuk incisura vertebralis superior dan inferior
yang bersama-sama membentuk foramen inter-
vertebrale. Foramen intervertebrale dilalui oleh
nervi spinales dan pembuluh darah.8
Columna vertebralis dari samping tampak me-
miliki lengkung (kurvatura). Lengkung vertebrae
cervicales dan vertebrae lumbales berbentuk cem-
bung ke depan (lordosis), sedangkan vertebrae
thoracicae berbentuk cekung (kyphosis). Lengkung
columna vertebralis seperti huruf S ini memung-
kinkannya berfungsi seperti pegas untuk dapat
menyerap beban tiba-tiba lalu menyalurkan ke
sepanjang aksisnya.9
Daerah servikal dan lumbal dari columna ver-
tebralis memiliki rentang gerakan bebas terbesar,
sehingga juga merupakan regio tersering meng-
alami rasa nyeri dan lebih dari 80% masyarakat
pernah merasakan nyeri punggung sepanjang
hidupnya.10
Anatomi punggung begitu kompleks
sehingga nyeri punggung memiliki banyak pe-
nyebab. Salah satu penyebab nyeri punggung ber-
kaitan dengan salah satu fungsi columna verteb-
ralis sebagai penopang berat badan dan perannya
dalam menentukan posisi serta lokomosi-gerakan
dari suatu tempat ke tempat lain.
Nyeri Pinggang Pada Pekerja
JKK, Th. 39, No. 2 April 2007
1728
Gambar 1. A. Columna vertebralis dan kurvaturanya, B. Persendian pada vertebrae lumbalis, C. Letak
discus intervertebralis, n. spinalis yang keluar melalui foramen intervertebralis, serta struktur
tulang dan ligamentum pada vertebrae lumbalis8
Discus Intervertebralis
Susunan columna vertebrae pada bagian tu-
lang yang dapat bergerak, dihubungkan satu sama
lain oleh lempeng fibrokartilago disebut discus
intervertebralis. Bagian tepi diskus terdiri atas
jaringan fibrokartilago dengan serat kolagen yang
tersusun sebagai lamel-lamel konsentris disebut
anulus fibrosus. Serat kolagen yang lebih perifer
melekat dengan kuat pada ligamentum longitu-
dinale anterius dan posterius. Bagian tengah diskus
merupakan massa gelatin lunak, berbentuk lon-
jong, banyak mengandung air disebut nucleus pul-
posus.7, 8
Sifat setengah cair dari nucleus pulposus,
memungkinkannya berubah bentuk dan vertebrae
dapat menjungkit ke depan atau ke belakang di
atas yang lain, seperti pada fleksi dan ekstensi co-
lumna vertebralis. Sifat fisik diskus memungkin-
kannya berfungsi sebagi peredam benturan (shock
absorber) bila beban pada columna vertebralis
bertambah mendadak. Kelenturannya memungkin-
kan vertebrae yang kaku dapat bergerak satu de-
ngan lainnya. Kelenturan discus intervertebralis
berkurang dengan semakin bertambahnya usia
karena kadar airnya berkurang dan digantikan oleh
jaringan fibrokartilago.8
Peningkatan beban kompresi mendadak pada
columna vertebralis mengakibatkan nucleus pul-
posus menjadi gepeng. Penekanan nucleus pul-
posus keluar dapat ditahan oleh daya pegas anulus
fibrosus. Kadang-kadang tekanan keluar terlalu
kuat bagi anulus dan mengalami ruptur sehingga
nucleus pulposus dapat keluar. Keadaan ini disebut
herniasi.8
Epidemiologi
Frekuensi terjadinya LBP pada suatu populasi
telah menjadi masalah medis dan masalah biaya
finansial. Frymoyer dan Cats-Baril menyebutkan
prevalensi seumur hidup LBP antara 60-80% de-
ngan insiden tahunan 5%.11
Kebanyakan individu
yang mengalami LBP selama masa hidupnya tidak
mencari pengobatan medis dan biasanya akan
membaik dengan sendirinya. Hanya sebagian kecil
penderita mengalami gangguan fisik bermakna
(disability). Biaya yang dikeluarkan langsung ka-
rena LBP selama tahun 1992 di Amerika lebih dari
24 milyar dolar. Jumlah penderita LBP tidak
bertambah signifikan tetapi penderita yang meng-
alami disability semakin meningkat.
Leigh dan Sheetz melalui survei yang dilaku-
kannya memaparkan bahwa prevalensi LBP pada
pekerja di Amerika adalah 20%.1 Melalui analisa
statistik, ada beberapa hal yang berhubungan de-
ngan LBP yaitu kerja berat, tingkat pendidikan dan
pendapatan yang rendah, usia antara 49-65 tahun,
dan perokok.
Berkaitan dengan faktor risiko kerja, Kelsey et
al. menunjukkan bahwa usia 25-45 tahun rentan
mengalami hernia discus intervertebralis.1
Selama
usia kronologis discus intervertebralis, aktivitas
fisik dapat meningkatkan tekanan intra diskus.
Seorang pekerja yang harus melakukan pekerjaan
mengangkat berat dan menekuk tubuhnya berulang
A
B C
Nyeri Pinggang Pada Pekerja
JKK, Th. 39, No. 2 April 2007
1729
kali (beban lebih dari 25 pon), memiliki risiko
untuk terjadinya hernia discus intervertebralis.
E. Penyebab Nyeri Pinggang dan Faktor Risiko
Dasar-dasar anatomi LBP dan hubungannya
dengan perubahan patofisiologi yang terjadi pada
vertebrae lumbales merupakan bidang yang aktif
diteliti untuk mengetahui penyebab LBP. Faktor
mekanis dan inflamasi yang berdampak pada
struktur anatomi vertebrae lumbales memiliki
hubungan dengan munculnya keluhan nyeri. Ke-
rusakan struktur saraf karena inflamasi akan meng-
hasilkan rasa nyeri, tetapi tekanan saraf tanpa ada-
nya inflamasi tidak menyebabkan nyeri.1
Discus intervertebralis memainkan peranan
penting pada berjalannya fungsi vertebrae lum-
bales terkait hubungannya dengan corpus verteb-
rae, articulationes zygapophyseales, dan elemen-
elemen saraf pada saat memelihara gerakan verteb-
rae lumbales dan sebagai peredam kejut. Faktor
pertambahan usia akan mempengaruhi fungsi dis-
cus intervertebralis, karena dengan bertambahnya
usia maka produksi proteoglycan akan berkurang
sehingga kemampuan dalam memelihara gerakan
dan peredam kejut akan menurun. Keadaan ini
dapat menyebabkan disfungsi vertebrae lumbales
dan menjadi sumber nyeri progresif.1
Jawaban pasti tentang jaringan mana yang
menyebabkan nyeri pada LBP masih belum dapat
ditentukan dengan pasti. Tetapi telah disepakati
bahwa nyeri bersumber dari jaringan yang me-
miliki akhiran saraf nociceptive. Jalan keluar dari
masalah jaringan yang menyebabkan nyeri telah di
kemukakan oleh Kuslich et al..4 Mereka mene-
mukan bahwa nyeri dihasilkan hanya oleh tekanan
langsung atau regangan pada inflamasi, regangan,
atau tekanan pada akar saraf. Sumber nyeri pada
kebanyakan kasus LBP berasal dari anulus fibro-
sus dan kapsul sendi yang dapat menekan atau
mengiritasi akar saraf. Ternyata otot, fasia, dan
tulang tidak sensitif terhadap rangsangan nyeri dan
nucleus pulposus tidak pernah menjadi sumber
nyeri (muscles, fascia, and bone were found to be
insensitive to painful stimuli, and the nucleus was
never tender).4
Merokok dianggap sebagai salah satu faktor
risiko yang meningkatkan terjadinya LBP. Deyo
dan Bass menemukan pada kelompok penderita
LBP terdapat 25,1% perokok yang merokok se-
banyak lebih dari 3 bungkus sehari, sedangkan
bukan perokok hanya 9,6%.11
Pada perokok di-
duga terjadi degenerasi discus intervertebralis yang
merupakan efek sistemik dari merokok.
Berkaitan dengan pekerjaan, beberapa akti-
vitas yang berhubungan dengan faktor mekanika
kerja dapat mengakibatkan LBP. Pekerjaan seperti
mengangkat, mendorong, menarik, dan menekuk-
kan pinggang sehingga terjadi fleksi, hiperfleksi,
atau fleksi berulang, berhubungan erat dengan di-
temukannya LBP. Faktor ekonomi, semakin ren-
dah pendapatan akan meningkatkan kejadian ci-
dera kerja diantaranya cidera pada pinggang.4, 12
Bigos menyatakan kondisi kerja yang tidak nya-
man 2,5 kali lebih banyak didapatkan pada pekerja
dengan cidera pinggang.4
F. Mekanisme Terjadinya Nyeri Pinggang
Nyeri di daerah punggung bawah (pinggang)
merupakan suatu keluhan yang sering dijumpai
sebagai sumber ketidaknyamanan yang berkaitan
dengan pekerjaan. Anatomi columna vertebralis
sudah diketahui dengan baik, tetapi untuk mencari
penyebab terjadinya nyeri pinggang sering sulit
difahami. Nyeri tidak mungkin berasal dari discus
intervertebralis atau dari sendi apofisealis karena
keduanya tidak memiliki akhiran saraf. Sumber
nyeri yang mungkin adalah berasal dari ligamen-
tum atau jaringan lunak lainnya yang mengalami
iritasi karena trauma mekanis sehingga terjadi
kerusakan dan degenerasi struktur tulang. Selain
itu juga nyeri dapat berasal dari kompresi akar
saraf.9
Kerr et al. (2001) dalam penelitiannya me-
nemukan, ketika dilakukan gerakan antero-poste-
rior trunkus yang berpusat pada daerah lumbal,
maka gerakan ini akan mendapat tahanan (resis-
tensi) dari struktur-struktur seperti discus inter-
vertebralis, permukaan sendi apofisealis, liga-
mentum, otot-otot ekstensor (mm. erector spinae).
Gerakan ini jika dilakukan terus menerus, ber-
ulang, dapat menyebabkan struktur yang berfungsi
sebagai tahanan akan mengalami gangguan. Gang-
guan tersebut yaitu discus intervertebralis di dae-
rah lumbal dapat mengalami kompresi, per-
mukaan sendi dan annulus fibrosus mengalami
peradangan (inflamasi), otot-otot akan mengalami
ketegangan, kelelahan (strain, sprain, fatique).
Kondisi ini yang menyebabkan terjadinya nyeri
pada daerah lumbal (LBP). Nyeri dapat diperberat
jika terdapat beban di tangan, atau gerakan me-
narik tubuh dari posisi menekuk/fleksi ke posisi
tegap.
Gambar 3. Kompresi yang dialami discus in-
tervertebralis. Kiri: sebelum kompre-
si, kanan: setelah mengalami kom-
presi1
Postur yang ekstrim memiliki hubungan yang
erat dengan terjadinya nyeri. Semakin ekstrim
postur, semakin besar kemungkinan untuk ter-
Nyeri Pinggang Pada Pekerja
JKK, Th. 39, No. 2 April 2007
1730
jadinya nyeri. Ketika seseorang bekerja pada posisi
berdiri atau duduk, gerakan segmental tulang
belakang khususnya regio lumbalis dapat meng-
alami kondisi postur yang ekstrim. Risiko meng-
alami cidera pada sistem otot dan sendi lebih besar
pada postur ekstrim daripada jika pada rentang
gerak segmen tubuh di titik pertengahan. Stimulasi
reseptor nyeri pada otot karena perubahan bio-
kimiawi akibat kelelahan dan peningkatan beban
pada jaringan lunak sekitar vertebrae lumbales,
juga dapat menimbulkan nyeri kronik .9
G. Aspek Biomekanika Nyeri Pinggang
Bhattacharya dan McGlothlin (1996) me-
nyebutkan bahwa cidera dan nyeri punggung (back
injury and pain) dapat terjadi oleh karena berbagai
sebab. Fenomena nyeri punggung yang dilaporkan
sebagai bentuk gangguan muskuloskeletal sering
dijumpai pada dunia kerja. Beberapa faktor yang
berperan antara lain biomekanika telah terbukti
menyebabkan nyeri punggung. Selama beban
kompresi pada columna vertebralis berlangsung,
diskus intervertebralis dapat menonjol keluar dan
mengenai saraf spinalis yang berada di sekitar
diskus dan os vertebrae. Fenomena ini di-
gambarkan pada gambar 4.
Gambar 4. Tekanan pada saraf spinal akibat
protrusi diskus intervertebralis
Pada keadaan statis, beban columna verteb-
ralis dapat diketahui dengan melihat sudut alamiah
kurvatura lumbalis (lordosis). Sudut ini berkaitan
erat dengan sacrum, dan derajat lordosis lumbal
tergantung pada sudut sacral yang berarti ter-
gantung pada kemiringan pelvis.9 Jika sudut ini
meningkat misalnya pada keadaan yang disebut
sway-back (pinggang lengkung), maka akan terjadi
peningkatan lordosis. Kira-kira tiga per empat
(3/4) dari semua kasus nyeri pinggang disebabkan
karena lordosis yang berlebihan.13
Daftar Pustaka 1. Borenstein, D. Low Back Pain: Epidemiology,
Etiology, Diagnostic Evaluation, and Therapy.
Current Opinion in Rheumathology. 1991;3:
207-17.
2. McGlynn, E.A. and Clark, K.A. 2000. Low
Back Pain (Acute). Dalam Quality of Care for
General Medical Conditions: A Review of the
Literature and Quality Indicators. Editor:
Kerr, E.A. Asch, S.M. Hamilton, E.G.
McGlynn, E.A. Rand Publication Press. 207-
224. Diakses melalui:
http://www.rand.org/publications/MR/MR128
0/mr1280.ch.15.pdf. pada 16 Juni 2004.
3. Tirtayasa, K. Aspek Ergonomi Faktor Risiko
Nyeri Pinggang. Majalah Kedokteran
Udayana. 2000; 31 (109) : 114-9.
4. Tsang, I.K.Y. Perspective on Low Back Pain.
Current Opinion in Rheumathology. 1993; 5.
219-23.
5. Shinohara, S. Okada, M. Keira, T. Ohwada,
M. Nitsuya, M. and Aizawa, Y. Prognosis of
Accidental Low Back Pain at Work. Tohoku
J. Exp. Med. 1998;186: 291-302.
6. Power, C. Frank, J. Hertzman, C. Schierhout,
and G. Li, L. Predictors of Low Back Pain
Onset in A Prospective British Study. Am. J.
Of Public Health. 2001; 91 (10) : 1671-8.
7. Waugh, A. and Grant, A. 2001. Anatomy and
Physiology in Helth and Illness. 9th Ed.
Churchill Livingstone. Edinburgh.
8. Snell, R.S. Anatomi Klinik Untuk Mahasiswa
Kedokteran. Edisi 3. Terjemahan Bahasa
Indonesia. EGC Penerbit Buku Kedokteran.
Jakarta, 1991.
9. Bridger, R.S. Introduction to Ergonomics.
Int’l Ed. McGraw-Hill, Inc. New York, 1995.
10. Moore, K.L. Clinically Oriented Anatomy. 4th
ed. William and Wilkins. Baltimore, 1999.
11. Borenstein, D. Epidemiology, Etiology,
Diagnostic Evaluation, and Treatment of Low
Back Pain. Current Opinion in Rheumatho
logy 1992; 4: 226-32.
12. Kerr, M.S. Frank, J.W. Shannon, H.S.
Norman, R.W.K. Wells, R.P. Neumann, W.P.
Bombardier, C. and the Ontario Universities
Back Pain Study Group. 2001.
13. Bhattacharya, A. and McGlothlin, J.D. Occu-
pational Ergonomics, Theory and Applica-
tions. Marcell Dekker, Inc. New York, 1996.