sambung sisip

23
Sambung Sisip, Memodifikasi Teknik Okulasi 16:07 Leira Buah Tropis 12 comments Sambung sisip mangga Red Emperor ke batang bawah mangga Madu Sambung sisip klengkeng Diamond River "Jenderal" ke batang bawah klengkeng lokal

Upload: urratul-aqyuni

Post on 27-Nov-2015

167 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

sambung

TRANSCRIPT

Page 1: Sambung Sisip

Sambung Sisip, Memodifikasi Teknik Okulasi

16:07  Leira Buah Tropis  12 comments

Sambung sisip mangga Red Emperor ke batang bawah mangga Madu

 

Sambung sisip klengkeng Diamond River "Jenderal" ke batang bawah klengkeng lokal

Okulasi adalah sebuah kata yang sangat populer di kalangan para pecinta tanaman, khususnya

Page 2: Sambung Sisip

pecinta tanaman buah, termasuk para penangkar bibit (grower). Populer, itu karena mayoritas bibit tanaman buah yang dihasilkan dan beredar secara luas di Indonesia adalah bibit yang diperbanyak dengan cara okulasi atau tempel mata, meski sebenarnya cara okulasi bukan satu-satunya cara untuk memperbanyak tanaman. Okulasi juga ternyata kurang begitu populer bagi kalangan pecinta tanaman khususnya di Jawa Timur dan Kalimantan Barat, sebab dari kedua daerah tersebut, cara sambung pucuk (top grafting) adalah cara yang paling banyak digunakan dibanding cara-cara perbanyakan tanaman lainnya. Di beberapa daerah lainnya, sambung susuan (approach grafting) justru menjadi cara perbanyakan yang paling disukai.

Topik ini tidak mengulas okulasi karena pendapat dari beberapa penangkar, okulasi adalah cara yang relatif sulit karena menuntut kemampuan teknis yang lumayan tinggi alias agak njlimet kata orang Jawa (padahal sebenarnya tidak), serta pertumbuhan mata tunas yang relatif lebih lambat (bagi orang yang kurang sabar). Mengambil (kadang harus dengan cara mencongkel) mata tunas memang bukan hal mudah bagi pemula dan penghobi yang jarang bersentuhan dengan cara atau teknik ini. Jika proses okulasi mata tunas yang ditempelkan berhasil, dibutuhkan waktu yang relatif lebih lama untuk menumbuhkan mata tunas tersebut menjadi calon batang dan cabang. Oleh karena itu, dicari teknik baru yang relatif lebih sederhana dibanding okulasi di satu sisi dan di sisi lainnya, cara yang relatif lebih sederhana tersebut bisa menghasilkan bibit tanaman baru yang pertumbuhannya lebih cepat bongsor dibanding bibit hasil okulasi.

Sambung sisip sebenarnya bukan teknik baru karena cara ini sebenarnya hanya memodifikasi teknik sambung mata alias okulasi. Dikatakan modifikasi karena "step by step" hampir mirip dengan okulasi, namun jika pada teknik okulasi yang ditempelkan adalah mata tunas, maka pada sambung sisip yang ditempelkan adalah ranting muda. Jika pada teknik okulasi hanya menempelkan 1 mata tunas saja, maka pada sambung sisip dapat ditempelkan ranting muda dengan lebih dari 1 mata tunas, bisa 2 mata tunas sekaligus, bahkan lebih. Dengan demikian, jika mengandung lebih dari 1 mata tunas, maka titik percabangan rendah dapat direkayasa dari awal, sejak bibit tersebut dibuat, karena bibit dengan percabangan rendah atau percabangan yang langsung muncul di titik sambungan akan menghasilkan tanaman yang rendah namun kompak, rimbun, dan dengan tajuk yang membulat, satu model yang sangat ideal untuk para penghobi tanaman buah dalam pot maupun untuk penanaman di lahan. Jika penempelan ranting muda berhasil, pertumbuhan tunas dari ranting muda tersebut juga cenderung lebih cepat dibanding tunas yang muncul dari penempelan mata pada okulasi, dengan demikian hal ini menjadi solusi bagi mereka yang menginginkan pertumbuhan bibit yang lebih cepat bongsor.

Berikut adalah tahapan-tahapan dalam proses sambung sisip :(contoh foto tutorial adalah sambung sisip pada tanaman klengkeng)

Page 3: Sambung Sisip

Siapkan batang bawah yang pertumbuhan tanamannya sehat, daun di bagian ujung tunas telah berkembang sempurna dan berwarna hijau tua. Itu tanda bahwa tanaman sedang berada

dalam keadaan dorman, tidak terjadi aktifitas pembelahan sel yang intensif di bagian tunas-tunas ujung tanaman. Dalam kondisi seperti ini, kambium tanaman berada keadaan

maksimum, lapisannya kambiumnya tebal, dan sangat ideal untuk proses pengelupasan kulit batang dan penyambungan serta penyatuan entres.

Pilih titik penyambungan, kira-kira 15 hingga 25cm di atas pangkal batang, iris kulit batang di titik penyambungan tersebut memanjang dari atas ke arah bawah, sepanjang 3-5cm,

dengan lebar 7-10mm.

Page 4: Sambung Sisip

Potong melintang kulit batang pada bagian atas, lalu congkel menggunakan mata pisau, kemudian tarik kulit batang pelahan dengan hati-hati agar tidak putus atau robek. Potong

"lidah" kulit batang tersebut dengan menyisakan kulit batang sepanjang 1cm di bagian bawah yang nantinya berfungsi sebagai dudukan atau penyangga entres yang akan ditempelkan ke

batang bawah.

Beberapa kasus memperlihatkan bahwa kulit batang tidak dapat dikelupas dan lengket saat ditarik, ini adalah tanda bahwa lapisan kambium batang bawah berada dalam keadaan minimum dan sangat tipis. Batalkan penggunaan batang bawah tersebut dan suburkan kembali pertumbuhannya agar dapat digunakan kembali sebagai batang bawah setelah

pertumbuhannya disuburkan beberapa waktu kemudian.

Page 5: Sambung Sisip

Siapkan entres yang diambil dari ranting bagian ujung dari pohon induk terpilih. Entres harus cukup muda dengan kulit berwarna hijau atau hijau keabuan. Potong semua daunnya dan sisakan tangkai daun sepanjang kurang lebih 5mm yang berfungsi untuk melindungi mata

tunas di bagian ketiak tangkai daun saat plastik pengikat dililitkan ke titik sambungan.

Jangan gunakan entres yang kulitnya telah berwarna cokelat tua atau coklat keabuan karena daya regenerasi entres seperti telah menurun, sehingga kemampuannya untuk menumbuhkan

tunas lebih rendah dibanding yang diambil dari tunas muda di bagian ujung.

Entres bisa dipilih mulai dari bagian pucuk hingga bagian bawah dengan 1-4 mata tunas, yang penting kulit entres masih berwarna hijau atau hijau keabuan.

Potong entres dengan 1-3 mata tunas, lalu iris miring sepanjang 2cm pada bagian pangkalnya dan usahakan agar pengirisan tersebut hanya dilakukan dengan prinsip "sekali iris langsung

jadi". Pengirisan berkali-kali bisa membuat entres menjadi sangat pendek ukurannya sehingga sulit untuk ditempelkan, selain itu pengirisan berulang-ulang bisa menimbulkan

resiko memar jaringan yang akhirnya memperkecil persentase keberhasilan penyambungan tersebut.

Page 6: Sambung Sisip

Letakkan entres yang telah disayat bagian pangkalnya, persis berhadapan dengan bidang sayatan kulit batang bawah yang telah disiapkan sebelumnya, lalu tempelkan dengan tepat

sehingga terjadi pertemuan antara bidang iris entres dengan bidang sayatan kulit batang bawah . Umumnya, entres tidak akan jatuh karena terjepit oleh "lidah" kulit yang disisakan

sebagai dudukan atau penyangga entres.

Jepit titik sambungan dengan ibu jari tangan agar entres tidak bergeser atau berubah posisinya. Pergerakan entres yang berulang-ulang akan mengurangi tingkat keberhasilan penyambungan karena bidang pertemuan entres dan batang bawah mengalami memar,

khususnya di bagian jaringan kambium batang bawah.

Page 7: Sambung Sisip

Ikat bidang sambungan menggunakan irisan plastik PE (polyethilene) yang tipis namun sangat lentur dan kuat. Ikatan dimulai dari bawah, sekitar 5mm dibawah sambungan,

melingkar sambil menarik plastik ke arah atas, menutup rapat seluruhnya hingga kira-kira 5mm di atas entres yang ditempelkan.

Page 8: Sambung Sisip

Keseluruhan bidang sambung dan entres telah tertutup rapat oleh lilitan plastik sehingga mengurangi infiltrasi air dari luar yang bisa membuat entres membusuk, sekaligus lilitan

plastik tersebut membuat iklim mikro menjadi tetap lembab. Fungsi lain dari lilitan plastik ini adalah mengurangi laju penguapan air (evapotranspirasi) akibat metabolisme entres sehingga

akhirnya entres tetap berada dalam kondisi segar.

Gunakan plastik PE (polietilen) yang tipis, sangat lentur, namun kuat sebagai pengikat. Plastik yang digunakan sebagai pengikat mempunyai ketebalan 0,02mm, berbentuk lembaran yang kemudian diris-iris menggunakan cutter, berukuran lebar 2-3cm dan panjang 10-15cm,

disesuaikan dengan diameter batang bawah yang akan disambung sisip 

Page 9: Sambung Sisip

Bariskan dengan rapi semua bibit yang telah disambung sisip di tempat terbuka untuk memudahkan pemeliharaan selama proses sambung sisip berlangsung.

Page 10: Sambung Sisip

Empat minggu pasca penyambungan, plastik pengikat dapat dibuka seluruhnya. Jika entres tetap segar dan berwarna hijau atau kehijauan, berarti sambungan berhasil, namun jika entres

menghitam dan mengering, hal tersebut adalah tanda bahwa proses penyambungan gagal. 

Page 11: Sambung Sisip

Jika sambungan berhasil, biarkan 2-4 hari, setelah itu potong setengah batang bawah setinggi 5-8cm di atas titik penyambungan. Setelah dipotong setengah, tekuk batang atas ke arah bawah untuk merangsang tunas agar tumbuh dengan cepat karena entres telah menyatu

dengan batang bawah.

Tunas akan tumbuh dengan cepat pasca pemotongan batang utama (batang bawah) 5-8cm di atas titik sambungan. Penyinaran sinar matahari penuh akan merangsang laju pertumbuhan

tunas menjadi batang baru dengan cabang, ranting dan daun baru yang sempurna.

Page 14: Sambung Sisip

klengkeng Diamond River "Jenderal" hasil perbanyakan sambung sisip

Berikut ini adalah tampilan beberapa bibit tanaman buah yang dibuat dengan menerapkan teknik sambung sisip, dengan tunas yang telah tumbuh dan berkembang sempurna

Page 18: Sambung Sisip

http://leira-fruit.blogspot.com/2012/12/sambung-sisip-memodifikasi-teknik.html

Teknik Perbanyakan Mawar Dengan Cara Okulasi Mata Berkayu (Chip Budding)Saturday, July 7th 2012. | Panduan dan Tip 

(Darliah)

PENDAHULUAN

Secara konvensional, perbanyakan mawar dilakukan dengan cara okulasi. Namun okulasi, baru dapat dilakukan setelah batang bawah berumur 6 bulan. Dengan cara okulasi mata berkayu perbanyakan mawar dapat dilakukan lebih cepat, karena okulasi pada setek langsung, tanpa ditanam lebih dahulu. Hasil terbaik pada okulasi yang dilakukan pada umur 4 minggu setelah setek batang bawah ditanam.

TEKNIK OKULASI MATA BERKAYU

1. Persiapan Media- siapkan media untuk penanaman batang bawah- Masukkan media ke dalam polybag ukuran 10 – 12 cm2. Persiapan Batang Bawah- Ambil batang mawar pagar yang cukup tua, buang daun-daunnya.- Potong bagian pucuk (± 1/3 panjang batang), lalu buang.- Sisanya disetek (dipotong-potong) dengan panjang 15 cm.3. Persiapan Batang Atas/Entres- Siapkan tangkai bunga mawar saat bunga sedang mekar dari varietas yang diinginkan.- Buang semua daun dan bunganya.

Page 19: Sambung Sisip

4. Pelaksanaan Okulasi Mata Berkayua. Siapkan setek/batang bawahb. Buang duri di sekitar batang yang akan diokulasi lalu bersihkanc. Buatkan keratan untuk batas okulasi bawah.d. Buatkan irisan ke arah bawah dengan mengikutkan sedikit jaringan kayu, arahkan pisau hingga irisan berakhir pada keratan yang telah dibuat. Ukuran irisan kira-kira lebar 4-5 mm, panjang 1,5-2 cm dan tebal 1-2 mme. Ambil mata tunas dan entres. Buat irisan berupa kepingan dengan mata tunas terletak ditengah-tengah. Ukuran irisan sama dengan irisan pada batang bawah.f. Tempelkan kepingan mata tunas berkayu ke celah yang telah dibuat pada batang bawah.g. Ikat dengan menggunakan parafilm atau tali rafiah. Simpan bibit di bawah naungan6. PenanamanBibit dapat ditanam sekitar 2 bulan setelah dilakukan okulasi mata berkayu.

BALAI PENELITIAN TANAMAN HIASJl. Raya Ciherang Segunung – Pacet Cianjur 43253PO. Box 8 SindanglayaTelp. 0263-512607/ Fax. 0263-514138E-mail: [email protected]

Tanaman Hias Indonesia

kebonkembang.com

Home » Panduan dan Tip » Perbanyakan Mawar Secara Stenting (Setek dan Grafting)

Perbanyakan Mawar Secara Stenting (Setek dan Grafting)Thursday, October 6th 2011. | Panduan dan Tip 

(Oleh Darliah)

Mawar (Rosa hybrida L.) biasa diperbanyak secara vegetatif, sedangkan secara generatif hanya ditujukan untuk pemuliaan. Perbanyakan mawar bunga potong umumnya diperbanyak secara okulasi, okulasi mata tunas atau okulasi mata berkayu. Okulasi mata tunas dilakukan pada saat kulit batang bawah mudah dikelupas. Pada saat tersebut sel-sel tanaman dan sel-sel kambium tersebut sedang dalam keadaan aktif. Pelaksanaan dari teknik okulasi mata berkayu hampir sama dengan okulasi mata tunas, hanya pada okulasi mata berkayu tidak harus menunggu batang bawah mudah dikelupas. Dengan cara ini okulasi dapat dilakukan pada

Page 20: Sambung Sisip

setek batang bawah yang belum berakar ataupun yang sudah berakar. Namun demikian sebaiknya okulasi mata tunas dilakukan setelah batang bawah berumur lebih dari satu bulan. Salah satu cara perbanyakan yang lebih efisien, yang sekarang banyak dilakukan pengusaha benih/bibit mawar di luar negeri adalah stenting. Cara ini merupakan gabungan dari penyetekan dan penyambungan (grafting) yang dilakukan pada saat yang bersamaan. Beberapa keuntungan dari teknik stenting ialah lebih cepat perbanyakannya, karena saat penyambungan tidak menunggu batang bawah berakar terlebih dahulu; lebih sedikit bahan tanaman yang digunakan (satu mata tunas + daun dari batang atas dan satu ruas batang bawah tanpa daun), sehingga pada saat tanaman ditanam di lapang tidak tumbuh tunas liar dari batang bawah, yang akhirnya akan meringankan biaya pemeliharaan.

Penggunaan mata berdaun pada teknik stenting ini memerlukan penanganan khusus untuk menghindari kelayuan sampai bertautnya kambium serta tumbuhnya akar dan tunas. Untuk menjamin keperluan tersebut, maka disekeliling daun harus dipertahankan agar selalu dalam keadaan lembab. Cara yang banyak dilakukan untuk mempertinggi kelembaban ini yaitu dengan pengkabutan secara periodik (intermitten misting). Dengan teknik ini memberi lapisan air pada permukaan daun dan batang, merendahkan suhu dan meningkatkan kelembaban sekitar daun, sehingga akan mengurangi laju respirasi dan transpirasi. Keberhasilan penyambungan sebagian besar disebabkan hubungan kambium yang rapat dari kedua tanaman (batang bawah dan batang atas) yang disambungkan atau terjadinya pertautan/jalinan meristematik antara keduanya.

Prosedur Kerja Perbanyakan Secara Stenting yaitu:

1. Sebagian batang bawah dapat digunakan mawar pagar (R. multiflora) atau Multic, terdiri dari 1-2 ruas dengan panjang + 5 cm.2. Batang atas terdiri dari yang dipotong + 1 cm di atas mata tunas.3. Batang atas dan batang bawah dikerat dengan pisau/cutter, sehingga membentuk sudut 30 derajat.4. Batang atas dan batang bawah disambungkan satu sama lain dengan penjepit untuk menjemur pakaian atau parafilm.5. Media tanam yang dipakai yaitu arang sekam atau campuran arang sekam dan kompos daun bambu (1:1).6. Penanaman dilakukan dengan jarak tanam 10 cm x 10 cm7. Selanjutnya tanaman ditempatkan dalam rumah plastik atau rumah kaca yang cahayanya dikurangi dengan pemasangan paranet 55%.8. Periode pengkabutan diatur setiap 8 menit kabut keluar selama 10 detik.

BALAI PENELITIAN TANAMAN HIASJl. Raya Ciherang Segunung – Pacet Cianjur 43253PO. Box 8 SindanglayaTelp. 0263-512607/ Fax. 0263-514138E-mail: [email protected]